PENGARUH KREDIBILITAS PENYULUH PERTANIAN TERHADAP SIKAP PETANI PADA TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN CIRUAS SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Sidang Skripsi guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh Choirismi Pratami NIM 6662110251
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017
“Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153) "Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik." (Evelyn Underhill)
Skripsi ini ku persembahkan untuk Ibu dan Bapak tercinta , Keluarga besar dan orang-orang terkasih yang sangat menanti kelulusanku
iv
ABSTRAK
Choirismi Pratami. NIM. 6662110251. Skripsi. Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Ciruas. Pembimbing I : Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. dan Pembimbing II : Uliviana Restu., S.Sos., M.I.Kom.
Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah merupakan sebuah inovasi penunjang program peningkatan produksi beras nasional. Kecamatan Ciruas merupakan wilayah sentra padi di Provinsi Banten. Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui seorang penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi pertanian kepada petani. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian yang meliputi kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian serta dinamika terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Penelitian ini menggunakan teori kredibilitas sumber, yang menjelaskan bahwa sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei, dengan data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada 96 responden. Dari analisis korelasi antara variabel kredibilitas yang meliputi kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani memiliki hubungan yang tinggi atau kuat. Setelah dilakukan perhitungan dan hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa 50,1% variabel independen yang meliputi kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamika penyuluh pertanian secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y), sedangkan sisanya sebesar 49,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar penelitian ini. Kata kunci : Penyuluh Pertanian, Sikap, Teori Kredibilitas Sumber.
v
ABSTRACT
Choirismi Pratami. NIM. 6662110251. Mini Thesis. The Influence of Credibility of Agricultural Extension to Farmer’s Attitude On Technology of Integrated Crop Management (ICM) lowland rice in Sub-District Ciruas. Perceptor I : Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. and Perceptor II: Uliviana Restu., S. Sos., M.I.Kom. Technology of Integrated Crop Management (ICM) lowland rice is an innovation to support the National Rice Production Enhancement Program. Sub-District Ciruas is the center area of rice in the Banten Province. An agricultural programs can be run through with an extension for communicate agricultural technology to farmers. This research did to know how many influence of credibility of agriculture extension that includes competence, character, purpose, personality, and the dynamics to the attitude of farmers on technology of integrated crop management (ICM) lowland rice. This research use the source of credibility theory which explain that high credibility sources had a substantially greater immediate effect on the audience’s opinions than low credibility sources. Approachment on this research is quantitative. The using method is a survey method, with data which gained from questionnaires had spreaded to 96 respondence. From the analysis of correlation between variables credibility which include competence, character, intention, personality, and attitude dynamics of agricultural extension to farmer’s attitude has a high relationship or strong. After calculstion and the result of determination’s coefficient show’s that 50.1% independent variables which include competence, character, intention, personality, and the dynamics of agricultural extension have a together’s influence on the dependent variable (Y), while the remaining 49.9% explained by other factors beyond the research. Keywords: Agricultural Extension, Attitude, Source Credibility Theory
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Ciruas” dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah untuk dapat memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang. Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Skripsi ini, karena itulah penulis akan sangat berbesar hati untuk menerima saran, kritik, serta gagasan yang dapat menjadi bahan perbaikan bagi penulis. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
vii
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai pembimbing I. 4. Bapak Darwis Sagita, S.I.Kom., M.I.Kom. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom., selaku dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih telah menjadi pendengar yang baik selama menjadi pembimbing akademik. 6. Ibu Uliviana Restu., S.Sos., M.I.Kom., selaku dosen pembimbing II. Terimakasih telah menjadi dosen pembimbing yang baik dan sabar. Ilmu, motivasi dan semangat yang diberikan sangat bermanfaat. 7. Seluruh Dosen FISIP Untirta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat. 8. Kedua orangtua, yang senantiasa selalu mendoakan yang terbaik untuk anakanaknya, serta pengorbanannya tidak bisa dibayar oleh apapun. Terimakasih karena orangtuaku adalah motivasi utama dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk seluruh keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan dan membantu menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak Sukarna Sainjan, SP selaku kepala UPT-BP3K Kecamatan Ciruas, yang sangat membantu penulis untuk turun ke lapangan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. viii
10. Adik kandung penulis, Syifa Nidiannisa yang mau membantu penulis untuk bolak-balik meminjamkan buku di perpustakaan. 11. Dua kawan terbaik Putri Silvina Sari dan Anita Maryati Dasyo yang senantiasa mendukung penuh penulis agar tidak menyerah dalam pembuatan skripsi ini. Terimakasih atas motivasi dan nasihat-nasihat yang sangat berarti yang selalu kalian kasih. 12. Dedek-dedek gemes terbaik , Fiqi Nur Aliya yang gak pernah bosen buat denger keluh kesah penulis, menemani penulis dan memberi semangat dalam pembuatan skripsi ini. Glenn, Hikmat, Upeh, Rendy, Putri, yang selalu menjadi sumber tawaan penulis. 13. Ahmad Bagja Pratama, yang selalu menanyakan dan ingin mendengarkan hasil bimbingan dan selalu memberikan motivasi dalam kondisi apapun sehingga penulis termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 14. Citra Nimas Fathuliana, terimakasih ucungku yang udah mau ditumpangin kosannya buat ngerjain skripsi ketika udah gaktau harus mencari dimana tempat yang sekiranya bisa bikin fokus ngerjain. 15. Kelas Komunikasi B dan Humas D. Terimakasih kawan-kawan kelas selama perkuliahan yang sudah menjadi kawan main, kawan kerja kelompok, kawan diskusi, kawan ngobrol pada saat perkuliahan. 16. Iden, Hendar, Bagas, Ayu, Ahong, Tarmiji, dkk. Terima kasih sudah mau nemenin penulis ke kampus atau bertemu diluar kampus untuk sekedar ngobrol ketika orang-orang yang lainnya udah pada lulus. ix
17. Serta kepada pihak-pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang turut membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Skripsi ini adalah hasil karya penulis. Oleh karena itu, penulis dapat mempertanggung jawabkan baik isi maupun bentuk skripsi ini sepenuhnya. Penulis berharap skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Serang, Januari 2017 Penulis
Choirismi Pratami
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... iv ABSTRAK ..................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 7 1.3 Identifikasi Masalah ............................................................................ 7 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10 2.1 Kajian Teoritis ..................................................................................... 10 2.1.1 Komunikasi Antarpribadi............................................................ 10 2.1.2 Kredibilitas Komunikator............................................................ 16 2.1.2.1 Jenis- Jenis Kredibilitas .................................................. 17
xi
2.1.2.2 Sumber Kredibilitas Komunikator .................................. 18 2.1.2.3 Teori Kredibilitas Sumber .............................................. 22 2.1.3 Penyuluh Pertanian ..................................................................... 25 2.1.4 Sikap ........................................................................................... 26 2.1.5 Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT ) padi sawah .. 27 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 29 2.3 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 32 2.4 Operasional Variabel ............................................................................ 35 2.5 Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 47 3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 47 3.2 Sifat Penelitian ..................................................................................... 48 3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 49 3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 50 3.5 Sumber Data ......................................................................................... 51 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 52 3.6.1 Uji Validitas (Test Of Validity)..................................................... 52 3.6.2 Uji Reliabilitas (Test Of Reliability) ............................................ 53 3.7 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................................ 55 3.7.1 Hasi Uji Validitas ........................................................................ 55 3.7.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 58 3.8 Populasi dan Sampel ............................................................................ 59 xii
3.8.1 Populasi ....................................................................................... 59 3.8.2 Sampel ......................................................................................... 60 3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 63 3.9.1 Teknik Pengolahan Data .............................................................. 63 3.9.2 Analisis Deskriptif ....................................................................... 64 3.9.3 Uji Normalitas Data ..................................................................... 65 3.9.4 Uji Koefisien Korelasi ................................................................. 66 3.9.5 Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 68 3.9.6 Analisis Regresi ........................................................................... 69 3.9.7 Uji Hipotesis ................................................................................ 71 3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................. 73 3.10.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 73 3.10.2 Jadwal Penelitian ....................................................................... 73 BAB IV Hasil Penelitian ............................................................................... 75 4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................................. 75 4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 79 4.2.1 Karakteristik Responden .............................................................. 79 4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 85 4.2.3 Analisis Deskriptif ....................................................................... 121 4.2.4 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 124 4.2.5 Hasil Uji Koefisien Korelasi ........................................................ 133 4.2.6 Hasil Uji Regresi ......................................................................... 138 xiii
42.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 150 4.2.8 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 156 4.2.8.1 Hasil Uji t ......................................................................... 156 4.2.8.2 Hasil Uji F ....................................................................... 159 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 165 4.3.1 Kompetensi Penyuluh Pertanian (X1) terhadap Sikap Petani (Y) 167 4.3.2 Karakter Penyuluh Pertanian (X2) terhadap Sikap Petani (Y) ..... 168 4.3.3 Tujuan Penyuluh Pertanian (X3) terhadap Sikap Petani (Y) ....... 169 4.3.4 Kepribadian Penyuluh Pertanian (X4) terhadap Sikap Petani (Y) 170 4.3.5 Dinamika Penyuluh Pertanian (X5) terhadap Sikap Petani (Y) ... 171 4.3.6 Kredibilitas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap Sikap Petani (Y) ....... 172 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 176 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 176 5.2 Saran ..................................................................................................... 177 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 179 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 205
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 81 Diagram 4.2 Kelas Umur Responden .............................................................. 83 Diagram 4.3 Status Perkawinan Responden .................................................... 84 Diagram 4.4 Pendidikan Responden ............................................................... 86 Diagram 4.5 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q1) ........................ 87 Diagram 4.6 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q2) ........................ 89 Diagram 4.7 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q3) ........................ 90 Diagram 4.8 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q4) ........................ 92 Diagram 4.9 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q5) ........................ 93 Diagram 4.10 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q6) ...................... 95 Diagram 4.11 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q7) ...................... 96 Diagram 4.12 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q8) ...................... 97 Diagram 4.13 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q9) ...................... 98 Diagram 4.14 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q10) .................... 100 Diagram 4.15 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q11) .................... 101 Diagram 4.16 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q12) .................... 103 Diagram 4.17 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q13) .................... 104 Diagram 4.18 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q14) .................... 106
xv
Diagram 4.19 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q15) .................... 107 Diagram 4.20 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q16) .................... 109 Diagram 4.21 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q17) .................... 110 Diagram 4.22 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q18) .................... 111 Diagram 4.23 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q19) .................... 113 Diagram 4.24 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q20) .................... 114 Diagram 4.25 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q21) .................... 115 Diagram 4.26 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q22) .................... 116 Diagram 4.27 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q23) .................... 118 Diagram 4.28 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q24) .................... 119 Diagram 4.29 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q25) .................... 120 Diagram 4.30 Grafik Normalitas X1 terhadap Y ............................................. 126 Diagram 4.31 Grafik Normalitas X2 terhadap Y ............................................. 128 Diagram 4.32 Grafik Normalitas X3 terhadap Y ............................................. 129 Diagram 4.33 Grafik Normalitas X4 terhadap Y ............................................. 131 Diagram 4.34 Grafik Normalitas X5 terhadap Y ............................................. 132 Diagram 4.35 Grafik Normalitas X terhadap Y .............................................. 134 Diagram 4.36 Grafik Regresi X1 terhadap Y .................................................. 140 Diagram 4.37 Grafik Regresi X2 terhadap Y .................................................. 142 Diagram 4.38 Grafik Regresi X3 terhadap Y .................................................. 143 Diagram 4.39 Grafik Regresi X4 terhadap Y .................................................. 145 Diagram 4.40 Grafik Regresi X5 terhadap Y .................................................. 147 xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Jumlah Produksi Beras di Kecamatan Ciruas .................................. 2 Tabel 2.1 Operasional Variabel ....................................................................... 35 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 40 Tabel 3.1 Skala Likert ...................................................................................... 51 Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha .................................. 54 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas variabel X ( Kredibilitas Penyuluh Pertanian) . 55 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas variabel Y ( Sikap Petani ) ............................... 57 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas variabel X ( Kredibilitas Penyuluh Pertanian) .......................................................................................................................... 58 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas variabel Y (Sikap Petani ) ............................ 59 Tabel 3.7 Besar Sampel Tiap Kluster ............................................................. 62 Tabel 3.8 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ........................................... 65 Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................... 68 Tabel 3.10 Jadwal Penelitian ........................................................................... 74 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Kecamatan Ciruas .......... 75 Tabel 4.2 Rata-rata tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah ................. 79 Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ............................................................... 80 Tabel 4.4 Kelas Umur Responden .................................................................. 82
xvii
Tabel 4.5 Status Perkawinan Responden ....................................................... 83 Tabel 4.6 Pendidikan Responden .................................................................... 85 Tabel 4.7 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q1).............................. 86 Tabel 4.8 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q2) ............................. 87 Tabel 4.9 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q3) ............................. 89 Tabel 4.10 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q4) ........................... 90 Tabel 4.11 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q5) ........................... 92 Tabel 4.12 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q6) ........................... 93 Tabel 4.13 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q7)............................ 94 Tabel 4.14 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q8) ........................... 96 Tabel 4.15 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q9) ........................... 97 Tabel 4.16 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q10) ......................... 99 Tabel 4.17 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q11) ......................... 100 Tabel 4.18 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q12) ......................... 101 Tabel 4.19 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q13) ......................... 103 Tabel 4.20 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q14) ......................... 104 Tabel 4.21 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q15) ......................... 106 Tabel 4.22 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q16) ......................... 108 Tabel 4.23 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q17) ......................... 109 Tabel 4.24 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q18) ......................... 110 Tabel 4.25 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q19) ......................... 112 Tabel 4.26 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q20).......................... 113 xviii
Tabel 4.27 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q21) ......................... 114 Tabel 4.28 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q22) ......................... 115 Tabel 4.29 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q23) ......................... 117 Tabel 4.30 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q24) ......................... 118 Tabel 4.31 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q25) ......................... 119 Tabel 4.32 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 terhadap Y................ 125 Tabel 4.33 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X2 terhadap Y................ 126 Tabel 4.34 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X3 terhadap Y ............... 128 Tabel 4.35 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X4 terhadap Y ............... 129 Tabel 4.36 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X5 terhadap Y ............... 131 Tabel 4.37 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X terhadap Y ................ 132 Tabel 4.38 Korelasi X1 terhadap Y .................................................................. 134 Tabel 4.39 Korelasi X2 terhadap Y .................................................................. 135 Tabel 4.40 Korelasi X3 terhadap Y .................................................................. 136 Tabel 4.41 Korelasi X4 terhadap Y .................................................................. 137 Tabel 4.42 Korelasi X5 terhadap Y .................................................................. 137 Tabel 4.43 Korelasi Ganda .............................................................................. 138 Tabel 4.44 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X1 terhadap Y ................ 139 Tabel 4.45 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X2 terhadap Y ................ 140 Tabel 4.46 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X3 terhadap Y ................ 142 Tabel 4.47 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X4 terhadap Y ................ 144 Tabel 4.48 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X5 terhadap Y ................ 145 xix
Tabel 4.49 Regresi Linier Berganda ............................................................... 147 Tabel 4.50 R Square X1 terhadap Y ................................................................ 150 Tabel 4.51 R Square X2 terhadap Y ................................................................. 151 Tabel 4.52 R Square X3 terhadap Y ................................................................. 152 Tabel 4.53 R Square X4 terhadap Y ................................................................ 153 Tabel 4.54 R Square X5 terhadap Y ................................................................ 154 Tabel 4.55 R Square X1 , X2 , X3 , X4 , X5 terhadap Y ...................................... 155 Tabel 4.56 Uji Hipotesis H01 ........................................................................... 156 Tabel 4.57 Uji Hipotesis H02 ........................................................................... 157 Tabel 4.58 Uji Hipotesis H03 ........................................................................... 157 Tabel 4.59 Uji Hipotesis H04 ........................................................................... 158 Tabel 4.60 Uji Hipotesis H05 ........................................................................... 159 Tabel 4.61 Uji F X1 terhadap Y ..................................................................... 159 Tabel 4.62 Uji F X2 terhadap Y ..................................................................... 160 Tabel 4.63 Uji F X3 terhadap Y ..................................................................... 161 Tabel 4.64 Uji F X4 terhadap Y ..................................................................... 162 Tabel 4.65 Uji F X5 terhadap Y ..................................................................... 163 Tabel 4.66 Uji F Berganda X1 , X2 , X3 , X4 , X5 terhadap Y ............................ 164
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 29 Gambar 2.2 Hipotesis 1.................................................................................... 33 Gambar 2.3 Hipotesis 2 ................................................................................... 33 Gambar 2.4 Hipotesis 3 ................................................................................... 33 Gambar 2.5 Hipotesis 4 ................................................................................... 34 Gambar 2.6 Hipotesis 5 ................................................................................... 34 Gambar 2.7 Hipotesis 6 ................................................................................... 35
xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 telah meluncurkan program percepatan peningkatan produksi beras yang dikenal dengan Program Peningkatan
Produksi
Beras
Nasional
(P2BN).
Sebagai
penunjang
pembangunan pertanian, tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi secara efektif. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi pertanian. Teknologi pertanian yang digunakan dalam menunjang program peningkatan produksi beras nasional adalah teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah. PTT padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi, yang juga bertujuan dalam meningkatkan produktivitas tanaman dari segi hasil dan kualitas melalui penerapan teknologi yang cocok dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) serta menjaga kelestarian lingkungan.1 Teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah sebagai komponen teknologi dasar pengelolaan tanaman terpadu padi yang dapat diterapkan di semua lahan sawah. Teknologi yang dimaksud terdiri atas penggunaan benih bemutu atau bersertifikat, jerami digunakan pupuk/tidak dibakar, jarak tanam teratur digaris, pemberian pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
1
Yudi Soetardjo, artikel Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah, https://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/04/29/ptt-padi-sawah/ (Diakses tanggal 13 Mei 2016)
1
2
Provinsi Banten termasuk ke dalam 10 provinsi penghasil beras tertinggi di Indonesia yang menghasilkan surplus beras 86 ribu ton pada tahun 2008.2 Di Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Ciruas merupakan wilayah sentra padi yang memiliki lahan sawah seluas 2.346 hektar sehingga berpotensi besar dalam menghasilkan beras untuk mendukung program peningkatan produksi beras nasional. Jumlah produksi beras di Kecamatan Ciruas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Walaupun jika dilihat pada tahun 2012 mengalami penurunan, namun hal tersebut merupakan akibat dari adanya pemekaran wilayah. Awalnya Kecamatan Ciruas memiliki 17 desa namun kini menjadi 15 desa karena 2 desa masuk ke wilayah pemekaran. Tabel 1.1 Jumlah Produksi Beras di Kecamatan Ciruas Tahun
Jumlah Produksi Beras
2008
14.707 ton
2009
14.921 ton
2010
15.089 ton
2011
15.571 ton
2012
13.070 ton
2013
13.757 ton
2014
14.141 ton
2015
14.083 ton
Sumber : UPT. BP3K Kecamatan Ciruas Peningkatan dari tahun ke tahun tersebut terjadi seiring dengan dicanangkannya program peningkatan produksi beras nasional yang ditunjang
2
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/03/16462125/Ini.10.Provinsi.Penghasil.Beras.Ter tinggi.di.Indonesia (diakses tanggal 30 Januari 2017)
3
dengan menggunakan teknologi PTT padi sawah. Kebijakan pemerintah di banyak negara, semakin berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh petani. 3 Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan salah satu alat yang digunakan pemerintah untuk menyosialisasikan tujuan dan sasaran kebijakan pemerintah di sektor pertanian, khususnya kebijakan peningkatan produksi beras nasional. Proses komunikasi dalam penyuluhan selalu dikaitkan dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, pengetahuan dan keterampilan sasaran komunikasi. Baik secara langsung atau tidak langsung sehingga sasaran komunikasi akan berubah menuju ke arah lebih baik dengan cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan.4 Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui seorang penyuluh untuk mengkomunikasikan program dalam bentuk pesan tertentu dan perkembangan teknologi di bidang pertanian kepada petani. Penyuluh merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan petani. Pada aktivitasnya penyuluh pertanian melakukan kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi berupa teknologi pertanian kepada petani. Penyuluh bertugas menyampaikan informasi berupa teknologi pertanian PTT padi sawah yang menunjang program peningkatan produksi beras nasional. Penyuluh dapat memberi kesempatan kepada petani untuk bertanya seluas-luasnya pada saat penyuluhan tersebut, sehingga dalam pertemuan tersebut penyuluh dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan bisa diterima atau tidak. 3
A.W Van Den Ban,, dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta. PT Kanisius. Hal: 33 4 Lucie Setiana 2005. Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. Ghalia Indonesia. Hal: 18
4
Penyebaran informasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh penyuluh kepada petani berlangsung melalui saluran komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi dianggap lebih efektif dalam tahap persuasi untuk membujuk individu menerima ide-ide baru. Hal tersebut didukung oleh konsep dua langkah arus (two-step flow) komunikasi yang dikemukakan oleh Elihu dan Paul Lazarsfeld dalam buku mereka yang berjudul “Pengaruh Pribadi” (Personal Influence).5 Effendy juga berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.6 Melalui saluran komunikasi antar pribadi, penyuluh dapat secara langsung memberikan pengaruh secara pribadi kepada petani dalam menyampaikan sebuah informasi berupa teknologi PTT padi sawah. Komunikasi menjadi lebih intensif karena bersifat dua arah, langsung diterima satu sama lain sehingga bisa secara langsung diketahui umpan baliknya. Percakapan yang dilakukan antara penyuluh pertanian dengan petani berlangsung dalam sebuah pertemuan yang dilakukan selama lima kali dalam satu musim panen. 5
Brent D. Ruben, Lea P. Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia (Edisi Kelima). Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. Hal: 46 6 Onong U Effendy. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 9-10
5
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan komunikasi antar pribadi apabila dipandang dari sudut komunikator adalah kredibilitas. Kredibilitas merupakan kewibawaan. Secara teoritis, semakin berwibawa seorang komunikator di mata komunikan, maka akan semakin mudah mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku komunikan.7 Untuk mendukung keberhasilan penyuluh dalam menyampaikan informasi teknologi pertanian kepada petani, penyuluh sebagai komunikator dalam penyuluhan teknologi pertanian PTT padi sawah harus memiliki kredibilitas agar semakin mudah mempengaruhi sikap dan perilaku petani dalam penerapan teknologi yang disuluhkan. Merujuk pada teori kredibilitas sumber yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam bukunya yang berjudul Communication and Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah. 8 Penyuluh dengan kredibilitas yang tinggi akan berpengaruh besar terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih banyak menghasilkan perubahan sikap petani pada penggunaan teknologi pertanian PTT padi sawah. James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan
7
Suranto Aw. 2011.Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal: 121 Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Simbiosa Rekatama. Hal: 57 8
6
(intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics).9 Kredibilitas seorang penyuluh pertanian bersumber dari yang pertama yaitu kompetensi penyuluh terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi pertanian PTT padi sawah. Yang kedua, karakter penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Yang ketiga, tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Yang keempat, kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dan yang kelima, dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan. Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Banten menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan penyuluh pertanian saat ini berkurang. Sebagian besar penyuluh yang direkrut pemerintah belum mengikuti pelatihan dasar penyuluhan melainkan hanya menempuh pelatihan secara singkat. Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Ciruas” 9
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. Hal: 74
7
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian adalah “Seberapa besar pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di kecamatan ciruas” 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Seberapa besar pengaruh kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas?
