PENGARUH DIVERSIFIKASI KORPORAT TERHADAP EXCESS VALUE PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BEI Silvia Yultriana, Yeasy Darmayanti, Resti Yulistia Muslim Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract Corporate diversification has been a debate various parties, whether diversification can bring benefits to the company or bring a negative impact to firm value. The purpose of this study was to examine the effect of corporate diversification to excess value. The object of this research are services company and trading company listed on Indonesia Stock Exchange. This research is an empirical study with purposive sampling method. The instrument used to test the hypothesis is multiple regression analysis. There are 7 proxies used in this research include level diversification, leverage, earning growth, the level of investment opportunities, total segment, size and age of company. Based on this research concluded that level diversification, leverage, the level of investment opportunities, size and age of company have significant influence on excess value, meanwhile earning growth, total segment doesn’t have significant influence on excess value Key words : diversification, excess value, firm value, segment sales I.
Tujuan
PENDAHULUAN Perusahaan
usahanya
umumnya
sebagai
bisnis
memulai
pada
sebuah
diversifikasi
perusahaan
untuk
dan
memaksimumkan ukuran dan keragaman
melayani pasar tertentu. Seiring dengan
usaha, sehingga pemilik dapat memperoleh
semakin berkembangnya perusahaan, maka
tingkat pendapatan yang besar dari beberapa
semakin
yang
segmen usaha yang dimilikinya (Kurniasari,
dilayaninya sehingga perusahaan dihadapkan
2011). Menurut Pandya dan Rao (1998)
pada
melakukan
dalam Handayani (2009), bagi banyak
pengembangan bisnisnya. Perusahaan dalam
manajer, penerapan diversifikasi perusahaan
perkembangannya berusaha untuk selalu
merupakan
pilihan
mempertahankan
digunakan
untuk
bertambah
suatu
tunggal
usaha
diterapkannya
luas
strategi
pasar
untuk
keunggulan
bisnisnya
dalam meningkatkan kinerja perusahaan
kinerja
dengan
menggunakan
indikator
Indeks Herfindahl. Indeks ini diperkenalkan
patut
oleh seorang ekonom Orris C. Herfindahl
dilakukannya
dan Albert O. Hirschman yang menunjukan
diversifikasi korporat untuk pengembangan
semakin terkonsentrasinya suatu perusahaan
usahanya.
dalam segmen usaha yang dimilikinya. Level
digunakan
sudah sebagai
layak modal
yang
dilihat
sedang
berkembang
perusahaan
meningkatkan
tepat
Level diversifikasi perusahaan dapat
Pengetahuan dan pengalaman yang ada sebuah
yang
perusahaan.
tersebut (Maryati, 2006).
pada
strategi
dan
1
diversifikasi
perusahaan
dengan
Secara umum dapat dikatakan bahwa
menggunakan indeks herfindahl, selain itu
peningkatan hutang (leverage) pada batas
proksi lain yang digunakan adalah leverage,
tertentu bisa meningkatkan kinerja apabila
tingkat
earning
hutang digunakan secara efisien dan fokus
growth, jumlah segmen usaha, dan ukuran
untuk membiayai kegiatan yang menjadi
perusahaan dan umur perusahaan (Sianita,
keunggulan
perusahaan
2011).
memperoleh
keuntungan.
kesempatan
diukur
investasi,
Banyak pendapat yang berbeda tentang manfaat
positif
Selain
dapat
memperbaiki kapasitas hutang, diversifikasi juga dapat meningkatkan penyebaran asset,
kinerja
serta meningkatkan keuntungan yang dapat
perusahaan. Pihak-pihak yang melihat positif
dilihat dari pertumbuhan laba (earning
diversifikasi
diversifikasi
growth) dari tahun ke tahun (Teece, 1982
perusahaan bertujuan agar tingkat resiko
dan Williamson, 1975 dalam Handayani,
menjadi berkurang dan tetap memberikan
2009).
korporat
negatif
rangka
pengaruh
diversifikasi
dan
dalam
terhadap
menyatakan
potensi tingkat keuntungan yang cukup. Dengan
diterapkannya
perusahaan jika
Pihak
diversifikasi
menyatakan
yang
memandang
perusahaan
yang
negatif memiliki
salah satu segmen usaha
banyak segmen diduga melakukan investasi
mengalami kerugian, maka keuntungan yang
yang besar pada lini usahanya dengan
didapat dari segmen usaha yang lain dapat
kesempatan
menutupi
tersebut,
Sedangkan Jensen dan Meckling (1976)
sehingga strategi diversifikasi juga dapat
dalam Harto, dkk (2007) menyatakan bahwa
disebut strategi alokasi asset (Suwarni dan
manajer perusahaan yang mempunyai free
Pakaryaningsih, 2007).
cash flow yang tinggi cenderung mengambil
kerugian
segmen
investasi
yang
rendah.
