Zat Kimia Makanan
Berbahaya
Pada
Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan
Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti
makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna
makanan, pengental dan masih banyak yang lainnya. Dampak zat Kimia berbahaya pada makanan, mungkin tidak kita rasakan dalam waktu saat ini, namun sering muncul setelah jangka waktu yang lama. Berikut kami informasikan zat Kimia berbahaya yang ada dalam makanan yang perlu kita hindari.
Macam-macam bahan kimia berbahaya Bahan kimia yang digunakan sebagai tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Pengawet Berbahaya Biasanya terdapat dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak), dll. 2. Pewarna Berbahaya Biasanya terdapat dalam bentuk : pewarna merah Rhodamin-B, pewarna kuning Methanyl Yellow, dll.
3. Pemanis Buatan (yang berlebihan) Biasanya
terdapat
dalam
bentuk
:
Natrium
(sodium)
– Saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat), aspartame, sorbitol, dll. 4. Pengenyal (Bakso) Berbahaya Biasanya dalam bentuk : Boraks, dll. Dampak negatif bagi kesehatan manusia: Terdapat banyak efek (dampak) negatif penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia ber-bahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan pangan. Di antara efek negatif yang sering muncul adalah :
1. Keracunan, mulai gejala ringan hingga efek yang fatal (kematian).
2. Kanker, seperti kanker leher rahim, paru-paru, payudara, prostat, otak, dll.
3. Kejang-kejang, mulai tremor hingga berat. 4. Kegagalan peredaran darah (gangguan fungsi jantung, otak, reproduksi, endokrin).
5. Gejala lain, seperti : muntah-muntah, diare berlendir, depresi, gangguan saraf, dll.
6. Gangguan berat, seperti : kencing darah, muntah darah, kejangkejang, dll.
Bahan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan : 1. Saccharin / Pemanis buatan. Bahan ini sebenarnya bersifat racun. Sering kita gunakan sebagai bahan pengganti gula. Dari percobaan terhadap tikus yang diberi makanan dengan kandungan 5% sakarin selama kurang lebih 2 tahun, menunjukkan bahwa tikus menderita kanker mukosa kandung kemih. Dosis ini mungkin setara dengan 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa yang dikonsumsi selama seumur hidup. Sakarin berbentuk bubuk kristal putih, sangat manis, setara 550 kali lebih manis dari gula biasa. Diyakini sakarin meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih kira-kira
60% lebih tinggi bagi penggunanya, terutama kaum laki-laki. 2. Siklamat (Cyclamate) Di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropasiklamat tidak boleh digunakan pada makanan dan minuman. Siklamat hampir mirip dengan sakarin, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal putih, kira-kira 30 kali manis gula tebu. Bila kadar larutan terlalu tinggi kira-kira 0,5%, maka akan terasa getir atau pahit. Menurut para ahli, Siklamat dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel leukosit dan monolayer manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom sel-sel menjadi pecah. 3. Nitrosamin (Sodium nitrit) Pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melebihi 500 ppm. Untuk makanan bayi sama sekali dilarang dan tidak boleh mengandung sodium nitrit. Sodium nitrit tidak berbau, berbentuk kristal, tak berwama atau sedikit kuning, ada yang berbentuk bubuk, butiran atau bongkahan. Ini sejenis garam yang sering digunakan untuk mempertahankan warna daging agar tetap segar asli, memberikan aroma khas pada makanan seperti sosis, keju, kornet, dendeng, dan lain-lain. Pada kandungan keju, sodium nitrit tidak boleh melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan pemberi aroma tidak boleh melebihi 500 ppm. Secara kimiawi Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines. Nitrosammes adalah zat yang bersifat karsinogenik. 4. Zat Pewarna Sintetis Pewarna sintetis yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat.
Zat pewarna merah dan
kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Perlu diketahui bahwa, Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna yang digunakan pada industri kertas, tekstil, cat, kulit dan sebagainya, tentu ini sangat berbahaya. Penelitian telah dilakukan pada tikus dan mencit dan hasilnya tikus tersebut menderita
limfoma. Begitu juga dengan boraks,
merupakan zat pewarna yang sering digunakan oleh produsen makanan, namun cukup berbahaya bagi tubuh kita.
5. Monosodium Glutamat (MSG) Ini adalah bahan yang selalu digunakan pada semua orang sebagai penyedap masakan. Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin. Namun tahukah anda, dari hasil percobaan pada hewan percobaan, bahwa MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak. Kondisi ini akan muncul dalam kurun waktu yang lama (bahaya dalam jangka panjang). Dari penelitian MSG bersifat sangat mutagenik dan karsinogenik, khusus terhadap hati, kolon, ginjal dan otak. 6. Melamin Zat ini terbawa pada bahan kemasan makanan seperti box untuk makanan,gelas,
piring melamin yang saat ini sangat marak. Melamin
bersama dengan formaldehid, digunakan untuk memproduksi perangkat kemasan untuk makanan atau minuman yang tahan panas. Ginjal akan sangat terganggu dengan kehadiran Melamin dan sangat sulit untuk membersihkan zat tersebut. Jika terjadi akumulasi, maka ginjal akan mengalami kegagalan fungsi (gagal ginjal). Hal ini pernah terjadi saat China menggunakan zat ini pada produk susu dengan mengandung melamin, dan mengakibatkan beberapa bayi meninggal, dan puluhan ribu lainnya mengalami gangguan ginjal. 7. Formalin Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan antiseptik, germisida dan pengawet (termasuk untuk jenazah). Formalin adalah larutan dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid.
Formalin bisa ditemukan pada
makanan produk rumahan, untuk menimbulkan warna produk menjadi lebih menarik dan cerah serta awet. Formalin juga banyak dipakai pada bahan seperti piring, gelas dan mangkok yang berasal dari plastik. Bila terkena kulit, dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras,
mati
rasa
dan
rasa
terbakar.
Apabila
terkena
mata
menimbulkan iritasi, memerah, rasanya sakit dan gatal-gatal. Dalam konsentrasi yang tinggi formalin dapat menyebabkan pengeluaran air
mata yang hebat dan kerusakan pada lensa mata. Formalin berdampak pemicu kanker, bersifat karsinogenik dan jika terhirup,
formalin
dapat
menyebabkan
iritasi
pada
hidung
dan
tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk, kerusakan pada sistem saluran pernapasan bisa menganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru-paru) atau edema paru (pembengkakan paru). 8. Boraks Pengaruh kesehatan secara akut adalah muntah dan diare. Sering digunakan pada makanan seperti bakso dan kerupuk. senyawa
yang
bisa
memperbaiki
tekstur
makanan
Boraks adalah sehingga
akan
menghasilkan rupa yang bagus dan tampak segar serta kenyal. Boraks sering dipakai untuk bahan anti anti septic kayu dan pengontrol kecoa dan untuk mengawetkan kayu. Boraks memiliki efek toksik, jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau berulang-ulang. Dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, nafsu makan menurun, anemia, rambut rontok, dan kanker.