1
PERANCANGAN GREEN WALL PADA MARKETING OFFICE SENTUL CITY, BOGOR
ANDHIKA GALIH ADI NUGRAHA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
2
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor adalah karya saya dan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Maret 2011
Andhika Galih Adi Nugraha A44060329
3
RINGKASAN ANDHIKA GALIH ADI NUGRAHA. A44060329. Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR. Sentul City merupakan sebuah kawasan permukiman yang terletak di Sentul, Bogor. Permukiman ini dikembangkan dengan konsep ecocity. Untuk menuju menjadi ecocity tersebut dibutuhkan green property yang mendukung konsep tersebut. Green wall adalah salah satu green property yang mampu mendukung konsep ecocity tersebut. Marketing office (MO) sebagai sarana untuk menawarkan produk dari Sentul City tentunya sangat tepat bila diterapkan green wall di dalamnya, sehingga mampu menjelaskan dan mendukung konsep ecocity tersebut. Tujuan dari studi ini adalah membuat suatu perancangan green wall yang dapat diaplikasikan di MO Sentul City. Hasil rancangan ini akan diajukan sebagai rekomendasi kepada Sentul City sebagai alternatif rancangan green wall. Metode studi yang digunakan dalam kegiatan perancangaan green wall di MO Sentul City, Bogor yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu persiapan penelitian, konsep dasar, pengumpulan data, analisis, dan perancangan. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif terhadap keadaan biofisik tapak, bangunan, visual dan sosial lanskap MO Sentul City. Dari hasil analisis tersebut dihasilkan rancangan green wall yang dapat diaplikasikan di MO Sentul City. Hasil akhir studi berupa rancangan green wall yang berfungsi sebagai elemen pendukung dari green building yang diharapkan mampu mewujudkan Sentul City ke arah ecocity. Adapun produk rancangan yang dibuat berupa gambar hasil rancangan yang akan dilengkapi sketsa untuk menggambarkan situasi kegiatan yang ada pada tapak setelah dilakukan pemasangan green wall berupa gambar perspektif, gambar potongan, gambar detail konstruksi, planting plan, dan irigation plan yang menjelaskan spesifikasi teknis pemasangan green wall. Green wall ini memiliki dua fungsi utama yaitu: di luar bangunan sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan sebagai pengurang panas di dalam bangunan. Sebagai tempat yang bernilai komersial, fungsi estetika lebih kuat dari fungsi pengurang panas. Perancangan green wall ini didasarkan pada sebuah konsep dasar yaitu sebagai elemen pembentuk estetika dan insulator panas bagi bangunan. Green wall dapat diaplikasikan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Green wall juga dapat mengakomodasi setiap aktivitas yang ada seperti: sebagai setting gerbang pada pintu masuk dan drop area, setting aktivitas dalam ruangan yang memerlukan efek perbaikan suhu dan kualitas visual, setting aktivitas social gathering di plasa belakang. Namun, yang menjadi fokus perancangan ini adalah green wall yang berada di luar ruangan. Green wall ini menjadi elemen yang menyatu dengan bangunan MO. Green wall ini memperkuat konsep bangunan sebagai green building. Secara arsitektural, green wall ini memperkuat keindahan bangunan sehingga meningkatkan nilai arsitekturnya pula. Rancangan yang dihasilkan meliputi rancangan detail konstruksi, rancangan vegetasi, rencana irigasi, dan media tanam.
4
Dalam kegiatan perancangan ini dihasilkan dua tipe green wall yaitu living wall dan green facade. Struktur yang dibuat berdasarkan desain yang diinginkan dengan melihat kondisi konstruksi bangunan. Green wall tipe green facade menggunakan struktur planter box, sedangkan tipe living wall menggunakan struktur vertical greening moduls (VGM). Struktur konstruksi green wall terdiri dari struktur penyangga dan sistem irigasi. Vegetasi yang akan digunakan dalam struktur green wall adalah vegetasi yang memiliki fungsi estetika dan fungsi ameliorasi iklim mikro yaitu sebagai insulator panas pada bangunan. Vegetasi yang digunakan adalah jenis tanaman merambat dan ground cover. Tanaman yang digunakan pada living wall meliputi Ananas camosus, Bromelia sp., Carex morrowii, Clorophytum sp., Lantana camara, Neprolephis sp., Pandanus pygmaeus, Rhoeo discolor, Scindapsus aureus dan Syngonium podophylum. Tanaman yang digunakan pada green facade meliputi Thunbergia sp. dan Pasiflora sp Teknik penanaman tanaman akan berbeda-beda sesuai dengan
jenis tanaman dan jenis green wall. Pada perancangan green wall ini menggunakan irigasi dengan sistem drip. Air dipompa dari sumber melalui pipa utama, kemudian dialirkan ke pipa cabang dan berujung pada nozzle. Sistem irigasi ini diatur menggunakan teknologi sederhana. Kran digunakan sebagai pengaturnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengatur ketersediaan air sesuai kebutuhan tanaman. Green wall ini menggunakan media tanam buatan. Dalam rancangan green wall ini media yang digunakan adalah campuran dari sabut kelapa dan sekam bakar. Media tersebut digunakan karena memenuhi persyaratan sebagai media green wall yang ringan, mempu memgang nutrisi dan air, memungkinkan pertumbuhan akar, berdrainase baik dan Selain itu, media tersebut juga steril dari gulma, sehingga pemeliharaan terhadap green wall lebih mudah dilakukan. Kata kunci: green wall, green building, ecocity
5
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
i
PERANCANGAN GREENWALL PADA MARKETING OFFICE SENTUL CITY, BOGOR
ANDHIKA GALIH ADI NUGRAHA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
ii
Judul Nama NRP Departemen
: Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor : Andhika Galih Adi Nugraha : A44060329 : Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Aris Munandar, MS NIP. 19561228 198003 1 003
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal Lulus :
i
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu, Bapak, Adik tercinta atas kesabaran, dukungan, doa yang tak hentihentinya diberikan.
2.
Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat dalam penyusunan tugas akhir ini.
3.
Seluruh Dosen dan Staf Departemen atas bimbingan dan bantuan selama penulis menjadi mahasiswa.
4.
Pihak Manajemen Sentul City atas kesediaanya dalam menyediakan waktu dan tenaganya dalam membantu penulis dalam pengumpulan data.
5.
Keluarga besar Arsitektur Lanskap, khususnya Arsitektur Lanskap 43 atas semua kenangan yang menjadi indah bersama kalian.
6.
Keluarga besar Hikari, jamaah masjid Al Barokah dan warga Babakan Lebak RT 03 RW 05, Bogor Barat atas doa dan inspirasi yang selalu diberikan. Penelitian ini membahas tentang perancangan green wall yang diharapkan
dapat diaplikasikan di Kantor Pemasaran Sentul City. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya ini dapat berguna dan bermanfaat kepada semua pihak pengguna.
Bogor, Maret 2011
Penulis
ii
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Banjarnegara, pada 30 September 1987. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga Imam Hidayat dan Sri Mulat Handayanigrum. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Krandegan Banjarnegara pada tahun 2000. Pendidikan menegah diselesaikan di SMP Negeri 1 Banjarnegara pada tahun 2003 dan SMU Negeri 1 Banjarnegara pada tahun 2006. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Setelah menyelesaikan Tingkat Persiapan Bersama selama satu tahun, Penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal IPB pada tahun 2007. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) sebagai pengurus dalam Divisi Informasi dan Kesekretariatan pada tahun 2009. Penulis diberi kepercayaan untuk menjadi asisten Mata Kuliah Rekayasa Lanskap dan Teknik Studio pada tahun 2010. Beberapa proyek lanskap pernah penulis kerjakan, antara lain: Inventarisasi pohon di DKI Jakarta pada tahun 2008; Inventarisasi dan perencanaan lanskap Pesantren Pertanian Darul Fallah, Cinangneng, Bogor pada tahun 2009; Perancangan dan pelaksanaan wahana outbond di Taman Wisata Matahari, Puncak pada tahun 2010. Penulis juga aktif mengikuti beberapa kompetisi desain lanskap baik secara perorangan maupun kelompok di antaranya: Kompetisi Desain Lanskap Taman Penjaringan, Jakarta Utara; Kompetisi Ide Perencanaan Lanskap Bekas Tambang Bangka Belitung; dan Kompetisi Desain Ex-Taman Topi City Park, Bogor. Pada kompetisi yang terakhir disebutkan namanya, penulis berhasil menjadi juara II bersama Tim Taman Lestari. Selama kuliah penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik.
iii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4 Perancangan Lanskap ................................................................................ 4 Proses Perancangan Lanskap ..................................................................... 5 Ecocity ....................................................................................................... 6 Green Wall ................................................................................................. 7 Pengertian ........................................................................................... 7 Jenis Green Wall................................................................................. 7 Tanaman yang Digunakan dalam Green Wall .................................... 8 Pemasangan Green Wall..................................................................... 9 Manfaat Green Wall ........................................................................... 10 METODE PENELITIAN ................................................................................. 11 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 11 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 12 Metode Penelitian ...................................................................................... 12 KONDISI UMUM ............................................................................................. 15 Geografi ..................................................................................................... 15 Topografi ................................................................................................... 15 Tanah ......................................................................................................... 16 Hidrologi .................................................................................................... 17 Vegetasi ..................................................................................................... 17
iv
DATA DAN ANALISIS TAPAK ..................................................................... 18 Marketing office ........................................................................................ 18 Kondisi Eksisting Tapak dan Bangunan .................................................... 18 Aksesibilitas dan Sirkulasi......................................................................... 23 Visual ......................................................................................................... 26 Iklim........................................................................................................... 28 Vegetasi ..................................................................................................... 31 Pengguna ................................................................................................... 35 KONSEP PERANCANGAN GREEN WALL ............................................... 39 Konsep Dasar ............................................................................................. 39 Pengembangan Konsep.............................................................................. 40 Konsep Vegetasi ................................................................................. 40 Konsep Ameliyorasi Iklim Mikro....................................................... 41 Konsep Desain .................................................................................... 41 PERANCANGAN GREEN WALL ................................................................. 42 Perancangan ............................................................................................... 42 Rancangan Green Wall .............................................................................. 42 Rancangan Detail Konstruksi .................................................................... 51 Rencana Irigasi .......................................................................................... 58 Rencana Vegetasi ...................................................................................... 62 Media tanam .............................................................................................. 71 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 72 Simpulan .................................................................................................... 72 Saran .......................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
v
DAFTAR GAMBAR Nomor
Teks
Halaman
1.
Bagan Kerangka Pikir Penelitian ................................................................. 3
2.
Contoh Green Wall Tipe LivingWall ........................................................... 8
3.
Contoh Green Wall Tipe Green Facade ...................................................... 8
4.
Contoh Pemasangan Green Wall Tipe LivingWall ...................................... 9
5.
Lokasi Marketing Office Sentul City ........................................................... 11
6.
Marketing Office Sentul City ....................................................................... 12
7.
Bagan Proses Perancangan Green Wall ....................................................... 13
8.
Analisis Kondisi Kondisi Bangunan dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Kondisi Bangunan .......................... 19
9.
Kondisi Eksisting ......................................................................................... 20
10. Tampak Bangunan MO ................................................................................ 21 11. Kondisi Kemiringan Dinding Bangunan ..................................................... 22 12. Analisis Sirkulasi Tapak dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Sirkulasi ......................................... 27 13. Alur Sirkulasi Menuju MO .......................................................................... 26 14. Alur Sirkulasi Pergerakan Pengguna di MO ................................................ 27 15. Analisis Visual dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Visual ............................................. 26 16. Kondisi Visual.............................................................................................. 27 17. Kondisi Iklim ............................................................................................... 30 18. Analisis Iklim dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Iklim .................................................................... 31 19. Analisis Vegetasi dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Vegetasi ............................................................... 34 20. Pembagian Aktivitas Pengguna di MO ........................................................ 35 21. Analisis Pengguna dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Pengguna ............................................................. 36 22. Analisis ........................................................................................................ 37 23. Sintesis ......................................................................................................... 38 24. Konsep Tata Vegetasi .................................................................................. 40 25. Ameliorasi Iklim dengan Green Wall .......................................................... 41
vi
26. Site Plan ....................................................................................................... 46 27. Perspektif Green Wall 1 ............................................................................... 47 28. Perspektif Green Wall 2 ............................................................................... 48 29. Tampak dan Potongan 1............................................................................... 49 30. Tampak dan Potongan 2............................................................................... 50 31. Detail Konstruksi A ..................................................................................... 50 32. Detail Konstruksi B...................................................................................... 51 33. Detail Konstruksi C dan D .......................................................................... 52 34. Detail Konstruksi E ...................................................................................... 53 35. 3D Konstruksi .............................................................................................. 54 36. Irigation Plan 1 ............................................................................................ 59 37. Irigation Plan 2 ............................................................................................ 60 38. Irigation Plan 3 ............................................................................................ 61 39. Kemampuan Tanaman dalam Menyerap Radiasi Matahari ......................... 52 40. Penggunaan Vegetasi Sebagai Kontrol Radiasi Matahari............................ 63 41. Planting Plan 1 ............................................................................................ 67 42. Planting Plan 2 ............................................................................................ 68 43. Material Tanaman ........................................................................................ 69 44. Teknik Penanaman ....................................................................................... 70
vii
DAFTAR TABEL Nomor
Teks
Halaman
1.
