RAPAT KERJA TAHUN 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA
“PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI ILMTA MELALUI KONSOLIDASI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KLASTER DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH”
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN Kamis 27 Maret 2008 Kamis,
ISI PRESENTASI 9 RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN ILMTA 9 RENCANA KERJA DITJEN ILMTA TAHUN 2008 DAN 2009 9 RENCANA AKSI 2008 DAN 2009 YANG TERKAIT DAERAH
RENCANA STRATEGIS ILMTA
DIREKTORAT JENDERAL ILMTA Visi : Visi jangka panjang : ”Terwujudnya industri manufacturing yang tangguh sebagai basis tercapainya negara industri maju baru ” Visi jjangka g menengah g sampai p akhir tahun 2009 : ”meningkatnya peran industri logam mesin tekstil dan aneka didalam memajukan industri nasional ” Misi :
Meningkatkan kemampuan teknologi dan enjiniring. Memperkuat struktur industri dan keterkaitan hulu dan Hilir. Menciptakan lapangan kerja yang luas. luas Meningkatkan pemanfaatan SDA dan persebaran industri. Meningkatkan ekspor
Kebijakan : Kebijakan Pembangunan ILMTA yaitu mengembangkan industri logam mesin tekstil dan aneka yang berkeunggulan kompetitif dan bernilai tambah tinggi melalui penguatan dan pengembangan klaster, penanganan masalah aktual industri dan peningkatan kemampuan faktor pendukung
Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA (B d (Berdasarkan k Klasifikasi Kl ifik i Baku B k Lapangan L Usaha U h Indonesia I d i = KBLI)
1
Industri Logam : 1. 2 3.
2
Besi Baja (27101, 27102, 27103, 27310) Non Ferro (28111, 28112, 28910, 28920,
28932, 28933, 28939, .28991, 28992, 28993, 28994, 28995, 28996, 28997, 28999, 31300, 36104, 37100) Hilir (27201, 27202, 27203, 27204, 27320)
Industri Mesin : 1. 1 2. 3. 4 4.
Konstruksi Baja (28113, (28113 28119, 28119 28120) Alat Konstruksi (29240) Mesin Pertanian (28931, 29212, 29211) Mesin Proses (25206, (25206 29191, 29191 29199, 29199 29221, 29221
5. 6.
Alat Penunjang
7.
29222, 29223, 29222 29223 29224, 29230, 29250, 29261, 29262, 29263, 29264, 29291, 29292, 29299, 29270) Alat Energi (29111, (29111 29112, 29112 29113, 29113 29114) (29120, 29130, 29141, 29142, 33111, 33113, 33119, 33121, 33130, 29150, 29192, 29193) Alat Kelistrikan (26203, (26203 31101, 31101 31102, 31102 31103, 31103 31201)
Lingkup Industri Binaan Ditjen. ILMTA (Lanjutan) (Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia = KBLI)
3
Industri Tekstil dan Produk Tekstil : 1. Serat (17111, (17111 17112 17112, 17113 17113, 17231 17231, 24301 24301, 24302) 2. Benang (17112, 17113, 17114, 17121, 17299, 24301) 3. Kain (17114, 17115, 17122, 17123, 17124, 17232, 17291, 17292, 17293, 17294 17295 17294, 17295, 17299 17299, 17301) 4. Pakaian Jadi (17124, 17302, 17303, 18101)
5. Lainnya (17124, 17211, 17212, 17213, 17214, 17215, 17220, 17231, 17232 17292 17232, 17292, 17299 17299, 17304)
4
Industri Aneka : 1. Barang Jadi Kulit (18103, 18104, 18202, 19121, 19122, 19123, 19129) 2. Alas Kaki (19201, 19202, 19203, 19209) 3. Perhiasan (36911, 36912, 36913) 4. Kaca Mata ((33201)) 5. Alat Musik (36922) 6. Mainan (36942) 7 Alat Olah Raga (26930) 7. 8. Alat Tulis (36991) 9. Jam (33300) 10 Penyamakan Kulit (19111, 10. (19111 19112) 11. Pengolahan lainnya (33202, 36914, 36915, 36941, 36992, 36999)
Tujuan Pembangunan ILMTA Tujuan pembangunan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka adalah mampu memenuhi kebutuhan bahan baku / penolong, penolong barang dan barang modal dalam negeri, meningkatkan daya saing industri guna memperluas pasar ekspor dan memperluas lapangan kerja. Sasaran Pembangunan ILMTA 2004-2009 : NO 1. 1 2. 3. 4 4.
