PROMOSI PERILAKU JAJAN SEHAT DAN PROMOSI JAJANAN BERBASIS SINGKONG PADA ANAK DAN REMAJA 01 SEKOLAH
Ratna Supradewi Fakultas Psikologi UNISSULA Semarang Abstract Buying snacks is a behavior that is mostly done by people, especially children and adolescents. Many snacks are sold in the market, but sometimes is not a healthy snack because they contain harmful substances, such as formaldehyde, borax, and textile dyes.Supposedly children and teens can choose healthy snacks, because unhealthy snacks can give a negative effect on the body. Children are more interested in an inexpensive snack, attractive colors and packaging,and usually they buy snacks at school or around the school. For teenagers, diets of adolescents is of particular, they are more interested in eating junk food, drinking carbonated beverages, and in conformity with their peers. Healthy snacks can be made safe for consumption by children and adolescents. One is the cassava-based snacks. Cassava is a food that is rich in nutrients, such as carbohydrates, vitamin 8, magnesium, potassium, etc., and even glutenfree. In order to promote a healthy snack and cassava-based snacks, it can be made healthy snack promotion program based cassava for children and adolescents, the application can be done at school. Keywords : buying snacks, snacks based-cassava, promotion healthy snacks in school
PENDAHULUAN
Jajan
merupakan
perilaku
umum
yang
dikenal
masyarakat
Indonesia, terutama anak usia sekolah. Berdasarkan survei beberapa tahun terakhir, ditemukan bahwa perilaku jajan tidak dapat dipisahkan dari anak usia sekolah, baik dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Sebagian
besar anak
kecil
hingga
remaja
menyukai jajan
(www.kanciku.com. , 2015). Jajanan dapat berupa makanan dan minuman yang diperjualbelikan di kaki lima, tempat-tempat keramaian umum, toko makanan, swalayan, warung dan kantin sekolah. Penyajian jajanan dibuat bervariasi sehingga menarik pembeli, baik dari segi bentuk, rasa, aroma, warna, dan harga.
Namun pamor jajanan yang menarik kadang tidak
dibarengi dengan kualitas yang sesuai standar kesehatan, sehingga
25
mengonsumsi penganan tersebut akan berdampak terhadap seseorang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Fakta-fakta temuan di lapangan mengenai jajanan yang beredar di masyarakat masih banyak yang belum memenuhi standar kesehatan yang baik (WNW. kancilku.com., 2015), antara lain: 1. Sebanyak
44
%
jajanan
tidak
memenuhi
syarat
keamanan .
Berdasarkan hasil sampling dan pengujian sampel jajanan sekolah yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2010, ditemukan fakta bahwa 44 % jajanan sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Banyak diantaranya jajanan yang dijual mengandung zat kimia berbahaya, seperti pewama tekstil, boraks, hingga formalin. Penelitian yang dilakukan BPOM pada tahun 2013, menemukan bahwa sekitar 59-70 % jajanan anak sekolah, kualitas
mikrobiologinya
permasalahan
kualitas
tidak
memenuhi
mikrobiologi
syarat.
disebabkan
oleh
Tingginya kesadaran
hygiene dan sanitasi penjual jajanan yang masih rendah, terbatasnya akses air bersih, serta terbatasnya sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan kebersihan. Buruknya kualitas mikrobiologis jajanan anak sekolah sangat terkait dengan kondisi hygiene dan sanitasi; pasokan pangan dan bahan baku yang tidak memenuhi syarat; juga penanganan, penyiapan, dan penyajian jajanan yang buruk. 2. Jajanan
yang
tidak
sehat
mengakibatkan
foodbome
diseases.
Mengkonsumsi makanan atau jajanan yang tidak sehat mengakibatkan
foodbome diseases, yaitu gangguan pada organ dan sistem tUbuh. Namun, foodbome diseases kurang diketahui dan diperhatikan oleh masyarakat karena dianggap bukan penyakit serius. Sesungguhnya, bila individu mengalami sakit akibat salah makan (foodbome diseases) berarti tubuh
mengalami keracunan pangan. Gejala keracunan
pang an bermacam-macam, dari yang paling ringan seperti pusing, mual, muntah, diare, hingga pad a kasus tertentu dapat berakibat fatal.
