perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP PEMILIHAN JENIS MAKANAN TAMBAHAN PADA ANAK DI POSYANDU BAHAGIA MOJOSONGO SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh SIWI DYAH ASTUTI R0108040
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Siwi Dyah Astuti. R0108040. 2012. Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak di Posyandu Bahagia Mojosongo Surakarta. Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding merekomendasikan pemberian makanan pendamping ASI sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih sehingga diharapkan prevalensi gizi kurang pada balita dapat turun dari 17,9% tahun 2010 menjadi 15,5% pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental research) menggunakan test awal dan test akhir dengan satu kelompok (one group pretest-post test design). Subjek penelitian 31 ibu menyusui yang mempunyai bayi, anak umur 624 bulan dengan alat ukur diet recall yang diambil dengan purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Mc. Nemar pada α 0,05. Hasil uji statistik menggunakan Mc. Nemar diperoleh tingkat signifikansi 0,039. Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak. Kata Kunci
Penyuluhan, Makanan Pendamping ASI, Jenis Makanan Tambahan
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Siwi Dyah Astuti. R0108040. 2012. The Effect of Illumination on Complementary Feeding toward the Selection of Supplementary Food to Children of Posyandu Bahagia Mojosongo Surakarta. D IV Educator Midwife Study Program of Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. 0-24 months old represent a period of fast growth and development, so that term as gold period at the same time critical period. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding recommend for giving complementary feeding since baby aged 6 months until 24 months and continue for giving breast feeding until child have 24 months or more so that is expected of the number of malnutrition at children can alight from 17,9% at 2010 to 15,5% at 2015. This research aims to determine the effect of illumination on complementary feeding toward the selection of supplementary food to children. The research type is quasi-experimental (quasi-experimental research) using the initial test and final test with a group (one group pretest-post test design). Subject of research 31 nursing mother who have babies, children aged 6-24 months with a measuring dietary recall was taken using purposive sampling. The data obtained were analyzed by mc. nemar statistical test at α 0,05. Statistical test results obtained using the mc. nemar significance level 0,039. There is the effect of illumination on complementary feeding toward the selection of supplementary food to children. Keywords
Illumination, Complementary Feeding, Supplementary Food
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak di Posyandu Bahagia Mojosongo Surakarta”. Dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang selalu teguh di jalan-Nya. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti pendidikan program studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan nasehatnasehat. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K), selaku ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2. Erindra Budi C, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku ketua tim KTI. 3. Endang Listyaningsih S, dr, M.Kes, selaku pembimbing utama dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang selalu membimbing dan masukan saran serta ilmunya.
commit to user vi
memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Desy Zulaika, SST, selaku pembimbing pendamping dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang selalu membimbing dan memberikan masukan saran serta ilmunya. 5. M. Nur Dewi K, SST, M.Kes, selaku penguji pertama Karya Tulis Ilmiah yang selalu memberikan masukan saran serta ilmunya. 6. Arsita Eka P, dr, M.Kes, selaku penguji kedua Karya Tulis Ilmiah yang selalu memberikan masukan saran serta ilmunya. 7. Seluruh ibu menyusui RW XXIX, Mojosongo yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Seluruh Dosen, karyawan dan karyawati D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dan teman-teman Mahasiswa D IV Bidan Pendidik FK UNS yang selalu bersama dalam suka maupun duka menjalani pendidikan sebagai angkatan keempat. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna sehingga dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun semoga Alloh SWT memberikan balasan yang melimpah kepada Bapak/Ibu, Saudara/Saudari. Aamiin
Surakarta,
Juli 2012
Penulis commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
iii
ABSTRAK ...........................................................................................................
iv
ABSTRACT ..........................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .........................................................................................
vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xiii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
5
A. Landasan Teori .............................................................................. .
5
1. Penyuluhan . ................................................................................
5
a. Pengertian . .............................................................................
5
b. Tujuan Penyuluhan . ...............................................................
5
commit to user c. Sasaran Penyuluhan ...............................................................
6
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Metode Penyuluhan . ..............................................................
7
e. Media atau Alat Bantu Penyuluhan . ......................................
8
2. Makanan Pendamping ASI ........................................................
9
a. Pengertian ..............................................................................
9
b. Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI .....................
9
c. Syarat Pemberian Makanan Pendamping ASI .......................
10
d. Jenis Makanan Pendamping ASI............................... .............
11
e. Makanan yang Sebaiknya Diberikan sebagai Makanan Pendamping ASI.....................................................................
18
f. Panduan Dasar Pemberian Makan............................... ...........
19
g. Pola Pemberian Makanan ............................... .......................
19
3. Pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak……….
21
B. Kerangka Konsep .............................................................................
22
C. Hipotesis . ........................................................................................
22
BAB III. METODOLOGI ..................................................................................
23
A. Desain Penelitian .............................................................................
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
23
C. Populasi Penelitian ...........................................................................
24
D. Sampel dan Teknik Sampling ..........................................................
24
E. Kriteria Retriksi ...............................................................................
25
F. Definisi Operasional ........................................................................
25
G. Cara Kerja ........................................................................................
26
commit user H. Pengolahan dan Analisis Datato .........................................................
30
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL PENELITIAN .........................................................................
32
A. Karakteristik Penelitian....................................................................
32
B. Analisis Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak ..............
36
BAB V. PEMBAHASAN ....................................................................................
38
A. Karakteristik Responden ..................................................................
38
B. Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak .............
40
BAB VI. SIMPULAN ..........................................................................................
43
A. Simpulan ..........................................................................................
43
B. Saran .................................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Formula Bahan Baku MP-ASI ..............................................................
12
Tabel 2.2 Pola Pemberian Makanan Bayi dan Anak Balita ..................................
18
Tabel 2.3 Pedoman pemberian makan pada bayi, anak usia 6-23 bulan yang mendapat ASI on demand.....................................................................
18
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...............................................................
23
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pertanyaan Tentang MP-ASI ........................................
26
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur ...............................................
30
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan.................... .................
31
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan..................................... ...
31
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan penghasilan....... ..............................
32
Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan jumlah anak ....................................
32
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan umur anak dengan MP-ASI............
33
Tabel 4.7 Hasil Pre Test dan Post Test Pengetahuan Ibu.................................... .
