PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS MAKHLUK HIDUP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Ama Eka Ananti NIM: 131134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS MAKHLUK HIDUP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Ama Eka Ananti NIM: 131134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yang Maha Esa Orang tuaku, Budiono dan Kanti Asih Teman satu payung R and D Para sahabat yang tidak bisa kusebut satu-persatu Almamater kebangganku, Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Prestasi yang luar biasa selalu diawali dengan persiapan yang seksama” (Roger Staubach)
“Anda dapat melakukannya jika Anda yakin Anda mampu” (Napoleon Hill)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS MAKHLUK HIDUP Ama Eka Ananti Universitas Sanata Dharma 2017 Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan LKS yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar pada matapelajaran IPA materi daur hidup jenis makhluk hidup.Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi daur hidup jenis makhluk hidup dengan berpedoman pada LKS yang sudah ada yang mengacu pada kurikulum 2013, kemudian mengembangkan LKS tesebut dengan kualitas baik. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Dick & Carey (2003) dalam Setiyosari (2013). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah pengembangan yaitu, analisis kebutuhan, merumuskan tujuan, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan efaluasi sumatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang memiliki warna dan gambar yang menarik serta karakteristik yang menuntun siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Validasi LKS oleh ahli menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor dari masing-masing ahli adalah 3,43 dan 3,80. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa posttest lebih tinggi dari pada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 39,5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan dari LKS yang sudah ada mengacu pada kurikulum 2013, memiliki kualitas yang sangat baik dan membantu siswa dalam mempelajari materi daur hidup jenis makhluk hidup pada mata pelajaran IPA.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF SIXTH GRADE SCIENCE WORKSHEET ABOUT LIFE CYCLE OF ORGANISMS USING SCIENTIFIC APPROACH Ama Eka Ananti Sanata Dharma University 2017
The background of this study is because the lack of availability and usage of worksheets that can help student in studying science about life cycle of organisms. The aim of this study is to develop science worksheets about life cycle of organisms using scientific approach which follows the corrent worksheets that uses curriculum 2013, and that worksheets to be better. The method that is used in this study is research and development (R and D). Model that is used is Dick and Carey (2003) in Setiyosari (2013). That model is modified into eight development stages: requirements analysis,formulating objectives, developing instruments, developing strategy, developing the content of the worksheets, formative evaluation, revision, and evaluation summative. The result of the study shows that worksheets based on scientific approach that use attractivecolors and pictures, and characteristic will guide students to study independently and creatively. Worksheets validation by the experts shows the good quality with score 3,43 and 3,80 from each expert. Limited trial shows that students got from higher score in their posttest that pretest with 39,5% difference in average score. Thus,it can be concluded that worksheets based on scientific that use curriculum 2013 have have really good quality and help students in studying about life cycle of organisms in science.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat berjudul
menyelesaikan
skripsi yang
“PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN
SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS MAKHLUK HIDUP” ini tepat pada waktunya. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai. 6. Mukija, S.Pd. Selaku Kepala SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan ijin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 7. Sartinah, S.Pd. selaku wali kelas IV A SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan bantuan dan dudukan selama melakukan penelitian di sekolah. 8. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap instrument penelitian peneliti yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. 9. Dosen ahli yang telah menjadi validator ahli pembelajaran IPA terhadap LKS yang peneliti kembangkan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii ABSTRAK................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6 1.4.1 Bagi Sekolah ....................................................................................................... 6 1.4.2 Bagi Guru ............................................................................................................ 6 1.4.3 Bagi Siswa ........................................................................................................... 6 1.4.4 Bagi Peneliti ........................................................................................................ 7 1.5 Spesifikasi Produk .................................................................................................. 7 1.6 Defenisi Operasional .............................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 10 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................................... 10 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................................ 10 2.1.1.1Teori Belajar .................................................................................................... 10 2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme ....................................................................... 11 2.1.1.3 Teori Belajar Piaget ........................................................................................ 11 2.1.1.4 Teori Belajar Vygotsky .................................................................................. 12 2.2 Pembelajaran IPA di SD.................................................................................... 13 2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................ 13 2.2.2 Hakikat IPA ...................................................................................................... 14 2.3 Daur Hidup Makhluk Hidup ............................................................................ 15 2.3.1 Pengertian Daur Hidup Makhluk Hidup ........................................................... 15 2.4 Hakikat Pendekatan Saintifik ........................................................................... 16 2.4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik........................................................................ 16 2.4.2 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ............................................................. 17 2.5 Lembar Kerja Siswa .......................................................................................... 23 2.5.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa ........................................................................ 23 2.5.2 Karakteristik Lembar Kerja Siswa ................................................................... 23 2.5.3 Jenis-jenis LKS ................................................................................................. 24 2.5.4 Langkah-langkah Penyusunan LKS .................................................................. 25 2.5.5 Manfaat LKS ..................................................................................................... 26 2.6 Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 27 2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 31 2.8 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 32 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 33 3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 33 3.2 Setting Penelitian.................................................................................................. 33 3.2.1 Objek Peneltian ................................................................................................. 33 3.2.2 Subjek Penelitian ............................................................................................... 34 3.2.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 34 3.2.4 Waktu Penelitian ............................................................................................... 34 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 34 3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 39 3.4.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................................... 41 3.4.1.1 Analisis Siswa ................................................................................................ 41 3.4.1.2 Analisis Pembelajaran .................................................................................... 41 3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ............................................................................ 42 3.4.3 Mengembangkan Instrumen .............................................................................. 42 3.4.4 Mengembangakan Strategi ................................................................................ 43 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS.................................................................................. 43 3.4.6 Evaluasi Formatif .............................................................................................. 43 3.4.7 Revisi ................................................................................................................ 44 3.4.8 Evaluasi Sumatif ............................................................................................... 44 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 44 3.5.1 Observasi ........................................................................................................... 44 3.5.2 Wawancara ........................................................................................................ 45 3.5.3 Kuesioner .......................................................................................................... 45 3.5.4 Tes ..................................................................................................................... 45 3.6 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 46 3.6.1 Pedoman Observasi ........................................................................................... 46 3.6.2 Pedoman Wawancara ........................................................................................ 47 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ........................................................................... 47 3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ............................................................................ 47 3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV ........................................................................... 48 3.6.3 Kuesioner .......................................................................................................... 49 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ....................................................................... 49 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk............................................................................. 50 3.6.4 Soal Tes ............................................................................................................. 51 3.7 Triangulasi .......................................................................................................... 53 3.8 Teknik Analisis Data .......................................................................................... 54 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ................................................................................... 55 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ..................................................................................... 58 BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 60 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 60 4.1.1 Deskripsi Potensi Masalah ................................................................................ 60 4.1.1.1 Identifikasi Potensi ......................................................................................... 60 4.1.1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 60 4.1.2 Proses Pengembangan LKS .............................................................................. 66 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................................ 66 4.1.2.2. Merumuskan Tujuan Khusus ........................................................................ 67 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ........................................................................... 68 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi ............................................................................... 70 4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS............................................................................... 71 4.1.2.6 Evaluasi Formatif ........................................................................................... 77 4.1.2.7 Revisi .............................................................................................................. 78 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ............................................................................................ 78 4.1.3 Kualitas LKS ..................................................................................................... 79 4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 82 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 88 5.1 Kesimpulan........................................................................................................... 88 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 90 5.3 Saran ..................................................................................................................... 90 Daftar Referensi ....................................................................................................... 91
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kis observasi pembelajaran IPA kelas IV........................................... 46 Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara dengan kepala sekolah .............................................. 47 Tabel 3.3. Pedoman wawancara dengan guru kelas IV .............................................. 48 Tabel 3.4 Pedoman wawancara siswa kelas IV.......................................................... 48 Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioer terbuka untuk guru ........................................................ 50 Tabel 3.6 Kisi-kisi kuesioner tertutup untuk guru...................................................... 50 Tabel 3.7 Kisi-kisi kuesioner terbuka untuk siswa .................................................... 50 Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner tertutup untuk siswa .................................................... 50 Tabel 3.9 Kisi-kisi validasi produk ............................................................................ 51 Tabel 3.10 Kisi-kis instrumen soal tes pilihan ganda................................................. 52 Tabel 3.11 Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif............................................. 57 Tabel 3.12 Tabel kategorisasi skor rerata hasil penilaian instrumen ......................... 57 Tabel 4.1 Jenis dan tujuan instrumen ......................................................................... 68 Tabel 4.2 hasil perhitungan validitas soal pilihan ganda ........................................... 69 Tabel 4.3 Reliabilitas soal pilihan ganda ................................................................... 70 Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, dan Indikator serta tujuan ............................................ 70 Tabel 4.5 Hasil revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan siswa ............................. 78 Tabel 4.6 Hasil skor penilaian ahli ............................................................................. 79 Tabel 4.7 Hasil komentar siswa setelah menggunakan LKS ..................................... 80 Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil pretest dan posttest........................................................ 80
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ................................... 35 Gambar 3.2 Prosedur pengembangan Dick & carey .................................................. 40 Gambar 3.3 Triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan ...................... 54 Gambar 3.4 Triangulasi sumber data ......................................................................... 54 Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert .............. 57 Gambar 3.6 Rumus perhitungan presentasi jawaban pada kuesioner ........................ 58 Gambar 3.7 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest ......................................... 58 Gambar 4.1 Triangulasi sumber data wawancara identifikasi masalah ..................... 62 Gambar 4.2 Triangulasi teknik pengumpulan data .................................................... 65 Gambar 4.3 Kegiatan mengamati ............................................................................... 72 Gambar 4.4 Kegiatan menanya .................................................................................. 73 Gambar 4.5 Kegiatan menalar .................................................................................... 74 Gambar 4.6 Kegiatan mencoba .................................................................................. 74 Gambar 4.7 Kegiatan mengkomunikasikan ............................................................... 75 Gambar 4.8 Kegiatan Membuat Biografi ................................................................... 76 Gambar 4.9 Kegiatan membuat grafik ....................................................................... 76 Gambar 4.10 Kegiatan membuat kliping ................................................................... 77 Gambar 4.11 Rumus perhitungan pretest dan posttest ............................................... 79 Gambar 4.12 Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa81 Gambar 4.13 Rerata skor keseluruhan ....................................................................... 81
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ 94 LAMPIRAN 1 Instrumen Identifikasi Masalah .................................................... 95 Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi ........................................... 95 Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA .......................................... 96 Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli . 97 Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah...................................... 99 Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara oleh ahli ....................... 100 Lampiran 1.6 Transkrip wawancara dengan guru .................................................... 102 Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ............. 103 Lampiran 1.8 Transkrip wawancara dengan siswa .................................................. 105 LAMPIRAN 2 Instrumen Analisis Kebutuhan .................................................. 106 Lampiran 2.1 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru .............. 106 Lampiran 2.2 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa ............. 110 LAMPIRAN 3 Instrumen Tes ............................................................................... 112 Lampiran 3.1 Lembar hasil pengisian soal tes oleh ahli dalam uji empiris ............. 112 Lampiran 3.2 Output SPSS perhitungan instrumen tes ............................................ 115 Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan Prettest ....................................................... 116 Lampiran 3.4 Lembar hasil pengerjaan Postest ....................................................... 119 LAMPIRAN 4 Validasi Produk ............................................................................ 122 Lampiran 4.1 Lembar validasi kuesioner produk oleh ahli ...................................... 122 Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi LKS oleh ahli ................................................ 126 LAMPIRAN 5 Surat Penelitian ............................................................................ 136 Lampiran 5.1 Surat izin penelitian .......................................................................... 136 Lampiran 5.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian ................................... 137 Lampiran 6 Foto Kegiatan Uji coba lapangan .................................................... 138 Lampiran 7 Curriculum Vitae .............................................................................. 140
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Uraian dalam bab ini berisi (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang dikembangkan, dan (6) definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencerdaskan bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang berkarakter. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk optimalisasi kemampuankemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Triwiyanto, 2014: 23). Dalam hal ini, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Melalui pendidikan, manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan diwariskan, bukan sekedar diwariskan melainkan menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan adalah kurikulum. Di Indonesia, perubahan kurikulum mengalami perjalanan yang sangat panjang dari rencana pembelajaran 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975/1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004 dan 2006 yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) hingga terakhir ini kurikulum 2013 (Hidayat, 2013: 10). Berdasarkan kurikulum yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat sejarah kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian, dengan tujuan untuk membentuk kualitas pendidikan yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Konsep dasar kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapi tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011: 1-3). Dalam kurikulum 2013, banyak sekali pendekatan yang dapat digunakan, salah satu diantaranya adalah pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pembelajaran dalam pendekatan saintifik dirancang sedemikian rupa yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan (Sani, 2014: 54). Model pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran siswa (Abidin, 2014: 127). Pendekatan saintifik erat kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPAadalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara ilmu pengetahuan alam
mengamati
dunia
ini
bersifat
analisis,
lengkap,
cermat
serta
menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keluhurannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya Nash (dalam Samatowo 2011: 3). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan tersebut untuk melatih anak berfikir kritis dan objektif, (Darmodjo, 1992: 3). Selain itu IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Conant, 1997: 14).
