PERENCANAAN PRODUKSI DISAGREGAT: STUDI KASUS PRODUKSI PAKAN TERNAK DI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA BALARAJA Siti Nur Fadlilah A 1; Thomas Widjaja2 ABSTRACT Production planning is an activity to make decison amount product that have to be produce for periods. Production planning is devided by into agregat planning and disagregat planning. Agregat planning is planning on Type and Family level, Disagregat planning on end item level. Disagregat planning used in manufacturing process that have some variance product. Keywords: production planning, aggregat, disagregat
ABSTRAK Rencana produksi adalah aktivitas menentukan jumlah produk yang harus diproduksi pada periode tertentu. Perencanaan produksi terbagi menjadi dua, yaitu perencanaan produksi agregat dan perencanaan produksi disagregat. Perencanaan produksi agregat adalah perencanaan produksi tingkat tipe dan famili sedangkan perencanaan produksi disagregat adalah perencanaan tingkat end system. Perencanaan disagregat dapat diaplikasikan pada proses manufaktur dengan beberapa variasi produk. Kata kunci: rencana produksi, agregat, disagregat
1 2
Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta
68
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
PENDAHULUAN Perencanaan produksi adalah aktivitas mengenai berapa banyak produk yang harus dihasilkan setiap periode produksinya. Fase perencanaan produksi dapat dinyatakan dalam satuan tahun, bulan, minggu, hari, bahkan dalam jam. Perencanaan produksi yang baik adalah perencanaan produksi yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen pada saat demand datang dan memberikan biaya perencanaan seminimum mungkin. Oleh karena itu, agar dapat diperoleh perencanaan produksi yang tepat, perlu digunakan metoda perencanaan produksi yang tepat. Ada banyak metode yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menentukan banyaknya produksi yang dihasilkan setiap hari. Baik metode heuristik, matematis, ataupun simulasi. Penggunaan metode yang baik dalam perencanaan produksi akan memberikan hasil yang akurat dalam memenuhi permintaan konsumen sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
PEMBAHASAN Perencanaan Agregat Perencanaan agregat adalah perencanaan produksi yang dinyatakan secara agregat. Perencanaan ini berhubungan dengan penentuan jumlah dan waktu produksi untuk jangka waktu menengah. Manajer produksi harus menentukan jalan terbaik agar memenuhi prakiraan permintaan dengan cara menyesuaikan rata – rata produksi, tingkat penggunaan tenaga kerja, tingkat persediaan, lembur, kerja sama (subkontrak), atau variabel lain yang dapat dkendalikan. Dengan beberapa metode dalam perencanaan agregat, manajer produksi dapat memilih strategi terbaik yang memberikan keuntungan optima. Perencanaan agregat diperlukan karena akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan dan dalam berkompetisi dengan perusahaan lain.
Strategi dalam Perencanaan Agregrat Terdapat tujuh strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat. 1. Melakukan variasi tingkat persediaan. Pada strategi ini, jumlah karyawan dan waktu kerja dipertahankan sehingga rata–rata tingkat produksi akan tetap. Kelebihan produksi yang terjadi pada periode permintaan rendah disimpan sebagai persediaan yang nantinya digunakan untuk menutupi produksi pada waktu terjadi permintaan yang lebih tinggi dari tingkat produksi. Kelemahannya adalah timbulnya biaya penyimpanan persediaan berupa biaya sewa gudang, administrasi, asuransi, kerusakan material, dan bertambahnya modal yang tertanam.
