11
Perdagangan sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta Penciptaan Kemakmuran Rakyat CoFTRA
Annual Report 2012
2
Auction Market
Commodity Futures Trading
Warehouse Receipt System
Diterbitkan oleh: BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI) KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA BAPPEBTI/AR/45/V/ 2013
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Daftar Isi Contents VISI DAN MISI SAMBUTAN KEPALA BAPPEBTI ORGANISASI KEBIJAKAN STRATEGIS & CAPAIAN KINERJA
VISION AND MISSION MESSAGE FROM THE CHAIRMAN OF CoFTRA ORGANIZATION STRATEGIC POLICY & PERFORMANCE ACHIEVEMENTS
INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (PBK) 1. Langkah-Langkah Strategis: • Perlindungan Nasabah • Peningkatan Likuiditas Pasar • Pelayanan Perijinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perijinan Online • Penetapan dan Implementasi Penyempurnaan Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka 2. Perkembangan Industri PBK • Kondisi Pasar Berjangka dan Derivatif • Kinerja Pasar Berjangka dan Derivatif • Perijinan Pelaku Pasar Berjangka • Pemantauan Perkembangan Harga di Bursa dan Pengembangan Sistem Informasi Harga • Pengembangan Kontrak Berjangka - Peluncuran Kontrak Berjangka Emas 100 gr • Menciptakan subjek kontrak berjangka • meningkatkan likuiditas transaksi kontrak berjangka komoditi di Bursa Berjangka • Berkurangnya praktik ilegal yang merugikan nasabah • Peningkatan transaksi multilateral di Bursa Berjangka • Penyerahan Fisik Perdana Kontrak Berjangka Kakao 3. Pembinaan dan Pengawasan • Pelatihan Teknis • Pengembangan Database Profil Pelaku Usaha PBK • Ujian Profesi Calon Wakil Pialang • Kepatuhan Keuangan • Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan • Audit Pelaku Usaha • Pengawasan dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha • Evaluasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka
COMMODITY FUTURES TRADING (CFT) INDUSTRY 1. Strategic Steps: • Customer Protection • Increasing Market Liquidity • Commodity Futures Trading Online Licensing Services System • Establishment and Implementation of Improved Futures Broker Accounting Guidelines 2. Development of CFT Industry • Futures and Derivatives Market Conditions • Performance of Futures and Derivatives Markets • Licensing of Futures Market Stakeholders • Monitoring of Price Movement in The Exchanges and Development of Price Information System • Development of Futures Contracts - Launching of 100 gr Gold Futures Contracts • Development of Subject for Futures Contract • Increasing the liquidity for commodity futures transaction contracts in the Futures Exchange • Reducing illegal practices to the detriment of the customer • Increasing multilateral transactions in the Futures Exchange • Inauguration of Physical Delivery of Cocoa Futures Contract 3. Guidance and Supervision • Technical Training • Development of Profile Database of CFT Stakeholders • Professional Examination for Candidate of Futures Brokers Representative • Financial Compliance • Evaluation of Director Compliance Report • Audit of Stakeholders • Monitoring and Evaluation of Trade Transactions
• Evaluasi Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka 4. Penyempurnaan Peraturan, Pelayanan dan Penegakan Hukum PBK
• Evaluation of Futures Exchange Work Program and Annual Budget • Evaluation of Exchange’s Contract and Rules and Regulations 4. Improvement on Regulation, Service and Law Enforcement of CFT CoFTRA
Annual Report 2012
6 8 18 24
26
28 28 31 33 34 35 35 35 37 38 39 43
48 50 53 55 55 55 59 61
62
63
64 65 65 65 66
33
4
5. Penunjang Pasar Berjangka • Pasar Fisik CPO Terorganisir; • Pasar Fisik Timah (INATIN); • Bank Penyimpan Dana Nasabah; • Nota Kesepahaman antara Bappebti Kementerian Perdagangan dengan PT. Pegadaian (Persero) Dalam Rangka Pengembangan Pasar Fisik Komoditi
5. Supporting of Futures Market • Organized CPO Physical Market; • Tin Physical Market (Indonesian Tin - INATIN); • Customer Funds Depository Bank; • Memorandum of Understanding between CoFTRA of Ministry of Trade and PT Pegadaian (Persero) for Commodity Physical Market Development
SISTEM RESI GUDANG (SRG) 1. Langkah-Langkah Strategis • Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan • Pemetaan Gudang untuk Implementasi SRG 2. Perkembangan SRG • Kondisi dan Kinerja • Persetujuan Pelaku Usaha SRG • Pembangunan Gudang SRG 3. Pembinaan dan Pengawasan • Pelatihan Teknis • Pertemuan Teknis • Kelompok Kerja SRG • Pelatihan Tenaga Pendamping • Asistensi Implementasi SRG • Pengawasan Kelembagaan • Monitoring Skema Subsidi Resi Gudang 4. Penyempurnaan Peraturan, Pelayanan dan Penegakan Hukum SRG 5. Penunjang SRG • Sistem Pengawasan Online; • Lembaga Pembiayaan SRG; • Penandatangan Nota Kesepahaman Implementasi Sistem Resi Gudang antara Bappebti dengan PT Pos Indonesia (Persero);
WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (WRS) 1. Strategic Steps • Improvement of Institutional Approval Services • Warehouse Mapping for WRS Implementation 2. WRS Development • Conditions and Performance • Approval WRS Stakeholders • Establishment of WRS Warehouse 3. Guidance and Supervision • Technical Training • Technical Meeting • WRS Working Group • Training for Assistants Staff • WRS Implementation Assistance • Institutional Supervision • Monitoring Subsidy of Warehouse Receipt System Scheme 4. Improvement on Regulation, Service and WRS Law Enformcement 5. Supporting of WRS • Online Monitoring System; • Financing Institutions of WRS; • The signing of Memorandum of Understanding between CoFTRA and PT Pos Indonesia (Persero);
28
PASAR LELANG KOMODITI
COMMODITY AUCTION MARKET
64
6 8 18 24
26
28
1. Langkah-Langkah Strategis 1. Strategic Steps • Program Revitalisasi • Revitalization Program 2. Perkembangan Pasar Lelang 2. Development of Auction Market • Kondisi dan Kinerja • Conditions and Performance a. Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang a. Approval Auction Market Organizer b. Penyiapan Kelembagaan Revitalisasi Pasar Lelang b. Preparation of Auction Market Revitalization c. Penyiapan Peraturan dan Tata Tertib (PTT) dan Institutional Standar Operasional Prosedur (SOP) c. Preparation of Rules and Regulation and Standard Penyelenggara Pasar Lelang Operating Procedures (SOP) of Auction Market d.Penyusunan SOP Persetujuan Pasar Lelang Organizer e. Penempatan Tenaga Pendamping Pemasaran dan d. Drafting of Auction Market Licensing SOP Manajemen Administrasi Pasar Lelang e. Placement of Assistants Staff for Auction f. Supervisi Revitalisasi Pasar Lelang Marketing and Administration Management f. Auction Market Revitalization Supervision
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
31 33 34 35 35 35 37 38 39 43
48 50 53 55 55 55 59 61
62
63
65 65 65 66
3. Pembinaan dan Pengawasan 3. Guidance and Supervision • Pelatihan Teknis • Technical Training • Pertemuan Teknis • Technical Meeting • Pengawasan Penyelenggaraan PL • Supervision of Auction Market Management 4. Penyempurnaan Peraturan, Pelayanan dan 4. Improvement of Regulation, Service and Penegakan Hukum PL Law Enforcement of Auction Market 5. Penunjang Pasar Lelang 5. Supporting of Auction Market • Penandatangan Nota Kesepahaman Implementasi • The signing of Memorandum of Understanding on Pasar Lelang Komoditi antara Bappebti dengan the Commodity Auction Market between CoFTRA PT Pos Indonesia (Persero); and PT Pos Indonesia (Persero); • Nota Kesepahaman antara Bappebti Kementerian • Memorandum of Understanding between CoFTRA of Perdagangan dengan PT. Pegadaian (Persero) Ministry of Trade and PT Pegadaian (Persero) in the dalam rangka Pengembangan Pasar Lelang Komoditi context of Commodity Auction Market Development
6 8 18 24
55 26
28 28 31 33 34 35 35
KEGIATAN PENUNJANG 1. Pengembangan Sumber Daya Manusia 2. Sosialisasi dan Edukasi 3. Kerjasama dan Partisipasi Internasional
SUPPORTING ACTIVITIES 1. Human Resources Development 2. Socialization and Education 3. International Cooperation and Participation
35 37 38 39 43
LAIN-LAIN 1. Program dan Anggaran Bappebti 2. Wilayah Tertib Administrasi (WTA) 3. Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)
OTHERS 1. CoFTRA Program and Budget 2. Orderly Administration Area 3. Anti Corruption Initiative Assessment
PERISTIWA PENTING 2012
IMPORTANT HIGHLIGHTS 2012
48 50 53 55 55 55
CoFTRA
Annual Report 2012
Visi & Misi Vision & Mission
6
VISI
VISION
Perdagangan sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat yang Berkeadilan.
Trade as The Driver of Economic Growth and Competitiveness as well as The Creator of Equitability and Prosperity for Indonesian People.
MISI
MISSION
Mengembangkan Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai sarana pengelolaan resiko harga atau lindung nilai dan sarana terbentuknya harga yang transparan yang dapat dijadikan sebagai referensi harga;
Developing Commodity Futures Trading as a means to manage price risk or hedging and to establish a transparent price discovery that can be used as a price reference;
Mengembangkan Sistem Resi Gudang sebagai alternatif pembiayaan yang mudah diakses oleh pelaku usaha terutama petani dan UKM;
Developing Warehouse Receipt System as an alternative means of financing that is easily accessible by businessman especially farmers and Small & Medium Scale Enterprises (SMEs);
Mengembangkan Pasar Lelang Komoditi sebagai sarana terbentuknya harga yang transparan dan terbuka serta akses pemasaran produk hasil komoditi primer.
Developing Commodity Auction Market as a means to create transparent and openly price discovery and as a market access for primary commodity products.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
77
Gita Irawan Wirjawan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Minister of Trade of The Republic of Indonesia
Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Vice Minister of Trade of The Republic of Indonesia
CoFTRA
Annual Report 2012
Sambutan Kepala BAPPEBTI From The Chairman of CoFTRA
8
SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA Kepala Bappebti / Head for CoFTRA
Perekonomian dunia pada tahun 2012 diwarnai dengan perlambatan dan ketidakpastian perekonomian global. Perlambatan pemulihan ekonomi zona Euro dan Amerika Serikat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi dunia, sehingga berdampak juga ke wilayah Asia seperti China yang mengalami koreksi pertumbuhan dari 9.2% tahun 2011 menjadi 7.9% di tahun 2012. The world economy in 2012 was marked by uncertainty and a slowing global economy. Slow economic recovery in Euro zone and the US had a significant impact on the world economy, as a result it affected Asian region such as China are experiencing a correction of 9,2% growth in 2011 to 7.9% in 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Perekonomian dunia pada tahun 2012 diwarnai dengan perlambatan dan ketidakpastian perekonomian global. Perlambatan pemulihan ekonomi zona Euro dan Amerika Serikat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi dunia, sehingga berdampak juga ke wilayah Asia seperti China yang mengalami koreksi pertumbuhan dari 9.2% tahun 2011 menjadi 7.9% di tahun 2012. Namun demikian, ekonomi Indonesia terbukti masih tetap kuat dan dapat optimis tumbuh sebesar 6,3 % pada tahun 2012. Untuk itu kita perlu mengamati kembali berbagai hal yang terkait dengan Penguatan Perdagangan Dalam Negeri melalui berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Bappebti Kementerian Perdagangan di tahun 2012.
The world economy in 2012 was marked by uncertainty and a slowing global economy. Slow economic recovery in Euro zone and the US had a significant impact on the world economy, as a result it affected Asian region such as China are experiencing a correction of 9,2% growth in 2011 to 7.9% in 2012. However, Indonesian economy proved strong and can still be optimistic to grow by 6.3% in 2012. For that we need to look back and do an analysis on the various things that been implemented by CoFTRA in 2012.
Tahun 2012 dapat dikatakan merupakan tahun lanjutan Bappebti Kementerian Perdagangan dalam menyempurnakan Peraturan Perundang-Undangan terutama dengan diterbitkannya 2 (dua) amandemen Undang-Undang di pertengahan Tahun 2011 yaitu Undang-Undang No. 10/2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Undangundang No. 9/2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang. Fokus dari Perubahan kedua UU tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi pelaku usaha sehingga dapat mendorong pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang di Indonesia .
2012 can be said to be the continuity year for CoFTRA of Ministry of Trade to improve legislations especially the Implementing Regulations in the field of Commodity Futures Trading and Warehouse Receipt System, with the publication of 2 (two) ammendments to the Bill in the mid 2011 i.e. Law No.10/201 on ammendment to the Law No.32/ 1997 regarding Commodity Futures Trading and Law No.9/2011 regarding Ammendment on Law No.9/ 2006 regarding Warehouse Receipt System. The focus of both amendments is expected to bring a breath of fresh air specifically to the development of Commodity Futures Trading and Warehouse Receipt System in Indonesia as well as contributing to the Indonesian economy in general.
Untuk itu, pada tahun 2012 Bappebti Kementerian Perdagangan bersama-sama dengan Kementerian Hukum dan HAM dan Sekretariat Negara telah melakukan pembahasan terhadap 2 (dua) Rancangan Peraturan Pemerintah di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang sebagai Peraturan Pelaksanaan ke dua Amandemen Undang-Undang dimaksud. Perubahan mendasar dari Rancangan Peraturan Pemerintah di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi adalah Peraturan lebih lanjut mengenai Demutualisasi Bursa Berjangka dan sinkronisasi terhadap Amandemen Undang-Undang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Therefore, in 2012 CoFTRA Ministry of Trade together with the Ministry of Justice and Human Rights and Secretary of State has made the discussion of the 2 (two) in the Draft Government Regulation in Commodity Futures Trading and Warehouse Receipt System as two amendments to the Implementing Regulations Act referred. Fundamental change in the Draft Regulation is the Commodity Futures Trading Rule out more about Futures Exchange Demutualization and synchronization of the Amendment Act Commodity Futures Trading.
Sedangkan Pengaturan di bidang Sistem Resi Gudang adalah pengaturan Lembaga Jaminan Sistem Resi Gudang dan kemudahan dalam pemberian persetujuan terhadap Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang tadinya perlu mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), saat ini cukup dengan persetujuan Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan.
While arrangement in warehouse receipt system is the setting of Assurance Institute of Warehouse Receipt Systems and ease in granting approval to the Conformity Assessment Board (CAB) that was necessary accreditation from the National Accreditation Committee (NAC), currently enough with the consent from Chairman of CoFTRA Ministry of Trade.
CoFTRA
Annual Report 2012
99
Sambutan Kepala BAPPEBTI
10
Seiring dengan proses perubahan terhadap Peraturan Pemerintah di atas, pada tahun 2012, dua Bursa Berjangka yang ada di Indonesia (BBJ dan BKDI) telah menunjukkan kinerja yang menggembirakan, hal ini ditandai dengan diluncurkannya sejumlah kontrak baru seperti Kontrak Berjangka Kakao dan Kontrak Fisik Timah (INATIN). Dampak dari adanya penambahan Kontrak baru yang diperdagangkan di ke dua Bursa tersebut adalah meningkatnya jumlah volume transaksi multilateral sebesar 1.136.336 lot atau meningkat 19,45%, bila dibandingkan dengan transaksi perdagangan berjangka tahun 2011 yang sebesar 951.328 lot.
Along with the changes to the above Regulation, in 2012, two Futures Exchanges in Indonesia (JFX and ICDX) has shown encouraging performance, marked by the launch of a number of new contracts such as Cocoa Futures Contract and Physical Tin Contract (INATIN). The impact of the addition of new contracts that are traded on that Futures Exchange is the increasing number of multilateral transaction volume amounted to 1,136,336 lots, up 19.45%, when compared to futures transactions in 2011 amounted to 951,328 lots.
Perkembangan tersebut juga tidak terlepas dari Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan Bappebti di bidang perdagangan berjangka selama tahun 2012, melalui kegiatan Pelatihan Teknis bagi Pelaku Usaha di 5 daerah; audit terhadap 32 Pialang Berjangka yang terdiri dari 15 kali audit sewaktuwaktu dan 15 kali audit rutin serta 2 kali audit khusus; serta evaluasi atas 9 Kontrak Berjangka dan 3 Peraturan Tata Tertib Bursa.
Coaching and supervision in futures traing during 2012 were conducted through Traning for Business People in 5 regions, audit of 32 Futures Brokers consisting of 15 surprise audits and 15 regular audits and 2 special audits; as well as evaluation of 9 Futures Contracts and 3 Rules and Regulations of the Future Exchange.
Di bidang Sistem Resi Gudang, pada tahun 2012 Bappebti terus- menerus melakukan program dan langkah-langkah strategis guna pengembangan Sistem Resi Gudang, diantaranya menerapkan kebijakan peningkatan layanan persetujuan kelembagaan SRG dalam rangka meningkatkan peran SRG. Melalui kebijakan ini, pemberian persetujuan lembaga dalam SRG yang semula memakan waktu cukup 28 hari dipercepat kembali menjadi maksimal 25 hari. Selain itu, untuk mendukung ketersediaan infrastruktur Gudang dalam pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Indonesia, melalui Dana Alokasi Khusus TA 2012, Bappebti telah membangun 14 Gudang yang telah dilengkapi dengan sarana mesin pengering (dryer) agar mutu komoditi primer yang disimpan dapat memenuhi ketentuan SNI.
In Warehouse Receipt System, during 2012 CoFTRA constantly making programs and strategic steps for the development of Warehouse Receipt System, including implementing policy to improves WRS institutional approval service to enhance the role of WRS. Through this policy, issuance of institutional approval in WRS which originally take 28 days speeded up to a maximum 25 days. Additionally, to support Warehouse infrastructure availability in the implementation of Warehouse Receipt System in Indoenseia, through FY 2012 Special Funds Allocation, CoFTRA has built 14 Warehouses equipped with dryers so that the quality of the primary commodities stored are to always fully comply with the Indonesian National Standard as a condition to be met by the goods in the WRS Warehouse.
Selain itu, dalam rangka mendukung Program Prioritas Pemerintah pada Bidang Ketahanan Pangan Nasional dan Pengembangan Sistem Resi Gudang, Bappebti di tahun 2012 telah melakukan Pemetaan Gudang pangan milik swasta di 16 Propinsi pada 274 Kabupaten.
In addition to that, in order to support the Government’s Priority program in achieving National Food Security, in which the role of warehouse is very strategic, therefore in 2012 CoFTRA conducted Warehouse mapping owned privately owned food storage mapping in 16 provinces in 274 districts.
Diharapkan dengan adanya pemetaan gudang tersebut, diperoleh data dan informasi gudang di daerah potensial untuk dapat diimplementasikan Sistem Resi Gudang, sehingga Pelaksanaan Sistem Resi Gudang sebagai salah satu alternatif pembiayaan yang efektif bagi Petani dan UKM dapat terwujud.
Hopefully, with the mapping, data and information on warehouse in potential regions to implement the Warehouse Receipt System can be obtained, so that the implementation of the aforementioned System as one of effective financing alternative for farmers and SMEs as well as to support the manifestation of National Food Security to be developed and implemented nationwide in regions throughout Indonesia.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Message of The Head for CoFTRA
Guna meningkatkan integritas SRG agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, Bappebti terus melakukan pengawasan terhadap lembaga SRG dan evaluasi pelaksanaan SRG di lapangan. Pengawasan SRG dilakukan dengan pemantauan melalui Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE), yang mengintegrasikan lembagalembaga dalam SRG yaitu Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), Pusat Registrasi, dan Bank/Lembaga Keuangan Non-Bank. Selain melalui sistem, pengawasan juga dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan, baik secara periodik/terjadwal maupun sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Dengan demikian Bappebti dapat memonitor dan mengawasi setiap transaksi Resi Gudang secara online dan realtime.
To improve the WRS integrity so as to comply with the applicable rules and regulations, CoFTRA continues to supervise WRS institutions and evaluate its implementation in the field. WRS supervision is carried out by monitoring through Warehouse Receipt Information System (IS-WARE), which integrates institutions in the WRS i.e. Warehouse Operators, Conformity Assessment Agency (CAA), Registration Center, Supervisory Board, and Bank/ Non-Bank Financial Institutions. Other than through the system, monitoring is also done by way of direct field visit, either periodically/scheduled or unscheduled without notice. Thus CoFTRA can monitor and supervise every Warehouse Receipt transactionsonline and in real time.
Sepanjang tahun 2012 Bappebti telah menerbitkan 24 (dua puluh empat) persetujuan dalam rangka memperlancar implementasi SRG, yang terdiri dari 2 persetujuan sebagai Pengelola Gudang dan 22 persetujuan sebagai Gudang SRG. Sejak diluncurkannya SRG pada tahun 2008 hingga akhir tahun 2012 secara kumulatif Bappebti telah memberikan 88 persetujuan yang terdiri dari 61 persetujuan untuk Gudang, 8 persetujuan untuk Pengelola Gudang, 3 persetujuan untuk LPK Inspeksi Gudang, 1 persetujuan untuk LPK Manajemen Mutu, 14 persetujuan untuk Uji Mutu Komoditi, dan 1 persetujuan untuk Pusat Registrasi.
In 2012 CoFTRA has issued 24 (twenty four) approval in order to expedite the implementation of WRS, which consists of 2 approvals as Warehouse Operators and 22 approvals as WRS Warehouse. With the increased number of institutional approval and the revocation of a number of warehouse approval, since the launch of WTS in 2008 until the end of 2012 CoFTRA has cumulatively granted 88 approvals consisting of 61 approvals for Warehouse, 8 approvals for Warehouse Operator, 3 approvals for CAA for warehouse inspection, 1 approval fro CAA for Quality Management, 14 approvals for Commodity Quality Testing, and 1 Approval for Registration Center.
Selama Tahun 2012 telah diterbitkan 379 Resi Gudang dengan volume barang yang disimpan 18.144 ton atau senilai sebesar Rp94 milyar dan dari nilai tersebut telah disalurkan pembiayaan kepada Petani senilai Rp59 milyar. Dan secara keselurahan sejak tahun 2008, total resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 746 resi gudang dengan volume sebesar 31.000 ton atau mencapai Rp146 milyar dan dari nilai tersebut telah disalurkan pembiayaan kepada petani sebesar Rp88 milyar.
During the year 2012 CoFTRA has published 379 Warehouse Receipt with the volume of goods stored 18,144 tons valued at Rp 94 billion and the value of the financing has been disbursed to farmers worth Rp 59 billion. And overall since 2008, a total of warehouse receipt has been issued as many as 746 warehouse receipt with a volume of 31,000 tons or reached Rp 146 billion and the value of the financing has been disbursed to farmers amounted to Rp 88 billion.
Di bidang Pasar Lelang Komoditi (PLK), Bappebti melakukan langkah strategis melalui Program Revitalisasi PLK di 5 daerah percontohan yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan, dengan harapan agar penyelenggaraan PLK dapat berkembang lebih cepat. Program Revitalisasi PLK difokuskan pada sistem keanggotaan yang terorganisir, standardisasi produk unggulan yang akan dilelang, adanya sistem penjaminan, serta sistem transaksi lelang melalui penggunaan Teknologi Informasi (TI) yang lebih baik.
In Commodity Auction Market (CAM), CoFTRA take strategic step through CAM Revitalization Program in 5 pilot regions i.e. West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi with the hope that implementation of CAM can be developed more rapidly. CAM Revitalization Program is focused on the organized membership system, standardization of prime products that will be auctioned, the availability of an assurance system, as well as transaction bidding system through the use of a better Information Techonology (IT).
CoFTRA
Annual Report 2012
11 11
Sambutan Kepala BAPPEBTI
12
Di bidang penegakan hukum, selama tahun 2012 Bappebti telah mengenakan 63 (enam puluh tiga) kali sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis, Peringatan Keras, Pembekuan Kegiatan Usaha, Pencabutan Ijin Usaha, Pencabutan ijin Wakil Pialang Berjangka.
In the field of law enforcement, during 2012 CoFTRA has imposed 63 (sixty three) administrative sanctions in the form of Written Warning Notice, Strong Warning Notice, Suspension of Business License, Revocation of Business license, Revocation of Futures Broker Representative license.
Dalam rangka mendukung Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan RI dan untuk meningkatkan Public Trust Building, sejak tahun 2010 Bappebti telah menerapkan program Quick Wins dengan cara meningkatkan pelayanan perizinan di bidang PBK dan SRG dengan maksud agar para pelaku usaha mendapatkan hasil pelayanan yang maksimal dan efisien. Salah satu hasilnya adalah ditingkatkannya pelayanan publik dalam bentuk percepatan pemrosesan izin usaha di bidang PBK dan SRG. Sebelumnya jumlah hari penyelesaian perizinan pelaku usaha PBK dan SRG adalah maksimal 28 (tiga puluh dua) hari, dan pada tahun 2012 menjadi 25 (dua puluh lima) hari terhitung setelah dokumen dinyatakan lengkap.
In support of Bureucratic Reform undertaken by the Ministry of Trade and to improve the Public Trust Building, since 2010 CoFTRA has implemented Quick Wins program by way of improving licensing services in CFT and WRS with the aim at providing a maximum and efficient services to Business Person. One of its results is the improved public services in the form of acceleration of processing CFT permits. Previously the number of completion days of CFT and WRS business permits is maximum 28 (twenty eight) days, and in 2012 it became 25 (twenty five) days after the documents are declared complete and proper.
Selain itu, untuk Peningkatan Kinerja Bappebti Kemendag pada tahun 2012, Bappebti sebagai salah satu unit Eselon I dilingkungan Kementerian Perdagangan telah melakukan Penilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA), dari hasil penilaian WTA yang dilakukan terhadap 9 (sembilan) unit Eselon II Kementerian Perdagangan, termasuk 2 (dua) unit Eselon II di lingkungan Bappebti yakni unit Sekretariat dan Biro Perniagaan, kedua unit Bappebti tersebut memperoleh predikat Baik, masing-masing kategori B untuk Sekretariat Bappebti dan kategori C untuk Biro Perniagaan. Dalam rangka mewujudkan percepatan pemberantasan korupsi, Bappebti Kemendag juga aktif dalam berpartisipasi dalam program Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) yang dikoordinir oleh Inspektorat Jenderal untuk selanjutnya dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan hasil menduduki peringkat no 2 (dua) dari 11 (sebelas) unit Eselon I dilingkungan Kementerian Perdagangan dengan nilai PIAK 2012 sebesar 7,49.
Additionally, to enhance the CoFTRA of MoT performance in 2012, CoFTRA as one of the 1st Echelon unit within the Ministry of Trade has introduced Orderly Administration Areas (OAA), from the result of the assessment on OAA conducted against 9 (nine) 2nd Echelon units within the Ministry of Trade, including 2 (two) 2nd Echelon units within CoFTRA i.e. Secretariat and Bureau for Commerce, the two CoFTRA units received a good citation, B category for CoFTRA Secretariat and C Category for Bureau for Commerce respectively. To actualized the acceleration of corruption eradication, CoFTRA of MoT also active participating in the Anti Corruption Initiative Assesment program (ACIAP) coordinated by the Inspectorate General to be further reported to Corruption Eradication Commision (CEC) ranking second from 11 (eleven) 1st Echolon units within the Ministry of Trade with ACIAP 2012 score of 7.49.
Perkembangan serta kemajuan yang telah diraih Bappebti di bidang PBK, SRG, dan PLK, tidak terlepas dari partisipasi ataupun dukungan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini saya ingin mengucapkan terima kasih, dan menyatakan komitmen saya untuk terus melanjutkan berbagai program yang telah dipersiapkan dan dilaksanakan, utamanya yang terkait dengan upaya pengembangan berbagai bidang yang menjadi tugas dan fungsi Bappebti, melalui kegiatan edukasi
Development and progress that has been achieved in respect to CFT, WRS and CAA can not be separated from the participation or support of various parties. With that in mind, on this auspicious occasion I would like to thank all of them, and to express my commitment to continue the various programs that have been prepared and implemented, primarily those related to the development efforts of various field being the tasks and functions of CoFTRA, through education activities and empowerment of business players, with the expectation that CFT, WRS
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Message of The Head for CoFTRA
dan pemberdayaan pelaku usaha, dengan harapan agar industri PBK, SRG, dan PLK dapat lebih dikenal, dipahami, diterima oleh masyarakat, dan turut memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.
and CAA can be more popular, understood, accepted by the society, and contributes to the national economic growth.
Akhir kata, saya atas nama seluruh karyawan Bappebti dan seluruh pemangku usaha menyampaikan terima kasih sekaligus memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah dan para pelaku usaha atas dukungannya sehingga berbagai program kerja Bappebti di tahun 2012 dapat terlaksana dengan baik. Dukungan yang sama juga kami yakini akan terus diberikan di tahun 2013 dan tahun-tahun selanjutnya guna mewujudkan industri perdagangan berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi yang mampu meningkatkan perekonomian nasional. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi dunia usaha, instansi pemerintah, maupun pihak lainnya. Sebagai penutup, mari kita songsong tahun 2013 dengan penuh rasa optimisme, demi kepentingan bangsa dan negara kita tercinta.
Finally, on behalf of all the employees and all the stakeholders of CoFTRA, I would like to express my thanks and high appreciation to the Government and Business Players for their support so that the various programs of CoFTRA in 2012 could be performed properly. We believed that the same support will continue in 2013 and the subsequent years in order to actualize the futures trading industry, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market that are capable to improve the national economic growth. Hopefully this report can provide benefits, both for business worldm government agencies and other parties. In closing, let’s welcome 2013 with a full sense of optimism, for the sake of our beloved nation and country.
Jakarta, Juli 2013
Jakarta, July 2013
SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA Kepala Bappebti / Chairman of CoFTRA
CoFTRA
Annual Report 2012
13 13
Manajemen The Management
14
SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
BAPPEBTI
NIZARLI Sekretaris Badan Executive Secretary
Laporan Tahunan 2012
ALFONS SAMOSIR Kepala Biro Hukum Head for Legal Affairs Bureau
15 15
ROBERT JAMES BINTARYO Kepala Biro Perniagaan Head for Commerce Bureau
ISMADJAJA TOENGKAGIE Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa Head for Physical & Services Market Bureau
CHRISNAWAN TRIWAHYUARDHIANTO Kepala Biro Analisis Pasar Head for Market Analysis Bureau
CoFTRA
Annual Report 2012
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti dipimpin seorang Kepala Badan dan dibantu seorang Sekretaris Badan serta 4 Kepala Biro yang terdiri dari: Kepala Biro Hukum, Kepala Biro Perniagaan, Kepala Biro Analisis Pasar, dan Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa. Organisasi Bappebti didasarkan pada Keputusan Menteri Perdagangan No. 31/M-DAG/PER/7/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan.
Organisasi Organization
16
dari kiri ke kanan / from left to right
SABRI USMAN Kabag Program & Pelaporan Head for Program & Report Division SUBAGYO Kabag Humas & Kerjasama Head for Public Relation & Cooperation Division NIZARLI Sekretaris Badan Executive Secretary MARLAN LUMBAN TUNGKUP Kabag Keuangan Head for Financial Division SENTOT KAMARUDDIN Kabag Kepegawaian & Umum Head for Employee & public Division
SEKRETARIAT
SECRETARIAT
Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Bappebti. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat memiliki fungsi: pengkoordinasian dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengelolaan urusan dokumentasi dan perpustakaan; pengkoordinasian pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan Badan; pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, ketatausahaan, dan kearsipan, serta organisasi dan ketatalaksanaan Badan; pelaksanaan hubungan masyarakat, kerja sama dan bimbingan teknis; pelaksanaan koordinasi pendidikan dan pelatihan Perdagangan Berjangka, publikasi dan informasi, serta hubungan dan kerja sama baik di dalam maupun di luar negeri; dan pelaksanaan ujian Calon Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka
Provide technical and administrative services to all organization units within CoFTRA. To perform the said duties, Secretariat possesses the following functions: coordinating and preparation of technical policies, planning, and program relating to Futures Trading, Commodity Physical Market in the Futures Exchange, Warehouse Receipt System as well as, Auction Market and Services; coordinating the evaluation and preparation of reports on the outcome of the implementation on Futures Trading, Commodity Physical Market in the Futures Exchange, Warehouse Receipt System as well as Auction Market and Services supervisory activities; management of documentation and library affairs; coordinating the Agency’s budget and financial administration, implementation of personnel administrative affairs; equipment, housekeeping, administration and record keeping, as well as organization and management of the Agency; conducting public relations function, cooperation and technical guidance; coordination of Futures Trading education and training activities, publication and information, and domestic as well as international relations and cooperation; conducting examination for Futures Broker Representative, Futures Advisor Representative and Futures Pool Operator Representative Candidates.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Regulatory Agency or CoFTRA is led by a Head of Agency and assisted by a Secretary of Agency and 4 Heads of Bureau consisting of: Head for Bureau for Legal Affair, Head for Bureau for Commerce, Head for Bureau for Market Analysis, and Head for Bureau for Physical Market and Services. The organizational structure of CoFTRA was established by the virtue of of the Decree of the Minister of Trade No.31/M/DAG/PER/7/2010 concerning Organization, Duties and Functions of the Ministry of Trade.
17 17
dari kiri ke kanan / from left to right
VERI ANGGRIONO SUTIARTO Kabag Pelanggaran Transaksi Head for Transaction Breach Division SRI HARYATI Kabag Pelayanan Hukum Head for Law Service Division
ALFONS SAMOSIR Kepala Biro Hukum Head for Legal Affairs Bureau MUALLIM SYUIB Kabag Pelanggaran Administratif Head for Administrative Breach Division
BIRO
BUREAU
HUKUM
FOR LEGAL AFFAIRS
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi perumusan dan penyusunan peraturan perundangundangan, pemberian pelayanan hukum, litigasi, pemeriksaan, penyidikan dan penetapan sanksi terhadap pelanggaran administratif di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum memiliki fungsi: pelaksanaan pengkajian dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum, konsultasi hukum, litigasi, dan penyediaan sarana penyelesaian perselisihan di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pelaksanaan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran administratif dan transaksi di bidang Perdagangan Berjangka dan pelanggaran di bidang Sistem Resi Gudang; dan pelaksanaan penegakan peraturan dan merekomendasikan penetapan sanksi di bidang Perdagangan Berjangka dan Sistem Resi Gudang.
In charge of coordinating the formulation and drafting of legislations, render legal services, litigations, inspection, investigations and determines sanctions against administrative violations in Futures Trading, Commodity Physical Market in the Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services. To perform the said duties, the Legal Bureau holds the following functions; conduct review and coordinates the drafting of the legislation, legal interpretation, legal consultation, litigation and facilitating Futures Trading, Commodity Physical Market in Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services disputes, conduct inspection and investigation of administrative and transaction violations in Futures Trading as well as violations in Warehouse Receipt System and performing enforcement of the regulations and issuing recommendation for the determination of sanctions in Futures Trading and Warehouse Receipt System.
CoFTRA
Annual Report 2012
Organisasi Organization
18
dari kiri ke kanan / from left to right
PANTAS LUMBAN BATU Kabag Pengawasan Keuangan & Audit Head for Financial & Auditing Monitoring Division ROBERT JAMES BINTARYO Kepala Biro Perniagaan Head for Commerce Bureau WIDIASTUTI Kabag Pengawasan Transaksi Head for Transaction Monitoring Division HIMAWAN PURWADI Kabag Pembinaan Usaha Head for Venture Control Division
BIRO
BUREAU
PERNIAGAAN
FOR COMMERCE
Mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan koordinasi pembinaan usaha, pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Perdagangan Berjangka. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Perniagaan memiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka; pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka; dan pelaksanaan pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi keuangan pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka.
Bureau for Commerce coordinates effort to foster businesses, monitoring, supervision, compliance and financial audits as well as evaluation of the implementation of business activities in Futures Trading. To perform the said duties the Bureau for Commerce holds the following functions: implementing efforts to foster business players in futures trading; implementation of monitoring, supervision and evaluation of business players’ transactional activities in Futures Trading; and implementation of monitoring, supervision, compliance and financial audits as well as evaluation of business players’ finance in Futures Trading.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
19 19
dari kiri ke kanan / from left to right
RD. MOCH. YUSUF AFFANDI Kabag Sistem Informasi Head for Information System Division DHARMAYUGO HERMANSYAH Kabag Pengembangan Pasar Head for Market Development Division
CHRISNAWAN TRIWAHYUARDHIANTO Kepala Biro Analisis Pasar Head for Market Analysis Bureau RIZALI WAHYUNI Kabag Pengkajian Pasar Head for Market Assesment Division
BIRO
BUREAU
ANALISIS PASAR
FOR MARKET ANALYSIS
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pengkajian pasar, pengembangan pasar, dan sistem informasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Analisis Pasar memiliki fungsi: pelaksanaan pengamatan pasar dan penyerahan komoditi, posisi kepemilikan kontrak berjangka, pengkajian perkembangan harga di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pelaksanaan pengkajian kelembagaan dan produk, pengkajian peraturan tata tertib Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, dan Pasar Lelang, serta pengkajian Kontrak Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; dan pelaksanaan pengembangan dan fasilitasi teknologi informasi serta pengelolaan data dan informasi.
Bureau for Market Analysis coordinates market reviews, market development, and information system, to perform the said duties, Bureau for Market Analysis holds the following functions: market monitoring and delivery of commodities, ownership position of a futures contract, reviews of price movement in Futures Trading, Commodity Physical Market in the Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services; conducting institutional and products analysis, reviewing rules and regulations of Futures Exchange, Futures Clearing Houses, Commodity Physical Market in the Futures Exchange, and Auction Market, as well as reviewing Futures Contract, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services, implement the development and facilitation of information technology as well data and information management.
CoFTRA
Annual Report 2012
Organisasi Organization
20
dari kiri ke kanan / from left to right
AGUS MUHARNI Kabag Pembinaan Pasar Lelang & SRG Head for Auction Market & Warehouse Receipt System Control Division NATALIUS NAINGGOLAN Kabag Pengawasan Sistem Resi Gudang Head for Warehouse Receipt System Monitoring Division ISMADJAJA TOENGKAGIE Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa Head for Physical & Services Bureau TAUFIK Kabag Pengawasan Pasar Lelang Head for Auction Market Monitoring Division
BIRO
BUREAU
PASAR FISIK & JASA
FOR PHYSICAL MARKET &SERVICES
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Pasar Lelang, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, dan Sistem Resi Gudang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Pasar Fisik dan Jasa memiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan di bidang Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang; pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi di bidang Pasar Lelang dan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka; serta pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi di bidang Sistem Resi Gudang.
In charge of coordination, development, supervision, monitoring, evaluation of business activities in Auction Market, Commodity Physical Market in the Futures Exchange and Warehouse Receipt System. To perform the said duties, Bureau for Physical Market and Services holds the following functions: implement guidance in Auction Market and Warehouse Receipt System; undertaking monitoring, supervision and evaluation in Auction Market and Commodity Physical Market in Futures Exchange; as well as undertaking monitoring, supervision, and evaluation in Warehouse Receipt System.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
21 21
Kebijakan Strategis Strategic Policy
Setelah melalui perjalanan selama kurun waktu sekitar 13 tahun, Undang-Undang (UU) No. 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dinilai ternyata belum mampu mendominasi sektor PBK. Penilaian tersebut didasarkan antara lain pada transaksi perdagangan Kontrak Berjangka komoditi di Indonesia yang masih rendah yaitu pada tahun 2010 hanya 4,3 % saja dari seluruh transaksi perdagangan di Bursa atau yang didaftarkan di Bursa. Hal ini terasa ironis mengingat Indonesia sebagai negara produsen dan pemasok utama dunia beberapa komoditi primer seperti kelapa sawit, kakao, karet, kopi, lada, timah, dan batubara. Tidak hanya karena masih kecilnya volume transaksi Kontrak Berjangka komoditi, UU tersebut juga dinilai tidak dapat lagi mengakomodir kepentingan di lapangan karena sejumlah ketentuan di dalamnya kurang memadai untuk merespon atau menampung dinamika industri Perdagangan Berjangka Komoditi, terutama belum tertampungnya sistem pengawasan yang tepat dalam rangka perlindungan Nasabah.
After having been going through a long winding process of about 13 years, Law No.32/1997 on the Commodity Futures Trading (CFT) apparently is still considered not being yet able to rejuvenate the dynamics of CFT sector. The assessment is partly on the commodity Futures Contract transactions in Indonesia is still low, in 2010 is only just 4.3% out of the whole trading or listed transactions in the Exchange. This was ironic bearing in mind that Indonesia is a country considered to be the world major producer and supplier of primary products such as palm oil, cocoa, rubber, coffee, pepper, tin and coal. Not only due to its small volume of commodity Futures Contract transactions, the Law was also deemed no longer accommodate the concerns in the field as some of the provisions are inadequate to respond or adapt to the dynamics of the Commodity Futures Trading, especially in terms of proper monitoring system to protect the Customers.
CoFTRA
Annual Report 2012
Kebijakan Strategis
22
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga Sistem Resi Gudang, Bappebti sedang mempersiapkan Lembaga Jaminan Resi Gudang (LJRG), yang merupakan elemen utama dalam pengembangan SRG, diharapkan akan meningkatkan kepercayaan dari semua pihak, khususnya perbankan dalam penyaluran pembiayaan kepada para petani, koperasi & UKM serta pelaku usaha. Untuk memperlancar terlaksananya kebijakan di atas, kebijakan lain yang diambil adalah di bidang perijinan yang berupa percepatan pelayanan perijinan. Hal ini dilakukan selain dalam rangka mendukung Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan, juga ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat atau Public Trust Building. Kebijakan ini telah diterapkan Bappebti sejak tahun 2010 melalui penerapan Program Percepatan (Quick Wins) dengan cara mempercepat pelayanan perijinan di bidang PBK dan Sistem Resi Gudang (SRG). Quick Wins dilakukan agar para pelaku usaha mendapatkan hasil pelayanan yang maksimal dan efisien.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
In order to increase cerdibility in the Warehouse Receipt System institutions, CoFTRA is preparing Warehouse Receipt Guarantee Institute (WRGI), which is a major element in the development of WRS, which expected to boost the confidence of all parties, particularly banks in channelling financing to farmers, cooperatives and SMEs as well as businesses players. To facilitate the implementation of the above policy, other policies are taken in the form of accelerated licensing services. This is done in order to support Bureaucracy Reforms undertaken Ministry of Trade, was also intended to increase Public Trust Building. This policy has been applied by CoFTRA since 2010 through the implementation of the Acceleration Program (Quick Wins) by accelerating licensing services in the field of CFT and the Warehouse Receipt System (WRS). Quick wins were done so that businesses players could get maximum and efficient service.
Strategic Policy
Dari capaian indikator kinerja utama BAPPEBTI tahun 2012 seperti tampak dalam tabel diatas, terlihat bahwa 8 (delapan) dari 11 (sebelas) indikator kinerja utama BAPPEBTI telah tercapai dan bahkan ada beberapa diantaranya melampaui dari target yang ditetapkan pada awal tahun 2012, maupun yang telah ditetapkan dalam Renstra.
Achievement of CoFTRA’s key performance indicators in 2012 as shown in the table above, it appears that the 8 (eight) of the 11 (eleven) CoFTRA’s key performance indicators have been achieved and even some of them exceeded the target set at the beginning of 2012, and which has been set in the Strategic Plan.
Namun demikian terdapat 3 (tiga) indikator kinerja utama BAPPEBTI yang belum mencapai target, yakni Jumlah Gudang yang masuk dalam skema SRG, Penyelesaian Kebijakan Teknis dalam bentuk peraturan-peraturan di bidang PL dan Capaian Transaksi di Pasar lelang. BAPPEBTI telah berusaha untuk merumuskan kebijakan yang mengantisipasi perubahan lingkungan ekonomi nasional yang terjadi selama tahun 2011 - 2012, serta menampung aspirasi-aspirasi pelaku usaha sehingga dapat mendukung iklim usaha yang kondusif.
However, there are three (3) key performance indicators BAPPEBTI who has not meet the target, which are the number of storage included in the WRS scheme, Settlement Policy in the form of technical regulations in the field of Auction Market and Achievement of Auction Market Transaction. CoFTRA have attempted to formulate policies that anticipate changes in the national economic environment that occurred during the years 2011 2012, as well as accommodating the aspirations of stakeholders that can support conducive business climate.
CoFTRA
Annual Report 2012
23 23
24
BAPPEBTI
Perdagangan Berjangka Komoditi
Commodity Futures Trading
Sistem Resi Gudang
Warehouse Receipt System
Pasar Lelang Komoditi
Commodity Auction Market
Laporan Tahunan 2012
25 25
Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai Perdagangan Masa Depan ( Futures Trading is the Future Trading ). Ada tiga manfaat utama dari Perdagangan Berjangka Komoditi, yaitu sebagai sarana pengelolaan risiko (risk management) melalui kegiatan lindung nilai (hedging), sebagai sarana pembentukan harga (price discovery), dan sebagai alternatif investasi (investment enhancement).
Commodity Futures Trading is the Future Trading. There are three main benefits from Commodity Futures Trading, which are, as risk management through hedging, price discovery and investment enhancement
Sistem Resi Gudang diatur dalam Undang-Undang Resi Gudang nomor 9 tahun 2006. Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Resi Gudang adalah untuk memberikan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap kepastian hukum, melindungi masyarakat dan memperluas akses mereka untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan.Undang-Undang Resi Gudang juga memberikan manfaat bagi pengusaha kecil dan menengah, petani dan kelompok tani, perusahaan pengelola gudang,perusahaan pemberi pinjaman dan bank, untuk mengakses permodalan guna meningkatkan usahanya.
