PENETAPAN PRIORITAS STRATEGI PEMASARAN SUSU SAPI DI ALDA ALYA DAIRY FARM DESA SUMBER JAYA, KABUPATEN BEKASI
DILA RATNA SARI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penetapan Prioritas Strategi Pemasaran Susu Sapi di Alda Alya Dairy Farm Desa Sumber Jaya, Kabupaten Bekasi adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor,
Agustus 2014
Dila Ratna Sari H34100013
ABSTRAK DILA RATNA SARI. Penetapan Prioritas Strategi Pemasaran Susu Sapi di Alda Alya Dairy Farm Desa Sumber Jaya, Kabupaten Bekasi. Dibimbing oleh RACHMAT PAMBUDY. Alda Alya Dairy Farm merupakan salah satu produsen susu sapi di Kabupaten Bekasi. Produk susu sapi yang dihasilkan telah dijual ke konsumen, pengecer, koperasi susu, dan Industri Pengolahan Susu. Saat ini, Alda Alya Dairy Farm mengalami beberapa permasalahan seperti fluktuasi penjualan dan keterbatasan sumberdaya manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis bauran pemasaran susu sapi yang telah diterapkan Alda Alya Dairy Farm dan menentukan prioritas bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm. Metode Proses Hirarki Analitik (PHA) digunakan dalam penelitian untuk memilih prioritas strategi pemasaran berdasarkan keputusan pihak internal. Hasil analisis PHA menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang menjadi prioritas secara berturut-turut adalah produk, promosi, distribusi, dan harga. Beberapa sub bauran telah ditentukan sebagai prioritas dalam bauran pemasaran. Sub bauran tersebut adalah kualitas, media sosial, distribusi tidak langsung, dan diskriminasi harga. Kata kunci : Alda Alya Dairy Farm, Proses Hirarki Analitik (PHA), Strategi bauran pemasaran.
ABSTRACT DILA RATNA SARI. Determination of Marketing Strategy Priority of Dairy Milk at Alda Alya Dairy Farm Sumber Jaya Village, Bekasi Regency. Supervised by RACHMAT PAMBUDY Alda Alya Dairy Farm is one of the dairy milk producers in Bekasi Regency. Its product has been sold to consumers, retailers, dairy cooperatives, and the Dairy Processing Industry. Recently, Alda Alya Dairy Farm is facing some problems such as sales fluctuations and limitation of human resources. The purpose of this study is to identify and analyze the marketing mix of dairy milk that has been applied by Alda Alya Dairy Farm and prioritizing marketing mix for Alda Alya Dairy Farm. Analytical Hierarchy Process (AHP) was used as the method to solve the problems through the selection of several priorities. Result showed that the order of marketing mix priority that has been chosen by internal parties are : product, promotion, distribution, and price. Also, the ultimate goal can be determined by several criteria of marketing mix. Those criteria are quality, social media, indirect distribution, and price discrimination. Keywords : Alda Alya Dairy Farm, Analytical Hierarchy Process, Marketing mix strategy.
PENETAPAN PRIORITAS STRATEGI PEMASARAN SUSU SAPI DI ALDA ALYA DAIRY FARM DESA SUMBER JAYA, KABUPATEN BEKASI
DILA RATNA SARI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penetapan Prioritas Strategi Pemasaran Susu Sapi di Alda Alya Dairy Farm Desa Sumber Jaya, Kabupaten Bekasi”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan suri teladan terbaik bagi umat manusia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS sebagai pembimbing yang telah memberikan banyak ide dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra.Yusalina, MSc. yang senantiasa mengarahkan dan membantu dalam menjalani masa-masa perkuliahan sebagai wali akademik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah, dan seluruh keluarga atas dukungan, doa, dan kasih sayangnya. Tidak lupa, penghargaan penulis sampaikan kepada keluarga besar Alda Alya Dairy Farm yang sudah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan sukses untuk teman-teman Agribisnis 47, teman TPB, teman asrama, dan keluarga besar Arundina yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian tugas akhir. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor,
Agustus 2014
Dila Ratna Sari
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Susu Sapi Strategi Pemasaran Produk Susu KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu penelitian Jenis dan Sumber data Metode Pengumpulan data Metode Pengolahan dan Analisis data GAMBARAN UMUM Sejarah Berdirinya Alda Alya Dairy Farm Lokasi Alda Alya Dairy Farm Sumberdaya Alda Alya Dairy Farm Kegiatan Operasional Alda Alya Dairy Farm HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Tujuan Kegiatan Pemasaran Identifikasi Bauran dan Sub Bauran Pemasaran Identifikasi Faktor-faktor Penyususn Hirarki Analisis Hasil Pengolahan Hirarki KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
vii vii vii 1 1 3 5 5 5 6 6 6 9 9 15 17 17 17 17 18 22 22 23 23 24 26 26 27 30 31 41 41 41 42 58
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Jumlah produksi dan konsumsi susu (ton) di Indonesia tahun 2008-2013 1 Perkembangan produksi susu sapi (ton) di Indonesia tahun 2009-2013 2 Populasi sapi perah (ekor) dan produksi susu (ton) di Jawa Barat tahun 20092013 2 Produksi dan penjualan susu (liter) dan pendapatan (Rp) di Alda Alya Dairy Farm tahun 2013 4 Penilaian tingkat kepentingan metode AHP 20 Matriks pendapat individu 21 Matriks pendapat gabungan 21 Hasil pengolahan horizontal tingkat dua 31 Hasil pengolahan horizontal tingkat tiga 32 Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan 34 Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperoleh keuntungan berkelanjutan 35 Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperluas wilayah pemasaran 37 Hasil pengolahan vertikal tingkat dua 38 Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga 38 Hasil pengolahan vertikal tingkat empat 39 DAFTAR GAMBAR
1. 2. 3.
Bauran pemasaran Kerangka pemikiran operasional Abstraksi sistem keputusan
11 16 19
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5.
Hirarki prioritas strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm Hirarki prioritas strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm Hasil pengolahan vertikal AHP dengan Microsoft Excel 2007 Dokumentasi kegiatan di Alda Alya Dairy Farm Kuesioner penelitian
44 45 46 47 49
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk di kembangkan. Subsektor peternakan memberikan kontribusi dalam pemenuhan gizi masyarakat terutama kebutuhan akan protein hewani. Berdasarkan buletin PDB Sektor Pertanian Volume 12, Nomor 4, Desember 2013, PDB subsektor peternakan dan hasil-hasilnya pada triwulan III tahun 2013 adalah Rp 43.02 triliun naik dari Rp 37.11 triliun pada triwulan III tahun 2012. Subsektor peternakan juga memberikan kontribusi dalam pembentukan PDB sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 11.90 persen pada triwulan III tahun 2013 naik dari 11.32 persen pada triwulan III tahun 2012 (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2013). Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor peternakan mengalami peningkatan kinerja dan berperan dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Sapi perah merupakan salah satu komoditi dari peternakan yang menghasilkan susu sebagai produk utamanya. Diantara ternak perah, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya (Makin 2011). Susu sapi merupakan minuman alami kaya nutrisi dan dibutuhkan oleh tubuh sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Kandungan protein, kalsium, fosfor, magnesium, vitamin A, dan D pada susu sapi sangat berperan bagi pertumbuhan, termasuk untuk pembentukan tulang dan gigi (Ambo 2013). Kandungan susu sapi mempunyai komposisi yang lengkap untuk menunjang kesehatan tubuh manusia. Produksi susu di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya, namun peningkatan produksi susu ini ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. Adanya kesenjangan antara pertumbuhan produksi dengan konsumsi susu menyebabkan jumlah impor susu ke Indonesia terus meningkat (Farid dan Sukesi 2011). Dewan Persusuan Nasional (DPN) menyatakan, sebanyak 80 persen dari kebutuhan industri susu dipenuhi dari impor, naik dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya 70-75 persen. Tahun ini, produksi susu di Indonesia hanya bisa berkontribusi sebesar 20 persen terhadap kebutuhan industri susu olahan nasional (Listriyarini 2013). Data produksi dan konsumsi susu di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Jumlah produksi dan konsumsi susu (ton) di Indonesia tahun 2008-2013 Tahun Produksi (ton) Pertumbuhan (%) Konsumsi (ton) Pertumbuhan (%) 2008 646 953 2 125 330 2009 827 249 21.79 2 277 200 6.67 2010 909 533 9.05 3 173 050 28.23 2011 974 694 6.69 3 494 810 9.21 2012 959 732 -1.56 2 738 510 -27.61 2013 981 586 2.23 3 600 000 23.93 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2013) dan Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian (2013)
2
Tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia cenderung mengalami peningkatan yang lebih besar dari produksi susu nasional. Seperti pada tahun 2012 jumlah produksi susu di Indonesia hanya sebesar 959 723 ton, sedangkan konsumsinya mencapai 2 738 510 ton. Adanya kesenjangan antara produksi dengan konsumsi susu merupakan peluang bagi peternakan sapi perah di Indonesia untuk meningkatkan produksi dan mutu susu dalam negeri sehingga secara bertahap kebutuhan susu dalam negeri dapat dipenuhi. Jumlah konsumsi susu yang cenderung meningkat juga merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh peternakan sapi perah untuk memasarkan produk susu sapi yang dihasilkannya guna memenuhi konsumsi susu tersebut. Kondisi geografis dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi perah seperti pada wilayah pulau Jawa. Hal tersebut menyebabkan pulau Jawa menjadi wilayah sentra produksi susu sapi di Indonesia. Data perkembangan produksi susu sapi di kepulauan Indonesia dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Perkembangan produksi susu sapi (ton) di Indonesia tahun 2009-2013 Kepulauan
2011 Pulau Papua 11 Pulau Maluku 0 Pulau NTT 28 Pulau Bali 175 Pulau Kalimantan 278 Pulau Sulawesi 3 415 Pulau Sumatera 3 553 Pulau Jawa 967 234 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2013)
Tahun 2012 0 0 28 168 815 3 071 2 925 952 724
2013 0 0 28 183 964 3 286 3 288 973 839
Produksi susu sapi di Pulau Jawa pada tahun 2013 sebesar 973 839 ton dengan tingkat pertumbuhan 2.22 persen. Pulau Jawa terdiri dari enam provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, D.I Yogyakarta, D.K.I Jakarta, dan Banten. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah sentra produksi susu. Hal ini terlihat dari jumlah produksi susu di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 293 107 ton dan merupakan provinsi dengan jumlah produksi susu terbesar kedua setelah Jawa Timur (Direktorat Jendral Peternakan 2013). Populasi sapi perah dan produksi susu di Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Populasi sapi perah (ekor) dan produksi susu (ton) di Jawa Barat tahun 2009-2013 2009
2010
Tahun 2011
2012
Populasi sapi perah 117 337 120 475 139 970 136 054 (ekor) Produksi 255 348 262 177 302 603 281 438 susu (ton) Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2013)
2013
Growth 2013 over 2012 (%)
143 382
5.39
293 107
4.15
3
Populasi sapi perah di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 143 382 ekor dengan tingkat pertumbuhan 5.39 persen sedangkan produksi susunya sebesar 293.107 ton dengan tingkat pertumbuhan 4.15 persen. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi untuk beternak sapi perah. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu yang berkontribusi atas produksi susu di Jawa Barat. Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Bekasi, pada tahun 2012 terdapat 3 kecamatan yang mengembangkan usaha ternak sapi perah di Kabupaten Bekasi yaitu Bebelan dengan jumlah sapi perah 8 ekor, Cibitung 7 ekor, dan Tambun Selatan 92 ekor. Kecamatan Tambun Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah sapi perah terbanyak di kabupaten Bekasi, sehingga memiliki potensi lebih besar dibandingkan dua kecamatan lainnya untuk memasarkan hasil produksi ternaknya yakni susu sapi. Alda Alya Dairy Farm merupakan salah satu peternakan sapi perah yang terdapat di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Peternakan ini menghasilkan susu sapi murni sebagai produk utamanya. Alda Alya Dairy Farm memanfaatkan peluang meningkatnya permintaan konsumsi susu dalam negeri dengan memasarkan susu hasil produksinya. Peluang lainnya adalah masih sedikitnya ternak sapi perah di Kabupaten Bekasi sehingga peternakan ini berpotensi untuk memasarkan susu hasil produksi ternaknya (Bappeda Bekasi 2012). Alda Alya Dairy Farm telah menjalankan usahanya selama tujuh tahun. Peternakan sapi perah penghasil susu ini masih memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena pasar susu sapi masih terbuka luas didukung adanya ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi susu di Indonesia, terutama bila produk susu ini diusahakan secara intensif, apalagi jika didukung dengan strategi pemasaran yang tepat pada Alda Alya Dairy Farm. Dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk menggunakan peluang yang ada dalam pemasaran maka posisi perusahaan di pasar dapat dipertahankan atau ditingkatkan (Assauri 2007). Maka dari itu, penelitian mengenai strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm perlu dilakukan, untuk memberikan solusi bagi peternakan dalam memasarkan produknya
Perumusan Masalah Alda Alya Dairy Farm merupakan peternakan sapi perah sekaligus produsen susu sapi murni berskala kecil di Kabupaten Bekasi. Harga susu sapi yang ditawarkan untuk setiap liternya adalah Rp 5000 – Rp 7000 untuk pengecer dan Rp 8000 untuk konsumen rumah tangga. Tempat produksi dan penjualan susu sapi langsung dilakukan di lokasi peternakan. Distribusi produknya telah mencakup wilayah Kabupaten Bekasi seperti Cikarang, Karawang, Wisma Asri, Grand Wisata, dan Tambun Selatan serta Jakarta Timur yaitu Koperasi Pondok Rangon. Saat ini, produk susu sapi yang dihasilkan peternakan belum memiliki merek apapun dan dikemas menggunakan plastik putih. Pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan susu sapi di Alda Alya Dairy Farm saat ini masih tidak stabil. Hal ini disebabkan karena rendahnya produksi pada bulan-bulan tertentu sehingga berdampak pada penjualan susu sapi dipeternakan. Selain itu, fluktuasi penjualan ini juga terjadi saat bulan puasa,
4
lebaran, dan libur sekolah karena sebagian pengecer tidak beroperasi. Data produksi dan pendapatan di Alda Alya Dairy Farm dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Produksi dan penjualan susu (liter) dan pendapatan (Rp) di Alda Alya Dairy Farm tahun 2013 Bulan Produksi (liter) Januari 6 680 Februari 5 693 Maret 6 189 April 5 194 Mei 4 798 Juni 4 252 Juli 3 831 Agustus 3 720 September 4 360 Oktober 3 680 November 4 420 Desember 4 650 Sumber : Alda Alya Dairy Farm (2014)
Penjualan (liter) 6 080 5 338 6 045 4 800 4 334 3 915 3 259 1 334 2 984 2 845 3 157 3 190
Pendapatan (Rp) 31 342 500 28 807 000 33 247 500 28 254 500 25 997 000 23 488 500 18 947 000 6 674 000 17 424 000 17 000 000 15 788 000 15 952 000
Data pada Tabel 2 diatas menunjukan bahwa pendapatan yang diterima Alda Alya Dairy Farm dari penjualan susu sapi sangat berfluktuasi. Hal ini merupakan salah satu indikasi strategi pemasaran yang dilakukan Alda Alya Dairy Farm masih belum optimal, ditambah lagi adanya keterbatasan sumberdaya manusia di peternakan. Persaingan dalam pemasaran susu baik susu murni maupun bentuk olahannya yang semakin tinggi membuat perlunya strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Adanya peluang pemasaran produk susu dlihat dari jumlah konsumsi susu masyarakat Indonesia yang cenderung meningkat setiap tahun. Inilah salah satu penyebab semakin banyak bermunculan produsen susu baik dari dalam maupun luar kota Bekasi yang menawarkan beragam produk susu ke konsumen. Fluktuasi penjualan, kendala sumberdaya, dan pelaksanaan strategi pemasaran yang belum optimal adalah permasalahan utama pada Alda Alya Dairy Farm. Untuk itu, perlu adanya perumusan kembali strategi pemasaran susu sapi yang telah dijalankan. Hal ini dapat dilakukan melalui analisis bauran pemasaran, karena salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah strategi acuan atau bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Keempat variabel tersebut adalah produk, harga, promosi, dan distribusi (Assauri 2007). Strategi pemasaran merupakan pola pikir pemasaran yang digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya (Kotler dan Armstrong 2001). Strategi bauran pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pemimpin perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran (Assauri 2007). Adanya kendala dan
5
keterbatasan sumberdaya membuat perlunya prioritas dalam pemilihan bauran pemasaran. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran produk susu sapi yang telah dilakukan Alda Alya Dairy Farm? 2. Bauran pemasaran apa yang menjadi prioritas untuk penjualan produk susu sapi di Alda Alya Dairy Farm?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis bauran pemasaran produk susu sapi yang telah di jalankan Alda Alya Dairy Farm. 2. Merumuskan prioritas bauran pemasaran yang tepat bagi Alda Alya Dairy Farm untuk produk susu sapi.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain : 1. Bagi pihak Alda Alya Dairy Farm dapat menjadi bahan rujukan untuk menerapkan bauran pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi dan tujuan perusahaan. 2. Bagi peneliti, berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa di lapangan dalam mengkaji suatu permasalahan serta menganalisanya untuk menghasilkan suatu informasi yang relevan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Bagi para pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya dibatasi pada penetapan prioritas strategi bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm dan aplikasinya diserahkan pada pihak peternakan. Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi dan menganalisis tujuan kegiatan pemasaran dan bauran pemasaran, untuk kemudian disusun dalam sebuah hirarki keputusan. Analisis hirarki keputusan akan menghasilkan bobot atau nilai dari masing-masing elemen bauran pemasaran dan selanjutnya akan dijadikan acuan pengambilan keputusan dalam penetapan prioritas bauran pemasaran.
6
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Susu Sapi Pengertian susu menurut Badan Standar Nasional merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dalam menjaga kesehatan. Susu sapi murni penting dalam industri pengolahan susu. Sebagai pangan asal hewan, susu bersifat mudah rusak (perishable food). Dalam rangka meningkatkan peran susu murni dalam negeri dan perlindungan terhadap produsen dan konsumen, telah ditetapkan standar nasional SNI 01-3141-1998 mengenai standar susu murni (BSN 2011) Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan susu murni (raw milk) adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan (BSN 2011) Susu merupakan bahan minuman yang sesuai untuk kebutuhan hewan dan manusia karena mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Kriteria air susu sapi yang baik yaitu memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1) bebas dari bakteri patoghen; 2) bebas dari zat-zat berbahaya ataupun toksin seperti insektisida; 3) tidak tercemar oleh debu dan kotoran; 4) zat gizi yang tidak menyimpang dari codex air susu; dan 5) memiliki cita rasa normal. Komposisi susu sapi menurut Sudono et al (1999) dalam Ambo (2013) mengandung air 87,25 persen, lemak 3,80 persen, protein 3,50 persen, laktosa 4,80 persen, dan abu 0,65 persen.
Strategi Pemasaran Produk Susu Dalam penelitian mengenai analisis strategi pemasaran memerlukan beberapa sumber informasi yang dapat digunakan sebagai sumber referensi yaitu melalui penelitian-penelitian terdahulu mengenai strategi pemasaran produk susu. Ada empat penelitian terdahulu yang dikaji dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Lazuardi (2004), Siwang (2009), Ipriansyah (2011), dan Meisya (2011). Hal yang dikaji dalam penelitian terdahulu ini adalah alat analisis yang digunakan dan bauran pemasaran yang diterapkan pada masingmasing penelitian. Lazuardi (2004) melakukan penelitian mengenai analisis strategi bauran pemasaran susu pasteurisasi (studi kasus pada Mamalia Dairy Farm, Bogor). Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Bauran pemasaran yang diterapkan adalah 4P (produk, harga, promosi, dan distribusi). Strategi produk yang diterapkan adalah dengan menjaga kualitas produk melalui uji analisis laboratorium oleh Succofindo IPB dan Balai Kesehatan Laboratorium Bandung yang dilakukan secara berkala. Strategi harga yang diterapkan adalah penetapan
7
harga jual berdasarkan kebijakan produk, kebijakan distribusi, dan kebijakan promosi. Hal ini dilakukan agar produk MDF dapat bersaing di pasar. Strategi distribusi yang diterapkan adalah pendistribusian utama susu pasteurisasi MDF menggunakan saluran pemasaran langsung dan distribusi tidak langsung melalui wartel yang dimiliki oleh MDF. Pendeknya saluran distribusi dapat memotong biaya pemasaran sehingga harga jual kepada konsumen tidak terlalu tinggi. Strategi promosi yang dijalankan tidak mempunyai anggaran khusus. Promosi dilakukan dengan surat penawaran pada perusahaan atau mengikui pameran, namun semuanya tidak dijadwalkan. Siwang (2009) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran produk susu kuda organik “Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung, Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dan QSPM. SWOT digunakan untuk menganalisis peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan yang dipertemukan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. QSPM digunakan untuk melakukan pemeringkatan alternatifalternatif strategi hasil tahap sebelumnya sehingga menghasilkan prioritas strategi. Bauran pemasaran yang terapkan adalah 4P. Bauran produk yang diterapkan adalah mutu produk dan kemasan. Susu kuda sumbawa ini telah bersertifikat organik dan merupakan satu-satunya produk susu kuda yang bersertifikat organik di Indonesia. Kemasan yang digunakan adalah kemasan food grade kedap cahaya sehingga aman bagi susu dan melindungi susu dari kontaminasi yang tidak diinginkan. Bauran harga yang diterapkan adalah penetapan harga berdasarkan biaya produksi dan harga berlaku dipasar. Harga produk yang ditetapkan merupakan harga penetrasi karena harga yang ditetapkan sama dengan harga pasar namun dengan kualitas produk yang lebih baik. Bauran promosi yang diterapkan antara lain iklan dan penjualan langsung melalui internet, iklan melalui pameran, leaflet, brosur, banner, dan poster, serta publisitas melalui media massa. Bauran distribusi yang diterapkan adalah saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung yakni dari UKM Diana Hermawati langsung ke konsumen, sedangkan saluran distribusi tidak langsung melalui pengecer terlebih dahulu baru ke konsumen. Ipriansyah (2011) melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran susu kambing (studi kasus usaha peternakan pesantren pertanian Darul Fallah Kota Bogor, Jawa Barat). Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan PHA (Proses Hirarki Analitik). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai pemasaran susu kambing dan analisis PHA untuk merumuskan strategi pemasaran dan prioritas strategi pemasaran susu kambing. Bauran pemasaran yang diterapkan adalah 4P. Bauran produk yang diterapkan adalah mutu, kemasan, dan label. Pengendalian mutu dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi peralatan yang bersentuhan langsung dengan susu kambing serta melakukan kerja sama dengan fakultas peternakan IPB dan IJM PIA STTP Malang, kemasan yang digunakan adalah botol ukuran 180 ml dan plastik ukuran 180 ml dan ukuran 1 kg yang berfungsi untuk melindungi susu serta menciptakan kenyamanan dan kemudahan mengonsumsi susu kambing yang dihasilkan, pemberian label pada kemasan juga dilakukan untuk memberikan informasi mengenai produk seperti manfaat produk dan sertifikasinya. Bauran harga yang diterapkan adalah harga diskon dan harga produk pesaing. Harga diskon digunakan untuk meningkatkan penjualan, harga produk pesaing
8
digunakan sebagai dasar penentuan harga dimana harga susu kambing yang ditetapkan dengan memperhatikan produk susu kambing dari perusahaan lainnya. Bauran distribusi yang diterapkan adalah agen penjualan, lokasi, dan transportasi. Agen penjualan melakukan kerjasama dengan PP Darul Fallah dalam memasarkan produknya kepada konsumen, lokasi distribusinya berada di Kota Depok, Pasar minggu, dan Kota Bogor, transportasi yang digunakan adalah menggunakan motor dan kereta listrik. Bauran promosi yang diterapkan adalah melalui periklanan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung. Periklanan dilakukan melalui koran dan majalah serta iklan melalui radio, promosi penjualan dilakukan melalui keikutsertaan PP Darul Fallah dalam beberapa bazar, promosi dengan pemasaran langsung dilakukan melalui penjualan langsung pada konsumen dengan cara tatap muka. Meisya (2011) melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi susu (KPS) Bogor, Jawa Barat. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dan QSPM. Bauran pemasaran yang diterapkan yaitu 4P. Bauran produk yang diterapkan di KPS Bogor adalah kualitas produk, kemasan, merek, dan ukuran. Produk yang dihasilkan adalah produk susu pasteurisasi dengan merek “Bogor Milk”, merek dagang digunakan untuk mempermudah konsumen mengingat dan membedakannya dengan produk lain. Ukuran kemasan yang digunakan adalah ukuran 150ml dan 80ml. Pengendalian kualitas dilakukan dengan menjalankan proses produksi sesuai dengan aturan pengawasan badan POM dan produk ini telah memperoleh sertifikat dari berbagai instansi. Bauran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung yaitu KPS Bogor langsung memasarkan dan mendistribusikan produknya kepada pelanggan dan konsumen akhir. Dengan adanya delivery service programme merupakan kekuatan bagi KPS Bogor sehingga mempermudah konsumen memperoleh produk susu pasteurisasi. Selain itu adanya program Job Order untuk meminimalisir kerugian dimana pemasaran produk susu pasteurisasi disesuaikan dengan jumlah pesanan konsumen. Bauran harga yang diterapkan berdasarkan harga bahan baku dan biaya produksi yang ditambahkan dengan sejumlah mark up keuntungan yang diinginkan perusahaan. Jadi strategi penetapan harga yang dipakai adalah cost plus pricing. Potongan harga juga diberikan kepada agen atau retailer dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Harga yang ditetapkan oleh KPS Bogor untuk produk susu pasteurisasi ini juga relatif lebih murah dibandingkan pesaingnya. Jadi menggunakan penetapan harga dibawah pesaing. Bauran promosi yang telah dilakukan antara lain mengikuti bazar dan pameran-pameran dagang yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor serta melakukan promosi dengan membuat pamflet yang disebar di setiap sekolah atau pabrik. Promosi melalui internet juga telah dilakukan mulai tahun 2007. Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penetapan prioritas strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm Desa Sumber Jaya, Kabupaten Bekasi. Penelitian ini memiliki persamaam dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu mengenai strategi pemasaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ipriansyah (2011) adalah alat analisis yang digunakan yaitu PHA (Proses Hirarki Analitik). Perbedaanya terdapat pada faktorfaktor yang digunakan untuk menyusun strategi pemasaran, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Ipriansyah (2011) juga menganalisis STP
9
(segmenting, targeting, dan positioning). Ipriansyah (2011) juga melakukan identifikasi aktor yang beRperan dalam menjalankan strategi pemasaran serta melakukan identifikasi terhadap alternatif strategi pemasaran. Perbedaan lainnya yaitu perbedaan tempat, waktu penelitian, dan jenis produk susu yang diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Lazuardi (2004), Siwang (2009), dan Meisya (2011) memiliki perbedaan dengan penelitian ini yakni dari alat analisis yang digunakan. Ketiga penelitian ini menggunakan alat analisis SWOT dan QSPM. Perbedaan lainnya yaitu perbedaan tempat, waktu penelitian, dan jenis produk susu yang diteliti. Produk yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah produk susu sapi.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Strategi dalam konteks bisnis menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumberdaya dan usaha suatu organisasi. Menurut Stoner et al (1995) dalam Tjiptono (2008), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu : (1) dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan, dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. David (2009) mendefinisikan strategi sebagai sasaran bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun. Oleh karena itu, strategi berorientasi ke masa depan. Terdapat beberapa organisasi menjalankan kombinasi dua atau lebih strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat sangat berisiko jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu menjalankan semua strategi yang dapat menguntungkan perusahaan. Keputusan yang sulit harus dibuat dan prioritas harus ditetapkan. Organisasi sama halnya dengan individu, memiliki sumber daya yang terbatas. Organisasi dan individu harus memilih di antara beberapa alternatif strategi dan menghindari pilihan yang berlebihan.
Konsep Pemasaran Kotler dan Armstrong (2001) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Keputusan pemasaran harus dibuat jauh sebelum produk dihasilkan, seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harganya, dan promosinya (Assauri 2007). Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
10
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih (Kotler dan Keller 2009). Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal (Tjiptono 2008).
Strategi Pemasaran Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, teRpadu, dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan (Assauri 2007). Tull dan Kahle (1990) dalam Tjiptono (2008) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa strategi pemasaran merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan unit bisnis. Sebelum merancang suatu strategi, unit bisnis perlu menetapkan sasaran atau tujuan yang spesifik terlebih dahulu. Menurut Corey dalam Tjiptono (2008) strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut yaitu: 1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini berdasarkan pada faktor-faktor : a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan fokus yang lebih sempit c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error dalam menanggapi peluang dan tantangan d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang teRproteksi 2. Perencanaan produk, meliputi spesifikasi produk, pembentukan lini produk dan design penawaran individual pada masing-masing lini. 3. Penetapan harga, yaitu menetapkan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan 4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir. 5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation.
Bauran Pemasaran Salah satu tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan.
11
Salah satu gambaran tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran, yang didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya (Kotler dan Keller 2009). Salah satu unsur dalam strategi pemasaran teRpadu adalah strategi acuan atau bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu (Assauri 2007). Dalam strategi pemasaran, strategi bauran pemasaran menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur atau variabel strategi bauran pemasaran adalah produk, harga, distribusi, dan promosi. Bauran pemasaran berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran (Assauri 2007). Bauran pemasaran dapat dilihat pada gambar 1. Bauran Pemasaran
Produk Ragam produk Design Fitur Kualitas Nama merek Kemasan Ukuran Pelayanan Jaminan Pengembalian Garansi
Harga Harga terdaftar Diskon Potongan harga Periode pembayaran Syarat kredit
Tempat Saluran Cakupan Pilihan Lokasi Persediaan Transportasi
Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjual Hubungan masyarakat Pemasaran langsung
Gambar 1 Bauran Pemasaran Sumber : Kotler dan Keller (2009) a) Bauran Produk (Product Mix) Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar. Definisi produk dalam pemasaran adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono 2008). Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu atau kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warranties), dan pelayanan (services). Kualitas menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan. Dalam pengembangan suatu produk, produsen harus menentukan tingkat kualitas yang mendukung posisi produk itu
12
dalam pasar sasaran (Assauri 2007). Pengemasan merupakan semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk suatu produk. Kemasan yang dirancang dengan baik akan membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan (Kotler dan Keller 2009). Keberhasilan pemasaran produk juga ditentukan oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan saat penawaran produk, saat pembelian atau penjualan produk, saat penyerahan produk yang dijual. Dalam marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya (Assauri 2007). b) Bauran Harga (Price Mix) Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran paling fleksibel. Harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti feature produk dan perjanjian distribusi. Harga juga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya menimbulkan biaya (Tjiptono 2008). Pada saat yang bersamaan penetapan harga adalah permasalahan nomor satu yang banyak dihadapi dan banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik. Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya dengan mengembangkan produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru (Kotler and Keller 2009). Strategi harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya dengan memposisikan produk atau jasa nya dari segi mutu dan harga. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penetapan harga adalah memilih tujuan penetapan harga; menentukan permintaan; memperkirakan biaya; menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing; memilih metode penetapan harga; dan memilih harga akhir Tujuan penetapan harga antara lain untuk memperoleh laba maksimum, mendapatkan share pasar tertentu, mencapai tingkat hasil penerimaan penjualan maksimum pada waktu itu, mencapai keuntungan yang ditargetkan, dan mempromosikan produk. Adapun prosedur penetapan harga dikelompokan dalam tiga orientasi, yaitu penetapan harga dengan orientasi biaya, orientasi permintaan, orientasi persaingan (Assauri 2007). c) Bauran Distribusi (Place Mix) Menurut Kotler dan Keller (2009), saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi. Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen (Tjiptono 2008). Tempat atau saluran distribusi (place) adalah alat bauran pemasaran yang termasuk didalamnya berbagai kegiatan yang dilakukan untuk membuat produk agar diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Berdasarkan tingkat perantara, saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua (Kotler 2005) yaitu: 1. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.
13
2. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen. d) Bauran Promosi (Promotion Mix) Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga, dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk dikenal sehingga masyarakat tertarik untuk membeli. Komunikasi pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen tentang produk dan merek yang dijual (Kotler dan Keller 2009). Meskipun suatu produk berkualitas, namun bila konsumen belum pernah mendengarnya maka mereka tidak akan membelinya, maka dari itu perusahaan perlu untuk melakukan promosi (Tjiptono 2008). Bauran promosi terdiri dari beberapa model komunikasi antara lain periklanan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal (Kotler dan Keller 2009). 1. Iklan : semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas. 2. Promosi penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa. 3. Acara dan pengalaman : kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4. Hubungan masyarakat dan publisitas : beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimile, email, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respond atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu. 6. Pemasaran interaktif : kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 7. Pemasaran dari mulut ke mulut : komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli dan menggunakan produk atau jasa. 8. Penjualan personal : interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.
Analytical Hierarchy Process (AHP) Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy process (AHP) merupakan teknik yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an, seorang profesor di Wharston School of Business. Perangkat lunak Expert Choice yang dirancang untuk membantu aplikasi PHA dibuat oleh Saaty dan Dr. Ernest Forman tahun 1983. Teknik AHP menyediakan prosedur yang sudah teruji efekif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam
14
pengambilan keputusan yang kompleks. Pentingnya teknik ini diaplikasikan karena mencakup penilaian secara sekaligus baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Teknik ini juga menyediakan prosedur untuk memeriksa kekonsistenan dalam penilaian sehingga mengurangi bias dalam pengambilan keputusan (Firdaus et al 2011). AHP adalah sebuah kerangka analisis untuk mengambil keputusan secara efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Firdaus et al (2011) menyatakan bahwa AHP digunakan pada kondisi di mana terdapat proses pengambilan keputusan secara kompleks yang melibatkan berbagai kriteria. Untuk itu, prasyarat dapat digunakannya analisis ini adalah pihak yang akan memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan faktor yang dianalisis harus benar-benar memahami situasi yang sedang ditelaah. Dalam memecahkan persoalan dengan metode AHP, terdapat tiga prinsip dasar yaitu : 1. Prinsip Menyusun Hirarki Dalam menyusun hirarki, perusahaan berusaha untuk mengidentifikasi masalah dengan jelas. Persoalan yang kompleks disusun ke dalam bagian elemen pokoknya, kemudian bagian ini dimasukkan ke dalam bagiannya lagi, dan seterusnya sehingga akhirnya persoalan yang kompleks dapat dipecahkan menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menetapkan peringkat elemenelemen menurut relatif pentingnya. 3. Prinsip Konsistensi Logis Konsistensi logis adalah menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Metode PHA berdasarkan pada penilaian orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan. Penilaian tersebut dapat didukung dengan keahlian, pengalaman, wawasan dan pengetahuan yang luas agar penilaian yang diberikan tepat terhadap variabel keputusan yang dijadikan kriteria pemilihan. AHP menjadi penting karena AHP mengkaji analisis kualitatif dan kuantitatif, serta menyediakan pilihan alternatif dari aspek bauran pemasaran yang ada. Jadi hubungan 4P dengan AHP adalah AHP mampu memberikan prioritas dari pemilihan setiap alternatif bauran pemasaran yang ada. Prioritas akan mengarahkan pada pilihan bauran pemasaran yang dirasa penting untuk diutamakan terlebih dahulu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Beberapa keunggulan dari penggunaan metode AHP antara lain adalah: 1. Memberi suatu model yang luwes terhadap semua permasalahan. 2. Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda. 3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik.
15
4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang diperlukan dalam menetapkan berbagai prioritas. 6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem 7. Memadukan rancangan deduktif dan rancangan sistem. Sedangkan kelemahan penggunaa metode PHA ini adalah: 1. Jika rasio inkonsistensi (Ri) lebih besar dari 0.1 maka mutu informasi harus diperbaiki dengan revisi penggunaan pertanyaan maupun melakukan pengisian ulang kuesioner. 2. Responden adalah orang-orang yang mengetahui, menguasai, dan mempengaruhi pengambilan kebijakan dan mengetahui informasi yang dibutuhkan. Teknik pengambilan keputusan melalui AHP ini membantu dalam menetapkan tingkat kepentingan satu alternatif dibandingkan alternatif lainnya. Analisis ini memudahkan dalam menentukan keputusan saat skala prioritas dari masalah dan solusi tidak jelas atau ketika seluruh solusi terhadap masalah memiliki kemungkinan menarik untuk dipilih. Teknik ini menyediakan kerangka untuk membandingkan setiap solusi atau tindakan terhadap alternatif solusi atau tindakan lain, dan memperlihatkan pada kita perbedaan kepentingan antara alternatif solusi. Hirarki merupakan alat yang mendasar yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai elemen yang homogen ke dalam tingkatan tertentu. Dalam menyusun suatu hirarki, tidak ada batasan atau prosedur untuk menempatkan tujuan, kriteria dan kegiatan yang terdapat dalam hirarki. Semuanya bergantung pada tujuan apa yang hendak dicapai dalam menghadapi kompleksnya permasalahan tersebut. Setiap permasalahan, baik itu sosial, ekonomi maupun manajemen, dalam penyusunan hirarki tidak harus sama strukturnya, tetapi dilihat dahulu faktor-faktor pendukungnya.
Kerangka Pemikiran Operasional Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dari seluruh aktivitas bisnis suatu perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam menjalankan suatu usaha sangat bergantung kepada sejauh mana perusahaan mampu memasarkan produknya sampai ke tangan konsumen. Untuk itu diperlukan suatu strategi pemasaran sehingga tujuan tersebut dapat dicapai. Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi dan permasalahan di Alda Alya Dairy Farm. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap strategi pemasaran produk susu sapi di Alda Alya Dairy Farm melalui analisis bauran pemasaran (4P) yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Bauran pemasaran merupakan salah satu bagian dari pemasaran teRpadu yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya (Kotler dan Keller 2009). Strategi pemasaran yang fokus pada bauran pemasaran akan mampu mengoptimalkan kegiatan pemasaran yang telah dilakukan. Analisis terhadap bauran pemasaran dilakukan untuk melihat sejauh mana kegiatan pemasaran yang telah dilakukan Alda Alya Dairy Farm dan masing-masing bauran memiliki sub bauran pemasaran yang berbeda-beda. Bauran pemasaran di evaluasi dengan
16
membandingkan teori bauran pemasaran pada literatur dengan kondisi yang diterapkan di lapangan. Pada kenyataannya, keterbatasan sumber daya manusia membuat diperlukannya prioritas dalam pengambilan keputusan terhadap bauran pemasaran, sehingga dilakukan perhitungan terhadap prioritas bauran pemasaran melalui teknik AHP. Perhitungan AHP akan menghasilkan dua pengolahan yakni vertikal dan horizontal. Pada akhirnya pengolahan vertikal akan menghasilkan prioritas keseluruhan terhadap bauran pemasaran. Perumusan masalah penelitian merupakan dasar perumusan kerangka pemikiran, untuk memperoleh kerangka pemikiran yang jelas dan menyeluruh diperlukan dukungan kerangka teori yang dapat menjelaskan semua pengertian dan definisi variabel-variabel yang di pakai dalam penelitian (Rangkuti 2005). Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada gambar 2. Potensi : 1) Susu sapi merupakan minuman alami kaya nutrisi yang sangat baik untuk dikonsumsi. 2) Konsumsi susu masyarakat Indonesia yang cenderung meningkat merupakan peluang untuk memasarkan produk susu sapi
Permasalahan : 1) Terjadinya fluktuasi penjualan 2) Strategi pemasaran yang dilakukan belum optimal 3) Keterbatasan sumberdaya manusia di Alda Alya Dairy Farm
Analisis strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm melalui bauran pemasaran (4P)
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
Analisis pemilihan prioritas bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm
Proses Hirarki Analitik
Prioritas strategi bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional
17
METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Alda Alya Dairy Farm, yang terletak di Jalan Kinem RT.001 RW.03 Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2014. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Alda Alya Dairy Farm merupakan peternakan sapi perah yang mempunyai potensi untuk melakukan pemasaran susu sapi dan telah melakukan usaha ini dari tahun 2007. Kabupaten Bekasi memiliki 3 kecamatan yang mengusahakan sapi perah (Bappeda Bekasi 2012). Dari tiga lokasi tersebut, Alda Alya Dairy Farm yang terdapat di Tambun Selatan memiliki potensi dalam pemasaran produk susu sapi hasil produksinya karena jumlah sapi yang dimiliki lebih banyak dibandingkan dua lokasi lainnya.
Jenis dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan pihak internal peternakan. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer atau data yang diperoleh dari literatur dan instansi terkait. Contohnya data penjualan susu sapi di Alda Alya Dairy Farm, dan data dari peRpustakaan, internet, serta studi literatur yang relevan dengan penelitian, sedangkan data dari instansi terkait seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jendral Peternakan.
Metode Pengumpulan Data Metode pengambilan sampel dari pihak internal dilakukan dengan teknik purposive sampling (sengaja) dengan pertimbangan bahwa responden merupakan pihak yang benar-benar mengetahui kondisi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm karena alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP digunakan pada kondisi dimana terdapat proses pengambilan keputusan secara kompleks yang melibatkan berbagai kriteria sehingga prasyarat dapat digunakannya analisis ini adalah pihak yang akan memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan faktor yang dianalisis harus benar-benar memahami situasi yang sedang ditelaah (Firdaus et al 2011). Wawancara dan observasi dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan tujuan, bauran, dan sub bauran pemasaran. Setelah itu, dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden yang dipilih. Responden berjumlah dua orang yakni Pak H. Untung sebagai pemilik peternakan yang memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terkait peternakan dan Pak Tursiman sebagai pengelola peternakan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan operasional di peternakan dan pemasaran produk susu sapi yang
18
dihasilkan. Pak Tursiman telah bekerja di peternakan sejak awal berdirinya Alda Alya Dairy Farm. Kedua responden yang terpilih merupakan pihak internal Alda Alya Dairy Farm yang sudah beRpengalaman dalam kegiatan pemasaran dan memahami situasi penjualan susu sapi di peternakan ini. Kuesioner yang diberikan berisi tentang perbandingan tingkat kepentingan antara satu elemen dengan elemen lain (kuesioner matriks banding beRpasangan). Setelah kuesioner disusun maka akan dilakukan penjelasan terlebih dahulu kepada responden terpilih. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi bias baik pada saat pengisian kuesioner maupun hasil pengolahan data. Saat penjelasan, akan dijelaskan penggunaan metode AHP dalam penelitian dan tata cara pengisian kuesioner mulai dari penjelasan setiap elemen yang terdapat pada kuesioner hingga menjelaskan nilai skala banding sebagai pembobot dalam kuesioner. Tahap selanjutnya adalah pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dan tidak menunda untuk menghindari ketidakkonsistenan jawaban.
Metode pengolahan dan analisis data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi kegiatan pemasaran melalui pendekatan bauran pemasaran 4P (produk, harga, promosi, distribusi), serta untuk mengevaluasi prioritas strategi bauran pemasaran yang dihasilkan.
Proses Hirarki Analitik (PHA) Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi melalui observasi lapangan dan wawancara dengan pihak peternakan. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hirarki. Struktur hirarki yang telah disusun menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hirarki. Setelah hasil kuesioner diperoleh dari responden yang telah ditentukan maka data akan diolah menggunakan program Expert Choice v11 2004 dan Microsoft Excel 2007. Saaty (1991) menjelaskan bahwa terdapat delapan langkah kerja utama dalam AHP, yaitu : 1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan permasalahan. Pada langkah ini, penyelesaian permasalahan disusun menjadi beberapa bagian pokok dan menyusunnya secara hirarkis. Untuk itu diperlukan rincian dan pemahaman yang mendalam tentang permasalahan yang dihadapi. Selain itu, analisis ini membutuhkan informasi dan pertimbangan dari beberapa pihak ahli untuk menyusunnya. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Dalam merancang suatu keputusan, suatu hirarki dapat terdiri dari tujuan hingga berbagai alternatif pada tingkat yang berbeda. Tingkat puncak terdiri dari satu
19
elemen yang sifatnya luas dan menjadi fokus yang akan dicapai. Sedangkan tingkat-tingkat berikutnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang sifatnya homogen. Elemen-elemen yang tidak membutuhkan perhatian langsung dapat diletakkan pada tingkat hirarki yang lebih tinggi, sementara elemen yang penting bagi masalah dapat dianalisis lebih mendalam dan spesifik pada tingkat hirarki di bawahnya. Contoh hirarki dapat dilihat pada Gambar 3. Tingkat 1 : Fokus
G
Tingkat 2 : Faktor
F1
Tingkat 3 : Pelaku
A1
Tingkat 4 : Tujuan
O1
O2
O3
O4
Tingkat 5 : Skenario
S1
S2
S3
S4
F2
A2
F3
A3
F4
A4
Gambar 3 Abstraksi sistem hirarki keputusan Sumber : Saaty (1991) Pada penelitian ini, hirarki terdiri dari empat tingkat yakni fokus (goal), tujuan, bauran, dan sub bauran. Tingkat satu merupakan fokus penelitian untuk mendapatkan bauran pemasaran yang menjadi prioritas. Tingkat dua berisi tujuan yang ingin dicapai oleh pihak peternakan dari kegiatan pemasaran susu sapi. Tingkat tiga merupakan faktor yang beRpengaruh terhadap kegiatan pemasaran berupa bauran pemasaran 4P (produk, harga, promosi, distribusi). Tingkat empat merupakan alternatif masing-masing bauran pemasaran yang selanjutnya disebut sebagai sub bauran. 3. Menyusun matriks banding beRpasangan dari setiap tingkat dalam hirarki. Matriks dibuat dengan membandingkan elemen-elemen pada satu tingkat yang sama berdasarkan suatu kriteria di tingkat yang lebih tinggi. Matriks banding beRpasangan ini akan menunjukkan pengaruh dari setiap elemen atas kriteria yang berada setingkat di atasnya. Proses perbandingan beRpasangan dimulai dari fokus (G) sebagai pembanding utama atau dasar. Kemudian pada tingkat tepat di bawahnya, dilakukan perbandingan antara tingkat kedua (F1, F2, F3,..., Fn) terhadap fokus (G) yang berada di puncak hirarki. 4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan peringkat matriks di langkah tiga. Pada langkah ini dilakukan perbandingan setiap elemen pada baris ke-i dengan elemen pada kolom ke-j terhadap fokus (G). Untuk mengisi matriks banding beRpasangan, digunakan bilangan untuk menggambarkan tingkat kepentingan
20
relatif suatu elemen terhadap elemen lainnya berdasarkan suatu kriteria di tingkat hirarki yang lebih tinggi. Tabel 5 menjelaskan mengenai nilai skala banding beRpasangan. Tabel 5 Penilaian tingkat kepentingan metode AHP Intensitas Kepentingan 1
Definisi
Penjelasan
Kedua komponen sama pentingnya Komponen yang satu sedikit lebih penting dari komponen lainnya Komponen yang satu lebih esensial atau sangat penting dari komponen lainnya Satu komponen jelas lebih penting dari komponen lainnya
Kedua komponen memberikan kontribusi sama besar. 3 Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu komponen atas komponen lainnya. 5 Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu komponen atas komponen lainnya. 7 Satu komponen dengan kuat menyokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek. 9 Satu komponen mutlak lebih Bukti yang menyokong komponen penting dari komponen lainnya yang satu atas lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8 Nilai diantara dua pertimbangan Kompromi diperlukan diantara dua yang berdekatan pertimbangan. Kebalikan Jika untuk aktifitas ”i” mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas ”j”, maka ” j” memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber : Saaty (1991)
5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, penentuan prioritas dan pengujian konsistensi. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi mendominasi atau mempengaruhi fokus (G) dibandingkan dengan Fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau mempengaruhi fokus (G) dibandingkan dengan Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Untuk langkah 6 hingga 8 dapat diolah dengan menggunakan software Expert Choice v11 2004 dan Microsoft Excel 2007. 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan elemen dalam hirarki tersebut. Perbandingan dilakukan untuk semua elemen di setiap tingkatan dalam matriks, berkaitan dengan kriteria elemen di atasnya. Terdapat dua jenis matriks perbandingan dalam AHP yaitu a. Matriks Pendapat Individu (MPI) adalah matriks hasil perbandingan yang dilakukan oleh individu. Matriks ini memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen pada matriks baris ke-i dan kolom ke-j. Nilai-nilai dalam MPI dapat diubah-ubah oleh individu hingga memperoleh hasil yang memuaskan,
21
namun jika terdapat nilai MPI yang tidak memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi maka MPI tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam matriks. Tabel 6 Matriks Pendapat Individu (MPI) A A1 a11 A1 a21 A2 a31 A3 ... ... an1 An Sumber : Saaty (1991)
A2 a12 a22 a32 ... an2
A3 a13 a23 a33 ... an3
... ... ... ... ... ...
An a1n a2n a3n ... ann
b. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah matriks baru dengan elemen yang disimbolkan dengan gij yang berasal dari rata-rata geometri pendapat-pendapat individu dengan rasio inkonsistensi lebih kecil atau sama dengan 10 persen dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI satu dengan lainnya tidak terjadi konflik. Tabel 7 Matriks Pendapat Gabungan (MPG) G G1 G2 G3 ... Gn
G1 g11 g21 g31 ... gn1
G2 g12 g22 g32 ... gn2
G3 g13 g23 g33 ... gn3
... ... ... ... ... ...
Gn g1n g2n g3n ... gnn
Sumber : Saaty (1991)
7. Menyintesis prioritas untuk melakukan pembobotan prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarkis untuk membobotkan vektor-vektor prioritas tersebut dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Ada dua tahap dalam melakukan pembobotan, yaitu pengolahan horizontal dan pengolahan vertikal. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah dan memenuhi persyaratan inkonsistensi. a. Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada pada satu tingkat di atas elemen tersebut. Tahapan ini terdiri atas penentuan vektor prioritas (rasio vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. b. Pengolahan vertikal dilakukan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat keputusan hirarki tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Prioritas-prioritas yang diperoleh dalam pengolahan horizontal sebelumnya disebut prioritas lokal, karena hanya berkaitan dengan sebuah kriteria pembanding, yang merupakan elemen-elemen tingkat atasnya. 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini
22
dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang pada kuesioner. Langkah satu hingga lima diperoleh dari hasil wawancara dengan responden teRpilih dari pihak internal Alda Alya Dairy Farm.
GAMBARAN UMUM Sejarah Berdirinya Alda Alya Dairy Farm Alda Alya Dairy Farm merupakan peternakan sapi perah penghasil susu yang terletak di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Alda Alya Dairy Farm berdiri pada pertengahan tahun 2007 dan didirikan oleh Bapak H. Untung, yang merupakan lulusan sarjana teknik mesin dari Universitas Pancasila, Depok, Jawa Barat. Nama Alda Alya Dairy Farm sendiri berasal dari nama anak-anak pak H. Untung yakni Alda dan Alya sehingga peternakan ini didedikasikan untuk anak-anak tercinta dari Bapak H. Untung. Pada saat awal berdirinya peternakan, jumlah sapi yang dimiliki adalah 40 ekor sapi siap perah. Saat ini, jumlah sapi perah yang dimiliki adalah 59 ekor. Pemasaran awal dilakukan dengan mengirimkan susu pada koperasi pengumpul susu di daerah mampang, Jakarta Selatan yang saat ini pindah menjadi koperasi Pondok Rangon di Jakarta Timur. Pada tahun 2009 Alda Alya Dairy Farm mendapatkan akses untuk mengirimkan susu pada Industri Pengolahan Susu (IPS) yang cukup ternama di Indonesia yaitu PT. Frisian Flag Indonesia. Pengiriman dilakukan setiap tiga hari sekali dengan total pengiriman minimal 300 liter susu. Untuk dapat menyuplai susu ke IPS, susu produksi sebuah peternakan harus diuji terlebih dahulu agar sesuai dengan syarat yang ditetapkan. Semakin baik kandungan susunya dan memenuhi standar maka harga yang diberikan juga semakin tinggi untuk tiap liternya. Jika produk susu sebuah peternakan tidak memenuhi syarat maka akan ditolak dan dikembalikan atau langsung di buang. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2012 semakin banyak konsumen dan pengecer yang mengetahui tentang peternakan ini, sehingga banyak konsumen dan pengecer yang melakukan pembelian susu sapi di peternakan dan menyebabkan pengiriman susu ke PT. Frisian Falg harus dihentikan. Saat ini, Alda Alya Dairy Farm, menjadi salah satu produsen susu sapi di Kabupaten Bekasi, produk utamanya adalah susu sapi murni. Namun, hingga saat ini peternakan ini belum berbadan hukum, meskipun telah mempunyai perizinan.
23
Lokasi Alda Alya Dairy Farm Lokasi Alda Alya Dairy Farm terletak di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, suhu udara berkisar antara 28340C, dan kelembaban udara 40-60 persen dengan pH tanah 5-6. Keadaan topografi peternakan adalah berbukit-bukit. Peternakan ini terdiri dari lahan yang dibangun diatas tanah seluas 1670 m2. Lokasi ini dijadikan tempat untuk kegiatan produksi, pemasaran, dan semua kegiatan operasional peternakan. Sumberdaya Alda Alya Dairy Farm Sumberdaya Fisik 1. Lahan Lahan Alda Alya Dairy Farm didirikan diatas tanah seluas 1670 m2. Lahan tersebut digunakan untuk kegiatan produksi dan penjualan susu sapi. 2. Bangunan dan fasilitas peternakan Bangunan Alda Alya Dairy Farm terdiri dari dua unit toilet, satu unit dapur, satu unit rumah pekerja, satu unit rumah pengelola, satu unit gudang penyimpanan, satu unit tempat menyimpan konsentrat, satu unit tempat penyimpanan rumput, dan satu unit kandang sapi. a. Kandang Alda Alya Dairy Farm memiliki kandang yang terdiri dari lima bagian yaitu kandang 1, kandang II, kandang III, kandang IV, dan kandang untuk anak sapi. Kandang I dan II memiliki luas 180m² dapat menampung 40 ekor sapi dan kandang III dan IV memiliki luas 150m² dapat menampung 32 ekor sapi. Total sapi yang dapat ditampung mencapai 140 ekor sapi. Sistem perkandangan yang dimilki oleh Alda Alya Dairy Farm bertipe petak-petak (tie stall). Kandang tersebut terdiri atas dua baris stall dengan posisi ekor saling berhadapan dan membujur dari utara ke selatan. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan (hijauan, konsentrat, dan ampas tahu) dan tempat air minum serta terdapat parit untuk mengalirkan air dan kotoran. b. Gudang Gudang merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan susu hasil pemerahan. Di dalam gudang terdapat dua buah freezer, berukuran 300 liter dan 100 liter, cooling tank berukuran 500 liter dan bak pendingin. Semua peralatan tersebut digunakan untuk menyimpan susu yang tersisa dan pesanan dari pengecer yang melakukan pembelian setiap 3 hari sekali. c. Tempat tinggal pekerja Pekerja di peternakan terdiri dari enam orang, lima diantaranya adalah warga yang berdomisili di Jawa Tengah yang direkrut oleh pemilik peternakan. Oleh karena itu, pada saat pembangunan Alda Alya Dairy Farm pemilik peternakan juga membangun tempat tinggal pekerja sebagai fasilitas yang diberikan peternakann untuk menjamin kesejahteraan pekerja. d. Dapur Dapur merupakan fasilitas yang diberikan kepada pekerja untuk digunakan secara bersama. Hal itu dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan makan sehari-hari belum termasuk dalam upah. Oleh karena itu, adanya dapur
24
dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan para pekerja. Biasanya pihak peternakan menyediakan minuman untuk konsumen yang melakukan pembelian e. Toilet Toilet merupakan fasilitas yang diberikan bagi pekerja yang tinggal di peternakan. Selain itu, toilet juga merupakan salah satu bentuk fasilitas pelayanan yang disediakan pihak peternakan bagi konsumen yang melakukan pembelian agar tercipta kenyamanan saat melakukan pembelian susu di peternakan. f. Sumur dan Mesin Air Sumur dan mesin air disediakan untuk menunjang kegiatan produksi dan operasional di peternakan. Proses produksi sangat memerlukan air bersih untuk mengurangi kemungkinan susu terkontaminasi bakteri. Sumur dan mesin air juga disediakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari para pekerja. g. Kendaraan Saat ini Alda Alya Dairy Farm memiliki 2 unit kendaraan yaitu mobil pickup yang memiliki perbedaan fungsi. Mobil pick-up pertama berfungsi untuk mengangkut pakan, sedangkan mobil pick-up kedua berfungsi untuk mengirimkan susu ke IPS. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia memegang peranan penting sebagai faktor penentu keberhasilan peternakan. Sumberdaya manusia yang dimiliki Alda Alya Dairy Farm terdiri dari enam orang pekerja dan satu orang pemilik. Tingkat pendidikan pekerjanya rata-rata lulusan SD dan hanya satu yang lulusan SMP. Sistem upah yang di pakai berdasarkan lamanya bekerja di peternakan. Pemberian upah dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Kegiatan Operasional Alda Alya Dairy Farm Pengadaan Pakan Ternak Pengadaan pakan ternak di lakukan setiap hari, jadi ada pekerja khusus yang membeli pakan seperti ampas tahu, konsentrat, dan rumput. Rumput yang digunakan untuk pakan ternak adalah rumput benggala dan rumput gajah, karena tidak semua rumput dapat dijadikan pakan ternak sapi perah. Pemberian pakan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Pekerja pencari rumput akan diberi bayaran tambahan karena kekurangan tenaga kerja sehingga untuk setiap satu ikat rumput pekerja akan dibayar Rp 2000.
