PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL
BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN Dalam Pengembangan Lingkungan Pemukiman Yang Berkelanjutan
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU (POB) KEGIATAN SOSIAL
PNPM MANDIRI PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya – Kementerian Cipta Karya
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan i
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN | 2
1.1.
Latar belakang | 2
1.2.
Definisi/Pengertian | 4
1.3.
Tujuan | 4
1.4.
Output | 4
1.5.
Kelompok Sasaran | 4
1.6.
Ruang Lingkup | 5
1.7.
Strategi Pendampingan Kegiatan Usaha| 5
BAB II
KETENTUAN PEMANFAATAN BLM KEGIATAN SOSIAL | 7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIAL | 11
3.1.
Perencanaan | 12
3.2.
Tahap pelaksanaan | 19
3.3.
Pengendalian dan evaluasi | 22
3.4.
Pendampingan KSM di Lokasi Pilot | 24
BAB IV
PEMANTAUAN dan EVALUASI | 25
4.1.
Pemantauan | 26
4.2.
Pengendalian, Pemantauan dan Keberlanjutan | 27
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 :
Ruang Lingkup Kegiatan Sosial dan Pendanaannya | 9
Gambar 2 :
Alur Pemanfaatan BLM dan Sumberdana Kegiatan Sosial | 10
Gambar 3 :
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Sosial | 12
Gambar 4 :
Skema Pengendalian dan Keberlanjutan Kegiatan Sosial | 29
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Kegiatan Sosial Untuk memperkuat SDM | 31
Lampiran 2
: Kegiatan Sosial, IPM dan MDGs | 41
ii
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
DAFTAR ISTILAH APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Askot
: Asisten Korkot (Koordinator Kota)
Balita
: Bayi dibawah lima tahun
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BKM
: Badan Keswadayaan Masyarakat
BLM
: Bantuan Langsung Masyarakat
CSR
: Corporate Social Responsibility (Kerjasama tanggung jawab sosial)
ERT
: Ekonomi Rumah Tangga
Faskel
: Fasilitator Kelurahan
IPM
: Indek Pembangunan Manusia
KK
: Kepala Keluarga
KMW
: Konsultan Manajemen Wilayah
KPK
: Kartu Perkembangan Kelompok
KSM
: Kelompok Swadaya Masyarakat
KTT
: Konferensi Tingkat Tinggi
Lansia
: Lanjut Usia
LKM
: Lembaga Keswadayaan Masyarakat
MDG’s
: Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Global
NGO
: Non-Government Organization (Organisasi non-pemerintah)
PAUD
: Pendidikan Anak Usia Dini
PJM
: Perencanaan Jangka Menengah
PKK
: Pemberdayaan & Kesejahteraan Keluarga
PNPM
: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan iii
POB
: Pedoman Operasional Baku
Poyandu
: Pos Pelayanan Terpadu
Pronangkis
: Program penanggulangan kemiskinan
RT
: Rukun Tetangga
RW
: Rukun Warga
SDM
: Sumber Daya Manusia
SKPD
: Satuan Kerja Pemerintah Daerah
TA
: Tenaga Ahli
UP
: Unit Pengelola
UPK
: Unit Pengelola Keuangan
UPL
: Unit Pengelola Lingkungan
UPS
: Unit Pengelola Sosial
iv
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
BAB I PENDAHULUAN
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 1
1.1.
Latar Belakang
Sebagaimana dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Penguatan Modal Sosial, kegiatan sosial memiliki ruang lingkup yang luas. Seluas kehidupan masyarakat yang telah memiliki modal sosial sejak lama. Interaksi masyarakat melalui berbagai jaringan kerja sama yang membudaya membuktikan bahwa modal sosial telah tumbuh dan berkembang. Modal sosial dapat berfungsi ganda, selain untuk memperlancar pembangunan juga sebagai tujuan pembangunan.Untuk memperlancar pembangunan, solidaritas sosial sebagai akar modal sosial dapat digunakan untuk berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan dasar untuk mencapai kesejahteraan. Sedangkan sebagai tujuan pembangunan, modal sosial merekatkan upaya untuk saling bahu membahu dalam mengatasi segala persoalan pembangunan terutama penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Modal sosial menurut Francis Fukuyama, adalah seperangkat nilai atau norma yang dibawa oleh anggota kelompok di dalam komunitas yang memungkinkan berlangsungnya kerjasama di antara mereka didasari oleh tumbuhnya nilai kepercayaan diantara anggota kelompok. Rasa saling percaya lahir dari norma-norma yang ditumbuhkan di lingkungan keluarga seperti kejujuran, menunaikan kewajiban, bertanggung jawab dan berlangsung secara timbal-balik. Kepercayaan yang dilandasi oleh norma-norma tersebut seperti pelumas yang membuat komunitas atau organisasi dapat dijalankan lebih efisien (Fukuyama; 2005; 21). Penanggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan tidak akan sanggup beroperasi meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa modal sosial. Oleh sebab itu dibentuklah BKM/LKM di setiap desa/kelurahan untuk mengorganisir modal sosial. Selanjutnya BKM/LKM bersama jaringan relawan sektoral (kader Posyandu, kader PKK, relawan pendidikan, relawan kesehatan, penyuluh pertanian dsb) mengusahakan peningkatan taraf hidup melalui pemenuhan sejumlah kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lingkungan hidup, seperti yang dicitacitakan MDGs. Sedangkan untuk mengukur sejauh mana kualitas manusia telah mencapai kesejahteraan, digunakan ukuran IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang terdiri dari peningkatan angka harapan hidup, pendidikan dan daya beli. Ketiga kebutuhan dasar tersebut didorong untuk dicukupi oleh potensi yang dimiliki masyarakat sendiri, baik berupa dana, gagasan, tenaga, dan jaringan kerjasama atau yang disebut sebagai modal sosial. Peran strategis PNPM Mandiri Perkotaan adalah mengasah potensi modal sosial agar dapat dimanfaatkan untuk mengakses sumberdaya fisik, alam, aset, dan kesempatan untuk mempengaruhi
2
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
lembaga-lembaga kunci agar terlibat aktif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan masyarakat miskin. Dengan demikian, intervensi kegiatan sosial tidak hanya untuk membangun kapasitas manusia (human capital) tetapi juga memperkuat kapasitas modal sosial (social capital) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ciri masyarakat bermodal sosial kuat ditunjukkan dengan kemampuannya menerapkan jaringan kerja sama di atas kebersamaan (solidaritas), kejujuran, rasa percaya dan saling bertanggung jawab. Sebagai contoh, jika salah seorang warga sedang menyelenggarakan hajatan para tetangga pasti berdatangan untuk saling membantu. Sejumlah peristiwa penting dalam kehidupan amat dihormati, sakral dan dianggap harus dibantu dengan penuh gotong royong, baik pada saat senang maupun susah. Peristiwa-peristiwa yang mendapat tempat di hati masyarakat tersebut antara lain perkawinan, khitanan, mendirikan rumah, pesta syukuran atau saat mengalami musibah, sakit, dan meninggal dunia. Semua tetangga bahu-membahu memberikan bantuan tanpa pamrih dengan satu alasan untuk menolong. Salah satu perwujuan modal sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah melalui kegiatan Tridaya (sosial, ekonomi, dan lingkungan). Kegiatan Tridaya tersebut saling memperkuat dan melengkapi dalam upaya menanggulangi permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin yang kompleks dan multi-dimensi. Sebagai bagian Tridaya, kegiatan sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan direncanakan secara partisipatif dan dituangkan ke dalam PJM Pronangkis. Kegiatan sosial saling melengkapi dengan kegiatan ekonomi dan lingkungan/infrastruktur dalam PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan sosial adalah kegiatan untuk memberdayakan dan membantu kelompok masyarakat termiskin melalui penguatan modal sosial dalam masyarakat, seperti misalnya kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia masyarakat miskin, kegiatan-kegiatan untuk menguatkan jaringan relawan, kegiatan-kegiatan fasilitasi untuk masyarakat termiskin baik dari kelompok produktif maupun lanjut usia, dan sebagainya. POB (Pedoman Operasional Baku) Kegiatan Sosial ini hadir untuk menjadi acuan masyarakat untuk merancang kegiatan sosialnya agar peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin tercapai. Dengan demikian, tujuan PNPM Mandiri Perkotaan untuk berkontribusi pada pencapaian target IPM dan MDGs semakin mudah tercapai melalui kegiatan-kegiatan sosial tersebut. POB ini memberikan petunjuk operasional dan aspek-aspek teknis untuk merancang kegiatan sosial, melalui pendampingan teknis, pendanaan, dan peningkatan kapasitas. PNPM Mandiri Perkotaan memfasilitas penguatan modal sosial yang telah tumbuh di masyarakat dengan memberikan bantuan teknis operasional sesuai kebutuhan masyarakat.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 3
POB Kegiatan Sosial merupakan turunan dari berbagai pedoman teknis. Dalam melaksanakan kegiatan sosial, masyarakat membentuk kelompok-kelompok yang disebut dengan KSM. Konsep dan petunjuk pembentukkan KSM diatur dalam Petunjuk Teknis Pengembangan KSM.
Definisi/Pengertian
1.2
Kegiatan sosial adalah kegiatan untuk memberdayakan masyarakat (laki-laki dan perempuan), terutama kelompok miskin, melalui penguatan modal sosial dan pelaksanaan tindakan bersama seluruh masyarakat.
Tujuan
1.3
Mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama masyarakat miskin (laki-laki dan perempuan), melalui penguatan modal sosial dan pelaksanaan tindakan bersama seluruh masyarakat yang dilakukan secara swadaya dan berkelanjutan.
1.4.
Output
1. Menguatnya solidaritas sosial. 2. Menguatnya jaringan kerja sama relawan sektor (pendidikan, kesehatan, dsb). 3. Meningkatnya
kapasitas
dan
keterampilan
masyarakat
dalam
menyelesaikan
persoalan
kemiskinan dengan potensi yang dimiliki. 4. Meningkatnya keswadayaaan masyarakat. 5. Terlayaninya masyarakat miskin untuk kebutuhan infrastruktur, ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta meningkatnya pendapatan, daya beli, angka harapan hidup. 6. Terbukanya kesempatan akses usaha dan kesempatan kerja bagi warga miskin. 7. Berlanjutnya kegiatan sosial melalui kemitraan dengan Pemda, dunia usaha dan kelompok peduli lain.
1.5.
Kelompok Sasaran
1. Kelompok sasaran utama dari kegiatan sosial adalah masyarakat miskin (laki-laki dan perempuan) terutama masyarakat termiskin di kelurahan. 2. BKM/LKM, UP-UP 3. Pemerintah daerah dan pihak terkait 4. Relawan pendamping (kelompok peduli dan tokoh masyarakat)
4
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
1.6. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan sosial dalam konteks PNPM Mandiri Perkotaan meliputi dua hal, yaitu pendampingan teknis dan dana BLM. Selain dari dana BLM, melalui pendampingan teknis diharapkan dapat diperoleh sumber-sumber pendanaan lain, baik swadaya, tabungan kelompok, APBD, CSR, dan lainnya. Pendampingan teknis dilakukan oleh fasilitator dan relawan di tingkat masyarakat untuk mencapai 7 output utama poin 1.4 di atas. Segala penyelesaian persoalan masyarakat diserahkan kepada masyarakat dan menjadi otoritas mereka dengan menggunakan potensi modal sosial yang dimiliki.Untuk sejumlah sektor yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti peningkatan taraf hidup, ekonomi, kesehatan, pendidikan atau penanggulangan resiko bencana (PRB) diarahkan agar sesuai dengan target IPM-MDGs. 1. Pengelolaan Kegiatan Sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan berada dibawah tanggung jawab UPS. Jika dikaitkan dengan target IPM-MDGs dan kelompok sasaran, maka ruang lingkup kegiatan Sosial meliputi (Lihat Gambar 3): Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin, diutamakan usia produktif, seperti: a) Pelatihan Ekonomi Rumah Tangga (tabungan dan pengelolaan keuangan kelompok), b) Pelatihan kewirausahaan, c) Pelatihan ketrampilan dan teknis,seperti pelatihan pertukangan, pelatihan kebencanaan, dll. 2. Kegiatan pelayanan pendidikan diperuntukkan bagi balita dan anak-anak usia sekolah mengikuti Program Pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun. 3. Kegiatan pelayanan kesehatan yang diperuntukkan bagi balita dan usia tidak produktif (usia setelah melewati usia produktif, lansia). 4. Kegiatan santunan dalam keadaan tertentu seperti bencana atau santunan untuk pemanfaat usia tidak produktif. 5. Kegiatan pengelolaan aset kelompok. 6. Dan lain lain.
1.7. Strategi Pendampingan Kegiatan Sosial i.
Penguatan kelompok Penguatan kelompok melalui: a) Peningkatan kapasitas dan keahlian melalui berbagai jenis pelatihan dan pendampingan, dibukanyakesempatan lapangan pekerjaan, maupun pemetaan sumber penghasilan yang tersedia; b) Pelaksanaan pertemuan rutin, tabungan kelompok, dan bagi kelompok ekonomi melaksanakan pinjaman bergulir serta sebagai upaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat miskin; c) Penerapan aturan bersama dalam kelompok Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 5
agar bijaksana,sadar, dan terbuka dalam mengelola keuangan kelompok; dan d) Penerapan kualitas dan pemastian keberlanjutan dalam semua kegiatan.
ii.
Pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat Masyarakat miskin didorong untuk belajar berinisiatif dalam pemenuhan kebutuhan mereka dalam rangka memperluas akses terhadap berbagai aset khususnya aset SDM, aset sosial, dan aset keuangan.
iii.
Meningkatkan
pelayanan
BKM/LKM
melalui
Unit-Unit
Pelaksana
untuk
masyarakat miskin Keberadaan BKM/LKM serta unit-unit pelaksananya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat miskin dalam meningkatkan penghidupannya. iv.
Penguatan
kapasitas
masyarakat
miskin
dalam
ketrampilan
kerja dan usaha Penguatan kapasitas masyarakat miskin dalam ketrampilan kerja dan usaha melalui: a) pelaksanaan berbagai jenis pelatihan ketrampilan kerja dan usaha, b) pembelajaran akses ketrampilan kerja dan usaha, serta c) pengembangan kerjasama dalam peningkatan akses kerja dan usaha. v.
Memanfaatkan Jaringan Memanfaatkan jaringan melalui modal sosial yang berkembang dalam masyarakat.
vi.
Penguatan Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) KBK melalui: a) identifikasi kebutuhan belajar; b) Perencanaan; c) Pelaksanaan Kegiatan Belajar; d) Evaluasi
Buku POB Sosial ini berlaku untuk seluruh wilayah dampingan PNPM Perkotaan. Di lokasi yang ditentukan oleh PMU PNPM Perkotaan, dilaksanakan Kegiatan Pilot Pendampingan KSM yang dijelaskan lebih rinci dalam lampiran 2.
