Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |1
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TARI EBLEG SINGAMATARAM DI KELURAHAN PANJER KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN ABSTRAK Oleh: 1. Dete Hudini Santika A, 11209244002,
[email protected] 2. Dr. Kuswarsantyo 3. Yuli Sectio Rini, M.Hum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah asal-usul tari Ebleg Singamataram, (2) persepsi masyarakat terhadap tari Ebleg Singamataram dan (3) upaya masyarakat dalam melestarikan tari Ebleg Singamataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat Panjer, pendukung tari, penonton. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen berupa tanggapan positif dan negatif sebagai berikut: (1) Ebleg Singamataram adalah serangkaian seni tari dan musik karawitan yang rutin dipentaskan setiap hari Jumat Kliwon. Tari tersebut merupakan gambaran sejarah perang pasukan Mataram melawan Belanda. (2) Ebleg Singamataram perlu dilestarikan sebagai ciri khas Kabupaten Kebumen. (3) Pendukung tari menganggap muda-mudilah yang harus melestarikan warisan kesenian Ebleg Singamataram. (4) Warga pendatang Kelurahan Panjer menganggap tari Ebleg Singamataram musyrik dan syirik. (5) Sebagian besar masyarakat hanya mengikuti dan menyesuaikan dengan kebudayaan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Usaha ketua kelompok melestarikan dengan mempromosikan tari Ebleg Singamataram melalui media audiovisual.
Kata kunci: Persepsi, Ebleg Singamataram, Kebumen
2
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
PUBLIC PERSEPTIONS IN DANCE EBLEG SINGAMATARAM AT PANJER DISTRICT KEBUMEN KEBUMEN REGENCY ABSTRACT BY: 1. Dete Hudini Santika A, 11209244002,
[email protected] 2. Dr. Kuswarsantyo 3. Yuli Sectio Rini, M.Hum This research aims to understand: (1) history the origin of dance Ebleg Singamataram, (2) public perseptions in dance Ebleg Singamataram and (3) community efforts to preserve dance Ebleg Singamataram. The research is descriptive qualitative research. The research is done at Panjer Kebumen district Kebumen Regency. The subject of study are the residents of community Panjer, supporters of dance, the audience. Data collection is done through observation, interviews and documentation. To test the validity of data using triangulation sources and data analysis technique that is used the reduction of data, exposure data withdrawal conclusion. This research result indicates that public perseptions in dance Ebleg Singamataram at Panjer in Kebumen district Kebumen Regency of positive and negative comments as follows: (1) Ebleg Singamataram is a series of the dance and music karawitan routine staged every Friday kliwon. Dance was palimpsests troops war forces Mataram against Netherlands. (2) Ebleg Singamataram needs to be preserved as typical Kebumen Regency. (3) Supporters consider youth dance should preserve the artistic heritage Ebleg Singamataram. (4) migrants village Panjer considers dance Ebleg Singamataram polytheists and shirk. (5) The majority of the community follow and comply with the culture existing since the days of ancentors. The head of the group preserve business with promoting dance Ebleg Singamataram through the audiovisual. Keyword: Perseptions, Ebleg Singamataram, Kebumen
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |3
Tari Ebeg merupakan tari rakyat
PENDAHULUAN Indonesia
merupakan
negara
yang
berkembang
di
daerah
multikultural karena kaya akan budaya
Banyumas, namun di Kebumen ebeg
nusantara. Budaya nusantara adalah
lebih dikenal dengan sebutan ebleg.
karya cipta manusia Indonesia yang
Tarian ini merupakan varian kuda
berupa
kegiatan
berolah
ekspresi
kepang yang juga digunakan sebagai
kreatif
yang
bertujuan
untuk
properti tari dan kerasukkan roh halus
secara
(trance) sebagai puncak tarian. Tari
memenuhi
kebutuhan
berkelompok
maupun
individu
Ebleg
Singamataram
memiliki
(Sugianto, 2005: 133). Setiap daerah
keunikan dibanding dengan ebleg lain
mempunyai kesenian tradisional yang
yang ada di Kebumen. Keunikannya
merupakan bagian dari kebudayaan
nampak pada kepala barongan yang
dan mencerminkan kekhasan daerah
terbalut kulit macan. Biasanya kepala
masing-masing.
