perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PETA KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI O2 JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: AHMAD KOMARI K7108076
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PETA KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: AHMAD KOMARI K7108076
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user JULI to 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ahmad Komari. K7108076. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PETA KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati yang berjumlah 25 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Berdasarkan hasil penelitian kondisi awal nilai keterampilan menulis dskripsi dengan rata-rata kelas 56, siklus I meningkat 62,3, siklus II menjadi 66,92 dan pada siklus III meningkat menjadi 72,46. Tingkat ketuntasan klasikal pada kondisi awal sebanyak 10 siswa atau 40%, siklus I yaitu 15 siswa atau 60%, siklus II sebanyak 18 siswa atau 72%, dan pada siklus III sebanyak 22 siswa atau 88%. Dengan demikian, dengan peta konsep dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/ 2012. Kata Kunci: Keterampilan menulis deskripsi, peta konsep.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ahmad Komari. K7108076. IMPROVING DESCRIPTION WRITING SKILL USING CONCEPT MAP OF THE FOURTH GRADE STUDENTS OF STATE ELEMENTARY SCHOOL 02 JATI JATEN SUB-DISTRICT KARANGANYAR REGENCY IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Research Paper. Surakarta: The faculty of Education and Teacher Training Sebelas Maret University, July 2012. The aim of this research is to improve description writing skill to the fourth grade students of State Elementary School 02 Jati Jaten Sub-District Karanganyar Regency. The method used in this research is classroom action research. It was conducted in three cycles. Each cycle consisted of 4 steps: planning, action, observation, and reflection. The subject of the research was the fourth grade students of State Elementary School 02 Jati. There was 25 students. The techniques which were used to analyze the data were interactive analysis models, which consisted of four steps: data collection, data reduction, data presentation, and verification. The techniques of collecting the data were documentation, interview, observation, questionnaire, and test. The data validity test which was used were data triangulation and method triangulation. Based on the results of the research in the initial condition, the mean score of the children‟s story writing deskription was 56; and then, in the first cycle it increased up to 62.3; in the second cycle was 66.92; while in the third cycle it was up to 72.46. Furthermore, the level of classical completness in the initial condition was 11 students or about 40%; and then, in the first cycle it was 15 students or about 60%; in the second cycle it was 18 students or about 72%; while in the third cycle it was 22 students or about 88%. Therefore, concept map can be used to improve the description writing skill of the fourth grade students of State Elementary School 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar in the academic year 2011/2012. Key words: description writing skill, concept map.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaikbaik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan, (yaitu) orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya.” (Al-An Kabut: 58-59) “Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun, dan pada sebagian malam bertasbihlah kepada-Nya dan (juga) pada waktu terbenamnya bintang-bintang (pada waktu fajar) ” (AT- Tur: 48-49) “Menjalani kehidupan seperti air yang mengalir berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT” (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah karya ini sudah selesai saya susun. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberi banyak kenikmatan dan menjadi sumber inspirasi. Karya ini ku persembahkan untuk:
Ayahku tercinta (Prapto Diharjo) yang selalu mendoakanku dan memberiku motivasi. Ibuku tercinta (Sumini) yang selalu menjadi semangatku untuk tetap berusaha mendapatkan yang terbaik untukku dan doanya tiada pernah putus untukku. Seluruh keluarga saya yang selalu memberi semangat dan dukungan. Guru kelas II SD Negeri 02 Jati (Agustin Puspitasari) yang selalu memberi semangat Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret dan almamaterku yang telah memberikan banyak ilmu.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PETA KONSEP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. M. Shaifuddin, M.Pd, M.Sn, selaku Pembimbing I dan Drs. Hartono, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar. 5. Drs. Suwarto WA, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS. 6. Kepala Sekolah SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar yang telah memberi izin penulis untuk melaksanakan observasi dan penelitian. commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Erna Dyah Wulandari, S.Pd, selaku guru kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 8. Keluarga besar SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar yang memberi motivasi dan bantuan. 9. Teman-teman mahasiswa PGSD FKIP kelas A angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret Surakarta. 10. Pembaca yang budiman serta semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan dan kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
ix
KATA PENGANTAR .........................................................................
x
DAFTAR ISI .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xv
DAFTAR TABEL ...............................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................
4
C. Tujuan Penelitian .......................................................
4
D. Manfaat Penelitian .....................................................
4
LANDASAN TEORI ........................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................
6
1. Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi ..............
6
a. Pengertian Keterampilan ................................
6
b. Pengertian Menulis ..........................................
6
c. Tahap-tahap Penulisan.....................................
8
d. Fungsi Menulis ...............................................
10
e. Tujuan Menulis ...............................................
11
f. Jenis Tulisan....................................................
12
g. Menulis Deskripsi ...........................................
14
2. Hakikat Peta Konsep ............................................. to user a. Pengertiancommit Peta konsep ....................................
16
xi
16
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
BAB V
digilib.uns.ac.id
b. Karaktristik Peta Konsep .................................
18
c. Cara Menyusun Peta Konsep ...........................
20
d. Jenis-jenis Peta Konsep ...................................
21
e. Urgensi Peta konsep .......................................
22
3. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ...........................
26
a. Pengertian Karakteristik Siswa ........................
26
b. Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa ..................
26
c. Kebutuhan Siswa .............................................
28
d. Aplikasi Pemenuhan Kebutuhan Siswa ............
28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................
32
C. Kerangka Berpikir .......................................................
32
D. Hipotesis Tindakan ......................................................
34
METODE PENELITIAN ...................................................
35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................
35
B. Subjek Penelitian .......................................................
36
C. Sumber Data ..............................................................
36
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................
36
E. Validitas Data ............................................................
38
F. Analisis Data .............................................................
39
G. Indikator Kinerja ........................................................
40
H. Prosedur Penelitian ....................................................
41
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN .....................
49
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .........................................
49
B. Deskripsi permasalahan penelitian ..............................
50
C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................
52
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ...................
78
E. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................
80
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ...........................
82
A. Simpulan ....................................................................
82
B. Implikasi .................................................................... commit to user C. Saran ..........................................................................
82
xii
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
85
LAMPIRAN
87
......................................................................................
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................
34
Gambar 3.1 Waktu Penelitian .............................................................
35
Gambar 3.2 Model PTK......................................................................
39
Gambar 4.1 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV pada Pre test ...........................................
52
Gambar 4.2 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus I ............................................................................
58
Gambar 4.3 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus I .........................
60
Gambar 4.4 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II ....
67
Gambar 4.5 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II .......................
68
Gambar 4.6 Grafik Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III .........................................................................
75
Gambar 4.7 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III......................
77
Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Hasil Keterampilan Menulis Deskripsi Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ...................................................
79
Gambar 4.9 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..................................................................
80
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8
Tabel 4.9
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV pada Pre test ...........................................
49
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus I ............................................................................
57
Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Siklus I ...............................................
60
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II ...........................................................................
66
Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II ........................
68
Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III ..........................................................................
75
Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III.......................
76
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Keterampilan Menulis Deskripsi, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada, Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ......................................................
78
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ....................................................................
79
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rincian Waktu dan Pelaksanan Kegiatan Penelitian ......
88
Lampiran 2
Hasil Wawancara Sebelum diterapkan Peta Konsep .....
89
Lampiran 3
Daftar Nilai Ulangan pada Pre test ................................
92
Lampiran 4
Silabus ..........................................................................
95
Lampiran 5
RPP Siklus I ..................................................................
97
Lampiran 6
Soal Siklus I ..................................................................
107
Lampiran 7
Media Pembelajaran Siklus I .........................................
111
Lampiran 8
RPP Siklus II .................................................................
114
Lampiran 9
Soal Siklus II .................................................................
124
Lampiran 10 Media Pembelajaran Siklus II ........................................
128
Lampiran 11 RPP Siklus III ...............................................................
132
Lampiran 12 Soal Siklus III ..............................................................
142
Lampiran 13 Media Pembelajaran Siklus III ......................................
146
Lampiran 14 Pedoman Penilaian Guru ..............................................
147
Lampiran 15 Penilaian Kinerja Guru Siklus I .....................................
150
Lampiran 16 Penilaian Kinerja Guru Siklus II ....................................
152
Lampiran 17 Penilaian Kinerja Guru Siklus III...................................
154
Lampiran 18 Format Penilaian Menulis Deskripsi ..............................
156
Lampiran 19 Hasil Penilaian Menulis Deskripsi Siklus I ....................
159
Lampiran 20 Hasil Penilaian Menulis Deskripsi Siklus II ...................
161
Lampiran 21 Hasil Penilaian Menulis Deskripsi Siklus III .................
163
Lampiran 22 Pedoman Wawancara Guru dan murid Setelah Menggunakan Peta konsep ............................................
165
Lampiran 23 Nilai menulis deskripsi siswa tertinggi dan terendah dari siklus I sampai siklus III ........................................
168
Lampiran 24 Dokumentasi Pembelajaran siklus I sampai siklus III ...
174
. commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting demi terwujudnya masyarakat Indonesia seutuhnya yang relevan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, pendidikan Bahasa Indonesia telah dilaksanakan di Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, karena Bahasa Indonesia juga merupakan sarana pengembangan penalaran, diantaranya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Kegiatan membaca, akan melatih siswa mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, siswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya. Melalui hasil membaca siswa dilatih berbicara, bercerita dan mampu mengungkapkan pendapat untuk mengaktualisasikan pengetahuannya dalam bentuk komunikasi dengan orang lain, serta membuat kesimpulan. Sejalan dengan hal tersebut kegiatan menulis, menyimak, dan kemampuan bersastra akan melatih
siswa
merefleksikan
hasil
bacaan
dan
pengamatannya,
mengkomparasikan pengetahuannya dengan berbagai hal yang disimak dan dapat menampilkan nilai estetis dari bahasa, baik lisan maupun tulisan. Menurut pendapat Tarigan (1982: 8) menulis merupakan proses perkembangan yang menuntut keterampilan khusus dan pengajaran langsung agar gagasan-gagasan yang dikemukakan dapat tersusun logis dan jelas. Sarana mewujudkan keterampilan menulis adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Keterampilan menulis menempati kedudukan yang sentral di dalam commit user kehidupan modern saat ini. Salah satu to keterampilan yang harus dimiliki oleh 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 siswa Sekolah Dasar adalah keterampilan menulis deskripsi Menulis karangan merupakan salah satu contoh kegiatan bagi para siswa yang harus dikuasainya, terutama siswa sekolah dasar. Mereka dituntut untuk terampil menulis yang tidak ia dapatkan secara serta merta. Menulis karangan dapat diperoleh dengan cara berlatih secara terus menerus, produktif, disiplin dan terkontrol. Pelajaran tentang deskripsi diajarkan di kelas rendah maupun kelas tinggi. Pada kelas rendah deskripsi mulai diajarkan dari kelas III sekolah dasar. Pada tahap ini siswa diajarkan untuk mengapresiasi dengan cara mendeklamasikannya. Selanjutnya, pada kelas tinggi siswa mulai diajarkan untuk menulis deskripsi. Akan tetapi, keterampilan siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati dalam menulis deskripsi sendiri masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan cukup banyaknya siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dalam pelajaran menulis deskripsi. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri 02 Jati (lampiran 2), dapat diketahui bahwa rendahnya keterampilan menulis deskripsi disebabkan oleh: proses pembelajaran menulis deskripsi yang dilakukan guru masih menggunakan strategi konvensional yang masih berpusat pada guru. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang aktif dan inovatif, serta media yang beragam. Guru menyampaikan materi dengan cara ceramah di depan kelas dengan menggunakan buku paket saja dan meminta siswa menulis deskripsi sesuai dengan contoh yang telah diberikan guru, sehingga mengakibatkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang karena siswa merasa jenuh dan kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. Siswa menjadi ramai dan mencari kesibukan masing–masing dengan tidak memperhatikan guru. Hal tersebut mengakibatkan nilai yang diperoleh siswa dalam menulis menjadi rendah dan jauh dari harapan. Berdasarkan nilai awal menulis deskripsi, dapat diketahui bahwa dari 25 siswa, hanya 10 siswa atau 40% yang memperoleh nilai di atas KKM (lampiran 3). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada SD Negeri 02 Jati adalah 65 dan rata–rata kelas mencapai 56. Agar lemahnya keterampilan siswa dalam menulis deskripsi tidak berlanjut pada jenjang selanjutnya, diperlukan tindakan untuk mengatasi to user permasalahan tersebut. Karena commit menulis deskripsi merupakan materi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 diajarkan dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. kiranya perlu dipilih strategi
yang dapat mengajak siswa untuk berlatih menulis secara menarik,
mengasyikkan, variatif, kreatif, serta bermakna. Peta konsep merupakan salah satu alternatif yang dapat membantu siswa dalam keterampilan menulis deskripsi. Peta konsep merupakan cara yang dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi dalam bentuk proporsisi-proporsisi melalui proses belajar alamiah dan berpikir. Pendapat yang sama dinyatakan Zaini (2008: 168) Strategi peta konsep adalah meminta peserta didik mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis panah ditulis level yang membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu. Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk konsep yang dihubungkan oleh kata-kata suatu unit semantik (Novac dalam Dahar, 1989: 122). Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian intergeratif. Menurut Ausubel dalam Dahar (1989: 121) diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami sedangkan penyesuaian intergeratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar bermakna lebih dikaitkan dengan konsep yang inklusif. Peta konsep dapat membatu mengingat daya ingat siswa dalam belajar dan merupakan salah satu teknik pendidikan yang penuh kekuatan, karena baik siswa maupun guru dapat membuat peta konsep, sehingga tercipta berbagai pemahaman tentang suatu topik. Peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dinilai perlu di lakukan to user sebagai sarana untuk mengetahuicommit lebih lanjut tentang kesulitan belajar siswa dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Dengan demikian, maka penulis mengambil judul “Peningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Menggunakan Peta Konsep Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: “Apakah penerapan peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dengan peta konsep pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu contoh penerapan peta konsep di lapangan. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran yang lebih inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatnya keterampilan menulis deskripsi pada siswa. 2) Meningkatnya hasil belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 b. Bagi Guru 1) Meningkatnya keterampilan guru mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang lebih bervariasi pada pembelajaran bahasa Indonesia. 2) Mewujudkan pembelajaran yang inovatif. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan sumbangan yang positif dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran. 2) Meningkatnya kinerja sekolah dengan optimalnya kinerja guru. 3) Meningkatnya kualitas sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Menulis Deskripsi a.
Pengertian Keterampilan Keterampilan manusia sudah dimiliki sejak lahir dan berkembang seiring bertambahnya usia manusia tersebut. Menurut Soemarjadi (2001: 2) terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat, tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian juga seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lama juga tidak dapat dikatakan terampil. Keterampilan disini adalah kesanggupan dan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Pembelajaran keterampilan dirancang sebagi proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa cekat, cepat dan tepat. Sedangkan pendapat lain mengartikan keterampilan sebagai pengetahuan, kemampuan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas dalam Rita Purbawanti, 2011: 7). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan berbuat atau bertindak yang cepat dan tepat dalam suatu hal yang diperolehnya melalui kebiasaan dan pengalaman belajar secara terus menerus.
b. Pengertian Menulis Tarigan (1993: 3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai user yang terkandung dalam suatu mediumnya. Pesan adalahcommit isi atauto muatan 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang
menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat
dilihat dan disepakati pemakainya (Akhadiah, 1996: 1). Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif, produktif dan kreatif. Oleh karena itu, keterampilan ini menyaratkan sesuatu yang lebih kompleks daripada membaca (Mujiyanto, 2000: 64). Keterampilan berbicara termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif. Akan tetapi, menulis berbeda dengan berbicara, kalau dalam berbicara orang (pembicara) menggunakan pesan komunikasi (gagasan, pikiran, dan perasaan) dengan bahasa lisan. Selama proses menulis seseorang mengungkapkan pesan komunikasi dengan bahasa tulis. Pendapat lain menyatakan bahwa menulis merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam bentuk lambang- lambang bahasa (Semi, 1990: 8). According to Silva (1990), the product theory of writing highlights form and syntax and it emphasizes rhetorical drills. The product theory focuse the written product rather than on how the learner should approach the process of writing. In this theory, writing concerns the knowledge about the structure of language, and writing development is the result of the imitation of input. Menurut Silva (1990), teori produk penulisan bentuk highlight dan sintaks dan menekankan latihan retoris. Teori produk berfokus pada produk tertulis lebih dari pada bagaimana pembelajar harus mendekati proses penulisan. Dalam teori ini, menulis menyangkut pengetahuan tentang struktur bahasa, dan pengembangan penulisan adalah hasil meniru masukan. Pada dasarnya kegiatan menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan, melahirkan juga merupakan kegiatan pengungkapan ide, pengetahuan ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Penyampaianya melalui bahasa tulis kepada pembaca harus dapat dipahami dengan tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari. Bardasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa to user secara tidak langsung untuk menulis adalah kegiatan commit berkomunikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 menyampaikan pesan dengan mengunakan tulisan sebagai medianya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan yang diorganisasikan secara logis dan sistematis. Kegiatan menulis ini bersifat produktif dan ekspresif.
c.
Tahap-tahap Penulisan Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Didalamnya terdapat beberapa tahap-tahap penulisan, dan tahap revisi (Akhadiah, 1996: 2-5). Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Di dalam tahap pra penulisan ditentukan dalam tahap penulisan: mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau bagian. Adapun tahap revisi yang dilakukan ialah membaca dan menilai kembali yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah bahkan jika perlu memperluas tulisan tadi. Akhadiah (1996: 2-5), mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi : 1) Tahap pra Penulisan Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan menulis karangan meliputi : a) Menentukan Topik Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman, dan perencanaan. b) Membatasi Topik Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara visualisasi yang lainnya. c) Menentukan Tujuan Penulisan Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan. d) Menentukan Bahan Penulisan Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai data penulisan. e) Membuat Kerangka Karangan Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir commit to user pada tahap persiapan penulisan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
2) Tahap Penulisan Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat. 3) Tahap Revisi Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti secara menyeluruh, mengenal logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan. Effendi (dalam Mujiyanto, 2000: 71) menjabarkan tahapan yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu (1) mencatat pokok tulisan, (2) mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, (3) memilih bahan yang paling berkaitan dan menatanya dalam bentuk kerangka tulisan, (4) menguraikan rumusan kerangka tulisan ke dalam bentuk karangan,
dan
(5)
menyunting
karangan
tersebut
sebelumnya
menerbitkannya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis terbagi menjadi 3, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan yang disebut proses menulis. Penulis harus melampaui semua tahapan tersebut untuk menghasilkan tulisan yang baik. Di dalam penelitian ini, guru dan peneliti menerapkan teknik koreksi sendiri untuk menganalisis tulisan siswa. Siswa diminta menganalisis kesalahan penulisan yang mereka lakukan; dan guru mengajarkan bagaimana cara membenahi tulisan mereka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 d. Fungsi Menulis Menurut Tarigan (1994: 22) fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir.Begitu pula khususnya bagi siswa Sekolah Dasar. Jika mereka telah terlatih sejak kecil untuk menulis, akan menolong mereka berpikir secara kritis, memudahkan mereka dalam merasakan sesuatu, memperdalam daya tanggap atau persepsi sejak dini, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Tarigan (1994:26)) mengungkapakan bahwa : “Setiap penulis memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya dalam sepenggal tulisan. Bahkan dalam tulisan yang obyektif ataupun yang tidak mengenai orang tertentu sekalipun, sang penulis kelihatan sebagai seorang pribadi tertentu. Sang penulis memegang suatu peranan tertentu, dan tulisannya mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya.” Dengan tulisan, dapat membantu siswa untuk menjelaskan pikiranpikiran yang akan diungkapkan. Sehingga, gagasan maupun ide yang mereka tulis dapat kita ketahui melalui media tulisan yang telah mereka kembangkan.
e. Tujuan Menulis Tulisan, pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Dengan demikian, tulisan menjadi salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak masa yang luas. Dengan demikian, ada beberapa tujuan menulis yang diungkapkan oleh Elina Syarif (2009: 6), di antaranya: 1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data maupun peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terjadi di muka bumi ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 2) Membujuk kepada pembaca, melalui tulisannya, seorang penulis mengharapkan pembaca dapat menentukan sikap, akan menyetujui atau mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna. 3) Mendidik merupakan salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan dan pengetahuan seseorang akan terus bertambah dan kecerdasan terus diasah yang pada akhirnya akan menetukan perilaku seseorang. 4) Menghibur khalayak pembaca. Melalui tulisan maupun bacaan ringan yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu dapat menjadi bacaan penglipur lara. Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1994: 24) ada beberapa tujuan menulis, di antaranya: 1) Assignment Purpose (tujuan penugasan) Tujuan penugasan, menulis dilakukan karena ditugaskan, bukan dikarenakan kemauan sendiri. 2) Altruistic purpose (tujuan altruistik) Tujuan altruistik, menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan, ingin menolong para pembaca memahami, dan menghargai sebuah tulisan. 3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) Tujuan persuasif, menulis bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) Tujuan informasi, menulis bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada para pembaca. 5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Tujuan pernyataan diri, menulis bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada para pembaca. 6) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Tujuan pemecahan masalah, menulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. f. Jenis Tulisan Semi (1990: 32) mengungkapkan bahwa secara umum tulisan dapat dikembangkan menjadi 4 jenis, yaitu narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.. Berdasarkan
rumusan
itu
jelas
bahwa
narasi
merupakan
penyampaian seperangkat peristiwa atau pengalaman tentang diri sendiri dan orang lain pada suatu saat atau suatu kurun waktu tertentu. Sebagai cerita ia bermaksud memberitahukan apa yang diketahui dan dialami kepada pembaca atau pendengar
dengan tujuan agar mereka dapat
merasakan dan mengetahui peristiwa tersebut dan menimbulkan kesan di hatinya, baik berupa kesan tentang peristiwa atau kejadian estetik yang disebabkan oleh cara penyampaian yang bersifat sastra dengan menggunakan bahasa yang figuratif. Menurut Keraf (2000: 17) narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab pertanyaan “Apa yang telah terjadi?”. Semi (1990: 39) menyatakan bahwa eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Ciri penanda eksposisi adalah sebagai berikut: (1) berupa tulisan yang memberikan pengertian dan pengetahuan, (2) menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana, (3) disampaikan dengan lugas serta berbahasa baku, dan (4) menggunakan nada netral, tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca. Tulisan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 eksposisi bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Eksposisi yang baik bertujuan memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan yang memiliki syarat akurat, jelas, dan singkat. Tulisan deskripsi memberikan perincian atau detail tentang suatu objek sehingga dapat memberikan pengaruh pada sensitifitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, seolah-olah pembaca ikut melihat, mendengar atau mengalami langsung objek tersebut. Semi (1990: 43) menyatakan bahwa ciri penanda deskripsi adalah (1) berupaya memerlihatkan detail atau perincian tentang objek, (2) bersifat memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca (3) disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan kata yang menggugah, (4) memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan sehingga objek pada umumnya benda, alam, dan manusia, dan (5) organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang. Semi (1990: 47) menyatakan bahwa argumentasi merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis Argumen adalah suatu proses penalaran. Ada dua cara bernalar dalam argumen, yaitu secara deduktif dan induktif. Deduktif adalah metode bernalar bergerak dari hal yang bersifat umum ke hal khusus. Metode deduktif dimulai dari kesimpulan kemudian diiringi dengan uraian, penjelasan, atau contoh-contoh. Induktif adalah metode bernalar yang dimulai dengan mengemukakan pernyataan bersifat khusus kemudian diiringi dengan kesimpulan umum. Metode induktif dimulai dari uraian, penjelasan, kemudian baru disampaikan kesimpulan. Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika yang benar. Silogisme atau tautologi sering digunakan dalam mengungkapkan atau membentuk paragraf argumentasi. Ciri penanda argumentasi sekaligus merupakan ciri penanda eksposisi menurut Semi (1990: 48) adalah sebagai berikut: (a) bertujuan meyakinkan orang lain commit to (eksposisi memberi informasi), (b)user berusaha membuktikan kebenaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 suatu pernyataan atau pokok persoalan (eksposisi hanya menjelaskan), (c) mengubah pendapat pembaca (eksposisi menyerahkan keputusan kepada pembaca), dan (d) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (eksposisi menggunakan fakta sebagai alat mengkonkretkan). g. Menulis Deskripsi Deskripsi adalah penggambaran/pelukisan sesuatu dengan katakata dengan satu tujuan yakni pembaca/pendengar mendapatkan gambaran tentang sesuatu itu. Dengan pilihan kata dan susunan kalimat, keterpaduan antar kalimat dalam paragraf serta keterpaduan antar paragraf dalam keseluruhan tulisan pembaca/pendengar diharapkan bisa menangkap sesuatu (objek yang dideskripsikan) sebagaimana penulisnya melihat, mendengar, merasakan sesuatu yang dideskripsikan. Dengan kata lain diskripsi adalah tulisan yang dihasilkan oleh seseorang setelah ia, dengan segenap
inderanya,
mengalami secara
langsung dengan melihat,
merasakan, mendengar, meraba, mencium suatu objek tertentu semisal sebuah tempat, seseorang, benda ataupun keadaan. Deskripsi bertujuan menghadirkan suatu objek seperti apa adanya. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya secara rinci wujud yang dapat ditemukan pada objek yang dideskripsikan kepada calon pembacanya. Ketajaman indera, kepiawaian memilih kata dan menyusun kalimat adalah penentu hidup tidaknya, menawan tidaknya, menggetarkan tidaknya sebuah diskripsi. Kegagalan seorang penulis pemula dalam menulis deskripsi biasanya hanya mengandalkan salah satu atau dua indera saja. Misalnya jika penggambaran suatu objek hanya menghadirkan tangkapan indera penglihatan saja maka apa yang dideskripsikan terasa kering dan akhirnya pembaca tidak mendapatkan kesan tentang sesuatu yang dideskripsikan itu. Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian tentang deskripsi objek commit sehingga dapat memberi pengarahan pada to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 sensitivitas dan imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar. Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian tentang merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Agar menghasilkan tulisan deskripsi yang baik, seorang penulis harus memahami objek tulisan, sehingga dapat disajikan dengan hasilnya bagaikan potret kenyataan yang sebenarnya (Semi, 1990: 42) Muchlisoh (1992: 349) menyatakan bahwa deskripsi adalah karya tulis yang melukiskan sesuatu. Artinya, apa yang dapat diamati oleh penulis yang mungkin juga dirasakan oleh pembaca. Penulis berusaha memaparkan keadaan nyata dari sebuah objek sesuai dengan kemampuan dan keinginan penulis dalam mengindera (mendengar, melihat, merasakan, dsb) tentang objek dari karya tulisnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penginderaan penulis dalam memaparkan suatu objek adalah tujuan penulis memaparkan objek tersebut. Karena tujuan ini akan menjadi sumber bagi si penulis memaparkan objek tersebut. Karena tujuan ini akan menjadi sumber bagi si penulis di dalam mengadakan pendekatan terhadap objek itu. Sebagai contoh, penulis A dan B mengamati suatu objek tertentu (misalnya sebuah bukit), mungkin di antara dua penulis itu akan mendeskripsikan bukit tersebut dengan cara berbeda. Penulis A ingin menuliskan bagaimana indahnya pemandangan di bukit. Penulis B menuliskan bagaimana seramnya bukit tersebut karena penulis B melihat di bukit itu terdapat sebuah pohon yang sangat besar dan sudah tua. Jadi, dengan adanya perbedaan keinginan tujuan pada penulis yang berbeda akan menyebabkan deskripsi atau paparan tentang objek yang sama akan menjadi berlainan. Penulis A menyatakan indah, penulis B menyatakan seram. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa deskripsi adalah jenis karya tulis yang ada di dalamnya menuliskan suatu situasi atau keadaan dengan kata-kata sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan sendiri objek yang dilukiskan dalam deskripsi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Semi (1990: 43) mengungkapkan ciri-ciri penanda deskripsi adalah: (1) lebih berusaha memperlihatkan detail atau perincian tentang objek, (2) bersifat memberikan pengaruh sensitivitas dan imajinasi pembaca, (3) disampaikan dengan gaya memikat dan pilihan kata yang menggugah, (4) deskripsi lebih banyak memaparkan sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan sehingga objek pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia, dan (5) organisasi penyampaian tulisan deskripsi lebih banyak menggunakan susunan hati itu. Berkaitan dengan urutan penyajiannya, penulis dituntut mampu menetapkan urutan yang paling baik dengan menampilkan detail-detail yang dipilih. Dalam tulisan deskripsi, untuk mendeskripsikan seorang tokoh dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: (1) menggambarkan fisik yang bertujuan memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh, (2) menggambarkan tindak-tanduk seorang tokoh, (3) menggambarkan keadaan yang mengelilingi tokoh, (4) menggambarkan perasaan dan pikiran tokoh, dan (5) menggambarkan watak seseorang.
2.
Hakikat Peta Konsep a. Pengertian Peta Konsep Peta konsep adalah menampilkan suatu gambar tentang konsepkonsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri, tanpa mengindahkan urutan atau sequence topik bahasan yang diinginkan (Munthe, 2009: 11) Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajarai hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk konsep yang dihubungkan oleh kata-kata suatu unit semantik (Novac dalam Dahar, 1989: 150). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Mason (1992) menyatakan bahwa Educators have found concept maps useful to assess prior student knowledge, to identify gaps in student knowledge, to help teacher education students identifykey concepts to target in their teaching, and as an assessment tool to determine the extent and quality of new connections students are able to make after instruction. Mason (1992) menyatakan bahwa Pendidik telah menemukan peta konsep yang berguna untuk menilai siswa sebelum pengetahuan, untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam pengetahuan siswa, untuk membantu siswa pendidikan guru mengidentifikasi konsep kunci untuk menargetkan dalam pengajaran mereka, dan sebagai alat penilaian untuk menentukan sejauh dan kualitas siswa koneksi baru mampu membuat setelah instruksi. Membuat peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ideide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan ide-ide tersebut dalam pola logis. Kadang-kadang peta konsep itu menfokus pada hubungan sebab-akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989: 153) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1) Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan komposisi suatu bidang studi dengan membuat sendiri peta konsep siswa „melihat‟ bidang studi lebih kelas dan mempelajari bidang studi itu bermakna. 2) Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang atau suatu bagian dari bidang studi. 3) Cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep, tidak sama konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep lain. 4) Hirarki. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tesebut. Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep didalam permasalahannya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui mis konsepsi yang dimiliki siswa dan dapat memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa peta konsep adalah meminta peserta didik mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram ang saling berhubungan dalam mempelajari hal yang lebih kompleks antar konsep-konsep utama itu.
b. Karakteristik Peta Konsep Salah satu perangkat pengorganisasian bahan ajar disebut dengan peta konsep. Dalam konteks pengorganisasian bahan ajar guna persiapan mengajar untuk satu semester tertentu. Peta konsep dapat digunakan sebagai cara untuk membangun struktur pengetahuan para guru dalam merencanakan bahan ajar. Desain bahan ajar berdasarkan concept map ini memiliki karakteristik yang khas. Pertama, ia hanya memiliki konsep-konsep atau ide-ide pokok (sentral, mayor, utama). Kedua, ia memiliki hubungan yang memiliki hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Ketiga, ia memiliki label yang membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antara konsepkonsep. Keempat, desain itu berwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk representasi konsep-konsep atau materi bahan ajar yang penting. Peta konsep sebagai satu teknik telah digunakan secara ekstensif dalam pendidikan. Teknik peta konsep ini diilhami oleh teori belajar asimilasi kognitif (subsumption) Ausubel yang mengatakan bahwa belajar bermakna (meaningful learning) terjadi dengan mudah apabila konsep-konsep baru dimasukkan ke dalam konsep-konsep yang lebih inklusif. Dengan kata lain, proses belajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang ia miliki dengan pengetahuan yang baru (Ausubel, dalam Munthe 2009: 16). Dengan mengambil ide dari teori asimilasi Ausubel, Novak mengembangkan teori ini dalam penelitiannya tentang siswa pada tahun 1974. Dalam penelitiannya tersebut, ia menghasilkan peta konsep sebagai salah satu diagram yang berdemensi dua, yaitu analog dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-butir utama (konsep-konsep), tetapi juga to user utama tersebut, sebagaimana menggambarkan hubungan commit antarkonsep
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 banyaknya kesamaan garis-garis yang menghubungkan antarkota besar yang tergambarkan dengan jalan-jalan utama dan jalan bebas hambatan. Pengembangan teori ini didukung dengan mempertimbangkan tiga faktor kunci, yaitu: 1) Belajar bermakna melibatkan asimilasi konsep-konsep baru dan proposisi-proposisi
ke
dalam
bangunan
struktur
kognisi
yang
memodifikasi struktur-struktur tersebut. 2) Pengetahuan terorganisasi secara hierarkis di dalam struktur kognisi, dan banyak informasi baru melibatkan subsumption konsep-konsep dan proposisi ke dalam hierarki yang ada, dan 3) Pengetahuan yang diperoleh dengan hapalan tidak akan terasimilasi ke dalam bingkai kognisi yang ada dan tidak akan memodifikasi bingkai proposisi yang ada. Berdasarkan teori asimilasi kognisi, (Putman dan Peterson dalam Munthe, 2009: 18) menegaskan bahwa pengetahuan adalah struktur kognitif dari seseorang (knowledge is the cognitive structure of the individual). Selanjutnya Goldsmith, Johnson, dan Aton menambahkan bahwa untuk dapat dikatakan “mengetahui” suatu bidang (pengetahuan), seseorang dapat memahami hubungan antarkonsep pokok dan penting di dalamnya. Pengetahuan tentang hubungan itu disebut “pengetahuan yang terstruktur” (structural knowledge). Dalam teori ini ditemukan bahwa makna dari beberapa konsep itu akan mudah dipahami dengan melihat hubungan/keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain, dan belajar yang efektif (bermakna) akan terjadi apabila pengetahuan yang baru itu dikaitkan/dihubungkan dengan konsep-konsep dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembelajar. Oleh karena itu, subsumption terjadi apabila pembelajar dapat mengaitkan pengetahuan yang baru dan spesifik kepada konsep yang lebih general dan lebih tinggi tingkatannya dalam struktur pengetahuan mereka yang telah ada dalam long time memory (ingatan jangka panjang). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Berkaitan dengan mendesain bahan ajar, teknik peta konsep ini memberikan sejumlah keuntungan. Pertama, sesuai dengan tabiatnya, ia akan memberikan visualisasi konsep-konsep utama dan pendukung yang telah terstruktur di dalam otak guru ke dalam kertas yang dapat dilihat secara empiris. Representasi yang ada di atas kertas (baca: peta konsep) adalah satu gambar utuh yang saling berhubungan antara satu konsep/topik/materi dengan konsep/topik/materi yang lain. Kedua, gambar konsep-konsep menunjukkan bentuk hubungan antara satu dengan yang lain: linier, vertical, satu arah, dua arah, atau dua arah yang bertolak belakang, garis tidak putus menunjukkan hubungan intensif, atau garis terputus-putus yang menunjukkan hubungan yang jarang. Ketiga, peta konsep memberikan bunyi hubungan yang dinyatakan dengan kata-kata yang menjelaskan bentuk-bentuk hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lain, baik itu utama maupun pendukung.
c. Cara Menyusun Peta Konsep Menurut Dahar (1989: 154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep. Langkah 1 : mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Langkah 2 : mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Langkah 3 : menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. Langkah 4 : mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut: 1) Memilih suatu bahan bacaan commit to user 2) Menentukan konsep-konsep yang relevan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 3) Mengelompokkan (mengurutkan ) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif 4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.
d. Jenis-jenis Peta Konsep Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map). 1) Pohon Jaringan. Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsepkonsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu (Nur dalam Erman 2003: 25). Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: a) Menunjukan informasi sebab-akibat b) Suatu hirarki c) Prosedur yang bercabang Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. 2) Rantai Kejadian. Nur dalam Erman (2003: 26) mengemukakan bahwa peta konsep commituntuk to usermemerikan suatu urutan kejadian, rantai kejadian dapat digunakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: a) Memberikan tahap-tahap suatu proses b) Langkah-langkah dalam suatu prosedur c) Suatu urutan kejadian 3) Peta Konsep Siklus Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. 4) Peta Konsep Laba-laba Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori. b) Kategori yang tidak parallel. c) Hasil curah pendapat.
e. Urgensi Peta Konsep Ada beberapa urgensi peta konsep ditinjau dari beberapa kepentingan commitmerupakan to user representasi secara visual dari pembelajaran. Pertama, peta konsep
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 ide-ide kunci yang berhubungan. Artinya, peta konsep merupakan satu bentuk diagram atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, peta konsep mampu menunjukkan arti hubungan-hubungan tersebut ke dalam bentuk label. 1) Peta konsep dapat digunakan untuk teknik mengajar Ada beberapa kegunaan peta konsep sebagai teknik mengajar, yaitu: a) Ia dapat digunakan oleh guru untuk memperkenalkan keseluruhan materi dari mata pelajarannya secara utuh dalam satu lembar kertas, dalam bentuk gambar, dan dalam satu waktu yang sama. b) Ia dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pemilihan urutan materi perkuliahan. Seorang guru dapat dengan leluasa merencanakan pemilihan secara berurutan atas konsep-konsep yang akan disampaikan di dalam proses pembelajaran. c) Ia dapat berperan sebagai satu panduan proses pembelajaran materimateri perkuliahan, sehingga terhindar dari kesesatan penyampaian bahan ajar. Dengan kata lain, tidak keluar dari peta perjalanan mata pelajaran. d) Ia dapat menjaga konsistensi pengontrolan penyampaian materi dan menjaga batas-batas informasi luar yang akan masuk ke dalam materi bahan ajar. e) Ia dapat membuat transisi antarunit bahan ajar, karena ia dengan mudah dapat menunjukkan letak konsep-konsep. Dengan begitu, seorang guru dapat dengan mudah membuat skala prioritas penyampaian bahan ajar. f) Daya ingat otak akan gambar jauh lebih kuat bertahan dalam otak dibandingkan daya ingatotak akan susunan kalimat. g) Ia dapat juga berperan untuk meringkas bahan ajar, karena ia hanya menunjukkan butir-butir penting tentang materi bahan ajar. h) Ia juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Sebab, konsep-konsep yang tertera commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 dalam peta konsep dapat juga menunjukkan bobot informasi yang dikandungnya. 2) Peta konsep dapat digunakan untuk strategi belajar bermakna Ada beberapa kegunaan peta konsep sebagai strategi belajar siswa, yaitu: a) Ia dapat digunakan sebagai sarana belajar dengan membandingkan peta konsep siswa dengan guru. Seorang guru dapat melakukan evaluasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi perkuliahan yang akan atau telah disampaikan. Sebab, peta-peta yang telah dihasilkan dapat menunjukkan tingkat penguasaan siswa, apalagi jika dibandingkan peta konsep yang dibuat guru. b) Ia dapat digunakan sebagai cara lain dalam mencatat pelajaran sewaktu belajar. Siswa dapat menggunakannya sebagai alternatif cara membuat catatan kelas yang biasanya bersifat naratif, agak panjang, dan linier. Ini cara belajar aktif individual. c) Ia dapat juga digunakan siswa sebagai alat belajar dengan membandingkan peta konsep yang dibuat di awal dengan di akhir sebuah kelas. Siswa melakukan penilaian mandiri terhadap penguasaan bahan ajar dengan mencoba melihat perbedaan antara dua peta konsep yang dibuat di awal perkuliahan dengan di akhir perkuliahan. d) Peta konsep membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar. Siswa dapat belajar semakin efektif dan efisien, karena ia belajar berpikir reduktif, dengan merangkum informasi yang banyak ke dalam konsep-konsep utama yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram atau gambar yang mencakup keseluruhan konsep-konsep yang dipelajari. Daya ingat pikiran akan sebuah gambar vjauh lebih kuat dibandingkan sebuah susunankalimat. 3) Keunggulan Peta konsep Keunggulan peta konsep terletak pada pemahaman yang terwakili di dalam peta konsep yang dihasilkan, proses pembuatan peta konsep, dan potensi proses memfasilitasi satu hubungan yang lebih wajar antara guru dan commit to user siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 a) Berbagai pemahaman Peta konsep adalah satu teknik pendidikan yang penuh kekuatan, karena baik siswa maupun guru dapat membuat dan berbagi peta konsep, sehingga tercipta berbagi pemahaman tentang suatu topik. Dalam realitas, seseorang mungkin berusaha menjelaskan struktur kognisinya dengan banyak cara, termasuk narasi bicara, ringkasan tertulis, dan pembicaraan formal dan informal. Keterbatasan formatformat itu terletak pada liniaritas (berpikir secara garis lurus) yang membatasi kapasitas untuk menggambarkan secara utuh hubunganhubungan yang dibuat seseorang di antara dan antara konsep-konsep. Dengan sebuah peta konsep, hubungan di antara dan antara yang secara eksplisit dinyatakan di dalam peta konsep dapat dilihat secara sekaligus. b) Proses pembuatan peta konsep Proses aktualitas pemetaan konsep-konsep menuntut individu untuk menentukan hierarki konsep-konsep, memilih konsep-konsep untuk diinterkoneksikan, dan melukiskan tabiat yang tepat hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Proses aktualitas pengonstruksian peta dapat mendorong siswa mengonstruksi arti-arti. c) Hubungan Peta konsep dapat membantu memfasilitasi hubungan yang lebih sepadan antara guru (yang lebih berkuasa) dan siswa (yang kurang berdaya). Dalam pandangan siswa, ada dua potensi penting dalam kekurangberdayaan siswa dan keberkuasaan guru: 1) menahan usahausaha hegemoni guru, dan 2) melepaskan semua tuntutan untuk berkuasa dan melepaskan pengawasan (kontrol) dan rasa tanggung jawab hanya di tangan guru. Proses pemetaan konsep dapat memberi siswa sejumlah kemerdekaan dan mengurangi kemungkinan siswa melawan, menyabotase, tergantung, dan pasif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 3.
