PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BEllMAIN PERAN
(ROLE PLAYING) TERHADAP HASJ[L BELAJAR SISWA KELAS XII SMA DALAM KONS]I!:P SUBSTANSI GENETIKA (Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)
Oleh:
MAFTUHAH
102016023905
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1429 HI 2008 M
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLA YING) DAN CERAMAH TERHADAP HASIL B1H;LAJAR SISWA KELAS XII SMA DALAM KONSEP SUBSTANS][ GENETIKA (Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu I arnlvah Untuk Memenuhi Mel1callai Gelar Sarjana Pendidikan
OIelt : MAFTUHAH
102016023905
Dibawah Bimbingan
A~j
Ir. Maltmnd1Vi. Siregar,M.Si
NIP. 150 222 933
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 HI 2008 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudlll "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP HASIL BELMAR SISWA KELAS XII SMA DALAM KONSEP SUBSTANSI GENETIKA. (Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahllan Alam (IPA) Program Studi Biologi. Jakarta, 9 September 2008
Sidang Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) II'. H. Mahmlld m. Siregar, M.Si NIP: 150 222 933 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana SlIsanti, M.Sc NIP: 150299475 Penguji I Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP: 150231 502 Penguji II Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP: 150299475
Mengatahui, Dekan Fakultas Ihnu Tar~an Keguruan
\.
Prof. Dr. D e Ro ada MA NIP. I 0 I 356
Tanda Tangan
ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA XII SMA DALAM KONSEP SUBSTANSI GENETIKA (Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap hasH belajar siswa dalam konsep substansi genetika. Penelitian ini dHakukan di Sekolah Menengah Atas, Ciputat, Banten. Metode yang dignnakan adalah ekspe'rimen semu (quasi experiment) dengan rancangan berbentuk two group randomized subject post test only yang sampelnya secara purposive sampling masing-masing 30 siswa, baik untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembel~uaran bermain peran (role playing) maupun kelas kontrol yang menggunakan metode kovensional. HasH analisis data menunjukkan bahwa: (l) terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran belmain peran (role playing) terhadap hasH belajar siswa, (2) hasH belajar siswa yang menggunakan pembelajaran bermain peran (role playing) lebih besar dari pada hasH bel1ijar siswa yang menggunakan metode konvensional, (3) model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat meningkatkan pengnasaan siswa terhadap suatu konsep. Kata kunci: pembelajaran bermain peran, hasH belajar
ABSTRACT ROLE PLAYING TEACHING MODEL INFLUENCE BASED ON LEARNING RESULT OF SMA STUDENT XII IN GENETICS SUBSTANCE CONCEPT (Experiment Research at SMA Dua MeioCiputat)
The aimed ofthis research to finding out influence ofrole playing teaching model based on learning result of SMA student in genetics substance concept. This research was done at Senior High School Ciputat, Banten. The method is resort to quasi experiment with have the form of design two group randomized subject post test only at sample according to purposive sampling respective 30 students, both for experiment class is use role playing teaching model although control class is use conventional method. The result ofthe research appointed: (l) there are significant role playing teaching model influence based on learning result student, (2) the student learning result that using role playing teaching model is higher than student learning result that using conventional method, (3) role plCJi;Jing teaching model can help the student in mastering a concept. Key word: role playing teaching model, learning result
"macata/i, atas nama 'Tulianmu yang mencipta/(gn 'Yang mengajar dimgan /(gtam :Mengajar/(gn Itepada mamma J/.pa yang tidaltmfigtafiuinya" (aC-Quran, aC-J/.taq [90]: 3,4,5)
KATAPENGANTAR
CBismiffaliirralimanirraliim Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Ilahi Rabbi
atas segala nikmat, rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi. Shalawat dan salam penulis curahkan ke haribaan alMustofa Nabi Muhammad saw yang telah mencurahkan segala cinta untuk umat
manusia. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari orang-orang yang berhati budiman, yang terus mendukung penulis selama penyusunan, tentunya penulis mengaturkan banyak terima kasih kepada yang terhormat: I. Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatuUah Jakarta. 2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahun Alam (IPA) sekaligus pembimbing yang bersedia menyisihkan waktu untuk mengarahkan, mengoreksi, memperhatiki.ln dengan seksama penyusunan skripsi ini. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 3. Bapak Drs. Ahmad SofYan, M.Pd, Dosen Penasihat Akaelemik yang memberi segala perhatian, bimbingan dan motivasi dalam menulis. 4. Terima kasih khusus kepada Dr. Zulfiani, M.PeI, yang (elah meminjamkan buku koleksi pribaelinya kepada penulis, memberikan dorongan untuk secepatnya menyelesaikan skripsi dan menyediakan Viaktu, sampai pada akhirnya penulis mendapatkan buku primer yang memberi energi pada penulis. 5. Segenap karyawan dan karyawati perpustakaan LIPI, Perpustakaan Gandaria, UIN Jakarta dan U1N Yogyakarta, perpustakaan Universitas Terbuka, Perpustakaan Nasional RI, terima kasih atas bantuannya.
6. Penghargaan untuk Bapak Yayat Ruhiyat, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Dua Mei, yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian bagi penulisan skripsi ini. Ibu Susi Indrayani, S.Pd yang bersedia kelasnya penulis gantikan, bapak Mudin, bu Murni yang membantu penulis selama penelitian. Dan seluruh siswa-siswi SMA Dua Mei, khususnya kelas XII yang telah bersedia memberikan waklunya unluk menjadi sampel. 7. Unluk kakekku KH. Hadrawi Nahrawi (aim), KH. Kholil Ghozali, nenekku Hj. Siti Asia/Nyai Indana (aim), Hj. Siti Faridah (aim) dan Hj. Siti Muslimah. Khusus unluk Ahmad Nyarwi, M.Si dan Khalilah, M.Pd, adik-adikku Zainal Alim di Surabaya, Khairul Abror, Mufarrohah dan Abdul Mujib di Yogyakmta, Badruttamam di Ponpes Assafiiyah Jakarta, adik bungsu penulis Ahmad Fuad (Rafuad) di Singkawang, semangat selalu. 8. Terakhir, terima kasih tiada terkira unluk Ramah Kholil Ghozali dan Nyi' Nurlaila Hadrawi, yang mengasuh, mencintai, dan menyayangi penulis dengan sepenuh hati. Dengan cinta, rindu dan bakti, penulis persembahkan tugas akhir kuliah ini. Jakarta, 8 Agustus 2008 Maftuhah
DAFTARISI Halaman Judul
. ii
Lembar Pernyataan Lembar Persetujuan Pembimbing
iii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian
iv
Abstrak
v
Motto
vi
Kata Pengantar
viii
Daftar lsi
ix
Daftar Tabel
xii
Daftar Gambar
xiii
Daftar Lampiran
BABI
BAB II
,........................................................................
xv
PENDAHULUAN A. LataI' Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
6
C. Pembatasan Masalah
6
D. Perumusan Masalah
6
E. Manfaat Penelitian
6
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis
8
1 Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)
8
1.1 Pengertian Model Bermain Peran (Role Playing)
8
1.2 Tujuan Model Bermain Peran (Role Playing)
9
1.3 Kapan Pelaksanaan Model Bermain Peran (RolePlaying)
11
1.4 Langkah-Iangkah Penerapan Model Behnain Peran (RolePlaying)
1.5 Evaluasi Model Bermain Peran (Role Playing)
II
20
1.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Bermain Peran
2
3
BAB III
(RolePlaying)
20
Hakikat HasH Belajar
2I
2.1 Pengertian HasH Belajar
21
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
27
a. Faktor 1ntemaI
27
b. Faktor EkstemaI
28
2.3 Prosedur Pelaksanaan HasH Belajar
32
2.4 Evaluasi Pelaksanaan Hasil Belajar
32
Sintesis Protein
32
3.1 Tahap-tahap Sintesis Protein
32
3.2 Kode Genetik
33
3.3 Mekanisme Penyampaian Kode Genetik
33
3.4 Macam-macam Asam Amino
33
B. Kerangka Berpikir
34
C. Pengajuan Hipotesis
37
METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian
39
Tempat dan Waktu Penelitian
39
Metode Penelitian
39
Populasi dan Teknik PengambHan Sampel Teknik Pengumpulan Data F <
BAB IV
,.
40
<......................
41
Instrumen Penelitian
41
G. Teknik Analisis Data
46
H. Hipotesis Statistik
48
<
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) di SMA Dua Mei Ciputat
B. Hasil Belajar Biologi Siswa
50 51
1. Deskripsi Data HasH Belajar Kelas Eksperimen
51
2. Deskripsi Data flasH Belajar Kelas Kontrol
52
C. Pengaruh Model Pembelajaran Bennain Peran (Role
BAB V
Playing) Terhadap HasH Belajar Siswa
54
I. Uji Normalitas
54
2. Uji Homogenitas
55
3. Pengujian Hipotesis
55
4. Pembahasan HasH Penelitian
57
PENUTUP A. Kesimpulan
60
B. Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
62
LAMPlRAN
67
DAFTAR TABEL Tabel
J. Fokus Pembahasan yang Mllngkin Dalam Bermain Peran
12
2. Raneangan Penelitian
40
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
43
4. Distribusi Frekllensi NHai Biologi Siswa Kelas Eksperimen
51
5. Distribusi Frekuensi NHai Biologi Siswa Kelas Kontrol
53
6. Uji Normalitas HasH Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................................................................................................
54
7. HasH Uji Homogenitas..............................................................................
55
8. HasH Uji t HasH Belajar Biologi Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelom pok Kontrol
55
9. Kode Genetik Asam Amino
92
10. Jenis-jenis Asam Amino dan Kodonnya
93
I J. Kunei Jawaban Instrumen Tes Sintesis Protein
106
12. Uji Validitas Instrumen
107
13. Uji Reliabilitas
109
14. Kunei Jawaban Tes Sintetis Protein
115
15. NHai HasH Belajar Biologi Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol...
116
16. Persiapan Uji NOlmalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen.
119
17. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol........
120
18. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
121
19. Perhitungan Normalitas Kelas Kontrol
123
20. Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Pekerjaan
128
21. Data Perkembangan Jumlah Siswa Berdasarkan Jenjang Pendidikan
129
DAFTARGAMBAR
Gambar I. Efek Materi Pembelajaran dan Pengasuhan
14
2. Bagan Langkah Model Bermain Peran
16
3. Bagan Struktur Model Bermain Peran
17
4. Bagan Bermain Peran Menurut Oemar Hamalik
17
5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
30
6. Bagan Kerangka Berpikir..........................................................................
37
7. Histogram dan Poligon Nilai Biologi Siswa Kelas Eksperimen
52
8. Histogram dan Poligon Nilai Biologi Siswa Kelas Kontrol
53
9. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho
56
10. Sintesis Protein
85
11. Translasi Konsep Dasar
85
12. Sintetase tRNA-aminoasil Menggabungkan Asam Amino Spesifik ketRNA......................................................................................................
86
13. Anatomi Suatu Ribosom
87
14. Inisiasi Translasi
88
15. Sintesis Protein Sederhana
88
16. Siklus Elogansi
89
17. Terminasi Translasi
89
18. Poliribosom
90
19. Transkripsi dan Tranlasi Yang Dipasangkan Pada Bakteri
90
20. Ringkasan Transkripsi dan Translasi Dalam Sel Eukariotik
91
21. Bagan Fungsi RNA
92
22. Kartu yang Memiliki Triplet DNA, Diletakkan Berurutan dari Kiri keKanan
94
23. Kartu yang Memiliki Kodon pada mRNA, Diletakkan Berurutan dari Kiri ke Kanan .
95
24. Gantungan Pakaian (hanger) dengan Kartu yang Bertuliskan Antikodon, Mewakili Molekul tRNA
95
25. Kartu yang Mewakili Antikodon Molekul tRNA, Diletakkan Berurutan Dari Kiri ke Kanan
96
26. Struktur dan Susunan Personal Yayasan Pendidikan Dua Mei
127
27. Grafik Rata-rata NEM (VAN) SMA Dua Mei
130
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
67
2. Skenario Pembelajaran
80
3. Gambar-gambar Proses Sintesis Protein
85
4. Bahan-bahan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)
94
5. Prosedur Model Pembelajaran Bennain Peran (Role Playing)
97
6. Lembar Pengamatan Model Pembelajaran Bennain Peran (Role Playing)
99
7. Instrumen Penelitian Sintesis Protein
101
8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Sintesis Protein
106
9. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian (tabel)
107
10. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian
108
II. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Penelitian (tabel)
109
12. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian
110
13. Hasil Instrumen Penelitian yang Valid dan Reliabel
III
14. Kunci JawabanlnstlUmen Penelitian yang Valid dan Reliabel...............
liS
15. Nilai Hasil Belajar Biologi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
116
16. Perhitungan Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
117
17. Perhitungan Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol...
118
18. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen
119
19. Persiapan Uji Nonnalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol
120
20. Uji Nonnalitas Kelompok Eksperimen
121
21. Uji Nonnalitas Kelompok Kontrol
123
22. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol
125
23. Perhitungan Pengujian Hipotesis
126
24. Profil SMA Dua Mei Ciputat
127
25. Tabel Nilai r Product Momen
131
26. Tabel Normal Baku Pada Titik Z (Distribusi Z)
133
27. Tabel Nilai L (Distribusi Lilliefors)
,.......................
134
28. Tabel Nilai Distribusi F..........................................................................
135
39. Tabel Nilai Distribusi
t....................................
137
30. Uji Referensi
]39
31. Surat Bimbingan Skripsi
]45
32. Surat Riset
,.
]46
33. SuratKeterangan Dari Sekolah
]47
34. Curriculum Vitae
]48
BABI PENDAHULUAN A. Latm' Belakang Masalah Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan j!ainnya, maim secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Temyata strategi inputoutput yang diperkenalkan oleh Hanushek (1979,1981) teori education production
function tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam situasi ekonomi dan industrL 1 Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented. Diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat. Diskusi
tersebut
memberikan
pemahaman
ballwa
pembangunan
pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school
resources are necessary but not slifficient condition to improve student achievement).
I Hhtp://www.isee.co.id/indekx.php?go=viewnews&id=2. akses: Selasa, 29 November 2005113:06:58 WIB, Manajemen Peningkatan Mutu 2004-10·]3114:12:12 WIB
2
Di samping itu, mengingat sekolah sebagai unit pelaksanaan pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi peselia didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal
ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan
berbagai
keragamannya itu, diberikan kepereayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap teljaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati seeara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut (adanya benchmarking). Pemikiran di atas telah menderong muneulnya pendekatan bam, yakni pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang hams berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini, kemudian dikenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (School Based Quality Management) atau dalam nuansa yang lebih bersifat
pembangunan
(developmental)
disebut
School
Based
Quality
Improvement. Dalam konteks sejarah, persoalan pendidikan bailc yang fonnal maupun informal, seperti sekolah atau belajar sendiri (otodidak), memang bangsa Indonesia mewarisi nilai-nilai nuansa pendidikankolonial (Belanda, Jepang & Inggris). Tiada mampu terlepas dari belenggu yang menghilangkan pengalaman lokal itu. Oleh sebab itu masyarakat hams mengakui bahwa tidak ada sistem pengetahuan
yang
mutlak
asli
(original),
semuanya
saling
beltautan,
bersinggungan dan berseteruan dalam ams transformasi dunia. Pendidikan pun demikian. Dalam rentang waktu yang panjang, berbagai model pendidikan munenl dan dikembangkan di Indonesia baik formal maupun infomlal.
3
8eperti kesaksian Prof. Dr. 8lamet Iman 8antoso: "Kita semua belajar dari buku-buku cetakan terakhir secm'a lengkap. Catatan atau diktat sepanjang mengikuti jam pelajaran merupakan pelengkap dari pengalaman guru, yang tidak tertulis dalam buku-buku? Dengan demikian dalam proses belajar mengajar pada suatu kelas guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, sesuatu informasi yang disampaikan dengan metode yang baru dengan kemasan yang bagus, didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang baru pula sehingga menarik perhatian siswa dalam belajar. 8enada dengan argumen yang lebih dahulu, dapat diambil satu pernyataan bahwa guru harus tahu peserta didik memerlukan aturan mengatur kelas dan meningkatkan kemampuan mengajar yang sesuai. 3 Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan bermakna salah satunya adalah dengan pemilihan metode pelajaran yang tepat dan menarik dalam arti disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang akan di~arkan,
melibatkan keaktifan siswa baik secara fisik, intelektual dan emosional
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Paradigma menghafal fakta dalam mempelajari pelajaran, sebaiknya dikembangkan menjadi memahami sehingga siswa dapat mengembangkan daya pikirnya. Guru sebagai pendidik, memberikan motivasi belajar agar siswa dapat memecahkan masalah dan siswa sebagai anak didik mempergunakan kesempatan untuk belajar dengan sebaik-baiknya. Darling-Hammond et al. (I995) menekankan bahwa guru sebagai pemimpin membuka cara baru dalam melakukan sesuatu dan pandangan model pembelajaran meningkatkan pengalaman pendidikan siswa.4 Oleh karenanya, selain sebagai pengajar guru juga merupakan seorang 2 Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman (Citra Guru; J. Sudarmima), (Yogayakarta: Kanisius, 200l), h.257 3 Unni Vere Midthassel, Creating a Shared Understanding of Classroom Management, (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 3 July 2006), BELMAS (Journal of the British Educational Leadership, Management &Administration Society), h. 365. 4 James S. Pounder, Trans/omo/lonal Classroom Leadership, (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 4 Oktober 2006), BELMAS (Joul'llal of the British Educational
Leadership, Management &Administration Society), h. 534.
4
pembimbing. Sehingga fungsi-fungsi guru menurut Dewa Ke:tut Sukardi adalah :5 a. Guru sebagai perancang pengajaran (Designer of instruction). Guru dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan atau meraneang kegiatan belajar mengajar seeara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan yang eukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu landasan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. b. Guru sebagai pengelola pengajaran (Manager of instruction). Guru dituntut memiliki kemampuan untuk mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan meneiptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien. c. Guru sebagai penilai belajar siswa (Evaluator of student learning). Guru dituntut untuk seeara terus-menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar yang telah dieapai siswa-siswanya dari waktu ke waktu. d. Guru sebagai motivator dan pembimbing, dituntut untuk mngadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dengan pendekatan yang bersifat pribadi (personal approach) dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. IPA merupakan suatu i1mu pengetahuan yang sifatnya pasti dan empiris, hal ini dibuktikan dalam mempelajari IPA, siswa harus mernpelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah teltenm. Proses itu rnisalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat sedang mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan menggunakan proses dan si!eap ilmiah itu siswa akan memperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta atau teori, dan penemuanpenemuan itu yang disebut produk IPA. Dengan demikian seeal'a garis besar IPA dapat didefinisikan terdiri atas tiga komponen, yaitu (1) sikap i1miah, (2) proses ilmiah, (3) produk ilmiah. Selama ini proses transfer pengetahuan biologi dari guru ke siswa masih banyak mengandalkan buku, sedangkan kegiatanpraktikumierbatasbahkan tidak ada. Pembelajaran semacam itu bukan saja membuat bosan para siswanya, namun membuat pemikiran mereka kurang berkembang, siswa kurang dilatih untuk peka terhadap permasalahan disekitar dan belajar bagaimana rnemeeahkan masalah menurut kemampuannya. 6
5 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.2t 6 www.brawijaya.ac.idlmain/news/ldlannounce/hpkgbit.php. [8 Januari 2006]
5
Cara yang paling penting adalah bagaimana siswa tersebut memiliki perasaan yang sama dengan guru mata pelajaran untuk selalu berkreatifitas mengembangkan dan belltiar tetang konsep-konsep pelajaran biologi yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Caranya adalah menumbuhkan rasa motivasi dari siswa itu sendiri. Apabila siswa telah memiliki keinginan untuk mengetahui, mengamati, mempelajari dengan serius, maIm hubungan antara guru dan murid akan mengalami sinergitas yang pada akhimya akan membuat hasil akhir (out put) menjadi lebih baik. Dalam pelaksanaan pengajaran biologi perlu adanya penerapan metode atau model pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat difahami oleh siswa. Salah satu metode tel'sebut adalah bermain peran (role playing). Dengan metode ini diharapkan siswa akan semakin senang dan mudah menangkap esensi dari materi yang disampaikan. Bermain peran (role playing) sebagai model pembelajaran bukan saja mengakal' (roots) secal'a pribadi tetapi juga pendidikan yang berdimensi sosiae Model bermain peran sangat cakap dalam berbagai bidang dan dapat dipakai untuk beberapa pendidikan objektif yang penting. 8 Pelajar dapat meningkatkan kemampuan
mereka
untuk
mengetahui
kekuatan
mereka,
mendapatkan
pengalaman baru, menangani masalah dan memperbaiki masalahnya dengan mendapatkan solusi. Oleh sebab itu, sistem pembelajaran dengan learning by doing dan alur komunikasi dialogis antara guru dengan siswa dalam mempelajari biologi harus ditingkatkan. Di samping itu perlu dilakukan sebuah tel'obosan agar siswa mampu memproses informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga pengetahuan tersebut menjadi bennakna dan mudah ditel'ima. Dengan demikian model pembelajaran bennain peran (role playing) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep dan prinsip-pl'insip biologi yang masih abstl'ak, seperti Substansi Genetika.
7
Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching, (USA: Allyn and Bacon, 2000), Sixth Edition,
8
Ibid, h.70.
h.59.
7
protein. 4. Menciptakan suasana belajar biologi yang komunikatif antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar.
BABII DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis I. Model Pem belajaran Bermain Peran (Role Playillg)
1.1 Pengertian Model Bermain Peran (Role Playillg) Bermain peran atau role-play sudah sangat populer dalam dunia pembelajaranlpelatihan. Secara harfiah bermain peran berarti memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain tersebut harus mampu berbuat (berbicara dan bertindak) seperti peran yang dimainkannya. t Situasi suatu masalah diperagakan secara singkat, dtmgan tekanan utama pada karakterlsifat orang-orang, kemudian diikuti oleh diskusi tentang masalah yang bam diperagakan tersebut? Dalam betmain peranpeserta meniru dan bertingkah laku sesuai dengan aturan karakter, atau bagian-bagian, yang dimiliki oleh pribadi, motivasi dan latar belakang yang berbeda dari diri mereka sendiri. 3 Dari pengertian di atas dapat disimak bahwa bermain peran juga terjadi dalam situasi timan atau buatan seperti simulasi. Memang, bermain peran sangat mirip dengan simulasi, bahkan Robert Gilstrap memasukkan sebagai bagian dari simulasi juga ada bermain peran: Simulasi merupakan reproduksi sederhana, atau model suatu fenomena, proses atau situasi dalam kehidupan sebenamya. Simulasi dan bennain peran hanya berbeda dalam hal apa yang ditekankan. Pada permainan simulasi, proses dan pola interaksi sosiallebih ditekankan. Pada simulasi, proses dan pola interaksi sosial lebih ditekankan, sementara pada bennain peran lebih ditekankan perkembangan
karakter,
pembangkitan
perasaan
pemain
dan
kreativitas
kemampuan individu untuk mengkomunikasikan buah pikirarmya.
I Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran lnlerakt![, (Jakarta: STIA-LAN Press, 1997), h. 91; Iihat juga Rocstiyah N. K., Slralegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rincka Cipta, Oktober, 2001), cct. Ke-6, h. 90-93. 2 A. Surjadi, Membual Siswa Akli/Belajar, (Jakarta: Binacipta, _-.J, h. 73 J Role Playing, http://en.wikipedia.orglwikiiRole-playing, (5-12-2007) 4 Atwi Supal'man, loc.cit.
9
Perasaan atau emosi dari mereka yang terlibat dalam suatu perl11asalahan dalam Iingkungan dapat diekspresikan oleh siswa yang bennain peran. 5 Bennain peran (role playing) juga adalah penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman. 6 Dalam model pembelajaran ini, siswa mendapat peran untuk dimainkan, sehingga dengan demikian l11ereka benar-benar terlibat dalal11 pennasalahan. Esensi dari bennain peran (role playing) adalah ket,erlibatan pemain dan pengal11at dalam situasi masalah yang nyata dan l11enginginkan solusi yang diterima apa adanya ditimbulkan keterlibatannya. 7 Dengan d,el11ikian pelajm' dapat l11enemukan, mel11ahami inti dari pokok bahasan dalam proses bermain peran, khususnya dalam diskusi. 1.2 Tujuan Model Bel'main Peran (Role Playing) Bennain peran digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan l11el11berikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih l11enumbuhkan kesadaran dan kepekaan sosial serta sikap positif, di sal11ping menemukan altematif pemecahan masalah. Dengan perkataan lain,. melalui bermain peran, siswa diharapkan l11ampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 8 Bermain peran adalah teknik yang berguna untuk berpikir tentang situasi yang sulit sebelum situasi itu terjadi. Oleh karena itu pelajar mempunyai persiapan respon yang bagus lIntlik setiap peristiwa berbeda yang dapat muncul. 9 Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan keljasama, komunikatif dan menginterpretasikan suatu kejadian. 1O Latihan bermain peran memotivasi pelqiar, mengembangkan kurikulum tradisional dan
5
Susilo, Herawati, dkk, Kopilo Se/eklo Pendidikon Bioiogi, (Jakarta: UT Press, 2002), h.
