PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VII MTsN PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
ATIK NUR LATIFAH NIM : 11106067
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Atik Nur latifah
NIM
: 11106067
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA
KELAS
VII
MTsN
PARAKAN
TEMANGGUNG TAHUN 2010. Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Pembimbing
Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si NIP :19700529 200003 2 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudari, Atik Nur Latifah dengan Nomor Induk Mahasiswa, 11106067 yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Salatiga: 31 Agustus 2010 M 21 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Mubasirun, M.Ag NIP. 19590202 199003 1 001
Jaka Siswanta, M.Pd NIP. 19710219 200003 1 002
Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP :19700529 200003 2 001
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Atik Nur Latifah
NIM
: 11106067
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Peneliti
Atik Nur Latifah NIM: 11106067
iv
MOTTO
Jadikan Sejarah Khulafaur Rasyidin sebagai Inspirasi untuk Menjadi Seorang Pemimpin yang Tegas
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya: 1. Ibunda (Maesaroh), Bapak kandungku (Agus Sunaryo Alm) dan Bapak (Nakiyo) tercinta, terkasih dan tersayang atas perjuangannya. Yang selalu membimbing, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kesuksesan study anaknya, semoga Allah senantiasa meridhoinya. 2.
Calon pendamping hidup yang kelak akan menjadi imam dalam hidupku.
3.
Sahabat-sahabat karibku yang selalu menemani dalam keadaan apapun.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil'alamin. Puji syukur pada Illahirobbi, karena tak ada dan tak pernah ada untai kata-kata yang paling indah kecuali rangkaian kalimatkalimat syukur kita ke hadirat Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkah kepada pimpinan besar kita Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan telah memberi suri tauladan dalam bentuk yang sebaik-baik pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang,. Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si selaku Ketua progdi Jurusan Tarbiyah 3. Ibu Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si selaku pembimbing skripsi yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal keilmuan pada penulis. 5. Para Pimpinan beserta staff Perpustakaan yang telah berkenan meminjamkan buku-buku yang dibutuhkan penulis.
vii
6. Kepala MTsN Parakan Temanggung, dan keluarga besar MTsN Parakan Temanggung yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di madrasah tersebut. 7. Ibunda dan bapak tercinta beserta keluarga besarku yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual. 8. Sahabat-sahabat karibku (Haris, Siba, Mas Tadzun, Mas Arif, Nazil, Unux, Dwi, Hanif) yang selalu menemani dalam keadaan apapun dan juga membantu dalam menyelesaikan tugas. 9. Teman-teman Ma’had Al-falah angkatan 2006 (Mbak Maun, Uzli, Azaq, Zaqi, Fela, Ela). 10. Teman-teman koz (Diah, Fiah, Ayuk, Pipit, Sari, Eki, Faik, Mbak Fatimah) 11. Semua teman-teman PAI B angkatan 2006. 12. Para pembaca yang budiman 13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih untuk semuanya. Semoga jasa baik yang telah diberikan mendapat balasan dan ridlo dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal shaleh. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Salatiga, 6 Agustus 2010 Peneliti
Atik Nur Latifah NIM: 11106067
viii
ABSTRAK
Latifah, Atik Nur. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas VII MTsN Parakan Temanggung. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si. Kata kunci : Peningkatan Prestasi Belajar, Sejarah Kebudayaan Islam, Melalui Metode Role Playing. Rumusan masalah yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010?, (b) Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan kreativitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010?, (c) Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010? Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk mengetahui : (a) Metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar SKI pada siswa kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010, (b) Metode Role Playing dapat meningkatkan kreativitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010, (c) Metode Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun ajaran 2010. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII A. Data yang diperoleh berupa observasi dan tes. Dari data analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu: siklus I siswa yang aktif 17,5%, kreatif 15,0%, dan prestasi 17,5%. Pada siklus II siswa yang aktif 22,5%, kreatif 15,0%, dan prestasi 25,0%. Pada siklus III siswa yang aktif 25,0%, kreatif 27,5%, dan prestasi 37,5%.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................... .. HALAMAN MOTTO .............................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................. ABSTRAK ................................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR............................................................................ ....
i ii iii iv v vi vii ix x xii xiii
BAB. I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
7
D. Manfaat Hasil Penelitian..........................................................
7
E. Hipotesis Tindakan……...........................................................
9
F. Definisi Istilah dan Definisi Operasional…………………….
9
G. Metodologi Penelitian...............................................................
11
H. Sistematika Penulisan Skripsi....................................................
20
BAB. II. KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar .....................................................................
22
B. Metode Role Playing…………………………………………
43
C. Sejarah Kebudayaan Islam……………………………………
49
BAB. III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Setting Penelitian……………………………….... B. Deskripsi per Siklus..................................................................
55 64
BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus………………………………………….
73
B. Pembahasan ............................................................................
89
x
BAB. V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
98
B. Saran .......................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.I
Indikator Aktivitas Siswa ....................................................
15
Tabel 1.2
Indikator Kreativitas Siswa .................................................
16
Tabel I.3
Indikator Prestasi Belajar ....................................................
17
Tabel 3.I
Identitas Madrasah ..............................................................
58
Tabel 3.2
Data Siswa ...........................................................................
59
Tabel 3.3
Data Guru dan Karyawan Berdasarkan Pendidikan dan Status Kepegawaian ......................................................................
60
Tabel 3.4
Data Guru dan Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin .......
60
Tabel 3.5
Gedung Madrasah ...............................................................
61
Tabel 3.6
Data Siswa Kelas VII A…………………………………..
62
Tabel 4.1
Frekuensi dan Prosentase Aktivitas pada Siklus I………..
75
Tabel 4.2
Frekuensi dan Prosentase Kreativitas pada Siklus I............
76
Tabel 4.3
Frekuensi dan Prosentase Prestasi pada Siklus I………….
76
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif pada Siklus …………….
77
Tabel 4.5
Frekuensi dan Prosentase Aktivitas pada Siklus II .............
81
Tabel 4.6
Frekuensi dan Prosentase Kreativitas pada Siklus II ..........
81
Tabel 4.7
Frekuensi dan Prosentase Prestasi pada Siklus II................
82
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif pada Siklus ......................
82
Tabel 4.9
Frekuensi dan Prosentase Aktivitas pada Siklus III ............
87
Tabel 4.10
Frekuensi dan Prosentase Kreativitas pada Siklus III .........
87
Tabel 4.11
Frekuensi dan Prosentase Prestasi pada Siklus III ..............
88
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif pada Siklus ......................
88
xii
DAFTAR GAMBAR
Grafik I.I
Alur Siklus..........................................................................
12
Bagan 3.I
Tentang Struktur Organisasi………………………………
58
xiii
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi Abu Bakar AS-Siddiq
Lampiran 2
Kisi-kisi Observasi
Lampiran 3
Catatan Lapangan
Lampiran 4
Lembar Tes Formatif
Lampiran 5
Kunci Jawaban Tes Formatif
Lampiran 6
Hasil Penilaian Siswa Siklus I, II dan III
Lampiran 7
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 8
Lembar Konsultasi
Lampiran 9
Daftar Riwayat Hidup
xiv
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah Pendidikan itu sangat penting bagi kehidupan manusia, khususnya pendidikan
Islam.
Karena
pendidikan
Islam
sebagai
suatu
proses
pengembangan potensi kreativitas peserta didik yang bertujuan untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT, dan bersifat cerdas, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, berbangsa dan negara serta agama. Dengan demikian seorang pendidik harus meningkatkan kualitas dalam pembelajaran agar potensi yang dimiliki peserta didik bisa berkembang dengan optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrastis serta bertanggung jawab”. Salah satu cara merealisasikan tujuan pendidikan nasional di atas adalah melalui proses belajar mengajar. Sebab disanalah semua siswa akan berinteraktif dan akan memperoleh berbagai ilmu pengetahuan baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama yang akan bermanfaat bagi tercapainya tingkat perkembangan individunya. 1
2 Kita ketahui bersama, bahwa belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di rumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan
pengajarannya
secara
sistematis
dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2002:1) Tarikh atau Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu aspek ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sangat penting untuk kehidupan individu bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama, karena sejarah Islam merupakan pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh peserta didik, agar peserta didik percaya akan adanya Allah, menjalankan ajaran Islam dengan baik dan mengetahui sejak dini khususnya kisah para pemimpin dan pejuang. Substansi
dari
materi
pelajaran
SKI
sangatlah
kompleks
dan
membutuhkan daya nalar serta analisis dan sintatis yang baik dalam proses pembelajaran. hal itu tentu dipengaruhi oleh jenis metode yang dilakukan oleh guru. Apabila metode mengajarnya cocok, maka tujuan pembelajarn SKI akan tercapai dengan baik dan kompleksitas materi pelajaran tersebut dapat dikuasai siswa sebagai akibat dari proses pembelajaran yang efektif dan efisien itu.
3 Akan tetapi banyak sekolah yang hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran SKI, hal ini mengakibatkan peserta didik sulit untuk mengingat, meneladani kisah-kisah nyata yang ada di mata pelajaran SKI dan menetapkannya dalam kehidupan sehari–hari karena pada dasarnya pelajaran SKI merupakan pelajaran untuk dipahami bukan sesuatu yang dirumuskan, oleh sebab itu dibutuhkan metode yang paling tepat untuk membuat siswa lebih paham. Salah satunya adalah kondisi pembelajaran SKI di MTsN Parakan Temanggung, berdasarkan hasil observasi awal, penulis memandang perlu adanya rekontruksi sebuah metode yang baru, karena proses pembelajaran yang berjalan pada saat itu menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh dan yang demikian itu siswa cepat atau mudah lupa dengan materi SKI. Sehingga kurang berhasilnya proses belajar mengajar SKI yang mengakibatkan aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diantaranya dapat dilakukan berbagai upaya memperbaiki program pengajaran. Dalam proses perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting. Oleh karena itu, guru sepatutnya mampu menetapkan strategi yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses pengajaran yang dilaksanakan, agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara efektif, dan hasil belajar pun diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Penetapan metode pembelajaran hendaknya merupakan hasil dari pertimbangan yang matang. Artinya, guru tidak sambarangan menetapkan
4 suatu metode pembelajaran. Dia harus efektif dan efisien serta sesuai dengan dinamika isi materi yang diajarkan, sesuai pula dengan kemampuan siswa dalam menangkap isi materi apabila metode itu diterapkan. Dalam hal ini kalau kita ketahui bahwa metode merupakan faktor terpenting dalam kegiatan belajar mengajar seperti dijelaskan dalam AlQur’an surat Ali Imron: 159 di bawah ini:
Artinya: "Maka disebabkan rahmad dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” ( Ali Imron: 159 ). Pengertian yang dapat diambil dari ayat diatas menjelaskan bahwa memberi pelajaran untuk mencapai tujuan berdakwah atau tujuan mendidik dan mengajar umat harus dengan cara yang tepat, bijaksana, dan tidak boleh kasar agar mendapat simpati dan berhasil. Keterangan diatas menunjukkan bahwa metode dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajaran SKI adalah faktor yang penting sehingga berbagai peran dalam metode bercerita dan permainan, karena pada hakekatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang menyenangkan melalui aktivitas-aktivitas dalam kelas.
5 Dalam pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara, melalui diskusi kelas, Tanya jawab antara guru dan peserta didik, penemuan dan inkuiri. Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih variasi lain yang sesuai. Suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran belum tentu cocok untuk setiap pokok bahasan yang ada karena metode mengajar mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada satupun metode yang dianggap paling baik diantara metode-metode mengajar yang ada. Seorang guru tidak dapat memilih suatu metode mengajar yang sesuai dengan kemampuannya, materi pelajaran yang diberikan dan mengingat tujuan, pengalaman serta siswa yang diberi pelajaran. Guru tidak harus menggunakan satu macam metode saja tetapi dapat menggunakan gabungan dari beberapa metode mengajar, guru juga dituntut mampu memberikan bimbingan, menciptakan situasi sedemikian sehingga dapat melibatkan siswa untuk aktif berfikir dan kemampuan penguasaan materi yang dimiliki guru serta sikap kecintaan pada profesinya. Bermain peran atau Role Playing merupakan salah satu alternative yang dapat ditempuh. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain peran
6 diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Untuk itu penulis sebagai pelaku langsung berhadapan dengan peserta didik mencoba menerapkan strategi Role Playing dalam proses pembelajaran SKI untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan melihat uraian di atas, sangatlah menarik jika dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Role Playing pada Siswa kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah Penggunaan metode yang tidak di sukai oleh siswa adalah salah satu penyebab siswa kurang memahami materi yang di ajarkan atau di sampaikan. Mayoritas guru dalam mengadakan proses belajar menggunakan metode yang monoton seperti hanya menggunakan metode ceramah dan tugas dalam pembelajaran setiap hari. Atas dasar permasalahan di atas penelitian di atas peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010? 2. Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan kreativitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010?
7 3. Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. 2. Untuk meningkatkan kreativitas belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010.
