PEN GARUH ORGANISASI SISWA INTRA SEI(OLAH (OSIS) TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA STUDIKASUSDIMA.MANARATULISLAM CILANDAK- JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
. ··. 111 Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH
Disusun Oleh : f'ti'~i' ;--~,-;,.
NUR PAULA NISA io4011000029 ''."' "'"·
., '
. iic.:::o~ ,'ciij~·::·::::: DL0. ,,. Q '2.:::-:. l,G G..i'
1..hit;iflkri:;;i :
''••H>0><«••••-Hu.,, •• ,, •• , . . . . . . . . . . . . . . .
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
.~,,,1
. ·-,-----i
r--~,~! L_ __
~~--
-·-···-- --
-~-'~~'___J
PENGARUH ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISW A SKRIP SI Diajukan kepada Fakultas limn Tarbiyah clan Keguruan untuk memenuhi syarat Gelar Sarjana Penclidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh NUR PAULA NISA (104011000029)
Pembimbing
Rusycly Zakaria,
.Ed, M.Phill
NIP : 150223032
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Studi Kasus di MA. Manaratul Islam Cilandak-
Jakarta Selatan" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegmuan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 2 Febmari 2009 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sa1jana S 1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 2 Februari 2009 Panitia Ujian Munaqasa Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Dr. H. A. F. Wibisono, M.A. NIP. 150 236 009
0............... - .?.. - .:J..cKJq ~.v
Sekretaris (Sekretaris Jurnsan PAl) Ors. Sapiudin Sidiq, M.Ag. NIP. 150 299 477
-f- ) - ,:wo7
Tanda tangan
ft-
111."°
·························~-
Penguji I Ors. Masan AF. M.Pd. NIP. 150 203 347 Penguji II Drs. Sapiudin Sidig, M.Ag. NIP. 150 299 477
-J - 2. . '2f>67 ..................... .. .....................
Mengetahui: Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan,
M.A
ABSTRAK
Skripsi ini be1judul "Pengaruh Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Pembentukan Perilaku Akhlak Siswa". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kegitan-kegiatan OSIS menberikan kontribusi bagi pembentukan perilaku akhlak pada siswa, serta untuk mengetahui sejauh mana kegiatan-kegiatan OSIS dapat berkontribusi mencegah penyimpangan akhlak terhadap siswa. Penelitian ini dilakukan di MA. Manaratul Islam Cilandak-Jakarta Selatan, menggunakan metode kuantitatif, dengan populasi penelitian yaitu 166 siswa dan sampel penelitian sebesar 20% dari populasi yakni 35 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kelas yang akan dij adikan responden dalam penelitian ini dengan alasan karena yang dibahas dalam penelitian ini tentang OSIS maka yang akan menjadi respondennya adalah siswa-siswi yang menjadi pengurus atau mantan pengurus OSIS di MA. Manaratul Islam. Dalam penelitian ini OSIS yang dimaksud oleh penulis adalah suatu lembaga kesiswaan di sekolah berikut dengan kegiatan-kegiatam1ya. Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku akhlak di sini adalahsuatu sikap yang bisa dilihat oleh orang lain baik itu terhadap diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dirumuskan bahwa lembaga OSIS ini mempunyai pengaruh yang cukup positif terhadap pembentukan perilaku akhlak pada siswa di MA. Manaratul Islam ini. Dari basil perhitungan dengan menggunakan angket dan didukung dengan observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa dalam melakukan perannya sebagai pengurus OSIS dapat merasakan manfaat yang positif yaitu perubahan perilaku yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dari · jawaban-jawaban para responden yang muncul dari angket dan wawancara yang berhubungan dengan pembentukan perilaku akhlak. Sebagian besar jawaban responden menj aw ab dengan nada positif, dan melalui data tersebut menunjukkan bahwa lembaga OSIS di sekolah ini memberikan kontribusi yang cukup baik/positif sehingga kesadaran siswa untuk berperilaku baik dengan orang lain dapat dibentuk melalui seringnya berinteraksi dengan teman-tema1111ya dan juga para guru tentunya.
KATA PENGANTAR
Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, Yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini denganjudul "PENGARUH ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU AKHLAK SISWA DI MA. MANARATUL ISLAM CILANDAK-JAKARTA SELATAN" dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal, namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ; 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta
yang telah mengizinkan serta memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana. jaja 2. Ketua dan Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam beserta para staf jurusan PAI. 3. Bapak. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil. selaku pembimbing yang telah dengan sabar,
ikhlas,
dan tulus
dalam memberikan
bimbingan,
mengorbar1kan waktunya sehingga skripsi ini dapat terwujud.
dan telah
4. Kepada kedua orang tua, Ayah tercinta (H. Natsir Hafidz) dan Mama tersayang (Jamilah Rodani) yang telah memberikan do'a dan dorongan semangat baik moril maupun materil. 5. Kakak dan Adik-adikku tercinta (Muhammad Bunyanum Marsus, Fitri Nuria, Ahmad Fuad, dan Si Kecil Mahdi) terimakasih atas motivasi dan juga pengertiannya selama ini. 6. Kepada sahabat -sahabat terbaikku (Ade, Luthvi, May, Aisah, V3, Ayu, Yus, Ubay,Yoni,Subhan, Basri, Asrofi, Era, Jami, Arif, Bejo, Hasan, Rizal khususnya sepupuku Efi 1-Iafidzoh) Serta seluruh kelas A PAI angkatan 2004, terima kasih atas bantuan kalian selam ini, canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan penal terasa hilang dengan adanya kehadiran kalian. 7. Kepada keluarga besar MA. Manaratul Islam dan Pompres Miftahul UlumTerutama K.H.Syafe'i Hamzah L.c
yang telah mengizinkan penulis
untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut beserta seluruh jajaran dewan guru yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa honnatku terhadap beliau semua. 8. Untuk seseorang yang berada jauh disana, "Rachmat Fariz Amrulloh", terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang tidak henti-hentinya selalu ia berikan kepada penulis. Dan juga Om Roy, Tante Susan yang sudah baik sekali dan menyangi penulis sebagaimana anaknya sendiri. Akhimya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini be1manfaat bagi teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis menyatakan sebagai manusia yang tidak sempuma, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yag bersifat membangun demi sempumanya skripsi ini. Alhamdulillahin-abil alamin
Jakarta, 5 Januari 2009
Wur Paufa Wua Vl
DAFTARISI LEMBAR SAMPUL ....................................................................................... . LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
11
LEMBAR PERNY ATAAN l(A.RY A SENDIRI ...........................................
m
ABSTRAKSI ..................................................................... ............... ... .............
iv
l(A.TA PENGANTAR .....................................................................................
v
DAFT AR ISI ....................................................................................................
v1
DAFTART ABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xn BABI
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... .
BAB II
B. Identifikasi Masalah .................................................................
5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
6
l(A.JIAN TEORI A. Organisasi Siswa Intra Sekolab ...............................................
7
1. Pengertian Organisasi ........................................................
7
2. Fungsi Organisasi .......... ...... .. .... .. ... ...... ..... .. .. .... .... ... ... .... ... 10 3. Sejarah Terbentuknya OSIS .............................................. 11 4. Tujuan OSIS ...................................................................... 14 B. Perilaku .......................................................... .......................... 16 1. Pengertian Perilaku ... ..... .. .... .. .... .. .. .... .. ... .. .. ... ... .. .. .. . ... .. . .. .. 15 2. J enis-jenis Perilaku ............................................ ......... ....... 18 C. Akhlak Siswa ........................................................................... 19 1. Pengertian Akhlak .. .... .... .. ... .... ........ ... . ... ... .. .. .. . ... .... . .. .. ... .. 19 2. Sumber Akhlak .................................................................. 20
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Siswa ............................................................................... 23 5. Cara-cara Pembinaan Akhlak ... ... .. ... .... ..... ... ... ..... .... ..... ... 25 D. Kerangka Berpikir ..................................... ........... ..... .... ..... ... 28 E. Hipotesis Penelitian ................................. .... ............ .... ..... ..... 29 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 31 B. Variabel Penelitian ................................................................ 31 C. Pendekatan dan Metode Penelitian . .... .... .... ..... ... ... ..... .... ....... . 31 D. Populasi dan Sampel .............................................................. 32 E. Teknik Pengumpulan Data ......................... ............................ 33 F. Teknik Pengolahan Data ........................................................ 35 G. Teknik Analisis Data . ......... ....... .. ..... .... ..... ... .... .... ..... .... ...... .. 36
BAB 1V
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MA. Manaratul Islam ................................ 37 I. Sejarah Berdirinya MA. Manaratul Islam ......................... 37
2. Visi, Misi dan Tujuan MA. Manaratul Islam .................... 38 3. ldentitas MA. Manaratul Islam ........................................ 39 4. Keadaan Siswa dan Guru ................................................. 39 5. Sarana dan Prasarana Pembelajaran ................................. 42 B. Analisis dan Interpretasi Data ........................... .... ................. 43 BABY
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .... ....... ...... .. ... .. ..... .. ..... ..... .... .... ..... .... .... ..... ..... ... 62 B. Saran ..................................................................................... 63
DAFT AR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................
34
Tabel 2
Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2008-2009 .......................................
39
Tabel 3
Jumlah Siswa 6 tahun terakhir .....................................................
40
Tabel4
Data tentang tenaga Guru MA. Manaratul Islam tahun 20082009... .. .... ....... ............. ... ... .. ... ......... ..... ............................... .. ........
41
Tabel 5
Keadaan Guru dan Karyawan tahun 2008-2009 ...........................
42
Tabel 6
Sarana dan Prasarana Pembelajaran I...........................................
42
Tabel 7
Sarana dan Prasarana Pembelajaran II..........................................
43
Tabel8
Jawaban
Responden
tentang
Bijaksana
dalam
menghadapimasalah .. ... .. ... ...... ......... ..... .. ... .. .. ... .. ..... .. ..... .......... .... Tabel 9
Jawaban Responden tentang Bersikap baik dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain ................................................ .
Tabel 10
44
44
Jawaban Responden tentang Malas belajar karena OSIS banyak menyita waktu dan pikiran .......................................................... .
45
Tabel 11
Jaw ab an Responden tentang Hadir dalam rap at OSIS ................ .
46
Tabel 12
Jawaban Responden tentang Menjadi bagian dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS.................................................................
Tabel 13
Jawaban Responden tentang Jarang mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS..............................................................................................
Tabel 14
46
47
Jawaban Responden tentang Tersalumya bakat dengan baik dan benar .............................................................................................
48
Tabel 15
Jawaban Responden tentang Memahami karakteristik orang lain
48
Tabel 16
Jawaban Responden tentang Tidak ada perubahan kepribadian yang baik ...................................... ........... ..... ................... ..............
Tabel 17
Jawaban Responden tentang Mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS atas kemauan sendiri ... ... ... ... ... ... ..... ... ... .. ... .. ... .. .. ..... ..... .. ... .. ... ... ..
Tabel 18
49
49
J awaban Respondn tentang Be1janji akan melaksanakan tugas dengan baik ...................................................................................
50
Tabel 19
J awaban Responden tentang Menerima tanggung jawab sebagai pengurus OSIS atas perintah sekolah ...........................................
Tabel 20
Jawaban Responden tentang Keaktifan dan keseriusan dalam menjalankan tugas.........................................................................
Tabel 21
54
Jawaban Responden tentang Bersikap Acuh dengan teman yang mengalami kesulitan ....................................................................
Tabel 29
54
Jawaban Responden tentang Memperhatikan kerapiha dalam berpakaian ................................................................................ ....
Tabel 28
53
Jawaban Responden tentang Berbicara kasar jika berhadapan dengan guru ................................................................................ ..
Tabel 27
53
Jawaban Responden tentang Mematuhi tata tertib yang diberikan oleh guru ......................................................................................
Tabel 26
52
Jawaban Responden tentang Mengucap salam bila bertemu dengan guru ..................................................................................
Tabel 25
52
Jawaban Responden tentang Memperhatikan guru menerangkan pelajaran .......................................................................................
. Tabel 24
51
Jawaban Responden tentang yang Bertanggung jawab dari kegiatan-kegiatan OSIS adalah ketua OSIS .................................
Tabel 23
51
Jawaban Responden tentang Bertanggung jawab dalam setiap program yang dilaksanakan ............ ... .. ... ........ .. ............ ..... ..... .....
Tabel 22
50
55
Jawaban Responden tentang Memaafkan teman yang berbuat kesalahan .. ..... ..... .. ....... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... .. .. ... ..... .. .. ... .. ... ... ......
55
Tabel 30
Jawaban Responden tentang Berbicara kasar terhadap teman......
56
Tabel 31
Jawaban Responden tentang Membantu teman yang sedang dalam kesulitan ............................................................................
Tabel 32
56
Jawaban Responden tentang Menghadapi pe1iengkaran dengan teman ............................................................................................
57
Tabel 33
Jawaban Responden tentang Menyontek ketika ujian .................
57
Tabel 34
Jawaban Responden tentang Bersalah dan menyesali setelah melakukan perbuatan yang tidak baik...........................................
58
Tabel 35
Jawaban Responden tentang Bersyukur dan puas dengan prestasi yang telah dicapai .........................................................................
Tabel 36
Tabel 37
58
Jawaban Responden tentang Merasa paling pintar di antara teman-teman yang lain .................................................................
59
Jawaban Responden tentang Berkatajujur kepada setiap orang .
59
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran I
Kisi-kisi Instmmen Angket ....................................................
66
Lampi ran 2
Angket/Kuisioner ....... ...... ..... ... ..... ....... ............................ ......
68
Lampiran 3
Pedoman Wawancara .............................................................
73
Lampiran 4
Transkip Basil Wawancara ....................................................
76
Lampiran 5
Surat Pengesahan Proposal Skripsi ..................................... ...
85
Lampiran 6
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi .... ...............................
86
Lampiran 7
Surat Pem10honan Observasi ... .. ... .......... .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. ...... ...
87
Lampiran 8
Surat Pennohonan Wawancara ..............................................
88
Lampiran 9
Surat Pennohonan Izin Penelitian ..........................................
89
Lampiran I 0
Surat Keterangan Penelitian ........... ................... ............ ..... ... .
90
Lampiran 11
Biodata Penulis ......................................................................
91
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah moral, adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju, maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Karena kemsakan moral seseorang mengganggu ketentraman yang lain. Jika dalam suatu masyarakat banyak orang yang msak moralnya, maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. Jika kita ambil ajaranajaran agama, misalnya agama Islam, maka yang terpenting adalah akhlak (moral), sehingga ajarannya yang terpokok adalah untuk memberikan bimbingan moral dimana nabi Muhammad saw. Bersabda:
Sesungguhnya saya diutus o/eh Tuhan adalah untuk menyempurnakan akhlak. 1
Dan beliau sendiri memberikan contoh dari akhlak yang mulia itu diantara sifat beliau yang terpenting adalah: benar, jujur, adil,dan dipercaya. 2 Dalam konteks Indonesia pada masa kini, dari sudut akhlak mulia kita mengamati fenomena yang memprihatinkan. Dihadapan mata kita terpampang realitas yang sering tidak masuk akal. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur baik pada tingkat individual maupun sosial, seolah-olah tenggelam. Kemerosotan 1
Imam Malik bin Anas, Al-Mmvattajuz I, (Libanon-Beirut: Darul Fikr, 1987), h.754.
