USIA DAN SIKAP SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG SANITASI DASAR MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (Age And Attitudes Of Primary School Students Basic Sanitation Influence Behavior Clean And Healthy Livestyle) Pudjiati, Eska Riyanti, Aan Nurhasanah Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email:
[email protected] ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Menurut Dep Kes RI (2001) bahwa bidang PHBS meliputi: Bidang kebersihan perorangan seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari, Bidang Gizi seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, Bidang lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentis nyamuk. Banyak penyakit yang disebabkan karena PHBS yang masih kurang seperti Diare, Cacingan, Demam Berdarah dan Muntaber.Menurut Green faktor perilaku dibentuk tiga faktor yaitu: faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai tradisi), faktor pemungkin (umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana sarana, sumber daya), faktor pendorong (contoh para tokoh masyarakat). Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran faktor yang berhubungan dengan PHBS. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel 90 orang responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variabel usia, sikap, seks dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan p value <0,25. Variabel yang paling berhubungan yaitu usia dan sikap dengan p value = 0.051. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa usia dan sikap sangat penting untuk meningkatkan PHBS. Kata Kunci : usia, sikap, PHBS ABSTRACT Clean and Healthy Lifestyle in schools is an attempt to empower students and public school teachers in order to know, willing and able to practice Clean and Healthy Lifestyle and play an active role in creating a healthy school. According to the Dep Kes RI (2001) that the field of Clean and Healthy Lifestyle include : Field of personal hygiene such as washing hands with clean running water and soap, a bath at least 2 times a day, nutrition division as eating fruits and vegetables every day, consuming iodized salt, the environmental field such as throwing trash in its place, using latrines, mosquito eradication. Many diseases are caused because of Clean and Healthy Lifestyle that are lacking such as diarrhea, worms, Dengue and behavioral factors Muntaber. According to Green, behavior factor is formed by three factors : predisposing factors (knowledge, attitudes, beliefs, values, traditions), enabling factors (age, socioeconomic status, education, infrastructure, facilities, resources), the driving factors (eg, community leaders). This study aims to get an overview of the factors related to Clean and Healthy Lifestyle. The study design used is descriptive correlation with cross sectional approach. Total sample of 90 respondents. Data analysis using Chi Square and Logistic Regression. The results showed no significant relationship between the variables of age, attitude, sex with a clean and healthy behavior with p value < 0.25. The most pertinent variables are age and attitude with p value =
85
86
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 85-96
0.051. From the results of the study concluded that age and attitude is very important to improve the Clean and Healthy Lifestyle. Keywords: age, attitude, Clean and Healthy Lifesty
meliputi: Bidang kebersihan perorangan
PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat
seperti cuci tangan dengan air bersih
adalah perilaku kesehatan yang dilakukan
yang mengalir dan sabun, mandi minimal
atas kesadaran sehingga setiap orang
2 kali sehari, Bidang gizi seperti makan
dapat menolong dirimya sendiri di bidang
buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi
kesehatan dan berperan aktif dalam
garam
kegiatan-kegiatan
di
badan dan mengukur tinggi badan setiap
masyarakat. Perilaku hidup bersih dan
6 bulan, Bidang kesehatan lingkungan
sehat (PHBS) merupakan sekumpulan
seperti
perilaku yang dipraktekkan atas dasar
tempatnya,
kesadaran
memberantas jentik nyamuk.
kesehatan
sebagai
hasil
dari
beryodium, menimbang berat
membuang
sampah
menggunakan
pada jamban,
pembelajaran yang menjadikan seseorang
Pada tatanan sekolah terdapat 8
dapat menolong diri sendiri di bidang
indikator untuk perilaku hidup bersih dan
kesehatan dan berperan aktif dalam
sehat yaitu: jajan di kantin sekolah,
mewujudkan kesehatan masyarakatnya
mencuci tangan dengan air bersih yang
(Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).
