PENGARUH PENGGUNAAN METODE “FUN TEACHING “ TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Eksperimen di MI Nurul Hidayah Pamulang)
OLEH :
MUHAEMIN 103017027241
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK Muhaemin. Pengaruh Penggunaan Metode Fun Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar salah satunya adalah metode Fun Teaching. Kurang tepatnya dalam penentuan metode dalam pembelajaran dabat berakibat fatal terhadap siswa sehingga hasil belajar pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Belajar yang dikemas dengan suasana hati yang penuh suka cita mampu menjadikan pikiran dan kretifitas yang tajam. Proses belajar dengan bermain menghilangkan tekanan-tekanan dan rasa jenuh sehingga belajar pun dapat terlaksanan dengan baik. FunTeaching adalah metode pembelajaran yang dapat menjadikan suasana yang menyenangkan sehingga kegiatan belajar mengajar pun tidak menjadi monoton dan membosankan. Dalam pelaksanaannya, proses kegiatan belajar dengan menggunakan Fun Teaching tidak terbatas hanya dengan bermain atau pun bercerita akan tetapi metode ini menjadikan guru dan siswa menjadi lebih kreatif, suasana keakraban antara siswa dan guru makin erat sehingga pembelajaran matematika pun tidak menjadi suatu momok yang menakutkan lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode ”Fun Teaching” berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian hanya menggunakan postes. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang. Sampel diambil dari 2 kelas dan pemilihan sampel didasarkan pada purposive sampling, dimana keseluruhan kelas IV tersebut dinilai memiliki taraf kemampuan yang sama. Kelas IV-A sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode Fun Teaching dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika berbentuk pilihan isian soal sebanyak 24 soal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh thitung 1,85 dan ttabel 1,67 pada taraf signifikansi 5% yang berarti thitung > ttabel (1,84 > 1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode Fun Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci: fun teaching, metode
ABSTRACT
Muhaemin. The Influence of Using Fun Teaching Method on the Result of Learning Mathematic, Skripsi, Department of Mathematic Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Teacher as one of the source in learning activity has a duty to facilitate creative learning environment for the students in the classroom. One of the teachers activity makes an election and decides method that will do in teaching learning activities. One of them is Fun Teaching method. If a teacher is not wise on deciding the method of teaching, itt could be made a bad influence to the students. So, the results of the learning activity is not good like what teachers want. Study with full of good condition, happiness could made a good concentration and creativity. Learning processes with playing, can handle bad push on the students boredom and unenthusiasm. Finally, learning processes could happened well. Fun Teaching is learning method which can make a good condition in the class. It does not make students boredom. In the fact, learning processes activity using fun teaching not only deal with playing or telling a stories but also make both of teacher and student be more creative and can make a good relationship. So that, learning mathematic not be like a “monster” for the students. The goal of this research to know whether “Fun Teaching” method can be influenced to the learning result of the students. This research will be done by using quasi experiment method with research design only uses post test. In this research, population include all of the student class IV MI Nurul Hidayah Pamulang. The sample taken from two classes and sample election based on purposive sampling which all of class IV was valued have a same level of skillls. Class IV A as an experiment class that using Fun Teaching and class IV B as a class control using conventional method. The instrument uses learning mathematic test result with 24 item in the test are essay form. The technique analysis data uses in this research is ttest and based on ttest get tcount 1,85 and ttable 1,67 o the level of significant 5%. It means tcount > ttable ( 1,84 > 1,67 ). It simply illustrates that there is obvious difference using Fun Teaching method on the learning of mathematic results of the students.
Key word: fun teaching, method.
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia nikmatNya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Fun Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika” ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Ucapan terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan, pengarahan, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Dede Rosada, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Maifalinda Fatra, M.Pd dan Otong Suhyanto, M.Si Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan kemudahan khususnya bagi penulis guna menyelesaikan masa studi, semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda. 3. Abd. Muin, S.Si, M.Pd dosen pembimbing I dan Otong Suhayanto, M.Si. dosen pembimbing II yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis dalam membuat skripsi ini. 4. Tak lupa saya khususkan kepada almarhumah bunda Mukhlisrarini, M.Pd pembimbing dan Pembina Pramuka UIN yang telah membimbing penulis dan memberikan semangat dalam melakukan penelitian, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya. Amin i
5. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan Jurusan Pendidikan Matematika khususnya yang telah memberikan kontribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang berkaitan dengan skripsi ini. 7. Dra. H. Sri Mulyani selaku Kepala Sekolah MI Nurul Hidayah pamulang, serta segenap guru dan karyawan sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 8. Paling istimewa untuk ayahanda Adang dan Ibunda Enah tercinta yang nuraninya mengalir indah dalam darahku, yang telah tulus merawat, membesarkan, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosanbosannya memberikan dukungan moril, materil, semangat dan do’a untuk penulis serta adik-adikku yang tersayang. 9. Istriku tercinta Aisyah Henri, S.Pd yang selalu mengisi hari-hari saya dengan keindahan dan keceriaan. Terutama anakku yang masih dalam kandungan. 10. Seluruh kakak-kakak UKM Pramuka warga racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari
07-081/07-082
yang
senantiasa
selalu
memberikan
dukungannya selama penulis melakukan penelitian. 11. Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) terima kasih atas segala doa dan dukungannya yang telah membuat penulis mendapatkan manfaat. 12. Sahabat sejatiku, Mahasiswa Satu Angkatan 2003, Jurusan Pendidikan Matematika terutama yang lulus bareng-bareng dengan motonya takan pernah tiada, pasti ada. Yang selalu memberi canda, tawa, serta grup rumpi; melky, dhofir, inu, nafhi, reply, e-both, b-dul, olan, obay, imen (Pramuka), azi, heri penen, mimin, lucky, tree, nina, fera, rosmala, u-wie, ucha dan semuanya. terima kasih untuk semua dukungan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada teman-temanku yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
ii
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinantikan untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan dan harapan yang telah dicapai membuat penulis sadar akan pentingnya semua itu, semoga pihak-pihak yang memberikan dukungan terutama istriku dan anakku yang masih dalam kandungan 6 bulan dan dedikasi ini penulis persembahkan buat anakku, alm. bunda Mukhlisrarini yang semasa hidupnya telah banyak memberikan masukan dan dukungannya, UKM Pramuka yang telah banyak memberikan dukungan moral selama penulis berada di kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan ridho Allah SWT. Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT, agar seluruh pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan yang setimpal disisiNya, jazakumullah akhsanal jaza.
Jakarta, 28 Februari 2011 Penulis,
Muaemin
iii
DAFTAR ISI Kata pengantar ……………………………………………………….
i
Daftar isi ……………………………………………………………...
iv
Daftar tabel …………………………………………………………...
vi
Daftar grafik ………………………………………………………….
vii
Daftar lampiran ……………………………………………………….
viii
BAB
I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………
1
B. Identifikasi Penelitian …………………………………
5
C. Batasan Masalah …..…………………………………..
5
D. Perumusan Masalah …………………………………...
5
E. Tujuan Penelitian ………………………………………
6
F. Manfaat Penelitian ……………………………………..
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis .............................................................
7
1. Hasil Belajar Matematika ..........................................
7
a. Pengertian Belajar ................................................
7
b. Pengertian Matematika .........................................
11
c. Hasil Belajar Matematika .....................................
14
2. Pengertian Pembelajaran Fun Teaching ...................... 17 a. Pengertian Metode Pembelajaran .........................
17
b. Metode Pembelajaran Fun Teaching ....................
20
c. Metode Pembelajaran Konvensional ....................
28
B. Rencana Kegiatan Belajar Mengajar ................................. 29 C. Contoh Bahan Ajar ............................................................ 32 D. Penelitian Yang Relevan ...................................................
33
E. Kerangka Berpikir ……………………………………….
34
F. Hipotesis Penelitian ……………………………………... 36
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian .........................................
37
B. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel .....................
37
C. Metode Dan Desain Penelitian .........................................
38
D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
39
E. Instrumen penelitian ........................................................
43
F. Teknik Analisis Data .......................................................
43
G. Hipotesis Statistik ...........................................................
47
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ................................................................
48
1. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode “Fun Teaching” (Kelas Eksperimen) .……………….. 49 2. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan Metode Konvensional (Kelas Kontrol) ………………………..
51
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..………………………...
54
1. Uji Normalitas ………………………………………... 54 2. Uji Homogenitas ……………………………………… 55 C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan …………………… 56 1. Pengujian Hipotesis da Pembahasan …………………. 56 2. Pembahasan Hasil Pengujian …………………………. 56 D. Keterbatasa Penelitian …..……………………………….. 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……………………………………… 60 B. Saran ……….…………………………………………….. 61 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Desain Penelitian …………………………………………….
38
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil uji coba tes Instrumen …………………...
42
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ……………………...
50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol …………………………..
51
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………………………………………... 53 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ….. 55 Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol… 55 Tabel 4.6 Hasil Uji-t ……………………………………………………... 56 Tabel L.6 Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Matematika (Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi) …………………… 123 Tabel L.8 Perhitungan Validitas Tes Uraian …………………………….. 128 Tabel L.10 Reliabilitas ……………………………………………………. 131 Tabel L.12 Tingkat kesukaran ……………………………………………. 134 Tabel L.14 Daya pembeda………………………………………………… 137 Tabel L.16 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Matematika (Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi) …………………... 140 Tabel L.18 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ……………………….. 144 Tabel L.19 Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol…… ………………………. 145 Tabel L.20 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………… 146 Tabel L.21 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………… 149 Tabel L.22 Uji normalitas kelas eksperimen ……………………………… 152 Tabel L.23 Uji normalitas kelas Kontrol….. ……………………………… 153
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Postest Kelas Eksperimen ……………………………………………
50
Grafik 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Pos test Kelas Kontrol ……………………………………………….
vii
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen …………………………………………... 65 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol………………………………………………... 89 Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Metode “Fun Teaching” …………………………... 113 Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa (Lks) ……………………………… 115 Lampiran 5 Jawaban soal LKS ………………………………………….. 120 Lampiran 6 Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Matematika (Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi) ………………… 123 Lampiran 7 Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika ………... 124 Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes Uraian ………………………….. 128 Lampirang 9 Langkah-langkah Penghitungan Validitas Test Uraian ……. 130 Lampiran 10 Relabilitas ………………………………………………….. 131 Lampiran 11 Langkah-langkah Penghitungan Reliabilitas Test Uraian .... 133 Lampiran 12 Tingkat kesukaran ………………………………………..... 134 Lampiran 13 Langkah-langkah Penghitungan Tingkat Kesukaran Test Uraian ……..……………………… 136 Lampiran 14 Daya pembeda ……………………..…………….…………. 137 Lampiran 15 Langkah-langkah Penghitungan Daya Pembeda Test Uraian ………………………………... 139 Lampiran 16 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Matematika ………. 140 Lampiran 17 Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ………………….. 142 Lampiran 18 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ……………………... 144 Lampiran 19 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ……………………... 145 Lampiran 20 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………. 146 Lampiran 21 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………. 149 Lampiran 22 Uji normalitas kelas eksperimen …………………………… 152
viii
Lampiran 23 Uji normalitas kelas kontrol ………………………………. 153 Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas …………………………….. 154 Lampiran 25 Perhitungan Pengujian Hipotesis ………………………….
ix
156
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan merupakan usaha untuk mencapai cita-cita bangsa yakni untuk menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan pada masa sekarang sangatlah menuntut keselarasan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak diragukan lagi bahwa matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan
intelektual.
Disamping pengetahuan mengenai
matematika itu sendiri, matematika memberikan bahasa, proses dan teori, yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan. Perhitungan matematis menjadi dasar bagi disain ilmu teknik, metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran dibidang sosial dan ekonomi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa sekarang ini telah banyak memberikan pengaruh dalam berbagai kehidupan manusia tidak terkecuali bidang pendidikan. Perkembangan tersebut memungkinkan untuk menerima informasi atau pengetahuan baru dari seluruh dunia secara cepat dan mudah. Untuk mengahadapi tantangan perkembangan iptek tersebut dibutuhkan sumber daya yang mampu berkompetisi dan memiliki keterampilan yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif. Proses berpikir seperti ini pada dasarnya dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Matematika adalah ilmu terstruktur dan bertingkat. Hampir semua materi matematika yang akan dipelajari itu saling berkaitan. Untuk bisa memahami beberapa konsep lebih tinggi diperlukan pemahaman terhadap konsep di bawahnya. Sehingga agar tidak bermasalah dengan beberapa konsep di level yang lebih tinggi, konsep-konsep di level sebelumnya itu harus dikuasai dan tidak boleh dilupakan.1
1
http://www.matematikamenyenangkan.com/tips-belajar-matematika/
1
2
Proses belajar matematika merupakan suatu proses yang penting, hal ini dikarenakan peranan matematika yang sangat besar dalam dimensi kehidupan. Problematika yang ada sekarang adalah rendahnya penguasaan siswa terhadap matematika yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kemampuan siswa, metode penyampaian yang digunakan oleh guru, serta kondisi belajar yang kurang positif secara fisik, emosional, dan sosial. Dari pihak siswa, banyak yang mengeluhkan matematika sebagai mata pelajaran yang sulit di cerna, ditambah lagi dengan objek yang abstrak, dan algoritma (langkah-langkah) jawaban soal-soal
yang
terkadang
kurang
dipahami
oleh
siswa
sehingga
mengakibatkan banyak siswa yang pada akhirnya tidak menyukai dan malas terhadap pelajaran matematika. Seperti yang diungkapkan Ruseffendi dalam Gusni, ”....matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan sebagian mata pelajaran yang dibenci.”2 Untuk menanggulangi problematika yang ada, guru matematika dituntut untuk dapat menjadikan pelajaran matematika lebih menarik dan disenangi oleh siswa. Berbagai metode telah diterapkan demi menunjang kegiatan belajar mengajar matematika di kelas untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran matematika. Inovasi-inovasi baru yang menyenangkan, rileks, dan menarik dalam pembelajaran mutlak diperlukan, bahkan penggunaan alat peraga yang mencoba mengkonkretkan objek matematika yang abstrak pun dilakukan. Untuk itu diperlukan metode pengajaran yang tepat, karena setiap metode dalam belajar mengajar mempunyai keunggulan dan kelemahan, bukan hanya dari segi tujuan tetapi juga terhadap kondisi dan situasi dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, suatu proses belajar mengajar merupakan suatu kondisi dimana interaksi antar siswa dan guru harus dapat 2
Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP (ALGORITMA), (Ciputat: CeMED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), Vol 1, h. 102.
3
berjalan dengan baik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Interaksi yang baik akan mencapai tujuannya apabila suasana menyenangkan terjadi dalam proses pembelajaran dan bermakna bagi siswa dan guru sehingga tidak terdapat lagi siswa yang membenci matematika, karena suasana belajar sudah menyenangkan bagi mereka. Menurut wahyudin ”Untuk membuat membuat matematika mudah, guru harus bekerja keras mengajarkan matematika pada murid dengan cara yang menyenangkan dan sesuai kebutuhan murid.3 Proses pembelajaran di sekolah tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya hasil belajar siswa, seperti diungkapkan oleh guru matematika kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang, bahwa sebagian besar siswa memiliki rata-rata yang kurang dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan oleh sekolah, hal ini merupakan masalah yang mendorong dilakukannya penelitian. Rendahnya hasil belajar yang dimiliki siswa disebabkan oleh suasana yang kurang mendukung, pengetahuan awal siswa yang kurang kuat, serta proses belajar mengajar yang dirasakan siswa kurang nyaman dan menyenangkan. Hal ini ditunjukan dari jawaban angket yang peneliti sebarkan pada pra penelitian kepada 15 orang siswa, 33% siswa menyatakan pembelajaran matematika selama ini menyenangkan dan 67% siswa menyatakan tidak menyenangkan. 87% siswa merasakan kesulitan belajar matematika dan 13% menyatakan tidak. 60% siswa menyatakan kesulitan belajar karena materinya dan 40% karena cara penyampaina gurunya. 80% siswa menyatakan pembelajaran matematika menegangkan dan 20% menyatakan tidak. Merujuk pada penelitian pendahuluan, berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan angket siswa kelas IV tampak bahwa masih banyak siswa yang menganggap matematika kurang disukai dan mengalami kesulitan dalam
belajar
matematika.
Maka
ada
beberapa
indikator
yang
mengungkapkan bahwa sebagian siswa kelas IV kurang memiliki inteligensi yang cukup dan memahami mata pelajaran atau mengalami kesulitan dalam 3
(http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/13Jabar/418.htm)
4
belajar matematika sehingga cara belajar mereka kurang optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Fun teaching merupakan metode yang dapat dijadikan salah satu alternative kegiatan belajar mengajar dikarenakan fun teaching mampu memberikan siswa yang mengikutinya dapat memahami materi yang diajarkan dengan secara menyeluruh dengan konsep pembelajaran yang menyenangkan dan menarik untuk diikuti karena materi yang diajarkan melalui ice breaking, permainan, bercerita, sistem kelompok dengan suasana yang menyenangkan dan bergembira. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memberikan pembelajaran matematika melalui metode Fun Teaching. Fun Teaching adalah salah satu metode pembelajaran yang menciptakan suasana belajar yang gembira dan menyenangkan. Bukan berarti menciptakan suasana glamour dan hura-hura. Tujuan kegembiraan disini adalah menciptakan suasana yang happy, membangkitkan minat (gairah untuk belajar/motivasi), merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan pemahaman atas materi yang dipelajari.4 Metode Fun Teaching dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan motivasi pada siswa untuk
mengikuti
pembelajaran
matematika
dengan
baik
sehingga
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Orang belajar
memang tergantung pada
faktor
fisik
(suasana
lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Maka berilah suasana pencerahan pada lingkungan, suasana hati dan suasana sosiologi anak. Agar kita, anak, siswa dan siapa saja bisa merasakan suasana belajar yang menyenangkan maka harus membiasakan untuk berfikir kreatif. Hidup ini indah atau susah memang ditentukan oleh suasana hati dan fikiran. Berfikir kreatif, bukanlah masalah kerja lebih keras, tetapi berfikir dengan banyak alternatif. Orang yang kreatif senang selalu mencoba, melakukan 4
Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang: Duha Khazanah, 2008), h. 13
5
petualangan dan bermain-main dengan tantangan. Salah satu latihan kreatif adalah bercerita tentang kejadian sehari-hari. “Ibu guru, bapak guru dan ayah-ibu di rumah perlu untuk menyisihkan sedikit waktu agar bisa sharing dan berbagi cerita tentang indah dan mudahnya hidup ini dengan anak”. Bahwa
siswa/anak
perlu
untuk
mengulang
materi
pelajaran
akan
meningkatkan daya ingat dan pemahaman, sehingga belajar itu akhirnya memang bisa jadi asyik, nyaman dan menyenangkan.5 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengruh Penggunaan Metode Fun Teaching Terhadap Hasil belajar Matematika”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah diuraikan sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran matematika yang diajarkan tidak menarik dan membosankan siswa. 2. Hasil belajar matematika tidak memuaskan sesuai target. 3. Metode yang digunakan kurang tepat dan membuat jenuh siswa.