INDUSTRI
Logam Mesin TPT Aneka Target ILMTA
LAJU PERTUMBUHAN ( Persen ) 9 81 9,81 4,02 7,44 7 70 7,70 7,53
PENAMBAHAN TK ( Orang ) 1 000 1.000 6.000 400.000 150 000 150.000 557.000
EKSPOR ( US$ Juta ) 1.106 1 106 2.266 11.800 2 300 2.300 17.472
Program Pembangunan ILMTA P Pengembangan b dan d Penguatan P t Klaster Kl t Industri I d ti 1. Klaster Industri Baja, 2. Klaster Industri Mesin Peralatan Pabrik, 3. Klaster Industri Mesin Listrik dan Peralatan Pabrik, 4. Klaster Industri TPT dan 5. Klaster Industri Alas Kaki.
Pengembangan Industri Tertentu 1 Pengembangan 1. P b I d t i Pengecoran, Industri P 2. Pengembangan Industri Alat dan Mesin Peralatan Pertanian (Alsintan), 3. Pengembangan Industri Alat Berat, 4. Pengembangan Industri Mainan Anak, 5. Pengembangan Industri Pengolahan Kulit, 6. Pengembangan Industri Optik,
Penugasan Khusus 1. Program Pengembangan Tabung Baja LPG, Kompor dan Assesorisnya 2. Pembangunan PLTU batubara Skala Kecil Menengah (7 – 200 MW) 3 Program Revitalisasi dan Pembangunan Baru Pabrik Gula 3.
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KLASTER INDUSTRI
Pengembangan dan Penguatan Klaster ILMTA
I.
PROGRAM KERJA
TUJUAN
Penguatan dan Pengembangan Klaster Industri B j Baja
Tumbuh dan berkembangnya klaster industri b j baja
KEGIATAN POKOK 1. Pengembangan Informasi Kompetensi Pelaku Klaster dan mensosialisasikannya. 2. Pengembangan Industri Baja Berbasis Bijih Besi Lokal : • Kajian pusat pengembangan teknologi industri baja • Bantuan peralatan laboratorium • Pemetaan kemampuan KP dalam mendukung industri iron making • Pengembangan g g fasilitas p pengembangan g g kokas • Workshop dan sosialisasi pengembangan pengolahan bijih besi lokal
II II.
Pengembangan dan Penguatan Klaster Mesin Peralatan Pabrik
Pengembangan g g klaster melalui fasilitasi aglomerasi klaster industri permesinan (industri gula, kelapa sawit, pengolahan lainnya). y )
1. 2. 3.
Sosialisasi dan kolaborasi Pembentukan working group Membangun komitmen industri yang tergabung dalam klaster. 4. Memfasilitasi pemberian insentif fiskal, moneter dan administrasi termasuk SNI). SNI) 5. Evaluasi dan monitoring perkembangan klaster.
2008
2009
Banten, DKI Jakarta
Jateng, Jatim
Kalsel
-
Kalsel Kalsel
Kalteng
Kalsel Kalsel
Kalteng
P. Jawa, P. Sumatera P. Kalimantan
P. Jawa, P. Sumatera P. Kalimantan
Pengembangan dan Penguatan Klaster ILMTA PROGRAM KERJA
TUJUAN
KEGIATAN POKOK
2008
2009
III. Pengembangan g g dan Penguatan Klaster Mesin Listrik dan Peralatan Listrik
Pengembangan g g klaster melalui fasilitasi aglomerasi industri mesin peralatan listrik dan stakeholder terkait dalam pengembangan industri mesin peralatan listrik dalam mendukung pembangunan kelistrikan nasional (10.000 MW).