Alat yang Digunakan dalam Penelitian........................................................ 12
2.
Jenis Data yang Diperlukan ......................................................................... 13
3.
Bentuk Wilayah, Kontur, Perbedaan Tinggi, Luas dan Proporsi Kawasan Sentul City............................................................... 16
4.
Status Kesuburan Tanah............................................................................... 17
5.
Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Wilayah Sentul City.............................. 28
6.
Kelembaban Udara di Wilayah Sentul City ................................................. 29
7.
Jenis Tanaman Semak yang Ada di Sentul City .......................................... 32
8.
Jenis Tanaman Merambat yang Ada di Sentul City ..................................... 33
9.
Spesifikasi Unit Modul VGM ...................................................................... 52
10. Spesies yang Digunakan dalam Green Wall ............................................... 63 11. Karakteristik Tanaman yang Digunakan untuk Living Wall........................ 65 12. Karakteristik Tanaman yang Digunakan untuk Green Facade ................... 66
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Global warming menjadi sebuah issue yang tengah marak menjadi perbincangan di abad ini. Kata green yang dalam bahasa Inggris berarti hijau belakangan menjadi sangat populer dalam berbagai industri, termasuk dalam dunia property. Pengembang berlomba-lomba untuk membuat perumahan yang mengusung nilai ekologis. Banyak pengembang yang menjual konsep green property atau kawasan berwawasan lingkungan, tetapi sebenarnya pengembang belum sepenuhnya menerapkan green property pada proyek hunian yang dibangun. Mereka baru menonjolkan area hijau. Padahal konsep tersebut tidak semata menghadirkan kawasan bernuansa hijau saja. Tetapi juga, antara lain, sistem pengelolaan sampah dan limbah, sistem pengendalian dan pengelolaan air yang memungkinkan 30% air hujan diserap ke dalam tanah, serta infrastruktur hijau seperti pemakaian material yang menyerap air (Yuliantiana, 2009). Menurut Kamil (dalam Syachmy, 2009), kecenderungan desain rumah pada 2009 akan didominasi kesadaran pentingnya menjaga lingkungan. Kesadaran ramah lingkungan tersebut akan menjadi inspirasi bagi arsitek mendesain rumah maupun bangunan lainnya. Salah satu pengembang yang merespon issue global warming tersebut adalah PT Sentul Tbk. Ecocity diusung sebagai konsep dari perumahan yang berlokasi di Sentul, Bogor. Dengan tema Ecocity, Sentul City ingin menghadirkan kawasan pemukiman yang ramah lingkungan dan nuansa yang asri dan alami harus mampu dihadirkan. Daerahnya yang berkontur cukup mendukung konsep tersebut. Komitmen ini ditunjukan dengan pembagian proporsi 60:40 antara area terbangun dengan ruang terbuka hijaunya. Hal tersebut melebihi yang ditentukan oleh Undang-Undang No 26 tahun 2007 mengenai ruang terbuka hijau (RTH) yang menyatakan luasan RTH minimum dari suatu kawasan adalah 30%. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan sebagai tempat penelitian. Salah satu cara untuk menjadi kawasan pemukiman yang ramah lingkungan adalah dengan menambah jumlah vegetasi atau RTH atau dalam skala perumahan biasanya dalam bentuk taman. Penambahan jumlah taman ini juga diharapkan
2
dapat memperbaiki kualitas iklim setempat dan dapat mengurangi efek dari global warming. RTH sebesar 40% yang disediakan Sentul City memang sudah cukup baik. Namun, hal tersebut perlu didukung oleh bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan yang ramah lingkungan adalah bangunan yang mampu memanfaatkan energi alami sehinga akan mampu mengurangi penggunaan energi bahan bakar. Cahaya matahari dapat dimanfaatkan dengan optimum, namun panasnya dapat dihindari dengan struktur tanaman yang dilekatkan pada bangunan. Penanaman yang biasanya dilakukan pada lahan dengan media horizontal dapat diganti dengan penanaman dengan media vertikal seperti dinding atau panel. Penanaman secara vertikal ini dapat meminimalkan penggunaan lahan. Penanaman dengan model seperti ini dikenal dengan green wall. Saat ini green wall sudah menjadi trend baru dalam teknik pertamanan khususnya dalam teknik penanamannya. Selain memberikan kesan visual yang berbeda, green wall juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan memberikan estetika tersendiri pada bangunan. Marketing office (MO) merupakan bagian yang sangat penting dalam memasarkan rumah yang ditawarkan. Lokasinya yang hampir pasti berada di muka
permukiman,
membuatnya
menjadi
sorotan
bagi
orang
yang
mengunjunginya (wikipedia). MO juga dituntut untuk dapat memberikan gambaran yang mewakili keadaan rumah yang akan ditawarkan atau konsep dari permukiman yang ditawarkan. Oleh karenanya, MO harus didesain dengan desain yang mewakili konsep ecocity. Green wall adalah salah satu elemen bangunan yang dapat mencerminkan konsep ecocity tersebut. Perancangan green wall tersebut menjadi bagian dari pekerjaan arsitek lanskap. Oleh karenanya perancangan tersebut perlu dipelajari lebih dalam oleh mahasiswa sebagai calon arsitek lanskap.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu rancangan green wall yang dapat diaplikasikan pada MO Sentul City. Hasil rancangan ini akan diajukan sebagai rekomendasi kepada Sentul City sebagai alternatif rancangan green wall.
3
Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian yang dilakukan di Sentul City ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam perkuliahan 2. Mengembangkan profesionalisme diri sebagai arsitek lanskap dalam kegiatan praktek perancangan lanskap pada skala mikro. 3. Memberikan rekomendasi kepada pihak Sentul City dalam rancangan green wall yang sesuai untuk dapat diaplikasikan di MO Sentul City.
Kerangka Pikir Penelitian Sentul City merupakan kota yang dikembangkan dengan konsep ecocity. MO sebagai tempat memasarkan produk dari Sentul City diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai konsep yang ditawarkan tersebut. Green wall sebagai elemen yang dapat mencerminkan konsep tersebut dapat diaplikasikan di MO. Sehingga, perancangan green wall perlu dilakukan. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Sentul City Konsep ecocity
Mencerminkan konsep
Marketing Office
Green Wall
Fungsional
Estetis
Low Maintenance
Perancangan
Struktur
Material
Spesifikasi teknis
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Perancangan lanskap merupakan suatu perluasan dari perencanaan tapak dan termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perencanaan ini lebih ditekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah terhadap kendala di dalam rencana tapak (Laurie, 1984). Menurut Simonds (1983), hasil dari perancangan yang menakjubkan terjadi karena menggunakan dan memadukan kelebihan-kelebihan yang ada pada tapak dalam rancangannya. Laurie (1984) juga menyatakan bahwa bentuk dan wujud rancangan timbul dari potensi dan kendala tapak serta perumusan yang jelas atas masalah perancangan. Simonds (1983) mengatakan perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian dalam perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume atau ruang, dimana setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur dan kualitas lainnya. Kesemuanya ini dapat dengan baik mengespresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Pemilihan bahan atau material juga merupakan hal penting dalam kegiatan perancangan lanskap (Laurie, 1984). Perbedaan dari jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Objek, ruang dan materi harus didesain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983). Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam rancangan, bentuk dan wujud akan timbul dari kendala-kendala dan potensi yang dimiliki tapak serta suatu rumusan yang jelas atas masalah perancangan. Sumber bentuk yang sangat penting dalam perancangan adalah berasal dari suatu pemikiran fungsi atau kegunaan yang diinginkan. Di dalam perancangan lanskap, penerapan prinsip-prinsip perancangan merupakan hal yang mendasar. Menurut Van Dyke (1982), prinsip perancangan terdiri dari kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan penekanan (emphasis). Kesatuan dapat diciptakan antara lain melalui pengulangan bentuk (repetition), penggunaan modul, grid dan tema; keseimbangan dapat diciptakan melalui
5
pengaturan secara simetris, asimetris maupun radial; sedangkan penekanan dapat diciptakan melalui pengarahan, pengaturan letak dan kontras elemen dan variasi dalam ukuran dan jumlah elemen. Menurut Simonds (1983), terdapat sebuah prinsip yang biasa digunakan dalam merancang sebuah lanskap, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang kurang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis. Loidl dan Bernard (2003) mengemukakan bahwa perancangan adalah membuat bentuk, sebuah kreativitas yang ditujukan untuk mengembangkan bentuk. Merancang tidak seperti pekerjaan seni. Kegiatan perancangan biasanya terkelola dan dibuat secara langsung. Skala pekerjaan arsitektur lanskap pada dasarnya membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstrak dari realitas masa depan. Simond dan Starke (2006) mengatakan bahwa langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan perancangan model arsitektur lanskap, atau proyek teknik adalah untuk memiliki pengertian yang jelas tentang apa yang akan dirancang. Perancangan merupakan proses yang dinamis dengan perpindahan yang konstan dari kepala menuju tangan, kemudian dari ide menjadi gambar. Setiap garis, setiap titik yang ditempatkan di lembaran kertas adalah bagian dari usaha untuk
menghubungkan
ide
di
kepala.
Desainer
menggambar
dengan
mengembangkan proses dan keputusan yang terkait untuk menciptakan desain yang sempurna (Loidl dan Bernard, 2003).
Proses Perancangan Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (1983) terdiri atas commisioning, research, analysis, synthesis, construction, dan operation. Commisioning merupakan suatu tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan atau inventarisasi data. Analisis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan, ketentuan standar, potensi, dan pembuatan program
6
pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.
Ecocity Ecocity atau Kota Hijau (Green City) adalah kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud adalah dalam segala aspek kehidupan dan penunjangnya bagi warganya, maupun unsur lainnya baik tumbuhan dan tanaman, hewan dan satwa liar, hingga tanah, air dan udara (Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, Damayanti., 2008). Semuanya saling terkait sehingga memberikan fungsi kenyamanan, keamanan dan keindahan. Menurut Arifin et al. (2008), kota hijau hendaknya dapat mencukupi kebutuhan bahan dan energi bagi semua penghuninya, serta tidak tercemari baik dari bahan padat, cair maupun gas. Untuk mewujudkannya, salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah penyediaan, pengembangan dan penataan Ruang Terbuka Hijau kota. Pengertian ecocity yang berkembang saat ini adalah kota yang memiliki energy footprint rendah (Moughtin, 2005). Yaitu, kota yang tidak banyak membutuhkan
banyak
energi
untuk
membangun,
memelihara
atau
membongkarnya. Hal tersebut dapat dicapai dengan pemilihan material dan desain yang akan digunakan dalam pembangunan pemukiman. Material yang akan digunakan dipilih dengan spesifikasi yang dapat meminimalisir terbuangnya aliran energi. Hal tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan material yang lokasinya dekat dengan lokasi pelaksanaan proyek atau material yang memang banyak tersedia di dekat tempat tersebut. Sehingga, diperlukan energi yang sedikit untuk memindahkannya.
7
Green Wall Penanaman ini dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau panel yang dapat dilakukan dimana saja. Penanaman atau penghijauan pada area ini menjadikan dinding lebih menarik dan bahkan dapat menciptakan habitat satwa (Arifin et al., 2008).
