Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
KAJIAN DIALEK BAHASA JAWA DI DESA MUKTISARI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN Heri Kusworo
[email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang penggunaan bahasa Jawa di Desa Muktisari dari segi fonologis dan leksikonnya. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen dengan pendekatan metode kualitatif. Data diperoleh dari informan penutur bahasa Jawa (ngoko) di Desa Muktisari, dengan warga Desa Muktisari sebagai narasumber. Pengumpulan data diperoleh dengan (1) teknik lanjut cakap semuka, (2) teknik lanjut catat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa, tape recorder untuk merekam wawancara, daftar pertanyaan untuk menanyakan langsung pada informan, kemudian alat tulis digunakan untuk mencatat data yang telah diperoleh dari narasumber. Analisis data digunakan dengan metode padan, yakni metode yang alat penentunya bearada di luar bahasa, dan metode agih adalah metode yang alat penentunya bagian dari bahasa itu sendiri. Dari hasil analisis dan pembahasan dalam penlitian ini diperoleh unsur fonologis bahasa Jawa di Desa Muktisari dengan bahasa Jawa baku adalah pada fonem /a/ yang cenderung dilafalkan [a] daripada[ ], seperti dalam kata [anḍa] 'tangga'. Selain itu juga tampak pada fonem konsonan /k/ yang cenderung dilafalkan dengan [k] bukan dengan [?] seperti dalam kata [kiyik] 'anak dara'. Dari hasil penelitian, jumlah fonem vokal di desa Muktisari berjumlah 10, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, / /, /ɛ/, /ә/, /U/, /I/. Secara umum bahasa Jawa di Desa Muktisari hampir memiliki perbedaan yang mencolok dengan bahasa Jawa baku, namun disisi lain juga ada beberapa yang hampir sama. Kata kunci: kajian dialek, bahasa, desa Muktisari A. PENDAHULUAN Peneliti akan mengkaji dialek bahasa Jawa di desa Muktisari Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, dimana dialek merupakan bahasa yang sering digunakan dalam percakapan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dialek disetiap wilayah hampir berbeda, akan tetapi juga ada beberapa yang memiliki kesamaan dengan dialek wilayah lain, begitu juga dengan desa Muktisari. Desa tersebut memiliki proses pengucapan secara fonologis dan leksikon yang berbeda dengan desa lain meskipun masih dalam satu lingkup kabupaten. Desa Muktisari merupakan desa yang terletak di pinggiran kota Kebumen bagian selatan, dan sebagian besar bahasa warga desa Muktisari sudah terbawa dengan bahasa-bahasa dialek daerah Banyumasan. Penduduk desa Muktisari sendiri sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta seperti pedagang, kemudian banyak juga
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
101
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
yang bekerja sebagai buruh dan petani, oleh sebab itu, dialek desa tersebut pasti akan memiliki keunikan tersendiri, dimana penduduknya yang memiliki profesi bekerja beragam dan sebagian terbawa dialek Banyumasan, seperti fonem /a/ sering di ucapkan [a], berbeda dengan bahasa Jawa standar yang cenderung diucapkan [ ], seperti kata [pira] 'berapa', ketika dalam bahasa Jawa standar diucapkan [pir ] 'berapa'. Semakin banyaknya mata pencaharian kerja desa tersebut, maka akan semakin banyak keunikan bahasa yang ada di desa tersebut, dimana faktor pekerjaan juga akan sangat mempengaruhi bahasa, karena sebagian besar penduduk desa Muktisari bermatapencaharian sebagai pedagang dan bertani, tentunya ketika orang-orang bekerja sebagai pedagang akan bercampur baur dengan orang-orang yang berasal dari wilayah lain dalam suatu pasar atau tempat berjual beli lain. Di sisi lain, ketika orang-orang bermatapencaharian sebagai buruh dan petani akan memunculkan pengucapan-pengucapan yang berbeda, hal tersebut dikarenakan tingkat pendidikan seorang buruh dan petani berbeda dengan tingkat pendidikan seorang pedagang, dimana tingkat pendidikan orang sebagai petani dan buruh di Muktisari lebih rendah tingkat pendidikannya. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah Kajian Dialek Bahasa Jawa di Desa Muktisari Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.
B. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Dialek Menurut Kridalaksana (2008:48), dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai, variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan di tempat tertentu. 2. Ragam Dialek a. Dialek regional Dialek regional, yaitu variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal (tempat) dalam suatu wilayah bahasa (Nadra dan Reniwati, 2009: 2).
b. Dialek sosial
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
102
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh golongan tertentu (Nadra dan Reniwati, 2009: 2). c. Dialek temporal Dialek temporal adalah dialek dari bahasa-bahasa yang berbeda dari waktu ke waktu, (Kridalaksana, 2008: 48). 3. Fonologi Nurhayati dan Mulyani (2006:28) menyatakan cabang linguistik yang khusus mempelajari seluk beluk bunyi bahasa ialah fonologi. a. Fonem Vokal Bahasa Jawa Bahasa jawa adalah bahasa ibu terutama bagi penduduk di propinsi jawa tengah. Menurut Marsono (1999: 45-46) dalam bukunya yang berjudul fonetik bunyi vokal bahasa jawa sama dengan jumlah vokal bahasa Indonesia, yaitu sepuluh: [I, i, e, ɛ, a, ә, o, , U, u]. b. Konsonan Konsonan adalah satuan bunyi yang di hasilkan jika aliran udara yang keluar dari paru-paru mengalami hambatan. Bunyi konsonan dapat dikelompokan lagi berdasarkan proses artikulasinya (Rahyono dalam Kushartanti, dkk, 2005: 39-40). c. Konsonan rangkep Konsonan rangkep yaitu pemakaian dua konsonan atau lebih yang berbeda dalam satu suku kata secara berurutan (Mulyani, 2008: 65). 4. Leksikon Menurut Kridalaksana (dalam Maryani, 2009: 27) leksikon adalah komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa. Selain itu leksikon juga merupakn kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa. Jika dilihat dari segi bentuk, leksikon bahasa jawa dapat dibedakan menjadi enam, yaitu leksikon (1) ngoko, (2) madya, (3) karma, (4) karma inggil, (5) karma andhap, dan (6) netral.
C. METODE PENELITIAN
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
103
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Karena penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat di amati, pendekatan ini diarahkan pada lataran, dimana sebuah penelitian dengan mengunakan metode kualitatif sangat bersifat deskriftif, sehingga yang dijadikan objek penelitianya adalah kehidupan pemakaian berbahasa oleh para pemakainya baik yang dilakukan secara lisan maupun secara tertulis. Kajian secara kualitatif ini memiliki sifat menjelaskan suatu masalah yang diteliti. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah warga desa Muktisari, kecamatan Kebumen, kabupaten Kebumen. Desa Muktisari adalah desa yang terletak di pinggir perkotaan. Objek penelitian ini adalah tuturan bahasa Jawa di Desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Dalam kaitan ini, populasi lebih tepat disebut sebagai area (wilayah) atau jangkauan penelitian. Wilayah penelitian ini, dapat terkait dengan tempat (lokasi), waktu dan tindak-tindakan. Sampel adalah sumber informasi data itu sendiri. Tujuan penyampelan adalah untuk menghasilkan keunikan-keunikan. Sampel dapat berupa peristiwa, manusia, situasi, dan sebagainya (Endraswara, 2006: 115). Sumber data dalam penelitian ini adalah penutur bahasa jawa di desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, yaitu informan yang telah terpilih dengan syarat-syarat tersebut. Sedangkan data dalam penelitian ini berupa bentuk fonologi dan leksikon bahasa jawa yang terdapat di desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Lokasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode teknik lanjut cakap semuka dan teknik lanjut catat. (a) Teknik lanjut cakap semuka si pengumpul data bertanya langsung pada informan. Bahan yang ditanyakan terkumpul dalam sebuah daftar, yaitu daftar pertanyaan. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh pengumpul data dijawab langsung oleh informan. Dengan teknik ini, si pengumpul data dapat memperhatikan cara pelafalan jawaban informan dengan baik (Nadra dan Reniwati, 2009: 66). Dalam penelitian ini peneliti menanyakan langsung kepada Informan, dari data yang sebelumnya telah
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
104
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
disusun, kemudian setiap pertanyaan dijawab langsung oleh informan. (b) Teknik lanjut catat, teknik ini merupakan teknik yang sangat penting karena hasil pencatatan jawaban merupakan data mentah yang akan dibawa ke tahap penelitian berikutnya, yaitu tahap analisis data (Nadra dan Reniwati, 2009: 66).Peneliti mencatat semua apa yang telah dijawab oleh informan, yang kemudian untuk di olah ditahap teknik analisis data. Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data. Peneliti sebagai instrument utama selain itu dibantu oleh alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tape recorder, daftar pertanyaan dan alat tulis untuk menulis jawaban dari hasil wawancara dengan informan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua metode yaitu: (a) Metode Padan,
Metode padan sering pula disebut metode identitas ialah metode
yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada diluar bahasa, terlepas dari bahasa dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode padan yang digunakan adalah adalah perekam dan pengawet bahasa (Sudaryanto, 1993: 13). (b) Metode Agih, Metode agih merupakan metode yang alat penentunya bagian dari bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Kemudian teknik lanjutan dapat berupa teknik oposisi pasangan minimal dipakai untuk menentukan fonem-fonem suatu bahasa baik fonem-fonem segmental maupun suprasegmental. Hasil analisis penelitian disajikan secara deskriptif, meliputi bentuk fonologis bahasa jawa di desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Hasil analisis data yang berupa temuan penelitian sebagai jawaban atas masalah yang hendak dipecahkan, haruslah disajikan dalam bentuk teori.
