PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA BERDASARKAN SHIFT KERJA PAGI DAN MALAM (Survei pada Pekerja Bagian Produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill) Agus Saepul Ulum Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi Jl.Siliwangi No.24 Tasikmalaya 46115 Telp.(0265) 323537 Email :
[email protected] ABSTRAK Shift kerja adalah bentuk penjadwalan dimana kelompok kerja mempunyai alternatif untuk tetap bekerja dalam perpanjangan operasi terus menerus. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Para pekerja shift malam mengalami persoalan fungsi – fungsi fisiologis yang tidak dapat disesuaikan sepenuhnya dengan irama kerja yang demikian. Dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja berdasarkan shift kerja siang dan malam pada pekerja bagian produksi Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Ciamis. Hasil pengukuran tingkat kelelahan kerja kepada 12 pekerja shift siang seluruhnya mengalami tingkat kelelahan ringan (100%) dengan rata-rata waktu reaksi sebesar 295,28 milidetik. Hasil pengukuran pada 14 pekerja shift malam 4 orang (28,57%) mengalami kelelahan ringan, 6 orang (42,85%) mengalami kelelahan sedang, dan 4 orang (28,57%) mengalami kelelahan berat dengan rata-rata waktu reaksi sebesar 522,89 milidetik. Hasil uji statistik dengan metode Mann whitney didapat nilai p value = 0,000 dengan α = 0,05. Karena p value < α maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kelelahan kerja berdasarkan shift kerja pagi dan malam pada pekerja bagian produksi pabrik pakan ternak Andhika Feedmill. Shift kerja pada hakekatnya akan berpengaruh terhadap kesehatan pekerja bahkan tidak jarang para pekerja mengalami permasalahan kesehatan seperti : gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan gastrointestinal. Berdasarkan hal tersebut pabrik diharapakan
dapat lebih memperhatikan para pekerja khusunya pekerja shift malam dengan harapan dapat meminimalisir terjadinya kelelahan. Kata kunci
: Shift kerja, kelelahan, pabrik pakan ternak Abstract
WORK FATIGUE LEVELS DIFFERENCES BASED ON SHIFT WORK NOON AND NIGHT (Survey on the production workers of cattle feed factory Andhika Feedmill) Shift work is a form of scheduling alternative where the Working Group had to keep working in the extension of the operation continues. Fatigue is a protection mechanism the body to avoid further damage so that recovery occurs after the break. Night shift workers experiencing problems of physiological function’s that cannot be fully customized with the rhythm of the work. From such a background, the study aims to find out the differences in the level of job fatigue based on shift work night and day to production workers on cattle Andhika Feedmill Ciamis. Results measurement work fatigue levels to 12 noon shift workers entirely experienced mild fatigue level (100%) with the average reaction time of 295,28 milliseconds. Measurement results to 14 night shift workers 4 people (28,57%) experienced lightweight fatigue, 6 people (42,85%) experienced medium fatigue , and 4 people (28,57%) experienced heavy fatigue with an average reaction time of 522,89 milliseconds. Results of statistical tests with Mann whitney method earned value p value = 0,000 with α = 0,05. Because the p value < α can be inferred that there are differences in the level of work based on shift work fatigue noon and night on production parts factory workers livestock Andhika feedmill. Shift work would substantially affect the health of workers not even uncommon health problems experienced workers such as: sleep disturbances, fatigue, heart disease, high blood pressure, and gastrointestinal disorders. Based on the terms of the factories are expected to pay more attention to workers especially the night shift workers in hopes to minimize the onset of fatigue. Keywords: Shift work, fatigue , cattle feed factory
I. PENDAHULUAN Shift kerja biasanya diterapkan untuk lebih memanfaatkan sumberdaya yang ada, meningkatkan
produksi,
serta
memperpanjang
durasi
pelayanan.
