PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN AN NASIKHATUL ISLAMIYAH TERHADAP PENINGKATAN SILATURAHIM JAMAAHNYA DI KABUPATEN KEBUMEN
SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Siti Nur Khamadah 1102055
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
ب
SKRIPSI
PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN AN NASIKHATUL ISLAMIYAH TERHADAP PENINGKATAN SILATURAHIM JAMAAHNYA DI KABUPATEN KEBUMEN
Disusun oleh Siti Nur Khamadah 1102055 Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 28 Januari 2008 dan dinyatakan telah lulus memenuhi sarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan / Pembantu Dekan
Anggota Penguji Penguji I
Drs. Ali Murtadho, M.Pd NIP. 150 274 618
Drs. H. Moh. Zuhri, M.Ag NIP. 150 089 424
Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing
Penguji II
Dra. Hj. Siti Sholihati, M.A NIP. 150 247 011
Drs. H. M. Alfandi, M.Ag NIP. 150 279 719
ج
MOTTO
ﺍﺭﻭ ِّﻻ ﹶﺘ ﹶﻨﻔ ﹶﺍ ﻭﺭﻭ ﺸ ِّ ﺒ ﻭ ﺍﺭﻭ ﺸ ِ ﻌ ﻻ ﹸﺘ ﹶﺍ ﻭﺭﻭ ﺸ ﻴ ﹼ ﻭ ﻭ ﻤ ﻋِّﻠ ﺕ ﺴ ﹸﻜ ﹾ ﻴ ﻡ ﹶﻓ ﹾﻠ ﺩ ﹸﻜ ﺤ ﺎ ﹶﺍﻀﺒ ﻏ ﻭِﺇﺫﹶﺍ ﹶ Belajarlah, buatlah mudah jangan kau persulit, buatlah senang jangan engkau susah, dan jika salah satu diantara kamu marah maka diamlah. (al-Hadits)
د
PERSEMBAHAN Dengan setulus hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Rama (Samingun) dan Biyung (Amanah) tercinta yang senantiasa mencintai putra-putranya tanpa cela dan tiada tara. 2. Keluargaku tersayang (Yayu Inarotul, Yu Ibad, Yu Nur, dek Wafi, kang Adrongi, kang Dany, dek Zani dan dek Ulil) yang selalu memberikan kebahagiaan dalam keluarga. 3. Mas Tafsirul Anam tercinta, yang selalu mengasihi, mendukung, dan memberi support dalam penulisan skripsi ini. Sahabat seperjuangan yang selalu bersama-sama menempuh kehidupan di kampus dalam suka maupun duka.
ﻩ
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka. Semarang, 28 Januari 2008
Siti Nur Khamadah
و
ABSTRAKSI Skripsi ini berjudul "Pengaruh Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Terhadap Peningkatan Silaturahim Jamahnya Di Kabupaten Kebumen." Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Yang meneliti tentang apakah ada pengaruh mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturrahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen. Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari obyek penelitian. Untuk mengumpulkan data alat yang digunakan adalah angket/kuesioner yang dibagikan kepada 64 jamaah An Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen. Setelah angket disebar kemudian penulis menganlisisnya dengan analisis regresi satu prediktor. Analisis ini digunakan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen. Adapun hasilnya sebagai berikut: -
Terdapat pengaruh antara mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen, dengan keeratan hubungan pada korelasi pearson maka angka yang ditunjukkan dengan angka sebesar 0,355, yaitu menunjukkan besarnya pengaruh variabel X terhadap Y
-
Nilai koefisien determinasi sebesar 12,6% besarnya peningkatan silaturahim jamaah An-Nasikhatul Islamiyah ditentukan oleh mengikuti pengajian AnNasikhatul Islamiyah, sedangkan sisanya sebesar 87,4% ditentukan oleh faktor lain di luar penelitian seperti keluarga, pengajian-pengajian lain dan lingkungan.
-
Nilai konstanta sebesar 22,850 menunjukkan bahwa sebenarnya jamaah AnNasikhatul Islamiah sudah memiliki nilai silaturahim sebelum mereka mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah. Dengan nilai koefisien (a) sebesar 0,399 menunjukkan adanya peningkatan silaturahim setiap 1 kali mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah sebesar 0,399% pada jamaah An-Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen. Terdapat pengaruh yang signifikan antara mengikuti pengajian AnNasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen. Hal tersebut berdasarkan hasil uji F, diperoleh hasil Fhitung = 8,939> Ftabel = 3,99 pada taraf signifikansi 5% dan 7,04 pada taraf signifikansi 1%, sehingga hipotesis awal tentang ada pengaruh yang positif antara mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen cukup signifikan, artinya hipotesis diterima.
ز
KATA PENGANTAR Puji syukur hanya kepada Allah SWT, yang maha pemurah lagi maha penyayang, sehingga atas rahmat dan hidayahnya penulisan skripsi ini dapat terealisasi dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia. Skripsi dengan judul "Pengaruh Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Terhadap Peningkatan Silaturahim Jamaahnya di Kabupaten Kebumen" ini di susun guna memenuhi tugas dan persyaratan dalam memperoleh gelar strata satu (S.1) dibidang ilmu dakwah pada Fakultas Dakwah IAIN Walisongo semarang. Bersamaan dengan penulisan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, MM, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang beserta dosen dan karyawan. 2. Bapak Drs. Muhlis Yahya, M.Si dan ibu Dra. Hj. Siti Solikhati, MA selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini. 3. Pengurus Pengajian An Nasikhatul Islamiyah yang telah memberi izin dan pelayanan sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. 4. Rama dan Biyung tercinta, yang telah banyak berkorban dan berdoa dengan tiada putusnya demi keberhasilan penulis dalam menempuh studi. 5. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang yang menebar senyum dan membagi do'anya serta memacu semangat penulis. 6. Mas Tafsirul Anam, yang selalu menemani dan membantu serta memotivasi penulis selama penyelesaian skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberi dukungan kepada penulis saat suka maupun duka. 8. Masyarakat Ngaliyan Rt 07/05, khususnya Kel. Bpk Widodo, Kel. Bpk Suharto, kel. Bpk. Ratman dan keluarga besar Pondok INNA, yang telah mengajariku bermasyarakat.
ح
9. Keluarga besar TPQ Perum Koveri Beringin (Keluarga pak Karman, dek Reza, Raka, Rio, Raka Kecil, Nanda, Adit, Endut, Lala, Nina, Riko, Rio, Vivi, dan Panca) yang telah memberi dukungan, motivasi serta kebahagiaan kepada penulis. Semoga amal baik dan jasa-jasa mereka diterima sebagai amal ibadah nanti di akhirat. Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya yang sederhana ini. Semoga kita senantiasa mendapat petunjuk ke jalan yang benar dan lurus serta mendapat ridho dari Allah SWT. Amin Ya Robal Alamin.
Semarang, 28 Januari 2008
Siti Nur Khamadah
ط
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vi HALAMAN ABSTRAKSI ........................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv BAB I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ....................................................... 4 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 4 1.4. Tinjauan Pustaka ............................................................ 5
BAB II.
PENGAJIAN, SILATURAHIM, DAN PENGARUH MENGIKUTI
PENGAJIAN
TERHADAP
PENINGKATAN SILATURAHIM 2.1. Pengajian .......................................................................... 9 2.1.1. Pengertian Pengajian ............................................... 9 2.1.2. Tujuan Pengajian ..................................................... 11 2.1.3. Unsur-Unsur Pengajian ........................................... 13 2.1.4. Bentuk-Bentuk Pengajian ........................................ 28 2.2. Silaturahim ....................................................................... 32 2.2.1. Pengertian Silaturahim ............................................ 32 2.2.2. Hukum Silaturahim ................................................. 33 2.2.3. Cara Untuk Membina Silaturrahim ......................... 35 2.2.4. Tujuan Silaturrahim ................................................. 40
ي
2.2.5. Faktor Penyebab Putusnya Silaturrahim ................. 41 2.2.6. Hikmah Silaturrahim ............................................... 42 2.3. Pengaruh
Mengikuti
Pengajian
terhadap
Peningkatan Silaturrahim .............................................. 45 2.4. Hipotesis ........................................................................... 47 BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian ............................................. 48 3.2. Definisi Konseptual dan Operasional .............................. 49 3.3. Sumber dan Jenis Data ..................................................... 51 3.4. Populasi dan Sampel ......................................................... 52 3.5. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 53 3.6. Teknik Analisis Data ......................................................... 58
BAB IV.
GAMBARAN UMUM PENGAJIAN AN-NASIKHATUL ISLAMIYAH DAN SILATURRAHIM JAMAAHNYA DI KABUPATEN KEBUMEN 4.1. Gambaran Umum Pengajian An- Nasikhatul Islamiyah.62 4.1.1. Latar Belakang Berdirinya Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah .................................................................... 62 4.1.2. Tujuan Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah .............. 63 4.1.3. Jenis Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah ................. 64 4.1.4. Unsur-Unsur Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah .... 66 4.1.5. Struktur Kepengurusan Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah .................................................................... 67 4.2. Gambaran Umum Jamaah Dalam Mengikuti Pengajian An-Nasiktul Islamiyah ...................................................... 69 4.3. Gambaran Umum Silaturahim Jamaah An Nasikhatul Islamiyah ............................................................................ 79
ك
BAB V.
BAB V PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN AN NASIHKATUL ISLAMIYAH TERHADAP PENINGKATAN SILATURAHIM JAMAAHNYA DI KABUPATEN KEBUMEN 5.1. Analisis Pendahuluan ......................................................... 88 5.2. Analisis Uji Hipotesis .......................................................... 98 5.3. Analisis Lanjut .................................................................... 107
BAB VI.
PENUTUP 6.1.Kesimpulan ........................................................................... 109 6.2.Limitasi ................................................................................. 110 6.3.Saran-Saran .......................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA BIODATA LAMPIRAN
ل
DAFTAR TABEL Tabel 1
:
Kisi-kisi instrumen mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah dan peningkatan silaturrahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen.
Tabel II
:
Ringkasan hasil uji validitas dan reabilitas instrumen mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan
silaturahim
jamaahnya
di
Kabupaten
Kebumen. Tabel III
:
Daftar rebilitas instrumen
Tabel IV
:
Data distribusi frekuensi mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah.
Tabel V
:
Data
distribusi
motivasi
jamaah dalam mengikuti
pengajian An Nasikhatu Islamiyah Tabel VI
:
Data
distribusi
materi
pengajian
An
Nasikhatul
Islamiyah. Tabel VII
:
Data distribusi pemahaman jamaah terhadap materi pengajian An Nasikhatul Islamiyah.
Tabel VIII
:
Data distribusi peningkatan silaturahim dengan indikator saling tolong menolong.
Tabel XIV
:
Data distribusi saling berkunjung.
Tabel X
:
Data distribusi saling memaafkan.
Tabel XI
:
Data distribusi saling mendoakan.
م
Tabel XII
:
Distribusi
nilai
angket
mengikuti
pengajian
An
Nasikhatul Islamiyah. Tabel XIII
:
Distribusi frekuensi mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah.
Tabel XIV
:
Interval kelas mengikuti pengajian An nasikhatul Islamiyah.
Tabel XV
:
Distribusi hasil angket peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah.
Tabel XVI
:
Distribusi frekuensi peningkatan silaturahim.
Tabel XVII
:
Interval kelas peningkatan silaturahim.
Tabel XVIII
:
Tabel kerja koefisien nilai pengaruh mengikuti pengajian An
Nasikhatul
Islamiyah
terhadap
silaturahim. Tabel XIX
:
Hasil SPSS Summary.
Tabel XX
:
Hasil SPSS Coefficcients.
Tabel XXI
:
Hasil SPSS Anova.
Tabel XXII
:
Nilai F dengan taraf signifikansi 5% dan 1%
ن
peningkatan
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Instrumen (angket)
Lampiran 2
Data hasil penyebaran angket
Lampiran 3
Tabel kerja koefisien korelasi antara pengajian An-Nasikhatul Islamiyah dengan peningkatan silaturrahim
Lampiran 4
Hasil Program SPSS versi 10.00
Lampiran 5
Tabel A.4 titik 5% dan titik 1% bagi sebaran F
Lampiran 6
Permohonan Surat Izin Riset
Lampiran 7
Surat Rekomendasi
Lampiran 8
Piagam PASSKA
Lampiran 9
Piagam KKN
Lampiran 10 Biodata Peneliti
س
BIODATA PENELITI Nama : Siti Nur Khamadah Nim
: 1102055
Ttl
: Kebumen, 15 Maret 1984
Alamat : Grogol Penatus Rt: 02/01, Petanahan, Kebumen. Jenjang pendidikan : - TK Rodlotul Athfal Petanahan lulus tahun 1990 -
MI Syekh Sidakarsa Petanahan lulus tahun 1996
-
MTS Salafiyah Syafiiyah Petanahan lulus tahun 1999
-
MA Salafiyah Syafiiyah, Petanahan lulus tahun 2002
-
IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2008
Semarang, 28 Januari 2008 Penulis
Siti Nur Khamadah NIM. 1102055
ع
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab dan berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran. Untuk mencapai keinginan tersebut diperlukan apa yang dinamakan dakwah (Aziz, 2004: 1). Dakwah menurut Arifin Ilham (2000:6) adalah suatu kegiatan ajakan yang dilakukan secara sadar dan berencana, dalam usaha mempengaruhi orang lain, supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan, terhadap ajakan agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur- unsur paksaan. Dakwah merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan umat Islam kapan saja dan dalam keadaan apapun sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan tujuan dakwah, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas aqidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi (Aziz, 2004: 60). Melihat realitas sekarang ini, banyak umat yang terpecah belah hanya karena masalah politik, masalah ibadah, sehingga menyebabkan
1
2
permusuhan dan rasa fanatisme yang berlebihan. Antara mereka tidak ada lagi tegursapa dan masing-masing mereka merasa dirinya paling benar. Sikap solidaritas yang seharusnya tetap tertanam di masing-masing individu seakan-akan tidak diperlukan lagi (Azim, 2005: 4). Padahal itu merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan persatuan umat. Untuk itu dalam rangka menumbuh kembangkan kembali rasa ukhuwah dikalangan umat Islam, para pengemban dakwah dituntut untuk mampu menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dalam melancarkan dakwahnya. Penyelenggaraan dakwah Islam dewasa ini semakin komplek sehingga membawa perubahan pada masyarakat baik cara berpikirnya, bersikap maupun bertingkah laku. Penyelenggaraan dakwah dapat dilaksanakan dalam bentuk formal dan non formal. Salah satu penyelenggaraan dakwah dalam bentuk non formal yaitu melalui pengajian yang diadakan oleh perorangan, kelompokkelompok, dan sebagainya, yang biasanya diisi dengan ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, kursus-kursus agama untuk memperdalam masalah-masalah atau bidang-bidang ajaran agama (Anshori, 1993: 24). Pengajian merupakan salah satu bentuk dakwah, dengan kata lain bila dilihat dari segi metodenya yang efektif guna menyebarkan agama Islam, maka pengajian merupakan salah satu metode dakwah. Di samping itu pengajian juga merupakan unsur pokok dalam syi’ar dan pengembangan agama Islam. Untuk mencapai tujuan dakwah, maka penyelenggaraan pengajian perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi obyek yang dihadapinya demi tercapainya proses dakwah secara baik dan benar. Lewat pengajian ini
3
diharapkan
pula
dapat
meningkatkan
kesadaran
akan
pentingnya
pengamalan keagamaan dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dalam pelaksanaan segala yang diperintahkan oleh agama dapat dilakukan dengan ikhlas dan kesungguhan hati. Salah satu bentuk kegiatan pengajian, yaitu pengajian AnNasikhatul Islamiyah. Pengajian ini didirikan berdasarkan adanya perpecahan umat Islam di Kebupaten Kebumen yang dilatarbelakangi oleh masalah politik, sehingga untuk menyatukan kembali didirikanlah suatu pengajian yang bebas dari politik, yaitu dengan nama An-Nasikhatul Islamiyah. Kegiatan pengajian tersebut merupakan salah satu dari berbagai macam cara dakwah dengan menggunakan “metode bil-lisan” dan sekaligus menggunakan metode "home visit". Pengajian ini dilaksanakan oleh kalangan Ibu-ibu di Kabupaten Kebumen secara sadar dan berencana, dengan tujuan dapat meningkatkan kesadaran dalam pengamalan keagamaan serta meningkatkan silaturahim di antara para jamaahnya. Di samping itu, keberadaan pengajian An-Nasikhatul Islamiyah merupakan bentuk kegiatan dakwah yang tempatnya berpindah-pindah dari Kecamatan yang satu ke Kecamatan yang lainnya secara bergilir. Pengajian ini sekaligus menjadi wadah komunikasi antara sesama muslim di Kabupaten Kebumen. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis meneliti tentang “PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN AN-NASIKHATUL
4
ISLAMIYAH
TERHADAP
PENINGKATAN
SILATURAHIM
JAMA’AHNYA DI KEBAPUTEN KEBUMEN” sebagai obyek penelitian.
1.2.
Rumusan Masalah Dari paparan di atas maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jama’ahnya di Kabupaten Kebumen?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1.3.1
Tujuan hasil penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui apakah ada pengaruh mengikuti pengajian An-Nasihatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen.
1.3.2
Manfaat Hasil Penelitian. a) Manfaat secara teoritik adalah dapat menjadikan sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu dakwah, terutama dalam bidang subyek, materi dan ilmu dakwah. b) Manfaat secara praktis adalah dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dakwah yang diterapkan dalam forum pengajian. Adapun harapan lebih lanjut penelitian ini yaitu dapat
5
memberikan sumbangan berharga bagi kemajuan dan kelancaran pelaksanaan dakwah pada saat yang akan datang.
