perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MINAT SISWA SMK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Skripsi
Oleh : HANIF SYAIFUDIEN ALFURQON K2507018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Hanif Syaifudien Alfurqon
NIM
: K2507018
Jurusan/Program Studi
: PTK/Pendidikan Teknik Mesin
menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “MINAT SISWA SMK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar haasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Penulis,
Hanif Syaifudien Alfurqon NIM. K 2507018
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MINAT SISWA SMK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Skripsi
Oleh : HANIF SYAIFUDIEN ALFURQON K2507018
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Hanif Syaifudien Alfurqon. MINAT SISWA SMK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) bagaimanakah minat siswa SMK Negeri 2 Surakarta melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) faktorfaktor yang mempengaruhi minat siswa SMK Negeri 2 Surakarta melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) kendala yang dihadapi oleh siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mengatasinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Sumber data terdiri atas informan, dokumen, tempat, dan peristiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber (data). Teknik analisis data terdiri atas analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sadar akan pentingnya melanjutkan studi sehingga siswa melakukan usaha untuk mendorong minat tersebut. Usaha untuk menumbuhkan minat tersebut dengan menambah informasi tentang dunia perguruan tinggi. Siswa yang berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi senantiasa melakukan pendekatan dengan Humas, Guru BK, Orang tua, dan saudara yang dianggap mampu memberikan informasi tentang dunia perguruan tinggi. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terdiri dari minat eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain terdiri atas status sosial ekonomi orang tua dan pengaruh lingkungan baik lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor internal terdiri dari kemauan dan keberhasilan akademik. (3) kendala yang dihadapi siswa antara lain a) status sosial ekonomi orang tua yang rendah, b) kurangnya informasi tentang perguruan tinggi. Usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mengatasinya adalah a) bekerja sampingan, b) berusaha mendapatkan beasiswa, c) memperbanyak informasi tentang perguruan tinggi. Kata Kunci: Minat, Siswa SMK, Perguruan Tinggi
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Hanif Syaifudien Alfurqon. SMK STUDENT INTEREST TO COLLEGE CONTINUING STUDIES IN STUDENTS CLASS XII SMALL VEHICLES ENGINEERING DEPARTMENT SMKN 2 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012. The purpose of this study is to determine (1) how students' interest SMK Negeri 2 Surakarta college to continue their studies, (2) factors that affect student interest SMKN 2 Surakarta college to continue their studies, (3) constraints faced by the students continue their studies in college and the work done by students to cope. This study was a qualitative study using an ethnographic approach. The source data consisted of informants, documents, places, and events. Data collection techniques used were interviews, observation, and document analysis. The validity of the data used was the triangulation of sources (data). Techniques of data analysis consisted of domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and analysis of themes. The results showed that (1) SMK Negeri 2 Surakarta students who have an interest to continue their studies to university would make a number of ways in order to encourage student interest. Effort to foster interest among others by adding information about the world of college. Students who wish to continue their studies into higher education will continue to engage with Public Relation, Teachers, parents, and siblings who are considered capable of providing information about the world of higher education. (2) factors that affect student interest consists of external and internal interests. External factors such as socioeconomic status of parents and the influence of both the school environment, family environment, society and environment. While internal factors consist of the will and academic success. (3) the constraints faced by the students include a) the socioeconomic status of parents of low, b) lack of information about colleges. The work done by students to deal with was a) working side, b) trying to get a scholarship, c) increase the information about college. Keywords: Interests, Vocational Students, College
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
” Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 153) “Seorang pria sejati khawatir tentang ketidakmampuannya, bukan apakah orang lain menghargai kemampuannya atau tidak. Seorang pria sejati mula-mula akan mempraktekkan apa yang dia katakan, kemudian mengatakan apa yang dia praktekkan. Seorang pria sejati dapat bertahan dalam kesusahan, tetapi orang picik akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri dan menjadi gila. Seorang pria sejati haruslah rendah hati, murah hati, berwawasan luas, dan baik.” (Konfusius) “Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga. Yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi, dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya.” (Pramoedya Ananta Toer)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk: ”Abah dan Ibu” Doamu yang tiada terputus, kerja keras dan pengorbanan yang tiada henti dan kasih sayang yang tak terbatas. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih sayangmu. Adik-adikku (Hafid dan Rifky) Dukungan, doa, dan semangat yang kalian berikan buatku tegar menghadapi semua rintangan. Simbah Kakung dan Putri Doamu yang tiada terputus, pengorbanan yang tiada henti dan kasih sayang yang tak terbatas. Semuanya membuatku bangga memilikimu simbah. Sahabat-sahabatku (Dian Erika, Bang Sunu, Bang Nina, Mas Fauzi, Mas Adi, Yogie, Chrisna, Mamat, Uud, Hasan, Memet, Muadi, Haryo, Adib, Yoga, Doni “Mendem”, Ipank, Jambi, Tholib) Terima kasih atas dukungan, doa, dan semangat yang telah kalian berikan padaku. Dukungan kalian sangat berarti dan membuatku begitu tegar. Almamaterku Tercinta
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Proposal skripsi ini berjudul “MINAT SISWA SMK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis, menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS yang telah memberikan persetujuan atas permohonan penyusunan skripsi. 3. Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS yang telah memberikan persetujuan atas permohonan penyusunan skripsi. 4. Bapak Prof. Dr. M. Akhyar, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I, dengan penuh kesabaran telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Bapak Budi Harjanto, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh kesabaran telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Teknik Mesin yang turut memberikan bimbingan dan motivasi guna menyelesaikan skripsi 7. UPT Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan FKIP UNS yang membantu kelancaran penyusunan skripsi ini 8. Bapak Drs. Susanta, MM. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan ijin dalam penyelesaian skripsi. 9. Bapak Drs. Bambang Suprayitno selaku Kepala Jurusan Teknik Kendaraan Ringan beserta Bapak dan Ibu Guru yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Para sisiwa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta beserta orang tua siswa yang telah bersedia berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 11. Ibu Wiwit dan Dian Erika, kalian sosok wanita tangguh yang selalu menjadi sumber inspirasi peneliti. 12. Keluarga besar LPM Kentingan UNS sebagai tempat belajar dan berproses peneliti. 13. Teman-teman seperjuangan PTM’07 terima kasih atas kerjasama dan bantuannya. 14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.........................................................................................
I
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN..............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK...................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO.......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................
ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................
x
DAFTAR ISI.....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1
B. Perumusan Masalah …………………………………………….
5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………..
5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………
6
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………
7
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….
7
1. Tinjauan tentang Minat………………………………………
7
a. Hakikat Minat………………………………………….…
7
b. Peran Minat………………….…………………………….
9
c. Aspek-Aspek Minat………………………………………..
11
d. Bentuk-Bentuk Minat………………...…………………....
13
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat…………..
14
f. Minat Dalam Pilihan Studi Lanjut…………………………
16
g. Kendala Dalam Menempuh Pendidikan………………….. commit to user
22
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Tinjauan tentang SMK………….. …………………………..
23
a. Pengertian SMK……………..…………………………….
23
b. Karakteristik SMK….……………………………………..
25
c. Tujuan SMK……………………..……………………...
27
3. Tinjauan tentang Perguruan Tinggi……………………….
28
a. Pengertian Perguruan Tinggi………………………………
28
b. Bentuk-Bentuk Perguruan Tinggi…………………………
29
c. Struktur Program Pendidikan di Perguruan Tinggi………..
32
d. Penyelenggara Perguruan Tinggi………………………….
34
B. Kerangka Berfikir.………………………………………………
36
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………...
38
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………
38
1. Tempat Penelitian…………………………………………
38
2. Waktu penelitian………………………………………….
38
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………………
39
1. Pendekatan Penelitian………………………………………
39
2. Jenis Penelitian…………………………………………….
40
C. Data dan Sumber Data ………………………………………….
40
1. Informan…………………………………………………..
41
2. Tempat dan Peristiwa Aktivitas………………………….
41
D. Teknik Sampling……………………………………………….
42
E. Pengumpulan Data……………………………………………..
42
1. Wawancara………………………………………………….
43
2. Observasi Langsung………………………………………...
43
3. Analisis Dokumen………………………………………...
43
F. Uji Validitas Data ………………………………………………
44
G. Analisis Data ………………………………………………….
45
1.
Analisis Domain……………………………………………
46
2.
Analisis Taksonomi………………………………………..
46
3.
Analisis Komponensial……………………………………. commit to user Analisis Tema……………………………………………...
46
4.
xiii
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Prosedur Penelitian …………………………………………….
48
1. Tahap Pralapangan………………………………………….
48
2. Tahap Lapangan…………………………………………….
48
3. Tahap Analisis Data ………………………………………
48
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian…………………....
48
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………….
50
A. Deskripsi Lokasi Penelitian………….…………………………
50
1. Data Statistik SMK Negeri 2 Surakarta……………………
50
2. Profil SMK Negeri 2 Surakarta…………………………….
50
3. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta…………………….
53
4. Struktur Organisasi Sekolah…………………………………
53
B. Deskripsi Temuan Penelitian………………………………….
59
1. Minat Siswa SMK Negeri 2 Surakarta Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi…………………………………………..
59
a. Pentingnya Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……..
59
b. Memperdalam Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan Tertentu…………….……………………………………..
61
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa……………
61
a. Faktor Internal…………………………………………...
62
b. Faktor Eksternal…………………………………………
64
3. Kendala yang Dihadapi oelh Siswa dan Usaha untuk Mengatasinya……………………………………………….
69
a. Kendala………………………………………………….
69
b. Usaha yang akan Dilakukan untuk Mengatasinya…....
70
C. Pembahasan …………………………………………………..
73
1. Minat Siswa SMK Negeri 2 Surakarta Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……………………………………...…….. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa ..………..
73 75
3. Kendala yang Dihadapi oelh Siswa dan Usaha untuk Mengatasinya……………………………..………………… commit to user
xiv
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………………..
85
A. Simpulan…………………………………………………….
85
B. Implikasi……………………………………………………..
87
C. Saran…………………………………………………………
88
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user
xv
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar
1. Kerangka Berfikir.................................................................................
37
2. Teknik Trianggulasi Data (Sumber).....................................................
44
3. Skema Prosedur Penelitian……………………………...……………
49
4. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Surakarta….…………………...
91
5. SMK Negeri 2 Surakarta……………………………………………...
102
6. Wawancara dengan WKS Kurikulum...................................................
102
7. Wawancara dengan WKS Humas.........................................................
102
8. Wawancara dengan Guru BK..............................................................
103
9. Wawancara dengan Kepala Jurusan TKR...........................................
103
10. Wawancara dengan Siswa....................................................................
103
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran
1. Struktur Organisasi Sekolah.................................................................
91
2. Daftar Siswa Kelas XII TKR...............................................................
92
3. Analisis Domain…………………………………...…………………
96
4. Analisis Taksonomi..............................................................................
98
5. Analisis Komponensial.........................................................................
99
6. Analisis Tema.......................................................................................
101
7. Dokumentasi Penelitian........................................................................
102
8. Pedoman Observasi...............................................................................
104
9. Pedoman Wawancara............................................................................
105
10. Transkrip Wawancara...........................................................................
107
11. Presensi Seminar Proposal Skripsi.......................................................
141
12. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi…………...…………….
143
13. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi…….
144
14. Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………………
145
15. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dikpora...................................
146
16. Surat Keterangan Penelitian..................................................................
147
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Maka sewajarnya apabila pemerintah dan semua pihak memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan Karena bagaimanapun juga pendidikan turut menentukan perkembangan dan kelangsungan kehudupan bangsa. UndangUndang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Berpijak dari pengertian tersebut, usaha pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu sistem untuk menghasilkan manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan dapat berperan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum pada UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembalajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan commit to user spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Melalui pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan peradaban, serta ketangguhan daya saing yang sejajar dengan bangsa lain. Pendidikan merupakan suatu proses yang harus diselenggarakan secara terus menerus sampai kapanpun, karena apabila pendidikan tidak diselenggarakan, maka kemajuan masyarakat akan terhenti, bahkan dapat mundur. Oleh karena itu pedidikan harus diselenggarakan secara terpadu antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Ini berarti manusia mempunyai tanggung jawab untuk belajar sejak dilahirkan sampai meninggal dunia. Dengan asas belajar sepanjang hayat diharapkan setiap individu mempunyai kesadaran mau membelajarkan dirinya karena pendidikan yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupannya. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan baik secara formal, non formal, dan informal. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan selama tiga tahun yang bertujuan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut commitpendidikan to user dalam memasuki dunia kerja maupun selanjutnya yaitu pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
tinggi. Pendidikan menengah ini terdiri atas pendidikan menengah atas (SMA), dan pendidikan menengah kejuruan (SMK). Jenjang pendidikan selanjutnya adalah pendidikan tinggi dengan segala bentuk penyelenggaraannya. Pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan akademis maupun kemampuan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dari pendidikan tinggi akan lahir ahli-ahli yang dapat berperan sebagai pelaku, pelaksana sekaligus penemu hal-hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan keterampilan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar memiliki keterampilan dan siap terjun ke dunia kerja. SMK digolongkan menjadi enam kelompok antara lain Kelompok Pertanian dan Kehutanan, Kelompok Teknologi dan Industri, Kelompok Kesejahteraan Masyarakat, Kelompok Pariwisata, Kelompok Seni dan Kerajinan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai perbedaan yang sangat menonjol dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). SMK lebih menitik beratkan pada penguasaan keterampilan praktis sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan SMA lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan cenderung teoritis sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dalam hal program pendidikan, di SMK pelajaran praktik mendapat porsi yang lebih besar daripada pelajaran teori, sedangkan SMA sebaliknya. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa SMK mempunyai tujuan utama menghasilkan lulusan yang siap kerja, sedangkan SMA bertujuan menghasilkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga dalam hal keterampilan bekerja, siswa SMK akan jauh lebih unggul karena telah memiliki bekal keterampilan untuk terjun ke dunia kerja. Tetapi dalam hal studi lanjut, siswa SMK kemungkinan akan kalah bersaing dengan siswa SMU karena siswa SMU memang telah benar-benar dipersiapkan untuk melanjutkan studi ke commit user perguruan tinggi. Hal ini tentunya akantomemberikan tantangan tersendiri bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
siswa SMK yang berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Agar dapat bersaing dengan siswa SMU, mereka harus memiliki kemauan dan kemampuan yang kuat. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal). Faktor internal meliputi : kemauan dan keberhasilan akademik. Kemauan ini antara lain seperti : keinginan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu, dan keinginan untuk mencapai cita-cita tertentu, dan keinginan untuk menyandang gelar kesarjanaan. Sedangkan faktor eksternal meliputi : status sosial ekonomi orang tua dan pengaruh lingkungan. Faktor ekonomi orang tua memegang peranan penting dalam kelanjutan studi siswa. Siswa yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya dari pada siswa yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Seperti yang diketahui bahwa sebagian besar siswa SMK berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini tidak mengherankan karena orang tua yang ekonominya rendah cenderung menyekolahkan anaknya pada sekolah kejuruan (SMK) karena nanti setelah lulus anak dapat diharapkan segera bekerja sesuai dengan ketrampilannya untuk membantu perekonomian keluarga. Dengan keadaan ekonomi orang tua yang rendah, ada yang membuat siswa mengurungkan niatnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, tetapi ada pula yang membuat siswa terus berusaha karena mereka sadar bahwa dengan pendidikan yang tinggi akan dapat menjadi sarana untuk mencapai kemajuan kearah kehidupan yang lebih baik. Pada diri siswa. yang mempunyai minat yang besar untuk terus melanjutkan studinya maka ia akan berusaha untuk mencari jalan agar dapat terus melanjutkan studi ke perguruan tinggi walaupun ia dihadapkan pada kendala utama yang harus dihadapi yaitu keadaan ekonomi keluarga yang kurang mendukung. Siswa akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kendala ekonomi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
antara lain dengan bekerja sampingan agar keinginannya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat terwujud. Berdasarkan uraian di atas menimbulkan keinginan peneliti untuk menganalisa lebih dalam tentang “MINAT SISWA SMK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” untuk dijadikan latar penelitian ini.
B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012? 3. Kendala apa sajakah yang dihadapi oleh siswa dalam menentukan pilihan melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan usaha apa sajakah yang dilakukan oleh siswa untuk mengatasinya?
C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan, begitu juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh gambaran tentang minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
3. Untuk memperoleh gambaran tentang kendala yang dihadapi oleh siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan usaha yang dilakukan siswa untuk mengatasinya.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga hasilnya dimanfaatkan bagi pijakan pengembangan pendidikan setelah pendidikan kejuruan. 2. Manfaat Praktis a. Dapat dijadikan pertimbangan lembaga sekolah untuk meningkatkan peranannya dalam hal penanganan studi lanjut siswa. b. Memberikan informasi bagi para guru dalam hal memberikan dorongan kepada siswanya yang mempunyai minat melanjutkan studi ke Perguruan tinggi. c. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada siswa SMK yang mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi agar terus mendukung minat yang ada disertai dengan usaha yang nyata. d. Digunakan sebagai gambaran minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan
teori
pada
dasarnya
merupakan
pengkajian
terhadap
pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk konsep-konsep, hukum-hukum, dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan yang dikemukakan. Kajian ini diperlukan untuk melihat kemungkinan adanya unsurunsur yang dapat mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Dengan mengkaji teori yang relevan dengan masalah yang dirumuskan merupakan langkah awal untuk mencari jawaban atas masalah itu. Satu hal yang penting yaitu teori yang digunakan untuk memecahkan masalah, dikutip dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini aspek landasan teori yang akan diuraikan meliputi: l) Tinjauan tentang minat, 2) Tinjauan tentang SMK, 3) Tinjauan tentang Perguruan Tinggi.
