PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI“CANDY” PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana S-1 ilmu kesehatan
Disusun Oleh : ARIFIN NUR EFENDI J 410 090 043
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI“CANDY” PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI Oleh : Arifin Nur Efendi, Tarwaka, Darnoto Alumni Progdi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Kebisingan yang tidak terkendali dengan baik dan melebihi NAB dapat meningkatkan kelelahan kerja, seperti halnya tingkat kelelahan di bagian produksi khusunya di bagian processing yang memiliki intensitas kebisingan yang cukup tinggi, dimana sumber kebisingan berasal dari mesin “trildyecoller”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kebisingan terhadap kelelahan pada tenaga kerja bagian produksi. Rancangan penelitian menggunakan non equaivalent control groupdanteknik pengambilan sampel menggunakannon random sampling dengan pendekatan purposive sampling, sampel penelitian berjumlah 30 orang. Hasil penelitian kebisingan melebihi NAB yaitu 89-99,8 dB(A) yang menyebabkan kelelahan sesudah bekerja sebesar 6,7% mengalami kelelahan ringan, 26,7% mengalami kelelahan sedang, dan 66,6 % mengalami kelelahan berat diukur menggunakan Reaction Timer L.177dengan rangsangan cahaya, sedangkan kelelahan diukur dengan rangsangan suara 13,3% mengalami kelelahan sedang dan 86,7% mengalami kelelahan berat. Uji statistik yang digunakan adalah UjiMann Whitney Testdengan program SPSS versi 21, diperoleh nilai sig p = 0,001 (p < 0,05) berarti Ha diterima. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh kebisingan terhadap kelelahan pada tenaga kerja bagian produksi. Kata Kunci : Kebisingan, Kelelahan. Kepustakaan : 24, 2002-2012 ABSTRACT
The uncontrolled noise and high intensity of noise can improve the fatigue. It can be seen from the fatigue in production area especially in processing area has high noise intensity coming from “trildyecoller” machine. The purpose of this research was to find out the influence of the noise to the workers fatigue in the production area. The design of the research used non-equivalent control group and the sampling technique used non-random sampling with purposive sampling approach. The sample taken was 30 respondents. The result of the research showed the noise exceeding NAB (89-99.8 dB(A)) which can create the fatigue after working causes low fatigue to the 6.7% of workers, medium fatigue to the 26.7% of workers, and high fatigue to the 66.6% of workers measured by using Reactor Timer L.177 with light exposure. Voice simulation, the noise exceeding NAB caused medium level of the fatigue to the 13.3% of workers, and high level of fatigue to the 86.7% of workers. The statistics test used Mann Whitney Test supported by SPSS version 21 program and it found the value of Sig p=0.001
(p<0.05) which mean that the Ha was accepted. From the research result, it can be concluded that there is effect of noise intensity to the workers in the production area. Key words : Noise, the fatigue Literature : 24, 2002-2012
bahwa status kesehatan sangat
A. LATAR BELAKANG Pembangunan
masih
dipengaruhi oleh faktor keturunan,
pada
pelayanan kesehatan, perilaku dan
segala bidang guna mewujudkan
lingkungan. Hal tersebut berlaku
manusia dan masyarakat Indonesia
pula pada kesehatantenaga kerja.
dilaksanakan
Indonesia
yang sejahtera, adil, makmur dan merata
baik
kerja
sangat
maupun
penting dan merupakan spesialis
Pembangunandan
dalam ilmu kesehatan/kedokteran
perkembangan industrialisasi tidak
beserta prakteknya, yang bertujuan
terlepas dari peningkatan teknologi
agar
modern,
pesat
pekerja/masyarakatmemperoleh
maka
derajad
kesehatan
tingginya
baik
spiritual.
materi
Kesehatan
semakin
perkembangan semakin
industri
tinggi
penggunaan
intensitas
alat-alat
setinggi-
fisik,
mental,
modern.
