PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI – TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) 322460, Email :
[email protected]
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS DAN IMS PERIODE JULI S/D SEPTEMBER 2007 A. PENDAHULUAN. Epidemi HIV/AIDS di Mimika telah berlangsung selama 11 tahun. Sejak ditemukannya kasus HIV pertama kali pada tahun 1996 di 4 orang Wanita Pekerja Seks(WPS) lokalisasi maka temuan kasus baru terus meningkat hingga saat ini. Dalam pelaksanaan program pengendalian maupun penanggulangan yang efektif dilakukan mulai tahun 2005, hampir setiap minggunya ditemukan infeksi baru HIV maupun AIDS. Melalui layanan klinik konseling dan tes HIV sukarela atau VCT(Voluntary Counseling Testing) di RS. Mitra Masyarakat, RS. Tembagapura, Puskesmas Kwamki Lama, Puskesmas Timika dan Balai Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak, secara terus menerus berupaya memotivasi orang/klien agar dapat melakukan tes HIV. Pada periode Juli – September 2007, telah ditemukan 48 kasus baru HIV dan AIDS, sehingga secara kumulatif jumlah kasus HIV dan AIDS per 30 September 2007 sebanyak 1,430 kasus yang sebelumnya (periode April-Juni 2007) berjumlah 1,382 kasus. Adapun penambahan 48 kasus baru HIV dan AIDS terdiri dari ; infeksi HIV baru berjumlah 36 kasus dan AIDS berjumlah 12 kasus. Pada periode ini temuan kasus AIDS terbanyak adalah di RS. Tembagapura dengan jumlah 9 kasus, RS. Mitra Masyarakat 2 kasus dan Puskesmas Kwamki Lama 1 kasus. B. VARIABEL EPIDEMIOLOGI HIV DAN AIDS PER 30 SEPTEMBER 2007. 1. KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS MENURUT TAHUN KEJADIAN. TAHUN HIV Total rata-rata kenaikan kasus baru HIV/AIDS per 1996 4 tahun sejak 2001 sampai dengan 30 September 2007 1997 3 berada pada range 100 -190% per tahun. Hal ini 1998 5 jauh lebih tinggi jika dibandingkan dari 5 tahun 1999 20 sebelumnya. Perlu diperhatikan pula bahwa temuan 2000 30 2001 70 kasus AIDS baru untuk tahun 2006 s/d 30 2002 92 September 2007 mengalami kenaikan secara 2003 189 signifikan yaitu sebesar 235%. Sedangkan temuan 2004 222 infeksi baru HIV pada tahun 2006 hingga 30 2005 252 September 2007 mulai menunjukan penurunan jika 2006 190 30-Sep-07 142 dibandingkan dari 10 tahun sebelumnya, yaitu pada TOTAL 1219 tahun 2006 kenaikan hanya sebesar 75.40% dan hingga 30 September 2007 kenaikan hanya sebesar 74.74%. Dari variabel ini dapat memberi makna antara lain :
AIDS
TOTAL
0
4
0
3
1
6
2
22
7
37
15
85
19
111
27
216
9
231
7
259
37
227
87
229
211
1430
¾ Kesadaran masyarakat untuk mendapatkan akses layanan tes HIV sukarela semakin meningkat meskipun disisi lain perilaku resiko tertular masih tinggi. ¾ Dengan meningkatnya kasus AIDS per tahun sebesar 235% (Tahun 2006 s/d 30 September 2007), maka dapat dikatakan bahwa saat ini Mimika telah masuk dalam masa “PANEN” AIDS. ¾ Infeksi baru HIV mulai menunjukan penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. 2. KUMULATIF HIV DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN. Total pengidap HIV maupun penderita AIDS menurut jenis kelamin secara kumulatif yang terbesar adalah laki-laki dengan jumlah 723 orang (50.56%), sedangkan perempuan berjumlah 700 orang (48.95%), sementara 7 kasus tidak diketahui. Dari variabel ini membuktikan bahwa jumlah kasus HIV yang terdeteksi pada laki-laki mulai sebanding dengan hasil estimasi kelompok rawan tertular HIV di Mimika tahun 2005 dan 2006, yaitu jumlah kasus HIV dan AIDS pada populasi laki-laki diperkirakan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan, sebab menurut perkiraan laki-laki merupakan pengguna jasa seks(pelanggan WPS) yang merupakan populasi tersembunyi (Hidden Populations) Penambahan 48 Kasus infeksi HIV dan Jenis Kelamin HIV AIDS TOTAL AIDS pada periode Juli s/d September Laki-Laki 600 123 723 2007, menurut jenis kelamin dirinci Perempuan 612 88 700 sebagai berikut :temuan kasus pada Tidak diketahui 7 0 7 perempuan berjumlah 28 orang dan 20 TOTAL 1219 211 1430 orang laki-laki . 3. KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS MENURUT FAKTOR RESIKO. Penambahan 48 kasus HIV dan AIDS pada periode ini menurut cara penularannya adalah melalui hubungan seks pada kelompok heteroseks. Sehingga secara kumulatif persentase penularan HIV melalui hubungan FAKTOR RESIKO HIV AIDS TOTAL seks naik dari 92.91% menjadi Heteroseksual 1131 201 1332 93.15%(0.24%). Sedangkan faktor resiko lainnya Homoseksual 1 0 1 tidak mengalami perubahan dari Ibu Ke Bayi/Anak 23 6 29 periode sebelumnya, yaitu dari ibu Transfusi Darah 1 0 1 ke anak ; 29 kasus, transfusi darah, Paparan 2 2 4 homoseksual dan pengguna narkotik Pengguna Narkotik Suntik 1 0 1 suntik masing-masing 1 kasus, Tidak Jelas 60 2 62 paparan ; 4 kasus dan yang tidak TOTAL 1219 211 1430 diketahui sebanyak 106 kasus. 4. KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR. Dari penambahan 48 kasus baru , apabila dirinci menurut kelompok umur maka penambahan jumlah kasus terjadi pada kelompok umur 15-39 Tahun yaitu berjumlah 32 kasus (80.9% naik menjadi 81.4%), 40-54 tahun sebanyak 5 kasus ( 7.1 % naik menjadi 7.2%) dan dibawah umur 14 tahun sebanyak 1 kasus (1.8%). Kelompok umur produktif yang paling rawan tertular HIV maupun menderita AIDS. Perlu diperhatikan pula bahwa infeksi HIV dan AIDS dapat menyerang setiap kelompok umur, sebagai bukti bahwa temuan kasus HIV dan AIDS pada bayi/anak berumur < 18 bulan berjumlah 19 kasus dengan rincian 14 kasus yang mempunyai kemungkinan terdiagnosa HIV+ dan yang telah berada pada tahap AIDS dlaporkan berjumlah 5 kasus.
KELOMPOK UMUR
HIV
AIDS
TOTAL
<18 Bulan
14
5
19
19 Bulan - 14 Tahun
24
2
26
15-39 Tahun
989
175
1164
40-54 Tahun
81
22
103
> 55 Tahun
8
4
12
Tidak diketahui
103
3
106
TOTAL
1219
211
1430
5. KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS MENURUT PEKERJAAN. Infeksi baru HIV dan AIDS menurut pekerjaan dalam periode ini, yang mengalami penambahan jumlah adalah petani sebanyak 5 kasus infeksi HIV dan kasus AIDS sebanyak 1 kasus. Selain itu pula, pada kelompok ibu rumah tangga terjadi penambahan kasus, yakni ; infeksi HIV 13 kasus dan AIDS 4 kasus. Di kelompok pelajar ditemukan 1 kasus infeksi HIV, pada kelompok karyawan/swasta PEKERJAAN HIV AIDS TOTAL ditemukan 3 kasus infeksi baru HIV Bayi/Anak 23 6 29 dan 5 kasus AIDS. Sedangkan untuk Ibu Rumah Tangga 268 54 322 PSK Lokalisasi 179 4 183 kelompok Pegawai Negeri Sipil PSK Jalanan 15 5 20 terjadi penambahan 1 kasus HIV dan Pramuria 24 1 25 pada kelompok pekerja tidak tetap Pramupijat 2 0 2 bertambah 13 kasus infeksi HIV dan TNI/POLRI 15 3 18 2 kasus AIDS. Pelajar 21 4 25 Sehingga bila kasus HIV dan AIDS Mahasiswa/i 5 0 5 diurutkan menurut 5 besar kasus Pegawai Negeri Sipil 13 8 21 terbanyak menurut pekerjaan maka Karyawan/Swasta 140 43 183 kelompok pekerja tidak tetap berada Petani 210 30 240 pada urutan pertama dengan jumlah Pekerjaan Tidak Tetap/Tidak 302 52 354 Bekerja kasus sebanyak 354 kasus (24.8%), Tokoh Agama 2 1 3 ibu rumah tangga 322 kasus(22,5%), TOTAL 1219 211 1430 petani 240 kasus (16.8%), Wanita Pekerja Seks Komersial lokalisasi dan karyawan masing-masing sebanyak 183 kasus(12.8%) sedangkan anak/bayi sebanyak 29 kasus(2%). Dari pengelompokan jumlah kasus menurut pekerjaan maka dapat dibuat pemetaan kelompok resiko rawan tertular HIV yaitu : Kelompok resiko tinggi, terdiri dari wanita pekerja seks, petani dan karyawan/swasta(pelanggang wanita pekerja seks) sedangkan kelompok resiko rendah adalah ibu rumah tangga(pasangan pelanggan wanita pekerja seks) serta anak/bayi (penularan dari ibu ke anak/bayi). 