6
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
BAB II KETENTUAN PEMANFAATAN BLM KEGIATAN SOSIAL
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 7
Kegiatan sosial adalah inisiatif masyarakat untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan berorientasi pada pencapaian target IPM dan MDG’s. Seluruh prakarsa masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sosial diserahkan kepada masyarakat sepenuhnya bagaimana mekanisme pendanaannya dan bersumber dari mana saja. Untuk kegiatan sosial yang didanai oleh BLM PNPM Mandiri Perkotaan, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. BLM hanya untuk warga miskin yang tercantum dalam PS-2. Pemanfaatannya disesuaikan dengan mata pencaharian masyarakat lokal untuk peningkatan pendapatan 2. Kegiatan sosial yang dilakukan memiliki potensi untuk bersinergi dengan kegiatan lingkungan dan ekonomi. 3. Mengutamakan kegiatan peningkatan kapasitas dan ketrampilan bagi warga miskin. 4. BLM memberikan manfaat secara berkelanjutan. 5. BLM dapat digunakan untuk kegiatan berikut ini dengan rencana pengelolaan kegiatan yang jelas: •
Asset bergulir dan asset produksi
•
Magang (OJT) di perusahaan/IKM (industri kecil menengah), disertai skema pembiayaan yang disepakati antara BKM/UPS dengan perusahaan/IKM.
6. Kegiatan sosial lainnya, seperti kebencanaan, dll. Kegiatan sosial yang didanai oleh sumber dana lain dapat disepakati syarat pemanfaatannya dengan pihak terkait. Untuk lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi pilot pendampingan KSM, penyaluran dan pemanfaatan dana BLM sosial ini diatur pada lampiran 2. Khusus untuk kegiatan Pilot Pendampingan KSM, dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar setelah mendapat pelatihan dan memenuhi kriteria KSM.
8
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Gambar 1. Ruang Lingkup Kegiatan Sosial dan Pendanaannya
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 9
Gambar 2. Alur Pemanfaatan BLM dan Sumberdana Kegiatan Sosial
10
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIAL
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 11
3.1. Perencanaan Dalam Pelaksanaan Kegiatan terdiri dari Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi serta Keberlanjutan. Pada Tahap perencanaan, kegiatan sosial disosialisasikan kepada masyarakat bukan hanya dalam arti sempit, tapi juga dalam arti luas. Kegiatan sosial dalam arti luas meliputi seluruh proses pemberdayaan dalam PNPM Mandiri Perkotaan sebagai gerakan sosial. Di dalam proses pemberdayaan tersebut terdapat input, proses dan output. Pada fase input, terdapat aktivitas sosialisasi dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan coaching yang ditujukan kepada BKM, UPS dan KSM Sosial, yaitu: 1) Sosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial, 2) Bimbingan dan pendampingan kepada BKM dan UPS, 3) Pembangunan/penguatan KSM Sosial, 4) Pendampingan KSM Sosial untuk penyusunan Usulan Kegiatan dan Pelaporan, 5) KSM Sosial menyusun kegiatan 6) Verifikasi UPS dan BKM terhadap usulan KSM Sosial, 7) Pencairan dana ke KSM Sosial. Substansi penting dalam tahap perencanaan adalah memposisikan kegiatan sosial sebagai komponen program yang
terintegrasi
dengan
kegiatan
lingkungan
dan
ekonomi
produktif
dalam
rangka
mengembangkan kapasitas manusia dan masyarakat yang berkesinambungan.
Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Sosial
Sosialisasi pengelolaan Kegiatan Sosial
1
Pelaksanaan Kegiatan Sosial oleh KSM/ Panitia
9
KSM/Panitia Menyusun Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan
10
8
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Pendampingan pada BKM/ LKM + UPS
Pembangunan/penguatan KSM/Panitia Sosial
2
3
1. Diutamakan terkait pemenuhan kebutuhan pendidikan dan kesehatan 2. Kemanfaatan langsung kepada PS2 (cek daftar PS2) 3. Jika terkait mata pencaharian diprioritaskan yang menunjang ekonomi,meningkatkan lapangan kerja (cek PJM Pronangkis) 4. Keberlanjutan 5. Penggalangan Swadaya 6. Kerjasama Kemitraan 7. Transparansi & Akuntabilitas
Perbaikan usulan kegiatan (Belum Layak)
7
Pencairan dana kegiatan ke KSM (Layak) Pendampingan KSM/ Panitia Sosial untuk Penyusunan Usulan Kegiatan dan Laporan
4 6
Verifikasi UPS & keputusan BKM/LKM
KSM/Panitia Sosial menyusun Usulan Kegiatan
12
5
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Sosialisasi Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Sosial
11
1) Sosialisasi pengelolaan kegiatan sosial
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
Lakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan sosialisasi, seperti menyiapkan
Pelaksana :
bahan
dengan
Fasilitator
Lurah/Kades dan BKM/LKM, menetapkan
kelurahan
sosialisasi,
koordinasi
Bahan sosialisasi
peserta yang akan diundang, waktu yang tepat, susunan acara, dll. 2
Laksanakan sosialisasi sesuai jadwal yang
Pelaksana :
Daftar hadir
telah disepakati dengan pokok-pokok
Lurah/Kades
sosialisasi dan
pesan yang perlu untuk dipahami oleh
catatan proses
peserta adalah:
Peserta :
§ Penjelasan tentang tujuh prinsip-
BKM/LKM+UPS
prinsip pengeloaan kegiatan sosial
tanya jawab
relawan(KBK),
§ Penjelasan Pola/bentuk kegiatan sosial
Aparat Kel/Desa,
§ Alur pelaksanaan kegiatan
Warga Miskin PS2 (L/P), ormas,
Catatan :kegiatan ini dilakukan di tingkat
lembaga sosial,
kelurahan, dan dapat dilanjutkan oleh
yayasan, dll.
BKM/LKM dan relawan dengan
Fasilitator :
memanfaatkan berbagai kegiatan warga
Fasilitator Kelurahan
3
4
Buat berita acara hasil sosialisasi yang
Pelaksana :
dilampiri dengan daftar hadir peserta
Fasilitator
sosialisasi
kelurahan
Setelah acara sosialisasi, koordinasikan dengan
BKM/LKM
tentang
rencana
bimbingan
dan
Fasilitator
pendampingan pada BKM/LKM + UPS,
kelurahan
pelaksanaan
tetapkan waktu dan tempatnya
Pelaksana :
Berita Acara hasil sosialisasi
Jadwal definitif kegiatan dan penanggung jawabnya
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 13
2) Bimbingan dan pendampingan pada BKM/LKM + UPS
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Lakukan persiapan sebelum melakukan kegiatan bimbingan dan pendampingan
Pelaksana :
pada
seperti
Fasilitator
menyiapkan bahan, format, koordinasi
kelurahan
BKM/LKM
+
UPS,
dengan BKM/LKM, memilih waktu yang
BKM/LKM
mengundang
anggotanya
berserta personil UPS untuk hadir pada pertemuan
bimbingan
Bahan untuk bimbingan, format usulan kegiatan, format laporan, dll.
tepat, dll. 2
Output
Pelaksana :
Undangan
BKM/LKM
kegiatan
Pelaksana :
Daftar hadir
BKM/LKM
undangan
pengelolaan
kegiatan sosial 3
Pelaksanaan
bimbingan,
Fasilitator
menerangkan tentang pentingnya untuk memahamkan
masyarakat
khususnya
seluruh warga miskin yang ada di PS-2.
Peserta : LKM/BKM, UPS
Menjelaskan
detail
delapan
pengelolaan
kegiatan
prinsip
sosial
dan
bagaimana penerapannya di masyarakat.
Berita acara Fasilitator :
pelaksanaan
Fasilitator
kegiatan
kelurahan Membimbing
dan
simulasi
pengisian
format-format: usulan kegiatan, laporan hasil
kegiatan,
keuangan. untuk
RAB
dan
laporan
Penugasan kepada peserta
pengisian
format-format
agar
semakin terampil. 4
Pendampingan
intensif
(interpersonal/
Pelaksana :
Format terisi
group) kepada BKM/LKM dan UPS dalam
Fasilitator
dengan benar,
memahami konsep, dan menggunakan
kelurahan
prinsip
alat kerja
14
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
diterapkan.
3)
Pembangunan/penguatan KSM/Panitia sosial
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
Identifikasi jenis dan jumlah kegiatan
Pelaksana : UPS
Didapatkanya
yang sudah masuk program sosial dalam
LKM/BKM
data tentang
Renta PJM Pronangkis dan kebutuhan
Fasilitator :
jumlah kegiatan,
akan KSM/Panitia pelaksananya
Fasilitator
jumlah KSM
kelurahan
sosial yang ada,
Identifikasi KSM sosial yang sudah ada
dan jumlah
dan pernah menjadi pelaksana kegiatan.
lembaga/org
Identifikasi lembaga/ organisasi sosial
potensial menjadi
yang petensial untuk menjadi pelaksana
KSM
kegiatan sosial 2
Melakukan penguatan terhadap KSM yang
Pelaksana : UPS
KSM melakukan
sudah ada agar semakin kuat dan mantab
LKM/BKM,
penguaan
sesuai dengan prinsip pembangunan KSM
Relawan
lembaga,
dari sisi kelembagaan, anggota, acuan
Peserta :
anggota, acuan
dan pola kerja yang dikembangkan.
Relawan(KBK),
dan pola kerja.
Pengurus dan Menjelaskan kepada KSM dan anggotanya
anggota Warga
KSM paham dan
tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan
miskin (PS-2)
mau menerapkan
kegiatan sosial, tugas-tugas KSM, dll.
Fasilitator :
prinsip
Fasilitator kelurahan 3
Membangun KSM baru (bila diperlukan)
Pelaksana : UPS
KSM paham dan
dengan pola:
LKM/BKM/
mau menerapkan
• menggunakan lembaga/ organisasi
relawan
prinsip
sosial yang sudah ada dan petensial • KSM yang benar-benar baru untuk menjadi pelaksana kegiatan sosial
Peserta : pengurus lembaga, calon anggota KSM
Menjelaskan kepada KSM dan anggotanya
(khususnya
tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan
Miskin PS-2)
kegiatan sosial, tugas-tugas KSM, dll.
Fasilitator : Fasilitator kelurahan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 15
4) Pendampingan kepada KSM/Panitia sosial dalam penyusunan usulan kegiatan dan laporan No 1
2
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
Memberikan pendampingan kepada
Pelaksana : UPS
Pengurus KSM
pengurus KSM/panitia untuk
LKM/BKM/
mampu mengisi
memperkenalkan/meningkatkan
relawan
format-format
kemampuan teknis dalam pengisian
Peserta :
kegiatan sosial
format-format:
pengurus KSM
dengan benar
•
usulan kegiatan,
Sosial
•
RAB
•
laporan hasil kegiatan,
Fasilitator
•
laporan keuangan.
kelurahan
Fasilitator :
UPS memastikan KSM mampu mengisi
Pelaksana : UPS
Format usulan
format secara mandiri, dan memberikan
LKM/BKM/
KSM tidak perlu
waktu konsultasi khusus untuk pengisian
relawan
revisi perbaikan.
format.
Peserta : pengurus KSM Sosial
5) KSM/Panitia sosial menyusun usulan kegiatan
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
Pengurus menyusun usulan kegiatan dan
Pelaksana :
Ada usulan
RAB secara mandiri
Pengurus
kegiatan dan RAB
KSM/Panitia
KSM yang terisi
Fasilitator :
benar.
Relawan 2
Usulan kegiatan juga memuat rencana
Pelaksana :
KSM memahami
kerja masing-masing prinsip pengelolaan
Pengurus
detail kegiatan
kegiatan sosial.
KSM/Panitia
yang akan
Fasilitator : UPS
dilakukan.
Rencana kerja harus jelas, terukur,
BKM/LKMdan
terjadwal, dan ada penanggung jawabnya. 3
16
KSM/Panitia mengajukan usulan kegiatan
Pelaksana :
Resi penerimaan
dan RAB kepada BKM/LKM:
Pengurus
usulan kegiatan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
No
Kegiatan/Tujuan •
persyaratan KSM sudah lengkap
•
persyaratan Usulan kegiatan dan RAB
Pelaku KSM/Panitia
Output KSM dari BKM/LKM
sosial sudah lengkap
6) Verifikasi & keputusanBKM/LKM
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
UPS menerima usulan dan meregister
Pelaksana : UPS
KSM
usulan KSM/panitia sosial dengan buku
BKM/LKM
mendapatkan no
khusus.
register
UPS melakukan verifikasi usulan KSM
Usulan KSM
berdasarkan format yang ada untuk
dinyatakan layak
memastikan:
atau belum layak
• Keterpenuhan syarat administrasi yang meliputi beberapa berkas. • Keterpenuhan syarat kelayakan biaya, teknis, dan lingkungan. • Keterpenuhan syarat penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan 2
KSM yang dinyatakan layak oleh UPS
Pelaksana : UPS
KSM layak dan
maka diusulkan ke tingkat LKM/BKM
dan BKM/LKM
belum layak
untuk diambil keputusan pimpinan
diproses lebih
kolektif.
lanjut
KSM yang dinyatakan belum layak oleh UPS maka usulan kegiatan dikembalikan ke KSM dan direkomendasi perihal perbaikannya. 3
BKM/LKM mengadakan rapat untuk
Pelaksana :
Surat keputusan
mengambil keputusan: menentukan skala
BKM/LKM dan
BKM/LKM tentang
prioritas dan alokasi dana untuk masing-
UPS
usulan KSM/
masing KSM-KSM Tridaya
BAPPUK
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 17
7)
Pencairan dana ke KSM
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
Berdasarkan SK BKM/LKM sekretariat
Pelaksana :
Dokumen
mempersiapkan dana untuk pencairan
UPS, sekretariata
pencairan dana
kepada UPS BKM/LKM.
dan BKM/LKM
siap
Pencairan dana dilakukan kepada KSM
Pelaksana :
Dana diterima
sosial yang besarnya sesuai dengan
UPS, sekretariat
KSM
keputusan BKM/LKM. Bila dana kegiatan
dan BKM/LKM
UPS dibantu sekretariat mempersiapkan administrasi untuk mencairkan dana kepada KSM sosial yang telah direncanakan akan melaksanakan kegiatan. 2
jumlahnya besar (>15 juta), maka bisa
Bukti pencairan
dilakukan termin dalam pencairan sebagai
lengkap
pengendalian.
18
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
3.2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah bagian terpenting dalam kegiatan sosial karena mewujudkan rencana ke dalam tindakan hingga terlihat seberapa jauh tindakan menimbulkan perubahan yang diharapkan dan seberapa besar dirasakan manfaatnya oleh KK Miskin. Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat swadaya dan kepedulian masyarakat terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada tahap ini juga dapat dicermati sejauhmana kegiatan mampu menggalang mitra strategis yang membuatnya berkelanjutan. Tahap pelaksanaan tersebut dapat dilakukan sebelum atau setelah pencairan dana BLM kepada KSM Sosial, sehingga kegiatan sosial tidak tergantung pada dana BLM yang dicairkan, tetapi pada kesiapan masyarakat menjalankan kegiatan yang direncanakan, baik dengan maupun tanpa dana BLM sebagaimana tertuang dalam PJM Pronangkis. Pada tahap pelaksanaan juga dapat dicek partisipasi, yaitu seberapa banyak pihak yang terlibat. Pada tahap pelaksanaan terdapat dua hal utama pada langkah ke 8 dan 9, yaitu Tahap Persiapan Pelaksanaan dan Tahap Pelaksanaan kegiatan sosial oleh panitia. 1)
Persiapan pelaksanaan kegiatan
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
Pengurus KSM/panitia mengkonsolidasi
Pelaksana :
Implementasi
kegiatan awal/persiapan, antara lain:
Pengurus
mengacu pada
• Diutamakan terkait dengan
KSM/Panitia
prinsip-prinsip
pemenuhan kebutuhan pendidikan dan kesehatan (cek PJM Pronangkis)
pengelolaan Fasilitator : UPS
kegiatan sosial
BKM/LKMdan
Kegiatan terkait
direncanakan sudah ada dalam daftar
Fasilitator
langsung dengan
war ga miskin (PS-2)
Kelurahan
pemenuhan
• Recek pemanfaat/peserta yang
• Memastikan rencana kegiatan memberi
kebutuhan dasar
kemanfaatan langsung bagi warga
pendidikan dan
miskin.
kesehatan
• Jika terkait dengan mata pencaharian
(MDGs)
diprioritaskan kegiatan yang
Diperoleh
menunjang kegiatan ekonomi dan
kegiatan yang
meningkatkan lapangan kerja (cek PJM
sesuai dengan
Pronangkis)
target IPM dalam
• Rencana kerja untuk melembagakan
peningkatan daya
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 19
No
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
kegiatan agar keberlanjutan terjamin
Output beli, pendidikan
• Rencana kerja penggalangan swadaya
dan angka
masyarakat: uang, material, dll.
harapan hidup
• Rencana kerja Kerjasama dan
Kualitas kegiatan meningkat
kemitraan • Rencana kerja penerapan transparansi
dengan adanya
& akuntabilitas pelaksanaan kegiatan
proses penguatan
kepada publik.
pada persiapan. Pelaksanaan membutuhkan untuk melibatkan komunitas dan warga miskin yang semakin luas.