239 6 Oemar Hamalik, Pendekatan Barll Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA, (Jakarta: Sinar Baru Aigesindo, 2001), eel. Ke-2, h. 48 7 Bruce Joyce,dkk, Op.Cil., h.60. 8 Atwi Suparman, op.cit., h. 92 9 Role Playing Preparing For Difficult Situations, http://www.mindtools.com/CommmSkl1?RolePlaying.htm. h.l, (5-12-2007) 10 Ahmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://akhmadsudrajal.wordpress.com/bahanajar/model-pembelajaran-Oll, h.2, (5-12-2007)
10
mengajarkan kemampuan kecakapan (rea/-wor/d)ll. Untuk memecahkan suatu masalah agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain. 12 Sangat jarang pelajar mengambil hikmah dari beberapa kejadian sebagai bagian dari kesatuan yang diajarkan dengan pelajaran yang menarik dan langsung. 13
Simulasi
masalah
sehari-hari
(rea/
life)
membantu
pelajar
mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan mengatasi masalah. l4 Dalam permainan bermain peran, konsep "menang" dan "kalah" tidak ada l5 • Hal inilah yang menjadikan perbedaan mendasar bermain peran dari permainan pentas (board games), main kartu (card games), olahraga dan tipe permainan lainnya. l6 Yang paling penting adalah bagaimana pesel1a didik bermain peran dalam permainan. Tujuan
pelajar sebagai
pemain
membantu
membuat
cerita dan
menjadikannya menyenangkan. 17 Simulasi bermain peran ml~rupakan eksperimen yang sangat kuat sebagai tantangan bagi pelajar, tidak hanya secara logika tapi juga emosional.1 8 Tujuan bermain peran adalah membuat menyenangkan, kreatif dan bersama-sama. l9 Belmain peran juga membantu pelajar mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi. 20 Jnilah yang merupakan tekanan utama dalam bermain peran yang membedakannya dari simulasi. Simulasi lebih menekankan pada pembentukan keterampilan, sedangkan pembentukan sikap dan nilai
II Rebecca Teed, Role-Playing Exercises, http://serc.carleton.edulintrogeo/roleplaying!, h.l, (5-12-2007) 12 A. Surjadi, op.cit., h. 73 13 Rebecca Teed, Ioc.cit. 14 Patricia K. Tompkins, Role Playing/Simulation, Journal, httn://iteslj.org/Techniguesffompkins-RolePlaying.htm!' h.3, (5-12-2007) I Role-Playing?, http://www.hoboes.com/puh/Role-Playing/RPG.html. h.l, (5-12-2007) " Role-playing game, http://en.wikipedia.org/wiki/Role-playinggame, (5-12-2007) 17 What Is Role-Playing?, http://www.hoboes.com/publRole-PlayingIRPG.html. h.l, (512-2007) 18 Role Play Simulation for Teaching and Learning, http://www.roleplaysim.org!papers/default.asp?Topic~toc8. h.l, (5-12-2007) 19 Role Playing, http://www.hoboes.com/publRole-Playing/RPG.html. h.2, (5-12-2007) 20 Teaching / Learning Models, http://hagar.up.ac.za/catts/learher/cooplrn/b3.html, h.6, (5-12-2007)
II
merupakan tujuan tambahan. 21 1.3 Kapan Pelaksanaan Model Bermain Peran (Role Playing) Waktu untuk bennain peran sangat fleksibel sesuai dengan situasi yang diperankan. Pembagian waktu dalam pembelajaran haruslah dilakukan secelmat mungkin sehingga semua langkah dapat diikuti. Untuk "bermain peran" sl\ia waktu yang baik berkisar antara 15-30 menit. Kalau terlalu singkat pemeran mungkin tidak sampai pada pemecahan masalah, tetapi kalau terlalu lama akan membosankan. Yang memerlukan waktu lama adalah persiapan dan lindak lanjutnya.2 2 Agar bennain peran dapat berlangsung efektif, dorongan atau motivasi berupa penguatan harus selalu diperhatikan oleh peng!Uar. Disamping itu, pengajar hendaknya juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengarahkan diri sendiri.23 Sebelum pennainan dimulai, para pemain mengembangkan konsep peran yang akan mereka perankan. 24 Bermain peran atau role playing digunakan saat pembelajaran yang memerlukan pemahaman yang lebih mendalam pada pokok bahasan yang abstrak sehingga dapat divisualisasikan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh pelajar. 1.4 Langlrnh-Iangkah Penerapan Model Bermain Pemn (Role Playing) Menurut Atwi Supannan latihan bennain peran dapat menjadi pekerjaan yang berat bagi guru, bukan saja dalam persiapan tetapi juga dalam pelaksanaan. Walaupun begitu, cenderung terbayar dengan syarat minat/motivasi dan hasil prestasi pelajar. 25 1.4.1 Persiapan Untuk mempersiapkan sajian melalui model bennain peran, pengajar/ instruktur
21 22
23
24
perlu
melakukan hal-hal berikut: Memilih situasi/topik serta
Atwi Suparman, op,cit., h. 92 Atwi Suparman, ibid, hal. 97
Atwi Suparman, ibid, h.93 Character Creation, (role-paying
games),
http://en.wikipedia.org/wikilrole-
playing game. h.6. 2S
How
to
Teach
Using
http://serc.carleton.edulintrogen/roleplaying/howto.html, h.l, (5-12-2007)
Role-Playing,
12
mengembangkannya seperti yang sudah dicontohkan di atas. Mempersiapkan latar/peralatan yang diperlukan sesuai dengan situasi yang akan diperankan.26 Kegiatan ini biasanya didahului oleh kegiatan memaparkan keadaan yang hendak dimainkan sampai jelas. Umumnya dipilih situasi yang menimbulkan konflik untuk dimainkan. Guru juga dapat menyiapkan sencliri kegiatan bermain inL Mereka dapat memilih isu-isu yang secara langsung atau ticlak langsung mempengaruhi siswa. 27
1. Perasaan A. Eksplorasi setiap perasaan/pandangan peserta B. Eksplorasi perasaan peselia yang lain C. Memerankan atau mengulang kembali perasaannya II. Sikap, Nilai dan Persepsi A. Identifikasi nilai kebudayaan atau cabang kebudayaan B. Klarifikasi dan evaluasi nilai dari sendiri dan nilai konflik III. Sikap dan Kemampuan Mengatasi Masalah A. Membuka kemungkinan solusi B. Kemampuan indentifikasi masalah C. Kemampuanmengambil solusi altematifyang umum D. Kemampuan mengevaluasi pada diri sendiri dan yang lain dalam mencari solusi altematif masalah. E. Pengalaman yang berharga dan membuat keputusan akhir dalam menyoroti pengalaman yang telah berlangsung. F. Analisis kriteria dan perkiraan altematif (anlyzing criteria and assumptions behind alterantives) IV. Pokok Bahasan A. Perasaan peselia (frelings ofparticipants) B. Realitas sejarah: tentang krisis (historical crises), dil~:ma, dan keputusan
Tabell Fokus Pembahasan yang Mungkin dalam B,)rmain Peran (Sumber Bruce Joyce, Marsha Weil with Emily Calhoun, Models ofTeaching, USA, Allyn and Bacon, 2000, hal. 72) Pertama yang diperlukan adalah menata kelas dan kondisi peserta didik, dimana semua siswa dapat melihat permainan. Kedua, bennain peran yang dilakukan dalam kelompok kecil yang terpisah, sehingga tidak mengganggu satu
26
27
Atwi Suparman, ibid, hal. 98 Susilo, Herawati, dkk, op.cit, 239
13
dengan yang lain. Namun perlu dijaga agar ruangan-ruangan keeil tersebut tidak terlampau keeil, sehingga masih dapat dipantau oleh instruktur. Jika perlu eukup satu kali peragaan dan sisanya menjadi pengamat aktif. Rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam penerapan bermain peran adalah: a.
Setiap siswa sebaiknya dapat memerankan peran yang berbeda sehingga penghayatannya terhadap nilai dan sikap menjadi lebih mantap.
b.
Untuk peserta dewasa, instruktur dapat mereview hakikat (apa, mengapa, dan bagaimana) bermain peran, sehingga peserta lebih paham akan manfaat bermain peran.
e.
Jika pemahaman terhadap peran berlangsung lambat, pengajar dapat meminta siswa membuat skenario, sehingga pemlainan menjadi lebih lanear.
d. Jika diperlukan, pengajar dapat memodelkan perma,inan peran, terutama peran-peran yang dianggap sukar untuk dihayati. e.
Peran yang akan dimainkan haruslah sesuai dengan tingkat kedewasaan dan pengalaman siswa.
f.
Perlu diperhatikan bahwa penghayatan yang berbeda. terhadap peran yang dimainkan akan menghasilkan pemeeahan masalah yang berbeda pula.
Dengan demikian peragaan yang berlangsung dapat terkontrol dengan baik. Sehingga hasil yang diharapkan dapat tereapai. Disini diperlukan ketelitian dari instmktur untuk memberikan pemahaman rambu-rambu dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran bem1ain peran (role playing).
Bermain peran diraneang khusus untuk ll1enjaga: (I) analisis nilai dan tingkah laku seseorang; (2) ll1engembangkan strategi untuK mengatasi masalah sendiri atau yang lain; dan (3) ll1engembangkan empati terhadap satu dengan yang lain. Pemeliharaan (nurturant) meneakup informasi tental1.g nilai dan masalah sosial, dan nyaman mengekspresikan pendapat setiap orang.
14
MATERI PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL)
Menghonna -ti&empati
Analisis nilai&ting~
kahlaku seseorang
Strategi menga
tasi masalah sendiri
Model Bermain Peran
Senang mengekspre
sikan Integritas
pendapat
Kemampuan bemegosiasi
PENGASUHAN (NURTURANT) Gambar 1 Efek Materi Pembelajaran dan Pengasuhan 1.4. 2 Pelaksanaan a. Pendahllillan I) Instruktur menyajikan situasi/cerita dan mengundang respons siswa melalui tanya jawab. 2) Setelah siswa memahami situasi/masalah yang disajikan, kegiatan dilanjutkan dengan pemilihan pemeran. Kegiatan ini dimulai dengan menganalisis peran: peran apa saja yang harus dimttinkan dan siapa saja yang akan memainkan peran tersebut. 3) Mengatur tempat main, yaitu menetapkan di mana kejadian itu berlangsung, sehingga latar disiapkan seperti itu. Jika peran akan dimainkan dalam kelompok kecil, setiap kelompok menyiapkan tempat main.
15
4) Menyiapkan pengamat, yaitu menetapkal1 siapa yang akan bertindak sebagai pengamat untuk setiap kelompok. Pengamat dilengkapi dengan lembar observasi/lembar pengamatal1 yang sudah disiapkan. b. Kegiatan Inti Bermain peran, dalam tahap ini kegiatan dapat diawali dengan mencoba/latihan terlebih dahulu, kemudian didiskusikan/dievaluasi. Setelah itu diadakan permainan ulang di depan kelas dengan perbaikan seperlunya. Jika permainan peran akan dilakukan dalam kelompok kecil, setiap kelompok dapat langsung bermain. Setelah itu diadakan diskusi dalall1 kelompok untuk memperbaiki permainan. Salah satu kelol11pok kemudian diminta mengulang permainannya di depan kelas. Dalam tahap bermain ini, instruktur perlu sangat tanggap dan gesit dalam mengorganisasikan kelol11pok danjalannya kegiatan?8 c. Penutup Penutup kegiatan bermain peran dapat diisi dengan evaluasi dan diskusi proses permainan yang telah dilakukan del1gan bertitik tolak dari hasil observasi pengamat, disal11ping bertanya langsung kepada pel11eran. Setelah
evaluasi/diskusi tentang proses permainan,
siswa diminta
merefleksikan pengalaman/penghayatan terhadap peran yang dimainkan. Refleksi ini l11erupakan takaran/ukuran pencapaian tujuan bermain peran. Apa yang dirasakan siswa ketika memainkan peran tersebut dan apa yang dapat dipelajari siswa dari perl11ainan ini merupakan kunci yang akan l11engungkap tingkat keberhasilan bermain peran. 1.4.3 ReviewlBalikan Menjelang berakhirnya sesi, diadakan review dan balikan, yang dapat diisi dengan hal-hal berikut: a.
KOl11entar dari siswa tentang hal-hal yang harus diperhatikan pada perl11ainan yang akan datang, berdasarkan pengalall1an berl11ain, serta b. Tindak lal1iut dari penghayatan siswa terhadap peran yang dill1ainkannya untuk diterapkan dalall1 sikap hidupJ]ya sehari-hari.
" Keterangan selengkapnya Iiha! lampiran 5, h. 97.
16
Review dan balikan mempunyai peran yang sangat penting karena menentukan tingkat penghayatan dan "peranan atau pengamalan" peran yang dimainkan. Selain itu juga sebagai petunjuk untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Guru harus menjelaskan bagaimana kegiatan ini dapat diintegrasikan ke dalam silabus. Topik yang dapat diajarkan melalui bermain peran misalnya kebakaran hutan, hujan asam, pelclstarian sumber daya alam atau sintesis protein yang penulis teliti. Secara rinci, bermain peran dapat terdiri dari 9 tahap seperti yang terlihat pada diagram. Namun, 9 tahap tersebut dapat pula dibuat menjadi 4 tahap besar seperti yang terlihat pada diagram berikut. Setiap tahap masih dapat dirinci menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, yang akan diulas lebih lanjut dalam bagian penerapan bermain peran:
I. Pemanasan (penyampaian dan pembahasan situasi) .
Menylliikan dan Membahas Situasi
.J,
2. Pemilihan Peran
!
Menyiapkan Pennainan
3. Mengatur Tempat Main
! 4. Menyiapkar Pengamat ,j,
5. Mencobakan Permainan
!
~
6. Diskusi dan Evaluasi
! 7. Mengulang Penuainan
!
I I
8. Diskusi da~ Evaluasi
+ 9. Pengungkapan Pengalaman
Benuain
Pengungkapan Pengalaman I
I
17
Gambar 2 Bagan Langkah Model Bermain Peran (Sumber Atwi Supannan, Model-Model Pembelajaran lnteraktij, Jakarta, STIALAN Press, 1997, hal. 95) Tahap Petama: Pemanasau Kelomook Identifikasi atau pengenalan masalah. Membuat masalah jelaslkongkrit. Menginterpretasikan cerita masalah, memaparkan iSll. Menielaskan bennain Deran. Tahap Ketiga: Melll!3tur Pan!!!!Ull!! Mengatur aturan Peran Menyatakan kembali aturan-aturan Masuk ke situasi masalah Tahap KeIima: MemeranIUllllMemainlmn Memulai bennain peran MenjagaimemeIihara bennain peran Berhenti bennain peran
Tahap Kedua: Memilih Peserta Analisis pennainan. Memilih para pemaill.
Tahap Keempat: Menv!aokan Pen!!amat Menentukan apa yang dicari Menetapkan tugas pengamat Tahap Keenam: Diskusi dan Evaluasi Balikan peragaan belmain peran (kejadian, posisi, kenyataan). Diskusi fokus utama. Mengembangkan pelmainan selaniutnva Tahap K<edelapau: Diskus! dan Evaluasi Sama dengan tahap keenam.
Tahap Ketujuh: Meugulang Berma!n Peran Memerankan pennainan yang direvisi; Menunjukkan tahap selanjutnya atau alternatif Derubahan tingkah laku. Tahap Sembilan: Berba!!! Pengalaman dan Men!!umnmkannva Situasi masalah dihubungkan dengan kenyataan, pengalaman dan masalah terbaru. Mengeksplorasi prinsip-prinsip umum dalam tingkah laku Gambar 3 Bagan Struktur Model Bermain lPeran
(Sumber Bruce Joyce, Marsha Weil with Emily Calhoun, Models a/Teaching, USA, Allyn and Bacon, 2000, hal. 63)
I
Persiapan dan Instruksi
I
Aksi Drama dan Diskusi
I
Penilaian
I I
~
~
I
I
Prosedur Intrusksional yang lengkap dan utuh
I
I
Gambar 4 Bagan Bermain Peran Mennrut Oemar Hamalik
18
(Diadaptasikan dari Buku Oemar Hamalik, Pendekatan Barn Strategi Be/ajar
Mengajar berdasarkan CBSA. h. 49) Dalam setiap tahap atau tingkat memiliki tujuan khusus yang berkontribusi mengembangkan (richness) dan fokus pada aktivitas pembelajaran. 29 Diharapkan dengan tahap-tahap ini siswa lebih mendalami dan memahami dengan seksama. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengelola model bennain peran, pengajar/instruktur mempunyai peran sebagai berikut: 30 a. Memilih dan menyiapkan situasi yang akan dimainkan. Situasi yang dipilih haruslah sesuai dengan karakteristik siswa dan mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. b. Menyajikan situasi yang telah disiapkan dan mengadakan tanya jawab dengan siswa. Tanya jawab bermaksud untuk memancing respon siswa terhadap masalah yang disajikan. c. Mendorong siswa untuk memilih peran yang akan dimainkan dan menghayati peran tersebut. Dorongan ini sangat diperlukan karena sering terjadi ada yang enggan untuk memegang peran tertentu. d. Memberikan respon yang positif terhadap siswa, baik ketika mengungkapkan pendapatnya pada waktu tanya-jawab, maupun ketika bennain. Respon positif sangat perlu untuk menumbuhkan keberanian siswa berekspresi dan memecahkan masalah. e. Menyiapkan lembar pengamatan yang akan memandu pengamat dalam mengamati pennainan. Lembar pengamatan berisi aspek-aspek yang akan diamati, seperti pemeranan, pengungkapan perasaan, sikap dan pemecahan masalah. Di samping itu, kriteria pengamatan seperti baik, sedang, kurang, atau sesuai dan tidak sesuai harus dicantumkan. f.
Mengelola permainan peran secara menye1uruh. Sajian dengan permainan peran merupakan sajian yang cukup kompleks penangal1annya. Oleh karena
Bruce Joyce,dkk, op.cit., Sixth Edition, h.62. Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaklif, hal. 96: lihat juga Oemar Hamalik, Pendekalan Baru Slralegi Belajar Mengajar berdasrkan CBSA, (Jakarta: Sinar Baru Algesindo, 2001), cet. Ke-2, h.49-52. 29
30
19
itu, pengajaran/instruktur harus selalu berada di tempat permainan dan tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi. g. Jika diperlukan, pengajar/instruktur dapat berperan sebagai model. Dengan memberikan model, siswa akan lebih termotivasi memainkan peran yang dipegangnya. Seperti halnya simulasi, dalam menerapkan model bermain peran, ada 4 keterampilan dasar mengajar yang dominan, yaitu: beltanya, menjelaskan, memberi penguatan, dan mengajar kelompok kecil. Dna di antaranya, yaitu menjelaskan dan mengajar kelompok kecil, sangat menentukan keberhasilan pembelajaran dengan model beullain peran. 31 1) Keterampilan menjelaskan dan keteralllpilan bertanya Keteralllpilan
menjelaskan
yang juga mempersyaratkan
penguasaan
keterampilan bertanya, Illemberikan penguatan, dan Illengadakan variasi sangat diperlukan Illengajar ketika menyajikan topik/situasi yang akan dilllainkan. Kemampuan pengajar Illemvariasikan suara, berbicara secara jelas, memodelkan, serta memancing respon siswa dengan pengajuan pertanyaan secm'a efektif dan menentukan pemaharnan siswa terhadap sitllasi yang disaj ikan, sehingga siswa akan Illampu Illemahami perannya secara lebih baik. 2) Keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya Keterampilan mengelola kelompok kecil terutama diperlukan jika jumlah siswa cukup banyak sehingga bermain peran akan dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil. Dengan cara ini setiap siswa akan Illendapat kesempatan lIntuk memainkan minimal satu peran. Untuk mengelola kegiatan kelompok kecil ini, pengajar/instruktur dituntut malllpu untllk mengorganisasikan kegiatan, mellludahkan dan membimbing siswa dalalll belajar, mengadakan pendekatan secm'a pribadi (antara lain tanggap terhadap kejadian dalam setiap kelompok), selta merencanakall dan melaksanakan kegiatan sehingga kegiatan kelompok dapat berlangsulIg secara efektif.
31 Atwi Suparman, ibid, ha1.97; Iihat juga E. Mulyana, lmplementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Jakarta: STlA LAN Press, 1997), h,139-140.
20
1.5 Evalnasi Model Bermain Peran (Role Playing) Para siswa harus membuat tulisan atau melaksanakan diskusi lisan mengenai keberhasilan atau hasil-hasil bermain peran. Komentar evaluatif diberikan terhadap kebermaknaan bermain peran serta cara-cara agar menjadi lebih efektif.J2 Guru menilai keefektivan dan keberhasilan bermain peran sesuai dengan pengamatannya. Gunakan catatan-catatan (lembar pengamatan) selama bermain peran dan terhadap komentar penilaian dari siswa, dan guru menetapkan peIlumbuhan interpersonal, sosial akademis pada diri siswa. Guru hendaknya memuat bermain peran itu baik pelaksanaannya maupun penilaiannya dalam berkala atau buku catatan yang digunakan untuk perbaikan bermain peran. Setelah diskusi dan perbaikan, j ika diperlukan diadakan bermain peran ulang biar lebih mantap. Pemberian penghargaan (reward) atau hukuman (punishment) dapat diberikan untuk menunjang kesuksesan suatu pemlainan yang
Anda bawakan. 1.6 Kelebihan dan Kelmrangan Model Bermain Peran (Role Playing) Kelebihan model pembelajaran bennain peran adalah membentuk kesadaran, kepekaan sosial dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi terntama bahasa lisan. Dengan teknik ini siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran. Karena mereka bermain peranan sendiri, maka mudah memahami, menghayati masalah-masalah yang diangkat. Penonton juga tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.33 Keuntungan bermain peran tergantung pada kualitas permainan khususnya analisis yang mengikutinya. Bermain peran bergantung juga pada pandangan pelajar pada pennainan seperti situasi pada kenyataannya. 34 Di samping kekuatan, kelemahan bermain peran adalah memerlukan waktu yang cukup banyak, lebih-Iebih jika jumlah siswa dalam satu kelas cukup Demar Ham.lik, ibid, cet. Ke-2, h. 51. Roestiyah N. K., Sirategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Ciptll, Oktober, 2001), cet. Ke-6, h. 92-93. 34 Bruce Joyce,dkk, op.cit., Sixth Edition, h.62. 32
J3
21
besar; Bennain peran tidak efektif untuk menyampaikan infonnasi umum; kecenderungan tidak bersungguh-sungguh atau bennain-main akan selalu muncul, lebih-Iebih jika para pemegang peran tidak mampu menghayati perannya dengan sempurna. Agar bennain peran dapat berlangsung efektif, dorongan atau motivasi berupa penguatan harus selalu diperhatikan oleh pengajar. Disamping itu, pengajar hendaknya juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengarahkan diri sendiri (sesuai garis besar materi). Selain itu, bila guru tidak memahami langkah-Iangkah pelaksanaan model pembelajaran
bermain
peran,
akan
mengacaukan
maksud
pesan
dari
pembelajaran. Oleh karena itu, kesiapan guru sebelum proses pembelajaran mutlak diperlukan.
2. Hakikat Hasil Belajar 2.1 Pengertian Hasil Belajar
Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal budi, akan selalu memikirkan dan mengupayakan segala sesuatu, untuk memenuhi berbagai pekerjaan yang dilakukan di dalam kehidupannya. Setiap manusia berusaha mengetahui apa yang menjadi pennasalahan hidupnya, dan rnelalui pemikirannya manusia berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru atau menyempurnakan sesuatu yang telah ada, mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Hal ini dapat juga disebabkan oleh sifat manusia yang senantiasa ingin tahu dan hasrat untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Belajar merupakan kegiatan yang dialami oleh manusia dalam hidupnya. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan silmp. Sebagaimana ungkapan Thorndike (1931), "Kekuatan orang untuk mengubah dirinya sendiri, artinya, untuk belajar, barangkali merupakan suatu hal yang paling mengesankan mengenai dirinya." Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar, namun masih belum sepenuhnya sesuai, karena bel.ajar adalah kegiatan
22
yang sulit diamati secara langsung. Yang dapat terlihat pada siswa yang belajar adalah perubahan tingkah laku. Dimana belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktek atau pengalaman te:rtentu.35 Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.J 6 Sedangkan menurut Muhibbin Syah berpendapat bahwa belajar adalah suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 37 Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Antara proses belajar dan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.38 Seperti diungkapkan oleh Benjamin S. Bloom membagi tujuan pengajaran yang menjadi acuan pada hasil belajar menjadi tiga bagian, diantaranya; ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (keinginan), ranah psikomotorik (tindakan psikis).39 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektualitas yang terdiri dari enam aspek; pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis, dan evaluasi. Pada penelitian ini ditekankan pada !'anah kognitif diupayakan siswa dapat memahami konsep-konsep biologi yang diajarkan.
35 Lihat Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakalia: PT. Mizan Republika, 2004) h. 122. 36 Ibid, h.122 37 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan PendekatGn Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 92 38 Tengku Zahara Djaafar, Konlribusi Slrategi Pembelajaron Tel'hadap HasH Be/ajar, (Padang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004), h. 82 39 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Eva/uasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). h.1I7
23
Menurut Krathwohl, Bloom, domain afektif berdasarkan lima kategori yaitu: penerimaan (receiving), pemberian respons (responding), penghargaan/ penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), karakterisasi (characterization). Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku, seperti perhatian terhadap pelajaran etika dan moral yang meningkatkan kedisiplinannya mengikuti pelajaran lainnya di kelas. Elizabeth Simpson membagi domain psikomotor atas tujuh kategori yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), respon terbimbing (guided response), mekanisme (mechanical. response), respon yang komplek (complex response), penyesuaian pola gerakan atau adaptasi (acjjustment), dan organisasi.40 Jadi, yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu yang timbul melalui latihan dengan penguatan. Karena dengan latihan yang berulang-ulang atau pemberian tugas dapat mejadikan informasi ataupun pengetahuan meqjadi lebih bermakna dan berasosiasi dengan pengetahuan yang lain. Makin sering latihan atau tugas diberikan maka makin kuat ingatan yang dimiliki siswa. Setiap proses belajar mengajar menghasilkan hasil pembelajaran, namun sejauh mana tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya. Tes hasil belajar merupakan cara yang dipergunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi siswa. 41 Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar dengan alat ukur berupa alat evaluasi yang 40
Sayiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandllng: Alfabeta, 2005), h.J56-
41
Anas Sudjono, Penganlar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2001), h. 64
161
24
dinyatakan dalam bentuk huruf, kata alau simbol atau dengan istilah lain yakni prestasi. 42 Hasil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terhadap mated pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan pekerjaan rumah dan tes ulangan. Sedangkan Hasil belajar menurut Sudijarto, adalah tingkat penguasaan yang dicapaj oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.43 Adapun menurut Gagne hasil belajar merupakan kapabilitas dan kemampuan yang diperoleh dad proses belajar. Hasil belajar dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, kecakapan, alau kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap. Hasil belajar dapat dikategorikan dalam lima macam yaitu
:44
I. Informasi verbal (Verbal Information), yaitu kemampuan seseorang untuk
menuangkan pikirannya dalam bentuk bahasa. 2. Keterampilan intelektual (Intellectual skills), yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubunghubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, memecahkan suatu persoalan. 3. Strategi kognitif (Cognitve strategies), yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. 4. Sikap
(Attitude),
yaitu
kemampuan
yang dimiliki
seseorang
berupa
kecenderungan dengan menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penilaian atas objek tersebut.
42 Nana Sudjana, Penilaian HasH Prestasi Be/ajar MengajG1~ (Bandung: PT. Remaja Rosdakar"a, 200 I), h. 3 3 Hermana Soemanlri, Hasil Be/ajar dan Beberapa Faklol' Psik%gis Yang Mempengal'llhinya, Majalah I1miah Skelsa Pendidikan. Vol.!, no.l, Nopember 2000, hA 44 Tengku Zahara Djaafar, Loc.cil.
25
5. Keterampilan motorik (Motor skills), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu dan terkoordinasi. Gagne membagi pola bel~ar menjadi 8 tipe belajar yakni: 45 I. Signal learning (belajar isyarat) Belajar setelah mendapat pengalaman tertentu, misalnya melihat wajah ibu menimbulkan rasa senang.
2. Stimulus respon learning (belajar stimulus respon) Belajar dengan memberikan stimulus yang akan menimbulkan respon. Kemampuan terhadap sesuatu tidak dapat diperoleh secara tiba-tiba tetapi dengan melalui latihan-latihan. Misalnya pada anak bayi yang belajar mengatakan "mama".
3. Chaining (rantai atau rangkaian) Hubungan antara beberapa stimulus atau respon. Misalnya dalam kegiatan sehari-hari dari pulang kantor, ganti baju, makan.
4. Verbal association (asosiasi verbal) Hubungan belajar terbentuk bila unsur-unsur terdapat dalam urutan teltentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi. Misalnya bila anak diperlihatkan bentuk geometris, anak dapat mengatakan bujur sangkar atau mengatakan itu bola bila yang dilihatnya itu bola.