kebudayaan
barongan ebleg di Kebumen hanya
kesenian
dicat berwarna merah. Barongan ini
kesenian
merupakan simbol sosok Sultan Agung
biasanya
Dari
menghasilkan
tradisional, merupakan
karena salah
satu
unsur
Hanyakrakusuma
yang
terkenal
kebudayaan yang penting. Kesenian
dengan julukan Singa Mataram.
memiliki beberapa bentuk dan macam
Kaum
yang salah satunya adalah tari. Tari
Kelurahan Panjer menganggap Ebleg
merupakan
bentuk
Singamataram itu kuno. Adapun kaum
kreatifitas yang diciptakan manusia
pendukung beranggapan bahwa muda-
yang harus dikembangkan dan dijaga
mudilah
kelestariannya.
gerak
kesenian ini. Tari Ebleg Singamataram
ekspresif yang menggunakan media
tidak pernah diadakan latihan secara
tubuh manusia yang disusun selaras
rutin. Penari baru langsung mengikuti
dengan iringan musik.
pementasan dengan mengikuti dan
salah
Tari
satu
adalah
muda-mudinya
yang
akan
masyarakat
meneruskan
menirukan penari seniornya. Sebagai
4
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
generasi
penerus,
yang
yang terjadi. Metode penelitian ini
menjadi penari Ebleg Singamataram
dikembangkan berdasarkan hasil
berasal dari keturunan penari-penari
penelitian di lapangan. Laporan
sebelumnya. Beberapa keturunan dari
hasil penelitian berisi kutipan data
penari Ebleg Singamataram tidak mau
untuk memberi gambaran penyajian
melanjutkan dengan alasan kuno dan
laporan (Moleong, 2010: 11). Agar
memalukan.
penelitian berkualitas data yang
siapakah
anak-anak
Dengan
penerus
Singamataram
demikian
kesenian
jika
tidak
Ebleg ada
dikumpulkan
untuk
mengetahui
seberapa
jauh
persepsi masyarakat di Kelurahan Panjer,
Kecamatan
Kebumen,
Kabupaten Kebumen terhadap tari Ebleg Singamataram. Dari penelitian tersebut akan diungkap keberterimaan masyarakat
terhadap
tari
Ebleg
Singmataram.
jelas
dan
lengkap.
keikutsertaan muda-mudi. Faktor di ataslah yang menarik bagi peneliti
harus
Peneliti menggunakan metode ini
untuk
mengetahui
persepsi
masyarakat
Kelurahan
Panjer
Kecamatan Kebumen terhadap tari Ebleg
Singamataram.
Untuk
mengetahui persepsi masyarakat, peneliti melakukan pengamatan di lingkungan
Kelurahan
Panjer,
wawancara
mendalam
kepada
penukung tari Ebleg Singamataram
METODE PENELITIAN
dan pengambilan video tari Ebleg
A. Jenis Penelitian
Singamataram.
Penelitian
ini
menggunakan
metode penelitian kualitatif yang mengumpulkan kata-kata dari hasil wawancara, observasi, dan gambar yang diperoleh. Dari data yang diperoleh peneliti mendeskripsikan tentang kegiatan dan fenomena
B. Setting Penelitian Tempat penelitian ini berada di Kelurahan
Panjer,
Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Lokasi penelitian terletak
tidak
jauh
dari
pusat
keramain kota Kebumen. Observasi
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |5
penelitian dilakukan pada bulan
D. Subjek Penelitian
Februari 2015. Hal ini dilakukan
Subjek penelitian ini adalah:
untuk menggali informasi dasar
(1)
yang mendukung proses pembuatan
penimbul atau pawang (4) penonton
proposal
(5)
penelitian.
Waktu
penari
(2)
pimpinan
pengrawit
(3)
organisasi
(6)
penelitian dimulai pada tanggal 1
pendukung Ebleg Singamataram
Mei
(7) warga masyarakat Kelurahan
2015
Kegiatan
sampai
Juli
wawancara
2015.
mendalam
dilakukan pada tanggal 14 Mei 2015 yang bertempat di rumah Bambang
Priyambodo
selaku
penanggung jawab kelompok Ebleg Singamataram dan tanggal 4 Juni 2015 yang bertempat di rumah Ravie
Ananda
kelompok
Ebleg
selaku
ketua
Singamataram.
