PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERILAKU SEHAT ANTARA SEKOLAH DASAR NEGERI DAN SWASTA Emi Listiyani Emi Listiyani: Fakultas Ilmu Keperawatan, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424 E-mail:
[email protected] Abstrak Sekolah merupakan suatu sarana pendidikan yang berperan penting dalam memupuk kebiasaan hidup sehat sehingga anak memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan perilaku sehat. Jenis sekolah terbagi menjadi dua, yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat pengetahuan siswa tentang perilaku sehat antara sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta. Desain penelitian ini adalah kuantitatif perbandingan menggunakan sampel anak usia sekolah kelas 4, 5, dan 6 di dua jenis sekolah dengan total sampel sebanyak 264 responden yang dipilih melalui teknik klaster. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis sekolah dengan pengetahuan responden mengenai perilaku sehat (p=0,999, α=0,05). Tingkat pengetahuan perilaku sehat siswa sekolah dasar negeri sama tinggi dengan tingkat pengetahuan perilaku sehat siswa sekolah dasar swasta di Kecamatan Pasar Rebo. Penelitian ini menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak melihat dari sisi pengetahuan saja, melainkan perlu melihat juga bagaimana penerapan perilaku sehat siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: anak usia sekolah, perilaku sehat, sekolah
Abstract School is an educational facility that plays an important role in fostering healthy habits so that children have the knowledge, attitude and skills to carry out healthy behaviors. Schools are divided into two types, namely public schools and private schools. This study aimed to compare the level of students' knowledge of healthy behavior among public elementary school and private elementary schools. The study design was a quantitative comparison using samples of school-age children grades 4, 5, and 6 in the two types of schools with a total sample of 264 respondents were selected through cluster techniques. The results showed no significant difference between the type of school the respondents' knowledge about healthy behaviors (p = 0.999, α = 0,05). Level of knowledge of healthy behaviors at a public elementary school students with a high level of knowledge of healthy behaviors private elementary school students in the Pasar Rebo District. This study suggests further research should not be seen only in terms of knowledge, but also need to see how the adoption of healthy behaviors in the students' everyday life. Keywords
: school-age children, healthy behavior, school
Pendahuluan
bangsa.
Anak
usia
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa,
individu yang berusia 6-12 tahun (Wong,
karena mereka adalah generasi penerus
2008).
Mereka
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
sekolah cenderung
merupakan banyak
2
menghabiskan
waktunya
untuk
mulai
sekolah negeri dan sekolah swasta yang dapat
berinteraksi dengan orang lain di luar
mempengaruhi
keluarganya, seperti pada teman sebayanya
siswanya.
penerapan
perilaku
sehat
dan di lingkungan sekolah. Interaksi itulah yang
diharapkan
mampu
meningkatkan
Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang
kualitas fisik dan mental mereka. Kualitas
ditampilkan seseorang yang mempengaruhi
fisik dan mental mereka sebagai generasi
status kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).
penerus
untuk
Seorang
faktor
Notoatmodjo
bangsa
diperhatikan, penentu
menjadi
karena
bagi
penting
merupakan
keberhasilan
pencapaian
ahli
perilaku
(Becker, (2003)
sehat
1979)
dalam
mengatakan
bahwa
berkaitan
upaya
pembangunan negara. Salah satu upaya yang
seseorang
strategis
kualitas
meningkatkan kesehatannya mencakup makan
manusia Indonesia adalah melalui upaya
dengan menu seimbang, olahraga teratur,
pendidikan dan kesehatan (Widaninggar,
tidak merokok, tidak minum-minuman keras
2004).
dan narkoba, istirahat cukup, mengendalikan
untuk
meningkatkan
untuk
dengan
mempertahankan
dan
stress serta perilaku atau gaya hidup lain yang Pendidikan
adalah
segala
upaya
yang
positif bagi kesehatan.