5. Discrimination learning (belajar diskriminasi) Misalnya anak dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga tanaman, binatang dan lain-lain.
6. Concept learning (belajar konsep) Belajar konsep karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal dengan dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Dengan menguasai konsep itu, misalnya menurut wama, bentuk, besar, jumlah, dan sebagainya.
7. Rule learning (belajar aturan)
45
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 127
26
Tipe belajar ini banyak diterapkan dalam pelajaran di sekolah. Misalnya benda yang dipanaskan akan memuai, angin berhembus dari daerah maksimum ke daerah minimum.
8. Problem solving (memecahkan masalah) Tipe bellljar ini adalah sesuatu yang biasa dilakukan oleh manusia yaitu bagaimana manusia dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Gagne juga mengemukakan bahwa belajar merupakan kegiatan kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilaL
Akan
tetapi
siswa
mampu
beradaptasi
dengan
Iingkungan
dan
mengembangkan pemikirannya dengan proses kognitif.46 Menumt Widia Pekerti hasil belajar adalah suatu kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerja tertentu.47 Sudirman mengemukakan beberapa pendapat para pakar tentang belajar sebagai berikut: (I) Menurut Croan Bach; Learning is shown by a change in
behavior is a result of experience, (2) Harold Spears memberikan batasan; Learning is to observe, to read, to imitae, to try some thing them seves, to listen, to follow direction, dan (3)
Geoch mengatakan; Learning is a change in
peiformance as a result ofpractice.48 Dari pandangan para pakar diatas belajar dapat dirumuskan sebagai berikut: (I) Belajar mempakan pembahan perilaku atau penampilan, (2) Belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan antara lain; membaca, mengamati, mendengarkan, menim, dsb, dan (3) Belajar akan lebih baik, bila subyek belajar itu mengalami atau melakukannya dan tidak bersifat verbalistik. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukurarl untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk 46 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), h. 107 47 Widia Pekerti, Pengaruh Pembelajaran Tel'padu Matematika dan Musik Terhadap Hasil Be/ajar MatemallkaMuridKelasI3D.JurnaIPendidikan&Kebtldayaan.No. 022, Maret 2000, h.141; Iihal juga Sardiman, lnleraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: RajawaH Pers, 1988), Cet. Ke-2, h. 20 48 Nevrianti S., Teori Be/ajar Psik%gi Kognitif dan lmplikasinya Da/am Proses Be/qjar Mengajar, Pedagogi Jurnaillmu Pendididkan, (Bandung: PIP UP! Press 2001), vol 1, no.2, b.157
27
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. 49
2.2 FaktOl'-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil tidaknya suatu proses belajar tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal. a. Faktor Internal Faktor internal disebut juga faktor individual yaitu faktor yang terdapat pada organisme (siswa) itu sendiri. Muhibbin Syah menyebutkan bahwa yang termasuk faktor internal adalah aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indera. Sedangkan aspek psikologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan (intelegensi), sikap, bakat, minat dan motivasi siswa. 50 Hilgard mendefinisikan minat sebagai "interest is persisting tendency to
pay attention to and enjoy some activity or content". Minat besar pengaruhnya dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Minat dapat memusatkan perhatian yang intensif pada belajar yang dilakukan sehingga itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat. 51 Motivasi adalah keadaan intemal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu. 52 Menurut Hutabarat motivasi belajar adalah jantung kegiatan belajar, suatu yang membuat seseorang belajar, suatu pendorong yang membuat
49 Rini Susanti, Hasil Be/ajar, Madel Evaluasi dan Ben/uk Tes. Jurnal Teknodik, No. 17, Desember 2005, b.l78 50 Muhibbin Syah, op.cit., h.132 51 Slameto, Be/ajar dan jaktor-jaktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h.5S "Muhibbin Syah, op.cit., h. 36
28
seseorang bel~ar. Keras atau tidaknya bel~ar yang dilakukan oleh siswa tergantung pada besar kecilnya motivasi belajar. 53 Selanjutnya motivasi dapat dibedakan meluadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Dalam perspektif kegiatan kognitif motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena tidak tergantung pada orang lain. 54 Motivasi berhubungan erat dengan emosi, minat dan kebutuhan anak didik. 55 Motivasi belajar yang tinggi terutama motivasi internal mendlorong untuk mencari di dalam materi yang sedang dipelajari dan membantu untuk menemukan makna seluruh usaha belajar bagi pengembangan diri. Kemampuan siswa dan siswi dalam menghadapi zaman yang semakin maju, menjanjikan masa depan yang cerah bagi mereka. Daya kritis, kreatifitas dan pantang menyerah yang teltanam dalam diri siswa dan siswi akan membantu mereka untuk menghadapi segala tantangan zaman yang pernuh dengan !ika-liku dan perjuangan. Fakta bahwa sekolah sudah hadir di tengah masyarakat sebagai suatu lembaga sosial dan menjadi suatu subsistem sendiri tidak Iagi dapat disangkal oleh siapa pun juga.56 Meningkatkan dan menyukseskan tujuan didirikannya sekolah menjadi tujuan bersama seluruh komponen masyarakat. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, masyarakat dan sekolah. Pada bagian ini hanya akan dibahas faktor sekolah saja antara lain metode mengajar dan media pembelajaran. Agar bahan
pel~aran
dapat dipahami oleh siswa maka dibutuhkan cara-
cara mengajar serta cara belajar yang tepat, efisien dan efektif. Metode
meng~ar
guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang kurang baik
E.P. HUlabaral, Cara Be/ajar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), h.25 Muhibbin Syah, op.cit., h.137 55 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Da/am lnteraksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cifla, 2000), cet.!, h.185 5 Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepa'?iang Zaman (Dilema Pe/embagaan Pendidikan; Hendrik Berybe), (Yogayakarta: Kanisius, 2001), h.27 53
54
29
pula. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode baru yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi siswa dalam belajar. 57 Pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang menjadi objek pembelajaran. 58 Untuk memilih metode mengajar tidak bisa
sembarangan,
banyak
faktor
yang
mempengaruhinya
dan
patut
dipertimbangkan. Misalnya seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1979) sebagai berikut59 : a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya. b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya. c. Situasi dengan berbagai keadaannya. d. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya. e. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda. Media pembelajaran erat kaitannya dengan cara belajar siswa karena media yang digunakan oleh guru saat mengajar digunakan juga oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. 60 Media yang lengkap dan tepat dapat memperlancar penerimaan materi pelajaran sehingga lebih giat. Terdapat berbagai macam media pembelajaran salah satunya media pembelajaran asli. Menurut Purwaningtias siswa yang dihadapkan langsung pada objek sebenarnya besar kemungkinan memahami materi yang diajarkan. Hal ini turut
dijelaskan
oleh
Rumampuk
yang
mengungkapkan
pembelajaran asli memiliki beberapa kelebihan antara lain
bahwa
media
:61
I. Benda asli memberi pengalaman realisme. 2. Ruang lingkup dapat dipersempit. 3. Memungkinkan siswa menganalisis secara mendalam. 4. Informasi yang diperoleh akanlebih mantap dan tahan lama.
Siameto, op.cit.. h.65 Rustaman et ai, Diktat Strategi Be/ajar Mengajar, (Bandung; Jurdik Biologi FPMIPA UPI, 2000/, h. I00 5 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, h.I84 60 Siameto, op.cit., h.68 61 Una Widiastuti, op.cit., h. 14 57 58
30
Sikap yang terbentuk pada diri siswa terhadap mata pelajaran tentunya tergantnng pada sikap gurunya terhadap mata pelajaran , dan bagaimana eara guru menyampaikan mata pelajaran. Apabila setiap mengajar gum bersikap positif dan baik, maka lambat laun siswa berada dalam kondisi bel1\ial' yang berkesan baik dan mendalam, sehingga terbentuk sikap positif terhadap mata pelajaran itu. Jika mata pelajaran tersebut adalah IPA maka akan terbentuklah sikap yang positif terhadap IPA. Karena belajar bukan sekedar untuk memahami tentang sesuatu fakta tertentu melainkan bagaimana menginterpretasikan fakta-fakta tersebut ke dalam konteks kehidupan pribadi. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikllnto, bahwa sebenarnya sikap merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memanear keluar. Dari pembahasan para pakar di atas dapat dilihat seeara lebih sederhana pada bagan di bawah ini:
Lingkllngan
Instrumental
<
Alam Sosial
~
lIrikulum/bahan pel1\iaran GlIru/pengajar Sarana dan Fasilitas Administrasi/manajemen
/Kondisi fisik Fisiologi<--Kondisi panea indra
Faktor
Bakat
Dalam
Minat
~
Psikolog'
Keeerdasan Motivasi Kemampuan kognitif
Gambar 5 Bagan Faktor yang Mempengaruhi HasH Belajar (M. Ngalim Purwanto, MP, "Psikologi Pendidikon", Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, h. 106)
31
Menurut Wynne Harlen dalam Hendro Dmmodjo dan Yenny Kaligis, ada 9 aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD yaitu: (l) sikap ingin tahu (curiousity); (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality) (3) sikap kerja sarna (cooperation), (4) sikap tidak putus asa (perseverense), (5) sikap tidak berprasangka (open mendidness), (6) sikap mawas
diri (self criticism), (7) sikap bertanggung jawab (responsibility), (8) 'Sikap berpikir bebas (independence in thinking), dan (9) sikap kedisiplinan diri (self discipline).
Sembilan aspek ilmiah di atas yang dimulai dari tingkat pelajar paling bawah akan berdampak positif saat mereka melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Dengan demikian akan terbentuk watakdan perilaku ilmiah, yang pada akhimya dapat melahirkan generasi-generasi eerdas, baik seeara intelektual, emosional dan spiritual. Proses pembelajaran yang berkelanjutan dan dilakukan seeara profesional akan memajukan negara, karena seluruh masyarakat dapat memenuhi haknya untuk memperoleh pendidikan yang layak. Apabila pembelajaran dapat berlangsung dengan watak dan perilaku ilmiah, perkembangan ilmu pengetahuan bukan tidak mungkin akan muneul dari siswa dan siswi Indonesia. Perhatian yang mendalam akan faktor-faktor yang mempengamhi hasil belajar seperti telah dijelaskan oleh pak M. Ngalim Purwanto, akan menunjang cita-eita yang diinginkan selama ini, mewujudkan eita-eitapara pendiri bangsa, yang diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata. Hal ini selaras dengan masyarakat, dimana belajar merupakan peranan penting dalam penemsan kebudayaan berupa kumpulan pengetahuan ke generasi bam. Masyarakat tidak bisa mengambil resiko membiarkan soal perolehan belajar itu pada faktor kebetulan saja, karena itu proses pembelajaral1 yang terus menerus baik seeara informal dan formal hams tems berlangsung untuk tereiptanya masyarakat yang berbudaya dan berbudi luhur.
32
2.3 Prosedur Pelaksauaau Hasil Belajar Berhasil tidaknya suatu proses belajar tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal seperti penulis ungkap di atas. Melalui proses pelaksanaan model pembelajaran
bl~rmain
peran diatas,
hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes tertulis hasil belajar berupa laporan hasil pengamatan, tanya jawab, diskusi dan soal-soal pilihan ganda yang telah di uji normalitas dan homogenitasnya. 2.4 Evaluasi Pelaksauaau HasH Belajar Setelah materi selesai diajarkan dengan menggunakan pembelajaran bermain peran (role playing) pada kelas eksperimen dan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, maka diuji hasil belajar dari kedua kelas tersebut dengan menggunakan tes hasil belajar berupa soal-soal pilihan ganda. Dari hasil analisis kedlla komponen di atas, maka dapat disimplllkan apakah ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran bermain peran
(role playing) dengan model pembelajaran konvensional? Apakah pelaksanaan proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesllai dengan tujuan yang telah termaktub dalam silabus dan perencanaan pembelajaran?
3. Siutesis Proteiu Sintesis protein diatur oleh gen (DNA). Sintesis protein terjadi di ribosom. Seem'a garis besar, langkah pencetakan protein terjadi melalui 2 tahap yaitu
transkripsi dan translasi. Trans!G'ipsi adalah pencetakan RNA messenger (mRNA) oleh DNA. Sedang Translasi adalah penerjemahan kode-kode oleh RNA transfer (tRNA), berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki. 3.1 Tahap-tahap Sintesis Protein I. DNA melakukan transkripsi (mencetak dRNA) untuk membawa kodekode pembentuk protein, berdasarkan pada urUlan basa nitrogennya.
33
2. mRNA melepaskan diri dari DNA dan membawa kode-kode genetik (kodon) keluar dari nukleus menuju ke ribosom di dalam sitoplasma. mRNA ini bertindak sebagai cetakan (matriks). Di Ribosom ini mRNA melekat pada RNA ribosom (rRNA). 3. tRNA yang ada di dalam sitoplasma datang dengan membawa asam amino yang sesuai dengan kode-kode yang dibawa oleh mRNA. tRNA ini melekat (berpasangan) dengan mRNA sesuai dengan pasangan-pasangan basa nitrogennya (dengan tripel dari basa nitrogen tRNA). 4. Asam-asam amino yang dibawa oleh tRNA akan saling bergandengan dan membentnk rangkaian rantai polipeptida sampai tel'bentuk protein yang diharapkan di dalam ribosom. Protein yang terbentnk ini merupakan suatu enzim yang mengatur metabolisme sel.62 3.2 Kode Genetik Kode genetik adaiah kode yang dibawa oleh RNA messanger (mRNA) untuk disampaikan kepada RNA transfer (tRNA). Kode genetika merupakan urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu tripet dan disebut kodon (kodogen). 3.3 Melmnisme Penyampaian Kode Genetilm Setiap kode (satu kodon) terdiri atas 3 basa nitrogen yang letaknya berurutan pada mRNA. Kodon-kodon pada mRNA tersebutharus diterjemahkan oleh tRNA, agar dapat diketahui asam amino yang harus diangkut. Contoh: Bila kodon pada mRNA berbunyi Urasil-Urasil-Urasil (UUU) maka tRNA harus mengangkut asam amino fenilanin. ApabBa DNAmembentuk kode genetik AUU< CCU< GAC< dan AGA maka polipeptida yang dapat dibentnk tersusun dari asam-asam amino isoleusin-prolin-aspartik-arginin. Kode genetik untuk seIuruh organisme bersifat universal, artinya kode genetik suatn organisme dapat diterjemahkan oleh organisme lain dan membentuk asam amino yang sarna. Contoh: kodon AAA pada sel tubuh manusia dan pada sel bakteri akan menghasilkan lisin. 63 3.4 Maeam-maeam Asam Amino
62 G)
Lebihjelasnya Iihat gambar dan penjelasan sintesis protein pada lampiran 3, h. 85. Tabel selengkapnya Iihat lampiran 3, h. 85.
34
Di dalam tubuh manusia terdapat 20 macam asam amino dengan kode genetik yang berbeda-beda. Di dalam RNA tidak dijumpai timin, tetapi berdasarkan pola DNA; asam amino tersebut disusun dan dirangkaikan menjadi protein. Ketika diterjemahkan oleh dalam RNA basa nitrogen timin (T) pada DNA diganti oleh Urasil (U).64
B. Kerangka Berpikir Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Dengan demikian individu perIn diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti: konsep, prinsip, kreatifitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Tentunya hal ini harus ditanamkan dari Iingkungan yang paling kecil yaitu keluarga kemudian sekolah sebagai sarana untuk membentuk individu yang mandiri dan dewasa. Dalam proses pendidikan masyarakat ikut mempengaruhi karakter dan keluaran (output) yang dihasilkan. Dalam hubungan ini, faham sistem terhadap proses pendidikan itu nyata dalam menjelaskan tentang adanya model umum dalam sebuah sistem. Model umum suatu organisasi sebagai suatu sistem adalah menuntut adanya masukan (input), transformasi (proses), dan keluaran (output). Semakin bagus komponen masukan (input) dan transfonnasi maka semakin baik pula keluaran (output). Dengan demikian kreatifitas seorang guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran biologi dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran (biologi) mempengaruhi hasil akhir yang akan dicapai. Secara umum, ada dua jenis pendidikan: pendidikan fonnal dan pendidikan informal. Pemilahan tersebut didasarkan pada keikutsertaan sistem pemerintahan
dalam
mengawasi,
mengontrol,
rnengurusi,
hingga
menyelenggarakan pendidikan. Terlihat perbedaan yang sangat jelas antara kata "pendidikan" yang bermakna mulia, dengan makna kata "sekolah" yang hanya merupakan bahagian kecil dari mata rantai pendidikan. Kata "sekolah" hanya
64
Tabel selengkapnya liha! lamplraa 3, h. 86.
36
siswa. Sehingga ada tantangan untuk menjadi yang terbaik, mencoba melatih mandiri, dan memperkuat daya ingat siswa. Dengan model pembelajaran bermain peran ini, membantu guru untuk membuat pelajar menemukan, memahami dan menghayati pemecahan masalah. Mengambil hikmah dari kejadian-kejadian sebagai pelajaran yang menarik dan langsung, tidak hanya secara logika tapi juga emosional. Bermain peran akan membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan bersama-sama mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, yang pada akhimya membentuk keterampilan, sikap dan nilai. Bermain peran menarik dan berguna untuk pelajar karena menekankan dunia nyata yang merupakan bagian dari pengetahuan. Bermain peran membuat pelajar terbiasa dengan masalah-masalah yang sulit, tidak hanya dengan satu jawaban yang benar dan menggunakan berbagai kemampuan melebihi model proyek penelitian (research project). Khususnya bagi peJ.ajar, bermain peran memberikan kesempatan yang berharga dengan tidak hanya melihat isi, tapi dari berbagai sudut pandang. Simulasi bennain peran adalah perubahan bentuk (trasformatif) yang menjanjikan tidak hanya segi kognitif tapi juga afektif secllra bersamaan dalam dunia nyata. Bermain peran dapat membawa masalah pelajar kepermukaan dengan penyelidikan dan membantu mereka mengatasi masalah. Penggunaan model bermain peran dalam pembelajaran biologi terutama dalam konsep substansi genetika pokok bahasan sintesis protein didasarkan pada peliimbangan berikut: a.
Bennain peran adalah pennainan yang menyenangkan sehingga dapat merupakan variasi yang menyegarkan dalllffi belajar.
b.
Siswa perlu diberi kesempatan untuk menghayati peran tertentu dalam bentuk simulasi, sebelum terlibat dalam situasi yang sebenarnya.
c.
Bermain peran cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi terutama penggunaan bahasa lisan.
37
Dengan demikian pendidikan di sekolah yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TlIhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmll, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dapat terwujud. GURU dan SISWA
Bermain Peran (Rule Playing)
Ceramah (Konvensional) PROSES BELAJAR MENGAJAR
C
Hasil
Belaj~
Gambar 6 Bagan Kerangka Berpildr
C. Pengajllan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajllkan dalam penelitian ini adalah "terdapat peningkatan hasil belajar sllbstansi genetika dengan menggllnakan model pembelajaran bermain peran (role playing)"
Ho : Tidak ada pengaruh hasil belajar antara siswa yang diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing) dengan siswa yang tidak
38
diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing). Ha
Ada pengaruh hasH belajar antara siswa yang diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing) dengan siswa yang tidak diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing).
BABIII METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk mengetahui
apakah terdapat
peningkatan penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap hasil belajar siswa XII dalam konsep substansi genetika. B. Tempat dan Waktn Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei Jl. H. Abdul Gani No.135 Kampung Bulak Ciputat, Tangerang, Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I bulan November-Maret tahun ajaran 2007 - 2008. C. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen senm (quasi experiment)l, yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol semua variabel yang relevan. 2 Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap
haJ~hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen. 3 Dengan melibatkan dua kelompok subjek, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran bermain peran (role playing), sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan metode konvensional (cerarnah). Penelitian ini menggunakan design research atau rancangan penelitian two group randomized
subject post test only. Rancangan penelitian tersebut dinyatakan sebagai)erikut:
I Nana Syaodih Sulanadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet ketiga, h. 59 2 Moh. Nazir, Me/ode Peneli/ian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 86. 'Nana Syaodih Sukmadinata, ibid, cet ketiga, h.57.
40
TabeI 2 Rancangan Penelitian KeIompok
PerIakuan
E
Xl
K
X2
Pc
Keterangan : E K Xl
=
Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
= Perlakuan pembelajaran bermain peran
(role playing)
X2
Perlakuan pembelajaran konvensional (ceramah)
o
Test
D. PopuIasi dan Teknik Pengambilan SampeI Populasi adalah keselulUhan obyek penelitian. 4 Populasinya adalah seluruh siswa kelas XII SMA Dua Mel. Sedangkan sampel adalah sejumlah tertentu dari keseluruhan populasL 5 Dalam penelitian ini, populasi teljangkau adalah siswa kelas XII SMA Dua Mel. Sedangkan sampel yang digunakan diambil dari populasi terjangkau secara purposive sampiinl, sebanyak 60 siswa, yaitu 30 siswa dari kelas XII-A sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa dari kelas XII-B sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan teknik purposive adalah suatu teknik yang dilakukan bertujuan untuk menentukan lcelas yang sudah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga peneliti dapat memperoleh hasil penelitian sesuai dengan prosedur yang telah dipilih dalam desain penelitian.
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suafu Pendekatan Praktek, (Jakmta: PT Rineka Cipta, 2002), hal. 108 5 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), eet.ke-7, h. 86 6 J. Supranto, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), eet. Ketujuh, h. 71.
41
E. Teknik Pengnmpnlan Data 1. Tahap Persiapan
Persiapan dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah sesuai dengan satuan pelajaran atau alokasi waktu yang telah ditetapkan, juga berupa penyusunan materi yang akan diajarkan, setelah itu dilakukan pembuatan dan pengujian instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November 2007 sampai Maret 2008. Penelitian dilaksanakan oleh peneliti langsung untuk menguji hasil belajar biologi siswa dengan diberi perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas konn'o!' 3. Tahap Evaluasi Hasil Belajar
Setelah
pokok
bahasan
selesai
diajarkan
dengan
menggunakan
pembelajaran bermain peran (role playing) pada kelas eksperimen dan menggunakan pembell\iaran konvensional pada kelas kontrol, maka diuji hasil belajar dari kedua kelas tersebut dengan menggunakan tes hasil belajar berupa soal-soal pilihan ganda. Mengukur penguasaan konsep sintesis protein yang diajar dengan metode pembelajaran bermain peran (role playing) adalah dengan instrumen tes hasil belajar dengan bentuk soal pilihan ganda (PG), lembar pengamatan dan wawancara.
F. Instrumen Penelitian Karena akan menguji tes hasil belajar (achievement test) yang secara umum diartikan: A test that measures the extent to which a person has "achieved" something acquired certain information or mastered certain skills, usualy as a result of specific instruction (Stanley and Kenneth/, instrumen yang digunakan
7
M. ehabib Thoha, Teknik Eva/llasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003), cet.S, h.44
42
dalam penelitian ini berupa soal-soal tes objektif dalam bentuk pilihan ganda8 dengan alternatif lima pilihan jawaban. Soal-soal tersebut digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yang diberikan pada tahap akhir proses pembelajaran (postest). Tt:s objektif ini sengaja dipilih oleh peneliti untuk memudahkan dalam perhitungan. a. Definisi Konsep dan Operasional Instrumen penelitian disini terbagi menjadi dua babasan yaitu : I. Variabel X (model pembelajaran bern1ain peran [role playing]) Definisi Konsep
Definisi Operasional
Model pembelajaran bern1ain peran (role playing) adalah memainkan suatu peran tertentu yang diperagakan secara singkat, dengan tekanan utama pada karakterl sifat orang! benda, kemudian diikuti oleh diskusi tentang masalah yang baru diperagakan. Model pembelajaran bern1ain peran (role playing) adalah salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk membuat pelajar menemukan, memahami dan menghayati pemecahan masalah. Mengambil hikmah dari kejadian-kejadian sebagai pelajaran yang menarik dan langsung, tidak hanya secara logika tapi juga emosional. Bennain peran akan membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan bersama-sama mengumpu:lkan dan mengorganisasikan inforn1asi, yang pada akhirnya membentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan nilaL
2. Variabel Y (hasil belajar sintesis protein) Definisi Konsep
Definisi Operasional
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar biasanya dilambangkan dalam bentuk prestasi dan dapat diketahui setelah dilaksanakan tes prestasi belajar. Hasil belajar biologi adalah hasil yang telah dicapai siswa dari proses belajal' biologi dimana nilai hasil belajar biologi dapat diketahui pada tes pokok bahasan tersebut. Hasil belajar biologi yang telah dicapai siswa dalam mata pelaiaran biologi pada sub pokok bahasan
, J. Supranto, ibid, cet. Ketluuh, h. 106-107.
43
b. Kisi-kisi Instrumen Tes tersebut terdiri dari soal-soal tentang sintesis protein. Adapun perinciannya sebagai berikut: Pokok Bahasau
SubPokok Bahasan Tahap-tahap Sintesis Protein
Sintesis Protein
Aspek Kognitif Pengetahuan (Cl)
Pemahaman (C2)
4,19,20,
IO,II,14,22
Aplikasi (C3)
7
Kode Genetik
9,13,
5,7,8,18
12
Mekanisme Penyampaian Kode Genetika
6,23
3,16,17
15,21
Macammacam Asam Amino dan kegunaannya
1,2,25
Jumlah
Jumlah Item
7
7
24 4
IO
12
3
25
Tabel 3 Kisi-Idsi Instrumen Penelitian c. Kaliberasi Instrumen Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan realibilitasnya atau tidak. d. Uji Validitas Sebuah inslrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data
44
dari variabel yang diteliti secara tepat.9 Suatu
alat evaluasi
disebut valid
apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi, atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang di evaluasi itu. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenamya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkolerasionalkan skor masing-masing item dengan skor total. Untuk mengukur validity item (validitas soal) dalam penelitian ini digunakan rumus kolerasi Point Biserial, 2 yaitu:
Keterangan: r point biserial =
Mean (Nilai Rata-rata hitung) skor yang dicapai peserta tes yang menjawab betul, yang sedang dicari kolerasinya dengan tes secara keseluruhan
Mt
=
Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh peserta tes
SDt
=
Deviasi Standar total dari skor
p
=
Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari kolerasinya dengan tes secara keseluruhan
q
Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang dicari kolerasinya dengan tes secara keseluruhan
Lalu dikonsultasikan pada r tabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika r hitung 2: dengan r tabel, maka butir soal tersebut adalah valid, dan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tersebut adalah tidak valid. 9 Suharsimi Al'ikunto, op.cit, h.l45; J. Supranto, op.cit., cet. Ketujuh, h. 132-133; Iihat juga Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., cet ketiga, h.228 2 Anas Sudjiono, Pengantar Slatislik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 258; lihat juga Nana Syaodih Sukmadinata, ibid, cet ~etiga, h. 229-230; Suharsimi Arikunto, ibid, ha1.252.