Dalam menyajikan hasil temuan
penelitian diatas terdapat dua metode. Kedua metode ini adalah metode formal dan informal (Mahsun, 2011: 279).
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
105
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
1. Unsur Fonologi Fonologi adalah ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa menurut fungsinya. Penelitian tentang fonologi bertujuan untuk meneliti fonem. Sedangkan fonem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fonem Segmental dan fonem Suprasegmental. Satuan bunyi bahasa yang digunakan untuk menunjukan didalamnya adalah fonem secara teknis ditulis antara dua garis miring /… / (Mahsun, 2011: 124). Satuan fonetis yang di tunjukan dengan tanda kurung siku ([…]) menunjukan bahwa satuan didalamnya adalah satuan fonetis dan biasanya digunakan dalam bidang fonologi untuk melambangkan bunyi tertentu yang tidak bersetatus fonem (Mahsun, 2011: 124). Tanda ('….') dalam linguistik dipakai untuk menandai gloss, (Kridalaksana, 2008: 235). a. Vokal Vokal adalah (1) bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita suara, dan tanpa penyempitan dalam saluran suara diatas glottis, (2) satuan fonologis yang diujudkan dalam lafal tanpa pergeseran , (Kridalaksana, 2008: 256-257). Berikut peneliti sajikan dalam table berikut. Table Distribusi Pemakaian Vokal Bahasa Jawa di Desa Muktisari Vokal [a] [ ] [i] [I] [u] [U] [ә] [ɛ] [e]
Posisi awal [ati] 'hati' [ y t] 'akar' [iwak] 'ikan' [IrUŋ] 'hidung' [ulәr] 'ulat' [әñ ŋ] 'saya' [ɛsuk] 'pagi'
Posisi tengah [awan] 'siang' [l r] 'utara' [sirah] 'kepala' [alIs] 'alis' [suwI] 'lama' [IrUŋ] 'hidung' [wәŋi] 'malam' [balɛk] 'kembali'
Posisi akhir [clana] 'celana' [rai] 'muka' [suwI] 'lama' [untu] 'gigi' [rәbU] 'rabu'
[sore] 'sore' [sore] 'sore' [jago] 'ayam [o] jantan' Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa vokal bahasa
jawa di Desa Muktisari berjumlah 10 vokal yaitu: /a/, / /, /i/, /I/, /u/, /U/, /e/, /o/, / /, /ә/. Ketika leksikon ngoko vokal /a/ dilafalkan /a/, namun ketika leksikon krama vokal /a/ dlafalkan menjadi / /.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
106
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Tabel Vokal Ciri Khas Desa Muktisari Pelafalan (fonetis) Basa Jawa Basa Jawa Standar Muktisari
Gloss
Leksikon
[sikut]
[sikUt]
Sikut
Siku
[ganḍul]
[ganḍUl]
Gandul
Pepaya
[dawa]
[d w ]
Dawa
Panjang
[sәga]
[sәg ]
Sega
Nasi
[ula]
[ul ]
Ula
Ular
[payuŋ]
[payUŋ]
Payung
Paying
[manuk]
[manU?]
Manuk
Burung
[pitik]
[pitI?]