2.
Seberapa besar pengaruh karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas?
3.
Seberapa besar pengaruh tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas?
4.
Seberapa besar pengaruh kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas?
5.
Seberapa besar pengaruh dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas?
8
6.
Seberapa besar pengaruh kredibilitas (kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamika) penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis dapat merumuskan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk : 1.
Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
2.
Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
3.
Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
4.
Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
5.
Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
9
6.
Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kredibilitas (kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamika) penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
1.5 Manfaat Penelitian 1.
Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan
di bidang ilmu komunikasi dalam konteks komunikasi antar pribadi, khususnya Teori Kredibilitas Sumber. Teori tersebut menjelaskan bahwa Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah. 2.
Kegunaan Praktis Secara Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan bagi
Badan Pelaksana dan Penyuluhan Ketahanan Pangan Kabupaten Serang untuk dapat mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian dengan melakukan pembinaan penyuluh dalam rangka kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani sebagai aktor pembangunan dalam penerapan teknologi pertanian untuk mendukung program peningkatan produksi beras nasional.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.10 Situasi tatap muka tersebut menyebabkan masing-masing pihak terlibat dalam proses komunikasi sehingga dapat langsung merasakan dan mengetahui umpan balik dari komunikan. Umpan balik komunikasi antar pribadi segera dapat didapatkan sebagai suatu balasan atau tanggapan yang terjadi saat itu juga. Terdapat beberapa ahli mendefinisikan komunikasi antar pribadi, diantaranya Agus M. Hardjana yang mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antardua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. 11 Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.12 Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
10
Wiryanto. 2006.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Grasindo.Hal: 32 Suranto Aw. 2011.Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal: 3 12 Ahmad Sihabudin. Rahmi Winangsih.2012.Komunikasi Antarmanusia. Serang. Pustaka Getok Tular. Hal: 109 11
10
11
komunikasi antar pribadi terjadi ketika komunikator mengirim pesan kepada komunikan secara langsung sehingga dapat menimbulkan umpan balik seketika. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis tersebut menunjukan adanya interaksi sehingga masing-masing pihak berfungsi menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Interaksi tatap muka antara penyuluh pertanian dengan petani pada saat penyuluhan memungkinkan adanya umpan balik secara langsung yang menjadi tolak ukur apakah pesan berupa teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut diterima atau ditolak
oleh
petani.
Proses
penyuluhan
secara
dialogis
tersebut
menggambarkan situasi bahwa penyuluh dan petani tersebut berfungsi ganda dimana masing-masing secara bergantian menjadi pembicara dan pendengar sehingga tujuan kegiatan penyuluhan dapat tercapai. Terdapat beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan komunikasi antar pribadi apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan dan pesan.13 1. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikator a. Kredibilitas, yaitu kewibawaan seorang komunikator dihadapan komunikan. Pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator yang kredibilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh terhadap penerima pesan.
13
Suranto Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal: 84
12
Seorang penyuluh agar memiliki kredibilitas saat melaksanakan penyuluhan harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang penyuluhan serta memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang penyuluhan sehingga pesan yang disampaikan akan dipercaya dan mudah diterima oleh petani sebagai komunikan. b. Daya tarik, yaitu daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya tarik ini akan mengundang simpati penerima pesan komunikasi. Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Adanya daya tarik penyuluh sebagai komunikator akan lebih mudah menarik perhatian petani sebagai penerima pesan. c. Kemampuan intelektual, yaitu tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator, terutama dalam hal menganalisis suatu kondisi sehingga bisa mewujudkan cara komunikasi yang sesuai. Kemampuan penyuluh dalam berkomunikasi juga menjadi penentu apakah pesan berupa teknologi pertanian tersebut dapat tersampaikan dengan baik ataupun sebaliknya. d. Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan. Agar pesan berupa teknologi pertanian yang disampaikan oleh penyuluh lebih mudah diperhatikan bahkan sampai diterima oleh
13
petani, maka penyuluh juga dapat meyakinkan petani dengan berbagi pengalaman penyuluh tersebut yang menunjang bahwa pesan tersebut memang harus dilaksanakan. e. Keterpercayaan, apabila komunikator dipercaya oleh komunikan maka akan lebih mudah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain. Ketika penyuluh sudah mendapat kepercayaan dari para petani maka petani pun akan lebih mudah dipengaruhi terhadap
apa
yang
disampaikan
oleh
penyuluh
sebagai
komunikator. f. Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan hidupnya. Apabila situasi lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu lain yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain. Walaupun waktu penyuluhan sudah ditentukan selama satu musim panen, namun penyuluh juga harus memperhatikan situasi dan kondisi di lapangan.Penyuluh harus menyesuaikan waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan agar penyuluhan dapat dihadiri oleh banyak audiens (petani). g. Kematangan tingkat emosional, yaitu kemampuan komunikator untuk
mengendalikan
emosinya
sehingga
tetap
dapat
melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak.
14
h. Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara. i. Komunikator harus bersikap supel, ramah, dan tegas. 2.
Faktor keberhasilan diihat dari sudut komunikan a. Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna materi yang diberikan oleh komunikator. Yang menjadi komunikan pada saat penyuluhan adalah petani. Petani yang cepat tanggap akan lebih mudah menerima dan mencerna materi berupa teknologi pertanian yang diberikan oleh penyuluh sebagai komunikator. b. Komunikan yang memiliki pengetahuan yang luas akan cepat menerima informasi yang diberikan komunikator. Dengan keluasan pengetahuan yang dimiliki oleh petani maka teknologi pertanian yang disampaikan pun akan cepat diterima oleh mereka. c. Komunikan harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar tercipta proses komunikasi yang lancar. d. Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara. e. Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator. Dalam kehidupan bersosial tentunya setiap manusia memerlukan adaptasi dengan lingkungannya begitupun dengan petani. Petani sebagai komunikan dalam penyuluhan diharapkan mampu
15
bersikap bersahabat dengan penyuluh walaupun dengan latar belakang yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. 3.
Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan a. Pesan komunikasi antar pribadi perlu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam mempersiapkan pesan berupa teknologi pertanian, penyuluh melakukan perencanaan sedemikian rupa sehingga petani sebagai komunikan akan memperhatikan bahkan memberikan umpan balik secara langsung kepada komunikator. b. Lambang-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dapat dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu komunikator dan komunikan. c. Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan kondisi maupun situasi setempat. Dalam menyampaikan pesan berupa teknologi pertanian, tentunya harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan. Ketika teknologi pertanian tersebut memungkinkan untuk dapat dilaksanakan maka pesan tersebut dapat disampaikan, namun ketika teknologi pertanian tersebut tidak memungkinkan untuk dilaksanakan maka pesan tersebut pun susah untuk diterima oleh petani setempat. d. Tidak menimbulkan multi interpretasi atau penafsiran yang berlainan.Teknologi pertanian yang disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi tafsir.
16
e. Sediakan informasi yang praktis, berguna dan membantu komunikan melakukan tindakan yang diinginkan. f. Berikan fakta dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail, dan spesifik disertai bukti untuk mendukung opini. Pesan akan mudah dipercaya apabila pesan tersebut disertai fakta. Ketika teknologi pertanian disampaikan, akan lebih mudah dipercaya apabila penyuluh memberikan fakta berdasarkan pengalaman atau hasil dari penelitian sebelum teknologi pertanian tersebut diperintahkan kepada petani. Pesan tersebut bisa disertai dengan dokumentasi
atau
memang
penyuluh
tersebut
berhasil
melaksanakan teknologi pertanian tersebut dalam hal ini teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. g. Tawarkan rekomendasi dengan cara mengemukakan langkahlangkah
yang
disarankan
untuk
membantu
komunikan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kegiatan penyuluhan berlangsung secara dialogis sehingga pesan dapat didiskusikan melalui proses tanya jawab dimana penyuluh dapat meyakinkan petani dengan memberi rekomendasi langkah-langkah dalam melaksanakan teknologi pertanian tersebut. 2.1.2 Kredibilitas Komunikator Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang
dimiliki
sumber
hingga
diterima
atau
diikuti
khalayak
17
(penerima). 14 Seorang sumber informasi harus peduli terhadap kredibilitas dirinya sendiri, dimana kredibilitas ini berkaitan dengan persepsi khalayak tentang keefektifan seseorang sebagai pembicara. 15 Seorang komunikator dalam proses komunikasi akan sukses apabila berhasil menunjukkan source credibility,
artinya
menjadi
sumber
kepercayaan
bagi
komunikan.
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya dipercaya. 2.1.2.1 Jenis-Jenis Kredibilitas Terdapat tiga jenis kredibilitas yang perlu dimiliki seorang komunikator, yaitu ethos, pathos serta logos. Ethos, Pathos, Logos menurut Casmir yaitu:16 1. Ethos Ethos diartikan sebagai “sumber kepercayaan” (source kredibility) yang ditunjukkan oleh seorang komunikator bahwa ia memang pakar dalam bidangnya, sehingga ia dapat dipercaya oleh komunikan. Ethos mutlak harus dimiliki oleh setiap komunikator, oleh karenanya apabila
seorang
komunikator
tidak
memiliki
ethos,
setiap
komunikasi yang ia lakukan besar kemungkinan akan menimbulkan efek bumerang (boomerang effect), yang menyebabkan ia kehilangan kepercayaam, kehormatan, dan wibawa.
14
Hafied Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 95 Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal: 55 16 Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 351-352 15
18
2. Pathos Pathos diartikan sebagai “imbauan emosional (emotional appeals) yang ditunjukkan oleh seorang rhetor dengan menampilkan gaya serta bahasanya yang mampu membangkitkan kegairahan dengan semanngat yang berkobar-kobar pada khalayak. 3. Logos Logos diartikan sebagai “imbauan logis” (logical appeals) yang ditunjukkan oleh seorang orator bahwa uraiannya masuk akal sehingga patut untuk diikuti serta dilaksanakan oleh khalayak. 2.1.2.2 Sumber Kredibilitas Komunikator James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics).17 Kompetensi (competence) ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang komunikator pada masalah yang dibahasnya, serta mengacu pada keahliannya sebagai komunikator. Dalam hal ini komunikator juga harus menguasai mulai dari penguasaan materi hingga keahliannya sebagai komunikator. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, dan terlatih.
17
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. Hal: 74
19
Untuk dikatakan ahli, orang tidak perlu memiliki semua kualitas di atas. Satu atau dua sifat saja umumny dianggap sudah mencukupi.18 Sikap (character) menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah prinsip juga mengacu pada sifat tertentu yang dimiliki komunikator yang berkaitan dengan moralnya, seperti kejujuran keadilan, kebenaran, sehingga dapat membuat komunikan mempercayainya.
19
Aristoteles menyebutkan karakter komunikator
sebagai ethos yang terdiri dari pikiran yang baik, akhlak yang baik dan maksud yang baik (good sense, good moral, character, good will).20 Akhlak yang baik menunjukkan budi pekerti yang baik. Menurut Hasan rahimahullah bahwa budi pekerti yang baik adalah menunjukkan wajah
yang
berseri-seri,
memberikan
bantuan
sebagai
tanda
kedermawanan dan menahan diri dari perbuatan yang menyakiti. Dalam memberikan penyuluhan pertanian, penyuluh harus bersabar dalam memberikan penyuluhannya apabila ada kondisi dimana petani tidak menerima informasi yang disampaikannya. Tujuan (intention) atau motif yang mendorong seseorang dalam menyampaikan pesan. Seorang komunikator harus yakin dan tahu pasti apa yang menjadi tujuan dalam menyampaikan materi tersebut sehingga dirinya pun yakin bahwa materi yang disampaikan memang perlu serta berguna untuk audiens. 21 Komunikator dalam penyuluhan bertujuan
18
Drs. Antar Venus. 2009. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Hal: 60 Hafied Cangara. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 92 20 Jalaludin Rakhmat. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 255 21 Hafied Cangara. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 92 19
20
untuk mempersuasi komunikan agar tercapai tujuan penyuluhan yang telah ditetapkan. Kepribadian (personality) menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat serta memiliki sifat-sifat yang menyenangkan, keterbukaan melihat masa depan dan posisi positif lainnya yang menunjukkan pribadi mereka. Komunikator yang mempunyai sifat tersebut yang dapat menimbulkan ketenangan dan kesenangan pada diri khalayak sehingga mereka tidak ragu dalam mendengarkan materi yang dibahas oleh komunikator. Pada kehidupan nyata, orang menyukai, menolong kita, sabar dan baik hati pada kita tentu saja menumbuhkan perasaan yang lebih hangat daripada orang yang tidak melakukan ketiganya. 22 Keterbukaan mutlak diperlukan agar suatu hubungan dapat tumbuh dan berkembang. Untuk membangun sebuah hubungan, orang harus saling terbuka. Hal ini dilakukan pada saat menentukan dimana mereka harus saling mengungkapkan lebih banyak lagi mengenai pikiran, perasaan, dan reaksi terhadap situasi yang tengah dihadapi, sikap jujur, adil, dan sabar dapat mendukung predikat komunikator sebagai orang yang dapat dipercaya yang merupakan suatu aspek penting dalam kredibilitas. Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi sering terjadi karena kita tidak saling mempercayai.23
22
Ibid. Hal: 120 A. Supratiknya. 2003. Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 44 23
21
Sedangkan dinamika (dynamics) mengacu pada penampilan seorang komunikator yang bersemangat dalam menyampaikan pesan. Komunikator yang dinamis misalnya terlihat agresif, empatik, ekstrovert (terbuka), dan tangguh akan cenderung terlihat lebih kredibel daripada komunikator yang pasif.24 Dinamika juga menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya
justru membosankan
komunikan.25 Penyuluh pertanian harus menguasai materi yang dibahas yaitu teknologi pertanian PTT padi sawah hingga keahliannya sebagai komunikator. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, dan terlatih. Karakter dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan.
24
Hafied Cangara. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 92 Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. Hal: 74 25
22
2.1.2.3 Teori Kredibilitas Sumber Teori kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) yang dikemukakan
oleh
Hovland,
Janis
dan
Kelley
dalam
buku
Communication and Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. Asumsi dasar teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap akan lebih banyak terjadi jika sumber-sumbernya cukup kredibel. Kita biasanya akan lebih percaya dan cenderung menerima dengan baik pesan-pesan yang disampaikan oleh orang yang memiliki kredibilitas di bidangnya. “High credibility sources had a substantially greater immediate effect on the audience’s opinions than low credibility sources” (Hovland, 1953:270). Definisi dari Hovland tersebut juga dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu sumber dengan kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap opini audiens daripada sumber dengan kredibilitas rendah.26 Penelitian awal pada kredibilitas mencari tahu bagaimana modifikasi pada karakteristik-karakteristik sumber mempengaruhi keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu . (Hovland, Janis & Kelley, 1953). 27 Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan
26
Anggita Dwi Ayuningtyas, Wawan Setiawan, Tri Damayanti. “Hubungan Kredibilitas Native Speaker Pada Program Dynamic Speaking Dengan Sikap Siswa Pada Bahasa Inggris”, eJurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran, Vol.1., No.1. 2012. Hal: 6 27 Dewi, Taufik. artikel Kredibilitas dalam Komunikasi. https://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/ (Diakses tanggal 17 Juli 2016)
23
sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Penyuluh dengan kredibilitas tinggi. Penyuluh dengan kredibilitas yang tinggi akan berpengaruh besar terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih banyak menghasilkan perubahan sikap pada teknologi PTT padi sawah. Komunikator yang dimaksud oleh Hovland adalah individu yang berkomunikasi secara langsung kepada audiens dan menyampaikan pandangannya terhadap suatu masalah. Dengan begitu komunikator atau sumber memiliki tujuan dalam berkomunikasi kepada audiensnya. Hovland juga menggambarkan peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan bukan ahli. Suatu pesan persuasif akan lebih efektif apabila kita mengetahui bahwa penyampai pesan adalah orang yang ahli di bidangnya.28 Kredibilitas komunikator terbentuk oleh keahlian komunikator dalam menguasai informasi mengenai objek yang dimaksud dan memiliki keterpercayaan terhadap derajat kebenaran informasi yang ia sampaikan. Adanya daya tarik adalah sebagai salah satu komponen pelengkap dalam pembentukan kredibilitas sumber. Apabila sumber merupakan individu yang tidak menarik atau tidak disukai, persuasi biasanya tidak efektif. Menurut Hovland perubahan sikap meliputi perubahan opini (opinion change), perubahan persepsi (perception change), perubahan 28
Dr. Syaifudin Azwar. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Hal:64-65
24
perasaan atau emosi (affect change), dan perubahan perilaku (action change). Secara nyata teori ini memberikan penjelasan bahwa semakin kredibel sumber maka akan semakin mudah mempengaruhi cara pandang audiens. Dengan kata lain kredibilitas seseorang mempunyai peranan yang penting dalam mempersuasi audiens untuk menentukan pandangannya. James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics). Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan seorang komunikator punya maksud baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan komunikan.29 Kredibilitas penyuluh pertanian dapat dilihat dari kompetensi terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi pertanian PTT padi sawah. Karakter penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi 29
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. Hal: 74
25
sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan. 2.1.3 Penyuluh Pertanian Dalam kegiatan penyuluhan pertanian hanya dikenal satu kriteria penyuluh, yaitu penyuluh pertanian. Yang disebut dengan penyuluh pertanian adalah sebagai berikut :30 1.
Penyuluh yang langsung berhubungan dengan petani, yang sifatnya dikenal oleh para petani di pedesaan; misalnya Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ataupun Penyuluh Pertanian Media.
2.
Penyuluh yang tidak langsung berhubungan dengan petani yang pada umumnya
berstatus
sebagai
pegawai
suatu instansi
yang ada
hubungannya dengan kegiatan pertanian; misalnya petugas dari Dinas Pertanian, Pembangunan Masyarakat Desa, Koperasi, dan sebagainya. Seorang penyuluh pertanian dalam kegiatannya memiliki tiga peranan yang tidak dapat dipisahkan. Peranan yang dimaksud yaitu bahwa seorang penyuluh dalam kegiatannya ia berfungsi sebagai pengajar, pemimpin dan sebagai penasihat. 30
U. Samsudin S. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bandung. Angkasa Offset. Hal: 37
26
Dalam penelitian ini, penyuluh yang dimaksud adalah Penyuluh Pertanian Lapangan.Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan petugas dari Dinas Pertanian kota/kabupaten yang diperbantukan untuk memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian dengan basis administrasi kecamatan. Sebelum membina, Penyuluh Pertanian Lapangan perlu melakukan pendekatan dengan memahami kemampuan kelompok maupun perorangan agar materi yang disampaikan kepada petani dapat dicerna dengan baik oleh petani. 2.1.4 Sikap Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif predisposisi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dan aktivitas. Adapun definisi sikap menurut Azwar adalah keteraturan tertentu dalam pemikiran (kognisi), perasaan (afeksi), dan predisposisi (konasi) terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.31 Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative).32 1. Komponen kognitif Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan 31
Dr. Syaifudin Azwar. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Hal: 5 32 Ibid. 2015. Hal: 23-27
27
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Namun kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi. 2. Komponen afektif Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. 3. Komponen Konatif Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang berperilakuu dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. 2.1.5 Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) adalah salah satu upaya pemerintah berupa kegiatan Kementerian Pertanian dalam peningkatan produksi beras disertai penyediaan input sarana dan prasarana melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian, teknologi dan kelembagaan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
28
Dalam mendukung program P2BN penyuluh pertanian wajib menyusun program penyuluhan pertanian yaitu rencana penyuluhan pertanian tertulis yang disusun secara sistimatis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Sedangkan rekomendasi teknologi dalam anjuran penerapan teknologi sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Prinsip utama penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah partisipasi aktif petani dan penyuluh merupakan kunci utama keberhasilan penerapan inovasi teknologi padi dengan pendekatan PTT, selanjutnya perlu diperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya, dan ekonomi petani setempat, kemudian keterpaduan sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu. Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang akan digunakan penulis dalam penelitian adalah pengaturan populasi tanaman, antara lain melalui pengaturan jarak tanam dan jajar legowo, benih bermutu dan berlabel serta pemupukkan berimbang. Penyuluh pertanian di Kecamatan Ciruas sudah melakukan penyuluhan ketiga inovasi tersebut kepada petani
29
padi sawah karena inovasi berupa teknologi pertanian tersebut merupakan salah satu upaya dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak sehingga tercapainya Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). 2.2 Kerangka Berpikir Dalam sebuah penelitian, diperlukan landasan untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan. Maka penulis memerlukan kerangka pemikiran berupa teori, model atau pendapat para ahli yang tidak diragukan lagi kebenarannya, yaitu teori mengenai hal yang berkaitaan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Menurut penulis, teori yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah teori kredibilitas sumber. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir FENOMENA : Teknologi PTT padi sawah merupakan teknologi pertanian penunjang P2BN yang disampaikan melalui seorang penyuluh sebagai komunikator kepada petani sebagai komunikan untuk diterapkan oleh petani.