Manfaat lainnya menurut Higgins,
investasi yang bisa menurunkan nilai (value
Schall (1975), dan Lewellen (1971) dalam
decreasing) dan usaha yang memiliki net
Handayani
presentvalue
(2009)
menyatakan
hutang
yang
negatif
ketika
(leverage) dapat diperbaiki dengan adanya
mengalokasikan pada segmen usaha mereka.
diversifikasi perusahaan sehingga resiko
Billett dan Mauer (1998) dalam Setionoputri,
kebangkrutan berkurang. perusahaan
pada
perusahaan
bisa
dkk
ini
dikarenakan
pada
optimalnya
investasi
yang
secara
perusahaan
banyak
segmen
hutang
memberikan subsidi kepada segmen usaha
mempertahankan
yang kinerjanya rendah dengan sumber daya
Hal
satu
berkesinambungan (leverage)
segmen menggunakan
untuk
keunggulan bisnisnya.
(2009)
mengatakan
bahwa
tidak
dilakukan dengan
yang berasal dari segmen usaha yang 2
kinerjanya bagus sehingga pada akhirnya
berpengaruh negatif signifikan terhadap
perusahaan memiliki mekanisme pasar intern
excess value dan level diversifikasi, earning
yang dapat menurunkan nilai perusahaan.
growth,
Diversifikasi korporat tidak selalu
serta
berpengaruh
oleh
value.
dan
Wong
(2003)
sektor
industri
manufaktur dan properti real estat tidak
memiliki dampak negatif. Hal ini dibuktikan Li
jenis
dalam
Setionoputri, dkk (2009) yang meneliti
signifikan
Berdasarkan
terhadap
excess
perbedaan-perbedaan
hubungan diversifikasi perusahaan dengan
hasil
kinerja pada perusahaan-perusahaan besar di
Diversifikasi Perusahaan terhadap Kinerja
Cina. Pemilihan strategi yang sesuai akan
Perusahaan, maka peneliti tertarik untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Mereka
melakukan
menemukan bahwa strategi diversifikasi
mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh
pada bidang yang saling terkait (related
Septionoputri,
diversification)
kurang optimal
perbedaannya terletak pada tahun penelitian,
akibat ketidakjelasan dari perilaku usaha.
jenis perusahaan dan jumlah perusahaan
Apabila hanya melakukan diversifikasi pada
sampel penelitian. Jika Septionoputri, dkk
bidang yang tidak berkaitan (unrelated
(2009) meneliti pada tahun 2005 – 2007,
diversification) justru akan menurunkan nilai
sedangkan peneliti mencoba kembali dengan
perusahaan.
menjadi
penelitian
mengenai
penelitian
dkk
Pengaruh
ulang
dengan
(2009)
dimana
antara
strategi
data dari tahun 2009 – 2011 dan peneliti
berkaitan
dengan
mencoba menelti pengaruh diversifikasi
diversifikasi yang tidak berkaitan merupakan
korporat terhadap excess value dengan
strategi optimal yang akan menghasilkan
menggunakan indikator level diversifikasi,
kinerja perusahaan yang baik.
leverage,
diversifikasi
Harto
Matching yang
(2007)
meneliti
mengenai
tingkat
kesempatan
investasi,
earning growth, jumlah segmen usaha serta
pengaruh diversifikasi perusahaan terhadap
ukuran perusahaan dan umur perusahaan.
kinerja perusahaan dan hasilnya menunjukan II. LANDASAN TEORI, KERANGKA
terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan
banyak
segmen
PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN
dengan
HIPOTESIS
perusahaan yang memiliki satu segmen.
2.1 Pengertian Diversifikasi Korporat
Selain itu penelitian Septionoputri, dkk
dan Excess Value
(2009) menyimpulkan bahwa leverage dan
Menurut Harto (2005), diversifikasi
tingkat kesempatan investasi berpengaruh
perusahaan
positif signifikan terhadap excess value,
adalah
salah
satu
cara
pengembangan usaha dengan memperluas
sedangkan umur dan jumlah segmen usaha
jumlah segmen usaha maupun segmen 3
geografis, memperluas pangsa pasar yang
didukung oleh penelitian Sianita (2011)
telah ada atau mengembangkan berbagai
menujukan bahwa leverage berpengaruh
produk yang berbeda.
positif terhadap excess value. Berdasarkan
Excess value adalah selisih antara kinerja
perusahaan
diversifikasi
penjelasan diatas maka disusun hipotesis
dengan
sebagai berikut :
perusahaan yang hanya memiliki segmen
H2 : Leverage berpengaruh signifikan
tunggal (Setionoputri,dkk, 2009).