26
Oleh karena itu, masyarakat pada umumnya dan pelajar
perlu
berhati-hati memilih makanan atau jajanan agar tidak mengalami keracunan pangan (foodbome diseases). 3. Anak sekolah memilih jajan karena tidak membawa bekal. Dari penelitian yang dilakukan oleh Suci (2009) terhadap 400 siswa di Jakarta yang mencakup 3 SO swasta dan 5 SO Negri, ditemukan 61 % siswa lebih memilih untuk jajan di sekolah karena tidak membawa bekal dari rumah. Alasannya, orangtua tidak menyiapkan bekal dari rumah, atau anak terburu-buru berangkat ke sekolah; 90.3% orangtua memberikan uang jajan agar anak tidak kelaparan dan untuk ditabung Data ini setidaknya memberikan gambaran bahwa perilaku jajan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak usia sekolah dan budaya orangtua. Oleh karena itu, jajanan perlu mendapatkan perhatian lebih serius, baik dari orangtua, pendidik, pengelola sekolah, dan pedagang. 4. Ada kaitan erat antara pengetahuan dengan perilaku jajan di sekolah. Penelitian Sudarmawan ( 2013) menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SON Sambikerep 111480 Surabaya. Serta terdapat hubungan antara pengetahuan anak dan sikap anak dengan perilaku anak memilih jajanan di SON Sambikerep 11/480 Surabaya dengan sumbangan efektif sebesar 10,1 %. Lebih lanjut Sudarmawan (2013) mengemukakan, faktor yang mempengaruhi perilaku siswa di SON Sambikerep 111480 Surabaya adalah ketersediaan jajanan yang dijual di kantin dan sekitar sekolah. Jajanan yang dijual di lingkungan sekolah kebanyakan adalah jajanan yang tidak sehat sehingga makanan itulah yang dibeli dan dikonsumsi anak. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku anak memilih jajanan adalah jumlah uang saku.
Uang saku menentukan perilaku memilih jajanan karena
biasanya jajanan yang sehat harganya lebih mahal. Perilaku anak memilih jajanan juga merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan . Kebiasaan makan merupakan sebagai cara dalam memilih jajanan,
27
mengkonsumsi dan
menggunakan jajanan yang tersedia,
yang
didasarkan pada latar belakang sosial budaya tempat lingkungan mereka.
FAKTOR -
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU JAJAN
ANAK DAN REMAJA Pada anak sekolah dasar faktor yang mempengaruhi perilaku anak untuk jajan, antara lain: tidak membawa bekal, tidak sempat sarapan, ketersediaan uang sakuJ kemudahan untuk jajan, dan pengetahuan yang dimiliki. Pada remaja perilaku makan remaja merupakan hal yang khas. Menurut Arnelia (2005), perilaku makan remaja sangat khas dan berbeda dibandingkan usia lainnya, yaitu : 1) Tidak makan terutama makan pagi atau sarapan. 2) Kegemaran makan snacks dan kembang gula serta
softdrinks. Snacks (makanan kecil) umumnya dikonsumsi pada waktu sore hari setelah pulang dari dari sekolah. 3) Makanan cepat saji sangat digemari, baik yang langsung dibeli atau makanan yang dibawa dari rumah. Makanan modern ini dikonsumsi sebagai bag ian dari life style (gaya hidup). Makanan ini mengandung zat gizi yang tinggi energi, lemak, serta protein. 4) Gemar mengonsumsi minuman ringan (soft drink). Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berJebih atau memakan makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak. Berdasarkan hasil penelitian Ojoyonegoro (Tampubolon, 2014), bahwa ada sekitar 60% anak Indonesia tidak sarapan pagi sebelum berangkat kesekolah dan itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Selain kebiasaan
tidak
sarapan
pagi,
saat
ini
remaja
mengonsumsi makanan jajanan siap saji (fast food) .
lebih
menyukai
28
Hal-hal
lain
yang
mempengaruhi
perilaku
makan
remaja
(Tampubolon, 2014) yaitu : a.