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salah satu cara guru untuk mengaktifkan siswa yaitu melalui Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS merupakan panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan. LKS sendiri memuat pertanyaan atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen disesuaikan dalam langkahlangkah pendekatan saintifik (Trianto, 2011). Majid(2009: 176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa merepakan lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait penggunaan LKS dan penggunaan pendekatain saintifik dalam pembelajaran IPA di SDN Perumnas Condongcatur, siswa sudah menggunakan LKS tetapi LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat
materi
dan
soal-soal
latihan
sehingga
mempermudah
siswa
mengerjakannya, Selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menerapkan sesuai dengan lima tahapan saintifik karena hanya beberapa tahapan saja yang guru lakukan seperti
kegiatan
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba
kegiatan
mengkomunikasikan belum dilakukan. Guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. LKS dikembangkan berdasarkan lima tahapan
saintifik
yaitu,
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba
dan
mengomunikasikan. LKS yang dikembangkan memiliki karakterisitik yakni (1) LKS yang mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran;
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2) LKS yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dari empat karakteristik tersebut dikembangkan menjadi delapan karakteristik khusus yaitu (1) mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2) melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3) menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5) menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapan secara utuh yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. LKS yang peneliti kembangkan sama halnya dengan penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016)bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik” dan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Mustofa
(2013)
bertujuan
untuk
menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08 dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015) bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran, Hasil validasi LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”, hal ini menunjukkan bahwa LKS sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan. Pada keenam penelitian terdahulu, sama-sama mengembangkan LKS, tetapi peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. Materi pembelajaran IPA dibatasi pada KI 3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainnya di rumah, sekolah, dan tempat bermain, KD 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai lokasi sampel uji coba lapangan terbatas. SD Negeri Perumnas Condongcatur hanya sebagai sampel, peneliti mengembangkan LKS yang bisa dipakai untuk seluruh siswa tidak hanya di SD tersebut. Penelitian ini
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibatasi pada tahapan evaluasi sumatif atau pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas.
1.2 Rumusan masalah 1.2.1
Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis mahluk hidup?
1.2.2
Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendiskripsikan Daur hidup jenis mahluk hidup?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis mahluk hidup.
1.3.2
Mengetahui kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis mahluk hidup.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Sekolah Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan pengembangan LKS IPA yang semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
1.4.2
Bagi guru Guru semakin menyadari pentingnya penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru juga memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R&D).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.3
Bagi siswa Siswa dapat merasakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
1.4.4
Bagi peneliti Peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R & D) khususnya dalam upaya untuk mengembangkan LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup.
1.5 Spesifikasi Produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memiliki ciri-ciri harus menarik, bergambar, berwarna, menuntun siswa dalam melakukan setiap tahapan kegiatan, dan mengaktifkan siswa dalam belajar. dikembangkan
untuk
memfasilitasi
siswa
dalam
LKS
yang akan
memahami
konsep
pembelajaran IPA khususnya pada materi “Daur Hidup Jenis Makhluk Hidup” dengan pendekatan saintifik. LKS IPA dengan pendekatan saintifik dirasa cukup menarik untuk mengaktifikan dan menumbuhkna motivasi siswa untuk belajar, khususnya belajar tentang materi daur hidup jenis makhluk hidup.LKS yang dirancang khusus untuk mempelajari materi satu kompetensi dasar yang memuat beberapa indikator. Siswa akan belajar secara mandiri dengan menggunakan LKS tersebut. LKS dirancang berdasarkan kajian KI dan KD kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan desain LKS yang sesuai dengan keinginan siswa. Dalam pembuatan LKS ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, seperti penggunaan warna, jenis kertas, penggunaan gambar, ketebalan huruf dan juga besar kecilnya huruf. Dengan demikian, perlu melakukan analisis kebutuhan dengann cara melakukan observasi dan wawancara kepada siswa kelas IV SD.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Produk
LKS
yang
dihasilkan
didesain
berbentuk
buku
dengan
menggunakan program Microsoft Word. LKS yang dikembangkan berdasarkan pemetaan KI dan KD serta indikator. Sampul luar LKS didesain dengan menggunakan program Corel Draw, pemberian warna pada sampul dibuat sesuai dengan hasil dari analisis kebutuhan siswa. Format yang digunakan adalah font Comic sans MS, spasi 1,5 dan ukuran huruf 12, dan dicetak dengan menggunakan kertas HVS A4 80gram. Materi yang dibahas dalam LKS adalah daur hidup jenis makhluk hidup. Materi tersebut dibuat menjadi tujuh macam kegiatan sesuia dengan materi daur hidup jenis makhluk hidup. Pada setiap kegiatan, dibuat sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan). Setiap kegiatan dilengkapi dengan langkah-langkah yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya, selain itu, juga dilengkapi dengan bahan dan alat-alat yang mudah didapatkan ketika siswa melakukan percobaan. Pada setiap tahapan percobaan, telah diberi panduan berupa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa ketikan melakukan sebuah kegiatan eksperimen baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain dilengkapi dengan panduan, LKS ini juga memiliki gambar-gambar untuk terlihat
lebih
menarik
sehingga
siswa
tidak
merasa
bosan
ketika
mengerjakannya. Disetiap lembar kegiatan, siswa telah diberi tempat untuk menulis hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan, dan percobaan yang telah mereka lakukan sehingga siswa tidak lagi memerlukan buku tulis yang lain untuk menuliskan hasil kegiata mereka.
1.6 Definisi Operasional 1.6.1
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat 1.6.2
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, memperbaiki sikap dan mengokohkan kepribadian.
1.6.3
Pembelajaran adalah proses yang dipersiapkan untuk mendukung siswa dalam belajar agar dapat belajar secara optimal.
1.6.4
Pendekatan saintifik adalahproses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksiksi konsep, hukum atau prinsip, melalui
tahapan
mengamati,
menanya,
mencoba,
menalar
dan
mengomunikasikan. 1.6.5
LKS adalah panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan.
1.6.6
LKS berbasis pendekatan saintifik adalah LKS yang berisi dengan tahapan kegiatan yang menuntun dan mengaktifkan siswa dalam melakukan setiap aktifitas belajar sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.
1.6.7
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
1.6.8
Daur hidup makhluk hidup adalah seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya.
1.6.9
Siswa SD adalah mereka yang berusia 6-13 tahun yang telah mengalami beberapa perubahan seperti ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, dan mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Belajar Pembelajaran adalah seperangkat proses internal setiap individu sebagai hasil mentransformasi stimulus eksternal dalam lingkungan individu. Kondisi eksternal yang diperlukan dapat berupa rangsangan yang dapat diterima indera. Kondisi eksternal tersebut disebut dengan media dan sumber belajar (Gagne dalam Yao, 2015: 55) Belajar adalah perubahan kemampuan manusia yang terjadi melalui proses pembelajaran terus-menerus, yang bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila dengan stimulus pembelajaran dengan isi ingatannya mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perilakunya berubah dari sebelum pembelajaran dengan sesudah mengalami pembelajaran. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri siswa) dan faktor eksternal (lingkungan pembelajaran) yang keduanya saling berinteraksi (Yao, 2015: 55). Kemampuan belajar dari Gagne dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keterampilan intelektual. Ini adalah kemampuan murid untuk berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing melalui penggunaan tingkat kompleksitas abstraksi konsep. Terapkanlah konsep dan peraturan untuk mengatasi masalah dan ide-ide untuk menghasilkan produk atau memecahkan masalah. Kemampuan tingkat ini meliputi: asosiasi mata rantai
(menghubungkan
lambang
tertentu
dengan
fakta
tertentu),
diskriminasi (membedakan lambang tertentu dengan lambang lain), aturan dan konsep terdefinisi (mendefinisikan pengertian atau prosedur tetentu), kaidah ( mengkombinasikan beberapa konsep dengan cara tertentu), kaidah lebih tinggi (menggunakan beberapa kaidah dalam memecahkan masalah tertentu), dan pemecahan masalah.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Strategi kognisi. Ini adalah strategi pembelajaran yang menyebabkan murid terampil mengatur proses internal seperti perhatian, belajar, ingatan, dan pikiran. Strategi kognisi meliputi strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan, strategi metakognisi, dan strategi afeksi. c. Informasi verbal. Ini adalah kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama, istilah, fakta, dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan pengetahuan. d. Sikap. Ini adalah keadaan dalam diri murid yang memengaruhinya (bertindak sebagai moderatoratas pilihan untuk bertindak). Sikap ini meliputi komponen afeksi, kognisi, dan psikomotorik. e. Keterampilan motorik. Ini adalah keterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang lebih halus, mulus, teratur, dan tepat waktu.
2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar bermanfaat untuk menjelaskan teori-teori tentang belajar.Teori yang dijelaskan pada bagian ini adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan persepektif psikologi dan filosofis yang memandan bahwa masingmasing individu membangun sebagian besar dari apa yangmereka pelajari dan pahami (Bruning, dkk dalam Schunk, 2012: 320). 2.1.1.3 Teori Belajar Piaget Anak
mengalami
perkembangan
kognitif
yang
bertahap.Tingkat
perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Susanto, 2013: 77)yaitu periode berpikir motorik sensorik yang mulai sejak lahir sampai kira-kira umur 2 tahun. Periode berpikir praoperasional konkret dimulai kira-kira umur 2 tahun sampai 7 tahun. Periode berpikir operasional konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun sampai umur 11 tahun, periode berpikir operasional formal dimulai sejak umur 11 tahun sampai dewasa. Anak SD (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkret dimana anak belajar melalui pengalaman nyata untuk memahmai hal-hal yang abstrak seperti
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsep-konsep matematika. Pada tahap operasional konkret, siswa sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Siswa juga sudah memiliki kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya (Susanto, 2013: 77). Selain itu, siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret. Pada tahap operasional konkret, siswa mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakukan pengurutan (mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan sebaliknya), dan mengenai konsep angka.Selama tahap ini, proses pemikiran diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh siswa (Hergenhahn & Matthew, 2008: 320). Dengan demikian, siswa dapat melakukan operasi pemecahan masalah yang agak kompleks selama masalah itu konkret dan tidak abstrak. 2.1.1.4 Teori Belajar Vygotsky Seperti teori Piaget, Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis. Vigotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan social sebgai fasilitator perkembangan dan pembelajaran (Tudge & Scrimsher dalam Schunk, 2012: 337). Vigotsky menganggap bahwa lingkungan social sangat penting bagi pembelajaran.Interaksi-interaksisosial mengubah atau mentrasformasi pengalamanpengalaman belajar. Aktivitas social adalah sebuah fenomena yang membantu menjelaskan perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori psikologis yang manyatukan perilaku dan pikiran. Konsep pokok dalam teori Vigotsky adalah Zone of Proximal Development (ZPD) atau zona pengembangan proksimal. ZPD adalah perbedaan antara apayang dapat dilakukan sendiri oleh siswa dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341).Interaksi orang dewasa (guru) dan teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama guru adalah mengatur
lingkungan
pembelajaran
sehingga
siswa
dapat
membangun
pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan jawabnjawaban dari pertnayaan-pertnyaan. Inti teori Vigotsky yaitu bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi memiliki asal-usul dalam kehidupan sosial sejak anak berinteraksi dengan orang dewasa yang memiliki pengalaman dalam masyarkat seperti orang tua, guru, orang yang memiliki keahlian, teman sebaya dan sebagainya. Dalam padangan Vigotsky, budaya dieksternalisasikan dalam kognisi individual dalam perlengkapan diri mereka, yang tidak hanya hal-hal fisik dalam kebudayaan (Surya, 2015: 153). Perubahan kognitif terjadi dalam kawasan perkembangan terdekat melalui interaksi anak dengan orang dewasa melalui berbagai perlengkapan nilai-nilai, keyakinan, dan budaya.
2.2 Pembelajaran IPA di SD 2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan tersebut untuk melatih anak berfikir kritis dan objektif, (Darmodjo, 1992: 3). Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman, yang dalam bahasa Inggris disebut natural science atau secara singkat sering disebut science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Jadi Ilmu Pengerahuan Alam (IPA) atau science itu secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam (Iskandar, 1997: 2). Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah kumpulan pengetahuan dan caracara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu (Stone dalam Agus, 2012: 11). Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaranmatematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
2.2.2 Hakikat IPA Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman, yang dalam bahasa Inggris disebut natural science atau science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan
yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi
sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Herabudin, 2010: 102). Ilmu alamiah dasar (basic natural science) hanya mengkaji konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial. Ilmu pengerahuan alam adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara ilmu pengetahuan alam mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keluhurannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya Nash (dalam Samatowo 2011: 3). IPA sering disebut dengan singkatan sebagai sain. Sains (Inggris: Science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, (2) penetahuan, pengertian, paham yang benar dan mendalam (Wonoraharjo, 2010: 3).Perkembangan sains merujuk ke pengetahuan mengenai alam dan mempunyai objek alam dan gejala-gejala alam yang sering digolongkan sebagai ilmu alam (natural science). Ilmu alam atau sains sifatnya lebih pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur, maka ilmu alam sering disebut ilmu pasti atau ilmu eksakta (Wonoraharjo, 2010: 3).
