e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MANUFAKTUR PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) TUGU SARI PAJAHAN KECAMATAN PUPUAN KABUPATEN TABANAN 1
Kd Asti Dwidiyantini, 1Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2Edy Sujana Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak BUMDes Tugu Sari Pajahan merupakan organisasi yang bergerak dibidang manufaktur yaitu pengelolahan kopi bubuk robusta. Sumber modal diperoleh dari bantuan dana BKK BUMDes dan dana APBDes. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) proses penyusunan dan pertanggungjawaban laporan keuangan BUMDes Tugu Sari Pajahan; (2) kendala BUMDes Tugu Sari Pajahan dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur; (3) laporan keuangan yang seharusnya dibuat oleh BUMDes Tugu Sari Pajahan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan observasi langsung kelapangan dan mengumpulkan data yang akan dianalisis berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti. Teknik analisis data yang digunakan yaitu (1) pengumpulan data; (2) reduksi data; (3) penyajian data; (4) analisis data; dan (5) penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukan (1) proses penyusunan laporan keuangan BUMDes disusun dengan format laporan keuangan jasa dan hanya membuat laporan laba rugi dan laporan modal, proses pertanggungjawaban keuangan sudah dilakukan dengan baik dimana dibuktikan dengan pemahaman dari anggota BUMDes akan laporan yang dilaporkan walaupun hanya dalam bentuk laporan keuangan yang sederhana; (2) kendala BUMDes Tugu Sari Pajahan dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur adalah SDM dalam keuangan, tingkat kompetensi, lingkup organisasi yang kecil dan komponen-komponen dalam format laporan keuangan manufaktur yang kompleks; dan (3) penyesuaian penyusunan laporan keuangan berdasarkan format laporan keuangan manufaktur menyebabkan terjadinya perubahan akun dan nominal pada laporan laba rugi dan perubahan ekuitas .
Kata kunci: BUMDes, Penyusunan dan Pertanggungjawaban Laporan Keuangan, Laporan Keuangan Manufaktur Abstract Village Owned Enterprises (Badan Usaha Milik Desa, hereinafter referred to as BUMDes) Tugu Sari Pajahan was a manufacturing organization whose business was the cultivation of robusta coffee powder. The source of capital was the fund from BKK BUMDes and APBDes. This study aimed at finding out: (1) the preparation and accountability process of BUMDes Tugu Sari Panjahan financial statement, (2) the obstacles that BUMDes Tugu Sari Panjahan encountered in preparing financial statement following the format of manufacture financial statement, (3) whether the financial statement supposed to be written by BUMDes Tugu Sari Panjahan was following the format of manufacture financial statement. This study was qualitative
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) study, where the researcher did direct observation on the field and collected data which would be analysed based on the researcher’s knowledge and observation. Techniques of analysing data applied were (1) data collection, (2) data reduction, (3) data presentation, (4) data analysis, and (5) conclusion withdrawal. The results of the analysis showed that (1) the process of preparing the BUMDes financial statement was following the format of service business financial report and contained merely income statement and capital statement. The financial accountability process had been done well, proven by the understanding of the members of BUMDes on the financial report, although it was merely a simple financial report, (2) the obstacles encountered by BUMDes Tugu Sari Pajahan in preparing financial report following the manufacture format were the human resources in finance, the competency level, the small organization scope, and the complex components of the format of manufacture financial statement, and (3) the adjustments made in the financial statement resulted in nominal and account changes in the income statement and changes in equity.
