PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS PADA LOBBY KANTOR ANGKASA PURA 2
JIMMY Alamat : Jalan Kampung Gusti, Komplek Taman Permata Indah 2 Blok i No 2, Jakarta Utara Email :
[email protected] Dosen Pembimbing Utama : Polin Marsahala Simanjuntak, S.Sn Dosen Pendamping : Oktavianus Marti Nangoy, S.Sn
ABSTRACT
In Indonesia many offices that have sprung up to support the activities of the office in accordance with the service or services offered to the public. Office Angkasa Pura 2 is one of the offices of airport service provider in Indonesia that manage airports in the western region of Indonesia. Many of the community public service users who come to the office Angkasa Pura 2 to request information relating to airport affairs. Without realizing it in the office also means that there is less support in the activities of external users and internal so it appears the lack of effectiveness of the function space. The author formulates the problem that has been encountered in the field after direct observation and getting problems arising from internal and external of the office lobby and the office work area. Authors final project plan for designing and designing furniture and accessories for the office lobby Angkasa Pura 2 alone, with the aspect of the problem arising from ergonomic factors, the results of the internal and external interviews, effectiveness and efficiency of a value to the room with furniture. From these results penulispun applying geometric shapes to maximize the room, use a theme for the room where the lobby is a place homey waiting to meet and explain the purpose so that the author wants to change the thinking that the office lobby and makes a saturated boring, awkward, and uncomfortable while waiting besides the office imaging also want to be drawn from the image of the office
with office philosophy colors the new Angkasa Pura 2. The purpose of the design of this thesis is to help solving the problems arising from the results of field observations and can provide a good solution of the problem solving to support its effectiveness and efficiency of furniture to support the activities that are all subjects. (J)
Keywords : Lobby , airport affairs , Angkasa Pura 2 , Effectiveness , Efficiency
ABSTRAK Di Indonesia banyak sekali kantor-kantor yang bermunculan yang menunjang kegiatan kantor sesuai dengan jasa atau pelayanan yang ditawarkan kepada public. Kantor Angkasa Pura 2 merupakan salah satu kantor penyedia jasa pelayanan kebandarudaraan di Indonesia yang mengelolah wilayah barat bandara di Indonesia. Banyak masyarakat public pengguna jasa tersebut yang datang ke kantor Angkasa Pura 2 untuk meminta informasi yang berhubungan dengan kebandarudaraan. Tanpa disadari didalam kantor juga terdapat sarana yang kurang menunjang dalam kegiatan pengguna dari pihak eksternal dan internal sehingga muncul masalah kurangnya efektivitas dari fungsi ruang tersebut. Penulis merumuskan masalah yang telah dijumpai di lapangan setelah melakukan observasi secara langsung dan mendapatkan masalah yang timbul dari intern maupun eksternal dari lobby kantor maupun area kerja kantor tersebut. Penulis merencanakan tugas akhir untuk mendesain dan merancang furnitur dan aksesoris untuk lobby kantor Angkasa Pura 2 sendiri, dengan memperhatikan aspek masalah yang timbul dari faktor ergonomis, hasil wawancara pihak intern dan eksternal, efektivitas dan efisiensi suatu nilai guna ruangan dengan furnitur. Dari hasil tersebut penulispun menerapkan bentuk geometris untuk memaksimalkan ruangan, untuk ruangan menggunakan tema homey dimana lobby merupakan tempat menunggu untuk bertemu dan memaparkan tujuan sehingga penulis ingin merubah pemikiran bahwa lobby kantor membosankan dan membuat jenuh, canggung, dan tidak nyaman saat menunggu selain itu pencitraan kantor juga ingin digambarkan dari image kantor tersebut dengan warna-warna filosofi kantor Angkasa Pura 2 yang baru. Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah membantu pemecahan masalah yang timbul dari hasil observasi lapangan serta dapat memberikan solusi yang baik dari pemecahan masalah untuk menujang efektivitas dan efisiensi dari furnitur untuk menunjang kegiatan yang berada diruangan tersebut.(J)