45
Hasil perhitungan validitas dapat dilihat dalam tabel uji validitas.J Setelah dikonsultasikan pada r tabel, dari 25 butir soal tes yang telah disusun diperoleh 20 butir yang valid yaitu nomor I, 2, 3, 4, 8, 9, 10, II, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,23,24 dan 25 dan sisanyayaitu nomor 5, 6, 7,12 dan 22 tidak, maka butirtes yang tidak valid sebanyak 5 butir dibuang. e. Uji Reliabilitas Realibilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.4 Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:
5
Keterangan: =
n
Reliabilitas instrumen Jumlah item Varians total
=
Proporsi responden yang menjawab benar (banyaknya subjek yang skomya 1 / n
=
Proporsi responden yang menjawab salah (I - p;) Bilangan konstan Jumlah dari hasil perkalian ataup,dall q,
Hasil perhitullgn uji reliabilitas didapat r hitung sebesarO,697. 6 Oleh karena r
hilung
> r
tabel
(0,697 > 0,361), maka disimpulkan bahwa illstrumen hasil belajar
adalah reliabel.
Perhitungan Selengkapny. Lihat Lampir.n 9, h.107. Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Be/ajar lvfengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 16; Iihatjuga Suharsimi Arikunto, ibid, ha1.l54. 5 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 163 6 Perhitungan Selengkapnya Lihat Lampir.n 11, h.109. 3
4
46
G. Teknik Analisis Data Oleh karena sampel keeil dan kedua kelompok sampel memiliki anggota yang berbeda, maka data dianalisis dengan uji-t. Pengujian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain; sampel aeak, data interval, populasi berdistribusi normal dan kesamaan varians. Dengan demikia.n sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji prasyaratterlebih dahulu. Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar merupakan data interval. Oleh karena itu, uji prasyar81t untuk memeriksa keabsahan sampel yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji kesamaan varians (uji homogenitas). a. Uji Normalitas Uji nOlmalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Liliefors/ dengan langkah-Iangkah sebagai berikut: I). Hipotesis Ho : Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal HI: Data sampel berasal dad populasi tidak berdistribusi nonnal 2) Urutkan data sampel dad yang kecil ke besar 3) Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus
Z =X;-X , S Dimana: Zi = Skor baku
XI = Skor data
X
=
Rata-rata data tunggal
S = Simpangan Baku 4) Dengan mengaeu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z:;; Zi) yang 7
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002). h.466
47
mempunyai rumus F(Zj) = 0,5 ± Z 5) Hitung proporsi ZI, Z2, ..., Zn yang lebih keeil atau sama dengan ZI. Jika Proporsi dinyatakan oleh 8 (ZI), maka
S(Z;) = Banyaknya ZI, Z2.....Z" yang'" Z, n 6) Hitung selisih absolut F(Z) - 8(Z) pada masing-masing data, kemudian tentukan harga mutlaknya. Nilai ini kita namakan Lo• 7) Ambil harga tabel
yang paling besar kemudian dibandingkan dengan nilai
Lhltung
L
dari tabel Liliefors.
8) Tentukan kriteria pengujian a) Jika
Lo
<
L,abel
maka Ho diterima, yang berarti data sample berasal dari
populasi berdistribusi nonnal. b) Jika
Lo
>
Ltabel
maka Ho ditolak, yang berarti data sample berasal dari
populasi tidak nonnal b. Uji Homogenitas (Kesamaan Varians) Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa (eksperimen dan kontrol) dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher. 8 Rumusnya sebagai berikut:
F
S' =_ I
si'
dimana S2
nIX' -(IX)' =-"""------'=--n(n-I)
Keterangan: F
=
Homogenltas
S,'
=
Varians data pertamal varians terbesar
si
=
Varians data kedual varians terkecil
Adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas ini adalah: 8
Ibid, h.249
48
Ho diterimajika Fh < F" dimana Ho memiliki varians yang homogen, dan Ho ditolakjika Fh > F" dimana Ho memiliki varians yang tidak homogen. Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis dari penelitianini digunakan rumus uji-t sebagai berikut: (n x -I) + (n y - I)S~ (n x + ny -2)
Keterangan: =
Rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (role playing)
=
Rata-rata hasil belajar siswa yang belajar tanpa menggunakan model pembelajaran benuain peran (role playing)
=
Jumlah sampel pada kelompok eksperimen
=
Jumlah sampel pada kelompok kontrol Varians kelompok eksperimen Varians kelompok kontrol
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut: Ho diterima jika thitung < ttabel Ho ditolak jika thitung> ttabel Bila data tidak normal dan homogen digunakan uji non para melrik yaitu uji Mann-Whitney. H. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah:
Ho Ho
: fix
> fly
: fix
= fly
49
Keterangan: fJ x = Nilai rata-rata kelompok eksperimen fJ y = Nilai rata-rata kelompok kontrol
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role
Playing) di SMA Dua Mei Ciputat Hasil penelitian penulis di SMA Dua Mei dengan model pembelajaran belmain peran (role playing) membuktikan bahwa bermain peran dapat menambah gairah siswa untuk lebih fokus terhadap pelajaran karena mereka sendiri pada nantinya akan memvisualisasikan apa yang telah dipelajari dengan sebaik-baiknya. Model pembelajaran bennain peran (role playing) menjadikan siswa ikut aktif terlibat dalam pembelajaran, memberikan suasana yang menyenangkan dan salah satu motivator sehingga siswa lebih antusias dalam mettgikuti pelajaran.' Hal ini senada dengan hasil penelitian Judith Camphell dan Jill Golick bahwa bermain peran sangat efektif sebagai metode
peng~aran
untuk
membuktikan timbulnya perubahan besar kebiasaan siswa. 2 Menurut Lee A Freeman bermain peran (role playing) adalah metode altematif untuk menyakinkan pengetahuan siswa. 3 Dengan demikian siswa lebih memperhatikan penjelasan secara mendalam agar dapat memerankan peran yang mungkin akan dimainkannya. Siswa dapat belajar sambi I bermain agar mereka tidak meresa tertekan memahami konsep yang abstrak. Sebagaimana temuan Adam Blatner bahwa bennainperan (role playing) adalah cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan melakukan inisiatif, komunikasi, mengatasi masalah, kesadaran diri dan bekerja sama dalam sebuah tim.4 Bermain peran telah digunakan untuk menambah pengalaman dan motivasi.
I
Anang Prasetyo, Metode Role Playing un/uk Meningkatkan Basil Belajar Biologi Siswa
Kelas II SLTP Negeri I Driyorejo Gresik, Bulan Pelangi Pendidikan, Volume 4 No.2 Tahun 2001,h.I-3. 2 http://www.teachingsexualhealth.calpages/lessonplans/roleplay.html. h.5, (1 -1-200S) 3 Lee A Freeman, Simulation and Role Playing wit LEGO Blocks, h.l, lefreemaif!umd.umich.edu., (l - I-200S) Adam Blatner, Role Playing in Education, hA, !illP.://www.blatner.com/adam/pdntbklrlplavedu.htm. 1-I-200S.
51
Sehingga siswa dan siswi mempelajari pelajaran dengan antusias dan penuh dengan semangat, karena mereka menyadari akan pentingnya suatu pelajaran yang dipelajari dengan mudah, cepat dan menyenangkan. Hubungan antara siswa pun lebih akrab dan terjalin komunikasi yang padu dalam proses bermain peran. Dimana setiap siswa saling mengisi kekurangan dari siswa yang lain. Sehingga timbul rasa kebersamaan dan kekeluargaan untuk saling mendukung dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hasil penelitian yang penulis teliti di SMA Dua Mei Ciputat dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran membuat siswa dan siswi menjadi pembelajar yang memandang pelajarall sebagai kebutuhan bukan sekedar tuntutan. Senada dengan penelitian dan pendapat para peneliti yang penulis sebutkan di atas.
B. Hasil Belajar Biologi Siswa 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Data hasil belajar biologi dengan model pembelajaran bermain peran (role playing) diperoleh nilai terbesar 95 dan nilai terkecill terendah 50, nilai rata-rata
(mean) sebesar 73,23 median sebesar 74,84 dan modus sebesar 75,79 serta simpangan baku (SD) 11,23.5 Data tersebut dapat dilihat pada daftar distribusi frekuensi dan grafik histogram dan polygon di bawah ini. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Nilai Biologi Siswa Kel21s Eksperimen Nilai
BatasNyata
50-57 57 -65 66-73 74 - 81 82-89 90-97
49,5 - 57,5 57,5 - 65,5 65,5 -73,5 73,5 - 81,5 81,5 - 89,5 89,5 - 97,5 Jumlah
5
Absolut 3 5 5 12 2 3
Frekuensi Komulatif Relatif(%) 10,00 3 16,67 8 16,67 13 40,00 25 27 6,67 10,00 30
30
Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 18, h. 119.
100
52
GambaI' 7 Histogl'am dan Poligon Nilai Biologi Siswa Kellis Eksperime:1l 12 10
11II49.5-57.5 057.5-65.5 11II65.5-73.5 11II73.5-81.5 11II81.5-89.5 !Ill 89.5·97.5
8 6
4 2 0
Histogram 14 12 10 8 6
4
2 0
Poligon
Dad tabel distribusi frekuensi dan cliagram histogram clan poligon cli atas clapat clilihat bahwa banyaknya kelas interval yaitu sebayak 6 kelas interval. Dengan panjang kelas 8 rentang, frekuensi absolut tertinggi pacla rentang 73,5 81,5 dan frekuensi terendah berada pacla rentang 81,5 - 89,506 2. Dest.:ripsi Data Hasil Belajar Kellis KOlltl'ol Data hasil be1ajar biologi denganpembe1ajaran kCmvensiona1(cerafuah) diperoleh nilai terbesar 90 dan nilai terkccil/tcrcnclah 45, nilai rata-rata (mean) sebesar 66,9 median sebesar 66,9 dan modus sebesar 70,79 serta simpangan baku (SD) 13,80.7 Data tcrsebut dapat dilihat pada daftar distribusi frekuensi dan grafik histogran1 clan polygon di bawah ini.
53
Tabel 5 Distribusi FI'ekueusi Nilai Biologi Siswa Kelas Kontrol Frekucnsi
Nilai
Batas Nyata
45-52
44,5 - 52,5
6
6
20,00
53 -60
52,5 - 60,5
5
11
16,67
61 - 68
60,5 - 68,5
5
16
16,67
69-76
68,5 -76,5
7
23
23,33
77-84
76,5 - 84,5
2
25
6,67
85-92
84,5 - 92,5
5
30
16,67
Jumlah
Absolut
Komulatif Relatif (%)
100
30
Gambal' 8 Histogram dall Poligoll Nilai Biologi Siswa Kelas Kontrol 7 6 l1li39.5-47.5
5
047.5·55.5
4
11!155.5-63.5
3
l1li63.5·71.5
2
1liI71.5·79.5 1l!I79.5-87.5
1
Histogram
54
Dari tabel distribusi frekuensi dan diagram histogram dan poligon diatas dapat dilihat bahwa banyaknya kelas interval yaitu sebayak 6 kelas interval. Dengan panjang kelas 8 rentang, frekuensi absolut tertinggi pada rentang 68,5 76,5 dan frekuensi terendah berada pada rentang 76,5 - 84,5. 3
c.
Pengaruh Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playillg) Terhadap Hasil Belajar Siswa Vntuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bennain peran (role
playillg) dapat kita Jihat dengan melakukan uji prasarat analisis terlebih dahulu. Yaitu menguji apakah data yang telah didapatkan di atas berdistribusi nonnal dan homogen. 1. Vji Normalitas Vji normalitas yang dipakai adalah uji Liliefors. Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai L
hitung
atau Lo = 0,1073,9 dan dari
tabel harga kritis uji LiJiefors didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikansi
a. = 0.05 adalah 0,161. Sedangkan untuk kelompok kontrol nUai L 0,1377 dengan L
tabel
hitung
atau Lo =
yang sarna, yaitu 0,161. 10 Karena Lo pada kedua kelompok
kurang dari Lt (Lo E dan Lo K < Lt), maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. l )
Tabel 6 Vji Normalitas Hasil Belajar Kelompok Ekspel'imen dan Kelompok Kontrol Variabel
Sampel
1..0
Ljabel
Keterangan
Hasil belajar biologi kelompok
30
0,1073
0,161
Normal
30
0,1377
0,161
Normal
eksperimen Hasil belajar biologi kelompok kontrol
Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 17, h. 118. Perhitungan selengkapnya Iihat lampiran 20, h. 121. 10 Perhitungan selengkapnya Iihat lampiran 21, h. 123. II Perhitungan selengkapnya Iihat lampiran 20, h. 121 dan lampiran 21 h.123.
8
9
55
2. Vji Homogenitas Vji homogenitas alau uji kesamaan dua varians pada populasi dua kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian diperoleh F
hitung
sebesar 1,50 sedangkan untuk dk penyebut 29 dan dk pembilang 29 pada taraf signifikansi u = 0,05 diperoleh F label sebesar 1,86. Karena Fh kurang dari F. (1,50 < 1,86) maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelompok sama alau
homogen. 12 Tabel 7 HasH Vji Homogenitas Sampel
F hitung
F .abel
Keterangan
30
1,50
1,86
Homogen
3. Pengnjian Hipotesis Setelah uji prasyarat di atas, didapat dua kelompok berdistribusi nonnal dan homogen. Pengujian selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, untuk menguji hipotesis pada taraf sigifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk = n I+n2 - 2), maka kriterianya adalah sebagai berikut: t hitung < t 'abel
:
Ho diterima
t hitung > t 'abel
:
Ho ditolak
Dari hasil analisis data diperoleh harga t harga t
label
hitung
sebesar 1,98 sedangkan
dengan dk = 58, pada taraf signifikansi 5% (u " 0,05) adalah 1,67.
Dari hasil analisis data menunjukkan t hitung> t tabel maka Ho ditolak. 13
Tabel 8 HasH Vji t HasH Belajar Biologi Simva Kelompok EI{Sperimell dan Kontrol Variabel Hasil belajar biologi siswa kelompok eksperimen dan kontrol
12 13
Jumlah Sampel 30
t hitnng
t tabel5%
Kesimpulan
1,98
1,67
Ho ditolak Ha diterima
Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 22, h. 125 Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 23, h. 126.
56
Berdasarkan tes hasil belajar biologi siswa pada pokok bahasan sintesis protein, terlihat bahwa hasil belajar siswa yang ditUar dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (kelompok eksperimen) lebih besar dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional (kelompok kontrol). Dari hasil analisis data diperoleh harga t
hitung
sebesar 1,98. Jika
dikonsultasikan pada tabel t dengan dk = 58 pada taraf signi.fikansi 5% diperoleh harga t tabel 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (1,98 > 1,67), sehingga hipotesis nihil (ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh hasil belajar antara siswa yang diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing) dengan siswa yang tidak diberikan model bermain peran (role playing) ditolak. Dengan kurva penerimaan dan penolakan hipotesis nihil sebagai berikut:
Tolak Ha
TerimaHa
1,67
Gambar 9 Kurva Penerimaan dan Penolalmn Ho Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian model pembelajaran bermain peran (role playing) yang diterapkan pada kelas eksperimen memberikan hasil yang lebih baik (rata-rata
=
73,23), dibanding dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional (rata-rata = 66,9), karena model pembelajaran bermain peran (role playing) akan membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan bersama-sama mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, yang pada akhirnya membentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan nilai.
57
4. Pembabasan Hasil Penelitian
Sebagaimana penulis jelaskan di atas bahwa hasil peneHtian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing) mempunyai perbedaan yang signifikan dari pada menggunakan metode konvensional (ceramah). Perbedaan tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap hasil belajar siswa dalam konsep substansi genetika pada pokok bahasan sintesis protein. Hal ini tentunya tidak teljadi secara kebetulan, Karena perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut. Seperti yang dikemukakan Rebecca Teed 14 bahwa model pembelajaran bermain peran (role playing) menekankan pengetahuan secara nyata, sehingga meningkatkan motivasi
siswa untuk lebih memahami pelajaran. Hal yang senada juga diungkapkan dalam buku karya Atwi Supannan. 15, bahwa dengan bermain peran diharapkan siswa mampu memahami dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Sehingga siswa dapat membentuk sikap dan nilai sebagai tujuan tambahannya. Penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing) mempunyai kelebihan dalam hal penguasaan suatu konsep, karena dengan teknik ini siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran. Karena mereka bermain peranan sendiri, maka mudah memahami, menghayati masalah-masalah yang diangkat. Penonton juga tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik. 16 Dengan model pembelajaran ini siswa dapat lebih mengembangkan refleksi diri, dapat memahami materi lebih baik kareml siswa melakukan pengamatannya sendiri, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, memainkan secara langsung pelajaran menjadi lebih nyata, memberikan peluang untuk lebih ]4 Rebecca Teed, "Role-Paling Exercises", http://serc.carleton.edu/introgeo/rolepJayingl, h.l, (5-12-2007) 15 Atwi Suparman, "Model-model Pembelajaran Interaktij', (JakaJ1a: STlA-LAN Press, 1997), h. 92 16 Roesliyah N. K., Stralegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rinek" Cipta, Oktober, 2001), cet. Ke-6, h. 92-93.
58
mendalami setelah diskusi dan memerankannya dengan lebih baik lagi serta memungkinkan penilaian yang sesuai dengan tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap siswa. Menurut Omear Hamalik penilaian dalam model pembelajaran bermain peran (role playing) banyak ditekankan pada proses belajar siswa. Dimana siswa membuat tulisan atau melakukan diskusi lisan mengenai keberhasilan atau hasilhasil bermain peran. Komentar evaluatif diberikan terhadap kebermaknaan bermain peran serta cara-cara menjadi lebih efektif. Selian itu guru juga menilai dan mengamati dengan seksama menggunakan catatan-catatan selama bermain peran berlangsung. Keseluruhan kelas berpartisipasi dalam suatu diskusi yang berpusat pada situasi bermain peran. Baik para pemain, pengamat dan pembimbing memiliki peranan yang pada akhirnya membuat pelajaran terasa lebih nyata. 17 Bermain Peran memerlukan pengertian dengan mendapatkan informasi baru untuk pelajar, mendapat alii apa yang telah mereka pelajari dan menguatkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menulis esai reflektif, atau menulis kesimpulan pada akhir tulisan pelajar, atau dalam diskusi di kelas. Guru dapat mengambil kesempatan ini untuk bertanya pada siswa jika mereka belajar sebelum permainan di mulai. 18 Pemberian model pembelajaran bermain peran (role playing) pada kelas eksperimen selama penelitian dilaksanakan membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, minat siswa dan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dra. Roestiyah N. K. Bahwa dengan teknik ini siswa lebih tertarik perhatinnya akan permasalahan, mengembangkan diskusi yang hidup, karena mereka menghayati sendiri pembelajaran dan penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik. Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa perbedaan penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing) dan metode konvensional (ceramah) 17 Oemar Hamalik, Pendekatan barn Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Jakarta: Sinar Baru Aigensindo, 2001), eet. Kedua, h. 48-49.
18
Role
Playing
Preparing
for
Difficult
http://www.mindtools.eom/CommSkli/RolePlaying.htm. h.3, (5-12-2007)
Situations,
59
dapat mempengaruhi hasH belajar siswa. Dan model pembell\iaran bermain peran
(role playing) memberikan hasH yang lebih baik dalam hal penguasaan konsep daripada metode ceramah.
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari penelitian serta pengujian hipotesis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: I. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran bermain peran (role playing) lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam hal penguasaan konsep sintesis protein. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara model pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sintesis protein. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan sebagai berikut: I. Mengingat penelitian ini hanya dalam pokok bahasan sintesis protein, sebaiknya guru lebih fokus dalam proses persiapan yang lebih matang, memberikan pengarahan yang lebih intensif agar proses pembelajaran dapat lebih mudah. 2. Oalam penelitian ini, penulis tidak secara mendalam membahas tentang seluruh konsep dalam substansi genetika. Oleh sebab itu diperlukan kajian yang komprehensifterhadap model pembelajaran bermain peran (role playing) pada pokok bahasan substansi genetika lainnya, dimana pada akhimya akan didapatkan penelitian yang lebih mendalam. 3. Guru bidang studi biologi hendaknya memilih dan menggunakan metode atau model pembelajaran yang membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan bersama-sama mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, yang pada akhirnya membentuk kemampuan, keterampilan, silcap dan nilai pada siswa.
61
Model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat digunakan agar siswa dapat belajar sambi! menikmati agar dapat lebih cepat diserap oleh siswa. 4. Penggunaan model pembel!\iaran bermain peran (role playing) pada konsep selain substansi genetika juga dapat diterapkan sesuai dengan materi seperti
62
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sudrl\iat, Model Pembelajaran, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/model.-pembelajaran-Ol/, (5-12-2007) Ahmad Ansori mattjik, Prof. Dr. M.Sc. PhD, dan Made Sumertajaya, M.Si., "Rancangan percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I, (Bogor: FMIPA IPB, 2002) Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaktif, (Jakarta: STIA-LAN Press, 1997). Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004). Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2001). Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Republika, 2004). Asrorun Ni'am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru (Analisis Kronologis atas Lalhirnya UU Guru dan Dosen), (Jakarta: Elsas, 2006). A. Surjadi, Membuat Siswa AktijBelajar, (Jakarta: Binacipta, --.-J. Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching, (USA: Allyn and Bacon, 2000), Sixth Edition.
Character Creation, (role-playing games), http://en.wikipedia.orglwiki/roleplaying game, (5-12-2007). Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). E.P. Hutabarat, Cara Belajar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995). E. Mulyana, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pel1lbelqjaran KBK, (Jakarta: 2005). Fasli
Jalal, Menggagas Pendidikan Multikaltural dan AlternatijSistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Makalah, Temu NasionaL Mahasiswa SeNusantara, Maret 2004), Tidak Diterbitkan.
,
63
Hennana Soemantri, Hasil Belajar dan Beberapa Faktor Psikologis Yang Mempengaruhinya, Majalah Ilmiah Sketsa Pendidikan. Vol.!, no.!, Nopember 2000. Hhtp://www.isee.eo.id/indekx.php?go=viewnews&id=2. akses: Selasa, 29 November 2005/13:06:58 WIB, Manajemen Peningkatan Mutu 2004-1013/14:12:12 WIB How to Teach Using Role-Playing, http://sere.earleton.edu/introgeo/roleplaying/howto.htmj, (5-12-2007) J. Mursell, S. Nasution, M.A. Dr. Prof., "Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching)", (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), edisi 2, eel. 2. James S. Pounder, Transfomational Classroom Leadership, (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 4 Oktober 2006), BELMAS (Journal ofthe British Educational Leadership, Management &Administration Society). J. Supranto, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), eet. Ketujuh. Ki Supriyoko, Pendidikan Manusia Indonesia (Pembiayaan Pendidikan di Indoensia), (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2004), editor: Tonny D. Widiastono, eet.l. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7. Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004). Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), eet ke 3. M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), eet.5. M. Ngalim Purwanto, Drs. MP, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). Nana Syaodih SUkmadinata, Metode Pene/itian Pendidilwn, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), eet ketiga. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2001). Nana Sudjana, Penilaian Hasil Prestasi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 200 I).
64
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa, Rahayu Lestari ret al.]; editor, Amalia Safitri, Lemeda Simarmata, Hilarius W. Hardani, "Biologl"', (Jakm1a: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I. Nevrianti S., Teori Belajar Psikologi Kognitij dan Implikasinya Dalam Proses Belajar Mengajar, Pedagogi Jumal Ilmu Pendididkan, (Bandung: FIP UPI Press 200 I), vol I, no.2. Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA, (Jakarta: Sinar Bam Algesindo, 200 I), cet. Ke-2. Romi Satria Wahono, 17 universitas Indonesia di Rangking Webometrics 2008, http://romisatriawahono.net/2008/0 I/29/17-universitas·.indonesia-dirangking-webometrics-2008/, (6-2-2008), h.l-2. Rebecca Teed, Role-Playing http://serc.carleton.edu/introgeo/roleplaying/, h.l, (5-12-2007)
Exercises,
Rini Susanti, HasH Belajar, Model Evaluasi dan Bentuk Tes, Jurnal Teknodik, No. 17, Desember 2005. Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, Oktober, 2001), cet. Ke-6. Rustaman et ai, Diktat Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Jurdik Biologi FPMIPA UPI, 2000).
Role Playing Preparing For Difficult Situations, http://www.mindtools.com/CommmSkll?RolePlaying.htm. h.l, (5-12-2007) Role-Playing?, http://www.hoboes.com/pub/Role-PlayingIRPG.html. h.l, (5-122007) Role-playing game, http://en.wikipedia.orglwikilRole-playill!\ game, (5-12-2007) Role Play Simulation for Teaching and Learning, http://www.roleplaysim.orglpapers/default.asp?Topic=toc8. h.l, (5-12-2007)
Role Playing, http://www.hoboes.com/publRole-PlayinglRl·G.html. h.2, (5-122007) Role Playing, http://en.wikipedia.org/wikilRole-playing, (5-12-2007) Role Play Simulation for Teaching and Learning, http://www.roleplaysim.org/papers/default.asp?Topic=toc8. h.2, (5-12-2007)
65
Saktiyono, "Seribupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000). Sayiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005). Suyono, Meningkatkan Mutu Guru, dari Mana Dimulai? Tanggapan atas Rencana Pembentukan Lembaga Peningkatan Mutu Guru, Kompas, 10 Januari 2005. Susilo, Herawati, dkk, Kapita Selekta Pendidikan Biologi, (Jakarta: UT Press, 2002). Suhartono (Editor), Guru dalam Tinta Mas, (Jakarta: Pellerbit Buku Kompas, 2005). Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman (Citra Guru; J. Sudarminta ), (Yogayakarta: Kanisius, 200 I). Pendidikan di Indonesia dipersimpangan, (6 Februari 2008), http://mataharilain.wordpress.com/2006/05/02/pendidikan-indonesia-diperimpangan/. Patricia K. Tompkins, Role Playing/Simulation, Journal, http://iteslj.orgffechniques/Tompkins-RolePlaying.htm I, h.3, (5-12-2007) Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cel.ke-7. Sigit Muryono, Drs. M.Pd., Manqjemen Guru MA, (Makalah Sosialisasi Kegiatan MGMP Madrasah Aliyah, Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (LKPPI) dan Digen Kelembagaan Agama Islam Depag R1 tahun 2005), Tidak Diterbitkan. SupaItono, Pendidikan Musymvaratan Ralcyat: Semua Orang adalah Guru; Semua Tempat adalah Sekolah, (JakaIta: Sekretariat Billa Desa, 2001). Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002). Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). Sardiman, lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengqjar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), Cel. Ke-2. Slameto, Belajar danfaktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003).
66
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), cet.l. Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman (Dilema Pelembagaan Pendidikan; Hendrik Berybe), (Yogayakarta: Kanisius, 200 I).
Teaching! Learning Models, http://hagar.up.ac.zafcatts/leamer/cooplrnlb3.html, h.6, (5-12-2007) Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Padang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004). Tim Kodifikasi MAN Insan Cendikia Serpong, "Program Pembelajaran Madrasah Aliyah Unggul Biologi Kelas XXI. dan Xlf', (Jakalta: Departemen Agama Rl Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2005). Unni Vere Midthassel, Creating a Shared Understanding 0/ Classroom Management, (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 3 July 2006), BELMAS (Journal 0/ the British Educational Leadership, Management &Administration Society). www.brawijaya.ac.id/main/news/ld/announce/hpkgbit.php. [8 Januari 2006]
What Is Role-Playing?, http://www.hoboes.com/publRole-PlayingIRPG.html. h.l, (5-12-2007) Widia Pekerti, Pengaruh Pembelajaran Terpadu Matematika dan Musik Terhadap Hasil Belqjar Matematika Murid Kelas] SD, Jurnal Pendidikan & Kebudayaan, No. 022, Maret 2000.
