“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPS2 SMANEGERI 5 SURAKATA TAHUN AJARAN 2014/2015” Anik Maryani K8411007 ABSTRAK Anik Maryani. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sebelasas Maret Surakarta. Januari 2015. Penelitian ini merupakan penelititan tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu analisis presentase dan analisis klinis. Analisis presentase menggunakan rumus precentage change, sedangkan analisis klinis menggunakan tekhnik deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran role playing terdapat peningkatan terhadap kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015. Pada siklus I skor tingkat kecerdasan sosial peserta didik meningkat dari 72,58 menjadi 83,08 (14,50%) sedangkan pada siklus II juga terjadi peningkatan skor kecerdasan sosial peserta didik yang signifikan dibandingkan saat pratindakan yaitu dari 72,58 menjadi 109,06 (49,89%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran role playing melalui pelajaran Sosiologi terbukti dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS 2, SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci: role playing, kecerdasan sosial.
ABSTRACT
Anik maryani. THE USE OF ROLE PLAYING IN SOCIOLOGICAL SUBJECT TO IMPROVE SOCIAL QUOTIENT AT STUDENT OF XI IPS 2 SMA N 5 SURAKARTA YEAR 2014/2015. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Januari 2015. This research is class action research ( CAR). Subject of the research was student of XI IPS 2 SMA N 5 Surakarta year 2014/2015. Analysis of the data in this study consisted of two types, namely the percentage of analysis and clinical analysis. Analysis of the percentage using the formula precentage change, whereas clinical analysis using descriptive qualitative techniques. The findings show that the use of role playing have achieved success in improving the social quotient at student of XI IPS 2 SMA N 5 Surakarta year 2014/2015. The 1st cycles showed the improvement of the subject score from 72,58 to 83,08 (14,50%). The 2nd cycles showed the significant improvement from 72,58 to 109,06 (49,89%). Based on the findings, it can be concluded that the implementation of role playing improves social quotient at student of XI IPS 2 SMA N 5 Surakarta year 2014/2015. Keywords
: role playing, social quotient.
Penelitian ini didasarkan pada
PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu
kenyataan
di
lapangan
bahwa
dapat
kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS 2,
mewujudkan tujuan peningkatan mutu
SMA Negeri 5 Surakarta diduga
sumber
Dengan
rendah. Hal ini tampak pada masalah-
pendidikan, individu memiliki modal
masalah yang ditemukan oleh peneliti
dasar
sebagai
lembaga
masyarakat
daya
untuk
yang
manusia.
menjadi
insan
yang
berikut:
(1)kemampuan
berkualitas baik melalui pendidikan
mendengarkan
formal maupun informal.
ditunjukkan dengan banyaknya siswa
Sayangnya,
lembaga
yang
berbicara
yang
rendah
sendiri
dan
tidak
pendidikan yang diharapkan dapat
memperhatikan guru, (2)kemampuan
berperan penting dalam membentuk
membaca
karakter dan kepribadian anak masih
ditunjukkan dengan banyaknya siswa
jauh dari harapan tersebut. Seperti yang
yang bermain HP, membaca novel, dan
dikemukakan (Siti Muniroh, 2008: 2),
melakukan
dunia pendidikan
mengganggu pelajaran, (3)kemampuan
Indonesia masih
situasi
yang
rendah
aktivitas-aktivitas
yang
pentingnya
menegaskan yang rendah ditunjukkan
kecerdasan sosial dalam membangun
dengan banyaknya siswa yang belum
kesuksesan hidup anak. Pendidikan di
dapat
Indonesia masih menitikberatkan pada
dengan
aspek kecerdasan intelektual semata.