6. KUMULATIF KASUS MENURUT SUKU . Angka kasus yang bertambah pada periode ini, jika ditinjau menurut suku maka tidak ada perbedaan dengan periode ataupun tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikatakan demikian oleh karena pada tahun ke 11 SUKU HIV AIDS TOTAL perjalanan penyebaran HIV dan Papua 7 Suku 765 161 926 Papua Non 7 Suku 76 18 94 AIDS di Mimika, kelompok Pendatang 248 30 278 masyarakat Papua 7 Suku masih Tidak diketahui 130 2 132 tercatat sebagai kelompok populasi TOTAL 1219 211 1430 yang paling banyak terinfeksi HIV dan AIDS, setelah itu disusul oleh kelompok masyarakat Non Papua atau Pendatang, sedangkan yang terakhir adalah kelompok masyarakat Papua Non 7 Suku. Sejak Juli hingga
September 2007 tercatat bahwa dari 48 kasus baru yang dilaporkan, penambahan jumlah tersebut ada pada kelompok masyarakat Papua 7 suku sebanyak 42 kasus baru, kelompok masyarakat Papua Non 7 suku sebanyak 2 kasus baru dan kelompok masyarakat Non Papu atau pendatang sebanyak 4 kasus baru. Sehingga apabila diproporsikan secara kumulatif maka 64% kasus berada pada kelompok masyarakat Papua 7 suku, 19.44% kasus ada pada kelompok masyarakat Non Papua, 6.57% kasus pada kelompok masyarakat Papua Non 7 suku dan sisanya adalah tidak diketahui sukunya secara jelas. Yang menjadi catatan disini adalah setiap desiminasi data kasus per tiga bulan maka ketiga kelompok masyarakat/suku ini selalu terjadi penambahan, namun yang terbanyak penambahannya adalah kelompok masyarakat Papua 7 suku. C. LAYANAN KONSELING DAN TES HIV SUKARELA. Periode Juli sampai dengan September 2007, hanya 4 klinik VCT yang melayani kunjungan klien , yaitu RS. Mitra Masyarakat, RS. Tembagapura, Puskesmas Timika dan Puskesmas Kwamki Lama. sedangkan Balai Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak melaporkan tidak ada kunjungan klien dalam 3 bulan terakhir. Jumlah klien yang berkunjung ke klinik VCT dalam periode ini sebanyak : 373 kunjungan dan yang bersedia untuk melakukan testing HIV sebanyak 312 orang. sedangkan klien yang mengambil hasil dan mendapatkan layanan konseling setelah testing(Post test konseling) sebanyak 312 orang. Apabila dari jumlah kunjungan tersebut dirinci menurut jenis kelamin maka 208 orang adalah klien laki-laki dan 165 orang adalah klien perempuan. Layanan VCT yang ada di Mimika sejak awal berdirinya pada tahun 2005 lalu, sepenuhnya didukung oleh lembaga donor (The Global Fund AIDS Round-4), termasuk para tenaga pejangkau (Outreach). Tugas utama tenaga penjangkau adalah memotivasi klien pada kelompok sasaran untuk dapat melakukan testing HIV secara sukarela. Namun sejak dukungan tersebut terhenti pada Maret 2007 lalu maka sangat membawa dampak yang cukup besar yaitu menurunnya jumlah kunjungan layanan VCT . Hal ini dapat dibuktikan dari kunjungan klien ke VCT pada periode Januari-Maret 2007 berjumlah 728 klien dan mengalami penurunan pada periode April-Juni 2007 sebesar 429 kunjungan atau turun 58.93% . sedangkan pada periode Juli-September 2007 jumlah kunjungan semakin menurun yaitu 373 kunjungan atau turun 51.24%. Angka ini dikhawatirkan akan terus menurun apabila tidak tersedianya dukungan dana untuk program layanan VCT terutama berdampak pada pencapaian target indikator layanan VCT tahun 2007 yang berjumlah 2,100 klien. Secara rinci dapat dilihat dari laporan hasil layanan VCT tahun 2005 s/d 30 September 2007 dengan masing-masing target capaian indikator untuk tahun 2005 sebesar 1,100 klien, tahun 2006 sebesar 1,600 klien dan tahun 2007 sebesar 2,100 klien.