Warehouse Receipt System is regulated the Warehouse Receipt Act Number 9 year 2006. Enactment of legislation destination warehouse receipt is to provide and improve public access to the rule of law, protect the public and expand their access to avail financing facility. Warehouse Receipt Act also provides benefits to small and medium enterprises, farmers and farmer groups, warehouse management companies, lenders and banks, to access capital in order to increase its business.
Pasar Lelang Komoditi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani produsen melalui pengembangan pasar yang berkeadilan dan bermartabat dengan memperpendek mata rantai pemasaran, pembentukan harga yang wajar dan tranparan, memperluas akses dan informasi pasar, membantu petani merencanakan tingkat dan jenis produksi usaha tani yang lebih pasti, dan menambah variasi pasar yang dapat diakses petani.
Commodity Auction Market aims to improve the welfare of producers’ farmers through market development with justice and dignity by shortening the marketing chain, the establishment of a fair and transparent prices, expanding access and market information, to help farmers plan the level and type of farm production that more certain, and adds market variations that can be accessed by farmers. CoFTRA
Annual Report 2012
26
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi Commodity Futures Trading Industry
1. LANGKAH - LANGKAH STRATEGIS
1. STRATEGIC STEPS
Dari waktu ke waktu Bappebti terus melakukan berbagai upaya pembenahan yang strategis, di antaranya adalah perlindungan Nasabah, Peningkatan Likuiditas Pasar, Pelayanan Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perizinan Online, Penetapan dan Implementasi Penyempurnaan Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka.
From time to time CoFTRA consistently makes efforts strategic reforms, including Customer protection, increasing the liquidity of primary commodity futures market, developing online licensing system, determination and implementation completion futures broker accounting guidelines.
PERLINDUNGAN NASABAH
CUSTOMER PROTECTION
Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) merupakan kegiatan bisnis yang kompleks dan beresiko tinggi. Hal ini antara lain karena adanya unsur leverage, di mana dengan penempatan dana (margin) yang kecil dapat diperoleh keuntungan atau menderita kerugian yang besar. Untuk itu sebelum memasuki atau terlibat dengan bisnis ini para pesertanya, terutama masyarakat, terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan, pengertian, serta pemahaman yang benar tentang PBK.
Commodity Futures Trading (CFT) is a complex and high risk business activities. This is partly to due to the leverage element, where a small placement of funds (margin) can generate a significant profit or loss. Therefore before entering or becoming involved in this business the participants, especially the public, should first have proper knowledge, insight and understanding of CFT.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Ketentuan yang paling mendasar pada saat perusahaan Pialang mencari calon Nasabah adalah diwajibkannya Pialang untuk terlebih dahulu menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan kepada calon Nasabahnya, yang antara lain memuat keterangan mengenai organisasi dan kepengurusan perusahaan mereka. Pialang juga wajib menjelaskan segala risiko yang mungkin dihadapi, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila calon Nasabahnya memahami dan dapat menerima risiko tersebut, yang bersangkutan harus menandatangani dokumen tersebut yang menunjukkan telah dipahaminya risiko yang akan mereka hadapi dan setuju menjadi Nasabah dari Pialang tersebut.
The most fundamental provision of the Law that govern the Brokerage firm when seeking potential customers is its obligation for the Brokers to present Company Information Document to the prospective Clients, which shall include data on organization and its board of management. Brokers must also explain any risks that may be encountered, as detailed in Risk Disclosure Statement. When the prospective client understand and accept these risks, he/she must sign such document indicating that the prspective client understands the risks they will face and agrees to be the Client of the Broker.
Amandemen UU No. 32/97 tentang PBK menjadi UU No. 10/2011 tentang Perubahan UU No. 32/97 tentang PBK antara lain didorong oleh kenyataan bahwa transaksi kontrak derivatif yang dilakukan secara bilateral atau yang dikenal dengan SPA selama beberapa tahun terakhir ini sangat mendominasi transaksi Kontrak Berjangka di Bursa. Disamping itu cakupan komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan juga telah berkembang semakin luas. Transaksi SPA sepanjang tahun 2011 mencapai hampir 90% dari keseluruhan transaksi yag terjadi di Bursa, sementara di tahun 2010 mencapai angka mendekati 96%. Karena itulah SPA dimasukkan menjadi bagian yang harus diregulasi agar para pesertanya (investor) memperoleh perlindungan serta kepastian hukum.
The amendment of Law No. 32/97 on CFT to Law No. 10.2011concerning Amendement Law No. 32/ 97 on CFT was prompted by the reality that the derivatives contract transactions conducted bilaterally or known as ATS for the last few years were very dominant in the Futures Exchange’s Futures Contract. Besides, the scope commodities being the subject of the traded Futures Contracts have also been growing more widely. ATS transactions during 2011 almost reached 90% of the whole transactions in the Futures Exchange, while in 2010 the figure reached close to 96%. That’s why ATS is included as element that should be regulated to provide protection and legal certainty to the participants (insvestors).
Bentuk perlindungan yang diberikan dalam kaitan dengan SPA adalah diterapkannya Sistem Pengawasan Tunggal (Supervisory System) dan Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA. Sistem Pengawasan Tunggal merupakan sistem yang digunakan dalam pengawasan terpadu secara elektronik oleh Bappebti, Bursa Berjangka, dan Lembaga Kliring Berjangka terhadap integritas pasar dan integritas keuangan dalam penyelenggaraan SPA yang terhubung secara on-line dan real time dengan setiap Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA.
The protection in connection with the ATS is in the form of the application of Single Supervisory System (Supervisory System) and Trading System in the ATS transaction process. Single supervisory system is an electronical supervisory system used by CoFTRA, Futures Exchange and Futures Clearing House against market and financial integrity in conducting ATS which connected in an on-line and a real-time basis to each Trading System in ATS transaction.
CoFTRA
Annual Report 2012
27 27
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
28
Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA adalah sistem perdagangan elektronik yang digunakan oleh Penyelenggara dan Peserta SPA yang diselenggarakan secara on-line dan real time, dan minimal terdiri dari sistem kuotasi, sistem transaksi, dan sistem pelaporan. Sistem Perdagangan tersebut antara lain harus akurat, aktual, aman, terpercaya, on-line dan real-time serta compatible secara sistem maupun aplikasi dengan Sistem Pengawasan Tunggal.
Trading System in the ATS transaction is an electronic trading system used by the Operators and Participants of ATS which is conducted in an on-line and a real-time basis, and at least consists of quotation, transaction and reporting systems. Such Trading System should be accurate, actual, safe, reliable, on-line and real-time as well as compatible in either system or application wise with Single Supervisory System.
PENINGKATAN LIKUIDITAS PASAR
INCREASING MARKET LIQUIDITY
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan likuiditas pasar adalah penetapan Penggerak Pasar atau market maker, kewajiban melakukan tarasanksi pada perdagangan multilateral dan memberi persetujuan kepada Bursa untuk menyempurnakan kontrak Berjangka yang sudah diperdagangkan.
Efforts to increase market liquidity was made by the determination market maker, the obligation to make transaction on multilateral trade and gave approval to the Exchange to enhance the futures contract is traded.
Penggerak pasar atau market maker adalah pihak yang memasang amanat beli dan/atau amanat jual secara terus menerus selama jam perdagangan berlangsung. Pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar tersebut adalah Pedagang Berjangka, Penyelenggara SPA, dan Pialang Berjangka yang ditetapkan oleh Kepala Bappebti dapat melakukan transaksi Kontrak Berjangka untuk rekeningnya sendiri. Penetapan pihak-pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar dilakukan oleh Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka. Adapun penetapan minimum bertransaksi multilateral di Bursa Berjangka oleh pemerintah dalam hal ini Bappebti dengan maksud bahwa semua pihak yang mendapatkan perizinan atau persetujuan dari Bappebti turut bertanggung jawab mengembangkan perdagangan multi lateral di Indonesia. Pihak-pihak yang diwajibkan untuk melakukan minimum transaksi multilateral di Bursa Berjangka adalah peserta SPA dan penyelenggara SPA. Untuk peserta SPA wajib melakukan transaksi multilateral di bursa berjangka minimal 5% dari total transaksinya setiap bulan atau 3.500 lot dan penyelenggara SPA wajib melakukan trasanski sebesar 10.500 lot setiap bulan. Bappebti juga telah menyetujui penyempurnaan beberapa kontrak berjangka yang diperdagangkan khususnya spesifikasi kontrak baik di Bursa Berjangka Jakarta maupun di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia. Dari kebijakan diatas hasilnya dapat terlihat dimana volume transaksi sepanjang tahun 2012 meningkat naik 12,01% dari volume transaksi multilateral yang tercatat pada tahun 2011.
Mover market or market maker is the party that put the mandate to buy and / or sell mandate continuously during the last trading hour. Parties may be the market movers are Futures Trader, SPA Operator, and Introducing Brokers set by the Chairman of CoFTRA be able to trade futures contracts for its own account. Determination of the parties can be conducted by Market Movers Futures Exchange and Clearing House. The determination of the minimum in the multilateral trading futures by the government in this regard CoFTRA with the intention that all parties get a permit or approval of CoFTRA also responsible for developing multilateral trade in Indonesia. The parties are required to make minimum multilateral transactions in futures exchange is an ATS participants and organizers. For ATS participants must conduct multilateral transactions in the futures market at least 5% of total transactions per month or 3,500 lots and organizer of the ATS shall make transaction of 10,500 lots per month. CoFTRA also has agreed to improve some particular Futures contract specifications both in Jakarta Futures Exchange and Indonesian Commodity Derivatives Exchange. Result of the above policy can be seen where the volume of transactions in 2012 increased up 12.01% of the volume of multilateral transactions recorded in 2011.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
PELAYANAN PERIZINAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN SISTEM PERIZINAN ONLINE
COMMODITY FUTURES TRADING ONLINE LICENSING SERVIVES SYSTEM
Sejalan dengan prioritas program utama dalam Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan yaitu percepatan pelayanan perizinan (quick wins), Bappebti telah membangun Sistem Perizinan On-Line Perdagangan Berjangka Komoditi. Melalui sistem perizinan ini diharapkan pelayanan perizinan dapat berjalan dengan lebih cepat, transparan, wajar, efisien, dan efektif. Sebelumnya ada 17 (tujuh Belas) jenis perizinan yang terdapat pada sistem perizinan online Bappebti, namun dalam rangka percepatan pemrosesan izin, Kepala Bappebti telah melakukan pendelegasian wewenang kepada Koordinator dan pelaksana Unit Pelayanan Kementerian Perdagangan (UPP) melalui Peraturan Kepala Bappebti Nomor : 91/BAPPEBTI/ PER/03/2012 tanggal 30 Maret 2012 untuk 2 (dua) jenis perizinan yaitu : Perijinan Wakil Pialang Berjangka dan Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka, sehingga saat ini ada 15 (lima belas) jenis perizinan yang terdapat pada sistem perizinan online Bappebti.
Consistent with the main priority programs of the Bureaucratic Reformation in the Ministry of Trade namely acceleration of lisencing service (quick wins), CoFTRA has built Commodity Futures Trading On-Line Licensing System. Through this licensing system it is expected that the licensing services can be performed more faster, transparent, fair, efficient and effective. Previously, there were 17 (seventeen) types of licensing in the CoFTRA online licensing system, however to speed up the process, the Chairman of CoFTRA has delegated the authority to the Coordinator and Service Unit of Ministry Trade through the Chairman of CoFTRA Regulation No. 91/ BAPPEBTI/PER/03/2012 dated March 30, 2012 for 2 (two) types licensing i.e. Futures Brokers Representative License and Futures Trading Registration Certificate, so currently there are 15 (fifteen) types of licensing found in CoFTRA licensing online system.
CoFTRA
Annual Report 2012
29 29
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
30
Untuk mulai menerapkan pelayanan melalui melalui Sistem Perizinan Online, Bappebti telah mengeluarkan surat edaran nomor 01/BAPPEBTI/ SE/06/2012 tentang Registrasi Sistem Perizinan Online agar para Pelaku Usaha dapat menggunakan Sistem Perizinan Online yang telah dibangun. Sampai pada akhir tahun 2012, Pelaku Usaha yang sudah teregistrasi dalam sistem perizinan online sebanyak 55 (lima Puluh lima) Perusahaan yang terdiri dari 10 (Sepuluh) Perusahaan Pedagang Berjangka dan 45 (empat Puluh Lima) Perusahaan Pialang Berjangka.
To commence services through the licensing online system, CoFTRA has issued circular notice number 01/BAPPEBTI/SE/06/2012 concerning Licensing Online System Registration so that Business Community can used the system that has been built. Until the end of 2012, Business Players that have registered in the online licensing system are 55 (fifty five) Firms consisting of 10 (ten) Futures Traders Firms and 45 (forty five) Futures Brokerage Firms.
Dalam penerapannya, Sistem Perizinan Online masih belum dimanfaatkan oleh pelaku usaha secara optimal karena belum terbiasanya para pelaku usaha mengajukan perizinan secara elektronik. Saat ini Proses perizinan/persetujuan yang diajukan pelaku usaha melalui Sistem Perizinan Online sebagian besar adalah persetujuan untuk melakukan kegiatan promosi atau iklan, pelatihan dan pertemuan di bidang Perdagangan Berjangka, untuk perizinan dan persetujuan lainnya para pelaku usaha masih mengajukannya melalui proses manual.
In its application, Online Licensing System still not yet used optimally by the business.as people are unfamiliar to submit license electronically. Currently, licensing approval process submitted by the business players through the Online Licensing System are mostly promotion or advertisement activities, training and seminar on Futures Trading, for other permit and approval business people still submit it through manual process.
PENETAPAN DAN IMPLEMENTASI PENYEMPURNAAN PEDOMAN AKUNTANSI PIALANG BERJANGKA
ESTABLISHMENT AND IMPLEMENTATION OF IMPROVED FUTURES BROKER ACCOUNTING GUIDELINES
Dengan adanya perubahan terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Perdagangan Berjangka dan kewajiban menggunakan Standar Akuntansi berdasarkan konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS), maka Bappebti telah melakukan penyempurnaan terhadap Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka yang bertujuan untuk memberikan standar minimum atas pencatatan laporan keuangan Pialang Berjangka yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan regulasi yang relevan dengan usaha Pialang Berjangka. Adapun perubahan pada Penyempurnaan Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas entitas, perubahan ekuitas, Modal Bersih Disesuaikan dan dana pada rekening terpisah. Penetapan Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka pada tanggal 14 Desember 2012 melalui Peraturan Kepala Bappebti nomor 100/BAPPEBTI/PER/12/2012 dan telah di implementasikan kepada Pialang Berjangka pada tanggal 18 Desember 2012.
With the changes to the legislation in the Futures Trading and the obligation to use the Accounting Standard based on International Financial Reporting Standards (IFRS) convergence, CoFTA has made improvements to the Futures Brokers Accounting Guidelines with the purpose to provide minimum standards for the Futures Broker Financial Statement record keeping in accordance with the accounting standards and regulations that are relevant with the Futures Broker business. As for the changes on the Improved Futures Broker Accounting Guidelines involves financial position, cash flow entity, equity changes, Adjusted Net Capital and funds in segregated account. The Establishment of Futures Broker Accounting Guidelines on December 14, 2012 through Chairman of CoFTRA Regulation number 100/BAPPEBTI/PER/12/2012 dan has been implemented to the Futures Broker on December 18, 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
2. PERKEMBANGAN INDUSTRI PBK
2. DEVELOPMENT OF CFT INDUSTRY
KONDISI PASAR BERJANGKA DAN DERIVATIF
FUTURES AND DERIVATIVES MARKET CONDITIONS
Dengan adanya amandemen UU Nomor 32/1997 menjadi UU No. 10 Tahun 2011 terdapat banyak perubahan substansial yang menyangkut peristilahan seperti Perdagangan Berjangka Komoditi, Komoditi, Kontrak Berjangka, Bursa Berjangka dan lain-lain. Inti pokok dari perubahan peraturan dalam UU tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang baru adalah pengembangan dan pengawasan. Dari segi pengembangan, aturan tersebut mencakup berbagai elemen penting bagi pengembangan perdagangan berjangka di masa mendatang, antara lain mencakup perluasan pengertian Komoditi, Perdagangan Berjangka Komoditi, dan Kontrak Berjangka, disamping adanya pengertian tentang Kontrak Derivatif dan Kontrak Derivatif Syariah.
In Law No. 10 of 2011 on Amendment to Law Number 32/1997 concerning Commodity Futures Trading, there are many substanstial changes in terminology such as Commodity Futures Trading, Futures Contract, Futures Exchange etc. according to the new Law. Commodity Futures Exchange is defined as everything that is related to buying and selling Commidity and a placement of Margin. And latter settlement based on Futures Contract, Shariah Derivatives Contract and/or other Derivates Contracts, while Commodity is defined as all goods, services, rights and/or interests, and each derivatives of Commodity, which can be traded and subject to Futures Contract, Sharia Derivatives Contract, and/or other Derivatives Contract.
Selain itu terdapat beberapa pengaturan baru yaitu mengenai Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), Demutualisasi Bursa Berjangka, Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka, dan Transaksi Perdagangan Berjangka melalui Elektronik. Dengan pengembangan tersebut terjadi perluasan pengertian dari beberapa aspek dengan tujuan agar dapat mengikuti perubahan dunia usaha dan kebutuhan pelaku pasar.
In addition there are some new adjustment on the Alternative Trading System (ATS), Demutualization Futures Exchange, Industry Association Futures Trading and Futures Trading Transactions through Electronic. With the development of an expansion in terms of several aspects in order to follow with changes in the business and the needs of business players.
Kelembagaan yang terdaftar dalam industri PBK pada tahun 2012 terdiri dari Badan Pengawas (Bappebti) selaku otoritas tertinggi di bidang PBK; 2 (dua) Bursa Berjangka yaitu PT BBJ dan PT BKDI; 2 (dua) Lembaga Kliring Berjangka yaitu PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan PT Identrust Security International (ISI); 67 (enam puluh tujuh) Pialang Berjangka; 74 (tujuh puluh empat) Pedagang Berjangka; 6 (enam) Bank Penyimpan Dana; 2308 (dua ribu tiga ratus delapan) Wakil Pialang Berjangka; 2 Asosiasi yaitu Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia (APBI) dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia (IP2BI); serta Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (BAKTI) yang didirikan pada akhir tahun 2008.
By the end of 2012, institution in the CFT industry consisted of the Regulatory Body (CoFTRA) as the highest authority in CFT field; 2 (two) Futures Exchange i.e. Jakarta Futures Exchange (JFX) and Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX); 2 (two) Futures Clearing House i.e. PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) and PT Identrust Security International (ISI); 67 (sixty seven) Futures Brokerage Firms; 74 (seventy four) Futures Traders; 6 (six) Fund Depository Banks; 2,308 (two thousand three hundred and eight) Futures Broker Representatives; 2 Associations i.e. Indonesian Futures Brokers Association and Indonesian Futures Traders Association and the Indonesian Commodity Futures Trading Arbitration Agency (BAKTI) established at the end of 2008.
Sepanjang tahun 2012 tercatat sebanyak 85 (delapan puluh lima) pelaku pasar yang aktif melakukan transaksi Kontrak Berjangka Komoditi di Bursa Berjangka (secara multilateral), terdiri dari 62 (enam puluh dua) Pialang Berjangka dan 23
Throughout 2012 there were 85 (eighty five) active market performers who conducted Commodity Futures Contract transactions in the Futures Exchange (multilaterally), consisting of 62 (sixty two) Futures Brokers and 23 (twenty three) CoFTRA
Annual Report 2012
31 31
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
32
(dua puluh tiga) Pedagang Berjangka. Dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya mencatat 50 (lima puluh) Pialang Berjangka dan 19 (sembilan belas) Pedagang Berjangka yang aktif, maka terlihat adanya peningkatan sebanyak 12 (sebelas) Pialang Berjangka dan 4 (empat) Pedagang Berjangka yang melakukan transaksi.
Futures Traders. Compared to 2011, which was only 50 (fifty) Futures Brokers and 19 (nineteen) Futures Traders, there is an increase by 12 (twelve) Futures Brokers and 4 (four) Futures Traders performing transactions.
Kegiatan transaksi yang dibina dan diawasi Bappebti mencakup transaksi Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa (secara multilateral); penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN); transaksi Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif atau SPA; dan perdagangan fisik yang terorganisir. Pada tahun 2012 transaksi Kontrak Berjangka (multilateral) menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, transaksi multilateral sampai dengan akhir Desember 2012 tercatat sebesar 1.136.336 lot atau meningkat 19,45% bila dibandingkan dengan transaksi perdagangan berjangka tahun 2011 yang sebesar 951.328 lot.
The transaction activities that are guided and supervised by the CoFTRA cover Futures Trading transactions traded in in the Exchange (multilaterally); channeling Customer order to Foreign Futures Exchange; Derivatives Contract transaction traded bilaterally based on Alternative Trading System or ATS; and organized physical trading. In 2012 futures contract transaction (multilateral) showed a significant increase, multilateral transaction until the end of December 2012 stood at 1,136,336 lots, or 19.45% increase when compared to futures transactions in 2011 amounted to 951,328 lots.
Dari segi pengembangan kontrak, Kontrak Berjangka yang diusulkan oleh Bursa Berjangka sepanjang tahun 2012 dan yang telah mendapat persetujuan dari Bappebti sebanyak 29 (dua puluh sembilan) Kontrak dengan 4 (empat) persetujuan Kontrak baru yaitu Kontrak Fisik Timah INATIN, Kontrak Timah BTMTIN, Kontrak Berjangka Emas Bab 27, dan Kontrak Mata Uang Asing, sedangkan sisanya merupakan revisi dari kontrak yang sudah ada sebelumnya. Untuk tahun 2012, terdapat 11 (sebelas) Kontrak Berjangka yang di perdagangkan di Bursa Berjangka antara lain Kontrak Gold, Kontrak Gold 100 gram, Kontrak Gold 250 gram, Kontrak Gulir Emas (KGE), Kontrak Gulir Emas US Dollar (KGEUSD), Kontrak Gulir Emas Fixed Rate (KGE-Fixed Rate), Kontrak Indeks Emas (KIE), Kontrak Olein, Kontrak Olein 10 ton, Kontrak Gulir Mini Emas Floating Rate, dan Kontrak Kakao 5 ton.
Futures Contract proposed by the Futures Exchange and approved by CoFTRA during 2012 was 29 (twenty nine) Contracts with 4 (four) new Contract approvals namely Tin Physical Contract (INATIN), BTMTIN Tin Contract, Gold Futures Contract Chapter 27, and Foreign Currencies Contracts, while the rest is a revision of previous contract. For 2012, there are 11 (eleven) Futures Contracts traded in Futures Exchange include Gold Contract, 100 grams Gold Contract, 250 grams Gold Contract, Gold Revolving Contract (GRC), Gold Revolving Contract in US Dollar (GRC-USD), Fixed Rate Gold Revolving Contract (GRCFixed Rate), Gold Index Contract (GIC), 10 tons Olein Contract, Floating Rate Gold Mini Revolving Contract, and 5 tons Cocoa Contract.
KINERJA PASAR BERJANGKA DAN DERIVATIF
PERFORMANCE OF FUTURES AND DERIVATIVES MARKETS
a. Transaksi Multilateral Secara keseluruhan, transaksi Kontrak Berjangka yang dilakukan secara multilateral di kedua Bursa (Bursa Berjangka Jakarta dan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia) selama tahun 2012 menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini terlihat dari volume transaksi sebesar 1,136,336 lot,
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
a. Multilateral Transaction In overall, Futures Contract transactions carried out in both Exchanges (Jakarta Futures Exchange and Indonesian Commodiy and Derivatives Exchange) during 2012 showed a rapid growth. This can be seen from the transaction volume amounting to
Commodity Futures Trading Industry
yang berarti meningkat 185,008 lot (19.45%) dari 951,328 lot yang tercatat pada tahun 2011. Dari total volume transaksi yang terjadi, kontribusi transaksi multilateral di tahun 2012 mencapai 12.01%, yang berarti meningkat 0.76% dari tahun 2011 dengan kontribusi sebesar 11.24%. Kontrak Kakao 5 Ton merupakan kontrak komoditi yang mengalami peningkatan tertinggi sebesar 2,649.38%.
1,136,336 lots increased 184,008 lots (19.45%) from 951,328 lots in 2011. Of the total volume transaction, multilateral transactions contribution in 2012 reached 12.01%, increased 0.76% from 2011 with a contribution of 11.24%. 5 tons Cocoa Contract are the highest increased contract of 2,649.38%.
Kontribusi transaksi melalui skema Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN) menurun drastis hingga hanya 0.024% dari total volume transaksi yang terjadi. Berkaitan dengan transaksi PALN, sampai dengan akhir tahun 2012 Bappebti telah menetapkan 26 Bursa Berjangka Luar Negeri dan 178 Kontrak Berjangka sebagai Kontrak PALN.
Contribution of transactions through Channeling Customer Order to Foreign Futures Exchanges (PALN) decreased drastically to only 0.024% of the total volume of transactions. In connection with PALN transactions, until the end of 2012 CoFTRA has determined 26 Foreign Futures Exchange and 178 Futures Contracts as PALN Contract
Terdapat 1 (satu) Kontrak Berjangka baru yang diperdagangkan pada tahun 2012, yaitu Kontrak Emas 100 gram yang diperdagangkan di BBJ.
There is 1 (one) new Futures Contract traded in 2012, i.e. 100 grams Gold Contract traded in the JFX.
BURSA BERJANGKA JAKARTA
JAKARTA FUTURES EXCHANGE
PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menutup tahun 2012 dengan penurunan volume transaksi sebesar 8.61%. Dari total transaksi tersebut, volume perdagangan berjangka yang dilakukan secara multilateral mengalami kenaikan yang pesat yaitu sebesar 141.52% dari 78,505 lot di tahun 2011 menjadi 189,605 lot di tahun 2012.
Jakarta Futures Exchange (JFX) closed the year 2012 with a decreasing transaction volume amounted to 8.61%. of the total transaction, the volume of multilateral futures trading transactions rapidly increased 141.52% from 78,505 lots in 2011 to 189,605 lots in 2012.
Peningkatan transaksi tersebut dipicu oleh peningkatan Kontrak Berjangka Kakao 5 Ton yang mencatat kenaikan sebesar 2,649.38% dari 1,762 lot pada tahun 2011 menjadi 48,444 lot di tahun 2012. Kontrak Olein 10 Ton juga mencatat kenaikan yang signifikan dari 462 lot di tahun 2011 menjadi 10,230 lot pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 2,114.29%.
The rise of transaction was triggered by the increased of 5 Tons Cocoa Futures Contract which recorded an increase of 2,649.38% from 1,762 lots in 2011 to 48,444 lots in 2012. 10 Tons Olein Contract also significantly increased from 462 lots in 2011 to 10,230 lots in 2012 or an increase of 2,114.29%.
Transaksi multilateral lainnya yang meningkat pesat adalah Kontrak Indeks Emas yang meningkat dari 20,859 lot di tahun 2011 menjadi 30,317 lot atau meningkat 45.34% dan Kontrak Berjangka Olein (minyak curah) yang meningkat dari 12,637 lot di tahun 2011 menjadi 21,959 lot pada akhir tahun 2012 atau meningkat 73.77%.
Another fast growing multilateral transaction was Gold Index Contract, which jumped from 20,859 lots in 2011 to 30,317 lots or 45.34% increase and Olein Futures Contract (bulk oil) increased from 12,637 lots in 2011 to 21,959 lots at the end of 2012 or 73.77% increase.
Adapun kontrak Emas 100 gram (dengan simbol GOL 100) yang baru diluncurkan pada 03 Juli 2012
The 100 grams Gold contract (GOL 100) that was newly launched in July 3, 2012 seemed to receive a
CoFTRA
Annual Report 2012
33 33
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
34
tampaknya memperoleh respon yang positif dari para pelaku pasar, di mana telah terjadi transaksi sebanyak 8,559 lot.
positive respond from market players, where there were transactions as many as 8,559 lots.
Pada tahun 2012 tercatat tidak terjadi transaksi Nasabah yang disalurkan oleh BBJ ke berbagai Bursa Berjangka di luar negeri melalui skema PALN, tidak adanya transaksi PALN pada tahun 2012 disebabkan oleh adanya Surat Edaran BBJ Nomor SE/159/JFX/ DIR/05/2011 tanggal 18 Mei 2011 tentang Penghentian Perdagangan Beberapa Kontrak Dalam Mekanisme PALN.
JIn 2012 no Customer transaction is channeled by JFX to various overseas Futures Exchange through PALN scheme, the caused was due to JFK Circular Notice Number SE/149/FX/DIR/05/2011 dated May 18, 2011 on Termination of Trading of Some Contract in PALN Mechanism.
BURSA KOMODITI DAN DERIVATIF INDONESIA
INDONESIAN COMMODITY AND DERIVATIVES EXCHANGE
Transaksi multilateral di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) selama tahun 2012 tercatat sebesar 946,731 lot atau mengalami kenaikan 8.47% dari tahun sebelumnya sebesar 872,823 lot. Kenaikan tersebut berasal dari transaksi kontrak minyak sawit mentah CPOTR yang mencapai 817,143 lot atau naik 5.85% dari tahun 2011 sebesar 771,979 lot. Transaksi multilateral di BKDI berasal dari 3 jenis Kontrak yaitu Emas, minyak sawit mentah (CPO), dan Olein. Kontrak emas dengan kode GOLDGR yang diperdagangkan sejak 3 tahun lalu, di tahun 2012 mengalami penurunan dari 12,873 lot (tahun 2011) menjadi 6,443 lot atau turun 49.95%.
The volume of multilateral transaction in the Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) during 2012 was 946,731 lots or 8.47% increase from the previous year of 872,823 lots. The increase was derived from the crude palm oil transaction contract CPQTR which reached 817,143 lots or 5.85% increase from 2011 of 771,979 lots. Multilateral transactions in ICDX originated from 3 types of contracts i.e. Gold, crude palm oil (CPO), and Olein. Gold contract (GOLDGR) which had been traded since 3 years ago, in 2012 decreased from 12,873 lots in 2011 to 6,443 lots or 49.95%.
Berkaitan dengan perdagangan Kontrak Berjangka CPO di BKDI ini, telah menjadi salah satu referensi Pemerintah dalam menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE). HPE ini menjadi angin segar bagi pelaku perdagangan berjangka komoditi di dalam negeri, utamanya industri kelapa sawit Indonesia, karena informasi harga itu merupakan cerminan aktivitas para pelaku pasar komoditi. Oleh karenanya, baik pemerintah maupun pihak Bursa Berjangka senantiasa mengharapkan para pelaku pasar untuk lebih aktif melakukan kegiatan risk management di Bursa Berjangka sehingga harga yang tercipta di Bursa menjadi lebih signifikan.
Associated with the CPO Futures trading in this ICDX, has become one of the reference Governments in setting Export Reference Price (ERP). The government’s recognition of price applicable in ICDX certainly becomes a breath of fresh air for the commodity futures traders in the country, particularly in Indonesian palm oil industry, as this price information is reflected in the activities of the commodity market participants. Both of the government and the Futures Exchange always expect traders to be more active in risk management activities so that the price discovered in the exchange could be more significant.
Strategi penetapan perhitungan bea keluar CPO ini akan dilakukan secara bertahap, di mana perkembangan harga CPO dari Bursa dalam negeri akan terus dipantau untuk dievaluasi lagi apakah sudah bisa menggunakan referensi harga hanya dari dalam negeri. Dalam hal harga dari Bursa dalam negeri cukup signifikan, maka akan digunakan hanya sumber harga dari Bursa dalam negeri.
The CPO export duty pricing strategy will be done gradually, in which the CPO price development from domestic Exchange will be continuously monitored to be evaluated again to ensure whether the reference price solely from the domestic can be used. If the price from domestic Exchange is significant, the price source from the domestic Exchange will be used.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Skema transaksi melalui penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka di Luar Negeri (PALN) pada tahun 2012 tercatat sebesar 2,286 lot atau mengalami peningkatan sebesar 1,576 lot atau 221.97% dibandingkan tahun 2011 yang hanya sebesar 710 lot.
Transactions scheme through Channeling Customer order to Foreign Exchange (PALN) in 2012 stood at 2,286 lots or an increase of 1,576 lots or 221.97% compared to 2011 which was only 710 lots.
a. Transaksi Bilateral Selain memperdagangkan kontrak komoditi secara multilateral, BBJ juga memfasilitasi transaksi yang dilakukan secara bilateral yang dikenal dengan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dari tabel di bawah terlihat bahwa selama tahun 2012 transaksi SPA masih tetap mendominasi transaksi PBK di Indonesia dengan kontribusi sebesar 87.97% dari total volume transaksi yang terjadi.
a. Bilateral Transaction In addition to the multilateral commodity contract, JFX also facilitates bilateral transactions known as Alternatif Trading System (ATS). The table below shows that during 2012, ATS transactions still dominate CFT in Indonesia with a contribution of 87,97% from the total volume of transactions.
Selama tahun 2012 transaksi bilateral secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 17.49% menjadi 6,744,309 lot dari 7,508,080 lot pada tahun 2011. Transaksi didominasi oleh transaksi perdagangan Emas Loco London yang naik 16.05% menjadi 3,889,992.50 lot dari 3,351,874 lot pada tahun 2011. Sementara itu, pada tahun 2012 BKDI telah mendapatkan persetujuan pendaftaran transaksi SPA yang mencatat volume transaksi sebesar 1,582,188.40 lot.
During the 2012, overall bilateral transactions decrease by 17.49% to 6,744,309 lots from 7,508,080 lots in 2011. London Loco Gold trading dominated the transaction which rose 16.05% to 3,889,992.50 lots from 3,351,874 lots of 2011. Meanwhile, in 2012 ICDX has received approved registration ATS transaction with a volume of 1,582,188.40 lots.
Adapun jumlah Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan SPA selama tahun 2012 sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) kontrak, yang terdiri dari 20 (dua puluh) kontrak mata uang asing, 14 (empat belas) kontrak indeks, dan 3 (tiga) kontrak Loco London. Dibandingkan dengan tahun 2011 tidak terdapat pengurangan Kontrak Derivatif yang diperdagangkan.
The number of Derivatives Contract traded bilaterally based on ATS during 2012 amounted 37 (thirty seven) contracts, consists of 20 (twenty) foreign currency contracts, 14 (fourteen) index contracts, and 3 (three) Loco London contracts. Compared to 2011 there was no reduction of Derivatives Contract in trading.
CoFTRA
Annual Report 2012
35 35
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
36
Tabel berikut menunjukkan volume transaksi yang dilakukan pelaku pasar (Pialang dan Pedagang Berjangka) secara multilateral pada tahun 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
The following table shows the volume of multilateral transaction conducted by market players (Futures Brokers and Traders) in 2012.
Commodity Futures Trading Industry
37 37
PERIZINAN PELAKU PASAR BERJANGKA
LICENSING OF FUTURES MARKET STAKEHOLDERS
Pada tahun 2012 Bappebti telah melakukan peningkatan pelayanan publik dalam bentuk percepatan pemrosesan izin usaha di bidang PBK, dari sebelumnya maksimal 28 (dua puluh delapan) hari menjadi 25 (dua puluh lima) hari terhitung setelah dokumen dinyatakan lengkap.
In 2012 CoFTRA has carried out improvements of public service in the form of accelerated business permit processing in CFT, from the previous of maximum 28 (twenty eight) days to 25 (twenty five) days after the document is declared to be complete and proper.
CoFTRA
Annual Report 2012
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
38
Selain itu, dalam rangka percepatan pemrosesan izin ini, juga telah dilakukan pendelegasian wewenang oleh Kepala Bappebti kepada Koordinator dan pelaksana Unit Pelayanan Kementerian Perdagangan (UPP) untuk penerbitan perizinan tertentu di bidang Perdagangan Berjangka melalui Peraturan Kepala Bappebti Nomor : 91/BAPPEBTI/PER/03/2012 tanggal 30 Maret 2012, sehingga Penerbitan perizinan Wakil Pialang Berjangka dan sertifikasi Pedagang Berjangka untuk komoditi primer paling lambat 2 (dua) hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar.
Additionaly, to speed up the process, the Chairman of CoFTRA has delegated the authority to publish specific license to the Coordinator and Service Unit of Ministry Trade through the Chairman of CoFTRA Regulation No. 91/ BAPPEBTI/PER/03/2012 dated March 30, 2012, thus the Futures Brokers Representative License and Futures Trading Registration Certificate for prime commodity is issued at the latest 2 (two) days after the receipt of the application in a proper and complete condition.
Berikut adalah kegiatan perizinan/persetujuan/ penetapan yang telah dilakukan Bappebti selama tahun 2012 : a. Izin Usaha Pialang Berjangka Dalam rangka pemberian izin Usaha Pialang Berjangka, pada tahun 2012 telah diterbitkan sebanyak 2 (dua) Izin Usaha sebagai Pialang Berjangka kepada : 1. PT. Ong First Tradition Futures dengan Persetujuan Nomor: 05/BAPPEBTI/SI/01/2012 Tanggal 6 Januari 2012 ;dan 2. PT. Jireh Trillions Berjangka dengan Persetujuan Nomor: 76/BAPPEBTI/SI/06/2012 Tanggal 29 Juni 2012.
Following are licensing/approval/establishment activities conducted by CoFTRA during 2012 :
b. Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka Pada Tahun 2012 Bappebti telah mengeluarkan 17 (tujuh belas) Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka yang diberikan kepada Perusahaan Sebagai Berikut :
b. Futures Traders Registration Certificate In 2012, CoFTRA has issued 17 (seventeen) Futures Traders Registeration Certificates to the following firms:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
a.Futures Broker Firm License In 2012 there were 2 (two) issuance of Futures Broker Firm License to: 1. PT. Ong First Tradition Futures with approval number: 05/BAPPEBTI/SI/01/2012 dated January 6, 2012 ; and 2. PT. Jireh Trillions Berjangka with approval number: 76/ BAPPEBTI/SI/06/2012 dated June 29, 2012.
Commodity Futures Trading Industry
c. Pembukaan Kantor Cabang Dalam rangka pemberian persetujuan pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka, selama tahun 2012 telah diterbitkan sebanyak 52 (lima puluh dua) Penetapan Kantor Cabang Perusahaan Pialang Berjangka setelah melalui penelitian yang seksama atas dokumen permohonan dan pemeriksaan atas Prasarana serta Sarana Fisik calon Kantor Cabang Pialang Berjangka yang bersangkutan sebagaimana yang dipersyaratkan. Sebagai hasilnya adalah sebagaimana tercantum pada Tabel berikut:
c. Opening of Branch Office In the context of approving the opening of Branch ofice during 2012 CoFTRA has consented to approve 52 (fifty two) Futures Brokers Firms Branch Office after a close examination of the application documents and inspection of the Infrastructures and Physical Facilities of the prospective Branch Office as required. The results is found in the following Table :
CoFTRA
Annual Report 2012
39 39
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
40
d. Persetujuan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka sebagai Tempat Pelaporan dan Pendaftaran Transaksi SPA Pada Tahun 2012 telah diterbitkan Persetujuan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka sebagai Tempat Pelaporan dan Pendaftaran Transaksi SPA kepada :
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
d. Approval of Futures Exchange and Futures Clearing House serving as Point of Reporting and Registration of ATS Transactions In 2012 Approval for Futures Exchange and Futures Clearing House serving as a Point of Reporting and Registration ATS Transaction to:
Commodity Futures Trading Industry
e. Persetujuan Pialang Berjangka Peserta SPA Dalam rangka Persetujuan Pialang Berjangka sebagai Pialang Berjangka Peserta SPA, pada tahun 2012 Bappebti telah menerbitkan 3 (tiga) persetujuan kepada perusahaan Pialang Berjangka sebagai berikut : 1. PT. Royal Trust Futures dengan Persetujuan Nomor : 35/BAPPEBTI/SP/03/2012 Tanggal 27 Maret 2012; 2. PT. Megagrowth Futures dengan Persetujuan Nomor : 74/BAPPEBTI/SP/07/2012 Tanggal 4 Juli 2012; dan 3. PT. Starpeak Equity Futures dengan Persetujuan Nomor : 120/BAPPEBTI/SP/10/2012 Tanggal 18 Oktober 2012.
e. ATS Futures Broker Participant Approval In working to approve Futures Brokers as a ATS Participant, in 2012 CoFTRA has issued 3 (three) approvals to the following Futures Broker Firm: 1. PT. Royal Trust Futures with Approval Number : 35/BAPPEBTI/SP/03/2012 Dated March 27, 2012; 2. PT. Megagrowth Futures with Approval Number : 74/BAPPEBTI/SP/07/2012 Dated July 4, 2012; and 3. PT. Starpeak Equity Futures with Approval Number : 120/BAPPEBTI/SP/10/2012 Dated October 18, 2012.
f. Persetujuan Penetapan Pialang Berjangka Peserta SPA yang Melakukan Pilot Project Dalam Rangka Penerimaan Nasabah Secara Elektronik dan Pedagang Berjangka Penyelenggara SPA yang Melakukan Pilot Project Pelaporan Transaksi Dalam SPA Dengan Jumlah Lot Kecil Pada Tahun 2012, Bappebti telah mengeluarkan Peraturan Nomor : 99/BAPPEBTI/Per/11/2012 tentang Penerimaan Nasabah Secara Elektronik ONLINE, terkait hal tersebut pada tahun 2012 telah diterbitkan Persetujuan Penetapan Sebagai Pialang Berjangka Peserta SPA yang melakukan Pilot Project dalam rangka Penerimaan Nasabah Secara Elektronik On-Line untuk transaksi dalam SPA dengan jumlah lot kecil kepada 6 (enam) Perusahaan Pialang Berjangka yaitu :
f. Approval Affirmation of ATS Futures Broker Participant Engaging in Electronic Customer Acceptance Pilot Project and ATS Operator Futures Trader Engaging in a Small Lot ATS Transaction Reporting Pilot Project In 2012,CoFTRA has issued Regulation Number : 99/ BAPPEBTI/Per/11/2012 regarding Acceptance of Customer by ON-LINE Electronically, pertaining to the matter in 2012 it has issued Approval Affirmation of Futures Broker as ATS Participant engaging in Pilot Project to Accept Customer by On-Line Electronically for ATS Transaction in a small lot amount to 6 (six) Futures Broker Firms i.e.:
CoFTRA
Annual Report 2012
41 41
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
42
Untuk Persetujuan Penetapan Sebagai Pedagang Berjangka Penyelenggara SPA yang melakukan Pilot Project Pelaporan Transaksi dalam SPA dengan jumlah lot kecil kepada 7 (tujuh) Perusahaan Pedagang Berjangka yaitu :
Approval of Stipulation For ATS Operator Futures Broker engaging in Pilot Project on Transaction Reporting of ATS in a small lot amount was given to 7 (seven) Futures Traders Firms:
g. Persetujuan Perubahan Pengurus/ Pemegang Saham Sesuai dengan permohonan perubahan pengurus/ pemegang saham yang diajukan perusahaan Pialang Berjangka, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, selama tahun 2012 Bappebti telah menerbitkan persetujuan perubahan Pengurus/ Pemegang Saham kepada 1 (satu) Perusahaan Bursa Berjangka, 2 (dua) Perusahaan Lembaga Kliring Berjangka, 14 (empat belas) perusahaan Pialang Berjangka dan 1 (satu) Perusahaan Pedagang Penyelenggara SPA dengan rincian sebagai berikut :
g. Approval of Company Management Board/ Share Holder Changes In accordance to the application for changes in the company management board/shareholder filed by Futures Broker Firms, Futures Exchange and Futures Clearing House Institution, during 2012 CoFTRA has issued approval for changes of Company Management Board/Shareholder to 1 (one) Futures Exchange Company, 2 (two) Clearing House Companies, 14 (fourteen) Futures Broker Firms and 1 (one) ATS Operating Traders Companies with the detail are as follows:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
h. Persetujuan Perubahan Nama Pialang Berjangka Selain permohonan persetujuan perubahan Pengurus/Pemegang Saham perusahaan, Bappebti juga menerima permohonan perubahan nama dan alamat Pialang Berjangka. Setelah melalui pemeriksaan yang seksama atas dokumen permohonan yang disampaikan, selama tahun 2012 Bappebti juga telah menerbitkan persetujuan perubahan nama Pialang Berjangka kepada: 1. PT. Starpeak Equity Futures (nama lama: PT. Golden Financial Futures) dengan Persetujuan Nomor: 30/BAPPEBTI/PN-PA/03/2012 Tanggal 19 Maret 2012; 2. PT. HIG Internasional Berjangka (nama lama: PT. Penata Artha Futures) dengan Persetujuan Nomor: 63/BAPPEBTI/PN/05/2012 Tanggal 31 Mei 2012; 3. PT. Bimasakti Berjangka (nama lama: PT. Buana Artha Futures) dengan Persetujuan Nomor: 87/BAPPEBTI/PN-PA/07/2012 Tanggal 30 Juli 2012; dan 4. PT. Garuda Berjangka (nama lama: PT. Asia Pacific Futures) dengan Persetujuan Nomor: 137/ BAPPEBTI/PN-PA/12/2012 Tanggal 7 Desember 2012.
h. Futures Broker Firms Name Change Approval In addition to application for approval to Company Management Board/Shareholder changes, CoFTRA also received application for name and address changes of Futures Broker Firm. After a close examination of the application document that was filed during 2012 CoFTRA has also issued Futures Broker Firms Name Change approvasl to: 1. PT. Starpeak Equity Futures (previous name: PT. Golden Financial Futures) with Approval Number: 30/BAPPEBTI/PN-PA/03/2012 Dated March 19, 2012; 2. PT. HIG Internasional Berjangka (previous name: PT. Penata Artha Futures) with Approval Number: 63/BAPPEBTI/PN/05/2012 Dated May 31, 2012; 3. PT. Bimasakti Berjangka (previous name: PT. Buana Artha Futures) with Approval Number: 87/ BAPPEBTI/PN-PA/07/2012 Dated July 30, 2012; and 4. PT. Garuda Berjangka (previous name: PT. Asia Pacific Futures) with Approval Number: 137/ BAPPEBTI/PN-PA/12/2012 Dated December 7, 2012.
i. Persetujuan perubahan alamat Kantor Pialang Persetujuan perubahan alamat Kantor Pialang Berjangka diberikan setelah dilakukan pemeriksaan yang cermat atas dokumen permohonan dan pengecekan yang seksama atas prasarana serta sarana fisik calon kantor Pialang yang diajukan. Sebagai hasilnya, pada tahun 2012 telah diterbitkan persetujuan perubahan alamat kepada 14 (empat belas) Kantor Pialang Berjangka dan 24 (dua puluh empat) Kantor Cabang Pialang Berjangka.
i. Broker Office Change address Approval Approval of Futures Broker Office address change is issued after a close examination on application document and inspection on infrastructure and physical facility of the submitted prospective Broker’s office. As a result, in 2012 it has issued approval of change address to 14 (foutrteen) Futures Broker Office and 24 (twenty four) Futures Broker Branch Office.
