PERAN INSTITUT MUSIK JALANAN DALAM MENGAPLIKASIKAN SISTEM USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP POTENSI KREATIFITAS ANAK JALANAN DI TERMINAL DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh : Oktaviani Nindi Saputri 1111054100009
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK Oktaviani Nindi Saputri Peran Institut Musik Jalanan Dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Terminal Depok Peraturan daerah Kota Depok Nomor 16 tahun 2012 tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan tentang tertib sosial paragraf 2 tertib memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan sejumlah uang atau barang kepada peminta sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana disebutkan pada ayat 2. Kondisi ini tidak diharapkan sehingga mereka kehilangan peran yang biasa menggunakan jalan, persimpangan lampu merah, di dalam angkutan umum, jembatan penyebrangan, dan area perkantoran sebagai ladang mencari nafkah. Institut Musik Jalanan muncul sebagai wadah untuk anak-anak atau pengamen jalanan sebagai ruang untuk berekspresi sesuai dengan minat dan bakat untuk mengembangkan potensi kreatifitas yang mereka miliki. Dapur rekaman telah menanti bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berkarya dan mengembangkan potensi kreatifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diterminal Depok, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat ketika Institut Musik Jalanan mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diterminal Depok. Maka dari itu, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Institut Musik Jalanan sesuai dengan harapan yang diinginkan para talent binaan dengan menggunakan tiga bentuk peran yaitu peranan nyata, konflik peran, dan model peran. Harapan itu terwujud karena Institut Musik Jalanan menjalankan fungsi pengembangan dengan tahapan yang dilalui dari audisi, pematangan karya, pengkongkritan karya (produksi), sampai menampilkan karya secara langsung, selain itu para talent wajib mengikuti kelas edukasi, dan unit usaha. Fungsi penunjang sarana dan prasarana lengkap untuk memfasilitasi setiap kegiatan. Untuk faktor pendukung yaitu masyarakat sekitar Institut Musik Jalanan, pemerintah kota Depok, Gerakan Muda Depok, Musisi Indonesia mendukung adanya Institut Musik Jalanan, semangat para talent binaan dalam mewujudkan mimpi mereka dalam pembuatan album terlihat pada saat mengikuti kegiatan latihan rutin dan kelas-kelas yang ada, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan. Sedangkan faktor penghambatnya adanya pengamen yang mengaku sebagai musisi jalanan dan menganggu kegiatan yang ada di Institut Musik Jalanan, kurang percaya diri para pengamen jalanan dengan lagu yang dimilikinya sehingga mengurungkan niatnya untuk mengikuti audisi. i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Teminal Depok” Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar sarjana sosial jurusan kesejahteraan sosial . Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainnya penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Drs. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M, SI selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Nunung Khairiyah, M.A, selaku Sekretaris Program Studi, dan para dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan
ii
ilmu dan pengalamannya kepada peneliti. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat di masa yang akan datang. 3.
Ismet Firdaus,M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi nasihat dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
4. Andi Akmal Sera Malewa, ST sebagai pendiri Institut Musik Jalanan dan pembimbing dilapangan. 5. Keluarga besar militant Institut Musik Jalanan yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi dilapangan. 6. Kedua Orangtuaku tercinta ayahku Mujiono dan Ibuku Hartati yang tak pernah hentinya memanjatkan doa dan memberikan dukungannnya kepada peneliti, sehingga peneliti selalu termotivasi dengan kasih sayang kalian yang begitu besar. Dan untuk adikku Septa Nadia Aurinisya yang juga turut memberikan dukungan bagi kelancaran penulisan skripsi ini. 7. Teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2011, khususnya sahabatsahabatku Mayangsari, Tri Rahayu, Yusnia Pratiwi, Retno Susilowati, Sonia Pratiwi, Dhea Ariesta Kharunnisa. 8. Rizky Pratama Putra Perkasa, yang selalu memberikan motivasi, nasihat dan selalu siap membantu peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Jakarta, Juni 2015
Oktaviani Nindi Saputri
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................................. 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 10 D. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 12 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 23 F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 24 BAB II KAJIAN TEORI A. PERAN ..................................................................................................... 26 1. Pengertian Peran.................................................................................. 26 2. Ciri Peran ............................................................................................ 27 3. Fungsi Peran ........................................................................................ 28 4. Bentuk Peran ....................................................................................... 29 B. USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL ................................................ 31 1. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial .............................................. 31 2. Dasar Usaha Kesejahteraan Sosial ...................................................... 35 3. Prinsip Dasar Usaha Kesejahteraan Sosial .......................................... 36 4. Fungsi Usaha Kesejahteraan Sosial .................................................... 37 C. ANAK ....................................................................................................... 41 1. Pengertian Anak .................................................................................. 41
iv
2. Pengertian Anak Jalanan ..................................................................... 42 3. Karakteristik Anak Jalanan ................................................................. 44 4. Model Penanganan Anak Jalanan ....................................................... 46 D. KREATIFITAS ....................................................................................... 46 1. Pengertian Kreatifitas .......................................................................... 46 BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Sejarah Singkat Organisasi ....................................................................... 49 B. Visi dan Misi Organisasi ........................................................................... 53 C. Kegiatan Organisasi .................................................................................. 54 D. Jaringan Kerjasama Organisasi ................................................................. 57 E. Susunan Kepengurusan dan Struktur Organisasi ...................................... 58 F. Data Nama Talent ..................................................................................... 59 G. Pendanaan Organisasi ............................................................................... 61 H. Sarana dan Prasarana Organisasi .............................................................. 62 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN A. Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan diwilayah terminal Depok .......................................................................................... 64 B. Faktor Pendukung dan Penghambat .......................................................... 102 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 106 B. Saran ....................................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 109 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan Penelitian .................................................................. 99 Tabel 2. Pengurus Institut Musik Jalanan ................................................. 58 Tabel 3. Data Nama Talent Vol 1. Institut Musik Jalanan ........................ 60 Tabel 3. Data Nama Talent Vol 2. Institut Musik Jalanan ........................ 61
vi
DAFTAR BAGAN Bagan 1. Struktur Organisasi Institut Musik Jalanan ................................ 59
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini telah menghasilkan kemajuan yang berada dibeberapa sektor ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor lainnya. Namun, kemajuan itu menghasilkan dua dampak bagi masyarakat sendiri yakni dampak positif dan negatif. Bila dilihat dari dampak positif masyarakat menjadi lebih modern dan mengikuti arus perkembangan zaman. Namun bila dari sisi negatifnya banyak dari masyarakat yang tidak mampu mengikuti modernisasi sehingga mengakibatkan permasalahan sosial yang membuat masyarakat menjadi termarginalkan seperti salah satu contoh pengamen jalanan, anak jalanan, pengemis, dan sebagainya. Menurut Badan Pusat Statistik data kemiskinan di Indonesia saat ini untuk kota dan desa mengalami fluktuasi presentase. Tetapi, pada akhir tahun 2014 mengalami penurunan. Dilihat dari data yang dipaparkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada bulan Maret 2013 presentase kemiskinan yaitu 11,37%, pada bulan September 2013 meningkat menjadi 11,47%, lalu pada bulan Maret 2014 presentase menurun menjadi 11,25%, dan pada bulan September 2014 menurun
1
2
kembali ke presentase 10,96%.1 Angka statistik diatas membuat masyarakat menyadari bahwa pemerintah belum konsisten untuk melakukan upaya dalam pengetasan kemiskinan secara menyeluruh disetiap provinsi di Indonesia. Selain, dari pemerintah yang belum konsisten dalam mengupayakan pemenuhan seluruh lapisan masyarakat ini juga pengaruh dari dampak negatif ketidakmampuan
masyarakat
untuk
mengikuti
arus
modernisasi
yang
menghasilkan kemiskinan bagi kalangan masyarakat bawah. Apalagi kemiskinan sangat rentan kaitannya berada dikalangan anak-anak. Anak-anak tidak akan mendapatkan hak-haknya sedari ia masih kecil. Mereka akan kehilangan haknya untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, dan hidup secara layak. Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa anak adalah asset dan modal bangsa, serta pewaris pemerintahan yang memiliki tugas untuk memajukan bangsa, memiliki peran yang besar untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara di masa depan. Tugas tersebut merupakan tugas bagi setiap anak, maka anak harus diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial, dan berhak mulia perlu dilakukan upaya perlindungan serta mewujudkan kesejahteraan anak dengan berusaha memenuhi kebutuhan dan hakhaknya tanpa diskriminasi.2
1
Badan Pusat Statistik, “Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin 2013-2014”. Diakses 20 Desember 2014 pukul 14.19 WIB dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=1, 2 Undang-Undang No.23 Tahun 2002, “Tentang Perlindungan Anak”, diakses pada 20 Desember 2014 pukul 14.48 WIB dari http://www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-uu-ri-no-23tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/
3
Generasi muda atau lebih popular kita sebut anak bangsa merupakan asset negara untuk Pembangunan Nasional jangka panjang. Anak bangsa adalah kunci suksesnya suatu bangsa dan pewaris kepemimpinan negara dimasa yang akan datang. Sebagaimana juga Islam mengajarkan kita untuk menyayangi anak-anak, karena anak merupakan amanah yang sangat penting dari Allah SWT, dimana harus senantiasa dijaga, dipelihara, dan dikasihi.Anak merupakan makhluk yang istimewa baik dalam agama, maupun negara, karena anak termasuk dalam kategori kelompok rentan. Selain dalam kategori kelompok rentan, anak juga masuk kedalam golongan rawan. Karena pada dasarnya anak rawan merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan kelompok anak-anak yang karena situasi, kondisi, dan tekanantekanan kultur maupun struktur menyebabkan mereka belum atau tidak terpenuhi hak-haknya dan bahkan acap kali pula dilanggar hak-haknya. Inferior, rentan, dan marginal adalah beberapa ciri yang umumnya diidap oleh anak rawan. Dikatakan inferior, karena mereka biasanya tersisih dari kehidupan normal dan terganggu proses tumbuh kembangnya secara wajar. Adapun dikatakan rentan karena mereka saling menjadi korban situasi dan bahkan terlempar dari masyarakat (displaced children). Sementara itu, anak-anak rawan tersebut tergolong marginal karena dalam kehidupan sehari-harinya biasanya mereka mengalami berbagai bentuk eksploitasi dan diskriminasi, mudah diperlakukan salah dan bahkan acap kali pula kehilangan kemerdekaannya.3
3
Bagong Suyanto, “Masalah Sosial Anak”, (Jakarta: Kencana, 2010),h.4.
4
Anak jalanan sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia relatif dini dan sudah berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara yang secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umumsekadar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarganya. Tidak jarang pula dicap sebagai pengganggu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan mereka.4Dari segenap permasalahan diatas diperlukan kerjasama dari sektor masyarakat guna menopang kelemahankelemahan yang dimiliki oleh pemerintah.Sektor masyarakat sesungguhnya memiliki potensi besar untuk menyediakan pelayanan sosial yang mendukung pemberdayaan bagi masyarakat yang termarginalkan. Berawal dari Filantropi (philanthropy) yang berasal dari bahasa Yunani: philos berarti cinta dan anthropos manusia. Yang berarti cinta kepada manusia dalam bentuk pemberian derma kepada orang lain, khususnya yang bukan sanakkeluarga sendiri.5 Manusia dalam pandangan Al-Quran adalah makhluk Tuhan yang mulia (fi ahsani taqwim) diciptakan untuk semata-mata mengabdi kepadaNya. Manusia mengemban tanggung jawab sebagai khalifah Tuhan, dengan misi utama (amana) menciptakan tatanan sosial yang bermoral di muka
4
Ibid, h.186. Tim Penulis/Peneliti, “Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi tentang Potensi, Tradis, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia”, ( Jakarta: Center for Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.5. 5
5
bumi. Al-Quran juga berkomitmen terhadap kaum yang lemah, sehingga mengerjakan shalat tanpa memperdulikan kesejahteraan mereka dinilai sebagai suatu bentuk kemunafikan.6. Selain itu ajaran Islam menganjurkan orang untuk berusaha bersungguhsungguh, tetapi ajaran Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan mereka yang dalam kesulitan, seperti orang-orang miskin. Perhatian terhadap mereka yang membutuhkan (people in needs) bukan saja menjadi tanggung jawab individu tetapi juga menjadi tanggung jawab umat muslim sebagai suatu komunitas. Hal ini antara lain untuk menunjukkan bahwa pada level komunitas dan organisasional pun perlu dibentuk suatu lembaga yang memberikan layanan masyarakat (human service organizations) yang dapat memberikan layanan secara baik dan berkualitas.7 Dalam memberikan layanan yang mereka butuhkan, seperti tergambar dalam ayat di bawah ini :
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam agama atau mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Q.S Al Mumtahanah (60):8)8
6
Ibid, h. 44 Isbandi Rukminto Adi, “Pemikiram-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Islam”, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h.76. 8 Al-Quran, 60 (Al- Mumtahanah): 8. 7
6
Pemerintah
bersama
dengan
sektor
masyarakat
bekerjasama
untuk
mengentaskan kemiskinan. Sektor masyarakat ini bisa berbentuk dalam lembaga swadaya masyarakat dan komunitas atau organisasi sosial yang peduli terhadap kesejahteraan mengembangkan
masyarakat potensi
termarginalkan.Melalui
melalui yang
badan-badan
pemberdayaan dimiliki organisasi
oleh
untuk
mengkaji,
masyarakat
mereka
para
yang
komunitas
membangun sumber-sumber potensi masyarakat dari anak sampai orang dewasa. Hakikat kesejahteraan (natural of welfare) bahwa partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu kunci terciptanya kesejahteraan sosial. Keterlibatan masyarakat baik secara fisik, pemikiran, material maupun finansial diharapkan akan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa memiliki proses dan hasil pembangunan komunitas tersebut.9 Pemerintah maupun non pemerintah bersama masyarakat telah mengupayakan penanganan masalah sosial anak jalanan antara lain melalui : rumah singgah, mobil sahabat anak, panti persinggahan, rumah perlindungan sosial anak, rumah baca panter dan institut musik jalanan, dan program-program lainnya. Tidak menutup mata terhadap keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai oleh program-program tersebut di atas tetapi dipandang masih perlu suatu lembaga atau institusi yang bisa mengembangkan konsep komprehensif bagi penanganan anak jalanan. Didalam ilmu kesejahteraan sosial terdapat usaha kesejahteraan sosial yang menurut definisi didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 9
Ibid, h.50.
7
2009 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.10 Ada tiga dasar yang mendasari usaha kesejahteraan sosial yaitu dasar karikatif, dasar pilantropi, dan tanggung jawab sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan kesatuankesatuan penduduk yang lebih luas. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan, penyembuhan, dan pemeliharaan atau perawatan (preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang kemudian dikenal sebagai prinsip pekerjaan sosial. dapat dipahami bahwa ciri dalam pelayanan sosial masa kini adalah terorganisir dan intensif, dalam arti mempunyai sistem kelembagaan dan berkelanjutan sesuai dengan permasalaham yang berkembang. Usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka kesejahteraan sosial ini adalah repons dari kebutuhan manusia terhadap tuntutan hidup yang semakin kompleks.11 Untuk menjawab segala tantangan permasalahan sosial terdapat tiga jenis penanganan yang ada didalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) seperti preventif (pencegahan) yakni sebagai upaya untuk menghalangi, merintangi, atau 10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009, “Tentang Kesejahteraan Sosial” , diakses pada 10 Juli 2015 dari http://www.litbang.depkes.go.id/UU_No_11_Thn_2009_Kesejahteraan_Sosial-1.pdf. 11 Tim Dosen IKS UMM, “Beberapa Pemikiran tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial”, (Malang: UMM Press, 2007), h.117.
8
menahan terjadinya dan berkembangnya atau timbulnya kembali masalah sosial. Selanjutnya adalah fungsi penyembuhan yakni usaha untuk mengembalikan kemampuan mereka untuk berfungsi sosial lagi. Lalu fungsi pengembangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial para warga masyarakat dengan meningkatkan taraf peradapan suatu kelompok masyarakat, menghilangkan tata cara hidup yang sudah tidak serasi dengan jaman dan sebagainya. Selanjutnya fungsi penunjang adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial.12 Salah satu organisasi yang melaksanakan penanganan Usaha Kesejahteraan Sosial yakni Institut Musik Jalanan hadir untuk menjawab segala tantangan dalam menangani permasalahan sosial salah satunya adalah anak jalanan. Kehadiran Institut Musik Jalanan berawal dari Peraturan Daerah Kota Depok No. 16 tahun 2012 tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan tentang tertib sosial paragraf 2 tertib memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang
memberikan
sejumlah
uang
atau
barang
kepada
peminta
sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana disebutkan pada ayat 2.. Namun disini Institut Musik Jalanan sebagai wadah bagi anak-anak atau pengamen jalanan sebagai ruang untuk berekspresi sesuai dengan minat dan bakat untuk mengembangkan potensi kreatifitas yang mereka miliki.
12
C. Prawinto, “Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial”, ( Yogyakarta: Balai Besar penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 96
9
Dapur rekaman telah menanti bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berkarya dan mengembangkan potensi kreatifitas mereka. Berbagai tahapan sampai terwujudnya album tersebut dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial menunjukkan bahwa Institut Musik Jalanan menjalankan dua fungsi penanganan usaha kesejahteraan sosial yaitu fungsi pengembangan dan fungsi penunjang. Insitut Musik Jalanan pada hari Minggu tanggal 17 Agustus 2014 berhasil luncurkan album perdananya, bertajuk “Kalahkan Hari Ini” di Kedai Ekspresi, di kawasan Stasiun Depok Baru. Selain dihadiri para musisi IMJ dan foundernya Andi Malewa, hadir pula dalam peluncuran album ini beberapa musisi senior, di antaranya, Budi Ace (kakak dari Abdee negara Slank), hadir pula pakar tata kota sekaligus musisi jazz Emil Dardak bersama sang isteri Arumi Bachsin, pejabat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok Ferry Birowo, Ketua Paguyuban Terminal Depok, yang akrab disapa Abah, CEO Depoklik Coki Lubis serta sejumlah perwakilan komunitas di Depok. Dalam peluncuran album ini, ditampilkan pula video klip perdana dari Institut Musik Jalanan, yakni lagu dari salah satu talentnya, Sinyo dengan lagunya „Penjaga Cinta‟.13 Penerapan peran yang digunakan oleh Institut Musik Jalanan dengan menjalankan fungsi pengembangan dan penunjang menunjukkan bahwa mereka para talent bisa lebih baik berada di Institut Musik Jalanan daripada dijalan karena jalanan merupakan salah satu tempat yang rawan sosial. Maka dari itu peneliti 13
Boby,Musisi Jalanan Depok Luncurkan Album Perdana „Kalahkan Hari Ini‟,diakses pada 25 Februari 2015, pukul 14.00 WIB dari http://www.depoklik.com/blog/foto-musisi-jalanan-depokluncurkan-album-perdana-kalahkan-hari-ini/
10
tertarik untuk membuat judul skripsi ini “Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan Di Terminal Depok.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti akan membatasi penelitian ini pada “Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Terminal Depok”. Didalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial ini IMJ menjalankan dua fungsi usaha kesejahteraan sosial yakni fungsi pengembangan dan fungsi penunjang. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka peneliti membuat perumusan masalah. Seperti berikut : a. Bagaimana peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok? b. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Penelitian adalah untuk mengetahui mengapa terjadi kesenjangan antara kenyataan dengan yang seharusnya dan bagaimana cara mengatasi suatu kesulitan, pada pokok penelitian ilmiah bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui.14 Dengan mengacu kepada permasalahan yang telah dikemukakan diatas,, maka tujuan yang ingin peneliti capai adalah : a. Untuk mengetahui peran apa aja yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok. b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat ketika Institut Musik Jalanan berperan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok. 2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis a. Menambah pengetahuan bagi para pembaca bahwa ada Institut Musik Jalanan yang sudah berperan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan. b. Penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi para mahasiswa kesejahteraan sosial untuk berkontribusi dan berperan serta dalam
14
DR. Bustanuddin Agus, “Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial. Gema Insani Press, Jakarta, 1999, h.20.
12
mengetaskan permasalahan sosial karena Institut Musik Jalanan sudah memulai
peranannya
dalam
mengaplikasikan
sistem
usaha
kesejahteraan sosial dalam potensi kreatifitas anak jalanan. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca mengenai peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan. b. Memberikan
masukan
kepada
Institut
Musik
Jalanan
dalam
mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial yang sesuai dengan ilmu kesejahteraan sosial. c. Menginformasikan faktor pendukung dan penghambat dalam proses mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial tersebut. D. Metodologi Penelitian Metode penelitian adalah teknik atau cara dalam pengumpulan fakta atau bukti dalam hal ini adalah perencanaan tindakan yang dilaksanakan serta langkah-langkah apa yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan dan sasaran penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang diigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
pendekatan
kualitatif
ini
digunakan
karena
beberapa
pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi
13
perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik dilapangan.15 Sedangkan menurut Bodgan dan Tailor dalam bukunya sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan tentang metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Menurut mereka pendekatan ini diartikan pada latar dan individu secara holistic (menyeluruh).Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengosilasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu pemandangan sebagai bagian dari suatu keutuhan.16 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.17 Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada dilapangan dapat digali lebih dalam, guna mendapatkan gambaran yang lengkap tentang peran Insitut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diterminal Depok. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif dipandang sebagai pendekatan yang tepat pada penelitian ini. Karena 15
Burhan Bugin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-2, h.39 16 Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h.3. 17 Ibid, h.3.
14
dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan informasi tentang peran Institut
Musik
Jalanan
dalam
mengaplikasikan
sistem
Usaha
Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok dapat diambil informasi secara mendalam dan detail. Serta untuk memperoleh gambaran dan informasi mengenai apa saja faktor penghambat dan pendukung yang membantu IMJ dalam mengaplikasikan sistem UKS terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok. 2. Jenis Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumentasi resmi lainnya.18 Dalam penelitian deskriptif ini peneliti gunakan dalam menjelaskan dan menerangkan peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Terminal, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang peran apa yang sudah dilakukan oleh Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan serta juga mengetahui faktor
18
Bugin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, h.39.
15
penghambat dan pendukung didalam pengaplikasian sistem Usaha Kesejahteraan Sosial yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation),
wawancara
mendalam
(in
depth
interview),
dan
dokumentasi.19 Adapun untuk melaksanakan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan adalah melalui : a. Observasi Yaitu peneliti mendatangi Institut Musik Jalanan (IMJ) untuk meminta izin melakukan pengamatan/penelitian secara langsung terutama pada saat anak jalanan ini sedang audisi sampai pada rekaman album Insitut Musik Jalanan, dan melihat kelas edukasi serta unit usaha yang ada di Institut Musik Jalanan. Disini peneliti melakukan pengamatan langsung dalam mengikuti kegiatankegiatan di Institut Musik Jalanan. Dari sinilah peneliti akan memperoleh data yang akurat dan kongkrit tentang masalah yang akan peneliti teliti. b. Wawancara (Interview) Waawancara ini untuk melengkapi pengumpulan data yang diperlukan, selain melakukan observasi langsung dan dokumentasi 19
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), h.186.
16
peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada pihak Institut Musik Jalanan yang dapat memberikan informasi kepada peneliti ataupun kepada pihak lain yang berhubungan dengan masalah yang peneliti teliti. Untuk kebutuhan ini, peneliti melalukan wawancara mendalam dengan pendiri Institut Musik Jalanan, 2 volunter Institut Musik Jalanan, dan 4 orang anak jalanan. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang peneliti dengar, lihat, alami, dan pikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitian. Peneliti akan mencatat hasil observasi selama masa penelitian berjalan. Hasil catatan tersebut akan digunakan sebagai acuan serta pedoman dalam menguraikan hasil dan temuan lapangan. d. Dokumentasi Metode ini digunakan oleh peneliti guna mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang menunjang terhadap penelitian. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa buku-buku, data kepustakaan, brosur, artikel-artikel baik itu tertulis maupun melalui internet, catatan, foto-foto kegiatan Institut Musik Jalanan dan lain sebagainya yang saling berkaitan terhadap peran Institut Musik
Jalanan
dalam
mengaplikasikan
sistem
Usaha
Kesejahteraan Sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan.
