PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK IBU DALAM SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOGOR
IMAS DESTIARA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Perbedaan Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Ibu Dalam Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Imas Destiara NIM I14114008
ABSTRAK IMAS DESTIARA. Perbedaan Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Ibu Dalam Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh DODIK BRIAWAN dan IKEU EKAYANTI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan penggunaan media pendidikan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam sarapan anak sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Desain pada penelitian ini adalah studi eksperimental semu. Contoh penelitian adalah ibu dari anak sekolah dasar dari sembilan desa di Kabupaten Bogor. Media intervensi yang digunakan adalah slide power point, flip chart, dan kombinasi slide power point dan leaflet. Skor pengetahuan sebelum intervensi 61.77±13.72 dan meningkat menjadi 64.53±13.15 setelah intervensi. Skor sikap sebelum intervensi 86.99±9.11 dan meningkat menjadi 91.98±8.39 setelah intervensi. Skor praktek sebelum intervensi 27.39±1.77 dan meningkat menjadi 71.52±1.46 setelah intervensi. Hasil analisis ANOVA pada pengetahuan dan sikap tentang sarapan sehat menunjukkan perbedaan yang signifikan antara media intervensi slide power point, flip chart terhadap kombinasi slide power point dan leaflet. Skor pengetahuan dan sikap tertinggi terdapat pada penggunaan slide power point dan leaflet yaitu 62.18±1.21 dan 98.49±1.75. Kata kunci: anak sekolah dasar, pendidikan gizi, sarapan
ABSTRACT IMAS DESTIARA. Differences In The Use Of Educational Media To Changes In Knowledge, Attitudes And Practice’s Mothers Of Elementary School Children Breakfast In Bogor District. Supervised by DODIK BRIAWAN and IKEU EKAYANTI. Differences in the use of educational media to changes in knowledge, attitudes and practices’s mothers of elementary school children breakfast in bogor district. Design used in this study was a quasy experimental study. Examples in this research were 225 mother of elementary school children in the nine villages in Bogor district. Nutrition education media used in the power point slides, flip charts, and combination of power point slides and leaflets. Knowledge scores before the intervention was 61.77 ± 13.72 and increased 64.53 ± 13.15 increased after the intervention. Attitude scores before intervention was 86.99 ± 9.11 and increased 91.98 ± 8.39 after the intervention. Practice scores before the intervention was 64.72 ± 1.54 and increased 71.52 ± 1.46 after the intervention. The result of ANOVA analysis in knowledge and attitudes showed that there were significant difference between the intervention media slides power point, flip chart to combination of power point slides and leaflets. Highest score of knowledge and attitude was in combination power point slides and leaflets were 1.21 ± 62.18 and 98.49 ± 1.75. Keywords: breakfast, elementary school children, nutritional education
RINGKASAN IMAS DESTIARA Perbedaan Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Ibu Dalam Sarapan Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Bogor.Dibimbing oleh DODIK BRIAWAN dan IKEU EKAYANTI. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan penggunaan media pendidikan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam sarapan anak sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisis pengaruh media pendidikan terhadap perubahan pengetahuan ibu; (2) Menganalisis pengaruh media pendidikan terhadap perubahan sikap ibu; (3) Menganalisis pengaruh media pendidikan terhadap perubahan praktek ibu. Penelitian ini menggunakan desain quasy experimental study Pemilihan tempat dilakukan secara purposive, terdapat 10 desa lingkar Kampus IPB Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data. Tahap pengambilan data dilakukan pada bulan NovemberDesember 2012 dan tahap pengolahan data dilakukan pada bulan Maret–Juni 2013. Jumlah ibu yang berpartisipasi dalam penelitian dan intervensi adalah 300 orang ibu yang tersebar masing-masing 30 orang ibu pada 10 desa. Contoh pada penelitian ini adalah 225 ibu dari 9 desa. Contoh merupakan adalah ibu dari anak sekolah dasar kelas 1-6 yang memiliki kelengkapan data. Jenis data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder yang diperoleh dari “Gerakan Sarapan Sehat Melalui Kampanye Terintegrasi Antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat”. Penelitian ini menggunakan data pengetahuan sarapan ibu, sikap sarapan ibu, dan asupan energi dan zat gizi sarapan anak. Data terdiri dari data baseline dan endline, yaitu data sebelum dan setelah dilakukan intervensi Tahap proses intervensi pada ibu secara umum adalah: 1) pre test pengetahuan dan sikap tentang sarapan sehat; 2) pemberian materi dengan metode ceramah interaktif; 3) pemantapan materi yang dilakukan melalui diskusi atau tanya jawab dan konsultasi individu; dan 4) post test, untuk mengevaluasi dampak dari penyuluhan yang diberikan. . Terdapat tiga jenis media pendidikan berbeda yang diberikan pada ibu yaitu slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dengan leaflet. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Statistik deskriptif yang dilakukan meliputi distribusi frekuensi, mean dan standar deviasi. Statistik inferensia yang dilakukan meliputi Uji normalitas kolmogorov-smirnov, Uji paired sample t-test, Uji oneway ANOVA dengan Uji post hoc tukey, dan Uji wilcoxon. Skor pengetahuan ibu sebelum intervensi tidak berbeda signifikan antara ketiga jenis intervensi (p>0.05). Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan kombinasi media slide power point dan leaflet sebesar 4.78 poin. Rata-rata skor pengetahuan sarapan ibu sebelum intervensi 57.40±1.25 setelah memperoleh intervensi menggunakan kombinasi media slide power point dan leaflet meningkat menjadi 62.18±1.21. Hasil uji statistik menggunakan paired t-
test menunjukkan bahwa antara skor pengetahuan sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi meningkat signifikan (p<0.05). Hasil uji ANOVA setelah intervensi menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan sarapan ibu menggunakan tiga jenis media intervensi (p<0.05). Uji lanjut menggunakan post hoc tukey setelah intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada media slide power point, flip chart terhadap kombinasi slide power point dan leaflet. Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada pengetahuan sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Skor sikap sarapan ibu sebelum intervensi kampanye sarapan sehat tidak berbeda signifikan antara ketiga jenis media pendidikan (p>0.05). Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan kombinasi media slide power point dan leaflet sebesar 8.47 poin. Rata-rata skor sikap sarapan ibu sebelum intervensi kampanye sarapan sehat 90.02±1.51 setelah memperoleh intervensi menggunakan media slide power point dan leaflet meningkat menjadi 98±1.75. Hasil uji statistik menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa antara skor sikap sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi meningkat signifikan (p<0.05). Hasil uji ANOVA setelah intervensi menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sikap sarapan ibu menggunakan tiga jenis media intervensi (p<0.05). Uji lanjut menggunakan post hoc tukey setelah intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada media slide power point dan flip chart terhadap kombinasi media slide power point dan leaflet. Hasil Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada sikap ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Praktek sarapan ibu pada anak dinilai berdasarkan susunan menu sarapan yang disajikan ibu dan kecukupan energi sarapan anak. Skor praktek ibu pada sarapan anak dari seluruh kelompok meningkat setelah memperoleh intervensi kampanye sarapan sehat. Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan media slide power point sebesar 7.93 poin. Rata-rata skor praktek ibu sebelum intervensi 62.18±1.55 setelah memperoleh intervensi kampanye sarapan sehat menggunakan media slide power point meningkat menjadi 70.11±1.48. Hasil uji statistik menggunakan Uji paired sample t-test menunjukkan bahwa praktek ibu antara sebelum dan setelah intervensi meningkat signifikan (p<0.05). Uji ANOVA menunjukkan bahwa skor praktek ibu sebelum intervensi berbeda signifikan antara ketiga jenis media intervensi (p<0.05). Setelah intervensi, hasil uji ANOVA juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan praktek ibu menggunakan tiga jenis media intervensi (p>0.05). Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada praktek ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05).
PENGARUH KAMPANYE SARAPAN SEHAT PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK IBU DALAM SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOGOR
IMAS DESTIARA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
Judul:
Nama
Perbedaan Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Ibu Dalam Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor Imas Destiara
NIM
114114008
Disetujui oleh
Dr. Ir. Dodik Briawan. MeN Pembimbing I
Tanggal Disetujui
o 7 OCT
2013
Judul :
Perbedaan Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Ibu Dalam Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor Nama : Imas Destiara NIM
: I14114008
Disetujui oleh
Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN Pembimbing I
Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS Ketua Departemen
Tanggal Disetujui
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul penelitian ini adalah “Perbedaan Penggunaan Media Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Ibu Dalam Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor”. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Budi Setiawan, MS selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB. 2. Bapak Dr. Ir Dodik Briawan, MCN selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Ir Ikeu Ekayanti, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan, saran, kritik, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi; 3. Ibu Leily Amalia Furkon, S.TP, M.Si selaku dosen pemandu seminar sekaligus penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukkan untuk kesempurnaan skripsi ini; 4. Keluarga tercinta Papa, Mama, Iis dan Ila atas kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada hentinya diberikan kepada penulis; 5. Mbak Anna, Mbak Rian, Mbak Inne yang sudah membantu dalam proses pengolahan data dan pengurusan akademik lainnya; dan 6. Teman-teman seperjuangan, Alih Jenis Gizi 5 yang telah memberikan dukungannya terhadap penyelesaian skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan motivasi selama ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Oktober 2013
Imas Destiara
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
2
Tujuan
2
Kegunaan Penelitian
3
Kerangka Penelitian
3
METODE
5
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
5
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
6
Teknik Intervensi Kampanye Sarapan Sehat
7
Pengolahan dan Analisis Data
8
Definisi Operasional
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Kampanye Sarapan Sehat
13
Pengetahuan Sarapan
14
Sikap Sarapan
17
Praktek Sarapan
19
SIMPULAN DAN SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
30
vii
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6
Jenis variabel yang diolah Rata-rata skor pengetahuan sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Rata-rata skor sikap sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Menu sarapan anak sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Asupan energi dan zat gizi serta kontribusi sarapan terhadap AKG sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Rata-rata skor praktek ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat
9 14 17 20 21 22
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Skema kerangka pemikiran penelitian Skema penarikan contoh Tahap pemberian dan pengukuran contoh Sebaran pengetahuan sarapan sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Sebaran sikap sarapan sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Sebaran praktek pemberian sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat
4 6 7 16 19 24
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Analisis uji Normalitas Kolgomorov-Smirnov Analisis uji Paired T-Test pengetahuan sarapan Analisis uji Paired T-Test sikap sarapan Analisis uji Paired T-Test praktek sarapan Analisis uji ANOVA pengetahuan, sikap dan praktek Analisis uji Wilcoxon pengetahuan, sikap dan praktek
30 30 31 31 32 33
viii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Siswa sekolah dasar (SD) merupakan SDM yang kelak akan meneruskan pembangunan di Indonesia. Sebagai generasi penerus tentunya harus selalu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitasnya dari segi kesehatan maupun tingkat kecerdasannya (Winarno 2004). Untuk mewujudkan bangsa yang besar, keadaan gizi anak perlu diperhatikan (Aditianti 2010). Keadaan gizi anak-anak dan remaja mempengaruhi perkembangan masalah kesehatan tertentu di kemudian hari. Pola konsumsi makanan pada anak telah menjadi hal yang mendapat perhatian khusus karena pola makan pada awal kehidupan cenderung akan menetap hingga masa dewasa (Soedibyo dan Gunawan 2009). Suhardjo (1989) menyatakan bahwa secara kuantitas dan kualitas bila hanya satu atau dua kali waktu makan setiap hari, mungkin sekali tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku tidak sarapan atau konsumsi sarapan yang tidak memadai dapat menjadi faktor yang berpengaruh pada ketidakcukupan gizi. Hal ini disebabkan karena kekurangan zat gizi pada waktu sarapan jarang dapat dipenuhi oleh konsumsi makanan di waktu lain (Soedibyo dan Gunawan 2009). Menurut Hidayat (2009), manfaat utama sarapan adalah memasok energi awal untuk segala aktivitas fisik sepanjang hari. Selain itu, sarapan meningkatkan daya ingat jangka pendek dan menjaga kestabilan berat badan. Anak-anak yang tidak sarapan dapat mengalami penurunan daya ingat, penurunan perhatian dan mengurangi kinerja saat mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi sarapan yang memadai. Oleh karena itu, mengonsumsi sarapan yang sehat dapat meningkatkan fungsi kognitif dan hasil belajar (Mahoney et al. 2005). Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sarapan mempunyai sikap dan prestasi belajar yang lebih baik daripada yang tidak sarapan (Almatsier et al. 2011). Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola makan yang tidak teratur telah dikaitkan dengan kejadian obesitas dan melewatkan sarapan sering dikaitkan dengan makan berlebihan pada waktu lain (Anuar et al. 2011). Hasil penelitian lain menunjukkan anak-anak yang tidak pernah sarapan memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan mereka yang makan sarapan hampir setiap hari. Setelah 1 tahun, anak dengan berat badan yang normal yang tidak pernah sarapan mengalami peningkatan berat badan relatif lebih besar dibandingkan dengan rekan-rekan yang sarapan hampir setiap hari (Giovannini et al. 2008). Meskipun banyak penelitian dalam kurun waktu lebih dari lima puluh tahun telah menunjukkan berbagai manfaat sarapan, namun studi observasional di banyak tempat menemukan adanya kecenderungan perilaku tidak sarapan di kalangan anak dan remaja (Rampersaud et al. 2005). Menurut penelitian Soedibyo dan Gunawan (2009) sebanyak 20% anak usia sekolah dasar mempunyai kebiasaan tidak sarapan. Hasil penelitian di Amerika juga menunjukkan 22% anak sekolah tidak sarapan sebelum berangkat sekolah (Mahoney et al. 2005). Banyak
2
anak yang tidak mau sarapan dengan berbagai alasan, antara lain tidak sempat, buru-buru, belum lapar, dan tidak suka makanan yang disediakan (Almatsier et al. 2011). Partisipasi orang tua telah banyak diketahui sebagai faktor kunci untuk memperpanjang waktu makan dan meningkatkan asupan energi anak. Orang tua memiliki pengaruh penting sebagai penentu pada sarapan anak-anak. Dengan demikian, membiasakan orang tua untuk sarapan sesering mungkin dan bersamasama bisa menjadi langkah agar anak-anak mereka terbiasa sarapan juga. Sehingga pendidikan gizi sangat diperlukan untuk memperoleh kebiasaan gizi yang baik pada orang tua dan anak. (Sabbag dan Surucuoglu 2012). Sikap dan pengetahuan gizi ibu dibutuhkan untuk memperbaiki pola makan anak agar kecukupan gizi anak terpenuhi, dan dengan cara ini mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengetahuan gizi ibu yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi gizi keluarga (Suhardjo 1989). Menurut Sadiman et al. (2009) dalam Kuhu (2011) media merupakan salah satu komponen penting yang berfungsi membantu dalam menyampaikan pesan dari penyuluh kepada sasaran. Penggunaan media pendidikan memiliki banyak manfaat, antara lain memudahkan penyampaian pesan, dapat menjangkau sasaran lebih banyak, efisiensi waktu dan dapat meminimalkan kesalahpahaman penerima pesan. Sampai saat ini belum banyak data atau laporan mengenai pengaruh media pendidikan gizi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam sarapan anak. “Gerakan Sarapan Sehat Melalui Kampanye Terintegrasi Antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat” merupakan salah satu pendidikan gizi untuk meningkatkan dan memperbaiki kebiasaan sarapan anak. Penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat pengaruh dari beberapa media pendidikan gizi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam sarapan anak sekolah dasar. Intervensi kampanye sarapan sehat pada ibu ini menggunakan tiga jenis media pendidikan gizi yakni slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dan leaflet. Meskipun banyak penelitian yang menjelaskan tentang manfaat menggunakan media pendidikan gizi, hanya beberapa studi yang telah membandingkan efektifitas media pendidikan gizi dalam desain eksperimental.