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
69
Strategi ini tidak dapat digunakan untuk kegiatan jasa (misalnya, transportasi, kesehatan, atau pendidikan) karena jasa tidak dapat disimpan sebagai persediaan. Selain itu, juga tidak tepat untuk perusahaan yang produknya cepat rusak/tidak tahan lama, berhubungan dengan mode/fashion, bernilai tinggi, atau memerlukan ruang simpan yang sangat besar. 2. Melakukan variasi jam kerja. Pada strategi ini, jumlah karyawan dijaga tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu, perubahan hanya dilakukan terhadap jumlah jam kerja. Jika permintaan naik, diadakan penambahan jam kerja untuk menambah produksi sedangkan jika permintaan turun, dilakukan pengurangan jam kerja. Lembur biasanya akan menimbulkan biaya yang lebih besar karena upah lembur lebih besar daripada upah pada waktu reguler. Selain itu, terlalu banyak lembur dapat menurunkan produkstivitas dan menambah biaya overhead. 3. Melakukan variasi jumlah jam kerja, apabila terjadi permintaan tinggi maka dilakukan penambahan tenaga kerja. Sebaliknya, pada waktu permintaan rendah, dilakukan pengurangan tenaga kerja. Biaya yang timbul mencakup biaya pengadaan tenaga kerja atau pesangon bagi tenaga kerja yang dikurangi. Strategi ini cocok untuk diterapkan jika tenaga kerja yang disewa atau dikurangi mempunyai ketrampilan yang rendah dan jika pasar tenaga kerja memiliki suplai yang besar. Bagi perusahaan yang memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi, strategi ini tidak mudah diterapkan karena tenaga kerja yang demikian lebih menyukai pekerjaan yang tetap dan terjamin. Selain itu, pengurangan tenaga kerja yang teralu sering mempunyai pengaruh negatif, yaitu menurunkan moral kerja karyawan yang mengakibatkan penurunan produktivitas. 4. Subkontrak, dilakukan jika terjadi permintaan yang bertambah sementara kapasitas produksi tidak cukup untuk memenuhinya sedangkan perusahan tidak menghendaki hilangnya permintaan atau pelanggan penting. Kerugian strategi ini adalah harga pokok produksi menjadi lebih tinggi, dapat memberikan kesempatan kepada pesaing untuk maju, dan adanya risiko karena tidak dapat secara langsung mengontrol mutu produk dan penjadwalan. 5. Menggunakan pekerja paruh waktu, dalam sektor jasa pekerja paruh waktu dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja berketerampilan rendah. Metode ini membawa frekuensi biaya yang rendah dan lebih fleksibel daripada menggunakan tenaga kerja tetap. Kelemahannya adalah mengakibatkan perputaran tenaga kerja dan biaya pelatihan yang tinggi, serta mempengaruhi konsistensi mutu produk. Apabila strategi ini diterapkan untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi, masalah yang perlu diantisipasi adalah tidak tersedianya tenaga kerja pada saat diperlukan karena mereka mencari kerja di tempat lain.
70
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
6. Mempengaruhi permintaan, jika permintaan turun atau rendah, perusahaan berusaha menaikkan permintaan melalui iklan, promosi, pemotongan harga, atau menggalakkan bentuk kegiatan pemasaran lain. Biaya tambahan yang timbul tentunya berupa biaya iklan, potongan harga, dan biaya program promosi lain. Strategi ini termasuk menggeser permintaan dari periode permintaan tinggi ke periode permintaan rendah, seperti dilakukan perusahaan telekomunikasi. Pada saat siang hari, banyak permintaan telepon yang tidak terlayani karena salurannya penuh. Untuk itu, dilakukan strategi menggeser permintaan siang hari ke malam hari, melalui perbedaan tarif yang sangat signifikan. Hal itu menyebabkan konsumen yang tadinya akan menggunakan jasa telepon siang hari beralih ke lama hari karena ingin mendapatkan biaya yang rendah. Permintaan siang hari yang potensi hilang menjadi tetap ada karena pindah ke malam hari. 7. Pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi. Pemesanan tertunda adalah pemesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi dapat memenuhi kemudian setelah perusahaan mempunyai persediaan. Pemesanan tertunda berlaku umum bagi perusahaan mail order atau perusahaan yang memproduksi barang – barang yang kompleks atau beenilai tinggi, seperti pesawat terbang, kapal laut, dan lain–lain. Strategi itu sering tidak dapat dilaksanakan untuk perusahaan yang menjual barang – barang konsumsi, seperti makanan, obat–obatan, atau pakaian. Keuntungan strategi ini dapat menghindari lembur dana tetap menjaga kapasitas produksi yang konstan. Sementara kelemahannya adalah tertunda penerimaan/penjualan dan hanya dapat dilakukan apabila permintaan lebih tinggi daripada penawaran.
Metode Perencanaan Agregat Beberapa metode yang dikenal dalam perencanaan agregat, antara lain pendekatan intuitif, pendekatan matematika, serta metode tabel dan grafik. Dalam pendekatan intuitif, manajemen menggunakan rencana yang sama dari tahun ke tahun. Penyesuaian dilakukan dengan intuisi hanya sekadar untuk memenuhi permintaan baru. Apabila rencana yang lama tidak optimal, pendekatan ini mengakibatkan pemborosan yang berkepanjangan. Pendekatan matematika dilakukan dengan teori, seperti pemrograman linier, kaidah keputusan linier, model koefisien manajemen, metode transportasi, dan simulasi. Pemrograman linier merupakan teknik pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas diantara berbagai kepentingan seoptimal mungkin. Pemrograman linier merupakan salah satu metode dalam riset operasi yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar analisis kuantitatif. Dengan teori ini, hasil yang optimal dapat diperkirakan, seperti berapa unit produk yang harus dibuat, berapa shift yang dioperasikan, atau berapa unit persediaan barang yang disimpan.