Key words: BUMDes, Preparation and Accountability of Financial Statement, Manufacture Financial Statement
PENDAHULUAN Perekonomian indonesia yang semakin maju ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi yang panjang karena dijadikan suatu fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Sehingga kebutuhan masyarakat akan permintaan barang dan jasa menjadi meningkat. Peningkatan permintaan produk dan jasa menyebabkan semakin bertambahnya pendirian perusahaan baik di bidang jasa, dagang, maupun manufaktur Bentuk perusahaan secara garis besar jika dilihat dari kegiatan utamanya diantaranya perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahan manufaktur. Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah aktivitas yang berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan manufaktur. Laporan
keuangan sangat berguna sebagai alat pertanggungjawaban penggunaan dana dan kegiatan operasional perusahaan serta dapat mengetahui laba bersih yang diterima oleh perusahaan. Laporan inilah yang menjadi pedoman bagi para pengelola perusahaan untuk mengambil beberapa keputusan atau pun kebijakankebijakan kedepannya. Sehingga sangat diharuskan untuk menyusun laporan keuangan bagi setiap perusahaan terutama untuk perusahaan manufaktur. Baik perusahaan manufaktur yang lingkup perusahaannya sudah besar seperti PT Unilever Indonesia Tbk atau perusahaan manufaktur yang lingkupnya masih kecil seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) apabila perusahaan tersebut mengolah bahan mentah menjadi barang jadi berarti perusahaan tersebut termasuk perusahaan manufaktur dan sangat diharuskan untuk menyusun laporan keuangan manufaktur sesuai format yang telah ditentukan. Pengertian BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa menurut Permendagri No. 39 Tahun 2010 tentang BUMDes adalah usaha desa yang dibentuk atau didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Tugu Sari Pajahan merupakan nama BUMDes yang terletak di Desa Pajahan Kecamatan Pupuan kabupaten Tabanan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) BUMDes Tugu Sari Pajahan secara aturan telah mampu menyusun laporan keuangan, dan karena BUMDes ini bergerak dalam bidang manufaktur maka format laporan keuangan yang disusun harus dengan format laporan keuangan manufaktur namun, pada kenyataannya BUMDes Tugu Sari Pajahan menyusun laporan keuangan dengan format laporan keuangan perusahaan jasa. Laporan keuangan yang dibuat hanya Laporan Laba Rugi dengan format Laporan Laba Rugi perusahaan jasa, sehingga tidak mencerminkan laba sesungguhnya. Penelitian yang meneliti mengenai analisis penyusunan laporan keuangan, telah banyak di lakukan misalnya penelitian dari Artawan (2015) meneliti Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAK-ETAP pada Gapoktan Amerta Sari Sudaji Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP memiliki beberapa kendala yaitu (1) faktor usia; (2) tingkat kompetensi; (3) transaksi yang tidak rutin terjadi; dan (4) lingkup organisasi yang kecil. Penelitian mengenai BUMDes juga pernah dilakukan oleh Erayani (2016) mengenai Tinjauan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Piutang Pada BUMDes Sidi Amerta Di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali dimana BUMdes ini hanya mencatat piutang yang timbul sedangkan jurnal pada saat transaksi pemberian kredit dan jurnal pada saat pelunasan piutang oleh nasabah tidak dibuat oleh pihak BUMDes. Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori sinyal (Signalling Theory). Teori sinyal menjelaskan hubungan antara pemberian informasi perusahaan dan persepsi investor dimana teori sinyal menurut Prasiwi (2015), menjelaskan bagaimana pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar.Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal, yang dimotivasi karena asimetris informasi (asymmetri information) antara perusahaan (agent)
