Skripsi
PEN GARUH PENGGUNAAN METODE KULIAH LAP ANGAN (FJELD TRIP) TERHADAP HASIL BELAJAR TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKA TREND AH (Eksperimen di jurusan Biologi Fakultas Jlmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta)
OLEH
ONAH Oit•1ti« . 1010161208!12' ' 11:tr1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KULIAH LAPANGAN (FIELD TRIP) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan untuk Memennhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Srujana Pendidikan
Oleh: ONAH NIM: 101016120892
Di Bawah Bimbingm1
Pembimbing II,
Pembimbing I,
'.I
Dasumiati, M.Si NIP. 150 293 233
Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH _JAVA DTA
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul:"Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Eksperimen di Jurusan Biologi Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayalullah Jakarta)" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 18 Desember 2008 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPA (Biologi) Jakarta, Desember 2008 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Q(c 09
o or
Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
.....................
Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Prodi) Baiq Hana Susanti. M.Sc NIP. 150 299 475 Penguji I Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 150 368 741 Penguji II
8(. . °./. ""'
Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd NIP. 150 299 933 Mengetahui: Dekan,
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN PENULIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
:ONAH
Tempat/Tanggal Labir: Bogor, 14, Juli 1983 NIM
: 101016120892
Jurusan/Priodi
: Pendidikan IPAl Biologi
Judul Skripsi
: Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
Dosen Pembimbing
: 1. Ir. H. Mahmud, M.Siregar, M.Si 2. Dasumiati, M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang di anjurkan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata (S 1) di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang di gunalrnn dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islan1 Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli sayaJ merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarata.
Jakarta, 06 Januari 2009
Influence of Usage Method of Field Trip to Achievement in Studying Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendall (Experiment in Faculty Scieus ot Tarbiyah and Teachership and Faculty Sciens and Technology ofUIN SyarifHidayatullah Jakarta) By:ONAH UIN SYARIF I-IIDA YA TULLAR JAKARTA Abstaraction The aim of this research is to know the influence of using field trip methode in taksonomi turnbuhan tingkat rendah learning result in Faculty Sciens ot Tarbiyah and Teachership and Faculty Sciens and Technology of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The data where collected it use instrument double helix tes couned 35 problems by 4 answer alternative by previous trial beforehand, was so that obtained 20 valid problem and reliability used to measure result lean1 student taksonorni turnbuhan tingkat rendah. Calculation research result by using level 0,05, showing that student with method of field trip higher of result learn him, But with statistic where use uji-t teknic, price ofthitung < t1abeI is 0,39 < 2,021, it's proved that method of field trip not give positive impact to Biology achievement oftaksonomi tun1buhan tingkat rendah. Keyword
: field trip method, Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah.
Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Eksperimen di Jurusan Biologi Faknltas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Falmltas Sains Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta) Oleh:ONAH UIN SYARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA Abstarak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument yang berjumlah 35 soal dengan empat altematif jawaban yang sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu, sehingga diperoleh 20 soal yang valid dan reliable yang digunakan untuk menguk:ur hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa. Perhitungan hasil penelitian menggunakan taraf signifikan 0,05, memperlihatkan secara signifikan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode kuliah lapangan lebih tinggi hasil belajamya. Akan tetapi secara statistik dengan menggunakan teknik uji-t harga thitung < t1abct yaitu 0,39 < 2,021 yang berarti tidak ada pengaruh positif penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa. Kata Knnci: Metode kuliah lapangan (field trip), Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Rendah.
KATA PENGANTAR
Bismillah hirrahmanirrohim,
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh umatnya hingga akhir jaman. Skripsi yang berjudul "Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah" disusun untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Saijana Strata Satu (SI) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syai·ifHidayatullah Jakarta. Selanjutnya, penulis menyadaii. bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapai1 terima kasih kepada: I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A, selaku Dekan Fakultas Fakultas Ilmu Tai·biyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ir. H. Mahmud Siregar, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA sekaligus Dosen Pembimbing I dan Ibu Dasumiati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkai1 waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalain menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku sekretaris Jurnsan Pendidikan IPA, beserta para staf Jurnsan Pendidikan IP A. 4. Bapak Drs. Sujiyo Miranto selaku dosen penasehat akademik. 5. Para dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuaimya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
6. Ibu DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud, selaku ketua Program Study Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, serta para dosen yang telah memberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 7. Sembah sujud dan bakti Ananda kepada Ayahanda dan lblmda tercinta, yang dengan penuh keikhlasan memberikan do'a, motivasi, dan memberikan bantuan baik moril maupun materil yang tak terhingga demi terselesaikannya skripsi ini. 8. Suami tercinta M. Zuhdi, S. Pd, dan Ananda Salsabila yang dengan penuh perhatiannya telah memberikan waktu, kehangatan cinta dan kasih sayang yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Teman-teman di Jurusan Pendidikan IPA angkatan '01, sahabat-sahabat setiaku (Naeli, Neneng, Ela, Feni, Aufa, Ani, Puroh) yang selalu bersedia memberikan masukan dan motivasi dalam keadaan susah maupun senang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya asa dan do'a yang penulis panjatkan, semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dai Allah SWT. Akhimya, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Amiin Ya Robbal 'Alamiin.
Jakarta, Desember 2008
Penulis
DAFTARISI Hal am an ABSTAAJ( .....................................................•.•...•..•....... I(!\.TA PENG.ANTAR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
iii
DAFT AR ISi . . . . . . . . •. . . . . . . . . . . •. . . . . . . . . ••. . . . . . . . . . . . . . ••. . . . . . . •. ..•.•.•.•.•.•
v
DAFT1\.R T 1\.JlEL ...... ....... ... . .... ... ... .... ..... ... ... . ..•.. .•...........•..
viii
DAFTAR LAMPIAAN . . . .. ... . ...... ........ .....•.. ...•..••.•.•••... ... ....
x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
B. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .......
6
C. Pembatasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
6
D. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
7
E. Manfaat Penelitian .. . . . . .. . . . .. .. . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . ..
7
F. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7
BAB II. TINJAUAN PUS'J'Al(!\., l(ERANGKA PIKIR, D.AN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
9
1. Pembelajaran Sains . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .
9
a. Landasan filosofis . . . . . . . . . .. .. ..........................................
9
b. Hakikat pembelajaran sains . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....
9
c. Landasan pembelajaran sains . . . ... . .. .. . . . .. . . .. . . . . .. . ....
12
d. Tujuan pembelajaran sains . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
13
2. Strategi Pembelajaran Sains . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...........
13
3. Metode Kuliah Lapangan (Field Trip).............................
14
a. Metode ...... ... ... ... ... ...... ............... ...... ..............
14
b. Syarat - syarat metode mengajar . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . ....
16
c. Metode kuliah lapangan . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .........
16
d. Keunggulan metode kuliah lapangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
20
e. Kekurangan metode kuliah lapangan . . . . . . . . . . . . . . . .........
20
f.
Tujuan penggunaan metode kuliah lapangan ... ... .......
g. Langkah - langkah penggunaan metode kuliah lapangan
21 21
4. Hasil Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
22
a. Pengertian hasil belajar . .. .. . . . . .. .. . .. .. .. . . . .. .. . .. .. . .. ....
22
b. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar . . . . . . ..
23
c. Hubungan metode kuliah lapangan (field trip) dengan hasil belajar taksonomi tumbuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
24
5. Taksonomi Tumbuhan .... .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ....
25
B. Kerangka Pikir . . . . .. .. .. .. . . . .. .. . .. .. .. .. . . .. . . .. .. .. .. .. .. . . .. .. . . . . ...
27
C. Hipotesis . . .. . . .. . .. .. . .. .. . . .. .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . . .. . .. . . . . ...
29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian . .. .. . .. .. . . .. .. .. .. . . .. . . .. .. . . . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. ....
30
B. Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . .. . .. . . . . . .. . . . .. .. .. . .. .. . .. . . . .. . .
30
C. Variabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
30
D. Metode dan Desain Penelitian ............... ...........................
30
E. Populasi dan Sampel . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . . . .. .. . .. . .. . .. .. .. . .. .. ...
32
F. Teknik Pengambilan Sampel ............................................
32
G. Instrumen Pengumpulan Data..........................................
32
H. Teknik Analisa Data.....................................................
37
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Metode Pembelajaran Kuliah Lapangan (Field Trip)...............
41
B. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45 C. Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
49
D. Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar ................................................... 51
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 53 B. Saran ........................................................................ 53 DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Desain Penelitian One-group pretest-posttest desig11 . . . . . . . . . . . . . . . 31
2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 34 3. Hasil Tes Kemampuan Mahasiswa Kelompok Kontrol . .. . . . . . . .. .. 45 4. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47 5. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen Perkonsep . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 49 6. Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen . . . . . . . . . 51 7. Tingkat Kesukaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 60 8. Analisis Butir Soal Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 61 9. Validitas soal Tumbuhan Lumut ........................................ 62 10. Data Skor Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah ..................................................................... 63 11. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ... 65 12. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post.test Kelompok Eksperimen .. 68 13. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok !Control .........
71
14. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post.test Kelompok Kontrol ........ 74 15. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretest Kelompok Eksperimen ....................................................................................
77
16. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Post/est Kelompok Eksperimen ..................................................................
78
17. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol ................... ...................................... ...............
79
18. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Post/est Kelompok Kontrol ........................................................................
80
19. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen ....................
82
20. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ...................
83
19. Perhitungan Uji Homogenitas Data .. . . ... .. . . .. . . . .. . .. . .. . . . . . .. . ....
86
20. Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Eksperimen (X) . . . . . . . . . . . . . . . ..
89
21. Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Kontrol (Y) ... ................... 91 22. Perhitungan Pengujian Hipotesis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 93
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode mengajar ialah "teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik." 1 Dengan kata lain metode dalam ha! ini merupakan suatu kondisi yang diciptakan oleh pendidik
agar tercipta suasana
yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan tercapainya tujuan pengajaran adalah pelaksanaan metode di dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik yaitu guru atau dosen. Dalam pelaksanaan pembelajaran, metode termasuk salah satu komponen yang ikut ambil bagian dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar, karena dengan metode akan diciptakan suatu suasana belajar yang akan mendukung penyampaian bahan ajar sehingga diharapkan penyampaian bahan ajar akan lebih maksimal, dan peserta didik dapat cepat mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikan ilmu tersebut untuk kepentingan pribadi maupun untuk lingkungan masyarakat umum. Penggunaan metode dalam proses belajar rnengajar pemilihannya didasarkan, pada berbagai komponen atau unsur yang ada di dalamnya. Komponen tersebut adalah tujuan, bahan dan materi pelajaran, alat atau media, evaluasi, pendidik sekaligus peserta didiknya. Menurut Muhaemin, "salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk suatu konsep". 2
1
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Be/ajar Meng ajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
Cet. Ke- II, h. 52 2
Muhaemin. AD, Upaya Meningkatkan Pemahaman Kansep Bio/ogi Pada Siswa Ke/as II Semester Ganji/ SMA Al- Kautsar TP. 200412005 Melalui Pendekatan Peta Konsep, (Jurnal Pendidikan dan Pem belajaran, Volume 4, Nomor I ,Maret 2006)
2
Untuk pengembangan proses belajar mengajar perlu pemilihan dan penerapan metode secara tepat. Karena setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, para pendidik harus mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap metode yang ada, agar tidak salah dalam memilih metode pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan metode penyajian yang tepat akan meningkatkan hasil belajar mengajar, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdin Ibrahim (2003) yang menyatakan bahwa "semakin tepat pemilihan metode atau strategi pembelajaran pada suatu kondisi, hasil belajar semakin baik". 3 Metode Field Trip yaitu metode dengan melakukan "kunjungan ke lingkungan sekitar'"'. Metode field trip mempunyai banyak istilah lain seperti, kuliah lapangan, karyawisata, study tour, dan lain sebagainya. Dari semua istilah yang ada, mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu metode yang membawa peserta didik untuk mempelajari objek secara Iangsung ke lapangan (ke habitatnya). Dengan mengajak mahasiswa melihat langsung obyek yang akan dipelajari, diharapkan akan
mengembangkan pemikiran dan merangsang
kreatifitas, karena mereka menyaksikan dan membuktikan sendiri fenomena alam yang terjadi di sekitar mereka. Dengan menggali sumber belajar yang ada di lingkungan, secara tidak langsung dosen telah mendekatkan mahasiswa dengan lingkungannya sehingga mahasiswa merasa dekat dan akrab dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, akan tercipta suatu wahana dan wadah pembinaan mahasiswa dalam ha! kemampuan dasar dalam kegiatan belajar dan berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik, serta pengembangan kecakapan dasar siswa untuk selalu mau dan mampu serta peduli dalam berkehidupan secara baik sesuai tuntutan dan harapan yang dikembangkan lingkungan masyarak>1t sekitarnya.
3
Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil Be/ajar (Suatu Kajian), (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44, Talmo ke- 9, September 2003). 4 Sukanda Permana, "Menggali Sumber Belajar Dari Lingkungan Sekitar", dalam Pikiran Rakyat, 2003.
3
Kegiatan
pembelajaran
seperti
ini
termasuk
cara
mencerdaskan,
mendewasakan, membebaskan, dan memanusiakan rnanusia (anak didik). Dan akan mendorong pengembangan pemikiran - pemikiran mahasiswa (Learning to think), menambah pengalaman mengajar (Learning by experience), menimbulkan
rasa kepedulian, kasih sayang (Learning to compassion and to love), dan rasa tanggungjawab terhadap masyarakat sekitamya (Learning to live together). Dengan melakukan kunjungan ke obyek belajar, diharapkan peserta didik dalam hal ini ialah mahasiswa dapat menggali berbagai sumber belajar. Karena "setiap mahasiswa akan aktif belajar apabila diberikan kesibukan atau pekerjaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kata lain kalau pelajaran itu bersikap teori, dosen hams mampu memberikan teori - teori dengan media yang sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sedangkan pada mata kuliah yang bersifat praktikum, dosen harus mampu memberikan pembelajaran dengan media lapangan (alam), dan setiap anak mempunyai tendensi ingin berdiri sendiri, mengembangkan rasa harga diri atas basil yang dicapai sendiri". 5 Untuk itu, tentunya para pendidik dituntut untuk memiliki keterampilan yang baik dalam memilih dan mengguuakan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan,
karena
pendidik
atau
dosen
berfungsi
sebagai
informator,
transformator, dinamisator, motivator dan fasilitator. Menurut Hadisubroto "field trip atau pembelajaran dengan pengalaman langsung (hands-on experience) mengharuskan anak be lajar menggunakan proses-proses IPA, mulai dari mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, mengukur, berkomunikasi, menginterpretasikan data, menyusun defenisi oprasional, menyusun pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi, memformulasikan model-model, dan menilai."6 Jadi metode kuliah lapangan atau field trip, sangat cocok untuk dipergunakan pada mata kuliah yang
' Yeniwarti Dalim dan Dedi Hennon, "Penerapan Kuliah Lapangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa", dalam Forum Pendidikan, Nomor 01,Vol. II, April 2006. 6 Tisno Hadisubroto, dkk, "Meningkatkan Keternmpilan Guru dalam Pembelajarnn IPA di Kelas Ill SD Melalui Pengalaman Langsung", dalam lmu Pendidikan, Jilid 8, Nomor 2, Mei 2001, him. 163 ..
4
pembahasannya bersifat praktikum atau objek kajiannya berada di alam seperti mata kuliah taksonomi tumbuhan. Taksonomi ialah salah satu cabang ilmu sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi objek, yang biasanya terbatas pada objek biologi, yang bila dibatasi pada tumbuhan saja, sering diacu sebagai taksonomi tumbuhan. Ilmu taksonomi tumbuhan tingkat rendah termasuk ilmu yang sulit untuk difahami oleh para mahasiswa, karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang objek kajiannya ialah tumbuhan-tumbuhan rendah yang dimulai dari tumbuhan mikroskopik seperti cyanobacteria sampai tumbuhan paku yang jumlahnya sangat banyak dan harus kita ketahui tatanama dan hubungan filogenik (klasifikasi) dari setiap tumbuhan tersebut. Kita juga harus mengetahui ciri-ciri yang dimiliki oleh setiap tumbuhan. Karena itu, alangkah tepatnya jika pendidik menggunakan metode field trip selain metode-metode lain yang dapat mempermudah pembelajaran ilmu taksonomi tumbuhan, karena metode field trip akan mengajak para peserta didik untuk mempelajari tumbuhan secara langsung, mereka dapat mengamati, menyentuh,
mencium, merasakan , sekaligus
mendengar penjelasan dari dosen secara langsung sehingga semua indera dapat terlibat. Bahkan dalam ilmu geosciens "fild trip sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan hidup bagi para mahasiswanya"7 ,
karena sangat menunjang
keberhasilan pencapaian belajar. Seperti diketahui bahwa dalam belajar semakin banyak indera terlibat maka akan semakin kuat ingatan kita terhadap materi tersebut.
Jika dalam
mempelajari taksonomi hanya digunakan metode ceramah atau metode lain yang hanya bisa dilakukan di dalam kelas, maka akan sangat membosankan dan kurang maksimal dalam pembelajaran dan pencapaian ketuntasan belajar, karena jika hanye digunakan metode ceramah atau disb1si s2ja, maka mahasiswa hanya diajak untuk berhalusinasi atau membayangkan bentuk dan ciri-ciri dari tumbuhan yang dipelajari atau jika ada gambamya sekalipun, mahasiswa hanya dapat melihatnya saja tanpa dapat menyentuhnya. Sangat memprihatinkan memang, dari sekian 7
Teaching in the Field, www.edtt.nus.sg, Nov. 2006.