1.4.
Telaah Pustaka Untuk menghindari duplikasi penelitian, penulis memaparkan penelitian yang berkaitan dengan penulis yang menunjukkan bahwa ada beberapa penelitian yang menjadikan pengajian sebagai obyek penelitian di antaranya: 1. Penelitian Nurul Aini (2003) yang berjudul “Pengaruh Pengajian Tausiyah Terhadap Pengamalan Keagamaan Para Santri Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta.” Penelitian ini menitikberatkan pada sejauh mana pengaruh Pengajian Tausiyah terhadap pengamalan keagamaan para santri di pondok pesantren Ibnu Qoyyim Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode angket. Adapun hasil penelitiannya adalah pelaksanaan Pengajian Tausiyah berpengaruh positif terhadap diri para santri dalam melaksanakan pengamalan keagamaan mereka. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil yang diperoleh di lapangan bahwa pada taraf kepercayaan 95 % dengan N = 45, maka diketahui r tabel (rt) pada taraf signifikan 5 % = 0,294, sedangkan nilai koefisien korelasi yang telah diperoleh sebesar 0,769. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh lebih besar baik pada
6
taraf signifikan 1% maupun 5 %, yang berarti telah terbukti bahwa ada pengaruh positif antara pengajian Tausiyah terhadap pengamalan keagamaan para santri di pondok pesantren Ibnu Qoyyim. 2. Penelitian Endah Listyaningsih (2002) dengan judul: “Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Bulanan Terhadap Peningkatan Pengamalan Ibadah Shalat Karyawan Robinson Semarang”. Penelitian ini menitik beratkan pada bagaimana pengamalan ibadah sholat karyawan Robinson Dept Store Semarang setelah mengikuti pengajian bulanan. Penelitian ini menggunakan data angket atau questioner. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelaksanaan pengajian bulanan berlangsung dengan baik. Demikian ini ditandai dengan adanya peningkatan
pemahaman
mereka
Terhadap
Materi-materi
yang
disampaikan oleh penceramah. Kemudian dari analisis data yang dilaksanakan ternyata pelaksanaan pengajian bulanan berpengaruh Terhadap peningkatan ibadah sholat karyawan Robinson Dept Store Semarang. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Musfa'ah (2004) dengan judul “Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Jum’at Pagi Terhadap Peningkatan Etos Kerja Karyawan Matahari Dept Store Simpang Lima Semarang”. Penelitian ini memfokuskan kajian nya pada bagaimana pengaruh antara intensitas mengikuti pengajian Jum'at pagi dengan peningkatan etos kerja karyawan Matahari Dept Store Simpang Lima Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deduktif, sedangkan
7
data yang digunakan adalah angket. Hasil penelitian ini adalah intensitas mengikuti pengajian jum'at pagi oleh karyawan matahari dept store simpang lima Semarang berpengaruh positif Terhadap etos kerja mereka, yang dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi produk moment yang menunjukkan hasil signifikan 0,527, dimana angket tersebut berada di atas angka table pada taraf signifikan 5 % dan 1 %. Dengan kata lain semakin sering seseorang mengikuti pengajian dengan tenang dan memahami materi pengajian tersebut, maka pengetahuan agamanya akan semakin bertambah. Dengan demikian, pengetahuan agama yang diperoleh dari mengikuti pengajian itu berpengaruh positif terhadap etos kerja karyawan. Dengan melihat penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, penulis melihat ada keterkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aini, ia menitikberatkan pada pengaruh pengajian terhadap pengamalan keagamaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Endah Listyaningsih, menekankan pada pengaruh pengajian terhadap pengamalan ibadah sholat. Dan Penelitian Musfa'ah, menekankan pada pengaruh pengajian terhadap etos kerja. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan kajiannya pada “Pengaruh Mengikuti Pengajian An-Nasikhatul Islamiyyah Terhadap Peningkatan Silaturahim Jama’ahnya Di Kabupaten Kebumen”. Sejauh penelusuran peneliti Sampai saat ini belum pernah menemukan penelitian tentang pengaruh pengajian
8
terhadap silaturahim. Maka dari itu penulis beranggapan bahwa obyek ini pantas untuk diteliti dan di sinilah letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
BAB II PENGAJIAN, SILATURRAHMI, DAN HUBUNGAN MENGIKUTI PENGAJIAN TERHADAP PENINGKATAN SILATURRAHMI
2.1. Pengajian 2.1.1. Pengertian Pengajian Pengajian berasal dari kata “kaji” yang artinya meneliti atau mempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 431). Jadi, pengajian merupakan pengajaran agama Islam yang menanamkan norma-norma agama melalui media tertentu, sehingga terwujud suatu kehidupan yang bahagia dan sejahtera
di
dunia
dan
akhirat
dalam
ridlo
Allah
SWT
(Machendrawati, 2001: 152). Dengan demikian, maka pengajian merupakan bagian dari dakwah Islamiyah yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Sehingga keduanya harus seiring sejalan, dan kedua sifat ini merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dakwah tidak akan tercapai kalau seorang da’i hanya menegakkan yang ma’ruf saja, tanpa menghancurkan yang mungkar, atau sebaliknya hanya menghancurkan yang mungkar tanpa menyampaikan yang ma’ruf. Oleh karena itu melaksanakan dakwah wajib bagi mereka yang mempunyai pengetahuan tentang dakwah islamiyah, hal ini merupakan perintah Allah dalam surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
9
10
ﻋ ِﻦ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨﻳﻭ ﻑ ِ ﻭﻌﺮ ﻤ ﻭ ﹶﻥ ﺑِﺎﹾﻟﻣﺮ ﻳ ﹾﺄﻭ ﻴ ِﺮﺨ ﻮ ﹶﻥ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟﺪﻋ ﻳ ﻣ ﹲﺔ ﻢ ﹸﺃ ﻨ ﹸﻜﺘﻜﹸﻦ ﻣﻭﹾﻟ {104} ﻮ ﹶﻥﻤ ﹾﻔِﻠﺤ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻫ ﻚ ﻭﻟﹶـِﺌ ﻭﹸﺃ ﻨ ﹶﻜ ِﺮﺍﹾﻟﻤ Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung,” (Depag RI, 1992: 93). Sebagaimana seperti yang disebutkan, bahwa pengajian adalah satu wadah kegiatan yang mempunyai tujuan untuk membentuk muslim yang baik, beriman dan bertakwa serta berbudi luhur. Dalam penyelenggaraan pengajian, metode ceramah adalah salah satu metode yang dipakai oleh da’i untuk menyampaikan materi da’wahnya, sebagai seorang da’i supaya ceramah agamanya dapat berhasil,
maka
harus
betul-betul
mempersiapkan
diri.
Pada
hakekatnya, ceramah agama atau pengajian adalah menyeru dan mengajak umat beragama kepada jalan yang benar, sesuai dengan ajaran agama masing-masing, guna meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan demi kebahagiaan hidup lahir dan batin. Di samping itu metode ceramah sebagai salah satu metode atau tehnik berda’wah tidak jarang digunakan oleh da’i maupun para utusan Allah dalam usaha menyampaikan risalahnya (Syukir, 1983: 105). Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengajian merupakan salah satu wadah pendidikan keagamaan yang di dalamnya ditanamkan aqidah dan akhlaq sesuai dengan ajaran-ajaran agama, sehingga diharapkan timbul kesadaran pada diri mereka untuk
11
mengamalkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia. 2.1.2. Tujuan Pengajian Pengajian merupakan salah satu unsur pokok dalam syiar dan pengembangan agama Islam. Pengajian ini sering juga dinamakan dakwah Islamiyah, karena salah satu upaya dalam dakwah Islamiyah adalah lewat pengajian. Dakwah islamiyah diusahakan untuk terwujudnya ajaran agama dalam semua segi kehidupan. Sebagaimana dikemukakan oleh Amrullah Ahmad bahwa; Dakwah Islam merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan secara teratur dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu, untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural (Ahmad, 1982: 2). Dengan demikian maka tujuan pengajian merupakan tujuan dakwah juga, karena di dalam pengajian antara lain berisi muatanmuatan ajaran Islam. Oleh karena itu usaha untuk menyebarkan Islam dan usaha untuk merealisir ajaran di tengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam. H.A. Solaiman menjelaskan bahwa tujuan pengajian terbagi menjadi 2 (dua) tujuan utama, yakni: Tujuan kurikuler dan tujuan final.
12
1. Tujuan Kurikuler mengandung konsep teoritis untuk mencapai target sasaran dakwah secara bertahap sampai batas final. Tujuan ini mengandung 2 (dua) sub tujuan yaitu: a. Menghidupkan
fitrah
hati
manusia
dari
kemungkinan
kelumpuhan dan kematiannya akibat polusi mental yang merayapi dan merusak dirinya, sehingga fitrah dan hati itu kembali
memiliki
daya
tanggap
yang
benar
dalam
membedakan mana yang hak dan yang bathil, ma’ruf dan mungkar dan memiliki kembali daya tindak untuk hanya berbuat di atas yang hak, ma’ruf dan manfaat serta mempunyai daya kesanggupan untuk meninggalkan segala perbuatan yang bathil dan mungkar. b. Amar ma’ruf nahi mungkar. -
Mengembangkan manusia yang sudah berada pada posisi ma’ruf supaya lebih meningkat nilai-nilai ma’rufnya dan menjaga serta melindunginya jangan sampai bergeser pada posisi yang mungkar.
-
Membawa lingkup hidup manusia yang berada pada posisi mungkar pada posisi yang ma’ruf.
-
Meyakinkan mereka yang ragu-ragu betapa yang ma’ruf itu dengan segala pengaruhnya yang konstruktif dan yang mungkar itu dengan segala pengaruhnya yang destruktif kemudian
membawanya
secermat
mungkin
kepada
13
lingkup yang ma’ruf dan mengamankan nya dari gangguan wilayah mungkar. 2. Tujuan final merupakan akhir yang akan dicapai yaitu ajaran Islam
akan
menjadi
sikap
sehari-hari
dalam
kehidupan
pemeluknya yang dilandasi oleh iman yang kokoh dan dilatarbelakangi oleh harapan mendapatkan keridhaan Allah (Muchtar, 2005: 176-177) 2.1.3. Unsur-Unsur Pengajian Sebagaimana dikatakan bahwa pengajian merupakan dakwah islamiyah maka unsur pengajian sama dengan unsur dakwah di mana terdiri dari da'i, mad’u, materi, media dan metode. 2.1.3.1. Da’i (subyek pengajian) Ialah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang yang berusaha mengubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individual maupun bentuk kelompok (organisasi). Da'i pelaksanaan
merupakan dakwah,
unsur
dengan
terpenting demikian
dalam
diperlukan
persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a.
Persyaratan jasmani Persyaratan jasmani yang dimaksud adalah meliputi: kesehatan jasmani secara umum, keadaan
14
tubuh bagian dalam dan keadaan tubuh mengenai cacat atau tidak. b. Persyaratan ilmu pengetahuan Persyaratan ilmu pengetahuan ini mempunyai kaitan dengan pemahaman da’i terhadap keseluruhan unsur-unsur dakwah yang ada. Pertama;
Tentang obyek dakwah, yaitu
pemahaman bahwa orang yang dihadapi beraneka ragam dalam segala seginya. Kedua:
Tentang
dasar
dakwah,
yaitu
pemahaman terhadap latar belakang secara yuridis dalam melakukan dakwah, baik landasan yang bersifat agamis maupun landasan yang berbentuk Undangundang,
peraturan-peraturan
atau
norma-norma
lainnya. Ketiga: Tentang tujuan dakwah yaitu tujuan pemahaman terhadap apa yang akan dicapai dalam usaha dakwah. Keempat: Tentang materi dakwah, yaitu pemahaman terhadap pesan/informasi atau ajaran agama yang akan disampaikan kepada orang lain secara benar dan baik.
15
Kelima:
Tentang
metode
dakwah,
yaitu
pemahaman terhadap cara-cara yang akan dipakai dalam melaksanakan dakwah. Keenam:
Tentang
alat
dakwah,
pemahaman terhadap alat-alat yang dipergunakan
untuk
melancarkan
yaitu perlu
usaha
dakwah
terutama di dalam mencapai tujuan yang diinginkan (Anshori, 1993: 103-108) c.
Persyaratan Kepribadian /Rohaniah Sifat-sifat da’i 1. Iman dan taqwa kepada Allah 2. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadi 3. Ramah dan penuh pengertian 4. Tawadhu 5. Sederhana 6. Sabar dan tawakkal 7. Memiliki jiwa toleran 8. Memiliki sifat terbuka 9. Tidak memiliki penyakit hati
16
Sikap-sikap da’i 1. Berakhlak mulia 2. Ing ngarsa sung tuloda, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani 3. Disiplin dan bijaksana 4. Wira’i dan bijaksana 5. Tanggung jawab 6. Berpengalaman yang luas (Syukir, 1983: 35- 47). 2.1.3.2. Obyek pengajian(Mad’u) Mad’u merupakan sasaran yang akan dijadikan obyek dakwah dalam pelaksanaan dakwah Islam, sasaran dakwah dalam hal ini adalah seluruh umat manusia tanpa kecuali. Seperti halnya tugas yang diperintahkan Allah SWT kepada Rasul, Agar seorang juru dakwah dapat mencapai hasil yang efektif dalam mencapai da’wahnya, maka sudah barang tentu dia harus mengetahui kondisi sasaran da’wahnya. Hal ini bisa ditinjau dari pemikiran mereka, pendidikan, unsur daerah maupun yang lainnya. a. Obyek pengajian ditinjau dari segi jumlahnya 1. Individu ( perorangan ) 2. Kelompok, di mana sasarannya adalah orang banyak, bisa dalam jumlah sedikit (terbatas) atau umum ( tidak terbatas )
17
b. Obyek ditinjau dari segi profesinya 1. Sebagai petani 2. Sebagai pedagang 3. Sebagai buruh 4. Sebagai ABRI 5. Sebagai pegawai negri 6. Sebagai pekerja swasta 7. Sebagai pendidik 8. Campuran c. Obyek ditinjau dari segi pendidikannya 1. Tidak berpendidikan 2. Berpendidikan Sekolah Dasar 3. Berpendidikan lanjutan menengah 4. Berpendidikan tinggi 5. Campuran d. Obyek ditinjau dari tingkat umur 1. Kalangan anak-anak 2. Kalangan remaja 3. Kalangan tua 4. Campuran e. Obyek ditinjau dari jenis kelamin 1. Wanita 2. Laki – Laki
18
3. Campuran f. Obyek ditinjau dari lingkungan 1. Lingkungan rumah tangga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat g. Obyek ditinjau dari segi tingkatan sosial ekonominya 1. Tingkat ekonomi rendah 2. Tingkat ekonomi cukup 3. Tingkat ekonomi tinggi 4. Campuran h. Obyek ditinjau dari segi macam keagamaannya 1. Terdiri dari orang muslim 2. Terdiri dari orang non muslim 3. Campuran i. Obyek ditinjau dari tingkatan keagamaannya 1. Muslim sekedar nama 2. Muslim yang tidak aktif 3. Muslim yang aktif 4. Campuran j. Obyek ditinjau dari segi daerah pemukiman nya 1. Daerah pesisir 2. Daerah pedalaman, pegunungan, daerah transmigran 3. Daerah perkotaan (Anshari, 1993: 119-121)
19
Berbagai ragam penerimaan dakwah di atas secara sosiologis, mereka terpencar atau terkumpul pada bentukbentuk kelompok manusia yang disebut dengan: 1. Crowd yaitu istilah kelompok orang yang sedang berkumpul pada suatu tempat atau ruangan tertentu yang sedang terlibat dalam suatu persoalan atau kepentingan bersama secara tatap muka. 2. Publik yaitu kelompok yang abstrak dari orang-orang yang menaruh perhatian dan minat pada suatu persoalan atau kepentingan yang sama di mana mereka terlibat dalam satu pertukaran pikiran melalui komunikasi tidak langsung untuk mencari penyelesaian atau kepuasan atas persoalan atau kepentingan mereka. 3. Massa, adalah orang banyak yang sangat heterogen, tidak terikat oleh suatu tempat dan interaksi nya sangat kurang, demikian persoalan yang mereka hadapi masih terpencar-pencar. (Azis, 2004: 90) 2.1.3.3. Materi pengajian Materi pengajian adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam kitabullah maupun Sunnah rasul. Pada pokoknya materi pengajian mengandung 3 (tiga) prinsip yaitu:
20
1. Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan terhadap Allah SWT. 2. Syari'at, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, mana yang halal dan mana yang haram dan sebagainya. 3. Akhlaq yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah SWT. maupun secara horisontal
dengan
sesama
manusia
dan
seluruh
makhluk-makhluk Allah ( Anshori, 1993 : 146 ) Sedangkan Ali Yafie menyebutkan 5 (lima) pokok materi pengajian yaitu; 1. Masalah kehidupan 2. Masalah manusia 3. Masalah harta benda 4. Masalah ilmu pengetahuan 5. Masalah aqidah (Aziz, 2004: 96 ) Seperti yang penulis tahu bahwa materi pengajian adalah sangat luas sekali, maka sangat penting sekali bagi seorang da’i di dalam memilih materi yang akan disajikan kepada obyek dakwah.