1. Sosialisasi dan kolaborasi. 2. Pembentukan working group. 3. Membangun komitmen industri yang tergabung dalam klaster. 4. Fasilitasi insentif (fiskal, moneter & administrasi termasuk SNI). SNI) 5. Evaluasi dan monitoring perkembangan klaster.
10 Lokasi PLTU di P. Jawa dan 25 lokasi di luar P. Jawa dan Bali.
10 Lokasi PLTU di P. Jawa dan 25 lokasi di luar P. Jawa dan Bali.
IV. Pengembangan dan Penguatan Klaster ITPT
• Pengembangan klaster industri TPT melalui pengembangan Kawasan Industri Terpadu dan fasilitasi relokasi perusahaan TPT di Bandung Selatan Selatan. • Restrukturisasi permesinan industri TPT
1. Pembuatan Detail Engineering Design KI Terpadu ITPT di Majalengka 2. Penyusunan AMDAL KI Terpadu ITPT di Majalengka
Majalengka
Majalengka
1. Promosi publikasi dan roadshow 2. Verifikasi perusahaan yang ikut implemntasi program 3. Bantuan modal investasi peremajaan mesin 4. Monitoring dan supervisi
Seluruh Indonesia (150 prsh)
Seluruh Indonesia (150 prsh)
Pengembangan g g dan Penguatan g Klaster ILMTA PROGRAM KERJA V. Pengembangan dan Penguatan Klaster I d Industri i Alas Al K Kaki ki
TUJUAN
Berkembangnya klaster industri alas kaki.
KEGIATAN POKOK
2008
2009
1. Penguatan kelembagaan klaster melalui fasilitasi rapat koordinasi dan pemberdayaan fasilitator & working group.
Jabar, Jatim
Jabar, Jatim
2. Peningkatan kompetensi SDM bidang teknologi penyamakan kulit, teknologi produksi, manajemen keuangan dan pemasaran, pemasaran EMT
Jabar, Jatim
Jabar, Jatim
Jakarta dan LN
Jakarta & LN
4. Peningkatan jaminan supply bahan baku kulit.
Jabar, Jatim
Jabar, Jatim
5. Peningkatan mutu dan standar melalui penyusunan / revisi SNI dan Bimbingan Teknis.
Jabar, Jatim
Jabar, Jatim
6. Peningkatan akses sumber pembiayaan.
Jabar, Jatim
Jabar, Jatim
3. Fasilitasi promosi produk melalui pameran
PENGEMBANGAN INDUSTRI TERTENTU
Pengembangan Industri Tertentu ILMTA
PROGRAM KERJA
TUJUAN
KEGIATAN POKOK
2008
2009
1. Pengembangan Industri Pengecoran
•
Meningkatkan kemampuan industri dibidang teknologi pengecoran. • Tersedianya fasilitas rancang bangun dan perekayasaan pengecoran logam untuk peningkatan kemampuan SDM .
•
Bantuan Peralatan Dapur Induksi untuk Pemda Tegal • Bantuan Fasilitas Pengolahan Limbah • Bantuan Peralatan Prototype Center, Laboratory Center, dan Machinging Center untuk Pusat Rekayasa Pengecoran di Ceper
Jateng
Jateng
2. Pengembangan Industri Alat dan Mesin Peralatan Pertanian (alsintan)
Memfasilitasi pengembangan industri mesin peralatan pertanian dalam mendukung swasembada beras.
- Pembentukan working group. - Membangun g komitmen bersama industri alsintan dan stakeholder terkait. - Penguatan dan pengembangan industrri alsintan (al. pengembangan motor penggerak murah, murah harmonisasi tarif bea masuk, fasilitasi pelatihan pembuatan prototype, fasilitasi pengembangan teknologi dll). - Pengembangan alsintan center di Kalimantan Barat (bantuan mesin peralatan). - Mendukung pengembangan industri alsintan di wilayah potensil.
P. Sumatera, P. Kalimantan Sulsel & NTB
P. Sumatera, P. Kalimantan, Sulsel & NTB
Pengembangan Industri Tertentu ILMTA PROGRAM KERJA
TUJUAN
KEGIATAN POKOK
2008
2009
3. Pengembangan Industri Alat Berat
Memfasilitasi pengembangan industri alat barat dalam mendukung pembangunan sektor infrastruktur, pertambangan, perkebunan, dll.