Jenis Green Wall Menurut Sharp (2007) ada dua kategori mayor dari green wall, yaitu green facade dan living wall. Green facade adalah sistem dinding dimana tanaman merambat ditrain untuk menutup dinding dengan struktur pendukung yang didesain khusus. Material tanaman dapat ditanam pada tanah, pada planter dan pada atas atap. Green facade dapat ditambahkan pada dinding atau bangunan eksisting sebagai struktur bebas. Living wall juga disebut biowalls, atau vertical gardens adalah susunan dari panel vegetasi atau sistem fabric terintegrasi yang diletakkan pada struktur dinding atau bingkai. Panel modul dapat terbuat dari kontainer plastik polypropylene, geotekstil, sistem irigasi, media tanam dan tanaman. Sistem ini mendukung variasi macam-macam spesies tanaman, termasuk campuran dari tanaman groundcover, semak rendah, tanaman musiman, dan edible plants. Living wall mampu tumbuh dengan baik di tempat dengan penyinaran penuh, tempat ternaungi dan aplikasi interior. Living wall dapat digunakan baik di tempat beriklim tropis maupun temperate. Living wall tersusun dari bermacam tanaman yang ditanam di panel. Tanaman dapat dibibitkan terlebih dulu, disusun 4-6 bulan kemudian pada sebuah bingkai struktur dinding. Living wall membutuhkan perawatan yang lebih intensif untuk ketersediaan air regular, nutrisi, dan pupuk dari tipe green facade. Contoh dari living wall dan green facade dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
8
Gambar 2. Contoh Green Wall Tipe LivingWall Sumber: Elmich.com [7 Februari 2010]
Gambar 3. Contoh Green Wall Tipe Green Facade Sumber: 100K house.com [7 Feb 2010]
Tanaman yang Digunakan dalam Green Wall Jenis tanaman biasanya dipilih berdasar pada toleransinya dalam sistem pertumbuhan, dan kondisi lingkungan spesifik; warna; tekstur; kecepatan perbanyakan; dan sistem perakaran. Tanaman yang digunakan pada eksterior vertikal atau outdoor dihadapkan pada kondisi iklim yang lebih keras dari pada bagian indoor. Dengan demikian spesies yang lebih tahan harus dipilih untuk eksterior vertikal. Tanaman dengan toleransi terhadap angin dan panas harus dipilih pada tempat yang memiliki iklim kurang bersahabat.
9
Pemilihan tanaman akan mempengaruhi sistem yang medukung desain. Pertumbuhan tanaman yang lebih cepat akan membutuhkan ruang yang lebih besar dari tanaman yang kurang agresif pertumbuhannya. Masa dari tanaman memiliki implikasi lebih jauh terhadap struktur (Sharp, 2007). Dengan demikian rancangan struktur dan jenis tanaman tang digunakan haruslah diperhitungkan dengan lebih tepat.
Pemasangan Green Wall Green facade dapat dipasang menempel pada dinding dengan diatur 3-18 inchi dari permukaan dinding menggunakan mounting clips. Kedalaman dari modul tralis melindungi permukaan dinding dengan menjaga tanaman dari pemasangan langsung pada dinding untuk mencegah permasalahan yang dapat merusak struktur bangunan. Struktur tersebut juga membantu mendistribusikan berat tanaman melalui struktur dan dinding. Pada sistem kabel dan tali, pancang dipasang pada salah satu ujung untuk penyangga dan pengatur pertumbuhan tanaman. Panel yang belum dipasang pada living wall membutuhkan waktu 6-12 bulan untuk perbanyakan tanaman hingga siap digunakan sebagai bahan pengisi panel. Panel dapat ditanam secara horizontal sampai hari pemindahan ke tapak, kemudian panel tersebut diberdirikan secara vertikal.
Gambar 4. Contoh Pemasangan Green Wall Jenis Living Wall Sumber: Elmich.com [7 Feb 2010]
10
Manfaat Green Wall Green wall memiliki dua manfaat yaitu manfaat lingkungan dan manfaat komersial (Natural Habits, 2009). Manfaat lingkungan yang diberikan seperti: (1) meningkatkan insulasi thermal bagi bangunan, (2) meredam bising, (3) mengurangi efek tampias hujan, (4) membersihkan kondisi air yang kurang baik, (5) membersihkan udara, dan (6) menyehatkan lingkungan tempat tinggal dan manusianya. Manfaat komersial yang diberikan berupa: (1) green branding dari bangunan sebuah perusahaan, (2) green star rating point, (3) meningkatkan nilai seni bangunan, (4) menghemat ruang, dan (5) meningkatkan produktivitas karyawan. Green wall membuat udara lebih bersih. Sebuah penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian atap atau dinding mempunyai tebal sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25 persen. Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah green roof atau green wall mempunyai suhu udara lebih rendah, yaitu sekitar 3 derajat hingga 4 derajat Celsius dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan (Syachmy, 2010).
11
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2010. Kegiatan penelitian akan dilakukan di Sentul City, Bogor (Gambar 5). Permukiman ini dikembangkan dan dikelola oleh PT Sentul City Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property perumahan. Objek penelitian ini adalah marketing office Sentul City (Gambar 6).
Bogor, Jawa Barat
Sentul City
Gambar 5. Lokasi Marketing Office Sentul City
12
Gambar 6. Marketing Office Sentul City Sumber: Dokumentasi Andhika Galih Adi Nugraha
Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan peralatan baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat dan data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang Digunakan Dalam Penelitian Hardware dan Software Fungsi Hardware Kamera Digital Survei pengambilan gambar Laptop Pengolahan grafis Software AutoCad 2010 Sketch up 6 Adobe Photoshop CS3
Pembuatan gambar rancangan Pembuatan rancangan 3D Pembuatan ilustrasi dan finishing gambar
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan kegiatan perancangaan green wall di MO Sentul City, Bogor yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan (Gambar 7), yaitu: 1.
Persiapan Penelitian Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian,
pembuatan usulan penelitian dan perijinan penelitian. 2.
Pengumpulan Data Merupakan tahapan pengambilan data berupa data primer data sekunder.
Data tersebut diperoleh secara langsung di lapang dan studi pustaka yang mendukung penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri dari data biofisik tapak,
13
data konstruksi bangunan, visual tapak yang akan digunakan selanjutnya dalam menghasilkan gambar rancangan green wall. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian berikut sumber, cara pengambilan dan bentuknya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis Data yang Diperlukan No Jenis Data Sumber 1
2
3
4
Biofisik Angin
Lapang
Cara Pengambilan
Bentuk Data Deskriptif dan spasial Deskriptif Deskriptif
Gambar Teknik Spasial
Curah hujan Kelembaban Suhu
BMKG BMKG
Jenis vegetasi di Sentul City Peta dasar dan konstruksi bangunan Gambar detail konstruksi MO Peta dasar tapak Visual tapak Good view
Laporan ANDAL
Survey lapang dan data sekunder Data sekunder Data sekunder Survey lapang dan data sekunder Data sekunder
Sentul City
Data sekunder
Sentul City
Data sekunder
Lapang
Survey lapang
Bad view
Lapang
Survey lapang
Sosial Keinginan pihak Sentul City
Sentul City
Wawancara
Deskriptif
Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial Deskriptif
Konsep
Persiapan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis
Perancangan
Usulan dan Perijinan penelitian
Data Biofisik
Potensi dan Kendala
Rancangan Green wall
Data Konstruksi dan Peta Dasar Data Visual Data Sosial
Gambar 7. Bagan Proses Perancangan Green Wall
14
3.
Analisis Pada tahap ini akan dilakukan analisis tapak terhadap potensi dan kendala
yang dijumpai pada tapak. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif terhadap keadaan biofisik tapak, bangunan, visual dan sosial lanskap MO Sentul City.
4.
Konsep Dasar Pada tahap ini dilakukan pembuatan konsep dasar rancangan green wall
yang akan dikembangkan berdasarkan potensi dan gambaran umum yang telah diperoleh.
5.
Perancangan Penelitian ini menghasilkan rancangan green wall yang berfungsi sebagai
elemen pendukung dari green building yang diharapkan mampu mewujudkan Sentul City ke arah ecocity. Rancangan ini berupa gambar hasil rancangan yang akan dilengkapi sketsa untuk menggambarkan situasi kegiatan yang ada pada tapak setelah dilakukan pemasangan green wall dan dilengkapi juga dengan gambar potongan, perspektif, gambar detail konstruksi green wall, dan planting plan yang menjelaskan spesifikasi teknis pemasangan green wall.
15
KONDISI UMUM Geografi
Sentul City terletak di Kecamatan Citereup dan Kecamatan Kedung
Halang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini berlokasi 35 km dari Selatan Jakarta dan 5 km dari sebelah timur Kota Bogor. Sentul City memiliki luas keseluruhan 3.000 ha. Wilayah Sentul City terdiri dari beberapa desa yaitu, Babakan Madang, Sumur Batu, Cijayanti, Citaringgul, Bojong Koneng, Cipambuan, Kadungmangu, dan Cadasngampar. Kawasan ini dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Pangrango, Gunung Pancar, Gunung Paniisan, Gunung Liang, Gunung Garangsang, Gunung Salak dan Gunung Hambalang. Kawasan ini juga dilalui oleh aliran sungai Citereup, Cikeas, Citaringgul, dan Cijayanti. Wilayah MO sendiri masuk ke dalam Desa Citaringgul, Kecamatan Citereup. Sentul City berbatasan dengan beberapa desa. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Cipambuan dan Desa Kadumangu. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Nagra. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Hambalang dan Desa Karang Tengah. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Cijayanti, Desa Cikeas dan Desa Cadas Ngampar.
Topografi Topografi Sentul City merupakan kawasan yang dibuat bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung dengan ketinggian antara 200 m-750 m di atas permukaan laut. Kawasan ini memiliki luas sekitar 3.000 ha dan mempunyai kemiringan lereng yang berkisar antara 0% sampai dengan lebih besar dari 25% (Tabel 3), dengan detail kondisi kontur: (1) <8%: 1.109,3 ha, (2) 8%-15%: 706,3 Ha, (3) 15%-25%: 695 ha, dan (4) >25%: 489,4 ha (Tabel 3). Oleh karena itu, terdapat daerah yang dapat dan tidak dapat dibangun sehingga diketahui bahwa daerah yang boleh dibangun (daerah efektif) adalah daerah yang memiliki kemiringan lereng <15% (datar-bergelombang) yaitu seluas 1.815,6 ha (60,52% dari luas total area) dan daerah yang tidak boleh dibangun (daerah nonefektif) adalah daerah yang memiliki kemiringan lebih dari 15% (berbukit dan bergununggunung) atau seluas 1.184,4 ha (39,48% dari luas total area). MO sendiri masuk
16
ke dalam daerah efektif dengan ketinggian kurang lebih 200 mdpl. Pada tapak MO telah mengalami grading, sehingga level yang terbentuk terjadi akibat bentukan manusia. Untuk daerah nonefektif, pengelola menetapkan daerah ini sebagai daerah penghijauan bagi kawasan Sentul City
Tabel 3. Bentuk Wilayah, Kontur, Perbedaan Tinggi, Luas dan Proporsi Kawasan Sentul City Lereng Perbedaan Luas Proporsi Bentuk Wilayah (%) Tinggi (m) (ha) (%) Datar-berombak (undulating) 0-8 0-15 1.109,30 36,98 Bergelombang (rolling) 8-15 15-50 706,3 23,54 Berbukit (hilly) 15-25 50-200 695 23,17 Bergunung-gunung (mountainous) >25 >200 489,4 16,31 Sumber : ANDAL Sentul City (2000)
Tanah Berdasarkan laporan ANDAL Bukit Sentul tahun 2000, tanah di kawasan Sentul City dikelompokkan ke dalam lima klasifikasi tanah, yaitu: Typic Hapludult, Type Dystropept, Oxic Dystropept, Typic Hemitpropept, dan Aquic Dystropept. Jenis dan klasifikasi kelima tanah tersebut tidak lepas dari kondisi batuan-batuan induknya yaitu sebagian besar memiliki struktur bongkah, kekarm berpasir ataupun berkembang. Secara umum, kelima jenis tanah tersebut memiliki kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB) serta kandungan P2O5 dalam tanah yang rendah, kecuali kandungan bahan organik yang tergolong sedang sampai rendah. Kondisi ini mengakibatkan tanah di kawasan Sentul City sangat miskin hara, sehingga kesuburan tanahnya rendah. Hal ini sangat berpengaruh pada aspek pemupukan dan pengolahan tanah. Dalam usaha penanaman pada lahan seperti ini dilakukan pelapisan tanah baru yaitu tanah merah yang diambil dari daerah lain. Tanah tersebut digunakan sebagai media tanam dengan ketebalan 30-50 cm. Penilaian status kesuburan tanah di dalam Sentul City dapat dilihat pada Tabel 4. Perancangan green wall ini tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hal tersebut dikarenakan tanah memiliki berat yang besar yang berpengaruh pada berat sistem.