21
2.1.3.4. Media pengajian Media dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat atau perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan demikian media pengajian adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajian yang telah ditentukan (Syukir, 1983: 163).Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, pengajian dapat menggunakan berbagai media dakwah. Menurut
Hamzah
Yaqub
media
dakwah
diantaranya yaitu: 1. Lisan, dakwah yang menggunakan lidah atau suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah,
kuliah,
bimbingan,
penyuluhan
dan
sebagainya. 2. Audio visual yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran, bentuk ini dilaksanakan dalam bentuk audio visual seperti televisi, sandiwara, kethoprak, wayang dan lain sebagainya (Aziz, 2004: 120) 2.1.3.5. Metode Pengajian Metode pengajian merupakan cara yang ditempuh oleh subyek (da'i) dalam melaksanakan tugasnya. Agar
22
tujuan pengajian dapat diterima dan dipahami oleh sasaran pengajian
(masyarakat
luas),
maka
da'i
harus
memperhatikan metode yang akan ia gunakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:
ﻢ ﻬ ﺎ ِﺩﹾﻟﻭﺟ ﻨ ِﺔﺴ ﺤ ﻮ ِﻋ ﹶﻈ ِﺔ ﺍﹾﻟ ﻤ ﺍﹾﻟﻤ ِﺔ ﻭ ﺤ ﹾﻜ ِ ﻚ ﺑِﺎﹾﻟ ﺑﺭ ﺳﺒِﻴ ِﻞ ﻉ ِﺇﻟﹶﻰ ﺩ ﺍ ﻮ ﻭﻫ ﺳﺒِﻴِﻠ ِﻪ ﻦ ﻋ ﺿﻞﱠ ﻦ ﻤ ِﺑﻋﹶﻠﻢ ﻮ ﹶﺃ ﻚ ﻫ ﺑﺭ ِﺇ ﱠﻥﺴﻦ ﺣ ﻲ ﹶﺃ ﺑِﺎﱠﻟﺘِﻲ ِﻫ (125:ﻦ )ﺍﻟﻨﺤﻞ ﺘﺪِﻳﻬ ﻤ ﺑِﺎﹾﻟﻋﹶﻠﻢ ﹶﺃ Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berbantahlah kepada mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-Nahl: 125) (Depag RI, 1985:421). Berdasarkan ayat di atas terdapat tiga pokok metode dakwah yaitu: 1. Dengan hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan bijaksana, ilmiah, filosofis dan arif. Dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan, strata sosial, latar belakang budaya, para da’i memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati para mad’u dengan tepat (Abdullah, 2001: 19).
23
2. Dengan
Al-Maudzatil
Hasanah,
dakwah
yang
dilakukan dengan ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif, yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat (Said dan Yusuf, 2003: 16). 3. Dengan
Al-Mujadalah
adalah
dakwah
dengan
menggunakan tukar pendapat atau tukar pikiran yang sebaik-baiknya (Abdullah, 2001: 21). Dalam menyampaikan dakwah ada bermacammacam metode dakwah antara lain: 1. Metode ceramah Metode ceramah adalah cara penyajian yang menggunakan lisan. Metode ini tergolong yang paling tua yang pernah digunakan dalam sejarah dakwah, namun sampai saat ini metode ini masih tetap digunakan dalam berbagai proses dakwah yang berlangsung baik dalam lingkungan formal maupun non formal. Metode ini memiliki kelebihan dan juga memiliki kelemahan diantaranya:
24
a. Kelebihan atau keistimewaannya antara lain : 1). Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan (materi dakwah) sebanyak-banyaknya. 2). Memungkinkan mubalig /da'i menggunakan pengalamannya, kebijaksanaannya sehingga audien mudah tertarik dan lebih bersifat fleksibel, artinya mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi 3). Dapat cepat tersiar dengan bantuan teknologi b. Kekurangan metode ceramah 1). Dari
segi
materi,
bahwa
materi
yang
disampaikan kurang terkontrol dan sering hanya itu-itu saja, sehingga menimbulkan kebosanan 2). Ada unsur paksaan, yakni da’i aktif ceramah dan terkesan mengharuskan mad’u-nya untuk mendengarkan, walaupun terkadang ada hal-hal yang kurang cocok dengan hatinya. 3). Dari segi kegunaannya, terbatas pada kalangan masyarakat kehidupan menengah yang sudah tidak terhimpit pencahariannya. Dan metode ini tidak pernah memberi jawaban konkrit atas
25
kemajuan dan perkembangan jaman (Abdullah, 2001: 20). 2. Metode Tanya Jawab. Metode Tanya jawab adalah menyampaikan dakwah
dengan
cara
mendorong
sasaran
untuk
menyatakan suatu masalah yang dirasa belum mengerti dan da'i sebagai penjawab (Syukir: 1983: 123) Metode ini maksudnya adalah untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhannya, sebab dengan tanya jawab berarti orang ingin mengerti dan dapat mengamalkannya. Metode ini dapat berbentuk tulisan dan juga berbentuk lisan. Metode
tanya
jawab
terdapat
beberapa
kelebihan dan juga kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihannya -
Membiasakan
madu
mengembangkan
Menghafal
ingatan
tentang
fakta, materi
dakwah -
Dapat digunakan untuk menyelingi ceramah dalam rangka menyemangatkan madu supaya tidak terjadi penyimpangan
-
Dapat
berfaedah
mengurangi
kesalahan dan kekaburan.
kekeliruan,
26
-
Dapat memperdalam tentang materi dakwah
-
Madu ikut aktif berfikir mengenai pertanyaan dan jawabannya.
-
Dapat menambah tentang materi dakwah
b. Kelemahan -
Dari segi motivasi bertanya, kemungkinan sering digunakan untuk niat negatif, misalnya pertanyaan yaitu untuk aib orang lain dimuka umum dan bisa juga untuk menjatuhkan kewibawaan da’i.
-
Materi pertanyaan sering menyimpang dari pokok permasalahan dan akan mengundang persengketaan.
-
Metode tanya jawab sifatnya hanya pelengkap, sehingga
perlu
dibarengi
metode
lainnya
(Abdullah, 2001: 32) 3. Metode diskusi Metode diskusi adalah sebagai pemecah masalah secara bersama-sama baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Dakwah dengan menggunakan metode ini diperlukan
untuk
melawan
isolasi
buah
pikiran
perorangan yang mudah dapat menjurus kepada
27
prasangka dan penilaian yang berat sebelah tentang pemahaman materi dakwah. 4. Metode home visit Metode home visit (mengunjungi rumah) adalah metode dakwah dengan mengunjungi rumah obyek dakwah. Metode ini efektif digunakan dalam rangka mengembangkan maupun membina umat Islam. Metode ini dapat digunakan dengan dua cara yaitu: a. Atas undangan tuan rumah: cara ini biasanya tuan rumah sudah memeluk Islam, namun belum secara sadar berminat untuk memperdalam keislamannya. b. Atas kehendak da’i, cara ini biasanya dilakukan terhadap orang yang belum memeluk Islam untuk diajak masuk Islam. Kedua cara dalam pelaksanaan metode home visit, da’i hendaknya benar-benar menghitungkan faktor-faktor obyek dakwah diantaranya tingkat usia, tingkat pengetahuan, status sosial dan ekonominya serta idiologi yang dianut (Abdullah, 2001: 33) Dengan adanya metode yang bermacammacam tersebut di atas maka akan menambah kesuksesan dan keberhasilan dakwah Islam dengan
28
melihat situasi sasaran serta bisa menempatkan atau memakai metode yang tepat 2.1.4. Bentuk- Bentuk Pengajian Adapun penyampaian hal-hal yang berkaitan dengan Islam khususnya melalui pengajian, dapat dilakukan melalui berbagai model pengajian yang ada. Adapun bentuk-bentuk pengajian itu sendiri antara lain: 2.1.4.1.Dilihat dari segi waktu Pengajian dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Pengajian mingguan Yaitu pengajian yang dilaksanakan mingguan sekali, bisa ditempatkan setiap hari Senin, atau setiap hari jum’at dan sebagainya. b. Pengajian bulanan Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap bulan sekali, bisa minggu pertama, atau minggu kedua, dan seterusnya. Atau dua bulan sekali dan ada juga yang tiga bulan sekali. c. Pengajian selapanan Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap 40 hari sekali.
29
2.1.4.2.Dilihat dari anggota/peserta Peserta pengajian satu dengan yang lainnya masingmasing berbeda sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Pengajian Thariqah Biasanya dalam pengajian ini materi yang disampaikan adalah berkisar pada permasalahan yang berkaitan dengan ukhrowi, berpijak pada masalah di atas, berarti secara otomatis pengajian ini memotivasi pada pesertanya untuk selalu ingat akan akhirat, yaitu mengisi kehidupan ini dengan cara beribadah kepada Allah SWT, dan berbuat baik antar sesama pada umumnya. b. Pengajian Remaja Pengajian ini bisanya terdiri dari para remaja yang berinisiatif mengadakan pengajian, biasanya diisi materi dakwah dan juga diisi dengan kreatifitas lain untuk mengembangkan bakat dan potensi remaja. c. Pengajian Ibu-ibu. Pengajian ini sebagai bentuk pengajian yang dilakukan dari kalangan ibu-ibu, baik tua ataupun muda. Adapun yang dibahas adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan agama Islam, dan materi atau kegiatan lain yang
30
sifatnya menunjang pembangunan baik pribadi maupun lingkungan sekitar. d. Pengajian Bapak-bapak Yaitu Pengajian yang anggotanya terdiri dari bapakbapak atau kepala keluarga. e. Pengajian Umum Yaitu pengajian yang dihadiri oleh berbagai kalangan, baik muda maupun tua, laki-laki atau perempuan, biasanya diadakan pada peristiwa tertentu. f. Khutbah-khutbah Biasanya disampaikan oleh khotib atau tokoh agama, dalam kesempatan shalat Jum'at, shalat id, pernikahan atau juga dalam kesempatan lainnya. 2.1.4.3.Dilihat dari materi pengajian Dari berbagai pengajian yang ada, masing-masing berbeda materi satu sama lain. Namun pada intinya satu yaitu seputar agama Islam, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Pengajian Yasinan Yaitu pengajian yang materi utamanya yasinan, adapun yang lain sebagai tambahan
31
b. Pengajian Tahlilan Yaitu pengajian yang materinya adalah tahlilan sebagai materi utama dan ini biasanya dilakukan dengan aliran tertentu, adapun materi lainnya sebagai tambahan. c. Pengajian umum Yaitu pengajian yang berisi penyampaian ajaran Islam secara menyeluruh. Biasanya diisi ceramah oleh seorang da'i dan adakalanya diadakan semacam dialog bersama mad’u 2.1.4.4. Ditinjau dari segi penyelenggaraan. Penyelenggaraan dakwah yang membutuhkan dana tidak sedikit, mengharuskan dibuatnya pengorganisasian supaya lancar. Penyelenggaraan pengajian ini dikatakan dapat berjalan dengan baik dan efektif, bila mana tugas-tugas dakwah yang telah diserahkan dan pelaksanaannya sesuai dengan
rencana
dan
ketentuan-ketentuan
yang
telah
ditetapkan (Harahap, 1992: 24). Adapun
penyelenggara
pengajian
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: a. Instansi pemerintah. Pengajian yang diadakan oleh instansi pemerintah, biasanya diadakan pada hari-hari besar atau peristiwaperistiwa penting dalam suatu negara.
32
b. BUMN, Swasta Yaitu pengajian yang diadakan oleh pihak swasta, yaitu semacam di perusahaan-perusahaan swasta untuk para karyawan sekaligus manajernya (Harahap, 1992: 116). c. Organisasi keagamaan Yaitu pengajian yang diadakan oleh organisasi keagamaan yang ada seperti Muhammadiyah, NU, IPPNU, IPNU, Fatayat, Majelis ta’lim, SDI(serikat dagang Islam), tang sekarang menjadi serikat Islam, pergerakan Tarbiyah Islam(PERTI), persatuan Islam(PERSIS), al-Irsyad, persatuan muslimin Indonesia(PERMI), Al-Jamiatul Washliyah, Dewan Dakwah Islamiyah, Majelis Dakwah Islamiyah dan lain-lain (Anshori, 1993: 116). d. Masyarakat Yaitu pengajian yang diadakan oleh masyarakat itu sendiri baik antar RT, RW maupun yang lebih luas yaitu tingkat Kelurahan.
2.2. Silaturahim 2.2.1. Pengertian Silaturahim Silaturahmi terdiri atas dua suku kata yakni shilah dan arrahim
atau
arahmi.
Shillah
artinya
hubungan
atau
menghubungkan, sedangkan ar-rahim berasal dari kata rahima,
33
yarhamu, rahmun/rahmatan yang berarti lembut dan kasih sayang. Dengan demikian silaturahmi secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih sayang dengan saudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah atau senasab (www. Fajar/Ramadhan). Silaturahmi tidak hanya bagi saudara-saudara senasab tapi juga saudara seiman. Allah SWT memerintahkan agar kita menyambungkan hubungan baik dengan orang tua, saudara, kaum kerabat dan orang-orang mukmin lainnya. Islam dalam hal ini mengajarkan kepada kita tentang skala prioritas silaturahmi, yaitu mendahulukan keluarga dan kaum kerabat baru kemudian orang lain. Di dalam al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1 secara spesifik Allah memerintahkan umat Islam untuk menjalin silaturahim.
ﺎﻨﻬﻖ ِﻣ ﺧﹶﻠ ﻭ ﺪ ٍﺓ ﺍ ِﺣﺲ ﻭ ٍ ﻧ ﹾﻔ ﻦﺧﹶﻠ ﹶﻘﻜﹸﻢ ﻣ ﻢ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﹸﻜﺭﺑ ﺗﻘﹸﻮﹾﺍﺱ ﺍ ﺎﺎ ﺍﻟﻨﻳﻬﺎ ﹶﺃﻳ ﺎﺀﻟﹸﻮ ﹶﻥ ِﺑ ِﻪﺗﺴ ﻪ ﺍﱠﻟﺬِﻱ ﺗﻘﹸﻮﹾﺍ ﺍﻟﹼﻠﺍﺎﺀ ﻭﻭِﻧﺴ ﺎ ﹰﻻ ﹶﻛﺜِﲑﹰﺍﺎ ِﺭﺟﻬﻤ ﻨﺑﺚﱠ ِﻣﻭ ﺎﺟﻬ ﻭ ﺯ ( ﺍ: ﺭﻗِﻴﺒﹰﺎ )ﺍﻟﻨﺴﺎﹾﺀ ﻢ ﻴ ﹸﻜﻋﹶﻠ ﻪ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﻡ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﹼﻠ ﺎﺭﺣ ﺍ َﻷﻭ Artinya: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari pada Nya Allah SWT menciptakan istrinya dan dari pada-Nya Allah SWT memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah SWT yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah SWT selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa’: 1) (Depag RI, 1999: 114).
34
Silaturahmi
tidak
sekedar
bersentuhan
tangan
atau
memohon maaf belaka ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua yaitu aspek mental dan keluasan hati, hal ini sesuai makna kata silaturahmi itu sendiri yaitu menyambungkan atau menghimpun persaudaraan dengan kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang bercerai berai dan berantakan menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali 2.2.2. Hukum Silaturahim Makna
silaturahim
adalah
menyambungkan
tali
persaudaraan atau cinta kasih. Para ulama sepakat bahwa bersilaturahim hukumnya wajib dan apabila memutuskannya maka haram hukumnya dan termasuk dosa besar. Derajat yang paling rendah dalam silaturahim ialah berbicara. Untuk
menentukan
hukum wajib tergantung kepada keperluan, situasi dan kondisi. Jadi siapa yang mempunyai saudara yang kaya atau saudara yang faqir maka bersilaturahim dengan saudara yang kaya cukup berbicara dan basa basi saja, sedang dengan saudara yang faqir maka tidak cukup hanya sekedar berbicara atau basa basi saja tetapi harus dapat membantunya dengan bantuan materiil jika dia mampu. Dengan
demikian,
maka
silaturahim
itu
harus
memperhatikan al-washil (yang aktif menyambungkan) dan al-
35
maushul (yang dihubungi). Jadi yang faqir akan bersilaturahim dengan yang faqir lagi maka mereka tidak dituntut untuk saling membantu dengan materi akan tetapi cukup dengan berbicara dan basa-basi yang biasa saja, dan silaturahim yang wajib itu mengikuti keadaan al-Maushul sesuai dengan kedudukan dalam kekerabatan (Ayyub, 1989: 136). 2.2.3.Cara Untuk Membina Silaturahim Membina silaturahmi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara fisik dan non fisik. Secara fisik misalnya bersalaman, bergaul dengan sesamanya, saling tolong menolong dan saling berkunjung, sedangkan secara non fisik yaitu dengan merelakan, saling memaafkan, saling mendoakan, saling bertukar pikiran atau informasi dan saling bermusyawarah, berdiskusi, saling berwasiat dalam kebenaran, berkesabaran dan cinta kasih (Ahmad Rais, 2000: 9). 1. Secara Fisik a. Bersalaman Islam
mengajarkan
umatnya
supaya
saling
menghargai dan menghormati antara lain yaitu dengan saling mendoakan atau mengucapkan lafadz assalamu’alaikum sekaligus bersalaman. Bersalaman atau berjabat tangan merupakan cermin dari penyatuan diri antara kedua insan yang berjabat tangan
36
secara spiritual disatukan, melalui berkah karena saling mendoakan atau mengucapkan dan membalas salam. Selama keberkaan tersebut saling melekat pada keduanya maka hubungan persaudaraan (silaturahim) aka terjalin kokoh (Rais, 2000: 34). b. Saling Tolong menolong. Persaudaraan orang Islam terhadap orang Islam yang lain ialah hubungan yang kuat diantara keduanya, sebagaimana kuatnya hubungan nasab yang menimbulkan cinta kasih sayang, sedia membantu dan menolong, memberi kebaikan-kebaikan
kepadanya dan menolak bahaya dari
padanya. Dan termasuk rangkaian persaudaraan ialah bahwa dia tidak akan menganiaya dan tidak sampai hati menyerahkan kepadanya yang membahayakan nya. Apabila seseorang memberikan pertolongan kepada orang lain sedikit saja, niscaya Allah memberikan kebaikan yang banyak. Pertolongan seorang saudara terhadap orang lain disamping meninggalkan pertikaian dan permusuhan akan dapat menyatukan umat (Ayyub, 1989: 104). c. Saling berkunjung Dalam rangka hubungan silaturahim, banyak sekali kunjungan yang bisa dilakukan, ada beberapa kunjungan wajib dan ada juga kunjungan yang dianjurkan.