A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan tentang Minat a. Hakikat Minat Minat merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang, baik dalam hal studi, pekerjaan, maupun aktivitas yang lain. Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang minat yang berbedabeda, namun pada dasarnya semua itu merupakan pendapat yang saling melengkapi satu sama lain. Menurut Kartini Kartono (1996: 112) "Minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada satu obyek yang dianggap penting". Sedangkan kata “Minat” dalam KBBI (2008: 744) diartikan sebagai “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”. Hal ini senada dengan pendapat Muhibbin Syah (1995: 136) yang menyatakan bahwa: “Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Adanya keinginan yang besar user tersebut dengan sendirinyacommit akan tomendorong seseorang untuk lebih 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
memusatkan perhatiannya terhadap sesuatu yang dimaksud. Individu yang berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, tentunya akan lebih bergairah dan lebih memusatkan perhatiannya terhadap berbagai informasi yang berhubungan dengan perguruaan tinggi. Selanjutnya menurut James M. Curran and Deborah E. Rosen (2006: 135) An attitude is defined as “a psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor”. Dan batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa apabila individu telah mempunyai minat terhadap suatu obyek, maka perhatiannya akan dengan sendirinya tertarik kepada obyek tersebut dan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Rasa ketertarikan itulah yang mendorong seseorang untuk berminat terhadap suatu obyek, sehingga dalam dirinya timbul keinginan dan kemauan untuk memiliki obyek tersebut. Slameto (1995: 180) mengartikan minat sebagai berikut: “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat". Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa bila seseorang berminat terhadap suatu hal atau aktivitas, maka ia akan menunjukkan perasaan lebih menyukai hal atau aktivitas tersebut dibandingkan orang yang kurang berminat, dan hal ini dilakukan secara otomatis dari dalam dirinya tanpa ada yang menyuruh. Selain itu dengan semakin dekat hubungan antara diri dengan suatu hal atau aktivitas tersebut menyebabkan minat semakin besar pula. Jadi, suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada lainnya dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat dapat mempresentasikan tindakan-tindakan (represent motives). Minat tidak bisa digolongkan sebagai pembawaan tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari dan dikembangkan. Menurut lbrahim Bafadal (2001: commit user 191) menyatakan bahwa: “Minat bisatodikelompokkan sebagai sifat atau sikap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
(traits or attitude) yang memiliki kecenderungan-kecenderungan atau tendensi tertentu”. Marksheffel dalam lbrahim Bafadal (2001: 192) menjelaskan minat sebagai berikut: “Summarizing our discussion of interest thus far indicates that (1) interesl are not in born but are learned, acquired, and developed; (2)interest are realated to meaning: (3) interest are clesely associated with a person's social emd emotional health and (1) interest are in some menner capable of initiating ond directing human behavior”. Berdasarkan penjelasan Markshetrel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Minat bukan hasil pembawaan manusia tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. 2) Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak 3) Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang 4) Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan atau tabiat manusia. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa adalah suatu kecenderungan pada diri individu untuk tertarik terhadap sesuatu obyek karena dirasakan bermanfaat bagi dirinya sehingga timbul keinginan dan kemauan untuk mendekati obyek tersebut. Dalam hubungannya dengan penelitian ini maka minat melanjutkan studi ke perguruan tingi adalah suatu kecenderungan pada diri siswa untuk meningkatkan belajarnya melalui lembaga formal yang lebih tinggi dari pendidikan yang telah diselesaikan guna mencapai suatu taraf tertentu yang dikehendaki oleh siswa tersebut.
b. Peranan Minat Elizabeth B. Hurlock (1999: 114) menyatakan bahwa “minat memainkan peranan yang penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap”. Jadi seseorang yang benar-benar commitakan to user berminat terhadap suatu obyek, berpengaruh terhadap sikap dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
perilakunya. Siswa yang mempunyai minat terhadap sesuatu akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut, meskipun banyak hambatan yang harus dihadapi. Siswa yang kurang berminat cenderung menghindari dan menjauhi untuk melakukan sesuatu walaupun didukung dengan berbagai fasilitas yang menunjang. Minat yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi dasar atau landasan dalam melaksanakan suatu aktivitas sehingga dapat diperoleh hasil yang optimum. Minat berperan dalam mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya. Tujuan seseorang akan tercapai kalau motif yang ada dalam dirinya selalu mendorong dan memacunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ngalim Purwanto (1990: 56) yang mengatakan bahwa: "Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu". Minat dapat menjadi sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya. Besar kecilnya minat turut mempengaruhi dorongan seseorang untuk beraktivitas. Setiap aktivitas yang dikerjakan dengan penuh minat maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Tetapi sebaliknya, aktivitas yang dikerjakan tanpa disertai minat, maka hasilnya akan kurang optimal. Hal ini berlaku pula untuk studi di perguruan tinggi. Agar studi di perguruan tinggi sukses, maka perlu disertai minat yang besar. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat mempunyai peranan yang penting antara lain: 1) Sebagai dasar landasan bagi suatu aktivitas untuk mencapai hasil yang oplimal 2) Sebagai sumber motivasi yang mendorong dan memacu seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Aspek-Aspek Minat Hurlock (1999: 116) menyatakan bahwa “Semua minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif”. Untuk lebih jelasnya di commit to user bawah ini diuraikan kedua aspek tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
1) Aspek Kognitif Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek ini didasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, serta dari berbagai jenis media massa, sehingga rasa ingin tahu mereka dapat terpenuhi. Aspek ini berkisar pada keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh dari minat itu. Jika terbukti bahwa ada kepuasan dan keuntungan, minat mereka tidak saja menetap melainkan juga lebih kuat ketika keuntungan dan kepuasan menjadi nyata. 2) Aspek Afektif Aspek afektif dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang yang penting (misalnya orang tua, guru, dan teman sebaya) terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media masa terhadap kegiatan itu. Contohnya anak yang mempunyai hubungan yang menyenangkan dengan para guru, biasanya mengembangkan sikap yang positif terhadap sekolah. Karena pengalaman sekolahnya menyenangkan, minat mereka pada sekolah diperkuat. Sedangkan menurut Kartini Kartono (1996: 112) mengemukakan bahwa: "Minat erat berkaitan
dengan
kepribadian,
dan
selalu
mengandung
unsur
afektif/perasaan, kognitif dan kemauan". Dari rumusan tersebut dapat diidentifikasi adanya aspek-aspek minat sebagai berikut: a) Afektif atau Perasaan Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh afek atau perasaan-perasaan tertentu. Banyak orang-orang yang di dalam hidupnya tingkah lakunya terutama diwarnai oleh perasaannya, baik perasaan senang atau tidak senang. Aspek afektif ini menyangkut tujuan yang berhubungan dengan perubahan sikap, nilai, perasaan, commit to user minat dan mental.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
b) Kognitif Pengertian kognitif meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar dan ajar). Jadi perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. c) Kemauan Menurut Abu Ahmadi (1998: 125), “Kemauan adalah dorongan dari dalam secara sadar berdasarkan pertimbangan pikir dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang. menimbulkan kegiatan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya”. Kemauan disebut juga kekuatan, kehendak untuk memilih dan merealisasikan suatu tujuan. Kekuatan kemauan beraksi apabila dirangsang oleh adanya kebutuhan. Gejala kemauan erat hubungannya dengan adanya suatu tujuan dan merupakan salah satu unsur dari minat karena adanya kemauan mendorong tumbuhnya minat. Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi (1998: 26) bahwa “Kemauan mendorong tumbuhnya minat, mendorong gerak aktivitas ke arah tercapainya tujuan”. Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara aspek minat yang dikemukan oleh Hurlock dan Kartini Kartono. Jadi secara keseluruhan dapat peneliti simpulkan bahwa ada beberapa aspek yang membangun minat yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Hal ini berarti peneliti sependapat dengan Hurlock. Aspek kognitif merupakan hasil belajar yang dapat berkembang menjadi minat. Sedangkan aspek afektif merupakan bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
d. Bentuk-Bentuk Minat Menurut Witherington (1999: 136), “Bentuk minat dapat dibagi menjadi dua yaitu minat primitif dan minat kultural”. Untuk selanjutnya dapat peneliti uraikan sebagai berikut: 1) Minat Primitif (minat biologis) Minat primitif adalah minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan jaringan, misalnya makanan, kebebasan, aktivitas lainnya. Minat timbul karena adanya dorongan serta kebutuhan yang diadakan secara langsung dapat memenuhi atau mempertahankan kehidupan. Minat primitif ini dimiliki oleh setiap orang, karena pada dasarnya orang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga mau tidak mau seseorang akan memunculkan minat dalam dirinya. 2) Minat Kultural (minat sosial) Minat kultural adalah minat yang berasal dari perbuatan belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa minat diperoleh dari pendidikan. Orang yang benar-benar terdidik ditandai oleh adanya minat yang benar-benar luas serta benar-benar dalam terhadap hal-hal yang bernilai. Dalam hal ini minat melanjutkan studi merupakan minat kultural karena minat tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi banyak faktor yang turut mempengaruhinya. Melanjutkan studi merupakan suatu hal yang bernilai, bermanfaat atau berguna bagi masa depan seseorang. Minat ini hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang mempunyai kecenderungan untuk belajar, karena orang yang memiliki memiliki latar belakang pendidikan mau tidak mau harus memiliki minat untuk kemajuan dirinya. Sedangkan menurut I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak (1990: 52), “Bentuk minat
dapat
dibedakan menjadi minat
aktual
dan minat
disposisional”. 1) Minat Aktual Adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkret. Maksudnya adalah bahwa minat seseorang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
akan muncul dengan tiba-tiba apabila orang tersebut merasa tertarik dengan sesuatu hal dan hal tersebut sifatnya nyata. 2) Minat Disposisional Adalah minat yang dasarnya pembawaan dan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Minat ini dimiliki oleh seseorang sejak orang tersebut lahir dan terus berkembang seiring dengan usianya tanpa dibina pun minat ini akan berkembang dengan sendirinya. Dari uraian di atas, maka dapat dilihat adanya persamaan antara bentuk minat yang dikemukakan oleh Witherington dan Pasaribu. Minat primitif memiliki persamaan dengan minat disposisional dimana minat ini bersifat asli dan alami. Sementara itu minat kultural dan minat aktual merupakan minat yang dapat dipengaruhi oleh perubahan suatu keadaan.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Minat pada diri seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan melalui proses. Dengan kata lain minat bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, melainkan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Pada dasarnya minat selalu mengalami perubahan. Sejak kecil minat seseorang itu dipengaruhi oleh keadaan jasmaninya, perasaan dan lingkungannya. Menurut Oemar Hamalik (1990: 97), “Timbulnya minat pada diri seseorang dapat pula disebabkan oleh pengaruh lingkungannya atau oleh lembaga
sosial, seperti: keluarga, kelompok bermain, sekolah dan
sebagainya”. Elizabeth B. Hurlock (1994: 216) menyatakan bahwa “Minat bergantung pada inteligensi, lingkungan dimana ia hidup, kesempatan untuk mengembangkan minat, minat teman sebaya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarga dan banyak faktor lain”. Sedangkan menurut Ruber yang dikutip oeh Muhibbin Syah (1995: 136) mengemukakan bahwa: “Minat banyak tergantung pada faktor-faktor internal
seperti:
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, to user jelaskan sebagai berikut: kebutuhan”. Untuk selanjutnyacommit dapat peneliti
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
1) Pemusatan perhatian Menurut Kartini Kartono, “perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek". (1996: 111). Perhatian itu sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati, dan ditentukan oleh kemauan. Sesuatu yang dianggap luhur mulia dan indah, akan memikat perhatian. Sebaliknya segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus-menerus berlangsung secara otomatis, tidak akan bisa memikat perhatian. 2) Keingintahuan Keingintahuan yang ada pada individu sejalan dengan daya kreativitasnya. Biasanya individu yang mempunyai keingintahuan besar menunjukkan keinginannya pula untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya dan juga tentang lingkungannya. Ciri lain adalah bahwa mereka selalu mengadakan. eksplorasi terhadap lingkungannya dan rangsangan yang datang padanya untuk dapat diketahui lebih banyak. Dengan adanya rasa ingin tahu yang besar terhadap obyek tertentu, maka individu akan berminat untuk mengetahui lebih banyak tentang obyek yang menarik minatnya tersebut. 3) Motivasi Motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupkan alat motivasi yang pokok. Seseorang yang mempunyai motivasi tertentu, akan lebih berminat untuk mencapai tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi menunjukkan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu aktivitas tertentu sebagai pencerminan pelaksaan minat untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 4) Kebutuhan Kebutuhan merupakan sesuatu hal yang cepat atau lambat harus to user dipenuhi. Seseorang akancommit berminat terhadap sesuatu hal apabila hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
tersebut mempunyai hubungan dengan kepentingan atau kebutuhannya sendiri. Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan, oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar anak selalu butuh dan ingin terus belajar.
f. Minat Dalam Pilihan Studi Laniut Minat untuk melanjutkan studi tidaklah datang secara otomatis tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Begitu juga dengan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMK. Ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan. Menurut Josef Ilmoe (1984: 4), minat terhadap studi lanjut dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1) Faktor Internal, meliputi: a) Keinginan memperdalam ilmu pengetahuan b) Keinginan mencapai status sosial yang baik c) Keinginan mengejar karir d) Adanya kemauan belajar lebih lanjut 2) Faktor eksternal, meliputi: a) Adanya pengaruh lingkungan b) Tersedia sarana dan kesempatan belajar c) Dukungan ekonomi keluarga d) Keberhasilan studi Menurut Elizabeth B. Hurlock (1999: 37) menyatakan bahwa “Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah yaitu pengalaman dini sekolah, pengaruh orang tua, sikap saudara kandung, sikap teman sebaya, keberhasilan akademik, sikap terhadap pekerjaan, hubungan guru dan murid, dan suasana emosional sekolah”. 1) Pengalaman dini sekolah Minat bergantung pada kesiapan belajar, baik secara fisik maupun mental. Anak yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk bersekolah commit to user mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah dibandingkan anak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
yang belum siap untuk sekolah. Pengalaman yang menyenangkan pada sekolah dapat menumbuhkan minat yang besar pada diri anak untuk terus belajar. 2) Pengaruh orang tua Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap para guru. 3) Sikap saudara kandung Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting. 4) Sikap teman sebaya Minat dan sikap anak terhadap sekolah secara umum sangat diarahkan oleh teman sebaya. Jika teman sebaya kebanyakan lebih memilih kerja daripada sekolah, maka anak akan terpengaruh dan kemudian memutuskan untuk kerja. 5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar kegiatan ekstrakurikuler dengan teman dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya. 6) Keberhasilan akademik Sikap anak terhadap sekolah dapat pula tergantung pada nilai keberhasilan akademik. Keberhasilan akademik akan meningkatkan minat anak pada sekolah dan kegagalan akademik dapat mengurangi minat anak pada sekolah. 7) Sikap terhadap pekerjaan Anak sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka secara bersungguh-sungguh. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhannya untuk belajar. Pada usia remaja telah mulai jelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
terbentuknya cita-cita yang ideal untuk menetapkan pola kehidupannnya di masa datang, setelah dewasa nanti. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa remaja telah memiliki minat yang jelas tehadap jenis pekerjaan tertentu. Untuk itu remaja secara sadar telah mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis pekerjaan yang diidamkan itu memerlukan sarana pengetahuan dan keterampilan tertentu yang harus dimiliki. 8) Hubungan guru dan murid Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Jika anak memiliki hubungan yang baik dengan para guru, maka anak akan mengembangkan sikap yang positif terhadap sekolah. 9) Suasana emosional sekolah Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Suasana emosional sekolah yang menyenangkan dapat meningkatkan minat anak pada sekolah. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal). Faktor internal terdiri dari kemauan dan keberhasilan akademik, sedangkan faktor eksternal terdiri dari status sosial ekonomi orang tua dan pengaruh lingkungan. 1) Faktor lnternal a) Kemauan Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (l99l: 951), “Kemauan adalah apa yang diinginkan, keinginan, kehendak”. Kartini Kartono
berpendapat
bahwa
“Kemauan
merupakan
dorongan
keinginan pada setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan diri,
dalam
pengertian:
mengembangkan
segenap
bakat
dan
kemampuannya serta meningkatkan taraf kehidupannya”. Setiap to user kemauan itu bertalian commit erat dengan suatu tujuan atau cita-cita tertentu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
yang ingin dicapai. Seorang siswa memiliki kemauan untuk melanjutkan studi karena pada diri siswa tersebut terdapat keinginan seperti: keinginan untuk memperdalam ilmu pengetahuan tertentu, keinginan mencapai status sosial ekonomi yang baik, keinginan mengejar karir dan lain sebagainya. b) Keberhasilan Akademik Keberhasilan akademik bisa dilihat dari prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik, akan mempunyai minat yang lebih besar untuk melanjutkan studi daripada siswa yang berprestasi sedang-sedang saja. Tetapi hal ini tidak dapat dijadikan pedoman. Walaupun siswa memiliki prestasi yang baik dan berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi apabila sudah terbentur oleh soal biaya, maka siswa tersebut akan mengurungkan niatnya. Sebaliknya, bagi siswa yang berprestasi sedang-sedang saja tetapi keadaan ekonomi keluarganya mendukung, maka siswa tersebut dapat mewujudkan minatnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2) Faktor Eksternal, terdiri atas: a) Status sosial ekonomi orang tua Status sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan orang tua dalam masyarakat yang dapat ditunjukkan dari pekerjaan, tingkat pendidikan, besarnya
penghasilan, fasilitas dan
barang-barang
berharga. Siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya baik atau berkecukupan
memiliki
kesempatan
yang
lebih
luas
untuk
mengembangkan kemampuannya dalam hal ini melanjutkan studi daripada siswa yang keadaan ekonomi keluarganya rendah. Siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya berpendidikan rendah. Tetapi perlu diingat bahwa tetap saja ada perkecualian. Tidak semua siswa yang berasal dari keluarga yang ekonominya berkecukupan mau melanjutkan studi ke perguruan tinggi userdatang dari keluarga yang kurang dan sebaliknya banyakcommit siswa to yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
berkecukupan mampu melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Karena justru dengan keadaan ekonomi keluarga yang rendah akan menjadi cambuk baginya untuk beiajar lebih giat dan akhirnya kesuksesan diraihnya. b) Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu di dalam hidupnya. Lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan anak dalam menuju ke arah kedewasaan. Anak akan berperilaku baik apabila berada pada lingkungan yang baik, dan anak akan berperilaku kurang baik apabila berada pada lingkungan yang kurang baik. Lingkungan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1) Lingkungan Alam Yaitu keadaan tanah, tumbuh-tumbuhan, iklim, cuaca, dan lain sebagainya 2) Lingkungan Kebudayaan Yaitu suatu lingkungan yang merupakan hasil buatan dan binaan manusia baik material maupun immaterial, seperti: rumah, perlengkapan hidup, hasil teknologi, dan lain sebagainya 3) Lingkungan Sosial, terdiri atas: a. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah dominan. Melalui lingkungan keluarga, anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Orang tua, saudara maupun keluarga terdekat lazimnya mencurahkan perhatiannya untuk pendidikan anak agr anak berhasil dalam hidupnya. b. Lingkungan Sekolah Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang commit to usersistematik dalam melaksanakan mempunyai program yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (siswa) agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Para pendidik di sekolah (guru) berperan dalam hal membimbing anak didiknya agar mempunyai dorongan yang besar untuk menyelesaikan studinya sampai jejang yang tinggi. c. Lingkungan Masyarakat Yang dimaksud lingkungan masyarakat di sini adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yaog secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadian anak. Lingkungan masyarakat sangat menentukan dan memberi arah serta pengaruh terhadap pembentukan pribadi tiaptiap individu anak, karena lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak. Hurlock (1994: 220) menyatakan bahwa “Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan”. Hal ini juga berlaku pada diri siswa SMK. Apabila siswa SMK mengharapkan pekerjaan yang baik guna mencapai taraf hidup yang lebih baik dan pekerjaan tersebut menuntut pendidikan tinggi, maka siswa tersebut akan berusaha sekeras mungkin agar dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan belajar dan bekerja keras maka keberhasilan akan terwujud.