17 Tabel 4. Status Kesuburan Tanah No Klasifikasi KTK 1 Typic Hapluduit S 2 Typic Dystropept S 3 Oxic Dystropept R-S 4 Typic Hamitnopept R 5 Aquic Dystropept S Sumber: ANDAL Sentul (2000) Keterangan: KTK : Kapasitas Tukar Kation R : Rendah
KB R SR-R SR-R SR S
P2O5 SR-R SR-R SR SR S
KB : Kejenuhan Basa S : Sedang
Organik Kesuburan S R S R R-S R S-T R S S
SR T
:Sangat Rendah : Tinggi
Hidrologi Kawasan Sentul City dibangun pada daerah yang miskin akan air, baik air permukaan maupun air tanah. Pada awal pembangunan, guna memenuhi kebutuhan air minum dan penyiraman tanaman, air sungai Citeureup dan air hujan ditampung dalam waduk dan kolam untuk dijadikan sumber air baku. Kualitas air permukaan di kawasan Sentul City secara keseluruhan masih berada di bawah ambang batas Baku Mutu Golongan B (Laporan ANDAL Sentul City, 2000), sehingga untuk pemanfaatannya sebagai air minum perlu dilakukan penyaringan dan aerasi. Untuk itu telah dibangun tempat khusus pengolahan air. Namun, setelah Sentul bekerja sama dengan PDAM Kota Madya Bogor, air untuk kebutuhan minum dan penyiraman tanaman tidak lagi bermasalah. Sehingga, sumber irigasi dari green wall akan berasal dari PDAM.
Vegetasi Sentul City memiliki 86 jenis pohon yang dapat ditemukan pada area penghijauan di kawasan perumahan, perdagangan dan perkantoran, jalan utama dan jalan lingkungan, fasilitas umum, fasilitas komersial, lapangan golf dan nurseri. Sentul City juga memiliki 85 jenis semak, 7 jenis tanaman merambat, 7 jenis tanaman air dan 5 jenis rumput yang berhasil diidentifikasi (Ameliawati, 2010). Vegetasi yang ditanam di Sentul City tergolong vegetasi yang tahan terhadap penyinaran penuh matahari. Beberapa dari jenis tanaman yang ada dapat digunakan sebagai material green wall, agar sesuai dengan prinsip-prinsip minimum energy footprint (Moughtin, 2005).
18
DATA DAN ANALISIS Marketing Office Bangunan yang menjadi objek penelitian ini merupakan bangunan baru. Bangunan ini dibangun untuk menggantikan kantor pemasaran yang lama. Tujuan dari didirikannya bangunan baru ini adalah agar lebih efektif dalam kegiatan kerja dengan letak lebih strategis. Bangunan ini oleh pihak Sentul City disebut dengan marketing office (MO). Bangunan ini mengakomodasi kegiatan berikut: manajemen, administrasi, pemasaran, galeri produk, transaksi pembelian, meeting, seminar dan lain-lain. Oleh karenanya lanskap MO ditata sedemikian rupa untuk mengakomodasi semua kegiatan yang ada di dalamnya. MO merupakan bagian penting bagi sentul City dalam memasarkan produk yang ditawarkan dalam hal ini adalah rumah beserta lingkungannya. Diharapkan tempat ini mampu mempresentasikan konsep ecocity. Oleh karenanya, greenwall diharapkan mampu hadir sebagai elemen pelengkap yang mampu menguatkan konsep ecocity.
Kondisi Eksisting Tapak dan Bangunan MO berada di muka Sentul City. Keberadaannya cukup mudah ditemukan karena lokasinya yang strategis dekat dengan pintu TOL Lingkar Luar Bogor dan Sentul Barat. MO ini berada di Jalan M.H. Thamrin yang merupakan salah satu jalan utama di Sentul City. Peletakan MO pada lokasi yang strategis ini dikarenakan fungsinya yang sangat penting bagi Sentul City Tapak MO berbatasan dengan Belanova Mall di sebelah barat. Tapak MO ini memiliki luas 15.995 m2. Kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 9. Bangunan ini dibangun dengan koefisien dasar bangunan (KDB) sebesar 995 m2 atau 6,22% dari luas tapak keseluruhan. Hal tersebut menyediakan ruang terbuka sebagai daerah resapan air. Bangunan terdiri dari tiga lantai. Luas permukaan dinding luar bangunan sebesar 2.303 m2. Desain dari bangunan bergaya kontemporer. Hal tersebut dapat dilihat dari sudut-sudut bangunannya yang tidak lazim digunakan. Bentuk bangunan ini sangat geometrik dengan
19
dominasi garis tegas baik tegak lurus maupun diagonal (Gambar 10). Terdapat permukan dinding yang tegak lurus dan juga permukaan dinding yang miring (Gambar 11). Dinding tersusun atas pasangan bata dan glassfibre reinforced concrete (GRC). Sehingga perlu rancangan struktur yang tepat untuk menempelkan struktur green wall. Warna putih dominan dalam setiap sudut bangunan. Bagian dinding yang berwarna putih dan terbuat dari GRC tersebut menimbulkan kesan silau bagi pengguna jalan yang melihatnya ketika kondisi matahari terik. Bangunan ini dibangun dengan konsep green building. Hal tersebut ditujukan untuk menghemat penggunaan energi terutama energi listrik. Bangunan ini didesain dengan banyak kaca sebagai dindingnya. Hal tersebut menyebabkan cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan di dalam bangunan pada siang hari. Analisis mengenai kondisi bangunan dan alternatif perancangan berdasar kondisi bangunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8. Potensi:
Kendala:
• Dinding bagian kanan bangunan atau sebelah timur merupakan bagian yang mudah terlihat
• Ada bagian dinding yang memiliki kemiringan tidak 90˚ • Bentuk bangunan tidak simetris • Beberapa bagian dinding tidak massive
Alternatif perancangan:
• Membuat green wall pada bagian dinding yang mudah terlihat • Struktur disesuaikan dengan kondisi bangunan
Gambar 8. Analisis Kondisi Bangunan dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Kondisi Bangunan
20
21
22
23
Aksesibilitas dan Sirkulasi Untuk menuju Sentul City dapat melalui jalan TOL atau melalui jalan Babakan Madang. Bagi kendaraan beroda empat tentu saja dapat melalui keduanya. Namun, bagi kendaraan beroda dua hanya dapat melalui Jalan Babakan Madang. Gedung MO ini berada tepat di muka dari tapak. Jalan M.H. Thamrin merupakan jalan utama yang terdiri dari dua jalur. Sirkulasi kendaraan cukup lancar. Sirkulasi jalan utama diatur dengan rotunda yang berada di depan MO. Sirkulasi di dalam tapak MO dibuat menjadi satu arah dengan sistem loop. Alur sirkulasi kendaraan menuju MO dapat dilihat pada Gambar 13. Letaknya yang berada di jalan utama Sentul City memudahkan dalam pencarian bagi orang yang ingin menuju tempat ini. Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pandangan terhadap bangunan ini. Hal tersebut dikarenakan penggunjung MO menggunakan kendaraan untuk menuju tempat ini. Pandangan pengunjung ke bangunan ini diarahkan oleh sirkulasi yang ada. Pengguna tapak bergerak mengikuti jalur sirkulasi yang dibuat. Pengguna tapak yang menggunakan kendaraan bermotor masuk melalui satu jalur masuk kemudian memarkir kendaraannya di tempat parkir. Setelah itu, Pengguna berjalan melalui pedestrian path yang berada di samping kiri bangunan untuk masuk menuju pintu utama MO (Gambar 14). Analisis sirkulasi dan alternatif perancangan green wall berdasarkan sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 12. Potensi: • View ditentukan oleh sirkulasi • Terdapat satu pintu utama ke dalam bangunan sehingga akses masuk jelas
Kendala: tidak ada kendala berarti pada tapak
Alternatif perancangan: • Mengarahkan pengguna untuk menuju ke pintu utama bangunan • Mengarahkan pengguna untuk menuju ke tapak
Gambar 12. Analisis Sirkulasi Tapak dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Sirkulasi
24
25
26
Visual Keberadaan gedung MO ini menjadi sorotan dan aspek visual menjadi sangat penting sebagai pertimbangan dalam perancangan green wall. Pentingnya nilai visual dari MO telah disadari oleh pihak Sentul City sehingga lanskap MO dirancang semenarik mungkin bagi pengunjung. Secara keseluruhan di lanskap MO merupakan good view, baik view ke dalam tapak maupun ke luar tapak. Gedung ini dikelilingi oleh pemandangan gunung yang indah, yaitu Gunung Hambalang, Gunung Salak, dan Gunung Pancar. Taman dan fasilitas pendukung lain tertata secara baik. Kondisi visual pada tapak MO dapat dilihat pada Gambar 16. Pandangan ke gedung ini sangat dipengaruhi oleh sirkulasi. Ketika menuju ke MO ini bangian yang paling terlihat adalah bagian bangunan sebelah timur. Sehingga bagian tersebut sangat baik jika ditambahkan struktur green wall. Analisis mengenai visual pada tapak MO dan alternatif perancangan berdasarkan potensi visual dapat dilihat pada Gambar 15. Potensi:
kendala:
• Good view pada keseluruhan tapak • Bangunan sebagai objek utama pada tapak
• tidak ada kendala visual (bad view) berarti pada tapak • Kesan silau ketika kondisi hari terik
Alternatif perancangan:
• Penekanan bangunan sebagai objek utama • Mempercantik bangunan dengan penambahan elemen green wall
Gambar 15. Analisis Visual Tapak dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Potensi Visual
27
28
Iklim Data iklim tapak MO ini digambarkan oleh data iklim dari Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Bogor. Data iklim yang dianalisis meliputi suhu udara dan kelembaban udara berdasarkan data yang dicatat selama sepuluh tahun dari tahun 1998-2009 . Curah hujan rata-rata Kawasan Sentul lebih dari 4.000 mm. Rata-rata curah hujan bulannya berkisar antara 175,4 mm/bulan sampai dengan 474,5 mm/bulan. Bulan paling basah berkisar antara bulan Oktober sampai dengan bulan Mei. Sedangkan jumlah hari hujan rata-rata 150 hari/tahun. Suhu rata-rata bulanan Kawasan Sentul City berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Darmaga, Bogor dari tahun Januari 1998-April 2009 berkisar 24,55ºC-26,75ºC (Tabel 5). Suhu terendah terjadi pada bulan Februari dan suhu tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Tabel 5. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Wilayah Sentul City Tahun/ Bulan
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2008
2009
RataRata
Januari
25,9
25,1
24,1
24,6
24,3
26,2
Pebruari
25,5
25,5
24,8
23
24,4
24,6
26,5
26
23,5
25,14
24,3
23,2
23,9
24,55
Maret
27,2
27,1
25
25,2
25,9
25,3
25,6
25,5
25,6
25,76
April
26,2
26,5
26,1
25,5
26
26,5
25,7
25,7
26,2
26,6
26,14
Mei
27,8
26
25,9
na
Juni
26,1
25,7
25,9
26,2
26,2
26,7
26,8
26,7
26,6
na
26,49
25,7
26,3
26,5
25,9
26,3
na
26,13
Juli
25,1
26,2
25,4
26,2
25,4
26
26,7
26,2
26,9
na
25,94
Agustus
25,9
26,1
25,8
27,1
26,3
26
26,6
26,7
26,6
na
26,3
September
26,6
26,1
26,4
26,4
26,5
26,1
27,7
26,8
27
na
26,65
Oktober November
25,4
26
28,3
26,1
27,4
26,6
27,7
26,3
27,5
na
26,75
25
25,3
26,1
25,9
26,4
26,8
27,2
25,8
26
na
26
Desember
25,8
25,8
26
24,9
25,2
25,1
25,6
24,3
25,6
na
25,35
2005
2006
2007
25,4
25
25,1
24,4
25,9
25,1
25,1
26
25,6
26,3
26,4
26,2
26
26,2
26,6
25,7
25,5
26
26,2
27
26,6
26,2
na
26,6
24,9
25,7
24,8
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Bogor (2009) Keterangan: na: not available
Berdasarkan data kelembaban udara kawasan Sentul City dapat dilihat bahwa kelembaban udara rata-rata tahunan tercatat antara 76,86%-87,91%. Kelembaban minimum terjadi pada bulan Agustus, sedangkan kelembaban maksimum terjadi pada bulan Februari (Tabel 6).
29 Tabel 6. Kelembaban Udara di Wilayah Sentul City Tahun/ Bulan
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
RataRata
Januari
85,8
86,4
88,7
84,5
91,4
79,4
88,3
89,2
86,6
77,9
81,9
88,9
85,75
Pebruari
85,7
89,8
82,7
88
86,9
89,9
88,1
87,8
86,9
89,2
90,1
89,8
87,91
Maret
86,2
83,8
83,9
81,8
85,9
85,7
82,8
88,3
82,4
84,2
83,8
84,6
84,45
April
87,1
82,2
82,9
86,5
83,6
83,8
85
83,4
82
87,2
85,3
83,7
84,39
Mei
79,1
84,1
84,3
na
84,8
81
83,8
81,5
79,5
82,7
79,7
na
82,05
Juni
83,3
78,9
80
79,8
79,9
74
76,9
84,9
77,2
82
79,1
na
79,64
Juli
83,2
81
79,6
80
82,4
72,4
81,8
82,6
78,4
77,3
73,6
na
79,3
Agustus
79,3
75
79,6
76,1
76,1
75,9
74,2
81
70,9
76,3
81,1
na
76,86
September
81,5
69,2
76,6
80
75,1
81,1
82,4
80,8
68,5
76,3
78,6
na
77,28
Oktober
84,2
na
84,4
85,5
72
83,1
80,5
82,5
71,8
81,2
80,1
na
80,53
November
83,9
84,2
87,7
88,1
83,8
85,9
84,8
83
81,7
85,6
85,5
na
84,93
Desember
84,5
84,9
78,3
74,4
84,7
87,7
86,1
84,3
87,3
89,6
86,5
na
84,39
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Bogor (2009) Keterangan: na: not available
Lokasi MO atau Sentul City pada umumnya berada di bagian lembah yang dikelilingi bukit. Angin berhembus cukup kencang dengan suhu yang tinggi di siang hari dengan penyinaran maksimum. Curah hujan di Sentul City juga tinggi. Berdasarkan pengukuran di lapang, suhu udara di siang hari yang terik berkisar antara 27˚-34˚ C. Inventarisasi mengenai iklim di tapak MO dapat dilihat pada Gambar 17. Berdasarkan analisis unsur-unsur iklim, masalah iklim mikro pada MO Sentul City adalah tingginya suhu pada siang hari akibat tingginya radiasi matahari. Potensi berupa penyinaran matahari yang berlimpah tersebut seharusnya mampu dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaaan pada siang hari, sehingga mampu mengurangi penggunaan listrik sebagai energi penerangan. Suhu yang tinggi tersebut membuat pihak Sentul City melakukan pemakaian air conditioner (AC).
30
31
Unsur iklim mikro yang memiliki pengaruh cukup besar bagi kenyamanan manusia adalah radiasi matahari, angin, kelembaban, suhu udara, dan curah hujan. Radiasi matahari dan angin dapat dimodifikasi melalui penataan elemen lanskap secara langsung. Sedangkan suhu udara, kelembaban dan curah hujan tidak dapat dimodifikasi secara langsung (Brown dan Gillespie, 1995). Lauri (1994) menyatakan bahwa vegetasi memiliki peran penting sebagai bahan penyerap panas dan bising. Penggunaan vegetasi sebagai elemen dalam penataan elemen lanskap diharapkan mampu memodifikasi iklim mikro. Sehingga, untuk mengatasi masalah iklim mikro pada gedung MO tersebut dapat dilakukan perancangan green wall. Analisis mengenai iklim dan alternatif perancangan berdasarkan iklim di lanskap MO dapat dilihat pada Gambar 18.
Potensi: • Curah hujan: 175,4 mm/bulan sampai dengan 474,5 mm/bulan Sehingga mendukung ketersediaan air bagi tanaman
Kendala:
• Suhu udara siang hari: 27-34˚C • Kelembaban udara rata-rata: 76,86 % - 87,91 %. • Curah hujan tinggi dapat mengganggu sistem green wall
Alternatif perancangan:
• Menggunakan vegetasi yang memiliki tutupan tajuk baik untuk mengurangi efek radiasi matahari • Memilih vegetasi yang tahan terhadap radiasi matahari yang tinggi • Sistem drainase dan irigasi yang baik untuk mengatasi curah hujan / radiasi matahari yang tinggi
Gambar 18 . Analisis Iklim dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Kondisi Iklim
Vegetasi Jenis vegetasi yang ada di Sentul City cukup beraneka ragam. Di Sentul City terdapat 85 jenis semak dan 7 jenis tanaman merambat. Jenis tanaman semak dan tanaman merambat tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
32 Tabel 7. Jenis Tanaman Semak yang Ada di Sentul City No Nama Lokal Nama Latin 1 Agapanthus Agaphanthus orientalis 2 Agave hijau Agave Americana 3 Agave siklok Agave attenuate 4 Ekor kucing Acalypha hispida 5 Kadaka* Asplenium nidus 6 Akalipa Acalypha sanderiana 7 Daun renda Acalypha wilkesiana 8 Sambang colok Aerva sanguinolenta 9 Azalea Rhododendron sp. 10 Lengkuas merah Alpinia purpurata 11 Bambu jepang Arundinaria pumila 12 Alokasia Alocasia sanderiana 13 Sente Alocasia esculenta 14 Nanas merah* Ananas camosus 15 Agave putih Agave angustifolia 16 Kacang-kacangan Arachis pintoi 17 Teh-tehan Acalypha macrophylla 18 Melati kosta Brunfelsia calycina 19 Nolina Beaucarnea recurvata 20 Baby blue eyes Blue eyes 21 Bromelia* Bromelia sp. 22 Bougenville* Bougenvillea speciabilis 23 Sulinga Belacamnda chinensis 24 Brojolintang kuning Belameanda chinensis 25 Kecubung Brugmansia candida 26 Bakung harum Crinum crsiaticum 27 Puring Codiaeum sp. 28 Kucai* Carex morrowii 29 Lili paris* Chlorophytum sp. 30 Taiwan beauty* Cuphea hyssopifolia 31 Keladi hias Caladium bicolor 32 Sikas Cycas revolute 33 Kana Canna indica (hybrida) 34 Lili bunga putih Crinum asiaticum 35 Hanjuang merah Cordyline terminalis 36 Jawer kotok Coleus blumei 37 Anggrek Dendrobium sp. 38 Drasena Dracaena laureiri 39 Drasena Dracaena reflexa 40 Drasena Dracaena surculosa 41 Agave raksasa Furcraea gigantean 42 Sambang darah Hemigraphis alternate 43 Heliconia capit udang Heliconia rostrata 44 Heliconia lady Heliconi caribaea 45 Heliconia thai Heliconia psittacorum 46 Leli Hymenocallis mayor 47 Bunga sepatu Hibiscus rosa-sinencis 48 Spider lili Hymenocallis speciosa 49 Soka bengkok Ixora coccinea 50 Soka Ixora javanica
Famili Liliaceae Agavaceae Agavaceae Euphorbiaceae Polypodieae Araceae Euphorbiaceae Amaranthaceae Ericaceae Zingiberaceae Poaceae Araceae Araceae Bromeliaceae Agavaceae Leguminaceae Euphorbiaceae Solanaceae Agavaceae Boraginaceae Bromeliaceae Nyctaginaceae Iridaceae Iridaceae Solanaceae Amaryllidaceae Euphorbiaceae Liliaceae Liliaceae Lythraceae Araceae Cycadaceae Cannaceae Amaryllidaceae Agavaceae Labiatae Orchidaceae Agavaceae Agavaceae Agavaceae Amaryllidaceae Acanthaceae Sterilitciaceae Sterilitciaceae Sterilitciaceae Liliaceae Malvaceae Amaryllidaceae Rubiaceae Rubiaceae
33 Lanjutan Tabel 7. Jenis Tanaman Semak yang Ada di Sentul City No Nama Lokal Nama Latin Famili 51 Jatropa Euphorbiaceae Jathropa pandurifolia 52 Jarak merah Euphorbiaceae Jathropa gossypifolia 53 Lantana* Verbenaceae Lantana camara 54 Lantana saudi merah* Verbenaceae Lantana hispida 55 Lantana saudi putih* Verbenaceae Lantana horrid 56 Lantana ungu* Verbenaceae Lantana montividensis 57 Lavender Lamiaceae Lavender sp. 58 Airis kuning Iridaceae Morea sp. 59 Airis putih Iridaceae Morea sp. 60 Anggrek tanah Iridaceae Neomarica longifolia 61 Pakis kelabang* Oleandraceae Nephrolepis sp. 62 Honje Zingiberaceae Nicolaia sp. 63 Jaburan hijau Liliaceae Ophiopogon jaburan 64 Jaburan putih Liliaceae Ophiopogon intermedius 65 Kucai Liliaceae Ophiopogon japonicum 66 Pandan variegate* Pandanaceae Pandanus pygmaeus 67 Kol banda Nyctaginaceae Pisonia alba 68 Sutra Bombay Portulacaceae Portulaca oleraceae 69 Lolipop Acanthaceae Pachystachys lutea 70 Melati jepang Acanthaceae Pseuderanthum reticulatum 71 Nanas kerang besar Commelinaceae Rhoeo spathacea 72 Bunga Ruwelia Acanthaceae Ruellia malacosperma 73 Palem wregu Arecaceae Rhapis excels 74 Adam Hawa* Commelinaceae Rhoeo discolor 75 Air mancur* Scrophulariaceae Russelia equisetiformis 76 Katus kodok kuning Agavaceae Sansevieria trifasciata 77 Spathopilum Araceae Spathiphyllum wallisii 78 Persian shield Acanthaceae Strobilanthes dyeranus 79 Verbena Verbenaceae Verbena lanciniata 80 Tapak dara Apocynaceae Vinca rosea 81 Seruni Compositae Wedelia biflora 82 Tombak raja Ruscaceae Yucca longifolia 83 Kembang kertas Compositae Zinnia elegans 84 Bawang brojol Liliaceae Zephyranthes candida 85 Kala lili Araceae Zantedeschia aethiopica Sumber: Ameliawati (2010) Keterangan: dapat digunakan sebagai *material living wall, ** material green facade Tabel 8. Jenis Tanaman Merambat yang Ada di Sentul City No Tanaman Merambat Nama Latin Famili 1 Thunbergia** Acanthaceae Thunbergia sp 2 Bugenvil** Nyctaginaceae Bougainvillea sp 3 Alamanda Apocynaceae Allamanda cathartica 4 Mandevila Apocynaceae Mandevilla sp 5 Sirih belanda* Araceae Scindapsus aureus 6 Daun Pilo* Araceae Philodendron sp. 7 Singonium* Araceae Syngonium sp. Sumber: Ameliawati (2010) Keterangan: dapat digunakan sebagai *material living wall, ** material green facade
34
Beberapa tanaman yang sudah ada tersebut dapat dipilih sebagai material tanaman dalam perancangan green wall. Namun, tidak menunutup kemungkinan untuk menggunakan tanaman lain yang memiliki sifat yang sama dan ketersediaannya banyak di Bogor. Vegetasi yang akan digunakan sebagai elemen green wall adalah jenis tanaman merambat dan tanaman semak yang memilki karakter tahan terhadap penyinaran penuh matahari, angin, perakaran tidak intensif, daun tidak mudah rontok, memiliki karakter fisik berupa warna daun atau bunga, tajuk yang memberikan tutupan permukaan yang cukup dan yang sesuai dengan desain. Penanaman semak dan ground cover di tapak MO ini dilakukan secara semarak. Dominasi warna hijau sangat terlihat pada keseluruhan tanaman. Penggunaan tanaman yang memiliki warna lebih mencolok dapat menjadi aksentuasi pada tapak. Penggunaan tanaman yang memiliki warna kuat seperti Bougainvillea spectabilis secara masal akan menghasilkan efek yang menarik. Menurut Van Dyke (1982), pengulangan (repetition) akan menghasilkan suatu kesatuan (unity). Analisis mengenai vegetasi dan alternatif perancangan berdasarkan vegetasi dapat dilihat pada Gambar 19.