37
Kunjungan yang wajib diantaranya: -
Kunjungan kepada orang tua
-
Kunjungan kepada saudara
-
Kunjungan kepada orang sakit
-
Kunjungan menghadiri undangan Sedangkan
kunjungan
yang
dianjurkan
diantaranya: -
Kunjungan takziah
-
Kunjungan kepada tetangga yang dekat dengan rumah (Ahmad Rais, 2000: 87).
2. Secara non fisik. a. saling memaafkan Islam
mengajarkan
umatnya
untuk
saling
memaafkan dan mengajarkan untuk membuang sifat pendendam. Rasululloh menegaskan bahwa orang beriman itu tidak punya sifat pendendam. Nabi muhammad mengajarkan bahwa seorang muslim harus mampu memberi kedamaian dan ketenangan dimanapun dia berada. Hal ini tentu harus didahului oleh semangat
silaturahim
dan
saling
memaafkan
serta
menghilangkan rasa dendam. Dalam hal ini ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam memberikan maaf yaitu:
38
-
Pemberian maaf timbul dari keinginan untuk berbuat baik atas dasar keimanan
-
Pemberian maaf harus bertujuan untuk perbaikan, perdamaian dan menghilangkan dendam
-
Pemberian maaf harus timbul atas dasar kemurahan hati
-
Pemberian maaf harus tetap berada dalam batas-batas yang dibenarkan agama. Sikap saling memaafkan merupakan awal bagi
penciptaan hubungan yang baik diantara sesama muslim dan memperbaiki silaturahim yang mungkin terputus atau terganggu (Iqbal, 2005: 108) b. Saling Mendoakan Seseorang muslim yang tulus yang benar-benar mencintai saudaranya sebagai mana mencintai dirinya sendiri,
tidak
lupa
mendoakan
saudaranya
tanpa
sepengetahuannya yang merupakan perwujudan nyata dari cinta dan kepedulian persaudaraan nya (al-Hasyimi, 2004: 232). c. Bersifat sabar Untuk menjalin hubungan dengan orang lain maka seseorang harus memiliki sifat sabar, mengendalikan kemarahannya dan harus bisa mengontrol dirinya. Jika seseorang bisa mengontrol dirinya ketika marah dia akan
39
bisa mengendalikan berbagai konflik dan problem-problem yang ada. Jadi untuk membina silaturahim bukan hanya merekayasa gerak gerik tubuh, namun harus melibatkan pula aspek tubuh. Dengan kombinasi bahasa tubuh dan bahasa hati, seseorang mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat lebih baik dan lebih bermutu daripada yang dilakukan oleh orang lain. Langkah-langkah yang perlu disiapkan untuk mencapai tingkat penyatuan hati sedikitnya ada 4 (empat) tahap yaitu: -
Ta’aruf
adalah proses awal perkenalan dengan
mengenal nama dan wajah -
Taffahum adalah tahapan memperdalam perkenalan dengan berusaha mengenal perwatakan masing-masing pihak yang dapat menumbuhkan pemakluman dan empati.
-
Tawasul adalah tahapan dimana tumbuh rasa saling memiliki dan kesadaran untuk saling membimbing kepada kebaikan dan kesabaran.
-
Ta’awun adalah tahapan dimana masing-masing pihak menyadari pentingnya hubungan persaudaraan mereka yang begitu intens sampai pada tingkat diri-diri mereka
40
bagaikan satu kesatuan yang utuh (kaljasad al-wajid) ketika yang satu merasakan sakit maka yang lain ikut merasakannya. (Sumber www.fatimah.org). Melalui 4 (empat) langkah tersebut maka mereka akan sampai pada kesepakatan untuk saling menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran. 2.2.4. Tujuan Silaturahim Tujuan silaturahmi diantaranya: -
Untuk manis dan lezatnya hidup berumah tangga/berkeluarga dan untuk tercapainya rumah tangga sakinah.
-
Untuk keharmonisan hidup bermasyarakat.
-
Untuk mendekatkan hubungan persaudaraan
-
Untuk memperbanyak rizki yang diberkahi Allah swt. Dan menebarkan salam.
-
Untuk memperpanjang usia dan dikenang manusia dengan banyak amal shaleh.
-
Untuk menghindari perselisihan dan sengketa.
-
Untuk meningkatkan kualitas hidup yang sejahtera dan bahagia bersama.
-
Untuk mengangkat derajat dan martabat supaya mulia dan masuk surga.
-
Untuk memperoleh rahmat dan nikmat yang berlimpah ruah dari Allah SWT.
41
-
Untuk memperoleh lapangan pekerjaan dan untuk hiburan hidup di dunia (Ahmad Rais, 2000: vii)
2.2.5. Faktor penyebab putusnya silaturahim Manusia diciptakan dari dua unsur, yaitu unsur jasmani (fisik) dan unsur rohani (non fisik). Karena unsur tersebut, manusia diberikan sifat-sifat kemanusiaan. Diantara sifat-sifat baik, ada juga sifat buruk. Sifat yang baik mendorong kepada jalan ketuhanan, sedang sifat buruk dimanfaatkan oleh syaitan maupun iblis dalam rangka mendorong manusia untuk berbuat dosa. Sifat buruk ini termasuk
penyakit
rohani
yang
menghalangi
tercapainya
kebahagiaan dunia dan akhirat, termasuk menghalangi terwujudnya hubungan
silaturahim,
diantara
faktor
penyebab
putusnya
silaturahim yaitu: 1. Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali silaturahim 2. Ketaqwaan yang melemah 3. Sombong 4. Perpisahan yang lama, jarak yang jauh serta malas berkunjung 5. Celaan berat / fitnah 6. Pelit dan bakhil 7. Sibuk dengan dunia 8. Perceraian diantara kerabat 9. Kurang sabar 10. Lupa kerabat pada saat punya acara
42
11. Egois 12. Pendendam (Terurainya jalinan silaturahim, 19/05/2007) 2.2.6. Hikmah Silaturahim Hikmah silaturahim ada dua macam, sesuai dengan sabda Rasululloh yang berbunyi:
.ﻡ.ﷲ ﺹ ِ ﻮ ﹸﻝ ﺍ ﺳ ﺭ ﺖ ﻌ ﺳ ِﻤ :ﻪ ﹶﻗﺎ ﹶﻝ ﻧﻪ ﹶﺃ ﻨﻋ ﷲ ُ ﻲ ﺍ ﺿ ِ ﺭ ﺮ ﹶﺓ ﻳﺮ ﻫ ﻲ ﻦ ﹶﺍِﺑ ﻋ ﺼ ﹾﻞ ِ ﻴﻪ ِﻓﻰ ﹶﺃﹶﺛ ِﺮ ِﻩ ﹶﻓ ﹾﻠ ﺴﹶﺄ ﹶﻟ ﻨﻳ ﻭﹶﺍ ﹾﻥ ﺯِﻗ ِﻪ ﻰ ِﺭ ﻪ ِﻓ ﻂ ﹶﻟ ﺴﹶ ﺒﻳ ﺐ ﹶﺍ ﹾﻥ َ ﺣ ﻦ ﹶﺍ ﻣ :ﻮ ﹸﻝ ﻳ ﹸﻘ ﺣﻴﻢ ﺃ ﹼﻥ ﺻﻠﺔ ﺍﻟﺮ:ﻪ )ﺭﻭﺍﻩ ﲞﺎﺭﻯ ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻯ ﺑﻠﻔﻆ ﻤ ﺭ ِﺣ ﳏﺒﺔ ﰱ ﺍﻷﻫﻞ ﻣﺸﺮﺍﺓ ﰱ ﺍﳌﺎﻝ ﻣﻨﺴﺄﺓ ﰱ ﺍﻷﺛﺎﺭ( ﺍﳉﺎﻣﻊ ﺍﻟﺼﻐﲑﺀ ﺍﳉﺰ 16 . ﺹ.ﺍﻟﺜﺎﱏ Artinya: Dari Abi Hurairah ra; bahwa dia berkata: saya mendengar Rasulullah saw bersabda: barangsiapa dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia melaksanakan silaturahim; hadist diriwayatkan oleh bukhori muslim dan diriwayatkan oleh tirmidzi dengan kalimat; sungguh silaturahim itu menimbulkan cinta kasih dikalangan family, merupakan sumber kekayaan dan menyebabkan umur panjang”. Berdasarkan
hadist
diatas,
Rasulullah
SAW
telah
meninggikan derajatnya perkara atas dasar silaturahim. Dengan silaturahim, orang dapat dilapangkan rizkinya dan panjang umurnya. 1. Dilapangkan Rizkinya. Adapun ketinggian martabat lapang rizki atas dasar silaturahim, karena dengan silaturahim orang akan mendapat
43
gambaran dan pandangan serta informasi tentang penghidupan, baik untuk mendapatkan pekerjaan maupun wawasan tentang perdagangan dan usaha. Kalau silaturahim dilakukan dengan ikhlas Karena Allah semata, maka berdasarkan hadist tersebut akan mendapatkan lapang rizki karena izin Allah, melalui jalan beraneka macam. Dengan
silaturahim
pula
dapat
menghilangkan
permusuhan dan pertengkaran yang cukup menyibukkan dan menyita waktu yang sangat panjang, sehingga terpaksa meninggalkan
kesempatan
mencari
rizki,
dan
apabila
silaturahim dilaksanakan dengan ikhlas maka Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda (Aziz, 1989: 184). Dan dengan silaturahim pula, maka seorang dapat termasuk golongan orang-orang yang bertaqwa. Sesuai dengan firman Allah:
{4} ﺮﹰﺍﻳﺴ ﻣ ِﺮ ِﻩ ﻦ ﹶﺃ ﻪ ِﻣ ﻞ ﱠﻟﺠﻌ ﻳ ﻪ ﺘ ِﻖ ﺍﻟﻠﱠﻳ ﻦﻭﻣ Barang siapa yang bertaqwa kepada Nya, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (Q.S. At-Talaq, ayat 4) (Depag RI, 1995: 1946). 2. Dipanjangkan Umurnya Dalam hadist tersebut diatas, dinyatakan bahwa silaturahim itu dapat menambah umur, (panjang ajalnya) yaitu berkahnya atau manfaat umurnya, Allah menganugerahkan kekuatan badan, akal cerdas, dan terlaksananya apa yang di
44
cita-citakan, maka hidupnya selalu untuk berbuat baik, meskipun hitungan umurnya pendek. Tegasnya sekalipun empat puluh tahun misalnya, tetapi amal ibadahnya lebih banyak dibandingkan dengan orang lain yang umurnya sebaya dengannya. Banyak orang yang berumur panjang, tetapi seakan akan mereka belum pernah hidup, karena belum banyak amal ibadahnya, dan banyak juga orang yang berumur pendek, tetapi seakan-akan dia masih tetap hidup berabad-abad, karena amalnya banyak dan keagungan yang mereka tinggalkan. Orang yang senang bersilaturahim kepada sanak famili, maka akan dimuliakan dan dihormati orang lain. Hatinya menjadi senang dan merasa mempunyai kedudukan tinggi, sebab perbuatan yang terpuji (Aziz, 1989: 186). Hadist diatas menetapkan dan menjamin seseorang yang beriman dan beramal shaleh untuk memperoleh kesenangan hidup dan berlapang rizkinya. Sebagaimana firman Allah:
ﺎﻮﹾﺍ ِﺇﺫﹶﺍ ﻣﺎ ﹶﻃ ِﻌﻤﺡ ﻓِﻴﻤ ﺎﺟﻨ ﺕ ِ ﺎﺎِﻟﺤﻋ ِﻤﻠﹸﻮﹾﺍ ﺍﻟﺼ ﻭ ﻮﹾﺍﻣﻨ ﻦ ﺁ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﱠﻟﺬِﻳ ﺲ ﻴﹶﻟ {93} ﺕ ِ ﺎﺎِﻟﺤﻋ ِﻤﻠﹸﻮﹾﺍ ﺍﻟﺼ ﻭ ﻮﹾﺍﻣﻨ ﺁﺗﻘﹶﻮﹾﺍ ﻭﺍ Artinya: Tidak berdosa orang-orang yang beriman dan mengajarkan yang baik-baik karena apa saja mereka makan (yang dahulu belum ada larangan)
45
selagi mereka tetap bertaqwa, beriman dan beramal shaleh (mengerjakan yang baik-baik). (Q.S. Al Maidah: 93). (Depag RI. 1995: 177). Dan Allah menetapkan juga, seseorang bertambah umur, sebagaimana telah diperintahkan untuk berbuat baik kepada sanak kerabat, sesuai dengan firman Allah:
{26} ﺣﻘﱠﻪ ﻰﺮﺑ ﺕ ﺫﹶﺍ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ِ ﺁﻭ Dan berikanlah hak kepada sanak kerabat masing-masing. (Q.S. Al Isra’: 26). (Depag RI, 1995: 428).
2.3. Pengaruh Mengikuti Pengajian Terhadap Peningkatan Silaturahmi Tujuan mengikuti pengajian adalah mendapatkan suatu ilmu yang benar. Esensi dari ilmu itu akan ada bila dirinya ada iman dan amal shaleh. Pengertian iman adalah kepercayaan yang tertanam dalam lubuk hati dengan penuh keyakinan tanpa keraguan sedikitpun dan termanifestasikan dengan amal perbuatan atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari (Rais, 2000: 175). Perbuatan dalam hal ini lebih ditekankan pada amal shaleh. Dari kata iman dikenal juga kata aman (damai dan tentram). Manusia yang beriman seharusnya mampu mengaktualisasikan suasana damai dan selalu ingin menjadi pelita kedamaian. Dalam menciptakan suasana damai maka manusia harus bisa menjalin hubungan dengan sesamanya dalam bentuk silaturahim (Rais, 2000: 9). Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk hidup berkelompok atau bermasyarakat. Sejak manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya (bakat dan potensi) punya hasrat untuk hidup bersama, berkumpul
46
dengan sesamanya dan saling berinteraksi. Salah satu faktor yang mendorong manusia untuk hidup bersama adalah faktor informasi yaitu atas dorongan naluri manusia harus menyampaikan isi hati atau perasaanperasaannya terhadap orang lain. Penyampaian berbagai perasaan atau informasi bertujuan supaya terjadi hubungan silaturrahmi antar sesamanya (Rais, 2000: 20). Untuk membina silaturahim dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu secara fisik dan non-fisik. Secara fisik misalnya: bersalaman, bergaul dengan sesamanya, saling tolong-menolong dan saling berkunjung. Sedangkan secara non-fisik misalnya dengan cara saling memaafkan, saling mendoakan,
saling
bertukar
pikiran
atau
informasi
dan
saling
bermusyawarah, berdiskusi, saling berwasiat dalam kebenaran, ber kesabaran dan cinta kasih. Hal tersebut dapat terealisasikan dalam bentuk pengajian yang mana dengan pengajian umat Islam akan berkumpul bersama dan akan terjalin hubungan sosial di antara sesama manusia. Di sela-sela pelaksanaan ibadah, mereka dapat berkomunikasi, bertukar informasi tentang berbagai hal. Sehingga hubungan persaudaraan antar umat islam dapat berkembang lagi. Dari deskripsi diatas menunjukkan adanya hubungan pengaruh mengikuti pengajian terhadap peningkatan silaturahim. Dalam hal ini digambarkan dalam teori komunikasi yaitu teori hubungan sosial. Dalam
47
teori ini dikatakan bahwa orang akan lebih banyak memperoleh informasi itu melalui hubungan atau kontak dengan orang lain (Suprapto, 2006: 19). Berdasarkan teori diatas, maka dapat diambil asumsi bahwa mengikuti
pengajian
dapat
mempengaruhi
peningkatan
silaturahim,
mengingat bahwa dengan mengikuti pengajian orang akan bertemu langsung dengan orang lain dan akan mendapatkan bimbingan dari dai, termasuk bimbingan bagaimana membina hubungan baik dengan orang lain. Bagi orang yang menghayati akan termotifasi untuk mengembangkan arti silaturahim itu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Tanpa silaturahim tidak ada komunikasi atau pertukaran informasi, berarti hidupnya akan tetap statis dalam kelompoknya yang terbatas. Maka pengajian sebagai ajang silaturahim akan mendorong para jamaahnya untuk meningkatkan atau mempererat persaudaraan antar umat islam dan memberi atau menerima informasi dari orang lain.
2.4. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori di atas maka penulis mengambil jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yaitu “Mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah berpengaruh positif terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen.”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang meneliti apakah ada pengaruh mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen. Penelitian kuantitatif yakni penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferansial (dalam rangka pegujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antara variabel yang diteliti (Azwar, 1998: 5). Berdasarkan perihal tersebut, jenis penelitian kuantitatif sangatlah dibutuhkan dalam penelitian ini untuk membahas beberapa kemungkinan yang ada untuk mengupas masalah yang aktual dengan cara menghimpun data, menyusun atau mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya menurut prosedur baku statistik baik secara manual maupun menggunakan jasa komputer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey atau penelitian lapangan yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu
48
49
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1983: 3).