Tujuan Tujuan Umum Menganalisis perbedaan penggunaan media pendidikan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam sarapan anak sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini meliputi : 1. Menganalisis pengaruh media pendidikan terhadap perubahan pengetahuan ibu. 2. Menganalisis pengaruh media pendidikan terhadap perubahan sikap ibu. 3. Menganalisis pengaruh media pendidikan terhadap perubahan praktek ibu.
3
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh beberapa media pendidikan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam sarapan anak. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu mengubah kebiasaan sarapan anak dan dan orang tua menjadi lebih baik.
Kerangka Pemikiran Ibu-ibu adalah sasaran utama pendidikan gizi keluarga (Rahfiludin et al. 2004). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soedibyo dan Gunawan (2009) peran orangtua terutama para ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan sarapan anak. Anak usia sekolah dasar memerlukan bimbingan orang tua dalam membentuk kebiasaan mereka. Sarapan pada anak usia ini memerlukan seseorang yang lebih dewasa untuk menyiapkannya dan yang melakukan adalah ibu. Pembuat keputusan untuk sarapan serta membuat pilihan makanan pada sebagian besar anak-anak baik selama seminggu dan pada akhir pekan biasanya adalah ibu (Sabbag dan Surucuoglu 2012). Menurut Notoatmodjo (2003) ibu harus dibekali dengan informasi yang memadai, yang akan meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan gizi. Pendidikan gizi pada ibu dapat dilakukan dengan cara pengajaran perorangan maupun kelompok. Tujuan pendidikan gizi adalah untuk mengubah perbuatan orang yang keliru yang dapat mengakibatkan bahaya gizi kurang (Rahfiludin et al. 2004). Salah satu komponen pendidikan gizi adalah media (Maulana 2009). Media merupakan salah satu komponen penting yang berfungsi membantu dalam menyampaikan pesan dari penyuluh kepada sasaran. Agar informasi dapat diterima sesuai dengan keinginan dari penyuluh, maka media yang digunakan harus dibuat dengan memperhatikan isi, cara penggunaan serta sasarannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan menurut Sandercock et al. (2010) diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi dan status gizi merupakan suatu komponen penting pada karakteristik ibu. Dalam penelitian ini tidak terdapat kelengkapan data karakteristik ibu sehingga karakteristik ibu tidak dapat diidentifikasi. Karakteristik ibu penting untuk diketahui agar dapat mengeneralisir contoh penelitian dan dapat mempengaruhi temuan dari penelitian ini. Penelitian ini melakukan pengukuran pada awal pengetahuan, sikap dan praktek ibu untuk memastikan bahwa contoh memiliki pengetahuan, sikap dan praktek pemberian sarapan yang sama. Intervensi gizi pada ibu dilakukan melalui “Gerakan Sarapan Sehat Melalui Kampanye Terintegrasi Antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat”. Terdapat tiga jenis media yang digunakan pada intervensi kampanye sarapan sehat yaitu slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dan leaflet. Pendidikan gizi dengan menggunakan ketiga media tersebut diharapkan dapat meningkatan dan memperbaiki kebiasaan sarapan anak sekolah dasar pada sepuluh desa di Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh media pendidikan
4
terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktek ibu. Selain itu diteliti pula perbedaan efektifitas dari ketiga jenis media intervensi kampanye sarapan sehat ini dalam meningkatkan skor pengetahuan, sikap dan praktek ibu. Kerangka pemikiran penelitian ini secara lengkap digambarkan dalam gambar 1. Pengetahuan sarapan
Karakteristik ibu : Tingkat pendidikan Pekerjaan Sosial ekonomi Status gizi
Sikap sarapan Praktek sarapan
Kampanye Sarapan Sehat : Slide power point Flip chart Slide power point dan leaflet
Kebiasaan Sarapan Anak Frekuensi Sarapan Anak Menu Sarapan Anak
Kecukupan Gizi Sarapan
Kecukupan Gizi Sehari
Keterangan : Variabel diteliti : Variabel tidak diteliti : Pengaruh diteliti : Pengaruh tidak diteliti : Gambar 1 Skema kerangka pemirikiran penelitian
5
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive, terdapat 10 desa lingkar Kampus IPB (Institut Pertanian Bogor) Dramaga yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Desa-desa tersebut meliputi Cibanteng, Ciampea, Situgede, Ciherang, Cikarawang, Babakan, Balumbang Jaya, Cihideung Udik, Margajaya dan Sinarsari. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data. Tahap pengambilan data dilakukan pada bulan November-Desember 2012 dan tahap pengolahan data dilakukan pada bulan Maret–Juni 2013. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah adanya kerjasama dan komitmen IPB yang telah terbentuk dalam pengembangan wilayah sekitar Kampus IPB Dramaga sejak tahun 2008. Kegiatan yang sudah dilakukan IPB diantaranya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan lingkungan, pertanian, industri kecil (UKM), pendidikan, sosial dan lainnya. Kegiatan “Jumling” (Jumat Keliling) pimpinan IPB dilakukan dengan mengunjungi desa lingkar kampus untuk membantu menyelesaikan permasalahan di desa setempat. Tempat yang digunakan untuk pendampingan atau penyuluhan sarapan sehat untuk anak-anak SD maupun ibu-ibu dilakukan di TPA di desa masing-masing. (Ekayanti et al. 2012).
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dari anak yang bersedia menerima intervensi kampanye sarapan sehat di Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Cara penarikan contoh menggunakan metode purposive sampling. Contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu dari anak sekolah dasar yang memiliki kelengkapan data. Jumlah ibu yang berpartisipasi dalam penelitian dan intervensi adalah 300 orang ibu yang tersebar masing-masing 30 orang ibu pada 10 desa. Jumlah ini kemudian berkurang pada tahap cleaning data. Terdapat satu desa yaitu Desa Cikarawang yang tidak diikutsertakan dalam tahap pengolahan data. Hal ini disebabkan oleh ketidaklengkapan informasi dan terdapat data yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ibu dari anak sekolah dasar kelas 1-6 yang memiliki kelengkapan data. (Gambar 2). Setelah tahap cleaning selesai, terdapat 225 ibu dari 9 desa yang diikutsertakan dalam tahap selanjutnya. Contoh tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis media pendidikan yang digunakan oleh setiap desa. Terdapat 165 contoh yang memperoleh intervensi kampanye sarapan sehat menggunakan media slide power point, 30 contoh yang memperoleh intervensi menggunakan media flip chart dan 30 contoh yang memperoleh intervensi menggunakan kombinasi slide power point dan leaflet (Gambar 2).
6
Ibu dari anak SD pada 10 Desa Lingkar Kampus IPB
Bersedia diberi intervensi (pengolahan data)
300 orang ibu dari 10 desa Cleaning data Selain anak SD : 6 TK dan 7 SMP Data tidak lengkap : Desa Cikarawang (30 orang)
Cleaning data Tidak ada data perilaku ibu : 15 orang Tidak ada data konsumsi anak : 17 orang
225 contoh dari 9 desa
Slide power point: 165 contoh dari 7 desa
Flip chart : 30 contoh dari 1 desa
Slide power point dan leaflet: 30 contoh dari 1 desa
Gambar 2 Skema penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder dalam bentuk electronic file berupa entry data dan data pada kuesioner yang diperoleh dari “Gerakan Sarapan Sehat Melalui Kampanye Terintegrasi Antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat”. Data yang diperoleh dari intervensi tersebut meliputi karakteristik anak, kebiasaan sarapan anak, pengetahuan anak, sikap anak, pengetahuan ibu, sikap ibu, dan praktek ibu. Penelitian ini menggunakan data pengetahuan sarapan ibu, sikap sarapan ibu, dan asupan energi dan zat gizi sarapan anak. Data terdiri dari data baseline dan endline, yaitu data sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Data baseline dan endline tersebut dikumpulkan oleh enumerator yang terdiri dari Gizi Masyarakat Angkatan 46 Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik. Data pengetahuan dan sikap ibu dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner pretest dan post test. Data praktek ibu diperoleh dengan cara menilai menu sarapan yang disiapkan oleh ibu serta kecukupan gizi anak sebelum dan setelah intervensi. Data kebiasaan konsumsi sarapan anak diperoleh dengan menggunakan kuesioner food recall selama 2 hari berdasarkan pangan sarapan yang dikonsumsi pagi hari saat dan sebelum wawancara dilakukan pada anak.