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hakikat IPA yaitu (1) IPA sebagai produk merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Bentuk IPA sebagai produk berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. (2) IPA sebagai proses merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah bukan hanya sekumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang benda-benda, makhluk-makhluk. Proses belajar IPA lebih menekankan pada keterampilan proses. Aspek keterampilan proses IPA yaitu: mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, penelitian, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan, membuat difinisi operasional, melakukan eksperimen. (3) IPA sebagai sikap yaitu menumbuhkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan memalui prosedur yang benar, IPA sebagai pengembangan sikap ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun sikap ilmiah siswa (Iskandar, 1997: 1-2).
2.3
Materi Daur Hidup Makhluk Hidup
2.3.1
Pengertian Daur Hidup Makhluk Hidup Daur Hidup adalah seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup
selama hidupnya (Sumantoro, 2009: 72). Seiring dengan pertumbuhannya, tubuh hewan mengalami perubahan bentuk. Ada sebagian hewan yang mengalami sedikit perubahan bentuk, tetapi ada pula sebagian hewan yang mengalami banyak perubahan bentuk. Semua makhluk hidup mengalami siklus hidup atau daur hidup. Makhluk hidup terlahir atau menetas, kemudian tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya akan mati. Jika makhluk hidup berkembang biak, maka daur hidup akan berulang. Dengan cara ini makhluk hidup melangsungkan dan melestarikan jenisnya di muka bumi (Sumantoro, 2009: 72). Daur hidup adalah tahapan perubahan bentuk tubuh hewan sepanjang hidupnya atau serangkaian tahapan proses hidup darimakhluk hidup (Wahyono, 2008: 52). Daur hidup ada tiga cara, yaitu metamorfosis sempurna, metamorfosis
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak sempurna, dan tidak mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk dan fungsi tubuh dari suatu makhluk hidup. Metamorfosis sempurna adalah pertumbuhan hewan yang melewati tahaptelur, larva, pupa, dan dewasa. Metamorfosis tidak sempurna adalah pertumbuhan hewan yang melewatitahap telur, nimfa, dan dewasa (Wahyono, 2008: 52). Daur hidup adalah seluruh tahapan perubahan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya. Daur hidup yang dialami hewan ada yang tanpa metamorfosis dan ada yang dengan metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk dan fungsi tubuh dari suatu makhluk hidup. Ada dua jenis metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna artinya bentuk tubuh hewan saat lahir sangat berbeda dengan bentuk dewasanya. Hewan tersebut mengalami tahap pupa (kepompong). Metamorfosis tidak sempurna artinya bentuk tubuh hewan saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk dewasanya. Hewan tersebut tidak mengalami tahap pupa (kepompong) (Haryanto, 2013: 49).
2.4 Hakikat Pendekatan Saintifik 2.4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai
teknik,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan,
dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Model pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran siswa (Abidin, 2014: 127).
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Jadi pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik mampu menemukan jawaban dari masalah yang sedang dihadapi melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan (Sumantoro dalam Putra, 2013 :40). 2.4.2 Langkah-langlah Pembelajaran Saintifik Proses pembelajaran saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara lain sebagai berikut (Daryanto, 2014: 60-80). 2.4.2.1 Mengamati Kegiatan ini bertujuan meningkatkan fokus perhatian siswa dalam memacu rasa ingin tahu siswa yang mendorong siswa untuk berpikir aktif serta memandu aktivitas bertanya baik siswa maupun guru. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar). Hal ini yang penting dari suatu benda atau objek. Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian dan mencari informasi. 2.4.2.2 Menanya Melakukan kegiatan menanya, guru dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, melatih siswa untuk berpikir spontan dan melatih kemampuan siswa berbicara sistematis. Kegiatan ini bertujuan untuk memandu dan membimbing siswa agar dapat menemukan konsep dan membantu siswa untuk memperoleh penjelasan ilmiah atau pengetahuan dari rasa ingin tahu siswa. Kompetensi yang dikembangkan adalah: mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 2.4.2.3 Mencoba Kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai ranah secara komprehensif (Kognitif, Afektif dan Psikomotor) dan berimbang. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terutama untuk materi yang sesuai. Dengan melakukan percobaan, siswa akan lebih memahami variable terkait, menguasai penggunaan alat dan prosedur kerja, teliti dalam pengumpulan data (observasi dan pengukuran), melatih siswa berpikir kritis dalam menganalisis data dan mampu mengkomunikasikan hasil secara sistematis.
2.4.2.4 Menalar Kegiatan menalar merupakan proses berpikir logis dan sistematis atau fakta empiric yang dapat diobservasi untuk mendapatkan kesimpulan yang berupa pengetahuan ilmiah. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan menalar, yaitu: menghubungkan atau mengkaitkan, dan menyimpulkan. 2.4.2.5 Mengkomunikasikan Pada pendekatan saintifik, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Dyer (dalam Widoyoko, 2015: 53-72)mengembangkan pendekatan saintifik (scientificapproach) dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain: 1. Mengamati (observing) Observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indera dan hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan menggunakan angka. Data yang diamati dalam observasi sebaiknya merupakan variabel, yakni data yang bervariasi untuk sebuah karakteristik. Variabel yang akan diamati dapat merupakan variabel terikat atau variabel bebas. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang terkait, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang diubah dalam sebuah eksplorasi
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau percobaan. Pengamatan yang dilakukan tidak terlepas dari keterampilan lain, seperti melakukan pengelompokan dan membandingkan. Kegiatan mengamati sebuah fenomena alam atau fenomena sosial dapat ditugaskan pada siswa, misalnya mengamati tingkah laku hewan peliharaan, mengamati benda atau hewan apa saja yang ada di sekitar rumah. Ketika melakukan suatu penyelidikan, diperlukan kemampuan mengamati yang lebih teliti, bahkan mungkin menggunakan alat ukur. Pengamatan yang cermat sangat dibutuhan untuk dapat menganaisis suatu permasalahan atau fenomena. 2. Menanya (questioning) Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pernyataan terkait dengan topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dn mengembangan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu mengajukan pertanyaan salam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu cara untuk melatih siswa dalam mengajukan pertanyaan adalah menggunakan metode inkuiri. Pertanyaan yang diajukan dapat menggiring siswa untuk melakukan sebuah pengamatan yang lebih teliti. Pertanyaan tentang kondisi atau fenomena alam atau fenomena sosial perlu dikembangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa memiliki keingintahuan
dan minat untuk
belajar secara mandiri. Aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut melibatkan proses pengamatan yang dipandu dengan menggunakan pertanyaan. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh siswa atau setelah mempelajari sebuah konsep dalam kaitannya dengan aplikasi dari konsep yang dipelajari. Siswa perlu dimotivasi untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Kegiatan untuk mengaktifkan siswa untuk bertanya dapat dilakukan dengan berbagai metode atau teknik, misalya dengan meminta mereka merumuskan beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam melakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Melakukan percobaan (experimenting) Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomen dalam upaya menjawab suatu permasalahan. Guru perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas, melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan. Pada tahap persiapan pembelajaran, guru bertindak sebagai pengarah atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal antara lain: a. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam mempelajari topik kajian b. Mengajukan pertanyaan atau membantu siswa mengembangkan pertanyaan yang relevan dengan topik dan harus diselesaikan dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan c. Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh siswa d. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan e. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan penyelidikan/percobaan 4. Mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (associating) Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan mengambil berbagai kesimpilan dari pola yang ditemukan. Pengolahan informasi membutuhkan kemampuan logika (ilmu menalar). Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi. Inferensi adalah menarik kesimpulan berdasarkan pendapat (premis), data, fakta, atau informasi.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dasar pengolahan informasi berdasarkan metode ilmiah adalah melakukan penalaran secara empiris. Penalaran empiris didasarkan pada logika iduktif, yaitu menalar dari hal khusus seperti fakta, data, informasi, pendapat dari pakar. Kesimpulan dibuat berdasarkan bukti-bukti empiris tersebut. Penalaran yang sering dilakukan adalah penalaran deduktif, yakni menggunakan logika maju berdasarkan observasi umum (premis mayor) ke observasi khusus atau pernyataan (premis minor) yang mengarah pada kesimpulan khusus. Upaya untuk melatih siswa dalam melakukan penalaran dapat dilakukan dengan meminta mereka untuk menganalisis data yang telah diperoleh sehingga mereka dapat menemukan hubungan antar variabel, atau dapat menjelaskan tentang data berdasarkan teori yang ada, menguji hipotesis yang telah diajukan, dan membuat kesimpulan. 5. Mencipta serta membentuk jejaring (networking) Jaringan
sangat
dibutuhkan
dalam
belajar
dari
aneka
sumber,
mengembangkan diri, dan memperoleh pekerjaan. Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi. Kompetensi penting dalam membangun jaringan adalah keterampilan intrapersonal, keterampilan interpersonal, dan keterampilan organisasional (sosial). Keterampilan intrapersonal terkait dengan kemampuan seseorang mengenal keunikan dirinya dalam memahami dunia. Keterampilan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Sedangkan
keterampilan
organisasional
(keterampilan
sisial)
adalah
kemampuan untuk berfungsi dalam struktur sosial sebuah organisasi atau sistem sosial. Keterampilan intrapersonal, interpersonal, dan organisasional merupakan softskill yang sangat dibutuhkan untuk membangun jaringan agar dapat sukses dalam kehidupan. Seorang siswa yang memiliki softskill yang baik akan dapat
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjalin kerja sama, mampu mengambil inisiatif, berani mengambi keputusan, dan gigih dalam belajar. Hosnan (2014: 39) menjelaskan langkah-langkah pendekatan saintifik sebagai berikut: 1) Mengamati Metode observasi
adalah salah
satu
strategi
pembelajaran
yang
menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. 2) Menanya Kegiatan menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. 3) Mencoba/eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terisi dan direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab masalah atau menguji hipotesis. 4) Menalar Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. 5) Mengkomunikasikan Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Langkah-langkah pendekatan saintifik yang digunakan di dalam LKS
adalah
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengkomunikasikan.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5Lembar Kerja Siswa 2.5.1Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempe rmudah proses penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan. LKS sendiri memuat pertanyaan atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen disesuaikan dalam langkah-langkah pendekatan saintifik (Trianto, 2011). Majid(2009: 176) mengungkapkan
bahwa lembar kerja siswa merepakan
lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Tim Penyusunan Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi, kedua pendapat ahli di atas, ditemukan kesamaan bahwalembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa, yaitu lembar-lembaran kertas yang berisikan materi, isi tugas, petunjuk untuk menyelesaikan tugas yang disusun secara terstruktur, dan disertai referensi yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai. 2.5.2
Karakteristik Lembar Kerja Siswa Trianto(2010: 212) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa dibagi dalam
dua karakteristik, yaitu 1) lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalam suatu tema, dan lembar kerja ini tidak terstruktur, 2) lembar kerja siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kerjanya terstruktur. Dalam menyusun lembar kerja
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa, ada beberapa karakteristik yang harus ditentukan yaitu 1) mengacu pada kurikulum, 2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja, 3) bahasa yang digunakan mudah diahami oleh peserta didik, dan 4) dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi. 2.5.3
Jenis-jenis LKS Prastowo (2014:208) mengemukakan ada 5 jenis LKS yaitu sebagai
berikut. 1) LKS penemuan (Membuat Siswa Menemukan Suatu Konsep) sesuai dengan prinsip kontruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkontruksi pengetahuan di dalam otaknya. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, menganalisis. 2) LKSAplikatif-Integratif (Membuat Siswa Menerapkan dan Mengintregrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan) Di dalam suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya di latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 3) LKS Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar) LKS penuntun berisi pertanyaan atau jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. 4) LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan) LKS penguatan diberikan setelah siswa mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar. 5) LKS Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum) Kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS dengan demikian bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konten dari LKS. Lembar Kerja Siswa dibagi menjadi dua macam yaitu: (1) lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan, dan menemukan konsep dalam suatu tema atau yang bisa disebut dengan lembar kerja siswa tak berstruktur, (2) lembar kerja siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar tanpa bimbingan guru atau yang disebut lembar kerja siswa berstruktur.
