PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA SMA PGRI 6 BANJARMASIN Muliyani Yohana & Arief Noviarakhman Zagladi SMK Dharma Putera Jl. Purna Sakti Jalur 4 Banjarmasin, Kalimantan Selatan e-mail:
[email protected] Abstract: Interest to continue their studies to university is students consciously grows attractedness to continue their studies to university. This research seeks to understand how the family environment and student achievement play a role in determining the interest to continue their studies to university. The method used in this research is descriptive method associative. Data collection techniques used are the questionnaire,documentation and interviews. Data analysis technique used is multiple regression analysis. The population in this study is the Class XI students in SMA PGRI 6 Banjarmasin as many as 99 people and all were subjected to experiments. Based on the calculation, can be concluded that there are significant influence of the family environment and student achievement against the interest to continue the high keperguruan studies in class XI SMA PGRI 6 Banjarmasin. Keywords: family environment, student achievement, interest to continue study to university Abstrak: Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa tersebut. Penelitian ini berupaya memahami bagaimana lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa turut berperan dalam menentukan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif asosiatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni angket, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan yaitu Analisis regresi berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin sebanyak 99 orang dan seluruhnya dijadikan objek penelitian. Berdasarkan perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin. Kata kunci: lingkungan keluarga, prestasi belajar siswa, minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam suatu negara untuk pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan di Indonesia memiliki beberapa polemik yang sulit untuk diatasi dalam waktu yang singkat. Berbagai masalah terjadi di dunia pendidikan di Indonesia sangat memperihatinkan mengingat indonesia
merupakan negara berkembang yang sangat membutuhkan pendidikan yang baik dan bisa bersaing di dunia internasional. Oleh karena itu hendaknya pendidikan di Indonesia dapat maju dan berkembang ke arah yang lebih baik dan dapat mengikuti perubahan zaman baik dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi serta dalam bidang lainnya. Hal ini sesuai dengan pasal 31 ayat (2) Undang-
325
326 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 325-337
undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 yang berbunyi “Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Dasar pasal tersebut jelas terlihat bahwa Indonesia pun tidak ingin ketinggalan dari negara-negara lainnya. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri dari semakin kerasnya kehidupan dunia dan dari berbagai tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan baik melalui pendidikan formal, informal, maupun non formal. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan tinggi dari sekedar untuk tetap hidup, sehingga manusia menjadi lebih terhormat dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada yang tidak berkependidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal meliputi pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat. Pendidikan menengah diselenggarakan di Sekolah Menegah Atas (SMA) atau yang sederajat dan pendidikan tinggi diselenggarakan di Perguruan Tinggi. Mendidik dalam arti luas yang merupakan tugas pokok sekolah adalah dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luas bagi siswa untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan lingkungannya disamping memberikan latihan mengenai : akhlak, dan kecerdasan seseorang.Disamping tugas pokok sekolah tersebut diatas, maka dapat dijelaskan pula tentang tujuan institusional SMA sebagai lembaga pendidikan formal tingkat atas, sesuai dengan fungsi SMA dalam rangka keseluruhan pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan salah satu fungsi institusional dari SMA yaitu
membekali kemampuan yang diperlukan untuk siswa yang akan melanjutkan studi keperguruan tinggi dan setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, maka orang tua harus berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Pendidikan anak tidak hanya selesai Di bangku SMA saja. Untuk itu, orang tua dan pihak pemerintah harus turut serta berpartisipasi dalam mendorong anak melanjutkan sekolah kejenjang perguruan tinggi, partisipasi orang tua dan keluarga dalam hal ini khusus untuk memperhatikan dan mengarahkan pendidikan yang dipilih anak serta menyediakan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pendidikan. Sedangkan partisipasi aktif pemerintah diantaranya memberikan beasiswa bagi anak yang berprestasi. Melihat tuntutan dunia usaha kerja dewasa ini secara tidak langsung menuntut orang tua agar menyekolahkan anaknya sesuai dengan tuntutan dari dunia usaha dan dunia kerja tersebut. Di samping itu juga negara kita akan memasuki era perdagangan bebas. Pada perdagangan bebas nanti komunikasi antar negara akan berlangsung cepat, setiap negara harus membuka diri terhadap masuknya barang, jasa, moda serta tenaga kerja dari negara lain. Orang yang berprestasi dan berkualitas akan mempunyai peluang yang besar untuk memperoleh pekerjaan dan akan diberikan penghargaan sesuai dengan prestasinya. Secara tidak langsung peran aktif orang tua dalam mendorong seorang anak untuk berprestasi sangatlah besar. Orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Sejak awal pertama lahir anak sudah berinteraksi dengan orang tua. Dari sini anak akan lebih banyak mendapatkan pendidikan awal dari keluarga terutama orang tuanya. Menurut Hasbullah dalam Joko Prasetyo (2012), lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan anak pertama, karena di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendididkan dan bimbingan. Lingkungan keluarga merupakan sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia.