2
'7_L:-t. T"'\---:-~
AA~ .•. l.:M,.. l\f;J,..; llf;f,.,; A,f..-..,,.,1
f)j
TttAn»n<'in
fTnlnlrt!J· 'R11l!ln Rlnt!lno 1Q6R)
2
akhlak dipertontonlcan oleh banyak kalangan masyarakat akhir-akhir ini. Berbagai gejala kemerosotan itu misalnya; semakin mudahnya masyarakat, terutama generasi muda mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan obat terlarang lainnya, banyaknya kasus bentrokan dan tawuran antar siswa baik dilingkungan sekolah maupun di luar, sehingga proses belajar mengajar terganggu. Kemerosotan moral itu, tidak saja terjadi pada orang yang telah dewasa, akan tetapi telah menjalar sampai kepada tunas-tunas muda yang kita harapkan untuk melanjutkan perjuangan membela nama baik bangsa dan negara kita. Akhirakhir ini kita banyak mendengar keluhan-keluhan orang tua, ahli pendidik dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial, anak-anak terutama yang sedang berumur belasan tahun dan mulai remaja, banyak yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, berbuat keonaran, maksiat dan hal-hal yang mengganggu ketenteraman umum. 3 Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat mencari ilmu, tetapi juga menjadi tempat menumbuhkan kepribadian, di mana dalam lingkungan ini terjadi suatu pergaulan antar siswa dengan siswa, siswa dengan g1U"u, siswa dengan pegawai sekolah dan dengan lingkungan sekitar sekolah. Guru sebagai pengajar juga berperan tidak kalah penting dalam pembentukan sikap dan akhlak siswa, karena selain memberikan pengetahuan guru juga merupakan sosok yang setiap gerak geriknya diteladani oleh anak muridnya. 4 Pembinaan generasi muda adalah tanggung jawab orang tua, masyarakat, pemerintah dan pemuda itu sendiri. Instansi-instansi pemerintah maupun non pemerintah, baik dipusat maupun di daerah dituntut bertanggung jawab dalam pembinaan generasi muda dalam satu kesatuan gerak yang terkoordinasi dan terintegrasikan. Kita menyadari bahwa siswa yang merupakan bagian dari generasi muda yang akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan bangsa dimasa
3
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak!Budi Pekerti dalam Jbadat dan Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005) Cet. Ke-II. h.1. J.' •
•
·~
~
•
•
....,.
•
•
....,.,, •
rn
,i_.
___
fT-1 • • . _._ • .
3
yang akan datang. Kualitas siswa pada masa kini akan memberikan corak perkembangan masa depan bangsa Indonesia. 5 Dengan demikian nampak dengan j elas betapa pentingnya arti pembinaan pemuda melalui organisasi siswa intra sekolah (OSIS) yang merupakan satusatunya wadah organisasi siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun di Sekolah Menengah Akhir (SMA). 6 Alinia N pembukaan undang-undang dasar (UUD) 1945 berbunyi: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesej ahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan kete1iiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan .... 7 Pada alinia IV pembukaan ini, terdapat 4 tujuan dalam satu kesatuan integral Indonesia, yang salah satu tujuan nasional tersebut ialah usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah tidak hanya merupakan sebuah bangunan yang berisi berbagai perlengkapan untuk belajar, akan tetapi peranannya jauh lebih luas yaitu sebagai sebuah institusi yang didukung oleh kebudayaan tertentu. Dalam ha! ini sudah barang tentu, kebudayaan di sekolah tersebut merupakan kebudayaan yang memiliki norma-norma yang akan memberikan ciri-ciri khusus dan yang berbeda dari lembaga-lembaga lain. Oleh karena itu, maka dapat dikatakan bahwa fungsi sekolah adalah meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat, melalui kegiatan ikut membentuk kepribadian anak-anak agar menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di alam kebudayaan dan masyarakat sekitamya. 8 Dalam ha! ini, sekolah sebagai lembaga sosial memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
5
Endang Sumantri, Suatu Terjemeh dari GL. Freeman dan E.K. Taylor, 1954,Pembinaan Generasi Muda, (Jakarta: CV. Karunika, 1986), h. 32. 6 Endang Sumantri, Penzbinaan Generasi Muda ..... h. 40. 7 _Undang-Undang Dasm· 1945, (Jakarta: Simplex), h. 4. 8 T-T::trfr1ri N~nv::twi nranni~nsi SP.knlnh dan Peng-o/ahan Ke/as. (Jakarta: CV. Haii
4
a. Membantu anak-anak memperoleh pengetahuan keterampilan dan bahkan keahlian yang diperlukan untuk mencari nafkah hidup masing-masing kelak setelah dewasa. b. Mernbantu anak-anak rnernpelajari cara rnenyelesaikan masalah-masalah kehidupan, baik sebagai masalah individu maupun masalah masyarakat yang dinamis dan sebagai negara suatu bangsa. c. Membantu anak-anak mengernbangkan sosialitas masing-rnasing agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dalarn bentuk rnasyarakat yang dinamis dan sebagai negara suatu bangs a. 9 Untuk menggali dan mengembangkan selurnh potensi siswa menuJU kedewasaan, maka ditiap sekolah menengah dibentuklah OSIS sebagai organisasi resmi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, memiliki azas kekeluargaan dan gotong royong. OSIS mernpakan cikal bakal dari wadah organisasi s1swa, yang secara · berkelanjutan menuju pada organisasi tingkat perguruan tinggi dan pada akhimya ke organisasi pemuda juga masyarakat. Dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan disebutkan: Bahwa untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu siswa yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menj adi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab, diperlukan pembinaan kesiswaan secara sistematis dan berkelanjutan. 10 Dij elaskan dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan di tingkat Sekolah Menengah Akhir (SMA) yaitu:
9
Hadari Nawawi, Organisao·i Sekolah dan ... , h. 34. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Alas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,.
'°
,...,..,,.,...,
'-
1
n
5
a. Bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreatifitas, menyiapkan siswa menj adi
warga
masyarakat
yang
berakhlak
mulia,
demokratis,
menghormati hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Selanjutnya mengenai ruang lingkup yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler dan dengan materi pembinaan meliputi:
• Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, • Budi peke1ii luhur/ald1lak mulia,
•
Prestasi akademik, seni atau olahraga sesuai minat dan bakat,
• Teknologi informasi dan komunikasi, • Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural, •
Kreatifitas se1ia keterampilan, dan lain sebagainya.
b. Mengenai bentuk organisasi, yaitu organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain. 11 Alas dasar latar belakang di atas maka penulis memilih tema skripsi ini tentang "Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Manaratul Islam Cilandak-Jakarta Selatan". B. IDENTIFIKASI MASALAH Ada beberapa masalah yang dapat timbul berkenaan dengan masalah kesiswaan di sekolah, masalah tersebut diantaranya ialah: I. Banyaknya penyimpangan-penyimpangan moral yang te1jadi dikalangan
siswa. 2. Kurangnya pembinaan akhlak yang seharusnya diberikan kepada s1swa untuk menaggulangi masalah-masalah almlak. 3. Belum terbedayakannya secara optimal kegiatan-kegiatan OSIS. 4. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan keagamaan.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Organisasi Siswa Intra Sekolah 1. Pengertian Organisasi
Banyak pengertian yang dikemukakan para ahli tentang organisasi, diantaranya: Stephen P. Robbins mendefinisikan "organisasi sebagai suatu kesatuan (unity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat didefinisikan, yang bekerja keras atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan". 1 Ernest Dale mendefinisikan "organisasi sebagai suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola-pola hubungan kerja dari orang dalam suatu kelompok kerja". 2 Organisasi merupakan kumpulan dari peranan, hubungan dan tanggung jawab yang jelas dan tetap, paling tidak dalam jangka waktu pendek. Organisasi disusun tidak hanya mengatur orang-orangnya, tetapi juga membentuk dan memodifikasi struktur yang di dalamnya tersusun tugas dan pembagian kerja. Menurut Cyril Soffer,"Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja yang mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan di antara
1
Stephen P. Robbins, Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikatif, (Jakarta: Arcan, 1994), Cet. Ke-I, Edisi 3, h. 4. 2 Sokanto R, T. I-Iani Handoko, Organisasi Perusahaan; Teori, Strukrur, dan Perilaku,
8
pemegang peranan dan kemudian digabung
ke dalam beberapa bentuk hasil,
dengan kata lain organisasi sebagai sesuatu sistem peranan. 3 The Liang Gie berpendapat bahwa pandangan para penyusun definisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu; a. Sebagian penyusun berpandangan bahwa organisasi adalah kumpulan orang. b. Sebagian penyusun bependapat bahwa organisasi adalah suatu proses pembagian kerja. c. Sebagian penyusun berpandangan bahwa organisasi adalah sisitem kerja sama, sis tern hubungan, atau sis tern sosial. 4 : Dari hasil penge1tian-penge1tian di atas tentang pengertian organisasi, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang yang bersepakat untuk berkumpul dalam satu wadah untuk melakukan proses mengkoordinasikan aktivitas organisasional untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan oleh organisasi itu sendiri. Di dalam Islam terdapat dalil yang menerangkan tentang organisasi yaitu Q.S Ali-Imran ayat I 03 Allah berfinnan:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nilanat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Te/ah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dart padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. 5
3
Sokanto R, T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan ... , h. 7. The liang Gie, Administrasi Perkantoran Moderen, (Yogyakarta: PD. Percetakan Radya Indria, 1970), Cet. Ke-5, Jilid I. 4
9
Dalam upaya mengenal, dan memahami organisasi siswa intra sekolah (OSIS) perlu kejelasan mengenai pengertian dan fungsi organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan se1ia strnktur OSIS yang jelas, maka akan membantu para pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. OSIS adalah organisasi siswa intra sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian: I) Secara semantis a. Organisasi, secara umum adalah kelompok ke1jasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan. b. Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah. c. Intra, berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan dilingkungan sekolah yang bersangkutan. d. Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam ha! ini sekolah dasar dan sekolah menengah atau sekolah/madrasah yang sederajat. 2) Secara organis OSIS adalah satu-satunya wadah yang sah disekolah. Oieh karena itu setiap sekolah wajib membentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS disekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah. 3) Secara fungsional Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya dibidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih j auh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping
10
ketiga jalur yang lain yaitu: latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala. 4) Secara sistematis OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok yaitu: a. Berorientasi pada tujuan, b. Memiliki susunan kehidupan kelompok, c. Memiliki sejumlah peranan, d. Terkoordinasi, e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu. 6 2. Fungsi OSIS Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai salal1 satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fuugsi OSIS adalah: a. Sebagai Wadal1 Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. b. Sebagai Motivator Motivator adalal1 perangsang yang menyebabkan lahimya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS sebagai motivator berperan untuk menggali minat dan balcat siswa serta mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler. c. Sebagai Preventif 6
Muclish Calio, "Petunjuk Pelaksanaan Org,anisasi Siswa Intra Seka/ah" . dari
11
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara ekstemal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala macam ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan. 7 d. Sebagai Pembinaan Akhlak Karena OSIS merupakan wadah sJSwa dalam mengakomodir segala kegiatan-kegiatan siswa di sekolah, maka tidak jarang bentuk kegiatan OSIS merupakan penyuluhan-penyuluhan keagamaan.Untuk itulah kepala sekolah mempunyai wewenang dan bertanggung jawab penuh untuk turut mendukung proses kegiatan OSIS yang harus berdasarkan Pancasila yang salah satu tujuarmya untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempertinggi budi pekerti.
3. Sejarah terbentuknya OSIS Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA terdapat organisasi siswa yang bermacam ragam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk oleh organisasi siswa diluar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan punya hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan punya hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah kepada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakarmya proses belajar mengajar. Akibat lanjut dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melakukan peraturan yang dibuat kepala sekolah, sedangkan dipihak lain harus tunduk pada organisasi siswa yang dikendalikan dari luar.
6 Muclish Catio, " Petunjuk Pe/aksanaan Organisasi Siswa Intra Seka/ab" , dari Oktober 2008.
www.dikmenum.~. 6
12
Dalam keadaan yang demikian itu dapatlah dibayangkan, berapa macam banyak ragam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah. Itulah sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa di Jakarta yang sadar akan rnaksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pembinaan
dan
pengembangan
generasi
muda
diarahkan
untuk
mempersiapkan leader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur. Oleh karena itu pembangunan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui organisasi siswa intra sekolah (OSIS) perlu ditata secara terarah dan teratur. Betapa besaT perhatian dan usaha pemerintah dalam membina kehidupan para siswa, maka ditetapkan "OSIS" sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara nasional. Jalur tersebut terkenal dengan nama "Empat Jalur Pembinaan Kesiswaan", yaitu: 1. Organisasi kesiswaan;
2. Latihan kepemimpinan; 3. Kegiatan ekstrakurikuler; 4. Kegiatan wawasan wiyatamandala. 8 Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 1390/CI.84 tanggal
1 Oktober 1994 perihal wawasan wiyatamandala
sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Kebudayaan, menetapkan wawasan wiyatamandala yang merupakan konsepsi 8
Muclish Calio, "Petunjuk Pe/aksanaan Organisasi Siswa Intra Seka/ah", dari www.dikmenum.eo.id. 6 Oktober 2008.
13
yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut: Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan di luar bidang pendidikan. •
Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk: 1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, 3. Mempertinggi budi pekerti, 4. Memperkuat kepribadian, 5. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. •
Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerja sama yang baik untuk mengemban tugas dan pendidikan.
•
Para guru, di dalam maupu di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat dipercaya dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
•
Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertentangan.
9
Upaya untuk mewujudkan wawasan wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan organisasi siswa intra sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap. 10 Dengan dilandasi latar belakang sej arah lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS dibentuk dengan tujuan pokok: 1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreatifitas, serta minat para siswa
kedalam salal1 satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar sekolah. 9
Muhammad Junaedi "OSIS". dari htto://id.wikinedia.org/wiki/OSJS. 24 .Tnli ?.008
14
2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul suatu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar. 3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk lebih mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan keputusan. Dasar hukum terbentuknya organisasi siswa intra sekolah (OSIS) adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang no. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional. 2. Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan. 3. Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005, tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. 4. Keputusan Mendikbud No. 0461/U/0/1984, tentang pembinaan kesiswaan. 5. Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 226/C/011992, tentang pedoman Pembinaan kesiswaan. 11
3. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Dua unsur penting tujuan organisasi adalah: Hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dan Usaha-usaha atau pengarahan kegiatan-kegiatan sekarang yang diarahkan. 12 Tujuan yang ingin dicapai oleh OSIS, antara lain: 1. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai dalam mengambil
keputusan yang tepat. 2. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam konteks kemajuan budaya bangsa. 3. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi. 11
Muclish Catio, "Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Seka/ah,, , dari www.dikmenum.go.id, 6 Oktober 2008.
15
4. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bettanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berfikir logis dan demokratis. 5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual. 6. Meningkatkan kesehatan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 13 Kepemimpinan OSIS pada hakikatnya tercermin pada tugas dan fungsi pimpinan OSIS itu sendiri, termasuk kualifikasi yang meliputi aspek-aspek kepribadian, perilaku yang berorientasi kepada kepentingan bawahan dan organisasi, kewibawaan, pemahaman terhadap kebijaksanaan teknis serta dukungan
kemampuan
teknis,
kemampuan
kerjasama
dan
kemampuan
konsepsional dimiliki oleh setiap unsur pimpinan OSIS, berarti akan terpenuhinya kepemimpinan OSIS yang profesional. Secarn umum siswa yang menduduki jabatan sebagai pemimpin siswa harus memenuhi syarat: a. Kondisi fisik, b. Nilai-nilai kepribadian, c. Memiliki berbagai macam kemampuan, d. Berwibawa. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa secara khusus pengurus OSIS harus memahami persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu: a. Berbudi pekerti yang baik, sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman-teman siswa. b. Memiliki bakat sebagai pemimpin, berkemampuan dan pengetahuan yang memadai. c. Dapat mengatur waktu, serta dicalonkan oleh kelas. OSIS sebagai wadah dalam usaha melakukan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan: 13
Muclish Catio, "Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Seka/ah" , dari
www.dikmenum.go.id, 6 Oktober 2008.
16
a. Mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional,
mantap
dan
konsisten. b. Mendorong
lahirnya
keberanian
untuk
mengemukakan
pendapat,
menghargai pendapat orang lain. c.