DATA LAYANAN KONSELING & TESTING HIV SUKARELA TAHUN 2005 – 30 SEPTEMBER 2007 2500
Jumlah HIV (+)
Jumlah Testing
Jumlah Kunjungan
1988
2000 1932
1530
1500
1298
1000 763
732
500
279
235 41
0
2005
2006
2007
Jumlah kunjungan klien pada 2 tahun terakhir per unit layanan yang terbanyak adalah RS. Mitra Masyarakat, setelah itu Balai Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak, Puskesmas Timika, RS. Tembagapura dan Puskesmas Kwamki Lama. Ini dapat dilihat pada grafik berikut : 2000 1800 1600
Jumlah Kunjungan Jumlah Testing
1400 1200 1000
Jumlah HIV (+) 1804
1803
1659
800
1605
1100
600 960
400 200
322 95
0 RS.Mitra Masyarakat
BKTIA
34 PKM. Timika
265 249
89
RS. Tembagapura
29
29
1
PKM. Kwamki Lama
D. LAYANAN PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN ODHA. D.1. PROGRAM DUKUNGAN ODHA. Untuk layanan dukungan ODHA di Kabupaten Mimika, telah terdapat 2 Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) ODHA yaitu Timika Support Group dengan jumlah anggota sebanyak 21 orang dan Melati Support Group dengan jumlah anggota sebanyak 14 orang. Kelompok dukungan ini hadir bukan hanya untuk para ODHA, melainkan juga untuk keluarga yang anggota keluarganya terinfeksi HIV. Kelompok dukungan ODHA ini sengaja dibentuk dengan tujuan untuk memberdayakan para ODHA agar mandiri, kreatif dan saling memberi dukungan diantara para ODHA serta Keluarga. yang terpenting adalah agar dapat membantu upaya menurunkan stigma dan diskriminasi ODHA di masyarakat. Kelompok dukungan ini mempunyai beberapa program, diantaranya adalah penguatan jaringan ODHA Nasional maupun Provinsi, Peningkatan kapaitas sumber daya ODHA melalui kegiatan pelatihan, program KIE dengan melakukan kegiatan penyuluhan serta pertemuan diskusi bulanan antar anggota serta antar kelompok. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada periode Juli - September 2007,antara lain : pelatihan public speaking bagi ODHA, mengikuti sertakan anggota pada pertemuan ODHA tingkat Nasional serta melakukan kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di kelompok wanita gereja. D.2. PROGRAM PERAWATAN DAN PENGOBATAN. Dalam periode Juli s/d September 2007, RS. Mitra Masyarakat yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan nasional untuk ARV melaporkan, bahwa jumlah penderita baru yang masuk dalam perawatan akibat infeksi HIV berjumlah 78 orang. Pada Tahun 2005 dilaporkan 105 penderita baru yang dirawat akibat infeksi HIV, naik menjadi 275 penderita baru pada tahun 2006. terhitung bulan Januari s/d September 2007 jumlah penderita baru yang dirawat akibat infeksi HIV sebesar 196 orang. sehingga secara kumulatif, jumlah penderita baru yang dirawat akibat infeksi HIV hingga saat ini sebanyak 576 orang. Sedangkan jumlah penderita baru yang pernah diobati karena infeksi oportunistik dalam 2 tahun terakhir terus meningkat yaitu pada tahun 2005 sebanyak 98 orang terdiri dari lakilaki : 61 orang, Perempuan : 34 orang, anak dibawah 14 tahun sebanyak 3 orang. Pada tahun 2006 naik sebesar 300% penderita baru yang diobati karena infeksi oportunistik yaitu sebanyak : 299 orang, terdiri dari laki-laki : 170 orang, perempuan 128 orang, anak dibawah 14 tahun sebanyak 1 orang. Pada Januari s/d Juni 2007 kenaikan sebesar 97 % dari 1 tahun sebelumnya yaitu sebanyak 289 orang yang terdiri dari laki-laki :177 orang, perempuan : 111 orang, anak dibawah 14 tahun sebanyak : 1 orang. Untuk periode Juli s/d September 2007, jumlah penderita baru yang mendapatkan pengobatan infeksi oportunistik mengalami kenaikan sebanyak 34 % atau 99 orang yang terdiri dari 58 laki-laki dan 41 perempuan. Selain pengobatan infeksi oportunistik, salah satu pengobatan yang tidak kalah pentingnya yaitu pengobatan Anti Retro Virus (ARV). Jika ditinjau dari jumlah kasus HIV dan AIDS kemudian dibandingkan dengan jumlah orang yang mendapatkan terapi ARV, tentu saja tidak sebanding / sangat sedikit oleh karena untuk memulai pengobatan ARV sangat perlu dipertimbangkan berbagai aspek, baik medis maupun non medis. Walaupun tergolong sedikit namun sangat menunjukan kemajuan dalam 1 tahun terakhir ini, karena pada tahun 2005 tercatat hanya 1 orang yang menjalani terapi ARV dan meningkat sebanyak 26 orang pada tahun 2006. Hingga 30 September 2007, secara kumulatif jumlah orang yang menerima terapi ARV berjumlah 69 orang yang tersebar di 4 unit layanan yaitu : RS. Mitra Masyarakat 49