emosional maupun sosial dengan
Seiring dengan adanya mekanisme
upaya promotiv, preventif, kuratif
dalam dunia industri, diharapkan
dan
dapat berproduksi secara maksimal
penyakit atau gangguan kesehatan
sehingga dapat memenuhi target
yang
produksi dan laju pertumbuhan
pekerjaan dan lingkungan kerja
ekonomi
berjalan
yang
serta terhadap penyakit umum
akhirnya
dapat
meningkatkan
(Suma’mur, 2009). Di tempat kerja
lancar
rehabilitative
diakibatkan
dimana
penduduknya
hidup
dalam
mempengaruhi lingkungan kerja
lingkungan dan perilaku sehat
seperti faktor fisik, faktor kimia,
mampu
faktor
biologis,
faktor
faktor
rakyat,
pelayanan
beberapa
oleh
kesejahteraan
memperoleh
terdapat
terhadap
dan
yang
faktor
kesehatan yang bermutu secara
psikologis. Semua faktor tersebut
adil dan merata, serta memiliki
dapat
derajat kesehatan yang setinggi-
terhadap
tingginya (Anizar, 2009). Menurut
berpengaruh terhadap kesehatan
teori yang dikemukakan oleh Blum
dan
(1993) dalam Budiono dkk (2003)
(Tarwaka, dkk, 2004).
menimbulkan suasana
keselamatan
gangguan kerja
tenaga
dan
kerja
Lingkungan kerja yang tidak
satunya
berupa
meningkatnya
memenuhi syarat misalnya bising
kelelahan tenaga kerja (Suma’mur,
yang
2009).
melebihi
ambang
batas
merupakan salah satu faktor yang dapat
menimbulkan
gangguan
Setyawati (2011) menyatakan bahwa
kelelahan
kerja
dapat
kesehatan.Kebisingan merupakan
disebabkan oleh lingkungan kerja
suatu
yang
aspek
terpenting
dalam
tidak
bersahabat
hygiene industry karena kebisingan
pekerja
dapat mengakibatkan kerusakan
kebisingan, getaran, maupun bahan
pada kesehatan dan menurunya
kimia
produktivitas
kerja.Sedangkan
pekerja.Selain
itu
baik
dengan
cuaca
tertentu
kerja,
dan
gizi menurut
kebisingan yang terus menerus
Tarwaka, dkk (2004) menyatakan
juga
bahwa
dapat
konsentrasi
menurunkan pekerja
mengakibatkan kecelakan
dan
stres
karena
hingga
kerja
dapat
stres
yang
disebabkan
karena
pemaparan
kebisingan
dapat
menyebabkan
kelelahan,
kegelisahan dan depresi.Di banyak
terjadi (Anizar, 2009). Sedangkan
negara
menurut Sander & Cormick (1987)
Indonesia
dan Patrik (1990) dalam Tarwaka,
kebisingan sebesar 85 dB(A) untuk
dkk,
8 jam kerja sehari sebagai batas
(2004)
pemajanan
bahwa
kebisingan
pada dengan
intensitas
yang
lebih
khusunya
yang
melebihi
tinggi
aman
seperti
untuk
Amerika
dan
menetapkan
NAB
kesehatan
tenaga
kerja(Tarwaka, dkk, 2004).
nilai
Menurut ILO (2003) dalam
ambang batas (NAB>85 dB) dan
Tarwaka (2008), ditemukan bahwa
dalam waktu yang lama dapat
di Indonesia tingkat pencapaian
menurunkan
penerapan
fungsi
indera
kinerja
K3
di
pendengar yang bersifat sementara
perusahaan masih sangat rendah,
kemudian
hanya sekitar 2% (sekitar 317
berlanjut
permanen.