Proses Pemerahan Proses pemerahan sapi dilakukan secara teratur setiap hari oleh lima orang pekerja. Produk susu yang dihasilkan sebagian langsung dibeli konsumen setelah diperah dan sisanya di simpan digudang penyimpanan. Proses produksi susu sapi di peternakan melalui beberapa tahapan, sebagai berikut : 1. Pembersihan kandang Pembersihan kandang sapi dan peralatan produksi dilakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan peternakan. Setelah kandang di bersihkan, sapi-sapi dimandikan dan dibersihkan terutama bagian ambing sapi karena untuk
25
menghasilkan susu ambing sapi harus streril agar susu yang dihasilkan tidak terkontaminasi kotoran. Alat-alat yang digunakan untuk produksi dan pemerahan juga telah dibersihkan sebelumnya, misalnya ember, milk can, dan penyaring susu. 2. Proses pemerahan Proses pemerahan sapi dilakukan setiap hari, pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB dan sore hari pukul 16.30 WIB. Hasil perahan pertama harus dibuang karena biasanya masih terkandung banyak bakteri sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Setelah itu, baru hasil perahan di tampung dalam ember. Setelah selesai diperah, selanjutnya susu disaring terlebih dahulu menggunakan dua lapisan saringan sebelum dimasukan kedalam milk can. Kain saring ini diletakan diatas milk can lalu susu baru dituangkan. Hasil perahan pagi hari lebih banyak dari perahan sore hari, hal ini karena perbedaan jarak waktu dari pemerahan sore ke pemerahan pagi lebih lama daripada pemerahan pagi ke waktu pemerahan sore. Proses penyaringan dilakukan dua kali untuk menghindari kotoran yang masih tertinggal di dalam susu. Tahap selanjutnya adalah pengemasan, susu dikemas ke dalam kantong plastik putih berukuran 1 kg atau 2 kg sesuai permintaan konsumen. Susu yang masih tersisa kemudian disimpan di dalam freezer atau bak pendingin. 3. Pemberian pakan Selain proses pemerahan, aktivitas lain yang sangat mempengaruhi kualitas susu sapi yang dihasilkan adalah pemberian pakan. Ada tiga macam pakan yang diberikan pada sapi yaitu rumput, konsentrat dan ampas tahu. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola peternakan, semakin banyak jumlah rumput yang diberikan akan semakin baik. Namun karena adanya keterbatasan tenaga kerja yang mencari rumput, maka pemberian rumput pun dibatasi serta ditambahkan ampas tahu dan konsentrat sebagai gantinya. Satu ekor sapi setiap hari diberikan 1 ikat rumput, setengah karung ampas tahu, dan 2 kg konsentrat.
Pemasaran produk susu sapi Alda Alya Dairy Farm Pemasaran produk susu sapi di peternakan ini dilakukan melalui saluran distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Pada distribusi langsung, konsumen langsung membeli produk susu sapi di peternakan. Pada distribusi tidak langsung, produk susu sapi hasil dari peternakan dijual ke pengecer, koperasi, dan IPS. Wilayah pemasaran produk susu sapi hasil dari peternakan ini telah mencakup wilayah Kabupaten Bekasi seperti Cikarang, Karawang, Wisma Asri, Grand Wisata, dan Tambun Selatan serta Jakarta Timur yaitu Koperasi Pondok Rangon. Pihak peternakan mengharapkan pemasaran produk susu ini bisa menjangkau wilayah jabodetabek.
26
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Tujuan Kegiatan Pemasaran Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai oleh suatu bisnis yang dijalankan. Tujuan memiliki tiga karakteristik yaitu : tujuan tersebut bersifat spesifik dan dapat diukur, tujuan tersebut dapat dicapai dalam waktu tertentu, dan tujuan tersebut dapat diidentifikasi dengan hasil aktual (Bloom dan Boone 2006). Tujuan dilakukannya kegiatan pemasaran adalah untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan perluasan pangsa pemasaran (Assauri 2007). Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak peternakan dan observasi lapang, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm ada tiga yaitu untuk meningkatkan penjualan, memperoleh keuntungan yang berkelanjutan, serta memperluas wilayah pemasaran.
Meningkatkan penjualan Meningkatkan penjualan menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran di Alda Alya Dairy Farm karena melihat kondisi penjualan susu sapi yang masih berfluktuasi. Dengan kondisi seperti ini maka pihak peternakan mengharapkan adanya peningkatan penjualan melalui kegiatan pemasaran yang dilakukan agar semua produk susu sapi yang dihasilkan dapat terjual. Dengan adanya peningkatan penjualan maka akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh peternakan, sehingga bisa menjamin kelangsungan usaha ternak sapi perah ini.
Memperluas wilayah pemasaran Memperluas wilayah pemasaran menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan Alda Alya Dairy Farm. Tujuan ini dilakukan karena pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm baru mencakup beberapa wilayah saja, seperti Kabupaten Bekasi terdiri dari Cikarang, Karawang, Wisma Asri, Grand Wisata, dan Tambun Selatan serta Jakarta Timur yaitu Koperasi Pondok Rangon. Hal ini terlihat dari distribusi susu yang dilakukan oleh pengecer. Oleh karena itu, melalui kegiatan pemasaran yang dilakukan, diharapkan dapat memperluas wilayah pemasaran susu sapi, karena pihak peternakan mengharapkan produknya bisa menjangkau wilayah lainnya seperti jabodetabek. Dengan adanya perluasan wilayah pemasaran, maka diharapkan keuntungan yang diperoleh bisa meningkat.
Memperoleh keuntungan yang berkelanjutan Memperoleh keuntungan yang berkelanjutan merupakan salah satu tujuan jangka panjang suatu perusahaan. Tujuan ini juga menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan Alda Alya Dairy Farm. Dengan adanya tujuan ini diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan usaha
27
ternak sapi perah ini, bahkan diharapkan juga usaha ini bisa lebih maju kedepannya. Tujuan ini sejalan dengan dua tujuan lainnya, karena dengan adanya peningkatan penjualan dan perluasan wilayah pemasaran maka dalam jangka panjang peternakan akan mendapatkan keuntungan yang diharapkannya.
Identifikasi bauran dan sub bauran pemasaran Strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm selama ini belum dirumuskan melalui konsep bauran pemasaran 4P (produk, harga, promosi, dan distribusi). Kegiatan pemasaran masih dilakukan secara sederhana dan promosi produk belum dirancang secara matang karena adanya keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaannya. Selain itu, perhitungan untuk menetapan harga belum dilakukan secara mendetail. Oleh karena itu dilakukan analisis secara mendalam melalui observasi lapang dan wawancara sehingga diperoleh perumusan bauran pemasaran 4P di Alda Alya Dairy Farm. Masing-masing bauran pemasaran memiliki sub bauran pemasaran yang berbeda-beda. Bauran dan sub bauran pemasaran yang dirumuskan disesuaikan dengan yang dilakukan Alda Alya Dairy Farm. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bauran pemasaran. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar, untuk mendapat perhatian, dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsi (Assauri 2007). Produk yang dihasilkan Alda Alya Dairy Farm adalah susu sapi murni. Berdasarkan hasil observasi lapang dan wawancara, sub bauran produk yang digunakan untuk produk susu sapi yang dihasilkan terdiri dari kualitas, kuantitas, dan pelayanan. 1. Kualitas Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas susu sapi di Alda Alya Dairy Farm, yaitu : (1) Keadaan kandang sapi yang dijaga agar selalu dalam keadaan bersih, terutama sebelum melakukan pemerahan. (2) Menjaga kebersihan dan sterilisasi peralatan yang bersentuhan langsung dengan susu agar tidak terkontaminasi dari bakteri dan kotoran yang tidak diinginkan. (3) Sebelum dilakukan pemerahan, sapi-sapi dimandikan dan dibersihkan terutama bagian ambing sapi. Ambing sapi ini juga biasanya dibersihkan dengan diseka menggunakan air hangat. (4) Menjaga kesehatan sapi perahan, karena sapi perah yang sakit akan menghasilkan mutu susu yang tidak baik. (5) Pemberian pakan yang berkualitas seperti rumput benggala dan gajah, ampas tahu, dan konsentrat. (6) Menjaga kebersihan gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan harus teRpisah dari kandang, serta menjaga suhu ditempat penyimpanan seperti freezer dan bak pendingin (7) Melakukan penyaringan susu, untuk membantu mengurangi kotoran atau debu. (8) Memperhatikan kesehatan pekerja pemerah, untuk menghindari susu terkontaminasi bakteri dari pekerja. (9) Memberikan jalan bebas dan pemijatan kaki pada sapi agar sapi tetap sehat, sehingga bisa menghasilkan susu yang berkualitas. Kualitas susu sapi di peternakan sangat diperhatikan. Peternakan ini telah melakukan supply susu selama tiga tahun ke PT. Frisian Flag Indonesia dari tahun
28
2009-2011. Sampel susu sapi di Alda Alya Dairy Farm juga sudah diuji di lab PT. Frisian Flag Indonesia. Alda Alya Dairy Farm juga melakukan supply susu bagi para pengecer. Sebagian besar pengecer telah melakukan pembelian selama satu hingga empat tahun. Dari lamanya supply yang dilakukan peternakan, dapat disimpulkan produk susu sapi yang dihasilkan berkualitas baik. 2. Kuantitas Kuantitas produk dilihat dari kemampuan peternakan menyediakan produk susu sapi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang disesuaikan dengan kapasitas produksi dan ketersediannya di wilayah-wilayah pemasaran. Alda Alya Dairy Farm melakukan pemerahan sapi setiap hari pada pagi hari dan sore hari. Hal ini menunjukan kemampuan peternakan untuk menyediakan produk bagi konsumennya. 3. Pelayanan Keberhasilan pemasaran suatu produk sangat ditentukan pula oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan perusahaan dalam memasarkan produknya (Assauri 2007). Ada beberapa pelayanan yang diberikan pihak peternakan untuk para konsumen yang melakukan pembelian, misalnya : pelayanan dalam pembelian seperti menjaga interaksi dan komunikasi yang baik antara pihak peternakan dengan konsumen. Pelayanan saat penyerahan produk misalnya dalam pendistribusian produk susu sapi baik ke IPS, koperasi, maupun konsumen semua biaya ditanggung oleh pihak peternakan. Pelayanan setelah penjualan berupa adanya jaminan atas kerusakan produk susu yang dihasilkan, jadi apabila terjadi kerusakan pada susu maka pihak peternakan bersedia menggantinya dengan susu yang baru.
Harga Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang memberikan pendapatan, sedangkan ketiga unsur lainnya menghasilkan biaya (Tjiptono 2008). Tujuan penetapan harga produk harus ditentukan terlebih dahulu karena merupakan pedoman bagi suatu usaha dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk kebijakan penetapan harga (Assauri 2007). Harga susu sapi di Alda Alya Dairy Farm berbeda-beda tergantung jenis konsumen yang membeli. Harga susu sapi untuk konsumen rumah tangga Rp 8000 per liter. Harga untuk pengecer Rp 5000 – Rp 7000 per liter tergantung dari lamanya pengecer tersebut melakukan pembelian susu sapi di peternakan. Sedangkan harga susu sapi di koperasi Rp 4000 per liter. Jadi, penetapan harga yang digunakan berdasarkan orientasi permintaan dan dilakukan dengan cara diskriminasi harga. Potongan harga juga diberikan bagi konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah besar. 1. Harga berdasarkan biaya operasional Harga berdasarkan biaya operasional merupakan harga berdasarkan perhitungan seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Harga berdasarkan biaya operasional dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya harga pakan seperti harga rumput, ampas tahu, dan konsentrat. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional peternakan seperti biaya bahan bakar, upah tenaga kerja, listrik, penyusutan peralatan, dan biaya lain-lain. Namun, untuk perhitungan penetapan harga ini belum dilakukan secara mendetail.
29
2. Penetapan harga dengan cara diskriminasi harga Diskriminasi harga dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan permintaan, yang dapat didasarkan pada pelanggan, produk, tempat, dan waktu. Dengan cara ini, maka produk yang sama dapat dijual dengan harga yang berbeda (Assauri 2007). Alda Alya Dairy Farm dalam menjual produknya menggunakan diskriminasi harga dengan menetapkan harga yang berbeda didasarkan pada jenis pelanggannya. Misalnya, harga untuk konsumen rumah tangga Rp 8000 per liter, harga untuk pengecer Rp 5000 – Rp 7000 per liter, dan harga ke koperasi Rp 3800 – Rp 4000 per liter. 3. Potongan harga Potongan harga sering digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan dan hasil penerimaan penjualan. Perusahaan memberikan potongan harga kepada pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar atau kepada pembeli yang membayar dengan tunai (Assauri 2007). Alda Alya Dairy Farm memberikan potongan harga bagi konsumen yang membeli dalam jumlah besar. Potongan harga ini di khususkan untuk konsumen rumah tangga selain pengecer dengan total pembelian 30 liter susu, akan diberikan potongan harga sebesar 5 persen.
Promosi Promosi bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya (Tjiptono 2008). Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa bauran komunikasi pemasaran meliputi iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, serta penjualan personal. Promosi yang dilakukan Alda Alya Dairy Farm untuk memasarkan produk susu sapi yang dihasilkannya sifatnya masih terbatas. Sejauh ini, promosi yang dilakukan antara lain melalui penyebaran Brosur dan poster yang dilakukan saat awal berdirinya peternakan, promosi melalui penjualan personal dalam bentuk kunjungan dari pihak eksternal, yang biasanya dilakukan oleh anak-anak Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak, serta promosi dari mulut ke mulut melalui peran media sosial. 1. Brosur dan poster Promosi melalui penyebaran brosur dan poster terhadap warga disekitar peternakan dilakukan saat awal-awal berdirinya peternakan. Hal ini dimaksudkan agar banyak warga yang mengetahui adanya peternakan. Pihak peternakan juga berencana akan membuat spanduk penunjuk arah agar keberadaan peternakan bisa lebih diketahui oleh masyarakat. 2. Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal merupakan salah satu bentuk penjualan personal. Kunjungan eksternal mulai dilakukan pada tahun 2010 dan biasa dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran pentingnya minum susu sejak usia dini. Pada kunjungan eksternal ini, siswa diperbolehkan untuk melihat langsung proses pemerahan sapi dan akan disampaikan beberapa materi terkait manfaat minum susu bagi kesehatan. Setiap anak dikenakan biaya Rp 10 000 dan akan mendapatkan satu
30
liter susu sapi. Namun, tahun ini kunjungan eksternal belum dibuka lagi karena adanya kendala sumber daya manusia di peternakan. 3. Media sosial Pihak Alda Alya Dairy Farm ingin mensosialisasikan keberadaan peternakan beserta informasi mengenai produknya, salah satu cara yang dilakukan adalah melalui media sosial berupa blog. Blog ini dikoordinir langsung oleh pemilik peternakan. Namun dalam perkembangannya promosi melalui media sosial ini mengalami kendala dari sumber daya manusia dan materi publikasi.
Distribusi Ditribusi merupakan salah satu bagian penting dalam pemasaran yang digunakan untuk mengupayakan agar produk sampai di tangan konsumen. Salah satu keputusan dalam distribusi adalah saluran pemasaran. Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk setelah diproduksi, berakhir dalam pembelian, dan digunakan oleh pengguna akhir. Strategi distribusi yang dilakukan Alda Alya Dairy Farm adalah menggunakan saluran distribusi dan transportasi. 1. Distribusi langsung Distribusi langsung yang dilakukan di peternakan berupa menjual produk susu sapi langsung ke konsumen. Konsumen langsung mendatangi tempat produksi untuk membeli produk susu sapi yang dihasilkan. 2. Distribusi tidak langsung Distribusi tidak langsung dilakukan melalui pengecer dan koperasi yang membeli produk susu sapi di peternakan. 3. Transportasi Transportasi digunakan untuk mendistribusikan produk susu sapi ke koperasi dan IPS. Namun, transportasi juga digunakan untuk mendistribusikan produk susu sapi kepada konsumen yang memesan dalam jumlah besar. Alat transportasi yang digunakan adalah mobil dan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak peternakan.
Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Hirarki Hirarki yang disusun terdiri dari empat tingkat yakni fokus, tujuan, bauran, dan sub bauran. Tingkat satu adalah fokus (goal) utama yang akan dicapai yakni prioritas bauran pemasaran. Elemen yang menjadi perhatian atau beRpengaruh terhadap masalah diletakkan pada tingkat lebih bawah agar lebih spesifik dan mendalam. Tingkat dua adalah tujuan. Tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai dan pedoman pengelolaan usaha suatu organisasi. Tingkat tiga adalah bauran pemasaran. Kotler dan Armstrong (2001) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran dapat digolongkan dalam empat kelompok variabel yang dikenal sebagai “empat P” : product, price, place, dan promotion. 1) Product (produk) adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. 2) Price (harga) adalah jumlah
31
uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk. 3) Place (distribusi) mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran. 4) Promotion (promosi) adalah aktivitas yang mengomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Tingkat empat adalah sub bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi memiliki faktor-faktor yang berbeda dalam setiap baurannya, faktor-faktor ini selanjutnya disebut sebagai sub bauran pemasaran. Bauran produk terdiri dari kualitas, kuantitas, dan pelayanan. Bauran harga terdiri dari penetapan harga berdasarkan biaya operasional, diskriminasi harga, dan potongan harga. Bauran promosi terdiri dari promosi melalui brosur dan poster, media sosial, dan kunjungan. Bauran distribusi terdiri dari saluran distribusi langsung, distribusi tidak langsung, dan transportasi. Keseluruhan elemen dalam hirarki dapat dilihat pada Lampiran 1. Analisis Hasil Pengolahan Hirarki Analisis hasil pengolahan hirarki dilakukan dengan menganalisis pengolahan horizontal dan pengolahan vertikal. Analisis pengolahan horizontal terbagi menjadi tiga bagian yaitu pengolahan horizontal tingkat dua, tingkat tiga, dan tingkat empat. Tingkat dua merupakan analisis pengolahan horizontal terhadap elemen tujuan yang ingin dicapai peternakan terhadap fokus utama, tingkat tiga adalah analisis pengolahan horizontal terhadap elemen-elemen dalam bauran pemasaran yaitu 4P (produk, harga, promosi, dan distribusi) yang disesuaikan dengan masing-masing tujuan yang ingin dicapai, tingkat empat adalah analisis pengolahan horizontal terhadap elemen-elemen sub bauran pemasaran yang dilaksanakan sesuai dengan bauran pemasaran yang diterapkan. Analisis pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat elemen yang persis berada pada satu tingkat diatas elemen tersebut. Analisis pengolahan vertikal bertujuan untuk mengetahui prioritas keseluruhan dari setiap elemen terhadap fokus utama hirarki. Selanjutnya, data tabulasi yang ditampilkan sudah merupakan tabel pendapat gabungan dari dua orang responden.
Analisi Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat Dua (Elemen Tujuan) Pengolahan horizontal tingkat dua dilakukan untuk mengetahui prioritas elemen tujuan dari kegiatan pemasaran yang ingin dicapai Alda Alya Dairy Farm terhadap fokus utama. Hasil pengolahan horizontal tingkat dua dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Hasil pengolahan horizontal tingkat dua (elemen tujuan) Tujuan Meningkatkan penjualan Memperoleh keuntungan berkelanjutan Memperluas wilayah pemasaran Rasio inkonsistensi
Bobot 0.637 0.105 0.258
Prioritas 1 3 2 0.040
32
Hasil pengolahan horizontal tingkat dua memiliki rasio inkonsistensi 0.040 artinya sudah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi dibawah 10 persen. Hasil ini juga menunjukan bahwa tujuan meningkatkan penjualan menjadi prioritas pertama dengan bobot 0.637. Meningkatkan penjualan menjadi prioritas pertama karena masih terjadinya fluktuasi penjualan produk susu sapi yang diproduksi peternakan, sehingga pihak peternakan mengharapkan adanya peningkatan penjualan agar semua produk yang dihasilkan bisa terjual. Tujuan ini juga dapat menunjang dua tujuan lainnya, dimana dengan adanya peningkatan penjualan maka diharapkan akan terjadi perluasan wilayah pemasaran dan dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi peternakan, sehingga dengan adanya peningkatan penjualan maka dapat mempertahankan kelangsungan usaha peternakan ini. Tujuan memperluas wilayah pemasaran menjadi prioritas kedua dengan bobot 0.258. Memperluas wilayah pemasaran menjadi prioritas kedua karena pihak peternakan menilai bahwa perluasan wilayah pemasaran dapat didukung dengan adanya peningkatan penjualan sehingga berdampak pula pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Selain itu, memperluas wilayah pemasaran merupakan strategi yang ingin dicapai peternakan untuk menunjang tujuan jangka panjang. Memperoleh keuntungan berkelanjutan menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.105. Tujuan ini menjadi prioritas ketiga karena dengan adanya peningkatan penjualan dan perluasan wilayah pemasaran maka keuntungan juga bisa diperoleh secara berkelanjutan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang peternakan.
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat Tiga (Elemen Bauran Pemasaran) Pengolahan horizontal tingkat tiga bertujuan untuk mengetahui prioritas dari elemen bauran pemasaran yang diterapkan Alda Alya Dairy Farm terhadap masing-masing tujuan. Hasil pengolahan horizontal tingkat tiga dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Hasil pengolahan horizontal tingkat tiga (Elemen bauran pemasaran) Tujuan MP MKB MWP
Produk 0.467 0.475 0.179
Bauran Pemasaran Harga Promosi 0.092 0.290 0.289 0.158 0.087 0.304
Distribusi 0.151 0.078 0.430
Rasio Inkonsistensi 0.070 0.040 0.050
Hasil pengolahan horizontal tingkat tiga menunjukan bahwa bauran produk merupakan bauran yang dianggap paling beRpengaruh terhadap ketiga tujuan yang ingin dicapai. Bauran produk menjadi prioritas pertama kecuali untuk tujuan memperluas wilayah pemasaran. Bobot bauran produk untuk tujuan meningkatkan penjualan, memperoleh keuntungan berkelanjutan, dan memperluas wilayah pemasaran secara berturut-turut adalah 0.467, 0.475, 0.179. Bauran promosi menjadi prioritas kedua untuk tujuan meningkatkan penjualan dan memperluas wilayah pemasaran dengan bobot masing-masing 0.290 dan 0.304. Alda Alya Dairy Farm menilai bahwa untuk meningkatkan penjualan dan memperluas
33
wilayah pemasaran, produk yang sudah ada perlu ditunjang oleh kegiatan promosi, karena promosi digunakan untuk menarik konsumen membeli produk susu sapi di peternakan dan dapat memberikan informasi keberadaan dan keunggulan produk susu sapi yang dihasilkan. Namun, pada kenyataannya, selama ini promosi yang dilakukan peternakan belum terlalu gencar dan lebih banyak fokus pada produk. Kondisi ini menunjukkan bahwa promosi menjadi kebutuhan untuk mengkomunikasikan produk kepada masyarakat. Bauran produk hampir selalu menjadi prioritas pada ketiga tujuan karena menurut pihak peternakan produk susu sapi yang dihasilkan peternakan sangat diperhatikan kualitasnya sehingga dengan menghasilkan produk yang berkualitas dapat meningkatkan minat konsumen dalam membeli, dengan meningkatnya minat konsumen dalam membeli produk susu sapi maka penjualan produk ini pun akan meningkat sehingga akan berdampak pula pada keuntungan yang diperoleh peternakan. Bauran distribusi menempati prioritas pertama untuk tujuan memperluas wilayah pemasaran dengan bobot 0.430. Kegiatan distribusi memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk sehingga pihak peternakan berusaha untuk memperluas wilayah pemasaran produk melalui kegiatan distribusi. Bauran harga menempati prioritas kedua untuk tujuan memperoleh keuntungan berkelanjutan dengan bobot 0.289 sedangkan untuk tujuan meningkatkan penjualan dan memperluas wilayah pemasaran menempati urutan ke empat. Hal ini bukan berarti harga tidak diperhatikan, namun menurut pihak peternakan harga sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan penerapan strategi harga yang tepat, pihak peternakan mengharapkan dapat memperoleh keuntungan yang berkelanjutan untuk menunjang kelangsungan usaha peternakan sapi perah ini karena harga merupakan satu-satunya variabel bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan.
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Tingkat Empat (Elemen Sub bauran Pemasaran) Pengolahan horizontal tingkat empat bertujuan untuk mengetahui prioritas dari elemen sub bauran pemasaran terhadap bauran pemasaran berdasarkan masing-masing tujuan. Pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran berdasarkan tujuan meningkatkan penjualan Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan dapat dilihat pada tabel 10.
34
Tabel 10 Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan Tujuan
Bauran pemasaran Produk (0.467) Promosi (0.290)
Meningkatkan Distribusi penjualan (0.151) Harga (0.092)
Sub bauran pemasaran
Bobot
Prioritas
Kualitas Kuantitas Pelayanan Media sosial Brosur dan poster Kunjungan eksternal Distribusi tidak langsung Distribusi langsung Transportasi Diskriminasi harga Harga berdasarkan biaya operasional Potongan harga
0.590 0.279 0.132 0.512 0.322 0.166 0.493 0.311 0.196 0.550
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
0.309
2
0.141
3
Hasil pengolahan horizontal eleman sub bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan menunjukan bahwa pada bauran produk, sub bauran produk yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dengan bobot 0.590. Kualitas produk menjadi prioritas pertama karena produk susu sapi yang dihasilkan Alda Alya Dairy Farm sangat diperhatikan kualitasnya. Dengan kualitas yang baik diharapkan semakin banyak konsumen yang melakukan pembelian sehingga bisa meningkatkan penjualan. Kualitas susu ini didukung dengan kuantitas pada prioritas kedua dengan bobot 0.279 serta pelayanan pada prioritas ketiga dengan bobot 0.132. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.020. Pada bauran promosi, sub bauran promosi yang menjadi prioritas pertama adalah promosi melalui media sosial dengan bobot 0.512. Promosi melalui media sosial menjadi prioritas pertama karena menurut pihak peternakan dengan adanya promosi ini banyak pengecer yang melakukan pembelian di peternakan. Selain itu, promosi melalui media sosial cakupannya lebih luas sehingga diharapkan dengan adanya promosi ini dapat meningkatkan penjualan susu sapi dipeternakan. Promosi melalui brosur dan poster menempati prioritas kedua dengan bobot 0.322 karena ini merupakan promosi awal yang dilakukan peternakan untuk memperkenalkan produk susu sapi yang dihasilkan. Kunjungan eksternal menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.166. Melalui kunjungan yang dilakukan oleh pihak eksternal ini diharapkan dapat lebih memperkenalkan pentingnya minum susu sejak usia dini. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.050. Pada bauran distribusi, sub bauran distribusi yang menjadi prioritas pertama adalah distribusi tidak langsung dengan bobot 0.493. Distribusi tidak langsung menjadi prioritas pertama karena konsumen yang melakukan pembelian sebagian besar adalah pengecer jadi pihak peternakan mengharapkan terjadinya peningkatan penjualan dari pembelian yang dilakukan oleh pengecer. Distribusi langsung hanya dilakukan dengan menjual produk susu sapi langsung pada
35
konsumen, bobotnya sebesar 0.311. Transportasi menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.196 karena transportasi digunakan untuk memperlancar distribusi produk. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030. Pada bauran harga, sub bauran harga yang menjadi prioritas pertama adalah Diskriminasi harga dengan bobot 0.550 karena diskriminasi harga dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan pemintaan sehingga harga ditetapkan berdasarkan jenis konsumennya. Melalui diskriminasi harga ini diharapkan terjadinya peningkatan penjualan produk pada konsumen. Harga berdasarkan biaya operasional menempati prioritas kedua dengan bobot 0.390. Harga berdasarkan biaya operasional menjadi prioritas kedua karena dalam memasarkan produknya peternakan harus memperhitungkan semua biaya yang dikeluarkan. Jadi penetapan harga harus sesuai dengan jumlah semua biaya produksi untuk menghasilkan produk ditambah dengan keuntungan yang diharapkan peternakan. Potongan harga menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.141. Potongan harga merupakan salah satu strategi untuk mempengaruhi konsumen agar meningkatkan pembelian. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.010. Pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran berdasarkan tujuan memperoleh keuntungan berkelanjutan Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperoleh keuntungan berkelanjutan dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperoleh keuntungan berkelanjutan Tujuan
Bauran pemasaran Produk (0.475)
Memperoleh keuntungan berkelanjutan
Harga (0.289) Promosi (0.158) Distribusi (0.078)
Sub bauran pemasaran
Bobot
Prioritas
Kualitas Kuantitas Pelayanan Diskriminasi harga Harga berdasarkan biaya operasional Potongan harga Media sosial Brosur dan poster Kunjungan eksternal Distribusi tidak langsung Distribusi langsung Transportasi
0.598 0.288 0.113 0.567
1 2 3 1
0.273
2
0.160 0.517 0.304 0.179 0.540 0.297 0.163
3 1 2 3 1 2 3
Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperoleh keuntungan berkelanjutan menunjukan bahwa pada bauran produk, sub bauran produk yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dengan bobot 0.598. Kualitas produk menjadi prioritas pertama karena produk yang berkualitas baik dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian sehingga bisa meningkatkan penjualan produk susu sapi di peternakan, hal ini akan berdampak pada peningkatan keuntungan yang berkelanjutan. Kuantitas
36
produk menempati prioritas kedua dengan bobot 0.288. Kuantitas produk memberikan persedian produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehingga akan memberikan keuntungan yang berkelanjutan bagi peternakan. Pelayanan menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.113 karena melalui pelayanan yang memuaskan maka akan tercipta interaksi yang baik dengan konsumen. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030 Pada bauran harga, sub bauran harga yang menjadi prioritas pertama adalah diskriminasi harga dengan bobot 0.567. Diskriminasi harga diterapkan karena adanya perbedaan permintaan dan jenis konsumen sehingga diharapkan dengan adanya diskriminasi harga dapat memberikan keuntungan yang berkelanjutan. Harga berdasarkan biaya operasional menempati prioritas kedua dengan bobot 0.273 dan digunakan untuk menutupi biaya produksi yang dikeluarkan dan bisa memberikan keuntungan berkelanjutan. Potongan harga menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.290. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030. Pada bauran distribusi, sub bauran distribusi yang menjadi prioritas pertama adalah distribusi tidak langsung dengan bobot 0.540. Pihak peternakan mengharapkan adanya keuntungan yang berkelanjutan dari penjualan produk melalui distribusi tidak langsung. Distribusi langsung menempati prioritas kedua dengan bobot 0.297. Melalui distribusi langsung diharapakan penjualan susu sapi untuk konsumen rumah tangga meningkat sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi peternakan dan diharapkan keuntungan tersebut dapat berkelanjutan. Transportasi juga tidak kalah penting, menempati priotitas ketiga dengan bobot 0.163. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030. Pada bauran promosi, sub bauran promosi yang menjadi prioritas pertama adalah promosi melalui media sosial dengan bobot 0.517. Pihak peternakan berencana akan terus berusaha mengelola blog yang sudah ada dan mengupdate informasi yang terdapat pada blog. Promosi melalui brosur dan poster menempati prioritas kedua dengan bobot 0.304. Pihak peternakan juga berencana akan membuat spanduk penunjuk arah agar peternakan ini bisa lebih diketahui oleh masyarakat untuk bisa meningkatkan penjualan dan memberikan keuntungan berkelanjutan. Kunjungan eksternal menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.179. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030. Pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran berdasarkan tujuan memperluas wilayah pemasaran Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen sub bauran pemasaran berdasarkan tujuan memperluas wilayah pemasaran dapat dilihat pada tabel 12.
37
Tabel 1 Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperluas wilayah pemasaran Tujuan
Bauran pemasaran Distribusi (0.430)
Memperluas wilayah pemasaran
Promosi (0.304) Produk (0.179) Harga (0.087)
Sub bauran pemasaran
Bobot
Prioritas
Distribusi tidak langsung Distribusi langsung Transportasi Media sosial Brosur dan poster Kunjungan eksternal Kualitas Kuantitas Pelayanan Diskriminasi harga Harga berdasarkan biaya operaional Potongan harga
0.540 0.297 0.163 0.436 0.408 0.156 0.598 0.288 0.113 0.567
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
0.273
2
0.160
3
Hasil pengolahan horizontal elemen sub bauran pemasaran untuk tujuan memperluas wilayah pemasaran menunjukan bahwa pada bauran distribusi, yang menjadi prioritas pertama adalah distribusi tidak langsung dengan bobot 0.540 dan distribusi lansung pada prioritas kedua dengan bobot 0.297. Dengan adanya kegiatan distribusi ini diharapkan dapat menjangkau pasar yang lebih luas untuk memperluas wilayah pemasaran Alda Alya Dairy Farm. Transportasi menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.160. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030. Pada bauran promosi, sub bauran promosi yang menjadi prioritas pertama adalah promosi melalui media sosial karena cakupannya lebih luas dengan bobot 0.436 dan diharapkan melalui promosi tersebut dapat memberikan informasi mengenai produk pada konsumen sehingga dapat memperluas wilayah pemasaran produk susu sapi yang dihasilkan peternakan. Promosi melalui brosur dan poster menempati prioritas kedua dengan bobot 0.408. Kunjungan eksternal menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.156. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.010. Pada bauran produk, sub bauran produk yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dengan bobot 0.598. Priorias kedua adalah kuantitas produk dengan bobot 0.288. Prioritas ketiga adalah pelayanan dengan bobot 0.113. Kualitas produk yang baik didukung oleh pelayanan yang diberikan serta selalu berusaha menyediakan produk secara kontinu untuk memenuhi kebutuahn konsumen diharapkan dapat memperluas wilayah pemasaran susu sapi Alda Alya Dairy Farm. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030. Pada bauran harga, sub bauran harga yang menjadi prioritas pertama adalah diskriminasi harga dengan bobot 0.540. Melalui diskriminasi harga diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen baik pengecer maupun konsumen rumah tangga dari berbagai wilayah sehingga bisa memperluas wilayah pemasaran. Harga berdasarkan biaya operasional menempati prioritas kedua dengan bobot 0.297. Potongan harga menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.160. Nilai ini sudah memenuhi syarat inkonsistensi yaitu sebesar 0.030.
38
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Tingkat Dua (Elemen Tujuan) Pengolahan vertikal tingkat dua bertujuan untuk mengetahui prioritas dari tujuan kegiatan pemasaran yang ingin dicapai Alda Alya Dairy Farm terhadap fokus utama. Hasil pengolahan vertikal tingkat dua dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 2 Hasil pengolahan vertikal tingkat dua (elemen tujuan) Tujuan Meningkatkan penjualan Memperoleh keuntungan berkelanjutan Memperluas wilayah pemasaran
Bobot 0.637 0.105 0.258
Prioritas 1 3 2
Hasil pengolahan vertikal tingkat dua menunjukan hasil yang sama dengan pengolahan horizontal tingkat dua untuk elemen tujuan. Tujuan meningkatkan penjualan menjadi prioritas keseluruhan yang utama dengan bobot 0.637. Meningkatkan penjualan menjadi tujuan utama karena masih terjadinya fluktuasi penjualan produk susu sapi yang dihasilkan peternakan, jadi pihak peternakan mengharapkan adanya peningkatan penjualan sehingga bisa mempertahankan kelangsungan usaha peternakan. Melalui peningkatan penjualan ini juga, keuntungan bisa diperoleh. Tujuan memperluas wilayah pemasaran menjadi prioritas kedua dengan bobot 0.258. Melalui perluasan wilayah pemasaran dengan didukung adanya peningkatan penjualan akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Memperoleh keuntungan berkelanjutan menjadi prioritas keseluruhan yang ketiga dengan bobot 0.105. Tujuan ini menjadi prioritas ketiga karena dengan adanya peningkatan penjualan dan perluasan wilayah pemasaran maka peternakan bisa memperoleh keuntungan yang diharapkannya. Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang peternakan. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Tingkat Tiga (Elemen Bauran Pemasaran) Pengolahan vertikal tingkat tiga bertujuan untuk mengetahui prioritas keseluruhan dari setiap elemen bauran pemasaran terhadap fokus utama. Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 3 Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga (elemen bauran pemasaran) Bauran Pemasaran Produk Promosi Distribusi Harga
Bobot 0.394 0.280 0.215 0.111
Prioritas 1 2 3 4
Bauran produk menempati prioritas utama dengan bobot 0.394. Produk merupakan unsur yang paling penting dalam bauran pemasaran, karena dapat mempengaruhi bauran pemasaran lainnya (Assauri 2007). Bauran produk memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi seperti kualitas, kuantitas, dan pelayanan. Produk merupakan awal mula dari keseluruhan kegiatan pemasaran
39
sehingga perencanaan bauran produk melibatkan banyak hal untuk dipertimbangkan dan diperhatikan ketika produk akan dijual di pasar. Untuk itu, Alda Alya Dairy Farm mengupayakan sebaik mungkin agar segala bentuk bauran produk mampu memberikan manfaat bagi konsumen. Bauran promosi menempati prioritas kedua dengan bobot 0.280. Promosi merupakan alat untuk menginformasikan keberadaan dan keunggulan produk sehingga melalui promosi segala hal menyangkut produk dapat tersampaikan pada konsumen, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pihak peternakan menilai bahwa promosi merupakan penghubung antara konsumen dengan peternakan. Kegiatan promosi merupakan langkah lanjutan setelah produk dihasilkan dan siap untuk dijual. Bauran distribusi menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.215. Menurut pihak peternakan dengan adanya distribusi produk maka akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk susu sapi dari Alda Alya Dairy Farm. Bauran harga menempati prioritas keempat dengan bobot 0.111. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang manghasilkan pendapatan. Meskipun bukan menjadi priorias utama, namun penetapan harga harus diperhatikan dengan baik agar bisa memberikan keuntungan bagi peternakan. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Tingkat Empat (Elemen Sub Bauran Pemasaran) Pengolahan vertikal tingkat empat bertujuan untuk mengetahui prioritas keseluruhan dari setiap elemen sub bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan terhadap fokus utama. Hasil pengolahan vertikal tingkat empat dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 4 Hasil pengolahan vertikal tingkat empat (elemen sub bauran pemasaran) Bauran pemasaran Produk
Promosi
Distribusi
Harga
Sub bauran pemasaran
Bobot
Prioritas
Kualitas Kuantitas Pelayanan Media sosial Brosur dan poster Kunjungan eksternal Distribusi tidak langsung Distribusi langsung Transportasi Diskriminasi harga Harga berdasarkan biaya operasional Potongan harga
0.593 0.282 0.125 0.493 0.342 0.165 0.510 0.306 0.184 0.556
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
0.296
2
0.148
3
Pada bauran produk yang menempati prioritas utama adalah kualitas produk dengan bobot 0.593. Kualitas produk merupakan faktor yang paling diperhatikan pada bauran produk karena produk merupakan awal mula dari kegiatan pemasaran, sehingga produk susu sapi yang dihasilkan Alda Alya Dairy Farm
40
sangat diperhatikan kualitasnya. Hal ini dapat dilihat dari cara perawatan sapi, pemerahan, hingga pengemasan susu sapi dipeternakan yang sangat diperhatikan kebersihannya. Produk susu sapi dari Alda Alya Dairy Farm juga telah diuji di lab PT. Frisian Flag Indonesia. Kuantitas produk yang dihasilkan juga selalu diperhatikan. Hal ini terlihat dari kemampuan peternakan menyediakan produk susu sapi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang disesuaikan dengan kapasitas produksi dan ketersediannya di wilayah-wilayah pemasaran. Kuantitas produk menempati prioritas kedua, dengan bobot sebesar 0.282. Pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan bagi konsumennya, pelayanan menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.125. Pada bauran harga yang menempati prioritas utama adalah diskriminasi harga dengan bobot 0.556. Diskriminasi harga membedakan harga berdasarkan jenis konsumen dan permintaannya. Jadi dengan adanya diskriminasi harga, pihak peternakan mengharapkan terjadinya peningkatan penjualan dan perluasan wilayah pemasaran sehingga dapat memberikan keuntungan berkelanjutan. Harga berdasarkan biaya operasional menempati prioritas kedua dengan bobot 0.296. Harga berdasarkan biaya operasional ini juga sangat diperlukan untuk menentukan harga per satuan produk susu sapi yang dihasilkan. Potongan harga menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.148. Potongan harga digunakan untuk mempengaruhi konsumen dalam melakuka pembelian. Pada bauran promosi yang menempati prioritas utama adalah promosi melalui media sosial dengan bobot 0.493. Promosi melalui media sosial sangat membantu mengkomunikasikan keberadaan produk pada konsumen. Namun, pada kenyataannya promosi melalui media sosial terkendala sumberdaya manusia dan informasi untuk dipublikasikan, padahal penggunaan media sosial sebagai alat promosi dianggap efektif untuk memasarkan produk susu sapi yang dihasilkan peternakan, karena menurut pihak peternakan melalui media sosial sebagian pengecer mengetahui keberadaan Alda Alya Dairy Farm. Kedepannya pihak peternakan berusaha untuk mengupdate informasi di media sosial tersebut. Promosi melalui brosur dan poster menempati prioritas kedua dengan bobot 0.342. Promosi ini merupakan promosi awal yang dilakukan peternakan agar produk susu sapi yang dihasilkan dapat diketahui keberadaannya oleh masyarakat. Saat ini pihak Alda Alya Dairy Farm sedang mempersiapkan spanduk penunjuk arah agar keberadaan peternakan bisa lebih diketahui masyarakat. Kunjungan eksternal menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.165. Dengan adanya kunjungan eksternal, pihak peternakan mengharapkan agar terbentuknya kesadaran untuk mengonsumsi susu sejak usia dini. Pada bauran distribusi yang menempati prioritas utama adalah distribusi tidak langsung dengan bobot 0.510. Melalui distribusi tidak langsung, produk susu sapi dari Alda Alya Dairy Farm dapat dinikmati oleh konsumen pada beberapa wilayah distribusi, dan diharapkan dapat menjangkau wilayah pemasaran yang lebih luas. Sedangkan distribusi langsung menempati prioritas kedua dengan bobot 0.306. Pada distribusi langsung, konsumen langsung melakukan pembelian produk susu sapi di peternakan. Pihak peternakan juga mengharapkan adanya peningkatan pembelian konsumen melalui distribusi langsung karena bisa memberikan keuntungan bagi peternakan. Potongan harga menempati prioritas ketiga dengan bobot 0.184. Potongan harga digunakan untuk mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian dalam jumlah besar.
41
Secara keseluruhan, hasil pengolahan vertikal dapat dilihat pada lampiran 2 berupa struktur hirarki lengkap dengan bobot pada masing-masing elemen dan di lampiran 3 berupa hasil pengolahan vertikal menggunakan Microsoft Excel 2007.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Alda Alya Dairy Farm telah menjalankan strategi pemasaran yang dapat dianalisis melalui bauran pemasaran 4P yaitu produk, harga, promosi, distribusi. Masing-masing bauran memiliki sub bauran yang berbeda. Bauran produk terdiri dari sub bauran kualitas produk, kuantitas produk, dan pelayanan. Bauran harga terdiri dari penetapan harga berdasarkan biaya operasional, diskriminasi harga, dan potongan harga. Bauran promosi terdiri dari promosi melalui media sosial, brosur dan poster, serta kunjungan eksternal. Bauran distribusi terdiri dari saluran distribusi langsung dan tidak langsung serta transportasi. 2. Berdasarkan hasil pengolahan vertikal dengan metode pengambilan keputusan terhadap strategi bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm, hasil yang didapatkan menetapkan tujuan meningkatkan penjualan sebagai prioritas utama. Strategi bauran pemasaran yang diprioritaskan adalah bauran produk dengan sub bauran kualitas produk sebagai prioritas pertamanya. Prioritas kedua adalah bauran promosi dengan sub bauran promosi melalui media sosial pada prioritas pertamanya. Bauran distribusi menempati prioritas ketiga, dengan sub bauran distribusi tidak langsung menempati prioritas pertamanya. Prioritas keempat adalah bauran harga dengan sub bauran diskriminasi harga sebagai prioritas pertamanya. Saran Beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan Alda Alya Dairy Farm dalam memasarkan produk susu sapi adalah sebagai berikut : 1. Pihak Alda Alya Dairy Farm sebaiknya memberikan prioritas utama pada strategi bauran produk melalui kontrol terhadap kualitas produk susu sapi yang dihasilkan, karena produk susu sapi merupakan produk yang mudah rusak sehingga kualitasnya harus selalu dijaga dan pemasarannya harus ditangani dengan baik. 2. Pihak Alda Alya Dairy Farm sebaiknya juga harus memberikan perhatian pada media promosi produk seperti media sosial, karena promosi merupakan alat untuk mengkomunikasikan produk pada konsumen sehingga akan membantu dalam pemasaran produk susu sapi yang dihasilkan peternakan. 3. Berdasarkan pengamatan dilapangan, pihak Alda Alya Dairy Farm sebaiknya menambah mesin jenset, karena untuk penyimpanan susu memerlukan daya listrik agar susu tidak mudah rusak saat terjadi pemadaman listrik.
42
DAFTAR PUSTAKA Ambo Ako. 2013. Ilmu Ternak Perah Daerah Tropis. Bogor (ID). Penerbit IPB Press Assauri S. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID). Penerbit PT Raja Grafindo Persada Badan Ketahanan Pangan – Kementrian Pertanian. 2012. Konsumsi Daging, Telur, dan Susu Tahun 2008-2012. [Internet]. [diunduh pada 2014 Feb 28]; Tersedia pada: http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/nak/pdfeisNAK2013/Konsumsi-Daging-Telur-Susu.pdf Badan Standar Nasional. 2011. Susu murni - Bagian 1 : Sapi. [Internet]. [diunduh pada 2014 Apr 5]; SNI 3141.1:2011 [BAPPEDA] Badan Pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi. 2012. Populasi Ternak menurut Kecamatan dan Jenis Ternak Tahun 2012. [Internet]. [diunduh pada 2014 Feb 28]; Tersedia pada http://www.bappeda-bidekonomikabbekasi.com/index.php?tampil=Data/Peternakan/Peternakan/index&id=8&se ktor=Peternakan&kec=Tambun%20Selatan Bloom PN, Boone LN. 2006. Strategi Pemasaran Produk. Jakarta (ID). Penerbit PT. Prestasi Pustakaraya David FR. 2009. Manajemen Strategis Ed ke-12. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Empat. Terjemahan dari : Strategic Management, twelfth edition Farid M, Sukesi H. 2011. Pengembangan susu murni dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan susu nasional. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. 5(2):198 Firdaus, Harmini, Farid. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID). IPB Press Ipriansyah R. 2011. Strategi Pemasaran Susu Kambing (Studi Kasus Usaha Peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah Kota Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran Ed ke-11 Jilid 2. Jakarta (ID). Penerbit PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing management, eleventh edition Kotler P, Armstrong G. 2001. Dasar-dasar Pesaran Ed ke-9 Jilid 1. Jakarta (ID). Penerbit PT Indeks. Terjemahan dari: Principles of Marketing, ninth edition Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-13 Jilid 1. Jakarta (ID). Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Marketing management, thirteenth edition Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-13 Jilid 2. Jakarta (ID). Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Marketing management, thirteenth edition Listiyarini T. 2013. 80% Kebutuhan Susu Nasional Andalkan Impor. Investor Daily [Internet]. [diunduh 2014 Jan 25];72031. Tersedia pada: http://www.investor.co.id/agribusiness/80-kebutuhan-susu-nasional-andalkanimpor/72031 Makin M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Yogyakarta (ID). Penerbit Graha Ilmu Meisya N. 2011. Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
43
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian. 2013. Buletin PDB Sektor Pertanian. [Internet]. [diunduh pada 2014 Mar 3]; Volume 12, No 4. Tersedia pada http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/publikasi-349-buletinpdb-sektor-pertanian-vol-12-no-4-desember-2013.html Rangkuti F. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta (ID). Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Siwang RS. 2009. Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Kuda Organik “Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung, Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Saaty TL. 1991. Seri Manajemen, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki Analitik untuk Prngambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks). Edisi Bahasa Indonesia Cetakan Ke-2. Jakarta (ID). Penerbit PT. Pustaka Binaman Presindo. Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. Yogyakarta (ID): Penerbit CV. ANDI OFFSET
1 44
Lampiran 1. Hirarki prioritas strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm Tingkat 1 : Fokus
Prioritas bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm
Tingkat 2 : Tujuan Meningkatkan Penjualan
Tingkat 3 : Bauran Pemasaran
Tingkat 4 : Sub bauran Pemasaran
Produk
Memperoleh Keuntungan Berkelanjutan
Harga
Promosi
Memperluas Wilayah Pemasaran
Distribusi
Kualitas
Harga berdasarkan biaya operasional (0,324)
Brosur dan Poster
Distribusi Langsung
Kuantitas
Diskriminasi Harga
Kunjungan Eksternal
Distribusi Tidak Langsung
Pelayanan
Potongan Harga
Media Sosial
Trasnportasi
2
Lampiran 2. Hirarki prioritas strategi pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm Tingkat 1 : Fokus
Prioritas bauran pemasaran susu sapi di Alda Alya Dairy Farm
Tingkat 2 : Tujuan Meningkatkan Penjualan (0.637)
Tingkat 3 : Bauran Pemasaran
Tingkat 4 : Sub bauran Pemasaran
Produk (0.394)
Memperoleh Keuntungan Berkelanjutan (0.105)
Harga (0.111)
Promosi (0.280)
Memperluas Wilayah Pemasaran (0.258)
Distribusi (0.215)
Harga berdasarkan biaya operasional (0.296)
Brosur dan Poster (0.342)
Distribusi Langsung (0.306)
Kuantitas (0.282)
Diskriminasi Harga (0.556)
Kunjungan Eksternal (0.165)
Distribusi Tidak Langsung (0.510)
Pelayanan (0.125)
Potongan Harga (0.148)
Media Sosial (0.493)
Trasnportasi (0.184)
45
Kualitas (0.593)
46
Lampiran 3. Hasil pengolahan vertikal AHP dengan Microsoft Excel 2007 Bobot tujuan terhadap fokus utama Tujuan Meningkatkan penjualan (MP) Memperoleh keuntungan berkelanjutan (MKB) Memperluas wilayah pemasaran (MWP)
Bobot 0.637 0.105 0.258 1.000
Bobot bauran terhadap fokus utama Kriteria Produk Harga Promosi Distribusi
MP 0.637 0.467 0.092 0.290 0.151
Tujuan MKB 0.105 0.475 0.289 0.158 0.078
Bobot sub bauran produk terhadap fokus utama Kualitas 0.590 0.598 Kuantitas 0.279 0.288 Pelayanan 0.132 0.113
MWP 0.258 0.179 0.087 0.304 0.430
Bobot Kriteria 0.394 0.111 0.280 0.215 1.000
0.598 0.288 0.113
0.593 0.282 0.125 1.000
0.273
0.296
0.567 0.160
0.556 0.148 1.000
Bobot sub bauran distribusi terhadap fokus utama Distribusi langsung 0.311 0.297 Distribusi tidak langsung 0.493 0.540 Transportasi 0.196 0.163
0.297 0.540 0.163
0.306 0.510 0.184 1.000
Bobot sub bauran promosi terhadap fokus utama Brosur dan poster 0.322 0.304 Kunjungan eksternal 0.166 0.179 Media sosial 0.512 0.517
0.408 0.156 0.436
0.342 0.165 0.493 1.000
Bobot sub bauran harga terhadap fokus utama Harga berdasarkan biaya 0.309 0.273 operasional Diskriminasi harga 0.550 0.567 Potongan harga 0.141 0.160
47
Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan di Alda Alya Dairy Farm
Peralatan untuk pemerahan yang sudah dibersihkan
Kandang sapi yang sudah dibersihkan
Susu sapi hasil pemerahan yang telah disaring ke milk can
Pengemasan susu sapi hasil pemerahan
Pengecer yang membeli susu di peternakan
Pengecer yang membeli susu di peternakan
Pengiriman susu ke Koperasi Susu Pondok Rangon
Susu hasil pemerahan yang disimpan di freezer
Mobil untuk distribusi susu ke IPS
Pemberian pakan konsentrat
Sapi-sapi yang sedang makan
Sapi pedet jantan jenis simental
48
Can milk didalam bak pendingin
Freezer ukuran 100 L dan 300 L
Cooling tank
Susu yang sudah siap diambil pengecer
Mobil untuk membeli pakan dan distribusi susu
Pakan konsentrat
Pekerja yang sedang membersihkan kandang
Pemeriksaan kehamilan Peneliti melihat proses oleh dokter hewan pemerahan
Sapi pedet betina jenis FH
Surat jalan ke PT. Frisian Flag Indonesia
Kali yang berada didekat peternakan
Foto bersama bapak dan ibu Tursiman
Tabel siklus birahi
Sampul depan catatan produksi harian susu
49
Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN Penetapan Prioritas Strategi Pemasaran Susu Sapi di Alda Alya Dairy Farm Desa Sumber Jaya, Kabupaten Bekasi Oleh : Dila Ratna Sari / H34100013 Mahasiswa Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Tanggal pengisian : Identitas Responden Nama : Jabatan : Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan Umur : Alamat Rumah : No Tlp : Status : a. Menikah b. Belum Menikah Pendidikan Terakhir : Saya berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara objektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah. Petunjuk pengisian Bagian I sampai Bagian III Isilah Bagian I sampai Bagian III dengan nilai-nilai dibawah ini Perbandingan Bila A sama penting dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B Bilai A jelas lebih penting dibandingkan B Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
Nilai 1 3 5 7 9
Perbandingan Bila B sedikit lebih penting dibandingkan A Bilai B jelas lebih penting dibandingkan A Bila B sangat jelas lebih penting dibandingkan A Bila B mutlak lebih penting dibandingkan A
Nilai 1/3 1/5 1/7 1/9
Nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) diberikan untuk nilai skala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil yang berurutan. Misalnya pada kasus A dibanding dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibanding B, maka nilai pembandingan yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 4 (atau 1/4 bila sebaliknya).
1 50
Bagian I Keterangan : Dalam memilih strategi pemasaran pada Alda Alya Dairy Farm terdapat beberapa tujuan yang mempengaruhinya, yaitu : 1. Meningkatkan penjualan 2. Memperoleh keuntungan berkelanjutan 3. Memperluas wilayah pemasaran Instruksi 1 Menurut anda manakah yang lebih penting dari tujuan-tujuan berikut ini jika dibandingkan? Yang dibandingkan Meningkatkan penjualan Meningkatkan penjualan Memperoleh keuntungan berkelanjutan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Memperoleh keuntungan berkelanjutan Memperluas wilayah pemasaran Memperluas wilayah pemasaran
Bagian II Keterangan : Dari tujuan-tujuan yang mempengaruhi pemilihan strategi pemasaran, maka perlu diperhatikan strategi bauran pemasaran yang akan dipilih. Strategi bauran pemasaran yang digunakan Alda Alya Dairy Farm adalah sebagai berikut : 1. Bauran Produk 3. Bauran Promosi 2. Bauran Harga 4. Bauran Distribusi Instruksi 2.1 Meningkatkan penjualan Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan bauran pemasaran berikut yang dikaitkan dengan tujuan Meningkatkan penjualan
2
Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
Skala penilaian 3 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Produk Produk Produk Harga Harga Promosi
Pembanding Harga Promosi Distribusi Promosi Distribusi Distribusi
Instruksi 2.2 Memperoleh keuntungan berkelanjutan Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan bauran pemasaran berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperoleh keuntungan berkelanjutan Yang dibandingkan Produk Produk Produk Harga Harga Promosi
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Harga Promosi Distribusi Promosi Distribusi Distribusi
Instruksi 2.3 Memperluas wilayah pemasaran Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan bauran pemasaran berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperluas wilayah pemasaran
51
3 52
Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
Skala penilaian 3 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Produk Produk Produk Harga Harga Promosi
Pembanding Harga Promosi Distribusi Promosi Distribusi Distribusi
Bagian III Strategi bauran pemasaran yang digunakan yaitu 4P (produk, harga, promosi, dan distribusi). Masing-masing bauran pemasaran memiliki sub bauran yang berbeda-beda dihubungkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Instruksi 3.A. Meningkatkan penjualan Instruksi 3.A.1 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran produk berikut yang dikaitkan dengan tujuan Meningkatkan penjualan Yang dibandingkan Kualitas Kualitas Kuantitas
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Kuantitas Pelayanan Pelayanan
Instruksi 3.A.2 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran harga berikut yang dikaitkan dengan tujuan Meningkatkan penjualan
4
Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Harga berdasarkan biaya operasional Harga berdasarkan biaya operasional Diskriminasi harga
Pembanding Diskriminasi harga Potongan harga Potongan harga
Instruksi 3.A.3 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran distribusi berikut yang dikaitkan dengan tujuan Meningkatkan penjualan Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Distribusi tidak langsung Transportasi
Distribusi langsung Distribusi langsung Distribusi tidak langsung
Transportasi
Instruksi 3.A.4 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran promosi berikut yang dikaitkan dengan tujuan Meningkatkan penjualan Yang dibandingkan Brosur dan poster Brosur dan poster Media sosial
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Kunjungan eksternal Media sosial Kunjungan eksternal 53
5
54
Instruksi 3.B Memperoleh keuntungan berkelanjutan Instruksi 3.B.1 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran produk berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperoleh keuntungan berkelanjutan Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Kualitas Kualitas Kuantitas
Pembanding Kuantitas Pelayanan Pelayanan
Instruksi 3.B.2 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran harga berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperoleh keuntungan berkelanjutan Yang dibandingkan Harga berdasarkan biaya operasional Harga berdasarkan biaya operasional Diskriminasi harga
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Diskriminasi harga Potongan harga Potongan harga
Instruksi 3.B.3 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran distribusi berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperoleh keuntungan berkelanjutan
6
Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Distribusi tidak langsung Transportasi
Distribusi langsung Distribusi langsung Distribusi tidak langsung
Transportasi
Instruksi 3.B.4 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran promosi berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperoleh keuntungan berkelanjutan Yang dibandingkan Brosur dan poster Brosur dan poster Media sosial
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Kunjungan eksternal Media sosial Kunjungan eksternal
Instruksi 3.C Memperluas wilayah pemasaran Instruksi 3.C.1 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran produk berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperluas wilayah pemasaran
55
7
56
Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Kualitas Kualitas Kuantitas
Kuantitas Pelayanan Pelayanan
Instruksi 3.C.2 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran harga pemasaran Yang dibandingkan Harga berdasarkan biaya operasional Harga berdasarkan biaya operasional Diskriminasi harga
Pembanding
9
8
7
6
5
4
3
berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperluas wilayah
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Diskriminasi harga Potongan harga Potongan harga
Instruksi 3.C.3 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran distribusi berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperluas wilayah pemasaran
8
Yang dibandingkan
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Distribusi tidak langsung Transportasi
Distribusi langsung Distribusi langsung Distribusi tidak langsung
Transportasi
Instruksi 3.C.4 Bandingkan seberapa besar tingkat kepentingan sub bauran promosi berikut yang dikaitkan dengan tujuan Memperluas wilayah pemasaran Yang dibandingkan Brosur dan poster Brosur dan poster Media sosial
9
8
7
6
5
4
3
Skala penilaian 2 1 2 3
4
5
6
7
8
9
Pembanding Kunjungan eksternal Media sosial Kunjungan eksternal
57
58
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Muara Lakitan pada tanggal 18 Januari 1993 sebagai putri ketiga dari pasangan Bapak Ibnu Hadhromy dan Ibu Juwita. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan sekolah di SD Negeri 47 Lubuklinggau tahun 2004, SMP Negeri 2 Lubuklinggau tahun 2007, dan SMA Negeri 1 Lubuklinggau pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif dalam beberapa kegiatan kampus seperti, Olimpiade Mahasiswa IPB 2012 sebagai anggota divisi pertandingan, Agricareer 2013 sebagai anggota divisi acara, Masa perkenalan Departemen 2012 divisi logstran, dan Masa perkenalan fakultas 2012 divisi Logstran.