3.2.
Definisi Konseptual dan Operasional Dalam bagian ini penulis akan memberikan batasan pemahaman terhadap konsep yang diteliti. 3.2.1
Definisi Konseptual 3.2.1.1.Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah. Pengajian didefinisikan sebagai pengajaran Agama Islam yang menanamkan norma-norma agama melalui media tertentu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hal 383). An Nasikhatul Islamiyah adalah nama pengajian di Kabupaten Kebumen yang berasal dari kata “An Nasikhat” yang artinya nasihat, dan “Islam” yang artinya selamat (Munawir, 1984: 654). Berpijak dari hal di atas maka pengajian AnNasikhatul Islamiyah adalah suatu kegiatan pengajian Agama Islam yang bertujuan untuk menasehati obyek sasaran dakwah dalam konteks sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT atau pun dengan sesama manusia dengan menggunakan bahasa lisan.
50
3.2.1.2.Peningkatan Silaturahim -
Peningkatan diartikan sebagai proses pembuatan, cara, meningkatkan
usaha,
kegiatan
dan
sebagainya
(Departemen Pendidikan Dan Nasional, 2002: 1198). -
Sedangkan silaturahim didefinisikan oleh H. Ahmad Rais ialah hubungan persaudaraan yang diikat rasa kasih sayang yang didasari iman dan takwa kepada Allah SWT. Jadi
peningkatan
silaturahim
adalah
adanya
perubahan yang lebih baik dalam menjalin hubungan persaudaraan, yang diikat rasa kasih sayang, yang didasari iman dan takwa kepada Allah SWT, sebagai bentuk hubungan sosial antar umat manusia. 3.2.2. Definisi Operasional 3.2.2.1. Pengajian An-Nasikhatul Islamiyyah Adalah salah satu pengajian di Kabupaten Kebumen yang dilakukan setiap bulan pada hari selasa minggu pertama, dengan indikator-indikator sebagai berikut: -
Materi yang terdapat dalam pengajian An-Nasikhatul Islamiyah.
-
Pemahaman jamaah ibu-ibu terhadap materi pengajian An-Nasikhatul Islamiyah
51
-
Frekuensi jamaah ibu-ibu dalam mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah.
-
Motivasi jamaah ibu-ibu dalam mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah
3.2.2.2. Peningkatan silaturahim Adanya perubahan yang lebih baik dalam menjalin hubungan persaudaraan yang diikat rasa kasih sayang, yang didasari iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai bentuk hubungan sosial antar umat manusia. Dengan indikator-indikator sebagai berikut: -
Saling tolong menolong
-
Saling berkunjung
-
Saling memaafkan
-
Saling mendoakan.
3.3. Sumber dan Jenis Data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer. Data primer yaitu data yang didapatkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari subyek penelitian (Muslim, 1996: 7). Dalam hal ini peneliti mendapatkan data secara langsung dengan mengadakan penelitian terhadap jamaah pengajian An-Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen.
52
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal yang menunjukkan data dalam urutan tertentu atau dalam satu seri (Bungin, 2005: 121).
3.4.
Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998: 108-109). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jama’ah An-Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen. Agar penelitian ini dapat di lakukan dengan lancar maka dalam menentukan sampel penulis menggunakan “tehnik random sampling” yaitu proses pemilihan sampel dimana seluruh jamaah An-Nasikhatul Islamiyah mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Penulis menggunakan proposional sampling yaitu tehnik pengambilan sampel berimbang (Bungin, 2005: 114). Dalam penelitian ini populasinya terbagi menjadi dua strata yaitu anggota jamaah yang aktif mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiah dan anggota jamaah
yang tidak aktif mengikuti pengajian An-
Nasikhatul Islamiah. Secara keseluruhan jamaah berjumlah 500 orang, anggota jamaah yang aktif mengikuti pengajian berjumlah 350 orang dan anggota jamaah yang tidak aktif mengikuti pengajian berjumlah 150 orang. Dari sini peneliti mengambil wakil dari setiap unit di atas secara berimbang, masing-masing unit diambil 15% untuk dijadikan wakil sampel, maka sampel yang diwakili oleh jamaah yang aktif mengikuti pengajian adalah 48
53
orang dan sampel yang diwakili oleh jamaah yang tidak aktif mengikuti pengajian adalah 16 orang, jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 orang.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian (Bungin, 2005: 123). Sehubungan dengan masalah penelitian, maka penelitian ini menggunakan data kuesioner atau angket untuk mengumpulkan data, yaitu sejumlah pertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti (Bungin, 2005: 123). Jenis pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tertutup, yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri. Semua alternatif jawaban yang harus dijawab oleh responden telah tertera dalam angket tersebut. Responden harus memilih salah satu jawaban yang menurut pendapatnya paling benar dan tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang lain. Alat ukur yang digunakan adalah skala likert. Skala ini berusaha mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu obyek (Usman, 1996: 69).
54
Adapun kriteria jawaban yang digunakan penulis sebagai berikut: -
Alternatif jawaban a diberi nilai 3
-
Alternatif jawaban b diberi nilai 2
-
Alternatif jawaban c diberi nilai 1 Sebelum angket disebar ke responden, penulis terlebih dahulu
melakukan uji validitas dan uji reabilitas. 1. Uji Validitas Instrumen Validitas berarti kesucian alat ukur artinya alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Hasan, 2004: 15). Ada dua macam uji validitas yang peneliti lakukan, yaitu: a. Validitas Konstruk (construct validity) Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep yang nantinya dari kerangka itu, peneliti dapat menyusun tolak ukur operasional konsep tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (Singarimbun dan Sofyan, 1989: 125). Dalam hal ini peneliti melakukan uji validitas konstruk melalui dua cara: Pertama dengan memberikan definisi pada konsep yang akan diukur (tentang mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah) berdasarkan konsep yang tertulis dalam literatur. Kedua, untuk memperkuat hasil validitas konstruk tersebut, penulis mengkonsultasikan konsep tersebut dengan ahli- ahli yang kompeten dalam bidang konsep yang akan diukur, dalam hal ini penulis konsultasikan kepada dosen pembimbing,
55
dan hasil yang diperoleh bahwa instrumen yang akan dijadikan sebagai alat untuk mengumpulkan data dinyatakan valid. b. Uji Validitas. Dalam penelitian ini penulis melakukan pendefinisian terhadap masing-masing variabel, sehingga dapat diketahui dimensi dan indikator yang diukur dari variabel tersebut. Dimensi dan indikator kemudian dijadikan tolak ukur untuk menyusun kisi-kisi instrumen yang berupa pertanyaan. Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Dan Peningkatan Silaturahim No 1
2
Variabel
Indikator
Nomor instrumen
1–3 - Frekuensi mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah 4 – 10 - Motivasi mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah 11 –13 - Materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah 14 - 20 - Pemahaman terhadap materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah 21 -26 Peningkatan - Saling menolong 27 -31 - Saling berkunjung silaturahim 32 -36 - Saling memaafkan 37 - 41 – Saling mendoakan Dari kisi-kisi tersebut dituangkan ke dalam item-item Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah
pertanyaan dalam variabel independen terdiri dari 20 item pertanyaan dan variabel dependen 21 item pertanyaan.
56
Setelah instrumen disusun kemudian disebarkan kepada responden untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen. Adapun dari uji SPSS versi 11.0 diketahui bahwa instrumen mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah yang berjumlah 20 item pertanyaan, yang valid 19 item, dengan koefisien alpha sebesar 0,9275 yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20. Sedangkan yang drop (invalid) nomor 16. Untuk instrumen peningkatan silaturahim yang berjumlah 21 item , yang valid berjumlah 17 dengan koefisien alpha sebesar 0,8777, yaitu: 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41. Sedangkan yang drop (invalid) berjumlah 4 item yaitu: 21, 26, 37, dan 38. Adapun ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah dan peningkatan silaturahim dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Mengikuti Pengajian An-Nasikhatul Islamiyah dan Peningkatan Silaturahim. Instrumen
Item
Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Jumlah
Mengikuti pengajian AnNasikhatul Islamiyah
valid
1, 2, 3, 4, 5 6, , 8, 9, 10, 11 12,13, 14, 15, 17, 18, 19, 20.
20
Peningkatan silaturahim
Drop (invalid) 16 Jumlah Valid 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41. Drop (invalid) 21, 26, 37,38 Jumlah
1 20 17
4 21
57
Item yang valid dan reliable tersebut, kemudian disusun kembali sebagai angket dan disebarkan kepada jamaah An Nasikhatul Islamiyah untuk uji hipotesis. 2. Uji reliabilitas instrumen Reliabilitas
artinya
memiliki
sifat
dapat
dipercaya.
Reliabilitas mengandung tiga makna yaitu: tidak berubah-ubah, konsisten, dan dapat diandalkan (Hasan, 2004: 15). Supaya pengujian hipotesis penelitian dapat mengenai sasaran, maka instrumen (alat ukur) yang digunakan untuk mengumpulkan data harus reliable. Dalam hal ini penulis menggunakan SPSS untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen (alat ukur) tersebut, hasil pengujian yang diperoleh dapat diringkas pada tabel sebagai berikut: Tabel 3 Daftar Reliabilitas Instrumen Variabel
Item Pertanyaan
Keputusan
1 s/d 19
Alpha Cronbach 0,9275
Mengikuti Pengajian AnNaskhatul Islamiyah Peningkatan silaturahim
20 s/d 37
0,8777
Reliabel
Reliabel
58
3.6. Tehnik Analisis Data 3.6.1. Analisis Pendahuluan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh mengikuti pengajian
An-Nasikhatul
Islamiyah
terhadap
peningkatan
silaturahmi jamaahnya di Kabupaten Kebumen, langkah awal yang dilakukan adalah mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif yaitu dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pertanyaan dengan angka untuk masing-masing responden. Kemudian memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi yang ada, dalam rangka pengolahan data. 3.6.2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang ada dan diajukan. Adapun jalan yang ditempuh adalah mengadakan perhitungan dengan menggunakan rumus analisis regresi linier satu prediktor dengan skor kasar, dengan cara mencari kesamaan regresi dan mencari korelasi antara kriterium satu predictor (Hadi, 2000: 3). Dalam hal ini mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah sebagai predictor atau variabel independen dan peningkatan silaturahim sebagai kriterium atau variabel dependen. Rumus mencari persamaan Regresi adalah sebagai berikut (Hadi, 2001 : 1-3): Rkreg F reg = Rkres
59
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Mencari korelasi antara mengikuti pengajian An-Nasikhatul Islamiyah dengan peningkatan silaturahim. Dengan rumus :
rxy =
NΣXY−(ΣX)(ΣY)
[N.ΣX −(ΣX) ][N.ΣY −(ΣY) ] 2
2
2
2
b. Mencari persamaan garis regresi y = ax + K Untuk mencari a dan K dengan cara :
Σ xy Σy
= aΣ x2 + KΣx = aΣx+NK
c. Menentukan nilai F dengan mencari jumlah kuadrat (Jk) dengan rentang (rata-rata) kuadrat (Rk regresi dan residu dengan langkah-langkah sebagai berikut (Hadi, 2001 : 18). Jk reg = aΣ xy + K Σy –
( Σy )2 N
Jk res =
Σy
- a Σ xy – KΣy Jk reg 2
Rk reg = db reg Jk res Rk res = db res Rk reg F reg = Rk reg Keterangan : a
= Koefisien predictor
K
= Bilangan konstanta
60
N
= Jumlah sampel yang diteliti
x
= Nilai mengikuti pegajian An Nasikhatul Islamiyah
y
= Nilai peningkatan silaturahim
Σx
= Jumlah nilai mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah
Σy
= Jumlah nilai Peningkatan silaturahim
Σx2
= Nilai kuadrat mengikuti pengajian An Nasikhatul islamiyah
Σy2
= Nilai kuadrat dari Peningkatan silaturahim
Jk reg
= Jumlah kuadrat regresi
Jk res
= Jumlah kuadrat residu
Rk reg
= Rata-rata kuadrat regresi
Rk res
= Rata-rata kuadrat residu (1)
Db reg
= Derajat Kebebasan Regresi
Db res
= Derajat kebebasan residu (N-2)
3.6.3. Analisis Lanjutan Setelah diperoleh hasil koefisien antara variabel X dan Y, maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan nilai (hasil koefisien korelasi) dengan nilai Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Apabila F reg yang dihasilkan dari koefisien sama atau lebih dari F yang ada di tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang
61
berarti hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Sedangkan apabila F reg yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari F yang ada pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah tidak signifikan yang berarti hipotesis yang diajukan ditolak (Hadi, 2001: 19).
BAB IV GAMBARAN UMUM PENGAJIAN AN NASIKHATUL ISLAMIYAH DAN SILATURAHIM JAMAAHNYA DI KABUPATEN KEBUMEN
4.1. Gambaran Umum Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Untuk mengetahui gambaran umum Pengajian An Nasikhatul Islamiyah peneliti mengadakan wawancara dengan Hj. Nuryani selaku ketua Majlis Ta’lim An Nasikhatul Islamiyah. Adapun hasil wawancaranya sebagai berikut: 4.1.1. Sejarah Berdirinya Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Pengajian An Nasikhatul Islamiyah merupakan salah satu lembaga dakwah yang ada di Kabupaten Kebumen. Pengajian ini bermula dari suatu pengajian yang berbasis politik yaitu Pengajian Partai Kebangkitan Bangsa (PPKB). PPKB ini didirikan oleh bapak K.H. Nasirudin Al Mansur pada tahun 1999. Beliau adalah tokoh agama yang disegani oleh masyarakat karena kewibawaannya dalam menyiarkan dakwah Islam. Pada waktu itu beliau menjabat sebagai ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada tahun 2002 beliau bersama Ibu Rustriningsih dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjabat sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Kebumen. Setelah PILKADA, Ibu Rustriningsih berhasil menjadi orang nomor satu di Kabupaten Kebumen yang didampingi oleh Bapak K.H.
62
63
Nasirudin Al Mansur. Pasca PILKADA pengajian yang didirikan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tidak berjalan dengan efektif lagi karena adanya perpecahan intern di dalam pengajian tersebut. Dari kejadian itu, Bapak K.H. Nasirudin Al Mansur mempunyai inisiatif untuk mendirikan suatu lembaga dakwah yang tidak berbau politik. Berdasarkan inisiatif tersebut beliau bersama ulama-ulama yang lain diantaranya: K.H. Musyafa Ali, K.H. Durjani, K.H. Badrul Alam, Hj. Nuryani, Hj. Asna Khuraida, Hj. Ning Malikhah dan Hj. Nur Azizah, mengadakan musyawarah, berdasarkan musyawarah tersebut maka mereka sepakat untuk mendirikan Majlis Taklim dengan nama An Nasikhatul Islamiyah (Wawancara dengan Ibu Nuryani, dan ibu Syahdiyanti tanggal 6juni 2007). 4.1.2. Tujuan Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Pengajian An Nasikhatul Islamiyah mempunyai beberapa tujuan diantaranya: Pertama, untuk menghimpun para ulama di Kabupaten Kebumen, khususnya ibu-ibu Nyai yang punya Pondok Pesantren, dan umat Islam pada umumnya. Kedua, untuk menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam kepada seluruh jamaah An Nasikhatul Islamiyah, sehingga diharapkan para jamaah dapat mengamalkannya dalam bentuk perbuatan pada kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara ikhlas karena Allah SWT. Hal tersebut dimaksudkan dengan memperhatikan fenomena
64
yang terjadi pada masyarakat sekarang ini, terutama dalam pelaksanaan ajaran-ajaran Islam, masih banyak hal yang masih perlu dipertanyakan terutama dalam masalah ibadah sehari-hari. Maka dari itu materi yang pokok dalam pengajian ini adalah masalah ibadah. Ketiga, sebagai wahana kegiatan dakwah yang sekaligus menjadi wadah komunikasi antar umat Islam di Kabupaten Kebumen (Wawancara dengan Ibu Nuryani, tanggal 6 Juni 2007) 4.1.3. Jenis Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Pengajian An Nasikhatul Islamiyah adalah salah satu cara dakwah dengan lisan yang dilakukan oleh jamaah ibu-ibu di Kabupaten Kebumen. Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dalam hal ini juga merupakan jenis dakwah lisan dengan menggunakan metode ceramah yang dilengkapi dengan
metode tanya jawab. Hal
tersebut
dimaksudkan supaya mad’u (jamaah) lebih dapat memahami materi yang disampaikan oleh seorang da’i, sebab di dalam metode ceramah biasanya mad’u bersifat pasif (hanya mendengarkan saja). Dari segi waktu pelaksanaannya, Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dilaksanakan satu bulan sekali pada hari Selasa pertama, mulai jam 13.00-16.00 WIB. Sedangkan dilihat dari tempatnya, Pengajian An Nasikhatul Islamiyah berpindah-pindah dari desa yang satu ke desa lainnya secara bergilir.