Lampiran 1
RUHQUR'AN SUBSTANSI GENETIKA
'Van setetes mani, Allah menciptakant!Ja lalu menentukan1!Ja. " (QS. 'Abasa [80]: 19)
.u I...>":! .t~ ("" '_1'J
I~rJ.,;,~, '..r (..)-'=I.J .' , ~ (""J
\'1'J,wI'J ~JI ~:u Lj,~I
{2} I~~ ~3~ii f~ ~ Jf~J ~Al~lI ~ ~:U~ "Yang kepul!Jaan-l'{ya-lah kerqjaan langit dan bumi, danDia tidak mempu1!Jai anak, dan tidak sekutu bagi-l'{ya dalam kekuasaan(-ISfya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia mmetapkan ukiuran-ukuran1!Ja delrgan serapi-rapi1!Ja. " (QS. Al-Furqan [25]: 2)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Pertemuan 1 Materi Pokok : Substansi Genetika Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 40 Meni!)
A. Kompetensi Dasar Mengkaitkan hubungan antara DNA, gen dan kromosom.
B. Standar Kompetensil Indikator Kompetensi Siswa mampu mendeskripsikan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya.
C. Media 1. Gambar tentang sel, kromosom dan DNA 2. Lembar Pengamatan
D. Skenario Pembelajaran I. Metode Ceramah dan Diskusi 2. Langkah-Iangkah kegiatan I) Pendahuluan (10 menit) a' Apersepsi (5 meni!) Guru melaksanakan apersepsi dengan mernbahas se,putar materi mengenai substansi genetika dengan rnernberikan penjelasan ternuan Watson dan Crick rnengenai struktur, sifat dan fungsi DNA dengan pertanyaan-pertanyaan ringan. b. Motivasi (5 menit) Guru
memotivasi
dengan
menginforrnasikan
kegunaan mernpelajari
substansi genetika bagi kehidupan manusia. Secara singkat hipotesis yang tepat peristiwa replikasi DNA, mendeskripsikan struktur, sifa!, dan fungsi RNA dan perbedaan diantara keduanya.
69
2) Pengembangan (50 menit) a. Guru menjelaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya dengan bantuan media gambar. b. Guru memperlihatkan gambar perbedaan hipotesis-hipotesis replikasi DNA dan menjelaskan mana yang paling tepat. c. Siswa diperintahkan untuk memperhatikan struktur, sifat, dan fungsi RNA dan membandingkannya dengan DNA, kemudian menganalisis perbedaan antara keduanya. d. Guru menyuruh siswa membedakan pengertian kodogen, kodon dan anti kodon dengan ternan sebangkunya masing-masing. e. Kemudian salah seorang siswa diperintahkan untuk m~u ke depan kelas untuk menerangkan pada ternan-ternan kelasnya apa yang telah dia dapat dengan ternan sebangkunya dan menuliskan di papan tulis. 3) Penerapan (10 menit) a. Siswa mencatat semua yang telah disampaikan guru. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. 4) Penutupan (10 menit) a. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah diperoleh. b. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan!
E. Daftar Istilah (vocabulary list)
Replikasi: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik, tetjadi dengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu ulir ganda, setiap unting kemudian menjadi tempat yang menentukan urutan basa unting komplementer yang baru dibentuk (proses memperbanyak diri). DNA (deoxyribonucleic acid): substansi yang memb:awa informasi genetik organisme. GEN: bagian dari kromosom berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makro molekul yang disebut DNA. Kromosom: struktur membenang yang tersusun alas homatin dan membawa informasi genetika yang disusun memanjang, yang ketika tetjadi pembelahan sel
70
berubah menjadibatang-batang pendek, tebal, berpasangan pada sel somatik (2n), tunggal pada sel gamet (In). Kodon/Kodogen/Kode Genetik: sederetan tiga basa nukleotida pada mRNA yang menyandikan suatu asam amino pada awal alau akhir suatu rantai polipeptida. F. Evaluasi dan Tambahan (Evaluatiofl alld Extellsiolls) •
Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil penilaian proses.
•
Siswa dapat melakukan penelitian mandiri tentallg proses replikasi dan komponen-komponen yang mendukungnya.
•
Siswa dapat menjelaskan proses teIjadinya penurunan sifat baik pada manusia dan hewan.
G. Sumber Belajar I. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.2. 2. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa, Rahayu Lestari ret al.]; editor, Amalia Safitd, Lemeda Simarmata, Hilarius W. Hardani, "Biologr', (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid 1. 3. Saktiyono, "Seribupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000).
H. Penilaian Proses I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan substansi genetika? 2. Jelaskan perbedaan hipotesis replikasi DNA menurut aliran konservatif, semi konservatif dan dispersif! 3. Sebutkan perbedaan DNA dan RNA! 4. Apakah hubungan antara kodogen, kodon dan antikodon?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Pertemuan I Materi Pokok : Substansi Genetika Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 40 Menit)
A. Kompetensi Dasar Mengkaitkan hubungan antara DNA, gen dan kromosom.
B. Indikator Siswa mampu mendeskripsikan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya.
C.Media I. Gambar tentang sel, kromosom dan DNA
D. Skenario Pembelajaran I. Metode ceramah 2. Langkah-Iangkah kegiatan I) Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi (5 menit) Guru melaksanakan apersepsi dengan membahas seputar materi mengenai substansi genetika dengan memberikan penjelasan temuan Watson dan Crick mengenai struktur, sifat dan fungsi DNA dengan pertanyaan-pertanyaan ringan. b. Motivasi (5 menit) Guru
memotivasi
dengan
menginformasikan
kegunaan
mempelajari
substansi genetika bagi kehidupan manusia. Secara singkat hipotesis yang tepat peristiwa replikasi DNA, mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi RNA dan perbedaan diantara keduanya.
72
2) Pengembangan (50 menit) a. Guru menjelaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya dengan bantuan media gambar. b. Guru memperlihatkan gambar perbedaan hipotesis-hipotesis replikasi DNA dan menjelaskan mana yang paling tepat. c. Siswa diperintahkan untuk memperhatikan struktur, sifat, dan fungsi RNA dan membandingkannya dengan DNA, kemudian menganalisis perbedaan antara keduanya. d. Guru menyuruh siswa membedakan pengertian kodogen, kodon dan anti kodon dengan teman sebangkunya masing-masing. e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 3) Penerapan (10 menit) a. Siswa mencatat semua yang telah disampaikan guru. b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. 4) Penutupan (10 menit) c. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah diperoleh. d. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan!
E. Daftar Istilah (vocabulary list) Replikasi: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik, terjadi dengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu uliT gands, setiap unting kemudian menjadi tempat yang menentukan urutan basil unting komplementer yang baru dibentuk (proses memperbanyak diri). DNA (deoxyribonucleic acid): substansi yang membawa informasi genetik organisme. GEN: bagian dari kromosom berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makro molekul yang disebut DNA. Kromosom: struktur membenang yang tersuslm atas kromatin dan membawa informasi genetika yang disusun memanjang, yang ketika terjadi pembelahan sel berubah menjadi batang-batang pendek, tebal, berpasangan pada sel somatik (2n), tunggal pada sel gamet (In).
73
KodonlKodogenIKode Genetik: sederetan tiga basa l1Iukleotida pada mRNA yang menyandikan suatu asam amino pada awal atau akhir suatu rantai polipeptida. F. Evalnasi dan Tambaban (Evaluation and Euensions)i •
Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil penilaian proses.
•
Siswa dapat melakukan penelitian mandiri tentang proses replikasi dan komponen-komponen yang mendukungnya.
•
Siswa dapat menjelaskan proses teJjadinya penurunan sifat baik pada manusia dan hewan.
G. Sumber Belajar I. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet,2. 2. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa, Rahayu Lestari ret aLl; editor, Amalia Safitri, Lemeda Simarmata, Hilarius W. Hardani, "Bio[ogl"', (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I. 3. Saktiyono, "Seribupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000).
H. Penilaian Proses I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan substansi genetika? 2. Jelaskan perbedaan hipotesis replikasi DNA menurut aliran konservatif, semi konservatif dan dispersifl 3. Sebutkan perbedaan DNA dan RNA! 4. Apakah hubungan antara kodogen, kodon dan antikodon?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Pertemuan2 Materi Pokok : Sintesis Protein Waktu : 2 Jam Pelajal'lln (2 X 40 Menit)
A. Kompetensi Dasar Mengkaitkan hubungan antal'll DNA, gen dan kromosom, khususnya proses sintesis protein.
B. Indikator Menggambarkan
peristiwa
transkripsi
yang
teJjadi
di
dalam
inti
dan
mendeskripsikan proses sintesis protein.
C. Media I. Gambar proses sintesis protein 2. Lembar pengamatan 3. Alat-alat bantu bennain peran
D. Skenario Pembelajaran 1. Metode Berrnain Peran (Role Playing) 2. Langkah-Iangkah kegiatan t) Pendahuluan (10 menit)
a. Apersepsi (5 menit) Guru mengingatkan kembali materi mengenai substansi genetika dan membahas tentang proses sintesis protein dengan menekankan proses transkripsi dan translasi. b. Motivasi (5 menit) Guru menginfonnasikan bagaimana DNA memiliki kemampuan melakukan transkripsi membentuk RNA duta. 2) Pengembangan (50 menit)
75
a. Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempat teIjadi. b. Guru memperlihatkan gambar proses sintesis protein, melljelaskan urutan sintesis protein secara singkat. Kemudian menjelaskan hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika. c. Guru menjelaskan secara rinci proses tl'anlasi dalam sintesis protein dan bertanya pada siswa apakah telah memahaminya. d. Guru menyuruh siswa mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
tahap-tahap
dalam
proses
sintesis
protein,
mengenal
permasalahnnya dan menjelaskan bermain peran. e. Guru memilih para pemain, mengatur permainan sesuai dengan peran, menyatakan kembali aturan-aturan yang telah disepakati bersama dan membahas inti bermain peran pada tema sintesis protein.
f. Menjelaskan kepada siswa hal apa saja yang hams diperhatikan dalam proses bermain peran dan menetapkan tugas peng:amat. g. Memulai bermain peran sampai selesai [sekitar 15-20 menit]. h. Diskusi dan evaluasi antara para pengamat, pemain dan fasilitator (guru) tentang bermain peran proses sintesis protein untuk pengembangan permainan selanjutnya (revisi). i.
Mengulang permainan dan melakukan diskusi dan evaluasi kembali.
3) Penerapan (10 menit) a. Kemudian berbagi pengalaman tentang bermain peran. b. Guru menyimpulkan dan menjelaskan secara singkat. 4) Penutupan (10 menit) a. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah diperoleh. b. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal Iatihan!
E. Daftar Istilab (vocabulary list) Sintesis Protein: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik, teIjadi dengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu ulir ganda, setiap unting Transkripsi: pencetakan RNA messenger (mRNA) oleh DNA.
76
Translasi: penerjemahan kode-kode oleh RNA transfer (tRNA), berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki. RNA: asam ribonukleat. Asam amino (amino acids): senyawa-senyawa organik yang mengandung gugusn amino (NH2) dan karboksil (COOH) dan yang m,~rupakan senyawa dasar dalam pembentukan protein (ada 20 macam). Ribosom: satu dari sejumlah besar pattikel nukleoprotein subsel yang tersusun alas RNA dan protein yang merupakan situs sintesis protein di dalam sel. F. Evaluasi dan Tambaban (Evaluation and Extensions:' o
Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil lembar pengamatan yang dibuat sendiri oleh siswa dan guru.
o
Siswa mampu untuk kerjasama, komunikatif dan menginterpretasikan suatu kejadian.
o
Siswa mampu berpikir kritis dan dapat melihat manfaat dari proses sintesis protein dalam kehidupan.
o
Siswa dapat belajar dengan tenang dan rileks. Sehingga proses belajar mengajar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak menjemukan.
o
Selain hal di atas, siswa dapat memiliki kemampuan tidak hanya secara logika, tetapi juga emosional yang baik.
o
Siswa hendaknya terus berlatih agar pemahamannya lebih mendalam.
G. Sumber Belajar b. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.2. c. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa, Rahayu Lestari ret al.]; editor, Amalia Safitri, Lemeda Simarmata, Hilarius W. Hardani, "Biologt', (Jakarta: Erlangga, 2002), Ediisi kelima, Jilid I. d. Saktiyono, Seribupena Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2000).
H. Penilaian Proses I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sintesis protein? 2. Sebutkan urutan tahap sintesis protein! 3. Bagaimanakah hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika? 4. Jelaskan apa yang dimasud dengan transkripsi dan tranlasi!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol) Pertemuan 2 Materi Pokok : Sintesis Protein Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 40 Menit)
A. Kompetensi Dasar Mengkaitkan hubungan antara DNA, gen dan kromosom, khususnya proses sintesis protein.
B. Indikator Menggambarkan
peristiwa transkripsi
yang teljadi
di
dalam
inti
dan
mendeskripsikan proses sintesis protein.
C.Media 1. Gambar proses sintesis protein
D. Skenario Pembelajaran I. Metode Ceramah
2. Langkah-Iangkah kegiatan 1) Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi (5 menit) Guru mengingatkan kembali materi mengenai substansi genetika dan membahas tentang proses sintesis protein dengan menekankan proses transkripsi. b. Motivasi (5 menit) Guru
menginformasikan
bagaimana
DNA
memiliki
kemampuan
melakukan transkripsi membentuk RNA duta. 2) Pengembangan (50 menit) a. Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempat terjadi.
78
b. Guru memperlihatkan gambar dari proses sintesis protein menjelaskan urutan sintesis protein secara singkat. Kemudian l11enjelaskan hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika. c. Dengan tanya jawab, guru menjelaskan gambar tersebut, kemudian mengidentifikasi tahap-tahap yang dianggap sulit. d. Guru menjelaskan kembali tahap-tahap sintesis protein. e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 3) Penerapan (10 menit) C.
Siswa mencatat semua yang telah disampaikan guru.
d. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. 4) Penutupan (10 menit) a. Siswa diminta untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah diperoleh. b. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan!
E. DaCtar Istilah (vocabulary list) Sintesis Protein: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik, teJjadi dengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu uHr ganda, setiap unting Transkripsi: pencetakan RNA messenger (mRNA) oleh DNA. Translasi: penerjemahan kode-kode oleh RNA transfer (tRNA),be11lpa u11ltan asam-asam amino yang dikehendaki. RNA: asam ribonukleat. Asam amino (amino acids): senyawa-senyawa organik yangmengandung gugusn amino (NH2) dan karboksil (eOOR) dan yang merupakan senyawa dasar dalam pembentukan protein (ada 20 macam). Ribosom: satu dari sejumlah besar partikel nukleoprotein subsel yang tersusun atas RNA dan protein yang me11lpakan situs sintesis protein di dalam sel. F. Evalnasi dan Tambahun (Evaluation and &tensions) •
Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil lembar pengamatan yang dibuat sendiri oleh siswa dan guru.
•
Siswa mampu untuk keljasama, komunikatif dan menginterpretasikan suatu kejadian.
79
•
Siswa mampu berpikir kritis dan dapat melihat manfaat dari proses sintesis protein dalam kehidupan.
•
Siswa dapat belajar dengan tenang dan rileks. Sehingga proses belajar mengajar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak menjemukan.
•
Selain hal di atas, siswa dapat memiliki kemampuan tidak hanya secara logika, tetapi juga emosional yang baik.
•
Siswa hendaknya terus berlatih agar pemahamannya lebih mendalam.
G. Sumber Belajar a. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Puslaka, 2002), cet.2. b. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa, Rahayu Lestari let al.]; editor, Amalia Salltri, Leme:da Simarmata, Hilarius W. Hardani, "Biologz"', (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I. c. Saktiyono, Seribupena Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2(00).
H. Penilaian Proses I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sintesis protein? 2. Sebutkan urutan tahap sintesis protein! 3. Bagaimanakah hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika? 4. Jelaskan apa yang dimasud dengan transkripsi dan tranlasi!
02
Skenario Pembelajaran Kelompok Eksperimeo san nI
Haril Tanggal Kamis, 21 Februari 2008
Waktn Kel!iatao 10.30 -12.00 I 1. Guru melaksanakan apersepsi dengan membahas seputar materi mengenai substansi genetika dengan memberikan penjelasan temuan Watson dan Crick mengenai struktur, sifat dan fungsi DNA dengan pertanyaan-pertanyaan ringan selama 10 menit. 2. Guru menjelaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya dengan bantuan media gambar serta dasar-dasar substansi genetika selama 50 menit. " Guru menjeIaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya dengan bantuan media gambar. " Guru memperlihatkan gambar perbedaan hipotesis-hipotesis replikasi DNA dan rnenjelaskan mana yang paling tepat. " Siswa diperintahkan untuk memperhatikan struktur, sifat, dan fungsi RNA dan membandingkannya dengan DNA, kemudian menganalisis perbedaan antara keduanya. );;0>
Guru menjn.!fuh
sis~wa
membedakan pengertian kodogen, kodon
dan anti kodon dengan ternan sebangkunya masing-rnasing. Kemudian salah seorang siswa diperintahkan untuk rnaju ke depan keIas untuk menerangkan pada ternan-ternan kelasnya apa yang telah dia dapat dengan ternan sebangkunya dan rnenuliskan di papan tulis. 3. Siswa dioerintahkan rnencatat sernua yang telah disamoaikan oleh "
80
1II
Sabtu, 23 Februari 2008
guru dan diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para siswa selama 10 menit. 4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah diperoleh dan diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal latihan selama 10 menit. 10.30 - 12.00 I 1. Guru memberikan apersepsi dan memotivasi dengan mengingatkan kembali materi mengenai substansi genetika pada pokok bahasan sintesis protein dengan menekankan proses transkripsi dan translasi selama 10 menit. 2. Guru menjelaskan proses sintesis protein, tahap-tahap, hal-hal yang mempengarnhinya selama 50 menit. ~ Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempat teIjadi. ~ Guru memperlihatkan gambar proses sintesis protein, menjelaskan urutan sintesis protein secara singkat. Kemudian menjelaskan hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika. ~ Guru menjelaskan secara rinei proses tranlasi dalam sintesis protein dan bertanya pada siswa apakah telah memahaminya. ~ Guru menyuruh siswa mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan tahap-tahap dalam proses sintesis protein, mengenal pel ulasalahI111yadannlenjeiaskanbennain peran. ~ Guru memilih para pemain, mengatur permainan sesuai dengan peran, menyatakan kembali aturan-aturan yang telah disepakati bersama dan membahas inti bermain peran pada tema sintesis protein. ~ Menjelaskan kepada siswa hal apa saja yang harns diperhatikan dalam proses bermain peran dan menetapkan tugas pengamat.
81
llll
Kamis, 28 Februari 2008
l- Memulai bermain peran sampai selesai [sekitar 15-20 menit]. l- Diskusi dan evaluasi antara para pengamat, pemain dan fasilitator (guru) tentang bermain peran proses sintesis protein untuk pengembangan permainan selanjutnya (revisi). l- Mengulang permainan dan melakukan diskusi dan evaluasi kembali. 3. Siswa berbagi pengalaman tentang bermain peran tadi. Kemudian guru menjelaskan dan menyimpulkannya secara singkat selama 10 menit. 4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang telah diperoleh dan diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal latihan selama 10 menit. 10.00 - 12.00 Post Test
82
Skenario Pembelajaran Kelompok Kontrol ~an
aI
Haril Tanl!:l!:al Kamis, 21 Februari 2008
Waktu 07.00 - 08.20
Kel!:iatall 1. Guru memberikan apersepsi dan memotivasi dengaa mengingatkaa kembali materi mengenai substaasi genetika pada pokok bahasaa sintesis protein dengan menekankan proses traaskripsi daa traaslasi selama 10 menit. 2. Guru menjelaskan struktur heliks gaada DNA serta sifat daa fungsinya dengan baatuan media gambar serta dasar-dasar substaasi genetika selama 50 menit. >- Guru menjelaskan struktur heliks gaada DNA serta sifat daa fungsinya dengan bantuaa media gambar. >- Guru memperlihatkan gambar perbedaaa hipotesis-hipotesis replikasi DNA daa menjelaskaa maaa yaag paling tepat. >- Siswa diperintahkaa untuk memperhatikaa struktur, sifat, dan fungsi RNA daa membaadingkaanya dengaa DNA, kemudiaa menganalisis perbedaan antara keduanya. >- Guru menyuruh siswa membedakan pengertiaa kodogen, kodon daa anti kodon dengaa temaa sebangkunya masing-masing. >- Guru memberi kesempataa siswa untuk bertaaya. 3. Siswa diperintahkan Iheneatat SeIhlili yang telah disampaikan oleh guru dan diberikan kesempataa untuk bertaaya atau memberi kesempataa kepada siswa lain untuk menjawab pertaayaaa yaag diajukan oleh para siswa selama 10 menit. 4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkaa hasH pelajaran yang telah diperoleh daa diberi tugas untuk menyelesaikaa soal-soal Iatihaa selama 10 menit.
83
~II
Sabtu, 23 Februari 2008
07.00 - 08.20 I 1. Guru melaksanakan apersepsi dengan membahas seputar materi mengenai substansi genetika dengan memberikan penjelasan temuan Watson dan Crick mengenai struktur, sifat dan fungsi DNA dengan pertanyaan-pertanyaan ringan selama 10 menit. 2. Guru menjelaskan proses sintesis protein, lahap-tahap, hal-hal yang mempengaruhinya selama 50 menit. Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempat terjadi. Guru memperlihatkan gambar dari proses sintesis protein menjelaskan urutan sintesis protein secara singkat. Kemudian menjelaskan hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika. » Dengan tanya jawab, guru menjelaskan gambar tersebut, kemudian mengidentifikasi lahap-lahap yang dianggap sulit. Guru menjelaskan kembali lahap-tahap sintesis protein. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 3. Siswa berbagi pengalaman tentang bermain peran tadi. Kemudian guru menjelaskan dan menyimpulkannya secara singkat selama 10 menit. 4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang telah diperoleh dan diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal
» »
» »
latihanselama·l0· i11enit. 1111 I Kamis, 28 Februari 2008
07.00 - 08.20 I Post Test
84
Lampiran3
Gambar
Sintetis protein
Gambar 10 DNA melakukan transhipsi; mRNA l11elepaskan diri dari DNA dan mel11bawa kode genetik (kodon)keluar dari nukleus menuju ribosol11 di dalam sitoplasl11a; tRNA yang ada di dalam sitoplasma datang dengan l11embawa asam amino dan melekat (berpasangan) dengan mRNA sesuai dengan pasangan basa nitrogennya; Asanl-asam amino yang dibawa oleh tRNA akan saling bergandengan dan mel11bentuk rangkaian rantai polipeptida sampai terbentuk protein di ribosom.
Gamoar 11 Trallslasi: Konsep Jl)asar Saat molekul mRNA melunclU' melalui ribosom, kodon-kodon ditTanslasi satu persatu menjadi asam-asam amino. Interpertemya adalah l110lekul tRNA, masingmasing dengan antikodon spesifik di satu ujung dan asam amino spesifik di ~iung laimlya. Suatu tRNA menambaJlkan muatan asam aminonya ke rantai polipeptida yang sedang tumbuh saat antikodon tersebut berikatan dengan kodon kompleme:nter pada mRNA.
Asam amino
/-Sintct
Pirofosfat
FOsC1t
@.
®
IP i
[RNA-aminoasi! amino tt'l'aktivasi)
Gambar 12 Sintetase tRNA-aminoasil menggabnngkan a8am amillio spesifik ke tRNA. Penyambungan tRNA dengan asam amino mempakan proses endergonik yang teIjadi dengan tenaga ATP. 1). Tempat aktif enzim mengikat asanl amino dan meolekul ATP. 2). ATP kehilangan dua gugus fosfat dan bergabung dengan asam amino sebagai AMP (adenosin monofosfat). 3). tRNA berikatan kovalen dengan asam amino, menggeser AMP di tempat enzim aktif. 4)Enzim melepaskan tRNAaminoasil disebut juga "asam anlino teraktivasi"
Pnlipep-dda yang sedang tunlbnh
Subunit ribosom hesal:
Subunit ribosotn kedl
Tr:ompat P (tenlpnx pengik:wan tRNA£eptidil)
TC:lnpat A (tcnlpat
pengikal:an LRNA&n'1inoasil)
--Subunit besar
'Thnpat pengikutun
mRNA
Pollpepdd:a yang scdang tUlnbuh (ujnng amino)
m.RNA
" GambaI' 13 Anatomi Snatu Ribosom (a) Ribosom fungsional tel'dil'i dal'i dna snbunit, masing-masing merupakan kumpulan RNA l'ibosom dan banyak protein. GambaI' ini merupakan gambar ribosom bakteri. Ribosom eukariotik bisa dikatakan mirip, tetapi lebih besal' dengan lebih banyak protein dan molekul-molekulrRNA. (b) Suatu l'ibosommemiliki satu tempat pengikatan mRNA dan tiga tempat tRNA di kenai dengan tempat P, A dan E. Gamber ini merupakan vel'si sederhana dari bentuk ribosom yang akan dipakai di beberapa gambar bel'ikntnya. (c) Suatu tRNa masuk dengan tepat ke tempat pengikatan ketika antikodonnya membentuk pasangan basa dengan satu kodon mRNA. Tempat P mengikat tRNA yang melekat pada l'antai polipeptida yang sedang tumbuh. Tempat A mengikat tRNA yang membawa asam
Gambm' 14 IlIisiliSi Tl'lllllliSi (a) sublmit ribosom kecil berikatan dengan molekul mRNA.Padasel prokariotik tempat pengikatan-mRNA pada sub lmit ini mengenali umtmHlUkleotida spesifik pada mRNA tepat ke arah upstream dm'i kodon staIt. tRNAinisiatordengan antikodon UAC mmebentuk pasangml basa dengan kodonstaIt AUG. tRNA ini membawa asam amino metionin (Met). (0) kedatangansnbllnit ribosom besar menyelesaikml komplek inisiasi. tRNAinisiator berada ditempat-tel11pat P. Tempat A tersedia l11ltuk tRNA yang memuat asanl an1ino berikutnya. Suatu protein yang disebut dengan faktor inisiasi(tidakdiperlihatkan) diblltuhkan lmtuk mengumpulkan semua komponen translasi tersebut menajdi satu.GTP menyediakan sesuatu untuk proses inisiasi. RNAt DNA ----~ RNAd Transkripsi
Translasi
RNA,
Gambar 16 Sildus Elogansi Yang tidak diperlihatkan pada gambar ini adalah protein-protein yang dinamakan faktor elongasi dan GTP, yang dihidrolisisnya menggerakkan proses tersebut.
