Vol. 3 No. 1 (2014) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 13-17
PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG Nurul Atiqah Herman1), Irwan 2), Nilawasti ZA3) 1)
FMIPA UNP,email:
[email protected] 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP Abstract
One of the goals of mathematics teaching is that the students can understand mathematical concept well. Based on the result of observation of the eighth grade students of SMPN 26 Padang, students' mathematical concept understanding is still relatively low. Students were accustomed to memorizing concepts and formulas given by teachers without understand it first. This problem affects the student learning outcomes which show that many of them got below KKM. One of solutions of this problem is the application of the reciprocal teaching on students' mathematical concept understanding. The purpose of this research was to determine whether students' mathematical concept understanding, or applying reciprocal teaching model better than the mathematical concept understanding that applying conventional teaching students in the eighth grade students of SMPN 26 Padang. This research is a quasi experimental with randomized control group only design research design. Based on the analysis of data obtained that the mathematical concept understanding students after applying reciprocal teaching model better than the students' mathematical concept understanding after applying conventional learning in the eighth grade students of SMPN 26 Padang. Keywords
- mathematical concept understanding, reciprocal teaching PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar yang dibutuhkan siswa agar berhasil dalam dunia pendidikan. Mata pelajaran matematika wajib dipelajari disetiap jenjang pendidikan. Siswa dikatakan berhasil belajar matematika apabila mampu mancapai tujuan matematika yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan pelajaran matematika di sekolah adalah supaya siswa memahami konsep matematika [1]. Siswa dikatakan memahami konsep matematika apabila siswa mampu mencapai indikator pemahaman konsep matematika dengan baik. Indikator pemahaman konsep matematika menurut [1] adalah 1) Menyatakan ulang konsep, 2) Mengklasifikasikan objek menurut sifat–sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, 6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SMPN 26 Padang pada tanggal 11 sampai 14 September 2013, terlihat bahwa pembelajaran berpusat kepada guru. Guru mejelaskan materi pelajaran, kemudian
memberikan contoh soal kepada siswa dan menjelaskan solusinya kepada siswa. Selajutnya guru memberikan latihan kepada siswa dan meminta siswa meyelesaikannya secara idividu. Akan tetapi, banyak siswa yang menyalin pekerjaan temannya. Ini menunjukkan bahwa siswa belum paham konsep yang diberikan guru dan hanya menghafal konsep atau rumus yang diberikan oleh guru. Permasalahan ini berakibat pada rendahnya pemahaman konsep matematika siswa. Ini dapat dilihat berdasarkan nilai siswa pada Ulangan Harian I semester I. Jumlah siswa kelas VIII SMPN 26 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 yang mencapai KKM yaitu 70 masih sedikit. Kurang dari seperempat dari total keseluruhan siswa kelas VIII SMPN 26 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal pada Ulangan Harian I semester I mata pelajaran matematika. Suatu cara diperlukan untuk meyelesaikan masalah ini sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Pemilihan model pembelajaran mempengaruhi tercapai tidaknya suatu pembelajaran. Model disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Model pembelajaran yang tepat memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan tersimpan dalam memori jangka panjang siswa. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan
13
Vol. 3 No. 1 (2014) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 13-17 pemahaman konsep matematika siswa adalah model reciprocal teaching [5]. Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai melalui proses belajar mandiri [6]. Menurut [7], model reciprocal teaching memiliki 4 tahapan pembelajaran, yaitu 1) summarizing, 2) question generating, 3) clarifying, dan 4) predicting. Pada tahap summarizing, kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk membantu siswa mengakses pengetahuan awal yang telah mereka miliki, mendorong siswa untuk berpikir, dan memotivasi siswa untuk belajar. Pada tahap ini siswa diajak mencari ide pokok dalam bacaan dan menemukan kata kunci yang penting dalam bacaan, kemudian mencatatnya dalam buku catatan. Menurut [8], mencatat materi pelajaran bertujuan meningkatkan daya ingat, sehingga konsep dapat dipahami dengan baik. Tahap summarizing bertujuan untuk menentukan intisari dari materi pembelajaran. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi informasi penting dalam bacaan. Melalui kegiatan pada tahap summarizing diharapkan minat dan rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan dipelajari muncul. Tahap question generating, Siswa dikondisikan untuk berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS yang diberikan. Siswa membuat pertanyaan berhubungan dengan konsep yang kurang dipahaminya dan diajukan kepada kelompok yang tampil menjelaskan materi pada tahap clarifying. Tahap question generating digunakan untuk memonitor sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep yang sedang dipelajari [5]. Selanjutnya, tahap clarifying, bertujuan untuk melengkapi, mengklarifikasi, dan memodifikasi konsep yang baru saja dikonstruk siswa pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, siswa mempresentasikan pengetahuan mereka di depan kelas dan siswa lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Pada tahap penjelasan siswa menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. Peran guru pada tahap ini antara lain mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri. Sejalan dengan pendapat yang kemukakan [9], pemahaman konsep dapat terbentuk jika seseorang mampu menyampaikan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya baik secara lisan maupun tulisan. Tahap clarifying digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pada dasarnya tujuan tahap clarifying adalah mengecek pemahaman konsep yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah atau mungkin sebagian benar atau sebagian salah. Apabila terjadi kekeliruan dalam memahami konsep matematika, guru yang meluruskannya. Terakhir tahap predicting, Pada tahap ini siswa diharapkan memperluas pemahaman mereka mengenai konsep atau pengetahuan yang baru saja mereka konstruk [5]. Siswa diminta menerapkan konsep atau pengetahuan mereka dalam berbagai pertanyaan yang diberikan oleh siswa dari kelompok lain.
Salah satu cara yang dapat ditempuh guru untuk mengoptimalkan model reciprocal teaching khususnya pada kelas besar dengan mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Suasana belajar dalam kelompok dapat membantu siswa untuk saling memberikan umpan balik diantara anggota kelompok. Selain itu, belajar berkelompok merupakan aspek penting dalam proses mengkonstruksi pengetahuan karena dapat membuka peluang untuk terjadinya tukar pendapat, mempertahankan argumentasi, negosiasi antar siswa atau kelompok, sehingga memancing siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran [10]. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pemahaman konsep matematika siswa dengan penerapan model reciprocal teaching lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. Sejalan dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa dengan diterapkan model reciprocal teaching lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 26 Padang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model reciprocal teaching lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 26 Padang. Menilai pemahaman konsep matematika siswa menggunakan indikator pemahaman konsep matematika. Indikator-indikator pemahaman konsep matematika dapat diukur menggunakan rubrik penskoran. Indikator pemahaman konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah 1) menyatakan ulang sebuah konsep, 2) memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, 3) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, dan 4) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta 5) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemacahan masalah. Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi guru sebagai bahan pertimbangan model pembelajaran yang dapat memberi peluang kepada siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui pembelajaran matematika. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini ialah penelitian kuasi eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design. Pada rancangan penelitian ini sampel dipilih secara acak untuk ditentukan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas sampel diberikan instrumen berupa tes pemahaman konsep matematika. Kemudian hasil tes pemahaman konsep matematika dianalisis menggunakan rubrik penskoran kemampuan pemahaman konsep matematika siswa Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 26 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Setelah
14