Tingkat
perkembangan
teknologi
dan
komunikasi.
Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat mempengaruhi jumlahdan jenis pangan, sehingga remaja dihadapkan beberapa alternatif pemilihan
makanan
yang
tentunya
akan
mempengaruhi
perilaku
makannya. b. Faktor sosial dan ekonomi Fungsi makanan bukanlah sekedar kumpulan zat-zat, tetapi makanan memiliki fungsi sosial. Perkembangan sosial ekonomi menyebabkan terjadinya perubahan dan pergeseran pola makan yang merefleksikan pola hidup dan gaya hidup. c. Penampilan makan Sebelum pemilihan berdasarkan gizi, remaja lebih tertarik pada warna, rasa , tekstur, serta tidak lepas dari hedonisme atau mendapatkan kenikmatan
semata-mata.
Perilaku
makan
sering
tidak
hanya
mengutamakan kesegaran dan kelezatan, tetapi juga cara penampilan, penyajian,
dan
keeksotisan
menjadi
hal
yang
penting,
tanpa
mempertimbangkan nilai gizinya. d. Pengaruh ternan sebaya Aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah membuat individu sering dipengaruhi ternan sebayanya. e. Tingkat ekonomi Dari sudut pandang ekonomi, remaja menjadi pasar yang potensial untuk produk makanan tertentu. Umumnya remaja mempunyai uang saku. Hal ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemasang iklan melalui berbagai media cetak maupun elektronik, dalam mempengaruhi selera makan remaja.
f.
Suasana dalam keluarga.
Suasana dalam keluarga yang
menyenangkan berpengaruh pad a pola kebiasaan
makan.
Hal ini
29
dilandasi oleh ada atau tidak adanya kebiasaan makan bersama. Saat ini kebiasaan makan bersama dapat luntur karena tiadanya waktu saling berkumpul, apalagi makan bersama. g. Kemajuan industri makanan. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah keatas, restaurant fast food merupakan tempat yang tepat untuk bersantai. Makanan yang ditawarkan pun relatif dengan harga yang relatif terjangkau, servisnya cepat, dan jenis makanannya memenuhi selera.
JAJANAN YANG DAMPAKNYA.
MENGANDUNG
ZAT
BERBAHAYA
DAN
Jajanan yang beredar di pasaran, bahkan di kantin sekolah terkadang
hanya
menarik tampilan
dan
kemasannya
tetapi
tidak
memperhatikan kandungan zat gizi makanan, bahkan zat-zat berbahaya yang ada di dalamnya. Banyak jajanan yang beredar mengandung zat-zat berbahaya, (Saepudin, 2013) yaitu : 1) Mengandung
formaldehid
formalin adalah nama dagang dari larutan 30-40 %
dalam
air.
Formalin
umumnya
dipergunakan
sebagai
antiseptik untuk membunuh jamur, terutama untuk menyucikan peralatan kedokteran, dan mengawetkan spesimen termasuk mayat manusia. Kadar fomalin yang tinggi dalam tubuh menyebabkan berbagai keluhan seperti rasa gatal pada mata, susah bernafas, batuk, rasa panas pada hidung, tenggorokan, iritasi akut saluran pernafasan, iritasi lambung dan kulit, muntah, diare, bahkan menyebabkan kanker. 2) Boraks. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium
tetraborat yang berbentuk kristal lunak. Memiliki sifat antiseptik dan
bia~8
digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat, misalnya untuk membuat salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, dan obat pencuci mata. Borak juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, dan antiseptik kayu. Apabila terdapat dalam
30
makanan dalam jangka waktu lama akan terjadi penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian. 3) Pewarna rhoda min B (pewarna merah) dan methanyl yel/ow (pewarna kuning) termasuk zat warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.