65
Desa yang mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah diantaranya 1. Pejagoan, Kecamatan Pejagoan 2. Dorowati, Kecamatan Klirong 3. Jati Sari, Kecamatan Kedung Bener 4. Pekeyongan Kecamatan Pejagoan 5. Kuto sari, Kecamatan Kebumen 6. Somalangu, Kecamatan Aliyan 7. Sruweng, Kecamatan Sruweng 8. Klapa Gada, Kecamatan Sruweng 9. Jogo Simo, Kecamatan Klirong 10. Kali Gondang, Kecamatan Pejagoan 11. Nampudadi, Kecamatan Petanahan 12. Jogomertan, Kecamatan Petanahan 13. Ampel sari, Kecamatan Petanahan 14. Aditirto, Kecamatan Pejagoan 15. Karang Gadung, Kecamatan Petanahan 16. Kali Jiret, Kecamatan Aliyan 17. Tanjung sari, Kecamatan Petanahan 18. Podourip, Kecamatan Petanahan 19. Kedawung, Kecamatan Pejagoan 20. Munggu, Kecamatan Petanahan 21. Tanuraksan, Kecamatan Kebumen
66
22. Kewangunan,Kecamatan Petanahan 23. Tegal Retno, Kecamatan Klirong 24. Mendit, Kecamatan Adimulyo 25. Kebulusan, Kecamatan Pejagoan 26. Kemitir, Kecamatan Kebumen 27. Wonoyoso, Kecamatan Kebumen 28. Petanahan, Kecamatan Petanahan (Dokumentasi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah). 4.1.4. Unsur-Unsur Pengajian An Nasikhatul Islamiyah 4.1.4.1. Da’i atau pengisi pengajian An Nasikhatul Islamiyah. Da’i
dalam
pengajian
An
Nasikhatul
Islamiyah
diantaranya: -
Ibu Nyai Hj. Asna Khuraida dari Pondok Pesantren Al Falah Somalangu.
-
Ibu Nyai Hj Ning Malihah dari Pondok Pesantren Roudlotul Uqul Nampudadi
-
Ibu Nyai Hj. Nur Azizah dari Pondok Pesantren Miftahul Anwar Pekeyongan
4.1.4.2. Mad’u Mad’u dalam Pengajian An Nasikhatuil Islamiyah adalah ibu-ibu jamaah An Nasikhatul Islamiyah.
67
4.1.4.3. Materi Materi
yang
disampaikan
dalam
Pengajian
An
Nasikhatul Islamiyah bersumber dari kitab kuning diantaranya: kitab Safinatun Najjah, kitab Riyadussolihin, kitab Durotun Nasikhin. Dari kitab tersebut disampaikan materi akidah, syariah, dan akhlak. Materi-materi tersebut disampaikan secara bergilir. 4.1.4.4. Metode Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Dalam menyampaikan materi kepada jamaah, metode yang digunakan adalah metode bil-lisan dengan tehnik ceramah dan tanya jawab. 4.1.5. Struktur Kepengurusan Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Sebagaimana
layaknya
organisasi-organisasi
yang
lain,
pengajian ini juga mempunyai struktur kepengurusan. Adapun struktur kepengurusan pengajian An Nasikhatul Islamiyah adalah sebagai berikut: Struktur
Kepengurusan
Pengajian
An
Nasikhatul
Islamiyah PELINDUNG PENASEHAT KETUA SEKRETARIS
BENDAHARA ANGGOTA
68
Keterangan: Sejak awal berdiri sampai sekarang struktur kepengurusan tersebut dijabat oleh: Pelindung:
1. K.H. Nasirudin Al Mansur 2. K.H. Badrul Alam 3. K.H Musyafa Ali 4. K.H. Durjani
Penasehat:
1. Hj. Asna Huraida Musyafa Ali 2. Hj. Ning Malikhah Durjani 3. Hj. Nur Azizah Badrul Alam
Ketua I
: Hj. Nuryani Nasirudin
II : Hj. Sahdiyati Maf’ul Sekret I
: Hj. Sumiyati suwarno
II : Siti Sangadah Bendahara : Hj. Sungaib Anggota
: Seluruh Jamaah Islam An Nasikhatul Islamiyah(Dokumentasi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah)
Adapun
uraian
mengenai
gambaran
jamaah
dalam
mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dan gambaran tentang peningkatan silaturahim jamaahnya dapat peneliti ketahui melalui angket yang telah disebar pada Jamaah An Nasikhatul Islamiyah.
69
4.2. Gambaran Jamaah Dalam Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Mengenai gambaran jamaah dalam mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dapat peneliti ketahui melalui angket yang telah disebarkan kepada 70 responden. Dari 70 responden yang menjawab angket, ada 6 responden yang gugur karena baru pertama kali mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah, jadi responden dalam penelitian ini adalah 64 . Dari hasil penyebaran angket dapat dilihat hasil deskripsi statistik frekuensi pengkodingan data, kemudian peneliti mendeskripsikan jawaban responden terhadap setiap jawaban. Dimana pertanyaan mengenai jamaah dalam mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah terdiri dari 19 pertanyaan yang terbagi menjadi 4 indikator yaitu: 1. Pertanyaan mengenai frekuensi mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah no 1-3. 2. Pertanyaan tentang motivasi jamaah dalam mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah no 4-10. 3. Pertanyaan tentang materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah no 11-13. 4. Pertanyaan tentang pemahaman jamaah terhadap materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah no 14-19. Untuk lebih jelasnya peneliti paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan jumlah nilai seluruh item dari hasil angket yang disebarkan kepada responden.
70
4.2.1. Data Distribusi Frekuensi Variabel Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah TABEL 1 Indikator A.1. (Frekuensi Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah) No
Pertanyaan
1
Apakah setiap bulan anda mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Apakah anda datang 35 / 55% sebelum Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dimulai 49 / 70% Apakah anda mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah sampai selesai
2.
3.
Dalam
indikator
Jumlah Jawaban a/% 48 /75%
frekuensi
Jumlah Jawaban b/% 16 / 25 %
Jumlah Jawaban c/% 0 / 0%
27 /42%
2 / 3%
18 / 28%
0 / 0%
mengikuti
Pengajian
An
Nasikhatul Islamiyah pada variabel independen terdiri dari tiga pertanyaan, yaitu pertanyaan 1-3, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 1, mengenai apakah anda setiap bulan mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah?. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : jawaban a, menyatakan selalu mengikuti sebanyak 75% yaitu 48 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang sebanyak 25% yaitu 16 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak, sebanyak 0% yaitu 0 responden.
71
Pada pertanyaan no 2, mengenai apakah anda datang sebelum Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dimulai? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu sebanyak 54% yaitu sebanyak 35 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang sebanyak 43%, yaitu sebanyak 27 responden, dan jawaban c, sebanyak 3%, yaitu sebanyak 2 responden. Pada pertanyaan no 3, mengenai apakah anda mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah sampai selesai?. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu, sebanyak 72%, yaitu sebanyak 46 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebanyak 28%, yaitu 18 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak pernah, sebanyak 0%, yaitu 0 responden. 4.2.2. Data Distribusi Motivasi Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah TABEL 2 Indikator A.2. Motivasi mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah No pertanyaan
4
5
Setuju dengan terbentuknya pengajian An Nasikhatul Islamiyah Bertujuan untuk
Jumlah jawaban a/% 56 / 87%
Jumlah jawaban b/% 5 / 8%
Jumlah jawaban c/% 3/5%
54 / 84%
10 / 6 %
0 /0 %
72
6 7
8
9
10
meningkatkan pengetahuan agama Ikhlas ketika mengikuti pengajian Tetap mengikuti pengajian walaupun turun hujan Tetap mengikuti pengajian walau punya kesibukan rumah tangga Mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah walaupun tempatnya jauh Sedih ketika tidak mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah
Dalam indikator
49 / 77%
15 / 23%
0 / 0%
25 / 39%
35 / 55%
4 / 6%
32 / 50%
30 / 47%
2 / 3%
38 / 59%
19 / 29%
8 /12%
30 /46,8%
17 / 26,6%
17 / 26,6%
motivasi jamaah dalam mengikuti
Pengajian An Nasikhatul Islamiyah pada variabel independen terdiri dari tujuh pertanyaan, yaitu pertanyaan 4-10, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 4, mengenai apakah anda setuju dengan terbentuknya Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan setuju, sebanyak 87%, yaitu sebanyak 56 responden, jawaban b, menyatakan kurang setuju, sebanyak 8 %, yaitu 5 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak setuju, sebanyak 4,5%, yaitu 3 responden
73
Pada pertanyaan no 5, mengenai apakah tujuan anda mengikuti
Pengajian
meningkatkan
An
pengetahuan
Nasikhatul agama?
Islamiyah
Hasil
yang
untuk
diperoleh
menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan benar, sebanyak 84%, yaitu sebanyak 54 responden, jawaban b, menyatakan kurang benar, sebanyak 15%, yaitu 10 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak benar, sebanyak 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 6, mengenai apakah anda ikhlas ketika mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan ikhlas, sebanyak 77 %, yaitu sebanyak 49 responden, jawaban b, menyatakan kurang ikhlas, sebanyak 23 %, yaitu 15 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak ikhlas, sebanyak 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 7, mengenai apakah anda tetap mengikuti
Pengajian An Nasikhatul Islamiyah walau turun
hujan? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan tetap mengikuti, sebanyak 39 %, yaitu sebanyak 25 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang mengikuti, sebanyak 54%, yaitu 35 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak mengikuti, sebanyak 6%, yaitu 4 responden. Pada pertanyaan no 8, mengenai apakah anda tetap mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah walau punya
74
kesibukan rumah tangga? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan tetap mengikuti, sebanyak 50%, yaitu sebanyak 32 responden, jawaban b, menyatakan kadangkadang mengikuti, sebanyak 30%, yaitu 33 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak mengikuti, sebanyak 3%, yaitu 2 responden. Pada pertanyaan no 9, mengenai apakah anda tetap mengikuti
Pengajian An Nasikhatul Islamiyah walaupun tempat
pengajian jauh? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan tetap mengikuti, sebanyak 59 %, yaitu sebanyak 38 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang mengikuti, sebanyak 29%, yaitu 19 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak mengikuti, sebanyak 12%, yaitu 8 responden. Pada pertanyaan no 10, mengenai bagaimana perasaan anda ketika Hasil
tidak mengikuti yang
diperoleh
Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? menunjukkan
bahwa:
jawaban
A,
menyatakan sangat sedih dan kecewa, sebanyak 46%, yaitu sebanyak 30 responden, jawaban B, menyatakan agak sedih, sebanyak 26,6%, yaitu 17 responden, dan jawaban C, menyatakan tidak sedih, sebanyak 26,6%, yaitu 17 responden.
75
4.2.3. Data Distribusi Materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah TABEL 3 Indikator A.3. Materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah No
11
pertanyaan
Faham
dengan
Jumlah Jawaban a/% 47 / 73%
Jumlah jawaban b/% 17 / 27%
Jumlah jawaban c/% 0 / 0%
55 /85%
9 / 15%
0 / 0%
55 / 85%
9 / 15%
0 / 0%
materi aqidah 12
Faham
dengan
materi ibadah 13
Faham
dengan
materi akhlak
Dalam
indikator
materi
Pengajian
An
Nasikhatul
Islamiyah pada variabel independen terdiri dari tiga pertanyaan, yaitu pertanyaan 11-13, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 11, mengenai apakah anda faham dengan materi aqidah yang di sampaikan dalam pengajian An Nasikhatul Islamiyah ? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban
a, menyatakan faham,
sebanyak 73% yaitu 47
responden, jawaban b, menyatakan kurang faham sebanyak 27% yaitu 17 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak faham, sebanyak 0% yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 12, mengenai apakah anda faham dengan materi ibadah yang disampaikan dalam Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan faham, sebanyak 85%, yaitu sebanyak 55
76
responden, jawaban b, menyatakan kurang faham, sebanyak 15%, yaitu 9 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak faham, sebanyak 0%, yaitu 0 responden Pada pertanyaan no 13, mengenai apakah anda faham dengan materi akhlak yang disampaikan dalam Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan faham, sebanyak 85%, yaitu sebanyak 55 responden, jawaban b, menyatakan kurang faham, sebanyak 15%, yaitu 9 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak faham, sebanyak 0%, yaitu 0 responden. 4.2.4. Distribusi Pemahaman Jamaah Terhadap Materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah TABEL 4 Indikator A. 4 (Pemahaman Materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah
No
Pertanyaan
14
Bagaimana Perasaan anda ketika faham dengan materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Apakah anda bertanya jika tidak faham dg materi Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Bagaimana perasaan ketika sedang mengikuti Pengajian
15
16
Jumlah jawaban a/% 58 / 91%
Jumlah jawaban b/% 6 / 9%
Jumlah jawaban c/% 0 / 0%
31 / 48%
30 / 47%
3 / 5%
54 / 84%
10 / 16%
0 / 0%
77
17
18
19
An Nasikhatul Islamiyah Apakah anda tambah rajin ibadah setelah mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Apakah anda merasakan kedamaian setelah mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Dengan mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah apakah anda bertambah saudara Dalam indikator
60 / 94%
4 / 6%
3 / 4,5%
57 / 89%
7 / 11%
0 / 0%
54 / 84%
10 / 16%
0 / 0%
pemahaman materi Pengajian An
Nasikhatul Islamiyah pada variabel independen terdiri dari lima pertanyaan, yaitu pertanyaan 14-19, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 14, mengenai bagaimana perasaan responden ketika faham dengan materi pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : jawaban a, menyatakan senang, sebanyak 91% yaitu 58 responden, jawaban b, menyatakan agak senang sebanyak 9% yaitu 6 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak senang, sebanyak 0% yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 15, mengenai apakah responden bertanya ketika kurang faham dengan materi yang disampaikan dalam Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu bertanya,
78
sebanyak 48%, yaitu sebanyak 31 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang bertanya, sebanyak 47%, yaitu 30 responden, dan jawaban c, menyatakan diam saja, sebanyak 5%, yaitu 3 responden Pada pertanyaan no 16, mengena bagaimana perasaan responden ketika sedang mengikuti
Pengajian An Nasikhatul
Islamiya? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan senang, sebanyak 84%, yaitu sebanyak 54 responden, jawaban b, menyatakan agak senang, sebanyak 16%, yaitu 10 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak senang, sebanyak 0%, yaitu 0 responden Pada pertanyaan no 17, mengenai apakah responden tambah rajin beribadah setelah mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : jawaban a, menyatakan bertambah rajin, sebanyak 94% yaitu 60 responden, jawaban b, menyatakan agak rajin
sebanyak 6% yaitu 4
responden, dan jawaban c, menyatakan tidak rajin, sebanyak 0% yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 18, mengenai apakah responden merasakan kedamaian dalam hati setelah mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan merasakan, sebanyak 89%, yaitu sebanyak 57 responden, jawaban b, menyatakan kurang merasakan,
79
sebanyak 11%, yaitu 7 responden, dan jawaban c, menyatakan biasa-biasa saja, sebanyak 0%, yaitu 0 responden Pada pertanyaan no 19, mengenai apakah dengan mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah responden menjadi bertambah saudara? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan benar, sebanyak 84%, yaitu sebanyak 54 responden, jawaban b, menyatakan kurang benar , sebanyak 16%, yaitu 10 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak benar, sebanyak 0%, yaitu 0 responden.
4.3.Gambaran Peningkatan Silaturahim Jamaah An Nasikhatul Islamiyah Di Kabupaten Kebumen Mengenai peningkatan silaturahim jamaah Pengajian An Nasikhatul Islamiyah dapat peneliti ketahui melalui angket yang telah disebarkan pada 64 responden. Kemudian dari hasil deskripsi statistik frekuensi pengkodingan data, peneliti mendeskripsikan jawaban responden terhadap setiap jawaban. Dimana pertanyaan mengenai peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah terdiri dari 17 pertanyaan yang terbagi menjadi 4 indikator yaitu: 1. Pertanyaan tentang saling tolong menolong no 20-23 2. Pertanyaan tentang saling berkunjung no 24-28 3. Pertanyaan tentang saling memaafkan no 29-31 4. Pertanyaan tentang saling mendoakan no 32-36
80
Untuk lebih jelasnya peneliti paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan jumlah nilai seluruh item dari hasil angket yang disebarkan kepada responden. 4.3.1. Data Distribusi Peningkatan Silaturahim TABEL 5 Indikator B.1. (Saling Tolong Menolong) No
Pertanyaan
20
Apakah anda ikhlas ketika membantu orang lain Apakah anda membantu tetangga yang sedang punya hajatan Apakah anda membantu orang kecelakaan Apakah anda mendamaikan orang yang berselisih
21
22
23
Jumlah jawaban a/% 58 / 91%
Jumlah jawaban b/% 6 / 9%
Jumlah jawaban c/% 0/ 0%
30 / 47%
34/ 53%
0/ 0%
14/ 22%
52/ 76%
1 / 2%
18 / 28%
32 / 50%
14 / 22%
Dalam indikator saling tolong menolong pada variabel independen terdiri dari empat pertanyaan, yaitu pertanyaan 20-23, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 20, mengenai apakah anda ikhlas ketika membantu orang lain? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan ikhlas, sebanyak 91% yaitu 58 responden, jawaban b, menyatakan kurang ikhlas sebanyak 9% yaitu 6 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak ikhlas, sebanyak 0% yaitu 0 responden.
81
Pada pertanyaan no 21, mengenai apakah anda mau membantu tetangga yang sedang punya hajatan? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu membantu, sebanyak 47%, yaitu sebanyak 30 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang membantu, sebanyak 53%, yaitu 34 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak membantu, sebanyak 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 22, mengenai apakah anda membantu orang yang kecelakaan? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu, sebanyak 22%, yaitu sebanyak 14 responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebanyak 76%, yaitu 49 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak, sebanyak 2%, yaitu 1 responden. Pada pertanyaan no 23, mengenai apakah anda selalu mendamaikan orang yang berselisih? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban
a, menyatakan selalu,
sebanyak 28% yaitu 18
responden, jawaban b, menyatakan kadang-kadang sebanyak 50% yaitu 32 responden, dan jawaban c, menyatakan tidak, sebanyak 22% yaitu 14 responden.