Karakteristik Siswa Kelas IV SD a. Pengertian Karakteristik Siswa Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifatsifat kejiwaan sedang menurut Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalah kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kondrat, dan sifat, serta bentuknya yang berbedabeda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbedabeda. Adapun bentuk dan karakter siswa SD khususnya adalah dapat di uraikan sebagai berikut. b. Bentuk –Bentuk Karakteristik Siswa SD 1) Senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan 2) Senang bergerak, Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu,
guru
hendaknya
merancang
model
pembelajaran
yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. 3) Anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. 4) Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang sholat jika langsung dengan prakteknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 c. Kebutuhan siswa Bertolak dari kebutuhan peserta didik, pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah ”tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya” . Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja. Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1) kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2) kepercayaan
anak
memasuki
dunia
permainan
dan
kegiatan
yang
memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa. Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
d. Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah commit to user 1) Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 a) Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis, b) Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat, c) Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang. d) Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif 2) Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman: a) Sikap guru menyenangkan,
mampu menunjukkan penerimaan
terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi. b) Adanya ekspektasi yang konsisten c) Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil. d) Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa. 3) Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan: a) Hubungan Guru dengan Siswa: (1) Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian: empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik. (2) Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya) (3) Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif. (4) Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya. (5) Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 (6) Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara siswa (7) Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian. (8) Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran. (9) Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam. 4) Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri: a) Mengembangkan Harga Diri Siswa (1) Mengembangkan
pengetahuan
baru
berdasarkan
latar
pengetahuan yang dimiliki siswanya (scaffolding) (2) Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa (3) Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa (4) Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi (5) Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan (6) Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab. (7) Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum. b) Penghargaan dari pihak lain (1) Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan. (2) Mengembangkan program “star of the week” (3) Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 (4) Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik. (5) Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri. c) Pengetahuan dan Pemahaman (1) Memberikan
kesempatan
kepada
para
siswa
untuk
mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya. (2) Menyediakan
pembelajaran
yang
memberikan
tantangan
intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry (3) Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam d) Estetik (1) Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik (2) Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik. (3) Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan (4) Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah (5) Ruangan yang bersih dan wangi (6) Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah 5) Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri a) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal yang terbaiknya b) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya c) Menciptakan
pembelajaran
yang
bermakna
dikaitkan
dengan
kehidupan nyata. d) Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian oleh Sri Maryani Retno P.A. (2010) dengan judul “Peningkatan Pemahaman Pentingnya Koperasi Menggunakan Strategi Peta Konsep Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 11 Ngringo Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2009/2010” pada siklus I pemahaman pentingnya koperasi yang mencapai ketuntasan adalah 78,9% dari 19 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 89,4% dari 19 siswa. Dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa strategi peta konsep dapat meningkatkan pemahaman pentingnya koperasi. 2. Penelitian oleh Luluk Arifatul Qoriah (2010) dengan judul “Penerapan Peta Konsep untuk meningkatkan Kemampuan Menuangkan Ide-ide Dalam Penciptaan Puisi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyuanyar 1 Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta 2009/2010)” Pada kondisi awal tingkat ketuntasan hanya 43,91%, pada siklus I kemampuan menuangkan ide-ide dalam penciptaan puisi adalah 46,53%, pada siklus II meningkat menjadi 61,90% sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 66,88%. Dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan peta konsep dapat meningkatkan kemampuan menuangkan ide-ide dalam penciptaan puisi. 3. Penelitian oleh Maria Ana Kristi Erawati “Peningkatan kemampuan Menulis Deskripsi melalui Pendekatan Kontekstual SD Negeri Kepatihan Surakarta tahun Pelajaran 2009/2010”. Pada siklus I kemampuan menulis deskripsi siswa mencapai tingkat ketuntasan adalah 62% dari 22 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 91%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 100%. Dari penelian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV dapat meningkat dengan pendekatan kontekstual.
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 02 Jati selama ini cenderung berpusat pada guru dengan menggunakan materi yang ada serta menyebutkan definisi tanpa memahami maksud isinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia seperti ini akan membuat pembelajaran tidak bermakna, siswa tidak paham dan siswa commit to user menjadi mudah lupa dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebelum guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 menggunakan peta konsep keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV rendah. Kemudian dilakukan tindakan menggunakan peta konsep selama tiga siklus. Tindakan pada siklus I membahas tentang langkah-langkah menulis deskripsi dan penggunaan tanda baca yang benar, tindakan di siklus II emperbaiki tanda baca dan membuat kerangka karangan, dan tindakan di siklus III memperbaiki pemenggalan kata dan penulisan alinea baru. Dengan penggunaan peta konsep dapat mencapai kondisi akhir, yaitu keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka alur kerangka berfikir penelitian ini dapat diperjelas pada gambar 2.1 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Kondisi awal
Siswa:
Guru belum menggunakan
Keterampilan menulis deskripsi rendah
peta konsep
Siklus I
Pembelajaran guru Menggunakan peta konsep
Mengajarkan langkah-langkah menulis deskripsi
Tindakan
Siklus II Memperbaiki tanda baca dan membuat kerangka karangan Siklus III
Kondisi er akhir pikir
Peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati
Memperbaiki pemenggalan kata dan penulisan alinea baru.
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berfikir dengan Peta Konsep
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan hipotesis tentang penerapan peta konsep pada pembelajaran keterampilan menulis deskripsi bahwa: “Penerapan peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Jati kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Alasan pemilihan sekolah dan kelas IV sebagai tempat penelitian adalah karena pertama, peneliti sudah melaksanakan PPL di SD 02 Jati ini. Kedua, terdapat keterampilan menulis yang tergolong rendah di kelas IV SD Negeri 02 Jati kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Waktu yang direncanakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu selama 7 bulan, dimulai dari bulan Januari 2012 s.d. Juni 2012. Rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat digambarkan oleh tabel 3.1 di bawah ini, yaitu: Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian Waktu No 1 2
3 4 5
6 7 8
Jenis Keg Penyusunan proposal Revisi Proposal dan Seminar Proposal Pengajuan surat izin Persiapan penelitian Pelaksanaan 1. Siklus I 2. Siklus II 3. Siklus III Analisis data Penyusunan laporan Ujian Skripsi
Januari
Februa Maret April Mei Juni Juli ri 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 B. Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dan guru kelas IV SD Negeri 02 Jati kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah keterampilan menulis deskripsi di kelas IV. SD Negeri 02 Jati kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
C. Sumber Data Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini diperoleh dari berbagai sumber data yang berasal dari subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar. Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Informasi data yang diperoleh dari nara sumber yaitu guru kelas IV SD Negeri 02 Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. 2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis deskripsi dengan penerapan peta konsep berupa hasil observasi kegiatan siswa dan guru, serta nilai evaluasi siswa dari pelaksanaan siklus I sampai siklus III. 3. Dokumen yang berupa catatan wawancara dengan guru dan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran, rancangan pedoman pembelajaran yang dibuat guru, silabus yang ditetapkan oleh pihak sekolah dan daftar nilai keterampilan menulis deskripsi siswa sebelum dilakukan tindakan
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 a. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan dokumen resmi dan dokumen pribadi. Dokumen resmi untuk menjaring data awal berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum tindakan, daftar nilai Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati. Dokumen pribadi digunakan untuk mengetahui perkembangan anak dalam pembelajaran berupa RPP pembelajaran, foto pembelajaran, video pembelajaran, produk hasil kerja kelompok dan evaluasi siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis deskripsi menggunakan pembelajaran peta konsep. b. Observasi Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung. Observasi terhadap guru yang difokuskan pada kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis deskripsi. Sementara itu, observasi langsung terhadap siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati difokuskan pada pengamatan perilaku siswa selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan format check list. Alat ini berisikan serangkaian daftar kejadian penting yang akan diamati. Ketika pengamatan berlangsung, guru kelas sebagai kolaborator secara objektif memilih dengan cepat dan memberi tanda cek pada daftar kejadian. Observasi dilaksanakan pada setiap pertemuan siklus I sampai siklus III. c. Wawancara Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dilakukan terhadap guru dan sebagian siswa yang bertujuan menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati sebelum dan sesudah penggunaan pembelajaran peta konsep. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 d. Tes Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan adalah tes evaluasi individu pada akhir kegiatan pembelajaran. Dengan diketahui hasil tes ini maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu tes digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan. E. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah: 1. Triangulasi Data Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Informasi dari narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data keterampilan menulis deskripsi siswa yang berasal dari data nilai Pre test, data tes siklus I, data tes siklus II, dan data tes siklus III pada pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Triangulasi Metode Triangulasi metode yaitu teknik mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan
metode
pengumpulan
data
yang
berbeda.
Peneliti
menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara pada informan yaitu guru kelas IV SD Negeri 02 Jati kemudian dilakukan observasi dan dokumentasi pada saat pelaksanaan tindakan kemudian commitdata to user hasilnya diuji dengan pengumpulan sejenis dengan menggunakan teknik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 tes dan dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. Seperti data tentang kesulitan-kesulitan guru kelas IV SD 02 Jati dalam mengajarkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati yang dihasilkan dari observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
F. Analisis Data Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, langkah berikutnya adalah mengolah data dan menganalisis data dengan menggunakan model analisis interaktif. Langkah-langkah analisis data meliputi tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Menurut Miles dan Huberman (2007: 20) model analisis interaktif dapat diilustrasikan pada gambar 3.1 di bawah ini, yaitu: Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Kesimpulankesimpulan Penarikan/ Verifikasi Gambar 3.1. Model Analisis Interaktif Sumber: Miles dan Huberman (2007: 20)
Adapun langkah-langkah model analisis interaktif adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Data dikumpulkan melalui berbagai metode pengumpulan data di antarnya menggunakan observasi, wawancara, maupun catatan lapangan. Data dianggap kredibel dan layak untuk digunakan pada penelitian, jika metode yang dilakukan berlangsung secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas. 2. Reduksi data Langkah yang dilakukan berupa pencatatan data yang diperoleh dari hasil observasi. Dalam pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data, data mana yang akan diambil dan dianggap penting untuk penelitian. Proses reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan hasil observasi, wawancara, maupun catatan lapangan. 3. Penyajian data Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks deskripsi dalam bentuk narasi. Melalui sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah untuk dilihat dan dimengerti, sehingga mudah dianalisis untuk merencanakan langkah kerja selanjutnya. Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data, tabel hasil observasi, dan tabel hasil penilaian keterampilan menulis deskripsi siswa. 4. Penarikan simpulan Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Penarikan simpulan dilakukan dengan mengecek kembali data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara, observasi, tes dan dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah. Sehingga dapat menjawab hipotesis.
G. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. commit to user Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 meningkatnya keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati menggunakan peta konsep. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 65. Pada bagian ini perlu dikemukakan tolak ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator keberhasilan meliputi kompetensi produk dan kompetensi proses. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebanyak 75% dari 25 siswa mendapat nilai keterampilan menulis deskripsi ≥65 (KKM).Apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut tercapai.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi (dalam Suharsimi Arikunto, 2009: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (a) perencanaan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan (d)melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Analisis dan refleksi
Rencana tindakan
Siklus 1 Pelaksanaan tindakan
Observasi
Perbaikan Rencana Tindakan
Analisis dan refleksi Siklus 2 Observasi
Analisis dan refleksi Siklus 3
Pelaksanaan tindakan
Perbaikan Rencana Tindakan Pelaksanaan tindakan
Observasi
? Gambar 3.2. Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk, 2009: 16) Pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang tercakup empat kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Penerapan prosedur penelitian tersebut dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakancommit penelititoyaitu: user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 1. Siklus I a. Perencanaan Tahap perencanaan dipersiapkan instrumen yang diperlukan dalam penelitian (instrumen sudah disusun bersamaan dengan proposal penelitian), menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan,
mempersiapkan
materi
yang
akan
disampaikan,
mempersiapkan media yang akan dipakai dalam pembelajaran, dan sumber belajar yang diperlukan b. Tindakan Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada langkah kegiatan mengajar. Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi: (1) Guru mempersiapkan ruangan dan media untuk memperlancar proses pembelajaran; (2) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan materi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar; (3) Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Sepeda”, setelah itu menyampaikan kompetensi pembelajaran. Kegiatan inti terbagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, diantaranya: 1) Eksplorasi a) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang alat tansportasi yang mereka ketahui b) Siswa secara aktif menyebutkan nama-nama alat transportasi dan menyebutkan ciri–ciri alat transportasi yang diketahui siswa. c) Siswa mendeskripsikan mengenai gambar yang dibawakan oleh guru dan menyebutkan ciri-ciri dari gambar tersebut d) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang karangan deskripsi dan langkah langkah menyusunnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 2) Elaborasi e) Guru membentuk kelompok diskusi, setiap kelompok diskusi terdiri dari 5-6 siswa. f) Siswa secara aktif membentuk kelompok diskusi g) Setiap kolompok diskusi menerima amplop yang berisikan gambar alat transportasi dari guru h) Perwakilan dari kelompok menuliskan nama alat transportasi kebagan yang dibawakan guru didepan kelas. i) Setiap kelompok menuliskan satu kalimat sesuai kata yang ditulis di bagan, kemudian menggabungkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf. j) Setiap kelompok membacakan hasil dari kerjaannya didepan kelas k) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang maju. 3) Konfirmasi l) Kelompok yang aktif diberi penguatan. m) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selanjutnya. n) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika terdapat materi yang belum dipahami. o) Guru mengadakan refleksi terhadap proses belajar – mengajar. Kegiatan akhir adalah sebagai berikut: (1) Siswa bersama guru membuat simpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan; (2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami; (3) Siswa diberi motivasi oleh guru untuk mempelajari kembali
mengenai
menulis
deskripsi;
(4)
Guru
menyampaikan
perencanaan tindak lanjut berkaitan dengan pertemuan berikutnya, yakni mengembangkan kalimat menjadi satu paragraf berdasarkan gambar yang telah disusun secara logis dan sistematis; (5) Guru mengucapkan salam sebagai penutup commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah 2x pertemuan, yaitu pertemuan I mempelajari mengenai penulisan kalimat-kalimat pokok yang tertera pada gambar, pertemuan ke II mempelajari kembali tentang penulisan paragraf deskripsi dengan mengembangkan kalimat-kalimat pokok pada pertemuan sebelumnya menjadi paragraf deskripsi sederhana dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca yang tepat, sedangkan pada pertemuan ketiga mengambangkan paragraf menjadi karangan sederhana dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap gejala yang dilakukan oleh peserta didik pada saat pembelajaran. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru menganalisis pembelajaran yang telah dilakukan menggunakan peta konsep. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan peta konsep belum sepenuhnya tampak dan masih terlihat canggung belajar dengan cara berkelompok. Selain itu, siswa juga masih cenderung individual. Hal ini disebabkan siswa masih jarang dalam kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok. Masih banyak siswa yang belum bisa menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa juga masih takut/ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat, sehingga siswa belum begitu aktif dalam mengambil kesimpulan dalam proses pembelajaran. Selain itu interaksi antar siswa juga belum baik, masih banyak siswa yang egois mau mengerjakan sendiri sedangkan yang lainnya sibuk bermain sendiri. Peneliti juga belum bisa mengusai sepenuhnya keadaan kelas ketika siswa mengerjakan tugas secara kelompok dan menguasai siswa ketika diskusi secara klasikal dalam pembelajaran untuk menarik kesimpulan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Analisis terhadap hasil pengamatan dan hasil tes tertulis siswa, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan dan hasil tes tertulis siswa masih ada indikator yang perlu diperbaiki lagi diantaranya: (a) membuat kerangka karangan; (b) menulis deskripsi. Hasil penelitian pada siklus I memperoleh siswa yang mendapat nilai di atas 65 (KKM) sebanyak 15 siswa atau 60% dari 25 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan lagi pada siklus II. 2.
Siklus II a. Perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi pada siklus I tentang menulis deskripsi, namun berbeda judul dan temanya. Perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Perencanaan siklus II lebih dipersiapkan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I. b. Tindakan Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaaan strategi peta konsep untuk memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul pada siklus I. Penggunaan peta konsep ini dapat melibatkan dan mengaktifkan siswa dengan bimbingan guru, sehingga aktivitas/sikap siswa dalam pembelajaran dapat diperbaiki dan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa. c. Observasi Pelaksanaan pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, siswa dan kinerja guru tetap diamati. Pengamatan dilakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 untuk melihat peningkatan hasil tes dan perubahan perilaku/aktivitas siswa serta pembelajaran berlangsung. d.
Refleksi Pada tahapan ini masih diadakan refleksi lagi atas pembelajaran yang dirancang dengan memperbaiki kegiatan pada siklus I. Kegiatan pada siklus II sudah diadakan perbaikan dari kegiatan pada siklus I, di siklus II tahapan peta konsep secara keseluruhan sudah dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang sesuai. Selain itu siswa juga sudah mulai aktif dalam pembelajaran berkelompok, siswa mulai dapat mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur pada Lembar Kerja Siswa dengan baik. Selain itu, hasil dari nilai evaluasi pada siklus II baru mencapai 72% atau 18 siswa yang mendapat nilai di atas 65 (KKM). Berdasarkan hasil pemaparan di atas, menunjukkan bahwa hasil penelitian belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni 75%. Penelitian ini masih ada kekurangan yaitu siswa masih kurang dalam menulis deskripsi, kebanyakan siswa masih menyalin dari karangan dan belum menggunakan kalimat sendiri berdasarkan ejaan yang disempurnakan. Selain itu keberanian siswa untuk berpendapat juga belum banyak yang nampak lebih berani. Oleh karena itu, penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti dengan mengadakan penelitian siklus III.
3. Siklus III a. Perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus III ini dipersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I dan siklus II. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi pada siklus I dan siklus II hanya berbeda model pembelajaran. Perencanaan pada siklus III ini merupakan perbaikan dari siklus I dan siklus II. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus III, masih sama seperti siklus I dan II. Hanya saja, perencanaan siklus III lebih dipersiapkan lagi untuk memperbaiki kekurangan/kelemahan pada siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 dan siklus II, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I dan siklus II. b. Tindakan Tindakan pada siklus III sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tindakan pada siklus III merupakan penyempurnaan tindakan pada siklus I dan siklus II. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaaan peta konsep untuk memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul pada siklus I dan siklus II. Penggunaan peta konsep ini dapat melibatkan dan mengaktifkan siswa dengan bimbingan guru, sehingga aktivitas/sikap siswa dalam pembelajaran dapat diperbaiki dan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa. c. Observasi Pelaksanaan pada siklus III, siswa dan kinerja guru tetap diamati selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk melihat peningkatan hasil tes, perubahan perilaku/aktivitas siswa. d. Refleksi Hasil observasi yang dianalisis dan direfleksi secara keseluruhan dari keaktifan, proses dan kualitas hasil pembelajaran pada siklus III ternyata terdapat peningkatan. Selain itu, juga diketahui adanya peningkatan kinerja guru pada siklus I, 3,1, pada siklus II, 3,5, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 3,6 atau dalam kriteria sangat baik. Hasil analisis evaluasi keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar diperoleh peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi awal rata-ratanya 56 meningkat menjadi 62,3 pada siklus I, 66,92 pada siklus II, dan meningkat 72,46 pada siklus III. Persentase ketuntasan klasikal dari 40% di kondisi awal menjadi 60% pada siklus I, meningkat lagi menjadi 72% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 88% di siklus III. Peningkatan tersebut di atas sudah mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan yaitu ≥75%. Oleh karena
itu,
peneliti
ini dicukupkan commit to user
sampai
pada
siklus
III.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Tinjauan Historis SD Negeri 02 Jati Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Jati SD Negeri 02 terletak di Kelurahan Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. SD Negeri 02 Jati berdiri pada tahun 1972. Ketika berdiri memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS): 101031311013. Sejak awal berdirinya SD dari tahun 1972 sampai sekarang telah mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang menjabat saat ini adalah bapak Suwandi, S.Pd. Pergantian Kepala Sekolah dilakukan melalui prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada SD Negeri 02 Jati telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Letak Geografis SD Negeri 02 Jati Secara geografis SD Negeri 02 berada di wilayah Kabupaten Karanganyar, tepatnya terletak di Dukuh Pundung rejo Kelurahan Jati Kecamatan Karanganyar. Letak SD Negeri 02 Jati sangat strategis karena selain dekat dengan pemukiman penduduk, sekolah ini juga dekat dengan kelurahan dan lapangan milik warga desa Jati. Hal ini memudahkan sekolah apabila akan melakukan praktik olahraga siswa. Sekolah Dasar ini merupakan sekolah yang nyaman digunakan untuk pembelajaran karena sekolah ini terletak jauh dari keramaian yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. 3. Keadaan Personil SD Negeri 02 Jati SD Negeri 02 Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar pada tahun 2011/2012 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dengan 4 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 orang tenaga pengajar yang commit to user masih Wiyata Bakti. 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Jumlah seluruh siswa SD Negeri 02 Jati pada tahun 2011/2012 adalah 128 siswa. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 11 siswa, kelas II sebanyak 11 siswa, kelas III sebanyak 23 siswa, kelas IV sebanyak 25 siswa, kelas V sebanyak 31 siswa, kelas VI sebanyak 26 siswa. Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan karyawan pabrik yang pendidikannya masih terhitung rendah. 4. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 02 Jati Bangunan gedung SD Negeri 02 Jati berdiri di atas tanah seluas 3000 meter persegi, dengan luas bangunan 1780 meter persegi. Bangunan yang ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 masjid, 1 ruang UKS dan 5 kamar mandi. SD Negeri 02 Jati pada umumnya sudah memenuhi ruangan yang menunjang kegiatan siswa, seperti ruang UKS, ruang perpustakaan, masjid dll. Selain mempunyai ruangan yang mencukupi, SD Negeri 02 Jati juga mempunyai halaman luas yang
biasanya
digunakan
untuk
upacara,
olahraga
dan
berbagai
ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta tempat bermain para siswa waktu istirahat. B. Deskripsi Permasalahan Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara sebelum adanya tindakan (lampiran 2) dengan guru yang dilaksanakan pada hari Senin, 12 Februari 2012, juga dengan siswa yang dilaksanakan pada hari Senin, 12 Februari 2012, dapat diketahui pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis karangan deskripsi masih rendah. Keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati. Siswa masih mengalami
kesulitan karena guru belum
mengupayakan pembelajaran yang tepat dan menarik untuk meningkatkan keterampilan siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh commit to user pada nilai keterampilan menulis pun juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 deskripsi siswa pada pre test (lampiran 3) masih adanya 15 siswa atau sekitar 60% siswa yang nilainya belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Dan hanya 10 siswa atau 40% siswa yang nilainya diatas batas KKM. Sedangkan rata-rata nilai kelas 56. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di kelas IV dengan menerapkan pembelajaran peta konsep yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa. Agar lebih jelas maka Pre test hasil belajar Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati dapat dilihat dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 berikut ini: Tabel 4.1. Nilai Pre test Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati Interval Frekuensi Nilai Prosentase No fi.xi Ket. Nilai (fi) Tengah (xi) (%) 1 25-33 1 29 29 4 BT 2 34-42 3 38 114 12 BT 3 43-51 5 47 235 20 BT 4 52-60 6 56 336 24 BT 5 61-69 6 65 390 24 BT/T 6 70-78 4 74 296 16 T Jumlah 25 1400 100 Nilai rata-rata = 1400:25 = 56 Ketuntasan klasikal = (10:25) x 100 % = 40 % Nilai Di bawah KKM = (15:25) x 100% = 60% Nilai Tertinggi = 76 Nilai Terendah = 25
Dari tabel nilai Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati sebelum diadakan tindakan melalui penerapkan pembelajaran peta konsep, dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.1 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 7 24%
6 20%
5 Frekuensi
24%
16%
4 12%
3 2 4%
1 0
25-33
34-42
43-51
52-60
61-69
70-78
Interval Nilai
Gambar 4.1. Histogram Nilai Pre test Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Dimana setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. 1. Siklus I Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. Siklus I dilaksanakan selama seminggu sebanyak 2 pertemuan yang diikuti oleh siswa kelas IV sebanyak 25 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti dengan dibantu oleh seorang observer yaitu guru kelas IV yang bernama Ibu Erna Dyah Wulandari dan didampingi oleh Kepala Sekolah yang bernama bapak Suwandi. Kegiatan siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Informasi yang diperoleh dari data Pre test siswa sebagai subjek commit to user penelitian sebanyak 15 siswa dari 25 siswa mendapatkan nilai keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 menulis deskripsi dibawah 65, sehingga belum mencapai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 65. Selain itu, hasil wawancara dengan guru kelas menyatakan bahwa keterampilan menulis deskripsi siswa masih rendah. Oleh karena itu, perlu diadakan pembelajaran dengan peta konsep untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam keterampilan menulis deskripsi. Tahap perencanaan ini dipersiapkan beberapa hal antara lain: 1) Mengidentifikasi masalah belajar
siswa terutama dalam proses
pembelajaran menulis deskripsi. 2) Mengkaji materi pembelajaran menulis kelas IV semester II dengan indikator: menentukan tema, judul, kerangka karangan dan langkahlangkah menulis deskripsi. 3) Merumuskan rencana pembelajaran (RPP siklus 1 terdapat pada lampiran 5). 4) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran menulis deskripsi yang berupa: kinerja guru (lampiran 18), menyiapkan teks menulis deskripsi, menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil belajar. Kegiatan dirancang dan dikoordinasi dengan guru kelas IV sebagai observer. b. Pelaksanaan Setelah rencana tindakan dibuat, dilanjutkan tindakan penelitian dengan melakukan pembelajaran bahasa Indonesia menulis deskripsi dengan peta konsep
untuk
meningkatkan keterampilan menulis
deskripsi.