2.5.4
Langkah-langkah penyusunan LKS
Langkah-langkah penyusunan LKS
ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan menurut (Prastowo, 2014: 275) , antara lain. 1) Melakukan Analisis Kurikulum Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyususnan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan materi pokok dan pengalaman belajar yang memerlukan bahan ajar LKS. 2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui materi yang harus ditulis dalam LKS, serta melihat sekuensi atau urutan dari LKS.Sekuensi berguna untuk menentukan prioritas penulisan materi. 3) Menentukan Judul-judul LKS Penentuan judul LKS dilakukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasanya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar atara mata pelajaran. 4) Penulisan LKS Langkah-langkah yang dilakukan untuk menulis LKS, sebagai berikut. a. Merumuskan indikator dan pengalaman belajar antar mata pelajaran dari tema sentral yang telah ditemukan. b. Menentukan alat penilaian. Penilaian dapat dilakukan terhadap proses dan hasil kerja peserta didik, karena pendekatan yang digunakan adalah kompetensi, di mana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi,
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP). c. Menyusun materi. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, seperti isi, materi LKS dan tugas yang diberikan. Pembuatan materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambar umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet dan jurnal hasil penelitian. Sumber-sumber tersebut dapat ditulis di dalam LKS sebagai referensi agar peserta didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan oleh peserta didik. d. Memperhatikan struktur LKS. Langkah terakhir dalam penyusunan dan pengembangan LKS adalah memperhatikan struktur LKS. LKS tersusun atas enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar , kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas / langkah-langkah kerja, serta penilaian. Oleh karena itu, dalam penyusunan LKS harus memuat keenam komponen inti agar menjadi sebuah LKS yang baik. 2.5.5
Manfaat LKS LKS memiliki berbagai keunggulan (Lismawati, 2010: 40). Berikut ini akan diuraikan keunggulan dari LKS. Berikut ini akan diuraikan keunggulan dari LKS.
1) Keunggulan LKS a. Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. b. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. c. Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi music, gambar dan dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.
2.6 Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016), Mustofa (2013), Pratiwi (2014), Ningtyas (2015), Bulan (2012) dan Edeltrudis (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumahh teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD 2013 menunjukkan skor 3,87 (baik) dan 4,00 (baik), dua guru SD kelas II menghasilkan skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik). Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik”. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan Saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil penelitian ini menunjukan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil (kelas IVB) menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08. Berdasarkan hasil penilaian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang ditunjukkan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh hasil validasi ahli yang menunjukkan nilai 4,67, sedangkan keefektifan pembelajaran ditunjukkan dengan penghitungan normal yang menunjukkan 52,5% siswa memperoleh nilai yang cukup efektif, respon siswa terhadap pembelajaran adalah positif dengan 94,12% siswa menilai positif terhadap pelaksanaan pembelajaran, nilai kinerja dan produk ditunjukkan dari rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Kriteria kinerja dan produk siswa yang dinilai dalam penelitian ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015) bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, mengetahui kualitas materi LKS berbasis metode percobaan ditinjau dari aspek isi dan aspek pembelajaran berbasis percobaan, mengetahui repon siswa terhadap LKS berbasis percobaan, mengetahui hasil nilai evaluasi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, mengetahui efektivitas produk LKS IPA berbasis metode percobaan pada pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89% dan 87% dengan rata-rata skor 88% dengan kriteria baik sekali. Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45% dan rata-rata hasil evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu 85,96%. Hasil dari uji normalitas memperoleh nilai signifikansi 0,897 dan 0,797 > 0,05 data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas memperoleh nilai signifikansi 0,856 > 0,05 data bersifat homogen. Hasil uji hipotesis pada uji t
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis metode percobaan. Penelitian
yang
mengembangkan
dilakukan
LKS
dengan
oleh
Edeltrudis
menggunakan
(2012) pendekatan
bertujuan saintifik
untuk pada
pembelajaran hasil penelitian menunjukkan bahawa LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik layak digunakan dengan validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/instruksi LKS, (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indicator/tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan dalam LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata Tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya, (9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisis, (12) menalar, (13) mengomunikasikan, (14) keterpaduan antar mata pelajaran, (15) suasana pembelajaran, dan (16) reflekasi. Hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal tersebut ditunjukkan oleh: (1) hasil dari penilaian ahli materi, kualitas LKS ditinjau dari identitas atau judul LKS, kompetensi dasar yang akan dicapai waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan laporan yang ahrus dikerjakan, masalah yang ditampilkan, aspek yang dikembangkan penguasaan EYD dan bagaimana tampilan dari LKS tersebut
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
termasuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan.
Mbetu (2016) LKS, Pendekatan Saintifik, Subtema bermain di Rumah teman Kelas II
Mustofa 2014
Pratiwi (2014)
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sain di SDN 1 Tinjomoyo
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV
Pengembangan LKS berbasis Pendekatan Saintifik
Ningtyas (2015)
LKS, Metode Percobaan, IPA, Kelas V
Bulan (2012)
Edeltrudis (2012)
LKS, Berbasis Masalah, subtema cara menjaga kerukunan untuk kelas V
LKS, Pendekatan Saintifik, subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas II
Berdasarkan bagan di atas hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa keenam penelitian mengembangkan LKS, tetapi Mbetu, Pratiwi, dan Edeltrudis sama-sama mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik, Mustofa mengembangkan LKS berbasis observasi, Ningtyas mengembangkan LKS berbasis metode percobaan dan Bulan mengembangkan LKS berbasis masalah. LKS yang dikembangkan peneliti sama dengan peneliti-penelitian di atas, dan penelitian-penelitian tersebut dijadikan sumber bagi peneliti. LKS yang peneliti kembangkan mempunyai ke khasan yaitu dengan empat karakteristik yaitu
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangn konsepnya secara sendiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan.
2.7 Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir tentang pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. Seiring dengan dicanangkannya inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum yang mengacu pada kurikulum 2013, diharapkan dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan cara belajar yang lebih ideal. Tentunya harapan tersebut harus didukung dengan ketersediaan LKS yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, Di SDN Perumnas Condongcatur telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS. LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan LKS yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan
hal
tersebut,
peneliti
berusaha
mengembangkan
LKS
menggunakan pendektan saintifik yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013 pada materi daur hidup jenis makhluk hidup.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.8 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai beikut. 1) Bagaimana mengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis makhluk hidup? 2) Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan Daur hidup jenis makhluk hidup? 3) Bagaimana peningkatan hasil tes setelah menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan Daur hidup jenis makhluk hidup? 4) Bagaimana dampak Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan daur hidup jenis makhluk hidup? 5) Bagaimana dampak penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi daurhidup jenis makhluk hidup, terhadap hasil posttest siswa?
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan dipaparkan bahasan mengenai (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) rencana penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) instrument penelitian, (7) triangulasi,
dan (8) teknik
analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). Research and development adalah penelitian yang digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall, dkk, 2007: 589). Model Penelitian dan Pengembangan bahan ajar yang dikembangkan dengan menggunakan model Dick danCarey berupa desain instruksional. Dalam pengembangan bahan ajar dengan model Dick dan Carey dilaksanakan dengan proses yang berurutan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan instruksionalnya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik materi daur hidup jenis makhluk hidup. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas untuk mengetahui apakah LKS ini dapat digunakan siswa dalam memahami materi daur hidup jenis makhluk hidup pada pembelajaran IPA
di kelas IV. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebuah
prototipe LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik materi daur hidup jenis makhluk hidup. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS ini dibuat untuk siswa kelas IV sekolah dasar dengan materi daur hidup jenis
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makhluk hidup. LKS ini dirancang untuk membantu siswa memahami materi daur hidup jenis makhluk hidup. Penelitian ini mengembangkan LKS tersebut untuk mempelajari daur hidup jenis makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA kelas IV. LKS tersebut berisi lima langkah pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV SD semester genap tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang dipilih sebanyak enam anak, yang terdiri atas tiga siswa putri dan tiga siswa putra. Pemilihan sekelompok siswa tersebut didasarkan pada pemerolehan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), pemerolehan nilai sedang dan pemerolehan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian R and D ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur, Yogyakarta sebagai lokasi sampel uji coba lapangan terbatas. Peneliti memilih sekolah ini sebagai sampel karena secara umum prestasi siswa di bidang akademik cukup baik, nilai akreditasi sekolah “A”. Selain itu, lokasi sekolah yang berada di kawasan Yogyakarta. Alasan selanjutnya adalah kemampuan siswa yang beragam dan karakteristik siswa yang berbeda-beda, misalnya saja nilai siswa yang berbeda satu dengan yang lain. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian R and D dilaksanakan mulai bulan Juli 2016 hingga Desember 2016.Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih enam bulan. 3.3 Rencana Penelitian Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam penelitian R and D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick & Carey 2003 dalam Setyosari, 2013: 230 – 235). Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif. Penelitian R and D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbsis pendekatan saintifik pada daur hidup jenis makhluk hidup. Langkah pengembangan LKS ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Melakukan revisi
Analisis pembelajaran
Analisis kebutuhan dan tujuan
Merumuskan tujuan khusus
Analisis pembelajaran dan konteks
Mengembangkan instrumen
Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Evaluasi Sumatif
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari langkah-langkah tersebut diatas, berikut penjelasan setiap tahap pada penelitian R and D Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235). 1. Analisis kebutuhan dan tujuan Melakukan analisis kebutuhan untuk menetukan tujuan program atau produk yang
akan
dikembangkan.
Kegiatan
analisis
kebutuhan
ini
peneliti
mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternatife pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu. 2. Analisis pembelajaran Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri. 3. Analisis pembelajaran dan konteks Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran dan konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2 dan 3 dapat dilakukan baik secara berurutan, atau secara bersamaan. 4. Merumuskan tujuan performansi Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisisanalisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. 5. Mengembangkan instrumen Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat penting.Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrument untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan. 7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran Langkah ini merupakan kegiatannyata yang dilakukan oleh peneliti. Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argument atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut. 8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas. Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga langkah: 1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one – to – one – try out); uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi. 2) Uji coba kelompok kecil (small group try out). Uji coba ini melibatkan subjek yang terdiri atas 6 - 8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan. 3) Uji coba lapangan (field try out). Uji coba lapangan ini yang melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek. Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes skala sikap, rubric dan sebagainya). Hasil validasi dari merancang dan melakukan evaluasi formatif ini kemudian dipakai untuk melakukan revisi. 9. Melakukan revisi Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran. 10. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan sampai pada langkah ke sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan, proses, program sudah dianggap selesai.Akan tetapi, untuk keperluan uji efektifitas
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rancangan, prose, program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan daya tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh.
3.4Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi Dick dan Carey (2003). Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah yaitu analisis kebutuhan (analisis siswa dan pembelajaran), merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi
formatif,
revisi,
dan
evaluasi
sumatif.
Tahap
penelitian
dan
pengembangan terkait delapan langkah tersebut yang tersaji dalam gambar 3.2.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LANGKAH I
langa
Analisispemb elajaran
Analisiskebu tuhan
Analisissis wa
LANGKAH II Merumuskan tujuan
Pretest
LANGKAH III Rubrikpenilaian ahlivalidasiinstr umen
Mengembangkaninst rumen
Posttest LANGKAH IV Mengembangkanstra tegi LANGKAH V
Mengembangkanisi LKS
LANGKAH VI Penilaian ahli
Dosen IPA
Guru SD
Evaluasi Formatif
Uji coba lapangan terbatas
LANGKAH VII
Siswa Kelas IV SD
Revisi
Sesuai dengan komentar dari ahli
LANGKAH VIII Evaluasi Sumatif Pretest
Persentase Peningkatan
Posttest
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Analisis Kebutuhan Pada Tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua analisis tersebut. 3.4.1.1 Analisis Pembelajaran Analisis Pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan tanggal 27 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan keaktif siswa dalam melakukan pembelajaran. LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis analisis kebutuhan. 3.4.1.2Analisis Siswa Analisi siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan tanggal 27 Juli 2016. Di SD tersebut telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS.LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik yaitu (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangn konsepnya secara sendiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan khusus LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. 3.4.3Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga peneliti melakukan pengembangan instrument dengan cara merumuskan soal pretest, soal posttes,dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttes dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Perumnas Condongcatur.Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttes dilakukan diakhir setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangankan tes berdasarkan kompetensi dasar (KD) 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup.Peneliti mengembangkan KD menjadi tiga indikator.Ketiga indikator tersebut dikembangan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilakukan pada lampiran. Setelah menyususn instrument tes, peneliti membuat rubrik penilaian validasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian soal divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV SD Perumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal yangvalid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009: 137). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.2. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2015: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 46: 2001). 3.4.4Mengembangkan Strategi Pada tahap keempat peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti.Adapun isi dari LKS yaitu pertama peneliti membuat pemetaan KI, KD, indikator, serta tujuan kegiatan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaittu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. 3.4.5 Mengembangkan isi LKS Pada tahap kelima peneliti mengembangkan isi LKS, pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Selain itu peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik. 3.4.6Evaluasi Formatif Pada tahap keenam setelah membuat produk LKS selesai dibuat, kemudianpeneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru kelas IV SD. Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.7Revisi Pada tahap ketujuh peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. 3.4.8Evaluasi Sumatif Pada tahap kedelapan peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa SDN Perumnas Condongcatur. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan posttes, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi data yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh Krathwohl (2004: 546) bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan memasukkan unsur-unsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek penelitian, misalnya wawancara. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan dari ketiganya (Sugiyono, 2010:137). Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan analisis dokumen (Widoyoko, 2015: 33). Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, observasi, kuesioner, dan tes dalam penelitian ini. 3.5.1 Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan, untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Observasi dilaksanakan pada pembelajaran di kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran di kelas IV adalah penggunaan LKS dan pembelajaran yang dilakukan guru.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2 Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif (Sanjaya, 2014: 263). Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala Sekolah, Guru kelas IV dan siswa kelas IV. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah adalah informasi terkait kurikulum yang digunakan SDN Perumnas Condongcatur, wawancara kepada guru kelas IV adalah informasi terkait penggunaan LKS dan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SDN Perumnas Condongcatur. Wawancara kepada siswa kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai LKS dan pembelajaran sehari-hari di kelas. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 193).Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur untuk menganalisis kebutuhan terkait LKS dan pendekatan saintifik. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli-ahli untuk menilai kelayakan LKS yang dibuat.Selain kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan LKS yang dibuat. 3.5.4 Tes Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba terbatas.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2014: 247). Peneliti menggunakan beberapa instrumen di antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi untuk teknik nontes dan soal pretest-postest untuk teknik tes. 3.6.1 Pedoman Observasi Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur dan penerapan pendekatan saintifik serta penggunaan LKS IPA. Aspek yang di observasi ketika pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaan LKS IPA, pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik, dan partisipasi siswa. Peneliti mencatat hal-hal ynag berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV No 1 2
3
Kisi-kisi Observasi Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA Partisipasi siswa dalam mengikuti praktikum IPA
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD. Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran.