Kebisingan yang tidak terkendali
buah)
dengan
menerapkan
baik,
juga
dapat
menimbulkan efek lain yang salah
perusahaan K3.
yang
telah
Sedangkan
sisanya 98% (sekitar 14.700 buah)
perusahaan belum menerapkan K3
dan resiko bahaya yang ada di
secara
tempat kerja tidak selalu dapat
baik.Berdasarkan
hasil
penelitian tentang kelelahan yang
dihindari.Oleh
dilakukan
di
diperlukan lingkungan kerja yang
Pegolahan Kayu Brumbung Perum
nyaman agar tenaga kerja terhindar
Perhutani Semarang menunjukkan
dari
bahwa kebisingan sebesar 88,3-
bahaya kebisingan yang terjadi,
108
maka peneliti ingin melakukan
Hanifa
dB(A)
(2005)
menyebabkan
karena
kelelahan.Dengan
potensi
kelelahan ringan sebesar 72, 2%,
penelitian
dan kelelahan sedang 27,8%.
kebisingan terhadap kelelahan pada
Berdasarkan hasil survei awal tanggal 16 April 2013, pada bagian “Candy”terdiri
produksi
dari
tenaga
tentang
itu
pengaruh
kerja
bagian
produksi“Candy”PT
Deltomed
Laboratories Wonogiri.
processing, wraping dan packing. Dalam
bagian
processingtenaga
kerja terpapar suara bising.Sumber kebisingan
Penelitian ini menggunakan
dari
jenis penelitian eksperimen semu
penggunaan mesin produksi yaitu
dengan dengan rancangan non
“trildyecoller”.Hasil
equivalent control group. Dalam
pengukuran kebisingan di bagian
rangka mencapai tujuan penelitian
produksi
khususnya
yaitu untuk mengetahui gejala atau
bagian processing menunjukkan
pengaruh yang timbul sebagai
intensitas
yang
adanya akibat dari kebisingan serta
melebihi nilai ambang batas yakni
berdasarkan perumusan masalah
sebesar 88,3-100,2 dB(A) dan hasil
yang diajukan untuk mengetahui
kuesioner
subjektif
suatu gambaran yangjelas tentang
mengalami
kelelahanyang terjadi pada tenaga
kelelahan ringan, 60% mengalami
kerja bagian produksi“candy”PT
kelelahan
20%
Deltomed Laboratories Wonogiri
mengalami kelelahan berat.Dalam
dilakukan pengelompokan anggota
suatu kegiatan industri, paparan
sampel pada kelompok eksperimen
mesin
menunjukan
diakibatkan
B. METODE
“Candy”
kebisingan
kelelahan 20%
sedang
dan
(kasus) dan kelompok kontrol
value < 0,001 maka hasil uji
untuk
dinyatakan signifikan
melihat
perubahan
perbedaan
variabel terpengaruh
antara kedua kelompok tersebut. Penelitian
ini
C. HASIL
dilaksanakan
PT.
Deltomed Laboratories
pada bagian produksi (processing
Wonogiri merupakan perusahaan
dan packing) di PT. Deltomed
yang
Laboratories Wonogiripada bulan
tradisonal (herbal) yang didirikan
Juni-Juli 2013.Teknik sampling
pada tanggal 30 April 1976 oleh
yang digunakan adalahpurposive
Bapak M, Thojib, Bapak Yanto
sampling.Analisis
dengan
Wonosantoso, dan Bapak Harry
lunak
Wonosantoso.berikut adalah hasil
menggunakan komputer
data
perangkat
(SPSS
versi
21),
bergerak
pengukuran
karateristik
obat
subjek,
dilakukan dengan analisis univariat
kebisingan dan kelelahan yang
untuk melihat gambaran distribusi
dilakukan :
ferkuensi
1.
variabel
dari
masing-masing
penelitian.Sedangkan
analisis bivariat menggunakan Uji
Karateristik
subjek
penelitian a. IMT
Mann Whitney Tesdengan kriteria
Distribusi responden
jika p value < 0,05 hasil uji
berdasarkan
signifikan dan jika p value > 0,05
tenga
maka hasil uji dinyatakan tidak
produksi
signiifikan.dalam
sebagai berikut :
penelitian
ini
hasil statistik didapatkan bahwa p No
dibidang
1 2
IMT Kategori Kurus (17,00-18.50) Normal (18,50-25,50)
3
Gemuk (>25,50) Jumlah
IMT
kerja
pada bagian
digambarkan
Distribusi IMT responden
Packing Frekuensi Persentase (%) 15 100
Processing Frekuensi Persentase (%) 15 100
-
-
-
-
15
100
15
100
Sumber : Data Primer Penelitian, 13 Juni 2013.
