DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 60
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI METODE KARYAWISATA Catur Sri Kadarwati* Guru SD Negeri Wuwur UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur
Abstrak Penelitian ini berlatar belakang kekurangberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis jenis karangan deskripsi berdasarkan pengalaman di sekolah, khususnya di SDN Wuwur. Kekurangberhasilan tersebut disebabkan siswa tidak semangat dan kurang tertarik kepada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Penyebabnya adalah guru kurang terampil menggunakan metode pembelajaran yang efektif. Masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah apa arti penting keterampilan menulis karangan deskripsi dengan metode karyawisata dan bagaimana efektivitas metode karyawisata dalam peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V semester 1 SDN Wuwur tahun pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa yang diperoleh dari pengalaman dan sebagai bahan pengayaan model pembelajaran bagi guru. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dua siklus. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pemerolehan data kuantitatif dilakukan dengan melakukan tes hasil kerja siswa dan data secara kualitatif dilakukan dengan melakukan observasi atau pengamatan, dan angket kepada siswa. Hasil analisis data menunjukkan tingkat ketuntasan pada pra-Siklus sebesar 38 %, Siklus I 68,2 %, dan pada akhir siklus II mencapai 90,9 %. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa kelas V dalam menulis karangan deskripsi dengan metode karyawisata mengalami peningkatan serta dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih kontekstual, komunikatif, dan menyenangkan bagi siswa. Kata Kunci : Keterampilan Menulis, Karangan Deskripsi, Metode Karyawisata
1. Pendahuluan Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menekankan pada penggunaan bahasa, bukan ilmu bahasa (Depdiknas, 2003:5). Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulis. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang seharusnya dikuasai siswa sudah diatur dalam kurikulum dan silabus pembelajaran sesuai dengan tingkat usia, kemampuan, dan perkembangan siswa. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan. Keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia yang harus dikuasai siswa. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan meresapi situasi lokal, regional, nasional, dan global (KTSP). Namun kenyataannya, dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan menulis berdasarkan pengalaman yang ditulis dalam bentuk karangan deskripsi bagi siswa kelas V SD Negeri Wuwur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang ternyata hasilnya masih kurang. Hal ini terlihat
pada saat siswa diminta untuk menulis (mengarang) masih banyak yang mengalami kesulitan. Akhadiah (1996:5) mengemukakan bahwa: Masalah yang sering dilontarkan dalam mengarang adalah kurang mampunya siswa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terlihat pada pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif dan bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Lagipula, kalimat-kalimat yang mereka buat tidak bersambung, pengaturan paragraf sesuka hati dan penggunaan logika tidak tepat. Untuk itu peneliti mengadakan perbaikan strategi pembelajaran dan mencari akar permasalahan serta jalan pemecahannya melalui PTK. ”PTK dilaksanakan dengan harapan memperoleh pengaruh yang positif bagi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.” Menurut Raka Joni (dalam Wardani, 2004:1.10) Dengan PTK ini, penulis berharap agar dapat memperbaiki kinerja sendiri melalui refleksi diri sehingga terjadi peningkatan pembelajaran yang berdampak hasil belajar siswa lebih baik. Dalam kenyataan memang tidak semudah seperti yang diangan-angankan. Kurang menariknya pembelajaran menulis di kelas makin menambah kurang berminatnya siswa dalam mengarang. Pembelajaran menulis karangan kerap kali menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa. Tidak jarang pula siswa sekolah dasar ketika diberi
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 61
tahu bahwa hari itu pelajaran menulis, mereka langsung mengeluarkan suara keluhan. Puncak dari semua itu karena kualitas kompetensi siswa dalam menulis pun rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi materi "menulis karangan berdasarkan pengalaman bentuk deskripsi", hasil yang dicapai belum memenuhi target yang diharapkan yaitu belum seluruh siswa mencapai tingkat tuntas belajar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk kompetensi dasar tersebut adalah 70. Dari 29 siswa kelas V SDN Wuwur, hanya 11 siswa yang memenuhi target belajar tersebut. Artinya keberhasilan penguasaan materi kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman bentuk deskripsi hanya sebesar 38%. Memperhatikan hal tersebut, penting kiranya diperlukan pengembangan kompetensi menulis dengan rancangan pembelajaran yang lebih menarik sehingga keterampilan siswa dalam menulis deskripsi meningkat. Melihat fakta di atas, dengan bantuan teman sejawat, peneliti bersama-sama mengidentifikasi masalah terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan. Berdasarkan hasil refleksi terungkap masalah-masalah yang terjadi antara lain adalah siswa kurang menguasai perbendaharaan kata, proses pembelajaran kurang menarik, metode mengajar tidak menarik dan siswa kurang berani mengeluarkan pendapat. Untuk mengatasi kondisi yang demikian, peneliti mencoba menggunakan metode lain untuk membantu para siswa untuk meningkatkan kekmampuan menulis deskripsi. Menurut peneliti, metode yang tepat, menarik, merangsang, kontekstual dan mudah dilaksanakan adalah dengan metode karyawisata. Harapan yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman bentuk deskripsi adalah sebagian besar atau sedikitnya 90% siswa kelas V SD Negeri Wuwur tuntas belajar yang diwujudkan dengan perolehan nilai minimal 70 Laporan penelitian ini disusun berdasarkan catatan saat merancang pembelajaran maupun saat melaksanakan proses belajar mengajar. Selain itu juga berdasarkan observasi oleh teman sejawat maupun hasil diskusi dengan dewan guru tentang kekurangan-kekurangan selama melaksanakan pembelajaran. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tentang keterampilan menulis karangan deskripsi melalui metode karyawisata. Selain itu juga untuk menemukan bentuk strategi pembelajaran yang efektif yang dapat digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan pembelajaran yang sama pada waktu yang lain. Penelitian ini diharapkan mampu menemukan kelemahan dan kekurangan terhadap strategi
pembelajaran yang dilakukan guru sehingga dapat ditemukan solusi pemecahannya. Secara rinci tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : a. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis karangan deskripsi, sehingga seluruh siswa mampu memperoleh ketuntasan belajar b. Untuk memusatkan perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat lebih mudah mengembangkan tema karangan. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Agar mudah memusatkan perhatian sehingga lebih mudah dalam mengembangkan tema karangan b. Menghindarkan siswa dari kesan bahwa menulis itu sukar c. Dengan terkuasainya kemampuan menulis deskripsi, diharapkan siswa mampu menggunakannya dalam mata pelajaran lain atau dalam kegiatan sehari-hari. 2. Bagi Guru a. Guru memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman mengenaI Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan. b. Guru akan lebih peka terhadap setiap kesulitan belajar siswa dan segera berinisiatif untuk membantu memecahkannya. c. Meningkatkan kretivitas guru dalam menemukan strategi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar para siswanya. d. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan karir jenjang kepangkatan karena hasil Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu pra syarat untuk mendapatkan penilaian angka kredit. 3. Bagi Sekolah/Instansi Pendidikan a. Sebagai bahan masukan bagi teman guru untuk dalam pembelajaran menulis deskripsi b. Sebagai sumbangan peningkatan motivasi guru dalam memanfaatkan lingkungan sekitar untuk pembelajaran di kelas dalam rangka menciptakan pembelajaran yang kontekstual. c. Bagi sekolah Penelitian Tindakan Kelas ini, dapat membantu peningkatkan mutu pembelajaran sehingga secara keseluruhan hasil belajar siswa dapat meningkat. d. Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk melaksanakan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang sama.
2. Materi dan Metode 2.1. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 62
”Kata deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,2 mendengar, mencium dan merasakan) apa yang diluksikan itu sesuai dengan citra penulisnya.” (Suparno: 2008:4.5)
Secara garis besar kerangka pikir kegiatan pembelajaran dari sebelum siklus sampai pada kegiatan pembelajaran siklus II adalah sebagaimana pada Gambar 1.
Karangan deskripsi bermaksud menyampaikan kesankesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca.
2.4. Metode Subjek penelitian yaitu siswa kelas V. Adapun jumlah subjek yang diteliti sebanyak 29 siswa. Pengambilan subjek penelitian kelas V ini berdasarkan pertimbangan bahwa materi menulis karangan berdasarkan pengalaman yang dapat disampaikan dalam bentuk karangan deskripsi diberikan di kelas V semester 1
Di samping itu, penulis karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan perasaan. Cara agar dapat dapat mendeskripsikan sesuatu secara hidup, antara lain adalah dengan, 1) melatih diri mengamati sesuatu, 2) melukiskan bagian-bagian yang penting sedetil mungkin.
Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah (1) hasil penilaian uji kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V, (2) hasil pengamatan teman sejawat (supervisor / kolabolator) , dan (3) hasil tabulasi angket pendapat siswa kelas V.
2.2 Metode Karyawisata
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik tes dan nontes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal dalam bentuk tertulis untuk dikerjakan siswa kemudian dilakukan penilaian dengan kriteria yang telah ditetapkan guru (peneliti). Sedangkan teknik nontes dilakukan dengan cara kolaborator (supervisor) atau teman sejawat memberikan angket pendapat kepada siswa dan melakukan pengamatan terhadap sikap serta perilaku siswa pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir pembelajaran. Aspek yang diamati meliputi kerjasama, inisiatif, perhatian, dan sistematika kerja.
Metode karyawisata merupakan salah satu hasil pengembangan cara pengajaran modern. Munculnya metode karyawisata disebabkan antara lain oleh karena sekolah tidak dapat dilepaskan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Karena itu dalam hal metode pengajaranpun dapat menggunakan lingkungan alam sekitar. 2.3. Kerangka Berpikir Penelitian Pada pembelajaran menulis karangan deskripsi secara konvensional guru menyajikan tema dan siswa diminta mengembangkan tema tersebut menjadi sebuah karangan. Dalam hal ini siswa mengembangkan karangan deskripsi berdasar rabaan pikiran. Siswa dalam menuangkan suatu keadaan dengan hanya menduga-duga saja. Apabila siswa tidak pernah menyentuh, mengamati, merasakan objek yang dibicarakan dalam tema maka siswa menjadi kurang termotivasi untuk memahami objek yang dihadapinya. Apalagi siswa yang tidak mempunyai minat dalam kegiatan mengarang. Mereka akan merasa tersiksa selama pembelajaran berlangsung. KONDISI AWAL
TINDAKAN
Guru :
Siswa :
Mengadakan proses pembelajaran konvensional dan belum menggunakan metode karyawisata
Hasil belajar menulis karangan deskripsi masih rendah, siswa belum bisa menggambarkan suatu tempat dengan baik.
Melakukan tindakan berupa penggunaan metode karyawisata
SIKLUS I Menggunakan metode karyawisata dengan penyelesaian tugas secara kelompok
SIKLUS II
KONDISI AKHIR
Keterampilan menulis meningkat terbukti nilai dan minat mengarang meningkat, dan adanya banyaknya tulisan bentuk deskripsi terpampang di Papan Pajangan /Mading.
Menggunakan metode karyawisata dengan penyelesaian tugas secara individu dan mendatangkan nara sumber
Gambar 1. Garis besar kerangka pikir kegiatan pembelajaran dari sebelum siklus sampai pada kegiatan pembelajaran siklus II
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah soal uji kemampuan menulis (tes), Lembar Angket, dan pengamatan (nontes) Validasi data dilakukan dengan cara Triangulasi . Cara ini dilakukan dengan mempertentangkan persepsi seseorang pelaku dalam situasi tertentu dengan aktoraktor lain dalam situasi itu sehingga didapat kesimpulan objektif (Depdiknas, 1999). Pengujian keandalan data dilakukan dengan membandingkan tingkat kesesuaian antara data hasil tes, pengamatan teman sejawat (supervisor / kolaborator), dan tabulasi angket pendapat siswa. Hasil tes yang meningkat akan disertai dengan peningkatan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Pada analisis kuantitatif hasil penilaian uji kemampuan menulis karangan deskripsi pada tahap prasiklus, siklus ke-1, dan siklus ke-2 dihitung perolehan rata-rata kelas dan dibandingkan apakah ada peningkatan dari tahapantahapan tersebut. Pada analisis kualitatif hasil pengamatan terhadap siswa dianalisis atas kualitas sikap dan perilaku pada saat persiapan, pelaksanaan, dan akhir pembelajaran, serta hasil tabulasi angket pendapat siswa dinilai berdasarkan kualitas respon dan jawabannya.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 63
Penelitian dalam pembelajaran materi "menulis karangan berdasarkan pengalaman yang disajikan dalam bentuk karangan deskripsi dengan metode karyawisata" dirancang dengan menggunakan 2 siklus dengan masingmasing siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (actuating), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
3. Hasil dan Pembahasan Data hasil penelitian ini diperoleh dari tahap prasiklus, perlakuan tindakan Siklus I, dan tindakan Siklus II. Data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap tahap berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes berupa angka hasil penilaian menulis karangan deskripsi sedangkan hasil nontes berupa hasil observasi oleh guru atau teman sejawat dan hasil tabulasi angket pendapat siswa.
3.1 Hasil Tindakan
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan deskripsi. Oleh karena itu bentuk tes yang digunakan adalah kemampuan praktik menulis (unjuk kerja). Siswa diberi tugas dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya siswa diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan berdasarkan kriteria dan batas waktu yang telah ditentukan. Ketuntasan belajar siswa ditentukan oleh seberapa besar nilai itu diperoleh dibandingkan dengan KKM yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk tahun pelajaran 2014/2015, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimalnya 70. Artinya siswa yang memperoleh nilai 70 atau di atasnya dinyatakan tuntas dan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas. Hasil tes menulis karangan pada setiap siklus dapat dilihat pada Tabel 1.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Rubiyati
72
v
Satria Kusnia P
60
x
74 v
Siti Nurhamidah
60
x
65
Siti Durrotun N. U
72
Syamsul Huda
64
Syoirotul Afifah
64
Widiya Ayu Putri
77
Iffatul Fadlilah Isna Aulia M Khoirul Anwar Kholishatun N Lia Tri Utami Nasirul Mukhlis
1527
Siklus I N T B 72 v 72 v 78 v 65 x 74 v 67 x 72 v 66 x 74 v 76 v 72 v 76 v 65 x
Siklus II N T B 74 v 78 v 85 v 71 v 80 v 72 v 78 v 72 v 72 v 82 v 80 v 84 v 68 x
86 71 71 72 80 78 66 66 68
x x v v v x x x
92 80 72 82 86 91 66 72 74
x x x
78 v
v
68
x
70 v
66
x
1587 20
38% 62%
x
80 v 68
x
74 v
80 v 14
x v v
78 v x
x
v v v v v v
80 v
78 v
v 11
v v v v v v
80 v 9
1711 25
69% 31%
4
86% 14%
3.1.2 Hasil Nontes 3.1.2.1 Observasi atau Pengamatan Hasil observasi yang dilakukan teman sejawat untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa pada saat pembelajaran berlangsung pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 2 - 5. Tabel 2 Hasil observasi yang dilakukan teman sejawat PRASIKLUS
Aspek Pendapat
A
B
C
SIKLUS 1 D
A
B
SIKLUS 2
C
D
A
B
C
D
Tahap Persiapan pembelajaan Senangkahkah a
b
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Tes Menulis Karangan Deskripsi Pra-Siklus N T B Wardini 67 x Khoirul Mustofa 72 v Nur Rohman 77 v Karno 65 x Anto Mustaim 74 v Listiyono 65 x Soidatun Naimah 65 x A. Azka Mubarok 65 x Ach. Khoirudin 67 x Akh. Agung Prasetyo 65 x Ajeng Wahyuningrum 66 x Ananda Isma Anggi 72 v Dia Amelia 64 x
v
Naili Fatwa N
84 65 65 78 80 77 64 65 65
Himatul Ulya
Jumlah Ketuntasan
3.1.1 Hasil Tes
No Nama
Haizul Ma’ali
kamu dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi? Siapkah kamu mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi yang akan diberikan guru?
2
4
8
15
3
8
9
9
15
6
5
3
2
4
7
16
4
8
7
10
8
7
12
2
4
7
8
10
4
5
8
12
3
2
7
17
3
5
12
9
5
7
12
5
12
12
3
2
1
4
12
12
4
10
12
3
15
6
7
1
Tahap Proses Pembelajaran Bagaimanakah a perasaan kamu .
b .
c .
saat mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi berdasarkan pengalaman ? Mudahkah kamu mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan metode karyawisata? Senangkan kamu mengikuti pembelajaran menulis dengan metode mengajar guru
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 64
saat ini?
d .
Apakah kamu aktif saat pembelajaran berlangsung?
Akhir Pembelajaran Bagaimana a kesan kamu .
b .
setelah selesai mengikuti pembelajaran? Menurut kamu adakah manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran?
A = Sangat (Senang, Siap, Berminat, Mudah, Aktif, Berkesan, Bermanfaat) 4
5
13
7
6
7
11
5
14
8
5
2
C = Cukup (Senang, Siap, Berminat, Mudah, Aktif, Berkesan, Bermanfaat) 4
6
14
5
7
12
6
4
13
12
3
1
4
7
13
5
11
5
9
4
13
7
8
1
D = Kurang (Senang, Siap, Berminat, Mudah, Aktif, Berkesan, Bermanfaat)
3.2 Pembahasan
Jumlah Skor
24 42 87 79 44 62 74 52 93 60 50 29
Skor Maksimal
232 232 232 232 232 232 232 232 232 232 232 232
Persentase
B = Senang, Siap, Berminat, Mudah, Aktif, Berkesan, Bermanfaat
10,34 18,10 37,50 34,05 18,97 26,72 31,90 22,41 40,09 25,86 21,55 12,50
Tabel 3 Hasil Pengamatan Sikap Perilaku Prasiklus No Nilai Kriteria Jumlah Persentase 1 18 - 20 amat baik 0 0% 2 14 - 17 baik 7 24% 3 10 - 13 sedang 10 34% 4 6-9 kurang 12 41% 5 0-5 sangat kurang 0 0% Jumlah 29 100%
Tahap
Tabel 4 Hasil Pengamatan Sikap Perilaku Tahap Siklus I No Nilai Kriteria Jumlah Persentase 1 18 - 20 amat baik 0 0% 2 14 - 17 baik 16 55% 3 10 - 13 sedang 8 28% 4 6-9 kurang 5 17% 5 0-5 sangat kurang 0 0% Jumlah 29 100% Tabel 5 Hasil Pengamatan Sikap Perilaku Tahap Siklus II No Nilai Kriteria Jumlah Persentase 1 18 - 20 amat baik 13 45% 2 14 - 17 baik 12 41% 3 10 - 13 sedang 4 14% 4 6-9 kurang 0 0% 5 0-5 sangat kurang 0 0% Jumlah 22 100% b. Angket Pendapat Siswa Pendapat siswa tentang proses pembelajaran didapat melalui angket. Hal-hal yang ditanyakan dalam angket bersifat sederhana sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Dalam hal ini tabulasi data perolehan angket pendapat siswa dikategorikan dalam 4 (empat) kriteria yaitu:
3.2.1 Hasil Tes a. Tahap Prasiklus Hasil tes awal atau tahap prasiklus terhadap 29 siswa kelas V menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi tanpa adanya intervensi penerapan metode karyawisata diperoleh nilai rata-rata siswa kelas V yaitu 68,8 dan menunjukkan daya serap 68%. Ada 11 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 70. Sedangkan 18 siswa mendapat nilai di bawah 7. Dengan perolehan nilai tersebut maka dapat dikatakan bahwa siswa yang dinyatakan memenuhi standar kompetensi 70,00 berdasarkan KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 11 siswa atau sebesar 38% yang tuntas. Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam hasil tes menulis karangan deskripsi pada tahap prasiklus adalah (1) adanya kesenjangan relevansi antara tema yang ditentukan dengan isi karangan, (2) adanya kelemahan dalam penyusunan sistematika uraian atau karangan, (3) adanya kesenjangan koherensi antarparagraf. Penilaian aspek tataejaan dan diksi diperoleh nilai cukup, namun masih perlu perbaikan. Hasil penilaian secara keseluruhan pada hasil menulis karangan deskripsi pada tahap prasiklus menunjukkan adanya kelemahan dalam pengorganisasian gagasan atau pokok-pokok pikiran. b Tahap Siklus I Berdasar hasil tes pada tahap prasiklus maka perlu dilakukan intervensi pada tahap siklus I dengan menerapkan metode karyawisata. Hasil tes siklus II diperoleh diperoleh nilai rata-rata siswa kelas V yaitu 72,4 dan menunjukkan daya serap 72 %. Ada 20 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 70. Sedangkan 9 siswa mendapat nilai di bawah 70. Dengan perolehan nilai tersebut maka dapat dikatakan bahwa siswa yang dinyatakan memenuhi standar kompetensi 70 berdasarkan KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 20 siswa atau sebesar 69 % yang tuntas.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 65
Adanya intervensi tindakan berupa penerapan metode karyawisata menunjukkan adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata sejumlah 3,58 yaitu dari 68,83 (rata-rata prasiklus) menjadi 72,41 (rata-rata siklus I ). Hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan yaitu (1) relevansi antara tema dengan isi menjadi lebih baik, (2) penyusunan sistematika karangan menjadi cukup baik, (3) koherensi antarparagraf lebih baik, dan penggunaan tataejaan serta diksi menunjukkan hasil semakin baik. Penilaian secara keseluruhan menunjukkan hasil bahwa dengan penerapan metode karyawisata membuat siswa lebih mudah mengorganisasikan gagasan-gagasan yang diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman secara langsung.
Nilai Rata-rata Kelas Menulis Karangan Deskripsi 100.00
0.00
Gambar 2
c. Tahap Siklus II Pembelajaran menulis karangan deskripsi pada siklus II ini dilaksanakan berdasarkan refleksi pada tahap siklus I. Pada tahap siklus ke-1 masih terdapat kelemahankelemahan pada proses pembelajaran, hasil penilaian serta hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-1. Nilai rata-rata yang diperoleh pada tes siklus II yaitu 77,14 dan menunjukkan daya serap sebesar 86 %. Ada 25 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 70. Sedangkan 4 siswa mendapat nilai di bawah 70. Dengan perolehan nilai tersebut maka dapat dikatakan bahwa siswa yang dinyatakan memenuhi standar kompetensi 70,00 berdasarkan KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 25 siswa atau sebesar 86% yang tuntas. Dengan demikian dibandingkan dengan rata-rata nilai pada siklus I maka terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar 4,73. Secara keseluruhan peningkatan nilai dengan penerapan metode karyawisata dibandingkan dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik konvensional mengalami peningkatan ratarata nilai sebesar 8,31. Hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan yaitu (1) relevansi antara tema dengan isi menjadi sangat baik, (2) penyusunan sistematika karangan menjadi sangat baik, (3) koherensi antarparagraf sangat baik, dan (4) penggunaan tataejaan serta diksi menunjukkan hasil semakin baik,\. Peningkatan rata-rata nilai hasil tes dari tahap prasiklus ke siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 2. Sedangkan peningkatan ketuntasan siswa juga dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.
Nilai Rata-rata Kelas Menulis Karangan Deskripsi
50.00
Nilai rata-rata deskripsi
kelas
menulis
karangan
Persentase Ketuntasan antar Siklus 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Gambar 3
Persentase Ketuntasan antar Siklus
Presentase ketuntasan antar-siklus
3.2.2 Hasil Nontes a. Hasil Observasi atau Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan sejak awal sampai akhir proses pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan metode karyawisata ternyata dapat menciptakan suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan, komunikatif, dan kondusif. Siswa antusias dan merasa tertantang untuk memahami informasi yang disimak. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan. 1) Tahap Prasiklus Data tabel 5 hasil pengamatan pada tahap prasiklus menunjukkan bahwa dari 29 siswa dapat dikategorikan yang bersikap dan perilaku amat baik 0 siswa (0%), kategori baik 7 siswa (24%), kategori sedang 10 siswa (34%), kategori kurang 12 siswa (41%), dan kategori sangat kurang 0 siswa (0%). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa belajar menulis karangan deskripsi dengan metode mengajar konvensional cenderung (1) melatih siswa bekerja atau belajar secara teoritis, (2) siswa cenderung kurang inisiatif, (3) perhatian siswa cenderung pasif dan kurang bisa bekerja dengan baik, dan (4) kurang memperhatikan langkah-langkah kerja secara sistematis.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 66
2) Tahap Siklus I Hasil pengamatan pada tahap siklus I menunjukkan bahwa dari 29 siswa dapat dikategorikan yang bersikap dan perilaku amat baik 0 siswa (0%), kategori baik 16 siswa (55%), kategori sedang 8 siswa (28%), kategori kurang 5 siswa (17%), dan kategori sangat kurang 0 siswa (0%). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa belajar menulis karangan deskripsi dengan metode karyawisata dapat mengubah (1) melatih siswa untuk bekerja sama dalam tim atau kelompok, (2) siswa menjadi kreatif dan berinisiatif , (3) perhatian siswa menjadi aktif dan dapat bekerja dengan baik., dan (4) siswa lebih memperhatikan langkah-langkah kerja secara sistematis. Namun demikian efektivitas kerja siswa belum baik. Hal ini terlihat ketika satu kelompok menyusun kerangka karangan dan mengembangkanya menjadi karangan, ada di antara siswa yang bersikap masa bodoh menggantungkan pada siswa lain yang dianggap pandai. Peran dan kemampuan individu kurang nampak. 3) Tahap Siklus II Hasil pengamatan pada tahap siklus II menunjukkan bahwa dari 29 siswa dapat dikategorikan yang bersikap dan perilaku amat baik 13 siswa (45%), kategori baik 12 siswa (41%), kategori sedang 4 siswa (14%), kategori kurang 0 siswa (0%), dan kategori sangat kurang 0 siswa (0%). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa belajar menulis karangan deskripsi dengan metode karyawisata pada tahap siklus II dapat meningkatkan (1) siswa untuk bekerja sama dalam belajar, (2) siswa lebih kreatif dan berinisiatif , (3) perhatian siswa menjadi aktif, dan dapat bekerja dengan baik., sikap dan perilaku yang positif. Perubahan sikap dan perilaku pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 3. b. Angket Pendapat Siswa Berdasarkan hasil tabulasi pengisian angket yang dilakukan siswa maka diperoleh gambaran minat siswa sebagai berikut : 1) Tahap Prasiklus Pada tahap prasiklus sikap siswa menunjukkan adanya tanggapan cenderung tidak berminat terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan persentase 34,05% kurang berminat, 37,50% cukup berminat, 18,10% berminat dan hanya 10,34% yang berminat tinggi. Hasil angket menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan metode konvensional cenderung tidak diminati siswa. 2) Tahap Siklus I Setelah dilakukan perubahan dengan melakukan intervensi penggunaan metode karyawisata dalam