D. Manfaat Hasil Penelitian Dengan mendasarkan pada permasalahan yang ada dan dengan penelitian yang telah di laksanakan maka penelitian tindakan kelas ini, dapat di rumuskan manfaatnya baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan teori tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi Sejarah Kebudayaan Islam. b. Memperkaya khasanah pustaka teori tentang pendidikan Islam.
8 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan bagi dirinya untuk memperoleh nilai-nilai sejarah kebudayaan Islam yang sangat berguna bagi dirinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar siswa. b. Bagi Guru Diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan proses belajar mengajar (PBM), pendidikan yang mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta ketrampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. c. Bagi Sekolah Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajran di Sekolah. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi para guru di MTsN sehingga bersama-sama berupaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya di MTsN Parakan Temanggung.
9 E. Hipotesis Tindakan Jika Role Playing dilakukan dengan baik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas VII MTsN Parakan Temanggung diharapkan dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam.
F. Definisi Istilah dan Definisi Operasional Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul maka akan di jelaskan dalam definisi istilah dan yang perlu di jelaskan adalah : 1. Peningkatan adalah proses menjadikan meningkat dari nilai yang rendah menjadi nilai yang tinggi (Aqib, dkk, 2009:126) Menjadikan meningkat yang dimaksud penulis adalah yang semula sebelum diterapkannya metode Role Playing prestasi pada pelajaran SKI itu rendah, menjadi lebih meningkat prestasinya setelah digunakan metode tersebut pada pelajaran yang sama. 2. Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan (Poerwodarminto, 2006:20). Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan siswa dalam rangka proses belajar (Aqib dkk, 2009:33). 3. Kreatif artinya memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipta, bersifat mencipta: suatu pekerjaan yang menghendaki kecerdasan juga imajinasi (Poerwadarminto, 2006:619).
10 Kreativitas
didefinisikan
sebagai
suatu
pengalaman
untuk
mengungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya dengan diri sendiri dan orang lain. 4. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai,dikerjakan. Belajar ialah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 2). 5. Sejarah ialah studi tentang riwayat hidup Rasulullah SAW, sahabatsahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada muridmurid sebagai contoh keteladanan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial (Thoha, 1999: 215). 6. Kebudayaan Islam adalah cara pandang komunitas Muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu, satu generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas tapi tetap menampilkan suatu bentuk budaya, tradisi, seni dan khas islam (Thoha, 1999: 242). 7. Metode, yaitu cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. 8. Role Playing atau bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dalam memerankan dirinya sebagai tokoh atau benda mati.
11 G. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang di gunakan sebagai berikut : 1. Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas, prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 2. Tempat, waktu dan subyek penelitian a. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MTsN Parakan Temanggung tahun 2010. b. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsunya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2010. c. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII MTsN Parakan Temanggung tahun 2010. 3. Langkah-langkah penelitian Langkah-langkah penelitian dalam PTK ini melalui siklus, Adapun penelitian ini terdiri dari tiga siklus yakni setiap siklus terdiri
12 dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut : Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
lus I III SIKLUS
Pelaksanaan
anaan Pengamatan ? Gambar 1.1 Alur Siklus a. Perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan penelitian tersebut dilakukan. Dalam hal ini, SKI merupakan salah satu materi Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan sejarah kehidupan manusia. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam
13 perencanaan disusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Instumen yang digunakan berupa lembar pengamatan siswa ketika pembelajaran berlangsung dan tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran SKI. Setelah melakukan satu siklus, diadakan perencanaan kembali dengan beberapa perubahan yang bersifat penyesuaian terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dalam pelaksanaan siklus I siswa dibagi dalam kelompok klasikal yaitu dengan jumlah 40 siswa, dalam siklus ke II siswa dibagi dalam 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 20 siswa, dan dalam siklus ke III siswa dibagi dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 13,13 dan 14 siswa. b. Pelaksanaan (action), tahap ini merupakan pelaksanaan atau penerapan rancangan sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan secara wajar tanpa dibuat-buat. Setelah mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran tentang SKI, maka peneliti melakukan pembelajaran dikelas berdasarkan metode dan tindakan peneliti dilakukan setelah satu siklus selesai berdasarkan hambatan yang ada. c. Pengamatan (observation), merupakan tahap pengamatan yang dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Pada tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan penguasaan konsep siswa tentang SKI, peningkatan aktivitas,
14 kreativitas dan prestasi belajar siswa, serta perubahan tindakan yang mendukung proses pembelajaran tersebut. d. Refleksi (reflektion), merupakan tahap terakhir dari kegiatan guna mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Tahap ini dilakukan setelah diperoleh informasi melalui proses pembelajaran tersebut. Kemudian dari data yang ada dilakukan analisis tertentu. Hasil analisis dibandingkan dengan acuan pembelajaran yang akan dicapai. Apabila hasil yang dicapai belum maksimal, maka akan diadakan perubahan baik dalam bentuk perangkat pembelajaran, tindakan, maupun proses pembelajaran, melalui perencanaan yang lebih lanjut pada siklus berikutnya secara berulang. Masukan dari semua komponen yang berhubungan dengan penelitian ini juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan pada siklus berikutnya. Target aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar siswa dengan persentase 75%, seandainya belum mencapai 75% akan diteruskan pada siklus selanjutnya, akan tetapi jika sudah mencapai 75% maka siklus dihentikan. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula (Arikunto, 2007:20). 4. Instrumen Penelitian Untuk mengukur keberhasilan penelitian digunakan instrumen pengamatan dan instrumen tes. Instrumen pengamatan digunakan untuk
15 mendata siswa selama mengikuti proses pelajaran. Instrumen tes digunakan untuk mendata peningkatan pembelajaran siswa berupa tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur keberhasilan dengan menggunakan metode Role Playing. a. Indikator Aktivitas Siswa Sebagai Berikut : Tabel I.I Indikator Aktivitas Siswa No
Komponen
1
(Visual Activities) (1)
2
(Oral Activities) (2)
3
(Listening Activities) (3)
4
(Writing Activities) (4)
5
(Motor Activities) (5)
6
(Mental Activities) (6)
7
(Emotional Activities) (7)
1
2
3
4
Keterangan : 4= Sangat baik= Jika siswa dapat memenuhi 7 komponen maka nilainya = 4 3= Baik
= Jika siswa dapat memenuhi 5 komponen maka nilainya = 3
2= Cukup
= Jika siswa dapat memenuhi 3 komponen maka nilainya = 2
1= Kurang
= Jika siswa dapat memenuhi 1 komponen maka nilainya = 1
16 b. Indikator Kreativitas Siswa Sebagai Berikut : Tabel I.2 Indikator Kreativitas Siswa No 1
Komponen
1
2
3
4
Mempunyai daya imajinasi yang kuat (1)
2
Mempunyai inisiatif (2)
3
Mempunyai minat yang luas (3)
4
Bebas dalam berfikir (4)
5
Bersifat ingin tahu (5)
6
Selalu
ingin
mendapat
pengalaman-pengalaman
baru
(6) 7
Percaya pada diri sendiri (7)
8
Penuh semangat (8)
9
Berani mengambil resiko (9)
10
Berani
dalam
pendapat
dan
keyakinan (10) Keterangan : 4= Sangat baik= Jika siswa dapat memenuhi 10 komponen maka nilainya= 4 3= Baik
= Jika siswa dapat memenuhi 7 komponen maka nilainya = 3
2= Cukup
= Jika siswa dapat memenuhi 5 komponen maka nilainya = 2
1= Kurang
= Jika siswa dapat memenuhi 3 komponen maka nilainya = 1
17 c. Indikator Prestasi Belajar Sebagai Berikut : Kriteria keberhasilan belajar siswa dikelompokkan ke dalam 4 kategori, dengan kriteria sebagai berikut. Tabel I.3 Indikator Prestasi Belajar No
Interval
Kategori (SB)
1
85-100
2
65-84
3
55-64
4
0-54
(B)
(C)
(K)
Keterangan : SB : Amat Baik B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
5. Pengumpulan Data a. Metode Observasi Metode observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 1997:27). Adapun metode observasi yang penulis gunakan adalah metode observasi partisipan, yaitu observasi yang digunakan oleh pengamat,
18 tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati (Arikunto, 1997:27). Metode ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan fisik bangunan sekolah, administrasi sekolah, struktur organisasi sekolah dan tentang perilaku siswa. b. Tes Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid (Arikunto, 1997:29). Metode tes merupakan suatu perangkat soal untuk mengetahui hasil dari evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan dari masing-masing siklus.
6. Analisis Data Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
diskriptif-kualitatif.
Maksudnya adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapat gambaran suatu obyek, dalam hal ini mengenai pelaksanaan pembelajaran SKI dengan
menggunakan
metode
Role
Playing
di
MTsN
Parakan
Temanggung. Selain itu, penyusun juga menggunakan pendekatan kuantitatif dalam menganalisis data yang berupa angka-angka (Statistik), sebagai pendukung penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Analisis data untuk menjelaskan peningkatan prestasi belajar siswa, dapat diketahui dengan menentukan ketuntasan belajar. Untuk menentukan
19 ketuntasan individual dan klasikal siswa terhadap indikator yang telah ditentukan, maka dapat diperoleh melalui tes hasil belajar. Untuk mengetahui prosentase ketuntasan individual atau ketuntasan per siswa ditentukan dengan rumus di bawah ini :
( Usman dan Setiawati, 1993:138). Selanjutnya, untuk menentukan ketuntasan klasikal atau ketuntasan semua siswa ditentukan dengan rumus di bawah ini :
(Usman dan Setiawati, 1993:139). Analisis data diatas, digunakan untuk mengetahui bagaimana prestasi dan peningkatan prestasi belajar siswa dalam memahami materi SKI. Sebagai langkah dari hipotesis tindakan tersebut, maka penyusun akan memuat rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu. Kriteria keberhasilan belajar tuntas sekurang-kurangnya mencapai 75% dapat tercapai proses belajar mengajar dikatakan berhasil (Usman dan Setiawati,1993:138) Dapat diambil kesimpulan bahwa suatu bahan atau materi dapat dikatakan tuntas atau telah berhasil bila siswa dapat mencapai nilai sekurang-kurangnya 75% dari hasil tes formatif.
20 H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam upaya untuk memudahkan memahami penulisan laporan penelitian ini maka laporan penelitian ini di susun dalam sisitematika penulisan yang urut dan tertata sehingga memberikan kejelasan bagi pembacanya. Adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini di bagi dalam tiga bagian sebagai berikut : Bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, halaman logo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing dan lembar pengesahan, lembar pernyataan keaslian penulisan, lembar abstrak, kata pengantar,daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan data lampiran. Bagian inti yang meliputi bab-bab penulisan terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN. Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat hasil Penelitian, Hipotesis Tindakan, Definisi Istilah dan Definisi Operasional, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berisi Prestasi Belajar, Metode Role Playing, Pembelajaran SKI. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Berisi Gambaran setting penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Pelaksanaan Siklus III. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berisi Hasil Penelitian yang meliputi Deskripsi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I,
21 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II, Deskripsi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III, Pembahaasan. BAB V PENUTUP. Berisi Kesimpulan dan Saran Dalam kegiatan akhir terdiri dari daftar pustaka, riwayat hidup penulis dan lampiran-lampiran.
22 BAB 11 KAJIAN PUSTAKA
A. PRESTASI BELAJAR Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. 1. Prestasi a. Pengertian Prestasi 1) Pengertian dari Segi Bahasa Kata “prestasi” berasal dari Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam
bahasa
Indonesia
menjadi
“prestasi”
(Arifin,1990:3). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Maulana, 2009:418). Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam bidang kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pengajaran. 22
23 2) Pengertian dari Segi Istilah Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Salah satu kunci untuk mencapai prestasi adalah kemampuan mengelola waktu, bergerak lebih cepat, memiliki naluri berdaya saing yang positif. 2. Belajar a. Pengertian 1) Pengertian dari Segi bahasa Menurut Sardiman (1992:23) Belajar adalah “berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahanperubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan Ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Dalam kamus paedagogik dikatakan bahwa “belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan dan kecakapan. Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari hasil proses belajar sebelumnya. Tetapi harus di ingat juga bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu masa di mana sesuatu
24 fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan” (Ahmadi, 1999:280). 2) Pengertian dari Segi Istilah Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. a) Usman dan Setiawati (1993:4-5) Belajar dapat dikatakan sebagai perubahan tingkahlaku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berintaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses di mana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan kerena mereaksi suatu keadaan. H.C Witherington dalam bukunya Educational Psychologi mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.” b) Ahmadi (1999:279-280) Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Kepada anak-anak diberikan bermacam-macam mata pelajaran untuk menambah
25 pengetahuan yang di milikinya, terutama dengan jalan menghafal. Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam caracara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila dan emosional. c) Soemanto (1990:98-99). Menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman . Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology” sebagai berikut: belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi
langsung
dengan
obyek
belajar
dengan
menggunakan semua alat inderanya. Satu definisi lagi yang perlu dikemukakan di sini yaitu yang dikemukakan oleh Howard L. Kingsley sebagai berikut: (Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
26 Definisi-definisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh ahli-ahli yang berbeda-beda pendiriannya, berlain-lainan titik tolaknya. Kalau kita simpulkan definisi-definisi tersebut dan juga definisi-definisi yang lain, maka kita dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut: (a) Belajar itu membawa perubahan. (b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. (c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (Suryabrata, 2007:232). Tentu saja kita menginginkan agar perubahan yang terjadi dalam diri kita adalah perubahan yang berencana dan bertujuan, kita belajar dengan sesuatu tujuan lebih dulu kita tetapkan. Perlu diketahui bahwa setiap perbuatan belajar senantiasa memiliki aspek jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi). Otak itu sendiri adalah strukturnya dan berfikir adalah fungsinya.