Potensi:
• Jenis vegetasi semak dan tanaman merambat yang cukup beragam • Adanya perbanyakan tanaman yang dilakukan di Sentul City • Tanaman yang banyak tersedia di Bogor
kendala: dominasi semak dan ground cover berwarna hijau.
Alternatif perancangan:
• Menggunakan tanaman yang sudah ada di Sentul City atau tanaman lain yang ketersediaannya banyak di Bogor • Menggunakan tanaman yang sesuai dengan kebutuhan rancangan. • Aksentuasi tanaman sebagai pengarah
Gambar 19. Analisis Vegetasi dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Vegetasi
35
Pengguna Dalam setiap perancangan keberadaan manusia sangat penting untuk diperhatikan keberadaannya karena manusia adalah pengguna dari hasil perancangan tersebut. Kenyamanan dan kepuasan dari pengguna diharapkan mampu ditingkatkan dengan adanya perancangan green wall ini. Pengguna tapak secara umum adalah pegawai Sentul City, klien, calon pembeli, dan pengunjung lain. Intensitas kunjungan merata pada seluruh jam kerja. Aktivitas di MO ini cukup padat, baik aktivitas administrasi, meeting direksi, transaksi jual beli, pengelolaan fisik dan kegiatan social gathering pada event tertentu. Kegiatan tersebut hampir kesemuanya dilakukan di dalam gedung dan beberapa kegiatan dilakukan di luar gedung (Gambar 20). Kegiatan yang sering dilakukan di luar adalah social gathering di plaza belakang MO. Kegiatan tersebut hanya dilakukan ketika Sentul City memiliki even tertentu seperti ulang tahun atau launching. Analisis pengguna dan alternatif perancangan green wall berdasarkan pengguna dapat dilihat pada Gambar 21. Pihak Sentul City sendiri sangat menginginkan agar proyek green wall dan green roof dapat segera diwujudkan. Perancangan yang diharapkan memberikan kesan hijau pada bangunan dengan teknologi yang sederhana dan mudah dalam perawatan.
Gambar 20. Gambar Pembagian Aktivitas Pengguna di MO
36
Potensi:
Kendala:
• Keinginan pihak Sentul Untuk pengaplikasian Elemen Green wall pada MO • Aktivitas yang ada pada tapak: social gathering, droop,dll.
• Tidak ada kendala berarti dari pengguna
Alternatif perancangan:
• Mengakomodasi setiap aktivitas dengan green wall sebagai elemen dari setting aktivitas
Gambar 21. Analisis Pengguna dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Pengguna Berdasarkan analisis aspek kondisi eksisting, aksesibilitas dan sirkulasi, iklim, vegetasi, dan pengguna dapat digambarkan analisis keseluruhan dari potensi dan kendala pada tapak yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perancangan green wall (Gambar 22). Kemudian dapat dihasilkan pula sintesis rancangan green wall dari hasil analisis tersebut (Gambar 23).
37
38
39
KONSEP RANCANGAN GREEN WALL Konsep Dasar Bangunan yang disebut MO ini menjadi tempat kegiatan administrasi, meeting, promosi, marketing galery, dan social gathering di Sentul City. MO merupakan bagian yang sangat penting dalam memasarkan rumah yang ditawarkan. Lokasinya yang hampir pasti berada di muka permukiman, membuatnya menjadi sorotan bagi orang yang mengunjunginya (wikipedia, 7 Feb 2010). MO juga dituntut untuk dapat memberikan gambaran yang mewakili keadaan rumah yang akan ditawarkan atau konsep dari permukiman yang ditawarkan. Ecocity sebagai jawaban atas issue global warming yang diberikan oleh Sentul City harus tercermin pada MO ini. Oleh karenanya, kantor pemasaran harus didesain dengan desain yang mewakili konsep ecocity. Green wall merupakan salah satu elemen bangunan yang dapat mencerminkan konsep ecocity tersebut. Oleh karenanya green wall dapat diaplikasikan di MO Sentul City. Green wall ini memiliki dua fungsi utama yaitu: di luar bangunan sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan sebagai pengurang panas di dalam bangunan. Sebagai tempat yang bernilai komersial, fungsi estetika lebih kuat dari fungsi pengurang panas. Perancangan green wall ini didasarkan pada sebuah konsep dasar yaitu sebagai elemen pembentuk estetika dan insulator panas bagi bangunan. Green wall dapat diaplikasikan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Green wall juga dapat mengakomodasi setiap aktivitas yang ada seperti: sebagai setting gerbang pada pintu masuk dan drop area, setting aktivitas dalam ruangan yang memerlukan efek perbaikan suhu dan kualitas visual, setting aktivitas social gathering di plasa belakang. Namun, yang menjadi fokus perancangan ini adalah green wall yang berada di luar.
40
Pengembangan Konsep Konsep dasar pembentuk estetika dan peredam suhu dalam ruangan dikembangkan dalam bentuk penataan yang meliputi konsep vegetasi, konsep ameliorasi iklim mikro, dan konsep desain. Konsep Vegetasi Vegetasi yang akan dikembangkan dalam rancangan green wall ini adalah vegetasi yang memilki aspek estetika dan aspek fungsional sebagai peredam suhu. Secara arsitektural vegetasi yang digunakan berfungsi sebagai peneduh, penciri ruang, dan meningkatkan kualitas visual bangunan. Pemilihan vegetasi yang digunakan adalah dengan menggunakan vegetasi yang memiliki kesesuaian lingkungan tumbuh optimal di Sentul City. Vegetasi yang sudah ada dan deperbanyak di Sentul City lebih diutamakan untuk digunakan sebagai material green wall, agar sesuai dengan prinsip-prinsip minimum energy footprint Moughtin. Tanaman yang digunakan dalam green wall harus mampu tumbuh dengan baik pada media yang terbatas dan tahan terhadap penyinaran penuh matahari. Vegetasi jenis lokal atau vegetasi yang banyak tersedia lebih diutamakan untuk mendukung konsep ecocity. Vegetasi yang digunakan memiliki karakter berupa warna yang menarik baik dari daun maupun bunganya dan juga tekstur yang. Konsep tata vegetasi dapat dilihat pada Gambar 24.
Karakter • Tahan pencahayaan penuh • Perakaran tidak intensif • Tajuk memberikan naungan • Daya tarik: warna daun, tekstur dan bunga
Fungsi • Memberikan efek naungan • Meningkatkan kenyamanan dengan menurunkan suhu • Estetika • Mencirikan ruang
Jenis • Ground cover • Semak • Tanaman merambat
Gambar 24. Konsep Tata Vegetasi
Ketersediaan • Tanaman yang banyak digunakan dan diperbanyak di Sentul City
41
Konsep Ameliorasi Iklim Mikro Rancangan green wall ini diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan energi matahari sebagai sumber pencahayaan di siang hari dan meredam energi dari matahari yang tidak diharapkan yaitu panas. Ilustrasi penggunaan green wall sebagai ameliorasi iklim mikro dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Ameliorasi Iklim dengan Green Wall Konsep Desain Fungsi estetika lebih ditonjolkan pada perancangan green wall ini. Sehingga aspek visual menjadi pertimbangan utama dalam rancangan green wall. Visual atau pandangan sangat berpengaruh terhadap persepsi. Elemen green wall diletakan pada tempat yang mudah terlihat. Jarak memberikan persepsi yang berbeda terhadap tekstur dan warna. Semakin dekat jarak kita terhadap benda maka akan semakin jelas terlihat detail dari sebuah benda. Green wall yang letaknya berdekatan dengan aktivitas manusia dirancang dengan detail yang cukup tinggi. Sedangkan green wall yang letaknya jauh dari aktivitas manusia dirancang dengan pola yang besar. Rancangan dari green wall ini bermain dengan unsur-unsur desain seperti garis, warna, dan tekstur dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip desain seperti kesatuan (unity), keseimbangan (balance), penekanan (emphasys), dan lain-lain. Pemilihan material menggunakan material yang mendukung rancangan dari segi struktur, warna, dan tekstur.
42
PERANCANGAN Perancangan Simonds (1983) mengatakan perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian dalam perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume atau ruang, dimana setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur dan kualitas lainnya. Kesemuanya ini dapat dengan baik mengespresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Pemilihan bahan atau material juga merupakan hal penting dalam kegiatan perancangan lanskap (Laurie, 1984). Perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Begitu pula dengan merancang objek, ruang dan materi harus didesain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983). Rancangan Green Wall Green wall merupakan penanaman ini dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau panel dan dapat dilakukan dimana saja. Penanaman atau penghijauan pada area ini menjadikan dinding lebih menarik dan bahkan dapat menciptakan habitat satwa (Arifin et al., 2008).Ada dua kategori mayor dari green wall, yaitu green facade dan living wall. Rancangan yang dihasilkan adalah struktur green wall yang memiliki fungsi estetika dan fungsi ameliorasi iklim mikro atau sebagai insulator panas yang diakibatkan radiasi matahari pada bangunan MO. Menurut Brown dan Gillespie (1995) iklim mikro adalah area kecil dimana cuaca terasa berbeda. Pengertian dari iklim mikro dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan habitat yang nyaman secara suhu dan efisisen energi untuk bangunan. Green wall ini menjadi elemen yang menyatu dengan bangunan MO. Green wall ini memperkuat konsep bangunan sebagai green building. Secara arsitektural, green wall ini memperkuat keindahan bangunan sehingga meningkatkan nilai arsitekturnya pula. Menurut Sharp (2007) ada dua kategori mayor dari green wall, yaitu green facade dan living wall. Green facade merupakan sistem dinding dimana tanaman merambat diberi perlakuan khusus untuk menutup dinding dengan struktur
43
pendukung yang didesain dengan khusus. Green facade dapat pula ditambahkan pada dinding atau bangunan eksisting sebagai struktur bebas. Living wall merupakan susunan dari panel vegetasi yang terintegrasi yang diletakkan pada struktur dinding atau bingkai. Kedua jenis green wall tersebut digunakan pada perancangan ini. Hasil perancangan berupa site plan dapat dilihat pada Gambar 26. Site plan ini menjelaskan letak elemen green wall pada tapak. Peletakan elemen green wall didasarkan pada analisis mengenai aspek kondisi bangunan, visual, dan aktivitas pengguna yang dapat diakomodasi oleh elemen green wall ini. Elemen green wall diletakan pada bagian bangunan yang mampu mendukung elemen ini secara struktur. Bagian dari elemen green wall seperti planter box akan diletakan menempel pada bangunan, sehingga peletakannya dilakukan pada struktur balok. Sebagai elemen yang berfungsi untuk menambah estetika elemen green wall harus diletakan pada bagian gedung yang mudah terlihat. Visual ke tapak atau ke bangunan ini sangat ditentukan oleh sirkulasi. Dinding bangunan sebelah timur merupakan bagian yang udah terlihat oleh pengguna jalan. Hal tersebut dikarenakan bagian tersebut adalah bagian tertinggi dari bangunan. Oleh karenanya pada bagian tersebut dibuat struktur green wall dengan jenis green facade (Gambar 27). Aktivitas pengguna MO dapat diakomodasi oleh rancangan green wall ini. Aktivitas yang terjadi seperti menuju ke tapak dan bangunan, dan aktivitas social gathering di plaza belakang MO. Green wall mengakomodasi setiap aktivitas dengan menjadi setting dari aktivitas tersebut. Green wall yang diletakan pada bagian bangunan sebelah timur (bagian A) akan membantu mengarahkan pengguna jalan yang ingin menuju ke MO. Selain itu, green wall pada bagian tersebut memberikan naungan kepada bangunan. Sehingga diharapkan dapat menurunkan suhu di dalam bangunan. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 27. Bagian dinding sebelah timur tersebut lebih terlihat dari jauh, sehingga desain dari pola tanaman dibuat dengan pola yang besar. Pola tersebut dibuat mengikuti tarikan garis yang ada pada dinding
44
bangunan. Menurut Reid (1993), kesamaan pola dapat membuat sebuah kesatuan yang akhirnya tercipta suatu keharmonisan. Pada bagian drop area, tepatnya pada pintu masuk utama bangunan dibuat suatu struktur green wall dengan jenis living wall. Elemen green wall ini dimaksudkan sebagai elemen estetika untuk menyambut pengunjung yang datang. Jenis living wall memungkinkan penggunaan vegetasi yang lebih beragam sehingga rancangan lebih menarik. Elemen ini dapat mencirikan ruang sebagai ruang penerimaan dengan memberikan penekanan akses masuk ke dalam bangunan. Elemen tanaman dari green wall mampu memberikan kontras kepada dinding bangunan yang terbuat dari kaca. Tanaman juga melembutkan bangunan dari kesan kaku. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 27. Aktivitas pengguna sangat berdekatan dengan elemen green wall pada bagian pintu masuk ini. Desain dari pola tanaman dibuat lebih detail dengan ukuran pola yang lebih kecil dan penggunaan jenis tanaman yang lebih banyak. Pola diagonal yang digunakan mengikuti tarikan garis dari pola dinding bangunan. Pengguna dapat turun di drop area kemudian memarkir kendaraannya di tempat parkir yang letaknya di selatan bangunan. Kemudian pengguna berjalan melalui pedestrian path yang ada di sebelah barat bangunan untuk menuju pintu masuk utama. Pada bagian C dan D ini pengguna diarahkan untuk menuju pintu utama bangunan dengan elemen green wall berjenis green facade. Bougainvillea spectabilis yang memiliki warna ungu dalam planter box diletakkan pada dinding. Peletakan dilakukan secara berderet membentuk garis lurus. Menurut Van Dyke (1982) penanaman yang berulang dapat menciptakan suatu kesatuan (unity). Green wall tersebut mengarahkan pandangan pengguna yang juga akan mengarahkan pergerakan pengguna menuju pintu utama. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 28. Kegiatan social gathering terkadang dilakukan oleh pihak Sentul City di plaza belakang MO. Kegiatan tersebut dilakukan ketika Sentul City memiliki even tertentu seperti ulang tahun, syukuran, dan launching produk. Aktivitas tersebut dapat diakomodasikan oleh elemen green wall. Green wall disini berfungsi sebagai setting dari aktivitas social gathering tersebut. Rancangan dibentuk menyerupai panggung dengan living wall sebagai background dari panggung
45
tersebut. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 28. Aktivitas pengguna sangat dekat dengan elemen green wall ini sehingga pola dari tanaman dibuat lebih detail dengan permainan warna dan tekstur tanaman. Pola yang organik berupa garis lengkung digunakan dalam penataan tanaman. Pola ini menyesuaikan dengan logo Sentul City yang berupa garis lengkung. Pola ini lebih memberikan kesan dinamis pada tapak. Hal ini sesuai dengan aktivitas social gathering yang dilakukan pada plaza. Penambahan elemen green wall memberikan pandangan yang berbeda pada tapak dan bangunan. Gambaran pandangan setelah adanya penambahan elemen green wall dapat dilihat pada Gambar 29 dan Gambar 30.