17
4. Sumber Data a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari sumber utama 7 orang yakni 1 orang pendiri Institut Musik Jalanan, 2 orang volunter Institut Musik Jalanan, dan 4 orang anak jalanan. b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari literature yang berhubungan dengan tulisan ini. 5. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Institut Musik Jalanan yang beralamat di Gd. Institut Musik Jalanan ujung fly over Jl. Arif Rahman Hakim, Depok. Sedangkan waktu penelitian terhitung mulai dari tanggal 9 Februari – 9 Agustus 2015. 6. Subyek, Informan, dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah Pendiri Institut Musik Jalanan, 2 volunter, dan 4 anak jalanan. Peneliti berupaya melakukan penelitian ini dengan menggunakan sudut pandang orang-orang yang menjadi sumber data primer penelitian ini. Peneliti mengupayakan interaksi dengan subyek penelitian terjadi secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga tindakan dan cara pandang subyek tidak akan berubah. 20 Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.Menurut Bodgan dan Bikle dalam Moleong, pemanfaatan informan dalam penelitian ialah agar dalam
20
Ibid, h.25
18
waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau.21 Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan yang berhubungan dengan pendiri dari IMJ, 2 orang volunteer untuk menunjang program potensi kreatifitas, dan 4 orang anak jalanan yang mengikuti kegiatan tersebut. Sedangkan objek penelitian adalah program potensi kreatifitas anak jalanan yang ada di Insitut Musik Jalanan. 7. Teknik Pemilihan Informan Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk pemilihan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling (bertujuan) dimana informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.22 Konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana memilih informan misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan mempermudah peneliti menjelajahi objek/situasi yang diteliti.23 Dalam penelitian ini informan yang mengetahui jelas dan detail tentang Institut Musik Jalanan yaitu pendiri dan volunteer Institut Musik Jalanan agar mengetahui alasan berdirinya Institut Musik Jalanan, tujuan adanya Institut Musik Jalanan, serta harapan-harapan tentang terwujudnya
21
Ibid, h. 112 Soeharto Irawan, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.63 23 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet 5, h.54. 22
19
Institut Musik Jalanan bagi anak jalanan. Selain itu peneliti juga memilih informan yang menjadi target sasaran yakni anak jalanan karena anak jalanan atau pengamen jalanan akan mempermudah peneliti dalam melakukan triangulasi data. Tabel 1 Rancangan Penelitian No
Informan
Informan yang Dicari
Jumlah
1.
Pendiri IMJ
Gambaran umum mengenai 1 IMJ dan kegiatan apa saja yang diberikan kepada anak jalanan yang terkait dengan sistem UKS yang ada di Depok, tujuan didirikan IMJ, tujuan membuat kegiatan album anak jalanan.
2.
Volunteer IMJ
3.
Anak Jalanan
Metode yang digunakan 2 untuk mengaplikasikan sistem UKS yang berkaitan dengan potensi kreatifitas anak jalanan di Depok, faktor pendukung dan penghambat yang berkaitan dengan mengaplikasikan sistem UKS. Alasan turun ke jalan, 4 alasan ikut audisi, perubahan apa yang dirasakan, hubungan dengan orangtua setelah mengikuti IMJ.
Metode Pengumpulan Data Wawancara bebas, terstruktur, dokumentasi.
Wawancara bebas, terstruktur, dokumentasi.
Wawancara bebas, terstruktur, dokumentasi.
20
8. Teknik Analisa Data Proses awal yang peneliti lakukan adalah observasi ke Institut Musik Jalanan setelah observasi selesai peneliti melakukan wawancara dan peneliti mengabadikannya dalam bentuk dokumentasi. Peneliti mengamati seluruh data dan hasil wawancara secara detail dan melakukan berulang-ulang dari awal penelitian dan selama proses penelitian berlangsung, data yang peneliti kumpulkan kemudian peneliti rangkum data dan menyeleksi sesuai dengan konsep-konsep penelitian. Selanjutnya peneliti menyusun dalam catatan lapangan, kemudian data tersebut diringkas, dirangkum, dipilih hal-hal penting dan pokok, dikategorikan dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang terkumpul kemudian peneliti analisa secara kualitatif. Data-data kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau pernyataan pendapat yang tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 9. Teknik Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
21
data yang telah ada.24 Teknik triangulasi digunakan untuk mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber lainnya. Teknik triangulasi dapat digunakan melalui cara-cara sebagai berikut:25 a. Membandingkan data hasil wawancara subyek penelitian dengan pengamatan di lapangan. Peneliti membandingkan hasil wawancara informan dengan hasil temuan dilapangan tentang Peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem Usaha Kesejahteraan Sosial untuk potensi kreatifitas anak jalanan. b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dari orang lain dan pandangan orang lain. Peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh pendiri Institut Musik Jalanan dan volunteer dengan anak jalanan yang mengikuti kegiatan pengembangkan potensi kreatifitas. c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara tersebut untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Peneliti membandingkan hasil jawaban informan dengan data atau dokumen yang ditemukan tentang peran Institut Musik Jalanan dalam
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: CV, Alfabeta, 2009), h.241. 25 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cetakan ke-2 (Bandung: PT Rosda Karya, 2009), h.248.
22
mengaplikasikan
sistem
Usaha
Kesejahteraan
Sosial
dalam
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan. 10. Teknik Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka peneliti mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. E. Tinjaun Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian skripsi ini, penulis menggunakan literature berupa skripsi, penelitian skripsi ini disusun dan dianalisa berdasarkan beberapa buku yang menjelaskan teori yang sesuai dengan judul yang peneliti bahas, serta data-data yang ditemukan di lapangan. Peneliti menggunakan literature berupa skripsi yang membahas tentang “Implementasi Program Kelas Belajar Rumah Baca Paguyuban Terminal (PANTER) Dalam Pengembangan Kapasitas Anak Jalanan Melalui Pendidikan Non Formal di Kota Depok”. Nama peneliti : Ni‟matul Farida (109054100002), Jurusan Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi program kelas belajar Rumah baca Panter dalam pengembangan kapasitas anak jalanan melalui pendidikan non formal di Kota Depok, dan mendeskripsikan perubahan apa saja yang dirasakan oleh anak-anak atau siswa/I
23
dengan adanya program kelas belajar Rumah Baca Panter dalam pengembangan kapasitas anak jalanan melalui pendidikan non formal di Kota Depok. Selain dari peneliti juga menggunakan literature dari skripsi yang membahas tentang “Manfaat Musik Sampah dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Jalanan di Rumah Singgah Dilts Foundation Pasar Minggu, Jakarta Selatan”. Nama Peneliti : Fathur Rohman (10905410026), Jurusan Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan musik sampah di rumah singgah Dilts, dan untuk mengetahui manfaat pada jalanan yang mengikuti kegiatan musik sampah. Dari skripsi diatas, peneliti menemukan perbedaan cukup signifikan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Jika pada literature yang menjadi rujukan peneliti menekankan pada segi peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok. F.
Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab
ini
membahas
tentang
Latar
Belakang Masalah,
Pembatasan Dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan. BAB II
KAJIAN TEORITIS Bab ini tentang pengertian Peran, pengertian sistem uks, macam-macam sistem uks, bentuk pelayanan sistem uks,
24
pengertian potensi, pengertian anak, pengertian anak jalanan, karateristik anak jalanan, faktor penyebab anak turun ke jalan, model penanganan anak jalanan, pengertian kreativitas. BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA Bab ini menjelaskan tentang latar belakang IMJ, Visi dan Misi, Kegiatan IMJ, Jaringan kerjasama, Susunan Organisasi, Pendanaan IMJ, Sarana dan Prasarana IMJ.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN Bab ini menjelaskan Peranan IMJ dalam mengaplikasikan sistem UKS terhadap potensi kreatifitas anak jalanan, disini untuk melihat peranan apa saja yang sudah dilakukan oleh IMJ serta faktor pendukung dan penghambatnya.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Peran 1. Pengertian Peran Peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan atau bagian dari kedudukan, seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena mempunyai status dalam masyarakat walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Peran menurut Sarlito Wirawan Sarwono mendefinisikan bahwa sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial tertentu.1 Sedangkan menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Selanjutnya, Biddle & Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam 4 golongan yaitu istilah yang menyangkut: a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut. b. Perilaku yang muncul dalam istilah tersebut. c. Kedudukan orang dalam perilaku.
1
Sarlito Wirawan Sarwono, “Teori-Teori Psikologi Sosial”, (Jakarta: Rajawali, 1984) cet ke-
1, h.235.
26
27
d. Kaitan antara orang dan perilaku.2 Menurut Soerjono Soekanto peran didefiniskan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan.3 2. Ciri Peran Menurut Levinson dikutip oleh Soekanto ciri pokok yang berhubungan dengan istilah peran dalam lingkungan sosial adalah terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang dalam masyarakat yang menyangkut dinamika dari cara-cara bertindak dengan berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, sebagaimana pengakuan terhadap status sosialnya. Sedangkan fasilitas utama seseorang menjalan peran adalah lembaga-lembaga sosial yang ada dalam masyarakat. Levinson sebagaimana dikutip oleh Soekanto, bahwa peran itu mencakup 3 hal yaitu : a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 2
Sarlito Wirawan Sarwono, “Teori Psikologi Sosial”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) cet ke8, h.215. 3 Soejono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet ke-34, h.243.
28
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.4 3. Fungsi Peran Menurut Soekanto, dalam pembahasan tentang aneka macam peran yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat ada beberapa pertimbangan sehubungan dengan fungsi peran, yaitu sebagai berikut : a. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya. b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk melaksanakannya. c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya. d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang
4
Abdulsyani, “Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet ke-4, h.94.
29
seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.5 4. Bentuk Peran Bentuk peran atau role menurut Bruce J. Cohen dikutip oleh Soekanto, yakni sebagai berikut : a. Peranan nyata (Anacted Role) adalah suatu cara yang betul-betul dijalankan seseorang dalam menjalankan suatu peranan. b. Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah cara yang diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan peranan tertentu. c. Konflik peranan (Role Conflict) adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang menduduki suatu status atau lebih yang menuntut harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain. d. Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah Pelaksanaan Peranan secara emosional. e. Kegagalan Peran (Role Failure) adalah kagagalan seseorang dalam menjalankan peranan tertentu. f. Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti. g. Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah hubungan seseorang dengan individu lainnya pada saat dia sedang menjalankan perannya.
5
Ibid, h.95
30
h. Ketegangan peranan (Role Strain) adalah kondisi yang timbul bila seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan peranan yang dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan yang bertentangan satu sama lain.6 Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peran dalam ilmu peranan sosial adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.7 Maka dari itu dari yang dapat peneliti simpulkan dari teori yang diutarakan oleh Soerjono Soekanto bahwa seseorang dikatakan berperan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosial dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peran dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status. Karena peran memiliki cakupan untuk membimbing seseorang dalam memenuhi peraturan yang ada didalam masyarakat (organisasi) yang diikutinya. Sebab aturan yang berlaku dapat terpenuhi apabila adanya interaksi antar individu. Fungsi dari peran ini untuk mempertahankan struktur 6
Khufron, “Kegagalan Peran”, h. 11, diakses pada 2 Maret 2015 dari http://digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf , pada pukul 14.00 WIB. 7 Abu Ahmadi, “Psikologi Sosial”, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007), cet ke-3, h. 106.
31
masyarakat dan agar masyarakat memberikan peluang terhadap individuindividu. Tetapi apabila dari bentuk, ciri, dan fungsi peran satu sama lainnya tidak dijalankan dengan baik maka yang terjadi adalah konflik peran bagi individu itu sendiri. B. Usaha Kesejahteraan Sosial 1. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial Secara mudah usaha kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai atau mendapatkan kesejahteraan sosial. Upaya ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial dan upaya tersebut dapat berupa program maupun kegiatan. Mengenai kesejahteraan sosial sendiri pengertiannya sudah jelas. Berdasarkan atas pengertian-pengertian itu maka dapatlah kiranya disusun batasan mengenai usaha kesejahteraan sosial sebagai berikut: “Usaha Kesejahteraan Sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang usaha ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial”8 Jadi Usaha Kesejahteraan Sosial adalah semua upaya, kegiatan yang menggunakan teknologi pekerjaan sosial yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.9
8
C. Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 40. 9 Ibid, h. 41.
32
Sebagai suatu upaya meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, Usaha Kesejahteraan Sosial harus mempunyai program-program dan kegiatan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan potensi dalam masyarakat. Upaya-upaya tersebut didasarkan pada fungsi kesejahteraan sosial, yakni sebagai berikut : a. Penanggulangan masalah sosial yang lebih urgent yang dirasakan oleh sebagian masyarakat. b. Memenuhi kebutuhan yang langsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Berdasarkan pada kedua fungsi tersebut, Alfred J. Kahn dalam Theory and Practice of Social Planning, memberikan pengertian yang sama untuk kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. Ia mengedepankan lima fungsi pokok kesejahteraan sosial sebagaimana konsep PBB, yaitu: 1. Perbaikan secara progresif daripada kondisi-kondisi kehidupan orang. 2. Pengembangan sumber daya manusia. 3. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri. 4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuantujuan pembangunan, dan 5. Penyediaan struktur-struktur institusional untuk berfungsinya pelayananpelayanan yang tergornisasi lainnya.10
10
Tim Dosen IKS UMM, “Beberapa Pemikiran tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial”, (Malang: UMM Press, 2007), h.122.
33
Dari kelima pokok fungsi kesejahteraan sosial itu, dapat dipahami bahwa usaha kesejahteraan sosial dalam masyarakat bukan suatu upaya yang ringan dan mudah untuk diterapkan, tetapi suatu usaha yang sangat memerlukan keahlian khusus dan konsep dasar yang kuat dalam prakteknya. Dengan demikian diperlukan cara penanganan yang lebih professional, efektif, dan efesien serta terlembaga sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut. Menurut Wilensky dan Lebeaux dalam Industrial Society and Social Welfare, mengemukakan lima kriteria untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat disebut sebagai Usaha Kesejahteraan Sosial: 1. Formal Organization. Usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan suatu organisasi yang formal. Pemberian bantuan dan amal perorangan, walaupun mereka mengadakan usaha kesejahteraan, namun demikian tidak teroganisasi secara formal. Juga pelayanan-pelayanan dan bantuan dalam hubungan saling tolong menolong seperti keluarga, sahabatsahabat, tetangga, dan semacamnya tidak termasuk dalam pengertian struktur kesejahteraan sosial (sebagai sistem untuk memenuhi kebutuhan manusia). 2. Social Sponsorship and Accountability. Usaha kesejahteraaan sosial diselenggarakan oleh masyarakat atas dukungan masyarakat. Pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial harus pula dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Jika penggerakan sumber-sumber daya untuk mencapai kebutuhan manusia tidak dapat dipenuhi oleh keluarga maupun ekonomi
34
pasar, beberapa jenis organisasi yang ketiga harus tersedia dan hal ini merupakan suatu usaha masyarakat secara keseluruhan yang diwakili oleh pemerintah atau masyarakat kecil yang beroprasi melalui badan-badan social swasta. 3. Absence of Profit Motive as Dominant Program Purpose. Tidak ada motif untung sebagai tujuan yang menonjol dalam suatu program. Pelayananpelayanan dan produksi jasa dari ekonomi pasar ataupun melalui jalan pembelian oleh perorangan dengan penyerahan uang yang bersifat persaingan dalam segi ekonomi bukan merupakan Usaha Kesejahteraan Sosial. demikian pula segala usaha yang menekankan keuntungan dan pembayaran yang tinggi untuk jasa pelayanan. 4. Fuctional Generalization: An Integrative View of Human Needs. Memiliki fungsi yang bersifat umum, yaitu ada kebulatan pandangan tentang kebutuhan-kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan dan perlu dipenuhi. Bertitik tolak dari sudut struktur kesejahteraan sosial sebagai suatu keseluruhan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat menggambarkan fungsi umum sebagaimana mestinya. Jikalau pelayanan-pelayanan kesejahteraan bukan hanya diselenggarakan untuk mengisi kekurangankekurangan atau karena lembaga-lembaga lain seperti lembaga mendidik, keluarga, pendidikan, industri tidak dapat memenuhi kebutuhan. 5. Direct Concern with Human Consumtion Needs. Secara langsung berhubungan dengan konsumsi kebutuhan-kebutuhan manusia. Untuk menjelaskan pengertian ini dapat diberikan gambaran akan perbedaan
35
fungsi pelayanan-pelayanan pemerintah (government services) dengan pelayanan-pelayanan kesejahteraan yang diselenggarakan pemerintah (government welfare services) yang semuanya mendapatkan dukungan dari pemerintah. “Government service” pada umumnya bersifat regular misalnya soal pertahanan negara, pemeliharaan hukum dan tata tertib, administrasi pengadilan dan semacamnya. Sedangkan pelayanan dalam konteks struktur kesejahteraan sosial merupakan pelayanan langsung yang menyangkut konsumsi kebutuhan manusia yang mempunyai efek terhadap kesejahteraan dan kesehatan individu serta keluarga-keluarganya.11 2. Dasar-dasar Usaha Kesejahteraan Sosial Dasar-dasar pekerjaan sosial sendiri berkembang sesuai dengan latar belakang filosofis yang dianut. Dasar-dasar pekerjaan sosial yang pernah ada yaitu : a. Dasar Karikatif Dasar ini lahir sewaktu ada faham bahwa pekerjaan sosial dilaksanakan oleh manusia karena pekerjaan sosial dirasakan sebagai perintah Tuhan dalam usahanya manusia untuk mendapatkan Rahmat Tuhan. Jadi dengan melaksanakan pekerjaan sosial atau melaksanakan usaha kesejahteraan sosial, berarti telah melaksanakan perintah Tuhan, sehingga sebagai gantinya manusia akan mendapatkan Rahmat Tuhan.
11
Ibid.h.122.
36
b. Dasar Phylantropis Dasar ini lahir sewaktu ada faham phylanthropisme yaitu faham perikemanusiaan atau cinta kepada sesama manusia (phylos = cinta, anthropos = manusia). Faham ini mengatakan bahwa karena cintanya kepada sesama, ia akan mengalami kegoncangan-kegoncangan (dis equilibrium) apabila melihat sesamanya mengalami kepedihan atau kesengsaraan. Dengan melaksanakan usaha kesejahteraan sosial mereka mengharapkan dapat membuat sesamanya yang menderita itu dapat menghindarkan diri dari penderitaannya. c. Dasar Tanggung Jawab Sosial Dasar ini berpendapat bahwa kesejahteraan bersama hanya akan dicapai apabila ada rasa tanggung jawab bersama terhadap kehidupan bersama, sebaliknya kesejahteraan sosial akan hilang apabila ada warga masyarakat yang karena sesuatu hal ia tidak dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Atas dasar itu maka usaha kesejahteraan sosial akan diarahkan pada pembentukan atau pengembalian rasa tanggung jawab pada orang-orang yang tidak mampu bertanggung jawab sosial.12 3. Prinsip-prinsip Dasar Usaha Kesejahteraan Sosial Kata prinsip diartikan sebagai kebenaran-kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir atau bertindak dengan kata lain membicarakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan dalam melakukan sesuatu. Oleh karena 12
Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , h. 43.
37
itu prinsip-prinsip usaha kesejahteraan sosial tidak lain membahas hal-hal yang
dipertimbangkan
atau
dipikirkan
dalam
melaksanakan
usaha
kesejahteraan sosial. Ada tiga hal yang dijadikan prinsip dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial yaitu : a. Setiap manusia (baik sebagai individu, anggota kelompok maupun sebagai anggota masyarakat) berhak untuk mendapatkan taraf kesejahteraaan yang sebaik-baiknya. Sebaliknya setiap manusia berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial. b. Usaha Kesejahteraan Sosial merupakan tanggung jawab bersama antara negara dan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat hendaknya diberi kesempatan
yang
seluas-luasnya
untuk
mengadakan
usaha-usaha
kesejahteraan sosial, tanpa meninggalkan ketentuan-ketentuaan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijaksanaankebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. c. Dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial akan sangat diwarnai oleh sistem-sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat, seperti di Indonesia kita kenal adanya nila-nilai kemanusiaan, kekeluargaan kegotongroyongan, kebersamaan, kesetiakawanan, dsb. Sistem-sistem nilai itu akan tercermin dalam pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.13
13
Ibid, h. 46.
38
4. Fungsi Usaha Kesejahteraan Sosial Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) mempunyai empat fungsi, yaitu : a.
Fungsi Pencegahan Kata pencegahan secara umum berarti suatu tindakan untuk menghalangi, merintangi atau menahan terjadinya sesuatu.14 Dalam dunia Usaha Kesejahteraan sosial pencegahan diartikan sebagai upaya untuk mengahalangi, merintangi atau menahan terjadinya dan berkembangnya atau timbulnya kembali masalah sosial. Berdasarkan atas pengertian itu maka fungsi pencegahan dalam usaha kesejahteraan sosial mengandung 3 unsur kegiatan yaitu: 1. Mencegah timbulnya masalah sosial. 2. Mencegah berkembangnya atau meluasnya masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. 3. Mencegah timbulnya atau kambuhnya kembali permasalahan sosial yang pernah dialami/disandang oleh perorangan, keluarga, dan masyarakat.
b. Fungsi Penyembuhan Fungsi penyembuhan dalam dunia pekerjaan sosial sering juga disebut fungsi rehabilitasi yang diartikan sebagai proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan penyandang masalah kesejahteraan sosial mampu melaksanakan fungsi sosialnya didalam masyarakat. Dikatakan 14
Ibid, h.48.
39
proses refungsionalisasi karena kegiatan penyembuhan ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa para penyandang masalah kesejahteraan sosial itu karena masalah yang dideritanya mereka kehilangan kemampuannya untuk berfungsi sosial. Dengan berdasarkan atas asumsi itu usaha kesejahteraan sosial berusaha mengembalikan kemampuan mereka untuk berfungsi sosial lagi. Itulah sebabnya usaha kesejahteraan sosial itu melaksanakan refungsionalisasi atau mengembalilkan fungsi kembali.15 c. Fungsi Pengembangan Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 pada pasal 4 ayat (d) dikatakan bahwa pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan
peradaban,
perikemanusiaan,
dan
kegotongroyongan,
selanjutnya pasal tersebut dijelaskan pada bagian penjelasan berikut: Usaha kesejahteraan yang dimaksudkan pada pasal 4 ayat (d) yaitu usaha pengembangan dan penyuluhan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kesadaran dan tanggungjawab sosial para warga masyarakat
dengan
meningkatkan
taraf
peradapan
suatu
kelompok
masyarakat, menghilangkan tata cara hidup yang sudah tidak serasi dengan jaman dan sebagainya, usaha-usaha yang dilandaskan atas perikemanusiaan dan kegotong-royongan dan sebagainya.16 Berdasarkan atas uraian itu maka usaha kesejahteraan sosial yang berfungsi pengembangan ini akan mempunyai 3 fungsi pokok yaitu:
15 16
Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , h. 75 Ibid, h.85
40
1. Ingin meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. 2. Meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab sosial untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. 3. Berusaha untuk menjalankan efek ganda dalam lingkungan sosial, keluarga dan masyarakat. d. Fungsi Penunjang Fungsi penunjang adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang keberhasialn pembangunan dibidang kesejahteraan sosial. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah: 1. Organisasi. 2. Ketenangan. 3. Prasarana dan sarana. 4. Penelitian dan pengembangan. 5. Pembiayaaan. 6. Peraturan perundang-undangan. 7. Pengendalian.
Dari pemaparan diatas mengenai usaha kesejahteraan sosial peneliti mengambil kesimpulan bahwa usaha kesejahteraan sosial adalah segala upaya, usaha yang dimasukkan dalam bentuk program kegiatan untuk membina atau mengembangkan kesejahteraan sosial melalui prinsip kesejahteraann sosial dan mengaplikasikan sistem dari usaha kesejahteraan sosial tersebut.
41
Salah satu lembaga yang mengaplikasikan fungsi usaha kesejahteraan sosial adalah Institut Musik Jalanan yang mengaplikasikan dua fungsi yakni fungsi pengembangan dan fungsi penunjang untuk membina anak-anak jalanan mencapai kesejahteraan sosial. C. Anak 1. Pengertian Anak Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.17 Lalu anak rawan pada dasarnya sebuah istilah untuk menggambarkan kelompok anak-anak karena situasi, kondisi, dan tekanan-tekanan kultur maupun struktur menyebabkan mereka belum atau tidak terpenuhi hakhaknya, dan bahkan acap kali pula dilanggar hak-haknya. Inferior, rentan, dan marginal adalah beberapa ciri yang umumnya diidap oleh anak-anak rawan. Dikatakan inferior,karena mereka biasanya tersisih dari kehidupan normal dan terganggu proses tumbuh kembangnya secara wajar. Adapun dikatakan rentan karena mereka sering menjadi korban situasi dan bahkan terlempar dari masyarakat. Sementara itu anak-anak rawan tersebut tergolong marginal karena dalam kehidupan sehari-harinya biasanya mereka mengalami berbagai 17
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak & Undang-Undang Republik Indonesia No.21 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, (Surabaya: Kesindo Utama, 2013), cet ke-1, h.4.