terhadap excess value 2.4.3 Pengaruh Tingkat Kesempatan
2.2 Kerangka Pemikiran dan Perumusan
Investasi terhadap Excess Value
Hipotesis
Tingkat kesempatan investasi yang
2.2.1 Pengaruh Level Diversifikasi
diukur dengan Tobins Q menunjukan Tobins
terhadap Excess Value
Q yang tinggi berarti perusahaan mempunyai
Pada penelitian Satoto (2009) dan
tingkat kesempatan investasi yang tinggi dan
Atami (2012) yang menunjukan bahwa diversifikasi
perusahaan
juga
mempunyai
dimilikinya
Akan tetapi perbeda
dikatakan
Setionoputri, dkk (2009) menunjukan bahwa diversifikasi
berpengaruh
tidak
terhadap
Level
berpengaruh
tingkat
kesempatan
bahwa
tingkat
investasi
berpengaruh negatif yang signifikan terhadap
perusahaan
terhadap
maka disusun hipotesis sebagai berikut :
excess
H3
value.
:
Tingkat
kesempatan
investasi
berpengaruh signifikan terhadap excess value
2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Excess
2.4.4 Pengaruh Earning Growth terhadap
Value Tingginya leverage
dalam
excess value.. Berdasarkan penjelasan diatas
diversifikasi
signifikan
bahwa
membuktikan
hipotesis sebagai berikut : :
(2003)
excess value. Pada penelitian Sianita (2011)
value.
Berdasarkan penjelasan diatas maka disusun
H1
Wolfe
investasi perusahaan berpengaruh terhadap
signifikan
excess
kinerja
Setionoputri, dkk (2009). Sehingga dapat
dengan hasil penelitian Harto (2005) dan
level
baiknya
perusahaan dalam mengelola asset yang
pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
mengindikasi
Excess Value menunjukkan
Penelitian Harto (2005) menunjukan
bahwa perusahaan mendapatkan banyak
bahwa earning growth tidak signifikan
dana dari kreditor. Hasil penelitian oleh
berpengaruh terhadap excess value. Akan
Harto (2007), Maramis (2007) dalam Sianita
tetapi hasil berbeda ditemukan oleh Harto
(2011) dan Setionoputri, dkk (2009) yang
(2007) yang menyebutkan bahwa earning
menemukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Ini 4
growth
perusahaan
memiliki
pengaruh
perusahaan berpengaruh positif terhadap
negatif terhadap excess value.
excess value. Berdasarkan penjelasan diatas
Berdasarkan penjelasan diatas maka disusun
maka disusun hipotesis sebagai berikut :
hipotesis sebagai berikut :
H6
H4
:
Earning
growth
berpengaruh
:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap excess value.
signifikanterhadap excess value.
2.4.7. Pengaruh Umur Perusahaan
2.4.5 Pengaruh Jumlah Segmen Usaha
terhadap Excess Value Semakin lama perusahaan beroperasi,
terhadap Excess Value Jumlah segmen usaha yang dimiliki
semakin tinggi pula peluang perusahaan
perusahaan sangat mempengaruhi kinerja
untuk meningkatkan kinerja perusahaan
perusahaan. Harto (2007) mengatakan bahwa
Penelitian Harto (2005) menunjukan bahwa
perusahaan multi segmen memiliki excess
umur tidak signifikan berpengaruh terhadap
value yang lebih rendah dibandingkan
excess value. Berbeda dengan penelitian
perusahaan segmen tunggal. Setionputri, dkk
yang dilakukan oleh Sari, dkk (2009) yang
(2009) juga melakukan penelitian yang
menunjukan
hasilnya menunjukkan jumlah segmen usaha
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
berpengaruh negatif terhadap excess value.
manufaktur di BEI.
Berdasarkan penjelasan diatas maka disusun
Berdasarkan
hipotesis sebagai berikut :
hipotesis sebagai berikut :
H5 : Jumlah segmen usaha berpengaruh
H7
signifikan terhadap excess value.
signifikan terhadap excess value.