Yohana, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi …. 327
Menurut Dalyono (2005) dalam M.Khafid dan Suroso (2007) menyebutkan faktor-faktor dari keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: faktor orangtua, suasana rumah atau keluarga, keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu dibanding lingkungan sekunder. Sebagai lingkungan terdekat yang pertama dan terdekat, keluarga memikul tanggung jawab utama dalam pendidikan nilai kepada anak. Oleh karena itu lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang besar dalam mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan keperguruan tinggi atau tidak. Keluarga sering kali menjadi panutan anak dalam setiap mengambil keputusan dalam menentukan arah dan tujuan kedepan. Keluarga sangat berperan penting baik secara psikologi, Ekonomi, Pendidikan dan Agama maupun sosial budaya seorang Anak. Masalah kondisi sosial ekonomi dan harapan masa depan anak dari orang tua pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi orangtua untuk menentukan alternatif pilihan terhadap kelanjutan sekolah anak–anaknya. Masalah lainnya yang dihadapi dapat berupa minimnya tingkat pendapatan orang tua yang memungkinkan si anak belajar seadanya dan ada pula berupa rendahnya tingkat pendidikan orang tua sehingga kurang mendorong anak untuk belajar secara lebih efektif. Tinggi rendahnya minat anak belajar sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang tua. Orang tua bertanggung jawab membiayai pendidikan anaknya. Secara logika, pendidikan seorang anak itu tidak terlepas dari keadaan sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua. Apabila keadaan sosial ekonomi orang tua rendah maka material untuk menyediakan fasilitas pendukung pendidikan anak sangat rendah, begitu juga apabila tingkat pendidikan orang tua rendah maka motivasi dan dukungan untuk anak untuk terus melanjutkan keperguruan tinggi juga akan rendah. Sehingga dapat disimpulkan pendidikan anak tergantung pada keadaan sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua. Terutama untuk pendidikan formal, lingkungan keluarga sangat besar
pengaruhnya bagi pendidikan yang sedang ataupun yang akan dijalani oleh anak. Namun keluarga juga khususnya orang tua harus mampu melihat kemampuan anaknya dalam bidang akademis, apakah anak ini mampu untuk melanjutkan pada tingkat yang lebih tinggi atau tidak. Dalam hal untuk mencapai prestasi yang baik, disini dapat terlihat bagaimana cara orang tua mengasuh dan membimbing anak-anaknya. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan, tingkat pendidikan, perhatian serta pemenuhan kebutuhan ataupun fasilitas belajar yang diberikan untuk anak juga merupakan tanggung jawab orang tua terhadap keberhasilan belajar anak. Kenyataannya sekarang banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian disebabkan kesibukan orang tua sehingga komunikasi antara orang tua dan anak sangat jarang. Lingkungan keluarga yang kurang memberikan perhatian, dukungan baik secara materil maupun moril serta dorongan agar anak giat dan disiplin dalam belajar maka akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya. Dukungan dari keluarga serta prestasi belajar yang baik akan menjadi faktor pendorong yang sangat kuat untuk memupuk minat anak untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang telah dilakukan kepada beberapa siswa SMA PGRI 6 Banjarmasin menyatakan bahwa ada beberapa siswa yang tidak ingin melanjutkan studi keperguruan tinggi, ada pula yang menyatakan masih ragu-ragu ingin melanjutkan studi keperguruan tinggi, lalu ada juga yang menyatakan ingin bekerja terlebih dahulu kemudian baru melanjutkan studi keperguan tinggi, dan yang lain lagi menyatakan ingin melanjutkan studi keperguruan tinggi. Dari berbagai jawaban tersebut ternyata sebagian besar mereka menyatakan keputusan untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi cenderung dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan bahkan merupakan keinginan ataupun paksaan dari kedua orang tua mereka. Namun ada juga yang menyebutkan
328 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 325-337
bahwa mereka kurang berminat untuk melenjutkan studi keperguruan tinggi karena kondisi sosial ekonomi orang tua mereka yang kurang mampu sehingga mereka lebih memilih untuk mencari pekerjaan terlebih dahulu. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa mereka kurang percaya diri untuk melanjutkan studi karena latar belakang pendidikan orang tua mereka yang rendah sehingga dukungan dari keluarga sangatlah kurang meskipun prestasi yang mereka miliki cukup bagus di sekolah. Berdasarkan paparan tersebut, tampak keluarga memiliki peranan yang vital, dari beberapa penelitian pun menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar terhadap minat anak melanjutkan studi keperguruan tinggi. Untuk itu peneliti memandang perlu mengkaji secara lebih dalam mengenai Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Prestasi Belajar Siswa terhadap minat untuk melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin? 2. Bagaimanakah pengaruh prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin? 3. Bagaimanakah pengaruh bersama-sama antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa XI SMA PGRI 6 Banjarmasin? Kajian Literatur Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusian mempengaruhi lingkungan. Menurut Sartain dalam Ngalim Purwanto (2002) bahwa apa yang dimaksud dengan
lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain. Ki Hajar Dewantara dalam Dwi Siswoyo, dkk (2008) membedakan lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu: 1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan perguruan/sekolah, dan 3. Lingkungan pergerakan/organisasi pemuda. Lingkungan tersebut dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan. Disebutkan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama. Karena dalam keluarga itulah kepribadian anak terbentuk. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh semakin berkurang jika anak semakin dewasa. Keluarga inilah yang dikenal oleh anak sebagai kesatuan hidup bersama yang dikenal oleh anak. Menurut Dalyono (2010) keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Keluarga, dimana anak akan diasuh dan dibesarkan berpengarug besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua merawat juga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang akan berinteraksi dengan siapa saja baik itu dengan sesama maupun dengan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dari berbagai lingkungan trersebut seseorang akan mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat mempengaruhi perubadan tingkah laku baik itu positif ataupun negatif. Pengertian lingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan dan keluarga. Secara
Yohana, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi …. 329
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulus yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu dapat berupa sifat, interaksi, selera, keinginan, perasaan, tujuantujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual (Dalyono, 2010). Hasbullah (2005) berpendapat bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan bagi anak yang pertama karena di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Menurut M.Khafid dan Suroso (2007) lingkungan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seorang anak adalah lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu dibandingkan dengan lingkungan skunder. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi yang berstruktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi pemeliharaan terhadap generasi baru. Lingkungan keluarga adalah kelompok sosial kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi dengan semua kondisi yang ada di dalam ruang yang ditempati. Lingkungan keluarga disini memilki peran yang besar dalam perkembangan kepribadian anak seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan prilaku anak ke depannya. Menurut Ogburn dalam Abu Ahmadi (2007) fungsi keluarga ada tujuh antara lain: affectional, economic, educational, protective, recreational, family, status, dan religius. Dalam interaksi dengan kelompok berlaku pula kelompok keluarga, termasuk pembetukan norma-norma sosial, internalisasi, daripada norma-norma, terbentuknya frame of reference, sence of
belongingness dan lain-lainnya.Slameto (2010) menyatakan bahwa anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktorfaktor tersebut apabila dapat dijalankan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar. Berdasasarkan pendapat diatas tentang faktor-faktor keluarga yang berpengaruh terhadap belajar anak, yang akan menjadi indikator dalam penelitian ini adalah cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor pendorong yang besar dalam mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Keluarga sering kali menjadi panutan anak dalam setiap mengambil keputusan dalam menentukan arah dan tujuan kedepan. Keluarga sangat berperan penting baik secara psikologi, Ekonomi, Pendidikan dan Agama maupun sosial budaya seorang Anak. Lingkungan keluarga yang memberikan perhatian, dukungan baik secara materil maupun moril serta dorongan agar anak giat dan disiplin dalam belajar maka akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya. Dukungan dari keluarga akan menjadi faktor untuk memupuk minat anak untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Dengan demikian minat anak akan lebih besar muncul ketika rasa ketertarikannya dan perasaan senangnya terhadap belajar khususnya untuk mencapai cita-citanya untuk dapat masuk keperguruan tinggi yang diinginkan dengan mendapatkan dorongan dan motivasi yang besar pula dari lingkungan keluarganya. Menurut Zainal Arifin (2012) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatise. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut pendapat (Syaiful Bahri Djamarah, 2012) tentang pengertian prestasi