dan pihak luar (principal), dimana informasi yang diberikan dapat di respon sebagai sinyal positif atau negatif oleh investor. METODE Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime,digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Dalam penelitian ini peneliti memilih tiga metode dalam pengumpulan data penelitian, yaitu sebagai berikut (1) wawancara mendaam adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada orang lain yang diwawancarai (interviewee) (Purhantara, 2010:80). Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara 4 orang narasumber yang dipilih berdasarkan jabatan dalam pengelolaan BUMDes, alasannya karena pihak terkait yang sangat berhubungan langsung dalam proses penyusunan dan pertanggungjawaban laporan keuangan BUMDes. Narasumber meliputi : pengurus BUMDes yaitu: Ketua BUMDes, Sekretaris BUMDes dan Bendahara BUMDes, serta Kelian Desa Pajahan; (2) observasi dilakukan peneliti untuk mendapatkan jawaban yang lebih memberikan kepastian mengenai proses penyusunan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan format dan melihat kegiatan pertanggungjawaban keuangan; (3) dokumentasi berupa laporan keuangan BUMDes dengan format yang telah dibuat serta proses penyusunan laporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) keuangan dan proses pertanggungjawaban laporan keuangan. Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) data primer penelitian ini didapat dari wawancara mendalam mengenai kendala dalam menyusun laporan keuangan dengan format laporan keuangan manufaktur; (2) data sekunder dari penelitian ini adalah berupa catatan transaksi penerimaan kas dari penjualan, cacatatan transaksi pengeluaran kas dari biaya-biaya dan AD ART BUMDes Tugu Sari Pajahan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti apa yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dalam Moleong (2005) sebagai teknik analisis interaktif (interactive model of analysis) dengan tahapan sebagai berikut (1) reduksi data (data reduction), sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian,penyederhanaan,pengabstraksi an dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan; (2) penyajian data (data display); (3) menarik kesimpulan (verifikasi), sebagai proses mencari arti, mencatat keteraturan, polapola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proporsi proposisi penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN BUMDes Tugu Sari Pajahan yang telah menyusun laporan keuangan. Namun laporan keuangan yang disusun sangat sederhana dan dapat dikatakan salah, karena BUMDes Tugu Sari Pajahan bergerak di bidang manufaktur namun, tidak mengggunakan format laporan keuangan manufaktur dalam penyusunan laporan keuangan. Ketua BUMDes sendiri telah menjelaskan dalam wawancara mendalam yang dilakukan bahwa BUMDes telah menyusun laporan keuangan namun secara sederhana. Ketua BUMDes menjelaskan bahwa: “…jadi disini kami sudah membuat laporan keuangan tapi hanya yang sederhana saja, sebatas perhitungan penjualan dan biaya-biaya yang dikeluarkan, jadi belum berdasarkan standar yang baku yang telah diterapkan diperusahaan besar, jadi hanya sederhana saja”.
Bendahara BUMDes juga menguatkan pernyataan dari ketua dan sekretaris mengenai telah disusunnya laporan keuangan dengan format sederhana, yaitu: “…kami untuk laporan keuangan berdasarkan akuntansi secara sederhana, jadi dari penjualan dikurangi biaya operasional, dikurangi biaya pemasaran dan segala macamnya itu, jadi kami membuatnya itu masih dalam tahap sederhana, karena keterbatasan kemampuan dalam hal menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi yang sebenarnya, secara sistem sudah benar cuman belum tersempurnakan lebih detail lagi, jadi pedomannya dari proses penjualan dan biaya-biaya yang dikurangkan selama berjalan ini”. Berdasarkan hasil penelitian, pertanggungjawaban laporan keuangan BUMDes Tugu Sari Pajahan diadakan pada akhir tahun (tutup buku tahunan). Pelaksanaan pertanggungjawaban ini dipaparkan oleh Ibu Ni Made Lasmita selaku sekretaris: “…Untuk pertanggung jawaban itu dilakukan sekali dalam setahun. Yaitu bulan desember saat tutup buku tahunan, biasanya itu dihadiri oleh bapak perbekel dan semua staf desa serta masyarakat desa pajahan, jadi kami sebagai pengurus menyiapkan semua laporan-laporan yang dibuat, dan data-data yang diperlukan”. Namun dalam proses pertanggungjawaban keuangan, laporan keuangan yang dibuat yaitu dengan cara yang sederhana dimana pengurus berharap agar anggota mudah mengerti dan juga bisa memahami. Hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat kendala-kendala dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur. Adapun kendala-kendala yang dihadapi yaitu: a. SDM (Sumber Daya Manusia) dalam keuangan Kekurangan SDM dalam keuangan ini sesuai dengan pernyataan dari ketua BUMDes Tugu Sari Pajahan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) yaitu Bapak Made Marsudi Cahyadi, S.E berikut: “…baik yang pertama saya alami yaitu kemampuan dari SDM dibidang keuangan, jadi pemahaman mengenai pembuatan laporan keuangan