orang, RS. Tembagapura 16 orang, Puskesmas Timika 2 orang dan Puskesmas Kwamki Lama 1 orang. E. LAYANAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang merupakan pintu masuk HIV, dalam penanganannya secara terus menerus diupayakan agar dapat ditekan jumlahnya di masyarkat, secara khusus pada kelompok Wanita Pekerja Seks (WPS), pelanggan WPS dan pasangan pelanggan. Tahun 2006 dilaporkan bahwa jumlah WPS lokalisasi KM 10 yang berkunjung ke klinik IMS sebanyak 1,015 orang. dari jumlah tersebut ditemukan kasus IMS baru sebanyak 389 kasus atau 19 %. sedangkan pada Januari s/d Juni 2007 dari 1,047 orang ditemukan kasus IMS baru sebanyak 73 kasus atau turun 7%. dan pada periode Juli s/d September 2007 dari 721 kunjungan, temuan kasus IMS baru sebanyak 36 kasus atau turun menjadi 5%. Untuk Populasi Pria Pelanggan WPS yang berkunjung ke klinik IMS pada periode JanuariJuni 2007 sebanyak 233 kunjungan dan temuan kasus IMS baru sebanyak 76 kasus atau 32%. pada periode Juli s/d September 2007 dari jumlah 128 kunjungan temuan kasus IMS baru sebanyak 22 kasus atau turun menjadi 17 %. Data ini dihimpun dari Klinik IMS Dept. PH Malaria Control. Dengan data tersebut dapat dikatakan bahwa penanganan kasus IMS secara khusus di lokalisasi semakin baik jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karenakan oleh adanya dukungan dari pihak PEMDA Mimika dengan menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2006. selain itu pula didukung dengan pelayanan IMS komprehensif bagi kelompok WPS berupa penyuluhan, peningkatan kwalitas pelayanan dan pengobatan serta promosi kondom 100%. Sebagai pembuktian keberhasilan pelaksanaan program HIV/AIDS dan IMS yang terfokus pada kelompok WPS lokalisasi KM 10 yaitu dengan menurunnya prevalensi HIV di lokalisasi pada tahun 2006 sebesar 8.6%, dimana pada tahun 2003 sebesar 3% naik menjadi 6% pada tahun 2004 dan 14% pada tahun 2005. F. PROGRAM KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE). Pada periode Juli s/d September 2007, program KIE berupa penyuluhan kepada masyarakat terus ditingkatkan dengan menyebarluaskan informasi tentang HIV/AIDS, IMS dan Kesehatan Reproduksi menggunakan metode kelompok diskusi terarah (FGD) dengan kelompok sasaran, yaitu: pria dewasa, ibu rumah tangga dan remaja. Melalui tenaga penyuluh di Distrik Mimika Baru, penyebaran informasi dilaksanakan pada wilayah kelurahan Koperapoka. Hasil dari kegiatan ini dapat dirinci sebagai berikut: kelompok sasaran pria dewasa 104 orang, Kelompok Ibu Rumah Tangga 76 orang dan remaja 141 orang. Sedangkan di Distrik Mimika Timur Tengah kampung Atuka melalui tenaga penyuluh tingkat distrik jumlah orang yang dijangkau untuk mendapatkan informasi HIV/AIDS, IMS dan Kesehatan Reproduksi berjumlah 114 orang, terdiri dari Kelompok Pria Dewasa 36 orang, Ibu Rumah Tangga 35 orang serta kelompok remaja berjumlah 43 orang. Untuk kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh KPA Mimika pada periode ini terarah kepada kelompok Pemuda Gereja sebanyak 50 orang. sehingga total orang yang menerima informasi HIV/AIDS, IMS dan Kesehatan Reproduksi berjumlah 485 orang. G. MASALAH Masalah yang dihadapi dalam periode ini adalah : 1. Pengiriman laporan tidak tepat waktu sehingga mempengaruhi rekapitulasi hasil kegiatan ke tingkat provinsi dan pusat.
