Pengaruh Terpaan Berita Politik Seputar Indonesia di RCTI Terhadap Tingkat Persepsi Sosial Agus Tryanto Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ABSTRACT Mass media expressly present policies message so that society or public cansee with evaluate from performance politician in Indonesia. But obvious will still found public not yet will understand policies message be reported by electronic mass media will like television. This watchfulness aim is to detects and analyze policies news exposure towards social perception level that functioned as opinion society hit policies. This watchfulness is starts from Hypodermic Needle theory effect as simple action and reaction process that is evoked by article verbal words, bonverbal hints, pictures, certain actions stimulates person other to give response with manner certain and be transfer or information transfer or brainchild. Keywords: politic messages, social perception, mass media. PENDAHULUAN Media massa elektronik seperti televisi memiliki peran penting dalam pembentukan mobilisasi, dan pemeliharaan konflik antar kelompok dikarenakan hampir seluruh masyarakat memiliki pesawat televisi sehingga dapat memperoleh informasi yang sedang hangat diperbincangkan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu informasi yang disiarkan melalui televisi dapat dimanfaatkan secara tidak langsung oleh penguasa untuk mengembangkan dan mengendalikan konflik sosial yang muncul ditengah masyarakat seperti contoh pada saat ini berita mengenai Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggunakan media massa televisi untuk pencintraan mengenai konflik sosial seperti rencana kenaikan BBM dan penanganan
tentang
TKI
yang
bermasalah
diluar
negeri
(http://www.wartanews.com/readA,Iews/608a2024-9290-448f- 833e-4e3bd3f0ba08/ di akses Jurnat, 03 September 2010). Dalam hal ini apabila dilihat secara selektif media berfungsi mempercepat, memperlambat, menjelaskan atau mendefinisikan konflik sosial di tengah masyarakat. Akibatnya memunculkan kognisi oleh kelompok penguasa atau yang dikenal dengan politisi menggunakan media untuk memperoleh perhatian, simpati, kesetiaan dari masyarakat, menciptakan serta memperkuat kredibilitasnya sendiri dan menjatuhkan kredibilitas pihak lawan.
Pada dasarnya media pada saat ini mempunyai peran penting untuk mengalirkan informasi dari bawah (rakyat) ke atas (pemerintah), dari pemerintah daerah bahkan kepada pemerintah pusat, begitu pun sebaliknya. Media sebagai alat untuk mengontrol nilai sosial yang berada di dalam tatanan berbangsa dan bernegara, mengenai sosial, politik, budaya, hukum, dan sebagainya. Lebih sepesifik lagi, media sebagai penghubung yang menjembatani antna pemerintah dan masyarakat begitu pun sebaliknya. Setelah diberlakukannya Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, dimana penyampaian pendapat dapat dilalcukan dengan bentuk lisan, tulisan, atau bentuk lain salah satunya adalah media cetak maupul media elektronik seperti televisi. Pihak-pihak yang terkait melakukan komunikasi politik dari berbagai lapisan masyarakat, antara lain pemerintah atau pejabatnya, partai politik lewat elit politiknya, para pendukung partai politik, pemerhati atau pakar politik, perguruam tinggi, mahasiswa, LSM,dan
masyarakat
umum
(http
:i/id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_NomorJJahun_l998). Media massa elektronik televisi yang memberitakan tentang politik dimana tidak adanya keterpihakan kepada penguasa politik dan partai politik manapun (netral) media tersebut adalah Seputar Indonesia RCTI. Hal itu terjadi pada contoh berita mengenai anggota Dewan Komisi X (sepuluh), yang terlibat kasus cek pelawat Gubernur Bank Indonesia Miranda Gultom yang melibatkan politisi Panda Nababan, dapat diketahui bahwa beliau adalah ayahanda dari Putra Nababan yang menjadi wakil pimpinan redaksi seputar indonesia RCTI namun berita tersebut tetap dimunculkan kepermukaan publik. Berita yang dimunculkan dilayar kaca tidak menambahkan serta mengurangi nilai yang ada dalam media massa seputar Indonesia mengenai politik di Indonesia serta tidak adanya kepentingan media massa yang digunakan oleh politisi manapun. htttp :ilnasionat.kompas.com U06/22trsr33r48D (di akses rabu22juni 2011). Masyarakat pada saat ini memiliki sikap dan persepsi sosial ditengah masyarakat, hal tersebut muncul karena akibat dari objek-objek sosial dan kejadian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat melihat para komunikator dalam politik khususnya, hanya membahas tentang lingkup dinamika politik, kekuasaan, dan integritas dalam politik. Bukan membahas nasib masyarakat kecil yang semakin lama, semakin terpuruk dengan sikap yang kurang tanggap dari pemerintah, ketika sedang membahas tentang nasib masyarakat kecil, dan