(4)kemampuan menyelesaikan konflik
Sebagian besar kurikulum dan proses
yang
belajar dipusatkan pada peningkatan
banyaknya siswa yang belum dapat
prestasi akademik siswa. Pembelajaran
menerima perbedaan pendapat dalam
kurang
pentingnya
kelompoknya, (5)kemampuan bekerja
kecerdasan sosial bagi anak (Gianjar,
sama yang rendah ditunjukkan dengan
2001: 18). Akibatnya, generasi muda
banyaknya siswa yang tidak ikut
bangsa saat ini mengalami krisis
bekerja dan hanya satu atau dua orang
multidimensi
yang bekerja saat diskusi.
belum
menyentuh
menekankan
yang
berkepanjangan
baik
rendah
Sebagai
sehingga muncul berbagai masalah sosial.
mengutarakan di
argumennya depan
ditunjukkan
playing
dengan
solusi
permasalahan-permasalahan role
kelas,
dapat
untuk di
atas,
menyediakan
peluang untuk menuju pada kesuksesan
pendekatan kualitatif digunakan untuk
belajar di bidang sosial. Sehingga
mengungkapkan
mereka
perilaku
akan
memecahkan
mampu
untuk
masalah-masalah
perubahan
siswa
kecerdasan
terkait
pola dengan
sosial.
Tekhnik
sosiologis yang berkaitan erat dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini
kehidupan sehari-hari mereka. Dengan
menggunakan
cara ini diharapkan para siswa akan
angket, dan observasi. Angket dalam
lebih peka sehingga kecerdasan sosial
penelitian ini menggunakan skala sikap
merekapun akan dapat ditingkatkan.
Likert. Pernyataan yang terdapat dalam
metode
wawancara,
Berdasarkan latar belakang di
angket terbagi menjadi dua pernyataan
atas penelitian tindakan kelas ini
yaitu pernyataan positif (favorable) dan
mencoba
pernyataan negatif (unfavorable).
untuk
mengangkat
“PENERAPAN
judul
MODEL
PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA
MATA
Kerangka Teori Kecerdasan seseorang dibawa
PELAJARAN
SOSIOLOGI
UNTUK
sejak
lahir.
Tetapi
kecerdasan
MENINGKATKAN KECERDASAN
didapatkan
SOSIAL SISWA KELAS XI IPS 2
perkembangannya dalam kehidupan.
SMAN
Kecerdasan perlu diasah dan dilatih
5
TAHUN
AJARAN
seseorang
seiring
ini
melalui proses yang bertahap. Menurut
diharapkan akan terjadi perubahan pada
Astuti (2009:1), “Istilah kecerdasan
siswa sehingga mereka bisa lebih
merupakan
peduli terhadap gejala – gejala sosial di
intellegence yang berasal dari Bahasa
dalam masyarakat.
Inggris”. Kecerdasan (intlellegence)
Metode Penelitian
didefinisikan secara berbeda oleh para
2014/2015”.
Dengan
model
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan sekaligus yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kuantitatif
digunakan
untuk menganalisis hasil pengukuran skala kecerdasan sosial menggunakan tekhnik analisis presentase. Sedangkan
turunan
dari
kata
ahli. Secara umum kecerdasan dapat diartikan
oleh
penulis
sebagai
kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara kritis, cermat dan teliti serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif serta efisien. Diantara
berbagai
jenis
kecerdasan, kecerdasan sosial memiliki
peran yang cukup penting dalam
Suyono
menentukan
berpendapat:
seseorang. menunjukkan
kesuksesan
hidup
Kemampuan
sosial
kemampuan
terbesar
dalam
Astuti
(2009:31)
“Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar”.
