JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PERBEDAAN KELELAHAN DAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SHIFT I, II DAN III BAGIAN PRODUKSI PABRIK MINUMAN PT. X SEMARANG Melcy Novitasari 1, Sisiwi Jayanti 2, Ekawati 3 1
Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang 2 Staff Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM, Universitas Diponegoro Email :
[email protected]
Abstract : Shift work is one of the company’s strategies to maximaze company’s productivity and efficiency. Meanwhile, this strategy had several problems specially for employees who can or less adapt to the working hours. Problems that may arise is the fatigue and job stress. This study aimed at investigated the difference between fatigue and job stress of production workers shift I, II and III the beverages factory PT. X Semarang. This research is analytic survey with cross sectional approach. Samples used were 42 workers, who worked on shift I, II and III. Measurement of fatigue by used Bourdon Wiersma test to see results of speed, accuracy and constancy, and for job stress used General Health Questionnaire 12 (GHQ-12). Analysis used Oneway Anova Test. The results of fatigue, there are differences speed and accuracy before and after work between shift I, II and III (p value = 0,000); differences constancy before work between shift I, II and III (p value = 0,001); there is no difference constancy after work between shift I, II and III (p value = 0,870). Results of measurements job stress, there were differences job stress between shift I, II and III (p value = 0,008). From this study it can be concluded, there were differences fatigue in terms of speed, accuracy and constancy and job stress between shift I, II and III. Keywords : Shift work, fatigue, job stress, Bourdon Wiersma test, General Health Questionnaire (GHQ-12) PENDAHULUAN
untuk memanfaatkan sumber daya dalam
yang ada dengan tujuan memenuhi
kesejahteraan nasional saat ini telah
dan meningkatkan produksi. Bagi
disadari secara universal, bahwa
perusahaan pengaturan shift kerja
untuk
dilaksanakan
Arti
produktivitas
dapat
produktivitas
meningkatkan
perusahaan
menjaga
atau
bertujuan
untuk
kelancaran
dan
sistem produksi lainnya, diterapkan
pemenuhan
kombinasi kebijakan dan metode
sedangkan bagi pekerja merupakan
untuk memenuhi kebutuhan dan
beban kerja yang harus dipikul
tujuan khusus.
(1)
pekerja.(2)
Penambahan jam
target
Pekerja
produksi,
shift
malam
kerja dengan memberlakukan shift
memiliki resiko 28% lebih tinggi
kerja merupakan pembagian kerja
mengalami cidera atau kecelakaan.
dalam waktu 24 jam meliputi pagi,
Selain itu shift kerja malam dapat
sore dan malam yang dilaksanakan
mengurangi 385
kemampuan
kerja,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
meningkatnya
kesalahan
dan
Semarang
karena
bagian
ini
kecelakaan, menghambat hubungan
menangani pengolahan dari mulai
sosial
bahan
dan
keluarga.
menyebabkan
Hal
seeseorang
ini
mentah
hingga
menjadi
akan
barang jadi yang siap dipasarkan.
mengalami gangguan tidur. Selain
Aktivitas kerja dibagian produksi
gangguan
satu
yang tinggi serta adanya jadwal shift
hambatan lain yang berhubungan
kerja yang cukup padat membuat
dengan produktivitas karena adanya
pekerja mengalami kelelahan kerja,
jadwal shift kerja adalah kelelahan.
selain
(3)
didapatkan
karyawan
stressor yang dapat menyebabkan
meningkatkan
bahaya
stres kerja bagi karyawan. Pekerja
yang menyebabkan terjadinya stres
shift yang bekerja diluar jam kerja
kerja di bagian produksi. Penelitian
normal, yaitu malam hari atau dini
ini
hari akan melakukan perlawanan
apakah
pada jam biologis
tidur,
salah
Jadwal shift merupakan salah satu
natural
teratur
itu
beban
bertujuan
untuk
terdapat
kerja
yang yang
psikologis
mengetahui perbedaan
yang
secara
kelelahan dan stres kerja antara shift
didalam
tubuh.
I, II dan III pada tenaga kerja bagian
Beberapa
fungsi
menunjukkan
adanya
fisiologis
produksi PT. X Semarang. METODE PENELITIAN
perubahan
ritme yang disebut ritme sirkardian.