7
Teknik Intervensi Pendidikan Sarapan Sehat Enumerator pada setiap desa mengundang anak dan ibunya untuk berkumpul di satu tempat. Terdapat tiga jenis media pendidikan berbeda yang diberikan pada ibu. Ketiga jenis media intervensi tersebut adalah slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dengan leaflet. Tujuan dari penggunaan media intervensi tersebut adalah agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik (Gambar 3). Sebelum intervensi, ibu yang hadir diberikan pretest untuk mengukur sejauh mana pengetahuan, sikap dan praktek ibu tentang sarapan yang baik bagi anak. Tahap intervensi dilakukan dengan menggunakan materi yang telah disiapkan dalam “Gerakan Sarapan Sehat Melalui Kampanye Terintegrasi Antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat”. Rangkaian kegiatan pada acara pendampingan ibu selengkapnya adalah: 1) pre test pengetahuan dan sikap tentang sarapan sehat; 2) pemberian materi dengan metode ceramah interaktif; 3) pemantapan materi yang dilakukan melalui diskusi atau tanya jawab dan konsultasi individu; dan 4) post test, untuk mengevaluasi dampak dari penyuluhan yang diberikan (Ekayanti et al. 2012). 300 ibu dari anak sekolah dasar kelas 16 SD pada Desa Lingkar Kampus IPB
Pretest : Pengetahuan, sikap dan praktek sarapan
Intervensi : slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dan leaflet
Post test : Pengetahuan,sikap dan praktek sarapan
Gambar 3 Tahap pemberian intervensi dan pengukuran contoh Desa-desa yang memperoleh intervensi dengan cara penyuluhan menggunakan media slide power point adalah Desa Balumbang Jaya, Babakan, Situgede, Margaya, Cihideung Udik, Cibanteng dan Ciampea. Penyuluhan tersebut dimulai dengan memberikan lembar pretest kepada ibu. Penyampaian materi oleh enumerator dilakukan setelah ibu selesai mengisi pretest. Setelah itu dilakukan sesi diskusi interaktif dengan memberikan kesempatan bagi ibu yang bertanya. Penyuluhan diakhiri dengan memberikan post test kepada ibu untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan praktek sarapan ibu. Desa yang memperoleh intervensi dengan cara penyuluhan menggunakan media flip chart atau lembar balik adalah Desa Ciherang. Penyuluhan ini dimulai dengan meminta ibu untuk mengisi pretest. Flip chart digunakan sebagai pengganti media slide power point, sehingga seluruh materi disajikan di dalam flip
8
chart. Sesi diskusi dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi ibu yang ingin bertanya. Selanjutnya, penyuluhan diakhiri dengan meminta ibu untuk mengisi post test. Desa yang memperoleh intervensi dengan cara penyuluhan menggunakan kombinasi media slide power point dan leaflet adalah Desa Sinarsari. Secara keseluruhan intervensi ini hampir sama dengan penyuluhan menggunakan slide power point. Pretest dilakukan sebelum penyuluhan. Setelah itu dilakukan penyampaian materi oleh enumerator, selain itu leaflet diberikan pada ibu untuk memperjelas penyampaian materi. Kemudian dilakukan sesi diskusi yang selanjutnya ditutup dengan post test. Leaflet yang telah diberikan dapat dibawa pulang agar ibu dapat membacanya kembali di rumah.
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diperiksa terlebih dahulu agar sesuai dengan tujuan penelitian. Data kemudian diolah dengan menggunakan beberapa tahapan yang dimulai dengan verifikasi, entry, coding, cleaning, dan selanjutnya dianalisis. Verifikasi dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi yang diperoleh. Selanjutnya dilakukan entry data yaitu memasukkan data kuesioner yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sebagai data dasar. Coding yaitu penyusunan kode untuk memudahkan proses analisis data. Cleaning dilakukan untuk mengecek kelengkapan informasi yang diperoleh. Data yang tidak lengkap tidak digunakan dalam analisis data. Pengetahuan sarapan pada ibu didapatkan dengan mengisi kuesioner yang terdiri dari 7 pertanyaan terbuka. Pertanyaan pertama berisi pengetahuan ibu tentang sarapan. Skor jawaban ibu pada pertanyaan pertama diberi skor 3 jika jawaban dari pertanyaan pertama dijawab benar dan disertai alasan yang benar, skor 2 diberikan jika jawaban benar namun tidak disertai alasan atau alasan yang diberikan salah, skor 1 diberikan jika jawaban salah namun alasan yang diberikan benar, dan skor nol (0) diberikan bila jawaban salah atau tidak menjawab pertanyaan. Pada pertanyaan kedua, membahas tentang waktu sarapan yang baik. Skor 1 diberikan jika ibu menjawab antara pukul 06.00-09.00 WIB, dan skor 0 diberikan jika ibu menjawab selain pukul 06.00-09.00 WIB. Pertanyaan ketiga membahas tentang menu sarapan yang baik bagi anak. Skor 3 diberikan jika menu sarapan yang diberikan terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau lauk nabati, sayur atau buah, skor 2 diberikan jika menu sarapan yang diberikan ibu terdiri dari makanan pokok dan lauk hewani atau lauk nabati, skor 1 diberikan jika menu sarapan yang diberikan ibu terdiri dari makanan pokok atau lauk hewani atau lauk nabati saja, dan skor 0 diberikan jika ibu tidak memberikan sarapan kepada anak. Pertanyaan keempat membahas tentang manfaat sarapan sebelum berangkat sekolah. Skor 3 diberikan jika ibu menjawab untuk meningkatkan konsentrasi anak, meningkatkan daya ingat anak, meningkatkan prestasi anak dan sebagai asupan energi awal bagi anak. Skor 2 diberikan jika ibu menjawab agar anak tidak masuk angin, tidak sakit perut, tidak lapar dan tidak lemas. Skor 1 diberikan jika ibu menjawab agar anak tidak mual, menambah semangat anak, dan agar anak
9
tidak jajan di sekolah. Skor 0 diberikan jika jawaban ibu salah atau tidak menjawab. Pertanyaan kelima membahas tentang apa yang terjadi jika anak tidak sarapan. Skor 3 diberikan jika ibu menjawab anak tidak konsentrasi belajar, menurunkan daya ingat dan menurunkan prestasi anak. Skor 2 diberikan jika ibu menjawab agar anak masuk angin, sakit perut, lapar dan lemas. Skor 1 diberikan jika ibu menjawab agar anak mual, anak tidak semangat belajar, dan anak banyak jajan di sekolah. Skor 0 diberikan jika jawaban ibu salah atau tidak menjawab. Pertanyaan keenam membahas tentang hal alternatif yang dilakukan ibu jika anak tidak sempat sarapan dirumah. Skor 2 diberikan jika ibu menjawab memberikan bekal kepada anak, skor 1 diberikan jika ibu memberikan uang jajan atau susu kepada anak dan skor 0 diberikan jika ibu menjawab tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan ketujuh tentang menu bekal sehat yang baik untuk anak. Skor 3 diberikan jika menu bekal yang diberikan terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau lauk nabati, sayur atau buah, skor 2 diberikan jika menu bekal yang diberikan ibu terdiri dari makanan pokok dan lauk hewani atau lauk nabati, skor 1 diberikan jika menu bekal yang diberikan ibu terdiri dari makanan pokok atau lauk hewani atau lauk nabati saja, dan skor 0 diberikan jika ibu tidak memberikan bekal kepada anak. Pengetahuan sarapan dihitung dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan. Skor maksimum pengetahuan ibu sebesar 18 poin dan skor minimum sebesar 0. Skor yang diperoleh ibu kemudian dibandingkan dengan skor maksimum sehingga diperoleh skor maksimum 100 dan skor minimum 0. Skor pengetahuan sarapan ibu kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori yang ditetapkan oleh Khomsan (2000), yaitu baik jika skor pengetahuan sarapan ibu lebih dari 80% (>80%), sedang jika skor pengetahuan sarapan ibu 60%-80%, dan kurang jika skor pengetahuan sarapan kurang dari 60% (<60%) (Tabel 1).
Tabel 1 Jenis variabel yang diolah Cara perhitungan
Contoh perhitungan
No
Variabel
1
Pengetahuan sarapan
10/18x100 = 55.5
2
Sikap sarapan
5/9x100 = 55.5
3
Praktek sarapan
3/6x100 = 50.0
Skor
Kategori
(<60) (60 - 80) (>80) (<60) (60 - 80) (>80) (<60) (60 - 80) (>80)
Kurang Sedang Baik Negatif Netral Positif Kurang Sedang Baik
Sikap sarapan ibu diukur dari kemampuan ibu memilih jawaban dari kuesioner yang tersedia. Pertanyaan tentang sikap sarapan ibu terdiri dari 9 pertanyaan yang diukur dengan menggunakan 2 skala, yaitu setuju dan tidak setuju. Ibu diberikan skor 1 jika jawaban “setuju” dan 0 jika jawaban “tidak setuju”. Skor maksimum sikap sarapan adalah 9 dan skor minimum adalah 0. Skor yang diperoleh ibu kemudian dibandingkan dengan skor maksimum sehingga
10
diperoleh skor maksimum 100 dan skor minimum 0. Skor sikap sarapan ibu kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori yang ditetapkan oleh Khomsan (2000), yaitu baik jika skor sikap sarapan ibu lebih dari 80% (>80%), sedang jika skor sikap sarapan ibu 60%-80%, dan kurang jika skor sikap sarapan ibu kurang dari 60% (<60%) (Tabel 1). Penilaian praktek ibu dalam sarapan anak dinilai dari menu yang disajikan oleh ibu dan kecukupan energi sarapan anak. Penilaian skor menu sarapan dikelompokkan menjadi 4 kategori. Skor 0 diberikan jika anak tidak sarapan. Skor 1 diberikan jika menu sarapan yang dikonsumsi anak hanya terdiri dari karbohidrat saja. Skor 2 diberikan jika menu sarapan yang dikonsumsi anak terdiri dari karbohidrat dan sayur. Skor 3 diberikan jika menu sarapan yang dikonsumsi anak terdiri dari minimal karbohidrat dan protein. Penilaian kecukupan energi sarapan anak dimulai dengan pengukuran konsumsi pangan. Banyaknya setiap jenis pangan diketahui dengan mengonversi URT kedalam satuan berat (gram). Kemudian dilakukan perhitungan total kandungan energi dan zat gizi berdasarkan kandungan zat gizi pangan tersebut menggunakan Daftar Kandungan Bahan Makanan (DKBM). Adapun rumus umum perhitungan kandungan zat gizi tersebut adalah sebagai berikut: Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDij/100)} Keterangan : Kgij : Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j yang dikonsumsi (gr) Bj : Berat bahan makanan j yang dikonsumsi (gr) Gij : Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj : Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (%BDD) Berdasarkan hasil total kandungan energi dan zat gizi tersebut dapat dihitung tingkat kecukupan energi dan zat gizi sarapan, yaitu dengan cara membandingkan jumlah energi dan zat gizi sarapan dengan kecukupan gizi aktual yang kemudian dinyatakan dalam persen. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kecukupan energi dan zat gizi sarapan adalah sebagai berikut : KoGi = Ki/Akci x 100% Keterangan : KoGi : Kecukupan zat gizi i Ki : Konsumsi zat gizi i ketika sarapan AKci : Pngka kecukupan gizi i Kecukupan gizi sarapan anak yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi 4 kategori. Skor 3 diberikan jika asupan energi sarapan anak memenuhi 15-25% AKG, skor 2 diberikan jika asupan energi sarapan anak memenuhi > 25% AKG, skor 1 diberikan jika asupan energi sarapan anak memenuhi <15% AKG dan skor 0 diberikan jika anak berangkat sekolah tanpa sarapan. Skor maksimum praktek ibu adalah 6 dan skor minimum adalah 0. Skor yang diperoleh ibu kemudian dibandingkan dengan skor maksimum sehingga diperoleh skor maksimum 100 dan skor minimum 0. Skor praktek ibu kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori yang ditetapkan oleh Menurut Khomsan (2000), yaitu baik jika skor praktek ibu lebih dari 80% (>80%), sedang jika skor praktek ibu 60%-80%, dan kurang jika skor praktek ibu kurang dari 60% (<60%) (Tabel 1). Setelah selesai diolah, data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Microsoft Excell 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Statistik deskriptif yang
11
dilakukan meliputi distribusi frekuensi, mean dan standar deviasi. Statistik inferensia yang dilakukan meliputi Uji normalitas kolmogorov-smirnov, Uji paired sample t-test, Uji one-way ANOVA dengan Uji post hoc tukey, dan Uji wilcoxon. Tahap analisis data diawali dengan melakukan Uji normalitas Kolmogorov-smirnov pada skor pengetahuan, sikap, praktek ibu dan asupan energi dan zat gizi sarapan anak. Data dikatakan normal jika diperoleh nilai (p>0.05). Setelah dilakukan Uji normalitas kolmogorov-smirnov, diketahui bahwa skor pengetahuan, sikap dan praktek ibu tidak normal (p<0.05). Sementara itu, asupan energi dan zat gizi sarapan yang diperoleh adalah normal. Skor yang tidak normal tersebut kemudian ditransformasi terlebih dahulu dengan menggunakan fungsi matematika logritma natural (ln). Selanjutnya, skor yang telah dinormalkan dapat dianalisis menggunakan Uji paired sample t-test dan Uji one-way ANOVA. Uji paired sample t-test digunakan untuk menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek ibu sebelum dan setelah intervensi (p<0.05). Uji one-way ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan skor pengetahuan, sikap, dan praktek ibu sebelum dan setelah intervensi terhadap ketiga jenis media intervensi yang digunakan (p<0.05). Jika hasil Uji one-way ANOVA menunjukkan berbeda signifikan (p<0.05), selanjutnya dilakukan Uji post hoc tukey untuk melihat jenis media intervensi yang paling berbeda. Setelah diolah, skor pengetahuan, sikap dan praktek tersebut ditransformasi kembali dengan menggunakan fungsi matematika anti logaritma natural (anti ln). Skor yang ditampilkan pada tabel adalah skor yang sudah ditransformasi kembali dengan menggunakan fungsi matematika anti logaritma natural (anti ln). Sementara itu, skor yang ditampilkan pada lampiran adalah skor yang masih dalam bentuk logaritma natural (ln). Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis perbedaan proporsi pengetahuan, sikap dan praktek ibu sebelum dan setelah intervensi (p<0.05). Pada Uji wilcoxon, skor yang digunakan adalah proporsi pengetahuan, sikap dan praktek aktual yang sudah dikategori.