42
bentuk eksploitasi dan diskriminasi,mudah diperlakukan salah dan bahkan acap kali pula kehilangan kemerdekaan.18 2. Pengertian Anak Jalanan Menurut Rano Karno tatkala ia menjabat sebagai Duta Besar UNICEF, sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relative dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.19 Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.20 Sedangkan menurut Paulo Freire, anak jalanan adalah anak laki-laki maupun perempuan yang berusia 7 sampai 17 tahun yang hidup dijalanan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya maupun keluarganya.21 Sedangkan menurut UNICEF melihat bahwa anak jalanan merupakan sosok penyandang masalah yang sangat komplek, dimana di dalamnya melekat berbagai kerawanan sosial
18
Bagong Suyanto, “Masalah Sosial Anak”, (Jakarta: Kencana, 2010), h.4 Ibid. h.6 20 Departemen Sosial RI Direktorat Jendral Pelayanan dan rehabilitasi Sosial Direktorat, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di luar panti, (Jakarta: DEPSOS Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak, 2005), h.1 21 Deasy Ria Susanti, Asistensi Belajar Dalam Program Street Based Anak Jalanan, (FISIP Universitas Indonesia, 2002), h.24 19
43
seperti kondisi mental-spiritual, kesehatan, tindak kekerasan atau seks, ekonomi dan masih banyak yang lainnya.22 Marginal, rentan, dan eksploratif adalah istilah-istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang karirnya, kurang dihargai, dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek apapun dimasa depan. Rentan karena risiko yang harus ditanggung akibat jam kerja yang sangat panjang dan benar-benar dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Adapun disebut eksploitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawarmenawar (bargaining position) yang sangat lemah, tersubordinasi, dan cenderung menjadi objek perlakuan dari ulahh preman atau oknum aparat yang tidak bertanggung jawab.23 Dari pengertian diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa anak jalanan adalah seorang anak yang berusia 0 sampai batas usia 18 tahun yang sehari-harinya menghabiskan waktu baik bermain hingga mencari nafkah di jalanan. 3. Karakteristik Anak Jalanan Berdasarkan hasil kajian dilapangan secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok (Surbakti dkk. (eds.) 1997) :
22 23
Roostien Ilyas, “Anak-anakku di Jalanan” (Jakarta: Pensil-324, 2004), h.34 Suyanto, Masalah Sosial Anak, h.185-186
44
a. Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan diberikan kepada orang tuanya (Soedijar, 1984; Sanusi, 1995). Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya. b. Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh dijalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak di antara mereka adalah anakanak yang karena suatu sebab biasanya kekerasan lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik maupun seksual (Irwanto dkk, 1995). c. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang ambing dari satu tempat ketempat lain dengan segala resikonya (Blanc & Associates. 1990; Irwanto dkk. 1995; Taylor & Veale. 1996).24
24
Ibid, h.187
45
Dalam
melakukan
pemberdayaan
anak
jalanan
perlu
dilakukan
pendampingan oleh peran pekerja sosial. Para street educator/pendamping dalam membantu pendidikan kelompok anak jalanan menjalankan peranperannya sebagai pekerja sosial dalam kelompok, seperti yang dikemukakan oleh Krist Ashman sebagai berikut :25 a. Broker, sebagai broker pekerja sosial berfungsi membantu klien untuk memperoleh kebutuhannya. b. Mediator, pekerja sosial memediasi klien yang menghadapi konflik. Pekerja sosial harus peka terhadap perbedaan yang mungkin ada diantara kedua belah pihak yang kemudian membantu menemukan pemecahan masalah yang tidak merugikan kedua belah pihak. c. Educator, pekerja sosial memberikan informasi dan menggunakan contohcontoh kepada kelompok sasaran dalam mempelajari ketrampilan baru. d. Fasilitator, pekerja sosial mempunyai karakteristik yang hamper serupa mediator. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi kelompok sasaran untuk memudahkan pemecahan masalah kelompok. 4. Model Penanganan Anak Jalanan Model atau penanganan jalanan berbeda-beda dan sangat beragam, disesuaikan dengan kondisi anak jalanan. Model-model yang diterapkan untuk anak jalanan tidak lepas dari visi dan misi suatu lembaga. namun, secara umum terdapat dua tujuan dalam penanganan anak jalanan, yakni
25
Ibid, h.38
46
melepaskan anak jalanan untuk dikembalikan kepada keluarga asli, keluarga pengganti atau panti, dan juga untuk penguatan anak di jalanan dengan memberikan alternatif pendidikan, pekerjaan, dan ketrampilan. Fokus
utama
pembangunan
kesejahteraan
sosial
adalah
pada
perlindungan sosial. Oleh karena itu, model pertolongan terhadap anak jalanan bukan sekedar menghapus anak-anak dari jalanan. Melainkan harus bisa meningkatkan kualitas hidup mereka atau sekurang-kurangnya melindungi mereka dari situasi-situasi yang eksploitatif dan menyebabkan. D. Kreatifitas 1. Pengertian Kreatifitas Kreatifitas menurut Primadi adalah salah satu kemampuan manusia untuk mengitntegrasikan stimulus luar dengan memori yang telah dimiliki sebelumnya menjadi suatu bentuk baru. Kreatifitas bukanlah hasil dadakan, tetapi merupakan hasil bersama dari logika, daya cipta, fisik, motivasi, perasaan, dan imajinasi yang terintegrasi menjadi ide baru. Kemudian ide baru tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk karya atau dalam bentuk dunia pendidikan sebagai karya ilmiah. Karya tersebut bervariasi menurut
kemampuan
masing-masing
individu
dalam
memperoleh
pengetahuan. Otak kanan yang sangat menentukan kreatifits manusia otak kanan tersebut sangat bergantung kepada ilham. Oleh karena itu sangat
47
bergantung kepada kemampuan menangkap tanda-tanda alam.
26
Menurut
hasil penelitian Torrance Getzels dan Jackson, Yamamoto dan Umanandar menunjukkan bahwa kreatifitas dan kecerdasan secara berkombinasi sangat menentukan prestasi anak baik disekolah maupun dilingkup lain.27 Sedangkan menurut Strenberg kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang baru dan tepat guna. Selain itu, krearifitas umerupakan suatu hal yang penting baik ditinjau dari aspek individu maupun sosial, dan dapat dimunculkan dengan mempelajari karya cipta yang sudah ada sebelumnya, untuk kemudian diperbaharui sehingga menghasilkan karya cipta baru. Menurut Djohan kreatifitas dalam pembelajaran musik sangat diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan musik yang optimal karena musik itu sendiri memiliki banyak dimensi kreatif. Sebagai contoh, dalam musik terdapat analolgi melalui persepsi, visual, auditori, antisipasi, pemikiran induktifdeduktif, memori, konsentrasi, dan logika. Dalam musik juga dapat dipelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras-lembut, yang berguna untuk melatih kepekaan terhadap stimuli lingkungan. Selain itu, musik juga berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan dan membantu perkembangan pribadi dan sosial. Alasan lain mengapa dibutuhkan kreatifitas dalam bermusik karena aktivitas musik itu sendiri justru banyak melibatkan 26
M. Nurhalim Shahib, Pembinaan Kreatifitas Anak Guna Membangun Kompetensi, (Bandung : PT Alumni, 2010), h. 42 27 Sri Sapanrahayuningsih, “Peningkatan Kecedasan dan Kreatifitas” diakses pada 20 Maret 2015 dari http://www.journal.unnes.ac.id
48
kegiatan yang mendorong terjadinya penciptaan yang membutuhkan kreatifitas. Dengan demikian setiap anak perlu diberikan kesempatan seluasluasnya untuk mencari pengalaman-pengalaman berrmusik. Melalui musik seorang
anak
dapat
mengembangkan
imajinasi
dan
kreasi,
mengkontribusikan ekspresi diri, serta kreativitas. Selain itu musik juga dapat mestimulan kreativitas dan individualitas.28 Menurut pemaparan dari tokoh Primadi dan Djohan peneliti mengambil kesimpulan dari Kreatifitas bahwa suatu kemampuan yang dimiliki manusia yang tercipta dari hasil logika, daya cipta, fisik, motivasi, perasaan, dan imajinasi
yang
terkonsep
secara
baik
menjadi
ide
baru
yang
diimplementasikan dalam karya cipta. Salah satu karya cipta dari hasil kreatifitas adalah bermusik. Bermusik sendiri memiliki dimensi kreatif karena musik mempelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras-lembut, yang berguna untuk melatih kepekaan terhadap stimulant lingkungan dan musik juga berpengaruh untuk meningkatkan perkembangan pribadi dan sosial.
28
Herwin Yogo Wicaksono, “Kreatifitas dalam Pembelajaran Musik”, diakses pada 24 Maret 2015 dari http://www.staff.uny.ac.id
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Singkat Organisasi Pengamen dan anak jalanan yang biasa berlalulalang di jalanan Ibukota baik di lampu merah maupun bis-bis kota kerap kali dianggap sebagai sampah masyarakat yang mengganggu ketertiban umum. Pengamen dan anak jalanan yang mencari nafkah dari suara mereka berharap agar sekitarnya memberikan rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena rata-rata para pengamen dan anak jalanan ini berasal dari keluarga yang tidak mampu. Namun para pengamen dan anak jalanan ini semakin hari tidak memiliki ruang untuk berkarya. Terlebih peraturan pemerintah seperti Perda Kota Depok No. 16 tahun 2012 tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum
bagian
kedelapan
tentang
tertib
sosial
paragraf
2
tertib
memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan sejumlah uang atau barang kepada peminta sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana disebutkan pada ayat 2, semakin mempersempit ruang untuk menyalurkan talenta bermusik yang mereka miliki. Para pengamen dan anak jalanan tidak semuanya masuk dalam kategori pemalas, dan seperti yang dipaparkan diatas mereka rata-rata berasal dari golongan keluarga yang tidak mampu dan tidak sedikit diantara mereka putus 49
50
sekolah dan sebagian besar lainnya tidak bersekolah. Tetapi banyak dari pengamen dan anak jalanan tersebut memiliki bakat bermusik. Namun kesempatan dan ruang berkarya tidak berlaku bagi mereka. Sekolah musik, les musik atau rekaman dalam label industri besar mungkin hanya sebatas mimpi semata, bagi kawan-kawan musisi, pengamen dan anak
jalanan dengan penghasilan tidak lebih dari Rp. 50.000/hari.
Sementara alih profesi juga bukan hal yang mudah untuk mereka lakukan. Perlu dipahami bersama bahwa talenta bermusik yang mereka miliki adalah anugerah yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak ada satupun manusia yang mampu menolak pada kondisi mana mereka mau dilahirkan. Terlebih menolak bakat yang dianugerahkan Tuhan kepada dirinya, jika sebuah aturan dibuat untuk memaksa seseorang berpindah profesi untuk mencari pekerjaan lain tanpa pendidikan yang mempuni dan sama sekali tidak dikuasainya sudah dapat diprediksi hasil yang didapat yakni angka pengangguran akan semakin meningkat. Dan jika tuntutan ekonomi semakin mencekik, sementara aturan yang diberlakukan bagi para pencari hidup dijalanan semakin keras, bukan tidak mungkin jika kelak aturan tersebut akan melahirkan pelaku-pelaku kriminal baru dijalanan. Hal lain yang mendapat perhatian serius karya-karya yang lahir dari media televisi maupun radio, sedikit sekali media yang mau mengangkat kembali lagu-lagu untuk anak. Sehingga anak-anak di Indonesia hampir kehilangan dunia mereka. Bukan hanya itu saja, anak-anak pada masa kini
51
hampir tidak mengenali budaya mereka sendiri, bukan tidak mungkin jika kelak mereka akan kehilangan kesenian dan budaya di negerinya sendiri dan jangan
heran
jika
pada
suatu
masa,
anak-anak
kita
tidak
lagi
mengenali Saluang, Gondang Sembilan, Gamelan atau Karinding. Dunia kanak-kanak, dimana imajinasi mereka sedang tumbuh dan berkembang ikut dirusak dengan produksi-produksi lagu dewasa yang bukan untuk dikonsumsi oleh usia mereka. Industri musik mainstream menjajah anak-anak dengan suguhan lagu bernuasa cinta yang sejatinya belum pantas untuk mereka konsumsi. Begitupun yang terjadi pada adik-adik yang berada dalam binaan IMJ, sebagian besar dari mereka adalah pengamen jalanan. Dalam beraktivitas mengamen, mereka dengan fasih menyanyikan lagu-lagu bertema cinta sementara usia mereka masih sangat dini untuk menyanyikan lagu-lagu yang selayaknya dikonsumsi oleh orang dewasa. Industri Musik larut dalam komersial dan nilai-nilai rupiah tanpa mau berpikir bagaimana membangun moral dan mental yang baik bagi anak-anak bangsa. Adalah Institut Musik Jalanan (IMJ) dinaungi oleh trio pendiri yakni Andi Malewa, Iksan Skuter, dan Frysto Gurning bertekad untuk “melawan” dengan cara-cara yang terhormat. Ketiga orang pendiri yang berjuang dibidangnya masing-masing, yakni Andi Malewa seorang pendiri rumah baca Panter Depok, Iksan Skuter seorang musisi dan music director yang telah malang melintang dalam industri musik baik major maupun indie dan Frysto Gurning, dengan latar belakang sebagai seorang entrepeneur. Persahabatan yang terjalin diantara ke tiga founder inilah yang kerap melahirkan
52
perbincangan yang panjang dan serius. Berawal dari perbincangan ringan disebuah warung kopi pada pertengahan tahun 2013, Andi, Iksan dan Frysto kemudian merumuskan ide pembentukan Institut Musik Jalanan.1 Tepat di akhir tahun 2013, Andi Malewa, Iksan Skuter dan Frysto Gurning kemudian mematangkan ide-ide pembentukan Institut Musik Jalanan. Januari 2014, atas kesepakatan ketiga pendiri Institut Musik Jalanan inilah Gedung Institut Musik Jalanan yang di rancang sepenuhnya oleh Burhan Malewa (ayah dari Andi Malewa) kemudian terealisasi. Institut Musik Jalanan dibangun diatas tanah seluas 300 meter persegi. Bukan hanya sebagai ruang rekaman gratis bagi pengamen/musisi jalanan, Institut Musik Jalanan, juga sangat serius menggarap sebuah label rekaman. IMJ mencetak karya-karya dari para seniman jalanan dalam bentuk CD selayaknya produksi musik major label. Namun, dalam praktek pemasarannya IMJ menggunakan cara-cara indie yang sangat struggle, dari satu bis ke bis yang lainnya, dari satu angkutan umum ke angkutan umum lainnya. Menjual CD album para seniman/musisi jalanan dengan metode “Direct Selling”. Mereka tidak lagi mengamen, melainkan berjualan, ya menjual hasil karya dari talenta mereka sendiri. Di Institut Musik Jalanan, para rekan Pengamen/Musisi jalanan diarahkan
untuk
mengaransemen 1
mematangkan karyanya
karya
sendiri,
lagu
belajar
milik
mereka
memproses
lagu
sendiri, sampai
Admin, Profil Pendiri Institut Musik Jalanan, diakses pada 1 Maret 2015, pukul 15.00 WIB dari http://institutmusikjalanan.org/.
53
tahap recording. Karya yang telah direkam kemudian dikemas kedalam bentuk kepingan CD yang juga diproses di Institut Musik Jalanan. Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah mengeluarkan album perdana Institut Musik Jalanan bertajuk #KalahkanHariIni yang dicetak sebanyak 2000 keping ini mampu menembus pasar domestik hingga ke mancanegara. Selain itu Institut Musik Jalanan mendapatkan penghargaan dari Cahaya dari Timur Award sebagai kategori pemberdayaan musik masyarakat. Serta kartu bebas ngamen yang bekerjasama dengan dinas sosial kota depok dan dinas pariwisata.2 B. Visi dan Misi Organisasi Dalam menjalankan program kegiatan, Institut Musik Jalanan memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai suatu pedoman atau acuan untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Visi : Menjadi ruang ekspresi, berkarya dan berbudaya melalui musik. Misi : 1. Mangajarkan pada masyarakat agar lebih menghargai karya seni khususnya
musik
dengan
membeli
CD original.
2. Mengajarkan kepada Musisi /Pengamen jalanan untuk kreatif dalam berkarya. 3. Membentuk karakter musisi dan pengamen jalanan yang lebih berkelas dengan cara memasarkan CD hasil karya mereka sendiri. (tidak meminta
2
Admin, Cahaya Dari Timur Award 2014, diakses pada 1 Maret 2015, pukul 15.00 WIB dari http://institutmusikjalanan.org/.
54
uang
receh
melainkan
berjualan
CD)
4. Mengajarkan sistem produksi secara profesional dimulai dari proses pematangan lagu, arransemen musik, mixing, mastering, penggandaan CD
serta
proses
distribusi
secara independent.
5. Merangsang talenta bermusik demi menciptakan karya yang imajinatif, edukatif dan kreatif.3 C. Kegiatan Organisasi Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas IMJ melakukan kegiatan untuk menciptakan para seniman jalanan yang profesional : 1. Audisi : Institut Musik Jalanan membuka Audisi bagi musisi jalanan yang ingin mengkongkritkan karyanya secara profesional. Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut.
a. Domisili Jabodetabek. b. Punya karya / lagu sendiri. c. Mampu bekerja tim secara profesional.
2. Setelah mereka diaudisi kegiatan selanjutnya adalah pematangan karya :
3
-
Pembahasan lirik.
-
Arassemen.
-
Hearing.
Admin, Visi dan Misi Institut Musik Jalanan, diakses pada 1 Maret 2015, pukul 15.00 WIB dari http://institutmusikjalanan.org/
55
3. Mengkongkritkan karya (Produksi) -
Recording (rekaman).
-
Mixing & Mastening.
-
Duplikasi album.
-
Publikasi (social media melalui SoundCloud, Youtube, Sosial Media (Facebook, Tw itter, dll).
-
Distribusi melalui music indie dengan metode direct selling, sosial media, dan campaign.
4. Selanjutnya penampilan secara langsung baik di televisi swasta, radio, dan kedai ekspresi Selain kegiatan untuk mendapatkan bibit-bibit penyanyi yang berkualitas mereka juga mendapatkan pemberdayaan yang ada di unit usaha IMJ, unit usaha itu yakni : 1. Kedai Ekspresi IMJ berupa unit usaha cafe dengan menu utama aneka jenis kopi dan menu-menu pendukung lainnya. Kedai Ekspresi IMJ berada di dalam gedung Institut Musik Jalanan dengan fasilitas sebagai berikut : a. Ruangan cafe dengan kapasitas 100 orang. b. Screen & Projector. c. LED TV & sound system. d. Stage Akustik. e. Mushola.
56
f. Book Corner. g. Saung Komunitas. h. 2 Kamar mandi. i. Free wifi. j. Cable TV. 2. Sablon IMJ yakni menjual berbagai macam kaos, accesories dan pernak-pernik Institut Musik Jalanan Sedangkan bagi mereka yang ingin sekali berkarya tetapi belum mempunyai karya mereka bisa mengikuti kelas – kelas pembinaan yang ada di IMJ kelas-kelas pembinaan itu adalah : 1. Kelas lingkungan Kelas lingkungan ini adalah wujud kerjasama antara Institut Musik Jalanan dengan Earth Hour Depok. Setiap bulan satu kali, kelas ini membahas tentang issu-issu lingkungan yang terjadi khususnya di Kota Depok. 2. Kelas kesehatan Kelas kesehatan ini diadakan setiap bulan satu kali, dalam hal ini Institut Musik Jalanan bekerja sama dengan Humaniora Act membuka kelas kesehatan dengan konsentrasi HIV AIDS Prevention, Kelas ini mendapatkan bimbingan langsung oleh dr. Bagus Rahmat (WHO Indonesia) dan juga pendampingan dari LSM peduli HIV kota Depok Kuldesak SG. Narkoba dan Seks Bebas dapat diakses dengan
57
sangat mudah. Setiap bulan satu kali, Institut Musik Jalanan mengajak talent-talent musisi jalanan dan masyarakat umum untuk mengenal lebih jauh tentang bahaya & pencegahan epidemi virus HIV. 3. Kelas Musik IMJ Workshop musik IMJ adalah kelas musik terbuka bagi talenttalent IMJ, musisi jalanan, hingga masyarakat umum. Kelas ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan musik dari semua sisi, produksi karya hingga distribusi. Umumnya, kelas musik IMJ ini diisi oleh musisi yang telah berpengalaman di industri musik Tanah Air seperti Ina Kamarie dan Beben Jazz. D. Jaringan Kerjasama Organisasi Jaringan kerjasama yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan (IMJ) yaitu dengan mitra kepolisian kerjasama ini untuk menjaga keamanan agar tercipta situasi yang nyaman. Selain itu IMJ bekerjasama dinas sosial dan dinas pariwisata kota Depok untuk membuat kartu bebas ngamen. IMJ bekerja sama dengan musisi ternama untuk mengajarkan para talent agar mengetahui dan mengaplikasikan cara bermusik yang baik dan benar. Selain itu IMJ juga bekerjasama dengan wayang beber Indonesia, sahabat munir, kuldesak, Humaniorat, kedai ekspresi, dan televis1 swasta seperti mnc tv , net tv, dan daai tv untuk promosi music produk IMJ.
58
E. Susunan Kepengurusan dan Struktur Organisasi Penggerak Institut Musik Jalanan yakni sebagai berikut Tabel 2 Pengurus Institut Musik Jalanan No. Nama. Jabatan. 1. Burhan Malewa Penasehat. 2. Fryto Gurning Dewan Pembina. 3. Andi Akmal Sera Malewa Dewan Pembina. 4. Mohammad Ikhsan Ketua Pengurus Harian 5. Rido Abdillah Sekretaris Pengurus Harian. 6. Shinta Anggraini Bendahara Pengurus Harian. 7. Margaretha Hutasoit Bendahara Pengurus Harian. 8. Ade Linasko Tanjung Anggota. 9. Febriansa Azami Anggota. 10. Suryadi Anggota. Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2014 Bagan I Struktur Organisasi Institut Musik Jalanan Penasehat
Dewan Pembina
Ketua Harian
Sekretaris
Bendahara Anggota
Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2014
59
F. Data Nama Talent-talent Institut Musik Jalanan (IMJ) Nama talent musisi jalanan yang berhasil dalam pembuatan album komplikasi kalahkan hari ini vol 1 dan 2 sebagai berikut: Tabel 3 Data nama para talent IMJ dengan tema kalahkan hari ini vol 1 No. 1.
Nama Sinyo IMJ
Usia 20 thn.
2. 3. 4. 5.
Fadil IMJ Dhea IMJ. Renggo IMJ. Sandi Mawar IMJ. Bimo IMJ.
24 thn. 17 thn. 23 thn. 22 thn.
6.
Tempat Mengamen Terminal Kampung Rambutan Sekitar terminal Depok. Sekitar terminal Depok. Bekasi Bogor.
16 thn.
Sekitaran terminal Depok. 7. Ari IMJ. 25 thn. Terminal blok M. 8. Ibnu IMJ. 23 thn. Terminal kampong rambutan. Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2014 Tabel 4 Data nama para talent IMJ dengan tema kalahkan hari ini vol 2 No.
Nama.
Usia.
1.
Adam IMJ.
15 thn.
Tempat Mengamen
Sekitar terminal Depok. 2. Lexy IMJ. 20 thn. Bekasi. 3. Hasan IMJ 15 thn. Sekitar terminal Depok 4. Dava IMJ 23 thn. Terminal blokM 5. Boby IMJ 23 thn. Terminal Bogor Sumber : Dokumen Pribadi Institut Musik Jalanan tahun 2015
60
G. Pendanaan Organisasi Pendanaan Institut Musik Jalanan berasal dari dana pribadi dari Fryto Gurning, Andi Akmal Sera Malewa, dan Iksan Skuter dan dari unit usaha yang didirikan Institut Musik Jalanan seperti Distro IMJ, Kedai Ekspresi yang menjual pernak pernik IMJ dan dikelola oleh anak-anak IMJ. H. Sarana dan Prasarana Organisasi 1. Kantor Manajemen IMJ. 2. Ruang Rekaman. 3. Ruang Peralatan alat rekaman. 4. Ruang alat musik akustik. 5. Ruang pembekalan kelas musik. 6. Panggung live Perform Stage Akustik. 7. Ruang Usaha Sablon. 8. Tempat Distro IMJ. 9. Kamar Tidur. 10. Ruang Memasak (dapur) IMJ. 11. Saung IMJ. 12. Ruang Usaha Kedai Ekspresi IMJ. 13. Mushola. 14. Toilet.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini peneliti akan membahas tentang peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di wilayah terminal Depok, serta faktor pendukung
dan
penghambat
dalam
mengaplikasikan
sistem
usaha
kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di wilayah terminal Depok. Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan lapangan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan dihubungkan teori-teori yang telah dijelaskan pada bab II. Dari hasil penelitian peneliti menemukan beberapa hal mengenai peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di wilayah terminal Depok, lalu faktor pendukung
dan
penghambat
dalam
mengaplikasikan
sistem
usaha
kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diwilayah terminal Depok, informasi tersebut didapat dari sumber primer yaitu subyek penelitian orang-orang yang peneliti jadikan sebagai sumber informasi dan obyek penelitian yaitu kegiatan yang dilakukan Institut Musik Jalanan sebagai upaya dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan diwilayah depok.
63
64
A. Peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Wilayah Depok Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena mempunyai status dalam masyarakat walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Sesuai dengan teori yang telah dibahas menurut Sarlito Wirawan peran seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial tertentu.1 Untuk mencapai seperangkat harapan yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Berawal dari harapan Pemerintah Kota Depok untuk membina ketertiban umum agar kota Depok menjadi lebih tertib, aman dan indah maka pemerintah mewujudkannya dengan membuat peraturan daerah no.16 tahun 2012 tentang ketertiban umum bagian kedelapan tentang tertib sosial paragraf 2 tertib memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang
memberikan
sejumlah
uang
atau
barang
kepada
peminta
sumbangan/pengemis dan/atau pengamen di tempat-tempat sebagaimana disebutkan pada ayat 2. Harapan pemerintah kota Depok ini menyebabkan perbedaan pandangan karena peraturan tersebut dirasa tidak sesuai karena larangan itu tidak dengan solusi untuk mengganti mata pencaharian mereka yang sudah terbiasa mencari nafkah dijalan. Maka dari itu Institut Musik 1
Teori Peran menurut Sarlito Wirawan, bab II h. 25.
65
Jalanan memberikan pandangan baru agar mampu bersinergi dengan harapan pemerintah Kota Depok dengan memberikan solusi bagi para musisi jalanan yang benar-benar memiliki potensi kreatifitas bermusik yang baik. Bentuk sinergi dari pemerintah kota Depok bekerja sama dengan dinas sosial kota Depok, dinas pariwisata akan mencanangkan kartu bebas ngamen bagi para musisi jalanan yang bergabung dengan Institut Musik Jalanan. Institut Musik Jalanan sangat serius menggarap sebuah label rekaman. IMJ mencetak karya-karya dari para seniman jalanan dalam bentuk CD selayaknya
produksi
musik
major
label.
Namun,
dalam
praktek
pemasarannya IMJ menggunakan cara yang berbeda tetapi syarat dengan perjuangan yakni dari satu bis ke bis yang lainnya, dari satu angkutan umum ke angkutan umum lainnya. Menjual CD album para seniman/musisi jalanan dengan metode “Direct Selling”. Mereka tidak lagi mengamen, melainkan berjualan hasil karya dari potensi kreatifitas bermusik mereka sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh pendiri IMJ Andi Malewa sebagai berikut : “Pemikiran melahirkan IMJ berawal ketika pada 2012, Pemerintah Kota Depok mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.16/2012 Tentang Pembinaan Ketertiban Umum, dimana salah satunya pasalnya berisi larangan memberikan uang kepada pengemis dan pengamen. Perda ini tentu mempersempit ruang para musisi jalanan. Padahal disana juga ada mata pencaharian, ada sebuah semangat kebanggaan ketika karya bisa didengarkan dan diapresiasi. Ditengah perkembangan teknologi yang semakin dinamis, muncul ide untuk merekam karya cipta kami dalam sebuah compact disc hingga bisa diedarkan kemasyarakat”.2
2
Wawancara Pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu, 6 Mei 2015.
66
Para pengamen/musisi dan anak jalanan ini harus mengikuti serangkaian tahapan apabila serius untuk bisa meraih mimpi. Pendiri IMJ memanfaatkan jaringannya sesama musisi jalanan untuk mengumpulkan teman-temannya beserta karya-karyanya untuk diseleksi. Seleksi ini dilakukan karena tidak jarang pula terdapat pengamen jalanan yang sebenarnya preman. Jadi, untuk menghindari niat baik gerakan sosial ini salah sasaran, perlu dilakukan penyaringan. Semua dipersiapkan secara matang, setelah disaring mereka akan rekaman bersama-sama tanpa dipungut biaya lalu menuju tahap mixing, sampai pada sistem distribusi. Hingga akhirnya album perdana berjudul Kalahkan Hari Ini yang berisi 10 lagu komplikasi dari para musisi jalanan berbagai wilayah di Jabodetabek. Salah satu pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ) yaitu Andi Akmal Sera Malewa tidak sendiri, untuk pembuatan album dibantu oleh para volunteer yang membuat kinerja IMJ menjadi lebih baik. Bantuan para volunteer ini dibagi menjadi dua tim yakni membantu manajemen Institut Musik Jalanan dan manajemen unit usaha seperti kedai ekspresi dan sablon IMJ. Seperti yang diungkapkan oleh volunteer institut musik jalanan sebagai berikut : “aku bantu sejak berdirinya IMJ, aku tertarik bantu disini karena jarang sekali ada pergerakan solusi untuk bantu pemerintah dalam pemberdayaan para pengamen/musisi jalanan seperti IMJ ini. Karena itu aku siap mengabdi dan membantu apa yang dibutuhkan oleh IMJ.”3 Peran menurut Soejono Soekanto adalah aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia 3
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
67
menjalankan suatu peranan.4 Maka begitupun dengan para musisi jalanan yang telah masuk dalam institut musik jalanan mereka harus mematuhi aturan yang berlaku selama menjadi anak didik di IMJ. Mereka juga harus melaksanakan kewajiban yang dilakukan di IMJ dan mempunyai hak selama berada di IMJ. Berikut pernyataan pendiri IMJ : “kewajiban harus berkomitmen dengan IMJ baik itu volunteer maupun dengan para talent IMJ, disiplin karena dalam membuat lagu bukan sesuatu barang yang murah dan para musisi jalanan yang sudah mempunyai karya ini harus mengikuti aturan yang dibuat oleh management IMJ seperti rutin mengikuti latihan dan kelas-kelas yang ada di IMJ, sedangkan hak bagi volunteer dan musisi jalanan adalah mereka menerima royalti dari penjualan album dan unit-unit usaha.”5 Sama seperti yang diutarakan oleh pendiri IMJ, volunteer Institut Musik Jalanan juga mengungkapkan hak dan kewajiban sebagai berikut: “kalo gue buat peraturan yang udah disepakati bareng-bareng sama volunteer yang lain juga, 6 volunter manajemen IMJ dan kedai ekspresi buat peraturan beda yang sesuai sama masing-masing bidangnya. Contohnya kayak gue nih kan di manajemen IMJ peraturannya itu ya buat jadwal latihan, jadwal event manggung, jadwal rekaman, dan keuangan manajemen IMJ, kalo untuk peraturan kedai kayak bang Widi yang paling cuma pembagian jam kerja aja sama pembukuannya kayak gimana gitu ajasih, kewajiban kita yang untuk menerapkan kepada talent apa yang sudah disepakati barengbareng tadi dan nerapinnya aja gimana. Dan haknya ya dapet gaji kita dari pekerjaan yang kita lakuin di IMJ.”6 Para talent juga mengungkapkan hak dan kewajiban yang ia dapatkan di IMJ. Berikut pernyatannya :
4
Teori Peran menurut Soerjono Soekanto, Bab II, h.26. Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 6 Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 5
68
“Disini gue wajib ikut peraturan di IMJ yaitu komitmen. Disini harus punya tanggungjawab. IMJ ini tempat kita buat nyalurin bakat. Kalo kita yang ada disini nurut kita juga bakalan dikasih jadwal buat eventevent gitu dan hak gue dapat duit deh. Duitnya jauh lebih lumayan dah daripada dijalanan yang resikonya juga jauh lebih gede.”7 Bahwa ciri peran terletak pada adanya hubungan-hubungan sosial seseorang dalam masyarakat
yang menyangkut dinamika dari cara-cara
bertindak dengan berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, sebagaimana pengakuan terhadap status sosialnya.8 Kehadiran IMJ diwilayah Beji, Depok ini mendapat sambutan yang baik dari pemerintah kota Depok, masyarakat sekitar baik dilingkungan IMJ sendiri, kalangan Pemuda, dan masyarakat luas bahkan sampai Internasional. Terbukti bahwa Institut Musik Jalanan telah mendapatkan pengakuan resmi dari badan dunia Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yaitu World Intelectual Property Organization (WIPO). Konsultan HAKI memberikan dukungan penuh atas kehadiran Institut Musik Jalanan (IMJ), karena mereka perlu melindungi karya yang mereka buat agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain. Terlihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan : “Acara dialog interaktif Hak Kekaayaan Intelektual (HAKI) menghadirkan pakar HAKI yaitu Risa Amrikasari dengan tema dunia tahun ini “Get Up Stand Up for Music“.Acara yang diselenggarakan selama 4 Jam ini berhasil menyedot perhatian dari sejumlah kalangan, baik dari musisi indie, pelaku industri kreatif hingga kalangan pers.
7 8
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. Ciri Peran Menurut Soerjono Soekanto, bab II h. 27.
69
Turut hadir pula beberapa orang tokoh seperti Pak Raden, Krisna Pabichara dan komunitas musik soundcloud depok.”9 Selain itu Institut Musik Jalanan juga telah menembus penjualan 2000 keping cd dari domestik hingga mancanegara dan mendapatkan penghargaan dari Cahaya dari Timur Award sebagai kategori pemberdayaan musik masyarakat. Ketenaran Institut Musik Jalanan membuat para talent-talent merasakan imbas positif, karena mereka kini sudah dikenal masyarakat umum bahkan internasional berkat penjualan cd yang terjual laris dipasaran. Seperti yang diungkapkan oleh salahsatu anak jalanan yang menjadi talent di Institut Musik Jalanan volume 1. “IMJ ini buat hidup gue jauh lebih baik gak lagi dikejar-kejar satpol pp, dan gak lagi panas-panasan atau keujanan dijalanan buat nyari rupiah demi keluarga, semenjak gue ikut audisi dan lolos sampe punya album, gue sekarang udah dikenal banyak orang dan rejeki gue Alhamdulillah sekarang lebih banyak dan lebih berkah dari yang kemaren.”10 Teori peran memiliki cakupan meliputi 3 hal yakni 1) Peran rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan
kemasyarakatan. 2) konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan 3) sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.11
9
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Edukasi Kelas Musik oleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Depok, Minggu 26 April 2015. 10 Wawancara pribadi dengan Bimo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. 11 Cakupan peran menurut Soerjono Soekanto, bab II h. 26.
70
Institut musik jalanan memiliki serangkaian peraturan yang membuat para talent binaannya dapat berkomitmen dengan aturan yang ada didalam manajemen institut musik jalanan. Aturan yang berlaku yaitu dengan datang disetiap latihan rutin pada hari Selasa dan Jumat, mengikuti kelas musik yang diadakan pada hari Sabtu yang dimentori oleh Ina Kamari dan Beben Jas. Dalam masyarakat IMJ telah mengaktualisasikan dirinya dan membentuk pandangan bahwa Institut Musik Jalanan adalah rumah karya bagi musisi jalanan yang saling bersinergi baik dengan interaksi sosial yang saling menguntungkan baik dengan masyarakat sekitar yaitu selain membuat rumah karya institut musik jalanan juga bekerjasama dengan Humanioract untuk membuat pemberdayaan disekitar lingkungan IMJ. Selain dengan lingkungan sekitar IMJ juga bekerjasama dengan dinas sosial, dinas pariwisata, untuk mendapatkan kartu bebas ngamen. Para talent binaan Institut Musik Jalanan yang dulu dianggap sebagai pengganggu ketertiban umum kini mereka bermetamorfosa menjadi seorang musisi professional. Hal ini karena mereka menjalankan aturan yang diterapkan oleh Institut Musik Jalanan. Aturan ini berguna untuk menjalankan fungsi peran. Sebagaimana dijelaskan bahwa fungsi peran itu. 1. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya. 2. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah
71
terlebih
dahulu
terlatih
dan
mempunyai
pendorong
untuk
melaksanakannya. 3. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya. 4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.12 Sesuai dengan fungsi peran diatas, institut musik jalanan telah mempertahankan struktur yang ada dimasyarakat tanpa harus menghilangkan potensi kreatifitas anak jalanan, struktur yang ada dimasyarakat dalam hal ini adalah budaya mengamen atau menyanyi didepan kalayak umum yang tidak lagi dianggap sebagai hobi tetapi untuk mencari nafkah. Potensi kreatifitas menurut teori dalam pembelajaran musik sangat diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan musik yang optimal karena musik itu sendiri memiliki banyak dimensi kreatif. Sebagai contoh, dalam musik terdapat analogi melalui persepsi, visual, auditori, antisipasi, pemikiran induktif-deduktif, memori, konsentrasi, dan logika. Dalam musik juga dapat dipelajari cepat-lambat, tinggi-rendah, keras12
Fungsi Peran menurut Soerjono Soekanto, bab 2 h. 27.
72
lembut, yang berguna untuk melatih kepekaan terhadap stimuli lingkungan. Selain itu, musik juga berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan dan membantu perkembangan pribadi dan sosial. Alasan lain mengapa dibutuhkan kreatifitas dalam bermusik karena aktivitas musik itu sendiri justru banyak melibatkan
kegiatan
yang
mendorong
terjadinya
penciptaan
yang
membutuhkan kreatifitas.13 Maka dari itu banyak anak jalanan, musisi jalanan lebih condong untuk bermusik karena memang mereka memiliki potensi tersebut. Institut musik jalanan menjadi wadah agar struktur yang ada dimasyarakat ini tidak hilang dan menjadi lebih berkembang. Agar fungsi peran dapat dipertahankan masyarakat melekatkan pada individu yang dianggap mampu untuk melaksanakan fungsi tersebut adalah ketiga pendiri Institut Musik Jalanan yang mempunyai pengalaman dibidangnya masing-masing, namun bisa kompak dalam membangun Institut Musik Jalanan. Pelopor musik jalanan pertama kali dikota Depok adalah Andi Malewa masyarakat sekitar Depok sudah tidak meragukan lagi karya yang sudah dibuatnya antara lain adalah membangun Rumah Baca Panter pada tahun 2010 diwilayah terminal Kota Depok, lalu yang kedua adalah Iksan Skuter seorang musisi indie yang sudah malang melintang di Dunia Industri Musik Indonesia, dan yang ketiga adalah Frysto Gurning seorang enterprenuer yang ahli dibidangnya. Mereka sudah tidak diragukan lagi terhadap potensi yang ketiga pendiri ini miliki. Karena para pendiri ini sudah memiliki
13
Pengertian Kreatifitas, bab 2 h. 46
73
pengalamannya dibidangnya masing-masing ketika mereka bertiga bersinergi untuk membangun institut musik jalanan. Ketiga pendiri ini dengan dana pribadi mereka mengesampingkan kebutuhan pribadi mereka dan merelakan dana yang mereka miliki untuk mendiri institut musik jalanan ini. Seperti yang diungkapkan oleh pendiri institut musik jalanan sebagai berikut: “Buat kami para pendiri IMJ melihat kondisi dilapangan membuat kami merasa kami harus berbuat untuk mereka, karena saya pernah hidup diterminal hidup yang keras dan penuh perjuangan, dan alangkah baiknya kalo kita saling membantu sehingga dana yang kami gelontorkan untuk mendirikan IMJ ini bukan halangan, apa yang kami punya kami keluarkan dengan syarat mereka komitmen dengan mimpi mereka”14 Masyarakat mendukung ide tersebut dan diharapkan kehadiran institut musik jalanan menjadi solusi dari sebuah kebijakan pemerintah Kota Depok tentang larangan memberikan uang kepada pengemis, pengamen, dan anak jalanan. Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa peran yang dilakukan Institut Musik Jalanan adalah sebagai pembuktian kepada pemerintah bahwa mereka mampu untuk mewujudkan harapan yang diinginkan pemerintah Kota Depok untuk membina ketertiban umum secara nyata bukan hanya sebuah Perda tetapi dengan solusi nyata. Institut Musik Jalanan dengan kemandirian para pendirinya membuktikan bahwa dengan berjalan beriringan akan mencapai hasil yang maksimal dalam
14
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
74
hal ini adalah dukungan masyarakatlah yang membuat Institut Musik Jalanan tetap eksis sampai saat ini sehingga para talent binaan Institut Musik Jalanan yang tadinya memiliki status sosial rendah kini sudah diakui kehadirannya dengan karya kreatifitas mereka. Dengan mematuhi segala kewajiban yang ada di Institut Musik Jalanan mereka mendapatkan status sosial yang lebih baik dan pendapatan yang meningkat dari sebelumnya. Untuk mendapatkan pengakuan yang sesuai dengan harapan dari masyarakat bahkan dunia Institut Musik Jalanan melakukan serangkaian kegiatan untuk mengembangkan potensi kreatifitas anak dan musisi jalanan. Ada beberapa tahapan untuk mencapai dapur rekaman sesuai dengan usaha kesejahteraan sosial. Pengertian tentang usaha kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang usaha ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.15 Institut Musik Jalanan mengetahui tentang ilmu kesejahteraan sosial karena pendiri IMJ mempunyai relasi dengan beberapa mahasiswa kesejahteraan sosial seperti yang diungkapkan oleh pendiri IMJ sebagai berikut : “Kalo ilmu kesejahteraan sosial gue tau karena si Febri kan alumni kessos IISIP belum lagi Ni’ma kan juga anak kessos UIN ngambil skripsi di Panter juga jadi beberapa gue tentang ilmu kesejahteraan sosial dan usaha kesejahteraan sosial, mereka ngejelasin tentang ilmu kessos yang mereka punya.”16 15
Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial, bab II h. 30. Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 16
75
Didalam teori ada lima fungsi pokok kesejahteraan sosial menurut konsep PBB, yaitu: perbaikan secara progresif daripada kondisi kehidupan orang, pengembangan sumber daya manusia, berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri, penggerakan dan penciptaan sumbersumber komunitas untuk tujuan pembangunan, dan penyediaan stuktur institusional untuk berfungsinya pelayanan yang terorganisasi lainnya.17 Institut Musik Jalanan mengupayakan kelima konsep tersebut untuk diimplementasikan secara nyata di lapangan. Institut Musik Jalanan berusaha membawa
perubahan
kedalam
diri
para
talent
binaannya,
dengan
mengembangkan potensi kreatifitas yang dimiliki oleh para talent. Kemajuan bagi para talent berasal dari potensi yang dimiliki oleh sumber daya talent dalam hal ini yaitu kreatifitas bermusik mereka. Hal tersebut juga diutarakan oleh pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut: “disini markas militant IMJ berusaha membawa kemajuan untuk mewujudkan mimpi para talent jadi musisi ternama dan professional. Mereka gak lagi diliat sebelah mata oleh orang banyak dengan karya mereka membuktikan bahwa mereka dapat membantu perekonomian keluarga mereka. Dan kami para pendiri melayani mereka yang berusaha mewujudkan mimpi”18 Teori menjelaskan beberapa kriteria untuk menentukan kegiatankegiatan yang dapat disebut sebagai usaha kesejahteraan sosial yaitu ada Formal Organization usaha kesejahteraan sosial merupakan organisasi yang formal, Social Sponsorship and Accountability usaha kesejahteraan sosial 17
Fungsi Pokok Kesejahteraan Sosial Menurut Konsep PBB, bab dua h. 32. Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 18
76
diselenggarakan oleh masyarakat atas dukungan masyarakat, Absence of Profit Motive as Dominant Program Purpose tidak ada motif untung sebagai tujuan yang menonjol dalam suatu program, Functional Generalization: An Integrative View of Human Needs memiliki fungsi yang bersifat umum, yaitu ada kebulatan pandangan tentang kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan dan perlu dipenuhi, Direct Concern with Human Consumtion Needs langsung berhubungan dengan konsumsi kebutuhan manusia.19 Institut musik jalanan dari kelima kriteria usaha kesejahteraan sosial masuk dalam kategori Functional Generalization: An Integrative View of Human Needs bahwa institut musik jalanan menjalankan kegiatannya dengan tujuan mencapai kesejahteraan sosial dengan mewujudkan mimpi para talent binaannya melalui tahapan-tahapan tentang kebutuhan para talent yang perlu dipenuhi seperti membantu kebutuhan ekonomi keluarga para talent yang tidak mampu atau membantu pendidikan anak yang berada di Institut Musik Jalanan. Walaupun bergerak dibidang musik Institut Musik Jalanan konsisten membantu kebutuhan para talent dengan bekerjasama dengan Humanioart. Selain itu Ilmu kesejahteraan sosial terdapat dasar usaha kesejahteraan sosial ada tiga dasar yakni dasar karikatif, dasar philantropi, dan dasar tanggung jawab sosial.20 Institut Musik Jalanan menjalankan kegiatannya tersebut atas dasar philantropi yakni perikemanusiaan atau cinta kepada
19
Kriteria Menentukan Kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial Menurut Wilensky dan Lebeaux dalam Industrial Society and Social Welfare, bab dua, h. 33. 20 Dasar-dasar Kesejahteraan Sosial, bab dua, h.35.
77
sesama manusia. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh pendiri institut musik jalanan sebagai berikut: “gue berasal dari jalanan gue tau rasanya jualan suara cuma dibayar seribu dan itu ngiter panas banget, beda sama pengemis yang cuma nadahin tangan dapet duit seribu bahkan dua ribu ngerasa gak dihargain aja. Kasian gue liat temen seperjuangan yang suaranya bagus ga punya ruang makanya gue buat IMJ”.21 Selain dasar usaha kesejahteraan sosial juga terdapat tiga prinsip dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial yakni setiap manusia berhak mendapatkan taraf kesejahteraan yang sebaik-baiknya begitupun sebaliknya, usaha kesejahteraan sosial merupakan tanggung jawab bersama antara negara dan masyarakat, dan dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial akan sangat diwarnai oleh sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. 22 Walaupun pendiri dari institut musik jalanan bukan dari lulusan kesejahteraan sosial tetapi para psendiri ini mengetahui tentang ilmu kesejahteraan sosial. dilihat dari prinsip usaha kesejahteraan sosial institut musik jalanan menjalankan usaha kesejahteraan sosial dan bekerjasama dengan pemerintah kota Depok. Institut musik jalanan begitu memperhatikan sistem yang berlaku dan berhubungan dengan para talent binaannya. hal ini juga diungkapkan oleh pendiri dan volunteer dari Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “memang kami gak mendalami ilmu kesejahteraan sosial tapi dari yang gue bilang diatas punya banyak temen yang ngerti ilmu kessos jadi dikasihtau dan diajarin, sebenernya harus dari hati sih kalo ngerjain kayak gini karena walaupun anak kessos tapi kalo hatinya gak 21
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 22 Prinsip Usaha Kesejahteraan Sosial, bab dua, h.37.
78
dikessos kan juga gak bisa juga kan soalnya passionnya gak disosial, yang gue tau buat bantu orang jangan setengah-tengah bantu dia sampai bisa bantu lagi orang lain jadi estafet”23 Selain itu volunteer IMJ juga mengutarakan hal yang sama sebagai berikut : “aku belajar ilmu kessos ya dari mahasiswa kessos yang ikut gabung sama kita dari rumah baca panter sampe terbentuknya IMJ ini, diajarin banyak tentang usaha kesejahteraan sosial jadi mereka yang ngajarin nih kita-kita orang yang nerapin jadi imbanglah antara teori dan praktek.”24 Dalam usaha kesejahteraan sosial terdapat empat fungsi yakni fungsi pencegahan, fungsi, penyembuhan, fungsi pengembangan dan fungsi penunjang. Fungsi yang dijalankan oleh Institut Musik Jalanan adalah fungsi pengembangan. Fungsi pengembangan menurut teori mengatakan bahwa pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradaban, perikemanusiaan,
dan
kegotongroyongan,
selanjutnya
pasal
tersebut
dijelaskan pada bagian penjelasan berikut: Usaha kesejahteraan yang dimaksudkan pada pasal 4 ayat (d) yaitu usaha pengembangan dan penyuluhan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kesadaran dan tanggungjawab sosial para warga masyarakat dengan meningkatkan taraf peradapan suatu kelompok masyarakat, menghilangkan tata cara hidup yang sudah tidak serasi dengan jaman dan sebagainya, usahausaha yang dilandaskan atas perikemanusiaan dan kegotong-royongan dan sebagainya.25 Untuk mencapai tujuan pengembangan diatas berikut adalah
23
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015 24 Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 25 Pengertian Fungsi Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial, bab dua h. 38.