330 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 325-337
adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang dapat dicapai baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Prestasi didapat dari kerja keras dan keuletan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada dasarnya ada dua, yaitu faktor internal yang meliputi kesehatan jasmani, intelegensi, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. Faktor eksternal meliputi pola asuh keluarga, keadaan ekonomi keluarga, metode mengajar guru, fasilitas belajar, hubungan siswa dengan guru dan teman, waktu belajar, disiplin sekolah, lingkungan masyarakat. Menurut Muhibbin Syah (2012) Alat- alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses mengajar-belajar (the teaching-learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi dan untuk kenaikan kelas yaitu melalui ulangan dan ulangan umun. Sementara itu, pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hubungan keterkaitan antara prestasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi sangatlah jelas, sebab salah satu faktor keberhasilan dalam belajar yaitu karena adanya minat. Prestasi belajar yang baik tentu akan memunculkan perasaan perhatian terhadap tercapaikan cita-cita seseorang. Siswa yang memiliki prestasi yang baik tentu ia tidak akan menyianyiakan hasil yang diperolehnya disekolah, tentu ia akan berfikir untuk terus mengembangkan pengetahuannya dengan cara belajar. Salah satu upaya siswa tersebut untuk meningkatkan pengetahuannya dibidang ilmu pendidikan tentu dengan melanjutkan studi keperguruan tinggi. Minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik pada sesuatu
obyek atau menyenangi sesuatu obyek semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya. Menurut Muhibin Syah (2012) secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah ketertarikan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang tumbuh secara sadar dalam diri siswa tersebut. Ketertarikan tersebut menyebabkan siswa memberikan perhatian yang lebih terhadap perguruan tinggi yang akan mereka masuki. Siswa yang mempunyai ketertarikan pada perguruan tinggi akan mendorong siswa tersebut untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Siswa tersebut akan cenderung berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai yang dicita-citakan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi adalah ketertarikan siswa terhadap perguruan tinggi, yang menimbulkan perasaan senang dan kecenderungan yang memunculkan dorongan dari dalam dirinya untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai tujuannya tersebut. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi adalah kecenderungan yang mengandung unsur perasaan senang, perhatian, ketertarikan, keinginan, kebutuhan, dorongan dan kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus sekolah menengah, yaitu Perguruan Tinggi. Melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan melanjutkan studi dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi. Aktivitas yang dilakukan di perguruan tinggi adalah belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini berarti samasama aktivitasnya adalah belajar maka faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dalam
Yohana, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi …. 331
penelitian ini juga disamakan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar. Hubungan keterkaitan antara lingkungan keluarga, prestasi belajar dan minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi sangat erat hubungannya, sebab lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan seorang anak, keluarga yang harmonis, mampu mencukupi kebutuhan fasilitas belajar anaknya dengan baik, suasana rumah yang nyaman, perhatian dan dorongan orang tua terhadap kemajuan anaknya sangat tinggi serta faktor latar belakang pendidikan orang tua yang tinggi akan memberikan semangat dan motivasi yang besar terhadap anak untuk dapat menjadi yang lebih baik dari kedua orang tuanya dengan menunjukan hasil prestasi yang memuaskan sehingga memunculkan minat anak dalam mencapai cita-citanya. Berdasarkan deskripsi yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajran 2013/2014. 3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa secara bersamasama dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajran 2013/2014. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif asosiatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada SMA PGRI 6 Banjarmasin. Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas (X) yaitu lingkungan keluarga (X1) dan prestasi belajar
siswa (X2) yang mempengaruhi satu variabel terikat yaitu minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y) seperti ditunjukkan pada gambar 1.