Jenis Penelitian yang digunakan
Terganggunya ritme sirkardian yang
adalah penelitian kuantitatif dengan
diakibatkan sistem kerja shift dapat
menggunakan survey analitik dan
menimbulkan gangguan pada pola
pendekatan
tidur,
neurophysiological,
Populasi dalam penelitian ini adalah
metabolisme tubuh dan kesehatan
148 pekerja bagian produksi dengan
mental. Gangguan kesehatan dan
pengambilan sampel sebanyak 42
gangguan
dialami
pekerja, dan disetiap shiftnya diambil
berpotensi
sampel 12 pekerja. Variabel bebas
menimbulkan stres kerja. Shift kerja
pada penelitian ini adalah shift kerja
malam
untuk
yang terdriri dari 3 shift kerja yaitu
sedang
shift I ( 07.00-14.30), shift II (14.30-
(4)
22.00) dan shift III (22.00-07.00) dan
ritme
pekerja
terjadinya
sosial
yang
shift
lebih
berisiko stres
dibandingkan shift kerja pagi.
cross
sectional.
Bagian produksi merupakan
variabel terikatnya yaitu kelelahan
salah satu bagian penting di PT. X
dan stres kerja. Instrumen yang
386
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
digunakan
mengukur
digunakan untuk menguji hipotesis
kelelahan kerja adalah tes Bourdon
adalah Uji Oneway Anova (sig <
Wiersma dan untuk stres kerja
0,05 H0 ditolak).
dengan
untuk
General
Health
Questionnaire (GHQ-12). Uji yang HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Karakteristik Responden Dari hasil penelitian ini, umur
responden. Umur yang paling muda
pekerja
pekerja produksi yang lebih dari 10
produksi
berada
adalah 24 tahun dan umur yang paling tua 24 tahun. Masa kerja
pada
rentang umur 24-56 tahun. Umur
tahun
sebanyak
26
yang paling banyak adalah antara
sedangkan
31-40 tahun sebanyak 19
mempunyai masa kerja kurang dari
16
responden responden
sama dengan 10 tahun. Analisis Univariat 1.
Kelelahan Kerja ditinjau dari Kecepatan waktu Mengerjakan Tes Bourdon Wiersma sebelum dan sesudah bekerja Bekerja antar shift I, II dan III mengalami Kecepatan waktu dalam
penelitian
ini
seberapa
cepat
penurunan
menggambarkan
dari
shift
I
yang
yang
bergolongan baik dengan rata-rata
digunakan untuk menyelesaikan tes
7,85, shift II golongan cukup baik
bourdon
hasil
dengan rata-rata 9,28 dan shift III
penelitian, dapat diketahui bahwa
golongan cukup dengan rata-rata
rata-rata kecepatan waktu untuk
11,46. Begitu juga dengan hasil rata-
menyelesaikan tes sebelum dan
rata kecepatan waktu sesudah antar
sesudah antar shift I, II dan III sama-
shift I, II dan III juga mengalami
sama dalam satu golongan. Namun
penurunan nilai rata-rata yang tidak
rata-rata kecepatan waktu sebelum
jauh berbeda.
2.
waktu
wiesma.
Dari
Kelelahan Kerja ditinjau dari Ketelitian Mengerjakan Tes Bourdon Wiersma sebelum dan sesudah bekerja Bekerja Ketelitian dalam tes ini diukur sebelum dan sesudah antar shift I, II
dengan
melihat
berapa
banyak
dan
III
sama-sama dalam
satu
kesalahan yang dilakukan dalam
golongan. Namun rata-rata ketelitian
mengerjakan tes bourdon wiersma.
sebelum antar shift I, II dan III
dari hasil penelitian ini,
dapat
mengalami penurunan dari shift I
diketahui bahwa rata-rata ketelitian
yang bergolongan cukup dengan
387
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
rata-rata 6,64 , shift II golongan
sesudah antar shift I, II dan III juga
ragu-ragu dengan rata-rata 14,28
mengalami penurunan yang tidak
dan shift III golongan ragu-ragu
jauh
dengan rata-rata 25,4. Begitu juga
ketelitiannya.
dengan 3.
hasil
rata-rata
berbeda
nilai
rata-rata
ketelitian
Kelelahan Kerja ditinjau dari Konstansi Mengerjakan Tes Bourdon Wiersma sebelum dan sesudah bekerja Bekerja Dari hasil penelitian ini, dapat antara shift I dan III berada pada
diketahui bahwa rata-rata konstansi
golongan cukup dengan rata-rata
sebelum dan sesudah antara shift I
3,30 dan 6,13 sedangkan pada shift
dan III dalam satu golongan, namun
II
pada
golongan
shift
II
sebelum
bekerja
rata-ratanya
9,34
ragu-ragu.
dengan Rata-rata
mendapat golongan ragu-ragu dan
ketelitian sesudah bekerja antara
setelah
menjadi
shift I, II dan III tidak jauh berbeda
golongan cukup disemua shift. Rata-
hasilnya karena dalam 1 golongan
rata
semua yaitu golongan cukup.