Pengambilan video dilakukan pada saat
pementasan
rutin
Jumat
Kliwon pada tanggal 5 Juni 2015.
Objek penelitian ini adalah kesenian
E. Data Penelitian Data karena
penelitian
adanya
memberikan
diperoleh
seseorang
informasi
yang melalui
berbagai sumber, baik sumber yang diperoleh
melalui
wawancara
dengan yang mengetahui tentang tari Ebleg Singamataram, arsip video, dan foto maupun data-data yang berupa dokumen yang dimiliki oleh
lembaga
yang
berkaitan
dengan penelitian. Selain data-data
C. Objek Penelitian
kelompok
Panjer.
tari
Ebleg
Singamataram di Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
tersebut didukung juga oleh datadata berupa catatan yang diperoleh selama dilakukannya observasi. F. Teknik Pengumpulan Data
Kebumen. Objek penelitian ini
Pengumpulan data penelitian
Ebleg
ini menggunakan teknik observasi,
lebih
fokus
Singamataram.
pada
tari
wawancara, dan dokumentasi.
6
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
1. Observasi
3. Dokumentasi
Observasi
adalah
pengumpulan
data
teknik
Pendokumentasian dengan cara
dengan
menggali dokumen yang ada pada
melakukan pengamatan langsung
setting
penelitian.
dan sistematis untuk memperoleh
menurut
Sugiyono
data.
catatan
Dalam
penelitian
ini,
peristiwa
Dokumen (2013: yang
82) sudah
informasi yang diperoleh melalui
berlalu. Dokumen bisa berbentuk
observasi adalah tentang persepsi
data tertulis, gambar maupun video.
awal
kelurahan
Alat bantu yang digunakan berupa
Kebumen,
kamera.
masyarakat
Panjer,
di
Kecamatan
Kabupaten Kebumen terhadap tari
G. Uji Keabsahan Data
Ebleg Singamataram. Secara teknis
Pemeriksaan keabsahan data
peneliti melakukan pengamatan di
dilakukan
Kelurahan
Triangulasi
Panjer,
Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen. 2. Wawancara Mendalam teknik
pengumpulan
data
triangulasi.
adalah
teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
Wawancara merupakan salah satu
dengan
suatu
yang
lain
diluar data itu untuk pengecekan atau
sebagai
pembanding
data
dengan melakukan pertemuan dua
(Moleong, 2010: 330). Triangulasi
orang untuk bertukar informasi dan
yang digunakan dalam penelitian
tanya jawab kepada narasumber.
ini adalah triangulasi sumber yaitu
Untuk mendapatkan data yang rinci,
membandingkan
dan
jelas, dan valid peneliti mencatat
informasi
diperoleh
yang
dokumentasi,
disampaikan
narasumber.
yang
mengecek
observasi
dari dan
Narasumber dalam penelitian ini
wawancara mendalam tentang tari
adalah
Ebleg
warga
pendukung
masyarakat dalam
dan
Singamataram.
Hal
ini
kelompok
dilakukan untuk mencocokkan data
kesenian tari Ebleg Singamataram
maka lebih dari satu sumber. Data
maupun pihak yang terkait.
yang diperoleh dari banyak sumber
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |7
kemudian dipadukan, sehingga data
dengan topik penelitian persepsi
dapat
masyarakat terhadap tari Ebleg
dipertanggungjawabkan.
Pengecekan
data
mewawancarai
dengan
penari,
cara
pemusik,
Singamataram Panjer
di
Kelurahan
Kecamatan
Kebumen
tokoh masyarakat dan orang-orang
Kabupaten Kebumen. Kemudian
yang ahli dalam bidang seni.
peneliti memilih dan merangkum hasil
H. Teknik Analisis Data
wawancara
tentang
tanggapan masyarakat terhadap
Tujuan utama dari analisis
Ebleg
tari
Singamataram.
data adalah menemukan penjelasan
Dengan demikian data yang
mengenai hubungan. Karena hal ini
direduksi memberikan gambaran
sesuai dengan tujuan penelitian
yang lebih jelas.
kualitatif yang mendeskripsikan dan
Langkah
menyampaikan
peristiwa
yang
kualitatif
analisis adalah
data peneliti
diteliti. Poses analisis data dimulai
mengumpulkan
dari mengumpulkan data, kemudian
wawancara,
mendeskripsikan informasi secara
dokumentasi dengan mencatat
selektif. Data penelitian dianalisis
semua hasil survey di lapangan.