:
bahwa
umur
penjelasan
Umur
perusahaan
maka
perusahaan
disusun
berpengaruh
2.4.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan III. METODE PENELITIAN
terhadap Excess Value Besarnya mengindikasikan
ukuran besarnya
Sumber data dalam penelitian ini
perusahaan asset
adalah data sekunder yaitu data yang diambil
yang
dari laporan keuangan tahunan perusahaan
dimiliki perusahaan berarti semakin besar
periode 2009-2011 yang diperoleh dari
kesempatan perusahaan untuk mengelola perusahaan
dan
meningkatkan
seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan
kinerja
mempublikasikan laporan keuangan auditan
perusahaan. Pendapat tersebut didukung oleh
per 31 Desember secara konsisten dan
Harto (2007) yang menemukan bahwa ukuran
perusahaan
berpengaruh
lengkap dari tahun 2009-2011. Laporan
positif
keuangan ini diperoleh dari sistus Bursa Efek
terhadap kinerja perusahaan. Ini didukung
Indonesia (www.idx.co.id) dan sumber data
oleh penelitian Setionoputri, dkk (2009) dan
lain diperoleh dari Indonesian Capital
Sianita (2011) menunjukan bahwa ukuran
Market Directory (ICMD). 5
Populasi dari penelitian adalah seluruh
Segsales
: Penjualan masing -
perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel dari
penelitian
ini
adalah
masing segmen.
beberapa
Ind (market/sales)
: rasio median dari
perusahaan yang terdaftar di BEI. Metode
market capitalization
pengambilan
terhadap penjualan
sampel
berdasarkan
non-
probability dengan menggunakan purposive
untuk perusahaan
sampling dimana sampel diambil dengan
segmen individual
kriteria-kriteria tertentu antara lain :
dalam satu industri.
1. Perusahaan telah listing di Bursa Efek
Variabel independen dalam penelitian
Indonesia pada periode 2009-2011.
ini :
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan
1. Level diversifikasi Perusahaan
konsolidasi pada periode 2009-2011
Level diversifikasi perusahaan diukur
3. Perusahaan memiliki laporan segmen
menggunakan
indeks
Herfindahl
usaha yang lengkap pada periode 2009-
(Setionoputri, dkk, 2009). Indeks Herfindahl
2011.
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
4. Perusahaan yang bergerak di sektor jasa
2
H=
dan perdagangan pada periode 2009-
Keterangan:
2011.
Segsales
)2
/(
: Penjualan masing- masing
Variabel dependen dalam penelitian ini
segmen
adalah excess value Kinerja perusahaan
Sales
diterjemahkan dalam excess value dengan
2. Leverage
rumus (Berger dan Ofek, 1995 dalam
: Total Penjualan
Variabel
Setionoputri, dkk, 2009)
menggunakan matematis,
EXVAL=ln
Leverage debt
to
dirumuskan
diukur
dengan
ratio.
Secara
sebagai
berikut
(Sianita, 2011) *) IVi,t =
Leverage =
Keterangan : Keterangan :
MC : market capitalization (nilai pasar
TD it = Total Debt yang dimiliki perusahaan
ekuitas saham + nilai buku hutang).
i pada periode t
IVi : imputed value (rasio median market to
TA it = Total Asset yang dimiliki perusahaan
sales industri dikali penjualan tiap
i pada periode t
segmen usaha perusahaan).
6
3. Tingkat Kesempatan Investasi
memiliki
Variabel ini ukur dengan menggunakan
tunggal yang diberi
skala 0.
rasio Tobins Q yang dirumuskan sebagai
6. Size (Ukuran) perusahaan
berikut (Hamzah, 2006 dalam Sianita, 2011):
Variabel ini diukur dengan natural log total asset perusahaan (Hartono, 2000).
Q= Keterangan : MVS
segmen
Rumus :
: Nilai pasar ekuitas (Equity Market
Size = Ln Total Assett
Value) (harga saham dan penutupan (closing price) akhir tahun x jumlah
Keterangan :
saham yang beredar pada akhir
Total Assetit
tahun)
perusahaan i pada periode t.
D
: Nilai buku total hutang
TA
: Nilai buku total asset
Variabel ini diukur dengan jumlah tahun mulai perusahaan berdiri sampai
ini
diukur
menggunakan
laba
(earning
share)
per
sebagai berikut sianita, 2011):
Total asset yang dimiliki
7. Umur Perusahaan
4. Earning Growth Variabel
=
per
dengan
lembar
yang
dengan tahun pengamatan (Febriani, 2004).
saham
Untuk
dirumuskan
melakukan
pengujian
data,
penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik
(Haryanti, 2007 dalam
yang
terdiri
dari
uji
normalitas,
uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
eps = (epst – epst-1) epst-1
heterokedastisitas.
Keterangan :
Sedangkan
untuk
pengujian hipotesis menggunakan analisis model
eps : Selisih nilai earning pers share
regresi
berganda,
uji
koefisien
tahun t di kurang tahun sebelumnya
determinasi (R2), Uji F-statistik dan uji t-
dibagi earning per share tahun
statistik.
sebelumnya. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
eps t : Pertumbuhan earning per share saham
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel
tahun t.
