PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti1, Mukhni2 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] 2 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang Abstract The low result of student mathematics learning in VIII grade of SMPN 29 Padang, caused by several factor such as the teachers role is more dominant than student, students are not accustimed to express their opinions and ask in learning. To solve this problem the authors conducted the study with the application of CORE learning model in mathematics. The purpose of this research is to improve student’s mathematics learning outcomes by implementing CORE learning model. This type of research is experimental. The study population was all students of class VIII SMPN 29 Padang year 2014/2015 academic consisting of seven classes. The selected sample is VIII.7 class that is as experimental class and VIII.6 it is a controlled class. The result obtained by tends to increase student learning outcomes. It means that the learning outcomes of students studying applying mathematics learning model core is better than the result of applying mathematics student learning. Key Words : CORE, outcomes of students mathematics learning. Melihat
Pendahuluan Matematika
pentingnya
peran
merupakan
matematika maka peningkatan mutu
pelajaran yang mempunyai peranan
pendidikan matematika harus selalu
penting dalam kehidupan sehari-hari
diupayakan. Upaya peningkatan mutu
dan dalam berbagai disiplin ilmu. Oleh
pendidikan matematika telah banyak
sebab itu, matematika dipelajari dari
dilakukan
jenjang
melengkapi
pendidikan
sekolah
dasar
pemerintah, sarana
dan
seperti prasarana,
hingga Perguruan Tinggi. Walaupun
peningkatan kualitas guru matematika
matematika memiliki peranan penting
dan menyempurnakan kurikulum.
dalam
kehidupan,
kenyataannya
Berdasarkan dari observasi yang
pelajaran matematika masih merupakan
dilakukan di SMPN 29 Padang. Dari
pelajaran yang kurang disukai oleh
tanggal 12-16 Februari 2015 juga
siswa, salah satu faktor penyebabnya
terlihat bahwa guru telah berusaha
adalah karena bahasa yang digunakan
membantu
dalam
mengkoneksikan
matematika
berbeda
dengan
bahasa yang digunakan sehari-hari.
siswa materi
dalam pelajaran
sebelumnya dengan pelajaran yang akan
dipelajari. Kemudian siswa juga dibantu
model pembelajaran CORE lebih baik
mengorganisasikan
materi
daripada hasil belajar matematika siswa
demikian,
dengan pembelajaran biasa pada siswa
hendaknya siswa bisa berperan aktif
kelas VIII SMPN 29 Padang tahun
dalam mengkonstruksi pengetahuannya
pelajaran 2014/2015.
tersebut.
kembali
Walaupun
sendiri.
Belajar merupakan proses dasar
Berdasarkan
observasi
yang
dari perkembangan hidup manusia,
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan
proses pembelajaran yang berlangsung
melakukan perubahan pada dirinya yang
belum bisa membantu siswa untuk
terlihat dari perkembangan tingkah
dapat
lakunya
mengemukakan
idenya
baik
belajar
manusia
akibat
interaksi
dengan
secara lisan ataupun tulisan. Sehingga
lingkungan.
apabila siswa dihadapkan kepada soal-
mengemukakan bahwa “Belajar ialah
soal yang berbeda dengan apa yang
suatu proses usaha yang dilakukan
telah diajarkan guru, maka siswa akan
seseorang untuk memperoleh suatu
mengalami kesulitan
perubahan tingkah laku yang baru
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
mengkoneksikan
pembelajaran siswa sangatlah rendah.
secara
(2010:
keseluruhan,
sebagai
2)
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Slameto
dapat
Pada model pembelajaran tipe CORE, dengan Connecting siswa diajak
Mengatasi
masalah
tersebut
untuk
menghubungkan
pengetahuan
dibutuhkan suatu model pembelajaran
baru yang akan dipelajari dengan
alternatif yang dapat digunakan untuk
pengetahuannya terdahulu. Organizing
mengaktifkan siswa dalam membangun
membawa
pengetahuannya sendiri. Salah satu
mengorganisasikan
pembelajaran yang dapat digunakan
Kemudian dengan Reflecting, siswa
untuk
dilatih
mengatasi
adalah
masalah
dengan
Connecting,
Organizing,
tersebut
siswa
untuk
untuk
dapat
pengetahuannya.
dapat
menjelaskan
menerapkan
kembali informasi yang telah mereka
Reflecting,
dapatkan. Terakhir, yaitu Extending
Extending (CORE). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan hasil belajar siswa dengan menerapkan
diantaranya dengan kegiatan diskusi, pengetahuan siswa akan diperluas. Adapun pembelajaran
langkah-langkah dengan
model
pembelajaran CORE menurut Shoimin
(e)Langkah-langkah guru diikuti siswa.
(2014:39) adalah :
(f) Siswa meniru cara kerja dan cara
a. Mengawali
pembelajaran
dengan
penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
kegiatan yang menarik siswa.
Pembelajaran
biasa
dicirikan
b. Penyampaian konsep lama yang akan
dengan pembelajaran yang terpusat
dihubungkan dengan konsep baru
pada guru, Akibatnya aktivitas siswa
oleh
hanya mencatat dan mendengarkan. Jadi
guru
kepada
siswa
(Connecting).
pembelajaran biasa diawali dengan
c. Pengorganisasian
untuk
pemberian informasi atau materi dan
memahami materi yang dilakukan
memberikan contoh soal yang diikuti
oleh siswa dengan bimbingan guru
dengan pemberian latihan. Kemudian
(Organizing).
dilanjutkan
d. Pembagian
ide-ide
kelompok
dengan
menyimpulkan
secara
materi pelajaran. Di akhir pembelajaran
heterogen yang terdiri dari 4-5 orang.
guru memberikan Pekerjaan Rumah
e. Memikirkan kembali, mendalami,
(PR).
dan menggali informasi yang sudah
Terlihat dari tujuan di atas
didapat dan dilaksanakan dalam
peneliti
kegiatan belajar kelompok siswa
belajar matematika siswa. Menurut
(Reflecting).
Abdurrahman (dalam Asep Jihad 2012:
f. Pengembangan, menggunakan, melalui
tugas
dan
memperluas,
14)
menemukan,
kemampuan
individu
dengan
matematika
meningkatkan
“Hasil
belajar yang
hasil
merupakan
diperoleh
anak
setelah melalui kegiatan mengajar”.
mengerjakan tugas (Extending). Adapun
ingin
Jadi
diharapkan
model
gambaran
pengajaran
pembelajaran CORE dapat digunakan
dengan
pendekatan
untuk
meningkatkan
proses belajar
ceramah menurut Suherman (2003:
mengajar antara guru dan siswa dalam
201) adalah sebagai berikut:
rangka mencapai tujuan pembelajran
(a)Guru mendominasi kegiatan belajar
sehingga
mengajar. (b) Defenisi dan rumus
meningkatkan hasil belajar siswa.
diberikan oleh guru. (c) Penurunan
Metodologi Penelitian
rumus atau pembuktian dalil dilakukan
Jenis
sendiri oleh guru. (d) Apa yang
penelitian
dikerjakan
Arikunto
dan
bagaimana
cara
mengerjakan diinstruksi oleh guru.
eksperimen
pada
akhirnya
penelitian eksperimen. (2010: adalah
9)
dapat
ini
adalah Menurut
“Penelitian
penelitian
yang
dimaksud untuk melihat akibat dari
matematika
suatu tindakan atau perlakuan”.
mempunyai variansi homogen atau
Menurut Arikunto (2010: 173)
tidak,
kedua
(3)
Uji
kelas
sampel
Hipotesis
untuk
“Populasi adalah keseluruhan subjek
menentukan apakah terdapat perbedaan
penelitian”.
hasil belajar
Sudjana
(2005:
5)
menyatakan sampel penelitian adalah
matematika siswa dari
kedua kelompok sampel tersebut.
bagian dari populasi yang memiliki sifat
Jika data berdistribusi normal dan
dan karakter yang sama sehingga betul-
mempunyai variansi homogen, maka uji
betul mewakili populasinya. Setelah
statistik
dilakukan analisis terhadap tujuh kelas
Sudjana
yang
homogen
dan
t
mempunyai
kesamaan rata-rata maka dilakukan pengambilan sampel dengan teknik Random Sampling. Kelas eksperimen adalah kelas VIII7 dan kelas kontrol adalah VIII6 . Instrumen penelitian adalah alat
menurut
(2005: 239) adalah:
populasi didapatkan data berdistribusi normal,
digunakan
X1 X 2 1 1 S n1 n2
dengan
n1 1S12 n2 1S 22
S
n1 n2 2 Dimana:
X 1 =Nilai
rata-rata
kelompok
eksperimen
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang
X 2 =Nilai rata-rata kelompok kontrol
digunakan dalam penelitian ini adalah
n1 =Jumlah siswa kelompok eksperimen
tes hasil belajar. Tes adalah sekumpulan
n 2 =Jumlah siswa kelompok kontrol
soal-soal yang harus dikerjakan siswa
S12 =Variansi
dalam
jangka
waktu
yang
telah
ditentukan. Teknik analisis data yang peneliti gunakan
adalah
analisis
perbedaan
dengan menggunakan rumus t-test. Dengan
analisis
melakukan
data
ini
peneliti
langkah-langkah
sebagai
hasil
belajar
kelas
eksperimen.
S 22 =Variansi hasil belajar kelas kontrol. S=Simpangan baku kedua kelompok data Kriteria: Terima
H0
jika
t tabel t hitung
atau
berikut: (1) Uji normalitas dengan
t hitung t ( a 1) , dengan dk n1 n2 2
menggunakan uji Lilliefors, (2) Uji
selain itu H0 ditolak.
Homogenitas Variansi yang bertujuan untuk
melihat data hasil belajar
1. Uji Normalitas Data
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Uji normalitas bertujuan untuk
Minimal (KKM) di SMPN 29 padang
melihat
untuk pembelajaran matematika adalah
berdistribusi normal atau tidak. Untuk
75, maka dari hasil tes hasil akhir siswa
menguji kenormalan data skor hasil
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
belajar digunakan uji liliefors. Uji
Tabel 1 : Data hasil belajar kelas sampel
normalitas dilakukan pada kedua kelas
Tidak tuntas Tuntas 75
sampel dan didapat harga L0 dan Ltabel,
Kelas
Kontrol
Dari
28,12%
71,86%
(9 orang)
(23 orang )
46,88%
53,12%
(15 orang)
(17 orang)
tabel
terlihat
bahwa
ketuntasan siswa diatas 75 untuk kelas eksperimen adalah 23 orang siswa atau 71,86% dan kelas kontrol adalah 17 orang siswa atau 53,12%. Hal ini berarti ketuntasan hasil belajar pada kelas eksperimen tercapai dan lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun di kedua kelas sampel masih ada siswa yang belum tuntas hasil belajarnya kekurangan
karena di
masih
nilainya
dalam
proses
dibawah
standar
ketuntasan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan
hasil
belajar
2 berikut : Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kontrol
N
L0
Ltabel
32
0,1077
0,1566
30
0,1237
0,1566
Dari tabel diketahui bahwa harga Lhitung (L0) untuk kedua kelas sampel lebih kecil dari Ltabel atau L0 < Ltabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelas berdistribusi Normal. 2. Uji homogenitas data
ada
pembelajaran, sehingga masih ada siswa yang
data
pada taraf nyata 0,05, seperti pada tabel
< 75 Eksperimen
apakah
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Dalam hal ini akan diuji H0: dengan
dan
=
,
adalah simpangan
baku dari masing-masing kelompok. hasil tes akhir,
maka analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3. Uji hipotesis Karena kedua kelas berdistribusi normal dan homogen maka dapat
dilakukan pengujian hipotesis dengan
hasil diskusinya di depan kelas. Siswa
rumus t-test.
yang mempresentasikan hasil kerjanya
Pada tahap pendahuluan dalam
adalah siswa yang namanya dipanggil
pembelajaran guru menyampaikan cara
oleh guru. Jadi semua siswa harus siap
belajar yang akan ditempuh siswa.
untuk
Kemudian
penyelesaiannya.
guru
mengorganisasikan
tampil
mempresentasikan Kelompok
siswa untuk belajar. Pada saat pra
menanggapi.
penelitian, guru telah membagi siswa
penguatan dari jawaban siswa. Mengacu
berkelompok , jadi pada saat penelitian
pada penyelesaian jawaban siswa, guru
siswa sudah duduk dengan kelompok
dan
yang telah ditentukan. Kelompok siswa
menyimpulkan materi.
dibagi
secara
kemampuan bekerja
heterogen,
akademik
dalam
dalam
siswa.Siswa
ini, siswa menjadi lebih memahami dan
untuk
siswa
pertanyaan
mengerti tentang materi. Berdasarkan pengamatan peneliti, memang benar
Pada saat memulai pelajaran
mengajukan
bersama-sama
Pada model pembelajaran CORE
kelompok
memancing
memberikan
sesuai
menyelesaikan soal yang diberikan.
peneliti
siswa
Guru
lain
dengan
bahwa hasil belajar matematika siswa yang
pembelajarannya
menerapkan
yang
model pembelajaran CORE lebih baik
berhubungan dengan materi yang akan
dari pada hasil belajar matematika siswa
dipelajari.
yang
Pada
saat
peneliti
pembelajarannya
menerapkan
mengajukan pertanyaan tidak semua
pembelajaran biasa. Hal ini terlihat pada
siswa yang masih mengingatnya dan
saat kegiatan tanya jawab (apersepsi),
siswa yang sudah lupa akan menulisnya
ternyata siswa yang berada di kelas
kembali
dalam
eksperimen lebih banyak menjawab
akan
pertanyaan dibandingkan dengan siswa
dipelajari. Lalu peneliti memberikan
yang berada di kelas kontrol.siswa yang
permasalahan yang akan dipecahkan
dikelas kontrol memberikan jawaban
oleh
semaunya
sebagai
pemecahan
siswa.
informasi
masalah
Setelah
yang
siswa
selesai
barulah para siswa berdiskusi dengan
saja tidak
terarah pada
pertanyaan yang diberikan.
kelompok mereka. Pada saat siswa
Selain itu, terlihat juga pada saat
berdiskusi peneliti membimbing siswa
proses
pembelajaran
siswa
yang
bagi siswa yang mengalami kesulitan.
menerapkan model pembelajaran CORE
Pada saat waktu diskusi selesai peneliti
siswa sudah mulai mau bekerja sama
meminta siswa untuk mempresentasikan
dan berbagi ide dan gagasannya dalam
menyelesaikan permasalahan dan soal
2. Peneliti
hendaknya
lebih
bisa
yang diberikan. Mereka terpacu untuk
mengatur waktu pada saat proses
lebih giat, mengerti, dan paham tentang
pembelajaran berlangsung.
materi
yang
diajarkan
agar
dapat
menyelesaikan soal dengan cepat dan
Daftar Pustaka
tepat dalam kelompoknya. Berdasarkan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
hal
yang
dikemukan
menunjukkan
bahwa
di
atas,
Penelitian
Suatu
Pendekatan
pembelajaran
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
dengan model pembelajaran CORE ini
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012.
berdampak positif pada pembelajaran
Evaluasi
matematika
Yogyakarta: Multipresindo.
sehingga
hasil
belajar
matematika siswa meningkat.
Shoimin,
Pembelajaran.
Aris.
2014.
Pembelajaran
Kesimpulan Berdasarkan
pembahasan
sebelumnya
maka
dapat
dibuat
kesimpulan
bahwa
hasil
belajar
68
Model
Inovatif
dalam
Kurikulum 2013. Ar- Ruzz Media: Jakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
matematika siswa dengan menerapkan
Faktor
model
Rineka Cipta : Jakarta.
pembelajaran
CORE
dalam
pembelajaran lebih baik dari hasil belajar
matematika
siswa
yang
menggunakan pembelajaran biasa pada
Sudjana.
yang
2005.
Mempengaruhi.
Metode
Statistik.
Bandung : Tarsito. Suherman.
H.
Erman
dkk,
2003.
siswa kelas VIII SMPN 29 Padang.
Strategi
Pembelajaran
Saran
Matematika
Kontemporer.
Berdasarkan
pembahasan
dan
kesimpulan yang diambil, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Penerapan
model
pembelajaran
CORE dapat dijadikan sebagai salah
satu
alternatif
dalam
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.