Vol. 3 No. 1 (2014) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 13-17 dilakukan beberapa prosedur dalam penarikan sampel, maka terpilih siswa kelas VIII8 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII4 sebagai kelas kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah 1) variabel bebas, yaitu model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran matematika, yaitu model reciprocal teaching dan pembelajaran konvensional, 2) Variabel terikat, yaitu hasil tes pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data hasil tes pemahaman konsep matematika di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data sekunder yaitu data nilai hasil Ulangan Harian I matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Padang tahun pelajaran 2013/2014. Prosedur penelitian dibagi atas tiga tahap yaitu 1) tahap persiapan, pada tahap ini dilakukan mempersiapkan surat izin penelitian, menyusun jadwal penelitian, menentukan kelas sampel dan kelas kontrol, mempersiapkan RPP dan LKS menganai topik Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, memvalidasi RPP dan LKS. 2) tahap pelaksanaan, pada tahap ini terpilih kelas VIII8 dengan menerapkan model reciprocal teaching dan kelas VIII4 dengan menerapkan pembelajaran konvensional, 3) tahap penyelesaian, pada tahap ini siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol diberikan tes pemahaman konsep matematika dan hasil tes tersebut dianalisis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep matematika. Pada instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematika, soal yang digunakan berbentuk essay sebanyak 6 butir soal. Materi yang diujikan berupa materi yang diberikan selama penelitian berlangsung yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, soal tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di sekolah yang memiliki kesamaan karakteristik dan kemampuan siswa dengan sekolah penelitian. Setelah dilakukan analisis hasil uji coba tes pemahaman konsep matematika diperoleh bahwa semua item soal dapat digunakan dan reliabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan taraf nyata 0,05. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan homogenitas variansi. Normalitas sebaran data diuji menggunakan uji Anderson-Darling, sedangkan uji homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan ujiF. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Semua uji yang dilakukan dibantu software minitab. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tes pemahaman konsep matematika yang dilaksanakan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel I. TABEL I HASIL TES AKHIR PADA KELAS SAMPEL
Kelas
N
Eksperimen Kontrol
30 28
17,13 15,04
Xmax
Xmin
22 22
10 8
Berdasarkan Tabel I, terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh dilakukan pengujian hipotesis. sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari uji normalitas kelas eksperimen diperoleh P-Value = 0,315. Taraf nyata(α) yang digunakan adalah 0,05, maka P-Value > α. Hal ini menunjukkan bahwa data skor tes pemahaman konsep matematika siswa untuk kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh P-Value = 0,544. Oleh karena P-Value > α, maka data skor tes pemahaman konsep matematika siswa untuk kelas kontrol juga berdistribusi normal dengan taraf nyata 0,05. Kemudian dilakukan uji homogenitas data skor tes pemahaman konsep matamatika siswa sehingga didapat PValue = 0,686, dengan taraf nyata adalah 0,05. Oleh karena P-Value > α, maka dapat dikatakan bahwa data bersifat homogen pada α = 0,05. Terakhir dilakukan uji-t satu pihak. Terima H0 untuk keadaan nilai thitung < ttabel dan keadaan lain tolak H0. Diperoleh nilai thitung adalah 2,41 dan nilai ttabel adalah 1,67. Karena nilai thitung > ttabel, maka tolak H0 pada taraf nyata 0,05 dan menerima H1. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan model reciprocal teaching lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sebagai pendukung hasil uji hipotesis mengenai pemahaman konsep, dilakukan pula pengolahan terhadap masing-masing item soal tes pemahaman konsep tersebut. Pemahaman konsep siswa diukur sesuai dengan indikator pemahaman konsep yang telah ditetapkan sebelumnya dengan rubrik penskoran yang telah ditetapkan. Tabel II. PERSENTASE SISWA YANG MEMPEROLEH SKOR PEMAHAMAN KONSEP PADA KELAS EKSPERIMEN No Indikator Skor Soal 0 1 2 3 4 1 A 0% 10% 16,67% 40% 33,33% 2 B 3,33% 26,67% 70% 3 C 0% 3,33% 10% 6,67% 80% 4, 6 D 13,33% 3,33% 8,33% 16,67% 58,33% 5 E 0% 3,33% 43,33% 23,33% 30%
Dari Tabel II, interpretasi pemahaman konsep yang dimiliki siswa kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Pemahaman konsep yang dimiliki siswa kelas eksperimen pada skor 4 berada antara 30%-80%. Pada skor 3 berada antara 6,67%-40%. Pada skor 2 berada antara 8,33%-70%. Pada skor 1 berada antara 3,33% -26,67%. Pada skor 0 berada antara 0%-13,33%. Tabel III. PERSENTASE SISWA YANG MEMPEROLEH SKOR PEMAHAMAN KONSEP PADA KELAS KONTROL No Indikato Skor Soal r 0 1 2 3 4 1 A 0% 0% 39,29% 39,29% 21,43% 2 B 3,57% 42,86% 57,14% 3 C 3,57% 7,14% 17,86% 17,86% 53,57% 4, 6 D 12,5% 0% 12,5% 30,36% 44,65% 5 E 10,71% 32,14% 46,43% 3,57% 7,14%
15
Vol. 3 No. 1 (2014) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 13-17 Dari Tabel III, interpretasi pemahaman konsep yang dimiliki siswa kelas kontrol adalah sebagai berikut: Pemahaman konsep yang dimiliki siswa kelas kontrol pada skor 4 berada antara 7,14%-53,57%. Pada skor 3 berada antara 3,57%-39,29%. Pada skor 2 berada antara 12,5%-57,14%. Pada skor 1 berada antara 0%-42,86%. Pada skor 0 berada antara 0%-12,5%. Keterangan : A = Menyatakan ulang sebuah konsep B = Memberikan contoh dan bukan contoh C = Menyajikan berbagai bentuk representasi matematis D = Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu E = Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Dari hasil uji hipotesis terlihat bahwa hasil tes pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini terjadi karena melalui model reciprocal teaching yang diterapkan pada kelas eksperimen, siswa diarahkan untuk terlebih dahulu merangkum buku bacaan, sehingga siswa mulai memahami konsep dari suatu materi pelajaran. Siswa dibiasakan untuk memahami materi yang akan dijelaskan guru dan mengaplikasikannya dalam soal pemecahan masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah memahami konsep matematika. Siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman terhadap konsep matematika, apabila siswa mampu menunjukkan indikator pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran matematika. Pemahaman konsep matematika siswa dilihat dengan mengolah data hasil tes pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada tes pemahaman konsep matematika dapat diketahui bahwa pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol. ini sesuai dengan pendapat [5], bahwa model reciprocal teaching menekankan pada pemahaman mandiri siswa dalam pembelajaran, sehingga konsep tersebut benar-benar dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, [10], mengungkapkan bahwa model reciprocal teaching melatih siswa memahami suatu materi pelajaran. Namun, setelah diterapkan model reciprocal teaching pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen belum maksimal. ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah masih ada beberapa orang siswa yang tidak fokus dalam berdiskusi mengerjakan LKS, karena siswa takut diminta tampil didepan siswa lain. Siswa tersebut merasa tidak percaya diri ketika presentasi didepan kelas. Salah satu kelemahan model ini menurut [6], model reciprocal teaching menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang tidak percaya diri untuk tampil di depan kelas merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Selain faktor diatas, faktor lain yang menyebabkan belum maksimalnya pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen adalah proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan model reciprocal teaching kurang efektif karena memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini merupakan salah satu kendala menggunakan model reciprocal teaching menurut [10]. Belum efektifnya pengalokasian waktu menyebabkan belum maksimalnya pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen. Namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Padang. Pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat dari hasil jawaban beberapa siswa kelas sampel pada tes pemahaman konsep matematika, dapat dilihat dari hasil jawaban beberapa orang siswa berdasarkan indikator pemahaman konsep sebagai berikut: 1. Menyatakan ulang sebuah konsep Indikator ini terdapat pada soal nomor 1. Berdasarkan jawaban siswa terlihat bahwa siswa telah mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada indikator ini, secara umum siswa pada kelas eksperimen maupun siswa pada kelas kontrol mampu menjawab soal dengan baik dan benar. 2. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep dan Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis Pada kelas kontrol, masih ada beberapa siswa yang memberikan jawaban kurang memuaskan. Meskipun begitu, Secara umum, siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah mampu memahami konsep matematika untuk indikator memberi contoh dan non contoh dari konsep dan indikator Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 3. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu Indikator ini terdapat pada soal nomor 4 dan 6. Hasil jawaban dua siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 4 dapat dilihat pada Gambar 1 dan soal nomor 6 pada Gambar 2.
Gambar 1. Contoh jawaban siswa soal nomor 4
Gambar 2. Contoh jawaban siswa soal nomor 6
16
Vol. 3 No. 1 (2014) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 13-17 Dari Gambar 1 dan 2 dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep matematika siswa dengan indikator Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu pada kelas eksperimen masih kurang memuaskan. Siswa menggunakan prosedur yang benar, tetapi siswa kurang teliti dalam operasi aljabarnya. Siswa telah dilatih mengerjakan LKS dengan berdiskusi dalam kelompok, namun masih ada juga siswa yang ceroboh dalam menyelesaikannya. 4. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah Indikator ini terdapat pada soal nomor 5. Hasil jawaban salah seorang siswa kelas eksperimen pada soal nomor 5 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Contoh jawaban siswa soal nomor 5
Dari Gambar 3, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa kelas eksperimen masih tergolong rendah. Langkah pengerjaan jawaban siswa tidak sama dengan perintah soal. Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen dalam mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah masih perlu ditingkatkan, meskipun ada bebarapa orang siswa yang telah menjawab dengan benar. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan siswa kelas eksperimen adalah tidak fokus dan kurangnya kerja sama siswa dalam kelompok saat mengerjakan LKS. Hanya beberapa orang saja di dalam kelompok yang mengerjakan LKS, sedangkan siswa lainnya hanya diam. Dari uraian pembahasan, tidak semua indikator pemahaman konsep matematika yang digunakan memiliki hasil yang maksimal. Akan tetapi secara keseluruhan, pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Padang dengan menerapakan model reciprocal teaching lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini tercapai karena siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran, adanya latihan dan evaluasi yang dilakukan sehingga siswa pada kelas eksperimen dapat memahami konsep matematika dengan baik. Dalam penelitian ini masih terdapat kendala yang dihadapi. Mulai dari saat pembagian kelompok. Ada beberapa orang siswa yang tidak setuju dengan kelompok
yang telah disusun, sehingga terjadi beberapa kali pergantian kelompok. Selain itu, ketika dilaksanakan diskusi kelompok, waktu yang digunakan tidak sesuai dengan yang telah diperkiraaan. Ini mengakibatkan waktu untuk presentasi di depan kelas dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh perintah LKS, siswa dapat bertanya kepada guru, bukan bertanya kepada kelompok lain. KESIMPULAN Hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika yang menerapkan model reciprocal teaching lebih baik dibandingkan pemahaman konsep matematika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 26 Padang. Hal ini terjadi karena dengan model reciprocal teaching, siswa dilibatkan secara langsung untuk menyelidiki konsep yang dipelajari. Ini tidak dilakukan oleh siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, disarankan kepada guru menerapkan model reciprocal teaching sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian menggunakan model reciprocal teaching supaya memperhatikan kendala yang penelitian ini alami disaat penelitian berlangsung. DAFTAR RUJUKAN [1] [2]
[3] [4] [5]
[6]
[7] [8] [9]
[10]
Sri Wardani.2010. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyajkarta: Depdiknas Niki Paramita. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Untuk Melihat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Vii Smpn 2 Padang Panjang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Padang : UNP. Erman Suherman dkk.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: JICA Herman Hudojo. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Munifah Sri Fajarwati. 2010. Penerapan Model Reciprocal Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Ix Akutansi Rsbi Smkn 1 Depok. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta : UNY. Luluk Afifah. 2012. Efektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dengan Melakukan Fieldtrip Terhadap Hasil Belajar Matematika. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang : IAIN Walisongo. Palincsar, Annemarie Sullivan.1984. Reciprocal Teaching of Comprehension Fostering and Comprehension Monitoring Activities. Cognition and Instruction. Vol 1 No. 2 pp.117-175. Muhammad Syah. 1994. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Misi Mayona,. 2012. Penggunaan Mind Web Unutk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Xi Ipa Sman 9 Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang : UNP. Risky Gani Arifiyandy. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Teorema Phytagoras Sisa Kelas Viiisemester 1 Smpn 2 Porong. Malang : IKIP Budi Utomo.
17