Sampel pada penelitian ini adalah
epst-1 : Pertumbuan earning per share tahun
perusahaan yang bergerak di sektor jasa dan
sebelumnya
perdagangan. Sampel yang diperoleh dalam
5. Jumlah Segmen Usaha Sampel
dikelompokkan
penelitian
dalam
ini
menggunakan
metode
purposive sampling dengan jumlah sampel
perusahaan yang memiliki lebih dari satu
setiap tahunnya sebanyak 74 perusahaan
segmen diberi skala 1 dan perusahaan yang
dengan jumlah observasi 222 perusahaan. 7
nilai outlier dengan nilai rata-rata. Ringkasan
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel No 1
Keterangan Perusahaan yang listing selama periode 2009-2011 di Bursa Efek Indonesia Perusahaan yang tidak bergerak di sektor perusahaan sampel Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap dan pengungkapan segmen yang lengkap
2
3
hasil pengolahan data terlihat seperti pada
Total
tabel dibawah ini: 448
Tabel 2 Hasil Pengujian Normalitas Variabel
(327)
Excess Value Diversifikasi Leverage Tingkat Kesempatan Investasi Earning Growth Dummyseg Ukuran Umur
(47)
74
Jumlah sampel yang dipakai
Sumber : Data Sekunder yang diolah 4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
4.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas
normal.
Untuk menguji ada tidaknya korelasi
Sebaliknya, apabila nilai probabilitas kurang
antara
dari 0,05 maka data pada penelitian ini tidak
digunakan
nilai
besaran VIF (variance inflation factor) dan tolerance regresi yang terbebas dari masalah
ada beberapa variabel yang dihasilkan tidak
multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan
berdistribusi normal dan untuk memenuhi
tolerance > 0,1 maka data tersebut tidak ada
syarat uji normalitas bahwa data yang berdistribusi
bebas
VIF. Pengujian multikolinearitas dilihat dari
telah peneliti lakukan, diperoleh hasil bahwa
harus
variabel
tolerance dan variance inflation factor atau
2013).
Berdasarkan proses pengolahan data yang
dihasilkan
Tidak Normal Normal Normal
0.05.
ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dipakai
(Ghozali,
0,000 0,971 0,062
nilai probability Asymp. Sig (2-tailed) >
probabilitas melebihi taraf signifikansi yang
normal
Normal
datanya telah berdistribusi normal karena
Smirnov Test dengan ketentuan apabila
berdistribusi
0,059
variabel yang digunakan dalam penelitian ini
statistik non-parametrik One Kolmogorov
berdistribusi
Normal Normal Normal Normal
Dari tabel dapat di jelaskan bahwa seluruh
Pada analisis ini menggunakan uji
penelitian
Ket
Sumber Data : Olahan Data Sekunder
4.2.1 Hasil Uji Normalitas
dalam
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,332 0,366 0,090 0,064
multikolinearitas (Ghozali, 2013). Hasil
normal,
pengujian multikolinearitas dapat dilihat
kemudian untuk variabel jumlah segmen
pada tabel berikut :
usaha (dummyseg) tidak perlu berdistribusi normal karena merupakan variabel dummy. Untuk menormalkannya maka langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengganti 8
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Colinearity Statistic Tolerance VIF 0,948 1,054
Diversifikasi
Leverage
0,921
1,086
Tingkat Kesempatan Investasi Earning Growth
0,933
1,072
Dummyseg
0,876
1,142
Ukuran
0,955
1,047
0,941
Umur
dibandingkan dengan nilai tabel DurbinWatson. Dari tabel DW diperoleh nilai batas
Tidak terjadi multikolinea ritas Tidak terjadi multikolinea ritas Tidak terjadi multikolinea ritas Tidak terjadi multikolinea ritas Tidak terjadi multikolinea ritas Tidak terjadi multikolinea ritas Tidak terjadi multikolinea ritas
1,062
0,902
nilai DW sebesar 2,146. Nilai tersebut akan
Kesimpulan
1,109
atas (DU) sebesar 1,841. Pada kondisi DU < DW < 4-DU, sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan autokorelasi maka dapat diambil keputusan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi. Maka dapat dilihat nilai DW 2,146 lebih besar dari batas atas (DU) 1,841 dan kecil dari (4-DU) 2,159 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. 4.2.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pada penelitian ini untuk mendeteksi
Sumber Data : Olahan Data Sekunder
ada tidaknya heteroskedastisitas peneliti
Dari tabel diatas dilihat masing-masing
menggunakan Uji Glejser.