4.
bekerja
ketelitian
naik
sebelum
bekerja
Stres Kerja Dari hasil penelitian ini,
dapat diketahui bahwa pada shift I terdapat 5
responden (35,7%) tidak mengalami stres kerja dan 9 reponden (64,3%) mengalami Hasil uji dengan ANOVA untuk rata-rata kecepatan, diketahui bahwa nilai signifikansi rata-rata kecepatan sebelum bekerja 0,001, dimana signifikansi < 0,05, yang artinya terdapat perbedaan rata-rata kecepatan sebelum bekerja antar shift I, II dan III. Untuk nilai signifikansi rata-rata setelah bekerja 0,001 < 0,05 yang artinya juga terdapat perbedaan kecepatan rata-rata sesudah antar shift. stres kerja ringan sedangkan
dan pada shift III didapatkan hasil
pada shift II didapatkan hasil 3
2responden
(21,4%) responden tidak mengalami
mengalami
stres
(85,7%) responden mengalami stres
kerja
dan
11
(78,6%)
responden mengalami stres ringan
kerja
(14,3%) stres
kerja
tidak dan
12
ringan
Analisis Bivariat 1.
Perbedaan Rata-Rata Kecepatan Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift Hasil uji dengan ANOVA untuk ratanilai signifikansi rata-rata kecepatan rata kecepatan, diketahui bahwa
sebelum dan sesudah bekerja 0,001,
388
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dimana signifikansi < 0,05, maka
kecepatan sebelum dan sesudah
terdapat
bekerja antar shift I, II dan III.
perbedaan
rata-rata
Tabel 4. 10 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk Perbedaan Rata-Rata Kecepatan Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift Tahun 2014 Dependent Var Shift Mean Std. Sig. difference Error Rata-rata kecepatan sebelum I ke II -1.43* .32 .001 bekerja I ke III -3.60* .32 .001 II ke III -2.17* .32 .001 Rata-rata kecepatan sesudah I ke II -1.26* .31 .001 bekerja I ke III -2.69* .31 .001 II ke III -1.42* .31 .001 *. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan Dari
tabel
4.
10
perbedaan
Hasil
rata-rata
signifikansi sebelum bekerja antar
antara
shift menunjukkan nilai signifikansi
bekerja antara shift I dan II, shift I
0,001, dimana nilai signifikansi <
dan III serta shift II dan III.
0,05
yang
artinya
sebelum
kecepatan
dan
sesudah
terdapat
2.
Perbedaan Rata-Rata Ketelitian Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift bekerja 0,001, dimana signifikansi Hasil uji dengan ANOVA < 0,05, maka terdapat perbedaan untuk rata-rata ketelitian, diketahui rata-rata ketelitian sebelum dna bahwa nilai signifikansi rata-rata sesudah bekerja antar shift I, II dan ketelitian sebelum dan sesudah III.
Tabel 4.14 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk Perbedaan Rata-Rata Ketelitian Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift Tahun 2014 Dependent Var Shift Mean Std. Sig. difference Error Rata-rata ketelitian sebelum I ke II -7.64* 1.44 .001 bekerja I ke III -18.66* 1.44 .001 II ke III -11.00* 1.44 .001 Rata-rata ketelitian sesudah I ke II -5.07* 2.22 .001 bekerja I ke III -19.64* 2.22 .001 II ke III 14.57* 2.22 .001 *. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan Dari signifikansi sebelum
tabel
4.
14
rata-rata bekerja
Hasil
semua, dimana nilai signifikansi <
ketelitian
antar
0,05
yang
artinya
terdapat
shift
perbedaan rata-rata ketelitian antara
menunjukkan nilai signifikansi 0,001
shift I dan II, shift I dan III serta shift 389
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
II dan III. Hasil signifikansi rata-rata
nilaisignifikansi < 0,05 yang artinya
ketelitian sesudah bekerja antar shift
terdapat
juga menunjukkan nilai signifikansi
ketelitian antara shift I dan II, shift I
0,001
dan III serta shift II dan III.
