Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN READING COMPREHENSION DI SEKOLAH DASAR Sri Haryani1, CharlotteA.H2, Titing Rohayati3
Program Studi PGSDUniversitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] Abstrak: Penggunaan Media Komik dalam Pembelajaran Reading Comprehension di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam reading comprehension, hal tersebut karena pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih banyak menekankan pada kemampuan menulis semata serta menerjemahkan saja, sehingga tidak bermakna dan menghasilkan pemahaman bagi siswa. Selain itu pembelajaran yang hanya menekankan pada satu kemampuan berbahasa saja membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami isi suatu bacaan yang menggunakan bahasa Inggris.Oleh karena itu, tujuandari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajarandan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaranreading comprehensiondengan menggunakan media komik. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan model John Elliot yang terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdapat 3 tindakan. Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar catatan lapangan, lembar evaluasi, lembar wawancara dan kamera foto. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh beberapa hasil yakni proses pembelajaran reading comprehension dengan menggunakan media komiktelah berlangsung dengan keadaan yang kondusif, penuh semangat, antusias tinggi, dan menyenangkan. Nilai hasil belajar siswa meningkat. Perolehan nilai pada siklus I adalah 45,2.Nilai aktivitas pada siklus II adalah 55,8. Nilai pada siklus III adalah 79,4. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media komi telah berhasil meningkatkan prosesdan kemampuan siswa dalam pembelajaran reading comprehension.Dengan keberhasilan media komikdalam meningkatkan proses, serta hasil belajar siswa, maka media ini sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam pembelajaran reading comprehension terutama pada kelas tinggi. Kata Kunci : Media Komik, Reading Comprehension.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1102998 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Page 1
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
APPLYING MEDIA COMIC TO READING COMPREHENSION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOL Sri Haryani1, CharlotteA.H2, Titing Rohayati3
Program Studi PGSDUniversitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] Abstrak: Applying Media Comic to Reading Comprehension Learning in Elementary School. This research is motivated by the lack of students' reading comprehension skills . Students' skills in reading comprehension in general have trouble, because that teachers only improve writing skills and translate the word or sentences, so it does not generate meaningful learning. When English Learning only focus on the one skills language, it make students feel difficult to comprehension the text that use English Language. So, the purpose of this study was to describe the learning process and improve student learning outcomes in reading comprehension by using comic.The method of research is classroom action research method with John Elliot models consisting of three cycles, each cycle there are three actions. The instrument used in this study is observation sheet, sheet field notes, sheet activity assessment, sheets evaluation, the questionnaires and photo cameras. Based on research conducted by investigators, obtained some results that reading comprehension process by using comic have ongoing with conducive circumstances, vigorous, high enthusiasm, and fun. The learning process is carried out in accordance by using media comic. In the first cyclethe average value of the results obtained by the students is equal to 45.2. The average value of the results obtained by students in the second cycle of 55.8.The average value of the results obtained by students in the third cycle of 79.4. This it can be concluded that using comic have managed to improve the processes and learning ability of students in listening. With the success of the applying comic in improving processes, activities, and student learning outcomes, then this media is highly recommended to be applied in teaching reading comprehension, especially at higher grade.