5
banyak metode belajar yang ada para pendidik banyak yang memilih metode ceramah untuk belajar IPA. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan oleh Seregeg (1998) yang menemukan fakta bahwa "pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau pendidik masih didominasi oleh ceramah". 8 Ada beberapa kemungkinan jawaban mengapa para pendidik banyak menggunakan metode ceramah dalam belajar IPA yaitu, metode ceramah relatif lebih mudah dilakukan oleh dosen, tanpa berpikir apakah ceramah itu dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik atau tidak. Alasan Iain ialah para pendidik meniru gurunya pada wakn1 belajar dahulu dan dia menerimanya, sehingga dia melakukan ha! yang sama ketika menjadi seorang pendidik. Neni. H (2000) menemukan suatu fakta dalam penelitiannya bahwa; rendahnya pemahaman peserta didik terhadap konsep biologi dikarenakan metode yang digunakan oleh guru biologi hanyalah metode ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa jenuh, dan diskusi dianggap kurang menarik karena bersifat teoritis. Selain itu, :;iswa tidak pemah diberi pengalaman langsung atau contoh konkrit dalam mengamati struktur tumbuhan , hewan, dan manusia, sehingga siswa menganggap materi pelajaran biologi abstark dan sulit untuk difahami"9 . Gold dan Brewer (2000) menemukan bahwa para peserta didik lebih menyukai belajar IPA (sciens) dengan menggunakan metode kuliah lapangan
(field trip).' 0 Sedangkan dari penelitian Yeniwarti Dalim dan Dedi Hermon menemukan bahwa "penerapan kuliah lapangan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa, dan secara langsung mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan fenomena yang ada di lapangan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal". 11 Atas dasar itulah maka penulis terdorong untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perolehan hasil belajar antara peserta didik yang belajar taksonomi tumbuhan tanpa menggunakan metode kuliah lapangan dengan peserta 8
Tisno Bact;subroto, dkk, "Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPA ... " Neni Basnunidah, "Meningkatkan Aktivitas dan Basil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA AlKautsar Bandar Lampung Melalui Pendekatan Resitasi", Jurnal Pendidikan MJPA, Volume 7, nomor I, Januari 2006, him. 34. io OutMofwFicld 'feaching by Poverty Concentration and minority Enrollment, www.nces.cd.oov. 2004 11 Yeniearti Dalim dan Dedi Harmon, "Penerapan Kuliah Lapangan untuk Meningkatkan Basil Belajar Mahasiswa", Forum Pendidikan, Vol. II, No. Ol, April 2006. 9
6
didik yang menggunakan metode kuliah lapangan. Maka penelitian ini diberi judul
"Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah".
B. Identifikasi Masalah Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada suatu instansi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebagai hasil belajar peserta didik. Dalam pendidikan sains, pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk dapat belajar langsung dengan objek pembelajaran diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan peserta didik terhadap ilmu tersebut. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan,
maka dapat
diidentifikasi permasalahan, sebagai berikut: I. Bagaimana
metode
mengajar
akan
mempengaruhi
hasil
belajar
mahasiswa? 2. Bagaimana pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan penulis dalam ha! waktu, dana dan tenaga, agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan yang akan diteliti difokuskan pada:
I. Pengaruh metode kuliah lapangan (field trip) terhadap has ii be lajar
taksonomi tumbuhan tingkat rendah. 2. Mahasiswa yang akan diteliti adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan serta mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Biologi yang mendapat mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah tahun pelajaran 2007-2008. u ........
:tt..~1-:
________ 1_ ___
_1! __ 1
___
~_1_,_,
____ .,, __ ,_.
, ,
'
'
7
D. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah - masalah yang diidentifikasi maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
"Apakan ada pengaruh metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belajar mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah?"
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat bagi semua p ihak terutarna bagi: 1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan dengan Fakultas Sains dan Teknologi, yaitu sebagai studi banding dalam pengembangan fakultas untuk menjadikan mahasiswa lebih unggul dalam ilmu pengetahuan, kreatif, inopatif serta cinta dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 2. Pendidik (guru atau dosen), yaitu sebagai bahan pertimbangan terhadap pemlihan metode pembelajaran supaya mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan hasil belajar yang maksimal. 3. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai karakteristik metode-metode pembelajaran sehingga dapat dipergunakan dengan tepat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. 4. Peneliti-peneliti lain,
sebagai
informasi awal untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bah, dan setiap bah dirinci dalam beberapa sub bab bahasan. Bab-bah tersebut adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi
8
Bab. II. Tinjauan Pustaka terdiri dari: pembelajaran sams, strategi pembelajaran sains, metode kuliab lapangan, basil belajar, taksonomi tumbuhan, kerangka berfikir, dan perumusan bipotesis. Bab. III. Metodologi Penelitian terdiri dari: tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data, teknik analisis data dan bipotesis statistik. Bab IV. Hasil Penelitian terdiri dari:metode pembelajaran kuliab lapangan, basil tes mahasiswa kelompok control dan kelompok eksperimen, perbandingan basil tes mabasiswa kelompok control dan kelompok eksperimen, pengarub penggunaan metode kuliab lapangan (field trip) terhadap basil belajar. Bab V. Penutup terdiri dari: kesirnpulan dan saran.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. DESKRIPSI TEORETIS 1. Pembelajaran Sains
a. Landasan Filosofis Filosofis pembelajaran sains adalah filsafat pendidikan progresivisme yang dikembangkan ahli-ahli pendidikan John Dewey, Klipatrick, George Counts, dan Harorld Rugg. Progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar naturalistik, hasil belajar dunia nyata dan berbagi pengalaman. Teknologi pembelajaran berkembang dengan mengambil empat ciri utama yaitu: menerapkan pendekatan sistem, menggunakan sumber belajar seluas mungkin, bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, serta berorientasi kepada kegiatan instruksional individual.
b. Hakikat pembelajaran sains Mata pelajaran IPA atau Sains adalah program untuk menanarnkan dan rnengembangkan pengetahuan, keterarnpilan, sikap, dan nilai ilrniah pada pese1ia didik serta rasa rnencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang MahaEsa. Sains lebih berrnakna sebagai sebuah cara berpikir dari pada satu kurnpulan pengetahuan. Dalarn pembelajaran sains perlu lebih menekankan proses berpikir dan aktivitas-aktivitas saintis, dengan metode pembelajaran yang mengarah untuk rnenggali proses- proses berpikir dalam sains. Pembelajaran sains dilakukan seperti bagaimana sains itu ditemukan, pembelajaran sains dilaksanakan melalui sebuah proses yang berbasis pada penyelidikan ilmiah.
10
Pembelajaran sains pada prinsipnya mengembangkan tiga ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berupa konsep, prinsip, hukum dan teori. Ranah afektif berupa sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam. Sedangkan ranah psikomotor merupakan proses ilmiah, baik pisik maupun mental, dalam mencermati fenomena alam. Tiga ranah di atas mengiring kearah pengertian hakikat sains yang meliputi apa yang dikaji, bagaimana cara memperoleh, dan sikap serta nilai-nilai apa yang terbentuk. Ketiga ranah kompetensi yang terkandung pada pelajaran sains ini sangat erat dengan hakikat sains yaitu sains sebagai pengetahuan, sains sebagai proses, dan sains sebagai nilai-nilai serta sikap ilmiah. Sains sebagai pengetahuan, merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara Jogis dan sistematis, ha! ini yang menunjukan sains sebagai produk. Sains sebagai proses ilmiah berupa langkah-langkah ilrniah yang berdasarkan pada metode ilmiah. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental dalam mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. Dan sains dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai, dalam pembelajaran sains diharapkan tumbuh sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam dan sikap ilmiah lainnya. Dalam proses menemukan pengetahuan, mahasiswa sebagai subjek belajar diharapkan akan berkembang sikap mentalnya untuk memperoleh penjelasan tentang fenomena alam. 12
Lima definisi pengajaran sains, yaitu: 1) Sains sebagai Gejala Alam Berdasarkan defmisi ini, pengetahuan sains dapat dilihat disekitar kehidupan manusia dan apa yang diajarkan dalam sains hanyalah beberapa aspek dari penampakan obyek atau gejala dari yang berhasil diamati di alam semesta.
13
kata-kata atau kalimat, atau diberikan langsung kepada siswa, melainkan mereka sendiri yang membentuk makna tersebut" 14 •
d. Tujuau Pembelajaran Saius Menurut Rutherford dan Ahlgren yang dikutip Kadir menyatakan bahwa "tujuan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu agar siswa dapat memakai pengetahuan IP A dari dunia nyata dan memiliki kebiasaan berfikir IPA pada waktu bersamaan" 15 • Tujuan sains yang Iain yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebedaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaanNya 2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari. 3) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
2. Strategi Pembelajaran Sains Strategi atau cara pembelajaran yaitu: "Siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran juga berarti: seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, misal; pemilihan materi, penyaji materi, cara penyajian materi, sasaran penerirna. " 16 Strategi pembelajaTan sains berarti siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran sains agar pelaksanaan pembelajaran sains berjalan dengan Jancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secam optimal. 14 lrmansvah_ Ac:hm~rt cl1tn 7nhRirlRh "FfPlr MnilPJ PPmhPl1tii:1r1tn J(nn(.!trnlrtificm&> 1\if.,.Jo1ni
14
Sujiyo Miranto menyatakan bahwa "pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendekatan yang diterapkan dalan1 menyajikan pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung" 17• Menurut Singgih Trihastuti dan Yoko Rimy, "pembelajaran sams seharusnya meli.batkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek yang konkrit. Hal ini juga berarti bahwa pembelajaran sains harus berpusat pada peserta didik, bukan semata-mata mentransfer ilmu dan menyampaikan seluruh isi buku ajar." 18 Pendapat lain menyatalcan bahwa "interaksi antara anak dengan lingkungan merupakan cirri pokok dalam pembelajaran sains" 19 •
Pembelajaran
sains
diharapkan
ada
penekanan
pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetisi ilmiah secara bijaksana.
3. Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) a. Metode
Metode
merupakan
bagian
dari
strategi
pendidik
untuk
memaksimalkan penyampaian materi pelajaran. Dalam penyampaian satu materi para pendidik biasanya ti.dale hanya menggunakan satu metode tapi bisa lebih dari satu tergantung kebutuhan dan corak pelajaran yang akan dipelajari. Metode berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata "mefha" yang berarti melalui, "hodos" yang berarti jalan atau cara. Jadi metode ialah jalan yang kita lalui untuk memberikan kepahaman atau pengertian kepada anak didik. 20
17
Suiivo Miranto. Catalan Ku/iah Strate<Ji PenP'aiaran Sains.2002.
15
Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untulc mencapai tujuan yang diharapkan. 21 Maksud tujuan di sini yaitu tujuan pengajaran yang biasanya terdapat pada rencana pengajaran. Dan makin baik metode mengajar yang digunakan, makin efektifpula pencapaian tujuan. Pendapat lain mengemulcakan bahwa metode mengajar adalah suatn pengetahuan tentang cara--cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instrulctur. Pengertian lain menyebutkan bahwa metode ialah teknik penyajian yang dikuasai guru m1tulc mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau klasikan, agar pelajaran itu dapat dipahami dan din1anfaatkan oleh siswa dengan baik. 22 Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untulc itu sangatlah penting seorang pendidik menguasai berbagai metode mengajar dan mengetahui kelemahan serta kelebihan dari setiap metode sehingga dapat tepat memilih metode belajar yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. Suatu persoalan, bagaimana kita harus memilih metode pada waktu mengajar karena tidak ada satu metodepun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain, tentunya ha! ini tergantuug kepada apa tujuan kita mengajar, bahan apa yang akan diajarkan, siapa murid yang kita ajar serta fasilitas apa yang dipergunakan. Namun demikian dalam suatu peristiwa mengajar, ada salah satu metode utania yang digunakan. Dalam usaha mendidik siswa, seorang guru harus pintar dan rasional. Guru yang berperan sebagai motivator dituntut dapat memberikan bentangan jalan yang luas bagi siswa untulc mampu belajar secara mandiri. Bentangan jalan yang luas itu dapat diberikan melaiui penggunaan metode-metode mengajar yang sesuai.
21
Svaiful Bahri Diamarah dnn Aswttn Zain. ,f.;trateP-i Belaiar Menvainr. {Jakarta: Rineka Cinta..
16
b. Syarat-syarat metode mengajar antara lain :
I. Membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa. 2. Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid. 3. Memberi kesempatan bagi ekspresi yang kreatif dari kepribadian murid. 4. Merangsang murid dalam teknik belajar sendiri cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri. 5. Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri. 6. Meniadakan pengajaran bersifat verbalitas dan menggantikannya dengan pengalaman atau situasi yang nyata. 7. Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
c. Metode kuliah lapangau (field trip)
Djamarah mengungkapkan bahwa "pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Karena itu, dikatakan teknik kuliah lapangan atau field trip merupakan
cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. 23 Metode kuliah lapangan mempunyai banyak istilah lain seperti field
trip, karyawisata, widyawisata, perkunjungan studi, kerja lapangan, studytour dan Iain sebagainya yang pada intinya mempunyai pengertian yang
sama yaitu cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
17
Menurut Peter H. Openshaw dan Stephen J. Whittle menyatakan bahwa "studi lapangan dilakukan diluar ruangan. kelas atau laboratorium yang mempunyai jarak yang luas untuk dipergunakan. 24 Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Sukanda Permana "metode field trip yaitu kunjungan ke lingkungan sekitar"25 • Metode ini menitik beratkan pada pembelajaran yang dilakukan di alam atau mempelajari objek kajian ke langsung pada sumbernya. Dalam persfektif islam "field trip dianjurkan untuk digunakan karena agama Islam memerintahkan pada umat manusia untuk mengadakan perjalanan
di
muka
bumi,
memperhatikan
peninggalan
sejarah,
memperhatikan keindahan alam, memperhatikan lingkungan, dan aneka ragam ciptaan Allah SWT termasuk memperhatikan diri kita sendiri dengan tujuan mengambil hikmahnya". 26 Sehingga tentunya akan menambah rasa cinta pada Allah SWT dan lebih menghargai makhluk-makhluk ciptaanNya. Hadisubroto menyatakan bahwa "field teching atau pembelajaran dengan pengalaman langsung (hands-on experience) mengharuskan anak belajar menggunakan proses -
proses IPA, mulai dari mengamati,
mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, mengukur, berkomunikasi, menginterpretasikan data,
menyusun
defenisi · oprasional,
menyusun
pertanyaan dan hipotesis, eksperimentasi, memformulasikan model-model, dan menilai".27 Menurut Mulyasa ( 2005:112) yang dikutip oleh Martiningsih, metode
field trip " merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak ha! yang bersifat non akademis, tujuan umum
24
Peter H. Openshow and Stephen J. Whittle, "Ecological Field Teaching", dalam Journal of Biological Education, 1993, him. 58. "Sukanda Permana. "Men22ali Sumber Belaiar Dari Lingkungan Sekitar". dalam Pikiran Rakyat,
18
pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar". 28 Masih menurut Mulyasa, sebelum field trip dilaksanakan dan dikembangkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: !) Menentukan
sumber-sumber
masyarakat
:;;ebagai sumber belajar
mengajar. 2) Mengarnati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah. 3) Menganalisis sumber be lajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis. 4) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, perlu diperhatikan bahwa sumber belajar harus menunjang kurikulum. 5) Membuat dan mengembangkan program field trip secara logis dan sistematis. 6) Melaksanakan field trip sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran serta iklim yang kondusif. 7) Menganalisis ketercapaian tujuan dari pelaksanaan field trip dan kesulitan-kesulitan perjalanan. 8) Memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu. 9) Membuat laporanfield trip dan catatan untuk bahanfield trip yang akan datang.
Dalam pelaksanaan kuliah lapangan (field trip) selalu dilakukan pembuatan herbariurn, agar mahasiswa mempunyai keterampilan dalam membuat awetan specimen. Pembuatan herbarium ada dua macam, yaitl! herbarium basah dan herbarium kering. Pada herbarium basah specimen yang didapat direndam dalam botol dengan menggunakan alkohol, sedangkan pada pembuatan herbarium kering specimen yang sudah bersih dibungkus dengan koran, dibasahi dengan alkohol yang selanjutnya
19
dikeringkan untfil: disimpan dalam amplop. Adapun langkah-langkah pembuatan herbarium yaitu:
1) Menyiapkan alat dan bahan Bahan
: specimen tumbuhau yang akan diawetkan atau dibuat herbarium dan alkohol 70%.
Alat
: gunting atau pisau, pingset, kaca pembesar, kertas koran, amplop, botol, plastik, dan karet gelang.