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga
mereka
diharapkan
melakukan
oleh
apa
pelaku
yang
pendidikan
(Notoatmodjo, 2003). Sekolah merupakan tempat yang berperan dalam memberikan
Masalah-masalah terkait perilaku sehat anak usia sekolah masih cukup tinngi. Survei Global Youth Tobacco 2006 menemukan bahwa di antara siswa usia 13-15 tahun, 24 persen laki-laki dan 4 persen perempuan
sekolah
mempunyai kebiasaan merokok. Selain itu,
berdasarkan penyelengaraannya di Indonesia
sekitar 1 dari 3 laki-laki dan 1 dari 4
dibagi menjadi sekolah negeri dan sekolah
perempuan mencoba merokok untuk pertama
swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang
kalinya sebelum berusia 10 tahun (WHO,
diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan
2009). Sekitar 82% penduduk yang berusia 10
sekolah
tahun ke atas kurang melakukan aktivitas
pengajaran/
pendidikan.
swasta
Jenis
diselenggarakan
oleh
masyarakat (Depdikbud, 1997 dalam Bachrie, 2009).
Dengan
adanya
perbedaan
jenis
sekolah tersebut, maka mungkin terdapat pula perbedaan
karakter
seperti
sarana
dan
prasarana yang memfasilitasi sekolah baik di
fisik, 73% kurang bergerak dan 9% tidak terbiasa melakukan aktifitas fisik (Fakhrudin, 2009).
Berbagai
penyakit
akan
muncul
apabila perilaku sehat ini tidak dilakukan dengan baik, seperti diare, TB Paru, cacingan, dan lain sebagainya. Data Riskesdas (2007)
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
3
menyebutkan bahwa sekitar 20,6% kelompok
(PHBS) di sekolah dasar negeri dan sekolah
usia 10 - 14 tahun memiliki masalah
dasar swasta di Kecamatan Kenjeran (p =
kesehatan
0,001; α = 0,05). Salah satu faktor yang
gigi
dan
mulut.
Departemen
Kesehatan tahun 2009 juga menyebutkan 31,8
mempengaruhi
persen
pengetahuan. Penelitian Fitrianti dan Dina
siswa
sekolah
dasar
kecacingan. Selain itu,
mengalami
penyakit diare
(2006)
perilaku
seseorang
menunjukkan
bahwa
yaitu tingkat
menempati urutan teratas dalam daftar 10
pengetahuan anak tentang perilaku sehat pada
penyakit penyebab rawat inap di rumah sakit
sekolah dasar yang memiliki UKS tinggi.
di Indonesia (Anna, 2011).
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu juga untuk mengetahui adanya perbedaan
Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal
tingkat pengetahuan perilaku sehat antara
yang dapat saling terkait satu sama lain.
sekolah dasar negeri dan sekolah dasar
Kesehatan merupakan bagian penting untuk
swasta,
tercapainya keberhasilan suatu pendidikan,
penelitian
dan sebaliknya pendidikan yang diperoleh
Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku
akan mempengaruhi tingkat kesehatan. Dalam
Sehat antara Sekolah Dasar Negeri dan
pasal 45 Undang-undang Nomor 23 tahun
Sekolah Dasar Swasta”.
maka
peneliti
dengan
ingin
judul
melakukan
“Perbandingan
1992 tentang kesehatan disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
Metode
meningkatkan
sehat
Desain penelitian ini menggunakan desain
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat,
penelitian kuantitatif perbandingan. Populasi
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh
yang digunakan pada penelitian ini terbagi
dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi dua, yaitu siswa-siswi di sekolah
menjadi
yang
dasar negeri dan sekolah dasar swasta di
berkualitas (Tim Pembina Usaha Kesehatan
wilayah kecamatan Pasar Rebo. Sampel
Sekolah Pusat, 2007). Oleh karena itu,
penelitian ini adalah siswa kelas 4, 5 dan 6 di
sekolah sebagai suatu sarana pendidikan
kedua
berperan penting dalam memupuk kebiasaan
penghitungan, jumlah sampel total responden
hidup
yang dibutuhkan sebanyak 270 responden
kemampuan
sumber
sehat
daya
sehingga
hidup
manusia
anak
memiliki
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
jenis
sekolah
tersebut.