Rhodamin B digunakan sebagai pewama pewama kosmetik, obat-obatan, pewarna kain/tekstil, pembersih mulut, sabun dan anti pembekuan. Sedangkan methanyl yel/ow digunakan sebagai indikator dalam larutan dan
obat-obatan
mengakibatkan
pemakaian
kerusakan
hati,
luar.
Pemakaian
melukai
mata,
dalam tumor
makanan hati
dan
karsinogenik. Rhodamin B dan methanyl yel/ow banyak ditemukan dalam sirup, kerupuk, agar-agar, jeli, kue basah, manisan buah-buahan, kerang ataupun jajanan lainnya. Oampak mengkonsumsi jajanan tidak sehat dalam jangka waktu panjang ( Saepudin, 2013) , antara lain : 1.
Pemanis buatan: sacharin menyebabkan kanker kandung kemih.
2. Pewarna tekstil : Rhodamine B menyebabkan pertumbuhan lambat, gelisah 3. Bahan pengenyal (boraks) : menyebabkan demam, kerusakan ginjal, diare, mual, muntah, pingsan, kematian 4. Penambah rasa:
Mono Sodium Glutamat (MSG) menyebabkan
pusing, selera makan terganggu, mual, kematian 5. Bahan pengawet : formalin menyebabkan sakit perut, kejang-kejang, muntah, kencing darah, tidak bisa kencing, muntah darah, hingga akhirny8 menyebabkan kematian. 6. Makanan mengandung mikroba, basi atau beracun menyebabkan sakit perut, diare.
31
JAJANAN BERBASIS SINGKONG
Singkong
merupakan
makanan
yang
telah
dikenal
oleh
masyarakat. Pada waktu lalu, singkong banyak dijadikan berbagai olahan jajanan dan disukai. Namun jajanan berbasis bahan singkong saat ini agak terpinggirkan karena masyarakat, terutama anak-anak dan remaja lebih menyukai jajanan "modern" , dan mereka cenderung meninggalkan jajanan tradisional ini. Jajanan dari singkong masih dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional, tetapi di kantin-kantin sekolah sudah jarang. Kandungan singkong yang baik mampu menjadikannya layak untuk dikonsumsi secara teratur. 8anyak manfaat yang ยท dapat diperoleh dari singkong ( Yuli, 2014), yaitu : 1. Singkong mengandung hampir dua kali
lipat kalori
daripada
kentang, salah satu yang tertinggi untuk setiap umbi yang kaya pati. 100 gram singkong menyediakan 160 kalori. Kalori terutama berasal dari sukrosa, membentuk sebagian besar dalam umbi ini terhitung lebih dari 69% dari total gula. Gula kompleks amilosa lain adalah sumber karbohidrat utama (16-17%). 2. Singkong sang at rendah lemak dibandingkan dengan sereal atau kacang-kacangan.