CoFTRA
Annual Report 2012
43 43
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
44
j. Penerbitan dan Pencabutan Ijin Wakil Pialang Ijin selaku Wakil Pialang Berjangka selama tahun 2012 telah diberikan kepada 707 (tujuh ratus tujuh) Wakil Pialang, naik 7,9% dari tahun 2011. Rincian jumlah penerbitan ijin Wakil Pialang Berjangka di tahun 2012 per bulannya tercantum dalam tabel berikut:
j. Issuance and Revocation of Broker Representative License License for Futures Broker Representative during 2012 has been awarded to 707 (seven hundred and seven) Broker Representative, up 7.9% from 2011. Detailes of the number of the issuance of Futures Broker Representative in 2012 per month is listed the following table:
Disamping menerbitkan ijin, sepanjang tahun 2012 Bappebti juga melakukan pencabutan sebanyak 436 (empat ratus tiga puluh sembilan) ijin Wakil Pialang Berjangka. Jumlah ijin Wakil Pialang Berjangka yang dicabut pada tahun 2012 per bulannya tercantum dalam tabel berikut:
Besides Issuing license, during 2012 CoFTRA also revoked 436 (four hundred thirty six) Futures Broker Reprsentative. The number of license revoked in 2012 per month is listed in the following table:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN HARGA DI BURSA DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HARGA
MONITORING OF PRICE MOVEMENT IN THE EXCHANGE AND DEVELOPMENT OF PRICE INFORMATION SYSTEM
Sebagaimana diketahui salah satu fungsi dari Bursa berjangka adalah price discovery (pembentukan harga) dimana pihak-pihak baik didalam maupun luar negeri akan menjadikan harga yang terjadi di Bursa sebagai referensi dalam berbagai kegiatan bisnis. Untuk menjaga transparansi harga yang terjadi di Bursa maka perlu dilakukan pemantauan dan pengawasan atas pergerakan harga dari waktu kewaktu sehingga harga yang terjadi adalah berdasarkan mekanisme pasar. Pemantauan dan pengawasan ini juga diperlukan untuk mengantisipasi lebih awal apabila di Bursa Berjangka terjadi pergerakan harga yang tidak semestinya atau adanya pihak-pihak yang mengendalikan harga dengan maksudmaksud tertentu.
As we all know, one of the functions of the futures is price discovery (price formation) in which the parties both within and outside the country will make the price from the Exchange as a reference in a variety of business activities. To maintain transparency of prices that occurred in the Exchange it is necessary to monitor and control the movement of prices over time so that the price is based on market mechanism occurs. Monitoring and supervision is also necessary to anticipate an earlier date if there is movement in futures prices undue or any parties who control the price of certain purposes.
Selain itu untuk menunjang kegiatan Sistem Resi Gudang dan Pasar lelang, Bappebti terus mengembangkan Sistem Informasi Harga. Melalui sistem ini Bappebti mencoba menyediakan informasi harga yang diperoleh dari para kontributor pada setiap level di lapangan (Petani, Pedagang Pengumpul, Pedagang Perantara, Prosesor dan Eksportir) untuk komoditi Beras, Gabah, Kakao, Jagung, Kedelai, Lada, dan Kopi. Sistem ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi harga yang reliable, yang dapat digunakan sebagai salah satu referensi harga dalam rangka mendukung kegiatan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang, serta tersebar luasnya informasi harga yang dapat dijangkau oleh jaringan komunikasi dan informasi melalui media elektronik maupun media cetak.
To support Futures Trading, Auction Market dan especially Warehouse Receipt System, currently CoFTRA is developing Price Information System. Through this system CoFTRA try to provide price information obtained from the contributors at each level in the field (Farmers, Collectors, Middlemen, Brokers, Processors and Exporters) for Rice, Unhulled Rice, Cocoa, Corn, Soybean, Pepper and Coffee commodities. This system is itended to create a reliable price information that can used as a reference price to support Warehouse Receipt System, as well as the spread of price information accessible by communication and information networks through electronic and printed medias.
CoFTRA
Annual Report 2012
45 45
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
46
Kegiatan yang dilakukan di tahun 2012 ini merupakan kelanjutan pelaksanaan di tahun 2009, 2010 dan 2011. Kegiatan dilaksanakan di 8 (delapan) daerah yaitu Lampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya, Jombang, Makassar, Gorontalo, dan Gowa. Ada 6 (enam) komoditi yang menjadi subjek dari Sistem Informasi Harga yang dikembangkan yaitu Gabah, Beras, Jagung, Kakao, Kopi, dan Kedelai. Direncanakan untuk tahun 2013, Sistem Informasi Harga Komoditi akan di lakukan perubahan terhadap sumber data serta akan di kembangkan aplikasi dari sistemnya untuk memperbaiki “error sending” yang sering terjadi dalam SMS Gateway serta perubahan dalam menu input data dan menu pelaporannya. Selama tahun 2012, Bappebti Kemendag menyediakan Informasi harga komoditi yang dapat diakses melalui website: infoharga.bapebti.go.id atau pesan singkat (SMS) ke nomor: 081314302222. Pada tahun mendatang, dikembangkan sistem harga komoditi melalui pesan singkat guna mempermudah pernyebaran informasi dan kemudahan bagi pengguna.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
These activities undertaken in 2012 were a continual of activities in 2009, 2010 and 2011. The activities were carried out in 8 (eight) regions i.e. Lampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya, Jombang, Makassar, Gorontala, and Gowa. There were 6 (six) commodities that becomes the subject of the developed Price Information System covering Unhulled Rice, Rice, Corn, Cocoa, Coffee and Soybean. Planned for 2013, will be changes in Commodity Price Information System on data source and will be an application development of its system to rectify “error sending” that are often occurs in Short Message System (SMS) gateway as well as changes in the input data and reporting menus. Commodity Price Information can be accessed via website: infoharga.bappebti.go.id or a text message (SMS) to the cellular number 081314302222.
Commodity Futures Trading Industry
Reliabilitas harga diperoleh melalui metodologi pengambilan data dari para kontributor terpilih dan membandingkan kecenderungan harga yang tersedia di aplikasi sistem ini dengan harga yang terjadi di Bursa luar negeri. Hasilnya adalah sistem ini layak menjadi referensi harga yang mendukung kegiatan Resi Gudang.
The reliability of price was obtained by collecting data from selected contributors and comparing the trend of prices available in the application of this system to the price taking place in overseas exchange. As a result, this system is feasible to be a reference price that supports the activities of Warehouse Receipt.
Selain Sistem Informasi Harga, Bappebti juga memberikan informasi analisa harga sejumlah komoditi kepada masyarakat terutama para pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang. Informasi analisa ini disamapikan secara terus menerus agar para pelaku usaha memiliki informasi harga dan analisisnya yang dapat dijadikan harga acuan dan sebagai dasar penetapan suatu keputusan terkait dengan komoditi. Analisis meliputi unsur-unsur yang mempengaruhi perkembangan harga suatu komoditi seperti karakteristik komoditi, daerah sentra produksi, jumlah produksi, nilai ekspor dan impor, peraturan pemerintah, volume perdagangan, likuiditas pasar, termasuk trend perkembangan harga komoditi yang bersangkutan yang sumbernya berasal dari Bursa di dalam dan luar negeri, para penyedia informasi data harga komoditi, dan para pelaku usaha.
In addition to Price Information System, CoFTRA also conducted an analysis of commodity price movement, which thereafter was continuously presented to the public, especially business players in Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market. The purpose was that the business player would have price information as well analysis of its movement, which could be a reference for them in making sale/purchase. The analysis includes elements that influence the movement of the price of a commodity such as the characteristic of the commodities, production center region, production capacity, exports and imports value, government regulation, trading volume, market liquidity, including the development trend of the commodity price of which the source cames from domestic and overseas Exchanges, commodity price data information providers, and business players.
Sama halnya dengan tahun 2011, di tahun 2012 Bappebti melakukan analisis perkembangan harga 10 (sepuluh) komoditi yaitu Gabah, Beras, Kopi, Kakao, Jagung, Lada, CPO/Olein/Sawit, Emas, Kedelai, dan Karet. Di tahun-tahun mendatang, cakupan komoditinya akan diupayakan untuk terus ditambah sesuai dengan kebutuhan para pelaku pasar dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang.
Similarly in 2011, in 2012 CoFTRA also analyzed price movement of 10 (ten) commodities namely Unhulled Rice, Rice, Coffee, Cocoa, Corn, Pepper CPO/Olein/Palm Oil, Gold, Soybean and Rubber. In the coming years, the scope of the commodity will be continually added as per the needs of the market players of the market participants in the framework of the implementation and the development of Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market.
Jenis informasi harga komoditi lainnya adalah informasi yang disebarluaskan melalui media elektronik televisi (TV-One) berupa harga spot di pasar fisik lokal serta harga forward dan berjangka (futures) di pasar internasional. Harga forward dan futures di pasar internasional bersumber dari Reuters, sedangkan harga spot di pasar fisik merupakan hasil olahan Bappebti dengan menggunakan formula tertentu berdasarkan harga forward/futures di pasar internasional.
Another type of information is the dissemination through television electronic media (TV-One) in the form of price spot applicable in the local physical market as well as forward and price in the international market from Reuters, while the spot price applicable in the physical market was the price processed by CoFTRA using a specific formula based on forward/futures prices applicable in the international market.
CoFTRA
Annual Report 2012
47 47
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
48
Harga komoditi yang disebarluaskan adalah harga CPO, Olein, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Jagung, Minyak Kelapa, Karet, Kakao, Lada Putih, dan Lada Hitam. Informasi tersebut ditayangkan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pada pukul 15.30 WIB. Pada tahun 2012, terhitung sejak tanggal 20 Maret 2012 sampai dengan 07 Desember 2012 telah dilaksanakan sebanyak 110 (seratus sepuluh) kali penayangan informasi harga komoditi.
The disseminated commodity price was CPO, Olein, Robusta Coffee, Arabica Coffee, Corn, Palm Oil, Rubber, Cocoa, White Pepper, and Black Pepper. Such information is aired every Tuesday, Wednesday and Thursday at 03.30 PM. In 2012, starting from March 20, 2012 until December 7, 2012 the commodity price information was broadcasted 110 (one hundred and ten) times.
PENGEMBANGAN KONTRAK
DEVELOPMENT OF FUTURES CONTRACT
Sebagai salah satu negara penghasil utama beberapa komoditi primer seperti CPO, karet, kopi, Kakao dan lain-lain, sebetulnya Indonesia berpeluang menjadi salah satu negara penentu harga komoditi tersebut. Namun demikian kenyataan menunjukkan hal yang sebaliknya. Indonesia belum dapat berperan secara optimal dalam mewujudkan harga acuan bagi komoditi yang diproduksinya dan masih tergantung pada pasar di luar negeri. Untuk itu diperlukan adanya upaya yang sungguh-sungguh, antara lain melalui pengembangan kontrak, baik yang diperdagangkan di Bursa maupun di pasar fisik yang terorganisir. Keberhasilan memperdagangkan satu Kontrak Berjangka akan mendorong kontrak-kontrak komoditi primer lainnya untuk diperdagangkan di Bursa sehingga dalam beberapa waktu yang akan datang Bursa Berjangka di Indonesia dapat menjadi referensi harga komoditi primer dunia seperti yang dicita-citakan selama ini.
As one of the country which produces a number of primary commodities, actually Indonesia has a chance to be the price setter of those commodities. However, the reality indicates otherwise. Indonesia has not been able to play its role optimally in actualizing the reference price for the commodities it produces and still depends on overseas market. As such, serious effort is required, including the development of contract, either traded in the Exchange or in the organized physical market. The success to trade a Futures Contract will encourage other primary commodity contracts to be traded in the Exchange so Indonesian Futures Exchange could become the world’s primary commodity price reference as it has been the objective for all this time.
1. Kontrak Multilateral Di pertengahan tahun 2012, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) meluncurkan Kontrak Berjangka Emas 100 Gram dengan simbol kontrak GOL100. Transaksi kontrak berjangka yang dikembangkan secara multilateral oleh BBJ saat ini mengalami peningkatan yang cukup mengembirakan dan pemicunya adalah peningkatan dari transaksi produk kontrak berjangka emas. Transaksi multilateral kontrak berjangka di Bursa mempunyai arti penting untuk pembentukan harga (price discovery) yang dijadikan acuan (reference). Semakin banyak kontrak yang diperdagangkan akan semakin banyak pula hasil pembentukan harga yang dapat dijadikan reference. Harga yang terbentuk benar-benar karena pertemuan antara kekuatan jual (supply) dan beli (demand) yang terjadi di dalam pasar terorganisir (Bursa), memiliki keanggotaan yang dilengkapi dengan aturan main yang jelas serta diawasi secara ketat sehingga tidak terjadi manipulasi harga.
1. Multilateral Contract In mid-2012, Jakarta Futures Exchange (JFX) launched 100 Grams Gold Futures Contract with a symbol GOL100. The Futures contract transactions develop multilaterally by JFX presently experiencing an encouraging significant increase and the trigger is the increase of gold futures contract product transactions. Multilateral futures contract transactions in the Exchange have an important significance to price discovery which becomes as a reference. If more and more contracts are traded consequently there will be also many more price discovery results which can be used as reference. The prices are actually formed due to the coming together of selling (supply) and buying (demand) powers and occured in an organized market (Exchange), has membership that comes with a set of playing rules and is closely monitored to avoid manipulation of price.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Dalam era globalisasi saat ini, bentuk investasi yang tersedia semakin kompetitif dan menjadikan persaingan usaha semakin ketat dengan resiko investasi semakin tinggi, sehingga mengharuskan dunia usaha untuk terus melakukan pengelolaan resiko dengan baik terutama terjadinya fluktuasi harga yang sulit untuk diprediksi. Usaha pengelolaan investasi yang dapat dilakukan adalah melalui pengelolaan resiko di Bursa Berjangka yang salah satunya dilakukan melalui kontrak berjangka komoditi primer termasuk kontrak berjangka emas 100 gram yang akan diperdagangkan di BBJ di samping kontrak berjangka emas dengan satuan kontrak lainnya yang sudah diperdagangkan. Kontrak berjangka emas 100 gram akan memberikan pilihan bagi kalangan dunia usaha untuk menempatkan investasinya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan investor baik dari nasabah retail atau institusi. Bagi hedger (pihak yang benarbenar memiliki barang atau membutuhkan barang seperti produsen emas dan pengrajin perhiasan emas) dapat memanfaatkan perdagangan berjangka untuk melindungi harga barang yang dimiliki. Dengan cara ini mereka seperti mengasuransikan harga barang dengan biaya asuransi yang sangat terjangkau (fee transaksi dan penempatan margin). Dan yang terpenting karena kontrak berjangka emas 100 gram ini adalah mini kontrak, maka pengrajin emas kecil atau investor memiliki berpeluang untuk ikut bertransaksi di dalamnya. Sedangkan BKDI, di pertengahan tahun 2012 juga meluncurkan Kontrak Mata Uang Asing. Diluncurkannya kontrak Mata Uang Asing di BKDI, maka instrumen ini dapat dijadikan sebagai sarana lindung nilai dan alternative investasi bagi pelaku usaha. Tersedianya instrumen lindung nilai mata uang asing di dalam negeri merupakan salah satu alternatif menekan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Di sisi lain, kontrak mata uang asing akan memberikan kepastian bagi kalangan dunia usaha untuk mendapatkan nilai tukar yang wajar dan transparan apabila di transaksikan di BKDI. Sebagaimana diketahui bahwa mata uang telah menjadi komoditi yang dapat diperjualbelikan di berbagai negara dan likuiditas transaksinya sangat besar. Mata uang yang di perdagangkan adalah mata uang dunia yang memiliki daya nilai jual tinggi . Contoh ; US Dollar, Yen, Euro, Franc, Poundsterling (contoh : EUR/USD, GBP/USD, USD/ JPY dll). Pada saaat ini bursa-bursa yang mentransaksikankontrak mata uang asing antara lain : Chicago Merchantile Exchange (CME Group),
In the current era of globalization, the forms of the available investment are increasingly competitive and business competition is getting tougher with a higher investment risk, thus requiring business world to undertake a good risk management especially to anticipate price fluctuations which are hard to predict. Managing investment can be done through risk management in Futures Exchange, one of which is through primary commodity futures contract including 100 grams gold futures contract which is to be traded in JFX alongside gold futures contract with other contract units that have been traded. 100 grams gold futures contract will provide choices for business world to put its investment in accordance to the conditions and needs of the investors both retail and institution clients. For the hedger (those who actually have or need the goods such as gold producers and goldsmith) could take the advantage of futures trading to protect the price of goods on-hand. This way it is like insuring the price of the goods with very affordable insurance costs (transaction and margin placement fee). And most importantly is that 100 grams gold futures contract is a mini contract, which then small goldsmiths and investors have the opportunity to take part in the transaction. Meanwile for ICDX, in the mid 2012 also launched Foreign Currency Contract. By the launching of Foreign Currency Contract in ICDX, the instrument can be used as an investment alternative hedge for businesses. The availability of foreign currency hedging instrument in the domestic is one alternative to minimize currency exchange rate fluctuations against foreign currency. On the other hand, foreign currency contract could provide certainty for the business community to get a reasonable and transparent exchange rate if transacted in the ICDX. As it is known that currency has become a commodity that can traded in various countries and the transaction liquidity is very large. The traded currencies are world currencies that have high selling valus. For instance ; US Dollar, Yen, Euro, Franc, Poundsterling (for example { EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY etc). at the moment the Exchanges that make foreign currency contract are Chicago Mercantile Exchange (CME Group), Bahrain Financial Exchange (BFE). With the launching of this Foreign Currency contract, is expected to provide an effective alternative hedging value for the businesses, at the same time encourage capital owners to invest their foreign currency in the country as well to the nation’s monetary stability. Additionally the
CoFTRA
Annual Report 2012
49 49
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
50
Bahrain Financial Exchange (BFE). Dengan diluncurkannya kontrak Mata Uang Asing ini, diharapkan dapat menyediakan alternatif instrumen lindung nilai yang sangat efektif bagi pelaku usaha, sekaligus untuk mendorong pemilik modal agar menginvestasikan mata uang asingnya di dalam negeri serta untuk mendukung stabilitas moneter di dalam negeri. Selain itu manfaat instrumen perdagangan kontrak mata uang asing di BKDI akan memberikan peluang bagi kalangan dunia usaha dan juga lembaga keuangan bank untuk mengelola mata uang asing yang dimilikinya. Sehingga berpotensi mendapatkan keuntungan dari pergerakan nilai tukar mata uang asing dan di harapkan tidak terjadi capital flight ke luar negeri.
benefit of the foreign currency contract trading instrument in the ICDX will present opportunities for the business community and also financial banking institution to manage its foreign currency. So having the potential to reap profit from the movement of foreign currency exchange value and it is thereby hoped capital flight to overseas not occurred.
2. Kontrak bilateral Selama tahun 2012 terdapat penambahan Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2012 Kontrak Derivatif yang diperdagangkan sebanyak 96 (sembilan puluh enam) kontrak, yang terdiri dari 3 (tiga) kontrak SPA Crude Oil, 3 (tiga) kontrak SPA CFD Silver, 20 (dua puluh) kontrak SPA CFD Indeks, 4 (empat) kontrak SPA CFD Single Stocks, 3 (tiga) kontrak SPA CFD Emas, 3 (tiga) kontrak SPA CFD Natural Gas, 57 (lima puluh tujuh) kontrak SPA CFD Mata Uang Asing, dan 3 (tiga) kontrak SPA CFD Palladium.
2. Bilateral Contract During 2012 there are additional derivatives contracts traded bilaterally based on Alternative Trading System (ATS), until the end of 2012 the traded Derivatives Contracts amounted to 96 (ninety six) contracts, which consisted of 3 (three) Crude Oil ATS contract, 3 (three) CFD Silver contract, 20 (twenty) CFD Index ATS contract, 4 (four) CFD Single Stocks ATS contract, 3 (three) CFD Gold ATS contract, 3 (three( CFD Natural Gas ATS contract, 57 (fifty seven) CFD Foreign Currency ATS contract and 3 (three) CFD Palladium ATS contract.
3. Kontrak perdagangan fisik Indonesia sebagai penghasil utama komoditi pertanian dan komoditi pertambangan merupakan Negara utama yang memperdagangkan secara fisik kedua jenis komoditi diatas. Namun hingga saat ini kontrak perdagangan fisik di Bursa Berjangka baik di JFX maupun di BKDI belum terlaksana sebagaimana diharapkan karena hingga saat ini masih ada lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan yang sama. Sepanjang tahun 2012 telah dilakukan beberapa upaya baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha yang memperoleh perizinan dari Bappebti untuk menggandeng pihak-pihak tersebut untuk bekerjasama dalam rangka terciptanya pasar fisik di Indonesia yang terorganisr dan transparan. Upaya ini akan terus dilanjutkan pada tahun 2013 dan diharapkan Indonesia memiliki pasar fisik yang dapat dijadikan referensi harga baik di dalam negeri maupun oleh pihak luar negeri untuk sejumlah komoditi utama seperti CPO, Kakao, karet, dan lain-lain.
3. Physical Trading Contract Indonesia as a major producer of agricultural commodities and commodity mining is the main Country that trade physical commodities above two types. But until now the physical trading contracts traded in both the futures and the JFX in ICDX had not been implemented as expected because there are still other agencies that conduct the same activities. Throughout the year 2012 has made some efforts by both government and business operators who obtain licenses from CoFTRA to hold these parties to collaborate in the creation of the physical market in Indonesia terorganisr and transparent. These efforts will continue in 2013 and is expected to Indonesia has a physical market that can be used as reference prices both domestically and by foreign parties to a number of major commodities such as palm oil, cocoa, rubber, and others.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
4. Kontrak dan Bursa Berjangka dalam rangka Penyaluran Amanat Nasabah ke Luar Negeri (PALN) Guna menampung minat masyarakat/Nasabah yang ingin melakukan transaksi Kontrak Berjangka, baik untuk kebutuhan lindung-nilai ataupun investasi, namun Kontrak Berjangkanya belum diperdagangkan di Bursa di dalam negeri, Pialang Berjangka dimungkinkan untuk dapat menyalurkan amanat Nasabahnya tersebut ke Bursa Berjangka di Luar Negeri sesuai dengan Daftar Kontrak Berjangka dan Bursa Berjangka Luar Negeri yang ditetapkan oleh Bappebti.
4. Contract and Futures Exchange in the framework of Channeling Customer Order to Overseas Exchange (PALN) To accommodate the interests of the community/ Customers who want to perform Futures Contract Transactions, either for hedging or investment purposes, but the Futures Contract have not been traded in the Domestic Exchange, Futures Broker may channel its customer order to overseas Exchange Futures in accordance with the List of Overseas Futures Contract and Futures Exchange established by CoFTRA.
Selama tahun 2012 tidak ada penambahan Kontrak PALN yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2012 Kontrak PALN yang diperdagangkan masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu Bappebti telah menetapkan 178 Kontrak Berjangka sebagai Kontrak PALN yang diperdagangkan di 26 Bursa Berjangka. Kontrak dan Bursa tersebut terdiri dari: 44 Kontrak dari Chicago Mercantile Exchange - CME; 10 Kontrak dari International Continental Exchange - ICE; 11 Kontrak dari NYSE LIFFE EURONEXT; 5 Kontrak dari NYSE LIFFE US; 10 Kontrak dari Tokyo Commodity Exchange - TOCOM; 8 Kontrak dari Tokyo Grain Exchange - TGE; 3 Kontrak dari Singapore Commodiy Exchange - SICOM; 1 Kontrak dari Agriculture Futures Exchange of Thailand - AFET; 3 Kontrak dari European Exchange - EUREX; 12 Kontrak dari London Metal Exchange - LME; 4 Kontrak dari Dalian Commodity Exchange - DCE; 6 Kontrak dari Shanghai Futures Exchange - SHFE; 6 Kontrak dari Zhangzhong Commodity Exchange - ZCE; 12 Kontrak dari Multi Commodity Exchange of India - MCX; 2 Kontrak dari Singapore Exchange - SGX; 1 Kontrak dari Singapore Mercantile Exchange - SMX; 9 Kontrak dari Australian Securities Exchange - ASX; 5 Kontrak dari Kansas Commodities Exchange - KEX; 7 Kontrak dari Bolsa de Valores, Mercadorias & Futuros de São Paulo - BM & F BOVESPA; 1 Kontrak dari Minneapolis Grain Exchange - MGEX; 4 Kontrak dari European Energy Exchange - EEX; 1 Kontrak dari Dubai Mercantile Exchange - DME; 5 Kontrak dari Dubai Gold and Commodity Exchange - DGCX; 2 Kontrak dari National Commodity Exchange Limited of Pakistan NCEL; 4 Kontrak dari South Africa Futures Exchange SAFEX; dan 2 Kontrak dari Turkish Derivatives Exchange - Turdex.
During 2012 there were no additional PALN Contract traded in the Futures Exchange. Therefore, until the end of 2012 PALN Contracts traded are still the same with the previous year that is CoFTRA has determined 178 Futures Contracts as a PALN Contract traded in 26 Futures Exchanges. The Contracts and Exchanges comprised of: 44 Contracts from Chicago Mercantile Exchange - CME; 10 Contracts from International Continental Exchange ICE; 11 Contracts from NYSE LIFFE EURONEXT; 5 Contracts from NYSE LIFFE US; 10 Contracts from Tokyo Commodity Exchange - TOCOM; 8 Contracts from Tokyo Grain Exchange - TGE; 3 Contracts from Singapore Commodity Exchange = SICOM; 1 Contract from Agriculture Futures Exchange of Thailand -AFET; 3 Contracts from European Exchange -EUREX; 12 Contracts from London Metal Exchange - LME; 4 Contracts from Dalian Commodity Commodity Exchange - DCE; 6 Contracts from Shanghai Futures Exchange - SHFE; 6 Contracts from Zhangzhong Commodity Exchange -ZCE; 12 Contracts from Multi Commodity Exchange of India - MCX; 2 Contracts from Singapore Exchange - SGX; 1 Contracts from Singapore Mercantile Exchange - SMX; 9 Contracts from Australian Securities Exchange - ASX; 5 Contracts from Kansas Commodities Exchange - KEX; 7 Contracts from Bolsa de Valores Mercadorias & Futuros de São Paulo - BM & F BOVESPA; 1 Contract from Minneapolis Grain Exchange - MGEX; 4 Contracts from European Energy Exchange - EEX; 1 Contract from Dubai Gold and Commodity Exchange - DGCX; 2 Contracts fro, National Commodity Exchange Limited of Pakistan - NCEL; 4 Contracts from South Africa Futures Exchange - SAFEX; and 2 Contracts from Turkish Derivatives Exchange Turdex.
CoFTRA
Annual Report 2012
51 51
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
52
PENYERAHAN FISIK PERDANA KONTRAK BERJANGKA KAKAO
INAUGURATION OF PHYSICAL DELIVERY OF FUTURES COCOA
Semenjak diresmikannya perdaganan multilateral Kontrak Kakao di Jakarta Futures Exchange pada akhir tahun 2011, maka pada tanggal 14 Mei tahun 2012, untuk pertama kali sejak diresmikan telah terjadi penyerahan fisik kontrak berjangka Kakao yang ditransaksikan di Jakarta Future Exchange (JFX). Penyerahan fisik Kakao terjadi di Gudang Serah Makassar sebanyak 3 lot atau setara dengan 15 ton Kakao. Penyerahan fisik Kakao terjadi antara PT. Core Indonesia yang bertindak sebagai penjual dengan PT. Kakao sebagai pembeli.
In 2012 there has been an inaugural physical delivery of Futures Cocoa transacted in Jakarta Futures Exchange (JFX), Physical Delivery of Cocoa tok place on May 14, 2012 in Makassar as many as 3 lots or equivalent to 15 tons of Cocoa. Cocoa physical delivery occurred between PT Core Indonesia acted as a seller and PT Kakao acted as a buyer.
3. AKTIVITAS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3. GUIDANCE AND SUPERVISION
PELATIHAN TEKNIS
TECHNICAL TRAINING
Pelatihan teknis bagi para pelaku usaha di bidang PBK ditujukan untuk meningkatkan kualitas Pelaku usaha agar menjadi Pelaku Usaha PBK yang handal dan Profesional di bidang kegiatan PBK. Dalam pelatihan diberikan berbagai informasi tentang perkembangan peraturan, mekanisme transaksi Kontrak Berjangka Multilateral, dan penggunaan sistem perijinan online yang mulai diterapkan di Bappebti. Dengan meningkatnya pemahaman terkait hal tersebut, diharapkan akan berimbas pada peningkatan transaksi multilateral, peningkatan pelayanan pelaku usaha terhadap Nasabahnya dan peningkatan pemanfaatan sistem perijinan online sehingga proses perijinan dapat berjalan lebih baik.
Training for business people in CFT field is intended to improve their quality so as to become reliable and Professional in the field of CFT. In the training various information is given on the regulatory developments, Multilateral Futures Contract transaction mechanism, and the use of online licensing which was starting to be applied in CoFTRA. With the increased understanding on this matter, it is expected to impact on the increase of multilateral transactions, improving services of businesses to their clients and increase use of online licensing service so that the licensing service process could function better.
Sepanjang tahun 2012 telah dilakukan 6 (enam) kali pelatihan teknis bagi para pelaku usaha, yang masing-masing telah dilaksanakan di Jakarta (2 kali), Surabaya, Solo, Makassar, dan Palembang. Materi Pelatihan teknis yang dilakukan di Jakarta terkait dengan Sistem Perizinan Online dan Optimalisasi Penggunaan Sistem Perizinan Online, sedangkan materi Pelatihan teknis yang dilakukan di Surabaya, Solo, Makassar, dan Palembang mengenai upaya meningkatkan Transaksi Kontrak Berjangka Multilateral. Para pembicara dalam pelatihan teknis berasal dari Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) dan Konsultan pengembang Sistem Perizinan Online.
Throughout 2012 there has been 6 (six) technical trainings for business players which was held in Jakarta (2 times), Surabaya, Solo, Makassar, and Palembang respectively. The materials for technical training performed in Jakarta were related to Online Licensing Service and Optimization.of Using Online Licensing System, while the materials for technical training performed in Surabaya, Solo, Makassar, and Palembang were on effort to increase Multilateral Futures Contract Transaction. The speakers in technical training come from CoFTRA, Futures Exchange, Futures Clearing House, Indonesian Commodity Futures Trading Arbitration Agency (BAKTI) and Online Licensing System Developer Consultant.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
PENGEMBANGAN DATABASE PROFIL PELAKU USAHA PBK
DEVELOPMENT OF PROFILE DATABASE OF CFT STAKEHOLDERS
Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi terkait penyediaan data profil pelaku usaha PBK yang akurat dan terkini, pada tahun 2012 Bappebti telah mengembangkan database profil pelaku usaha yang mencakup Pengembangan user-interface backoffice profil pelaku usaha PBK agar dapat menyajikan informasi lebih lengkap terkait profil pelaku usaha PBK dan integrasi data profil pelaku usaha PBK dengan Sistem Aplikasi Perizinan Online serta website Bappebti.
In order to improve the information service related to the provision of an accurate and update database profile of CFT business players, in 2012 CoFTRA has developed a database profile of businesses that include user-interface backoffice profile of CFT businesses so as to present a more detailed information related to CFT business profile and integrating data profile of CFT business profile with Online Licensing Application System and CoFTRA website.
Saat ini jenis data profil yang dapat diakses dan tersimpan di database profil pelaku usaha adalah:
Currently the type of data profile that can be accessed and stored database profile of CFT businesses are:
Ujian Profesi Calon Wakil Pialang Meskipun kegiatannya sangat kompleks dan beresiko tinggi namun PBK banyak diminati oleh sebagian masyarakat, baik pengusaha, produsen, pabrikan, ataupun investor/perorangan. Agar kegiatan PBK berjalan dengan tertib, wajar, efektif, efisien, dan dilaksanakan oleh pelaku pasar yang profesional, maka diperlukan seleksi yang ketat bagi mereka yang ingin berperan sebagai Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasehat Berjangka, atau Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka.
Profesion Examination for Candidate of Broker Representative Despite being a very complex and highly risky activitiy, Commodity Futures Trading is commonly chosen by some public, businessmen, producer, manufacturer, or individual/investor. In order that CFT proceed orderly, reasonably, effectively, efficiently, and is performed by professional market players, tight selection is required for those who would like to play role as Futures Broket Representatives, Futures Advisor Representatives, or Pool Operator Representatives.
Dalam rangka pemberian ijin sebagai Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka atau Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, kepada pemohon ijin dipersyaratkan untuk terlebih dahulu dinyatakan
For the purpose of awarding licenses as Future Broker Representatives, Futures Advisor Representatives, or Pools Operator Representative, applicants must pass the profession examination
CoFTRA
Annual Report 2012
53 53
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
54
lulus dalam ujian profesi yang dilaksanakan Bappebti. Ujian profesi ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para peminat yang ingin mengembangkan profesinya di bidang perdagangan berjangka.
conducted by CoFTRA. The examination is held to the widest opportunities to those interested parties who wish to develop their profession in futures trading sector.
Penyelenggaraan Ujian Profesi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2001 masih diperuntukkan bagi calon Wakil Pialang Berjangka, sedangkan untuk calon Wakil Penasihat Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka belum dilaksanakan mengingat belum adanya pengaturan legalitas kedua lembaga tersebut.
The Profession Examination held since 2001 is still for Futures Broker Representative, whereas for Futures Advisor Representative and Pool Operator Representative is not yet conducted, due legality of the two institutions is not regulated yet.
Dari tabel berikut, terlihat jumlah peserta serta kelulusan peserta ujian profesi yang dilakukan Bappebti pada 2 tahun terakhir, sebagai berikut:
The following table presents the number and the passing grade of profession examination participants which was conducted by CoFTRA in the last 2 years, as follows:
Sepanjang tahun 2012, Bappebti telah menyelenggarakan 6 (enam) kali Ujian Profesi bagi calon Wakil Pialang Berjangka yang telah dilaksanakan di Surabaya, Semarang, Medan, Yogyakarta, Bandung dan Bogor. Dari 946 peserta yang mengikuti ujian, 626 orang atau 66,17% di antaranya dinyatakan lulus. Prosentase kelulusan ini lebih tinggi dari prosentase kelulusan pada tahun sebelumnya yang berada di atas angka 63,5%.
During 2012, CoFTRA conducted 6 (six) Profession Examinations for Candidate of Futures Broker Representative in Surabaya, Semarang, Medan, Yogyakarta, Bandung dan Bogor. From 946 applicants who took the examination, 626 person or 66.17% among them declared passed. The passing percentage is higher that the previous year which was at 63.5%.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Kepatuhan Keuangan Kegiatan Pengawasan dan Uji Kepatuhan terhadap para Pelaku Usaha PBK merupakan kewenangan Bappebti selaku otoritas di bidang pengawasan PBK. Pengawasan dilakukan antara lain melalui kegiatan audit, sementara uji Kepatuhan dilakukan antara lain melalui kegiatan pemantauan, evaluasi, dan analisis terhadap Laporan Keuangan Pialang Berjangka, Pemenuhan Nilai MBD Pialang Berjangka, dan Laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.
Financial Compliance Supervision and testing of compliance of CFT Business players are the authority of CoFTRA as authority holder of CFT, the supervision was conducted by audit, while the Compliance was conducted through monitoring, evaluation and analysis of Finacial Statements of Futures Broker, Futures Broker’s Adequacy of Adjusted Net Capital value, and Report of the Futures Broker Compliance Director.
(1) Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Bulanan Dari hasil evaluasi, persentase Pialang Berjangka yang menyampaikan Laporan Keuangan Bulanannya tepat waktu rata-rata mencapai 96,3% setiap bulannya, atau meningkat sebesar 3,1% dari tahun sebelumnya. Pada bulan Juli, Agustus dan September 2012 terlihat bahwa seluruh Pialang menyampaikan laporannya secara tepat waktu. Pialang yang terlambat menyampaikan laporan setiap bulannya rata-rata mencapai 4%, turun dari tahun lalu sebesar 6%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selama tahun 2012 kepatuhan Pialang Berjangka dalam menyampaikan laporan keuangan bulanannya ke Bappebti terlihat meningkat dari tahun sebelumnya.
(1) Timeliness of Submission of Monthly Financial Reports Based on the evaluation result, it found was that an average of 96.3% of Broker submitted their financial report on time, increasing 92.2% of the preceeding year. In July, August and September 2012 all Brokers seemed to submit their report on time. An average of 4% of Brokers delayed in submiiting their monthly reports, lower than the preceeding year (6%). Thus it could be said that in the year 2012 compliance level of Brokers in submission of their monthly financial reports to CoFTRA is higher than that of the preceeding year.
CoFTRA
Annual Report 2012
55 55
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
56
(2) Pemenuhan Nilai Modal Bersih Disesuaikan Bulanan Sesuai dengan SK Kepala Bappebti nomor 47/ BAPPEBTI/KP/IX/2003 tentang Persyaratan Keuangan Minimum dan Kewajiban Pelaporan Keuangan Pialang Berjangka, Pialang Berjangka diwajibkan untuk mempertahankan nilai Modal Bersih Disesuaikan (MBD) sebesar nilai absolut atau 10% dari total dana Nasabah yang dikelolanya. Berdasarkan hasil evaluasi, nilai MBD tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: MBD sesuai ketentuan, MBD pada peringatan dini, dan MBD di bawah ketentuan.
(2) Monthly Adequacy of Adjusted Net Capital Value Pursuant to the Chairman of CoFTRA Decision No. 47/BAPPEBTI/KP/IX/2003 on Minimal Financial Requirements and Financial Obligation for Futures Brokers, Futures Brokers were required to maintain the absolute value of their Adjusted Net Capital (ANC) of 10% of the total amount of Customer funds they manage. Based on the evaluation result, the ANC was classified into groups, namely: ANC as required, ANC on early warning, and ANC below its provisions.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai MBD Pialang Berjangka dapat disimpulkan bahwa MBD sesuai ketentuan pada tahun 2012 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 92,75% dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata sebesar 90,7%, sedangkan Pialang Berjangka yang memiliki MBD di bawah ketentuan pada tahun 2012 mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata sebesar 4,4% memiliki dan Pialang Berjangka yang memiliki MBD pada peringatan dini pada tahun 2012 mengalami penurunan rata-rata sebesar 2,62% dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata sebesar 4,5%. Persentase Pialang yang memiliki MBD sesuai ketentuan tertinggi (95,31%) terjadi di bulan Juli dan persentase terendah (89,06%) terjadi di bulan November. Persentase Pialang yang memiliki MBD pada peringatan dini tertinggi (4,68%) terlihat di bulan September dan yang terendah (1,56%) terlihat di bulan Juli. Sementara itu persentase Pialang yang memiliki MBD di bawah ketentuan tertinggi (6,25%) terlihat di bulan November sedangkan persentase terendah (3,12%) terlihat di bulan Juli dan Agustus. Selama tahun 2012 hanya terdapat 1 (satu) Pialang yang tidak menyampaikan laporan yaitu pada bulan-bulan April, Mei, dan November.
Based on the result of the evaluation of ANC value of Futures Broker, it can be concluded that ANC as required in 2012 experience an average increase 92.75% compared to the previous year average of 90.7%, while Futures Broker having ANC below its provision in 2012 decline in average 4.3% compared to the previous year average of 4.4% and Futures Brokers with ANC on early warning in 2012 decline in average at 2.6% compared to the previous year average of 4.5%. The highest rate of Brokers with ANC as required (95.31%) took place in July and the lowest rate (89.06%) took place in November. Highest rate of Brokers with ANC on early warning (4.68%) was seen in September and the lowest (1.56%) was seen in July. Meanwhile the highest rate of Brokers having ANC under its provisions (6.25%) was seen in November while the lowest (3.12%) was seen in July and August. During 2012 there is only 1 (one) Broker who does not submit it’s monthly report i.e. April, May and November.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
57 57
(3) Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Sesuai pasal 95 ayat 2 PP Nomor 9 Tahun 1999, Pialang Berjangka wajib menyampaikan Laporan Keuangan setiap triwulan kepada Bappebti dengan batas waktu maksimum penyampaian 45 (empat puluh lima) hari. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Pialang Berjangka sepanjang tahun 2011, terlihat trend yang stabil di mana sebanyak 56 (lima puluh enam) Pialang Berjangka menyampaikan laporannya secara tepat waktu pada triwulan IV.
(3) Timeliness of Quarterly Financial Report Submission In accordance with Article 95 paragraph 9 of the Government Regulation No.9 1999, Futures Broker shall submit quarterly financial report to CoFTRA with a maximum time limit submission of 45 (forty five) days. Based on the evaluation of compliance with the submission of Brokers Quartely Financial Report in 2011, seen a steady trend in which 56 (fifty six) Futures Brokers submitted their reports in a timely manner in fourth quarter
CoFTRA
Annual Report 2012
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
58
(4) Pemenuhan nilai Modal Bersih Disesuaikan Triwulan Modal Bersih Disesuaikan atau MBD merupakan laporan yang menunjukan perhitungan modal kerja Pialang Berjangka yaitu selisih antara aktiva lancar dengan total kewajiban (berdasarkan peraturan perdagangan berjangka) yang selanjutnya dilakukan penyesuaian sehingga jumlah modal kerja yang dilaporkan merupakan aktiva yang benar-benar lancar. Informasi Modal Bersih Disesuaikan tergambar dalam laporan Modal Bersih Disesuaikan yang disajikan pada catatan atas laporan keuangan. Adapun nilai absolut Modal Bersih Disesuaikan yang harus dipertahankan adalah sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) bagi Pialang yang menyalurkan amanat Nasabah untuk Kontrak Berjangka dalam negeri. Hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Pialang Berjangka selama tahun 2011 menunjukkan trend yang meningkat di mana pada Triwulan IV terlihat sebanyak 57 (lima puluh tujuh) Pialang Berjangka memiliki MBD sesuai dengan ketentuan, yang merupakan jumlah terbesar dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
(4) Quarterly Adecuacy of Adjusted Net Capital Value The Adjusted Net Capital or ANC is a report which indicates the calculation of working capital of Futures Broker which is the difference between current assets and total liabilities (based on the regulation of futures trading), which is subsequently adjusted so that the amount of working capital reported is the actual current assets. Adjusted Net Capital information is reflected in Adjusted Net Capital report which is presented in the notes to the financial statements. The absolute value of the Adjusted Net Capital to be maintain is Rp. 500.000.000,- (five hundred hundred million rupiah) for Brokers who handle Customer Order of domestic Futures Contracts. The result of evaluation of Quarterly Adequacy of Adjusted Net Capital Value of Futures Brokers in 2011 shows an increase trend where in 4th Quarter there were 57 (fifty seven) Futures Brokers with an ANC as required, which is the largest rate compared to previous quarters.
Commodity Futures Trading Industry
(5) Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Sesuai pasal 95 ayat 3 PP Nomor 9 Tahun 1999, bahwa Pialang Berjangka wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan harus diaudit oleh Akuntan Publik dan diserahkan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian laporan keuangan tahunan Pialang Berjangka selama tahun 2011, terlihat adanya peningkatan yang baik, baik dalam hal penyampaian tepat waktu maupun yang terlambat. Hal yang sama terlihat dari pemenuhan nilai Modal Bersih Disesuaikan yang sesuai dengan ketentuan dan nilai MBD di bawah ketentuan.
(5) Timeliness of Annual Financial Reports Submission Pursuant to article 95 paragraph 3 of the Government Regulation no.9 1999, futures Brokers shall submit their annual financial statements already audited by a Public Accountant within no later no than 90 (ninety) days. The result of the evaluation of the Brokers’ compliance with submission of annual financial statements in the year 2011, shown good improvement, both in terms of on-time and late submissions. The same performance was also found in the fulfillment of the Adjusted Net Capital Value as required and below its provisions.
EVALUASI LAPORAN DIREKTUR KEPATUHAN Dari hasil evaluasi terhadap laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka selama tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para Direktur Kepatuhan telah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Kepala Bappebti Nomor 67/BAPPEBTI/I/Per/2009 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.
EVALUATION OF COMPLIANCE DIRECTOR REPORT The result of evaluation of the Futures Broker’s Compliance Director reports in the year 2012 shows that in general the Compliance Directors have performed their duties and responsibilities as per the Chairman of CoFTRA decision No.67/BAPPEBTI/ I/Per/2009 on Assigment of Futures Brokers’ Compliance Director.