(Nurmianto,2004:301). Sebagian besar dari pekerja yang bekerja pada shift malam memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal (shift pagi). Josling dalam artikelnya yang berjudul shift work and III-health mempertegas anggapan tersebutdengan menyebutkan hasil penelitian yang dilakukan oleh The Circadian Learning Centre di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa para pekerja shift, terutama yang bekerja pada malam hari, dapata terkena permasalahan kesehatan. Seperti: gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan gastrointestinal (Nurmianto,2004:303). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rochman di Perusahaan Konveksi Musim Semi Bordir Kawalu Tasikmalaya Tahun 2009. Menyatakan bahwa ada Perbedaan Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Pagi dan Malam dengan rata-rata tingkat kelelahan ringan pada pekerja shift pagi dan rata-rata tingkat kelelahan sedang pada pekerja shift malam. Dalam penelitian ini akan dikaji mengenai perbedaan tingkat kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill. II. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan desain rancangan penelitian “cross sectional”. Kerangka Konsep Variabel bebas shift kerja siang dan malam Variabel terikat Tingkat kelelahan kerja Variabel luar Kebisingan, pencahayaan, suhu, kelembaban.
Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini didapat dari populasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut: Kriteria Inklusi Yang dimaksud sebagai sampel penelitian dalam penelitian harus memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: Pekerja lelaki di bagian produksi yang berstatus gizi normal, berumur 18-50 tahun dan tidak sedang mengalami penyakit tertentu/sehat. Kriteria eksklusi Kriteria sampel eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang pada saat penelitian tidak bersedia untuk diteliti. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 orang yang dibagi kedalam dua kelompok shift kerja, yaitu 14 orang shift malam dan 12 orang shift siang. Prosedur Penelitian Mengukur variabel luar. menentukan kriteria sampel inklusi, memberikan penjelasan kepada subjek teripilih tentang cara penelitian yang meliputi cara pengukuran kelelahan secara objektif dan melakukan pengukuran kelelahan Pengukuran dilakukan denga menggunakan Reaction Timer.
III. PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Fisik Area Kerja Produksi Intensitas Penerangan Penerangan sangat berpengaruh pada berjalannya proses produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill. Dalam alur produksi terdapat proses yang membutuhkan ketelitian dengan tingkat penerangan yang cukup yaitu bagian Finishing, karena pada bagian ini terdapat proses penjahitan karung pakan dengan menggunakan mesin penjahit. Pencahayaan yang cukup (200 lux) proses Finishing akan berjalan dengan baik, sedangkan ketika pencahayaanya kurang dapat
mengakibatkan proses berjalan cukup lambat bahkan bisa mengakibatkan kecelakaan kerja. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang dikerjakannya secara jelas Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan (Suma’mur, 1996:93). Penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penerangan yang tepat dan disesuaikan dengan pekerjaan berakibat produksi yang maksimal, dengan begitu secara langsung membantu mengurangi kecelakaan. Dalam hubungan kelelahan sebagai sebab kecelakaan, penerangan yang baik merupakan usaha preventif (Suma’mur, 1996:300). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, penerangan di ruang kerja produksi pabrik pakan ternak Andhika Feedmill termasuk kategori pekerjaan kasar dan terus menerus dengan standar intensitas cahaya minimal sebesar 200 Lux. Berdasarkan hasil pengukuran, penerangan pada siang hari dan malam hari di ruangan kerja produksi Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill berada pada rentang 58,33 – 82,33 Lux (siang) dan 32,33 – 51,66 Lux (malam). Dengan standar yang ada maka penerangan masih perlu ditingkatkan lagi supaya pekerja dapat bekerja secara maksimal, dan tidak mengakibatkan rasa letih dan kantuk yang secara langsung berpotensi menimbulkan kelelahan kerja. Kebisingan Kebisingan mengganggu perhatian yang perlu terus-menerus dicurahkan. Maka dari itu, tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap satu proses produksi atau hasil dapat membuat kesalahan – kesalahan, akibat dari terganggunya konsentrasi. Ada tenaga yang sangat peka terhadap kebisingan, terutama pada nada tinggi, salah satu sebabnya mungkin reaksi psikologis. Juga kebisingan dapat menimbulkan kelelahan (Suma’mur, 1996:67). Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa intensitas kebisingan di ruangan kerja produksi yaitu pada bagian Intake dan Mixing melebihi standar yang
dianjurkan yaitu: 87,76 dB dan 87,80 dB dengan lama paparan 8 jam, sedangkan pada bagian finishing memenuhi syarat yang ditentukan yaitu 81,80 dB dengan lama
paparan
8
jam.