GambllJr 17 Terminasi Translasi ] ) Ketika suatu ribisim mencapai kodon tenninasi pada untai l1IlRNA, tempat A pada ribosom itu menerima suatu protein yang disebut faktor pelepas sebagai ganti tRNA. 2) Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA di dalam tempat P dan asam amino terkahir dan rantai oolioetida. Polioeotida ini kemudian dilenaskan dari rihosom. 3)
Subunit ribosom yang barn datang
Aw.u mRNA (Ujung 5')
(Ujung 3')
(a)
GambaI' 18
Poliribosom (a) Suatu molekul mRNA umunya ditranslasi secara simultan oleh beberapa ribosom dalam suatu rangkaian yang disebut poliribosom.
DNA
Gambar 19
Transkripsi dan Translasi Yang Dipasangkan Pada Bakteri Pada sel prokariotik, transkripsi dan translasi tidak dipisahkan oleh selubung nukleus, Translasi mRNA dapat dimulai segera sesuadah ujung (5) pemimpin dari molekul mRNA mengelupas keluar dengan cetakan DNA. Mikrograf menunjukkan sebuah tmtai dari DNA E. coli yang sedang ditranskripsi oleh molekul-molekul RNA polimerase melekatlah unjung mRNA yang sedang tumbuh, yang sudah mulai ditraslasi oleh ribosom. Polipeptida yang bam saja ...1~ ~~~_+ __ ~
_
~_~
... :...J~
1~
...1_~_~
...... ~.~.1~1~_4. __ ...1_ •__ ~1~
.,-£, /'TTTlI. k\
Gambar20 Ringkasan Tl'anskripsi dan Tl'llsiasi Daiam Sci Erikariotik. Ingat bahwa tiap gen di dalam DNA dapat ditranskripsi belUlal1gkali menjadi banyak molekul RNA, dan bahwa tiap mRNA dapat ditrarlskripsi berulang kali untuk menghasilkan molekul protein yang sangat banyak. (ingat juga bahwa prosuk akhir dari beberapa gen adalah molekul RNA, termasuk tRNA dati rRNA.) Umumnya langkah transkripsi dan translasi serupa di dalam sel prokariotik dan eukariotik. Perbedaan utama adalah teIjadinya pemprosesan mRNA di dalam ~ ••1,"1,.,.......
..-.•• 1'" .... _: ....-4-.:1'"
1)..-._t.."'..1 .............
_,.,..~~-:
......... 1.... .:.~
...I:
..1~_
.... +1~ ........ ...1.;;1.:".__
~.·_1
~_· :._:"'~
__ ~ 1__ ~1_
Gambllr 21 Bagan Fungsi RNA
RNA
-----------~ RNA transfcr RNA Ribosa
RNA du(a (mcscnjer)
Mcmpunyai peran strnktural dan l
Berperan sebagai adaptor Oalam sintesis protein; mentranslasi kodon-kodon mRNA menjadi asam amino.
Membawa informasi yang menentukan urutan asam ammo
protein dari DNA ke ribosom
Tabel 9 Kodc Gcnctik Asam Amino
U
C
A
-G
U Fenilanin Fenilanin Leusin Leusin Leusin Leusin Leusin Leusin Isoleusin Isoleusin Isoleusin Metionin Valin Valin Valin Valin
Urutan basa dalam RNA Basa 2 C A Serin Tirosin Tirosin Serin Terminasi Serin Serin Terminasi ProHn Histidin ProHn Histidin Prolin Histidin Prolin Glutamin Treonin Asparagin Asparagin Treon in Treon in Lisin Treonin Lisin Alanin Aspartik Alanin Aspartik Alanin Glutamik Alanin Glutamik
G Sistein Sitein Sistein triptoLan Arginin Arginin Arginin Arginiin Serin Serin Arginil1 Arginin Glisin Glisin Glisin Glisin
.U C A G U C A G_ _ U C
A G -----U C
A G
TabellO Jenis-jenis Asam Amino dan Kodonnya. No.
I. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
II. 12.
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama asam amino Alanin Arginin Asparagin Asam aSDartat Sistein Asam glutamat Glutamin Glisin Histidin Isoleusin Lausin Lisin Metionin Fenilalanin Prolin Serin Treonin Triptofan Tirosin Valin
Triplet (kodogen) GCA, GCG, GCC, GCU CGA, CGG, CGC, CGU AAC,AAU GAC,GAU UGC, UGU GAA,GAG CAA,CAG GGC,GGU CAC,CAU AUC,AUU CUA, CUG, CUC, CUU, UUA, UUG AAA,AAG AUA,AUG UUC, UUU CCA, CCG, CCC, CCU UCA,UCG,UCC,UCU ACA, ACG, ACC, ACU UGA, UGG UAC, UAU GUA, GUG, GUC,jGUU
Lampiran 4 BAHAN-BAHAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) •
Sebelas (satu set) guntingan karton manila (kartu) untuk mewakili 10 kode DNA dan satu triplet stop kodon. Pada masing-masing kartu ditulis 3 huruf kapital (A= Adenin, T= Timin, G= Guanin, dan C= Sitosin). Buatlah sedemikian agar bentuk ujung bawah A cocok dengan T, G, cocok dengan C, dan U pada RNA cocok dengan A pada DNA. Liliat Gambar 22 di belakang masing-masing kartu tuliskan nomoI' D-I sampai D-II agar mudah mengurutkannya sesuai gambar 22.
GambaI' 22 Kartu yang memiliki triplet DNA, diletakkan bemrutan dari kiri ke kanan •
Satu set lagi (sebelas) guntingan karton manila untuk mewakili 10 kodon RNA duta (mRNA) dan satu stop kodon. Pada masing-masing kartu ditulis 3 huruf kapital (A= Adenin, U= Urasil, G= Guanin, dan C= Sitosin). Buatlah sedemikian rupa agar bentuk ujung A cocok dengan T; G cocok dengan C. Beri masing-masing kartu sebuah peniti (Lihat gambar 23). Beri homer urut juga di belakang masing-masing kartu mR-I sampai mR-II.
95
Gambar 23 Kartu yang memiliki kodon pada mRNA, diletakkan berurutan dari kiri ke kanan •
Sepuluh hanger (gantungan pakaian) atau boleh jugapenjepit pakaian dan 10 guntingan karton manila (kartu) dibutuhkan untuk mewakili molekul RNA transfer (tRNA). Ubahlah hanger itu sehingga berbentuk daun semanggi. Pada bagian bawah masing-masing hanger berilah antikodon yang tepat dengan masing-masing 3 huruf kapital yang ditulis pada kartu(lihat glunbar 24). Seperti pada mRNA, A= Adenosin, U=Urasil, G= Gu,anin, C= Sitosin. Ujung bawah kartu harus digunting sedemikian rupa
sl~hingga
cocok dengan
pasangannya pada mRNA. Dibelakang masing-masing kartu tuliskan asam amino yang akan melekat ke bagian perlekatan asam arllino pada model tRNA tersebut. Ke sepuluh kartu yang mewakili antikodon ipada molekul tRNA itu digambarkan pada Gambar 25. Beri nomer urut tR-I s,amplli tR-l O.
IJ
+--tempatperlekata osamamino
Gambar 24 Gantungan pakaian (hanger) dengan kartu yang bertuliskan :antikodon, rlIewakili moleklll tRNA. +--anlikodon
•
96
Gambar 25 Kartu yang mewakili antikodon molekul tRNA, dilelakkan berurutan dari kiri ke !canan •
Sepuluh bola kayu alau gelas aqua plastik diberi tulisan nama-nama asam amino yang menyusun peptida asam lambung yaitu LEUSIN, ALANIN, GLISIN, LISIN, VALIN, ASAM GLUTAMAT, ASAM ASPARTAT, SERIN, ASAM ASPARTAT.
•
Bola kayu atau gelas aqua ini di lekatkan pada ujung alas hanger.
•
Tali alau kawat penghubung untuk mengkait bola kayulgelas aqua menyusun untaian asam amino menjadi peptida. Catatan:
Kodon inisisai tidak dimasukkan dalam kegiatan ini. Apabila guru ingin memasukkan kodon pemula ini, diperiukan lambahan bahan sebuah kartu DNA bertuliskan TAC, sebuah kartu mRNA bertuliskan AUG, dan sebuah model tRNA dengan antikodon UAC, dan bola kayu bertuliskan MENTlONIN.
Lampiran 5 Prosednr Bermain Peran (Role Playing) Sintesis Protein I. Beritahukan kepada siswa bahwa sel perlu mensintesis peptida asam lambung. Tentukan ruangan bagian kelas sebagai inti sel dan bagian lain sebagai ribosom. Ini dapat diwakili meja laboratorium dan ribosom diwakili 2 kursl. 2. Proses transkripsi dimulai bila molekul DNA imaginer terbuka dan satu rantai DNA terbuka. Letakkan kartu DNA secara urut seperiii Gambar 2 di atas meja laboratorium. 3. Bagikan I I kartu kodon mRNA ke I I siswa di kelas. Suruhlah mereka membentuk rantai komplementer mRNA dengan menempatkan diri di tempat yang cocok dengan rantai "DNA" yang terbuka tadl. Siswa harus mencocokkan kartu kodon mereka ke urutan basa yang cocok, tetap tinggal di situ dan melekatkan kartu tersebut ke bajllnya dengan penitl. Terbentuklah model molekul mRNA. 4. Siswa dengan kartu kodon di baju bergandengan tangan (secara kimia berikatan sebagian "mRNA" keluar dari "inti" menuju ke "ribosom" pada tempat di ruang kelas yang telah ditentukan. Siswa dengan kodon "CUG" paling depan. 5. Fase sintesis berikutnya adalah translasl. Berilah 10 siswa dari siswa lain masing-masing satu dari 10 hanger berbentuk daun semanggl. Mereka mewakili molekul tRNA. Ke 10 bola kayu atau gelas aqua diberikan ke 10 siswa yang belum ikut. Bila tidak cukup siswanya Ictakkan bolalgelas itu di kursl.
98
6. Mintalah "molekul tRNA" mencan "asam amino" yang cocok dengan mencocokkan asam amino di belakang kartu mere:ka dengan nama asam amino di bola kayu/gelas aqua. Kemudian mintalah siswa melekatkan bola/gelas aquanya pada hanger. 7. Pada saat mRNA mendekati "ribosom", molekul "tRNA" (siswa dengan hanger yang membawa "asam amino") harus mengenali kodon yang tepat sebelum masuk. Model asam amino diberikan satu demi satu pada saat "ribosom bergerak sepanjang model rantai mRNA. 8. Bila kodon mRNA cocok dengan antikodon tRNA, asam amino dilepas dan molekul tRNA di robosom. Terbentuklah ikatan peptida antara asam-asam amino setelah di bawa ke ribosom. Kaitkan asam amino yang satu dengan asam amino yang lain dengan talilkawat segera setelah masing-masing asam amino di bawa ke "ribosom". Guru dapat bertindak sebagai enzim yang memungkinkan terbentuknya ikatan kimia antar asam amino. 9. Stop kodon menandai akhir proses sintesis protein. (kira-kira perlu waktu 25 menit untuk kegiatan ini). Setelah kegiatan dapat dilaryutkan dengan diskusi.
Lampiran 6 Nama Kelas Hariffanggal LEMBARPENGAMATAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAY/Ncr) Materi I. Peristiwa apa yang sedang diperankan?
2. Menceritakan tentang apa pennainan peran yang tengah berlangsung?
3. Proses apa saja yang berlangsung di dalam bennain peran?
4. Tahap apa yang paling menarik menurut Anda? Alasannya?
5. Adakah istilah-istilah yang baru anda pahami? SebutkalJ apa saja?
Aksi Panggung I. Bagaimanakah penampilan para pemain? (sesuai dengan penghayatan, posisi pemain) a. Baik
b.Sedang
(:. Kurang
100
2. Jika ada yang kurang dalam bermain peran, hal apa saja yang hams diperbaiki?
3. Adakah usul berlangsung?
untuk memperkaya proses bermain peran yang telah
Lampiran 7 INSTRUMEN MODEL PEMBELAJAIRAN BERMAIN PERAN DALAM KONSEP SUBSTANSI GENETKKA (~IJ'olTESIS PROTEIN) Petunjuk: -. 1. Berdo'alah sebelum memulal pelajaran 2. Tullslah terlebih dahulu nama dan kelas pada lembal'jawaban yang telah dlsediakan 3. Bacalall setiap petunjuk soal dengan seksama supaya tidak terjadi kesalahan 4. Jawaball hallya ditulls pada lembarjawablilll 5. BUa tetjadi kesalahall dalam memilih jawaball, ganlilah jawaball itu dellgan menyilallg huru!abjadjawaban yang dikehendakl.
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dari jawabanyang tersedia kemudian berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, d atau e s,esuai dengan jawabau yang dianggap benar!
I. Semua molekul protein merupakan polimer yang diblmgun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut? a. steroid b. konformasi c. polipeptida d. fosfoprotein e. poliprotein 2. Serangga dan laba-laba mengunakan serat sutera, masing-masing untuk membentuk kokon dan sarangnya. Di dalamnya men!~lmdung protein rambut, tanduk, bulu dan kumpulan lain pada kulit disebut? a. tendon b. Iigamen c. kolagen d. keratin e. elastin 3. Yang berperan penting dalam membawa asam amino yang sesuai dengan kode genetik dan mengkatalisnya dilakukan oleh? a. RNA-d b. RNA-t c. RNA-r d. DNA e. RNA 4. rnisiasi, elogasi, dan terminasi adalah 3 tahap penting dalam? a. siklus Protein b. sranskripsi c. seplikasi
102
d. asam amino e. translasi 5. Substitusi pasangan basa yang melibatkan basa ketiga kodon biasanya tidak akan menghasilkan suatu kesalahan dalam polipeptida.. lni disebabkan? a. substitusi pasangan basa dikoreksi sebelum transkripsi dimulai b. substitusi pasangan basa terbatas pada intron, dan daerah ini nanti akan dihilangkan dari mRNA c. sebagian besar tRNA terikat kuat pada suatu kodon dengan hanya kedua basa pertamanya yang berupa antikodon d. partikel pengenal sinyal mengoreksi kesalah3lll pengkodean sebelum mRNA mencapai ribosom e. kesalahan hasil transkripsi menarik nsRNA, yang kemudian merangsang penyambungan dan koreksi 6. Yang mana dari yang berikut ini yang tidak benar tentang pemrosesan RNA? a. ekson dipotong dan dihidrolisis sebelum mRNA bergerak keluar dari nukleus b. keberadaan ekson dan intron dapat mempermudah pindah silang antara daerah-daerah suatu gen yang mengkode untuk domain polipeptida c. ribozim berfungsi dalam penyambungan RNA d. penyambungan RNA dapat dikatalis del1gan spli'Psdl11 e. transkip primer seringkali jauh lebih panjang ITlolekul RNA akhir yang meninggalkan nukleus 7. Antikodon molekul tRNA tertentu merupakan? a. komplementer pada kodon mRNA yang berhubungan b. komplementer pada triplet yang berhubungan dengan rRNA c. bagian tRNA yang terikat pada asam amino spesifik d. sesuatu yang dapat diubah, tergantung pada asam amino yang melekat padatRNA e. katalitik, menjadikan tRNA tersebut ribozim
8. Yang mana dari istilah berikut yang mencakup semua istilah lainnya di dalam daftar berikut? a. ribozim b. enzim c. katalis d. snRNP e. sintese tRNA-aminoasii 9. Kode genetika merupakan urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu tripet disebut? a. urasil b. kodon c. tendon
103
d. isoleusin e. aspartik 10. Untuk sintesis protein di dalam sel diperlukan bebl~rapa komponen utama. Komponen yang bukan merupakan komponen untuk sintesis protein adalah? a. ribosom b. RNA-d c. RNA-t d. lipid e. asam amino II. Organel di dalam sel yang erat kaitannya dellgan sintesis protein adalah? a. mitokondria dan ribosom b. ribosom dan lisosom c. retikulum endoplama dan ribosom d. nukleus dan retikulum endoplasma e. retikulum endoplasma dan badan golgi 12. Yang mana diantara mutasi berikut yang mempullyai kemungkinan lebih besar untuk memiliki pengaruh berbahaya pada suatu organisme? lelaskan jwaban Anda. a. substitusi pasangan basa b. delesi tiga basa di dekat pertengahan gen c. delesi basa tunggal di dekat pertellgahan gen d. delesi basa tunggal yang berdekatan dengan ujung urutan pengkode e. insersi basa tunggal di dekat start pada urutan pengkode 13. Basa nitrogen yang hanya dijumpai pada RNA adalah? a. timin b. adenin c. guanin d. urasil e. sitosin 14.Dalam sel eukariotik. urutan organel-organel yang terlibat dalam proses sintesis protein dan sekresi suatu protein adalah? a. ribosom-RE-badan golgi-membran sel b. ribosom-badan golgi-RE-membran sel c. mitokondria-ribosom-RE-membran sel d. illti-mitokondria-ribosom-badan golgi-membran sel e. membrane sel-RE-badan golgi-ribosom 15. Enzim pencemaan menghidrolisis polimer dalam makanan. Terjadi percepatan reaksi-reaksi kimiawi secara selektif. Hal ini merupakan fungsi ? a. protein enzimatik b. protein kombraktil
104
c. protein pertahanan d. protein transport e. protein struktural 16. Perbedaan antara DNA dan RNA dapat dilihat dari pada beberapa aspek berikut, keuali? a. gula pentosa b. gugus fosfat c. basa nitrogen pirimidin d. basa nitrogen purin e. membran 17. Pernyataan yang tidak benar tentang RNA adalah? a. dihasilkan melalui proses transkripsi di dalam sitoplasma b. dihasilkan tiga macam RNA, yaitu RNA-d, RNA-t, dan RNA-r c. ketiga macam RNA yang dihasilkan memiliki komposisi kimia yang sama d. ketiga macam RNA yang dihasilkan memiliki fungsi yang berbeda e. RNA-d menentukanjenis protein yang disintesis 18. Yang mana dari pernyataan berikut yang salah tentang korlon? a. kodon itu terdiri atas tiga nukleotida b. kodon dapat mengkode untuk asam amino yang sama sebagaimana yang telah dilakukan kodon lain c. kodon tidak pernah mengkode untuk labih dari Slitu asam amino d. kodon memanjang dari satu ujung mol'lkul tRNA e. kodon merupakan unit dasar kode genetik 19. Dalam melakukan penggandaan RNA kita kenai transkripsi dimana di hasilkan terlebih dahulu penggandaan oleh DNA yangdisebut? a. kembar b. reduksi c. reminirasi d. replikasi e. capping 20. Komponen mana yang tidak terlibat secara langsung dalam proses yang dikenal sebagai translasi? a. mRNA b. DNA c. tRNA d. ribosom e. GTP 21. Penerjemahan kode-kode genetik keluar dad nukleus langsung menuju tempat terjadinya sintesis protein yaitu?
105
a. b. c. d. e.
sitoplasma ribosom retikulum endoplasma badan golgi vakuola
22. Berdasarkan tabel di bawah ini yang menunjukkan DNA dan RNA adalah? Terdapat
Rantai
Fungsi
p
kromosom inti
tungga!
Q
kromosom inti
ganda
sintesa Drotein sintesia protein De nurunan sifat sintesia protein penurunan sifat
R
S T
Sitop!asma inti ribosom Sitop!asma, inti, ribosom Sitop!asma a. b. c. d. e.
ganda
Komponen gula deoksiribosa
Basa nitrogen S.T.A-G
deoksitibosa
S.T.A-G
ribosa
S.U.A-G
tungga!
sintesa protein
deoksitibosa
S.U.T-G
tungga!
sintesa Drotein
ribosa
S.U.A-G
PdanR RdanT SdanT Qdan S QdanT
23. Basa pirimidin pada DNA adalah? a. adenin dan guanin b. sitosin dan urasH c. sitosin dan timin d. sitosin dan guanin e. adenin dan timin 24. Di bawah ini merupakan nama-nama asam amino yang menyusun peptide asam lambung kecuali? a. leusin b. alanin c. lasin d. lisin e. valin 25. Protein berasal dati bahasa yunani proteiros yang artinya? a. aliran pertama b. tempat pertama c. sinyal pertama d. ruang pertama e. cahaya pertama
Lampiran8 Tabelll Knnci Jawaban Instrnmen Tes Snbstansii Genetika (Sintesis Protein)
No. Jawaban 01. e 02. D 03. B 04. B 05. e 06.
A
07.
A
08. 09. 10. 11. 12.
e
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
B D
e
E D D A E E D D B B E
e e e
Penielasan polipeptida keratin RNA-t transkripi sebagian besar !RNA terikat kuat pada suatu kodon dengan hanya kedua basa pertamanya yang beropa antikodon ekson dipotong dan dihidrolisis sebelum mRNA bergerak keluar dari nukleus komplementer pada kodon mRNA yang berhubungan katalis kodon lipid retikulum endoplama dan ribosom insersi basa tunggal di dekat start pada urotan pengkode urasil inti-mitokondria-ribosom-badan golgi-membran sel protein enzimatik membran RNA-d menentukanjenis protein Y:ang disintesis kodon memanjang dar! satu ujung r"olekul tRNA replikasi DNA ribosom QdanT sitosin dan timin lasin sinyal pertama
TABEl12 UJI VALIDITAS INSTRUMEN BUTIRSOAl RESPONDEN $iswa 1
Slswa 2 Slswa 3 Slswa 4
Siswa 5 $iswa 6 Slswa 7 Slswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11
Siswa 12 Slswa 13 Siswa 14
$iswa 15 Siswa 16
Siswa 17
Siswal8 5iswa 19 Slswa 20 Slswa21
$lswa 22 Slswa23 Siswa24 Slswa 25 Siswa 26 Slswa 27 SlsWi128
Siswc:l.29 Siswa30
Jumlah P
!q !rpbis rlab Status
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 i 1 0 0 0 1 0
7
26
0.23 0.77 0.696 0.38
0.87 0.13 0.363 0.36
24 0.8 0.2 0.41 0.38
V
V
V
19 6 10 3 19 0.63 0.2 0.33 0.1 0.63 0.37 0.8 0.67 0.9 0.37 0.49 0.172 0.18 0.33 0.373 0.38 0.36 0.38 0.38 0.38
V
T
T
T
V
10 11 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
25
14
16
0.83 0.17 0.51 0.38
0.47 0.53 0.55 0.38
0.53 0.47 0.425 0.36
V
V
V
12 13 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 i 0 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
JMl
14 15 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
17 18 19 20 21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
9 24 8 0.3 0.8 0.27 0.7 0.2 0.73 0.04 0.36 0.38 0.38 0.38 0.38
4
8
24
22
20
7
0.13 0.87 0.386 0.36
0.27 0.73 0.377 0.38
0.8 0.2 0.38 0.36
0.73 0.27 0.46 0.38
0.67 0.33 0.387 0.38
0.23 0.77 0.38 0.38
V
V
V
V
V
V
V
T
V
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
22 23 24 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
16 9 21 0.53 0.3 0.7 0.47 0.7 0.3 0.43 0.308 0.393 0.38 0.38 0.38
V
T
V
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
25
Xt
XU
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
22 19 18 18 16 16 15 14 14 14 14 14 13 13 12 12 12 12 12 11 11 11 11 10 10 10 9 7 7 7
484 381 324 324 256 256 225 196 196 196 196 196 169 169 144 144 144 144 144 121 121 121 121 100 100 100 81 49 49 49
384
5280
17
26
0.57 0.43 0.51 0.38
0.87 0.13 0.46S 0.38
V
V
107
Lampiran 10
p
= 0,23
q
=0,77
MJ
Perhitungan Validitas InstrUlmen Pel1,elitian
22+19+18+18+16+15+13
P
7
121 Mp=-=17,29 7
384 MI=-=128 30 '
SDt =
(2:;' )_(~x J'
SDt=
(~)-e3804r
SDt = J176 - 163,84 SDt=J12,16 SDt = 3,49
r Phi<
r pbls
= 17,29 -12,8 ~0,23 3,49
= 0,696
0,77
TABEL 13 UJI REllABILITAS NO RESPONDEN
1 2 3
Slswa2:
4
$Iswa 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29 30
Siswa 1
Slswa 3
Slswa 5 Siswa 6
Siswa 7 Siswa 8 Slswa 9 Siswa 10
Slswa 11 Siswa 12 $Iswa 13 Siswa 14
Siswa 15 Slswa 16 Slswa 17 SISwa 18 $lsWa 19
Siswa 20 Slswa 21
5iswa22 SISw'a 23
Slswa 24
SlsWa. 25 Slswa 26
Slswa27 Slswa 28
Sls-wa 29
Siswa 30
Jumlah P
q pq
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 i
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 i 1 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
i
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
1
0 0 0 0 1 0 0 0
14 26 19 25 7 19 24 0.23 0.87 0.63 0.8 0.63 0.83 0.47 0.77 0.13 0.37 0.2 0.37 0.17 0.53 0.18 0.113 0.234 0.16 0.234 0.142 0.247
16
BUTIRSOAl 10 11 12 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
JMl
13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
14 15 16 17 18 19 20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
1
,
1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
, 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
4 20 21 24 8 8 24 22 7 16 17 26 0.27 0.67 0.7 0.53 0.8 0.13 0.27 0.8 0.73 0.23 0.53 0.57 0.87 0.47 0.2 0.73 0.87 0.73 0.2 0.27 0.33 o.n 0.47 0.3 0.43 0.13 0.251 0.16 0.195 0.116 0.195 0.16 0.198 0.22 0.18 0.251 0.21 0.244 0.113
Xl
Xt2
19 18 17 16 16 14 14 13 13 10 13 13 11 12 12 12 10 11 12 11 11 10 9 9 8 7 7 6 7 7
361 342 289 266 225 196 196 169 169 100 169 169 121 144 144 144 100 121 144 121 121 100 81 81 64 49 49 36 49 49
347
4359
3,871
109
Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitiau
I~' = 4359- (347)' 30
I~' = 4359_120409 30 I~' =4359-4013,63 I~' =345,4
'\' XI'
SI' =_£.J_ _ n
' = 345,4 S1 -30 SI'
r
=11,51 =
II
[~][11,51-3,87] 20-1
20][ 7,64]
r ll = [ 19 11,51
r
II
= 1,05 x 0,664
r
ll
= 0,697 = 0,70
II,51
Lampiran 13 INSTRUMEN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DALAM KONSEP SUBSTANSI GENETIK (SlNTESIS PROTEIN) Petuniuk: I. Berdo'alah sebelum memulai pelajarall 2. Tulislah terlebil. dahulu nama dall kelas pada lembOirjawaban yang telah disediakall 3. Bacalah setiap petunjuk soal dellgan seksama supaya tidak terjadi kesalahan 4. Jawaban hallya ditulis pada lembarjawaboll 5. Bila teJjadi kesalahall dalam memilih jawaban, gallti/al. jawaban itu dengall meny/lang huru!abjadjawaban yallg dikehelldaki.
I.
Pilihlah salah satn jawaban yang benar dan jawaban yang tersedia kemudian benlah tanda silang ( x ) pada ItUruf a, b, c, d atan e sesuai dcngan jawaban yang dianggap benar!