82
4.3.2. Data Distribusi Saling Berkunjung TABEL 6 Indikator B.2. (Saling Berkunjung) No
Pertanyaan
24
Apakah anda perlu memelihara hubungan persaudaraan Apakah anda mengunjungi sesama saudara Apakah anda mau mengunjungi saudara walau sedang punya masalah Apakah anda menjenguk saudara yang sakit Apakah anda menghadiri undangan
25
26
27
28
Jumlah jawaban a/% 16 / 25%
Jumlah jawaban b /% 45 / 70%
Jumlah jawaban c/% 3 / 5%
37 / 58%
27 / 42%
0 / 0%
53 / 83%
11/ 17%
0/ 0%
30/ 47%
34 / 53%
0/ 0%
47 / 73%
17 / 27%
0/ 0%
Dalam indikator saling berkunjung pada variabel dependen terdiri dari lima pertanyaan yaitu pertanyaan no 24-28, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 24, mengenai apakah anda perlu memelihara hubungan persaudaraan? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan sangat perlu sebesar 25% yaitu 16 responden. Jawaban b menyatakan kurang perlu sebesar 70% yaitu 45 responden. Jawaban c menyatakan tidak perlu sebesar 5% yaitu 3 responden.
83
Pada pertanyaan nomor 25, mengenai apakah anda mengunjungi sesama saudara? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jawaban a, menyatakan selalu mengunjungi sebesar 58%, yaitu 37 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 42%, yaitu 27 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 26, mengenai apakah anda tetap mau mengunjungi saudara walau sedang ada masalah? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu mengunjungi, sebesar 83% yaitu 53 responden. Jawaban b menyatakan kadang-kadang sebesar 17% yaitu 11 responden. Jawaban c menyatakan tidak mau mengunjungi sebesar 0% yaitu 0 responden. Pada pertanyaan nomor 27, mengenai apakah anda menjenguk orang sakit? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jawaban a, menyatakan selalu menjeguk sebesar 47%, yaitu 30 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 53%, yaitu 34 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan nomor 28, mengenai apakah anda menghadiri undangan? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jawaban a, menyatakan selalu menghadiri sebesar 73%, yaitu 47 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 27%, yaitu 17 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 0%, yaitu 0 responden.
84
4.3.3. Data Distribusi Saling Memaafkan TABEL 7 Indikator B.3. (Saling Memaafkan)
No
Pertanyaan
Jumlah jawaban a/% 43 / 67%
Jumlah jawaban b/% 21 / 33%
Jumlah jawaban c/% 0 / 0%
29
Apakah anda berjabat tangan ketika berjumpa dengan saudaranya
30
Apakah anda minta maaf ketika punya salah dengan orang lain
49 / 77%
15 / 23%
0/ 0%
31
Apakah anda memaafkan kesalahan orang lain
30 / 47%
34 / 53%
0/ 0%
Dalam indikator saling memaafkan pada variabel dependen terdiri dari tiga pertanyaan yaitu pertanyaan no 29-31, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan no 29, mengenai apakah anda berjabat tangan, ketika berjumpa dengan saudaranya? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu sebesar 67% yaitu 43 responden. Jawaban b menyatakan kadang-kadang, sebesar 33% yaitu 21 responden. Jawaban c menyatakan tidak pernah sebesar 0% yaitu 0 responden. Pada pertanyaan nomor 30, mengenai apakah anda meminta maaf bila punya salah dengan orang lain? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, jawaban a, menyatakan selalu sebesar 77%, yaitu
85
49 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 23%, yaitu 15 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 31, mengenai apakah anda mau memaafkan kesalahan orang lain? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu memaafkan, sebesar 47% yaitu 30 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang sebesar 53% yaitu 34 responden. Jawaban c, menyatakan tidak mau memaafkan sebesar 0% yaitu 0 responden. 4.3.4. Data Distribusi Saling Mendoakan TABEL 8 Indikator B.4. (Saling Mendoakan)
No 32
33 34
35
36
Pertanyaan Apakah anda mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain Apakah anda mendoakan orang tua Apakah anda membaca basmalah ketika akan melaksanakan pekerjaan Apakah anda membaca hamdalah setelah melakukan pekerjaan Apakah anda berpamitan dengan tetangga bila mau bepergian jauh
Jumlah jawaban a/% 37 / 58%
Jumlah jawaban b/% 27 / 42%
Jumlah jawaban c/% 0/ 0%
31 / 48%
33 / 52%
0/ 0%
47 / 70%
14 / 22%
3/ 4%
43 / 67%
21 / 33%
0/ 0%
23 / 36%
29 / 45%
12 / 19%
86
Dalam indikator saling berkunjung pada variabel dependen terdiri dari lima pertanyaan yaitu pertanyaan no 32-36, yaitu dengan deskripsi: Pada pertanyaan nomor 32, mengenai apakah anda mengucapkan salam bila berjumpa dengan saudaranya? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu, sebesar 58% yaitu 37 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 42% yaitu 27 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah, sebesar 0% yaitu 0 responden. Pada pertanyaan nomor 33, mengenai apakah anda mendoakan orang tuanya? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jawaban a, menyatakan selalu, sebesar 48%, yaitu 31 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 52%, yaitu 33 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan no 34, mengenai apakah anda membaca basmalah ketika mau melakukan pekerjaan? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: jawaban a, menyatakan selalu, sebesar 73% yaitu 47 responden. Jawaban b menyatakan kadang-kadang, sebesar 22% yaitu 14 responden. Jawaban c menyatakan tidak pernah sebesar 5% yaitu 3 responden. Pada pertanyaan nomor 35, mengenai apakah anda membaca hamdalah setelah
melakukan pekerjaan?
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa jawaban a, menyatakan selalu, sebesar 67%, yaitu
87
43 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 33%, yaitu 21 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 0%, yaitu 0 responden. Pada pertanyaan nomor 36, mengenai apakah anda berpamitan kepada tetangga, bila akan pergi jauh? Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jawaban a, menyatakan selalu pamit sebesar 36%, yaitu 23 responden. Jawaban b, menyatakan kadang-kadang, sebesar 45%, yaitu 29 responden. Jawaban c, menyatakan tidak pernah sebesar 19%, yaitu 12 responden.
BAB V PENGARUH MENGIKUTI PENGAJIAN AN NASIKHATUL ISLAMIYAH TERHADAP PENINGKATAN SILATURAHIM JAMAAHNYA DI KABUPATEN KEBUMEN
Dalam bab ini diuraikan data tentang mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah dan data tentang peningkatan silaturahim. Data ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rumus regresi. Analisa ini digunakan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh mengikuti pengajian terhadap peningkatan silaturahim. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisa data tersebut adalah sebagai berikut: a. Analisis pendahuluan b. Analisis uji hipotesis c. Analisis lanjut.
5.1.Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini langkah yang ditempuh adalah mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif, yaitu dengan memberi skor nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket yang terdiri dari 3 alternatif jawaban. 1. Untuk alternatif jawaban A diberi skor nilai 3 2. Untuk alternatif jawaban B diberi skor nilai 2 3. Untuk alternatif jawaban C diberi skor nilai 1
88
89
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen, maka penulis mendistribusikan angket ke dalam tabel dan kemudian menganalisis dan menggolongkannya menjadi dua kelompok. 1. Intensitas mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah yang terdiri dari no 1-19 (lihat lampiran pertanyaan) yang didistribusikan dalam tabel 9. 2. Peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen yang terdiri dari 17 pertanyaan yaitu pertanyaan no 20-36 (lihat lampiran pertanyaan) yang didistribusikan dalam tabel 12.
5.1.1. Intensitas Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah. Di bawah ini adalah tabel distribusi nilai angket mengenai mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah (variabel X) yang terdiri dari 64 responden yang menjawab pertanyaan angket no. 119. Bagi yang menjawab A diberi nilai 3, yang menjawab B diberi nilai 2, dan yang menjawab C diberi nilai 1. Berikut tabelnya: TABEL 9 Distribusi Nilai Angket Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah
Nilai Angket Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah No Res 1
a 18
Opsi b 1
c 0
3 54
Skor 2 2
Jumlah 1 0
56
90
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
14 18 18 16 18 9 14 11 12 13 17 14 12 10 10 12 13 16 8 13 4 12 11 18 17 18 13 19 17 11 12 16 8 13 4 12 11 18 17 18 13 19 17 11 11 18 13 19
5 1 1 3 1 10 5 6 6 4 1 4 5 8 8 6 5 2 11 4 11 7 7 1 2 1 5 0 2 8 6 2 11 4 11 7 7 1 2 1 5 0 2 8 2 1 5 0
0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 0 2 4 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
42 54 54 48 54 27 42 33 36 39 51 42 36 30 30 36 39 48 24 39 12 36 33 54 51 54 39 57 51 33 36 48 24 39 12 36 33 54 51 54 39 57 51 33 51 54 39 57
10 2 2 6 2 20 10 12 12 8 2 8 10 16 16 12 10 4 22 8 22 14 14 2 4 2 10 0 4 16 12 4 22 8 22 14 14 2 4 2 10 0 4 16 4 2 10 0
0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 0 2 4 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
52 56 56 54 56 47 52 47 49 49 54 51 48 47 47 40 50 53 46 49 38 50 48 56 55 56 50 57 55 49 49 53 46 49 38 50 48 56 55 56 50 57 55 49 55 56 50 57
91
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
17 11 12 16 8 13 4 12 11 18 14 18 18 14 17
2 8 6 2 11 4 11 7 7 1 5 1 1 5 2
0 0 1 1 0 2 4 0 1 0 0 0 0 0 0
51 33 36 48 24 39 12 36 33 54 42 54 54 42 51
4 16 12 4 22 8 22 14 14 2 18 2 2 10 4
3 1 1 0 2 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah
55 49 49 53 46 49 38 50 48 56 52 56 56 52 55 3283
Keterangan: Kolom 1
= Nomor masing-masing responden
Kolom 2, 3, 4 = Banyaknya masing-masing jawaban a, b, dan c yang dipilih oleh responden pada item pertanyaan tentang variabel X sejumlah 19 pertanyaan. Kolom 5, 6, 7 = Jumlah jawaban X yang disesuaikan dengan bobot nilai setiap jawaban yaitu A=3, B=2 dan C=1. Kolom 8
= Jumlah total X untuk masing-masing responden.
Dari tabel hasil angket tentang mengikuti Pengajian An Nasikhatil Islamiyah, diketahui bahwa nilai (skor) tertinggi adalah 57, sedangkan nilai terendah adalah 38, sehingga selisihnya (range) sebesar 19, sebagaimana hasil yang diolah menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
92
TABEL 10 Distribusi Frekuensi Tentang Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Pengj. An_Nashikhatul Islamiyah
Valid
38 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Total
Frequency 3 2 4 4 11 7 1 4 3 3 7 12 3 64
Percent 4.7 3.1 6.3 6.3 17.2 10.9 1.6 6.3 4.7 4.7 10.9 18.8 4.7 100.0
Valid Percent 4.7 3.1 6.3 6.3 17.2 10.9 1.6 6.3 4.7 4.7 10.9 18.8 4.7 100.0
Cumulative Percent 4.7 7.8 14.1 20.3 37.5 48.4 50.0 56.3 60.9 65.6 76.6 95.3 100.0
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang mengikuti
pengajian
An
Nasikhatul
Islamiyah
peneliti
menggunakan rumus: I=Σ
( Nilai Tertinggi – Nilai Terendah ) 3 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tertingginya
adalah 57 dan nilai terendahnya 38, sehingga nilai interval dapat dihitung sebagai berikut:
I =∑
57 − 38 = 6,33 3 Jadi nilai interval untuk tabel mengikuti pengajian An
Nasikhatul
islamiyah
adalah
6,33,
sehingga
dikelompokkan sebagai mana dalam tabel berikut:
dapat
93
TABEL 11 No 1. 2. 3.
Interval kelas 50,8 - 57 44,4 - 50,7 38 - 44,3
Kategori tinggi Sedang rendah jumlah
Frekuensi 39 21 4 64
Prosentase 61 % 33 % 6% 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1. Sebanyak 39 responden dengan prosentase sebesar 61 % termasuk dalam kategori tinggi dalam mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah. 2. Sebanyak 21 responden dengan responden dengan prosentase 33 % termasuk dalam kategori sedang dalam mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah. 3. Sebanyak 4 responden dengan prosentase 6 % termasuk dalam kategori rendah dalam mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah. Berdasarkan
data
distribusi
frekuensi
mengikuti
pengajian An Nasikhatul Islamiyah diatas, dapat dicari rata-rata (mean) mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah dengan menggunakan rumus: MY =
∑X
N 3283 My = = 51,29 64 Dari perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean)
adalah 51,29, sehingga bisa dianalisis bahwa mengikuti
94
pengajian An Nasikhatul Islamiyah, termasuk dalam kategori tinggi, yaitu pada interval 50,8-57. 5.1.2. Peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen.
Di bawah ini adalah tabel distribusi nilai angket mengenai peningkatan silaturahim (variabel Y) yang terdiri dari 64 responden yang menjawab angket pertanyaan no 20-36, dimana yang menjawab A diberi nilai 3, yang menjawab B diberi nilai 2 dan yang menjawab C diberi nilai 1.berikut tabelnya: TABEL 12 Distribusi Hasil Angket Peningkatan Silaturahim Jamaah An Nasikhatul Islamiyah Di Kabupaten Kebumen . Nilai Angket Peningkatan Silaturahim No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
a 13 10 13 10 9 10 13 12 13 10 10 9 15 10 0 7 9 14 8 2
Opsi b 4 6 4 7 8 7 4 5 4 7 7 8 2 7 16 10 7 3 9 14
C 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
3 39 30 39 30 27 30 39 36 39 30 30 27 45 30 0 21 27 42 24 6
Skor 2 8 12 8 14 16 14 8 10 8 14 14 16 4 14 32 20 14 6 18 28
Jumlah 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
47 43 47 44 43 44 47 46 47 44 44 43 49 44 33 41 42 48 42 35
95
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
6 16 2 4 15 8 9 10 13 11 2 4 8 2 6 16 2 4 15 8 15 10 13 11 2 9 15 10 12 9 8 2 6 16 2 4 15 8 13 10 14 13 11 15
10 1 13 12 2 8 7 5 4 6 13 3 9 14 10 1 13 12 2 8 2 5 4 6 13 8 2 7 5 7 9 14 10 1 13 12 2 8 4 5 3 4 6 2
1 0 2 1 0 1 1 2 0 0 2 0 0 1 1 0 2 1 0 1 0 2 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 1 0 2 0 0 0 0
18 48 6 12 45 24 27 30 39 33 6 42 24 6 18 48 6 12 45 24 45 30 39 33 6 27 45 30 36 27 24 6 18 48 6 12 45 24 39 30 42 39 33 45
20 2 26 24 4 16 14 10 8 12 26 6 18 28 20 2 26 24 4 16 4 10 8 12 26 16 4 14 10 14 18 28 20 2 26 24 4 16 8 10 6 8 12 4
1 0 2 1 0 1 1 2 0 0 2 0 0 1 1 0 2 1 0 1 0 2 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 2 1 0 1 0 2 0 0 0 0 Jumlah
39 50 54 37 49 41 42 42 47 45 34 48 42 35 39 50 54 37 49 41 49 42 47 45 34 43 49 44 46 42 42 35 39 50 34 37 49 41 47 42 48 47 45 49 2771
96
Keterangan: Kolom 1
= Nomor masing-masing responden
Kolom 2, 3, 4 = Banyaknya masing-masing jawaban A, B, dan C, yang dipilih
oleh responden pada item
pertanyaan tentang variabel Y (peningkatan silaturrahim), sejumlah 17 pertanyaan. Kolom 5, 6, 7 = Jumlah jawaban Y yang disesuaikan dengan bobot nilai setiap jawaban yaitu A= 3, B= 2, dan C= 1. Kolom 8
= Jumlah total Y untuk masing-masing responden
Dari tabel hasil angket tentang peningkatan silaturrahim tersebut diketahui, bahwa nilai skor tertinggi adalah 50, sedangkan nilai terendah adalah 33, sehingga selisihnya (range) sebesar 17, sebagai hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut: TABEL 13 Distribusi Frekuensi Peningkatan Silaturahim
Valid 33 34 35 37 39 41 42 43 44 45 46
Frequensy
percent
Valid percent
Cumulative percent
1 5 3 3 3 4 8 2 6 3 2
1.6 7.8 4.7 4.7 4.7 6.3 12.5 3.1 9.4 4.7 3.1
1.6 7.8 4.7 4.7 4.7 6.3 12.5 3.1 9.4 4.7 3.1
1.6 9.4 14.1 18.8 23.4 29.7 42.2 45.3 54.7 59.4 62.5
97
47 48 49 50 Total
8 5 8 3 64
12.5 7.8 12.5 4.7 100.0
12.5 7.8 12.5 4.7 100.0
75.0 82.8 95.3 100.0
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angkat tentang peningkatan silaturahim peneliti menggunakan rumus:
I =∑
NilaiTertinggi − NilaiTerendah 3 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertingginya
adalah 50, dan nilai terendah = 33, sehingga nilai interval dapat dihitung sebagai berikut : I =∑
(50 − 33) = 5,6 3 Jadi nilai interval untuk tabel peningkatan silaturahim
adalah 5,6 sehingga dapat dikelompokkan sebagaimana dalam tabel berikut: TABEL 14 No Interval kelas 1. 44-50 2. 39-43,9 3. 33- 38,9
Kategori Tinggi Sedang rendah Jumlah
Frekuensi 31 24 9 64
Prosentase 48% 38% 14% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa: 1. Sebanyak 31 responden 48%, termasuk dalam kategori tinggi dalam bersilaturrahim
98
2. Sebanyak 24 responden 38% termasuk dalam kategori sedang dalam bersilaturahim 3. Sebanyak 9 responden 14%, termasuk dalam kategori rendah dalam bersilaturahim. Berdasarkan data distribusi peningkatan silaturahim di atas, dapat dicari nilai rata-rata (mean) peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah, dengan menggunakan rumus: My =
My =
∑y N 2754 = 43,03 64
Dari perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean) = 43,03, sehingga bisa dianalisis bahwa peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah termasuk dalam kategori sedang yaitu 39-43,9.