- Pembentukan working group. - Membangun komitmen bersama industri alat berat dan stakeholder terkait. - Penguatan dan pengembangan industri alat berat (fasilitasi insentif fiskal, moneter dan administrasi termasuk SNI). - Penguatan P t dan d pengembangan b industri komponen alat berat di DN
Jabar, Jatim
Jabar, Jatim
4. Pengembangan Industri Mainan Anak
Meningkatkan kinerja industri mainan dan menumbuhkan wirausaha baru.
- Pemberdayaan IBC industri y melalui mainan / stuffed toys pelatihan bantuan mesin peralatan. - Pemberdayaan Pilot Project mainan kayu.
Jabar
Jabar
-
Kaltim
Sumbar, Jatim Sumbar Sumbar
Sumbar, Jatim Sumbar Sumbar
Sumbar
Sumbar
Banten
Banten
5 Pengembangan 5. Industri Pengolahan Kulit
6. Pengembangan Industri Optik
- Pengembangan kemampuan industri penyamakan dan barang jadi kulit.
- Meningkatkan kinerja industri optik/kaca mata. - Meningkatkan e g at a kompetensi o pete s pekerja industri optik
- Bantuan mesin peralatan - Peningkatan kemampuan SDM bidang barang jadi kulit dan penyamakan kulit. - Bantuan tenaga ahli pengolahan kulit. - Pemberdayaan pusat desain optik melalui peningkatan kemampuan SDM,, fasilitasi S as tas pe pembentukan be tu a TUK U - Penyusunan standard kompetensi SDM optik
PENUGASAN KHUSUS ILMTA
Program Pengembangan Tabung Baja LPG, Kompor & Assesorisnya 1.
Latar Belakang Dalam mendukung program nasional pengalihan konsumsi minyak tanah ke LPG, Departemen Perindustrian mendapat tugas untuk : • Mendorong tumbuhnya industri tabung, kompor, regulator dan selang karet. • Menyiapkan SNI dan spesifikasi Teknis Produk tersebut berikut regulasinya. • Memberikan pembinaan dan bantuan teknis serta fasilitasi penyediaan bahan baku. Kesiapan Industri : a. Berdasarkan hasil verifikasi terhadap kemampuan Industri tabung baja LPG terdapat 20 perusahaan dengan kapasitas produksi riil 25,3 juta unit tabung per tahun. Di samping itu, terdapat 12 perusahaan yang dalam tahap konstruksi dan instalasi dengan kapasitas terpasang 12 juta unit tabung per tahun. b. Industri kompor gas satu tungku sebanyak 32 perusahaan dengan kapasitas terpasang 36,1 juta unit per tahun. c. Industri asesoris terdiri dari industri katup, katup regulator dan selang karet. karet Industri katup berjumlah 10 perusahaan dengan kapasitas terpasang 34,2 juta unit per tahun, di mana satu perusahaan telah mampu memproduksi secara full manufacturing. Industri regulator dan selang karet sebanyak 3 perusahaan dengan kapasitas terpasang 15 juta unit per tahun. Penyusunan standar P t d a. SNI yang sudah dihasilkan adalah SNI 1452 : 2007 (Tabung baja LPG ), SNI 7368 : 2007 (Kompor gas), SNI 1591 : 2007 (Katup tabung baja), SNI 7369 : 2007 (Regulator), SNI 06-7213-2006 (Selang karet ) b. Permen Perindustrian No. 92/MIND/PER/11/2007 tanggal 30 Nopember 2007 tentang Pemberlakuan SNI terhadap 5 produk di atas secara wajib dan Permen Perindustrian No. 93/MIND/PER/11/2007 tanggal 30 Nopember 2007 tentang Penunjukan 6 LS Pro dan 7 Balai Uji
Lanjutan ………. 2. Rencana Kerja Tahun 2008 a.