Berdasarkan
hasil
penelitian yang disajikan pada
tabel
diatas,
menunjukan responden packing
atau 15 orang. b. Beban kerja
IMT
Distribusi responden
bagian
berdasarkan beban kerja
normal
pada tenga kerja bagian
di adalah
dengan persentase 100%
dengan persentase 100%
produksi
atau 15 responden. Bagitu
sebagai berikut :
pula dengan IMT pada
Distribusi
responden
di
bagian
digambarkan
beban
kerja
responden
processing juga normal No 1 2 3 4 5
Beban kerja Kategori
Packing Frekuensi Persentase (%)
Processing Frekuensi Persentase (%)
Ringan (75-100) 15 100 Sedang (100-125) Berat (125-150) Sangat berat (150-175) Sangat berat sekali (>175) Jumlah 15 100 Sumber : Data Primer Penelitian, 13 Juni 2013. Berdasarkan
hasil
15 15
Kondisi
100 100
kesehatan
penelitian yang disajikan
responden
di
bagian
pada
atas,
produksi
semua
sehat,
menunjukan beban kerja
diketahui
responden
bagian
wawancara langsung saat
ringan
penelitian dilakukan.
packing
tabel
di
di adalah
dengan
dengan persentase 100%
d. Suhu ruangan
atau 15 responden.Begitu
Di
dalam suhu
ruangan
pula dengan beban kerja
produksi
di bagian processing juga
dengan menggunaan AC
ringan dengan persentase
dengan suhu 24ºC – 26ºC
100% atau 15 responden. c. Kondisi kesehatan
e. Lama kerja
diatur
Di bagian produksi lama
kerja
di
2.
Kebisingan
bagian
Pengukuran
intensitas
packing dan processing
kebisingan
dimulai dari jam 07.30-
saat
16.00 WIB atau 8 jam
melakukan pekerjaan,
sehari.
pengukuran seperti berikut :
Dengan
waktu
istirahat 30 menit mulai
dilakukan
tenaga
kerja
pada sedang hasil
Hasil pengukuran kebisingan
jam 12.00-12.30 WIB. Packing
Processing
Intensitas dB(A)
Intensitas dB(A)
L1
76.6
99.9
85
L2
76.7
98.8
85
L3
74.1
98.2
85
L4
72.1
98.1
85
L5
77.7
98.1
85
L6
77.4
98
85
L7
72.2
98.3
85
L8
69.6
89
85
L9
73.5
98.1
85
L10
75.1
98.2
85
Mean
74,5
97,38
85
Std. Deviation
2,67
2,96
-
Keterangan
<85
>85
-
Lokasi
NAB (dB(A))
Sumber : Data Primer Penelitian, 13 Juni 2013. Dari hasil penelitian 13
standar
deviation
Juni 2013 yang sesuai dengan
sebesar2,67dan
tabel
74,5
dB(A).Sedangkan
intensitas
kebisingan
diatas
kebisingan
intensitas
yang
diterima
nilai
mean
yang
tenaga kerja di bagian packing
diterima tenaga kerja di bagian
tertinggi
processing
77,7
dB(A)
dan
terendah 69,63 dB(A), nilai
tertinggi
99,8
dB(A) dan terendah 89 dB(A),
nilai
standar
sebesar2,96dan
deviation nilai
sesudah
mean
a.