hal itu pun tidak jarang terjadi contohnya dalam sidang rapat anggota dewan, para politisi tertidur, dan saling menunjukan sikap saling tidak mengalah berpegang teguh dengan argument yang dimiliki oleh setiap politisi walaupun belum tentu di realisasikan secara nyata. Melihat efek yang ditimbulkan mengenai berita politik terhadap meningkatnya persepsi sosial yaitu, masyarakat lebih cepat bersikap kritis hal tersebut disebabkan dengan beberapa macam faktor keinginan untuk adanya sebuah perubahan mengenai masyarakat kecil, pengalaman yang sudah buruk mengenai politik di Indonesia karena dikecewakan oleh anggota DPR RI yang tidak adanya keterpihakan kepada masyarakat. Berkelanjutan dengan tersebut, kepercayaan dan harapan masyarakat kepada berita politik menjadi rendah. Karena sosok pencitraan seorang
komunikator politik yang terpaan sering hadir mewarnai dunia politik
dengan media massa pada saat ini, mengakibatkan masyarakat menjadi selektif dan sudah mengetahui benar dan salah dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh komunikator politik. Hal ini terjadi karena kecewanya masyarakat terhadap kinerja dari politisi yang tidak membawa negara dan bangsa ini menjadi lebih baik ditengah terpuruknya bangsa ini. Karena di latarbelakang ini, penulis merumuskan masalah: Bagaimana Pengaruh Terpaan Berita Politik Seputar Indonesia terhadap Tingkat Persepsi Sosial.
METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis regresi. Pendekatan kuantatif berusaha menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis, tetapi lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian diangap representasi dari seluruh populasi (Kriyantono, 2008 : 55). Berdasarkan pendekatan kuantatif, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik survei. Survei adalah teknik penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya. Tujuan untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu (Kriyantono,2008 : 59). Teknik analisis regresi berusaha menjelaskan dua variabel, dalam hal ini hubungan sebab akibat yang menunjukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel X yakni terpaan berita politik, dan variabel Y yakni persepsi
sosial. Untuk mendapatkan data, peneliti memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008 : 142).Angket dalam penelitian ini berupa pernyataan tertulis yang disebar kepada responden yaitu warga RT01-05/10 Kelurahan Tanah Tinggi Tangerang. Angket tersebut merupakan data primer yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Operasionalisasi Variabel Variabel
Dimensi
Variable (X) Terpaan Berita Politik Seputar lndonesia di RCTI
l.) Terpaan Indonesia
Variabel (Y) Tingkat Persepsi Sosial
Berita
Indikator Seputar 1. informasi 2. pendidikan 3.berpikir/kognisi
2.) Terpaan Berita Politik
1. Kebijakan pemerintah 2. Poltitisi legislatif 3. Politisi eksekutif 4. Profesional (para ahli) 5. Aktivis
l.) Faktor Sosial Budaya
1. Pengalaman 2. Pendidikan 3. Kebiasaan 4. Status sosial
2.) Faktor psikologis
1.Keinginan 2. Penafsiran 3. Sikap 4. Kepercayaan 5. Keyakinan 6. Pengharapan
Populasi dan Sampel Populasi penelitian difokuskan pada warga RT01-05/10 Kelurahan Tanah Tinggi Tangerang dengan jumlah 803 penduduk dan 241 kepala keluarga. Setelah mengetahui jumlah populasi yang akan dijadikan responden, maka langkah selanjutnya adalah menentukan teknik pengumpulan sampel. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara Probabilitas. Probabilitas adalah orang-orang yang pemah atau sering melihat seputar indonesia RCTI. Untuk menentukan sampel yang nantinya akan diteliti sebagai responden dengan menggunakan Yamane.