secara deskriptif kualitatif dengan
Kemudian data diseleksi dan
tahap-tahap sebagai berikut:
dikelompokkan sesuai dengan
1. Reduksi Data
jenis datanya seperti sejarah,
Reduksi
data
adalah
data observasi,
hasil dan
tanggapan masyarakat dan upaya
pemilihan informasi data kasar
yang
berdasarkan catatan-catatan di
berikutnya
lapangan. Proses ini dilakukan
terhadap data yang relevan yang
peneliti untuk menfokuskan pada
digunakan
untuk
menjawab
hal-hal pokok dan penting agar
pertanyaan
yang
diajukan.
diperoleh
data
yang
relevan
dilakukan. peneliti
Tahap fokus
8
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
Langkah akhir adalah melakukan
HASIL
penyederhanaan ke pembahasan.
PEMBAHASAN
2. Pemaparan Data
PENELITIAN
DAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Pemaparan
data
atau
Kabupaten Kebumen dikatakan
penyajian data merupakan tahap
sebagai
penyeleksian data yang disusun
kebudayaan
yaitu
dan sudah diklarifikasi kemudian
kebudayaan
Bagelen
dipaparkan
Purworejo
dan
kebudayaan
Pemaparan data disajikan dalam
Banyumas.
Ini
menjadikan
bentuk uraian singkat secara
Kebumen
menyeluruh
persepsi
macam kesenian. Salah satunya
masyarakat terhadap tari Ebleg
merupakan Ebleg Singamataram.
Singamataram
Kesenian Ebleg Singamataram lahir
secara
transparan.
tentang di
Kelurahan
Panjer, Kecamatan Kebumen,
dan
Kabupaten Kebumen.
Panjer,
3. Penarikan Kesimpulan
daerah
transisi
antara atau
memiliki
berkembang
di
Kecamatan
dua
berbagai
Kelurahan Kebumen,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Setelah melalui tahap-tahap
Pada
zaman
dahulu,
penyeleksian dan penyusunan
dikenal
hasil wawancara, dapat ditarik
Kadipaten Panjer.
kesimpulan. Kesimpulan hasil
dengan
Dari
11.335
Kebumen
nama
daerah
jiwa
jumlah
penelitian masyarakat Kelurahan
penduduk Kelurahan Panjer, 72
Panjer
orang merupakan anggota kesenian
ada
yang
memiliki
persepsi positif ada pula yang
Ebleg
memiliki
persepsi
negatif
merupakan asli penduduk Panjer, 7
terhadap
tari
Ebleg
orang anggota berasal dari luar
Singamataram.
Singamataram
yang
Kelurahan Panjer. Ini tercatat oleh Ravie
Ananda
kelompok.
selaku
Sebanyak
72
ketua orang
anggotanya termasuk para penari
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |9
yang telah pensiun karena usianya
kesenian
yang semakin tua. Tercatat ada 12
Sarjana Strata 1.
generasi penerus baru yang masih bersekolah, termasuk
43
anggota
anggota
TNI
aktif Kodim
Kebumen, dan 17 anggota senior yang telah pensiun sebagai penari. Latar
belakang
ini
yang
merupakan
B. Kehidupan Kesenian Kabupaten Kebumen memiliki karakteristik kebudayaan yang unik karena wilayah Kebumen adalah wilayah
jepitan
anatara
dua
pekerjaan
kebudayaan yaitu Banyumas dan
sebagian anggota kesenian Ebleg
Bagelen. Berbagai macam kesenian
Singamataram
pelajar,
yang menjadi ciri khas daerah
petani, tukang becak, dan pekerja
Kebumen yaitu ebleg, cepetan,
bangunan. Selain sibuk dengan
menthiet,
pekerjaan mereka, para pemusik
lengger, rebana, kethoprak dan
selalu meluangkan waktunya untuk
wayang
berlatih
karena
kesenian di Kebumen masih perlu
pekerjaan mereka tidak terikat oleh
dikembangkan lagi untuk menarik
waktu. Dikarenakan tari ebleg tidak
minat masyarakat. Dengan peran
pernah mengadakan latihan, namun
pemerintah
sebagai
para
kesenian,
diharapkan
adalah
karawitan,
penari
juga
ikut
belajar
jamjaneng, kulit.
jemblung,
Berbagai
jenis
pelindung agar
nemainkan alat musik tradisional
kelompok-kelompok kesenian di
Jawa
sebagai
Kebumen antusias mengikuti event
pengiring ini. Pendukung kesenian
kesenian dan terus melestarikan
Ebleg
agar
yang
digunakan
Singamataram
mayoritas
tetap
eksis.