Keywords: Comic and Reading Comprehension.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1102998 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Page 2
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.Kualitas suatu bangsa maupun suatu masyarakat dapat dilihat dari kualitas pendidikan yang ada.Pendidikan tidak hanya berlangsung di lingkungan lembaga pendidikan saja semisal sekolah, namun pendidikan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Tirtarahardja dan Sulo (2005) mengenai konsep pendidikan sepanjang hayat, dimana dalam konsep pendidikan sepanjang hayat ini merujuk pada pendidikan yang dilakukan selama kita hidup dan tidak terbatas pada pendidikan yang ada di sekolah saja. Selain itu, pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan dari setiap manusia, namun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma, dimana pendidikan bukan lagi menjadi kebutuhan melainkan suatu keharusan.Pergeseran paradigma ini membuat pendidikan di Indonesia hanya berlangsung seperti itu-itu saja. Selain untuk menentukan kualitas suatu bangsa, pendidikan juga diperlukan untuk memaksimalkan potensi seorang individu terutama anak. Memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh anak merupakan salah satu cara agar kelak anak dapat bersaing dengan bangsa lain. Salah satu pendidikan yang penting untuk disampaikan adalah pendidikan bahasa Inggris. Dalam semua pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Inggris terdapat empat kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa yang pertama adalah kemampuan
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
menyimak atau listening. Kemampuan berbahasa yang kedua adalah kemampuan berbicara atau speaking.Kemampuan berbahasa yang ketiga adalah kemampuan membaca atau reading.Kemampuan berbahasa yang terakhir adalah kemampuan menulis atau writing. Reading atau membaca merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh pembaca guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.Pada umumnya, setiap pembaca menyadari tujuan dari setiap kegiatan membaca baik untuk mendapatkan informasi maupun untuk hiburan semata. Dalam kegiatannya, ada dua macam jenis reading.Yang pertama adalah membaca nyaring atau disebut juga dengan reading aloud dan yang kedua adalah membaca pemahaman atau yang disebut juga sebagai reading comprehensioan.Membaca pemahaman sendiri merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan informasi dari suatu bacaan atau teks. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Abidin (2012) yang mengatakan bahwa membaca juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk beroleh pemahaman atas bacaan tersebut. membaca jenis ini dapat dikatakan sebagai membaca pemahaman. Namun demikian, banyak anak yang masih belum mampu memahami isi suatu bacaan terutama jika bacaan yang dibaca menggunakan bahasa Inggris.
Page 3
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
Ketidakmampuan siswa dalam memahami suatu bacaan membuat siswa beranggapan bahwa kegiatan membaca dengan menggunakan bahasa Inggris terasa sulit dan membosankan, selain itu pembelajaran membaca yang dilakukan oleh guru terasa membosankan karena guru hanya menerjemahkan kata-kata saja, serta guru lebih banyak menekankan pada satu kemampuan berbahasa saja. Pembelajaran yang dilakukan selama ini berdampak pada kurangnya kemampuan membaca pemahaman siswa.Siswa kehilangan semangat dalam membaca, hal ini senada dengan yang disampaikan Zimmerman dan Hurchins (2003) bahwa salah satu alasan kenapa siswa sulit memahami suatu bacaan adalah karena siswa tidak menemukan kesenangan dalam membacanya. Maka, berdasarkan uraian tersebut diperlukan media dalam membaca yang mampu membuat siswa menemukan kesenangan dalam membaca sehingga siswa mampu memahami isi bacaan dengan baik. Maka, berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan media yang dirasa cocok untuk pembelajaran membaca pemahaman adalah komik. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Slattery dan Wilis (2001, hlm.81) yang mengatakan bahwa pemahaman siswa terhadap suatu tulisan bahasa Inggris dapat dikembangkan dengan menggunakan gambar maupun kartu-kartu bergambar.Komik dirasa cocok karena dalam komik isi bacaan yang ingin disampaikan dituangkan kedalam bentuk gambar dan katakata sederhana.
