ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI SULAWESI UTARA Deasy Mangimbo*, Sulaemana Engkeng*, Jane M. Pangemanan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK HIV adalah virus yang menyebabkan terjadinya AIDS. Sedangkan ‘tahap AIDS’ adalah situasi dimana seseorang telah benar-benar menurun daya tahan tubuhnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dari tahun 1997 sampai 2014, bahwa jumlah penderita HIV/AIDS setiap tahunnya semakin bertambah. Berbagai upaya penanggulangan epidemic HIV sudah dilakukan, namun masih belum adanya prioritas terhadap masalah HIV dan AIDS, kesamaan persepsi dalam merespon masalah HIV dan AIDS, belum optimalnya mekanisme koordinasi dalam perencanaan serta belum optimalnya dukungan implementasi dari berbagai pihak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan program pencegahan dan penganggulangan HIV/AIDS di KPA Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Data hasil wawancara diolah secara analisis isi dan disajikan dalam bentuk naskah atau narasi. Validitas data digunakan triangulasi sumber dna triangulasi metode. Hasil penelitian yang diperoleh adalah implementasi kebijkan program sosialisasi ke masyarakat luas, pencegahan melalui transmisi seksual, pengurangan dampak buruk pengguna narkoba suntik, pencegahan penularan melalui ibu ke anak, terlayaninya ODHA dan tes VCT sudah berjalan dengan baik. Tetapi untuk program pengurangan dampak buruk pengguna narkoba suntik masih terhalang dengan aturan kepolisian dan untuk tes VCT masih ada ketakutan dimasyarakat untuk mengikuti tes VCT. Melakukan evaluasi terhadap program yang belum berjalan secara maksimal dan membuat strategi baru yang dapat menunjang program yang belum berjalan maksimal. Mengadvokasi pemerintah untuk memberikan pembiayaan lokal dan mencari lembaga donor untuk menunjang implementasi kebijakan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di KPA Provinsi Sulut. Kata kunci : Pencegahan HIV/AIDS , Penanggulangan HIV/AIDS, Kebijakan Program
ABSTRACT HIV is the virus that causes AIDS. And the 'stage of AIDS' is a situation where someone has actually decreased the body resistance. From 1997 to 2014, that the number of people living with HIV / AIDS every year is increasing (Data from North Sulawesi Health Office). Various efforts to control the HIV epidemic has been done, but still is not the priority, there is no a common perception yet in responding to HIV and AIDS, coordination mechanisms, planning and implementation support from various parties not optimal yet. The objective of this study is to analyze the HIV / AIDS prevention programs and policies implementation in North Sulawesi AIDS prevention Commission Office. This study is a qualitative research. Data was collected through in-depth interviews using an interview guide. Data processed interviews and content analysis are presented in the form of text or narration. The validity of the data used DNA triangulation method. The results of this study is the socialization of development policy to the wider community and sexual transmission prevention program was implemented. Harm injecting by drug users was reduction, prevention for mother-to-child transmission, people services for people who living with HIV and VCT testing has been going well. Because the regulation from police department the reduction harm injecting by drug users program is still not going well and people sacredness for VCT testing. Maximize the evaluation for the program has not run optimally and create new strategies that can support the programs. Advocate for local government to provide financial and looking for donors to support HIV / AIDS prevention programs and policies implementation by North Sulawesi AIDS prevention Commission Office Keywords: HIV / AIDS Preventions , HIV/AIDS reductions, Program Policy.
1
Provinsi Sulawesi Utara merupakan
PENDAHULUAN HIV/AIDS adalah dua istilah berbeda
daerah yang sangat strategis untuk industri
tetapi saling berhubungan. HIV adalah virus
pariwisata di Indonesia. Jumlah penduduk
yang
AIDS.
daerah ini 2.160.641 orang yang terbagi atas
Sedangkan ‘tahap AIDS’ adalah situasi dimana
1.091.565 laki-laki dan 1.069.076 perempuan
seseorang telah benar-benar menurun daya
(Data: Sulut dalam angka 2007).
menyebabkan
terjadinya
tahan tubuhnya dan telah terinfeksi penyakit-
Kelompok berperilaku risiko tinggi di
penyakit penyerta atau sering disebut infeksi
Sulawesi
Utara
jumlahnya
diperkirakan
opportunistic. (KPAN, 2010)
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan
Pada tahun 1981 kasus HIV positif dan
data estimasi jumlah populasi rawan terinfeksi
AIDS terdapat hanya pada 20 negara dan
HIV pada tahun 2006 terdapat 910 orang
berjumlah sekitar 100.000 orang. Tetapi, pada
kelompok penasun, 730
awal 1997 WHO memperkirakan jumlah kasus
penasun yang bukan pemakai, 4.710 orang
AIDS adalah lebih dari 30,6 juta di 169 negara.
kelompok WPS, 22.070 orang pelanggan WPS,
Berarti 16 tahun kasus HIV dan AIDS telah
17.000 orang pasangan pelanggan WPS, 3.950
meningkat menjadi 300 kali lipat.
orang kelompok homoseksual , 330
Penyebaran
kelompok Waria, 970 orang pelanggan Waria
menunjukkan kenaikan yang sangat tajam
dan 1.190 orang Narapidana. Sehingga total
sejak ditemukannya penderita AIDS pertama
jumlah perkiraan populasi risiko tinggi di
di Bali pada tahun 1987, dan saat ini terjadi
Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 51.980
penambahan
orang dengan rincian 47.180 laki-laki dan
sangat
di
orang
Indonesia
yang
HIV
orang pasangan
cepat.
WHO
memperkirakan pada tahun 2006 di Indonesia
4.710 perempuan.(KPAP, 2010)
terdapat 169.000 – 216.000 orang yang hidup
Berdasarkan data yang diperoleh dari
dengan HIV dan AIDS. Departemen Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dari
mencatat per 31 Desember 2006 ada 5.230
tahun 1997 sampai 2014, bahwa jumlah
kasus positif HIV dan 8.194 kasus AIDS.
penderita HIV/AIDS setiap tahunnya semakin
Angka tersebut menunjukkan bahwa faktor
bertambah. Dan untuk tahun 2014 berjumlah
risiko terbanyak tertular melalui penggunaan
561 kasus untuk HIV dan 1058 kasus untuk
jarum suntik (50,3%), hubungan seks berlainan
AIDS. Keterbatasan dana yang dianggarkan
jenis (40,3%) dan hubungan seks sesama jenis
untuk HIV dan AIDS baik di tingkat pusat
(4,2%), transfusi darah (0,1%), perinatal
maupun daerah, menjadi kendala utama dalam
(1,5%) dan tidak diketahui (3,6%). Kasus
upaya
tertinggi dilihat dari usia adalah antara 20-29
Kendala lain, masih belum adanya prioritas
tahun sebanyak (70,06%).
terhadap asalah HIV dan AIDS, belum adanya 2
penanggulangan
HIV
dan
AIDS.
kesamaan persepsi dalam merespon masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
HIV dan AIDS, belum optimalnya mekanisme
Wawancara
koordinasi dalam perencanaan serta belum
diperoleh hasil dan pembahasan sebagai
optimalnya
berikut :
dukungan
implementasi
dari
berbagai pihak. (KPAP 2014)
mendalam
yang
dilakukan,
1. Sosialisasi ke masyarakat Luas Bagaimana cara yang dilakukan untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat
METODE Jenis
penelitian
penelitian
yang
kualitatif
digunakan untuk
adalah
luas dan apa yang diharapkan dari
mendapatkan
sosialisasi yang dilakukan.
informasi dari informan tentang implementasi
Berdasarkan
kebijakan
diuraikan sebagai berikut :
program
penanggulangan Penanggulangan
pencegahan
wawancara
di
Komisi
“ada berbagai cara, bisa langsung
Provinsi
Sulawesi
menghadiri pertemuan yang diadakan
HIV/AIDS AIDS
dan
hasil
Utara. Informan dalam penelitian ini terdiri
oleh
dari Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS
masyarakat. Bisa lewat media masa,
Provinsi Sulawesi Utara, Pengelola Monev
Koran, iklan, berita, talk show dan
Komisi
penyebaran
Penanggulangan
AIDS
Provinsi
KPA
atau
yang
materi
KIE
Sulawesi Utara, Pengelola Keuangan Komisi
Brosur, Lefleat)” (D7).