2) Cara kerja - Koleksi tumbuhan yang akan dibuat koleksi harus bagus, Jengkap dan bisa mewakili tumbuhan tersebut untuJc dikenali, jika tumbuhan yang akan diawetkan adalah lumut maka ambil lumut yang ada sporanya, dan jika tumbuhannya kecil maka harus diambil semua bagian tanaman . Selanjutnya identifikasi, kelompokan dan beri nama specimen yang akan diawetkan. - Tumbuhan yang akan dikoleksi dibersihkan dan dirapihkan sesuai dengan fil:uran yang diinginkan. Ukuran ini disesuaikau de:ngn amplop atau botol untfil: menyimpan herbarium. - Selanjutnya tumbuhan bisa diproses untfil: pembuatan herbarium basah atau kering. - Untfil: herbarium basah, tanaman yang sudah bersih dan rapi bisa Jangsung dimasfil:an ke dalam botol yang sudah disiapkan. dan diisi alkohol sampai semua bagian terendam, kemudian. botol ditutup rapat sehingga tidak ada penguapan alkohol. Alkohol dalam botol ini ditambah atau diganti jika sudah berkuarang atau kotor. - Untfil: herbarium kering, tanarnan yang sudah bersih dan rapih langsung dibungkus dengan koran dan dibasahi dengan alkohol. Selanjutnya dikeringkan sampai benar-benar kering. Setelah kering, dimasfil:an ke dalam amplop. 29
20
d. Keunggulan metode kuliah lapangan (field trip) Metode kuliah lapangan (field trip) ini memiliki beberapa keunggulan yaitu: 1) Agar tumbuh pengalaman moral kelompok secara umum, karena di sini peserta didik akan terangsang perhatiannya terhadap topik, objek, proses dan tempat. Selanjutnya akan dapat dikembangkan sikap-sikap: seperti kerjasama dalam menyelesaikan tugas, tanggung jawab, disiplin, tenggang rasa dan sebagainya 2) Agar peserta didik memiliki serangkaian pengalaman yang secara teori dan praktek sehingga mendukung perkembangan pribadinya 3) Menanamkan dan memupuk kebiasaan menga:mati dengan teliti. 4) Baik guru atau peserta didik memperoleh kesempatan memadukan bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran. 30 5) Memberi kepuasan pada anak mengenai lingkungan dengan banyak melihat kenyataan-kenyataan disamping keindahan di luar kelas. 6) Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman, sedangkan guru mendapatkan kesempatan menerangkan segala. sesuatu. 7) Anak didik akan bersikap terbuka, objektu: dan berpandangan luas akibat
dari pengetahuan yang dipero !eh dari
luar yang akan
mempertinggi prestasi kepribadiannya. 8) Membuat apa yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat. 9) Pengajaran serupa ini dapat merangsang kreativitas siswa l 0) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual 11) Memiliki prinsip pengajaran modem yang memanfaatkan
lingkungan
nyata dalam pengajaran. e. Kekurangan metode kuliah lapangan (field trip) Kekurangan-kekurangan dari metode kuliah lapangan (field trip) yaitu: l) Apabila objek tidak cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. _1•
,•_1_1 _________ , ____ !
21
3) Biaya menjadi beban tambahan anak sehingga memberatkan bagi anakanak yang orang tuanya tidak mampu. 4) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang 5) Memerlukan koordinasi dengan guru studi lain agar tak terjadi tumpang tindih antara waktu dan kegiatan.
f.
Tujuan penggunaan metode kuliah lapangan (field trip)
Tujuan digunakannya metode ini ialah: 1) Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau di kelas. 2) Untuk melihat, mengamati, menghayati secara Iangsung dan nyata mengenai obyek tersebut. 3) Untuk menanamkan nilai moral pada siswa.
31
4) Dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. 5) Mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
32
g. Langkah - langkah penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) Langkah-langkah penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) ini ialah: 1) Persiapan
• •
Menetapkan tujuan.
•
Menetapkan lama, waktu kuliah lapangan, dan penjadwalan.
•
Menetapkan banyaknya siswa yang ikut kuliah lapangan .
Menetapkan obyek kuliah lapangan.
• Memperhitungkan biaya, transportasi, keamanan, dan sebagainya.
•
Mengadakan hubungan dengan sasaran.
22
•
Memilih cara--cara untuk rnemperoleh data selarna kuliah lapangan, rnisal dengan interview, observasi, dan sebagainya. Dan menyusun cara laporannya.
•
Pernantapan pelaksanaan.
2) Pelaksanaan •
Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau penguasa obyek.
•
Pernbagian kelornpok
• Siswa secara teratur melihat, rnengarnati, menanyakan dan seterusnya tentang obyek
• Selesai rnengadakan pengamatan terhadap obyek, kalau rnungkin dilakukan diskusi atau Tanya jawab dengan pembimbing. •
Siswa dan seluruh rombongan setelah selesai meninggalkan obyek. 33
3) Pembuatan Herbarium •
Spesimen yang sudah diambil, di simpan di atas kertas kardus atau koran, dilipat lalu dijernur.
•
Setelah kering, siap untuk dibingkai dan diidentifikasi nama dan klasifikasi dari specimen tersebut.
•
Herbarium siap untuk disimpan sebagai koleksi.
4. Hasil Belajal' a. Pengertian basil belajar Kaum konstuktivis menyebutkan bahwa belajar "ialah suatu proses rnengkonstruksi arti , entah itu melalui teks, dialog, pengalaman fisis dan lain - lain". 34 Sedangkan rnenurut Mazur yang dikutip oleh Priyono menyebutkan bahwa "belajar adalah perubahan dalam tingkah lakn sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon". 35
23
Oleh karenanya dalam proses belajar mengaJar, perubahan tingkah laku peserta didfa ditandai dengan kemampuan mereka dalam menerapkan dan mendemonstrasikan pengetahuannya serta keterampilannya, perubahan inilah yang disebut hasil belajar. Hal ini selaras dengan pendapat Suharsini Arikunto bahwa "hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diarnati dan dapat diukur. 36 Menurut Nurdin Ibrahim hasil belajar adalah "merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran."37 Davies menyatakan bahwa "basil belajar .adalah perubahan prilaku yang dapat diamati dan diukur". 38 Yang dapat di.amati dapat berupa sikap atau perubahan tingkah laku menuju kedewasaan, sedangkan yang diukur berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang merupakan pengembangan dari ranah kognitif. Hasil perubahan yang dapat diukur akan dilihat berupa nilai atau angka.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi basil bela1jar
Hasil belajar yang didapatkan oleh siswa "dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datangnya dari luar siswa atau faktor lingkungan. Akan tetapi factor lain seperti motivasi, minat, perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi social ekonomi dan politik, kondisi psikis dan fisilc juga berpengaruh. 39
35
Priyono, "Hubungan Antara Konsep Diri, Sikap Terhadap Fisika Dasar dan Kemampuan Mahasiswa dengan Hasil Belajar Fisika Dasar", dalam UNJ Parameter, No. 10, Vol. XVIll, Tahun 2001. 36 Suharsini Arikunto, Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bina Aksara, 2002), h.133 37 l\Jnrtfin Thr.,,,him "DJ>m<::.H,f'oat-::in 'T'11tAri<:1I
"
24
Priyono rnengernukakan beberapa faktor yang rnernpengaruhi hasil belajar rnahasiswa, diantaranya: I) Sarana pernbelajaran 2) Media pernbelajaran, 3) Metode pernbelajaran, 4) Mahasiswa yang belajar, 5) Dan dosen yang rnengajar. 40 c. Hubungan metode kuliab lapangan (field trip) dengan basil belajar taksonomi tumbuhan.
Seperti diketahui bahwasanya taksonorni tumbuhan tennasuk Ilrnu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains yang rnempelajari sernua tumbuhan yang ada di alarn dan menitik beratkan pada pengidentifikasian, klasifikasi dan tata narna tumbuhan, maka perlu direncanakan strategi pembelajaran yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dan pencapaian basil belajar yang optimal. Dan salah satu £.'lktor penting yang dapat rnernpengaruhi
warna
pada
strategi
pernbelajaran
ialah
rnetode
pernbelajaran. Penggunaan rnetode yang tepat dapat rnernperrnudah pencapaian tujuan pernbelajaran. Taksonorni
sebagai
salah
satu
ilrnu
sains
dalarn
praktek
pernbelajarannya harus rnelibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit. Untuk itu rnetode kuliah lapangan ataufield trip yang rnengajak peserta didik langsung terjun ke lapangan untuk rnernpelajari objek
pernbelajaran,
tentunya
akan
rnenarnbah
pengetahuan
dan
keterarnpilan rnahasiswa secara rnaksirnal. Seperti yang diungkapkan oleh Gordon Dryden dan Jeanette Vos yang dikutip Sujiyo Miranto bahwa" kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari
25
apa yang kita katakan dan lakukan". 41 Metode lkuliah lapangan yang mengharuskan
mahasiswa
untuk
terjun
langs1mg
mengamati
dan
mengidenti:fikasi objek pembelajaran akan mendapatkan basil belajar yang jaub lebih baik daripada yang hanya belajru· dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.
5. Takllonomi Tnmbuhan Menurut Campbell dan Reece taksonomi adalah "cabang ilmu Biologi yang fokus pembahasannya pada penamaan dan klasifikasi aneka ragam makhluk hidup". 42 Sedangkan menurut Raven, dkk menyatakan bahwa " aspek yang paling penting yang dipelajari dalam taksonomi ialah identifikasi, penamaan dan klasifikasi setiap makhluk hidup". 43 Senada dengan Raven, Pakde Sofa juga menyatakan bahwa "tmsur utama yang menjadi ruang
lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identiflkasi), pemberian nama, dan penggolongan atau ldasiftkasi"44 • Ada dua ha! yang penting dalam taksonomi atau biasa juga disebut ilmu sistematik tumbuhan, yaitu klasiflkasi dan identif:ikasi. Klasifikasi "ialah penempatan atau pengelompokan kesatuan berdasarkan hubungan kekerabatan, sedangkan identifikasi meliputi determinasi apakah nama grup tumbuban sudah diketahui atau
yang juga be Ium diketahui". 45 Klasiflkasi tumbuban berarti
pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini sehingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat - sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasif:ikasi berbedabeda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan. t~juan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang
41
42 43
Sujiyo Miranto, "Catalan Kuliah ... " Campbell dan Reece, Biology, (New York: Benjaming Cuming, 2002), Sixth Edition, h.429. RnvP.n Pf nl R;n/nuu nf Plnnt_fi! fNP.w York~ W. H~ Freeman and Comnanv. 2003). h.262.
26
terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang manapun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalan suatu hierarki tertentu.Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu narna takson sekaligus menunjukan pula tingkat takson (kategori). Ada tiga system klasifik:asi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sestem klasifik:asi buatan, system klasiflkasi alam, dan system klasiflkasi filogenik. Berdasarkan sejarah perkembangallllya ketiga system klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode, yaitu periode sistem habitus, periode system numeric, periode alam, dan periode system filogenik. Sistem klasiflkasi yang tinjauannya berdasarkan modifikasi dari system yang telah ada dengan penambahan data baru, disebut system kontemporer. Identifikasi tumbuhan adalah "rnenentukan 11an1anya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam system klasiflkasi"46 • Tumbuhan yang akan diidentifikasi mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmialmya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Untuk identiflkasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilrnu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, specimen herbarium, buku - buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identiflkasi jenis. Bila sernua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabannya, berarti nama serta tempatnya dalam system klasiflkasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui. Taksonorni merupakan cabang ilmu biologi yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus (1707 - 1778) seorang fisikawan dan ahli tumbuhan yang berkebangsaan Swedia. Beliau sangat berambisi m1tuk memberi nama dan mendesk:ripsikan semua tumbuhan, hewan dan berbagai :macam mineral yang ia ketahui atau temukan. Dalam penamaan setiap spesies, Carolus Linnaeus memperkenalkan
27
nama spesies - spesies yang diketemukan dan berlaku di seluruh belahan dunia. Oleh karena itulah beliau dijuluki sebagai bapak taksonomi dunia. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman diantara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatannya berurutan. Tingkat jenis (spesies) merupakan dasar dari seluruh tkasa yang ada. Nama - nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari cirri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatannya. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufradat atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber manapun, dan dapat disusun dalam cara sembarang. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri dari dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.
B. Kerangka Pikir
Standar isi Peraturan Mentri no. 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa "IPA atau sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan"47 • Standar isi memuat tujuan mata pelajaran IPA/ Sains, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaanNya.
28
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai rnacam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan Iingkungan serta sumber daya alam. 4. Mengembangkan pernaharnan dan kemampuan IPA untuk menunjang kompetensi produktif. Taksonomi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari identifikasi, tata narna, dan klasifikasi tumbuhan. Taksonomi tumbuhan tingkat rendah merupakan cabang ilmu biologi atau sains yang objek kajiannya ialah semua tumbuhan tingkat rendah yang berada di alam. Untuk mempelajari taksonomi, tentunya pendidik perlu mempersiapkan strategi pembelajaran yang cocok supaya didapat hasil belajar yang maksimal, yang dapat mengeluarkan seluruh potensi rnahasiswa. Karena tidak sedikit mahasiswa biologi yang fobia taksonomi karena mereka tidak mendapatkan ilmu taksonomi dengan semestinya Banyak para pendidik yang menggunakan metode cerarnah atau diskusi lllltuk mengajarkan ilmu ini dan menggunakan model pembelajaran "gaya bank"yaitu mahasiswa hanya mencatat, menerima, dan menyimpan. Padahal ilmu taksonomi dalam ha! ini terrnasuk dalam rnateri IPA yang sarat akan fakta-:fukta, proses, dan prinsip yang objek kajiannya adalah seluruh makhluk hidup yang ada di alam semesta. Tentunya sangat kurang etis apabila mahasiswa tidak diajak terjun langsung untuk mempelajari objek yang dipelajari,. sehingga mahasiswa tentunya dapat mengidentifikasi, mengklasifikasi dan selanjutnya melakukan penamaan terhadap rnakhluk hidup sebagai inti dari ilmu taksonomi. Dengan hanya menggunakan metode cerarnah atau diskusi maka orientasi pengajaran taksonomi hanya pada hafalan. Mahasiswa dituntut untuk menghafal nama spesies (klasifikasi rnakhluk hidup) lengkap dengan ciri-ciri, hubungan kekerabatan, sampai pada manfaat dari makhluk tersebut. Hal semacam ini tentunya sangat memberatkan, mengingat ada jutaan makhluk hidup yang masuk
29
Untuk itu, metode kuliah lapangan (jield trip) dirasa sangat perlu untuk dilakukan karena dengan metode ini mahasiswa akan diajak untuk mempelajari objek kajian dengan lebih dekat dan nyata, sehingga para mahasiswa mampu memahami relevansi antara materi pelajaran dengan realitas di lapangan dan dengan kebutuhan masing-masing, mampu meningkatkan kreatifitas informasi secara lebih luas dan aktual. Metode kuliah lapangan ini dalam pelaksanaaimya melibatkan semua indera yang ada sehingga tentunya pemahaman dan ingatan terhadap materi tersebut dapat lebih kuat, dan basil belajar mahasiswa dapat maksimal. Selain itu juga melalui pendekatan langsung ke alam akan mendekatkan mahasiswa dengan lingkungam1ya sehingga tercipta suatu wahana dan wadah pembinaan mahasiswa dalam ha! kemampuan dasar dalam kegiatan belajar dan berfikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang bailc, serta pengembangan kecakapan dasar mahasiswa untuk selalu mau dan mampu serta peduli dalam berkehidupan secara bailc sesuai tuntunan dan harapan yang dilcembangkan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dari uraian--uraian di atas, diduga adanya pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (jield trip) terhadap basil belajar mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah pokok bahasan tumbuhan lumut (Bryophyta). C. Hlpotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berilcut: Ho
:Tidak ada pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (jield trip) terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
Ha
:Ada pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (jield trip) terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode kuliah lapangan (field trip) terhadap hasil belaja.r taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa Jurusan Biologi UIN SyarifHldayatullah Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Sains dan Teknologi yang sedang mendapat mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Adapun waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ga.njil tahun ajaran 20072008.
C Variabel Penelitian Variabel dapat didefinisikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. 1 Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan terdiri dari dua variabel, yaitu: Variabel bebas (X)
: metode kuliah lapangan (field trip).
Variabel terikat (Y)
: hasil belajar mahasiswa.
D. Metode dan Desain Penelitian I. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang
menguji
hipotesis
berbentuk
hufongan
sebab-akibat
melalui
pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tadi.2
1 2
S. Margono, Metodo/ogi Pene/itian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 133. M. Subana dan Sudrajat, Dasar - dasar Pene/itian llmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 200 I), h. 95.
31
2. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipergunakan ialah pra- eksperimental one group pretest-posttest design. Dalam desain penelitian ini d.ilakukan pretest terlebih
dahulu sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan akan diberikan posttest. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat dengan melihat perbandingan nilai sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Tabel 1. Desain Penelitian One-group pretest-posttest design. Pre Tes
Perlakua111
Post Tes
Eksperimen
Tl
x
T2
Kontrol
Tl
0
T2
Kelompok
Keterangan: Tl
: skor pretest (sebelum diberi perlakuan).
T2
: skor posttest (sesudah diberi perlakuan).
X
perlakuan (pembelajaran dengan menggunakan metode kuliah lapangan/field trip).
0
: Pembelajaran tanpa menggunakan metode kuliah lapangan/field trip.
Desain penelitian: a. Pemilihan sampel dari populasi b. Memberikan pretest (Tl) pada mahasiswa sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. c. Pembelajaran taksonomi tumbnhan tingkat rendah dengan menggunakan metode kuliah lapangan (field trip). d. Memberikan posttest pada mahasiswa untuk mengukur variabel terikat. e. Menghitung perbedaan hasil pretest dan posttest dengan menggunakan uji t atau menganalisa data dengan menggunakan uji statistik yang tepat.
32
E. Populasi dan Sarnpel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 50 • Dan yang menjadi populasi pada penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Sains dan Teknologijurusan biologi.