Teori yang digunakan Teori Kredibilitas Sumber
Asumsi Teori Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih akan banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah.
Kredibilitas Penyuluh (X) 1. 2. 3. 4. 5.
Kompetensi(competence) Sikap (character) Tujuan (intention) Kepribadian (personality) Dinamika (dynamics)
Sikap Petani (Y) 1. Kognitif 2. Afektif 3. Konatif
30
(Sumber: Hovland, Janis & Kelley. 2007:270, Syaiful Rohim. 2009:74, Dr. Syaifudin Azwar. 2011:5 dan Modifikasi Penulis) Pemerintah telah meluncurkan program percepatan peningkatan produksi beras yang dikenal dengan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sebagai penunjang pembangunan pertanian, tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi pertanian secara efektif. Teknologi pertanian yang digunakan dalam menunjang program peningkatan produksi beras nasional adalah teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah. Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui seorang penyuluh untuk mengkomunikasikan program dalam bentuk pesan tertentu dan perkembangan teknologi di bidang pertanian kepada petani melalui penyuluhan secara tatap muka atau komunikasi antar pribadi. Salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi antar pribadi adalah kredibilitas komunikator dalam hal ini adalah penyuluh. Penulis menggunakan teori kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam buku Communication and Persuasion
yang menyatakan bahwa seseorang
dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. “High credibility sources had a substantially greater immediate effect on the audience’s opinions than low credibility sources” (Sumber dengan kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap opini audiens daripada sumber dengan kredibilitas rendah).
31
Asumsi dasar teori ini adalah sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Penyuluh dengan kredibilitas yang tinggi akan berpengaruh besar terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih banyak menghasilkan perubahan sikap pada teknologi PTT padi sawah. James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention) , kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics).Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan seorang komunikator punya maksud baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah pembicara memiliki
pribadi yang hangat dan
bersahabat. Sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan komunikan.33 Penyuluh pertanian harus memiliki kompetensi terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi pertanian PTT padi sawah. Karakter penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian 33
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. Hal: 74
32
tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan. Teori tentang sikap dikemukakan oleh Allport yang menjelaskan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif serta komponen konatif. Komponen kognitif dalam penelitian ini berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman petani mengenai informasi teknologi pertanian PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh. Komponen afektif melibatkan perasaan ketertarikan terhadap informasi teknologi pertanian PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh. Dan yang terakhir adalah komponen konatif yang menunjukkan kecenderungan dan kesiapan berperilaku yang ada pada diri petani. 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus di uji terlebih dahulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. 34 Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
34
Rachmat Kriyantono.2010.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Hal: 28
33
penelitian, belum jawaban yang empirik.35 Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y)
Kompetensi (Competence) Penyuluh Pertanian (X1) Gambar 2.2 Hipotesis 1 Ho1
: Tidak terdapat pengaruh antara kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha1
: Terdapat pengaruh antara kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y) (Y)
Karakter (Character) Penyuluh Pertanian (X2) Gambar 2.3 Hipotesis 2 Ho2
: Tidak terdapat pengaruh antara karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha2
: Terdapat pengaruh antara karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y)
Tujuan (Intention) Penyuluh Pertanian (X3) Gambar 2.4 Hipotesis 3 35
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta. Hal: 71
34
Ho3
: Tidak terdapat pengaruh antara tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha3
: Terdapat pengaruh antara tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y)
Kepribadian (Personality) Penyuluh Pertanian (X4)
Gambar 2.5 Hipotesis 4 Ho4
: Tidak terdapat pengaruh antara kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha4
: Terdapat pengaruh antara kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y)
Dinamika (Dynamics) Penyuluh Pertanian (X5) Gambar 2.6 Hipotesis 5 Ho5
: Tidak terdapat pengaruh antara dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha5
: Terdapat pengaruh antara dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
35
Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y)
Kredibilitas Penyuluh Pertanian (X6) Gambar 2.7 Hipotesis 6 Ho6
: Tidak terdapat pengaruh antara kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha6
: Terdapat pengaruh antara kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
2.4 Operasional Variabel Operasional variabel digunakan sebagai landasan dalam membuat kuesioner, untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian. Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Operasional Variabel Variabel
Sub Variabel
Kredibilitas Penyuluh Pertanian
Variabel Bebas (X)
Kompetensi (competence) X1
Indikator 1. Kemampuan
Skala penyuluh 1. Likert
menguasai materi 2. Keahlian
penyuluh
dalam 2. Likert
berkomunikasi 3. Pengalaman
penyuluh 3. Likert
memberikan penyuluhan Sikap
1. Penyuluh memiliki sifat jujur
(character)
2. Penggunaan tutur kata yang 2. Likert
X2
sopan materi
saat
menyampaikan
1. Likert
36
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala
3. Penyuluh memiliki akhlak yang 3. Likert baik 4. Kemampuan
penyuluh 4. Likert
menunjukkan keyakinan bahwa teknologi
pertanian
yang
disampaikan tersebut berguna bagi petani Tujuan
1. Kemampuan
penyuluh 1. Likert
(intention)
membuktikan bahwa informasi
X3
teknologi
pertanian
yang
disampaikan
itu
menguntungkan. 2. Kemampuan penyuluh memberi 2. Likert keyakinan termotivasi
agar
petani
untuk
menerima
teknologi pertanian. Kepribadian (personality) X4
1. Penyuluh memiliki pribadi yang 1. Likert hangat dan bersahabat 2. Penyuluh
terbuka
dalam 2. Likert
menerima kritik dan saran 3. Kemampuan
penyuluh 3. Likert
menciptakan rasa nyaman saat penyuluhan Dinamika (dynamics) X5
1. Penyuluh bersemangat dalam 1. Likert menampaikan materi 2. Kemampuan membuat terhadap
penyuluh 2. Likert petani materi
antusias yang
disampaikan 3. Likert
37
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala
3. Penyuluh
memiliki
ketangguhan
dalam
menyampaikan materi Kognitif
1. Pengetahuan
petani
pada 1. Likert
teknologi PTT padi sawah 2. Pengetahuan
petani
pada 2. Likert
pelaksanaan pola tanam sesuai anjuran 3. Pemahaman petani pada cara
3. Likert
Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah
Variabel Terikat (Y)
pelaksanaan pemupukan sesuai anjuran 4. Pemahaman
petani
pada
4. Likert
keuntungan-keuntungan teknologi PTT padi sawah Afektif
1. Ketertarikan
petani
pada 1. Likert
teknologi PTT padi sawah 2. Penerimaan
petani
pada 2. Likert
teknologi PTT padi sawah 3. Keyakinan
petani
pada 3. Likert
teknologi PTT padi sawah Konatif
1. Kesediaan menerapkan
petani
dalam 1. Likert
teknologi
PTT
padi sawah 2. Kecenderungan petani dalam 2. Likert menerapkan
teknologi
PTT
padi sawah 3. Pengambilan keputusan petani 3. Likert dalam
penerapan
PTT padi sawah
teknologi
38
2.5 Penelitian Sebelumnya 1.
Judul Penelitian
: Pengaruh Kredibilitas Fasilitator Terhadap Sikap Anggota Kelompok PNPM Mandiri Perdesaan Untuk Berwirausaha Di Kabupaten Subang-Jawa Barat
Nama Peneliti
: Abraham Raubun
Tahun
: 2011
Universitas
: Universitas Mercu Buana
Deskripsi Penelitian : Fasilitator pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Sebagai seorang komunikator, fasilitator sangat ditentukan olehkredibilitas yang dimilikinya
yang
mencakup
keahlian,
keterpercayaan dan daya tarik. Keberadaannya merupakan upaya pemerintah membentuk dan mengelola hubungan timbal balik yang harmonis antara institusi, khususnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD) Kementerian
Dalam
Negerisebagai
pelaksana
PNPM Mandiri Perdesaan dengan masyarakat miskin sebagai sasaran program.Karena itu berbagai informasi
tentang
fasilitator
PNPM
Mandiri
Perdesaan di lapangan sangat diperlukan untuk
39
meningkatkan
kualitas
para
fasilitator
dalam
mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di masa mendatang. 2.
Judul Penelitian
: Hubungan Antara Kredibilitas Komunikator Kegiatan “KWACI Goes To School” dengan Pengambilan Keputusan Siswa SMA Negeri 2 Cianjur
dalam
Melanjutkan
Pendidikan
di
Universitas Padjajaran Nama Peneliti
: Sefti Nurannisa Ruswika
Tahun
: 2013
Universitas
: Universitas Padjajaran
Deskripsi Penelitian : Pentingnya mengenyam pendidikan di universitas bagi siswa SMA adalah untuk mendapat kestabilan dalam kehidupan, maka mereka mencari ilmu setinggi mungkin. Universitas Padjajaran adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung , Jawa Barat , Indonesia. Pada tahun 2011 Unpad merupakan perguruan tinggi dengan jumlah peminat tertinggi
pada
jalur
SNMPTN.
Kuluwargi
Mahasiswa Cianjur (KWACI Unpad) merupakan sebuah
organisasi
anggotanya
kedaerahan
merupakan
yang
mahasiswa
seluruh
Universitas
Padjajaran yang berasal dari Cianjur. Salah satu
40
program kerja KWACI Unpad adalah „KWACI goes
to
school”
yang
merupakan
kegiatan
pemberian informasi selengkap-lengkapnya kepada siswa SMA sebagai salah satu aspek pemenuhan informasi untuk sehingga
perubahan konatif dalam sikap
dapat
mengambil
keputusan
pada
akhirnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan
antara
kredibilitas
komunikator kegiatan “KWACI Goes To School” dengan pengambilan keputusan siswa SMA Negeri 2 Cianjur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kredibilitas komunikator dapat berdampak pada pengambilan keputusan siswa dalam menentukan Unpad sebagai perguruan tinggi yang dipilih. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No 1
ITEM Judul
Abraham Raubun
Sefiti Nurannisa Ruswika Pengaruh Hubungan Antara Kredibilitas Kredibilitas Fasilitator Komunikator Kegiatan Terhadap Sikap “KWACI Goes To Anggota School” dengan Kelompok PNPM Pengambilan Mandiri Perdesaan Keputusan Siswa SMA Untuk Negeri 2 Cianjur Berwirausaha Di dalam Melanjutkan Kabupaten Pendidikan di Subang-Jawa Universitas Padjajaran Barat
Choirismi Pratami Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kecamatan Ciruas
41
2 3
Tahun Tujuan Penelitian
2011 2013 Untuk mengetahui 1. Untuk mengetahui atau mengkaji hubungan antara pengaruh kompetensi kredibilitas komunikator fasilitator terhadap kegiatan “KWACI sikap anggota Goes To School” kelompok PNPM dengan pengambilan Mandiri Perdesaan keputusan siswa untuk SMA Negeri 2 berwirausaha di Cianjur dalam kabupaten melanjutkan Subang, provinsi pendidikan di Jawa Barat. Universitas Padjajaran 2. Untuk mengetahui hubungan antara karakter komunikator kegiatan “KWACI Goes To School” dengan pengambilan keputusan siswa SMA Negeri 2 Cianjur dalam melanjutkan pendidikan di Universitas Padjajaran 3. Untuk mengetahui hubungan antara intensi komunikator kegiatan “KWACI Goes To School” dengan pengambilan keputusan siswa SMA Negeri 2 Cianjur dalam melanjutkan pendidikan di Universitas Padjajaran 4. Untuk mengetahui hubungan antara kepribadian komunikator kegiatan “KWACI
2016 1. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kompetensi (competence)pe nyuluh terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas 2. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh sikap (character) penyuluh terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas 3. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh tujuan (intention) penyuluh terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas
42
Goes To School” 4. Mengetahui dan dengan pengambilan mengukur keputusan siswa besarnya SMA Negeri 2 pengaruh Cianjur dalam kepribadian melanjutkan (personality) pendidikan di penyuluh Universitas terhadap sikap Padjajaran petani pada 5. Untuk mengetahui teknologi hubungan antara pengelolaan dinamika tanaman komunikator terpadu padi kegiatan “KWACI sawah di Goes To School” Kecamatan dengan pengambilan Ciruas keputusan siswa 5. Mengetahui dan SMA Negeri 2 mengukur Cianjur dalam besarnya melanjutkan pengaruh pendidikan di dinamika Universitas (dynamics) Padjajaran. penyuluh terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas 6. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di
43
4
Teori
5
Metode/ Paradigma Hipotesis Ho :Tidakada pengaruh kredibilitasfasilitat or terhadap sikap anggota kelompok PNPM Mandiri Perdesaan untuk berwirausaha. Ha: Ada pengaruh kredibilitasfasilitat or terhadap sikap anggota kelompok PNPM Mandiri Perdesaan untuk berwirausaha.
Kuantitatif
Hasil 1. Ada pengaruh Penelitian kredibilitas fasilitator terhadap sikap anggota kelompok PNPM Mandiri Perdesaan untuk berwirausahadi desa Gunung Sembung, kecamatan Pagaden, kabupaten
Kredibilitas komunikator kegiatan dapat berdampak pada pengambilan keputusan siswa dalam menentukan unpad sebagai perguruan tinggi yang dipilih. Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kredibilitas komunikator dengan
6
7
Teori StimulusOrganismeRespon Kuantitatif
Teori Kredibilitas Sumber
Ho: Tidak ada hubungan antara kredibilitas komunikator kegiatan “KWACI Goes To School” dengan pengambilan keputusan siswa SMA Negeri 2 Cianjur dalam melanjutkan pendidikan di Universitas Padjajaran. Ha : Ada Hubungan antara kredibilitas komunikator kegiatan “KWACI Goes To School” dengan pengambilan keputusan siswa SMA Negeri 2 Cianjur dalam melanjutkan pendidikan di Universitas Padjajaran
Kecamatan Ciruas Teori Kredibilitas Sumber Kuantitatif Ho : Tidak ada pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas. Ha : Ada pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas. 1. Pengaruh kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 10,4 % yang artinya sangat rendah, sementara sisanya
44
Subang Jawa Barat. 2. Secara parsial hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dimensi keterpercayaan dan dimensi daya tarik berpengaruh terhadap variabel sikap (Y) secara signifikan dan hasil positip. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik tingkat keterpercayaan dan daya tarik, maka akan semakin baik pula sikap masyarakat untuk berwirausaha dalam lingkup PNPM Mandiri Perdesaan. 3. Variabel sikap juga signifikan menunjukkan bahwa respon responden terhadap fasilitator positif. Dengan demikian fasilitator dapat dikatakan kredibel bagi anggota kelompok
pengambilan keputusan siswa, meskipun ada dua dimensi dari kredibilitas tersebut yang tidak signifikan
sebesar 89.6% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 2. Pengaruh karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 12,9 % yang artinya sangat rendah, sementara sisanya sebesar 87,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 3. Pengaruh tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. sebesar 22,5 % yang artinya rendah, sementara sisanya sebesar 77,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
45
PNPM Mandiri Perdesaan serta memiliki kemampuan komunikasi efektif.
4. Pengaruh kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 20,5 % yang artinya rendah, sementara sisanya sebesar 79,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 5. Pengaruh dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 43,9 % yang artinya sedang, sementara sisanya sebesar 56,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 6. Pengaruh Kredibilitas yang meliputi Kompetensi, Karakter, Tujuan,
46
8
Persamaan Meneliti mengenai kredibilitas seorang komunikator dalam mengkomunikasik an program pemerintah
Memiliki kesamaan sub variabel pada variabel kredibilitas yaitu : Kompetensi (competence), sikap (character) tujuan (intention) kepribadian (personality) dinamika (dynamics)
9
Perbedaan
Penelitian ini tidak menjabarkan mengenai indikator dari sikap, melainkan langsung pada pengambilan keputusan
10
Sumber
Penelitian ini menggunakan teori SOR, dan memiliki perbedaan indikator yang diteliti http://digilib.merc ubuana.ac.id/
Perpustakan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad
Kepribadian serta Dinamika Penyuluh Pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 50,1% yang artinya sedang, sementara sisanya 49,9% dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel yang peneliti bahas dalam penelitian ini. Meneliti mengenai pengaruh kredibilitas seorang komunikator
Indikator sikap dari penelitian ini adalah kognitif, afektif dan konatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat dicapai dengan baik. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian.
36
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah serta dianalisis sehingga mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut. 37 Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berupa angka yang menunjukkan sejauhmana pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Ciruas. Teknik penelitian yang digunakan penulis adalah metode survey, yaitu metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Menurut Ruslan dalam buku metode
36
Iqbal Hasan.2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Hal: 23 37 Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo.Hal: 19
47
48
penelitian public relations dan komunikasi (2008:22), metode survey ini biasanya pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan yang secara langsung didapatkan secara kuisioner (questioner) baik secara lisan maupun tulisan yang memerlukan adanya kontak secara tertutup muka (face to face contact) antara peneliti dengan responden (subjek).38 Tujuan dari penggunaan metode survei pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai sikap petani pada teknologi PTT padi sawah setelah dipengaruhi oleh kredibilitas penyuluh pertanian pada program peningkatan produksi beras nasional di Kecamatan Ciruas. 3.2 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif. Penelitian eksplanatif menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesis, maka digunakan statistik inferensial.39 Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah:40 1.) Menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan. 2.) Menghasilkan pola sebab akibat. Hasil akhir dari penelitian yang berupa pola hubungan sebab akibat dalam penelitian ini ialah menunjukkan sejauhmana pengaruh kredibilitas penyuluh 38
Rosady Ruslan. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 22. 39 Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 46 40 Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan. Aplikasi, Jakarta.PT. Raja Grafindo Persada. Hal: 43
49
pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Ciruas. 3.3 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ditentukan oleh landasan teori dan ditegaskan dalam hipotesisnya. Setiap peneliti harus mengidentifikasi setiap variabelvariabelnya selanjutnya mendefinisikan secara konseptual dan operasional. 41 Penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun definisi atau istilah variabel menurut Sugiyono (2004:33) adalah sebagai berikut : a. Variabel X sebagai Variabel Independent (Variable Bebas) Variable independent adalah suatu variabel yang keadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, kredibilitas penyuluh pertanian merupakan variabel independent. b. Variabel Y sebagai Variabel Dependent (Variabel Terikat) Variabel dependent sama dengan suatu variabel yang keberadaanyya dipengaruhi atau dihasilkan oleh variabel lain. Sikap petani pada teknologi PTT padi sawah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai variabel dependent.
41
Mikha Agus Widyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal: 5
50
3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara–cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data.42 Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan,
maka
penulis
menggunakan
teknik
pengumpulan
dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka. dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.43 Bentuk umum sebuah angket atau kuesioner terdiri dari bagian pendahuluan yang berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket.44
42
Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Penada Media Group. Hal: 93 43 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. Hal:141-142. 44 Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 133
51
Jenis angket (kuisioner) dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh periset. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada petani padi sawah di Kecamatan Ciruas. Terdapat alternatif jawaban yang digunakan penulis dalam penelitian ini, sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Likert Alternatif Jawaban
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Kurang Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sunyoto menyatakan, skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju memiliki tingkat atau prefensi yang lebih tinggi dari setuju dan setuju lebih tinggi dari kurang setuju, dan seterusnya.45 3.5 Sumber Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data– data yang diperlukan adalah dengan memperoleh data primer. Ruslan menyatakan data primer sebagai data yang diperoleh langsung dari objek penelitian lapangan perorangan, kelompok dan organisasi.46 Data primer dalam penelitian ini berasal dari kuesioner yang disebar kepada responden. Responden dalam penelitian ini 45 46
Danang Sunyoto. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med Press. Hal: 67 Rosady Ruslan, 2008. Metode Penelitian PR & komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal: 29
52
adalah para petani padi sawah di Kecamatan Ciruas. Alasannya adalah karena petani merupakan khalayak yang menjadi sasaran dalam kegiatan penyuluhan mengenai teknologi pertanian dalam rangka peningkatan produksi beras nasional. 3.6 Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam penelitian harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. 47 Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. 48 Alat pengukuran utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 21 untuk menghitungnya. Karena menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian, maka alat tersebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. 3.6.1 Uji Validitas (Test Of Validity) Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 49 Sebuah alat ukur yang memiliki
47
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasidilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta. Hal: 102. 48 Ibid. Hal:103. 49 Prof. DR. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Hal: 137
53
validitas tinggi tentunya memiliki tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang valid dan dapat dipercaya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan variabel. Daftar pertanyaan yang dibuat oleh penulis pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan SPSS (Statistic Package For Social Science) versi 21 untuk menguji validitas data. Menurut Rosady Ruslan, penentuan pengujian uji validitas adalah r hitung dibandingkan dengan r tabel (dengan melihat taraf signifikasi penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05 dan jumlah responden, barulah kita akan mendapatkan nilai r tabel). Maka didapat kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a.