pembelajaran aspek keterampilan menulis maka terjadi perubahan yang relevan yaitu 22,41% siswa kurang berminat, 31,90% cukup berminat, 26,72% berminat, dan 18,97% siswa memiliki minat sangat tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan penerapan metode karyawisata memberikan reaksi siswa menjadi lebih aktif, senang, komunikatif, dan memperoleh manfaat secara faktual. 3) Tahap Siklus II Setelah dilakukan evaluasi dan koreksi terhadap pembelajaran pada siklus I maka diperoleh data bahwa 12,50% siswa kurang berminat, 21,55% siswa cukup berminat, 25,86% berminat, dan 40,09% menjadi sangat berminat. Perubahan kenaikan hasil pembelajaran aspek keterampilan menulis karangan deskripsi diperoleh secara signifikan setelah siswa diajak berpindah dari kondisi belajar secara konvensional memasuki kondisi belajar yang langsung atau kontekstual. Kondisi belajar konvensional yang dimaksud adalah kondisi pembelajaran aspek keterampilan menulis karangan dengan cara kelaziman di mana guru memberikan tema atau topik dan siswa mengembangkan karangan berdasar gagasan dan pengalaman berpikir masing-masing. Sedangkan yang dimaksud kondisi belajar langsung atau kontekstual dengan menggunakan metode karyawisata yaitu siswa diajak menghadapi konteks kebutuhan hidup, dalam hal ini menulis karangan berdasarkan pengalaman dan pengamatan nyata. Dengan cara ini siswa lebih mudah mengkonstruksikan pengetahuannya secara mandiri kemudian mengomunikasikan hasil konstruksi pengetahuannya dalam bentuk karangan. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan untuk lebih dapat dapat menggugah potensi psikologis siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi adalah menciptakan suasana pembelajaran yang rekreatif dan menyenangkan disesuaikan dengan pemahaman konsep lingkungan pada pelajaran lain yang dipelajari siswa dalam tahun belajar yang sama. Dalam pembelajaran siswa harus diberi kesempatan mengembangkan Insight (pemahaman dalam), yaitu pengamatan atau persepsi dari hubungan-hubungan terhadap konsep-konsep yang berkenaan. Dengan pengembangan konsep-konsep yang diwujudkan dalam pengalaman pikir akan membantu siswa membuat rangkaian gagasan yang produktif, lancar berbahasa, sehingga tak kehabisan bahan yang akan dibuat karangan.
4. Kesimpulan Berdasarkan analisis fakta dan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:
DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 67
Pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menerapkan metode karyawisata terbukti mempunyai arti penting bagi siswa. Pentingnya keterampilan menulis bagi siswa yaitu (a) sebagai sarana untuk mengungkapkan diri, (b) suatu sarana untuk pemahaman, (c) sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, (d) sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan, (e) sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah, dan (f) sebagai sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan menggunakan bahasa. Keefektifan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menerapkan metode karyawisata terbukti dapat meningkatkan kualitas hasil mengarang ditinjau dari aspek isi karangan, sistematika, tata ejaan, koherensi, dan diksi. Metode karyawisata telah memenuhi syarat sistematis, sesuai kebutuhan siswa, dan memiliki ketercapaian tujuan yang jelas. Pencapaian ketuntasan siswa 38% pada pembelajaran konvensional (biasa) meningkat menjadi 86% pada akhir pembelajaran yang menggunakan metode karyawisata.
Daftar Pustaka Aqib, Zainal . 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
Hartinah, Sitti. 2003, Bimbingan Konseling Belajar, Tegal : Universitas Pancasakti Hidayah, Isti. 2002. Handout Workshop 1, Semarang : Universitas Negeri Semarang Kerami, Djati. 2002, Kamus Matematika, Jakarta : Balai Pustaka Mulyadi. 2002, Dasar – Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ), Semarang: BPG Semarang Poerwanti,Endang.2000. Dimensi – Dimensi Riset Ilmiah. Malang: Universitas Muhammadiyah Purwodarminto, WJS. 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Sarono.2005.Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: LPMP Jateng Soekamto, Toeti. 1994, Teori Belajar dan Model – Model Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sudwihantopo, 1999, Studi Korelasi Antara Nilai Ebtanas Murni Sekolah Dasar Dengan Prestasi Belajar Siswa, Sukoharjo : FKIP Universitas bangun Nusantara. Sukardi. 2006, Media Pembelajaran, Semarang : LPMP Jawa Tengah Suminarsih. 2002, Pembuatan dan Pemanfaatan Alat Peraga, Semarang: BPG Semarang Suriswo. 2005, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Tegal : Universitas Pancasakti Suriswo. 2001. Pembinaan Anak Berbakat . Tegal : Universita Pancasakti Sugiarto.2006. Buku Petunjuk Pembuatan Dan Penggunaan Alat Peraga Matematika SD/MI. Semarang: Unnes Wahyudi.2002.Bahan Ajar Penataran Mutu Guru Sekolah Dasar Propinsi Jawa Tengah. Semarang : Balai Penataran Guru