C. Batasan Masalah Masalah yang diteliti hanya dibatasi pada perbedaaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajarkan dengan metode “Fun Teaching” dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional dengan membandingkan rata-rata hasil belajar siswa dari dua kelompok yang diberi perlakuan berbeda. Hasil belajar matematika yang dimaksud adalah hasil tes formatif yang diberikan pada siswa kelas IV pada pokok bahasan bilangan pecahan dan bilangan romawi.
5
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15648&post=1
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menetapkan perumusan masalah di atas yaitu: Apakah metode ”Fun Teaching” berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode fun teching terhadap hasil belajar matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dibuat agar dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi siswa, pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran di kelas. 2. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam memberikan motivasi dan dapat mengurangi kesulitan selama belajar matematika pada siswa. Selain itu, guru diharapkan dapat meningkatkan cara-cara yang kreatif dan menyenangkan dalam mengajar siswa. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. 4. Bagi pembaca dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam. 5. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian tersebut dapat menjadi informasi mengenai penggunaan metode fun teaching.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis 1. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Belajar adalah sebuah proses yang dialami oleh setiap manusia sejak lahir sampai akhir hidupnya. Dengan belajar manusia mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Secara psikologis, belajar dapat didefenisikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1 Defenisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu, untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Definisi belajar menurut Dalyono adalah “Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya”.2 Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, ketrampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadari bukanlah belajar. Muhibbin Syah mengatakan bahwa “belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.” Ini berarti bahwa 1
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), h.2 2 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 49
7
8
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika siswa berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.3 Para ahli banyak mengungkapkan tentang defenisi belajar. Menurut Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikannya terdapat beberapa pendapat tentang pengertian belajar, diantaranya : 1.
2.
3.
4.
Hilgard dan Bower, dalam buku Theoris of Learning (1975). Mengemukakan ” belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaankeadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan lain sebagainya).” Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa: ”belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dai waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia sesudah mengalami.” Morgan dalam bukunya Introductional of Psychology menyatakan bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalm tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.” Withearingthon dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan bahwa ”belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”4 Sejalan dengan itu, James O. Wittaker mendefinisikan ”learning
may be defined as the process by which behavior originates or is altered
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke 15, h. 87 4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007), h.84
9
through training or experience"5 yaitu belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Herman ” belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan dengan belajar.”6 Alisuf Sabri mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan, dapat berupa memperoleh tingkah laku baru atau memperbaiki tingkah laku yang telah ada, dapat berupa positif atau negatif. 7 Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui usaha, relatif menetap dan mencakup semua aspek kepribadian atau tingkah laku individu baik pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, sikap dan sebagainya. M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.8 Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar atau disengaja dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Belajar diartikan pula sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.9 Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, maka otaknya akan terbentuk struktur kognitif tertentu. Struktur kognitif itu disebut skemata yang merupakan suatu organisasi mental yang akan 5
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.104 Herman Hodojo., Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Depdikbud, 1988), h.1 7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2, 6
h.55 8
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 5. 9 Moch. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi KegiatanBelajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993), h.4.
10
memudahkan individu untuk menghadapi tuntutan lingkungannya semakin meningkat. Siswa tidak boleh diberikan bagian-bagian yang terpisah, penyerdehanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar, tetapi sebaliknya siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang kompleks, terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan. Masalah-masalah yang kompleks itu harus dihubungkan pada aktivitas dan tugas yang otentik, karena keberagaman situasi yang dihadapi tersebut, seperti juga aplikasi yang mereka hadapi tentang dunia nyata. Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme, sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah, Driver dan Bell mengajukan karakteristik pembelajaran konstruktivisme sebagai berikut:10 1. siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan 2. belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa 3. pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal 4. pembelajaran
bukanlah
transmisi
pengetahuan,
melainkan
melibatkan pengaturan situasi kelas 5. kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber. Di bawah ini beberapa pendapat pengertian belajar menurut para ahli lainnya, diantaranya : “Moh. Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Witherington (1952) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang 10
Hamzah , Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Peneliti dan Pengenbangan Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 65
11
baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Crow & Crow dan (1958) belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Hilgard (1962) belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi. Di Vesta dan Thompson (1970) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gagne & Berliner belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”.11 Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dapat mengubah untuk menjadikannya lebih baik perilaku seseorang dengan melalui proses-proses yang disengaja atau melalui pengalaman seseorang.
b. Pengertian Matematika Matematika mempunyai
akar kata
mathema
yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan apa yang disebut matematika. Sasaran penelaahan matematika tidaklah konkret, tetapi abstrak. Menurut Hudojo matematika itu tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Matematika merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan manusia yang bersumber daya tinggi. Herman Hudoyo mengemukakan bahwa,
Matematika
dapat
didefinisikan sebagai
penelaahan tentang struktur - struktur.12 Berikut pengertian matematika menurut para ahli:13
Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti, dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."
11
http://j3sra3l.wordpress.com/2010/10/11/pengertian-belajar/ Herman Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Depdikbud, 1998), h.3. 13 http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html 12
12
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika
adalah
pola
berpikir,
pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial,ekonomi dan alam.
Sementara Kitcher (dalam Jackson, 1992:753) lebih memfokuskan perhatiannya
kepada
komponen
dalam
kegiatan
matematika
diantaranya:14 1. Bahasa
(language)
yang
dijalankan
oleh
para
matematikawan. 2. Pernyataan (statements) yang digunakan oleh para matematikawan 3. Pertanyaan(questions) penting yang hingga saaat ini belum terpecahkan 4. Alasan (reasonings) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan 5. Ide matematika itu sendiri. 14
Hamzah , Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Peneliti dan Pengenbangan Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 62
13
Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa matematika itu bahasa symbol, matematika adalah bahasa numerik, matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional, matematika adalah metode berpikir logis, matematika adalah sarana berpikir; matematika adalah logika pada masa dewasa, matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai kuantitas dan besaran, matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains formal yang murni, matematika adalah sains yang memanipulasi symbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang; matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, struktur, matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika adalah aktivitas manusia. Sedangkan Matematika
menurut
adalah
Johnson
simbolis
dan
yang
Myklebust
fungsi
(1967:244),
praktisnya
untuk
mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yaitu menunjukan kemampuan
strategi
dalam
merumuskan,
menafsirkan
dan
menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir.15 Meskipun tidak terdapat satu pengertian matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh matematika, namun dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Karakteristik tersebut adalah : 1. Memiliki obyek abstrak 2. Bertumpu kepada kesepakatan 3. Berpola pikir deduktif
15
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2118693-pengertian-matematika/
14
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti 5. Memperhatikan semesta pembicaraan 6. Konsisten dalam sistemnya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa matematika merupakan suatu pola pikir yang membutuhkan pembuktianpembuktian dan merupakan bentuk dari simbol-simbol yang telah disepakati.
c. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produlct) menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.16 Sedangkan pengertian belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap (Winkel, 1999: 53)17 H. Erman (2003 : 1) menjelaskan bahwa evaluasi disebut juga asesmen (assessment), yaitu suatu proses untuk menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran. Evaluasi selama pembelajaran berlangsung disebut evaluasi proses dan evaluasi setelah pembelajaran disebut evaluasi produk.18 Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. 16
Dr.Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 44 Dr.Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar………………………, h. 39 18 http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF8&sourceid=navclient&gfns=1&q=pengertian+belajar+matematika#q=jurnal+pembelajaran+mate matika&hl=en&prmd=ivns&ei=tHtpTd7lI8PPrQex1ezCCw&start=10&sa=N&bav=on.1,or.&fp=1 8e4c0cc530c3619 17
15
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan disekolah, hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Proses
belajar
dapat
berlangsung,
salah
satunya
dengan
pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Guru berperan penting di kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pengalaman yang berupa belajar akan menghasilkan perubahan pada siswa, baik perubahan tingkah laku, konsep, dan nilai. Hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.19 Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.20 Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran, aspek afektif berkaitan dengan sikap, sedangkan aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan dan gerak tubuh. Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui kemampuan siswanya setelah terjadi proses pembelajaran dengan cara mengadakan tes. Hasil tes tersebut dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, dan dapat memberikan gambaran kenajuan belajar siswa bagi siswa. Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk pada sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. 19
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 22 20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.22
16
Di dalam proses belajar mengajar tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari hasil belajar. Dalam hal ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat terlihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.21 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses diri seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, didapat kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut berupa perilaku yang baru atau memperbaiki perilaku yang sudah ada.22 Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan filsafatnya untuk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar telah dapat dikatakan berhasil. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.23 Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.24 Menurut Howard dan Kingsley hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar. Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Gagne dan Briggs juga mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh
21
Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.37. 22 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.55. 23 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-3, h. 119. 24 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet Ke-7, h.22.
17
seseorang sebagai hasil belajar, yaitu ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan motorik dan sikap.25 Hasil belajar adalah nilai hasil pengajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-murid
dalam jangka waktu
tertentu.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar dengan merencanakan indikator untuk tujuan pengajaran dan untuk mengetahui apakah tujuan bidang studi sudah dicapai. Maka tes evaluasi sebagai alat evaluasi dan juga sebagai alat ukur. Dalam proses belajar mengajar guru berusaha semaksimal mungkin agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang disampaikan dapat diproses di dalam kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman, pemecahan, pengertian, dan kemampuan dalam pemecahan masalah, untuk kemudian bila diperlukan dapat diproduksi kembali. Hasil belajar merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang subyek didik dalam menyelesaikan program belajar yang dibebankan kepada siswa, sehingga terlihat adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Dalam hal ini penentu baik atau tidaknya hasil belajar siswa adalah siswa itu sendiri, karena siswalah yang bertanggung jawab terhadap komitmen dirinya menjalani proses belajar dari gurunya, hasil belajar dapat diukur melalui tes dalam bentuk nilai atau diamati dengan jalan
membandingkan
sebelum
dan
sesudah
belajar.
Indikator
keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar.26 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan prilaku
25
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir, (http://www.ligatama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm) 26 Dewi Salma, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 18
18
manusia yang dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu karena seseorang mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar . Dan hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan, karena hasil belajar menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar. Dari semua pengertian di atas, hasil belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari matematika dengan tujuan kognitif. Hasil belajar matematika di tingkat sekolah dasar dan menengah umumnya dinyatakan dengan nilai (angka), sehingga siswa yang belajar matematika akan mempunyai kemampuan baru tentang matematika sebagai tambahan dari kemampuan yang telah ada. Hasil belajar matematika adalah tolak ukur keberhasilan yang dicapai siswa
dalam
belajar
matematika
dengan
tujuan
kognitif,
yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sebelum seorang guru menilai hasil belajar siswa dalam penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditekuninya, guru tersebut sebaiknya mengukur hasil belajar siswa dalam penguasaan pelajaran tersebut. Kegiatan pengukuran hasil belajar siswa dapat dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya.
2. Metode Pembelajaran Fun Teaching a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos‟‟ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
19
disusun tercapai secara optimal.27 Sedangkan menurut Dwi Salma metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar.28 Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Pembelajaran berasal dari kata "ajar" yang mendapat awalan "ber" sehingga terjadi kata pembelajaran. Dalam proses selanjutnya, bentuk baru ini mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" yang berarti kata benda abstrak dari kata kerja asal. Dilihat dari asal kata pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berasal dari kata belajar, yang ditambahkan afiks awalan pe dan afiks akhiran an, yang dasarnya dari kata ajar. Dari segi arti, kata ini kemudian mengandung proses atau peristiwa dari kata kerja tersebut. Dengan kata lain istilah pembelajaran mengandung arti suatu proses yang berhubungan dengan belajar. Melihat dari arti menurut asal kata di atas, maka dapat dikemukakan tentang pengertian pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru.29 Menurut Baroody ( Ansari, 2004), mengemukakan bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lilma aspek komunikasi yaitu representing, listening, reading, discussing, dan writing.30
27
Dr. Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2009), h. 145 28 Dewi Salma, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 18 29 Dr. Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2009), h. 127 30 Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP (ALGORITMA), (Ciputat: CeMED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), Vol 1, h. 109.
20
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen
lainnya
dalam
proses
pembelajaran
yang
saling
mempengaruhi satu sama lain dalam rangka tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Metode Pembelajaran Fun Teaching Fun memiliki arti menyenangkan, sedangkan teaching berarti pengajaran, maka fun teaching berarti menciptakan suasana belajar yang gembira dan menyenangkan. Bukan berarti menciptakan suasana glamour dan hura-hura. Kegembiraan disini berarti membangkitkan minat (gairah untuk belajar/motivasi), merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan pemahaman atas materi yang dipelajari. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa nyaman, aman, dan tenang hatinya karena tidak ada ketakutan
(dicemooh,
dilecehkan)
dalam
mengaktualisasikan
kemampuan dirinya.31 Penyajian metode belajar yang bervariatif perlu diberikan kepada siswa agar tidak terjadi kejenuhan dalam belajar. Suasana belajar harus diciptakan sedemikian rupa agar siswa tidak merasa terbebani dengan beragam materi, perasaan senang dapat hadir seiring dengan tujuan pendidikan yang dapat diserap dengan baik dan mudah. Hal tersebut terjadi karena seseorang yang berada dalam kondisi yang menyenangkan tahan dan sigap dalam menghadapi beragam bentuk tantangan. Sebaliknya, seseorang yang sulit mengendalikan emosi akan mengalami Emotional Hijacking atau pembajakan emosi, berarti orang tersebut akan dilanda nervous (kegugupan) dan mudah keliru dalam mengambil keputusan atau menggunakan IQ-nya.
31
Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 23
21
Dave Meiler (2002:36) memberikan menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini bukan berarti suasana ribut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana yang belajar yang menyenangkan dan tidak menyenangkan diantaranya sebagai berikut : Ciri suasana belajar yang menyenangkan adalah 1) Rileks 2) Bebas dari tekanan 3) Aman 4) Menarik 5) Bangkitnya minat belajar 6) Adanya keterlibatan penuh 7) Perhatian peserta didik tercurah 8) Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak) 9) Bersemangat 10) Perasaan gembira 11) Konsentrasi tinggi Ciri suasana belajar yang tidak menyenangkan adalah sebagai berikut: 1) Tertekan 2) Perasaan terancam 3) Perasaan menakutkan 4) Merasa tidak berdaya 5) Tidak bersemangat 6) Malas/tidak berminat 7) Jenuh/bosan 8) Suasana belajar monoton 9) Pembelajaran tidak menarik siswa.32
32
http://www.p4tkipa.org/data/pakem.pdf
22
Jika seorang siswa sudah senang dengan sesuatu, maka itu akan bersemangat untuk meraihnya, walau tidak diberikan fasilitas yang memadai, siswa akan berusaha mencarinya. Kata kuncinya adalah, seseorang yang senang dalam belajar sesungguhnya ia tidak sedang belajar. Menurut Yonny, kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif menjadi positif, hubungan yang kaku menjadi cair33. Mulailah mengawali hari dengan mengucapkan “bersenanglah” maka kalimat tersebut akan segera mengambil alih kehidupan anda. (“Fun everyone fun, all of your troubles will vanish like bubbles)”34 Jika belajar dikemas dalam suasana Fun akan mendapat reaksi yang positif dari siswa. Sebaliknya, jika ketegangan yang dimunculkan, maka jangan salahkan siswa jika mereka kehilangan antusias dalam belajar. Kalau suasana belajar selalu Fun, maka motivasi belajar siswa akan muncul dan terus bertambah. Dengan demikian kegiatan belajar akan berjalan dengan baik. Salah satu asas utama dari fun teaching adalah menjadikan belajar semakin asyik dengan. Belajar tidak selalu berurusan dengan hal-hal yang bersifat serius. Sesungguhnya, kemampuan bermain merupakan unsur penting dalam banyak hal, terlebih kreativitas. Bermain mencakup semua bentuk senang-senang, termasuk mainan, olahraga, bercanda, serta aktifitas lain yang mungkin tampak remeh namun dapat memberikan dampak yang begitu besar. Apapun bentuknya, dalam bermain kita menanggalkan sikap serius yang berlebih, namun dibalik itu kita menemukan beragam sisi baik, dan sisi yang terpenting adalah perubahan.
33
Yonny Acep, Begini Menjadi Guru Inspiratif dan Disenangi siswa, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2011), h. 29 34 Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang: Duha Khazanah, 2008), h. 16
23
Ditinjau dari kegiatan siswa , pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membuat siswa berani mencoba dan berbuat, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, dan berani mengemukakan pendapat. Ditinjau dari kegiatan guru, pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang menuntut guru agar dapat membuat suasana belajar belajar yang menyenangkan dalam arti siswa tidak takut salah dalam mencoba/bereksperimen, siswa tidak khawatir ditertawakan kemampuannya, dan siswa tidak takut dianggap sepele35 Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran Fun Teaching: a. Bermain Belajar tidak selalu berurusan dengan hal-hal yang bersifat serius, kemampuan bermain merupakan unsur penting dalam banyak
hal
dan
dapat
menjadikan
suasana
belajar
menyenangkan. b. Bercerita Bercerita
adalah
sebuah
cara
untuk
menyampaikan
informasi/atau pengetahuan secara lisan. c. Bernyanyi Bernyanyi merupakan strategi yang paling gampang dalam proses transformasi ilmu kepada murid d. Humor Suasana yang menarik bisa menghilangkan kejenuhan yang sering dialami oleh siswa e. Tebak-tebakan Tebak-tebakan dapat melatih daya ingat dan konsentrasi siswa selama pembelajaran.
35
Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 23
24
Bawalah suasana kelas yang menyenangkan peserta didik. Suasana yang menyenangkan dapat menimbulkan minat belajar.36 Dengan menjadikan suasana yang fun, guru harus mempunyai konsep dan cara untuk membuat kelas dapat senyaman mungkin dan membuat siswa merasa rilek serta dan menyenangkan, salah satunya dengan memberikan games agar suasana belajar tidak menjenuhkan. Dalam pelaksanaannya bermain bisa dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: a.
Play Permainan
sederhana,
bebas
atau
tanpa
kendali
yang
memungkinkan siswa mengadakan eksperimen dan memanipulasi media-media permainannya yang beragam. Beberapa manfaat dari permainan bebas ini. (kebiasaan) adalah: 1) Manfaat pertama Kemandirian 2) Manfaat kedua Enjoy 3) Manfaat ketiga Bermain bersama teman 4) Manfaat keempat Inisiatif 5) Manfaat kelima Antusias 6) Manfaat keenam Spontan 7) Manfaat ketujuh Ambil Keputusan 8) Manfaat kedelapan Antar guru dan murid terjadi komunikasi 9) Manfaat kesembilan Nilai minat siswa terbaca
b.
Game Seorang guru atau salah satu siswa menjadi kendali pada
permainan ini. Murid tidak lagi seenaknya bermain karena sudah mulai ada aturan dan penilaian, bahkan seringkali permainan ini menjadi sebuah pertandingan.
36
Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), h. 60
25
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menentukan model permainan ini yaitu: 1) Goal setting (tujuan pembelajaran) 2) Judul (tema) 3) Planning (teknik bermain) 4) Media (sarana atau perlengkapan permainan) Fun teaching memiliki teknik mengajar yang memberikan kemampuan kepada guru untuk masuk ke dalam hati para siswa, yaitu: a. Mengerti dan Memahami Siswa Langkah-langkahnya antara lain: 1. Seorang guru harus mampu mengambil hati para siswa yang sedang berkembang, yaitu dengan berusaha memahami dan mengerti apa yang diinginkan oleh siswa. 2. Menghargai Alam Sadar Lain dari Seorang Siswa. Guru bukan membuyarkan
lamunan
atau
angan-angan
siswa
melainkan
melibatkan diri untuk bergabung pada Alam Sadar Lain Siswa. 3. Membentuk seorang guru menjadi selebritis minimal didalam komunitasnya, dengan upaya menjadi guru yang menyenangkan dan mampu memberikan keriangan serta kegembiraan kepada siswasiswa dari hari ke hari lewat upaya kreatif. b. Keyakinan Diri Keyakinan pada diri seorang guru sangat membantu terlahirnya kekuatan diri. Sebagaimana ungkapan motivasi yang sering di dengar, kalau anda berpikir bisa, maka anda pasti bisa, jika anda berpikir tidak bisa maka anda tidak akan bisa. Percaya diri adalah energi besar yang memberikan rangsangan begitu kuat yang melahirkan pemikiran kreatif. c. Memanfaatkan Potensi Diri Manusia telah diciptakan kesempurnaan bentuk beserta manfaat yang ada, yaitu tubuh, pikiran, dan jiwa. Untuk itu diperlukan kesungguhan untuk memanfaatkan apa yang ada pada diri semaksimal mungkin.
26
d. Kreatif Guru menjadikan setiap hari penuh dengan eksperimen-eksperimen dengan media yang berhubungan dengan mengajar, membangkitkan inspirasi dengan permainan dan menciptakan ide-ide yang segar yang dapat menarik perhatian siswa dalam belajar. e. Unik Guru melangkah ke dalam eksplorasi diri dengan konsentrasi pada kemampuan alamiah yang muncul akibat proses evaluasi diri yang berubah menjadi sesuatu yang berbeda dari orang lain. Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah icebreaker adalah „pemecah es‟. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu „aksi‟ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai. Menurut Imam Maliki Ralibi dalam wawancara sebagaimana dijelaskan bahwa Fun Teaching memiliki perbedaan dengan metode
27
PAKEM dan metode Permainan, metode Fun Teaching adalah metode yang menuntut guru bersikap humoris dan disukai anak-anak dengan kegiatan yg eksplor yaitu mencairkan kebekuan suasana belajar dari awal belajar sampai akhir dengan melalui games, bercerita/mendongeng dengan menyisipkan materi matematika yang sedang dipelajari. Sedangkan metode PAKEM dan Permainan tidak secara menyeluruh dari awal hingga akhir mencairkan suasana kebekuan melainkan hanya diawal atau ditengah dalam proses belajar mengajar. Karakteristik dari metode Fun Teaching ini adalah suasana belajar yang asyik mulai dari awal hingga akhir tanpa terasa belajar akan tetapi sebenarnya materi pelajaran sudah mereka pelajari. Seorang siswa dikatakan dapat merasakan belajar menyenangkan adalah dapat dilihat dari tingkahlaku selama siswa itu belajar seperti konsentrasi penuh terhadap gurunya.37 Menurut Erma metode mengajar yang cerdas dan menyenangkan dapat dilakukan dengan cara read, repeat, dan distribute. Metode tersebut berguna untuk memperkuat ingatan. Dengan cara tersebut siswa dapat belajar dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan. Pakar pendidikan dari Singapura Jasmine Simon mengatakan, belajar yang menyenangkan dapat diciptakan dengan menjadikan ruang belajar
mengajar
menjadi
ruang
bermain
yang
nyaman
dan
menyenangkan (Edutainment Method). Lebih dari itu, mengajar merupakan pekerjaan yang mulia. Apabila mengajar atas dasar itu, semua akan terasa mudah. “Mengajar itu menyenangkan. Semua tergantung bagaimana metode mengajar agar murid merasa senang dan dekat dengan guru,” 38. Dari pembahasan Fun Teaching di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Fun
Teaching
merupakan
metode
pembelajaran
yang
menghasilkan begitu banyak kretivitas, seorang guru harus bisa 37
Wawancara pengarang buku Fun teaching (CD terlampir) http://www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/1-headline/1632-guruperlu-terapkan-smart-teaching-dan-fun-learning.html 38
28
menciptakan kreativitas dan bisa membuat suasana belajar siswa menyenangkan mulai dari awal hingga akhir tanpa terasa belajar sehingga menciptakan lingkungan yang aktif dan kreatif, sehingga proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan cara menggunakan unsur yang ada pada guru, siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas seperti bermain, bercerita, tebak-tebakan, bernyanyi, dan homoris. Dengan suasana belajar yang menyenangkan pastilah akan bermunculan inspirasi-inspirasi baru yang menyegarkan.
c. Metode Pembelajaran Konvensional Kata konvensional berasal dari kata konvensi. Istilah konvensi awalnya digunakan untuk menyatakan atau mengkomunikasikan segala sesuatu yang didasarkan kepada kesepakatan.39 Menurut Nasution ciri-ciri pembelajaran konvensional40 yaitu: 1. Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa secara individual 2. Kegiatan pembelajaran pada umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan media lainnya menurut pertimbangan guru 3. Siswa bersifat fasif karena harus mendengarkan penjelasan guru 4. Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar 5. Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif 6. Hanya sebaqgian kecil yang menguasai sumber bahan pelajaran secara tuntas 7. Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan.
39
http://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/konvensional/ Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 21 40
29
Proses-proses pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Siswa duduk mencatat, mendengarkan dan menghafal 2. Sumber informasi hanyalah guru 3. Siswa tidak dituntut untuk menemukan konsep 4. Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah 5. Suasana kelas membosankan 6. Guru lebih aktif 7. Materi pelajaran banyak dan berat 8. Banyak waktu yang terbuang. Kesimpulannya adalah pembelajaran konvensional mengutamakan hasil bukan proses. Guru mendominasi kegiatan di kelas dan siswa dianggap sebgai penonton. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori. Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara rapi, matematis dan lengkap. Konsep tersebut berupa bahan ajar yang dipersiapkan guru untuk selanjutnya diajarkan kepada siswa, sehingga siswa hanya menyimak dan mencerna saja secra tertib dan teratur.
B. Rencana Kegiatan Belajar Mengajar a.
Contoh RPP kelas eksperimen
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : IV /II Tahun Pelajaran : 2010/2011 Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan Standar Kompetensi Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Menjelaskan arti pecahan dan urutannya Menyelesaikan masalah pecahan
30
Menyederhanakan pecahan Penjumlahan dan pengurangan pecahan Indikator
Siswa dapat mengenal pecahan sederhana
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
a. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : - menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan - menuliskan letak pecahan pada garis bilangan.
b. Materi Ajar 1. Pengertian Pecahan 2. Letak pecahan pada garis bilangan.
c. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games
d. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
mendemonstrasikan sederhana tentang pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
ice
breaking
dan
31
Memberikan
catatan
deduktif-deskriptif
tentang
pengertian
pecahan.
Bercerita dan game yang berkaitan dengan pecahan agar suasana
kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan
siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris
agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
e. Sumber, Alat/Media 1. Sumber - Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. - Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama. 2. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
32
f. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2. Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian. 3. Contoh penilaian
1)
2)
berapa bagian pecahan dari gambar yang berwana gelap?
Apa bila skala garis bilangan sama maka lengkapilah nilai pecahan yang tepat untuk mengisi titik-titik pada garis bilangan di bawah ini adalah ...
0
1 5
...
3 5
4 5
1
C. Contoh bahan ajar Pecahan: Pecahan ½ dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga akan didapat gambar yang diarsir di bawah ini
33
Pecahan ½ dibaca setengah atau satu perdua atau seperdua “1” disebut pembilang yaitu merupakan bagian pengambilan atau 1 bagian yang diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama. “2” disebut penyebut yaitu merupakan bagian yang sama dari keseluruhan
Bilangan romawi : I =1
II = 2
III = 3
IV = 4
V=5
VI = 6
VII = 7
VIII = 8
IX = 9
X = 10
L = 50
C = 100
D = 500
M = 1000
Jika angka romawi di sebelah kanan lebih besar dari angka romawi sebelah kiri, maka nilai bilangan romawi tersebut adalah hasil pengurangan bilangan romawi di sebelah kanan dengan di sebelah kiri. Contohnya :
IX artinya 10 – 1 = 9 XL artinya 50 – 10 = 40 XC artinya 100 – 10 = 90 CM artinya 1000 – 100 = 900
Jika angka romawi di sebelah kanan lebih kecil dari angka romawi sebelah kiri, maka nilai bilangan romawi tersebut adalah jumlah bilangan romawi di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Contohnya :
XI artinya 10 + 1 = 11 LX artinya 50 + 10 = 60 CX artinya 100 + 10 = 110 CM artinya 1000 + 100 = 1100
D. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ummi Djamilah dalam skripsinya tahun 2008 yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII-G SMPN 74 Jakarta Melalui Peningkatan Motivasi dengan Menerapkan Metode Pembelajaran dengan Teknik TGT dan Pemberian Kartu skor Partisipasi Siswa (KSPS). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
34
bahwa metode pembelajaran dengan teknik TGT dapat menciptakan suasana belajar matematika yang lebih menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa.
E. Kerangka Berpikir Dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran matematika, para siswa sering dihadapkan pada masalah sehubungan dengan matematika. Pembelajaran matematika yang monoton yang dilakukan oleh guru membuat siswa menjadi bosan, sulit menerima pembelajaran matematika dengan baik, kurang termotivasi untuk belajar, kurang berusaha menyelesaikan latihan yang diberikan oleh guru dan kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga siswa tidak dapat memahami pelajaran dengan baik. Jika hal ini dibiarkan, dapat
mengakibatkan
kurangnya
keaktifan
belajar
siswa
sehingga
mengakibatkan kurangnya pemahaman belajar serta peningkatan hasil belajar matematika siswa menurun. Hasil belajar merupakan proses evaluasi yang dilakukan guru untuk melihat kemampuan siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya hasil belajar matematika siswa, diantaranya ketidaksiapan siswa dalam belajar, sikap pasif siswa, kurangnya motivasi siswa, dan ketidak-tepatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Metode fun teaching adalah menciptakan suasana belajar yang gembira dan menyenangkan, agar dapat membangkitkan minat, gairah untuk belajar/ motivasi, merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan pemahaman atas materi yang dipelajari. Dalam penerapan metode fun teaching juga sangat menekankan pada kemampuan guru untuk masuk ke dalam hati para siswa. Langkah-langkah agar guru dapat masuk ke dalam hati siswa antara lain, guru harus mempunyai keyakinan diri, guru dapat memahami dan mengerti apa yang diinginkan oleh siswa, guru mampu menggunakan potensi diri yang dimiliki semaksimal mungkin, guru mampu membuat berbagai upaya kreatif
35
dalam pembelajaran dan menggunakan keunikan yang dimiliki agar dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Metode fun teaching yang ditawarkan pada pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan efek positif untuk menmgurangi kesulitan belajar matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Pada saat persiapan
mengajar
guru
mempersiapkan
diri
terlebih
dahulu
dan
membangkitkan rasa percaya diri, karena dengan rasa percaya diri diharapkan akan menumbuhkan pemikiran-pemikiran kreatif saat mengajar. Saat pembelajaran berlangsung guru harus memahami dan mengerti apa yang diinginkan siswa dalam belajar, karena jika guru sudah mendapatkan hati para siswa, diharapkan guru akan mudah dalam mengarahkan siswa dalam belajar. Saat pembelajaran berlangsung guru menggunakan potensi diri yang dimiliki, salah satu bentuk yaitu dengan memberikan acungan jempol saat ada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, karena dapat menimbulkan suasana yang bergairah dan menyenangkan. Kreatif dan unik, guru diharapkan dapat membuat upaya-upaya kreatif yang berhubungan dengan
pembelajaran,
seperti
belajar
menggunakan
permainan
dan
memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dari guru, langkah ini dimaksudkan agar dapat menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam memahami materi saat pembelajaran berlangsung. Penerapan metode fun teaching dengan teknik permainan ini diduga dapat meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa untuk dapat berpartisipasi aktif untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mudah dalam memahami materi di dalam pembelajaran matematika, sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa pun meningkat. Adanya peningkatan usaha siswa, motivasi belajar siswa, dan keaktifan siswa serta evaluasi siswa maka upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat dikatakan meningkat. Menurut Ignacio Nacho Estrada, bila seorang anak tidak bisa belajar dari cara kita mengajarkan sesuatu kepadanya, mungkin kitalah yang harus
36
mengubah cara mengajar kita agar sesuai dengan cara belajar mereka41. Sedangkan menurut Bob Talbert, mengajarkan murid agar bisa berhitung itu bagus, tetapi yang terbaik dan paling penting adalah mengajarkan mereka tentang hal-hal yang tidak bisa dihitung nilainya42.
F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : “hasil belajar matematika siswa yang diajarkan menggunakan metode Fun Teaching lebih baik dibandingkan siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional”.
41 42
Firdaus, Zuhdi, A, Menjadi Guru Idola, (Yogyakarta: 2010), h. 40 Firdaus, Zuhdi, A, Menjadi Guru Idola, (Yogyakarta: 2010), h. 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan Banten. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah semester Genap tahun ajaran 2010/2011.
B. Populasi dan Sampel Populasi
adalah
keseluruhan
dari
subjek
penelitian.1
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah ditentukan oleh guru wali kelas IV dengan: 1. Populasi Target Populasi target penelitian adalah seluruh siswa-siswi MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan Banten yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011. 2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan Banten yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011. 3. Sampel a. Prosedur pengambilan sampel Sampel diambil dari 2 kelas dan pemilihan sampel didasarkan pada purposive sampling, dimana keseluruhan kelas IV tersebut dinilai memiliki taraf kemampuan yang sama. Kelas IV-A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol. b. Ukuran sampel
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet.12,h.108.
37
38
Pada 2 kelas tersebut pada kelas eksperimen berjumlah 28 siswa dan kelas kontrol berjumlah 24 siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experimen yaitu yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol semua semua variabel. Dalam metode penelitian ini, peneliti ikut serta dalam penelitian yaitu dengan mengajar matematika di sekolah tersebut dengan memberi perlakuan teknik
"Metode Fun Teaching" di kelas
eksperimen dan tidak memberi perlakuan teknik " Metode Fun Teaching " di kelas kontrol. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun treatment (perlakuan) diberikan sebanyak 8 kali pertemuan pada masing-masing kelasnya. Setelah itu kedua kelompok diberi tes yang sama. Kemudian hasil tes yang telah diperoleh di olah sehingga dapat diketahui apakah rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Two
Group
Randomized Subject Post Test Only. Adapun rancangan penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Perlakuan
Post Test
E
XE
T
K
T
Keterangan : E
:
Kelompok
yang
diberi
perlakuan
berupa
menggunakan teknik "Metode Fun Teaching"
kegiatan
belajar
39
K
: Kelompok yang diberi perlakuan berupa kegiatan belajar tidak menggunakan teknik " Metode Fun Teaching "
XE
:
Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen
T
: Tes akhir yang sama pada kedua kelompok
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan instrumen tes hasil belajar pokok bahasan bilangan pecahan kepada kedua kelas penelitian namun sebaliknya Intrumen tersebut diuji coba untuk mengetahui validitas butir, reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran dan daya beda butir. Berikut analisis instrumen: 1. Validitas Uji validitas dilakukan yaitu untuk mengetahui apakah soal tersebut valid atau tidak. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar : sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representative terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan).2 Maksudnya adalah butir-butir soal yang disusun disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Pengujian validitas butir dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment dari Pearson:
rxy =
n ∑XY − ( ∑X)(∑Y) {n ∑ x 2 − ( ∑ X)2 }{n ∑ Y 2 − (∑ Y)2 }
Keterangan :
2
rxy
: Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
n
: Banyak Siswa
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), h.164
40
X
: Skor Butir Soal
Y
: Skor Total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rxy dibandingkan dengan rtabel Product Moment pada = 0,05 dengan ketentuan jika rxy sama atau lebih besar dari rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.3 2. Perhitungan Taraf Kesukaran Perhitungan taraf kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui apakah tes tergolong soal-soal mudah, sedang, dan sukar, agar sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan. Untuk itu digunakan rumus :
P
B JS
Keterangan : P
: Indeks kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes. Klasifikasi Indeks Kesukaran : P
: 0,70 – 1,00 = Mudah 0,30 – 0,70 = Sedang 0,00 – 0,30 = Sukar.4
3. Perhitungan Daya Pembeda Soal Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut index diskriminan yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. pada index diskriminan ini dikenal tanda negatif yang berarti bahwa suatu soal itu
3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), cet.ke-4, h.179 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Edisi Revisi, h.210
41
terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk menemukan index diskriminan adalah :
D
BA B B PA PB JA JB
Keterangan : J
= Jumlah peserta tes
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA
=
BA JA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
dengan benar PB
=
BB JB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
dengan benar.5 Untuk mengetahui daya penilaian pembeda tiap-tiap soal, indeks diskriminan diklasifikasikan sebagai berikut :
5
0,70 – 1,00
= Soal tersebut baik sekali
0,40 – 0,70
= Soal tersebut baik
0,20 – 0,40
= Soal tersebut cukup
0,00 – 0,20
= Soal tersebut jelek.6
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Edisi Revisi, h.213 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Edisi Revisi, h.218
42
Table 3.2 Rekapitulasi hasil uji coba validasi soal tes instrument:
No Butir
Validasi
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Keterangan
1a 1b 2a 2b 3 4 5 6a 6b 7 8a 8b 9a 9b 9c 10a 10b 10c 11 12a 12b 12c 13a 13b 13c 14 15a 15b 15c
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Invalid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Invalid
Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar
Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Baik Baik Jelek Jelek Amat jelek Cukup Jelek Cukup Jelek Baik Jelek Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Amat jelek
Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Terima Tolak Terima Terima Tolak Terima Terima Tolak Terima Terima Terima Tolak Terima Terima Terima Tolak
Secara rinci analisis butir soal dapat dilihat pada lampiran 8, 12 dan 13.
4. Reliabilitas Selanjutnya dari hasil uji coba dilakukan perhitungan reliabilitas instrumen, dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut :
43
2 Si k r11 1 2 St k 1
Keterangan : r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan yang valid
Si St
2
2
: Jumlah Varians butir : Varians total7
Rumus Varians yang digunakan adalah:8 σ2 =
(∑ X)2 N N
∑ X2 −
hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai rtabel, Jika r11 > rtabel maka instrumen reliabel tapi jika r11 < rtabel maka instrumen tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes, harga yang didapatkan dari 24 butir soal yang valid yaitu sebesar 0.85 (tinggi).
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah soal tes uraian yang terdiri dari 29 soal, soal yang dijawab benar mendapatkan skor 4, jawaban soal yang mendekati benar mendapat skor 3, jawaban soal yang salah dan tidak mendekati benar mendapat skor 2, jawaban soal yang salah dan tidak tuntas mendapat skor 1, sedangkat soal yang tidak dijawab sama sekali mendapatkan skor 0.
F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan pegujian hipoteis, terlebih dahulu 7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Edisi Revisi, h.171. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Edisi Revisi, h.110.
44
dilakukan uji persyaratan analisis data yang meliputi uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui perbedaan antar dua keadaan atau populasi.
1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji liliefors. Adapun cara untuk mencari Uji Normalitas adalah sebagai berikut: 1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar 2. Tentukan nilai Z i
Xi X S
Dengan: Zi = skor baku Xi = skor data X = nilai rata-rata
S
= simpangan baku
3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi Berdasarkan tabel Zi dan disebut dengan F(Zi) dengan aturan: Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel) 4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…, Zn
yang lebih kecil atau
sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z), maka:
S (Z i )
Banyak nyaZ1 , Z 2 ,...,Z n yang Z i n
5. Hitunglah selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
45
6. Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini kita namakan L0. 7. Memberikan interpretasi, L0 dengan membandingkannya dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors. 8. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat. Apabila L0 < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan uji homogenitas dua varian, di maksud untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen dan kelompok control. Uji homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher, dengan rumus sebagai berikut: 1. Tentukan Hipotesis: 2. Bagi data menjadi dua kelompok 3. Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok 4. Tentuka Fhitung dengan rumus
2
F=
S1 = var ians terbesar 2 S2 var ians terkecil
dengan 𝑆 2 =
𝑛 ∑ 𝑓𝑋 2 − (∑ 𝑓𝑋 )2 𝑛 (𝑛−1)
5. Tentukan taraf nyata yang akan digunakan 6. Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) 7. Tentukan kriteria pengujian: a) Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. b) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
46
2. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan teknik “Metode Fun Teaching” ini berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Langkah-langkah pengujian hipotesis : a. Menentukan uji statistik 1) Jika varian populasi heterogen : Rumus t: t hit
X1 X
2
2
2
S1 S 2 n1 n2 2
db =
( Sn1 + 1
S 2 ( 1 )2 n1 n1− 1
+
S 22 2 ) n2
S 2 ( 2 )2 n2 n2− 1
2) Jika varian populasi homogen : Rumus t:
t hit
X1 X 2 1 1 S gab n1 n2
db = n1 + n2 − 2 Dimana:
S gab
n1 1S12 n2 1S2 2 n1 n2 2
Keterangan : X1
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X2
= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
N1
= Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2
= Jumlah sampel kelompok kontrol
S12
= Varians kelompok eksperimen
47
S22
= Varians kelompok kontrol9
b. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian adalah dengan derajat kebebasan = 0,05. c. Menentukan kriteria pengujian Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan antara thit dan ttabel. d. Pengambilan kesimpulan Jika hasil operasi perhitungan pada poin (c) ternyata : 1. thitung < harga ttabel,, maka terime H0 2. thitung > harga ttabel, maka tolak H0 Apabila data populasi tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka pengujian hipotesis selanjutnya menggunakan analisis statistik non parametrik.
G. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 Ha : 1 2 Keterangan : H0
= Hipotesis nihil
Ha
= Hipotesis alternatif
1
= Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode Fun Teaching
2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional
9
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito), h.238-239
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan selama 8 pertemuan. Materi matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah pokok bahasan bilangan pecahan dan bilangan romawi. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan Metode Fun Teaching, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi pada sampel setelah perlakuan disebabkan oleh perbedaan perlakuanperlakuan dalam proses pembelajaran tersebut. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan metode fun teaching. Pada awal pertemuan penulis terlebih dahulu menyampaikan pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan selama beberapa pertemuan kedepan kepada siswa. Pada pertemuan pertama penulis memulai melaksanakan pembelajaran dengan memperkenalkan diri dan meminta siswa untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing. Selanjutnya, penulis memberikan motivasi dan memberikan games guna menumbuhkan rasa gembira sehingga kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan keadaan gembira dan menyenangkan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Paling tidak siswa akan merasa nyaman dalam proses belajar mengajar tanpa adanya rasa menakutkan dan membosankan, sehingga diharapkan siswa akan lebih berani, aktif dan bertanggungjawab dalam mengikuti kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh. Selama proses pembelajaran, siswa diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Siswa mempelajari LKS secara berkelompok dan kemudian dengan bimbingan penulis siswa turut serta menyelesaikan soal yang diberikan. Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat siswa-siswa yang antusias 48
49
mempelajari LKS untuk menemukan sendiri jawaban yang telah dipelajari, dan mereka mengaku bangga dan puas atas usahanya tersebut. Namun, terdapat juga siswa-siswa yang masih bingung, sehingga tetap pasif dan hanya menunggu penjelasan dari penulis atau temannya yang sudah menemukannya lebih dulu. Terhadap siswa yang demikian, penulis turut membimbingnya dan terus memberinya motivasi. Pada akhir pembelajaran (pertemuan terakhir) diberikan posttest yang digunakan untuk mengetahui kelas mana yang memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang telah disampaikan. Post test yang diberikan berupa soal uraian. Sebelum diujikan kepada sampel, test tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada kelas 5 yang dianggap telah mendapatkan pembelajaran materi-materi yang diujikan. Pada test uji coba soal yang diujikan sebanyak 29 butir soal. Namun, setelah melalui uji instrument yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran, maka diperoleh 5 butir soal yang invalid. Sehingga, soal yang diujikan kepada kelas sampel sebanyak 24 soal yang valid. Dengan proporsi soal yang tingkat kesulitannya “sukar” sebanyak 41 %, soal yang tingkat tingkat kesukarannya “sedang” sebanyak 59 % . 1. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode “Fun Teaching” (Kelas Eksperimen) Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil belajar matematika pada materi bilangan pecahan dab bilangan romawi menggunakan metode fun teaching nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:
50
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen 38 49 60 71 82 93
Nilai 48 59 70 81 92 103 Jumlah
Frekuensi 3 4 6 7 6 2 28
Persentase( %) 10,7 14,2 21,4 25 21,4 7,1 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 7,1 % (sebanyak 2 orang), yaitu yang memperoleh nilai pada interval 93 - 103. Persentase siswa yang memperoleh nilai terendah sebesar 10,7 % (sebanyak 3 orang), yaitu yang memperoleh nilai pada interval 38 - 48. Sedangkan yang paling banyak yaitu persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 71 – 81 sebesar 25 % (sebanyak 7 orang). Distribusi frekuensi hasil posttest kelas eksperimen tersebut dapat digambarkan dalam grafik histogram dan poligon frekuensi berikut:
Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Postest Kelas Eksperimen
51
Dari data table dan polygon distribusi frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata sebanyak 46,3% dan siswa yang memiliki nilaai di atas rata-rata sebanyak 43,7%.
2. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan Metode Konvensional (Kelas Kontrol). Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil belajar matematika pada materi bilangan pecahan dab bilangan romawi menggunakan metode konvensional nilai terendah adalah 38 dan nilai tertinggi adalah 100. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelas konvensional disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
38 -
48
4
16,6
49 -
59
7
29,1
60 -
70
6
25
71 -
81
3
12,5
82 -
92
3
12,5
93 - 103
1
4,1
Jumlah
24
100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 4,1 % (sebanyak
1
orang), yaitu yang memperoleh nilai pada interval 93 - 103. Persentase siswa yang memperoleh nilai terendah sebesar 16,6% (sebanyak 4 orang), yaitu yang memperoleh nilai pada interval 38 - 48. Sedangkan yang paling banyak yaitu
52
persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 49 - 59 sebesar 29,1% (sebanyak 7 orang). Distribusi frekuensi hasil post test kelas kontrol tersebut dapat digambarkan dalam grafik histogram dan poligon frekuensi berikut:
Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Pos test Kelas Kontrol Dari data table dan polygon distribusi frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata sebanyak 41,6% dan siswaa yang memiliki nilai di atas rata-rata sebanyak 58,4%. Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil belajar matematika antara kelas eksperimen (kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode Fun Teaching) dengan kelas kontrol (kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional), dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Statistik Eksperiment
Kontrol
Nilai Terendah
40
38
Nilai Tertinggi
100
100
Nilai yang paling banyak
71 – 81
49 - 59
Nilai yang paling sedikit
93 -103
93 -103
Mean/Rata-rata hitung X
70,89
63,62
Simpangan Baku S
15,97
15,66
Varians S 2
255,28
245,28
Median M e
72,07
70
Modus M o
76
40,25
Tingkat kemiringan S k
- 0,3199
1,49
Keruncingan/Kurtosis 4
1,9786
2,17
Berdasarkan perbandingan data statistik hasil posttest pada materi bilangan pecahan dan bilangan romawi nilai posttest kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan metode fun teaching lebih tinggi daripada hasil posttest yang kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 70,89, dengan simpangan baku sebesar 15,97 dan varians sebesar 255,28. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol hanya sebesar 63,16, dengan simpangan baku sebesar 14,74 dan vaians 217,44. Koefisien tingkat kemiringan kelas eksperimen sebesar -0,3199, artinya sebaran data kelas eksperimen cenderung melandai ke kiri atau lebih banyak berkumpul di daerah nilai tinggi. Nilai kurtosis kelas eksperimen
54
sebesar 1,9786, artinya kurva berbentuk platykurtik (kurva agak datar) sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata. Koefisien tingkat kemiringan kelas kontrol sebesar 1,49 artinya sebaran data kelas kontrol cenderung melandai ke kanan atau lebih banyak berkumpul di daerah nilai rendah. Nilai kurtosis kelas kontrol sebesar 2,17 artinya kurva berbentuk platykurtik (kurva agak datar) sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata Berdasarkan data statistik di atas, diperoleh bahwa kedua kelas sampel memiliki kurva yang cenderung melandai ke kiri atau lebih banyak berkumpul di daerah nilai sedang. Hal ini diduga disebabkan oleh proporsi soal yang tingkat kesukaranya “sedang” mendominasi. Sehingga, banyak siswa yang mampu menyelesaikan soal-soal tersebut dan nilai yang diperoleh pun lebih banyak nilai sedang.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian persyaratan analisis perlu dilakukan sebelum data dianalisis lebih lanjut. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uj Liliefors. Berdasarkan penghitungan uji normalitas data (lihat lampiran penghitungan uji normalitas halaman 146), diperoleh Lhitung Lo untuk kelas eksperimen sebesar - 0,07827 dan pada tabel harga kritis L t untuk n = 28 pada taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 0,161 Karena Lo ≤ Lt (-0,07827 ≤ 0,161) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol, diperoleh Lhitung Lo sebesar - 0,1602 dan pada tabel harga kritis L t untuk n = 24 pada taraf signifikansi 0,05
55
adalah sebesar 0,173. Karena Lo ≤ Lt (- 0,1602 ≤ 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Variabel
Jumlah Taraf Sampel Sign.
Lhitung
Ltabel
Lo
Lt
Nilai Posttest Kel. Eksperimen
28
0,05
0,0132
0,161
Nilai Posttest Kel. Kontrol
24
0,05
0,0354
0,173
Kesimpulan Populasi berdistribusi normal Populasi berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher. Dari hasil penghitungan (lihat lampiran penghitungan uji homogenitas halaman 148) diperoleh nilai varians kelas eksperimen sebesar 275,18 dan varians kelas kontrol sebesar 317,13. Sehingga, didapat Fhitung = 1,15. Untuk taraf signifikansi 0,05 dengan db pembilang = 28 dan db penyebut = 24 , melalui interpolasi diperoleh Ftabel 1,98. Karena Fhitung < Ftable (1,15 < 1,98 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tes akhir kelas kontrol dan eksperimen memiliki varians yang homogen. Hasil penghitungan uji homogenitas tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Varians Kel. Kel. Eksperimen Kontrol 275,18
317,13
Taraf Sign.