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 27 dan 29 Maret 2012. 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama pada pelajaran menulis yang diajarkan yaitu menulis deskripsi anak dengan indikator dapat menentukan tema, menyusun kerangka karangan, dan menjawab pertanyaan tentang alat transportasi. Sebagai kegiatan awal guru mengkondisikan kelas dan melakukan apersepsi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Pada kegiatan inti: a) Eksplorasi (1) guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang alat tansportasi yang mereka ketahui (2) Siswa secara aktif menyebutkan nama-nama alat transportasi dan menyebutkan ciri–ciri alat transportasi yang diketahui siswa. (3) Siswa mendeskripsikan mengenai gambar yang dibawakan oleh guru dan menyebutkan ciri-ciri dari gambar tersebut (4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang karangan deskripsi dan langkah langkah menyusunnya. b) Elaborasi (5) Guru membentuk kelompok diskusi, setiap kelompok diskusi terdiri dari 5-6 siswa. (6) Siswa secara aktif membentuk kelompok diskusi (7) Setiap kolompok diskusi menerima amplop yang berisikan gambar alat transportasi dari guru (8) Perwakilan dari kelompok menuliskan nama alat transportasi kebagan yang dibawakan guru didepan kelas. (9) Setiap kelompok menuliskan satu kalimat sesuai kata yang ditulis di bagan, kemudian menggabungkan kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf. (10) Setiap kelompok membacakan hasil dari kerjaannya di depan kelas. (11) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang maju. c) Konfirmasi (12) Kelompok yang aktif diberi penguatan. (13) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selanjutnya. (14) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika commit to dipahami. user terdapat materi yang belum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 (15) Guru mengadakan refleksi terhadap proses belajar – mengajar. Sebagai kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan membuat kesimpulan bersama dengan siswa. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari hasil diskusi tadi dan mempelajarinya dirumah pada pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama namun kegiatannya yang berbeda. Pertemuan kedua, guru melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu menulis deskripsi dan bertanya jawab tentang tanda baca yang benar dalam kalimat. Sebagai kegiatan awal guru melakukan apersepsi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang menulis deskripsi dengan tujuan memberikan penguatan dan mengingat kembali pelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan intinya sebagai berikut: a) Eksplorasi (1) Siswa menyebutkan tanda baca yang ada dan mereka kenal. (2) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penggunaan huruf kapital, tanda titik, tanda koma dalam kalimat (3) Siswa memilih satu kata untuk menuliskan kalimat dengan yang ada pada bagan. (4) Siswa membuat kalimat dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat di buku tulisnya, berdasarkan bagan b) Elaborasi (5) Siswa mengembangkan kalimat-kalimat yang telah mereka susun menjadi sebuah paragraf deskripsi yang baik sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang benar berdasarkan bagan yang telah ada. (6) Beberapa siswa maju ke depan untuk membacakan hasil menulis deskripsi yang telah dikerjakan. (7) Siswa mengumpulkan hasil tulisan deskripsi commit to user disusunnya.
yang telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 c) Konfirmasi (8) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi-materi yang kurang dipahami. (9) Siswa yang aktif diberi penguatan baik lisan maupun hadiah. (10) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selanjutnya. (11) Guru mengadakan refleksi terhadap proses belajar Kegiatan akhir diberikan penguatan materi dan siswa diajak membuat kesimpulan atas materi pembelajaran secara keseluruhan. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan guru memberikan tugas kepada siswa untuk mepelajari tentang karangan anak lainnya. c. Observasi Tahap observasi dilaksanakan dengan memantau pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan peta konsep, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Kegiatan pembelajaran pada siklus I yang bertindak sebagai observer yaitu guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti. Observer mengamati kegiatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung meliputi: kegiatan aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. . Hasil pengamatan atau observasi digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus I. Hasil pengamatan dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya persentase dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati, yaitu 25 siswa. Hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis deskripsi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa sebagai berikut: 1) Observasi Siswa Hasil observasi siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan peta konsep sudah baik. Selain itu, juga diadakan commit to user observasi hasil pembelajaran yakni nilai aspek kognitif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 Hasil observasi siswa diperinci sebagai berikut: Observasi pada aspek kognitif adalah hasil nilai keterampilan menulis deskripsi siswa. Aspek kognitif yang diukur meliputi dua hal yaitu penilaian produk dan penilaian proses. Aspek tersebut diamati dari hasil tes individu siswa dan hasil diskusi kelompok pada saat pembelajaran dilaksanakan. Tes individu yang diukur pada siklus I meliputi: (a) menjelaskan karangan deskripsi, (b) menjawab pertanyaan tentang judul dan tema yang akan ditentukan, (c) membuat kerangka karangan. Penilaian produk diukur dari tes individu pada setiap akhir pertemuan. Sedangkan penilaian proses yang diukur meliputi: (a) mengidentifikasi karangan dekripsi (b) menentukan judul dan tema karangan. Hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua untuk aspek kognitif diambil dari penilaian kognitif produk atau hasil tes individu dan penilaian kognitif proses atau nilai diskusi. Penilaian ini dengan bobot kognitif produk lebih besar dari pada kognitif proses supaya dapat mengetahui tingkat keterampilan menulis deskripsi siswa. Hasil nilai aspek kognitif siklus I (lampiran 19) dapat disajikan ke dalam tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Kelas IV SD Negeri 02 Jati Siklus I Nilai Perse Interval Frekuensi No Tengah fi.xi ntase Ket. Nilai (fi) (xi) (%) 1 38-45 4 41,5 166 16 BT 2 46-53 3 49,5 148,5 12 BT 3 54-61 2 57,5 115 8 BT 4 62-69 8 65,5 524 32 BT/T 5 70-77 6 73,5 441 24 T 6 78-85 2 81,5 163 8 T Jumlah 25 1557,5 100 Nilai rata-rata = 1557,5:25 = 62,3 Ketuntasan klasikal = (15 : 25) x 100 % = 60% Nilai Di bawah KKM = (10: 25) x 100% = 40% Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 38commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Dari tabel 4.2. nilai keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati setelah tindakan melalui penerapan pembelajaran peta konsep, dapat disajikan gambar 4.2 berikut ini:.
9
32%
8 7
24%
Frekuensi
6 5 4
16% 12%
3
8%
2
8%
1 0 38-45
46-53
54-61
62-69
70-77
78-85
Interval Nilai
Gambar 4.2. Histogram Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada siklus 1 Tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai keterampilan menulis deskripsi pada siklus 1 mencapai rata-rata klasikal sebesar 62,3 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 38. Siswa yang memperoleh nilai 38-45 sebanyak 4 siswa atau 16%. Siswa yang memperoleh nilai 46-53 sebanyak 3 siswa atau 12%. Siswa yang memperoleh nilai 54-61 sebanyak 2 siswa atau 8%. Siswa yang memperoleh nilai 62-69 paling banyak yakni sebanyak 8 siswa atau 32%. Siswa yang memperoleh nilai 70-77 sebanyak 6 siswa 24%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 78-85 sebanyak 2 siswa atau 8%. Jumlah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 15 siswa atau 60%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 2) Hasil Observasi Kinerja Guru Guru yang diobservasi pada penelitian ini adalah peneliti. Peneliti berperan sebagai guru, sedangkan guru kelasnya sebagai observer. Kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan peta konsep sudah baik. Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti yang bertindak sebagai guru selalu mempersiapkan dengan baik mulai dari penyusunan RPP, menyiapkan tempat, materi, dan media yang akan digunakan. Guru sudah baik dalam menerapkan peta konsep
dalam
pembelajaran bahasa Indonesia mengenai keterampilan menulis deskripsi. Peneliti sudah baik dalam mengajak siswa untuk menarik kesimpulan apa yang sedang mereka pelajari. Namun, hanya beberapa siswa saja yang merespon pertanyaan dari guru, sedangkan yang lainnya seperti acuh tak acuh dan kurang memperhatikan guru. Guru sudah bersikap terbuka, perhatian, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika kurang jelas. Peneliti juga memberikan motivasi baik kepada siswa yang aktif maupun tidak aktif. Selama pembelajaran guru juga sudah mengajarkan dari hal-hal yang mudah terlebih dahulu kemudian ke yang lebih sukar. Petunjuk dan penjelasan guru masih kurang jelas/terlalu cepat sehingga siswa masih sedikit bingung. Guru dalam menggunakan media sudah cukup besar tetapi kurang menarik bagi siswa. Media bagan dan gambar untuk siswa sudah cukup jelas. Namun siswa dalam berdiskusi memakan waktu yang cukup lama. Kinerja guru/peneliti yang perlu diperbaiki yaitu: (a) pengelolaan kelas, (b) menumbuhkan partisipasi aktif dalam kelas, (c) menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, (d) memperbaiki media yang lebih menarik perhatian siswa. Secara keseluruhan kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik, hal ini ditunjukkan dalam lembar observasi kinerja guru pada siklus I (lampiran 15) menunjukkan rata-rata 3,1. Lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 4.3 berikut ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Tabel 4.3. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas IV Siklus I Siklus 1 No Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Jumlah skor 30 32 2 Skor rata-rata 3,0 3,2 Skor akhir =3,1 Tabel tersebut dapat disajikan ke dalam histogram sebagai berikut: 3.25
Pertemuan 1
3.2
Pertemuan 2 3.2
Skor
3.15
3.1 3.05 3
3
2.95 2.9 Pertemuan 1
Pertemuan 2 Pertemuan
Gambar 4.3. Histogram Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV Siklus I d. Refleksi Data hasil observasi dari guru kelas dan peneliti dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksikan bersama-sama. Pembahasan hasil observasi, dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran untuk diperbaiki, sedangkan yang sudah baik dipertahankan bahkan ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan peta konsep menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa maupun kinerja guru dalam pembelajaran. Berikut adalah uraian hasil refleksi pada siklus I, hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan peta konsep belum sepenuhnya tampak. Meskipun commit to user sudah dijelaskan, tetapi masih ada siswa yang belum mengerti atau paham
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 dalam pembelajaran menggunakan peta konsep. Hal ini disebabkan belum terbiasanya siswa belajar dengan membuat bagan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Masih banyak siswa yang belum bisa menulis dengan benar yang ditugaskan oleh guru. Siswa juga masih takut/ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat, sehingga siswa belum begitu aktif dalam mengambil kesimpulan dalam proses pembelajaran. Selain itu, interaksi antar siswa juga belum baik, masih banyak siswa yang individual yang mengerjakan sendiri sedangkan yang lainnya sibuk bermain sendiri. Kegiatan siswa bekerja kelompok salah satunya yaitu membuat bagan dan mengisi bagan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ada di setiap kelompok siswa yang bermain sendiri. Hasil pengamatan tentang kinerja guru juga terdapat kekurangan. Ketika pelaksanaan peta konsep ada tahap yang kurang maksimal yakni, gambar bagan kurang baik. Hal ini dikarenakan waktu yang digunakan tidak mencukupi. Secara keseluruhan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan peta konsep sudah baik hanya saja kurang berjalan sesuai rencana. Meskipun demikian, nilai keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati sudah meningkat dari nilai sebelumnya pada tes awal. Nilai rata-rata klasikal yang sebelumnya 56 naik menjadi
62,3.
Jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan meningkat dari 40% menjadi 60%. Hasil dari pembelajaran keterampilan menulis deskripsi meningkat pada siklus I, tetapi masih belum mencapai target indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa mencapai nilai lebih dari KKM yakni ≥ 65. 3. Siklus II Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan selama satu minggu dengan 2 kali pertemuan pada bulan April minggu ke-2 yang diikuti oleh 25 siswa. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2x35 menit. Kegiatan dari siklus II adalah sabagai berikut: a. Perencanaan Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa indikator commit user itu, penelitian ini dilanjutkan ke ketercapaian belum tercapai. Oleh to karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 siklus II. Siklus II dilaksanakan dengan memperbaiki kekurangankekurangan di siklus I. Hasil penelitian siklus I memang sudah meningkat, tetapi belum memenuhi indikator kinerja. Penelitian di siklus II dilaksanakan dengan indikator yang sama tetapi dengan tahapan yang sudah disempurnakan. Berikut perencanaan yang dilakukan: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II. (RPP siklus II lihat lampiran 8). 2. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran (lembar observasi pada lampiran 28, 24, dan 16) 3. Mempersiapkan perlengkapan media yang akan digunakan, yaitu: bagan peta konsep, gambar tempat-tempat rekreasi, dan materi tentang karangan deskripsi yang sesuai dengan tingkat keterampilan menulis deskripsi siswa.
b. Pelaksanaan Setelah rencana tindakan dibuat, dilakukan tindakan penelitian sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, mengabsen siswa serta mengkondisikan kelas dan memberikan apersepsi mengingat pelajaran sebelumnya dengan peta konsep . a) Eksplorasi (1) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang nama-nama tempat rekreasi yang diketahui siswa. (2) Guru membawakan gambar dan menanyakan kepada siswa. (3) Siswa mengidentifikasi mengenai gambar yang dibawakan oleh guru dan menyebutkan ciri-ciri dari gambar tersebut (4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang karangan deskripsi commit to user dan langkah langkah menyusunnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 b) Elaborasi (5) siswa membentuk kelompok diskusi, setiap kelompok diskusi terdiri dari 5-6 siswa. (6) Siswa secara aktif membentuk kelompok diskusi (7) Setiap kolompok diskusi menerima tugas yaitu membuat bagan dan kerangka karangan (8) Perwakilan dari kelompok menuliskan nama tempat rekreasi ke bagan yang dibawakan guru didepan kelas. (9) Setiap kelompok membacakan hasil dari
kerjaannya didepan
kelas (10) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang maju. (11) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya c) Konfirmasi (12) Siswa diberi kesempatan bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami. (13) Guru memberikan penguatan baik lisan maupun hadiah. (14) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selanjutnya. (15) Guru mengadakan refleksi terhadap proses belajar –mengajar. Pada kegiatan akhir, guru memberikan penguatan materi dan tanya jawab secara klasikal serta menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi individu. Guru memberi motivasi siswa dan memberi tugas membuat bagan yang sudah didiskusikan dan akan dirangkai menjadi karangan pada pertemuan selanjutnya. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 April 2012. Materi yang diberikan sama pada pertemuan pertama dengan indikator yaitu menulis deskripsi. Pada kegiatan awal, guru memberikan apersepsi untuk menggali to kepada user siswa dengan bertanya jawab pengetahuan siswa dan commit motivasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 tentang tanda baca yang tepat dalam kalimat dan membuat kerangka karangan yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti: a) Eksplorasi 1) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang paragraf deskripsi 2) Siswa menyebutkan tanda baca yang ada dan mereka kenal. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai penggunaan huruf kapital, tanda titik, tanda koma dalam kalimat 4) Siswa memilih satu kata untuk menuliskan kalimat dengan yang ada pada bagan. b) Elaborasi 5) Siswa membuat kalimat dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat di buku tulisnya, berdasarkan bagan 6) Siswa dibimbing untuk mengembangkan kalimat-kalimat yang telah mereka susun menjadi sebuah paragraf deskripsi yang baik sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang benar berdasarkan bagan yang telah ada. 7) Beberapa siswa maju ke depan untuk membacakan hasil karangan deskripsi yang telah dikerjakan. 8) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang maju. 9) Siswa mengumpulkan hasil paragraf deskripsi
yang telah
disusunnya. c) Konfirmasi 10) Siswa diberi kesempatan bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami. 11) Guru memberikan penguatan kepada siswa. 12) Guru memberikan motivasi agar dapat berpartisipasi aktif dalam commit to user pembelajaran selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Pada kegiatan akhir, mengetahui
tingkat
guru memberikan evaluasi untuk
pemahaman
siswa.
Setelah
selesai
siswa
mengumpulkan hasil pekerjaanya. Guru memberikan kesimpulan dan memberikan tugas rumah. c. Observasi Tahap
ini
dilaksanakan
pemantauan
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan peta konsep pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Selain itu, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perbaikan siklus I yang dilaksanakan dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Berikut uraian hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus II: 1) Hasil Observasi Siswa Hasil observasi siswa dilihat dari aspek kognitif siswa yakni nilai keterampilan menulis deskripsi. Hasil observasi siswa akan diperinci sebagai berikut: Aspek kognitif yang diukur sama dengan siklus I yakni dengan mengukur dua aspek yaitu aspek kognitif proses dan kognitif produk. Berdasarkan data nilai tes individu dan hasil diskusi kelompok pada pertemuan ke-1 dan ke-2 (lihat lampiran 20), maka dapat dibuat rincian sebagai berikut: Hasil observasi pada pertemuan ke-1 dan ke-2 untuk aspek kognitif diambil dari penilaian kognitif produk atau hasil tes individu commit to nilai user diskusi. Hal ini dilakukan supaya dan penilaian kognitif proses atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 nilai yang diperoleh lebih valid dan peneliti lebih tahu kemampuan siswa dalam keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV. Hasil nilai aspek kognitif pertemuan pertama (lampiran 20) dapat disajikan ke dalam tabel 4.6 berikut ini: Nilai keterampilan menulis deskripsi siswa siklus II diperoleh nilai rata-rata pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Berdasarkan rekapitulasi nilai keterampilan menulis deskripsi siswa siklus II (lihat lampiran 27), maka dapat disajikan menjadi tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4. Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati Pada Siklus II Frekuensi Nilai fi.xi (fi) Tengah (xi) 1 2 49 98 2 5 56 280 3 5 63 315 4 5 70 350 5 6 77 462 6 2 84 168 25 1673 Nilai rata-rata =1673:25 = 66,92 Ketuntasan klasikal = (18:25) x 100 % = 72% Nilai Di bawah KKM = (7:25) x 100% = 28% Nilai Tertinggi = 85 Nilai Terendah = 46 No
Interval Nilai 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 81-87
commit to user
Prosentase (%) 8 20 20 20 24 8 100
Ket. BT BT BT/T T T T
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Tabel atas jika disajikan ke dalam histogram sebagai berikut: 7
24%
6
20%
Frekuensi
5
20%
20%
4 3 2
8%
8%
1 0 46-52
53-59
60-66
67-73
74-80
81-87
Interval Nilai
Gambar 4.4. Histogram Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati Siklus II Tabel 4.4 dan gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 46-52 sebanyak 2 siswa atau 8%. Siswa yang mendapat nilai 53-59 sebanyak 5 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 60-66 sebanyak 5 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 6773 sebanyak 5 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 74-80 sebanyak 6 siswa atau 24%. Siswa yang mendapat nilai 81-87 sebanyak 2 siswa atau 8%. Rata-rata klasikal yang dicapai pada siklus II adalah 66,92 dengan nilai terendah 46 dan nilai tertinggi 85. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau 72%. 2) Hasil Observasi Kinerja Guru Guru yang diobservasi ialah peneliti yang berperan sebagai guru. Selama pembelajaran berlangsung peneliti diobservasi oleh guru kelas dan kepala sekolah. Hasil observasi tersebut didiskusikan antara hasil observasi guru kelas dan hasil observasi berdasarkan video rekaman. Hasil observasi kinerja guru (lampiran 16) dapat diperoleh hasil kinerja guru yang sudah ada peningkatan dari siklus sebelumnya. Pada pertemuan pertama guru sudah membuka pembelajaran dengan baik dan kejelasan dan sistematika penyampaian materi juga commit to user sudah baik. Ketika menyampaikan materi siswa tidak berbuat gaduh dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 berjalan dengan tenang. Penggunaan media yang lebih menarik dan mengaktifkan siswa. Hal ini terlihat siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan bagan peta konsep yang digunakan. Selain itu bahan ajar yang lebih bervariasi, guru mengganti materi sebagai alat dan sumber belajar bagi siswa. Pada siklus II guru menggunakan karangan tentang tempat-tempat rekreasi. Pelaksanaan peta konsep sudah lebih baik. Pelaksanaan pada pertemuan kedua guru sudah melaksanakan tahapan lebih baik lagi. Pada pertemuan kedua ini guru lebih menekan pada materi yang disampaikan yakni menulis deskripsi dengan tepat. Secara keseluruhan kinerja guru belum baik, yaitu terkadang pengelolaan kelas kurang baik. Hal ini dapat ditunjukkan pada lembar observasi kinerja guru siklus II (lampiran 16) dengan skor akhir 3,2. Data dari lembar observasi siklus II dapat disajikan ke dalam tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV. Siklus 1 No Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Jumlah skor 31 33 2 Skor rata-rata 3,1 3,3 Skor akhir =3,2 Tabel tersebut kemudian disajikan ke dalam histogram sebagai berikut: 3.65
skor
3.6
3.3
Skor
3.55 3.5 3.45 3.4
3.1
3.35 3.3 Pertemuan 1
Gambar
4.5.
Pertemuan
Pertemuan 2
Histogram Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Siklus II commitKeterampilan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Tabel 4.5 dan gambar 4.5 di atas menjelaskan bahwa ada peningkatan dari kinerja guru pada pertemuan ke-1 ke pertemuan ke-2. d. Refleksi Hasil observasi pada siklus II yang telah dilakukan dikumpulkan dan dianalisis. Hasil observasi yang di analisis meliputi observasi siswa dan kinerja guru. Observasi siswa yang diperoleh diantaranya nilai kognitif siswa (hasil dari keterampilan menulis deskripsi). Aspek kognitif nilai keterampilan menulis deskripsi pada siklus II ini belum mencapai rata-rata klasikal 75% dari jumlah siswa yaitu 25 siswa. Jumlah siswa yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 18 siswa atau 72%. Hal ini menunjukkan bahwa pada belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni ketuntasan belajar siswa mencapai ≥75% dari jumlah 25 siswa. Hasil observasi observasi kinerja guru pada siklus II, kinerja guru sudah meningkat lebih baik. Guru sudah memperbaiki kekurangankekurangan pada siklus I. Hasil observasi kinerja guru mencapai skor akhir 3,2 atau 80% dari skor tertinggi yaitu 4 dengan kriteria baik. Kinerja guru dianalisis dan dibandingkan sehingga tercipta proses pembelajaran yang baik. Akan tetapi dilihat dari kinerja guru belum sepenuhnya belum maksimal dan masih ada kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya yaitu: (a) guru masih kurang dalam mengelola kelas, (b) guru masih kurang dalam menumbuhkan terjadinya partisipasi aktif siswa, (c) menumbuhkan sikap terbuka terhadap respon siswa, (d) pelaksanaan model pembelajaran peta konsep kurang jelas, sehingga siswa kurang mengerti. Meskipun nilai siswa banyak yang meningkat, akan tetapi masih banyak siswa yang belum mencapai kompetensi dengan indikator menulis deskripsi. Kebanyakan siswa belum dapat memproduksi kalimat dengan kosa kata sendiri. Selain itu, kondisi siswa juga masih ada yang sering ribut sendiri dalam mengerjakan tugas. Terdapat juga siswa yang masih bingung to userserta masih ada siswa yang tidak atau kurang mandiri ketika commit diberi tugas,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 mengerjakan tugas sesuai judul, tema dan kerangka karangan yang menjadi tugasnya. Hal ini menyebabkan guru perlu mengadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Oleh karena itu, hasil dari siklus II ini perlu diadakan perbaikan pada siklus III. Hasil observasi dan analisis di atas kemudian direfleksikan didiskusikan bersama dengan guru kelas. Hasil diskusi dengan guru kelas IV yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Guru membuat perencanaan pembelajaran dengan model pembelajaran yang berbeda pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama dan kedua hanya berdiskusi. Hal ini dilakukan supaya siswa lebih menguasai materi dan mencapai indikator yang ingin dicapainya khususnya menulis deskripsi. 2) Guru harus mengelola waktu selama pembelajaran dengan lebih baik, sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana. 3) Guru
dalam
memberi
pengarahan
dan
petunjuk
pelaksanaan
penggunaan peta konsep harus lebih jelas, supaya siswa mudah menerima dan melaksanakan tugasnya. 4) Guru seharusnya melaksanakan pendekatan kepada seluruh siswa khususnya siswa yang sering gaduh dan susah diatur. 5) Guru mempersiapkan dengan lebih matang sebelum pembelajaran dimulai. 4. Siklus III Kegiatan penelitian tindakan pada siklus III dilaksanakan pada bulan April minggu ke-4 yang diikuti oleh 25 siswa. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2x 35 menit. Kegiatan dari siklus III adalah sabagai berikut: a. Perencanaan Hasil pada siklus I dan siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan, pada siklus II keterampilan menulis deskripsi siswa belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni 75 persen dari 25 siswa, danjuga setelah dianalisis dan direfleksi masih ada kekurangan baik dari sisi commitguru. to userOleh karena itu, perlu diadakan siswa ataupun dari sisi kinerja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 perbaikan pada siklus III. Perencanaan kegiatan pada siklus III sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus III. (RPP siklus III pada lampiran 11). 2) Mempersiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran. 3) Mempersiapkan perlengkapan media yang akan digunakan, yaitu: bagan peta konsep, dan materi tentang menulis deskripsi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. b. Pelaksanaan Setelah dibuat perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan. Berikut adalah pelaksanaannya: 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 April 2012. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau 70 menit. Pada pertemuan pertama pembelajaran keterampilan menulis deskripsi dengan indikator menentukan tema, judul, dan kerangka karangan. Pada kegiatan awal guru memberi apersepsi dengan dilanjutkan dengan tanya jawab serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran. a) Eksplorasi (1) Guru bertanya kepada siswa tentang sekolah (2) Siswa mengidentifikasi mengenai sekolah dan menyebutkan ciriciri sekolah (3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang karangan deskripsi dan langkah langkah menyusunnya. (4) Guru membagikan tugas individu yaitu mengisi bagan hasil pengamatan siswa di lingkungan sekolah b) Elaborasi (5) Siswa keluar kelas untuk mengamati keadaan lingkungan sekolah. (6) Siswa secara aktif mengamati lingkungan sekolah dan mengerjakan commit to user tugas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 (7) Setelah selesai melakukan pengamatan dan mengerjakan tugas, guru mengajak siswa masuk kembali keruang kelas. (8) Siswa menuliskan hasil pengamatannya di bagan yang dibawakan guru yang ada di depan kelas. (9) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang maju. (10) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya c) Konfirmasi (11) Siswa diberi kesempatan bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami. (12) Guru memberikan penguatan kepada siswa. (13) Guru memberikan motivasi agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selanjutnya. (14) Guru mengadakan refleksi terhadap proses belajar –mengajar. Kegiatan akhir atau penutup siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajran dari awal sampai akhir. Guru membagikan soal evaluasi dan siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang paling aktif. Selanjutnya, guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi yang dipelajari di rumah dan diakhiri dengan menutup pembelajaran. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua jam pelajaran. Pembelajaran pada pertemuan kedua dengan indikator yang berbeda dengan pembelajaran pada pertemuan pertama, yakni dengan indikator menulis deskripsi menggunakan tanda baca yang tepat. Kegiatan awal guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi menulis deskripsi untuk menggali pengetahuan
siswa.