X1 Y X2
Gambar 1. Bagan desain penelitian Ket: X1 : Variabel Lingkungan Keluarga X2 : Variabel Prestasi Belajar Siswa Y : Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Menurut Sugiyono (2010: 117) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto(2010: 173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui jumlah seluruh siswa kelas XI sebanyak 99 orang yang terdiri dari dua jurusan yaitu jurusan IPA dan IPS seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi penelitian No.
Jurusan Kelas
1
IPA
2
IPS Jumlah
XI 1 XI 2 XI 1
Jumlah Siswa (orang) 31 29 39 99
Pada penelitian ini penelitian menggunakan studi sensus artinya tidak ada penarikan sampel dan semua populasi dijadikan subjek penelitian tanpa terkecuali. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI pada SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014.
332 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 325-337
Data dikumpulkan menggunakan angket untuk memeperoleh informasi tentang pengaruh lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dalam arti alternalif jawaban sudah tersedia, dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Setelah melewati pengujian validitas dan reliabilitas, ditemukan bahwa dari 54 item soal ada 3 item soal yang tidak valid jadi hanya tersisa 51 item soal yang valid, dan semuanya reliabel. Analisis dilakukan bertahap mulai dari uji prasyarat penelitian (uji normalitas, uji heterokesdastisitas, dan. uji linearitas), analisis secara deskriptif, kemudian dilakukan analisis regresi berganda, Untuk menghindari timbulnya beberapa penafsiran dan perbedaan dalam memahami maksud dari penelitian ini, maka perlu dibuat suatu batasan atau pendefinisian dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Pengaruh Lingkungan keluarga (Variabel X1) adalah mengarah pada cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. 2. Prestasi belajar (Variabel X2) adalah hasil penilaian dari proses belajar, pada penelitian ini prestasi belajar dilihat dari hasil raport selama 3 semester yaitu semester 1, 2, dan 3 yang kemudian akan dirata-ratakan. 3. Minat melanjutkan keperguruan tinggi (Variabel Y) adalah kecenderungan yang mengandung unsur perasaan senang, perhatian, ketertarikan, keinginan, kebutuhan, dorongan dan kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus sekolah menengah, yaitu Perguruan Tinggi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini dikemukakan deskripsi hasil penelitian mengenai pengaruh keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil perhitungan deskripsi masing-masing indikator ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3, serta hasip perhitungan deskripsi berdasarkan variabel ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Lingkungan Keluarga Indikator Pernyataan STS TS RR S SS F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) 1 4 1,01 35 8,83 61 15,40 175 44,19 121 30,55 2 9 2,27 54 13,93 75 18,93 167 42,17 92 23,23 3 12 4,04 28 9,42 36 12,12 141 47,47 80 26,93 4 2 0,50 30 7,57 62 15,65 136 34,34 166 41,92 5 3 0,75 41 10,35 68 17,17 137 34,59 147 37,12 6 0 0 12 4,04 23 7,74 89 29,96 173 58,25 Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Minat Untuk Melanjutkan Studi Keperguruan Tinggi Indikator Pernyataan STS TS RR S SS F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) 1 5 1,01 27 5,45 103 20,80 208 42,02 158 31,92 2 13 4,37 63 21,21 107 36,03 92 30,97 22 7,41 3 10 2,53 41 10,35 97 24,49 165 41,67 83 20,96 4 8 1,61 25 5,05 104 21,01 200 40,40 158 31,91 5 13 3,28 36 9,09 98 24,74 158 39,89 96 24,24 6 6 1,52 22 5,56 106 26,77 170 42,93 92 23,23 7 4 1,01 20 5,05 103 26,01 171 43,18 101 25,51
Yohana, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi …. 333