yang berhubungan dengan banyak aspek kepribadian. Kecerdasan sosial bisa dikarakteristikkan sebagai sebuah kombinasi dari dasar mengerti orang, salah satu strategi kesadaran sosial dan paket kemampuan untuk berinteraksi secara sukses dengan orang lain. 5 unsur-unsur kecerdasan sosial seperti
menyelesaikan konflik, kemampuan
yang dikemukakan oleh Robert Bolton
bekerja sama. Untuk mengukur tingkat
dalam
yaitu:
kecerdasan seseorang dalam Astuti
situasi,
(2009:124), dapat digunakan rumus
Astuti
Kepekaan
(2010:
92)
membaca
Kemampuan
mendengarkan,
sebagai berikut:
kemampuan menegaskan, kemampuan SI=(a.1)+(b.2)+(c.3)+(d.4)=∑(xy) Keterangan: c = jumlah item Setuju (S) d = jumlah item Sangat Setuju (SS) x = jumlah pernyataan y = skor angket skala sikap SI = (Tingkat Kecerdasan Sosial) a = jumlah item Sangat Tidak Setuju (STS) b = jumlah item Tidak Setuju (TS)
Pengembangan sosial
dapat
kecerdasan
dilakukan
dengan
dilema dengan bantuan kelompok. Corsini dan Shaw dalam Tatiek
berbagai cara, salah satunya dengan
Romlah
tekhnik role playing. Role Playing
tekhnik role playing mempunyai
sebagai
pembelajaran
empat pengertian yaitu: 1) sesuatu
bertujuan untuk membantu siswa
yang bersifat sandiwara, 2) sesuatu
untuk menemukan makna diri (jati
yang bersifat sosiologis, 3) suatu
diri) di dunia sosial dan memecahkan
perilku tiruan atau perilaku tipuan,
model
(2006:
99)
menyatakan
dan 4) sesuatu yang berkaitan dengan
A. Deskripsi Pra Tindakan
pendidikan.
Kegiatan pratindakan pertama
Role playing sebagai metode
yang digunakan saat pratindakan
bermain peran memberi kesempatan
adalah
siswa untuk memahami menghayati
Sosiologi SMA Negeri 5 Surakarta,
gejala-gejala sosial yang ada di
Dra. Siti Munawaroh, S.Pd. Berikut
masyarakat.
ini merupakan data awal hasil angket
Dengan
berperan
wawancara
dan
orang lain, siswa dituntut untuk
dilakukan selama tahap pratindakan.
memecahkan solving).
observasi
kemampuan
masalah
Siswa
mengeksplorasi
(problem
didorong
tersebut dengan cara memainkan peran dalam situasi yang telah ditentukan, secara spontan tanpa
telah
Skor Tingkat Kecerdasan Sosial Siswa XI IPS 2 Jumlah Prosentase Siswa 12 41,37% 8 27,58%
Kriteria
untuk
masalah-masalah
yang
guru
langsung dalam drama dan menjadi
mengembangkan
hasil
dengan
Rata-Rata Rendah Sangat Rendah Tabel
9
31,02%
4.1.
Tingkat
menggunakan naskah. Siswa harus
Kecerdasan Siswa Kelas XI
dapat bekerja sama dan mampu
IPS
menghindari
Surakarta saat Pratindakan
kelompoknya.
konflik Metode
dalam ini
2
SMA
Negeri
5
juga
4.1. Grafik Tingkat Kecerdasan
memberikan ruang kepada para siswa
Sosial Siswa Kelas XI
untuk mengeksplorasi seluruh bakat
IPS 2 Negeri 5 Surakarta
dan minatnya. Selain itu, dalam
Tahun Ajaran 2014/2015.
penampilannya siswa juga secara tidak
langsung
berempati
dilatih
kepada
untuk sesama.
Berdasarkan
penjelasan
diatas, salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk
meningkatkan
Beradasarkan hal tersebut, penulis
kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS
memilih metode role playing sebagai
2 SMA Negeri 5 Surakarta adalah
tindakan terhadap upaya peningkatan
dengan
kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS
pembelajaran Role Playing.
2, SMA Negeri Surakarta.
B. Deskripsi Siklus I dan Siklus II
HASIL PENELITIAN
menerapkan
model
Pelaksanaan
tindakan
role
cerita yang terdapat dalam skenario.
playing pada siklus 1 dan siklus II
Tutor membagi peran untuk masing-
dapat diuraikan lebih detail sebagai
masing anggota kelompok. Setelah
berikut. Pada awal kegiatan, peneliti
mengetahui
membuka
playing
masing, tutor dan anggota kelompok
dengan mengucapkan salam kepada
merencanakan jalannya role playing
siswa. Selanjutnya peneliti memberi
dan menentukan setting tempat dari
penjelasan tentang kegiatan yang
setiap adegan. Hal tersebut diikuti
akan dilakukan yaitu pengertian role
dengan
playing, tujuan dari kegiatan role
kelompok sesuai dengan perannya
playing yang akan dilakukan serta
masing-masing. Anggota kelompok
tahapan pelaksanaan role playing.