Jika rhitung > rtabel maka butir pernyataan valid.
b.
Jika rhitung < rtabel maka butir pernyataan tidak valid
3.6.2 Uji Reliabilitas (Test Of Reliability) Langkah selanjutnya dalam angka pengujian alat ukur adalah dengan uji reliabilitas. Reliabilitas berarti juga dapat dipercaya, dapat diandalkan, bersifat stabil dan konsisten. Jadi, konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya pengukuran terhadap subjek yang sama akan memberikan hasil yang sama dalam beberapa kali pengukuran selama aspek yang diukur tidak berubah. Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk
54
mengetahui sejauh mana hasil pengujian tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali dengan gejala yang sama. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran yang reliable akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dipercaya pula. Penulis menggunakan (Statistic Package For Social Science) versi 21 untuk menguji reliabilitas data. Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpha Crobach.50 Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha, Jika nilai Alpha dihitung lebih besar daripada tabel maka item dinyatakan reliabel. Adapun tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha dapat diuraikan dalam tabel berikut:51 Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha
50
Nilai Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
Kurang Reliabel
< 0,20 – 0,40
Agak Reliabel
< 0,40 – 0,60
Cukup Reliabel
< 0,60 – 0,80
Reliabel
< 0,80 – 1,00
Sangat Reliabel
Triton PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik.Yogyakarta.Andi. Hal: 248 Wahyu Agung. 2010. Panduan SPSS 17.0 : Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif . Jogjakarta: Gerai Ilmu. Hal: 77. 51
55
3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas intrumen dengan menyebarkan kuesioner pada 30 responden yang didapat dari hasil menyebar kuesioner kepada 30 orang petani padi sawah di Kecamatan Ciruas. Responden diminta untuk menyatakan jawaban pada pilihan jawaban yang telah disediakan. pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21 dengan hasil sebagai berikut: 3.7.1 Hasil Uji Validitas Penulis menggunakan SPSS versi 21 untuk melakukan uji validitas data pada setiap pernyataan yang terdapat pada kuesioner atau angket penelitian. Penulis membagi pernyataan menjadi dua bagian dalam kuesioner, yaitu pernyataan tentang Kredibilitas Penyuluh Pertanian (variabel X) dan Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah (variabel Y). Output data program SPSS versi 21 untuk uji validitas pernyataan pada Kredibilitas Penyuluh Pertanian (variabel X) dapat dilihat pada
tabel
sebagai berikut: Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X ( Kredibilitas Penyuluh Pertanian) Pernyataan
Rhitung
Rtabel
Keterangan
Pernyataan 1
0,413
0,361
Valid
Pernyataan 2
0,490
0,361
Valid
56
Pernyataan
Rhitung
Rtabel
Keterangan
Pernyataan 3
0,541
0,361
Valid
Pernyataan 4
0,557
0,361
Valid
Pernyataan 5
0,382
0,361
Valid
Pernyataan 6
0,536
0,361
Valid
Pernyataan 7
0,404
0,361
Valid
Pernyataan 8
0,372
0,361
Valid
Pernyataan 9
0,580
0,361
Valid
Pernyataan 10
0,671
0,361
Valid
Pernyataan 11
0,643
0,361
Valid
Pernyataan 12
0,500
0,361
Valid
Pernyataan 13
0,683
0,361
Valid
Pernyataan 14
0,632
0,361
Valid
Pernyataan 15
0,543
0,361
Valid
Untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap butir pernyataan maka harus dibandingkan dengan Rtabel. Dengan taraf kesalahan 5% dan N=30 maka dapat ditentukan Rtabel sebesar 0,361. Jika Rhitung positif dan Rhitung> Rtabel maka butir pernyataan tersebut valid.Tabel diatas menunjukan bahwa setiap item pertanyaan pada variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian) dikatakan “valid” karena nilai Rhitung lebih besar dari 0,361. Untuk itu dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data tersebut. Setelah melakukan pengujian variabel X yaitu, Kredibilitas Penyuluh Pertanian,penulis melakukan pengujian validitas variabel Y yaitu Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah dengan 10 pernyataan sebagai
57
tahap selanjutnya. Penulis menggunakan program SPSS versi 21 untuk menguji pernyataan validitas variabel Y. Hasil uji validitas untuk variabel Y dapat dilihat pada output data dari program SPSS versi 21 pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah) Pernyataan
Rhitung
Rtabel
Keterangan
Pernyataan 16
0,634
0,361
Valid
Pernyataan 17
0,584
0,361
Valid
Pernyataan 18
0,587
0,361
Valid
Pernyataan 19
0,545
0,361
Valid
Pernyataan 20
0,498
0,361
Valid
Pernyataan 21
0,528
0,361
Valid
Pernyataan 22
0,583
0,361
Valid
Pernyataan 23
0,648
0,361
Valid
Pernyataan 24
0,414
0,361
Valid
Pernyataan 25
0,552
0,361
Valid
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan pada variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah) dikatakan “valid” sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data tersebut. Jadi, berdasarkan hasil uji validitas sebagaimana terurai pada tabel diatas, ditemukan bahwa seluruh item pertanyaan yang dituangkan dalam
58
kuesioner penelitian dinyatakan valid. Hal ini disebabkan karena nilai Corrected Item Total Correlation (Korelasi Total) semua indikator penelitian lebih besar dan tidak bernilai negatif terhadap nilai r-kritis Product Moment sebesar 0.361 di tingkat kesalahan 5% atau 0.05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai validitas dari variabel X dan Y adalah 100% valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. 3.7.2 Hasil Uji Reliabilitas Alat ukut disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap (consistent).52 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian) Cronbach's Alpha ,871
N of Items
15
Pada tabel di atas dapat dilihat dari kolom Cronbach’s Alpha memiliki nilai 0,871. Maka indikator yang digunakan untuk variabel (X) Kredibilitas Penyuluh Pertanian dikatakan sangat reliabel. Berdasarkan pada tabel diatas
52
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012 Hal: 145
59
bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,871 berada pada interval 0,80-1,00 (sangat reliabel). Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah) Cronbach's Alpha ,853
N of Items
10
Pada tabel di atas dapat dilihat dari kolom Cronbach’s Alpha memiliki nilai 0,853.Maka indikator yang digunakan untuk variabel (Y) Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah dikatakan sangat reliabel. Berdasarkan pada tabel diatas bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,853 berada pada interval 0,80-1,00 (sangat reliabel). 3.8 Populasi dan Sampel 3.8.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteritas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. 53 Adapun populasi dari penelitian ini adalah para petani padi sawah di Kecamatan Ciruas yang berdasarkan sawah dengan luas minimal 100 Ha per desa. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 10 desa yang memiliki luas
53
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. ALFABETA: Hal: 61
60
sawah diatas 100 Ha dengan jumlah petani padi sawah sebanyak 2729 petani. 3.8.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.54 Tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Disamping itu, sampel harus representatif dalam penggunaan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya, sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggung jawabkan, lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak, menghemat waktu, tenaga serta biaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah Cluster sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. 55 Penarikan sampel penelitian ini diambil pada desa yang ada di Kecamatan Ciruas yang memiliki luas sawah minimal sebesar 100 Ha. Diperoleh sebanyak 10 desa yang memiliki luas sawah diatas 100 Ha. Hal tersebut dilakukan karena peneliti mempertimbangkan karena terlalu banyaknya jumlah petani sehingga perlu dilakukannya penyaringan terhadap petani 54
Dominikus Dolet Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Universitas Atma Jaya. Hal: 112 55 Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta: Hal: 65
61
yang akan dijadikan sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan penulisdengan menggunakan rumus Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998: 82) sebagai berikut :
Keterangan : n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah Populasi : Presisi yang ditetapkan Penulis menggunakan tingkat presisi 10%, maka jumlah sampel pada
penelitian ini adalah:
Dengan demikian jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 96 petani. Dengan demikian besar sampel untuk tiap kluster dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
62
Keterangan : : Besar sampel tiap kluster : Jumlah Populasi pada kluster n
: Besar sampel keseluruhan yang akan diambil
N
: jumlah populasi keseluruhan Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh berikut merupakan
jumlah sampel tiap kluster. Tabel 3.7 Besar Sampel Tiap Kluster No
Kluster
Penghitungan
Besar sampel
1
Desa Singamerta
6
2
Desa Pulo
19
3
Desa Beberan
10
4
Desa Bumi Jaya
6
5
Desa Panggalang
9
6
Desa Kadikaran
9
7
Desa Kepandean
7
8
Desa Ciruas
7
9
Desa Pamong
12
63
No 10
Kluster
Penghitungan
Besar sampel
Desa Cigelam
11
Besar Sampel Keseluruhan
96
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).56 1. Tahap Pemeriksaan (Editing) Editing merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrument pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen tersebut, berilah identitas tertentu pada instrumen dan poin yang janggal. 56
Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 174
64
2. Proses Pemberian Identitas (Coding) Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding. Terdapat dua cara pengkodean yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengkodean frekuensi yang menunjukan jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Teknik koding dapat memudahkan peneliti pada saat memasukan data kedalam program komputer. 3. Proses Pembeberan (Tabulating) Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data pada table-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert sebagai pengukuran. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian, gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh penulis, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. 3.9.2 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
65
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.57 Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah data kuesioner diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan rumus. Adapun rumus analisis data kuantitatif yang penulis gunakan yakni: 58 P =:
∑
x 100 %
Keterangan P
= Persentasi Jawaban
∑
= Jumlah skor di tiap pertanyaan
n
= Banyak responden Tabel 3.8 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase Rentang Presentase
Kriteria
81% s/d 100%
Sangat Baik
61%s/d 80%
Baik
41% s/d 60%
Cukup Baik
21% s/d 40%
Tidak Baik
1% s/d 20%
Sangat Tidak Baik
3.9.3 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal.
57
Anwar Sanusi. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Buntaran. Hlm.115. 58 Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta: Bandung. Hal: 40-41
66
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam analisis normalitas data, yaitu rasio skewness, dan kurtosis, kertas peluang normal, Chi Kuadrad, Liliefors, Kolmogorof-Smirnov, dan sebagainya.
59
Penulis
menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov dengan bantuan software SPSS Versi 21, untuk menyatakan apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien AsympSig. Atau P-value dengan 0,05 (taraf signifikan). Apabila P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang berarti tidak signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. 3.9.4 Uji Koefisien Korelasi Penelitian ini menggunakan analisis korelasi, analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel, yakni antara variabel kolom Kredibilitas
Penyuluh Pertanian (X) dan variabel Sikap Petani Pada
Teknologi PTT Padi Sawah (Y). Penulis memiliki 5 Sub variabel yang terdiri dari X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian), variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian), X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian), X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dan X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) dan Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah). 59
Mikha Agus Widyanto, 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Hal: 154
67
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Korelasi Pearson Product Moment yang digunakan untuk mengetahui derajad hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) sebelum melakukan signifikansi pada korelasi ganda. Rumus yang digunakan Korelasi PPM adalah sebagai berikut:60 ∑ √
∑
∑
∑ ∑
Keterangan : r
: koefisien korelasi pearson‟s Product Moment
n
: jumlah individu dalam sampel
x
: angka mentah untuk variabel X
y
: angka mentah untuk variabel Y Namun untuk dapat memudahkan pengolahan korelasinya penulis
menggunakan software SPSS Versi 21. Untuk dapat memberikan penafsiran teradap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut :61
60
Dominikus Dolet Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Universitas Atma Jaya. Hal: 202 61 Mikha Agus Widiyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Hal:182
68
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
0.00 – 0.199
Sangat rendah atau lemah sekali
> 0.20 – 0.399
Rendah atau lemah
> 0.40 – 0.599
Sedang atau cukup
> 0.60 – 0.799
Tinggi atau kuat
> 0.80 – 1.00
Sangat tinggi atau kuat sekali
3.9.5 Uji Koefisien Determinasi Setelah diperoleh berapa besar dari nilai koefisien korelasi product moment, maka tahap selanjutnya adalah menentukan Koefisien Determinasi. Besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dinamakan koefisien
determinasi.
Koefisien
determinasi
diperoleh
dengan
menguadratkan koefisien korelasi.62 Koefesien diterminasi digunakan pada penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian), variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian), X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian), X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dan X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Pada Teknologi PTT Padi Sawah). Untuk mempermudah dalam proses perhitungan dalam penelitian ini, penulis menggunakan software SPSS Versi 21, dengan menggunakan
62
Ibid. Hal:197
69
program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul R – square atau melihat angka R. 3.9.6 Analisis Regresi Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variable mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional.63 a.
Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi Linier Sederhana digunakan untuk memprediksi dari suatu distribusi data yang terdiri dari satu variabel kriterium (Y) dan satu variabel prediktor (X). Secara umum model regresi sederhana dapat dirumuskan seperti persamaan berikut: Y = a + bX Keterangan: Y
: Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a
: harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b
: koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan. X
: Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
63
Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008. Hal: 179
70
b.
Analisis Regresi Ganda Regresi linier ganda merupakan pengembangan dari regresi linier sederhana. Dalam analisis regresi linier sederhana hanya terdapat satu variabel prediktor, namun dalam regresi linier ganda terdapat lebih dari satu variabel prediktor, baik itu dua, tiga atau lebih tergantung dari banyaknya variabel prediktor yang dimiliki dalam permasalahan penelitian.64 Analisis ini digunakan untuk mengestimasi nilai kelima sub variabel prediktor X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian), variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian), X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian), X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dan X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah).
Keterangan: Y
= variabel dependen (sikap petani dalam pada teknologi PTT
padi sawah) a
= konstanta = koefisien regresi = variabel independen 1 (kompetensi penyuluh pertanian) = variabel independen 2 (karakter penyuluh pertanian) = variabel independen 3 (tujuan penyuluh pertanian)
64
Mikha Agus Widiyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Hal: 226
71
= variabel independen 4 (kepribadian penyuluh pertanian) = variabel independen 5 (dinamika penyuluh pertanian) e
= standard error
3.9.7 Uji Hipotesis Menurut Sugiyono, untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yaitu hubungan yang ditemukan berlaku untuk keseluruhan populasi maka perlu diuji signifikansi dengan uji signifikansi korelasi uji t, uji F, dan uji Signifikansi sebagai berikut:65 a. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi variable bebas dengan variable terikat. Rumus thitung yaitu:
tr
n2 1 r2
Keterangan: r = Korelasi n = Banyaknya sampel t = tingkat signifikan (thitung) yang selanjutnya dibandingkan dengan ttabel Sementara untuk mencari t tabel maka terlebih dahulu tentukan taraf signifikansi, misal (α = 0,05), kemudian dicari ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1, dengan ketentuan sebagai berikut : a.)
Jika thitung< ttabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.
65
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Hal: 38
72
b.)
Jika thitung> ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya signifikan.
b. Uji F ditujukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda seberapa kuat hubungan variabel terikat secara bersamaan (simultan), yaitu a.)
H0 : = 0 atau koefisien korelasi, variabel bebas tidak signifikansi dengan variabel terikat.
b.)
Ha : ≠ 0 atau koefisian korelasi, variabel bebas signifikansi dengan variabel bebas. Untuk memperoleh hasilnya, maka nilai Fhitung harus dibandingkan
dengan Ftabel. Rumus dari Fhitung adalah sebagai berikut:
r2 K Fhitung 1 R 2 / n K 1
Dimana: R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variable independen n = Jumlah anggota sampel Harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n– k–1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan misalnya 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah : a.)
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan,
73
b.)
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.66 c. Tingkat Signifikansi yang ditetapkan oleh penulis adalah 0,05, menunjukkan bahwa periset mempunyai 5% kesempatan untuk membuat keputusan yang salah mengenai penolakan Ho (menerima Ha). Penetapan tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah kesalahan periset yang bisa diterima. 67 Adapun ketentuan dari uji signifikansi adalah: a.)
Jika nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak artinya signifikan.
b.)
Jika nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian 3.10.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah yaitu di Kecamatan Ciruas yang memiliki luas area sawah sekitar 2346 hektar sehingga berpotensi besar dalam menghasilkan beras dengan hasil yang mendukung program peningkatan produksi beras nasional. 3.10.2 Jadwal Penelitian Jadwal penelitian penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
66
Ibid. Hal: 216 Rakhmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal:.35-36. 67
74
Tabel 3.10 Jadwal Penelitian Kegiatan Desember Januari Februari Pengajuan Judul Penyusunan Latar Belakang Masalah Penyusunan Bab I - II Penyusunan Bab III Acc Outline Revisi Kerangka Berpikir Kegiatan Revisi kuesioner Revisi Judul
Juli
Agustus
Kegiatan Revisi Kuesioner Acc sebar kuesioner
Februari
September
Maret
Kegiatan September Sebar Kuesioner Penulisan Bab IV Penulisan Bab V ACC Sidang Skripsi
April
Oktober
Maret
November
Mei
November
April
Mei
Desember
Juni
Juli
Desember
Juni
Januari
Agustus
Januari
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ciruas memiliki batas-batas wilayah binaan sebagai berikut: 1.) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pontang / Lebak Wangi 2.) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kragilan 3.) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Walantaka 4.) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kasemen Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Kecamatan Ciruas No
Wilayah
Desa
Binaan 1
Penyuluh Pertanian
Luas Lahan
Pembina
Sawah
Singamerta Singamerta
149
Pulo Beberan
2
Bumi Jaya
294 Sigit Sudarnindito
Kaserangan
81
Bumi Jaya
146
Gosara
86
Panggalang
Herawati Nufus
Kadikaran 3
214
144
Kepandean Kepandean
156
Ciruas Ranjeng
305
120 Mohamad Ali
75
45
76
No
Wilayah
Desa
Penyuluh Pertanian
Luas Lahan
Pembina
Sawah
Binaan
4
Pamong
Pelawad
30
Citerep
15
Pamong
Didik Andiansyah
Cigelam
215 346
Jumlah
2346 Sumber :UPT. BP3K Kecamatan Ciruas
Luas wilayah kerja Penyuluhan di Kecamatan Ciruas 3.640 hektar yang terdiri dari lahan sawah 2.346 hektar dan lahan darat 1249 hektar yang terdiri dari 15 desa, dibagi menjadi 4 wilayah Binaan Penyuluh Pertanian sebagai mana terlihat pada tabel 4.1 diatas. Kecamatan Ciruas memiliki 5 orang penyuluh pertanian yang terdiri dari 1 koordinator penyuluh dan 4 penyuluh pertanian lapangan. 1. Nama
: Sukarna Sainjan, SP
Tempat, tanggal lahir
: Tangerang 17 Juni 1958
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Kubang Bahad, Pontang
Jabatan
: Kepala UPT BP3K Kecamatan Ciruas
Pendidikan Terakhir
: Strata I, Pertanian, Urindo 2005
Pengalaman penyuluhan
: Penyuluh pertanian selama 35 tahun (1982 s/d sekarang)
77
2. Nama
: Sigit Sudarnindito, SP
Tempat, tanggal lahir
: Serang, 28 Maret 1969
Agama
: Islam
Alamat
: Komp. Permata Banjar Asri Blok A7, Cipocok Jaya
Jabatan
: Penyuluh Pertanian Lapangan
Wilayah Penyuluhan
: Singamerta
Pendidikan Terakhir
: Strata 1, Pertanian, Universitas Slamet Riyadi Solo
Pengalaman Penyuluhan
: Tahun 2008 Penyuluh Kec. Bandung Tahun 2012 Penyuluh Kec. Kragilan Tahun 2016 Penyuluh Kec. Ciruas
3. Nama
: Herawati Nufus, SP
Tempat, tanggal lahir
: Serang, 01 Januari 1984
Agama
: Islam
Alamat
: Komplek Pemda Cipocok Jaya
Jabatan
: Penyuluh Pertanian Lapangan
Wilayah Penyuluhan
: Bumi Jaya
Pendidikan Terakhir
: Strata 1, Pertanian, Untirta Serang
Pengalaman Penyuluhan
: PPL Kec. Pontang tahun 2008 s/d 2014
78
PPL Kec. Ciruas tahun 2015 s/d sekarang 4. Nama
: H. M. Ali Mustofa, SP
Tempat, tanggal lahir
: Serang. 3 Juni 1971
Agama
: Islam
Alamat
: Perum Titan Arum B5/5 Legok, Kota Serang
Jabatan
: Penyuluh Pertanian Lapangan
Wilayah Penyuluhan
: Kapandean
Pendidikan Terakhir
: Strata 1, Faperta IPB Bogor
Pengalaman Penyuluhan
: PPL Kec. Ciruas 2009-2010 PPL Kec. Binuang 2011 PPL Kec. Pontang 2012 PPL Kec. Lebakwangi 2012-2015 PPL Kec. Ciriuas 2015 s/d sekarang
5. Nama
: Dikdik Andiansyah, S.Pt., MM
Tempat, tanggal lahir
: Ciamis, 24 November 1978
Agama
: Islam
Alamat
: Lebak Tirta B47, Cipocok Jaya Serang
Jabatan
: Penyuluh Pertanian Lapangan
Pendidikan Terakhir
: S1 Fakultas Peternakan UNPAD S2 Magister Manajemen UNPAD
Pengalaman Penyuluhan
: PPL Kec. Ciruas Tahun 20009 s/d 2016
79
Tabel 4.2 Rata-rata Tingkat Penerapan Teknologi PTT padi sawah No
Unsur Teknologi
Padi
1
Jarak Tanam
95
2
Pola Tanam
85
3
Benih Bermutu
90
4
Pupuk Berimbang
68
Sumber : UPT. BP3K Kecamatan Ciruas Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat tingkat penerapan teknologi pertanian padi sawah yang telah dicapai di Wilayah BP3K Kecamatan Ciruas. Dimana pencapaian yang paling tinggi ada pada jarak tanam. 4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan dan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan dan diolah untuk mengetahui Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah, dimana penelitian ini ditujukan kepada petani di Kabupaten Serang, Kecamatan Ciruas. Penuliis menyebarkan kuesioner kepada 96 orang petani yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Ciruas. 4.2.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah Petani Padi Sawah di Kecamatan Ciruas yang tersebar di beberapa desa yang memiliki luas lahan sawah minimal 100 Ha per desa. Terdapat 4 karakteristik responden yang
80
dimasukkan dalam penelitian, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan. Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan berikut ini: 1.
Jenis Kelamin Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden Frequency
Valid
Laki-laki Perempuan Total
87 9 96
Percent
Valid Cumulative Percent Percent 90,6 90,6 90,6 9,4 9,4 100,0 100,0 100,0
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden 9% Laki-laki 91%
Perempuan
Dari Tabel 4.3 dan diagram 4.1 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari segi jenis kelamin didapatkan jumlah petani laki-laki lebih banyak daripada jumlah petani perempuan. Dengan komposisi jumlah petani laki-laki
81
sebanyak 87 orang (90,6%) sedangkan petani perempuan sebanyak 9 orang (9,4%). Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu menurut Paris (1987), perempuan tidak mampu untuk eksis karena masih adanya diskriminasi perempuan di sektor pertanian, serta asumsi bahwa kegiatan pertanian merupakan urusan laki-laki. 68 Selain itu, berdasarkan data BPS yang menunjukkan bahwa jumlah petani laki-laki di Indonesia lebih banyak dari daripada jumlah petani wanita. Jumlah petani laki-laki sebanyak 24.362.157 sedangkan jumlah petani perempuan sebanyak 7.343.180. 2. Kelas Umur Kelas umur pada penelitian ini menunjukkan kondisi produktif atau tidaknya tenaga kerja yang terdapat di suatu daerah. Umur produktif petani akan mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi baru. Menurut BPS (2012) berdasarkan komposisi penduduk, umur dikelompokkan menjadi 3. Kelompok Umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk belum produktif, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan kelompok umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif.
68
Esti Puji Lestari. 2011. Studi Tentang Penyebab Petani Perempuan Lebih Miskin Daripada Petani Laki-Laki. Pascasarjana Universitas Indonesia. Hal: 5
82
Tabel 4.4 Kelas Umur Responden Frequency Percent 17-27 28-38 39-49 Valid 50-60 61-71 Total
13 21 28 25 9 96
13,5 21,9 29,2 26,0 9,4 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 13,5 13,5 21,9 35,4 29,2 64,6 26,0 90,6 9,4 100,0 100,0
Diagram 4.2 Kelas Umur Responden 9%
14%
26%
17-27 22%
28-38 39-49
29%
50-60 61-71
Dari Tabel 4.4 dan diagram 4.2 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari segi kelas umur didapatkan sebanyak 13 orang (13,5%) petani berumur 1727 tahun, 21 orang (21,9%) petani berumur 28-38 tahun, 28 orang (29,2%) petani berumur 39-49 tahun, 25 orang (26%) petani berumur 50-60 tahun, dan 9 orang (9,4%) petani berumur 61-71 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani pada kelas umur terbanyak berada pada umur 39-49 tahun sebanyak 28 orang petani yang menjadi responden dalam penelitian ini. Pada kelas umur tersebut menunjukkan
83
bahwa kebanyakan petani di Kecamatan Ciruas termasuk ke dalam kelompok produktif. Petani pada umur produktif dianggap memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola usahataninya karena kemampuan fisik petani masih kuat. Sedangkan petani pada umur lebih dari 65 tahun, petani dianggap mengalami penurunan pada kemampuan fisik, sehingga pengelolaan pertanian kurang maksimal. 3. Status Perkawinan Tabel 4.5 Status Perkawinan Responden Frequency Percent Menikah Valid Belum Menikah Total
71 25 96
Valid Cumulative Percent Percent 74,0 74,0 74,0 26,0 26,0 100,0 100,0 100,0
Diagram 4.3 Status Perkawinan Responden
Menikah 26% 74%
Belum Menikah
Dari Tabel 4.5 dan diagram 4.3 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari segi status perkawinan didapatkan sebanyak 71 orang (74%) petani
84
berstatus sudah menikah dan 25 orang (26%) petani berstatus belum menikah. Hal tersebut disebabkan karena terdapat pernyataan bahwa seseorang yang telah menikah maka mempunyai tanggungan terhadap keluarganya dan harus memberikan nafkah tentunya. Maka pilihan utamanya adalah bekerja di sektor pertanian sebagai buruh tani, penggarap sawah penyewa, atau pemiliki sawah. 69 Kebanyakan penduduk di Kecamatan Ciruas bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu, kebanyakan kepala keluarga yang memiliki tanggungan nafkah untuk keluarganya memilih bekerja sebagai petani. 4. Pendidikan Dari Tabel 4.6 dan diagram 4.4 dibawah ini dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari segi karakteristik pendidikan terakhir petani dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 67 orang (69,8%) petani berpendidikan terakhir SD, 14 orang (14,6%) petani berpendidikan terakhir SMP, serta 15 orang (15,6%) petani berpendidikan terakhir SMA. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan petani berpendidikan terakhir SD sebanyak 67 orang (69,8%) petani sehingga mengindikasi bahwa mayoritas petani bertingkat pendidikan rendah. 69
Diah Ayu Ningtias, Persepsi Pemuda Terhadap Pertanian, https://diahayuningtyas.wordpress.com/2009/05/23/persepsi-pemuda-terhadap-pertanian/ (Diakses tanggal 9 Januari 2017)
85
Tabel 4.6 Pendidikan Responden Frequency SD SMP Valid SMA Total
Pendidikan Percent
67 14 15 96
69,8 14,6 15,6 100,0
Valid Percent 69,8 14,6 15,6 100,0
Cumulative Percent 69,8 84,4 100,0
Diagram 4.4 Pendidikan Responden 16% SD
14% 70%
SMP SMA
Semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membutuhkan seseorang dengan tingkat pendidikan semakin tinggi agar dapat mengikuti perkembangan teknologi tersebut dengan baik. Sehingga akan berdampak positif
pada
produktivitas,
pendapatan
dan
pada
akhirnya
akan
meningkatkan kesejahteraan. 70 Seperti halnya pendidikan formal yang dibutuhkan oleh petani. 4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh. Data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan 70
86
perhitungan frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh penulis. Penulis melakukan pembahasan berdasarkan Sub Variabel penelitian yang digunakan oleh penulis. 1.
Hasil Jawaban Responden terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian Tabel 4.7 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q1) “Penyuluh tahu banyak mengenai informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan kepada petani” Frequency Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
1 63 32 96
Percent 1,0 65,6 33,3 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 65,6 66,7 33,3 100,0 100,0
Diagram 4.5 Hasil Jawaban Responden (Q1) 1% 33%
Kurang Setuju
66%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.7 dan diagram 4.5 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh tahu banyak mengenai informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan kepada petani” menunjukan bahwa dari
87
96 responden terdapat 32 orang (33,3%) yang menjawab sangat setuju, 63 orang (65,3%) yang menjawab setuju dan 1 orang (1,04%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh tahu banyak mengenai informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan kepada petani sebanyak 32 orang (33,3%) menjawab sangat setuju dan 63 orang (65,3%) menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani memiliki tanggapan yang positif terhadap penguasaan materi yang dibahas yaitu mengenai informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani dalam rangka peningkatan produksi beras nasional. Tabel 4.8 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q2) “Penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami” Frequency Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
1 60 35 96
Percent 1,0 62,5 36,5 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 62,5 63,5 36,5 100,0 100,0
88
Diagram 4.6 Hasil Jawaban Responden (Q2) 1% 37%
Kurang Setuju
62%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.8 dan diagram 4.6 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 35 orang (36,5%) yang menjawab sangat setuju, 60 orang (62,5%) menjawab setuju dan 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami. Sebanyak 35 orang (36,5%) petani menjawab sangat setuju dan 60 orang (62,5%) petani menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani memiliki tanggapan
yang
positif
terhadap
keahlian
penyuluh
dalam
mengkomunikasikan materi teknologi PTT padi sawah. Sehingga petani mudah memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh terkait teknologi PTT padi sawah.
89
Tabel 4.9 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q3) “Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan terutama mengenai informasi teknologi pertanian” Frequency Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
Percent
1 1 68 26 96
1,0 1,0 70,8 27,1 100,0
Valid Cumulativ Percent e Percent 1,0 1,0 1,0 2,1 70,8 72,9 27,1 100,0 100,0
Diagram 4.7 Hasil Jawaban Responden (Q3) 1% 1% Tidak Setuju
27%
Kurang Setuju
71%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.9 dan diagram 4.7 diatas mengenai jawaban responden
tentang
“Penyuluh
dinilai
sebagai
orang
yang
sudah
berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan terutama mengenai informasi teknologi pertanian” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 68 orang (70,8%) yang menjawab setuju, 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang setuju dan 1 orang (1%) yang menjawab tidak setuju.
90
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan
bahwa
penyuluh
dinilai
sebagai
orang
yang
sudah
berpengalaman. Penyuluh sering memberikan penyuluhan terutama mengenai informasi teknologi pertanian. Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju dan 68 orang (70,8%) yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai positif terhadap pernyataan tersebut.
Penyuluh
dinilai sebagai
orang
yang sudah
berpengalaman karena penyuluh sudah sering memberikan informasi terutama mengenai informasi teknologi pertanian. Menurut Soekartawi (2008), salah satu faktor yang menentukan seorang komunikator yang memiliki kredibilitas tinggi dalam melakukan komunikasi komunikasi pertanian adalah pengalaman. 2.
Hasil Jawaban Responden terhadap Karakter Penyuluh Pertanian Tabel 4.10 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q4) “Penyuluh mampu menunjukkan kejujuran sehingga membuat petani percaya” Frequency
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
4 50 42 96
Percent 4,2 52,1 43,8 100,0
Valid Percent 4,2 52,1 43,8 100,0
Cumulative Percent 4,2 56,3 100,0
91
Diagram 4.8 Hasil Jawaban Responden (Q4) 4% 44%
Kurang Setuju
52%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.10 dan diagram 4.8 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh mampu menunjukkan kejujuran sehingga membuat petani percaya” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 42 orang (43,8%) petani menjawab sangat setuju, 50 orang (52,1%) menjawab setuju, dan 4 orang (4,2%) menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh mampu menunjukkan kejujuran sehingga membuat petani percaya sebanyak 42 orang (43,8%) petani menjawab sangat setuju dan 50 orang (52,1%) menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya tanggapan positif dari petani mengenai kejujuran penyuluh dalam memberikan informasi sehingga membuat petani percaya atas apa yang disampaikan penyuluh. Berpedoman pada kode etik perilaku profesi bagi Penyuluh Pertanian, dalam melaksanakan tugasnya yang dinamakan Panca Etika Penyuluh Pertanian. Salah satunya bahwa Penyuluh Pertanian senantiasa lugas, tulus
92
dan jujur dalam menyampaikan informasi, saran ataupun rekomendasi dan bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta katalisator dalam membimbing petani-nelayan beserta keluarganya. Tabel 4.11 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q5) “Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam menyampaikan materi penyuluhan” Frequency Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
1 61 34 96
Percent 1,0 63,5 35,4 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 63,5 64,6 35,4 100,0 100,0
Diagram 4.9 Hasil Jawaban Responden (Q5) 1% 35%
Kurang Setuju
64%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.11 dan diagram 4.9 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam menyampaikan materi penyuluhan” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat setuju, 61 orang
93
(63,5%) petani yang menjawab setuju dan 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam menyampaikan materi penyuluhan. Sebanyak 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat setuju dan 61 orang (63,5%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai karakter penyuluh dalam menyampaikan materi teknologi PTT padi sawah dengan menggunakan tutur kata yang sopan mencerminkan bahwa penyuluh memiliki kesantunan dalam penyampaian informasi teknologi pertanian tersebut. Tabel 4.12 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q6) “Penyuluh memiliki akhlak yang baik” Frequency
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
1 81 14 96
Percent 1,0 84,4 14,6 100,0
Valid Percent 1,0 84,4 14,6 100,0
Cumulative Percent 1,0 85,4 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 diatas dan diagram 4.10 dibawah mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh memiliki akhlak yang baik” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 14 orang (14,6%) petani yang menjawab sangat setuju, 81 orang (84,4%) petani menjawab setuju dan 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang setuju.
94
Diagram 4.10 Hasil Jawaban Responden (Q6) 15% 1% Kurang Setuju Setuju
84%
Sangat Setuju
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh memiliki akhlak yang baik. Sebanyak 14 orang (14,6%) petani yang menjawab sangat setuju, 81 orang (84,4%) petani menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai penyuluh memiliki akhlak yang baik. Sesuai dengan pernyataan Aristoteles yang menyebut bahwa karakter yang harus dimiliki seorang komunikator adalah sebagai ethos yang terdiri dari akhlak yang baik dan maksud yang baik. Tabel 4.13 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q7) “Penyuluh mampu menunjukkan keyakinan terhadap teknologi PTT padi sawah yang disampaikan sehingga membuat petani percaya” Frequency
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
2 66 28 96
Percent 2,1 68,8 29,2 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 2,1 2,1 68,8 70,8 29,2 100,0 100,0
95
Diagram 4.11 Hasil Jawaban Responden (Q7) 2% 29%
Kurang Setuju
69%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.13 dan diagram 4.11 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh mampu menunjukkan keyakinan terhadap teknologi PTT padi sawah yang disampaikan sehingga membuat petani percaya” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 28 orang (29,2%) petani yang menjawab sangat setuju, 66 orang (68,8%) petani yang menjawab setuju, serta 2 orang (2,1%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh mampu menunjukkan keyakinan terhadap teknologi PTT padi sawah yang disampaikan sehingga membuat petani percaya. Sebanyak 28 orang (29,2%) petani yang menjawab sangat setuju dan 66 orang (68,8%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani dapat mempercayai apa yang disampaikan oleh penyuluh, karena penyuluh mampu menunjukkan keyakinannya terhadap apa yang disampaikannya yaitu mengenai teknologi PTT padi sawah.
96
3.
Hasil Jawaban Responden terhadap Tujuan Penyuluh Pertanian Tabel 4.14 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q8) “Penyuluh mampu
membuktikan informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan bagi petani” Frequency
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
4 62 30 96
Percent 4,2 64,6 31,3 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 4,2 4,2 64,6 68,8 31,3 100,0 100,0
Diagram 4.12 Hasil Jawaban Responden (Q8) 4% 31%
Kurang Setuju
65%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.14 dan diagram 4.12 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh mampu membuktikan informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan bagi petani” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju, 62 orang (64,6%) petani yang menjawab setuju serta 4 orang (4,2%) petani yang menjawab kurang setuju.
97
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh mampu membuktikan informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan bagi petani. Sebanyak 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju dan 62 orang (64,6%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani memberikan tanggapan positif terhadap tujuan penyuluh. Penyuluh mampu membuktikan bahwa informasi teknologi PTT padi sawah menguntungkan sehingga informasi tersebut memang perlu untuk disampaikan kepada petani. Tabel 4.15 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q9) “Penyuluh memberi keyakinan kepada petani agar petani termotivasi untuk menerima teknologi PTT padi sawah yang disampaikan” Frequency Percent Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
4 64 28 96
4,2 66,7 29,2 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 4,2 4,2 66,7 70,8 29,2 100,0 100,0
Diagram 4.13 Hasil Jawaban Responden (Q9) 4% 29% 67%
Kurang Setuju Setuju
98
Berdasarkan tabel 4.15 dan diagram 4.13 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh memberi keyakinan kepada petani agar petani termotivasi untuk menerima teknologi PTT padi sawah yang disampaikan” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 28 orang (29,2%) petani yang menjawab sangat setuju, 64 orang (66,7%) yang menjawab setuju, serta 4 orang (4,2%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh memberi keyakinan kepada petani agar petani termotivasi untuk menerima teknologi PTT padi sawah yang disampaikan. Sebanyak 28 orang (29,2%) petani yang menjawab sangat setuju serta 64 orang (66,7%) yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani termotivasi untuk menerima informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh. Penyuluh mampu memberi keyakinan kepada petani dimana tugas seorang penyuluh adalah mempersuasi petani agar tercapainya tujuan penyuluhan. 4.
Hasil Jawaban Responden terhadap Kepribadian Penyuluh Pertanian Berdasarkan tabel 4.16 dan diagram 4.14 dibawah ini, mengenai
jawaban responden tentang “Penyuluh mampu berbaur dengan petani sehingga terciptanya keakraban pada saat penyuluhan” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 45 orang (46,9%) petani menjawab sangat setuju,
99
49 orang (51%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%) menjawab kurang setuju. Tabel 4.16 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q10) “Penyuluh mampu berbaur dengan petani sehingga terciptanya keakraban pada saat penyuluhan” Frequency
Percent
2 49 45 96
2,1 51,0 46,9 100,0
Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
Valid Cumulative Percent Percent 2,1 2,1 51,0 53,1 46,9 100,0 100,0
Diagram 4.14 Hasil Jawaban Responden (Q10) 2% 47%
Kurang Setuju
51%
Setuju Sangat Setuju
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh mampu berbaur dengan petani sehingga terciptanya keakraban pada saat penyuluhan. Sebanyak 45 orang (46,9%) petani menjawab sangat setuju, 49 orang (51%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa penyuluh memiliki pribadi yang
100
hangat dan bersahabat karena mayoritas petani merasakan keakraban pada saat penyuluhan ketika penyuluh mampu berbaur dengan petani. Tabel 4.17 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q11) “Penyuluh secara terbuka menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani” Frequency Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
3 67 26 96
Percent 3,1 69,8 27,1 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 3,1 3,1 69,8 72,9 27,1 100,0 100,0
Diagram 4.15 Hasil Jawaban Responden (Q11) Pernyataan 11 3% 27%
Kurang Setuju
70%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.17 dan diagram 4.15 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh secara terbuka menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 67 orang (69,8%) petani yang menjawab setuju serta 3 orang (3,1%) petani yang menjawab kurang setuju.
101
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh secara terbuka menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani. Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju serta 67 orang (69,8%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa mayoritas petani menilai bahwa penyuluh secara terbuka dapat menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani. Keterbukaan mutlak diperlukan agar suatu hubungan dapat tumbuh dan berkembang. Seperti halnya penyuluh yang secara terbuka dapat menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani karena dapat mendukung predikat komunikator sebagai orang yang dapat dipercaya yang merupaka aspek penting dalam kredibilitas. Tabel 4.18 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q12) “Penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung” Frequency Percent Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
1 3 70 22 96
1,0 3,1 72,9 22,9 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 3,1 4,2 72,9 77,1 22,9 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.18 diatas dan diagram 4.16 dibawah mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 22 orang (22,9%) petani yang menjawab sangat setuju,
102
70 orang (72,9%) petani yang menjawab setuju, 3 orang (3,1%) petani yang menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju. Diagram 4.16 Hasil Jawaban Responden (Q12) 1%
2%
23%
Tidak Setuju Kurang Setuju
74%
Setuju Sangat Setuju
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung. Sebanyak 22 orang (22,9%) petani yang menjawab sangat setuju dan 70 orang (72,9%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani menilai penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung. Petani tidak ragu dalam mendengarkan materi yang dibahas oleh penyuluh. Penyuluh sebagai komunikator mampu mengajak petani berpartisipasi dalam penyuluhan sehingga dapat dikatakan bahwa penyuluh memiliki pribadi yang menyenangkan.
103
5.
Hasil
Jawaban
Responden
terhadap
Dinamika
Penyuluh
Pertanian Berdasarkan tabel 4.19 dan diagram 4.17 dibawah ini mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah dengan penuh semangat” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 43 orang (44,8%) petani yang menjawab sangat setuju, 51 orang (53,1%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%) petani yang menjawab kurang setuju. Tabel 4.19 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q13) “Penyuluh menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah dengan penuh semangat” Frequency Percent Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
2 51 43 96
2,1 53,1 44,8 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 2,1 2,1 53,1 55,2 44,8 100,0 100,0
Diagram 4.17 Hasil Jawaban Responden (Q13) 2% 45%
Kurang Setuju
53%
Setuju Sangat Setuju
104
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah dengan penuh semangat. Sebanyak 43 orang (44,8%) petani yang menjawab sangat setuju serta 51 orang (53,1%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai penyuluh memiliki jiwa semangat dalam menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah. Dinamika komunikator mengacu pada seorang komunikator yang bersemangat dalam menyampaikan pesan. Penyuluh pertanian harus mampu menumbuhkan cita-cita yang dilandasi untuk selalu berfikir kreatif dan dinamis yang mengacu pada kegiatan-kegiatan yang ada, disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Tabel 4.20 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q14) “Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat petani antusias terhadap informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan pada saat penyuluhan” Frequency Percent Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
2 72 22 96
2,1 75,0 22,9 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 2,1 2,1 75,0 77,1 22,9 100,0 100,0
105
Diagram 4.18 Hasil Jawaban Responden (Q14) 2% Kurang Setuju
23%
Setuju
75%
Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.20 dan diagram 4.18 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat petani antusias terhadap informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan pada saat penyuluhan” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 22 orang (22,9%) petani yang menjawab sangat setuju, 72 orang (75%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat petani antusias terhadap informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan pada saat penyuluhan. Sebanyak 22 orang (22,9%) petani yang menjawab sangat setuju dan 72 orang (75%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh berhasil menarik perhatian petani atas materi teknologi PTT padi sawah sehingga petani antusias untuk mengikuti jalannya penyuluhan tersebut.