Berdasarkan
merupakan lulusan SMA sederajat.
sumber
Beberapa
masih
Kabupaten Kebumen tercatat 325
pendidikan
Sekolah
Sekolah
Menengah
menempuh Dasar
dan
Pertama.
Tercatat hanya 5 orang saja anggota
Dinas
Kebudayaan
grup kesenian yang terdaftar dan
10
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
memiliki SK yang berasal dari
kesenian ini lebih eksis dengan
Dinas Kebudayaan.
nama Ebleg Singamataram.
C. Sejarah Ebleg Singamataram Jauh sebelum kesenian kuda lumping ada, nenek moyang kita sudah
ebleg.
mengenal
Ebleg
adalah kesenian tradisional asli dari Kabupaten Panjer yang telah ada sejak
jaman
Sultan
Hanyakrakusuma.
Agung
Panjer
adalah
nama Kabupaten Kebumen di masa lampau yang Kabupaten Panjer saat itu
menjadi
lumbung
pangan
Mataram saat memerangi Belanda. Kekalahan
Mataram
pun
diakibatkan habisnya stok pangan karena lumbung pangan terbesar di daerah Panjer dibakar oleh Belanda. Saat
Sultan
Agung
Hanyakrakusuma perang
memimpin
melawan Belanda tahun
1600an, ebleg muncul di daerah tersebut. Pada zaman dahulu Ebleg Singamataram lebih dikenal dengan nama
sendratari
Cakrakusuman,
perang
Yudha
namun
sejak
perubahan pertama kali properti tari yaitu
ebleg
anyaman
yang
bambu
tebuat karena
dari lapuk,
Ebleg
adalah
kesenian
tradisional berbentuk sendratari asli dari Kabupaten Kebumen yang mengandung unsur mistis, filosofi indeologi nusantara, moral, sejarah, dan patriotisme. Kuda lumping adalah
suatu
kesenian
tari
tradisional kuda kepang dan hasil pengembangan dari kesenian Ebleg yang cenderung menonjolkan unsur mistis yang ekstrim. Sesaji yang digunakan
bukan
merupakan
konsumsi manusia seperti pecahan kaca, paku, dan silet. D. Bentuk Penyajian Secara rinci ada tiga hal yang sangat melekat pada penari Ebleg Singamataram, yaitu: 1) busana, 2) properti, 3) gerak, dan 4) iringan. Busana atau kostum digunakan untuk
menarik
penonton Ebleg
perhatian
terhadap
para
Singamataram
penampilan.
dari
Kostum
para penari segi yang
dikenakan para penari dari jaman dahulu
hingga
sekarang
tidak
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |11
banyak
mengalami
karena
kelompok
sangat
perubahan, kesenian
ini
mempertahankan
keasliannya.
Para
penari
kuda
dilengkapi dengan kostum yang menggambarkan seorang prajurit perang, sedangkan penari barongan dan penimbul hanya menggunakan kostum hitam-hitam. Warna merah yang dikenakan para penari kuda memili arti keberanian, sedangkan warna hitam yang dikenakan penari barong
dan
penimbul
F. Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram Mengenai masyarakat
Ebleg
Ebleg
tari
Singamataram,
dari
kalangan
memiliki
pandangan
yang berbeda-beda, baik itu dari kalangan
atas,
menengah
dan
bawah. Berikut beberapa persepsi masyarakat
berdasarkan
status
sosial masyarakat:
Panjer
E. Eksistensi Ebleg Singamataram kesenian
nenek moyang.
Menurut
melambangkan kekuatan. Eksistensi
kepedulian terhadap kebudayaan
Siti
(60)
“Keberadaan
selaku
Lurah
mengemukakan tari
Ebleg
di
tengah
Singamataram tidak hanya ada di
Singamataram
dalam daerah Kecamatan Kebumen
modernisasi zaman adalah sebuah
saja.
kebajikan.