Kelelahan Pengukuran dilakukan
kelelahan
sebelum
hasil
pengukuran seperti berikut :
97,38 dB(A). 3.
bekerja,
Hasil
pengukuran
kelelahan
di
bagian
packing
dna Waktu pengukuran
Waktu reaksi (mili detik)
Kriteria Kelelahan
Sebelum bekerja Cahaya
Sesudah bekerja
Suara
Cahaya
Suara
N
%
N
%
N
%
N
%
150,0-240,0
Normal
15
100
14
93,3
-
-
-
-
>240,0-<410,0
Ringan
-
-
1
6,7
9
60
11
73,3
410,0-580,0
Sedang
-
-
-
-
4
26.7
3
20
>580,0
Berat
-
-
-
-
2
13,3
1
6,7
15
100
15
100
15
100
15
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Penelitan, 13 Juni 2013. Berdasarkan
hasil
mengalami kelelahan berat.
penelitian yang sesuai tabel di
Sedangkan
atas
kelelahan
tentang
pengukuran
pengukuran dengan
kelelahan di bagian packing
menggunakan
denganmenggunakan
suara sebelum bekerja terdapat
rangsangan cahaya sebelum
93,3%
bekerja terdapat 100% atau 15
dalamkeadaan normal 6,7%
responden
keadaan
atau 1 responden mengalami
normal, dan sesudah bekerja
kelelahan ringan dan sesudah
terdapat 60% atau 9 responden
bekerja terdapat 73,3% atau
mengalami kelelahan ringan,
11
26,7%
kelelahan ringan, 20% atau 3
dalam
atau
4
responden
atau
rangsangan
14 responden
responden
mengalami
megalami kelelahan sedang
responden
13,3%
kelelahan sedang 6,7% atau 1
atau
2
responden
mengalami
responden
mengalami
b. Hasil
kelelahan berat.
pengukuran
kelelahan
di
bagian
Processing Waktu pengukuran Waktu reaksi (mili detik)
Kriteria Kelelahan
Sebelum bekerja Cahaya
Sesudah bekerja
Suara
Cahaya
Suara
N
%
N
%
N
%
N
%
100
-
-
-
-
1
6,7
-
-
150,0-240,0
Normal
14
93,3
15
>240,0-<410,0
Ringan
1
6,7
-
410,0-580,0
Sedang
-
-
-
-
4
26,7
2
13,3
Berat
-
-
-
-
10
66,6
13
86,6
15
100
15
100
15
100
15
100
>580,0 Jumlah
-
Sumber : Data Primer Penelitian, 13 Juni 2013. Berdasarkan
hasil
pengukuran kelelahan dengan
penelitian sesuai tabel diatas
menggunakan
tentang pengukuran kelelahan
suara sebelum bekerja terdapat
di bagian processing dengan
100%
menggunakan
dalamkeadaan
rangsangan
atau
cahaya sebelum bekerja 93,3%
sesudah
atau
13,3%
14
responden
rangsangan
15
responden
normal
bekerja atau
dan
terdapat
2
responden
dalamkeadaan normal 6,7%
mengalami kelelahan sedang
atau 1 responden mengalami
86,7%
kelelahan ringan dan sesudah
mengalami kelelahan berat.
atau
13 responden
bekerja terdapat 6,7% atau 1 responden
mengalami
D. PEMBAHASAN
kelelahan ringan, 26,7% atau 4 responden
mengalami
Berdasarkan Uji Mann Whitney Test kebisingan terhadap kelelahan
kelelahan sedang 66,6% atau
baik
10
cahaya maupun rangsangan suara
responden
kelelahan
mengalami
berat.Sedangkan
didapat
diuji
dengan
nilai
rangsangan
pada
kolom
significance/Sig 0,001 (p <0,05)
bagian yang terpapar kebisingan
berarti
ada
tenaga kerja mengalami kelelahan
pengaruh yang signifikan antara
sebesar 40% atau kelelahan tingkat
kebisingan dengan kelelahan.Tenaga
tinggi, sehingga kebisingandi tempat
kerja bekerja pada lingkungan yang
kerja akan mempengaruhi kelelahan
terpapar bising di bagian processing
tenaga kerja.