106
Tabel 4.21 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q15) “Penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah kepada petani sehingga penyuluh dinilai pantang menyerah dalam menyampaikan materi” \
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
1 2 62 31 96
1,0 2,1 64,6 32,3 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 2,1 3,1 64,6 67,7 32,3 100,0 100,0
Diagram 4.19 Hasil Jawaban Responden (Q15) 2% 1% 32%
Sangat Tidak Setuju
65%
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.21 dan diagram 4.19 diatas mengenai jawaban responden tentang “Penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah kepada petani sehingga penyuluh dinilai pantang menyerah dalam menyampaikan materi”, menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 31 orang (32,3%) petani yang menjawab sangat setuju, 62 orang (64,6%) yang menjawab setuju, 2 orang (2,1%) yang
107
menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah kepada petani, sehingga penyuluh dinilai pantang menyerah dalam menyampaikan materi. Sebanyak 31 orang (32,3%) petani yang menjawab sangat setuju dan 62 orang (64,6%) yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani memberi tanggapan bahwa penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah. Penyuluh dinilai pantang menyerah untuk terus meyakinkan petani agar bersedia menerima teknologi yang disampaikan sesuai dengan tujuan penyuluhan tersebut. 6.
Hasil Jawaban Responden terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT Padi Sawah a.) Dimensi Kognitif Berdasarkan tabel 4.22 dan diagram 4.20 dibawah, mengenai jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 36 orang (37,5%) petani yang menjawab sangat setuju, 57 orang (59,4%) petani yang menjawab setuju, 2 orang (2,1%) petani yang menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju.
108
Tabel 4.22 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q16) “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah” Frequency Percent Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
1 2 57 36 96
1,0 2,1 59,4 37,5 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 2,1 3,1 59,4 62,5 37,5 100,0 100,0
Diagram 4.20 Hasil Jawaban Responden (Q16) 2% 1% Tidak Setuju
38%
Kurang Setuju
59%
Setuju Sangat Setuju
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah sebanyak 36 orang (37,5%) petani yang menjawab sangat setuju dan 57 orang (59,4%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani menjawab bahwa informasi yang disampaikan oleh penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah.
109
Tabel 4.23 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q17) “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam sesuai anjuran” Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kurang Setuju 4 4,2 4,2 4,2 Setuju 63 65,6 65,6 69,8 Valid Sangat Setuju 29 30,2 30,2 100,0 Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.21 Hasil Jawaban Responden (Q17) 4% 30%
Kurang Setuju
66%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.23 dan diagram 4.21 diatas mengenai jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam sesuai anjuran” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 29 orang (30,2%) petani yang menjawab sangat setuju, 63 orang (65,6%) petani yang menjawab setuju, dan 4 orang (4,2%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa informasi yang disampaikan penyuluh membuat
110
petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam sesuai anjuran. Sebanyak 29 orang (30,2%) petani yang menjawab sangat setuju serta 63 orang (65,6%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani menjawab bahwa apa yang diinformasikan oleh penyuluh membuat petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam sesuai anjuran. Tabel 4.24 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q18) “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani memahami cara melaksanakan pemupukan sesuai anjuran” Frequency
Percent
3 67 26 96
3,1 69,8 27,1 100,0
Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
Valid Cumulative Percent Percent 3,1 3,1 69,8 72,9 27,1 100,0 100,0
Diagram 4.22 Hasil Jawaban Responden (Q18) 3% 27%
Kurang Setuju
70%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.24 dan diagram 4.22 diatas mengenai jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh
111
membuat petani memahami cara melaksanakan pemupukan sesuai anjuran” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 67 orang (69,8) petani yang mejawab setuju, serta 3 orang (3,1%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani memahami cara melaksanakan pemupukan sesuai anjuran. Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju dan 67 orang (69,8) petani yang mejawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani memahami bagaimana cara melaksanakan pemupukan sesuai anjuran seperti apa yang disampaikan oleh penyuluh mengenai teknologi PTT padi sawah. Tabel 4.25 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q19) “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani memahami akan keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT padi sawah” Frequency
Valid
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
1 4 57 34 96
Percent 1,0 4,2 59,4 35,4 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 4,2 5,2 59,4 64,6 35,4 100,0 100,0
112
Diagram 4.23 Hasil Jawaban Responden (Q19)
35%
1%
4% Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju
60%
Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.25 dan diagram 4.23 diatas mengenai jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani memahami akan keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT padi sawah” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat setuju, 57 orang (59,4%) petani yang menjawab setuju, 4 orang (4,2%) yang menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani memahami akan keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT padi sawah. Sebanyak 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat setuju dan 57 orang (59,4%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut
menunjukkan
bahwa
petani
memahami
keuntungan-
113
keuntungan yang didapat apabila menggunakan teknologi PTT padi sawah sesuai yang disampaikan oleh penyuluh pertanian. b.) Dimensi Afektif Berdasarkan tabel 4.26 dan diagram 4.24 dibawah ini, mengenai jawaban responden tentang “Petani tertarik terhadap teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju, 65 orang (67,7%) petani yang menjawab setuju, serta 1 orang (1%) yang menjawab kurang setuju. Tabel 4.26 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q20) “Petani tertarik terhadap teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” Frequency Percent Kurang Setuju Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1,0
1,0
1,0
Setuju
65
67,7
67,7
68,8
Sangat Setuju
30
31,3
31,3
100,0
Total
96
100,0
100,0
Diagram 4.24 Hasil Jawaban Responden (Q20) 1% 31%
Kurang Setuju
68%
Setuju Sangat Setuju
114
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa petani tertarik terhadap teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju, serta 65 orang (67,7%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani tertarik atas teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan penyuluh dalam penyuluhan. Tabel 4.27 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q21) “Petani dapat menerima teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” Frequency Percent Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
5 71 20 96
5,2 74,0 20,8 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 5,2 5,2 74,0 79,2 20,8 100,0 100,0
Diagram 4.25 Hasil Jawaban Responden (Q21) 5% 21%
Kurang Setuju
74%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.27 dan diagram 4.25 diatas mengenai jawaban responden tentang “Petani dapat menerima teknologi PTT
115
padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 20 orang (20,8%) yang menjawab sangat setuju, 71 orang (74%) petani yang menjawab setuju, 5 orang (5,2%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa petani dapat menerima teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 20 orang (20,8%) yang menjawab sangat setuju dan 71 orang (74%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani dapat menerima teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oeh penyuluh kepada petani. Tabel 4.28 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q22) “Petani memiliki keyakinan atas keunggulan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh”
Kurang Setuju Setuju Valid Sangat Setuju Total
Frequenc Percent Valid Cumulative y Percent Percent 5 5,2 5,2 5,2 65 67,7 67,7 72,9 26 27,1 27,1 100,0 96 100,0 100,0
Diagram 4.26 Hasil Jawaban Responden (Q22) 5% 27%
Kurang Setuju
68%
Setuju Sangat Setuju
116
Berdasarkan tabel 4.28 dan diagram 4.26 diatas mengenai jawaban responden tentang “Petani memiliki keyakinan atas keunggulan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 65 orang (67,7%) petani yang menjawab setuju, serta 5 orang (5,2%) petani yang menjawab kurang setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa petani memiliki keyakinan atas keunggulan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju dan 65 orang (67,7%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani yakin atas keunggulankeunggulan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh pada saat penyuluhan. c.) Dimensi Konatif Berdasarkan tabel 4.29 dan diagram 4.27 dibawah mengenai jawaban responden tentang “Petani bersedia untuk melaksanakan teknologi pertanian PTT padi sawah” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju, 64 orang (66,7%) petani yang menjawab setuju, 1 orang (1%)
117
petani yang menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju. Tabel 4.29 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q23) “Petani bersedia untuk melaksanakan teknologi pertanian PTT padi sawah” Frequency Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
1 1 64 30 96
Percent 1,0 1,0 66,7 31,3 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 1,0 2,1 66,7 68,8 31,3 100,0 100,0
Diagram 4.27 Hasil Jawaban Responden (Q23) 1%1% Tidak Steuju
31%
Kurang Setuju
67%
Setuju Sangat Setuju
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa petani bersedia untuk melaksanakan teknologi pertanian PTT padi sawah. Sebanyak 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju dan 64 orang (66,7%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani bersedia untuk melaksanakan teknologi pertanian PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh.
118
Tabel 4.30 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q24) “Petani cenderung mendukung teknologi pertanian PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” Frequency Percent Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
1 3 72 20 96
1,0 3,1 75,0 20,8 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 1,0 1,0 3,1 4,2 75,0 79,2 20,8 100,0 100,0
Diagram 4.28 Hasil Jawaban Responden (24) 1% 3% Tidak Setuju
21%
Kurang Setuju
75%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.30 dan diagram 4.28 diatas mengenai jawaban responden tentang “Petani cenderung mendukung teknologi pertanian PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 20 orang (20,8%) petani yang menjawab sangat setuju, 72 orang (75%) petani yang menjawab setuju, 3 orang (3,1%) petani yang menjawab kurang setuju, 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa petani cenderung mendukung teknologi pertanian
119
PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 20 orang (20,8%) petani yang menjawab sangat setuju dan 72 orang (75%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani menjawab bahwa petani cenderung mendukung teknologi pertanian PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh. Tabel 4.31 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q25) “Petani membuat keputusan untuk melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan penyuluh” Frequency Tidak Setuju Kurang Setuju Valid Setuju Sangat Setuju Total
2 1 75 18 96
Percent 2,1 1,0 78,1 18,8 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 2,1 2,1 1,0 3,1 78,1 81,3 18,8 100,0 100,0
Diagram 4.29 Hasil Jawaban Responden (Q25) 2% 1% Tidak Setuju
19%
Kurang Setuju
78%
Setuju Sangat Setuju
Berdasarkan tabel 4.31 dan diagram 4.29 diatas mengenai jawaban responden tentang “Petani membuat keputusan untuk melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan
120
penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 18 orang (18,8%) petani yang menjawab sangat setuju, 75 orang (78,1%) petani yang menjawab setuju, 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang setuju, serta 2 orang (2,1%) petani yang menjawab tidak setuju. Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap pernyataan bahwa petani membuat keputusan untuk melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan penyuluh sebanyak 18 orang (18,8%) petani yang menjawab sangat setuju, 75 orang (78,1%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani membuat keputusan untuk melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan penyuluh. Berdasarkan hasil jawaban responden dari setiap pernyataan, yang memiliki nilai jumlah jawaban yang tertinggi yang menunjukkan kredibilitas penyuluh pertanian (X) terdapat pada pernyataan nomor 10. “Penyuluh mampu berbaur dengan petani sehingga terciptanya keakraban pada saat penyuluhan” yang menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 45 orang (46,9%) petani menjawab sangat setuju, 49 orang (51%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%) menjawab kurang setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa penyuluh memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Mayoritas petani merasakan keakraban pada saat penyuluhan ketika penyuluh mampu berbaur dengan petani.
121
Sedangkan hasil jawaban responden yang memiliki nilai jumlah jawaban tertinggi pada yang menunjukkan sikap petani (Y) terdapat pada pernyataan nomor 16. “Informasi yang disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah” yang menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 36 orang (37,5%) petani yang menjawab sangat setuju dan 57 orang (59,4%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani menjawab bahwa informasi yang disampaikan oleh penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah. 4.2.3 Analisis Deskriptif Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap variabel (X) dan variabel (Y), maka peneliti mengukur berapa besar presentase di masing-masing variabel, hasilnya yaitu sebagai berikut: 1.) Analisis Deskriptif sub variabel kompetensi (X1) P=:
∑
x 100 %
= = 86,1 % Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel Kompetensi (X1) menghasilkan presentase sebesar 86.1%. Berdasarkan pada tabel 3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
122
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai penyuluh memiliki kompetensi yang sangat baik. 2.) Analisis Deskriptif sub variabel karakter (X2) ∑
P=:
x 100 %
= = 85.7% Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel karakter (X2) menghasilkan presentase sebesar 85.7%. Berdasarkan pada table 3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya petani menilai penyuluh memiliki karakter yang sangat baik. 3.) Analisis Deskriptif sub variabel tujuan (X3) ∑
P=:
x 100 %
= = 85.2% Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel tujuan (X3) menghasilkan presentase sebesar 85.2%. Berdasarkan pada tabel 3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai penyuluh memiliki tujuan yang sangat baik.
123
4.) Analisis Deskriptif sub variabel kepribadian (X4) ∑
P=:
x 100 %
= = 85.7% Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel kepribadian (X4) menghasilkan presentase sebesar 85.7%. Berdasarkan pada tabel 3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai penyuluh memiliki kepribadian yang sangat baik. 5.) Analisis Deskriptif sub variabel dinamika (X5) ∑
P=:
x 100 %
= = 86% Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel dinamika (X5) menghasilkan presentase sebesar 86%. Berdasarkan pada tabel 3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai penyuluh memiliki dinamika yang sangat baik. 6.) Analisis Deskriptif variabel sikap petani (Y) P=:
∑
x 100 %
124
= = 84.7% Perhitungan di atas menunjukan bahwa variabel sikap petani (Y) menghasilkan presentase sebesar 84.7%. Berdasarkan pada table 3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai penyuluh memiliki dinamika yang sangat baik. 4.2.4 Hasil Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal. Penulis menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov dengan bantuan software SPSS Versi 21, untuk menyatakan apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien AsympSig. Atau P-value dengan 0,05 (taraf signifikan). Apabila P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang berarti tidak signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih kecil dari 0,05 yang berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Adapun hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
125
1.)
Sub Variabel X1 (Kompetensi Penyuluh pertanian) terhadap Variabel Y (Sikap Petani) Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada Sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.32 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 terhadap Y Unstandardized Standardized Residual Residual N 96 96 Mean 0E-7 0E-7 Normal Std. Parametersa,b 2,82184536 ,99472292 Deviation Absolute ,103 ,103 Most Extreme Positive ,095 ,095 Differences Negative -,103 -,103 Kolmogorov-Smirnov Z 1,006 1,006 Asymp. Sig. (2-tailed) ,263 ,263 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Diagram 4.30 Grafik normalitas X1 terhadap Y
126
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.32 dan grafik pada diagram 4.30 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel 4.32 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,263 > 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari sub variabel X1 (Kompetensi penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik parametrik. 2.)
Sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian) terhadap Variabel Y (Sikap Petani) Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.33 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X2 terhadap Y Unstandardized Standardized Residual Residual N 96 96 Mean 0E-7 0E-7 Normal Std. Parametersa,b 2,78180522 ,99472292 Deviation Absolute ,108 ,108 Most Extreme Positive ,088 ,088 Differences Negative -,108 -,108 Kolmogorov-Smirnov Z 1,061 1,061 Asymp. Sig. (2-tailed) ,210 ,210
127
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.33 diatas dan grafik pada diagram 4.31 dibawah ini menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel 4.33 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,210 > 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari sub variabel X2 (Karakter penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik parametrik. Diagram 4.31 Grafik Normalitas X2 terhadap Y
3.)
Sub Variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) terhadap Variabel Y (Sikap Petani) Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
128
distribusi normal pada sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.34 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X3 terhadap Y Unstandardi Standardized zed Residual Residual N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Normal Parametersa,b
96
96
0E-7 2,62505357 ,136 ,094 -,136 1,331
0E-7 ,99472292 ,136 ,094 -,136 1,331
,058
,058
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Diagram 4.32 Grafik Normalitas X3 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.34 dan grafik pada diagram 4.32 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel
129
4.34 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,058 > 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari sub variabel X3 (Tujuan penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik parametrik. 4.)
Sub Variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) terhadap Variabel Y (Sikap Petani) Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada sub variabel X4 (Kepribadian Penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.35 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X4 terhadap Y Unstandardized Standardized Residual Residual N Normal Parameters Most Extreme Differences
a,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
96 0E-7 2,65902614 ,126 ,107 -,126 1,230 ,097
96 0E-7 ,99472292 ,126 ,107 -,126 1,230 ,097
130
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.35 diatas dan grafik pada diagram 4.33 dibawah ini menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel 4.35 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,097 > 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari sub variabel X4 (Kepribadian penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik parametrik. Diagram 4.33 Grafik Normalitas X4 terhadap Y
5.)
Sub Variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) terhadap Variabel Y (Sikap Petani) Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh pertanian)
131
terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.36 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X5 terhadap Y
N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Unstandardized Standardized Residual Residual 96 96 0E-7 0E-7 2,23271078 ,99472292 ,134 ,134 ,114 ,114 -,134 -,134 1,312 1,312 ,064 ,064
b. Calculated from data.
Diagram 4.34 Grafik Normalitas X5 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.36 dan grafik pada diagram 4.34 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel 4.36 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,064 > 0,05 yang
132
berarti bahwa data sampel dari sub variabel X5 (Dinamika penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik parametrik. 6.)
Variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada variabel X (Kredibilitas Penyuluh pertanian) yang terdiri dari 5 sub variabel terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini: Tabel 4.37 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X terhadap Y
N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Normal Parametersa,b
Unstandardized Standardized Residual Residual 96 96 ,0000000 ,0000000 2,10669036 ,97332853 ,116 ,116 -,107 1,133 ,153
,116 ,116 -,107 1,133 ,153
133
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.37 diatas dan diagram 4.35 dibawah ini menunjukkan bahwa AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,153 > 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari variabel X (Kredibilitas penyuluh pertanian) yang terdiri dari 5 sub variabel terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Diagram 4.35 Grafik X terhadap Y
4.2.5 Hasil Uji Koefisien Korelasi Pada pembahasan ini, pengujian koefisien korelasi adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan antara sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani), sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani), sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani), sub variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap
134
Petani), sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani), serta hubungan dari kelima sub variabel tersebut yang merupakan variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian dengan variabel Y (Sikap Petani). 1.)
Uji Korelasi sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh pertanian) dengan Variabel Y (Sikap Petani) Berdasarkan tabel 4.38 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product Moment antar sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,323. Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara sub variabel X1 dengan variabel Y memiliki hubungan yang rendah atau lemah karena nilainya berkisar antara 0,20 – 0,399. Tabel 4.38 Korelasi X1 dengan Y X1
Y ,323** ,001 96 1
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 96 Pearson Correlation ,323** Y Sig. (2-tailed) ,001 N 96 96 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). X1
135
2.)
Uji Korelasi sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) Berdasarkan tabel 4.39 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product Moment antar sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,360. Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara sub variabel X2 dengan variabel Y memiliki hubungan yang rendah atau lemah karena nilainya berkisar antara 0,20 – 0,399. Tabel 4.39 Korelasi X2 dengan Y X2
Y ,360** ,000 96 1
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 96 Pearson Correlation ,360** Y Sig. (2-tailed) ,000 N 96 96 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). X2
3.)
Uji korelasi sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) Berdasarkan tabel 4.40 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product Moment antar sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,474.
136
Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara sub variabel X3 dengan variabel Y memiliki hubungan yang sedang atau cukup karena nilainya berkisar antara 0,40 – 0,599. Tabel 4.40 Korelasi X3 dengan Y X3 Y Pearson Correlation 1 ,474** X3 Sig. (2-tailed) ,000 N 96 96 Pearson Correlation ,474** 1 Y Sig. (2-tailed) ,000 N 96 96 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
4.)
Uji Korelasi variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) Berdasarkan tabel 4.41 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product Moment antar sub variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,452. Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara sub variabel X4 dengan variabel Y memiliki hubungan yang sedang atau cukup karena nilainya berkisar antara 0,40 – 0,599.
137
Tabel 4.41 Korelasi X4 dengan Y X4
Y ,452** ,000 96 1
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 96 Pearson Correlation ,452** Y Sig. (2-tailed) ,000 N 96 96 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). X4
5.)
Uji Korelasi sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) Tabel 4.42 Korelasi X5 dengan Y X5 Y Pearson Correlation 1 ,663** X5 Sig. (2-tailed) ,000 N 96 96 Pearson Correlation ,663** 1 Y Sig. (2-tailed) ,000 N 96 96 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Berdasarkan tabel 4.42 diatas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product Moment antar sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,663. Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara sub variabel X5 dengan variabel Y memiliki
138
hubungan yang tinggi atau kuat karena nilainya berkisar antara 0,60 – 0,799. 6.)
Uji Korelasi Ganda Berdasarkan tabel 4.43 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai R antar variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian) yang terdiri dari sub variabel X1, X2, X3, X4, X5 dengan variabel Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,708. Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.8 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara variabel X yang terdiri dari sub variabel X1, X2, X3, X4, X5 dengan variabel Y memiliki hubungan yang tinggi atau kuat karena nilainya berkisar antara 0,60 – 0,799. Tabel 4.43 Korelasi Ganda Model Summary Model
R
1
,708a
R Square
Adjusted R Square
,501
,473
Std. Error of the Estimate 2,164
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X2, X5
4.2.6 Hasil Uji Regresi Penulis menggunakan SPSS 21 sebagai alat untuk mempermudah perhitungan, dan hasilnya sebagai berikut:
139
1.)
Regresi Linier Sederhana sub variabel X1 terhadap Y Tabel 4.44 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X1 terhadap Y Model
1
(Constant) Kompetensi
Coefficientsa Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 30,889 3,485 8,864 ,889 ,269 ,323 3,307
Sig.
,000 ,001
a. Dependent Variable: Y
Diagram 4.36 Grafik Regresi X1 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut: Y = a + bX
Y = 30,889 + 0,889 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa : a.)