variabel
yaitu
variabel
perusahaan
(Diver),
kesempatan
investasi,
diversifikasi
leverage,
tingkat
earning
growth,
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel
Uji Glejser -0,808
Signifikan
Leverage
-1,506
0,134
Tingkat Kesempatan Investasi Earnings Growth
0,963
0,337
0,683
0,495
0,872
0,384
tidaknya
Jumlah Segmen
maka dilakukan pengujian
Ukuran
-1.590
0,113
Umur
1,691
0,092
Diversifikasi
0,420
jumlah segmen usaha (Dummyseg), size (LnAsset) dan umur diperoleh nilai tolerance masing-masing variabel > 0,1 atau nilai VIF < 10 Jadi dapat di simpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas. 4.2.3 Hasil Uji Autokorelasi Untuk
mendeteksi
autokorelasi,
ada
Durbin Watson (DW). Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Nilai DW 2,146
Keterangan Tidak terjadi autokorelasi
Ket Tidak terjadi heteroskedas tisitas Tidak terjadi heteroskedas tisitas Tidak terjadi heteroskedas tisitas Tidak terjadi heteroskedas tisitas Tidak terjadi heteroskedas tisitas Tidak terjadi heteroskedas tisitas Tidak terjadi heteroskedas tisitas
Sumber Data : Olahan Data Sekunder Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa
Sumber Data : Olahan Data Sekunder
dalam model penelitian ini tidak terjadi 9
masalah heteroskedastisitas karena masing-
bahwa model regresi linier berganda layak
masing
tidak
dipakai untuk penelitian karena sebagian
mempunyai nilai signifikan yang secara
besar variabel dependen sudah dijelaskan
statistik mempengaruhi variabel dependen
oleh variabel independen yang digunakan
(sig > 0,05).
dalam model.
variabel
independen
Hasil perhitungan diatas didapat nilai F
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis Untuk melakukan pengujian hipotesis
hitung
2
sebesar
13,705
dengan
tingkat
maka dilakukan pengujian determinan (R ),
signifikansi 0 atau kecil dari 0,05 (0 < 0,05)
uji signifikan simultan (uji F) dan uji
menunjukan bahwa model regresi dapat
signifikan parameter individual (uji t).
digunakan untuk memprediksi
atau dapat
dikatakan diversifikasi perusahaan, leverage,
Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis Variabel Constant Diversifikasi
B -0,992 -2,879
T -1,399 -2,861
Sig 0,005
Leverage
-2,298
-6,397
0,000
Tingkat Kesempatan Investasi Earnings Growth Jumlah Segmen Ukuran
1,074
5,290
0,000
0,095
0,914
0,362
-0,273
-0,876
0,382
0,141
3,445
0,001
Umur
-0,014
-2,296
0,023
tingkat
Ket
kesempatan
investasi,
earning
growth, jumlah segmen usaha, ukuran dan
H1 Diterima H2 Diterima H3 Diterima
umur perusahaan secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap excess value. 4.4 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis
H4 Ditolak H5 Ditolak H6 Diterima H7 Diterima
4.4.1 Pengaruh
Level
Diversifikasi
Perusahaan terhadap Excess Value Hasil signifikansi
R2 = 0,310 F Hitung = 13,705
pengujian untuk
diperoleh
variabel
nilai
diversifikasi
sebesar 0,005, dimana nilai sig kecil dari
Sumber Data : Olahan Data Sekunder
alpha (0,005 < 0,05) berarti hipotesis
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil
pertama diterima yaitu level diversifikasi
analisis
berpengaruh
regresi
secara
keseluruhan
Hal
% variabel excess value dapat dijelaskan variabel
leverage,
diversifikasi
tingkat
kesempatan
terhadap
excess
dengan
adanya
value.
menunjukan R2 sebesar 0,310 yang berarti 31
oleh
signifikan
ini
diduga
perusahaan,
diversifikasi perusahaan dapat meningkatkan
investasi,
pertumbuhan perusahaan lebih besar karena
earning growth, jumlah segmen usaha,
diversifikasi
ukuran dan umur perusahaan, sedangkan
kepada
sisanya sebesar 69 % dijelaskan oleh
memperoleh keuntungan dari segmen yang
variabel lain diluar model regresi yang tidak
berbeda sehingga mampu meningkatkan
diuji dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan
kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai 10
satu
memberikan segmen
kesempatan usaha
untuk
tambah bagi perusahaan berbeda dengan
kapasitas hutang, akan menurunkan nilai
perusahaan segmen tunggal yang fokus pada
perusahaan (Sianita, 2011).
satu jenis usaha saja.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk
penelitian yang dilakukan oleh Satoto (2009)
(2009) menujukan bahwa adanya pengaruh
dan Atami (2012) yang menunjukan bahwa
variabel
diversifikasi
perusahaan manufaktur di BEI.