Jumlah warga di RW 10 Kelurahan Tanah Tinggi Tangerang sebesar
803 penduduk. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus yamane, maka sampel yang dihasilkan berjumlah 88 orang.
PEMBAHASAN Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 88 orang yang biasa atau setidaknya melihat Seputar Indonesia RCTI. Data responden merupakan dasar dari keseluruhan pertarryaanpernyataan yang diajukan dalam angket. Berdasarkan data dari 88 responden tersebut, mayoritas responden penelitian yang melihat Seputar Indonesia RCTI adalah perempuan sebanyak 54 responden (6l,4Yo) dan sisanya sebanyak 34 responden (38,6%) adalah laki-laki. Temyata dalam hal ini perempuan lebih aktif dan kritis terhadap berita politik, politisi serta kebijakan yang hadir dalam Seputar lndonesia. Dari kategori usia, nampak warga yang menjadi responden penelitian ini mayoritas adalah yang berusia 17-25 tahun sebanyak 38 responden (43,2%) sedangkan sisanya sebanyak 26 responden (29,5%) adalah berusia lebih dari 34 tahun dan yang berusia 26-34 tahun 24 reponden (27,3%). Hal tersebut dikarenakan bahwa usia 17-25 tahun merupakan usia manusia dewasa yang produktif untuk menambah wawasan. Sementara bila diamati dari kategori pendidikan, responden penelitian ini (yang menyaksikan seputar Indonesia) mayoritas sebanyak 68 responden (77,3%) adalah berpendidikan SMA. Sisanya sebanyak 12 responden (l3,6Yo) adalah berpendidikan D3 dan 8 responden (9,1%) adalah S1. Ternyata tingkat pendidikan mempengaruhi warga yang melihat seputar lndonesia menjadi kritis terhadap segala pemberitaan politik yang hadir di layar kaca. Berita politik adalah berita yang menghadirkan seseorang komunikator politik tentang suatu kebijakan pemerintah, politisi legislative, politisi eksekutive, professional (para ahli) dan aktifis karena tokoh-tokoh tersebutlah yang biasa hadir dilayar kaca televisi pada program berita. Dengan media massa televisi maysarakat lebih cepat menerima sebuah informasi yang cepat serta mudah dicerna dalam menyampaikan sebuah informasi tanpa harus menggunakan media massa cetak- Pada dasarnya media massa merupakan sebuah tempat sarana bertambahnya sebuah ide, informasi atau sebuah gagasan bahkan mengkritik segala sesuatu yang salah yang dilakukan pemerintah dan berimbang dalam melakukan wawancara sehingga tidak adanya sebuah noise kesalahan dalam komunikasi. Sehingga masyarakat dapat mengkritik segala sesuatu tentang
segala tokoh-tokoh komunikator politik dilayar kaca, begitupun halnya yang terjadi pada wilayah RT0l-05/10 Tanah Tinggi Tangerang. Variabel Terpaan Berita Politik Indonesia RCTI Tingkat Persepsi Sosial
Seputar
Mean
std. Deviation
N
47.68
4. 984
88
48.19
4.355
88
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 17.00 maka dapat diperoleh nilai korelasi atau berita politik seputar Indonesia RCTI terhadap meningkatnya persepsi sosial dapat terlihat pada pearson aorrelation masingmasing variabel sebesar 0,640 dengan jumlah sampel (N) 88 orang. Sesuai dengan pedoman interpretasi koefisian maka termasuk pada angka 0,60-0,799 tersebut dalam katagori hubungan yang kuat. Hasil output SPSS 17.00 menyatakan bahwa hubungan antara berita politik seputar Indonesia RCTI dengan meningkatnya persepsi sosial memiliki hubungan yang sangat kuat, signifikan dan memiliki nilai yang positif, jadi apabila berita politik tersebut hadir maka meningkatnya persepsi sosial akan lebih baik walupun sudah cukupkuat dan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dideskripsikan sebelumnya tentang "Terpaan Berita Politik Seputar lndonesia RCTI Terhadap tingkat persepsi Sosial: maka sesuai dengan model komunikasi dalam berita politik memiliki sebuah kebutuhan gratifikasi mengenai informasi serta hiburan yang diinginkan oleh khalayak. Ini terjadi pada lingkungan sosial yang meliputi infilasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual's needs dikategorikan sebagai cognitive needs, affictive needs, personal integrative needs, social needs, dan escapist needs. Penjelasannya sebagai berikut: l. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan panahaman-mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan ; juga memuaskan rasa penasarandan dorongan untuk sebuah penyelidikan. 2. Afective needs (kebutahan afektif)
Kebutuhan yang berkaitan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh'dmi hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat akan keanekaragaman. 5. Escapist needs (Kebutuhan-pelepasan) Kebutuhan
yang
berkaitan
keanekarugaman. Peneliti
dengan
upaya
menghadirkan
tekanan
dan
hasrat
akan
melihat bagaimana media massa atau komunikasi massa lebih
ditekankan disini adalah dapat mempengaruhi psikologi komunikasi yaitu persepsi sosial. Proses terjadinya penyampaian pesan yang dilakukan oleh media massa sehingga menciptakan tingkat daya menyimpulkan serta berpikir kritis terhadap berita politik. Yaitu media massa seputar indonesia di RCTI menyampaikan sebuah informasi tentang berita politik, lalu ini akan diterima oleh khalayak untuk menafsirkan serta mengolah pesan dan menyimpulkan pesan disampaikan kepada pemirsa dalam hal ini khalayak. Sebelumnya ditinjau dari komunikasi politik maka akan meneiptakan sebuah opini publik yang berkembang di masyarakat lalu akan menciptakan sebuah kognisi yaitu efek yang munculnya sikap kritis terhadap berita politik di masyarakat RT 01- 05 RW10 Kelurahan Tanah Tinggi Tangerang. Peneliti melihat media massa itu memberikan sebuah stimulus kepada khalayak dan nantinya khalayak akan menjadi lebih sikap kritis. Karena masyarakat disini ketika melihat sebuah terpaan berita politik, menginginkan berita yang dapat memikirkan nasib rakyat dan golongan menengah kebawah Interpretasi Koefisien Korelas 0,00 -0,19 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Interval Koefisien Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Setelah dihitung nilai koefisien korelasinya maka dapat diperoleh nilai korelasi atau berita politik seputar Indonesia terhadap menhgkatnya persepsi sosial. Adalah sebesar 0,640 dengan jumlah sampel (N) 88 orang, maka sesuai dengan pedoman interpretasi koefisian maka termasuk pada angka 0,60- 0, 7 99 tersebut dalam katagori hubungan yang kuat. Sehingga apabila berita politik itu selalu hadir maka meningkatnya persepsi sosial akan sangat kuat, atau mungkin akan menambah pengaruh yang sangat kuat. Sebab hasil nilai t hitung yang didapat adalah 7,70 dengan mengambil nilai a : 0,05 dan dk : 88-2 :86. Dalam tabel t, sangat sulit untuk menentukan nilai dk sebesar 86 tersebut karena nilai 86 tersebut tidak dituliskan secara nyata melainkan berada diantara dk 5S dan dk 120; sehingga perlu dilakukan interpolasi nilai 86 dalam tabel tersebut. Nilai interpolasi merupakan sebuah cara untuk menentukan sebuah nilai pada tabel dimana nilai derajat kebebasan dk tidak tertera secara tertulis dalam tabel yang dimaksudkan. Karena t hitung > t tabel maka kedua variabel tersebut (Berita politik seputar lndonesia rcti terhadap meningkatnya persepsi sosial) memberikan hubungan yang berarti dan signifrkan, serta Ha diterima (Ho ditolak) artinya: “Ada Pengaruh antara berita politik seputar Indonesia RCTI terhadap meningkatnya persepsi sosial” Hasil dari tabel Model Summary, pada bagian ini ditampilkan nilai R: 0,640 dan koefisien Determinasi (Rro,,r,.) sebesar 0,410 ( adalah angka dari koefisien korelasi, atau 0,640 x 0,640 : 0,409). Hal ini