Rencana Penerapan SNI • Melanjutkan pembinaan kepada perusahaan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi. • Melaksanakan sosialisasi peraturan-peraturan peraturan peraturan yang terkait dengan pemberlakuan SNI Wajib. • Melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik. • Mendorong peningkatan jumlah dan kualitas laboratorium uji agar dapat mendukung program SNI Wajib.
b. Mendukung Industri Dalam Negeri • Melakukan koordinasi dengan PT. Pertamina yang ditunjuk sebagai pelaksana program p g pengalihan p g minyak y tanah ke LPG untuk mengoptimalkan g p industri dalam negeri dan meninjau kembali penetapan harga tender untuk menyesuaikan dengan peningkatan harga bahan baku tabung baja LPG. g kemampuan p pasok industri tabung p g baja j LPG,, kompor p g gas dan • Meningkatkan asesorisnya, baik dari industri yang ada maupun investasi baru, untuk dapat memenuhi kebutuhan program konversi.
18
Pembangunan PLTU Batubara Skala Kecil-Menengah 1 Latar 1. L t B Belakang l k g • Pemerintah akan membangun PLTU Batubara 10.000 MW selama Tahun 2006-2009 untuk mengatasi krisis listrik di tanah air • Komponen utama PLTU Batubara telah dapat diproduksi oleh industri dalam negeri, Industri Jasa Terintegrasi (EPC) Nasional sudah berpengalaman dalam pembangunan PLTU Batubara namun belum sebagai kontraktor utama. • Menfasilitasi Industri Manufaktur dan Industri Jasa EPC dapat mendukung pembangunan p g PLTU Batubara skala kecil-menengah g melalui p penggunaaan gg produksi dalam negeri dalam setiap dokumen pelelangan PLTU-Batubara sebagai bentuk komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri yang akan dilakukan. • Pengembangan teknologi Industri Dalam Negeri berupa : 9
Pengembangan basic design PLTU untuk skala 7 – 100 MW dan pengembangan potensi untuk mengembangkan p g g PLTU di atas 100 MW MW..
9
Mengindentifikasikan kemampuan Industri dalam negeri dalam pembangunan PLTU--Batubara pada kapasitas PLTU kapasitas--kapasitas tertentu (s/d 8, 8-25 dan 25 25--100 MW) yang diimplementasikan dalam perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri
9
Melakukan tahap pengembangan Turbin bersama industri dalam negeri dengan reverse engineering didukung oleh PT PT.. Pindad, Pindad, PT. PT. Barata Indonesia, BPPT, dan Dep.. Perindustrian. Dep Perindustrian.
19
2. Rencana Kerja j Tahun 2008 a. Dalam mengembangkan pasar dalam negeri •
Mendorong pembangunan pilot project PLTU Batubara 2 x 7 MW di NTB agar dapat segera direalisasikan.
•
Mengusulkan penggunaaan produksi dalam negeri dalam setiap d k dokumen pelelangan l l PLTU B t b PLTU-Batubara sebagai b i bentuk b t k komitmen k it Ti k t Tingkat Komponen Dalam Negeri yang akan dilakukan.
•
Melakukan koordinasi dengan Asosiasi-Asosiasi Produsen bahan baku, khususnya Semen dan Baja untuk dapat mendukung pembangunan PLTU Batubara
b Pengembangan teknologi b. •
Melakukan koordinasi dengan Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mempercepat penetapan ketentuan besaran Tingkat Komponen Dalam Negeri PLTU Batubara
• •
Melanjutkan program Reverse Engineering Turbin Memantau penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang telah disepakati dalam kontrak sebagai acuan dalam pembangunan PLTU Batubara.
20
Program Revitalisasi dan Pembangunan Baru Pabrik Gula 1. Latar Belakang g • Penambahan Produksi Gula sebesar 1 juta ton pada tahun 2009 (dari 2,3 Juta Ton tahun 2006 menjadi 3,3 Juta Ton pada tahun 2009) • Peningkatan penambahan kapasitas produksi gula sebesar 1 juta ton dilakukan melalui program revitalisasi 28 pabrik gula (milik 6 PTPN dan 3 perusahaan swasta)) y p yang g sudah ada dan p pembangunan g 3 p pabrik g gula baru. • Pengembangan teknologi Industri Dalam Negeri berupa: 9
Melakukan identifikasi f terhadap 58 pabrik gula gula:: kapasitas kurang dari 3.000 TCD, mesin mesin--mesin yang digunakan tua tua,, menggunakan teknologi proses sulfitasi sehingga rendemen yang dicapai ratarata-rata hanya 7%.