Dari
dengan menggunakan teknik klaster.
melaksanakan perilaku sehat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian Penelitian yang dilakukan Prastiningsih, dkk
ini adalah kuesioner yang diberikan kepada
(2011) mengatakan bahwa ada perbedaan
sampel yang memenuhi kriteria. Kuesioner
tingkat Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
4
yang digunakan merupakan modifikasi dari
Hasil analisis didapatkan rata-rata usia anak
peneliti
&
sekolah adalah 10,69 (95% CI: 10,57 –
Wulandari (2006). Kuesioner berisi data
10,81), dengan standar deviasi 0,987 tahun.
identitas responden dan soal-soal dalam
Usia termuda 9 tahun dan usia tertua 12
bentuk pernyataan dengan pilihan benar-salah
tahun. Karakteristik responden berdasarkan
sebanyak 35 butir mengenai pengetahuan
jenis kelaminnya, perempuan sebanyak 135
klien tentang perilaku sehat yang mencakup
responden (51,1%), sedangkan responden
perihal kebersihan diri, istirahat dan tidur,
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 129
aktivitas dan latihan, nutrisi, serta pencegahan
responden (48,9%). Penelitian dilakukan pada
penyakit dan kecelakaan.
siswa sekolah dasar kelas IV, V dan VI.
sebelumnya
oleh
Fitrianti
Jumlah responden cukup merata pada masingAdapun prosedur yang dilakukan peneliti
masing tingkat pendidikan, sebanyak 92
yaitu pengumpulan data dilakukan setelah
responden (34,8%) di kelas IV, 94 responden
mendapatkan izin dari pihak terkait, yaitu
(35,6%) di kelas V dan 78 responden (29,5%)
pihak fakultas dan sekolah yang menjadi
di kelas VI.
tempat penelitian. Data yang sudah diperoleh dalam
Distribusi pengetahuan responden pada siswa
pengelolaan data (Notoatmodjo, 2010), yaitu
sekolah dasar swasta didapatkan hasil bahwa
Editing, Coding, Processing, dan Cleaning.
dari 131 responden siswa sebanyak 116
Setelah
maka
responden (88,5 %) memiliki pengetahuan
langkah berikutnya adalah analisis data. Jenis
yang tinggi, 13 responden (10%) memiliki
analisis data yang digunakan dalam penelitian
pengetahuan yang sedang, dan 2 responden
ini adalah analisis univariat dan analisis
lainnya (1,5%) memiliki pengetahuan yang
bivariat. Pada penelitian ini akan digunakan
rendah. Sedangkan distribusi pengetahuan
pengujian statistik bivariat dengan uji Chi-
responden pada siswa sekolah dasar negeri
Square,
didapatkan
harus
melalui
empat
pengolahan
yaitu
data
dengan
tahapan
selesai,
membandingkan
hasil
bahwa
sebanyak
118
pengetahuan siswa yang yang berupa data
responden (88,7 %) memiliki pengetahuan
kategorik, dengan sekolah dasar yang juga
yang tinggi, 13 responden (9,8%) memiliki
merupakan
Berdasarkan
pengetahuan yang sedang, dan 2 responden
Belmont Report (Polit, 2001) ada tiga prinsip
lainnya (1,5%) memiliki pengetahuan yang
etik utama yang peneliti juga terapkan dalam
rendah. Pada tabel tersebut juga menunjukkan
penelitian ini, yaitu Beneficence, Respect for
bahwa baik pada sekolah dasar negeri dan
human dignity, dan Justice.
sekolah
Hasil
data
kategorik.
dasar
swasta,
sebagian
besar
(mayoritas) tingkat pengetahuan siswa berada dalam kategori tinggi.
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
5
Berdasarkan uji chi-square antara siswa
tingkat pengetahuan dengan Perilaku Hidup
sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta
Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak kelas IV,
didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan
V dan VI di SDN 01 Pagi Johar Baru Jakarta
yang bermakna antara pengetahuan siswa
Selatan.
sekolah dasar negeri dengan sekolah dasar
tentang perilaku sehat pada anak usia sekolah
swasta mengenai perilaku sehat (p = 0,999; α
ternyata belum sepenuhnya menjadikan anak
= 0,05).