mengalir
Pengertian
dan
sabun,
menggunakan
PHBS di sekolah
jamban sehat, mengikuti kegiatan olah
adalah upaya untuk memberdayakan
raga dan aktivitas fisik di sekolah,
siswa, guru dan masyarakat lingkungan
memberantas
sekolah agar tahu, mau dan mampu
merokok di sekolah, menimbang berat
mempraktekkan PHBS serta berperan
badan dan mengukur tinggi badan setiap
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
bulan, serta membuang sampah pada
Sekolah sehat adalah sekolah yang
tempatnya (Dep Kes RI,2007)
mampu
menjaga
dan
meningkatkan
Dalam
jentik
nyamuk,
tujuan
tidak
pembangunan
kesehatan masyarakat sekolah dan untuk
nasional, anak merupakan harapan untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan
memajukan
bangsa
dan
kecerdasan
merupakan
tempat
ideal
menciptakan
kesadaran
berbagai
anak
sekolah
upaya
melalui kesehatan
(Sya’roni.RS,2007).
anak
sekolah dalam untuk
menjaga kesehatannya karena sebagian
Menurut Dep Kes RI (2001) bahwa
waktu anak dihabiskan di sekolah. Salah
bidang perilaku hidup bersih dan sehat
satu pendekatan dalam program Usaha
87
Pudjiati: Usia Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Kesehatan Sekolah adalah mengenalkan
tinggi, yang memiliki rasa ingin tahu,
dan menerapkan perilaku hidup bersih
ingin belajar dan minat terhadap sesuatu.
dan sehat (PHBS) bagi anak-anak di
Selain itu anak kelas tinggi ini telah
Sekolah (Sumijatun, 2005).
mulai
Menurut Menteri Kesehatan RI , Endang Rahayu Sedyaningsih bahwa
kompetensinya
dan
tanggung jawab
memiliki
pribadi
rasa
serta
telah
menunjukkan sikap kritis dan rasional.
anak usia sekolah mudah dimotivasi dan ditingkatkan
mandiri
Onggowaluyo (2002) kuku yang
meliputu
terawat bersih juga merupakan cerminan
aspek pengetahuan, sikap dan perilaku
kepribadian seseorang , kuku yang
pada bidang kesehatan, sehingga dapat
panjang dan tidak terawat akan menjadi
berpotensi sebagai agen perubahan (agent
tempat melekatnya berbagai kotoran yang
of change) (Mikail, 2011). Diharapkan
mengandung berbagai bahan bahan dan
dengan pendidikan kesehatan anak usia
mikroorganisme diantaranya bakteri dan
sekolah
telur
memiliki
pengetahuan
yang
cacing.
Penularan
Kecacingan
memadai sehingga terbiasa menerapkan
diantaranya melalui tangan yang kotor,
perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kuku yang kotor yang kemungkinan
kehidupan-kehidupan
terselip telur cacing akan tertelan ketika
sehari-hari
(Muzakkiroh). Anak
makan, hal ini diperparah lagi apabila
sekolah
rentan
terhadap
masalah kesehatan dan juga berada pada kondisi
yang sangat
sabun sebelum makan.
terhadap
Departemen Kesehatan RI (1998)
stimulus sehingga mudah dibimbing,
salah satu aspek yang penting dalam
diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-
penanggulangan
infeksi
kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan
adalah:
cara
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
pengetahuan
Pada umumnya anak-anak seusia ini juga
tentang hygiene perorangan serta sanitasi
memiliki
lingkungan
sifat
peka
tidak terbiasa mencuci tangan memakai
selalu
ingin
dengan dan
dan
meningkatkan
perilaku
makanan
diketahuinya dari orang lain, terutama
memotong dan membersihkan kuku, cuci
pada anak usia 9 – 12 tahun yang dalam
tangan sebelum makan dan sehabis buang
tingkatan Sekolah Dasar (SD) biasanya
air
pada kelas 4 – 6 (Sunaryo, 2004).
minuman, buang air besar di jamban yang
Menurut Samatowo (2006) anak-anak
memenuhi syarat, menjaga kebersihan
memasak
2
kali
meliputi:
mandi
besar,
sabun
keluarga
menyampaikan apa yang diterima dan
pada usia tersebut berada pada kelas
pakai
Kecacingan
sehari,
makanan
dan
88
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 85-96
lingkungan rumah, menggunakan air
komprehensif dan multisektor (Dep Kes
bersih.
RI, 2008).