Meskipun demikian,
ia memiliki
lebih
banyak protein daripada sumber makanan tropis lainnya seperti kentang dan pisang. 3. Seperti dalam akar dan umbi-umbian lainnya, singkong juga bebas dari gluten. Makanan yang bebas gluten, banyak digunakan daJam persiapan makanan khusus untuk pasien penyakit celiac. 4. Selain singkong, daun singkong mud a yang lembut merupakan sumber protein dan vitamin K. Vitamin K-memiliki peran poten8idi dalam membangun massa tulang dengan mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Hal ini juga telah membentuk peran
32
dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan membatasi kerusakan saraf di otak. 5. Singkong merupakan sumber moderat dari beberapa kelompok vitamin B-kompleks yang berharga. Seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B-6), riboflavin, dan asam pantotenat. 6. Singkong adalah salah satu sumber utama dari beberapa mineral penting seperti seng, magnesium, tembaga, besi, dan mangan. Selain itu, singkong juga memiliki jumlah kalium yang cukup (271 mg per 1~Og atau 6% dari RDA). Kalium merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengatur denyut jantung dan tekanan darah. Singkong dapat diolah menjadi aneka panganan yang disukai masyarakat , bagi anak dan remaja untuk mempromosikan JaJanan berbasis singkong dapat dibuat resep-resep makanan baru dan menarik. Perlu juga diperhatikan bahan-bahan lainnya, agar tidak ditambahkan bahan-bahan pengawet yang berbahaya, sehingga jajanan berbasis singkong ini dapat menjadi altematif jajanan sehat dan memenuhi zat gizi. Contoh jajanan singkong tradisional, antara lain : gethuk lindri, kue kacamata, lemet, sawut singkong, dll. Jajanan singkong yang baru ( resepkue.blogspot.com ) dapat dimodifikasi menjadi cake singkong , brownies singkong, donat singkong, bolu tape keju, getuk singkong gulung rainbow, juga pizza singkong. Penjualan makanan berbasis singkong ini dapat dikelola bersama kantin sekolah, dan juga makanan-makanan lain yang sehat, memenuhi standar gizi, dan bebas dari bahan berbahaya.
PROMOSI KESEHATAN UNTUKJAJAN SEHAT 01 SEKOLAH Sekolah
merupakan
lingkungan
yang
dapat
menyediakan
kesempatan untuk memanipulasi lingkungan dan dapat dijadikan tempat untuk program peningkatan kesehatan. Sekolah dapat menerapkan
33
program perilaku sehat, dalam hal ini mengelola dan mengontrol perilaku jajan sehat bagi siswanya, serta memfasilitasi sarana dan prasarananya. Sekolah merupakan sistem yang kompleks (terdapat banyak struktur dan aspek-aspek terkait), sehingga dalam program promosi kesehatan di sekolah, semua aspek dalam lingkungan sekolah harus ikut berperan.
Dengan
memfokuskan
pada
semua
aspek
di
sekolah,
diharapkan pesan edukasi tentang kesehatan akan diperkuat melalui modelling norma sosial yang sehat dan penghambat dari perilaku sehat dapat dikurangi ( Sarintohe, 2012) . WHO (dalam Morrison & Benneth, 2006) menetapkan dasar-dasar bagi promosi kesehatan di sekolah: a) Kebijakan kesehatan di sekolah - mengembangkan kebijakan untuk perilaku sehat di sekolah , b) Menetapkan lingkungan yang aman, sehat secara fisik dan sosial, c) Mengajarkan ketrampilan yang berkaitan dengan kesehatan d) Menyediakan makanan sehat , e) Adanya program promosi kesehatan untuk staff di sekolah, f) Menyediakan program konseling sekolah dan psikologi, g) Program pendidikan fisik I Olah Raga di sekolah. Berdasarkan dasar-dasar WHO tersebut, Physicial and Health Education Canada (dalam Gleddie et al., 2010) membuat program 4E sebagai pengelompokan dalam program promosi kesehatan di sekolah:
Education, Environment, Everyone, Evidence. Education melibatkan proses belajar mengajar yang mendukung bagi promosi kesehatan untuk semua anggota komunitas sekolah. Environment : melibatkan semua aspek lingkungan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang am an dan mendukung bagi promosi kesehatan di sekolah. Lingkungan sekolah tidak hanya melibatkan lingkungan yang terdapat dalam sekolah (misal: kantin, ruang kelas) tapi juga melibatkan lingkungan luar sekolah, misal rumElr
Everyone melibatkan seluruh anggota dari sekolah (guru, siswa, penjual makanan di kantin sekolah) dan juga luar sekolah (orang tua, masyarakat sekitar
sekolah).
