perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI TENTANG HEWAN ATAU TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN JURON 02 NGUTER, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
OLEH IFNI UMARA ZAHARA NIM X 7109044
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI TENTANG HEWAN ATAU TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN JURON O2 NGUTER, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh: IFNI UMARA ZAHARA X7109044
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
ABSTRAK
Ifni Umara Zahara. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI TENTANG HEWAN ATAU TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN JURON 02 NGUTER, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2011. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Sedangkan variable tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan kontekstual. Bentuk penelitian ini adalah tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Teknik pengumpulan data melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, sajian data, dan verifikasi atau penarikan simpulan. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan siswa kelas II SD. Hal ini dapat dilihat dari tes menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada pra tindakan sebesar 25%; pada siklus 1 sebesar 62,5 %; pada siklus II sebesar 87,5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
ABSTRACT
Ifni Umara Zahara. WRITING SKILLS IMPROVEMENT DESCRIPTION OF THE ANIMALS OR PLANTS THROUGH CONTEXTUAL APPROACH TO CLASS II SDN JURON 02 NGUTER, SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education in March Eleven University of Surakarta, in October 2011. The objective of this classroom action research is to increase the skills of writing a description of the animal or plant through a contextual approach to second grade students of SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Variables that were targeted changes in classroom action research is to improve the skills of writing a description of the animal or plant. While the variable measures used in this study is through a contextual approach. Form of class action research is to use two cycles. Research subjects were students in grade II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Data collection techniques through testing, observation, and documentation. The validity of the data using triangulation. Data analysis technique used consists of data reduction, data presentation, or drawing conclusions and verification. Research procedures carried out in two cycles, namely cycle I and cycle II. Each cycle consists of four stages of planning (planning), execution (acting), observation (observing), and reflection (reflecting). Based on the research results can be concluded through a contextual approach can improve the skills of writing a description of the animal or plant class II elementary school students. It can be seen from the test write a descr iption about the animal or plant which showed an increase in pre-action ie by 25%; in a cycle of 62.5%; the second cycle of 87.5%. Thus, it can be concluded that the contextual approach can improve the skills of writing a description of the animal or plant in the second grade students of SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo academic year 2010/2011.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
MOTTO
- Barang siapa berjalan pada suatu jalan menuntut ilmu Maka Allah SWT akan memudahkan jalan menuju surga (Sabda Nabi Muhammad SAW) - Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah: 6) - Gunakan lima perkara sebelum datangnya lima perkara: muda sebelum tua, lapang sebelum sempit, kaya sebelum miskin, sehat sebelum sakit, hidup sebelum mati.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: - Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan dukunganya serta semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu, atas segala bantuannya penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2. R. Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas Maret Surakarta; 4. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan pikiran guna memberikan dorongan, bimbingan, dan saran yang sangat berarti; 5. Drs. Ngadino Y, M.Pd. Pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan pikiran guna memberikan dorongan, bimbingan, dan saran yang sangat berarti; 6. Drs. Sukarno, M.Pd. Pembimbing akademik, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS; 7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis; 8. Salami, S.Pd. Kepala SDN Juron 02 beserta para staf pengajar, terima kasih atas waktu dan bantuannya dalam memperoleh data penelitian dan yang telah memberikan izin penulis mengadakan penelitian; 9. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Semoga amal ibadah semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.
Surakarta,
2011
Penulis I.U.Z
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................. i PENGAJUAN SKRIPSI ...................................................................... ii PERSETUJUAN................................................................................... iii PENGESAHAN .................................................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................ v MOTTO ................................................................................................ vii PERSEMBAHAN................................................................................. viii KATA PENGANTAR .......................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv DAFTAR GRAFIK .............................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI ......................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................ 7 1. Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi ..................... 7 a. Pengertian Keterampilan ........................................... 7 b. Pengertian Menulis ..................................................... 7 c. Manfaat Menulis ........................................................ 8 d. Tujuan Menulis .......................................................... 9 e. Jenis-jenis Menulis ..................................................... 9 f. Pengertian Menulis Deskripsi ..................................... 10 g. Ciri-ciri Deskripsi....................................................... 11 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
h. Langkah-langkah Menulis Deskripsi .......................... 11 2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................ 12 a. Pengertian Pembelajaran ............................................ 12 b. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ................ 13 c. Penilaian dalam Pembelajaran ................................... 14 3. Hakikat Pendekatan Kontekstual .................................... 15 a. Pengertian Pendekatan ................................................ 15 b. Pengertian Pendekatan Kontekstual ............................ 16 c. Komponen Pendekatan Kontekstual ........................... 17 B. Penelitian yang Relevan ...................................................... 21 C. Kerangka Berpikir .............................................................. 22 D. Hipotesis ............................................................................ 24 BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 25 B. Subjek Penelitian ................................................................ 25 C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................ 26 D. Sumber Data ...................................................................... 26 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 27 F. Validitas Data ..................................................................... 29 G. Analisis Data ...................................................................... 29 H. Indikator Kinerja ................................................................ 30 I. Prosedur Penelitian ............................................................. 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 35
A. Hasil Penelitian ................................................................... 35 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................... 35 a. Gambaran Umum SDN Juron 02 .............................. 35 b. Visi dan Misi SDN Juron 02....................................... 35 c. Sarana dan Prasarana ................................................. 36 d. Keadaan Sumber Daya Manusia ................................ 37 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................... 38 a. Kondisi Awal ........................................................ 38 b. Tindakan Siklus I ...................................................... 38 1) Perencanaan Tindakan ......................................... 39 2) Pelaksanaan Tindakan ......................................... 40 3) Observasi ............................................................. 43 4) Refleksi ............................................................... 46 c. Tindakan Siklus II ..................................................... 47 1) Perencanaan Tindakan ......................................... 47 2) Pelaksanaan Tindakan ......................................... 49 3) Observasi ............................................................. 52 4) Refleksi ............................................................... 54 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 54 1. Kondisi Awal .................................................................. 54 2. Tindakan Siklus I ............................................................ 57 3. Tindakan Siklus II .......................................................... 60 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................... 66
A. Simpulan .............................................................................. 66 B. Implikasi .............................................................................. 66 C. Saran .................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan ...............................................................................................2
2.
Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan ...............................................................................................55
3.
Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan ..............................................................................................56
4.
Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus 1 ................................................................58
5.
Perkembangan Hasil Tes Awal dan Tes Siklus 1 .........................................58
6.
Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Melalui Pendekatan Kontekstual Siklus 1 ....................................................59
7.
Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus II ................................................................61
8.
Perkembangan Hasil Tes Siklus 1 dan Tes Siklus II ....................................61
9.
Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Siklus II ......................................................................................................62
10. Hasil Penilaian Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Melalui Pendekatan Kontekstual Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus II ......................................................................................................63 11. Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus II ..........................................................64
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................................24 2. Prosedur Penelitian .....................................................................................31
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan ........56 2. Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus 1 .................................................................59 3. Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus II ................................................................62 4. Rata-rata Nilai dan Prosentase Menulis Deskripsi tentang Hewan Atau Tumbuhan ..........................................................................................64 5. Grafik Tingkat Ketuntasan ..........................................................................65
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1................................ 71
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2................................ 77
3.
Media Pembelajaran ............................................................................... 84
4.
Lembar Kerja Siswa Siklus I .................................................................. 85
5.
Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................................. 86
6.
Format Penilaian .................................................................................... 87
7.
Data Nilai Sebelum Tindakan................................................................. 88
8.
Data Nilai Siklus I .................................................................................. 89
9.
Data Nilai Siklus II................................................................................. 90
10.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ............................................. 91
11.
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ........................................... 92
12.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I .............................................. 93
13.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ............................................. 94
14.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa ......................................................... 95
15.
Lembar Observasi Kegiatan Guru .......................................................... 96
16.
Pedoman Wawancara ............................................................................. 97
17.
Foto Siswa ............................................................................................. 98
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa yang utama sebagai alat komunikasi. Seorang anak belajar bahasa karena didesak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orangorang di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sejak dini anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi yaitu mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan pendapat, dan perasaan melalui bahasa. Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (St. Y. Slamet, 2007: 6). Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan kemampuan memperluas wawasan. Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada. Pengaruh informasi dan kebudayaan serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih professional, inovatif, perspektif, kreatif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang diminati oleh siswa, khususnya dalam aspek menulis. Padahal manusia tidak terlepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud. Penggunaan bahasa tersebut tidak hanya dalam bentuk lisan saja. Akan tetapi, bahasa juga dapat digunakan dalam bentuk tulisan. Agar kemampuan berbahasa (menulis) siswa secara memadai, dapat dicapai melalui usaha pengefektifan pengajaran bahasa Indonesia. Selain itu, materi pengajaran bahasa Indonesia perlu ditinjau ulang dan ditingkatkan secara kontinyu, sehingga mengarah kepenguasaan siswa atas keterampilan berbahasa Indonesia (Suyitno dalam St. Y. Slamet, 2007: 117). Berdasarkan hasil observasi di kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas. Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana. Mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis, ini terbukti pada materi pelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Siswa dalam menulis penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang, sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan hasil penilaian pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II sebelum diadakan tindakan disajikan pada tabel 1 berikut ini dan agar lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7 hlm 88. Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nomor Induk Siswa 1254 1266 1267 1269 1270 1272 1273 1274 Jumlah Rata-rata
Perolehan Nilai
Tuntas / Tidak Tuntas
65 75 60 62 66 67 71 65 529 66,12
TT T TT TT TT TT T TT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Permasalahan
lain yaitu kurangnya minat atau motivasi siswa dalam
menulis, ini terlihat saat siswa diminta untuk menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, siswa terlihat kurang antusias bahkan ada siswa yang tidak mau menulis. Mereka masih terlihat bingung dengan kata-kata atau kalimat apakah yang akan mereka tulis, sehingga siswa cenderung tidak bersemangat pada saat mengikuti materi pelajaran bahasa Indonesia mengenai menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Menulis bukan hanya menyalin, tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan (Tarigan dalam St. Y. Slamet, 2007: 141).