yang
Ha
diterima
melebihi
atau
nilai
ambang
Hal tersebut
sesuai dengan
bataskebisingan 85 dB(A) yaitu 89-
penelitian yang dilakukan Hanifa
99,8 dB(A), sebelum bekerja tenaga
(2005)
kerja
kelelahan
Brumbung
menggunakan Reaction Timer L.77
Semarang
dengan rangsangan cahaya terdapat
kebisingan sebesar 88,3-108 dB(A)
93,3% dalam kondisi normal atau
menyebabkan
tidak mengalami kelelahan, 6,7%
sebesar 72, 2%, dan kelelahan
mengalami
kelelahan
ringan,
sedang 27,8%.Hasil penelitian lain
sedangkan
diukur
dengan
tentang
diukur
rangsangan
tingkat
suara
100%
dalam
di
Pegolahan Perum
Kayu
Perhutani
menunjukkan
bahwa
kelelahan
Pengaruh
ringan
Kebisingan
Terhadap kelelahan Kerja Pada
keadaan normal atau belum terjadi
Tenaga
Kerja
kelelahan.
“Furniture”di
CV
Rakabu
Surakarta
oleh
Sesudah bekerja diukur dengan
Wahyuningsih (2011) menunjukan
rangsangan cahaya terdapat 6,7%
rata-rata kebisingan 91,75 dB(A)
mengalami kelelahan ringan, 26,7%
dengan
mengalami kelelahan sedang, 66,6%
terendah 88 dB(A) dan intensitas
mengalami
kelelahan
kebisingan
sedangkan
diukur
berat, dengan
intensitas
kebisingan
tertinggi
menyebabkan
43,5%
94
dB(A)
mengalami
rangsangan suara terdapat 13,3%
kelelahan dan 57,5% sisanya tidak
mengalami kelelahan sedang, 86,7%
mengalami
mengalami kelelahan berat. Hal ini
penelitian
diperkuat
Krisnawati (2010) pada Karyawan
dengan
pengukuran
kelelahan.Dan yang
kelelahan menggunakan kuesioner
Mekanik
subjektif bahwa setelah bekerja di
UtilityCompressor
dilakukan
hasil oleh
Maintenance di
PT
Indo
Acidemata,
Kemiri
adalah
mengurangi
kenyamanan
Kebakkramat Karanganyar bahwa
dalam
bekerja,
mengganggu
sebelum bekerja ada 36,7% tenaga
komunikasi, mengurangi konsentrasi
kerja dalam keadaan normal dan
dan dapat mengganggu pekerjaan
63,3% menaglami kelelahan ringan,
sehingga menyebabkan timbulnya
sedangkan setelah bekerja ada 6,7%
kesalahan.Tingkatkebisingan dalam
tenaga kerja mengalami kelelahan
frekuensi
ringan
mengganggu konsentrasi sehingga
dan
Tbk.
93,3%
mengalami
kecil
pun
kelelahan sedang dengan intensitas
muncul
sejumlah keluhan
paparan bising sebesar 87-90 dB(A).
berupa
perasaan
Kelelahan
dipengaruhi
oleh
keengganan
untuk
yang
lamban
dan
melakukan
lingkungan yang kurang nyaman
aktivitas
dalam bekerjadisamping kapasitas
Selain
tenaga kerja itu sendiri dan jenis
mengganggu perhatian tenaga kerja
pekerjaannya.Lingkungankerja yang
yang melakukan pengamatan dan
kurang
memicu
pengawasan terhadap suatu proses
timbulnya kelelahan pada tenaga
produksi atau hasil sertamembuat
kerja.Kebisingan
kesalahan-kesalahan
nyaman
dapat
di
bagian
(Budiono,
dapat
itu
dkk,
2003).
kebisingan
dapat
akibat
processingmelebihi nilai ambang
terganggunya
batas, kebisingan dapat menurunkan
Kebisingan yang tidak terkendali
kinerja otot yaitu berkurangnya
dengan
kemampuan otot untukmelakukan
menimbulkan efek lain yang salah
kontraksi
dan
satunya
berkurangnya
kemampuan
tersebut
menunjukkan
relaksasi, otot
terjadinya
baik,
berupa
konsentrasi.
juga
dapat
meningkatnya
kelelahan tenaga kerja (Suma’mur, 2009).