g. Kendala Dalam Menempuh Pendidikan Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses pendewasaan anak didik baik dewasa jasmaniah, rokhaniah maupun sosial. Pendidikan sebagai suatu aktivitas yang merupakan proses tersebut banyak dijumpai problema dimana problema-problema tersebut dapat menjadi kendala atau penghambat apabila tidak mendapatkan pemecahannya. Menurut Soemardi Hartoyo (1996: 58), Faktor-faktor yang merupakan commit to user kendala pendidikan anak adalah:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
1) Faktor ekonomi dengan indikator yang divisualisasikan dalam bentuk rendahnya tingkat kehidupan masyarakat dan berbagai perilaku yang bermuara pada masalah ekonomi, yang banyak dipakai alasan tidak menggunakan kesempatan belajar. 2) Faktor sosial budaya dengan indikator yang diproyeksikan dalam bentuk sempitnya cakrawala pandang tentang pendidikan dan kuatnya sosiokultural masyarakat tradisional dalam ikut memberi corak kehidupan masyarakat. 3) Lingkungan sosial yang ditampakkan dalam bentuk kepeloporan dan keteladanan contohnya dari golongan petani yang berhasil dalam pendidikan dan hidupnya. Soedomo Hadi (2003: 48) menyatakan bahwa dalam pendidikan banyak dijumpai masalah-masalah yang bisa ditinjau dari beberapa aspek antara lain: 1) Keadaan sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi orang tua murid yang tidak mencukupi menyebabkan. tersendat-sendatnya proses pendidikan anak. Misalnya sulit untuk bisa membeli buku, membayar SPP, uang laboratorium, uang transportasi dan lain sebagainya. 2) Lingkungan sosial Lingkungan sosial murid yang kadang-kadang juga tidak mendukung bagi berlangsungnya proses belajar yang baik. Seperti kelompok anak-anak yang mempunyai kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi proses belajar, kebiasaan hidup yang tidak teratur yang disebabkan oleh lemahnya kontrol pengawasan dari pihak orang tua. 3) Harapan/cita-cita murid yang kabur di dalam menetapkan hari depan sehingga tidak ada kemantapan bertindak khusus dalam belajar atau bersekolah. 4) Kontrol sosial yang terlalu lemah terhadap tingkah laku anak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Sementara itu dalam kata sambutan Menteri Pendidikan Nasional RI yang termuat dalam buku yang berjudul Direktori Beasiswa, menyatakan bahwa: Sejak masa krisis pada pertengahan tahun 1997, pendidikan di tanah air menghadapi berbagai persoalan antara lain peningkatan jumlah putus sekolah, penurunan angka melanjutkan, serta penurunan kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kemampuan terutama pada masyarakat yang kurang mampu dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi kendala siswa dalam menempuh pendidikan adalah keadaan ekonomi onang tua yang rendah dan lingkungan sosial yang kurang mendukung.
2. Tinjauan tentang SMK a. Pengertian SMK Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Selanjutnya, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Dengan demikian salah satu jenis lembaga pendidikan yang ada di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, disebutkan bahwa: “Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembagan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”. Sedangkan Suharsimi Arikunto memberikan batasan pengertian pendidikan kejuruan sebagai berikut: “Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus commit to user pelajaran atau program yang (specialized education) karena kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang”(1990: 1) Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil pengertian bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan alternatif pilihan terbaik guna menghasilkan lulusan yang siap kerja. Sementara itu sebuah definisi mengenai pendidikan kejuruan
yang
dikemukakan oleh “House Committee on Education and Labourt” menyatakan sebagai berikut: Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan. Program kejuruan merupakan program pengembangan, bukan program terminal, mempersiapkan siswa kepada pilihan maksimal untuk melanjutkan studi atau mendapat pekerjaan. (Oemar Hamalik,1990: 24) Disebutkan
juga
dalam
Tujuan
Pendididkan
Tingkat
Satuan
Pendidikan SMK bahwa ”Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dirumuskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan disamping memberi bekal siswa untuk memasuki lapangan kerja, siswa juga dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kejuruannya. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapatlah peneliti simpulkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja tingkat menengah maupun untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
b. Karakteristik SMK Pendidikan kejuruan memiliki karakterisik yang berbeda dengan pendidikan umum, ditinjau dari kriteria pendidikan, substansi pelajaran, dan lulusannya. Menurut Finch dan Crunkilton yang pendapatnya dikutip oleh Ahmad Sonhadji (1998: l8) menyebutkan bahwa: Kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan adalah: (1) orientasi kinerja individu dalam dunia kerja (2) jastifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan, (3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, kognitif dan afektif (4) tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah, (5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja, (6) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, (7) adanya dukungan masyarakat. Dari rumusan tersebut dapat peneliti uraikan sebagai berikut: 1)
Orientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja Sejalan dengan tujuan SMK yakni menghasilkan lulusan yang siap kerja, maka orientasi pendidikan bagi sekolah kejuruan adalah memberikan bekal keterampilan kepada siswa agar siap terjun dalam dunia kerja.
2)
Jastifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan Ini berarti bahwa pada dasarnya keterampilan yang dibekalkan sekolah kepada para siswanya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3)
Fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, kognitif dan afektif Kurikulum SMK diarahkan untuk dapat mengembangkan segala aspek yakni aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (tingkah laku), dan aspek psikomotorik (keterampilan), sehingga hal ini dapat melancarkan proses belajar mengajar dan membantu siswa untuk menghadapi Situasi kerja yang sebenarnya
4)
Tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah Siswa SMK yang dapat dikatakan berhasil adalah bila siswa tersebut dapat memenuhi persyaratan kurikuler di sekolah dan juga memperoleh commit to user keberhasilan di dunia kerja.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
5)
Kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja Pendidikan kejuruan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan yang terjadi di sekelilingnya, termasuk perkembangan dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6)
Memerlukan sarana dan prasarana yang memadai Karena lebih banyak bersifat praktek, maka pendidikan kejuruan memerlukan banyak peralatan sarana dan prasarana untuk melancarkan program pendidikannya.
7)
Adanya dukungan masyarakat Mengingat mahalnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka menyelenggarakan pendidikan kejuruan, maka sekolah harus membina hubungan baik dengan masyarakat terutama institusi pasangannya. Sementara itu Nolker dan Shoenfeldt menyatakan bahwa “Dalam
memilih substansi pelajaran, pendidikan kejuruan harus selalu mengikuti perkembangan IPTEK, kebutuhan masyarakat, kebutuhan individu, dan lapangan kerja.”(Ahmad Sonhadji, 1998: 18). Sedangkan ditinjau dari lulusannnya, Butler menjelaskan bahwa kriteria lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan: 1) Minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatannya 2) Minimal, pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional, dan fisik dalam kehidupan sosial 3) Minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus dasar, misalnya membaca, menulis, matematika, dan kemampuan komunikasi, dan 4) Maksimal, kejuruan umum, sosial, serta pengetahuan dan keterampilan akademik, untuk jabatan, individu dan masa depannya. (Ahmad Sonhadji, 1998: 18). c. Tujuan SMK Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI No. 036/0/1997 tentang peralihan nama SMEA menjadi SMK, pasal 2 disebutkan bahwa pendidikan SMK bertujuan: 1) Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang commit to user lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
2) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar. 3) Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. 4) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Sedangkan dalam kurikulum
KTSP edisi 2006 disebutkan tujuan
umum dan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan. Adapun tujuan unum
pendidikan
menengah
kejuruan
“Meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya” Sedangkan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan antara lain meliputi: 1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh dunia usaha/ dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2) Memberikan pembekalan agar mampu memilih karir, ulet dan grgih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. 3) Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan wawasan entrepreneur agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Berpijak pada tujuan Sekolah Menengah Kejuruan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa selain memberikan bekal ketrampilan kepada siswanya agar siap terjun ke dunia kerja, Sekolah Menengah Kejuran juga memberikan bekal ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar siswa mampu nengembangkan diri baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan to user yang lebih tinggi dalam hal inicommit perguruan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Dalam penjelasan PP 29 Tahun 1990 dinyatakan bahwa: “Pendidikan menengah
diselenggarakan
melalui
bentuk-bentuk
satuan
pendidikan
menengah umum, kejuruan, keagamaan, kedinasan dan luar biasa. Meskipun masing-masing bentuk satuan pendidikan tersebut memiliki tujuan yang berbeda, namun lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi“. Dari rumusan tersebut jelas bahwa semua lulusan pendidikan menengah termasuk lulusan Sekolah Menengah Kejunran mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Hal ini diperkuat dengan UndangUndang Dasar 1945 Pasal 3l ayat I yang menyatakan bahwa: “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan".
3. Tinjauan tentang Perguruan Tinggi a. Pengertian Perguruan Tinggi Pengertian Perguruan Tinggi Menurut PP No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi Pasal I ayat 2 dinyatakan bahwa: “Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi”. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. (PP 60 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1). Menurut UU No.20 Tahun 2003 Pasal 19 ayat 1 disebutkan bahwa: “Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang terdiri atas program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor, dan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Penyelenggaraa setiap jenjang pendidikan mempunyai tujuan yang berbeda tetapi saling terkait. Tujuan pendidikan dasar berbeda dengan tujuan pendidikan menengah dan tujuan pendidikan menengah berbeda dengan tujuan pendidikan tinggi. Tetapi antara pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi memiliki keterkaitan yaitu pendidikan dasar sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah dan pendidikan menengah sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Sedangkan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Pendidikan akademik ini diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut dan universitas.
b. Bentuk-Bentuk Perguruan Tinggi Perguruan tinggi di Indonesia mempunyai 5 (lima) bentuk, yaitu akademi, politeknik, sekotah tinggi, institut dan universitas. Hal ini seperti yang tercantum dalam UU No. 2A Tahun 2003 Pasal 20 ayat 1 yang menyatakan bahwa: “Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas”. Masing-masing bentuk perguruan tinggi tersebut akan peneliti uraikan sebagai berkut: 1) Akademi Dalam PP 60 Tahun 1999 Pasal 6 ayat 2 disebutkan “Akademi menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu”. Menurut penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa: “Akademi menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu cabang atau .sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi , dan/atau seni tertentu”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Akademi merupakan bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu. Akademi terdiri atas satu jurusan atau lebih yang menyelenggarakan program DI, DII, dan/atau DIII. Contohnya Akademi Bahasa Asing, Akademi Mesin Industri, Akademi commit user Farming, Akademi Pariwisata" dantolain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
2) Politeknik Dalam PP 60 Tahun 1999 Pasal 6 ayat 3 disebutkan “Politeknik menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus”. Menurut penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus”. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa politeknik merupakan bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Yang dimaksud dengan sejumlah bidang pengetahuan khusus adalah program studi yang dalam pelaksanaan tidak harus terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dengan demikiaru pada satu politeknik misalnya, dimungkinkan penyelenggaraan program studi dalam ilmu teknik dan tata niaga dua program yang berbeda sama sekali. Pengetahuan khusus merupakan sebagian dari satu cabang ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari secara khusus namun sebagai satu keseluruhan. Politeknik terdiri atas tiga jurusan atau lebih yang menyelenggarakan program DI, DII, DIII, dan/atau DfV. 3) Sekolah Tinggi Dalam PP 60 Tahun 1999 Pasal 6 ayat 4 disebutkan bahwa: “Sekolah tinggi menyelenggarakan program pendidikan akademik dan atau profesional dalam lingkup disiplin ilmu tertentu”. Sedangkan menurut penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “Sekolah tinggi menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu
disiplin
ilmu
tertentu
dan
jika
memenuhi
syarat
dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah tinggi merupakan bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu tertentu. Contoh: Sekolah Tinggi Filsafat, Sekolah Tinggi Ekonomi, Sekolah Tinggi Komunikasi, dan lain-lain. Sekolah tinggi terdiri atas dua jurusan atau commit to userDI, DlI, DIII, dan/atau DIV dan lebih yang menyelenggarakan program
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan program Sp I, Sp II, SI, SII, dan/atau S3. 4) Institut Menurut PP 60 Tahun 1999 Pasal 6 ayat 5 disebutkan bahwa: “Institut menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang sejenisnya”. Dalam penjelasan UU No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa: “Institut menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan profesi”. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa institut merupakan bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang sejenisnya. Institut ierdiri atas 3 fakultas atau lebih yang menyelenggarakan program S1 dan/atau program Diploma dan terdiri atas dua jurusan atau lebih yang masing-masing menyelenggarakan satu atau lebih program studi yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan program S2, S3 Sp I dan Sp II. Contoh: Institut Seni Indonesia (ISI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan lain-lain. 5) Universitas Menurut PP 60 Tahun 1999 Pasal 6 ayat 6 disebutkan bahwa: “Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu”. Sedangkan dalam penjelasan UU No. 20 dan/atau seni jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa universitas adalah bentuk perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan teknologi dan atau kesenian tertentu dengan program S1, S2, S3, Sp I, dan Sp II. Program-program studi yang commit to dapat user berupa berbagai cabang ilmu diselenggarakan pada universitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
pengetahuan,
teknologi,
dan/atau
kesenian
yang
dalam
penyelenggaraannya belum tentu terkait satu dengan yang lain atau erat berhubungan satu dengan yang lain. Contoh universitas antara lain: Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan lain-lain. Dengan demikian bagi siswa SMK yang berminat melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dapat memasuki berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada. Mereka dapat memasuki Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut maupun Universitas.
c. Struktur Program Pendidikan di Perguruan Tinggi Menurut Basir Barthos (1992: 6), “Program pendidikan pada perguruan tinggi meliputi program keilmuan dan program kejuruan”. Program keilmuan bertujuan untuk memberikan pengalaman menuju suatu keahlian akademik dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sedangkan program kejuruan bertujuan memberikan pengalaman professional menuju suatu keahlian akademik dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Lebih lanjut, Basir Barthos (1992: 6) mengemukakan bahwa: a.
Program Keilmuan Program keilmuan pada perguruan tinggi mempunyai tiga jenjang pendidikan yaitu S1, S2, dan S3 a) S1 (Strata 1) adalah program pendidikan sarjana, yaitu jenjang pertama program gelar yang mempunyai beban studi kumulatif minimal 144 sks dan maksimal 160 sks dengan lama studi kumulatif 8 sampai l4 semester di atas SMA. b) S2 adalah program pendidikan pasca sarjana dengan program magister, yaitu jenjang ke dua program gelar yang mempunyai beban studi kumulatif minimal 180 sks dan maksimal 194 sks dengan lama studi kumulatif antara 12 sampai 18 semester di atas SMA. 3 adalah to user program pendidikancommit doktor, yaitu jenjang ketiga dan tertinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
program gelar yang mempunyai beban studi kumulatif minimal 228 sks dan maksimal 233 sks dengan lama studi kumulatif antara 16 sampai 22 semester. b.
Program Kejuruan Pada saat ini, progam non gelar terdiri atas dua golongan, yaitu program Diploma dan program Akta. a) Program Diploma 1.
Diploma I (D I), yaitu jenjang pertama program non gelar yang mempunyai beban studi miminal 40 sks dan maksimal 50 sks dengan paket kurikulum dua semester dan lama studi antara 2 sampai 4 semester setelah SMA.
2.
Diploma II (D II), yaitu jenjang kedua program non gelar yang mempunyai beban studi miminal 80 sks dan maksimal 90 sks dengan paket kurikulum antara 4 sampai 6 semester setelah SMA.
3.
Diploma III (D III), yaitu jenjang ketiga program non gelar yang mempunyai beban studi minimal 110 sks dan maksimal 120 sks dengan paket kurikulum antara 6 sampai l0 semester setelah SMA.
4.
Diploma IV (D IV), yaitu jenjang keempat program non gelar yan mempunyai beban studi minimal 144 sks dan maksimal 160 sks dengan paket kurikulum antara
8 sampai 14 semester
setelah SMA. 5.
Spesialis I (Sp I), yaitu jenjang kelima program non gelar yang mempunyai beban studi mininal 40 sks dan maksimal 50 sks dengan paket kurikulum 4 semester dan lama studi antara 4 smpai 6 semester sesudah pendidikan D IV atau Sarjana (SI).
6.
Spesialis II (Sp II), yaitu jenjang keenam program non gelar yang mempunyai beban studi minimal 40 sks dan 2) maksimal 50 sks dengan paket kurikulum 4 semester dan lama studi antara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
4 sampai 6 semester sesudah pendidikan Sp I atau pasca sarjana (S2). b) Program Akta Program Akta adalah program kejuruan yang memberi kewenangan mengajar bagi lulusannya (profesionalisasi guru). Pada saat ini telah diselenggarakan 5 program akta yaitu Akta I (AI), Akta II (AtI), Akta IlI (AIII), Akta IV (A IV), Akta V (AV).
d. Penyelenggara Perguruan Tinggi Penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang diadakan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional atau lembaga pemerintah lain dikenal dengan sebutan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sedangkan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang diadakan oleh masyarakat disebut Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Sebenarnya tidak ada perbedaan yang sangat menonjol antara PTN dan PTS. Karena secara teoritis antara PTN dan PTS sama dimana dasar kurikulum di PTN maupun di PTS sama-sama bersumber pada kurikulum yang berlaku secara nasional yang ditetapkan oleh Menteri. Selain itu mutu dan efisiensi PTN dan PTS juga dinilai oleh badan yang sama, yaitu Badan Akreditasi Nasional (BAN) dengan kriteria yang sama. Yang dimaksud dengan akreditasi adalah pengakuan tentang peringkat suatu perguruan tinggi dibandingkan dengan perguruan tinggi lain dalam kualitas kinerja ataupun keluarannya. Yang menjadi perbedaan antara PTN dan PTS hanya terletak dalam
hal
siapa
yang
memiliki
dan
membiayainya
saja.
Biaya
penyelenggaraan kegiatan pendidikan di PTN menjadi tanggung jawab pemerintah sedangkan di PTS menjadi tanggung jawab badan atau perorangan yang menyelenggarakan satuan pendidikan dan dapat berupa bantuan dari pemerintah. Karena perbedaan besarnya dana yang berasal dari pemerintah, commitdito PTS user pada umumnya lebih tinggi dari biaya SPP dan seleksi ujian masuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
PTN. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang berlomba-lomba masuk ke PTN, aplagi ditambah adanya kesan bahwa PTN lebih unggul mutu dan efisiensinya daripada PTS. Semua PTN dan hampir semua PTS melakukan seleksi terhadap calon mahasiswanya. Calon mahasiswa pada perguruan tinggi negeri dapat diterima melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru. Dalam Buku Panduan Belajar ke Perguruan Tinggi yang dikeluarkan oleh Depdikbud (1986: 25) disebutkan bahwa “Seleksi penerimaan mahasiswa baru dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) dan ujian tulis”. 1) Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) PMDK merupakan jalur penerimaan calon mahasiswa baru tanpa ujian tulis karena dari setiap calon mahasiswa hanya dituntut tingginya prestasi atau derajat keberhasilan selama tiga tahun duduk di SMU/SMK. Calon mahasiswa melalui PMDK harus diusulkan oleh Kepala SMU/SMK yang bersangkutan dengan lampiran nilai rapor SMU/SMK sejak kelas l. 2) Ujian Tulis/SNMPTN Setiap perguruan tinggi negeri menyelenggarakan ujian tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (dulu dikenal dengan istilah ujian tulis UMPTN/SPMB) secara serentak dan berlangsung satu kali setiap tahun. Peserta ujian tulis SNMPTN yang diberi prioritas hanyalah lulusan SMU/SMK tahun ini, setahun yang lalu, dan dua tahun yang lalu. Sedangkan seleksi penerimaan pada perguruan tinggi swasta, pada umumnya diselenggarakan oleh masing-masing perguruan tinggi setelah selesainya SPMB. Teknis pelaksanaanya sangat bervariasi, tergantung dari perguruan tingginya. Jenis-jenis mata pelajaran yang diujikan pun tergantung dari masing-masing perguruan tinggi. Dari tahun ke tahun dapat kita lihat bahwa minat siswa masuk ke perguruan tinggi terus meningkat. Tampubolon (2001: 2l) menyatakan bahwa: “Minat masyarakat masuk ke PT meningkat sangat pesat sejak PELITA III, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
antara lain dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi untuk mencapai status sosial eonomi yang lebih tinggi”. Dari uraian tersebut jelas bahwa dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, dalam hal ini siswa akan pentingnya pendidikan tinggi untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, maka minat masyarakat masuk ke perguruan tinggi turut mengalami peningkatan.
B. Kerangka Berfikir Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan siswa untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Walaupun Sekolah Menengah Kejuruan tidak berorientasi menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang yrang lebih tinggi. tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang mempunyai kemauan, kemampuan dan minat untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi sesuai dengan bidang ilmu yang telah dipelajari di SMK maupun bidang ilmu lainnya. Selain memberikan bekal keterampilan agar siswa siap kerja, SMK juga memberikan bekal ilmu pengetahuan untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh beberapa oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar diri siwa (faktor eksternal). Faktor internal meliputi: kemauan dan keberhasilan akademik. Kemauan ini antara lain seperti: keinginan untuk memperdalam ilmu pengetahuan tertentu, keinginan untuk mencapai cita-cita tertentu, keinginan untuk menyandang gelar kesarjanan. Sedangkan faktor eksternal meliputi: status sosial ekonomi orang tua dan pengaruh lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Faktor internal apabila tidak didukung oleh faktor eksternal kemungkinan minat untuk melanjutkan studi akan terhambat, dan sebaliknya faktor eksternal yang mendukung apabila tidak didasari oleh keinginan individu yang kuat juga tidak akan menimbulkan minat melanjutkan studi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Sehingga dalam penelitian ini di fokuskan kepada aktivitas siswa yang berhubungan dengan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Aktivitas tersebut mencakup interaksi siswa dengan pihak sekolah, interaksi siswa dengan orang tua, dan interaksi siswa dengan lingkungan sekitar. Untuk memudahkan penelitian, maka digambarkan skema kerangka berfikir sebagai berikut:
Faktor Internal: 1. Kemauan 2. Keberhasilan akademik
Siswa SMK
Aktivitas Siswa
Faktor Eksternal: 1. Keadaan Sosial-Ekonomi Orang Tua 2. Kondisi Lingkungan
Gambar 1. Kerangka Berfikir
commit to user
Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 2 Surakarta yang beralamat di JL. Adisucipto 33 Manahan Surakarta 57139, hal ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang mendukung demi tercapainya tujuan penelitian ini. Peneliti memilih SMK Negeri 2 Surakarta sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a.
Di SMK Negeri 2 Surakarta tersedia data yang diperlukan dalam penelitian ini
b.
Lokasi
SMK
Negeri
2
Surakarta
mudah
dijangkau
sehingga
memudahkan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya untuk memperoleh informasi secara akurat. 2. Waktu Penelitian Alokasi waktu yang digunakan untuk penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah pada bulan September-Juli 2012. Adapun Pelaksanaan penelitian ini penyusunan laporan waktunya adalah sebagai berikut: a. Pengajuan Judul
: September 2011
b. Penyusunan Proposal : September 2011-November 2011 c. Seminar Proposal
: 16 November 2011
d. Izin Penelitian
: Februari 2012-Maret 2012
e. Pelaksanaan Penelitian: 15 Maret 2012-15 Juni 2012 f. Analisis Data
: April 2012-Juni 2012
g. Penyusunan Laporan : Juni 2012-Juli 2012
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Penelitian ini adalah metodologi kulitatif dengan pendekatan etnografi. Pendekatan ini tidak menekankan pada generalisasi, melainkan memuat secara deskriptif tentang cara berfikir dan perilaku subyek. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauhmana minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi dan usaha yang dilakukan siswa dalam mengatasi kendala yang akan dihadapi. Adapun bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan pendekatan pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi yang terjadi di lapangan, hal ini berkaitan dengan asumsi bahwa penelitian ini sudah ditetapkan fokus penelitiannya, yaitu minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil akhir penelitian komprehensif etnografi adalah suatu naratif deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang menginterpretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan dan mendeskripsikan kompleksitas kehidupan tersebut. Dan data yang diolah dan dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah angka-angka melainkan berupa kata atau rangkaian kata yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai apa yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya di lapangan. Jadi penelitian ini condong pada bentuk penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, yang terpenting adalah kemampuan peneliti dalam menterjemahkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi kepustakaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
2. Strategi Penelitian Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Dalam penelitian ini, strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif dikenal adanya tiga macam strategi pendekatan (HB Sutopo, 2002:1l0) yaitu eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif. Penelitian eksploratif merupakan penelitian penjelajahan, artinya peneliti belum sama sekali mengetahui apa yang terjadi dan memiliki sikap terbuka untuk bisa menghadapi dan menerima segala yang ditemui, dan bahkan tidak menggunakan bekal teori dan kerangka pikir dalam menghadapi data di lapangan. Istilah deskriptif menunjukkan bahwa penelitian mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan. Sedangkan penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang mengarah pada studi dengan analisis sebab akibat. Peneliti bekerja sama dengan informan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dalam penelitian. Hasil yang diperoleh dilakukan melalui serangkaian wawancara
dengan
berbagai
penjelasan
berulang-ulang
serta
dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik. Strategi peneltian yang digunakan adalah penelitian deskriptif tunggal terpancang. “Pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya” (H.B. Sutopo, 2002: 140). Dalam penelitian ini sasaran yang diteliti sudah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan. Tunggal karena obyek penelitian hanya satu, yaitu minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi
C. Data dan Sumber Data Penelitian kualitatif memposisikan peneliti sebagai instrumen utamanya. Peneliti harus selalu berusaha untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin user tentang fenomena yang menjadi commit obyek to penelitiannya agar data yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
semakin akurat. Data tersebut tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Dalam menentukan sumber data tidak lepas dari jenis-jenis data yang relevan untuk memperoleh data yang akurat. Dengan ketepatan pemilihan dan penentuan sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan datayang diperoleh. Data atau informasi yang akan dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Penelitian ini memberikan informasi tentang minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan kendala yang dihadapi siswa dan usaha yang dilakukan. Dalam penlitian ini penulis mengambil data yang bersumber dari pihak sekolah dan orang tua. Informasi tersebut akan digali dari beberapa sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini, yang meliputi: 1. Informan Pada penelitian ini penulis hanya mengambil informasi dalam ruang lingkup sekolah dan orang tua siswa SMK Negeri 2 Surakarta, bagaimana pandangan informan terhadap minat siswa Teknik Kendaraan Ringan. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah: a. Pihak Sekolah yang meliputi: 1) Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum 2) Wakil Kepala Sekolah bidang Humas 3) Guru Bimbingan dan Konseling 4) Ketua Jurusan Teknik Kendaraan Ringan b. Siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan. c. Orang tua Siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan 2. Tempat dan Peristiwa/Aktivitas Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 2 Surakarta, karena sekolah ini mempunyai lulusan yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga mempunyai program bimbingan kepada siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
D. Teknik Sampling Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sampling, dimana sampel yang diambil tidak ditekankan pada jumlah, melainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahamannya terdapat masalah yang diteliti. Peneliti tidak menentukan sejumlah sampel tetapi peneliti menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu Pihak Sekolah, Siswa kelas XII dan Orang tua siswa. Dalam menentukan jumlah infoman, peneliti menggunakan teknik bola salju (snowball), dimana dalam teknik ini peneliti awali dengan menetukan beberapa informan pokok yang peneliti pandang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti dan dalam memilih, informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data. Jumlah informan semakin lama semakin bertambah sesuai dengan yang ditunjuk oleh informan pokok tersebut sampai data yang terkumpul sudah dianggap cukup.
E. Pengumpulan Data Agar suatu masalah dapat terpecahkan secara tuntas maka diperlukan data yang valid. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan teknik pengumpulan data akan berakibat data yang diperoleh menjadi kurang valid. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu, suatu penelitian sangat membutuhkan data yang obyektif. Untuk mendapatkan data yang obyektif, perlu diperhatikan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul dan pengambil data.
lain:
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
1. Wawancara etnografi Wawancara etnografi merupakan suatu strategi untuk membuat orang berbicara mengenai hal yang mereka ketahui (Spradley, 2007: 85). Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, kepala program, guru BP, murid, dan orang tua murid. Wawancara tidak dilakukan dengan struktur yang ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin memfokus pada masalah sehingga informasi yang dikumpulkan semakin mendalam. Jenis wawancara ini juga menciptakan hubungan yang baik dan akrab antara peneliti dengan informan. Hubungan yang baik akan sangat berfungsi untuk menghilangkan rasa takut, ragu-ragu, dan rasa curiga antara informan dan peneliti. Dengan demikian pelaksanaan ini akan memungkinkan para informan dengan penuh kejujuran memberikan informasi yang sebenarnya. Wawancara ini dilakukan kepada seluruh informan, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan minat siswa untuk menentukan pilihan melanjutkan ke perguruan tinggi, baik faktor internal maupun eksternal. 2. Observasi Langsung Obseruasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang sedang diamati. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara, peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian yaitu di SMK Negeri 2 Surakarta dan melakukan pencatatan terhadap hal yang ada hubungannya dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Bahkan peneliti mengadakan home visit atau kunjungan ke rumah narasumber siswa. Dari kegiatan tersebut peneliti dapat mengetahui kondisi lingkungan keluarga siswa. 3. Analisis Dokumen Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen, laporan, peraturan dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian. to user dan mengumpulkan data yang Teknik ini dilakukan dengancommit cara mencatat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
bersumber dari arsip dan dokumen yang ada di lokasi penelitian yang isinya berhubungan dengan masalah penelitian yaitu minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dalam penelitian ini yang diselidiki adalah catatan tertulis seperti jumlah siswa, data tentang mata pencaharian orang tua siswa, data tentang tingkat pendidikan orang tua siswa, data tentang penghasilan orang tua siswa, dan lain sebagainya.
F. Uji Validitas Data Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik Trianggulasi. Artinya untuk menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang.
Informan 1 Data
wawancara
Informan 2 Informan 3
Atau informan
Wawancara Data
Content analiysis Observasi
Dokumen/arsip Aktivitas
(Sumber H.B Sutopo, 2002) Gambar 2. Teknik Triangulasi Data (Sumber)
Prosedur kerja yang digunakan adalah: (1) kehadiran peneliti dilokasi studi, yakni peneliti secara langsung hadir di lokasi studinya untuk melakukan pengumpulan data. Kehadiran peneliti dilokasi studi ini dilakukan dengan waktu commit to user yang cukup lama. Hal ini dimaksudkan selain lebih memahami proses, juga untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
menciptakan hubungan yang dekat dan akrab. Hubungan yang baik ini akan sangat bermanfaat untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengumpulan data. (2) melakukan wawancara mendalam terhadap kepala sekolah, kepela program studi, guru BP, siswa, dan orang tua siswa untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga siswa. (3) Mengadakan pengamatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa, baik itu proses pembelajaran disekolah maupun lingkungan keluarga. (4) Mencatat berbagai sumber dokumen dan arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian, yakni: data tentang lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang ada, data latar belakang sosial ekonomi orang tua, data tentang prestasi belajar siswa. Reviu informan dapat disebut sebagai member check (H.B Sutopo, 2006: 51), artinya mengulangi cacatan laporan yang telah disusun kepada informannya, dengan maksud informan memperbaiki bila ada kekeliruan dan tambahan sekiranya ada yang masih kurang, sehingga sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
G. Analisis Data Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti, proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode tertentu (Moleong, 2007: 247). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Secara spesifik penelitian ini melipiti empat langkah. Keempat langkah dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis Domain (Domain Analysis) Analisis Domain (Domain analysis). Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Dalam penelitian ini peneliti memilih satu hubungan semantik tunggal tentang minat yaitu “bagian dari” dengan bentuk hubungan semantiknya adalah X adalah salah satu dari Y (seperti pada lampiran 2) 2. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis) Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domaindomain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi subdomain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Kemudian disusun menjadi sebuah bagan sehingga keterkaitan domaindomain ini semakin jelas seperti terlihat dalam lampiran 3. 3. Analisis Komponensial (Componential Analysis) Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh . Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan.(Lampiran 4)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
4. Analisis Tema (Themes Analysis) Analisis Tema adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubunganhubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada analisis ini sudah di temukan tema-tema yang berkaitan dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang mampu menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini. Pertanyaan tematik yang muncul dari penelitian ini adalah: a.