itu belum bisa terlaksana dengan baik jadi, perlu proses pembelajaran lebih lanjut lagi”. b. Tingkat Kompetensi Kurangnya kompetensi ini sesuai dengan argumen dari bendahara BUMDes Tugu Sari Pajahan bapak I Wayan Suska Pramana Putra berikut: “…kendalanya mungkin dari kemampuan dan kerumitan laporan keuangan itu. Jadi kami tidak punya pemahaman tentang laporan itu apalagi yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur. Laporan yang sederhana dan benar-benar terjadi saja yang kami buat, syukurnya juga kami bisa membuatnya dan semua mengerti. Selain itu kami disini kan organisasi baru, jadi kami belum meminjam uang ke lembaga lain jadinya laporan sederhana saja yang dibuat”. c. Lingkup organisasi yang kecil ini diungkapkan oleh sekretaris BUMDes Tugu Sari Pajahan : “…Saya hanya mencatat sederhana biar semua ngerti, dan masyarakat juga mengerti waktu nantik pertanggungjawaban laporan keuangan, karena ini kan di desa jadi lingkupnya kecil dan semua pekerja disini sebagian besar petani”. d. Komponen-komponen dalam Format Laporan Manufaktur yang Kompleks Hal ini dirasakan juga oleh pengurus BUMDes dimana ditekankan dari jawaban yang diberikan oleh Ketua BUMDes Tugu Sari Pajahan bapak Made Marsudi Cahyadi, S.E bahwa: “…Kemudian sistem pembuatan laporan itu begitu banyaknya, banyaknya komponen-komponen
dalam laporan keuangan tersebut, jadi kami baru paham belum bisa menyusun secara benar, penyusunan angka-angka dari setiap komponen itu belum diketahui secara detail. Jadi masih banyak yang belum dipahami, ini modelnya kayak gimana-gimana secara sederhana kami melihat yang penting kas dengan pendapatan dan pengeluaran apakah sudah belance apakah minus atau plus yang dihasilkan, jadi belum kami pahami secara detail”. Berdasarkan hasil penelitian laporan keuangan yang dibuat BUMDes Tugu Sari Pajahan terdiri dari laporan laba/rugi dan laporan modal yang dibuat secara sederhana. Dalam Laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi ada beberapa ketentuan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan BUMDes Tugu Sari Pajahan. Adanya pemisahan aset kedalam aset lancar dan aset tetap dan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang dalam neraca, pengakuan biaya yang merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan yang lengkap harus ada laporan harga pokok produksi, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Proses Penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan BUMDes Tugu Sari Pajahan Menurut Rahman (2013: 14) menyatakan bahwa perbedaan perusahaan berdasarkan jenis usaha mempunyai arti penting dalam akuntansi, yaitu dalam konteks pengaruhnya terhadap isi dan jenis pos laporan keuangan perusahaan. Perusahaan industri (yang bersifat relative kompleks) tentunya mempunyai isi dan jenis pos laporan keuangan yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Dalam hal ini dapat kita ketahui bahwa BUMDes Tugu Sari Pajahan merupakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) jenis usaha manufaktur sehingga isi dan jenis laporan keuangannya harus sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur. Namun kenyataannya dari hasil wawancara menyatakan bahwa BUMDes Tugu Sari Pajahan telah menyusun laporan keuangan namun dalam laporan yang sederhana, dalam hal ini pula BUMDes menyusunnya dengan mengurangi penjualan dengan biaya-biaya operasional untuk memperoleh labanya, sehingga ini terlihat seperti format laporan keuangan perusahaan jasa, sedangkan BUMDes ini bergerak dalam bidang manufaktur. Dari beberapa hasil wawancara mengenai proses penyusunan laporan keuangan BUMDes selama ini dapat disimpulkan bahwa BUMDes membuat laporan keuangan yang sederhana agar mudah dimengerti walaupun telah mengetahui format laporan yang sebenarnya namun hal itu dirasakan sulit karena tidak mengetahui detailnya sehingga laporan sederhana yang terlihat seperti laporan perusahaan jasa ini dibuat berdasarkan pengetahuan, kondisi riil yang terjadi dan kemampuan bendahara yang belum maksimal dengan dibantu sekretaris dalam penyusunan laporan keuangan. Hasil perhitungan pun dirasakan relevan karena hanya melihat penjualan yang selalu meningkat per bulannya tanpa melihat komponen yang lainnya Teori kegunaan informasi sangat relevan, karena Standar Akuntansi Pemerintah di Indonesia mengadopsi karakteristik kualitatif dari SFAC No. 8, hanya saja Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menekankan pada empat prasyarat normatif yakni (a) relevan; (b) andal; (c) dapat dibandingkan; dan (d) dapat dipahami Sedangkan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh BUMDes Tugu Sari Pajahan ada beberapa yang sudah memenuhi karakteristik kualitatif Laporan Keuangan, yaitu (a) dapat dipahami, maksudnya adalah agar laporan keuangan yang dibuat dapat dipahami oleh organisasi; (b) relevan, maksudnya adalah agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan organisasi dalam
