155
KONTRIBUSI INFORMASI TENTANG SMK TERHADAP MINAT SISWA SMP DAN MTs MELANJUTKAN STUDI KE SMK M. Arif*, Indrati Kusumaningrum**,Zulfa Eff Uliras*** Email: ABSTRACT This research aimed to determine the contribution of
information
aboutvocational high schoolon interests of studentsin Junior schooltocontinue their studies to vocational high school. This studyis a correlational study, thepopulationis all students in gradeIXJunior schoolinPayakumbuh. Technique Clusterproportionalrandom sampling used to take sample. The instrument of this research is the form ofa questionnaireto be testedpriorto thevalidity andreliability of the instrument. Analysis ofthe datausing parametricstatisticalcorrelationsviaa computer izedprogram SPSS version 15.00 atsignificance levelα=0.05. The study statesthat1) In mostclass IX students Payakumbu hobtain information about vocational high school well. 2) In mostclass IX student interest Payakumbu hal ready wellinto the vocational high school well. 3) There is asignificant contribution totheinformationaboutvocationalhigh school on interestclass IXstudent junior high school as Payakumbuhto entervocational school. Key words : Interest, Student of SMP / MTs Level, Student of SMK Level * ** ***
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP Dosen Teknik Sipil FT UNP
PENDAHULUAN
kejuruan merupakan pendidikan menengah
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang
menghubungkan,
menjodohkan,
melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja
untuk
memasuki
bekerja dalam bidang tertentu (Diknas, 2003:56)”.
dan
Joko Sutrisno (2008, Pikiran Rakyat
berkembang pada dunia kerja (industri),
edisi Sabtu 13 Juli 2008) menyatakan
sehingga
bahwa SMK mampu menyiapkan peserta
dapat
dapat
yang mempersiapkan siswa terutama untuk
dipergunakan
untuk
memperbaiki kehidupannya (Aljufri B.
didik
Syarif, 1998).Menyiapkan tenaga kerja
pengetahuan dan teknologi, serta memiliki
sesuai dengan kebutuhan dunia industri
kompetensi yang sesuai dengan tuntutan
menjadi
dunia kerja. Pemerintah juga akan terus
pusat
perhatian
pendidikan
yang
kejuruan, dengan berbagai kebijakan yang
menambah
ada. Dalam penjelasan pasal 15 UU No. 20
mengurangi
tahun 2003 dinyatakan bahwa “Pendidikan
Menengah
kreatif,
menguasai
pembangunan
SMK,
pembangunan Atas
(SMA),
ilmu
serta
Sekolah
sebagaimana
M.Arif
156
Rencana Strategis (Renstra) Departemen
lengkap
Pendidikan Nasional tahun 2010-2014
menyesuaikan diri dengan tingkat ekonomi
bahwa rasio perbandingan peserta didik
keluarga,
SMA dan SMK menjadi 33% :67 % .
kebutuhannya, serta mereka akan berusaha
Masukan siswa SMK adalah lulusan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
mengenai
sekolah
itu,
kemampuan/inteligensi,
dan
memperhatikan latar belakang lingkungan dan budaya di sekolah tersebut.
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Tentu saja
Berdasarkan observasi awal di SMP N 6
setiap lulusan SMP dan MTs akan memilih
Payakumbuh dan SMP N 8 Payakumbuh,
jenjang pendidikan lanjutan yang sesuai
penulis
dengan minat dan keinginan masing –
informasi yang dimiliki seorang siswa SMP
masing. Dari observasi awal di beberapa
dan MTs untuk melanjutkan studi ke
sekolah di Kota Payakumbuh penulis
sekolah
melihat fenomena masih rendahnya minat
lanjutan dari lulusan seluruh SMP dan MTs
lulusan SMP dan MTs untuk melanjutkan
di Kota Payakumbuh pada tahun ajaran
studinya ke SMK. Hal ini antara lain
2010/2011 pada tabel 1.