Bagaimanakah usaha yang dilakukan siswa untuk menambah minat melanjutkan studi?
b.
Bagaimanakah kondisi lingkungan sosial berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi?
c.
Bagaimanakah keberhasilan akademik siswa mempengaruhi atau tidak mempengaruhi terhadap minat siswa?
d.
Bagaimanakah peran orang tua mampu mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi?
e.
Bagaimanakah peran Guru dan pihak Sekolah mampu mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi?
f.
Bagaimanakah kondisi status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi atau tidak mempengaruhi terhadap minat siswa?
g.
Kendala apasajakah yang mampu mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
H. Prosedur Penelitian Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Pralapangan Dalam tahap ini peneliti belum terjun ke lokasi penelitian, akan tetapi masih berkisar pada penyusunan proposal penelitian termasuk pengurusan berkas perijinan penelitian dan persiapan pelaksanaan penelitian ke lapangan. b. Tahap Lapangan Dalam tahap ini peneliti mulai terjun ke lapangan dan memulai untuk menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian c. Tahap Analisis Data Untuk analisis awal.penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian Tahap ini merupakan usaha untuk menemukan tema-tema yang relevan dengan masalah penelitian. Setelah data yang dikumpuikan relevan dengan masalah penelitian, data tersebut kemudian dianalisis kembali secara intensif dan mendalam untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. d.
Tahap Penyusuan Laporan Penelitian Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses penelitian yang hasilnya berupa laporan penelitian yang kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Secara singkat, prosedur dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut: Proposal
Proses Pengumpulan Data dan Analisis Awal
Analisis Akhir
Persiapan Pelaksanaan Keterangan:
: Alur Penelitian : Uji Validitas Data
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian
commit to user
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. 1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Data Statistik SMK Negeri 2 Surakarta
a. Nama Sekolah
: SMK NEGERI 2 SURAKARTA
b. NSS
: 321 036 105 001
c. Provinsi
: Jawa Tengah
d. Alamat Sekolah
: JL. Adisucipto 33 Manahan Surakarta 57139
e. Telepon
: 0271 714901
f. Faximile
: 0271 727003
g. E-mail
:
[email protected]
h. Website
: http://www.smkn2-solo.net
i. Kelompok Sekolah
: Menengah Kejuruan
j. Akreditasi
:A
k. Manajemen
: ISO 9001 : 2008
l. Nama Kepala Sekolah : Drs. Susanta, MM.
2.
Profil SMK Negeri 2 Surakarta
Terdorong oleh kemajuan jaman dan keinginan para pakar teknologi, maka terbentuk kesepakatan untuk mendirikan sebuah sekolah. Maka pada tanggal 1 juli 1952, didirikanlah sebuah STM di Solo, yang tepatnya berlokasi di daerah Gendengan, Solo, sekarang lokasi tersebut digunakan untuk SM 24 dan SMP 25.Jurusan awal yang dibuka yaitu listik, mesin dan bangunan. Adapun tokoh pendiri STM tersebut, antara lain : Ir. Frederik Cornelius Levis Van Olden Prof. Ir. Soediro R.T. Djoyo Suparno ( Sri Sampurna ) R. Sumardi Djati Sworo Lerda Soejodo BA.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Pada tanggal 22 Juli 1952, terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, nomor : 1952 No. 3095/B, yang isinya STM Solo resmi menjadi STM Negeri Solo, dengan pimpinan Ir. Frederik Cornelius Levis Van Olden. Di tahun 1959, STM Negeri Solo memperoleh tanah baru seluas ±23.150 m², yang berlokasi di Jl. Adi Sucipto No. 3, kelurahan Manahan, kecamatan Banjarsari, kotamadya Surakarta.Adapun pimpinan sekolah yang baru adalah Bapak Soediman. Tahun 1966, STM Negeri Solo diperbaiki namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta, yang saat itu juga terjadi pergantian kepala sekolah dari Bapak Soediman kepada Bapak RM. Soekarso Atmodipuro.Kemudian pergantian kepala sekolah berikutnya pada tahun 1967 kepada Bapak Iskandar Isman Jaya Hasmara. 6 Januari 1977, keluar surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, dengan nomor : 5.1.012.77, maka STM Negeri 1 Surakarta ditunjuk untuk melaksanakan Kurikulum 1976 ( STM 3 tahun) dengan mengembangkan jurusan Bangunan, Elektro, Listrik, Mesin, dan Otomotif ( BELMO). Kemudian di tahun yang sama pula (tahun 1977) terjadi pergantian Kepala Sekolah menjadi Bapak Drs. Hadi Wijoyo. Berdasarkan surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta tertanggal 4 Desember 1986, no : 108 / ct / kcp / 1.86, bahwa STM Negeri 1 Surakarta ditetapkan untuk melaksanakan Rumpun : Bangunan, Elektro, Teknologi logam, dan Otomotif. Kurikulum 1994 mempunyai eleksibilitas dan banyak karakteristik yang lain jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1994 ini hadir dengan menonjolkan muatan Pendidikan Sistem Ganda ( PGS). Selanjutnya pada tanggal 19 Juli 1997, jabatan kepala sekolah digantikan oleh Bapak Drs. Y. Soenaryo.Kemudian mulai tanggal 6 Januari 1998, kepala sekolah diabat oleh Bapak Drs. Suwardi. Terdapat perubahan kurikulum yang diterapkan. Yaitu pada kurikulum edisi tahun 1994 ke kurikulum edisi tahun 1999, dengan penerapan Praktek Kerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Industri selama 6 bulan, yang benar-benar harus dilaksanakan siswa di dunia usaha atau 52ndustry. Di tahun 1999/2000, nama STM Negeri 1 Surakarta, diganti menjadi SMK Negeri 2 Surakarta, dengan memiliki 3 bidang keahlian yang terbagi menjadi 7 program keahlian, yang meliputi : 1.
2.
3.
Teknik Bangunan a.
Teknik Perkayuan
b.
Teknik Konstruksi Bangunan
c.
Teknik Gambar Bangunan
Teknik Mesin a.
Teknik Mesin Perkakas
b.
Teknik Mekanik Otomotif
Teknik Elektro a.
Teknik Audio Vidio
b.
Teknik Listirik Pemakaian
Pada tahun 2003, menambah bidang keahlian Teknik Informasi dengan program keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang ditetapkan pada tahun 2004 dengan surat keputusan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta nomor : 421.2/2374/SM/2004. Berdasarkan keputusan Walikota Surakarta nomor : 821.2/0010/2005, pada tanggal 6 Januari 2005 diadakan pergantian kepala sekolah yang semula dijabat Bapak Drs. Suwardi, dipercayakan kepada Bapak Drs. Rahmat Sutomo, M.Pd. Tahun 2009, Bapak Drs. Rahmat Sutomo, M.Pd. digantikan oleh Bapak Drs. Susanta, MM. Sampai sekarang tahun 2010. Dengan kemauan yang tinggi untuk meningkatakan kualitas sumber daya masyarakat, maka seluruh aktifitas SMKN 2 Surakarta di bawah pimpinan Drs. Susanta, MM. bersama-sama dengan 52ndustry terkait, menjadi 52ndustry pasangan dari lulusannya dengan mengikuti Audit Sertifikasi ISO 9001 : 2008, sebagai pedoman untuk mengembangkan potensi SMKN 2 Surakarta, dan sebgai wahana persiapan siswa agar lebih terbiasa dengan ISO yang akan dihadapi di commit to user dunia usaha atau industry.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 3. a.
Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta
Visi SMK Negeri 2 Surakarta Visi SMK Negeri 2 Surakarta adalah : “MEWUJUDKAN SMK NEGERI 2
SURAKARTA
SEBAGAI
PENCETAK
SUMBER
DAYA
MANUSIA
PROFESIONAL DALAM BIDANG TEKNOLOGI DAN INDUSTRI YANG MAMPU MENGHADAPI ERA GLOBAL”. b. Misi SMK Negeri 2 Surakarta Misi SMK Negeri 2 Surakarta adalah : 1) Membentuk
tamatan
yang
berkepribadian
unggul
dan
mampu
mengembangkan diri. 2) Menyiapkan tenaga trampil yang mampu bersaing di lapangan kerja. Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang Teknologi dan Industri. Menyiapkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang mandiri 4. a.
Struktur Organisasi Sekolah
Uraian Tugas Sekolah merupakan unit pelaksana teknis, oleh karena SMK N 2 Surakarta
merupakan sekolah negeri maka sekolah mempunyai atasan, yaitu Dinas Dikpora/Dinas maka, dalam sekolah dibentuk kepengurusan atau struktur organisasi. Dalam struktur organisasi itu dipimpin oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, serta dibantu oleh semua pihak yang ada didalamnya. Dalam melaksanakan tugas, kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah, guru-guru maupun karyawan kantor yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Guna kelancaran dalam pelaksanaan tugas maka ada beberapa rincian tugas pokok dari masing-masing komponen kerja sebagai berikut : 1)
Tugas Kepala Sekolah Secara umum, kepala sekolah mempunyai tugas dan bertanggung jawab
kepada kepala kantor wilayah P dan K sampai dengan kepala bidang pendidikan menengah kejuruan provinsi, terhadap penggunaan sumber daya dari dana commitmanajemen to user keseluruan kegiatan sekolah, dengan yang baik hingga tercapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 pendidikan yang efektif dan efisien. Kepala sekolah sebagai kepala administrasi bertugas mengkoordinasikan sumber daya yang ada agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Rincian tugas kepala sekolah antara lain : a) Kegiatan Harian 1) Memeriksa daftar hadir guru,karyawan dan siswa. 2) Memeriksa persiapan guru dalam mempersiapkan proses belajar mengajar. 3) Memeriksa situasi sekolah. 4) Mengadakan secara umum tentang pengawasan dari awal sampai akhir. b) Kegiatan Mingguan 1) Upacara bendera 2) Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat. 3) Memimpin rapat mingguan guna membahas jalannya pembelajaran dan kasus yang terjadi. 4) Memeriksa keuangan sekolah dan mengatur perlengkapan persediaan dari kantor. c) Kegiatan Bulanan . 1) Menyelesaikan urusan keuangan sekolah meliputi : a. Setoran SPP b. Gaji guru atau pengawas c. Laporan bulanan d. Rencana keperluan kantor dan rencana bulanan. 2) Merencanakan pemeriksaan umum antara lain : a. Buku kemajuan kelas b. Daftar guru dan karyawan c. Kumpulan bahan evaluasi dan analisisnya d. Kumpulan program satuan pelajaran e. Diagram perencanaan kurikulum dan daya serap siswa.
d) Kegiatan Sementara commit to sekolah user 1) Perbaikan peralatan dan permesinan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 2) Mengadakan evaluasi semester 3) Pengisian buku induk 4) Mengadakan pengisian dan pembagian raport e) Kegiatan Tahunan 1) Mengadakan evaluasi hasil belajar siswa dalam rangka kenaikan dan kelulusan 2) Memberikan tugas pengisian dan pembagian raport pada wali kelas 3) Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru 4) Melaksanakan rencana keuangan,pemeliharaan gedung, sekolah, perbaikan dan pemeliharaan alat-alat praktik,termasuk penambahannya. 5) Menyusun RAPBS yang akan diajukan sekolah. f) Rapat - rapat 1) Merencanakan program untuk tahun ajaran baru. 2) Membicarakan tes somatif dan EBTA. 3) Membicarakan penerimaan siswa baru.
2)
Tugas Wakil Kepala Sekolah Wakil kepala sekolah mempunyai tugas membantu atau mengkoordinir
kegiatan sekolah baik intra maupun ekstrakurikuler, ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan iklim kondusif bagi seluruh warga sekolah, turut mensosialisasikan dan mengamankan kebijakan yang akan diambil oleh kepala sekolah, serta berusaha menyelesaikan persoalan yang mungkin terjadi di sekolah. Secara spesifik, tugas wakil kepala sekolah sebagai berikut ; a) Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Bertanggung jawab dalam : 1) Menyusun program pengajaran ( tahunan/semester) 2) Menyusun pembagian tugas-tugas 3) Menyusunn jadwal pelajaran 4) Menyusun jadwal evaluasi belajar 5) Menyusun pelaksanaan EBTA atau evaluasi commit tonaik useratau tidak naik 6) Menyudun kriteria dan persyaratan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 7) Menyusun jadwal penerimaan laporan pendidikan dan penerimaan EBTA.\ b) Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Bertanggung jawab dalam : 1) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian, kegiatan siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah. 2) Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS 3) Membina dan melaksanakan BK 4) Melakukan pembinaan OSIS dalam keorganisasian 5) Member pengesahan dan penelitian ketua OSIS 6) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara bertahap 7) Melaksanakan pemilihan siswa teladan sekolah dan penerimaan beasiswa. c) Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS) Bertanggung jawab dalam : 1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa 2) Membina hubungan sekolah dengap BP3 3) Membina pengembangan hubungan sekollah dengan lembaga pemerintah 4) Memberi konsultasi dengan dunia usaha atau dunia industry 5) Menyusun laporan pelaksanaan humas secara berkala. d) Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang Ketenagaan Bertanggung jawab dalam: 1) Inventaris barang 2) Pendayagunaan,pengamanan,penghapusan dan pengembangan 3) Pemeliharaan sarana prasarana termasuk kartu pelaksanaaan pendidikan 4) Pengelolaan keuangan,alat-alat pengajaran. 3)
Tugas Guru Guru bertugas dan bertanggung jawab terhadap kepala sekolah berkenaan
dengan pelaksanaan proses belajar mengajar. Tugas-tugas guru antara lain : a) Menyusun program pembinaan dan pengembangan jurusan commit dan to user b) Melaksanakan program koordinasi kerja sama dengan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 c) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar d) Mengadakan remedial teaching bagi siswa yang memerlukan e) Mengadakan kegiatan penilaian f)
Mengadakan pembinaan,kurikuler dan ekstra kurikuler
g) Mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya h) Ikut memelihara kebersihan kelas dan ruang praktik i)
Meneliti daftar hadir sebelum mengajar
j)
Membuat dan menyusun lembar kerja
k) Membuat catatn tentang kemajuan belajar siswa l) 4)
Konsultasi dengan wali kelas serta BP bila menjumpai siswa bermasalah. Tugas Guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) Guru bimbingan dan penyuluhan bertugas dan bertanggung jawab terhadap
kepala sekolah berkenaan dengan : a) Menyusun program dari pelaksanaan BP b) Koordinasi dengan guru kelas atau wali kelas c) Memberikan layanan BP kepada para siswa d) Menyusun statistik Bp dan laporan pelaksanna BP e) Pemberian saran dan pertimbangaan dalam pemilihan jenjang pendidikan 5)
Kepala Urusan Tata Usaha (TU) Bidang tata usaha bertanggung jawab kepada kepala sekolah, dan tugas
bidang tata uasaha adalah : a) Menyusun urutan tata usaha b) Pengurusan kepegawaian c) Pengurusan keuangan , perlengkapan, data sekolah dan ketata usahaan. 6)
Jurusan / Program Keahlian yang dibuka Jumlah jurusan yang ada di SMK N 2 Surakarta selalu berubah. Hal ini
disesuaikan dengna kurikulum yang ada dan saran prasarana dan kebutuhan tenaga kerja. Pertimbangan ini bertujuan agar pelaksanaan program pendidkan teknik benar-benar efektif untuk mencetak seorang tenaga kerja yang terampil.Di commit tojuga userharus dilengkapai saran prasarana samping tenaga pengajar yang berkualitas,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 yang meamadai terutama laboratorium teknik (bengkel) yang mutlak harus ada dalam rangka penyiapan tenaga kerja atau lulusan yang terampil dan profesional. Apabila jurusan yang ada di SMK N 2 Surakarta tidak sesuai dengan kebutuhan kerja, maka jurusan tersebut hendaknya ditutup dan dibuka kembali saat dibutuhkan, dan bila memungkinkan dibutuhkan tenaga kerja di lain jurusan, SMK N 2 Surakarta membuka atau menambah jurusan baru. Di SMK N 2 Surakarta saat ini terdapat sembilan program keahlian dari empat bidang keahlian yang ada, yaitu : a) Bidang Keahlian Teknik Bangunan 1) Teknik Konstruksi Kayu 2) Teknik Konstruksi Batu dan Beton 3) Teknik Gambar Bangunan b) Bidang Keahlian Teknik Mesin 1) Teknik Pemesinan 2) Teknik Otomotif/kendaraan ringan c) Bidang Keahlian Teknik Elektro 1) Teknik Audio Video 2) Teknik Listrik Pemakaian d) Bidang Keahlian Teknik Informatika 1) Rekayasa Perangkat Lunak 2) Teknik Komputer dan Jaringan b.
Struktur Organisasi Sekolah (Terlampir)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 B. Deskripsi Temuan Penelitian 1. Minat Siswa SMK Negeri 2 Surakarta Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
a. Pentingnya Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja tingkat menengah, sehingga tidak mengherankan bila selesai dari SMK banyak siswa yang lebih berminat untuk bekerja daripada melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sebagai mana yang diungkapkan olek Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan bahwa : " ada mas, tapi kalau untuk data lengkapnya saya kurang tahu, mungkin nanti anda bisa tanya kepada Humas juga, karena memang untuk urusan siswa yang mendaftar masuk keperguruan tinggi itu yang mengurusi bidang Humas. Lalu untuk minat siswa sendiri, saya melihat lumayan banyak. Ini terbukti ketika kemarin ada pendaftaran melalui jalur undangan dan bidik misi, siswa yang mendaftar itu banyak sekali. Tetapi jika dibandingkan dengan yang bekerja, pasti banyak yang kerja, karena memang SMK ini sudah didesain agar siswa mempunyai keterampilan agar masuk ke dunia kerja, tapi juga ada yang melanjutkan keperguruan tinggi.". (CTL. 01/ 03). Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh WKS bidang Kesiswaan diatas bahwa siswa lulusan SMK banyak yang tertarik untuk bekerja, tetapi terdapat beberapa siswa yang mempunyai minat untuk melanjutkan ke studi ke perguruan tinggi. Pada dasarnya para siswa telah mempunyai pandangan bahwa pendidikan itu sangat penting untuk menggapai cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Apalagi saat ini persaingan hidup semakin berat di jaman yang semakin medern ini, maka pendidikan merupakan salah satu jalan keluar agar mampu bersaing dalam dunia usaha/ industri yang semakin berkembang dan semakin berat. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh informan 8 berikut ini: " ya perlu, disamping untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman, kuliah itu mampu memberikan bekal untuk menyongsong masa depan.". (CTL. 08/ 05). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Demikian pula yang dikemukakan oleh informan 7 berikut ini: " penting mas, karena kalau sekarang itu untuk mencari pekerjaan atau untuk bekerja kalau tidak mempunyai pendidikan itu susah sekali mas.". (CTL. 07/ 04). Hal lainnya diungkapkan juga oleh Bambang selaku Kepala Jurusan TKR bahwa: " memang kalau dilingkungan Otomotif sendiri kita memang menyarankan karena untuk dunia industri sekarang ini kan yang dibutuhkan bukan hanya tentang keterampilan saja, tapi juga perkembangan tekhnologi kan juga dibutuhkan. Memang kita mendorong untuk melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi kalau dia itu mampu. Kalau tidak mampu, memang kita sudah persiapkan untuk keterampilannya.". (CTL. 04/ 04). Pada dasarnya orang tua siswa ingin menyekolahkan anak mereka hingga jenjang yang paling tinggi sehingga mampu meraih cita-cita mereka. Mereka tahu bahwa dengan jenjang pendidikan yang semakin tinggi, mampu menjadikan sarana untuk meraih masa depan yang lebih baik. Seperti yang dikemukakan oleh informan 10 selaku orang tua siswa bahwa: " sebagai orang tua menginginkan agar pendidikan anak itu bisa diatasnya pendidikan orang tua, saya dulu cuma lulusan SMP, kalau bisa saya ingin menyekolahkan anak saya itu sampai kuliah. Karena dengan kuliah juga, masa depan anak saya itu mungkin bisa lebih baik, kan orang tua itu menginginkan agar anaknya itu lebih baik dari orang tuanya kan, mas. Kalau anak itu bisa lebih baik dari orang tua, kan orang tua juga ikut senang dan bisa juga mengangkat derajat orang tua juga". (CTL. 10/ 02). Sebagaimana juga di ungkapkan oleh informan 9 bahwa : ” ya, bisa kita lihat aja mas, kalau untuk bekerja dengan hanya lulus SMK saja itu kan Cuma bisanya jadi buruh atau pekerja pabrik saja, berbeda ketika mempunyai gelar atau lulusan dari universitas, bisa menjurus untuk menjadi guru ataupun sebagai pegawai kantoran mas, sehingga bisa menganngkat derajat hidup juga mas”. (CTL. 09/ 02)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya siswa SMK Negeri 2 Surakarta menyadari akan pentingnya melanjutkan studi ke perguruan tinggi guna menggapai cita-cita dan mampu bersaing dalam dunia commit to user usaha dan dunia industri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 b. Memperdalam Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan Tertentu Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh pada jenjang pendidikan menengah dapat diperluas atau diperdalam pada tingkatan pendidikan tinggi. Olehkarena itu banya lulusan sekolah menengah umum maupun sekolah menengah kejuruan yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, karena mereka menganggap bekal yang diperoleh disekolah menengah belum cukup sehingga mereka berminat untuk masuk kejenjang perguruan tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 selaku siswa bahwa : ” makanya itu mas, saya kepingin untuk melanjutkan untuk kuliah, karena untuk lulusan SMK itu belum cukup untuk bekal, apalagi sekarang untuk melamar keperusahaan itu juga paling tidak syaratnya S1, apalagi besuk mas”. (CTL. 05/ 03) Senada yang dikatakan oleh informan 6 yang merupakan siswa bahwa : “kalau saya sendiri merasa masih sangat kurang mas. Disini memang mengasah keterampilan dan pengetahuan juga, tetapi untuk bekal kerja itu sangat kurang. Jadi saya ingin untuk kuliah”. (CTL. 06/ 03) Dari uraian di atas, jelas bahwa siswa sendiri juga sadar akan masih sangat kurangnya bekal yang akan mereka bawa ketika akan memasuki kedalam dunia kerja/ dunia industria. Sehingga siswa memilih untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan mengasah keterampilan dengan memasuki kedalam jenjang yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah perguruan tinggi. Dengan demikian mereka akan mampu untuk terus dapat bersaing dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh ketika sudah lulus dari perguruan tinggi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Siswa Dalam Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Minat untuk melanjutkan studi pada siswa kelas XII jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor . yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kemauan dan keberhasilan akademik, sedangkan faktor eksternal terdiri dari status sosial dan ekonomi orang tua, dan faktor lingkungan baik itu lingkungan sekolah, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 lingkungan keluarga, juga lingkungan masyarakat dimana siswa tinggal. Faktorfaktor tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Faktor Internal 1) Kemauan Kemauan merupakan dorongan keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak untuk melakukan sesuatu. Kemauan siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi didorong oleh adanya suatu cita-cita tertentu yang ingin dicapai oleh siswa. Seperti yang dikemukakan oleh informan 6 berikut ini: “kerena memang saya dari dulu kepengen kuliah mas, pengen belajar lagi dan ingin mendapatkan gelar sarjana.”. (CTL. 06/ 02) Ada beberapa siswa merasa bahwa bekal ketrampilan dari SMK belum cukup untuk terjun ke dunia kerja. Persaingan hidup yang semakin berat mendorong siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Mereka sadar bahwa salah satu untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan itu memerlukan sarana pengetahuan dan ketrampilan tertentu yang harus dimiliki. Seperti yang dikemukakan oleh siswa berikut ini : “belum cukup mas. Saya sendiri merasa belum siap untuk terjun ke dunia usaha, sehingga saya ingin kuliah dulu entah itu D3 atau S1”. (CTL. 07/ 03) Hal yang senada di kemukakan oleh informan 5 bahwa: “penting juga mas. Karena begini, ketika didalam dunia perusahaan, lulusan SMK itu hanya bisa sebagai buruh, atau pekerja kasar, dan harus mau disuruh-suruh, sedangkan yang lulusan S1 itu bisa naik pangkat sampai menjadi pemimpin”.(CTL.05/ 05) Dalam hal ini minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi bila dilandasi oleh kemauan dari dalam yang kuat untuk maju akan memberikan hasil yang lebih optimal. Namun ada siswa yang melanjutkan studi bukan karena keinginannya sendiri tapi kemauan orang lain. Seperti yang dilakukan oleh informan 6 bahwa: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 “karena setelah paman saya mengetahui bahwa rapot saya ini bagus, paman saya ingin saya melanjutkan untuk kuliah, eman-eman katanya, jadi dari situ saya termotivasi untuk kuliah”.(CTL.06/ 07) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemauan siswa menjadi faktor pendorong bagi siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Kemauan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan adanya cita-cita yang ingin dicapai, memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu agar mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dan adanya keinginan menyandang gelar sarjana. 2) Keberhasilan Akademik Untuk melanjutkan studi diperlukan adanya kemampuan belajar lebih lanjut. Siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang bagus akan lebih besar minatnya dalam melanjutkan studi, sehingga keberhasilan akademik juga turut mnempengaruhi minat studi lanjut siswa. Hal ini dibenarkan oleh informan 5 berikut ini: “peringkat 4 mas. Sedikit banyak juga mempengaruhi mas. Kalau ibu saya juga pernah bilang eman-eman kalau tidak malanjutkan untuk kuliah, jadi saya juga termotivasi dengan peringkat saya itu”. (CTL. 05/ 07). Demikian pula yang di kemukakan oleh informan 7 bahwa: “iya mas, karena ya tahu sendiri untuk seleksi masuk aja saingannya itu nasional mas, kalau saya cuma pas-pasan ya mana mungkin saya berfikir untuk kuliah mending langsung kerja saja mas”. (CTL. 07/ 07). Hal tersebut diperkuat oleh ungkapan Bp. Sigit selaku WKS Kesiswaan bahwa : “iya, itu juga sangat berpengaruh sekali. Rata-rata siswa yang mempunyai rangking dikelas, itu menunjukkan bahwa siswa itu bersungguh-sungguh dalam belajar, nah ketika siswa itu merasa belum cukup ilmu maka dia sadar dia harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan dari situ siswa akan mulai berminat untuk melanjutkan studi”. (CTL. 01/ 05) Namun demikian tidak semua siswa yang nilainya bagus dapat commit userini dikarenakan ekonomi orang tua melanjutkan studi ke perguruan tnggi.toHal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 kurang mendukung. Sedang siswa yang ekonomi orang tuanya mendukung, kebanyakan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh kepala jurusan TKR bahwa: “Sekarangkan yang masuk ke SMK sini itu juga dari berbagai kalangan, baik itu ekonomi yang menengah kebawah sampai menengah keatas juga ada, jadi bagi yang ekonominya itu yang menengah tadi ingin menimba ilmu yang lebih tinggi, beda dengan ekonomi yang menengah kebawah, kalau menengah kebawah itu memang tujuannya itu adalah untuk kerja. Kelihatannya sekarang ini yang masuk ke SMK bukan yang menengah kebawah saja, dalam kenyataanya itu ada anak DPR yang masuk kesini. Dan dari apa yang pernah saya lihat, kecenderungan dari siswa dan dari orang tuanya itu sendiri agar anaknya itu bisa melanjutkan keperguruan tinggi”. (CTL. 04/ 02). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan akademik siswa mendorong minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Demikian halnya siswa yang mendapatkan nilai yang kurang bagus lebih berminat untuk bekerja saja.
b. Faktor Eksternal 1) Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status sosial ekonomi orang tua memberikan pengaruh yang sangat besarbagi kelanjutan studi siswa. Siswa yang status ekonomi orang tuanya baik, memiliki kesempatang yang lebih luas untuk melanjutkan studi daripada siswa yang status ekonomi orang tuanya rendah. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa keadaan ekonomi orang tua siswa kelas XII SMK Negeri 2 Surakarta merupakan golongan ekonomi menengah kebawah. Hal ini dapat berpengaruh pada minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh informan 3 sebagai berikut : “ya macam-macam mas. Ada masalah pribadi, ada masalah dia dengan orang tua, ada masalah pendidikan, ada masalah sosial ekonomi. Tetapi mayoritas siswa itu mempunyai masalah dengan ekonomi orang tua ketika mau melanjutkan studi keperguruan tinggi”. (CTL. 03/ 03) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Demikian juga diungkapkan oleh informan 1 berikut ini : “saya kira sudah jelas mas, ketika orang tua yang pernah mengenyam perkuliahan, maka dia akan menyuruh anaknya untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi sesuai yang diinginkan siswa, lalu yang kedua, orang tua yang ekonominya menengah keatas, akan cenderung ,mendorong anak-anaknya untuk melanjutkan studi, karena orang tua masih mampu untuk menayekolahkan anaknya, diharapkan agar si anak tersebut mampu lebih bersaing lagi di dunia usaha/industri. Mungkin begitu mas:. (CTL. 01/ 06) Ditambahkan pula oleh informan 11 selaku orang tua berikut : “lha mau bagaimana lagi mas, kalau mau kuliah itu biayanya juga tidak sedikit, sedangkan masih banyak tanggungan juga mas. Kalau dia kerja, kan sedikit bisa meringankan saya, walaupun tidak memberikan apa-apa, tapi paling tidak dia bisa mencari uang sendiri:. (CTL. 11/ 02) Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi siswa dan merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2) Lingkungan a) Lingkungan Keluarga Pada dasarnya lingkungan turut mempengaruhi studi lanjut siswa, karena dalam kesehariannya siswa berinteraksi dengan keluarga dan masyasrakat sekitar. Dalam lingkungan keluarga terdapat ikatan sosial yang diantara para anggota kelurga, sehingga tidak sedikit keputusan anak dipengaruhi oleh orang tuanya. Demikian juga dengan kuliah. Untuk kuliah diperlukan dukungan orang tua. Seperti yang dikemukakan oleh informan 10 bahwa: “sebagai orang tua menginginkan agar pendidikan anak itu bisa diatasnya pendidikan orang tua, saya dulu cuma lulusan SMP, kalau bisa saya ingin menyekolahkan anak saya itu sampai kuliah. Karena dengan kuliah juga, masa depan anak saya itu mungkin bisa lebih baik, kan orang tua itu menginginkan agar anaknya itu lebih baik dari orang tuanya kan, mas. Kalau anak itu bisa lebih baik dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 orang tua, kan orang tua juga ikut senang dan bisa juga mengangkat derajat orang tua juga”. (CTL. 10/ 02). Dengan adanya dukungan dari orang tua untuk terus kuliah dapat memberikan dorongan yang besar bagi siswa sehingga dengan berbekal dorongan dari orang tua akan semakin memantapkan langkah siswa untuk melanjutkan kuliah. Demikian pula yang di ungkapkan oleh informan 9 bahwa selaku orang tua siswa yang menyatakan bahwa: “sebenarnya begini mas, semuanya saya serahkan kepada anak saya untuk memilih yang mana karena itu adalah masa depannya juga, tetapi saya mempunyai harapan agar anak saya itu mau kuliah,mas. Kalau anak saya itu ingin kuliah, saya sangat mendukung sekali, orang tua hanya bisa mendorong dan mendoakan yang terbaik untuk anaknya kan mas.”. (CTL. 09/ 01). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga terutama orang tua menjadi faktor pendorong bagi siswa dalam melanjutkan studi keperguruan tinggi. Dengan adanya dorongan dari orang tua semakin mendorong dan memantapkan langkah siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. b) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan tempat belajar anak secara terkondisi dan terorganisir yang dapat membentuk prilaku dan watak anak menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita dan harapan orang tua dan masyarakat. Bagi siswa kelas XII, kelulusan sekolah merupakan saat-saat yang dinanti sekaligus merupakan persimpangan jalan. Dikatakan demikian karena setelah lulus siswa memutuskan apakah mereka akan bekerja ataukah melanjutkan studi yang lebih tinggi lagi. disinilah peran guru sebagai pembimbing harus dapat mengarahkan siswa agar dapat membuat keputusan dengan tepat. Seperti yang dikemukakan oleh informan 4 bahwa “memang kalau dilingkungan Otomotif sendiri kita memang menyarankan karena untuk dunia industri sekarang ini kan yang user keterampilan saja, tapi juga dibutuhkan bukancommit hanya totentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 perkembangan tekhnologi kan juga dibutuhkan. Memang kita mendorong untuk melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi kalau dia itu mampu. Kalau tidak mampu, memang kita sudah persiapkan untuk keterampilannya”. (CTL. 04/ 04) Hal senada juga diungkapkan oleh guru BP bahwa : “iya itu benar sekali mas. Jadi dari tahun 2010-2011 itu ada semacam peningkatan siswa yang meneruskan keperguruan tinggi. Ini memang kita sudah mulai mengarah kesana mas. Kalau dulu misi sekolah ini hanya mendidik siswa agar unggul dalam keterampilan dan teknik. Tetapi dalam perkembangannya, karena kita juga melihat persaingan dan kemungkinan-kemungkinan lainnya, maka kita juga mengarah untuk melanjutkan studi juga. Sehingga kita itu masuk kelas dan menjelaskan tentang studi lanjut tersebut. Sehingga kalau dahulu pandangan tentang SMK itu langsung kerja tepai sekarang kami juga memberikan panadangan bahwa kuliah itu juga penting bagi dia”. (CTL. 03/ 07) Pengarahan yang disampaikan oleh guru terhadap siswa biasanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan maupun kelanjutan studi. Kerena SMK 2 Surakarta merupakan sekolah kejuruan yang orientasinya untuk menyiapkan siswa yang siap kerja, maka pengarahan juga mengenai permasalahan tentang kerja. Dengan pengarahan tersebut memberikan manfaat yang besar kepada siswa. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 bahwa : “iya mas, banyak manfaatnya. Saya jadi tahu tentang dunia perkuliahan, tahu tentang dunia kerja, dan yang jelas saya mempunyai gambaran semua itu dan saya tidak bingung lagi”. (CTL. 05/ 10) Demikian pula yang dikemukakan oleh informan 8 bahwa : “kalau manfaatnya pasti banyak mas, saya jadi tahu jurusan apa yang mungkin bisa saya masuki, dan tahu kekurangan dan kelebihan jika mau kuliah dulu atau bekerja dulu”. (CTL. 08/ 10) Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah menjadi faktor pendorong bagi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Adanya pengarahan dan bimbingan dari guru Bimbingan dan Konseling (BK) semakin memotivasi siswa untuk terus melanjutkan commit to user studi ke perguruan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 c) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat sekitar juga membawa pengaruh yang besar. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu bersama manusia lain. Manusia akan berperilaku baik apabila berada di lingkungan yang baik, demikian pula sebaliknya. Seperti yang dikemukakan oleh informan 2 : ” itu juga termasuk, terutama lingkungan yang mempunyai andil besar, jadi ketika siswa itu berinteraksi dengan guru mereka, lalu dengan teman, dan ditambah lagi dengan posisi sekolahan yang berada dikota, maka lingkungan ini menjadi faktor terhadap pengaruh pola pikir siswa itu. Demikian juga untuk lingkungan masyarakat dan keluarga”. (CTL. 02/ 07) Demikian juga yang diungkapkan oleh informan 11 berikut ini : ” kalau untuk lingkungan disini itu, menurut saya juga mempengaruhi, disini banyak yang kuliah juga mas, walaupun hanya D3 atau kuliah di universitas swasta dan di politeknik. Tetapi juga banyak yang kuliah, mungkin anak saya juga terpengaruh untuk kuliah. Apalagi teman sebayanya juga ada yang kuliah ini”. (CTL. 11/ 04) Hal tersebut juga diperkuat oleh ungkapan siswa sebagai informan 5 sebagai berikut : “iya, sangat berpengaruh mas. Ketika saya berada dirumah, banyak dari teman-teman saya yang SMA jadi ketika Tanya-tanya dengan mereka, mau kemana setelah lulus nanti, kebanyakan mereka melanjutkan untuk kuliah, secara tidak langsung saya juga tertarik untuk kuliah juga mas”. (CTL. 05/ 13) Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat tempat siswa tinggal menjadi faktor pendorong siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena dalam keseharian siswa hidup ditengah-tengah masyarakat dan berinteraksi satu sama lain sehingga timbul saling mempengaruhi diantara mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 3. Kendala yang Dihadapi oleh Siswa Dalam Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi dan Usaha Siswa untuk Mengatasinya
a. Kendala 1) Status Sosial Ekonomi Orang Tua yang Rendah Kendala yang paling utama bagi siswa yang berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah. Dengan keadaan ekonomi orang tua yang rendah dapat menghambat minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh informan 11 selaku orang tua siswa berikut : ” lha mau bagaimana lagi mas, kalau mau kuliah itu biayanya juga tidak sedikit, sedangkan masih banyak tanggungan juga mas. Kalau dia kerja, kan sedikit bisa meringankan saya, walaupun tidak memberikan apa-apa, tapi paling tidak dia bisa mencari uang sendiri”. (CTL. 11/ 02) Hal serupa juga diungkapkan oleh informan 5 selaku siswa bahwa : “masih bingung juga mas. Sebenere pengen kuliah tetapi orang tua kayaknya tidak mampu mas. Ini juga sebenarnya saya juga sudah keterima di salah satu perusahaan juga.” (CTL. 05/ 01) Pernyataan diatas juga diperkuat dengan ungkapan dari informan 4 sebagai berikut : ” sekarangkan yang masuk ke SMK sini itu juga dari berbagai kalangan, baik itu ekonomi yang menengah kebawah sampai menengah keatas juga ada, jadi bagi yang ekonominya itu yang menengah tadi ingin menimba ilmu yang lebih tinggi, beda dengan ekonomi yang menengah kebawah, kalau menengah kebawah itu memang tujuannya itu adalah untuk kerja”. (CTL. 04/ 02) Dari berbagai pendapat tersebut diatas sudah jelas bahwa dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah merupakan faktor penghambat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sehingga kendala terbesar siswa adalah tidak adanya biaya dari orang tua untuk bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 2) Kurangnya Sosialisasi dari Perguruan Tinggi Sosialisasi yang kurang dari perguruan tinggi dalam mengenalkan lembaganya dan jurusannya kepada siswa SMK, menjadi faktor penghambat dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Seperti pernyataan dari informan 8 bahwa : ” masalah informasi mas. Sehingga saya agak bingung dalam mengambil jurusan apa”. (CTL. 08/ 14) Hal senada juga dikatakan oleh informan 7 sebagai berikut : “sebelumnya saya tidak tahu sama sekali, kuliah itu ada apa saja, kerena memang tidak ada sosialisasi ma. Tapi setelah saya diberi brosur dari kakak saya, saya sedikit-sedikit jadi tahu. Tapi sebelumnya sama sekali tidak tahu mas”. (CTL. 07/ 11) Dari pernyatan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kurangnya sosialisasi dari perguruan tinggi yang menjadi faktor penghambat/ kendala dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
b. Usaha yang akan Dilakukan oleh Siswa untuk Mengatasinya 1) Usaha yang akan dilakukan untuk Mengatasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua yang Rendah Status sosial ekonomi orang tua yang rendah merupakan kendala utama siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Demikian halnya kita ketahui bersama bahwa sebagian besar siswa SMK Negeri 2 Surakarta berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Dengan keadaan ekonomi orang tua yang rendah ada yang membuat siswa putus asa tetapi ada pula yang membuat siswa tergerak untuk terus berusaha untuk mengatasi kendala tersebut agar tetap dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Keberadaan siswa yang mempunyai minat yang besar untuk terus melanjutkan studinya, maka ia akan berusaha mencari jalan untuk mengatasi kesulitan biaya yang akan diklakukan siswa antara lain dengan bekerja sampingan, meminta bantuan pada keluarga terdekat dan organisasi kemasyarakatan serta mencari beasiswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 a. Bekerja Sampingan Keputusan untuk terjun ke dunia kerja merupakan alternatif utama untuk mengatasi kesulitan biaya. Dengan bekerja, maka akan diperoleh kontraprestasi yang berupa gaji sehingga dengan gaji atau upah tersebut dapat digunakan untuk membiayai kuliah. Seperti yang dikemukakan oleh informan 6 berikut ini : " saya inginnya nanti kalau kuliah sambil nyambi-nyambi kerja yang part-time mas, biar bisa bantu orang tua, juga selalu belajar mas agar lolos bidik misi ataupun lolos yang jalur SNMPTN itu mas". (CTL. 06/ 15). Hal yang sama dikemukakan pula oleh informan 5 bahwa: "Kalau untuk masalah biaya, saya mencari informasi tentang beasiswa, misalnya ada yang bidik misi itu mas. Tetapi kalau bisa, saya mempunya gambaran untuk bekerja sambil kuliah, tapi kalau tidak bisa ya saya mau kerja dulu lalu baru nanti kuliah, mas". (CTL. 05/ 15). Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa usaha pertama yang akan dilakukan oleh siswa untuk mengatasi keterbatasan ekonomi yaitu dengan bekerja sampingan untuk membagi waktu kuliah dengan bekerja. b. Beasiswa Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Sampai saat ini masih banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Depdiknas untuk mengurangi masalah peningkatan jumlah putus sekolah dan penurunan angka melanjutkan yang pada intinya disebabkan oleh menurunnya kemampuan terutama pada masyarakat yang kurang mampu dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Upaya itu antara lain melalui beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu untuk mencegah mereka menjadi putus sekolah serta mendorong mereka untuk dapat melanjutkan sekolah. Berhubungan dengan hal di atas, banyak siswa yang berasal dari commit to user keluarga kurang mampu berusaha untuk mendapatkan beasiswa tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 dengan tujuan agar dapat digunakan untuk membiayai kuliah. Seperti yang dikemukakan oleh informan 7 bahwa: " katanya kakak saya itu di universitas banyak beasiswa, jadi saya berusaha agar bisa dapat beasiswa. Kalau kuliah disambi kerja, saya tidak boleh sama bapak takut keteteran kuliahnya ". (CTL. 07/ 15). Demikian pula yang dikemukakan oleh informan 8 berikut ini: " kalau saya di beri tahu oleh tetangga saya itu, yang penting saya harus mencari informasi yang banyak dahulu sebelum menentukan pilihan, dan juga harus dekat dengan guru atau pihak humas. Dan katanya juga di universitas itu banyak beasiswa, saya juga berharap dapat beasiswa agar bisa sedikit meringankan juga". (CTL. 08/ 15). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa yang akan dilakukan oleh siswa yaitu berusaha untuk mendapatkan beasiswa di kampus dan instansi-instansi yang memberikan beasiswa pendidikan.
2) Usaha yang akan dilakukan siswa untuk mengatasi kurangnya sosialisasi dari perguruan tinggi Ada berbagai hal yang dapat dilakukan oleh siswa untuk mengatasi kurangnya sosialisasi dari perguruan tinggi yaitu seperti yang di ungkapkan oleh Informan 6 menjelaskan bahwa : ” tahu mas, biasanya saya juga browsing-browsing
diinternet
tentang
jurusan-jurusan
yang
ada
di
universitas”. (CTL. 06/ 11) Hal yang senada disampaikan oleh informan 7 menyatakan bahwa: ” sebelumnya saya tidak tahu sama sekali, kuliah itu ada apa saja, kerena memang tidak ada sosialisasi ma. Tapi setelah saya diberi brosur dari kakak saya, saya sedikit-sedikit jadi tahu. Tapi sebelumnya sama sekali tidak tahu mas”. (CTL. 07/ 11). Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa yang akan dilakukan siswa yaitu dengan mencari informasi diperguruan tinggi yang bersangkutan. Siswa juga mencari tahu dengan browsing di interner juga membaca brosur yang ada tentang perguruan tinggi dan jurusannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 C. Pembahasan Dalam tahap ini data yang dapat dikumpulkan dianalisis dengan mendasarkan pada variabel-variabel yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah dan dikaitkan dengan teori yang ada. 1. Minat Siswa Dalam Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pentingnya Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pendidikan menengah di Indonesia terdiri dari pendidikan menengah umum (SMU) dan pendidikan menengah kejuruan (SMK). Antara SMU dan SMK terdapat perbedaan yang sangat menonjol. SMU lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan cenderung teoritis sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sedangkan SMK lebih menitikberatkan pada penguasaan ketrampilan praktis sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Walaupun lulusan SMK dipersiapkan untuk terjun ke lapangan kerja, terbuka kesempatan bagi siswa untuk melanjutkan studinya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan PP No 29 Tahun 1990 yang menyatakan bahwa: "Pendidikan menengah diselenggarakan melalui bentuk-bentuk satuan pendidikan menengah umum, kejuruan, keagamaan, kedinasan dan luar biasa. Meskipun masing-masing
satuan
pendidikan tersebut memiliki tujuan yang berbeda, namun lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi". Hal ini berarti bahwa lulusan SMK dapat pula melanjutkan studinya sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi”. Pada siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun diklat 2011/2012 terdapat beberapa siswa yang berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pada dasarnya siswa telah memiliki pandangan bahwa kuliah itu perlu untuk meningkatkan kualitas pendidikan, untuk memenuhi tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi dan untuk mencapai kemajuan ke arah kehidupan yang lebih baik. Tetapi ada banyak siswa yang tidak dapat mewujudkan minatnya untuk melanjutkan commit to user studi ke perguruan tinggi yang dikarenakan adanya keterbatasan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
b. Memperdalam Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan Tertentu Jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah dan pendidikan
menengah
sebagai
bekal
untuk
mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam memasuki dunia kerja maupun pendidikan selanjutnya yaitu pendidikan tinggi. SMK merupakan sekolah menengah untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk mengembangkan diri pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan teori dari tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan dalam kurikulum KTSP edisi 2006 disebutkan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan. Adapun tujuan unum pendidikan menengah kejuruan “Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”. Pada siswa kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun diklat 2011/2012 terdapat beberapa siswa yang berminat untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dari SMK untuk dikembangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua lulusan SMK langsung terjun ke lapangan kerja, tetapi ada pula yang ingin mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebelum terjun ke lapangan kerja. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 20 ayat 3 disebutkan bahwa: "Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau perguruan tinggi". Siswa SMK Negeri 2 Surakarta ada yang berminat memasuki politeknik, perguruan tinggi, akademi dan sekolah tinggi. Program pendidikan yang diambil oleh siswa pun bermacam-macam. Program pendidikan di perguruan commit to user tinggi meliputi program keilmuan dan kejuruan. Program keilmuan bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 untuk memberikan pengalaman menuju suatu keahlian akademik dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sedangkan program kejuruan bertujuan memberikan pengalaman profesional menuju suatu keahlian akademik dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ada beberapa siswa yang mengambil program keilmuan dengan jenjang S1 (4 tahun), tetapi banyak pula yang mengambil program kejuruan. Program kejuruan yang paling banyak diambil oleh siswa adalah program Diploma 1 tahun (DI). 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah diuraikan di muka, berikut ini diuraikan berbagai faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK Negeri 2 Surakarta tahun diklat 2011/2012 dalam melanjutkan studi ke peguruan tinggi. Selanjutnya faktor tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang berasal dalam (internal) meliputi :kemauan siswa dan keberhasilan akademik. Sedangkan faktor yang berasal dari luar (eksternal) meliputi : status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Faktor internal 1) Kemauan Kemauan bisa disamakan dengan motif. Kemauan merupakan dorongan keinginan pada setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan diri dalam arti mengembangkan segenap bakat dan kemampuannya serta meningkatkan taraf kehidupannya. Kemauan berkaitan erat dengan suatu tujuan atau cita-cita tertentu yang ingin dicapai dan kemauan selalu berkaitan erat dengan kemampuan. Oleh karena itu sulit untuk memisahkan pembicaraan antara kemauan dan kemampuan, seperti halnya beberapa siswa SMK dimana siswa mempunyai kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi commit tofinansial user orang tuanya. tidak disertai dengan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta pada umumnya mempunyai kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Adanya kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan adanya cita-cita tertentu yang ingin dicapai oleh siswa seperti ada yang ingin menjadi wartawati. Keinginan untuk memperdalam ilmu pengetahuan tertentu turut mendorong kemauan siswa untuk melanjutkan
studi
ke
perguruan
tinggi.
Dengan
memperdalam
pengetahuan tersebut mereka berharap dapat memperoleh pekerjaan yang lebih mapan seperti yang dicita-citakan. Kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi terkait pula dengan gelar kesarjanaan yang ingin disandang oleh siswa. Dengan demikian, kemauan siswa menjadi faktor pendorong untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2) Keberhasilan Akademik Keberhasilan akademik bisa dilihat dari prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik, mempunyai minat yang lebih besar untuk melanjutkan studi sampai pada jenjang yang lebih tinggi. Tetapi sebaliknya bagi siswa yang memiliki prestasi belajar biasa umumnya kurang terdorong untuk melanjutkan studinya. Di SMK Negeri 2 Surakarta terdiri dari siswa yang berprestasi baik, sedang dan rendah. Beberapa siswa yang berprestasi baik sangat berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun ada pula beberapa siswa yang berprestasi baik tetapi tidak dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena adanya keterbatasan ekonomi. Sedangkan siswa yang berprestasi sedang atau biasa-biasa saja ada yang berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan ada pula yang lebih berminat bekerja. b. Faktor eksternal a. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Status sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan orang tua dalam masyarakat yang dapat ditunjukkan dari pekerjaan, tingkat commit to user pendidikan, besarnya penghasilan, fasilitas, dan barang-barang berharga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 lainnya. Siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya baik dan berkecukupan memiliki kesempatan yang luas untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi daripada siswa yang kondisi sosial ekonomi orang tuanya rendah. Karena untuk melanjutkan studi dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan bagi keluarga yang memiliki kondisi sosial ekonominya berkecukupan mungkin tidak ada masalah dengan biaya, namun bagi keluarga dengan kondisi sosial ekonomiya rendah, keadaan ini dapat menjadi kendala utama. b. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah dominan. Dalam lingkungan keluarga, anak belajar dari anggota keluarga tentang sistem nilai dan tata krama yang diterapkan dalam keluarga tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkianan anak akan mempunyai sifat yang sama dengan orang tua atau keluarganya. Pandangan orang tua terhadap pendidikan anak dapat memberi faktor penghambat maupun faktor pendorong minat anak dalam melanjutkan pendidikannya. Sebaliknya, pandangan orang tua yang negatif terhadap pendidikan dapat menghambat anak dalam kelanjutan pendidikannya. Orang tua siswa SMK Negeri 2 Surakarta umumnya mempunyai pandangan positif terhadap pendidikan. Hal ini terbukti pada pernyataan mereka yang menginginkan anaknya dapat melanjutakan studinya sampai ke perguruan tinggi. Bahkan beberapa orang tua siswa memberikan dorongan yang besar terhadap anaknya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi meskipun mereka hanya mengenyam pendidikan SD dan hanya bekerja sebagai buruh tetapi mereka mempunyai pola pikir yang maju. Dengan menyekolahkan anaknya sampai pada jenjang yang tinggi mereka berharap kehidupan anaknya dapat lebih baik dari kehidupannya. Adanya dorongan yang besar dari orang tua untuk kuliah semakin memotivasi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 demikian lingkungan keluarga menjadi faktor pendorong minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. c. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai program sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada siswa agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Di sekolah guru berperan sebagai orang tua kedua bagi siswa, sehingga selain mempunyai tugan mengajarkan ilmu, guru juga bertugas mendidik dan membimbing siswa. Di SMK Negeri 2 Surakarta, lingkungan sekolah cukup mendukung siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ini terbukti pada guru BP yang selalu mendorong siswa yang mempunyai biaya untuk terus melanjutkan studi ke perguruan tinggi, demikian pula dengan kepala sekolah. Wujud dari dukungan sekolah untuk mendorong siswanya agar terus melanjutkan studi ke perguruan tinggi terlihat pula pada kesediaan sekolah teru tarna guru BP untuk mendaftarkan siswa yang berminat kuliah pada pendidikan tinggi yang sesuai dengan pilihan siswa. Kekurangtahuan tentang jurusan yang sesuai untuk lulusan SMK dapat diatasi dengan jalan siswa berkonsultasi dengan guru BP yang selalu siap memberikan masukan, pengarahan dan bimbingan. Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dipengaruhi pula oleh kelompok teman sebaya terutama teman sebaya yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini terbukti pada beberapa siswa dimana keputusannya untuk kuliah dikarenakan teman sekelasnya juga mempunyai keinginan yang sama untuk kuliah bahkan jurusan yang diambilpun sama. Dengan demikian lingkungan sekolah menjadi faktor pendorong siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. d. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat sangat menentukan dan memberikan arah serta pengaruh terhadap pembentukan individu. Jika lingkungan baik, commit to user maka sifat dan kepribadian individu kemungkinan besar akan baik pula,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 tetapi jika lingkungan kurang baik, kemungkinan besar individu akan mempunyai sifat dan kepribadian kurang baik juga. Seberapa besar lingkungan masyarakat mempengaruhi individu, tergantung pada individunya sendiri. Seperti halnya siswa SMK Negeri 2 Surakarta dimana ada siswa yang tinggal di lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan diri yaitu melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan demikian lingkungan masyarakat yang mendukung, menjadi faktor pendorong kemajuan siswa. e. Kurangnya Sosialisasi dari Perguruan tinggi Pentingnya sosialisasi atau pengenalan lembaga pendidikan dan jurusan terhadap siswa SMK untuk lebih mengenal tentang perguruan tinggi dan jurusannya. Dengan adanya sosialisasi kan menambah pengetahuan dan motivasi siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun pada kenyataannya SMK tidak menjadi target utama dalam penjaringan mahasiswa baru. Seperti yang di ungkapkan oleh siswa SMK Negeri 2 Surakarta, menyatakan bahwa kurangnya sosialisasi dari perguruan tinggi di SMK Negeri 2 Surakarta menjadikan siswa tidak mengetahui banyak hal tentang perguruan tinggi dan jurusan apa saja yang dibuka. Siswa kurang termotivasi untuk melanjutkan studi, karena tidak tau banyak tentang perguruan tinggi dan jurusannya. Siswa menjadi bingung dalam menentukan jurusan apa yang akan diambil. Dengan begitu kurangnya sosialisasi dari perguruan tinggi menjadi penghambat dalam melanjutkan studi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
3. Usaha yang Akan Dilakukan Siswa Untuk Mengatasi Kendala a. Usaha yang akan dilakukan siswa untuk mengatasi status sosial yang rendah 1. Bekerja Sampingan Bekerja merupakan usaha utama yang dilakukaii oleh siswa agar memperoleh tambahan pengahasilan sehingga dapat digunakan untuk membiayai kuliah. Dengan bekerja kesulitan biaya dapat diatasi. Apapun peluang kerja yang ada dimanfaatkan sebaikbaiknya oleh siswa. Siswa bersedia bekerja sambil kuliah sehingga mereka hams dapat membagi waktu untuk kuliah dan waktu untuk bekerja misalnya pagi untuk kuliah dan siangnya untuk bekerja atau sebaliknya. 2. Beasiswa Selain itu usaha positif lainnya yang dilakukan oleh siswa untuk mengatasi kesulitan biaya yaitu dengan berusaha mendapatkan beasiswa. Agar mendapatkan beasiswa maka mereka harus berprestasi. Apapun tawaran beasiswa yang ada mereka berusaha untuk
mendapatkannya,
sehingga
bisa
dimanfaatkan
untuk
meringankan biaya kuliah. Berbagai usaha yang dilakukan oleh siswa tersebut menunjukkan bahwa meskipun terhimpit oleh kesulitan biaya yang dikarenakan kekurangmampuan orang tua dalam membiayai kelanjutan studi, mereka tetap berusaha agar kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat terlaksana. b. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi kurangnya sosialisasi dari perguruan tinggi Sosialisasi merupakan proses pemberitahuan kepada orang lain agar orang tersebut mengerti apa yang diinginkan oleh orang yang memberitahu. Dengan sosialisasi tersebut dapat menumbuhkan rasa to user ketertarikan pada objekcommit tertentu, yang nantinya akan menumbuhkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 umpan balik. Dengan adanya sosialisasi tersebut siswa akan lebih tahu apa itu perguruan tinggi dan jurusan-jurusan apa saja yang bisa di ambil. Siswa akan lebih tertarik melanjutkan studi, apa bila sudah mengetahui apa itu perguruan tinggi dan berbagai macam jurusannya. Usaha yang akan dilakukan oleh siswa yakni mencari tahu ke perguruan tinggi yang bersangkutan, bertanya pada teman dan saudara yang mengetahui tenatang perguruan tinggi dan berbagai masam jurusannya. Siswa juga dapat mencari tahu melalui internet dan brosur yang di sediakan oleh perguruan tinggi. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diuraikan bahwa minat siswa SMK Negeri 2 Surakarta melanjutkan studi ke pendidikan tinggi sebagai berikut: 1.
Siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menyadari bahwa pentingnya pendidikan agar mampu menggapai cita-cita dan bersaing di dunia industri . Sehingga siswa akan memperdalam ilmu pengetahuan dan mengasah keterampilan dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Siswa akan melakukan usaha agar dapat mendorong minat siswa tersebut. Usaha untuk menumbuhkan minat tersebut antara lain : a. Menambah informasi tentang dunia perguruan tinggi. Siswa yang berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan senantiasa melakukan pendekatan dengan Humas, Guru BK, Orang tua, dan saudara yang dianggap mampu memberikan informasi tentang dunia perguruan tinggi. b. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi status sosial ekonomi yang rendah yakni dengan bekerja, meminta bantuan kepada keluarga terdekat dan organisasi kemasyarakatan (ormas) serta berusaha mendapat beasiswa di instansi terkait yang menyediakan beasiswa pendidikan, misalnya djarum super peduli pendidikan. c. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi keinginan bekerja yaitu dengan merubah pola pikir bahwa pendidikan yang tinggi akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 d. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi lingkungan yang kurang mendukung yakni dengan menjaga diri agar tidak terpengaruh dan berusaha untuk mencontoh hal positif yang ada di masyarakat misalnya melihat anggota masyarakat yang terbentur biaya namun memiliki semangat yang besar untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut : a. Faktor internal, terdiri dari : 1) Kemauan siswa Siswa SMK Negeri 2 Surakarta pada umumnya memiliki kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang dikarenakan adanya cita-cita tertentu yang ingin dicapai, adanya keinginan memperdalam ilmu pengetahuan dan mengasah keterampilan agar memperoleh pekerjaan yang mapan dan sesuai dengan keinginan siswa. Dengan demikian kemauan siswa menjadi faktor pendorong bagi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2) Keberhasilan akademik Siswa yang memiliki prestasi belajar baikm mempunyai minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sedangkan siswa yang secara akademik biasa saja, kebanyakan memilih untuk bekerja dan ada juga yang berminat melanjutkan studi karena adanya dukungan dari ekonomi orang tua. Dengan demikian keberhasilan akademik yang diraih siswa menjadi faktor pendorong siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. b. Faktor eksternal, terdiri dari : 1) Status sosial ekonomi orang tua Keadaan ekonomi keluarga seperti : kondisi perekonomian orang tua yang rendah menjadi kendala utama bagi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Keadaan ekonomi orang tua di SMK Negeri 2 Surakarta termasuk golongan menengah ke bawah. Hal ini sangat commit user siswa. Keadaaan ekonomi orang berpengaruh pada minat studitolanjut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 tua yang rendah akan membuat siswa pasrah, tetapi ada pula yang terus berusaha untuk terus maju. Denganh demikian status sosial ekonomi orang tua yang rendah menjadi faktor penghambat bagi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2) Lingkungan a) Lingkungan keluarga Keluarga yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan bagi anak. Kondisi keluarga yang kondusif dan adanya dorongan dari orang tua untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat mengatasi pengaruh negatif dari keadaan sosial ekonomi orang tua yang kurang baik. Disamping itu dari dorongan orang tua semakin menambah semangat siswa untuk melanjutkan studi. Dengan demkian dorongan dari keluarga menjadi pendorong bagi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. b) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan salah satu faktor pembentuk minat siswa untuk melanjutklan studi keperguruan tinggi semakin mantap setelah adanya pengarahan, bimbingan dan dorongan dari guru untuk terus melanjutkan studi. Kebimbangan tentang jurusan yang akan di ambil dapat dikonsultasikan kepada guru atau pihak perguruan tinggi yang memberikan bimbingan tentang perguruan tinggi, dengan begitu siswa akan dapat memilih jurusan yang tepat. Selain itu minat siswa melanjutkan studi juga dipengaruhi oleh teman sebaya terutama teman sekolah khususnya sekelas bahkan jurusan yang diambil sama. Dengan begitu lingkungan sekolah juga menjadi faktor minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. c) Lingkungan Masyarakat Masyarakat yang tidak mendukung akan berpengaruh negatif pada siswa. Banyaknya lingkungan yang putus sekolah, menganggur commit to user dengan baik seperti nongkrongdan tidak memanfaatkan waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 nongkrong tidak jelas tujuannya. Dengan demikian lingkungan yang kurang mendukung menjadi faktor penghambat dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3.
Kendala yang dihadapi oleh siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah : a. Status sosial ekonomi orang tua yang rendah b. Lingkungan masyrakat yang kurang mendukung c. Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang pendidikan tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang minat siswa SMK melanjutkan studi ke perguruan tinggi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang mempunyai minat melanjutkan studi ke pendidikan tinggi menyadari bahwa pentingnya pendidikan agar mampu menggapai cita-cita dan bersaing di dunia industri . Sehingga siswa akan memperdalam ilmu pengetahuan dan mengasah keterampilan dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Siswa akan melakukan usaha agar dapat mendorong minat siswa tersebut. Usaha untuk menumbuhkan minat tersebut adalah : a. Menambah informasi tentang dunia perguruan tinggi. b. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi status sosial ekonomi yang rendah yakni dengan bekerja, meminta bantuan kepada keluarga terdekat dan organisasi kemasyarakatan (ormas) serta berusaha mendapat beasiswa di instansi terkait yang menyediakan beasiswa pendidikan. c. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi keinginan bekerja yaitu dengan merubah pola pikir bahwa pendidikan yang tinggi akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. d. Usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi lingkungan yang kurang mendukung yakni dengan menjaga diri agar tidak terpengaruh dan berusaha untuk mencontoh hal positif yang ada di masyarakat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut : a. Faktor internal, terdiri atas : 1) Kemauan siswa Siswa SMK Negeri 2 Surakarta pada umumnya memiliki kemauan commit to user tinggi yang dikarenakan adanya untuk melanjutkan studi ke perguruan 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 cita-cita tertentu yang ingin dicapai, adanya keinginan memperdalam ilmu pengetahuan dan mengasah keterampilan agar memperoleh pekerjaan yang mapan dan sesuai dengan keinginan siswa. 2) Keberhasilan akademik Siswa yang memiliki prestasi belajar baik mempunyai minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. b. Faktor eksternal, terdiri atas : 1) Status sosial ekonomi orang tua Keadaan ekonomi keluarga seperti : kondisi perekonomian orang tua yang rendah menjadi kendala utama bagi siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2) Lingkungan a) Lingkungan keluarga Keluarga yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan bagi anak. Kondisi keluarga yang kondusif dan adanya dorongan dari orang tua untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat mengatasi pengaruh negatif dari keadaan sosial ekonomi orang tua yang kurang baik.. b) Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan salah satu faktor pembentuk minat siswa untuk melanjutklan studi keperguruan tinggi semakin mantap setelah adanya pengarahan, bimbingan dan dorongan dari guru untuk terus melanjutkan studi. c) Lingkungan Masyarakat Masyarakat yang tidak mendukung akan berpengaruh negatif pada siswa. Banyaknya lingkungan yang putus sekolah, menganggur dan tidak memanfaatkan waktu dengan baik seperti nongkrongnongkrong tidak jelas tujuannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 3.
Kendala yang dihadapi oleh siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah : a. Status sosial ekonomi orang tua yang rendah b. Lingkungan masyrakat yang kurang mendukung c. Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang pendidikan tinggi
B. IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitin di lapangan dan kesimpulan tentang minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa SMK Negeri 2 Surakarta dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Penelitian ini mengambarkan tentang usaha yang dilakukan siswa untuk menumbuhkan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan usahausaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua untuk mendorong minat siswa dan memberikan problem solving kepada siswa yang mempunyai kendala untuk melanjutkan studi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar kajian untuk menemukan dan memperbaharui informasi yang lebih akurat untuk penelitian selanjutnya.
2. Implikasi Praktis Dengan teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi semoga dapat memberikan dasar refleksi kepada pihak Sekolah dan Orang Tua untuk lebih memperhatikan masalah orientasi studi lanjut siswa terutama perguruan tinggi dan jurusanjurusan yang ada sehingga siswa dapat memilih jurusan yang sesuai untuk lulusan SMK.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 C. SARAN Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1.
Kepada sekolah a. Pihak sekolah alangkah baiknya ikut membantu mengusahakan bantuan seperti pemberian beasiswa bagi siswanya yang berminat melanjutkan studi namun terbentur pada biaya b. Pihak sekolah terutama para guru yang selalu memberikan dorongan dan informasi tentang perguruan tinggi, dengan begitu para siswa akan merasa tertarik untuk melanjutkan studi c. Dari pihak sekolah wajib memberikan motivasi terhadap siswanya tentang keberhasilaan yang akan dicapai setelah melanjutkan studi
2.
Kepada siswa a. Siswa diharapkan tidak terpengaruh terhadap lingkungan yang tidak mendukung bagi perkembangan intelektual dan menjaga diri terhadap lingkungan yang negatif. Namun dapat mengambil contoh yang positif dari lingkungan tersebut misalnya mencontoh orang yang berhasil dalam bidangnya dengan didasari semangat yangn besar dan ketekunan yang tinggi b. Bagi siswa yang ingin melanjutkan studi namun terbentur oleh biaya tidak boleh berkecil hati, mereka bisa kuliah dengan membagi waktunya untuk bekerja sampingan dan mencari peluang bisnis lainnya guna mencukupi biaya kuliah, misalnya menjadi pelayan rumah makan.
3.
Kepada orang tua Tindakan orang tua baiknya selalu memberikan dukungan pada anaknya yang berminat melanjutkan studi dengan memberikan dorongan dan semangat guna mencapai masa depan yang lebih baik lagi. Kemudian mengatasi masalah ekonomi dengan memperluas jaringan kerjanya atau mencari pinjaman untuk meningkatkan usahanya. Dengan begitu perekonomian keluarga dapat meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, K.A. (1993) Kualitatif: Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional. Ahmadi, A. (1998). Psikologi Umum. Jakarta: Rieka Cipta. Arikunto, S. (1990). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan. Jakarta: Rajawali Pers. Barthos, B. (1992). Perguruan Swasta di Indonesia. Jakarta: Bumu Aksara. Bugin, B. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djarwanto, P.S. (1990). Pokok-Pokok Metode Riset Dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Liberty. Gulo, W. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia. Hadi, S. (1991). Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Hadi, S. (2003). Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press. Hamalik, O. (1990). Pendidikan Tenaga Kerja Nasional. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga. James M. Curran, J.M. & Deborah, E.R. (2006). Student Attitudes Toward College Courses: An Examination of Influences and Intentions. Journal of Marketing Education, 28 (2), 135-148. Josef Ilmoe. (1984). Motivasi Melanjutkan Studi Siswa SMTA Di DIY. Laporan Penelitian. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Balai Pustaka. Kartono, K. (1996). Pengantar Metide Riset Sosial. Bandung: PT Mandar Maju. Ketetapan MPR RI No IV/MPR/1998-2004. Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara. Surakarta: Penabur Ilmu. Miles, M.B. & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. commit to user 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Moleong, L.J. (2002). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Narbuko, C.& Achmadi, A. (2003) Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, H. (1995). Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Pasaribu, IL & Simanjuntak, B. (1990). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Pedoman Penulisan Skripsi. (2012). Surakarta: FKIP UNS. Permendiknas No. 19 Tahun 2005. (2006). Jakarta: Depdiknas. Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahardjo, M. (2010). Analisis Data Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengalaman Empirik). Diunduh pada tanggal 8 Februari 2012, dari http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/221-analisis-data-penelitiankualitatif-sebuah-pengalaman-empirik.html Slameto. (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieka Cipta. Sonhaji, A. (1998). Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Di Suatu Sekolah Menengah Kejuruan. Forum Penelitian Kependidikan. Spradley, James P. (2007). Metode Etnografi. Terj. M.Z. Elizabeth. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. (buku asli diterbitkan 1979). Sujanto, A. (2001). Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Sumhudi, A. (1991). Komposisi Desain Riset. Solo: Ramadhani. Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif II. Surakarta: UNS Press. Tampubolon, D.P. (2001), Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta: Gramedia. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2004). Semarang: Aneka Ilmu. commit to user Witherington. (1994). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.