3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu kepala Sekolah SDN Perumnas Condongcatur, Guru kelas IV dan siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala SDN Perumnas Condongcatur. Teknik wawancara yang dipilih adalah teknik wawancara terencana-tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun rencara wawancara, tetapi tidak menggunakan format dengan urutan yang baku (Yusuf, 2014: 377). Adapun rencana wawancara dengan kepala sekolah, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No. 1. 2.
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah: a. Kurikulum yang digunakan di sekolah b. Jumlah siswa kelas IV Ketersediaan LKS di Sekolah a. LKS yang sudah ada di sekolah b. LKS yang pernah dikembangkan oleh guru di sekolah c. Pengadaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik di sekolah Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan LKS
3. 4. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, peneliti mendapatkan informasi
bahwa
di
sekolah
tersebut
telah
menggunakan
kurikulum
2013.Ketersediaan LKS pada setiap matapelajaran juga sudah lengkap, namun LKS yang digunakan yaitu berupa LKS yang berisi dengan materi dan soalsoal.Selain itu LKS yang digunakan belum memuat tahapan saintifik. 3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.3Kisi-kisi Pedoman wawancara kepada Guru Kelas IV No
Topik Pertanyaan
1 2 3
Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik Kesulitan siswa mengikuti lima langkah pendekatan saintifik Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik
4 5
No. Pertanyaan 1 dan 2 3 dan 4 5 6 7
Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, peneliti mendapatkan informasi tentang pendekatan yang digunakan pada setiap pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA. Pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik masih kurang, pada proses pembelajaran guru belum menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik secara keseluruhan. 3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV Selain kepada guru kelas IV, kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana-tidak terstruktur.Adapun rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.4 Pedoman wawancara kepada siswa kelas IV No. 1. 2. 3. 4.
5. 7. 8. 9.
Pertanyaan Warna apa yang paling kamu sukai? Mengapa kamu menyukai warna tersebut? Gambar apa yang kamu sukai? Kamu menyukai LKS yang seperti apa? a. Bergambar b. Soal-soal c. Berwarna Apakah LKS membantumu dalam memahami materi yang diberikan oleh guru? Ukuran huruf pada LKS yang kamu sukai seperti apa? (besar, sedang, atau kecil) Apakah bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami? Apakah kamu memahami petunjuk yang ada dalam LKS?
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil wawancara siswa kelas IV, peneliti mendapatkan informasi mengenai LKS yang disukai oleh siswa. Secara keseluruhan siswa menyukai LKS yang bergambar, berwarna, serta terdapat kegiatan-kegiatan yang menuntun siswa untuk melakukan percobaan. Selain itu siswa juga menyukai bentuk LKS yang divariasi dengan bentuk huruf yang menarik dan berukuran sedang serta bahasa yang mudah dipahami. Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD dan para ahli (expert judgment). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru SD dan ahli, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran. 3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner tertutup dan terbuka. Responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner terbuka. Peneliti menentukan responden dalam analisis kebutuhan yaitu guru dan seluruh siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Hasil kuesioner digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat desain LKS yang dikembangkan. Berikut ini kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka untuk Guru No 1 2 3 4 5
Indikator Pendekatan/metode/strategi pembelajaran IPA Kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA Pengertian pendekatan saintifik Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA Kesulitan Implementasi pendekatan saintifik
No.item 1 2 3 4, 5, 6, dan 7 8
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup untuk Guru No 1 2 3
Indikator Pentingnya penggunaan media LKS Karakkteristik LKS Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik
No.item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Terbukauntuk Siswa No 1 2 3
Indikator Pentingnya penggunaan media LKS Karakkteristik LKS Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik
No.item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup untuk Siswa No 1
Indikator Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
No.item 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada empat aspek yang dinilai dalam pengembangan produk. Validasi produk dengan kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Kuesioner validasi produk diisi oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan guru kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli disajikan dalam tabel 3.9.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.9 Kisi-kisi Validasi Produk No 1
Aspek yang Dinilai Konten atau isi
2
Tampilan
3 4
Bahasa Penggunaan dan penyajian
No.item 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3 ,4, 5, 6, dan 7
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu, guru kelas IV SD penelitian, dan ahli (expert judgement).
Instrumen
tersebut
divalidasi
agar
dapat
digunakan
untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, kuesioner tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru, siswa dan validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran. 3.6.4. Soal Tes Instrumen tes untuk uji coba lapangan terbatas dilakukan dengan cara tes. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup, untuk kelas IV. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi tiga indikator. Ketiga indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.10 berikut ini.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainnya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
Kompetensi Dasar 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup
Indikator 3.2.1 Menjelaskan daur hidup beberapa hewan di sekitar rumah
Nomer Item
1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13
3.2.2 Menjelaskan daur hidup beberapa tumbuhan di sekitar rumah
9,15,17,18, 20
3.2.3 Menyebutkan daur hidup beberapa hewan dan tumbuhan langka
14,16, 19,
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Validitas dilakukan untuk menjamin adanya kesesuaian antara alat ukur dengan keadaan yang akan diukur (Purwanto, 2007: 124). Alat ukur atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2015: 141). Kemudian instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD Penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam SPSS 20 for Windowsuntuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20 for Windowsdapat dilihat pada lampiran. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 20 for Windowsdengan menghitung nilai koefisien Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6. Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for Windowsdapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 20 soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. 20 soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam soal tes. 3.7
Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2014: 327-328). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbedabeda (Sugiyono, 2014: 327). Triangulasi
teknik
digunakan
untuk
memperoleh
data
analisis
kebutuhan.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data terkait ketersediaan dan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik materi sifat-sifat bunyi di kelas IV.Bagan 3.4 adalah bagan triangulasi teknik.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner
Wawancara
Observasi
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan Berdasarkan gambar 3.3 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner.Data yang diperoleh melalui triangulasi teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam mengembangkan LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru.Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada gambar 4.2. Selain
triangulasi
teknik,
peneliti
juga
menggunakan
triangulasi
sumber.Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil wawancara berdasarkan tiga sumber data. Gambar 3.4 merupakan bagan triangulasi sumber data.
Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Gambar 3.4 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil triangulasi sumber dapat dilihat pada gambar 4.1. Hasil wawancara tersebut menjadi gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian. 3.8 Teknik Analisis Data Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Data kualitatif adalah data yang
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2015: 18). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain itu juga diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk LKS oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. Data kuantitaif dan kualitatif tersebut kemudian dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknis analisis dari data kuantitatif dan data kualitatif. 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yang pertaman dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1-4.Skala ini digunakan dalam berbagai instrument penelitian. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam meberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbedabeda dalam pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilai. Berikut adalah instrument penelitian dan skala beserta kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrument nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk adalh sebagai berikut. Nilai 4: Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3: Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Nilai 2: Instrumen kurang layak digunakan dan perlu dilengkapi Nilai 1: Instrumen tidak layak digunakan Konstruk soal tes adalah sebagai berikut. Nilai 4: Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perludiperbaiki
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai 3: Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki Nilai 2: Soal kurang sesuia dengan Indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki. Nilai 1: Soal tidak sesuia dengan Indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta tidak layak digunakan. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrument soal tes sebagai berikut. Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki Nilai 3 : Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Tidak sesuai Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes. Nilai 4 : Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami Niali 3 : kalimat jelas namun sulit dipahami Nilai 2 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami Nilai 1 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli Nilai 4 : LKS sangat sesuai dengan pernyataan Nilai 3 : LKS sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan Nilai 2 : LKS kurang sesuia dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki Nilai 1 : LKS tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai LKS oleh siswa. Nilai 4 : Sangat setuju Nilai 3 : Setuju Nilai 2 : Tidak setuju Nilai 1 : Sangat tidak setuju
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian.Rerata penilaian dihitung dengan gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut Tabel 3.11 tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko.
Tabel 3.11 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke kualitatif Interval Skor
Kategori
3,26 – 4,00
Sangat Baik
2,51 –3,25
Baik
1,76 –2,50
Kurang Baik
1,00 –1,75
Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel 3.12. Tabel 3.12 Ketegorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Interval Skor 3,26 –4,00
Kategori Sangat Baik
2,51 –3,25
Baik
1,76 –2,50
Kurang
1,00 –1,75
Sangat Kurang
Bobot Keseluruhan instrumen sudah digunakan Keseluruhan instrumen sudah digunakan namun perlu diperbaiki Keseluruhan instrumen kurang digunakan Keseluruhan instrumen tidak digunakan
layak layak layak layak
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrument sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrument tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung presentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supraktinya (2012: 128). Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner dituangkan pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Rumus Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner Dalam penelitian ini, juga digunakan tes.Tes berupa pretest dan posttest. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS daur hidup jenis makhluk hidup berbasis pendekatan saintifik melalui ujicoba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda.Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Perhitungan nilai pretest dan posttest 3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dilakukan
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membuat kode-kode dan tema secara kulitatif. Kedua, peneliti menghitung beberapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks.Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada (Creswell, 2012: 328 – 329). Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi.Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut. Pertama, membaca transkrip wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulangdan dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunciatau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan
lain
berisi
interpretasi
atau
kesimpulan
sementara.
Keempat,
mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat (Poerwandari dalam Supratiknya, 2012: 117). Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu kepala Sekolah, guru, dan siswa. Selain itu trianggulasi dilakukan pada teknik wawancara, observasi dan kuesioner, dengan demikian diperoleh data yang semakin lengkap.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini memaparkanhasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut. 4.1 Hasil Penelitian Subbab ini berisi uraian proses penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi dan masalah, analisis kebutuhan, data analisis kebutuhan, proses pengembangan LKS, dan kualitas LKS. 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah Padadeskripsi potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi potensi dan identifikasi masalah yang diuraikan di bawah ini. 4.1.1.1Identifikasi Potensi Potensi yang ada adalah sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013. Sekolah juga sudah menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. 4.1.1.2 Identifikasi Masalah Identivikasi masalah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tesebut kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi. 1. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA kelas IV dan
penggunaan
LKS
dalam
proses
pembelajaran
di
SDN
Perumnas
Condongcatur. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Pedoman observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran.
LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa
digunakan pada umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif.Guru belum sepenuhnya paham tentang lima tahapan
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendekatan saintifik dan hanya beberapa langkah saja yang dilaksanakan. Kemudian, fasilitas pembelajaran yang kurang memadai juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik. 2. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPA. Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa kelas IV. Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara terlebih dahulu divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan guru kelas IV SD. Wawancara pertama dilakukan kepada kepala sekolah. Rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Pedoman wawancara kepala sekolah telah divalidasi oleh ahli (expert judgment). Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli, didapatkan rerata skor sebesar 3,6. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran. Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3, Sama halnya dengan pedoman wawancara Kepala sekolah, pedoman wawancara guru telah divalidasi oleh ahli dengan hasil rerata skor sebesar 3,71. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai kurang dari 2,50 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran. Wawancara yang ketiga ditujukkan kepada siswa. Rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4. Pedoman wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli dan Guru SD, dengan hasil rerata skor sebesar 3,25. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik masih terbatas. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada gambar 4.1 di bawah ini.
Guru
Kepala sekolah
Guru menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran tetapi hanya ggg beberapa langkah saja yang dilaksanakan. Guru kesulitan dalam melaksanakan lima langkah pendekatan saintifik, karena kemampuan setiap siswa berbeda-beda dan siswapun kesulitan dalam menerapkannya.
Sekolah sudah menyediakan LKS tetapi LKS tersebut tidak digunakan secara maksimal. Kemudian, LKS yang digunakan tidak memuat kegiatan-kegiatan siswa melainkan hanya berisi soal-soal saja. Selain itu, LKS yang digunakan tidak mengacu lima tahapan pendekatan saintifik. Kemudian fasilitas pembelajaran kurang memadai juga menghambat pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik.
Siswa Guru tidak menggunakan LKS dalam proses pembelajaran di kelas, melainkan guru lebih fokus menggunakan buku siswa dan BSE. Selain itu, siswa lebih menyukai LKS yang berisi kegiatan-kegiatan yang mengacu lima tahapan pendekatan saintifik bukan soal-soal saja. Kemudian, LKS dapat membantu dalam pemahaman materi.
Ketersediaan LKS di sekolah terkait LKS IPA materi daur hidup jenis makhluk hidup masih terbatas dan sekolah masih mengandalkan LKS dari pemerintah. Selain itu LKS hanya berisi soalsoal saja dan tidak memuat kegiatan-kegiatan siswa. Kemudian guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, karena hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikan guru. Meskipun demikian minat guru untuk membuat LKS IPA sudah ada.
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan gambar 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima langkah pendekatan saintifik saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi permasalahan karena ketersediaan dan penggunaan LKS khususnya mata pelajaran IPA di SDN Perumnas Condongcatur masih terbatas.Sekolah masih mengandalkan pembuatan LKS dari pemerintah. Selain itu, LKS tersebut hanya berisi soal-soal saja tidak mengacu kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif membangun konsepnya sendiri. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima langkah pendekatan saintifik. Pada saat wawancara, siswa mengatakan bahwa mereka jarang sekali diajak untuk melakukan suatu kegiatan dan percobaan tentang materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi, bahwa siswa ketika diberi pertanyaan kepada guru cenderung tidak bisa menjawab. Selain itu, jika guru meminta pendapat kepada siswa, tidak ada siswa yang aktif untuk mengemukakan pendapatnya melainkan siswa cenderung berbicara sendiri kepada teman sebangkunya.Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari guru saat wawancara. Guru mengatakan bahwa siswa ketika diminta untuk menjawab soal hanya beberapa soal saja yang dikerjakan, apabila dikerjakan secara keseluruhan, jawaban yang ditulis kurang tepat. Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya penggunaan LKS yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran di kelas guna mengaktifkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan lebih fokus menggunakan buku siswa yang diberikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, karena guru hanya menjelaskan materi secara monoton dan siswa hanya diminta untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikan oleh guru tanpa ada keaktifan yang dilakukan siswa. Meskipun demikian, sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 berbasis pendekatan saintifik, namun sekolah belum optimal dalam melaksanakan limatahapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan,
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru kelas sepenuhnya belum paham tentang pendekatan saintifik dan guru hanya menerapkan beberapa langkah saja, misalnya mengamati dan mengomunikasikan. Hal ini, juga didukung dengan kemampuan masing-masing siswa yang berbeda dalam memahami suatu materi atau kegiatan yang sedang dilakukan, sehingga guru perlu menerapkanlima tahapan pendekatan saintifik tahap demi tahap. 3. Kuesioner Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner terbuka dan tertutup.Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh responden. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah guru kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur. Sedangkan kuesioner tertutup, responden menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan alternatif jawaban yang sudah ditentukan. Kuesioner terbuka berjumlah delapan pertanyaan dan kuesioner tertutup berjumlah tujuh pertanyaan. Kuesioner siswa berjumlah
15
pertanyaan.
Hasil
kuesioner
tersebut
digunakan
sebagai
pertimbangan dalam merancang produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, kuesioner tersebut dirancang berdasarkan lima karakteristik LKS yang dikembangkan. Kuesioner analisis kebutuhan guru disajikan dalam tabel 3.5 (kuesioner terbuka), tabel 3.6 (kuesioner tertutup), tabel 3.7 (Kuesioner siswa terbuka), dan tabel 3.8 (Kuesioner siswa tertutup). Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada gambar 4.2 di bawah ini.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara
Observasi
Sekolah telah menggunakan LKS.LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Guru sudah menggunakan kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan Saintifik, tetapi guru belum menerapkan sesuai dengan 5 tahapan pendekatan saintifik.
Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
Kuesioner Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan 5 tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS.
Siswa membutuhkan LKS untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan menuntun siswa melakukan kegiatan secara mandiri sesuai dengan karakteristik yang mengaktifkan siswa, mencari sumber informasi, mengarahkan siswa untuk mandiri, mengarahkan siswa melakukan lima tahapan pendekatan saintifik
Gambar4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada gambar 4.2 terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah menggunakan LKS namun, LKS yang digunakanmasih berisi materi dan soal-soal. Guru masih kesulitan dalam menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. Data yang diperoleh melalui teknik observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa, guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sekolah tersebut sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan lima tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS. Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum maksimal dalam menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik. LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru menjelaskan materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat. Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS yang diinginkan oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain LKS. 4.1.2Proses Pengembangan LKS Proses pengembangan LKS tidak harus skuensial (tidak kembali ke awal) tetapi secara simultant. Maka yang dituliskan di bawah ini tidak harus urut, melainkan lebih menjelaskan bagian-bagiannya. 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan 1. Analisis Pembelajaran Analisis Pembelajaran berdasarkan observasi
yang dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan tanggal 27 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran.
LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa
digunakan pada umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan.Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Analisis Siswa Analisissiswa
dianalisis
berdasarkan
observasi
yang
dilakukan
pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan tanggal 27 Juli 2016. Di SD tersebut telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS. LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif. 4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik yaitu (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara sendiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan khusus LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. Setelah peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS, selanjutnya peneliti mengembangkan menjadi delapan pernyataan yaitu (1) mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2) melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3) menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5) menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) mewawancarai
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapansecara utuh yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. 4.1.2.3Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan ganda berupa pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS. Berikut jenis dan tujuan instrument yang disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan instrumen Jenis Instrumen Rubrik penilaian
Soal pilihan ganda
Tujuan Instrumen Untuk mengetahui kualitas LKS (aspek konten dan bahasa, isi, tampilan, penggunaan, dan penyajian) Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS
Pengembangan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest, soal posttes, dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttes dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Perumnas Condongcatur. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttes dilakukan diakhir setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangankan tes berdasarkan kompetensi dasar (KD) 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup. Peneliti mengembangkan KD menjadi tiga indikator. Ketiga indikator tersebut dikembangan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran. Setelah menyususn instrumen tes, peneliti membuat rubrik penilaian validasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian soal divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SDNPerumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandinganp< 0,05.Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009: 137). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20for Windows dapat dilihat pada lampiran. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 2001: 46). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20for Windows dapat dilihat pada lampiran. Berikut hasil validitas dan realibilitas secara singkat yang disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal Pilihan Ganda No
(sig. 2
No
(sig. 2
item
tailed)
item
tailed)
1
.000
11
.000
2
.000
Valid
Valid
12
.001
Valid
3
.002
Valid
13
.000
Valid
4
.000
Valid
14
.000
Valid
5
.009
Valid
15
.002
Valid
6
.000
Valid
16
.000
Valid
7
.000
Valid
17
.000
Valid
8
.000
Valid
18
.042
Valid
9
.001
Valid
19
.000
Valid
10
.000
Valid
20
.008
Valid
Keputusan Valid
Keputusan
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3Hasil Realibilitas Cronbach's N of Items Alpha .751
21
Jika harga Alpha Cronbach di atas 0,60, suatu konstruk sudah dianggap reliable (harga Alpha Cronbach 0,77 sudah diatas 0,60 maka 20 item soal dikatakan sudah reliable). 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi Pada tahap keempat peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu pertama peneliti membuat pemetaan KI, KD, indikator, serta tujuan kegiatan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Berikut pemetaan KI, KD, indikator, serta tujuan kegiatan yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4Pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainnya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
KOMPETENSI DASAR 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup
INDIKATOR
Tujuan
3.2.1 Menjelaskan daur hidup beberapa hewan di sekitar rumah
Siswa dapat menjelaskan daur hidup beberapa hewan di sekitar rumah
3.2.2 Menjelaskan daur hidup beberapa tumbuhan di sekitar rumah
Siswa mampu menjelaskan daur hidup beberapa tumbuhan di sekitar rumah
3.2.3 Menyebutkan daur hidup beberapa hewan dan tumbuhan langka
Siswa dapat menyebutkan daur hidup beberapa hewan dan tumbuhan langka
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS Pada tahap kelima peneliti mengembangkan isi LKS, pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Selain itu peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik. Dari pemetaan KI dan KD di dalam LKS terdapat tujuh kegiatan. Konsep pembuatan LKS berbasis pendekatan saintifik merupakan pengembangan LKS kurikulum 2013 mata pelajaran IPA untuk mempelajari daur hidup jenis makhluk hidup. Berdasarkan LKS pada kurikulum 2013, peneliti mengembangakan sebuah LKS yang berfungsi untuk mempelajari daur hidup jenis makhluk hidup. Nama LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis pendekatan saintifik. Hal yang dikembangkan dari LKS adalah lima tahapan pendekatan saintifik. LKS yang biasanya dikerjakan oleh siswa di sekolah dikembangkan menjadi lebih menarik dengan menambahkan beberapa gambar dan warna. Peneliti membuat LKS dengan materi daur hidup jenis makhluk hidup. Dalam LKS tersebut peneliti mengembangkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, berupa langkah-langkah percobaan dan materi serta bahan yang digunakan untuk percobaan.
Pengembangan
desain
pada
penelitian
ini
yaitu
dengan
mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman sampul dibuat dengan menggunakan aplikasi Corel Draw agar terlihat lebih menarik. Pewarnaan pada sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga tidak terlalu mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf comic sans MS, dengan ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4. Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan KI, KD, dan Indikator pada mata pelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini adalah daur hidup jenis makhluk hidup. Materi tersebut dibagi menjadi tujuh kegiatan dalam satu LKS. Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan saintifik, selain lima tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan petunjuk
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan langkah-langkah untuk mempermudah siswa melakukan percobaan. Di dalam LKS telah disediakan ruang berupa kolom-kolom untuk menuliskan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa. Kolom-kolom tersebut didisain dengan menggunkan Insert Shapes yang terdapat di dalam Microsoft word. Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa, peneliti juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh siswa.Tabel dibuat dengan menggunakan Insert Table yang terdapat di dalam Microsoft Word. Disetiap kegiatan di dalam LKS, peneliti memberikan beberapa gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mengetahui objek atau benda yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan, terdapat komik atau cerita yang mencerminkan isi materi dalam kegiatan tersebut.Komik atau cerita dibuat secara sederhana sehingga siswa dapat memahaminya. Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta bahan dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap kegiatan terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut yaitu 1) mengamati, 2) menanya, 3) menalar, 4) mencoba, 5) mengkomunikasikan. Bentuk dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm. Kertas yang digunakan adalah HVS B5 80 gram, cover dari LKS diprint dengan menggunakan kertas Ivori 230 gram.
Gambar 4.3 Kegiatan Mengamati
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada kegiatan pertama dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, pada gambar di atas salah satu kegiatan mengamati yang ada di LKS berbasis pendekatan saintifik yaitu siswa mengamati hewan yang ada disekitar sekolah dan rumah untuk mengetahui bentuk muda dan dewasa hewan yang telah diamati.
Gambar 4.4 Kegiatan Menanya
Pada kegiatan kedua siswa melakukan wawancara kepada guru dan kakak kelas mengenai pengertian dari daur hidup, tujuannya untuk mengetahui apa itu daur hidup. Kegiatan ini merupakan contoh dari menannya yang ada didalam LKS berbasis pendekatan saintifik.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.5 Kegiatan Menalar Pada kegiatan ketiga siswa menuliskan pengertian daur hidup dengan katakatanya sendiri berdasarkan hasil pencarian di buku. Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari kegiatan menalar yang ada dalam LKS berbasis pendekatan saintifik.
Gambar 4.6 Kegiatan Mencoba
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada kegiatan keempat siswa membuktikan kebenaran jentik-jentik apakah berasal dari nyamuk atau tidak dengan melakukan percobaan dengan langkahlangkah seperti pada gambar diatas. Kegiatan tersebut merupakan salah satu contoh kegiatan mencoba dalam LKS berbasis pendekatan saintifik.
Gambar 4.7 Kegiatan Mengkomunikasikan
Pada kegiatan kelima siswa membuat poster mengenai hasil pengamatan. Membuat poster salah satu contoh kegiatan mengkomunikasikan yang ada di dalam LKS berbasis pendekatan saintifik.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.8 Kegiatan Membuat Biografi Pada gambar 4.8 adalah salah satu kegiatan dari karakteristik khusus LKS berbasis pendekatan saintifik. Dalam kegiatan pada gambar tersebut siswa diminta untuk membuat biografi tanaman jagung dari hari pertama jagung ditanam sampai hari ke 14.
Gambar 4.9 Kegiatan Membuat Grafik
Pada gambar 4.9 adalah salah satu kegiatan dari karakteristik khusus LKS berbasis pendekatan saintifik. Dalam kegiatan pada gambar tersebut siswa diminta untuk membuat grafik kacang tanah dari awal menanam kacang tanah sampai hari ke 7.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10 Kegiatan Membuat Kliping
Pada gambar 4.10 adalah salah satu kegiatan dari karakteristik khusus LKS berbasis pendekatan saintifik. Dalam kegiatan pada gambar tersebut siswa diminta untuk membuat kliping daur hidup hewan dan tumbuhan langka di internet, tujuannya untuk mengetahui daur hidup hewan dan tumbuhan langka. 4.1.2.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam peneliti melakukan evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas produk LKS oleh ahli dan uji coba lapangan terbatas. Setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru SD. Evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara, yaitu penilaian kualitas produk ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan adalah seorang dosen yang telah memiliki pengalaman mengajar. Lama penilian validasi LKS yaitu selama dua minggu. Sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru kelas IV SD. Lama penilaian dilakukan selama satu minggu. Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur.Selain itu peneliti memilih enam siswa tersebut berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang dan rendah) serta
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui rekomendasi dari guru.Pada uji coba lapangan terbatas dilakukan pada tanggal 26 - 30 November 2016 di SDN Perumnas Condongcatur. Pada uji coba lapangan terbatas peneliti mendapatkan hasil wawancara setelah siswa menggunakan LKS. Berikut ini hasil wawancara dari siswa, dari aspek konten atau isi mudah dipahami, materi yang ada di LKS dapat dipahi dan percobaan yang ada di LKS berhasil dilakukan dengan baik. 5 tahapan saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Dari aspek tampilan siswa sangat senang dengan LKS yang bergambar karena gambar yang digunakan adalah gambar kartun, selain itu gambar membuat tidak bosan saat mengerjakan LKS, dan siswa mengatakan bahwa cover LKS bagus, warna yang digunakan cerah, gambar yang digunakan dalam cover lucu. Aspek penggunaan Bahasa mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan dan penyajian, dalam petunjuk yang ada di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja oleh siswa. 4.1.2.7 Revisi Pada tahap ketujuh peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Berikut tabel hasil revisi berdasarkan komentar ahli dan siswa disajukan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan siswa Sebelum direvisi
Sesudah direvisi
Gambar ada yang terpotong
Sudah direvisi
Gambar ada yang blur
Sudah direvisi
Bisa dilengkapi dengan tanaman kacang Ketepatan gambar kurang besar
Sudah ditambah dengan gambar tanaman kacang pada kegiatan 6 Sudah direvisi
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap kedelapan peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa SDN Perumnas Condongcatur.Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peningkatan pretestdan posttes, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS. Peneliti melakukan pengolahan data dengan cara menghitung hasil pretest dan posttes menggunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 4.11 Rumus PeningkatanPretest dan Posttest 4.1.3 Kualitas LKS Kualitas produk LKS yang peneliti kembangkan dikatakansangat baik berdasarkanpenilaian dari ahli. Ahli IPA memberikan skor sebesar 3,43, dengan demikian LKS yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik. Ahli kedua yang memberi penilaian pada produk LKS adalah Guru kelas IV SD dengan skor sebesar 3,80, dengan demikian kualitas LKS termasuk dalam kategori sangat baik. Berikut hasil penilaian produk LKS oleh ahli disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli Jenis Istrumen LKS
Skor Kualitas Produk Ahli IPA
Guru
3,43
3,80
Kategori Ahli IPA Sangat baik
Rerata Guru
Sangat baik
3,60
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Hasil Komentar Siswa Setelah Menggunakan LKS Aspek yang dinilai Konten atau isi
Tampilan
Penggunaan bahasa Penggunaan dan penyajian
Komentar siswa Mudah dipahami, materi yang ada di LKS dapat dipahi dan percobaan yang ada di LKS berhasil dilakukan dengan baik. 5 tahapan saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Siswa sangat senang dengan LKS yang bergambar karena gambar yang digunakan adalah gambar kartun, selain itu gambar membuat tidak bosan saat mengerjakan LKS, dan siswa mengatakan bahwa cover LKS bagus, warna yang digunakan cerah, gambar yang digunakan dalam cover lucu. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa. Petunjuk yang ada di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja.
Tabel 4.8Rekapitulasi hasil pretest dan posttest No.
Responden
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 Rerata
Skor (Skala 1-100) Pretest Posttest 90 100 85 95 75 90 25 75 70 90 35 80 63,3 88,3
Peningkatan Skor 10 10 15 50 20 45 25
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa skor pretest dan posttest meningkat sesuai dengan selisih yang dituliskan dala tabel. Persentase tingkat efektivitas / peningkatan skor pretest dan posttest dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretestdan posttest, skor pretest dan posttest menigkat sebesar 39,5%.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120 100
Skor
80 60
Pretest Posttest
40 20 0 1
2
3
4
5
6
Nomor Siswa
Gambar 4.12 Grafik Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa 100 90 80 70
Skor
60 50
Pretest
40
Posttest
30 20 10 0 Rerata Skor Keseluruhan
Gambar 4.13 Rerata Skor Keseluruhan
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Pembahasan Pengembangan LKS IPA didasarkan dari hasil identifikasi masalah melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara, dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan sekolah masih berisi materi dan soal-soal. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat kepada guru, selain itu pemahaman guru akan kurikulum 2013 masih kurang. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi belum diterapkan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan tersebut tidak sesuai dengan kuesioner hasil analisis kebutuhan. Berdasarkan kuesioner hasil analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep. Berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa menyetujui penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu memahami materi. Selain itu dalam proses pembelajaran guru jarang memberikan panduan kegiatan secara tertulis dan siswa belum melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri. Paparan tersebut menjadi salah satu pertimbangan peneliti dalam pengembangan LKS IPA. Peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS IPA adalah LKS yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa dalam belajar secara mandiri sesuai dengan lima langkah pendekatan saintifik yang dilakukan siswa untuk mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran. Tahap pengembangan awal peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas IV mengenai warna dan gambar yang mereka sukai. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada siswa maka peneliti membuat desain LKS sesuai dengan warna dan gambar yang mereka sukai. Tahap pengembangan selanjutnya peneliti memetakan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. Dari indikator yang telah dibuat, peneliti mengembangkannya menjadi tujuh kegiatan umum di dalam LKS, pada setiap kegiatan, peneliti memuat lima tahapan pendekatan sanitifik
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara runtun, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan pada saat ngerjakannya. LKS ini memiliki karakter khusus yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswayaitu (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara sendiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Dari empat karateristik umum tersebut, peneliti menjabarkannya menjadi delapan karaktersitik yang lebih spesifik menggambarkan isi
LKS
secara keseluruhan.
Dari karakteristik khusus
tersebut, lebih
mempermudah siswa untuk mengerjakan LKS yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap pengembangan selanjutnya yaitu peneliti membuat soal pretest dan posttest berupa pilihan ganada serta rubrik penilaian ahli validasi produk. Tujuan dari pembuatan instrumen tersebut adalah untuk mengetahui kualitas dari LKS yang dikembangkan. Kualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek konten atau isi, Bahasa, tampilan, penulisan dan penggunaan huruf, penyajian, dan penggunaan. Untuk soal pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS. Soal pretest dan posttest dikembangkan melalui pemetaan KD dan indikator. KD dipecah menjadi tiga indikator, dan dari tiga indikator tersebut peneliti membuat soal pretest dan posttest sebanyak 40 puluh soal tipe pilihan ganda. Setelah instrumen selesai, peneliti melakukan validasi intruemen tes kepada ahli (expert judgment), setelah validasi dilakukan dan instrumen layak untuk di uji cobakan, maka peneliti melakukan uji coba soal tersebut kepada siswa SD kelas IV. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows untuk menganalisis 40 item soal, peneliti mengambil 20 item soal yang valid untuk digunakan pada uji coba terbatas. Pegujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Perumnas Condongcatur. Pengujian soal pretest diujikan sebelum siswa menggunakan LKS dan soal posttest diujikan setelah siswa menggunakan LKS. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest. Siswa 1 memperoleh nilai sebesar 90 saat pretest dan 100 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 10. Siswa 2 memperoleh nilai sebesar 85 saat pretest dan 95 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 10. Siswa 3 memperoleh nilai sebesar 75 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 15. Siswa 4 memperoleh nilai sebesar 25 saat pretest dan 75 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 50. Siswa 5 memperoleh nilai sebesar 70 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 20. Siswa 6 memperoleh nilai sebesar 35 saat pretest dan 80 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 45. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest, diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi daur hidup jenis makhluk hidup dapat membantu siswa dalam memahami materi daur hidup jenis makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan teori Brunner, teori Piaget dan teori Vygotsky. Menurut Brunner, individu belajar dan mengembangkan pikirannya melalui penemuan. Dari penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Siswa memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan melalui kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah yang ada dalam LKS. Menurut Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah struktur kognitif seseorang untuk beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Seorang anak akan berkembang melalui proses adaptasi. Proses adaptasi yang dilalui anak dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif seseorang yang mengintegrasikan stimulus yang berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru yang didapatkan siswa melalui kegiatan langsung. Akomodasi merupakan rangsangan langsung yang diberikan dari guru, orang tua, teman, dan masyarakat dalam proses belajarnya. Sedangkan menurut Vygotsky, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar mengenai tugastugas yang belum dipelajari, namu tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan siswa.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tahap selanjutnya adalah peneliti merancang kegiatan dari pemetaan KI, KD, dan karakteristik LKS. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi tujuh kegiatan. Dalam setiap kegiatan, peneliti memberikan petunjuk untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan. Kemudian, pada setiap kegiatan terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Selain lima tahapan saintifik, pada setiap kegiatan juga terdapat karakteristik khusus LKS yang dikembangkan menjadi delapan pernyataan yaitu (1) mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2) melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3) menggunakan
majalah atau koran untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan bukubuku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5) menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapan secara
utuh
yaitu,
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengkomunikasikan. Setelah produk LKS selesai, tahap selanjutnya peneliti melakukan validasi kepada dua ahli, yaitu ahli IPA dan guru SD. Hasil validasi produk LKS dari ahli IPA mendapatkan skor seberar 3,43 dan dari guru SD mendapatkan skor sebesar 3,80. Dalam hal ini produk LKS yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik. Sama halnya dengan penelitia relevan yang dilakukan oleh Edeltrudis (2012) hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”.Penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016) berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD 2013 menunjukkan skor 3,87 (baik) dan 4,00 (baik), dua guru SD kelas II
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik). Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) berdasarkan hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang ditunjukkan oleh hasil validasi ahli yang menunjukkan nilai 4,67, sedangkan keefektifan pembelajaran ditunjukkan dengan penghitungan normal yang menunjukkan 52,5% siswa memperoleh nilai yang cukup efektif, respon siswa terhadap pembelajaran adalah positif dengan 94,12% siswa menilai positif terhadap pelaksanaan pembelajaran, nilai kinerja dan produk ditunjukkan dari rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015) berdasarkan hasil penelitian pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89% dan 87% dengan rata-rata skor 88% dengan kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) berdasarkan hasil dari penilaian ahli materi, LKS tersebut termasuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil (kelas IVB) menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08. Pada keenam penelitian yang relevan, sama-sama mengembangkan LKS, tetapi Mbetu, Pratiwi, dan Edeltrudis mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik,