Agar
menggunakan
dapat
menulis
kadang-kadang
siswa perlu
dipacu dengan
media yang menarik bagi siswa. Untuk itu, guru perlu
menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan bertujuan untuk mempermudah siswa dalam menerima materi pembelajaran. Keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan
adalah
keterampilan yang bertujuan untuk memberikan perincian atau detail tentang objek (hewan atau tumbuhan), sehingga dapat memberi pengaruh pada pembaca untuk ikut melihat, mendengar, dan merasakan objek tersebut. Tulisan deskripsi menyangkut penyampaian informasi tentang suatu keadaan, suatu benda (seperti alam, binatang, tumbuhan, dan manusia) serta memaparkan sebagaimana adanya (M. Atar Semi, 1990: 42). Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Pendekatan kontekstual ini sebagai alternatif, sehingga diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Pendekatan kontekstual memungkinkan siswa belajar dengan bermakna. Pendekatan kontekstual diharapkan dapat mendorong siswa agar menyadari dan menggunakan pemahamanya untuk mengembangkan diri dan menyelesaikan persoalan pembelajaran yang dihadapi dalam kehiduan sehari-hari. Selain itu, pendekatan kontekstual bertujuan agar siswa dapat mengerti makna belajar, manfaat belajar, dan akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Contextual Teaching and Learning yang sering disingkat dengan CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi-materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat. Akan tetapi, belajar adalah proses pengalaman secara langsung (Sugiyanto, 2008: 20). Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif
yakni: konstruktivisme (Constructivisme),
bertanya
(Questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling),
refleksi
(Reflection),
dan
penilaian
sebenarnya
(Authentic
Assessment). Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi dan proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasilnya. Dalam pembelajaran kontekstual siswa menemukan pengetahuan dan keterampilan dengan cara menemukan sendiri, sehingga mampu mengembangkan cara berpikir siswa dan membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara siswa tidak hanya di kelas dan terpaku di tempat duduk, tetapi guru dapat membimbing siswa ke luar kelas untuk mengamati objek yang menjadi tema tulisan, sehingga secara kontekstual dapat mendeskripsikan tulisanya dengan lebih konkret. Misalnya, siswa diajak ke luar kelas untuk mengamati hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah, kemudian siswa diminta untuk menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, ini dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan demikian, keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dapat meningkat.
keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas) pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis yaitu : a. Memberikan sumbangan pemikiran pada penelitian
lebih lanjut yaitu
berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. b. Menambah pengetahuan dan mengembangkan teori mengenai pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
a. Manfaat bagi siswa Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual dan meningkatkan keberanian serta kreativitas siswa dalam berpikir. b. Manfaat bagi guru Memperkaya metode dan strategi dalam pembelajaran serta dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan agar dapat menciptakan
kegiatan
belajar
mengajar
yang
menarik
dan
mengembangkan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan
melalui pendekatan
kontekstual. c. Manfaat bagi sekolah Dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru bahwa pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dapat menggunakan
pendekatan
kontekstual
pembelajaran yang maksimal.
commit to user
sebagai
pencapaian
tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi a. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan, dalam hal pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cepat dan tepat serta memiliki keahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat (Saiful dalam http://aksay.multiply.com/journal/item/20). Keterampilan sama artinya dengan kecekatan, terampil, atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar (Soemarjadi, 1991: 2). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, keterampilan merupakan kepandaian atau keahlian untuk dapat melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. b. Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Aspek keterampilan berbahasa yang lain adalah menyimak, berbicara, dan membaca. Dalam diletakkan paling
pembagian akhir
keterampilan
setelah
kemampuan
berbahasa,
menulis
menyimak,
berbicara,
selalu dan
membaca. Meskipun selalu diletakkan paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno dan Mohamad Yunus, 2008: 1.3). Murtono (2010: 27) mengatakan bahwa, menulis merupakan ide, gagasan, pendapat, saran, kesimpulan, dan sebagainya yang disampaikan secara tertulis.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
, menulis merupakan keterampilan yang menggunakan bahasa tulis untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain. Keterampilan menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami o leh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut (Tarigan dalam http://batrasiaku.blogspot.com/2009/04/pengertian-menulis.html). Writing is one of the most important things you do in college, menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal, atau tugas di sekolah (Gebhardt dan Dawn Rodrigues dalam http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurutpara-ahli.html). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang sangat penting yang dalam penyampaian pesannya menggunakan bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh. Dengan menuangkan ide, perasaan, dan pikiran, dengan tujuan untuk menyampaikan atau mengembangkan ide atau gagasan tersebut kepada orang lain. c. Manfaat Menulis Keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah ditentukan oleh kemampuanya dalam menulis. Pembelajaran menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Kegiatan menulis banyak manfaatnya seperti diungkapkan Sabarti Akhadiah, dkk dalam St. Y. Slamet (2007: 169) yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Dapat mengenali kemampuan dan potensi diri yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis. Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran. Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir. Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif. Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat. Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
d. Tujuan Menulis Tujuan
dalam
kegiatan
menulis
menurut
Elina
Syarif
(http://www.docstoc.com/docs/25352919/pembelajaran-menulis) adalah sebagai berikut: 1)
2)
3)
4)
Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data, dan peristiwa agar pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat berhasil apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dipahami. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan, wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional. Menghibur; bahwa fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi media massa, radio, televisi, melainkan tulisan dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaanpula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan dan kepenatan setelah seharian sibuk beraktivitas.
e. Jenis-jenis Menulis AnneAhira
(http://www.anneahira.com/jenis-menulis.htm)
mengatakan
bahwa menulis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu menulis fiksi dan menulis nonfiksi. Yeti Mulyati (2007: 7.3) menyatakan bahwa, fiksi adalah tulisan yang dibangun berdasarkan khayalan pengarangnya. Sedangkan nonfiksi adalah tulisan yang disusun berdasarkan kenyataan, yang termasuk ke dalam fiksi di antaranya adalah karya sastra seperti puisi, novel, cerpen, dan drama. Yang termasuk ke dalam tulisan nonfiksi di antaranya adalah surat, iklan, pengumuman, naskah pidato, laporan, dan makalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Karangan nonfiksi dapat disajikan dalam beberapa jenis wacana yaitu deskripsi, eksposisi, narasi, dan argumentasi. Karangan deskripsi melukiskan suatu objek dengan kata-kata, teknik menulisnya dengan cara mengamati objek yang akan ditulis (sifat fisik, persamaan, atau perbedaanya dengan objek yang lain dan sebagainya). Karangan eksposisi menyajikan tulisan untuk memberikan informasi, menjelaskan sesuatu, atau mengajarkan sesuatu. Karangan argumentasi adalah karangan yang isinya terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu simpulan. Karangan narasi menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis). f. Pengertian Menulis Deskripsi Deskripsi berasal dari kata
bahasa latindescribere
yang
berarti
menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Karangan deskripsi bermaksud untuk menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerakgeriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca (Suparno, 2008: 4.6). Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek, sehingga dapat memberi pengaruh pada imajinasi pembaca atau pendengar seakan-akan ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (M. Atar Semi, 1990: 42). Untuk menghasilkan tulisan deskripsi yang baik, penulis harus memahami detail yang berkenaan dengan objek tulisan,
sehingga
sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya.
Deskripsi
menyangkut penyampaian informasi tentang suatu keadaan, suatu benda seperti alam, binatang, tumbuhan, dan atau manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa mendeskripsikan sesuatu benda adalah menguraikan sifat-sifat benda menjadi sejumlah detail tentang benda tersebut (Mukayat D. Brotowidjoyo, 1988: 57). Lamuddin Finoza (2001: 193) mengemukakan bahwa, deskripsi adalah bentuk tulisan yang melukiskan, membeberkan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat-sifat objek yang sebenarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, menulis deskripsi berarti menggambarkan atau memberikan perincian secara detail tentang suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat memberikan pengaruh kepada pembaca untuk ikut merasakan atau mengalami objek tersebut dengan cara menguraikan objek tersebut sesuai ciri-cirinya dan sifat-sifat fisik dari objek tersebut. g. Ciri-ciri Deskripsi Ciri-ciri deskripsi menurut M. Atar Semi (1990: 43) adalah sebagai berikut ini: 1) 2) 3) 4)
Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang suatu objek. Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh dan membentuk imajinasi pembaca. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah. Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga objeknya pada umumnya benda, alam, dan manusia.
h. Langkah-langkah Menulis Deskripsi Langkah-langkah menulis deskripsi menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 4.22) adalah sebagai berikut ini: 1)
2)
3)
4)
Menentukan apa yang akan dideskripsikan, apakah akan mendeskripsikan benda,orang, atau tempat. Merumuskan tujuan pendeskripsian: Apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: Kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang dideskripsikan ciri-ciri fisik, watak, atau benda-benda disekitar tokoh. Kalau yang dideskripsikan tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya bagian-bagian tertentu saja yang menarik. Memerinci hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan: hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian Pembelajaran Franciscusti mengemukakan bahwa, pembelajaran merupakan proses komunikatif dan interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar
informasi
(http://franciscusti.blogspot.com/2008/06/pembelajaran-
merupakan-proses.html). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik dalam www.cantiknyailmu.co.cc/2011/01/pengertian-pembelajaran.html). Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi bukubuku, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar ujian, dan sebagainya. Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Udin Syaefudin, 2009: 124). Implikasinya bahwa pembelajaran sebagai suatu proses yang harus dirancang, dikembangkan, dan dikelola secara kreatif dengan menerapkan pendekatan multi untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Pembelajaran merupakan kegiatan untuk membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Weil dalam Sugiyanto, 2008: 7). Tujuan kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa datang. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk saling bertukar informasi dan dirancang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Serta untuk membantu
siswa
memperoleh
keterampilan,
ide,
dan
sarana
untuk
mengekspesikan dirinya. Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas bahkan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
memanfaatkan lingkungan sekitar dan segala fasilitas dan perlengkapan di dalam sekolah. b. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia Bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Mustakim, 1994: 2). Bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi yang seimbang. Dalam pelaksanaannya sebaiknya dilakukan secara terpadu (Djago Tarigan, 2007: 4.5). Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilai, dan mereaksi terhadap makna yang termuat pada wacana lisan (Yeti Mulyati, 2007: 1.5). Menyimak diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa secara langsung, bunyi bahasa tersebut diidentifikasi kemudian ditafsirkan maknanya, dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam wacana bahasa tersebut. Dalam bahasa yang mudah lagi sederhana menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan. Berbicara sebagai kegiatan berbahasa lisan yang bersifat produktif. Berbicara adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk ujaran (St. Y. Slamet, 2007: 12). Tujuan berbicara adalah untuk menciptakan suasana yang komunikatif. Keterampilan berbicara yang diajarkan di Sekolah Dasar antara lain keterampilan bertanya, keterampilan bercerita, berdiskusi, berdeklamasi, dan berpidato. Keterampilan bertanya dan bercerita sudah mulai diajarkan di kelas rendah. Berdeklamasi dan berdiskusi juga sudah mulai dikenalkan di kelas rendah. Keterampilan berpidato baru diajarkan saat siswa berada di kelas tinggi karena menuntut banyaknya perbendaharaan kata yang harus dimiliki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Keterampilan berikutnya yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah keterampilan membaca. Pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental
untuk
menemukan
makna
dari
tulisan.