pengambilan keputusan; (c) keandalan, maksudnya adalah informasi yang disajikan harus andal. Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal; (d) kelengkapan, keuangan BUMDes Tugu Sari Pajahan berisi informasi yang lengkap dalam artian seluruh pemasukan dan pengeluaran dicantumkan dalam laporan keuangan tersebut. Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa proses pertanggungjawaban keuangan dilaksanakan pada akhir tahun (tutup buku tahunan) dimana bertujuan untuk ,mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, walaupun laporan keuangan yang dibuat secara sederhana dan tidak sesuai dengan format yang benar akan tetapi para anggota sudah paham dan mengerti dengan laporan keuangan yang dibuat tersebut. Kemudian dalam proses pertanggungjawaban keuangan kesimpulan rapat dilaporkan kembali hasil rapat oleh sekretaris agar anggota yang sebelumnya datang terlambat atau kurang jelas bisa memahami kembali. Sehingga proses pertanggungjawaban keuangan dilaksanakan oleh BUMDes Tugu Sari Pajahan sudah bisa dikatakan baik dimana dibuktikan dari laporan yang telah dibuat sebagai alat pertanggungjawaban. Dalam pertanggungjawaban ini BUMDes Tugu Sari Pajahan melaporkan jumlah permodalan dan laba/rugi yang diperoleh per 31 desember 2015. Pada pertanggungjawaban desa dalam versi Undang-Undang Desa yang terbaru, pemerintah desa harus berpatokan pada Permendagri No. 113 tahun 2014. Dalam Permendagri No. 113 tahun 2014 membahas mengenai keuangan desa yang dikelola dengan asas (1) transparan; (2) akuntabel; (3) partisipatif ; (4) dilakukan dengan tertib; dan (5) disiplin anggaran. Sedangkan dalam AD/ART BUMDes Tugu Sari Pajahan merupakan badan usaha milik desa yang keuangannya dikelola berdasarkan asas (1) transparan; (2) akuntabel; (3) partisipasi; (4) berkelanjutan; (5) akseptabel; (6) otonomi; (7) keterpaduan; (8) keswadayaan; dan (9) profesionalisme.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Kendala- kendala dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur Dalam hal ini, BUMDes Tugu Sari Pajahan dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan yaitu dalam bidang manufaktur masih mengalami kendala. Kendala – kendala tersebut antara lain: 1. SDM (Sumber Daya Manusia) dalam Keuangan. Karena kebijakan dari pemerintah desa yang mengharuskan sumber daya manusia yang dipekerjakan hanya yang berasal dari desa bersangkutan, hal ini untuk mengurangi pengangguran desa sehingga sumber daya manusia yang digunakan sangat terbatas dan tidak ahli dibidang keuangan yang menyebabkan kendala dari segi SDM ini menjadi salah satu penerapan penyusunan laporan keuangan sesuai format laporan keuangan manufaktur. 2. Tingkat Kompetensi Maksudnya adalah kompetensi yang dimilki oleh BUMDes Tugu Sari Pajahan yang masih rendah karena pemahaman dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur dirasakan sangat kurang karena tidak adanya pelatihan khusus kepada para pengurus BUMDes terutama pada bendahara yang menangani penyusunan laporan keuangan BUMDes. 3. Lingkup Organisasi Kecil BUMDes Tugu Sari Pajahan adalah organisasi yang termasuk katagori kecil karena hanya beranggota dari para sumber daya manusia didesa yang diwakili oleh setiap banjar di desa pajahan. Sehingga untuk membuat laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan yang benar yaitu laporan keuangan manufaktur dirasa sangat susah, 4. Kompenen–komponen dalam Format Laporan Manufaktur yang Kompleks