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Selain itu, jika dilihat dari perkembangan siswa maka penggunaan gambar memang cocok dan sesuai.Dalam pembelajaran membaca pemahaman, komik berperan sebagai display dalam otak anak. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Chatib dan Fatimah (2014) yang mengatakan bahwa untuk membuat anak senang belajar adalah dengan merangsang otak bagian reptile terlebih dahulu dan untuk merangsangnya maka diperlukan display berupa gambar. Berdasarkan rincian tersebut penulis mengidentifikasi permasalahpenelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran reading comprehension di kelas 4 SD Negeri Percobaan Cileunyi dengan menggunakan media komik? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri dalam pembelajaran reading comprehension dengan penggunaan media komik? Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran reading comprehension di kelas 4 SD Negeri Percobaan Cileunyi dengan menggunakan media komik. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Percobaan Cileunyi dalam pembelajaran reading comprehension
Page 4
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
dengan menggunakan media komik METODE Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Percobaan yang terletak di kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. SD Negeri Percobaan sempat menjadi SD yang berstatus RSBI ( Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), namun dengan keluarnya keputusan MK mengenai pembatalan status RBSI/SBI terhadap sekolah-sekolah, maka SD Negeri Percobaan status sekolahnya kembali menjadi SD Konvensional atau regular. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV-C Sekolah Dasar Negeri Percobaan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan dengan latar belakang yang berbeda-beda setiap individunya. Pemahaman siswa mengenai isi suatu bacaan masih kurang, sebagian siswa masih sulit memahami suatu bacaan yang ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.Fokus penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban yang ilmiah dan yang dirasa tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka ada beberapa tujuan dari penelitian tindakan kelas. Dalam Abidin (2011,hlm.221) disebutkan beberapa
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
tujuan penelitian sebagai berikut:
tindakan
kelas
a. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah. b. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas. c. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya. d. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. e. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah. Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan adalan dengan menggunakan model desain PTK yang dikembangkan oleh Elliot. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ide Awal Pada tahap ini peneliti melakukan temuan terhadap objek penelitian dan metode yang akan digunakan dalam penelitian. b. Temuan Analis Dalam tahap ini, peneliti menemukan hal yang menjadi masalah yang terdapat di lapangan yang kemudian dianalisis untuk menentukan ketepatan permasalahan yang diangkat. c. Perencanaan Umum Pada tahap ini, peneliti menyusun perencanaan tindakan yang akan digunakan dalam upaya memperbaiki dan menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.
Page 5
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
d. Implementasi Siklus Pada tahap ini, peneliti melaksanakan perencanaan tindakan dalam pembelajaran yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari tiga tindakan. e. Monitoring Efeknya
Implementasi
dan
Pada tahap ini peneliti melakukan monitoring kegiatan pembelajaran yang terjadi pada setiap siklus yang telah dilakukan melalui serangkaian tindakan. Pada tahap ini juga peneliti melakukan identifikasi terhadap berbagai faktor, baik faktor penunjang dan penghambat dalam proses pembelajaran. f. Penjelasan Implementasi
Kegagalan
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap kekurangan-kekurangan apa saja yang terdapat dalam setiap siklusnya. Dalam penilitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, peneliti menggunakan beberapa instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu dengan lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa, lembar evaluasi, lembar catatan lapangan dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan gabungan dari analisis data secara kuantitatif, kualitatif dan triangulasi. TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. TEMUAN
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Berdasarkan perencanaan penelitian yang telah dibuat, maka penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri dari tiga tindakan.Pada setiap siklusnya, peneliti menggunakan media komik dengan tema yang berbeda.Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, penggunaan media komik ini adalah kemampuan reading comprehension siswa meningkat.Pada setiap hasil tindakan yang telah dilaksanakan semuanya dideskripsikan, dianalisis kemudian direfleksi sesuai dengan data-data yang telah diperoleh.Hal tersebut dilakukan untuk membuat peneliti mengetahui keberhasilan dari penggunaan media komik dalam pembelajaran reading comprehension. Terdapat hasil dan pencapaian bagi peneliti untuk dijadikan acuan keberhasilan. Rincian dari setiap siklus tersebut adalah sebagai berikut 1. Siklus I Siklus I ini terdiri dari tiga tindakan dengan tema yang digunakan adalah jobs. Kegiatan yang dilakukan pada tindakan 1 adalah menyusun ulang panel komik, dimana pada kegiatan ini siswa diminta untuk menyusun panel komik yang telah dibaca sehingga membentuk alur cerita yang benar, selain itu siswa juga diminta untuk membuat prediksi dari lanjutan cerita yang telah dibaca. Pada tindakan 2, kegiatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan siklus 1, dimana siswa diminta untuk menyusun kembali panel cerita yang telah mereka baca serta menuliskan bagian favorit dari komik yang teah mereka baca beserta dengan alasannya.Selanjutnya pada tindakan Page 6
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
3 siswa melaksanakan evaluasi, dimana pada pelaksanaannya siswa diberi waktu untuk membaca komik yang telah mereka baca sebelumnya pada tindakan 1 dan tindakan 2.Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi yang berisikan 10 pertanyaan yang berkaitan dengan komik yang mereka baca.Soal evaluasi dibuat dengan menggunakan bahasa Inggris, namun siswa dapat menuliskan jawabannya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan, ada beberapa temuan yang peneliti temukan.Temuan tersebut dipaparkan pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Temuan Siklus I No . 1.