untuk berprilaku sehat dalam kehidupan
Namun,
tingginya
pengetahuan
sehari-hari. Hal ini terlihat masih tingginya Pembahasan
masalah kesehatan terkait perilaku sehat anak
Hasil yang didapat menunjukkan tidak ada
usia
hubungan yang bermakna antara jenis sekolah
menyebutkan bahwa sekitar 20,6% kelompok
dengan pengetahuan siswa mengenai perilaku
usia 10 - 14 tahun memiliki masalah
sehat. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak
kesehatan
ada perbedaan pengetahuan yang bermakna
Kesehatan tahun 2009 juga menyebutkan 31,8
antara siswa sekolah dasar negeri dengan
persen
sekolah dasar swasta (p=0,999, α=0,05).
kecacingan. Selain itu,
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara
menempati urutan teratas dalam daftar 10
pengetahuan siswa sekolah dasar negeri
penyakit penyebab rawat inap di rumah sakit
dengan sekolah dasar swasta tentang perilaku
di Indonesia (Anna, 2011). Oleh karena itu,
sehat
mayoritas
pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada
responden di kedua jenis sekolah tersebut
anak usia sekolah bukan hanya untuk
memiliki pengetahuan yang tinggi. Data
peningkatan pengetahuan dan kualitas hidup,
menunjukkan
tapi juga supaya terhindar dari penyakit.
dapat
terjadi
bahwa
karena
lebih
dari
88%
sekolah.
gigi
siswa
Data
dan
Riskesdas
mulut.
sekolah
dasar
(2007)
Departemen mengalami
penyakit diare
responden di kedua jenis sekolah memiliki pengetahuan yang tinggi. Sehingga walaupun
Pendidikan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara
penambahan pengetahuan dan kemampuan
sekolah dasar negeri dan sekolah dasar
seseorang melalui teknik praktik belajar atau
swasta, hampir seluruh responden masih
instruksi secara individu untuk meningkatkan
tergolong memiliki pengetahuan yang tinggi
kesadaran akan nilai kesehatan sehingga
atau dapat dikatakan pengetahuan mereka
dengan sadar mau mengubah perilakunya
sama-sama baik sehingga tidak ada perbedaan
menjadi perilaku sehat (Notoatmodjo, 2005).
yang bermakna.
Dengan
kesehatan
demikian,
pendidikan
merupakan
kesehatan
bukan hanya mencakup tentang pengetahuan Sebuah penelitian dari Kendarti (2009)
kesehatan dan gangguannya, namun juga
mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
6
pengembangan keterampilan untuk dapat
Pemilihan
metode
ketika
memberikan
mempraktikkan perilaku hidup sehat dalam
pendidikan kesehatan di sekolah juga perlu
kehidupan sehari-hari.
diperhatikan. Penelitian The Scottish Council for Research in Education (SHEG, 1990
Pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah
dalam Pertiwi, 2012) melaporkan bahwa
dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler
metode
dan kegiatan ekstrakurikuler (Efendi &
membelajarkan pendidikan kesehatan di kelas
Makhfudli, 2009). Pendidikan kesehatan yang
adalah melibatkan seluruh warga kelas,
dilaksanakan
kurikuler
diskusi kelompok, kunjungan ahli, permainan
merupakan bagian dari kurikulum sekolah,
peran, menonton film dokumenter singkat.
dapat
seperti
Penelitian Astuty (2009) menyatakan bahwa
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
terdapat peningkatkan pengetahuan siswa
serta Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini sesuai
baik pada pengetahuan secara keseluruhan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
maupun pengetahuan secara spesifik terhadap
Nomor 22 tahun 2006
dalam pelajaran
penyakit rabies dengan menggunakan peta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
singkap dan metode berbicara di depan kelas.