CoFTRA
Annual Report 2012
59 59
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
60
Namun demikian masih terdapat beberapa kekurangan, di mana laporan yang disampaikan belum didukung oleh data yang lengkap seperti posisi keuangan perusahaan dan Nasabah, rekapitulasi penanganan pengaduan Nasabah dan proses penyelesaiannya, rekapitulasi penerimaan Nasabah lama dan baru, serta program kerja Direktur Kepatuhan. Selain itu masih terdapat laporan yang disampaikan tidak tepat waktu dan bahkan masih ada yang tidak menyampaikan laporannya.
Nevertheless, there were still some shortcomings in the report, where the submitted reports were not supported by a complete data such as the finacial position of the company and the Customers, the recapitulation of handling and settlement of Customers’ complaints, recapitulation of old and new customers, and work program of Compliance Director. In addition, there are reports not delivered on time and even still not submitted their reports.
Tabel berikut adalah tingkat kepatuhan para Direktur Kepatuhan dalam menyampaikan laporannya selama tahun 2012:
The following table shows compliance rate of Compliance Director in presenting their reports in 2012:
Di bulan Mei dan Juni terlihat persentase tertinggi Direktur Kepatuhan yang menyampaikan laporannya tepat waktu (95.16%), sementara pada bulan April terlihat persentase tertinggi (9.1%) Direktur Kepatuhan tidak menyampaikan laporannya. Persentase terendah penyampaian laporan Direktur Kepatuhan secara tepat waktu tercatat di bulan Desember (70%), sedangkan persentase terendah (2.99%) di mana Direktur Kepatuhan tidak menyampaikan laporannya tercatat di bulan September. Persentase tertinggi Direktur Kepatuhan yang terlambat menyampaikan laporannya (30%) terlihat di bulan Desember, sedangkan persentase terendah (4.84%) tercatat di bulan Mei dan Juni.
In May and June seen the highest percentage of ontime submission of Compliance Director Report (95.16%), while in April seen the highest percentage (9.1%) Compliance Director did not submit its report. The lowest percentage of the ontime submission of the Compliance Director reports took place in December (70%), while the lowest percentage (2.99%) where the Compliance Director did not submit their reports took place in September. The highest percentage Compliance Director late in reporting its report (30%) was seen in December, while the lowest percentage (4.84%) was recorded in May and June.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Perusahaan Pialang, dalam hal ini Direktur Kepatuhan, yang terlambat atau tidak menyampaikan laporan bulanan mengenai pelaksanaan tugasnya sebagaimana yang ditentukan, dikenakan sanksi administratif oleh Bappebti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Futures Brokerage Firms, in this case the Compliance Director, that delayed or failed in submitting their monthly reportson the performance of their duties as required were liable to administrative sanctions by CoFTRA in accordance with the applicable regulations.
AUDIT PELAKU USAHA Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap para Pelaku Usaha di bidang Perdagangan Berjangka, sesuai dengan kewenangannya Bappebti melakukan kegiatan audit terhadap pihak-pihak yang memperoleh persetujuan/ijin usaha di bidang Perdagangan Berjangka. Audit yang dilaksanakan meliputi audit rutin, sewaktu-waktu dan khusus. Pelaksanaan audit terlihat pada tabel berikut:
AUDIT OF STAKEHOLDERS In order to improvide the Business Players’ compliance with the regulations in respect of Futures Trading, CoFTRA as per its authority conducted an audit against those parties possessing business license/approvals in the field of Futures Trading. The Audit consists of routine audit, surprise and special audits. Audit results can be seen in the following table:
Kegiatan audit pada tahun 2012 dilakukan terhadap 32 perusahaan, yang berarti frekwensinya naik 45,4% dari tahun sebelumnya di mana hanya 22 perusahaan yang diaudit. Dari jumlah tersebut, audit rutin dilakukan terhadap 15 perusahaan, audit sewaktu-waktu terhadap 15 perusahaan dan audit khusus terhadap 2 perusahaan, dibandingkan dengan tahun 2011 di mana audit rutin dilakukan terhadap 5 perusahaan, audit sewaktu-waktu dilakukan terhadap 17 perusahaan dan audit khusus belum dilakukan.
Audit activity was conducted on 32 companies, which means the frequency is higher 45.4% from the previous year (15 companies). Of this amount, audit routine was conducted on 15 companies, surprise audit was conducted on 15 companies and special audit on 2 companies, compared to the year 2011 in which routine audit was conducted on 5 companies, surprise audit on 17 companies and special audit not conducted.
Fokus audit rutin mencakup (1) Manajemen dan Organisasi Perusahaan; (2) Penerimaan Nasabah; (3) Pelaksanaan Transaksi; (4) Pengelolaan Dana Nasabah; dan (5) Integritas Keuangan, sedangkan audit sewaktu-waktu mencakup aspek-aspek (1) Aktivitas Operasional Perusahaan; (2) Pengelolaan Dana Nasabah; (3) Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah; dan (4) Pembukaan Rekening Transaksi Nasabah.
The routine was audit focused on the following aspects (1) Management and Organization of the Company; (2) Customer Acceptance; (3) Implementation of Transaction; (4) Management of Customer’s Funds and (5) Financial Integrity, while surprise audit was focused on the following aspects (1) Companies’ Operational Activities; (2) Management of Customers’ Funds; (3) Implementation of Know Your Customer Principle; and (4) Opening of Customer Transaction Account.
CoFTRA
Annual Report 2012
61 61
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
62
Dari hasil audit umumnya masih ditemukan adanya pelaksanaan kegiatan Pialang Berjangka yang tidak sesuai dengan peraturan di bidang PBK, seperti: (a) masih terdapat tenaga marketing yang menjalankan tugas dan fungsi sebagai Wakil Pialang Berjangka; (b) sarana promosi hanya menjelaskan kontrak SPA dan belum menjelaskan kontrak multilateral; (c) masih terdapat dokumen Perjanjian Nasabah yang tidak diisi secara lengkap; (d) masih terdapat Pialang Berjangka yang tidak memiliki unit khusus pelatihan bagi Nasabah dan unit penanganan pengaduan Nasabah; (e) masih terdapat Kepala Kantor Cabang yang belum memiliki ijin Wakil Pialang; (f) masih terdapat Kantor Cabang yang jumlah Wakil Pialangnya kurang dari tiga sebagaimana yang dipersyaratkan; (g) masih terdapat kesalahan pencatatan pada Dana Nasabah Rekening Terpisah; (h) masih terdapat Pialang Berjangka yang mendokumentasikan bukti-bukti pencatatan secara tidak benar; (i) masih terdapat Pialang Berjangka yang memungut setoran margin atau Deposit Margin dari Nasabah yang besarnya tidak sesuai sebagaimana yang tercantum dalam Trading Rules; (j) masih terdapat transaksi SPA yang tidak dilakukan langsung oleh Nasabah namun dilakukan oleh tenaga marketing berdasarkan kuasa dari Nasabah.
The result of the audit generally still found noncompliances to the CFT regulations in the conduct of Futures Broker activities such as: (a) there were still found marketing staffs performing the tasks and duties of Futures Broker Representative; (b) the promotional materials only features ATS contract and not yet explain multilateral contract; (c) still found Customer Agreement documents that were not fully completed; (d) there were Futures Brokers who do not have special Customer training unit and Customer complaints handling unit; (e) still found Branch Office Managers who do not have Futures Representative License; (f) there were Branch Offices whose Brokers Represeantative number were less than the requirements; (g) many mistakes in the recording of Customers’Funds Segregated Accounts;(h) there were still found instances of bookkepping done by futures brokers improperly done; (i) still found Futures Brokers who collect margin deposit from Customers not in the amount as prescribed in the Trading Rules; (j) there were still ATS transactions not directly made by the Customers but performed by Marketing staff based on Customers’ authrorization.
Sehubungan dengan berbagai temuan tersebut di atas, Bappebti telah melakukan pembinaan kepada perusahaan yang bersangkutan agar mengambil langkah-langkah perbaikan sesuai dengan hasil temuan audit. Dari langkah-langkah perbaikan yang dilakukan, terlihat adanya upaya yang serius dari perusahaan untuk memperbaiki kekeliruannya.
In connections to the above findings, CoFTRA has issued guidance to the concerned companies to take corrective measures as in accordance to the results of the audit. Of the corrective measures undertaken, it was observed that serious efforts taken by the companies to rectify the mistakes.
PENGAWASAN DAN EVALUASI TRANSAKSI PELAKU USAHA Dalam rangka terwujudnya pelaksanaan transaksi Perdagangan Berjangka yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diperlukan adanya pengawasan dan evaluasi atas kegiatan transaksi yang dilakukan oleh pelaku usaha. Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Bappebti dilaksanakan dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1) Pengawasan dan evaluasi melalui SPT-SPA (Sistem Pengawasan Tunggal - Sistem Perdagangan Alternatif) dan (2) Pengawasan langsung/ lapangan (on the spot).
MONITORING AND EVALUATION OF TRADE TRANSACTION In order to actualize the implementation of Futures Trading are in compliance with the prevailing legislations, monitoring and evaluation activities of transactions conducted by the business players is required. CoFTRA’s monitoring and evaluation activities are carried out through 2 (two) ways, i.e.: (1) Monitoring and evaluation through the Single Control System of the Alternative Trading System (ATS’ CSC) and (2) Direct/on the spot supervision.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Dari hasil pengawasan dan evaluasi yang dilakukan melalui SPT-SPA diperoleh hasil sebagai berikut: (1) masih terdapat sistem perdagangan Pedagang Penyelenggara yang tidak terkoneksi dengan SPTSPA; (2) masih ditemui adanya transaksi yang tidak disertai dengan kode Pialang dan/atau kode Nasabah; (3) masih adanya transaksi yang tidak disertai dengan jumlah lot dan/atau harga yang wajar; (4) sering ditemui adanya penundaan pelaporan transaksi SPA.
Of the monitoring evaluation carried out through it (ATS’ SCS) was obtained the following results: (1) there was still found trading system of ATS Operator which is not connected with the ATS’SCS; (2) transaction that was without the Broker code and/or the Code of the Customer; (3) transaction that is submitted without a lot amount and/or reasonable price; (4) often encounters delay of ATS transaction reporting.
Sementara itu frekwensi pengawasan atau pemeriksaan lapangan terhadap pelaku pasar yang dilakukan Bappebti selama 2 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Meanwhile the frequency of monitoring and field inspection conducted by CoFTRA during the last 2 years is as follows:
Dari tabel di atas terlihat adanya penurunan frekwensi pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha sebesar 25% dibandingkan dengan aktivitas pengawasan dan evaluasi yang dilakukan di tahun 2011. Penurunan tersebut disebabkan pada tahun 2012 pengawasan lapangan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pelaku Usaha PBK ditiadakan, sementara pada kegiatan Pengawasan Transaksi Pelaku Usaha PBK mengalami peningkatan sebesar 80%. Hasil dari pelaksanaan pengawasan lapangan antara lain adalah: (1) masih ditemui adanya Pialang Berjangka yang menawarkan kontrak SPA dengan kode yang tidak sesuai dengan kode kontrak SPA yang telah memperoleh persetujuan; (2) masih terdapat pelaku usaha yang menunda pelaporan transaksi SPA; (3) masih terdapat pelaku usaha yang melakukan transaksi SPA di atas 20 lot untuk 1 kali transaksi.
The above table shows a decrease in the monitoring and evaluation of business player transactions by 25% compared to the same activities conducted in 2011. The decrease in 2012 was due to the abolishment of Monitoring and Evaluation activities by field monitoring of CFT Business Player, meanwhile Monitoring activities of CFT Business Player Transaction increased by 80%. The results of field monitoring are as follows: (1) still found Futures Broker who offers ATS contract with an unmatched approved ATS code transaction; (2) delay of ATS transaction reporting by business player; (3) still found of ATS transaction more than 20 lots for one transaction by business player.
CoFTRA
Annual Report 2012
63 63
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
64
EVALUASI RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT) BURSA BERJANGKA Salah satu bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Bappebti adalah melalui evaluasi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka. Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk memastikan apakah program kerja yang diajukan oleh Bursa Berjangka telah disusun dengan tepat, sistematis, akurat, dan memuat secara tegas visi, misi, tujuan yang ingin dicapai, strategi perusahaan, sasaran dan rencana kerja serta tolok ukur (output dan outcome) yang jelas, realistis, serta perencanaan ke depan. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada program-program yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Selain itu diharapkan pula agar Bursa dapat lebih fokus pada pengembangan komoditi primer dan meningkatkan transaksi multilateral.
EVALUATION OF FUTURES EXCHANGE WORK PROGRAM AND ANNUAL BUDGET Guidance and supervision conducted by CoFTRA is among other through evaluation of the Exchange’s Work Program and Annual Budget. To ascertain whether the work program proposed by the Exchange have been prepared with appropriate, systematic, accurate and expressly includes the vision, mission, objectives, company strategy, target and action plans and its clear measures (output and outcome), realistic, planning ahead. The evaluation is also aimed to determine whether there are programs that are not compatible with the prevailing laws and regulations of Commodity Futures Trading. In addition it is also expected that the Exchange may be more focused on the development of primary commodities and increasing the multilateral transactions.
Selama tahun 2012, BAPPEBTI telah melakukan evaluasi terhadap RKAT Tahun 2013 yang diajukan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Dari hasil evaluasi secara umum disimpulkan bahwa Bappebti dapat menyetujui program-program kegiatan yang diajukan, kecuali program pendirian Lembaga Kliring yang diajukan oleh BBJ. Program tersebut belum dapat disetujui dan disarankan agar ditinjau kembali. BBJ dan BKDI dituntut untuk fokus terhadap peningkatan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral sebesar 30% dari total volume transaksi sesuai kontrak kerja Kepala Bappebti dengan Menteri Perdagangan. Dalam rangka meningkatkan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral dan memperkenalkan komoditi Indonesia, bursa berjangka dituntut untuk melakukan penjajagan kerjasama dengan bursa luar negeri.
During 2012, CoFTRA has conducted evaluation of the 2012 Work Program and Annual Budget proposed by the Jakarta Futures Exchange (JFX) and the Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX). The results of the evaluation were generally concluded that CoFTRA can approve all of the proposed programs, except that the establishment of Clearing House program proposed by the JFX. That program can not yet be approved and recommended to be reviewed. JFX and ICDX are required to focus on increasing the volume of Multilateral Futures Contracts by 30% of the total transactions volume as per employment contract of the Chairman of CoFTRA with the Ministry of Trade. To increase the volume transactions of Multilateral Futures Contracts and promote Indonesian commodities, the Futures Exchange is required to undertake an assessment of cooperation with overseas Exchanges.
EVALUASI KONTRAK BERJANGKA DAN PERATURAN TATA TERTIB BURSA BERJANGKA Evaluasi atas Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka merupakan salah satu kegiatan Bappebti untuk mengetahui sejauh mana Kontrak Berjangka serta Peraturan Tata Tertib Bursa yang diusulkan oleh Bursa Berjangka memenuhi semua ketentuan serta persyaratan yang berlaku sebagaimana diatur dalam UU tentang Perdagangan Berjangka Komoditi beserta seluruh peraturan pelaksanaannya.
EVALUATION OF EXCHANGE’S FUTURES CONTRACT AND RULES AND REGULATIONS Evaluation of the Futures Contract and Rules and Regulations of the Exchange is one of the CoFTRA activities to determine the extent of the Futures Contract as well as the Rules and Regulations proposed by the Exchange meets all of the applicable terms and requirements as stipulated by the Law of the Commodity Futures Trading and all of its implementing regulations.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
1. Evaluasi Kontrak Berjangka Sepanjang tahun 2012, Bappebti telah menyetujui 29 (dua puluh sembilan) Kontrak Berjangka di mana 4 (empat) diantaranya merupakan usulan Kontrak baru. Kontrak-kontrak tersebut adalah: • Kontrak Fisik Timah (INATIN) (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak Fisik Timah (INATIN) (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak Berjangka Emas (Bab 14) (revisi spesifikasi) dari PT. BBJ; • Kontrak Berjangka Emas (Bab 21) (revisi spesifikasi) dari PT. BBJ; • Kontrak Berjangka Emas (Bab 27) (usulan baru) dari PT. BBJ; • Kontrak Berjangka Kakao (revisi spesifikasi) dari PT. BBJ; • Kontrak Mata Uang Asing (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak Fisik Timah INATIN (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak Timah BTMTIN (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak Mata Uang Asing (penambahan spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA Crude Oil (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak CFD Silver (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Indeks (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Single Stock (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA Crude Oil (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Silver (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Indeks DAX dan FTSE (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD US (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Hongkong Stocks (revisi spesifikasi) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Emas (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Indeks (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Natural Gas (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Mata Uang Asing (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Palladium (usulan baru) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD Dow Jones, CFD Nasdaq dan CFD S&P 500 (perubahan jam perdagangan) dari PT. BKDI; • Kontrak SPA CFD US Stocks (penambahan daftar perusahaan) dari PT. BKDI;
1. Futures Contract Evaluation Throughout the year 2012, CoFTRA has approved 29 (twenty nine) Futures Contracr of which 4 (four) are new proposed Contracts. The Contracts are as follows: • Physical Tin Contract (INATIN) (new proposal) from ICDX; • Physical Tin Contract (INATIN) (revized specifacation) from ICDX; • Gold Futures Contract (Chapter 14 (revized specication) by JFX; • Gold Futures Contract (Chapter21) (revized specification) from JFX; • Gold Futures Contract (Chapter 27) (new proposal) from JFX; • Cocoa Futures Contract (revized specification) from JFX; • Foreign Currency Contract (new proposal) from ICDX; • INATIN Tin Physical Contract (revized specification) from ICDX; • BTMTIN Tin Contract (new proposal) from ICDX; • Foreign Currency Contract (additional specification) from ICDX; • Crude Oil ATS Contract (new proposal) from ICDX; • CFD Silver Contract (new proposal) from ICDX; • CFD Index ATS Contract (new proposal) by ICDX; • CFD Single Stock ATS Contract (new proposal) by ICDX; • Crude Oil ATS Contract (revized specification) from ICDX; • CFD Silver ATS contract (revized specification) from ICDX; • CFD Index and FTSE ATS Contracts (revized specification) from ICDX; • CFD US ATS Contract (revized specification) from ICDX; • CFD Hong Kong Stocks ATS Contract (revized specification) from ICDX; • Gold ATS Contract (new proposal) from ICDX; • CFD Index ATS Contract (new propsal) from ICDX; • CFD Natural Gas ATS Contract (new proposal) from ICDX; • CFD Foreign Currecy ATS Contract (new proposal) from ICDX; • CFD Palladium ATS Contract (new propsal) from ICDX; • CFD Dow Jones, CFD Nasdaq and CFD S&P 500 ATS Contracts (change of trading hours) from ICDX; • CFD US Stocks ATS Contract (additional list of company) from ICDX;
CoFTRA
Annual Report 2012
65 65
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
66
• Kontrak Derivatif Antar Mata Uang Asing (revisi spesifikasi) dari PT. BBJ; • Kontrak Derivatif Indeks (revisi spesifikasi) dari PT. BBJ; dan • Kontrak Derivatif Emas Loco London (revisi spesifikasi) dari PT. BBJ.
• Inter Foreign Currency Derivatives Contract from JFX; • Index Derivatives Contract (revized specification) from JFX; and • Loco London Gold Derivatives Contract (revized specification) from JFX.
Dari data di atas BBJ telah mengusulkan 1 (satu) kontrak baru yaitu Kontrak Berjangka Emas 100 Gram (GOL100), sementara BKDI mengusulkan 3 (tiga) kontrak baru yaitu Kontrak Fisik Timah (INATIN dan BTMTIN), Kontrak Mata Uang Asing, dan Kontrak SPA (Derivatif).
From the above data JFX has proposed 1 (one) new contract i.e. 100 Grams Gols Futures Contract (GOL100). While ICDX proposed 3v(three) new contracts i.e, Tin Physical Contract (INATIN and BTMTIN), Foreign Currency Contract, and ATS Contract (Derivatives).
2. Evaluasi Peraturan Tata Tertib Pada 2012 Bappebti juga telah menyetujui 15 (lima belas) Peraturan Tata Tertib (PTT) yang diusulkan BBJ dan BKDI, di mana 4 (empat) di antaranya merupakan usulan PTT Baru dan 11 (sebelas) revisi PTT yang telah disetujui. Persetujuan usulan PTT baru tersebut adalah: • Usulan PTT Bab 14 tentang Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) yang diajukan PT. ISI; • Usulan PTT Bab 22 tentang Sistem Perdagangan Alternatif (SPA); keanggotaan yang diajukan PT. BKDI; • Usulan PTT Bab 5 tentang Kliring dan Penyelesaian yang diajukan PT. ISI; • Usulan PTT Bab 28 BBJ tentang Pilot Project Kontrak Derivatif Selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah Dalam Sistem Perdagangan Alternatif Dengan Volume Minimum 0,1 (Nol Koma Satu) Lot yang diajukan PT. BBJ.
2. Evaluation of Rules and Regulations In 2012 CoFTRA has also approved 15 (fifteen) Rules and Regulations (R/R) that were proposed JFX and ICDX, in which 4 (four) of them were new R/R proposals. The approved R/R are: • Proposal of Chapter 14 of R/R on Alternative Trading System submitted by PT ISI; • Proposal of Chapter 22 of R/R on Alternative Trading System submitted by ICDX; • Proposal of Chapter 5 of R/R on Clearing and Settlement submitted by PT ISI; • Proposal of Chapter 28 on R/R of JFX on Derivatives Contract besides Futures Contract and Sharia Derivatives Contract in the Alternative Trading System with Minimum Volume of 0.1 (Zero Dot One) proposed by JFX.
4. Penunjang Pasar Berjangka
4. Supporting of Futures Market
Pasar Fisik CPO Terorganisir di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Pasar Fisik CPO yang terorganisir di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) resmi beroperasi sejak tanggal 23 Juni 2009. Selain untuk menunjang kegiatan perdagangan Kontrak Berjangka di Bursa, diluncurkannya pasar ini juga dimaksudkan untuk membuka peluang bagi Indonesia, sebagai negara produsen terbesar minyak sawit mentah (CPO) di dunia, menjadi negara acuan penetapan harga CPO internasional. Hal ini diharapkan dapat diikuti oleh komoditi unggulan Indonesia lainnya seperti kakao, timah, dan lain lain.
Organized CPO Physical Market Since 23 June 2009, the Organized Physical Market at Jakarta Futures Exchange (JFX) was officially launched into operation. The purpose of this market is to the futures contract trading activity at the exchange, and to provide opportunities to Indonesia as the world’s largest Crude Palm Oil (CPO) producer to follow the International CPO price reference. It is expected to be followed by other main Indonesian Commodities such as Cocoa, Tin, and others.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Keberadaan pasar fisik yang terorganisir ini akan memudahkan para pelaku pasar untuk dapat melakukan pengelolaan resiko harga (price risk management) atas barang produksi atau barang siap serahnya (deliverable stock) dengan metodologi bisnis yang bersifat market based approach.
The existence of an organized physical market will make it easier for market participants to manage price risk (price risk management) for their goods and deliverable stock with a market-based approach business methodology.
Jumlah peserta yang terdaftar sebagai anggota pasar fisik CPO ini tercatat sebanyak 16 perusahaan, di mana 11 perusahaan bertindak sebagai penjual dan 5 perusahaan sebagai pembeli, serta 2 perusahaan di antaranya bertindak selaku penjual sekaligus pembeli.
The number of participants registered as thr CPO physical members amount to 16 companies which consists of 11 companies acting as a seller and 5 companies as a buyer, 2 companies of which act as a seller as well as a buyer.
Dibandingkan dengan tahun 2011, perkembangan Pasar Fisik CPO di tahun 2012 menunjukkan penurunan, baik dalam hal volume produk yang ditawarkan maupun transaksi yang terjadi. Dari 232.500 ton volume CPO yang ditawarkan pada 2011, turun menjadi 38.000 ton pada 2012. Adapun volume transaksi dimana pada tahun 2011 2.500 ton transaksi senilai Rp. 20,3 Milyar, turun menjadi hanya 1.000 ton atau senilai Rp. 9,1 Milyar saja di tahun 2012. Terjadinya penurunan ini kemungkinan adanya persaingan dengan PT. Astra Agro Lestari dan PT. Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) PTPN yang juga menyelenggarakan pasar sejenis.
Compared to 2011, CPO Physical Market developments in 2012 showed a declined, both in terms volume of products offered and its transaction. Out of 232,500 tons of CPO volume in 2011, fell to only 38,000 tons in 2012. Out of 2,500 tons transaction occurred in 2011 with a value of Rp. 20,3 billion , dropped to 1,000 tons or only Rp.9.1 billion in 2012. The decrease is likely occurred as there was a competition between PT Astra Agro Lestari and PT Kharisma Pemasaran Bersama which were organizing a similar physical market.
Kontrak Fisik Timah ( Indonesian Tin - INATIN) Kontrak Fisik Timah dilatarbelakangi oleh posisi Indonesia sebagai eksportir timah terbesar di dunia namun tidak mampu mengontrol harga timah dunia untuk mendapatkan harga yang layak, bahkan justru tergantung pada negara asing. Meskipun merupakan eksportir terbesar di dunia, di mana hampir 40% kebutuhan timah dunia berasal dari Indonesia, sebenarnya cadangan timah Indonesia hanya menempati urutan keempat setelah Cina, Amerika Latin, dan Peru. Kontrak timah yang diperdagangkan akan diberi kode INATIN, dalam mata uang US Dolar (USD) dengan besaran kontrak 5 ton per lot dan kelipatan sebesar 5 USD per ton. Penggunaan mata uang dolar dalam transaksi ini karena mayoritas pelakunya merupakan investor asing. Sebelum perdagangan, Komite timah akan menentukan harga minimum atau Suggested Opening Bid price (SOB). Berdasarkan harga ini, penjual dan pembeli mulai tawar-menawar melalui lelang terbuka dalam 15 menit, yakni pukul 14.30-14.45 WIB. Timah diperdagangkan dalam satuan lot yang setara 5 ton.
Tin Physical Market (Indonesian Tin - INATIN) The establishment of this tin physical market is motivated by the position of Indonesia as the world’s largest tin exporter but was unable to influence a world price of tin to get a fair price, even just depend to foreign countries. Despite being the largest tin exporter of the world, where almost 40% of the world’s tin come from Indonesia, actually tin reserves of Indonesia ranked fourth after China, Latin America and Peru. The tin Contract traded will be coded INATIN, denominated in US Dollar (USD), and with a contract size of 5 metric tons per lot and a multiple of 5 USD per ton. The US Dolar is used in transaction as it is considered that the majority of its prospective participants are foreign investors. Before to the trading, tin Committee will determine the minimum price or Suggested Opening Bid price (SOB). Based on this price, sellers and buyers start bargaining through an open auction in 15 minutes, i.e. 2.30PM-2.45PM. Tin traded in unit lot equivalent to 5 tons.
CoFTRA
Annual Report 2012
67 67
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
68
BKDI juga telah menjalin kerjasama strategis dengan PT. Banda Graha Reksa (BGR) selaku gudang penyimpan timah. Kerjasama ini merupakan salah satu kunci keberhasilan penyelenggaran pasar fisik timah karena BGR memiliki peran yang penting sebagai tempat penyelesaian penyerahan fisik INATIN. Selain itu juga akan dilakukan kerja sama dengan penguji mutu independen untuk memastikan kualitas timah yang akan diserahkan agar sesuai dengan spesifikasi kontrak yaitu timah yang berkadar kemurnian minimum 99,85%. Salah satu pemasok produk fisik timah untuk kontrak ini adalah PT Timah Tbk (TINS). Selama 2012, total lot INATIN yang diperdagangkan sebesar 125 lot atau setara 625 ton.
ICDX has also established a strategic partnership with PT Banda Graha Reksa (BGR) as the tin storage place. The cooperation is one key to the success of the organizing of a tin physical market because BGR has an important role as a place of settlement of INATIN physical delivery. There will be also a colaboration with an independent quality testing agency to ensure that the quality of tin delivered is in accordance with the contract specfication that is a tin purity of minimum 99.85%.one of the supplier of physical tin product for the related contract is PT Timah Tbk (TINS). During 2012, the total lot INATIN traded a total of 125 lots, equivalent to 625 tons.
Selama 2012, telah terjadi penyerahan fisik Timah sebanyak 550 metrik ton dengan rincian sebagai berikut :
During 2012, there has been a Tin physical delivery asmuch as 550 metric tons with the following details:
Selain penyerahan fisik yang terjadi melalui kliring, pada tahun 2012 juga terjadi penyerahan fisik Timah yang terjadi di luar kliring yakni dengan ADP (Alternative Delivery Procedure) sebanyak 15 ton antara Timah (persero) sebagai penjual dan Tambang Timah sebagai pembeli.
In addition, to physical delivery that occurs through clearing, in 2012 also occurred Tin physical delivery that occurs outside clearing which is Alternative Delivery Procedures for 15 tons between Timah (Persero) as seller and Tambang Timah as buyer.
3. Penyempurnaan Peraturan, Pelayanan dan Penegakan Hukum Perdagangan Berjangka Komoditi
3. Improvement on Regulation, Services and Law Enforcement of Commodity Futures Trading
1. Peraturan Perundang-undangan a. Peraturan Perundang-Undangan di bidang PBK
1. Legislation a. Legislative Regulation in CFT
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, maka perlu
Draft of Government Regulation on Ammendment to Government Regulation Number 9 of 1999 concerning the organizing of Commodity Futures Trading By the enactment of Law Number 10 of year 2011 on Amendment of Law Number 32 of Year 1997 concerning Commodity Futures Trading, thus the organizing of Commodity Futures Trading.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
adanya penyesuaian dan sinkronisasi atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Sehubungan dengan hal tersebut Bappebti sebagai pemrakarsa telah melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan yakni kementerian terkait dan juga para pelaku usaha terkait untuk mendapatkan berbagai masukan dan penyempurnaan terhadap Peraturan Pemerintah dimaksud.
Relative to CoFTRA as the initiator has been meeting with the stakeholders namely the relevant ministries as well as business people in order to get different inputs and improvements to the referred Government Regulation.
Masukan dan penyempurnaan diperlukan untuk mewujudkan terlaksananya kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi secara teratur, wajar, efisien, dan efektif, dengan pokok pengaturan pada beberapa hal antara lain terkait dengan berbagai persyaratan dan tata cara yang harus dipenuhi oleh setiap Pihak yang melakukan kegiatan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Persyaratan dan tata cara dimaksud berlaku dalam rangka perizinan Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, Sentra Dana Berjangka, Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, dan Bank Penyimpanan dana terpisah.
The inputs and improvements are needed to bring Futures Trading Commodity into reality in a regular, fair, efficient and effective manner with the key provisions on several items such as matters related to the various requirements and procedures that must be fulfilled by people who undertake activities in Commodity Futures Trading. The referred requirements and procedures applicable to licensing of Futures Exchange, Futures Clearing House, Futures Advisor, Futures Pool Operator, Futures Pool Funds, Futures Brokers Representative, Futures Advisor Representative, Futures Pool Operator Representative, and segregated fund Depository Bank.
Selain itu diatur pula persyaratan dan tata cara mengenai Dana Kompensasi, Penyimpanan Dana pada Rekening Terpisah, Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri, Pembukuan dan Pelaporan, serta Pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi. Selanjutnya, dalam rangka penegakan berbagai peraturan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, diatur pula ketentuan tentang pengenaan sanksi administratif.
In addition, it also regulates the requirements and procedures on Compensation Funds, Futures Funds Depository on Segregated Account, Channeling of Customer Order to Foreign Exchange, Record Keeping and Reporting, and the implementation of Futures Trading Commodity. Furthermore in the context of enforcement of the various Commodity Futures Trading regulations, stipulated the imposition of administrative sanction.
Mengingat banyak dan berkembangnya bentuk pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi, maka Peraturan Pemerintah ini menyerahkan pengaturan lebih lanjut mengenai sanksi administratif kepada Bappebti dalam batas-batas yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Given to the many and growing forms of violations in the Commodity Futures Trading activities, hence this Government regulation will provide further directives on administrative sanction to CoFTRA within the boundaries laid down in this Regulation.
Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah Atas Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi telah selesai dilaksanakan pembahasan antar Kementerian, dan sedang dalam
Currently the Draft of Government Regulation on Amendment to Government Regulation Number 9 of 1999 concerning the Organizing of Commodity Futures Trading already passed the discussion between the ministries and is in the Harmonization
CoFTRA
Annual Report 2012
69 69
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
70
proses Harmonisasi pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Diharapkan sebelum semester pertama Tahun 2013 RPP ini sudah dapat diselesaikan.
process at the Ministry of Justice and Human Rights. The draft is expected to be completed before the first semester of 2013.
Penyempurnaan dan penambahan peraturan Kepala Bappebti Untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan meningkatkan kepastian hukum, selama tahun 2012 Bappebti telah menerbitkan sebanyak 10 (sepuluh) peraturan di bidang PBK yang merupakan penyempurnaan dan penambahan peraturan Kepala Bappebti. Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut: a. Peraturan Kepala Bappebti 91/BAPPEBTI/PER/ 03/2012 tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perizinan Tertentu Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi Kepada Unit Pelayanan Perdagangan. Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada dunia usaha melalui Unit Pelayanan Kementerian Perdagangan dalam rangka mempercepat perizinan tertentu di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Improvement and Additional to the Head for CoFTRA regulation To protect the public and increase legal certainty, during 2012 CoFTRA has issued a total of 10 (ten) regulations on CFT in the form of improvement and additional Head for CoFTRA Regulations. These are as follows: a. The Head for CoFTRA regulation 91/BAPPEBTI/ PER/03/2012 concerning the Delegation of Particular Licensing Issuance Authority in CFT to the Head for Service Unit. This regulation is intended improve service to the business community through the Ministry of Trade Service Unit in order to accelerate particular licensing of Commodity Futures Trading.
b. Peraturan Kepala Bappebti 92/BAPPEBTI/PER/ 03/2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 80/BAPPEBTI/PER/01/2010 Tentang Persyaratan Calon Dan Tata Cara Pencalonan Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Bursa Berjangka. Penyempurnaan Peraturan Kepala Bappebti ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan profesionalisme anggota Dewan Komisaris dan Direksi Lembaga Kliring Berjangka.
b. The Head for CoFTRA Regulation 92/BAPPEBTI/ PER/03/2013 concerning the Second Amendment to the Head for Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 80/BAPPEBTI/PER/01/2010 on the Requirements and Procedures for the Nomination of Candidate for Members of the Board of Commissioners and Board of Directors of Futures Exchange. The improvement of this regulation is intended to increase the professionalism of members of the Board of Commissioners and Board of Directors of Futures Clearing House.
c. Peraturan Kepala Bappebti 93/BAPPEBTI/PER/ 03/2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 59/BAPPEBTI/Per/7/2006 Tentang Pengelolaan Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka. Penyempurnaan Peraturan Kepala Bappebti ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat yang melakukan kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi terkait dengan pengelolaan Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka.
c. Head for CoFTRA Regulation 93/BAPPEBTI/PER/ 03/2012 concerning the second amendment to the Head for Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 59/BAPPEBTI/Per/7/2006 on the Management of Futures Broker Segregated Account. The improvement of this Regulation is intended to provide expediency and protection to the people who undertake Commodity Futures Trading activities in relevant to the Management of Futures Broker Segregated Account.
d. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 94/BAPPEBTI/ PER/04/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 90/BAPPEBTI/PER/10/2011
d. Head for CoFTRA regulation Number 94/ BAPPEBTI/PER/04/2012 concerning Amendment on the Head for Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 90/BAPPEBTI/PER/10/2011
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Tentang Komoditi Yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/ atau Kontrak Derivatif Lainnya Yang Diperdagangkan di Bursa Berjangka. Penyempurnaan Peraturan Kepala Bappebti ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap instrumen lindung nilai dan adanya referensi harga bagi pelaku usaha dan masyarakat, terkait dengan komoditi yang dapat dijadikan subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan di Bursa Berjangka.
concerning Commodity Subjected to Futures Contract, Sharia Derivatives Contract, and/or Other Derivative Contract Traded in the Futures Exchange. Improvement of this Regulation is intended to meet the needs for hedging instrument and price reference for businesses and the public, in relevant with the commodity subjected to Futures Contract, Sharia Derivatives Contracts and/or other Derivatives Contract trading in the Futures Exchange.
e. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 95/BAPPEBTI/ PER/06/2012 tentang Sistem Perdagangan Alternatif. Peraturan Kepala Bappebti ini dimaksudkan untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 30A ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, yaknia pengaturan mengenai Sistem Perdagangan Alternatif diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Bappebti.
e. Head for CoFTRA Regulation Number 95/ BAPPEBTI/PER/06/2012 on Alternative Trading System. This Regulation is intended to implement the provisions of Article 30A paragraphs (2) and (3) of Law 10 Year 2011 on Amendment to Law Number 32 of Year 1997 concerning Commodity Futures Trading namely provision regarding Alternative Trading System which will be further regulated by Head for CoFTRA Regulation.
f. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 96/BAPPEBTI/ PER/06/2012 tentang Persyaratan Calon dan Tata Cara Pencalonan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Lembaga Kliring Berjangka. Peraturan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan profesionalisme anggota Dewan Komisaris dan Direksi Lembaga Kliring Berjangka yakni terkait dengan Persyaratan Calon dan Tata Cara Pencalonan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.
g. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 97/BAPPEBTI/ PER/07/2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Kepala Bappebti Nomor 48/Bappebti/Kp/ Ix/2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengenaan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (Pnbp) Dari Jasa Pelayanan Usaha Berjangka Dan Denda Administratif. Penyempurnaan Peraturan Kepala Bappebti ini dilakukan dalam rangka penyesuaian terhadap Pedoman Pelaksanaan Pengenaan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Jasa Pelayanan Usaha Berjangka dan Denda Administratif, karena telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perdagangan.
f. Head for CoFTRA Regulation Number 96/ BAPPEBTI/PER/06/2013 on the Requirements and Procedures for the Nomination of Candidate for Members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of Futures Clearing House. The regulation is intended to increase the professionalism of members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of Futures Clearing House relevant to the Requirements and Procedures for the Nomination of Candidate for Members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of Futures Exchange and Futures Clearing House. g. Head for CoFTRA Regulation Number 97/ BAPPEBTI/PER/07/2012 on the Second Amendment to the Head for CoFTRA Regulation Number 48/ Bappebti/Kp/Ix/2003 concerning the Guidelines on the Imposition of Non-Tax State Revenue Tariff (PNBP) From Futures Trading Services and Administrative Sanction. Improvement on this regulation is done in order to adjust with the Guidelines on the Imposition of Non-Tax State Revenue Tariff (PNBP) from Futures Trading Services and Administrative Sanction, due to the enactment of Government Regulation Number 45 of Year 2012 regarding Type and Tariff on Non-Tax State Revenue Type applicable in the Ministry of Trade.
CoFTRA
Annual Report 2012
71 71
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
72
h. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 98/BAPPEBTI/ PER/08/2012 tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 73/BAPPEBTI/Per/9/2009 Tentang Pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka Peserta Sistem Perdagangan Alternatif dan Persyaratan Kerjasama Antara Penyelenggara Dengan Peserta Sistem Perdagangan Alternatif. Penyempurnaan Peraturan Kepala Bappebti ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dan kepastian kepada masyarakat atas pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka Peserta Sistem Perdagangan Alternatif.
h. Head for CoFTRA Regulation Number 98/ BAPPEBTI/PER/08/2012 on Amendment to the Head for Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 73/BAPPEBTI/Per/2009 concerning the Opening of Futures Broker Branch Office Participating in Alternative Trading System and Cooperation Requirements between the Organizer with the Alternative Trading System Participants. Improvement of this Regulation is intended to provide protection and certainty to the public due the opening of Futures Broker Branch Office Participating in Alternative Trading System.
i. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 99/BAPPEBTI/ PER/11/2012 tentang Penerimaan Nasabah Secara Elektronik On-Line di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Peraturan ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan perlindungan kepada Nasabah di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 ayat (6) UndangUndang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, yakni untuk mengatur mengenai penerimaan Nasabah secara elektronik on-line untuk transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi;
i. Head for CoFTRA Regulation Number 99/ BAPPEBTI/PER/11/2012 concerning On-line Electronic Acceptance of Customer in Commodity Futures Trading. This regulation is drawn up to meet market demand and to provide protection to Customer in Commodity Futures Trading as well as to implement the provisions of Article 50 paragraph (6) Law Number 10 of Year 2011 concerning Amendment on Law Number 32 of Year 1997 regarding Commodity Futures Trading namely to regulate on-line electronic acceptance for transaction of Future Contract, Derivatives Sharia Contract, and/or other Derivatives Contracts in Commodity Futures Trading;
j. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 100/BAPPEBTI/ PER/12/2012 tentang Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka. Peraturan Kepala Bappebti ini merupakan penyempurnaan terhadap Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka sebelumnya, yang dimaksudkan agar Pialang Berjangka menyampaikan Laporan Keuangan Pialang Berjangka yang dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
j. Head for CoFTRA Regulation Number 100/ BAPPEBTI/PER/12/2012 regarding Guidelines for Futures Broker Accountancy. This regulation is an improvement to the previous Futures Broker Accountancy Guidelines, which are intended to convey Futures Broker Financial Report that are comprehensible, relevant, and reliable as well as corresponds with Financial Accounting Standards.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Futures Trading Industry
Bank Penyimpan Dana Nasabah Berdasarkan UU No. 10/2011 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, dana milik Nasabah wajib disimpan dalam rekening yang terpisah dari rekening Pialang Berjangka pada bank yang disetujui oleh Bappebti. Bank Penyimpan Dana adalah bank umum berstatus bank devisa. Selama tahun 2012 Bappebti telah memberikan persetujuan pembukaan nomor rekening terpisah (segregated account) kepada 31 Pialang Berjangka untuk 51 nomor rekening terpisah. Sampai dengan tahun 2012 tercatat ada 6 (enam) bank Penyimpan Dana Nasabah, yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas, PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, dan Standard Chartered Bank.
Customer Funds Depository Bank According to Law No. 10/2011 10 Year 2011 on Amendment of Law No. 32/1997 on the Commodity Futures Trading, customer’s funds must be deposited in a separate account from the Broker’s account at a bank approved by CoFTRA. Fund Depository Bank is a commercial bank holding a status as a foreign exchange bank. During the year 2012, CoFTRA has issued approval of opening separate account number (segregated account) to 31 Futures Brokers for 51 separate account numbers. Until the end 2012, there were 6 (six) Customer Funds Depository Bank, i.e. PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas, PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, and Standard Chartered Bank
Selama periode tahun 2012 jumlah Dana Nasabah pada Rekening Terpisah yang tersimpan setiap akhir bulan rata-rata mencapai Rp. 1.650.000.000.000,00 (satu trilyun enam ratus lima puluh milyar rupiah) dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami peningkatan dimana rata-rata mencapai Rp. 1.348.000.000.000,00 (satu trilyun tiga ratus empat puluh delapan milyar rupiah). Perkembangan dana Nasabah setiap bulannya tergambar pada tabel berikut:
During the period of 2012, the amount of Customer Funds in Segregated Account held at the end of each month was at an average of Rp.1.650.000.000.000,(one trillion six hundred and fifty billion Rupiah). When compared to year 2011 increased an average of Rp. 1.348.000.000.000,- (one trillion three hundred forty eight billion Rupiah). The development of Customer fund each month can be seen at the following table:
CoFTRA
Annual Report 2012
73 73
74
Sistem Resi Gudang Warehouse Receipt System
SRG hadir di Indonesia untuk memberi kemudahan kepada petani dalam memperoleh pembiayaan murah dengan jaminan komoditi, selain merupakan solusi bagi petani guna menghindari rendahnya harga jual pada saat panen raya. SRG juga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha lainnya seperti pedagang, eksportir, prosesor, atau pabrikan. Diawali dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang dan diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Kepala Bappebti pada tahun 2007, maka Sistem Resi Gudang mulai berjalan pada tahun 2008 diawali dengan penerbitan perdana Resi Gudang di Kab. Jombang, Jawa Timur dan Kab. Indramayu Jawa Barat.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
WRS presence in Indonesia is to facilitate farmers to obtain inexpensive financing with commodity as guarantee, in addition as a solution for farmers to avoid low selling price during harvest. WRS also can be used by other business people such as traders, processors, or manufacturer. Begins with the issuance of Law No. 9 of 2006 on Warehouse Receipt System and followed by issuance of Government Regulation and Regulation of Chairman of CoFTRA in 2007, Warehouse Receipt System began operating in 2008, starting with initial issuance of Warehouse Receipt in the District of Jombang, EastJava and District of Indramayu, West Java.
Seiring dengan mulai berjalannya Sistem Resi Gudang, pemerintah terus melengkapi SRG dengan berbagai instrumen hukum guna memperkuat integritas SRG. Untuk memberikan kepastian serta jaminan terhadap pembiayaan SRG yang dilakukan lembaga keuangan, pemerintah bersama dengan DPR RI melakukan amandemen terhadap UndangUndang No. 9/2006 dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 9/2011.
Along with the start of Warehouse Receipt System, Government continues to provide WRS with various legal instruments to strengthen the integrity of WRS. To provide legal certainty against WRS financing made by financial institutions, the government together with the House of Representatives is to amend Law No. 9/2006 with the issuance of Law No. 9/2011.
Resi Gudang dapat menambah cash flow guna meningkatkan modal kerja yang telah dimiliki. Bagi eksportir, Resi Gudang dapat berfungsi sebagai trade financing untuk melengkapi dokumen transaksi ekspor yang menggunakan Letter of Credit seperti invoice, bill of lading, dan certificate of insurance, sehingga menambah keyakinan importir dan issuing bank di luar negeri. Selain itu, melalui data yang terintegrasi antar daerah lokasi gudang yang tersebar di wilayah Indonesia, Resi Gudang menjadi salah satu instrumen pemerintah dalam mengukur ketersediaan pangan nasional seperti komoditi beras, gabah, atau jagung, sehingga dapat mendukung program Ketahanan Pangan Nasional.