Temuan Siklus I
Siswa belum terbiasa untuk menyapa dengan bahasa Inggris. 2. Siswa sulit untuk dikondisikan 3. Infokus yang digunakan untuk menampilkan komik mengalami kerusakan. 4 Banyak siswa yang bertanya mengenai hal yang sama. 5. Siswa terlihat senang ketika mengerjakan worksheet Berdasarkan temuan-temuan yang ditemukan, sudah seharusnya peneliti memperbaiki kekurangankekurangan yang terjadi pada pembelajaran siklus I, tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kekurangan-kekurangan pada pembelajaran siklus II. Peneliti harus memperhatikan persiapan alat-alat pembelajaran yang akan digunakan serta harus bisa mengondisikan siswa lebih baik lagi, sehingga Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
pembelajaran berjalan secara efektif dan siswapun mendapat nilai yang baik. 2. Siklus II Tema yang digunakan pada siklus II ini adalah place. Tema yang digunakan pada siklus II ini mengacu kepada salah satu tempat wisata yang ada di Bandung.Penggunaan tema ini dipilih karena berkaitan dengan kegiatan out class yang telah dilakukan oleh siswa sebelumnya. Selain itu, penggunaan tema ini secara tidak langsung akan membuat siswa mengetahui mengenai sumber energy alternative yang ada. Seperti yang dilakukan pada siklus sebelumnya, kegiatan yang dilakukan pada setiap siklusnya adalah sama. Hal ini karena indicator yang digunakan memang sama. Namun, meskipun demikian pada siklus II ini masih ditemukan beberapa kekurangan serta temuantemuan lainnya. Temuan tersebut akan dipaparkan pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Temuan Siklus II No . 1.
Temuan Siklus I
Siswa mulai terbiasa untuk menyapa dengan bahasa Inggris. 2. Banyak siswa yang mengobrol 3. Penggunaan infokus yang diganti membuat siswa dapat lebih memahami isi bacaan. 4 Pemerolehan nilai siswa mengalami peningkatan Berdasarkan temuan pada siklus II, menunjukan adanya peningkatan pada siswa, baik pada perilaku siswa maupun kemampuan siswa dalam
Page 7
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
memahami instruksi peneliti. Meskipun begitu, kekurangan selalu terjadi, seperti adanya beberapa siswa yang mengobrol sehingga mengganggu temannya yang lain. Maka dari itu, perbaikan dan persiapan yang matang harus dilakukan oleh peneliti, untuk membuat pembelajaran pada siklus III lebih baik. 3. Siklus III Tema yang digunakan pada siklus III yaitu daily activities.Tema yang digunakan kali ini dipilih karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu, dengan menggunakan tema ini maka siswa dapat mengetahui istilah mengenai kegiatan sehari-harinya dalam bahasa Inggris. Berdasarkan beberapa hasil wawancara, maka pada kegiatan awal yang ada pada setiap tindakan siswa diberikan permainan word search games karena siswa sangat menyukainya. Selain itu dengan permainan ini siswa dapat melatih kefokusan siswa dalam belajar serta secara efektif dapat mengondisikan siswa dengan kondusif. Seperti siklus-siklus sebelumnya, tindakan yang dilakukan pada siklus III inipun sama saja. Namun demikian, temuan yang terdapata pada siklus III mengalami perubahan. Adapun temuan-temuan yang terdapat pada siklus III ini akan dipaparkan pada tabel 3 dibawah ini
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Tabel. 3 Temuan Siklus III No. Temuan Siklus III 1 Hampir seluruh siswa dapat mengerjakan worksheet dengan benar. 2 Siswa terlihat antusias ketika melakukan kegiatan awal 3 Ada seorang siswa yang mengganggu temannya ketika mengerjakan soal evaluasi Berdasarkan temuan yang telah dituliskan diatas, maka dapat dikatakan bahwa siswa telah mampu memahami isi suatu bacaan dengan menggunakan komik.Selain itu, nilai evaluasi mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
B. PEMBAHASAN Berdasarkan uraian mengenai penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui beberapa kekurangan yang ditemukan. Kekurangankekurangan tersebut kemudian diperbaiki pada siklus yang selanjutnya, sehingga pada siklus yang selanjutnya menjadi lebih baik lagi dan tidak ditemukan lagi kesalahan yang sama. Media yang digunakan merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran, oleh karena itu penggunaan media perlulah diperhatikan dengan baik. Salah satu hal yang dapat dijadikan indicator dalam melihat keberhasilan pembelajaran adalah dari proses pembelajaran yang berlangsung itu sendiri serta dari nilai yang diperoleh oleh siswa. Dalam kegiatan reading comprehension penggunaan media komik mengambil peranan penting Page 8