I. Semua molekul protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut? a. steroid b. konformasi c. polipeptida d. fosfoprotein e. poliprotein 2. Serangga dan laba-laba mengunakan serat sutera, masing-masing untuk membentuk kokon dan sarangnya. Di dalanmya mengandung protein rambut, tanduk, bulu dan kumpulan lain pada kulit disebut? a. tendon b. ligamen c. kolagen d. keratin e. elastin 3. Yang berperan penting dalam membawa asam amino yang sesuai dengan kode genetik dan mengkatalisnya dilakukan oleh? a. RNA-d b. RNA-t c. RNA-r d. DNA e. RNA 4. Inisiasi, elogasi, dan terminasi adalah 3 tahap penting dalam? a. siklus Protein b. sranskripsi c. seplikasi d. asam amino e. translasi
113
e. membrane sel-RE-badan golgi-ribosom II. Enzim pencemaan menghidrotisis potimer dalam makanan. Terjadi percepatan reaksi_reaksi kimiawi secara selektif. Hal ini mempabn fungsi ? a. protein enzimatik b. protein kombraktil c. protein pertahanan d. protein transport e. protein stmktural 12. Perbedaan antara DNA dan RNA dapat dilihat dati pada beberapa aspek berikut, keuali? a. gula pentosa b. gugus fosfat c. basa nitrogen pirimidin d. basa nitrogen purin e. membran 13. Pernyataan yang tidak benar tentang RNA adalah? a. dihasilkan melalui proses transkripsi di dalam sitoplasma b. dihasilkan tiga macam RNA, yaitu RNA-d, RNA-t, dan RNA-r c. ketiga macam RNA yang dihasilkan memiliki komposisi kimia yang sarna d. ketiga macam RNA yang dihasilkan memitiki fungsi yang berbeda e. RNA-d menentukanjenis protein yang disintesis 14. Yang mana dari pernyataan berikut yang salah tentangkodon? a. kodon itu terdiri atas tiga nukleotida b. kodon dapat mengkode untuk asam amino yang sarna sebagaimana yang telah dilakukan kodon lain c. kodon tidak pemah mengkode untuk labih dari satu asam amino d. kodon memanjang dari satu ujung molekul tRNA e. kodon merupakan unit dasar kode genetik 15. Dalam melakukan penggandaan RNA kita kenaI transkripsi dimana di hasilkan terlebih dahulu penggandaan oleh DNA yang disebut? a. kembar b. reduksi c. reminirasi d. reptikasi e. capping 16. Komponen mana yang tidak terlibat secara langsUlng dalam proses yang dikenal sebagai translasi? a. mRNA b. DNA
114
c. tRNA d. ribosom e. GTP 17. Penerjemahan kode-kode genetik keluar dari nukleus langsung menuju tempat terjadinya sintesis protein yaitu? a. sitoplasma b. ribosom c. retikulum endoplasma d. badan golgi e. vakuola 18. Basa pirimidin pada DNA adalah? a. adenin dan guanin b. sitosin dan urasH c. sitosindan timin d. sitosin dan guanin e. adenin dan timin 19. Di bawah ini merupakan nama-nama asam amino yang menyusun peptide asam lambung kecuali? a. leusin b. alanin c. lasin d. Iisin e. valin 20. Protein berasal dari bahasa yunani proteiros yang artinya? a. aliran pertama b. tempat pertama c. sinyal pertama d. ruang perlama e. cahaya pertama
Semoga sukses
Lampiran 14 Tabel14 Knnci Jawaban Tes Substansi Genetik (Sintesis Protein) No.
Jawaban
OJ.
C
02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09.
10.
. II. ·12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
D
B B C B D
C D D A
E E D D
B B C C C
Penielasan polipeptida keratin RNA-t transkripi katalis kodon lipid retiknlum endoplama dan ribosom urasil inti-mitokondria-ribosom-badan golgi-membran sel protein enzimatik
nienibran RNA-d menentukanjenis protein l'ang disintesis kodon memanjang dari satu ujung moleknl tRNA replikasi DNA ribosom sitosin dan timin Iasin sinyal pertama
Lampiran 15 Tabel15 Nitai Hasit Belajar Biologi Siswa Kelompok EllSperimen dan Kontrol
Siswa I
2 3 4 5 6 7 8 9 10 II
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
EksperiDJen
Kontrol
70 80 65 75 80 70 85 50 75 75 90 65 70 80 55 75 60 85 60 70 55 65 75 80 95 70 90 75 80 75
90 65 60 85 50 70 55 65 55 85 70 75 60 65 80 50 70 55 45 85 50 75 45 70 80 50 65 65 70 85
Lampiran 16 Perhitungan Memhuat Tahel Distribusi )~rekuensi Kelompok Eksper'imen
I. Banyak data (n) = 30 2. Rentangan (r) = Skor terbesar - Skor Terkecil = 95 -50 =45 3. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 5,87 '" 6 4. Panjang kelas interval
45 6 =7,5"'8
5. Menentukan kelas interval dimu1ai dari data yang terkecil
Nilai
Batas Nyata
F
fkb
fka
50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97
49,5 -57,5 57,5 - 65,5 65,5 -73,5 73,5 - 81,5 81,5 - 89,5 89,5 - 97,5
3 5 5 12 2 3
3 8 13 25 27 30
30 27 22 17 5 3
Lampiran 17 Perhitnngan Membnat Tabel Distribnsi :Frekuensi Kelompok Kontrol
I. Banyak Data (n) = 30 2. Rentangan (r)
= =
Skor terbesar - Skor Terkecil
90-45
=45 3. Banyak kelas interval (k) = I + 3,3 log n
4. Panjang kelas interval
=
I + 3,3 log 30
=
5,87 ",6
=
45 6
= 7,5 ",8
5. Menentukan kelas interval dimulai dari data yang terkecil
Nilai
BatasNyata
F
tkb
tka
45 -52 53-60 61-68 69-76
44,5 - 52,5 52,5 - 60,5 60,5 -68,5 68,5 -76,5 76,5 - 84,5 84,5 - 92,5
6 5 5 7 2 5
6 II 16 23 25 30
30 24 19 14 7 5
77-84 85-92
Lampiran 18 Tabel16 Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homog,mitas Kelompok Eksperimen Interval
f
fkb
f lm
3 5 5 12 2 3 30
3 8 13 25 27 30
30 27 22 17 5 3
Titik tengah
00
50-57 53,5 61,5 58-65 66-73 69,5 74-81 77,5 85,5 82-89 93,5 90-97 Jumlah
1)
I. j"x. I.j,
2197 30
=
=
fa fa+fb
73.5 +
xt
£XI·
160.5 307.5 347.5 930 171 280.5 2197
2862.25 3782.25 4830.25 6006.25 7310.25 8742.25
8586.75 18911.25 24151.25 72075 14620.5 26226.75 164571.5
(l/2N; jkb)x i
=735+(15-13)X8 , 12
= 73.23 3)Modus(mo)=L+ (
£XI
2) Median (me) = L +
Rerata (X) = - - '
=
Batas Batlls Nyata Nyata Bawah Atas 49.5 57.5 57.5 65.5 65.5 73.5 73.5 81.5 89.5 81.5 89.5 97.5
)XI
(-.L)x 2+5
74,84
- (I. j, x,), ,= N I.j,x,' N(N -1)
· 8' 4) Vartans
8
= 75,79
=
3Q(l64571,5) - (2197)' 30(29)
= 126,822
5) Simpangan Baku (SD) 8, '"
NI.j,x; -(I.j,x,)' N(N -1)
= 11,27
Lampiran 19 Tabel17 Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol Interval
Titik tengab
f
fkb
flm
6
30 24 19 14 7 5
(X)
48,5 45-52 53 -60 56,5 61-68 64,5 69-76 72,5 77 -84 80,5 85-92 88,5 Jumlah
1)
Rerata (X)
6 5 5 7 2 5 30
11
16 23 25 30
Lf..X. Lf.
Batas Batas Nyata Nyata Bawab Atas 44.5 52.5 52.5 60.5 60.5 68.5 68.5 76.5 76.5 84.5 84.5 92.5
X 2'
(X2
291 282.5 322.5 507.5 161 442.5 2007
2352.25 14113.5 3192.25 15961.25 4160.25 20801.25 5256.25 36793.75 6480.25 12960.5 7832.25 39161.25 139791.5
2) Median (me) = L + (l/2N -
=--'-'
f
jkb)x i
2007 30
=--
=66,9 3)MOdUS(mO)=L+(
=
fa fa+ fb
)XI
66,9
NI.J;x; - CIJ;X,)2 · 8 4) Vanans .2 = I N(N -1) 30(139791,5) - (2007)2 30(29)
= 68.5 + (_2_) X 8 2+5
=
= 70,79
= 190,45
5) Simpangan Baku (SD) 8 I =
NLJ;X; -(LJ;X,)2 N(N -1)
= 13,80
(X2'
Lampiran 20 Tabel18 Uji NormaJitas Kelompok Eks,perimen
No
X
F
Fk
Zi
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi) - S(Zi)
I
50
I
I
-2,06
0,020
0,0333
0,0133
2
55
2
3
-1,62
0,053
0,1000
0,047
3
60
2
5
-1,17
0,121
0,1667
0,0457
4
65
3
8
-0,73
0,233
0,2667
0,0337
5
70
5
13
-0,29
0,386
0,4333
0,0473
6
75
7
20
0,16
0,564
0,6667
0,1027
7
80
5
25
0,60
0,726
0,8333
0,1073
8
85
2
27
1,05
0,853
0,9000
0,047
9
90
2
29
1,49
0,932
0,9667
0,0347
10
95
I
30
1,93
0,973
1,0000
0,027
122
Contoh perhitnngan nji normalitas Liliefors pada kelompok eksperimen: Untuk nilai X = 50 dan rataan = 73,23 maka
,-_ Xi S-X
Z
Zi = 50 -73,23 11,26
-206 '
Kemudian nilai Zi berdasarkan tabel Zi, disebut dengan F(Zi), maka: Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel Jika Zi < 0. maka F(Zi) = 0.5 - nilai tabel Untuk menentukan S(Zi) : S(Z;) = Banyaknya Z,. Z,.,zn yang 5, Z,
n S(Zi) = _I =0,0333 30 IF(zi) - S(Zi)! '" 0,0133
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu Lo = 0,1073. Kc:mudian bandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga krisis uji Iieliefors. Dan tabel didapat harga Lt yang diambil dari tabel harga krisis Liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 30 pOOa tarafsignifikan a = 0,05 adalahO,161. Karena harga Lo = 0,1073 dan Lt = 0,161 maka Lo
< Lt sehingga terima Ho yang berarti bahwa
data sampel kelompok eksperimen merupakan populasi berdistribusi normal.
Lampiran 21 Tabel 19 Vji Normalitas Kelompok Kontrol
No
X
F
Fk
Zi
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi) - S(Zi)
1
45
2
2
-1,59
0,056
0,0667
0,0107
2
50
4
6
-1,22
0,111
0,2000
0,089
3
55
3
9
-0,86
0,195
0,3000
0,105
4
60
2
II
-0,50
0,309
0,3667
0,0577
5
65
5
16
-0,14
0,444
0,5333
0,0893
6
70
5
21
0,22
0,587
0,7000
0,113
7
75
2
23
0,59
0,722
0,7666
0,0446
8
80
2
25
0,95
0,829
0,8333
0,1377
9
85
4
29
1,31
0,905
0,9667
0,0617
10
90
1
30
1,67
0,953
1,0000
0,047
124
Cootoh perhitoogao oji oormalitas Liliefolrll pada k,elompok eksperimeo:
Untuk nilai X = 45 dan rataan = 66,9 maka Z =X,-X , 8
Zi
45 - 66,9 13,80
-1,59
Kemudilm nilai Zi berdasarkan tabel Zi, disebut denga,n F(Zi), maka: Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 - nilai label Kareoa oilai Zl = 0,5 - 0,4573 = 0,0427
Untuk menentukan S(Zi) :
8 (Z, ) = 8(Zi)
Banyaknya Z, Z2 .... Zn yang $ Z,
.. n
=~ =0,0667 30
/F(zi) - 8(Zi)1 = 0,0107
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak yang ada, yaitu Lo = 0,1377. Kt:mudian bandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga krisis uji Iieliefors. Dari tabel didapat harga Lt yang diambil dari tabel harga krisis Liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikan a = 0,05 adalahO, 161. Karena harga Lo =
0,1377 dan Lt = 0,161 maka Lo < Lt sehingga terima Ho yang berarti bahwa
data sampel kelompok eksperimen merupakan populasi berdistribusi normal.
Lampiran22 Vji Homogenitas Data Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen
Kelompok Ikontrol
LXI
LX2
=2007
LX I 2 = 164571,5
Lxl
= 139791,5
Besar varians
Besar varians
=2197
nIXI -(IXI )' = -"'''''---'----'=--'-'n(n-l) 2
SE
2
30(164571,5 -(2197)2 30(30-1)
2
SK =
S
2 _
K
-
nIX,' -(Ix,)' n(n-l) 30(139791,5-(2007)2 30(30-1)
2
SK = 190,45
S/ =126,82
Uji Homogenitas dilakukan dengan uji Fisher: F = var ians terbesar = 190,45 = 1 50 var ians terkecil 126,82 ' Dengan demikian Fhitung = 1,50 Menentukan Ftahel F,abel
=
f(O.05;dk=29;29)
Flabel -- 9,25+1,90 6
=
(5xl,85) + (1xl,90) 5+1
186
'
Jadi, F tahel =1,86, karena Fh < F t maka Ho diterima yang berarti varians kedua kelompok sarna atau homogen
Lampiran 23 Pcrbitungan Pcngujialll Hipotcsis Untuk mcnguji hipotcsis dalam pcnelitian ini diuraikan dengan langkah-langkah bcrikut: 1. Hipotesis H o : f.JE ~ f.JK
H o : f.JE > f.JK 2. Mcnentukan harga lhitung t
X -X
~
E
K,
8~ n1 + n1 E
8
~
dimana 8
~
(n E -I)S/ +(nK --1)8: (n E +nK -2)
K
(30 -1)(190,45) + (30 -1)(126,82) (30+30-2)
8 ~.J158,635 ~ 12,60 Kemudian nilai S ~ 12,60 disubstitusikan kc dalarn rumus uji-t maka : t =
73,23 -66,9
--'--;=~=
1260~_1 +_1 ,
30
30
-198 t_-6,33 --, 3,2
3. Tin/i:kat sili:"ifikan Setelah thitung diperoleh, kemudian menentukan t"'bel dengan dk =58 taraf sili:"ifikan 5% (a = 0,05), maka lubel = 1,67 4. Kriteria penglljian Dari hasil analisis data menunjllkkan tlabell,67 dan thiJung 1,98, karena thilllng > tlabel maka Ho ditolak.
Lampiran 25
PI'oril SMADUAMEI J1. H. Abdnl Ganl No. 135 Cempaka Putiih Ciputat Tangerang - Banten. Telp & Fax (021) 7490034
Latar Belakal/g SMA Dua mei merupakan bagian daTi Yayasan Pendidikan Dua Mei sebagai Lembaga Pendidikan. Perjalanan Yayasan Pendidikan Dua Mei sampai dengan Tahun Pelajaran 200712008 sekarang ini telah berusia lebih dua dasa warsa. Keikutsertaan Yayasan Pendidikan Dua Mei di bidang pendidikan merupakan peran aktif di dalam pembangunan NasiOl'lal, yaitu pembangunan bangsa dan negara, sehingga terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dengan dilandasi nilai-nilai luhur agama dan kepribadian bangsa Indonesia. Gambar26 Struktur dan Snsnnan Personal Yayasan Pendiidikan Dna Mel
I
PENDIRIIPEMBJNA
I
KetuaUmum Ketua J, II, III Seketaris
I
B.endahara
I
I
I
Kurikulum
I Kepala TK
Administrasi
Kesehatanl Ksejahteraaan
I
I KepalaSD
Kellangan
I KepalaSMP
I
KepalaSMA
Perlengkapan
I KepalaSMK
I I
128
Sarana dan Prasarana Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal, fasilitas penunjang memegang peranan penting. Atas pemikiran tersebut Yayasan Pendidikan Dua Mei secara berencana, bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kemampuan dalam kurun waktu 23 tahun ini melengkapi diri dengan berbagai fasilitas. Sebagai penunjang langsung kegiatan belajar mengajar, daTi 5 jenjang sekolah secara garis besar fasilitas penunjang terdiri dari :: e
LuasTanah
: II.754M2
• • • • • • • • • • • •
Luas Bangunan seluruhnya Surat Kepemilikan tanah Ruang Belajar Ruang Yayasan, Guru dan TU Masjid Perpustakaan Area Parkir Lapangan Olah Raga Arena Bermain Kantin Sekolah Laboratorium IPA Laboratorium Komputer
: 2079 M 2 : Sertifikat Hak Milik : 33 Ruang : 5 ruang : 56 M 2 : 1 ruang : 7991 M 2 : 784M 2 : 800 M 2 : 10 unit : I ruang : 2 mang
Laboratorium Bahasa Ruang Praktek Mengetik
: 1 ruang : 1 ruang
\I
• • • • • • • • •
• • •
Ruang Audio Visual : I ruang Klinik Yayasan : 50 M 2 Ruang Guru Piket : I ruang Pos Satpam : I ruang Alat dan Bahan pelajaran yang memenuhi persyaratan pendidikan (life skill) : 26 Unit Koperasi : I ruang Green House : I ruang we : 15 pintu Buku Perpustakaan : 5000 Judul Ruang Kreasi Anak-anak (lstana Anak) : 9 M2
Tabel20 DATA~AHPEGAWAI
BERDASARKANJABATANPEKERJAAN
No. Jabatati OI. Pimpinan / Wakil 02. 03.
Guru Pustakawan
TK I 4
SD I 7
SMP 3 20
SMA 3 28
SMK Jumlah II 3 34 93
129
04. 05. 06. 07.
Tata Usaha Keuanl!:an Satuan Keamanan Penial!:a Sekolah Jumlah
2 1
3 1
3 1
8 3 3 4 123
Sejak tahun pell!iaran 1985/1986 sampai dengan 2005/2006 YPDM telah (TK : 1.192 siswa; SD : 175 siswa; meluluskan sebanyak 8386 orang tamatan SMP : 2.185 siswa; SMA 2.220 siswa; SMK : 2,,614 siswa) yang telah melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, bekelja di berbagai instansi pemerintah maupun swasta, melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta dan atau mandiri. Adapun data perkembangan jumlah siswa berdasarkan jenjang pendidikan sebagai berikut (lihat tabel): Tabe121 DATA PERKEMBANGAN JUMLAHSISWA BERDASARKAN JENJANG PENDD>IKAN No. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. ·12.
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Tahun Pelaiaran TK SD SMP SMA SMK 1985/1986 75 1986/1987 150 108 223 1987/1988 90 19 1988/1989 85 41 365 145 1989/1990 70 68 436 92 304 1990/1991 75 77 422 137 355 1991/1992 97 344 275 80 305 1992/1993 291 80 241 319 108 1993/1994 70 92 344 448 232 1994/1995 79 469 550 60 266 1295/1996... 76 . . 525 32l .. 674 2~ - -._ .. _._. 199611997 78 .523 459 818 5.5 1997/1998 425 30 67 545 873 1998/1999 48 50 389 774 559 1999/2000 42 65 360 752 781 2000/2001 42 78 353 731 735 301 690 2001/2002 39 76.3 100 2002/2003 99 279 547 38 658 2003/2004 32 103 361 600 742 2004/2005 29 394 790 109 852 737 2005/2006 127 411 30 791 125 354 610 2006/2007 762 38 Jumlah siswa sampai tahun pelajaran 2006/2007 : 8386 siswa lulusan + 1.889 siswa sekaratll!: = 10.275 siswa
Jumlah 75 258 332 636 970 1066 1I01 1039 1I86 1424 1621
1933 1940 1820 2000 1939 1893 1621 1838 2174 2096 1889
130
SMADuaMei IIlI Tahun Pendirian III SK Pendirian III
Jenjang Akreditas
11II IIlI III
NDS NSS Pimpinau Sekolah Yang Pemah Menjabat
III
11II 11II 11II 11II
: 1988 : SK Kakanwil Depdikbud PropJabar No. 433/L02/KeplE/811 tabun 1988 : Diakui (tahun akriditas 1991) Disamakan (tahun akreditas 1996 ) : 3002040016 : 30228031008 :- Drs. Juanda Nilsyah ( 1988 - 1991) - Drs. E.Kosasih (1991-1992) - Drs. E.Ruslan Siradz A ( 1992 - 2007) - Yayat Ruhiyat, S.Pd ( 2007 - sekarang)
Tujuan Pendidikan Meletakkan kansep dasar keilmuan dan mempersiapkan ke arahjerifang pendidikan yang lebih tinggidan melatiih kesiapan ke arah dunia kerja. Penyelenggaraan Jam Belajar : - Pagi pukul 07.15 - 12.15 - Siang pukul12.30 - 17.30 JurusanlProgram : Program II'A Program IPS Jumlah Lulusan 2.220 orang siswa Grafik Rata-Rata Nilai Ujian Akhir GRAFIK RATA·RATA NEM (UAN) SMA DUA MEl
9
18
.. _-
8
.-
~
--
7
-~
--_._~'-~
fti
._-----..;~
lOS ·...-v..;~. ..r ;:';6
"ro 12
o -
-
I-
~;:;.
m;j;
" I-
~g
'" 18;' -
Ilic--~---
--
gro -m
"
m
;:!
..;
-
I-
I-
I-
I-
1-
1--
1-I-
I-
-
-
I-
I-
l-
-
I-
I-
I-
I-
1-
-
-
.-
f"':-
-
91/92 92/93 93194 94/95 95/96 96197 97/98 96/99 99/00 00/01
2
TAHUN PELAJARA,~N _
PA
11II IPS
l
-
l-
I-
I-
I-
-
1-
-
..
(0
;'r.-
I - ~r c
l-
\;:-
.
01/02 02/03 03/04
Lampirnn 31
UJI REFERENSI Bagian BABI
Judul buku
Romi Satria Wahono, Webometrics 2008,
I7 universitas Indonesia di Rangking http://romisatriawa!Jono.n<;t!2oo8101129/l7universitas-indonesia-di-rangking-webomelrics-2008/, .(6-2-2008), h.l2. Pendldikan dllndonesla dipersimpangalll, (6 Febrnarl2008), bttp:llmataharilain.woropress.oom/2006J\15102IpendldllmnIndonesla-dl-perlmpant!8n1. Suyono, Meningkatkan Mutu Guru, dari Mana Dimulai? Tanggapan alas Rencana Pembentukan Lembaga Peningkatan Mutu Guru, Kompas, 10 Januari 2005. Hhtp:/Iwww.isee.co.idlindekx.php?go=viewnews&id-'~ akses: Selasa, 29 November 2005/13:06:58 WIB, Manajemen Peningkatan Mutu
2004-10-13/14:12:12VVIB
BABII
Suhartono (Editor), Guru dalam Tinla Mas, (Jakarta: Penerhit Buku Kompas, 2005), h.loo Sindhunata (Editor), Pendidikan: KegelisaiUUl Sepanjang Zaman (Citra Guru; J. Sudarminta), CYoaavakarta: Kanisius, 200)): 1).257 Unoi Vere Midthassel, Creating a Shared Understanding of Classroom Managemen~ (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 3 July 2006), BELMAS (Journal of the British Educational Leadership, Management &Administration Sueietv), h. 365. James S. Pounder, Transfomatioaai Classroom Leadership, (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 4 Oktober 2006), BELMAS (Journal of the British Educational Leadership, Management &Administration Society), h. 534. Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Rineka Ciota, 2002), h.21 www·brawijayaac.idlmaininewsildiannouncelhpkgbit.pJm, [8 Januari 2006) Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching, (USA: Allyn arId Bacon, 2000), Sixth Edition, h.59. Bruce Joyce, dkk, ibid, Sixth Edition, h.70.. Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran [nteraktif,. (Jakarta: STIALAN Press, 1997), h. 91; Iihat juga Roestiya!J N. K., Strategi Belqjar Menf{ajar, (Jakarta: Rineka Cipta, Oktober, 200 I), cet. l~e-6, h. 90-93. A. Surjadi, Membuat Siswa AktifBelajar, (Jakarta: Binacipta, -.----J, h. 73 Role Playing, http://en.wikipedia.orglwikilRole-playing, (5-12-2007) Atwi Suparman, loc.cit., hal. 91 Susilo, Herawati, dick, Kapita Selekta Pendidikan Biologi, (Jakarta: UT Press, 2002), h. 239 Oemar HamaIik, Pendekatan Baru Sfrategi Belqjar Mengajar berdasarkan CBSA, (Jalmrta: Sinar Barn Aigesindo, 2001), cet. Ke-2, h. 48 Bruce Joyce,dkk, op.cit., Sixth Edition, h.60. Atwi Suparman, op.cit., h. 92
Tanda tangan
,...,.
I-t ~
II" f f'\
fA ~ ".
IJ
f'
p. 1/ 1'"
VI
IA fA r (VI
....