(Tampubolon
http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-membaca.html).
dalam Dalam
kegiatan membaca terjadi proses pengenalan huruf-huruf, dikatakan kegiatan fisik karena bagian-bagian tubuh khusus mata yang melakukanya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan terlibat di dalamnya. Keterampilan berbahasa yang terakhir adalah keterampilan menulis, kemampuan menulis diajarkan sejak kelas 1 sampai kelas VI. Kemampuan menulis di kelas 1 dan II merupakan kemampuan awal atau tahap permulaan. Kegunaan kemampuan menulis permulaan bagi siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Sedangkan kelas III, IV, V, dan VI disebut pembelajaran menulis lanjut. Pengajaran menulis lanjutan menekankan pada pelatihan penulisan atau penyusunan dengan ejaan yang tepat dan benar pemakaianya. Berpijak dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu proses yang dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar yang mencakup aspek (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. c. Penilaian dalam Pembelajaran Sarwiji Suwandi (2009: 13) menyatakan bahwa, penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian dalam pembelajaran dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti berikut ini: 1)
2)
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengama. kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seper.: prak.k sholat, prak.k olahraga, membaca puisi, dan lain-lain. Penilaian sikap bermula dari perasaan (suka atau .dak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap guru atau pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran. Penilaian proyek merupakan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, penilaian proyek digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk Penilaian produk melipu. penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk seper.: makanan, pakaian, hasil karya seni, dan lain-lain. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, gambar, lukisan, dan lain-lain. Penilaian diri merupakan penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan .ngkat pencapaian kompetensi yang dipelajari dalam mata pelajaran tertentu.
3)
4)
5)
6)
3. Hakikat Pendekatan Kontekstual a. Pengertian Pendekatan Pengertian pendekatan dikatakan oleh adalah cara umum dalam memandang
permasalahan
atau
objek
kajian
(Ujang
Sukandi
dalam
http://banjarnegarambs.pendekatan-pembelajaran/). Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan metode
pembelajaran
dengan
cakupan
teoretis
tertentu.
Dilihat
dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan 2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher
centered
approach)
(Ahmad
Sudrajat
dalam
wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-modelpembelajaran/). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pendekatan adalah cara atau strategi yang digunakan dengan tujuan untuk memperbaiki proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
pembelajaran sebelumnya agar
permasalahan yang berhubungan dengan
pembelajaran dapat diatasi dengan baik. b. Pengertian Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa (Nurhadi dalam Sigiyanto, 2008: 18). Siswa juga mendorong membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Sanjaya dalam Udin Syaefudin (2009: 162) mengutarakan bahwa, pendekatan kontekstual (Cotextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh
untuk
dapat
menemukan
materi
yang
dipelajari
dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang sering disingkat dengan CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi-materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat. Akan tetapi, belajar adalah proses pengalaman secara langsung (Sugiyanto, 2008: 20). Elaine B. Johnson (2007: 35) mengatakan bahwa, CTL (Contextual Teaching and Learning) melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Mryonz
(http://www.go-learning.org/go-article/140-the-concept-and-
strategies-of-contextual-teaching-and-learning-ctl.html) mengemukakan pengertian pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Contextual learning strategies or known by the term Contextual Teaching and Learning (CTL), is a learning strategy that emphasizes the involvement of children in full process to be able to find material to learn and connect it with the real situation so as to encourage students to apply in their lives, and can learn the material through the events around them. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa, strategi pembelajaran kontekstual atau
dikenal
dengan
istilah
pembelajaran
kontekstual,
adalah
strategi
pembelajaran yang menekankan keterlibatan anak dalam proses penuh untuk dapat menemukan bahan untuk belajar dan menghubungkannya dengan situasi nyata, sehingga mendorong siswa untuk berlaku dalam kehidupan mereka dan dapat mempelajari materi melalui peristiwa di sekitar mereka. Berpijak dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pendekatan kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar berorientasi pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar tidak hanya mengharapkan agar siswa menerima pelajaran. Akan tetapi, proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Dalam kegiatannya pembelajaran kontekstual berlangsung alamiah. Siswa bukan hanya sekedar mencatat atau mendengarkan, tetapi mampu menemukan sendiri materi yang dipelajarinya. c. Komponen Pendekatan Kontekstual Pembelajaran
berbasis
CTL
melibatkan
tujuh
komponen
utama
pembelajaran, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan
penilaian sebenarnya (Authentic
Assessment). 1) Konstruktivisme (Konstructivism) Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Jean Piaget dalam Udin Syaefuddin (2009: 168) menganggap bahwa, pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata. Akan tetapi, juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya. Pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. 2) Menemukan (Inquiry) Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pencarian dan penemuan
melalui
proses
berpikir
secara
sistematis.
Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Tindakan guru bukanlah untuk mempersiapkan anak untuk menghafalkan sejumlah materi akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan materi yang harus dipahami. 3) Bertanya (Questioning) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
Dalam
proses
pembelajaran
kontekstual,
guru
tidak
hanya
menyampaikan informasi begitu saja, tetapi dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi b) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar c) Membangkitkan respon kepada siswa d) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan e) Membimbing siswa untuk untuk menemukan atau menyimpulkan sendiri f) Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain (team work). Dalam kelas pembelajaran kontekstual, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan melalui kelompok belajar. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat dan seterusnya. Kelompok-kelompok siswa bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya atau guru mendatangkan seorang ahli ke kelas. 5) Pemodelan (Modelling) Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan selalu ada model yang dapat dicontoh dan diamati oleh siswa.
Dengan adanya model maka siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan akan lebih memahami cara mengerjakan tugas tersebut. Proses modelling tidak terbatas dari guru saja, tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang memiliki kemampuan. Dengan demikian, siswa dapat dianggap sebagai model. 6) Refleksi (Reflection) Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses pembelajaran kontekstual setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Sehingga, siswa dapat
menyimpulkan tentang pengalaman
belajarnya. Refleksi yang dilakukan siswa diakhir pembelajaran dapat berupa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh pada hari itu dan kesan atau saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. 7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Guru perlu mengidentifikasi data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. jika siswa mengalami kesulitan belajar, maka guru segera mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kesulitan belajar. Penilaian menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Karakteristik penilaian sebenarnya adalah dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, yang diukur adalah keterampilan dan performanya, bukan mengingat fakta. Udin Syaefudin (2009: 173) menjelaskan tentang tahapan model pembelajaran kontekstual, meliputi empat tahapan yaitu invitasi, eksplorasi, penjelasan/solusi, dan pengambilan tindakan. 1)
Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya
tentang konsep yang dibahas. Guru memberikan pertanyaan dan siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan tentang konsep tersebut. 2) Tahap eksplorasi, secara berkelompok siswa melakukan kegiatan dan berdiskusi tentang masalah yang
dibahas oleh siswa. Tahap ini akan
memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena kehidupan lingkungan disekitarnya. 3) Tahap penjelasan/solusi, siswa memberikan penjelasan-penjelasan dan solusi yang
didasarkan pada hasil observasinya. Siswa dapat menyampaikan
gagasan, membuat model, membuat rangkuman, dan ringkasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
4)
Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran kontekstual, maka langkah-
langkah pembelajaran kotekstual adalah sebagai berikut: Kegiatan pendahuluan guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi yang akan dipelajari. Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan hasil temuanya saat observasi. Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing, siswa mempresentasikan/melaporkan hasil diskusi. Kelompok lsin menanggapi hasil diskusi. Setelah kegiatan presentasi selesai siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil observasi dan melakukan evaluasi atau penilaian tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian Arinil (2011) yang berjudul Permainan puzzle untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SD Lukman Alhakim, membahas tentang penggunaan permainan puzzle untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa, penggunaan permainan puzzle dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. Dari hasil penelitian tersebut terdapat persamaan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan mengenai peningkatan keterampilan siswa dalam menulis terutama menulis deskripsi dan dilaksanakan pada siswa kelas II SD. Perbedaanya, penelitian Arini menggunakan permainan puzzle untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Penelitian Lina (2010) yang berjudul Peningkatan keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Praon Surakarta, membahas tentang bagaimanakah peningkatan keterampilan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
dalam menulis karangan deskripsi melalui pendekatan kontekstual, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Praon Surakarta. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa, melaui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan sama mengenai peningkatan keterampilan siswa dalam menulis terutama menulis deskripsi. Perbedaanya adalah penelitian Lina dilaksanakan pada siswa kelas IV SD, sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas II SD. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, maka pada penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II di SD Negeri Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Penelitian ini sebagai tindak lanjut dari penelitianpenelitian yang sudah ada, dengan tujuan memberikan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian-penelitian selanjutnya. Sehingga, dapat mengembangkan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan di dalam dan di luar kelas. Pendekatan kontekstual bertujuan agar siswa lebih akt if dan mampu menemukan sendiri materi yang berhubungan dengan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, dengan cara siswa diajak keluar kelas untuk mengamati lingkungan di sekitar sekolah dan diharapkan dengan pendekatan kontekstual, siswa lebih berminat dan tidak merasa jenuh serta dapat mengembangkan ide maupun gagasanya dengan baik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif peningkatan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SD.