Menumbuhkan dan membina bakat, serta mengembangkan kepribadian s1swa.
d. Tempat untuk saling mengadakan tukar pengalaman dan pengetahuan. e. Membina dan mengembangkan bakat dan kemampuan manajerial. f.
Wadah dan alat untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional. 14
B. Perilaku 1. Pengertian Perilaku
Kamus istilah Psikologi tentang perilaku (behavior) mengartikan "setiap tindakan manusia yang dapat dilihat". 15 Karena perilaku merupakan basil dari stimulus atau berupa respon yang pada diri manusia respon hanya dapat dikenali dalam bentuk tindakan yang dapat diamati. Kemndian ada teori lain yang mengemukakan tentang perilaku yaitu "suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya". 16 Teori yang didapat dari kamus istilah Psikologi ini pada dasamya lebih merinci proses dan wujud tindakan yang ada. Nana Syaodih mengatakan bahwahanya sebagian kecil dari perilaku manusia yang nampak/dapat diamati dari luar, sebagian besar merupakan kegiatan yang tidak nampak/bersembunyi. Perilaku/kegiatan individual seringkali dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan kognitif berkenaan dengan penggunaan pikiran/rasio di dalam mengenal, memahami dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap moral dan nilainilai. Sedang kegiatan psikomotorik menyangkut aktivitas-aktivitas yang mendukung gerakan-gerakan motorik. 17 14 15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Penataran Guru Pembina OSIS, h. 122. Yoga Abdullah Rafy, Kamus Ungkapan Psikologi, (Jakarta: Restu Agung Press, 2004),
h. 25. 16 17
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2000), h. 29. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psiko/of!:i Proses Pendidikan. (Bandung: PT.
17
Winardi
dalam
bukunya tentang Manajemen Perilaku Organisasi
merumuskan bahwa perilaku juga fungsi dari variabel-variabel psikologikal". Berdasarkan pengertian tersebut, lebih lanjut Winardi merumuskan bahwa: a. b. c. d.
Perilaku adalah sesuatu yang disebabkan karena sesuatu ha!. Perilaku ditujukan kearah sasaran tertentu. Perilaku dapat diukur dan diobservasi. Perilaku yang tidak langsung diobservasi (berpikir, melakukan persepsi) yang penting dalam rangka mencapai tujuan-tujuan. e. Perilaku dapat dimotivasi. J adi dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah sesuatu yang disebabkan
karena sesuatu ha! yang mengarah pada sasaran tertentu sehingga dapat dirangsang dalam rangka mencapai tujuan. Miftah Thoha dalam bukunya menuliskan bahwa dasar dari perilaku berupa sistem yang dinamis bisa disebut kepribadian, dan kepribadian itu terdiri dari tiga subtansi yaitu: I. Id
yaitu,
bersatunya
semua
kekuatan JIWa
yang
menyebabkan
berfungsinya semua sistem. Id berisikan pengharapan dan keinginankeinginan yang memerlukan pemuasan, ha! tersebut timbul dari sumber ketidaksadaran manusia sebagai kekuatan yang mendorong daya pikir dan upaya bertindak. Untuk itulah sangat diperlukan peran agama untuk mengendalikannya. 2. Ego, yang merupakan subsistem yang menjadi sumber kesadaran, ia mewakili logika yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus mengendalaikan 2 sistem lainnya . (Id dan Superego) dengan cara berinteraksi dengan dunia luar. Ego berusaha menekan, menolak atau menunda dengan mencarikan waktu dan tempat yang lebih sesuai untuk memenuhi Id. Ego pada diri manusia lebih kepada control perilaku dari sisi logika, pertimbangan baik buruknya dilandasi pada kekuatan aka! dan pengolahan informasi yang didapat sebelum mengambil keputusan atas dasar pertimbangan keuntungan secara rasional. 3. Superego, sebenarnya adalah kekuatan moral dari personalitas. Ia adalah
18
Superegolah menetapkan sesuatu norma yang memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah ia juga bertindak sebagai mediator terhadap hukuman dan penyimpangan-penyimpangan norma. Kekuatan moral/akhlak adalah kekuatan yang paling tinggi, karena tidak setiap penimbangan aka! (ego) itu baik, namun ada masalah-masalah yang apabila dipandang dari superego tidak akan sama hasilnya jika mempertimbangkannya dengan logika komponen manusia antara lain intuisi, nurani, dan emosi dan ha! tersebut hanya dapat diolah oleh superego. 18 2. Jenis-jenis Perilaku Dalam buku organisasi behavior perilaku terbagi menjadi dua yaitu: a. Perilaku Individual b. Perilaku kelompok Perilaku manusia mengandung dua dimensi yang disebut faktor individu dan faktor lingkungan, kednanya memiliki karakteristik tersendiri dan sifat-sifat khusus dan bila keduanya berinteraksi, maka akan menimbulkan perilaku induvidu. Disebutkan dalam buku yang sama bahwa prinsip dasar individu yaitu: a.
b. c. d. e. f.
Bahwa manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama satu dengan yang lain. Perbedaan ini ada sejak manusia dilahirkan. Bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Bahwa manusia berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak. Manusia memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dari kebutuhannya. Seseorang itu memiliki reaksi-reaksi senang dan tidak senang. Bahwa banyak faktor yang menentukan sikap dan tingkah laku seseorang.
Dalam sebuah kelompok tujuan bersama sebagai landasan bertindak seperti individu yang tergabung di dalam kelompok tersebut. Yang lebih dikedepankan adalah tujuan bersama sebagai identitas kelompok sehingga tiaptiap anggota dapat mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok. Menurut Stephen kelompok memiliki beberapa bentuk antara lain:
19
a. Kelompok primer yaitu kelompok yang disifati adanya keakraban, kerja sama, loyalitas, mempunyai tanggapan yang sama atas nilainilai dari para anggotanya dan hubungan tatap muka dalam sebuah kelompok kecil. b. Kelompok formal dan infom1al. Kelompok fomrnl adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu. Sedangkan kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik dan kebutuhankebutuhan seseorang. c. Kelompok terbuka dan tertutup. Kelompok terbuka merupakan suatu kelompok yang secara terns menerus mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan sedangkan kelompok tertutup adalah sebaliknya. d. Kelompok referensi yaitu kelompok yang dijadikan sebagai ukuran untuk evaluasi dirinya/sebagai sumber dari nilai dan sikap pribadinya. Beberapa jenis kelompok di atas adalah yaug lazim terdapat disekitar kita dan latar belakang pembentukannya pun bermacam-macam, namun pada dasamya jenis interaksi sangat menentukan nama/wujud kelompok yang akan terbentuk. 19
B. Akhlak Siswa 1. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluk. Khuluk di dalam kamus Al-munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah lalrn, tabiat". 20 Sedangkan dalam Da 'iratul Ma 'arif sebagaimana yang dikutip oleh Asmaran dikatakan: "Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik". 21 Ada beberapa pengertian tentang akhlak yang dikemukakan oleh para pakar, diantaran ya: a. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah: "sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (lagi)". 22
19 20
21
IL h. I.
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi ... , h. 76-81. Luis Ma'luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: al-Katulikiyah, t.t.), h. 194. Asmaran As., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.
20
Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental (halun Jin nafs) yang mendorong untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi dua : ada yang berasal dari watak (temperamen) dan ada yang berasal dari kebiasaan dan latihan. b Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut: "Akhlak adalah suatu sikap (hay'ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi aka! dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut akhlak yang buruk''.2 3 c Menurut Khalil al-Musawi, kata akhlak berasal dari akar kata khaluqa yang bera1ii "lembut, halus, dan lurus"; dari kata khaluqa berarti "bergaul dengan akhlak yang baik", juga dari kata tatkhallaqa yang berarti "be1watak''. Akhlak ialah "kesatria, kebiasaan, perangai, dan watak''. 24 d Dr. Ahmad Amin dalam bukunya "Al-Akhlak" mengatakan bahwa akhlak ialah ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk, yang benar atau yang salah, yang hale atau yang batil''. 25 Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sud ah menj adi kebiasaan''. 26 2. Sumber Akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia atau tercela suatu perbuatan. Dalam tuntunan Islam telah dijelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan adalah al-quran dan Sunnah Rasul. Apa yang baik menurut al-Quran dan sunnah maka baik pula perbuatan tersebut, dan sebaliknya apa yang menurut al-Quran dan Sunah buruk, maka buruk pula perbuatan tersebut dan harus ditinggalkan. Akhlak yang bersumber dari al-Quran dan sunnah ini memberikan bimbingan kepada manusia dalam hubungannya dengan Tuhan maupun
23
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf' Nilai-Nilai Akhlak .. ., h. 28-29. Khalil al-Musawi, Bagaimana Me11J'adi Orang B!faksana, Terjemah Ahmad Subandi, (Jakarta: Lentera, 1999), Cet. IX, h. 91. 25 Dr. Ahmad Amin, Al-Akhlak, terjemahan Y. Bahtiar Affandy, (Jakarta: Pen. Jembatan, 24
1oi;;;7, h
1
21
hubungannya dengan sesarna rnanusia dan alarn sekitar. Oleh karena itu rnanusia dapat rnenjadikan kedua surnber dasar tersebut sebagai pedornan dalarn berakhlak. Adapun di antara ayat-ayat al Quran yang mengandung nilai akhlak adalah Q.S. An-Nahl ayat 90, yang berbunyi:
j.-::,,,,,. -<.:u· 4::,1'1.,_<:i;,.~ ~-w 4=:.· w ~ --._:_)J.f I' • r ~ '-?"" -' ~ • -' ,~
J
-::
_,
J
J
1:.. .,.
"'""
,,
J "'-"
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. 21
Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa Allah mernerintahkan kepada rnanusia agar berlaku adil dan berbuat kebaikan kepada sesama manusia, dan Allah melarang rnanusia untuk berbuat kernungkaran serta permusuhan. Bahkan dalarn al Quran Allah mengatakan bahwa Rasulullah saw adalah sebagai suri tauladan yang baik. Sebagairnana firman-Nya dalam Q.S. AlAhzab:2 l, yang berbunyi:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat clan clia banyak menyebut Allah.
Akhlak rnenurnt pengertian Islam rnernpakan salah satu basil dari keirnanan dan ibadah, karena irnan dan ibadah manusia tidak sernua kecuali jika dari situ rnuncul akhlak rnulia. Akhlak dalam Islam bersumber pada irnan dan takwa serta rnernpunyai tujuan langsung, yaitu harga diri dan ridha Allah swt. Akhlak bukan hanya rnernpakan aturan atau norma yang rnengatur hubungan antar sesarna rnanusia, tetapi juga norma yang rnengatur hubungan antara rnanusia dengan Allah swt dan alarn sernesta. Urgensi akhlak tidak saja
22
dirasakan oleh mannsia dalam kenidupan perseorangan sebagai individu, tetapi juga di dalam hidup berkeluarga dan masyarakat. Akhlak merupakan pembeda yang sangat jelas antara manusia dengan hewan. Tanpa modal akhlak, manusia akan kehilangan derajat kemanusiaan sebagai makhluk yang paling mulia. Tanpa akhlak manusia dalam kehidupan bernJasyarakat tidak akan harmonis. Allah berfirman dalam Q.S. Luqman ayat 18, yang berbunyi:
;J~ :t
0-0 ~I 0J ""G._; l/'5\fl J ~ -03 l,18!
_,.,,~:; ,:.,~ -03
®u;J ;: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 28
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah melarang manusia untuk bersikap sombong dan angkuh, karena Allah sangat membenci orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Akhlak merupakan nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya dihadapan Allah dan masyarakat. 3. Macam-macan Akhlak
Akhlakul karimah atau akhlak yang mulia sangat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kedalam tiga bagian. Pertama, akhlak mulia kepada Allah, kedua akhlak mulia terhadap diri sendiri, dan ketiga akhlak mulia terhadap sesama manusia. a. Akhlak terhadap Allah Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji yang mana manusia tidak mampu menjangkau hakikatNya. Banyak alasan mengapa manusia hams berakhlak baik terhadap Allah, diantaranya adalah: karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistimewaan dan kesempurnaan, Allah telah memberikan perlengkapan panca
23
indera, hati nurani dan naluri kepada manusia, dan Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan yang terdapat di bumi. b Akhlak terhadap diri sendiri Selaku, makhluk individu, manusia diciptakan oleh Allah swt dengan segala kelengkapan jasmaniah dan rohaninya. Ia diciptakan dengan dilengkapi rohani sepeti aka! pikiran, hati nurani, naluri, perasaan dan kecakapan batiniah atau bakat. c. Akhlak sesama manusia Manusia adalah makhluk sosial yang berkelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu, manusia perlu bekerja sama dan saling to long menolong dengan orang lain. Oleh karena itu, ia perlu menciptakan suasana yang baik, antara yang satu dengan yang lainnya dan berakhlak yang baik. 29 Diantara akhlak yang baik adalah mempunyai rasa malu, tenang, sabar, dermawan, integritas, puas, loyal, disiplin diri, optimis, lemah lembut, berwibawa, wara', berjiwa besar, ulet dalam bekerja, tegar, tabah, menguasai diri, murah hati, mementingkan orang lain, ikhlas, berbakti, bersahabat, bersemangat sosial, bersilaturrohim, bersikap baik dalam ke1j a sama, j eli dalam memutuskan masalah, cinta kasih, rajin beribadah, dan berkatajujur. 30
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentnkan Akhlak
Abuddin Nata dalam bukunya"Akhlak Tasawuf' mengatakan bahwa untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang amat populer, yaitu: Nativisme, aliran Empirisme, dan aliran Konvergensi. a) Aliran Nativisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawa dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, aka!, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. b) Aliran Empirisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan 29
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai .. . , h.49.
30
Ahn All Akhma
24
pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian juga sebaliknya. c) Aliran Konvergensi berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. 31 Ali ran Konvergensi ini tampak sesuai dengan aj aran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat di bawah ini, Q.S An- Nahl ayat 78 yang berbunyi:
~T ~ ~j 1~ ~.
__ --:
>_,_~1:~ ~ ~f SJ~ ~ t"'~;J ~Tj
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. Ayat di atas memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran agama dan pendidikan.
'_,\
cr-1-11 olJJ) ~s ~1~:a:; :/ ~1~~ ~1;.~ ~~L~l1 Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: "Tidak seorang anakpun yang baru dilahirkan kecuali telah membawa fltrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maim kedua orang tuanyalah yang me1yadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. " (HR. Muslim). 32 Dengan demikian, jelas bahwa faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak pada anak ada dua, yaitu faktor dari dalam seperti potensi fisik, intelektual, hati (rohani) yang dibawa oleh anak dari semenjak lahir, dan faktor dari luar yang dalam ha! ini adalah kedua orang tua, guru, dan tokoh serta pemimpin dimasyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara tiga lembaga pendidikan
31
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. I, h.