46
47
Gambar 42. Perspektif Green Wall
48
49
50
51
Rancangan Detail Konstruksi Pemilihan bahan atau material juga merupakan hal penting dalam kegiatan perancangan lanskap (Laurie, 1984). Perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Begitu pula dengan merancang objek, ruang dan materi harus didesain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983). Pada perancangan green wall ini dihasilkan green wall dengan jenis living wall dan green facade. Struktur green wall yang dibuat berdasarkan rancangan yang diinginkan. Struktur konstruksi green wall terdiri dari struktur penyangga, dan struktur sistem irigasi. Struktur tersebut dibuat dengan melihat kondisi konstruksi bangunan. Untuk bagian dinding sebelah timur bangunan (bagian A) green facade yang digunakan menggunakan bantuan struktur penyangga. Struktur tersebut terbuat dari besi baja (biasa disebut besi IWF) sebagai rangkanya. Struktur penyangga diperlukan karena pada bagian dinding ini memiliki tinggi 24 m sehingga sulit dalam melakukan pemasangan green wall. Selain itu, untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman merambat membutuhkan perlakuan (train) sehingga struktur ini diperlukan untuk memudahkan perawatan. Struktur penyangga menyerupai bangunan bertingkat. Setiap level berjarak 3 m yang dihubungkan dengan tangga. Pintu masuk dibuat pada bagian selatan struktur. Tanaman dirambatkan pada struktur menyerupai tralis yang terbuat dari wire mesh. Perambatan tanaman diatur agar tidak menutupi kaca bangunan dengan rangka besi. Berat dari planter box dan tanaman didistribusikan melalui struktur penyangga sehingga struktur bangunan tidak terganggu oleh green wall. Detail dari konstruksi green facade ini dapat dilihat pada Gambar 31. Rancangan living wall yang dihasilkan berada di bagian pintu masuk utama bangunan (bagian B) dan plaza belakang MO (bagian E). Struktur living wall ini dibuat dengan menggunakan vertical greening moduls (VGM). Modul ini merupakan struktur yang dibuat oleh pabrik. Struktur VGM memiliki kelebihan diantaranya ringan, kuat, dan mudah dalam pemasangannya. Selain itu, kita dapat lebih leluasa dalam membuat pola dengan menggunakan bermacam jenis tanaman yang kita inginkan. Spesifikasi unit dari modul VGM dapat dilihat pada Tabel 9.
52 Tabel 9. Spesifikasi Unit Modul VGM Spesifikasi Unit Modul Green Wall Material Recycled PP( polypropylene) Dimensi 500 (P) x 250 (L) x 560 (T) mm Volume 0.07 m3 Berat kosong ~6.0 kg Berat isi ~20.0 kg Sumber : Elmich Green Wall Spesification
Prinsip dari green wall dengan modul VGM ini adalah mengubah penanaman dari bidang horizontal ke bidang vertikal. Bagian depan panel memiliki grid yang memungkinkan penanaman hingga 16 tanaman dalam satu modul. Media tanam ditempatkan dalam sebuah wadah berupa kotak yang berlubang dengan lapisan geotekstil untuk menjaga media berada pada tempatnya. VGM disusun seperti struktur rak. Struktur rak ini dibuat dengan menggunakan besi hollow (RHS). Untuk Penyangganya terbuat dari besi siku dengan tebal 2 mm. Besi siku ini menjepit tiap unit VGM agar berdiri kokoh. Detail dari konstruksi living wall yang berada di pintu masuk (bagian B) dan plaza belakang MO (bagian E) dapat dilihat pada Gambar 32 dan 34. Masing-masing modul diikat ke besi siku dengan mekanisme baut (Gambar 35). Dengan mekasnisme ini modul dapat dengan mudah dilepaskan dari rak. Dengan demikian struktur ini memudahkan dalam penggantian tanaman dan penambahan media tanam. Rancangan green facade yang dihasilkan berada di bagian dinding sebelah timur, utara dan barat bangunan atau bagian A, C, dan D pada site plan. Green facade yang dihasilkan berupa planter box yang ditempelkan di dinding secara lansung ke dinding dan planter box dengan struktur penyangga. Kedua green facade tersebut menggunakan planter box dengan spesifikasi yang sama. Hal yang membedakan adalah cara menempelnya ke dinding bangunan. Green facade yang menempel langsung pada dinding (bagian C dan D) menggunakan bantuan struktur yang menyerupai keranjang. Keranjang tersebut berfungsi sebagai penahan planter box. Struktur keranjang tersebut terbuat dari besi hollow. Kemudian struktur tersebut ditempelkan ke dinding dengan mur. Struktur tersebut disusun secara berderet untuk memberikan fungsi sebagai pengarah. Detail dari kostruksi green facade ini dapat dilihat pada Gambar 33.
53
54
55
56
57
58
Rencana Irigasi Irigasi menjadi faktor kritis yang perlu diperhatikan dalam pembuatan green wall. Ketersediaan air menjadi keharusan bagi tanaman. Bila kekurangan air, maka tanaman akan layu. Bahkan akan mati ketika melewati titik layu permanen. Namun, dalam sistem green wall keberadaan air tidak boleh terlalu banyak karena akan berpengaruh pada beban sistem. Oleh karena itu, irigasi air perlu diatur agar kebutuhan air dapat tercukupi dengan takaran yang sesuai. Dalam rancangan green wall ini air yang digunakan berasal dari air PDAM. Irigasi yang digunakan menggunakan sistem drip. Hal tersebut ditujukan untuk mencegah air terbuang. Air digerakan ke atas menggunakan pompa listrik dari sumbernya, Pengaturan irigasi ini dilakukan dalam satu kendali menggunakan kran air. Filter diperlukan untuk menyaring air yang digunakan untuk menyiram tanaman agar kotoran tidak terbawa. Menurut Hannebaum (2002), dalam membuat rencana irigasi penyusunan jaringan aliran air merupakan hal yang penting. Air dialirkan dalam satu pipa utama yang menyalurkan ke pipa-pipa cabangnya hingga berujung pada nozzle di masing-masing planter atau modul. Mekanisme penyiraman diatur oleh kran. Mekanisme ini tergolong sederhana dan memudahkan dalam mengontrol ketersediaan air. Curah hujan yang tinggi dan tingginya radiasi matahari membuat ketersediaan air sulit untuk diprediksi. Ketika ketersediaan air dirasa kurang katup kran dibuka hingga air dirasa cukup. Sistem yang sederhana ini juga sesuai dengan keinginan pihak Sentul City. Rencana irigasi berupa aliran air dan komponen penyusun sistem irigasi dapat dilihat pada Gambar 33-Gambar 35. Menurut Suhaya (2008) sistem irigasi drip memiliki keuntungan seperti: (1) tidak membuang-buang air, (2) tidak menyebabkan erosi dan (3) sedikit air yang menguap. Hal itu dikarenakan air memiliki waktu untuk menyerap ke dalam dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Sehingga irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95% dibanding sistem sprinkler yang hanya 50%-65%.
59
60
61
62
R Rencana Vegetasi Strruktur vertikkal tidak teerlihat bagus tanpa adaanya vegetaasi seperti bunga, semak dann tanaman berukuran sedang. Maata akan lebbih tertarik melihat seesuatu yang berbbeda atau sesuatu s yanng tidak daatar. Keindaahan tanam man yang ada di struktur vertikal v mem mberikan kiita kebahag giaan tersenndiri ketika kita melih hatnya (Jekyl,19994). Meenurut Brow wn dan Gillespie (1995) Soft landdscape elem ments (tumb buhan hidup) meemiliki karrakteristik yang y unik dan berbedda dari elem men keras yang membuat
tanaman
memilikii
nilai
sebagai s
allat
dalam m
memodifikasi
radiasi.maatahari (Gam mbar.39.).
Gam mbar 39. Kemampuan Tanaman T Daalam Menyerap Radiassi Matahari mber: Brow wn dan Gilleespie (1995)) Sum Pemilihan jennis vegetasii dalam perancangan green walll ini disesu uaikan dengan fuungsi dan tujuan yanng telah dittetapkan daalam konseep perancaangan. Vegetasi yang y akan digunakan dalam stru uktur green wall adalaah vegetasi yang memiliki fungsi f estettika dan funngsi ameliorrasi iklim mikro m yaitu ssebagai insu ulator panas pada bangunann (Gambar 40). 4 Beeberapa dari jenis tanaaman yang ada dapat digunakan d sebagai maaterial green waall, agar sesuai s denggan prinsip p-prinsip minimum m eenergy footprint Moughtin (2005).