34
Tabel 4.8 Pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan....... ..........................
34
Tabel 4.9 Pengetahuan Ibu setelah dilakukan Penyuluhan ...................................
34
Tabel 4.10 Hasil Pre Test dan Post Test Pemilihan Jenis Makananan Tambahan
35
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konsep .............................................................................
20
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian.................................................... ........
21
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lampiran 3. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Lampiran 5. Surat Permohonan Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 6. Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Lampiran 7. Formulir Metode Recall 24 Jam Lampiran 8. Kuesioner Pengetahuan tentang Makanan Pendamping ASI dan Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 10. Leaflet Lampiran 11. Dokumentasi Lampiran 12. Resep Makanan Pendamping ASI Lampiran 13. Nilai Pengetahuan untuk Uji Validitas Lampiran 14. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 15. Daftar Responden Lampiran 16. Hasil Pemilihan Jenis Makana Tambahan pada Anak Lampiran 17. Output Uji Analisis Mc. Nemar
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Kekurangan gizi pada bayi dan anak akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Periode emas akan berubah menjadi periode kritis jika bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan yang sesuai kebutuhan gizinya. Periode ini akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Yuliarti, 2011). Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2006). Rekomendasi tersebut menekankan commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
bahwa makanan pendamping ASI bukan sebagai pengganti ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI. Kegiatan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pangan dan Gizi Buruk tahun 2011–2015 segera dilaksanakan yaitu seluruh perbaikan gizi yang dilakukan diharapkan dapat menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita dari 17,9% tahun 2010 menjadi 15,5% pada tahun 2015 (Bappenas, 2011). Peran serta orang tua terutama ibu mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam usaha untuk mewujudkan keluarga sadar gizi. Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI yang tepat sangat berperan, sebab dengan pengetahuan yang baik tentang pemberian makanan pendamping ASI maka ibu akan mampu menyusun menu yang baik bagi anak sesuai dengan kebutuhan gizinya. Diharapkan masalah gizi pada balita secara perlahan akan menurun dan dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan alasan di atas menjadi suatu ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak di Posyandu Bahagia Mojosongo Surakarta”. Pengetahuan yang cukup diharapkan dapat meningkatkan cakupan makanan pendamping ASI yang bermutu sehingga angka gizi kurang dapat menurun. Peneliti belum menemukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah “adakah pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada bayi, anak umur 6-24 bulan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pemilihan jenis makanan tambahan dominan pada bayi, anak umur 6-24 bulan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. b. Untuk menganalisis pengaruh penyuluhan pada ibu terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada bayi, anak umur 6-24 bulan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan informasi dan membuktikan secara ilmiah mengenai pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
2. Manfaat Aplikatif a. Bagi tenaga kesehatan Sebagai masukan agar lebih meningkatkan penyuluhan di bagian promosi kesehatan (promkes) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI pada ibu yang mempunyai bayi, anak usia 6-24 bulan b. Bagi ibu/orang tua Memberikan informasi kepada ibu yang mempunyai bayi, anak umur 624 bulan tentang makanan pendamping ASI. Meningkatnya pemahaman dan keterampilan ibu yang mempunyai bayi, anak umur 6-24 bulan dalam menyiapkan dan memberikan makanan pendamping ASI yang baik kepada bayi dan anak. c. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai data untuk mengembangkan penelitian oleh peneliti sendiri maupun peneliti yg lain khususnya tentang makanan pendamping ASI di masa yang akan datang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Penyuluhan a. Pengertian Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan
dengan
menyebarkan
pesan,
menanamkan
keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz dan Suryani, 2008). b. Tujuan Penyuluhan Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dengan melaksanakan cara hidup sehat dan dapat berperan serta aktif dalam upaya kesehatan (Syafrudin dan Fratidhina, 2009). Tujuan penyuluhan kesehatan terbagi menjadi tujuan jangka panjang yaitu terciptanya status kesehatan yang optimal, tujuan jangka menengah yaitu terciptanya perilaku sehat dan tujuan jangka pendek yaitu terciptanya pengertian, sikap, dan norma menuju kepada terciptanya perilaku sehat (Machfoedz, Suryani, Sutrisno, dan Santosa, 2005).
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
c. Sasaran Penyuluhan Sasaran penyuluhan dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Sasaran Primer yaitu sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. 2) Sasaran Sekunder yaitu individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran. 3) Sasaran Tersier yaitu para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/ kelurahan). (Machfoedz dan Suryani 2008) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah: 1) Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. 2) Tingkat Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi seseorang yang semakin tinggi maka semakin mudah pula dalam upaya seseorang menerima informasi baru. 3) Adat Istiadat Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat masih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan. 4) Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal. 5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. (Syafrudin dan Fratidhina, 2009) d. Metode Penyuluhan Metode yang akan digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat dapat dikelompokan menjadi du metode yaitu: 1) Metode didaktif Orang yang melakukan penyuluhan bersifat aktif, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberi kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan apapun atau bersifat satu arah (one way method). Yang termasuk dalam metode ini adalah: a) Secara langsung: ceramah. b) Secara tidak langsung: poster, media cetak (majalah, bulletin, surat kabar) dan media elektronik (radio, televisi). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
2) Metode sokratik Sasaran
penyuluhan
diberikan
kesempatan
mengemukakan
pendapatnya sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar sehingga terbina komunikasi dua arah (two way method). Yang termasuk dalam metode ini adalah: a) Langsung: diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi, bermain peran (role playing), sosiodrama, symposium, seminar dan studi kasus. b) Tidak langsung: penyuluhan kesehatan melalui telephone dan satelit komunikasi. e. Media atau Alat Bantu Penyuluhan Menurut
Sanjaya
(2008)
macam-macam
media
alat
bantu
penyuluhan dan pembelajaran pendidikan kesehatan meliputi: 1) Media uditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. 2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis. 3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
4) Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya a) Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide, transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector, slide projector, oferhead projector (OHP). b) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku bergambar, benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan), papan tulis, film chart, poster, boneka, phanthom, spanduk. Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, mudah memperoleh bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta tidak menimbulkan salah persepsi.