Definisi Operasional Contoh adalah ibu dari anak sekolah dasar berusia 7-12 tahun yang bersedia menerima intervensi dan menjadi contoh penelitian serta memiliki kelengkapan data. Sarapan adalah kegiatan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang dan memenuhi 15%-25% dari kebutuhan energi total dalam sehari yang dilakukan pada pagi hari oleh anak untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam menjalankan aktifitas sampai menjelang siang. Kampanye sarapan adalah gerakan yang berupaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kebiasaan sarapan anak melalui pendidikan gizi terhadap masyarakat yang dilakukan secara terintegrasi dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat, salah satunya yaitu ibu. Menu sarapan sehat adalah susunan komposisi pangan yang dikonsumsi anak pada waktu sarapan yang terdiri dari tiga kategori yaitu karbohidrat; karbohidrat dan sayur; karbohidrat dan protein (dan sayur).
12
Asupan energi dan zat gizi sarapan adalah jumlah konsumsi energi dan zat gizi sarapan anak dalam sehari. Kecukupan energi dan zat gizi sarapan adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi dan zat gizi sarapan dengan kecukupan gizi sehari anak yang dinyatakan dalam bentuk persen. Pengetahuan sarapan adalah adalah tingkat pemahaman ibu terhadap materi sarapan sehat, yang diukur dari skor jawaban terhadap tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan sarapan. Sikap sarapan adalah tingkat penerimaan atau persetujuan ibu terhadap materi, yang diukur dari skor jawaban terhadap sembilan pertanyaan yang berhubungan dengan sarapan. Praktek sarapan adalah tindakan pemberian sarapan oleh ibu yang diukur melalui skor jawaban dari menu sarapan dan tingkat kecukupan gizi sarapan anak.
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kampanye Sarapan Sehat Pendidikan gizi diartikan sebagai proses belajar dalam bidang gizi sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan prilaku dalam bidang gizi yang lebih baik (Notoatmodjo 2003). Pendidikan gizi merupakan suatu unsur yang terkait dalam meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang. Dalam pendidikan gizi terdapat intervensi yang diberikan. Pendidikan gizi selain dimaksudkan untuk menginformasikan ide baru juga dirancang untuk mengubah prilaku masyarakat (Khomsan 2000). “Gerakan Sarapan Sehat Melalui Kampanye Terintegrasi Antara Ibu, Anak, Guru, dan Masyarakat” merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan gerakan sarapan sehat melalui kampanye peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terintegrasi antara ibu-ibu, guru, anak dan masyarakat. Kampanye sarapan sehat ini terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu : 1) Pendampingan/penyuluhan sarapan sehat untuk anak SD; 2) Pendampingan/penyuluhan untuk ibu anak SD; 3) Seminar popular sarapan sehat, lomba menu sarapan sehat, lomba cerita anak tentang sarapan sehat. Pendampingan atau penyuluhan sarapan sehat pada anak dilakukan sebanyak dua kali dengan jeda waktu selama satu minggu untuk membentuk pengetahuan dan sikap yang lebih baik pada anak. Kegiatan ini dilakukan di TPA di sepuluh desa sasaran pada tanggal 19 November sampai 2 Desember 2012. Penyuluhan ini dilakukan dengan empat jenis media pendidikan yang berbeda yaitu power point, wayang-wayangan, kartu bergambar, dan drama. Kemudian dilakukan lomba bercerita pada anak-anak agar anak-anak semakin antusias terhadap intervensi tersebut dan agar kebiasaan sarapan tersebut dapat terbentuk dengan baik. Pendampingan atau penyuluhan untuk ibu dari anak SD dilakukan di tempat pengajian atau arisan, mulai tanggal 19 November sampai 2 Desember 2012. Metode penyampaian materi yang dipilih adalah ceramah interaktif dengan menggunakan tiga jenis media intervensi berbeda. Ketiga jenis media intervensi tersebut adalah slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dan leaflet. Materi penyuluhan seluruh desa menggunakan materi yang sudah disiapkan dalam kegiatan kampanye tersebut. Pemantapan materi juga dilakukan melalui diskusi dan konsultasi gizi seputar sarapan pagi secara personal pada ibu. Rangkaian kegiatan pada acara pendampingan ibu selengkapnya adalah: 1) pretest pengetahuan dan sikap tentang sarapan sehat; 2) pemberian materi dengan metode ceramah interaktif; 3) pemantapan materi yang dilakukan melalui diskusi atau tanya jawab dan konsultasi individu; dan 4) post test, untuk mengevaluasi dampak dari penyuluhan yang diberikan (Ekayanti et al. 2012). Puncak kegiatan “Kampanye Sarapan Sehat Terintegrasi 2012” dilakukan di tiga tempat yang berbeda di lingkungan Kampus IPB Darmaga IPB pada hari Minggu, 16 Desember 2012. Acara puncak ini terdiri dari enam sub kegiatan, yaitu: 1) Senam pagi bersama; 2) Lomba membuat menu sarapan sehat untuk ibu; 3) Lomba cerita anak tentang sarapan sehat; 4) Seminar populer sarapan sehat
14
dengan tema “Sarapan Bergizi Mewujudkan Anak Sehat, Cerdas, dan Berprestasi”; 5) Pemilihan duta sarapan anak dan duta sarapan ibu; dan 6) Lomba SMS pantun tentang sarapan sehat (Ekayanti et al. 2012).
Pengetahuan Sarapan Ibu-ibu berperan mengatur makanan dalam keluarga, oleh karena itu ibu-ibu adalah sasaran utama pendidikan gizi keluarga. Pendidikan gizi khususnya untuk meningkatkan pengetahuan para ibu bertujuan mengubah perbuatan keliru yang mengakibatkan bahaya gizi kurang (Siregar 2004). Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah atau buruk (Suharjo 1989). Menurut Khomsan et al. (2009), pengetahuan gizi merupakan prasyarat penting untuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku gizi. Pengetahuan gizi yang baik akan mendorong ibu untuk mempraktekkan pemberian makan yang baik bagi anak-anaknya. Praktek yang didasari pengetahuan akan bertahan lama, oleh sebab itu penting bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan gizi dari berbagai sumber seperti sekolah, media cetak, maupun media elektronik. Pengetahuan awal adalah prediktor pengetahuan yang baik. Pengetahuan awal seseorang sebelum menerima intervensi menentukan seberapa tinggi kenaikan skor pengetahuan setelah intervensi (Ley dan Spelman 1976 dalam Oshagh et al. 2011). Skor pengetahuan ibu sebelum intervensi tidak berbeda signifikan antara ketiga jenis intervensi (p>0.05). Artinya, seluruh ibu sebelum memperoleh intervensi memiliki pengetahuan awal tentang sarapan yang sama (Tabel 2).
Tabel 2 Rata-rata skor pengetahuan sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Pengetahuan sarapan Sebelum Setelah Delta skor
Slide power point n = 165 58.56 ± 1.31 61.56 ± 1.28*a 3.00
Rata-rata ± SD Slide power point dan Flip chart Leaflet n = 30 n = 30 70.11 ± 2.61 57.40 ± 1.25 72.97 ± 2.51*a 62.18 ± 1.21*b 2.86 4.78
Total n = 225 61.77 ±13.72 64.53 ±13.15* 2.76
Keterangan : *peubah yang diikuti oleh simbol pada kolom yang sama, menunjukkan hasil uji sebelum dan setelah intervensi berbeda signifikan (p<0.05), a,b peubah yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda antara perlakuan (p<0.05).
Secara umum, skor pengetahuan ibu dari seluruh kelompok meningkat setelah memperoleh intervensi. Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan kombinasi media slide power point dan leaflet sebesar 4.78 poin. Rata-rata skor pengetahuan sarapan ibu sebelum intervensi 57.40±1.25 setelah memperoleh intervensi menggunakan kombinasi media slide power point dan leaflet meningkat menjadi 62.18±1.21. Hasil uji statistik menggunakan paired t-
15
test menunjukkan bahwa antara skor pengetahuan sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi meningkat signifikan (p<0.05). Pemberian intervensi kampanye sarapan sehat mampu meningkatkan skor pengetahuan sarapan setelah intervensi (Tabel 2). Hasil uji ANOVA setelah intervensi menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan sarapan ibu menggunakan tiga jenis media intervensi (p<0.05). Ketiga media intervensi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan pengetahuan sarapan ibu. Uji lanjut menggunakan post hoc tukey setelah intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada media slide power point, flip chart terhadap kombinasi slide power point dan leaflet. Intervensi kampanye sarapan sehat menggunakan ketiga jenis media pendidikan yang berbeda mampu meningkatkan pengetahuan sarapan ibu, namun intervensi menggunakan media kombinasi slide power point dan leaflet meningkatkan skor pengetahuan sarapan ibu paling tinggi (Tabel 2). Pada penelitian ini, penyuluhan menggunakan kombinasi slide power point dan leaflet dinilai paling efektif meningkatkan pengetahuan sarapan ibu. Hal ini disebabkan metode intervensi ini menggunakan banyak media yang mendukung penyampaian materi penyuluhan. Selain materi yang disajikan pada slide power point, materi juga disajikan dalam leaflet sehingga memudahkan ibu untuk lebih memahami materi. Pemahaman yang baik pada materi penyuluhan ini berdampak pada peningkatan pengetahuan sarapan ibu yang lebih baik setelah intervensi. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Jayanti (2011) yang memberikan penyuluhan dengan menggunakan media slide power point dan leaflet dilakukan selama 2 minggu. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pengetahuan ibu balita pretest dan posttest dengan media leaflet yaitu dari 16.08 menjadi 33.12. Nasution (2010) juga menunjukkan bahwa media promosi kesehatan leaflet efektif untuk menaikkan skor pengetahuan dan skor sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif dengan nilai p<0.001. Oshgah et al. (2009) membandingkan antara kelompok responden yang mendapatkan intervensi dengan leaflet dengan kontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan menggunakan leaflet ini efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan orang tua. Pengetahuan awal kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok leaflet, tetapi pada post-test kelompok leaflet memiliki skor pengetahuan yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Vijayapushpam et al. (2008) membandingkan kelompok eksperimen yang diberi dua intervensi pendidikan gizi menggunakan slide power point, grafik dan folder sebagai intervensi 1 dan intervensi 2 menggunakan compact disk sementara tidak ada intervensi diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil baseline menunjukkan tingkat rata-rata pengetahuan gizi tidak berbeda signifikan antara kontrol dan kelompok eksperimen sebelum memperoleh intevensi (p>0.05). Pasca intervensi analisis data dengan uji ANOVA menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan (p<0.001) pada tingkat pengetahuan kelompok eksperimen setelah intervensi 1 menggunakan folder, grafik dan slide power point. Beberapa penelitian tentang pendidikan gizi melaporkan bahwa berbagai metode pendidikan gizi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pengetahuan dan sikap gizi. Flip chart telah lama digunakan sebagai media intervensi dan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dengan baik. Namun
16
dalam penggunaannya perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya penyajian isi, banyaknya tulisan, sudut pandang peserta serta interaksi antara penyuluh dan peserta. Penggunaan flip chart yang baik dapat meningkatkan pegetahuan peserta dengan baik. Rata-rata skor pengetahuan sarapan ibu sebelum intervensi menggunakan media flip chart sebesar 70.11±2.61, setelah intervensi meningkat menjadi 72.97±2.51. Pada penelitian ini media flip chart meningkatkan skor pengetahuan sarapan ibu sebesar 2.86 poin (Tabel 2). Penelitian Hyden et al. (2012) di Amerika dengan contoh penelitian ibu rumah tangga tentang penyapihan anak menggunakan botol dengan menggunakan media intervensi menggunakan flip chart dan brochure. Hasilnya terdapat perbedaan signifikan pengetahuan ibu setelah intervensi menggunakan media flip chart dan brochure. Terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok perlakuan dan kontrol berbeda nyata (p<0.05). Rata-rata skor pengetahuan kelompok intervensi 2.17 sedangkan kelompok kontrol 0.47.