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
71
Metode transportasi menurut Herjanto (2003:171) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat tujuan secara optimal. Distribusi itu dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masing–masing dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda. Alokasi ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan biaya pengangkutan yang bervariasi karena jarak dan kondisi antarlokasi yang berbeda. Dengan metode transportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan total biaya transportasi.
Disagregasi (Smith, 1989:208) Disagregasi adalah suatu proses untuk memecah rencana produksi secara agregat menjadi rencana produksi end item. Hasil out put dari proses disagregasi adalah MPS atau JIP (jadwal induk produksi). Berikut ini hierarki rencana produksi. Rencana produksi type (agregat)
Rencana produksi famili (agregat)
Rencana produksi item (disagregat) Gambar 1 Hierarki Rencana Produksi
Type (h): Merupakan kumpulan famili yang memiliki biaya produksi persatuan/ pola permintaan relatif sama. Famili (i): Merupakan kumpulan item yang menanggung biaya set-up secara bersama. Set-up diperlukan apabila fasilitas digunakan untuk memproses item dari famili lain. Item (j):Merupakan produk akhir yang akan dikirim ke konsumen. Suatu item dibedakan atas item lainnya berdasarkan warna, kemasan, dan lain-lain. Disagregasi ada 2 tahap: (1) Disagregasi dari tipe ke famili (2) Disagregasi dari famili ke item
72
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
Langkah disagregasi: (1) Memilih famili mana yang harus diproduksi. Dengan cara memeriksa persediaan dan ramalan demand setiap produk pada setiap famili. (Iij,t-1 – Dij,t – Sij) ≤ 0 Iij,t-1 : Persediaan awal setiap item j pada semua famili i Dij : Demand setiap item j pada semua famili i Sij : Safety Stock setiap item j pada semua famili i (2) Menentukan jumlah yang harus diproduksi. Yi = Min [ EOQi ; Osi – Ii ] dan: Osi = Jumlah max persediaan famili-i Ii = Jumlah persediaan famili -i
EOQi
2. Ai .Csi R.Chi
Keterangan: Ai : Kebutuhan famili i per tahun Csi : Biaya 1 kali setup mesin untuk membuat famili – i Chi : Biaya simpan famili – i per tahun R : Suku bunga bank (nilai uang atas barang persediaan) Yi : Jumlah famili ke-i yang harus diproduksi. (3) Lakukan penyesuaian jika: Yi Ph Ph = Rencana produksi agregat tipe (h) Yi = Total jumlah semua famili yang harus di produksi Jika
Y
i ,t
Ph ,t
maka Yi,t disesuaikan menjadi Yi*,t ; dan:
i h
Y Yi *, t Ph ,t i Yi Jika
Yi ,t Ph ,t
maka Yi,t disesuaikan menjadi Yi*,t dengan
i h
membandingkan a & b yang paling minimum dan:
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
73
| a
(OSij ,t Sij ,t )
ji
| Yi*,t = Min | | b
Yi ,t ( Ph,t ih
(OSij ,t Sij ,t ) ji Yi ,t ) ( OS S ) ij ,t ij ,t ih
(4) Lakukan perhitungan disagregasi item. Rumus: dij,t = Max [0 ; Dij,t – Iij,t-1 + Sij,t]
X ij ,t dan:
Yi *, t ( I ij ,t 1 Sij ,t ) ji Sij ,t I i d ij ,t j ,t 1 dij , t j i
dij,t = Permintaan efektif item-j pada perioda t Dij,t = Permintaan pasar item-j pada perioda t Iij,t-1 = Persediaan item-j pada akhir perioda t-1 Penyesuaian item: 0 < Xij,t < 0Sij,t 0 Xij,t Xij,t OSij,t
=> Xij*,t = Xij,t => Xij*,t = 0 => Xij*,t = OSij,t
Penentuan Rencana Produksi Disagregat Studi Kasus Produksi Pakan Ternak di PT Charoen Pokphand Indonesia Balaraja (1). Memilih famili mana yang harus diproduksi: Rumus : (Iij,t-1 – Dij,t – Sij) ≤ 0
74
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
Tabel 1 Penentuan Family yang Harus Diproduksi
Famili
Boiler
Layer
Breeder
Puyuh Sapi Babi Total
Rencana produksi disagregat Untuk Semua Famili 1 hari ke depan SENIN Langkah 1 Inventory Demand Safety Stock Expected Quantity End Item (ton) (ton) (ton) (ton) 611 1500 1500 -744 744 612 360 330 -132 162 613 186 180 -72 78 511 180 180 -90 90 512 366 240 6 120 513 150 120 -36 66 BP11 150 150 -72 72 621 1200 990 -318 528 622 720 750 -408 378 521 1260 1050 -336 546 522 84 90 -36 30 523 60 90 -66 36 321 120 120 -66 66 631 756 600 -144 300 632 66 60 -30 36 633 60 60 -24 24 531 366 360 -174 180 532 126 120 -48 54 533 120 120 -60 60 6104 150 90 6 54 6105 144 90 6 48 SP121 54 60 -36 30 SP201 72 60 -18 30 BT42 72 42 6 24 BT45 72 42 6 24 8394 3780 7494 -2880
Keterangan: nilai yang dicetak tebal bertanda negatif (-) berarti jumlah produksi item tersebut akan di bawah standar safety stock. Jika tidak, dibuat kembali setelah dipakai untuk memenuhi permintaan/demand sehingga semua family pada item tersebut harus diproduksi. Dalam hal ini, semua family diproduksi, kecuali item pakan puyuh dan pakan babi.