Materi yang diajarkan antara lain sebagai
Selain itu, penelitian juga dilakukan oleh
berikut kebersihan diri, penyakit menular
Pasaribu (2005) yang mengatakan bahwa
(DBD, flu burung, diare), Perilaku Hidup
metode ceramah lebih baik dari metode buku
Bersih dan Sehat tatanan sekolah, gizi
kecacingan
(makanan
pengetahuan.
dalam
berupa
kegiatan
mata
sehat),
pelajaran
kesehatan
reproduksi
yang
efektif
dalam
dipakai
meningkatkan
Dengan
demikian,
untuk
rerata dapat
remaja, narkoba, penyakit menular seksual,
disimpulkan bahwa menggunakan metode
dan lain-lain (Tim Pembina Usaha Kesehatan
dalam memberikan pendidikan kesehatan
Sekolah Pusat, 2007). Pendidikan kesehatan
terbukti efektif meningkatkan pengetahuan
dalam
siswa.
kegiatan
dilakukan
di
ekstrakurikuler sekolah
dalam
dapat rangka
menanamkan perilaku sehat peserta didik
Penelitian
melalui UKS. Hal tersebut dapat berupa
mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang
ceramah dan diskusi, lomba antar sekolah
kuat
(kantin
bimbingan
sebagai model keperawatan sekolah dalam
langsung dalam perilaku hidup bersih dan
meningkatkan motivasi siswa SD untuk
sehat dan pembentukan peer group counselor
menjaga perilaku sehat. Program UKS yang
(Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
umumnya
Pusat, 2007).
berpedoman pada Trias UKS yaitu pendidikan
sehat,
toilet
sehat),
oleh
antara
kesehatan,
Rahmawati
internalisasi
dilakukan pelayanan
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
di
program
sekolah kesehatan,
(2001) UKS
harus dan
7
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
IPA dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani,
sehat
Olahraga dan Kesehatan), tidak berdiri sendiri
(Depkes,
Makhfudli,
2003
dalam
2009).
Efendi
Namun,
&
program
dalam
sebuah
kurikulum
pendidikan
pendidikan kesehatan yang diselenggarakan
kesehatan. Hal ini berbeda dengan penerapan
dari kegiatan ekstrakurikuler tidak dianggap
sekolah sehat di Inggris Raya. Salah satu
sebagai hal yang utama, karena banyak
syarat mendapatkan pengakuan sekolah sehat
anggapan bahwa hal tersebut bisa diajarkan
di Inggris Raya adalah terselenggaranya
melalui
Pendidikan
pendidikan kesehatan sebagai salah satu mata
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Sementara,
pelajaran di jenjang sekolah dasar yang
program
pelajaran
IPA
promosi
penyuluhan
tampak
atau
kesehatan
melalui
dikenal sebagai PSHE (Personal Social Health
ketika
sekolah
Education). PSHE didefinisikan sebagai suatu
mendapatkan proyek dari pemerintah melalui
program
terstruktur
yang
mencakup
Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat,
pengalaman dan kesempatan belajar yang
ataupun dari organisasi seperti Lembaga
akan membantu anak-anak dan generasi muda
Swadaya Masyarakat.
tumbuh dan berkembang sebagai individu, anggota keluarga, serta bagian dari komunitas
Pembinaan UKS diarahkan demi terwujudnya
social
dan
ekonomi
(PSHE
Education
program sekolah sehat. Program yang sedang
Strategic Partners Group dalam Thorpe et al.,
dicanangkan pemerintah saat ini berada dalam
2006).
koordinasi Kementerian Kesehatan, di bawah supervisi Dinas Kesehatan setempat melalui
Dari pembahasan tersebut, dapat ditarik
Puskesmas. Sebenarnya program sekolah
kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan tetap
sehat didesain berdasarkan 6 ciri utama
diperlukan pada anak usia sekolah bukan
(Depkes, 2008). Salah satu cirinya yaitu
hanya untuk peningkatan pengetahuan lagi,
memberikan pendidikan kesehatan dengan
tapi juga untuk mengembangkan keterampilan
mengembangkan kurikulum yang mampu
untuk dapat mempraktikkan perilaku hidup
meningkatkan sikap dan perilaku peserta
sehat dalam kehidupan sehari-hari supaya
didik yang positif terhadap kesehatan, serta
terhindar
dapat
berbagai
pendidikan kesehatan juga bukan hanya
mendukung
ditentukan dengan adanya dukungan dari
kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu,
kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan
memperhatikan pentingnya pendidikan dan
orang tua, melainkan adanya hubungan guru
pelatihan untuk guru maupun orang tua.
dengan orang tua peserta didik, apa yang
Namun, pendidikan kesehatan sekolah dasar
diberikan oleh guru di sekolah hendaknya
di Indonesia tercakup dalam mata pelajaran
juga didukung oleh orang tua di rumah.
mengembangkan
keterampailan
hidup
yang
dari
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
penyakit.