Gambar 4 Sebaran tingkat pengetahuan sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat
Skor pengetahuan sarapan ibu sebelum intervensi kampanye sarapan sehat sebagian besar tergolong dalam kategori sedang (53.3%). Setelah dilakukan intervensi kampanye sarapan sehat, skor pengetahuan dalam kategori sedang meningkat menjadi (57.8%) dan kategori baik (10.7%). Skor pengetahuan yang tergolong dalam kaetgori kurang menurun menjadi (31.6%) setelah intervensi kampanye sarapan sehat (Gambar 4). Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada pengetahuan sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Penelitian lain juga menjelaskan bahwa intervensi dapat meningkatkan pengetahuan contoh setelah diberi intervensi (p<0.05) (Vijayapushpam et al. 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Khomsan et al. (2009), pada ibu yang mendapatkan intervensi selama 5 bulan, jumlah ibu yang menjawab benar pada endline lebih banyak daripada baseline. Jadi, terdapat pengaruh positif intervensi penyuluhan gizi untuk setiap item pertanyaan pengetahuan gizi yang diajukan. Selain itu, data baseline menunjukkan sejumlah 60.8% ibu berpengetahuan gizi kurang, dan pada saat endline jumlah mereka yang berpengetahuan gizi kurang
17
turun menjadi 44.2%. Hal ini menunjukkan adanya dampak positif penyuluhan gizi yang dilakukan selama lima bulan.
Sikap Sarapan Sikap akan berguna bagi seseorang, sebab sikap akan mengarahkan perilaku secara langsung. Selain itu, sikap merupakan fungsi dari pengetahuan, pendapat, keyakinan, dan penilaian seseorang terhadap objek tertentu (Sears et al. 1985). Sikap belum merupakan suatu perbuatan, tetapi dari sikap seseorang dapat diperkirakan perbuatannya (Pranadji 1989). Sikap gizi merupakan kecenderungan seseorang untuk menyetujui atau tidak menyetujui terhadap suatu pernyataan (statement) yang diajukan terkait dengan pangan dan gizi (Khomsan et al. 2009). Skor sikap sarapan ibu sebelum intervensi kampanye sarapan sehat tidak berbeda signifikan antara ketiga jenis media pendidikan (p>0.05) (Tabel 3). Seluruh ibu sebelum memperoleh intervensi memiliki sikap sarapan yang sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu (Suhardjo 2003).
Tabel 3 Rata-rata skor sikap sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Rata-rata ± SD Sikap sarapan
Slide power point n = 165
Flip chart n = 30
Slide power point dan Leaflet n = 30
Total n = 225
Sebelum 85.63 ± 1.12 86.49 ± 1.11 90.02 ± 1.51 86.99 ± 9.11 Setelah 90.92 ± 1.01*a 90.92 ± 2.51*a 98.49 ± 1.75*b 91.98 ± 8.39* Delta skor 5.29 3.98 8.47 4.99 Keterangan : *peubah yang diikuti oleh simbol pada kolom yang sama, menunjukkan hasil uji a,b sebelum dan setelah intervensi berbeda signifikan (p<0.05), peubah yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda antara perlakuan (p<0.05).
Secara umum, skor sikap sarapan ibu dari seluruh kelompok meningkat setelah memperoleh intervensi kampanye sarapan sehat. Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan kombinasi media slide power point dan leaflet sebesar 8.47 poin. Rata-rata skor sikap sarapan ibu sebelum intervensi kampanye sarapan sehat 90.02±1.51 setelah memperoleh intervensi menggunakan media slide power point dan leaflet meningkat menjadi 98±1.75. Hasil uji statistik menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa antara skor sikap sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi meningkat signifikan (p<0.05). Pemberian intervensi kampanye sarapan sehat pada ibu dapat meningkatkan skor sikap sarapan setelah intervensi (Tabel 3). Hasil uji ANOVA setelah intervensi menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sikap sarapan ibu menggunakan tiga jenis media intervensi (p<0.05). Artinya, ketiga media intervensi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan sikap sarapan ibu. Uji lanjut menggunakan post hoc tukey
18
setelah intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada media slide power point dan flip chart terhadap kombinasi media slide power point dan leaflet. Ketiga jenis intervensi menggunakan media yang berbeda mampu meningkatkan skor sikap sarapan ibu, namun intervensi menggunakan media slide power point dan leaflet meningkatkan skor sikap sarapan ibu paling tinggi (Tabel 3). Pada penelitian ini, ibu yang memperoleh intervensi menggunakan media flip chart mengalami peningkatan skor pengetahuan sarapan yang paling rendah sehingga peningkatan skor sikap sarapannya pun paling rendah dibandingkan dengan media lain. Sedangkan ibu yang memperoleh intervensi menggunakan kombinasi media slide power point dan leaflet mengalami peningkatan skor pengetahuan sarapan yang paling tinggi sehingga peningkatan skor sikap sarapannya pun paling tinggi dibandingkan dengan media lain (Tabel 3). Sikap gizi sering kali memiliki kaitan yang erat dengan pengetahuan gizi yaitu jika memiliki pengetahuan gizi baik maka cenderung sikap gizi baik pula. Hasil penelitian lain menunjukkan terjadi peningkatan skor sikap gizi dari 71.8 menjadi 76.9 (naik 5.1). Intervensi penyuluhan gizi yang dilakukan dapat memperbaiki sikap gizi dengan efek bersih 8.8 poin. Jumlah ibu dengan sikap gizi baik meningkat 13.4% (Khomsan et al. 2009). Hasil penelitian serupa yang dilakukan Jayanti (2011) juga menunjukkan perbedaan sikap ibu balita pretest dan posttest dengan media leaflet yaitu dari 8.46 menjadi 14.23. Hasil uji paired t-test menunjukkan penyuluhan dengan slide power point dan leaflet efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu balita. Sementara itu, hasil yang berbeda dengan Shahar et al. (2012) yang melakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas booklet dan flip chart untuk meningkatkan pengetahuan sikap pada lansia. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 73% responden memiliki sikap positif setelah intervensi yang disajikan pada flip chart.
Gambar 5 Sebaran sikap sarapan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat
Terdapat kenaikan persentase ibu yang memiliki sikap positif terhadap sarapan. Sikap ibu sebelum intervensi kampanye sarapan sehat sebagian besar tergolong dalam kategori positif (72%). Setelah dilakukan intervensi kampanye sarapan sehat, persentase ibu yang memiliki sikap positif meningkat menjadi (82.7%) dan yang perlu di perhatikan tidak ada ibu yang termasuk dalam kategori
19
negatif (0%) (Gambar 5). Hasil Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada sikap ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Shariff et al. (2008) membandingkan antara kelompok yang memperoleh intervensi dengan kelompok kontrol. Hasilnya, terdapat perbedaan sikap signifikan setelah intervensi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Setelah intervensi, kelompok intervensi memiliki skor sikap gizi yang lebih baik dibanding kelompok kontrol.
Praktek Sarapan Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan (praktek) seseorang, dan praktek akan bertahan lama apabila didasari oleh pengetahuan yang positif. Keterampilan atau praktek pemberian sarapan ibu dapat dilihat dari kebiasaan ibu dalam beberapa hal seperti; kebiasaan memberikan sarapan untuk anak, menu sarapan, variasi menu sarapan, kebiasaan memberikan susu dan membawakan bekal untuk anak. Peran orangtua terutama para ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan sarapan anak. Anak usia sekolah dasar memerlukan bimbingan orangtua dalam membentuk kebiasaan sarapan mereka. Sarapan pada anak usia ini memerlukan seseorang yang lebih dewasa untuk menyiapkannya dan pada umumnya yang melakukan hal tersebut adalah ibu (Soedibyo dan Gunawan 2009). Partisipasi orang tua telah diketahui sebagai faktor kunci untuk memperpanjang waktu makan dan meningkatkan asupan energi anak. Orang tua memiliki pengaruh penting sebagai penentu sarapan pada anak-anak. Dengan demikian, membiasakan orang tua untuk sarapan sesering mungkin dan bersamasama bisa menjadi salah satu cara agar anak-anak mereka makan sarapan terbiasa juga (Vanelli et al.2005). Praktek sarapan ibu pada anak dinilai berdasarkan susunan menu sarapan yang disajikan ibu dan kecukupan energi sarapan anak. Komposisi menu sarapan perlu mendapatkan perhatian karena hal ini akan berpengaruh pada asupan zat gizi. Sampai saat ini belum ada suatu kesepakatan umum mengenai jenis makanan apakah yang seharusnya atau sebaiknya dikonsumsi untuk sarapan. Jenis menu sarapan yang dikonsumsi di setiap daerah memang sangat bervariasi tergantung pola bahan makanan dan kebiasaan di daerah tersebut (Sedibyo dan Gunawan 2009). Menurut Hardinsyah (2012) sarapan sehat mengandung energi cukup (15%-25%) dari kebutuhan energi per hari). Sarapan yang sehat juga mengandung serat makanan cukup, rendah lemak, tidak ada lemak trans, rendah glukosa dan karbohidrat sederhana (indeks glikemik tinggi), minuman (air putih, susu, teh atau kopi). Menu sarapan anak dinilai berdasarkan komposisi menu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Sebagian besar anak baik sebelum dan setelah intervensi mengonsumsi menu karbohidrat dan sumber protein sebagai menu sarapan. Sebelum intervensi, sebagian besar anak (67.3%) sarapan dengan menu karbohidrat dan protein, setelah ibu memperoleh intervensi menggunakan
20
slide power point persetasenya meningkat menjadi 77.6%. Sebelum intervensi kampanye sarapan sehat, sebesar 80.0% dan 73% anak sarapan dengan menu yang sama sebelum intervensi, setelah ibu memperoleh intervensi menggunakan flip chart dan kombinasi slide power point dan leaflet persetasenya meningkat menjadi 80% dan 83.3% (Tabel 4). Menurut Depkes (2008) menu sarapan yang baik harus mengandung tiga unsur yakni sumber energi yang terdapat pada karbohidrat, zat pembangun yang terdapat pada protein hewani dan nabati serta mengandung zat pengatur yang terdapat pada sayur dan buah. Sementara itu penelitian Soedibyo dan Gunawan (2009) mendapatkan sebagian besar menu sarapan yang dikonsumsi adalah berupa nasi dan lauk pauk 52.6%, roti 22.8%, bubur 14.0%, mie 3.5% dan menu yang bervariasi 7.0%. Penelitian tersebut memberikan gambaran kasar tentang pola menu yang biasa dikonsumsi anak, namun secara umum jenis makanan yang dikonsumsi merupakan makanan berbahan dasar karbohidrat yang tinggi energi. Pada penelitian ini, terdapat persentase konsumsi sayur yang rendah pada intervensi menggunakan ketiga jenis media pendidikan. Moore et al. (2007) menjelaskan anak-anak lebih cenderung untuk mengkonsumsi sarapan kurang sehat yang tidak termasuk buah atau sereal. Hasil penelitian lain menemukan, perbaikan lebih lanjut dalam konsumsi buah dan sayuran mungkin terjadi akibat pendidikan gizi. Perubahan perilaku makan untuk konsumsi sayur dan buah pada kelompok intervensi terjadi saat makan siang bukan saat sarapan (Powers et al. 2005). Peningkatan asupan energi saat makan siang contoh yang tidak sarapan dikaitkan dengan rasa lapar dan keinginan untuk makan yang lebih tinggi (Astbury et al. 2011). Shariff et al. (2008) menjelaskan meskipun kesadaran gizi, pengetahuan dan sikap positif terhadap gizi memadai, kekurangan makanan, ketersediaan dan aksesibilitas yang dialami oleh anak-anak atau individu dalam sosial ekonomi rendah rumah tangga mungkin tetap sebagai pencegah dalam pencapaian konsumsi makanan yang sehat dan bervariasi.