2
Rencana kerja untuk memperjelas target,
Pelaksana :
Rencana
tahapan kegiatan, penanggung jawab
Pengurus
pelaksanaan
kegiatan, agar KSM/panitia mudah dalam
KSM/Panitia
matang terjadwal
melaksanakan kegiatan yang telah diencanakan.
dan jelas Fasilitator : UPS
penanggung
Fasilitator
Jawabnya
Kelurahan
20
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
2)
Pelaksanaan kegiatan sosial oleh KSM/Panitia
No 1
Kegiatan/Tujuan
Pelaku
Output
KSM/Panitia telah menjalankan kegiatan
Pelaksana :
Calon peserta
persiapan dengan baik, rencana kegiatan
Pengurus
siap mengikuti
yang tersusun diimplementasikan.
KSM/Panitia
kegiatan sosial yang difasilitasi
KSM/Panitia mengundang,
Fasilitator : UPS
mengumpulkan calon peserta untuk
Fasilitator
dilakukan penjelasan mengenai tujuan
Kelurahan
oleh KSM/Panitia
pelaksanaan kegiatan, tahapan dan proses, tanggung jawab masing-masing pihak, dll. 2
3
KSM/Panitia mengoptimalkan partisipasi
Pelaksana :
Partisipasi warga
komunitas dalam pelaksanaan kegiatan
Pengurus
terwujud dalam
mulai dari penggalangan swadaya,
KSM/Panitia
pelaksanaan
pengorganisasian pelaksanaan kegiatan,
Fasilitator : UPS
kegiatan
dll. Laki-laki dan perempuan terlibat untuk
Fasilitator
melaksanakan rencana kerja KSM/Panitia
Kelurahan
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
Pelaksana :
Kegiatan
bakuan seperti yang tercantum dalam
Pengurus
terlaksana sesuai
usulan kegiatan yang telah disetujui oleh
KSM/Panitia
bakuan kegiatan
BKM/LKM.
dan terpantau
UPS mendampinggi, memantau,
Partisipan:
oleh BKM/LKM
membimbing KSM/Panitia agar mampu
Warga miskin PS
melalui UPS
melaksanakan kegiatan sesuai aturan
2
main, prinsip-prinsip dan usulan kegiatan.
Fasilitator Kelurahan
4
KSM/Panitia mengelola administrasi
Pelaksana :
Data dan bahan
pelaksanaan kegiatan dengan baik
Pengurus
untuk pelaporan
sehingga bahan penyusunan laporan
KSM/Panitia
kegiatan siap
tersedia dengan baik dan cukup.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 21
3.3. Pengendalian dan Evaluasi Pada tahap ini KSM Sosial dituntun melaporkan apa saja yang telah dikerjakan, baik laporan kemajuan kegiatan, maupun laporan final kegiatan. Selain laporan kegiatan, KSM juga melaporkan pengelolaan keuangannya, baik terkait pemanfaatan dana BLM maupun pemanfaatan dana swadaya atau sumberdana lain. Di dalam laporan KSM juga disampaikan kegiatan telah melayani berapa KK miskin dengan memberikan kontribusi apa saja. Pelaporan penting untuk melihat sejauh mana output dan sasaran kegiatan telah tercapai, sehingga bisa diukur lebih lanjut dampaknya. Laporan adalah konsumsi publik, bukan konsumsi administratif, sehingga harus dipublikasikan kepada semua pihak, baik melalui penempelan pada papan pengumuman di lima titik strategis maupun melalui berbagai pertemuan. Tahap pelaporan terdiri dari langkah 10) tahap penyusunan laporan dan langkah 11) sosialisasi laporan. 3) KSM/Panitia menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
No
Kegiatan/Tujuan
1
Mengundang anggota KSM/panitia
Ada
KSM/Panitia
evaluasi,
data
evaluasi, konsolidasi data hasil, menyusunan draft
Peserta: Anggota
terolah,
draft
laporan hasil
KSM/Panitia
laporan jadi
Penyelesaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Pelaksana:
Dokumen laporan
minimal sesuai format yang telah disiapkan.
KSM/Panitia
dan
sosial
untuk
bersama;
pelaksana
Output
Pelaksana: Ketua
kegiatan
2
Pelaku
melakukan
Laporan juga dilampiri foto-foto kegiatan, laporan
catatan
lampiran
tersusun
keuangan. 3
Menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan sosial
Pelaksana:
Tanda
yang
KSM/Panitia
penyerahan
lengkap
termasuk
penggunaan
dana,
dokumentasi, dll. Kepada UPS BKM/LKM.
22
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
terima
laporan hasil
4) Sosialisasi laporan hasil pelaksanaan kegiatan sosial
No 1
Kegiatan/Tujuan Persiapkan
dokumen
Pelaku
laporan
hasil
pelaksanaan kegiatan sosial, pelajari dan salin
bagian-bagian
untuk
bahan
yang
Pelaksana :
Bahan
BKM/LKM dan UPS
sosialisasi hasil
dibutuhkan
sosialisasi.
Buatlah
ringkasan, kemudian salin dan gandakan
Output untuk
kegiatan sosial Fasilitator : Tim Faskel/ relawan
sesuai dengan kebutuhan. 2
Tempelkan beberapa informasi penting
Pelaksana :
Info
hasil kegiatan sosial di lima titik papan
BKM/LKM dan UPS
pelaksanaan
informasi
dan
pengumuman
yang
strategis lainnya.
hasil
sudah Fasilitator : Tim
tertempel
Faskel/ relawan 3
Lakukan
kegiatan
sosialisasi
ditingkat
kelurahan terkait hasil-hasil pelaksanaan
Pelaksana : UPS
Berita
acara
BKM/LKM
dan
daftar
kegiatan sosial, dengan menyampaikan
4
nama peserta
ringkasan-ringkasan yang informatif dan
Fasilitator : Tim
dibutuhkan oleh masyarakat.
Faskel/ relawan
Sosialisasi minimal
dilakukan tiga
titik
ditingkat
utamanya
basis kantong
Pelaksana :
Berita
acara
relawan
dan
daftar
warga miskin, bisa dilakukan melalui pertemuan
yang
sudah
ada
nama peserta
di
masyarakat. 5
Memberikan salinan rekapitulasi laporan
Pelaksana : UPS
Progres
hasil pelaksanaan kegiatan sosial kepada
BKM/LKM
kegiatan sosial
pihak terkait seperti: Lurah/kades.
terpublikasi
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 23
3.4. Pendampingan KSM di lokasi Pilot Sebelum mencapai tingkat kemandirian, maka KSM perlu dikuatkan terlebih dahulu melalui kegiatan pendampingan di lokasi Pilot Pendampingan KSM terpilih.
Adapun hal-hal yang harus dikuatkan
dalam KSM adalah aspek solidaritas dan kemandirian dalam menangani permasalahan kelompok, meliputi : 1. Pertemuan Rutin 2. Tabungan 3. Pembukuan 4. Pinjaman dalam Kelompok 5. Angsuran Anggota Untuk memudahkan, kelima hal tersebut di atas disebut juga dengan lima jalan menuju sukses, atau Panca Sutra. Kelima hal tersebut diyakini dapat memperkuat modal sosial KSM.Dengan pertemuan rutin, tabungan, dan pinjaman, keakraban (kohesivitas) KSM semakin terpelihara. Kepercayaanpun semakin terbangun ketika antar anggota dibiasakan mengangsur pinjaman tepat waktu dan membukukannya dengan baik agar pemasukan dan pengeluaran dapat dikelola dan dikendalikan.
24
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 25
4.1
Pemantauan
Pengendalian pelaksanaan akan dilakukan melalui dukungan kegiatan pemantauan, pengawasan dan evaluasi untuk memberikan umpan balik (feed-back) terhadap strategi operasional yang ditetapkan dalam meningkatkan kinerja PNPM Mandiri Perkotaan. Kerangka pengendalian pelaksanaan secara terintegrasi sangat dipengaruhi oleh penetapan indikator-indikator kinerja kunci (key performance
indicators), termasuk tolok ukur (benchmarking) yang digunakan. Pelaksanaan pengendalian akan difokuskan pada langkah-langkah berikut: i.
Pemantauan di tingkat program dilaksanakan secara rutin, dalam basis harian maupun bulanan melalui sistem informasi manajemen (SIM), pengelolaan pengaduan masyarakat, dan website, yang terutama ditujukan untuk melakukan pengamatan serta menjaga koridor keberlanjutan program, yang dapat diindikasikan melalui konsistensi terhadap pencapaian tujuan PNPM Mandiri Perkotaan. Pemantauan dilakukan oleh konsultan, fasilitator, maupun secara partisipatif oleh masyarakat. Pemantauan secara partisipatif oleh masyarakat dilakukan melalui perangkat kerja partisipatif.
ii.
Supervisi dilaksanakan secara periodik, dalam basis triwulanan secara proporsional termasuk melalui uji petik, dan difokuskan serta ditujukan untuk melihat hasil-hasil yang telah diperoleh, dengan membandingkan terhadap target yang ditetapkan dalam perencanaan. Hasil-hasil yang diperoleh akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pencapaian keluaran (output). Supervisi di tingkat masyarakat dilakukan oleh BKM/LKM, UP, dan relawan dengan metoda uji petik yang disepakati bersama.
iii.
Pelaksanaan evaluasi dan penilaian untuk memberikan umpan balik terhadap ketepatan penerapan strategi operasional, diukur melalui tingkat pencapaian dari setiap indikator yang digunakan (seperti outcome, dampak program), untuk dibandingkan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan. Konsistensi keberlanjutan program dievaluasi dan diukur melalui rancangan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja implementasi program. Hasil evaluasi partisipatif oleh masyarakat dilaporkan dalam Rembuk Warga Tahunan.
Tujuan pengendalian yang berupa monitoring, supervisi maupun evaluasi adalah : a) Terkumpulnya data dan informasi tentang proses dan hasil setiap kegiatan. b) Memperoleh informasi tentang kondisi kesesuaian antara implementasi kegiatan dengan ketentuan yang ditetapkan (dalam pedoman).
26
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
c) Memperoleh analisis tentang tingkat pencapaian keberhasilan (kinerja) sesuai dengan aspek-aspek dan ukuran yang telah ditetapkan. d) Memperoleh analisis tentang hasil dan dampak dari pelaksanaan program. e) Membangun sistem tanggungjawab sosial di tengah masyarakat terhadap jalannya setiap pelaksanaan kegiatan.
4.2 Pengendalian, Pemantauan dan Keberlanjutan Pengendalian kegiatan Sosial dilakukan secara berjenjang mulai level fasilitator hingga KMP. Substansi pengendaliannya diletakkan pada MSAP Fasilitator Sosial dan Askot Sosial dan berujung pada Tenaga Ahli Sosialisasi di level KMW. Tugas mereka adalah mengendalikan kegiatan sosial agar sesuai koridor, tidak melanggar negative-list, tidak menyimpangi ketentuan yang berlaku dan menunjang pencapaian target penanggulangan kemiskinan sebagaimana disinggung mulai dari Bab I hingga Bab IV. Dimuka sempat disinggung bahwa kegiatan sosial berhubungan dengan sektor-sektor yang relevan dengan Program Penanggulangan Kemiskinan cluster I, yaitu Program Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga dan Cluster IV Program Serba Murah untuk masyarakat. Program Perlindungan Sosial berbasis keluarga antara lain Program Keluarga Harapan, Jamkesmas, Raskin, Bantuan Langsung Tunai, dan Beasiswa Siswa Miskin. Sedangkan Program serba Murah Untuk Masyarakat adalah Air Untuk Rakyat, Rumah Murah, Peningkatan Taraf Hidup Nelayan, Perbaikan Hidup Masyarakat Urban. Dalam jangka panjang, kegiatan sosial tidak hanya harus bermanfaat bagi warga miskin melainkan juga mesti meningkatkan kesejahteraan dan berkesinambungan. Artinya semakin banyak penanggung jawab kegiatan akan semakin baik. Semakin banyak sektorsektor pemerintahan terlibat, baik SKPD-SKPD maupun pemerintah pusat akan menjadikan program berjangka panjang. Kegiatan sosial yang ditempelkan atau disinkronisasikan dengan programprogram daerah (program-program SKPD) akan membuatnya berkesinambungan. Kegiatan sosial yang dikerjasamakan dengan pihak swasta dalam alokasi program CSR mereka dan program lainnya juga akan lebih terpelihara masa depannya. Namun dari segala jenis kemitraan tersebut kekuatan terbesar untuk membuat kegiatan berkelanjutan adalah keswadayaan, modal sosial dan jaringan sosial. Oleh sebab itu mulai saat ini mesti intensif mengidentifikasi prospek, baik kemungkinan penyertaan swadaya maupun kemitraan strategisnya. Harapannya ke depan, terdapat masa transisi yang jelas dalam pemantauan, pengendalian, pengelolaan hingga menuju
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 27
keberlanjutan program Sosial. Berikut ini hierarki pengendalian oleh askot sosial dan fasilitator sosial yang dikoordinir oleh TA Sosialisasi. Lambat laun, monitoring dan evaluasi semacam ini diharapkan melembaga secara partisipatif hingga ke level UPS dan KSM Sosial sendiri. SKPD-SKPD sektoral, terutama yang terkait dengan pendidikan, kesehatan dan pengembangan kapasitas yang relevan dengan mata pencaharian penduduk (perikanan, perkebunan maupun pertanian) dapat bekerja sama dengan relawan-relawan spesialis (sektor) untuk saling bekerjasama membangun jaringan pengelolaan, pengendalian dan evaluasi. Untuk pengendalian dan pengelolaan pendampingan KSM dilokasi Pilot Pendampingan KSM diatur pada lampiran 2 POB ini.