Pitik
Ayam
[kaluŋ]
[kalUŋ]
Kalung
Kalung
[amba]
[ mb ]
Amba
Lebar
b. Konsonan Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah satu tempat disaluran suara diatas glottis (Kridalaksana, 2008: 132). Tabel Distribusi pemakaian kosonan bahasa Jawa di Desa Muktisari dalam kata sebagai berikut: Vokal [b] [c] [d] [ḍ] [g] [h] [j] [k]
Posisi awal [brɛŋ s] 'kumis' [clana] 'celana' [driji] 'jari'
Posisi tengah [ambәkan] 'napas' [caciŋ] 'cacing' [kidul] 'selatan'
[ḍәŋkul] 'lutut' [gupis] 'gigi rusak'
[ŋәḍUk] 'gali' [jago] 'ayam jantan'
[jәmp l] 'ibu jari' [kiwe] 'kiri'
[driji] 'jari' [sikut] 'siku'
Posisi akhir [umәb] 'mendidih' [lәmUd] 'nyamuk' [әnḍ g] 'telur' [gәtIh] 'darah' [ɛsuk] 'pagi'
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
107
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
[l r] 'utara' [mripat] 'mata'
[l] [m] [n] [ñ] [ŋ] [p] [r] [s] [t] [ṭ] [w] [y]
[ñ k t] 'gigit' [ŋɛsuk] 'besok'
[kul n] 'barat' [lambe] 'bibir' [untu] 'gigi' [әñ ŋ] 'saya' [wәŋi] malam'
[pәṭɛt] 'sisir' [rɛk] 'korek api' [sore] 'sore'
[mripat] 'mata' [sore] 'sore' [ɛsuk] 'pagi'
[tәŋәn] 'kanan'
[wɛtan] 'timur' [kәṭɛk] 'monyet' [awan] 'siang' [payuŋ] 'payung'
[wәŋi] 'malam
[kidul] 'selatan' [d m] 'jarum' [awan] 'awan' [mlәŋkuŋ] 'bengkok' [rayap] 'rayap' [l r] 'utara' [gupis] 'gigi rusak' [mripat] 'mata'
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa variasi konsonan bahasa Jawa di Desa Muktisari berjumlah 20 yaitu: /b/, /c/, /d/,/dh/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /p/, /r/, /s/, /t/, /ṭ/, /w/, /y/, sedangkan untuk pelafalan fonem /k/ dalam bahasa Jawa di Desa Muktisari dibaca begitu jelas dengan /k/. c. Gabungan Konsonan atau Konsonan Rangkap Gabungan kosonan atau Konsonan rangkap adalah pemakaian dua konsonan atau lebih yang berbeda dalam satu suku kata secara berturutan. a. Gabungan konsonan yang mengandung /r/ dapat dilihat data berikut: Tabel 14. Gabungan konsonan yang mengandung /r/ Konsonan rangkap
Posisi awal
[mr]
[mripat] 'mata'
[pr]
[prәcil] 'katak kecil'
[br]
[brɛŋ s] 'kumis'
[dr]
[driji] 'jari'
[kr]
[kriŋәt] 'keringat'
Posisi tengah [kamprɛt] 'kelelawar' [jaŋkrik] 'jangkrik'
b. Konsonan rangkap yang mengandung /l/ adalah sebagai berikut: Tabel 15. Gabungan konsonan yang mengandung /l/. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
108
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
Gabungan konsonan
Posisi Awal
Posisi Tengah
[sl]
[slɛnḍaŋ] 'selendang'
[pl]
[plinṭәŋ] 'ketapel'
-
[cl]
[clana] 'celana'
-
[gl]
[glәpuŋ] 'tepung'
-
[ml]
[mlәŋkuŋ] 'bengkok'
-
c. Gabungan atau konsonan rangkap yang mengandung /w/ adalah sebagai berikut: Tabel 16. Gabungan konsonan yang mengandung /w/ Gabungan konsonan [sw]
Posisi awal
Posisi tengah
[swiwi] 'sayap'
d. Gabungan atau konsonan rangkap yang mengandung /y/ adalah sebagai berikut: Tabel 17. Gabungan konsonan yang mengandung /y/ Gabungan konsonan [ky]
Posisi awal
Posisi tengah
Kyai 'kiyai' Dari hasil data-data penelitian di atas dapat diamati bahwa variasi
gabungan konsonan atau konsonan rangkap di Desa Muktisari adalah berjumlah 12 yaitu: /mr/, /pr/, /br/, /dr/, /kr/, /sl/, /pl/, /cl/, /gl/ ml/, /sw/, /ky/. Sejauh ini peneliti baru memperoleh data-data sesuai dengan yang diuraikan di atas.