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, standar intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam adalah sebesar 85 dBA. Cuaca Kerja Menurut Erwin (2004) kondisi iklim kerja yang kurang sesuai, seperti suhu lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja. Iklim kerja panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin, terlebih bagi negara tropis seperti Indonesia dimana suhu dan kelelembaban udara sehari-sehari relatif tinggi. Iklim kerja panas apabila dihubungkan dengan metabolisme tubuh maka terjadilah tekanan panas. Apabila tekanan panas dibiarkan, maka akan menimbulkan kelelahan (fatigue) dan sistem di otak (hypothalamus) sebagai mekanisme kontrol suhu tubuh, tidak lagi bekerja yang apada akhirnya menimbulkan heat stress (Tyas,2010:1). Berdasarkan hasil pengukuran cuaca kerja di area produksi, didapatkan hasil bahwa suhu lingkungan kerja pada siang hari sebesar 290C dengan kelembaban 62% dan suhu lingkungan kerja pada malam hari sebesar 240C dengan kelembaban 76%. Hasil pengukuran ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, bahwa suhu ruangan kerja harus berkisar antara 18-300 C dan kelelmababn udara berkisar antara 65% - 95%. Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Pabrik Pakan Ternal Andhika Feedmill Berdasarkan Shift Kerja Siang dan Malam
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja Shift Kerja Siang Nomor Hasil Reaction Time Jenis Shift Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Siang Rata-rata
NIilai Waktu Reaksi (milidetik) 268,20 275,55 276,43 259,91 343,86 309,95 310 353,54 351,09 250,64 258,91 285,32 295,28
Keterangan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja Shift Kerja Malam
Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Hasil Reaction Time Jenis Shift
Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam Rata-rata
NIilai 367,56 370,55 403,67 245,42 508,45 424,88 483,51 502,84 516,26 489,32 796,60 869,57 626,33 715,56 522,89
Keterangan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan ringan Kelelahan sedang Kelelahan sedang Kelelahan sedang Kelelahan sedang Kelelahan sedang Kelelahan sedang Kelelahan berat Kelelahan berat Kelelahan berat Kelelahan berat Kelelahan sedang
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja bagian produksi Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill sebanyak 12 (100%) pekerja shift siang seluruhnya mengalami kelelahan ringan. Dengan rata-rata nilai waktu reaksi 295,28 milidetik, sedangkan dari 14 pekerja shift malam, 4 (28,57%) orang pekerja mengalami kelelahan ringan, 6 (42,85%) orang pekerja
mengalami kelelahan sedang, dan 4 (28,57%) orang pekerja
mengalami kelelahan berat. Dengan rata-rata waktu reaksi sebesar 522,89 milidetik. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa seluruh pekerja yang bekerja pada shift siang mengalami kelelahan dengan tingkatan yang ringan, sedangkan pekerja yang bekerja pada shift malam mengalami kelelahan yang bervariasi dari mulai tingkatan ringan, sedang, dan berat. Rata-rata waktu reaksi pekerja shift siang dan malam pun berbeda cukup jauh yaitu pada pekerja shift siang rata-rata waktu reaksi mereka sebesar 295,28 Milidetik, sedangkan rata-rata waktu reaksi pada pekerja shift malam sebesar 522,89 Milidetik. Perbedaan rata-rata waktu reaksi antara kelompok kerja shift siang dan malam tersebut menunjukan bahwa bekerja pada malam hari lebih melelahkan dibanding dengan bekerja pada siang hari. Menurut Mardi (2008:1), pada dasarnya tubuh kita memiliki irama dan ritmenya sendiri, yang disebut circadian rhythm. Kebanyakan sistem metabolisme tubuh kita sangat aktif pada waktu tertentu dan tidak aktif pada saat yang lain. Sebagai contoh, denyut jantung dan temperatur badan kita berubah-ubah selama 24 jam; biasanya berada pada titik pada jam 04.00 dan mencapai titik puncak pada siang hari. Aktivitas metabolisme (kemampuan tubuh menghasilkan energi dan makanan) paling tinggi sampai sore hari. Secara alamiah, tubuh kita diciptakan untuk aktif pada siang hari dan butuh beristirahat pada malam hari untuk penyegaran dan recovery. Fluktuasi circadian rhythm menjadi sebab yang mempengaruhi perubahan kinerja mental dan fisik. Gangguan pada circadian rhythm dan pada metabolisme tubuh kita menyebabkan penurunan kondisi tubuh. Itulah sebabnya mengapa orang yang bekerja pada shift malam sering merasa mengantuk dan kelelahan saat bekerja. Kondisi seperti ini pada titik tertentu sangat melelahkan (Mardi, 2008:1).