2. Sampel Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara - cara tertentu.51 Sampel pada penelitian ini ialah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi jurusan biologi yang sedang mendapat mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah. F. Teknik Pengarnbilan Sarnpel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan unit sampel. yang disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria
mengambil sampel ialah mahasiswa
yang
dipergunakan peneliti
untuk
atau objek penelitian hams sedang
mengikuti mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah. G. Instrumen Pengurnpulan Data
Instmmen yang digunakan berupa soal-soal berbentuk tes objektif dengan altematif ernpat pilihan jawaban (a, b, c, dan d) yang akan mengukur aspek pengetahuan, pemaharnan, aplikasi, analisi.s, sintesis, dan evaluasi. Jumlah tes yang akan dipergunakan sebanyak 35 butir soal yang terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya.
33
1. Variabel X (Pengaruh Metode Kuliah Lapangan /Field Trip) b. Definisi Konseptual Metode kuliah lapangan merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari I menyelidiki sesuatu. c.
Definisi Oprasional Metode field trip
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Atau pembelajaran dengan mengharuskan anak belajar menggunakan proses-proses IPA, mulai dari mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, mengukur, berkomunikasi, menginterpretasikan oprasional,
menyusun
pertanyaan
dan
dat~
menyusun defenisi
hipotesis,
eksperimentasi,
memformulasikan model-model, dan menilai. 2. Variabel Y (Hasil Belajar Mahasiswa) a. Definisi Konseptual Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Yang dapat diamati dapat berupa sikap atau perubahan tingkah
laku
menuju
kedewasaan,
sedangkan
yang
diukur
berupa
pengetahuan, pemabaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang merupakan pengembangan dari ranah kogniti£ Hasil perubahan yang dapat diukur akan dilibat berupa nilai atau angka. b. Definisi Oprasional Hasil belajar adalah "merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan
34
c. Kisi - Kisi Instrumen Kisi - kisi fmal instrument tes hasil belajar mahasiswa, dapat dilihat pada tabel spesifikasi berikut ini: Tabel 2 Spesiflkasi Tes Hasil Belajar SK
KD
CJ
C2
2,4,
1,13,
7,
11,
19, 20
Mengidentifikasi,
Mendeskripsikan ciri
mengklasifikasi,
-
dan membuat tata
tumbuban lumut dan
15,
nama
peranannya
16
tumbuhan
ciri,
habitat
bagi
tingkat rendah dan
kelangsungan
manfaatnya untuk
manusia.
Jml
INDIKATOR
C3
C4
cs
C6
10
hid up
kelangsungan hidup manusia
9,
3,5,
14,
18
Mengklasifikasikan
12,
6,8,17
macam
10
Membedakan reproduksi
pad a
5
tumbuhan lumut
tumbuhan
5
lumut Jumlah
9
II
I
20
Sebelum tes diberikan kepada sampel, instrumen akan diuji cobakan terlebih dahulu pada responden. Responden yang akan diuji coba ialah mahasiswa - mahasiswa yang sudah mendapat mata kuliah taksonomi tumbuhan tingkat rendah. Uji coba dinmksudkan untuk mengukur tingkat kesukaran, validitas dan reliabilitas instrument.
I. Tingkat kesukaran (difficulty index) Tingkat kesukaran adalah bilangan yang mempakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh respoden (mahasiswa) dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Tingkat kesukaran suatu item dapat
35
Rumus tingkat kesukaran:
P=
I I
Jawaban benar Jumlah mahasiswa
Kriteria:
0.00 - 0.30
: soal sukar
0.31-0.70
: soal sedang
0.71 -1.00
: soalmudah
2. Validitas Instrumen Validitas adalah "kemampuan tes untuk mengungkap apa yang seharusnya !
diukur"52 • Sebelum instrumen di berikan pada objek penelitian, maka seharusnya instrument tersebut harus di ukur terlebih dahulu validitasnya Setelah instrumen valid barulah instrument tersebut dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur hasil belajar atan prestasi belajar mahasiswa. Pada penelitian ini pennlis menggunakan validitas isi (conten validity) yaitu instrumen bentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektifitas pelaksanaan program dan tujuan pembelajaran.
Untuk mengukur validitas instrumen digunakan beberapa langkah: a. Mencari proposi menjawab benar (p) setiap butir soal
p=L:X N
Keterangan: I:X = jumlah butir soal yang menjawab benar N
=
banyaknya soal
b. Mencari q setiap butir soal
q=l-p
36
c. Mencari rata - rata skor peserta tes setiap butir soal (Mp) Mp = jumlah skor total peserta tes yang menjawab benar jumlah peserta tes yang menjawab benar d. Mencari rata - rata total (Mt) Mt=Z:Xt N Keterangan: .Z::Xt = skor total peserta tes yang menjawab benar N
= banyaknya soal.
e. Mencari standar deviasi SD =
.../J:fX.2 ·- [2:002 N
N
£ Mencari angka indeks korelasi po in biserial (untuk menguji validitas soal) rphi =Mn - Mi .../p SD q Keterangan:
rphi = angka indeks korelasi po in biserial Mp= rata - rata skor yang dicapai oleh pese:rta test yang menjawab benar, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keselnrnhan. M1 = mean skor total SD = standar deviasi dari skor total P = proposi peserta tes yang meajawab betul terhadap butir soal yang
sedang
dicari
korelasinya
dengan
tes
secara
keselnrnhan. Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikasi 5% (a= 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya:
37
3. Reliabilitas Sebuah instrument dikatakan reliabel jika instrument tersebut digunakan berkali - kali untuk objek yang sama akan menghasilkan. data yang sama. Untuk mengukur reabilitas soal dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus KR 20 (Kuder Richardson):
r;=
Keterangan:
n {St2-Iriq} (n-1) {
8tr }
n
=
jumlah item dala:m instrument
P
=
proposi banyaknya subjek yang menjawab nomor item
q
=1-p
st2
=
variasi total
H. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t, yakni tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signiftkan. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian awal yaitu:
1. Pengujian Prasyarat Penelitian a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan dari distribusi data pada sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors dengan langkah - langkah sebagai berikut:
I) Urutkan data dari sampel yang terkecil sampai yang terbesar 2) Tentukan nilai Zi dari tiap - tiap data berikut dengan rumus: Zi=x-xSD
38
Keterangan: Zi = skor baku
X- = nilai rata - rata X = skor data SD= standar deviasi 3) Menentukan besar peluang untuk masing - masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi sebutkan dengan F(Zi) dengan aturan jika Zi>O, maka F(Zi) = 0.5 + nilai table, jika Zi
ZL..~Z
yang < Zn
N 5) Hitung selisih F(Zi) - S(Zi), kemudian tentukan harga mutlak. 6) Ambil nilai terbesar diantara harga - harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo. 7) Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Ltabel. Ltabel harga yang diambil dari table harga kritis uji liliefors. 8) Mengambil kesimpulan berdasar harga Lo dan Ltabel yang telah didapat, apabila Lo < Ltabel maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk melihat keseragaman varian sampel yang diambil dari populasi. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varian, yaitu rumus homogenitas Fisher: F = .:i12
sl 82 = n 'f X2 - ('5;X)2 N(n-1)
39
Keterangan: F
=
homogenitas
S 12=varian terbesar atau data pertama sl=varian terkecil atau data kedua.
Fhitung
sampel homogen
Fhitun?Ttabel =
sampel tidak homo gen
2. Pengujian Hipotesis dengan uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara signifikan dua variabel yang sedang diperbandingkan memang berbeda, ataukah perbedaan itu terjadi semata - mata karena kebetulan saja. Rumus pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5%: t =
.\',
-.X,
s~ n11 +L ni Dimana, S2 total
_ (11 1
-1)s12 + (n, -1)s12 (11 1 + n 2 -2)
Keterangan: t
=
X
1 =
Harga uji statistik Rata - rata hasil belajar mahasiswa yang diberi metode
Kuliah
lapangan
.Y 2
=
Rata - rata hasil belajar mahasiswa yang tidak diberi metode lapangan
1
=
jumlah sampel kelompok eksperimen
n2
=
jumlah sampel kelompok kontrol
S 12
=
varian data kelompok eksperimen
S22
=
varian data kelompok kontrol
n
Kuliah
40
Dengan kriteria sebagai berikut: Bila t hitung < t tabel, rnaka Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metodefie/d trip dengan mahasiswa yang tidak menggunakan metode field trip. Jika t hitung > t tabel, artinya terdapat pengaruh antara hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metodefie/d trip dengan mahasiswa yang tidak menggunakan metodefie/d trip.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran Kuliah Lapangan (Field Trip) Cara mengajar dengan menggunakan metode kuliah lapangan yaitu dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu dengan menggunakan proses-proses IPA yaitu mulai dari mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, memprediksi, mengukur,
berkomunikasi,
oprasional,
menyusun
menginterpretasikan pertanyaan
dan
data,
menyusun
hipotesis,
defenisi
eksperimentasi,
memformulasikan model - model, dan menilai. Sebelum pelaksanaan field trip, mahasiswa dibekali dengan konsepkonsep lumut (bryophyta) yang dilakukan di dalam kelas selama dua kali pe1iemuan dengan menggunakan metode ceramah, cliskusi, clan tanya jawab. Setelah konsep-konsep tersebut selesai deberikan, pada sampel kelompok eksperimen diberikan kesempatan umtuk melakukan lrnliah lapangan atau field
trip di Taman Lumut Nasional Kebun Raya Cibodas-Jawa Barat, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak. Kebun raya Cibodas dipilih karena mempunyai koleksi lumut yang lengkap di area Taman Lumut Nasional serta memiliki kondisi lingkungan dan iklim yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan tumbuhan Jumut. Pada pelaksanaan kuliah lapangan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pembuatan herbarium dan penyusunan laporan hasil kegiatan. Sebelum melaksanakan field trip dosen dan panitia pelaksana telah melakukan tahap persiapan seperti: menentukan tujuan dan obyek atau tempat
field trip akan dilaksanakan yaitu di Taman Lumut Nasional - Kebun Raya Ciboclas, mengadakan hubungan dengan pengelola Taman Lumut Nasi;mal, menetapkan biaya, waktu, jadwal, menentukan metode p<mgambilan sampel atau specimen clan cara memperoleh data sampai mempersiapkan alat dan bahan yang akan clipergunakan pacla saatfie/d trip.
42
Metode pengambilan sampel atau specimen yang dipergunakan ialah dengan mengadakan metode serabutan. Pada metode serabutan, kita hanya menentukan lokasi untuk masing-masing kelompok, selanjutnya lokasi tersebut ditelusuri jenis tumbuhan lumut yang hidup serta keadaan tempatnya, tanpa meninggalkan satu bagian pun yang bisa terlewati. Mabasiswa diharuskan mengenali dan mengamati tiap jenis tumbuhan lumut yang ditemukan. Sedangkan untuk metode pengumpulan data selama field trip, akan dilakukan wawancara pada pengelola dan observasi langsung ke Taman Lumut Nasional. Walaupun baru tabap persiapan mabasiswa terlihat sangat antusias untuk melakukan field trip, ini terbukti dari jumlah peserta field trip 100% mabasiswa yang sedang mendapatkan mata kuliah taksonomi tumbuhan rendab di Fakultas Sains dan Teknologi illN Syarif Hidayatullah Jakarta ikut menjadi peserta. Pada tabap pelaksanaan, mabasiswa mencek alat dan baban yang telah dipersiapkan lalu panitia menemui pihak pengelola Taman Lumut NasionalKebun Raya Cibodas yang sebelumnya telah dihubungi dan diminta ijin untuk melakukan field trip di tempat tersebut. Alat yang dibawa berupa pisau, gunting, pingset, plastik, tali, kaca pembesar, meteran, kertas koran, alat tulis dan buku panduan, sedangkan baban yang telah dipersiapkan berupa alkohol 70% dan keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri. Setelab menemui pihak yang berwenang, mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok yang didampingi satu orang pendamping, yang terdiri dari tiga orang dosen program study Biologi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullab Jakarta, dan dua orang pendamping dari Taman Lumut NasionalKebun Raya Cibodas. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk mencari lokasi atau tempat yang banyak terdapat tumbuhan lumurnya, dan berakhir di Taman Lumut Nasional untuk melihat koleksi-koleksi tumbuhan lumut yang dimiliki. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mengamati dan mengambil semua jenis tumbuhan lumut yang ditemukan dengan menggunakan alat yang telab
44
2) Cara kerja - Koleksi tumbuhan Iumut yang dibuat koleksi harus bagus, lengkap dengan sporanya dan bisa mewakili tumbuhan tersebut untuk dikenali, dan jika tumbuhannya kecil maka harus diambil semua bagian tanaman. - Tumbuhan Iumut yang akan dikoleksi dibersihkan dan dirapihkan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Ukuran ini disesuaikan dengan amplop untuk menyimpan herbarium. - Selanjutnya identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi, buku sumber dan buku panduan yang ada, kelompokan dan beri nama specimen yang akan diawetkan. - Dan untuk selanjutnya tumbuhan bisa diproses untuk pembuatan herbarium kering. - Untuk herbarium kering, tanaman yang sudah bersih dan rapih langsung dibungkus dengan koran dan dibasahi dengan alkohol.
Selanjutnya
dikeringkan sampai benar-benar kering. Setelah kering, dimasukan ke dalam amplop dan disimpan sebagai koleksi bahkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Dosen pada pelaksanaan field trip hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, selanjutnya mahasiswalah yang berperan aktif untuk belajar tentang rumbuhan lumut dengan cara mengamati, mengidentifikasi, berdiskusi sampai membuat laporan kegiatan dan herbarium dari specimen-specimen tumbuhan lumut yang ada di Taman Lumut Nasional Kebun Raya Cibodas-Jawa Barat.
46
Berdasarkan analisa data di atas diperoleh skor basil belajar mahasiswa kelompok kontrol yang pembelajarannya tidak menggunakan metode kuliah lapangan (field trip) pada materi tumbuhan lumut dengan lima konsep diperoleh 72.2%, dengan
perincian sebagai berikut:
1. Konsep klasifikasi tumbuhan lurnut diperoleh skor 16.4% dari 25% selisih
8.6%, ini berarti konsep tersebut telah cukup dikuasai mahasiswa. 2. Pada konsep reproduksi turnbuhan lumut diperoleh skor 19.2% dari 25%. Hal ini menunjukan bahwa pada konsep ini mahasiswa lebih paham dan dikuasai dibandingkan pada konsep klasifikasi tumbuhan Iurnut karena hanya selisih 5.8%. 3. Penguasaan mahasiswa pada konsep ciri-ciri tumbuhan Iurnut 21% dari 25%. Hal ini berarti konsep ini telah dikuasai mahasiswa dengan baik karena skomya sangat tinggi, mendekati persentase maksimal. 4. Kemudian pada konsep habitat dari tumbuhan lumut diperoleh skor 10.4% dari 15%, ini menunjukan bahwa basil skor pada konsep ini juga tinggi. 5. Konsep kegunaan tumbuhan lumut bagi kesejahteraan manusia diperoleh skor 5.4% dari 10% ini berarti hanya separuh mahasiswa yang rnenjawab benar dan separuhnya lagi menjawab salah, yang berarti konsep ini kurang difahami mahasiswa kelompok kontrol. Dari analisa di atas dapat disirnpulkan bahwa penguasaan mahasiswa kelompok kontrol terhadap mata kuliah taksonomi turnbuhan rendah pada pokok bahasan turnbuhan lumut tergolong tinggi, yaitu memperoleh 72.2%.
47
Tabel 4
Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Eksperimen NR
Konseo Klasifikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R~roduksi
4 4 2 3 5 5 3 3 3 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 4 4 5 4
4 4 4 5 4 4 4 2 5 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 5 2 3 4 4 3
87
90
Skor
Kriteria Tin<wi Tinggi Sedang Tinggj
0 1 2 1 2
15 16 13 16 18 16 16 13 15 14 14 13 15 17 14 13 12 16 13 15 II 15 16 17 14
33
367
Ciri - Ciri
Habitat
Kerrunaan
3 5 5 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 3 100
3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2
1 1 0 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 0
57
1
Amat tinggi
Tinm>i Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tin1nri Tinggi Sedang Sedang Sedang Tintr<'i Sedang Tin""i Rendah Tin""i Tinmli Tintrtri Sedang
Dengan kriteria: 8 - 11 = Rendah 12- 14 = Sedang 15-17=Tinggi 18 - 20 = Amat tinggi
Berdasarkan analisa data di atas diperoleh skor hasil belajar mahasiswa kelompok eksperimen yaitu yang pembelajarannya menggunakan metode field
48
1. Konsep klasifikasi tumbuhan lumut diperoleh skor 17.4% dari 25% selisih
7.6%, ini berarti konsep tersebut telah cukup dikuasai mahasiswa. 2. Pada konsep reproduksi tumbuhan lumut diperoleh skor 18% dari 25%. Hal ini menunjukan bahwa pada konsep ini skor mahasiswa hampir sama dengan skor konsep klasifikasi tumbuhan lumut yaitu selisih 7%, yang artinya konsep ini telah cukup dikuasai mahasiswa. 3. Penguasaan mahasiswa pada konsep ciri-ciri tumbuhan l.umut 20% dari 25%. Hal ini berarti konsep ini telah dikuasai mahasiswa dengan baik karena diperoleh skor yang tinggi. 4. Kemudian pada konsep habitat dari tumbuhan lumut diperoleh skor 11.4% dari 15%, ini menunjukan bahwa basil skor pada konsep ini sangat tinggi, mendekati persentase maksimal 25%. 5. Konsep kegunaan t.umbuhan lumut bagi kesejahteraan manusia diperoleh skor 6.6% dari I 0% ini berarti mahasiswa telah menguasai konsep ini dengan baik.