Keduanya
saling
bertalian
dan
saling
mempengaruhi. Kalau otak itu luka, maka fungsi berfikirnya akan terganggu dan sebaliknya kalau fungsi berfikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya. Jadi kedua aspek itu bersatu dalam perbuatan belajar seseorang. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada
27 seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. b. Teori-Teori Belajar 1) Teori belajar menurut Faculty-psycology (Ilmu Jiwa Daya) Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya berfikir, mengenal, mengingat, mengamati dan lainlain. Daya-daya ini dapat berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan
bahan-bahan
dan
cara-cara
tertentu.
Berdasarkan
pandangan ini, maka yang dimaksud dengan belajar ialah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga kita dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Cara yang digunakan ialah dengan menghafal, memecahkan soal-soal dan berbagai jenis kegiatan lainnya. 2) Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Assosiasi Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari assosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa kita. Assosiasi itu biasanya berbentuk berkat adanya hubungan stimulus-response, di singkat S-R. Menurut pandangan ini, belajar berarti membentuk hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubungan itu agar bertalian erat.
28 3) Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt (Organis) Menurut teori ini, jiwa manusia merupakan satu keseluruhan yang bulat, bukan tanggapan-tanggapan (elemen-elemen). Jiwa manusia bersifat hidup dan aktif, berinteraksi dengan lingkungan. Karena itu belajar menurut pandangan ini berarti mengalami, bereaksi, berbuat, berfikir secara kritis (Ahmadi, 1999:281). c. Prinsip-Prinsip Belajar Proses belajar itu adalah kompleks sekali, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik. Prinsip-prinsip itu adalah: 1) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya. 2) Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran itu sendiri 3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian 4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. 5) Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya
29 6) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan 7) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari (Ahmadi, 1999:282). 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan murid untuk mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi (Nawawi, 1981:100). Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
30 kemampuan masing-masing. Khususnya manusia yang berada dibangku sekolah. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain : a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tehnologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
31 e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum (Arifin, 1990:3-4). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadangkadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa.
32 b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbinsyah, 1995:132) Ketiga faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) Yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni : 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah). Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan endi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
33 2) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah) Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. a) Intelegensi Siswa Faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang.
Tingkat
kecerdasan
merupakan
wadah
bagi
kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Karena tingginya peranan inteligensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. b) Sikap Siswa Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan
34 belajar siswa tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang memuaskan. c) Bakat Siswa Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar. d) Minat Siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang
besar
terhadap
sesuatu.
Minat
dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain, sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. e) Motivasi Siswa Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan
35 menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa) Yakni kondisi lingkungan sekitar siswa. Yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah : 1)
Lingkungan Sosial Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelasnya, yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi
36 dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa. 2) Faktor Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Disamping itu faktor menentukan aktivitas dan kreativitas siswa merupakan faktor eksternal dan dikondisikan oleh guru dan lingkungan. a) Aktivitas (1) Pengertian Aktivitas Aktivitas berasal dari kata aktif yaitu giat, selalu, bersifat gerak (Maulana, 2009:9). Aktivitas adalah kegiatan, keaktifan (Mulana, 2009:9). Aktivitas merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan beraktivitas manusia dapat menemukan halhal baru serta dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan fisik (otot, otak) dan kemampuan psikis jiwa/rohani manusia. Begitu juga dengan pendidikan, aktivitas adalah hal yang mutlak dibutuhkan tanpa melalui aktivitas maka pembelajaran dapat dikatakan tidak ada/nol.
37 Ada
bermacam-macam
pendekatan
dalam
dunia
pendidikan dari yang pendekatan klasik hingga pendekatan yang modern sekalipun, namun bagaimana klasik dan modernnya
suatu
pendekatan
yang
terpenting
adalah
pendekatan tersebut dapat secara efektif dan efisien dalam menyampaikan materi serta mampu membuat siswa untuk ikut aktif dalam proses ini. Aktivitas meliputi tingkah laku dasar yang kerap kali dilakukan dengan jalan rintangan tersebut untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan (Whiterington, 1978:86). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan diberbagai tempat baik dirumah-rumah/disekolah yang dilaksanakan diwaktu pagi, siang, sore ataupun malam hari. (2) Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar Untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. (a) Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama Menurut Locke jiwa dapat dimisalkan dengan kertas yang tak bertulis (tabula rasa), kertas itu kemudian mendapat isi dari luar. Dalam pendidikan, yang memberi dan mengatur isinya adalah guru. Karena gurulah yang
38 harus aktif sedangkan anak didik bersifaat reseptif. Sedangkan menurut Herbart jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukumhukum asosiasi. Di sini pun guru pulalah yang harus menyampaikan tanggapan-tanggapan itu. Jadi konsepsi jiwa psike sebagai “kertas bersih” yang harus ditulis atau sebagai bejana yang harus diisi menyebabkan gurulah yang aktif dan dari gurulah datang segala inisiatif. Gurulah yang menentukan bahan pelajaran sedangkan murid-murid bersifat reseptif dan pasif. (b) Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Modern Menurut
konsepsi
modern
jiwa
itu
dinamis,
mempunyai energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena dorongan oleh macam-macam kebutuhan. Anak itu dipandang sebagai organisme yang mempunyai dorongan untuk berkembang. Mendidik adalah membimbing anak untuk mengembangkan bakatnya. Dalam pendidikan anakanak sendirilah yang harus aktif. Guru hanya dapat menyediakan bahan pelajaran, akan tetapi yang mengolah dan mencernanya adalah anak itu sendiri sesuai dengan bakat dan latar belakang dan kemauan masing-masing (Nasution, 2000:87-88).
39 (3) Sikap yang diharapkan dari cara belajar siswa aktif Sekurang-kurangnya ada sepuluh jenis sikap yang dapat dibina dan dikembangkan melalui strategi belajar mengajar cara belajar siswa aktif terhadap diri siswa, antara lain : (1) Kreatif, (2) teliti, (3) Kritis, (4) Terbuka, (5) tenggang rasa, (6) Tanggung jawab, (7) Mau kerjasama, (8) Rajin atau tekun, (9) Mengutamakan kepentingan umum, (10) Disiplin (Usman dan Setiawati, 1993:94). (4) Cara belajar siswa aktif dan keterampilan proses Cara belajar siswa aktif dan keterampilan proses memiliki kesaman konseptual dan memiliki ciri-ciri sabagai berikut : a) Menekankan keberanian belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai dan optimal. b) Menekankan pentingnya keterampilan siswa dalam belajar mengajar. c) Menekankan pada aspek afektif. d) Menekankan hasil belajar secara tuntas (Usman dan Setiawati, 1993:95). b) Kreativitas (1) Pengertian Kreativitas Kreativas berasal dari kata kreatif yaitu kemampuan untuk mencipta (Maulana, 2009:249).
40 Kreativitas
adalah
suatu
kemampuan
memecahkan
persoalan yang memungkinkan orang tersebut menciptakan ide-ide asli/murni, atau menghasilkan sesuatu yang adaptif (fungsi
kegunaannya)
yang
secara
penuh
berkembang
(Davidoff, 1981: 124). Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya atau ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya maupun orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat (Nashori dan Mucharam, 2002:33). Dari pengertian kreativitas tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan dan menemukan sesuatu yang relatif baru. Produk baru yang dimaksud
dalam
pengertian
tersebut
dapat
berupa
gagasan/ide/bahkan dapat berupa kemampuan mengaplikasikan metode dan media kedalam situasi dan kondisi yang baru. (2) Ciri-ciri Kreativitas Guilford (2002:43-44)
dalam
bukunya
menemukan
Nashori
bahwa
faktor
dan
Mucharam
penting
yang
merupakan ciri dari kemampuan berfikir kreatif adalah: (a) Kelancaran
berfikir
(Fluency
of
thinking),
yaitu
kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berfikir yang ditekankan adalah kuantitas, bukan kualitas.
41 (b) Keluwesan
(flexibility),
memproduksi
sejumlah
yaitu ide,
kemampuan jawaban-jawaban
untuk atau
pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. (c) Elaborasi
(elaboration),
mengembangkan
gagasan
yaitu dan
kemampuan menambahkan
dalam atau
memperinci detail-detail dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga mennjadi lebih menarik. (d) Keaslian
(originality),
yaitu
kemampuan
untuk
mencetuskan gagasan unik (unusual) atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. (3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Faktor-faktor yang mempengaruhi kretivitas menurut Utami Munandar dalam Nashori dan Mucharam (2002:53-54) terdiri atas aspek kognitif dan aspek kepribadian. Aspek kognitif meliputi kecerdasan (Intelegensi) dan pemerkayaan bahwa berfikir berupa pengalaman dan keterampilan. Sehingga aspek kepribadian terdiri dari rasa ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko dan asertif, tipe kepribadian.
42 Faktor-faktor tersebut meliputi: (a) Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya. (b) Evaluasi internal yaitu pada dasarnya penilaian terhadap produk karya seseorang ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik dan pujian orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari masukan dan kritikan dari orang lain. (c) Kemampuan untuk bermain dan bereksplorasi dengan unsurunsur, bentuk-bentuk dan konsep-konsep (Nashori dan Mucharam 2002:56). 3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang
43 dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti tersebut di atas.
B. Metode Role Playing Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru maupun siswa, makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Di dalam pemilihan metode,
guru
perlu
memperhatikan
dasar
biologis.
Dasar
biologis
dimaksudkan adalah ciri-ciri kebutuhan-kebutuhan jasmaniah dan tahap kematangan siswa. Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai motode, baik mengenai kebaikan maupun mengenai kelemahankelemahannya, seseorang akan lebih mudah menerapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Role Playing : 1. Definisi Role Playing a. Menurut Hisyam Zaini, dkk (2007:101) Role Play adalah suatu aktifitas pembelajaran yang terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. b. Menurut Usman dan Setiawati (1993:127) “Role Playing adalah permainan peranan yang dilakukan untuk mengkreasi
kembali
peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau,
mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian-kejadian masa kini.”
44 c. Menurut Yamin (2005:76) Bermain peran (Role Playing) adalah metode yang melibatkan interaksi dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. d. Zuhairini dkk (1981:102) Metode sosiodrama dan bermain peran (Role Playing) dapat dikatakan sama artinya dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Sedangkan bermain peranan lebih menekankan pada kenyataan dimana para murid diikut sertakan dalam memainkan peranan di dalam mendramakan masalah-masalah hubungan sosial Dengan demikian, metode bermain peran (Role Playing) adalah metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-pura memainkan peran atau tokoh yang terlibat dalam proses sejarah. 2. Tujuan Role Playing Tujuan yang diharapkan dalam penggunaan metode Role Playing antara lain adalah : a. Melatih anak-anak untuk mendengarkan dan menangkap cerita singkat dengan teliti. b. Memupuk dan melatih keberanian. c. Belajar menghargai dan menilai kecakapan orang lain, dan menyatakan pendapatnya (Engkoswara, 1988:59).
45 d. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya. e. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi. f. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara (Mulyasa, 2006:141). 3. Penggunaan Role Playing : a. Pelajaran yang dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis. b. Pelajaran
tesebut
dimaksudkan
untuk
melatih
siswa
agar
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis. c. Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman tehadap orang lain beserta permasalahannya (Usman, 2002:51). 4. Model Bermain Peran (Role Playing) Menurut Mulyasa (2006:141-142) terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut: a. Secara implisit bermain peran mendukung suatu situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi “di sini pada saat ini”. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai
46 situasi kehidupan nyata. Terhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain. b.
Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran;
sedangkan
dalam
psikodrama,
pemeranan
dan
keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. c. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada
47 gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapi. d.
Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.
48 Metode ini selain mempunyai beberapa segi kebaikan juga mempunyai beberapa segi kelemahan, yaitu sebagai berikut : 5. Segi Kebaikannya : a. Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian. b. Metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas lebih hidup. c. Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri. d. Anak dilatih untuk dapat menyusun buah pikiran dengan teratur (Zuhairini dkk, 1981:103). 6.
Segi kekurangannya : a. Metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang (banyak). b. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang (memerlukan banyak kreasi guru). c. Kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan suatu adegan, karena malu (Zuhairini dkk, 1981:103). Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan memiliki sisi-sisi kekurangan. Namun yang penting disini, kekurangan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain.