Penanggulangan
“yang
AIDS
Provinsi
Sulawesi
pertama
diminta
(Stiker,
mereka
harus
Utara, Sekretaris Komisi Penanggulangan
mengetahui apa HIV, apa AIDS,
AIDS Kota Manado, Pengelola Program
bagaimana cara terjadinya infeksi,
Komisi Penanggulangan AIDS Kota Manado,
cara penularan. Sehingga mereka
ODHA
diharapkan, mampu untuk membantu
dan
Pengelola
Penanggulangan
AIDS
Program Provinsi
Komisi
upaya pencegahan” (D1)
Sulawesi
Utara. Data dikumpulkan melalui wawancara
Dari pernyataan diatas dapat dianalisis
mendalam
bahwa untuk melakukan sosialisasi
menggunakan
(indepth pedoman
interview)
dengan
wawancara
dan
bisa melalui berbagai cara. Menghadiri
observasi dengan instrument alat tulis dan alat
pertemuan yang diadakan KPA atau
perekam. Data yang dikumpulkan diolah dan
yang diminta masyarakat. Atau juga
dilakukan analisis dan disajikan dalam bentuk
lewat media masa bahkan melalui
naskah.
materi KIE. Dengan
melakukan
sosialisasi
diharapkan agar masyarakat harus mengetahui apa HIV/AIDS dan cara 3
infeksi bahkan penularannya. Sehingga melalui
masyarakat
juga
Dari hasil wawancara diatas
dapat
dapat
membantu upaya pencegahan.
dianalisis
bahwa
dalam
pelaksanaan PMTS melibatkan LSM
2. PMTS
dan bahkan masyarakat dan juga
Program Penularan Melalui Transmisi
pemerintah-pemerintah terkait. PMTS
Seksual juga merupakan salah satu
merupakan
cara yang dilakukan dalam rangka
dilakukan dengan strategi yang baru
usaha
agar dapat mencegah penularan virus
pencegahan
penanggulangan
dan
HIV/AIDS
di
yang
Dalam SRAN, 2014 dijelaskan
Kota Manado.
bahwa hasil
lama
HIV lewat transmisi seksual.
Provinsi Sulawesi Utara maupun di
Berdasarkan
program
wawancara
program
dikembangkan
PMTS melalui
ini model
diuraikan sebagai berikut :
intervensi struktural, yaitu intervensi
“PMTS itu merupakan strategi. Ketika
terhadap lingkungan atau tatanan fisik,
melihat ada berbagai upaya yang
sosial
cukup lama, jadi kembali ke program
politik,
lama yaitu PMTS. Tetapi dibuat
perundangan untuk mendukung upaya
seperti
penanggulangan
stok
lama
dan
dikemas
kemasyarakatan, budaya
kemudian menjadi seperti apa yang
rangka
diharapkan. Strategi yang dipakai
pembangunan
adalah
produktif.
bukan
hanya
melibatkan
pemerintah, tetapi dengan LSM dan
dan
ekonomi, peraturan
HIV/AIDS,
mewujudkan yang
dalam manusia
sehat
dan
3. Harm Reduction
tentunya yang diharapkan masyarakat.
Pada bagian ini ditanyakan mengenai
Dalam konsep lama bentuk upaya
mengapa program Harm Reduction
pencegahan, tetapi sekarang disebut
penting
program
bagaimana
baru
karena
dikombain
untuk
dilaksanakan
program
dan
pemberdayaan
dengan pemerintah dalam hal ini
Pengguna Narkoba Suntik (penasun).