Kesenian
ini
pernah
di
Pesan-pesan
nenek
pentaskan
di
dan
moyang untuk kita disampaikan
Belanda.
Ebleg Singamataram
melalui tari Ebleg Singamataram.
rutin dipentaskan setiap tahunnya di
Jaman siki bocah enom senengane
alun-alun
untuk
njoget kaya wong Barat. Mending
memperingati HUT TNI dan acara
sih njoget sing ana nang lingkunane
tahunan Yamaha Mataram Sakti.
dewek.”
Anggota TNI Kodim Kebumen juga
sekaligus pendukung tari Ebleg
Suriname
Kebumen
mempelajari Singamataram,
tari sebagai
Ebleg bentuk
Sebagai
Singamataram
anggota Ludimin
TNI (50)
berpendapat “Ini merupakan sejarah
12
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
yang harus kita pahami dan kita
belakang, harus di depan biar lebih
teruskan
kepada
anak
cucu.
jelas.”
Minimal
anak
cucu
saya
mengetahui sejarah yang ada di lingkungan sekitar mereka tinggal. Kalau cuma baca buku kan kurang paham, lebih baik kita juga nonton tari Ebleg Singamataram biar tahu gambaran nenek moyang kita saat perang melawan Belanda. Syukursyukur anak cucu saya bisa ikut ngebleg.”
Menurut
salah
satu
pedagang di lapangan Kebonraja, Joko (38) “Jangan sampai kesenian ini ditinggalkan masyarakat. Jika kesenian ini hilang, jati diri daerah kita juga ikut hilang mbak. Ebleg Singamataram ini beda sama eblegebleg yang lain.” tuturnya kepada saya selaku peneliti. Ridwan (15) yang mengaku tidak pernah absen setiap
bulannya,
mengatakan
kepada saya selaku peneliti bahwa, “Kalau saja saya bisa ikut serta dalam
kesenian
Ebleg
Singamataram mbak. Setiap ada pementasan saya tidak pernah absen untuk
menonton
kesenian
ini.
Nggak mau juga kalau nonton di
Anis Kampus
(19) mahasiswi Kebumen
UNS
menurutnya
pertunjukkan ini adalah musyrik, seperti yang dikatakannya “Tradisi sih tradisi, tapi jangan syirik gitu dong. Masih percaya aja sama roh nenek moyang.” Obrolan dengan Bani (14), menurutnya “Di tengah kota kok ya masih ada tontonan aneh seperti ini mbak.” Ketika ditanya
kembali
mengapa
menonton, Bani menjawab karena penasaran. Menurut Fawaz (26) sebagai
warga
pendatang
menurutnya, “Ini kesenian memang peninggalan nenek moyang, tapi tolong
hilangkan
saja
unsur
mistisnya karena tidak masuk akal dan menurut Islam itu juga syirik.” Pendapat Abdullah (43) tidak jauh beda dengan pendapat Anis, tari Ebleg
Singamataram
adalah
musyrik, “Barongan kok di pujapuja”. Keberadaan Singamataram
tari ini
Ebleg
memancing
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |13
persepsi
masyarakat.
Kebumen.
Sebagian
besar
masyarakat bisa berupa pendapat
masyarakat
Kelurahan
Panjer
yang positif atau negatif. Persepsi
Kecamatan Kebumen hanya ikut
positif
masyarakat
menandakan
menyesuaikan dengan kebudayaan
bahwa
masyarakat
mendukung
yang sudah ada sejak zaman nenek
dengan
keberadaan
tari
Ebleg
moyang, yang terpenting justru
beberapa
jangan sampai kebudayaan yang
persepsi positif diatas menurut Siti,
sudah ada menjadi hilang. Keikut
Ludimin, Joko dan Ridwan. Ini
sertaan
merupakan bentuk dukungan dan
pementasan
usaha
dalam
Singamataram
Ebleg
satu upaya melestarikan kesenian
Singamataram,
Persepsi
seperti
masyarakat
melestarikan
tari
Singamataram.