9
Mengidentifikasikan kemampuan Industri permesinan dan perekayasaan dalam negeri untuk mendukung pembangunan PG baru dengan besaran TKDN barang dan jasa sebesar 74,59%
9
Melakukan tahap pengembangan Turbin bersama industri dalam negeri dengan reverse engineering didukung oleh PT. PT. Pindad, Pindad, PT. PT. Barata Indonesia, BPPT, dan Dep. Dep. Perindustrian. Perindustrian.
21
2. Rencana Kerja Tahun 2008 •
Melakukan koordinasi dengan Kemneg. BUMN untuk mendorong pembangunan baru pabrik gula dapat dilakukan oleh EPC/iIndustri dalam negeri seperti PT. Rekayasa Industri dan PT. Barata.
•
Melakukan koordinasi dengan Kemneg. BUMN untuk menyiapkan payung hukum yang memperbolehkan dilakukannya proses kerjasama /sinergi antar BUMN, PTPN/PT. RNI dengan PT. Barata/PT. Rekayasa Industri dalam pembangunan pabrik gula tanpa melalui tender terbuka..
•
Melakukan koordinasi dengan sindikasi perbankan nasional untuk mempercepat proses persetujuan pembiayaan untuk revitalisasi dan pembangunan pabrik gula baru dan agar kredit yang dicairkan dapat diprioritaskan untuk penggunaan mesin peralatan produksi dalam negeri
•
Melakukan koordinasi dengan Departemen Keuangan dalam rangka pembebasan bea masuk bagi komponen mesin yang belum dibuat di dalam negeri.i
•
Memberikan jaminan harga gula putih eks petani di atas biaya produksi.
•
Menjaga keseimbangan pengadaan gula di dalam pengurangan impor secara bertahap mulai tahun 2009.
negeri
melalui
22
RENCANA AKSI YANG TERKAIT DAERAH -P Program / Kegiatan K i 2008 - Rencana Aksi 2009
PROGRAM KEGIATAN 2008
RENCANA KEGIATAN 2008 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH PROPINSI Kalsel
KEGIATAN PUSAT YANG TERKAIT DENGAN DAERAH Pengembangan industri besi baja berbasis bahan baku bijih besi dan batubara lokal
SINERGI PROGRAM DITJEN ILMTA
Kalbar
Pengembangan alsintan centre
KETERANGAN
Propinsi : Kabupaten/Kota
Kajian pusat pengem bangan teknologi industri baja Pemetaan status kuasa penambangan dalam rangka mendukung pengembangan industri iron making. Workshop dalam rangka pemetaan status kuasa penambangan. Workshop dalam rangka pembentukan pusat pengembangan teknologi industri baja baja. Bantuan peralatan laboratorium untuk pusat pengembangan teknologi industri baja. P Pengembangan b ffasilitas ili pengolahan kokas di Kabupaten Banjar.
-
Kab. Banjar Kab. Barito Kuala - Kab. Tanah Laut - dst (lihat lampiran)
Memfasilitasi dukungan pembangunan Alsintan centre (multi year program)
-
Kab Sambas Kab Pontianak - Kab. Singkawang - Dst (lihat Lampiran)
Kolaborasi dengan Pemprov Kalbar untuk mendukuing pengembangan KUAT.
RENCANA AKSI 2009
RENCANA AKSI 2009 PROPINSI
KEGIATAN PUSAT YANG TERKAIT DENGAN DAERAH
SINERGI PROGRAM DITJEN ILMTA
KETERANGAN
Propinsi : Kabupaten/Kota
Kaliman Barat
Pengembangan alsintan centre
Memfasilitasi dukungan pembangunan Alsintan centre (multi year program)
Pemda menyediakan gedung / bangunan.
Program lanjutan
Kalimantan Timur
Pengembangan industri alsintan
Memfasilitasi pengembangan Alsintan
Di propinsi memfasilitasi dan mengkoordinasikan tindak lanjut pengembangan Alsintan.