2. Makanan Pandamping ASI a. Pengertian Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006). b. Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi, anak mempunyai tujuan, yaitu : 1) Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi secara terusmenerus (Krisnatuti dan Yenrina, 2008). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2) Memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk keperluan hidup, memelihara kesehatan, dan untuk aktifitas sehari-hari. 3) Menunjang tercapainya tumbuh kembang yang optimal. 4) Mendidik anak supaya terbina selera dan kebiasaan makan yang sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan anak (IDAI, 2002). c. Syarat Pemberian Makanan Pendamping ASI Makanan pendamping ASI harus memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya. Makanan pendamping ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan jumlah yang mencukupi. Makanan bayi juga harus menghasilkan energi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Penambahan vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk memenuhi kelengkapan zat gizi yang dianjurkan. Penggunaan bahan makanan tambahan seperti penyedap, pewarna, pengawet, garam, dan pemanis hendaknya dibatasi seminimal mungkin (Krisnatuti dan Yenrina, 2008). Makanan pendamping ASI sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi. 2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cukup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
3) Dapat diterima dengan baik yaitu disukai, dibutuhkan dan terjangkau, memenuhi nilai sosial ekonomi, budaya dan agama serta berakar pada tradisi yang baik. 4) Dapat diterima oleh alat pencernaan bayi dengan baik. 5) Harganya relatif murah. 6) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang sudah tersedia secara lokal. 7) Bersifat padat gizi. 8) Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit. 9) Aman dikonsumsi yaitu bebas dari gangguan organisme pathogen, bebas racun dan bahan-bahan berbahaya lainnya. (Handajani dan Ishartani, 2006; Krisnatuti dan Yenrina, 2008) d. Jenis Makanan Pendamping ASI Secara umum terdapat dua jenis makanan pendamping ASI yaitu yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan makanan pendamping ASI lokal dan hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan makanan pendamping ASI pabrikan (Depkes, 2006). 1) Makanan Pendamping ASI lokal Makanan pendamping ASI lokal adalah makanan pendamping ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi sasaran (Depkes, 2006). Pemberian makanan pendamping ASI lokal memiliki beberapa dampak positif, antara lain ibu lebih memahami dan lebih terampil dalam membuat makanan pendamping ASI dari bahan pangan lokal sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat melanjutkan pemberian makanan pendamping ASI lokal secara mandiri, meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti PKK dan Posyandu, memiliki potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil pertanian, dan sebagai sarana dalam pendidikan atau penyuluhan gizi (Depkes, 2006). Makanan pendamping ASI lokal juga murah, kaya akan kandungan gizi dan tidak membosankan karena bisa digantiganti bahan (Handajani dan Ishartani, 2006). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di rumah a) Untuk menyiapkan makanan bayi harus mengikuti cara-cara yang bersih dan saniter. Bersih, artinya bebas dari kotoran, sedangkan saniter artinya bebas dari mikroba penyebab penyakit. b) Gunakan bahan makanan yang segar atau beku. c) Lakukan metode masak yang baik. Hal-hal yang harus diketahui antara lain pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan lebih baik dari penggorengan. Penggunaan microwave merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
metode penyiapan makanan yang paling baik terutama untuk sayuran karena air yang dibutuhkan pada proses pemasakan sedikit. d) Apabila akan menambahkan gula, tambahkan sedikit saja. Tahuntahun pertama usia bayi sebaiknya tidak menambahkan madu, karena kemungkinan madu mengandung Clostridium batulinum, suatu jenis mikroba yang tidak aman untuk bayi. e) Haluskan atau buat pure (bubur) buah segar yang telah dicuci bersih dan dikupas, seperti pisang, pepaya, pir dan melon. f) Makanan bayi yang dimasak di rumah dapat segera dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan di dalam lemari es selama satu atau dua hari, kemudian panaskan segera jika ingin diberikan kepada bayi. (Krisnatuti dan Yenrina, 2008) Pembuatan makanan pendamping ASI harus memenuhi gizi bayi dan balita, sehingga diperlukan bahan baku sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Bahan baku sumber karbohidrat dapat berupa padi-padian (serealia), umbi-umbian, pisang. Sumber protein dapat berupa protein nabati dan protein hewani. Sumber protein nabati yang umum digunakan adalah kacang-kacangan, dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu, sedang sumber protein hewani antara lain susu sapi, daging, ikan, dan telur (Handajani dan Ishartani, 2006). Formula makanan pendamping ASI dengan bahan baku lokal di Indonesia, antara lain: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Tabel 2. 1 Formula Bahan Baku MP-ASI No
Bahan penyusun
Perbandingan
1 2 3 4 5 6 7
Beras – kecipir Jagung – kecipir Beras – kedelai Beras – kecambah kedelai Beras – jagung - kecipir Beras – singkong - kedelai Beras – kacang tolo – gula minyak Beras – kacang hijau – gula - minyak Beras – kedelai – gula Jagung – kacang tolo – gula Jagung – kacang hijau – gula Jagung – gaplek – kacang hijau – kedelai Tapioka – kacang tolo – gula – minyak Jagung – kacang tolo – gula – minyak Tepung pisang – tepung kedelai – margarin – gula Pati garut – kacang hijau – tempe Ubi jalar – tempe – susu skim Ubi jalar – jagung – beras – kedelai Beras – ikan kering – sayur hijau – minyak sawit Beras – tempe – sayur hijau – tomat - minyak
50g : 50g 67g : 33g 70g : 30g 70g : 30g 30g : 40g : 30g 30g : 30g : 40g 9g : 82g : 3g : 6g 12g : 74g : 6g : 8g 65g : 25g : 10g 60g : 30g : 10g 60g : 25g : 15g
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Energi (kkal) 380 373 423 356 381 399 417
Protein (g) 21,2 19,9 16,7 10,1 14,5 15,4 19,4
386
20,4
425 355 370
16,1 13,5 13,5
30g : 30g : 30g : 10g 6g : 75g : 12g : 7g 10g : 80g : 3g : 7g 50g : 35g : 5g : 10g 40g : 50g : 10g
370
17
382
17,7
388
21,7
371
13,5
430
15,6
41g : 19g : 40g
437
20,1
20g : 20g : 30g : 30g 40g : 6g : 40g : 10g 45g : 20g : 40g : 30g : 10g
378
16,2
268
7,6
238
8,0
Sumber : Handajani dan Ishartani, 2006 Makanan pendamping ASI harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga diperlukan pengetahuan dan keterampilan ibu untuk menyediakan makanan pendamping ASI yang tepat dan bermutu sesuai dengan kemampuan dan ketesediaan bahan makanan setempat (Depkes, 2006). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Salah satu resep yang direkomendasikan Depkes (2006) yang telah diuji kelayakannya adalah formula telur. Resep untuk membuat formula telur adalah : Bahan : Beras
: 50 gram (4 sendok makan)
Telur ayam
: 25 gram (½ butir)
Bayam
: 25 gram (1 ¼ ikat kecil)
Minyak
: 5 gram (½ sendok makan)
Garam
: 1 gram (¼ sendok teh)
Air
: secukupnya
Cara membuat : a) Beras dicuci bersih, tambahkan 2 gelas air dan masak menjadi bubur. b) Telur diorak arik dengan minyak, masukkan kedalam bubur tambahkan garam. c) Terakhir masukkan bayam yang telah dirajang halus, masak terus dengan api kecil hingga matang. d) Haluskan dengan blender atau disaring. 2) Makanan Pendamping ASI pabrikan Makanan
pendamping
ASI
pabrikan
adalah
makanan
pendamping ASI hasil pengolahan pabrik (Depkes, 2006). Makanan bayi ini tersedia dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
yang dapat dimakan secara langsung atau dapat dijadikan bubur (Krisnatuti dan Yenrina, 2008). Keuntungan dari makanan pabrikan atau komersial antara lain praktis dan dapat mengurangi sisa makanan karena ibu bisa membuka botol kecil untuk setiap makan. Zat tambahan dan pengawet dalam makanan komersial dibatasi dan bahan yang digunakan telah diteliti kandungan pestisidanya. Makanan pabrikan bersifat lebih tahan lama dan praktis dalam penyajiannya. Jenis makanan pendamping ASI yang dipilih dan diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi keluarga (Handajani dan Ishartani, 2006). Makanan pabrikan memiliki harga yang relatif mahal dan nilai gizinya pun kalah dibandingkan dengan makanan yang diramu dengan resep lokal dalam takaran gram yang sama. Keluarga yang tergolong tidak mampu dikhawatirkan akan menghemat makanan agar tidak cepat habis, pemberiannya sedikit atau diberi air yang lebih banyak dan tidak menuruti anjuran takaran yang semestinya sehingga kebutuhan bayi, anak tidak terpenuhi (Arisman, 2007). Membuat makanan bayi harus memenuhi petunjuk dan mempertimbangkan hal-hal berikut : a) Formula Formula harus dibuat berdasarkan angka kecukupan gizi bayi dan balita, bahan baku yang diizinkan, kriteria zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
b) Teknologi proses Pemilihan teknologi proses berkaitan dengan spesifikasi produk yang diinginkan, tingkat sanitasi dan higienitas yang dikehendaki, faktor keamanan pangan, serta mutu akhir produk. c) Higiene Produk jadi makanan pendamping ASI harus memenuhi syaratsyarat seperti bebas dari mikroorganisme patogen, bebas dari kontaminan hasil pencemaran mikroba penghasil racun atau alergi, bebas racun, harus dikemas tertutup sehingga terjamin sanitasinya dan disimpan di tempat yang terlindung. d) Pengemas Kemasan yang dipakai harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu inderawi produk (dari segi penampakan, aroma, rasa dan tekstur), serta mampu melindungi mutu produk selama jangka waktu tertentu. e) Label Persyaratan label makanan bayi harus mengikuti codex standard 146-1985, dengan informasi yang jelas, tidak menyesatkan konsumen, komposisi bahan-bahan tercantum dalam kemasan, nilai gizi produk dan petunjuk penyajian. (Krisnatuti dan Yenrina, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
e. Makanan yang Sebaiknya Diberikan sebagai Makanan Pendamping ASI Makanan yang kaya akan zat besi merupakan pilihan utama karena setelah usia 6 bulan nutrien yang paling sulit terpenuhi kebutuhannya adalah zat besi. Makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras karena beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling kurang. Gandum dan campuran serealia lainnya sebaiknya ditunda hingga usia 8 bulan untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan masalah pencernaan (IDAI, 2010). Keamanan pangan untuk makanan bayi juga harus diperhatikan. Beberapa isu keamanan pangan tentang makanan bayi menurut IDAI (2010) antara lain: 1) Madu merupakan sumber C. botulium yang dapat menyebabkan botulism karenanya tidak boleh diberikan kepada bayi kurang dari 1 tahun. 2) Telur dan ayam harus dimasak sampai matang untuk mencegah Salomonelosis. 3) Bit, wortel, sawi, bayam dan lobak mengandung nitrat tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya methemoglobinemia, oleh karenanya tidak boleh diberikan kepada bayi usia < 6 bulan. 4) Susu sapi tidak boleh diberikan pada bayi < 1 tahun karena kandungan Fe rendah, tinggi Na, K, Cl dan mineral lainnya sehingga akan membebani ginjal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
5) Makanan kalengan umumnya berkadar garam tinggi atau ada tambahan gula sehingga tidak cocok untuk digunakan pada makanan bayi. 6) Makanan berukuran kecil, keras dan bulat serta lengket dapat menyebabkan tersedak. f. Panduan Dasar Pemberian Makan Pemberian makanan tidak mempunyai urutan khusus dalam pengenalan bahan makanan yang diberikan bayi. Makanan harus aman, bergizi, dengan tekstur sesuai kemampuan bayi. Makanan dimulai dengan tekstur yang lembut/halus dan konsistensinya masih agak encer, selanjutnya secara bertahap tekstur dan konsistensinya ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar. Pemberian makanan dimulai dengan jumlah sedikit (1-2 sendok teh) pada saat pengenalan makanan, bertahap ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia (IDAI, 2010). Jenis makanan dikenalkan satu persatu sebelum diberikan berupa campuran dengan jarak 2-3 hari (4-7 hari bila terdapat riwayat alergi) agar bayi dapat mengenali rasa dan aroma setiap jenis makanan baru (rasa wortel, apel, daging ayam/sapi, dan sebagainya). Semua peralatan dan tangan dicuci sebelum digunakan (IDAI, 2010). g. Pola Pemberian Makanan Bentuk makanan tambahan yang diberikan kepada balita dapat disesuaikan dengan pola makanan sebagaimana tabel 2.2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Tabel 2.2 Pola Pemberian Makanan Bayi dan Anak Balita USIA (BULAN)
ASI MAKANAN LUMAT
BENTUK MAKANAN MAKANAN MAKANAN LEMBIK KELUARGA
0-6* 6-8 9-11 12-23 24-59
Ket 6* = 5 bulan 29 hari Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2011 Tatacara pemberian makanan pendamping ASI mulai dari tekstur, konsistensi, frekuensi dan jumlah perkali makan sesuai golongan umur dapat dilihat dalam tabel 2.3. Tabel 2. 3 Pedoman pemberian makan pada bayi, anak usia 6-23 bulan yang mendapat ASI on demand Umur
Tekstur
Frekuensi
6-8 bulan
Mulai dengan bubur halus, lembut, cukup kental dilanjutkan bertahap menjadi kasar
2-3x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsu makannya, dapt diberikan 1-2x selingan
9-11 bulan
Makanan yang dicincang halus atau disaring kasar, ditingkatkan semakin kasar sampai makanan bisa dipegang/diambil dengan tangan Makanan keluarga, bila perlu masih dicincang atau disaring kasar
3-4x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsu makannya, dapt diberikan 1-2x selingan
12-23 bulan
3-4x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsu makannya, dapt diberikan 1-2x selingan
Sumber: IDAI, 2010 commit to user
Jumlah rararata/kali makan Mulai dengan 2-3 sendok makan (sdm)/kali ditingkatkan bertahap sampai ½ mangkok (=125 ml) ½ mangkok (=125 ml)
¾ sampai 1 mangkok (175250 ml)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
3. Pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak Penyuluhan merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Klien yang bermasalah, berperilaku yang tidak sehat, setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki perilaku pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang (Machfoedz dan Suryani 2008). Upaya perbaikan gizi dapat dilakukan dengan sejumlah kegiatan yang bertumpu kepada perubahan perilaku dengan cara mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) salah satunya dengan penyuluhan. Keluarga didorong untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dan memberikan MP-ASI yang cukup dan bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Secara umum terdapat dua jenis MP-ASI yaitu hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-ASI pabrikan dan yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal (Depkes, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
B. Kerangka konsep Faktor- faktor yang mempengaruhi penyuluhan: 1. Pendidikan 2. Sosial ekonomi 3. Adat istiadat 4. Kepercayaan masyarakat 5. Ketersediaan waktu
Penyuluhan: makanan pendamping ASI
Pengetahuan
Pemilihan Jenis Makanan Tambahan
Faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan tambahan: 1. Tingkat Pendidikan 2. Akses informasi 3. Tingkat pendapatan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Keterangan : Diteliti Tidak diteliti
C. Hipotesis Ada pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI
A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi exsperimental design), karena merupakan penelitian lapangan dimana variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan sebelum dan sesudah intervensi pada satu kelompok (one group pre test-post test design). Sebuah rancangan penelitian dengan menggunakan test awal kemudian dilakukan perlakuan dalam jangka waktu tertentu kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya sebagai test akhir yang dilakukan pada satu kelompok (satu subjek) adapun skema rancangannya sebagai berikut (Taufiqurrahman, 2008) : O1
(X)
O2
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Keterangan: O1
: Pengamatan sebelum intervensi
X
: Intervensi ( Penyuluhan MP-ASI)
O2
: Pengamatan sesudah intervensi
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu Bahagia, Desa Mojosongo, commit user April-Juli 2012. Kecamatan Jebres, Kota Surakarta padatobulan
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
C. Populasi Penelitian 1. Populasi Target Merupakan populasi yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian (Nursalam, 2009). Populasi target penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi, anak umur 6-24 bulan di Posyandu Bahagia, Desa Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. 2. Populasi Aktual Populasi aktual penelitian ini adalah 31 ibu menyusui yang mempunyai bayi, anak umur 6-24 bulan di Posyandu Bahagia, Desa Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta pada bulan Juli.
D. Sampel dan Teknik Sampling Sampel pada penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Menurut Arikunto (2006) bila jumlah populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sebagai sampel. Untuk keperluan data statistik, dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 31 ibu menyusui yang mempunyai bayi, anak berusia 6-24 bulan di Posyandu Bahagia, Desa Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2007). Pertimbangan peneliti yaitu karena keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia serta pada penelitian ini yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
menjadi kriteria dalam pemilihan sampel adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi, anak umur 6-24 bulan.
E. Kriteria Restriksi 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. a. Ibu yang mempunyai bayi, anak usia 6-24 bulan. b. Ibu menyusui. c. Ibu tidak cacat. d. Bersedia menjadi responden. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi antara lain subjek menolak untuk menjadi responden dan tidak hadir saat penyuluhan.
F. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1.
Variabel Independent: Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI
Definisi Operasional
Pengukuran Alat Ukur Skala
Memberikan informasi kesehatan Lembar tentang pengertian, tujuan, syarat, Observasi : jenis makanan pendamping ASI, a. SAP makanan yang sebaiknya b. Presensi diberikan sebagai makanan pendamping ASI, panduan dasar dan pola pemberian makanan pendamping ASI. Media yang digunakan leaflet, power point commit to user dan LCD.
Nominal:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
2.
3.
Dependent : Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak
Luar Dikendalikan Pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI
Ibu memilih jenis asupan Kuesioner 3 Nominal: makanan tambahan dominan yang day diet a. Lokal akan diberikan kepada anaknya. recall b. Pabrikan Jenis makanan tambahan dibagi menjadi makanan lokal dan pabrikan. Makanan lokal adalah bahan makanan atau makanan yang tersedia dan mudah diperoleh di wilayah setempat dengan harga yang terjangkau. Makanan pabrikan adalah makanan jadi hasil olahan pabrik. Dalam hal ini peneliti memilih makanan tambahan dominan dengan cut off point dalam penelitian ini adalah 75%. Makanan tambahan lokal ≥ 75% konsumsi harian buatan sendiri. Makanan tambahan pabrikan ≥ 75% konsumsi harian buatan pabrik (Arumningtyas, 2010).
Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner Nominal: atau dijawab oleh sampel tentang pengetahuan a. Baik makanan pendamping ASI. b. Tidak Pengetahuan ibu dikatakan baik jika ≥ mean dan dikatakan tidak baik jika < mean.
G. Cara kerja 1. Intervensi Tahap pengumpulan data diawali dengan menentukan sampel yang terdiri dari 31 ibu menyusui yang mempunyai bayi, anak berusia 6-24 bulan sebagai kelompok eksperimen. Peneliti melakukan pre test dengan mendatangi ke rumah responden (door to door) lalu memberikan kuesioner commit to user pengetahuan tentang makanan pendamping ASI dan mewawancarai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
responden tentang makanan yang telah diberikan kepada bayi, anaknya menggunakan kuesioner 3 day diet recall. Peneliti memberikan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI dengan ceramah, diskusi dan curah pendapat. Media yang digunakan adalah leaflet, power point dan LCD. Leaflet diberikan saat penyuluhan dengan materi yang hamper sama dengan leaflet. Sampel diberikan post test berupa pemberian kuesioner pengetahuan makanan pendamping ASI untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan. 15 hari kemudian dilakukan post test dengan mewawancarai sampel tentang makanan yang telah diberikan kepada bayi, anaknya menggunakan kuesioner 3 day diet recall. Hal ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak berdasarkan hasil pre test dan post test.
2. Instrumentasi a. Pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI Kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI sebagai akibat dari pemberian penyuluhan. Kuesioner pengetahuan berisi 30 pernyataan tentang makanan pendamping ASI dengan tipe pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian jawaban benar mendapat nilai 1 sedangkan jawaban salah mendapat nilai 0. Kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pernyataan tentang MP-ASI No Pertanyaan Nomor Item 1, 2(*), 3, 4(*), 5(*), 6 2 Tujuan MP-ASI 7(*), 8 3 Syarat MP-ASI 9, 10, 11, 12(*), 13(*) 4 Jenis MP-ASI 14, 15, 16, 17(*), 18 5 Makanan yang sebaiknya diberikan 19, 20(*), 21(*), dan tidak diberikan sebagai MP- 22 ASI 6 Panduan dasar pemberian makan 23, 24, 25, 26(*) 7 Pola pemberian makanan 27, 28, 29, 30 Jumlah Ket (*) = tidak valid 1
Pengertian MP-ASI
Jumlah Soal 6 2 5 5 4
4 4 30
b. Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak Alat ukur yang digunakan berupa kombinasi antara diet recall dengan daftar bahan makanan penukar yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut agar lebih representatif (Sanjur, 1997) yang dikutip dalam Supariasa (2012). Diet recall digunakan untuk mengetahui jenis makanan tambahan dominan yang dipilih ibu dengan cut off point dalam penelitian ini adalah 75%. Makanan tambahan lokal apabila ≥ 75% konsumsi harian buatan sendiri, sedangkan makanan tambahan pabrikan apabila ≥ 75% konsumsi harian buatan pabrik. 3. Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner pengetahuan tentang makanan pendamping ASI diberikan kepada responden, kuesioner diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
a. Uji validitas Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi point bi serial karena nilai bersifat dikotomi (Azwar, 2004). Uji validitas kuesioner dibantu dengan menggunakan program SPSS 17. Tingkat hubungan dinyatakan sebagai koefisien-koefisien yang dihitung berdasarkan dua kelompok nilai. Secara keseluruhan uji validitas didapatkan analisa bahwa rhitung jika dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30 di dapat rtabel 0,361. Maka rhitung lebih besar rtabel, sehingga angket penelitian dikatakan valid. Hasil perhitungan nilai rhitung dari 30 item pertanyaan di dapatkan hasil ada 10 pertanyaan yang tidak valid yaitu item pernyataan no 2, 4, 5, 7, 12, 13, 17, 20, 21, dan 26, sehingga tersisa 20 pertanyaan yang valid. Item pernyataan yang tidak valid dihapus karena item pernyataan yang valid telah mewakili semua indikator kisi-kisi tentang makanan pendamping ASI. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas suatu instrumen pengukuran dimaksudkan untuk melihat seberapa
jauh
instrumen
tersebut
menunjukkan
konsistensi
bila
pengukuran dilakukan oleh orang yang sama pada saat yang berbeda, atau oleh orang yang berbeda pada obyek yang sama (Fajar, 2009). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen dengan data yang bersifat dikotomi (1 dan 0) dengan menggunakan rumus KR-20 (Sugiyono, 2007). Uji reliabilitas kuesioner dibantu dengan menggunakan program SPSS 17.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Pengujian reliabilitas didasarkan pada semua item pertanyaan yang valid dari hasil pengujian validitas, dari semua item pertanyaan tersebut dalam mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI didapat 20 soal yang valid, selanjutnya akan di uji reliabilitas pada rtabel untuk N jumlah soal yang valid. Hasil perhitungan didapat nilai r KR-20 = 0,818, dengan rtabel pada N pertanyaan = 20 dengan tingkat kepercayaan 5% adalah 0,444 karena rhitung (0,818) lebih besar rtabel (0,444) maka dikatakan reliabel atau bila digunakan pada waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang relatif sama.
H. Pengolahan dan Analisis Data Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Editing Memeriksa data, menghindari hitungan atau pengukuran yang salah, memeriksa jawaban. 2. Coding Memberi kode jawaban dengan cara angka atau kode lain yaitu jawaban yang benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0. 3. Entry Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
4. Tabulating Dari data mentah (raw data) di lakukan penataan data kemudian menyusun dalam bentuk tabel distribusi atau tabel silang. 5. Analiting Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mc. Nemar. Uji Mc. Nemar digunakan karena variabel dependent dalam penelitian ini berskala nominal. Uji Mc. Nemar menekankan pada aspek pengujian sebelum dan sesudah perlakuan. Uji Mc Nemar digunakan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak. Proses analisis data dibantu dengan menggunakan program SPSS 17, dengan tingkat signifikasi (p) yang akan digunakan adalah 5% (SPSS’s devault). Kriteria pengujian yaitu dengan H0 diterima (H1 ditolak) apabila 02 ≤ 2 1 dan H0 ditolak (H1 diterima) apabila
02 > 2 1 (Hasan, 2010). H0 diterima jika p > 0,05 dan H0 ditolak jika p < 0,05 ( Santosa, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak yang dilakukan di Posyandu Bahagia RW 29 Mojosongo, Jebres, Surakarta. Penelitian dilakukan dengan mengukur jenis makanan tambahan pada anak di awal (pre test) kemudian dilakukan penyuluhan setelah itu dilanjutkan dengan pengukuran jenis makanan tambahan pada anak (post test). Keseluruhan subjek dalam penelitian ini sebanyak 31 responden, adapun hasil penelitian sebagai berikut: A. Karakteristik Penelitian 1. Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur Umur < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Total Sumber : Data Primer, 2012
Frekuensi 2 25 4 31
Persentase (%) 6,45 80,65 12,90 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dari 31 responden, mayoritas responden berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 25 orang (80,65%) dan minoritas responden berusia kurang dari 25 tahun yaitu sebanyak 2 orang (6,45%).
commit to user
32
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan Pendidikan Frekuensi SD 9 SMP 9 SMA 11 Sarjana 2 Total 31 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 29,03 29,04 35,48 6,45 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan dari 31 responden, mayoritas responden dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 11 orang (35,48%) dan minoritas responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 2 orang (6,45%). 3. Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Ibu Rumah Tangga 23 Wiraswasta 8 Pegawai Negeri 0 Total 31 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 74,19 25,81 0 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan dari 31 responden, mayoritas responden dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 23 orang (74,19%) dan minoritas responden dengan pekerjaan sebagai commit to user wiraswasta sebanyak 8 orang (25,81%).
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Penghasilan Karakteristik responden berdasarkan penghasilan dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan penghasilan Penghasilan Frekuensi ≤ 500.000 19 500.000-1.000.000 9 ≥ 1.000.000 3 Total 31 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 61,29 29,03 9,68 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan dari 31 responden, mayoritas responden mempunyai penghasilan ≤ 500.000 yaitu sebanyak 19 orang (61,29 %) dan minoritas responden mempunyai penghasilan ≥ 1.000.000 yaitu sebanyak 3 orang (9,68%). 5. Jumlah Anak Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan jumlah anak Jumlah Anak Frekuensi 1 20 2 6 ≥3 5 Total 31 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 64,52 19,35 16,13 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan dari 31 responden, mayoritas responden mempunyai 1 anak yaitu sebanyak 20 orang (64,52%) dan minoritas responden mempunyai anak lebih dari sama dengan 3 yaitu sebanyak 5 reponden (16,13%). commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Umur Anak dengan MP-ASI Karakteristik responden berdasarkan umur anak dengan MP-ASI dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan umur anak dengan MP-ASI Umur Anak Frekuensi 6-12 bulan 9 13-24 bulan 22 Total 31 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 29,03 70,97 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan dari 31 responden, mayoritas responden mempunyai anak berumur 12-24 bulan yaitu sebanyak 22 orang (70,97 %) dan minoritas responden mempunyai anak berumur 6-12 bulan yaitu sebanyak 9 orang (29,03%). 7. Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI Pre test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dasar responden sebelum diberikan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI. Post test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI. Pre test dan post test dilakukan untuk mengetahui apakah penyuluhan yang dilakukan peneliti berhasil atau tidak. Tabel 4.7 Hasil Pre Test dan Post Test Pengetahuan Ibu Mean + Pre Test 13.32 Post Test 15.48 Sumber : Data Primer, 2012
Standar Deviasi 2.809 1.964
commit to user
Skor Tertinggi 18 18
Skor Terendah 5 12
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kriteria tingkat pengetahuan responden berdasarkan baik tidaknya dihitung dengan dasar : baik jika persentase nilai ≥ mean dan tidak jika persentase nilai < mean. Dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Pengetahuan ibu sebelum dilakukan penyuluhan Pengetahuan Frekuensi Baik 16 Tidak 15 Jumlah 31 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 51,61 48,39 100
Hasil penelitian pada tabel 4.8 menunjukkan 16 (51,61%) responden dengan pengetahuan baik atau nilai ≥ mean (13.32) dan 15 (48,39%) responden dengan pengetahuan tidak baik atau nilai < mean (13.32). Tabel 4.9 Pengetahuan ibu setelah dilakukan penyuluhan Pengetahuan Frekuensi Baik 18 Tidak 13 Jumlah 30 Sumber : Data Primer, 2012
Persentase (%) 58,06 41,94 100
Hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan 18 (58,06%) responden dengan pengetahuan baik atau nilai ≥ mean (15,48) dan 13 (41,94%) responden dengan pengetahuan tidak baik atau nilai < mean (15,48).
B. Analisis Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI
terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak Pre test dilakukan untuk mengetahui pemilihan jenis makanan tambahan yang diberikan responden kepada anaknya sebelum diberikan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI. Post test dilakukan untuk mengetahui commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemilihan jenis makanan tambahan yang diberikan responden kepada anaknya sesudah diberikan penyuluhan. Tabel 4.10 Hasil Pre Test dan Post Test Pemilihan Jenis Makanan Tambahan
Jenis Makanan Lokal Tambahan Sebelum Pabrikan Penyuluhan Total Sumber : Data Primer, 2012
Jenis Makanan Tambahan Sesudah Total Penyuluahan Lokal Presentase Pabrikan Presentase (%) (%) 14 45,16 2 6,45 16 10
32,26
5
16,13
15
24
77,42
7
22,58
31
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang sebelum dan sesudah penyuluhan memilih jenis makanan tambahan lokal ada 14 (45,16%). Responden yang sebelum penyuluhan memilih makanan tambahan lokal dan sesudah pemyuluhan memilih makanan tambahan pabrikan ada 2 (6,45%). Responden yang sebelum dan sesudah penyuluhan memilih jenis makanan tambahan pabrikan ada 5 (16,13%). Responden yang sebelum penyuluhan memilih makanan tambahan pabrikan dan sesudah pemyuluhan memilih makanan tambahan lokal ada 10 (32,26%). Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik dengan Menggunakan Uji Mc. Nemar Value McNemar Test N of Valid Cases 31 a. Binomial distribution used.
Exact Sig. (2-sided) .039a
Pengujian data menggunakan uji statistic Mc. Nemar menunjukan nilai p = 0,039, dimana nilai p < 0,05 (0,039 < 0,05). Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 20-35 tahun (80,65%). Berdasarkan data tersebut maka disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu-ibu yang masih dalam masa produktif dimana pada masa tersebut daya tangkap ibu terhadap segala bentuk informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan akan memperluas pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pada aspek psikologis taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007). Sebagian besar responden mempunyai pendidikan sampai tingkat SMA (35,48%). Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya (Syafrudin dan Fatridhina, 2009). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan yang semakin tinggi membuat seseorang semakin mudah mendapat informasi (Wawan dan Dewi, 2010). Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT). Status pekerjaan ibu dapat berpengaruh terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan commit to user
38
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan. Ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengakses informasi melalui media elektronik dan juga mengikuti kegiatan masyarakat seperti PKK, arisan RT dan lainnya. Pada saat perkumpulan ibu-ibu di PKK akan terjadi komunikasi, saling bertukar informasi dan pengalaman antara ibu-ibu (Soekanto, 2002). Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
responden
berpenghasilan ≤ 500.000 (61,29%). Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru (Syafrudin dan Fatridhina, 2009). Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai 1 anak (64,52%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden belum mempunyai cukup pengalaman dalam pemberian makanan pendamping ASI. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Pengalaman pribadi juga dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dan bisa menjadi dasar pembentukan sikap, dimana pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat, karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dapat terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional (Azwar, 2009). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan sebesar 13,32 sesudah dilakukan penyuluhan rata-rata skor pengetahuan meningkat menjadi 15,48. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dikarenakan responden mendapatkan intervensi berupa penyuluhan. Hasil post test menunjukkan bahwa penyuluhan commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan informasi merata kepada responden sehingga responden dapat melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz dan Suryani, 2008).
B. Pengaruh Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI terhadap Pemilihan Jenis Makanan Tambahan pada Anak Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz dan Suryani, 2008). Hasil penelitian menunjukan responden yang sebelum dan sesudah penyuluhan memilih jenis makanan tambahan lokal ada 14 (45,16%). Responden yang sebelum penyuluhan memilih makanan tambahan lokal dan sesudah penyuluhan memilih makanan tambahan pabrikan ada 2 (6,45%). Responden yang sebelum dan sesudah penyuluhan memilih jenis makanan tambahan pabrikan ada 5 (16,13). Responden yang sebelum penyuluhan memilih makanan tambahan pabrikan dan sesudah penyuluhan memilih makanan tambahan lokal ada 10 (32,26). Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mc. Nemar menunjukkan nilai 0,039 (p < 0,05). Maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya “ada pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak”. Adanya perubahan perilaku dikarenakan responden mendapatkan intervensi berupa penyuluhan (Machfoedz dan Suryani 2008).
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fitriani (2011) menyatakan bahwa suatu penyuluhan dapat diukur hasilnya melalui knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan practice (perilaku). Responden
mengalami
peningkatan
pengetahuan
sehingga
akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan bagi dirinya dan mulai mencoba perilaku baru (Wawan dan Dewi, 2010). Pemilihan jenis makanan juga dipengaruhi dari kegiatan Posyandu dimana setiap pelaksanaannya selalu ada pemberian makanan tambahan lokal. Kegiatan penyuluhan akan lebih mudah dalam penyampaiannya ketika responden tingkat pendidikannya sudah baik, hal ini
berpengaruh pada
penerimaan informasi yang diberikan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Wawan dan Dewi, 2010). Penyuluhan yang dilakukan harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. Hal ini berkaitan dengan tingkat partisipasi dari masyarakat. Keberhasilan dari sebuah penyuluhan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat dan ketersediaan waktu masyarakat (Syafrudin dan Fratidhina, 2009). Beberapa penelitian sejenis juga dilakukan oleh Wigati (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang penyakit degeneratif terhadap keaktifan lansia dalam kegiatan di Posyandu lansia Krida Dharma Wreda Kelurahan Jebres. Penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi dengan dua kelompok sampel. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh Vanesha (2011) menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan tentang kanker leher rahim dan perilaku deteksi dini pada wanita di dusun Joho Desa Joho Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak. Namun demikian, penelitian ini masih memiliki kelemahan, yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi dimana variabel-variabel yang seharusnya dikontrol tidak dapat atau sulit dilakukan. 2. Penelitian ini masih terdapat beberapa variabel luar yang belum dapat dikendalikan seperti tingkat pendapatan keluarga dan pendidikan orang tua 3. Penelitian ini lebih baik apabila dilakukan pada populasi yang lebih luas, dengan sampel yang lebih banyak dan menggunakan simple random sampling. 4. Penelitian ini lebih baik apabila dilakukan dengan waktu yang lebih lama sehingga konsumsi makanan bisa lebih diobservasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Responden yang sebelum dan sesudah penyuluhan memilih jenis makanan tambahan lokal ada 14. Responden yang sebelum penyuluhan memilih makanan tambahan lokal dan sesudah pemyuluhan memilih makanan tambahan pabrikan ada 2. Responden yang sebelum dan sesudah penyuluhan memilih jenis makanan tambahan pabrikan ada 5. Responden yang sebelum penyuluhan memilih makanan tambahan pabrikan dan sesudah penyuluhan memilih makanan tambahan lokal ada 10. 2. Ada pengaruh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI terhadap pemilihan jenis makanan tambahan pada anak. Hasil uji analisis dengan Mc. Nemar adalah nilai signifikansi (p) sebesar 0,039 (p<0,05), ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja (H1) diterima.
B. Saran 1. Tenaga Kesehatan/Kader Meningkatkan penyuluhan di bagian promosi kesehatan (promkes) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI pada ibu yang mempunyai bayi, anak usia 6-24 bulan. commit to user
43
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Ibu/orang tua Meningkatnya pemahaman dan keterampilan ibu dalam menyiapkan dan memberikan makanan pendamping ASI yang baik kepada bayi dan anak. 3. Peneliti selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, tidak hanya dengan pemberian penyuluhan tetapi demonstrasi pembuatan makanan tambahan lokal yang baik dan waktu yang lebih lama untuk memantau perubahan perilaku.
commit to user