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
0,05
1,15
1,98
Kedua varians homogen
56
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Pengujian Hipotesis Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ’ fun teaching” terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji-t. Berdasarkan uji prasyarat yang telah dilakukan, diperoleh dua kelas yang berdistribusi normal dan homogen, maka uji-t yang digunakan adalah:
x1 x 2
t hitung
S gab
1 1 n1 n2
Dari hasil perhitungan (lampiran 25 halaman 150) diperoleh varians total adalah 17,16 dan diperoleh thitung = 1,84 sedangkan hasil interpolasi data berdasarkan tabel distribusi t untuk taraf signifikansi sebesar = 0,05 dan db = 50, diperoleh ttabel = 1,67 (lihat lampiran tabel distribusi t). Dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Uji-t db
thitung
ttabel
Kesimpulan
50
1,84
1,67
H0 ditolak
Karena thitung > ttabel (1,84 > 1,67), maka Ho ditolak atau Ha diterima. Kesimpulan yang diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan nilai tes akhir antara siswa yang diajar dengan metode fun teaching dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. 2. Pembahasan Hasil Pengujian Berdasarkan perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung = 1,84 sedangkan pada taraf signifikan untuk 0,05 dan db = 50 diperoleh ttabel = 1,67; dengan demikian thitung > ttabel. Hal itu
57
menunjukkan bahwa H0 ditolak. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode “Fun Teachng” berbeda dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa, baik yang kelas eksperimen (71,16) dengan siswa kelas kontrol (6,54). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode “Fun Teaching” lebih baik. Hasil penelitian yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu kelas IV-A dengan menggunakan metode “Fun Teaching”. Kemudian pada subbab tertentu, guru memberikan materi pengantar yang kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan LKS oleh siswa secara individu dan berkelompok. Guru tetap memantau dan membantu siswa jika siswa kesulitan atau tidak memahami materi maupun penyelesaian soal dalam LKS, namun hal itu dilakukan hanya jika diperlukan. Setelah selesai mengerjakan dan membahas bersama-sama, guru mulai memimpin jalannya latihan soal. Seluruh siswa kembali duduk dengan diupayakan dapat melihat ke papan tulis tanpa membelakangi papan tulis. Setelah selesai, dilakukan pembahasan bersama setiap individu dan kelompok yang mendapat nilai tertinggi mendapatkan reward sebagai motivasi agar terus berusaha menjadi lebih baik. Dari hasil pengamatan, pada pertemuan awal sampai akhir belajar dan keaktifan siswa semakin meningkat dikarenakan kegiatan belajar mengajar di kelas menggunakan metode “Fun Teaching” yang bersifat suasana belajar menyenangkan sehingga setiap siswa merasa nyaman dan gembira yang dipandu oleh peneliti dengan melakukan games dan ice breaking. Dengan belajar secara fun siswa menjadi lebih rileks, berani mengemukakan pendapatnya, juga menanggapi pendapat orang lain. Siswa juga terlatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain, toleransi sosial,
58
dan saling tenggang rasa. Selain itu siswa juga merasa lebih bertanggung jawab baik secara individu maupun kelompok dan dilibatkan dalam proses pembelajaran. Motivasi siswa pun terus meningkat dan rasa alergi ataupun membosankan terhadap matematika dapat diminimalisir. Hal itu terlihat dari semakin tingginya nilai-nilai yang diperoleh baik dari nilai LKS maupun latihan soal, sikap yang semakin berani untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang mereka pahami dalam materi, dan adanya keinginan untuk terus belajar. Sehingga dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan metode “Fun Teaching” ini dapat melatih dan mendorong siswa agar belajar secara rileks dan dan menyenangkan. Untuk hasil penelitian yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu kelas IV-B dengan menggunakan metode konvensional, pembelajaran yang berlangsung berpusat pada guru sebagai pusat informasi. Dimana guru menerangkan materi, memberikan dan menjelaskan cara penyelesaian dalam contoh soal, memberikan latihan soal yang siswa kerjakan secara individu dan diakhiri dengan pembahasan latihan soal yang dianggap sulit secara bersama-sama. Berdasarkan perlakuan (treatment) berbeda yang diberikan pada kelas eksperimen (IV-A) dan kelas kontrol (IV-B) tersebut, maka diperoleh juga perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematikanya, dimana nilai rata-rata kelas IV-A lebih baik dari nilai rata-rata kelas IV-B. Adanya suasana belajar yang ditemukan di kelas eksperimen pada paparan di atas adalah merupakan kelebihan dari metode “Fun Teaching” terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa. Bagaimanapun
siswa
tetap
memiliki
hak
untuk
belajar
secara
menyenangkan dan tidak adanya tekanan dari guru. Penggunaan metode “Fun Teaching” ternyata juga dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap matematika, yang awalnya mereka menganggap matematika itu sebagai sesuatu yang mengerikan, sulit dimengerti, membosankan, tidak menyenangkan, dan membuat alergi di kalangan sebagian besar siswa,
59
dengan metode “Fun Teaching” anggapan-anggapan tersebut dapat berkurang sedikit demi sedikit.
D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya: 1. Kondisi siswa yang masih merasa kaku selama proses pembelajaran karena belum terbiasa dengan tahap-tahap pembelajaran yang dianggap baru atau lain dari yang biasa dilaksanakan gurunya. 2. Alokasi waktu yang kurang untuk mengkondisikan siswa benar-benar melaksanakan tahap-tahap pembelajaran secara maksimal. 3. Terbatasnya fokus penelitian hanya pada kemampuan kognitif siswa, sedangkan untuk kemampuan lainnya tidak diteliti.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai pengaruh penggunaan metode “Fun Teaching” terhadap hasil belajar matematika siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberi metode “Fun Teaching” secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode konvensional. Metode “Fun Teaching” dalam pembelajaran matematika berpengaruh secara nyata terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat perbedaan dari hasil pengujian yang signifikan.
B. Saran-saran Berdasarkan
kesimpulan
di
atas
dan
pengamatan
kegiatan
pembelajaran yang terjadi selama proses penelitian, penulis ingin memberikan saran dan masukan khususnya kepada dewan guru yaitu sebagai berikut : 1. Agar siswa terlatih dalam menyelesaikan soal latihan berbentuk essay, sebaiknya frekuensi penggunaan metode “Fun Teaching” lebih ditingkatkan dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 2. Penerapan metode “Fun Teaching” harus disesuaikan dengan kebutuhan, khususnya pada materi yang cocok, keadaan, dan situasi siswa sehingga mempunyai nilai lebih dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan suasana belajar menjadi lebih bergairah.
60
3. Mengingat nilai rata-rata hasil belajar matematika dengan metode “Fun Teaching” lebih baik dari nilai rata-rata metode konvensional, maka hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk dapat diterapkan dalam dunia pendidikan.
61
61
DAFTAR PUSTAKA
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996) Aqib, Zainal. Belajar da Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung : Yrama Widya. 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. cet.ke-12. Jakarta : Rineka Cipta. 2002. Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta) Djati Krami, Cormentyna Sitanggang. Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka. 2007. Dr. Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2009) Dr.Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Erman
Suherman,dkk,
Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer,
(Bandung: JICA, 2003) Firdaus, Zuhdi, A, Menjadi Guru Idola, (Yogyakarta: 2010) Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, ter. Dari A Handbook of Educational Tecnology oleh Sudjarwo, (Jakarta: Erlangga, 1998) Gusni Satriawati. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP (ALGORITMA), Ciputat: CeMED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2118693-pengertian-matematika/ http://j3sra3l.wordpress.com/2010/10/11/pengertian-belajar/ http://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/konvensional/ http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF8&sourceid=navclient&gfns=1&q=pengertian+belajar+matematika#q=j urnal+pembelajaran+matematika&hl=en&prmd=ivns&ei=tHtpTd7lI8PP rQex1ezCCw&start=10&sa=N&bav=on.1,or.&fp=18e4c0cc5330c3619 http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html http://www.matematikamenyenangkan.com/tips-belajar-matematika/
62
http://www.p4tkipa.org/data/pakem.pdf http://www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/1-headline/1632guru-perlu-terapkan-smart-teaching-dan-fun-learning.html http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15648&post=1 Hudoyo Herman, Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud. 1998. M. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005) Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007) Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. 1991. R Soejadi. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Ralibi, Imam Maliki. Fun Teaching Kiat Sukses Belajar dan Mengajar yang Menyenangkan. Cikarang: Duha Khasanah. 2008. Salma Dewi, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001) Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), h.2 Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Cet.ke-4. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2003. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. Ke-7. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2001. Sudjana. Metode Statistika. Cet. Ke-6. Bandung : Tarsito. 1996. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005)
63
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2004) Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir, (http://www.ligatama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm) Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Yonny Acep, Begini Menjadi Guru Inspiratif dan Disenangi siswa, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2011)
65
Lapiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-1
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat mengenal pecahan sederhana
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : - menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan - menuliskan letak pecahan pada garis bilangan B. Materi Ajar 1. Pengertian Pecahan 2. Letak pecahan pada garis bilangan.
66
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games D.
Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan sederhana tentang pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
67
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal cerita uraian.
3.
Contoh penilaian
1)
Nilai pecahan roda sepeda Doraemon dari gambar disamping adalah ...
2)
Nilai pecahan yang tepat untuk mengisi titik-titik pada garis bilangan di samping adalah ... 0
1 5
...
3 5
4 5
1
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-2
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Membandingkan dan mengurutkan pecahan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : - membandingkan pecahan berpenyebut sama - mengurutkan pecahan berpenyebut sama
69
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan 2. Perbandingan dan Urutan Pecahan
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games
D.
Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
70
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris. F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian
1)
3 4 .... 7 7
2)
Bila diurutkan dari yang terkecil
Berilah tanda <, > atau =
2 1 4 3 , , , menjadi ..., ...., ...., .... 5 5 5 5
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-3
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Mampu menyederhanakan bentuk pecahan.
Siswa mampu mengubah bilangan pecahan menjadi pecahan desimal.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menyederhanakan bentuk-bentuk pecahan.
Diharapkan siswa dapat merubah bentu-bentuk pecahan.
B. Materi Ajar
Menyederhanakan pecahan
Menyatakan pecahan sebagai operasi pembagian
Mengubah pecahan ke bentuk desimal
72
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games D.
Langkah-langkah Kegiatan 1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
73
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media -
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2. Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian. 3. Contoh penilaian 1. Lengkapi pecahan senilai berikut ini . a.
1/4 = ..../8 = 3/....= ..../16 = 5/....
b.
2/3 = 4/.... = ..../12 = 12/.... = ..../24
2. Tentukan bilangna paling sederhana dari pecahan berikut. a.
4/6
b.
12/15
c.
20/30
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-4
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa dapat menjumlahkan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat memahanmi operasi penjumlahan dan mampu menjumlahkan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar -
Penjumlahan pecahan biasa.
-
Penjumlahan pecahan desimal
75
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games
D.
Langkah-langkah Kegiatan 1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari secara dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
76
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2.
Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian 1. Tentukan hasil penjumlahan pecahan berikut ini: a. 1/3 + 1/3 b. 3/7 + 2/7 c. 5/9 + 3/9
2. Tentukan hasil penjumlahan berikut ini a. 2/7 + 3/5 b. 1/4 + 1/2 c. 2/3 + 2/9
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-5
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa dapat melakukan operasi pengurangan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengetahui sifat operasi pengurangan bilangan pecahan dan mampu menyelesaikan operasi pengurangan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar - Operasi pengurangan pecahan biasa - Operasi pengurangan pecahan desimal.
78
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games D. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Guru
79
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. -
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian Tentukan hasil pengurangan berikut ini a. 2/3 - 1/3 b. 4/5 – 2/5 c. 5/6 – 1/6 d. 0,23 – 0,13
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-6
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa mampu menyelesaikan masalah bilangan pecahan.
Dapat membulatkan bilangan pecahan desimal.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mapu menyelesaikan brntuk-brntuk pecahan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar Menyelesaikan masalah pecahan Membulatkan pecahan desimal.
81
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games D. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru
82
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. E. Sumber dan Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media -
Papan tulis,
-
Spidol,
-
Penggaris,
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian 1. Abid mempunyai seutas tali yang panjangnya 1/4 meter. Marbun juga mempunya seutas tali dengan panjang 2/3 meter. Jika kedua tali tersebut disambung, berapakah panjangnya? 2. Ema diminta tolong ibu untuk membelikan bahan-bahan pembuat kue. Ema membeli 2/5 kg gula dan ¾ kg tepung. Berapa berat gula dan tepung terigu yang dibeli Ema tersebut? 3. Bulatkan hasil operasi hitung pecahan desimal kesatuan terdekat. a. 7,6 + 4,7 b. 5,2 + 9,1 c. 6,8 + 3,9
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-7
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat mengenal dan memahami bilangan romawi
Siswa dapat menulis bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar Mengenal lambang bilangan romawi.
84
C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan arti lambang-lambang bilangan romawi. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi bilangan romawi agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
85
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber dan Alat/Media 1. Sumber Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media -
Papan tulis,
-
Spidol
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian 1. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli a. X b. V c. III 2. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi a. 1 b. 20 c. 30
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE-8
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat melakukan operasi bilangan romawi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
87
B. Materi Ajar Membaca bilangan romawi. Aturan penjumlahan Aturan pengurangan Aturan gabungan. C. Metode Pembelajaran 1. bercerita 2. teka teki 3. demonstrasi 4. bernyanyi 5. tanya jawab 6. latihan 7. games D. Langkah-langkah Kegiatan 4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan,
mengucap
salam,
mengabsen,
ice
breaking
dan
mendemonstrasikan arti lambang-lambang bilangan romawi. 5. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi bilangan romawi agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi
kelompok
tentang
materi
yang
dipelajari
dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
88
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah dipelajari secara dan materi yang belum dipahami. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber dan Alat/Media 3. Sumber Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional. 4. Alat/Media -
Papan tulis,
-
Spidol
F. Penilaian 4. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 5.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
6.
Contoh penilaian 3. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli a. XXI b. XXIX c. LIX d. LIV 4. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi a. 21 b. 100 c. 500
89
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-1
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat mengenal pecahan sederhana
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : - menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan - menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
90
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan 2. Letak pecahan pada garis bilangan
C. Metode Pembelajaran 1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D.
Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang pengertian pecahan
Menerangkan materi pecahan
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
91
E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian
1)
Nilai pecahan dari gambar disamping adalah ...
2)
Nilai pecahan yang tepat untuk mengisi titik-titik pada garis bilangan di samping adalah ... 0
1 5
...
3 5
4 5
1
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-2
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat membandingkan dan mengurutkan pecahan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : - membandingkan pecahan berpenyebut sama - mengurutkan pecahan berpenyebut sama
93
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan 2. Perbandingan dan Urutan Pecahan
C. Metode Pembelajaran 5. demonstrasi 6. ekspositori (menerangkan) 7. tanya jawab 8. latihan
D.
Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 5. Kegiatan Inti (50 Menit)
Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang perbandingan pecahan
Menerangkan materi pecahan
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
94
G. Sumber, Alat/Media 3. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
4. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
H. Penilaian 4. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 5.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
6.
Contoh penilaian
1)
3 4 .... 7 7
2)
Bila diurutkan dari yang terkecil
Berilah tanda <, > atau =
2 1 4 3 , , , menjadi ..., ...., ...., .... 5 5 5 5
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-3
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Mampu menyederhanakan bentuk pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menyederhanakan bentuk-bentuk pecahan.
Diharapkan siswa dapat merubah bentu-bentuk pecahan.
B. Materi Ajar
Menyederhanakan pecahan
Menyatakan pecahan sebagai operasi pembagian
Mengubah pecahan ke bentuk desimal
96
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D.
Langkah-langkah Kegiatan
1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan tentang cara menyederhanakan bentuk pecahan.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
97
E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media -
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2. Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian. 3. Contoh penilaian 1. Lengkapi pecahan senilai berikut ini . a.
1/4 = ..../8 = 3/....= ..../16 = 5/....
b.
2/3 = 4/.... = ..../12 = 12/.... = ..../24
2. Tentukan bilangna paling sederhana dari pecahan berikut. a.
4/6
b.
12/15
c.
20/30
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-4
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
siswa dapat mengetahui operasi penjumlahan bilangan pecahan.
Siswa dapat menjumlahkan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat memahanmi operasi penjumlahan dan mampu menjumlahkan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar -
Penjumlahan pecahan biasa.
-
Penjumlahan pecahan desimal.
99
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D.
Langkah-langkah Kegiatan
1.
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
100
A. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2.
Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
B. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian 1. Tentukan hasil penjumlahan pecahan berikut ini: a. 1/3 + 1/3 b. 3/7 + 2/7 c. 5/9 + 3/9
2. Tentukan hasil penjumlahan berikut ini a. 2/7 + 3/5 b. 1/4 + 1/2 c. 2/3 + 2/9
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-5
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa dapat melakukan operasi pengurangan bilangan pecahan.
Siswa dapat mengetahui operasi pengurangan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengetahui sifat operasi pengurangan bilangan pecahan dan mampu menyelesaikan operasi pengurangan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar - Operasi pengurangan pecahan biasa - Operasi pengurangan pecahan desimal.
102
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi tentang operasi pengurangan bilangan pecahan.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
103
E. Sumber, Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan penggaris.
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian Tentukan hasil pengurangan berikut ini a. 2/3 - 1/3 b. 4/5 – 2/5 c. 5/6 – 1/6 d. 4/9 – 1/6 e. 6/7 – 5/8
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-6
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa mampu menyelesaikan masalah bilangan pecahan.
Dapat memahami soal cerita bilangan pecahan
Mampu mengidentifikasi pertanyaan soal cerita bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mapu menyelesaikan brntuk-brntuk pecahan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar Menyelesaikan masalah pecahan Membulatkan pecahan desimal.
105
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi tentang penyelesaikan masalah bilangan pecahan.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
106
E. Sumber dan Alat/Media 1. Sumber -
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
-
Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media -
Papan tulis,
-
Spidol,
-
Penggaris,
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian 1. Abid mempunyai seutas tali yang panjangnya 1/4 meter. Marbun juga mempunya seutas tali dengan panjang 2/3 meter. Jika kedua tali tersebut disambung, berapakah panjangnya? 2. Ema diminta tolong ibu untuk membelikan bahan-bahan pembuat kue. Ema membeli 2/5 kg gula dan 1/4 kg tepung. Berapa berat gula dan tepung terigu yang dibeli Ema tersebut? 3. Bulatkan hasil operasi hitung pecahan desimal kesatuan terdekat. a. 7,6 + 4,7 b. 5,2 + 9,1 c. 6,8 + 3,9
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-7
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat mengenal dan memahami bilangan romawi
Siswa dapat menulis bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit A.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar Mengenal lambang bilangan romawi.
108
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan arti lambang-lambang bilangan romawi. 2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi tentang arti lambang bilangan romawi.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
109
E. Sumber dan Alat/Media 1. Sumber Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media -
Papan tulis,
-
Spidol
F. Penilaian 1. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 2.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
3.
Contoh penilaian 1. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli a. X b. V c. III 2. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi a. 1 b. 20 c. 30
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN KE-8
Sekolah
: MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV /II
Tahun Pelajaran
: 2010/2011
Pokok Bahasan
: Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat mengenal dan memahami bilangan romawi
Siswa dapat menulis bilangan romawi.
Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit B.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat melakukan operasi bilangan romawi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
111
B. Materi Ajar Membaca bilangan romawi. Aturan penjumlahan Aturan pengurangan Aturan gabungan.
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi 2. ekspositori (menerangkan) 3. tanya jawab 4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan 4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit) Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, dan mendemonstrasikan arti lambang-lambang bilangan romawi. 5. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan cara membaca bilangan romawi.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari
dan
materi
yang
belum
dipahami.
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru
112
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
G. Sumber dan Alat/Media 3. Sumber Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
4. Alat/Media -
Papan tulis,
-
Spidol
H. Penilaian 4. Teknik penilaian Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah tes tertulis. 5.
Bentuk penilaian Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah soal-soal uraian.
6.
Contoh penilaian 3. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli a. XXI b. XXIX c. LIX d. LIV e. CXLIX 4. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi a. 21 b. 105 c. 500
113
Lampiran 3
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Metode “Fun Teaching”
A.
Suasana pembelajaran Gambar 1
Suasana belajar dengan konsentrasi penuh
Gambar 3
Tanya jawab materi bilangan pecahan
Gambar 2
penampilan game kelompok
Gambar 4
kerja kelompok
114
B.
Latihan Soal Gambar 1
Mengerjakan tugas kelompok Gambar 3
Mengerjakan soal dengan antusias
Gambar 2
menjelaskan soal yang tidak dipahami Gambar 4
menyelesaikan latihan dengan fun
115 Lampiran 4
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 1
1. jika seorang badut memiliki kue ulang tahun, kemudian kue itu dipotong-potong menjadi beberapa bilangan yang tidak beraturan urutannya seperti bilangan di bawah ini, maka bantulah badut tersebut untuk mengurutkan bilangan dari yang terkecil. a.
4 2 3 5 , , 1, , 6 6 6 6
b.
11 4 2 9 3 , , , , 5 5 5 5 5
2. Dora sedang berpetualang bersama booth akan tetapi petualangan mereka berhenti pada hutan yang ada jebakannya dan mereka harus memecahkan kode berupa gambar seperti dibawah ini untuk bisa melewatinya,bantulah mereka untuk menentukan bagian pecahan pada gambar berikut
a. Diarsir
=
Tidak diarsir =
b. Diarsir
=
Tidak diarsir =
116 LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 2
1. Setelah Dora dan Booth melewati beberapa rintangan, tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang kepala suku yang sangat menakutkan, kepala suku itu tidak mengijinkan mereka melewati perkampungan suku itu sebelum Dora dan booth dapat membandingkan perbedaan buah-buahan yang anaeh. Apabila buah-buahan itu diganti dengan bilangan pecahan maka buahan itu menjadi bilangan pecahan seperti di bawah ini. Bantulah mereka agar dapat membandingkan pecahan itu. a. b. c.
1 4 1 2 2 5
dan dan dan
1 7 2 3 4
10
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 3
1. Upin kesulitan menyederhanakan bilangan pecahan yang diberikan sama bu guru, bantulah dia. a. b. c.
5 10 8 10 9 15
2. Sementara Ipin mendapatkan kesulitan mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk desimal. a. b. c.
3 5 5 8 3 6
3. 7 + 0,4 + 0,05 + 0,001 =
117 LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 4
1. Pada suatu ketika Spongebob tidak bisa menghitung banyaknya makanan krusty crab yang diperintahkan Mr. Crabs, kemudian Spongebob dapat menuliskan makanan tersebut menjadi bentuk bilangan. Maka bantulah dia untuk menyelesaikannya agar Spongebob dapat penghargaan karyawan teladan dari Mr. Crabs a. b.
3 7 2 7
+ +
1 7 3 7
c. 0,1 + 0,4 d. e.
3
2
10
+
1
4
3
+
10
2
f. 0,89 + 0,001 g.
1 3
+
4 9
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 5
Sementara Spongebob menjumlahkan, Pattrick mendapat giliran mengurangi makanan tersebut. Maka bantulah dia untuk menguranginya a. b.
5 10 7 10
– –
2 5 2 5
c. 0,9 – 0,8 d. 0,81 – 0,23 e. 0,761 – 0,022 f.
6 13
–
2 13
118 LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 6
1. Bulatkan hasil operasi hitung pecahan desimal ke satuan terdekat a. 7,6 + 4,7 b. 5,2 + 9,1 c. 8,7 – 3,4 2. Upin membeli 4/6 meter pita. Kemudian Upin memberikan 1/6 meter pita itu kepada Ipin, agar Ipin membuat hiasan rambut. Berapa meter pita Upin yang tersisa.
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 7
1. Sebelum masuk ke negeri Roma maka kita harus dapat menyesuaikan bahasa negeri tersebut yang bahasanya berbeda dan lambang bilangannya pun berbeda pula, maka ubahlah bilangan di bawah ini kedalam bilangan romawi a. 13 b. 18 c. 22 d. 23 e. 26 f. 27 2. Petualangan Dora telah asmpai ke negara Roma akan tetapi Dora kesulitan dengan bahasa Roma tersebut. Dora menemukan peta yang bertuliskan angka-angka dan dia kesulitan untuk menerjemahkannya, bantulah Dora agar petualangannya dapat menemukan alamat sahabat penanya dengan mengubah bilangan romawi kebilangan biasa a. XII b. XV c. XXVII d. XXIX
119 LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 8
1. Lambang bilangan romawi sebelum XL adalah… 2. 17 dilambangkan dengan bilangan romawi… 3. Isi dengan tanda >, <, atau = XL … XXXV 4. XXII
XL
XLVI
XLI, angka romawi yang mempunyai nilai terbesar
adalah? 5. Angka romawi pertama XV, angka romawi kedua XXXIV. Jumlah kedua angka angka romawi itu jika ditulis dengan angka biasa adalah…
120
Lampiran 5
Jawaban Soal Latihan 1 1.
a. 2/6, 3/6, 4/6, 5/6, 1 b. 2/5, 3/5, 4/5, 9/5, 11/5
2.
a. yang diarsir = 3/4 yang tidak diarsir = 1/4 b. yang diarsir = 1/2 yang tidak diarsir = 12
Jawaban Soal Latihan 2
1. a. 1/4 > 1/7 b. 1/2 < 2/3 c. 2/5 = 4/10 Jawaban Soal Latihan 3
1. a. 1/5 b. 4/5 c. 3/5 2. a. 0,6 b. 0,625 c. 0,5 3. 7,451
121
Jawaban Soal Latihan 4
1. a. 4/7 b. 5/7 c. 0,5 d. 5/10 e. 8/12 f. 0,891 g. 7/9
Jawaban Soal Latihan 5
1. a. 1/10 b. 5/10 c. 0,1 d. 0,58 e. 0,739 f. 4/13
Jawaban Soal Latihan 6
1. a. 13 b. 14 c. 12 2. 3/6
122
Jawaban Soal Latihan 7
1. a. XII b. XVII c. XX d. XXIII e. XXVI f. XXVII 2. a. 12 b. 15 c. 27 d. 29
JawabanSoal Latihan 8
1. XXXIX 2. XVII 3. > 4. XLVI 5. 49
123 Lampiran 6 Tabel L.1 Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Matematika (Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi)
Pokok Bahasan
Aspek Yang di Ukur
Jumlah
Indikator Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Soal
Mengurutkan, menuliskan letak pecahan pada garis bilangan dan
3
1a, 1b, 2a,
6
2b, 7
menyederhanakan pecahan Menjumlahkan, mengurangi bentuk bilangan
6a, 6b,
Pecahan
pecahan dan
9a, 9b, 9c
dan
membulatkan
bilangan
pecahan desimal
Romawi
8a, 8b
7
Menyelesaikan masalah pecahan soal cerita dan membandingkan
10a, 10b, 10c
5
4, 11
6
bilangan pecahan Menerjemahkan bilangan romawi
12a, 12b, 12c, 13a, 13b, 13c Jumlah
14
15a, 15b, 15c
10
29
124 Lampiran 7 Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika ( Pokok Bahasan : Pecahan dan bilangan Romawi ) MI Nurul Hidayah Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu
: 90 menit
Bentuk Tes : Uraian (Essay) Petunjuk
: Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal tersebut dengan benar
1. Urutkan pecahan di bawah dari yang terkecil hingga yang terbesar! a.
2/9, 4/9, 1/9, 3/9, 8/9, 7/9
b.
1/7, 4/7, 6/7, 5/7, 3/7, 2/7
2. Buatlah bentuk sederhana dari pecahan di bawah! a.
20/80
b.
15/40
3. apabila skala garis bilangan sama, maka lengkapilah garis bilangan dibawah ini 0
1/5 … 3/5 4/5 … 6/5 7/5 … 9/5 2 11/5
4. Bapak membeli 1 martabak. Ketika bapak akan memakan martabak tersebut, ibu dan adik pulang. Bapak membagikan 1/5 bagian buat ibu dan 2/5 bagian untuk adik, sisanya dihabiskan oleh bapak. Berapa bagian martabak yang bapak makan? 5. berapa bagian daerah yang diberi warna pada gambar di bawah inilai?
6. Hitung hasil operasi pada pecahan di bawah! a.
1/6 + 1/3
b.
2/4 – 1/8
125 7. Buatlah garis bilangan yang memuat 0, 1/5, 2/5, 3/5, 4/5, 1 8. Bulatkanlah hasil operasi pada pecahan desimal ke satuan terdekat a. 1,2 + 2,5 b. 2,6 – 1,2 9. Hitung hasil operasi pecahan desimal di bawah ini! a. 0,85 - 0,12 = b. 0,24 + 0,48 = c. 1,36 - 0,12 = 10. Berikan tanda “<“, “>”, atau “=” untuk membanding dua bilangan pecahan di bawah! a. 5/10 …. 2/5 b. 2/3 … 4/6 c. 2/4 … 1/3 11. Tika punya seutas tali yang panjangnya 4 m. Dipotong dan diberikan ke adik sepanjang 2/4 m. Berapa meter sisa tali Tika apabila disederhanakan? 12. Ubahlah bilangan desimal di bawah ini kelambang bilangan romawi. a. 57 b. 98 c. 76 13. Ubahlah kelambang bilangan asli dari lambang bilangan romawi dibawah ini a. XXIX b. LIX c. XCVIII 14. A, B, C, D, E, F, O, L, K, M, N, X,S. Yang bukan merupakan bilangan romawi adalah 15. Ubahlah bilangan yang terdapat dalam kalimat di bawah ini ke dalam bilangan romawi. a. Atik berusia 75 tahun b. Hari ini ayah sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke 67 c. Acara perlombaan pembacaan puisi akan diadakan diadakan dengan peserta sebanyak 99 orang.
126 Jawaban instrumen penelitian
1. a. 1/9, 2/9, 3/9, 4/9, 7/9, 8/9 b. 1/7, 2/7, 3/7, 4/7, 5/7, 6/7 2. a. 1/4 b. 3/8 3. 2/5, 1, 8/5 4. Dik : ayah membeli 1 martabak Buat ibu 1/5 Buat adik 2/5 Sisa buat ayah…?= 2/5 5. 2/5 6. a. 1/6 + 1/3 = 1/6 + 2/6 = 3/6 b. 2/4 – 1/8 =4/8 – 1/8 = 5/8 7. 0
1/5
2/5
8. a. 4 b. 1 9. a. b. c. 10. a.
0,85 - 0,12 = 0,73 0,24 + 0,48 = 0,72 0,36 - 0,12 = 0,24 5/10 < 2/5
b. 2/3 = 4/6 c. 2/4 < 1/3 11. 1/2 12. a. LVII b. XCVIII c. LXXVI
3/5
4/5
1
127 13. a. 29 b. 59 c. 98 14. A, B, E, F, O, K, N, S 15. a. XV b. LXVII c. IXC
lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes Uraian S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37
sig.X sig.X^2 sig.XY rtabel rxy Ket
1a 4 2 4 4 0 2 4 4 2 3 3 3 4 2 0 0 2 2 2 2 3 0 2 4 4 4 0 0 2 4 3 4 2 0 1 4 2
1b 4 0 3 4 0 2 2 3 0 0 0 0 4 0 3 3 0 0 0 0 3 0 3 3 3 3 0 3 1 3 1 0 1 1 0 1 3
2a 2 0 4 4 0 2 0 4 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 2 0 4 0 0 1 0 2
2b 2 1 4 2 2 1 0 4 4 2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 4 2 1 2 0 2 1 1
Tabel L.8 3 3 2 4 3 4 0 2 2 2 2 0 0 2 2 1 0 0 1 2 0 3 2 0 3 4 0 0 4 1 0 4 4 0 1 0 0 0
4 4 0 4 4 0 3 4 2 4 0 4 0 4 2 1 4 4 0 0 4 4 3 1 4 4 1 2 0 0 4 1 4 2 1 2 4 0
5 1 0 4 4 0 1 2 0 3 1 2 0 2 2 1 2 1 1 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 4 1 0 0 0 2 0 3
6a 3 2 1 2 3 2 3 2 3 0 2 2 4 2 0 1 3 0 2 1 2 3 3 3 2 0 3 1 0 2 2 0 0 0 3 4 0
6b 4 3 4 2 3 2 3 4 2 0 1 4 4 4 4 0 4 0 4 0 3 3 3 4 0 0 4 0 0 4 3 0 0 0 4 4 0
7 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 0 1 0 0 1 4 4 4 4 0 1 0 2 3 4 2 4 2 3 2 1 0 3 4 2 0
8a 1 1 3 0 1 3 3 0 1 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 4 4 0 2 0 4 2 4 0 0 4 2 0
8b 3 0 2 2 1 2 2 4 2 0 0 2 4 1 0 1 0 1 1 2 0 2 0 1 4 4 0 0 0 4 2 4 0 0 4 0 0
9a 4 4 4 1 2 2 0 4 4 1 2 4 3 3 4 4 3 4 2 2 1 2 4 0 0 2 1 0 1 4 2 1 0 1 2 0 0
9b 4 4 4 2 0 0 0 3 4 1 2 4 2 2 4 4 2 4 1 1 0 1 4 0 0 2 0 0 2 2 2 2 0 1 1 0 0
9c 4 4 1 2 1 2 1 1 4 2 0 0 2 0 4 4 0 4 1 0 1 0 4 2 2 0 0 1 4 0 1 0 1 1 0 0 0
10a 4 4 3 4 0 3 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 2 0 2 0 0 0 2 0 0 4 4 4 3 0 1 1 1 0
10b 0 0 2 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 1 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
88 57 37 46 58 85 42 66 84 90 46 55 78 65 54 50 17 286 169 105 108 172 299 104 174 300 308 144 163 246 199 162 160 27 3820 2485 2030 2209 2533 3803 2038 2770 3616 3758 2256 2727 3370 2813 2116 2383 732 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,521412 0,340303 0,754635 0,637052 0,351469 0,545941 0,580978 0,328008 0,387461 0,334763 0,538587 0,699009 0,430285 0,356792 0,053364 0,494299 0,187585 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid invalid
10c 4 1 3 4 0 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 4 3 0 0 0 0 0 0
11 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 4 0 0 0 0 0 0
12a 2 0 4 4 4 2 4 4 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 1 1 3 0 0 0 2 0 4 0 0 1 0 2
12b 1 0 2 0 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0
12c 0 0 1 0 4 1 4 4 4 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 3 1 0 0 3 0 4 0 0 2 0 2
13a 4 0 1 0 2 0 2 0 4 3 2 4 2 1 2 1 0 0 0 1 0 2 1 0 2 0 2 0 0 2 1 4 2 0 4 0 0
13b 1 0 4 2 0 1 1 0 2 2 4 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 2 1 2 2 0 1 0 0 4 0 4 0 0 0 1 0
13c 2 0 0 0 0 3 2 0 2 3 2 2 2 2 1 3 2 0 2 0 3 2 2 2 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0
14 2 0 4 0 1 2 0 1 3 4 4 0 0 0 0 1 2 1 0 1 1 2 0 0 1 2 1 1 1 1 0 4 0 2 2 0 2
15a 1 0 2 0 1 3 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 2 2 2
15b 1 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 1 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0
48 16 40 49 38 43 46 27 20 36 15 112 33 146 26 122 135 98 99 116 51 38 1900 754 2474 645 1950 2157 1892 1741 2013 1221 967 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,60318 0,351289 0,705283 0,074932 0,478272 0,339997 0,577285 0,136596 0,332688 0,339278 0,391422 valid valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid valid
15c 0 1 2 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 2 1
21 33 798 0,325 -0,0138 invalid
Y Y^2 69 4761 33 1089 82 6724 56 3136 36 1296 50 2500 45 2025 55 3025 65 4225 30 900 31 961 29 841 56 3136 28 784 30 900 31 961 36 1296 26 676 30 900 29 841 29 841 45 2025 31 961 35 1225 41 1681 40 1600 23 529 18 324 19 361 71 5041 42 1764 56 3136 10 100 17 289 43 1849 28 784 22 484 1417 63971
130
Lampiran 9
Langkah-langkah Penghitungan Validitas Test Uraian
Contoh mencari validitas nomor 1:
X
1. Menentukan nilai
= jumlah skor soal nomor 1 = 88
Y
2. Menentukan nilai
= jumlah skor total = 1417
X
3. Menentukan nilai
2
= jumlah kuadrat skor soal nomor 1 = 248
Y
4. Menentukan nilai
2
= jumlah kuadrat skor total = 63971
XY
5. Menentukan nilai
= jumlah hasil kali skor nomor 1 dengan skor total = 3820
6. Menentukan nilai rxy
rxy
n XY X Y
n X
2
X n Y 2 Y 2
2
37 1417 88 1417 37 (248 ) 88 2 37 63971 1417 2
rxy 0,5214
7. Mencari nilai rtabel Dengan dk n 2 37 2 35 dan taraf siginifikansi sebesar 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,325. 8. Setelah diperoleh nilai rxy 0,5214 , lalu dikonsultasikan dengan nilai = 0,325. Karena rxy rtabel
0,5214
rtabel
0,325 , maka soal nomor 1 valid.