28
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Gambar 4 Skema Pengendalian dan Keberlanjutan Kegiatan Sosial
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan 29
30
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
LAMPIRAN I
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
31
DAFTAR ISI LAMPIRAN 1: KEGIATAN SOSIAL UNTUK MEMPERKUAT SDM | 34 A. Pentagon Penghidupan Berkelanjutan | 34 Gambar 1 : Posisi Kegiatan Sosial dalam Pentagon Akses, Aset dan Sumberdaya | 35 Gambar 2 : Ilustrasi Jaringan Kerjasama Relawan Sektor | 38 Gambar 3 : Proses Belajar dalam KBK | 39
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
33
LAMPIRAN 1 KEGIATAN SOSIAL UNTUK MEMPERKUAT SUMBER DAYA MANUSIA
Pembangunan akan lebih efektif dan berjangka panjang jika dilaksanakan dengan menumpang pada potensi yang dimiliki masyarakat. Harapannya tujuan pembangunan akan tercapai lebihcepat, tahan lama dan tidak bias sasaran. Salah satu faktor yang membuat tujuan pembangunan segera tercapai dan tepat sasaran adalah dengan menjalankannya dari bawah ( bottom up), mengikuti kebutuhan masyarakat agar lebih realistis. Di muka telah disinggung bahwa operasionalisasi prinsip pembangunan dalam PNPM Mandiri Perkotaan meliputi bidang prasarana lingkungan, ekonomi dan sosial atau yang disebut dengan Tridaya. Salah satu aspek penting adalah pengembangan masyarakat (Social Development); sebab tiap langkah kegiatan PNPM selalu membangun solidaritas sosial dan keswadayaan masyarakat.
A. Pentagon Penghidupan Berkelanjutan Jika kedua hal tersebut mampu direngkuh niscaya tercipta masyarakat efektif yang akan menjadi landasan kokoh penanggulangan kemiskinan. Ke depan akan lebih terbuka peluang menuju masyarakat mandiri dan berkelanjutan. Sebab dalam bidang sosial terkandung aspek pengembangan masyarakat yang berupaya meningkatkan potensi segenap unsur masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang rentan (vulnerable groups) dan marjinal yang selama ini tidak memiliki peluang/akses dalam program/kegiatan setempat. Komunitas atau masyarakat yang efektif dibangun dari sinergi peran individu-individu yang kuat. Sehingga bidang sosial menerjemahkannya ke dalam sejumlah kegiatan sosial yang salah satunya adalah membangun kapasitas SDM (human
capital).Dalam pentagon peningkatan akses(Gambar I), aset dan sumber daya, kegiatan sosial mengambil peran pada potongan aspek Sumber Daya Manusia (Human Capital) dengan aspek Sosial (social capital) dan aspek Financial (financial capital).
34
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Gambar 1 Posisi Kegiatan Sosial dalam Pentagon Akses, Aset dan Sumberdaya
Pada potongan pentagon tersebut, terlihat bahwa kegiatan sosial melekat pada jaringan sosial yang telah terbentuk di masyarakat dan tidak menciptakan “kepanitiaan” baru yang terlepas sama sekali dari jaringan komunitas yang telah ada. Sehingga kegiatan sosial akan lebih berdampak luas jika dilaksanakan oleh jaringan sosial yang sudah mengakar. Bentuk-bentuk kegiatan sosial yang dilaksanakan juga bukan kegiatan yang relief(permukaan), instan dan karitatif tetapi harus berkesinambungan. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, kegiatan-kegiatan sosial dilaksanakan oleh KSM-KSM yang diorganisir oleh Unit Pengelola Sosial (UPS) yang berkedudukan sebagai gugus tugas BKM. UPS mengorganisir aktivitas KSM-KSM Sosial dalam berbagai bentuknya, baik dalam hal peningkatan kapasitas SDM maupun memperkuat jaringan sosial demi meningkatkan kesejahteraan. Tentu saja, sebagaimana aktivitas ekonomi produktif dalam sustainability livelihood, aktivitas-aktivitas kegiatan sosial akan berjalan efektif meningkatkan kesejahteraan apabila berkaitan dengan mata pencaharian masyarakat.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
35
B. Hubungan Kegiatan Sosial dengan MDGs Sejak lama upaya penanggulangan kemiskinan telah menjadi gerakan di seluruh penjuru dunia. Terbukti bahwa PBB merasa perlu untuk mengumpulkan sejumlah consensus yang pernah disepakati dunia melalui United Nation World Summit sepanjang tahun 1990-an ke dalam satu paket, yaitu paket pembangunan dunia yang diarahkan pada 8 target utama yang disebut dengan Millennium
Development Goals (MDG) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai sasaran pembangunan millennium. Konsensus-konsensus yang pernah disepakati antara lain: KTT Dunia untuk Anak, Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua 1990 di Jomtien, Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan 1992 di Rio de Janeiro, dan KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial 1995 di Copenhagen. Alhasil Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB bulan September 2000 di New York, sebanyak 189 negara anggota PBB yang sebagian besar diwakili oleh kepala pemerintahan, termasuk presiden Indonesia, sepakat untuk menandatangani sebuah Deklarasi Millenium
Development Goals (MDGs) yang diadopsi dari seluruh komitmen sebelumnya lengkap dengan indicator yang harus dicapai, yaitu : 1.
Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
2.
Pemerataan pendidikan dasar
3.
Mendukung adanya persaman gender dan pemberdayaan perempuan
4.
Mengurangi tingkat kematian anak
5.
Meningkatkan kesehatan ibu
6.
Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
7.
Menjamin daya dukung lingkungan hidup
8.
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Sebagai tindak lanjut, setiap negara yang menandatangani diharapkan untuk mempersiapkan MDGs report (www.wikipedia.org).Jika dicermati, 8 tujuan tersebut sebagian besar menyasar kepada pemenuhan kebutuhan dasar yaitu kesehatan (kelaparan, kesehatan anak, kesehatan ibu, pencegahan penyakit
menular, kondusifnya
lingkungan)
dan pendidikan(pendidikan dasar,
kesetaraan gender dalam memperoleh pendidikan) serta kemitraan yang diperlukan untuk mewujudkannya. Seluruh target aktivitas tersebut diratifikasi di setiap negara untuk menjadi target pembangunannya masing-masing. Sebagai konsekuensinya maka di tiap kelurahan/desa, semua kegiatan yang dibiayai oleh BLM PNPM Mandiri Perkotaan wajib berorientasi pada MDGs, terutama terkait dengan pendidikan dan kesehatan.
36
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
C. Hubungan Kegiatan Sosial dengan IPM IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan Human
Development Indeks (HDI) adalah indeks standard untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Menurut Wikipedia, Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak saat itu indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya. Amartya Sen menggambarkan indeks ini berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu: 1. hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran 2. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga). 3. standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli. Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan penilaian diatas. Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan Manusia yang lebih berfokus kepada kemiskinan. Karena telah digunakan oleh negara, maka dalam PNPM Mandiri Perkotaan mestinya digunakan juga secara bertanggung jawab agar tujuan peningkatan kualitas SDM meningkat secara nasional. Indeks ini untuk mengukur kapasitas SDM secara individu namun tidak menutup kemungkinan menunjang kapasitasnya sebagai makhluk sosial. Secara individual, manusia ditingkatkan kapasitasnya melalui angka harapan hidup, pendidikan dan daya beli. Meningkatnya kapasitas SDM akan meningkatkan kesejahteraan dan waktu luang. Jika dimanfaatkan untuk saling berinteraksi, niscaya akan menguatkan modal sosial.
D. Strategi Pendampingan Kegiatan Sosial PNPM Mandiri Perkotaan meletakkan keberhasilannya di atas jaringan norma dan jaringan kerjasama yang dibangun oleh masyarakat, yang disebut dengan jaringan relawan. PNPM Mandiri Perkotaan tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup tanpa modal sosial. Oleh sebab itu BKM/LKM yang
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
37
dibentuk di setiap desa/kelurahan berfungsi untuk mengorganisir modal sosial. BKM/LKM bersama jaringan relawan (kader posyandu, kader PKK, relawan pendidikan, relawan kesehatan, penyuluh pertanian dsb) mengusahakan peningkatan taraf hidup melalui pemenuhan sejumlah kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan dan lingkungan hidup, sebagaimana yang dicita-citakan IPM dan MDGs. Gambar 2 Ilustrasi Jaringan Kerjasama Relawan Sektor
Paguyuban Pedagang Pasar Pedagang Sayuran
Kelompok Relawan Pendidikan Kader PAUD Pegiat Sekolah Demokrasi
Relawan Kesehatan
Pedagang Buah
Pedagang Tempe
Relawan Pedagang Kelompok Tani
Kader PKK
Kader PKK
Kader BKKBN
Relawan Anak Jalanan
Kader Posyandu
Petani Kedelai
Himpunan Petani Pemakai Air ( HIPPA )
Bidan Desa
Petani 1
Petani 3
A/K
38
ELU R
Petani Sayuran & Buah
Petani 2
Petani 4
DES
Relawan Pertanian
AHA
N
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
kT po m ) elo AN n K OKT a ng P bu (GA a G
an
i
Gambar 3 Proses Belajar dalam KBK
Gambar diadaptasi dari Membangun Masyarakat Pembelajar, Panduan Metodologi Pendidikan Non formal untuk fasilitator Lapang, SPPM; 2003
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
39
LAMPIRAN 2
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
41
DAFTAR ISI LAMPIRAN 2: KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM | 44
A. B. C. D. E. F. G. H.
Tujuan | 46 Keluaran | 46 Kekhasan Pilot Pengembangan KSM | 46 Lokasi | 46 Penggunaan dan Pemanfaatan Dana BLM Sosial untuk Penguatan KSM | 47 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pilost KSM | 49 Pengertian Kelompok dan KSM | 66 Pembangunan/Pengembangan KSM Calon Percontohan | 67
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Proses Pembangunan / Pengembangan KSM | 49 Gambar 2 : Penjabaran Tahap Pelaksanaan Kegiatan Sosial dan Pendampingan KSM | 51
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Tahapan Pemanfaatan Dana BLM Sosial | 48 Tabel 2 : Proses Pembangunan/Pengembangan KSM (Penjelasan Gambar 1) | 53 Tabel 3 : Tahap pelaksanaan kegiatan KSM Percontohan | 64
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
43
LAMPIRAN 2 KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada
pengembangan
penghidupan
berkelanjutan/P2B
(sustainable
Menindaklanjuti hal tersebut maka PNPM Mandiri Perkotaan
livelihoods
approach).
mengembangkan Program
Pengembangan Penghidupan Masyarakat berbasis Masyarakat (PPMK) yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap 1: Kegiatan Pilot Pendampingan KSM, melalui: a. Membangun modal sosial dan komitmen kelompok b. Melaksanakan lima aturan dasar kelompok
2. Tahap 2: Program Dana Bergulir, melalui: a. Rencana pengembangan usaha b. Penambahan modal sesuai aturan UPK
3. Tahap 3: Usaha Ekonomi Produktif , melalui: a. Menjalin kemitraan b. Penambahan modal sesuai dengan ketentuan PPMK Keberlanjutan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan dengan pelembagaan perencanaan partisipatif dan pengokohan kelembagaan masyarakat tingkat basis, yaitu Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Tahap pertama kegiatan pengembangan penghidupan di PNPM Mandiri Perkotaan adalah Pilot Pendampingan KSM. Pilot dilaksanakan dengan cara pendampingan intensif untuk penguatan kelompok KSM, agar KSM dapat menjadi kelompok yang berdaya.Kegiatan ini menitikberatkan pada peningkatan akses kerja dan usaha bagi kelompok marginal.Kegiatan pilot inimerupakan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan dari tahap miskin ke berdaya. Pengembangan penghidupan berkelanjutan dilakukan melalui pengembangan aset penghidupan yaitu aset sumber daya manusia, aset sumber daya alam, aset sumber daya sosial, aset sumber daya fisik dan aset sumber daya keuangan (merujuk lampiran 1).Dari lima aset pentagonal penghidupan tersebut, Pilot fokus untuk mengintervensi tiga aspek yaitu: Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Sosial, dan Sumber Daya Keuangan..
44
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Kegiatan Pilot Pendampingan KSM adalah salah satu tahapan kegiatan pengembangan penghidupan di PNPM Mandiri Perkotaan yang metitikberatkan pada peningkatan akses usaha dan akses lapangan kerja bagi kelompok miskin. Pilot dilaksanakan melalui strategi penguatan kelompok, pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat miskin, sertapeningkatan pelayanan BKM/LKM melalui Unit-unit Pelaksana untuk masyarakat miskin.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
45
A.
Tujuan
Penguatan Kelompok melalui peningkatan kapasitas dan keterampilan yang berorientasi pada peningkatan akses usaha dan kesempatan kerja bagi kelompok miskin. B.
Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Pilot Pendampingan KSM adalah sebagai berikut: 1.
Terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)yang anggotanya menjalankan secara konsisten lima aturan dasar kelompok yaitu: (1) Pertemuan rutin mingguan, (2)Tabungan rutin mingguan, (3) pembukuan rutin mingguan, (4) Pinjaman dalam kelompok, dan (5) Pengembalian pinjaman dalam kelompok
2.
Meningkatnya jumlah warga miskin yang memiliki keterampilan usaha dan/atau kesempatan kerja
3.
Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses dan melaksanakan Kegiatan Sosial Berkelanjutan.
C.
Ke-Khasan Pilot Pendampingan KSM
Sesuai dengan tujuan utama program untuk menanggulangi kemiskinan dengan fokus pada masyarakat yang termiskin dari masyarakat miskin (PS-2 Prioritas 1) dengan usaha sendiri maka kegiatan Pilot Pendampingan KSM ini memiliki ketentuan yang “tidak bisa ditawar atau dinegosiasikan”, yang akan memandu masyarakat dalam pelaksanaan program. Ketentuan yang “tidak bisa ditawar atau tidak bisa dinegosiasikan” ini adalah masyarakat harus: 1.
Penguatan Kelompok Swadaya Masyarakat yang menjalankan secara konsisten lima aturan dasar kelompok;
2.
Berlatih menolong dirinya dan berkontribusi untuk perkembangan kelompok;
3.
Memberikan perhatian kepada anggota kelompok yang menurut penilaian anggota kelompok termiskin;
D. Lokasi Tahun 2014 Kegiatan Penguatan KSM merupakan program pilot yang dilaksanakan di 9 provinsi, 14 Kabupaten/Kota yang tersebar di 56 kelurahan terpilih. Pemillihan kota/kabupaten lokasi pilot dilakukan berdasarkan kriteria kabupaten/kota yang memiliki komitmen DDUB tinggi di
propinsi
terpilih. Adapun kriteria kelurahan terpilih adalah sebagai berikut:
1. Status administrasi pemerintahan adalah kelurahan 2. Kategori kelurahan sedang atau besar
1
2
1
Kecuali Provinsi Aceh, status administrasi adalah gampong Kelurahan sedang adalah kelurahan yang nilai pagu BLM 200 juta dan Kelurahan besar adalah Kelurahan yang nilai pagu BLM 350 juta.
2
46
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
3. Merupakan kelurahan termiskin di tim fasiliator 4. Kinerja pembukuan sekretariat minimal memadai 5. Dalam setiap Kabupaten/Kota dipilih 4 (empat) kelurahan yang tersebar di 2 (dua) tim fasilitator yang berbeda.
6. Penetapan lokasi selanjutnya akan diatur melalui surat keputusan PMU.
E.
Penggunaan dan Pemanfaatan Dana BLM Sosial untuk Penguatan KSM
1. Penggunaan Dana BLM Sosial BLM Sosial adalah stimulan untuk mendukung keuangan dan kegiatan kelompok serta BKM/UP-UP, yang diperuntukkan bagi: a.
Kebutuhan dasar
b.
