e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V I Dw. A. Ratna Prabarini1, I Dw. Kade Tastra2, I Nym. Murda3 1,3
Jurusan PGSD, 2Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah: rendahnya aktivitas belajar siswa dan rendahnya hasil belajar siswa. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan aktivitas belajar melalui model pembelajaran berbasis portofolio, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran berbasis portofolio. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2014/2015 Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang Bangli yang berjumlah 19 orang. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Setiap pertemuannya dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi untuk aktivitas belajar dan metode tes untuk hasil belajar. Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan presentase aktivitas dan hasil belajar PKn siswa. Peningkatan aktivitas tersebut ditunjukkan dengan perolehan presentase aktivitas belajar pada siklus I 72,92% dan meningkat pada siklus II sebesar 14,29% hingga mencapai 87,21% dengan kategori aktif. Hasil belajar pada pada siklus I 70,75% dan meningkat pada siklus II sebesar 13,95% hingga mencapai 84,7% dengan kategori tinggi dan ketuntasan klasikal mencapai 84,21% pada kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang Bangli. Kata Kunci : model pembelajaran berbasis portofolio, aktivitas Belajar, hasil Belajar Abstract The problem in this study were lack of student learning activities and lack of student learning outcomes. Therefore, this research aims to (1) determine an increase in student learning activities through portfolio based learning, (2) to increase student learning outcomes through portfolio based learning. This research was Classroom Action Research (CAR) with fifth grade students study subjects elementary school 1 Bebalang Bangli school year 2014/2015 amounted to 19 people. Actions performed in 2 cycles consist of 4 meeting. Each encounter a cycle from planning, actions, observation/evaluation and reflection. The use of methods to data collection was observation method for student activities and test method for student outcomes.The data has been collected quantitatively analyzed descriptively. The research results showed an increase in the percentage of civic learning activity and learning outcomes of student. The increase in the percentage indicated by the acquisition of learning activities in the first cycle to 72.92% increased by 14.29% in the second cycle of 87.21% with active category. The increase in the percentage indicated by the acquisition of learning outcomes in the first cycle to 70.75% increased by 13.95% in the second cycle of 84.7% with high category and classical completeness to 84.21% with high category. Based on the results above, it could be concluded implementation of portfolio based learning can increased activity and learning outcomes in elementary school 1 Bebalang Bangli. Keywords: portfolio based learning, learning activities, learning outcomes.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia pendidikan. Syaifudin (2007:6) menyatakan bahwa, “pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan insan manusia yang cerdas dan kreatif. Oleh karena itu, pembaharuan dalam dunia pendidikan perlu dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu”. Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif, peserta didik (siswa) memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Untuk mewujudkan proses dan produk tersebut, kemampuan mendayagunakan metode atau cara mengajar sangat diperlukan untuk lebih menjamin swadaya dan swakarsa siswa yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan kemajuan teknologi (Fajar, 2004). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, paradigma pembelajaran dipersekolahan banyak mengalami perubahan terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari yang bersifat behavioristik menjadi kontruktisme, dari yang teacher centered menjadi student centered. Konsekuensinya siswa dalam proses pembelajaran bersungguh-sungguh memandang pembelajaran bermakna dan bukan sekedar hafalan atau tiruan.
Hal ini akan membuat anak menguasai materi yang dipelajarinya. Guru tidak semata-mata hanya memberikan pembelajaran yang sifatnya teksbooks kepada siswa, tetapi mampu membangun pengetahuan dalam alam pikirannya. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara pembelajaran yang membuat informasi menjadi sangat relevan dengan kebutuhan siswa, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dengan mengajak siswa agar menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Hal ini sesuai dengan realita pendidikan yang menekankan agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran pada semua mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran kewarganegaraan. “Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa di sekolah dasar karena memiliki peranan yang penting dalam pembentukan sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, sehingga diharapkan setiap siswa mampu menjadi pribadi yang baik” (Kansil, 1996:13). Bidang studi kewarganegaraan (PKn) diharapkan akan mampu membentuk siswa yang memilki mental kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Untuk itu, materi yang terdapat di dalam pendidikan kewaragnegaraan harus dapat dikemas dengan baik oleh guru yang nantinya akan dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun pada kenyataannya proses pembelajaran di kelas masih berpusat kepada guru. Hal ini diketahui dari hasil Observasi awal dan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2015 di Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang Bangli. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 1) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah atau tergolong kurang aktif. Siswa yang aktif