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
75
(2). Menentukan jumlah yang harus diproduksi: Rumus : Yi = Min [ EOQi ; Osi – Ii ] dan: Osi = Jumlah max persediaan famili-i Ii = Jumlah persediaan famili -i
EOQi
2. Ai .Csi R.Chi
Tabel 2 Menentukan Jumlah Total Family yang Harus Diproduksi
Famili Boiler Layer Breeder Puyuh Sapi Babi Total
Osi (ton) 5250 5400 2400 450 300 300 14100
Ii (ton) 2892 3708 1494 294 126 144 8658
Ai (kg) 281940000 347052000 138546000 21498000 13230000 10830000 813096000
Langkah 2 Csi Chi (Rp 000,00) (Rp000,00) 1800 3832500 1500 3942000 1500 1752000 1000 328500 1000 219000 1000 54750 7800 10128750
R (%) 18% 18% 18% 18% 18% 18% 1.08
EOQi (ton) 1212.98 1211.33 1148.03 852.73 819.29 1482.52 6726.88
Osi-Ii (ton) 2358 1692 906 156 174 156
Yi (ton) 1213.00 1212.00 906.00 174.00 3505.00
Keterangan: Pakan ternak puyuh dan babi tidak di produksi
Contoh perhitungan untuk langkah kedua metode disagregasi:
Os Boiler 5250 ton I Boiler 2892 ton ABoiler 281940000 kg Cs Boiler Rp 1800000 ChBoiler Rp 2 * 365 hari * 5250000 kg Rp 3832500000 R 18% 2 * 281940000 1212.98 ton 18% * 3832500000 I Boiler 2358 ton
EOQBoiler Os Boiler
YBoiler min( EOQBoiler , Os Boiler I Boiler ) 1213 ton
76
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
3. Lakukan penyesuaian dilakukan jika Yi Ph
Jika a
Yi ,t Ph ,t
maka Yi,t disesuaikan menjadi Yi*,t dengan membandingkan
i h
& b yang paling minimum dan:
| a | Yi*,t = Min | | b
(OSij ,t Sij ,t )
ji
Yi ,t ( Ph,t ih
Karena Yi,t = 3505 dan Ph,t = 3780 sehingga
(OSij ,t Sij ,t ) ji Yi ,t ) ( OS S ) ij ,t ij ,t ih
Yi ,t Ph ,t
i h
maka perlu dilakukan penyesuaian sebagai berikut.