Tabel 4 Menu sarapan anak sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Menu Sarapan
Tidak sarapan Karbohidrat Karbohidrat dan sayur Karbohidrat dan protein (dan sayur)
Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Slide power point n = 165 n % 13 7.9 10 6.1 30 18.2 24 14.5 11 6.7 3 1.8 111 67.3 128 77.6
Flip chart n = 30 n 1 1 5 4 0 1 24 24
% 3.3 3.3 16.7 13.3 0 3.3 80.0 80.0
Slide power point dan leaflet n = 30 n % 2 6.7 0 0 5 16.7 4 13.3 1 13.3 1 3.3 22 73.3 25 83.3
Selain melalui menu sarapan, penilaian praktek ibu pada sarapan anak dinilai melalui tingkat kecukupan energi sarapan anak. Berdasarkan tabel WNPG
21
2004, kecukupan energi sarapan anak SD berkisar antara 475 – 500 kkal/hari, protein 9.25-13.5 gr/hari, dan zat besi 2.5-3.5 gr/hari. Hasil uji statistik menggunakan Uji paired sample t-test menunjukkan bahwa hanya asupan energi sarapan yang meningkat signifikan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Sedangkan, asupan zat gizi lain menunjukkan bahwa tidak berbeda signifikan antara sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (Tabel 5). Setelah intervensi kampanye sarapan sehat, asupan energi meningkat pada ketiga jenis media pendidikan. Asupan energi anak dari ibu yang diintervensi menggunakan media slide power point sebelum intervensi sebesar 286 kkal kemudian meningkat menjadi 316 kkal setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Asupan energi anak dari ibu yang diintervensi menggunakan media flip chart sebelum intervensi sebesar 324 kkal kemudian meningkat menjadi 338 kkal setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Sementara itu, asupan energi anak dari ibu yang diintervensi menggunakan kombinasi media slide power point dan leaflet sebelum intervensi sebesar 291 kkal kemudian meningkat menjadi 342 kkal setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi anak hanya didominasi oleh makanan pokok atau sumber karbohidrat. Sedangkan sumber protein, vitamin dan mineral tidak mengalamin peningkatan yang memadai setelah intervensi kampanye sarapan sehat (Tabel 5).
Tabel 5 Asupan energi dan zat gizi sarapan serta kontribusinya terhadap AKG sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Asupan zat gizi sarapan Energi (kkal) Sebelum Setelah Protein (g) Sebelum Setelah Kalsium (mg) Sebelum Setelah Fosfor (mg) Sebelum Setelah Zat besi (mg) Sebelum Setelah Vitamin A (RE) Sebelum Setelah Vitamin B1 (mg) Sebelum Setelah Vitamin C (mg) Sebelum Setelah
Slide power point n = 165 Ratarata±SD 286±167.9 316±172.9*
% TKG
Ratarata±SD
14.9 16.0
324±184.7 338±144.7*
14.4 14.8
8.2±4.3 a 7.3±3.0
20.9±4.9 24.5±4.5
6.4 5.8
16.4±3.3 10.0±3.0
44.7±4.5 54.6±3.7
11.1 12.4
49.4±6.1 36.6±5.0
1.6±2.2 1.6±2.0
14.8 14.7
1.8±2.2 a 1.5±2.0
54.6±3.7 73.7±3.7*
13.2 13.6
40.5±3.7 27.1±5.0*
0.2±4.5 4.1±5.0
37.5 111
0.3±0.3 a 0.4±0.3
1.6±2.4 1.3±2.0
2.7 1.9
2.1±1.3 a 1.8±1.8
6.8±4.13 7.2±4.06
a
Slide power point dan Leaflet n = 30
Flip chart n = 30 % TKG
Rata-rata±SD
17.6 18.0
291±171.6 342±172.2*
17.8 18.6 a
3.0 1.6
33.1±4.9 73.7±3.3
a
13.1 10.1 20 15.6
a
% TKG
Total n = 225 Ratarata±SD
% TKG
15.7 18.1
292±170.5 322±168.9
15.3 16.6
9.5±5.3 b 10.6±4.3
20.7 22.7
7.4±4.42 7.7±4.13
15.7 16.0
b
11.3 22.4
22.2±4.9 27.1±4.5
6.6 6.7
92.8±2.0 121.5±1.7
b
22.4 16.6
49.4±4.4 57.4±3.7
12.9 13.6
1.8±2.2 b 3.0±1.6
20.9 23.8
1.7±2.2 1.8±2.1
16.3 16.5
49.4±2.8 81.5±2.7*
13.3 27.3
52.45±3.3 1 66.7±3.7
12.4 16.1
37.6 40.3
0.2±3.1 b 0.4±9.9
28.1 20.6
0.25±4.2 0.27±5.5
36.2 57.3
2.6 1.8
2.4±2.4 b 2.4±2.7
5.3 6.6
1.8±2.4 1.6±2.2
3.0 2.5
7.0 7.4
b
Keterangan : *peubah yang diikuti oleh simbol pada kolom yang sama, menunjukkan hasil uji sebelum dan setelah intervensi berbeda signifikan (p<0.05), a,b peubah yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda antara perlakuan (p<0.05).
22
Tingkat kecukupan energi sarapan anak pada ibu yang diintervensi menggunakan media slide power point sebelum intervensi sebesar 14.9% dan setelah intervensi meningkat menjadi 16.0%, tingkat kecukupan energi sarapan anak pada ibu yang diintervensi menggunakan media flip chart sebelum intervensi sebesar 17.6% dan setelah intervensi meningkat menjadi 18%. Sementara itu, tingkat kecukupan energi sarapan anak pada ibu yang diintervensi menggunakan media kombinasi slide power point dan leaflet sebelum intervensi sebesar 15.7% dan setelah intervensi sebesar 18.1%. Tingkat kecukupan energi tersebut sudah sesuai dengan syarat kecukupan energi sarapan yang baik yaitu 15%-25% AKE (Tabel 5). Penelitian lain yang dilakukan pada ibu hamil yang diberikan intervensi sarapan menunjukkan bahwa program pendidikan gizi tiga jam menghasilkan peningkatan signifikan dalam asupan ibu hamil dari kelompok berpenghasilan rendah. Rata-rata konsumsi protein (p<0.01), asam askorbat (p<0.02), niasin (p<0.02), riboflavin (p<0.05), dan tiamin (p<0.05) semua meningkat secara signifikan pada akhir wawancara dibandingkan dengan wawancara awal (Hunt et al. 1976). Secara umum, skor praktek ibu pada sarapan anak dari seluruh kelompok meningkat setelah memperoleh intervensi kampanye sarapan sehat. Peningkatan rata-rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan media slide power point sebesar 7.93 poin. Rata-rata skor praktek ibu sebelum intervensi 62.18±1.55 setelah memperoleh intervensi kampanye sarapan sehat menggunakan media slide power point meningkat menjadi 70.11±1.48. Hasil uji statistik menggunakan Uji paired sample t-test menunjukkan bahwa praktek ibu antara sebelum dan setelah intervensi meningkat signifikan (p<0.05). Pemberian intervensi kampanye sarapan sehat pada ibu meningkatkan rata-rata skor praktek ibu pada saat sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (Tabel 6).
Tabel 6 Rata-rata skor praktek ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat Rata-rata ± SD Praktek sarapan
Slide power point n = 165
Flip chart n = 30
Slide power point dan Leaflet n = 30
Total n = 225
Sebelum 62.18 ± 1.55 75.18 ± 1.39 71.52 ± 1.51 64.72 ± 1.54 Setelah 70.11 ± 1.48* 70.10 ± 1.51* 75.94 ± 1.35* 71.52 ± 1.46* Delta skor 7.93 -5.08 4.42 44.13 Keterangan : *peubah yang diikuti oleh simbol pada kolom yang sama, menunjukkan hasil uji sebelum dan setelah intervensi berbeda signifikan (p<0.05), a,b peubah yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda antara perlakuan (p<0.05).
Uji ANOVA menunjukkan bahwa skor praktek ibu sebelum intervensi berbeda signifikan antara ketiga jenis media intervensi (p<0.05). Setelah intervensi, hasil uji ANOVA juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan praktek ibu menggunakan tiga jenis media intervensi (p>0.05). Penggunaan media intevensi yang berbeda diidentifikasi memberikan pengaruh yang sama pada skor akhir praktek ibu (Tabel 6). Pada media flip chart terdapat
23
penurunan skor praktek ibu sebesar 5.08 poin. Hal ini mungkin disebabkan karena informasi yang diterima oleh ibu kurang baik. Dalam penggunaan media flip chart, diperlukan evaluasi terhadap isi materi dan cara penyampaian agar diperoleh perbaikan skor praktek ibu yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan dan sikap ibu sebaiknya diimbangi dengan peningkatan asupan yang baik pada anak. Asupan yang baik sejatinya harus baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas, menu sarapan anak sudah cukup baik karena sebagian besar terdiri dari karbohidrat dan protein, namun masih belum beragam karena konsumsi sayur masih rendah. Sementara secara kuantitas, tingkat kecukupan energi anak sudah baik, sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan namun asupan protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin C belum dapat memenuhi kecukupan gizi. Houts et al. (2006) menyatakan pendidikan gizi sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan struktur makanan dan perubahan gaya hidup dalam makanan jangka panjang dan perilaku asupan makanan. Penelitian yang dilakukan Choi et al. (2008) menyatakan kebiasaan makan berhubungan signifikan dengan tingkat pengetahuan orang tua, pengetahuan gizi dan sikap gizi anak. Pendidikan dan intervensi gizi telah diketahui dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan kebiasaan gizi yang baik pada anak sekolah dasar. Hasil serupa juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Anderson et al. (2004) melakukan intervensi pendidikan gizi pada anak sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan dalam asupan buah dan sedikit berpengaruh pada asupan sayur. Penelitian ini menekankan bahwa periode intervensi singkat (9 bulan) tidak dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan kebiasaan makan seumur hidup tetapi menunjukkan kemampuan program pendidikan berdampak pada kebiasaan makan pada tahap kehidupan penting ketika kebiasaan makan sedang dibentuk. Harari et al. (2013) menjelaskan bahwa intervensi secara signifikan meningkatan pengetahuan dan sikap terhadap makan sehat. Banyak intervensi dapat meningkatkan pengetahuan tetapi tantangan sejati mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan mengubah perilaku makan. Data menunjukkan bahwa ada perbaikan dalam pilihan makanan sehat setelah intervensi (misalnya, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tetapi peserta masih tidak mencapai asupan yang direkomendasikan untuk semua zat gizi. Studi De Bourdeaudhuij et al. (2008) menunjukkan bahwa faktor personal anak, lingkungan sosial dan akses pangan akan membentuk kebiasaan makan dalam mengonsumsi pangan (sayur dan buah). Demikian pula peran guru dalam membuat kebijakan di sekolah akan berpengaruh dalam perubahan konsumsi pangan agar menjadi lebih baik (Gonzales et al. 2009).