32
M~'m11r n~nrl
165. TPriP1nnh 1-/nr/i<;:f
Shnhih
M11.<.:lin1_
(M::il::iv~i::i· Kh1n0" Rnnk l'.P.ntrf': 199'i)
25
tersebut,
maka aspek kognitif (pengetahuan),
afektif (penghayatan) dan
psikomotorik (pengalaman) ajaran agama yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak. 5. Cara-cara Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak mempakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad saw. Yang utama yaitu untuk menyempumakan akhlak manusia. Perhatian Islam yang demikian besamya terhadap pembinaan akhlak ini, dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik, yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada selumh kehidupan manusia, lahir dan batin. 33 Ajaran Islam tentang keimanan sangat berkaitan erat dengan menge1jakan serangkaian amal shalih dan perbuatan terpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal shalih dinilai sebagai iman yang palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan. Dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 15 Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka ltulah orang-orang yang benar. Ayat di atas menunjukkan bahwa iman yang dikehendaki Islam bukan iman yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, tetapi irnan yang disertai dengan perbuatan dan akhlak yang mulia. Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah: a. Pembiasaan Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Dalarn pernbinaan akhlak, metode pembiasaan sebenamya cukup efektif. Pernbiasaan dapat dijadikan 33
1ur .. i.,., ....... .....,.,,A ti. l_nh<>'7<>1i
Alrhlnk SPnrnnCJ Muslinz. (teri_) Wawan Diunaedi S. dari Judul
26
sebagai salah satu upaya pendidikan yang baik dalam pembentukan akhlak manusia. Pembiasaan ini hams dilakukan sejak kecil dan langsung secara terns menerus. Apabila seorang anak dibiasakan untuk mengamalkan perbuatan yang baik, diberi pendidikan kearah itu, maka ia akan tumbuh di atas kebaikan. Berkenaan dengan ha! ini Imam al-Ghazali sebagaiman yang dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan bahwa: "kepribadian manusia itu pada dasamya dapat menerima segala usaha pembentukkan melalui pembiasaan. Jika manusia membiasakan berbuatjahat, maka ia akan menjadi orangjahat". 34 Menanamkan kebiasaan itu sulit dan terkadang memerlukan waktu yang lama. Oleh sebab itu, dalam menanamkan kebiasaan diperlukan pengawasan. Pengawasan hendaknya dilakukan secara terns menerus, artinya pendidik hendaknya konsekuen, bersikap tegas, dan tetap teguh pada pendirian yang telah diambilnya. Segala aturan, baik perintah atau !arangan hendaknya dijaga agar sela!u dilaksanakan dan tidak dilanggar. 35 Pembiasaan
hendaknya
disertai
dengan
usaha
membangkitkan
kesadaran atau pengertian terns menerus akan maksud tingkah laku yang dibiasakan. Sebab, pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa peserta didik agar melakukan sesuatu secara otomatis, melainkan agar ia dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati. Di samping itu, tingkah laku muslim yang benar adalah yang sejalan dengan kata hatinya. b. Keteladanan Secara psikologis, temyata manusia memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya, ini adalah sifat pembawaan. Sejak fase-fase awal kehidupan manusia banmyak sekali belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah
laku
orang-orang
disekitamya,
khususnya
dari
orang
tuanya.
Kecenderungan manusia untuk belajar lewat peniruan, menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting dalam proses belajar mengajar.
34
Abuddi Nata, Akhlak Tasawuf. .. , h. 162.
35
'f..tpr" NnPr Alu lhn11 PPndirliknn fi;fn1n_
(Jakarta: PT.
LOi!OS
Wacana Ilmu. 1999). Cet. 1.
27
Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk akhlak pada diri anak didik. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditiru dalam tindakannya, bahkan akan terpatri dalam jiwa dan perasaannya. Pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Pendidik mungkin akan merasa mudah mengkomunikasikan pesannya secara lisan. Namun, anak didik akan merasa kesulitan dalam memahami pesan itu apabila ia melihat pendidiknya tidak memberi contoh tentang pesan yang disampaikan itu. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelaj aran, instruksi dan larangan, sebab tabi'at jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup hanya dengan perintah atau larangan seorang guru. Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. c. Memberi Nasehat Yang dimaksud dengan nasehat ad al ah penj elasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasehati dari bahaya serta menunjukkam1ya kejalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat. Memberi nasehat merupakan metode yang dapat digunakan untuk seorang pendidik dalam menanamkan pengaruh yang baik ke dalam jiwa apabila digunakan dengan cara yang dapat mengetuk relung jiwa melalui pintunya yang tepat. Bahkan, dengan metode ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan dan kemaslahatan serta kemajuan masyarakat dan umat. Hendaknya nasehat yang diberikan harus lahir dari hati yang tulus. Artinya, pendidik berusaha menimbulkan kesan bagi pesrta didiknya bahwa ia adalah orang yang mempunyai niat baik dan sangat peduli terhadap kebaikan peserta didik. Hal inilah yang membuat nasehat mendapat penerimaan yang baik dari orang yang diberi nasehat.
28
Menurut hasil penelitia para psikologi bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut tingkat usia. Pada usia anak-anak biasanya lebih menyukai kepada hal-hal yang bersifat rekreatif dan pe1mainan. Hal ini pernah dilakukan oleh para ulama dimasa lalu. Mereka menyajikan ajaran akhlak melalui syair yang berisi sifat-sifat Allah dan Rasul, anjuran beribadah dan berakhlak mulia. Syair tersebut dibaca pada saat menjelang dilangsungkannya menjelang pengajian hari besar islam. Perlu disadari bahwa pendidikan akhlak itu terjadi melalui seg1 pengalaman hidup, baik melalui penglihatan, pendengaran, dan pengalaman atau perlakuan yang diterima atau melalui pendidikan dalam artio luas. Pembentukan akhlak harus dilakukan setahap demi setahap sesuai dengan pe1iumbuhan dan perkembangan, dengan mengikuti proses yang alami. 36
D. Kerangka Berpikir
Masa remaja adalah suatu masa perubahan dari masa .anak-anak menuju kemasa dewasa. Pada masa ini terjadilah berbagai macam perubahan kejiwaan yang mengguncang jiwa mereka. Oleh sebab itu terkadang dimasa ini sering sekali kita melihat perilaku remaja yang suka membantah jika diperintah oleh oarang tua, suka marah-marah terhadap temannya, mulai membangkang jika dinasehati oleh guru/orang tua, dan banyak pula dari mereka yang terjebak dalam penyimpangan moral seperti terlibat dalam tawuran/tindak kekerasan antar siswa, mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba), terlibat dalam pergaulan bebas antara laki-laki dengan perempuan dan lain sebagainya. Hal yang telah disebutkan di alas sangatlah memungkinkan terjadi disebabkan karena mereka memiliki ego yang tinggi sehingga apabila orang dewasa melarang tindakannya, mereka tidak suka dan bahkan membangkang. Salah satu penyebab ha! tersebut terjadi karena kurangnya pembinaan keagamaan yang seharusnya diberikan sejak mereka masih anak-anak sampai menginjak usia rernaja. Selain itu juga di era globalisasi ini sangat memungkinkan bagi para remaja mengikuti dan mengambil budaya-budaya dari barat misalnya;
29
cara berpakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh, pergaulan bebas antara lakilald dan perempuan dan lain sebagainya. Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut perlu diadakan sebuah strategi penanggulangan khususnya di lingkungan sekolah karena di sekolah mereka lebih banyak bergaul dengan teman-teman seusianya dan juga sekolah sebagai tempat mereka menerima dan mengambil ilmu-ilmu pengetahuan baik ilmu eksak, ilmu sosial, dan ilmu akhlak/ibadah (keagamaan). Di antara strategistrategi untuk menanggulangi penyimpangan-penyimpangan moral di lingkungan sekolah antara lain: a. Perlu optimalisasi fungsi lembaga OSIS sebagai lembaga s1swa yang berada di dalam sekolah. b. Pengembangan kegiatan-kegiatan OSIS yang menarik minat siswa. c. Mensinergikan kegiatan-kegiatan OSIS di lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Dengan dilaksanakannya strategi-strategi sebagaimana yang telah penulis sebutkan di atas semoga dapat memberikan hasil yang baik untuk siswa/siswi tersebut, dan diharapkan pula siswa/siswi dapat memiliki adab yang baik, perilaku sopan dan santun, berakhlak mulia serta rajin dan bertanggungjawab.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka pertanyaan yang akan muncul dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan akhlak siswa. Dengan demikian, bahwa hipotesis yang akan diajnkan dalam penelitian ini adalah: Ha: Ada pengaruh positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan akhlak siswa. Ho: Tidak ada pengaruh positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan perilaku akhlak siswa.
:angka Berpikir
• I PROSES I
I INPUT]
~ I
Kondisi umum remaJa
j
.
-j
•
Remaja yang diidealkan
i
i masih Jiwa/moral lab ii Suka membantah Suka marah-marah Mulai membangkang Memiliki ego yang tinggi Terjebak dalam penyimpangan moral
Strategi
• I OUT PUT I
-
Kurangnya pembinaan keagamaan pada lembaga OSIS
-
optimalisasi fungsi • Perlu lembaga OSIS • Pengembangan kegiatankegiatan OSIS yang menarik minat siswa ,_ • Mensinergikan kegiatankegiatan OSIS di lingkungan rum ah tangga, sekolah, dan masyarakat.
• • • •
Berperilaku santun Memiliki adab yang baik Berakhlak mulia Rajin dan bertanggung jawab
Fee~back <..» 0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di M.A Manaratul Islam yang beralamat di Jl.Madrasah No.12 Cilandak-Jakarta Selatan.
Adapun waktu peiaksanaan
penelitian terhitung dari bulan Oktober hingga Desember 2008.
B. Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai pengarnh organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan perilaku akhlak siswa, yaitu: 1. Variabel bebas (Variabel Jndependen),
yaitu variabel yang dapat
memberikan pengarnh terhadap variabel lain, yaitu kegiatan-kegiatan OSIS (variabel X). 2. Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengarnhi oleh variabel bebas, yaitu pembentukan perilaku akhlak sisiwa (variabel Y).
C. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini dipilih karena sesuai dengan sifat dan karakteristik masalah yang akan diangkat, yakni mengenai pengarnh organisasi siswa intra •e1
33
E. Teknik Pengnmpulan Data
Untuk memperoleh data yang obyektifberdasarkan kebenaran yang terjadi dilapangan maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya: 1. Angket
Angket disusun dan disebarkan kepada responden (sampel penelitian) untuk memperoleh infotmasi mengenai pengarnh organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan perilaku akhlak siswa. Setiap angket terdi1i dari 15 pemyataan untuk variabel X yaitu tentang pengarnh organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan 15 pertanyaan untuk variabel Y yaitu tentang perilaku akhlak siswa. Jadi dalam angket ini terdapat 30 pertanyaan. Setiap variabel mempunyai 10 petianyaan positif dan 5 pemyataan negatif. Bentuk angket yang penulis gunakan adalah model skala Liketi, yaitu bentuk kuisioner yang mengungkapkan sikap dari responden dalam bentukjawaban : sangat setuju (SS), setuju (S),kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). 3
Sebagai acuan berikut ini disampaikan
ketentuan penskoran item tersebut: ~
Skor untuk pernyataan positif: Sangat setuju
5
Setuju
4
Kurang setuju
:3
Tidak setuj u
: 2
Sangat tidak setuju ~
I
Skor untuk pemyataan negatif: Sangat tidak setuju : 5 Tidak setuju
:4
Kurang setuju
: 3
Setuju
2
Sangat setuju
I
/ •·
34
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Tabel 1 Variabel I. Variabel (x) pengarnh . . . orgamsas1 s1swa intra sekolah
Manfaat Motivasi intrinsik dan ekstrinsik Sikap
Jumlah Akhlak terhadap guru
Jml
-
Pengembangan kognisi, afektif dan psikomotorik siswa
1,2
3
Keaktifan berorganisasi Pengembangan diri Kemauan dan komitmen Kesadaran (kepekaan) dan tanggung jaw ab
4,5
6
3
7,8 10, 11 13, 14
9 12
3 3
15
3
16, 17, 18, 20
19
15 5
22, 24, 25
21, 23
- Memperhatikan
-
-
-
Akhlak terhadap teman
No Soal
+
Tujuan
Intensitas
2. Variabel (x) pembentukan pe1ilaku akhlak s1swa
Indikator
Dimensi
-
-
-
-
dengan baik pada saat guru menerangkan Mengucap salam bila bertemu dengan gum Mematuhi setiap tata tertib yang diberikan oleh guru Berbicara kasar terhadap guru Berpakaian sesuai dengan tata tertib sekolah Bersikap acuh terhadap teman yang mengalami kesulitan Memaafkan teman yang berbuat kesalahan Berbicara kasar dengan teman Membantu teman
3 I
5
35
-
Akhlak terhadap diri sendiri
-
kesulitan Menghindari pertengkaran Menyontek pada saat ujian Menyesali setelah melakukan kesalahan Bersyukur atas prestasi yang dimiliki Merasa paling pintar di sekolah Berkata jujur kepada setiap orang
27, 28, 30
26, 29
Jumlah
15
2. Observasi Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi dan mengamati secara langsung bentuk perilaku akhlak pada siswa di sekolah. 3. Wawancara Wawancara
m1
dilakukan
untuk
mengumpulkan
data
tentang
pandangan/persepsi perilaku ald1lak siswa tentang pengaruh lembaga OSIS terhadap pembentukan akhlak siswa.
F. Teknik Pengolahan Data Adapaun teknik pengolahan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Editing, dalam pengolahan data yang pertama kali dilakukan adalah
editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelangkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. 2. Skoring,
setelah melalui
5
tahap editing, maka selanjutnya penulis
memberikan skor terhadap pemyataan yang ada pada angket. Pemyataan positif diccri skor 5, 4,3,2, 1, sedangkan pemyataan negatif sebaliknya.
36
3.
Tabulating, selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasi skor yang telah ada. Penulis memindahkan jawaban responden ke dalam blanko yang telah tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel. Sedangkan data observasi dan wawancara akan diolah melalui proses
klasifikasi masalah kemudian dilakukan intepretasi data dengan menggunakan kerangka konseptual yang telah dibuat.
G. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam tabulasi dan dicari prosentasenya dengan rumus prosentase sederhana yaitu dengan ketentuan simbol sebagai berikut: F
P=--X 100% N Keterangan: p
Presentase untuk setiap jawaban.
F
Frekuensi jawab an responden.
N
Jumlah responden.
100%
Bilangan Tetap (konstan).
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MA. Manaratul Islam I. Sejarah Berdirinya
Madrasah lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di Nusantara, sehingga bentuk madrasah telah mengalami perubahan yang cukup panjang, yaitu dari bentuk yang sangat sederhana seperti pengajian-pengajian sampai dengan bentuk madrasah yang sekarang ini. Disamping itu madrasah selalu muncul dari masyarakat, artinya lahimya madrasah karena masyarakat di suatu tempat memerlukan pendidikan agama, yang kemudian berkembang dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat. Kondisi di atas menunjukkan
bahwa madrasah sebenamya milik
masyarakat, besar dan berkembang ditengah masyarakat. Kita tahu bahwa yang mendirikan madrasah adalah masyarakat, baik melalui bentuk yayasan maupun pribadi-pribadi dengan melalui cara hibbah dan wakaf. Dengan demikian dana yang terhimpun juga berasal masyarakat yang jumlahnya relatif sangat sederhana. Dengan dipelopori oleh para ulama, tokoh masyarakat di wilayah Gandaria dan sekitamya maka didirikanlah suatu yayasan yang beroreintasi kepada pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Y ayasan tersebut diberi nama "Yayasan Pendidikan Manaratul Islam" pada tahun 1949, yang memiliki arti dari "Manaratul" adalah tempat yang dibuat untuk menyiarkan atau menyebarkan suatu berita, dalam bahasa Indonesia berarti menara. Jadi arti Manaratul Islam ' ' '
38
Lembaga pendidikan yang mula-mula diselenggarakan adalah Madrasah lbtidaiyah (MI) yang didirikan pada tahun 1949, Madrasah Tsanawiyah (MTs) talrnn 1967, dan SPIAIN (Sekolah Persaiapan IAIN tahun 1970. Namun selama beroperasi selama dua tahun SPIAIN ditutup pada tahun 1972, dan dilanjutkan dengan Madras ah Aliyah yang mulai beroperasi pada 1973. Selain lembaga pendidikan formal, Yayasan Pendidikan Manaratul Islam JUga mendirikan Pondok Pesantren Miftahul Ulum pada tahun 1980 sebagai pendukung dalam pengembangan kemampuan siswa dalam pengetahuan agama, khususnya. 2. Visi, Misi dan Tujuan MA. Manaratul Islam
a.