Kata kunci : Lobby, Kebandarudaraan, Angkasa Pura 2, Efektivitas, Efisiensi
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Menjadi salah satu penggerak dalam perbidangan jasa, perkantoran merupakan pihak penyelenggara pelayanan yang harus didukung dengan prasarana dan fasilitas yang cukup memadai yang guna membantu menunjang aktifitas yang berada dalam daerah kantor itu sendiri. Kantor juga merupakan tempat penanganan informasi dan kegiatan pembuatan maupun pengambilan keputusan berdasarkan infomasi. Pada saat ini banyak perusahaan jasa transportasi yang menawarkan berbagai jasa yang membantu aktifitas dan kebutuhan manusia. Hal ini dikarenakan faktor permintaan dari kegiatan manusia yang ingin menunjang efisiensi dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari yang menghemat waktu dan tenaga. Perusahaan jasa juga terbagi dikarenakan dari media transportasi mulai dari jasa transportasi dengan menggunakan media udara, darat, dan laut. Semua media tersebut juga mempunyai prasarana kantor yang menunjang dan mengatur serta mengelolah pembagian kerja, agar semua lapisan staff dalam suatu daerah kantor tersebut dapat saling berinteraksi guna menjalankan suatu organisasi. PT.Angkasa Pura adalah merupakan salah satu perusahaan jasa milik negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan diwiliyah indonesia. Berdirinya PT.Angkasa Pura sendiri bertujuan untuk
menjalankan pengelolaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dengan
mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan, kepercayaan, dan kepuasan masyarakat menjadi nilai prioritas utama bagi perusahaan. Kantor PT.Angkasa Pura merupakan salah satu pelayanan publik yang memiliki peranan penting dalam pelayanan kebandarudaraan di Indonesia. Kantor ini banyak dikunjungi dari berbagai pihak konsumen dan memiliki manfaat cukup besar dalam masyarakat dalam bidang transportasi udara dan kebandarudaraan Indonesia. Hal tersebut menjadikan kantor Angkasa Pura sebagai area publik yang membuka lebar pintu bagi pengunjung dalam keperluan mereka masing-masing dalam mendapatkan informasi ataupun hal apapun mengenai kebandarudaraan. Karena berhubungan dengan masyarakat maka kantor kantor Angkasa pura juga menjadi public area yang cukup menjadi salah satu hal perlu yang diperhatikan dari fasilitas dan prasarana yang menunjang dalam aktivitas staff dan pengunjungnya. Tujuan dari perencangan ini adalah ingin merancang furnitur yang ergonomis dan sesuai dengan pemecahan masalah yang timbul serta memberikan pencitraan yang sesuai dengan kantor tersebut. Hal tersebut juga dilandasi dengan hasil survei pengamatan dimana dibenak masyarakat mengingat kantor pemerintahan yang memberi kesan ketat,displin, serta terlihat kaku dalam mengunjungi kantor
tersebut. Dari hasil latar belakang permasalahan dan pengamatan langsung tersebut dapat ditarik kesimpulan, bagaimana merancang furnitur kantor yang dapat membuat staff dan pengunjung lebih relax dan tidak canggung dalam wilayah kerja kantor dibawah tangan pemerintahan.
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan pada perancangan Kantor Angkasa Pura 2 dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Bagaimana merancang furnitur dan aksesoris lobby pada tiap lantai divisi yang efektivitas dan efisien
dalam membantu dan mendukung serta melengkapi fasilitas yang diperlukan dalam
aktivitas kegiatan pada lobby kantor Angkasa Pura II. 2.
Bagaimana merancang furnitur dan aksesoris yang ergonomis yang memiliki pencitraan serta memperhatikan aspek pengguna dan aktivitas yang ada di lobby kantor Angkasa Pura 2.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari perencanaan dan perancangan Funitur Kantor Angkasa Pura ini adalah sebagai berikut: 1.
Mampu merancang sebuah furnitur dan aksesoris lobby pada tiap lantai divisi yang efektivitas dan efisien dalam membantu dan mendukung serta menglengkapi fasilitas yang diperlukan dalam aktivitas kegiatan pada lobby kantor Angkasa Pura II.
2.
Mampu merancang furnitur dan aksesoris yang ergonomis yang memiliki pencitraan serta memperhatikan aspek pengguna dan aktivitas yang ada di lobby kantor Angkasa Pura II.
Manfaat dari perencaan dan perancangan Furnitur Kantor Angkasa Pura II ini adalah: 1.