Evidence
terdiri
dari
konsep
kolaboratif
dalam
34
mengidentifikasi tujuan, perencanaan tindakan dan mengumpulkan semua informasi yang dapat mendukung keefektifan program promosi kesehatan. Promosi kesehatan mengenai jajan sehat dapat dilakukan di sekolah. Sarintohe ( 2012) pernah merancang program promosi perilaku makan sehat , yang diberikan pada siswa SD hingga SMP yang melibatkan pihak sekolah. Dalam hal ini penulis mengacu pada rancangan tersebut untuk melakukan promosi jajan sehat, terutama dalam hal ini jajan sehat berbasis singkong. Tujuan umumnya adalah siswa mampu melakukan perilaku jajan yang sehat, dan menyukai jajanan berbasis singkong. Sedangkan tujuan khususnya : 1) siswa memiliki pengetahuan tentang jajanan sehat dan manfaatnya, 2) siswa tahu tentang jajanan yang tidak sehat dan dampaknya, 3) siswa memiliki sikap positif pada jajanan yang berbasis singkong, 4) siswa memiliki keyakinan tentang pemilihan jajan sehat dan dapat mengurangi jajan yang tidak sehat. Program dapat dilakukan selama satu tahun, dengan evaluasi program tiap tiga bulan. Hal-hal yang
dilakukan untuk
mendukung promosi jajan sehat
tersebut di sekolah : 1. Kebijakan sekolah. Menambahkan tentang kebijakan tentang perilaku jajan sehat. Kebijakan dapat berupa aturan tentang makanan yang dapat dikonsumsi di sekolah atau larangan membeli makanan dari luar sekolah. Berkaitan dengan kebijakan untuk jajan sehat berbasis singkong (misal seminggu sekali), dimana pada hari itu semua siswa dan guru diharuskan membawa bekal jajanan yang berbasis singkong, dan dapat dimakan bersama-sama waktu istirahat. 2. Kurikulum dalam pengajaran. Menambahkan pengajaran tentang jajan sehat dan perilaku jajan
S~h ."1t
pada kurikulum pengajaran beberapa mata pelajaran, misal: biologi, olah raga, bimbingan konseling, IPA. Memberikan pengetahuan tentang jajan sehat, jenis-jenis jajanan sehat, jajanan tidak sehat dan dihindari untuk dikonsumsi, dampak
35
jajanan tidak sehat bagi tubuh, memberikan pengetahuan tentang manfaat singkong, membuat jajanan dari singkong yang sehat dan menarik, mendorong kesukaan anak dan remaja untuk mengkonsumsi singkong dan jajanan berbasis singkong. 3. Kantin. Membuat kebijakan khusus tentang jenis makanan yang dijual di kantin (misal: Mengurangi jumlah makanan yang tidak sehat di sekolah, contoh : snack, gorengan, es dengan pewarna, menambah lebih banyak jajanan berbasis singkong yang dimasak secara sehat dan bebas bahan-bahan berbahaya. Bila memungkinkan mengubah harga makanan yang dijual,
misal
menaikkan harga jajanan yang tidak sehat dan menurunkan harga jajanan yang sehat. Perlu adanya penyuluhan dan pelatihan khusus bagi penjual makanan di kantin agar mereka dapat memilih makanan yang lebih selektif, khususnya jajanan yang sehat yang di jual di kios mereka. Membuat satu kantin percontohan,
dimana jajanan yang dijajakan
beraneka macam dari bahan singkong. 4. Aktivitas lain Mengadakan bazar jajanan sehat dan lomba yang berkaitan dengan perilaku jajan sehat. Mengadakan lomba membuat jajanan berbasis singkong , yang dapat dilakukan 3 bulan sekali , untuk semakin mempromosikan jajanan yang yang berbahan singkong. 5. Kerja sama dengan orang tua. Orang tua memiliki peran yang kuat dalam program promosi kesehatan di sekolah. Hal-hal yang telah diajarkan di sekolah, perlu diperkuat juga oleh lingkungan rumah. Penyuluhan bagi orang tua penting agar orang tua juga mampu memberi pengetahuan kepada anak-anaknya tentang jajanan sehat dan tidak membiasakan anak untuk membeli jajanan yang tidak sehat. Orang tua juga diharapkan lebih sering memberi bekal jajananfmakanan sehat
36
daripada hanya memberi uang untuk membeli jajanan di sekolah atau di luar rumah .