Pemprov. membuat proposal mencakup Pemkab dan Pemkot
Pemberdayaan Pilot Project Industri Mainan Dari Kayu di Balikpapan
− Fasilitasi Tenaga Ahli − Fasilitasi Promosi melalui pameran − Fasilitasi sosialisasi dan seminar i ttentang t Mainan M i Edukasi − Peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan
− Penyiapan anggaran living cost tenaga ahli − Penyiapan tenaga pendampingan kegiatan − Penyediaan P di peserta t d dalam l kegiatan (pelatihan, seminar, sosialisasi, pameran) − Penyediaan pembicara, nara sumber dan instruktur (pelatihan, seminar, sosialiasi) − Menyiapkan materi/bahan pameran.
Kota Balikpapan Dit. Industri Aneka
Pengembangan g g industri alsintan
Memfasilitasi pengembangan Alsintan
Di p propinsi p memfasilitasi dan mengkoordinasikan tindak lanjut pengembangan Alsintan.
Pemprov. p membuat proposal mencakup Pemkab dan Pemkot
Kalimantan Tengah
RENCANA AKSI 2009 PROPINSI Kalimantan Selatan
KEGIATAN PUSAT YANG TERKAIT DENGAN DAERAH
KETERANGAN
DITJEN ILMTA
Propinsi : Kabupaten/Kota
Memfasilitasi pengembangan Alsintan Bantuan peralatan simulasi teknologi iron making kepada pusat pengembangan teknologi industri baja Bantuan peralatan ekplorasi bijih besi kepada pusat pengem bangan teknologi baja. Sosialisasi kemampuan pusat pengembangan tenologi industri baja kepada calon investor investor.
Pemerintah Propinsi dan Kabupaten menyediakan tanah dan bangunan serta lahan untuk bantuan peralatan ( Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala dan Kab. Tanah Laut). Laut)
Program untuk memberdayakan UPT yang sudah berkembang
Memfasilitasi pengembangan Alsintan
Di propinsi memfasilitasi dan mengkoordinasikan tindak lanjut pengembangan Alsintan.
Program untuk memberdayakan UPT yang sudah berkembang
Kajian peningkatan nilai tambah produk fero nikel sebagai bahan baku industri stainless steel steel. Kajian pengembangan ind. HRC Stainless steel.
Pemerintah Propinsi dan Kabupaten menyediakan data dan mengkoordinasikan dengan instansi terkait di daerah ( Kab Kab. Kolaka, Kab. Wakatobi dan Kab. Konawe).
Pengembangan industri alsintan Pengembangan industri besi baja berbasis bijih besi lokal
Pengembangan industri alsintan
Penguatan struktur industri Stainless steel di dalam negeri dengan memanfaatkan sumberdaya nikel lokal
w w
Sulawesi Tenggara
SINERGI PROGRAM
RENCANA AKSI 2009 PROPINSI Sulawesi Selatan
Papua
KEGIATAN PUSAT YANG TERKAIT DENGAN DAERAH Pengembangan Industri Kulit Berbasis Bahan Baku Lokal
wPeningkatan
nilai tambah di dalam negeri untuk produk Cu konsentrat hasil produksi PT Freefort
SINERGI PROGRAM DITJEN ILMTA
Propinsi : Kabupaten/Kota
− Kajian/Studi Pengembangan Industri Kulit Berbasis Potensi Peternakan Lokal
−
Prefeasibility study ind. Cu Cathode di Indonesia. Promosi investasi industri Cu Cathode. Kajian pemanfaatan Cu Slag dalam rangka penanganan masalah limbah ind. Cu Cathode.
Pemerintah Propinsi dan Kabupaten menyediakan data dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan ( Kab. Merauke, Kab. Jaya Wijaya dan Kab Kab.Jaya Jaya Pura)
KETERANGAN
−
Penyedian tenaga pendampingan Penyediaan data/informasi makro dan mikro tentang potensi ekonomi daerah.
Usulan Disperindag Prop. pada Reker thn 2008 di Hotel Borobudur, Jakarta. Dit. Industri Aneka