Dapat membantu efisiensi fasilitas kantor, memberikan fasilitas penunjang yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna.
2.
Memberikan solusi tentang masalah furnitur dari Kantor Angkasa Pura II.
3.
Mengubah pola pikir masyarakat dalam mengenal kantor sebagai tempat yang membosankan dengan keterbatasan fasilitas penunjang
METODE PENELITIAN Adapun metode perancangan dalam memperoleh data yang digunakan adalah: 1.
Metode Pengumpulan Data berupa : -
Denah bangunan
2.
-
Tampak
-
Potongan bangunan
-
Data-data literature manusia
-
Teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diangkat
-
Foto-foto perbandingan yang sesuai dengan objek perancangan.
Metode Observasi : -
Pengamatan Kantor yang sudah ada di Jakarta sebagai pembanding
-
Mengamati iklim
-
Suhu
-
Keadaan
-
Furniture indoor atau outdoor
-
Survey dapat dengan cara pengambilan gambar (dokumentasi) pada lokasi tersebut dan wawancara kepada pengunjung.
3.
4.
5.
Metode Studi literature melalui : -
Buku
-
Browsing internet
-
Artikel
-
Majalah
Metode Deduktif -
Mengalisa permasalahan
-
Membandingkan atau meninjau objek secara langsung.
Metode Eksperimen -
Melakukan uji coba untuk memecahkan masalah.
-
Mengambil keputusan baru setelah melakukan uji coba.
HASIL DAN BAHASAN Fungsi dan bentuk yang diutamakan disini agar furnitur dapat disesuaikan dengan kondisi efisiensi dan keterbatasan ruang dalam ruang gerak aktivitas pengguna dan dapat menjadi solusi dari permasalahan dan keinginan dalam pihak kantor tersebut. Sebuah bentuk geometris yang mempunyai beberapa jenis bentuk yang dapat disesuaikan menjadi salah satu pemilihan bentuk untuk merancang / mendesain furnitur dan aksesoris pada lobby lantai 2 kantor Angkasa Pura 2. Bentuk ini didapat dari logo baru Angkasa Pura 2 dan ide bentuk puzzle kotak yang telah disederhanakan sehingga penulis mengambil esensi bentuk dari bentuk yang sudah disederhanakan. Bentuk dari ide peracangan diambil dari kombinasi 2 ide bentuk dimana dari logo angkasa pura mengambil bentuk esensi segitiga yang menerjemahkan Angkasa yang dimana Angkasa merupakan lajur dari penerbangan dan bersinggungan dengan kebandarudaraan, sedangkan dari bentuk puzzle kotak penulis mengambil esensi bentuk yang membesar dan mengecil serta karakter yang selalu membagi rata bentuk objek agar stabil/ seimbang, sehingga mencerminkan citra dari Angkasa Pura yang selalu bertumbuh untuk stabil / seimbang.
Konsep yang digunakan pada proses desain ini didapat dari hasil survei dan masalah yang timbul dilapangan dengan hasil wawancara pihak internal dan eksternal. Konsep desain menggunakan gaya scandinavian style dengang menggunakan keputusan dari hasil kesimpulan furnitur kursi tidak menggunakan armrest agar tidak membatasi gaya gerak aktivitas dan dapat disesuaikan untuk kebutuhan. Sistem stacking juga diterpakan dalam desain agar dapat memberi nilai efisien dan efektivitas dari suatu space ruangan pada pemakaiaanya. Dengan bentuk esensi dan warna yang diterapkan dari logo yang geomteris dan warna logo Angkasa pura 2 agar memikili pencitraan dari kantor Angkasa Pura 2 tersebut. Bentuk geometris menjadi pemilihan ide dari pengembangan desain yang sudah ada dan sesuai dengan kondisi permasalahan disebabkan bentuk geometris lebih baik dalam mengisi ruang dan pemanfaatannya lebih maksimal, walaupun untuk nilai esetis terlihat biasa dan terbatas bentuknya. Pemakain konsep bentuk tersebut dikarenakan dari masalah yang ditemui dalam lobby kantor tersebut. Loose Funiture menjadi sistem operasional dalam perancangan furnitur ini. Pemilihan sistem loose furnitur ini dikarenakan furnitur dan aksesoris yang dirancang tidak hanya diam ditempat itu saja,melainkan furnitur tersebut juga dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan aktivitas yang berbeda-beda. Keterbatasa space ruang yang dan kebiasaan yang terjadi dalam area lobby sendiri