Keberhasilan
8
Kesimpulan
Ucapan Terima Kasih
Dari hasil penelitian, kesimpulan yang dapat
Penyelesaian dan penulisan skripsi ini tidak
diperoleh
lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara
adalah
tidak
ada
perbedaan
pengetahuan antara siswa sekolah dasar
moril
negeri dengan sekolah dasar swasta (p=0,999;
dorongan
α=0.05). Hasil yang didapat menunjukkan
diberikan, penulis mengucapakan terima kasih
pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai
Ibu Happy Hayati, MKep., Sp., Kep.An
perilaku sehat, baik di sekolah dasar negeri
selaku dosen pembimbing; Orang tua dan
dan sekolah dasar swasta yaitu sama tinggi.
kakak; Pihak Sekolah Dasar Negeri dan
Penelitian ini dapat dijadikan sumber dan
Swasta di wilayah Pasar Rebo yang telah
masukan
berpartisipasi dalam penelitian ini; Sahabat-
bagi
terutama
pelayanan
keperawatan
keperawatan,
komunitas,
dalam
maupun
sahabat;
materil.
dan
dan
Atas
bimbingan
bantuan,
yang
Rekan-rekan
telah
seperjuangan
memberikan pendidikan kesehatan pada anak
angkatan 2009 yang saling memberikan
usia sekolah khususnya mengenai perilaku
semangat. Semoga Allah SWT membalas
sehat. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi
segala kebaikan dan bantuan yang telah
dasar bagi pendidikan keperawatan untuk
mereka berikan kepada saya.
meningkatkan kompetensi peserta didiknya terutama
dalam
merencanakan
promosi
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
Referensi Anna, L. K. (2011, July 20). Diare dan kecacingan
kondisi siswa.
ancam
anak
sekolah.
http://health.kompas.com/read/2011/0 Adapun saran peneliti agar Dinas Kesehatan
7/20/14372921/Diare.dan.Kecacingan.
mengawasi
Ancam.Anak.Sekolah (Diakses pada
pelaksanaan
bagaimana program
keefektifan
Usaha
Kesehatan
Sekolah di masing-masing sekolah dan
tanggal 1 November 2012) Astuty, A. T. J. E. (2009). Pengaruh
pengetahuan siswa dapat di jadikan evaluasi
penyuluhan
kinerja
Dinas
pengetahuan tentang penyakit rabies
Kesehatan dalam memberikan pendidikan
pada siswa sekolah dasar di provinsi
kesehatan. Selain itu, sekolah dapat tetap
sumatera
memberikan pendidikan kesehatan bukan
Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan
hanya
Institut Pertanian Bogor.
puskesmas
untuk
setempat
meningkatkan
dan
pengetahuan
terhadap
barat.
Skripsi
tingkat
Program
siswa tentang perilaku sehat, namun untuk
Bachrie, Namira Suada. (2009). Hubungan
dapat diterapkan siswa dalam kehidupan
jenis sekolah dan identifikasi nilai
sehari-hari.
moral
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
individualisme
terhadap
9
kesadaran Jakarta.
sosial Skripsi
siswa
sma
Program
di
Sarjana
Denman, S. (2002) The Health Promoting Policy,
Research
and
Practice. London: Routledge Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Promosi kesehatan di sekolah. Jakarta: Depkes RI.
promotion
throught
the
lifespan. St. Louis: Mosby.
Fakultas
Ilmu
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ---------------------. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
komunitas:
---------------------.
(2010).
Metodologi
penelitian kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan
Sarjana
Cipta.
Edelman, C. L. & Mandle, C. L. (1998). Health
Program
Keperawatan UI Depok.