Nilai konstanta (a) sebesar 30,889 yang artinya bila penyuluh tidak memiliki kompetensi (X1 = 0), maka sikap petani bernilai 30,889.
140
b.)
Nilai koefisien regresi sub variabel kompetensi (X1) memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,889 , yang artinya semakin baik kompetensi penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap petani.
c.)
Setiap penambahan nilai kompetensi sebanyak 1% maka akan menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 0,889.
d.)
Diagram 4.36 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif yaitu ketika nilai X1 (Kompetensi) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani). Dari tabel 4.44 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Kompetensi mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,001. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh antara Kompetensi Penyuluh (X1) terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y). 2.)
Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y Tabel 4.45 Regresi Linier Sederhana sub variabel X2 terhadap Y Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Beta Error (Constant) 27,925 3,875 7,207 1 Karakter ,843 ,225 ,360 3,739 a. Dependent Variable: Y
Sig.
,000 ,000
141
Diagram 4.37 Grafik Regresi X2 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut : Y = a + bX
Y = 27,925 + 0,843 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai konstanta (a) sebesar 27,925 yang artinya bila penyuluh tidak memiliki karakter (X2 = 0), maka sikap petani bernilai 27,925. b.) Nilai koefisien regresi sub variabel karakter (X2) memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,843 , yang artinya semakin baik karakter penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap petani c.) Setiap penambahan nilai karakter sebanyak 1% maka akan menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 0,843.
142
d.) Diagram 4.37 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif yaitu ketika nilai X2 (Karakter Penyuluh) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani). Dari tabel 4.45 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub variabel Sikap mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Karakter Penyuluh (X2) terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y). 3.)
Regresi Linier X3 terhadap Y Tabel 4.46 Regresi Linier Sederhana sub variabel X3 terhadap Y Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 28,338 2,702 1 Tujuan 1,647 ,316 ,474 a. Dependent Variable: Y
t
Sig.
10,488 ,000 5,221 ,000
Diagram 4.38 Grafik Regresi X3 terhadap Y
143
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut: Y = a + bX
Y = 28,338 + 1,647 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa: a.)
nilai konstanta (a) sebesar 28,338 yang artinya bila Penyuluh tidak memiliki Tujuan (X3 = 0), maka Sikap petani bernilai 28,338.
b.)
Nilai koefisien regresi sub variabel Tujuan (X3) memiliki nilai positif yaitu sebesar 1,647 yang artinya semakin baik tujuan penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap petani
c.)
Setiap penambahan nilai tujuan sebanyak 1% maka akan menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 1,647.
d.)
Diagram 4.38 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif yaitu ketika nilai X3 (Tujuan Penyuluh) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani). Dari tabel 4.46 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Sikap mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Tujan Penyuluh (X3) terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
144
4.)
Regresi Linier Sederhana X4 terhadap Y Tabel 4.47 Regresi Linier Sederhana sub variabel X4 terhadap Y Coefficientsa Model Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients B Std. Beta Error (Constant) 27,833 2,970 1 Kepribadian 1,130 ,230 ,452 a. Dependent Variable: Y
t
Sig.
9,372 ,000 4,918 ,000
Diagram 4.39 Grafik Regresi X4 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut: Y = a + bX
Y = 27,883 + 1,130 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa : a.)
nilai konstanta (a) sebesar 27,883 yang artinya bila Penyuluh tidak memiliki Kepribadiam (X4 = 0), maka Sikap petani memiliki bernilai 27,883.
145
b.)
Nilai koefisien regresi sub variabel Kepribadian (X4) memiliki nilai positif yaitu sebesar 1,130 , yang artinya semakin baik kepribadian penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap petani.
c.)
Setiap penambahan nilai kepribadian sebanyak 1% maka akan menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 1,130.
d.)
Diagram 4.39 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif yaitu ketika nilai X4 (Kepribadian Penyuluh) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani). Dari tabel 4.47 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Kepribadian mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Kepribadian Penyuluh (X4) terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y). 5.)
Regresi Linier Sederhana X5 terhadap Y Tabel 4.48 Regresi Linier Sederhana sub variabel X5 terhadap Y Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 21,228 2,475 1 X5 1,639 ,191 ,663 a. Dependent Variable: Y
t
Sig.
8,576 8,581
,000 ,000
146
Diagram 4.40 Grafik Regresi X5 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh sebagai berikut : Y = a + bX
Y = 21,228 + 1,639 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa : a.)
nilai konstanta (a) sebesar 21,228 yang artinya bila Penyuluh tidak memiliki Dinamika (X5 = 0), maka Sikap petani bernilai 21,228.
b.)
Nilai koefisien regresi sub variabel Dinamika (X5) memiliki nilai positif yaitu sebesar 1,639 , yang artinya semakin baik dinamika penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap petani
c.)
Setiap penambahan nilai dinamika sebanyak 1% maka akan menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 1,639.
147
d.)
Diagram 4.40 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang berarti positif yaitu ketika nilai X5 (Dinamika Penyuluh) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani). Dari tabel 4.48 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub variabel Kepribadian mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya terdapat pengaruh antara Dinamika (X5) terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
6.)
Regresi
Linier
Berganda
(Kompetensi,
Karakter,
Tujuan,
Kepribadian, Dinamika) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.49 Regresi Linier Berganda (X1, X2, X3, X4, X5, terhadap Y) Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
13.232
3.687
X1
.209
.238
X2
.139
X3
T
Sig.
Beta 3.589
.001
.076
.879
.382
.208
.059
.669
.505
.657
.301
.189
2.183
.032
X4
.211
.228
.084
.926
.357
X5
1.220
.232
.493
5.251
.000
1
a. Dependent Variable: Y
Analisis Regresi Linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
148
dependen. Secara umum rumus persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Keterangan: Y
= variabel dependen (sikap petani pada teknologi PTT padi
sawah) X1,
= variabel independen 1 (kompetensi penyuluh pertanian)
X2
= variabel independen 2 (karakter penyuluh pertanian)
X3
= variabel independen 3 (tujuan penyuluh pertanian)
X4
= variabel independen 4 (kepribadian penyuluh pertanian)
X5
= variabel independen 5 (dinamika penyuluh pertanian) Berdasarkan tabel 4.45 di atas mengenai hasil regresi linear
berganda dengan program SPSS 21, maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y= 13,232 + 0,076 a.)
+ 0,059
0,189
0,084
0.493
Nilai konstanta a sebesar 13,232 bermakna bahwa jika skor variabel X (X1, X2, X3, X4, X5) dianggap 0, maka skor sikap petani adalah sebesar 13,232.
b.)
Nilai koefisien regresi variabel Kompetensi (X1) bernilai positif sebesar 0,076, Karakter (X2) sebesar 0,059, Tujuan (X3) sebesar 0,189, Kepribadian (X4) sebesar 0,084, Dinamika (X5) sebesar
149
0,493,
artinya
jika
masing-masing
variabel
X
mengalami
peningkatan sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan nilai Sikap petani sebesar 0,076, 0,059, 0,189, 0,084 dan 0,493 satuan, demikian pula sebaliknya. Nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa nilai Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, dan Dinamika Penyuluh Pertanian berpengaruh positif terhadap Sikap Petani. Hal ini menggambarkan ketika nilai Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, dan Dinamika Penyuluh Pertanian naik, maka sikap petani akan naik atau semakin positif. c.)
Koefisien standar (Standardized coefficients) pada tabel di atas, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu: Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4), Dinamika (X5), terhadap Sikap Petani (Y). Dari kelima variabel tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa besarnya koefisien a adalah 13,232 Kompetensi (X1) sebesar 0,076, Karakter (X2) sebesar 0,059, Tujuan (X3) sebesar 0,189, Kepribadian (X4) sebesar 0,084, Dinamika (X5) sebesar 0,493. Hal tersebut menunjukkan bahwa dinamika ternyata memiliki pengaruh yang paling besar atau dominan terhadap sikap petani daripada kompetensi, karakter, tujuan, dan kepribadian.
150
4.2.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi 1.)
Koefisien Determinasi X1 (Kompetensi Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.50 R Square X1 terhadap Y Model Summary Model
R
1
.323a
R Square
Adjusted R Square
.104
.095
Std. Error of the Estimate 2.837
a. Predictors: (Constant), Kompetensi
Untuk menghitung besarnya pengaruh Kompetensi terhadap Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.46. Atau juga bisa dihitung secara manual dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD
= r2 x 100%
KD
= 0,3232 x 100%
KD
= 0,104 x 100%
KD
= 10,4 % Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Kompetensi
terhadap Sikap Petani sebesar 10.4% sementara sisanya sebesar 89.6% (100% - 10.4%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
151
2.)
Koefisien Determinasi X2 (Karakter Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.51 R Square X2 terhadap Y Model Summary Model
R
1
.360a
R Square .129
Adjusted R Square .120
Std. Error of the Estimate 2.797
a. Predictors: (Constant), Karakter
Untuk menghitung besarnya pengaruh Karakter terhadap Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.47. Atau juga bisa dihitung secara manual dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD
= r2 x 100%
KD
= 0,3602 x 100%
KD
= 0,129 x 100%
KD
= 12,9 % Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Karakter
terhadap Sikap Petani sebesar 12,9 % sementara sisanya sebesar 87,1% (100% - 12,9%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
152
3.)
Koefisien Determinasi X3 (Tujuan Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.52 R Square X3 terhadap Y Model Summary Model
R
1
.474a
R Square .225
Adjusted R Square .217
Std. Error of the Estimate 2.639
a. Predictors: (Constant), Tujuan
Untuk menghitung besarnya pengaruh Tujuan terhadap Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.48. Atau juga bisa dihitung secara manual dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD
= r2 x 100%
KD
= 0,4742 x 100%
KD
= 0,225 x 100%
KD
= 22,5 % Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Tujuan
terhadap Sikap Petani sebesar 22,5 % sementara sisanya sebesar 77,5% (100% - 22,5%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
153
4.)
Koefisien Determinasi X4 (Kepribadian Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.53 R Square X4 terhadap Y Model Summary Model
R
1
.452a
R Square
Adjusted R Square
.205
.196
Std. Error of the Estimate 2.673
a. Predictors: (Constant), Kepribadian
Untuk menghitung besarnya pengaruh Kepribadian terhadap Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.49. Atau juga bisa dihitung secara manual dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD
= r2 x 100%
KD
= 0,4522 x 100%
KD
= 0,205 x 100%
KD
= 20,5% Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Kepribadian
terhadap Sikap Petani sebesar 20,5 % sementara sisanya sebesar 79,5% (100% - 20,5%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
154
5.)
Koefisien Determinasi X5 (Dinamika Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.54 R Square X5 terhadap Y Model Summary Model
R
1
.663a
R Square
Adjusted R Square
.439
.433
Std. Error of the Estimate 2.245
a. Predictors: (Constant), Dinamika
Untuk menghitung besarnya pengaruh Dinamika terhadap Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) pada tabel 4.50. Atau juga bisa dihitung secara manual dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: KD
= r2 x 100%
KD
= 0,6632 x 100%
KD
= 0,439 x 100%
KD
= 43,9% Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Dinamika
terhadap Sikap Petani sebesar 43,9 % sementara sisanya sebesar 56,1% (100% - 43,9%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
155
6.)
Koefisien Determinasi X1, X2, X3, X4, X5 (Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, Dinamika) Penyuluh Pertanian terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.55 R Square X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Y Model Summary Model
R
1
.708a
R Square .501
Adjusted R Square .473
Std. Error of the Estimate 2.164
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X2, X4
Penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD) untuk mencari besarnya peranan Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4), Dinamika (X5) Penyuluh Pertanian terhadap Sikap Petani (Y). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel model summary, besarnya R Square atau juga dengan melihat angka R adalah 0,708. Maka perhitungannya adalah: KD
= r2 x 100%
KD
= 0,7082 X 100%
KD
= 0,501 X 100%
KD
= 50,1 % Hal ini berarti ada sebesar 50,1 % variasi Sikap petani yang baik
dan positif (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen penelitian yaitu Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan
156
(X3), Kepribadian (X4), Dinamika (X5). Sementara sisanya 49,9% (100% - 50,1% ) dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel yang peneliti bahas dalam penelitian ini. 4.2.8 Hasil Uji Hipotesis 4.2.8.1 Hasil Uji t 1.) Uji Hipotesis H01 (X1 terhadap Y) Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 3,307 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980, maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Kompetensi terhadap Sikap Petani. Tabel 4.56 Uji Hipotesis H01 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Beta Error (Constant) 30,889 3,485 1 Kompetensi ,889 ,269 ,323 a. Dependent Variable: Y
t
8,864 3,307
Sig.
,000 ,001
2.) Uji Hipotesis H02 (X2 terhadap Y) Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 3.739 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980,
157
maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sikap terhadap Sikap Petani. Tabel 4.57 Uji Hipotesis H02 Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error 27,925 3,875
(Constant) Sikap ,843 a. Dependent Variable: Y 1
t
Sig.
7,207
,000
,360 3,739
,000
Beta
,225
3.) Uji Hipotesis H03 (X3 terhadap Y) Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 5,221 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980, maka H03 ditolak dan Ha3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tujuan terhadap Sikap Petani. Tabel 4.58 Uji Hipotesis H03 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error (Constant) 28,338 2,702 10,488 ,000 1 Tujuan 1,647 ,316 ,474 5,221 ,000 a. Dependent Variable: Y
158
4.) Uji Hipotesis H04 (X4 terhadap Y) Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 4,918 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980, maka H04 ditolak dan Ha4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepribadian terhadap Sikap Petani. Tabel 4.59 Uji Hipotesis H04 Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) Kepribadian
Standardized Coefficients
Std. Error
27,833
2,970
1,130
,230
t
Sig.
9,372
,000
4,918
,000
Beta ,452
a. Dependent Variable: Y
5.) Uji Hipotesis H05 (X5 terhadap Y) Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan tabel diatas, nilai thitung 8,581 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980, maka H05 ditolak dan Ha5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dinamika terhadap Sikap Petani.
159
Tabel 4.60 Uji Hipotesis H05 Model
1
(Constant) Dinamika
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 21,228 2,475 1,639 ,191 ,663
t
Sig.
8,576 8,581
,000 ,000
a. Dependent Variable: Y
4.2.8.2 Hasil Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali 2006:84). Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan: 1.)
Uji F X1 (Kompetensi Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.61 Uji F X1 terhadap Y ANOVAa Model
Sum of Squares Regression 88.033 1 Residual 756.467 Total 844.500 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X1
df 1 94 95
Mean Square 88.033 8.048
F 10.939
Sig. .001b
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.61 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 0,939 dengan tingkat signifikansi 0,001. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan: df1 = k – 1
6-1=5
160
df2 = n – k
96 - 6 = 90
Ftabel dk 5%
2,33
Dimana:
k = Jumlah variabel bebas + terikat n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,939 > 2.33) maka dapat dinyatakan
bahwa
variabel
independen
Kompetensi
(X1)
mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H01 ditolak sementara Ha1 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara Kompetensi (X1) terhadap Sikap Petani (Y). 2.)
Uji F X2 (Karakter Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.62 Uji F X2 terhadap Y
ANOVAa Model Sum of df Mean F Squares Square Regression 109.348 1 109.348 13.982 1 Residual 735.152 94 7.821 Total 844.500 95 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2
Sig. .000b
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.62 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 13,982 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan: df1 = k – 1
6-1=5
df2 = n – k
96 - 6 = 90
161
Ftabel dk 5% Dimana:
2,33 k = Jumlah variabel bebas + terikat n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (13,982 > 2.33) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen Karakter Penyuluh (X2) mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H02 ditolak sementara Ha2 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara Karakter Penyuluh (X2) terhadap Sikap Petani (Y). 3.)
Uji F X3 (Tujuan Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.63 Uji F X3 terhadap Y ANOVAa Model Sum of df Mean F Squares Square Regression 189.864 1 189.864 27.263 1 Residual 654.636 94 6.964 Total 844.500 95 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X3
Sig. .000b
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.63 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 27,263 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan: df1 = k – 1
6-1=5
df2 = n – k
96 - 6 = 90
Ftabel dk 5%
2,33
162
Dimana:
k = Jumlah variabel bebas + terikat n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (27,263 > 2.33) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen Tujuan (X3) mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H03 ditolak sementara Ha3 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara Tujuan Penyuluh (X3) terhadap Sikap Petani (Y). 4.)
Uji F X4 (Kepribadian Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.64 Uji F X4 terhadap Y ANOVAa Model Sum of df Squares Regression 172.810 1 1 Residual 671.690 94 Total 844.500 95 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X4
Mean F Sig. Square 172.810 24.184 .000b 7.146
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.64 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 24,184 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan: df1 = k – 1
6-1=5
df2 = n – k
96 - 6 = 90
Ftabel dk 5%
2,33
Dimana:
k = Jumlah variabel bebas + terikat
163
n = Jumlah responden Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (24,184 > 2.33) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen Kepribadian Penyuluh (X4) mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H04 ditolak sementara Ha4 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara Kepribadian Penyuluh (X4) terhadap Sikap Petani (Y). 5.)
Uji F X5 (Dinamika Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.65 Uji F X5 terhadap Y ANOVAa Model Sum of df Mean Squares Square Regression 370.925 1 370.925 1 Residual 473.575 94 5.038 Total 844.500 95 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X5
F 73.625
Sig. .000b
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.60 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 73,625 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan: df1 = k – 1
6-1=5
df2 = n – k
96 - 6 = 90
Ftabel dk 5%
2,33
Dimana:
k = Jumlah variabel bebas + terikat
164
n = Jumlah responden Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (73,625 > 2.33) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen Dinamika Penyuluh (X5) mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H05 ditolak sementara Ha5 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara Dinamika Penyuluh (X5) terhadap Sikap Petani (Y). 6.)
Uji F Berganda X1, X2, X3, X4, X5 (Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, Dinamika) Penyuluh Pertanian terhadap Y (Sikap Petani) Tabel 4.66 ANOVAa Model Sum of df Mean F Sig. Squares Square Regression 422.876 5 84.575 18.053 .000b 1 Residual 421.624 90 4.685 Total 844.500 95 a. Dependent Variable: Sikap_Petani b. Predictors: (Constant), Dinamika, Kompetensi, Tujuan, Karakter, Kepribadian
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.61 di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 18,053 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan: df1 = k – 1
6-1=5
df2 = n – k
96 - 6 = 90
Ftabel dk 5%
2,33
165
Dimana:
k = Jumlah variabel bebas + terikat n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 < 0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (18,053 > 2.33) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen meliputi Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5) secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H06 ditolak sementara Ha6 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen meliputi Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5) Penyuluh Pertanian secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y) 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Sebagai penunjang pembangunan pertanian, tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi pertanian. Teknologi pertanian yang digunakan dalam menunjang program peningkatan produksi beras nasional adalah teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah. PTT padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi. Penulis memilih lokasi penelitian Di Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Ciruas yang merupakan wilayah sentra padi dengan lahan sawah seluas 2.346 hektar. Hal tersebut berpotensi besar dalam menghasilkan beras untuk mendukung program peningkatan produksi beras nasional.