49 C. Sejarah Kebudayaan Islam 1. Definisi Sejarah Kebudayaan Islam Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Sejarah ialah studi tentang riwayat hidup Rasulullah SAW, sahabatsahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada muridmurid sebagai contoh teladan yangn utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial (Ahmad, 1985:158). Sedangkan Kebudayaan Islam adalah hasil fikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman Islam yang beragam. Artinya, kebudayaan Islam lahir dari pemahaman ajaran yang mengatur kehidupan masyarakat yang menganut agama islam sejak datangnya wahyu (Ahmad, 1985: 204). Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam adalah peristiwa dan kejadian yang benar-benar ada pada masa lampau, catatan peristiwa yang terjadi dan dialami umat Islam dimasa lampau baik berupa perkembangan, kemajuan maupun kemundurannya.
50 2. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam Tujuan adalah harapan yang dicapai dari setiap pembelajaran yang dilaksanakan. Secara hierarki tujuan ini bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan Instuksional (tujuan pembelajaran), tujuan kurikulum, tujuan Institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar dikelas. Tujuan pembelajaran adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran. Sebagai dasar pandangan hidup, maka mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Murid-murid yang membaca sejarah adalah menyerap unsur-unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang saleh dalam kehidupan seharihari maupun dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup mereka. b. Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat islam yang menyakinkannya dan merupakan sumber syari’at yang besar. c. Studi
sejarah
dapat
meningkatkan
iman,
mensucikan
moral,
membangkitkan patriotisme dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya. d. Bidang studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna pada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehudupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik yang diterima sebagai realita yang hidup dari sejarah
51 Rasul, bertingkah laku seperti akhlak Rasul. Dengan demikian studi sejarah akan menumbuhkan cinta kepada kebesaran, kecenderungan meneladaninya (Ahmad, 1985: 164). 3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam Ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di MTs meliputi : a. Sejarah Kebudayaan Islam. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW. di Mekah. c. Dakwah Nabi Muhammad SAW. di Madinah. d. Khulafaur Rasyidin. e. Dinasti Umayyah. 4. Standar Kompetensi Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diajarkan pada kelas V11 MTsN Parakan Temanggung tentunya memiliki standar kompetensi. Adapun standar kompetensi untuk kelas VII sebagai berikut : a. Memahami Sejarah Kebudayaan Islam. b. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah. c. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW. Periode Madinah. d. Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. e. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umayah (Darsono dan Ibrahim, 2008: vii).
52 5. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Jadi siswa diharapkan bisa paham lebih detail tentanga pelajaran yang diajarkan di MTsN Parakan Temanggung. Adapun kompetensi dasar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII ini adalah sebagai berikut : a. Pelajaran I (satu) : Sejarah Kebudayaan Islam 1) Menjelaskan pengertian kebudayaan Islam 2) Menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam 3) Mengidentifikasi bentuk atau wujud kebudayaan Islam (Darsono dan Ibrahim, 2008: vii) b. Pelajaran II (dua) : Dakwah Nabi Muhammad SAW. di Mekah 1) Mendeskripsikan misi Nabi Muhammad SAW. Sebagai rahmad bagi alam semesta , pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat. 2) Mengambil ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW. Sebagai rahmad bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat untuk masa kini dan akan datang. 3) Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Mekah (Darsono dan Ibrahim, 2008: vii).
53 c. Pelajaran III (tiga) : Dakwah Nabi Muhammad SAW. di Madinah 1) Mendeskripsikan membangun
sejarah
masyarakat
Nabi melalui
Muhammad kegiatan
SAW.
dalam
ekonomi
dan
perdagangan 2) Mengambil ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW. dalam membangun
masyarakat
melalui
kegiatan
ekonomi
dan
perdagangan untuk mas kini dan yang akan datang 3) Meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat di Madinah (Darsono dan Ibrahim, 2008: vii-viii). d. Pelajaran IV (empat) : Khulafaur Rasyidin 1) Menceritakan bebagai prestasi yang dicapai oleh Khulafaur Rasyidin 2) Mengambil ibrah dari prestasi-prestasi dicapai oleh Khulafaur Rasyidin untuk masa kini dan yang akan datang 3) Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin (Darsono dan Ibrahim, 2008: viii). e. Pelajaran V (lima) : Dinasti Umayyah 1) Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Umayah 2) Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa bani Umayyah 3) Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa bani Umayyah untuk masa kini dan yang akan datang
54 4) Meneladani kesederhanaan dan kesalehan Umar Bin Abdul Aziz (Darsono dan Ibrahim, 2008: viii). f. Ruang Lingkup Materi Khulafaur Rasyidin 1) Abu Bakar as-Siddiq 2) Umar bin Khattab 3) Usman bin Affan 4) Ali bin abi Thalib g. Materi Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar as-Siddiq) 1) Memerangi kaum murtad 2) Kodifikasi Al-Qsur’an 3) Perluasan wilayah Islam
55 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di MTsN Parakan Temanggung tahun 2010. a. Letak Geografis MTsN Parakan Temanggung terletak dijalan Ngadirejo KM 2 Dusun Mekarsari Desa Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Lokasinya terletak kurang lebih 12 KM ke arah barat laut kota Temanggung, lebih tepatnya MTsN Parakan berada diantara batas-batas sebagai berikut : 1) Sebelah Utara (depan) : jalan desa yang menghubungkan antara desa Mandisari dan Kecamatan Bansari. 2) Sebelah Timur : Kebun dan persawahan. 3) Sebelah Selatan : Sungai dahi dan sawah. 4) Sebelah barat : perkampungan penduduk. Bangunan atau gedung MTsN Parakan Temanggung berada diatas tanah seluas 10.744m, lokasinya yang terletak di desa dan jauh dari keramaian serta didukung dengan udara gunung yang dingin membuat suasana di lingkungan MTsN Parakan Temanggung terasa 55
56 sejuk dan nyaman. Lokasi madrasah ini juga tidak jauh dari jalan raya (+150m) yang banyak dilalui oleh kendaraan angkutan umum sehingga memudahkan untuk suasana transportasi. b. Sejarah Berdirinya MTsN Parakan Temanggung Pada tahun 1967 di Parakan telah berdiri lembaga Pendidikan Islam keguruan bernama PGANU 4 tahun (Pendidikan Guru Agama Nahdhatul Ulama) yang dipimpin oleh bapak Maryadi, berlokasi di jalan K.H. Subkhi Parakan Temanggung. Pada tahun itu lembaga pendidikan tersebut dinegerikan menjadi PGAN 4 tahun, dengan kepala Maadrasah BP. Drs. Puji Hartono. Pegawai PGNU yang memenuhi syarat administrasi diangkat menjadi Pegawai Negeri dan langsung ditempatkan di PGAN 4 tahun Parakan Temanggung, yang pada waktu itu di gedung KAMI/KAPPI milik KODIM 0706 Temanggung di Kawedanan Parakan. Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI No 16 tanggal 16 Maret 1978, PGAN 6 Tahun Parakan berubah menjadi MTsN dan MAN yaitu kelas I, II, III PGAN 6 Tahun menjadi MTsN yang berlokasikan di Kecamatan Parakan, sedangkan kelas IV, V dan VI PGAN 6 tahun menjadi MAN Parakan Temanggung yang berlokasikan di kota Temanggung. Pada awalnya baik MTsN maupun MAN Parakan Temanggung dipimpin oleh seorang kepala madrasah yaitu Bapak M. Yusuf, BA, namun untuk kelancaran tugas beliau menugaskan wakilnya yaitu Drs.
57 Rahmad Rais untuk memimpin MTsN Parakan. Pada tahun 1979, Drs.Rahmad Rais mendapat SK PJS kepala MTsN Parakan, kemudian pada tahun 1980 beliau mendapat SK Kepada Definitif untuk mengatur Rumah Tangga MTsN Parakan secara terpisah dengan MAN Parakan Temanggung. c. Visi dan Misi Madrasah 1) Visi MTsN Parakan Temanggung Tangguh aqidah, mapan ibadah, luhur pekerti dan sarat prestasi 2) Misi MTsN Parakan Temanggung a) Menambahkan ketangguhan, aqidah islamiyah b) Melatih tertib dalam ibadah c) Pembiasaan pekerti berlandaskan akhlakul karimah d) Bersaing sehat dalam prestasi e) Siap menjawab perkembangan zaman f) Menanamkan kebanggaan identitas Madrasah
58 d. Struktur Organisasi MAJELIS MADRASAH
KEPALA SEKOLAH
KAUR TU
KARYAWA N WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
WAKA HUMAS
WAKA SARPRAS GURU
MURID Bagan 3.I Tentang Struktur Organisasi e. Identitas Madrasah Tabel 3.I Identitas Madrasah Nama Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Negeri Parakan
Nomor Statistik / NPSN
211 332 301 001 / 20321354
Provinsi
Jawa Tengah
Kabupaten
Temanggung
Kecamatan
Parakan
Desa/Kelurahan
Desa Mandisari
Alamat
Mekarsari RT
Telepon
( 0293 ) 596316
Faksimili
-
Wilayah
(X) Desa
RW
Mandisari Parakan 56254
Kota
59
Status
Negeri
Akreditasi
A
SK Akreditasi
Nomor : Kw.11.4/4/PP.03.2/624.23.01/2006 Tanggal : 20 Februari 2006
Penerbit SK Akreditasi
Kepala Kanwil Dep. Agama Prov Jawa Tengah
Tahun Berdiri
1978 ( Alih fungsi dari PGAN 6 tahun )
SK Alih Fungsi
Keputusan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 1978, tanghgal 16 Maret 1978
Waktu KBM
Pagi hari
Tanah/Bangunan
Hak Pakai (sertifikat) Departemen Agama
Jarak ke Ibukota Kecamatan
2 km
Jarak ke Ibukota Kabupaten
12 km
f. Data Siswa Tabel 3.2 Data Siswa No
Tahun Pelajaran
Kelas VII
Kelas VIII
1
Kelas IX
2004/2005
8
362
8
312
8
298
972
2
2005/2006
8
348
8
344
8
305
997
3
2006/2007
8
344
8
336
8
337
1.017
4
2007/2008
8
369
8
335
8
318
1.022
5
2009/2010
9
378
9
341
9
332
1.051
Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah semua
60 g. Data Guru dan Karyawan 1) Berdasarkan Pendidikan dan Status Kepegawaian Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan Berdasarkan Pendidikan dan Status Kepegawaian
No
Pendidikan GT
G U R U No DPK GTT Jumlah
TU / KARYAWAN TOTAL PT
PTT
Jumlah
1
S-2
2
-
-
2
-
-
-
2
2
S-1
37
3
11
51
-
1
1
52
3
D-3
3
-
1
4
-
-
-
4
4
D-2/D-1/SLTA
1
-
2
3
6
4
10
13
5
SD/SLTP
-
-
-
-
-
4
4
4
42
3
14
60
6
9
15
75
JUMLAH
2) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.4 Data Guru dan Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin G U R U No
TU / KARYAWAN
Jenis Kelamin
TOTAL GT
DPK GTT
Jumlah
PT
PTT
Juml
1
Laki-laki
14
2
11
27
5
6
11
38
2
Perempuan
29
1
3
33
1
3
4
37
43
3
14
60
6
9
15
75
JUMLAH
61 3) Gedung Tabel 3.5 Gedung Madrasah Kondisi No
Nama Bangunan
Unit
Luas
Keterangan Baik
RR*) RB**)
1
Ruang Kelas
27
1908
√
2
Ruang Kepala
1
42
√
Representatif
3
Ruang TU
1
42
√
Kurang luas
4
Ruang Guru
3
189
√
Bekas Ruang Kelas
5
Ruang Keterampilan
1
120
√
6
Laboratorium IPA
1
100
√
Alat kurang lengkap
7
Laporatorium Bahasa
1
160
√
Pengajar kurang
8
Lab. Komputer
1
96
√
9
Ruang BP
1
28
√
10
Ruang OSIS / UKS
1
42
√
11
Perpustakaan
1
100
√
12
KM/WC Guru/Karyawan
6
18
√
13
KM/WC Siswa
16
48
√
14
Koperasi
1
54
√
15
Ruang Serbaguna
1
392
√
16
Pos Satpam
1
12
√
17
Kelas Media
1
126
√
18
Kantin
-
-
19
Ruang Penjaga
-
-
JUMLAH
65
3477
62 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 Maret sampai dengan 6 Mei tahun 2010. 3. Obyek penelitian Obyek penelitian ini adalah siswa dikelas VII A tahun pelajaran 2009/2010 semester genap dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa, yang terbagi menjadi 20 laki-laki dan 20 perempuan. Sebagian besar siswa kelas VII A adalah siswa yang pendiam dan penurut. Di dalam kelas, siswa cenderung pasif dan tidak percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemilihan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas VII A MTsN Parakan Temanggung khususnya pembelajaran SKI. Adapun data siswa yang mendapat perlakuan tindakan kelas terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.6 Data Siswa Kelas VII A No
Nama Siswa
L/P
1
Achmad Prayogo
L
2
Ahmad Farid Noor
L
3
Aji Suseno
L
4
Aldin Agustian
L
5
Anisa Ianatul A
P
6
Atika Jihan N
P
7
Bagus Damar T
L
8
Dino Damara Y
L
63 9
Doni Malik S
L
10
Eka Atika Santi
P
11
Fajar Anas Andi
L
12
Febri Pujianto
L
13
Iftikhatul Imma
P
14
Iis Ahda Jaziroh
P
15
Ina eliyana
P
16
Irma Damayanti
P
17
Jania fahriza
P
18
Khairunnisa Dewi
P
19
Khusni Akhsanu N
L
20
Lia Novitasari
P
21
M.F. Rizqiyah
P
22
Makhsun Mubarok
L
23
Mar’atul Mufida
P
24
Muhammad Irkham
L
25
Muhammad Nur
L
26
Muhammad Ihnady
L
27
Muhammad Jamal
L
28
Nadia Azka C
P
29
Nasih Mubarok
L
30
Niya Lestari
P
31
Romuna Safa
P
32
Saniatul K
P
33
Septia Ningsih
P
34
Sigit Riyadi
L
35
Titin Fauziyah
P
36
Tri Atmojo
L
37
Umi Kulsum
P
38
Usman Rusadi
L
64 39
Zayidatul Asfa
P
40
Zudha Asmarani
L
Materi yang dijadikan bahan penelitian adalah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam semester genap tahun 2010 dengan pokok bahasan materi Abu Bakar as-Siddiq yang meliputi: a. Memerangi kaum murtad. b. Kodifikasi Al-Qur’an. c. Perluasan wilayah Islam. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus
memiliki
beberapa
tahapan,
yaitu
perencanaan,
tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
B. Deskripsi per Siklus Dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada masingmasing siklus, maka peneliti akan menyajikan definisi dari masing-masing siklus. 1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Pada siklus I ini peneliti menyusun rencana pembelajaran dan peneliti merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing, yang mana pada pembelajaran ini menggunakan alat bantu yang sesuai dengan pelajarannya. Adapun perlengkapan yang
65 dibutuhkan adalah lembar observasi untuk siswa, lembar tes formatif, dan merencanakan penbagian kelompok. b. Pelaksanaan Dalam tindakan dengan menggunakan metode Role Playing dalam siklus I pada 12 April 2010 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, peneliti menyajikan materi Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (Lihat pada lampiran). Proses tindakannya melalui tahap-tahap yang sesuai dengan rencana pembelajaran yaitu dengan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang ditandai dengan evaluasi pembelajaran dengan tes
formatif.