79
tahapan pengembangan yang harus dilalui oleh anak dan musisi jalanan untuk mencapai dapur rekaman serta memiliki album sendiri yakni sebagai berikut : 1. Tahap Audisi Ini adalah tahapan awal para musisi jalanan untuk dapat meraih mimpi. Mereka yang mempunyai karya sendiri dan suara yang baik yang akan menjadi bagian dari talent Institut Musik Jalanan. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh pendiri Institut Musik Jalanan yang juga menjadi juri dalam tahapan penilaian dalam audisi. “Kriteria untuk masuk ke tahap rekaman ini adalah mereka yang suka mengamen diwilayah Jabodetabek, wajib punya karya sendiri itu lagu orisinil mereka sendiri bukan jiplakan dan dia mau ikut didalam peraturan management IMJ”26 Pernyataan diatas juga diperkuat oleh salah seorang volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “tahap audisi ini yang bisa lolos ya mereka yang punya lagu sendiri, dan lagunya harus berkualitas suaranya juga harus bagus kalo udah masuk mereka bisa kerjasama sama tim managemen IMJ”27 Sebanyak kurang lebih 50 musisi jalanan yang tersebar diwilayah Jabodetabek mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi kalahkan hari ini volume 2. Audisi kalahkan hari ini volume 2 dibuka selama bulan februari 2015 dan pada hari Selasa dan Jumat. Pernyataan ini juga diperkuat oleh seorang talent IMJ sebagai berikut . 26
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa, ST Pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 27 Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
80
“alhamduliilah banget audisi kalahkan hari ini volume dua rame, walaupun pada zaman gue juga ngga kalah rame waktu itu tahun 2014 sama bulan februari juga audisinya. Waktu itu harapan gue ikut audisi gue bisa jadi musisi yang terkenal yang punya lagu sendiri, mungkin itu juga kali ya yang buat temen-temen gue sesama pengamen jalanan pada ikutan daftar di IMJ, mau hidupnya lebih baik kedepannya ga selalu dijalanan.” 28 Senada dengan apa yang diutarakan oleh talent IMJ pada volume 1, salah seorang pengamen yang mengikuti audisi juga mengatakan sebagai berikut. “gue dateng dari jam 11 dan baru bisa audisi jam 2 siang saking ramenya, gue ikut audisi ini karena gue mau ngerubah hidup gue dan mau wujudin mimpi gue jadi penyanyi terkenal”29 Peneliti juga melakukan observasi pada tahap audisi yakni sebagai berikut. “suasana dikedai ekspresi pada saat audisi ramai sekali, para pengamen, anak jalanan mengikuti audisi secara bergantian. Mereka menyanyi sambil bermain gitar dihadapan para juri”30 Pernyataan selama kurang lebih 1 bulan tahap audisi berlangsung tetapi yang membedakan jumlah talent yang lolos untuk masuk ke tahap sebelumnya. Pada audisi kalahkan hari ini volume 1 ada 8 talent yang lolos dalam tahap audisi sedangkan pada audisi kalahkan hari ini volume 2 hanya 5 talent lolos. Ini dikarenakan kriteria yang diharapkan oleh para juri hanya beberapa yang masuk kriteria tersebut. Pendiri IMJ menjelaskan sebagai berikut : 28
Wawancara pribadi dengan Bimo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei. Wawancara pribadi dengan Hasan IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 30 Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Audisi Kalahkan Hari Ini Volume 2. Depok, Selasa 24 Februari 2015. 29
81
“untuk audisi album kedua ini memang dari awal kita para pendiri yang jadi jurinya punya kriteria yang berbeda dari audisi album pertama, kriterianya itu mereka harus punya suara yang berbeda dari talent IMJ volume 1. Ini supaya kita punya bibit baru yang berbeda pula ngga pasaran dan nggak ngebosenin kalo didengerin,yang penting karya mereka buat itu lagu yang berkualitas.31” Kriteria yang selektif ini membuat para pengamen, musisi, dan anak jalanan yang mengikuti audisi banyak yang tersingkir karena mereka tidak mengetahui bahwa harus memiliki lagu sendiri. Hal itulah yang menyebabkan audisi volume dua hanya meloloskan 5 talent saja. 2. Tahap pematangan karya Pada tahapan kedua ini terdapat tiga langkah untuk mematangan karya para musisi jalanan yang sudah lolos audisi. Berikut adalah tahapannya. a. Pembahasan Lirik Para talent yang memiliki karya yaitu lagu orisinil mereka akan dimelalui tahapan pembahasan lirik. Disini akan diadakan diskusi dengan pendiri, para talent dan manajemen Institut Musik Jalanan. Lirik yang para talent miliki sebelumnya akan mengalami beberapa sedikit perubahan agar sesuai dengan keinginan pasar yang sedang booming seperti apa. Sesuai dengan apa yang diutarakan oleh management Institut Musik Jalanan tentang proses pembahasan lirik sebagai berikut: “jadi kalo udah masuk dipembahasan lirik sebelumnya talent udah punya lagu sendiri dan abis itu kita semua bahas nih 31
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
82
liriknya udah pas atau belum kalo belum pas ya kita ganti sama lirik yang pas”32 Pernyataan dari management insitut musik jalanan juga diperkuat dari seorang talent yaitu Dhea IMJ yang memiliki lagu bahagia untukmu. “beberapa lirik gue emang ada yang diganti kayak contohnya ada lirik yang selamanya aku hanya bisa diganti selamanya aku takkan pernah bisa lepas. Dan masih ada lagi yang dirubah itu contoh kecilnya kayak gitu, gue pribadi sih ga masalah kalo diganti gitu kan supaya lebih keren lagu gue.” 33 Peneliti juga melakukan observasi pada tahap pematangan karya yaitu pembahasan lirik sebagai berikut : “pada saat membahasan lirik dihadiri oleh pendiri institut musik jalanan, manajement, dan talent. Sebanyak kurang lebih 7 orang menghadiri pembahasan lirik. Pembahasan lirik dilakukan pada malam hari dan suasana pada malam itu serius sekali dan hanya beberapa pengunjung yang datang dikedai ekspresi.”34
Setelah pembahasan lirik disetujui oleh manajemen dan pendiri Insitut Musik Jalanan, tahapan selanjutnya yakni, b. Arassement Lagu Sebelumnya ditahap pembahasan lirik talent menyanyikan lagunya dengan arasement yang dibuatnya sendiri, namun setelah lirik sudah diperbaiki kini tahap selanjutnya adalah arassement lagu. Arassment lagu itu sendiri adalah penyesuaian komposisi musik 32
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 33 Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. 34 Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pematangan Karya bagian Pembahasan Lirik. Depok, Rabu, 18 Maret 2015.
83
dengan nomor suara penyanyi atau instrument musik yang di dasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak berubah. ini membutuhkan tingkat kreatifitas yang tinggi karya tinggi rendahnya lagu, dari nada-nada yang dipergunakan serasi atau tidak dengan lirik. Peneliti melakukan observasi pada arasemen lagu sebagai berikut: “proses arasemen dilakukan diruang rekaman IMJ dihadiri oleh talent yang lagunya sedang diarasemen yakni Adam IMJ, lagu yang akan dibawakan yaitu pergi-pergi. Proses arasemen dilakukan pada malam hari”.35 c. Hearing Proses
setelah
arasement
lagu
adalah
hearing
atau
mendengarkan. Karena untuk mencapai kesempurnaan lagu yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain dengan pendiri dan manajemen IMJ proses hearing juga akan ddidengarkan oleh umum pada saat malam akustikan sehingga akan langsung mendapatkan respon dari masyarakat yang datang ke Institut Musik Jalanan. Proses ini juga diperkuat oleh salah seorang volunteer yang bergerak di manajemen IMJ. “Diproses ini kita semua mendengarkan lirik dan arassement yang dibuat sebelumnya kayak gimana, contohnya diarrasement dibuat ngejazz atau pop ya kita dengerin kalo memang kurang cocok arasement kita rubah lagi mungkin jadi indie atau rege, 35
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pematangan Karya bagian Arasement lagu. Depok, Selasa, 31 Maret 2015.
84
ya pokoknya kita sesuaikan dengan karakter si penyanyi, lirik dan arrasement sesuai dengan apa yang lagi in di pasaran, dan tahap ini pematangan karya supaya ditahap produksi tidak mengalami pengulangan bila dirasa tidak cocok.” 36 Observasi juga peneliti lakukan pada tahap hearing dikedai ekspresi sebagai berikut : “suasana hearing dikedai ekspresi sangat ramai karena dilakukan tepat dengan malam minggu akustik, banyak pengunjung dikedai ekspresi yang mendengarkan lagu karya di ekspresi. Selama kurang lebih 3 jam dari pukul 19.00 sampai 22.00 WIB”37 3. Tahap Mengkongkritkan Karya (Produksi) Tahapan ini memiliki beberapa langkah agar mencapai sebuah album komplikasi musisi jalanan yakni. a. Recording (rekaman) Pada saat recording yang membedakan dengan label rekaman lain, para talent binaan IMJ diajarkan bagaimana cara merekam suara, mereka diajarkan untuk pintar saat merekam suaranya sendiri dengan dimodalkan tempat rekaman yang canggih. Sehingga para binaan IMJ tau bagaimana sulitnya memproduksi sebuah karya dan diharapkan mereka akan menghargai karyanya sendiri. Tahap ini diperkuat oleh pendiri Institut Musik Jalanan.
36
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 37 Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pematangan Karya bagian Hearing. Depok, Sabtu, 2 April 2015.
85
“tahap recording kami beda dengan label lain,kalo kami jelas ajarkan bagaimana mendapatkan suara yang jernih,semua diajarkan sampai ke teknologinya kita ajarkan”38 Pernyataan diatas diperkuat oleh talent IMJ yaitu Hasan IMJ: “gue jadi belajar komputer dan alat rekaman, pinter gue disini.”39 Peneliti melakukan observasi pada tahap rekaman sebagai berikut: “melihat Hasan IMJ sedang merekam suaranya didampingi oleh Sinyo IMJ. Siang hari mereka melakukan rekaman. Hasan IMJ mengenakan pakaian berwarna hitam dengan membawa gitar dan Sinyo IMJ mementorinya”40 b.
Mixing dan Mastering Tahap ini adalah kelanjutan dari recording, mixing merupakan tahap koreksi, membuang, mengelola dan menambahkan efek sehingga mendapatkan sound yang diinginkan. Hasil dari mixing ini juga hanya cukup didengar karena hasil dari mixing ini akan terlihat besar volume sound agar jika masuk ketahap mastering tidak terjadi over atau pecah sound. Sedangkan mastering adalah tahap akhir, mastering yaitu menyamakan besar volume sesuai dengan standart broadcast internasional terdapat perlakukan khusus pada nada dan indikator khusus agar tidak pecah jika diputar diradio, televisi dan media sosial lainnya. Tahap ini agar lagu dapat terdengar stabil dengan lagu-lagu yang lainnya. Jika tidak mengikuti standart suara
38
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 39 Wawancara pribadi dengan Hasan IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 40 Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pengkongkritan Karya bagian Recording. Depok, Rabu, 5 April 2015.
86
yang dihasilkan akan terdengar kecil. Tahap mastering akan membuat sound menjadi lebih detail, lebih warm, dan lebih megah seperti dengan album yang diproduksi oleh label ternama. c.
Duplikasi Album Tahap ini membutuhkan dana yang tidak sedikit karena untuk mencapai ribuan keping Insititut Musik Jalanan membutuhkan dana minimal 10 juta rupiah agar album bisa sampai ketangan masyarakat. Pernyataan ini diutarakan oleh pendiri institut musik jalanan sebagai berikut : “Duplikasi itu tahap yang banyak keluar duit, karena buat mencapai puluhan ribu keping ya perlu dana yang banyak buat cdnya dan lain-lainnya itu”41
d.
Publikasi Album Publikasi album yang dilakukan institut musik jalanan melalui media sosial yang dipergunakan oleh institut musik jalanan. Media sosial yang digunakan oleh institut musik jalanan adalah youtube, souncloud, facebook, twitter. Publikasi album diutarakan oleh pendiri institut musik jalanan sebagai berikut: “untuk publikasi album kami menggunakan youtube, souncloud, facebook, dan twitter karena media sosial itu sangat bantu banget penjualan album”.42
41
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 42 Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
87
Pernyataan ini juga diperkuat oleh manajement IMJ sebagai berikut : “kami memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan lagulagu para talent kami, karena anak-anak muda zaman sekarang sampai tokoh ternama juga memakai media sosial. selain album para talent kami juga kami ajarkan untuk punya media sosial supaya pada kenal.”43 Talent IMJ juga mengungkapkan hal yang sama yakni : “tadinya gue ga punya twitter eh karena gue masuk IMJ gue diajarin buat twitter, facebook, dan media sosial lainnya”44 e.
Distribusi Album Pemasaran distribusi album ini dilakukan dengan metode direct selling, campaign, dan sosial media agar penjualan album laku terjual dipasaran. Metode direct selling ini dilakukan pada saat mengamen di tempat umum seperti taman, sehingga dapat menarik perhatian dari masyarakat umum. Mereka yang memberikan berarti mereka sudah membeli album musisi jalanan seharga 20.000 rupiah. Berikut informasi yang diberikan oleh manajement Institut Musik Jalanan : “untuk distribusi album kita pakenya direct selling jadi ya dari bis ke bis, tempat umum kayak ditaman, mall tapi jualan album bukan minta recehan seribu dua ribu. Nggak cuma jualan dijalanan kita juga kampanye dimedia sosial sampe banyak media online wawancara kekita. Kalo album udah dijual paling ”45
43
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 44 Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. 45 Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
88
Senada dengan apa yang diutarakan oleh pihak manajement IMJ, talent IMJ yakni Dea IMJ juga mengatakan hal serupa,yakni sebagai berikut : “kita kalo mau ngamen ya jualan album bukan minta duit recehan lagi tapi sekali jual 20.000. tapi itu cuma diawal aja sih kita jualan album dari bis ke bis, kalo sekarang udah ke event-event aja”46 Observasi juga dilakukan pada distribusi album sebagai berikut : “penjualan album tidak hanya dilirik oleh masyarakat umum tetapi juga para musisi ternama, seperti Iwan fals, Glen Fredly, Dahlan Iskan pun membeli album institut musik jalanan peneliti melihat di jejaring sosial twitter bahwa penjualan distribusi album diminati oleh para followersnya termasuk para musisi ternama.”47 4.
Penampilan langsung Setelah melalui tahapan panjang sampai tahap distribusi para talent binaan
institut
musik
jalanan
akan
penampilkan
secara
langsung
menghadirkan karya yang mereka produksi. Mereka akan penampilkan hasil karya mereka di kedai ekspresi institut musik jalanan dan selanjutnya ke event-event on air maupun off air dengan honor event on air dan off air sebesar 500.000 untuk sekali event. Pada kesempatan kali ini peneliti mengobservasi kegiatan penampilan secara langsung para talent IMJ dalam event lomba cipta lagu untuk lansia. Observasi kegiatan ini sebagai bagian dari sosialisasi pengenalan institut
46
Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pengkongkritan Karya bagian Distribusi Album. Depok, Selasa, 4 April 2015. 47
89
musik jalanan kepada khalayak umum karena lokasi event lomba ini diselenggarakan di pusat perbelanjaan Margo City sebagai berikut: “Ikatan Keluarga Dewan, DPRD Kota Depok menggelar sebuah acara yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para lansia di kota Depok. Acara ini bertajuk Festival Lansia Tangguh 2015 bekerjasama dengan Institut Musik Jalanan. Acara ini diadakan di Main hall Margo City Depok. Para talent Institut Musik Jalanan sebagai pengisi acara menyanyikan lagu diawal acara yakni Sinyo IMJ dengan lagu andalannya Penjaga Cinta diiringi oleh talent lainnya. Setelah Sinyo menyanyikan lagu perlombaaan cipta lagu untuk lansia dilanjutkan dari pukul 16.00 sampai pukul 20.00 WIB. Acara berlangsung sangat meriah.”48
Fungsi pengembangan Institut Musik Jalanan selain dengan membuat album terdapat kelas-kelas yang wajib diikuti oleh para talent binaannya fungsi dari kelas ini untuk menunjang performa dan etika para talent, berikut adalah beberapa kelas yang wajib diikuti oleh para talent : 1. Kelas lingkungan Kelas lingkungan ini adalah wujud kerjasama antara Institut Musik Jalanan dengan Earth Hour Depok. Setiap bulan satu kali, kelas ini membahas tentang issu-issu lingkungan yang terjadi khususnya di Kota Depok. Para talent yang berada di institut musik jalanan memiliki latar belakang yang hampir sama yakni hidup dijalanan dengan kebiasaan yang kotor seperti membuang sampah sembarangan, tidak peduli lingkungan. Maka kelas ini perlu diikuti agar para talent memiliki kesadaran tentang lingkungan.
48
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Pengkongkritan Karya bagian Penampilan langsung. Depok, Minggu, 3 Mei 2015.
90
Peneliti melakukan observasi saat diadakan kelas lingkungan di kedai ekspresi sebagai berikut: “pada siang hari suasana dikedai ekspresi sangat ramai ternyata acara kelas lingkungan kerjasama dengan Earth Hour Depok Sudah dimulai, selain para talent binaan IMJ masyarakat dari kalangan umum juga banyak yang datang ke acara ini karena tema yang diusung adalah menuju kota depok yang ramah lingkungan”49 2. Kelas kesehatan Kelas kesehatan ini diadakan setiap bulan satu kali, dalam hal ini Institut Musik Jalanan bekerja sama dengan Humaniora Act membuka kelas kesehatan dengan konsentrasi HIV AIDS Prevention, Kelas ini mendapatkan bimbingan langsung oleh dr. Bagus Rahmat (WHO Indonesia) dan juga pendampingan dari LSM peduli HIV kota Depok Kuldesak SG. Sebagaimana diketahui bahwa musisi jalanan sangat lekat dengan “kehidupan yang serba bebas“. Narkoba dan Seks Bebas dapat diakses dengan sangat mudah. Setiap bulan satu kali, Institut Musik Jalanan mengajak talent-talent musisi jalanan dan masyarakat umum untuk mengenal lebih jauh tentang bahaya & pencegahan epidemi virus HIV.
49
Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Kelas Lingkungan. Depok, Selasa, 12 Mei 2015.
91
Informasi diatas juga diutarakan oleh volunteer Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “Sosialisasi HIV AIDS Prevention sangat perlu dilaksanakan mengingat kondisi dijalanan itu kan free nggak ada aturan yang mengikat mereka jadi acara ini penting selain untuk edukasi mereka juga perlu memeriksakan kondisinya apakah mereka positif atau negative hiv, selain talent IMJ acara ini bebas untuk umum karena masyarakat umum bisa aja terjangkit virus ini”50 Selain informasi diatas pernyataan tersebut juga diperkuat oleh observasi yang peneliti lakukan pada saat mengikuti kegiatan sosialisasi HIV AIDS prevention : “acara yang bekerjasama dengan Humaniorat dan Kuldesak SG kali ini diadakan tidak di kedai ekpresi kelas kesehatan kali ini diadakan di Lapangan Triarga, Cimanggis, Depok. Acara berlangsung dari pukul 19.00 – 23.00 WIB dengan mengenakan dress code berwarna putih acara berlangsung sangat meriah. Selama kurang lebih 4 jam dengan rangkain acara pemutaran film, bincang edukasi, atraksi sulap jalanan, dan musik akustik”51 3. Kelas Musik IMJ Workshop musik IMJ adalah kelas musik terbuka bagi talenttalent IMJ, musisi jalanan, hingga masyarakat umum. Kelas ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan musik dari semua sisi, produksi karya hingga distribusi. Umumnya, kelas musik IMJ ini diisi
50
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 51 Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Kelas Kesehatan. Depok, Sabtu, 14 Maret 2015.
92
oleh musisi-musisi yang telah berpengalaman di industri musik Tanah Air seperti Ina Kamarie dan Beben Jazz. Kelas musik ini diadakan agar para talent IMJ memiliki kualitas yang semakin baik, ini disampaikan oleh management Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “kerjasama kami sama mbak Ina Kmarie dan Beben Jazz, karena kami percaya kalo mereka memiliki kualitas yang baik dan mau untuk mengajari para talent agar lebih mengerti tentang musik dari vocal dan lain-lainnya”52 Selain itu peneliti juga melakukan observasi pada saat kelas musik berlangsung : “acara kelas musik diadakan pada malam hari pada pukul 19.00 WIB dengan materi pembelajaran vocal dan pr lagu fly me to the moon, acara ini disambut sangat antusias oleh para talent yang membawa gitar sendiri dan dengan seksama mendengarkan arahan dari mentor mereka yakni Ina Kamarie”53
Selain berbagai kelas edukasi untuk menunjang kualitas para talent binaan, Institut Musik Jalanan juga membuka unit usaha yang dikelola oleh volunteer dan talent. Fungsi unit usaha ini selain untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan juga untuk mendapatkan dana untuk pembuatan album dan memberi royalti volunteer dan talent. Ada dua jenis unit usaha yang dikelola oleh Institut Musik Jalanan yakni sebagai berikut: 52
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 53 Hasil Observasi peneliti dalam kegiatan Kelas Workshop Musik. Depok, Sabtu, 23 Mei 2015.
93
1.
Kedai Ekspresi Kedai ekspresi merupakan unit usaha yang dikelola oleh pendiri Institut Musik Jalanan dapat bentuk tempat makan. Kedai ini dibuat untuk membantu pendanaan Institut Musik Jalanan. Menu yang disediakan di kedai ekspresi yaitu berbagai jenis coffe, makanan khas Makassar dan berbagai jenis dessert. Kedai ekspresi juga mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut : a. Ruangan cafe dengan kapasitas 100 orang. b. Screen & Projector. c. LED TV & sound system. d. Stage Akustik. e. Mushola. f. Book Corner. g. Saung Komunitas. h. 2 Kamar mandi. i. Free wifi. Pernyataan ini diperkuat oleh salah seorang volunteer yang mendapat tugas untuk menjaga unit usaha kedai ekspresi sebagai berikut : “aku jaga dikedai ekspresi dari didirikannya IMJ, disini aku buat menu coffe, aku sempet kerja jadi bartender dulunya jadi aku ngerti cara meracik coffe, apalagi juga disedian alat khusus untuk membuat coffe jadi buat coffe semakin harum dan enak waktu diminum. Selain menu coffe juga kami buat menu khas makasar itu sop ubi makasar karena salah satu pendiri kami orang Makassar dan jadi favorite di kedai ini. Dessert kami juga bikin roti bakar nutela, es
94
pisang ijo dan menu lainnya. Selain itu tugas aku disini menulis pembukuan keuangan.”54 Informasi mengenai unit usaha kedai ekspresi juga diperkuat oleh observasi yang peneliti lakukan sebagai berikut : “Unit usaha kedai ekspresi buka dari pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB. Pada saat peneliti datang bang Widi dan Bang Febri yang menjaga kedai. Mereka langsung menodorkan menu andalan mereka dan peneliti mencicipi menu sop ubi makasar, dan es pisang ijo dari ternyata memang menu yang ada dikedai ekspresi rasanya lezat”55 2.
Sablon IMJ Unit usaha selanjutnya adalah sablon yakni menjual berbagai macam kaos, accesories dan pernak-pernik Institut Musik Jalanan. Sablon ini menyediakan sarana dan prasarana seperti mesin sablon, mesin obras. Unit usaha ini dipergunakan oleh para talent IMJ yang suka berkreasi dan mereka dapat meluapkannya dengan sablon. Peneliti juga melihat kegiatan sablon Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “pada saat peneliti datang pukul 15.00 WIB ada salah satu talent bernama Arie IMJ sedang menyablon kaos yang sudah dioder sebelumnya. Arie sangat serius mengerjakan sablon tersebut.”56 Selain fungsi pengembangan institut musik jalanan juga menjalankan
fungsi
54
penunjang
adalah
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
menunjang
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 55 Hasil Observasi peneliti dalam Unit Usaha Kedai Ekspresi. Depok, Sabtu, 6 Juni 2015. 56 Hasil Observasi peneliti dalam Unit Usaha Sablon IMJ. Depok, Sabtu, 6 Juni 2015.
95
keberhasilan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial.57 dalam hal ini institut musik jalalan memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai bagi para talent binaannya. Sarana dan prasarana organisasi institut musik jalanan sebagai berikut. 1. Kantor Manajemen IMJ. 2. Ruang Rekaman. 3. Ruang Peralatan alat rekaman. 4. Ruang alat musik akustik. 5. Ruang pembekalan kelas musik. 6. Panggung untuk menampilkan secara langsung secara akustik. 7. Ruang Usaha Sablon. 8. Tempat Distro IMJ. 9. Kamar Tidur. 10. Ruang Memasak (dapur) IMJ. 11. Saung IMJ. 12. Ruang Usaha Kedai Ekspresi IMJ. 13. Mushola. 14. Toilet. Dari analisa dan temuan lapangan yang peneliti temukan di Insitut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial diatas bahwa institut musik jalanan mengetahui tentang usaha kesejahteraan sosial dengan
57
Pengertian Fungsi Penunjang Usaha Kesejahteraan Sosial, bab II h.3.
96
kriteria Functional Generalization: An Integrative View of Human Needs yang memiliki fungsi bersifat umum dengan kebulatan pandangan para pendiri Institut Musik Jalanan tentang kebutuhan manusia yaitu kebutuhan para talent binaannya yang memerlukan bantuan dan perlu dipenuhi. Institut Musik Jalanan menjalankan kegiatannya atas dasar Philantropi bahwa menjalankan kegiatan kemanusiaan atas dasar cinta kepada sesama karena pendiri Institut Musik Jalanan pernah
mengalami
mengaplikasikan
dua
kerasnya
hidup
dijalanan.