Warehouse Receipt can add cash flow in order to increase working capital. For exporter, Warehouse Receipt can serve as trade financing to complete an export transaction documents that use Letter of Credit such as invoice, bill of lading and certificate of insurance, thereby increasing confidence of importers and issuing bank in overseas. In adition, through an inter-regionally integrated data among warehouse locations spread across the territory of Indonesia. Warehouse Receipt become one of the Government instrument in measuring the availability of national food such as rice, unhulled rice or corn commodities, so as to support National Food Security program.
1. LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
1. STRATEGIC STEPS
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006, Bappebti terus melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Indonesia. Pada tahun 2012, Bappebti melakukan berbagai kegiatan yang bersifat strategis dalam mendorong pelaksanaan SRG di Indonesia, meliputi:
As mandated by Law No.9 Year 2006, CoFTRA continue to carry out various activities related with regulating, guiding and supervision of implementation of Warehouse Receipt System in Indonesia. In 2012, CoFTA performed various strategic activities to encourage the implementation of WRS, including:
Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan Dalam rangka melakukan tertib administrasi dan meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya di bidang Pengajuan Persetujuan Kelembagaan SRG, Bappebti telah melakukan penyempurnaan prosedur operasi standar (standard operating procedure - SOP) dan tingkat layanan (service level arrangement) dalam proses pemberian persetujuan lembaga dalam SRG, baik untuk Pengelola Gudang, Gudang SRG maupun Lembaga Penilaian Kesesuaian. Melalui langkah ini, pemberian persetujuan lembaga dalam SRG yang semula dilakukan dalam waktu maksimal 28 hari dipercepat kembali menjadi maksimal 25 hari.
Improvement of Institutional Approval Services In order to conduct an orderly administration and to increase excellent services to the public in particular to the WRS Institutional Approval Submission, CoFTRA has made improvement to standard operating procedure - SOP and the service level arrangement in the institutional approval process in SRG, for Warehouse Operators, Warehouse WRS as well as Conformity Assessment Agencies. Through this steps, the licensing of institution in WRS which was previously taken 28 day of completion was accelerated to a maximum of 25 days.
CoFTRA
Annual Report 2012
75 75
Sistem Resi Gudang
76
Pemetaan Gudang Dalam Rangka Ketahanan Pangan dan Sistem Resi Gudang
Warehouse Mapping for WRS Implementation
Melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010, salah satu Program Prioritas Pemerintah pada Bidang Ketahanan Pangan adalah “Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditas Pangan”.
Through President Instruction Number 1 year 2010, one of the Government Priority in the Field of Food Security is “Food Commodities Market Improvement Efficiency”.
Keberhasilan peningkatan efisiensi distribusi pangan sangat ditentukan oleh keberadaan gudang stok komoditas pangan yang tersebar di hampir seluruh wilayah nusantara. Gudang pangan memiliki peranan yang penting dalam kegiatan pendistribusian barang. Selain sebagai tempat penyimpanan, gudang juga sebagai alat kontrol terhadap ketersediaan komoditas pangan. Dalam hal ini gudang menjadi awal dari aktivitas pendistribusian komoditas sebelum kemudian dipasarkan. Di gudang tersebut juga dilakukan pensortiran, penanganan terhadap komoditas (penjemuran), pengepakan, dan pengiriman.
Success in improving food distribution efficiency is determined by the presence of warehouses stocks of food commodities that are spread in almost all of the regions of the archipelago. Food warehouses have an important role in the goods distribution activities. In addition being a storage place, warehouses is also a means of control over the availability of food commodity. In this case, the warehouse becomes the beginning of the commodity distribution activity before being marketed. Also carried out in the warehouse, is the sorting, handling of commodities (drying), packing and delivery.
Masterplan Pengembangan Gudang Pangan yang telah disusun Bappebti pada tahun 2010 dan konsep Sistem Pergudangan Nasional yang telah ada perlu diperkuat dengan pemetaan pergudangan nasional yang memiliki informasi penting tentang profil gudang (status, kapasitas, fasilitas, utilitas), komoditas, komunitas (pelaku pengguna gudang pangan), serta peta sebaran gudang yang dapat secara menyeluruh menghasilkan bahan bagi pemerintah maupun pelaku usaha dalam menyusun kebijakan dan strategi “Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditas Pangan” nasional.
Food Warehouse Development Masterplan has been prepared by CoFTRA in 2010 and the existing National Warehousing System concept needed to be strengthened with the mapping of national warehouse mapping which holds important information of the repository profile (status, capacity, facility, utility), commodity, community (food warehouses users), as well as warehouses distribution maps that can as a whole provides materials for the government and businesses to prepare policies and strategies of “Food Commodities Market Improvement Efficiency”.
Data gudang pangan yang telah tersedia masih sangat terbatas dan terdistribusi tidak merata karena hanya dimiliki oleh pemilik gudang sehingga kompilasi yang dapat dilakukan masih memiliki cakupan yang sebagian kecil serta belum menyeluruh dan akurat.
The available food warehouses data is very limited and unevenly distributed because only the warehouse owner has it so the compilation that is made has a partly small coverage as well as not yet comprehensive and accurate.
Kondisi existing dan sebaran gudang yang tersedia tersebut di atas masih jauh dari kebutuhan database yang ideal bagi dukungan penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan gudang pangan dan sistem pergudangan nasional. Hingga saat ini, kondisi tersebut tercermin dari belum dapat diperolehnya informasi mengenai keberadaan gudang komoditas pertanian secara pasti karena bervariasinya kondisi dan penggunaan akibat kebutuhan dari pemilik/pengelola gudang tersebut.
The existing condition and the distribution of the available warehouse mentioned in the above is far from the ideal database needs to support the prepaparation of policy and strategy of the national food warehouse and warehousing system developments. As of now, the conditions reflected on the not yet getting information of the certainty agriculture commodities warehouse whereabouts because of the varied conditions and usage due to needs of the warehouse owner/operator.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Di samping itu, informasi yang diperoleh tersebut juga masih terbatas pada kapasitas, kondisi infrastruktur, dan kepemilikannya saja belum sampai pada besaran arus lalu lintas dan jalur distribusi barangnya.
Additionally, the information obtained is also still limited to the capacity, infrastructure condition, and owning it not as for as on the quantity of traffic flow and distribution channels of its goods.
Mengingat pentingnya peranan gudang dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan pengembangan implementasi Sistem Resi Gudang maka dapat dikatakan bahwa informasi dan sentralisasi data pergudangan nasional menjadi sangat vital dibutuhkan. Memperhatikan hal tersebut maka Bappebti melakukan “Pemetaan Gudang Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional dan Percepatan Implementasi Sistem Resi Gudang” sebagai suatu upaya yang secara bertahap dan menyeluruh mendata gudang pangan di seluruh wilayah Indonesia khususnya yang menyangkut informasi pangan di wilayah surplus (sentra produksi) atau minus pangan (konsumsi pangan) agar terinformasi ketersediaan stok, pengendalian inflasi akibat distorsi harga serta kecukupan dan keamanan pangan.
Given the important role of the warehouse in actualizing the national food security and the implementation development of the Warehouse Receipt System, therefore it can be said that information and data centralization of national warehousing becomes a very important vital needs. Noting that, CoFTRA conduct “”Warehouse Mapping in the Context of National Food Security and the Acceleration of Warehouse Receipt System Implementation” as an effort to gradually and comprehensively collect data of food warehouses throughout Indonesia particulary regarding food information in the surplus regions (production centers) or food minus (food consumption) so that is informed of stock availability, inflation control due to price distortotion as well the sufficiency and security of food.
2. PERKEMBANGAN SRG
2. WRS DEVELOPMENT
Kondisi dan Kinerja Daerah pelaksanaan SRG dari tahun ke tahun terus mengalami perluasan. Pada tahun 2011 tercatat pelaksanaan SRG dilakukan di 23 kabupaten sedangkan pada tahun 2012 semakin meluas mencapai 36 kabupaten yang tersebar di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, NTB, dan Kalimantan Selatan.
Condition and Performance The implemting WRS regions continue to expand from year to year. In 2011 the implementation of WRS was recorded in 23 districts while in 2012 expanding to reach 36 districts distributed in the province of Aceh, West Java, Central Java, East Java, Yogyakarta, South Sulaersi, West Nusa Tenggara, and South Kalimantan.
Dari 9 komoditi yang dapat disimpan di Gudang SRG, telah terdapat 4 komoditi yang telah diimplementasikan yaitu Gabah, Beras, Jagung dan Kopi. Adapun penyimpanan komoditi dilakukan di gudang-gudang SRG yang terletak di Kabupaten Bantaeng, Bantul, Banyumas, Banyuwangi, Barito Kuala, Bener Meriah, Ciamis, Cisontrol, Cianjur, Demak, Gowa, Grobogan, Indramayu, Jepara, Jombang, Karanganyar, Kudus, Lebak, Lombok Barat, Lombok Timur, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasuruan, Pekalongan, Pinrang, Probolinggo, Sampang, Sidrap, Sragen, Subang, Sumbawa, Sumedang, Tangerang, Tuban, Tulungagung.
Of the 9 commodities that can be stored in the WRS warehouse, there are 4 commodities which have been implemented i.e. UnhulledRice, Rice, Corn and Coffee. As for the storage of commodities is done in WRS warehouses located in the districts of Bantaeng, Bantul, Banyumas, Banyuwangi, Barito Kuala, Bener Meriah, Ciamis, Cisontrol, Cianjur, Demak, Gowa, Grobogan, Indramayu, Jepara, Jombang, Karanganyar, Kudus, Lebak, Lombok Barat, Lombok Timur, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasuruan, Pekalongan, Pinrang, Probolinggo, Sampang, Sidrap, Sragen, Subang, Sumbawa, Sumedang, Tangerang, Tuban, Tulungagung.
CoFTRA
Annual Report 2012
77 77
Sistem Resi Gudang
78
Data akumulatif jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan sampai dengan berakhirnya tahun 2012 tercatat sebanyak 736 Resi dengan total volume komoditi 30.062,7 ton, terdiri dari Gabah 25.670 ton, Beras 3.534,77 ton, Jagung 852,49 ton, dan Kopi 5,39 ton. Nilai pembiayaan yang telah diberikan oleh Lembaga Keuangan mencapai Rp. 28,59 milyar.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Accumulative amounts of Warehouse receipts that has been issued up to the end of 2012 were recorded as many as 736 receipts with a total volume of 30,062.7 tons, consisting of 25,670 tons of Unhulled Rice, 3,534.77 tons of Rice, 852.49 tons of Corn, and 5.39 tons of Coffee. The financing value given by financial institutions reached Rp. 28.59 billion.
Warehouse Receipt System
79 79
Dengan semakin berkembangnya implementasi SRG pada tahun 2012, transaksi Resi Gudang juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Dibandingkan dengan total penerbitan Resi Gudang sepanjang tahun 2011 sebanyak 271 resi, di tahun 2012 penerbitan Resi Gudang mencapai 379 resi, atau meningkat sebesar 40 %. Peningkatan juga terlihat pada volume komoditi (104%), nilai komoditi (133%), dan nilai pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan (Bank/Nonbank) yaitu sebesar 143%.
With a growing implementation of WRS in 2012, the Warehouse Receipt transactions also showed a significant growth. Compared to only 271 Warehouse Receipts issuance in the year 2011, it reached 379 receipts in 2012 Receipts, or an increase of 40%. An increase was also seen in the volume of commodities (104%), the value of commodities (133%), and the value of financing (143%) given by Financial Institutions (Bank/Non-bank)
Persetujuan Pelaku Usaha SRG Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Sistem Resi Gudang sebagaimana yang diharapkan, diperlukan kelembagaan SRG yang handal dan dapat dipercaya serta memiliki kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga dalam Sistem Resi Gudang, yang meliputi Pengelola
Approval as WRS Stakeholders In order to actualize the implementation of Warehouse Receipt System as expected, a reliable and trustworthy and have the capability to perform its duties and functions as an institution in the WRS, such as Warehouse Operators, Conformity Assessment Agencies, Registration Centers, including
CoFTRA
Annual Report 2012
Sistem Resi Gudang
80
Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), Pusat Registrasi, termasuk Gudang SRG.
Registration Centers, including its Warehousdes.
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk dapat turut serta sebagai lembaga dalam SRG maka para calon pelaku Sistem Resi Gudang harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bappebti. Pada tahun 2012 Bappebti telah menerbitkan 24 (dua puluh empat) persetujuan yaitu 2 persetujuan sebagai Pengelola Gudang dan 22 persetujuan sebagai Gudang SRG.
In accordance with the existing regulations, to be a WRS institution, applicant must first obtain approval from CoFTRA. In 2012 CoFTRA has issued 24 (twenty four) approval i.e. 2 approvals for Warehouse Operators and 22 approvals for WRS’ Warehouse.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Pada tahun 2012 terdapat 1 Gudang dalam SRG yang dicabut persetujuannya disebabkan karena adanya ketidaksesuaian dokumen bukti kepemilikan tanah bangunan dan status kerjasama pengelolaan gudang yang bermasalah.
In 2012, 1 Warehouse in WRS was revoked of its approval due to land title deed document discrepancy and working warehouse management agreement status problem.
Dengan bertambahnya persetujuan kelembagaan dan dicabutnya sejumlah persetujuan Gudang, maka sejak diluncurkannya SRG pada tahun 2008 hingga akhir tahun 2012 secara kumulatif Bappebti telah memberikan 88 persetujuan yang terdiri dari 61 persetujuan untuk Gudang, 8 persetujuan untuk Pengelola Gudang, 3 persetujuan untuk LPK Inspeksi Gudang, 1 persetujuan untuk LPK Manajemen Mutu, 14 persetujuan untuk Uji Mutu Komoditi, dan 1 persetujuan untuk Pusat Registrasi.
With the increasing of institutional approvals and revocation of a number of Warehouse approval, since the launch of WRS in 2008 until the end of 2012 cumulatively CoFTRA has issued 88 approvals, which consists of 61 approval for Warehouse, 8 approval for Warehouse Operator, 3 approval for CAA Warehouse inspection, 1 approval for CAA Quality Management, 14 approval for Quality Testing, and 1 approval for Registration Center.
CoFTRA
Annual Report 2012
81 81
Sistem Resi Gudang
82
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
83 83
Pembangunan Gudang Untuk mendukung ketersediaan infrastruktur Gudang dalam pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Indonesia, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (T.A.) 2012, Bappebti membangun 14 gudang flat yang dilengkapi dengan sarana mesin pengering (dryer) agar mutu komoditi primer yang akan disimpan dapat memenuhi ketentuan Standard Nasional Indonesia (SNI) sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh barang dalam gudang SRG. Gudang yang dibangun melalui DAK tersebut tersebar di 14 kabupaten/kota, meliputi: 1. Kabupaten Aceh Tengah, Aceh 2. Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan; 3. Kabupaten Lampung Barat, Lampung; 4. Kabupaten Pandeglang, Banten; 5. Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat; 6. Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah; 7. Kabupaten Malang, Jawa Timur; 8. Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur; 9. Kabupaten Kediri, Jawa Timur; 10. Kabupaten Jember, Jawa Timur; 11. Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara; 12. Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan; 13. Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat; 14. Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Establishment of WRS Warehouse To support the availability of Warehouse infrastructure in the implementation of Warehouse Receipt System in Indonesia, through Special Allocation Funds (DAK) Fiscal Year 2012, CoFTRA has built 14 flat warehouses equipped with dryer so that the quality primary commodity stored to meet provisions of the National Standard of Indonesia (SNI) as a condition to be met by goods stored in WRS’ warehouse Warehouse that were built through the DAK are spread across 14 districts/cities, i.e.: 1. District of Central Aceh, Aceh 2. Kota Pagar Alam, South Sumatra; 3. District of West Lampung, Lampung; 4. District of Pandeglang, Banten; 5. District of Tasikmalaya, West Java; 6. District of Kebumen, Central Java; 7. District of Malang, East Java; 8. District of Bojonegoro, East Java; 9. District of Kediri, East Java; 10. District of Jember, East Java; 11. District of Kabupaten Bolaang Mongondow, North Sulawesi; 12. District of Luwu, South Sulawesi; 13. District of East Lombok, West Nusa Tenggara; 14. District of Kupang, East Nusa Tenggara
Keberadaan gudang-gudang yang dibangun tersebut diharapkan menjadi solusi bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta petani dalam mengakses pembiayaan. Skema Sistem Resi Gudang diyakini mampu menjamin para petani dan pelaku UMKM menjadikan aset komoditi milik mereka untuk dijadikan agunan pembiayaan kredit dari Lembaga Keuangan (bank maupun non-bank).
The existence of those warehouses is expected to be a solution for the micro, small and medium enterprises (SMEs), and farmers in accessing financing. Through WRS scheme it is believed that farmers and SMEs will able to have a fixed asset so that can be used as collateral to borrow money from financialinstitutions (Bank/Non-bank).
3. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3. GUIDANCE AND SUPERVISION
Pelatihan Teknis a.Pelatihan Calon Pengelola Gudang Pengelola Gudang merupakan salah satu komponen kelembagaan dalam Sistem Resi Gudang yang memiliki peran sangat penting. Pengelola Gudang adalah pihak atau lembaga yang melakukan usaha
Technical Training a.Warehouse Operator Candidate Warehouse operator is one of the institutional components in Warehouse Receipt System which has a very important role. Warehouse operator is a party or an institution conducting businesses in CoFTRA
Annual Report 2012
Sistem Resi Gudang
84
pergudangan, baik Gudang milik sendiri, pemerintah, maupun milik orang lain, yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang disimpan/dititipkan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang.
warehousing, either self-owned warehouse, government-owned, or a warehouse owned by others, who do storing, maintenance, and supervision of goods stored/deposited by the good owner, and has the right to issue Warehouse Receipt
Sehubungan dengan hal di atas, guna mendukung kelancaran implementasi Sistem Resi Gudang di daerah, pada September 2012 Bappebti melakukan kegiatan Pelatihan Calon Pengelola Gudang di Surabaya untuk mempersiapkan SDM calon Pengelola Gudang yang handal dan professional, yang akan mengelola gudang-gudang SRG yang telah dibangun pemerintah, khususnya melalui dana DAK T.A. 2011.
In relation with the above, in September 2012, CoFTRA conducting traning for Warehouse Operator Candidate in Surabaya in order to support a smooth implementation of WRS in the region. This training was carried out to prepare a reliable and professional warehouse operator candidate, ho will operate warehouses built by Special Allocation Funds of Fiscal Year 2011.
b. Pelatihan Penyuluh Lapangan Keberhasilan implementasi dan optimalisasi pemanfaatan SRG oleh para petani maupun pelaku usaha juga tidak terlepas dari tertibnya penatausahaan SRG dan peran serta masyarakat, khususnya petani dan para pelaku usaha tersebut, dalam mengetahui dan memahami teknis pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Kemudahan akses terhadap informasi tentang SRG juga menjadi salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian.
Training of Field Counsellor The successful of implementation and optimalization of the utilization of WRS by farmers and entrepreneurs can not separated from the orderly administration of WRS and the participation of the community especially farmers and business people, in knowing and understanding the technical implementation of Warehouse Receipt System. Easy access to information on WRS is one of the things to be paid attention to.
Untuk mempercepat perluasan informasi tentang teknis pelaksanaan SRG, pada bulan April 2012 Bappebti kembali melakukan Pelatihan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian. Pelatihan dilaksanakan di Semarang, diikuti oleh 48 orang peserta yang terdiri dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perdagangan, Penyuluh Pertanian Lapangan, dan Pengurus Gapoktan yang berasal dari 14 daerah lokasi Gudang SRG yang dibangun melalui dana DAK tahun 2011 serta 2 Kabupaten yang telah mengimplementasikan SRG di tahun 2011.
To accrlerate the expansion of information on technical implementation of WRS, in April 2012, CoFTRA again held training for the Field Agricultural Counselor in collaboration with the Ministry of Agriculture. The training was held in Semarang, attended by 48 persons consisting of District/City Regional Offices in charge of trade, Field Agricultural Counselor, the board of joint Farmers Group of 14 regions location of government built WRS warehouse through 2011 Special Allocation Funds and 2 districts that have implemented WRS in 2011.
Tenaga PPL yang dimiliki Kementerian Pertanian merupakan ujung tombak program sosialisasi bidang pertanian. Dengan demikian diharapkan program sosialisasi SRG kepada para petani melalui PPL akan sangat efektif karena merekalah yang secara langsung dan intensif berhadapan dengan petani, baik secara individu maupun kelompok, khususnya di daerah-daerah lokasi kerja mereka.
By utilizing the the Field Agriculture Counselor of Ministry of Agriculture it expected that WRS socialization program which is addressed to farmers will be very effective because they directly and intensively deal with farmers, either individually or in groups, especially in areas of their work locations.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Pertemuan Teknis Sejak pertama kali dimulainya pelaksanaan proyek percontohan di Indramayu dan Jombang pada tahun 2008, implementasi Sistem Resi Gudang di Indonesia tampak terus berkembang. Semakin meluasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah setempat, khususnya Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang membidangi perdagangan, dalam melakukan langkah-langkah persiapan maupun pelaksanaan SRG.
Technical Meeting Since its commencent of the implementation of pilot project in Indramayu and Jombang in 2008, the implementation of Warehouse Receipt System in Indonesia seems constatntly evolving. The ever expanding implementation of WRS is in inseparable from the active role of local government, particularly the Local Government Working Unit in charge of trade, in performing the steps of preparation and implementation of WRS.
Untuk menciptakan wadah komunikasi dan koordinasi yang dapat mendorong pelaksanaan SRG di daerah, pada bulan Mei 2012 Bappebti menyelenggarakan Pertemuan Teknis Sistem Resi Gudang yang diikuti oleh para Kepala Dinas yang membidangi perdagangan dari 56 Kabupaten lokasi pembangunan gudang SRG. Ke-56 Kabupaten tersebut terdiri dari 30 Kabupaten tempat dibangunnya lokasi Gudang melalui Stimulus Fiskal T.A. 2009 dan 11 Kabupaten tempat dibangunnya lokasi Gudang melalui APBN-P T.A. 2010 dan 15 Kabupaten tempat dibangunnya lokasi gudang melalui DAK T.A 2011.
To create communication and ccordination that can drive the implementation of WRS in the regions, in May 2012, CoFTRA conducted a Warehouse Receipt System Technical Meeting attended by the Head of Regional Offices in charge of Trade from 56 District of WRS’ Warehouses construction site. Those districs are comprised of 30 districts where the construction of Warehouses through Fiscal Stimulus Funds in Fiscal Year 2009 and 11 Districts the place of Warehouses were built through State Budget of Fiscal Year 2010 and 15 Districts in the place were Warehouses were built through Special Allocation Funds of Fiscal Year 2011.
Pertemuan Teknis juga diikuti 3 orang wakil dari Perbankan, 3 orang wakil dari Pengelola Gudang dan 2 orang wakil dari Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) Uji Mutu.
The technical Meeting was also attended by 3 representatives from the Banking, 3 representatives from Warehouse Operators and 2 representatives from Quality Testing Conformity Assessment Agency (CAA).
Kelompok Kerja SRG Untuk memudahkan koordinasi kebijakan antar kementerian/lembaga dan mempercepat implementasi SRG di Indonesia, sejak tahun 2010 Bappebti telah menggagas pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sistem Resi Gudang yang anggotanya terdiri dari berbagai Kementerian dan lembaga terkait. Lembaga-lembaga tersebut adalah Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan UKM, Para Pengelola Gudang SRG (PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Sucofindo (Persero)), Perum BULOG, PT. BRI (Persero), dan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero). Kelompok Kerja ini melakukan pertemuan secara rutin dan berkala untuk mensinergikan kebijakan dari masing-masing lembaga tersebut dalam mendukung penyelenggaraan SRG di Indonesia dan mencarikan solusi terhadap berbagai permasalahan SRG di lapangan.
WRS Working Group To facilitate coordination of policiies between Ministries/Agencies and to accelerate the implementation of WRS in Indonesia, since 2010 CoFTRA has initiated and established a Warehouse Receipt System Workingn Group (Pokja) which is comprised of various Ministries and agencies. Such institutions are, the Ministry of Trade, Ministry of Agriculture, Ministry of Forestry, Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Ministry of Cooperatives and SME, WRS Warehouse operators (PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Sucofindo (Persero)), Perum BULOG, PT. BRI (Persero), dan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero). The working group met regularly and frequently to synergize the policy of each institution in supporting WRS in Indonesia and to find solution of problems in the field of WRS.
CoFTRA
Annual Report 2012
85 85
Sistem Resi Gudang
86
Di tahun 2012 pertemuan para anggota Pokja SRG lebih difokuskan pada penyiapan pelaksanaan SRG untuk komoditi Rotan, sebagaimana amanat Menteri Perdagangan untuk mengantisipasi turunnya harga rotan sebagai akibat dari ditutupnya pintu ekspor bahan mentah rotan. Komoditi ini memiliki rantai produksi, sifat komoditi dan karakteristik pasarnya sangat spesifik, berbeda dengan gabah, beras, jagung dan kopi yang pada tahun-tahun sebelumnya sudah dimplementasikan dalam SRG.
In 2012, meeting of the WRS Working Group members is more focused on the preparation for the WRS implementation of Rattan commodity, as it was mandated by the Minister of Trade to anticipate lower prices as a result of the closing rattan raw materials for export. This commodity has a production chain, the nature of the commodity and its very specific characteristics, different from unhulled rice, rice, corn and coffee which in previous years has been implemented in the WRS.
Pelatihan Tenaga Pendamping Dalam rangka mendorong pelaksanaan SRG di daerah dan membantu petani serta pelaku usaha memanfaatkan SRG, pada bulan Juli 2012 Bappebti bekerjasama dengan Konsultan Pelatihan melakukan pelatihan Tenaga Pendamping Pelaksanaan SRG di Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Pelatihan di Jakarta diselenggarakan untuk wilayah Sumatera dan Jawa Barat, di Makassar untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Gorontalo, sedangkan pelatihan di Surabaya untuk wilayah Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Para peserta pelatihan antara lain adalah para Penyuluh Pertanian Lapangan yang wilayah kerjanya di sekitar Kecamatan lokasi Gudang SRG, perwakilan dari Dinas yang membidangi perdagangan di Kabupaten, dan tenaga Konsultan yang berpengalaman dari 34 Kabupaten yang tersebar di Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
Training for Assistants Staff To encourage the implementation of WRS in the regions and to assists farmers and entrepreneurs to take advantage of WRS, In July 2012, CoFTRA in collaboration with Training Consultants conducted training for WRS implementing Assistance staff in Jakarta, Surabaya, and Makassar. The Training in Jakarta was held for Sumatra and West Java regions, in Makassar it was for South Sulawesi, North Sulawesi, and Gorontalo, while training in Surabaya was for South Kalimantan, Central Java, and East Java. The participants include Field Agriculture Counselor whose working area around the WRS warehouses in Sub-district locations., representatives from the District Offices in charge of Trade, and experienced Consultants from 34 Districts spread across Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, and Gorontalo.
Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia di daerah setempat yang mampu memberikan informasi, mengajak, menggerakkan, dan mendampingi petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), serta pelaku usaha untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang melalui penyimpanan komoditi di gudanggudang yang telah dibangun pemerintah.
The training aims to prepare human resources in the local area who are capable to provide information, invite, motivate and accompany farmers, Farmers Groups, Joint Farmer Groups, as well as businesses circle to take advantage of Warehouse Receipt System by storing commodity in warehouses built by the government.
Asistensi Implementasi SRG Dalam rangka untuk mempercepat implementasi SRG secara nasional dan meningkatkan pemanfaatan SRG sebagai alternatif pembiayaan bagi petani, UKM, dan pelaku usaha lainnya, Bappebti terus melakukan pembinaan dan asistensi teknis tentang SRG kepada instansi terkait dan para pelaku usaha (Petani, Koperasi, UKM) di daerah.
WRS Implementation Assisstance In order to accelerate the implementation of WRS nationally and to increase the utilization of WRS as an alternative financing for farmers, SMEs, and other businesses, CoFTRA continue toprovide guidance and technical assistance to Farmers, Cooperatives, SMEs and the relevant agencies in the area.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Selama tahun 2012, selain memberikan edukasi mengenai SRG di daerah, Bappebti juga sekaligus melakukan identifikasi berbagai kendala yang muncul dalam pelaksanaan SRG dan memberikan petunjuk serta mencarikan solusinya apabila terdapat permasalahan teknis yang belum terpecahkan.
During 2012, in addition to providing education on WRS, CoFTRA also at the same time identified various obstacles that arises in the implementation of WRS and provided direction and solution if there were unresolved technical issues.
Pengawasan Kelembagaan Untuk menjaga integritas SRG agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, Bappebti secara berkesinambungan terus melakukan pengawasan terhadap lembaga SRG dan evaluasi atas pelaksanaan SRG di lapangan. Pengawasan SRG dilakukan dengan pemantauan melalui Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang bersifat online dan realtime.
Institutional Supervision To maintain the integrity of WRS in conform to the prevailed rules and legislations, CoFTRA continue to supervise the WRS institutions and to evaluate the implementation of WRS in the field. Supervision is done by monitoring through Warehouse Receipt Information System (IS-WARE) that is on-line and real-time.
Sistem ini mengintegrasikan lembaga-lembaga dalam SRG yang meliputi Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian, Pusat Registrasi, Badan Pengawas, dan Bank/Lembaga Keuangan Non-Bank.
This system integrates the institutions in WRS i.e. Warehouse Operators, Conformity Assessment Agencies, Registration Centers, Supervisory Agency, and Bank/Non-bank Financial institutions.
Selain melalui IS-WARE, pengawasan juga dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke lapangan, baik secara periodik/terjadwal atau sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Pengawasan di lapangan meliputi pemeriksaan terhadap kuantitas dan kualitas barang yang disimpan di Gudang, manajemen pengelolaan barang, dan dokumendokumen yang terkait dengan penerbitan Resi Gudang. Selain pengawasan terhadap SRG, Bappebti juga melakukan pemantauan terhadap penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang.
Other than through IS-WARE, supervision is also done by a direct visit to the field, both in periodic/ scheduled or at anytime without notice. Field supervision included an examination of quantity and quality of goods stored in the warehouse, mangaement of goods, and documents relating to the issuance of the issuance Warehouse Receipt. In addition to the supervision of WRS, CoFTRA also monitors the distribution of Warehouse Receipt Subsidy Scheme.
Monitoring Skema Subsidi Resi Gudang Pada tahun 2009 Pemerintah melalui Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan meluncurkan program kredit bersubsidi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Resi Gudang, dikenal dengan Skema Subsidi Resi Gudang, yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/ 2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 66/M-DAG/PER/12/2009.
Monitoring Subsidy of Warehouse Receipt System Scheme In 2009, the government through the Minister of Finance and Minister of Trade launched a program of subsidized loans to support the implementation of Warehouse Receipt System, known as Warehouse Receipt Subsidy Scheme, which is set up through the Minister of Finance Regulation No. 171/PMK.05/ 2009 and the Minister of Trade Regulation No. 66/ M-DAG/PER/12/2009.
Peraturan tersebut mengatur tentang penyaluran kredit yang mendapat subsidi bunga dari pemerintah dengan jaminan Resi Gudang.
The rules govern on the disbursement of credit of which the interest is subsidized by the government with Receipt Warehouse as collateral.
CoFTRA
Annual Report 2012
87 87
Sistem Resi Gudang
88
Dalam peraturan dimaksud, disebutkan kegiatan yang bisa dibiayai melalui skema subsidi ini adalah usaha produktif untuk mendukung kegiatan produksi pertanian yang hanya dimanfaatkan oleh Petani, Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani, serta Koperasi Tani.
The regulation states that the activities which could be financed through this subsidy scheme is a productive activities supporting agricultural production which is only be applied by Farmers, Farmers Group, Farmers Joint Group, and Farmer Cooperatives.
Memperhatikan amanat yang tertuang dalam kedua Peraturan Menteri tersebut di atas dan sesuai dengan tugas dan fungsi Bappebti, maka perlu dilakukan monitoring dan pengawasan terhadap pelaksanaan subsidi S-SRG agar tepat guna dan tepat sasaran. Dengan pengawasan yang dilaksanakan Bappebti ini diharapkan penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur, dan tepat sasaran sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Noting that the mandated contained in both of the Ministerial Regulations in the above and in accordance with the duties and functions of CoFTRA, it is necessary to monitor and supervise the implementation of WR-SSin order to be appropriate abd well targeted. By monitoring the distribution it is expected that the implementation of WR-SS can run smoothly, orderly, organized and targeted in accordance with the legislation and regulation.
Di tahun 2012, pelaksanaan penyaluran S-SRG dilakukan di 30 kabupaten yang telah mengimplementasikan SRG yaitu Ciamis, Cianjur, Demak, Grobogan, Indramayu, Jepara, Jombang, Lebak, Lombok Barat, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasuruan, Pekalongan, Pinrang, Probolinggo, Sampang, Sidrap, Sragen, Sumbawa, Sumedang, Tangerang, Tuban, Tulungagung.
In 2012, monitoring of the distribution of Warehouse Receipt Subsidy Scheme has been carried out in 30 districts that have implemented WRS i.e. Ciamis, Cianjur, Demak, Grobogan, Indramayu, Jepara, Jombang, Lebak, Lombok Barat, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasuruan, Pekalongan, Pinrang, Probolinggo, Sampang, Sidrap, Sragen, Sumbawa, Sumedang, Tangerang, Tuban, Tulungagung.
Pemantauan penyaluran S-SRG dilakukan melalui wawancara dengan Pemilik Barang, Pengelola Gudang, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang Perdagangan, dan Lembaga Keuangan penyalur S-SRG, serta melalui pemeriksaan dokumen yang ada di Lembaga Penyalur S-SRG yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan antara lain Bank BRI, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Kalsel, dan Bank BJB.
Monitoring was conducted through interviews with owner of the goods, Warehouse Operators, Local Government Working Units in charge of trade, and Financial Institutions which distributed WRS-SS, as well as through the examination of documents in institutions which distribute WR-SS and have received approval from the Ministry of Finance, among others Bank BRI, Bank Jatim, Bank Kalsel and Bank BJB (Bank Jabar/Banten).
4. Peraturan Perundang-Undangan di bidang SRG
4 . Improvement on Regulation, Service and WRS Law Enforcement
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.
Draft Government Regulations on the Amendmend to Government Regulation No 36 Year 2007 on the Implementation of Law No. 9 Year 2006 on Warehouse Receipt System
Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, maka perlu adanya penyesuaian dan sinkronisasi terhadap Peraturan
With the enactment of Law No. 9 Year 2011 on Amendment to Law No. 9 Year 2006 on Warehouse Receipt System, hence the need for adjustment and synchronization of the Government Regulation No. 36 Year 2007 on the Government Regulation No. 36
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Sehubungan dengan hal tersebut Bappebti sebagai pemrakarsa telah melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan yakni kementerian terkait dan juga para pelaku usaha terkait untuk mendapatkan berbagai masukan dan penyempurnaan terhadap Peraturan Pemerintah dimaksud.
Year 2007 on the implementation of Law No.9 year 2006 on Warehouse Receipt System. Relative to CoFTRA as the initiator have held meeting with the stakeholders namely the relevant ministries and also related business people to obtain inputs and improvements to the intended government regulation.
Masukan dan penyempurnaan diperlukan untuk mewujudkan terlaksananya kegiatan Sistem Resi Gudang secara teratur, wajar, efisien, dan efektif perlu disesuaikan beberapa ketentuan yang meliputi hal-hal yang dimuat dalam Dokumen Resi Gudang, penjaminan Resi Gudang, dan persyaratan dalam rangka memperoleh persetujuan sebagai Lembaga Penilai Kesesuaian.
Input and improvements are needed to actualize the implementation of Warehouse Receipt System activities on a regular basis, fair, efficient and effective need to be adjusted several of the provisions covering matters which contained in Warehouse Receipt Document, Warehouse Receipt guarantee, and the requirement to obtained approval as Conformity Assessment Agency.
Penyesuaian dimaksud dilakukan agar Sistem Resi Gudang dapat lebih implementatif dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dan sebagai penjabaran lebih lanjut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Untuk mendapat persetujuan Lembaga Penilai Kesesuaian tidak mewajibkan akreditasi dari KAN, namun berdasarkan penilaian Bappebti telah mampu melaksanakan penilaian kesesuaian sesuai dengan standar tertentu yang ditetapkan Bappebti. Selain itu, Nilai barang dipertimbangkan untuk dihapuskan karena Nilai Resi Gudang sesungguhnya mengikuti nilai barang di pasar. Meskipun Bank masih menjadikan nilai Barang dalam Resi Gudang sebagai acuan pemberian nilai pembiayaan. Namun demikian penulisan “nilai Barang” dalam dokumen Resi Gudang masih dimungkinkan, akan tetapi “nilai Barang” yang dicantumkan tersebut adalah merupakan referensi, dan bukan menjadi Nilai Resi Gudang tersebut”.
The adjustment is done so that the warehouse receipt system can be implementable by considering the needs of the market. In connection with the foregoing, and as a further elaboration of Law No.9 of 2006 on Warehouse Receipt System as amended by Law No. 9 of 2011 on the Amendment of the Law No. 9 of 2006 on Warehouse Receipt System. To be approved as Conformity Assesment Agency it does not require accreditation from the National Accreditation Agency, but on assessment by CoFTRA as to capable to performed assessment in accordance with the standards set by CoFTRA. In addition the assessed value of goods to be abolished because the value of warehouse receipt actually follows the value the goods in the market. Although bank still considers the value of goods in the warehouse receipt is as a cost valuation reference. However, the writing of “value items” in the warehouse receipt document is still possible, but the “value of goods” that are included are as references only, and is not the Warehouse Reveipt “Value”
Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang telah selesai dilaksanakan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi atas RPP dimaksud,
Currently the draft of Government Regulation on Amendment to Government Regulation No. 36 Year 2007 on the Implementation of Law No.9 of 2006 on Warehouse Receipt System have ben harmonized, rounded up, and stabilized in terms of the conception of the draft.
CoFTRA
Annual Report 2012
89 89
Sistem Resi Gudang
90
Menteri Perdagangan mengirimkan RPP yang telah selesai diharmonisasi ke Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Sekretariat Negara untuk ditandatangani dan diundangkan.
The Minister of Trade submitted the harmonized draft to the President of the Republic of Indonesia via the Ministry of State Secretary for the signing and promulgation.
Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penetapan Lembaga Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang
Draft of Government Regulation on the Requirements and Procedures on the Establishment of Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agencies
Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang pada tanggal 8 Agustus 2011, Sistem Resi Gudang di Indonesia diharapkan dapat berjalan secara optimal dan meningkat dengan cepat. Hal ini dikarenakan adanya pengaturan mengenai Lembaga Jaminan Resi Gudang. Lembaga Jaminan Resi Gudang bertindak sebagai penjamin apabila Pengelola Gudang mengalami pailit atau melakukan kelalaian dalam pengelolaan (mishandling) sehingga tidak dapat melaksanakan kewajibannya mengembalikan barang yang disimpan di gudang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang tertera dalam Resi Gudang.
After the enactment of Law No. 9 of 2011 on the Amendment to Law No. 9 of 2006 on Warehouse Receipt System on August 8, 2011, the Warehouse Receipt System in Indonesia is expected to proceed optimally and to increase rapidly. This is due to the setting up of the Warehouse Receipt Guarantee Agency. It will act as the surety in case Warehouse Operator bankrupt or commit gross negligence (mishandling) preventing the Operators to carry out the obligation in restoring the goods stored in the warehouse in accordance with the quality and quantity as stated in the warehouse receipt.
Dengan adanya pengaturan mengenai Lembaga Jaminan Resi Gudang, diharapkan pengaturan tersebut menjadi katalisator dalam mempercepat perkembangan Sistem Resi Gudang di Indonesia. Selain itu, dengan adanya Lembaga Jaminan Resi Gudang diharapkan kepercayaan pelaku usaha (pemegang Resi Gudang, lembaga keuangan, dan Pengelola Gudang) terhadap integritas Sistem Resi Gudang akan makin meningkat. Dengan demikian seluruh pelaku usaha dari skala besar (pedagang, prosesor, eksportir, dan perusahaan perkebunan) sampai skala kecil (petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan koperasi) merasa terlindungi.
With the setting up of the Warehouse Receipt Guarantee Agency, is expected to be a catalyst in accelerating the development of the Warehouse Receipt System in Indonesia. Additionally, with the presence of Warehouse Receipt Guarantee Agency would likely to increase the confidence of business people (Warehouse receipt holders, financial institution, and Warehouse Operators) on the integrity of the Warehouse Receipt System. Thus the whole business people from the large scale (traders, processor, exporters, and plantation companies) to the small scale (farmers, farmer groups, joint farmer groups, and cooperatives) feel protected.
Untuk membentuk suatu lembaga baru (Lembaga Jaminan Resi Gudang) memerlukan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, sebelum Lembaga Jaminan Resi Gudang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, fungsi, tugas, kewajiban, dan wewenang Lembaga Jaminan dilaksanakan oleh lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan.
To establish a new institution (Warehouse Receipt Guarantee Agency) requires a relatively lengthy stretch of time. Therefore, before the Warehouse Receipt Guarantee agency can be established based on Law No.9 of 2006 on Warehouse Receipt System as amended by Law No.9 of 2011 on the Amendment to Law No. 9 of 2006 on Warehouse Receipt System, the functions, duties, obligations, and responsibilities is to be carried out by a guarantee institution that conduct guaranteeing activities.
Lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan tersebut merupakan badan usaha berbadan hukum yang akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tersendiri. Dengan adanya pengaturan mengenai persyaratan dan tata cara penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan
The institution conducting the guaranteeing activities is a legal business entity that will be stipulated by a Government Regulation of its own. By setting-up the requirements and procedures to determine the establishment of an Implementing Warehouse
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Resi Gudang diharapkan dapat diperoleh lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan yang kredibel dan berkompeten untuk mengemban tugas penjaminan dengan baik.
Receipt Guarantee Agencies it would be expected to be able to aquire an institution that would conduct a credible and competent underwriting activitiy in carry out its task accordingly.
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang saat ini sedang dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Secara garis besar, RPP ini berisi persyaratan dan tata cara penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang yang seleksinya dilakukan oleh Tim Seleksi. Tim Seleksi akan merekomendasikan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang yang memenuhi persyaratan untuk ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan dalam Peraturan Pemerintah. Sedianya RPP ini diselesaikan sebelum akhir Tahun 2012, namun karena adanya permintaan perubahan subtansi dan struktur penulisan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Sekretariat Negara, RPP ini terhambat penyelesaiannya, dan diharapkan sebelum triwulan pertama Tahun 2013 berakhir, RPP ini sudah dapat diselesaikan;
Draft of Government Regulation on Requirements and Procedures for Establishment of Implementing Warehouse Guarantee Agency currently is being in the harmonization stage at the Ministry of Justice and Human Rights. Broadly, the Draft contains the conditions and procedures for the establishment of Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agency that would be selected by a Selection Team. The Selection Team would recommend the Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agency meeting the requirements to be designated by the Minister of Trade and the Minister of Finance in a Government Regulation. Originally the Draft is to be completed before the end of 2012, but due to request changes on the substance and structure of the text from the Ministry of Finace and the Ministry of State Secretariat, the Draft was withheld, and it is expected that before the first quarter ended in 2013, the Draft would be finalized;
Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang Rancangan Peraturan Pemerintah ini dapat disusun apabila Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang telah disahkan dan diundangkan, serta ada Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang yang telah ditentukan. Atas dasar Peraturan Pemerintah Tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang tersebut, maka akan diajukan dana dari APBN yakni Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Lembaga Pelaksana yang akan ditetapkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tersendiri terkait dengan PMN pada Lembaga Pelaksana.
Draft of Government Regulation on Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agency, Draft of the Government Regulation could only be prepared if the Draft of Government Regulation on the Requirements and Procedures on the Establishment of Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agency has been passed and enacted, also there is also already a designated Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agency. On the basis of Government Regulation on Implementing Warehouse Receipt Guarantee Agency, Funding will be raised from the State Budget i.e. Government Capital to the Implementing Agency which would be set-out in the Draft of Government Regulation of its own relevant with the Government Capital in Implementing Agency.
Penyempurnaan dan penambahan peraturan Kepala Bappebti Untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan meningkatkan kepastian hukum, selama tahun 2012 Bappebti telah menerbitkan sebanyak 1 (satu) peraturan Kepala Bappebti di bidang SRG yakni Nomor 15/BAPPEBTI/ PER-SRG/07/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Pengelola Gudang, yang merupakan penyempurnaan ketentuan dengan mencabut Peraturan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/ PER-SRG/7/2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara Untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Pengelola Gudang. Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan tertib administrasi dan efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan kegiatan Sistem Resi Gudang.
Improvement and Addition to Regulations of the Chairman of CoFTRA To provide protection for the public and to increase legal certainty, in 2012 CoFTRA has issued a total of 1 (one) regulation of the Chairman of CoFTRA in the field of CFT i.e. No. 15/BAPPEBTI/PER-SRG/07/2012 on the Requirements and Procedures to Obtain Approval as Warehouse Operator, which is a provisions refinement by repealing Regulation of the Chairman of CoFTRA No. 01/BAPPEBTI/PER-SRG/7/ 2007 on Requirements and Procedures to Obtain the Approval as Warehouse Operator. This regulation is intended to increase orderly administration and the effectiveness of the supervision in the conduct of Warehouse Receipt System activities.
CoFTRA
Annual Report 2012
91 91
Sistem Resi Gudang
92
5. PENUNJANG SRG
5. SUPPORTING OF WRS
Sistem Pengawasan Online Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mendukung peran dan tugas Bappebti dalam menjaga integritas SRG menjadi hal yang sangat penting seiring dengan luasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG dan terus meningkatnya jumlah transaksi serta kelembagaan SRG. Dengan perkembangan tersebut diperlukan pengawasan yang efektif agar implementasi SRG berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.