Kemudian
dianalisa
untuk
mengetahui
tingkat
selama
kegiatan
keberhasilan proses pembelajaran. c. Pengamatan Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
berlangsung, dengan mengisi lembar observasi. Dalam tahap observasi ini, guru dan peneliti mengamati setiap siswa yang aktif dan kreatif. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal penguasaan materi yang telah dilakukan. Pada tahap ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Karena akan menjadi bahan acuan pada setiap siklus selanjutnya. Pengambilan data adalah berupa observasi dan tes.
66 Adapun
pengamatan
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran yaitu: 1) Kebanyakan siswa belum memperhatikan temannya yang sedang memerankan skenario pembelajaran sehingga suasana kelas gaduh. 2) Belum semua siswa mendapatkan peran dalam metode Role Playing. 3) Dominasi anak yang tergolong cerdas nampak dikelas. 4) Keaktifan siswa belum nampak ketika pembelajaran berlangsung. Pengamatan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu: 1) Sebagian siswa sudah berminat dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. 2) Siswa belum percaya diri saat memerankan skenario pembelajaran. Pengamatan prestasi belajar siswa yaitu: 1) Dalam mengerjakan tes formatif belum maksimal. d. Refleksi Setelah berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus I kemudian diadakan refleksi. Beberapa masalah yang direfleksikan dalam siklus I diantaranya sebagai berikut: 1) Pelaksanaan metode Role Playing yang dilakukan oleh siswa belum berjalan dengan baik karena suasana kelas gaduh, maka siswa yang sering membuat gaduh dikelas disuruh duduk didepan.
67 2) Perlu
adanya
pembagian
kelompok
supaya
semua
siswa
mendapatkan peran dalam metode Role Playing. 3) Dominasi beberapa anak yang tergolong cerdas tampak dikelas, sehingga kondisi pembelajaran kurang seimbang. Maka pada siklus berikutnya
yang
ditunjuk
untuk
memerankan
skenario
pembelajaran lebih merata tidak hanya anak yang cerdas saja. 4) Peneliti yang sudah terbiasa dengan metode konvensional diupayakan
untuk
beralih
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran aktif jenis metode Role Playing supaya siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I menujukkan bahwa penelitian belum mencapai tolok ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas siklus II yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan penelitian pada siklus I. 2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Pelaksanaan siklus II ini hampir sama dengan siklus I hanya pada siklus II diadakan pembagian kelompok untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Peralatan yang disiapkan dalam tahap perencanaan ini dalam membantu menyampaikan materi pembelajaran dengan materi
68 Khalifah Abu Bakar as-Siddiq diantaranya lembar observasi untuk siswa, lembar tes formatif. b. Pelaksanaan Dalam tindakan dengan menggunakan metode Role Playing dalam siklus II pada 19 April 2010 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, peneliti menyajikan materi Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (Lihat pada lampiran). Tindakan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Tindakan dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang diakhiri dengan evaluasi tes
formatif.
Kemudian
dianalisa
untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan proses pembelajaran. c. Pengamatan Guru dan peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa. Pengumpulan data diperoleh dari observasi dan tes. Pengumpulan data pada siklus II bertujuan agar kelemahan atau hambatan yang terjadi pada siklus II tidak terjadi lagi pada siklus III. Adapun
pengamatan
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran yaitu: 1) Sebagian siswa sudah memperhatikan temannya yang sedang memerankan skenario pembelajaran akan tetapi suasana kelas masih gaduh. 2) Semua siswa sudah mendapatkan peran dalam pembelajaran.
69 3) Siswa sudah mulai tertarik dengan menggunakan metode Role Playing. 4) Keaktifan siswa dalam berdiskusi sudah ada. Pengamatan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu: 1) Masih banyak siswa yang belum percaya diri ketika Role Playing dan belum dapat menghayati peran. 2) Siswa sudah berani menyatakan pandapat dan keyakinannya masing-masing. Pengamatan prestasi belajar siswa yaitu: 1) Dalam mengerjakan tes formatif sudah ada peningkatan. d. Refleksi Setelah berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus II kemudian diadakan refleksi. Dalam tahap refleksi ini menekankan pada tindakan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I dan mencermati kembali keberhasilan yang telah dicapai. Apabila masih terjadi kekurangan, masalah atau kegagalan yang timbul, maka peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran siklus III. Berdasarkan hasil yang diperoleh beberapa masalah yang direfleksikan dalam siklus II diantaranya sebagai berikut: 1) Pembagian kelompok perlu dirubah lagi, supaya siswa lebih optimal dalam menerapkan metode Role Playing.
70 2) Peneliti harus lebih terampil dalam motivasi siswa supaya menumbuhkan
rasa
percaya
diri
dan
ketertarikan
dalam
pembelajaran. Hasil belajar pada siklus II sudah ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I akan tetapi belum mencapai target dan tujuan yang ingin dicapai, sehingga masih dilakukan siklus III. 3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan Perencanan dalam siklus III ini akan lebih matang. Hal yang akan difokuskan pada siklus III ini adalah pada pengoptimalan pelaksanaan metode Role Playing. Pada siklus III ini pelaksanaannya juga hampir sama dengan siklus II hanya pembagian kelompoknya saja yang dibuat berbeda. Peralatan yang disiapkan dalam tahap perencanaan ini dalam membantu menyampaikan materi pembelajaran dengan materi Khalifah Abu Bakar as-Siddiq diantaranya lembar observasi untuk siswa, lembar tes formatif. b. Pelaksanaan Beberapa permasalahan yang terjadi pada siklus II kiranya untuk diperbaiki pada siklus III ini dan tindakan yang dilakukan adalah untuk memperbaikinya. Dalam siklus III pada 3 Mei 2010 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, peneliti menyajikan materi Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (Lihat pada lampiran). Pelaksanaannya mulai dari
71 kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup. Selama pelaksanaan
pembelajaran,
tindakan
lebih
difokuskan
pada
pengoptimalan metode Role Playing dengan mengajak siswa untuk lebih berperan secara lebih aktif. c. Pengamatan Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan format instrumen lembar observasi. Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus II ini tidak dipantau ketika pelaksanaan siklus III sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana yang belum tercapai pokok bahasan yang dipelajari. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam hal penguasaan materi yang telah dilakukan. Adapun
pengamatan
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran yaitu: 1) Penggunaan metode Role Playing dirasa pas dalam proses pembelajaran.
72 2) Peneliti berhasil dalam upayanya untuk mengalihkan keterbiasaan siswa dari menggunakan metode konvensional beralih kepada metode Role Playing. 3) Sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran. 4) Pembelajaran dengan metode Role Playing sangat diminati siswa. Pengamatan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu: 1) Siswa selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. 2) Dalam memerankan skenario pembelajaran siswa mempunyai imajinaasi yang bagus dan penuh percaya diri. Pengamatan prestasi belajar siswa yaitu: 1) Hasil tes formatif sudah mencapai indikator keberhasilan. d. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode Role Playing. Selama pelaksanaan tahap tindakan kemudian dilakukan pengamatan, maka dilakukan refleksi atas berlangsungnya proses pembelajaran. Adapun refleksi siklus III dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Selain penggunaan metode Role Playing, sebaiknya dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan metode-metode lain yang bisa meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan prestasi belajar siswa.
73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus Setelah diadakan penelitian tindakan kelas melalui tiga siklus dengan menerapkan metode Role Playing dapat dilihat hasil aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar SKI kelas VII secara bertahap dari siklus I sampai siklus III. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu: Meningkatkan aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran SKI kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. Untuk mencapai tujuan tersebut maka metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode Role Playing. Berikut ini rekapitulasi hasil penelitian pada setiap siklus. 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Mempersiapkan materi pelajaran tentang khalifah Abu Bakar AsSiddiq. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Merencanakan pembentukan kelompok siswa secara klasikal 2 hari sebelum
KBM
untuk
mempelajari
skenario
yang
sudah
dipersiapkan. 4) Lembar observasi aktivitas dan kreativitas siswa selama kegiatan berlangsung. 5) Lembar tes formatif. 73
74 b. Pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
I
dilaksanakan tanggal 12 April 2010 di kelas VII A jumlah 40 siswa alokasi waktu 2 x 40 menit. Materi pembelajaran adalah khalifah Abu Bakar as-Siddiq, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran yang merupakan siklus I yaitu : 1) Kegiatan awal a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdo’a. b) Apersepsi. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Peneliti menjelaskan sejarah perkembangan Islam pada masa khalifah Abu Bakar as-Siddiq. b) Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, mengenai materi yang belum jelas. c) Membagi kelompok secara klasikal. d) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan.
75 e) Peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan bersama. 3) Kegiatan Penutup a) Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan atas pelaksanan metode Role Playing. b) Peneliti memberi lembar tes formatif. c) Siswa mengerjakan tes formatif. d) Peneliti menilai dan menganalisa hasil tes formatif. e) Peneliti mengucap salam penutup. c. Pengamatan 1) Aktivitas, Kreativitas dan Prestasi Belajar Selama proses belajar mengajar guru dan peneliti mengamati aktivitas dan kreativitas siswa dengan mengisi lembar observasi. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode yang telah dilakukan. Hasil pengamatan yang ditemukan pada peneliti dapat dilihat pada tabel observasi di bawah ini: Tabel 4.1 Frekuensi dan prosentase aktivitas pada siklus I NO SKOR PREDIKAT FREKUENSI PROSENTASE 1 4 Sangat Baik 7 17,5 % 2 3 Baik 11 27,5 % 3 2 Cukup 3 7,5% 4 1 Kurang 19 47,5% Jumlah 40 100%
76 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 7 siswa (17,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas sangat baik, 11 siswa (27,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas baik, 3 siswa (7,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas cukup dan 19 siswa (47,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas kurang. Tabel 4.2 Frekuensi dan prosentase kreativitas pada siklus I NO SKOR PREDIKAT FREKUENSI PROSENTASE 1 4 Sangat Baik 6 15,0% 2 3 Baik 7 17,5 % 3 2 Cukup 10 25,0% 4 1 Kurang 17 42,5% Jumlah 40 100% Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 6 siswa (15,0%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas sangat baik, 7 siswa (17,5%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas baik, 10 siswa (25,0%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas cukup dan 17 siswa (42,5%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas kurang. Tabel 4.3 Frekuensi dan prosentase prestasi pada siklus I NO 1 2 3 4
SKOR PREDIKAT 85-100 Sangat Baik 65-84 Baik 55-64 Cukup 0-54 Kurang Jumlah
FREKUENSI 7 15 4 14 40
PROSENTASE 17,5% 37,5% 10,0% 35,0% 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 7 siswa (17,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi sangat baik, 15 siswa (37,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi baik, 4 siswa
77 (10,0%) termasuk siswa yang memiliki prestasi cukup dan 14 siswa (35,0%) termasuk siswa yang memiliki prestasi kurang. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil tes formatif pada siklus I No 1 2
Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Presentase ketuntasan belajar
3
Hasil siklus I 65,5 22 55%
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa hasil yang ditunjukkan dengan menggunakan metode Role Playing jumlah siswa yang aktif ada 7 siswa (17,5%), kreatif ada 6 siswa (15,0%) dan prestasi ada 7 siswa (17,5%). Secara umum siswa belum dapat tuntas belajar, karena secara klasikal prosentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 55% atau ada 22 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar, hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena persentase yang diperoleh lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yakni sebesar 75%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
terbiasa
pembelajaran.
menerapkan
metode
Role
Playing
dalam
78 d. Refleksi Setelah menganalisa hasil observasi dan tes formatif pada siklus I ini, ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Dari hal tersebut diatas maka akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II yaitu : 1) Peneliti yang sudah terbiasa dengan metode konvensional diupayakan
untuk
beralih
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran aktif jenis metode Role Playing. 2) Peneliti belum memberi perhatian dan motivasi pada siswa, sehingga pada siklus berikutnya peneliti memberi perhatian dan motivasi yang lebih pada siswa. 3) Pembagian kelompok diperkecil dari klasikal menjadi 2 kelompok yaitu satu kelompok terdiri dari 20 siswa. Dari masalah yang timbul di atas, maka peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan 1) Mempersiapkan materi pelajaran tentang khalifah Abu Bakar AsSiddiq. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Lembar observasi aktivitas dan kreativitas siswa selama kegiatan berlangsung. 4) Lembar tes formatif.