Dari semua itu maka dirasakan komponen dalam format laporan manufaktur susah untuk dimengerti untuk kalangan yang awam akan nama-nama komponen tersebut. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur pada BUMDes Tugu Sari Pajahan tahun 2015 Penyusunan laporan keuangan sesui dengan format laporan keuangan mnaufaktur terdiri dari laporan harga pokok produksi, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan sesuai format laporan keuangan manufaktur berimplikasi pada perubahan laba yang diterima BUMDes Tugu Sari Pajahan dan akun-akun terkait laporan yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur, dimana laba yang diterima setelah penerapan lebih kecil dari pada laba yang sebelum penerapan dikarenakan dalam hal ini terdapat perhitungan harga pokok penjualan yang mempengaruhi laba/rugi yang diperoleh oleh BUMDes, selain itu akun-akun terkait juga mengalami perubahan karena terdapat laporan harga pokok produksi yang mencantumkan beberapa akun yang berbeda dengan sebelum diterapkannya pnyusunan laporan keuangan manufaktur yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur. Perubahan laba akan berpengaruh pada proses pertanggungjawaban, dimana terdapat ketidaksesuaian pelaporan laba dengan laba sesungguhnya yang diperoleh, sehingga dengan di susunnya laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur maka pelaporan laba akan sesuai dengan laba yang didapat oleh BUMDes sehingga tidak adanya indikasi bahwa BUMDes tidak melaporkan laba yang sesungguhnya dan tidak adanya manipulasi yang dilakukan oleh BUMDes Tugu Pajahan serta pertanggungjawaban keuangan yang transparan dan sesuai akan tercipta bila BUMDes sudah menyusun laporan keuangan yang sesui dengan format sebenarnya.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian, yaitu: 1. Proses penyusunan laporan keuangan BUMDes Tugu Sari Pajahan hanya menyusun laporan laba rugi dengan format laporan laba rugi jasa dan laporan modal, dimana format ini diperoleh berdasarkan pengetahuan dari ketua BUMDes yang hanya memahami akuntansi secara sederhana. Namun secara teori kegunaan informasi laporan keuangan yang dibuat BUMDes sudah mencangkup unsur relevan, andal, dapat dipahami dan kelengkapan. Proses penyusunan laporan keuangan BUMDes dibuat oleh bendahara BUMDes dibantu oleh sekretaris BUMDes karena minimnya pengetahuan dan penggunaan program excel oleh bendahara BUMDes. 2. Proses pertanggungjawaban laporan keuangan dilaksanakan akhir tahun merupakan kesepakatan yang disetujui dalam AD/ART BUMDes Tugu Sari Pajahan. Selain itu walaupun laporan keuangan yang dibuat sederhana dan tidak sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur akan tetapi para anggota sudah paham dan mengerti dengan laporan keuangan yang dibuat tersebut. Kemudian dalam proses pertanggungjawaban keuangan kesimpulan atau hasil rapat dilaporkan kembali oleh sekretaris agar anggota yang sebelumnya datang terlambat atau kurang jelas bisa memahaminya kembali. Sehingga proses pertanggungjawaban keuangan dilakukan oleh BUMDes Tugu Sari Pajahan sudah bisa dikatakan baik dimana sudah berpatokan pada Permendagri No.113 tahun 2014 tentang keuangan desa yang dikelola dengan asas transparan,
3.
4.
akuntabel, partisipasi, berkelanjutan, akseptabel, otonomi, keterpaduan, keswadayaan, dan profesionalisme yang dibuktikan dengan AD/ART BUMDes dan laporan yang telah dibuat sebagai alat pertanggungjawaban. Dalam proses pertanggungjawaban keuangan ini, BUMDes Tugu Sari Pajahan melaporkan sejumlah laba bersih yang diterima dan laporan modal. Ada beberapa kendala yang dialami oleh BUMDes Tugu Sari Pajahan dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur yaitu (1) SDM (sumber daya manusia) dalam keuangan; (2) tingkat kompetensi; (3) lingkup organisasi yang kecil; dan (4) komponen-komponen dalam format laporan keuangan manufaktur yang kompleks. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur pada BUMDes Tugu Sari pajahan terdiri dari (a) penyajian laporan keuangan BUMDes sebelum penerapan adalah laporan laba/rugi dengan format jasa dan laporan modal. Dimana laba besih yang didapat sebesar Rp 12.228.500 didapat dari pengurangan pendapatan sebesar Rp 165.526.500 dengan biayabiaya sebesar Rp 153.298.000; (b) penyajian laporan keuangan BUMDes setelah penerapan laporan keuangan sesuai dengan format laporan manufaktur terdiri dari: laporan harga pokok produksi, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laba brsih yang diterima Rp 11.235.600 hal ini karena format telah sesuai dengan laporan manufaktur sehingga mengalami perubahan laba dan modal akhir sebesar Rp 261.235.600; (c) penerapan format laporan keuangan manufaktur dalam penyusunan Laporan Keuangan BUMDes Tugu Sari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Pajahan tahun 2015 berimplikasi pada perubahan akun-akun dan nominal pada laporan laba/rugi secara keseluruhan dan perubahan ekuitas untuk laba per 31 desember 2015; dan (d) selisih laba yang diperoleh sebelum dan sesudah penerapan laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur adalah Rp 992.900 diperoleh dari Rp 12.228.500 - Rp 11.235.600. Selisih ini bisa dikatakan sangat besar dan sangat berdampak terhadap proses pelaporan laporan keuangan yang benar. Selisih yang diperoleh dari ekuitas sebelum dan sesudah penerapan laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur adalah Rp 992.900 diperoleh dari Rp 262.228.500 – Rp 261.235.600. SARAN Adapun saran-saran yang dapat diberikan terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur pada BUMDes Tugu Sari Pajahan tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Dari kendala – kendala tersebut dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format manufaktur maka perlu adanya solusi untuk mengatasi kendala tersebut yaitu; (a) pihak Perda (pemerintah daerah) Tabanan dapat memberikan bimbingan mengenai proses penyusunan laporan keuangan secara umum serta teknis-teksnis penyusunan laporan keuangan yang benar dan sesuai dengan standar yang berlaku umum serta sesuai format laporan berdasarkan jenis usaha yang dijalankan; (b) para akademisi yang berkerja sama dengan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) wilayah Bali dapat memberikan diklat atau pelatihan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan manufaktur; (c) membuat syaratsyarat perekrutan karyawan yang sesuai dengan jabatan yang akan di
berikan misalnya memberikan test yang sesuai dengan bidangnya sehingga karyawan yang memegang jabatan sudah ahli mampu dan kompeten di bidangnya; (d) membuat suatu pedoman mengenai jadwal penyusunan laporan keuangan,persipan penyusunan, pedoman pengawasan dan pedoman pemeriksaan yang baik terhadap laporan keuangan yang disusun sehingga proses penyusunan laporan keuangan bisa tetap terawasi berdasarkan pedoman yang dibuat. 2. BUMDes Tugu Sari Pajahan sebaiknya menyusun laporan keuangan sepenuhnya berdasarkan format laporan keuangan manufaktur, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lengkap yaitu mencangkup semua laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum meliputi laporan harga pokok produksi, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. BUMDes Tugu Sari juga diharapkan membuat buku besar pembantu untuk perhitungan piutang yang rumit karena terdiri dari banyak toko dan reseller. 3. Untuk peneliti berikutnya yang bermaksud meneliti penerapan laporan keuangan yang sesuai antara jenis usaha yang dijalan dengan isi serta format laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen agar nanti diharapkan dapat melakukan penelitian pada subjek lain maupun bidang apapun yang memiliki transaksi yang lebih besar dan beragam misalnya bergerak dibidang yang lebih kompleks dan luas, penelusuran tempat-tempat yang lingkup kecil namun memiliki operasi yang kompleks seperti manufaktur perlu dibenahi dalam penyusunan laporan yang sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan agar tidak terjadi kekeliruan akibat awamnya pengetahuan mengenai format laporan keuangan .
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) DAFTAR PUSTAKA Artawan, Widi. 2015. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP pada Gapoktan Amerta Sari Desa Sudaji Kecamatan sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi Undiksha Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Edisi 1. Jakarta:Pt. Raja Grafindo Persada. Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah. 2013. Akuntansi Biaya, Edisi 3. Jakarta: Selemba Empat. Erayani. 2016. Tinjauan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Piutang pada BUMDes Sidi Amerta di Desa Sangsit Kecamatan sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi Undiksha. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Selemba Empat. Kementrian Dalam Negeri. 2014. Pemendagri No.113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa Mandira, Robin Gita. 2014. Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No.1, Hal: 10-15 Ramadan, dkk. 2011. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai Penguat Ekonomi Desa studi di Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang.Jurnal Administrasi Publik, Vol.1, No.6, Hal: 8-11 Sinarwati. 2013. Akuntansi Biaya, Edisi I. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Sulindawati, Erni. 2012. Penyusunan Laporan Arus Kas untuk Koperasi. Media Komunikasi FIS, Vol.11, No.1, Hal: 115 Wijanarko, Agung Septian.2012. Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Memberdayakan Masyarakat Di Desa
Pandankrajan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Skripsi. FISIP UPN Veteran Jawa Timur