Mustofa
mengembangkan
LKS
berbasis
observasi,
Ningtyas
mengembangkan LKS berbasis metode percobaan dan Bulan mengembangkan LKS berbasis masalah. LKS yang dikembangkan peneliti sama dengan penelitian di atas karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, dan penelitianpenelitian tersebut dijadikan sumber bagi peneliti.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah ahli melakukan validasi produk LKS dan dinyatakan layak untuk diuji cobakan, maka peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dari ahli. Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Uji coba lapangan terbatas dilakukan selama 5 hari. Berdasarkan pengamatan pada saat uji coba lapangan terbatas, peneliti melihat bahwa siswa tersebut sangat antusias dalam mengerjakan LKS. Siswa juga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Dibuktikan dengan peneliti mengecek hasil kerja siswa yang mereka kerjakan di luar sekolah. Dari hasil wawancara kepada siswa setelah menggunakan LKS, peneliti mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa tersebut. Berikut hasil komentar siswa mengenai LKS yang telah siswa kerjakan. Konten dan isi yang ada di dalam LKSmudah dipahami, materi yang ada di LKS dapat dipahami dan percobaan yang ada di LKS berhasil dilakukan dengan baik. 5 tahapan saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Siswa senang dengan tampilan LKS karena siswa sangat senang dengan LKS yang bergambar karena gambar yang digunakan adalah gambar kartun, selain itu gambar membuat tidak bosan saat mengerjakan LKS, dan siswa mengatakan bahwa cover LKS bagus, warna yang digunakan cerah, gambar yang digunakan dalam cover lucu. Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami oleh siswa sehingga pada saat mereka menggunakan LKS tidak kebingungan. Petunjuk yang terdapat di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja. Selain dari hasil wawancara siswa, kualitas LKS ditentukan dari hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, diperoleh skor 39,5%. Penilaian dari para ahli dan uji coba lapangan terbatas, LKS yang dikembangkan memiliki kualitas yang baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil penilaian para ahli dan hasil uji coba lapangan terbatas. Skor rerata yang diperoleh dari penilaian produk sebesar 3,60 masuk dalam kategori “sangat baik”.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab V menguaraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup pada kurikulum 2013 dikembangkan dengan menggunakan konsep pendekatan saintifik yang terdiri dari lima langkah saintifik yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan pada setiap kegiatannya. Penelitian ini menggunakan delapan langkah pengembangan Dick and Carey yakni, analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi dan evaluasi sumatif. Selain itu, isi LKS hanya memuat petunjuk-petunjuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri baik di dalam kelas maupun di luar kelas. LKS yang dikembangkan memiliki karakterisitik yakni (1) LKS yang mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) LKS yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dari empat karakteristik tersebut dikembangkan menjadi delapan karakteristik khusus yaitu (1) mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2) melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3) menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5) menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapan secara utuh yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. 5.1.2 Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik siswa kelas IV SD materi daur hidup makhluk hidup “sangat baik”. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memiliki ciri yaitu mengaktifkan siswa belajar secara mandiri baik di dalam maupun di luar kelas, membantu siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui lima langkah tahapan pendekatan saintifik yang terdapat pada setiap kegiatan di dalam LKS. Kualitas LKS IPA diketahui melalui hasil validasi produk dari ahli. Rerata skor yang diperoleh dari hasil validasi produk oleh ahli adalah dari ahli IPA memberikan skor sebesar 3,43 dan Guru meberikan skor sebesar 3,80. Uji caba lapangan terbatas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik menunjukkan bahawa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai pretest. Selisih rerata pretestdan posttestadalah 25%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Kesalahan pada pemilihan beberapa gambar, pada awalnya peneliti mencantumkan gambar kartun yang banyak disukai oleh anak-anak, namun karena kurang sesuai dengan kegiatan di dalam LKS, oleh karena itu peneliti menggantinya dengan gambar kartun anak sekolah dan gambar kartun yang menyangkut kegiatan di dalam LKS. Pemilihan gambar yang tepat, mempermudah siswa dalam memahami isi LKS. 5.2.2 Kesalahan dalam mendesain LKS, pada awalnya peneliti mendesain LKS dengan menggunakan aplikasi Corel Draw, namun karena aplikasi Corel Drawbermasalah sehingga menghambat peneliti dalam proses pembuatan LKS. Oleh karena itu peneliti mendesain LKS dengan menggunakan Microsoft Word 2007.
5.3 Saran 5.3.1 Bahan dan gambar untuk LKS dipilih dengan sebaik mungkin agar mendapat kualitas yang baik dan menarik. 5.3.2 Tentukan gambar dan warna yang sesuai pada isi LKS, sehingga LKS yang dibuat tidak dipenuhi dengan gambar-gambar yang tidak dibutuhkan.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian (Revisi VI ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta Conant, J. (1997). “Emerson as educator”, ESQ:A Journal of the American Renaissance. Cresswell, W. (2012).Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darmodjo, J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Daryanto.(2014). Pendekatan pembelajaran saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007).Educational research: An introduction. Boston: Pearson. Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haryanto.Sains untuk SD/MI Kelas IV. Penerbit Erlangga. Herabudin.(2010). Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia. Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2010).Theories of learning, edisi ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hidayat.(2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hosnan, M. (2014).pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Penerbit CV. Maulana. Krathwoll, D. R. (2004).Method’s of educational and social science research: An integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lismawati.(2010). Penyusunan perangkat pembelajaran. Yogyakarta: Insna Madani. Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mbetu.(2016). Pengembangan LKS menggunakan Pendekatan Saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Skripsi yang diterbitkan). Mustofa. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SDN 1 Tinjomoyo. Semarang: Universitas Negeri Semarang (Skripsi yang diterbitkan). Ningtyas.(2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Metode Percobaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta (Skripsi yang diterbitkan). Prastowo.(2014). Pengembangan bahan ajar tematik tinjauan teoritis dan praktik. Jakarta: Kencana Pernadamedia Group. Prastowo.(2015). Panduan Kreatif Memuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press. Pratiwi.(2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Putra. 2013. Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jogjakarta: DIVA Press. Sani.(2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2014).Peneltian pendidikan jenis, metode dan prosedur. Jakarta: Prenada Media Group. Schunk. D. H. (2012). Learning theories: An educational.(Terj). Yogyakarta: pustaka Pelajar. Surya, M. (2015).Strategi kognitif dalam proses pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenanedia Group.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarwanta, A. (2012). “Mengkondisikan pembelajaran IPA denganpendekatan saintifik”. Jurnal Nuansa Kependidikan Vol 16 Nomor.1,November 2012 Sumatowo.(2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Sumantoro.(2009). Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Penerbit Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.(2004). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Trianto.(2010). Pengembangan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Trianto. (2011). Desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana. Triwiyanto.(2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tung. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta: PT. Indeks Wahyono.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk kelas 4 SD dan MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Widoyoko, S. E. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar. Wonoraharjo.(2012). Dasar-dasar sains. Jakarta: Indeks. Yusuf, A.M. (2014). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1.1Lembar hasil validasi pedoman observasi
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA
No
Aspek Observasi
1.
Hasil Observasi Sudah ada LKS IPA untuk pembelajaran, tetapi LKS yang digunakan LKS dari pemerintah, masih berisi materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan selain itu LKS masih
LKS IPA yang digunakan guru
kurang melibatkan siswa untuk
untuk mengajar
aktif.Guru belum sepenuhnya paham tentang lima tahapan pendekatan saintifik dan hanya beberapa langkah saja yang dilaksanakan. Kemudian, fasilitas pembelajaran yang kurang memadai juga menjadi salah satu faktor penghambat
2.
Kesulitan yang dialami yaitu, kurangnya Kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA
media pembelajaran dan kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru cenderung ceramah dan tanya jawab. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat.
3.
Keaktifan siswa dalam
Siswa kurang aktif dalam melakukan
mengikuti praktikum IPA
praktikum guru cenderung ceramah
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH No 1
Topik pertanyaan a. Kurikulum
Hasil
apa
yang Sekolah telah menggunakan kurikulum
digunakan di sekolah?
2013 sejak 2014
b. Jumlah siswa kelas IV
Di sekolah ini jumlah siswanya cukup banyak, seluruh kelas di sekolah ini merupakan kelas paralel 3 (a, b, c). kelas IV terdiri dari tiga kelas yakni kelas a, b, dan c. jumlah siswa kelas IV secara keseluruhan adalah 85 siswa.
2
a. LKS yang sudah ada di LKS pada setiap pembelajaran sudah Sekolah b. LKS
lengkap. yang
pernah Belum ada
dikembangkan oleh guru di Sekolah c. Pengadaan berbasis
LKS
IPA LKS
berbasis
pendekatan
saintifik
pendekatan belum ada, namun LKS yang digunakan
santifik di Sekolah
oleh sekolah saat ini adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal, dan LKS tersebut
merupakan
LKS
yang
diterbitkan oleh DEPDIKNAS. 3
Peggunaan
LKS
IPA
dalam Sudah ada
pembelajaran 4
Penelitian yang pernah dilakukan Belum ada di sekolah berkaitan dengan LKS
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU No Pertanyaan 1 Pendekatan/strategi/metode, apa yang bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran IPA? 2 Menurut bapak/ibu apa itu pendekatan sanitifik
3
4
5
6
7
Hasilwawancara Metode yang digunakan guru adalah ceramah, praktik, tanya jawab dan penugasan.
Pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan dan merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Apakah bapak/ibu sudah Ya, sudah tetapi tidak menerapkan secara utuh mengarahkan siswa lima tahapan saintifik melakukan 5 tahapan sanitifik? Langkah-langkah Mengamati pendekatan saintifik apa yang paling dominan dilakukan? Kesulitan apa saja yang Kesulitan dalam mencari media pembelajaran bapak/ibu guru hadapi pada saat menerapkan pendekatan saintifik? Apakah siswa mengalami Siswa kesulitan karena kurangnya media kesulitan dalam pembelajaran melaksanakan 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA Menurut bapak/ibu guru, Siswa lebih aktif dalam bertanya apa manfaat bagi siswa setelah menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA No 1
Topik pertanyaan
Jawaban siswa
Warna apa yang paling kamu Merah dan biru, karena cerah sukai. Mengapa kamu menyukai warna tersebut?
2
Gambar apa yang kamu sukai. Bunga dan gambar kartun , karena bunga Mengapa
kamu
menyukai bagus dan kartun gambar kesukaan
warna tersebut? 3
Kamu menyukai LKS yang Bergambar seperti apa? a. Bergambar b. Soal-soal c. Terdapat materi
4
Apakah
LKS
memahami
membantumu Ya, LKS membantu memahami materi materi
yang
diberioleh guru? 5
Ukuran huruf dalam LKS yang Sedang kamu sukai seperti apa? a. Besar b. Sedang c. Kecil
6
Apakah Bahasa yang digunakan Kadang-kadang karena ada bacaan yang dalam
LKS
mudah
kamu sulit dipahami
pahami? 7
Apakah petunjuk dalam LKS Iya, tetapi ada yang susah dipahami mudah kamu pahami?
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebuuhan Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Output SPSS Perhitungan Instrumen Tes Correlations Skor Total Soal 1 Soal 2
Soal 3
Soal 4
Soal 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.000 30 .595** .001 30 .827**
Sig. (2-tailed) N
.000 30
Pearson Correlation
.602** .000
.632**
Sig. (2-tailed) N
.000 30
Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation
.470**
Pearson Correlation
.538**
Sig. (2-tailed)
.009 30
Soal 15
Sig. (2-tailed)
.002 30
Pearson Correlation
.632**
Sig. (2-tailed)
.000
Soal 16
N
30
Sig. (2-tailed) N
.000
30
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal 17
.595
Soal 18
**
.001
Soal 19
30 .827
**
.000 30
Soal 20
30
Pearson Correlation
.648**
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.666**
N
N
Pearson Correlation
30
.000
Pearson Correlation
Soal 14
.924**
Sig. (2-tailed) Soal 8
Soal 10
Soal 13
.666**
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Soal 9
Soal 12
Pearson Correlation
.002 30
Pearson Correlation Soal 7
.000 30 .924** .000 30 .535**
Soal 11
Sig. (2-tailed) N
N
Soal 6
.632**
.602** .000 30 .373*
Sig. (2-tailed)
.042
N
30
Pearson Correlation
.648**
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.477**
N
30
.008
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Prettest
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Lembar Hasil Pengerjaan Postest
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi LKS oleh Ahli
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Surat Penelitian 5.1 Surat Izin Penelitian
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Foto Kegiatan Uji Coba Lapangan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Ama Eka Ananti adalah anak pertama dari dua bersaudara.Lahir di Sleman pada tanggal 15 Agustus 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD N Ngebel Gede II dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di MTs N Babadan Baru dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 2 Sleman dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti. 1. Panitia Malam Kreativitas PGSD sebagai divisi perlengkapan pada tahun 2013. 2. Panitia Malam Kreativitas PGSD sebagai divisi acara pada tahun 2014. 3. Panitia Insipro sebagai divisi acara pada tahun 2014. 4. Ketua Bidang Acara dalam Malam Kreativitas PGSD tahun 2015. 5. Koordinator Acara dalam kegiatan Insipro pada tahun 2015. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul: “Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Daur Hidup Jenis Makhluk Hidup”.
140