79 5) Merencanakan pembentukan kelompok siswa, siswa dibagi menjadi 2 kelompok, I kelompok terdiri dari 20 siswa. b. Pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
dilaksanakan pada tanggal 26 April 2010 dikelas VII A dengan jumlah siswa 40. Alokasi waktu 2 x 40 menit. Materi pembelajaran adalah khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran yang merupakan siklus II yaitu: 1) Kegiatan awal a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdo’a. b) Apersepsi. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus II. 2) Kegiatan Inti a) Peneliti menjelaskan sejarah perkembangan Islam pada masa khalifah Abu Bakar as-Siddiq secara lebih detail dan mendalam.
80 b) Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, mengenai materi yang belum jelas. c) Peneliti
memberi
motivasi
kepada
siswa
agar
dalam
pelaksanaan Role Playing siswa lebih aktif dan kreatif terhadap proses pembelajaran. d) Menunjuk beberapa siswa untuk memerankan skenario yang sudah ditunjuk pada pertemuan siklus I yaitu siswa dibagi menjadi II kelompok, I kelompok terdiri dari 20 siswa. e) Masing-masing kelompok memerankan skenario pembelajaran yang sudah dipersiapkan secara bergiliran. f) Kelompok
lain
memperhatikan
skenario
yang
sedang
diperagakan di depan. g) Setelah dua kelompok selesai memerankan skenario yang sudah diperagakan diadakan diskusi kelas. h) Peneliti
memberikan
beberapa
pertanyaan
pada
setiap
kelompok untuk didiskusikan. 3) Kegiatan Penutup a) Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan atas pelaksanan tindakan pada siklus II ini. b) Peneliti memberi lembar tes formatif. c) Siswa mengerjakan tes formatif. d) Peneliti menilai dan menganalisa hasil tes formatif. e) Peneliti mengucap salam penutup.
81 c. Pengamatan 1) Aktivitas, Kreativitas dan Prestasi Belajar Selama proses belajar mengajar guru dan peneliti mengamati aktivitas dan kreativitas siswa dengan mengisi lembar observasi. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode yang telah dilakukan. Hasil pengamatan yang ditemukan pada peneliti dapat dilihat pada tabel observasi di bawah ini: Tabel 4.5 Frekuensi dan prosentase aktivitas pada siklus II NO SKOR PREDIKAT 1 4 Sangat Baik 2 3 Baik 3 2 Cukup 4 1 Kurang Jumlah
FREKUENSI 9 15 9 7 40
PROSENTASE 22,5% 37,5% 22,5% 17,5% 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 9 siswa (22,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas sangat baik, 15 siswa (37,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas baik, 9 siswa (22,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas cukup dan 7 siswa (17,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas kurang. Tabel 4.6 Frekuensi dan prosentase kreativitas pada siklus II NO SKOR PREDIKAT 1 4 Sangat Baik 2 3 Baik 3 2 Cukup 4 1 Kurang Jumlah
FREKUENSI 6 15 11 8 40
PROSENTASE 15,0% 37,5% 27,5% 20,0% 100%
82 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 6 siswa (15,0%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas sangat baik, 15 siswa (37,5%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas baik, 11 siswa (27,5%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas cukup dan 8 siswa (20,0%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas kurang. Tabel 4.7 Frekuensi dan Prosentase Prestasi pada Siklus II NO SKOR PREDIKAT 1 85-100 Sangat Baik 2 65-84 Baik 3 55-64 Cukup 4 0-54 Kurang Jumlah
FREKUENSI 10 18 7 5 40
PROSENTASE 25,0% 45,0% 17,5% 12,5% 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 10 siswa (25,0%) termasuk siswa yang memiliki prestasi sangat baik, 18 siswa (45,0%) termasuk siswa yang memiliki prestasi baik, 7 siswa (17,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi cukup dan 5 siswa (12,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi kurang. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil tes formatif pada siklus II No 1 2 3
Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Presentase ketuntasan belajar
Hasil siklus II 72,75 28 70%
Dari data diatas dijelaskan bahwa hasil yang ditunjukkan pelaksanaan tindakan pada siklus II ini jumlah siswa yang aktif ada 9 siswa (22,5%), kreatif ada 6 siswa (15,0%) dan prestasi ada 10
83 siswa (25,0%), dari hasil diatas setelah dianalisa sudah mengalami peningkatan namun belum maksimal yaitu dan secara klasikal ketuntasan belajar siswa masih mencapai 70% atau ada 28 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar dan 12 siswa yang memerlukan bimbingan lebih lanjut, Hal ini setelah dianalisa menunjukkan peningkatan yaitu siswa sudah mulai tertarik dengan menggunakan metode Role Playing. d. Refleksi Setelah menganalisa hasil observasi dan tes formatif pada siklus II ini, ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Dari hal tersebut diatas maka akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II yaitu : 1) Pembagian kelompok perlu diperkecil lagi yaitu setiap terdiri dari 3 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 13, 13 dan 14 siswa, supaya siswa lebih optimal dalam menerapkan metode Role Playing. 2) Peneliti harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut maupun malu pada siswa, baik dalam penerapan metode Role Playing maupun dalam hal mengeluarkan pendapat. Dari masalah yang timbul di atas, maka peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. Hasil dari refleksi pada siklus II ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauhmana aktivitas dan kreativitas siswa terhadap materi pembelajaran dan juga hasil tes formatif.
84 3. Siklus III a. Perencanaan 1) Mempersiapkan materi pelajaran tentang khalifah Abu Bakar AsSiddiq. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Lembar observasi aktivitas dan kreativitas siswa selama kegiatan berlangsung. 4) Lembar tes formatif. 5) Merencanakan pembentukan kelompok siswa, kelas dibagi menjadi 3 kelompok, yang terdiri dari 13,13 dan 14 siswa. b. Pelaksanaan Pelaksaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 di kelas VII A dengan jumlah 40 siswa dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Materi pembelajaran adalah khalifah Abu Bakar as-siddiq. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada pelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus II, sehingga kesalahan dan kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan
(observasi)
pelaksanaan belajar mengajar.
dilaksanakan
bersamaan
dengan
85 Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran yang merupakan siklus III yaitu: 1) Kegiatan awal a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdo’a. b) Apersepsi. c) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus III. 2) Kegiatan Inti a) Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, mengenai materi yang belum jelas. b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario yang sudah ditunjuk pada pertemuan siklus II. c) Siswa dibagi menjadi III kelompok, I kelompok terdiri dari 13, 13 dan 14 siswa. d) Memanggil
kelompok
I
yang
sudah
ditunjuk
untuk
memerankan skenario yang sudah dipersiapkan. e) Kelompok II dan III memperhatikan skenario kelompok I yang sedang diperagakan di depan, setelah itu dilanjutkan dengan kelompok II dan III kemudian bergantian. f) Setelah tiga kelompok selesai Role Playing setiap kelompok mendiskusikan sub pokok bahasan materi Abu Bakar as-Siddiq. g) Peneliti mengevaluasi hasil Role Playing dengan memberikan tambahan penjelasan.
86 h) Peneliti memberi reward tambahan nilai bagi kelompok yang telah memerankan skenario dan diskusi dengan baik. 3) Kegiatan Penutup a) Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan atas pelaksanan tindakan pada siklus III ini. b) Peneliti memberi lembar tes formatif. c) Siswa mengerjakan tes formatif. d) Peneliti menilai dan menganalisa hasil tes formatif e) Peneliti memberi motivasi dan dorongan kepada siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang selanjutya dan berpesan agar dirumah dipelajari lagi. f) Peneliti mengucap salam penutup. c. Pengamatan 1) Aktivitas, Kreativitas dan Prestasi Belajar Selama proses belajar mengajar guru dan peneliti mengamati aktivitas dan kreativitas siswa dengan mengisi lembar observasi. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode yang telah dilakukan. Hasil pengamatan yang ditemukan pada peneliti dapat dilihat pada tabel observasi di bawah ini:
87 Tabel 4.9 Frekuensi dan prosentase aktivitas pada siklus III NO SKOR PREDIKAT 1 4 Sangat Baik 2 3 Baik 3 2 Cukup 4 1 Kurang Jumlah
FREKUENSI 10 23 4 3 40
PROSENTASE 25,0% 57,5% 10,0% 7,5% 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 10 siswa (25,0%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas sangat baik, 23 siswa (57,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas baik, 4 siswa (10,0%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas cukup dan 3 siswa (7,5%) termasuk siswa yang memiliki aktivitas kurang. Tabel 4.10 Frekuensi dan prosentase kreativitas pada siklus III NO SKOR PREDIKAT 1 4 Sangat Baik 2 3 Baik 3 2 Cukup 4 1 Kurang Jumlah
FREKUENSI 11 20 7 2 40
PROSENTASE 27,5% 50,0% 17,5% 5,0% 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 11 siswa (27,5%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas sangat baik, 20 siswa (50,0%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas baik, 7 siswa (17,5%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas cukup dan 2 siswa (5,0%) termasuk siswa yang memiliki kreativitas kurang.
88 Tabel 4.11 Frekuensi dan prosentase prestasi pada siklus III NO
SKOR
PREDIKAT
1 2 3 4
85-100 Sangat Baik 65-84 Baik 55-64 Cukup 0-54 Kurang Jumlah
FREKUENSI
PROSENTASE
15 21 3 1 40
37,5% 52,5% 7,5% 2,5% 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 15 siswa (37,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi sangat baik, 21 siswa (52,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi baik, 3 siswa (7,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi cukup dan 1 siswa (2,5%) termasuk siswa yang memiliki prestasi kurang. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Rekapitulasi hasil tes formatif pada siklus III No 1 2 3
Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Presentse ketuntasan belajar
Hasil siklus III 80 36 90%
Dari data diatas dijelaskan bahwa hasil yang ditunjukkan pelaksanaan tindakan pada siklus III ini jumlah siswa yang aktif ada 10 siswa (25%), kreatif ada 11 siswa (27,5%) dan prestasi ada 15 siswa (37,5%), Dari data dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan maka dapat diketahui hasil yang ditujukan pada siklus III secara umum siswa telah tuntas belajar, karena persentase ketutasan belajar secara klasikal dengan menggunakan metode Role Playing mencapai 90% atau ada 36
89 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar, dengan demikian persentase yang diperoleh telah memenuhi indikator yang diinginkan. d. Refleksi Hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus III dinilai bila memenuhi target yang direncanakan, hasil pada siklus III dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Masih ada kekurangan aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar siswa, akan tetapi sudah memenuhi target tolok ukur ketuntasan belajar siswa yaitu 75% sehingga siklus dihentikan.
B. PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus I. Siklus III dilakukan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II. Hasil penelitian diperoleh dari data observasi dan tes pada siklus I, II dan III. Berdasarkan dari siklus I, II, III dapat diketahui peningkatan aktivitas, kreativitas dan prestasi belajar siswa melalui metode Role Playing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Role Playing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan, pembahasan dari setiap siklus pembelajaran yang telah dilakukan yaitu:
90 1. Siklus I Siklus I dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam pembelajaran SKI melalui metode Role Playing. Dari pengamatan diketahui bahwa pada siklus I masih banyak terdapat kekurangan, dimana dalam aspek aktivitas, belum adanya keaktifan siswa selama pembelajaran berlansung, dalam hal ini siswa masih merasa bahwa gurulah yang harus aktif sedangkan siswa hanya bersifat pasif. Faktor lain yang mampengaruhi ketidakberhasilan siswa dari aaspek kreativitas siswa. Dalam hal ini siswa belum mempunyai kepercayaan diri, siswa masih terkesan malu untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam aspek prestasi belajar pun belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari faktor internal maupun eksternal siswa belum dapat terintenalisasi dengan baik, sehingga kelemahan dari salah satu faktor tersebut akan mempengarui keberhasilan seseorang dalam belajar. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat ditulis hasil prestasinya yaitu hasil persentase ketuntasan belajar yaitu 55,5% atau ada 22 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar sementara persentase ketuntasan yang dikehendaki yakni sebesar 75%. Kemudian prestasi lain dalam penelitian siklus ini adalah jumlah siswa yang aktif ada 7 siswa (17,5%), kreatif ada 6 siswa (15,0%) dan prestasi ada 7 siswa (17,5%).