2. Supporting document tidak lengkap dari beberapa unit layanan sehingga memperangaruhi jumlah kasus. Karena kasus yang dilaporkan ke provinsi dan pusat adalah laporan bulanan yang memiki dokument pendukung. 3. Tidak beroperasinya klinik VCT dan IMS Balai Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak. 4. Dukungan dana bagi petugas lapangan tidak tersedia sehingga mempengaruhi kegiatan di lapangan, misalnya kegiatan penjangkauan dan kegiatan penyebaran informasi oleh tenaga penyuluh di tingkat distrik. H. TINDAK LANJUT. 1. Memperbaiki alur serta waktu pengiriman laporan bulanan serta kelengkapan dokument laporan. 2. Menunggu dana program yang bersumber dari APBD tahun 2007 sehingga dapat mengfungsikan kegiatan yang terhenti. I. RENCANA KERJA PERIODE OKTOBER S/D DESEMBER 2007. 1. Mengaktifkan kembali para tenaga lapangan. 2. Melakukan assesment untuk layanan VCT dan IMS di Balai Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak. 3. Membuat pemetaan kelompok resiko serta target capaian program tahun 2008. 4. Persiapan pembentukan KPA tingkat Distrik. 5. Sosialisasi PerMENDAGRI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Peran Serta Masyarakat dalam program HIV dan AIDS. 6. Pembentukan klinik tetap IMS di Lokalisasi sekaligus mengembangkan pelayanan kesehatan dasar bagi warga di sekitar lokalisasi. 7. Implementasi PERDA HIV/AIDS dan IMS. 8. Monitoring dan Evaluasi. 9. Penyusunan Laporan kegiatan tahun 2007 serta finalisasi rencana program tahun 2008. J. KESIMPULAN : Dari data-data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Jumlah kasus HIV dan AIDS masih akan terus meningkat, namun temuan kasus AIDS akan terus bertambah pada waktu mendatang. 2. Diperlukan percepatan pelaksanaan program HIV/AIDS dengan memperkuat layanan VCT yang telah ada serta mengembangkan program layanan VCT di tingkat puskesmas guna membuka akses layanan VCT di masyarakat. 3. Memperkuat layanan program perawatan, dukungan dan pengobatan ODHA di tingkat rumah sakit, puskesmas dan masyarakat. 4. Meningkatkan sistem layanan IMS terutama mengarah kepada pelanggan dan pasangan pelanggan WPS. 5. Meningkatkan upaya promosi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan IMS. K. SUMBER DATA. Data-data diatas dihimpun dari : RS. Mitra Masyarakat, RS. Tembagapura, Puskesmas Timika,Puskesmas Kwamki Lama, Balai Kesehatan Terpadu Ibu dan Anak, STI Clinic Dept. Public Health Malaria Control, Timika Support Group, Melati Support Group, Tenaga Penyuluh HIV/AIDS tingkat distrik di Mimika Baru dan Mimika Timur Tengah.
I. PENUTUP. Demikian laporan hasil pelaksanaan program disampaikan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Timika, 30 Oktober 2007. Kepala Dinas Kesehatan & KB Kabupaten Mimika Selaku Ketua Harian KPA Mimika
ERENS MEOKBUN, SE NIP. 140 121 815.