perusahaan
mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap
4.4.3 Pengaruh
nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian
dari
Harto
terhadap
Tingkat
kinerja
Kesempatan
Investasi terhadap Excess Value
dan
Hasil
Setionoputri, dkk (2009) yang menunjukan
signifikansi
bahwa level diversifikasi tidak signifikan
kesempatan investasi sebesar 0,000 dimana
berpengaruh terhadap excess value.
nilai sig kecil dari alpha (0,000 < 0,05)
4.4.2 Pengaruh
(2007)
leverage
Leverage
untuk
diperoleh variabel
nilai tingkat
berarti hipotesis ketiga diterima yaitu tingkat
terhadap
kesempatan investasi berpengaruh signifikan
Excess Value Hasil
pengujian
pengujian
diperoleh
nilai
terhadap excess value.
signifikansi untuk variabel leverage sebesar
Dalam penelitian ini terlihat bahwa
0,000 dimana nilai sig kecil dari alpha (0,000
semakin tinggi nilai tingkat kesempatan
< 0,05) berarti hipotesis kedua diterima yaitu
investasi
leverage berpengaruh signifikan terhadap
valuenya berarti perusahaan yang memiliki
excess value.
tingkat kesempatan investasi yang tinggi
Leverage yang tinggi menunjukan
maka
semakin
mengindikasikan
tinggi
baiknya
excess
kinerja
tingginya penggunaan dana dari kreditur dan
perusahaan. Pada saat perusahaan multi
pada
segmen
kenyataannya
pada
penggunaan
melakukan
investasi
dengan
leverage pada perusahaan diversifikasi lebih
melakukan subsidi silang dari segmen usaha
tinggi dari pada perusahaan tunggal. Akan
yang kinerjanya baik ke segmen yang
tetapi pada kondisi saat ini penggunaan dana
kinerjanya rendah dengan mengalokasikan
dari
sumberdaya
kreditur
mengakibatkan
yang
tinggi
yang
dimiliki
akan
mengalami
mengakibatkan investasi yang dilakukan
kesulitan keuangan sehingga menghambat
optimal sehingga dapat meningkatkan nilai
alokasi modal diantara perusahaan. Dengan
perusahaan (Sianita, 2011).
demikian,
perusahaan
akan
perusahaan
yang
melakukan
Hasil penelitian ini konsisten dengan
diversifikasi yang bertujuan memanfaatkan
penelitian yang dilakukan oleh Setionoputri, dkk (2009) yang menunjukan bahwa tingkat 11
kesempatan investasi berpengaruh positif
memiliki banyak atau sedikit segmen untuk
terhadap excess value value.
berinvestasi. Apabila perusahaan memiliki
4.4.4 Pengaruh Earning Growth tehadap
profit yang tinggi otomatis perusahaan memiliki
Excess Value Hasil
pengujian
diperoleh
kinerja
yang
baik
walaupun
nilai
perusahaan tersebut memiliki segmen yang
signifikansi untuk variabel earning growth
sedikit. Ini terlihat perusahaan yang segmen
sebesar 0,362, dimana nilai sig besar dari
tunggal banyak juga memliki kinerja yang
alpha (0,362 > 0,05) berarti hipotesis
baik.
keempat ditolak yaitu earning growth tidak
Hasil penelitian ini tidak konsisten
berpengaruh terhadap excess value.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hal ini diduga, tinggi atau rendahnya
Setionoputri, dkk (2009) dan Sianita (2011)
pertumbuhan laba suatu perusahaan tidak
yang menunjukan bahwa jumlah segmen
akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil
usaha berpengaruh negatif terhadap excess
penelitian ini konsisten dengan penelitian
value.
yang dilakukan oleh Setionoputri, dkk
4.4.6 Pengaruh
(2009) menunjukan bahwa earning growth
Ukuran
Perusahaan
terhadap Excess Value
tidak berpengaruh terhadap excess value.
Hasil
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
signifikansi
Sianita (2011) yang menunjukan bahwa
perusahaan sebesar 0,001, dimana nilai sig
earning growth berpengaruh positif terhadap
kecil dari alpha (0,001 < 0,05) berarti
excess value.
hipotesis keenam diterima yaitu ukuran
4.4.5 Pengaruh Jumlah Segmen Usaha
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengujian
untuk
diperoleh variabel
nilai ukuran
excess value.
terhadap Excess Value Hasil
pengujian
diperoleh
nilai
Besarnya ukuran sebuah perusahaan
signifikansi untuk variabel jumlah segmen
mengindikasikan
usaha sebesar 0,382, dimana nilai sig besar
dimiliki
dari alpha (0,382 > 0,05) berarti hipotesis
perusahaan
kelima ditolak yaitu jumlah segmen usaha
kesempatan investasi yang besar serta akan
tidak berpengaruh terhadap excess value.
memiliki
Banyaknya atau sedikitnya jumlah
suatu
besarnya
asset
perusahaan
memiliki
kestabilan
yang
sehingga
sumberdaya
dalam
dan
beroperasi.