6. Kerja sama dengan masyarakat setempat Sekolah dapat bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengurangi jumlah penjual makanan di luar sekolah. Misal, dengan bekerja sama dengan RT atau RW di sekitar sekolah untuk memberikan larangan berjualan bagi penjaja jajanan tidak sehat. Para penjaja makanan atau jajanan di luar sekolah seringkali menjual jajanan yang berbahaya karena mengandung bahan-bahan yang berbahaya dan seharusnya tidak dicampur dalam makanan (seperti boraks, pewarna kain, formalin, dan zat berbahaya lain).
PENUTUP 8agi anak dan remaja merupakan hal yang penting untuk memperhatikan jajanan yang dibeli, apakah merupakan jajanan yang sehat atau tidak sehat. Pengetahuan tentang jajan yang sehat dan menghindari jajan yang tidak sehat perlu ditanamkan pada anak-anak sejak dini, sehingga ketika remaja sudah lebih mampu menyeleksi dan tidak terpengaruh untuk membeli jajanan yang tidak sehat. Selain itu, guna mempromosikan makanan berbasis sing kong agar digemari lagi oleh anak-anak dan remaja, maka perlu membuat resep-resep makanan yang berbasis singkong yang enak dan menarik serta tidak mengandung zat-zat yang berbahaya, dan dapat mempromosikannya lewat kantin sekolah dan keluarga. Anak-anak dan remaja adalah aset masa depan bangsa, dengan mempromosikan perilaku jajan sehat diharapkan generasi muda dapat terhindar dari dampak-dampak buruk jajanan yang tidak sehat, dan dapat menyeleksi perilaku membeli jajan yang baik dan sehat.
37
DAFTAR PUSTAKA Arnelia. A H. 2005. Perilaku Makan Khas Remaja. http : www. kompas. com. Oiakses 26 Mei 2015. Gleddie, O. & Melnychuck, N. 2010. Health Promotion Schools. The What, The Why, and Yes! It Works! Journal of Physical Activity and Health, (3), 356-368. Human Kinetics Inc. Oiakses 26 Mei 2015. Morrison, V & Bennet, V. 2006. An Introduction to Health Psychology. British : Pearson Prentice-Hall. Nakita. 2015. 5 Fakta Menarik Perilaku Jajan Anak. http :II www.kancilku.comllndl/index.php?option=com_content & task: view & id =627. Oiakses 25 Mei 2015. I. 2014. Resep Kue Berbahan Rosadi, resepkue. blogspot. com. Oiakses 26 Mei 2015.
Oasar
Singkong.
Saepudin, T. 2013. Waspadalah. Jajanan Tidak Sehat Oi sekolah. http : II cikembang.blogspot.coml2013106/jajanan-tidak-sehat-disekolah.html. Diakses 25 Mei 2015. Sarintohe, E. 2012. Rancangan Promosi Perilaku Makan Sehat. Repository.maranatha.eduI119011IRancangan Promosi Kesehatan. Pdf. Diakses 26 Mei 205. Sudarmawan. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Pemilihan Jajanan Dengan Perilaku Anak Memilih Jajan Di SON 11/480 Surabaya. Sambikerep Ejournal. unesa. ac.idldataijournalsl6B1arliclesl1770Ipublicl17703342-1-PB.Pdf. Diakses 26 Mei 2015. Tampubolon, J. 2014. Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea (Nyeri Haid) di SMA Cahaya Medan. Repository. usu. ac.idibitstreaml123456789nlcover.pdf. Diakses 26 Mei 2015. Yuli. 2014. 6 Manfaat Singkong Bagi Tubuh Dan Kandungan Gizinya. http :II manfaat.co.idlmanfaat-singkong. Diakses, 26 Mei 2015. *********