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
untuk menyampaikan informasi yang ada dalam bacaan sehingga siswa dapat memperoleh kemudahan dalam memahami suatu bacaan. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa keberhasilan penggunaan media komik dapat dilihat dari perolehan nilai siswa.Adapun peningkatan nilai hasil belajat siswa dapat dipaparkan dalam gambar 1 dibawah ini. Gambar 1. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa
nilai rata-rata 100 50
nilai ratarata
0 siklus siklus siklus 1 2 3
Diagram diatas menjelaskan peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 45,2 dan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 55,8 serta pada siklus III meningkat lagi menjadi 79,4. KESIMPULAN Pada bagian akhir dari penulisan karya ilmiah ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang menjadi jawaban terhadap rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Selain itu pula, penulis menuliskan beberapa saran yang dapat dijadikan pengembangan bagi proses pembelajaran reading comprehension pada mata pelajaran bahasa Inggris terutama untuk penerapan penggunaan media komik
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
di Sekolah Dasar. Adapun kesimpulannya sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran reading comprehension dengan menggunakan media komik sesuai dengan pembelajaran serta membuat suasana yang kondusif dan efektif. Selain itu proses pembelajaran yang tercipta menjadi terasa lebih menyenangkan. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan memperhatikan materi ajar yang akan disampaikan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengadakan apersepsi untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang dipelajari dan guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta melakukan kegiatan awal yang dapat memberikan suasana pembelajaran yang aktif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa. Selanjutnya guru dan siswa melakukan kegiatan membaca secara bersama dengan menggunakan media komik serta materi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak hal ini dilakukan agar siswa dapat juga mengetahui cara pengucapannya. Setelah itu siswa membaca komik didalam hati agar siswa dapat lebih memahami isi bacaan yang dibaca. Kemudian siswa mengerjakan worksheet yang diberikan oleh peneliti dan pada tindakan ketiga siswa mengerjakan soal evaluasi. 2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan media komik pada pembelajaran reading comprehension mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, sampai siklus III. Peningkatan Page 9
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 45,2 dan pada siklus 2 mengalami peningkatan sehingga rata-rata siswa menjadi 55,9. Peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 masih kurang karena nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM. Pada siklus 3 pembelajaran lebih diperbaiki lagi sehingga rata-rata kelas meningkat menjadi 79,4. Selain nilai rata-rata yang meningkat, jumlah siswa yang mendapatkan nilai sesuai dengan KKM atau bahkan lebih dari KKM mengalami peningkatan pula. Pada siklus 1 hanya ada satu orang siswa yang mendapat nilai diatas KKM atau hanya sekitar 4,2% dari jumlah siswa keseluruhan. Pada siklus 2 jumlahnya meningkat menjadi 12,6% atau sekitar tiga orang siswa. Sedangkan pada siklus 3 jumlah ini meningkat lagi menjadi sebesar 79,2% atau sekitar 19 orang siswa yang mendapatkan nilai diatas atau sama dengan KKM yang telah ditentukan.
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Page 10
Antologi, Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama. Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD.Bandung: Rizqy Press. Chatib, M & Fatimah, I.N. (2013).Kelasnya Manusia. Jakarta: Kaifa. Slattery & Willis.(2001). English for Primary School. New York: Oxford University. Tirtarahardja, U & Sulo, L. (2005).PENGANTAR PENDIDIKAN. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Zimmermann, S & Hutchins, C. (2003).7 Keys To Comprehension. New York: Three Rivers Press.
Sri Haryani, Penggunaan Media Komik
Page 11