menduga
adanya
lanjutan.Berikut
data
kontribusi
sekolah
dikarenakan beberapa hal seperti kurangnya
Dari tabel di atas penulis menduga
informasi yang didapat lulusan SMP dan
bahwa minat siswa SMP dan MTs untuk
MTs tentang SMK, ditambah dengan
melanjutkan studi ke SMA dari tahun
kurangnya
ajaran 2010/2011 masih tinggi, sedangkan
promosi
dari
pihak
Dinas
Pendidikan atau pikah SMK itu sendiri. Fenomena
adalah
SMK cenderung lebih sedikit dibandingkan
pemahaman yang salah terhadap SMK dari
minat siswa untuk melanjutkan studi ke
siswa SMP dan MTs, diantaranya ada yang
SMA. Jika di jadikan dalam persentase
mengatakan setelah lulus SMK tidak bisa
rasio perbandingan SMA:SMK yang terjadi
melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi,
adalah 66%:34%.Artinya sangat jauh dari
kemudian ada juga yang mengatakan
harapan Renstra Departemen Pendidikan
lulusan
menjadi
Nasional tahun 2010-2014 bahwa rasio
pengangguran atau kalaupun bekerja hanya
perbandingan peserta didik SMA:SMK
menjadi pekerja rendahan.
adalah 33%:67% .
SMK
Biasanya
selanjutnya
minat siswa untuk melanjutkan studi ke
banyak
seorang
yang
siswa
yang
Beberapa hal sudah dilakukan oleh
mempunyai minat melanjutkan sekolah ke
Dinas Pendidikan Payakumbuh diantaranya
sekolah yang diinginkannya diduga akan
menambah jumlah SMK, hal itu dapat
senantiasa berusaha mencari informasi yang
dilihat pada tabel SMA dan SMK di Kota
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013
Payakumbuh, yang mana jumlah SMK sudah lebih banyak dari pada jumlah SMA. Tabel diatas menggambarkan jumlah
157
Peneliti
merumuskan
penelitian
sebagai
berikut
informasi
tentang
SMK
permasalahan :
“Apakah
berkontribusi
SMK yang sudah lebih banyak dari SMA,
terhadap minat siswa SMP dan MTs
walaupun masih jauh dari target Renstra
melanjutkan studi ke SMK“.
Pemerintah. Pemerintah telah mencoba
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menambah jumlah SMK supaya dapat
mengungkapseberapa
besar
kontribusi
menarik minat siswa SMP dan MTs untuk
informasi tentang SMK terhadap minat
dapat melanjutkan studinya ke SMK,namun
siswa SMP dan MTs melanjutkan studi ke
upaya itu tidak membuat minat siswa SMP
SMK.
dan MTS menjadi bertambah. Berdasarkan fenomena dan fakta dari berbagai keadaan di atas, maka penulis merasa terpanggil untuk
meneliti
sesuatu
yang
melatar
belakangi rendahnya minat siswa SMP untuk melanjutkan studinya ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tabel 1. Sekolah Lanjutan Lulusan Seluruh SMP dan MTs di Kota Payakumbuh Tahun Ajaran 2010/2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
SMP N 1
Nama Sekolah
SMP N 2 SMP N 3 SMP N 4 SMP N 5 SMP N 6 SMP N 7 SMP N 8 SMP N 9 SMP Fidelis SMP RaudhatulJannah SMP Muhammadiyah SMP Tarbiyah MTs MahadIslamy MTs Koto Nan Empat MTs Koto Nan Gadang MTs Syeh Ibrahim Tiakar MTs Koto Panjang MTs PakanSinayan
SMA 202 Org 70 Org 71 Org 114 Org 36 Org 15 Org 18 Org 25 Org 98 Org 67 Org 97 Org 1 Org 12 Org 12 Org 7 Org 3 Org 2 Org
SMK 78 Org 53 Org 74 Org 97 Org 21 Org 9 Org 20 Org 23 Org 10 Org 4 Org 6 Org 8 Org 4 Org -
MA 5 Org 2 Org 1 Org 1 Org 12 Org 202 Org 90 Org 13 Org 1 Org 1 Org
M.Arif
158 Jumlah
849 Org
407 Org
Tabel 2. Data SMA dan SMK di Kota Payakumbuh No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sekolah
Jenis
SMA N 1 SMA N 2 SMA N 3 SMA N 4 SMA Nusantara SMA Raudhatul J SMA PGRI SMK N 1 SMK N 2 SMK N 3 SMK TamanSiswa SMK Mitra SMK Wira Bakti SMK Kosgoro 1 SMK Kosgoro 2 SMK Nasional
METODE PENELITIAN
siswakelas
dengan IX
SMP
populasi
Negeri Negeri Negeri Negeri Swasta Swasta Swasta Negeri Negeri Negeri Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta
Jumlah Siswa Masuk 2010/2011
288 344 330 0 60 16 128 390 572 325 150 175 300 250 320 0
292 341 330 0 28 16 112 390 572 325 76 114 205 31 264 0
komputerisasi SPSS versi 15.0 pada tingkat
Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional,
Jumlah Rencana SiswaMasuk 2010/2011
Status
Umum Umum Umum Umum Umum Umum Umum Bisnis/Manajemen Teknologi/Rekayasa Kerajinan/Pariwisata Teknologi/Rekayasa Teknologi/Rekayasa Bisnis/Manajemen Teknologi/Rekayasa Bisnis/Manajemen Bisnis/Manajemen
328 Org
signifikansi α = 0,05.