Online Monitoring System Utilizatization of Information Technology in supporting the role and tasks to maintain the integrity of WRS become very important along with the expansion of the scope of areas of WRS implementation as well as the increasing number of transactions and institutions of WRS. With such development, an effective supervision is necessary so that the implementation of WRS run in accordance with the prevailing regulations, its goals and its objectives.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan SRG, Bappebti memanfaatkan Sistem Pengawasan SRG yang bersifat online, realtime, dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang dikembangkan oleh Pusat Registrasi. Sistem Pengawasan SRG digunakan oleh Bappebti dalam melakukan pengawasan secara online maupun pada saat melakukan pengawasan langsung di lapangan.
To support the oversight function on WRS, CoFTRA has utilized WRS Monitoring System that is online, realtime, and integrated with Warehouse Receipt Information System (IS-WARE) which is developed by Registrations Center. WRS monitoring system is used by CoFTRA in conducting online surveillance or at the time of direct supervision the field.
Lembaga Pembiayaan SRG Selama ini para petani dan pelaku usaha menghadapi masalah dalam akses pembiayaan atau mendapatkan kredit dari lembaga perbankan, karena adanya persyaratan jaminan berupa fixed asset. Untuk itu guna memberikan kemudahan dalam memperoleh pembiayaan, pemerintah mengembangkan Sistem Resi Gudang dimana Resi Gudang dapat dipakai sebagai jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari bank. Melalui upaya yang sungguh-sungguh dengan melibatkan otoritas tertinggi bidang perbankan, sebagai hasilnya beberapa bank dan lembaga nonbank, telah bersedia menyalurkan pembiayan dalam rangka implementasi SRG. Adapun perbankan yang telah menyalurkan pembiayaan melalui SRG adalah: Bank BRI, Bank Jatim, Bank BJB, Bank Jateng, dan Bank Kalsel. Kelima Bank tersebut juga menyalurkan Subsidi Bunga Resi Gudang (S-SRG) dimana para pelaku usaha hanya membayar suku bunga kredit sebanyak 6% pertahun. Pemberian S-SRG ini ditujukan kepada para petani, kelompok tani, Gapoktan, dan Koperasi. Selain lembaga perbankan, juga terdapat Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) yang menyalurkan pembiayaan SRG yaitu: Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) - Kemenkop dan UKM dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) - PT Kliring Berjangka Indonesia.
Financing Institution of WRS Farmers and business people are so far having problems in getting access to financing or credit from banling institutions, because of the fixed asset collateral requirements. Therefore the Warehouse Receipt System was developed to provide farmers and business people mentioned in the above in obtaining financing,in which Warehouse Receipt can be used as collateral to obtain bank financing. Through earnest efforts to involve the highest authority of the banking sector, as a result, some of banks and non-bank institutions, have been willing to channel financing within the frameworks of the WRS implementation. The banks already distributing or channeling funding through WRS are: Bank BRI, Bank Jatim, Bank BJB, Bank Jateng, and Bank Kalsel. Those banks also channel Warehouse Receipt interest rate subsidy through Warehouse Receipt Subsidy Scheme program (WR-SS) in which a fund receiver only to pay interest rate as much as 6% per year. WR-SS provision is directed to farmers, Farmers Group, Joint Farmers Group, and Cooperatives, aside from banking institutions, there are also nonbanking financial institutions to channel financing of WRS i.e. Revolving Funds Distribution Agency of Ministry of Cooperatives and SMEs and Partnership and Community Development Program of PT Kliring Berjangka Indonesia.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Warehouse Receipt System
Penandatangan Nota Kesepahaman Implementasi Sistem Resi Gudang antara Bappebti dengan PT Pos Indonesia (Persero)
The Signing of Memorandum of Understanding between CoFTRA and PT Pos Indonesia (Persero)
Sebagai suatu sistem, pengembangan SRG di Indonesia tidak dapat dilakukan tanpa adanya keterlibatan berbagai pihak, mulai dari hulu yaitu masa pembudidayaan komoditi hingga hilir yaitu pemasaran hasil komoditi. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan tujuan hadirnya SRG, maka kerjasama dengan lembaga lain sangat diperlukan, tanpa adanya keterlibatan berbagai Instansi/ Lembaga baik Pemerintah maupun Swasta, maka pelaksanaan dan pengembangan SRG di Indonesia akan menghadapi banyak keterbatasan. Oleh karena itu, Bappebti membuka peluang dan terus mendorong peran aktif dari semua pihak yang terkait untuk dapat ikut serta mengembangkan SRG.
As a system, the development of WRS in Indonesia could not be done without the involvement of various other parties, ranging from the upstream which is the commodity cultivation period to downstream namely the marketing of commodities. Therefore,in order to actualize the objectives of existency of WRS, collaboration with other agency is needed, without the involment of various agencies/ institutions both government and private, the implementation and development of WRS in Indonesia will encounter many limitations, therefore, CoFTRA opened opportunities and continue to encourage the active participation of all stakeholders to take part in developing WRS.
Sistem Resi Gudang memerlukan adanya Pengelola Gudang dan pihak yang dapat menghubungkan antar gudang dan pasar. PT Pos Indonesia memiliki kapabilitas untuk memainkan peran lebih besar dalam pelaksanaan SRG karena luasnya cakupan jaringan yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia, dan terus tumbuhnya inovasi bisnis yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, maka kerjasama antara Bappebti dengan PT Pos Indonesia memberikan harapan baru akan semakin cepat dan optimalnya pelaksanaan dan pemanfaatan SRG oleh masyarakat.
Warehouse Receipt System needs Warehouse Operators and parties that could connect the warehouses and to the markets. PT Pos Indonesia has the capability to play a greater role in the implementation of WRS due to the vastness of network owned by PT POS Indonesia, and the continued evolvement of business innovation undertaken by PT Pos Indonesia, the cooperation between CoFTRA and PT Pos Indonesia gives hope to a faster and optimal implementation and utilization of WRS by the public.
Menyadari akan hal tersebut, maka pada bulan Agustus 2012 Bappebti dan PT Pos Indonesia menandatangani bersama Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Pengembangan Implementasi Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang. Melalui kesepahaman ini, Bappebti maupun PT Pos Indonesia sepakat untuk secara sinergis mengoptimalkan potensi yang dimiliki masingmasing berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Realizing this, then in August 2012 CoFTRA and PT Pos Indonesia signed a joint Memorandum of Understanding on Warehouse Receipt System and Auction Market Implementation Development Cooperation. Through this agreement CoFTRA and PT Pos Indonesia agreed to synergistically to optimize the respective potentials of each based on the principle of good corporate governance (GOC).
CoFTRA
Annual Report 2012
93 93
94
Pasar Lelang Komoditi Commodity Auction Market
Pasar Lelang Komoditi (PLK) merupakan sarana bertemunya penjual dan pembeli yang menggunakan sistem lelang dengan penyerahan kemudian. Tujuan dari PLK adalah untuk mendapatkan harga yang wajar, adil, dan transparan. Kehadiran PLK diharapkan dapat memperpendek mata rantai perdagangan sehingga perdagangan menjadi lebih efisien, disamping mendukung perekonomian daerah dan perekonomian nasional sebagai sarana pembentukan harga. Manfaat lain dari adanya PLK adalah petani dapat melakukan perencanaan pola tanam yang lebih baik serta mendorong petani untuk berproduksi secara lebih baik yang dapat meningkatkan pendapatan mereka, dan pada akhirnya masyarakat dapat menikmati harga yang lebih kompetitif.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Auction Market is a means of sellers and buyers to meet each other and use auction system with a forward delivery. The purpose of the auction market is to get a reasonable, fair and transparent price. The existence of an auction market is expected to shorten trade chains so that becomes more efficient. In addition to supporting the local and national economies as a means of price discovery, another benefit of an auction market is that farmers are able to plan better cropping patterns as well as encouraging farmers to produce more better in order toincrease their income, and ultimately the public may enjoy more competitive process.
1. LANGKAH - LANGKAH STRATEGIS
1. STRATEGIC STEPS
Program Revitalisasi Untuk menjaga kredibilitas Pasar Lelang, Bappebti melakukan upaya Revitalisasi Pasar Lelang. Melalui program Revitalisasi Pasar Lelang, penyelenggaraan Pasar Lelang nantinya akan dilaksanakan secara mandiri oleh pihak yang profesional dengan menerapkan bentuk kelembagaan, sistem keanggotaan yang terorganisir, standardisasi dari produk unggulan yang akan dilelang, adanya sistem penjaminan, terlaksananya mekanisme penyelesaian transaksi, serta penggunaan Teknologi Informasi (IT) yang lebih baik dalam sistem penawaran transaksi.
Revitalization Program To maintain the Auction Market Credibility, CoFTRA carried out Auction Market Revitalization Program. Through this program, the Auction Market operation will be conducted independently by a professional party through formation of institutions, organized membership system, standardization of products that will be auctioned, guarantee system, implementation of a settlement mechanism as well as the use of a better Information Technology (IT) in its bidding and offering system.
Tujuan dari pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang adalah untuk membentuk Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional. Dengan mandiri dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pasar lelang sedapat mungkin tidak lagi mengandalkan APBN atau APBD karena Penyelenggara Pasar Lelang diharapkan memiliki sumber anggaran sendiri yang berasal dari fee yang dikenakan kepada anggota lelang. Sedangkan profesional berarti bahwa penyelenggaraan pasar lelang dilakukan oleh pihak yang memang fokus untuk menyelenggarakan pasar lelang.
The purpose of the revitalization program is to establish an independent and professional Auction Market Organizer. Independent means that the auction market will no longer rely on the state or regional governments as the Market Organizer is expected to have its own budgetary resources derived from fees charged to members of the auction. While professional means that the organizing of the market is carried out by a party which is only focus in organizing the auction market.
Keberhasilan suatu Pasar Lelang dapat dilihat dari tolok ukur antara lain catatan total transaksi yang cukup tinggi dari setiap kali penyelenggaraan lelang, banyaknya peserta lelang, rendahnya gagal serah, komoditi yang diperdagangkan mencerminkan komoditi unggulan daerah, serta frekuensi penyelenggaraan yang cukup banyak setiap tahunnya. Aspek lain yang juga menjadi sorotan Bappebti adalah adanya bentuk perhatian dari pemangku kepentingan di daerah tersebut dalam mengembangkan Pasar Lelang.
The success of an auction market can be seen from the benchmarks among others, the record of its high number of transaction at every auction, its high number of transactions at every auction, it’s a high number of participants, its low failure to deliver goods, commodity reflects the superior of commodity from the market area, as well as the frequency of the market operation is pretty much every year. Another aspect highlighted by CoFTRA is attention from stakeholders in the region in developing the auction market.
Dari Pasar Lelang yang ada telah dipilih 5 (lima) Penyelenggara Pasar Lelang untuk direvitalisasi, yaitu PLKA Jatim, Jabar, Jateng, Bali, dan Sulsel. Pemilihan kelima daerah itu karena dalam praktiknya dinilai cukup berhasil dalam mengembangkan pasar lelang sesuai dengan konsep yang ada.
Of the existing auction market it has selected 5 (five)Auction Market Organizers to br revitalized, namely those which are located in East Java, Central Java, Bali and South Sulawesi. The selection of these five regions it is because in practice was considered quite successful in developing the auction market in accordance with the concept.
2. PERKEMBANGAN PASAR LELANG
2. DEVELOPMENT OF AUCTION MARKET
Kondisi dan Kinerja Berdasarkan frekuensi pelaksanaan lelang, ragam atau jenis komoditas yang dilelang, total transaksi, dan jumlah pesertanya, pelaksanaan lelang selama periode 2012 tampak mengalami penurunan, selain terjadinya pergeseran ragam komoditas dibandingkan dengan kondisi di tahun 2011.
Condition and Performance Based on the frequency of the auction, range and type of commodity, total transaction, and the number of participants, the operation of the auction market during 2012 seems to have decrease, besides a shift in a range of commodities transacted compared with the conditions in 2011. CoFTRA
Annual Report 2012
95 95
Pasar Lelang Komoditi
96
Dalam perjalanannya sejak tahun 2003 hingga tahun 2010, lalu, jumlah PLKA mencapai sebanyak 21 Pasar Lelang. Namun di tahun 2012, sebanyak 2 (dua) Pasar Lelang dihentikan kegiatan penyelenggaraannya yaitu PLKA Agam di Sumbar dan Barlingmascakab di Jateng. Pada Tahun 2012 terdapat 3 (tiga) Pasar lelang yang dihentikan yaitu Sumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.Penutupan Penyelenggara PLKA tersebut karena dinilai kurang berkembang, baik dari segi volume transaksi maupun rendahnya frekuensi penyelenggaraan lelang. Selain itu komoditi yang diikutsertakan dalam penyelenggaraan Pasar Lelang tersebut juga tidak mencerminkan komoditi unggulan daerah yang bersangkutan. Penutupan tersebut juga dimaksudkan untuk memusatkan kegiatan pasar lelang di daerah yang mempunyai potensi dalam penyelenggaraan pasar lelang.
From the year 2003 until 2012, number of the auction market reached as many as 21 markets, but in 2012, the operation of 2 (two) of them has been discontinued. The location of the closed markets was Agam in West Sumatra and Barlingmascakab in Central Java. In 2012, there are 3 (three) auction markets that were discontinued i.e. North Sumatra, Bengkulu, and East Kalimantan. The closure of those markets due it was considered as less developed, both in terms of transaction volume and its low frequency of the auction operation. In addition, commodities that were offered in the market are also does not reflect the commodity of surrounding area. The closure is also intended to focus the activitiesof the auction market only in regions that have the potential to organize auction market.
a. Frekuensi Pelaksanaan Lelang Dilihat dari frekuensi pelaksanaan lelang, pelaksanaan Pasar Lelang selama periode 2011 secara kumulatif mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya dikarenakan ada 3 (tiga) penyelenggara yang ditutup. Tabel-tabel berikut menunjukkan frekuensi pelaksanaan Pasar Lelang pada tahun 2012 di 16 daerah sebagai berikut:
a. Frequency of the Market Operation Viewed from the frequency of auction, the operation of the Auction Market in 2011 cumulatively decreased compared than the previous period due to closure of 3 (three) organizers. The following table shows the frequency of the Auction Market operation in 2012 in 16 regions as follows:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Auction Market
b. Jenis Komoditas dan Volume Transaksi Selama tahun 2012 komoditas yang ditransaksikan di Pasar Lelang tercatat sebanyak 144 (seratus empat puluh empat) jenis komoditas di mana 10 (sepuluh) komoditas di antaranya tergolong dalam 10 besar produk dengan nilai transaksi terbesar. Dari gambar di bawah, kesepuluh komoditi tersebut berturut-turut adalah Beras, Jagung, Sapi, Cengkeh, Biji Coklat, Cabe, Gula Pasir, Biji Mete, Pinang, dan Kentang. Tiga komoditi yang nilai transaksinya tertinggi merupakan komoditi yang juga memegang peranan penting dalam perdagangan komoditi secara nasional, yaitu beras, sapi, dan jagung, masing-masing dengan nilai transaksi Rp. 210,1 M (26,1%), Rp. 120,9 M (15,0%), dan Rp. 56,9 M (7,0%).
b. Commodity Type and Transaction Volume During the year 2012 commodities traded in auction markets was 144 (one hundred and forty four) types of commodity in which 10 (ten) included in the top 10 products with highest transaction value. From the illustration below, the ten consecutive commodities are Rice, Corn, Cattle, Cloves, Cocoa Beans, Chilli, Sugar, Cashew, Areca Nut, and Potato. Three commodities with the highest transaction value are commodities which also plays an important role in the national commodity trade, such as rice, cattle, and corn, each with a transaction value of Rp. 210,1 Billion (26,1%), Rp. 120,9 Billion (15,0%), and Rp. 56,9 Billion (7,0%).
Dibandingkan dengan tahun 2011, terjadi pergeseran ragam komoditas yang menempati 10 besar produk dengan nilai transaksi terbesar. Urutan pertama masih tetap ditempati oleh beras, namun urutan berikutnya banyak mengalami perubahan. Sapid an Jagung yang di tahun 2011 menempati urutan kedua dan ketiga, di tahun 2012 bertukar posisi. Sedangkan Coklat yang pada 2011 tidak masuk 10 besar ternyata pada tahun 2012 berada di posisi lima besar.
Compared to 2011, there was a shift of commodity that occupied the top 10 products with the highest transaction value. The first place is still occupied by rice, but the next consecutive places undergo many changes. Cattle and Corn which in 2011 ranked second and third, in 2012 switch places. While Cocoa which in 2011 not included in the top 10 apparently in 2012 is in top 5 position.
CoFTRA
Annual Report 2012
97 97
Pasar Lelang Komoditi
98
c. Pelaku Pasar Para penjual maupun pembeli yang terlibat dalam kegiatan pasar lelang umumnya masih didominasi oleh peserta lelang yang berasal dari daerah Penyelenggara Pasar Lelang yang bersangkutan. Interkonektivitas antar pelaku Pasar Lelang antar daerah masih belum dapat terwujud dengan baik, karena untuk menghadirkan penjual atau pembeli dari luar daerah penyelenggaraan masih tergantung pada anggaran yang tersedia di masing-masing Dinas Penyelenggara Pasar Lelang. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan melalui Revitalisasi Pasar Lelang agar peserta Pasar Lelang dapat bersifat mandiri tanpa mengandalkan anggaran dari Dinas Penyelenggara Pasar Lelang. Dalam kaitan ini, Bappebti akan melakukan sosialisasi kepada para pelaku untuk diarahkan kepada kegiatan edukasi dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan pelaku pasar dalam hal kualitas komoditas, sistem pemasaran, dan pembinaan komunitas pelaku usaha.
c. Market Performers The seller and buyer involved in the auction markets are still largely dominated by auction participants that comes from the relevant market organizer, interconnectivity between Auction Market Performers across the regions could not be realized yet, considering that inviting sellers and buyers from other regions depend on the available of budget provided by each market organizer. Therefore, it is necessary to take corrective measures through revitalization of the Auction Market, so that the participants can be independent without relying on the budget from the organizer. In this connection, CoFTRA will arrange socialization to market performers to be directed toward education and training activities in order to improve knowledge of market participants on quality of commodities, marketing system, and guiding business circle.
Hingga berakhirnya tahun 2012, jumlah pelaku pasar yang terlibat dalam keseluruhan pelaksanaan lelang tercatat sebanyak 1.216 peserta dengan perincian 311 peserta bertindak sebagai pembeli dan 905 peserta sebagai penjual. Dari jumlah tersebut peserta terbanyak berasal dari Jawa Timur dengan 412 peserta, terdiri dari 109 peserta yang bertindak sebagai pembeli dan 303 peserta sebagai penjual.
Until the end of 2012, the number of market participants involved in the entire auction implementation was about 1,216 participants which consists of 311 participants act as buyer and 905 participants as seller. Of those, most partivipants came from East Java with 412 participants, consisted of 109 participants act as buyer and 303 participants as seller.
d. Penyelenggaraan Pasar Lelang oleh Pihak Swasta Sejak diterbitkannya persetujuan kepada PT. iPASAR Indonesia sebagai Penyelenggara Pasar Lelang pada Oktober 2010, perusahaan tersebut tercatat masih merupakan satu-satunya pihak swasta penyelenggara Pasar Lelang dengan Penyerahan Kemudian (Forward) yang memperoleh persetujuan Bappebti. Pelaksanaan Pasar Lelang oleh PT. iPASAR dilakukan melalui sistem online di mana Anggota Lelang yang ingin melakukan transaksi cukup melakukan login ke website iPASAR dan dapat langsung melakukan transaksi. Kategori produk utama yang diperdagangkan sejauh ini mencakup komoditi pertanian (jagung pipilan), komoditi kehutanan (kayu jati bundar), dan komoditi kelautan (cottonii atau rumput laut).
d. Implementation of The Auction Marlet by Private Sector Since the issuance of approval to PT iPASAR Indonesia as Auction Market Organizer in October 2010, the company is still recorded as the only private organizer of the auction market on forward delivery basis which received approval from CoFTRA. The operation of the auction of the auction market by PT iPASAR is performed electronically (online system) where members of the auction who wants to conduct transactions may log on the iPASAR website and they can immediately make a deal. The main product category traded so far include agricultural commoditiy (dry shelled corn), forestry commodity (round teak),and marine commodity (cotonii or seaweed).
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Auction Market
Transaksi yang berhasil dibukukan PT. iPASAR sejak mulai beroperasi sampai dengan akhir 2010 tercatat sebesar Rp. 565.450.064,-. Dan meningkat menjadi Rp. 11.356.677.860,- di Tahun 2011. Di tahun 2012 total nilai transaksinya mencapai Rp. 11.982.247.500,-, dengan transaksi terbesar terjadi pada bulan April (Rp. 1,7 M), Mei (Rp. 2,8 M), dan Juli (Rp. 2,0 M). Rincian transaksi bulanan selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah:
Since it began operations until end of 2010 PT. iPASAR recorded a transaction in the amount of Rp. 565,450.604,-. And increased to Rp. 11,356,677.860,- in 2011. In 2012 the total value of transaction reached Rp.11.982.247.500,- with the largest transaction consecutively in April (Rp. 1.7 Billion), May (Rp. 2.8 Billion), and July (Rp. 2.0 Billion). Monthly transaction details can be seen in the table below:
Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang Selama ini penyelenggaraan Pasar Lelang dilakukan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Pemerintah Provinsi yang membidangi perdagangan dan pihak swasta. Bagi penyelenggara pasar lelang oleh SKPD, kegiatan pembinaan, pengawasan, serta pembiayaannya diperoleh melalui Dana Dekonsentrasi APBN Bappebti. Jumlah penyelenggara Pasar Lelang yang mendapat persetujuan dari Bappebti sampai dengan akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 17 penyelenggara yaitu PT. iPASAR Indonesia (swasta) dan 16 buah SKPD yang membidangi perdagangan tingkat provinsi. Ke-16 penyelenggara tersebut adalah Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.
Approval of Auction Market Organizer The operation of Auction Market was so far organized by the Regional Government Unit of Work of the Provincial Government in charge of Trade and private parties. As for auction market organized by the Work Unit of the Provincial Government, guidance, supervision, and financing thereof were obtained through the Deconcentration Funds of CoFTRA. The number of auction market organizers that received approval from CoFTRA until the end of 2012 was 17 organizers i.e. PT.iPASAR Indonesia (private) and 16 Work Unit of Regional Government in charge of trade at the provincial level. The 16 organizers are West Sumatra, Riau, Jambi, Lampung, Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, Bali, West Nusa Tenggara, West Kalimantan, North Sulawesi, South Sulawesi, South East Sulawesi, and Gorontalo.
CoFTRA
Annual Report 2012
99 99
Pasar Lelang Komoditi
100
Penyiapan Kelembagaan Revitalisasi Pasar Lelang Penyiapan pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang telah dicanangkan sejak tahun 2010 di lima daerah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk menciptakan penyelenggaraan Pasar Lelang yang mandiri dan profesional. Pada tahun 2012, revitalisasi Pasar Lelang masih berlanjut dengan beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
Preparation of Institutions in Auction market Revitalization Preparation of the implementation of Auction Market Revitalization have been proclaimed since 2012, in five regions, namely West Java, Central Java, East Java, Bali, and South Sulawesi, with the goal of creating an independent and professional Auction Market Organizer. In 2012, the revitalization of the Auction Market continuing carrying out activities such as:
1. Penyusunan dan penyempurnaan ketentuan teknis Pasar Lelang yang terdiri dari Peraturan Tata Tertib (PTT) dan Standard Operasional Prosedur (SOP). 2. Pelaksanaan Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang, dan 3. Pendampingan bagi daerah yang masih dalam proses pembentukan kelembagaan Penyelenggara Pasar Lelang dan peningkatan kapasitas kelembagaan bagi daerah yang telah memiliki lembaga Penyelenggara Pasar Lelang.
1. Preparation of the technical provisions of the Auction Markets consisting of the Rules and Regulations (R/R) and Standard Operating Procedure (SOP) . 2. Implementation of Technical Auction Market Revitalization Meeting, and 3. Assisstance to regions that are still in the process of institutional formation of Auction Market Operator and institutional capacity building for regions that have had Auction Market Operator.
Hasil dari kegiatan penyiapan pelaksanaan revitalisasi Pasar Lelang ini berbeda-beda untuk setiap daerah Penyelenggara karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing Penyelenggara, dengan rincian sebagai berikut:
The results of the preparation of auction market revitalization implementation mentioned in above is different for each organizer as it were adapted to the conditions and needs of each Organizer, with the details are as follows:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Auction Market
101 101
Penyusunan SOP Pasar Lelang Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pasar Lelang yang terdiri atas SOP Pengawasan Pasar Lelang, SOP Evaluasi Pasar Lelang, SOP Penyelenggaraan Pasar Lelang dan SOP Sosialisasi / Pelatihan Teknis Pasar Lelang dilakukan untuk dijadikan sebagai suatu panduan bagi Bappebti dan Penyelenggara Pasar Lelang dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan Pasar Lelang.
Preparation of SOP of Auction Market Preparation of Standard Operating Procedure (SOP) of Auction Market which consists of Auction Market Supervision SOP, Auction Market Evaluation SOP, Auction Market Implementation SOP and Socialization/Training SOP wass done to serve as a guide for CoFTRA and Auction Market Organizers in organizing activities relating to the Auction Market.
Bagi Bappebti, SOP ini menjabarkan prosedur yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan, evaluasi, dan sosialisasi Pasar Lelang dimana hal ini sesuai dengan tugas Bappebti sebagai pembina, pengawas, dan pengatur Pasar Lelang. Sedangkan bagi penyelenggara Pasar Lelang, SOP ini mengatur tentang prosedur penyelenggaraan Pasar Lelang. Penyusunan SOP ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
For CoFTRA, this SOP describes the procedures relating to the activities of supervision, evaluation, and dissemination of Auction Market which corresponds with CoFTRA duties as Auction Market supervisor, supervision, and regulatory. While the organizers of the Auction Market, SOP’s governs the procedures of Auction Market. SOP preparation is established in order to provide excellent service to the community.
CoFTRA
Annual Report 2012
Pasar Lelang Komoditi
102
3. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3. GUIDANCE AND SUPERVISION
Pelatihan Teknis Pelatihan teknis Pasar Lelang dimaksudkan untuk menjaga kualitas penyelenggaraan Pasar Lelang dan dilakukan secara rutin. Pelatihan ini pada dasarnya ditujukan untuk menghasilkan calon Operator Pasar dan Pemandu atau Juru Lelang. Pelatihan untuk menjadi calon Operator Pasar bertujuan untuk mempersiapkan tenaga teknis pencatatan dan pengiriman laporan transaksi lelang, sedangkan pelatihan untuk calon Pemandu Lelang bertujuan untuk menciptakan tenaga Juru Lelang yang handal. Selama tahun 2012 telah dilakukan sebanyak 5 kali pelatihan bertempat di Sumatera Barat, Jambi, DI Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Utara.
Technical Training Auction Market Technical Training is intended to maintain the quality of the Auction Market and is carried out routinely. The training is basically intended for a prospective operator and auctioneer. Training to be an operator is designed toprepare a technical officer for recording and sending auction transactions report, whereas training to be an Auctioneer is aimed to create a reliable auctioneer in the regions. During 2012 CoFTRA has conducted as many as 5 times of training which took place in West Sumatra, Jambi, Yogyakarta, Bali, and North Sulawesi.
Pertemuan Teknis Untuk menciptakan wadah komunikasi dan koordinasi yang dapat mendorong pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang, pada tahun 2012 Bappebti telah menyelenggarakan Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang yang diikuti oleh daerah yang menjadi pilot-project Revitalisasi Pasar Lelang. Pesertanya terdiri dari Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan dan Tim Promotor dengan materi pembahasan yang difokuskan pada hal-hal berikut: - Peran Strategis Pasar Lelang; - Konsep Pengembangan Pasar Lelang; - Arah Revitalisasi Pasar Lelang; - Tahapan Pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang; - Langkah Aksi Revitalisasi Pasar Lelang
Technical Meeting To create communication and coordination that would encourage the implementation of the Auction Market Revitalization in the year 2011 CoFTRA has organized a Technical Market Meeting on Auction Market Revitalization which was participated by regions where the pilot-project is located. Participants consist of Provincial Services in charge of trade, Promoter Team, and the banking circles, with the subjects of discussion focused on the following: - Strategic Role of Auction Market; - Auction Market Development Concept; - Direction of Auction Market Revitalization; - Auction Market Revitalization Implementation Stages; - Auction Market Revitalization Action Steps
Pertemuan Teknis ini menghasilkan suatu kesepakatan di antara daerah yang menjadi pilotproject Revitalisasi Pasar Lelang. Kesepakatan tersebut berisi 10 poin yang bertujuan untuk semakin meningkatkan pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang.
The Technical Meeting resulted in an agreement amongst regions of Auction Market Revitalization pilot-project. The agreement contains 10 points that aims to further to further improve the implementation of the Auction Market Revitalization.
Penempatan Tenaga Pendamping Pemasaran dan Manajemen Administrasi Pasar Lelang Dalam rangka pelaksanaan revitalisasi Pasar Lelang, setiap daerah yang menjadi pilot-project dalam Revitalisasi Pasar Lelang (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan) telah memperoleh dukungan berupa Tim Marketing Pasar Lelang dan Manajemen Administrasi, dengan tugas untuk melakukan promosi/mencari pelaku usaha yang potensial untuk ikut serta dalam
Placement of Auction Marketing and Administration Management Facilitators
BAPPEBTI
In the framework of the implementation of the Auction Market revitalization, every region that has a pilot-project in revitalization of the Auction Market (Wesr Java, Central Java, East Java, Bali, and South Sulawesi) has obtained support in the form of Auction Marketing and Management Administration Team, with the task to promote or to seek for
Laporan Tahunan 2012
Commodity Auction Market
penyelenggaraan Pasar Lelang dan melakukan monitoring atas realisasi transaksi yang terjadi di Pasar Lelang.
potential entrepreneurs to participate in the auction market and monitor the realizationof its transactions.
Supervisi Revitalisasi Pasar Lelang Untuk mewujudkan Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional, pada tahun 2012 Bappebti melakukan kegiatan Supervisi Revitalisasi Pasar Lelang. Supervisi dilakukan melalui pendampingan kepada Tim Promotor di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan untuk melakukan penguatan kelembagaan Pasar Lelang. Dari kegiatan supervisi ini Tim Promotor diharapkan dapat memperoleh pandangan yang komprehensif mengenai arah dan kebijakan revitalisasi Pasar Lelang.
Supervision of Auction Market Organizer In order to realize independent and professional Auction Market Operator, in 2012 CoFTRA supervise Auction Market revitalization activities. Supervision is done through mentoring to team Promoters in West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi to undertake strengthening Auction Market institution. From this supervision activity the promoter team are expected to obtain comprehensive view of direction and policies of the Auction Market revitalization.
Pengawasan Pasar Lelang dilakukan terhadap Penyelenggara dari Dinas dan Penyelenggara swasta. Pengawasan terhadap Penyelenggara Dinas dilakukan secara bertahap di mana Penyelenggara Pasar Lelang menjadi ujung tombak pengawasan. Setiap kali berakhirnya penyelenggaraan lelang, data transaksi langsung dikirimkan ke Bappebti melalui back office Pasar Lelang sebagai salah satu bahan pengawasan. Pengawasan juga dilakukan melalui kunjungan on the spot ke lokasi-lokasi penyelenggaraan lelang. Pengawasan terhadap Penyelenggara swasta dilakukan melalui sistem online.
Auction market supervision is conducted on the Government Agency Organizer and private organizer. Supervision is performed gradually where the market organizer is the spearhead of supervision. When an auction is finished, the transaction data should be sent to CoFTRA through auction market back office as material to be used used later for supervision. The supervision was also performed by on the spot visit to the auction locations. Oversight of the private organizer is made through online system.
Berdasarkan pengawasan serta evaluasi yang telah dilakukan, ditemukan beberapa tantangan dalam pelaksanaan Pasar Lelang di daerah yaitu: (1) belum lengkapnya kelembagaan Pasar Lelang karena belum adanya Lembaga Penjaminan Transaksi; (2) komoditas yang ditransaksikan belum memiliki standar mutu tertentu; dan (3) pada umumnya Pasar Lelang belum ditangani oleh petugas khusus yang menangani Pasar Lelang karena masih minimnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki pihak Penyelenggara dan seringnya terjadi perpindahan SDM di daerah, seperti petugas operator lelang, pemandu lelang, dan pengelola back office.
Based on the supervision and evaluation which has been carried out, there were several constraints and challenges found in the Auction Market implementation in the regions, namely: (1)Auction Market Institutions are not complete yet as there is no Transaction Guarantee Agency; (2) commodities traded at the auction market do not have any particular standard of quality; and (3) Auction Market was generally not handled yet by a specialized officer due to scarcity of human resources of the Organizer and high frequency of human resources turn-over, such as auction operator, auction guide, and back office manager.
Dari hasil pengawasan dan evaluasi terhadap keseluruhan Penyelenggara Pasar Lelang selama periode 2012, telah diputuskan untuk menghentikan penyelenggaraan 3 Pasar Lelang yaitu yang berada di Riau, DKI Jakarta, dan Kalimantan Barat. Dengan demikian Penyelenggara Pasar Lelang yang semula berjumlah 16 Penyelenggara pada tahun 2012 akan berkurang menjadi 13 Penyelenggara di tahun 2013.
From the results of an overall monitoring and evaluation of the Auction Market Organizers during the period of 2012, it was decided to stop the holding of 3 Auction Markets which are located in Riau, Jakarta, and West Kalimantan. Thus Auction market Organizers which originally totaled 16 organizers in 2012 will decreased to 13 organizers in 2013.
CoFTRA
Annual Report 2012
103 103
Pasar Lelang Komoditi
104
4. PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DI BIDANG PASAR LELANG
4. IMPROVEMENT OF REGULATION, SERVICE AND LAW ENFORCEMENT OF AUCTION MARKET
Untuk menjaga kredibilitas Pasar Lelang, Bappebti melakukan upaya Revitalisasi Pasar Lelang. Melalui program Revitalisasi Pasar Lelang, penyelenggaraan Pasar Lelang nantinya akan dilaksanakan secara mandiri oleh pihak yang profesional dengan menerapkan bentuk kelembagaan, sistem keanggotaan yang terorganisir, standardisasi dari produk unggulan yang akan dilelang, adanya sistem penjaminan, terlaksananya mekanisme penyelesaian transaksi, serta penggunaan Teknologi Informasi (IT) yang lebih baik dalam sistem penawaran transaksi.
To maintain the credibility of the Auction Market, CoFTRA has conducted an Auction Market Revitailization effort. Through Auction Market Revitalization Program, the performance of the Auction Market will be carried out independently by professional parties by applying institutional form, an organized membership system, standardization of prime products that will be auctioned, the presence of a guarantee system, the application of transaction settlement mechanism, as well as the use of Information Technology (IT) for a better offering transaction system.
Tujuan dari pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang adalah untuk membentuk Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional. Dengan mandiri dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pasar lelang sedapat mungkin tidak lagi mengandalkan APBN atau APBD karena Penyelenggara Pasar Lelang diharapkan memiliki sumber anggaran sendiri yang berasal dari fee yang dikenakan kepada anggota lelang. Sedangkan profesional berarti bahwa penyelenggaraan pasar lelang dilakukan oleh pihak yang memang fokus untuk menyelenggarakan pasar lelang.
The purpose of the Auction Market Revitalization implementation is to establish an independent and professional Auction Market Operator. Independent meant that auction market wherever possible no longer rely on APBN or APBD because Auction Market Operator is expected to have its own budget resources that comes from fees charged to members of the auction. While professional means that the auction is conducted by parties who are focused on organizing the auction market.
Adapun penyempurnaan Peraturan ini akan mempertimbangkan beberapa aspek utama dalam penyelenggaraan pasar lelang, di antaranya kelembagaan, penjaminan pasar lelang, mekanisme transaksi lelang, keanggotaan, dan penyelesaian perselisihan. Peraturan ini merupakan salah satu prioritas yang harus segera diselesaikan oleh Bappebti dalam rangka revitalisasi Pasar Lelang. Beberapa aspek yang disempurnakan meliputi kententuan definisi: Dana Jaminan, diubah menjadi Jaminan Transaksi Pasar Lelang, mengingat, yang dapat dipergunakan sebagai jaminan dalam transaksi dapat berupa Barang (komoditas), surat berharga, atau uang yang ditempatkan atau disetorkan oleh Anggota Pasar Lelang untuk menjamin pelaksanaan transaksi antara penjual dan pembeli di Pasar Lelang.
The consummation of this Regulation will consider some key aspects in the organization of the auction market, including institutional, auction market guarantee, auction transaction mechanism, membership, and dispute resolution. This regulation is a priority that must be resolved by CoFTRA in order to revitalize the Auction Market. Some aspects of the enhanced definition includes these Terms: Guarantee Fund, converted into a Auction Market Transaction Guarantee, which can be used as collateral in the transaction, can be either Goods (commodities), securities, or money placed or deposited by the Auction Market Member to ensure the implementation of transactions between sellers and buyers in the Auction Market.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Commodity Auction Market
Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan dimaksud disampaikan ke Biro Hukum - Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan, akan dibahas terlebih dahulu dengan stakeholders dengan tujuan agar Peraturan Menteri Perdagangan ini nantinya dapat implementatif dan workable
Draft Regulation of the Minister of Trade shall be submitted to Legal Bureau - Sectretariat General of the Ministry of Trade will be discussed in advance with stakeholders with the aim that the Ministry of Trade Regulation will be implementable and workable.
5. PENUNJANG PASAR LELANG
5. SUPPORTING OF AUCTION MARKET
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bappebti dengan PT. Pos Indonesia (Persero) Pada tanggal 29 Agustus 2012 bertempat di Bandung telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Bappebti dengan PT. Pos Indonesia (Persero). Tujuan dari penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah untuk mewujudkan implementasi Pasar Lelang secara lebih luas melalui jaringan informasi on-line dan jaringan pelayanan milik Kantor Pos. Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman ini maka pada 19-22 Nopember 2012 telah dilakukan Pelatihan Teknis Calon Pengelola Gudang dan Penyelenggara Pasar Lelang yang diikuti oleh perwakilan PT. Pos Indonesia (Persero) wilayah Jawa Barat.
The signing of Memorandum of Understanding on the Commodity Auction Market between CoFTRA and PT. Pos Indonesia (Persero) On August 29, 2012 in Bandung a Memorandum of Understanding between CoFTRA with PT. Pos Indonesia (Persero) has been signed. The purpose of the signing of Memorandum of Understanding is to actualize the implementation of Auction Market more broadly through on-line information network and the network service of the Post Office. As a follow up of the signing of this Memorandum of Understanding in November 19-22 Technical Training was held for prospective Warehouse Operator and Auction Market Organizers attended by representative of PT. Pos Indonesia (Persero) West Java region office.
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bappebti dengan PT. Pegadaian (Persero) Sebagai salah satu bentuk pengembangan Pasar Fisik Emas maka Bappebti dan PT. Pegadaian (Persero) telah menandatangani Nota Kesepahaman tentang Sinergi Bisnis yang ditandatangani oleh Kepala Bappebti dan Direktur Utama PT. Pegadaian (Persero) pada 13 Nopember 2013 bertempat di Bali. Nota Kesepahaman tersebut merupakan langkah awal dari sinergi antara kedua lembaga untuk memanfaatkan potensi antara Bappebti dan PT. Pegadaian (Persero) yang diarahkan untuk mewujudkan implementasi Pasar Fisik untuk komoditi emas, mewujudkan implementasi Sistem Resi Gudang, , mewujudkan Pasar Fisik Emas untuk mendukung penyerahan fisik komoditas emas pada perdagangan kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka, dan kerjasama pelatihan operasional pasar Fisik Emas dan Sistem Resi Gudang, serta kerjasama sosialisasi dan edukasi perdagangan komoditas emas.
Memorandum of Understanding between CoFTRA and PT. Pegadaian (Persero) As one form of the Gold Physical Market development CoFTRA and PT. Pegadaian (Persero) has signed a Memorandum of Understanding on Business Synergy which was signed by the Chairman of CoFTRA and the President Director of PT. Pegadaian (Persero) on November 13, 2013 in Bali. This MoU is the first step of the synergy between the two institutions to harness the potential between CoFTRA and PT. Pegadaian (Persero) which is directed to actualize the implementation of the Physical Market of Gold commodity, to actualize Gold Physical Market to support gold commodity physical delivery in gold futures contract in the Futures Exchange, and cooperation on Gold Physical Market Operation and Warehouse Receipt System training, as well as cooperation on socialization and education of gold commodity.
CoFTRA
Annual Report 2012
105 105
Peraturan Perundang-Undangan, Pelayanan, dan Penegakan Hukum
106
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PELAYANAN, dan PENEGAKAN HUKUM
LEGAL SERVICES and LAW ENFORCEMENT
1. Pelayanan Hukum dan Penanganan Litigasi Di bidang pelayanan hukum, Bappebti menerima dan menangani pengaduan yang berkaitan dengan kegiatan PBK serta memberikan asistensi hukum seperti menjawab pertanyaan baik melalui surat atau kontak pembaca di website Bappebti, memenuhi permintaan sebagai saksi ahli, dan melakukan pertemuan koordinasi dengan aparat penegak hukum.
1. Legal Services and Litigation With regard of legal services, CoFTRA receives and handle complaints relating to the CFT activities, and provide legal assistance such as answering questions about the legal issues concerning CFT, either by mail, contact with readers on CoFTRA website or fulfilling request as an expert witness and coordination with other law Enforcement Officials.
• Pengaduan Nasabah Selama tahun 2012, Bappebti telah menerima pengaduan dari 59 (lima puluh sembilan) orang masyarakat terhadap 25 perusahaan dan 3 perusahaan diantaranya adalah perusahaan ilegal atau tidak mendapat izin dari Bappebti. Pengaduan tersebut sedang ditangani dan beberapa pengaduan tersebut telah dapat diselesaikan oleh Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta, dan/atau pihak Kepolisian.
• Customer Complaint During 2012, CoFTRA has received complaints from 59 (fifty nine) persons against 25 firms and 3 among them are illegal companies or do not have permit from CoFTRA. The complaint is being handled and some complaints were settled by CoFTRA, Jakarta Futures Exchange, and/ or the police.
• Saksi Ahli Keterangan sebagai saksi ahli kepada pihak kepolisian atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana lainnya yang dilakukan oleh perusahaan Pialang baik yang memiliki ijin maupun yang illegal selama tahun 2012 telah diberikan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) kali.
• Expert Witness CoFTRA also provide testimony as an expert witness to the police on suspicion of criminal fraud and/or fraud and/or other criminal acts committed by either a licensed or illegal Brokerage firm. In 2012 CoFTRA has given testimony as expert witness as many as 49 (forty nine) times.
• Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan Di Bidang PBK, SRG, dan PL Sektor Perdagangan Berjangka adalah sektor yang highly regulated karena adanya mobilisasi dana masyarakat, selain itu sektor Perdagangan Berjangka juga sangat berkembang. Perkembangan tersebut terutama dengan adanya perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi menjadi Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 yang dilakukan untuk menampung perkembangan yang ada, sehingga Bappebti perlu menerbitkan beberapa peraturan pelaksanaan atas Undang-Undang tersebut, dalam rangka penyesuaian, sinkronisasi, atau pengaturan lebih lanjut.
• Technical Meeting on the Implementation of Provisions in the Fields of CFT, WRS, and CAM Futures Trading Sector is a highly regulated sector because of the mobilization of public fund, additionally it is developing very highly. These developments especially with the amendment to Law No. 32 Year 1997 on the Commodity Futures Trading to Law No. 10 of 2011 which was to accommodate the existing development, so CoFTRA need to publish some of the implementing regulations, in the context of adjustment, synchronization, or further regulation.
Terkait dengan hal tersebut, Bappebti menerbitkan peraturan-peraturan pelaksanaan untuk dapat mengakomodir perkembangan tersebut.
In this regard, CoFTRA issued the implementing regulations in order to accommodate these developments.
Demikian juga Bappebti menerbitkan Surat edaran Kepala Bappebti untuk memperjelas penafsiran dari
Likewise, CoFTRA issued Chairman of CoFTRA circulars to clarify the interpretation of the existing provisions and
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Peraturan Perundang-Undangan, Pelayanan, dan Penegakan Hukum
ketentuan yang ada dan juga sebagai sarana untuk mengingatkan pihak yang diberi izin dan/atau persetujuan dari Bappebti. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan Pertemuan Teknis dalam rangka mengedukasi kepada semua pelaku usaha di Industri Perdagangan Berjangka khususnya kepada seluruh pihak yang telah diberikan izin, izin usaha, dan persetujuan. Pada tahun 2012 Pertemuan Teknis implementasi ketentuan dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali dan telah dilaksanakan di Surakarta, Surabaya, Denpasar, Bogor.
also as a means to remind the parties who were licensed and/or approved by CoFTRA. Relating to this matter, Technical Meeting is held to educate all the business players of Futures Trading especially to all concerned who have been given license, business permit and approval. Implementation of Technical Meeting was held 4 (four) times and have been conducted in Surakarta, Surabaya, Denpasar, Bogor.
• Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum Kegiatan penegakan dan pelayanan hukum yang dilakukan Bappebti tidak hanya berupa pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi ataupun memberikan asistensi hukum, tetapi secara konsisten Bappebti juga melakukan kerjasama dan persamaan persepsi dengan aparat penegak hukum di seluruh Indonesia. Kerjasama dan persamaan persepsi tersebut dilakukan melalui kegiatan Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum. Pada tahun 2012 Rapat Koordinasi dilakukan sebanyak 5 (lima) kali dan telah dilaksanakan di Tangerang, Bandung, Denpasar, Medan dan Palembang.