Persepsi
negatif
para
TNI
AD
Ebleg
tari merupakan
KESIMPULAN DAN SARAN
yaitu, Anis, Bani, Fawaz, dan
A. Kesimpulan
Persepsi
salah
Ebleg Singamataram.
muncul dari beberapa warga Panjer Abdullah.
dalam
Persepsi masyarakat terhadap
negatif
Ebleg
Singamataram
masyarakat merupakan kurang atau
tari
tidak mendukungnya masyarakat
Kelurahan
terhadap tari Ebleg Singamataram,
Kebumen Kabupaten Kebumen bisa
namun hal ini bukan penghalang
berupa
untuk tetap melestarikan tari Ebleg
negatif. Menurut penduduk asli
Singamataram.
Panjer,
Semakin
banyak
orang
berusaha melestarikan kebudayaan asli Kebumen, dapat
dikatakan
semakin maju pula pola pikir warga masyarakat
Kelurahan
Panjer,
Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Panjer
Kecamatan
tanggapan
positif
kesenian
Singamataram
di
sangat
dan Ebleg perlu
dilestarikan. Beberapat pendapat negatif
muncul
dari
warga
pendatang yang menganggap Ebleg Singamataram musyrik dan syirik. Para
pelaku
tari
Ebleg
14
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
Singamataram
sebagai
generasi
hajatan. Selain itu, usaha Ravie
penerus menganggap tari Ebleg
Ananda selaku ketua kelompok
Singamataram merupakan tari asli
mempromosikan
Kebumen yang wajib dilestraikan
Singamataram
karena sebagai ciri khas Kabupaten
audiovisual.
Kebumen.
Persepsi
tokoh
masyarakat terhadap tari Ebleg
Ebleg
tari melalui
media
B. Saran Perlu
adanya
regenerasi
Singamataram menganggap muda-
penabuh musik tradisional Jawa
mudi lah yang harus melestarikan
yang digunakan sebagai iringan tari
Ebleg
Ebleg Singamataram. Sebaiknya
Singamataram. Persepsi masyarakat
masyarakat Kebumen lebih simpati
berdasarkan status sosial, sebagain
terhadap kebudayaan asli Kebumen
besar masyarakat hanya mengikuti
yang menjadi ciri khas Kebumen.
dan
Bagi
warisan
kesenian
menyesuaikan
kebudayaan
masyarakat
yang sudah ada sejak zaman nenek
Kelurahan
moyang.
Kebumen agar tetap melestarikan
Masyarakat Kelurahan Panjer
Panjer
khususnya Kecamatan
tari Ebleg Singamataram.
Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen telah melakukan berbagai upaya
dalam
melestarikan
tari
Ebleg Singamataram. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah mengadakan pementasan tari Ebleg Singamataram secara rutin, yaitu setiap hari Jumat Kliwon pada siang hari di Lapangan Kebonraja. Tari Ebleg Singamataram juga sering
ditanggap
pada
acara
DAFTAR PUSTAKA Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia Hadi,
Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pusaka
Herawati, Nanik. 2009. Kesenian Tradisional Jawa. Klaten: PT Saka Mitra Kompetensi
Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |15
Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Rineka Cipta
2009. Ilmu Jakarta:
Kusmayati, Hermin, dkk. 2002. Seni Pertunjukan. Jakarta: Buku Antar Bangsa untuk Groties International, Inc. Kusnadi. 2002. Penunjang Pembelajaran Seni Tari. Surakarta: Tiga Serangkai Mandiri Meri, La. 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Terjemahan Dr Soedarsono. Yogyakarta: Laligo Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga Sanderson, Stephen. 2000. Makro Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Soedarsono. 1976. Tari-Tarian Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: ASTI __________. 1977. Tari-Tarian Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Sugiyanto, dkk. 2005. Kesenian untuk SMP kelas VIII Jilid 2. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Supardjan, dkk. 1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SUMBER INTERNET Ananda, Ravie. 2013. “Sejarah Kelahiran Sendratari Perang Cakrakusuman Ebleg Singamataram”, http://Kebumen2013.com/s ejarah-kelahiransendratari-perangcakrakusuman-eblegsinga-mataram-panjer/ di uduh pada tanggal 21 April 2015. Dewi, Ratna. 2010. “Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual”, Lukmancoroners.blogspot.
16
Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015
com/2010/05/persepsi-danpembuatankeputusan.htnl?m=1 di unduh pada tanggal 21 April 2015. Supriyanto, Ondo. 2007. “Kesetiaan Mulyanto”, http://ondosupriyanto.blog spot.com/2007/07/kesetiaa n-mulyanto.html di unduh pada tanggal 30 Juli 2015.