5.2.Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah berpengaruh positif terhadap peningkatan silaturahim jama’ahnya di Kabupaten Kebumen”. Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan rumus regresi dengan menggunakan SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
99
a. Mencari korelasi antara variabel X (mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah), dan variabel Y (peningkatan silaturahim), melalui tehnik korelasi product moment. Rumus untuk mencari korelasi antara variabel X dan Y adalah sebagai berikut:
rxy =
NΣXY−(ΣX)(ΣY)
[N.ΣX −(ΣX) ][N.ΣY −(ΣY) ] 2
2
2
2
Untuk mengoperasionalkan antara variabel X (mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah) dan variabel Y (peningkatan silaturahim), terlebih dahulu peneliti sajikan tabel kerja sebagai berikut: TABEL 15 Tabel Kerja Koefisien Nilai Pengaruh Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah Terhadap Peningkatan Silaturahim Jamaahnya Di Kabupaten Kebumen Resp. R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22
X 56 52 56 56 54 56 47 52 47 49 49 54 51 48 47 47 49 50 53 46 49 38
Y 47 43 47 44 49 44 47 46 47 44 44 43 49 44 33 41 42 48 42 35 39 50
X2 3136 2704 3136 3136 2916 3136 2209 2704 2209 2401 2401 2916 2601 2304 2209 2209 2401 2500 2809 2116 2401 1444
Y2 2209 1849 2209 1936 2401 1936 2209 2116 2209 1936 1936 1849 2401 1936 1089 1681 1764 2304 1764 1225 1521 2500
XY 2632 2236 2632 2464 2646 2464 2209 2392 2209 2156 2156 2322 2499 2112 1551 1927 2058 2400 2226 1610 1911 1900
100
R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 R_37 R_38 R_39 R_40 R_41 R_42 R_43 R_44 R_45 R_46 R_47 R_48 R_49 R_50 R_51 R_52 R_53 R_54 R_55 R_56 R_57 R_58 R_59 R_60 R_61 R_62 R_63 R_64 Jumlah Rerata Maksimal Minimal Rentang Korelasi
50 48 56 55 56 50 57 55 49 49 53 46 49 38 50 48 56 55 56 50 57 55 49 55 56 50 57 55 49 49 53 54 49 38 50 48 56 52 56 56 52 55 3283 51.297 57 38 19 0.355
34 37 49 41 42 42 47 45 34 48 42 35 39 50 34 37 49 41 49 42 47 45 34 48 49 44 48 46 42 35 39 50 34 37 49 41 47 42 48 47 45 49 2771 43.297 50 33 17
2500 2304 3136 3025 3136 2500 3249 3025 2401 2401 2809 2116 2401 1444 2500 2304 3136 3025 3136 2500 3249 3025 2401 3025 3136 2500 3249 3025 2401 2401 2809 2916 2401 1444 2500 2304 3136 2704 3136 3136 2704 3025 169673
1156 1369 2401 1681 1764 1764 2209 2025 1156 2304 1764 1225 1521 2500 1156 1369 2401 1681 2401 1764 2209 2025 1156 2304 2401 1936 2304 2116 1764 1225 1521 2500 1156 1369 2401 1681 2209 1764 2304 2209 2025 2401 121571
1700 1776 2744 2255 2352 2100 2679 2475 1666 2352 2226 1610 1911 1900 1700 1776 2744 2255 2744 2100 2679 2475 1666 2640 2744 2200 2736 2530 2058 1715 2067 2700 1666 1406 2450 1968 2632 2184 2688 2632 2340 2695 142648
101
Dari tabel persiapan tersebut di atas dapat diketahui bahwa: ΣX
= 3283
ΣY
= 2771
ΣX2
= 169673
ΣY2
= 121571
ΣXY
= 142648
N
= 64
Selanjutnya, peneliti akan mengolah secara manual, yaitu:
rxy =
=
=
=
=
=
NΣXY−(ΣX)(ΣY)
[N.ΣX −(ΣX) ][N.ΣY −(ΣY) ] 2
2
2
2
64 x142648 − (3283)(2771) 64 x169673 − (3283x3283)(64 x121571) − (2771x 2771)
9129472 − 9097193 (10859072 − 10778089)(7780544 − 7678441)
32279 80983 X 102103 32279 8268607249 32279 90931,88247
= 0,355
102
Dari pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL 15
Model Summary
Model 1
R R Square a .355 .126
Adjusted R Square .112
Std. Error of the Estimate 4.742
a. Predictors: (Constant), Pengj. An_Nashikhatul Islamiyah Koefisien korelasi pearson (r) didapat sebesar 0,355 menyatakan besarnya derajat hubungan antara mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah dan peningkatan silaturahim. Nilai sebesar 0,126 pada tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya peningkatan silaturahim yang disebabkan oleh mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah
adalah
12,6% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 87,4%. b. Mencari persamaan garis regresi y = ax + K Ketererangan : Y
= Peningkatan silaturahim
X
= Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah
a
= Bilangan Kooefisien Prediktor yaitu angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka penigkatan variabel dependen yang didasarkan pada nilai variabel.
K
= Bilangan Konstan (harga Y bila X = 0) (Hadi, 2001: 6).
103
Bila mencari nilai a dan K dari persamaan regresi, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : (1).∑ xy = a ∑ x 2 + K ∑ x
(2).
∑ y = a∑ x + NK −
(1).142648 = a169673 + K 3283
Masing-masing dibagi 3283
(2).2771 = a3283 + K 64 Masing-masing dibagi 3283 (3).43,45050259 = a51,68230277 + K (4).43,296875 = a51,296875 + K 0,15362759 = a=
0,38542777a
0,15362759 0,38542777
a = 0,398589831 Jadi nilai a = 0,399 Untuk menemukan bilangan konstanta K dipergunakan kembali persamaan (4) sebagai berikut : (4). 43,296875 = a 51,296875+ K 43,296875 = (51,296875) (0,3985) + K 43,296875= 20,44641278 + K K
= 43,296875 – 20,44641278 = 22,85046222
Jadi nilai K = 22,850
104
Dari pengolahan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
TABEL 16 a Coefficients
Model 1 (Constant) Pengj. An_Nashikhat Islamiyah
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 22.850 6.864 .399
.133
.355
t 3.329
Sig. .001
2.990
.004
a. Dependent Variable: Peningkatan Silaturahim
Keterangan: a. Makna Konstanta sebesar 22,850( K=22,850) Konstanta
menunjukkan nilai sebesar
22,850, berarti
bahwa
peningkatan silaturahim (Y) memiliki nilai positif 22,850. Apabila variabel mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah (X) diabaikan. Artinya, apabila nilai Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah 0 (X=0), maka nilai silaturahim jamaahnya tetap memiliki nilai positif sebesar 22,850. b. Makna koefisien regresi Variansi Mengikuti Pengajian An Nasikatul Islamiyah sebesar 0,399 (a = 0,399) Besarnya koefisien variabel Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah adalah 0,399 , angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada kenaikan faktor Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah (X) sejumlah 1 kali, maka akan mempengaruhi meningkatnya nilai silaturahim (Y) sebesar 0,399 %. Angka ini juga membuktikan bahwa
105
semakin aktif jamaah dalam mengikuti pengajian An Nashikhatul Islmaiyah, maka semakin tinggi pula nilai silaturahimnya. c. Menentukan nilai F dengan rumus : JK reg = a ∑ xy + K ∑ y −
(∑ Y ) 2
N = (0,398589831x142648)+(22,85046x2771)–(2973x2771) 64
= 56858,04221+63318,63081– 7678441 64 =120176,.673 – 119975,6406 = 201,03242 Jadi nilai Jk reg = 201,032 Jk res =
Σ y2 - a Σ xy – KΣy
= 121571 – (0,398589831x14268) – (22,85046222x2771) = (121571 – 56858,04221) – 63318,63081 = 64712,95779 – 63318,63081 = 1394,32698 Jadi nilai Jk res = 1394,32698 Db res = N – 2
= 64 – 2 = 62 Jadi nilai db res = 62 Jk reg Rk reg = db reg
= 210,03242 1 = 210,03242 Jadi nilai Rk reg = 210,03242
106
Jk res Rk res = db res
= 1394,3268 62 = 22,48914194 Jadi nilai Rk res = 22,489 Rk reg F reg = Rk res
= 201,03242 22,48914194 = 8,939067803 Jadi nilai F reg = 8,939 Dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
TABEL 17 b ANOVA
Sum of Model Squares 1 Regression201.033 Residual 1394.327 Total 1595.359
df 1 62 63
Mean Square 201.033 22.489
F 8.939
Sig. .004a
a. Predictors: (Constant), Pengj. An_Nashikhatul Islamiyah b. Dependent Variable: Peningkatan Silaturahim
Keterangan : Nilai F = 8,939 berarti besarnya Freg adalah 8,939 yang nantinya akan diuji signifikansinya dengan menggunakan Ftabel. Hal ini akan menentukan diterima ditolaknya hipotesis yang diajukan.
107
TABEL 18 Nilai F dengan Taraf Signifikansi 5% dan 1% N (Responden) 60
5%
Taraf Signifikansi 1%
4,00
7,08
Keterangan: Tabel di atas menunjukkan bahwa (N) Responden sebanyak 60 terletak pada taraf signifikansi 5% = 4,00 dan taraf signifikansi 1% adalah 7.08. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa Freg lebih besar dari Ftabel ( Freg > Ftabel ), yang berarti signifikan. Dengan demikian hipotesa yang diajukan diterima.
5.3. Analisis Lanjut Sebagai langkah ketiga dalam analisis data dari penelitian ini adalah menguji nilai hasil analisis hipotesis (Freg) dengan nilai pada tabel (Ftabel) baik pada tarap signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Jika Freg lebih besar dari Ftabel berarti signifikan atau hipotesis diterima, jika Freg lebih kecil dari Ftabel berarti tidak signifikan atau hipotesis ditolak. Dari analisis uji hipotesis, diperoleh Freg =8,939. sedangkan nilai Ftabel 0,05 = 4,00 dan Ftabel 0,01 = 7,08 berarti signifikan. Kondisi ini diperkuat hasil output tabel Anova dengan tingkat signifikan 0.000. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa Freg lebih besar dari Ftabel. Dengan demikian menunjukkan adanya pengaruh yang
108
signifikan, yaitu ada korelasi positif dari kedua variabel tersebut, yakni variabel X (Mengikuti Pengajian An Nasikhatul Islamiyah) dan variabel Y (Penigkatan Silaturahim), maka hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh
positif mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap
Peningkatan Silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen, artinya besarnya nilai peningkatan silaturahim yang dipengaruhi oleh mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah adalah sebesar 12,6%.
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dalam menguji koefisienkoefisien regresi dan pengujian hipotesis sebagaimana tersaji dalam bab V, maka dapat disimpulkan bahwa: Terdapat pengaruh yang positif antara mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturrahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen. Dengan keeratan hubungan pada korelasi pearson, maka angka yang ditunjukkan sebesar 0,355 yaitu menunjukkan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 12,6%
besarnya
peningkatan silaturrahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah ditentukan oleh mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah. Sedangkan sisanya sebesar 87,4% di tentukan oleh faktor lain bisa keluarga ataupun lingkungan. Dapat diketahui bahwa peningkatan silaturahim jamaah An Nasikhatul Islamiyah yang disebabkan oleh mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah adalah 12,6%, dan sisanya sebesar 87,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Dengan nilai konstanta sebesar 22,850 menunjukkan bahwa sebenarnya jamaah An Nasikhatul Islamiyah sudah memiliki nilai silaturrahim sebelum mereka mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah yang ditunjukkan dengan angka sebesar 22,850%. Dengan nilai koefisien (a)
109
110
sebesar 0,399 menunjukkan adanya peningkatan silaturrahim setiap satu kali mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah sebesar 0,399% pada jamaah An Nasikhatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen. Angka ini juga menunjukkan bahwa semakin aktif jamaah dalam mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah maka akan semakin tinggi pula nilai silaturahimnya Terdapat pengaruh yang signifikan antara mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen. Hal tersebut berdasarkan hasil uji f, diperoleh hasil F hitung=8,939>F tabel=3,99 pada taraf signifikansi 5% dan 7,04 pada taraf signifikansi 1%, sehingga hipotesis awal tentang ada pengaruh yang positif antara mengikuti pengajian An Nasikhatul Islamiyah terhadap peningkatan silaturahim jamaahnya di Kabupaten Kebumen cukup signifikan, artinya hipotesis diterima (Ha= diterima).
6.2. Limitasi Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kendala yang menghambat dalam pelaksanaan penelitian ini, baik berupa keterbatasan kemampuan peneliti dalam penerjemahan hasil penelitian berupa angka-angka kedalam bentuk penjabaran deskriptif, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Namun demikian peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjadikan hasil analisis yang tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.
111
6.3. Saran-Saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan segala usaha dan aktifitas perlu adanya tegur sapa dan saran-saran, baik dari intern ataupun ekstern. Dalam hal ini peneliti akan memberi saran antara lain: 1. Bagi jamaah An Nashihkatul Islamiyah di Kabupaten Kebumen, hendaknya lebih meningkatkan lagi keaktifan dalam mengikuti pengajian. Dengan semakin aktif mengikuti pengajian maka pengetahuan agama kan semakin meningkat, sehingga kualitas ibadahnya juga semakin meningkat baik habluminalloh atau hablumminanas, apabila kualitas ibadahnya semakin meningkat maka jalinan silaturahimnya pun akan semakin meningkat. 2. Bagi pengurus pengajian An Nashikhatu Isalamiyah hendaknya lebih memberikan dorongan kepada jamaah akan pentingnya mengikuti pengajian dan pentingnya menjalin silaturakhim supaya tidak terjadi perpecahan diantara umat Islam. Pengajian An Nasihkatul Islamiyah sebagai salah satu media dakwah yang telah sukses dengan misinya yaitu meningkatkan tali silaturahim senantiasa dipertahankan dan didukung keberadaannya. 3. Kepada peneliti-peneliti yang akan datang, yang akan meneliti pada bidang yang sama agar lebih hati-hati dalam menggunakan metodologi penelitian serta dalam proses analisis datanya harus sangat teliti sehingga hasil yang diperoleh akan tepat dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Dzikorn, 1989, Metodologi Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Ahmad, Amrullah, 1985. Dakwah Islam dan Pembaruan Sosial, Yogyakarta: PLP2M Aini, Nurul, 2003. Pengaruh Pengajian Tausiyah Terhadap Keagamaan Para Santari Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta, Semarang: Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Al-Hasyimi, Ali, Muhammad, 2004. Muslim Ideal, Yogyakarta: Mitra Pustaka Ansori, Hafi, 1993. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, Surabaya: al-Ikhlas Arifin, M, 1977. Psikologi Dakwah Studi Pengantar, Jakarta: Bulan Bintang Arikunto, Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta Ayyub, Hasan, 1994. Etika Islam Menuju Kehidupan yang Hakiki, Bandung: Trigeda Karya Azim, Abdul, Said, 2005. Ukhuwah Imaniyah, Jakarta: Qisti Press Aziz, Ali, M, 2004. Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media Azwar, Syaifudin, 1998. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bungin, M, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya: Prenada Media Group Depag, RI, 1999. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Asy-Syifa' Faridh, Miftah, 2005. Cahaya Ukhuwah, Bandung: Ikhtiar Publisisting Hadi, Sutrisno, 1993, Metodologi Riset I, Yogyakarta: Andi Offset Harahap, Hasrudin, 1992. Dakwah Pembangunan, DIY DPD Golongan Karya Tingkat http//www. Fajar. Co.id/Ramadhan Husein, Ibnu, 2004. Pribadi Muslim Ideal, Jakarta: Pustaka Nuun Iqbal, Muhammad, 2002. Ramadhan dan Penceahan Spiritual, Jakarta: Erlangga
112
113
Listianingsih, Endah, 2002. Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Bulanan Terhadap Pengamalan Ibadan Shalat Karyawan Robinson Semarang, Semarang: Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Machendrawati, Nanih, dan Agus Ahmad Safei, 2001. Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ediologi Strategi Sampai Tradisi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset Masfaah, 2004. Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Jum'at Pagi Terhadap Peningkatakan Etos Kerja Karyawan Matahari Departemen Store Simpanglima Semarang, Semarang: Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Muhyidin, Ahmad, 2007. Mu'jizat Salam dan Silaturrahmi, Yogyakarta: Diva Press Munawwir, 1984. Kamus Arab Indonesia Terlengkap, Yogyakarta: Pustaka Progresif. Muslim, 1996. Aplikasi Statistik, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Naziar, Muhammad, 1983. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia Poloma, M, Margaret, 1994. Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Rais, Ahmad, H, 2002. Silaturahmi Dalam Kehidupan, Jakarta: al-Mawardi Labei el-Sultani Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES Singarimbun, Masri, dan Effendy Sofyan, 1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES Sujono, Anas, 1885. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafida Persada Suprapto, Tommy, 2006. Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Media Presindo Syukir, Asmuni, 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al-Ikhlas Tasmara, Toto, 1997, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pertama Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka