PENGARUH DESAIN PRODUK DAN DESAIN PROSES TERHADAP KINERJA OPERASIONAL (RYLA SHOP TASIKMALAYA)
Oleh :
EGI RIADI 103402157 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No.24 Tasikmalaya – Jawa Barat, Email :
[email protected] ABSTRAK Di Bawah Bimbingan: Edy Suroso Dian Kurniawan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis desain produk yang diterapkan, desain proses, dan kinerja operasional pada Ryla Shop Tasikmalaya, serta pengaruh desain produk dan desain proses terhadap kinerja operasional di Ryla Shop Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 25 responden yang diambil dari seluruh karyawan Ryla Shop Tasikmalaya. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa desain produk yang diterapkan Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, desain proses Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, kinerja operasional Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, serta desain produk dan desain proses berpengaruh secara simultan terhadap kinerja operasional Ryla Shop Tasikmalaya. Selain itu, desain produk dan desain proses berpengaruh secara parsial terhadap kinerja operasional Ryla Shop Tasikmalaya Saran yang penulis berikan pada Ryla Shop Tasikmalaya yaitu, membuat desain yang lebih kreatif, memperhatikan proses produksi untuk meminimalisasi produk cacat, dan memilih bahan yang berkualitas. Kata Kunci: desain produk, desain proses, kinerja operasional
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
1
ABSTRACT Under the Guidance: Edy Suroso Dian Kurniawan
The objectives of this research were to knew and analyzed the implementation of product design, process design, operational performance in Ryla Shop Tasikmalaya, and the influence of product design and process design to operational performance in Ryla Shop Tasikmalaya. The research method used is survey method. Techniques of data collection using interviews, questionnaires, and literature study. The sampling technique using total sampling with a sample size of 25 respondents taken from all of Ryla Shop employees. The data analysis techniques used is path analysis. Based on the conducted survey, results show that product design applied by Ryla Shop Tasikmalaya is in good classification, process design applied by Ryla Shop Tasikmalaya is in good classification, operational performance in Ryla Shop Tasikmalaya is in good classification, as well as product design and process design simultaneously affect the operational performance in Ryla Shop Tasikmalaya. Besides, product design and process design partially affect the operational perfomance in Ryla Shop Tasikmalaya. Writer suggests that Ryla Shop Tasikmalaya makes more creative designs, pay attention to the production process in order to minimize defects, and selects qualified materials. Keywords: product design, process design, operational performance
PENDAHULUAN Dunia fashion merupakan dunia yang dinamis, yang berarti fashion selalu berubah-ubah dalam waktu yang singkat. Dinamika ini memunculkan permintaan pasar akan produk yang selalu baru. Oleh karena itu para pelaku bisnis di dunia fashion dituntut untuk selalu berinovasi agar mampu bersaing dengan kompetitornya. Bisnis di bidang fashion dewasa ini semakin meningkat, ditandai dengan semakin banyaknya distro atau outlet baru dan para pengusaha khususnya pengusaha muda yang terjun saling berkompetisi menawarkan produk-produk fashion wanita maupun pria, fenomena pengusaha muda ini juga menjadi angin segar untuk bangsa
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
2
indonesia dengan semakin banyak bermunculan para pengusaha muda yang menyuguhkan ide-ide baru yang original dan kreatif sedikit banyak membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat secara luas karerna bertambahnya lapangan pekerjaan yang tersedia.Kondisi persaingan diantara perusahaan sejenis juga membuat perusahaan berlomba untuk menawarkan produk yang bagus guna mempertahankan konsumen dan berusaha meraih konsumen baru lebih banyak lagi. Selain itu, semakin banyaknya permintaan akan produk yang baru dan original membuat perusahaan, terutama di bidang fashion perlu melakukan inovasi supaya para konsumen tidak jenuh akan desain yang ditawarkan sebelumnya. Pertumbuhan distro atau butik di kota Tasikmalaya diawali dengan pesatnya pertumbuhan industri fashion di kota Bandung, dengan bermunculan brand-brand lokal Bandung yang berkualitas bagus dan harga yang terjangkau mulailah banyak bermunculan distro dan butik sehingga menjadi salah satu industri yang menjadi komoditi unggulan kota Bandung. Dengan pesatnya pertumbuhan industri fashion inilah kemudian mulai merambah ke kota sekitarnya salah satunya Tasikmalaya, sekarang disini mulai banyak bermunculan distro atau butik baru lokal Tasikmalaya maupun luar Tasikmalaya, produk yang ditawarkannya pun sangat beragam dan mempunyai ciri khas tersendiri salah satu contohnya adalah Ryla Shop, perusahaan yang bergerak di bidang fashion ini yang berkonsentrasi untuk wanita mempunyai ciri khas yang sangat kental yaitu dengan menyuguhkan produk yang dibuat manual oleh tangan pengrajin dengan teknik rajut yang mengedepanan ciri khas Tasikmalaya contohnya kelom geulis, tas rajut, dan masih banyak lagi. Kualitas produk di bidang fashion merupakan salah satu indikator seberapa kreatif perusahaan dalam menciptakan produk baru. Usaha untuk menjaga kualitas harus selalu menjadi nomor satu agar citra perusahaan tetap terjaga baik dimata konsumen. Kualitas produk dapat dilihat dari produk yang telah dihasilkan, semakin nyaman dan banyak di pakai oleh masyarakat, maka semakin bagus kualitas barang dan itumenandakan kualitas produk yang dihasilkan memang bagus dan mendapat apresiasi baik dari masyarakat. Untuk menemukan permasalahan pada kualitas produk, dapat dilihat dari desain dan proses produksi. Penjagaan kualitas produk dalam tatanan sederhana hanya meliputi
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
3
perencanaan desain, pembuatan desain, proses desain, dan hasil akhir. Kualitas suatu produk salah satunya bisa dilihat dengan cara dibandingkan dengan barang yang lainnya, dan untuk mengetahuinya bisa dilihat mulai dari desain produk, kerapihan jahitan pemilihan bahan baku, kenyamanan saat dipakai, juga ketahanan produk. Semakin bagus kualitas barang akan semakin nyaman digunakan dan menambah kepercayaan diri pada penggunannya. Tentu sajahal itu menjadi nilai plus bagi perusahaan apabila produk yang dhasilkan mendapat apresiasi yang baik dari konsumen. Akan tetapi kondisi di mana kualitas yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan selalu saja terjadi, bahkan yang kerap muncul justru kondisi tidak ideal seperti cacat di bagian tertentu, atau didalam proses pembuatan mengalami kelalaian dan masih banyak lagi hal-hal yang selalu menjadi kendala. Dari sini dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penyebab semakinrendahnya kualitas produk dimulai dari perencanaan desain, pembuatan desain, proses pembuatan, sampai produk tersebut selesai dibuat. Suatu perusahaan memerlukan manajemen yang baik ini dikarenakan manajemen merupakan suatu proses untuk menempatkan fungsi-fungsi diantara perencanaan dengan tepat, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan. Dengan demikian manajemen perusahaan sangat berpengaruh terhadap pencapaian sasaran yang diinginkan. Desain produk berperan penting dalam menyelesaikan permasalahan perusahaan akan permintaan konsumen mengenai kualitas karena pada perusahaan yang menghasilkan produk tertentu khususnya produk fashion, desain adalah faktor yang sangat berpengaruh dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.Akan tetapi sekarang ini dalam desain produk terjadi permasalahan dimana desain suatu produksangat rentan dengan pembajakan atau plagiarisme dari para pengusaha lainnya bisa kita lihat brand-brand yang terkenal banyak sekali dijumpai barang KW yang dijual jauh dari harga aslinya sampai barang yang hampir mendekati dengan barang yang aslinya. Tapi perlu diingat untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan desain dan berkualitas perlu diperhatikan proses pembuatannya yang disebut desain proses. Desain proses itu sendiri adalah kegiatan perusahaan mulai dari desain lalu menuangkannya pada bahan baku yang kemudian diproses sampai menghasilkan suatu
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
4
produk. Desain proses sangatlah penting dalam menghasilkan produk yang berkualitas, karena percuma saja jika desain yang dibuat sudah bagus, tapi saat dituangkan ke dalam prosesnya tidak dilakukan dengan baik. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses pendesainan biasanya pada saat pemilihan bahan baku, sampai pada akhirnya bahan-bahan utama tadi menjadi sebuah produk jadi. Maka dari itu, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai bagaimana pelaksanaan desain produk dan desain proses di Ryla Shop serta bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja oprasional dimana hasil penelitian tersebut akan dituangkan dalam usulan penelitian dengan judul “Pengaruh Desain Produk dan Desain Proses terhadap Kinerja Operasional (Ryla Shop Tasikmalaya)”.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei, yang menurut Dermawan Wibisono (2000:19) : ”Survei merupakan teknik riset di mana informasi dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner”. Metode survei ini merupakan bagian dari riset deskriptif dan riset sebab-akibat. Operasionalisasi Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Variabel bebas atau independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah desain produk sebagai X1 dan desain proses sebagai X2. 2. Variabel tidak bebas atau dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi varibel dependent dalam penelitian ini adalah Kinerja Operasional.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
5
Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel (1) Desain Produk (X1)
Definisi Operasional (2) Rancangan Ryla Shop yang akan diproduksi yang berorientasi pada kebutuhan dan permintaan
Indikator
Ukuran
(3) 1. Derajat Kepentingan (importance)
(4) - Manfaat Produk
2. Keunikan (Distinctivenes)
- Rancangan Kemasan
3. Superioritas
- Kualitas Produk
4. Dapat Dikomunikasikan (communicability)
- Promosi
5. Preventive
- Tidak mudah ditiru
6. Terjangkau (Affordability)
- Harga
1. Perencanaan produksi
- Menentukan jumlah produk yang dibuat
2. Pengkajian kelayakan proses
- Menentukan Desain
3. Pengkajian kemampuan proses
- Pelaksanaan uji kelayakan proses desain
4. Pengembangan peralatan proses
- Kapasitas produksi optimal
5. Rancangan proses
- Pengembangan peralatan
6. Evaluasi produk
- Quality Control
Skala (5) Ordinal
Para konsumen.
Desain Proses (X2)
Suatu kegiatan yang direncanakan RylaShop meliputi proses menyeleksi input, aliran kerja dan metode untuk memproduksi fashion yang sejalan dengan strategi organisasi yang akan melakukan pengolahan bahan atau suatu prosedur
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
Ordinal
6
Kinerja Operasional (Y)
dari satu tahapan pengerjaan ke tahapan pengerjaan lainnya. Penilaian atas kinerja operasional harus dievaluasi setiap bulan agar dapat pergerakan dari Ryla Shop.
ulang
-
Produktivitas
-
Kesesuaian produk dengan spesifikasi
-
Biaya produksi per unit
-
Kesesuaian biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
-
Kualitas -
Kualitas bahan baku
-
Hasil produksi dapat bertahan lama Proses pengiriman yang tepat waktu Menjaga kualitas barang selama perjalanan tetap optimal
-
Kapabilitas pengiriman
-
-
-
Intensitas research dan development (R&D)
-
Ordinal
Keakuratan hasil analisis pasar Efektivitas hasil analisis pasar
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik dalam pengumpulan data yang digunakan kali ini menggunakan teknik Field Research, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung diperoleh dari objek yang diteliti dengan cara sebagai berikut:
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
7
a). Kuesioner, dengan menyebarkan daftar pernyataan kepada karyawan perusahaan yang sedang diteliti untuk mengidentifikasi desain produk dan desain proses mempengaruhi terhadap kinerja operasional. b). Wawancara Wawancara terhadap karyawan Ryla Shop Tasikmalaya untuk mengidentifikasi desain produkdan desain proses yang dapat mempengaruhi kinerja operasional. c). Studi Dokumentasi Studi dokumentasi untuk mengungkap data hasil penyebaran kuesiner dan wawancara terhadap karyawan Ryla Shop Tasikmalaya dalam mengidentifikasi desain produk, desain proses dan kinerja operasional pada saat melakukan penelitian. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibedakan dalam 2 bagian, yaitu sebagai beirkut: 1.
Sumber data primer Data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui proses wawancara langsung dengan piminan perusahaan maupun orang yang dipercaya oleh pihak perusahaan sebagai pemberi informasi mengenai seluk beluk perusahaan.
2.
Sumber data sekunder Data yang dikumpulkan dari pihak lain sebagai sarana untuk kepentingan mereka sendiri, data yang sudah ada atau tersedia yang kemudian diolah kembali untuk tujuan tertentu, data ini berupa sejarah dan keadaan perusahaan, literatur, artikel, tulisan ilmiah yang dianggap relevan dengan topik yang sedang diteliti.
Populasi Sasaran Populasi menurut Sugiyono (2003:55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di Ryla Shop Tasikmalaya sebanyak 25 orang.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
8
Penentuan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Arikunto, 2000). Sampel yang baik adalah sampel yang mampu mewakili populasi (Notoatmodjo, 2005). Populasi yang lebih besar dari 100 responden dapat diambil sebesar 10-15% tergantung dari kebutuhan penelitian dan kemampuan peneliti, tetapi apabila populasi lebih kecil dari 100 responden hendaknya semuanya diambil sebagai sampel. Model penelitian seperti ini dinamakan penelitian populasi atau sensus (Arikunto, 2000). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2001). Kriteria yang diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah: (a) responden merupakan karyawan Ryla ShopTasikmalaya (b) responden memahami praktik desain produk dan desain proses di Ryla Shop Tasikmalaya (c) responden bersedia dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi digunakan sebagai sampel, jadi jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25 karyawan sehingga penelitian ini dinamakan penelitian populasi atau sensus. Model Penelitian Untuk lebih menjelaskan pengaruh desain produk dan desain proses terhadap kinerja operasional, dibuat paradigma sebagai berikut:
Desain Produk (X1)
Kinerja Operasional (Y)
Desain Proses (X2) Gambar Paradigma Penelitian
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
9
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk mengetahui pengaruh desain produk dan desain proses terhadap kinerja operasional. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah data yang diperlukan telah diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Sebelum melakukan analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah disebarkan. a. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur ini mengukur apa yang akan diukur (Singarimbun dan Effendi, 1999). Prosedur uji validitas yaitu membandingkan r hitung dengan r tabel yaitu angka kritik tabel korelasi pada derajat kebebasan (dk = n-2) dengan taraf signifikan = 5 %. Untuk mempermudah perhitungan, uji validitas akan menggunakan program SPSS for Windows Versi 16. Jika sig. alpha (0.05), maka pernyataan valid. Jika sig.>alpha(0.05), maka pernyataan gugur (tidak valid). (Husein Umar, 2002: 180) b. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 1999). Sebelumnya dicari jumlah varians butir terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukur itu reliable. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach. Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas akan menggunakan program SPSS for Windows Versi 16. Dari hasil perhitungan tersebut, maka kaidah keputusannya adalah : Jika sig. alpha (0.05), maka pernyataan reliabel. Jika sig.>alpha(0.05), maka pernyataan gugur (tidak reliabel). (Husein Umar, 2002: 125 -127)
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
10
Analisis Terhadap Kuesioner Untuk memperoleh data yang akan dianalisis atas kedua variabel tersebut dalam penelitian ini akan digunakan daftar pernyataan, dari setiap pernyataan yang dimiliki pilihan jawaban responden, bentuk jawaban bernotasi / huruf SS, S, TAP, TS, dan STS dengan penilaian skor 5-4-3-2-1 untuk pernyataan positif dan 1-2-3-4-5 untuk pernyataan negatif. Teknik pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan menggunakan skala Likert untuk jenis pertanyaan tertutup yang berskala normal. Perhitungan hasil kuesioner dengan persentase dan skoring menggunakan rumus sebagai berikut: X
F x100 % N
(Sudjana, 2000:76)
Dimana: X = jumlah prosentase jawaban F = jumlah jawaban/ frekuensi N = jumlah responden Setelah diketahui jumlah nilai dari keseluruhan sub variabel maka dapat ditentukan intervalnya, yaitu sebagai berikut:
NJI
Nilai T ertinggi- Nilai T erendah Jumlah KriteriaPernyataan
(Sudjana, 2000:79)
Metode Succesive Interval Untuk melakukan analisis dalam penelitian ini digunakan Metode Successive Interval. Menurut Al-Rasyid (1994:12), menyatakan bahwa skala Likert jenis ordinal hanya menunjukkan rangkingnya saja. Oleh karena itu, variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala interval. Adapun langkah kerja method of successive interval adalah sebagai berikut : a. Perhatikan F (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan respon yang ada)
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
11
b. Bagi setiap bilangan pada F (frekuensi) oleh n (jumlah sampel), sehingga diperoleh Pi = Fi/n c. Jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap responden, sehingga keluar proporsi kumulatif (Pki=Op(1-1) +Pi. d. Proporsi komulatif (Pk) dianggap mengikuti distribusi normal baku, sehingga kita bisa menemukan nilai Z untuk setiap kategori. e. Hitung SV (scala value = nilai skala), dengan rumus :
SV
Densityat lower limit - Densityat upper limit Area under upper limit - Area Under Lower Limit
Nilai-nilai untuk density diperoleh dari tabel ordinal distribusi normal baku. f. SV (Scale Value) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1) Transformed SV
Y SV SVmin
Analisis Jalur (Path Analysis) Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel bebas (independent variable), yaitu Desain Produk (X1), dan Desain Proses (X2). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Kinerja Operasional (Y). Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) terhadap variabel Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat. Untuk menentukan
besarnya
pengaruh suatu variabel ataupun beberapa variabel terhadap variabel lainnya baik pengaruh yang sifatnya langsung atau tidak langsung, maka dapat digunakan Analisis Jalur (Affandi, 1994). Tahapan dari analisis jalur adalah sebagai berikut: 1. Membuat diagram jalur dan membaginya menjadi beberapa sub-struktur
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
12
2. Menentukan
matrik korelasi di mana data mentah yang digunakan
berasal 3. Menghitung matrik invers dari variabel independent 4. Menentukan
koefisien jalur, tujuannya adalah
mengtahui besarnya
pengaruh dari suatu variabel independent terhadap variabel dependent 5. Menghitung R y(x x ...xk ) yang merupakan koefisien determinasi total 6. Menghitung koefisien jalur variabel residu 7. Uji keberartian model secara keseluruhan menggunakan uji F 8. Uji keberartian koefisien jalur secara individu menggunakan uji-t. Adapun formula Path Analysis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menghitung Koefisien Jalur () n
yxi byxi
X h 1 n
Y h 1
2 th
;1,2,....,k
(Sitepu, 1994: 17)
2 th
Dimana byxi dapat ditentukan melalui n
n
h 1
h 1
byxi Cij X jhYh
; i 1,2,....,k
(Sitepu, 1994: 15)
Keterangan:
2.
X i terhadap variabel Y
yxi
=
Koefisiensi jalur dari variabel
byxi
=
Koefisiensi regresi dari variabel X i terhadap variabel Y
Menghitung Koefisien Korelasi (R) YXi=
CRyxi ; i = 1, 2, ..., k CRyy
(Sitepu, 1994 : 18)
Keterangan : YXi =
Koefisien jalur dari variabel Xi terhadap Y
CRyxi = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-xi dari matriks invers korelasi Cryy = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-y dari matriks
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
13
invers korelasi Besarnya r menunjukkan hubungan antara X dan Y, sedangkan pengaruh yang terjadi diukur oleh r2 (koefisien determinasi) yang dapat dihitung dengan rumus : Kd
= r2 x 100%
Menghitung Faktor Residu (Ɛ)
3.
Sedangkan pengaruh variabel lainnya atau faktor residu/sisa dapat ditentukan melalui : y i 1 R 2 yi x1 x 2 ...x k
(Sitepu, 1994 : 23)
k
dimana R2yix1x2...xk =
yx ryx i 1
1
i
Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui tingkat signifikan secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji F dengan rumus (Sugiyono, 2005:218) sebagai berikut: 𝑟 2 (k − 1) 𝐹= (1 − 𝑟 2 )(𝑛 − 𝑘 − 1) Keterangan: F = Nilai F hitung r2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan (df)(n-k-1) maka: Ho : βj = O berarti tidak ada pengaruh desain produk dan desain proses terhadap kinerja operasional. Ha : βj ≠ O berarti ada pengaruh desain produk dan desain proses terhadap kinerja operasional. Kriteria: Ha = diterima apabila F hitung > F tabel
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
14
Ha = ditolak apabila F hitung ≤ F tabel Untuk menguji tingkat signifikansi secara parsial apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus (Mustopa, 1992:140) sebagai berikut: 𝒕=
𝜷𝒋 𝑺𝜷𝒋
Keterangan : t
= Nilai T hitung
βj
= Koefisien regresi
S βj
= Kesalahan baku regresi Dengan tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka:
Ho1: βj = 0 tidak ada pengaruh antara desain produk dengan kinerja operasional. Ha1 :βj≠ 0 terdapat pengaruh antara desain produk dengan kinerja operasional. Ho2: βj= 0 tidak ada pengaruh antara desain proses dengan kinerja operasional. Ha2: βj ≠0 terdapat pengaruh antara desain proses dengan kinerja operasional. Uji signifikansi: Untuk menguji signifikansi dilakukan 2 pengujian, yaitu: c. Secara parsial menggunakan uji T d. Secara simultan menggunakan uji F Kaidah keputusan: a. Tolak Ho jika t < -t1/2α df (n-2) atau t > t1/2 α df (n-2) Terima Ho jika –t1/2 α df (n-2) ≤ t ≤ t1/2 t1/2 α df (n-2) Atau Tolak Ho jika t < -t1/2 α df (n-k-1) atau t > t1/2 α df (n-k-1) Terima Ho jika –t1/2 α df (n-k-1-1) ≤ t ≤ t1/2 α df (n-k-1) b. Tolak Ho jika F hitung> F tabel dan terima Ho jika F hitung≤ F tabel Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2007.
HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Produk yang Diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
15
Desain produk merupakan salah satu unsur yang berguna untuk memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik. Pada perusahaan Ryla shop Tasikmalaya, desain produk yang diterapkan yaitu memposisikan dengan jelas desain original berupa rajutan yang berorientasi pada produk tradisional khas Tasikmalaya seperti kelom geulis. Dengan ciri khas yang menonjol maka akan memudahkan konsumen menidentifikasi barang yang baik buatan Ryla shop. Untuk mengetahui hasil dari tanggapan karyawan mengenai desain produk di Ryla Shop Tasikmalaya dapat dilihat dari hasil jawaban karyawan melalui penyebaran kuesioner, yang terdiri dari 6 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 25 karyawan. Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliable (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Untuk mengetahui nilai dari setiap indikator dari Desain Produk yang diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah – langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator Desain Produk: 25 x 5 = 125 Nilai terendah setiap indikator Desain Produk: 25 x 1 = 25 Jumlah kriteria pernyataan NJI
:5
=
= 125 – 25= 20 5 Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel X1, X2 dan Y Nilai
Klasifikasi Penilaian
25 – 45
Tidak Baik
46 – 66
Kurang Baik
67 – 87
Cukup Baik
88 – 108 109 – 125 Sumber : Data pengolahan penelitian
Baik Sangat Baik
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
16
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 25 karyawan Ryla Shop Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai Desain Produk yang telah dilaksanakan. Secara lengkap hasil analisa tanggapan karyawan mengenai Desain Produk dapat dilihat pada tabel berikut: Rekapitulasi Desain Produk No.
Uraian
Produk memiliki manfaat yang baik. Kemasan produk dirancang 2. dengan baik. Produk memiliki kualitas yang 3. rendah. Promosi produk dilakukan 4. dengan efektif. Produk yang dihasilkan mudah 5. ditiru. Produk memiliki harga yang 6. sesuai Total Skor Sumber : Data Pengolahan Penelitian 1.
Skor yang ditargetkan
Skor yang dicapai
Kriteria
125
109
Sangat Baik
125
107
Sangat Baik
125
109
Sangat Baik
125
111
Sangat Baik
125
107
Sangat Baik
125
111
Sangat Baik
750
654
Sangat Baik
Berdasarkan rekapitulasi Desain Produk pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pernyataan mengenai manfaat yang dimiliki produk Ryla Shop Tasikmalaya memiliki manfaat yang sangat baik, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 109 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, secara keseluruhan
karyawan
menyatakan bahwa produk Ryla Shop Tasikmalaya memiliki manfaat yang baik bagi konsumen. Pernyataan mengenai kemasan produk yang dirancang dengan baik sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 107 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, setiap kemasan produk di Ryla shop Tasikmalaya sudah di desain sedemikian rupa guna meningkatkan nilai jual produknya sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ryla Shop Tasikmalaya cukup memberikan kejelasan akan fungsi dan tujuan dari pengemasan produk itu sendiri.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
17
Pernyataan mengenai produk memiliki kualitas yang rendah sebagian besar karyawan menjawab Tidak Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 362 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, secara keseluruhan konsumen menyatakan bahwa Ryla Shop Tasikmalaya sudah memproduksi produk dengan kualitas tinggi. Pernyataan mengenai promosi produk yang dilakukan dengan efektif sebagian besar karyawan menjawab Sangat Setuju sebanyak 13 karyawan dengan skor sebesar 65 dan total skor sebesar 111 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, Ryla Shop Tasikmalaya sudah mempromosikan produk mereka secara efektif.
Ryla
Shop
mempromosikan
Tasikmalaya
menggunakan
media
sosial
dalam
cara
produknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tercipta efektivitas
dalam hal promosi produk. Pernyataan mengenai produk yang dihasilkan yang mudah ditiru, sebagian besar karyawan menjawab Tidak Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 107 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, secara keseluruhan menyatakan bahwa produk yang dihasilkan di Ryla Shop Tasikmalaya cukup mudah ditiru meskipun dibuat secara manual. Pernyataan
mengenai harga produk yang sesuai,
sebagian besar karyawan
menjawab Sangat Setuju sebanyak 13 karyawan dengan skor sebesar 65 dan total skor sebesar 111 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya produk yang ditawarkan di Ryla Shop Tasikmalaya sudah sesuai antara harga dan kualitasnya. Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban konsumen mengenai Desain Produk yang diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban konsumen sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 25 x 6 x 5 = 750
Nilai terendah secara keseluruhan
= 25 x 6 x 1 = 150
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
= 750 – 150
= 120
5
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
18
Klasifikasi penilaian untuk indikator Desain Produk yang diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel X1 Keseluruhan Nilai
Klasifikasi Penilaian
150 – 270
Tidak Baik
271 – 381
Kurang Baik
382 – 502
Cukup Baik
503 – 623
Baik
624 – 750
Sangat Baik
Sumber : Data pengolahan penelitian
Berdasarkan klasifikasi penilaian untuk indikator variabel X1 keseluruhan, nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Desain Produk adalah sebesar 654. Artinya, secara keseluruhan karyawan menyatakan bahwa Ryla shop Tasikmalaya merupakan usaha dengan produk unggulan di Tasikmalaya. Sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam pertumbuhan pangsa pasar dan laba, perencanaan serta pengimplementasian desain produk tidak lepas dari pengendalian dan pengawasan manajemen Ryla Shop Tasikmalaya. Selain perencanaan yang baik yang dapat dilihat dari rancangan kemasan produk, perencanaan harga, dan promosi, perusahaan juga memperhatikan kualitas produk, bagaimana produk memberi manfaat
bagi
konsumen,
juga
bagaimana
menanggapi
persaingan
dengan
kecenderungan plagiarisme yang dilakukan pesaing. Desain produk Ryla Shop Tasikmalaya dilakukan sedemikian cermat dan menyeluruh.
Persaingan pun dapat ditangani dengan baik sehingga di tengah
perusahaan-perusahaan dengan produk sejenis, Ryla Shop Tasikmalaya dapat mencapai kedudukan yang unggul dengan pasar yang terus berkembang.
Desain Proses yang Diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya Desain proses merupakan proses menyeleksi input, aliran kerja dan metode untuk memproduksi barang dan jasa, seleksi input meliputi pemilihan sumber daya manusia, bahan mentah, alat yang masuk dalam proses operasi sejalan dengan strategi organisasi dan kemampuan untuk mendapatkan sumber-sumber daya manusia.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
19
Pada perusahaan RYLA shop Tasikmalaya ini, desain proses dibuat sedemikian rupa agar aliran kerja berjalan dengan baik dan sebagaimana menstinya agar seluruh produk yang dihasilkan dapat memenuhi ekspektasi pasar yang dituju. Untuk mengetahui hasil dari tanggapan karyawan mengenai Desain Proses Ryla Shop Tasikmalaya dapat dilihat dari hasil jawaban karyawan melalui penyebaran kuesioner, yang terdiri dari 6 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 25 konsumen. Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliable (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir) Untuk mengetahui nilai dari setiap indikator dari Desain Proses Ryla Shop Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah – langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 25 x 5 = 125
Nilai terendah secara keseluruhan
= 25 x 1 = 25
Jumlah kriteria pernyataan NJI
:5
=
= 125 – 25= 20 5 Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini mengenai klasifikasi penilaian untuk setiap indikator variabel X1, X2 dan Y. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 25 orang karyawan Ryla Shop Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai Desain Proses. Secara lengkap hasil analisa tanggapan karyawan mengenai Desain Proses dapat dilihat pada tabel berikut: Rekapitulasi Desain Proses No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Perusahaan menentukan jumlah produk yang dibuat. Perusahaan menentukan desain produk yang akan dibuat. Pelaksanaan uji kelayakan proses desain. Kapasitas produksi optimal. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi tidak dikembangkan.
Skor yang ditargetkan
Skor yang dicapai
Kriteria
125
107
Sangat Baik
125
109
Sangat Baik
125
109
Sangat Baik
125
107
Sangat Baik
125
109
Sangat Baik
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
20
6.
Perusahaan melakukan quality control atas proses produksi. Total Skor Sumber : Data Pengolahan Penelitian
125
107
Sangat Baik
750
648
Sangat Baik
Berdasarkan rekapitulasi Desain Proses pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, pernyataan mengenai perusahaan menentukan jumlah produk yang dibuat, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 17 karyawan dengan skor sebesar 67 dan total skor sebesar 107 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, perusahaan sudah menentukan jumlah produk yang akan dibuat terlebih dahulu. Pernyataan mengenai penentuan desain produk yang akan dibuat, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 109 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik.. Artinya, perusahaan malaksanakan dengan baik perencanaan dalam menentukan desain produk yang akan diproduksi sehingga menghasilkan produk yang baik. Pernyataan mengenai pelaksanaan uji kelayakan proses desain, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 109 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, pelaksanaan uji kelayakan proses desain yang di laksanakan perusahan sudah sesuai dengan Rules yang tepat guna menghasilkan produk yang berkualitas. Pernyataan mengenai kapasitas produk yang optimal, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 107 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, perusahaan sangat teliti dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga tidak ada produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sia-sia karena perusahaan memanfaatkan segala sumberdaya secara tepat dan optimal. Pernyataan mengenai tidak adanya pengembangan peralatan yang digunakan dalam proses produksi, sebagian besar karyawan menjawab Tidak Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 109 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, karyawan menilai perusahaan selalu meng-update perkembangan teknologi terkini dalam proses produksi sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki kualitas yang terjaga dan sangat baik.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
21
Pernyataan mengenai quality control yang dilakukan terhadap proses produksi, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 17 karyawan dengan skor sebesar 69 dan total skor sebesar 107 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, perusahaan sangat memperhatikan kinerja karyawan dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan memberi rasa nyaman kepada karyawan dalam proses produksi misalkan karyawan memberikan masukan-masukan yang berdampat baik bagi perusahaan, perusahaan selalu menampung dan mengapresiasi setiap karyawannya. Berdasarkan hasil penelitian di atas, keseluruhan jawaban karyawan mengenai Desain Proses Ryla Shop Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 25 x 6 x 5 = 750
Nilai terendah secara keseluruhan
= 25 x 6 x 1 = 150
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
= 750 – 150 = 120 5 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel X2 Keseluruhan Nilai
Klasifikasi Penilaian
150 – 270
Tidak Baik
271 – 381
Kurang Baik
382 – 502
Cukup Baik
503 – 623
Baik
624 – 750 Sumber : Data pengolahan penelitian
Sangat Baik
Berdasarkan klasifikasi penilaian untuk indikator variabel X2 keseluruhan, nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Desain Proses adalah sebesar 648. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Desain Proses yang dilakukan Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil produksi yang yang memiliki kualitas baik yang dapat dilihat dari kelancaran proses seleksi input, aliran kerja dan metode untuk memproduksi barang dan jasa, pengawasan dan pengendalian atas proses produksi, serta SDM yang mempunyai integritas tinggi dan loyalitas terhadap perusahaan.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
22
Dalam pelaksanaannya, desain proses dilakukan dengan mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan sehingga perusahaan tidak semata memiliki produk yang berkualitas tapi juga proses produksi yang terjaga kontinuitasnya dan
biaya yang
efisien pada akhirnya. Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya Kinerja operasional adalah suatu capaian untuk mengukur apakah produk yang dihasilkan sudah sesudai dengan produk yang direncanakan. Selain penggabungan dari praktek terbaik dan keputusan strategi yang dijalankan kinerja operasional juga sebagai alat ukur dari produk yang direncanakan perusahaan, dari bagi Ryla Shop Kinerja Operasional merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari instrumen perusahaan dimana kinejar operasional mnekankan mengenai strategi kinerja perusahaan yang terbentuk dari praktek terbaik dan keputusan strategi dalam kompetisi serta hal tersebut dilakukan untuk mengukur apakah produk yang dihasilkan oleh perusahan sudah sesuai dengan produk yang direncanakan dari awal pembuatan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan. Untuk mengetahui hasil dari tanggapan karyawan mengenai Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya dapat dilihat dari hasil jawaban karyawan melalui penyebaran kuesioner, yang terdiri dari 8 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 25 karyawan. Kuesioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliabel (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Untuk mengetahui nilai dari setiap indikator dari Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah – langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator Kinerja Operasional : 25 x 5 = 125 Nilai terendah setiap indikator Kinerja Operasional : 25 x 1 = 25 Jumlah kriteria pernyataan NJI
:5
=
= 125 – 25= 20 5 Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel mengenai klasifikasi penilaian untuk setiap indikator variabel X1, X2 dan Y.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
23
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 25 orang karyawan Ryla Shop Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai Kinerja Operasional. Secara lengkap hasil analisa tanggapan konsumen mengenai Kinerja Operasional dapat dilihat pada tabel berikut: Rekapitulasi Kinerja Operasional No.
Uraian
Skor yang ditargetkan
Skor yang dicapai
Kriteria
1.
Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi.
125
108
Sangat Baik
2.
Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan proses produksi.
125
107
Sangat Baik
3.
Bahan baku memiliki kualitas buruk.
125
108
Sangat Baik
4.
Hasil produksi tidak dapat bertahan lama.
125
107
Sangat Baik
5.
Proses pengiriman dilakukan tepat waktu.
125
111
Sangat Baik
125
107
Sangat Baik
125
111
Sangat Baik
125
111
Sangat Baik
750
870
Sangat Baik
Kualitas barang selama perjalanan tetap terjaga optimal. Analisis pasar memiliki hasil yang 7. optimal. Analisis pasar dilakukan dengan 8. efektif. Total Skor Sumber : Data Pengolahan Penelitian 6.
Berdasarkan rekapitulasi Kinerja Operasional pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pernyataan mengenai kesesuaian produk yang dihasilkan dengan spesifikasi, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 15 karyawan dengan skor sebesar 60 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, prusahaan telah mengukur seberapa berhasilnya pencapaian hasil produksi sesuai dengan rencana awal .sehingga karyawan dapat menilai keberhasilan hasil ekrja mereka dalam menghasilkan produk dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi. Pernyataan mengenai kesesuaian biaya yang dikeluarkan dengan proses produksi, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 17 karyawan dengan skor sebesar 69 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik.. Artinya, secara keseluruhan karyawan menilai perusahaan dengan tepat telah menghitung biaya produksi sehingga tidak terjadi ketimpangan hasil edengan ekspektasi perusahaan mengenai pembiayaan proses produksi.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
24
Pernyataan mengenai kualitas buruk bahan baruk, sebagian besar karyawan menjawab Tidak Setuju sebanyak 15 karyawan dengan skor sebesar 60 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, karyawan menilai hal tersebut tidak benar karena dalam setia proses produksi baik itu pemilihan bahan baku atau yang lainnya perusahaan telah memilih bahan baku yang mempunyai kualitas yang terbaik guna menghasilkan kualitas produk yang baik pula. Pernyataan mengenai hasil produksi yang tidak bertahan lama, sebagian besar karyawan menjawab Tidak Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik.. Artinya, sebagian besar karyawan menilai haltersebut tidak benar, karna dari awal proses produksi perusahaan telah memilih bahan baku standar perusahaan tentunya dengan memiliki kualitas terbaik, sehingga menghasilkan produk yang baik awet dan bernilai jual tinggi. Pernyataan mengenai proses pengiriman yang dilakukan tepat waktu, sebagian besar karyawan menjawab Sangat Setuju sebanyak 14 karyawan dengan skor sebesar 69 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, sebagian besar karyawan setuju dengan proses pengiriman yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dikarnakan perusahaan sangat teliti dalam mengawal mulai proses pengiriman dan penjadwalan dengan terstruktur dan sangat baik. Pernyataan mengenai kualitas barang yang terjaga secara optimal selama perjalanan, sebagian besar karyawan menjawab Setuju sebanyak 16 karyawan dengan skor sebesar 64 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, karyawan setuju kualitas barang sangat terjaga selama proses pengiriman karena perusahaan telah memperhitungkan dengan sangat cermat mengenai konsep pengiriman agar kualitas barang tertap terjaga dengan baik. Pernyataan mengenai analisis pasar yang memiliki hasil yang optimal, sebagian besar karyawan menjawab Sangat Setuju sebanyak 13 karyawan dengan skor sebesar 65 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, karyawan menilai analisis pasar yang yang di laksanakan perusahaann sudah sangat tepat itu di buktikan semankin meningkatnya omset yang di dapat perusahaan pertahunnya dan semkin banyak pula orang yang menjadi reseller produk
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
25
produk Ryla Shop ini, itu menunjukkan analisis pasar yang telah dilakukan Ryla Shop telah berjalan dengan optimal. Pernyataan mengenai analisis pasar yang dilakukan secara efektif, sebagian besar karyawan menjawab Sangat Setuju sebanyak 13 karyawan dengan skor sebesar 65 dan total skor sebesar 125 sehingga pernyataan ini termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Artinya, karyawan memberikan penilaian yang hampir sama dengan point analisis pasar yang optimal, karyawan jug menilai analasis pasar yang dilakukan oleh Ryla Shop telah berjalan dengan efektif ditandai semakin diminatinya produk-produk hasil karya perusahaan yag menonjolkan aksen tradisional khas Tasikmalaya dipadukan dengan desain rajut yang modern. Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban karyawan mengenai Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya kemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 25 x 8 x 5 = 1.000
Nilai terrendah secara keseluruhan
= 25 x 8 x 1 = 200
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
= 1.000 – 200 = 160 5 Klasifikasi penilaian untuk indikator Kinerja Operasional Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Y Secara Keseluruhan Nilai
Klasifikasi Penilaian
200 – 360
Tidak Baik
361 – 521
Kurang Baik
522 – 682
Cukup Baik
683 – 843
Baik
844 – 1.000
Sangat Baik
Sumber : Data pengolahan penelitian
Berdasarkan klasifikasi penilaian untuk indikator variabel Y keseluruhan, nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Kinerja Operasional adalah sebesar 870. Hal ini
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
26
menunjukan bahwa secara keseluruhan Kinerja Operasional di Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi Sangat Baik. Ryla Shop Tasikmalaya dilihat dari produk dan biaya yang sesuai dengan perencanaan, bahan baku yang berkualitas, ketahanan hasil produksi yang baik, proses pengiriman yang terkendali, serta analisis pasar yang optimal dan efektif. Standarisasi kinerja karyawan yang diterapkan dalam melakukan kegitan produksi memberikan dampak yang besar terhadap perusahaan dalam menentukan alur kinerja. Dengan kinerja operasional yang demikian, perusahaan mampu mengukur apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan produk yang direncanakan serta mampu menjaga kontinuitas kegiatan produksi perusahaan. Pengaruh Desain Produk dan Desain Proses Ryla Shop Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh Desain Produk (X1), dan Desain Proses (X2) terhadap Kinerja Operasional (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan Path Analysis. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara Desain Produk (X1), dan Desain Proses (X2) terhadap Kinerja Operasional (Y). Dari hasil pengolahan data secara keseluruhan, penulis dapat memvisualisasikan ke dalam struktur pengaruh Desain Produk (X1), dan Desain Proses (X2) terhadap Kinerja Operasional (Y), sebagai berikut:
X1
0.942
Ɛ 0.013
0.729
Y X 2
0.069
Hubungan Struktural antara Variabel X1,X2 Terhadap Y Pada dasarnya setiap variabel yang diteliti baik itu variabel X1maupun variabel X2 termasuk klasifikasi baik, akan tetapi pengaruh yang diberikan kecil. Ketika data
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
27
hasil penelitian menunjukan klasifikasi baik dan ternyata variabel dependent berpengaruh kecil terhadap variabel independet bukan berarti variabel tidak konsisten terhadap hasil pengolahan data. Maka dari itu setiap variabel dependent yang diteliti memiliki kualifikasi baik dan pengaruh yang kecil pada variabel independent, terdapat kemungkinan besar ketika variabel yang diteliti masuk pada kualifikasi yang lain dibawah klasifikasi baik maka pengaruhnya pun akan semakin kecil. Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dimana total pengaruh dari variabel X atau R 2 sebesar 0,988 artinya jika Desain Produk (X1) dan Desain Proses (X2) bersama-sama meningkat atau memberikan dampak positif, maka Kinerja Operasional (Y) pun akan memberikan dampak positif atau meningkat pula.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Desain Produk (X1), Desain Proses (X2), dan Kinerja Operasional (Y) No 1
Nama Variabel Desain Produk a. Pengaruh Langsung X1 Tehadap Y b. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X2 Pengaruh X1 Total Terhadap Y
2
Formula
Hasil
(0,942)(0,942)
0,887364
(0,942)(0,729)(0,069)
0,047383542
0,887364 + 0,047383542
0,934747542
Desain Proses c. Pengaruh Langsung X2 Tehadap Y d. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X1 Pengaruh X2 Total Terhadap Y Total Pengaruh X1, X2 terhadap Y Pengaruh lain yang tidak diteliti
(0,069)(0,069)
0,004761
(0,076)(0,729)(0,942)
0,047383542
0,004761 + 0,047383542 0,943747542 + 0,052144542 1 – 0,986892084
0,052144542 0,986892084 0,013107916
Tabel di atas menunjukan bahwa pengaruh variabel Desain Proses (X1) dan Desain Produk (X2) secara simultan terhadap Kinerja Operasional (Y), sebesar 0,986 atau 98,6%. Ada pengaruh lain yang tidak penulis teliti, yaitu sebesar 0,131 atau 1,3%. Beberapa faktor dalam manajemen operasioanal yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian ini Desain produk Ryla Shop berkaitan dengan rancangan yang telah digambar, seperti desain sketsa gambar tas, desain bentuk tas dan yang lainnya untuk memenuhi keinginan konsumen akan produk yang original sehingga dapat
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
28
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Begitu juga dengan desain proses akan mempengaruhi semua kegiatan di dalam perusahaan dalam memproduksi produk. Desain proses yang baik, dibarengi juga dengan kinerja operasional perusahaan yang baik sehingga dapat menghasilkan produk0produk dengan kualitas terbaik. Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 870,157 atau sig. (0.000)
alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Desain Produk dan Desain Proses secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya. Untuk melihat pengaruh Desain Produk terhadap Kinerja Operasional dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara Desain Produk (X1) terhadap Kinerja Operasional (Y) dapat dilihat dari perhitungan untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar 27,077 atau sig. (0.000)
alpha (0.000) maka Ho ditolak. Dengan demikian
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga Desain Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya. Untuk melihat pengaruh Desain Proses terhadap Kinerja Operasional dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara Desain Proses (X2) terhadap Kinerja Operasional (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar 1,980 atau sig. (0.060) > alpha (0.05) maka Ho diterima. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Berdasarkan analisis tersebut, dapat diketahui bahwa desain produk Pada perusahaan Ryla shop Tasikmalaya, desain produk yang diterapkan yaitu memposisikan dengan jelas desain original berupa rajutan yang berorientasi pada produk tradisional khas Tasikmalaya seperti kelom geulis. Dengan ciri khas yang menonjol maka akan memudahkan konsumen menidentifikasi barang yang baik buatan Ryla shop. Begitu juga dengan desain proses Ryla Shop Tasikmalaya, usahanya untuk selalu memperhatikan detail dari setiap proses pembuatan produk, melakukan uji kelayakan proses dan didukung oleh peralatan yang modern menurut hasil analisis
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
29
ternyata berpengaruh terhadap kualitas produk baik secara simultan maupun parsial. Desain proses Ryla Shop ini memang sudah dilaksanakan dengan baik. Perusahaan ini dengan baik memperhatikan proses pembuatan, pemilihan bahan baku, melakukan uji kelayakan, mempersiapkan segala macam peralatan untuk memproduksi, sehingga proses pembuatan produk akan berjalan dengan lancar apabila sebelumnya telah dipersiapkan. Ryla Shop Tasikmalaya ini dari awal merintis usaha memang selalu menjaga kualitasnya. Hal ini ditunjukan dengan produk-produk yang dihasilkan banyak dipakai oleh masyarakat. Perusahaan ini sudah memiliki nilai, kemudahan dalam menyerahkan produk, harga yang sesuai dengan kualitasnya dan konsumen yang loyal. Dengan keadaan seperti ini Ryla Shop dapat terus menjaga bahkan meningkatkan kualitas produknya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1.
Desain Produk yang diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, ini dikarenakan oleh original, keunikan desain, superioritas desain, promosi yang dilakukan, preventive dan harga yang ditawarkan sudah diperhatikan dengan baik.
2.
Desain Proses yang diterapkan di Ryla Shop Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi sangat baik karena perencanaan produksi, pengkajian kelayakan proses, pengkajian kemampuan proses, pengembangan peralatan proses, rancangan proses, dan evaluasi produk ulang diperhatikan dengan baik.
3.
Dalam pengujian secara simultan Desain Produk dan Desain Proses berpengaruh terhadap Kinerja Operasional Ryla Shop Tasikmalaya. Begitu juga dalam pengujian secara parsial Desain Produk dan Desain Proses berpengaruh terhadap Kinerja Opersional Ryla Shop Tasikmalaya.
4.
Bagi Ryla Shop Kinerja Operasional merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari instrumen perusahaan di mana Kinerja Operasional menekankan mengenai strategi kinerja perusahaan yang terbentuk dari praktek terbaik dan keputusan strategi dalam kompetisi serta hal tersebut dilakukan untuk mengukur apakah
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
30
produk yang dihasilkan oleh perusahan sudah sesuai dengan produk yang direncanakan dari awal pembuatan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan. Saran Adapun saran yang dapat diberikan kepada Ryla Shop Tasikmalaya yang diambil dari poin terendah dari masing-masing indikator tiap variabel adalah sebagai berikut : 1.
Memperhatikan desain yang akan dibuat supaya lebih kreatif lagi agar tidak mudah ditiru oleh pesaing lain.
2.
Agar lebih diperhatikan lagi dalam proses pembuatan produk, supaya tidak ada lagi produk yang cacad pada saat dipasarkan, salah satu cara agar tidak ada lagi sebagian kecil produk yang cacad adalah dengan melakukan uji kelayakan proses pada setiap proses pembuatan produk.
3.
Akan lebih baik lagi apabila bahan yang dipilih untuk dijadikan produk adalah bahan yang berkualitas nomer satu sehingga menghasilkan kualitas produk yg baik.
DAFTAR PUSTAKA Agus Ahsyari. 2001.Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE UGM. Anatan, Lila. 2009. Strategi Bersaing Konsep Riset dan Instrumen, Jakarta: Alfabeta. Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi 2008. Jakarta: LP-FEUI. Bestari, Mitra. 2004. Manajemen Operasi, Edisi Pertama. Yogyakarta: UPFE. Buffa Elwood S, & Sarin Rakesh, 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern. Alih Bahasa Agus Mulyana. Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Detiana, Tita. 2010. Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (Service and Manufactured). Jakarta: Mitra Wacana Media. Eddy Herjanto. 2002. Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Garsindo. Hani, Handoko, T, 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operation Manajemen (Manajemen Operasi). Jakarta: Salemba Empat.
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
31
Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi, Edisi ke tiga Jakarta: PT, Garsindo. Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Ketiga, CV. Bandung: Alfabeta. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria. Sofjan Assauri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suyandi Prawirosentoso, 2000. Manajemen Operasi, Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara
[email protected] |Desain Produk, Desain Proses, Kinerja Operasional
32