63
Gambar 40. Penggunaan Vegetasi Sebagai kontrol Radiasi Matahari Sumber: Grey dan Deneke (1978) Pemilihan tanaman yang tepat sangat penting untuk keberlanjutan taman dinding (Jekyl,1994). Pemilihan tanaman akan mempengaruhi sistem yang medukung desain. Jenis tanaman biasanya dipilih berdasar pada toleransi mereka dalam sistem pertumbuhan, kondisi lingkungan spesifik, warna, tekstur, kecepatan perbanyakan, dan sistem perakaran. Vegetasi yang akan digunakan adalah jenis tanaman merambat dan ground cover. Tanaman yang digunakan dalam rancangan green wall dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Spesies Tanaman yang Digunakan dalam Green Wall Jenis Green Wall Living Wall (Modul VGM)
Green Fascade (Planter box)
Nama Spesies 1. Ananas camosus 2. Bromelia sp. 3. Carex morrowii 4. Clorophytum sp. 5. Lantana camara 6. Neprolephis sp. 7. Pandanus pygmaeus 8. Rhoeo discolor 9. Scindapsus aureus 10. Syngonium podophylum 1. Baugenvillea sp. 2. Pasiflora sp. 3. Thunbergia sp.
Jumlah 47 32 44 42 55 20 51 29 32 128 98 105 112
64
Tanaman yang digunakan pada eksterior vertikal atau outdoor dihadapkan pada kondisi iklim yang lebih keras dari pada bagian indoor. Sehingga, spesies yang lebih tahan harus dipilih untuk eksterior vertikal. Karakteristik tanaman yang digunakan dalam rancangan green wall ini dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12. Tanaman dengan toleransi terhadap angin dan panas harus dipilih pada tempat yang memiliki iklim kurang bersahabat (Sharp, 2007). Pada dinding bangunan bagian timur (bagian A) menggunakan green facade dengan struktur penyangga untuk perambatan tanaman. Tanaman yang digunakan adalah tanaman merambat Thunbergia sp. dan Pasiflora sp. Tanaman ini dipilih karena tahan akan penyinaran penuh dari matahari. Selain itu tanaman tersebut juga memiliki tajuk yang mampu memberikan naungan pada bangunan dan juga memiliki bunga yang memberikan warna pada bangunan. Sharp (2007) juga menyebutkan bahwa tanaman merambat dapat mencapai penutupan sempurna hingga 3-5 tahun. Baugenvillea sp. digunakan sebagai tanaman pengarah yang mengarahkan pergerakan pengguna dari tempat parkir menuju pintu masuk utama bangunan (bagian C dan D). Tanaman ini dipilih karena memliliki warna yang menarik. Karakter tanaman ini memang sesuai untuk penggunaan di outdoor. Dengan penyinaran matahari yang penuh tanaman akan tumbuh dengan baik. Living wall pada plaza belakang MO (bagian E) menggunakan tanaman yang memiliki karakter tahan terhadap penyinaran penuh dari matahari. Tanaman yang digunakan adalah Ananas camosus, Lantana camara, Pandanus pygmaeus, Rhoeo discolor, dan Syngonium podophylum. Living wall juga diletakan pada pintu masuk utama bangunan (bagian B). Meskipun berada di luar bangunan (outdoor), Living wall mendapatkan naungan dari kanopi teras. Dengan demikian tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki karakter tahan terhadap naungan. Tanaman yang digunakan pada bagian ini adalah Bromelia sp., Carex morrowii, Clorophytum sp., Neprolephis sp., Scindapsus aureus, dan Syngonium podophylum.
65 Tabel 11. Karakterisitik Tanaman untuk Living Wall Spesies Hortikultural Perakaran tidak intensif Ananas camosus Tahan cuaca panas Tahan kondisi minim air Tidak mudah stress Bromelia sp. Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress Tahan kondisi minim air Carex morrowii
Clorophytum sp.
Lantana camara
Neprolephis sp.
Pandanus pygmaeus
Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah sress Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress terhadap kondisi minim air
Perakaran tidak intensif Tahan naungan maupun penyinaran Tidak mudah stress Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress
Rhoeo discolor
Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress
Scindapsus aureus
Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress
Syngonium podophylum
Arsitektural Warna daun merah Daun kaku Tekstur kasar Fungsi aksentuasi Warna daun menarik berwarna merah Daun kaku Tekstur kasar Fungsi aksentuasi Warna daun hijau tua Tajuk berumpun Tekstur kasar Warna daun variegata Tajuk berumpun Tekstur halus Warna daun hijau dengan bunga merah yang berbunga sepanjang tahun dan tumbuh bergerombol Tajuk berumpun Tekstur halus Warna daun hijau muda Tajuk berumpun Tekstur halus Warna daun kuning kehijauan Tajuk membentuk permukaan Tekstur kasar Warna daun ungu dan hijau tua Tajuk berumpun, Memberikan tutupan Tekstur kasar Warna daun hijau kekuningan Tekstur agak kasar Warna daun variegata Tekstur kasar
66 Tabel 12. Karakterisitik Tanaman untuk Green Facade Spesies Fisiologis Baugenvillea sp. Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress Pasiflora sp. Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress terhadap kondisi minim air Thunbergia sp.
Perakaran tidak intensif Tahan cuaca panas Tidak mudah stress Pertumbuhan tajuk cepat sehingga penutupan maksimal
Arsitektural Warna daun ungu Tajuk menjuntai Tekstur kasar Warna daun hijau dan bunga berwarna merah Tajuk memberikan tutupan yang rapat Tekstur kasar Warna daun hijau dengan bunga putih Tajuk memberikan tutupan yang rapat Tekstur kasar
Rencana penanaman (planting plan) pada green wall dapat dilihat pada Gambar 41 dan Gambar 42. Material tanaman yang digunakan dalam rancangan green wall dapat dilihat pada gambar 43. Teknik penanaman sangat penting untuk keberlangsungan hidup tanaman. Teknik penanaman green wall dalam modul VGM dan Planter box dapat dilihat pada Gambar 44.
67
68
69
70
71
Media Tanam Media tanam merupakan tempat tumbuh bagi tanaman. Green wall menggunakan media buatan sebagai media tanam. Kriteria yang cocok dari media tanam green wall (Anderson, 2008): adalah: (1) ringan, (2) memiliki kemampuan memegang nutrisi, (3) memberikan kelembaban yang cukup, (4) dapat memberikan ruang tumbuh akar, (5) dapat kering dengan mudah, dan (6) memberikan udara yang cukup. Menurut Lestari (2009) beberapa media yang dapat digunakan sebagai media tanam green wall antara lain: sabut kelapa, batang pakis, rumput laut, arang dan sekam. Dalam rancangan green wall ini media yang digunakan adalah campuran dari sabut kelapa dan sekam bakar. Media tersebut digunakan karena memenuhi persyaratan sebagai media green wall. Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na), dan fosfor (P). Sekam bakar memiliki karakter rewetable, yaitu kemampuan untuk kembali memegang air setelah kondisi kekeringan hebat. Sekam bakar berperan penting dalam perbaikan sistem aerasi dan drainase sehngga media tanam menjadi lebih baik. Penggunaan sekam bakar sebagai media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Perbandingan campuran media tersebut 70:30 (sekam bakar : sabut kelapa). Media tersebut mudah didapatkan dan harganya relatif murah.
72
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perancangan green wall ini dihasilkan dua tipe green wall yaitu tipe green facade dan living wall. Terdapat lima bagian pada tapak yang menjadi tempat peletakan green wall yaitu: bagian A (green facade), bagian B (living wall), bagian C dan D (green facade), dan bagian E (living wall). Tanaman yang digunakan dalam rancangan green wall ini adalah tanaman yang sudah ada di Sentul City. Tipe green facade menggunakan tanaman jenis Baugenvillea sp, Thunbergia sp. dan Pasiflora sp. Untuk tipe living wall menggunakan tanaman jenis: Ananas camosus, Lantana camara, Pandanus pygmaeus, Rhoeo discolor, Bromelia sp., Carex morrowii, Clorophytum sp., Neprolephis sp., Scindapsus aureus, dan Syngonium podophylum. Tanaman tersebut dipilih karena memiliki karakter yang tahan terhadap penyinaran penuh, tahan terhadap cuaca panas, perakaran tidak intensif, memiliki warna daun dan bunga yang menarik, dan tekstur daun yang bervariasi. Struktur yang dibuat disesuaikan dengan kondisi bangunan dan desain yang ingin diciptakan. Tipe green facade menggunakan struktur planter box dan tipe living wall menggunakan struktur verical greening moduls (VGM). Rancangan green wall yang dihasilkan ini memiliki fungsi utama sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan memiliki fungsi lain yang tak kalah penting sebagai insulator panas pada bangunan. Diharapkan dari perancangan green wall ini dapat mendukung konsep ecocity dan dapat meningkatkan nilai dari produk yang ditawarkan oleh Sentul City.
Saran Faktor iklim yang berpengaruh pada tingkat kenyamanan manusia seperti: radiasi matahari, angin, kelembaban, suhu, dan curah hujan, seharusnya lebih diperhatikan dalam melakukan perancangan. Untuk membuat suatu green building dengan struktur green wall sebaiknya telah dipersiapkan dari awal. Sehingga Struktur utama bangunan memiliki kekuatan yang telah diperhitungkan dari awal perancangan. Studi lanjutan perlu dilakukan untuk menilai manfaat green wall secara kuantitas. Perancangan green wall perlu dipelajari lebih lanjut karena bidang tersebut kini menjadi bagian pekerjaan arsitek lanskap.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ameliawati P. 2010. Analisis Keragaman Jenis Tanaman Pada Lanskap Ruang Terbuka Hijau Sentul City, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Anderson, M.R. 2008. Creating the Ultimate Greenwall. [terhubung berkala]. http://
[email protected]. [7 Feb 2010]. Anonim. Desain Rumah Hemat Energi. [terhubung berkala]. http://finroll.com [7 Feb 2010]. Anonim. Elmich Green Wall System. [terhubung berkala]. http://elmich.com/green wall. [7 Feb 2010]. Anonim. 2009. Green Wall’s Benefits. [terhubung berkala]. http://natural habits.co.nz [7 Feb 2010]. Anonim. Kantor. [terhubung berkala]. http://wikipedia.com/kantor [7 Feb 2010]. Anonim. Sentul City. [terhubung berkala]. http://wikimapia.com/sentul_city [7 Feb 2010]. Arifin H.S, Munandar A, Arifin N.H.S, Pramukanto Q dan Damayanti V.D. 2008. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Maryanto C dan Kumalashinta [penyunting]. PT. Sampurna Hijau. Brown, RD. dan Gillespie TJ. 1995. Microclimatic Landscape Design, Creating Thermal Comfort and Energy Efficiency. Cananda: John Wiley & Sons Inc. Hannebaum LG. 2002. Landscape Design: a Practical Approach 5th edition. New Jersey: Upper Saddle River Inc. Jekyl G. 1994. Wall, Water And Woodland Gardens Eigth Edition Revised. Inggris: Antique Collectors’s Club Ltd. Lestari. 2009. Media Tanam. [terhubung berkala]. http://idea.com/media_tanam. [7 Feb 2010]. Laurie M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra. Kamil
R. 2009. Rumah Ramah http://finroll.com. [7 Feb 2010].
Lingkungan.
[terhubung
berkala].
Loidl, H dan Bernard S. 2003. Opening Space (Design as Landscape Architecture). Berlin: Birkhauser.
74
Moughtin C dan Shirley P. 2005. Urban Desain Green Dimention 2nd Edition. London: Elsevier. Prabowo D. 2009. Green Property : Tak Sekadar Nuansa Hijau. [terhubung berkala]. http://kompas.com/green property [7 Feb 2010]. Reid GW. 1993. From Concept to Form In Landscape Design. New York: Van Nostrand Reinhold. Sharp R. 2007. 6 Things You Need to Know About Green Walls. [terhubung berkala]. http://www.sharpdiamond.com. [7 Feb 2010]. Simonds J.O. 1983. Landscape Architecture. A Manual of Site Planning and Design. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Simonds J.O. dan Starke. 2006. Landscape Architecture. A Manual of Site Planning and Design. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Suhaya D. 2008. Irigasi Tetes. [terhubung berkala]. http://www.dripirigation.ca. [7 Feb 2010]. Syachmy. 2009. Desain Rumah Ramah Lingkungan. [terhubung berkala]. http://finroll.com. [7 Feb 2010]. VanDyke S. 1982. From Line To Form. USA. Library of Congress Cataloging in Publication Data. Yuliantiana A.L. 2009. Green Property. [terhubung berkala]. http://kompas.com. [7 Feb 2010].