Dinas Kesehatan, juga peran LSM dan
Berdasarkan
didalamnya ada wadah yang dibuat
diuraikan sebagai berikut:
pemerintah
“pembagian
yaitu
melaksanakan koordinasi
KPA.
kapasitas
dalam
rangka
KPA
hasil jarum
wawancara suntik
steril.
fungsi
Mengikutkan penasun ke kegiatan
untuk
penyuluhan, karena mereka harus tau
PMTSnya, pencegahannya.” (D1)
nahwa ada ancaman infeksi menular seksual. Karena mereka ada pasangan 4
masing-masing hubungan
dan
seks.
menginterfensi
melakukan Dan
memakai
merawat ibu tetap sehat dan anak negatif” (D5)
juga kondom.
Pervention of Mother to Child
Selain itu juga kerja sama dengan
Transmission
stakeholder
dinas
pencegahan penularan HIV dari ibu
sosial, ada penyuluhan , pembinaan
hamil yang sudah tertular HIV kepada
dan pemberian modal kerja. Diberikan
bayi yang dikandungnya. Infeksi HIV
kursus, perbengkelan dan modal untuk
pada ibu hamil dapat mengancam
kerja” (D5)
kehidupan
terkait
dengan
Berdasarkan hasil wawancara
adalah
ibu
program
serta
ibu
dapat
menularkan virus kepada bayinya.
diatas dijelaskan bahwa Program Harm
5. Terlayaninya ODHA
Reduction ini merupakan salah satu
Bagaimana mekanisme penanganan
cara untuk mencegah penyebaran HIV
ODHA
melalui
pelaksanaan program ini ke ODHA.
darah.
Dan
program
ini
dan
apa
tujuan
dianggap penting untuk dilaksanakan
Berdasarkan
agar para penasun tidak memakai
diuraikan sebagai berikut:
jarum
“ODHA ketika ditemukan positif, akan
secara
bergantian.
Dengan
hasil
dari
mengikutkan penasun ke kegiatan
didampingi
penyuluhan, membagikan jarum suntik
pendamping
steril
menggunakan
mempertahankan dia tetap berada
kerja
dalam tahap HIV. Ketika sudah layak
menintervensi
kondom,
melakukan
sama
dengan stakeholder terkait.
konselor
wawancara
sebaya
sebaya
dan untuk
meminum arv akan diberikan dan mengontrol kadar virus dalam tubuh
4. PMTCT Bagaimana
dan kadar sistem kekebalan tubuhnya. prosedur
pelaksanaan
Membantu pengobatan infeksi-infeksi
PMTCT, dasar hukum yang digunakan
oportunistik yang muncul sehingga
dan apa tujuan dari PMTCT.
ODHA bisa tetap sehat dan berdaya”
Berdasarkan
(D7)
hasil
wawancara
diuraikan sebagai berikut :
“Tujuan penanganan kepada ODHA,
“dasar hukumnya permenkes nomor
aga bisa hidup lebih lama, bisa
21 tahun 2013 dan surat edaran untuk
mandiri, bisa kerja, bisa mempunyai
ibu hamil wajib periksa dan petunjuk
keturunan (untuk yang berencana)”
teknis pedoman pelaksanaan PPIA
(D6)
dari kementrian kesehatan. Tujuannya 5
Tujuan
dari
program
negatif. Tes ini bersifat gratis dan
terlayaninya ODHA ini adalah untuk kesejahteraan
ODHA,
mereka
berkualitas.
bisa
rahasia.
menjadikan Program
KESIMPULAN
pengobatan, dukungan dan perawatan
1.
Implementasi
kebijakan
program
ini diharapkan dapat membuat ODHA
sosialisasi ke masyarakat luas sudah
tidak merasa dikucilkan dan ODHA
berjalan dengan baik. KPAP mampu
bisa produktif.
menjangkau seluruh masyarakat untuk
6. Tes VCT Pada
mensosialisasikan tentang HIV/AIDS.
bagian
manfaat
ini
dibahas
tentang
menjalani tes VCT
2.
dan
kebijakan
program
pencegahan melalui transmisi seksual
prinsip dari tes VCT. Berdasarkan
Impelemntasi
bejalan cukup baik. KPA melakukan
hasil
wawancara
penjangkauan keapada populasi kunci
diuraikan sebagai berikut:
untuk
“manfaatnya bisa tau status apakah
HIV/AIDS melalui transmisi seksual.