91 2. Siklus II Pembelajaran pada siklus II ini yaitu diadakan pembagian kelompok, yang terdiri dari 2 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 20 siswa. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka pada siklus II ini sedikit mencapai peningkatan pada siklus I, namun ada juga kekurangan dalam penerapan metode Role Playing. Diantara kekurangan pada siklus II pada aspek aktivitas, siswa masih merasa kesulitan dalam hal memerankan skenario pembelajaran dan belum dapat menghayati perannya, akan tetapi siswa sudah mengerti bahwa mereka sendirilah yang harus
aktif
seedangkan
guru
hanya
dapat
menyediakan
bahan
pembelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencernanya adalah siswa itu sendiri. Kekurangan dalam aspek kreativitas yaitu kemampuan siswa dalam memerankan skenario pembelajaran masih belum maksimal, dalam hal ini kebanyakan siswa belum percaya diri saat pemeranan, dan pada saat diskusi jawaban siswa masih belum menghasilkan ide maupun gagasan sacara cepat. Aspek prestasi belajar sudah ada peningkatan akan tetapi belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari motivasi intrinsik maupun ekstrinsik setelah peneliti dorongan maupun pengarahan siswa menjadi bersemangat. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat ditulis hasil prestasinya yaitu hasil persentase ketuntasan belajar yaitu 70% atau ada 28 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar meskipun sudah ada
92 peningkatan dibanding dengan siklus pertama akan tetapi belum mencapai indikator yang peneliti harapkan yaitu 75%. Kemudian prestasi lain dalam penelitian siklus ini adalah jumlah siswa yang aktif ada 9 siswa (22,5%), kreatif ada 6 siswa (15,0%) dan prestasi ada 10 siswa (25,0%). 3. Siklus III Pembelajaran pada siklus III hampir sama dengan siklus II hanya saja pembagian kelompok yang dibuat berbeda, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dalam siklus III dengan menggunakan metode Role Playing ini, diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa dengan ditandai dengan meningkatnya aktivitas dan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa karena pembelajaran dilakukan secara optimal. Adapun hasil persentase ketuntasan belajar yaitu 90% atau ada 36 siswa dari 40 siswa sudah tuntas belajar sehingga sudah mencapai indikator yang diharapkan. Kemudian prestasi lain dalam penelitian siklus ini adalah jumlah siswa yang aktif ada 10 siswa (25,0%), kreatif ada 11 siswa (27,5%) dan prestasi ada 15 siswa (37,5%). Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini menunjukkan hasil yang baik dan sudah memenuhi kriteria dari tujuan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Aktivitas dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat sehingga penguasan terhadap materi pembelajaran serta pelaksanaan Role Playing berjalan dengan lancar.
93 Maka pada siklus III maka tidak perlu direvisi, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar SKI melalui metode Role Playing ini dapat meningkatkan psoses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian ketuntasan belajar sudah mencapai indikator yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada aktivitas belajar siswa siklus I dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 17,5%, aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 27,5%, aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 7,5%, dan aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar sebesar 47,5 % (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.I halaman 75). Siklus II dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 22,5%, aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 37,5%, aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 22,5%, dan aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 17,5% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.5 halaman 81). Siklus III dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 25,0%, aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 57,5%,
94 aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 10,0%, dan aktivitas belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 7,5% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.9 halaman 87). Dengan demikian kenaikan aktivitas siklus I ke siklus II dan siklus III adalah: a. Predikat sangat baik siklus I sebesar 17,5%, siklus II sebesar 22,5% dan siklus III sebesar 25,0%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 5,0%, siklus II ke siklus III sebesar 2,5%. b. Predikat baik siklus I sebesar 27,5%, siklus II sebesar 37,5% dan siklus III sebesar 57,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 10,0%, siklus II ke siklus III sebesar 20,0%. c. Predikat cukup siklus I sebesar 7,5%, siklus II sebesar 22,5% dan siklus III sebesar 10,0%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 15,0%, siklus II ke siklus III sebesar -12,5%. d. Predikat kurang siklus I sebesar 47,5%, siklus II sebesar 17,5% dan siklus III sebesar 7,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar -30,0%, siklus II ke siklus III sebesar -12,5%. Kreativitas belajar siswa siklus I dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 15,0%, kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 17,5%, kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar
95 25,0%, dan kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 42,5% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.2 halaman 76). Siklus II dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 15,0%, kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 37,5%, kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 27,5%, dan kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 20,0% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.6 halaman 81). Siklus III dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 27,5%, kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat baik 50,0%, kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 17,5%, dan kreativitas belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 5,0% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.10 halaman 87). Dengan demikian kenaikan Kreativitas siklus I ke siklus II dan siklus III adalah: a. Predikat sangat baik siklus I sebesar 15,0%, siklus II sebesar 15,0% dan siklus III sebesar 27,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 0%, siklus II ke siklus III sebesar 12,5%. b. Predikat baik siklus I sebesar 17,5%, siklus II sebesar 37,5% dan siklus sebesar III 50,0%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 20,0%, siklus II ke siklus III sebesar 12,5%.
96 c. Predikat cukup siklus I sebesar 25,0%, siklus II sebesar 27,5% dan siklus III sebesar 17,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 2,5%, siklus II ke siklus III sebesar -10%. d. Predikat kurang siklus I sebesar 42,5%, siklus II sebesar 20,0% dan siklus III sebesar 5,0%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar -22,5%, siklus II ke siklus III sebesar -15%. Prestasi belajar siswa siklus I dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Prestasi belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 17,5%, prestasi belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 37,5%, prestasi belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 10,0%, dan prestasi belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 35,0% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.3 halaman 76). Siklus II dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Prestasi belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 25,0%, prestasi belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 45,0%, prestasi belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 17,5%, dan prestasi belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 12,5% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.7 halaman 82). Siklus III dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Prestasi belajar siswa yang mendapat predikat sangat baik sebesar 37,5%, prestasi belajar siswa yang mendapat predikat baik sebesar 52,5%, prestasi belajar siswa yang mendapat predikat cukup sebesar 7,5%, dan prestasi
97 belajar siswa yang mendapat predikat kurang sebesar 2,5% (Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.11 halaman 88). Dengan demikian kenaikan Prestasi siklus I ke siklus II dan siklus III adalah: a. Predikat sangat baik siklus I sebesar 17,5%, siklus II sebesar 25,0% dan siklus III sebesar 37,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 7,5%, siklus II ke siklus III sebesar 12,5%. b. Predikat baik siklus I sebesar 37,5%, siklus II sebesar 45,0% dan siklus III sebesar 52,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 7,5%, siklus II ke siklus III sebesar 7,5%. c. Predikat cukup siklus I sebesar 10,0%, siklus II sebesar 17,5% dan siklus III sebesar 7,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 7,5%, siklus II ke siklus III sebesar -10%. d. Predikat kurang siklus I sebesar 35,0%, siklus II sebesar 12,5% dan siklus III sebesar 2,5%, maka prosentase kenaikan siklus I ke siklus II sebesar -22,5%, siklus II ke siklus III sebesar -10%.
98 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode Role Playing pada mata pelajaran SKI yang dilaksanakan di MTsN Parakan Temanggung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajaran SKI pada siswa kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. Berdasarkan hasil pada siklus I jumlah prosentase siswa yang aktif 17,5%, siklus II dengan prosentase 22,5% dan siklus III dengan prosentase 25,0%. 2. Metode Role Playing dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa mata pelajaran SKI pada siswa kelas VII MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. Berdasarkan hasil pada siklus I jumlah prosentase siswa yang kreatif 15,0%, siklus II dengan prosentase 15,0% dan siklus III dengan prosentase 27,5%. 3. Metode Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran SKI pada siswa kelas VII A MTsN Parakan Temanggung Tahun 2010. Berdasarkan hasil pada siklus I jumlah prosentase siswa yang berprestasi 17,5%, siklus II dengan prosentase 25,0% dan siklus III dengan prosentase 37,5%.
98
99 B. SARAN 1. Guru perlu melakukan peningkatan aktivitas belajar siswa untuk mendukung prestasi belajar siswa dengan cara menekankan keterampilan siswa dalam belajar mengajar. 2. Guru perlu melakukan peningkatan kreativitas belajar siswa untuk mendukung prestasi
belajar siswa dengan
cara mengembangkan
gagasan/ide/bahkan dapat berupa kemampuan mengaplikasikan metode dan media kedalam situasi dan kondisi. 3. Guru hendaknya dapat menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan materi yang disampaikan, guru sebagai pendidik hendaklah juga memahami karakteristik dan kemampuan siswa, karena masing-masing siswa pada dasarnya mempunyai karakter dan kemampuan yang berbedabeda. Hal ini sangat berpengaruh guna mencapai puncak prestasi.
Lampiran 1 MATERI ABU BAKAR AS-SIDDIQ
1. MEMERANGI KAUM MURTAD Setelah Abu Bakar as-Siddiq diangkat menjadi kholifah, beberapa masalah muncul mengancam persatuan dan kesatuan umat Islam. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed menyatakan murtad dan membangkang kepada khalifah baru dengan sistem dan pemerintahan yang ada. Kepala suku nejed
:Saya sebagai kepala suku nejed mewakili kelompok suku kami menyatakan menolak membayar zakat tetapi tidak menolak agama islam secara keseluruhan.
Kepala Suku Hijaz
:Kalau kami akan kembali memeluk agama Islam dan tradisi lama, yakni menyembah berhala.
Abu Bakar
:Kenapa kalian membangkang dan menolak kekhalifahanku yang sah dipilih umat?
Kepala Suku Hijaz
:Kami hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad.
Kepala Suku Nejed
: Itu benar. Setelah wafatnya Nabi, berarti perjanjian yang kami buat putus
Karena rasa kesukuan yang kuat, pengikut suku yang setia dan tunduk membabi mengikuti
buta
kepada
apa
saja
kepemimpinannya yang
dilakukan
pemimpinnya karena menganggap merekalah yang paling baik. Pengikut-pengikut Suku : Iya, kami setuju dengan perkataan yang diutarakan oleh pemimpin-pemimpin kami (sambil meninggalkan ruangan) Panglima-panglima
: Apa yang harus kami lakukan wahai Khalifah?
AbuBAkar
: Apabila suku-suku yang membangkang tetap membangkang kita perangi mereka, tetapi kalian harus ingat diusahakan dengan jalan pendekatan secara damai.
Panglima-panglima
: Baik, kami akan laksanakan amanat Khalifah Assalamualaikum,
ya
Khalifah
(sambil
bergegas pergi meninggalkan khalifah untuk menunaikan tugas,mereka mencari suku-suku yang membangkang. Panglima-panglima
: Assalamualaikum
Kepala Suku dan pengikut : Wa Alaikum Salam Ada apa gerangan yang membuat anda-anda sekalian sampai ke gubug kami?
ii
Panglima
: Kami datang kemari menyampaikan amanat Khalifah Abu Bakar as-Siddiq untuk mengajak suku anda kembali pada hukum Islam.
Kepala suku
: Terimakasih atas kedatangan saudara-saudara sekalian, nanti akan kami musyawarahkan dengan suku kami.
Panglima
: Kalau begitu kami mohon pamit.
Kepala Suku
: Ya……….terimakasih, silahkan
Panglima-panglima yang diutus Abu Bakar mendatangi semua suku yang membangkang dan setelah selesai melaporkan hasil dari pertemuan mereka kepada khalifah. Abu Bakar
: Bagaimana hasil pertemuan dengan beberapa suku wahai panglimaku?
Panglima (1)
: Ada beberapa suku yang mau kembali kepada hukum Islam dan ada yang masih berunding dengan sukunya dan ada yang menolak wahai khalifah…
Panglima (2)
: Betul ya khalifah, mereka dipimpin oleh beberapa
arang
yang
mengaku
Nabi,
diantaranya :Aswad Al Ansi, Tulaihah bin Khuwailid Al-Asadi, Malik bin Nuwairah dan Musailamah Al Khazab.
iii
Abu Bakar
:Oh….ini sudah murtad namanya, wahai panglima-panglimaku,
perangilah
kaum-
kaum yang murtad yang tidak bisa lewat jalan damai. Panglima-panglima Abu Bakar
: Kami laksanakan. : Zubair bin Awwam saya utus untuk memerangi AswadAl-Ansi, Khalid bin Walid memerangi Tulaikhah bin Khuwailid Al-Asadi kemudian bergerak menggempur Malik bin Nuwairah, sedang Ikrimah bin Ibnu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah memerangi Musailamah AlKazab.