Penguatan Kapasitas
c.
Aset bergulir dan aset produksi
2. Mekanisme penyaluran BLM sosial Setelah dana BLM masuk ke rekening BKM/LKM, maka dana BLM Sosial dengan porsi maksimum sebesar 30% dari total BLM dapat dimanfaatkan oleh KSM dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Pencairan dana BLM sosial tahap I sebesar maksimal 15 juta akan dikelola oleh UPS dan Relawan Pendamping yang digunakan untuk : i. Penguatan kapasitas Lurah, BKM/LKM, UPS dan Relawan Pendamping dengan materi KSM, manajemen organisasi, dll ii. Pelatihan KSM dengan materi manajemen organisasi, keuangan Kelompok, dll.
b. Pencairan dana BLM sosial tahap II akan dikelola oleh KSM dan dimanfaatkan untuk pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan dalam pengembangan usaha maupun lapangan kerja serta pinjaman anggota kelompok yang dikelola secara bergulir di KSM dengan ketentuan sebagai berikut : i. KSM mengajukan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai proposal yang telah dinyatakan layak oleh UPS dan telah diverifikasi oleh KMW/Korkot dan melampirkan dokumen proposal yang telah dinyatakan layak;
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
47
ii. UPS dan Sekretariat BKM/LKM melakukan verifikasi RPD yang disampaikan KSM dengan alat bukti proposal layak; iii. Sekretariat BKM/LKM menyalurkan dana BLM sosial kepada KSM sesuai RPD yang telah diverifikasi. iv. KSM menyampaikan Laporan Penggunaan Dana (LPD) kepada UPS dan Sekretariat BKM/LKM secara berkala dan UPL di bantu Relawan Pendamping melakukan monitoring perkembangan KSM secara berkala dan menerus. 3. Tahapan Pemanfaatan BLM Sosial Tahapan pemanfaatan BLM Sosial ke KSM dilakukan dengan beberapa ketentuan khusus sebagai berikut : Tabel 1. Tahapan Pemanfaatan Dana BLM Sosial Tahapan Pemanfaatan Pertama (maks Rp. 15 Juta)
Kedua
Kegiatan Pelatihan Lurah, BKM/LKM, UP, Relawan Pendamping, Pelatihan KSM terkait manajemen organisasi dan keuangan kelompok Pelatihan Keterampilan dan manajemen usaha sesuai kebutuhanKSM
Jangka waktu Dilaksanakan sebelum pendampingan KSM Mulai minggu ke 1
Mulai minggu ke 5 dan seterusnya
Syarat
1. 2. 3. 1.
2.
3.
Dana waqaf diperuntukan bagi: a. Kebutuhan Dasar b. Aset Bergulir dan c. Aset Produksi
48
Mulai minggu ke 13 dan seterusnya
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
1.
2.
Terbentuk kelompok Ada kepengurusan Ada aturan bersama Pemenuhan lima aturan dasar kelompok Ada kesepakatan jenis usaha / kebutuhan dasar Anggota KSM sudah memiliki manajemen usaha/ lapangan pekerjaan Pemenuhan lima aturan dasar kelompok Proposal usaha diverifikasi dan disetujui oleh BKM/LKM dan Relawan Pendamping
F. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot KSM
Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM 1
Ya
Pembangunan KSM · Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasiltator · FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS)
Direkomenda sikan dalam Penetapan Prioritas 10
6.b.
2
Teridentifikasi dan Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok
· Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok · FGD Dinamika KSM
1. Susun/Review Tujuan 2. Kesepakatan Bersama / Aturan Main : · Pertemuan rutin · Tabungan · pencatatan · Pinjaman · angsuran
Penyusunan Rencana Kegiatan KSM 8
5 3
Penilaian Kelayakan oleh UP-UP : · Kelayakan KSM · Kesesuaian usulan dengan PJM Pronangkis
· Akses BLM · Akses APBD · Akses Channelling · Akses Sumberdaya lain
9
7
Pelatihan kepada BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok
Pengembangan KSM
Tidak
6a 4
Proses Pembangunan KSM
Proses Verifikasi Usulan KSM
Gambar 1.Proses Pembangunan/Pengembangan KSM
Tahap Kegiatan Pendampingan KSM di lokasi pilot pada hakekatnya sama dengan pendampingan kegiatan sosial di lokasi reguler sebagaimana dimaksud dalam Bab III POB ini (Lihat Gambar 5 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Sosial, hal 9).Perbedaannya hanya terdapat dalam 1)penjabaran tahap kegiatan dan 2)pemanfaatan BLM. Terkait dengan penjabaran tahapan kegiatan, dalam Gambar 3 tersebut diterangkan bahwapada Tahap 1 adalahSosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial. Tahap inidijabarkan lebih lanjut dalam Proses pembangunan/pengembangan KSM di Lokasi Pilot, menjaditerdiri dari : 1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM 2. Sosialisasi di tingkat Kelurahan mengenai :
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
49
a. Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasilitator b. FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS) 3. Melakukan identifikasi dan penggalangan Relawan Pendamping Kelompok Sementara itu untuk Tahap 2, mengenai Pembangunan/Penguatan KSM Sosial (Tahap 3) dijabarkan lebih lanjut dalam pendampingan KSM menjadi : 1. Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok serta FGD Dinamika KSM oleh Relawan pendamping Kelompok (Tahap ke 5). a. Pembangunan KSM(Tahap 6a) b. Pengembangan KSM(Tahap 6b) 2. Penyusunan/Review Tujuan
dan Kesepakatan Bersama/Aturan Main (Tahap 7)yang
meliputi 5 aturan dasar (Panca Sutra), yaitu : a. Pertemuan rutin b. Tabungan c.
Pencatatan
d. Pinjaman e. angsuran Sedangkan untuk Pemanfaatan BLM, di Gambar 3 Pelaksanaan kegiatan sosial reguler baru dapat dilaksanakan pada tahap 7. Namun dalam Pendampingan KSM di Lokasi Pilot dilakukan sejak awal (pada minggu ke 0) yang dipergunakan untuk pelatihan BKM, UP-UP dan Relawan Pendamping Kelompok dengan alokasi sebesar Rp. 15 juta.
50
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Gambar 2 Penjabaran Tahap Pelaksanaan Kegiatan Sosial dan Pendampingan KSM
Pelaksanaan Kegiatan Sosial
Tahap 1 Sosialisasi Pengelolaan Kegiatan Sosial
Pendampingan Kegiatan KSM
Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM (Tahap 1)
Sosialisasi di Tingkat Kelurahan (Tahap 2) 1. Konsep dan Substansi KSM kepada Masyarakat oleh Fasilitator 2. FGD Dinamika KSM (berbasis hasil RPK dan PS) Identifikasi dan Penggalangan Relawan Pendamping Kelompok (Tahap 3)
Pembangunan/Penguatan KSM Sosial (Tahap 3)
Sosialisasi Konsep dan Substansi KSM oleh Relawan Pendamping Kelompok serta FGD Dinamika KSM oleh Relawan pendamping Kelompok (Tahap ke 5). Pembangunan KSM (Tahap 6a)
Pengembangan KSM (Tahap 6b) peKSM (Tahap 6a) Penyusunan/Review Tujuan dan Kesepakatan Bersama/Aturan Main (Tahap 7) : 1. Pertemuan rutin 2. Tabungan 3. Pencatatan 4. Pinjaman 5. angsuran
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
51
Tahap sosialisasi hasil pemutakhiran Pemetaan Swadaya (PS) sebagaimana terlihat pada gambar 1 telah diuraikan pada tahap persiapan, dimana pada sosialisasi hasil PS, warga miskin yang belum memiliki kelompok maupun warga miskin yang telah bergabung dalam KSM (existing) telah menyatakan komitmen dan beminat berkelompok.
52
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Tabel 2 Proses Pembangunan/Pengembangan KSM (Penjelasan Gambar 1)
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan 1.
Pembekalan
Pembekalan mengenai substansi
Kepada
dan mekanisme materi
Fasilitator
Pendampingan KSM kepada
2. Askot MK
mengenai
Fasilitator
3. Faskel
KMP dan WB
Pemandu Nasional KMP
Sosialisasi Konsep
dan
1. Sosialisasi
Konsep
Substansi
dan
KSM
Masyarakat dan Fasilitator dan
KSM kepada
FGD Dinamika KSM berbasis
Masyarakat
hasil RPK
FGD
BKM dan Lurah
kepada
Substansi
dan
Sosial
Sosial
KSM
2.
1. Askot
Fasilitator
BKM,
dan BKM
Relawan dan UP-UP
2. Sosialisasi hasil pemutakhiran
Dinamika
data
PS-2
kepada
KSM berbasis
sebagai
hasil RPK
membentuk KSM
peserta
acuan
untuk
3. Warga miskin (PS 2) yang telah
maupun
tergabung
belum
dalam
KSM
dimintaberkomitmen untukbergabung membangun atau mengembangkan KSM. 4. Penggalangan
Relawan
Pendamping Kelompok (RPK) yang akan mendampingi KSM 3.
Penggalanga n Relawan Pendamping Kelompok
1. Identifikasi Relawan Pendamping Kelompok 2. Pendaftaran Relawan
BKM dan Lurah
Fasilitator
BKM,
dan BKM
Relawan dan UP-UP
Pendamping Kelompok, yang
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
53
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan bersedia untuk mendampingi dan memfasilitasi KSM 4.
Pelatihan
BKM dan UP-UP dilatih mengenai
kepada BKM,
:
UP-UP dan
1. Konsep
Askot,
BKM, UP-UP
Fasilitator
dan Relawan
peningkatan
Relawan
penghidupan
Pendamping
pencaharian
Kelompok
BKM dan Lurah
2. Fungsi
berbasis
Pendamping
mata
KSM
Kelompok
dalam
Penanggulangan
Kemiskinan
dan Dinamika kelompok 3. Manajemen Tabungan
Organisasi, rutin,
Pinjaman,
Angsuran Pelatihan
ini
pendekatan
menggunakan belajar
sambil
berpraktek (learning by doing
atau On the Job training) dalam pertemuan rutin KSM 5.
Sosialisasi
1. Sosialisasi
Konsep
dan
Komunitas
Relawan
Warga PS-2
Konsep dan
Substansi KSM oleh Relawan
warga
Pendamping
dan warga
Substansi
kepada komunitas
masyarakat di
Kelompok
komunitas
Relawan
Warga PS-2
KSM oleh
2. Sosialisasi hasil pemutakhiran
Relawan
data
PS-2
Pendamping
sebagai
Kelompok
KSM
kepada
dasar
tingkat basis
peserta
pembenukan
Warga miskin (PS 2) yang telah
maupun
tergabung
belum
dalam
KSM
dimintaberkomitmen untukbergabung membangun atau mengembangkan KSM. 6.
54
FGD
1. FGD
Dinamika
Kelompok
Komunitas
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
warga
Pendamping
dan warga
Kelompok
komunitas
Komunitas
Relawan
Warga PS-2
baru disepakati
warga
Pendamping
dan warga
beranggotakan 10-15 orang,
masyarakat di
Kelompok
komunitas
dengan ketentuan :
tingkat basis
Kegiatan Dinamika
mendiskusikan
Kelompok
berkelompok. Event ini dapat
masyarakat di
digabung
tingkat basis
dengan
pentingnya
atau
terpisah
event
Sosialisasi.
Namun Kelompok tidak harus dibentuk
baru,
bisa
menggunakan kelompok lama (lebih disarankan). 2. Terdapat dua opsi, yaitu : pembangunan
KSM
untuk
KSM baru dan pengembangan KSM untuk KSM lama. Untuk Kelompok
lama
dapat
dikembangkan menjadi KSM setelah direview visi, misi, dan aturan mainnya. 7.
Pembanguna n KSM baru
1. Dalam Pembangunan KSM
a. berasal dari warga miskin hasil pemutakhiran data PS-2 b. Setiap
keluarga
miskin
diwakili 1 orang sebagai anggota KSM c.
Bersedia sesuai anggota
menabung kemampuan dalam
setiap
pertemuan mingguan d. Bersedia
bekerjasama
dalam kelompok e. Siap meluangkan waktu
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
55
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan untuk
mengikuti
pertemuan
rutin
mingguan
maupun
pelatihan kelompok f.
Syarat lain yang disepakati oleh warga masyarakat atau rumah tangga miskin
2. Menyepakati tujuan dan aturan main KSM, meliputi : a. Tujuan KSM b. Kesepakatan Bersama/Aturan Main : (1) Pertemuan rutin (2) Tabungan (3) Pembukuan (4) Pinjaman (5) Angsuran 8.
Untuk
1. Identifikasi
kelompok-
Komunitas
Relawan
Warga PS-2
Pengembang
kelompok yang sudah ada
warga
Pendamping
dan warga
an KSM lama
dan mengakar di masyarakat
masyarakat di
Kelompok
komunitas
(dari
seperti
tingkat basis
kelompok/KS
kelompok
perempuan,
M lama)
kelompok
pembangunan
kelompok
tani,
seperti Posyandu, BKKBN, dll. 2. Mengembangkan KSM dari kelompok
lama
tersebut
dengan mereview : a. Tujuan, apakah kelompok atau KSM lama tersebutdibentuk
56
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan bertujuan untuk bekerjasama dalam menanggulangi kemiskinan anggota, sehingga warga miskin/termiskin yang terdaftar dalam kelompok terlibat dalam semua kegiatan kelompok. b. Kemanfaatan, apakah kelompok/KSM lama telah mengembangkan peningkatan pengetahuan, kualitas hidup seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan, permukiman dan lainnya. c.
Aturan bersama kelompok, apakah membuka akses warga miskin dan perempuan menjadi anggota kelompok.
d. Keanggotaan, apakah seluruhnya beranggotakan warga miskin dan termiskin dari data PS-2; dan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
57
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan selalu terlibat dalam kegiatan kelompok, e. memiliki
tabungan
rutin kelompok sesuai kemampuan anggota, dan f.
bersedia meluangkan waktu dalam
mengikuti
pertemuan
rutin
mingguan dan dapat berkerjasama
dalam
kelompok g. identifikasi anggota kelompok yang berminat usaha dan
atau
mencari
lapangan pekerjaan; 3. Pembentukan
struktur
kepengurusan KSM, terdiri dari
Koordinator,
maupun
sekretaris bendahara.
Kepemimpinan akan menjadi hal
kunci
memfasilitasi
pembentukan
aturan
kelompok, mengkomunikasikan, menegakkannya, menjadi KSM
dan termasuk
penengah wajib
kesempatan
konflik.
memberikan kepada
yang
termiskin untuk terlibat dalam kegiatan KSM, dalam struktur kepengurusan atau menjadi
58
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Fasilitasi
Peserta
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan coordinator KSM. 4. Mendiskusikan
Tujuan
dan Aturan Bersama KSM dilakukan dengan : a. menyepakati
Visi,
Misi
dan Tujuan kelompok; b. Menetapkan
Nama
identitas kelompok; c. Menyusun
dan
menyepakati Aturan
Lima Dasar
Kelompok yang harus dipenuhi
oleh
semua
anggota kelompok: i.
Tabungan Rutin mingguan, sebagai proses pembelajaran dalam menolong dirinya sendiri melalui kegiatan menabung (self-
help) dan menolong sesama anggota kelompok melalui kegiatan pinjaman
(mutual help). Tabungan rutin dapat berbentuk uang atau lainnya, sesuai kemampuan dan kesepakatan anggota KSM. Dalam
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
59
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan pertemuan pertama disepakati bentuk dan besarnya tabungan. ii.