3.
semua,
dimana
perbedaan
rata-rata
Perbedaan Rata-Rata Konstansi Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift Tahun 2014 Hasil uji dengan ANOVA untuk shift kerja. Untuk nilai signifikansi
rata-rata konstansi, diketahui bahwa
rata-rata konstansi setelah bekerja
nilai signifikansi rata-rata konstansi
0,870, dimana signifikansi > 0,05
sebelum
dimana
maka tidak terdapat perbedaaan
signifikansi < 0,05, maka terdapat
rata-rata konstansi setelah bekerja
perbedaan rata-rata konstansi antar
antar shift kerja.
bekerja
0,001,
Tabel 4. 18 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk Perbedaan Rata-Rata Konstansi Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift Tahun 2014 Std. Sig. Dependent Var Shift Mean difference Error Rata-rata konstansi sebelum I ke II -6.03* 1.51 .001 bekerja I ke III -2.83 1.51 .068 II ke III 3.23* 1.51 .040 Rata-rata konstansi sesudah I ke II -.00 .80 .998 bekerja I ke III -.36 .80 .649 II ke III -.36 .80 .652 *. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan Dari
Hasil
artinya tidak terdapat perbedaan.
sebelum
Karena hasil uji Anova rata-rata
bekerja antar shift tidak semuanya
konstansi sesudah bekerja tidak
terdapat perbedaan, hanya shift I
terdapat perbedaan, maka otomatis
dan II dengan nilai signifikansi 0,001
hasil
< 0,005 dan shift II dan III dengan
terdapat
nilai
signifikansi
tabel
4.
18
konstansi
signifikansi
sedangkan
shift
signifikansi
0,068
uji
Post
Hoct
perbedaan
juga
tidak
rata-rata
0,040
<
0,05
konstansi antara shift I dan II, shift I
I
III
nilai
dan II serta shift II dan III.
dan >
0,05
yang
4. Stres Kerja Hasil uji dengan ANOVA untuk
0,05,
yang
artinya
terdapat
mengetahui perbedaan stres kerja
perbedaan stres kerja antar shift I, II
antar shift, dapat dilihat dari nilai
dan III.
probabilitas yaitu 0,008, dimana p <
390
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tabel 4. 21 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk Perbedaan Stres Kerja Antar Shift Tahun 2014 Dependent Var Shift Mean Std. Sig. difference Error Stres Kerja I ke II 4.42* 1.42 .004 I ke III 3.71* 1.42 .013 II ke III -.71 1.42 .620 *. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan Hasil signifikansi stres
kerja
0,005) dan antara shift I dan III
hanya terdapat perbedaan stres
dengan nilai signifikansi 0,013 ( <
kerja antara shift I dan II dengan nilai
0,005.
signifikansi 0,004 ( nilai signifikansi < PEMBAHASAN 1. Perbedaan Kelelahan Kerja Shift I, II dan III PT.
X
memberlakukan pendek
dengan
Dari hasil penelitian, dapat
Semarang sistem
dilihat hasil pengukuran kelelahan
rotasi
pergantian
kerja
satu
dengan
menggunakan
minggu disetiap shift kerja. Fungsi
bourdon
tubuh
dengan
kecepatan, ketelitian dan konstansi
pekerja
wiersma
yang
tes
menguji
diberlakukannya
sistem
rotasi
baik sebelum dan sesudah bekerja
membuat
mereka
terus
memberikan gambaran bahwa shift
beradaptasi
tubuh
dengan
III
lingkungan
atau
shift
malam
memiliki
sekitar setiap minggunya. Waktu
kecepatan, ketelitan dan konstansi
kerja dan shift kerja yang berotasi
yang paling rendah dibandingkan
pendek atau cepat membuat tubuh
dengan shift sore dan shift pagi.
akan
untuk
Hasil penelitian ini sesuai dengan
kerja
teori
sulit
beradaptasi
dan
bingung
dengan waktu
yang
dikemukan
oleh
yang dijalani. Hal ini disebabkan
Suma’mur bahwa shift malam paling
ketika tubuh baru mulai beradaptasi,
potensial menyebabkan kelelahan
waktu kerja telah berotasi ke shift
dibandingkan
berikutnya, sehingga tubuh tidak
lainnya. (8)
akan pernah bisa secara optimal
Dalam
shift
kerja
penelitian
yang
yang
menyesuaikan tubuh dengan waktu
dilakukan oleh Sitorus (1998) di
kerja dan pada titik tertentu tubuh
Rumah
akhirnya akan mengalami kelelahan.