menunjukan pengertian bahwa tingkat persepsi sosial (Y) dipengaruhi sebesar 64,00% oleh berita politik (X), sedangkan sisanya (100%-64,00%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Faktor lain tersebut dapat diduga seperti meningkatnya persepsi- sosial berkaitan juga dengan tingkat pendidikan yang dimiliki, mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SMA, maka besar Kemungkinan masyarakat dengan tingkat pendidikan SMA memiliki harapan yang besar terhadap berita politik seputar Indonesia rcti tersebut dibandingkan dengan pelanggan dengan tingkat pendidikan sarjana atau diploma. Faktor lainnya juga diduga karena tingkat usia berpengaruh terhadap berita politik yang hadir dalam seputar Indonesia rcti dengan pemirsa muda seperti usia 17- 25 tahun memiliki persepsi yang jauh atau taraf penilaian yang lebih tinggi terhadap berita politik seputar Indonesia RCTI dibandingkan dengan mayarakat dengan usia 25-34 tahun bahkan lebih dari 34 tahun. Faktor lainnya pun dapat diduga karena
jenis kelamin dapat mempengaruhi meningkatnya persepsi sosial. Sebagian besar responden adalah perempuan, maka perempuan lebih menginginkan berita politik menghadirkan informasi yang baik untuk masymakat kecil dibandingkan dengan laki-laki yang tidak terlalu rnelihat berita politik itu hanya sebagai tontonan saja dan sudah cukup puas dengan berita politik yang hadir. Dan faktor lainnya di luar penelitian ini yang tidak teridentifikasi dan memerlukan penelitian lebih lanjut lagi. Hal ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk Seputar Indonesia RCTI lebih baik lagi walaupun sudah cukup baik dalam menyajikan program berita sehingga khalayak atau pemirsa dapat lebih cepat dan mudah dalam menangkap sebuah informasi, terlebih mengenai berita politik agar menambah wawasan tentang politik di Indonesia sehingga membuat kepuasan untuk pemirsa dalam memperoleh sebuah informasi.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Seputar Indonesia di RCTI merupakan program berita yang hadir untuk pemirsa untuk menyajikan serta memberikan informasi yang menyajikan berbagai macam topik berita mengenai masalah yang ada di negeri ini seperti hukum, sosial, budaya dan politik yang menarik untuk disaksikan. 2. Meningkatnya persepsi sosial Seputar lndonesia RCTI terhadap masyarakat atau pemirsa yang menyaksikan dapat dikatakan sudah cukup kuat. Meningkatnya persepsi sosial dilihat dari aspek fungsi komunikasi massa yang memberikan informasi, memberikan pendidikan, dan mempengaruhi berpikir pemirsa (kognisi), Ketiga aspek tersebut telah dapat dilakukan oleh Seputar Indonesia dalam peran sebagai media massa. Sehingga meningkatnya persepsi sosial merupakan tujuan dari media. 3. Berdasarkan hasil penelitian, maka didapat hasil yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara berita politik Seputar Indonesia RCTI terhadap meningkatnya persepsi sosial sebesar 0,640. Pengaruh tersebut dapat dikatakan kuat jadi hasil uji determinasi berita politik seputar Indonesia RCTI terhadap tingkat persepsi sosial sebesar 64,0%, sisanya sebesar 36,0% disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga hipotesis terbukti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu ada pengaruh terpaan berita politik Seputar Indonesia RCTI terhadap tingkat persepsi sosial.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rektama Media. Bungin Burhan. 2009. Metode Penelitian kuantitatif. Jakarta:. Kencana Prenada Media Group. Kriyantono, Rahmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komuniknsi Organisasi, Komunikai Pemasaran. Jakarta : Kencana. Rakhmat, Jalaluddin 2007. Psikologi Komunikasi,Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.