Pertemuan rutin mingguan, yang ditentukan oleh anggota kelompok secara demokratis dengan tempat pertemuan secara
bergantian di tempat anggota. Semua anggota siap memimpin pertemuan bila
rumahnya menjadi tempat pertemuan. Ini sebagai pembelajaran dalam kepemimpinan kelompok kecil. iii.
Pembukuan rutin. Pembukuan/adminst rasi kegiatan dan keuangan dilakukan rutin melalui : · Pelaksanaanperg
uliran
pinjaman
dalam kelompok. Kelompok
dapat
memulai pinjaman
dalam
kelompok segera
60
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Fasilitasi
Peserta
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan setelah
ada
permintaan
dari
anggotanya, bahkan
dapat
dimulai
dari
pertemuan pertama. · Melaksanakan pengembalian pinjaman
dalam
kelompok iv.
Penguatan kapasitas Semua
KSM. anggota
Kelompok dipastikan siap untuk mengikuti pelatihan penguatan organisasi
dan
keuangan kelompok bagi KSM yang lolos menjadi KSM untuk Pilot antara lain:
Manajemen Ekonomi Rumah Tangga (ERT);
Manajemen organisasi
dan
keuangan kelompok, pelatihan ketrampilan(vocat
ional
training)
sesuai kebutuhan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
61
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan (kelompok usaha dan
kelompok
pekerja). v.
Kesiapan menerima penilaian
kinerja
KSMsetelah terlaksananya pertemuan
rutin
mingguan empat
selama (4)
kali
berturut-turut sesuai dengan
indikator
kinerja
kelulusan
sebagai KSM peserta programdalam
sesuai
format
KPK
(Kartu Perkembangan Kelompok). Indikator kinerja
kelulusan
KSM adalah sebagai berikut:
Min 90% kehadiran anggota pada pertemuan rutin
Min 75% anggota kelompok menabung secara rutin
62
100%
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Fasilitasi
Peserta
No
Tahapan
Uraian Kegiatan
Pelaksana
Fasilitasi
Peserta
Kegiatan pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu
100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
9.
Penyusunan
Rencana Kerja KSM disusun
Rencana
bersama sejak pelatihan praktek
Pendamping
Kerja KSM
(OJT) KSM, mengatur tentang
Kelompok
KSM
Relawan
KSM
simpanan, tabungan, pinjaman, angsuran dan kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan KSM. Rencana kerja direalisasikan dalam setiap pertemuan rutin KSM 10.
Penilaian
KSM-KSM yang telah layak dan
Relawan
Relawan
Kelayakan
memenuhi syarat diverifikasi
Pendamping
Pendamping
KSM oleh UP-
kelayakannya oleh UP-UP
Kelompok dan
Kelompok
UP BKM
kesesuaiannya dengan orientasi
UP-UP
dan UP-UP
KSM
penanggulangan kemiskinan KSM dan usulan PJM Pronangkis 11.
Penentuan
KSM-KSM yang telah layak dan
Relawan
Relawan
Akses dana
diverifikasi ditentukan akses dana
Pendamping
Pendamping
BLM oleh
melalui BLM APBN, APBD, atau
Kelompok dan
Kelompok
KSM
Swasta
UP-UP
dan UP-UP
KSM
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
63
Tahap selanjutnya secara rinci dijelaskan siklus pembangunan/pengembangan KSM seperti dibawah ini : Tabel 3 Tahap pelaksanaan kegiatan KSM Percontohan Waktu Minggu ke - 0
Tahap
Pelaksana dan Peserta
Hasil yang diharapkan
Pembangunan/Penge
Pelaksana:
1. Terbentuk/Adanya calon
mbangan KSM Calon
BKM/UP-UP, Relawan
KSM baru/lamayang
Percontohan
Pendamping (didampingi
berpotensi untuk dapat
oleh Fasilitator)
dikembangkan menjadi KSM Percontohan, yang
Peserta:
memiliki visi, misi, tujuan,
Anggota kelompok baru
struktur organisasi dan
dan kelompok lama
aturan dasar kelompok. 2. Tersusun profil KSM calon Percontohan
Minggu ke 1 -
Fasilitasi kegiatan
Pelaksana:
Adanya calon kelompok yang
4
identifikasi calon
BKM/UP-UP, Relawan
dinyatakan memenuhi kriteria
KSM untuk
Pendamping (difasilitasi
(lulus) sebagai KSM Harapan
Percontohan
oleh Fasilitator)
oleh Fasilitator/Relawan Pendamping sebagai KSM
Peserta:
Percontohan dengan syarat
Anggota KSM
kelulusan sebagai berikut: 1. Kelompok memiliki lima aturan dasar 2. Tingkat kehadiran anggota rata-rata > 80% anggota hadir pada pertemuan rutin 3. Tabungan rutin pada pertemuan mingguan dipenuhi oleh Min 75% anggota kelompok 4. 100% pencatatan keuangan dilaksanakan
64
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Waktu
Tahap
Pelaksana dan Peserta
Hasil yang diharapkan secara tepat waktu 5. 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
Minggu ke 5 -
Pendapingan
Pelaksana:
KSM Percontohan memperoleh
12
kegiatan kepada
BKM/UP-UP, Relawan
pembekalan/pelatihan, serta
KSM Percontohan
Pendamping (didampingi
memenuhi kriteria penilaian
oleh Fasilitator)
kelayakan untuk mengakses dana BLM sosial
Peserta: Anggota KSM Percontohan Minggu ke 13
Pengelolaan BLM
Pelaksana:
KSM Percontohan dapat
- seterusnya
Sosial
BKM/UP-UP, Relawan
mengakses dana BLM Sosial
pendamping (didampingi
sesuai dengan tata cara dan
oleh Fasilitator)
tahapan yang disyaratkan. Selanjutnya anggota akan
Peserta:
memperoleh pinjaman dari
Anggota KSM
kelompok sesuai dengan
Percontohan
prioritas peminjam.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
65
G. Pengertian Kelompok dan KSM Agar Pilot Pendampingan KSM ini dapat terlaksana sesuai tujuan, perlu dipahami secara mendalam tentang yang dimaksud dengan Kelompok dan KSM. Yang dimaksud dengan Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki hubungan, kerjasama
dan
ikatan batin satu sama lain. Mereka mempunyai visi,misi dan tujuan yang ingin dicapai secara bersama – sama. Untuk mencapai visi, misi dan tujuan anggota kelompok, maka manajemen organisasi dan pengelolaan keuangan dibangun dan dikembangkan secara bersama-sama. Sedangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), adalah kelompok yang dibangun dan dikembangkan dengan dukungan dana kegiatan sosial PNPM Mandiri Perkotaan yang mengadopsi konsep kelompok sebagai suatu entitas (lembaga) yang pantas dalam menyediakan ruang dan bantuan bagi rumah tangga miskin untuk dapat mengambil langkah-langkah efektif sehingga dapat mengendalikan kehidupan mereka baik untuk rumah tangga mereka sendiri maupun untuk masyarakat. Inti dari KSM itu sendiri ada pada pengembangan kepercayaan diri mereka dalam membangun suatu entitas (lembaga) yang berkelanjutan Pembentukan kelompok selaku pra-KSM dipandang sebagai titik penting dalam proses pemberdayaan, yang mencakup:
1. kepercayaan diri dan bantuan moral bagi rumah tangga miskin yang berjuang terhadap perubahan sosial;
2. forum dimana rumah tangga miskin dapat saling memberi masukan dan menganalisa kondisi masing-masing serta dapat merancang strategi kolektif untuk megatasi permasalahan mereka;
3. kerangka untuk peningkatan kesadaran, pengembangan kepercayaan diri, penyebaran informasi dan pengantar jasa, serta untuk tindakan bersama;
4. sebagai kendaraan untuk mempromosikan kegiatan ekonomi Program ini mencakup rumah tangga miskin dan termiskin dalam suatu kelurahan/desa dimana setiap target anggota kelompok merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompok itu sendiri. Dalam proses seleksi kelompok, penekanan akan dilakukan dalam proses identifikasi atas konsistensi terhadap konsep program itu sendiri. Selanjutnya, program akan meningkatkan modalnya melalui kekuatan dari kelompok melalui proses promosi dan replikasi kelompok dalam prinsip efektivitas biaya dan keberlanjutan.
66
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Program selanjutnya akan mengidentifikasi anggota kelompok yang mempunyai kemampuan pemimpin dari kelompok yang sudah matang dan menyediakan mereka dengan tambahan pelatihan dan studi banding untuk membantu mereka dalam menjalankan tanggung jawabnya. H. Pembangunan/Pengembangan KSM Calon Percontohan: KSM yang akan melaksanakan
percontohan
dapat dibentuk baru atau KSM lama yang
memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk KSM calon
percontohan, sebagaimana dijelaskan di
bawah ini. 1. Tujuan Membentuk kelompok swadaya masyarakat yang sesuai dengan kriteria calon percontohan. 2. Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping didampingi oleh Fasilitator Peserta: Anggota kelompok baru dan kelompok lama 3. Metodologi a. Mengadakan pertemuan khusus yang mengundang KK miskin prioritas yang diidentifikasi dalam PS-2, difasilitasi oleh fasilitator, Relawan Pendamping beserta BKM/UP-UP. b. Memanfaatkan
perangkat
sosialiasi
seperti
poster,
brosur,
dll
untuk
menyampaikan informasi2 yang penting diketahui oleh calon anggota kelompok, khususnya terkait dengan konsep dan proses Pilot , serta peran dan tanggung jawab kelompok. c.
Pembentukan KSM calon
Pilot
yang beranggotakan 10-15 orang. Langkah-
langkah pembentukannya adalah sebagai berikut: (1) KSM baru. Menyeleksi anggota kelompok yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: i. Anggota kelompok berasal dari warga masyarakat/ rumah tangga miskin hasil pemutakhiran data PS-2 ii.
Setiap keluarga miskin diwakili 1 orang sebagai anggota kelompok
iii. Bersedia menabung sesuai kemampuan anggota dalam setiap pertemuan mingguan iv. Bersedia bekerjasama dalam kelompok
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
67
v.
Siap meluangkan waktu untuk mengikuti pertemuan rutin mingguan maupun pelatihan kelompok
vi. Syarat
lain yang disepakati oleh warga masyarakat/
rumah tangga
miskin (2) KSM Lama. KSM tidak harus selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompok-kelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat
seperti
kelompok
tani,
kelompok
perempuan,
kelompok
pembangunan. Juga KSM PNPM MP lama yang telah memenuhi syarat pembentukan KSM calon Pilot . Kelompok-kelompok/ KSM tersebut memiliki tujuan untuk berkerjasama dalam kelompok untuk menanggulangi kemiskinan anggota kelompoknya, sehingga harus dipastikan hanya warga miskin/termiskin yang terdaftar dalam kelompok dan terlibat dalam kegiatan kelompok. Manfaat
yang
dirasakan
dapat
berupa
peningkatan
pengetahuan
dan
kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukiman dan lainnya. Untuk KSM lama, perlu dilakukan tinjauan ulang pada tingkatan kelompok maupun anggota:
i.
Tinjauan menyeluruh
terhadap riwayat pembentukan kelompok, Visi, Misi
dan tujuan kelompok, keanggotaan kelompok, warga miskin anggota kelompok selalu terlibat dalam kegiatan kelompok, dan semua kegiatan kelompok berorientasi kepada warga miskin.
ii. Tinjauan terhadap aturan bersama kelompok. Aturan bersama kelompok penting untuk ditinjau kembali untuk memastikan telah membuka akses warga miskin dan perempuan menjadi anggota kelompok. Tinjauan ulang tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa KSM lama yang mengikuti
Pilot
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (i). Kelompok
telah mempunyai visi, misi dan tujuan kelompok; (ii) Kelompok beranggotakan warga miskin dari data PS-2; (iii) Kelompok mempunyai tabungan rutin sesuai kemampuan anggota, dan (iv) Kelompok mampu meluangkan waktu dalam mengikuti pertemuan rutin mingguan dan dapat berkerjasama dalam kelompok
68
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
d. Identifikasi anggota kelompok yang berminat usaha dan atau mencari lapangan pekerjaan. e. Pembentukan struktur kepengurusan kelompok. Kepemimpinan akan menjadi hal kunci dalam membentuk dan menyusun aturan kelompok. Kelompok harus mencari
pemimpin
yang
memiliki
kemampuan
untuk
memfasilitasi,
mengkomunikasikan, dan f.
menjadi penengah konflik yang baik dalam diskusi. Seringkali pemimpin terpilih adalah dari kelompok elit karena mereka umumnya vokal dan dianggap memiliki pengetahuan lebih. Dalam hal ini kelompok harus memberikan prioritas sekalipun
g. kepada yang termiskin untuk menjadi pemimpin dan mendukung mereka untuk menjadi pemimpin yang baik. Kelompok akan memiliki tiga pemimpin, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara kelompok secara demokratis, termasuk dari yang termiskin dan paling rentan. h. Anggota kelompok mendiskusikan dan bersama-sama memutuskan: 1)
Visi, Misi dan Tujuan kelompok;
2) Menetapkan Nama identitas kelompok; 3) Menyusun dan menyepakati Lima Aturan Dasar Kelompok yang harus dipenuhi oleh semua anggota kelompok, yaitu : (i) Tabungan
Rutin
pembelajaran
mingguan.
dalam
Hal
menolong
ini
dilakukan
dirinya
sendiri
sebagai melalui
proses kegiatan
menabung (self-help) dan menolong sesama anggota kelompok melalui kegiatan pinjaman (Mutual help). Tabungan rutin dapat berbentuk uang atau lainnya, sesuai kemampuan dan kesepakatan anggota kelompok. Dalam pertemuan pertama disepakati bentuk dan besarnya tabungan. (ii) Pertemuan rutin mingguan. Jadwal pertemuan rutin mingguan yang ditentukan oleh anggota kelompok secara demokratis dengan tempat pertemuan secara bergantian di tempat anggota. Semua anggota siap memimpin pertemuan bila rumahnya menjadi tempat pertemuan. Ini sebagai pembelajaran dalam kepemimpinan kelompok kecil.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
69
(iii) Pembukuan rutin mingguan. Melakukan pembukuan/adminstrasi kegiatan dan keuangan kelompok secara mandiri.
Semua transaksi dan pembukuan hanya dapat dilakukan dalam setiap pertemuan. Hal ini merupakan kondisi yang TIDAK DAPAT DITAWAR/DINEGOSIASIKAN
(iv) Melaksanakan perguliran pinjaman dalam kelompok. Kelompok dapat memulai pinjaman dalam kelompok segera setelah ada permintaan dari anggotanya, bahkan dapat dimulai dari pertemuan pertama. (v) Melaksanakan pengembalian pinjaman dalam kelompok. i.
Kesiapan anggota Kelompok untuk mengikuti pelatihan penguatan organisasi dan keuangan kelompok yang akan lolos menjadi KSM untuk percontohan antara lain manajemen Ekonomi Rumah Tangga (ERT); Manajemen organisasi dan keuangan kelompok, serta pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan (kelompok usaha dan kelompok pekerja).
j.
Kesiapan
menerima
penilaian
kinerja
KSM.