Para panglima segera melaksanakan perintah khalifah,Zubair bin Awam menuju yaman untuk memerangi Aswad Al-Ansi, dia sampai ke Yaman Aswad Al-Ansi telah terbunuh oleh gubernur yaman, jadi pasukan Islam dengan mudah menaklukkan Yaman. Sedangkan Khalid bin Walid menuju ke kaum Tulaihah bin Khiwailid Al-Asadi, pertempuran terjadi dekat dengan sumur Buzakkah, pasukan muslim sedikit berhasil mengalahkan mereka, kemudian Khalid bin Walid bergegas menuju ke perkampungan Malik bin Nuwairah, dalam pertempuran sengit Malik bin Nuwairah terbunuh pasukannya kacu balau dan tercerai berai. Sedangkan Ikrimah binAbu jahal dan Syurahbil bin Hasanahbeserta pasukannya menuju Yamamah untuk memerangi Musailamah Al-Khazab.
iv
Musailamah Al-Khazab mempunyai istri yang juga mengakui Nabi dari bangsa Kristen bernama”Sajak” mereka didukung pasukan besar 40.000 pasukan. Pada mulanya pasukan Islam terdesak, akan tetapi pasukan bantuan datang dibawah pimpinan Khalid bin Walid, pasukan Islam berhasil membunuh 10.000 pasukan Musailamah Al-Khazab, namun ribuan pasukan Islam juga gugur dalam perang ini, termasuk para penghafal Al-Qur’an. Perang ini dikenal sebagai perang Yamamah. Setelah beberapa perang dimenangkan oleh kaum muslim dengan gemilang, hal itu membuat Islam kembali kokoh diseluruh jazirah Arab dan para panglima kembali untuk melaporkan kepada khalifah Abu Bakar asSiddiq.
2. KODIFIKASI AL-QUR’AN Panglima (1)
: Kami berhasil mengalahkan semua kaum murtad diseluruh jazirah Arab Khalifah
Abu BAkar
: Bagus kerja kalian
Panglima (2)
: Tapi ada yang mencemaskan ya khalifah, banyak dari pasukan kita yang meninggal adalah para penghafal Al Qur’an
Panglima (3)
: Benar sekali khalifah, ini bisa mengancam akan habisnya para penghafal Al-Qur’an dan akan sulit mencari penggantinya.
v
Tiba-tiba Umar bin Khattab datang karena beliau mendengar telah menangnya pasukan Islam tetapi banyak gugurnya para penghafal Al-Qur’an maka beliau mengusulkan untuk membukukan Al-Qur’an. Umar bin Khattab
: Wahai Khalifah kita kumpulkan saja mushafmushaf Al-Qur’an yang berada diberbagai tempat dan tertulis diberbagai benda.
Panglima-panglima
:Itu usulan yang bagus dari Umar Bin Khattab.
Abu Bakar
: Saya tidak setuju, karena Nabi tidak pernah mencontohkan hal tersebut.
Umar bin Khattab
: Tetapi banyak dari saudara kita para penghafal Al-qur’an telah gugur, ini bisa gawat.
Abu Bakar
: Baiklah kalau begitu, saya akan membentuk tim untuk melakukan tugas ini.
Setelah Abu Bakar setuju untuk mengumpulkan mushaf-mushaf AlQur’an atas usulan Umar bin Khattab, beliau menunjuk Zaid bin Tsabit untuk menulis mushaf Al-Qur’an ini karena dialah dulu sekertaris Nabi, kalau ada wahyu turun dialah yang menulisnya dengan bimbingan Rasulullah, kemudian wahyu tersebut dihafalkan para sahabat. Selain itu ada juga sahabat yang menyalinnya ke pelepah kurma, bebatuan atau tulang belulang. Setelah usaha pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an selesai, mushaf disimpan oleh khalifah Abu Bakar as-Siddiq dan mushaf itlah menjadi pedoman pada saat itu oleh seluruh kaum muslim.
vi
3. PERLUASAN WILAYAH ISLAM Setelah situasi social politik stabil, khalifah Abu Bakar as-Siddiq mulai menyebarkan ajaran agama Islam ke wilayah yang lebih luas lagi, ia menekankan kepada para panglimanya untuk mengutamakan pendekatan damai. Abu Bakar
: Sekiranya lebih bagus lagi kalau ajaran Islam kita sebarkan ke wilayah yang lebih luas lagi,
Panglima
: Berarti kita harus berperang lagi wahai khalifah.
Abu Bakar
: Kita gunakan cara yang damai, dan yang paling penting adalah pegangan jika kalian memasuki daerah baru diantaranya:
a. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan dilindungi b. Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar jizyah (pajak perlindungan yang sangat ringan) maka jiwa dan hartanya dilindungi. c. Jika menentang mereka akan diperangi. Panglima
:Siap ya Khalifah.
Setelah itu mereka bergegas menyebarkan ajaran Islam ke Bizantum dan kekeisaran Persia, ketiga hal diatas yang merupakan pegangan bagi umat Islam untuk menundukkan Negara-negara disekitarnya dan ketiga hal itulah yang menyebabkan pasukan Islam disambut suka cita apabila memasuki daerah baru.
vii
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq mengutus Khalid bin Walid menuju Persia bersama Musanna bin Harisah. Mereka mampu menguasai Hirah, Anbal, Daumatul Jandal dan Fars. Peperangan ini dihentikan setelah Abu bakar menyuruh Khalid bin Walid berangkat menuju Suriah, ia diperintahkan untuk membantu kaum muslim yang kesulitan menghadapi pasukan Bizantum yang sangat besar, komando pasukan di Persia dipegang oleh Musanna bin Harisah. Kekalisaran Bizantum menjadikan kota Damaskus, Suriah sebagai pusat pemerintahan diwilayah Arab dan sekitarnya. Untuk menghadapi mereka, Abu Bakar mengirim beberapa pasukan: a. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus. b. Pasukan Amru bin As ke Palestina. c. Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania. d. Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims. Pasukan Islam ketika itu berjumlah 18.000, sedang pasukan Romawi berjumlah 240.000 orang. Peperangan akhirnya pecah dipinggir Sungai Yarmuk, ketika perang berkecamuk datanglah kabar bahwa khalifah Abu Bakar as-Siddiq meninggal digantikan oleh Umar bin Khattab, Khalid bin Walid kemudian digantikan Abu Ubaidah bin Jarrah.Peperangan ini akhirnya berhasil dimenangkan kaum muslim dan menjadi kuci utama runtuhnya kekuasaan Bizantum ditanah Arab.
viii
Lampiran 2
KISI-KISI OBSERVASI 1. AKTIVITAS Tabel Aktivitas No
Teori
Komponen
1
(Visual Activities) Membaca, memperhatikan: demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2
(Oral Activities) menyatakan , merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan Aktivitas
3
tingkah laku dasar yang (Listening Activities) mendengarkan uraian, kerap
4
meliputi pendapat, diskusi.
kali
dilakukan percakapan.
dengan jalan rintangan (Writing Activities) Menulis cerita, karangan, untuk mencapai tujuan laporan, tes, menyalin.
5
yang
diidam-idamkan (Motor Activities) melakukan pekerjaan,
(Whiterington, 1978:86). 6
membuat kontruksi, model,bermain. (Mental Activities) menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
7
(Emotional Activities) menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup (Nasution, 2000:91)
ix
2. KREATIVITAS Tabel Kreativitas No
Teori
Komponen
1
Mempunyai daya imajinasi yang kuat
2
Mempunyai inisiatif
3
Kreativitas
4
kemampuan
untuk Bebas dalam berfikir
5
menciptakan
atau Bersifat ingin tahu
6
menghasilkan yang
7
baru
2002:33).
adalah Mempunyai minat yang luas
sesuatu Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman (Nashori, baru Percaya pada diri sendiri
8
Penuh semangat
9
Berani mengambil resiko
10
Berani dalam pendapat dan keyakinan(Conny dkk, 1984:11)
x
3. PRESTASI Prestasi diperoleh melalui post test 75% dengan klasifikasi Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K). Seperti dijelaskan pada tabel.
Tabel Kategori Prestasi Belajar No
Interval
Kategori (SB)
1
85-100
2
65-84
3
55-64
4
0-54
(B)
(C)
(K)
xi
Lampiran 3
CATATAN LAPANGAN
1. AKTIVITAS Tabel komponen dan skoring No
Komponen
1
(Visual Activities) (1)
2
(Oral Activities) (2)
3
(Listening Activities) (3)
4
(Writing Activities) (4)
5
(Motor Activities) (5)
6
(Mental Activities) (6)
7
(Emotional Activities) (7)
1
2
3
4
Keterangan : 1= Kurang
= Jika siswa dapat memenuhi 1 komponen maka nilainya = 1
2= Cukup
= Jika siswa dapat memenuhi 3 komponen maka nilainya = 2
3= Baik
= Jika siswa dapat memenuhi 5 komponen maka nilainya = 3
4= Sangat baik= Jika siswa dapat memenuhi 7 komponen maka nilainya = 4
xii
2. KREATIVITAS Tabel komponen dan skoring No 1
Komponen
1
2
3
4
Mempunyai daya imajinasi yang kuat (1)
2
Mempunyai inisiatif (2)
3
Mempunyai minat yang luas (3)
4
Bebas dalam berfikir (4)
5
Bersifat ingin tahu (5)
6
Selalu
ingin
mendapat
pengalaman-pengalaman
baru
(6) 7
Percaya pada diri sendiri (7)
8
Penuh semangat (8)
9
Berani mengambil resiko (9)
10
Berani
dalam
pendapat
dan
keyakinan (10) Keterangan : 1= Kurang
= Jika siswa dapat memenuhi 3 komponen maka nilainya = 1
2= Cukup
= Jika siswa dapat memenuhi 5 komponen maka nilainya = 2
3= Baik
= Jika siswa dapat memenuhi 7 komponen maka nilainya = 3
4= Sangat baik= Jika siswa dapat memenuhi 10 komponen maka nilainya = 4
xiii
Lampiran 4 LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS I Nama Siswa
:
No. Absen
:
Mata pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Pokok bahasan
: Kholifah Abu Bakar as-Siddiq
Berilah Tanda SIlang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar. 1. Dibawah ini adalah usaha dan prestasi yang dilakukan pada masa kepemimpinan Abu bakar as-Siddiq, kecuali…. a. Memerangi kaum murtad
c. Perluasan wilayah islam
b. Kodifikasi Al-Qur’an
d. Menata administrasi dan keuangan pemerintahan 2. Kodifikasi al-Qur’an dilakukan atas usul.… a. Abu Bakar as-Siddiq
c. Usman bin Affan
b. Umar bin Khattab
d. Ali bin Abi Thalib
3. Perang menghadapi kaum murtad disebut perang.… a. Riddah
c. Badar
b. Yamamah
d. Khandak
4. Sahabat Nabi Muhammad SAW yang ditunjuk oleh khalifah Abu Bakar as-Siddiq untuk memimpin proyek pengkodifikasian Al-Qur’an adalah … a. Malik bin Nuwairah
c. Hafsah binti Umar
b. Zaid bin Tsabit
d. Umar bin Khattab
xiv
5. Berapakah kaum murtad yang terbunuh dalam perang Yamamah.… a. 40.000
c. 10.000
b. 20.000
d. 5.000
6. Dibawah ini nabi-nabi palsu yang ingin menghancurkan islam, kecuali.… a. Aswad al Ansi
c. Zubair bin Awwam
b. Tulaihah bin khuwalid al-asadi
d. Musailamah al-kazab
7. Kota mana yang menjadi pusat pemerintahan wilayah arab dan skitarnya.… a. Damaskus
c. Suriah
b. Irak
d. Persia
8. Siapa panglima yang ditunjuk Abu Bakar as-Siddiq untuk menaklukkan wilayah Persia dan Bizantum.… a. Amru bin As dan Zaid bin Tsabit
c. Syurahbil bin Hasanah dan Amru bin As
b. Khalid bin Walid dan Musanna bin d. Zaid bin Tsabit dan Ubaidah Harisah 9. Siapakah penasehat utama khalifah Abu Bakar as-Siddiq.… a. Zaid bin Tsabit
c. Usman bin Affan
b. Ali bin Abi Thalib
d. Umar bin Khattab
10. Berapa jumlah pasukan islam dalam menghadapi kekaisaran Persia dan Bizantum.… a. 18.000
c. 22.000
b. 20.000
d. 24.000
xv
Lampiran 5 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
1. d 2. b 3. a 4. b 5. c 6. c 7. c 8. b 9. d 10. a
xvi
Lampiran 9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertandatangan dibawah ini : Nama
: Atik Nur Latifah
Tempat tanggal lahir : Temanggung, 12 Agustus 1988 Jenis kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Mandisari RT 02 RW 06 Parakan Temanggung 56254
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Mandisari lulus tahun 2000 2. MTsN Parakan Temanggung lulus tahun 2003 3. MAN Temanggung lulus tahun 2006 5. SI STAIN Salatiga lulus tahun 2010 Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Penulis
Atik Nur Latifah NIM: 11106067
xvii