PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA
INDA AINI NOOR FADILAH MA 0712072
INTISARI
Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan apabila terdapat keinginan dari dalam diri. Perilaku hidup bersih dan sehat harus pula diserai dengan fasilitas yang memadai. Seperti halnya perilaku hidup bersih dan sehat disekolah yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku setiap siswa siswi sekolah dasar, yang merupakan tahap pendidikan pertama pada anak. Dan jika di bandingkan dengan tahap pendidikan selanjutnya seperti SMP,SMA, siswa siswi sekolah dasar ini belum begitu memahami perilaku hidup bersih dan sehat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan secara langsung terhadap perilaku hidup bersih dan sehat yang sesuaidengan prosedur tetap. Populasinya adalah seluruh siswa siswi kelas VI sekolah dasar 1 Cileuleus yang berjumlah 23 orang. Sampelnya adalah seluruh siswa siswi kelas VI sekolah dasar 1 Cileuleus yang berjumlah 23 orang. Pengolahan data dilakukan secara manual, data yang di peroleh di olah dengan caraperhitungan persentase dan disajikan dalam bentuk tabel. pelaksanaan rangkaian tindakan dari penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi beberapa indicator penatalaksanaan perilaku hidup berih dan sehat yang tidak dilakukan, yaitu membuang sampah tidak pada tempatnya atau sembarangan (34,68 %), jamban kurang sehat (100%), terdapat banyak jentik nyamuk (100%), olahraga tidak teratur (100%), tidak menimbang berat badan (100%). Dikarenakan ketersediaan tempat atau fasilitas sekolah kurang memadai. Saran untuk Institusi Sekolah, Pihak Sekolah untuk tidak melewatkan salah satu dari protap penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dan untuk kedepannya lebih memperhatikan fasilitas penunjang perilaku hidup bersih dan sehat.
Kata Kunci : Prosedur tetap penatalaksanaan perilakuhidup bersihdansehat
PENDAHULUAN
Latar belakang dalam penelitian ini adalah pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu. Agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi semua masyarakat. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Karena kesehatan menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat tingkat pendidikannya, serta keadaan dan perkembangan lingkungan, baik fisik maupun biologik (DepkesRI,2009). Salah satu langkah dalam pencapaian target MDGS (Melenium development goalsh) ke empat adalah menurunkan kematian anak menjadi2/3 bagian dari tahun 1990-tahun 2015. Salah satu program yang dijalankan dalam pembangunan kesehatan adalah tentang pemberlakuan Perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan. Keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga dengan membuka jalur komunikasi, informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI,2009).Program perilaku hidup bersih dan sehat memiliki 5 program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup dan dana sehat/Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Perkembangan program perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat sesuai kondisi dan kebutuhan daerah masingmasing. Dalam program PHBS di tatananrumahtangga di tetapkan 9 indikatorprilakuyaitu, tidak merokok, kepesertaan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, menggosok gigi sebelum tidur dan olah raga, indikator lingkungan adalah air jamban ada air bersih, ada tempat sampah, ada Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) ventilasi kepadataan, lantai bukan tanah (Depkes RI,2004). Penetapkan 8 indikator di tatanan sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10) ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan (UKS). Data Departemen Kesehatan tahun 2006 penderita TB anak masih 397, data departemen kesehatan menunjukan kasus TB padaanak di seluruh Indonesia tahun 2007 sebanyak 3.990. penyakityang dideritaolehanaksekolah (SD) terkait perihal jenis penyakit jumlah kasus sumber data cacingan 40-60%. Tahun 2001 Kasus Diare Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare. Berdasarkan pengamatan bahwa kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat belum pernah dilakukan hasil wawancara dengan tidak adanya arsip laporan penyuluhan kesehatan . Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang
menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan (Dinas Kesehatan Jawa barat, 2009). Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat adalahsekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan (Sya’roni, RS 2007). Bidang PHBS (Depkes RI, 2010) yaitu: Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari.Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap 6bulan. Bidang Kesehatan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,menggunakan jamban, memberantas jentik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi kelas VI SDN 1 Cileuleus”.Penelitian yang dilakukan selama kurang lebih tiga minggu ini mendapatkan hasil sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat dan dapat di lihat selengkapnya dalam pembahasan selanjutnya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaranpelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi kelas VI di SD 1 Cileuleus, dan mendapatkan gambaran pelaksanaan perilaku mencuci tangan pada siswa siswi kelas VIdi SD1 Cileuleu stahun2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan secara langsung terhadap penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang sesuai dengan prosedur tetap Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian untuk di pelajari kemudian di tarik kesimpulannya (notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VI SD I Cileuleus yang berjumlah 23 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari seluruh populasi (notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa siswi kelas IV Sekolah Dasar 1 Cileuleus. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik “total sampling” yaitu dilakukan dengan cara menetapkan seluruh sampel untuk diteliti, yaitu berjumlah 23 orang (notoatmodjo, 2010). Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap penatalaksanaan perilakuhidupbersihdansehatyang sesuai prosedur tetap. Pada saat pengumpulan data penulis menggunakan tekhnik observasi secara langsung yang dilakukan oleh penulis sendiri.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan indicator mencuci tangan mayoritas responden mencuci tangan siswa siswi terbesar pada kategori “ya” atau baik 23 orang (100 %),dan terkecil padaka tegori “tidak” (0%). 2. Pelaksanaan indicator jajanan sehat