Analisis Data Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney, didapatkan nilai p value = 0,000 dengan α = 0,05, karena p value kurang dari α maka dapat disimpulkan ada Perbedaan Tingkat Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Siang dan Malam Pada Pekerja Bagian Produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Ciamis. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rochman di Perusahaan Konveksi Musim Semi Bordir Kawalu Tasikmalaya Tahun 2009. Penelitian tersebut menyatakan bahwa ada Perbedaan Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Pagi dan Malam. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan oleh peneliti pada responden di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Ciamis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengukuran tingkat kelelahan pada 12 pekerja produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill yang bekerja pada shift pagi seluruhnya mengalami kelelahan ringan (100%). Hasil pengukuran tingkat kelelahan pada 14 orang pekerja produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill yang bekerja pada shift malam, 4 (28,57%) orang pekerja mengalami kelelahan ringan, 6 (42,85%) orang pekerja mengalami kelelahan sedang, dan 4 (28,57%) orang mengalami kelelahan berat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney, didapatkan nilai p value = 0,000 dengan α = 0,05, karena p value kurang dari α maka dapat disimpulkan ada Perbedaan Tingkat Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Siang dan Malam Pada Pekerja Bagian Produksi di Pabrik Pakan Ternak Andhika Feedmill Ciamis.
Saran Bagi Perusahaan Lingkungan kerja Keadaan lingkungan kerja harus diperhatikan dan dilakukan penataan, khusunya penerangan di area kerja produksi yang masih dibawah standar dan juga kebisingan akibat mesin yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Bagi pekerja Pekerja khususnya yang bekerja pada shift malam harus lebih memperhatikan kondisi fisik sebelum mereka mulai bekerja. Daftar Pustaka Mardi, Dian, Jika Bekerja Shift Menjadi Pilihan, diunduh pada tanggal 03 Februari 2013, tersedia
pada:
http://dianmardi.wordpress.com/2008/11/26/jika-bekerja-shift-
menjadi-pilihan/. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan, Persyaratan Kesehatan
Lingkungan
Kerja
Perkantoran
dan
Industri,
Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002. Nurmianto, E.Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prima Printing, Surabaya, 2004. Rochman, Perbedaan Kelelahan Berdasarkan Shift Kerja Pagi dan Malam Pada Pekerja di Perusahaan Konveksi Musim Semi Bordir Kawalu Kota Tasikmalaya, (Skripsi), 2009 Sudana, Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator SPBU Antara Shift Pagi dan Malam di SPBU 14203163 Tanjung Morawa, (Skripsi), 2009. Suma’mur PK, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, PT.Toko Gunung agung, Jakarta, 1996. Tarwaka, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Prduktivitas, Uniba Press, Surakarta, 2012.
Tyas, Gesang Lilihiang, Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja Dengan Kelelahan Pekerja (Tinjauan Kepemenaker No.51/MEN/1999), (Tesis), 2010.