Hal
ini
dilakukan
setelah
terlaksananya pertemuan rutin mingguan selama empat (4) kali berturut-turut sesuai dengan indikator kinerja kelulusan sebagai KSM peserta program- sesuai dalam format KPK. Indikator kinerja kelulusan KSM adalah sebagai berikut: 1) Min 90% kehadiran anggota pada pertemuan rutin 2) Min 75% anggota kelompok menabung secara rutin 3) 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu 4) 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi k.
Menyusun profil KSM calon percontohan – sesuai format dibawah: 1) Profil Kelompok 2) Profil anggota Kelompok 3) Profil Minat Usaha dan/atau Pekerjaan Anggota Kelompok serta Pelatihan yang dibutuhkan 4) Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok
70
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Hasil yang diharapkan 1.
Terbentuk KSM untuk percontohan baik kelompok baru dan lama (jika ada) yang berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi KSM untuk percontohan, yang memiliki visi, misi, tujuan, struktur organisasi dan aturan dasar kelompok
2.
Tersusun profil KSM calon percontohan
........................................................................PELATIHAN I Peserta : calon anggota KSM Topik : (1) Simpan dan pinjam dalam kelompok, (2) pembukuan, (3) dinamika kelompok dan kepemimpinan, (4) ekonomi rumah tangga, dll Pelatih : fasilitator dan relawan pendamping Tempat : Kelurahan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
71
a) PROFIL KELOMPOK 1
Keterangan umum kelompok 1.1
Nama kelompok:
1.2
Nama desa:
1.3
Jumlah anggota dalam kelompok: (a) Jumlah anggota dalam minat usaha (b) Jumlah anggota dalam minat berkerja
2
1.4
Tanggal pembentukan kelompok:
1.5
Nama pengurus (ketua,sekretaris dan bendahara) dalam kelompok:
1.6
Apakah anggota kelompok juga bagian dari anggota BKM/UP?
Tabungan kelompok Jumlah tabungan kelompok:
3
Pertemuan rutin Pertemuan rutin (a) Jumlah pertemuan rutin yang sudah dilakukan: (b) Presentase kehadiran:
4
Pembukuan kelompok Apakah pembukuan kelompok sudah dilakukan:
5
Pinjaman dalam kelompok 5.1.
Apakah kelompok sudah menerima pinjaman dari lembaga lain?
5.2.
Jika ya, berapa banyak anggota yang mendapatkan? Dari lembaga mana?
5.3.
Jumlah tunggakan atas pinjaman dalam kelompok (inter lending)
5.4.
Jumlah pinjaman dalam kelompok (inter lending)
5.5.
Jumlah bunga yang sudah dihasilkan dari pinjaman dalam kelompok ( inter
lending) 6
72
Tanda tangan masing-masing perwakilan dalam kelompok:
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
73
74
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
d). Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok (dalam satu bulan) Tanggal pembuatan: 1. Nama anggota: 2. Nama pasangan: 3. Umur: 4. Jenis Kelamin: 5. Status kepemilikan rumah/lahan: 6. Keterangan (nama/umur/jenis kelamin) anggota keluarga: Penghasilan (a)
Pengeluaran (b)
1. Jumlah penghasilan:
1. Pengeluaran makanan pokok :
2. Penghasilan anggota:
2. Biaya listrik/air/gas :
3. Penghasilan pasangan anggota
3. Biaya pendidikan anak :
4. Penghasilan anak:
4. Biaya kesehatan:
5. Penghasilan lainnya:
5. Biaya transport : 6. Biaya lainnya :
TOTAL:
TOTAL:
Sisa penghasilan dikurangi pengeluaran Total (a) – Total (b)
Catatan: ·
Masing-masing anggota menyiapkan laporan pendapatan dan pengeluaran rumah tangga anggota kelompok
·
Tambahan point penghasilan dan pengeluaran sesuai dengan kondisi keluarga
PEDOMAN OPERASIONAL BAKU KEGIATAN SOSIAL
75
e)Kegiatan calon KSM untuk Percontohan 1. Tujuan ·
Terlaksananya kegiatan KSM sesuai dengan lima aturan dasar kelompok
·
Mengevaluasi kinerja calon KSM untuk KSMtersebut layak menjadi
percontohan untuk menentukan apakah
percontohan, setelah mereka melaksanakan kegiatan
selama 4 minggu. 2. Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping difasilitasi oleh Fasilitator Peserta: anggota KSM 3. Metodologi Setelah kelompok yang berminat terbentuk, kegiatan dari kelompok adalahsebagai berikut: a. Kegiatan Minggu ke -1 Fasilitator dan relawan pendamping memfasilitasi
pertemuan. Model agenda
pertemuan kelompok adalah sebagai berikut: 1) Absen 2) Melakukan kegiatan tabungan 3) Melakukan administrasi pembukuan kelompok 4) Diskusi permasalahan yang dihadapi anggota kelompok 5) Penentuan tempat pertemuan dan pimpinan rapat minggu berikutnya 6) Kegiatan lain sesuai kebutuhan 7) Mencatat hasil diskusi dan membacakan di akhir rapat b. Kegiatan Minggu ke 2 s/d 4 Kegiatan minggu ke 1 dilaksanakan secara menerus, dengan tambahan agenda pertemuan sebagai berikut:
76
1)
Pembacaan notulensi hasil pertemuan sebelumnya oleh sekretaris
2)
Laporan keuangan / tabungan yang terkumpul oleh bendahara
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Pada awalnya pembukuan kelompok dibantu oleh fasilitator, tetapi secara bertahap KSM harus mengidentifikasi beberapa orang yang cocok untuk melaksanakan pembukuan. Kelompok harus dapat melaksanakan secara mandiri pembukuan kelompok dalam tiga bulan sejak didampingi oleh fasilitator.
3)
Pembahasan aturan layanan pinjaman kelompok (keputusan jasa pinjaman dan periode pengembalian)
4)
Pembahasan waktu dimulainya layanan pinjaman pada minggu ke 4 dengan prioritas anggota yang paling membutuhkan. Pinjaman dalam kelompok (inter lending) dapat dilakukan secepatnya atau pada saat anggota kelompok yang memerlukannya Penggunaan dana pinjaman kelompok: a. Kebutuhan dasar rumah tangga anggota (pendidikan, pengobatan, dan lain-lain yang disepakati oleh kelompok) b. Penguatan kapasitas anggota (pelatihan keterampilan/manajemen, magang, seminar wirausaha, dll) c.
Aset bergulir dan asset produksi
5) Pembahasan rencana kerja dengan UPS / BKM untuk mencari peluang kesempatan kerja 6) Rencana kegiatan penguatan kapasitas kelompok/anggota kelompok dari dana tabungan kelompok yang terkumpul dengan pilihan kegiatan: Pelatihan Manajemen Organisasi dan Keuangan Kelompok Pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan dalam pengembangan usaha maupun lapangan kerja 7) Penilaian kinerja anggota kelompok dan kelompok sesuai dengan persyaratan menjadi KSM untuk percontohan ( minggu ke 4). 8) Menetapkan tempat pertemuan minggu berikutnya Hasil yang diharapkan Kelompok dinyatakan lulus oleh Fasilitator/Relawan Pendamping sebagai KSM untuk Pilot dengan syarat kelulusan sebagai berikut: 1) Kelompok memiliki lima aturan dasar 2) Tingkat kehadiran anggota rata-rata > 80% anggota hadir pada pertemuan rutin 3) Tabungan rutin pada pertemuan mingguan dipenuhi oleh Min 75% anggota kelompok 4) 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu 5) 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
77
E. Kegiatan KSM untuk Pilot 1. Tujuan
a. KSM memperoleh pembekalan/pelatihan untuk memperkuat kapasitasnya dalam pengelolaan kelompok dan keterampilan sesuai kebutuhan kelompok
b. Terlaksananya kegiatan KSM untuk mengakses dana BLM sosial 2. Pelaksana dan Peserta a. Pelaksana
: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping dIdampingi oleh Fasilitator
b. Peserta
: Anggota KSM
3. Metodologi Kegiatan anggota KSM, adalah kegiatan yang berjalan dari minggu ke 5 s/d minggu ke 12 dimana kelompok telah diyatakan lulus oleh Relawan Pendamping. Adapun rangkaian kegiatan anggota KSM adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan minggu ke 1 s/d 4 dilaksanakan secara menerus b. Mengembangkan sistim administrasi kelompok; c. Motivasi peningkatan tabungan; d. Melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana pinjaman anggota; e. Analisa
pinjaman sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anggota untuk
mendukung peningkatan penghidupannya;
f.
Pendampingan penyusunan perencanaan usaha dan atau membuat daftar potensi lapangan pekerjaan;
PELATIHAN II Peserta : anggota KSM Topik : (1) manajemen organisasi, (2)peran pengurus dan penyelesaian konflik, (3) transaksi perbankan, pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan kelompok; Pelatih : Fasilitator/Dinas/lainnya Tempat: Kelurahan/Dinas/lainnya
78
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
g. Khusus untuk pemenuhan kebutuhan dasar, pinjaman untuk anggota kelompok yang bersumber dari dana tabungan sudah dapat dilaksanakan.
h. Kegiatan Pilot di atas dilaksanakan secara rutin sesuai dengan agenda pertemuan yang disepakati, dan telah dilaksanakan minimal 12 kali pertemuan mingguan (3 bulan). Pada minggu ke 12 dilaksanakan penilaian kinerja KSM. KSM yang lulus penilaian dinyatakan layak untuk mengakses BLM sosial sesuai kebutuhan kelompok. Kriteria penilaian kinerja KSM tersebut adalah:
i.
Kelompok melaksanakan lima aturan dasar
ii. Tingkat kehadiran anggota rata-rata > 80% anggota hadir pada pertemuan rutin
iii. Tabungan rutin pada pertemuan mingguan dipenuhi oleh Min 75% anggota kelompok
iv. Minimum 10% tabungan telah dimanfaatkan untuk pinjaman anggota v. Tingkat pengembalian pinjaman minimum 90% vi. 100% pembukuan dilaksanakan secara tepat waktu vii. 100% agenda pertemuan rutin terpenuhi viii. Kelompok telah membuka rekening min 3 specimen tandatangan ix. Pilot
telah mengidentifikasi pembuku dan pembuku telah memperoleh
pelatihan
Hasil yang diharapkan: KSM memperoleh pembekalan/pelatihan, serta memenuhi kriteria penilaian kelayakan untuk mengakses dana BLM sosial
4.
Pengelolaan BLM Sosial
Pengelolaan BLM sosial adalah kegiatan dari minggu ke 13 dan seterusnya dimana KSM telah dinyatakan layak mengelola dana yang bersumber dari BLM Sosial. Pada tahap ini, KSM dapat menyediakan layanan pinjaman yang bersumber dari dana BLM sosial
dengan memperhatikan
beberapa hal tersebut dibawah ini:
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
79
4.1.
Tujuan a. Memenuhi kebutuhan pinjaman untuk aset bergulir dan aset produksi dan atau untuk mendukung peserta kelompok yang sudah memasuki lapangan pekerjaan dari seluruh anggota kelompok berdasarkan skala prioritas kebutuhan. b. Memenuhi kebutuhan jangka menengah maupun kebutuhan jangka panjang anggota kelompok c. Melatih kelompok untuk mengelola kegiatan simpan pinjam dana yang lebih besar agar dapat mengakses fasilitas pinjaman dari UPK atau bank/lembaga keuangan lainnya d. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok dan kelembagaan melalui Pelatihan Manajemen Usaha dan Pelatihan Ketrampilan sesuai kebutuhan anggota kelompok e. Meningkatkan keahlian anggota kelompok dalam pengelolaan keuangan
4.2.
Pelaksana dan Peserta Pelaksana: BKM/UP-UP, Relawan Pendamping dIdampingi oleh Fasilitator Peserta: Anggota KSM
4.3.
Metodologi Kelompok menyusun rencana pengelolaan dana BLM sosial dengan menyusun Informasi Lengkap Kelompok dan Profil anggota Kelompok.Informasi Lengkap Kelompok memuat : i. Keterangan mengenai kelompok(jumlah anggota, susunan organisasi dalam kelompok: ketua, sekretaris, bendahara, dll) ii. Jumlah dana yang tersedia dalam kelompok iii. Berapa lama kelompok sudah berdiri iv. Keterangan mengenai anggota BKM/LKM/UPK v. Informasi lengkap mengenai anggota kelompok
Besar maksimal BLM Sosial untuk kelompok sebesar Rp. 10 juta dan untuk masing-masing anggota maksimal Rp.1juta
80
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
a)Informasi lengkap kelompok 1. Keterangan umum kelompok 1.1 Nama kelompok: 1.2 Nama desa: 1.3 Jumlah anggota dalam kelompok: (a) Jumlah anggota dalam minat usaha: (b) Jumlah anggota dalam minat berkerja: 1.4 Tanggal pembentukan kelompok: 1.5 Nama pengurus (ketua,sekretaris dan bendahara) dalam kelompok:
1.6 Apakah anggota kelompok juga bagian dari anggota BKM/UP? 2
Tabungan kelompok Jumlah tabungan kelompok
3
Pertemuan rutin 4.1Jumlah pertemuan rutin yang sudah dilakukan 4.2Presentase kehadiran
4
Pembukuan kelompok Apakah pembukuan kelompok sudah dilakukan secara rutin:
5
Pinjaman dalam kelompok 6.1
Apakah kelompok sudah menerima pinjaman dari lembaga lain?,
Jika ya, berapa banyak anggota yang mendapatkan? Dari lembaga mana? 6.2
Jumlah tunggakan atas pinjaman dalam kelompok (inter lending):
6.3
Jumlah pinjaman dalam kelompok (inter lending):
6.4
Jumlah bunga yang sudah dihasilkan dari pinjaman dalam kelompok
(interlending) Tanda tangan masing-masing perwakilan dalam kelompok
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
81
b). Profil anggota kelompok. Menyusun profil atau informasi lengkap mengenai anggota kelompok dan keluarganya beserta jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang sudah dijalani, meliputi : 1) Jumlah pendapatan dan detail pos-pos pengeluaran anggota dengan keluarganya. 2) Jumlah hutang anggota dengan keluarganya 3) Daftar masalah yang dialami anggota dengan keluarganya terkait dengan jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang dijalani
82
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
c)
Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok
Menyusun
laporan pendapatan dan pengeluaran masing-masing anggota kelompok dimana
anggota kelompok mendiskusikan: 1)
Cara bagaimana jenis pekerjaan/ mata pencaharian yang sedang dijalani oleh anggota dengan keluarganya dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka
2)
Jumlah pendapatan yang didapat anggota dengan keluarganya dari jenis pekerjaan/mata pencaharian yang dijalani sekarang
3)
Membuka wacana anggota mengenai kesempatan-kesempatan baru dari sumber mata pencaharian lainnya yang tersedia, selain yang sudah dijalani
4)
Meningkatkan kesadaran anggota kelompok atas kemampuan maupun keahlian yang mereka punya, tetapi belum digunakan/disadari sebelumnya
Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Anggota Kelompok (dalam satu bulan) Tanggal pembuatan: 1.
Nama anggota:
2.
Nama pasangan:
3.
Umur:
4.
Jenis Kelamin:
5.
Status kepemilikan rumah/lahan:
6.