Dari data di atas dapat disirnpulkan bahwa penguasaan mahasiswa kelompok eksperirnen terhadap mata kuliah taksonomi t.umbuhan rendah pada pokok bahasan tumbuhan l.umut tergolong tinggi, yaitu memperoleh 73.4%. Dan jika dibandingkan persentase mahasiswa kelompok kontrol yang persentasenya 72.2%, maka persentase mahasiswa kelompok eksperimen fobih tinggi l.2%. Hal ini dikarenakan mahasiswa kelompok eksperimen diberikan kesempatan untuk langsung mempelajari tumbuhan lumut di habitatnya (di lingkungan).
49
C. Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Ko111trol dan Kelompok Eksperimen Tabei 5 Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan Kellompok Eksperimen Perkonsep Konsep Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Klasifikasi tumbuhan lumut 16.4% 17.4% Reproduksi tumbuhan lumut 19.2% 18% Ciri-ciri tumbuhan lumut 21% 20% Habitat tumbuhan lumut 10.4% 11.4% Kemmaan tumbuhan lumut 5.4% 6.6% Jumlah 72,4% 73,4% .. . . Dan data d1 atas dapat dnnterpretasikan bahwa kelompok ekspernnen yang melakukan field trip hasil tesnya lebih tinggi dibandingkan hasil tes kelompok kontrol yang tidak melakukan field trip (72,4% < 73,4%). Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Konsep klasifikasi tumbuhan lumut Pada konsep klasifikasi, mahasiswa kelompok kontrol memperoleh 16,4% sedangkan mahasiswa kelompok eksperimen 17,4% lebih besar 1% dari kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan kelompok eksperimen diberikan kesempatan untuk langsung mempelajari tumbuhan lumut langsung ke habitatnya sehingga mahasiswa dapat mengamati dengan seksama jenis-jenis tumbuhan lumut yang ada dan tanaman-tanaman lain yang hidup disekitarnya, sehingga dapat dilihat dan dibandingkan hubungan kekerabatan antara tumbuhan lumut dengan tumbuhan lainnya.
2. Konscp reproduksi tumbuhan Iumut Mahasiswa kelompok kontrol memperoleh basil 19,2% lebih besar 1,2% dari mahasiswa kelompok eksperimen yang hanya memperoleh 18%. Hal ini dikarenakan ketika field trip berlangsung mahasiswa hanya melihat sepintas alat reoroduksi beruoa sooran1Zium dan soora saia tanoa oen1Zamatan van!! lehih
50
yang tidak mendukung,
sehingga konsep ini tidak terekam dengan
baik oleh mahasiswa.
3. Konsep ciri-ciri tumbuhan lumut Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil tes kelompok kontrol lebih besar 1% dibandingkan hasil tes mahasiswa kelompok eksperirnen. Seharusnya hasil tes kelompok eksperirnen lebih baik dari pada kelompok kontrol karena pada saatfield trip mahasiswa diberi kesempatan untuk mencari dan mengamati bagian-bagian tumbuhan lumut secara utuh. Akan tetapi mengingat waktu yang terbatas dan cuaca yang kurang mendukung sehingga pada saat field trip pengamatan terhadap satu spesies lumut kurang maksin1al, sedangkan tumbuhan lumut yang diamati cukup banyak. Akan tetapi jika dillihat persentase hasil tes, nilai kelompok eksperirnen pada konsep ini sudah sangat baik yaitu mendapat 20% dari 25%.
4. Konsep habitat tumbuhan lumut Karena pada saat field trip mal1asiswa Jangsung datang pada habitat dari tumbuhan lumut, tentunya mahasiswa yang langsung datang ke habitanya akan memperoleh basil yang lebih baik yaitu 11,4% dari pada mahasiswa yang tidak datang (tidakfield trip) 10,4%. Hal ini dikarenakan malrasiswa yangfield
trip tidak hanya melihat tempat tumbuhnya lumut, tapi juga dapat merasakan suhu, kelembaban udara dan bahkan tempat atau benda-benda yang dapat ditumbuhi Jumut.
5. Konsep kegunaan tumbuhan lumut Pada saat field trip mahasiswa tidak hanya mendapat penjelasan dari ciri, klasifikasi, alat reproduksi dan habitat dari tumbuhan Jumut dari para pendamping, akan tetapi dijelaskan lebih mendetail akan manfaat-manfaat yang dapat diambil dari tumbuhan Jumut tersebut, sehingga penguasaan konsep ini
51
D. Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar
Tabel 6 Hasil Tes Mahasiswa Kelompok Kontrol dan ll<:ksperimen
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Hasil Belaiar Kelompok Kontrol
Kelomook Eksoerimen
11
15 16
15 17 13
12 13
17 18 16 13
12
16 16
13
13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
12 15 15 15 14
13
16 18 16 16 13
15 14 14 13
15 17 14 13
12 16
11
13
15 14 14 15 17 15 361
15 11
15 16 17 14 367
Dari tabel basil tes mahasiswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diinterpretasikan bahwa basil belajar mahasiswa yang menggunakan metode kuliah lapangan atau field trip lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan metode field trip. Hal ini dikarenakan
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulau Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai kelas kontrol dengan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
jurusan Biologi sebagai kelas eksperimen di
Universitas Islam Negeri (VIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, secara deskriptif dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar kelas eksperimen (72.4 : 73.4). Hal ini disebabkan karena mahasiswa kelas eksperimen diberikan kesempatan untuk melakukan field trip agar dapat mempelajari tumbuhan lumut di habitatnya, sehingga para mahasiswa mampu memahami relevansi antara materi pelajaran dengan realitas di lapangan yang tentunya dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para mahasiswa tersebut terhadap tumbuhan lumut. Akan tetapi, hasil belajar mahasiswa kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dihitung secara statistik dengan teknik uji-t pada taraf signifikasi 5% menunjukan bahwa t hitung (0.33) lebih kecil dari t tabel (2.021) sehingga Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mahasiswa kelas eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan mahasiswa kelas kontrol yang tidak menggunakan metode tersebut.
B. Saran
Berdasarkan pertimbangan dari proses penelitian yang cukup singkat dan hasil penelitian yang telah didapat, maka peneliti memberikan smnbangsih berupa saran sebagai berikut: I. Diharapkan dosen mata kuliah taksonomi tumbuhan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan rnetode-metode pembelajaran yang dapat mencerdaskan, rnendewasakan, membebaskan. Dan akan rnendorong pengembangan pemikiran-pemikiran rnahasiswa, menambah
54
pengalaman mengajar, menimbulkan rasa kepedulian, kasih sayang, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. 2. Dalarn menggunakan metode field trip hendaknya para dosen melakukan perencanaan yang matang sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal. 3. Mengingat penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan variabel yang lain.
55
DAFTAR PUSTAKA AD, Muhaemin, "Upaya Meningkatkan Pernahaman Konsep Biologi pada Siswa Kelas II Semester Ganji] SMA Al- Kautsar TP 2004/ 2005 Melalui Pendekatan Peta Konsep", Jumal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Maret 2006, h. 85.
A11111adi, Abu, dan Joko Tri Prasetya, Startegi Belajar Mengajar untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MK.DK, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Arikunto, Suharsimi, Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bina
Aksara, 2002.
Campbell dan Reece, Biology, (New York: Benjaming Cuming, 2002), Sixth Edition.
Dalim. Yeniwarti dan Hermon, Dedi. "Penerapan Kuliah Lapangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa", dalam
Forum
Pendidikan,
Nomor 01,Vol. II, April 2006.
Dasumiati, "Penuntun Praktikum Sistematika Tumbuhan''', Fakultas Sains dan Teknologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan, Strategi Be/ajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Eric, Out-of-Field Teaching, www.gooogle.com,2000.
56
Hadisubroto, Tisno, dkk. "Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IP A di Kelas III SD Melalui Pengalaman
Langsung", dalam !mu
Pendidikan, Jilid 8, Nomor 2, Mei 2001.
Harman, "Pengembangan Tes Hasil Belajar", Jurnal Ilmiah
Batanghari
Universitas
Jambi, Volume 3, Nomor l, februari 2003.
Hasnunidah, Neni, "Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Al- Kautsar Bandar Lampung Melalui Pendekatan Resitasi", Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 7, nomor 1, Januari 2006
Hasrudin, "Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Minat dan SMUN
basil
Belajar
Biologi
di
I Binjai", Jurnal Penelitian, Vol. 7 (I), September, 2000.
Herwindati, Yuni Tri, dan Adi Suryanto, "Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IP A Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi", .Iurnal Pendidikan, vol. 5, No. I, Maret 2004, 48-60.
Ibrahim, Nurdin, "Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktifuntuk Perataan Kualitas Hasil Belajar (Suatu Kajian)", Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44, Tahun ke- 9, September 2003.
Irmansyah, Achmad, dan Zubaidah, "Efek Model Pembelajarnn Konstruktifisme Melalui Pembelajaran Matematika di SMP", Jurna/ Pendidikan, Vol. 7, No. 2, September 2006. Kadir, "Efektivitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan Matematika'', Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Tahun Ke-10, November 2004.
57
Kosasih, Andreas, "Peranan Motivasi Terhadap Hasil Belajarnya Siswa", dalam Jurnal Tabularasa, Volnme 2, No. 3, Desember 2004.
Luna, De Efrain, Newton, Angela, and Mishler, Brent D, Bryophyta, www.gooogle.com,2004.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Rosda Karya, 2005.
Margono, S, A1etodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Martiningsih, Macam - Macam Metode Pembelajaran, Jakarta, 7 April 2008.
Miranto, Sujiyo, Catalan Kuliah Strategi Pengajaran Sains,2002.
Mortimer, Eduardo, and Phil, Scott, Meaning Making In Secondary Science Classroom, Philadelphia: Open University Press, 2003. Openshaw, Peter. H, dan Stephen. J, Whittle, Ecological Field Teaching, Journal of Biological Education, (1993) 27 \1). Permana, Sukanda, "Menggali Sumber Belajar Dari Lingkungan Sekitar", dalam Pikiran Rakyat, 2003.
Powell, Richard, "From Field Science to Classroom Science: A Study of Constrained Emergence in a Second-Career Science Teacher", dalam Journal of Research In Science Teaching, Vol. 31, NO. 3, PP. 273-291 (1994).
Priyono, "Hubungan Antara Konsep Diri, Sikap Terhadap Fisika Dasar dan Kemampuan Mahasiswa dengan Hasil Belajar Fisilca Dasar", Jurnal UNJ,
Parameter, No. 10 Tahun 2001
58
Raven, et. al., Biology of Plants, New York: W. H. Freeman and Company, 2003.
Rifqiyati dan Agus, Suradika, "Pengamh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam", dalam Jurnal Penelitian UMJ,, No. 2, Vol. 7, Juni 2001
Rohmad, Ali, "Pengelolaan Pembelajaran Kecerdasan Emosi pada Madrasah lbtidaiyah/
Sekolah", Jurnal Dinamika Penelitian Pendidikan STAIN
Tulungagung, Oktober 2005, Vol. 5 No. 2.
Setiawan, Yasin. "Mencari Metode Pengajaran Yang Lebih Baik", daxi www.siaksoft.net, 28 September 2007.
Sofa,
Pakde,
Taksonomi
Tumbuhan
Rendah,
h11R ://masso fa. wo rdpress.com/2 008/0 I /28/takso nomi-tu 111 buhan-rendah/. Subana, M, Rahadi, Moersetyo, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2000)
Subana, M, dan Sudrajat, Dasar - dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Surnaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Kanisius, 2003)
Trihastuti, Singgih, da.n Yoko Rimy, Filosoji Sains, www.Ipmpjogja.diknas.go.id
W. S, Judd, Plant Systematics: A Phylogenetic Approach, (USA: Sinaver Associates, Inc, 2002), Second Edition.
Yamin, Maiiinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gedung
59
- - - - - - - , Teaching in the Field, www.edtt.nus.sg, Nov. 2006. - - - - - - -,
Out-of-Field Teaching by Poverty Concentration and minority
Emollment, www.nces.ed.gov, 2004
60 Lampiran 1
Tabel 7 T"llll kaK t csn k aran No. Jml. Jml. P=L: Jawaban bena, Saal Responden Jawaban L:Jumlah responden Benar l 30 27 0.9 2 30 24 0.8 .) " 30 26 0.87 4 30 26 0.87 5 30 26 0.87 6 30 23 0.77 7 30 28 0.93 30 20 8 0.67 9 30 28 0.93 10 0.83 30 25 11 30 25 0.83 12 30 27 0.9 13 30 17 0.57 14 30 21 0.7 15 30 13 0.43 16 30 23 0.77 17 10 0.3 30 22 0.73 30 18 0.43 19 30 16 20 30 15 0.5 21 30 25 0.83 22 30 15 0.5 23 15 0.5 30 24 30 17 0.57 25 24 0.8 30 26 16 0.53 30 0.23 27 30 7 28 30 12 0.4 29 30 13 0.43 0.37 30 30 11 0.5 31 30 15 0.2 32 30 6 .) .) "" 30 10 0.3 0.3 34 ! 30 10 35 30 17 0.57 Kriteria: 0.00 - 0.30 : soal sukar '
0.31 - 0.70
: soal sedang
0.71 - !.00
: soal mudah
Keterangan Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah- Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mud ah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang
Tabe! 7 Analisis Butir Saal Hasil Be!ajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat - Rendah 1B
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
c
1 1 0 1 0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1 0 0
1
1
1 1 0 0
1
1 1 0
1 1 1 0
0
1
1
0 0 0 0 0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1 0
1
1
1
1
1
1
1
1 0
0
1 1
1 1 1
0 0
0 1 0 1
1
0 0 0
1 1
1
1
0
0 1
1
0 0
1
1
0 0 0 0 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
0 0
1
1
1
1
1 1
0 1 0 0 1 1 1 1
1 1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0 0 0 0 0 0 1
1
1
1
0 0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
1
1 0
1
0 0
0
1
0 0 1
1
1 0
1 1 0
1
1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
0 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1 1 0
1 0
1
1
1 1 1
'
1
1
1
1
1 0
0 0
0
1
1
1
1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1
1 1
1 1 1
1
1
0
1 1 1
1 0 0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1 0
1
0
1
1
1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 1
"
0
1
1
1
1 1
0 0 1
1
1
1
1
1 1
0 0
1 1 0 1
0 0
1
1
1
1
1
1
1
0 1 0 1 0 1 0
1 1 0
1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 0
c
1
0
0
1
0 0
0
0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
c
1
1
0
1
0 0 0
1
1
0
1
0 0
1
1 1
1
0
0 0 0 0 0 0 1 1 0
1
1 1
0
1
1
1 1
1
1
1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
'
1 1
1
1 0
0
1
1
24 1 1
1
1 1
1
1
1
0 0
0 0
1
1
1
1
1
1
16
1
0
1
1
1
1
1
1
15 0 0
14
29
0 0
1
1
0
13 0 0 1
1
1
1
1
"
1
1
12
1
1
27 0
1
1
11
1
7
0
"0
22
1
1
10
6
1
25 1
21
0 0 0 0
1
'1
5
1
23 0
20
17 0 0 0 0 1
'0
4
1
1
0
0 0
1
1
0 0 0 0 1
0
1
1 0 0 0 1
1
1
0 0
0
1
1
0
0 0
1
1
1
1
1
1
0 0 0 0 1 1 15
0 1 0 0
1
1
1
1
1
0 0 0
1
1 1 1 1
1 1 0 1
0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
1
0 0
31
32
33
1
1
1
0
1
1
1
0 1
0 0 0 0
1
1
0 1 0 0
1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
0
0 1 0 0
1 1
1
1 0 0
0
0 0 0 0
1
1
0 0
1
0 0
0 0 0 0
1
1
0
0 0
1
1 0 0 0 0 1
1
1
1
1
0 0 0 0
1
0 0
0 0 0 1 0 1
0 0
0
1
0 0 1
0 0
,.. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
"0
x
X2
19
3'31
1
w
400
0 1 1 0 0
21 23 25 25
4'1
784 255 676 441
1
1B
1
"
1
1
0
1
1
1
0 0
0 1
1 1
1
0 0 0
1
0 0 0 0
1
1 1 0
0 0 1 0 0 0 0
1 0 1
1 1
0 0
0 0 0 0 0
"
1
0 0
1 1
1
1 0 1
0 0 1
0 0
"
1
1
1
0 0 0 0 0
1
1
1
1
0
0 0 0 0 0 0 0 6
0 1 0 0 0 0 1 1 10
1
1
17 19
1
1 1
"17
0,93
0,83
O,B3
0,9
0,57
0,7
0,43
0,77
0,33
0,73
0,53
0,5
0,83
0,5
0,5
0,57
o,s
0,53
0,23
0,4
0,43
0,37
0,5
0,2
0,33
0,33
0,57
0,23
0,07
0,33
0,07
0,17
0,17
0,1
0,43
0,,
0,57
0,23
0,67
0,27
0,47
0,5
0,17
0,5
0,5
0,43
0,2
0,47
0,77
0,6
0,57
0,63
0,5
0,67
0,43
0,18
0,07
0,23
0,07
0,14
0,14
0,09
0,24
0,21
0,25
0,18
0,22
0,19
0,25
0,25
0,14
0,25
0,25
0,24
0,15
0,25
0,16
0,24
0,25
'·"
0,25
'·'
0,67 0,22
0,22
0,24
0,93
l,133 0,133 0,12
0,12
20
0 0 0 0 0 1 0
0,67
0,71
21 30 1B 20 23 21 19 22
19
"
2B9
soo 324
"° 529 400 441 361 484 361 676 ?SO
324
484 289
11
121
"30 "
784
"'
000
641 14911
"'"
v
),857 0,867
625
'0 "17
1 0 0 0 0 0 0
1
625
575
0 0 0
1
529
24
1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 ·, 1 1 1 1 1 1 1 1 i 1 1 15 10 22 16 25 15 24 16 12 13 11 15 13 23 17 7 10 25 27 21 17 25 17 26 26 23 20 l,46 0,51 0,36 0,46 ..0,12 0,23 0,58 0,52 0,23 0,27 0,46 0,48 0,47 0,57 0,3 0,14 0,57 0,14 0,33 0,2 0,18 0,26 0,32 0,21 0,34 .0,1 0,33 0,33 0,07 0,36 0,25 0,21 0,325 0,325 0,325 0,325 0,3:25 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 ),325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 v v in v In v v In In in in In v v In v v v In In v in v v In In v v v In v 1
0
1
0 0 0 0 0 0
30 0
0,16
61
62
Lampiran3 Tabel 9 Validitas soal Tnmbnhan Lnmnt
No 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Mp 22.37 22.17 22.42 22.65 22.73 22.74 22.39 21.45 22.11 23.00 22.88 21.07 22.88 23.19 24.31 23.00 25.50 22.64 22.44 24.40 22.12 22.33 22.73 22.53 21.58 17.75 23.57 23.67 21.31 23.82 23.33 22.50 24.10 23.40 21.06
Mt 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83 21,83
SDt 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51
p 0,9 0,8 0.867 0.867 0.867 0.77 0.93 0.67 0.93 0.83 0.83 0.9 0.57 0.7 0.43 0.77 0.33 0.73 0.53 0.5 0.83 0.5 0.5 0.57 0.8 0.53 0.23 0.4 0.43 0.37 0.5 0.2 0.33 0.33 0.57
q 0.1 0.2 <J.133 0.133 0.133 0.23 0.07 0.33 0.07 0.17 0.17 0.1 0.43 0.3 0.57 0.23 0.67 0.27 0.47 0.5 0.17 0.5 0.5 0.43 0.2 0.47 0.77 0.6 0.57 0.63 0.5 0.8 0.67 0.67 0.43
.
rnbi 0,357 0,15 0,33 0,46 0,51 0,36 0,46 -0,12 0,23 0,58 0,519 0,23 0,27 0,46 0,48 0,47 0,57 0,295 0,14 0,57 0,14 0,33 0,2 0,18 0,26 0,321 0,21 0,34 -0, 1 0,33 0,33 0,07 0,36 0,25 0,21
.~.