Tabel 4. Hasil Analisa Deskripsi Persentase Lingkungan Keluarga dan Prestasi belajar terhadap Minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi Variabel Frekuensi Persentase Kategori 1. Pengaruh Lingkungan Keluarga (X1) 42 42,4% Sedang 2. Prestasi Belajar (X2) 66 66,7% Tinggi 3. Minat untuk Melanjutkan Studi 31 31,3% Rendah Keperguruan tinggi (Y) Tabel 5. Ringkasan Model Penelitian Model R R Square a 1 .478 .229
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .213 11.93192
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 21.465 17.273 lingkungan keluarga (X1) .431 .145 prestasi belajar (X2) .747 .220 Dari hasil perhitungan SPSS pada tabel 5 dan 6 diperoleh persaamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y’ = a + β1X1+β2X2 + e Y’= 21,465+0,431 X1+ 0,747 X2+ e Keterangan : Y’= Minat untuk melanjutkan keperguruan tinggi a = Konstan β1 = Koefisien regresi X1= Lingkungan keluarga X2= Prestasi belajar
studi
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien Lingkungan keluarga (X1) sebesar 0,431 yang berarti apabila nilai Lingkungan Keluarga (X1) meningkat 1 satuan maka nilai Minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi (Y) akan meningkat sebesar 0,431 satuan dengan asumsi X2 tetap. Koefisien prestasi belajar (X2) sebesar 0,747 yang berarti apabila nilai Prestasi (X2) meningkat 1 satuan maka pertambahan nilai pada Minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi (Y) sebesar 0,747 satuan dengan asumsi X1 tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar
Standardized Coefficients Beta .278 .318
T
1.243 2.972 3.400
Sig.
.217 .004 .001
dengan minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi, semakin besar pengaruh lingkungan keluarga dan semakin bagus prestasi belajar siswa maka semakin tinggi pula minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Secara parsial, pengaruh lingkungan keluarga (X1) terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi (Y) pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin, hasil yang dapat dilihat dari tabel coefficients pada standardized coefficients beta menunjukan angka 0,278 yang dapat disimpulkan antara kedua variabel mempunyai pengaruh yang positif. Sedangkan pengaruh Prestasi belajar (X2) terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi (Y) pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin, hasil yang dapat dilihat dari tabel coefficients pada standardized coefficients beta menunjukan angka 0,318 yang dapat disimpulkan antara kedua variabel mempunyai pengaruh yang positif. Secara simultan, pengaruh lingkungan keluarga dan prestasi belajar terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin, hasil yang dapat dilihat tabel model summary pada R square menunjukan angka 0,229. Sehingga dapat
334 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 325-337
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Berdasarkan hasil analisis angket yang disebarkan kepada 99 orang siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin, maka hasil yang dapat dijelaskan bahwa dari perhitungan analisis deskriptif persentase, variabel pengaruh lingkungan keluarga (X1) secara keseluruhan adalah 42,4% dan termasuk kategori sedang, hal ini menunjukan bahwa lingkungan keluarga sangat mempengaruhi khususnya pada minat anak untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Pada variabel prestasi belajar (X2) secara keseluruhan adalah 66,7% dan termasuk kategori tinggi. Sedangkan untuk variabel minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi secara keseluruhan adalah 31,3% dan termasuk dalam kategori rendah, hal ini juga menunjukan bahwa meskipun hasil dari prestasi belajar tinggi namun karena kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga maka akan mengakibatkan rendahnya minat anak untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. secara lebih rinci variabel pengaruh lingkungan keluarga (X1) terbagi dalam enam indikator yaitu cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. untuk variabel prestasi belajar (X2) dilihat dari hasil rata-rata nilai raport selama 3 Semester. Sedangkan variabel minat untuki melanjutkan studi keperguruan tinggi (Y) terbagi dari tujuh indikator, yaitu perasaan senang, perhatian, ketertarikan, keinginan, dorongan, kebutuhan, dan kemauan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, baik secara parsial maupun secara simultan. Secara parsial, hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi adalah sebesar 0,278 yang artinya kedua variabel tersebut memilki
pengaruh yang positif. Meskipun hasil dari perhitungan regresi dapat diketegorikan rendah, hal ini disebabkan karena seiring perkembangan usia peserta didik, biasanya ia akan semakin banyak mendapatkan pengaruh dari luar lingkungan keluarga, misalnya lingkungan sekolah. Di sekolah siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga berinteraksi dengan teman sebayanya. Sehingga pola pikir anak akan semakin berkembang dan menyesuaiakan dengan lingkungannya. Secara parsial, hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi adalah sebesar 0,318 yang artinya kedua variabel tersebut memilki pengaruh yang positif. Meskipun hasil dari perhitungan regresi dapat diketegorikan rendah, hal ini disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya menjadi faktor utama yang mendorong anak untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, masih banyak faktor yang mempengaruhi minat anak, misalnya faktor fisiolosigis yaitu kesehatan jasmani dan panca indera. Secara simultan, hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi adalah sebesar 0,229 yang artinya ketiga variabel tersebut memilki pengaruh yang positif. Hal ini disebabkan karena dari kedua variabel bebas sebelumnya dijelaskan juga menunjukkan hasil yang rendah sehingga secara simultan pun hasil yang ditunjukkan rendah. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014. Kesimpulan yang pertama adalah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014, yang ditunjukan dengan hasil analisis regresi
Yohana, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi …. 335
berganda sebesar 0,278 yang artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel lingkungan keluarga dan variabel minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Meskipun hasil dari perhitungan regresi dapat diketegorikan rendah, hal ini disebabkan karena seiring perkembangan usia peserta didik, biasanya ia akan semakin banyak mendapatkan pengaruh dari luar lingkungan keluarga, misalnya lingkungan sekolah. Di sekolah siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga berinteraksi dengan teman sebayanya. Sehingga pola pikir anak akan semakin berkembang dan menyesuaiakan dengan lingkungannya. Terdapat pengaruh yang positif prestasi belajar terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014, yang ditunjukan dengan hasil regresi berganda sebesar 0,318 yang artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel prestasi belajar dan variabel minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Meskipun hasil dari perhitungan regresi dapat diketegorikan rendah, hal ini disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya menjadi faktor utama yang mendorong anak untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, masih banyak faktor yang mempengaruhi minat anak, misalnya faktor fisiolosigis yaitu kesehatan jasmani dan panca indera. Terdapat Pengaruh yang positif lingkungan keluarga dan prestasi belajar secara bersama-sama terhadap minat untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014, yang ditunjukkan dengan hasil analisis regresi berganda sebesar 0,229 yang artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel lingkungan keluarga dan prestasi belajar terhadap variabel minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena dari kedua variabel bebas sebelumnya dijelaskan juga menunjukkan hasil yang rendah sehingga secara simultan pun hasil yang ditunjukkan rendah.
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dikemukakan beberapa saran dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi siswa hendaknya berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan sungguh-sungguh agar apa yang dicitacitakan dapat tercapai kedepannya. Untuk memulai hal tersebut siswa dapat belajar secara kelompok dengan teman-temannya, mengikuti tambahan pelajaran baik di sekolah ataupun di luar sekolah misal mengikuti bimbingan belajar, memperbanyak membaca buku-buku tentang pengetahuan baik di perpustakaan sekolah atau pun di luar sekolah, mencari informasi seputar pengetahuan baik pada media massa atau pun media elektronik. 2. Untuk keluarga khususnya orangtua diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih untuk pendidikan anaknya, dengan memotivasi anak baik secara materil maupun moril sesuai dengan kemampuannya. Serta dengan membangun hubungan yang harmonis terutama dalam aspek lingkungan keluarga yaitu orang tua mendekatkan diri kepada anak dengan cara memperhatikan pendidikanya misal dengan bertanya langsung kepada anak mengenai tugastugasnya disekolah, memberikan fasilitas belajar yang sesuai yaitu disediakannya ruangan khusus untuk belajar, menjalin komunikasi yang baik dengan melakukan sharing antara orangtua dan anak. 3. Pada pihak sekolah hendaknya memberikan motivasi yang membangun serta dengan memberikan bekal pembelajaran yang sesuai dengan yang dibutuhkan pada masa yang akan datang agar siswa mampu bersaing di jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Sekolah dapat memberikan pelajran tambahan diluar jam sekolah, melengkapi fasilitas belajar dengan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah, dan memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu serta yang memiliki prestasi baik dibidang akademik ataupun bidang lainnya. 4. Bagi Perguruan tinggi hendaknya menggambarkan citra yang baik untuk calon mahasiswa dengan meningkatkan kualitas output nantinya, berupaya
336 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 325-337
memperbaiki sistem penerimaan calon mahasiswa baru dengan memberikan berbagai kemudahan dalam proses seleksi ujian masuk pergururan tinggi. 5. Bagi Dinas Pendidikan hendaknya memperbaiki mutu pendidikan dengan cara memperhatikan fasilitas belajar siswa khususnya di sekolah dengan demikian siswa akan lebih terdorong untuk lebih giat lagi belajar sehingga menigkatkan minat anak untuk meraih masa depan yang lebih baik. Dinas pendidikan dapat berupaya dengan menjalankan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, salah satunya yaitu mensosialisasikan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang berbasis siswa aktif, sehingga siswa pun akan termotivasi untuk belajar dengan giat lagi. 6. Penelitian ini hanya meneliti mengenai bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa terhadap minat untuk melankutkan studi ke perguruan tinggi. Maka dari itu bagi para peneliti, yang juga ingin meneliti mengenai minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat seseorang misalnya lingkungan masyarakat sosial dan lingkungan sekolah, dengan demikian diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan hasil penelitian ini supaya menjadi lebih sempurna. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta. Anas Sudijono,2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Dwi Atmono, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malanh: Intimedia Dwi Priyatno,2009. Mandiri Belajar SPSS.Yogyakarta: Mediakom. Ery Setiyani Putri, 2012. Pengaruh Lingkungan Keluarga, Prestasi belajar , dan Persepsi mahasiswa tentang undang-undang guru dan dosen terhadap minat menjadi guru, Skiripsi, Fakultas Ekonomi – UNY, Yogyakarta: Tidak diterbitkan.
H. Djaali, 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah,2005.Dasar-dasar Ilmu Pendididkan.Jakarta: Rajawali Pers. Joko Prasetyo., 2012. “Pengaruh Konsep diri dan Lingkungan keluarga terhadap motivasi berprestasi siswa program studi teknik kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah Gamping Tahun 2010/2011”.(Online) M. Dalyono, 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. M. Ngalim Purwanto, 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Muhammad Khafid dan Suroso.,2007.Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi. Jurnal pendidikan Ekonomi (online) Muhibbin Syah, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nana sudjana, 2005. Penilaian hasil proses belajar. Jakarta: Rineka Cipta Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Peraturan Pemerintah No. 58 B Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan . Sardiman, A.M. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada Sefrina Nasution., 2011. “Pengaruh Sosoal Ekonomi Orang tua terhadap Minat anak melanjutkan keperguruan tinggi”.Jurnal Pendidikan kewarganegaraan (PP-KN ) FIS Universitas Negeri Medan, CITIZENSHIP Vol.00 No. 00 p.1-18 Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan .Bandung: CV Alfabeta Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Sumadi Suryabrata, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Yohana, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi …. 337
SyaifulBahri Djamarah, 2012. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zainal Arifin, 2012. Evaluasi pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.