Institut
fungsi
usaha
kesejahteraan
sosial
Musik yakni
Jalanan fungsi
pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dari tata cara hidup yang sudah tidak serasi lagi, yang dimaksudkan bahwa tidak serasian di masyarakat yaitu pengamen atau musisi jalanan sudah dianggap tidak menyesuaikan nilai yang ada didalam masyarakat terlebih dengan munculnya peraturan daerah tentang larangan memberi uang kepada pengemis, anak jalanan dan pengamen, yang membuat mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupmya sehari-hari. Kemunculan Institut Musik Jalanan sebagai pergerakan solusi dari anak muda Depok yang melihat bahwa anak dan pengamen jalanan memiliki potensi yang harus dikembangkan dan terbukti bahwa mereka mempunyai vocal yang bagus dan kreatifitas tinggi dalam membuat lagu. Untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pengamen dan anak jalanan dibutuhkan tahapan-tahapan untuk mengasah potensi tersebut dari tahap audisi sampai penampilan langsung dan mengikuti kelas-kelas pengembangan etika dan performa. Selain fungsi pengembangan diperlukan juga fungsi penunjang yakni sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pengembangan, institut musik
97
jalanan mempunyai sarana dan prasarana yang diigunakan seperti ruang rekaman, ruang kelas-kelas pengembangan, kedai ekspresi, stand perform akustik, seperangkat alat musik dan masih banyak lagi. Dari kedua fungsi pengembangan dan penunjang peneliti dapat bahwa kedua fungsi usaha kesejateraan sosial tersebut untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh para talent binaan institut musik jalanan selain meningkatkan kualitas potensi yang dimiliki para talent fungsi pengembangan ini juga akan meningkatkan kualitas hidup dari para talent tersebut agar tercapai kesejahteraan. Pengertian anak dalam kajian teori menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.58 Sedangkan untuk kategori anak yang berada di Institut Musik Jalanan adalah anak jalanan yakni anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.59 Beberapa talent yang masuk kategori anak di Institut Musik Jalanan rata-rata berusia 16 tahun hingga 18 tahun. Anak-anak ini memberanikan diri untuk masuk di Institut Musik Jalanan karena mereka sadar bahwa jalanan adalah tempat yang rawan dan tidak nyaman. Mereka yang masuk dan lolos institut musik jalanan
58 59
Pengertian anak, bab II h.40. Pengertian anak jalanan, bab II h.41.
98
selain karena peraturan kota Depok disalah satu pasalnya tentang tertib sosial dengan dilarang memberi uang kepada pengemis, pengamen dan anak jalanan membuat mereka kehilangan mata pencaharian walaupun masih ada beberapa masyarakat yang memberikan uang kepada anak jalanan, pengemis dan pengamen namun pendapatan tersebut tidak sebanyak sebelum perda disahkan. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang talent Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “gue ngerasa kalo dijalanan gue nggak kuat capek banget soalnya kan lari-lari dari bis ke bis, kalo sekarang gue udah lolos audisi jadi gue nggausah lari-lari lagi, dan gue bisa sekolah lagi. Gue ngerasa nasib gue beruntung masuk sini karena gak semua pengamen bisa masuk sini cuma orang yang punya kriteria pas yang masuk sini dan gue salah satunya karena udah lolos.”60 Dalam teori disebutkan beberapa karakteristik anak yang berada dijalanan menurut Subakti dan salah satu yang sesuai dengan beberapa talent yang ada di Institut Musik Jalanan yakni Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya. 61 Dengan alasan seperti yang diutarakan diatas sama dengan apa yang dialami oleh beberapa talent Institut Musik Jalanan berada dijalanan untuk membantu kebutuhan keluarga. Seperti yang diutarakan oleh salah satu talent : 60 61
Wawancara pribadi dengan Dhea IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. Karakteristik Anak Jalanan, bab II h.43
99
“gue ada dijalanan udah tiga taun semenjak masuk SMA, karena bokap gak bisa nyekolahin gue lagi akhirnya gue mutusin untuk bantu kebutuhan ekonomi keluarga dan gue milih ngamen, pendapatan gua ngamen bisa 50ribu sehari . Nyokap gue kerja nyuci gosok dirumah orang dan bokap buruh bangunan gue juga punya 3 orang adek yang masih kecil-kecil kondisi rumah juga masih ngontrak makanya gue anak pertama dan harus bantu nyokap dan bokap gue”62 Selain Adam ada juga Hasan yang mempunyai alasan yang sama yakni: “gue masih sekolah sekarang tapi sekolah pake uang gue sendiri dari hasil gue ngamen, gue ga tega liat orangtua gue yang kerja keras nyari duit buat gue dan adek-adek gue, makanya gue ngamen”63 Model penanganan anak jalanan menurut teori terdapat dua tujuan yang setidaknya dapat dicapai yakni melepaskan anak jalanan untuk dikembalikan kepada keluarga asli, keluarga pengganti atau panti, dan juga untuk penguatan anak di jalanan dengan memberikan alternatif pendidikan, pekerjaan, dan ketrampilan.64 Dalam hal ini tujuan Institut Musik Jalanan yakni memberikan alternatif pendidikan bila ada anak jalanan yang menjadi salahsatu talentnya yaitu bekerjasama dengan humaniorat agar bisa dibantu untuk melanjutkan sekolah dengan kejar paket. Selain itu bila anak jalanan tersebut serius untuk tetap membantu pekerjaan orangtua maka mereka harus komitmen dengan manajemen institut musik jalanan dengan mengikuti aturan sampai tahap rekaman dan para anak-anak binaan Institut Musik Jalanan wajib suka dengan apa yang mereka jalanin di Institut Musik Jalanan, mereka juga akan mendapatkan pekerjaan seperti event-event baik on air maupun off air. Seperti yang diutarakan oleh pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut : 62 63 64
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. Wawancara pribadi dengan Bimo IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. Model Penanganan Anak Jalanan, Bab II h.45.
100
“kami bekerjasama dengan Humanioract untuk bisa menyekolahkan anak-anak yang remaja ini ga putus sekolah kejar paket c untuk bisa lanjut ke SMA, dan kalo memang anak ini potensi dan orangtuanya nyetujuin mereka disini daripada dijalanan mereka akan menjadi musisi yang handal. Disini kita punya mentor-mentor yang ahli dibidangnya supaya mereka bisa wujudin mimpi-mimpinya”65 Adam IMJ juga mengutarakan hal yang sama sebagai berikut: “waktu gue masuk di IMJ dan gue bilang kalo gue putus sekolah terus bang Andi ngubungin gue sama orang Humanioract supaya gue bisa lanjutin kejar paket c, katanya sayang-sayang kalo ngga dikelarin sekolahnya, sekolah itu buat kita juga ilmunya”66 Untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak jalanan selain dengan melihat karakteristik dan model penanganannya juga harus dilihat potensi kreatifitas yang dimiliki. Dari temuan lapangan yang peneliti temukan di Insitut Musik Jalanan juga dikembangkan potensi selain menyanyi. Dan dari observasi di lapangan yang peneliti lakukan sebagai berikut : “pada saat peneliti mendatangi Institut Musik Jalanan peneliti melihat lukisan indah seperti pohon berwarna biru dengan gabungan warna lain yang terlihat sedikit abstrak tetapi mengandung banyak makna, selain itu lukisan itu juga mempunyai bentuk seperti wajah manusia, dan ini adalah salahsatu karya dari talent binaan institut musik jalanan yang mengapresiasi jiwa seni tidak hanya lewat lagu tetapi juga melukis. Karya tersebut milik Sinyo IMJ.”67 Dari karakteristik, model penanganan anak jalanan dan temuan lapangan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa anak jalanan yang berada di Insitut Musik Jalanan adalah anak yang berusaha membantu memenuhi 65
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 66 Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. 67 Hasil Observasi peneliti dalam kelas lingkungan. Depok, Selasa, 12 Mei 2015.
101
kebutuhan ekonomi keluarganya dan Institut Musik Jalanan memberikan solusi karena jalanan merupakan tempat yang berbahaya bagi anak selain itu peraturan daerah kota Depok membuat mempersempit ruang bagi mereka yang benar-benar memiliki kualitas dalam bermusik. Para talent binaan Institut Musik Jalanan ini memiliki peran ganda yakni sebagai seorang anak yang seharusnya berperan selayaknya anak seperti menjadi seorang murid disekolah, dan menjadi seorang anak di keluarga. Namun, kenyataannya mereka tidak melaksanakan peranannya tersebut disekolah karena harus membantu orang tuanya untuk mencari nafkah. Mereka kehilangan peranan tersebut dan menggantikan peran baru sebagai anak yang mencari nafkah bagi keluarga. Maka dari itu Institut Musik Jalanan menjadi wadah bagi mereka yang benar berpotensi dalam mengembangkan kreatifitas yang dimiliki. Institut Musik Jalanan menjadi penghubung bagi mereka yang kehilangan peranannya sebagai anak. Mereka yang tidak bersekolah akan disekolahkan dengan bantuan lembaga Humanioract dan apabila keluarga tidak bekerja akan dibuatkan usaha yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh keluarga yang membutuhkan. Selain itu anak yang menjadi talent binaan Institut Musik Jalanan ini tidak perlu khawatir untuk tidak dapat membantu kedua orangtuanya dalam mencari nafkah tetapi mereka dapat membantu kedua orangtuanya dari event-event yang diikutinya.
102
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran Insitut Musik Jalanan Dalam Mengaplikasikan System Usaha Kesejahteran Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan Diwilayah Terminal Depok 1.
Faktor Pendukung Beberapa faktor yang mendukung Insitut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial yakni : a. Masyarakat sekitar Institut Musik Jalanan, pemerintah kota Depok, Gerakan Muda Depok, Musisi Indonesia mendukung adanya Institut Musik Jalanan.Seperti yang diungkapkan oleh volunteer Institut Musik Jalanan : “kami sangat bersyukur karena IMJ didukung oleh musisi ternama sekelas Gleen Fredly, Iwan Fals, Abdi Slank, Ina Kamarie, dan Beben Jazz. Kami sedang dalam proses untuk dikeluarkannya kartu bebas ngamen bagi para talent binaan kami, respon dari pemerintah kota Depok sangat baik mereka menyetujui hal tersebut namun ada beberapa prosedur yang masih dalam proses. Gerakan pemuda Depok juga sangat mendukung kegiatan kami setiap malam minggu mereka tidak pernah absen untuk meramaikan kedai kami”68 b. Semangat para talent binaan dalam mewujudkan mimpi mereka dalam pembuatan album terlihat pada saat mengikuti kegiatan latihan rutin dan kelas-kelas yang ada. Adam talent Institut Musik Jalanan mengutarakan pernyataan sebagai berikut: “anak-anak Institut Musik Jalanan semangat banget dalam kegiatan rutin kayak latihan dan penampilan langsung dikedai Ekspresi. Setiap
68
Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
103
hari juga walaupun gak ada kegiatan kita pasti kesini terus ngambil gitar ya tes suara aja gitu ngelatih suara supaya tetep fit.”69 c. Sarana dan prasarana yang ada di Institut Musik Jalnan yang menunjang kegiatan pengembangan potensi talent binaan. Pernyataan keseluruhan faktor pendukung Institut Musik Jalanan diatas juga diutarakan kembali oleh pendiri Institut Musik Jalanan sebagai berikut : “masyarakat mendukung kehadiran IMJ baik dari masyarakat umum, gerakan muda Depok, serta pemerintah kota Depok, semangat para musisi jalanan dengan karya-karya terbaik mereka dan sarana prasarana yang insyaallah dapat membantu para talent”70 d. Dukungan dari lembaga terkait yang membantu Institut Musik Jalanan dalam menghubungkan para talent dengan sistem nilai yang berlaku pada diri talent. Seperti yang diutarakan oleh volunteer Institut Musik Jalanan sebagai berikut: “banyak terimakasih sama Humanioract yang ngebantu kita buat nyekolahin talent yang masih anak-anak dan ngasih usaha buat orangtua talent yang pengangguran atau ada yang sakit”.71 Senada dengan apa yang diutarakan oleh pendiri Institut Musik Jalanan volunteer juga mengungkapkan faktor pendukung, yakni sebagai berikut : “lapisan masyarakat yang mendukung kehadiran imj, semangat tinggi talent binaan yang jelas mambuat IMJ bertahan terlebih adanya fasilitas yang buat makin semangat buat latihan.”72
69
Wawancara pribadi dengan Adam IMJ, talent Institut Musik Jalanan, Kamis 7 Mei 2015. Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 71 Wawancara pribadi dengan Farah Adelina, volunteer di manajemen Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 72 Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 70
104
2.
Faktor Penghambat Selain faktor pendukung ada faktor penghambat yang membuat Institut Musik Jalanan terganggu dengan situasi tersebut. Faktor penghambatnya yaitu sebagai berikut : 1. Adanya pengamen yang mengaku sebagai musisi jalanan dan hanya menganggu kegiatan yang ada di Institut Musik Jalanan. Sesuai dengan pernyataan pendiri insitut musik jalanan sebagai berikut: “masih ada pengamen dan musisi jalanan yang belum mendaftar ke imj karena mereka kurang percaya diri dengan karyanya dan preman-preman yang mengaku sebagai pengamen ini sedikit menganggu”73 2. Kurang percaya diri para pengamen jalanan dengan lagu yang dimilikinya sehingga mengurungkan niatnya untuk mengikuti audisi. Senada dengan itu volunteer Institut Musik Jalanan mengungkapkan: “pengamen yang masih kurang pede buat daftar di IMJ mereka lebih banyak jeplak karya orang daripada buat karya sendiri, dan waktu itu masih ada preman yang suka usil sama IMJ”74 3. Masih adanya orang tua talent ketika dibuatkan usaha tetapi tidak bisa mengatur keuangan sehingga masih belum membantu keuangan karena tidak bisa mengatur. Seperti yang diungkapkan oleh volunteer institut musik jalanan sebagai berikut: “iya waktu dikasih uang dan dibuatin usaha bertahannya Cuma sebulan doang soalnnya gabisa ngatur uangnya, terus bosen karena
73
Wawancara pribadi dengan Andi Akmal Sera Malewa ST pendiri Institut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015. 74 Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
105
uangnya ga muter, ya kita ajarin aja yang sabar gimana ngatur keuangan supaya mereka ga balik ke jalanan lagi”75 Dari temuan di lapangan tentang faktor pendukung dan penghambat yang peneliti analisis yakni bahwa masih ada beberapa preman yang memanfaatkan kehadiran Insitut Musik Jalanan untuk kepentingan pribadi seperti memalak dan sebagainya namun hal demikian dapat diantisipasi oleh pihak Insititut Musik Jalanan karena sudah bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu pada saat audisi masih ada pengamen yakni anak jalanan atau musisi jalanan yang menjiplak karya orang lain dengan menyanyikan lagu orang lain karena tidak percaya diri dengan lagu buatannya sendiri. Walaupun demikian masih banyak para musisi jalanan yang percaya diri dengan karyanya terbukti dengan mereka lolos audisi dan dengan semangat mereka mengikut setiap latihan rutin di Institut Musik Jalanan. Selain itu para talent binaan mendapatkan fasilitas yang mendukung untuk menunjang performa mereka. Terakhir masyarakat sangat mengapresiasi kehadiran Insitut Musik Jalanan baik Pemerintah, Gerakan Muda Depok, dan masyarakat sekitar. Institut Musik Jalanan menjadi pelopor pergerakan musik bagi anak jalanan dan membantu perekonomian keluarga para talent binaannya dengan menerapkan usaha kesejahteraan sosial Institut Musik Jalanan dapat menjalankan peranannya.
75
Wawancara pribadi dengan Widi Mahendra Putra, volunteer di unit usaha Insitut Musik Jalanan, Rabu 6 Mei 2015.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti di Institut Musik Jalanan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Wilayah Terminal Depok Peneliti menggunakan teori dari Soerjono Soekanto bahwa peran dapat dijalankan bila ia telah melaksanakan hak dan kewajiban dan yang memfasilitasi seseorang akan berperan adalah lembaga. Dalam hal ini Institut Musik Jalanan sebagai lembaga penyelenggara agar seseorang mampu berperan untuk menjalankan hak dan kewajibannya. Institut Musik Jalanan menjalankan tiga bentuk peran yaitu peranan nyata, konflik peran, dan model peran. Institut Musik Jalanan mengetahui ilmu dari usaha kesejahteraan sosial dan mengaplikasikan fungsi Usaha Kesejahteraan Sosial yaitu fungsi Pengembangan dengan beberapa tahapan yang dilakukan oleh Institut Musik jalanan untuk mengembangkan talent binaannya dari tahap audisi, pematangan karya, pengkongkritan (produksi), penampilan secara langsung, wajib mengikuti kelas-kelas edukasi, dan unit-unit usaha. Sedangkan fungsi penunjangnya yaitu sarana dan prasarana lengkap untuk memfasilitasi setiap
106
107
kegiatan yang diikuti oleh para talent binaannya. Institut musik jalanan mengaplikasikan usaha kesejahteraan sosial dengan mengembangkan potensi kreatifitas bermusik yang dimiliki oleh para talent binaan. 2.
Faktor Pendukung Dan Penghambat Peran Insitut Musik Jalanan Dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteran Sosial Terhadap Potensi Kreatifitas Anak Jalanan Diwilayah Terminal Depok a.
Faktor pendukung 1. Masyarakat sekitar Institut Musik Jalanan, pemerintah kota Depok, Gerakan Muda Depok, Musisi Indonesia mendukung adanya Institut Musik Jalanan. 2. Semangat para talent binaan dalam mewujudkan mimpi mereka dalam pembuatan album terlihat pada saat mengikuti kegiatan latihan rutin dan kelas-kelas yang ada. 3.
Sarana dan prasarana yang ada di Institut Musik Jalnan yang menunjang kegiatan pengembangan potensi talent binaan.
4.
Dukungan dari lembaga terkait yang membantu Institut Musik Jalanan dalam menghubungkan para talent dengan sistem nilai yang berlaku pada diri talent.
b.
Faktor penghambat 1. Adanya pengamen yang mengaku sebagai musisi jalanan dan hanya menganggu kegiatan yang ada di Institut Musik Jalanan. 2. Kurang percaya diri para pengamen jalanan dengan lagu yang dimilikinya.
108
3. Masih adanya orang tua talent ketika dibuatkan usaha tetapi tidak bisa mengatur keuangan sehingga masih belum membantu keuangan karena tidak bisa mengatur. B.
Saran Dari hasil kesimpulan yang tertera diatas peneliti akan memberikan saran yang terkait dengan peran Insitut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial terhadap potensi kreatifitas anak jalanan di terminal Depok sebagai berikut : 1. Institut
Musik
Jalanan
telah
melakukan
peranannya
untuk
mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan tetapi diperlukan seorang pekerja sosial agar dapat mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan
sosial
secara
menyeluruh
tidak
hanya
fungsi
pengembangan dan penunjang tetapi juga fungsi pencegahan dan rehabilitasi. 2. Pemerintah Kota Depok sebaiknya membuat mekanisme yang jelas dengan sistem yang diberlakukan untuk pengamen jalanan yang memiliki potensi kreatifitas dari turunnya Perda nomor 16 tahun 2012 tentang pembinaan dan pengawasan ketertiban umum bagian kedelapan
tentang
tertib
sosial
paragraf
2
tertib
memberi/meminta/sumbangan/mengemis dan mengamen pada pasal 18 ayat 4 yang berbunyi bahwa setiap orang atau badan dilarang memberikan
sejumlah
uang
atau
barang
kepada
peminta
sumbangan/pengemis dan/ atau pengamen di tempat-tempat umum
109
sehingga para pengamen jalanan tersebut mendapatkan solusi dari Perda yang dikeluarkan. 3. Pemerintah Kota Depok, dinas sosial dan dinas pariwisata sebaiknya mempercepat turunnya kartu bebas
ngamen untuk mempermudah
sosialisasi karya para talent Institut Musik Jalanan. 4. Sebaiknya Institut Musik Jalanan menambah kouta masuk para musisi jalanan yang mengikuti audisi sehingga akan lebih banyak musisi jalanan yang dapat mengembangkan potensi kreatifitas bermusik yang dimiliki serta akan lebih banyak membantu pemerintah kota Depok dalam menyelesaikan masalah anak jalanan dan pengamen jalanan.
110
DAFTAR PUSTAKA Buku. Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012. Adi,
Isbandi
Rukminto.
Pemikiran-Pemikiran
dalam
Pembangunan
Kesejahteraan Sosial Islam. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002. Agus, Bustanudin. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gema Insani Press, 1999. Ahmadi, Abu. Psikologi sosial. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2007. Al-Quran, 60 (Al-Mumtahanah):8. Bugin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Ilyas, Roostien. Anak-Anakku di Jalanan. Jakarta: Pensil 1324, 2004. Irawan, Soeharto. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi cetakan ke-2. Bandung : PT Rosdakarya, 2009. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Prawinto, C. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997.
111
Sarwono, Sarlito Wiryawan. Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003. Sarwono, Sarlito Wiryawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali 1984. Shahib,
Nurhalim.
Pembinaan
Kreatifitas
Anak
Guna
Membangun
Kompetensi. Bandung: PT Alumni, 2010. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2009. Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta 2003. Susianti, Deasy Ria. Asistensi Belajar dalam Program Street Based Anak Jalanan. Fisip Universitas Indonesia, 2002. Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana, 2010. Tim Dosen IKS UMM. Beberapa Pemikiran tentang Pengembangan Kesejahteraan Sosial. Malang: UMM Press, 2007 Tim Penulis. Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Study tentang Potensi, Tradisi,dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia. Jakarta, Center for Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Undang-undang RI No. 23 tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak & Undang-undang RI No.21 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Surabaya, Kesindo Utama, 2013.
112
Internet. Admin, “Cahaya dari Timur Award 2014”. Artikel diakses 1 Maret 2015 dari http://institutmusikjalanan.org/. Admin, Visi dan Misi Institut Musik Jalanan, Artikel diakses pada 1 Maret 2015, dari http://institutmusikjalanan.org/ Badan Pusat Statistik, “Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin 2013-2014”. Diakses 20 Desember 2014 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_su byek=23¬ab=1, Boby,Musisi Jalanan Depok Luncurkan Album Perdana „Kalahkan Hari Ini‟,diakses pada 25 Februari 2015, dari http://www.depoklik.com/blog/foto-musisi-jalanan-depok-luncurkanalbum-perdana-kalahkan-hari-ini/ Khufron,H. “Kegagalan Peran”, h. 11, diakses pada 2 Maret 2015 dari http://digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf , Sapanrahayuningsih, Sri. “Peningkatan Kecedasan dan Kreatifitas” diakses pada 20 Maret 2015 dari http://www.journal.unnes.ac.id Undang-Undang No.23 Tahun 2002, “Tentang Perlindungan Anak”, diakses pada 20 Desember 2014 dari http://www.kpai.go.id/hukum/undangundang-uu-ri-no-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/
113
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009, “Tentang Kesejahteraan Sosial” , diakses pada 10 Juli 2015 dari http://www.litbang.depkes.go.id/UU_No_11_Thn_2009_Kesejahteraan_S osial-1.pdf. Wicaksono, Herwin Yoga. “Kreatifitas dalam Pembelajaran Musik”, diakses pada 24 Maret 2015 dari http://www.staff.uny.ac.id.
Pedoman Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : Pendiri Institut Musik Jalanan. A. Identitas Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tanggal Wawancara : Waktu Wawancara : B. Pertanyaan. 1. Sejak kapan didirikannya IMJ? 2. Bagaimana proses awal sampai terbentuknya IMJ seperti saat ini? 3. Apa yang anda harapkan dari kehadiran IMJ bagi para musisi jalanan? 4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? 5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer dan musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? 6. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? 7. Bagaimanakah
interaksi
masyarakat sekitar?
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
8. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? 9. Apakah ada dari volunter dan musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? 10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? 11. Apakah baik dari volunteer dan musisi jalanan ini memiliki peran ganda? 12. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari volunteer atau musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? 13. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? 14. Pernahkah terjadi konflik baik dengan sesama pendiri, volunteer atau musisi jalanan? 15. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? 16. Ekspektasi kedepannya seperti apa terhadap IMJ kedepannya? 17. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ bertahan? 18. Apa yang menjadi ciri khas Institut Musik Jalanan? 19. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? 20. Apakah anda mengerti tentang sistem uks yang ada di kesejahteraan sosial?
21. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album? 22. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? 23. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? 24. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? 25. Sejak kapan didirikannya unit – unit usaha IMJ dan kelas –kelas terbuka IMJ? 26. Tujuan didirikannya unit-unit usaha IMJ dan kelas-kelas terbuka IMJ? 27. Metode apa yang dipergunakan dalam menjalankan unit-unit usaha dan kelas terbuka? 28. Bekerjasama dengan pihak-pihak mana agar unit usaha, kelas terbuka dan IMJ dapat berjalan? 29. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini? 30. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi Jalanan?
Pedoman Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : Volunteer IMJ A. Identitas Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tanggal Wawancara : Waktu Wawancara : B. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ? 2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini? 3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ? 4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? 5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut Musik Jalanan? 6. Apakah hak dan kewajiban bagi volunteer sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? 7. Bagaimanakah menurut anda interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan masyarakat sekitar?
8. Dari pengamatan anda, Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? 9. Apakah ada baik dari volunteer dan musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? 10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada dari volunteer dan musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? 11. Apakah
masyarakat
mengapresiasi
kehadiran
Institut
Musik
Jalanan? 12. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, sesama volunteer atau dengan musisi jalanan? 13. Apakah anda memiliki peran ganda? 14. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? 15. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ bertahan? 16. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? 17. Bagaimana
cara
mempunyai album?
mengembangkan
musisi
jalanan
agar
bisa
18. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? 19. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? 20. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? 21. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? 22. Metode apa yang anda lakukan untuk membantu kegiatan di IMJ? 23. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini? 24. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi Jalanan?