Interpretasi Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Invalid Valid Valid Invalid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Invalid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Valid Valid Invalid Valid Invalid Invalid
Lampiran 4 Tabel 10
---- _,, __ . ·--·· Belaiar Taksonomi T- -·-
buh
Tinakat Rendah - -. - - ----~
13
14
15
16
17
16
16
20
x
X2
0
1
0
1
0
1
0
12
144
0
'
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
9
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
12
'
4
5
6
7
6
9
10
11
12
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
No.
1
2
1
1
1
2
1
3
"
144
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
13
169
5
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
16
256
'7
1
1
I
1
1
I
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
I
0
16
256
1
1
1
1
1
1
1
1
'
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
14
195
' ' 10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
3'1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
' 0
0
0
1
1
I
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
7
'
"49
1
259
'
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
17
12
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
9
81
13
1
'
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
19
::>61
14
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
12
14'
15
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
12
144
16
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
11
121
1
i
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
12
144 144
17
1
"19
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
12
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
12
144
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
14
196
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
11
121
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
14
196
1
21
1
0
1
1
0
22
1
1
1
1
1
23
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
11
24
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
11
121
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
16
256
"
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
11
1Z1
27
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
4
"
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
19
361
'
1
'
"'
" 30
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
19
361
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1S
324
Jm•
27
"
25
21
13
23
10
22
15
15
16
12
11
15
10
o,a
" "
25
p
"
23
0,7
0,43
0,77
0,33
0,73
0,53
0,5
"'
""
0,8
q
0,1
0,2
p'q
0,09
0,16
0,667 0,667 0,967
0,77
0,93
0,67
0,93
0,63
0,93
o,a
0,57
0,133 0,133 0,133
0,23
0,07
0,33
0,07
0,17
0,17
0,1
0,43
0,3
0,57
0,23
0,67
0,27
0,47
0,5
0,12
0,16
0,07
0,23
0,07
0,14
0,14
0,09
0,24
0,21
0,25
0,16
0,22
0,19
0,25
0,25
0,12
0,12
3,32
63
64
Lampiran 5 Perhitungan Koefisien Reliabili.tas. Pokok Bahasa.i Tmnbuhan Lnmllli ---~--
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa: LX2 = 5491,
LX=389, LXt = LX2 -
LPQ = 3.32,
N = 30,
n=20
.ext
N
= 5491 -(389) 2 30 =5461-(151321) 30 = 5491 - 5044.03 = 446.97
St2
=
Xt N
= 446.97 30 = 14.899
rl I=[-n ] [SI- LSt pqj n-1 =
[_2()_] [14.89~-3.32] 20-1 14.899
=
1.05 x 0.777
= 0.816
Dari hasil analisis di atas, r hitung yang diperoleh sebesar 0.816. Jika nilai r hnung
dikonsultasikan dengan r
iabel
dari N
=
30, maka diperoleh harga r
sebesar 0.361. Sehingga bisa dilihat bahwa r
h;tung
>r
tabel
tabei
(0.816 > 0.361),
maka dapat diam bi! kesimpulan bahwa instrumen hasil belajar pokok bahasan tumbuhan lumut adalah reliabel.
66 f. Perhitungan Nilai Mean
Keterangan : X
= Nilai Mean
Ift
= Jumlah Hasil Belajar Data Distribusi Frekuensi
If
= Jumlah Siswa
Maka,
X=[I6~;,5] =
g.
67,9
Median (Me)
i-(n) -
Me = L+
f
[
jkb] .x_ ,·
Keterangan: lvfe
=Median
I
= Batas Bawah Kelas median
N
=
Jumlah siswa dalam kelompok
Fkb
=
Frekuensi komulatif dibawah kelas median
=
Panjang kelas interval
Maka,
_1_(25) - 9]
Me = 68 ,5 + 2
[ =
68,5 + 3,0625
= 71,56
8
x7
67
h. Modus (Mo)
fafb ] Mo =L+ [ fa+
X I
Keterangan : Mo= Modus L
=Batas bawah kelas modus
Fa = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya Fb = Selisih antara frelrnensi kclas modus dengan frekuensi kelas scsudahnya =
Panjang kelas interval
Maka,
1 Mo=68,5+[--] x7 1+6 =68,5+0,99 = 69,49
71
Lampiran 8 Data Hasil Tes Kemam puan Awai (Pretest) Kelompok Koutrol
= 25 =
a. Banyak data (n) b. Data nilai pretest 50
60
70
75
80
50
60
70
75
80
50
65
70
75
80
55
65
70
75
85
55
65
70
75
85
c. Rentang data
R
=
rentang terbesar - rentang terkecil
=
85-50
=
35
d. Banyak kelas interval (K)
e. Panjang kelas interval (i)
=
I + 3,3 Log n
=
I + 3,3 Log 25
=
5,89 dibulatkan 6
=RIK =35/5,89 =
5,94 dibulatkan 6
Tabe! 13 Data Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol Interval
f
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80 - 85
5 2 3 5 5 5 25
x
fX
x'
52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5
262,5 117 193,5 352,5 382,5 412,5 1720,5
2756,25 3422,25 4160,25 4970,25 5852,25 6806,25 27987,5
Batas Nyata Bawah 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5
Batas Nyata .t!Ltas 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 8_5,5
fKa
fKb
Frekuens i Relatif
25 20 18 15 10 5
5
20% 8% 12% 20% 20% 20% 100%
(%)
7 10 15 20 25
72
f. Perhitungan Nilai Mean
Keterangan : X
= Nilai Mean
L;ft
= Jumlah Hasil Belajar Data Distribusi Frekuensi
L;J
= Jumlah Siswa
Maka,
s: = [17~~,5] = 68,82 g. J'v!edian (Me) -(nJ [ 2 1 Me = L+ f fob
l
XI
Keterangan: lvfe
= Median
I
=Batas Bawah Kelas median
N
= Jumlah siswa dalam kelompok
Fkb
= Frekuensi komulatif dibawah kelas median = Panjang kelas interval
Maka, -(25) - IO Me = 67 ,5 + 2I S Ix 6 [
=
67,5 + 3
= 70,5
73
h. Modus (Mo)
Mo=L+
fa ] x 1. [ fa+ jb
Keterangan : Mo =Modus I
= Batas bawah kelas modus
Fa = Selisih antara frekuensi
kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
Fb
=
Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
=
Panjang kelas interval
Maka,
5 Mo=67,5+[--] x6 5+5 =67,5 +3 = 70,5
74
Lampiran 9 Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Posttest) Kelompok Kontrol
= 42
a. Banyak data (n) b. Data nilai postest 55
65
70
75
80
55
65
75
75
85
60
65
75
75
85
60
70
75
80
85
65
70
75
80
90
c. Rentang data
=
rentang terbesar - rentang terkecil
= 90 -
R
55
=40 d. Banyak kelas interval (K)
e. Panjang kelas interval (i)
=
1 + 3,3 Log n
=
1 + 3,3 Log 25
=
5.89 dibulatkan 6
= R/K =
40 I 5,89
=
6,6 dibulatkan 6
Tabel 14 Data Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol Interval
55-60 61 -66 67-72 73 -78 79-84 85 - 90
f
4 4 3 7 3 4
25
x 57,5 63,5 69,5 75,5 81,5 87,5
fX
230 254 208,5 528,5 244,5 350 1815,5
x' 3306,25 4032,25 4830,25 5700,25 6642,25 7656,25
Bo'iitas Ny ata Bawah
Batas Ny ata Atas
fKa
54,5 60,5 66,5 72,5 78,5 84,5
60,5 66,5 72,5 78,5 84,5 90,5
25 21 17 14
fKb
Frckucnsi
Relatif
7 4
4 8 11 18 21 25
(%) 16% 16% 12% 28% 12% 16% 100%
75
f. Perhitungan Nilai Mean
Keterangan :
x
=Nilai Mean = Jumlah Hasil Belajar Data Distribusi Frekwinsi = Jumlah Siswa
Maka,
x = [18~~,5] = 72,62 g. Median (Me)
flh],;
-(n) -
}de = L +
['
2
f
Keterangan: Me
=Median
I
=Batas Bawah Kelas median
N
= Jumlah siswa dalam kelompok
Fkb
= Frekuensi komulatif dibawah kelas median = Panjang kelas interval
Maka, -(25) - 11 Me =72,5 + .21 [ = 72,S =
+ 1,29
73,79
7
] x6
76
h. Modus (Mo) Mo=L+[
fa fa+ fb
]xi
Keterangan : Mo= Modus
I
= Batas bawah kelas modus
Fa
=
Selisih antara frekuensi
kelas
modus dengan
frekuensi
kelas
sebelumnya
Fb
=
Selisih antara frekuensi kelas modus dengan
=
Panjang kelas interval
Maka,
Mo=72,5+[~] 3 +.) =72,5+3 = 75,5
x6
frekw~nsi
kelas sesudahnya
77
Lampiran 10 Tabel 15 Persia pan Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretest Kelompok Eksperimen No
x,
f
l
45 50 55 60 65 70 75 80 85
1 2 2 3 1
2 0
~
4 5 6
7 8
9
8
3 3 2
a. Rerata X
x
2.,JX, =
I1
1695 25 67,8
--=
b. Yarians S,
2
2
'> '= N2.,JX, -(I.IX}
N(N -1)
"
- 25.117825-(1695)' 25(25-1) = 2945625 - 2873025 600 "12600 ---600 = 121 2
S
=
'
N2.,ft; -(IJX} N(N-1)
=~ 11
=
2
X;
f
X;
f x;'
2025 45 2025 2500 100 5000 3025 110 6050 3600 180 10800 4225 65 --4225 4900 · - · · ·560 39200 -----5625-225 16875 6400 240 ·19200 7225 170 14450 1695 ·--"-- 117825
78
Lampiran 11 Tabel 16
Persia pan Uji Nonnalitas dan Homogenitas Data Posttest Kelompok Elrnperimen No
xi
f
I
55 60 65 70 75 80 85 90
I I
2 3 4 5 6 7 8
5 4 5 6 2 I
25 a. Rerata }{
L,fi:, Y=-, L,J
=
b.
1835 25 73,4
Variai" s S,
2
S '= N"'[,fi:,' -1\f.fi:,)'
'
N(N-1) - 25.136425-(1835)' 25(25-1) 3410625 - 3367225 600 43400 --600 = 72,33
_ N"'[,fi:, S' -
2
-1\f,Jx,)'
-~'-N~(~N~-"';l)~'-
=
)72,33
=
8,50
2
X;
3025 3600 4225 4900 5625 6400 7225 8100
f x, 55 60 325 280 375 480 170 90 1835
f x, 2
-
3025 3600 21125 19600 28125 38400 14450 8100 136425
79
Lampiran 12 Tabel 17 Persia pan Uji Normalitas dan Homogenitas Data PJ"etest Kelompok Kontrol No
x,
f
x,
1
50 55 60 65 70 75 80 85
3 2 2
2500 3025 3600 4225 4900 5625 6400 7225
2 3 4 5 6 7 8
~-
=
d.
3
5 5 0
0
2 25
1710 25 68,4
Yarians S,
2
2
S '= NI_ft, -\2.,JX,)' ' N(N-1) _ 2S.ll9700-(1710)' 25(25-1) 2992500- 2924100 600 68400 600 = 114 2
S
=
'
/NI_ft, -\2.,JX,)' ~ N(N-1)
=
Fii4
=
10,68
2
fx , ..
150 110 120 195 350 375 240 170 1710
-- -
f x,
2
7500 6050 7200 12675 24500 28125 19200 14450 119700
--~------
80
Lampiran 13 Tabel 18 Persia pan Uji Normalitas clan Homogenitas Data Posttest Kelompok Kontrol No
x,
1
55 60 65 70 75 80 85 90
2 0
0
4 5 6 7 8
f
2
X;
2 2 4 f---·-3 7 3 3
3025 3600 4225 4900 5625 6400 7225 8100
I
25 e. Rcrata
L.,/x;
X=--
Lf
=
f.
1810 25 72,4
Varians S,
2 2
'= NL_,J<, -(L_,ft,)' c' N(N -1) . S'
2
- 25.133200-(1810) 25(25-1) 3330000- 3276100 600 53900 600 = 89,83
s
=
'
/ivL;Jx,'-(Lft,)'
~-
=
~89,83
=
9,48
N(N-1)
llO
120 260 210 525 240 255 90 1810
J!
-
fx ;
t
f
X;
2
6050 7200 16900 14700 39375 19200 21675 8100 133200
81
Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji lilicfors. Proses perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut:
I. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom XA) 2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (Kolom Zi) dengan rumus : X-X Zn= - - dcngan X adalah rata-rata (mean)
SD
3. Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt)
4. Untuk kolorn F (Zi) Jika Zn negatif, maka F (Zi)
=
0,5 - Zi
Jika Zn positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zi
5. Untuk kolorn S (Zi) S(Zi) = nomor responden jumlah responden 6. Kolom
I F (Zi)- S(Zi)j
merupakan harga mutlak dari selisih antara F (Zi)- S
(Zi) 7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk rnendapatkan Lo hi tung 8. Apabila Lo
hituug
llibd
berarti data tersebut berdistribusi normal
82
Lampiran 15 Tabel 19 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen No
.Yi
I 2
45 50 55 60 65 70 75 80 85
0
J
I
4 5
6 7 8 9
f
Zn
I 2 2 3 I
-2,07 -1,62 -1, 16 -0,71 -0,25
8--
__ JL_
-
~--
3 3 2 25
0,65 1,11 1,56
Z.abal 0,4808 0,4474 0,3770 0,2611 0,0987 _0,0793 0,2422 0,3665 0,4406
F(Z)
S{Z)
F(Z)-S (Z)
0,0192 0,04 0,0526 0,12 0,2 0,123 0,2389 0,32 0,4013 0,36 0,5793 --· 0,.68 0,7422 0,8 0,8665 0,92 0,9406 1
0,0208 0,0674 0,077 0,0811 0,0413 0,1007 0,0578 0,0535 0,0594 Lo=0,1007
x-x a. Z n= - S, 45-67,8
=---
11
= - 2,07 b. F (Z)
=
Apabila Zn< 0 maka; 0,5 - Z1abel Apabila Zn> 0 maka; 0,5 + Z1abel
c. S (Z)
Z
I 25
= -" = -
N
=
0 04 '
d. Liabd · • tarafnyata (a)= 0,05, karena N = 25 maka; L1abel = 0,173 e. Karena Lo < Liabd (0, I 007 < 0, 173) maka, dapat diam bi! kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal
83
Lampiran 16 Tabel 20
Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen No
x,
f
z"
Ztabel
F (Z)
S (Z)
F(Z)--S (Z)
I 2 3 4 5 6 7 8
55
1 1 5 4 5 6 2 1 25
-2, 16 -1,58 -0,99 -0,4 -0,19 0,78 1,36 1,95
0,4846 0,4429 0,3389 0, 1554 0,0753 0,2823 0,4131 0,4744
0,0154 0,0571 0,1611 0,3446 0,5753 0,7823 0,9131 0,9744
0,04 0,08 0,28 0,44 0,64 0,88 0,96 1,00
0,0246 0,0229 0,1189 0,0954 0,0647 0,0977 0,0469 0,0256 Lo=0,1189
60
65 70 75 80 85 90
x-x
a. Zn= - -
S,
55-73,4 8,5
= - 2, 16 b. F (Z)
=
Apabila Z,, < 0 maka; 0,5 - Ztabei Apabila Z" > 0 maka; 0,5 + Z1abe1
z
1
N
25
c. S (Z)
= -" = -
d. Lwbei
=
e.