Dilanjutkan
dengan
pembelajaran pada hari tersebut. commit to user
menyampaikan
tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 a) Eksplorasi (1) Guru bertanya kepada siswa tentang pemenggalan suku kata yang tepat (2) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pemenggalan suku kata yang tepat (3) Siswa memilih satu kata untuk dijelaskan pemenggalan kata yang tepat (4) Guru membagikan tugas pertemuan yang kemarin kepada siswa dan memberikan tugas untuk menentukan judul dan membuat kerangka
karangan
berdasarkan
bagan
dari
pengamatan
pertemuan kemarin. b) Elaborasi (5) Setelah siswa selesai menentukan tema dan membuat kerangka karangan berdasarkan bagan dari pengamatan pertemuan kemarin, (6) guru membagikan kertas dan memberikan tugas untuk mengarang deskripsi berdasarkan pengebangan kerangka karangan. (7) Guru membimbing siswa menulis karangan deskripsi (8) Setelah selesai mengarang, guru menyuruh salah satu siswa membacakan hasil karangannya didepan kelas. (9) Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang maju. (10) Siswa mengumpulkan hasil karangan deskripsi
yang telah
dikerjakannya. c) Konfirmasi (11) Siswa diberi kesempatan bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami. (12) Guru memberikan penguatan kepada siswa. (13) Guru memberikan motivasi agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran selanjutnya (14) Guru mengadakan refleksi terhadap proses belajar –mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran secara keseluruhan. Salah satu siswa maju ke depan kelas menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Guru memberi tindaklanjut dengan memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari dan mengulangi materi tentang menulis
deskripsi.
Selanjutnya,
guru
mengakhiri
(menutup)
pembelajaran. c. Observasi Observasi
dilakukan
untuk
mengetahui
bagaimana
proses
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan baik dari segi aktivitas siswa maupun dari kinerja guru. Berikut ini hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus III: 1) Hasil Observasi Siswa Observasi terhadap siswa yakni mengamati aktivitas siswa. Selain itu juga mengamati hasil evaluasi siswa atau aspek kognitif. Berikut hasil observasi siswa pada siklus III: Aspek kognitif yang diukur sama dengan siklus I dan II yakni dengan mengukur dua aspek yaitu aspek kognitif proses dan kognitif produk. Hal ini dilakukan supaya nilai yang diperoleh lebih valid dan peneliti lebih tahu kemampuan siswa dalam keterampilan menulis deskripsi. Indikator yang diukur pada pertemuan I siklus III yaitu: (a) aspek kognitif produk yaitu menentukan judul, tema, dan kerangka karangan, (b) aspek kognitif proses yaitu menulis deskripsi dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang disempurnakan. Nilai keterampilan menulis deskripsi siklus III pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Berdasarkan rekapitulasi nilai keterampilan menulis deskripsi siklus III (lihat lampiran 21), maka dapat disajikan menjadi tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6. Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati Pada Siklus III commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Frekuensi Nilai fi.xi (fi) Tengah (xi) 1 3 59,5 178,5 2 6 65,5 393 3 6 71,5 429 4 5 77,5 387,5 5 4 83,5 334 6 1 89,5 89,5 25 1811,5 Nilai rata-rata =1811,5:25 = 72,46 Ketuntasan klasikal = (22:25) x 100 % = 88% Nilai Di bawah KKM = (3:25) x 100% = 12% Nilai Tertinggi = 88 Nilai Terendah = 57 No
Interval Nilai 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86 87-92
Prosenta se (%) 12 24 24 20 16 4 100
Ket. BT BT/T T T T T
Tabel di atas jika disajikan ke dalam histogram sebagai berikut: 7 24%
6
20%
5
Frekuensi
Banyak Siswa
24%
16%
4 3
12%
2 4%
1 0
57-62
63-68
69-74
75-80
81-86
87-92
Interval Gambar 4.6. Histogram Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati Siklus III Tabel 4.6 dan gambar 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 57-62 sebanyak 3 siswa atau 12%. Siswa yang mendapat nilai 63-68 sebanyak 6 siswa atau 24%. Siswa yang mendapat nilai 69-74 sebanyak 6 siswa atau 24%. Siswa yang mendapat nilai 7580 sebanyak 5 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 81-86 commit to user sebanyak 4 siswa atau 16%. Siswa yang mendapat nilai 87-92 terdapat 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 siswa atau 4%. Rata-rata klasikal yang dicapai pada siklus III adalah 72,46 dengan nilai terendah 57 dan nilai tertinggi 88. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 88%. 2) Hasil Observasi Kinerja Guru Hasil observasi kinerja guru pada siklus III pertemuan pertama dan kedua diobservasi oleh guru kelas IV. Hasil observasi (lampiran 17) menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua guru sudah memulai pembelajaran dengan baik dan persiapan yang lebih matang. Ketika pengamatan lingkungan sekolah tidak gaduh dan berjalan tertib. Penggunaan media sama dengan siklus pertama dan siklus kedua tetapi yaitu bagan peta konsep. Hal ini terlihat siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru siswa aktif mengisi bagan peta konsep. Pelaksanaan peta konsep sudah lebih baik. Secara keseluruhan kinerja guru sudah baik. Guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan dan berhasil dengan memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan pada lembar observasi kinerja guru siklus III (lampiran 17) dengan skor akhir 3,6 atau dengan kategori sangat baik. Data dari lembar observasi siklus III dapat disajikan ke dalam tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III No Keterangan Siklus 1 Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Jumlah skor 35 37 2 Skor rata-rata 3,5 3,7 Skor akhir =3,6 Tabel tersebut kemudian disajikan ke dalam histogram sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 3.75 3.7
Skor
3.65 3.6 3.55
Kinerja guru
3.5 3.45 3.4 Pertemuan 1
Pertemuan 2 Pertemuan
Gambar 4.7. Histogram Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus III Tabel 4.7 dan gambar 4.7 di atas menjelaskan bahwa ada peningkatan dari kinerja guru pada pertemuan ke-1 ke pertemuan ke-2. d. Refleksi Setelah siklus III dilaksanakan dan diobservasi selanjutnya dianalisis dan direfleksikan. Hasil analisis dari aspek kognitif yang merupakan nilai keterampilan menulis deskripsi pada siklus III meningkat dengan jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥65 sebanyak 22 siswa atau 88% dari 25 siswa. Atas dasar hasil dan analisis di atas, maka pembelajaran keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati dengan peta konsep yang dilaksanakan pada siklus III dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Hasil tindakan tiap siklus telah dideskripsikan dan dipaparkan pada pembahasan sebelumnya. Berdasarkan hasil deskripsi tiap siklus ditemukan adanya perubahan hasil tindakan tiap siklus. Perubahan yang terjadi dapat diketahui dari hasil tindakan berikut ini: Nilai keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati yang dihasilkan siswa juga terjadi adanya perubahan baik dari rata-rata, jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), nilai tertinggi, dan nilai terendah tiap siklusnya. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini: Tabel 4.8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Keterampilan Menulis Deskripsi, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV pada Pre test, Siklus I,Siklus II, dan Siklus III. Setelah Tindakan Keterampilan Menulis Pre test No Karangan Deskrisi Siklus I Siklus II Siklus III 1 Rata-rata 56 62,3 66,92 72,46 2 Nilai Tertinggi 76 80 85 88 3 Nilai Terendah 25 38 46 57 Peningkatan nilai rata-rata hasil keterampilan menulis deskripsi, nilai tertinggi dan nilai terendah siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati dengan peta konsep dapat disajikan pada grafik 4.8 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
N i l a i
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Tindakan
Gambar 4.8. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Keterampilan Menulis Deskripsi, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Tabel 4.8 dan gambar 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis deskripsi mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata keterampilan menulis deskripsi siswa pada Pre test sebelum tindakan adalah 56. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata keterampilan menulis deskripsi siswa menjadi 62,3. Pada siklus II nilai ratarata keterampilan menulis deskripsi siswa menjadi 66,92. Pada pelaksanaan terakhir siklus III nilai rata-rata keterampilan menulis deskripsi siswa adalah 72,46. Nilai tertinggi pada tiap siklus terjadi peningkatan secara signifikan, sedangkan untuk nilai terendahnya mengalami kenaikan yang signifikan. Selain kenaikan pada rata-rata nilai, jumlah siswa yang mencapai ≥65 KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) juga mengalami peningkatan. Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar keterampilan menulis deskripsi pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III ditunjukkan pada tabel 4.9. berikut ini: Tabel 4.9. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Pre test Siklus I Siklus II Siklus III No Ketuntasan Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Tuntas 10 40% 15 60% 18 72% 22 88% 2 Tidak Tuntas 15 commit 60% to user 10 40% 7 28% 3 12%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 Hasil rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar keterampilan menulis deskripsi terdapat peningkatan yang signifikan. Pada Pre test jumlah ketuntasan siswa sebanyak 10 anak atau 40%. Pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa atau 60%. Pada siklus II meningat menjadi 18 siswa atau 72%. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas meningkat lagi mencapai 22 siswa atau 88%. Data rekapitulasi ketuntasan belajar siswa dari nilai Pre test sampai dengan siklus III dapat disajikan pada grafik 4.9. berikut ini:
P e r s e n t a s e
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
88% 72% 60% 40%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Pertemuan
Gambar 4.9. Histogram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jati pada Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III E. Pembahasan Hasil Penelitian Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan dan diperoleh hasil penelitian yang telah dipaparkan pada perbandingan antarsiklus, hasil penelitian tersebut dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan yakni meningkat hasil belajar yang dicapai siswa. Peningkatan ini terlihat dari perhitungan nilai keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati dari sebelum tindakan sampai dengan terlaksananya tindakan siklus III yang masing-masing siklusnya dilaksanakan dengan dua pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16 pada perbandingan antarsiklus dijelaskan bahwa terjadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 peningkatan yang signifikan pada rata-rata nilai yang dicapai siswa dan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Peningkatan tersebut membuktikan bahwa peta konsep tepat untuk membantu meningkatkan keterampilan menulis siswa khususnya menulis deskripsi. Hal ini dapat direfleksikan bahwa pembelajaran keterampilan menulis deskripsi yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil. Hasil dari kenaikan ketuntasan belajar dan rata-rata nilai keterampilan menulis deskripsi yang signifikan menunjukkan bahwa hasil belajar keterampilan menulis deskripsi meningkat. Hasil belajar meningkat karena dengan peta konsep siswa lebih aktif, lebih paham, dan mudah mengingat apa yang telah dipelajarinya mengenai judul, tema, kerangka karangan, dan menulis deskripsi dengan tanda baca yang telah disempurnakan. Jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan pada siklus I mencapai 60% atau 15 siswa, meningkat pada siklus II menjadi 72% atau 18 siswa, dan pada akhir tindakan siklus III mencapai 88% atau 22 siswa. Hasil keterampilan menulis deskripsi yang dicapai siswa dikatakan berhasil meningkat apabila jumlah siswa yang mendapat nilai ≥65 (KKM) mencapai ≥75%. Berdasarkan pemaparan hasil nilai keterampilan menulis deskripsi di atas, menunjukkan bahwa peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang sama-sama menggunakan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa peta konsep dapat digunakan dalam pembelajaran lain seperti IPS selain Bahasa Indonesia khususnya materi keterampilan menulis deskripsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus selama enam kali pertemuan, maka dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran menggunakan peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata klasikal dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar materi menulis deskripsi pada setiap siklusnya. Pada kondisi Pre test keterampilan menulis deskripsi dengan rata-rata klasikal 56, siklus I nilai keterampilan menulis deskripsi dengan rata-rata klasikal 62,3, siklus II nilai keterampilan menulis deskripsi dengan rata-rata klasikal 66,92, dan pada siklus III nilai keterampilan menulis deskripsi dengan rata-rata klasikal 72,46. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebanyak 10 siswa atau 40%,siklus I yaitu 15 siswa atau 60%, siklus II sebanyak 18 siswa atau 72%, dan pada siklus III sebanyak 22 siswa atau 88%. Berdasarkan peningkatan tersebut maka penggunaan peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. B. Implikasi Berdasarkan simpulan penelitian yaitu: penerapan pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012, maka implikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Jati kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat commit to user digunakan sebagai salah satu acuan untuk menggunakan pembelajaran peta 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 konsep dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi yang sesuai. Dari hasil penelitian ini, maka penerapan pembelajaran peta konsep dapat dioptimalkan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu: penggunaan strategi, model, metode dan media pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan dan uraian penutup skripsi yaitu: 1. Bagi Guru a. Guru hendaknya tidak membiasakan siswa untuk sekedar mendengarkan ceramah dengan menghafal saja, tetapi siswa diharapkan dapat memahami materi yang disampaikan. b. Guru
hendaknya
pembelajaran,
membuka
terutama
mengoptimalkan
wawasan tentang
pembelajaran
penggunaan
peta
pembelajaran
perkembangan
konsep yang
strategi
sehingga
dapat
dapat
meningkatkan
pemahaman siswa terutama keterampilan menulis deskripsi. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya sering berlatih untuk melakukan keterampilan menulis deskripsi. b. Siswa hendaknya terbiasa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. c. Siswa
hendaknya
berkonsentrasi dengan
baik
pada
saat
penerapan
pembelajaran peta konsep atau pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. d. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Sekolah Penerapan pembelajaran peta konsep sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran commit toBahasa user Indonesia dengan materi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 sesuai. Penerapan pembelajaran peta konsep dalam pembelajaran, dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.
commit to user