Pedoman Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : anak jalanan yang mengikuti rekaman di IMJ A. Identitas. Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tanggal Wawancara : Waktu Wawancara :
B. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan? 2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan? 3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini? 4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ? 5. Mengapa mengikuti audisi IMJ? 6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? 7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? 8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini?
9. Bagaimanakah interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan masyarakat sekitar? 10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? 11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? 12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? 13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda? 14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? 15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? 16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama musisi jalanan? 17. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? 18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? 19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album?
20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? 21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? 22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? 23. Apakah selama proses rekaman sampai distribusi mengalami kesulitan? 24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ? 25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? 26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ? 27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu ditambahkan atau diperbaiki? 28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan? 29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya? 30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang anda ikuti selama di IMJ? 31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki?
Pedoman Observasi Melihat segala sesuatu yang ada didalam proses kegiatan Institut Musik Jalanan (IMJ). A. Melihat proses kegiatan pembuatan album yang berjudul Kalahkan hari ini yakni sebagai berikut : 1. Audisi. a. Melihat persiapan audisi. b. Melihat antusias dari para pengamen jalanan dan anak jalanan yang ada pada saat audisi berlangsung. c. Melihat jalannya proses audisi. d. Mengikuti jalannya audisi. e. Melihat hasil dari audisi. 2. Pematangan Karya. a. Melihat proses pembahasan lirik. b. Melihat proses arasemen lagu. c. Melihat proses hearing. 3. Mengkongkritkan Karya (Produksi). 1. Melihat proses recording. 2. Melihat bagaimana IMJ mempromosikan album perdana di media sosial. 3. Melihat live perform anak-anak IMJ.
B. Melihat unit-unit usaha dan kelas-kelas edukasi yang dimiliki oleh IMJ yakni sebagai berikut : 1. Kedai Ekspresi IMJ. a. Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kedai ekspresi. b. Melihat jenis-jenis makanan dan minuman yang dikelola oleh anakanak IMJ. 2. Sablon IMJ. a. Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sablon IMJ. b. Melihat kegiatan produksi sablon IMJ. 3. Edukasi kelas lingkungan. a. Melihat antusias peserta kegiatan kelas lingkungan. 4. Edukasi kelas kesehatan. a.
Melihat antusias peserta kelas kesehatan.
5. Edukasi kelas Fotografi. a. Melihat antusias kelas fotografi. 6. Edukasi kelas musik IMJ. a. Melihat antusias kelas music IMJ. b. Melihat sarana dan prasarana yang ada di kelas musik IMJ.
Catatan Lapangan
1. Selasa, tanggal 20 Januari 2015, pada pukul 14.00 WIB. Peneliti mengobservasi dengan mendatangai Institut Musik Jalanan. Sesampainya disana peneliti bertemu dengan pendiri IMJ yaitu Bang Andi. Pada hari ini para talent-talent IMJ sedang latihan rutin pada hari Selasa dan Jumat. Para talent berlatih diruang musik dengan peralatan yang lengkap. Peneliti bersama pendiri IMJ mengamati para talent yang berlatih secara serius. Latihan ini berfungsi selain untuk melatih vocal para talent juga untuk mempersiapkan acara rutin dihari Sabtu yaitu ngopikustik. Sesi latihan ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Setelah sesi latihan selesai peneliti berbincang-bincang dengan pendiri IMJ mengenai acara konser musik puisi yang diadakan pada hari Sabtu. 2.
Sabtu, tanggal 31 Januari 2015, pada pukul 19.00 WIB. Peneliti mengobservasi dengan berkunjung ke Institut Musik Jalanan untuk melihat acara konser musik puisi dengan tema “Lagu Rindu”. Acara ini dimeriahkan oleh para talent-talent IMJ, Krisna Pabicara, Amaliya Widya Utami, Dony P. Herwanto, Chairil Anwar, penulis Zarry Hendrik, senandungmu, dan masih banyak lagi. Acara berlangsung di kedai Ekspresi dan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB.
3. Kamis, tanggal 5 Februari 2015, pada pukul 14.00 WIB. Pada saat peneliti datang ke IMJ ternyata pendiri IMJ sedang menunggu kedatangan team dari MNC TV. Peneliti menanyakan akan diadakan acara apa untuk program kegiatan IMJ. Pendiri IMJ menjelaskan bahwa team MNC TV akan menyelenggarakan Workshop Musik dangdut KDI bersama dengan IMJ. Acara ini akan sangat bermanfaat bagi para talent-talent IMJ karena pihak MNC TV akan mendatangkan para musisi professional dan para talent akan mendapatkan ilmu dari para musisi tersebut. Setelah setengah jam kemudian pihak MNC TV sudah datang dan langsung berdiskusi dengan pendiri IMJ. Selama kurang lebih 1 jam mereka berdiskusi pihak MNC TV akan memberikan informasi lebih lanjut setelah memberi tahukan apa yang didiskusikan dengan atasan. 4. Selasa, tanggal 24 Februari 2015, pada pukul 16.00 WIB. Hari ini adalah audisi album kedua IMJ bertajuk Kalahkan Hari Ini Vol.2. Para musisi jalanan yang berdomisili Jabodetabek mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi album kedua IMJ ini. Namun pada saat peneliti mengobservasi dilapangan para musisi jalanan yang berdatangan tidak begitu banyak karena audisi ini berlangsung selama bulan Februari. Walaupun pada hari ini para musisi jalanan yang mendaftar tidak begitu banyak tetapi kualitas yang mengikuti audisi IMJ vol.2 pada hari ini luar biasa. Mereka memiliki talenta bermusik yang baik selain memiliki vocal yang bagus mereka juga memiliki karya sendiri.
5. Jumat, tanggal 6 Maret 2015, pada pukul 14.00 WIB. Pada hari ini peneliti mengobservasi kegiatan workshop musik IMJ yang berlangsung secara meriah. Para talent-talent IMJ mendengarkan dan bertanya dengan para musisi professional seperti Menir Kriwil, Koko Marcel, dan Kiki KDI. Mereka saling sharing tentang ilmu bermusik kepada para talent bermusik agar menjadi musisi yang handal dan professional. 6. Jumat, tanggal 13 Maret 2015, pada pukul 16.00 WIB. Ketika peneliti datang para talent-talent IMJ sedang berlatih untuk acara nanti malam di taman Ismail Marzuki. Pendiri IMJ menjadi salahsatu pembicara diacara tersebut. Peneliti mengamati para talent dan berbincangbincang dengan pendiri IMJ, pendiri IMJ mengajak peneliti untuk mengikuti acara pada esok hari yakni acara sosialisasi preventif hiv aids, disana nanti para talent IMJ akan menjadi salahsatu penghibur dan ajang memperkenalkan para talent-talent IMJ kepada masyarakat, acara ini akan bekerjasama dengan humanioract dan kuldesak. 7. Sabtu, tanggal 14 Maret 2015, pada pukul 17.WIB. Ketika peneliti datang komunitas humanioract dan kuldesak sudah berkumpul di markas IMJ. Mereka sedang mempersiapkan acara untuk nanti malam. Acara berlangsung pada pukul 19.00 WIB dikampung Cimanggis, Depok. Kami bersama-sama menuju lokasi pada pukul 18.30 WIB dan sesampainya disana langsung mempersiapkan segala sesuatunya dan acara berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Sesi pertama yakni
menonton film tentang bahaya hiv aids dan cara pencegahannya, sesi kedua adalah diskusi dengan nara sumber para odha yang sudah pulih, sesi ketiga tanya jawab, dan terakhir hiburan. 8. Jumat, tanggal 17 April 2015, pukul 15.00 WIB. Hari ini ada kelas menulis dari Aan Mansyur. Kelas menulis ini berfungsi untuk memberikan ilmu tidak hanya para talent-talent IMJ tetapi juga untuk khalayak umum yang datang ke Kedai Ekspresi bahwa menulis untuk mengungkapkan apa yang ada di isi kepala kita dan tidak semua apa yang kita pikirkan dapat sama dengan apa yang kita tuliskan maka dari itu perlu keseimbangan antara apa yang kita pikirkan dengan apa yang kita tuliskan untuk menjauhkan dari lupa, itu adalah bagian dari apa yang Aan Mansyur bagikan dalam kelas menulisnya di Kedai Ekspresi. Tidak hanya kelas menulis pukul 19.00 WIB juga diadakan kelas puisi dengan Krisna Pabicara dan Zarry Hendrik yang juga membagi Ilmunya kepada para talent-talent IMJ untuk mengungkapkan seni yang dimilikinya selain musik agar seluruh bakat yang dimiliki tersalurkan dengan baik.
Transkip Wawancara Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial dalam Mengembangkan Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di terminal Depok. Informan : Pendiri Institut Musik Jalanan. A. Identitas Nama
: Andi Akmal Sera Malewa ST
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Wawancara : 6 Mei 2015 Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan. 1.Sejak kapan didirikannya IMJ? Jawaban : Institut Musik Jalanan berdiri pada Januari 2014 hasil kesepakatan kami bertiga untuk mendirikan IMJ. 2.Bagaimana proses awal sampai terbentuknya IMJ seperti saat ini? Jawaban : Pemikiran melahirkan IMJ berawal ketika pada 2012, Pemerintah Kota Depok mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.16/2012 Tentang Pembinaan Ketertiban Umum, dimana salah satunya pasalnya berisi larangan memberikan uang kepada pengemis dan pengamen. Perda ini tentu mempersempit ruang para musisi jalanan. Padahal disana juga ada mata
pencaharian, ada sebuah semangat kebanggaan ketika karya bisa didengarkan dan diapresiasi. Ditengah perkembangan teknologi yang semakin dinamis, muncul ide untuk merekam karya cipta kami dalam sebuah compact disc hingga bisa diedarkan kemasyarakat. 3.Apa yang anda harapkan dari kehadiran IMJ bagi para musisi jalanan? Jawaban : harapan kami para pendiri IMJ agar para musisi jalanan memiliki ruang untuk berkarya dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas bahwa para pengamen atau musisi jalanan ini tidak dianggap sebelah mata oleh masyarakat terlebih anak-anak dapat memiliki ruang dan tidak lagi dijalanan karena jalanan adalah tempat berbahaya bagi anak. 4.Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : di IMJ ini aturan tidak tertulis tetapi yang berlaku ada dua pertama aturan yang ada di dalam management IMJ disitu adalah tempat musisi jalanan untuk mengatur jadwal recording, latihan, dan event-event, lalu kedua adalah aturan yang ada di dalam management kedai Ekspresi disitu adalah salah satu unit usaha untuk pemasukan IMJ aturan yang berlaku adalah pembukuan dari uang masuk dan uang keluar. 5.Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer dan musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : haknya mereka akan mendapatkan royalti dari pemasukan yang kami dapatkan baik dari management IMJ uang yang didapat kami bagi dua untuk volunter bagian management IMJ dan untuk para talent kami, sedangkan untuk di kedai ekspresi juga sama kayak gitu juga.
6.Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : sudah dan memang seperti itu dari awal kami berdiri hingga saat ini. 7.Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar? Jawaban : Interaksi kami sangat baik dengan masyarakat sekitar IMJ, bahkan tidak Cuma masyarakat sekitar yang mengapresiasi kehadiran IMJ dunia internasional sudah mengenal IMJ dan IMJ sudah mendapatkan pengakuan resmi dari WIPO badan dunia resmi tentang HAKI yang ada di Jakarta. 8.Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? Jawaban : iya ada sih, contohnya itu karena kami bergerak dibidang musik sebenernya ngga boleh terlalu berisik gitu ya kalo malem tapi kami mensiasatinya itu ya dengan memakai gitar akustikan supaya suara yang dihasilkan ga terlalu besar dan pemakaian sound juga ga dengan volume yang menganggu masyarakat. Kami juga punya jam malam sampai jam 11 malam. 9.Apakah ada dari volunter dan musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : untuk saat ini ga ada, semua terkendali dengan baik. 10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : ya paling kami tegur ajasih kalo ada yang ngga ngelanggar aturan.
11. Apakah baik dari volunteer dan musisi jalanan ini memiliki peran ganda? Jawaban : ya pastilah mereka semua punya peran ganda, ada yang jadi mahasiswa, dan ikut peraturan IMJ pula seperti volunteer kebanyakan itu mahasiswa kayak kamu gini kan juga peran ganda jadi anak juga dirumah harus ikut peraturan dirumah. Para musisi jalanan juga sama kayak gitu mereka sih bukan mahasiswa tapi sebagian ada yang pelajar yang usianya masih dibawah umur. 12. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari volunteer atau musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? Jawaban : ya kalo urusan diluar udah selesai ya wajib ke IMJ contohnya kalo udah selesai sekolah, selesai kuliah yak ke IMJ tapi harus konfrimasi dulu pulangnya jam berapa jadi bisa disesuaikan sama jadwal dia urutan keberapa buat latihan dan kalo volunteer kan juga bisa buat jadwal yang pas dia jaga kedai kapan dan buat ngelola event kapan. Ya kurang lebihnya gitu sih. 13. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? Jawaban : amat sangat mengapriasiasi dilihat dari penjualan album yang melesat sampai pemberian penghargaan untuk IMJ. 14. Pernahkah terjadi konflik baik dengan sesama pendiri, volunteer atau musisi jalanan? Jawaban : Alhamdulillah sih ga ada kalo beda pendapat kan itu wajar ga sampe ada yang keluar dari kami sih ga ada, kalo ada masalah ya kami selesaikan baik-baik. Ya ngobrol gitu untuk mencari jalan keluar.
15. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? Jawaban : ada, yaitu tadi ngobrol diskusi buat cari solusi. 16. Ekspektasi kedepannya seperti apa terhadap IMJ kedepannya? Jawaban : para talent kami bisa jadi artis terkenal. 17. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ bertahan? Jawaban : faktor penghambatnya masih ada pengamen dan musisi jalanan yang belum mendaftar ke imj karena mereka kurang percaya diri dengan karyanya dan preman-preman yang mengaku sebagai pengamen ini sedikit menganggu dan faktor pendukung masyarakat mendukung kehadiran IMJ, semangat para musisi jalanan dengan karya-karya terbaik mereka dan sarana prasarana yang insyaallah dapat membantu para talent. 18. Apa yang menjadi ciri khas Institut Musik Jalanan? Jawaban : IMJ adalah institut bagi musisi jalanan pertama di Indonesia bahkan didunia. 19. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? Jawaban : satu persatu kami berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka untuk saat ini sedang berproses. 20. Apakah anda mengerti tentang sistem uks yang ada di kesejahteraan sosial?
Jawaban : kurang paham sih tapi pernah denger dari volunteer yang anak kessos iisip kalo sistem uks itu cara yang dipake buat mensejahterakan kaum marginal. 21. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album? Jawaban : wah banyak tahapannya pertama ya mereka diaudisi selanjutnya itu ke pembahasan lirik jadi liriknya itu pas atau enggak ada yang perlu diganti atau enggak, lalu ada arasement nah disini yang agak susah, dalam arti susah itu kita mau buat lagu ini ke genre apa mau popkah, dangdutkah, jazzkah atau seperti apa ya itu tergantung cocoknya seperti apa gitu, terus ada tahap mendengarkan lagu karya yang sudah dibahas liriknya sudah diarasement kita dengarkan pas atau enggak, kalo semua dianggap udah sesuai kami ketahap mengkrongkritkan karya tahap ini lebih sulit yakni tahap recording merekam lagu yang sudah diarasemen terus ada tahap mixing dan mastening dan endingnya itu adalah duplikasi album yang mengeluarkan banyak dana ini adalah tahap terakhir dan para talent akan mempublikasi album perdana diacara event IMJ dan event-event luar kota. 22. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : faktor penunjang kami adalah dukungan masyarakat yang mengapresiasi kegiatan kami ini yang membuat IMJ bertahan karena masyarakat dan gerakan muda Depok menyukai karya-karya kami. 23. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : prestasi yang sudah diraih IMJ adalah album perdana Institut Musik Jalanan bertajuk #KalahkanHariIni yang dicetak sebanyak 2000 keping ini mampu menembus pasar domestik hingga ke mancanegara. Selain itu Institut Musik Jalanan mendapatkan penghargaan dari Cahaya dari Timur Award sebagai kategori pemberdayaan musik masyarakat. Ini menjadi cambukan kami agar terus dapat berkarya lebih baik. 24. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? Jawaban : ya dengan berdiskusi dengan para talent dan management IMJ waktu pelaksanaannya yang tepat. 25. Sejak kapan didirikannya unit – unit usaha IMJ dan kelas –kelas terbuka IMJ? Jawaban : unit usaha IMJ berdiri sejak IMJ ini juga berdiri awal tahun 2014. 26. Tujuan didirikannya unit-unit usaha IMJ dan kelas-kelas terbuka IMJ? Jawaban : untuk menambah pemasukan kegiatan di IMJ. 27. Bekerjasama dengan pihak-pihak mana agar unit usaha, kelas terbuka dan IMJ dapat berjalan? Jawaban : IMJ bekerjasama dengan dinas sosial kota depok, dinas pariwisata, kuldesak, Haki, dengan wayang beber Indonesia, sahabat munir, Humaniorat, kedai ekspresi, dan televisi swasta seperti mnc tv , net tv, dan daai tv untuk promosi music produk IMJ, dan dengan para musisi ternama seperti Ina Kamarie, Beben Jazz, Gleen Fredly dll. 28. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini?
Jawaban : cara penggali potensi kreatifitas ya dengan ada unit-unit usaha ada kelas musik, ada kelas lingkungan, ada kelas potografi, dan masih banyak lagi. 29. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi Jalanan? Jawaban : ada melukis juga dan potografi.
Transkip Wawancara Peran Institut Musik Jalanan dalam Mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial dalam Mengembangkan Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di terminal Depok. Informan : Volunteer Institut Musik Jalanan A. Identitas Nama
: Widi Mahendra Putra.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Wawancara : Rabu, 6 Mei 2015 Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ? Jawaban : sejak masih diruba aku udah bantuin Andi sampai Andi mendirikan IMJ sama Frysto dan Iksan kurang lebih sekitar 7 tahun aku jadi volunteer, dan di IMJ udah mau 2 tahun jadi volunteer. 2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini? Jawaban : sangat membantu pengamen jalanan karena mereka ga punya tempat untuk berkreasi dijalanan nyari duit malah ditangkep satpol pp kan karena peraturannya kan bilang ga boleh ngamen. 3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ?
Jawaban : aku bantu dari berdirinya imj, aku tertarik bantu disini karena jarang sekali ada pergerakan solusi untuk bantu pemerintah dalam pemberdayaan para pengamen/musisi jalanan seperti IMJ ini. Maka dari itu aku siap mengabdi dan membantu apa yang dibutuhkan oleh IMJ. 4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : disini aturan tidak tertulis tapi jelas. Aturan ada 2,aturan di manajemen IMJ sama aturan di unit usaha. Kalo aku megang di unit usaha kedai ekspresi. 5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : haknya disini dapet royalti dari penjualan di kedai ekspresi, kewajibannya ya jaga kedai dari jam 15.00 – 00.00 WIB, terus buat pembukuan keuangan. 6. Apakah hak dan kewajiban bagi volunteer sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : ya sejauh ini dijalankan karena kalo nggak dijalankan ya ngga berjalan. 7. Bagaimanakah menurut anda interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan masyarakat sekitar? Jawaban : sangat baik, masyarakat mendukung adanya IMJ ini. 8. Dari pengamatan anda, Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : ya punya kayak ngga boleh terlalu berisik jadi kita ngakalinnya pake gitar akustikan, dan sound dalem bukan sound luar biar ga berisik banget lah seengaknya. 9. Apakah ada baik dari volunteer dan musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : nggak ada semua ngejalanin sesuai dengan porsinya. 10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada dari volunteer dan musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : paling cuma ditegur aja ngga sampe dikasih sanksi yang gimana gitu soalnya sampe sekarang ga ada yang ngelanggar sih. 11. Apakah
masyarakat
mengapresiasi
kehadiran
Institut
Musik
Jalanan? Jawaban : bahkan internasional juga mengapresiasi IMJ. 12. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, sesama volunteer atau dengan musisi jalanan? Jawaban : sampai saat ini sih ga ada. 13. Apakah anda memiliki peran ganda? Jawaban : punya 2 peran pertama peran aku dirumah sebagai anak karena ayah udah meninggal jadi aku yang gantiin posisi ayah. Aku jadi tulang punggung keluarga dan aku juga wajib kerja di IMJ.
14. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? Jawaban : kalo ada perbedaan pendapat ya kita diskusi musyawarah, kebiasaan dari ruba sampe ke IMJ ya musyawarah. 15. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ bertahan? Jawaban : faktor penghambat pengamen kurang pede, masih ada preman yang suka usil, dan faktor pendukung masyarakat yang mendukung kehadiran imj, semangat talent binaan yang jelas mambuat IMJ bertahan terlebih adanya fasilitas yang buat makin semangat buat latihan. 16. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? Jawaban : sedang diusahakan mudah-mudahan mereka bisa jadi artis terkenal. 17. Bagaimana
cara
mengembangkan
musisi
jalanan
agar
bisa
mempunyai album? Jawaban : audisi, pematangan karya, pengkongkritan karya, publikasi album, perfrom album.Ada lagi unit usaha kayak kedai, sablon,kelas yang dibuka juga untuk umum. 18. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : ya liat aja apa aja yang ada disini fasilitasnya ya itu sarana penunjangnya.
19. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? Jawaban : prestasi yang udah dicapai itu dapet penghargaan dari pemberdayaan musik masyarakat, cahaya dari timur matahari dapat pengakuan disitus resmi WIPO, dan penjualan album sampai 2000 keping. 20. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? Jawaban : kalo itu sama farah yang lebih jelasnya soalnya dia di Manajemen IMJ. 21. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? Jawaban : sangat bagus itu untuk lebih mengembangkan potensi anakanak. 22. Metode apa yang anda lakukan untuk membantu kegiatan di IMJ? Jawaban : ya terbuka ajalah caranyaa mah, jujur gitu aja metodenya. 23. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini? Jawaban : ya kayak tadi ada kelas terbuka sama unit usaha. 24. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi Jalanan? Jawaban : selain menyanyi ada yang bisa melukis dan stand up comedy.
25. Transkip Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : Volunteer IMJ A. Identitas. Nama
: Farah Adelina.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
Tanggal Wawancara : 6 Mei 2015. Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama menjadi volunteer di IMJ? Jawaban : kurang lebih 1 tahun ini gue bantu-bantu disini. 2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang adanya IMJ ini? Jawaban : bagus banget karena bisa bantu pengamen dan anak jalanan yang punya bakat. 3. Apa yang menjadi alasan anda menjadi volunteer di IMJ? Jawaban : karena pengen terjun dan pengen tau dunia sosial. 4. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : aturan disini ga tertulis tapi kalo gue buat peraturan yang udah disepakati bareng-bareng sama volunteer yang lain juga, 6 volunter
manajemen IMJ dan kedai ekspresi buat peraturan beda yang sesuai sama masing-masing bidangnya. Contohnya kayak gue nih kan di manajemen IMJ peraturannya itu ya buat jadwal latihan, jadwal event manggung, jadwal rekaman, dan keuangan manajemen IMJ, kalo untuk peraturan kedai kayak bang widi yang paling Cuma pembsagian jam kerja aja sama pembukuannya kayak gimana gitu ajasih. 5. Apa saja hak dan kewajiban bagi volunteer saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : kewajiban kita yang untuk menerapkan kepada talent apa yang sudah disepakati bareng-bareng tadi dan nerapinnya aja gimana. Dan haknya ya dapet gaji kita dari pekerjaan yang kita lakuin di IMJ. 6. Apakah hak dan kewajiban bagi volunteer sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : menurut gue sih udah. 7. Bagaimanakah menurut anda interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan masyarakat sekitar? Jawaban : wah sangat mengapresiasi kehadiran kita disini mereka. 8. Dari pengamatan anda, Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : ada sih ngga boleh berisik kalo tengah malem jadi kita ngakalinnya pake gitar akustikan, dan sound dalem bukan sound luar biar ga berisik banget. 9. Apakah ada baik dari volunteer dan musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : sampai saat ini sih semua fine-fine aja ngejalanin tugasnya. 10. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada dari volunteer dan musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : paling ditegur. 11. Apakah
masyarakat
mengapresiasi
kehadiran
Institut
Musik
Jalanan? Jawaban : jelas masyarakat mengapresiasi kita. 12. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, sesama volunteer atau dengan musisi jalanan? Jawaban : paling beda pendapat doang ga sampe ribut. 13. Apakah anda memiliki peran ganda? Jawaban : punya, gue juga kerja freelance diluar kadang gue izin untuk ga kesini karena ada job diluar dan gue juga harus keep contact sama nyokap dirumah supaya ga khawatir kalo gue ada job atau lagi di imj. 14. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : pasti ada, ya diskusi sih ngobrol aja maunya gimana terus solusinya apa. 15. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang membuat IMJ bertahan? Jawaban : waktu audisi suka ada talent yang pake lagu orang lain ga pede, sama ada preman iseng deh, kalo pendukungnya ya tadi itu masyarakat yang dukung bgt imj dan sarana dan prasarana yang insyaallah bisa terus menunjang kegiatan. 16. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? Jawaban : pasti. 17. Bagaimana
cara
mengembangkan
musisi
jalanan
agar
bisa
mempunyai album? Jawaban : untuk bisa mengembangkan mereka sampe tahap album pertama mereka audisi yang bisa lolos yang punya lagu sendiri, dan lagunya harus berkualitas suaranya juga harus bagus kalo udah masuk mereka bisa kerjasama sama tim managemen IMJ, abis itu masuk dipembahasan lirik sebelumnya talent udah punya lagu sendiri dan abis itu kita semua bahas nih liriknya udah pas atau belum kalo belum pas ya kita ganti sama lirik yang pas. Setelah itu ke tahap hearing proses ini kita semua mendengarkan lirik dan arassement yang dibuat sebelumnya kayak gimana, contohnya diarrasement dibuat ngejazz atau pop ya kita dengerin kalo memang kurang cocok arasement kita rubah lagi mungkin jadi indie
atau rege, ya pokoknya kita sesuaikan dengan karakter si penyanyi, lirik dan arrasement sesuai dengan apa yang lagi in di pasaran, dan tahap ini pematangan karya supaya ditahap produksi tidak mengalami pengulangan bila dirasa tidak cocok. Nah setelah itu ke pematangan karya kan produksi lagu kalo udah selesai kita publikasi album caranya kami memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan lagu-lagu para talent kami, karena anak-anak muda zaman sekarang sampai tokoh ternama juga memakai media sosial. selain album para talent kami juga kami ajarkan untuk punya media sosial supaya pada kenal. 18. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : saranan prasarana yang ada di Institut Musik Jalanan. 19. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? Jawaban : kami udah dapet cahaya dari timur matahari sebagai pemberdayaan musik masyarakat, dapet pengakuan resmi dari badan Hak Kekayaan Intelektual atau Haki yang ada di Jenewa yaitu Wipo, dan album pertama kami udah 2000 keping ini menembus pasar domestik hingga ke mancanegara. 20. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? Jawaban : diskusi sama talent dan volunteer yang lainnya yang ada dimanajemen supaya ga ada bentrok dan dapet waktu yang pas.
21. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? Jawaban : bagus bisa bantu talent binaan kami lebih pinter, beretitude, dan bisa sharing sama musisi yang lebih handal dibidangnya. 22. Metode apa yang anda lakukan untuk membantu kegiatan di IMJ? Jawaban : terbuka, jujur supaya kita bisa saling kontribusi disetiap kegiatan kalo bisa dikerjain kalo gabisa yang ngomong aja biar bisa dibantu atau dikasih ke yang lebih ngerti. 23. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan ini? Jawaban : unit usaha sama kelas-kelas dong pastinya. 24. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya dari para musisi Jalanan? Jawaban : ada beberapa talent yang bisa melukis.
Transkrip Wawancara Peran Institut Musik Jalanan dalam mengaplikasikan Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial dalam Mengembangkan Potensi Kreatifitas Anak Jalanan di Terminal Depok. Informan : anak jalanan yang mengikuti rekaman di Institut Musik Jalanan A. Identitas. Nama
: Bimo IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015. Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan? Jawaban : dari putus sekolah smp ya ngamen aja. 2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan? Jawaban : ekonomi butuh duit. 3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini? Jawaban : baru setahun dari bulan februari 2014. 4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ?
Jawaban : dari selembaran dijalanan ada yang buang yauda liat alamatnya kesitu deh. 5. Mengapa mengikuti audisi IMJ? Jawaban : ya siapa tau bisa jadi penyanyi terkenal kayak Gleen Fredly gitu. 6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : di IMJ ini aturan tidak tertulis tetapi yang berlaku ada dua pertama aturan yang ada di dalam management IMJ disitu adalah tempat musisi jalanan untuk mengatur jadwal recording, latihan, dan event-event, lalu kedua adalah aturan yang ada di dalam management kedai Ekspresi disitu adalah salah satu unit usaha untuk pemasukan IMJ aturan yang berlaku adalah pembukuan dari uang masuk dan uang keluar. 7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : haknya ya dapet duit dan kewajibannya ya komit aja disini. 8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : udah. 9. Bagaimanakah interaksi antara Institut Musik Jalanan dengan masyarakat sekitar? Jawaban : interaksinya ya baik sama masyarakat.
10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? Jawaban : tidak ada. 11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : kita semua sih ga ada yang ngelanggar aturan. 12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : Cuma ditegor doang. 13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda? Jawaban : kalo gue mah punya jadi anak ibu dirumah. 14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? Jawaban : disesuain aja ntar bilang sama bang Andi. 15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? Jawaban : sangat mengapresiasi dong buktinya punya penghargaan. 16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama musisi jalanan? Jawaban : ya paling beda pendapat doang. 17. Pernahkah terjadi perbedaan pendapat dan bagaimana cara menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat?
Jawaban : ya ada. 18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? Jawaban : kalo buat aku sendiri bantu kebutuhan pribadi dan bantu kebutuhan keluarga. 19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album? Jawaban : ya banyak ada audisi alhamduliilah banget audisi kalahkan hari ini volume dua rame, walaupun pada zaman gue juga ngga kalah rame waktu itu tahun 2014 sama bulan februari juga audisinya. Waktu itu harapan gue ikut audisi gue bisa jadi musisi yang terkenal yang punya lagu sendiri, mungkin itu juga kali ya yang buat temen-temen gue sesama pengamen jalanan pada ikutan daftar di IMJ, mau hidupnya lebih baik kedepannya ga selalu dijalanan, 20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : ya fasilitasnya aja yang ada disini kan penunjangnya ka. 21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? Jawaban : penjualan album yang udah 2000 keping, dapet penghargaan dari cahaya dari timur matahari dan pengakuan dari Wipo. 22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir?
Jawaban : diskusi terbuka gitu disitu ada semua management dan pendiri jadi supaya kita sepakat. 23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan? Jawaban : pasti ada sih kayak mati lampu, nunggu yang belum dateng. 24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ? Jawaban : Ilmu dan jadi lebih banyak tau dan lebih banyak kenal orang. 25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? Jawaban : bagus bisa bantu kita kalo lagi ga ada kegiatan rekaman. 26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ? Jawaban : ikut dong pastinya. 27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu ditambahkan atau diperbaiki? Jawaban : udah bagus. 28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan? Jawaban : prestasi ya gua ikut bangga karna di album kalahkan hari ini ada lagu gua. 29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya? Jawaban : makin sukses. 30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang anda ikuti selama di IMJ? Jawaban : ya rajin ikut latihan rutin, ikut kelas, bantuin unit usaha.
31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki? Jawaban
:
ngelukis
sih.
Transkip Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : Anak Jalanan yang rekaman di IMJ A. Identitas. Nama
: Adam IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015. Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
C. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan? Jawaban : gue ada dijalanan udah tiga taun semenjak masuk SMA. 2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan? Jawaban : karena bokap gak bisa nyekolahin gue lagi akhirnya gue mutusin untuk bantu kebutuhan ekonomi keluarga dan gue milih ngamen, nyokap gue kerja nyuci gosok dirumah orang dan bokap buruh bangunan gue juga punya 3 orang adek yang masih kecil-kecil kondisi rumah juga masih ngontrak makanya gue anak pertama dan harus bantu nyokap dan bokap gue. 3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini? Jawaban : baru 6 awal taun ini.
4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ? Jawaban : dari flyer yang gue dapet di bis waktu gue ngamen. 5. Mengapa mengikuti audisi IMJ? Jawaban : karena gue mau jadi musisi terkenal. 6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : aturannya dua kalo ga salah aturan management sama aturan unit usaha. Maklum gue masih baru disini. 7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : Disini gue wajib ikut peraturan di IMJ yaitu komitmen. Disini harus punya tanggungjawab. IMJ ini tempat kita buat nyalurin bakat. Kalo kita yang ada disini nurut kita juga bakalan dikasih jadwal buat event-event gitu dan hak gue dapat duit deh. Duitnya jauh lebih lumayan dah daripada dijalanan yang resikonya juga jauh lebih gede. 8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : setau gue sih udah. 9. Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar? Jawaban : ya biasa-biasa aja sih. 10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar?
Jawaban : setau gue sih ga boleh berisik kalo malem jadi pakenya gitar akustik. 11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : kayaknya sih ga ada. 12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : ditegor doang paling sama bang Andi. 13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda? Jawaban : pastilah. 14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? Jawaban : ngobrol aja biasa. 15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? Jawaban : iya sih kalo pas ada event banyak yang dateng. 16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama musisi jalanan? Jawaban : paling adu bacot doang. 17. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? Jawaban : pernah. Ngobrol aja kalo nyelesainnya. 18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi?
Jawaban : yang talent 1 kayaknya udah. Udah pada punya album dan banyak eventnya. 19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album? Jawaban : banyak dari audisi sampe rekaman, terus ada unit usaha sama kelas-kelas. 20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : yang dari fasilitasnya. 21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? Jawaban : dari cahaya dari timur matahari, sama penjualan album pertama yang sampe 2000 keping. 22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? Jawaban : biasanya semua pada ngumpul buat ngebahas itu. 23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan? Jawaban : enggak. 24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ? Jawaban : wah banyak gue jadi bisa komputer, gue bisa belajar alat rekaman, banyak ilmu tentang musik, ketemu sama orang terkenal sekelas Glen Fredly, Ina Kamarie, Beben Jazz coy. Gila gak tuh ngga nyangka gue. 25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? Jawaban : keren. 26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ?
Jawaban : bantuin doang. 27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu ditambahkan atau diperbaiki? Jawaban : udah bagus kayaknya. 28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan? Jawaban : gue kan belum masih mau tahap recording jadi belum punya prestasi. Tapi gue bangga ada disini. 29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya? Jawaban : makin sukses makin keren. 30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang anda ikuti selama di IMJ? Jawaban : waktu gue masuk di IMJ dan gue bilang kalo gue putus sekolah terus bang Andi ngubungin gue sama orang Humanioract supaya gue bisa lanjutin kejar paket c, katanya sayang-sayang kalo ngga dikelarin sekolahnya, sekolah itu buat kita juga ilmunya. Selain itu gue ikut kelas-kelas dan unit usaha biar makin belajar. 31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki? Jawaban : kalo gue bisanya nyanyi aja sama arasemen lagu.
Transkip Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : Anak Jalanan yang rekaman di IMJ B. Identitas. Nama
: Hasan IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015. Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
D. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan? Jawaban : udah mau 3 tahun. 2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan? Jawaban : gue dateng dari jam 11 dan baru bisa audisi jam 2 siang saking ramenya, gue ikut audisi ini karena gue mau ngerubah hidup gue dan mau wujudin mimpi gue jadi penyanyi terkenal 3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini? Jawaban : bareng Adam awal taun. 4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ? Jawaban : dari flyer yang ada dijalanan.
5. Mengapa mengikuti audisi IMJ? Jawaban : ngerubah hidup gue. 6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : aturan managemen sama unit usaha. 7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : komitmen yang wajib dan rutin latihan sama nanti dapet duit kalo album udah kejual dan dapet event-event buat manggung. 8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : udah. 9. Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar? Jawaban : bagus. 10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? Jawaban : ga boleh berisik ajasih. 11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : kayaknya ga ada.. 12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : ditegur doang paling.
13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda? Jawaban : gue iya. 14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? Jawaban : cerita aja sama orang manajemen biar dikasih solusi biar ngerti. 15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? Jawaban : banget. 16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama musisi jalanan? Jawaban : beda maunya aja. 17. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? Jawaban : pernah tapi ya diobrolin kelar. 18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? Jawaban : talent vol 1 kayaknya udah deh. 19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album? Jawaban : wah banyak itu mah gak apal. 20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : fasilitasnya aja. 21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ?
Jawaban : dapet penghargaan dari cahaya timur matahari, udah mendunia jg kan IMJ. 22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? Jawaban : diobrolin aja disana mah. 23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan? Jawaban : kayaknya enggak dehh. 24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ? Jawaban : gue jadi belajar komputer dan alat rekaman, pinter gue disini 25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? Jawaban : bagus. 26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ? Jawaban : bantuin bang Widi aja. 27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu ditambahkan atau diperbaiki? Jawaban : enggakusah udah pas. 28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan? Jawaban : belum ada ague kan baru. 29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya? Jawaban : makin gokil. 30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang anda ikuti selama di IMJ? Jawaban : banyak ada kelas-kelas disini. 31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki?
Jawaban
:
gue
bisa
ngelukis.
Transkip Wawancara Peran IMJ dalam mengaplikasikan sistem usaha kesejahteraan sosial dalam mengembangkan potensi kreatifitas anak jalanan di terminal depok. Informan : Anak Jalanan yang rekaman di IMJ A. Identitas. Nama
: Dhea IMJ.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Tanggal Wawancara : 7 Mei 2015. Waktu Wawancara : 30 Menit. Tempat
: Institut Musik Jalanan.
B. Pertanyaan. 1. Sudah berapa lama melakukan aktivitas dijalanan? Jawaban : gue udah 5 tahun dijalanan. 2. Alasan apa yang menyebabkan anda turun ke jalan? Jawaban : ekonomi bantu keluarga. 3. Sudah berapa lama berada di IMJ ini? Jawaban : udah mau satu tahun gue disini. 4. Darimana anda mengetahui ada audisi di IMJ? Jawaban : dari salahsatu penumpang bis yang ngasih tau. 5. Mengapa mengikuti audisi IMJ?
Jawaban : gue ngerasa kalo dijalanan gue nggak kuat capek banget soalnya kan lari-lari dari bis ke bis, kalo sekarang gue udah lolos audisi jadi gue nggausah lari-lari lagi, dan gue bisa sekolah lagi ngerubah nasib gue kan.. 6. Aturan apa yang diberlakukan dalam Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : selaw kalo disini mah Cuma nurut aja sama manajement, ikut bantu aja di kedai. 7. Apa saja hak dan kewajiban bagi musisi jalanan saat berada di Institut Musik Jalanan? Jawaban : komit kalo disini mah nanti dapet royalti. 8. Apakah hak dan kewajiban ini sudah diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : sesuai kok. 9. Bagaimanakah
interaksi
antara
Institut
Musik
Jalanan
dengan
masyarakat sekitar? Jawaban : bagus banget interaksi sama warga sini. 10. Apakah masyarakat memiliki aturan sendiri yang berlaku sehingga IMJ menyesuaikan aturan yang ada di masyarakat sekitar? Jawaban : kalo latihan pake gitar akustik biar ga gede bgt suaranya dan gak ganggu warga. 11. Apakah ada dari musisi jalanan ini yang tidak mampu untuk menjalankan aturan yang ada di Institut Musik Jalanan ini? Jawaban : kayaknya ga ada.
12. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada musisi jalanan yang tidak menaati aturan yang berlaku di Institut Musik Jalanan? Jawaban : ditegor 13. Apakah dari musisi jalanan ini memiliki peran ganda? Jawaban : semuanya pasti iya. 14. Bagaimana cara mengatasi apabila ada dari musisi jalanan yang mempunyai peran ganda? Jawaban : ngobrol biar ada solusi terbuka aja. 15. Apakah masyarakat mengapresiasi kehadiran Institut Musik Jalanan? Jawaban : sangat. 16. Pernahkah terjadi konflik baik dengan pendiri, volunteer atau sesama musisi jalanan? Jawaban : beda pendapat doang. 17. Pernahkah
terjadi
perbedaan
pendapat
dan
bagaimana
cara
menyelesaikan bila terjadi perbedaan pendapat? Jawaban : cara nyelesainnya ya ngobrol aja. 18. Sudahkah kehadiran IMJ ini membantu para musisi jalanan untuk mewujudkan mimpi? Jawaban : udah buat gue pribadi. 19. Bagaimana cara mengembangkan musisi jalanan agar bisa mempunyai album? Jawaban : pertama audisi terus ada pembahasan lirik beberapa lirik gue emang ada yang diganti kayak contohnya ada lirik yang selamanya aku hanya
bisa diganti selamanya aku takkan pernah bisa lepas. Dan masih ada lagi yang dirubah itu contoh kecilnya kayak gitu, gue pribadi sih ga masalah kalo diganti gitu kan supaya lebih keren lagu gue. 20. Apa saja faktor penunjang yang membuat para musisi jalanan ini berkembang? Jawaban : fasilitasnya. 21. Prestasi apa saja yang sudah dicapai oleh IMJ? Jawaban : penjualan album kita yang udah sampe 2000 keping, dapet award dari cahaya dari timur matahari, dan diakui oleh musisi dunia. 22. Bagaimana cara menentukan jadwal dari proses rekaman sampai akhir? Jawaban : sharing terbuka sama management sampe nemu waktu yang pas supaya ga bentrok sama kegiatan yang lainnya. 23. Apakah selama proses rekaman ampai distribusi mengalami kesulitan? Jawaban : Cuma duit aja kali ya pendiri IMJ. 24. Apa yang anda dapatkan selama mengikuti kegiatan di IMJ? Jawaban : tadinya gue ga punya twitter eh karena gue masuk IMJ gue diajarin buat twitter, facebook, dan media sosial lainnya. kita kalo mau ngamen ya jualan album bukan minta duit recehan lagi tapi sekali jual 20.000. tapi itu cuma diawal aja sih kita jualan album dari bis ke bis, kalo sekarang udah ke event-event aja. 25. Bagaimana menurut anda tentang unit usaha dan kelas terbuka di IMJ? Jawaban : bagus.
26. Apakah anda juga mengikuti unit usaha IMJ? Jawaban : enggak. haha 27. Menurut anda unit usaha dan kelas terbuka IMJ sudah bagus atau perlu ditambahkan atau diperbaiki? Jawaban : kayaknya udah sip 28. Setelah mengikuti IMJ prestasi apa yang sudah anda dapatkan? Jawaban : penjualan album yang meningkat. Gue bangga dan itu prestasi buat gue. 29. Apa harapan anda untuk IMJ kedepannya? Jawaban : makin sukses. 30. Bagaimana cara menggali potensi kreatifitas para musisi jalanan yang anda ikuti selama di IMJ? Jawaban : banyak dari audisi sampe distribusi, kelas-kelas, dan unit usaha. 31. Selain menyanyi adakah potensi kreatifitas lainnya yang anda miliki? Jawaban
:
ada
beberapa
yang
bisa
ngelukis.
HASIL OBSERVASI Fokus Observasi
: Proses Kegiatan Pembuatan Album.
Waktu Observasi
: 24 Februari – 3 Mei 2015.
Tempat Observasi
: Institut Musik Jalanan.
Waktu
Deskripsi
Selasa, 24 Februari 2015
Suasana dikedai ekspresi pada saat audisi ramai sekali, para pengamen, anak jalanan mengikuti audisi secara bergantian. Mereka menyanyi sambil bermain gitar dihadapan para juri. Pada saat membahasan lirik dihadiri oleh pendiri institut musik jalanan, manajement, dan talent. Sebanyak kurang lebih 7 orang menghadiri pembahasan lirik. Pembahasan lirik dilakukan pada malam hari dan suasana pada malam itu serius sekali dan hanya beberapa pengunjung yang datang dikedai ekspresi. Proses arasemen dilakukan diruang rekaman IMJ dihadiri oleh talent yang lagunya sedang diarasemen yakni Adam IMJ, lagu yang akan dibawakan yaitu pergi-pergi. Proses arasemen dilakukan pada malam hari. Suasana hearing dikedai ekspresi sangat ramai karena dilakukan tepat dengan malam minggu akustik, banyak pengunjung dikedai ekspresi yang mendengarkan lagu karya di ekspresi. Selama kurang lebih 3 jam dari pukul 19.00 sampai 22.00 wib. penjualan album tidak hanya dilirik oleh masyarakat umum tetapi juga para musisi ternama, seperti Iwan fals, Glen Fredly, Dahlan Iskan pun membeli album institut musik jalanan peneliti melihat di di jejaring sosial twitter bahwa penjualan distribusi album diminati oleh para followersnya termasuk para musisi ternama. Peneliti melihat Hasan IMJ sedang merekam suaranya didampingi oleh Sinyo IMJ. Siang hari mereka melakukan rekaman. Hasan IMJ mengenakan pakaian berwarna hitam
Selasa, 18 Maret 2015
Selasa, 31 Maret 2015
Sabtu, 2 April 2015
Selasa, 4 April 2015
Rabu, 5 April 2015
Minggu, 3 Mei 2015
dengan membawa gitar dan Sinyo IMJ mementorinya. Ikatan Keluarga Dewan, DPRD Kota Depok menggelar sebuah acara yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para lansia di kota Depok. Acara ini bertajuk Festival Lansia Tangguh 2015 bekerjasama dengan Institut Musik Jalanan. Acara ini diadakan di Main hall Margo City Depok. Para talent Institut Musik Jalanan sebagai pengisi acara menyanyikan lagu diawal acara yakni Sinyo IMJ dengan lagu andalannya Penjaga Cinta diiringi oleh talent lainnya. Setelah Sinyo menyanyikan lagu perlombaaan cipta lagu untuk lansia dilanjutkan dari pukul 16.00 sampai pukul 20.00 WIB. Acara berlangsung sangat meriah.
HASIL OBSERVASI Fokus Observasi
: Melihat unit usaha dan kelas edukasi.
Waktu Observasi
: 14 Maret – 6 Juni 2015.
Tempat Observasi
: Institut Musik Jalanan.
Waktu Sabtu, 14 Maret 2015.
Minggu, 26 April 2015
Selasa, 12 Mei 2015
Sabtu, 23 Mei 2015
Sabtu, 6 Juni 2015.
Deskripsi Acara yang bekerjasama dengan Humaniorat dan Kuldesak SG kali ini diadakan tidak di kedai ekpresi kelas kesehatan kali ini diadakan di Lapangan Triarga, Cimanggis, Depok. Acara berlangsung dari pukul 19.00 – 23.00 WIB dengan mengenakan dress code berwarna putih acara berlangsung sangat meriah. Selama kurang lebih 4 jam dengan rangkain acara pemutaran film, bincang edukasi, atraksi sulap jalanan, dan musik akustik. Acara dialog interaktif Hak Kekaayaan Intelektual (HAKI) menghadirkan pakar HAKI yaitu Risa Amrikasari dengan tema dunia tahun ini “Get Up Stand Up for Music“.Acara yang diselenggarakan selama 4 Jam ini berhasil menyedot perhatian dari sejumlah kalangan, baik dari musisi indie, pelaku industri kreatif hingga kalangan pers. Turut hadir pula beberapa orang tokoh seperti Pak Raden, Krisna Pabichara dan komunitas musik soundcloud depok. Pada siang hari suasana dikedai ekspresi sangat ramai ternyata acara kelas lingkungan kerjasama dengan Earth Hour Depok Sudah dimulai, selain para talent binaan IMJ masyarakat dari kalangan umum juga banyak yang datang ke acara ini karena tema yang diusung adalah menuju kota depok yang ramah lingkungan. acara kelas musik diadakan pada malam hari pada pukul 19.00 WIB dengan materi pembelajaran vocal dan pr lagu fly me to the moon, acara ini disambut sangat antusias oleh para talent yang membawa gitar sendiri dan dengan seksama mendengarkan arahan dari mentor mereka yakni Ina Kamarie. Unit usaha kedai ekspresi buka dari pukul 15.00 WIB
Sabtu, 6 Juni 2015
sampai dengan pukul 23.00 WIB. Pada saat penulis datang bang Widi dan Bang Febri yang menjaga kedai. Mereka langsung menodorkan menu andalan mereka dan penulis mencicipi menu sop ubi makasar, dan es pisang ijo dari ternyata memang menu yang ada dikedai ekspresi rasanya lezat. Pada saat peneliti datang pukul 15.00 WIB ada salahsatu talent bernama Arie IMJ sedang menyablon kaos yang sudah dioder sebelumnya. Arie sangat serius mengerjakan sablon tersebut.
DOKUMENTASI
Diskusi sebelum memasuki tahapan audisi.
Hasan mengikuti audisi. Institut Musik Jalanan.
Institut Musik Jalanan.
Adam sedang mengikuti audisi.
Ruang Rekaman.
Institut Musik Jalanan.
Institut Musik Jalanan.
Flyer perform.
Workshop Musik KDI
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Dhea IMJ sedang rekaman.
Pertemuan Depok.
dengan
pemkot
Di Institut Musik Jalanan.
Kelass Fotografi.
Perform Bimo IMJ.
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Wawancara dengan pendiri IMJ.
Flyer cipta lagu lansia.
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Flyer kelas menulis.
Flyer kelas musik.
Di Institut Musik Jalanan.
Di Institut Musik Jalanan.
Kelas Musik. Di Institut Musik Jalanan.
Kelas lingkungan. Di Institut Musik Jalanan.