Tabel 3 Penyesuaian Total Family yang Diproduksi dengan Rencana Produksi Agregat Langkah 3
Famili
Ph,t (ton)
Ph,t*Yi/sum(Yi)
Osi - Si
Yi ,t ( Ph ,t ih
(OSij ,t Sij ,t ) ji Yi ,t ) (OSij ,t Sij ,t ) ih
Yi*,t
Boiler
1308.17
2550
1327.58
1327.58
Layer
1307.09
2310
1315.80
1315.80
977.08
1080
954.53
954.53
187.65
180
182.09
180.00
3780
6120
3780.00
3777.91
Breeder 3780 Puyuh Sapi Babi Total
3780
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
77
Jadi total family yang harus diproduksi 1 hari ke depan adalah 3778 ton per hari. (4) Menentukan Disagregasi Item: Rumus:
X ij ,t
Yi *, t ( I ij ,t 1 Sij ,t ) ji Sij ,t I i d ij ,t j ,t 1 dij , t j i
dij,t = Max [0 ; Dij,t – Iij,t-1 + Sij,t] dan: dij,t = Permintaan efektif item-j pada perioda t Dij,t = Permintaan pasar item-j pada perioda t Iij,t-1 = Persediaan item-j pada akhir perioda t-1 Penyesuaian item: 0 < Xij,t < 0Sij,t => Xij*,t = Xij,t 0 Xij,t => Xij*,t = 0 Xij,t OSij,t => Xij*,t = OSij,t
78
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
Tabel 4 Perhitungan Disagregasi Item Langkah 4 Famili
611
dij,t (ton) 744
987
990
612
132
145.03
146
150
613
72
89.47
90
90
511
90
119.34
120
120
512
0
-126.00
0
0
End Item
Boiler
Layer
Xij,t (ton)
Xij,t adjust (ton)
Xij,t akhir (ton)
986.54
513
36
17.74
BP11 621 622 521 522 523 321 631 632 633
72 318 408 336 36 66 66 144 30 24
95.47 221.70 583.88 246.14 54.87 119.60 89.60 182.56 64.53 56.43
18 96 222 584 247 55 90 90 183 60 57
18 96 222 588 252 60 90 90 186 60 60
531 532 533 6104 6105 SP121 SP201 BT42 BT45
174 48 60
403.09 106.85 141.07
360 107 120
360 108 120
36 18
130.00 50.00
60 50
60 54
2910
3777.91
3742
3774
Breeder
Puyuh Sapi Babi Total
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
79
Contoh perhitungan untuk langkah keempat perhitungan disagregasi untuk famili boiler.
d 611,t Max [0 ; Dij, t – Iij, t - 1 Sij, t] Max [ 0, 744 - 1500 1500] 744 d 612 ,t Max [ 0, 162 - 340 330] 132 d 613,t Max [ 0, 78 - 156 180] 72 d 511,t Max [ 0, 90 - 180 180] 90 d 512 ,t Max [ 0, 120 - 366 240] 0 d 513,t Max [ 0, 66 - 148 120] 36 d BP11,t ] Max [ 0, 72 - 150 150] 72
X ij ,t S ij ,t
Yi *, t ( I ij ,t 1 S ij ,t ) ji I i j ,t 1 d ij ,t dij , t j i
X 611,t 1500 1500 744 * 1327.58 (1500 1500) (360 330) (186 180) (180 180) (366 240) (150 120) (150 150) 744 132 72 90 0 36 72 1327.58 0 30 6 0 126 30 0 1500 1500 744 * 744 132 72 90 0 36 72 986.54 X 611,t adjust 987 X 611,t akhir 990
80
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82
1327.58 0 30 6 0 126 30 0 X 612 ,t 330 360 132 * 744 132 72 90 0 36 72 145.03 X 612 ,t adjust 146 X 612 ,t akhir 150 1327.58 0 30 6 0 126 30 0 X 613,t 180 186 72 * 744 132 72 90 0 36 72 89.47 X 613,t adjust 90 X 613,t akhir 90 1327.58 0 30 6 0 126 30 0 X 511,,t 180 180 90 * 744 132 72 90 0 36 72 119.34 X 511,t adjust 120 X 511,t akhir 120 1327.58 0 30 6 0 126 30 0 X 512 ,t 240 366 0 * 744 132 72 90 0 36 72 126 X 512 ,t adjust 0 X 512 ,t akhir 0 1327.58 0 30 6 0 126 30 0 X 513,t 120 150 36 * 744 132 72 90 0 36 72 17.74 X 513,t adjust 18 X 513,t akhir 18 1327.58 0 30 6 0 126 30 0 X BP11,t 150 150 72 * 744 132 72 90 0 36 72 95.47 X BP11,t adjust 96 X BP11,t akhir 96
Perencanaan Produksi... (Siti Nur Fadlilah A; Thomas Widjaja)
81
PENUTUP Pada saat menentukan jenis family yang harus diproduksi, jika hasil perhitungan yang diperoleh negatif. Artinya, Family pada end item tersebut harus diproduksi. Jika positif, artinya semua end item pada family tersebut masih mampu memenuhi permintaan konsumen dan tidak perlu diproduksi dulu. Jika jumlah family yang harus diproduksi tidak sama dengan jumlah perencanaan produksinya maka perlu dilakukan penyesuaian. Proses pemecahan dari famili ke end item adalah langkah terakhir dalam menentukan jumlah end item yang harus diproduksi.
DAFTAR PUSTAKA Browne, J.1996. Production Management System An Integrated Approach. Bedword, D. 1997. Integrated Production Control System. Edisi 2. New York. Heizer, Jay. 2001. Principle Of Operation Management and Interactive CD. Smith, Spencer B. 1989. Computer-Based Production and Inventory Control.
82
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 68-82