C. Kerangka Berpikir Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
siswa disebabkan oleh kesulitan siswa dalam menulis kata-kata atau kalimat yang berhubungan dengan menulis
deskripsi tentang
hewan atau tumbuhan.
Permasalahan lain yaitu guru saat melaksanakan proses pembelajaran, masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan tidak menggunakan media maupun pendekatan dalam pembelajaran, sehingga ini menyebabkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo masih tergolong rendah. Oleh sebab itu, perlu adanya inisiatif untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, yakni dengan menggunakan pendekatan kontekstual. CTL merupakan konsep belajar yang membantu siswa mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. CTL mengutamakan kerjasama, menyenangkan, dan tidak membosankan, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif dan guru kreatif. Pembelajaran kontekstual berlangsung secara alamiah yaitu siswa diajak keluar kelas untuk mengamati lingkungan di sekitar sekolah. Siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuanya, menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dihadapi. Siswa lebih banyak diberi kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya dan menanyakan segala sesuatu yang belum dipahaminya. Kegiatannya mengutamakan kerjasama dan saling berdiskusi untuk memecahkan segala permasalahan yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan. Setelah diadakan diskusi kelompok, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelo mpok lain menilai hasil pekerjaan atau bertanya jika ada sesuatu yang belum diketahuinya. Kegiatan akhir pembelajaran, siswa dapat merefleksi dan menyimpulkan terhadap apa yang dipelajarinya, sehingga melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi Awal
Menggunakan pembelajaran konvensional
Rendahnya keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
Tindakan
Siklus I
Siklus II Kondisi Akhir
Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan.
Gambar 1: Kerangka Berpikir Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi.
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis tersebut adalah:
menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Sekolah ini dipimpin oleh Salami, S.Pd. Secara khusus penelitian dilakukan di kelas II. Pemilihan tempat ini berdasarkan alasan bahwa adanya kesulitan dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung malas pada saat mengikuti pelajaran menulis dan kegiatan pembelajaran belum menggunakan pendekatan kontekstual. Sekolah ini terletak di daerah pedesaan dan tidak jauh dari pemukiman penduduk, sehingga siswa yang belajar di sekolah ini berasal dari masyarakat sekitar sekolah tersebut. Bangunan sekolah terdiri dari delapan ruangan yaitu enam ruang kelas, satu ruang guru dengan kepala sekolah dan satu ruang perpustakaan. Halaman sekolah cukup luas dan biasanya digunakan untuk upacara dan senam. Ruang kelas yang terdiri dari enam ruangan ini cukup luas dan terawat, sehingga diharapkan pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan baik dan kondusif serta mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan selama 4 bulan yaitu mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2011. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut dilakukan pada semester II tahun ajaran 2010/2011.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dapat diartikan sebagai sesuatu baik orang, benda, ataupun
lembaga
(organisasi),
yang
akan
commit to user 25
diteliti
(Subliyanto
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
http://subliyanto.blogspot.com/2010/06/subyek-penelitian-dan-responden.html). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011, sejumlah 8 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Alasan mengambil subjek penelitian tersebut adalah karena siswa kelas II masih belum begitu memahami dan kesulitan dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). I G A K Wardani, dkk (2008: 1.3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Karakteristik PTK menurut I G A K Wardani, dkk (2008: 1.15) adalah An Inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya), Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri). Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, tujuanya adalah memperbaiki pembelajaran, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Langkah-langkah penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
D. Data dan Sumber Data Sumber data adalah kata-kata dan tindakan,
kata-kata dan tindakan
orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (St. Y. Slamet dan Suwarto, 2007: 38). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa informasi tentang keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi : 1. Siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo 2. Tempat dan Peristiwa a. Tempat
: Ruang kelas II dan lingkungan sekolah
b. Peristiwa
: Kegiatan belajar mengajar melalui pendekatan kontekstual
3. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II. 4. Hasil awal menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. 5. Jawaban subjek penelitian (siswa) yang diperoleh dari hasil wawancara. 6. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas
E. Teknik Pengumpulan Data I G A K Wardhani, dkk (2008: 2.21) data dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi, wawancara, catatan harian, angket, dan sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. Objek yang akan digunakan adalah ruang kelas II dan lingkungan sekolah. Jadi, siswa diajak untuk keluar kelas mengamati lingkungan sekitar sekolah kemudian siswa diminta untuk menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah tersebut. Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada proses pembelajaran di kelas (observasi), wawancara dengan siswa setelah kegiatan pembelajaran serta dokumentasi foto.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gajala yang diselidiki. Tujuan dilakukan observasi adalah mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal tes. Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, hal ini untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dan untuk mengamati kegiatan siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Sedangkan, untuk guru lebih ditekankan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas, dan untuk mengetahui kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaanya itu (Lexy J. Moleong, 2007: 186). Wawancara dilakukan setelah pembelajaran
menulis
deskripsi tentang
hewan atau
tumbuhan dengan
menggunakan pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan. Melalui wawancara dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran di kelas. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun dalam bentuk foto yang digunakan sebagai sumber data. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Dokumen guru berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, juga digunakan dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas guru dan siswa selama penelitian yang mendukung bahwa penelitian benar-benar dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
F. Validitas Data Validitas berarti keabsahan, ketepatan hasil pengukuran (Adi Suryanto, 2009: 5.5). Penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya (M. Toha Anggoro, 2008: 5.28). Data dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Penelitian untuk menguji validitas data digunakan triangulasi. Triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar, 2009: 84). Triangulasi adalah cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian, triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir yang bersifat multi perspektif. Artinya, untuk menarik simpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang dan selanjutnya dapat ditarik simpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenaranya. Penelitian ini menggunakan triangulasi data dengan mengumpulkan data dari tiga sudut pandang (sumber data) yaitu guru, siswa, dan pengamat. Di samping triangulasi sumber data dilakukan juga triangulasi teknik pengumpulan data berupa observasi kemudian dilakukan wawancara mengenai proses kegiatan pembelajaran dan pandangan mereka terhadap strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
G. Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar (I G A K Wardani, 2008: 5.4). Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan adalah teknik analisis deskriptif interaktif model Miles dan Huberman. Analisis data Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dapat dilakukan melalui langkah-langkah, sebagai berikut: (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) mengambil kesimpulan (Iskandar, 2009: 75).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
1. Reduksi Data Merupakan proses pengumpulan data penelitian, pada tahap ini penelitian dilakukan dengan merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Prosesnya diawali dengan pengumpulan data dan juga menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan. 2. Penyajian Data Data yang didapat selama penelitian berlangsung kemudian dianalisis untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Ini dilakukan dengan cara mengetahui kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga kekurangan-kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya dan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. 3. Mengambil Simpulan/Verifikasi Mengambil simpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian data, sehingga data tersebut dapat disimpulkan. Penarikan simpulan sementara dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali. Setelah itu, dapat ditarik simpulan sebagai laporan penelitian.
H. Indikator Kinerja Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Hal ini ditandai dengan siswa yang mencapai KKM (nilai 71) lebih dari 75% jumlah siswa seluruhnya. 75% dari 8 siswa adalah 6 siswa. Dapat dikatakan bahwa, siklus Penelitian Tindakan Kelas diakhiri apabila minimal 6 siswa sudah mencapai nilai menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yaitu dengan nilai 71.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
I. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif (Iskandar, 2009: 66). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Melalui penelitian tindakan kelas masalah pendidikan dan pembelajaran bisa dituntaskan dan ditingkatkan sehingga proses pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik dapat diwujudkan secara sistematis. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus memiliki empat tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), seperti gambar di bawah ini:
Identifikasi Masalah
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Permasalahan Baru Hasil Refleksi
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Dilanjutkan Ke Siklus Berikut
Gambar 2: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Siklus I 1. Perencanaan Tindakan (Planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah menyusun rencana tindakan, sebagai penentu pelaksanaan tindakan. Hal yang dilakukan yaitu peneliti dan guru kelas II menyusun skenario pembelajaran yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, membuat lembar observasi, serta alat evaluasi yang diperlukan. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
implementasi tindakan yaitu
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu kegiatan pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan
melalui
pendekatan kontekstual. a. Mengembangkan pemikiran siswa b. Siswa menemukan atau merumuskan materi yang dipelajari c. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan d. Memberikan contoh cara belajar kepada siswa sebelum tugas dilaksanakan e. Siswa belajar dalam kelompok-kelompok f. Merefleksi kegiatan pembelajaran g. Penilaian hasil pembelajaran 3. Pengamatan (Observing) Guru kelas II bertugas sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pengamatan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memfokuskan pada kegiatan atau aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dan mengamati keaktifan atau motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. 4. Refleksi (Reflecting) Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga dapat digunakan untuk merefleksi diri yaitu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dengan melihat data observasi. Hasil analisis selama siklus I berdasarkan hasil observasi menunjukkan hal berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
1. Siswa dalam mengikuti pelajaran menunjukkan tindakan yang kurang baik, misalnya mondar-mandir, menggambar, dan lain-lain. Sehingga, pengelolaan kelas perlu ditingkatkan. 2. Siswa kurang bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya. 3. Guru perlu memberikan motivasi, bimbingan, dan perhatian secara individu maupun kelompok, sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. 4. Siswa dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan belum tepat dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca. 5. Siswa dalam menulis terlihat belum rapi Hasil refleksi siklus I tingkat ketuntasannya mencapai 62,5%, dengan target minimal tingkat ketuntasan mencapai 75%. Dengan hasil tersebut menunjukkan perlu adanya perbaikan, sehingga peneliti dan observer sepakat untuk melaksanakan tindakan siklus II. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan (Planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah peneliti dan guru kelas II menyusun skenario pembelajaran yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, membuat lembar observasi, serta alat evaluasi yang diperlukan. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
implementasi tindakan yaitu
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu kegiatan pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan
melalui
pendekatan kontekstual. a. Mengembangkan pemikiran siswa b. Siswa menemukan atau merumuskan materi yang dipelajari c. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan d. Memberikan contoh cara belajar kepada siswa sebelum tugas dilaksanakan e. Siswa belajar dalam kelompok-kelompok f. Merefleksi kegiatan pembelajaran g. Penilaian hasil pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
3. Pengamatan (Observing) Guru kelas II bertugas sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pengamatan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memfokuskan pada kegiatan atau aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dan mengamati keaktifan atau motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. 4. Refleksi (Reflecting) Pelaksanaan
siklus
II
menunjukkan
adanya
peningkatan
proses
pembelajaran dan hasil tulisan siswa, yaitu pada siklus I tingkat ketuntasannya mencapai 62,5%, pada siklus II tingkat ketuntasannya meningkat mencapai 87,5%. Dengan demikian, maka peneliti dan guru kelas II sebagai observer sepakat untuk mengakhiri tindakan penelitian dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas 02 SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian a.
Gambaran Umum SDN Juron 02 Sekolah Dasar Negeri Juron 02 terletak di desa Juron, Kecamatan Nguter,
Kabupaten Sukoharjo. Sekolah ini berdiri pada tahun 1977, sejak awal berdirinya status SDN Juron 02 adalah Sekolah Dasar Negeri. Nomor Statistik Sekolah: 101031105032. Kepala Sekolah Dasar Negeri Juron 02 dijabat oleh Ibu Salami, S. Pd. SDN Juron 02 secara geografis terletak di desa Juron, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. SDN Juron 02 terletak di daerah pedesaan dan jauh dari kota. Sekolah ini berada di tepi jalan dan dekat dengan pemukiman penduduk. Meskipun dekat dengan pemukiman penduduk. Akan tetapi, jumlah siswa di SDN Juron 02 tidak banyak. Secara keseluruhan jumlah siswanya adalah 64 siswa, karena sebagian besar penduduknya pergi merantau, sehingga jumlah siswanya tergolong sedikit. Meskipun demikian, tidak menyurutkan pihak sekolah khususnya tenaga pendidik untuk tetap berusaha meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Visi dan Misi SDN Juron 02 1) Visi Sekolah Terwujudnya insan yang beriman, bertaqwa, berkepribadian luhur, berbudaya, dan berprestasi 2) Misi Sekolah Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berprestasi di segala bidang serta berbudi pekerti luhur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
a) Menumbuhkembangkan kesadaran seluruh warga sekolah untuk lebih menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang diyakini serta budaya bangsa sehingga terbangun insan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. b) Menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, berkualitas, 35 berbudi pekerti luhur yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. c) Mewujudkan semangat berprestasi/keunggulan serta budaya kompetitif yang jujur bagi seluruh warga sekolah dalam berlomba/berpacu meraih prestasi. d) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara efektif, berhasil guna melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) dengan multi metode dan media, antara lain melalui CTL, PAKEM, serta layanan bimbingan konseling dalam rangka mer aih prestasi yang optimal. e) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman demi efektifitas seluruh kegiatan pendidikan lebih lanjut.
c. Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Juron 02 memiliki lingkungan fisik yang cukup baik. Sarana dan prasarana yang terdapat di SDN Juron 02 tersebut terpelihara dengan baik. Hal ini terlihat dari tata ruangnya yang terlihat nyaman, rapi, dan bersih. Sehingga, memungkinkan terciptanya kegiatan pembelajaran yang nyaman dan tenang. Sarana yang dimiliki SDN Juron 02 yaitu 6 ruang kelas, 1 gudang, 1 kantin sekolah, 1 ruang kepala sekolah dengan guru, 1 ruang uks, perpustakaan, 3 kamar mandi untuk siswa, 2 kamar mandi untuk guru, dan 1 kamar mandi untuk kepala sekolah. SDN Juron 02 mempunyai halaman yang luas untuk berbagai kegiatan di sekolah, di antaranya adalah untuk kegiatan olahraga, upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin, senam yang dilaksanakan setiap hari Jumat, serta digunakan sebagai tempat bermain bagi siswa ketika istirahat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Sarana lain yang digunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran adalah perpustakaan, sekolah ini memiliki ruang perpustakaan yang cukup luas dan nyaman, buku-buku di perpustakaan tersebut cukup lengkap dan terawat dengan baik, sehingga diharapkan dengan adanya perpustakaan tersebut siswa lebih antusias untuk berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku-buku yang disediakan di ruang perpustakaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa dan menambah pengetahuan siswa.
d.
Keadaan Sumber Daya Manusia 1) Guru SDN Juron 02 memiliki 12 pegawai, yang terdiri dari 6 guru PNS
termasuk Guru PAI, 4 guru honorer, dan 1 petugas perpustakaan. Guru honorer di SDN Juron 02 terdiri dari 2 guru kelas, 1 guru bahasa Inggris, dan 1 guru penjasorkes. Guru yang sudah memiliki kualifikasi S1 ada 6 orang, 4 orang berjenjang pendidikan D2, dan 1 orang berjenjang pendidikan D1 yaitu petugas perpustakaan. SDN Juron 02 juga memiliki penjaga sekolah, penjaga sekolah setiap harinya bertugas untuk menjaga kebersihan sekolah. Meskipun demikian, yang bertanggungjawab menjaga kebersihan sekolah adalah seluruh warga sekolah. 2) Siswa Jumlah siswa SDN Juron 02 tahun ajaran 2010/2011 secara keseluruhan adalah 64 siswa, dengan perincian untuk siswa laki-laki 32 orang dan 32 0rang siswa perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas, yakni kelas I sebanyak 13 siswa, kelas II sebanyak 8 siswa, kelas III sebanyak 7 siswa, kelas IV sebanyak 11 siswa, kelas V sebanyak 15 siswa, dan kelas VI sebanyak 10 siswa. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
2. Deskripsi Hasil Penelitian a.
Kondisi Awal Peneliti melaksanakan pengamatan sebelum melaksanakan tindakan atau
proses penelitian. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar siswa di kelas dan untuk mengetahui hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada khususnya. Pengamatan dilakukan dengan cara observasi langsung selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dengan siswa, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar siswa pada pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. permasalahan tersebut meliputi kurangnya minat dan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa masih merasa kesulitan dalam menulis. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional dan tidak adanya media pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru belum menggunakan pendekatan yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa sehingga hasilnya belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes awal menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan masih jauh dari KKM. Untuk itu, keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo perlu ditingkatkan. Dengan demikian, peneliti mengadakan penelitian pada siswa kelas II SDN Juron 02 melalui pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. b. Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan adalah 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Siklus 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
dilaksanakan selama 1 minggu, yaitu tanggal 2 Mei 2011 dan 4 Mei 2011. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Tindakan Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu, 30 April 2011 di ruang kelas II SDN Juron 02. Peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini. Setelah peneliti dan guru kelas II selesai berdiskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus 1 akan dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei 2011. Dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Yakni pada pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 08.40 WIB. Tahap perencanaan siklus 1 meliputi kegiatan sebagai berikut : a) Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei 2011. Dengan memilih kompetensi dasar serta indikator yang disesuaikan dengan kegiatan menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II. Pembelajaran direncanakan dilaksanakan pada jam ke-2 dan ke-3 selama 70 menit dari pukul 07.30 WIB sampai dengan 08.40 WIB. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan selama 10 menit, untuk kegiatan inti pembelajaran 40 menit, dan untuk kegiatan akhir selama 15 menit. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 1 hlm 71. Pembelajaran yang direncanakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang difokuskan pada pelajaran menulis, khususnya menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual digunakan dengan tujuan supaya proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh bisa lebih baik daripada sebelumnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun senyata mungkin supaya ketujuh unsur dari pendekatan kontekstual dapat dilaksanakan tanpa meninggalkan kesan bermakna dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
menyenangkan pada siswa, ketujuh komponen tersebut antara lain adalah konsruktivisme
(constructivism),
menemukan
(inquiry),
bertanya
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),
penilaian
sebenarnya
(authentic
assessment),
refleksi
(reflection). b) Membuat lembar kerja siswa untuk evaluasi pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, pada pertemuan pertama evaluasi yang dilakukan berupa tes, siswa diminta untuk menulis deskripsi tentang hewan dan mengembangkannya menjadi paragraph deskripsi. Pada pertemuan kedua, evaluasi dilakukan berupa kegiatan menulis deskripsi tentang tumbuhan. Hal ini dilakukan dengan cara siswa diminta keluar kelas melakukan pengamatan langsung terhadap tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Lembar kerja siswa siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 4 hlm 85. c) Membuat lembar observasi, lembar observasi yang dibuat untuk siswa dan guru, lembar observasi yang dibuat untuk siswa lebih diutamakan pada keaktifan,
kemampuan
berdiskusi,
antusiasme,
dan
kemampuan
mengerjakan soal. Sedangkan untuk guru lebih ditekankan pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas. Lembar observasi aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 14 hlm 95. Lembar observasi kegiatan guru siklus I dapat dilihat pada lampiran 15 hlm 96.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 Mei 2011. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35 menit), yakni pada jam ke-2 dan ke-3, pukul 07.30 WIB sampai dengan 08.40 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontekstual sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
(RPP) yang telah disusun sebelumnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dapat dilihat pada lampiran 1 hlm 71. Pelaksanaan tindakan siklus I ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan mengajar. Observer bertugas melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas dan mengamati kegiatan guru maupun siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung. Urutan pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama adalah sebagai berikut : a) Guru masuk ke dalam kelas dan mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif. Setelah itu guru membuka pembelajaran dengan salam. b) Guru menyampaikan kompetensi dasar (KD), indikator, dan tujuan pembelajaran yaitu tentang menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Ini dilaksanakan guru agar siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. c) Sebagai kegiatan apersepsi, guru mengajak siswa bernyanyi untuk membangkitkan
semangat
siswa
sebelum
kegiatan
pembelajaran
dilaksanakan. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab mengenai binatang peliharaan yang ada di rumah mereka masing-masing. d) Siswa diminta untuk maju ke depan kelas membacakan sebuah dongeng tentang binatang. Siswa yang lain mendengarkan. e) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai isi yang berhubungan dengan dongeng. Pelaksanaan kegiatan ini mencakup komponen pendekatan kontekstual yaitu bertanya/ questioning. f) Siswa mendeskripsikan secara lisan hewan yang sesuai dengan dongeng tersebut. g) Siswa membentuk kelompok kerja untuk mengerjakan tugas secara berkelompok supaya siswa dapat saling bertukar pendapat. Kegiatan ini merupakan
pendekatan
kontekstual
belajar/learning community.
commit to user
komponen
masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
h) Guru membagikan beberapa gambar hewan yang berbeda-beda pada setiap kelompok dan tidak boleh diketahui oleh kelompok lain, kemudian secara individu siswa diminta untuk menulis deskripsi tentang hewan tersebut.