• Coordination Meeting With Law Enforcement Officials Law enforcement and legal services activities performed by CoFTRA not only in the form of examinations, investigation, and imposing of sanctions or providing legal assistance, but consistently also in the form of cooperation and shared understanding with law enforcement throughout Indonesia. Cooperation and common perception is carried out through coordination meeting with Law Enforcement Officials. Coordination meeting in 2012 has been held 5 (five) times in Tangerang, Bandung, Denpasar, Medan and Palembang
Rapat Koordinasi ini menjadi penting dengan semakin berkembangnya kegiatan finansial, terutama di bidang PBK, yang terjadi di berbagai daerah dengan berbagai modus yang merugikan, baik yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki ijin dari Bappebti maupun oleh perusahaan illegal. Meskipun kewenangan penyidikan kasus PBK merupakan kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bappebti namun karena keterbatasan Sumber Daya Manusia dan dana, maka jalinan kerjasama antara Bappebti dengan aparat penegak hukum di daerah-daerah merupakan suatu jalan keluar untuk menyelesaikan kasus-kasus yang ada dan melindungi masyarakat dari praktik yang merugikan.
Coordination meeting become important in line with the growing development of financial activities, especially in CFT sector, which occurred in different regions with different modes of harm, whether conducted by a company that has license from CoFTRA as well as illegal company. CoFTRA realize that Civil Servant Investigator within CoFTRA has the authority to investigate cases of violation in CFT sector, but due to limited human resources and funds then the cooperation between CoFTRA with law enforcement officials in the regions is a way out for resolving such cases and protecting public from harmful practices.
Sebagai salah satu instansi yang memiliki PPNS, Bappebti senantiasa berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia. Salah satu forum koordinasi adalah melalui Rapat Koordinasi PPNS dengan Bareskrim Polri, yang merupakan kegiatan rutin Bareskrim POLRI. Koordinasi ditujukan untuk mengevaluasi penegakan hukum oleh PPNS yang telah diamanatkan oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dengan tujuan akhir untuk meningkatkan sinergitas kinerja PPNS dengan Penyidik POLRI serta terselenggaranya fungsi kontrol yang tepat dan efektif dalam sistem penyidikan.
As one of the agency that has investigators, CoFTRA continuously coordinating with the Indonesian National Police, the coordination meeting is a routine activity between CoFTRA’s Civil Servant Investigator with Criminal Incestigator of Badan Reserse dan Kriminnil (Bareskrim) POLRI. The meeting is aimed to evaluate the law enforcement carried out by Civil Servant Investigators as mandated by Law No.8 of 1981 on Code of CriminL Procedure (KUHP), with the goal to improve synergy between the performance of Civil Servant Investigators and Police Investigators and to implement an appropriate and effective control functions in investigation system.
CoFTRA
Annual Report 2012
107 107
Peraturan Perundang-Undangan, Pelayanan, dan Penegakan Hukum
108
• Litigasi Di bidang litigasi, Bappebti sebagai salah satu lembaga administrasi negara juga menghadapi gugatan baik perdata maupun Tata Usaha Negara (TUN) dari para pelaku pasar yang merasa tidak puas dengan keputusan atau ketetapan yang telah dibuat Bappebti.
• Litigasi In the area of litigation, CoFTRA as one of the institution of state administration is also facing lawsuit both civil and Administrative (TUN) from market participants who are not satisfied with the decision or determination that has been made by CoFTRA.
Selama tahun 2012 Bappebti terlibat 11 (sebelas) perkara gugatan hukum yang mana 3 (tiga) diantaranya adalah perkara baru yang ada pada tahun 2012. Perkara gugatan hukum yang terkait dengan kegiatan PBK yang dilaksanakan Bappebti terdapat di Pengadilan Negeri Bogor, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Timur, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, dan Pengadilan Negeri Pekanbaru. Gugatan hukum yang diajukan berkaitan dengan perkara perdata dan tata usaha negara yang diajukan oleh perusahaan Pialang atau pihak lain kepada Bappebti, maupun oleh Nasabah kepada perusahaan Pialang.
During the year of 2012 CoFTRA involved in 11 (eleven) lawsuits associated with Commodity Futures Trading (CFT) activities i.e. in Bogor District Court, East Jakarta Administrative Court, Sourth Jakarta District Court, District Court of Central Jakarta, North Jakarta District Court, and District Court of Pekanbaru. The lawsuits are relating to civil and administrative cases filed by Brokerage firm or other party to CoFTRA, as well as by Customer to Brokerage firm.
2. Penegakan Hukum Sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap PBK, secara konsisten Bappebti terus berupaya melakukan penegakan hukum terhadap para pihak yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum dimaksud, Bappebti memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan, penyidikan, serta “undercover” atau penyamaran terhadap para pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tentang PBK dan/atau peraturan pelaksanaannya. Selama tahun 2012, Bappebti telah melakukan undercover terhadap 21 Perusahaan, pemeriksaan terhadap 23 perusahaan, dan penyidikan terhadap 12 perusahaan.
2. Law Enforcement To further improve confidence of business community in Community Futures Trading (CFT), CoFTRA consistently continued enforcing law and regulation against those who were proven involved in violating the prevailing law and regulations in CFT sector. In performing its functions in referrence to law enforcement, CoFTRA has an authority to conduct inspection, investigations, and “undercover” activity against parties who alledgely violating the provisions of law and/or its implementing regulations in CFT sector. During the year of 2012, CoFTRA has conducted undercover activity against 21 Brokerage firms, and inspection against 23 firms, and investigation against 12 firms.
3. Penetapan Sanksi • Pengenaan Sanksi Administratif Selama tahun 2012, Bappebti telah mengenakan 63 (enam puluh tiga) kali sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis, Peringatan Keras, Pembekuan Kegiatan Usaha, Pencabutan Ijin Usaha, Pencabutan ijin Wakil Pialang Berjangka, sebagai berikut: 1) 50 (lima puluh) kali Peringatan Tertulis atas keterlambatan dalam penyampaian Laporan Keuangan; dan 2) 13 (tiga belas) kali Peringatan Keras kepada 11 perusahaan Pialang Berjangka;
3. Determination of Sanction • Imposition of Administrative Sanctions During 2012, CoFTRA has imposed 63 (sixty three) administrative sanctions in the form of letter of Warning Notice, Stern Notice, suspension of business license, revocation of business license, revocation of Broker Representative License,as follows: 1) 50 (fifty) letter of warning for late submission of financial statements; and 2) 13 (tthirteen) times of stern warning against 11 (eleven) Futures Broker Company;
• Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda Administrasi Selain mengenakan sanksi administratif berupa denda
• Monitoring and Impositiom of Administrative Sanctions in the Form of Administrative Penalty In addition to administrative sanctions in the form of
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Peraturan Perundang-Undangan, Pelayanan, dan Penegakan Hukum
administratif, dalam menjalankan fungsinya Bappebti juga melakukan pemantauan atau monitoring atas pengenaan sanksi administratif berupa denda yang telah diberikan kepada pelaku usaha. Tujuan dilakukannya Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda Administrasi adalah untuk sinkronisasi data pengenaan sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (piutang PNBP), sinkronisasi penyusunan program kerja tim optimalisasi pengenaan sanksi denda administratif di bidang PBK, bahan pembahasan rencana penerapan Aplikasi Program Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan bahan pembahasan dalam rangka upaya penghapusan piutang tidak tertagih terhadap perusahaan Pialang Berjangka yang telah dicabut ijin usahanya.
administrative fines, in carrying out its functions CoFTRA also conduct monitoring on the imposition of administrative fines which had been given to the business players. The purpose of monitoring on imposition of administrative sanctions in the form of administrative penalties is for data synchronization of the imposition of administrative fines for late submission of financial statements (accounted as government receivable non-tax revenues), synchronizatiom of preparation of team work programming in optimization of imposition of administrative fines in the field of CFT, as material for discussion of an application of Non-TaxRevenue Program, and as a discussion materials in the context of efforts to eliminate doubtful accounts of futures brokerage firms which their business licences have been revoked..
Dalam melakukan kegiatan Monitoring Pengenaan Sanksi Denda Administratif di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, di tahun 2012 telah diadakan 5 (lima) kali rapat pembahasan hasil monitoring yang diselenggarakan di Jakarta.
In monitoring activities of the imposition of administrative penalty sanctions in the field of Commodity Futures Trading, in 2012 discussios of the results of monitoring has been held 5 (five) times in Jakarta.
4. Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) BAKTI yang didirikan pada akhir 2008 oleh BBJ, KBI, APBI dan IP2BI serta didukung penuh oleh Bappebti merupakan salah satu wadah penyelesaian perselisihan di bidang PBK. Tujuan pendiriannya adalah untuk menyelesaikan perselisihan perdata di bidang PBK. Manfaat penyelesaian melalui BAKTI ini adalah karena bersifat transparan, waktu penyelesaian yang lebih cepat, efektif dan efisien, independen, dan berada di luar peradilan umum. Keuntungan tersebut sangat diperlukan dalam perkembangan bisnis perdagangan berjangka yang sangat cepat dan dapat mengakomodir kebutuhan dari pelaku dan pengguna Bursa.
4. Commodity Futures Trading Arbitration Agency (BAKTI) The Commodity Futures Trading Arbitration Agency in Indonesia (abbreviated in Bahasa Indonesia as (BAKTI) was established at the end of 2008 under the initiatives of JFX, Indonesian Derivatives Clearing House (KBI), Indonesian Futures Broker Association (APBI), Indonesian Futures Trader Association (AP2BI), and strongly supported by CoFTRA. The purpose of this establishment is finishing civil cases in Commodity Futures Trading sector which occurring more frequently throughout the years. The advantages of settling matters through BAKTI consist of its transparency, shorter period, effectiveness and efficiency, independence, and it stand outside of the general justice.
Keberadaan BAKTI dalam industri PBK diyakini akan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dari pihakpihak yang melakukan praktik perdagangan yang merugikan, serta menjadi badan yang kompeten untuk menyelesaikan sengketa perdagangan di antara pelaku dan pengguna Bursa apabila upaya mediasi secara musyawarah di antara mereka gagal dilakukan.
The existence of BAKTI in the Commodity Futures Trading will result in a permanent legal decision to protect public from parties who commit disadvantageous trade practices, as well as the establishment of a competent institution which is able to settle civil disputes if consensus mediation has failed.
Setelah lebih dari 3 tahun berdirinya BAKTI, kenyataannya keberadaan BAKTI belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para pihak. Hal ini diperkirakan karena minimnya kegiatan sosialisasi mengenai BAKTI dalam mendukung kegiatan PBK bagi masyarakat. Kenyataan tersebut juga diharapkan merupakan dorongan untuk dapat lebih meningkatkan peran BAKTI di masa mendatang.
After more than three years of its establishment, the existence of BAKTI is in fact not fully utilized by the parties concerned. This is because of the lack of socialization of BAKTI to public in supporting CFT. This fact is expected to be an impetus for further enchance the role of BAKTI in the future.
CoFTRA
Annual Report 2012
109 109
110
Kegiatan Penunjang Supporting Activities
1. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT
Tujuan pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan sikap karyawan/anggota organisasi maupun pelaku usaha, pejabat dinas daerah, akademisi, dan masyarakat sehingga lebih efektif dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan Bappebti. Pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan SDM. Dalam tahap pengembangan SDM ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan SDM itu sendiri.
The purpose of human resources development is improving capability, skilss and attitude of employees/members of organization as well as business people, regional government officials, academic circle and the public so that they are more effective and efficient in attaining targets of program or purpose of organization. Education and training are the most important elements in human resources development. In this human resources development phase, there are two aspects of important activities that are inseparable from one another, namely training and development of human resources.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
a. Eksternal Pengembangan SDM yang bersifat eksternal dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan SDM yang menangani kegiatan PBK, SRG, maupun PLK. Kelompok SDM yang menjadi target pengembangan terutama adalah pelaku usaha, pejabat dinas daerah, aparat penegak hukum, atau akademisi. Pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelatihan teknis seperti pelatihan teknis tentang PBK bagi para pelaku usaha, pejabat Dinas daerah, aparat penegak hukum atau akademisi; pelatihan teknis tentang SRG bagi para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Gabungan Kelompok Tani; serta pelatihan teknis bagi para pemandu dan operator Pasar Lelang. Kepada pihak yang telah memperoleh pelatihan diharapkan dapat mengembangkannya kepada masyarakat, petani, atau pihak terkait lainnya. b. Internal Pengembangan SDM yang bersifat internal dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM di kalangan Bappebti yang menangani kegiatan PBK, SRG, PLK, dan kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan pengembangan antara lain berupa pengiriman pegawai untuk mengikuti pelatihan antara lain di bidang kehumasan, komputer, atau bahasa asing; kerjasama dengan instansi pemerintah lain dan lembaga pendidikan; serta pengiriman pegawai ke luar negeri untuk mengikuti “on the job training”, workshop, seminar, konperensi, atau pertemuan.
a. External External human resources development is performed to improve human resources skill and knowledge in handling Commodity Futures Trading Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market. The target group of this human resources development is business circles, officials of related Regional Offices, law enforcement, or academic circle. Development is carried out through technical training activities such as: technical training on Commodity Futures Trading for business circles, official of the Related Regional Offices, law enforcement, or academic circles; technical training on Warehouse Receipt System is intended for Field Agricultural Counselors and Joint Group of Farmers; whereas technical training on Auction Market is intended for operators and auctioneers. For those who have received such training are expected to forwatd it to public, farmers, or other related parties. b. Internal Internal human resources development is performed to improve human resources in skills and knowledge among staffs of CoFTRA handling CFT, WRS, CAM, and other supporting activities are among others: sending employees to attend trainings in the field of public relations, computer, foreign languages; cooperation with other government agencies and educational institutions; and including sending employees to overseas to attend “on the job training”, workshop, conference, or meeting.
2. SOSIALISASI DAN EDUKASI
2. SOSIALIZATION AND EDUCATION
Kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi para pelaku usaha dan masyarakat, baik yang berkaitan dengan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, ataupun Pasar Lelang Komoditi, senantiasa dilakukan setiap tahun. Melalui kegiatan ini diharapkan terbangunnya kesadaran masyarakat mengenai kegiatan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang, baik secara konsepsi maupun implementasinya, dengan tujuan utama agar pengembangan serta penerapan kegiatankegiatan tersebut di Indonesia dapat terwujud.
Socialization and education activities for business/ market players and public, either in relation to Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, or Commodity Auction Market,are always performed every year. Through this activity, expectedly, similarity of perception can be created, mainly among business/market players and the public, to encourage and materialize the main purpose of development and application of Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market in Indonesia.
Untuk itu Bappebti telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi dalam berbagai bentuk seperti sosialisasi, dialog interaktif, konperensi pers, penyebaran informasi, atau bimbingan teknis maupun pertemuan teknis tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, atau Pasar Lelang Komoditi, serta edukasi bagi para Wakil Pialang Berjangka. Kegiatan sosialisasi dan edukasi yang telah dilaksanakan sampai dengan akhir tahun 2012 secara akumulatif telah mencapai sebanyak 182 kali yang tersebar di 37 Kabupaten/Kota di 19 propinsi.
Therefore, CoFTRA has undertaken socialization and education activities in various forms such as socialization, interactive dialogue, press conference, dissemination of information, or technical assistance and technical meeting regarding Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt Syustem, or Commodity Auction Market, as well as education for the Futures Broker Representative. Until the end of 2012, cumulatively 182 times of socialization and education activities have been performed by CoFTRA in 37 Districts/cities in 19 provinces.
CoFTRA
Annual Report 2012
111 111
Kegiatan Penunjang
112
a. Sosialisasi Sepanjang tahun 2012 Bappebti telah melaksanakan 15 (lima belas) kali kegiatan sosialisasi mengenai kebijakan Bappebti di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditi.
a. Sosialization During 2012, CoFTRA held 15 (fifteen) socialization activities concerning CoFTRA policy in the fields of Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di daerah serta melibatkan aparat Pemerintah Daerah setempat. Sosialisasi dihadiri oleh sekitar 100 orang yang umumnya terdiri dari para pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang, kalangan perbankan, Perguruan Tinggi, serta instansi terkait. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk seperti seminar. Pembicara atau nara sumber dalam sosialisasi terdiri dari pejabat Bappebti dan didampingi oleh pihak yang berkompeten seperti pejabat daerah, Direksi Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pengelola Gudang, Perbankan, Asuransi serta anggota legislatif.
The socialization was conducted in collaboration with Regional Industry and Trade Office, involving the local government’s apparatuses. The participants were about 100 people, generally consisting of business players in Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction market, banking, university, and the relevant agencies. Socialization was held in the form such as seminars. The speakers or resources person consists of CoFTRA officials accompanied with competent parties such as local government officials, Board of Directors of the Exchange and Clearing House, Banking, Insurance, and members of legislative body.
Khusus mengenai Sistem Resi Gudang, peserta sosialisasinya diutamakan para kelompok tani dan instansi terkait. Minat mereka yang cukup tinggi ditunjukkan dari tingkat kehadiran peserta dan dari berbagai pertanyaan yang disampaikan. Daerah sosialisasi untuk PBK adalah Bandung, Yogyakarta dan Bogor, sedangkan untuk SRG dipilih Indramayu, Jambi, Lamongan, Pekalongan, Madura, Tuban, Cariu, Tabanan dan Malang.
Concerning Warehouse Receipt System, the socialization participants were especially given priority to groups of farmers and relevant agencies. The participants’ interest were quite high, as indicated by by their attendance level and question filed. The locations of socialization for CFTwas in Bandung, Yogyakarta dan Bogor, sedangkan untuk SRG dipilih Indramayu, Jambi, Lamongan, Pekalongan, Madura, Tuban, Cariu, Tabanan and Malang.
• Dialog Interaktif Untuk memperkenalkan sekaligus memberikan informasi lebih lanjut tentang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi kepada masyarakat luas, pelaku usaha, dan pihak-pihak terkait, dilakukan kegiatan berupa dialog interaktif yang dilakukan melalui media elektronik, baik televisi maupun radio. Pada tahun 2012 kegiatan dialog interaktif lebih difokuskan pada sosialisasi tentang amandemen UndangUndang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang yang baru disahkan pada pertengahan tahun 2011.
• Interactive Dialogue To provide furthet information on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market to wide public audience, and other related parties, interactive dialogue was conducted through electronic media, either in television or in radio. In 2012, interactive dialogue activity was focused more on the socialization on the Amendment of the Law of Commodity Futures Trading and Warehouse Receipt System that was passed in mid 2011.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Supporting Activities
Pelaksanaan dialog interaktif melalui televisi dan radio selama tahun 2012 telah dilaksanakan sebanyak 8 (delapan) kali yaitu di Surabaya, Semarang, Pekalongan, Bali, dan Bogor. Dalam beberapa kesempatan, pimpinan Bappebti juga diundang sebagai nara sumber oleh Bursa Berjangka dan perusahaan Pialang Berjangka dalam rangka acara dialog interaktif di televisi yang berkaitan dengan PBK.
In 2012, interactive dialogue though television and radio was conducted 8 (eight) time namely in Surabaya, Semarang, Pekalongan, Bali, and Bogor. On several occasions, Chairman of CoFTRA also had been invited as resources person by Futures Exchange and Brokerage firm in interactive dialogue related to CFT.
Konperensi Pers Kegiatan Konperensi Pers dimaksudkan untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas secara langsung kepada publik yang berkaitan dengan kebijakan baru Bappebti mengenai PBK, SRG, dan PLK. Dengan demikian masyarakat dan para pelaku usaha akan memperoleh informasi secara berkesinambungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketiga kegiatan tersebut. Di tahun 2012 Konperensi Pers telah dilaksanakan sebanyak 11 (sebelas) kali yaitu di Indramayu, Jakarta, Panerokan-Jambi, Lamongan-Jawa Timur, Pekalongan-Jawa Tengah, Surabaya, Bali, dan Malang.
Press Conference Press conference activities are intended to provide an accurate and clear information on new policies of CoFTRA regarding CFT, WRS and CAM, therefore, people and business circles will obtain information continuously on the matters relating to those above three activities. In 2012, press conferences were held 11 (eleven) times i.e. in Indramayu, Jakarta, Panerokan-Jambi, Lamongan-Jawa Timur, Pekalongan-Jawa Tengah, Surabaya, Bali, and Malang.
• Penyebaran Informasi Disamping berbagai kegiatan seperti disebutkan di atas, Bappebti juga melakukan berbagai program kegiatan dalam rangka penyampaian dan penyebaran informasi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya, melalui: a. Buletin Kontrak Berjangka, yang terbit setiap awal bulan. Materi yang disajikan menyangkut informasi dan edukasi tentang PBK, SRG, dan PLK. b. Leaflet, brosur, dan booklet, sebagai sarana publikasi tentang PBK, SRG, dan PLK yang dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas dari Bappebti. c. Iklan layanan masyarakat, sebagai sarana penyampaian informasi dan publikasi mengenai kebijakan Bappebti dalam hal PBK, SRG, dan PLK melalui media cetak dan elektronik. d. Buku Statistik PBK, yang terbit setiap triwulan. Informasi yang disajikan berupa data transaksi harian yang terjadi di Bursa Berjangka, data harga harian di pasar lokal dan internasional, dan data transaksi PLK. Buku ini disebarluaskan ke universitas/perguruan tinggi di seluruh indonesia dan dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas atau dapat diakses melalui website Bappebti.
• Dissemination of Information In addition to various activities as mentioned in the above, CoFTRA also conducted several activity programs in order to deliver and disseminate information on its main tasks and functions, through: a. Future Contract Bulletin issued in the beginning of the month. The materials presented were information and education on CFT, WRS, and CAM. b. Leaflets, brochures, and booklets, as publication media on CFT, WRS, and CAM are given free to the wide public by CoFTRA. c. Community service advertisement, as means of conveyance of information and publication on CoFTRA policy in regard to CFT, WRS and CAM through printed media and electronic. d. CFT Statistic Book, issued quarterly. Information presented in the form of daily transaction data of Futures Exchange, daily price data in the local and international markets, and CFT transaction data. The books are distributed to universities/high learning institutions across Indonesia and can be obtain free for the wide public and be access through CoFTRA’s website.
CoFTRA
Annual Report 2012
113 113
Kegiatan Penunjang
114
b. Edukasi Kegiatan edukasi dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Wakil Pialang Berjangka yang merupakan unsur penting dalam pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi. Di tahun 2012 Bappebti telah melakukan kegiatan Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka sebanyak 2 kali di Yogyakarta dan Medan Propinsi Sumatera Utara, dengan jumlah keseluruhan peserta sebanyak 208 orang.
b. Education Education activities carried out to improve knowledge and skill of Futures Broker Representative who is an important element in implementation of Commodity Futures Trading. In 2012, CoFTRA has conducted structuring and refresher activities for Futures Representative Broker as many as 2 times in Yogyakarta dan Medan in North Sumatra Province, with the total participants as many as 208 person.
3. KERJASAMA DAN PARTISIPASI INTERNASIONAL
3. COOPERATION AND INTERNATIONAL PARTICIPATION
Mengingat kegiatan PBK memiliki ruang lingkup internasional, baik menyangkut komoditi yang diperdagangkan, institusi, para profesional yang terlibat, maupun wilayah perdagangan dan pengawasannya, maka Sumber Daya Manusia di lingkungan Bappebti harus memiliki wawasan serta pengetahuan di bidang PBK yang luas dan setiap saat harus selalu ditingkatkan. Berbagai perkembangan yang terjadi di mancanegara diupayakan agar dapat diantisipasi secara cepat dan tepat untuk pengembangan Pasar Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi di Indonesia.
Considering that CFT has an internationtional scope, either in regard to commodity that is traded, institutions, professional involved, or its area of trade and its supervision thereof, human resources within CoFTRA has to have a broad insight and knowledge in CFT and must always make improvement all the time. The development taking place in other countries should be anticipated quickly and accurately for the development of Futures Market, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market in Indonesia.
Selain mengikuti workshop/conference, sidang Internasional, melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga terkait di luar negeri, serta mengikuti “on the job training”, Bappebti juga melakukan studi banding ke Bursa Berjangka di luar negeri. Studi banding dilakukan tidak hanya dalam rangka penyempurnaan UU PBK dan SRG ataupun untuk pengembangan PLK, tetapi juga sebagai ajang sosialisasi Bappebti secara tidak langsung kepada dunia internasional disamping untuk menambah pengetahuan bagi karyawan Bappebti.
Besides participating in workshop/conference, International meeting, conducting cooperation with various related institutions in overseas, as well as to attend “on the job training”, CoFTRA also make comparative study to overseas Futures Exchange. The comparative study was conducted not only for the purpose of the improvement of Law on CFT and WRS, or the development of CAM, but also as a forum to socialize CoFTRA indirectly to the international world in addition to increase the knowledge of its employess.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Supporting Activities
Dalam tahun 2011 kegiatan internasional yang diikuti meliputi: 1. Workshop dan Kerjasama Internasional - International Futures Industry Conference 2012 Futures Industry Association (FIA) di Boca Raton, Amerika Serikat pada tanggal 13-18 Maret 2012
In 2012, international activities that were undertaken include: 1. Workshop and Internasional Cooperation - International Futures Industry Conference 2012 Futures Industry Association (FIA) in Boca Raton, United Sate io March 13-18, 2012
- IFIE/IOSCO Investor Education Conference di Seoul, Korea Selatan, pada tanggal 19-23 Mei 2012;
- IFIE/IOSCO Investor Education Conference in Seoul, South Korea, in May 19-23, 2012;
- Mengikuti 7th Annual FIA and OIC New York Equity Options Conference, di New York, Amerika Serikat pada tanggal 10-14 September 2012;
- Attending 7th Annual FIA and OIC New York Equity Options Conference, in New York, United State on Septemebr 10-14, 2012;
- Mengikuti LME Metal Seminar 2012, di London, Inggris pada tanggal 13-17 Oktober 2012;
- Attending LME Metal Seminar 2012, in London, UK, on October 13-17, 2012;
- Mengikuti 28th Annual Futures and Option Exfo Futures Industry Association (FIA), di Chicago, Amerika Serikat pada tanggal 28 Oktober - 2 November 2012;
- Attending 28th Annual Futures and Option Exfo Futures Industry Association (FIA), in Chicago, United State in October, on 28 - November 2, 2012;
- FIA/IFM Turkies Derivatives Conference 2012, di Istanbul, Turki pada tanggal 11-15 November 2012;
- FIA/IFM Turkies Derivatives Conference 2012, in Istanbul, Turkey on November 11-15, 2012;
- Melakukan pertemuan dengan Mega Success Group Limited dalam rangka pembahasan perkembangan industri Perdagangan Berjangka Komoditi di indonesia, Hongkong pada tanggal 11-15 November 2012;
- Held meeting in Hongkon with Mega Success Group Limited to discuss the development of Commodity Futures Trading in Indonesia, on November 11-15, 2012;
- Mengikuti 8th Annual FIA Asia Derivatives Conference, di Singapura pada tanggal 26-30 November 2012;
- Participate in 8th Annual FIA Asia Derivatives Conference, in Singapura on November 26-30, 2012;
2. Sidang Internasional - Mengikuti 15th Annual Association of Futures Market (AFM) di Budapest, Hungaria pada tanggal 06-11 Maret 2012
2. Internasional Meeting - Participating in 15th Annual Association of Futures Market (AFM), in Budapest, Hungaria, on March 06-11, 2012
- Menghadiri The 2nd International Tripartite Rubber Council (ITRC) dan Pertemuan Expert Group on Establish of Regional Rubber Market (EGERRM) di Penang, Malaysia pada tanggal 16-20 Juli 2012
- Attending The 2nd International Tripartite Rubber Council (ITRC) and Expert Group on Establish of Regional Rubber Market (EGERRM) meeting in Penang, Malaysia, on July 16-20, 2012
- Mengikuti 3rd International Swiss Futures and Options Association (SFOA) Burgenstock Meeting, di Interlaken, Switzerland pada tanggal 03-08 September 2012
- Participating in 3rd International Swiss Futures and Options Association (SFOA) Burgenstock Meeting, Interlaken, Switzerland on September 03-08, 2012
- Menghadiri ADBI-WB Roundtable on Regional Commodity Exchange Market Integration in Asia, di Tokyo, Jepang pada tanggal 10-15 September 2012
- Attending ADBI-WB Roundtable on Regional Commodity Exchange Market Integration in Asia, Tokyo, Japan on September 10-15, 2012
- Menghadiri International Tripartite Rubber Council (ITRC) Meetings dalam rangka Pembentukan Regional Rubber Market (RRM) di Chiang Mai, Thailand pada tanggal 30 September06 Oktober 2012
- Attending the International Tripartite Rubber Council (ITRC) Meetings in the framework of the establishment of Regional Rubber Market (RRM), in Chiang Mai, Thailand on September 30 - October 06, 2012 CoFTRA
Annual Report 2012
115 115
Kegiatan Penunjang
116
- Menghadiri 40th Session & Other Meeting of International Pepper Community (IPC) di Colombo, Srilanka pada tanggal 29 Oktober - 03 November 2012
- Attending 40th Session & Other Meeting of International Pepper Community (IPC) in Colombo, Srilanka on October 29 November 03, 2012
- Menghadiri Sidang ke-2 ITRC dalam rangka Technical Working Group on Establishment of a Regional Rubber Market (TWGERRM) di Krabi, Thailand, pada tanggal 25-30 November 2012
- Attending 2nd ITRC meeting within the framework of Technical Working Group on Establishment of a Regional Rubber Market (TWGERRM) inKrabi, Thailand, on November 25-30, 2012
- Menghadiri Sidang ke-3 Miniterial Meeting International Tripartite Rubber Council (ITRC) di Phuket, Thailand, pada tanggal 09-13 Desember 2012
- Attending 3rd Miniterial Meeting International Tripartite Rubber Council (ITRC) in Phuket, Thailand, on December 09-13, 2012
3. On the Job Training di Luar Negeri - Mengikuti On Job Training Perdagangan Berjangka Komoditi, yang diselenggarakan oleh Australian Securities & Investment (ASIC) di Sydney, Australia pada tanggal 06-09 Juni 2012
3. On the Job Training in Overseas - Participating in Commodity Futures Trading On Job Training, organized by the Australian Securities & Investment (ASIC) in Sydney, Australia on June 06-09, 2012
- Mengikuti On Job Training Perdagangan Berjangka Komoditi, School of Futures Chicago Mercantile Exchange (CME), di Chicago, Amerika Serikat, pada tanggal 15-21 Juli 2012
- AttendingOn Job Training in Commodity Futures Trading, School of Futures Chicago Mercantile Exchange (CME), in Chicago, United States, on July 5-21, 2012
- Mengikuti On Job Training Sistem Resi Gudang Warehouse Lab Jodhpur di Jodhpur, India, pada tanggal 08-13 Oktober 2012
- Participating in Warehouse Receipt System On Job Training in Lab Jodhpur di Jodhpur, India, on October 08-13, 2012
- Mengikuti On Job Training Futures Trading National Commodity and Derivatives Exchanges (NCDEX), di Mumbai, India pada tanggal 08-13 Oktober 2012
- Participating On Job Training in Futures Trading National Commodity and Derivatives Exchanges (NCDEX), in Mumbai, India on October 08-13, 2012
- Mengikuti On Job Training Commodity Futures Trading Commission’s Symposium for International Market Authorities on Regulation of Derivatives Product, Markets and Financial Intermediaries, di Chicago, Amerika Serikat pada tanggal 13-19 Oktober 2012
- Attending On Job Training in Commodity Futures Trading Commission’s Symposium for International Market Authorities on Regulation of Derivatives Product, Markets and Financial Intermediaries, in Chicago, United States on October 3-19, 2012
- Mengikuti On Job Training Introduction to Hedging with Futures yang diselenggarakan oleh London Metal Exchange (LME) di London, Inggris, pada tanggal 15-19 Oktober 2012
- Participating On Job Training in Introduction to Hedging with Futures which was held by London Metal Exchange (LME) in London, UK, on October 5-19, 2012
- Mengikuti On Job Training Introduction to Physical Trading and Warehousing yang diselenggarakan oleh London Metal Exchange (LME) di London, Inggris, pada tanggal 16-20 Oktober 2012
- Participating in On Job Training of Introduction to Physical Trading and Warehousing which was organized by the ondon Metal Exchange (LME) in London, UK, on October 16-20, 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Supporting Activities
4. Studi Banding Pada tanggal 25-30 November 2012, tiga orang pejabat Bappebti melakukan kunjungan kerja ke Bursa Berjangka Spanyol (Mercado Espanol de Futuros Financieros) dalam rangka studi banding perdagangan berjangka di Spanyol dan juga mensosialisasikan perdagangan berjangka di Indonesia.
4. Comparative Study On November 25 to 30, 2012, three officials of CoFTRA made a working visit to Futures Exchange of Spain (Mercado Espanol de Futuros Financieros) in the context of futures trading comparative study in Spain and also to disseminate futures trading in Indonesia.
LAIN-LAIN
OTHERS
1. Program dan Anggaran Bappebti Laporan Keuangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan pada Tahun 2012 untuk yang kedua kalinya memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, dan akan berusaha mempertahankan ditahun berikutnya.
1. CoFTRA Program and Budget Financial Statement of Commodity Futures Trading Regulatory Agency of the Ministry of Trade have for the second received an Unqualified Opinion from the State Audit Board (BPK) of Republic of Indonesia, and will endeavour to retain it next year.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi amanat Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansidan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembagaselaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Laporan KeuanganTahunan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2012 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor71Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
This is done to fulfill the mandate of Article 55 paragraph (2) ofLaw No.1 of 2004 on State Treasury and the Ministry of Finance Regulation No. 171/PMK.05/2007.as amended by Amendement 233/PMK.05/2011 on amendment of Finance Minister Regulation no. 171/PMK.05/2007 on Accounting and financial Reporting System of Central Government, Minister/Heads of Institution as Budget User/ User items prepare and submit financial statement Ministry/Agency BudgetRealization Report which includes, Balance Sheet znd Notes to Finacial statements to the Ministerof Finance as fiscal management, in the context of of preparing the Financial Statements to the Central Government. Annual Finanacial Report of The Commodity Futures Trading Regulatory Agency of Ministry of Trade for Fiscal Year 2012 has been prepared and presented in accordance with Government Regulation No. 71 Year 2010 on Government Accounting Standards.
Berikut gambaran singkat Laporan Keuangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan, untuk periode Tahun 2012.
Here’s a brief overview of the Financial Statement of Commodity Futures Trading Regulatory Agency of the Ministry of Trade, for the period of 2012.
a. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012. Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2012 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp2.138.607.281,00 (Dua miliar seratus tiga puluh delapan juta enam ratus tujuh ribu dua ratus delapan puluh satu rupiah).
a. BUDGET REALIZATION REPORT Actual Budget report describes a comparison between the budget realization, which include items of income and expenditures during the period of January 1 to December31, 2012. Realization of the State Revenue in Fiscal Year 2012 is a Non-TaxRevenue for Rp.2.137.607.281,00 (two billion one hundredand thirty=eiht million six hundred seven thousand two hundred and eighty-one rupiah).
CoFTRA
Annual Report 2012
117 117
Kegiatan Penunjang
118
Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp100.900.679.477,00 (Seratus miliar sembilan ratus juta enam ratus tujuh puluh sembilan ribu empat ratus tujuh puluh tujuh rupiah), atau mencapai 85,95 % dari alokasi anggaran sebesar Rp117.398.148.000,00.
State Expenditures in Fiscal Year 2012 is Rp100.900.679.477,00 (one hundred billion nine hundred million six hundred and seventy-bine thousand four hundred and seventy=seven rupiah) or reached 85.95% of the budget allocation of Rp117.398.148.000,00.
Ringkasan LRA Tahun Anggaran 2012 dan 2011 dapat disajikan sebagai berikut:
Summary of Budget Realization Report 2012 and 2011 presented as follows:
b. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2012 dan 2011.
b. BALANCE SHEET Balance Sheet illustrates the financial position of the entity’s assets, liabilities, and equity funds at December 31, 2012 and 2011.
Jumlah Aset adalah sebesar Rp212.995.478.412,00 (Dua ratus dua belas miliar sembilan ratus sembilan puluh lima juta empat ratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus dua belas rupiah) yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp614.502.702,00 (Enam ratus empat belas juta lima ratus dua ribu tujuh ratus dua rupiah), Aset Tetap sebesar Rp206.564.905.310,00 (Dua ratus enam miliar lima ratus enam puluh empat juta sembilan ratus lima ribu tiga ratus sepuluh rupiah) dan Aset Lainnya sebesar Rp5.816.070.400,00 (Lima miliar delapan ratus enam belas juta tujuh puluh ribu empat ratus rupiah).
Total Assets stood at Rp212.995.478.412,00 (Two hundred and twelve billion nine hundred ninety-five million four hundred and seventy-eight thousand four hundred and twelve rupiah) comprosing of Current Assest of Rp614.502.702,00 (Six hundred and four twelve million five hundred and two thousand seven hundred twenty rupiah), Fixed Assets amounting to Rp206.564.905.310,00 (two hundred and six billion five hundred and sixty-four million nine hundred and five thousand three hundred and ten rupiah) and Other Assets amounting to Rp5.816.070.400,00 (Five billion eight hundred and sixteen million four hundred seventy thousand rupiah). . Total Liabilities amounted Rp62.525.000,00 (Sixty-two million five hundred twenty five thousand rupiah) which is a Short-Term Obligations. While the total of Equity Funds amounted Rp212.932.953.412,00 (Two hundred and twelve billion nine hundred and thirty-two million nine-hundred and fifty-three thousand four hundred and four-hundred twelve rupiah), which consists of Equity Current Fund for Rp551.977.702,00 (five hundred and fifty-one million nine hundred and seventy-seven thousand and seven hundred and two rupiah). And Equity Investment Fund for Rp212.380.975.710,00 (two hundred and twelve billion three hundred eighty million nine hundred and seventyfive thousand seven hundred and ten rupiah)
Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp62.525.000,00 (Enam puluh dua juta lima ratus dua puluh lima ribu rupiah)yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Sementara itu jumlah Ekuitas Dana adalah sebesar Rp212.932.953.412,00 (Dua ratus dua belas miliar sembilan ratus tiga puluh dua juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu empat ratus dua belas rupiah), yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp551.977.702,00 (Lima ratus lima puluh satu juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus dua rupiah), dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp212.380.975.710,00 (Dua ratus dua belas miliar tiga ratus delapan puluh juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu tujuh ratus sepuluh rupiah).
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Supporting Activities
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2012 dan 2011 disajikan sebagai berikut:
Summary of Balance Sheet 2012 and 2011 presented as follows:
c. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalahpenyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
c. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Notes to the Financial Statements include an explanation or a list or a detailed analysis of the value of an item is presented in the Budegt Statement and Balance Sheet. Included also in the Notes to the Financial Statement is required presentation of information and is recommended by the Government Accounting Standards and other disclosures are required for fair presentation of the financial statements.
2. Wilayah Tertib Administrasi (WTA) Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbarui.
2. Orderly Administrative Area Bureaucratic reform is an effort to reform and fundamental changes to the system of governamce, especially concerning institutional aspects (organization), management (business process) and human resources. Various problems/barriers that lead to the system of governance is not running or is not expected to run properly must be reorganized or updated.
CoFTRA
Annual Report 2012
119 119
Kegiatan Penunjang
120
Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner. Untuk itu, dalam rangka memperbaiki kinerja penyelenggaraan pemerintahan, setiap tahun Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan penilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA) di seluruh Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan pada tingkat Eselon II. Tak terkecuali Eselon II di Lingkungan Bappebti meliputi : Sekretariat Bappebti, Biro Hukum Bappebti dan Biro Perniagaan Bappebti. Aspek Penilaian WTA tersebut di dasarkan atas Permendag RI Nomor 491/M-DAG/KEP/4/2012 tentang Petunjuk Teknis Penetapan dan Penilaian Wilayah Tertib Administrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Aspek penilaian dalam WTA tersebut meliputi 5 unsur, yaitu: (1) pelaksanaan kinerja; (2) pengelolaan keuangan dan barang milik negara; (3) pengelolaan Sumber Daya Manusia; (4) hasil pengawasan oleh unit pengawasan, baik internal Kemendag maupun eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pengawasan Masyarakat (Wasmas); dan (5) pelaksanaan percepatan pemberantasan korupsi sehingga terwujud tata-kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta pemerintahan yang bersih dari KKN.
Bureaucratic reform was implemented in order to realize good governance. In other words, reform is a strategic move to build the state apparatus in order to be more efficient and effective in carrying out general governance and development. In addition to the very rapid progress of science, information and communication technology as well as changes in strategic environment requires government bureaucracy to be reformed and adapted to the demands of the dynamics of the community. Therefore, it should be immediately taken steps that are fundamental, comprehensive, and systematic, so that the objectives and targets can be achieved effectively and efficiently. Reform here is the renewal process be gradual and continous, so that does not include the effort and/or actions tgat are radical and revolutionary. Therefore in order to improve the performance of governance, each year the Ministry of Trade (MoT) assess Orderly Administrative Area (WTA) across the Echelon I Unit the Ministry of Trade at the Echelon II level. Not in the least within CoFTRA Echelon II include Secretariat of CoFTRA, the Legal Bureau of CoFTRA and Bureau of Commerce of CoFTRA. Aspect Of Ordrrly Administrative Area rating is based on Regulation No.. 491/M-DAG/ KEP/4/2012 Determination and Assesment Technical Guidelines for Orderly Administration Area in the Ministry of Trade, namely: (1) the implementation of performance, (2) financial and state property management, (3) management of Human Resources, (4) the results of monitoring by the supervison unit, both internal and external MoT conducted by the State Audit Board (BPK) and Community Supervision (Wasmas), and (5) the acceleration of the implementation of anticorrruption governance to realize good governance clean from Corruption, Collusion, Nepotism.
Dari hasil penilaian WTA yang dilakukan terhadap 9 (sembilan) unit Eselon II Kementerian Perdagangan, termasuk 2 (dua) unit Eselon II di lingkungan Bappebti yakni unit Sekretariat dan Biro Perniagaan, kedua unit Bappebti tersebut memperoleh predikat Baik, masingmasing kategori B untuk Sekretariat Bappebti dan kategori C untuk Biro Perniagaan.
From the results of the assessment conducted on the Orderly Administrative Area nine (9) units of the Ministry of Commerce Echelon II, including 2 (two) both echelon units of CoFTRA the Secretariat and the Bureau of Commerce, the two units of CoFTRA cited Well, to each category B for Secretariat CoFTRA and category C for the Bureau of Commerce.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Supporting Activities
Dalam rangka mewujudkan percepatan pemberantasan korupsi, pada tahun 2012 Bappebti telah melakukan langkah-langkah menuju perbaikan antara lain melalui penyebaran dan perluasan kegiatan anti korupsi dalam bentuk media sosialisasi banner, leaflet, brosur, dan penyusunan standar operasional prosedur serta menyampaikan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) yang di koordinir oleh Inspektorat Jenderal untuk selanjutnya dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan hasil menduduki peringkat no 2 se instansi pusat dan mendapatkan nilai PIAK 2012 7,49.
In order to realize the accelerated eradication of corruption, in 2012 CoFTRA has taken steps toward improvement, among others, through the deployment and expansion of anti-corruption activities in the form of socialization media banners, leaflets, brochures, and preparation of standard operating procedures and submit the Anti-Corruption Initiatives Assessment (PIAK ) which in coordination by the Inspectorate General for further reported to the Corruption Eradication Commission (KPK) with results ranked No. 2 as central agencies and obtain value 7.49 PIAK 2012.
CoFTRA
Annual Report 2012
121 121
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012
122
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
PENGARAHAN MENDAG KEPADA PEGAWAI UNIT BAPPEBTI DAN ITJEN KEMENDAG, 10 JANUARI 2012
BRIEFING OF MINISTER OF TRADE TO CoFTRA AND INSPECTORATE GENERAL EMPLOYEES OF MINISTRY OF TRADE, 10 JANUARY 2012
Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai Bappebti dan Itjen Kemendag, Mendag Gita Wirjawan didampingi Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya dan Inspektur Jenderal Kemendag, Eddy Suseno memberikan pengarahan kepada seluruh Pegawai Bappebti dan Inspektorat Jenderal yang dilakukan di Gedung Utama Kemendag. Diharapkan para pegawai dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan kemampuan manajerial dan bahasa asing antara lain bahasa Inggris.
For the purpose of improving the performance CoFTRA and Inspectorate General employees of Ministry of Trade, Minister of Trade Gita Wirjawan accompanied with the Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya and Inspector General of Ministry of Trade, Eddy Suseno briefed all CoFTRA and Inspectorate General employees in the Main Building of Ministry of Trade. In his briefing Ministry of Trade was hoping that the employees could work more optimally by enhancing their capabilities in terms of managerial skills and foreign language, among others English.
PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH (RPP) JAKARTA, 12-13 JANUARI 2012
DISCUSSION ON GOVERNMENT DRAFT REGULATION (RPP) JAKARTA, 12-13 JANUARY 2012
Pada tanggal 12 - 13 Januari 2012 di Hotel Aryaduta, telah dilakukan Rapat antar Kementerian yang membahas RPP tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 32 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi dan RPP tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.
On the 12 - 13 January 2012 in Hotel Aryaduta, a Meeting among Ministries to discuss RPP regarding Implementing Regulation of Law No. 32 of 1997 as amended by Law No. 10 of 2011 regarding Amendment of Law Number 32 of 1997 concerning Commodity Futures Trading and RPP regarding the Implementing Regulation of Law No. 9 of 2006 as amended by Law No. 9 of 2011 regarding Amendment of Law Number 9 of 2006 regarding Warehouse Receipt System.