kelelahan pada otot yang dapat menyebabkan produktivitas
menurunya kerja
(Suma’mur,
Berdasarkan hasil penelitian di bagian
2009). Pengaruh
E. SIMPULAN
kebisingan
secara
psikologis terhadap tenaga kerja
produksi
“Candy”
PT
Deltomed Laboratories Wonogiri dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada
pengaruh
terhadap tenaga
kebisingan
kelelahan kerja
pada
dibuktikan
pelatihan serta penyuluhan kepada tenaga kerja tentang dampak
negativ
akibat
dengan nilai signifikan sebesar
bising
0,001 (p < 0,05) baik dengan
kelelahanagar
rangsangan cahaya maupun
bekerja selalu memakai alat
suara.
pelindung
2. Sumber terjadi
kebisingan berasal
dari
“trildyecoller”,
khusunya selama
telinga
atau
yang
earplug (menyediakan yang
mesin
nyaman terbuat dari karet).
dengan
b. Pemberiaan
waktu
intensitas kebisingan antara
istirahat(stretching)
74,5 dB(A)
bekerja agar terhidar dari
sampai
97,38
dB(A).
kelelahan akibat pekerjaan
3. Perusahaan telah memberikan implementasi
pengendalian
untuk kebisingan, APD berupa ear
disaat
plugnamun
yang monoton bagi tenaga kerja. c. Penambahan
waktu
pada
istirahat dari setengah jam
kenyataan dilapangan banyak
menjadi satu jam sesuai
dijumpai tenaga kerja tidak
dengan Peraturan Menteri
disiplin menggunakan APD.
Tenaga
Kerja
Transmigrasi
dan Nomor
PER.13/MEN/X/2011.
F. SARAN 1. Bagi perusahaan a. Hendaknya tindakan kebisingan
2. Bagi peneliti lain yang akan melakukan
penanggulangan dengan
penegakan SOP yang baik dan benar dan memberikan
melakukan
penelitian
yang
sama dan variabel bebas yang berbeda
dapat
melibatkan
bagian lain sebagai sampel
DAFTAR PUSTAKA Adib
M. 2009. Cara Mudah Memahami & Menghindari Hipertensi, Jantung & Stroke.Yogyakarta : Dianloka.
Anizar.2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri.Yogyakarta : Graha Ilmu. Budiono S, AM, Jusuf RMS, Pusparini A. 2003.Bunga Rampai Hiperkes dan KeselamatanKerja. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Departemen Kesehatan RI. 2003. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta. Hanifa
TYU.2005. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pada Tenaga Kerja Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Semarang.[Skripsi].Semarang : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES.
Krisnawati B. 2010. Hubungan Intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan Kerja Sebelum dan Sesudah Kerja Pada Karyawan Mekanik Maintenance Utility Compressor di PT. Indo acidemat, Tbk. Kemiri Kebakkramat Karanganyar.[Skripsi].Surakart a : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Mediastika CE. 2005. Akustika Bangunan dan Penerapannya di Indonesia.Jakarta : Elangga. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Ttansmigrasi nomor PER.13/MEN/X/2011. Jakarta. Murtati A. 2009. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi. Yogyakarta :Kreasi Wacana. Nasir ABD, Muhith A, Ideputri M. E. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Notoatmodjo S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta. Nurmianto E. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : Prima Printing. Pratiknya AW. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Priyatno D. 2012.Belajar Cepat Olah Data Statistik Dengan SPSS.Yogyakarta : CV Andi Offset. Sarwono E, dkk. 2002. Green Company Pedoman Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (LK3). Jakarta: PT Astra International Tbk.
Setyawati KM. L. 2011. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara Books. Suma’mur PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta : CV Sagung Seto. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Tambunan STB. 2005. Kebisingan Di Tempat Kerja (Occupational Noise), Yogyakarta: Andi Press. Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Sudiajeng L. 2004.Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas.Surakarta UNIBA PRESS.
:
Tarwaka. 2008. Kesehatan dan Keselamatan KerjaManajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : HARAPAN PRESS. Tarwaka, 2011.Ergonomi IndustriDasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta : HARAPAN PRESS. Wahyuningsih AT. 2011. Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja CV. Rakabau „Furniture‟ di Surakarta.[Skripsi].Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.