Kegiatan
ini
mencakup
komponen
konstruktivisme/constructivism. i) Masing-masing kelompok siswa maju ke depan kelas mendeskripsikan gambar binatang sesuai kelompoknya secara lisan. Kelompok lain menebaknya. Kegiatan ini mencakup komponen menemukan/inquiry. j) Siswa melaporkan hasil pekerjaannya dan dan guru melakukan penilaian. Kegiatan ini mencakup komponen penilaian sebenarnya/authentic assessment. k) Siswa dan guru melaksanakan tanya jawab tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apakah pembelajarannya terdapat kekurangan atau permasalahan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran, supaya pembelajaran berikutnya dapat lebih baik. Kegiatan ini mencakup komponen refleksi/ reflection. Tindakan Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011 selama dua jam pelajaran (2x35 menit), pada jam ke-4 dan ke-5, pukul 09.30 WIB sampai jam 10.40 WIB. Urutan pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua adalah sebagai berikut : a) Guru masuk ke dalam kelas dan mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang kondusif. Kemudian guru dan siswa berdoa bersama. Setelah itu guru membuka pembelajaran dengan salam. b) Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi untuk membangkitkan semangat siswa. c) Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil menulis deskripsi yang dikerjakan di rumah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
d) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang lalu yaitu menulis deskripsi tentang hewan. Kegiatan ini mencakup komponen bertanya/questioning. e) Guru memberikan contoh menulis karangan deskripsi tentang tumbuhan. Kegiatan ini mencakup komponen pemodelan (modelling). f) Siswa membentuk kelompok kerja untuk mengerjakan tugas secara berkelompok supaya siswa dapat saling bertukar pendapat. Kegiatan ini mencakup komponen masyarakat belajar (learning community). g) Siswa diajak ke luar kelas menuju halaman sekolah dan melakukan pengamatan langsung terhadap tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Kegiatan ini mencakup komponen menemukan/inquiry. h) Siswa secara individu menulis deskripsi tentang tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dengan menyebutkan ciri-cirinya secara lengkap. Kegiatan ini mencakup komponen konstruktivisme/constructivism. i) Siswa masuk ke dalam kelas kemudian melaporkan hasil karyanya dengan cara membacanya di depan kelas dan guru memberikan penilaian. Kegiatan ini mencakup komponen penilaian sebenarnya/authentic assessment. j) Siswa dan guru melaksanakan tanya jawab tentang pelajaran yang telah dilaksanakan.
Apakah pembelajarannya terdapat kekurangan atau
permasalahan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran, supaya pelajaran berikutnya dapat lebih baik. Kegiatan ini mencakup komponen refleksi. Tindakan Siklus II diakhiri dengan hasil menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang akan dianalisis untuk perbaikan siklus II. 3) Observasi Observasi dilakukan oleh guru kelas II, pada saat pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Observer bertindak untuk mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir dan mencatat hasil siklus I. Pengamat melakukan pemantauan dengan menggunakan alat bantu pengamatan berupa lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 10 hlm 91. Hasil observasi kegiatan guru siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 12 hlm 93. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan menggunakan pendekatan kontekstual, serta untuk mengetahui kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dengan kegiatan selama proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
di kelas. Dengan demikian,
dapat
diketahui apakah dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada keterangan di bawah ini: a) Kegiatan siswa (1) Siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias (bertanya, menanggapi) menjawab pertanyaan dalam kriteria cukup. (2) Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok dalam kriteria cukup. (3) Siswa merespon positif (senang) terhadap pendekatan kontekstual yang diterapkan oleh guru dalam kriteria cukup. (4) Siswa menunjukkan sikap yang baik dan memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan tindakan yang tidak perlu (berbicara sendiri, mondar mandir, tiduran, menggambar, menulis hal-hal yang tidak perlu) dalam kriteria cukup. (5) Siswa
merasa
bergairah
dan
bersemangat
dalam
mengikuti
pembelajaran dalam kriteria cukup. (6) Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dengan serius dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia yaitu menulis diskripsi tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
hewan atau tumbuhan dalam kriteria cukup. Adapun kekurangan yang masih terlihat adalah sebagian siswa sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak perlu, misalkan mondar-mandir, tiduran, bicara sendiri dengan teman, bahkan ada yang menggambar. Sehingga, dengan aktivitas tersebut membuat nilai menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan siklus I masih kurang. b) Kegiatan Guru (1) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam kriteria baik. (2) Guru menggunakan berbagai sumber belajar dalam kriteria cukup. (3) Memberikan informasi secara tepat tentang bahan ajar dalam kriteria cukup. (4) Menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kriteria cukup. (5) Mengelola kelas dengan baik dan kondusif dalam kriteria cukup. (6) Mengerapkan pendekatan kontekstual selama proses pembelajaran dalam kriteria baik. (7) Memotivasi kerja individu dan kelompok serta memberikan bimbingan, arahan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kriteria baik. (8) Menggunakan media pembelajaran dalam kriteria cukup. (9) Guru menciptakan suasana nyaman dalam pembelajaran dalam kriteria baik. (10) Melakukan penilaian proses dengan observasi, tanya jawab dalam kriteria cukup. (11) Guru melakukan penilaian hasil belajar dalam kriteria baik. (12) Guru bersama siswa membuat simpulan, melakukan refleksi pembelajaran dan melakukan tindak lanjut dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus I diketahui bahwa, rata-rata kegiatan guru selama proses kegiatan belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
mengajar bahasa Indonesia yaitu menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dalam kriteria cukup. Dalam pelaksanaannya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran yang aktif, kondusif, dan berusaha melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah disusun. Akan tetapi, guru perlu lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola kelas dan meningkatkan keaktifan siswa agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan siklus 1 tentang keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan menggunakan pendekatan kontekstual. Peneliti melakukan refleksi sebagai berikut ; a) Siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan tindakan yang kurang baik, ini terlihat masih ada sebagian siswa yang melakukan tindakan yang tidak perlu, misalnya mondar-mandir, tiduran, menggambar, dan lain-lain. Untuk itu guru perlu meningkatkan pengelolaan kelas agar tercipta suasana kelas yang lebih kondusif. b) Siswa kurang bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya, ini terlihat ketika menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan sebagian siswa cenderung lebih senang bekerja secara individu. c) Guru memberikan penjelasan tentang bahan ajar disertai dengan sumber dan media yang lebih konkret, agar siswa lebih mudah memahami tentang cara menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan. d) Guru berusaha menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan, serta berusaha mengelola kelas desngan baik, sehingga dapat
menumbuhkan
motivasi
siswa
dan
diharapkan
kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. e) Guru perlu memberikan motivasi, bimbingan, dan perhatian secara individu maupun kelompok, sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
f) Siswa dalam menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan belum tepat dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca dan hasil tulisan siswa terlihat belum rapi. Dengan demikian, pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II lebih ditekankan pada penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang tepat dalam kalimat serta kerapian tulisan siswa.
c.
Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang
hewan atau tumbuhan adalah 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan selama 1 minggu, yaitu tanggal 23 Mei 2011 dan 25 Mei 2011. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Tindakan Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2011 di ruang kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Peneliti bersama guru kelas II mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini untuk memperbaiki tindakan pada siklus I. Setelah berdiskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2011. Peneliti bersama guru kelas II yang sekaligus bertindak sebagai observer kemudian mendiskusikan kekurangan proses pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siklus I. Untuk mengatasi
berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus I, akhirnya
disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam proses pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siklus II. Hal-hal tersebut antara lain guru lebih meningkatkan pengelolaan kelas agar tercipta suasana belajar yang lebih kondusif dengan cara selalu memberikan semangat dan membuat pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa, menggunakan media pembelajaran, memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
bimbingan, motivasi, dan perhatian pada setiap individu maupun kelompok sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. Pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siklus II ini lebih ditekankan pada aspek penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tepat dalam kalimat serta kerapian hasil tulisan siswa. Berpijak dari hal-hal tersebut, peneliti dan guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada pertemuan selanjutnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II dapat dilihat pada lampiran 2 hlm 77. Urutan langkah-langkah perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II pertemuan pertama meliputi kegiatan sebagai berikut: a) Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2011. Pembelajaran dilaksanakan pada jam ke-2 dan ke-3 selama dua jam (2 x35 menit) dari pukul 07.30 WIB sampai dengan 08.40 WIB. Waktu selama 70 menit digunakan untuk kegiatan sebelum pembelajaran atau pra kegiatan selama 15 menit. Kegiatan pembelajaran selama 40 menit, dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 15 menit. Kegiatan pembelajaran deskripsi
yang
tentang
dilaksanakan hewan
atau
adalah
pembelajaran menulis
tumbuhan
yang
menggunakan
pendekatan kontekstual. b) Peneliti
mempersiapkan
media
yang
akan
digunakan
dalam
pelaksanaan tindakan siklus II. Media tersebut adalah puzzle binatang yang nantinya akan disusun oleh siswa. c) Peneliti dan guru kelas II mempersiapkan lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan mengamati aktivitas guru dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
menyampaikan materi pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 14 hlm 95. Lembar observasi kegiatan guru dapat dilihat pada lampiran 15 hlm 96. d) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai keterampilan menulis
deskripsi
dengan pendekatan
kontekstual. Lembar kerja siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 5 hlm 86. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2011. Tindakan dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 mnit), yakni pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 08.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan di ruang kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo. Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan proses kegiatan belajar mengajar. Guru kelas II melakukan pengamatan atau observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar seperti pada siklus I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 2 hlm 77. Urutan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: a) Guru masuk ke dalam kelas dan mengkondisikan siswa, kemudian membuka kegiatan pembelajaran dengan salam. b) Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang telah disusun di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu tentang menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. c) Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi
untuk
membangkitkan semangat siswa dan bertanya tentang pelajaran yang lalu, yaitu tentang menulis deskripsi hewan dan tumbuhan. Kegiatan ini mencakup komponen pendekatan kontekstual yaitu bertanya/ questioning. d) Guru memperlihatkan beberapa puzzle tentang hewan, kemudian guru memberikan contoh cara menyusun puzzle.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
e) Guru dan siswa mendeskripsikan secara lisan puzzle yang berbentuk hewan tersebut. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen pemodelan/ modelling. f) Siswa
membentuk
kelompok
untuk
melakukan
diskusi
bersama
kelompoknya berkaitan dengan menyusun puzzle dan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Komponen ini merupakan penerapan dari komponen masyarakat belajar/learning community. g) Masing-masing kelompok berlomba untuk menyusun puzzle tentang hewan tersebut secara bergantian. Kegiatan ini merupakan komponen menemukan/inquiry. h) Siswa secara individu diminta untuk menulis sebuah karangan deskripsi tentang hewan yang disukai dan tidak disukai. Kegiatan ini merupakan komponen dari konstruktivisme/constructivism. i) Siswa bertanya kepada guru dan temannya apabila merasa kesulitan. Kegiatan ini merupakan komponen bertanya/questioning. j) Guru melakukan pengarahan dan bimbingan pada semua kelompok mengenai menulis karangan deskripsi dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang benar. k) Siswa melaporkan hasil pekerjaannya dan guru melakukan penilaian kegiatan ini merupakan komponen penilaian sebenarnya/authentic assessment. l) Kegiatan akhir pembelajaran adalah bertanya jawab dengan siswa mengenai
kegiatan
pembelajaran
yang
telah
dilaksanakan
dan
menyimpulkan hasil pembelajaran. Komponen refleksi/reflection. Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Mei 2011 selama dua jam pelajaran ( 2X35 menit ), yakni pada jam ke-4 dan ke-5, pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual. Siswa keluar kelas mengamati tumbuhan di sekitar sekolah untuk menulis deskripsi tentang tumbuhan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
lampiran 2 hlm 81. Urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut : a) Sebagai kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa dan membuka pelajaran dengan salam. b) Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa. c) Guru dan siswa bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu mengenai penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tepat dalam kalimat. Kegiatan ini merupakan komponen questioning/bertanya. d) Guru menuliskan contoh karangan deskripsi tentang tumbuhan di papan tulis disertai dengan penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang tepat. Pemodelan/modeling. e) Siswa
membentuk
kelompok,
untuk
melakukan diskusi
bersama
kelompoknya agar siswa dapat saling bertukar pendapat. Komponen masyarakat belajar/learning community. f) Siswa diminta untuk ke luar kelas melakukan pengamatan secara langsung terhadap tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Komponen menemukan/inquiry. g) Secara individu siswa diminta untuk menulis deskripsi tentang tumbuhan dan manfaat dari tumbuhan tersebut dengan memperhatikan tanda baca dan
huruf
kapital
dalam
kalimat.
Komponen
konstruktivisme/constructivism. h) Guru memberikan bimbingan pada setiap individu maupun kelompok agar hasil yang di dapat lebih baik. i) Siswa melakukan tanya jawab bersama kelompoknya dan bertanya kepada guru apabila merasa kesulitan. Komponen bertanya/questioning. j) Siswa kembali ke kelas dan melaporkan hasil karyanya dengan cara membacanya di depan kelas dan guru memberikan penilaian. Komponen penilaian sebenarnya / authentic assessment.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
k) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai proses pembelajaran hari ini serta menyimpulkan hasil-hasil pembelajaran. Komponen reflection/refleksi. 3) Observasi Pada saat pembelajaran menulis berlangsung, seperti pada siklus I, guru kelas II sebagai observer mengamati kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2011, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2011. Kegiatan pembelajaran
berlangsung
selama
2X35
menit.
Pengamat
melakukan pemantauan pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi yang di gunakan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan
tindakan
siklus
II
terjadi
peningkatan
kualitas
pembelajaran. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa, keberanian bertanya, dan partisipasi siswa dalam diskusi kelompok. Kegiatan guru juga lebih baik, lebih siap, dan lebih kreatif. Peningkatan juga terjadi pada hasil evaluasi menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang sudah mencapai KKM yaitu 71. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 11 hlm 92. Hasil observasi kegiatan guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 13 hlm 94. Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada keterangan dibawah ini: a) Kegiatan Siswa (1) Siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias dalam kriteria baik. (2) Siswa merespon positif terhadap pendekatan kontekstual yang diterapkan guru dalam kriteria baik. (3) Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok dalam kriteria baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
(4) Siswa menunjukkan sikap yang baik dan tidak melakukan tindakan yang tidak perlu selama kegiatan pembelajaran berlangsung dalam kriteria baik. (5) Siswa merasa bergairah dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran dalam kriteria baik. (6) Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dengan serius dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa pada siklus II tersebut, menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I, dapat diketahui rata-rata kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual dalam kriteria baik. b)
Kegiatan guru (1) Guru membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), dalam kriteria baik. (2) Menggunakan berbagai sumber belajar dalam kriteria baik. (3) Memberikan informasi secara tepat tentang bahan ajar dalam kriteria baik. (4) Menggunakan
waktu
secara
tepat
sesuai
dengan
perencanaan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kriteria baik. (5) Mengelola kelas dengan baik dan kondusif dalam kriteria baik. (6) Menerapkan pendekatan kontekstual selama proses pembelajaran berlangsung dalam kriteria baik. (7) Memotivasi kerja individu dan kelompok serta memberikan bimbingan selama proses pembelajaran berlangsung dalam criteria baik. (8) Menggunakan media pembelajaran dalam kriteria baik. (9) Menciptakan suasana nyaman dalam pembelajaran dalam kriteria baik. (10) Guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar dalam kriteria baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
(11) Guru bersama siswa membuat kesimpulan melakukan refleksi dan tindak lanjut dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II dapat diketahui bahwa kegiatan guru selama proses pembelajaran menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual dalam kriteria baik. Dengan demikian, kegiatan guru dalam pelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual meningkat dari pada siklus I. 4) Refleksi Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus II yang dilaksanakan selama dua pertemuan masing-masing dua jam ( 2X35 menit ), menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. Peningkatan terjadi pada proses pembelajaraan dan pada hasil tulisan siswa yaitu dari 62,5% sampai 87,5%, sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran menulis deskripsi telah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 71. Berdasarkan data tersebut maka peneliti dan observer sepakat untuk mengakhiri tindakan penelitian dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Kondisi Awal
Bertolak dari hasil pengamatan dan data nilai tes kondisi awal dapat diketahui bahwa keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 masih kurang. Nilai yang diperoleh siswa masih jauh dari KKM, yaitu siswa yang memperoleh nilai 60-64 sebanyak 2 siswa atau 25 %, siswa memperoleh nilai 65-69 sebanyak 4 siswa atau 50 %, siswa mendapat nilai 70-74 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, siswa mendapat nilai 75-79 sebanyak 1 siswa atau 12, 5 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Dengan demikian, nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 66,12. Siswa yang mendapat nilai di atas 71 (KKM) sebanyak 2 siswa atau 25 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 71 (KKM) sebanyak 6 siswa 75 %. Agar lebih jelas, perolehan hasil penilaian pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II sebelum diadakan tindakan disajikan pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan. Nomor Induk No Perolehan Nilai Tuntas / Tidak Tuntas Siswa 1.
1254
65
TT
2.
1266
75
T
3.
1267
60
TT
4.
1269
62
TT
5.
1270
66
TT
6.
1272
67
TT
7.
1273
71
T
8.
1274
65
TT
Jumlah Rata
Rata
529 66,12
Keterangan
Jumlah
Persentase
Tuntas
2
25 %
Tidak Tuntas
6
75 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 3. Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan. No
Nilai
Frekuensi
Persentase
1.
60
64
2
25 %
2.
65
69
4
50 %
3.
70
74
1
12,5 %
4.
75
79
1
12,5 %
5.
80
84
0
0%
6.
85
89
0
0%
8
100 %
Jumlah
Nilai rata-rata =
529
66 ,12
8
Tingkat ketuntasan =
2
100 %
25 %
8
4 5 4 3
2 1
1
2 0
1 0
60 - 64 65- 69 70-74 75- 80 79 84
0
85 - 89
Grafik 1. Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Pra Tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
2.
Tindakan Siklus I
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal penting dalam pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual. Pertama, siswa belum tepat dalam penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Sebagian besar siswa belum mengetahui penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang tepat, siswa sering tidak mencantumkan tanda titik, dan tidak menggunakan huruf kapital setelah tanda titik. Kedua, siswa dalam menulis terlihat belum rapi, sehingga cenderung sulit untuk dibaca. Ketiga, siswa kurang bisa bekerja sama dengan kelompoknya, siswa lebih senang bekerja sendiri-sendiri. Keempat, setelah diadakan tindakan siklus I dan penilaian hasil evaluasi pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dengan pendekatan kontekstual
menunjukkan
adanya
peningkatan
dari
sebelum
tindakan.