diberi waktu 10 menit untuk berlatih
Sesekali
memerankan tokoh yang terdapat
kegiatan
role
peneliti
melempar
pertanyaan kepada siswa.
perannya
dialog
masing-
antar
anggota
pada skenario sesuai setting pada
Pada inti dari kegiatan role
setiap adegan. Setelah melakukan
playing, peneliti membagi subjek
latihan
menjadi 3 kelompok. Siswa dengan
menawarkan kelompok yang akan
absen 1 sampai
menempati
mementaskan drama terlebih dahulu.
kelompok I dengan tutor Ahmad
Pada awalnya tidak ada kelompok
Hakim Nizami.
yang bersedia untuk maju terlebih
dengan
absen
11
Sedangkan siswa 12-20
yang
cukup,
peneliti
menempati
dahulu tetapi akhirnya kelompok I
kelompok II dengan tutor Rifqi Fauzi
maju mementaskan drama pertama
TPA. Kelompok III terdiri dari siswa
kali kemudian diikuti kelompok II
yang bernomor absen 21-29 dengan
dan kelompok III.
tutor Dionisius Bayu W. Tutor
Tutor
membagikan skenario pada masing-
mengamati
masing Selanjutnya sinopsis
bersama jalannya
peneliti
pelaksanaan
anggota
kelompok.
role playing. Setelah pementasan
tutor
membacakan
drama usai, peneliti mengadakan
pada
masing-masing
diskusi tentang
jalan cerita dan
anggota kelompok. Tutor bersama
permasalahan dalam drama yang
anggota
telah
kelompok
mengidentifikasikan tokoh dan jalan
ditampilkan
kelompok.
Peneliti
oleh
kedua
kemudian
memberikan
evaluasi
mengenai
yaitu subjek kurang serius ketika
jalannya pementasan role playing.
menampilkan
C. Perbandingan Hasil Antar
menghayati peran, dan terlihat kuang
Siklus
percaya diri sehingga penyampaian Berikut adalah perbandingan
drama,
pesan yang terkandung dalam drama
hasil tindakan pada siklus I dan
belum
siklus II.
diperoleh
dari
dilakukan
pada
Tabel
4.11.
Perbandingan
Nilai
Pretest, Siklus I, dan Siklus II Indikator Nilai Keberhasilan Akhir Penelitian Pratindakan 108,87 72,58 Siklus I 108,87 83,806 Siklus II 108,87 109,06 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS 2 semakin meningkat. Tingkat kecerdasan sosial Siswa kelas XI IPS 2 mengalami peningkatan
padamasing-masing
siklus. Presentase perubahan perilaku subjek sebesar 14,45% pada siklus I, dan Besarnya presentase perubahan pada siklus II yaitu sebesar 49,89%. Hal
menunjukkan
bahwa
maksimal.
mencapai
Tahap
nilai
tersebut telah mencapai indikator
kurang
Hasil
yang
tindakan
yang
siklus
I belum
target
indikator
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yaitu sebesar 50%. Pada siklus II, subjek nampak serius dan aktif dalam mengikuti kegiatan
pelaksanaan
kegiatan.
Subjek sudah mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya masingmasing, mampu tampil lebih percaya diri dan lebih menghayati peran yang dibawakannya. Pesan yang terdapat dalam drama dapat tersampaikan dengan baik sehingga subjek dapat mengaitkan
pengalaman
yang
diperolehnya melalui role playing untuk diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
keberhasilan penelitian yaitu sebesar Tindakan role playing yang
50%.
diberikan kepada siswa kelas XI IPS 2
terbukti
meningkatkan D. Pembahasan Pada siklus I pelaksanaan role playing masih belum maksimal
efektif
dalam
kecerdasan
sosial
siswa. Hal tersebut didasarkan pada hasil analisis data penelitian yang
telah dilakukan yang menunjukkan
secara optimal. Hal ini dibuktikan
adanya
tingkat
dengan bertambahnya jumlah skor
kecerdasan sosial pada subjek setelah
angket dan observasi dari 83,08
dilakukan tindakan. Hasil nilai rata-
menjadi 109,06. Perubahan tingkat
rata
diperoleh
kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS
keseluruhan subjek penelitian adalah
2, SMA Negeri 5 Surakarta yang
72,58. Setelah diberi tindakan pada
menjadi
subjek
siklus I nilai rata-rata keseluruhan
sebesar
49,809%.