seluruh
HASIL DAN PEMBAHASAN
se-Payakumbuh.
Penarikan sampel dilakukan dengan teknik
Hasil Penelitian
Cluster Proporsional Random Sampling,
a. Informasi tentang SMK
yaitu 15% dari siswa kelas IX SMP 1, SMP jumlahnya 84 orang. Variabel penelitian ini adalahInformasitentang
SMK
sebagai
variable X danminat masuk SMK sebagai variable Y. Data yang dibutuhkan adalah
60
40 30 20
Instrumen
10
pengumpul data adalah angket. Sebelum
0
data angket
primer
dansekunder.
disebarkan
kepada
sampel
penelitian, sebelumnya diadakan uji coba instrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas instrumen. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan statistik parametrik yaitu korelasi sederhana melalui program
56
50
Frekuensi
4 dan SMP Tarbiyah Koto Panjang yang
0
0
13
15
0 -20 21- 40 41-60 61-80 81100 Kriteria Persentase
Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Capaian RespondenVariabel Informasi Tentang SMK Histogram di atas menjelaskan bahwa
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013
frekuensi
persentase
tingkat
capaian
159
Responden Variabel Minat Memasuki SMK
responden untuk variabel informasi tentang SMKyang diperoleh siswa kelas IX SMP se-Kota
Payakumbuh
adalah:
1)15
(17.86%) siswa menyatakan memperoleh informasi tentang SMK masuk dalam kategori sangat baik; 2)56 (66.67%) siswa menyatakan memperoleh informasi tentang SMK masuk dalam kategori baik; 3)13 (15.48%) siswa menyatakan memperoleh informasi tentang SMK masuk dalam kategori cukup, dan tidak ada siswa yang menyatakan memperoleh informasi tentang SMK masuk dalam kategori kurang dan kurang sekali.Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian responden untuk variabel informasi tentang SMK adalah 72.18%, masuk
dalam
kategori
baik
artinya
informasi tentang SMK menurut siswa kelas IX se-Kota Payakumbuh sudah diperoleh dengan baik.
persentase
tingkat
capaian
responden untuk variabel minat memasuki SMK siswa kelas IX SMP se-Payakumbuh adalah: 1) 6 (7.17%) siswa memiliki minat memasuki SMK masuk dalam kategori sangat baik; 2) 65 (77.38%) siswa memiliki minat
memasuki
SMK
masuk
dalam
kategori baik; 3) 13 (15.48%) siswa memiliki minat memasuki SMK masuk dalam kategori cukup, dan tidak ada siswa yang tidak memiliki minat memasuki SMK masuk dalam kategori kurang dan kurang sekali.Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian responden untuk variabel minat memasuki SMK adalah 70.57%, masuk dalam kategori baik artinya minat siswa kelas IX se-Payakumbuh memasuki SMK
Pembahasan Hasil penelitian mengambarkan bahwa
70
65
60
sebagian besar (72.18%) siswa kelas IX se-
Frekuensi
50
Kota Payakumbuh memperoleh informasi
40
tentang SMK dengan baik dan sebagaian
30 20 0
frekuensi
sudah baik.