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dalam proses pembelajaran hanyalah siswa yang pintar, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan kurang hanya menjadi pendengar dan penonton pasif, 2) dalam pembelajaran di kelas siswa belum terbiasa untuk mengajukan pertanyaan sendiri terkait materi yang diajarkan saat itu. Kegiatan dilanjutkan dengan mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran PKn di kelas V. Adapun permasalahan-permasalahan yang ditemui yaitu, 1) secara umum, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran masih didominasi oleh guru dalam proses pembelajaran, 2) siswa sulit memahamai pembelajaran yang diikutinya terlihat ketika siswa mengerjakan soal yang diberikan masih terlihat kesusahan, 3) kecendrungan siswa hanya menerima materi yang diberikan menyebabkan siswa menjadi pasif. Permasalahan tersebut memberikan akibat terhadap rendahnya hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran PKn. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil ulangan harian semester ganjil siswa kelas V pada mata pelajaran PKn yang masih tergolong rendah karena sebagian besar siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75,0. Mengingat masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran PKn di atas, maka solusi yang diambil yakni dengan menerapkan model pembelajaran berbasis potofolio. Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio akan mampu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran seperti yang telah di sebutkan di atas, karena: 1) model pembelajaran berbasis portofolio dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif pada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. 2) Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerjasama dalam kelompok belajarnya, dan 3) Pembelajaran berbasis portofolio pada perinsipnya menggambarkan bahwa siswa diajak untuk membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Murdiono (2012:67) menyatakan bahwa “pengalaman belajar yang didapatkan siswa dari lingkungannya sangat beragam yang dapat membantu siswa untuk mendaptkan pengetahuan dan konsep-konsep baru sebagai hasil interaksinya”. Model pembelajaran berbasis portofolio yang merupakan inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu pserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar peraktikempirik sehingga akan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa (Taniredja,dkk, 2011). Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran praktek belajar pendidikan kewarganegaraan berbasis portofolio juga dapat dilihat dari tahaptahap atau langkah-langkah kegiatan dimana hampir semua langkah kegiatan melibatkan seluruh aktivitas kegiatan siswa. Ketika siswa mengidentifikasi permasalahan disitu siswa mulai aktif memikirkan masalahmasalah apa yang sepantasnya diangkat dan dianalisis serta dicarikan solusi pemecahannya. Begitu juga ketika kegiatan perumusan permasalahan kelas, melalui kegiatan terbimbing guru siswa secara terbuka dan aktif menentukan masalah yang akan dijadikan kajian kelas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran berbasis portofolio menurut Komalasari (2013:70) yaitu “(1) mengidentifikasi masalah yang diawali dengan diskusi kelas tentang permasalahan yang akan dikaji. (2) memilih masalah untuk kajian kelas yaitu menentukan salah satu permasalahan yang akan dikaji. (3) mengumpulkan informasi yaitu mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. (4)
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
mengembangkan portofolio kelas yaitu mengembangkan bahan kajian yang akan di presentasikan pada tahap selanjutnya. (5) penyajian portofolio yaitu menyajikan hasil diskusi dalam bentuk presentasi kelas”. Model pmbelajaran berbasis portofolio dalam penerapannya menurut Taniredja,dkk (2011:8-9) yaitu, “1) mampu mendorong keaktifan siwa baik secara mandiri maupun kelompok kecil, 2) mendorong eksplorasi materi yang relevan dengan pokok bahasan sehingga dapat diperoleh sejumlah dokumen bahan materi sebagai upaya perluasan pengetahuan siswa dan guru, 3) siswa akan memahami makna tanggung jawab, 4) dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru, 5) siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah”. Dengan pembelajaran berbasis portofolio, diharapkan siswa dalam membelajarkan dirinya akan lebih memberikan masalah bagi peningkatan hasil dan aktivitas belajarnya, sehingga keberhasilan akan mudah dicapai. Ada banyak jenis aktivitas belajar yang sering ditemui dan dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu: (1) mendengarkan, kegiatan ini dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran. (2) memandang, kegiatan yang berkaitan erat dengan mata untuk melihat dan sangat penting bagi kegiatan pembelajaran. (3) menulis merupakan implementasi dari ide-ide atau gaagsan yang diungkapkan melalui tulisan. (4) membaca, kegiatan yang merupakan modal utama bagi siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. (5) mengingat, merupakan kegiatan untuk menyusun pola pikir yang didasari atas kesadaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. (6) berfikir, kegiatan siswa untuk menemukan sesuatu yang baru dan dapat dikembangkan pada saat pembelajaran. (7) latihan atau praktek
merupakan kegiatan untuk memperkuat ingatan dalam pembelajaran. Asas aktivitas digunakan untuk semua jenis metode pembelajaran, baik pembelajaran dalam kelas atau pembelajaran luar kelas. Hanya saja penggunaanya dilaksanakan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan kebutuhan aktivitas yang akan digunakan dalam pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku dalam diri manusia sebagai hasil pengalaman yang bersifat tahan lama dan bukan hasil dari suatu proses pertumbuhan. Pada umumnya dapat menimbulkan rasa puas bagi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran dengan pendekatan praktek belajar pendidikan kewarganegaraan berbasis portofolio secara jelas dapat menerapkan prinsip belajar yang berbasis kerja sama yaitu kerja sama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih salah satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua perkejaan disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa mengerjakan apa, merupakan satu bentuk kerjasama itu. Mengingat permasalahan yang terungkap penting untuk dipecahkan, maka dilaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio siswa kelas V Semester II tahun pelajaran 2014/2015 Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang Bangli. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
1 Bebalang Bangli. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang dimunculkan di kelas untuk memperbaiki praktik pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Agung (2010:24) menyatakan bahwa “PTK merupakan suatu penelitian yang bersifat aplikasi, terbatas, segera dan hasilnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran yang sedang berjalan”. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V semester II Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang, dengan jumlah 19 orang siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus. Setiap siklus dalam rancangan ini terdiri atas empat tahapan kegiatan menurut Stphen Kemmis dan Robin Mc Taggart (dalam Agung, 2012). yaitu, (1) perencanaan,(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/evaluasi serta (4) refleksi. Pada tahap perencanaan Kegiatan yang adalah (1) berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian, (2) menyamakan persepsi kepada guru terkait dengan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran berbasis portofolio, (3) menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran berbasis portofoilo yang akan dilaksanakan, (4) menyiapkan instrumen penilaian aktivitas belajar dengan lembar observasi. (5) menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang materi yang diajarkan. Pada tahap Pelaksanaan tindakan, dilakukan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio yang meliputi tahapan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Secara umum langkah pembelajarannya yaitu, (1) guru
menyampaikan materi yang akan diasajikan, (2) guru bersama siswa mendiskusikan tujuan pembelajaran terkait permasalahan yang di bahas, (3) guru meminta siswa untuk mengkaji permasalahan yang akan di bahas terkait dengan materi yang diberikan, (4) perwakilan siswa menuliskan di papan tulis mengenai topik permasalahan yang telah dikaji, (5) guru membentuk 3-4 kelompok portofolio kelas untuk mencari sumber informasi sesuai permasalahan yang akan di bahas, (6) masing-masing kelompok membuat portofolio kelas sesuai dengan tugasnya masingmasing, (7) siswa mengkaji topik permasalahan sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan dibimbing oleh guru, (8) siswa menyajikan portofolio di depan kelas dengan melakukan presentasi, (9) siswa dari masingmasing kelompok melakukan tanya jawab terkait materi yang disajikan, (10) guru bersama siswa mengadakan refleksi pembelajaran, (11) guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, (12) guru mengadakan evaluasi, (13) Penutup. Pada tahap observasi/ evaluasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengukur aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pertemuan tersebut. Disamping itu, evaluasi juga dilaksanakan pada akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa secara keseluruhan. Pada tahap refelksi Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada dan kendala yang masih dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Dasar yang digunakan adalah hasil analisis observasi proses pembelajaran dan evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode tes. “Metode observasi adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu” (Agung, 2005:54). Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn. Isntrumen yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa berupa lembar observasi yang di dalamnya terdapat beberapa indikator dan deskriptor aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Menurut Agung (2005:59) menyatakan bahwa “metode tes adalah cara memperoleh data berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh
seseorang atau kelompok yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (interval)”. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar Pkn siswa kelas V berupa butirbutir tes yang sesuai dengan pokok bahasan yang diberikan dengan instrumen hasil belajar berbentuk objektif atau pilihan ganda. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. “Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan menyusun data secara sistematis dalam bentuk angkaangka atau presentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 1998:33). Adapun tingkat aktivitas dan hasil belajar dikonversikan ke dalam tabel PAP yang disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Tabel PAP Tentang Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar No 1. 2. 3. 4. 5.
Rentangan Skor 90% –100% 80% – 89% 65% – 79% 55% – 64% 0% – 54%
Kategori Aktivitas Belajar Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Kriteria yang ditetapkan dalam pebelitian ini adalah peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas V minimal kategori aktif 80%-89% dan hasil belajar siswa minimal kategori tinggi dan ketuntasan klasikal yang diharapkan kategori tinggi yaitu 80%89% siswa mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. HASIL DAN PEMBAHASAN Data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dikumpulkan dengan lembar observasi dan tes objektif. Dari hasil observasi/evaluasi pada siklus I tentang aktivitas belajar diperoleh skor siswa sebesar 194 dan presentase rata-rata yaitu 72,92% dengan kategori
Kategori Hasil Belajar Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
cukup aktif dan data mengenai hasil belajar siswa diperoleh jumlah skor siswa sebesar 269 dengan presentase rata-rata yaitu 70,75% serta ketuntasan klasikal belajar siswa sebesar 68,42%. Bertolak dari hasil refleksi terhadap Aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan yaitu belum berada pada kategori aktif untuk aktivitas belajar, hasil belajar siswa belum memnuhi kriteria tinggi dan ketuntasan belajar belum mencapai ≥ 80%. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan siklus II untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Ketidak berhasilan pada siklus I disebabkan oleh adanya beberapa kendala pada proses pembelajaran.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Adapun kendala-kendala yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar PKn siswa antara lain yaitu, 1) siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio, 2) saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang bekerjasama dalam kelompok. Hanya siswa yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi mengerjakan tugas yang diberikan, sedangkan siswa yang lainnya tidak ikut membantu dalam mengerjakan tugas, 3) siswa masih terlihat malu untuk bertanya, mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, 4) siswa kurang memperhatikan keterbatasan waktu yang diberikan karena hanya mengandalakan teman yang pintar untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Beberapa hal yang diupayakan untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada siklus I yang nantinya akan diterapkan pada siklus II adalah: 1) lebih menegaskan dan memperjelas langkah-langkah pembelajaran agar siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran berbasis portofolio, 2) mengarahkan siswa untuk membagi-bagi tugas yang diberikan dengan teman kelompoknya, sehingga semua anggota dalam kelompok bekerja dan bertanggung jawab terhadap tugasnya dan tidak ada yang diam, 3) melakukan bimbingan yang lebih intensif yaitu dengan mendatangi
siswa bersangkutan ke temapat duduknya pada saat berdiskusi dan memberikan arahan atau motivasi kepada siswa sehingga berkeinginan dan mampu mengemukakan pendapatnya ataupun bertanya tentang hal yang belum dimengerti, 4) mengingatkan siswa tentang keterbatasan waktu pengerjaan tugas yang disediadakan atau yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan di atas, pelaksanaan tindakan pada siklus II ini lebih maksimal daripada pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Berdasarkan data yang terkumpul melalui evaluasi, dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari kategori cukup aktif menjadi aktif, serta hasil belajar siswa dari kategori sedang menjadi tinggi. Hasil refleksi pada siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari peningkatan aktivitas belajar siswa dari 72,92% pada siklus I menjadi 87,21% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 14,29%. Peningkatan hasil belajar siswa dari 70,75% pada siklus I menjadi 84,7% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 13,95% dan ketuntasan klasikal siswa dari 68,42% pada siklus I menjadi 84,21% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 15,79%. Hal ini menunjukkan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio sudah berjalan dnegan baik. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel 2.
. Tabel 2. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II No 1 2 3
Objek yang Diukur Aktivitas belajar Hasil Belajar PKn Ketuntasan Klasikal
Siklus I 72,92% 70,75% 68,42%
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penelitian ini dihentikan pada siklus II karena hasil penelitian sudah mampu
Siklus II 87,21% 84,7% 84,21%
Peningkatan 14,29% 13,95% 15,79%
mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Dari hasil temuan dalam pembelajaran, hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi kriteria yang sudah
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
ditetapkan sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus I, data aktivitas belajar baru mencapai 72,92% bila dikonversikan ke dalam tabel kriteria persentase berada pada interval 65%-79% pada kategori “cukup aktif”. Sedangkan data hasil belajar siklus I baru mencapai 70,75% bila dikonversikan ke dalam tabel kriteria persentase berada pada interval 65%-79% pada kategori “sedang”. Ketuntasan klasikal yang diperoleh juga belum memenuhi kriteria yang diharapkan yakni pada interval 80%-89% siswa memperoleh nilai sesuai dengan KKM yaitu 75,00 dan pada siklus I ketuntasan klasikal baru mencapai 68,42% dimana baru 13 siswa yang tuntas dan memenuhi nilai sesuai dengan KKM. Hal ini disebabkan masih adanya beberapa kendala yakni, 1) Siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio, 2) saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang bekerjasama dalam kelompok, 3) siswa masih terlihat malu untuk bertanya, mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, 4) siswa kurang memperhatikan keterbatasan waktu yang diberikan. Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I menyebabkan belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka diadakan penyempurnaan pada siklus II yaitu, 1) lebih menegaskan dan memperjelas langkah-langkah pembelajaran agar siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis portofolio, 2) mengarahkan siswa untuk membagi-bagi tugas yang diberikan dengan teman kelompoknya, 3) melakukan bimbingan yang lebih intensif yaitu dengan mendatangi siswa bersangkutan ke temapat duduknya pada saat berdiskusi dan memberikan arahan atau motivasi kepada siswa sehingga berkeinginan dan mampu mengemukakan pendapatnya ataupun bertanya tentang hal yang belum dimengerti, 4) mengingatkan siswa tentang keterbatasan waktu pengerjaan tugas yang disediadakan atau yang telah ditetapkan. Sesuai dengan kendala yang dihadapai dan upaya yang diberikan,
secara teoritis sesuai dengan keunggulan model pembelajaran berbasis portofolio adalah “(1) Mampu mendorong keaktifan siwa baik secara mandiri maupun kelompok kecil, (2) mendorong eksplorasi materi yang relevan dengan pokok bahasan sehingga dapat diperoleh sejumlah dokumen bahan materi sebagai upaya perluasan pengetahuan siswa dan guru, (3) siswa akan memahami makna tanggung jawab, (4) dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru, (5) siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah” (Taniredja,dkk, 2011:8-9). Setelah proses pembelajaran berlangsung sampai siklus II, aktivitas dan hasil belajar PKn sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Aktivitas dan hasil belajar siswa pada kategori tinggi. Presentase rata-rata aktivitas belajar yaitu sebesar 87,21%, hasil belajar sebesar 84,7% dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 84,21%. Hasil yang diperoleh dalam peneitian ini didukung oleh penelitian sejenis dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio yang dilakukan Oktariani pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Portofolio Terhadap Hasil Belajar IPS siswa Kelas IV SD Gugus VI Denpasar Utara”. Adapun hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal tersebut dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio adalah 64,57 lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 54,17. Selain itu penelitian serupa juga pernah dilaksanakan oleh Sumarna tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Gugus II Batuan”. Adapun hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Hal tersebut dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif Berbasis
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
portofolio adalah 70,08 lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 59,10. Penelitian ini diterapkan pada mata PKn, dimana jika pelaksanaan prosedur pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan benar, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, (1) penerapan dengan model pembelajaran berbasis portofolio pada mata pelajaran PKn siswa kelas V Semester II di Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang Bangli dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata presentase pada siklus I sebesar 72,92%, berada pada kategori cukup aktif. Kemudian 87,21% pada siklus II berada pada kategori aktif. Ini berarti bahwa terdapat peningkatan aktvitas belajar sebesar 14,29%. (2) Penerapan dengan model berbasis portofolio pada mata pelajaran PKn siswa kelas V Semester II di Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang Bangli dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata presentase pada siklus I sebesar 70,75% berada pada kategori sedang. Kemudian 84,7% pada siklus II berada pada kategori tinggi. Ini berarti bahwa terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 13,95%. Selain itu, ketuntasan klasikal siswa juga mengalami peningkatan dari 68,42% pada siklus I menjadi 84,21% pada siklus II. Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu: (1) bagi siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang agar saat mengikuti proses pembelajaran dapat menyiapkan diri dengan baik sehingga lebih cepat memahami penjelasan dari guru. Jika hal ini dapat terlaksana, maka besar kemungkinan kemampuan aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat. (2) bagi guru Sekolah Dasar Negeri 1 Bebalang agar menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio secara berkelanjutan karena memiliki keunggulan dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Melalui langkah-langkah pembelajaran yang tepat, diharapkan tercipta suasana yang menyenangkan dan tanpa ada persaan tegang pada saat pembelajaran berlangsung. (3) bagi sekolah, hasil penelitian ini sebagai masukan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran PKn. (4) bagi peneliti lain agar mampu melaksankan peneliti lebih lanjut dengan pokok bahasan lain sehingga diperoleh hasil yang lebih relevan tentang keefektifan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio. DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A Gede. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP Singaraja. -------.2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP Singaraja. -------.2010. Metodelogi Pendidikan. UNDIKASHA.
Penelitian Singaraja:
Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Kelas Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni. Fajar,
Arnie, 2004. Portofolio dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kansil. 1996. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga. Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Konstektual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama. Murdiono,
Mukhamad. 2012. Strategi Pembelajaran Kewarganegaraan Berbasis Fortopolio. Yogyakarta: Ombak.
Oktariani, W. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Portofolio Terhadap Hasil Belajar IPS siswa Kelas IV SD Gugus VI Denpasar Utara
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Undiksha. Sumarna,
A. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Gugus II Batuan Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Undiksha.
Syaifudin, Makmun. 2007. Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT Reaja Rosdakarya. Taniredja,dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.