=
0,04
taraf nyata (a)= 0,05, karena N = 25 maka; Liabel •= 0, 173
Karena Lo < Ltabel (0, 1189 < 0, 173) maka, dapat diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal
84
Lampiran 17 Table 21 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol No
•\: l
f
z•
Zra11cJ
F(Z)
S (Z)
F(Z)--S (Z)
-1,72 -1,25 -0,79 -0,32 0,15 0,62 1,09 1,55
0,4573 0,3944 0,2852 0,1255 0,0596 0,2324 0,3621 0,4394
0,0427 0,1056 0,2148 0,3745 0,5596 0,7324 0,8621 0,9394
0,12 0.,2 0,28 0,4 0,6 0,8 0,92 1,00
0,0773 0,0944 0,0652 0,0255 0,0404 0,0676 0,0579 0,0606 Lo =0,0944
1
50
3
2
55
2
3 4 5 6 7 8
60 65 70 75 80 85
2 3 5 5 3 2 25
x-x
a. Zn= - S,
50-68,4 10,68
= - 1,72 b. F (Z) = Apabila z. < 0 maka; 0,5 - Ztabd Apabila z. > 0 malrn; 0,5 + Z.,be1 c.
z
S (Z)= ;;. =
3 =0,12 25
d. Lrnbel = tarafnyata (u) = 0,05, karena N = 25 maka; Ltabel = 0,173 e. Karena Lo < Ltabd (0,0944 < 0, 173) maka, dapat diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal
85
Lampiran 18 ·
Tabel 22
Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol No l 2 3
4 5 6 7 8
xi
f
z..
Ztabcl
F(Z)
S (Z)
F(Z)-S (Z)
55 60 65 70 75 80 85 9C•
2 2
-1,84 -1,31 -0,78 -0,25 0,27 0,80 1,33 1,86
0,4671 0,4049 0,2823 0,0987 0,1064 0,2881 0,4082 0,4686
0,0329 0,0951 0,2177 0,4013 0,6064 0,7881 0,9082 0,9686
0,08 0, 16 0,32 0,44 0,72 0,84 0,96 1,00
0,0471 0,0649 0,1023 0,0387 0,1136 0,0519 0,0518 0,0314 Lo =0,1136
•
4 3 7 3 3 1 25
x-x
a. Zn= - S,
55-72,4 =--9,48 = - 1,84 b. F (Z) = Apabila Zn< 0 maka; 0,5 - Z1nbd Apabila Zn> 0 maka; 0,5 + Z,"h" c.
z 2 S (Z) = ·-" = - = 0 08 N 25 '
d. L.abel = taraf nyata (a)= 0,05, karena N = 25 maka; L1abel = 0, 173 e. Karena Lo < LtabeI (0, 1136<0, 173) maka, dapat diambil kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal
86
Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas Data a. Pcrhitungan Uji homogenitas Pretest kedua kclompok Perhitungan hornogenitas yang dilakukan adalah uji hornogenitas dua varians atau Uji Fisher. Rurnus yang digunakan adalah:
S2
terbesar terkeci/
=-I=---
Fhitung
S12
Dirnana:
s2" n'i,ft~ -(2.,JX}
n(n-1) I. Hipotesis Ho
: Data rnerniliki varians hornogen
Ha
: Data tidak merniliki varians hornogen
2. Kriteria pengujian a. Jika Fhiim'g < F1obe1 rnaka Ho diterirna, yang berarti varians kedua popuiasi hornogen. b. Jika Fhiiung < F1,bul maka Ha diterirna, yang berarti varians kedua populasi tidak hornogen 3. Tentukan db pernbilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil). n - 1 = 25 -I = 24
db 1
=
db 2
=n- l =25-1 =24
4. Tentukan nilai Fhi1ung Berdasarkan data pada tabel uji homogenitas diperoleh Si= 168,99 dan diperoleh S; = 153,092 sehingga dengan menggunakan rumus diatas diperoleh : Fhitung
= S1' = 121 =I 06 sI2 114 '
87
5. Tentukan nilai Ftaboi Untuk db penyebut 24 dan db pembilang 24 (0,05;24,24) pada taraf signifikansi 5% adalah 1,98. Karena F11;tung< Ftabcl (1,06<1,98), ini artinya Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. b. Perhitungan Uji Hornogenitas Posttest Kedua Kelornpok
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau Uji Fisher. Rurnus yang digunakan adalah: = Fhitung
s,2 s,2
=
/erbesar terkecil
Dimana:
s2" n2.,ft,2 -(Ift,)' n(n-1) I. Hipotesis Ho
: Data memiliki varians homogen
Ha
: Data tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian a. Jika Fhitung < Ftabcl malca Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. b. Jika Fhirnng < Ftobct maka Ha diterima, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen 3. Tentukan db pembilang (variaw terbesar) dan db penyebut (varians terKecil). db,
= n - 1 = 25 -1 = 24
db2
= n - 1 = 25 - I = 24
4. Tentukan nilai F11itung Berdasarkan data pada tabel uji homogenitas diperoleh diperoleh diperoleh:
S; =
S; =
89,83dan
72,33 sehingga dengan rnenggunakan rumus diatas
88
Fhitung
=
S,'
2
=
s,
5. Tentukan nilai
89,83 72,33
=
I 74 ,_
F'"b"
Untuk db penyebut 24 dan db pembilang 24 (0,05;24,24) pada taraf signifikansi 5% adalah 1,98. Karena l\; 1ung < Ftabel (1,24 < 1,98), ini mtinya Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
89
Lampiran 20 Table 23 Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Eksperimen (X)" Subjek I
I I
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
_,
0'
-
04 25 N=25
pre-test 70 70 45 60 70 50 80 70 70 50 60 85 55 70 75 75 60 55 65 80 70 85 70 80 75 1695
Md= Id = 140 = 5 6 N 25 '
Md
5,6 466 25(25 -=-!)
post-test 75 75 55 65 70 65 80 75 75 65 60 90 65 80 80 80 70 65 70 85 70 85 75 80 80 1835
N-gain Xd \Gain-M_c!L 5 -0,6 5 - - ---- -0,6 IO
4-,4
5 0 '5 - 0
-0,6
5
5 15 0 5 10 10 5 5 10 10 5 5 0 0 5 0 5 Yd=l40
-5,6
9,4 -:5,6
-0,6 -0,6 9,4
-5,6 -0,6 4,4 4,4 -0,6 -0,6 4,4 4,4 -0,6 -0,6 -5,6 -5,6 -0,6 -5,6 -0,6
Xd' 0,36
0,36 19,36 0,36 31,36 88,36 31,36 0,36 0,36 88,36 31,36
0,36
19,36 19,36 0,36 0,36
19,36 19,36 0,36
0,36
31,36 31,36 0,36 31,36 0,36 466
90
t
-
5,6
-
~466 600
t
-
5,6
- .Jo,n - 5,6 -0,88
t
=
6,36
db= 25 - I= 24 ltabel
(a= 0,05) = 2,064
Karena thitung >
ltabeb
maka dapat disimp•.ilkan bahwa terda.pat perbedaan yang
signifikan antarc, hasil belajar belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah pada konsep Tumbuhan Lumut (Briophyta) sebelum menggunakan metode field trip dengan sesudah menggunakan metode field trip.
91
Lampiran 21 Tabet 241 Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Kontrol (Y) Subjek
pre-test 50 60 60 50 55 75 75 80 85 55 50 70 70 65 85 70 70 75 80 75 80 75 65 65 70 1710
I
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 lb---
19 20 21 22 ?' _j
24 25 N=25
Md= "[,d = 100 = 4 N 25 Md "[,Xd 2
N(N -1) 4
post-test 55 65 65 60 65 80 80 80 90 60 55 70 75 65 85 75 75 75 85 75 85 75 70 70 75 1810
N-11ain 5 5 5
Xd (Gain-Md) 1 1 I
I
IO
6 6 1 1
36 36 1 1 16
10 5 5 0 5 5 5 0 5 0 0 5 5 0
-4
1 1
I
I
I I
-4
16
1
I
-4 -4
16
I I -4
5
1
0 5
~i.
0
~i.
5 5
1 1
5
1
100
Xd' 1 1
1
16 1 l
16 1 16 I --
16 1 1 1
200
92
4
t
~200 600 4
t
~0,33 4 0,58
t
= 6.897
db= 25 - I= 24 tiabd
(a= 0,05)
Karena thituog >
=
2,064
l1abuh
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar taksonomi tingkat rendah pada konsep Jumut (Briophyta ) sebelum dan sesudah pembelajaran.
93
Lampiran 22 Perhitungan Pengujian Hipotesis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, berikut langkah-langkah perhitungannya: a. Rumusan hipotesis Ho
:µ1=µ2
Ha
:µ1>µ2
b. Tentukan kriteria pengujian Jika th;tung < ltabah maka Ho diterima Jika th;tung > ltabah maka Ho ditolak Dngan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk)
= 25 + 25 -
48 c. Tentukan uji statistik
_ (n, - i)s: + (n1 -1~) 1 (n, +11 1 -2)
2
1
S total
= (25 - 1)72,23 + (25 -1)89,83
48 (24)72,23 + (24)89,83 48 1733,52 + 2155,92 48 = 3889,44 48 = 81,03
=
s
=
Js 1,03
=
9,002
I 9,002(0,28)
t =----
l
t =--
2,52
2
=
94
t
t =0,39
=---~
9,002
/2 l/25
Setelah thitung diperoleh, kemudian menentukan liabel dengan berkonsultasi pada tabel "t". dengan dk
sebes~r
48 maka diperoleh t 1abel pada taraf
sig:.iifikansi 0,05 sebesar 2,02 I.
d. Lakukan pengambilan kesimpulan Karena didapat l11itung < t1obel (0,39 < 2,021), maka hipotesis no! (Ho) diterima dan hipotesis altematif (Ha) ditolak, artinya tidak ada pengaruh positif antara penggunaan metode field trip terhadap hasil belajar taksonomi tumbuhan tingkat rendah mahasiswa.
MODEL PEMBELAJARAN KULIAH LAPANGAN (FIELD TRIP)
Mata Pelajaran
: Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
Materi Pokok
: Tumbuhan Lumut (Briophyta)
J urusan
: IPA
Program Study
: Biologi
Semester
:V
Disusun Oleh:
ONAH 101016120892
PROGRAM STUD! PbNDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS !SLAM NEGER! JAKAKfA 1429 H/2008 M
@~rn~&~[J@
[p[~irn5rn~~L~~~
SKENARJO PEMBELAJARAN : Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rcndah : Tumbuhan Lumut (Bryophyta) :r
: Biologi/ V : Ke- 1 : l 55 menit
etensi : Mengidentifikasi. mengklasifikasi, dan membuat tata nama tumbuhan lumut dan rnanfaatnya untuk kelangsungan hidup manusia.
lndikator
:cnsi Dasar
:an ciri -
ciri
dunia tumbuhan nannya
bagi
hidup manusia.
*
Mahasiswa dapat menjelaskan
ciri
I habitat.
ciri, dan
\
Langkah Pcmbelajaran
\ 1
I. Pendahuluan
1
Waktu
I
15 niel1it
1
perkernbangbiakan, 2. Kegiatan inti manfaat tumbuhan I # Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab. dan diskusi
lumut bagi kelangsungan b:dup I #Media: OHP dan charta manusia.
- Dosen menje!askan tentang ciri-ciri tumbuhan lumut.
,
i
i 25 menit
1
- Dosen menjelaskan tentang perkembangbiakan twnbuhan lumut.
25 menit
- Dasen menjelaskan tentang habitat tumbuhan lurnut.
25 menit
- Dosen n1cnje1askan tentang n1anfaat
tun1buhan luinut
.I bag1 ').::;: ....... ",..1,it
kelangsungan hidup manusia.
I
k-'
. , , ....
!
I.
- Dasen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengajukan I 20 menit pertanyaan dan mendiskusikannya. 3. Penutup Pr
=
membuat diagram pahan lrnbungan kekeluargaan (klasifikasi)
tumbuhan lumut.
j 20 menit
I
: Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah : Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ;r
: Bioiogi/ V : Ke- 2
: 155 menit 'etensi
: Mengidentifikasi, mengklasifikasi. dan membuat tata nama tumbuhan tingkat rendah dan manfaatnya untuk
hidup manusia.
can
c1n
-
ciri
, dunia tumbuhan
nannya
Langkab Pembelajaran
lndikator
tensi Dasar 1
*
Mahasiswa
I mengkiasifikasikan
bagi I lumut berdasarkan
hidup manusia.
kekerabatannya, menyebutkan
mampu I I. Pendahuluan
!Omenit
I
tumbuhan hubungan dan
I - Membahas Pr pada pertemuan sebelumnya I 2. Kegiatan inti I # Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab, dan diskusi
nama - nama # Media : OHP dan diagram
Waktu
15 menit
pohon hubungan kekeluargaan
(klasifikasi) tumbuhan lumut.
ilmiah dari tumbuhan lumut.
- Dosen menjelaskan klasifikasi tumbuhan lumut melalui transparansi.
60 menit
- Dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengajukan '
i pertanyaan dan mendiskusikannya.
15 menit
3. Penutup - Menjelaskan alat dan bahan yang harus dipersiapkan saat kuliah
10 menit
lapangan. - Menjelaskan prosedur pelaksanaan field trip (persiapan pelaksanaan
I field trip)
45 menit
~~~oo~~~&[ru~~
~M~~&~ ~~&~®&~ ~~~[~~@ u~~~~
MODEL PEMBELA.lARAf'i KULIAH LAl'ANGAN (FIELD TRIP) : Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rcndah : Tumbuhan Lumut (Bryophyta) ;tcr
: Biologi/ V : Kc- I : 3 SKS ( 165 men it) : Taman Lumut Kcbun Raya Cibodas
1pctcnsi : Mcngidentifikasi. mengklasifikasi, dan membuat tata nama tumbuhan tingkat rendah dan manfaatnya untuk n hidup manusia.
;ikan
ciri
-
Langkah Pembelajaran
Indikator
etcnsi Dasar
I
i'
ciri
*Mahasiswa
dapat
1. Persiapan
*
rnengidentifikasi. ~ .
ranannya
tumbuhan lumut yang ada di tarnan [ - Bahan : keanekaragaman turnbuhan lurnut itu sendiri.
n hidup manusia.
[ 1umut kebun raya cibodas dan
Mencek a lat dan bahan yang harus dibawa.
I - A lat
, membuat herbariumnya.
5 menit
II
m dunia turnbuhan bagi
mengklasifikasi
I
Waktu
: pisau, gunting, pinset, plastic. K'">ran. kaca objek,
kaca penutup, kaca pembesar, tali, alat tulis, mikroskop,
[
I
5 menit
I'
5 menit
I
mikroskop stereo, buku panduan.
i 2. Pelaksanaan dengan menggunakan metode serabutan.
I
40 n1enit
I
# Pembagian kelompok # Dosen menjelaskan pada mahasiswa bagaimana cara rnengenal specimen dan mengambil specimen.
* Mahasiswa mengambil tumbuhan lumut yang
5 menit ditemukan di
taman lumut kebun raya cibodas dengan utuh. # Dasen menjelaskan
cara menyimpan specimen sebelum
10 menit
~HLILl<
*
11\,,l l/(l!
jlilJJ.
Mahasis\va 111enyin1pan scn1entara ttunbuhan lun1ut yang
I0 men it
diambil kc dalam lipalan kertas koran yang berbentuk amplop. #
menjclaskan
Dosrn
111cngklasi likasi
spccin1cn
earn
mengidentifikasi
de11ga11
n1cnggunakan
dan
50 menit
kunci
identilikasi lumut, bulc·. dan monograf
* Specimen tumbuhan lumut yang sudah diambil. di idcntifikasi
dan
klasifikasi dengan
menggunakan
S n1enit
kunci
idcntifikasi lu111u1, buku, dan monograf. # Dosen menjelaskan cara membuat herbarium kering dari
20 menit
lumut.
* Tumbuhan lumut yang telah diidentifikasi dan diklasifikasi oleh f
mahasiswa
dikeringkan.
disimpan
lalc
diberi
dengan
rapih
keterangan
pada nama
kertas. dan
· pengklasifikasiannya.
13. Penutup I - Dengan
dibin1bing oleh dosen, dBakukan diskusi singkat
mengenai tumbuhan lumut yang ditemukan selama field trip.
10 menit
TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KONSEP TUMBUHAN LUM UT (BRYOPHYT A) --
Kompetensi identifikasi.
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciri-ciri
dalam dunia tumbuhan rendah dan
JLrhan
peranannya
tingkal
anfaatnya unluk
bagi
hidup manusia.
lndikator
•
Ciri-ciri lumbuilan lumut
Divisio
rn membuat tata
-
.
Kcnsep
Mahasiswa
I mendeskripsikan I
No. Soal 3•. 5, 9, 24
dan mengidentifikasi ciri-ciri i
kelangsungan i I
tumbuhan lumut.
•
Mahasiswa tumbuhan
hidup manusia.
membedakan lumut
dengan ,
18, 25, 36
I
tumbuhan
rend ah
lainnya
I
berdasarkan ciri-cirinya.
I'
•
:
dan mengidentifikasi ciri-ciri
I I
I
Mahasiswa mendeskripsikan 8,35
lumut hati.
•
Mahasiswa mendeskripsikan
dan mengidentifikasi ciri-ciri
I
lumut tanduk.
•
I
~(\ kV
I
Mahasiswa mendeskripsikan dan mengidentifikasi ciri-ciri I lumut daun.
27, 30,32
I
I I
I
lumut
dan
mengidentifikasi
klasifikasi tumbuhan lumut .
•
Mahasiswa mendeskripsikan dan
klasifikasi lumut hati.
•
I
Mahasiswa mendeskripsikan dan
•
17, 28
mengidentifikasi
II
mengidentifika3i
klasifikasi lumut tanduk.
I
Mahasiswa mendeskripsikan
i
dan
13,34
mengidentifikasi
klasifikasi lumut daun. Reproduksi
I I'
•
tumbuhan
lumut
I
I
I
!
Mahasiswa mendeskripsikan
2, 4, 6 , I 4, 2 I,
reproduksi pada turnbuhan
22,23
lumut.
•
Mahasiswa mendeskripsikan dan
I
reproduksi pada lun1ut daun.
I
I Habitat tumbuhan lumut
mengidentifikasi
• Mahasiswa mendeskripsikan
I
19
I
I 13
habitat tumbuhan lumut.
•
Mahasiswa mendeskripsikan habitat lumut hati.
15
habitat lumut daun.
Kegunaan tumbuhan lumut
• Mahasiswa
menyebutkan
kegunaan lumut daun.
• Mahasiswa
I
37
I
menyebutkan 1
kegunaan lumut hati. 16
INSTRUMIEN HASll.. SELA.JAR TAKSONOMI TUMBUIHAN RIENDAH POM:OIK BAHASAN Tl!JMl!llllJHAN lllJMl!JT (BRVOPHYTA) Nama Respondcn Fakultas/ Jurusan Petunjuk: I. Isilah nama, fakultas danjurusan yang telah disediakan. 2. Baca dan pahamilah setiap soal dengan c<:rmat. 3. Option soal ada empat yaitu; a, b, c, dan d. 4. Isilah soal - soal yang ada dengan memberi tanda silang pada option soal yang anda anggap benar.
Jawablalt pertanyaan di bawah ini dengan benar. 1. Tumbuhan lumut yang akar, batang , dan daunnya sudah dapat dibedakan termasuk dalam kelas? a. Lumut Tanduk c. Lumut Hati b. Lumut daun d.Lumut Kerak 2. Gambar yang ditunjukan oleh nomor tiga (3) disebut dengan .... ~<-~.3
a. kaliptra 1 c. mulut spora b. spora d..tangkai spora 3. Perhatikan skema pergiliran keturunan pada lumut di bawah ini! Spora Tumbuhan lumut Arkegonimn
Anteridium Spermatozoid
Sel telur Sporangium Kotak spora Se! induk spora Spora
Jawaban yang benar untuk mengisi titik - titik di atas ialah? a. Zygot c . Fertilisasi b. Ovum
5. Pada pergiliran keturunan tumbuhan lumut, fase gametosis terjadi pada? c. Tumbuhan hijau a. Spora b. Sporangium d.. Tumbuhan lumut 6. Berikut ini ialah pengelompokan lumut berdasarkan kel.asnya, kecuali. ... a. hepaticeae c. anthocerae b. crustoceae d.. musci 7. Habitat musci umumnya terdapat di .... c. air Iaut asin a. air yang lembab di. darat yang leering b. darat yang lembab 8. Anthoceros dikenal juga dengan nama .... c,, lumut tanduk a. lumut hati b. lumut daun d. tumbuhan lumut 9. Alat reproduksi betina tumbuhan lumut pada pergili:ran keturunan secara seksual disebut.. ...... a. Se! telur c. Anteridium b. Spermatozoit d. Arkegonium 10. Lumut yang kebanyakan hidup ditempat basah, yang struktur tumbuhanya higromof, termasuk dalam kelas ......... a. Hepaticeae c. Cn1stose b. Anthoceros cl. Musci 11. Pada suku Marchantiaceae ada satu lumut yang dapat digunakan sebagai bahan obat penyakit hati (Hepar) yaitu ...... a. Marchantia geminata b. Marchantia po/ymorpha c. Reboulia hemisphaerica d. Ricciafluitans 12. Lumut hati (Hepaticeae) yang tidak mempunyai Mulut-mulut kulit ialah bangsa ..... . a. Marchantiales c. Andreanea/es b. Jungermaniales cl. Bryales 13. Berikut ini adalah ciri - ciri utama tumbuhan lurnut yang membedakanya dengan tumbuhan tingkat tinggi lainnya, kecuali ...... . a. Tumbuhannya berupa thalus b. Batangnya memiliki berkas pengangkutan Xylem dan Floem c. Daunya memiliki rusuk tengah d. Alat reproduksi berupa Anteridium dan Arkegonium 14. Spora merupakan hasil dari pergiliran keturunan secara ....... a. Gametogenesis •;. Spora b. Gametofit d. Sporofit 15. Tempat pembentukan spora dikenal sebagai.. .. c. Sporangium a. Se! induk spora d. Sporopit b. Se! anak spora
KUNCI JAWABAN
1. B
6. B
11. B
16. D
2.A
7. B
12. B
17.D
3.A
8.
c
13. B
18.D
4.B
9. D
14. l)
19. B
S.D
10. A
15. c
20.D
UJI REFERENSI Na ma
:ONAH
Nim
: 101016120892
Fakultas
: Ilurn Tarbiyah dan Kegurnan
Jurusan
: IP Al Biologi
Judul
:PENGARUH PENGGUNAAN METOD:li: KULIAH LAPANGAN (FIELD TRIP) TERHADAP HASIL BELAJAR TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
NO .JUD UL BUKU, PENGARANG, DAN HALAMAN l
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Startegi Bel[[jar
lviengcljar untuk Fakultas
Tarbiyah
'""""""m'
Abd"I M•jld,
1
Rosda Karya, 2005
~
hmb
2.
Bru1d"""'
~ 2
I
I
''..A,L0J£V'";;l--,Y-:
Komponen
AfKDK, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Hal.
! 2
~UJI
.
1_3__ Ali Rohmad, "Pengclolaan Pembclajaran Kecerdasan Emosi pada Madrasah
lbtidaiyah/
~\tr-_
l.A "~~ ~
Sekolah'',
1
J11rnal
1 1
!
Dinamika Penelitian Pendidikan STAIN 2.
\7~N:.
T11/ungagung, Oktober 2005, Vol. 5 No. 2.
4
Andreas Kosasih, ''Peranan Motivasi Terhadap Hasil Bclajarnya Siswa", Jurnal fobu/arasa, Vol. 2, No. 3, Desember 2004.
5
Campbell
dan
Reece,
Biology,
(New
Benjaming Cuming, 2002), Sixth Edition.
York:
i.:_/[ll~ 2.
6
l.
Eduardo Mortimer, and Scott Phil, Meaning Making
In Secondary Science Classroom, Philadelphia: Open
7
University Press, 2003.
2,
Efrain De Luna, Newton, Angela, and Mishler, Bi·ent
1.
D, Bryophyta, www.gooogle.com,2004.
2.
Eric, Out-of Field Teaching, www.gooor;le.com 200Q
8
1.
2. 9
Harman, "Pengembangan Tes Hasil Belajar", Jurnal
Jlmiah Universitas
Batanghari
Jambi, Volume
2.
3, Nomor 1, februari 2003.
lrmansyah,
Achmad,
Zubaidah,
"Efek
I.
Model
Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Pembelajaran Matematika di SMP", Jurnal Pendidikan, Vol. 7, No. 2. September 2006, h. 79-88. 11
'
2. 1
J Myron Atakin and Paul Black, Inside Scien.1·
" Education Reform, (USA: Open University Press,
12
2003).
2.
Kadir, ·'Efektivitas Strategi Peta Konsep dalam
1.
Pembelajaran
Sains
dan
Matematika",
Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Tahun Ke--10, 2. November 2004.
13
Lely 1-Ialimah, Kemandirian Profesional Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Bek\jar,
Jurnal Penelitian pendidikan Dasar, No. 5, tahun II, 2. 1998.
14
M.
Subana
dan
Moersetyo
Rahadi,
Statislik 1.
Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2000), hal. 24.
Muhaemin. AD, "Upaya Meningkatkan Pemaham;m
15
Konsep Biologi pada Siswa Kelas ll Semester Ganjil SMA
Al-
Kautsar
TP
2004/
2005
Melalui
Pendekatan Peta Konsep", Jurnal Pendidikan dan
2.
Pembelajaran, Volume 4, Nomor 1, Maret 2006, h.
'~
85.
Nurdin
16
Ibrahim,
"Pemanfaaian_ T_t_1to-r-ia_1__A_u_d_.io-+-1-.-A.--~·~(\:;:lJ-
1ntcrakti f untuk Pcrataan Kualitas 1-lasil Belajar
../ v
I (Suatu Kajian)'", Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, I no. 44. Tahun ke- 9, September 2003.
17J
0 10
2
j~
1~~
·
:~~: --~-:-:~-:-i~-;1-id-,;-;1-1.- ~~M:~:~~~1<-~~-1:~~s-A_x_1;-ti-:i-~a-:_d_:_~--'-1-.-zl1~z:r=
1
Kautsar
Bandar
1 1 1
Lampung
I
Melalui
Pendekatan '
Resitasi'", .Jurna/ Pendidikan iv/IPA,
Volume 7,
2
·
nomor I, Januari 2006
18
I/
Nir Orion and A vi Hofstein, Factors That Influence
1.
. Learning During a Scientific Field Trip in a Natural Environment.
Journal
of Research
in
Science
Teaching, Vol 31 no. 10, pp. 1097-1119, 1994
\/[9f I
.
Out-of-Fick' Teaching by Poverty Concentration and
2. ...-,.-/7--t/----cf'r--I
1.
minority Enrollment, www.nces.ed.gov, 2004
I
2.
)\'lf.i
L~~~~
J
20
Peter
H.
Openshowdan
Stephen.
J
Whittle,
1.
Ecological Field Teaching, Journal of Biological
2.
Education, (1993) 27 (!).
I
j
\---1-
21
Pakde
Sofa,
Taksonomi
Twnbuhan
Rendah,
1.
~
htip://massofa. wordpress.com/2008/0 I /28/taksonomi::
2.
tumbuhan-rendah/
-1lf: __
Priyono, "Hubungan Antara _l_<:_o_ns_e_p_D_i-ri-,-S-ik-a·p--+-l. J~,-,,.,...-1
22
Terhadap Fisika Dasar dan
.,.r-
Kemampuan
Mahasiswa dengan Hasil Belajar Fisika Dasar'',
2.
.Jurnal UN.!, Parameter, No. I 0 Tahun 200 I
v
23
Richard Powell, "From Field Science to Classroom Science: A Study of Constrained Emergence in a I
Second-Career Science Teacher", dalmn .!011mal of .
I Research
Jn Science Teaching, Vol. 3 I, NO. 3, PP.
2
·
273-291 (1994).
I
.j I
24
Raven, et. al., Biology of Plants, New York: W. H. Freeman and Company. 2003.
_ _ !_ _ _ _ __
25
Rifqiyati Belakang
dan
Agus
Pendidikan
Suradika, Terhadap
"Pengaruh Hasil
Latar Belajar
Pendidikan Agama Islam", dalam Jurnal Penelitian
2.
UM.!,, No. 2, Vol. 7, Juni 200 I
26
Sumaji, dkk, Pendidikan Sains yang Humanistis, Yogyakarta: Kanisius, 2003.
2.
27
Suharismi
Arikunto,
Dasar -
Dasar Evaluasi Aksara~
Pendidikan EdL'i Revisi, Jakarta: Bina 2002.
2.
Syaiful Bahri Djamarah,, Guru dan anak Didik da.ia11--: 1.~
Interaksi Edukat[f, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Belt!iar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
1____
11 30
1
.
2.
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
-! '"""""'
" '"'"'~
I Lmgkungan
)A~1T i.f
___
S. Margono, Metodo/ogi Penelitian Pendidikan.
1
: jt
'.!l---, I.~
2
,
..-'~
MC;,,,,jj Somi"' Bolojm· Dmi_I_ l •
Sekitar"", dalam Pikiran Rakyat, 2003.
'
2.
i'
32 ' Singgih Trihastuti dan Rimy, Yoko, Filoso.fi Sains,
2.
1---+-=~"·----·-cc--c-·-----c
33
Tisno
Hadisubroto,
--------
dkk.
"Meningkatkan
Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Kelas Ill SD Melalui Pengalaman dalam /mu
~
IPA
di
0Jj)
:AJ-t'\
Langsung",
Pendidikan, Jilid 8, Nomor 2, Mei
2
·
34
2.
J
35
W. S. Judd, Plc;nl
.~ys!ematics: XPhy!ogenetic
11. .._,A.,M (\./''
Approach, (USA: Sinaver Associates, Inc,2002), Second Edition . ._
36
•
2.
1_--rr-IP.(!J~.\4~_1=--
.... _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Yeniwarli Dalim dan Dedi Hennon, "Pcnera1)an Kuliah Lapangan untuk
Meningkatkan
flelajar Mahasiswa", dalam
Forum
1
Jl~ ( I (\/~..--fa"
1
Hasil
Pcndidikan,
2.
Yuni Tri Hcrwindati, dan Adi Suryanto, "Pcmahaman
1.
Nomor 01,Yol. II, April 2006.
37
Murid Sckolah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi",
I
I Jumal Pendidikan, I I
vol. 5, No. 1, Maret 2004, 48-60.
r.38TYasin Setiawan, "Mencari Mctode Peng(\jaran Yang Lebih Baik", dari
2.
www.siaksofl.net,
1.
28
September 2007.
Jakarta, 03 Desember 2008
Mengetahui,
Penguj i I
Penguji II
/) 0
_/.l(,/_,~ Ir. H. Mahmud Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
Dasumiati, M.Si NIP. 150 293 233
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU 'fARBIYAH DAN KEGURUAN : (62-11) 7443328, 7'iQ 1925, Fn. (6'.;.-21) 7•102932
'felp.
Email :
[email protected]
nda Non1or 95, Ciputat 15412, Indonesia
Nomor: ET/TL.02.2/ IV/2005 Lamp. : Abs!raksi!Outli11e Hal :JJIMBINGAN SKRIPSI
Jakar'.a, 28 April 2005
Kepada Yth. I. Ir. H. l'vlahmud M. Siregar, !VI.Si 2. Dasumiati, M.Si Dasen Pembimbing Skripsi Fakultas llrnu Tarbiyah & Keguruan UIN Syari f H1dayatullah Jakarta.
Assalamu'alaikum wr. wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menJam Pembi, nbing l/11 (materi/teknis) penulisan skripsi mahasisw1.: Nama
: Onah
Nl M
: 10101612089?.
.Jurusan I Semester : Pendidikan lPA - Biologi I Vil! .ludul Skripsi
: "Hubungan·Sikap lvfahasi!:Ha terhadap fAetode Fiod Trip denf!all Hasil Bek!jar /(1ksonomi li1t11h11hw1 l/11gkal Rendah ·
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkt:t111 pada tanggal ?.5 April 2005 dengan abstraksi I outline sebagairnana terlampir. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (e:1am) bulaP, yakni sampai dengan tanggal 25 Oktober 2005. Atas perhatian dan kesediaan Saudara, kami ucapkan tE:1ima kas;h
Wassalamu'a/aikum wr. wb. a.n. Dekan emba'ltu Dekan ng AkademiK,
\~·\ '\_7
u~Dsi.Ie-Rosyada, MA
. IP. 1'.iJj2'.i1356 ,. ,..
rem/msa11: I. 2
'
'
Dekan Kctua Jurusan ybs. Tv1::ih::isiswa vanrr hersanakutan
/
,,
y.)
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No Dokumen Tgl. Terb1t
FORM (FR)
No. Revisi -Hal
JI Ir H Juanda No 95 Ciputa/ 15412 Indonesia
FITK-FR-AKD-082 1 September 2008 00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN No111or : Un.O\/F. I/KM.OJ .31.S_y.o:J2008 Lamp. : Outline/Proposal : J>ern1ohonan Izin I>cnelitian Hal
Jakarta_ 0 I Desember 2008
Kepada Yth_ Facultas Sains & Tekhnolgi UIN Jakarta di. Tempat
.Assalann1 'a/aik11111 1vr. 1vb. Dengan honnat kan1i sa111paikan bah,va, Nama
: Onah
NIM
: 101016120892
Jurusan
: Pendidikan IPA- Biologi
Semester
: XV (em pat be las)
Judul Skripsi
"Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Be/ajar Taksonomi Tumbuhan Tingkal Rendah"
adalah benar mahasiswa)i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian di tempat dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb. a.n. Dek)\p
'-\ *
~j)a·
,.
,.'
D~r1\.na ''',~~~hi'. 150 '
Tembusan: I. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
i~ I ;J·NJ;! / 'LM
·;.
Darwis 36 356
l'!r
IVI E(-;;ERI LAH ,JAl(ARTA
S\'
'(l') 'l''\S., ·,r,.__'
DAN TEI(N()L()(;][
Jr
SURAT I(ETERANGAN Un.Ol/F9/KlvI/01/l 18/2008 Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains clan Teknologi Univcrsitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menerangkan bahwa:
Nama
: Onah
NIM
: 101016120892
.J urusan
: IPA/ Biologi
Fakultas
: Ilrnu Tarbiyah dan Kcguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah melakukan pcnelitian kepada mahasiswa Program Studi Biologi dengan judul "Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil Belajar Taksonorni Tumbuhan Tingkat Rendah". Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .
.Jakarta, 3 Desember 2008 Ketua Program Studi Biologi,
DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud NIP. 150 375 182