Berdasarkan data hasil penilaian siswa dapat diketahui bahwa penilaian keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siklus I yaitu sebagai berikut: siswa yang mendapat nilai 60 ada 1 siswa, siswa yang mendapat nilai 65 ada 1 siswa, nilai 66 ada 1 siswa, mendapat nilai 71 ada 1 siswa, mendapat nilai 72 ada 2 siswa, mendapat nilai 75 ada 1 siswa, dan nilai tertinggi 84 ada 1 siswa. Dengan demikian diperoleh nilai rata
rata sebesar 70,62.
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, pada siklus I selama 2 pertemuan. Siswa yang memperoleh nilai di atas 71 (KKM) yaitu 5 siswa atau 62,5 % dan siswa yang memperoleh nilai di bawah 71 (KKM) yaitu 3 siswa atau 37,5 %. Berikut ini data nilai yang disajikan adalah bentuk tabel frekuensi dan grafik nilai menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual yang dilaksanakan pada siklus 1:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Tabel 4. Data Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus I. No
Nomor Induk Siswa
Perolehan Nilai
Tuntas / Tidak Tuntas
1.
1254
71
T
2.
1266
84
T
3.
1267
60
TT
4.
1269
65
TT
5.
1270
72
T
6.
1272
72
T
7.
1273
75
T
8.
1274
66
TT
Jumlah Rata
565
Rata
70,62
Keterangan
Jumlah
Persentase
Tuntas
5
62,5%
Tidak tuntas
3
37.5%
Tabel 5. Perkembangan Hasil Tes Awal dan Tes Siklus 1. Keterangan
Tes Awal
Siklus 1
Nilai terendah
60
60
Nilai tertinggi
75
84
Rata-rata nilai
66,12
70.62
Siswa belum tuntas
75%
37.5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Tabel 6. Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual siklus I. Nilai
No
Frekuensi
Persentase
1.
60
64
1
12,5 %
2.
65
69
2
25 %
3.
70
74
3
37,5 %
4.
75
79
1
12,5 %
5.
80
84
1
12,5 %
6.
85
89
0
0%
8
100 %
Jumlah Nilai rata-rata =
565
70 , 62
8
Tingkat ketuntasan =
5
100
%
62 , 5 %
8
5 3 4 2
3 2
1
1
1 0
1 0
60 - 64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
Grafik 2. Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
3. Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan keterampilan menulis diskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut antara lain, penggunaan huruf kapital dan tanda baca dalam kalimat sudah baik, karena sebelumnya siswa kurang memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda baca dalam kalimat. Siswa dalam menulis terlihat sudah rapi dan jelas untuk dibaca. Siswa yang awalnya sering mengeluh dan kurang dapat bekerja sama dengan kelompoknya, menunjukkan adanya peningkatan. Siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya dan berani bertanya kepada temannya ataupun guru apabila mengalami kesulitan. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, ini terlihat pada observasi yang dilakukan observer, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru juga lebih baik, terlihat pada penyampaian materi yang lebih baik dari siklus I, guru selalu memberikan arahan maupun bimbingan baik secara individu maupun kelompok. Guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang bervariasi dengan tujuan agar siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, penilaian hasil evaluasi pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan data hasil penilaian siswa dapat diketahui bahwa penilaian keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siklus II adalah sebagai berikut : Siswa yang mendapat nilai 68 ada 1 siswa, yang mendapat 75 ada 1 siswa, yang mendapat nilai 78 ada 1 siswa, nilai 81 ada 2 siswa, yang mendapat nilai 84 ada 2 siswa, dan yang mendapat nilai tertinggi 87 ada 1 siswa. Dengan demikian, diperoleh nilai rata-rata sebesar 79. Berikut ini data nilai yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan grafik nilai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Tabel 7. Data Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Siklus II. No
Nomor Induk Siswa
Perolehan Nilai
Tuntas / Tidak Tuntas
1.
1254
81
T
2.
1266
87
T
3.
1267
68
TT
4.
1269
72
T
5.
1270
84
T
6.
1272
75
T
7.
1273
84
T
8.
1274
81
T
Jumlah Rata
632
Rata
79
Keterangan
Jumlah
Persentase
Tuntas
7
87.5%
Tidak tuntas
1
12,5%
Tabel 8. Perkembangan Hasil Tes Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Siklus 1 dan Siklus II. Keterangan
Tes Awal
Siklus 1
Siklus II
Nilai terendah
60
60
68
Nilai tertinggi
75
84
87
Rata-rata nilai
66,12
70.62
79
Siswa belum tuntas
75%
37.5%
12.5%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Tabel 9. Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau tumbuhan Siklus II. No Nilai Frekuensi Persentase 1
60-64
0
0%
2
65-69
1
12,5%
3
70-74
0
0%
4
75-79
2
25%
5
80-84
4
50%
6
85-89
1
12,5%
Jumlah
8
100%
Nilai rata-rata =
632
79
8
Tingkat ketuntasan =
7
100 %
87 , 5 %
8
4 5 4 2
3 1
1
2 1 0
0
0
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
Grafik 3. Nilai Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai di atas 71 (KKM) yaitu 7 siswa atau 87,5 % dan siswa yang memperoleh nilai di bawah 71 (KKM) yaitu 1 siswa atau 12,5 %. Peningkatan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dari sebelum tindakan dan setelah tindakan, yaitu siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 10. Hasil Penilaian Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan melalui Pendekatan Kontekstual Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.
No
Pembelajaran Menulis Deskripsi
Setelah Dilaksanaan Tindakan Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
1.
Nilai rata-rata
66,12
70,62
79
2.
Persentase
25 %
62,5 %
87,5 %
Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan terhadap perolehan nilai menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dari tahap sebelum tindakan dan setelah tindakan, yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum dilaksanakan tindakan, ratarata nilai menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yaitu 66,12 dan tingkat ketuntasannya 25 %. Setelah peneliti menggunakan pendekatan kontekstual terjadi peningkatan hasil rata-rata nilai menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang dilaksanakan pada tindakan siklus I dan II. Pada siklus I rata-rata nilai yaitu 70,62 dan tingkat ketuntasannya 62,5 %, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata nilai yaitu 79 dan tingkat ketuntasannya 87,5 %. Peningkatan rata-rata nilai hasil menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dan tingkat ketuntasan dari tahap sebelum tindakan ke siklus I dan II dapat dilihat pada grafik 4 berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Rata-rata Nilai dan Persentase Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Siswa Kelas II SDN Juron 02 Sukoharjo.
87,5% 79 77 75 73
62,5%
71 69
25%
67 65 63
Siklus I
Kondisi awal
Siklus II
Peningkatan ketuntasan dan ketidaktuntasan siswa dapat ditunjukkan pada tabel 11 dan grafik 5 berikut ini: Tabel 11. Data Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi tentang Hewan atau Tumbuhan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II. Frekuensi No
Nilai
Keterangan Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1.
60
64
2
1
0
Tidak Tuntas
2.
65
69
4
2
1
Tidak Tuntas
3.
70
74
1
3
0
Tuntas
4.
75
79
1
1
2
Tuntas
5.
80
84
0
1
4
Tuntas
6.
85
89
0
0
1
Tuntas
8
8
8
Jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Grafik Tingkat Ketuntasan
7 8
6
7
5
Banyaknya siswa
6 5 4
3 2
3
1
2 1 0
Kondisi
Siklus I
Siklus II
Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang dilaksanakan peneliti melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo dapat meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa, melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tulisan siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus. Selain itu, nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal nilai rata-rata yaitu 66,12 dengan tingkat ketuntasan 25%, pada siklus I nilai rata-rata mencapai 70,62 dengan tingkat ketuntasan 62,5%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79 dengan tingkat ketuntasan 87,5%. B. IMPLIKASI Sejalan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, yaitu adanya peningkatan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan yang dilaksanakan melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas II SDN Juron 02 Nguter, Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Siswa yang tadinya belum terampil menulis deskripsi dengan baik setelah mengalami pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, maka keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dapat meningkat. Penelitian ini memungkinkan adanya temuan positif kearah pengayaan pengetahuan dalam hal pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Penelitian ini dapat membuka wawasan pemahaman materi menulis khususnya menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan dalam pembelajaran bahasa indonesia di sekolah. Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap pendekatan kontekstual yang selama ini belum diterapkan oleh guru.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Penerapan
pendekatan
kontekstual dengan
melaksanakan
tujuh
komponen dalam pendekatan kontekstual dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses pembelajaraan, serta dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas. Sehingga, dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan pendekatan kontekstual sebagai pendekatan dalam pembelajaran. Selain itu, penelitian berguna bagi guru sebagai bahan pertimbaangan untuk memahami kondisi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat merancang desain kegiatan pembelajaran yang tepat bagi siswa. C. SARAN Berkaitan dengan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa Siswa disarankan untuk berperan secara aktif selama mengikuti proses pembelajaran menulis khususnya menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan melalui pendekatan kontekstual, sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. Selain itu, apabila siswa kurang setuju terhadap cara mengajar guru, maka siswa dapat memberikan masukan ataupun saran kepada guru yang bersangkutan, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 2. Bagi Guru Guru hendaknya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, selain itu guru harus memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan, guru perlu menerapkan pendekatan kontekstual,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
karena melalui pendekatan kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih mudah menuliskan apa yang mereka pikirkan karena berhadapan langsung dengan objek yang akan mereka gambarkan. 3. Bagi Sekolah Guru perlu
meningkatkan profesionalisme maupun kualitas
pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis deskripsi tentang hewan atau tumbuhan. Untuk itu, disarankan kepada kepala sekolah untuk memotivasi guru guna meningkatkan kompetensinya. Misalnya, dengan melakukan penelitian tindakan kelas dan mengirim guru ke beberapa forum ilmiah seperti seminar, workshop, diklat, dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan supaya wawasan guru bertambah luas dan memahami tentang pendidikan serta pengajaran yang menjadi tugas pokoknya. Selain itu, kepala sekolah perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan mengenai pendekatan-pendekatan, khususnya pendekatan kontekstual agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. 4. Bagi Pembaca dan Peneliti lain Pembaca dan Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian lanjutan mengenai pendekatan kontekstual untuk diterapkan pada aspek keterampilan berbahasa lainnya maupun disiplin ilmu lainnya.
commit to user