KUNJUNGAN WAMENDAG KE GUDANG SRG DI INDRAMAYU, 27 JANUARI 2012
VISIT OF VICE MINISTER OF TRADE TO SRG WAREHOUSE IN INDRAMAYU, 27 JANUARY 2012
Wamendag Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya mengunjungi Gudang SRG yang dikelola oleh PT Pertani di Haurgeulis Kabupaten Indramayu. Para Pejabat yang ikut pada kunjungan tersebut antara lain Sekda Kabupaten Indramayu Cecep Nana Suryana, Dirut PT. Pertani Dwi Antono, Dirut PT KBI Surdiyanto Suryodarmodjo, Para Pejabat Eselon II dilingkungan Kemendag, serta para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Kemendag (FORWARD). Dalam kunjungan tersebut Wamendag juga melakukan dialog dengan para petani yang memanfaatkan Gudang SRG dan Forward (Forum Wartawan Kemendag).
The Vice Minister of Trade accompanied by Head of CoFTRA Syahrul R. Sempurnajaya visited the SRG warehouse managed by PT Pertani at Haurgeulis in the Indramayu district. Among the officials joining the visit were Regional Secretary of Indramayu district Cecep Nana Suryana, President Director of PT. Pertani Dwi Antono, President Director of PT KBI Surdiyanto Suryodarmodjo, Second Echelon officials within the Ministry of Trade, and journalists that is part of Ministry of Trade Journalists Forum (FORWARD). During his visit the Vice Minister of Trade also conducted a dialogue with the farmers utilizing the SRG warehouse as well as the journalist from FORWARD (Ministry of Trade Journalist Forum).
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG DI INDRAMAYU, 28 JANUARI 2012
DISEMINATION OF WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (SRG) IN INDRAMAYU, 28 JANUARY 2012
Wamendag Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya menghadiri sekaligus membuka Sosialisasi SRG di Kabupaten Indramayu dengan Tema Peluang dan Tantangan Pembiayaan Resi Gudang Pasca Pengesahan UU NO.9 Tahun 2011. Hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi VI DPR RI Yusyus Kuswandana, Sekda Kabupaten Indramayu Cecep Nana Suryana, Dirut PT. Pertani Dwi Antono, Dirut PT KBI Surdiyanto Suryodarmodjo, Kabag Divisi Bisnis Program dan Kemitraan BRI Sarana (mewakili Direksi BRI), Para Pejabat Eselon II dilingkungan Kemendag, para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Kemendag (FORWARD), Wartawan di Jawa Barat dan Pejabat Pemda Indramayu.
The Vice Minister of Trade Bayu Krisnamurthi accompanied by the Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya attended and simultenously opened the disemmination of SRG Indramayu District with the Theme Opportunity and Challenges in Financing Warehouse Receipt System Post Ratification of Law UU NO.9 of 2011. Present in the event, Member of Commission VI of the House of Representative of the Republic of Indonesia Yusyus Kuswandana, Regional Secretary of Indramayu District, Cecep Nana Suryana, President Director of PT. Pertani Dwi Antono, President Director of PT KBI Surdiyanto Suryodarmodjo, Division Head of Program Business and Partnership of BRI Sarana (representing the Board of Directors of BRI), Second Echelon Officials within the Ministry of Trade, the journalists that is part of Ministry of Trade Journalists Forum (FORWARD). The journalists of West Java and Officials of Indramayu Regional Government.
PELUNCURAN PERDAGANGAN PERDANA INATIN DI BURSA KOMODITI DAN DERIVATIF INDONESIA (BKDI) JAKARTA, 1 FEBRUARI 2012
LAUNCH OF INATIN INAUGURAL TRADE IN THE INDONESIA COMMODITY AND DERIVATIVES EXCHANGE (ICDX) JAKARTA, 1 FEBRUARY 2012
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya bersama Dirut BKDI, Megain Widjaja, Perwakilan Peserta INATIN, Hasyim S Djojohadikusumo, Kadis Pertambangan Bangka Belitung, Aldan Djalil, Ketua Komite Timah, Wachid Usman dan Dirut ISI, Nursalam hadir dalam peluncuran perdagangan perdana INATIN. Pada Kesempatan itu juga dilakukan penyerahan sertifikat keanggotaan pedagang berjangka yang diserahkan oleh Wamendag bersama Kepala Bappebti kepada para anggota bursa.
PENANDATANGANAN MoU PT. PERTANI DENGAN PEMKAB MUSI BANYUASIN DAN PERPADI SURABAYA, 7 FEBRUARI 2012 Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada acara penandatangan MoU PT. Pertani dengan Pemkab Musi Banyuasin (MUBA) dan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), acara dihadiri oleh Pejabat Eselon II Bappebti, Pejabat Pemkab MUBA, Direksi PT. Pertani, serta para undangan lainnya.
CoFTRA
Vice Minister of Trade, Bayu Krisnamurthi accompanied by the Head of CoMFTRA, Syahrul R Sempurnajaya together with the President Director of Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Megain Widjaja, representative of INATIN participants, Hasyim S Djojohadikusumo, Head of Bangka Belitung Mining Service, Aldan Djalil, Tin Committee Chairman, Wachid Usman and President Director of ISI, Nursalam jointly pushed the button for the INATIN inaugural launch. At the time certificate of futures traders membership certificate presented by the Vice Minister of Trade together with the Head of CoFTRA to the members of the Exchange.
THE SIGNING OF MoU BETWEEN PT. PERTANI AND THE REGENCY GOVERNMENT OF MUSI BANYUASIN AND INDONESIAN RICE MILLERS (PERPADI) SURABAYA, 7 FEBRUARY 2012 Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya attended and at the same time made a speech at the signing of MoU between PT. Pertani and Regency Government of Musi Banyuasin (MUBA) and Indonesian Rice Millers (PERPADI) and Rice Traders Association; the event was attended by Echelon II official of CoFTRA, Official of Regency Government of MUBA, Board of Directors of PT. Pertani, as well as other invitees.
Annual Report 2012
123 123
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012 SEMINAR PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI INVESTOR CLUB 2012 JAKARTA, 11 FEBRUARI 2012
124
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya menghadiri undangan dan sekaligus menjadiKeynote Speech pada acara Seminar Monex Investor Club 2012. Pada kesempatan tersebut diluncurkan pula program Monex Mobile Applications yang dapat di operasikan melalui Smart Phone dan Ipad yang dilakukan oleh Kepala Bappebti bersama dengan Direksi dan Komisaris PT. Monex Investindo Futures.
TALKSHOW PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI SEBAGAI SARANA LINDUNG NILAI (HEDGING) DAN PEMBENTUKAN HARGA (PRICE DISCOVERY) SURABAYA, 23 FEBRUARI 2012 Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya menghadiri dan sekaligus menjadi pembicara pada acara Talkshow Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai Sarana Lindung Nilai (Hedging) dan Pembentukan Harga (Price Discovery). Acara tersebut bertepatan juga dengan PT. First State 2nd Anniversary & Annual Exhibition 2012 di Surabaya. Dalam kesempatan tersebut Kepala Bappebti bersama rombongan juga melakukan kunjungan ke kantor PT. First State Futures dan melihat bagaimana kegiatan operasional yang dilakukan serta penjelasan dari manajemen mengenai prospek pengembangan Perdagangan Berjangka di Jawa Timur.
KONSINYERING ANALISA LAPORAN KEUANGAN PELAKU USAHA PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI JAKARTA, 28-29 FEBRUARI 2012 Kepala Biro Perniagaan membuka Konsinyering Analisa Laporan Keuangan Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi, hadir dalam acara tersebut Pejabat Eselon II dan Pegawai di Lingkungan Bappebti. Dalam konsiyering tersebut membahas mengenai skema pengawasan dana nasabah dalam rekening terpisah (Segregated Account), pada Pialang Berjangka yang disimpan di Bank penyimpan margin yang telah mendapat izin dari Bappebti.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
INVESTOR CLUB 2012 SEMINAR ON COMMODITY FUTURES TRADING JAKARTA, 11 FEBRUARY 2012 Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya attended the Seminar of Monex Investor Club 2012 on invitation and at the same time delivered a Keynote Speech; The event was continued with the launch of Monex Mobile Applications program operated through Smart Phone and Ipad by the Head of CoFTRA together with the Board of Directors and Commissioners of PT. Monex Investindo Futures.
TALKSHOW ON COMMODITY FUTURES TRADING AS A TOOL FOR HEDGING AND PRICE DISCOVERY SURABAYA, 23 FEBRUARY 2012 The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya attended and was also the speaker on the Talkshow on Commodity Futures Trading As A Tool For Hedging And Price Discovery. The event coincides with PT. First State 2nd Anniversary &Annual Exhibition 2012 in Surabaya. On the occassion, the Head of CoFTRA along with the group also visited PT. First State Futures Board office and viewed the operational activity and listened to the management’s explanation on the prospect of Futures Trading prospect in East Java.
WORKING COMMITTEE MEETING ON COMMODITY FUTURES TRADING FINANCIAL REPORT ANALYSIS OF BUSINESS ACTORS, 28-29 FEBRUARY 2012 The Head of Trade Bureau opened the Working Committee Meeting on Commodity Futures Trading Financial Report Analysis of Business Actors; attending the event was II (second) echelon officials and employees within CoFTRA. Issues discussed in the work committee meeting were the Scheme to Control Customer’s Fund in Segregated Account in the Futures.
BAPPEBTI MENERIMA DELEGASI NANNING (CHINA-ASEAN) COMMODITY EXCHANGE - NCCE JAKARTA, 1 MARET 2012
COFTRA RECEIVED NANNING DELEGATION (CHINA-ASEAN) COMMODITY EXCHANGE NCCE JAKARTA, 1 MARCH 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya berfoto bersama Delegasi Bursa Nanning (China-Asean) Commodity Exchange - NCCE dari Republik Rakyat China. Delegasi NCCE sebanyak 5 Delegasi yaitu : Shu Yang (Chairman Nanning China-ASEAN); Guiliang Jiang (Vice President of Economic Advisor GuangXi Municipal Government); James (CEO Manager of NCCE); Edward Chong (Hanian United Exchange); Liu Yi (Chairman of the Board Beijing Jinhai Invest Group).
The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya has a picture taken together with the Nanning Stock Exchange Delegation (China-Asean) of Commodity Exchange - NCCE from the People’s Republic of China. There were 5 NCCE Delegations namely: Shu Yang (Chairman Nanning China-ASEAN); Guiliang Jiang (Vice President of Economic Advisor GuangXi Municipal Government); James (CEO Manager of NCCE); Edward Chong (Hanian United Exchange); Liu Yi (Chairman of the Board Beijing Jinhai Invest Group).
PRESENTASI KEPALA BAPPEBTI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN, di HOTEL BOROBUDUR, JAKARTA, 8 MARET 2012
THE PRESENTATION OF THE HEAD OF CoFTRA DURING THE WORKING MEETING OF MINISTRY OF TRADE, HOTEL BOROBUDUR, JAKARTA, 8 MARCH 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya didampingi para pejabat eselon 2 Bappebti, melakukan presentasi dengan tema Peningkatan Kinerja Komoditi Indonesia pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan yang dilaksanakan di Hotel Borobudur, Jakarta. Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Perdagangan Kemendag, Sutriono Edi.
The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya accompanied by CoFTRA second echelon official, made a presentation with the theme Indonesian Commodity Performance Enhancement during the Working Meeting of Ministry of Trade held in Hotel Borobudur, Jakarta. Acting as a moderator was the Head of Trade Policy Harmonization Centre, Ministry of Trade, Sutriono Edi.
SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI DAN SURVEY KEPUASAN PEGAWAI JAKARTA, 14 MARET 2012
SOCIALIZATION OF BUREAUCRACY REFORM AND EMPLOYEE SATISFACTION SURVEY JAKARTA, 14 MARCH 2012
Sekretaris Bappebti, Nizarli memberikan pengarahan pada acara Sosialisasi Reformasi Birokrasi dan Survey Kepuasan Pegawai di Kantor Pusat Kementerian Perdagangan, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, Makbullah Pasinringi, Pejabat Eselon III Kementerian Perdagangan, Perwakilan dari Menpan serta para Pegawai di Lingkungan Bappebti Kemendag.
The secretary of CoFTRA, Nizarli gave a briefing during the event of Socialization of Bureaucracy Reform and Employee Satisfaction Survey at the Ministry of Trade Head Office, Jakarta. Attending the event was the Head of Organization and Personnel, Makbullah Pasinringi, Third Echelon Officials of the Ministry of Trade, Representatives of State Minister for The Empowerment of State Apparaturs and the employees within CoFTRA, Ministry of Trade.
CoFTRA
Annual Report 2012
125 125
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012
126
BAPPEBTI MENERIMA KUNJUNGAN ANGGOTA KOMISI B DPRD TULUNGAGUNG, 20 MARET 2012
CoFTRA RECEIVED A VISIT FROM MEMBERS OF COMMISSION B OF TULUNGAGUNG REGIONAL HOUSE OF REPRESENTATIVES (DPRD), 20 MARCH 2012
Bappebtimenerima kunjungan kerja Pansus II DPRD Kabupaten Tulungagung Jawa Timur dengan mitra kerjanya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Bagian Perekonomian Setda, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kab. Tulungagung.
CoFTRA received a working visit from Special Committee (Pansus) II DPRD of Tulungagung Regency of East Java with its working partner from the Service Office of Industry and Trade, Agricultural Service Office, Regional Secretariate Economic Section, Agency for Food Security and Extension (BKPP) of Tulungagung Regency.
BAPPEBTI MENERIMA KUNJUNGAN ANGGOTA KOMISI B DPRD JOMBANG, 27 MARET 2012
CoFTRA RECEIVED THE VISIT OF MEMBERS OF COMMISSION B OF JOMBANG REGIONAL HOUSE OF REPRESENTATIVES (DPRD), 27 MARCH 2012
Bappebti menerima kunjungan dari anggota Komisi B DPRD Kabupaten Jombang, diterima oleh Sekretaris Bappebti, Nizarli didampingi Kepala Biro Perniagaan dan Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa serta pejabat Eselon III Bappebti. Kunjungan kerja Komisi B DPRD Kab. Jombang ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi B, Baidawi Saleh, Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menjalin komunikasi dan koordinasi dalam mendukung Pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Kabupaten Jombang.
CoFTRA received the visit of members of Commission B of the Jombang Regional House of Representatives (DPRD), who were received by the Secretary of CoFTRA, Nizarli accompanied by the Head of Trade Bureau and Head of Physical Market and Service Bureau and Third Echelon officials of CoFTRA. The working visit of Commission B of DPRD of Jombang Regency was led directly by the Head of Commission B, Baidawi Saleh. This visit was to establish communication and coordination in supporting the implementation of Warehouse Receipt System (SRG) in Jombang Regency.
KUNJUNGAN KERJA WAKIL MENTERI PERDAGANGAN KE PASAR LELANG FORWARD AGRO DI KOTA JAMBI, 28 MARET 2012
WORKING VISIT OF VICE MINISTER OF TRADE TO AGRO FORWARD AUCTION MARKET IN THE CITY OF JAMBI, 28 MARET 2012
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti Kemendag Syahrul R Sempurnajaya dan Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Syahrasadin memberikan arahan sekaligus membuka acara pelaksanaan Pasar Lelang Agro dengan Sistem Forward sebagai Sarana Transaksi yang Efisien dan Efektif di Provinsi Jambi.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
Vice Minister of Trade Bayu Krisnamurthi accompanied by the Head of CoFTRA Minister of Trade, Syahrul R Sempurnajaya, Regional Secretary of Jambi Province Syahrasadin gave a briefing and at the same time opened the event of Agro Auction Market with Forward System as an efficient and effective transaction means in Jambi Province.
KUNJUNGAN KERJA WAKIL MENTERI PERDAGANGAN KE PASAR LELANG SPOT KARET PENEROKAN DAN DIALOG DENGAN PETANI KARET DESA MUHAJIRIN KABUPATEN BATANGHARI, 28 MARET 2012 Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya dan Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Syahrasadin melakukan kunjungan kerja di Pasar Lelang Spot Karet Penerokan Kabupaten Batanghari.
KUNJUNGAN KERJA KE LOKASI PENGOLAHAN DAN PENAMBANGAN PT.TIMAH PROVINSI BANGKA BELITUNG, 3 APRIL 2012 Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya melakukan Kunjungan Kerja ke lokasi pengolahan dan penambangan PT.Timah di daerah Muntok, Provinsi Bangka Belitung bersama dengan Pejabat Eselon II di lingkungan Kemendag, Direksi PT.Timah, PT. ICDX, PT. ISI.
RAPAT KOORDINASI MENGENAI PENGEMBANGAN KONTRAK FISIK TIMAH INATIN DI BKDI, 5 APRIL 2012 Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya memimpin Rapat Koordinasi guna membahas pengembangan transaksi INATIN yang diperdagangkan di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), agar menjadi Price Reference dalam perdagangan Timah dunia serta dibahas pula mengenai kebijakan perpajakan di perdagangan INATIN
CoFTRA
WORKING VISIT OF VICE MINISTER OF TRADE TO RUBBER SPOT PENEROKAN AUCTION MARKET AND DIALOG WITH THE FARMERS AT MUHAJIRIN, BATANGHARI REGENCY, 28 MARCH 2012 Vice Minister of Trade Bayu Krisnamurthi accompanied by the Head of CoFTRA Minister of Trade, Syahrul R Sempurnajaya along with Regional Secretary of Jambi Province Syahrasadin conduct a working visit at Penerokan Rubber Spot Auction Market at Batanghari Regency.
WORKING VISIT TO PROCESSING AND MINING PT.TIMAH BANGKA BELITUNG PROVINCE, 3 APRIL 2012 Chairman of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya conduct Working Visit to the location of processing and mining PT.Timah in Muntok region, Bangka Belitung province along with Echelon II from Ministry of Trade, the Board of Directors PT.Timah, PT. ICDX, PT. ISI.
COORDINATING MEETING REGARDING INATIN PHYSICAL TIN CONTRACT DEVELOPMENT IN COMMODITY FUTURES STOCK EXCHANGE, 5 APRIL 2012 The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya chaired the Coordinating Meeting to discuss about INATIN transaction traded in the Indonesia Commodity and Derivates Exchange (BKDI) to be the Price Reference in the world Tin trading; the tax policy in INATIN trading was also discussed.
Annual Report 2012
127 127
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012
128
PELATIHAN TEKNIS PELAKU USAHA PBK SURABAYA, 17 APRIL 2012
TECHNICAL TRAININGS FOR PBK BUSINESS ENACTORS SURABAYA, 17 APRIL , 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya memberikan pengarahan pada acara Pelatihan Teknis Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), acara Pelatihan Teknis kali ini bertujuan untuk meningkatkan Transaksi Multilateral di Industri Perdagangan Berjangka Komoditi.
The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya provided guidance and directives to the participants in the Technical Traning for Commodity Futures Trading Business Enactors (PBK). The purpose of the Technical training was to increase Multilateral Transactions in the Industry of Commodity Futures Trading.
KUNJUNGAN KERJA KEPALA BAPPEBTI KE GUDANG SISTEM RESI GUDANG LAMONGAN, JAWA TIMUR, 19 APRIL 2012
THE WORKING VISIT OF CHIEF CoFTRA TO WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM LAMONGAN, EAST JAVA, 19 APRIL, 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya melakukan kunjungan kerja ke Gudang Sistem Resi Gudang sekaligus memberikan arahan pada Sosialisasi Sistem Resi Gudang di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, acara tersebut di hadiri oleh Sekda Kab. Lamongan, Kepala Dinas Koperindag Kab. Lamongan, Pejabat Eselon II Bappebti, Pimpinan PT. Pertani, Pimpinan Bank Jatim, para petani dan kelompok tani.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya attended and gave directives on Dissemination of the Warehouse Receipt System in Lamongan District, East Java Province. The event was attended by the Regional Secretary of Lamongan District, the Head of Cooperatives, Industry and Trade Service Office of Lamongan District, CoFTRA’s Second Echelon officials, Directors of PT. Pertani, Management of Bank Jatim, farmers and farmers groups.
KONSINYERING PEMANTAUAN DAN EVALUASI KEGIATAN PELAKU USAHA PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI BANDUNG, 24-26 APRIL 2012
WORKING COMMITTEE MONITORING AND WORKING EVALUATION ON COMMODITY FUTURES TRADING OF BUSINESS ACTORS AT BANDUNG, APRIL, 24-26 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya memberikan pengarahan pada acara Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi di Bandung.
The Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya brief toward the Working Committee Monitoring and Working Evaluation oon Commodity Futures Trading of Business actors in Bandung
KEPALA BAPPEBTI MELAKUKAN DIALOG DI METRO TV JAKARTA, 26 APRIL 2012
DIALOGUE WITH THE HEAD OF COFTRA ON METRO TV JAKARTA, APRIL 26, 2012
Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya melakukan dialog Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang disiarkan secara langsung di Metro TV dalam acara Market Review dengan dipandu oleh Maria Kalaij.
The Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya attended a dialogue on Commodity Futures Trading broadacast live by Metro TV in the program of Market Review hosted by Maria Kalaij.
UJIAN PROFESI CALON WAKIL PIALANG BERJANGKA DI SEMARANG, JAWA TENGAH, 27-28 APRIL 2012
PROFESSION EXAMINATION FOR BROKER REPRESENTATIVE CANDIDATES AT SEMARANG CENTRAL JAVA, 27-28 APRIL 2012
Bappebti menyelenggarakan kegiatan Ujian Profesi Calon Wakil Pialang Berjangka angkatan ke II di Tahun 2012 yang diselenggarakan di Semarang, pada tanggal 27-28 April 2012. Acara dibuka oleh Sekretaris Bappebti, Nizarli di dampingi pejabat Eselon III dan IV Bappebti. Kegiatan Ujian Profesi ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Bappebti kepada para pelaku usaha dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi guna menghasilkan SDM calon wakil pialang berjangka yang profesional dan handal.
CoFTRA (Commodity Futures Trading Regulatory Agency) held a Profession Examination for Broker Representative Candidates for II (Second) Contingent in Semarang on April 27-28, 2012. The program was opened by the Secretary of CoFTRA, Nizarli accompanied by Third and Fourth Echelon. This Profession Examination is a form of training provided by CoFTRA to the businessmen in the Commodity Futures Trading field in order to bring forth a professional, reliable future broker representative human resources.
KULIAH UMUM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI FAKULTAS EKONOMI UNPAD, BANDUNG, 28 APRIL 2012
GENERAL LECTURE ON COMMODITY FUTURES TRADING AT THE FACULTY OF ECONOMICS, UNIVERSITY OF PADJADJARAN, BANDUNG, 28 APRIL, 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R. Sempurnajaya menjadi narasumber pada Kuliah Umum Perdagangan Berjangka Komoditi di Fakultas Ekonomi, Unpad. Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Robert J. Bintaryo, juga hadir dalam acara tersebut. Narasumber lain pada Kuliah Umum itu, Dirut PT Jakarta Futures Exchange (JFX), Made Soekarwo, Dirut PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Surdiyanto Suryodarmodjo, Ketua Asosiasi Perusahaan Pialang Berjangka Indonesia (APBI), I Gede Raka Tantra. Dan, Kuliah Umum tersebut dimoderatori Dosen Fak. Ekonomi, Rachmat Sudarsono.
The Head of CoFTRA, Syahrul R. Sempurnajaya acted as a resource person in the General Lecture on Commodity Futures Trading organized by the Faculty of Economics of Padjadjaran University. CoFTRA’s Head for Bureau for Commerce Robert J. Bintaryo also attended the event. Other resource persons in the General Lecture were the President Director of PT Jakarta Futures Exchange (JFX), Made Soekarwo, President Director of PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Surdiyanto Suryodarmodjo, Chairman of the Indonesian Futures Company Association (APBI), I Gede Raka Tantra. The General Lecture was moderated by Rachmat Sudarsono, a lecturer at the Faculty of Economics.
CoFTRA
Annual Report 2012
129 129
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012
130
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
PENATAAN DAN PENYEGARAN WAKIL PIALANG BERJANGKA YOGYAKARTA, 4-5 MEI 2012
ORGANIZING AND RETRAINING FUTURES BROKER REPRESENTATIVES YOGYAKARTA, 4-5 MAY 2012
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan menyelenggarakan Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka, yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 4-5 Mei 2012 di kota Yogyakarta. Acara tersebut dibuka oleh Kepala Bappebti Syahrul R. Sempurnajaya dan dihadiri oleh Pejabat Eselon II dilingkungan Bappebti, Direksi JFX, ICDX, ISI, KBI, BAKTI dan Undangan Lainnya.
The Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA), Ministry of Trade established an organizing and retraining of futures broker representatives, carried out for two days on 4 - 5 May 2012 in Yogyakarta. The event was opened by The Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya and attended by Second Echelon of CoFTRA, Commissioner of JFX, ICDX,ISI,BAKTI, and other invitees.
PERTEMUAN TEKNIS REVITALISASI PASAR LELANG BATAM, 17 - 19 JUNI 2012
AUCTION MARKETS TECHNICAL MEETING REVITALISATION BATAM, 17-19 JUNE 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R. Sempurnajaya, membuka dan memberi arahan dalam Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang, di Batam, 17 - 19 Juni 2012. Hadir dalam acara tersebut antara lain Kadisperindag dan ESDM, Batam, Ahmad Hijazi, dan didampingi Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Bappebti, Ismadjaja Toengkagie.
Head of CoFTRA, Syahrul R. Sempurnajaya, open and gives guidance in the Technical Meeting Revitalization Auction Market, in Batam, 17 to 19 June 2012. The meeting was also attended by Attended Kadisperindag and ESDM, Batam, Ahmad Hijazi, accompanied by the Head for Bureau Physical Market and Services, CoFTRA, Ismadjaja Toengkagie.
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG DI KABUPATEN PEKALONGAN, 23 JUNI 2012
DISSEMINATION RECEIPT SYSTEM WAREHOUSE IN THE DISTRICT PEKALONGAN, 23 JUNE, 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya membuka acara Sosialisasi Sistem Resi Gudang di Kabupaten Pekalongan, dalam sambutannya Kepala Bappebti sangat mengapresiasi pelaksanaan acara sosialisasi ini, karena hal ini merupakan bukti nyata adanya sinergi dan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Pekalongan serta pihak lain yang terkait terhadap pengembangan pelaksanaan SRG di Indonesia.
Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya open the Dissemination Warehouse Receipt System in Pekalongan regency, in his speech the head of CoFTRA appreciates the implementation of this Dissemination, as this is a clear evidence for synergy and support from local government and community Pekalongan and other relevant parties to SRG implementation of development in Indonesia.
DIALOG INTERAKTIF DALAM RANGKA SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG DI JTV SURABAYA, 27 JUNI 2012
INTERACTIVE DIALOGUE SYSTEM IN ORDER TO DISSEMINATION IN THE WAREHOUSE RESI JTV SURABAYA, 27 JUNI 2012
Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya bersama Dirut PT. Pertani, Dwi Antono dan Direktur Agribisnis dan Pembiayaan Bank Jatim, Moch Salosin melakukan Dialog Interaktif di JTV Surabaya. Dialog interaktif tersebut mengambil tema Peran Sistem Resi Gudang dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional”.
Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya, Director of PT. Pertani, Dwi Antono, Director of Agribusiness and Financing Bank of East Java, Moch Salosin doing JTV Interactive Dialogue in Surabaya. The interactive dialogue took themes Role of Warehouse Receipt Systems in Creating National Food Sovereignty “.
PENANDATANGAN NOTA KESEPAHAMAN BERSAMA, 27 JUNI 2012
SIGNING OF MEMORANDUM OF UNDERSTANDING, 27 JUNE 2012
Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya, menghadiri sekaligus membuka acara penandatangan Nota Kesepahaman antara PT. Pertani (Persero) dengan Bappebti dan PT. Pertani (Persero) dengan Mitra Karya Tani. Kepala Bappebti didampingi oleh Dirut PT. Pertani (Persero) Dwi Antono dan Pimpinan dari Mitra Karya Tani.
Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya, attended and opened ceremony of signing the Memorandum of Understanding among PT. Farmers (Persero) with CoFTRA and PT. Farmers (Persero) with Mitra Karya Tani. Bappebti chief was accompanied by Director of PT. Farmers (Persero) Dwi Antono and Chairman of Mitra Karya Tani.
PELATIHAN TENAGA PENDAMPINGAN SISTEM RESI GUDANG JAKARTA, 4 JULI 2012
PERSONNEL TRAINING ASSISTANCE RESI WAREHOUSE SYSTEM JAKARTA, 4 JULY 2012
Sekretaris Bappebti Nizarli, mewakili Kepala Bappebti membuka sekaligus memberikan sambutan pada Pelatihan Tenaga Pendampingan Sistem Resi Gudang, dalam kesempatan tersebut Sekretaris Bappebti didampingi oleh Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Ismadjadja Toengkagie.
CoFTRA
Secretary of CoFTRA Nizarli, representing the Chief CoFTRA open gave a speech at the personnel Assistance Training Warehouse Receipt System. In the event the Secretary of CoFTRA accompanied by the Head of the Physical Markets and Services, Ismadjadja Toengkagie.
Annual Report 2012
131 131
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012 KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERDAGANGAN KE GUDANG SISTEM RESI GUDANG CIANJUR, 6 JULI 2012
132
Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengunjungi Gudang Sistem Resi Gudang di Cianjur didampingi oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Erik Satrya Wardhana, Bupati Kepala Daerah Cianjur, Tjetjep Muchtar Soleh, Kepala Bappebti Kemendag, Syahrul R Sempurnajaya.
KONSINYERING EVALUASI PERATURAN DAN TATA TERTIB (PTT) PT. IDENTRUST SECURITY INTERNATIONAL (ISI) HOTEL IBIS ARCADIA, 9-10 JULI 2012 Kepala Biro Analisis Pasar, Chrisnawan Triwahyuardhianto, membuka sekaligus memberikan arahan dalam Konsinyering Evaluasi PTT PT. ISI pada tanggal 9-10 Juli 2012 di Hotel Ibis Arcadia, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Direksi BKDI, Direksi ISI, dan para pejabat serta pegawai di lingkungan Bappebti. Dalam konsinyering membahas usulan PT. ISI Bab 5 tentang Kliring dan Penyelesaian.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
MINISTER OF TRADE VISIT WAREHOUSE SYSTEM RESI CIANJUR, 6 JULY 2012 Minister of Trade Gita Wirjawan visited store house Warehouse Receipt System in Cianjur. He was accompanied by the Deputy Chairman of the House of Representatives Commission VI, Erik Satrya Ward, District Head Cianjur, Tjetjep Muchtar Salah, head of the Ministry of Trade CoFTRA , Syahrul R Sempurnajaya
WORKING COMMITTEE MEETING ON EVALUATION OF RULES AND REGULATIONS PT. IDENTRUST SECURITY INTERNATIONAL (ISI) HOTEL IBIS ARCADIA, 9-10 JULY 2012 Head for Market Analysis Bureau, Chrisnawan Triwahyuardhianto, openeed as well as providing guidance in Working Committee Evaluation Rules and Regulation PT. ISI on July 9 to 10 2012 at the Hotel Ibis Arcadia, Jakarta. Attended at the event were Director of ICDX, Director of ISI, and the officers and staff of CoFTRA. The meeting discussed about PT. ISI’s proposal Chapter 5 on Clearing and Settlement.
DIALOG INTERAKTIF DI BERITA SATU 27 JULI 2012
INTERACTIVE DIALOGUE IN THE TV ONE NEWS, 27 JULY 2012
Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Robert James Bintaryo mewakili Kepala Bappebti bersama Dirut PT. Bursa Berjangka Jakarta, Made Soekarwo melakukan dialog interaktif di Stasiun Televisi Berita Satu.
Head for Bureau for Commerce of CoFTRA, Robert James Bintaryo represent CoFTRA with Chief Director of PT. Jakarta Futures Exchange, Made Soekarwo conduct an interactive dialogue on News TV One station.
WORKSHOP PENINGKATAN KINERJA TPID CIREBON, JAWA BARAT 2 AGUSTUS 2012
WORKSHOP PERFORMANCE ENHANCEMENT TPID CIREBON, WEST JAVA, 2 AUGUST 2012
Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Bappebti, Ismadjaja Toengkagie, menjadi salah salah satu narasumber dalam Workshop Peningkatan Kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Bank Indonesia Cabang Cirebon, Jabar, 2 Agustus 2012. Workshop itu dipandu Ketua Forum Koordinasi Pengendali Inflasi (FKPI) Jabar, Ferry Sofwan Arif. FKPI terdiri dari Kementerian Koodinator Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, Pemerintah Daerah Propinsi/Kota dan Pemerintah Daerah Kabupaten.
Head for Bureau Physical Market and Services, CoFTRA, Ismadjaja Toengkagie, became one of the speakers in the Performance Improvement Workshop Regional Inflation Control Team (TPID). The workshop was held on Indonesian Bank Branch in Cirebon, West Java, August 2, 2012. It was guided by Chairman Inflation Control Coordination Forum (FKPI) West Java, Ferry Sofwan Arif. FKPI consists of the Ministry of Economic Affairs Coordinator, Ministry of Interior, Ministry of Trade, Bank Indonesia, the Provincial Government Municipal and District Government.
IN HOUSE TRAINING SENTRA DANA BERJANGKA, 8 AGUSTUS 2012
IN HOUSE TRAINING FUTURES FUND CENTER, 8 AUGUST 2012
Sekretaris Bappebti, Nizarli mewakili Kepala Bappebti membuka In House Training Sentra Dana Berjangka yang di selenggarakan di Gedung Bappebti, dalam sambutannya Sekretaris Bappebti mengatakan kegiatan In House Training ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para karyawan di lingkungan Bappebti mengenai Sentra Dana Berjangka.
CoFTRA Secretary, Nizarli as the head of CoFTRA representative opened In House Training Centers Futures Fund which was held at the CoFTRA House. In his speech, Secretary CoFTRA said that In House Training activities are very beneficial to increase knowledge for the employees of the CoFTRA Futures Fund center.
BUKA PUASA BERSAMA BAPPEBTI, 10 AGUSTUS 2012
JOIN IFTAR WITH COFTRA, 10 AUGUST 2012
Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya menghadiri buka puasa bersama sekaligus memberikan sambutan pada acara buka puasa bersama di Bappebti, dalam sambutannya Kepala Bappebti mengatakan acara buka puasa bersama ini merupakan salah satu sarana untuk mempererat silaturahmi di antara para pegawai.
Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya attend iftar and delivered a speech at Iftar in Bappebti, in his speech said CoFTRA Iftar is one of the means to strengthen the relationship among the employees.
CoFTRA
Annual Report 2012
133 133
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012 SEKRETARIS BAPPEBTI MENERIMA PIAGAM PENGHARGAAN WTA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN RI DI KEMENTERIAN PERDAGANGAN, 17 AGUSTUS 2012
134
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memimpin upacara peringatan HUT Republik Indonesia yang ke-67, Jumat (17/8). Upacara yang berlangsung di halaman parkir Kementerian Perdagangan ini dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dan para Pejabat Eselon I dan II, Widyaiswara serta karyawan/ti di lingkungan Kemendag.
PENANDATANGAN NOTA KESEPAHAMAN IMPLEMENTASI SISTEM RESI GUDANG DAN PASAR LELANG KOMODITI ANTARA BAPPEBTI DENGAN PT POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG, 29 AGUSTUS 2012 Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya dan Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana menandatangani Nota Kesepahaman bersama mengenai Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditi (PLK) di Indonesia, yang disaksikan Sekda Prov Bandung bertempat di kantor PT. Pos Indonesia, Bandung. Nota Kesepahaman Bersama ini merupakan tindak lanjut dari cetak biru pengembangan Sistem Logistik Nasional (Perpres 26/2012) dan Program big win 2012-2015 BUMN Logistik.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
SECRETARY OF CoFTRA RECEIVE CHARTER AWARDS DURING THE CEREMONY THE INDEPENDENCE DAY OF INDONESIA REPUBLIC IN THE MINISTRY OF TRADE, 17 AUGUST 2012 Minister of Trade Gita Wirjawan lead the 67th anniversary of the Indonesia Republic, Friday (17/8). The ceremony took place in the parking lot of the Ministry of Commerce, was attended by the Deputy Minister of Commerce Krisnamurthi and the Echelon I and II, Lecturer and employees in the Ministry of Trade.
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING SIGNING RESI WAREHOUSE SYSTEM IMPLEMENTATION AND AUCTION COMMODITY MARKET BETWEEN CoFTRA AND THE PT POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG, 29 AUGUST 2012 Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya and President Director of PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana signed a Memorandum of Understanding with the implementation of the Warehouse Receipt System (SRG) and Commodity Market Auction (PLK) in Indonesia, which was witnessed by regional secretary of Bandung at the office of PT. Pos Indonesia. This Memorandum of Understanding is a follow up of a blueprint for the development of National Logistics System (Presidential Decree 26/2012) and big win Program 2012-2015 Logistics of State-Owned Enterprises (BUMN)
SOSIALISASI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI YOGYAKARTA, 6 SEPTEMBER 2012
SOCIALIZATION OF COMMODITY FUTURES TRADING YOGYAKARTA, 6 SEPTEMBER 2012
Kepala Bagian Humas dan Kerjasama, Subagiyo mewakili Sekretaris Bappebti, Nizarli membuka Sosialisasi Perdagangan Berjangka Komoditi yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 6 September 2012.
Head of Public Relations and Cooperation, Subagiyo,represent the Secretary of CoFTRA , Nizarli, to open Commodity Futures Trading socialization held in Yogyakarta on 6 September 2012.
DIALOG SISTEM RESI GUDANG DI STASIUN TELEVISI SURABAYA TV, 19 SEPTEMBER 2012
SYSTEM WAREHOUSE RESI DIALOGUE ON TELEVISION STATION IN TV SURABAYA, 19 SEPTEMBER 2012
Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya bersama Peneliti INDEF Bustanul Arifin, Direktur PT. Pertani, dan Direktur Agribisnis dan Pembiayaan Bank Jatim, melakukan Dialog Interaktif Sistem Resi Gudang di Surabaya TV.
Head CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya together with researchers INDEF Bustanul Arifin, Director of PT. Agricultural and Agribusiness and Finance Director of Bank of East Java, conduct interactive dialogue Warehouse Receipt System in TV Surabaya.
SEMINAR NASIONAL SISTEM RESI GUDANG SURABAYA, 20 SEPTEMBER 2012
NATIONAL SEMINAR WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM SURABAYA, 20 SEPTEMBER 2012
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, memberikan sambutan sekaligus membuka acara Seminar Nasional Sistem Resi Gudang, dalam sambutannya Wamendag mengharapkan Seminar Nasional ini dapat membuka wawasan dan memperdalam pemahaman akan potensi dan peran penting Sistem Resi Gudang di Indonesia sebagai salah satu instrumen dalam meningkatkan pendapatan petani melalui mekanisme tunda jual, pembiayaan maupun penambahan modal kerja untuk mendorong peningkatan perekonomian nasional khususnya daerah. Pembukaan Seminar Nasional Sistem Resi Gudang ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Wamendag dengan didampingi Kepala Bappebti.
Vice Minister of Trade, Krisnamurthi, gives a speech while opening the National Seminar Warehouse Receipt System, in his speech, the Vice Minister of Trade expects that the national seminar to bring more information and to deepen the understanding of the potential and the important role of the Warehouse Receipt System in Indonesia as one of the instruments in increasing the income of farmers through mechanisms postpone selling, financing and additional working capital to boost the national economy in particular areas. The Opening of the National Seminar Warehouse Receipt System is characterized by the beating of gong is done by the Deputy Minister of Trade and assisted head of CoFTRA.
PERTEMUAN TEKNIS KETENTUAN DIBIDANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, HOTEL NOVOTEL BOGOR, 9-10 OKTOBER 2012
TECHNICAL MEETING OF TRADING COMMODITY FUTURES, HOTEL NOVOTEL BOGOR, 9-10 OCTOBER 2012 Head of CoFTRA Syahrul R Sempurnajaya provide technical guidance as well as open technical meetings implementation of the Commodity Futures Trading provisions, held in Bogor. In his briefing the head of CoFTRA expects that Compliance Director optimize his duties, and ask his commitment to comply with existing regulations.
Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya memberikan pengarahan sekaligus membuka pertemuan teknis implementasi ketentuan dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang diadakan di Bogor. Dalam pengarahannya Kepala Bappebti mengharapkan agar Direktur Kepatuhan melaksanakan tugasnya dengan optimal, dan meminta komitmennya untuk dapat mematuhi ketentuan yang ada.
CoFTRA
Annual Report 2012
135 135
Peristiwa Penting 2012 Important Highlights 2012
136
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
OUTBOND BAPPEBTI SARIATER RESORT, BANDUNG, 12-14 OKTOBER 2012
OUTBOND BAPPEBTI SARIATER RESORT, BANDUNG, 12-14 OCTOBER 2012
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kemendag menyelenggarakan kegiatan outbound dalam rangka peningkatan kinerja staf yang berlangsung pada tanggal 12-14 Oktober 2012 di Sariater Resort, Bandung. Yang dihadiri oleh Pejabat dan Staf di Lingkungan Bappebti.
Commodity Futures Trading Regulatory Agency, Ministry of Commerce organizes outbound activities in order to improve the performance of the staff that took place on 12-14 October 2012 in Sariater Resort, Bandung. Which was attended by officials and staff of CoFTRA.
PENATAAN DAN PENYEGARAN WAKIL PIALANG BERJANGKA MEDAN, 18-19 OKTOBER 2012
ORGANIZATION AND RETRAINING THE REPRESENTATIVE OF FUTURES BROKERS, 18-19 OCTOBER 2012
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan menyelenggarakan Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka, yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 18-19 Oktober 2012 di kota Medan. Acara tersebut dibuka oleh Sekretaris Bappebti, Nizarli mewakili Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya dan dihadiri oleh Pejabat Eselon II dilingkungan Bappebti, Direksi JFX, ICDX, ISI, KBI dan Undangan Lainnya.
Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) of the Ministry of Trade hold a regulation and Refresher toward THE REPRESENTATIVE OF FUTURES BROKERS, which was held for 2 (two) days, from 18-19 October 2012 in the city of Medan. The event was opened by the Secretary of CoFTRA, representing the Chief CoFTRA Nizarli Syahrul R Sempurnajaya and was attended by the Echelon II of CoFTRA , the Board of Directors JFX, ICDX, ISI, KBI and Other Invitations
SEMINAR NASIONAL PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NUSA DUA, BALI 13-14 NOVEMBER 2012
NATIONAL SEMINAR ON COMMODITY FUTURES TRADING NUSA DUA, BALI, 13-14 NOVEMBER 2012
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi membuka Seminar Nasional Perdagangan Berjangka Komoditi yang diselenggarakan Nusa Dua, Bali. Seminar ini mengangkat tema “Peran Perdagangan Berjangka Komoditi Dalam Penguatan Perekonomian Nasional”.
Vice Minister of Trade, National Krisnamurthi opened Commodity Futures Trading Seminar held Nusa Dua, Bali. The topic of the seminar is “The Role of the Commodity Futures Trading in Strengthening National Economy”.
PERTEMUAN TEKNIS EVALUASI KONTRAK SPA BBJ HOTEL GOLDEN BOUTIQUE JAKARTA, 4-5 DESEMBER 2012
TECHNICAL MEETING ON EVALUATION OF JFX’S ATS CONTRACT GOLDEN BOUTIQUE HOTEL - JAKARTA, DECEMBER 4-5, 2012
Kepala Biro Analisis Pasar, Chrisnawan Triwahyuardhianto, membuka sekaligus memberikan arahan dalam Pertemuan Teknis Evaluasi Kontrak SPA PT. BBJ pada tanggal 4-5 Desember 2012 di Hotel Golden Boutique - Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Direksi BBJ dan para pejabat serta pegawai di lingkungan Bappebti. Dalam pertemuan teknis membahas usulan PT. BBJ tentang Kontrak SPA Pilot Project.
DIALOG INTERAKTIF PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI STASIUN TELEVISI TV ONE JAKARTA, 6 DESEMBER 2011
Head for Market Analysis Bureau, Chrisnawan Triwahyuardhianto, opened as well as provide guidance in the Technical Meeting in Evaluation JFX’s ATS Contract on 4-5 December 2012 at the Golden Boutique Hotel - Jakarta. Attended at the event were Director of JFX, and the officers and staff of CoFTRA. This technical meeting discussed about JFX’s proposal on ATS Contracts Pilot Project.
INTERACTIVE DIALOGUE COMMODITY FUTURES TRADING ON TELEVISION STATION IN TV ONE JAKARTA, 6 DECEMBER 2011
Bappebti menyelenggarakan Dialog Interaktif PBK di Stasiun Televisi TV ONE Jakarta. Adapun Nara sumber dalam dialog interaktif tersebut adalah Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya, Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Robert J Bintaryo, dan Pengamat Perdagangan Berjangka Komoditi, Nico Omer Jonckheere serta dipandu oleh Reporter TV ONE, Desy Ratnasari dan Irwan Ardian.
CoFTRA
CoFTRA organized PBK Interactive Dialogue in Jakarta ONE Television Stations. The resource person in the interactive dialogue were Chief CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya, CoFTRA Commerce Bureau Chief, Robert J Bintaryo, and the Commodity Futures Trading Observer, Nico Omer Jonckheere and guided by ONE TV Reporter, Desy Ratnasari and Irwan Ardian. “
Annual Report 2012
137 137
138
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012
139 139
CoFTRA
Annual Report 2012
140
BAPPEBTI Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA)
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Ministry of Trade of The Republic of Indonesia
GEDUNG BAPPEBTI, Lt.3 - Lt.5 Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta Pusat Telp (021) 31924744 Fax (021) 31923704 website www.bappebti.go.id
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2012