9. Untuk nomor 2 dan seterusnya, penghitungan validitasnya sama dengan penghitungan validitas soal nomor 1.
lampiran 10 RELIABITILITAS S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37
1a 4 2 4 4 0 2 4 4 2 3 3 3 4 2 0 0 2 2 2 2 3 0 2 4 4 4 0 0 2 4 3 4 2 0 1 4 2
∑X 88 ∑X^2 286 var butir 2,07304602 ∑var butir 45,8246896 var tot 238,585829 r11 0,85045
1b 4 0 3 4 0 2 2 3 0 0 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 3 0 3 3 3 3 0 3 1 3 1 0 1 1 0 1 3 54 160 2,194302
Tabel L.10 2a 2 0 4 4 0 2 0 4 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 2 0 4 0 0 1 0 2
2b 2 1 4 2 2 1 0 4 4 2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 4 2 1 2 0 2 1 1
3 3 2 4 3 4 0 2 2 2 2 0 0 2 2 1 0 0 1 2 0 3 2 0 3 4 0 0 4 1 0 4 4 0 1 0 0 0
37 46 58 105 108 172 1,837838 1,3732652 2,19138057
4 4 0 4 4 0 3 4 2 4 0 4 0 4 2 1 4 4 0 0 4 4 3 1 4 4 1 2 0 0 4 1 4 2 1 2 4 0 85 299 2,803506
5 1 0 4 4 0 1 2 0 3 1 2 0 2 2 1 2 1 1 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 4 1 0 0 0 2 0 3
6a 3 2 1 2 3 2 3 2 3 0 2 2 4 2 0 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 0 3 2 0 0 2 0 0 0 3 4 0
6b 4 3 4 2 3 2 3 4 2 0 1 4 4 4 4 0 4 0 4 0 3 3 3 4 0 0 4 0 0 4 3 0 4 0 4 0 0
7 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 0 1 0 0 1 4 4 4 4 0 1 0 2 3 4 2 4 2 3 2 1 0 3 4 2 0
42 70 84 90 104 188 300 308 1,522279 1,5018262 2,953981 2,4075968
8a 1 1 3 0 1 3 3 0 1 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 4 4 0 2 0 4 2 4 0 0 4 2 0 46 144 2,346238
8b 3 0 2 2 1 2 2 4 2 0 0 2 4 1 0 1 0 1 1 2 0 2 0 1 4 4 0 0 0 4 2 4 0 0 4 0 0
9a 4 4 4 1 2 2 0 4 4 1 2 4 3 3 4 4 3 4 2 2 1 2 4 0 0 2 1 0 4 4 2 1 0 1 2 0 0
9b 4 4 4 2 2 2 0 3 4 1 2 4 2 2 4 4 2 0 1 1 0 1 4 0 0 2 0 0 2 2 2 2 0 1 1 0 0
55 81 65 163 261 191 2,1957633 2,261505 2,0759679
10a 4 4 3 4 0 3 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 4 4 3 0 1 1 1 0
10c 4 1 3 4 0 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 4 3 0 0 0 0 0 0
46 36 144 112 2,3462381 2,0803506
11 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 4 0 0 0 0 0 0
12a 2 0 4 4 4 2 4 4 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 1 1 3 0 0 0 2 0 4 0 0 1 0 2
15 48 33 146 0,727538 2,2629657
12c 0 0 1 0 4 1 4 4 4 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 3 1 0 0 3 0 4 0 0 2 0 2 40 122 2,128561
13a 4 0 1 0 2 0 2 0 4 3 2 2 2 4 2 1 0 0 0 1 0 2 1 0 2 0 2 0 0 2 1 1 4 0 3 0 0
13b 1 0 4 2 0 1 1 0 2 2 4 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 2 1 2 2 0 1 0 0 4 0 4 0 0 0 1 0
14 2 0 4 0 1 2 0 1 3 4 4 0 0 0 0 1 2 1 0 1 1 2 0 0 1 2 1 1 1 1 0 4 0 2 2 0 2
48 38 46 128 98 116 1,7764792 1,59386413 1,58948137
15a 1 0 2 0 1 3 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 2 2 2 27 51 0,8458729
15b 1 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 1 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 20 38 0,734843
Y 62 28 75 52 36 43 42 52 59 24 29 25 46 28 22 26 33 21 24 28 23 41 24 29 37 37 22 16 14 69 40 50 15 11 41 22 19 1265
Y^2 3844 784 5625 2704 1296 1849 1764 2704 3481 576 841 625 2116 784 484 676 1089 441 576 784 529 1681 576 841 1369 1369 484 256 196 4761 1600 2500 225 121 1681 484 361 52077
133
Lampiran 11 Langkah-langkah Penghitungan Reliabilitas Test Uraian
1. Menentukan nilai varians skor tiap-tiap soal Misal, untuk mencari varians nomor 1:
i2
X i 2 2 X i N N
12 1
2
2 88 286
37
37 2,073046
2. Menentukan nilai jumlah varians semua soal
. 2
i
Berdasarkan tabel penghitungan reliabilitas test uraian di atas, diperoleh:
2 i
45,82468955
3. Menentukan nilai varians total t
2
t2 t2
Y 2 Y N N
12652 52077 44 37 238,5858291
4. Menentukan n = banyaknya soal, yaitu 25 soal 2 n i 5. Menentukan nilai r11 1 t2 n 1
24 45,82468955 r11 1 24 1 238,5858291 r11 0.85045 6. Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai r11 0.85045 berada di antara interval nilai 0,80 – 1,00, maka test uraian tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi .
lampiran 12 TINGKAT KESUKARAN S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37 B JS IK KET
1a 4 2 4 4 0 2 4 4 2 3 3 3 4 2 0 0 2 2 2 2 3 0 2 4 4 4 0 0 2 4 3 4 2 0 1 4 2
1b 4 0 3 4 0 2 2 3 0 0 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 3 0 3 3 3 3 0 3 1 3 1 0 1 1 0 1 3
88 54 148 148 0,5945946 0,3648649 sedang sedang
Tabel L12
2a 2 0 4 4 0 2 0 4 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 2 0 4 0 0 1 0 2
2b 2 1 4 2 2 1 0 4 4 2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 4 2 1 2 0 2 1 1
3 3 2 4 3 4 0 2 2 2 2 0 0 2 2 1 0 0 1 2 0 3 2 0 3 4 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 0 0
4 4 0 4 4 0 3 4 2 4 0 4 0 4 2 1 4 4 0 0 4 4 3 1 4 4 1 2 0 0 4 1 4 2 1 2 4 0
37 148 0,25 sukar
46 148 0,310811 sedang
50 148 0,3378378 sedang
85 148 0,5743243 sedang
5 1 0 4 4 0 1 2 0 3 1 2 0 2 2 1 2 1 1 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 3
6a 3 2 1 2 3 2 3 2 3 0 2 2 4 2 0 2 3 0 2 2 2 3 3 3 2 0 3 2 0 4 2 0 0 0 3 4 0
6b 4 3 4 2 3 2 3 4 2 0 1 4 4 4 4 0 4 0 4 0 3 3 3 4 0 0 4 0 0 4 3 0 0 0 4 0 0
7 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 0 1 0 0 1 4 4 4 4 0 1 0 2 3 4 2 4 2 3 2 1 0 3 4 2 0
8a 1 1 3 0 1 3 3 0 1 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 4 4 0 2 0 4 2 4 0 0 4 2 0
8b 3 0 2 2 1 2 2 4 2 0 0 2 4 1 0 1 0 1 1 2 0 2 0 1 4 4 0 0 0 4 2 4 0 0 4 0 0
9a 4 4 4 1 2 2 0 4 4 1 2 4 3 3 4 4 3 4 2 2 1 2 4 0 0 2 1 0 4 4 2 1 0 1 2 0 0
9b 4 4 4 2 2 2 0 3 4 1 2 4 2 2 4 4 2 4 1 1 0 1 4 0 0 2 0 0 2 2 2 2 0 1 1 0 0
9c 4 4 1 2 1 2 1 1 4 2 0 0 2 0 4 4 0 4 1 0 1 0 4 2 2 0 0 1 4 0 1 0 1 1 0 0 0
10a 4 4 3 4 0 3 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 4 4 3 0 1 1 1 0
10b 0 0 2 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 1 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
10c 4 1 3 4 0 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 0 3 0 0 4 3 0 0 0 0 0 0
38 71 80 90 46 55 81 69 54 46 17 36 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 0,2567568 0,4797297 0,540541 0,6081081 0,3108108 0,371622 0,547297 0,466216 0,364865 0,310811 0,11486 0,2432432 sukar sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar sukar
11 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 4 0 0 0 0 0 0
12a 2 0 4 4 4 2 4 4 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 1 1 3 0 0 0 2 0 4 0 0 1 0 2
15 48 148 148 0,1013514 0,324324 sukar sedang
12b 1 0 2 0 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 40 148 0,27027 sukar
12c 0 0 1 0 4 1 4 4 4 0 0 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 2 0 0 0 3 1 0 0 3 0 4 0 0 2 0 2
13a 4 0 1 0 2 0 2 0 4 3 2 2 2 4 2 1 0 0 0 1 0 2 1 0 2 0 2 0 0 2 1 1 4 0 3 0 0
13b 1 0 4 2 0 1 1 0 2 2 4 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 2 1 2 2 0 1 0 0 4 0 4 0 0 0 1 0
13c 2 0 0 0 0 3 2 0 2 3 2 2 2 2 1 3 2 0 2 0 3 2 2 2 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0
14 2 0 4 0 1 2 0 1 3 4 4 0 0 0 0 1 2 1 0 1 1 2 0 0 1 2 1 1 1 1 0 4 0 2 2 0 2
15a 1 0 2 0 1 3 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 2 2 2
15b 1 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 1 0 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0
40 48 38 43 46 27 20 148 148 148 148 148 148 148 0,2702703 0,3243243 0,2567568 0,290541 0,3108108 0,1824324 0,135135 sukar sedang sukar sukar sedang sukar sukar
15c 0 1 2 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 2 1 21 148 0,141892 sukar
Y 69 33 82 56 38 52 45 55 65 30 31 27 52 31 30 33 36 26 30 30 29 45 31 35 41 40 23 19 18 69 38 49 12 17 42 24 22
136
Lampiran 13
Langkah-langkah Penghitungan Tingkat Kesukaran Test Uraian
1. Menentukan nilai B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar 2. Menentukan JS = Jumlah skor maksimum untuk soal tersebut Misal, untuk soal nomor 1, penghitungan tingkat kesukaran sebagai berikut: B = 88,
JS = 148
3. Menentukan IK = Indeks/tingkat kesukaran B JS 88 IK 148 IK 0,595 IK
4. Berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran, nilai IK = 0,595 berada di antara interval nilai 0,00 – 0,30, maka soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran sedang. 5. Untuk nomor 2 dan seterusnya, penghitungan tingkat kesukarannya sama dengan penghitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.
lampiran 14 Daya Pembeda
Tabel L.14
S3 S30 S1 S9 S4 S8 S32 S6 S13 S22 S7 S31 S35 S25 S5 S17 S26 S24 BA JA
1a 4 4 4 2 4 4 4 2 4 0 4 3 1 4 0 2 4 4 54 72
1b 3 3 4 0 4 3 0 2 0 0 2 1 0 3 0 0 3 3 31
2a 4 2 2 3 4 4 4 2 2 2 0 0 1 1 0 1 0 1 33
2b 4 4 2 4 2 4 1 1 1 1 0 2 2 0 2 0 0 1 31
3 4 0 3 2 3 2 4 0 2 2 2 4 0 4 4 0 0 3 39
4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 1 2 4 0 4 1 4 56
5 4 4 1 3 4 0 0 1 2 2 2 1 2 0 0 1 1 0 28
6a 1 0 3 3 2 2 0 2 4 3 3 2 3 2 3 3 0 3 39
6b 4 4 4 2 2 4 0 2 4 3 3 3 4 0 3 4 0 4 50
7 4 3 4 4 4 4 1 2 1 1 3 2 4 3 4 4 0 2 50
8a 3 4 1 1 0 0 4 3 4 2 3 2 4 4 1 0 4 0 40
8b 2 4 3 2 2 4 4 2 4 2 2 2 4 4 1 0 4 1 47
9a 4 4 4 4 1 4 1 2 3 2 0 2 2 0 2 3 2 0 40
9b 4 2 4 4 2 3 2 2 2 1 0 2 1 0 2 2 2 0 35
9c 1 0 4 4 2 1 0 2 2 0 1 1 0 2 1 0 0 2 23
10a 3 4 4 3 4 0 3 3 0 2 0 4 1 0 0 0 2 0 33
10b 2 0 0 0 1 0 0 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 10
10c 3 4 4 0 4 3 0 3 0 2 3 3 0 0 0 2 0 0 31
S16 S2 S11 S14 S12 S23 S20 S15 S21 S10 S18 S36 S27 S37 S28 S29 S34 S33 BB JB
0 2 3 2 3 2 2 0 3 3 2 4 0 2 0 2 0 2 32 72
4 0 0 0 0 3 0 3 3 0 0 1 0 3 3 1 1 1 23
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 4
0 1 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 1 0 2 15
0 2 0 2 0 0 0 1 3 2 1 0 0 0 4 1 1 0 17
4 0 4 2 0 1 4 1 4 0 0 4 2 0 0 0 1 2 29
2 0 2 2 0 1 1 1 0 1 1 0 0 3 0 0 0 0 14
2 2 2 2 2 3 2 0 2 0 0 4 3 0 2 0 0 0 26
0 3 1 4 4 3 0 4 3 0 0 0 4 0 0 0 0 0 26
1 4 2 0 0 0 4 0 0 4 4 2 2 0 4 2 3 0 32
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 6
1 0 0 1 2 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
4 4 2 3 4 4 2 4 1 1 4 0 1 0 0 4 1 0 39
4 4 2 2 4 4 1 4 0 1 4 0 0 0 0 2 1 0 33
4 4 0 0 0 4 0 4 1 2 4 0 0 0 1 4 1 1 30
0 4 0 0 2 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 10
0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 5
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 4
DP Ket
0,30556
0,11111
cukup
jelek
0,40278 baik
0,22222
0,30556
0,37500
0,19444
0,18056
0,33333
0,25000
0,47222
cukup
cukup
cukup
jelek
jelek
cukup
cukup
baik
0,55556 baik
0,01389
0,02778
jelek
jelek
-0,09722 amat jelek
0,31944
0,06944
0,37500
cukup
jelek
cukup
11 2 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 4 0 1 0 0 1 0 12
12a 4 2 2 3 4 4 4 2 2 2 4 0 1 1 4 1 3 1 44
12b 2 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 9
12c 1 3 0 4 0 4 4 1 2 2 4 0 2 0 4 2 3 0 36
13a 1 2 4 4 0 0 1 0 2 2 2 1 3 2 2 0 0 0 26
13b 4 4 1 2 2 0 4 1 1 2 1 0 0 2 0 0 0 2 26
13c 0 0 2 2 0 0 3 3 2 2 2 0 1 0 0 2 2 2 23
14 4 1 2 3 0 1 4 2 0 2 0 0 2 1 1 2 2 0 27
15a 2 3 1 2 0 0 0 3 0 0 0 0 2 1 1 0 1 0 16
15b 2 2 1 0 0 0 1 2 0 3 0 1 0 0 2 2 0 0 16
15c 2 0 0 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8
Y 82 69 69 65 56 55 53 52 52 45 45 42 42 41 38 36 36 35 913
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 0 2 0 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 3
1 0 2 4 2 1 1 2 0 3 0 0 2 0 0 0 0 4 22
1 0 4 0 0 1 0 0 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 12
3 0 2 2 2 2 0 1 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 18
1 0 4 0 4 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 2 0 19
0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 2 2 1 2 0 0 0 0 10
0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 2 1 1 0 0 3 0 13
33 33 31 31 31 31 30 30 29 26 26 24 23 22 19 18 17 12 466
0,12500 jelek
0,55556 baik
0,04167 jelek
0,45833 baik
0,05556
0,19444
0,06944
0,11111
0,08333
0,16667
jelek
jelek
jelek
jelek
jelek
jelek
-0,06944 amat jelek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
139
Lampiran 15
Langkah-langkah Penghitungan Daya Pembeda Test Uraian
1. Menentukan nilai BA = jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar 2. Menentukan nilai BB = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar 3. Menentukan nilai JA = Jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya 4. Menentukan nilai JB = jumlah skor maksimum kelompok bawah yang seharusnya Misal, untuk soal nomor 1, penghitungan daya pembedanya sebagai berikut: BA = 55,
BB = 31,
JA = 72,
JB = 72
5. Menentukan DP = Daya Pembeda BA BB JA JB 55 31 DP 72 72 DP 0.33333 DP
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0.33333 6. berada di antara interval nilai 0,00 – 0,20, maka soal nomor 1 memiliki tingkat daya pembeda Cukup. 7. Untuk nomor 2 dan seterusnya, penghitungan daya pembedanya sama dengan penghitungan daya pembeda soal nomor 1.