24
Gambar 6 Sebaran praktek ibu pada sarapan anak sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat
Terdapat peningkatan proporsi praktek ibu yang termasuk dalam kategori baik. Sebelum intervensi, sebagian besar ibu tergolong dalam praktek sarapan baik (36.9%). Setelah dilakukan intervensi kampanye sarapan sehat, proporsi ibu yang tergolong dalam praktek baik meningkat (44.4%) dan hanya sebagian kecil ibu yang termasuk dalam kategori praktek sarapan yang kurang (16%) (Gambar 6). Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada praktek ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05). Perubahan positif dari praktek sarapan diyakini akan lebih maksimal jika intervensi pada ibu tidak hanya dilakukan satu kali. Pengulangan intevensi dapat memperkuat pengetahuan dan sikap sarapan ibu yang juga akan memperbaiki praktek ibu menjadi lebih baik. Peningkatan pengetahuan ibu setelah memperoleh intervensi gizi ternyata diimbangi dengan peningkatan praktek sarapan yang baik pula pada ibu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih (2008), pengetahuan responden yang baik yang mempunyai praktek baik sebesar 64.77%. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nikmawati et al. (2009) rata-rata praktek gizi ibu kelompok intervensi (skor 54.87) lebih besar daripada rata-rata praktek gizi ibu kontrol (skor 53.33). Hasil penelitian Shariff et al. (2008) menunjukkan intervensi pendidikan gizi menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan gizi, sikap dan praktek gizi. Periode implementasi intervensi gizi dibutuhkan untuk mencapai perubahan pengetahuan gizi, makanan dan sikap gizi. Pendidikan gizi selama 1015 jam diperlukan untuk menghasilkan efek besar dalam pengetahuan dan minimum 50 jam untuk menghasilkan perubahan perilaku. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan berpartisipasi dalam setidaknya 6 jam pendidikan gizi, ada yang perbedaan yang signifikan secara statistik (p<0.001) dalam keseluruhan pengetahuan, sikap dan praktek anak yang diberi intervensi.
25
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Media intervensi pada ibu yang digunakan adalah slide power point, flip chart dan kombinasi slide power point dan leaflet. Hasil Uji paired t test menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata skor pengetahuan sarapan yang signifikan pada ibu antara sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil uji ANOVA menunjukkan kombinasi slide power point dan leaflet merupan media pendidikan yang dapat meningkatkan rata-rata skor pengetahuan sarapan ibu paling tinggi. Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada pengetahuan ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil uji paired t test menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata skor sikap sarapan yang signifikan pada ibu antara sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil uji ANOVA menunjukkan kombinasi slide power point dan leaflet merupan media pendidikan yang dapat meningkatkan rata-rata skor sikap sarapan ibu paling tinggi. Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada sikap ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil uji paired t test menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata skor praktek yang signifikan pada ibu antara sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil uji ANOVA menunjukkan ketiga media pendidikan memberikan skor akhir yang sama pada praktek ibu. Hasil Uji wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi yang lebih baik pada praktek ibu sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Saran Perubahan pola makan khususnya perbaikan kebiasaan sarapan pada anak tidak hanya ditentukan oleh pemahaman gizi yang baik pada anak, tetapi juga diperlukan dukungan dari keluarga terutama ibu untuk memperbaikinya, sehingga pengulangan intervensi sarapan lebih diperlukan untuk meningkatkan praktek sarapan ibu. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan lebih memperhatikan isi materi yang akan disampaikan sehingga ibu dapat lebih memahami materi dan kebiasaan sarapan anak dapat diterapkan dengan baik.
26
DAFTAR PUSTAKA Aditianti. 2010. Faktor Determinan “Stunting” Pada Anak Usia 24-59 bulan di Indonesia [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Almatsier S. 1994. Penuntun Diet Anak. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Anderson AS, Poteous LEG, Foste E, Higgins C, Stead M, Hetherington M, Adamson AJ. 2004. The impact of a school-based nutrition education intervention on dietery intake and cognitive and attitudinal variables relating to fruits and vegetables. Journal of Public Nutrition. 8(6): 650656. Anuar K, Masuri MG. 2011. The Association Of Breakfast Consumption Habit, Snacking Behavior And Body Mass Index Among University Students. American Journal Of Food And Nutrition. 1(2): 55-60. Astbury NM, Taylor MA, Macdonald IA. 2010. Breakfast Consumption Affects Appetite, Energy Intake, and the Metabolic and Endocrine Responses to Foods Consumed Later in the Day in Male Habitual Breakfast Eater. The Journal of Nutrition. 10(1): 1381-1389. Choi ES, Shin NR, Jung EI, Park HR, Lee HM, Song KH. 2008. A study on nutrition knowledge and dietery behavior of elementary school children in Seoul. Journal of Nutrition Research an Practice. 2(4): 308-316. De Bourdeaudhuij et al. 2008. Personal, social and environmental predictors of daily fruit and vegetable intake in 11-year-old children in nine European countries. European Journal of Clinical Nutrition 62: 834841. Depkes RI. 2008. Promosi Kesehatan di Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan. Ekayanti E, Maulidiani AV, Amaliah L, Karina. 2012. Laporan pertanggungjawaban kegiatan gerakan sarapan sehat melalui kampanye terintegrasi antara ibu, anak, guru dan masyarakat. Departemen Gizi Masyarakat. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Giovannini M, Verduci E, Scagliono S, Salvatici, Bonza M, Riva E, Agostoni C.2008. Breakfast: A Good Habit, Not A Repetitive Custom. Research Journal of International Medical. 36(1): 613-624. Gonzales W, Jones SJ, Frongillo EA. 2008. Restricting snacks in US Elementary Schools is associated with higher frequency of fruit and vegetable consumption. Journal of Nutrition. 139: 142-144. Hardinsyah. 2012. Keynote Speech for Healthy Breakfast Symposium. Pergizi Pangan Indonesia [internet]. [diakses 9 April 2013]; tersedia pada: http://pergizi.org/index.php/berita-dan-kegiatan/16-hbs-simposium.html Harari SH, Constantini S, Mann G, Lencovsky Z, Stark AH. 2013. Nutrition Knowledge, Attitudes, and Behaviors of Israeli Female Combat Recruits Participating in a Nutrition Education Program. Journal of Military Medicine. 178(5): 517-522. Hidayat M. 2009. Sarapan Ditinjau Dari Sudut Gizi. Majalah Ilmiah Marananatha. 16(2): 53-58.
27
Houts, P, Sharada, S, Klassen, AC, Robinson, EB & McCarthy, M. 2006. A problem solving approach to nutrition education and counselling. Journal of Nutrition Education and Behaviour 38(4): 254–8. Hunt I, Jacob M, Ostergard NJ, Masri G, Clark VA, Coulson AH.1976. Effect Of Nutrition Education On The Nutritional Status Of Low Income Pregnant Women Of Mexican Descent. American Journal of Clinical Nutrition. 29(1): 675-684. Hyden C, Kahn R, Bonuck K. 2012. Bottle-Weaning Intervention Tools : The “How” and “Why” of a WIC-Based Educational Flipchart, Parent Brochure, and Website. Health Promot Pract. 4(1):57-80. Jayanti C. 2011. Efektivitas Penyuluhan Dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk Di Kecamatan Medan Denai [Tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. . 2005. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Departemen Gizi Masyarakat. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Khomsan A, Faisal A, Mudjajanto E. 2009. Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Ibu Peserta Posyandu. Jurnal Gizi dan Pangan. 4(1): 33-41. Kuhu, MM. 2011. Pengaruh Penggunaan Kartu Bergambar Sebagai Media Promosi Kesehatan di Sekolah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Bahaya Merokok Pada Siswa SD Negeri Karangmangu Kabupaten Banyumas [tesis]. Jogjakarta (ID) : Universitas Gadjah Mada. Mahoney CR, Holly A, Taylor , Robin B, Kanarek, Priscilla S. 2005. Effect Of Breakfast Composition On Cognitive Processes In Elementary School Children. Jurnal of Physiology and Behavior 85(1): 635–645. Maulana. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta (ID): EGC. Moore GF, Tapper K, Murphy S, Lynch R, Raisanen L, Pimm C, Moore L. 2007. Associations between deprivation, attitudes towards eating breakfast and breakfast eating behaviours in 9–11-year-olds. Journal of Public Health Nutrition. 10(6): 582–589.. Nasution AH. 2010. Efektivitas Media Promosi Kesehatan (Leaflet) Dalam Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Dan Asi Eksklusif Di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010[tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Nikmawati EE, Kusharto CM., Khomsan A, Sukandar D, Atmawikarta A. 2009. Intervensi Pendidikan Gizi Bagi Ibu Balita Dan Kader Posyandu Untuk Meningkatkan PSK (Pengetahuan Sikap Dan Keterampilan) Serta Status Gizi Balita. Jurnal Invotek. 1-22. Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta (ID) : Penerbit Andi Offset. . 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta. . . 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.
28
Oshgah M, Danaei SM, Ghahremani Y, Pajuhi N, Boushehri SG. 2009. Impact Of An Educational Leaflet On Parents’knowledge And Awareness Of Children’s Orthodontic Problems In Shiraz. Eastern Mediterranean Health Journal. 7(2): 121-125. Powers AR, Struempler BJ, Guarino A, Parmer SM. 2005. Effects of a Nutrition Education Program on the Dietary Behavior and Nutrition Knowledge of Second-Grade and Third-Grade Students. Journal of School Health. 75(4): 129-133. Pranadji DK. 1989. Pendidikan gizi (proses belajar mengajar) [diktat]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Rahfiludin MZ, Purnami CT, Istiarti T. 2004. Pengaruh Pelatihan Sadar Makan Ikan Teri Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Praktik Dan Asupan Gizi Ibu Dan Anak Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 1(2): 72-79. Rampersaud GC, Pereira MA, Girard BL, Adams J, Metzl JD. 2005. Breakfast Habits, Nutritional Status, Body Weight, And Academic Performance In Children And Adolescents. Journal of American Dietetic Association. 105:743-760. Sabbag C, Surucuoglu SM. 2012. Influence Of Education On Primary School Students Nutrition In Ankara, Turkey. Journal of Society for development in new net environment in B&H. 6(2): 616-620. Sandercock GR, Voss C, Dye L. 2010. Associations Between Habitusl Schoolday Breakfast Consumtion, Body Mass Index, Physical Activity Cardiorespiratory Fitness In English Schoolchildren. European Journal of Clinical Nutrition 64(10): 1086-1089. Sears DO, Freadman JL, Peplau LA. 1985. Psikologi Sosial. Adryanto M, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Social Psicgology. Shahar S, Adznam SN, Rahman SA, Yusoff N, Yassin Z, Arshad F, Sakian N, Salleh M, Samah AA. 2012. Development And Analysis Of Acceptance Of A Nutrition Education Package Among A Rural Elderly Population: An Action Research Study. Journal of Biomed Central. 12: 24-33. Shariff ZM, Bukhari SS, Othman N, Hashim N, Ismail M, Jamil Z,Kasim SM, Paim L, Samah BA, Hussein ZA. 2008. Nutrition Education intervention improves nutrition knowledge, attitude and practices of primary school children : a pilot study. International Journal of Helath Education. 11 : 119-132. Setyaningsih S. 2008. Pengaruh Interaksi, Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Praktik Ibu Dalam Pencegahan Anemia Gizi Besi Balita Di Kota Pekalongan Tahun 2008 [Tesis]. Semarang (ID): Univesitas Diponogoro Semarang. Siregar. 2004. Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap kurang Kalori Protein pada Balita [Tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara. Soedibyo S, Gunawan H. 2009. Kebiasaan Sarapan di Kalangan Anak Usia Sekolah Dasar di Poliklinik Umum Depatemen Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta (ID): Rumah Sakit Pusat Pertamina-Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jurnal Sari Pediatri. 11(1):66-70.