2. leksikon Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa, (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, kosakata, perbendaharaan kata, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
109
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis (Kridalaksana, 2008: 142). Perbendaharaan kosakata pada wilayah yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, walaupun ada beberapa bahasa yang mirip. Seperti halnya leksikon bahasa Jawa dalam Desa Muktisari ada beberapa leksikon yang berbeda dengan leksikon bahasa jawa baku. Sehubung dengan hal tersebut peneliti akan memaparkan bentuk-bentuk leksikon bahasa Jawa di Desa Muktisari, sesuai dengan daftar pertanyaan yang peneliti tanyakan pada informan. Leksikon Ciri Khas Desa Muktisari Pelafalan (fonetis) BJ Muktisari (baku ) [ula] [ul ] [esUk] [ɛsuk] [juŋkat] [pәṭɛt] [әñ ŋ] [aku] [ambәn] [Sabәn] [ciyut] [rupak] [kiyik] [piyik] [ l ] [ɛlɛk] [cilik] [cilIk] [ɛḍәk] [cәḍak] [lәncәŋ] [lurus] [kampIl] [bantal]
ula esuk Pethet enyong amben ciyut kiyik elek cilik edhek lenceng kampil
[gәnuk]
genuk
[genṭ ŋ]
[kulit] [walulaŋ] [sesuk] [ŋɛsuk] E. SIMPULAN DAN SARAN
Leksikon
kulit ngesuk
Gloss ular pagi Sisir rambut Saya Setiap Sempit Anak dara Jelek Kecil Dekat Lurus Bantal Tempat beras Kulit Besok
Berdasarkan penelitian kajian dialek bahasa Jawa di Desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen dapat disimpulkan sebagai berikut: dari analisis segi fonologi di Desa Muktisari, bahwa Desa Muktisari memiliki 10 variasi bunyi vokal yang berupa: [a], [ ], [i], [I], [u], [U], [e], [ә], [ɛ], [o], dan memiliki 20 variasi bunyi konsonan yang berupa: [b], [c], [d], [ḍ], [g], [h], [j], [k], [l], [m], [n], [ñ], [ŋ], [p], [r], [s], [t], [ṭ], [w], [y]. Dilihat dari segi pelafalan fonem antara bahasa Jawa di Desa Muktisari dan bahasa Jawa baku adalah dalam pelafalan fonem vokal [a] dan konsonan [k]. Fonem vokal [a] dalam bahasa Jawa di Desa Muktisari sering di ucapkan dengan [a], sedangkan
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
110
Vol /0 2 / No. 02 / Mei 2013
dalam bahasa Jawa baku sering diucapkan dengan [ ]. Begitu juga dengan konsonan [k], dalam bahasa Jawa di Desa Muktisari konsonan [k] tampak begitu jelas di ucapkan [k], sedangkan dalam bahasa Jawa baku diucapkan [?]. Seperti kata [dawa] dengan [d w ], dan kata [k dh k] dengan [k dh ?]. Berdasarkan analisis Leksikon, Pemakaian bahasa Jawa di Desa Muktisari, terdapat leksikon baru yang berbeda dengan bahasa jawa baku seperti: [pәṭɛt] 'sisir rambut', [ambәn] 'setiap', [kiyik] 'anak dara', [gәnuk] 'tempat beras', [kampIl] 'bantal', [lәncәŋ] 'lurus', [tәkәn] 'tongkat'. Secara umum bahasa Jawa di Desa Muktisari memiliki perbedaan dengan bahasa Jawa standar daerah Yogyakarta dan Surakarta dalam proses pengucapan artikulasi fonem vokal, dan konsonan, dimana Desa Muktisari bahasanya sebagian besar sudah terpengaruh daerah dialek Banyumas atau bahasa ngapak. Objek yang berhubungan dengan bahasa Jawa di Desa Muktisari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen mencangkup kajian fonologi dan leksikologi, kepada peneliti selanjutnya untuk bisa dijadikan sebagai acuan dalam penelitian dialek di wilayah lainnya. Penuyusun sangat mengaharapkan sesuatu yang bersifat mengkritik demi tercapainya kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini dan semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca, baik untuk pengetahuan umum maupun dunia pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemology, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus linguistik. Jakarta: Kompas Gramedia Kushartanti, dkk. (eds.) 2005. Pesona Bahasa: langkah awal memahami linguistic. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Mahsun. 2011. Metode Penlitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan tekniknya. Jakarta: Rajawali Press Marsono. 1999. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Maryani, Yeyen. 2009. Unggah-ungguh bahasa jawa. Jakarta: Yayasan Paralingua. Moleong, Lexy. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Mulyani, Siti. 2008. Fonologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Nadra & Reniwati. 2009. Dialektologi: Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing. Nurhayati, Endang & Siti Mulyani. 2006. Linguistik bahasa jawa: kajian fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Yogyakarta: Bagaskara. Sudaryanto. 1988. Metode linguistik: metode dan aneka teknik pengumpulan data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sudaryanto. 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
111