sudah terkena HIV atau belum. Prinsip
3.
mengurangi
Implementasi
penularan
kebijakan
program
pemeriksaannya rahasia dan sukarela.
pengurangan dampak buruk narkoba
Hambatannya
ketakutan
suntik (harm reduction) sudah berjalan
dimasyarakat luas, dan hambatannya
dengan cukup baik. KPA bekerja sama
kalau dipopulasi kunci persyaratan
dengan Dinkes dan Puskesmas untuk
untuk tes HIV talalu ribet karena tidak
menyediakan jarum suntik steril. Akan
memiliki
tetapi program ini masih bertentangan
adanya
kartu
identitas.
Untuk
menangani hambatannya sosialisasi
dengan
harus tambahkan agar masyarakat
dianggap
sudah tidak takut lagi” (D3)
narkoba di masyarakat.
Tes VCT dianggap sangat
4.
aturan
kepolisian
mendukung
Implementasi
karena
penggunaan
kebijakan
program
penting, karena dapat mengetahui
pencegahan penularan melalui ibu ke
status
anak dengan bekerja sama antara KPA,
HIV
seseorang.
MDG’s
mewajibkan diatas 15 tahun wajib
LSM
untuk tes VCT. Manfaat dari tes VCT
mendampingi
ini adalah dapat mengetahui status
sampai kepada proses melahirkan. Dan
HIV
ini berjalan dengan baik.
dan
kesehatan
dapat kalau
mempertahankan ditemukan
status
5.
dan
Implementasi telayaninya
6
puskesmas ODHA
yang
kebijakan ODHA
untuk
yaitu
hamil
program dengan
bekerja sama dengan LSM terkait
HIV/AIDS di Komisi Penanggulangan
untuk
AIDS Provinsi Sulawesi Utara.
memberikan
perawatan,
dukungan dan pengobatan kepada ODHA. Dengan harapan ODHA bisa
DAFTAR PUSTAKA
bertahan hidup lebih lama dan dapat
Budiman. 2013. Penelitian Kesehatan. Bandung: PT. Refika Aditama KPAN 2010, Ringkasan Eksekutif, Strategi
berkualitas. 6.
Implementasi
kebijakan
layanan tes VCT
program
dan
sudah berjalan
Rencana
Penanggulangan HIV dan AIDS 2010-
nomor
2014. Jakarta : KPAN
21
tahun
2013
yang
mewajibkan semua masyarakat untuk
KPAP 2010. Rencana Strategi Pencegahan
melakukan tes VCT yang dilakukan
HIV dan AIDS SULUT. Manado :
secara sukarela dan rahasia. Akan
KPAP Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 10
masih takut dan tidak mau untuk
tahun
melakukan tes ini.
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi
2011
Tentang KPA
harus
melakukan
evaluasi
Petunjuk
Peraturan
baru yang dapat menunjang program
lembaga
lokal donor
Peraturan
mendapatkan dan
mencari
yang
bersedia
mendanai
kebijakan
pencegahan
dan
berbeda implementasi pencegahan
untuk
penanggulangan
dan
yang
menganalisis
kebijakan
Kesehatan
Republik
Kesehatan
Republik
Pedoman
Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu Ke Anak
program
variabel
Menteri
Tentang
Perlu diadakan penelitian lanjutan atau dengan
Menteri
Indonesia Nomor 51 tahun 2013
HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Utara.
penelitian
di
Tentang Penanggulangan HIV/AIDS
Mengadvokasi pimpinan pemerintah
pembiayaan
HIV/AIDS
Indonesia Nomor 21 tahun 2013
yang belum berjalan maksimal.
untuk
dan
Sulawesi Utara
secara maksimal dan membuat strategi
setempat
Pencegahan
Penanggulangan
terhadap program yang belum berjalan
3.
Tentang
Sulawesi Utara Nomor 1 tahun 2009
SARAN
2.
nasional
dengan baik dengan adanya permenkes
tetapi, masih ada masyarakat yang
1.
Aksi
program
penanggulangan 7