serta hasil analisa merupakan salah satu pertimbangan pemilihan sistem ini untuk memecahkan masalah dalam area lobby tersebut, yang dimana terkadang akttivitas dalam ruang tersebut sering di gunakan untuk kegiatan yang beramai-ramai sehingga memukinkan adanya pemindahan furnitur dari area tersebut dengan kondisi ruang aktivitas. Penulis menggunakan kayu jati sebagai material utama menjadi pilihan karena kayu jati mempunyai karakterristik yang baik dari segi kekuatan dan estetika kayu jadi mempunyai keunggulan yang baik untuk furnitur public yang menuntut pemakaian jangka panjang, selain itu kayu jati merupakan kayu yang konon sudah lama digunakan untuk sebagai material furnitur dan mempunyai habitat yang banyak di Indonesia. Serat kayu jati mempunyai karakteristik yang indah dan mempunyai nilai esotis sendiri dalam furnitur, selain itu kayu jati mempunyai karakterristik hangat yang membuat kayu ini sering digunakan untuk furnitur membuat karakter hangat pada kursi sehingga nyaman saat diduduki. Penulis menggunakan kayu jati sebagai material utama karena kayu jati mempunyai kelas kekuatan dan ketahan tingkat I-II dimana penggunaan pada public space yang cukup membutuhkan durability yang lama sehingga menekan kerusakan pada furniture dan mengehamat kayu bertahun-tahun sehingga mendukung faktor green yang tidak menghamburkan kayu yang makin lama makin langkah sebagai material pembuatan furnitur. Untuk bantalan pada sandaran dan duduk menggunakan bantalan yang dilapisi fabric berbahan cotton / Linen polyester, dengan motif yang berpori-pori agar mengurangi bunyi gerakan gesekan posisi duduk pada kursi yang menimbulkan bunyi tidak enak didengar, selain itu mengingat kegiatan public sering banyak pengguna dan meninggalkan kotoran seperti debu, pasir, keringat, serta kebiasaan yang menimbulkan kotoran sehingga penggunaan cushion pada kursi ini menggunakan Fabric agar mudah dibersihkan dan dicuci oleh staff cleaning demi menunjang tingkat kenyamanan lobby dan Hygines
dari ruang area public ini untuk menunjang stabilitas kenyamanan pengguna maupun pemakai mulai dari pihak eksternal maupun internal dalam kantor itu sendiri. Konstruksi yang digunakan adalah mortis tenon, sistem konstruksi ini sangat baik dalam menahan gaya tahan berat sehingga menopnag beban berat masuk kedalam joint. Joint dengan sistem ini dibuat dengan membuat coakan antara satu kayu dengan memasukan satu kayu yang tidak di buat coakan melainkan dibuat memasuk kedalam coakan atau yang disebut adu manis antar kayu satu dengan kayu lainnya. Untuk finishing produk yang dirancang penulis membagi dari beberapa aspek sebagai berikut: -
Untuk finishing produk penulis menggunakan finishing bahan cair yang menggunakan kandungan air seperti waterbased lacquer, produk ini mengandung bahan pelarut air sehingga aman untuk penggunaan furnitur yang menunjang kesehatan dan tidak terkandung toxic dalam campuran zat penggunaan sehingga merupakan produk Green.
-
Dari segi wood finish menggunakan Clear finish sifatnya akan memunculkan keindahan alami dari kayu, sehingga serat kayu akan terlihat menambah keindahan kayu tersebut.
-
Aplikasi finishing kayu menggunakan tehnik brushing menggunakan kuas untuk merantakan fisnihing hingga ke bagian pori-pori, sehingga finishing merata pada permukaan kayu atau menggunakan spray gun untuk memudahkan perataan finishing kebagian yang mempunyai tingkat ruang yang susah di jangkau.
Untuk pemilihan warna pada produk menggunakan warna alami dari material utama sendiri dan pada upholstery menggunakan warna-warna dari filosofi warna logo Angkasa Pura II sendiri yang melambangkan arti masing-masing dari arti pemakaian warna tersebut. Warna-warna alami juga diterlihat dari image gmbar dari masing-masing pencitraan warna yag di ambil, dimana Angkasa Pura II sendiri menggambarkan pencitraan warna yang berasal dari warna-warna alam.