subjek adalah 83,06 dan nilai rata-
disimpulkan
rata keseluruhan subjek setelah diberi
penerapan model pembelajaran role
tindakan
adalah
playing kecerdasan sosial siswa kelas
sebesar 109,06. Besar presentase
XI IPS 2, SMA Negeri 5 Surakarta
perubahan perilaku pada siklus I
dapat meningkat.
peningkatan
pratindakan
pada
yang
siklus
II
sebesar 14,50% dan pada siklus II sebesar 49,98%. SIMPULAN,
DAN
IMPLIKASI Berdasarkan
hasil analisis
data capaian siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa Setelah diterapkan model pembelajaran role playing pada siklus I, kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri
5
peningkatan. sosial
Surakarta
mengalami
Tingkat
kecerdasan
pada siklus I meningkat
dengan bukti bertambahnya jumlah skor angket dan observasi siswa dari 72,58 menjadi 83,06. Pada siklus II, kecerdasan sosial siswa XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta yang menjadi subjek penelitian meningkat
yaitu
Jadi
bahwa
dapat dengan
Implikasi dari penelitian yang telah dilakukan
SARAN,
penelitian
yaitu
digunakan
sebagai pedoman dalam pelajaran Sosiologi
khususnya
untuk
meningkatkan kecerdasan sosial dan akan lebih baik apabila disesuaikan dengan tujuan pembelajaran materi ajar serta karakteristik peserta didik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru maupun calon
guru
pembelajaran
untuk role
model
playing
yang
inovatif dan variatif dalam proses pembelajaran agar peserta didik tidak hanya
dapat
kecerdasan
mengembangkan
intelektual
(IQ)
saja
tetapi juga pada sisi sosialnya. Proses
pembelajaran
dengan
penerapan model pembelajaran role
playing yang berlangsung interaktif
kecerdasan sosial siswa kelas XI IPS
dimaksudkan
2, SMA Negeri 5 Surakarta.
tertarik
agar peserta didik
dengan
mata
pelajaran
Sosiologi sehingga dapat meningkat DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Yusuf L N, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya. Goleman, Daniel. (2006). Social Intelligence: The New Science of Human Relationships. Jakarta: Gramedia Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. (2009). Models of Teaching. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Judy Willis. (2011). Metode Pengajaran Dan Pembelajaran. Diterjemahkan oleh Akmal Hadrian. Virginia USA: Assosiation for Supervision and Curriculum Development (ASCD).
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. _______, (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2005). Manajemen Penelitian.
Jakarta:
PT.
Rineka Cipta. _______, (2009). Statistika untuk Penelitian.
Bandung:
Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2009). Dasardasar
Evaluasi
Pendididkan.
Jakarta:
Bumi Aksara. Buzan, T. 2002. The Power of Social Intelligence: 10 Ways to Tap
Into
Genius.
Your New
HarperCollins
Social York:
Publishers
Inc. Campbell, J. M., & McCord, D. M. 1996.
The
WAIS-R
Comprehension Picture
and
Arrangement
Subtest as Measures of Social
Intelligence:
Testing
Traditional
Interpretations. Journal of Psychoeducational Assessment (Hal 240-249). Sage Publications. Kihlstrom, J. F., & Cantor, N. 2011. Social Intelligence. Dalam R. J. Sternberg, & S. B. Kaufman
(Eds.), The
Cambrigde Handbook of Intelligence (hlm.564581).
New
York: Cambridge University Press Safari,
T.
2005. Interpersonal
Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyarakta: Amara Books. Thorndike,
R.L.
analysis
1936. of
abstract Journal
Factor
social
and
intelligence. of
Educational
Psychology, 27, 231-233. Wechsler,
D.
1958. The
measurement appraisal
and of
adult
intelligence (4thEd.) Baltimore: The Williams &
Wilkins
Company