Berdasarkan data WHO (2007)
Penyebaran
masalah
kesehatan
menyebutkan bahwa setiap tahun 100.000
ternyata dipengaruhi oleh ciri-ciri atau
anak Indonesia meninggal akibat Diare,
karakteristik yang dimiliki oleh manusia
angka kejadian Kecacingan mencapai 40-
yang
60%. Menurut Menkes di Indonesia
tersebut. Ciri-ciri yang mempengaruhi
sekitar 60% – 80% anak usia sekolah di
masalah kesehatan dalam epidemiologi
Indonesia
mengalami
dapat dibedakan atau beberapa macam
Laporan
Hasil
Kecacingan. Riset
terserang
masalah
kesehatan
Dasar
yakni: umur, jenis kelamin, golongan
(RISKESDAS) Nasional 2007, dapat
ethnik, agama, pekerjaan, pendidikan dan
disimpulkan
yang
status sosial ekonomi (Sulistyaningsih, 2011).
bahwa
perilaku
menyangkut
kebersihan
dapat
mempengaruhi
kesehatan.
Banyak
Program UKS (Usaha Kesehatan
karena
Sekolah) sudah lama ada dan Perilaku
perilaku hidup bersih dan sehat yang
Hidup Bersih dan Sehat juga sudah relatif
masih kurang seperti Diare, Cacingan,
lama,
masalah Periodental, Filariasis, Demam
berhubungan
Berdarah dan
Muntaber. Selanjutnya
bersih dan sehat anak- anak masih tinggi.
rata-rata angka ISPA pada anak sekolah
Berdasarkan hal-hal di atas, maka
pada umumnya cukup tinggi 20% atau
peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh
lebih di semua propinsi dan 30% atau
mana hubungan pengetahuan dan sikap
lebih di hampir setengah dari jumlah
siswa Sekolah Dasar tentang Sanitasi
propinsi (Joy Miller Del Rosso dan Rina
Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Arlianti,2009)
Sehat di wilayah Puskesmas Cipinang
penyakit
yang
Masalah
disebabkan
kebersihan
diri
tetapi
penyakit-penyakit dengan
perilaku
yang hidup
yang
Besar Utara Jakarta Timur . Pemilihan
cukup banyak dialami oleh murid sekolah
tempat penelitian adalah SD Negeri 6, 7
dasar yaitu: 86 % murid bermasalah gigi,
dan 8 karena lokasi dekat dengan pasar
53 % murid tidak bisa potong kuku, 42 %
tradisional dan lingkungan di luar sekolah
murid tidak bisa menggosok gigi, 8 %
kurang mendukung serta diberlakukan
murid tidak mencuci tangan sebelum
pada siswa kelas IV, V dan VI. Hal ini
makan. Kompleksnya masalah kesehatan
berdasarkan
anak sekolah perlu ditanggulangi secara
mengatakan bahwa peserta didik dengan
pendapat
Wong
(2009)
umur 6 – 12 tahun merupakan kelompok
89
Pudjiati: Usia Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
usia
sekolah
kesehatan
pembentuk
sejak
dini
perilaku
Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi
Institusi
square dan regresi logistik.
di
Pendidkan lebih mudah pelaksanaannya daripada setelah anak menginjak usia
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis
dewasa.
univariat
mengetahui
Penelitian ini menggunakan desain analitik
distribusi
berdasarkan
METODE
dengan
untuk
pada
responden
faktor-faktor
:
predisposisi, pemungkin dan penguat
pendekatan
Cross
maupun
bertujuan
untuk
berhubungan dengan perilaku tentang
hubungan
sanitasi dasar. Selanjutnya sesuai dengan
diantara variabel independen terhadap
kerangka pikir dalam penelitian, bahwa
variabel
pada
pengetahuan dan sikap siswa sekolah
siswa
dasar tentang sanitasi dasar dengan
Sectionale
yang
mendapatkan
penelitian
gambaran
dependen. ini
Populasi
adalah
seluruh
faktor
hidup
internal
bersih
yang
Sekolah Dasar Negeri 6, 7 dan 8 kelas
perilaku
IV, V dan VI. Sampel adalah siswa kelas
dipengaruhi
IV, V dan VI dari 3 Sekolah Dasar
(pengetahuan, sikap), faktor pemungkin
Negeri 6. 7 dan 8 di wilayah Puskesmas
(umur), faktor internal (jenis kelamin,
Cipinang Besar Utara Jakarta Timur
suku bangsa).
oleh
faktor
dan
sehat
predisposisi
dengan kriteria inklusi siswa Sekolah
Hasil
Dasar kelas IV, V dan VI dan bersedia
menggambarkan
jadi responden. Pengambilan sampel
tentang umur siswa dalam rentang 9 – 14
secara proporsional sampling acak yaitu
tahun, dan rata-rata berumur 10,49 tahun.
90 responden
Sebagian besar responden adalah siswa
Metode menggunakan
pengumpulan
data
instrumen
berupa
kuesioner untuk mengetahui
hubungan
sekolah
analisis
univariat
distribusi
dasar
responden
berjenis
kelamin
perempuan dengan usia diatas 11 tahun, pekerjaan orang tua paling
banyak
pengetahuan dan sikap siswa sekolah
adalah wiraswata dan buruh, mayoritas
dasar
siswa
tentag
sanitasi
dasar
dengan
sekolah
dasar
berpengetahuan
perilaku hidup bersih dan sehat di
PHBS baik, bersikap PHBS baik dan
wilayah Puskesmas Cipinang Besar Utara
berperilaku tentang sanitasi dasar baik.
Jakarta Timur. Analisa data mencakup analisa univariat,bivariat dan multivariat.
Berdasarkan
analisis
univariat
tergambarkan sebagian besar responden dengan
usia
11
tahun
mempunyai
90
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 85-96
pengetahuan baik tentang PHBS yaitu 23
lembaga pendidikan dan lembaga agama
(76,7%), sedangkan responden dengan
dan dan pengaruh faktor emosional.
usia 9 tahun tingkat pengetahuan kurang
Selanjutnya berdasarkan analisis
tentang PHBS. Suliha (2002) menyatakan
univariat diperoleh gambaran tingkat
bahwa
yang
pengetahuan tentang PHBS sebagian
mempengaruhi pengetahuan adalah umur.
besar responden yang menjawab benar 5
Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarak,
pada pertanyaan tentang air 66 (73,3%),
dkk (2006) bahwa salah satu yang
menjawab benar 4 pada pertanyaan toilet
mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
75 (83,3%), dan menjawab benar 3
seseorang adalah umur.
Pertambahan
tentang limbah 57 (63,3%), sedangkan
maka
kematangan
untuk sampah 33 (36,7%) responden
meningkat
sehingga
umur
salah
satu
seseorang,
berpikirnya
faktor
besar
hanya
menjawab
benar
kemampuannya menyerap informasi dan
Kesimpulannya
pengetahuan semakin meningkat pula.
pengetahuan responden PHBS tentang
Beberapa
mempengaruhi
sampah masih rendah karena sebagian
tingginya pengetahuan responden antara
besar hanya bisa menjawab benar 2.
lain:
Membuang
hal
tingkat
yang
pendidikan, umur dan
adalah
2.
sampah
pada
tingkat
tempatnya
lingkungan tempat tinggal selain itu juga
merupakan cara sederhana yang besar
dipengaruhi
manfaatnya untuk menjaga kebersihan
tingkat
pendidikan,
pekerjaan dan umur (Mubarak,2006).
lingkungan, namun sulit diterapkan.
Sebagian besar responden usia 10
Dalam
hasil
univariat
juga
sikap
sebagian
besar
tahun mempunyai sikap baik tentang
tergambarkan
PHBS yaitu 16 (53,3%), dan sebgian
responden dapat menjawab benar 5 pada
besar di usia 11 tahun mempunyai sikap
pertanyaan tentang air 34 (37,8%),
yang kurang baik yaitu 16 (53,3%). Hal
menjawab benar 4 pada pertanyaan toilet
ini dapat dikatakan bahwa sikap tidak
60 (66,7%),sedangkan untuk sampah 31
dipengaruhi oleh bertambahnya umur
(34,4%) responden sebagian besar hanya
sesuai dengan teori Azwar (2009) yang
menjawab benar 2 dan pada pertanyaan
menyatakan
bahwa
mempengaruhi
faktor
yang
limbah 30 (33,3%) responden sebagian
pembentukan
sikap
besar
hanya
menjawab
benar
1.
adalah: pengalaman pribadi, pengaruh
Kesimpulannya sikap responden PHBS
orang
tentang sampah dan limbah masih rendah
lain
yang
dianggap
penting,
pengaruh kebudayaan, media massa,
karena
sebagain
besar
menjawab benar 2 dan 1.
hanya
bisa
91
Pudjiati: Usia Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hakekatnya adalah suatu kondisi atau
pernyataan oleh Andang Binawan dalam
suatu keadaan lingkungan yang optimum
buku Kartiadi (2009) yang menyebutkan
sehingga
berpengaruh
bahwa kebiasaan membuang sampah
terwujudnya
status
sembarangan dilakukan hampir di semua
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan
kalangan masyarakat, tidak hanya warga
lingkungan
miskin
mencakup:
bahkan
mereka
yang
positip
kesehatan
tersebut
yang
anatara
perumahan,
lain
pembuangan
bependidikan tinggi pun melakukannya.
kotoran manusia, , penyediaan air bersih,
Alasan harus membuang sampah pada
pembuangan sampah, pembuangan air
tempatnya adalah karena sampah adalah
kotoran (air Limbah), rumah hewan
suatu bahan yang terbuang atau dibuang
ternak (kandang) dan sebagainya. Ada
dari sumber hasil aktivitas manusia
beberapa lingkungan yang mempengaruhi
maupun alam, Selain kotor, tidak sedap
kehidupan
dipandang
mata
sampah
juga
diantaranya yaitu: persediaan air bersih,
mengandung
kuman
penyakit.
Oleh
fasilitas cuci tangan, WC yang memenuhi
sekolah
yang
sehat
karena itu sampah harus dibuang pada
syarat kesehatan,
tempatnya.
sampah, saluran pembuangan air lembah
Masalah kesehatan adalah suatu
tempat pembuangan
yang lancar, program sanitasi makanan
masalah yang sangat kompleks yang
sekolah.
Analisis
saling berkaitan dengan masalah-masalah
terhadap
dua
lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak
berhubungan.
faktor yang mempengaruhi kesehatan,
digambarkan pada tabel 1:
baik
kesehatan
kesehatan 2003).
individu
masyarakat
Kesehatan
bivariat
variabel Hasil
dilakukan
yang
analisis
diduga bivariat
maupun
(Notoatmodjo,
lingkungan
pada
Tabel . Hubungan antara faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor internal dengan perilaku PHBS tentang sanitasi dasar pada siswa SDN 6,7 dan 8 di wilayah Puskesmas CBU Kec Jatinegara Jakarta Timur No
1.
2.
Variabel
Usia 11 tahun ≤ 11 tahun Jenis Kelamin
Hubungan Perilaku PHBS Kurang Baik 16 4
31 39
Total
47 43
p.Value
0,10
92
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 85-96
No
Variabel
Laki-laki Perempuan 3.
4.
5.
6.
Didik 4 (empat) 5 (lima) 6 (enam)
Hubungan Perilaku PHBS Kurang Baik 11 28 9 42
Tabel
1:
menunjukkan
p.Value
39 51
0,348
14 3 3
25 21 24
39 24 27
0,023
2 4 7 2 2 3
9 9 20 4 4 24
11 13 27 6 6 27
0,571
9 11
20 50
29 61
0,166
11 9
33 37
44 46
0,035
Pekerjaan orang tua PNS ( Pegawai Negeri Sipil) Swasta Wiraswasta Supir IRT (Ibu Rumah Tangga) Buruh Tingkat Pengetahuan Kurang Baik Sikap Kurang Baik
Total
bahwa
faktor predisposisi sikap berhubungan
variabel yang berhubungan bermakna
dengan perilaku dalam perilaku hidup
dengan nilai p value < 0,05 yaitu ada
bersih dan sehat (PHBS) dengan p value
hubungan antara faktor predisposisi :
0,035, faktor pemungkin : usia dengan
sikap
perilaku dalam perilaku hidup bersih
berhubungan
dengan
perilaku
dalam perilaku hidup bersih dan sehat
dan sehat ( PHBS ) dengan
(PHBS) dengan p value 0,035 dan
0,10. Faktor pemungkin : pendidikan
OR=1,385. faktor pemungkin : usia
dengan perilaku dalam perilaku hidup
dengan perilaku dalam perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dengan p value
bersih dan sehat (PHBS) dengan p value
0,023. Sedangkan faktor predisposisi :
0,10 dan OR=6,585 faktor pemungkin :
pengetahuan , faktor internal: jenis
didik dengan perilaku dalam perilaku
kelamin
hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan p
bermakna
value 0,023 dan OR=7,505.
perilaku hidup bersih dan sehat dengan
Selanjutnya
berdasarkan
hasil
tabulasi silang ada hubungan antara
tidak
berhubungan
dengan
perilaku
p value
secara dalam
nilai p value > 0.05, secara berurutan p
93
Pudjiati: Usia Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
value masing-masing adalah: 0,16 dan
seseorang untuk memperoelh informasi
0,348.
dan pengetahuan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lawrence
Green
(1980)
dalam
Sadiman (2002) mengemukakan bahwa status pendidikan mempengaruhi
Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang
kesempatan
mempengaruhi
perilaku
Lebih lanjut Potter & Perry (2005)
adalah: faktor pendukung (Predisposing
tingkat pendidikan dapat meningkatkan
Factors) yaitu: sikap. Faktor pemungkin
pengetahuan klien tentang kesehatan.
(Enambling factors) adalah faktor yang
Semakin
memungkinkan
semakin mudah mereka menerima serta
terbentuknya
atau yang mefasilitasi
memperoleh
tinggi
tingkat
informasi.
pendidikan
perilaku atau tindakan antara lain umur
mengembangkan
dan
dapat
tehnologi (Grossmann,1999). Sedangkan
disimpulkan bahwa perilaku dalam PHBS
menurut .Parera (2004) bahwa salah satu
ditentukan
faktor yang mempengarui pengetahuan
pendidikan.
oleh
Sehingga
sikap,
umur
dan
pendidikan
terhadap
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suryadi (2012) penelitian
pengetahuan
kesehatan
adalah
dan
tingkat
pendidikan. Analisis dua
multivariat
tentang faktor-faktor yang berhubungan
terhadap
variabel
dengan PHBS pada murid SDN I Kota
berhubungan.
Subulusalam dengan hasil ada hubungan
digambarkan pada tabel 2:
Hasil
dilakukan
yang diduga
analisis
bivariat
antara sikap dengan PHBS dengan p value
0,002.
Tingkat
pendidikan
seseorang mempengaruhi kemampuan Tabel 2. Hasil analisis multivariat variabel bebas (usia, sikap) berhubungan dengan perilaku dalam PHBS siswa SDN 6,7 dan 8 di wilayah PKM CBU Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur Okt – Nop 2014 (n=90) No
Variabel Independen 1. Usia 2. Sikap Konstanta Y’’ Chi Square= 9,056 -2 LL = 86,291 p. value = 0,011 over all = 77,8
B
SE
Wald
Df
p.value
Exp (B)
1,645 1,416 1,614
0,16 0,536 1,178
7,215 0,603 1,875
1 1 1
0,007 0,038 0,051
5,179 1,516 0,199
94
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 85-96
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat
Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur,
hasil analisis multivariat usia dan sikap
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
terhadap hubungan perilaku dalam PHBS
1. Sebagian
mempunyai nilai p value = 0.007 dan
siswa
0,038.
dengan
Dengan
demikian
bila
kita
besar
sekolah
responden dasar
adalah
perempuan,
usia siswa diatas 10 tahun,
menggunakan p value = 0,05 maka kita
pendidikan kelas 4 paling banyak,
dapat mengatakan bahwa variabel usia
pekerjaan orang tua paling banyak
dan sikap siswa signifikans berhubungan
adalah
dengan perilaku dalam PHBS dengan
mayoritas siswa sekolah dasar dengan
nilai Odd Ratio 1,614.
tingkat pengetahuan tentang PHBS
Selanjutnya
berdasarkan
hasil
baik
wiraswasta
61
dan
responden
(67,8%)
mayoritas
faktor predisposisi sikap berhubungan
mempunyai sikap baik tentang PHBS
dengan perilaku dalam perilaku hidup
46 responden (51,1%) , dan mayoritas
bersih dan sehat (PHBS) dengan p value
siswa
0,035, faktor pemungkin : usia dengan
perilaku tentang sanitasi dasar baik 70
perilaku dalam perilaku hidup bersih
responden (77,8%).
sekolah
sekolah
,
tabulasi silang ada hubungan antara
dan sehat ( PHBS ) dengan
siswa
buruh,
dasar
dasar
mempunyai
p value
2. Sebagian besar responden dengan usia
0,10. Faktor pemungkin : pendidikan
11 tahun mempunyai pengetahuan
dengan perilaku dalam perilaku hidup
baik tentang PHBS sebanyak 23
bersih dan sehat (PHBS) dengan p value
responden
0,023. Sedangkan faktor predisposisi :
responden dengan usia 10 tahun
pengetahuan , faktor internal: jenis
tingkat pengetahuan kurang tentang
kelamin
secara
PHBS
dalam
(33,3%).
tidak
bermakna
berhubungan
dengan
perilaku
(76,7%),
sebanyak
10
sedangkan
responden
perilaku hidup bersih dan sehat dengan
3. Sebagian besar responden di usia 10
nilai p value > 0.05, secara berurutan p
tahun mempunyai sikap baik tentang
value masing-masing adalah: 0,16 dan
PHBS yaitu 16 (53,3%), dan sebagian
0,348.
besar di usia 11 tahun mempunyai sikap kurang baik yaitu 16 (53,3%).
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 6, 7 dan 8 di wilayah PKM CBU
4. Sebagian besar responden mempunyai
tingkat pengetahuan PHBS tentang sampah
masih rendah karena yang
Pudjiati: Usia Dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
menjawab
benar
2
sebanyak
33
(36,7%). 5. Gambaran
sikap
responden
sebagian
menjawab
besar
Departemen Kesehatan, (2002), Direktorat Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.
pertanyaan
untuk sampah 31 (34,4%) menjawab benar 2 dan pada pertanyaan limbah 30(33,3%)
95
menjawab
benar
1.
Kesimpulan sikap responden PHBS tentang sampah dan limbah
masih
rendah karena sebagian besar hanya
Dep Kes RI, (2008), Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 Dinkes Jatim, (2001), Buku Saku Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Bagi Masyarakat di Wilayah Kecamatan, Surabaya, Dinas Kesehatan Surabaya.
bisa menjawab benar 2 dan 1. 6. Ada hubungan yang bermakna antara
usia,
pendidikan,
sikap
dengan
perilaku dalam PHBS dengan p value masing-masing 0,10 ; 0,023 dan 0,035. 7. Tidak ada hubungan yang bermakna
Grossmann,M, (1999), The Human Capital Model of The Deman for Health. Combridge, Nationale Bureau of Economic Research. Mubarak, WahitIqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.Jakarta: Sagung Seto.
antara jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan tingkat pengetahuan dengan perilaku dalam PHBS dengan p value masing-masing 0,348 ;
0,571 dan
0,166 8. Dalam analisa multivariat diperoleh
hasil ada hubungan yang bermakna antara usia dan sikap siswa dengan
Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo, (2003), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
perilaku dalam PHBS dengan p value 0,051 dan OR = 1,645 ; p value 0,38 dan
OR
=
1,416.
Artinya
usia
berhubungan sebesar 1,645 kali lebih tinggi dibandingkan sikap. DAFTAR PUSTAKA Mencuci tangan dengan sabun, http//id.wikipedia,org/wiki/mencuci tangan dengan sabun
Notoatmodjo, Soekidjo, (2007), Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Rineka Cipta. Novia Luthviatin, Dewi Rokhmah, Sonny Andrianto, Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa Sekolah Dasar Desa Rambipuji. Potter & Perry, (2005), Fundamental Keperawatan. Volume I. Jakarta: EGC.
96
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 85-96
Sendy Wowor, Ricky C, Sondakh, Dina Rombot, (2013), Gambaran Perilaku/PHBS Sekolah pada Siswa SD GMIM Lemoh Suliha,
Uha, (2002), Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suryadi,
(2012), Faktor-faktor yang berhubungan dengan PHBS pada murid SDN Kota Subulussalam.