Gambar 1. Studi Sketsa Bentuk ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 2. Proses Sketsa Furnitur (Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 3. Produk Kursi ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 4. Produk Coffee Table & Side Table ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 5. Produk Rack Magazine, Vase Flower & Box Tissue ( Sumber : Jimmy / 2014)
Gambar 6. Produk All Item (Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 7. Foto Studio Kursi ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 8. Foto Studio Stacking Position & Tj Variant Chair ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 9. Foto Studio Side Table & Coffee Table ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 11. Perspective Ruangan Lobby Angkasa Pura 2 ( Sumber : Jimmy / 2014 )
Gambar 12. Front View Ruangan Lobby Angkasa Pura 2 ( Sumber : Jimmy / 2014 )
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan adalah : 1.
Rancangan kursi pada Kantor Angkasa Pura Sesuai dengan fungi yang dibutuhkan, dan menekan nilai efektivitas serta esensi dar sebuah nilai suatu furnitur dalam mengisi ruang dalam menunjang kegiatan dan aktivitas pihak eksternal maupun internal.
2.
Unsur Green Design yang diterapkan dalam desain maupun penggunaan material dalam pemakaian finishing maupun pemilihan material dalam memproduksi produk.
3.
Pencitraan dari kantor tersebut terdapat dalam nilai – nilai furnitur yang mengambil esensi bentuk dan warna dari logo bentuk kantor Angkasa Pura 2.
4.
Membuat pemakai lobby lebih nyaman dan tidak membosankan pada saat menunggu dengan fasilitas yang ditambahkan dari yang sebelumny terbatas dan sesuai dengan kebutuhan puhak ekternal maupun internal.
Saran yang dapat diberikan adalah : 1.
Diperlukannya furnitur yang efisien yang mampu menunjang kegiatan yang digunakan dari pihak inter maupun eksternal.
2.
Diperlukan konsep desain lobby yang tidak membuat kesan menunggu di lobby kantor terlihat canggung dan formal, sehingga pengguna nyaman dan relax dalam menunggu atau melakukan kegiatan lain.
3.
Penggunaan material yang baik dan finishing harus mengarahkan ke arah green design, agar menjaga kelestarian kelangkaan material utama yang digunakan secara boros.
REFERENSI 1.
Arnold Friedman.(1976). Interior Design. New York, Elseiver North Holland, Inc.
2.
Ching, Francis DK.(1987). Interior Design Illustrated. New York: Von Nostrand Reinhold Company Inc.
3.
Dumanauw,J.F.(1990). Mengenal Kayu. Jakarta, Kanisius.
4.
Eddy.S.Marizar.(2005). Designing Furniture Teknik Merancang Mebel Kreatif Konsepsi, Solusi, Inovasi, dan Implementasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
5.
Ernst Neufert.(1993). Data Arsitek II. Jakarta: Erlangga.
6.
GRIYA ASRI.(2002). Majalah Interior dan Arsitektur. PT. Griya Asri Indah
7.
Harris, Cyril M.(1975). Dictionary of Architecture and Construction, USA MC Graw Hill, IAC.
8.
H. Hart, Harold.(1982). Chairs through The Ages. New York, Diver Publication Inc.
9.
Indonesia Departemen Koperasi, Inspektorat Jenderal. Jenis-Jenis kayu Indonesia. Bogor. Lembaga Biologi Nasional.
10. Julius Panero, Martin Zelnik. (1979). Human Dimension. Jakarta: Erlangga. 11. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka. 12. Kristanto,Gani.M.(1995). Teknik Mendesain Perabot Yang Benar. Yogyakarta,Kanisius. 13. Pile, John F.(1979). Interior 3rd Book of Office. New York, Whitney Library of Design. 14. Sriwarno, Andar Bagus.(2011). Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk). 15. The Liang Gie.(1983). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Nur Cahyo. 16. Tikno, I.(2008). Mengenal Konstruksi Kayu Untuk Furnitur dan Bangunan. Esensi, Jakarta.
RIWAYAT PENULIS
Jimmy lahir di Jakarta pada 16 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada 2014.