140 Lampiran 16 Tabel L.16 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Matematika (Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi)
Pokok Bahasan
Aspek Yang di Ukur
Jumlah
Indikator Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Soal
Mengurutkan, menuliskan letak pecahan pada garis bilangan dan
3
1a, 1b, 2a,
6
2b, 7
menyederhanakan pecahan Menjumlahkan, mengurangi Pecahan dan bilangan Romawi
bentuk bilangan
6a, 6b,
pecahan dan
9a, 9b
8a, 8b
6
membulatkan pecahan desimal Menyelesaikan masalah pecahan soal cerita dan
10a, 10b
5
4, 11
5
14
15a, 15b
7
membandingkan bilangan pecahan Menerjemahkan
12a, 12b,
bilangan romawi
13a, 13b Jumlah
24
141 Lampiran 17 Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ( Pokok Bahasan : Pecahan dan bilangan Romawi ) MI Nurul Hidayah Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu
: 90 menit
Bentuk Tes : Uraian (Essay) Petunjuk
: Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal tersebut dengan benar
1. Urutkan pecahan di bawah dari yang terkecil hingga yang terbesar! a.
2/9, 4/9, 1/9, 3/9, 8/9, 7/9
b.
1/7, 4/7, 6/7, 5/7, 3/7, 2/7
2. Buatlah bentuk sederhana dari pecahan di bawah! a.
20/80
b.
15/40
3. apabila skala garis bilangan sama, maka lengkapilah garis bilangan dibawah ini 0
1/5 … 3/5 4/5 … 6/5 7/5 … 9/5 2 11/5
4. Bapak membeli 1 martabak. Ketika bapak akan memakan martabak tersebut, ibu dan adik pulang. Bapak membagikan 1/5 bagian buat ibu dan 2/5 bagian untuk adik, sisanya dihabiskan oleh bapak. Berapa bagian martabak yang bapak makan? 5. berapa bagian daerah yang diberi warna pada gambar di bawah inilai?
6. Hitung hasil operasi pada pecahan di bawah! a.
1/6 + 1/3
b.
2/4 – 1/8
142 7. Buatlah garis bilangan yang memuat 0, 1/5, 2/5, 3/5, 4/5, 1 8. Bulatkanlah hasil operasi pada pecahan desimal ke satuan terdekat a. 1,2 + 2,5 b. 2,6 – 1,2 9. Hitung hasil operasi pecahan desimal di bawah ini! a. 0,85 - 0,12 = b. 0,24 + 0,48 = 10. Berikan tanda “<“, “>”, atau “=” untuk membanding dua bilangan pecahan di bawah! a. 5/10…..2/5 b. 2/3……4/6 11. Tika punya seutas tali yang panjangnya 4 m. Dipotong dan diberikan ke adik sepanjang 2/4 m. Berapa meter sisa tali Tika? 12. Ubahlah bilangan desimal di bawah ini kelambang bilangan romawi. a. 57 b. 76 13. Ubahlah kelambang bilangan asli dari lambang bilangan romawi dibawah ini a. XXIX b. LIX 14. A, B, C, D, E, F, O, L, K, M, N, X,S. Yang bukan merupakan bilangan romawi adalah 15. Ubahlah bilangan yang terdapat dalam kalimat di bawah ini ke dalam bilangan romawi. a. Atik berusia 25 tahun b. Hari ini ayah sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke 67
143 Jawaban instrumen penelitian
1.
a. 1/9, 2/9, 3/9, 4/9, 7/9, 8/9 b.1/7, 2/7, 3/7, 4/7, 5/7, 6/7
2.
a. 1/4 b.3/8
3.
2/5, 1, 8/5
4.
Dik : ayah membeli 1 martabak Buat ibu 1/5 Buat adik 2/5 Sisa buat ayah…?= 2/5
5.
2/5
6.
a. 1/6 + 1/3 = 1/6 + 2/6 = 3/6 b. 2/4 – 1/8 =4/8 – 1/8 = 5/8
7. 0 8.
1/5
2/5
a. 4 b. 1
9.
a. 0,85 - 0,12 = 0,73 b. 0,24 + 0,48 = 0,72
10. a. 5/10 < 2/5 b. 2/3 = 4/6 11.
1/2
12.
a. LVII b. LXXVI
13.
a. 29 b. 59
14.
A, B, E, F, O, K, N, S
15. a. XV b. LXVII
3/5
4/5
1
144
Lampiran 18 Tabel L.18 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen NO
Siswa
Jawab benar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28
24 28 28 30 30 35 35 36 36 38 38 41 41 44 44 44 47 47 48 48 50 50 50 55 55 55 60 60
Nilai 40 47 47 50 50 58 58 60 60 63 63 68 68 73 73 73 78 78 80 80 83 83 83 92 92 92 100 100
145
Lampiran 19 Tabel L.19 Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Siswa K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24
Jawab benar 23 23 24 24 30 30 30 30 32 32 32 32 32 32 40 40 41 41 44 44 54 54 54 60
Nilai 38 38 40 40 50 50 50 50 53 53 53 53 65 65 67 67 68 68 73 73 90 90 90 100
146
Lampiran 20 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen 1. Distribusi Frekuensi a) Nilai tes hasil belajar matematika dari 28 orang siswa kelas eksperimen 40 47 47 50 50 58 58 60 60 63 63 68 68 73 73 73 78 78 80 80 83 83 83 92 92 92 100 100 b) Nilai tertinggi (Highest Score) dan nila terendah (Lower Score) H = 100 L = 40 c) Jangkauan ( R ) R=H–L = 100 – 40 = 60 d) Banyak Kelas Interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 28 = 1 + 4,775 = 5,775 ≈ 6 e) Panjang Interval kelas 𝑅 P = 𝐾 60 = 5,775 = 10,38 ≈11 Tabel L.20 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen Interval 38 - 48 49 - 59 60 - 70 71 - 81 82 - 92 93 - 103 Jumlah
BB BA 37.5 48.5 48.5 59.5 59.5 70.5 70.5 81.5 81.5 92.5 92.5 103.5
xi 43 54 65 76 87 98
xi2 1,849.00 2,916.00 4,225.00 5,776.00 7,569.00 9,604.00 31,939.00
fi 3 4 6 7 6 2 28
fk 3 7 13 20 26 28
fi.xi fi.xi2 129 5547 216 11664 390 25350 532 40432 522 45414 196 19208 1985 147615
xi-x -26.62 -15.62 -4.62 6.38 17.38 28.38
(xi – x)4
fi(xi – x ̅)4
502149 1506446 59528.4 238114 455.583 2733.5 1656.85 11597.9 91242.9 547457 648708 1297417 3603765
147
2. Mean (X) (X) = =
𝑓𝑖 .𝑥𝑖 𝑁 1985 28
= 70,89 3. Median (Md) Md
= bi +
1 𝑁−𝐹 2
𝑃
𝑓𝑖 14−13 11
bi
= Batas kelas bawah median
N
= Banyak siswa
P
= Panjang kelas
7 11
F
= jumlah frekuensi sebelum
7 = 70,5 + 1,57 = 72,07
f1
= 70,5 + = 70,5 + = 70,5 +
7 1 11
kelas median
4. Modus (Mo) Mo
Ket :
Ket :
𝑓𝑎 𝑃
= bi +
= frekuensi kelas median
𝑓𝑎 +𝑓𝑏 1 11 = 70,5 + 1+1 11 = 70,5 + 2 = 70,5 + 5,5 = 76
bi
= Batas kelas bawah modus
P
= Panjang kelas
fa
= Jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi kelas sebelumnya
fb
= Jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi kelas sesudahnya
2
5. Variansi (SD ) 𝑛 SD2 = = = =
𝑓𝑖 .𝑥𝑖 2 −( 𝑓𝑖 .𝑥𝑖 )2 𝑁(𝑁−1)
28 147615 −1985 2 28(28−1) 4133220 −3940225 192995
756 = 255,28
756
148
6. Simpangan baku SD
= 𝑆𝐷2 = 255,28 = 15,97
7. Kemiringan (Skewness) Kemiringan = =
𝑥̅−𝑀𝑜
𝑆𝐷 70,89 −76
15,97 = - 0,3199
Karena kemiringan negative dan dekat kepada nol maka modelnya miring ke kiri. 8. Ketajaman (Kurtosis) 4 1 𝑓 𝑥𝑖 − 𝑥̅ 𝑎=𝑛 𝑠4 1 3603765 = 28 65045,86 128705,89 = 65045,86 = 1,9786 Karena nilai kortisisius kurang dari 3, maka kurvanya datar atau platikurtik.
149
Lampiran 21 Perhitungan Distribusi Kelas Kontrol 1. Distribusi Frekuensi a) Nilai tes hasil belajar matematika dari 24 orang siswa kelas eksperimen 38 38 40 40 50 50 50 50 50 53 53 65 65 67 67 68 68 73 73 73 90 90 90 100 b) Nilai tertinggi (Highest Score) dan nila terendah (Lower Score) H = 100 L = 38 c) Jangkauan ( R ) R=H–L = 100 – 38 = 62 d) Banyak Kelas Interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 24 = 1 + 4,554 = 5,554 ≈ 6 e) Panjang Interval kelas 𝑅 P = 𝐾 62 = 5,554 = 11,16 Tabel L.21 Perhitungan Distribusi Kelas Kontrol Interval 38 - 48 49 - 59 60 - 70 71 - 81 82 - 92 93 - 103 Jumlah
BB BA 37.5 48.5 48.5 59.5 59.5 70.5 70.5 81.5 81.5 92.5 92.5 103.5
xi 43 54 65 76 87 98
xi2 fi 1,849.00 4 2,916.00 7 4,225.00 6 5,776.00 3 7,569.00 3 9,604.00 1 31,939.00 24
fk 4 11 17 20 23 24
fi.xi fi.xi2 172 7396 378 20412 390 25350 228 17328 261 22707 98 9604 1527 102797
xi-x -20.63 -9.625 1.375 12.38 23.38 34.38
(xi – x)4
fi(xi – x)4
180957 723829 8582.29 60076 3.57446 21.4468 23452.1 70356.2 298543 895628 1396275 1396275 3146185
150
2. Mean (X) (X) = =
𝑓𝑖 .𝑥𝑖 𝑁 1527 24
= 63,62 3. Median (Md) Md
= bi +
1 𝑁−𝐹 2
= 59,5 + = 59,5 + = 59,5 +
𝑃
𝑓𝑖 12−4 11 6 8 11 6 (88)
6 = 59,5 + (14,6) = 74,1
4. Modus (Mo) Mo
= bi +
𝑓𝑎 𝑃
𝑓𝑎 +𝑓𝑏 −1 11 = 59,5 + −1+3 −11 = 59,5 + 2 = 59,5 – 5,5 = 54
Ket : bi
= Batas kelas bawah median
N
= Banyak siswa
P
= Panjang kelas
F
= jumlah frekuensi sebelum kelas median
f1
= frekuensi kelas median
Ket : bi
= Batas kelas bawah modus
P
= Panjang kelas
fa
= Jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi kelas sebelumnya
fb
= Jumlah frekuensi kelas modus dikurangi jumlah frekuensi kelas sesudahnya
151
5. Variansi (SD2) 𝑛 SD2 = = = =
𝑓𝑖 .𝑥𝑖 2 −( 𝑓𝑖 .𝑥𝑖 )2 𝑁(𝑁−1)
24 102797 −1527 2 24(24−1) 2467128 −2331729 135399
552
552 = 245,28
6. Simpangan baku SD
= 𝑆𝐷2 = 245,28 = 15,66
7. Kemiringan (Skewness) Kemiringan = =
𝑥̅ −𝑀𝑜 𝑆𝐷 63,62−54
15,66 = 0,614
Karena kemiringan positive maka modelnya miring ke kanan. 8. Ketajaman (Kurtosis) 4 1 𝑓 𝑥𝑖 − 𝑥̅ 𝑎=𝑛 𝑠4 1 3146185 24 = 60140,49 131091,04 = 60140,49 = 2,17 Karena nilai kortisisius kurang dari 3, maka kurvanya datar atau platikurkurtik.
152
Lampiran 22 Tabel L.22 Uji normalitas kelas eksperimen
xi
fi
fk
fi.xi
xi2
fi.xi2
z
zt
f(z)
s(z)
f(z)-s(z)
|f(z)s(z)|
40 47 50 58 60 63 68 73 78 80 83 92 100
1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2
1 3 5 7 9 11 13 16 18 20 23 26 28
40 93 100 117 120 127 136 220 157 160 250 275 200
1600 2178 2500 3403 3600 4011 4624 5378 6136 6400 6944 8403 10000
1600 4356 5000 6806 7200 8022 9248 16133 12272 12800 20833 25208 20000
-1.8836 -1.4815 -1.2805 -0.7778 -0.6773 -0.4763 -0.1948 0.12686 0.42843 0.52895 0.73 1.23261 1.73522
0.4699 0.4306 0.3997 0.2794 0.2486 0.1808 0.0753 0.0478 0.1628 0.1985 0.2673 0.3907 0.4582
0.0301 0.0694 0.1003 0.2206 0.2514 0.3192 0.4247 0.5478 0.6628 0.6985 0.7673 0.8907 0.9582
0.035714 0.107143 0.178571 0.25 0.321429 0.392857 0.464286 0.571429 0.642857 0.714286 0.821429 0.928571 1
-0.00561 -0.03774 -0.07827 -0.0294 -0.07003 -0.07366 -0.03959 -0.02363 0.019943 -0.01579 -0.05413 -0.03787 -0.0418
0.005614 0.037743 0.078271 0.0294 0.070029 0.073657 0.039586 0.023629 0.019943 0.015786 0.054129 0.037871 0.0418
__
X X Z= i S
=
50 71,23 16 ,58
= -1,2804 Zt = 0.3997 (lihat tabel Z) F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 – Z tabel Jika Zi > 0 maka: 0,5 + Z tabel S(Z) =
fk 2 = n 28
= 0,07 Lo = │f(z) – S(z)│= 0,07827 Lt = 0,161 (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 28 dan α = 0,05) Karena Lo ≤ Lt (0,07827≤ 0,161) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas eksperimen berdistribusi normal.
153
Lampiran 23 Tabel L.23 Uji normalitas kelas control xi
fi
fk
fi.xi
xi2
fi.xi2
z
zt
f(z)
38 40 50 53 65 67 68 73 90 100
2 2 5 2 2 2 2 3 3 1
2 4 9 11 13 15 17 20 23 24
76 80 250 106 130 134 136 219 270 100
1444 1600 2500 2809 4225 4489 4624 5329 8100 10000
2888 3200 12500 5618 8450 8978 9248 15987 24300 10000
-1.3781 -1.2658 -0.7043 -0.5358 0.13805 0.25035 0.30651 0.58728 1.5419 2.10344
0.4147 0.3962 0.258 0.2019 0.0517 0.0987 0.1179 0.219 0.4382 0.4821
0.0853 0.1038 0.242 0.2981 0.5517 0.5987 0.6179 0.719 0.9382 0.9821
s(z)
f(z)-s(z)
0.0833 0.001966667 0.001966667 0.1667 -0.06286667 0.062866667 0.375 -0.133 0.133 0.4583 -0.16023333 0.160233333 0.5417 0.010033333 0.010033333 0.625 -0.0263 0.0263 0.7083 -0.09043333 0.090433333 0.8333 -0.11433333 0.114333333 0.9583 -0.02013333 0.020133333 1 -0.0179 0.0179
__
X X Z= i S
=
53 62 ,542 17 ,808
= - 1,378 Zt = 0,4147 (lihat tabel Z) F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 – Z tabel Jika Zi > 0 maka: 0,5 + Z tabel S(Z) =
|f(z)-s(z)|
fk 2 = n 24
= 0,08 Lo = │f(z) – S(z)│= 0,1602 Lt = 0,173 (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 24 dan α = 0,05) Karena Lo ≤ Lt (0,1602≤ 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas kontrol berdistribusi normal.
154
Lampiran 24
Perhitungan Uji Homogenitas Uji homogenitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilakukan dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Ho : Data memiliki varians homogen Ha : Data tidak memiliki varians homogen 1. Jumlah sampel ne = 28 nk = 24 2. Derajat kebebasan Db1 (pembilang) = ne-1 = 28 - 1 = 27 Db2 (penyebut) = nk-1 = 24 - 1 = 23 var ians terbesar S12 Rumus Uji Fisher Fhitung = = dengan var ians terkecil S 22
S2=
n fxi2 ( fxi ) 2 n(n 1)
3. Menentukan kriteria pengujian: Jika F hitung < F tabel maka terima ho Jika F hitung > F tabel maka terima ha 4. Menentukan F tabel Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05:27,23) = 1,98 Uji homogenitas nilai test akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen Diketahui :
Varians Eksperimen : 275,18 Varians Kontrol
: 317,13
155
317 ,13 1,15 275 ,18 F hitung = 1,15
F hitung:
F tabel
= 1,98
Karena Fhitung < Ftable (1,15 < 1,98 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tes akhir kelas kontrol dan eksperimen memiliki varians yang homogen.
156
Lampiran 25
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perumusan hipotesis Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan: µ1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan metode Fun Teaching. µ2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode konvensional. b. Menentukan kriteria pengujian Terima Ho, Jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak. c. Menentukan uji statistik
Stotal
=
n1 1S1 2 n2 1S 2 2 n1 n2 2
=
28 1275,18 24 1317,13 28 24 2
157
=
7429 ,86 7293 ,99 50
=
294,47
= 17,16
t
=
X 1 X 2 S total
=
1 1 n1 n2
71,23 62 ,54 17 ,16
=
=
1 1 28 24
8,69 17 ,16 0,076 8,69 4,72
= 1,84 Nilai thitung = 1,84 Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut, ttabel = t(1-α)(db). Dengan db = (n1 + n2 – 2) = (28 + 24 – 2) = 50 dan taraf signifikan α = 0,05, didapat (1 – (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(50) adalah 1,67 Maka ttabel = 1,67
158
d. Pengambilan kesimpulan Karena thitung > ttabel
(1,84 > 1,67), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Kesimpulan yang diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan nilai thitung dan ttabel antara siswa yang diajar dengan metode fun teaching dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
159
160
161
162
163
164
165
166