166
Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui seorang penyuluh untuk mengkomunikasikan program. Salah satunya adalah menginformasikan teknologi pertanian sebagai salah satu penunjang program pemerintah. Penyebaran informasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh penyuluh di Kecamatan Ciruas berlangsung melalui saluran komunikasi antar pribadi, karena dianggap lebih efektif dalam tahap persuasi untuk membujuk individu menerima ide-ide baru. Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam komunikasi antar pribadi dari sudut komunikator adalah kredibilitas. Menurut teori kredibilitas sumber yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam bukunya yang berjudul Communication
and
Persuasion
yang
menyatakan
bahwa
seseorang
dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics). Variabel-variabel tersebut lah yang kemudian dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Penulis ingin mengetahui seberapa besar variabelvariabel tersebut berpengaruh terhadap sikap petani pada teknologi pertanian yang disampaikan oleh penyuluh sebagai penunjang program produksi beras nasional. Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa sikap petani pada teknologi PTT padi sawah adalah positif. Dibuktikan dengan jawaban responden pada kuesioner yang sebagian besar menjawab setuju dan sangat setuju. Selanjutnya,
167
menurut hasil penelitian berdasarkan uji validitas dan reabilitas variabel Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5), serta variabel Sikap Petani (Y) telah memenuhi standar validitas dan reabilitas karena rhitung > rtabel. 4.3.1 Kompetensi Penyuluh Pertanian (X1) terhadap Sikap Petani (Y). Berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif data variabel kompetensi (X1) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 86,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian dapat dikatakan memiliki kompetensi yang sangat baik, dilihat dari penguasaan materi yang dibahas mengenai informasi
teknologi
PTT
padi
sawah,
keahlian
penyuluh
dalam
mengkomunikasikan informasi teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami oleh petani. Penyuluh juga dinilai sebagai orang yang berpengalaman. Menurut Hovland, peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan mengemukakan para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan yang bukan ahli. Kompetensi penyuluh pertanian juga dapat dilihat dari penguasaan penyuluh pada masalah yang dibahasnya. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa kompetensi penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Ciruas sebesar 0,323 yang bernilai rendah atau lemah. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi
168
PTT padi sawah sebesar 10,4% sementara sisanya sebesar 89.6% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 1 bahwa “terdapat pengaruh antara kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”. 4.3.2 Karakter Penyuluh Pertanian (X2) terhadap Sikap Petani (Y). Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif data variabel Karakter (X2) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 85,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian dapat dikatakan memiliki sikap atau karakter yang sangat baik, dilihat dari kejujuran penyuluh sehingga membuat petani percaya, kesopanan penyuluh dalam bertutur kata, serta penyuluh memiliki akhlak yang baik. Karakter seorang komunikator merupakan salah satu sumber kredibilitas dari seorang penyuluh pertanian agar petani dapat menilai apakah penyuluh pertanian memiliki akhlak yang baik dan maksud yang baik dalam menyampaikan informasi Teknologi PTT Padi Sawah sehingga berpengaruh terhadap sikap petani. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa sikap atau karakter penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 0,360 yang bernilai rendah atau lemah. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 12,9% sementara sisanya sebesar 87,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 2 bahwa “terdapat
169
pengaruh antara sikap atau karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”. 4.3.3 Tujuan Penyuluh Pertanian (X3) terhadap Sikap Petani (Y). Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif data variabel Tujuan (X3) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 85,2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian memiliki tujuan yang sangat baik, dilihat dari kemampuan penyuluh membuktikan bahwa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan serta kemampuan penyuluh membuat petani termotivasi. Tujuan merupakan suatu motif yang mendorong seseorang dalam menyampaikan pesannya. Seorang komunikator harus yakin apa yang menjadi tujuan dalam menyampaikan pesannya. Penyuluh pertanian harus yakin bahwa informasi teknologi PTT Padi Sawah yang disampaikan tersebut berguna bagi petani di Kecamatan Ciruas. Tujuan penyuluhan sendiri bertujuan untuk mempersuasi sikap petani dalam penerapan teknologi pertanian yang disuluhkan. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa tujuan penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah, sebesar 0,474 yang sedang atau cukup. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 22,5% sementara sisanya sebesar 77,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk
170
hipotesis 3 bahwa “terdapat pengaruh antara tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”. 4.3.4 Kepribadian Penyuluh Pertanian (X4) terhadap Sikap Petani (Y). Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif data variabel Kepribadian (X4) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 85,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian kepribadian yang sangat baik, dilihat dari kemampuan penyuluh berbaur dengan petani pada saat penyuluhan, keterbukaan penyuluh dalam menerima kritik dan saran serta kemampuan penyuluh menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan. Kepribadian seorang komunikator ditunjukkan dari pribadi si pembicara yang hangat dan bersahabat serta memiliki sifat-sifat yang menyenangan dan memiliki keterbukaan. Penyuluh pertanian yang memiliki sifat terbuka, dapat menimbulkan ketenangan dan kesenangan pada diri petani. Sehingga petani tidak ragu dalam mendengarkan informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan penyuluh pertanian di Kecamatan Ciruas. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa kepribadian penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 0,452 yang bernilai sedang atau cukup. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 20,5% sementara sisanya sebesar 79,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk
171
hipotesis 4 bahwa “terdapat pengaruh antara kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”. 4.3.5 Dinamika Penyuluh Pertanian (X5) terhadap Sikap Petani (Y). Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif data variabel Dinamika (X5) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 86%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian memiliki dinamika yang sangat baik, dilihat dari jiwa semangat penyuluh dalam menyampaikan penyuluhan, kemampuan penyuluh
membuat
petani
antusias terhadap
materi
yang
disampaikan, serta ketangguhan penyuluh dalam menyampaikan materi. Dinamika
mengacu
pada
penampilan
seorang
komunikator
yang
bersemangat dalam menyampaikan pesan. Dinamika juga menunjukkan apakah hal yang disampaikan tersebut menarik atau tidak. Seorang penyuluh pertanian yang bersemangat dalam penyampaian informasi teknologi PTT padi sawah cenderung terlihat lebih kredibel daripada penyuluh pertanian yang pasif. Apabila penyuluh terlihat kredibel, maka akan berpengaruh terhadap sikap petani yang tertarik pada informasi yang disampaikan oleh penyuluh. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa dinamika penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 0,663 yang bernilai tinggi atau kuat. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 43,9% sementara sisanya sebesar 56,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 5
172
bahwa “terdapat pengaruh antara dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”. 4.3.6 Kredibilitas
(Kompetensi
(X1),
Karakter
(X2),
Tujuan
(X3),
Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5)) Penyuluh Pertanian terhadap Sikap Petani (Y). Kredibilitas penyuluh pertanian bersumber dari yang pertama yaitu kompetensi penyuluh terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi pertanian PTT padi sawah. Yang kedua, karakter penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Yang ketiga, tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Yang keempat, kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dan yang kelima, dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan. Dari hasil perhitungan Regresi Linear Berganda dengan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 21 maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian adalah sebagai berikut Y= 13,232 + 0,076 0,059
0,189
0,084
0.493
+
. Dimana Y adalah Sikap Petani Pada
Teknologi PTT Padi Sawah, X1 adalah Kompetensi, X2 adalah Karakter, X3 adalah
173
Tujuan, X4 adalah Kepribadian dan X5 adalah Dinamika. Model tersebut dapat diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai pada masing-masing sub variabel X maka akan diikuti kenaikan nilai Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah (Y) yang semakin positif. Berdasarkan garis regresi, maka dapat dilihat bahwa dari 5 variabel independen yang digunakan dalam penelitian yang memiliki pengaruh lebih besar dalam mempengaruhi Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah adalah X5 yaitu Dinamika dengan nilai sebesar 0.493. Dinamika penyuluh pertanian dapat dilihat dari penampilan penyuluh pertanian dalam menyampaikan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Penyuluh terlihat bersemangat pada saat melakukan penyuluhan sehingga tidak membosankan. Dapat juga dilihat dari nilai koefisien determinasi bahwa dinamika memiliki pengaruh yang cukup sebesar 43,9 % terhadap sikap petani jika dibandingkan yang variabel kompetensi, karakter, tujuan serta kepribadian. Hasil perhitungan uji t, menunjukkan bahwa kelima variabel independen mempunyai signifikansi yang kurang dari 0,05. Begitu pula thitung masing- masing variabel yang nilainya lebih dari 1,980, yaitu Kompetensi dengan 3,307, Karakter dengan 3.739, Tujuan dengan 5,221, Kepribadian dengan 4,918 dan Dinamika dengan 8,581. Angka tersebut menerangkan bahwa kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian dan dinamika, masing-masing memiliki pengaruh yang nyata terhadap sikap petani pada penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Dari variabel-variabel independen penelitian ini, pengaruh
174
yang paling dominan terhadap sikap petani terlihat pada nilai yang paling besar yaitu Dinamika. Ini berarti variabel X5 yaitu Dinamika yang paling berpengaruh terhadap Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah di Kecamatan Ciruas. Dari hasil perhitungan uji F, memperlihatkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian, meliputi Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian dan Dinamika Penyuluh Pertanian layak untuk menguji Sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. Hal tersebut ditunjukkan dari uji F pada variabel Kompetensi penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 10,939, uji F pada variabel Karakter penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 13,982, uji F pada variabel Tujuan penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 27,263, uji F pada variabel Kepribadian penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 24,184, uji F pada variabel Dinamika penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 73,625 serta uji F secara simultan pada variabel Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, serta Dinamika penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 18,053. Keenamnya lebih besar dari Ftabel dan tingkat signifikansi yang kurang dari 0,05. Hal tersebut menguatkan uji t bahwa dari keenam hipotesis nol pada penelitian ditolak, karena pada masing-masing variabel X memiliki pengaruh terhadap variabel Y, baik dihitung sendiri-sendiri maupun secara simultan. Juga berdasarkan hasil koefisien determinasi, disimpulkan bahwa jika variabel (X1) Kompetensi, (X2) Karakter, (X3) Tujuan, (X4) Kepribadian dan (X5) Dinamika
175
Penyuluh Pertanian disatukan maka akan mempengaruhi variabel Y atau Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah yang lebih kuat sebesar 50,1% dibandingkan jika dihitung secara terpisah. Merujuk pada teori yang digunakan yang apabila komunikator dengan kredibilitasnya yang tinggi maka akan berpengaruh besar terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih banyak menghasilkan perubahan sikap yang meliputi kognitif, afektif dan konatif pada teknologi PTT padi sawah.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya mengenai “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 10,4 % yang artinya sangat rendah, sementara sisanya sebesar 89.6% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 2. Pengaruh karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 12,9 % yang artinya sangat rendah, sementara sisanya sebesar 87,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 3. Pengaruh tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah. sebesar 22,5 % yang artinya rendah, sementara sisanya sebesar 77,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 4. Pengaruh kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 20,5 % yang artinya rendah, sementara sisanya sebesar 79,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 176
177
5. Pengaruh dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 43,9 % yang artinya sedang, sementara sisanya sebesar 56,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. 6. Pengaruh Kredibilitas yang meliputi Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian serta Dinamika Penyuluh Pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 50,1% yang artinya sedang, sementara sisanya 49,9% dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel yang peneliti bahas dalam penelitian ini. 5.2 Saran Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti setidaknya mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi, atau lembaga serta berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun saran yang penulis berikan setelah meneliti masalah dalam penelitian ini antara lain : 1.
Hasil penelitian dapat menjadi masukan untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan pertanian terkait kredibilitas penyuluh sebagai komunikator demi mempengaruhi sikap petani terhadap teknologi pertanian guna mendukung dan menunjang program produksi beras nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Sehingga teknologi pertanian penunjang program tersebut dapat mempengaruhi sikap petani dari tahap pengetahuan hingga pemberian keputusan untuk melaksanakan teknologi pertanian yang disampaikan oleh penyuluh.
178
2.
Dengan latar belakang pendidikan petani yang rendah, penyuluh pertanian diharapkan mampu mengkomunikasikan dengan baik serta memberikan contoh
atau
bukti
bahwa
informasi
yang
disampaikan
tersebut
menguntungkan bagi petani sehingga petani mampu memahami dan mempercayai
bahwa
informasi
yang
disampaikan
petani
tersebut
menguntungkan bagi petani sekaligus mendukung program peningkatan produksi beras nasional. 3.
Selanjutnya penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam penelitian bidang ilmu komunikasi umumnya dan bagi Penyuluh Pertanian khususnya.
179
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0 : Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif . Jogjakarta: Gerai Ilmu Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu Azwar, Dr. Syaifudin. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar Bungin, Burhan. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Effendy, Onong U. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya ________________. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia Hovland, Janis & Kelley. 2007. Communication and Persuasion. London: Yale University Press. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo PB, Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik.Yogyakarta: Andi Prasetyo, Bambang, Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan. Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta: Bandung Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Ruben, Brent D, Lea P. Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia (Edisi Kelima). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
180
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Buntaran Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia Sihabudin, Ahmad. Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia. Serang: Pustaka Getok Tular Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta ________. 2003. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta _________. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med Press Supratiknya, A. 2003. Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius Tan, Alexis S.. 1981. Mass Communication Theories in Research. USA: Grid Publishing.inc U, Samsudin. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bandung: Angkasa Offset Unaradjan, Dominikus Dolet. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Universitas Atma Jaya Van Den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: PT Kanisius Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo Widyanto, Mikha Agus. 2013. Statistika Terapan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo WEBSITE Dewi, Taufik. artikel Kredibilitas dalam Komunikasi. https://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/ (Diakses tanggal 17 Juli 2016)
181
Diah Ayu Ningtias, Persepsi Pemuda Terhadap Pertanian, https://diahayuningtyas.wordpress.com/2009/05/23/persepsi-pemudaterhadap-pertanian/ (Diakses tanggal 9 Januari 2017) Yudi Soetardjo, artikel Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah, https://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/04/29/ptt-padi-sawah/ (Diakses tanggal 13 Mei 2016).
LAMPIRAN
182
LAMPIRAN 1 DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN DAN PENGISIAN KUESIONER Foto 1
Gambar diatas memperlihatkan seorang petani desa Pamong sedang mengisi kuesioner yang diberikan oleh penulis. 17/10/2016 Foto 2
Gambar diatas memperlihatkan penulis sedang memberi arahan kepada salah seorang petani untuk mengisi kuesioner yang diberikan. 20/10/2016
183
184
Foto 3
Gambar diatas memperlihatkan para petani sedang mengisi kuesioner yang diberikan penulis. 20/10/2016 Foto 4
Gambar diatas memperlihatkan penulis sedang mendampingi petani dalam pengisian kuesioner. 21/10/2016
185
Foto 5
Gambar diatas memperlihatkan petani sedang memperhatikan arahan dari penyuluh. 22/10/2016 Foto 6
Penulis berfoto bersama petani wilayah binaan Singamerta. 22/10/2016
LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN
“Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah” 1. Identitas Responden : Berilah garis bawah pada jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan : 1
Nama
2
Jenis Kelamin
(P) / (L)
3
Umur
(17 – 27) / (28-38) / (39-49) / (50-60) / (61-71)
4
Status
Menikah/belum menikah
5
Pendidikan
1. SD 2. SMP 3. SMA
2. Daftar pertanyaan Berilah tanda silang (x) pada kolom jawaban yang di anggap sesuai dengan keadaan : Keterangan SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
KS
: Kurang Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
a. Variabel (x) Kredibilitas Penyuluh Pertanian Kompetensi No
Pernyataan
SS
1
Penyuluh tahu banyak mengenai informasi
186
S
KS
TS
STS
187
teknologi
PTT
padi
sawah
yang
disampaikan kepada petani 2
Penyuluh
memiliki
keahlian
dalam
mengkomunikasikan teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami 3
Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan terutama mengenai informasi teknologi pertanian.
Karakter No
Pernyataan
4
Penyuluh mampu menunjukkan kejujuran
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
sehingga membuat petani percaya 5
Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan
dalam
menyampaikan
materi
penyuluhan 6
Penyuluh memiliki akhlak yang baik
7
Penyuluh mampu menunjukkan keyakinan terhadap teknologi PTT padi sawah yang disampaikan
sehingga
membuat
petani
percaya Tujuan No 8
Pernyataan Penyuluh
mampu
membuktikan
bahwa
informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan bagi petani
188
9
Penyuluh memberi keyakinan kepada petani agar petani termotivasi untuk menerima teknologi
PTT
padi
sawah
yang
disampaikan Kepribadian No
Pernyataan
10
Penyuluh mampu berbaur dengan petani
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
sehingga terciptanya keakraban pada saat penyuluhan 11
Penyuluh secara terbuka menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani
12
Penyuluh
mampu menciptakan suasana
dialogis pada saat penyuluhan berlangsung Dinamika No 13
Pernyataan Penyuluh
menyampaikan
informasi
teknologi PTT padi sawah dengan penuh semangat 14
Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat petani antusias terhadap informasi teknologi
PTT
padi
sawah
yang
disampaikan pada saat penyuluhan 15
Penyuluh
memiliki
ketangguhan
dalam
menyampaikan informasi teknologi PTT padi
sawah
kepada
petani
sehingga
penyuluh dinilai pantang menyerah dalam menyampaikan materi
189
b. Variabel (y) Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah Kognitif No 16
Pernyataan Informasi
yang
disampaikan
membuat
petani
mengetahui
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
penyuluh apa
itu
teknologi PTT padi sawah 17
Informasi
yang
disampaikan
penyuluh
membuat petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam sesuai anjuran 18
Informasi membuat
yang petani
disampaikan
penyuluh
memahami
cara
melaksanakan pemupukan sesuai anjuran 19
Informasi membuat
yang petani
disampaikan
penyuluh
memahami
akan
keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT padi sawah Afektif No
Pernyataan
20
Petani tertarik terhadap teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh
21
Petani dapat menerima teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh
22
Petani memiliki keyakinan atas keunggulan teknologi
PTT
padi
sawah
yang
190
diinformasikan oleh penyuluh Konatif No 23
Pernyataan Petani
bersedia
SS
untuk
melaksanakan
teknologi pertanian PTT padi sawah 24
Petani cenderung mendukung teknologi pertanian
PTT
padi
sawah
yang
diinformasikan oleh penyuluh 25
Petani
membuat
keputusan
untuk
melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan penyuluh
S
KS
TS
STS
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 1 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 5
DATA JAWABAN RESPONDEN VARIABEL X (KREDIBILITAS PENYULUH PERTANIAN) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 4 4 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5
192
No 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5
193
No 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
194
DATA JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Y (SIKAP PETANI) No Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 7 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 11 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 17 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 18 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 19 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 20 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 21 5 4 4 3 5 5 4 5 4 5 22 5 4 5 4 5 3 3 5 4 5 23
195
No Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 24 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 25 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 26 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 27 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 28 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 31 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 32 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 33 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 34 5 5 4 5 4 3 5 5 4 5 35 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 36 2 4 3 5 4 4 4 5 4 4 37 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 38 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 39 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 40 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 41 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 42 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 43 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 48
196
No Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 5 4 4 4 4 4 4 5 3 2 49 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 50 4 4 5 3 5 4 3 5 5 4 51 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 4 5 2 5 4 4 5 5 4 54 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 57 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 58 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 59 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 60 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 62 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 64 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 65 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 66 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 67 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 68 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 69 4 3 5 4 5 3 4 4 5 4 70 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 73
197
No Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 90 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 91 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 92 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 93 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 94 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 95 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 96
198
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Narim Madsuti Samsu Maryuni Jarman Jasiman Marsin Sam‟un Sibli Hilman Jakar Kasbari Muktar Saniman Jaenudin H. Jahari M. Sanusi Madarsa Asmari Nanang Sahkori Sakmad Sapiudin Sabit
Desa Beberan Beberan Beberan Beberan Beberan Beberan Beberan Beberan Beberan Beberan Singamerta Singamerta Singamerta Singamerta Singamerta Singamerta Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Status Pernikahan Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Belum Menikah Belum Menikah Belum Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah
Kelas Umur 39-49 50-60 50-60 39-49 50-60 39-49 50-60 39-49 17-27 28-38 28-38 39-49 28-38 61-71 39-49 61-71 50-60 61-71 39-49 17-27 61-71 50-60 50-60
Pendidikan Terakhir SD SD SD SD SD SD SMP SD SMP SD SD SD SD SD SMP SMP SD SMP SD SMA SD SD SD
199
No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama Supandi Sanusi Badrudin Irvan Lukman Mudir Topik Ahmad Iksan Madnari Rafi Dadang Afif Efendi Kantor H. Sohib H. Solen Kowiudin Fapil Bondan Rafiudin Rohli Nurinah Hifni Salami H. Hafid
Desa Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Pulo Bumi Jaya Bumi Jaya Bumi Jaya Bumi Jaya Bumi Jaya Bumi Jaya Panggalang Panggalang Panggalang Panggalang Panggalang
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Status Pernikahan Menikah Menikah Belum Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Belum Menikah Belum Menikah Menikah Belum Menikah Menikah
Kelas Umur 61-71 50-60 28-38 17-27 50-60 39-49 39-49 50-60 39-49 39-49 50-60 17-27 39-49 61-71 61-71 39-49 39-49 17-27 17-27 28-38 28-38 17-27 39-49
Pendidikan Terakhir SD SMA SD SD SD SD SD SD SD SD SD SMA SD SD SD SD SD SD SD SD SMP SD SD
200
No 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Nama Aihsan Rifai Surahman Abdul Qohan Jaenudin Madnah Rohani Farid A Suhaimi Junaedi Mugni Juminta A Rifai Endi Solihin Sanusi M. beji Dayat Topan M Ali Kamad Kanipan Kasbulah Ali yusuf
Desa Panggalang Panggalang Panggalang Panggalang Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kadikaran Kapandean Kapandean Kapandean Kapandean Kapandean Kapandean Kapandean Ciruas Ciruas Ciruas
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Status Pernikahan Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Belum Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah
Kelas Umur 61-71 39-49 50-60 50-60 28-38 39-49 39-49 17-27 61-71 28-38 17-27 28-38 39-49 39-49 28-38 28-38 17-27 28-38 17-27 39-49 50-60 39-49 28-38
Pendidikan Terakhir SD SD SD SMP SD SD SMA SMA SD SMA SD SD SD SD SMA SMA SMA SMP SMA SD SD SD SMA
201
No 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
Nama M Afifi Arsudin Sukari Edi Rani Riman Dali Ujang Dul Sukur Madlias Anisah Saryoni Saep Madyani Burohim Veman Sobirin Durjanah Rohmat Teri Ipul Timan Paat Syaiful
Desa Ciruas Ciruas Ciruas Ciruas Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Pamong Cigelam Cigelam Cigelam Cigelam Cigelam Cigelam Cigelam Cigelam
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Status Pernikahan Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Menikah
Kelas Umur 39-49 39-49 50-60 50-60 39-49 50-60 50-60 50-60 50-60 50-60 50-60 39-49 17-27 39-49 28-38 50-60 28-38 50-60 28-38 28-38 17-27 28-38 39-49
Pendidikan Terakhir SMA SMA SD SD SD SD SD SMA SD SD SD SD SMA SMP SMP SD SMP SD SMP SMP SD SMP SD
202
No 93 94 95 96
Nama Saminah Sukemi Marjanah Masna
Desa Cigelam Cigelam Cigelam Cigelam
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan
Status Pernikahan Menikah Menikah Menikah Menikah
Kelas Umur 28-38 50-60 28-38 28-38
Pendidikan Terakhir SD SD SD SD
203
LAMPIRAN 5 BUKU BIMBINGAN
204
LAMPIRAN 6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Choirismi Pratami
Tempat, Tanggal Lahir
: Rangkasbitung, 21 Maret 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Email
:
[email protected]
No. Hp
: 082124488160
Alamat
: Jl. Fatoni no.23B RT04/RW03 Kp. Pamagersari, Pandeglang- Banten
Riwayat Pendidikan PERIODE
SEKOLAH/UNIVERSITAS
JURUSAN
1999 – 2005
SD Negeri 3 Pandeglang
-
2005 – 2008
SMP Islam Al-Azhar 11 Serang
-
2008 – 2011
SMA Negeri 2 Kota Serang
IPS
2011 – 2016
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Ilmu Komunikasi
Pengalaman Organisasi 1.) Gita Bahana Banten 2.) IMIKI (Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia) UNTIRTA
Pengalaman Kerja Job Training di Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
205