mengatakan kerja gilir malam paling
391
Sakit
Herna
Medan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
berpengaruh
terhadap
kelelahan
berada
kerja pada perawat kemudian diikuti oleh shift sore dan shift pagi. Monk
dan
Folkrad
dalam
waktu
untuk
beraktivitas, sehingga waktu malam
(9)
untuk
beristirahat
masih
ada.
mengatakan
Sedangkan pada shift III pekerja
bahwa irama sirkardian tiap individu
banyak merasakan tidur yang tidak
berbeda dalam menyesuaikan kerja
berkualitas, karena tidur diwaktu
terutama
pagi
terhadap
kerja
shift
terdapat
banyak
dimalam hari, namun antara shift
mengganggu,
pagi
sedikit
aktivitas keluarga dan sosial serta
perbedaan. Hal ini terjadi karena
hal lain mempengaruhi kualitas tidur
secara umum semua fungsi tubuh
adalah
meningkat pada siang hari, mulai
hanya diproduksi malam hari yang
melemah
dan
membuat tidur menjadi nyenyak,
menurun pada malam hari untuk
sedangkan tidur dipagi hari tidak
pemulihan dan pembaharuan. (5)
memproduksi
dan
siang
pada
terlihat
sore
hari
seperti
yang
hormon
kebisingan,
melatonin
hormon
yang
melatonin
Dari hasil penelitian dengan
sehingga tidur tidak begitu nyenyak
tes bourdon wiersma juga dapat
dan nyaman. Sehingga waktu tidur
diketahui bahwa pekerja shift III
berkurang
cendrung
mental saat bekerja sehingga terjadi
lebih
mengerjakan
tes
lama
dalam
serta
banyak
kurang
menurunkan
ketelitian,
kesiapan
keterlambatan
melakukan kesalahan yang dapat
bekerja dan penurunan kesiagaan
diketahui bahwa pekerja shift III
serta adanya perasaan lelah.
cenderung lebih mudah mengalami
2. Perbedaan Stres Kerja Antara Shift I, II dan III
kelelahan kerja yang diakibatkan mengantuk
karena
tidur
Stres kerja sebagi suatu proses
berkurang serta waktu tidur siang
yang menyebabkan orang merasa
tidak seefektif tidur pada malam hari.
sakit, tidak nyaman atau tegang
Menurut
karena pekerja, tempat kerja atau
Adiwardana,
waktu
kecelakaan
kerja paling banyak ditemukan pada
situasi
akhir rotasi shift yakni shift malam.
Oneway
Pada shift I dan shift II gangguan
adanya perbedaan stres kerja antar
tidur
terlalu
shift I, II dan III (p 0.039 < 0,05).
terganggu dan tidak juga terlalu
Hasil penelitian ini sejalan dengan
susah untuk
penelitian Magdalena (2011)
tenaga
kerja
tidak
beradaptasi karena
392
tertentu. Anova
Hasil
statistik
menunjukkan
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menguji
beda
pekerja
shift
Berdasarkan
stres
kerja
pada
banyak
yang
mengalami
stres
pagi
dan
malam.
setelah shift III (malam), hal ini
hasil
uji
statistik
disebabkan karena pekerjaan yang
menunjukkan
bahwa
terdapat
belum
diselesaikan
pada
shift
perbedaan yang signifikan antara
sebelumnya harus diselesaikan oleh
stres kerja pekerja shift pagi dan
pekerja shift II, dan juga karena
pekerja shift malam (p = 0,000). (7)
sebelum
Adanya perbedaan stres yang
bekerja
melakukan
mereka
aktivitas
sudah dirumah
terjadi pada shift I dan III dapat
sehingga membuat badan menjadi
disebabkan oleh banyaknya faktor
lelah dan strespun meningkat. Selain
yang
itu hal lain yang
menyebabkan
yang paling berpengaruh yaitu irama
karyawan
(siang)
lebih
sirkardian tubuh, jam tidur yang
banyak
mengalami
stres
kurang,
dan
dibandingkan dengan shift I (pagi)
mengantuk. Karyawan yang masuk
adalah waktu kerja, karyawan mulai
kerja
bekerja pada siang hari dan pulang
mempengaruhinya.