Visi Cerdas, Kreatif, Inovatif, Mandiri, Berprestasi, dan Berwawasan IPTEK dengan Berlandaskan IMT AQ.
b. Misi 1) Mencetak lulusan yang berkualitas dalam akademik, memiliki life
skill yang mapan, dan be1prilaku akhlak al-karimah. 2) Peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan. 3) Terciptanya
suasana
pembelajaran
yang
kondusif,
aktif,
dan
kolaboratif dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. 4) Memberikan pelayanan dan bimbingan yang bennutu, cepat, tepat dan akurat. c. Tujuan Madrasah l) Akademik Mencapai rata-rata SKBM 7.20 . Nilai Ujian Nasional 6.75 dan nilai Ujian Madrasah 7.75. Penerimaan lnlusan di PTN dan UIN 60%. 2) Non Akademik Pengembangan agrobisinis tanaman hias dan buah-buahan. Pengembangan metode dakwah kontektual kepada remaja. Menjuarai perlombaan olahraga cabang bola. voli, basket, sepak
39
Menjuarai perlombaan kesenian cabang marawis, pidato bahasa Arab dan Ingg1is, Kaligrafi, dan MTQ tingkat DKI Jakarta.
3. Identitas MA. Manaratul Islam a.
Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Manaratul Islam
b. Alamat Madrasah
: JI. Madrasah No.12 Rt.001/01
c.
: Gandaria Selatan
Kelurahan
d. Kecamatan
: Cilandak
e.
Ko tam adya
: Jakarta Selatan
f.
Provinsi
: DKI Jakarta
g. Nama Kepala Sekolah
: H. Syafi'i Hamzah, Le
h. Standar Madrasah
: Pennanen
I.
Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 312317120013
J.
Tahun Didirikan/Dibangun
: 1949
k. Tahun Beroperasi
: 1973
I.
: Terakreditasi dengan Nilai B
Akreditasi Nomor
: KW.094/4/KP.08.8/4353/2005
Tahun
: 2005
m. Status Tanah
: Milik Yayasan I Wakaf
n. Luas tanah
: 3000 m2
4. Keadaan Siswa dan Guru a.
Jumlah siswa tahun pelajaran 2008/2009
Tabel 2 KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
x
35
42
77
XI IPA
17
24
41
XIIPS
22
21
43
XII IPA
13
27
40
XIIIPS
22
17
39
JUMLAH
109
131
239
40
Siswa yang tercatat tahun ajaran 2008-2009 yaitu 239 siswa yang terdiri dari kelas X sebanyak 2 kelas, kelas XI sebanyak 2 kelas, dan kelas XII sebanyak 2 kelas. Para siswa ini berasal dari Sekolah Tingkat Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang berbeda, namun berdasarkan hasil observasi menggambarkan hampir 70% dari siswa-siswi berasal dari Madrasah Tsanawiyah swasta maupun negeri, sedangkan selebihnya berasal dari SMP swasta dan negeri. Jika ditinjau lebih dalam latar belakang para siswa maka penulis menemukan banyak perbedaan yang cukup beragam. Dari data siswa yang diberikan oleh pihak sekolah, jenis pekerjaan orang tua diantaranya: buruh, wiraswata, karyawan swasta, PNS, guru, pensiunan PNS, pedagang, dan ada pula dari siswa yang sudah tidak memiliki orang tua (yatim piatu) atau yatim. Mengenai domisili siswa yang tercatat dari data siswa yaitu sebagian besar siswa domisilinya berdekatan dengan sekolah MA. Manaratul Islam yaitu di jl. Madrasah No. 12 Cilandak-Jakarta Selatan dan sebagian lainya yang rumalmya jauh dari sekolah tersebut mereka bermukim di Pondok Pesantren Miftahul Ulum yang memang satu yayasan dengan sekolah tersebut. b. Jumlah siswa 6 (enam) tahun terakhir Tabel 3
Tahun
2003/2004 2004/2005
2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009
KelasX
50
43
64
80
.
83
77
Kelas XI
34
41
50
63
80
84
Kelas XII
56
34
41
53
61
79
Jumlah
140
118
155
196
224
239
Kelas yang ada pada MA Manaratul Islam terdiri dari 3 kelas yaitu kelas X yang memiliki 2 rombongan belajar yaitu kelas Adan B, kelas XI IPA dan IPS dan kelas XII IPA dan IPS. Jika dilihat dari jumlah siswa dari tahun ajaran 20032004 sampai dengan 2008·2009 pada permulanya jumlah siswa yang masuk pada tahun ajaran 2003-2004 yaitu sebanyak 140 siswa terhitung dari kelas X sampai dengan kelas XI, kemudian pada tahun setelalmya yaitu tahun ajaran 2004-2005 men!!alami nenurunan iumlah siswa meniadi 118 ha! ini disebabkan pada tahun
41
ini jumlah siswa yang masuk di sekolah ini berkurang. Tetapi setelah tahun ajaran 2004-2005 sekolah ini mengalami peningkatan jumlah siswa yang masuk ke sekolah ini dari tahub lee tahun sampai dengan sekarang yaitu tahun ajaran 20082009. c. Data keadaan Guru Tahun 2008/2009 Tabel 4
No
Nama
Jenis Pendidikan Kelamin Terakhir
Jab atan
Status
1
Drs. Nurdin, MM
L
S-2
Guru BK
PNS
2
Drs. H. Syamsudin
L
S-1
GuruAgama
Honorer
3
II.Abdul Aziz L.c
L
S-1
Guru B.Arab
Honorer
4
Hj. Husnawati S. Pd
p
S-1
Guru B.Inggris
PNS
5
Dra. Maesaroh
p
S-1
GuruPPKN
Honorer
6
Drs. Endang Sofyan
S-1
Guru Fisika
Honorer
7
Dra. Nurlela Abdilah
L p
S-1
Guru Sosiologi
Honorer
8
Sri Wahnuritin S. Pd
p
S-1
Guru Biologi
PNS
9
Fitriah S. Pd
p
S-1
Guru Geo grafi dan Ekonomi
PNS
10
Drs. Rusdy Djuwaid
L
S-1
Guru Ekonomi dan Antropologi
PNS
11
Hj. Zumi Annida, BA
p
DIII
Guru Akuntansi
Honorer
12
Nurjannah, S. Pd
p
S-1
Guru B.Indonesia
Honorer
13
Drs. Abdul Mutholib
L
S-1
Guru Penj askes
Honorer
14
Drs. Mawardi, M.Pd
S-2
Guru B.Indonesia
PNS
15
Ida Farida, S. Pd
L p
S-1
Guru Fisika
Honorer
16
Ahmad Sobari, S. Pd
L
S-1
Guru TIK
Honorer
17
Drs. Muslim
L
S-1
Guru Matematika
Honorer
18
Aziz Mukri, S.Ag
L
S-1
Guru Agama dan SKI
Honorer
19
Nabila Syafi 'i S. Pd
p
S-1
Guru Kimia
Guru Bantu
20
Dra. Siti Azizah
p
S-1
Guru B. Inggris
Honorer
42
d. Keadaan Guru dan Karyawan Tahun 2008/2009 MA. Manaratul Islam di pimpin oleh seorang Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah yang dibantu oleh 20 tenaga pengajar, 2 pegawai tata usaha, dan l pegawai kebersihan. Data tentang karyawan dan guru di MA. Manaratul Islam dapat dilihat pada label berikut:
Tabel 5 Tugas Ka.Mad Wakamad Guru MP Guru BK TU Pesuruh Jumlah
J enis Kelamin p L 1 1 10 10 1 2 1 15 10
Jumlah I
1 20 1 2 1 26
5. Sarana dan Prasarana Pembelajaran Tabel6 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sarana I Ruang Kantor Ka. Madrasah Kantor Tata Usaha Kantor Guru Kantor Adm BK Ruang Konseling RuangKelas Perpustakaan I UKS Lab IPA Lab Komputer Lab Bahasa Kantor OSIS Aula Serbaguna Musholla Toilet Guru Toilet Siswa (bersama) Gudang Jumlah
Jumlah 1 1 1
1 1 6 1 1 1 1
1 1 1 1 8 1
30
Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
-
Sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia sudah cukup memadai dengan keadaan yang baik dan cukup layak untuk digunakan dalam proses
43
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dan prasara11a umum yang ada di sekolah juga sudah cukup memadai untuk ikut menunjang kebutuhan para siswa dan para gum di sekolah tersebut.
Tabel 7 No I
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14
Sarana dan Prasarana Pembelaiaran Laptop I Notebook LCD Projector OHP Slide Televisi VCD Player Amp lier Tape Recorder VCD Pembelajaran CD Bahasa Inggris Komputer Media Praktik IP A Media Pral(tik Bahasa Koleksi Buku Perpustakaan
Ket I unit I unit
2 unit 2 unit 2 unit I unit 2 unit 2 unit 2 set I set 20 unit 10 set 20 set 250 judul
B. Analisis dan Interpretasi Data Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Angket memiliki 30 item pertanyaan. Pertanyaan nntuk variabel X sebanyak 15 item dan pertanyaan nntnk variabel Y sebanyak 15 item. Data kuantitatif di olah ke dalam tabel deskripsi frekuensi untuk dianalisis dan di interpretasikan sesuai dengan kecenderungan data dan fakta yang ada. Untuk mengetahui pengarnh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap pembentukan perilaku akhla]( siswa, data kuantitatif diolah dengan menggunakan teldmik prosentase yaitu dengan rnmus prosentase sederhana \\p = _:::__ x 100 %, sebagaimana dikemukakan pada bagian B di atas. \<. N Keterangan : P F
=
Prosentse Frekuensi
44
Di bawah ini penulis sampaikan data kuantitatif dari jwaban angket para siswa MA. Manaratul Islam. Sebagaimana terdapat dalam tabel sampai dengan tabel berikut ini : 1. Angket tentang Pengarnh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Tabel 8 Bijaksana dalam menghadapi masalah Alternatif Jawaban
F
%
a. Sangat Setuju
7
20
b. Setuju
17
48,5
c. ):<.urang Setuju
10
28,5
d. Tidak Setuju
-
-
e. Sangat Tidak Setuju
1
3
35
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka ketika menjadi pengurus OSIS adalah mereka merasa lebih bijaksana dalam menghadapi masalah, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 20%, setuju 48,5%, kurang setuju 28,5%, tidak setuju tidak ada, sangat tidak setuju 3%. Data ini menunjuldcan bahwa ketika menjadi pengurus OSIS mereka merasa lebih bijaksana dalam menghadapi masalah. Kenyataan ini terbukti dari pernyataan responden yang menjawab dengan nada setuju sebanyak 68,5%.
Tabel 9 Bersikap baik dan kemampuan berkomnnikasi dengan orang lain Alternatif Jawaban
F
%
a. Sangat Setuju
26
74
b. Setuju
9
26
c. Kurang Setuju
-
-
35
100
d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju Jumlah
45
Dari label di alas dapal dikelahui bahwa jawaban mereka unluk menjadi pengurus OSIS yang dibuluhkan bukan hanya pinlar saja tetapi sikap yang baik dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, yang menyalakan sangat setuju 74%, setuju 26%, yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan tidak sangal setuju tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi pengurus
osrs
bukan hanya pintar tapi juga harus memiliki sikap yang baik dan
kemampuan berkomunikasi yang baik pula dengan orang lain. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada setuju sebanyak 100%. Tabel IO Malas belajar karena OSIS banyak menyita waktu dan pikiran Altematif Jawaban
F
%
a. Sangat Tidak setuju
5
14
b. Tidal< Setuju
13
37,5
c. Kurang Setuju
17
48,5
d. Setuju
-
-
-
35
100
e. Sangat setuju Jumlah
Dari tabel di alas dapat diketahui mereka yang menjadi malas belajar karena
osrs
tela11 banyak menyita waktu dan pikiran, yang menyalakan sangal
tidak setuju 14%, tidak setuju 37,5%, kurang setuju 48,5%, setuju dan sangat setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden ketika menjadi pengurus OSIS mereka tidak menjadi malas belajar karena bagi mereka soal pelajaran tetap menjadi prioritas ulama. Kenyalaan ini lerbukti dari jawaban responden yang menjawab lidak seluju sebanyak 51,5%.
46
Tabel 11 Hadir dalam rapat OSIS
Altematif Jawaban
F
%
a. Selalu
IO
28,5
b. Sering
I5
43
c. Kadang-Kadang
IO
28,5
d. Jarang
-
-
35
100
e. Tidak Pemah Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka selalu hadir dalam rapat-rapat OSIS, yang menyatakan selalu 28,5%, sering 43%, kadangkadang 28,5%, jarang dan tidak pemah tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka sering menghadiri setiap rapat-rapat OSIS. Namun disamping terdapat jawaban yang bemada positif yaitu jawaban selalu dan sering temyata banyak pula dari siswa yang menjawab kadang-kadang sebesar 28,5% kenyataan ini mence1minkan bahwa forum rapat ini kurang diminati oleh sebagian pengurus OSIS keadaan tersebut disebabkan kurangnya kesadaran oleh sebagian pengurus OSIS tentang kewajiban mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab keorganisasian. Tabel 12 Menjadi bagian dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS
Altematif Jawaban
F
%
a. Selalu
7
20
b.Sering
9
26
c. Kadang-Kadang
I2
34
d. Jarang
3
8,5
e. Tidak Pemah
4
11,5
35
IOO
Jumlah
47
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemyataan mereka hampir dari program OSIS selalu mengan1bil bagian dari pelaksanaan kegiatannya, yang menyatakan selalu 20%, sering 26%, kadang-kadang 34%, jarang 8,5%, dan tidak pemah 11,5%. Data ini menunjukkan bahwa alasan mereka mengambil bagian dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS cukup beragam. Namun ada sebagian kecil dari responden yang menjawab jarang sebesar 20%, kenyataan ini membuktikan bahwa tidak semua dari pengurus OSIS selalu aktif pada setiap kegiatan yang dibuat oleh OSIS itu sendiri keadaan ini dikarenakan bagi pengurus OSIS yang berdomisili di pondok pesantren tidak mudah dalam membagi waktu karena mereka terikat dengan peraturan pesantren yang tidak membolehkan santrinya untuk keluar masuk pesantren semaunya.
Tabel 13 Jarang mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS Alternatif Jaw ab an
F
%
a. Sangat Tidak setuju
6
17
b. Tidak Setuju
14
40
c. Kurang Setuju
12
34
d. Setuju
1
3
e. Sangat setuju
2
6
35
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban mereka walaupun telah menjadi pengurus OSIS tetapi jarang sekali mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS, yang menyatakan sangat tidak setuju 17%, tidak setuju 40%, kurang setuju 34%, setuju 3%, dan sangat setuju 6%. Data ini menunjukkan bahwa mereka tidak setuju ketika menjadi pengurus OSIS jarang sekali mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menyatakan dengan nada tidak setuju sebanyak 57%, data ini mempakan jawaban pendukung dari pernyataan angket sebelumnya label nomor 11.
48
Tabet 14 Tersalurnya bakat dengan baik dan benar Alternatif J awaban
F
%
1
3
b. Setuju
24
68
c. Kurang Setuju
9
26
d. Tidak Setuju
1
3
e. Sangat Tidak Setuju
-
-
35
100
a. Sangat Setuju
Jumlah
Dari label di atas dapat dilcetahui jawaban responden setelah mengikuti kegiatan OSIS merasa bakatnya tersalnrkan dengan baik dan benar, yang menyatakan sangat setuju 3%, setuju 68%, lcurang setuju 26%, tidak setuju 3% dan sangat tidak setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka setuju bahwa dengan megikuti kegiatan OSIS bakat yang ada pada diri mereka tersalurlcan dengan baik dan benar. Kenyataan ini terbukti dari pernyataan responden yang bemada setuju sebanyak 71 %.
Tabel 15 Memahami karakteristik orang lain F
%
a. Sangat Setuju
4
11
b. Setuju
23
66
c. Kurang Setuju
7
20
d. Tidak Setuju
1
.)
e. Sangat Tidak Setuju
-
-
35
100
Altematif Jawaban
Jumlah
"
Dari tabel di atas dapat diketalmi jawaban lcarena seringnya mengikuti rapat dan kegiatan OSIS mereka merasa dapat memahami karakteristik temantemannya, yang menyatakan sangat setuju 11 %, setuju 66%, kurang setuju 20%, tidalc setuju 3%, dan sangat tidalc setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka setuju dapat memahan1i lcaralcteristik teman-temannya dikarenakan
49
seringnya bersosialisasi dalam mengikuti rapat dan kegiatan OSIS. Kenyataan ini terbukti dari pemyataan responden yang menjawab dengan nada setuju sebanyak 77%. Tabel 16 Tidak ada perubahan kepribadian yang baik
Altematif Jawaban
F
%
a. Sangat Tidak setuju
4
11
b. Tidak Setttju
9
26
c. Kurang Setuju
19
54
d. Setuju
2
6
e. Sangat setuju
1
3
35
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban responden merasa tidak ada perubahan kepribadian yang baik untuk dirinya dan teman-teman walaupun telah mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS yang menyatakan sangat tidak setuju 11 %, tidak setuju 26% kurang setuju 54%, setuju 6%, sangat setuju 3%. Data ini menunjukkan bahwa temyata selama mereka mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS terjadi perubahan yang cukup positif pada diri mereka terutama yang berkaitan dengan perubahantingkah laku terhadap orang lain dan diri sendiri. Kenyataan ini terbukti dari jawaban mereka dengan nada kurang setuju jika tidak ada perubahan yang baik bagi dirinya dan teman-teman sebanyak 91 %. Tabel 17 Mengiknti kegiatan-kegiatan OSIS atas kemanan sendiri
Alternatif Jawaban
F
%
a. Sangat Setuju
5
14,5
b. Setuju
20
57
c. Kurang Setuju
10
28,5
d. Tidak Setuju
-
-
-
35
100
e. Sangat Tidak Setuju Jumlah
50
Dari tabel di atas dapat diketahui pemyataan bahwa mereka mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS atas kemauan diri sendiri, yang menyatakan sangat setuju 14,5%, setuju 57%, kurang setuju 28,5%, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa mereka setuju keikutsertaannya dalam kegiatan-kegiatan OSIS atas kemauan diri sendiri. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 57%.
Tabel 18 Berjanji akan melaksanakan tugas dengau baik F
%
a. Sangat Setuju
10
28,5
b. Setuju
20
57
c. Kurang Setuju
5
14,5
d. Tidak Setuju
-
-
35
100
Altematif Jawaban
e. Sangat Tidak Setuju Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban bahwa saat mereka menjadi pengurus OSIS berjanji akan melaksanakan tugas dengan baik, yang menyatakan sangat setuju 28,5%, setuju 57%, kurang setuju 14,5%, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka setuju ketika terpilih menjadi pengurus OSIS akan be1janji melaksanakan tugas dengan baik. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada setuju sebanyak 85,5%.
Tabel 19 Menerima tanggung jawab sebagai pengurus OSIS atas perintah sekolah Altematif Jawaban
F
%
a. Sangat Tidak setuju
1
3
b. Tidak Setuju
I
3
c. Kurang Setuju
9
26
d. Setuju
21
60
e. Sangat setuju
3
8
35
100
Jumlah
51
Dari label di atas dapat diketahui pemyataan babwa mereka menerima tanggung jawab sebagai pengurus OSIS untuk memenuhi perintah dari pihak sekolah. ·Yang menyatakan sangat tidak setuju 3%, tidak setuju3%, kurang setuju 26%, setuju 60%, sangat setuju 8%. Data ini menunjukkan bahwa mereka setuju menerima tanggung jawab sebagai pengurus OSIS alas perintah sekolah bukan atas kemauan sendiri akan tetapi walaupun alas perintah sekolah tidak mengurangi kesadaran dan komitmen mereka terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus OSIS terpilih, Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada setuju sebanyak 68%. Tabel 20 Keaktifan dan keseriusan dalam menjalankan tugas
Altematif Jawaban a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju Jumlah
F 14 20 1
% 40 57 3
-
-
-
35
100
Dari label di atas dapat diketahui jawaban bahwa unluk menjadi pengurus OSIS yang baik dibutuhkan keaklifan serta keseriusan dalam menjalankan tugas, yang menyatakan sangat setuju 40%, setuju 57%, kurang setuju 3%, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka setuju dalam menjalankan kepengurusan OSIS dibutuhkan keseriusan dan keaktifan. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada setuju sebanyak 97%. Tabel 21 Bertanggung jawab dalam setiap program yang dilaksanakan
Altemalif J awaban a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju T11ml~h
1
% 40 57 3
-
-
F
14 20
-
-
'<;
1 {){)
52
Dari label di atas dapat diketahui jawaban bahwa menjadi pengurus OSIS harus selalu bertanggung jawab dalam setiap program kegiatan yang telah dilaksanakan, yang menyatakan sangat setuju 40%, setuju 57%, kurang setuju 3%, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka setuju jika menjadi pengurus OSIS harus selalu bertanggung jawab dalam setiap program kegiatan yang telah dilaksanakan. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang rnenjawab dengan nada setuju sebanyak 97%.
Tabel 22 Yang bertanggung jawab dari kegiatan-kegiatan OSIS adalah ketua OSIS Altematif Jawaban a. Sangat Tidak setuju b. Tidak Setuju c. Kurang Setuju d. Setuju e. Sangat setuju Jurnlah
F 12 15 6 1 1 35
% 34 43 17 3 3 100
Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban bahwa mereka tidak harus bertanggung jawab dengan kegiatan OSIS yang telah dilsanakan karena semua itu adalah tanggung jawab ketua OSIS, yang rnenyatakan sangat tidak setuju 34%, tidak setuju 43%, kurang setuju 17%, setuju 3%, sangat setuju 3%. Data ini menunjukkan bahwa rnereka tidak setuju jika semua beban tanggung jawab OSIS hanya dilirnpahkan pada ketua OSIS saja. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang rnenjawab dengan nada setuju sebanyak 77%.
2. Angket pembentnkan perilaku akhlak siswa Tabel 23 Memperhatikan gnru menerangkan pelajaran Altematif Jawaban a. Selalu b. Sering c. Kadang-Kadang d. Jarang e. Tidak Pemah
F 12 18 5
% 34 51,5 14,5
-
-
-
53
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka memperhatikan guru ketika menerangkan pelajaran, yang menyatakan selalu 34%, sering 51,5%, kadang-kadang 14,5%, jarang dan tidak pemah tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka sering memperhatikan guru ketika menerangkan pelajaran sebesar 51,5%.
Kenyataan
ini
membuktikan
bahwa
tidak
semua
sISwa
selalu
memperhatikan guru ketika sedang menerangkan pelajaran, ini berarti masih kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya memperhatikan pelajaran, tetapi bukan berarti dengan keadaan tersebut para siswa menj adi tidak menghonnati guru-gurunya.
Tabel 24 Mengucap salam bila bertemn dengan guru F
%
a. Selalu
12
34
b. Sering
15
43
c. Kadang-Kadang
8
23
d. Jarang
-
-
e. Tidak Pemah
-
-
35
100
Altematif Jawaban
Jumlah
Dari label di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka bila bertemu dengan gnru mengucapkan salam, yang menjawab selalu 34%, sering 43%, kadang-kadang 23%, jarang dan tidak pemah tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka sering mengucapkan salam bila be1iemu dengan guru. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 77%.
Tabel 25 Mematuhi tata tertib yang diberikan oleh guru Altematif J awaban
F
%
a. Selalu
6
17
b. Sering
15
43
c. Kadang-Kadang
14
40
d. Jarang
-
-
e. Tidak Pemah
. .
- -
54
Dari label di alas dapal dikelalmi bahwa jawaban mereka mematuhi setiap tata tertib yang diberikan oleh guru, yang menyatakan selalu 17%, sering 43%, kadang-kadang 23%, jarang dan tidak pernah tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa hanya 17% yang selalu mematuhi tata tertib yang diberikan oleh guru. Keadaan ini mencenninkan bahwa siswa masih perlu bimbingan yang intensif agar mereka menyadari akan tata tertib yang berlaku di sekolah dan perlu tindakan yang tegas untuk menanganinya. Tabel 26 Berbicara kasar jika berhadapan dengan guru
Alternatif Jawaban
F
%
a. Tidak Pernah
29
82,5
b. Jarang
5
14,5
c. Kadang-Kadang
I
3
d. Sering
-
-
e. Selalu
-
-
35
100
Jurnlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka suka berbicara kasar jika berhadapan dengan guru, yang menyatakan tidak pernah 82,5%, jarang 14,5%, sering dan selalu tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka tidak pernah berbicara kasar jika berhadapan dengan guru. Kenyataan ini terbukli dari jawaban responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 82,5%. Tabel 27 Memperhatikan kerapihan dalam berpakaian
Alternatif J awaban
F
%
a. Selalu
13
37
b. Sering
9
26
c. Kadang-Kadang
10
28,5
d. Jarang
3
8,5
e. Tidak Pernah
-
-
v;
rnn
Tnml~h
55
Dari tabel di atas dapat diketabui babwa jawaban rnereka yang selalu rnernperhatikan kerapihan dalarn berpakaian sesuai dengan tata tertib yang berlaku, yang rnenyatakan selalu 37%, sering 26%, kadang-kadang 28,5%, jarang 8,5% dan tidak pernah tidak ada. Data ini rnenunjukkan bahwa hanya 37% yang selalu rnernperhatikan kerapihan dalarn berpakaian jika di sekolah keadaan ini disebabkan kurangnya kesadaran siswa terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah karena rnereka masih menyepelekan ha! itu. Tabel 28 Bersikap acuh dengan teman yang rnengalami kesulitan
Alternatif J awaban
F
%
a. Tidak Pernah
17
48,5
b. Jarang
11
31,5
c. Kadang-Kadang
6
17
d. Sering
1
3
e. Selalu
-
-
35
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka akan bersikap acuh dengan teman yang mengalami kesulitan, yang menyatakan tidak pernah 48,5%, jarang 31,5%, kadang-kadang 17%, sering 3%, dan selalu tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka tidak pemah selalu bersikap acuh terhadap teman yang mengalami kesulitan. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 79,5%. Tabel 29 Memaaflrnn teman yang berbuat kesalahan
Alternatif Jawaban
F
%
a. Selalu
19
54
b. Sering
6
17
c. Kadang-Kadang
9
26
d. Jarang
-
-
1
3
e. Tidak Pernah T-----1- L
oc
56
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwajawaban mereka akan memaafkan teman yang berbuat kesalahan, yang menyatakan selalu 54%, sering 17%, kadangkadang 26%, jarang tidak ada, dan tidak pernah 3%. Data ini menunjukkan bahwa mereka selalu memaafkan temannya yang berbuat kesalahan. Kenyataan ini terbukti dari pemyataan responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 71 %.
Tabel 30 Berbicara kasar terhadap teman Alternatif J awaban
F
%
a. Tidak Pernah
9
26
b. Jarang
14
40
c. Kadang-Kadang
11
31
d. Se1ing
1
3
e. Selalu
-
-
35
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pernyataan mereka yang suka berbicara kasar terhadap temannya, yang menyatakan tidak pernah 26%, jarang 40%, kadang-kadang 31 %, sering 3%, dan selalu tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa 31 % responden yang terkadang masih berbicara kasar dengan temannya. Keadaan ini menunjukkan dalam pergaulan remaja berbicara dengan nada kasar adalah ha! yang sudah biasa dan dapat dimaklumi selama lawan bicaranya itu adalah teman sebaya, karena berbicara dengan nada kasar bukan berarti menghina atau ingin menyakiti perasaan teman.
Tabel 31 Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan Alternatif Jaw ab an
F
%
a. Selalu
11
31
b. Sering
16
46
c. Kadang-Kadang
8
23
d. Jarang
-
-
e. Tidak Pernah T111"'Y'll'-lh
~
<;
1 ()()
57
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawab an mereka yang menyatakan suka membantu teman yang sedang dalam kesulitan, yang menyatakan selalu 31 %, sering 46%, kadang-kadang 23%, jarang dan tidak pemah tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka sering membantu teman yang sedang dalam kesulitan. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 77%.
Tabel 32 Menghadapi pertengkaran dengan teman. F
%
a. Selalu
11
31
b. Seling
16
46
c. Kadang-Kadang
8
23
d. Jarang
-
-
35
100
Altematif Jawaban
e. Tidal( Pemal1 Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemyataan jawaban yang selalu menghindari pertengkaran dengan teman, yang menyatakan selalu 46%, sering 26%, kadang-kadang 28%, jarang dan tidak pemah tidal< ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka selalu menghindari pertengkaran dengan temannya. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 77%.
Tabel 33 Menyontek ketika njian F
%
a. Tidak Pemal1
3
8
b. Jarang
7
20
c. Kadang-Kadang
23
66
d. Sering
2
6
e. Selalu
-
-
oc
1(\(\
Altematif Jawaban
T........... 1 .... 1..
58
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemyataan mereka tentang sering menyontek saat ujian, yang menyatakan tidak pemah 8%, jarang 20%, kadangkadang 66%, sering 6%, selalu tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden sebanyak 66% memang menyontek saat ujian. Alasan mereka menyontek saat ujian beragam diantaranya karena kurang percaya diri dengan jawaban sendiri, baru belajar sedikit, soal-soalnya susah dan lain-lain, ini berarti masih kurangnya intensitas mereka dalam belajar oleh karena itu sangat diperlukan tindakan yang tegas bagi pelaku penyontekan.
Tabel 34 Bersalah dan menyesali setelah melakukan perbuatan yang tidak baik Altematif Jawaban
F
%
a. Selalu
21
60
b. Sering
9
26
c. Kadang-Kadang
5
14
d. Jarang
-
-
35
100
e. Tidak Pemah Jumlah
-
Dari tab el di atas dapat diketahui bahwa jawab an mereka merasa bersalah dan menyesali setelah melakukan perbuatan yang tidak baik, yang menyatakan selalu 60%, sering 26%, kadang-kadang 14%, jarang dan tidak pemah tidak ada. Data ini menunjuk:kan bahwa merek:a selalu merasa bersalah dan menyesali setelah melakukan perbuatan yang tidak baik:. Kenyataan ini terbukti dari jawab an responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 86%.
Tabel 35 Bersyukur dan puas dengan prestasi yang telah dicapai F
%
a. Selalu
14
40
b. Se1ing
9
26
c. Kadang-Kadang
7
20
d. Jarang
I
3
e. Tidak Pemah
4
11
Altematif Jawaban
Tn....,...1,...1 ..
59
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jawaban mereka merasa bersyukur dan puas dengan prestasi yang telah dicapai, yang menyatakan selalu 40%, sering 26%, kadang-kadang 20%, jarang 3%, tidak pernah 11 %. Data ini menunjukkan bahwa mereka selalu bersyukur dan puas dengan prestasi yang telah dicapai. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab dengan nada positif sebanyak 66%. Tabel 36 Merasa paling pintar di antara teman-teman yang Iain
Alternatif Jawaban
F
%
a. Sangat Tidak setuju
12
34
b. Tidak Setuju
16
46
c. Kurang Setuju
7
20
d. Setuju
-
e. Sangat setuju
-
-
35
100
Jumlah
Dari tabel di alas dapat diketahui bahwa jawaban mereka ketika nilai pelajarannya bagus-bagus mereka meras bahwa dirinya adalah orang paling pintar diantara teman-temannya, yang menyatakan tidak sangat setuju 34%, setuju 46%, kurang setuju 20%, setuju dan sangat setuju tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa mereka tidak setuju jika mereka merasa paling pintar di antara temantemannya. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menyatakan dengan nada positif sebanyak 80%. Tabel 37 Berka ta jujur kepada setiap oarang F
%
a. Selalu
5
14,5
b. Sering
17
48,5
c. Kadang-Kadang
13
37
d. Jarang
-
-
Alternatif Jawaban
e. Tidak Pernah T~H...-.1,..1 ...
oc
60
Dari tabel di atas dapat diketabui babwa jawaban mereka selalu berkata jujur kepada setiap orang, yang menyatakan selalu 14,5%, sering 48,5%, kadangkadang 37%, jarang dan tidak pernab tidak ada. Hal ini menunjukkan babwa nilai kejujuran masib menduduki tempat yang tinggi. Kenyataan ini terbukti dari jawaban responden yang menyatakan dengan nada positifsebanyak 63%.