I
Role Playing Preparing For Difficult Situations, htlp:llwww.mindtools.comlCnmmmSkll?RolePlayingJ!!m, h.I, (5.122007) Ahmad Sudrajat, Model Pemhelajaran, http://akhmadsudraillt.wordpress.com/hahan-ajar/mOOel-pemhelajamn· 01/, h.2, (5·12-2007) Teed, Role·Playing Exercises, Rebecca http://serc.carleton.edulintrogeolroleplaying!, h.I, (5-12-2007) A. Suriadi, oD.cit., h. 73 Rebeccs Teed, loe.cit., h.I, (5-12·2007) Patricia K. Tompkins, PlayingiSimullltion, Journal, Role http://iteslj.orgITechniguesITompkins-RolePlaying.html, h.3, (5-122007) Role-Playing?, htlp:/Iwww.hoboes.cemipublRole-PlayjngIRPG.h!mI, h.I, (5.12-2001) Role·playing game, h!to:/Ien.wikipedia.orWwikilRole=JJilaying I!ll!l!e, (512-2007) What Is Role-Playing?, http://www.hooo,..comipubIRolePlavin~IRPG.html, h.I, (5·12-2007) Learning, Role Play Simulation for Teaching and http://www.roleplaysim.orgipanersidefault.aspTIopjc=t'l£.!!., h.l, (5-122007) Role Playing, http://www.hoboes.cemipubIRole-PlayingIRPG.html, h.2, (5-12-2007)" Teaching Learning Models, I htln://ha~r.un.ac.71!1cattsllearner/COQnlrnlb3.html h.6, {5-12-2oo7) Atwi Suparman, op.cit., h. 92 Atwi Suparman, ibid, hal. 97 Atwi Suparman, ibid, h.93 Character Creation, (role·paying games),
http://en.wikipedia.orglwiki/role-playing gam..A..h.6. to Teach Using How
Role-Playing, http://serc.carleton.edulintrogeo/roleplayingihowto.html, h.I, (5-12. 2007) Atwi Suparman, ibid, hal. 98 Sosllo, Herawati, dick, , op.cit, 239 Bruce Joyce,dIck, op.cit., Sixth Edition, h.62. Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaktif, hal. 96: lihat juga Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strateg; Belajar Mengajar berdasrkan CBSA, (Jakarta: Sinar Barn Algesindo, 2001), cet. Ke·2, h.49-52. Atwi Suparman, ibid, ha1.97; lihat juga E. Mulyana, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Jakarta: STIA LAN Press, 1997), h.139-140. Demar Hamalik, ibid, eel. Ke-2, h. 51. Roestiyah N. K., Strateg; Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, Dktober, 2001), cet. Ke-6, h. 92-93. Bruce Joyce,dIck, op.cit., Sixth Edition, h.62. Lihllt Akyas Azhari, Psikalog; Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Mizan Reoublika, 2004) h. 122. Ibid, h.122 Muhibbin Syah, Psikalog; Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
f1 !It f' M
~ fVC
~
h ~ f{
M f'l F' tV'
M
f1 rt
,-
,tVt
('L
f'\ r"
IA
f1
t'! ( IV
(Bandun~: PT. Remaia Ro a, 2002), Cet. K.,..7, h. 92 Tengku Znham Djaafur, Kontribusl Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belalar, iPadang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004), h. 82 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evalnasi Pemlidiluln. (Jakarta: Bumi Aksaro, 2005), h.117 Sayiful Sagala, Konsep dan Makua Pembelajaran, (brmdung: Alfabeta, 2005), h.156-161 Auas Sudjono, PenganJar Eva/nasi Pendidiluln, (Jakarta : Rajawali Press, 200I), h. 64 Nana Sudjano, Penl/alan Hasl/ Prestasl Be/qjar Mengajar, (Bandung: PT. Remaia Rosdakarva, 2001), h. 3 Hennana Soemantri, Hasil Be/ajar dan Beberapa Faktor Psik%gis Yaug Mempengaruhinya, Majalah Ilmiah Sketsa Plmdidikan. Vol.!, uo.l, Nooember 2000, h.4 Teugku Znham Djaafar, Loc.clt. Suharsimi Arikunto, op.cit.. h. 127 Marlinis Yamin, Strategi Pembe/ojarall Berbasls KompetellSi, (Jakarta: Gaun~ Persada Press, 2004). h. 107 Widia Pekerti, Pengaruh Pembelajaran Terpadu Matematika dan Musik Terhadap Hasil Belajar Matematika Murid Kelasl SD, Jumal Pendidikan & Kebudayaan, No. 022, Maret 2000, h.141; Iihat juga Sardiman, Interaksi dan Molivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 198ill, Cet. K.,..2, h. 20 Nevrianti S., Teori Be/qjar Pslk%gi Kognltij dan Iml'likosinya Da/am Proses Be/ajar Mengajar, Pedagog! JUJ'I1a1 Ilmu Pendididkan, (Bandung: FIP UPI Press 2001), vol I, no.2, h.l57 Rini Susanli, Hasil Be/ajar, Mode/ Eva/uasl dan BenlUk Tes, Jurnal Tekuodik, No. 17, Desember 2005, h.178 Muhibbin Syah, op.cit., h.132 Siameto, Be/ajar dan jaktor-fakJor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Ciota, 2003), h.58 Muhibbin Syah, op.cit., h.36 E.P. Hutabamt, Cora Belajar. (Jakarta: BPI( Gunung Mulio, 1995), h.25 Muhibbin Syah, op.cit.• h.137 Syaiful Baltri Djamarah, Gum dan Anak Dldik Dalam InJeraksl Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cjpta, 2000), eel.l, h.185 Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sejpanjang zaman (Dilema Pelembagaan Pendidikan; Hendrik Berybe), (Yogayakarta: Kanisius, 2001\, h.27 Siameto. op.cit.. h.65 Rustaman et ai, DikJat Strategi Belajar Mengajar, OBandung: Jurdik Biolo~i FPMIPA UPI, 2000), h.loo Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, h.l84 Siameto, Ol'.cit.• h.68 Lina Widiastuti, op.clt., h. 14 Nanang Fattah, Landasan Manajemen l'endldikoPl, (Bandung : Ro 2001\, h. 7. Supartono, Pendidikan Musyawamtan Rakyat: SemUll Orang adalah Guru; Semua Tempat adalah Sekolah, (Jakarta: Sekretilriat Rina Desa, 2001), h.1 Asrorun Ni'am Sholeh, Membangun Profesionalitas! Guru (Analisis Kronololds atas Lahimya UU Guru dan Dosen), (Jakarta: Elsas, 2006),
• 1"1
... f"'"
(CA
eel.l, h.157 J. MurseH, S. Nasulion, M.A. Dr. Prof., "Mengajo,. dengan Sukses (Successful Teaching)", (Jakarta: Bumi Aksara), edisi 2, eel. 2, hal.!, 2002. Ki Supriyoko, Pendldlkan Manusla Indonesia (Pembl'1J!aan Pendldikan dIIndoensla), (Jakarta: Penerbil Buku Kompas, 2004), edilor: Tonny D. Widiaslono, eel. I, h.420 Sigil Moryono, Drs. M.Pd., Manajemen Guru MA, (Makalah Sosialisasi Kegiatan MGMP Madrasah Aliyah, Lemhaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (LKJ'PI) dan Ditjen Kelembngaan Agama Islam Depal'; RI tabun 2005), Tidal< Diterbilkan, h.3 Rebecca Teed, op.cil., h.l, (5-12-2007) Role Play Simulation for Teaching and Learning, http://www.roleplaysim.orgIpapers/defau lt.asp?Topic=.I....8. h.2, (5-122007) Bruee Joyee,dkk, Models ofTeaching, (USA: Allyn and Bacon, 2000), Sixth Edition, h.70. Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaktif, hal. 92.
BAH III
BAH IV
Fasli Jalal, Menggagos Pendldikan MultlkulturaJ dan Altematif Sistem Pendidikan Noslonal, (Jakarta: Makalah, Temu Nasional Mahasiswa SoNusantara, Maret 2004), Tidal< Diterbitkan, h.8 Nana Syaodih Sukrnadinatn, Metode Penclltlan Pendidlkan, (Bandung: PT Remaia R 2007), eel ketiJ!ll. II. 59 Moh. Nazir, Metode Penclltlan, (Jakarta : Ghatia Indonesia, 1988), eet ke 3, h. 86. Nana Syaodih Sukrnadinatn, ibid, eet keliga, 11.57. Suharsimi Arikunlo, Prosedur Penclltlall Suatu Pendekatall Praklek, (Jakarta: PT RIneka Ch>tn, 2002), hal. 108 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara. 2004), eet.ke-7, h.86 J. Supranlo, Metode Riset Apllkoslnya dalam Pernosoran, (Jakarta: PT. Rineka Ciotn, 2003), eel. Ketuiuh, h. 7I. M. Chabib Thobn, Teknlk Evoluasl Pendldikan, (Jakarta: PT RaiaGrafindo Persada, 2003), ee1.5, 11.44 J. SUptanlo, ibid, eel. Ketujuh, h. 106-107. Suharsimi Arikunlo, op. Cit, 11.145; J. Supranlo, op.cit., eel. Ketujuh, II. 132-133; Iibnt juga Nana Syaodih Sukrnadinatn, op.cit, eet ketiga, h. 228 Anas Sudjiono, Pengolltar Statlstlk Pendldikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 258; Iihat juga Nana Syao
{'
Oemar Hwnalik, Pendekatan baru Strategi B(~/ajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Jakarta: Sinar Barn Aigensindo, 2001), eet. Kedua, h.48-49. Difllcult ~:itualions, Role Playing Preparing for http://www.mindtools.comiCommSklllRol,,Playing.htm, h.3, (5-122007)
BABV
Lampiran
;. /A
-
TIm Kodifikasi MAN Insan Cendikia Serpong, "Program Pembelqjaran Madrasah Aliyah Unggul Blolog; Kelas XXI, dan XIf', (Jakarta: Departemen Agaraa Rl Direktorat Jenderal Kelembagaan Agaraa Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pacta Sekolah Umnm, 2005\, ha1.204-205 Ahmad Ansori maltjik, Prof. Dr. M.Sc. PhD, dan Made Sumertajaya, M.Si., "Rancangan percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitah Jilid I, • (Bogor: FMIPA !PB, 2002\, hal. 267-268. Saktiyono, "Serihupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000), ha1.36-53 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrenee G. Mitchell; alih babasa, Rabayu Lestari a1.]; editor, Amalia Salitri, Lerneda Simarmata, Hilarius W. Hardani, "Biologl", (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I, hal. 315-335.
ret
Pembimbing
Ir. Mahmud M. Sirer.ar, M.Si
NIP. 1502229;!3
/-1
r
("1
r
Nukilan Tabel Ni!ai Koefisi~n Korelasi "r" Product Moment dari Pearson unluk Berbagai df:
., df. (degrees of freedom) alau: db. (derajat bebas) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ,3 14 15 16 17 18
.
_ ,l.:
-1
• 1
(N,:w
Banyak vatiabel yang dikorelasikan:
2 Harga 'r" pada laraf signilikansi: '-
5%
19
0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 6,456 0,444 0,433
20
0,42~
..
1% 1,000 0,990 0,959 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537
'Din'J;;:: r~;'~l; Hr::H)' E. G
,cpcrlu o ; '. (:lb:H~~1
L
'c,""
L..;;;'
ccng,n kcbutuh.o v.r1.bel png dikorel,sibn h.ny.
Sambungan dari Lampiran V.I. df. (degrees of freedom) atau: db. (derajat bebas)
I ,I
,
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 35 40 45 50 60 70 80 90 100 125 150 200 300 400 500 1000
Banyak variaMI yang dikorelasikan: :2 Harga "r" pada taraf signifikansi: 5% .
0,413 0,404 O,39B 0,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,325 ..---. ,0,304 0,288 0,273 0,250 0,232 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159 0,138 0,113 0,098 0,088 0,062
1% 0,526 ' 0,515 0,505 0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,418 0,393 0,372' 0,354 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208 0,181 0,148 0,128 0,115 0,081
Luas di bawah lengkungan normal Standar dari 0 ke z. (Bilangan dalam badan daflar menyalakan desima.t> z
I"
I
2
3
4
.6
7
.. 8
9
0310 0359 0714 0754 1103 m::D 1480 1517 1844 1879
2157 2486 2794 30Z!! 3340
2190 2224 2518 2549 2823 2852 3106 3133 3365 3389
3508 3531 3554 3729 3749 3770L 3925 . 3944 3962 4099 4155 4131 4351 4265 4279
3577 3790) 3980 4147 4292
3599 3621 3810 3830 3997 4015 4162 4177 4306 4319
4382 4495 4591 4671 4738
0000 0040 0080\ 0120 0160 0398 0438 0478 0517 0557 0793 0832 0'871 I 09'10 0948 1179 1217 1258 : 1293 1331 1554 1591 1628 1664 1760
0.5 0.6 0," 0,8 0.9
1915 1950 2258 2291 22JO 2612 2881 2910 3159 3186
1.0 1.2 1,3 1,4
3413 3438 3461) 3643 3665 36861 3849 3869 31filf 4032 4049 406 4192 4207 422
1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
4332 4452 4554 4641 4713
4345 4463 4564 4649 4719
2,0 2.1 2,2 2.3 2,4
4772 .. -- --. 4821 4861 4893 4918
4778 4826 4864 4896 4920
1
2.5, 4938 4940 2,6 4953 4955 2.7 4965 4966 2,8 4974 '4Yw 2,9 4981 4982 ·1987 4990 4993 4995 4997
4987 4991 4993 4995 4997
3.5 , 4998 3,6 I 4998
4998 4998 4999 .........
3.0 3.1 3.2 3.3 3.4
5
z
0(99 0239 0279 0596 0636 0675 0987 1026 1064 1368 1406 1443 1736 1772 1808
0.0 0,1 0.2 0,3 0,4
l~~
."
0
o
1985 [ 2324 1 26421 29391 3212 1
f
2010 2054 2357 2389 @[ 2704 2967 2996 3238 3264 3485 3708 -3907 4082 4236
2988 21"23 2422 2454 2734 2764 3023 3052 3289 3315
4394 4505 4599 4678 4744
4406 4515 4608 4686 4750
4418 4525 4616 4693 4756
4429 4535 4625 4699 4761
4783 4788 4793 4803 4830 4834 4838 4842 4868 4871 ,1875· 4878 4898 4901 4904 4906 4922 4925 4927 4929
4808 4846 4881 4909 4931
4812 4850 4884 4911 4932
4812 4817 4854 4'857 4887 4890 4913 4916 4934 4936
4946 4948 4960 4961 4970 4971 4978 4978 4984 4935
4949 4962 '4972 4979 4985
4951 4952 4963 4964 4973 4974 .. ,"'"..,.. 4980 4981 4986 1 4986
435f' 4370 4474 4484 -,-4573 4582 4656 4664 4726 4732
494 1 4956 4967 '4976 4982
4943 4945 4957 4959 4968 4969 4977 49'1'7 4983 4984
4441 4545 4638 4706 4761
4987 4988 4991 4991 4994 4994 4995 4996 4997 4997.
4988 4992 4994 4996 4997
4989 4989 4089 4992 4992 4992 4994 4994 4995 4996 4996 4996 4997 4997 4997
4990 4993 4995 4996 4997
4998 4998 4999 4999 4999 4999
4998 4999 4999
4998 4999 4999
"f\ ...
I ..........
4998 4998 4999 4999 4999 4999 ........ .... " ...
4990 4993 4995 4997 4998
;..
I :';
I;~~~
~
~"'I'\'"
~
~
...........
4998 4998 4999, 4999 4999 4999 .... "' ...
..........
NIlAI-NILAIUNTUK DISTRIBUSI F Baris atas 5% . . untuk . Baris bawah unruk I % u
d~
rebut
1
. .
1
2'·
.
161 200 4.0SZ OS9 2 11.51\ IS.OO 9US 99,01 J 10.13 9.55 . 34.12 30.81 4 7.71 6,94 , 21.20 18.00 5 5.51 5,79 15.26 ,13.27 6 6,9S 5,14 13.74 10.92 7 5.59 4.74 12.25 .9.65 8 5,32 4,46 .11.26 !,65 9 5,12 4.25 10,68' 8,02 10 4,95 4,10 10.D-I 7,55 11 4.~ ·3,S8 9,65 1,20 2 4;75 3,68 . .9,33 6.93 3 4.51 3.90 9,01 IUO 4 4,60 3.74 8,86 a5l
3 215 5.403 19.16 99.11 s.n 29.45 6,59 111,69 SAl 12.06 U6 9,78 4.35 8.45 4.07 1,53 :Ji:I5 6.99 3.71
4
225 5.625 19.25 99.25 9,12 28.71 6,39. 15.98 5,!~ 11.39. 4,53 9,15 4.12 7.15" 3.t4' 1,01 3.63 5,42 3,« E.55· 5.39 3.53· 3.35 6,22 5,67 3,49 3.26 5,95 5,41' 3.41 3.18 5.74 5.20 3.34 3,11 5,56 5,03
6' 23(l 5.7&1 . 19.3(l 99.Ja '9,01 29,24 1U6 15.52 5.05 1,0.97 4,39 2.75 3.97 ,7.48 3,69 tl,63 3.43 Il,OS 3,33
&6-l 3.20 5,32 :1,11 S,OS 3,02 4,86 2.96 4,69
.8
VI '"
7
g.
234 m 239 5.859 5.928 5.981 19.33 IS.36 IS.37 99.33 '29.34 99.34 a.94 U8. Hi 27.91 27.67 27,49 6,1. ..09 6,04 15,21 14.~ H,W 4,95 4.88 4.82 10.67 10.45' 10.27 4.25 4.21 4,15 8.47 1.26 8.10 J.a7 3.79 3.73 1,18 ),00 U4 3.54 3,SO 3,-\-4 1I,3l 6,19 s.o3 ;l.37 3,29 3.23 UO 5.62 5.47 3,22 3.11 3,07 6,39 5.21 5.OS 3,09 3.01 2,85 .;07 4,aJ "-14 3,00 2,92 2.15 4,62 4,65 4,50. 2,92 H4 2.17 4,62 HI {30 2,85 2.11 2.10 4.46 4,28 4,14
9 241 '.5.022 19.35 99.34 1.81 27,34 .• 14.65 4,78 10,15 "-10
10
242 5.055 19.39 99,«1 8.7& 27.23 5.S6 1l.54 4,74 10.05 4,06 7,~ 1,17 3.b! 3.63 .. n H2 3,1> 3,34 5.91 5,12 3,11 3,13 5.35 5)6 3,02 2.97 ';'95 ••15 2,90 2.16 4.63 4,$1 2,80 2.76 4.39 4.30. 2.12 2.51: 4;19 4.l0 2.65 2,60 4,03. 3.94
,00
11
clk 12
pembilang "14. 16
243 2« 215 245 S·.OS2 6.105 6.142 5.169 IS.«I 19041 .ISA2 IS.13 S9,41 99.42 99,43 99.« 1.16 1.14 1.71 8.69 21,13,27.05 26,92 26.83· ;.S3 5.91 5,875.94 14.45 14,37 IU4' H,15' 4,70 4,69, 4.&4 4.60 9.96 9.89 9,77 S.bS 4.03 4,00 3.96 3.92 7,19 7.72 7.60 1.52 3.SiJ 3.57 3.52 H8 So&-! t;1 t35 tV 3.31 3.2a 3.23 3.20 5.74 5,67 6.>8 5.'J 3.10 3.07 3.02 2.9J 5, II 5,11' 5.00 4.92 HI 2.51 "S6 2.12, {71 01 4.60 4,52 2.12 2.19 ,1.74 2.10 4,45 4,«1 4,29 01 2.72 2,69" 2,s-! 2.60 4.22 4:15 4,05' J,8S 2.63 2,60 2,55' 2.51 4.02 3.96 3.55 3.7S 2,56 2,53 2.43 2.« 3.86 .3.50 3,70 3.62
.. 20
2430
40
50
.21,9 250' 251 252 6.234 5.258 5185' 6.3(l2 IS,15 19.46' 19,47 IS.O 99,45 99,47 99,-1$ 99,48 '.a.&4 a.62 8.60 a.s.! 26.50 26.l1 26,30 5.77 5,74 5.71 5,70 13:93 13.83 13.H 13.69 4.53 4.50 4,46 4,« 9,41 9.38 9,29 9.24 3.84 3,81 3.77 3.75 7,31 1.23 7.14 7.09 HI 3.31 3.34 3.32 8,07 5.n 5.90 5.15 3.12 3.01 3.05 3.03 5.21 5.20 5.1I5.OS. 2.S03 "SS 2.8.2 UO 4.5~ 4)3 U4 (56 U! 2.17 2.14 2.10 2.57 2.6-1 <.. ;1 4.ll 4.25 4.17 4.12 2.65 2.61 2.57 2.53 2.50 4,10 4.02 3,94 3.85 3,50 2.54 2,50 2A6 2,12 2,40 H8 3,71 3,70 3.61 3,55 2.45 232 2.36 2.31 2,32 3.67 3.59 3.51 3.42 3.37 2.39 2,35 2.31 2.27 2,24 3.51 3.13 3.34 3,26 3.21
24i 6.208 IS.« 99,45 J,66 26.69 5.80 H.02 4.56 9,55 3,87 7.39 3.-\-4 6,15 ).15 "5,35 2,93
2"w
75
100 200 600
253 253 5123 5.334 . IS.48 19.49 99,49 99,49 8,57 a.56 25.27 25,23 5.69' 5.65 13.61 13.57 4.42 4.40 9,17 9,13 3.72 3,71 7.02 6,99 us 3.28 5.11 5.15 3.00 2.91 5,00 4,95 2.17 VS (45,4.41 2,E1 2,59 {(is 4.91 2N 2.45' 3.14 3,70 2.36 2.35 3,49 3,46 2,2S' 2.26 3.30 3.27 2.21 2.19 3.14 3.11
2>4 5.352 IS.49 99A9 a.>4 26,18 5.65 13.52 4.38 9.07 3.69 5.94 3.25 5.10 2.96 4.91 2.13 t35 2.56 3.95
254 6}61 19.50 99.90 a.5-1 26,14 5.&4 13.« 4.37 9.04 3.64 5.90 3.24 5.6 1 2.S-oI 4.&1
00 2~
6.366 19.50 99.~0
i.53 25.12 5,63
13A6
4.36 9.02 3.67 UI 3.23 5.65 2.93 U5 2.12' 2.11 4,31 4,3 \ 2.55 2.54 3.53 3.S1 2.4i 2,41 2.«1 3.66 3,62. 3.W 2.32 2.31' 2,30 3,41.3.34 3.36 '2,24 2.22 2.21 . 3,21 . 3.lI 3.15 2,16 2.14 2,13 3.06 3.02 3.00
~I •
~.
,.. 1" #
I, a.;.J
.! :
I
.".
..... ;,
~.~:?
I
jl i:.:
:s ....
; !.l".'
!;
22 :~3
fA
•• _
~ ~:~~. .1..;:
..... :.
.~.:l::
J.5.:; 6.:i:;
:J.c:J 6.13 3.S!? ro' U •• J
Z.·:~
o.GI ~j,:::
" .:. ....
J.,;:j
;,;
~
.:.:-~
3..:7
:"
.::'.
A
.:\
::.:.i
.~. ~~.
:. -;.;
5,S'\
..::::. ..
,,;.
~.
3"1~
5.n
·Ufi ;)13
5.€~;
~.2J
::,';Q
t', :l2
5.;}l
. -.••.;;:-..•..•.. ..;;+;.., '• . • • •
Lampiran VII, 1. ." "
Nukilan Tabel Nilai "til Untuk Berbagal. df.*
Harga Krilik "I" Pada Taraf Signifikansi: df a/au db 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
, .'
\
- H'
•
I
L
,.
25
5%
1%
12,71 4,30 3,18 2,78 2,57 2,45 2,36 2,31 2,26 2,23 2,20 2,18 2,16 2,14 2,13 2,12 2,11 2,10 2,09 2,09 2,08 2,07 2,07 2,06 2,06
63,66 9,92 5,84 4,60 4,03 . 371 , 3,50 3,36 3,25 3,17 3,11 3,06 3,01 2,98 2,95 2,92 2,90 2,88 2,86 2,84 2,83 2,82 2,81 2,80 2,79
'Dinukil dar:: H~r1f~' E, Garrett, OJ'' cit., him. ,4.~7, dengan catatan ball\va \,an(! dinlll·il
(~1
~·i,
;
I
u __ ~_
t;'
•• ,
•
!g!u)
Sambungan dari Lampiran VII. 1. ..
dt a/au db
.
Harga Krilik "(" Pada Tarat Signitikansi: 5%
, gnl1{ [ifnI,',
!'I
I
nr;A.!I I i
26 27 28 29 30 35 40 45 50 60 70 80 90 100 125 150 200 300 400 500 1000
2,06 2,05 2,05 2,04 2,04 2,03 2,02 2,02 2,01 2,00 2,00 1,99 1,99 1,98 1,98 1,98 1,97 1,97 1,97 1,96 1,96
.
1%
2,78 2,77 2)6 2,76 2,75 2,72 2,71 2,69 2,68 2,65 2,65 2,64 2,63 2,63 2,62 2,61 2,60 2,59 2,59 2,59 2,58
li ... ,;d
'Dinukil dari: Henry E. Garrett, Gp. cit., hIm. 427. dene:an catatan
DEPARTEMEN AGAMA. . UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
luanda Nomor 95, Cipulat 15412,lndonesia Nomor Lamp. HaI
: (62-21) 744332&, 740192S, Fax. (62-21) 744332&
Email .:[email protected]
: Un.01/FlfTL0221 1.$ b 12008 : Instrumen Riset : RISET
Jakarta, 17 Maret 2008
Kepada Yth: Kepala SMA Dua Mei Ciputat di Tempat
Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Maftuhah
NIM
102016023905
Jurusan
Pendidikan IPA-Biologi
Semester
XII
Judul Skripsi
Pengaruh Model Pembe/ajaran Bermain Peran (Role Playing) terhadap Hasil Belajar SisWa XII SMA dalam Kc~sep Substansi Gehetik~i
adalah tienar mahasiswa Fakultas IImu Tarbiyah dail Keguruan UIN Jakarta yang, sedang menyusun skripsi, dan akah mengadakan pemelitian (riset) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut da/am melaksanakan penelitlan dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkanterima kasih. Wassalamu'alaikum wr.wb.
<.0.
';:''';'f,\~'..b,;e. n
,;i,:://'" - -""1<-8
9 Tata Usaha
1{;:~i,:Y~~';:; ":<'(i'.;':~ItY·.
Tembusan: 1. Dekan F/TK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
"."
A .. :
!t4\ asDaryJls 0 236 356
'
....s
YAYASAN PENDIDIKAN DUA MEl
SEKOLAH
MENEl'~GA.HATr-'\S
(SI\1A)
(TERAKREDITASI) JI. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih. Ciputat - Tangerang Telp. (021) 7490034, 74707557
SURAl' KE:TERANGAN No
130 i SlY1i\ . YI'IJlvl
ill i 2U(I:,
Yang bertanda tangan di bawah inl . Nama
: Vayat Ruhia:, S.I'
No,NIPINPK Jabatan
: Kepala Sekolah
Tempat Tugas
: SMA Dua Mei Ciputat
Dengan ini menerangkan bahwa : Nama
: MAFTUHAH
NIM
. 102016023905
Jurusan
. Pcndidikan IP/\-Biologi
Semester
Nama Mahasiswa tersebut di atas telah mengadakan riset untuk persyaratc.n pembuatan skripsi dengan juduJ " Pengaruh Modcl I'cmbclnjaran Bcnnain Penln (Role Playing) tCl"hadap Hasi! Belajar Siswa Kelas XU SMAdalam Konsep Substansi Genetika" Pada 18 Februari - 29 Februari 2008.
Demikian surat keterangan mestinya.
1m
di buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
LEMBARPERNYATAAN bertanda tangan di bawah ini:
UIN SYAHIO JAKARTA
: Maftuhah : 102016023905
: Singkawang, 16 November 1983 'ogI'llI1l Studi
: Pendidikan Biologi
engan ini saya menyatakan bahwa: uipsi yang beJjudul Pengaruh Model Pembelajaran Bermain Peran (Role laying) Terhadap Hasil Belajar Siswa XII SMA dalam Konsep Substansi
:netika (Studi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat) merupakan hasil karya asH ya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar ljana Pendidikan (SPd) di DIN SyarifHidayatullah JakarUl. mua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya ntumkan sesuai ketentuan yang berlaku di DIN SyarifHidllyatullah Jakarta. ;a dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasill karya asli saya atau ~rupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya berse<1ia menerima sanksi
ng berlaku di DIN SyarifHidayatulIah Jakarta.
Jakarta, 3 Mei 2008
CURRICULUM VITAE
Nama
: Maftuhah
TTL
: Singkawang, 16 November 1983M f 12 Safar 1403H.
Alamat Kamplls
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
JI. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat 15412 Telp. (021) 7401925 Fax. (021) 740:'.982 [email protected] Website. www.lIinjkt.or.id Alamat Rlimah
: JI. Rukun Ujung No.54 Rt:05 Rw:05 Keilirahan Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510 Telp. (021) 79194823 JI. Jenderal Sudirman No.23 Roban Singkawang Tengah Kalimantan Barat 79112 Telp. (0562) 640853
PhonefHp
: (021) 99169378 f 0817718290 f 085693548200 f 085281983008
Email
[email protected] [email protected]
Pcndidilmn:
SD 2 Roban Singkawang Kal-Bar MtsN Bangkalan Madura Jawa Timur Mts Zainul U1um Singkawang Kal-Bar MAN Model Singkawang Kal-Bar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta