PENGARUH BIAYA KUALITAS DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA OPERASIONAL (Survey Pada Perusahaan Batik Di Kota Tasikmalaya) Bayu Giffari NPM 123403121 Email :bgiffari @gmail.com Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT This research aim to know : (1) expense quality, volume of sale and operational profit, (2) influence of exfense quality to sale volume , (3) parsial and also simultan to operational profit. This research excecutedon batik industry at Tasikmalaya. In this research writer use the descriptive method with the case study approach, and data obtained through interview, observation and bibliography. Analyze used is band analysis ( Path Analysis). Hypothesis Examination by parsial by using test and by simultan by usingtest F. Result of research indicate that : (1) expens quality, volume of sale and oprational profit per annum experience of the increase and degradation, (2) expense quality do no have an effect on or do not signifika to sale volume, (3) expense quality by parsial do not have an effect on or do not signifika to oprational profit, sale volumr by parsial have an effect on the signifika to oprational profit, expense quality and sale volume by simultan have an effect on to minimize to operational profit. Keywords : expense quality of, sale volume, operational profit
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) biaya kualitas, volume penjualan dan laba operasional, (2) pengaruh biaya kualitas, terhadap volume penjualan, (3) pengaruh biaya kualitas dan volume penjualan baik secara persial maupun secara simultan terhadap laba operasional, penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan batik di kota tasikmalaya. Dalam penelitian ini penulis melakukan survey dan data-data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan kepustakaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis). Pengujian hipotesis secara persial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji f. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) biaya kualitas. Volume penjualan dan laba operasional tiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan, ((2) biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan,(3) biaya kualitas secara persial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba oprasional, volume penjualan secara persial berpengauh signifikan terhadap laba oprasioanal, biaya kualitas dan volume penjualan secara simultan berpengaruh kecil terhadap laba oprasional.
Kata Kunci : Biaya Kualitas, Volume Penjualan,Laba Opersoanal
PENDAHULUAN
Dimasa sekarang ini globalisasi ekonomi merupakan suatu fenomena yang sangat menarik yang menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan yang mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan hasil penjualan.Situasi persaingan bisnis menjadi demikian ketat bahkan memasuki kondisi hiperkompetisi atau persaingan lepas kendali hanya memberikan pilihan bagi perusahaan yaitu menghadapi pesaing atau menunggu usahanya menjadi runtuh. Persaingan seperti ini tidak hanya meliputi beberapa bidang usaha saja, tetapi semua bidang usaha telah berada dalam kondisi seperti itu.Usaha dalam meningkatkan volume penjualan secara langsung berkaitan dengan fungsi pemasaran perusahaan.Pemasaran sebagai suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai mempunyai beberapa variabel yang saling berkaitan. Banyak perusahaan yang dapat memproduksi secara efisien, akan tetapi efisiensi produk yang dicapai menjadi berkurang karena biaya kualitas yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan volume penjualan. Semua ini merupakan tantangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan secara umum yaitu memperoleh laba yang maksimal. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan tampilan yang menarik saja tetapi juga harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan selera, kebutuhan dan kepuasan konsumen. Perusahaan batik yang kegiatan utamanya mengolah barang mentah menjadi barang jadi, harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah dan harga jual yang kompetitif sehingga mampu survive dan bersaing dengan perusahaan lain.
Penerapan biaya kualitas pada umumnya mengambil kebijakan bahwa pencegahan menjadi tindakan yang utama dalam hal produksi untuk mengurangi produk cacat, perencanaan produksi, pemeliharaan peralatan produksi sampai inspeksi barang sebelum sampai kepada konsumen. Maka perusahaanbatik di KotaTasikmalayamenjadikan biaya pencegahan menjadi biaya yang paling diutamakan dibandingkan biaya kualitas yang lainnya. Kualitas yang baik menurunkan tingkat pengembalian produk, biaya produksi dan efisiensi waktu, selain itu juga dapat meningkatkan volume penjualan yang dapat meningkatkan laba bagi perusahaan. Pendapatan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah mendorong pendapatan dan pengembalian investasi.Fokus pada kualitas menaikkan peluang perusahaan mencapai pendapatan maksimal dan dapat menurunkan ancaman kompetitif (Blocher et al., 2000:207). Pada umumnya perusahaan batik di Kota Tasikmalaya merupakan perusahaan yang bersifat profit oriented, dimana kegiatan usahanya difokuskan dalam pencapaian laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Perusahaan yang bergerak dibidang kerajinan batik dituntut dapat menjaga kualitas produknya supaya dapat mengoptimalkan volume penjualan.Dengan demikian, perusahaan tersebutdihadapkan pada permasalahan bagaimana agar kualitas produknya tetap baik sehingga dapat bertahan. Kemajuan pola berfikir, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih suatu produk.Saat ini konsumen lebih bebas menentukan pilihan yang juga mengakibatkan posisi tawar-menawar menjadi lebih baik dan menjadikan konsumen sebagai aset yang berharga bagipara pelaku usaha. Dengan demikian para pelaku usaha harus dapat menjaga kualitas produknya agar konsumen puas terhadap produk yang dihasilkan supaya dapat mengoptimalkan volume penjualan dan meningkatkan laba perusahaan.
Pelayanan konsumen berpusat kepada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan pelayanannya untuk mengimbangi harapan konsumen.Andrian Payne (2002:219) mengemukakan bahwa "Pelayanan merupakan segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan konsumen serta untuk menindaklanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan." Dari unsur pelayanan, yang paling penting adalah kualitas pelayanannya, sehingga dapat mencapai harapan
konsumen
dan
mempunyai
kecenderungan
untuk
meningkatkan
volume
penjualan.Volume penjualan merupakan penjualan yang dinyatakan dalam jumlah penjualan banyaknya satuan fisik atau jumlah uang yang harus dicapai. Dengan adanya volume penjualan yang banyak, maka akan menimbulkan laba yang besar dari hasil kegiatan usaha. Sehingga berdasarkan pemaparan tersebut, dengan adanya biaya kualitas yang efektif dan volume penjualan yang tinggi maka akan dapat meningkatkan labaoperasional Laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu memperoleh laba merupakan tujuan utama badan usaha. Karena melalui laba yang diperoleh, perusahaan akan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.. Ukuran keberhasilan suatu perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) kategori seperti yang diungkapkan oleh Blocher et., al. yang diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani (2000 : 37), dan ukuran itu adalah: 1.
Ukuran keberhasilan perusahaan yang bersifat keuangan adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan deviden, tingkat obligasi dan piutang, aliran kas, peningkatan harga saham.
2.
Ukuran keberhasilan perusahaan yang bersifat non keuangan adalah:
a. Ukuran dari sisi pelanggan (costumer measure) dalam hal : pangsa pasar dan pertumbuhan pasar, pelayanan kepada pelanggan, pengiriman tepat waktu, kepuasan pelanggan terhadap merek. b. Proses bisnis internal ( internal bussines process ) dalam hal :kualitas produk yang tinggi, inovasi dalam manufaktur, produktifitas manufaktur yang tinggi, waktu siklus, hasil dan penurunan pemborosan. Inovasi dan pembelajaran (inovation and learning) SDM dalam hal: kompetisi dan integritas manajer, moral dan budaya perusahaan, pendidikan dan pelatihan, inovasi produk baru, metode manufaktur. Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana biaya kualitas, volume penjualan, dan laba operasional pada Perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya. 2. Bagaimana pengaruh biaya kualitas dan volume penjualan pada Perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya. 3. Bagaimana pengaruh biaya kualitas, volume penjualan secara persial terhadap laba operasional Perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya. 4. Bagaimana Pengaruh Biaya Kualitas, Volume Penjualan secara simultan terhadap Laba Operasional Perusahaan batik yang berlokasi Di Kota Tasikmalaya Dari Masalah yang telah diidentifikasikan di atas yang merupakan dasar pembahasan penelitian ini, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagaI berikut : 1. Untuk mengetahui biaya kualitas, volume penjualan dan laba operasional ada perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap volume penjualan pada perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap
laba operasional pada
perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya 4. Untuk mengetahui pengaruh Volume penjualan terhadap laba operasional pada perusahaan batik yang berlokasi di Kota Tasikmalaya METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.(Mohammad. Nazir, 1999 : 63). OPERASIONALISASI VARIABEL Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen biaya kualitas (X1) dan volume penjualan (X2). Satu variabel dependen yaitu laba operasional (Y)
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel VARIABEL
Biaya Kualitas (X1)
DEFINISI VARIABEL
Biaya
kualitas
adalah
biaya-biaya yang timbul mencegah
untuk
terjadinya kualitas yang
INDIKATOR
UKUR
SKA
AN
LA
Rupiah
Rasio
Kuantitas Produk terjual
Rupiah
Rasio
Pendapatan Oprasional Dan Beban Oprasional
Rupiah
Rasio
Biaya Pencegahan Biaya Penilaian Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Eksternal
rendah atau biaya-biaya yang
timbul
karena
terjadinya kualitas yang rendah.
(Badjuri
dan
Kusnedi, 2000:153) Volume
Jumlah barang atau jasa
Penjualan
yang terjual berdasarkan data
kuantitatif
pada
(X2) periode tertentu. (Fandy Tjiptono, 2000:254) Laba Oprasional (Y)
Laba Oprasional adalah pendapatan dikurangi harga pokok yang dikaitkan dengan beban oprasional terhadap kegiatan bisnis dari kesatuan normal. Soemarso (2002:227)
Teknik Pengumpulan Data Teknik-tenik pengumpulan data yang digunakan penulis di dalam penelitian ini terdiri dari : 1.
Penelitian Lapangan (Field Research) Daam teknik penelitian lapangan, penulis meninjau secara langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer. Tujuan dari penelitian lapangan ini adalah untuk memperoleh data yang akurat, dengan cara : a.
Observasi Yaitu pengamatan langsung dengan cara merekam kejadian, mengukur, menghitung dan mencatat kegiatan objek yang diteliti.
b.
Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak manajemen bank yang berkompeten untuk memperoleh penjelasanpenjelasan yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
c.
Studi Dokumentasi Yaitu Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelaahan terhadap dokumen, formulir, laporan-laporan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan mendukung terhadap penelitian ini.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah
literatur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Kegunaan dari literatur ini adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang diharapkan akan menunjang data yang dikumpulkan dalam penelitian ini.
RANCANGAN ANALISIS Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel terikat. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.4
(X1)
YX1
X1X2
X2ε1YX2
ε1
(Y)
(X2)Yε2
ε2 Gambar 3.4 Hubungan Struktural Antar Variabel X1,X2 dan Y Keterangan: X1
= Biaya Kualitas
X2
= Volume Penjualan
Y
= Laba Operasional
ε2
= Pengaruh faktor lain yang tidak diteliti terhadap variabel X 1
ε2
= Pengaruh faktor lain yang tidak diteliti terhadap variabel Y
X2X1
= Koefisien jalur variabel X1 dengan variabel X2
YX1
= Koefisien jalur antara variabel X1 terhadap variabel Y
YX2
= Koefisien jalur antara variabel X2 terhadap variabel Y
Yε2
= Koefisien jalur antara variabel ε2terhadap Y
X2ε1 = Koefisien jalur antara variabel ε1 terhadap X2 Prosedur pengujian hipotesis 1. Penetapan Hipotesis Operasional a. Secara Simultan Ho: ρ < 0
Besarnya biaya kualitas dan volume penjualan secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap laba oprasional
Ha: ρ 0
Besarnya biaya kualitas dan volume penjualan secara simultan berpengaruh positif terhadaplaba oprasional.
b. Secara Parsial Ho: ρ< 0
Biaya kualitas secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap volume penjualan.
Ha: ρ 0
Biaya kualitas secara parsial berpengaruh positif terhadap volume penjualan.
Ho: ρ< 0
Biaya kualitas secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap laba oprasional
Ha: ρ 0
Biaya kualitas secara parsial berpengaruh positif terhadap laba oprasional
Ho: ρ < 0
Volume penjualan secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap laba oprasional
Ha: ρ 0
Volume penjualan secara parsial berpengaruh positif terhadaplaba oprasional.
2. Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikan yang digunakan adalah 95% ( = 0,05 ) yang merupakan tingkat signifikansi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah. 3. Uji Signifikansi a. Secara simultan menggunakan uji F. b. Secara parsial menggunakan uji t. 4. Kaidah keputusan Secara parsial Tolak Ho jika t t α
Terima Ho jika t < t α Secara simultan Tolak Ho jika F hitung> F tabel dan terima Ho jika F hitung F tabel 5. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. Pembahasan Dapat dilihat Biaya Kualitas Setiap Perusahaan batik pada tahun 2015. Dimana perubahan nilai-nilai Biaya Kualitas pada perusahaan batik setiap perusahaan bervariasi, dengan nilai tertinggi pada perusahaan CV. Deden Batik sebesar Rp.400.000.000 Sedangkan nilai Biaya Kualitasterendah pada perusahaan Nurjaman Batik Sebesar Rp.100.000.000 Volume Penjualan Setiap Perusahaan batik pada tahun 2015. Dimana perubahan nilainilai Volume Penjualan pada perusahaan batik setiap perusahaan bervariasi, dengan nilaitertinggi pada perusahaan CV. Deden Batik sebesar Rp.700.000.000 Sedangkan nilai Volume penjualan terendah pada perusahaan Melinda Batik Sebesar Rp.250.000.000. Laba Operasional Setiap Perusahaan batik pada tahun 2015. Dimana perubahan nilai-nilai Laba Operasional pada perusahaan batik setiap perusahaan bervariasi, dengan nilaitertinggi pada perusahaan CV. Deden Batik sebesar Rp.950.000.000 Sedangkan nilai Laba Operasional terendah pada perusahaan Melinda Batik Sebesar Rp.300.000.000.
Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Pada Perusahaan Batik Di Kota Tasikmalaya Dari hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel Model Summary: Lampiran halaman 76) diperoleh data mengenai R (koefisien korelasi) dan R Square/R 2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara Biaya Kualitas
dengan Volume Penjualan. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rx1x2 sebesar 0,976 sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukan besarnya pengaruh Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan sebesar 0,952 atau 95,2% artinya bahwa95,2% variabilitas dari variabel X2 (Volume Penjualan ) dipengaruhi oleh variabel bebas X1( Biaya kualitas). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa berapapun jumlah Biaya Kualitas pada hasil survey perusahaan batik di kota Tasikmalya akan berdampak bagi perubahan nilai volume penjualan pada hasil survey perusahaan batik di kota Tasikmalaya. Sedangkan faktor residu sebesar 0,048 atau 4,8% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan perhitungan softwareSPSS (Tabel Coefficientsa : Lampiran halaman 76) diperoleh nilai thitung sebesar 12,788 sedangkan ttabeldimanaα=5% yaituSedangkan nilai
t
½ α df (n-k-1) adalah sebesar 2,365 (Lampiran halaman 79) sehingga thitung (12,788) > ttabel (2,365) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 5%. Karena thitung> ttabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative diterima artinyabiaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
Pengaruh Secara Parsial Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional Pada Perusahaan Batik Di Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficientsa : Lampiran halaman 78) untuk analisis jalur diperoleh koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X1 (Biaya Kualitas) terhadap Y (Laba Operasional) sebesar -0,172 dan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,029 atau 2,9% yang berarti bahwa Biaya Kualitas berpengaruh terhadap Laba Operasional sebesar 2,9% dan sisanya 97,1% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Variabelitas dari variabel Y
dipengaruhi oleh variabel bebas X1 artinya berapapun jumlah Biaya Kualitas akan selalu berpengaruh pada peningkatan jumlah Laba Operasional. Dari hasil perhitungan software SPSS dengan kriteria tolak Ho jika -t½ α thitung atau thitung
Terhadap
Laba
Operasional
Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficientsa : Lampiran halaman 77) untuk analisis jalur diperoleh koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X2 (volume penjualan) terhadap Y (laba Operasional) sebesar 1,159dan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 1,343 atau 13,43% yang berarti bahwa volume penjualan berpengaruh terhadap laba operasional sebesar 13,43% dan sisanya 86,57% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Variabelitas dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel bebas X 2 artinya berapapun jumlah volume penjualan berpengaruh pada peningkatan jumlah laba Operasional Dari hasil perhitungan software SPSS dengan kriteria tolak Ho jika -t½ α> thitung atau thitung>t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 1,159 diperoleh nilai thitung sebesar 5,286 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=10-2-1=7 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,365 (Lampiran halaman 79)
sehingga thitung (5,286)>ttabel (2,365) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,001 lebih kecil dari α = 5%. Karena thitung> ttabel dan nilai sig 0,001 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative diterima artinya bahwa secara parsial volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Pengaruh Secara Simultan Biaya Kualitas dan Volume Penjualan Terhadap Laba OperasionalPada Perusahaan Batik Di Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel ANOVAa: Lampiran halaman 77) diperoleh nilai Fhitung sebesar 9,932. Dimana kriteria penolakan Ho jika Fhitung> Ftabel dengan taraf signifikan α = 5% maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh F;k; (nk-1) = 10-2-1 = 7 adalah sebesar 4,74 (Lampiran halaman 80) sehingga Fhitung (9,932)> Ftabel (4,74) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih Kecil dari α = 5%. Karena Fhitung> Ftabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative ditolak artinyaBiaya Kualitas (X1) dan Volume Penjualan (X2) pada perusahaan batik di kota Tasikmalaya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional(Y) sebesar koefisien determinasi 0,984 atau 98,4% yang berarti bahwa Biaya Kualitas dan Volume Penjualan mempunyai pengaruh sebesar 98,4% terhadap Laba Operasional dan sisanya 0,016 atau 1,6% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan datadata yang diperoleh dari 10 perusahaan di Kota Tasikmalaya mengenai pengaruh biaya kualitas dan volume penjualan terhadap laba operasional dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Biaya kualitas dan volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas suatu produk maka akan meningkatkan volume penjualan, sehingga berdampak terhadap laba operasional yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan meningkat. 2. Biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan, hal tersebut menunjukkan bahwa biaya kualitas merupakan faktor yang mempengaruhi volume penjualan karena jika perusahaan dapat menghasilkan produk yang baik dan berkualitas dengan adanya biaya kualitas maka semua itu akan meningkatkanvolume penjualan perusahaan. Berdasarkan standar dan kriteria-kriteria efektivitas dan efisiensi yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Biaya kualitas dan volume penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Hal ini menunjukan dengan adanya biaya kualitas yang baik dan volume penjualan yang meningkat maka akan berpengaruh terhadap laba operasional perusahaan, artinya semakin baik biaya kualitas dan dengan meningkatnya volume penjualan produk yang dilakukan perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap laba operasional yang dicapai perusahaan. 4. Biaya kualitas dan volume penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya biaya kualitas yang memadai akan melahirkan produk yang berkualitas, dengan produk yang berkualitas akan membangun kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Maka semakin tingginya volume penjualan akan berpengaruh positif terhadap laba operasional perusahaan Saran
Dari hasil analisis pada kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Perusahaan agar mempertahankan kualitas dan mengkaji terus atas pengendalian kualitas yang telah ada sehingga pelaksanaan pengendalian kualitas dapat lebih baik lagi sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk yang benar-benar unggul kualitas dan sesuai dengan harapan konsumen/pelanggan. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan konsep skripsi ini, dengan membahas variabel lain diantaranya variabel kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, kinerja perusahaan (konsep balances score card).