3.
Ulasan
Berdasarkan basil observasi, wawancara dan didukung pula dengan basil angket yang diberikan kepada siswa yang notabennya adalab pengurus-pengurus OSIS sebanyak 35 responden dengan perincian sebagai berikut 15 pernyataan untuk variabel X yaitu tentang Pengarub Organisasi Siswa Intra Sekolab dan 15 pernyataan untuk variabel Y yaitu Pembentukan Perilaku Akhlak Siswa. Dapat ditarik benang merabnya babwa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS para pengurus OSIS sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu mentaati (Garis Besar Haluan Kerja OSIS) akan tetapi dalam menjalankan tugas-tugasnya pengurus OSIS banyak mendapatkan kendala, seperti masalab waktu yang kurang mendukung apalagi bagi pengurus OSIS yang berdomisili di Pondok Pesantren karena bagi mereka setelab jam pulang sekolab mereka dibaruskan mengikuti aktifitas pesantren. Selain itu kendala yang cukup berarti pada pendanaan karena untuk membuat acara/kegiatan dibutubkan dana yang tidak kecil sementara sumber pendapatan OSIS banya terbatas dan berasal dari kas OSIS saja. Akan tetapi dengan banyaknya kegiatan-kegiatan OSIS, para pengurus-pengurusnya dapat merasakan ha! yang positif yaitu perubahan perilaku yang cukup signifikan, terbukti dari jawaban-jawaban responden tentang angket dan wawancara yang berhubungan dengan pembentukan perilaku akhlak sebagian besar jawaban responden
menjawab dengan nada positif, contohnya jawaban mereka yang
sering membantu teman yang mengalami kesulitan sebanyak 77%, menghindari pertengkaran dengan temannya sebanyak 63%, selalu mengucapkan salam bila bertemu dengan guru sebanyak 77%, merasa bersalah apabila melakukan
61
perbuatan yang tidak baik dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi sebanyak 86%, berkata jujur kepada setiap orang sebanyak 63% dan lain sebagainya. Dari data ini menunjukkan bahwa lembaga
osrs memberikan kontribusi yang cukup
positif bagi siswa sehingga kesadaran siswa untuk berperilaku baik dengan orang lain dan dirinya dapat dibenh1k melalui seringnya berinteraksi dengan temanteman dan juga para guru melalui lembaga kesiswaan ini yaitu OSIS. Dengan demikian hipotesis Ha: yaitu terdapat pengaruh yang positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terdapat pembentukan akhlak siswa akhlak siswa diterima, sedangkan Ho: yaitu tidak terdapat pengaruh yang positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan akhlak siswa ditolak.
62
BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan basil Penelitian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya dan dengan didukung pula data basil angket, wawancara dan observasi, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain: I. Di dalam pelaksanaan program kerja OSIS, para pengurus OSIS banyak mendapatkan kendala seperti masalah keterbatasan waktu, pendanaan dan juga ruang gerak yaug cukup terbatas. 2. Pengurus OSIS merasa setelah keterlibatkan mereka dalam organisasi kesiswaan di sekolah sangat tnemberikan dampak yang positif yaitu perubahan akhlak yang cukup baik yang jika sebelumnya mereka kurang peka terhadap bakat/potensi yang dimiliki sekarang mereka lebih bisa mengeksplorasi potensi itu dengan cara menuangkan ide/pemikiran menjadi sebuah kegiatan yang bermanfaat untuk para siswa di sekolah ini. 3. Relasi yang cukup baik terjalin dengan seringnya bersosialisasi dengan parta siswa yang bukan pengurus OSIS, guru, dan juga pegawai sekolah. 4. Para pengurus
OSIS,
merasa
sangat bertanggung jawab terhadap
kelangsungan kinerja OSIS untuk menjadikan organisasi kesiswaan ini menjadi sebuah wadah yang mampu menampung aspirasi siswa demu kemajuan bersama. 5. Namun, penulis menyadari pembentukan akhlak yang baik tidak semertamerta OSIS !ah yang sangat mempengaruhi karena faktor orang tua
63
(keluarga ), teman sebaya, masyarakat merupakan pihak pendukung bagi terbentuknya
akhlak yang baik tetapi paling tidak karena keikutsertaan
siswa dalam kegiatan-kegiatan OSIS dapat menghindari mereka dari hal-hal yang kurang bermaufaat yang akan merugikan mereka nantinya. B. Saran- saran
Berdasarkan kesimpulan
yang dikemukakan di
alas maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dewan Guru, diharapkan selalu memberikan bimbingan yang intensif pada siswa-siswinya agar bakat dan kemampuan yang sudah ada dapat terarah dengan baik dan benar. 2. Para Siswa, diharapkan agar selalu mendukung dan ikut serta pada setiap kegiata-kegiatan OSIS karena kegiatan tersebut sangat bermanfaat yang nantinya akan dapat memunculkan potensi yang sebenamya dimiliki yang mungkin sebelunnya tidak diketahui, selain itu juga untuk ikut serta mengaktifan kegiatan siswa di MA.Manaratul Islam ini. 3. Lembaga OSIS, agar lebih meningkatkan keberadaannya melalui kegiatankegiatan yang produktif sehingga kegiatan-kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan dengan baik tetap dipertahankan bahkan harus lebih ditingkatkan sehingga keberadaan OSIS itu sendiri menjadi organisasi yang solid dan kompak. 4. Bagi Para Peneliti, diharapkan dapat melakukan penelitian lainnya yang nantinya dapat bermanfaat serta memberikan kontribusi yang baik untuk lembaga pendidikan sehingga menjadi penyemangat untuk melakukan pembaman menuju arah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTARPUSTAKA
Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. 1999, Cet. 1. Amin Ahmad, Dr., Al-Akhlak, terjemahan Y. Bahtiar Affandy, Jakarta: Pen. Jembatan, 1957. Anas, Imam Malik bin, Al-Muwatta Juz 1, Libanon-Beirut: Darul Filer, 1987. Ardani, Mohammad. Akhlak Tasawuf Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, Jakaiia: CV. Karya Mulia, 2005, Cet. Ke-IL Arifin, M., Pokok-Pokak Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakaiia: Bulan Bintang, 1976. As, Asmaran., Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. IL Darajat, Zakiah, Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1968. Daud, Ma'mur, Terjemah Hadis Shahih Muslim, Malaysia: Klang Book Centre, 1995. Departemen Agama RI: Al-Hikmah, Al-Quran dan Te1jemah, Jakarta: 2002. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Penataran Guru Pembina OSIS. Ghazali, Muhammad, Akhlak Seorang Muslim, (terj.) Wawan Djunaedi S, dari Judul asli Khuluqul Muslim, Jakarta: Mustaqim, 2004, Cet. 1. Gie, The Liang, Administrasi Perkantoran Moderen, Yogyakaiia: PD. Percetakan Radya Indria, 1970, Cet. Ke-5, Jilid 1. Ibnu Miskawaih, Abu Ali Akhmad, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terjemah Tahdzib Al-Akhlak, Bandung: Mizan, 1998, Cet. IV, h. 46-50. Ma'luf, Luis, Al-Munjid, Beirut: al-Katulikiyah, t.t. Muclish Catio, "Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Sekolah" , dari www.dikmenum.go.id, 6 Oktober 2008. Muhammad Junaedi "OSIS", dari http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS, 24 Juli 2008.
65
Musawi, Khalil, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Terjemah Ahmad Subandi, Jakarta: Lentera, 1999, Cet. IX. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. l. Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengolahan Ke/as, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Tahun 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repub/ik Indonesia.
Rafy, Yoga Abdullah, Kamus Ungkapan Psikologi, Jakarta: Restu Agung Press, 2004. Robbins, Stephen P., Teori Organisasi; Struktur, Desain dan Aplikat/f, Jakarta: Arcan, 1994, Cet. Ke-1, Edisi 3. Subana, Muhammad, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001. Sokanto R., T. Rani Handoko, Organisasi Perusahaan; Teori, Struktur, dan Perilaku, Yogyakarta: BPFE, 2000, Cet. Ke-12, Edisi 2. Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakaita: Grafindo Persada, 2003, Cet. 15. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 4. Sumantri, Endang, Suatu Terjemah dari GL. Freeman dan E.K. Taylor, 1954, Pembinaan Generasi Muda, Jakarta: CV. Karunika, 1986. Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali Press, 2000. Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Simplex.
73
Lamp iran 3
Pertanyaan wawancara untuk guru pembina OSIS 1. Apa latar belakang dibentulmya OSIS di sekolah ini? 2. Bagairnana sistern pernilihan ketua OSIS beserta pengurus-pengurusnya di sekolah ini? 3. Adakah kriteria khusus untuk rnenjadi pengurus OSJS? 4. Sejauh rnanakah peranan guru pembina OSIS dalam membimbing lembaga OSIS ini? 5. Adakah kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS di dalam dan di luar sekolah? 6. Apa saja manfaat yang diperoleh siswa dengan mengikuti program-program atau kegiatan OSIS? 7. Menurut Bapak, Apakah lembaga OSIS ini memberikan kontribusi terhadap pernbentukan perilaku akhlak siswa?
74
Pertanyaan wawancara untuk kepala sekolah
I. Bagaimanakah gambaran tentang akhlak siswa-siswi di sekolah ini? 2. Adakah siswa-siswi yang melakukan kenakalan ketika di sekolah seperti pergi dari kelas ketika jam pelajaran masih berlangsung, penyalahgunaan obatobatan terlarang, merokok di dalam kelas dll? 3. Sejauh manakah pihak sekolah berusaha mengarahkan
s1swa untuk
berperilaku baik? 4. Apakah fi.mgsi dan tujuan dibentuknya lembaga OSIS di sekolah ini? 5. Menurut Bapak, Apakah lembaga OSIS di sekolah ini sudah terbedayakan dengan baik? 6. Apakah dengan diberdayakannya OSIS disekolah
m1
dapat memberikan
kontribusi bagi pembentukan perilaku akhlak siswa? 7. Siapakah saja yang bertanggung jawab menangani pembinaan sikap bagi siswa terutama pada aspek akhlak? 8. Apakah sekolah ini menyediakan sarana/fasilitas yang cukup kepada OSIS untuk melaksanakan program-program OSIS?
75
Pertanyaan wawancara untuk mantan ketua/pengurus OSIS 1. Bagaimana pandangan anda tentang keberadaan lembaga OSIS di sekolah ini? 2. Ketika menjabat sebagai pengurus OSIS program kerja apa saja yang telah berjalan? 3. Apakah setiap kegiatan-kegiatan OSIS mendapat dukungan dari pihak sekolah? 4. Apakah pihak sekolah menyediakan fasilitas/sarana yang memadai kepada lembaga OSIS ini? 5. Saat anda menjadi pengurus OSIS adakah perubahan perilaku pada diri anda? 6. Apakah anda merasa terbebani ketika anda harus menjalani dua peran sekaligus yaitu sebagai pengurus OSIS dan sebagai murid biasa di sekolah ini? 7. Apakah manfaat yang anda rasakan dari keikutsertaan anda dalam melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan OSIS? 8. Apakah harapan anda untuk kedepannya pada lembaga OSIS di sekolah ini (saran/kri tile)?
76 Lampiran 4·
BERITA WAW ANCARA Hasil Wawancara dengan Kepala MA. Manaratul Islam
Nama Interviwee
H. Syafi'i Hamzah L.C
Jabatan
Kepala MA. Manaratul Islam
Tempat/Tanggal
Kantor Guru MA. Manaratul Islam/ 10-12-2008
Waktu
09.10-09.30 WIB
I. Bagaimanakah gambaran tentang akhlak siswa-siswi di sekolah ini ?
Jawaban : Baik, kalau dilihat secara umum mereka patuh terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah ini, selain itu penghormatan mereka terhadap orang yang lebih tua (guru-guru) juga baik. 2. Adakah siswa-siswi yang melakukan kenakalan ketika di sekolah seperti keluar dari kelas ketika jam pelajaran masih berlangsung, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, merokok didalam kelas dan lain-lain?
Jawaban : Ketika murid-murid berada didalam sekolah kami selaku dewan guru sangat berkomitmen untuk tidak mencontohkan perilaku yang tidak haik ketika di dalam kelas contohnya disini guru dilarang merokok ketika sedang mengajar. Apalagi siswa (Iyakan). Jadi selama ini hal-hal yang tadi kamu sehutkan hampir tidak ada. Karena kalau ada yang sampai melakukan ha! yang tidak baik seperti yang tadi kamu sebutkan maka pihak sekolah akan bertindak secara tegas dan memberikan sangsi yang pantas. 3. Sejauh manakah pihak sekolah berusaha mengarahkan siswa-siswi untuk berperilakau baik ?
Jawaban : Menerapkan sekaligus mendisiplinkan siswa agar mematuhi tata tertib dan kode etik berpakaian serta memberikan sangsi yang tegas bagi siapapun yang melanggarnya. 4. Apakah fungsi dan tujuan dihentulmya OSIS di sekolah ini ?
Jawaban : Untuk memherdayakrn1 siswa-siswi di sekolah ini agar menjadi orang yang aktif, kreatif, inofatif se1ia mempunyai j iwa kepemimpinan dan
77
5. Menurut bapak, Apakah lembaga OSIS di sekolah ini sudah terbedayakan dengan baik? Jawaban : Sudah, terbukti dengan telah terlaksananya program-program OSIS
dengan baik. 6. Apakah dengan diberdayakannya OSIS di sekolah ini dapat memberikan kontribusi bagi pembentukan perilaku akhlak siswa 1 Jawaban : Tentu saja, mereka jadi terlatih berperilaku santun dan baik kepada ternen-
temannya, guru-guru dan juga kepada diri mereka sendiri. 7. Siapa sajakah yang bertanggung jawab menangani pembinaan sikap bagi s1swa terutama pada aspek akhlak ? Jawaban : I) Guru bidang studi akhlak, 2) Semua dewan guru di sekolah ini, 3)
Orang tua mereka. 8. Apakah sekolah ini menyediakan sarana/fasilitas yang cukup kepada OSIS untuk melaksanakan program-programnya ? Jawaban : !ya, menyediakan.
Jakarta, 10-12-2008 Interviwee
Interviewer
78
BERITA WAWANCARA Hasil Wawancara dengan mantan ketua OSIS MA. Manaratul Islam
Nama Interviwee
Muhammad Ishak
Jabatan
Ketua OSIS Periode 2006-2007
Tempat/Tanggal
Rumah Kediaman sdr. Muhammad Ishak/ 10-12-2008
Waktu
08.00-08-20 WIB
1. Bagaimana pandangan anda tentang keberadaan lembaga OSIS di sekolah
ini? Jawaban : OSIS merupakan wadah para siswa untuk mengembangkan potensi
yang ada pada siswa di sekolah ini, jadi OSIS itu sangat penting. 2. Ketika menjabat sebagai pengurus OSIS program kerja apa saja yang telah be1jalan? Jawaban : Tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya seperti
muhadoroh, sparing olah raga, peringatan maulid nabi, isra'mi'raj, lomba pidato antar kelas, mengisi majalah dinding seminggu sekali dan lain-lain. 3. Apakah setiap kegiatan-kegiatan OSIS mendapat dukungan dari pihak sekolah? J awaban : Kebanyakan iya, tapi ada juga yang kurang mendapat persetujuan
dari sekolah. 4. Apakah pihak sekolah menyediakan sarana/fasilitas yang memadai kepada lembaga OSIS di sekolah ini ? J awaban : Menyediakan, tapi tidak selalu apa yang kami inginkan diberikan
terutama dalam ha! pendanaan untuk acara-acara besar. 5. Saat anda menjadi pengurus OSIS adakah perubahan perilaku pada diri anda? Jawaban : Ada, banyak sekali karena saya sadar ketika dipercaya menjadi ketua OSIS saya hams selalu mencontohkan ha! yang baik kepada temanteman. 6. Apakah anda merasa terbebani ketika anda harus menjalani dua peran sekaligus yaitu sebagai pe:ngurus OSIS dan sebagai murid biasa di sekolah ini ? Jawaban : Kadang-kadang sih, karena tidak bisa dipungkiri untuk menjadi
ketua itu sangat besar sekali tanggung jawabnya terutama dalam ha!
79
7. Apakah manfaat yang anda rasakan dari keikutsertaan anda dalam melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan OSIS ? Jawaban : Salah satunya itu dapat mengembangkan leadership (jiwa kepemimpinan).
8. Apakah harapan anda untuk kedepannya pada lembaga OSIS di sekolah ini (saran/kritik)? Jawaban : Untuk segenap dewan gum lebih memperhatikan potensi-potensi yang ada
pada siswa-siswinya.
Jakaiia, I 0-12-2008
lnterviwee
Muhammad Ishak
Interviewer
80
BERITA WAWANCARA Hasil Wawancara dengan Mantan Wald! Ketua OSIS MA. Manaratul Islam
Nama Interviwee
Fahad Asy'ari
Jab atan
Wakil Ketua OSIS Periode 2004-2005
Tempat/Tanggal
Kampus UIN, FDI-lantai 2 / 11-12-2008
Waktu
6.00-16.20 WIB
1. Bagaimana pandangan anda tentang keberadaan lembaga OSIS di sekolah ini? Jawaban : Sangat bagus guna untuk mengefektifkan segala potensi yang ada
pada murid-murid di sekolah ini dan organisasi ini hams selalu mendapatkan banyak perhatian oleh para gum. 2. Ketika menjabat sebagai pengums OSIS program kerja apa saja yang telah berjalan? Jabatan : Banyak sekali seperti peringatan hari-hari besar Islam dan nasional,
kegiatan-kegiatan kesenian contohnya marawis, nasyid dan lain sebagainya, seminar-seminar, dan juga pertandingan olahraga. 3. Apakah setiap kegiatan-kegiatan OSIS mendapat dukungan dari pihak sekolah? Jawaban : Iya tentu pihak sekolah sangat mendukung setiap kegiatan yang kami programkan. 4. Apakah pihak sekolah menyediakan sarana/fasilitas yang memadai kepada lembaga OSIS di sekolah ini ? Jawaban : Iya tapi masih ada beberapa kekurangan temtama dalam hal
pendanaan tapi kami tidak kehabisan menyerah begitu saj a karena sumber dana itu tidak mutlak dmi keuangan OSIS dan keuangan sekolah saja melainkan kami bisa mengusahakannya melalui sponsor-sponsor. 5. Saat anda menjadi pengums OSIS adakah perubahan perilaku pada diri anda? Jawaban : Ada, terutama rasa tanggnng jawab dan penghargaan terhadap
waktu. 6. Apakah anda merasa terbebani ketika anda hams menjalani dua peran sekaligus yaitu sebagai pengums OSIS dan sebagai murid biasa di sekolah ini? Jawaban : Saya merasa tidak ada beban karena dalam OSIS mempakan suatu
81
7. Apakah manfaat yang and a rasakan dari keikutsertaan and a dalam melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan OSIS ? Jawaban : Banyak manfaat yang saya peroleh sepe1ii pengalaman berorganisasi, menyelesaikan masalah dengan segala tantangam1ya terutama kedisiplinan dan tanggungjawab bersama. 8. Apakah harapan anda untuk kedepannya pada lembaga OSIS di sekolah
1111
(saran/kritik)? Jawaban : Harns lebih maJU lagi dari kepengurusan OSIS sebelumnya, dan untuk adik-adik kelasku tetap pertahankan prestasi akademiknya.
Jakarta, 11-12-2008 Interviewer
Fahad Asy'ari
Nur Paula Nisa
82
BERITA WAWANCARA Hasil Wawancara dengan Guru Pembina OSIS MA. Manaratul Islam Nama Interviwee
Ahmad Sobari
Jabatan
Guru Pembina OSIS MA. Manaratul Islam
Tempat/Tanggal
Kantor Guru MA Manaratul Islam/ 12-12-2008
Waktu
10.00-10-30 WIB
1. Apakah latar belakang dibentuknya OSIS di sekolah ini ?
Jawaban
: Untuk menampung aspirasi siswa, serta sebagai wadah
pengembang bakat dan potensi yang sudah dimiliki oleh siswa, juga membentuk kemampuan berorganisasi dan bersosialisasi baik dengan sesama teman maupun dengan guru/karyawan madrasah. 2. Bagaimana sistem pemilihan ketua OSIS beserta pengurus-pengurusnya di sekolah ini ?
J awaban : Pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS berdasarkan ; • Pengajuan/pendaftaran yang dilakukan pada tiap kelas X dan XI. • Rekomendasi dari wali kelas, gum, dan pengurus OSIS. • Baka! calon ketua dan wakil ketua OSIS di sekolah menjadi 3 pasang kandidat. • Setelah balon ketua dan wakil ditetapkan, barn dilaksanakan pemilihan melalui pemungutan suara oleh semua siswa. • Calon yang mendapat suara terbanyak menjadi ketua dan wakil ketua OSIS periode selanjutnya. • Setelah ketua dan wakil ketua terpilih, maka dibentuk susunan pengurus yang diajukan oleh ketua dan wakil ketua terpilih dan selanjutnya ditetapkan oleh kepala madrasah. 3. Adakah kriteria khusus untuk menjadi pengurus OSIS ?
Jawaban : Kriteria khusus menjadi pengurus OSIS antara lain; • Siswa anak MA Manaratul Islam kelas X atau XI. • Bersedia bekerja dengan penuh tanggung jawab dan loyalitas terhadap organisasi sesuai dengan jabatannya.
83
4. Sejauh manakah peranan guru pembina OSIS dalam membimbing Iembaga OSIS ini? Jawaban
Guru
pembina
bertanggung jawab
terhadap
pembinaan
keorganisasian meliputi ; • Memberikan arahan dan pandangan umum tentang tngas dan tanggung jawab. • Memberikan arahan dan pandangan umum tentang garis besar haluan kerja (GBHK OSIS) dalam penyusunan program kerja. • Membina dan memonitoring kegiatan organisasi, pada program kerja yang telah dibuat. 5. Adakah kendala dalam pelaksanaan pelaksanakan kegiatan-kegiatan OSIS di dalam dan di luar sekolah ? J awaban : Kendala yang dihadapi dalam kegiatan OSIS ;
• Didalam sekolah tidak terlalu banyak, hanya sekedar koordinasi antar sesama pengurus dan anggota (siswa). • Kendala di luar sekolah yaitu : karena setelah jam pelajaran di sekolah selesai, siswa/pengurus adalah santri di Pondok Pesantren Miftalrnl ulum, sehingga untuk kegiatan di luar sekolah harus di seleksi secara ketat, agar santri tidak terganggu. 6. Apa saja manfaat yang diperoleh siswa dengan mengikuti program-program atau kegiatan OSIS ? Jawaban : Manfaat yang akan diperoleh siswa antara lain;
• Siswa mempunyai kemampuan dalam berorganisasi/beke1ja sama dalam mencapai tujuan. • Potensi dan bakat yang ada dapat Iebih terarah. • Siswa mempunyai life skill dasar untuk kehidupan bermasyarakat. 7. Menurut bapak, Apakah lembaga OSIS ini memberikaJ1 kontribusi terhadap pembentukan perilaku akhlak siswa ? Jawaban : Jelas, OSIS memberikan pengaruh terhadap perilaku ald1lak siswa,
karena; •
Pengurus OSIS adalah teladan bagi s1swa yang Iain, sehingga jika pengurus OSIS melakukan pelanggaran atau berperilaku tidak terpuj i
84
• Jika pengurus OSIS melakukan perilaku tidak terpuji, ia akan merasa malu oleh teman-temannya dan guru-guru tentunya.
Jakarta, 12-12-2008 Interviewer
~ufi/j[,_:a/{J vrL Nur Paula Nisa
Hal. Pengajuan Judul Skripsi Kepada Yth, Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta Di Tempat Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera kami sampaikan semoga Bapak senantiasa dalam lindungan Allah SWT, dan selalu sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin Selanju1nya saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Fakultas Jurusan
Nur Paula Nisa 104011 000029 Ilmu Tarbiyah dar Keguruan Pendidikan Agama Islam
Bermaksud mengajukan skripsi dengan judul "PENGARUH ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU AKHLAK SISW A DI MADRASAH ALIYAH MANARA TUL ISLAM CILANDAK-JAKARTA SELATAN". Sebagai pertimbangan, berikut saya lampirkan: 1. Abstraksi Out Line 2. Bab I sampai dengan Bab Ill 3. Daftar Pustaka Demikian pengajuanjudul ini saya buat, semoga dapat disetujui, atas saran dan kritik, saya ucapkan Teri ma Kasih. Wassalamu'alaikurn Wr. Wb Jakarta, l 8 februari 2008 Hormat Saya,
DEPARTEMEN.~AGAMA
UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. Ir. H. JiJanda No 95 Cipufat 15412 lndbnesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
1 September 2008 00 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Jakarta, 24 Oktober 2008
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/....... 12008 Lamp. Hal : Bimbingan Skripsi Kepada Yth. 1. Rusydi ?-akaria, M.Ed, M.Pbil Pembilnbing.Skripsi Fakultas.I!mu'!arbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalamu 'alaikum wr. wb, Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing l/!I (materi/teknis) pennlisan skripsi mahasiswa: Nama
: Nur Paula Nisa
NIM
: 104011000029
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: 1X (sembilan)
Judul Skripsi
: "Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah Terhadap Pembentukan
Perilaku Akhlak Siswa di _MA. Manaratul Islam" Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 20 Februari 2008 abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan pernt:>ahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selan1a 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian clan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb. a.n. Dekan
Ka{ur Pendidikan Agarna Islam
D~~MA
NIP. 150 236 009 Tembusan: I. 2.
Dekan FITK
Mahasiswa ybs.
DEPARTEMEN A.GAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
-
•lomor 95, Ciputat 15412, Indonesia
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email : uinjl'
[email protected]
imor: Un.01/F1/TL.02.2/ /)._)-/2008 imp.· a 1 : Observasi
Jakarta, 1 Juni 2008
Kepada Yth.
Kepala MA Manaratul Islam Di
Tempat Assalamu'a/aikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa : Nam a
: Nur Paula Nisa
adalah benar mah
: Pendidikan Agama Islam
NIM
: 104011000029
Semester
:VIII
Sehubungan dengan · penyelesaian tug as mata kuliah "Skripsi" tersebut memerlukan observasi dengan pihak terl(ait, oleh karena itu, kami mohon kesediaan Sa11dara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassa/amu'a/aikum wr. wb.
a.n ..Dekan, · : '}<'. bag Tata Usaha,
>'_::~~#>,($> nas Darwis '. L'L,NIP. 150236356
OEPARTEMEN AGAMA UINJAKARTA
F11'K-FR-AKD-OB2-
FITK
Tgl. Terbit No. Revisi:
Jf. Ir. H, Juanda No 95Ciputat 15412/ndanesis
-~Jal
FORM (FR)
1 September 2008 00 1/1
SURAT PERMOHONAN !ZIN PENELITIAN Nomor : Un.OllF.l/KM.01.3/ ..... 12008 Lamp. : Outline/Instrumen Hal
Jakarta, 26 November 2008
: Risetll'Vawancara
Kepada Yth. Kepala MAManaratul Islam
di Tempat
Assalamu 'alaiJ..."llm wr. wb. Deugan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Nur Paula Nisa
NIM
: 1040 ll 000029
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: IX ( sembilan)
Judul Skripsi
: "Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap
Pernbentukan Perilaku Akhlak Siswa di MA Manarat1il Islam"
adalah benar mahasiswa/i Fakultas l!mu Tarbiyah dan Kegurnan UTN Jakarta yang sedang rnenyusw1 skripsi, clan akan rnengadakan penelitian (riset) di instansi yang saudara pimpin. Untuk itu karni mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian di tempat dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara., kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaikum wr. wb.
Tembusan: l. DekanFITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mabasiswa yang bersangkutan
D
DEPARTEMEN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM {FR)
JI. Ir. H. Juanda No 95 Cipulat 15412 lndone:sia
No. Dokurnen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
-
---
FITK-FR-AKD-082 1 September 2008 ''
00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZlN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F.1/KM.Ol.3/$3}12008 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 26 November 2008
Kepada Yth. Kepala MA Manaratul Islam di Tempat Assalanm 'alaikum wr. wb.
Dengan homrnt kami sampaikan babwa, Nama
: Nur Paula Nisa
NIM
: 104011000029
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: IX ( sembilan )
Judul Skripsi
: "Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Pembentukan Perilaku Akhlak Siswa di MA Manaratul lslam"
adalah benar mahasiswa/i Fakultas !Imu Tarbiyah dan Keguruan \JIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang saudara pimpin. Untuk itu karni mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tcrscbut melaksanakan penelitian di tempat dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu 'alai/,,-um wr. wb.
Tembusa11: l. Dekan FJTK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mabasiswa yang bersangkutan
MAD RASJlH ALIYAH MANAl~ATUL ISLAM 1
TERAKREDITA.SI Alamat : JI. Madrasah No.12 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan 12425 Telp/Fax. (021) 75900278 Email.
[email protected]
SURAT KETERANGAN PENELITIAN No.078/73E/MA/XIl/08
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama JAh21_ta!1
Alamat Sckolah
: 1-l. Syafi·i 1-Iamzah, Le : Kepala Madrasah Aliyah Manaratul Islam : JI. Jvfadrasah No.12 Gandaria Sclatan, Cilandak, Jakarta Sclatan
Menerangknn bahwa : : Nur Paula Nisa NIM Fakultas/J t1rusa11 Universitas
: I 04011000029
: FITK .' Pcndidikan Agama Islam : Univer;itas !slam Negeri Syarifl-lidayatullah Jakar1a
Telah 111claksanaka11 pcnclili<
1
pada Mac1.rasah Aliyah Manaratul !slam. mcngcnai
Pe111:aml1 Or1:1111isasi Si.1wa fotra Seko!a!t (OSIS) Ter!wdap Pe111/Je11tulw11 Peri!aku Ak!tlali Si.1wa di MA ft-fa11amt11/ Islam, scjak 03 Nopcmbcr 2008 sa111pai c.kngan 13
Deseml:ier 2008. De111ikia11lah sural kctcrangan 1111 kami buat. agar dapat dipergunakan sebagairnana rnestinya.
Jakarta, 13 Descmber 2008 Kepala Madrasah
.-
-· ----··
H/Syafi'i Hamzah, Le .NIP. -
91
Lampiran 11
BIODATA PENULIS Nama
: Nur Paula Nisa
NIM
: !04011000029
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Tempat/tgl.lahir
: Jakarta, 30 Juni 1986
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: JI. Oscar No.5 RT 002 R W 02 Bambu A pus - Pamulang
No. Telpon/ Hp
: 021-74700721I021-92276976
Riwayat Pendidikan
SDN Bambu Apus II
: Lulusan 1998
MTS Manaratul Islam
: Lulusan 200 I
MA. Manaratul Islam
: Lulusan 2004
UIN SyarifHidayatullah Jakarta
: Lulusan 2009
Pengalaman Mengajar
PPKT Di SMPN 3 Pamulang (4 bulan) Guru Infal Di SMPN 3 Pamulang (2 bulan)