b. Minat memasuki SMK
10
Histogram di atas menjelaskan bahwa
0
0
13
besar (70.57%) minat siswa kelas IX se6
0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 100 Kriteria Persentase
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Capaian
Kota Payakumbuh memasuki SMK sudah baik. Sedangkan dari uji statistik dengan korelasi sederhana menunjukan bahwa informasi tentang SMK memiliki hubungan
160
yang cukup kuat secara signifikan dengan
b. Bagi Kepala Sekolah SMK yang masih
minat memasuki SMK dengan nilai rhitung
kurang peminatnya agar meningkatkan
(0.566) > rtabel (0.220) dan nilai thitung
mutu dan kwalitas sekolah dan terus
(6.217) > ttabel (1.664) dan kontribusi yang
menerus memberikan informasi yang
diberikan informasi tentang SMK terhadap
dibutuhkan siswa SMP tentang SMK.
minat
siswa kelas
IX SMP
se-Kota
c. Bagi Guru sekolah SMK yang masih
Payakumbuh untuk memasuki SMK adalah
kurang peminatnya agar selalu memberi
32%
motifasi kepada siswa agar rajin belajar KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tujuandan hasil penelitian,
sehingga dapat meningkatkan motifasi siswa dalam belajar yang bedampak pada nilai siswa akan menjadi lebih
penulis dapat menyimpukan bahwa:
baik dan dapat meningkatkan pamor
a. Sebagian besar siswa kelas IX se-Kota
sekolah bagi siswa SMP yang akan
Payakumbuh
memperoleh
informasi
tentang SMK dengan baik.
melanjutkan studinya. d. Bagi
penelitiselanjutnya,
disarankan
b. Sebagian besar minat siswa kelas IX se-
untuk dapat mengkaji lebih lanjut
Kota Payakumbuh memasuki SMK
dengan menambah variabel penelitian
sudah baik.
lain
c. Terdapat kontribusi secara signifikan antara informasi tentang SMK terhadap
untuk
mengetahui
kontribusi
faktor-faktor lain tentang minat siswa SMP untuk memasuki SMK.
minat siswa kelas IX SMP se-Kota Payakumbuh untuk memasuki SMK minat memasuki SMK. Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengajukan beberapa saran: a. Bagi siswa SMP kelas IX se-Kota Payakumbuh hedaknya terus menerus mencari informasi tentang SMK pada lembaga pendidikan atau pada media yang bisa memberikan informasi yang dibutuhkan tentang SMK.
Catatan : artikel ini dibuat berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I Dr.Indrati Kusumaningrum,M.Pd dan Pembimbing II Drs. Zulfa Eff Uliras, M.Pd DAFTAR PUSTAKA Aljufri B. Syarif. 1998. Analisis Kebutuhan Pengembangan Kurikulum FPTK IKIP Padang dalam Menghadapi Era Persaingan Global. Disampaikan pada Seminar Kurikulum FPTK IKIP Padang tanggal 27 Juli 1998. Anas Sudijono, 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta Calhoun, Calfrey C. 1982. Vocational Education : Concepts and Operations.
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013
California : Company.
Wadsworth Pubishing
Depdiknas,2003.KerangkaDasarSistem PelaksanaanPendidikanMenengah Kejuruan. Jakarta. _________, 2009. Rencana Strategis DepartemenPendidikan Nasional tahun 2010-2014. Jakarta Hadipranata.1989. Minat dan Aktifitas Mahasiswa Baru. (online)(http://www.google.com/jurnalonline, diakses 17 Januari 2011). JaliusJama. 2009. Teacher Training For Technical And Vocational Education And Training (TT-TVET). Disampaikanpada International Workshop on The Development of Faculty of Technical and Vocational Education in Indonesia di Jakarta padaTanggal 31 Maret-1 April 2009. Joko Sutrisno. 2008. Pikiran Rakyat. edisi 13 Juli 2008) Sugiyono, 2010.Metode Pendidikan Kualitatif, Kualitatif R & D. Bandung: Alfabet Tanunihardjo & Santoso.1988. Minat dan Aktifitas Mahasiswa Baru. (online)(http://www.google.com/jurnalonline, diakses 17 Januari 2011). Ungsi, A.O.M. 1999. Metode Penelitian Pendidikan. Padang: MCR UNP. Retno,dkk. 2003. Minat dan Aktifitas Mahasiswa Baru. (online)(http://www.google.com/jurnalonline, diakses 17 Januari 2011). Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabet. Suharsimi Arikunto. 2005. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Wells dan Prensky. 1996. Proses Terbentuknya Minat. (online) (http://www.pikiran-rakyat.com, diakses 17 Januari 2011).
161