29
Suhardjo. 1989 .Sosio Budaya Gizi. Bogor(ID) : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. . 2003. Berbagai Cara pendidikan Gizi. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID):PT Gramedia Pustaka Utama. [WNPG] Widya Karya Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta (ID): LIPI. Vanelli M, Iovane B, Bernardini A, Chiari G, Katrin M, Gelmetti C, Corchia M, Ruggerini A, Volta E, Rossetif S. 2005. Breakfast habits of 1,202 Northern italian children admitted to a summer sport school. Breakfast skipping is associated with overweight and obesity. Acta Biomed. 76: 79-85. Vijayapushpam, T, Subba Rao, GM, Antony, GM & Raghunatha RAO, D, 2008. Nutrition education for student community volunteers: A comparative study of two different communication methods. Food and Nutrition Bulletin 29(2): 108–12.
30
Lampiran 1 Tabel skoring pengetahuan sarapan No
Pertanyaan Pengetahuan
Jawaban
1
3
Jawaban benar benar (sarapan adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi di pagi hari untuk menambah energi dan meningkatkan konsentrasi) dan disertai alasan yang benar (untuk menambah energi dan meningkatkan konsentrasi) Jawaban benar (sarapan adalah makan di pagi hari) namun tidak disertai alasan atau alasan yang diberikan salah Jawaban salah namun alasan yang diberikan benar (untuk menambah energi dan meningkatkan konsentrasi) Jawaban salah atau tidak menjawab
Antara pukul 06.00-09.00 WIB Selain pukul 06.00-09.00 WIB
1 0
menu sarapan lengkap (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) menu sarapan terdiri dari dua sumber zat gizi (karbohidrat dan protein / karbohidrat dan vitamin mineral) menu sarapan terdiri dari satu sumber zat gizi (karbohidrat / protein / vitamin dan mineral) jawaban salah atau tidak menjawab. Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, prestasi, dan asupan energi Agar tidak sakit, tidak lapar, dan kuat Agar tidak mual dan lemah, menambah semangat, dan tidak jajan di sekolah Jawaban salah atau tidak menjawab Konsentrasi menurun, susah mengingat pelajaran, prestasi rendah, dan asupan energi rendah Sakit, lapar, dan lemah Mual, tidak semangat, dan jajan di sekolah Jawaban salah atau tidak menjawab Membawa bekal saat tidak sarapan Jajan di sekolah saat tidak sarapan Tidak sarapan atau tidak menjawab
3
Menu bekal lengkap (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) Menu bekal terdiri dari dua sumber zat gizi (karbohidrat dan protein / karbohidrat dan vitamin mineral) Menu bekal terdiri dari satu sumber zat gizi (karbohidrat / protein / vitamin dan mineral) Jawaban salah atau tidak menjawab.
3
Apa yang dimaksud dengan sarapan?
2
3
4
5
6
Menurut ibu, kapan waktu sarapan yang paling tepat? Bagaimana menu sarapan yang sehat dan bergizi menurut ibu?
Apa manfaat sarapan bagi anak sebelum berangkat ke sekolah? Apa yang terjadi ketika anak ibu tidak sarapan sebelum sekolah? Apa yang ibu lakukan jika anak ibu tidak sempat sarapan di rumah?
7
Bagaimana menu bekal sekolah yang sehat dan bergizi menurut ibu?
Skor
2
1 0
2
1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 2 1 0
2 1 0
31
Lampiran 2 Tabel skoring sikap sarapan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pernyataan Anak harus sarapan sebelum berangkat sekolah Sarapan di rumah lebih baik dibandingkan jajan di sekolah Sarapan sebaiknya dilakukan setiap hari Anak yang sarapan dapat mengingat pelajaran lebih baik Anak yang sarapan teratur akan mengurangi jajan yang berlebihan Sarapan tidak harus dengan nasi Salah satu menu sarapan yang sehat adalah gado-gado Jika tidak sempat sarapan, maka sebaiknya membawa bekal Salah satu bekal sekolah yang bergizi adalah roti dan susu
Setuju 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran 3 Tabel skoring praktek sarapan No. 1
2
Pertanyaan Menu sarapan anak 1) Tidak sarapan 2) Karbohidrat 3) Karbohidrat + sayur 4) Karbohidrat + protein (dan sayur) Tingkat kecukupan gizi sarapan anak 1) Tidak sarapan 2) <15% AKG 3) >25% AKG 4) 15-25% AKG
Skoring 0 1 2 3 0 1 2 3
Lampiran 4 Analisis Uji Normalitas kolmogorov-smirnov Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Skor pengetahuan sebelum intervensi Skor sikap sebelum intervensi Skor praktek sebelum intervensi Skor pengetahuan setelah intervensi Skor sikap setelah intervensi Skor praktek setelah intervensi a. Lilliefors Significance Correction
.307 .128 .149 .117 .284 .199
df 225 225 225 225 225 225
Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000
Shapiro-Wilk Statistic .840 .975 .930 .970 .790 .859
df 225 225 225 225 225 225
Sig. .000 .001 .000 .000 .000 .000
32
Lampiran 5 Analisis Uji paired t test pengetahuan, sikap dan praktek sarapan Pengetahuan sarapan Paired Differences
Jenis intervensi yang diberikan pada ibu Slide power Pair Pengetahuan point 1 sebelum– Pengetahuan setelah Flip chart
Mean
95% Confidence Std. Interval of the Difference Std. Error dev Mean Lower Upper
t
Sig. (2tailed df )
-.0454 .1485 .0116 -.0683 -.0226 -3.93 164 .000
Pair Pengetahuan 1 sebelum – Pengetahuan setelah
-.0424 .0900 .0165 -.0760 -.0088 -2.58
29
.015
Slide power Pair Pengetahuan point dan 1 sebelum – Leaflet Pengetahuan setelah
-.0701 .1643 .0300 -.1315 -.0088 -2.34
29
.027
Sikap sarapan Paired Differences
Jenis intervensi yang diberikan pada ibu Mean
Std. Dev
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
Sig. (2tailed df )
Slide power point
Pair Sikap sebelum -.05507 .1308 1 – Sikap setelah
.0102 -.0752
Flip chart
Pair Sikap sebelum -.04208 .1452 1 – Sikap setelah
.0265 -.0963
Slide power point dan Leaflet
Pair Sikap sebelum 1 - Sikap setelah -.08430 .0956 .01745 -.11998 -.04861 -4.831 29
-.0349 -5.41 164 .000 .0121 -1.59
29 .023 .000
Praktek sarapan Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Error Mean Lower Upper
Sig. (2df tailed)
Jenis intervensi yang diberikan pada ibu Mean
Std. dev
Slide power point
Pair Praktek sebelum -.1127 1 – praktek setelah
.5069 .0395 -.1906 -.0347 -2.85 164
.005
Flip chart
Pair Praktek sebelum 1 – praktek setelah
.0781
.3784 .0703 -.0659
.2220
1.11
28
.276
Slide power point dan Leaflet
Pair Praktek sebelum 1 – praktek setelah -.0617
.3576 .0664 -.1977
.0744 -.929
28
.361
t
33
Lampiran 6 Analisis Uji ANOVA pengetahuan, sikap dan praktek sarapan ANOVA Sum of Squares Skor pengetahuan sebelum
Between Groups
Skor sikap setelah
F
2
.397
Within Groups
13.779
222
.062
Total
14.572
224
.061
2
.030
Within Groups
2.674
222
.012
Total
2.735
224
.975
2
.488
Within Groups
65.958
206
.320
Total
66.933
208
Between Groups
Skor pengetahuan setelah
Mean Square
.793
Skor sikap sebelum Between Groups
Skor praktek sebelum
Df
Between Groups
.723
2
.361
Within Groups
11.367
222
.051
Total
12.089
224
.160
2
.080
Within Groups
1.846
222
.008
Total
2.006
224
.154
2
.077
Within Groups
32.704
222
.147
Total
32.858
224
Between Groups
Skor praktek setelah Between Groups
Sig.
6.389
.102
2.531
.082
1.523
.221
7.057
.001
9.628
.000
.523
.593
Tukey HSD
Dependent Variable
(I) Jenis intervensi yang diberikan pada ibu
95% Confidence Interval (J) Jenis intervensi yang diberikan pada ibu
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
Skor Slide power Flip chart pengetahuan point Slide ppt dan Leaflet sebelum Flip chart Slide power point
-.17040 .04945 .002
-.2871
-.0537
.02020 .04945 .912
-.0965
.1369
.17040 .04945 .002
.0537
.2871
Slide ppt dan Leaflet
.19060 .06433 .009
.0388
.3424
Slide ppt dan Slide power point Leaflet Flip Chart
-.02020 .04945 .912
-.1369
.0965
-.19060 .06433 .009
-.3424
-.0388
Slide power Flip Chart point Slide ppt dan Leaflet
-.01086 .02178 .872
-.0623
.0405
-.04890 .02178 .066
-.1003
.0025
.01086 .02178 .872
-.0405
.0623
-.03804 .02834 .373
-.1049
.0288
.04890 .02178 .066
-.0025
.1003
.03804 .02834 .373
-.0288
.1049
-.06414 .03906 .230
-.1563
.0280
.03383 .03906 .662
-.0583
.1260
Skor sikap sebelum
Flip Chart
Slide power point Slide ppt dan Leaflet
Slide ppt dan Slide power point Leaflet Flip Chart Skor praktek Slide power Flip Chart sebelum point Slide ppt dan Leaflet
34
Flip Chart
Slide power point
.06414 .03906 .230
-.0280
.1563
Slide ppt dan Leaflet
.09797 .05081 .133
-.0219
.2179
-.03383 .03906 .662
-.1260
.0583
-.09797 .05081 .133
-.2179
.0219
-.16735 .04491 .001
-.2733
-.0614
.04491 .994
-.1105
.1015
.16735 .04491 .001
.0614
.2733 .3007
Slide ppt dan Slide power point Leaflet Flip Chart Skor Slide power Flip Chart pengetahuan point Slide ppt dan Leaflet setelah Flip Chart Slide power point Slide ppt dan Leaflet Slide ppt dan Slide power point Leaflet Flip Chart Skor sikap setelah
Slide power Flip Chart point Slide ppt dan Leaflet Flip Chart
Slide power point Slide ppt dan Leaflet
Slide ppt dan Slide power point Leaflet Flip Chart Skor praktek Slide power Flip Chart setelah point Slide ppt dan Leaflet Flip Chart
-.00452
*
.16283
*
.05842 .016
.0250
.00452
*
.04491 .994
-.1015
.1105
-.16283* .05842 .016
-.3007
-.0250
.00214 .01810 .992
-.0406
.0448
.01810 .000
-.1208
-.0354
-.00214 .01810 .992
-.0448
.0406
-.07812
*
*
.02355 .002
-.1358
-.0247
.07812
*
.01810 .000
.0354
.1208
.08025
*
.02355 .002
.0247
.1358
.34114 .03916 .000
.2487
.4335
-.08025
.00369 .03916 .995
-.0887
.0961
Slide power point
-.34114 .03916 .000
-.4335
-.2487
Slide ppt dan Leaflet
-.33745 .05095 .000
-.4577
-.2172
-.00369 .03916 .995
-.0961
.0887
.33745 .05095 .000
.2172
.4577
Slide ppt dan Slide power point Leaflet Flip Chart *. The mean difference is significant at the 0.05
Lampiran 7 Analisis Uji wilcoxon pengetahuan, sikap dan praktek Test Statisticsb kategori pengetahuan kategori sikap setelah setelah intervensi – intervensi - kategori kategori pengetahuan sikap sebelum sebelum intervensi intervensi Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-3.151a .002
-3.064a .002
kategori praktek setelah intervensi kategori praktek sebelum intervensi -3.255a .001
35
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1990. Penulis adalah anak pasangan Bapak Usep Sambas dan Ibu Ice Amsah dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kebon Pala 09 pada tahun 2002, sekolah menengah pertama di SLTP Negeri 275 Jakarta Timur pada tahun 2005, dan sekolah menengah atas pada tahun 2008 di SMA Negeri 67 Jakarta Timur. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan kuliah Diploma III di Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Gizi. Penulis pernah melakukan PKL di Desa Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, RSUD Banyumas Jawa tengah, Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur dan Puskesmas Tegal Gundil Bogor. Penulis menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis pernah bergabung pada SEA GAMES sebagai food and beverage supervisor. Penulis melanjutkan studi ke jenjang pendidikan sarjana pada program alih jenis Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui ujian mandiri pada tahun 2011 dan menyelesaikan pendidikan Sarjana Gizi pada tahun 2013.