Dengan demikian besarnya ukuran sutau
segmen yang dimiliki oleh perusahaan tidak
perusahaan
mempengaruhi
dimata
perusahaan untuk mengelola perusahaan dan
investor. Pada penelitian ini para investor
memliki kinerja (excess value) yang lebih
tidak melihat apakah suatu perusahaan
baik dibanding perusahaan segmen tunggal.
nilai
perusahaan
12
meningkatkan
peluang
Hasil penelitian ini konsisten dengan
diversifikasi, leverage, tingkat kesempatan
penelitian yang dilakukan oleh Setionoputri,
investasi, umur dan ukuran perusahaan
dkk (2009) dan Sianita (2011) menunjukan
berpengaruh
bahwa
value, sedangkan variabel earning growth
ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif terhadap excess value. 4.4.7 Pengaruh
Umur
excess
signifikan terhadap excess value.
Perusahaan
5.2 Saran nilai
Bagi penelitian selanjutnya disarankan
signifikansi untuk variabel umur perusahaan
agar menambah jumlah sampel yang diteliti,
sebesar 0,020, dimana nilai sig kecil dari
tidak hanya memilih sampel perusahaan jasa
alpha (0,023 < 0,05) berarti hipotesis ketujuh
dan dagang saja tetapi memilih semua jenis
diterima yaitu umur perusahaan berpengaruh
usaha termasuk perusahaan perbankan yang
signifikan terhadap excess value.
listing di Bursa Efek Indonesia sehingga
Umur
pengujian
terhadap
dan jumlah segmen usaha tidak berpengaruh
terhadap Excess Value Hasil
signifikan
diperoleh
perusahaan
mengindikasikan
hasil yang diperoleh dapat mewakili kondisi
bahwa semakin lama usia suatu perusahaan
sebenarnya yang terjadi di Bursa Efek
akan memiliki total aktiva yang semakin
Indonesia.
banyak pula sehingga perusahaan memiliki sumberdaya dan kesempatan investasi yang lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
dan pada akhirnya akan Atami,
meningkatkan kinerja perusahaan (Sianita, 2011). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian investor yang dilakukan oleh Harto
(2007)
bahwa
umur
perusahaan
Aulia Pinto. 2012. Pengaruh Diversifikasi dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan yang Dimediasi oleh Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 s/d 2011. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
berpengaruh negatif terhadap excess value dan
Setionoputri,
menunjukan
umur
dkk
(2009)
berpengaruh
Febriana, Dian. 2004. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Undrepricing Saham pada Perusahaan Go Public di BEJ Periode 2000-2002. Skripsi. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
yang negatif
terhadap excess value. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro..
Dari hasil penelitian terhadap variabel independen yang diduga mempengaruhi excess value pada perusahaan jasa dan dagang diperoleh kesimpulan variabel level 13
Handayani, Resti. 2009. Pengaruh Tingkat dan Strategi Diversifikasi Terhadap Profitabiliy, Pertumbuhan dan Resiko Perusahaan pada Industri Manufaktur di Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta. Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id//opac/them es/libri2/detail.jsp?id=127092&lokasi =lokal
Karakteristik Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Satoto,
Shinta Heru. 2009. Strategi Diversifikasi Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 13, No.2,280-287.
Sekaran, Uma. 2011. Research Method for Business, USA: John Wiley & Sons, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Harto, Puji. 2005. Kebijakan Diversifikasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik di Indonesia, Simposium Nasional 8, Solo, 15 – 16 September.
Setionoputri, Annaria, Carmel Meiden dan Dergibson Siagian. 2009. Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Excess Value. Simposium Nasional XII, Palembang.
--------------- 2007. Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 1.
Sianita, Lily. 2011. Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Excess Value. Skripsi. Universitas Bunghatta, Padang.
Hartono M, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama, Yogyakarta. Kurniasari, Anis. 2011. Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan dan Resiko Dengan Moderasi Kepemilikan Manajerial. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Maryati, Sri. 2006. Pengaruh Kebijakan Diversifikasi Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi. Universitas Bunghatta, Padang.
Suwarni dan Elok Pakaryaningsih. 2007. Pengaruh Agency Problem dan Inside Shareholders terhadap Diversifikasi. Jurnal Riset dan Bisnis, Vol 4, No.2.
Sari, Inayah Adi, dkk. 2009. Pengaruh Strategi Diversifikasi dan
14