Mayoritas responden mengkonsumsi jajanan sehat pada siswa siswi terbesar pada kategori “ya” atau baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori “tidak” (0%). 3. Pelaksanaan olah raga teratur mayoritas responden berolah raga teratur pada siswa siswi terbesar pada kategori “tidak” kurang baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori “ya” (0%). 4. Pelaksanaan memberantas jentiknyamuk Pada tabel 5.4 Dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden memberantas jentik nyamuk pada siswa siswi terbesar pada kategori “tidak” kurang baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori “ya” (0%). 5. Pelaksanaan merokok di sekolah mayoritas responden merokok di sekolah pada siswa siswi terbesar pada kategori “tidak” baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori “ya” (0%). 6. Pelaksanaan membuang sampah Mayoritas responden membuang sampah pada siswa siswi terbesar pada kategori “ya” baik 15 orang (65,21 %), danterkecilpadakategori “tidak”8 orang (34,78%). 7. Pelaksanaan menimbang berat badan Mayoritas menimbang berat badan pada siswa siswi terbesar pada kategori “tidak” kurangbaik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori “ya” (0%). 8. Pelaksanaan menggunakan jamban bersih Mayoritas responden menggunakan jamban bersih pada siswa siswi terbesar pada kategori “tidak ” kurang baik 23 orang (100 %), dan terkecil pada kategori “ya ” (0%). 9. Pelaksanaan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi rata-rata pada kategori “tidak” (50,21%). Pada bagian ini penulis akan membahas tentang penemuan-penemuan dari hasil penelitian yang meliputi beberapa indikator perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, melakukan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,memberantas jentik nyamuk, merokok di sekolah, membuang sampah pada tempatnya, membeli jajanan sehat, melakukan olahraga teratur, lingkungan kelas di bersihkan atau tidak. Hasil dari penelitian perilaku hidup bersih dan sehat mendapatkan hasil rata-rata yang menunjukan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi sekolah dasar 1 Cileuleus kurang baik. Rata-rata PHBS ini pada kategori “tidak” (50,21%). Sedangkan rata-rata padakategori “ya” (49,79%). Dari hasil penelitian, penulis menemukan kesenjangan penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang seharusnya dilakukan sesuai protap akan tetapi ada beberapa indicator penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang tidak dilakukan. Dikarenakan ketersediaan tempat atau fasilitas sekolah kurang memadai. Namun dilihat dari indicator PHBS yang berlaku diSekolah Dasar 1 Cileuleus Tasikmalaya, penulis menyimpulkan adanya persepsi yang salah dari para siswa-siswi atau kurang memahami cara berperilaku hidup bersih dan sehat. Poin pada penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi sekolah dasar ini yaitu ketidak perdulian atau ketidaksadaran para siswa untuk berperilaku hidup bersih dan sehat atau kurang memahami cara hidup bersih dan sehat. Serta ketidaktersediannya fasilitas yang memadai seperti : 1. 2. 3. 4. 5.
Tempat sampah Jamban sehat Lapangan olahraga Tempat cuci tangan/ air mengalir
Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB V maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap responden yang di teliti perilaku hidup bersih dan sehatdi ruang kelas VI Sekolah Dasar 1 Cileuleus Tasikmalaya pada umumnya melakukan penatalaksanaan sesuai prosedur tetap, akan tetapi karena ada beberapa yang tidak dilakukan, terlihat 80% maka masuk ke dalam kategori tidak sesuai dari seluruh komponen penatalaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi : 1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan perilaku mencuci tangan pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “ya” sebanyak 23 responden (100%). 2. Mendapat gambaran pelaksanaan mengkonsumsi jajanan sehat pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “ya” sebanyak 23 responden (100%). 3. Mendapatgambaran pelaksanaan olah raga teratur pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “tidak” sebanyak 23 responden (100%).. 4. Mendapat gambaran pelaksanaan memberantas jentik nyamuk pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “tidak” sebanyak 23 responden (100%).. 5. Mendapat gambaran pelaksanaan merokok di sekolah pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “tidak” sebanyak 23 responden (100%).. 6. Mendapat gambaran pelaksanaan membuang sampah pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “ya” sebanyak 15 responden (62,5%).. 7. Mendapat gambaran pelaksanaan menimbang berat badan pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “tidak” sebanyak 23 responden (100%).. 8. Mendapat gambaran pelaksanaan jamban bersih pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “tidak” sebanyak 23 responden (100%). 9. Mendapat gambaran pelaksanaan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa siswi kelas VI di SD1 Cileuleus tahun 2015 terbanyak dalam kategori “tidak” sebanyak 5 aspek (62,5%).
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Data Tahunan Dinas Kesehatan. 2014. Notoatmodjo, 2010, Metode Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, 2007, promosi kesehatan &Ilmu perilaku. Jakarta: P.T RinekaCipta. Saifuddin, 2006, Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. STIKes Mitra Kencana, 2014, Buku Panduan KTI, Tasikmalaya Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :PT Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Modul Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.