keleitian,
pada
Faktor
kelelahan
shift
pagi
akan
shift yang
II
menempuh pola kerja yang normal
pada malam
yaitu mulai bekerja pada pagi hari
membuat
dan pulang pada siang hari, berbeda
memenuhi kebutuhan bersosialisasi
dengan shift siang dan malam. Hal
dengan lingkungan sekitar dan juga
inilah
waktu yang tersedia untuk keluarga
yang
kemudian
membuat
karyawan dapat mengatur waktu
terbatas.
untuk
dapat
beristirahat
berkumpul
yang
dengan
cukup, keluarga,
bersosialisasi dengan lingkungan.
hari hal ini
karyawan
Hal-hal
tidak
tersebut
mengakibatkan
yang dapat
yang
karyawan
mengalami stres kerja ketika masuk
(7)
shift II (siang).
Hal ini sejalan dengan pernyataan
Dalam penelitian ini stres yang
Frost dan Jamal yang menunjukkan
paling
bahwa karyawan yang bekerja pada
karyawan yang bekerja pada shift III
shift
mempunyai
(malam). Pada saat masuk shift
partisipasi/aktivitas sosial yang lebih
malam karyawan dihadapkan pada
tinggi
situasi dan kondisi dimana karyawan
pagi
daripada
karyawan
yang
bekerja shift siang dan malam.
banyak
dialami
adalah
harus bekerja pada malam hari dan
Pada penelitian ini, karyawan
mengganggu irama sirkardian tubuh
yang bekerja pada shift II (siang)
seseorang
393
yang
menyebabkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
gangguan fisik dan mental serta
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan stres kerja antara shift I, II dan III. Saran
mengalami stres kerja. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Bagi perusahaan dapat memperpendek shift malam, agar tubuh pekerja tidak terlalu lama beradaptasi dengan shift malam seperti menggunakan rotasi metropolitan atau kontingental (dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2 halaman 8) 2. Bagi manajemen diharapkan dapat melakukan evaluasi tentang stres kerja dan kelelahan kerja agar mendapat gambaran masalah yang terjadi di bagian produksi. 3. Bagi pekerja hendaknya beristirahat dan tidur yang cukup setelah bekerja, dan tidak terlalu banyak beraktivitas pada pagi hari.
1. Uji perbedaan kelelahan ditinjau dari kecepatan, ketelitian dan konstansi dengan menggunakan Uji Oneway Anova didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan kecepatan dan ketelitian sebelum dan sesudah bekerja antara shift I, II dan III, namun untuk konstansi hanya terdapat perbedaan konstansi sebelum bekerja, sedangkan setelah bekerja tidak terdapat perbedaan antara shift I, II dan III. 2. Uji perbedaan stres kerja dengan menggunakan Uji Oneway Anova DAFTAR PUSTAKA
1. Sinungan, Murdachsyah. Apa dan Bagaimana Produktivitas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2008 2. Sinurat, Dina Hertaty. Pengaruh Shift Kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di bagian produksi seksi penuangan PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun 2006. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2006 (online) (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32889) 3. Mauritz, L.S., Ima,D.W. Faktor dan penjadwlan shift kerja. Teknoin Volume 13, (2): 11 -12 ISSN :0853-896. 2008 4. Riggio, Ronald E. Introduction to Industrial/Organizational Psychology.New Jersey Inc. 2003 5. Firdaus, Hery. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kejadian Stres Kerja Pada Tenaga Kerja di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN 4 Kebun Pabatu Tebing Tinggi Tahun 2005. Skripsi tidak diterbitkan, FKM-USU. Medan. 2005 (online) (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32151 ) 6. Veronika, Magdalena. Perbedaan Stres Kerja Antara Tenaga Kerja Shift Pagi dan Shift Malam di Unit Spark Plug PT Denso Indonesia Sunter Plant. Jakarta: Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan. 2011 7. Nuryati, Kristin. Tingkat Stres Kerja Pada Karyawan SPBU Bagian Operator Ditinjau dari Shift Kerja. Skripsi. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Katholik Soegijapranata. 2007 (online) (eprints.unika.ac.id/945/1/02.40.0148_Kristin_Nuryati.pdf ) 8. Suma’mur, PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung, Jakarta. 1992 9. Sitorus, Kristina. Pengaruh Kerja Gilir Terhadap Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 1998. Skripsi. Medan : FKM Universitas Sumatera Utara
394