Fakultas Psikologi UI Depok. School:
Johar Baru, Jakarta Pusat. Skripsi
teori
dan
Pasaribu, H. E. R. (2005). Perbandingan penyuluhan
kesehatan tanya
jawab
metode
praktik dalam keperawatan. Jakarta:
ceramah
dengan
Salemba Medika.
penyuluhan kesehatan menggunakan
Fakhrudin, N. (2009). Hubungan tingkat
buku kecacingan dalam mencegah
pengetahuan sehat – sakit dengan
reinfeksi ascaris lumbricoides pada
sikap
surakarta
anak sekolah dasar. Tesis Program
tentang perilaku hidup bersih dan
Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik
sehat
(PHBS).
Universitas Diponegoro Semarang.
http://etd.eprints.ums.ac.id
(Diakses
mahasiswa
um
pada tanggal 1 Februari 2013) Fitrianti
&
Wulandari,
D.
N.
(2006).
Gambaran tingkat pengetahuan anak tentang perilaku sehat pada sekolah dasar (SD) yang memiliki usaha Kesehatan sekolah (UKS). Skripsi Program
Sarjana
Fakultas
Ilmu
keperawatan UI Depok. Kendarti, S. F. (2009). Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak
Pertiwi, K. R. (2012). Pengembangan model pendidikan
kesehatan
dalam
kurikulum nasional sekolah dasar di Indonesia: studi penerapan Personal Social Health Education di kurikulum sekolah dasar Inggris Raya. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Polit, Denise, dkk. (2001). Essentials of nursing research: methods, appraisal, and utilization 5th edition. Lippincott: Philadelphia.
kelas IV, V dan VI di SDN 01 Pagi
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
10
Prastianingsih, Y., H. A. Aziz Alimul, Marini,
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
tingkat
Pusat. (2007). Pedoman pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dan pengembangan usaha kesehatan
(PHBS) di sekolah dasar negeri dan
sekolah. Jakarta: Depdiknas .
Gita.
(2010).
Perbedaan
sekolah dasar swasta di Kecamatan Kenjeran.
Jurnal
Ilmu
Kesehatan
Universitas Muhamadiyah Surabaya, 65-72. Santrock, John W. (2003). Adolescence: perkembangan
remaja.
Erlangga:
Jakarta Saryono. (2010). Catatan kuliah kebutuhan dasar manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Smith, J. (2003). Education and Public Health: Natural Partners in Learning for Life. Association for Supervision and
Curriculum
Development
(ASCD). USA: Alexandra, Virginia Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Salemba Medika: Jakarta. Sugiyono.
(2010).
kuantitatif
Metode
kualitatif
penelitian dan
R&D.
Bandung: Alfabeta. Thorpe, G., Kirk, S., Whitcombe, D. (2002) The impact of the National Healthy School
Standard
effectiveness
and
on
school
improvement.
Research Brief RBX09-02, London: DfES Thurston, M. (2006) The National Healthy Schools Programme: a vehicle for
Turner, J. S. & Helms, D. B. (1995). Lifespan development. United States: Harcourt Brace College Publishers WHO. (2009). Indonesia (Ages 13-15), Global Youth Tobacco Survey (GYTS) FactSheet. http://www.searo.who.int/LinkFiles/G YTS_IndonesiaFactsheet2009.pdf (Diakses pada tanggal 27 Desember 2012) Widaninggar. (2004). Evaluasi lomba sekolah sehat
tingkat
nasional.
Tidak
dipublikasikan. Jakarta: Depkes RI. Wong, D. L. (2003). Wong’s nursing care of infants and children. Volume 1. 7th ed. St Louis: Mosby. Wong, D. L., dkk. (2008). Buku ajar keperawatan gerontik Wong (Agus Sutarna, Neti Juniarti, H.Y. Kuncara, Penerjemah). Jakarta: EGC. Wulandari, N., Auliana, R., Sujiwati, W. R., Lutluhur, T. A. L. (2011). Gambaran pengetahuan
anak
usia
sekolah
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di wilayah perkotaan Depok.
Skripsi
Program
Sarjana
Fakultas Ilmu Keperawatan UI Depok.
school improvement? Case studies from Cheshire. Chester, Centre for Public Health Research
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.
11
Perbandingan tingkat..., Emi Listiyani, FIK UI, 2013.