Keterangan (nama/umur/jenis kelamin) anggota keluarga:
Penghasilan (a)
Pengeluaran (b)
1. Jumlah penghasilan:
1. Pengeluaran makanan pokok :
2. Penghasilan anggota:
2. Biaya listrik/air/gas :
3. Penghasilan pasangan anggota
3. Biaya pendidikan anak :
4. Penghasilan anak:
4. Biaya kesehatan:
5. Penghasilan lainnya:
5. Biaya transport : 6. Biaya lainnya :
TOTAL:
TOTAL:
Sisa penghasilan dikurangi pengeluaran Total (a) – Total (b) Catatan: - masing-masing anggota menyiapkan laporan pendapatan dan pengeluaran rumah tangga anggota kelompok- - -- Tambahan point penghasilan dan pengeluaran sesuai dengan kondisi keluarga
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
83
d) Rencana Kegiatan Usaha. Melakukan penilaian atas jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang dapat diambil anggota bersama keluarganya:
1) Metode pemecahan masalah melalui pinjaman 2) Penilaian atas pendapatan yang didapat saat ini dengan penilaian atas pendapatan tambahan yang bisa didapat setelah menerima pinjaman
3) Penjelasan metode yang efektif bagi anggota dapat mengembalikan pinjaman secara tepat waktu melalui sumber pendapatan yang didapat
4) Penjelasan mengenai potensi sumber mata pencaharian yang bisa diambil oleh anggota bersama keluarganya
84
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
f). Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Pertama. Kelompok mengusulkan peminjam prioritas gelombang pertama ke BKM untuk alokasi dana BLM sosial: Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Pertama Nama Kelompok:
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
85
g). Mengajukan rencana pengelolaan BLM sosial ke BKM dengan mengikuti point sampie. h)
Surat Pengakuan Pinjaman Anggota. Setelah BLM sosial cair dari BKM, kelompok menyiapkan surat pengakuan hutang antara anggota kelompok dan kelompok.
SURAT PENGAKUAN PINJAMAN ANGGOTA Nomor: ........................... Yang bertanda tangan di bawah ini adalah : Nama
: ......................................................
Tempat dan tanggal lahir
: ......................................................
Pekerjaan
: ......................................................
Nomor identitas (KTP)
: ......................................................
Alamat tinggal sekarang
: ......................................................
Posisi dikelompok
: ......................................................
Pada hari ......................... tanggal ........ bulan ........................... tahun .................., dengan ini saya mengaku telah menerima pinjaman uang dari kelompok yang bernama KSM ..................................................
sebesar
Rp.......................................
(...................................................) untuk keperluan ....................................................... Pasal 1 Seluruh
Pinjaman
akan
dibayar
kembali,
sampai
lunas
dalam
jangka
waktu:
………(.............……………) hari/minggu/.....bulan, terhitung mulai tanggal .............................. sampai dengan tanggal ..............................., dengan cara angsuran harian/mingguan/bulanan, baik pokok maupun jasa yaitu sebesar Rp. …………................... (Pokok Rp...................... + Jasa Rp........................) pada setiap tanggal :…………………………….., selambat-lambatnya akhir bulan. Pasal 2 Peminjam akan membayar angsuran pinjaman secara tertib dan disetor kepada bendahara kelompok, apabila terjadi keterlambatan pembayaran bersedia membayar denda jasa sebesar .....% dari jumlah pinjaman yang terlambat dibayar.
86
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Pasal 3 Apabila terjadi perselisihan berkenaan dengan hak serta kewajiban yang timbul atas pinjam meminjam ini, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Apabila tidak dapat dicapai kata sepakat, maka peminjam setuju akan diselesaikan di Kantor Paniteraan Pengadilan Negeri Kabupaten/Kota di …………………………….. Demikian pengakuan pinjam meminjam ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun dan peminjam
membubuhkan tanda tangan dalam surat pengakuan
pinjaman
(...................................) Yang membuat pernyataan Menyetujui:
(...................................) Ketua Kelompok
Mengetahui:
(...................................) Suami/Istri/Family/.......
i). Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Kedua dilakukan dengan menyusun profil atau informasi gelombang ke dua pada tahap selanjutnya:
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
87
Informasi Peminjam Prioritas Gelombang Kedua Nama Kelompok:
88
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
HASIL YANG DIHARAPKAN Kelompok dapat mengakses dana BLM Sosial sesuai dengan tata cara dan tahapan yang disyaratkan. Selanjutnya anggota akan memperoleh pinjaman dari kelompok sesuai dengan prioritas peminjam.
Dalam menyusun rencana pengelolaan dana BLM sosial PILOT , hal-hal berikut perlu diperhatikan:
a.
Hal-hal yang didiskusikan pada saat pertemuan harus dicatat dalam notulen
b.
Jika ada kegiatan yang terkait peningkatan pendapatan (Income Generating Activities), anggota kelompok harus berdiskusi dengan anggota keluarganya terlebih dahulu.
c.
Setiap anggota kelompok harus bersikap independen dan mampu mengambil keputusan
d.
Perjanjian harus ditulis secara jelas dan disetujui oleh seluruh anggota kelompok
e.
Jumlah pinjaman dan angsuran antar anggota kelompok disesuaikan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anggota
f.
Tingkat bunga yang ditetapkan berlaku untuk semua anggota kelompok
g.
Peminjam
prioritas
ditetapkan
oleh
kelompok
berdasarkan
kesepakatan
dalam
pertemuan rutin kelompok, dengan mempertimbangkan:
Harus dipilih dari kelompok keluarga miskin atau termiskin
Mempunyai keahlian dengan sumber pendapatan terbatas
5. Pembukuan Kelompok Pembukuanyang harus dibuat oleh bendahara kelompok adalah menggunakan pembukuan sederhana (tabelaris, catatan kartu pinjaman, kartu tabungan).Contoh buku dan cara mencatat setiap transaksi serta laporan keuangan mingguan merujuk pada format dibawah. 5. 1. Tujuan a. Memastikan semua transaksi yang terjadi di kelompok, seperti; tabungan, pinjaman, penerimaan dana BLM sosial dan penggunaannya, serta semua kegiatan yang terkait dengan pengelolaan keuangan kelompok harus dicatat tepat dan akurat b. Memastikan keseluruhan dana kelompok dikelola dan digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakati kelompok c.
Memastikan aset yang dimiliki oleh kelompok aman dan diketahui oleh semua anggota
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
89
5.2. Pelaksana Bendahara kelompok atau pembuku yang sudah dilatih HASIL YANG DIHARAPKAN 1.
Setiap anggota kelompok dapat mengetahui kondisi keuangan mingguan kelompok, sehingga proses transparansi dan akuntabilitas terjamin Adanya kepercayaan anggota dan BKM/LKM serta pihak lain terhadap pengelolaan keuangan kelompok
2.
5.3. Metodologi Setiap terjadi adanya transaksi yang terkait dengan kegiatan keuangan kelompok dicatat secara tertib sesuai dengan aturan yang disepakati bersama. Jenis pembukuan yang harus dipenuhi KSM percontohan adalah: 1)
Buku Kas Nama Kelompok Kelurahan Kecamatan Kota/Kab
: : : :
................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................
BUKU KAS Bulan: ................. 20.. Tanggal
Uraian
No.Urut
1
2
3
Transaksi (Rp) Pemasuakan Pengeluaran 4
5
JUMLAH Mengetahui, Ketua
(.................................)
90
........................, ...................20.. Bendahara
(.................................)
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Saldo (Rp) 6
Penjelasan Pengisian: 1.
Tanggal (Kolom 1)
:
diisi dengan tanggal transaksi terjadi
2.
Uraian (Kolom 2)
:
diisi dengan uraian yang jelas, lengkap, untuk apa, dengan siapa transaksi terjadi berikut penjelasannya
3.
Nomor Urut (Kolom 3)
:
diisi dengan no urut transaksi
4.
Transaksi Pemasukan (Kolom 4)
:
diisi apabila ada penerimaan uang kas
5.
Transaksi Pengeluaran (Kolom 5)
:
diisi apabila ada pengeluaran uang kas
6.
Saldo (Kolom 6)
:
diisi dengan cara mengurangkan kolom 4 dengan kolom 5 (untuk baris paling atas). Untuk saldo pada baris kedua dan seterusnya diisi dengan cara : saldo pada baris 1 ditambah kolom 4 pada baris kedua kemudian dikurangi dengan kolom 5 pada baris kedua, demikian seterusnya
7.
Jumlah (paling bawah)
:
diisi setiap akhir bulan dengan cara menjumlahkan pada masing-masing kolom Debet dan kolom Kredit. Selanjutnya jumlah kolom di Pemasukan dikurangi dengan jumlah kolom di Pengeluaran menjadi Saldo Kas. Saldo akhir ini menjadi saldo awal bulan berikutnya
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
91
2). Kartu Tabungan Anggota Kelompok Nama Kelompok Kelurahan Kecamatan Kota/Kab
Nama Anggota Alamat
: : : :
................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................
KARTU TABUNGAN
: ........................ : ........................
Tanggal
URAIAN
No Urut
1
2
3
MUTASI TRANSAKSI (Rp) Menabung Tarik Tabungan 4 5
Sisa Tabungan (Rp) 6
Paraf Bendahara Penyetor 7
8
CATATAN: 1. Dipegang oleh anggota kelompok (masing-masing anggota) 2. Dipegang oleh bendahara kelompok
Penjelasan Pengisian
1.
Kolom 1 Tanggal
: Diisi dengan tanggal pada saat anggota KSM melakukan pembayaran
angsuran.
2.
Kolom 2 Uraian
:
Diisi dengan penjelasan informasi transaksi
3.
Kolom 3 Urut
:
Diisi dengan nomor bukti transaksi.
4.
Kolom 4 Menabung
:
Diisi dengan jumlah uang tabungan yang dibayarkan oleh anggota kelompok
5.
Kolom 5 Tarik tabungan
:
Diisi dengan jumlah uang tabungan yang ditarik oleh anggota kelompok
6.
Kolom 6 Sisa Tabungan
:
Diisi dengan sisa tabungan anggota yang masih ada di kelompok.
7.
Kolom 7 Bendahara
:
Dibubuhi tanda tangan bendahara kelompok (ketika ada transaksi).
8.
Kolom 8 Penyetor
:
Dibubuhi tanda tangan penyetor tabungan (ketika ada transaksi).
Catatan :Kartu tabungan ini dibuat rangkap 2 1. Dipegang oleh anggota kelompok (masing-masing anggota)
2. Dipegang oleh bendahara kelompok
92
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
3). Kartu Pinjaman Anggota Kelompok Nama Kelompok Kelurahan Kecamatan Kota/Kab
: : : :
................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................
KARTU PINJAMAN Nama Peminjam Alamat Besar Pinjaman
: ........................ : ........................ : ........................
Angsuran Pokok Angsuran Jasa/Bunga Jml Angsuran
: ........................ : ........................ : ........................
Cicilan Ke-
Tanggal
1
2
ANGSURAN (Rp) Pokok Jasa 3
4
Jangka waktu Bunga Pinjaman No. Pinjaman Tgl Akad Pinjaman Tgl Jatuh Tempo
SALDO PINJAMAN (Rp) Harusnya Realisasi 5
6
: ..........kali/Minggu : ......... (%) : ........................ : ........................ : ........................
TUNGGAKAN (Rp) Pokok Jasa 7 (5-6)
8
Paraf Bendahara Penyetor 9
10
CATATAN: 1. Dipegang oleh anggota kelompok (masing-masing anggota) 2. Dipegang oleh bendahara kelompok
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
93
Penjelasan Pengisian: 1
Kolom 1 Cicilan ke
:
diisi dengan urutan pembayaran pinjaman anggota KSM yang ke berapa.
2
Kolom 2 Tanggal
:
diisi dengan tanggal pada saat anggota KSM melakukan pembayaran angsuran.
3
Kolom 3 Pokok
:
diisi dengan sejumlah angsuran pokok yang dibayarkan oleh anggota KSM.
4
Kolom 4 Jasa
:
diisi dengan jumlah angsuran jasa yang dibayarkan oleh anggota KSM.
5
Kolom 5 Seharusnya
:
pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara Besar Pinjaman anggota KSM dikurangi dengan Angsuran Pokok yang seharusnya dibayarkan oleh anggota KSM. Untuk baris ke-2 dan seterusnya saldo (seharusnya) pada baris ke-1 dikurangi dengan Angsuran pokok yang seharusnya dibayarkan oleh anggota KSM.
6
Kolom 6 Realisasi
:
pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara Besar Pinjaman anggota KSM dikurangi dengan Angsuran Pokok yang dibayarkan (kolom 3) anggota KSM pada baris yang sama. Untuk baris ke-2 dan seterusnya saldo (realisasi) pada baris sebelumnya (baris ke-1) dikurangi dengan Angsuran pokok yang dibayarkan oleh anggota KSM (kolom 3) pada baris yang sama.
7
Kolom 7 Pokok
:
pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara mengurangkan (kolom 5 dengan kolom 6) pada baris yang sama. Untuk baris ke-2 dan seterusnya saldo tunggakan (pokok) pada baris sebelumnya ditambah dengan kolom 5 dan dikurangi kolom 6 pada baris yang sama.
8
Kolom 8 Jasa
:
pada baris 1 (pertama) diisi dengan cara mengurangkan jasa yang seharusnya dibayarkan oleh anggota KSM dengan kolom (4) pada baris 1. Untuk baris ke 2 dan seterusnya diisi dengan cara, tunggakan jasa pada baris sebelumnya (baris 1) ditambah dengan angsuran jasa yang seharusnya dibayarkan dikurangi dengan kolom 4 pada baris yang sama.
9 10
Kolom 9 Paraf
:
Bendhara
pembayaran angsuran dari anggota.
Kolom 10
diisi dengan tanda tangan penyetor setelah adanya penyetoran :
94
diisi dengan tanda tangan bendahara (penerima) setelah adanya
angsuran dari anggota.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
4). Buku Register Sisa Pinjaman Anggota dan Tabungan Anggota
Penjelasan Pengisian Kolom 1
No
: Diisi nomor urut (cukup jelas)
Kolom 2
Nama
: Diisi dengan nama anggota yang mempunyai pinjaman /tabungan kepada kelompok
Kolom 3
Alamt
: Diisi dengan alamat peminjam/penabung
Kolom 4
Jml sisa pinjaman sd tgl
: Diisi dengan sisa pinjaman yang masih belum dibayar sampai dengan tanggal yang dituliskan
Kolom 5
Jml tunggakan sd tgl
: Diisi dengan jumlah tunggakan yang masih belum dibayar sampai dengan tanggal yang dituliskan
Kolom 6
Jmlsisa tabungan sd tgl
: Diisi dengan jumlah tabungan yang dimiliki anggota sampai dengan tanggal yang ditulis
Kolom 7
dan Kolom 15
: cara pengisiannya sama dengan kolom 4
Kolom 8
dan Kolom 16
: cara pengisiannya sama dengan kolom 5
Kolom 9
dan Kolom 17
: cara pengisiannya sama dengan kolom 6
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
95
5). Laporan Penerimaan dan Pengeluaran
Nama Kelompok
:
................................................................
Kelurahan
:
................................................................
Kecamatan
:
................................................................
Kota/Kab
:
................................................................
LAPORAN PENERIMAAN & PENGELUARAN Periode :…..………… 20…..
Saldo bulan lalu
Rp. ...............................
Penerimaan: 1.
Penarikan dari Bank
Rp. ...............................
2.
Angsuran Anggota
Rp..............................
3.
Tabungan Anggota
Rp..............................
4.
………………………
Rp..............................
Jumlah Penerimaan
Rp............................
(a)
Rp.
(b)
Pengeluaran: 1.
Setoran ke Bank
Rp..............................
2.
Pinjaman ke Anggota
Rp..............................
3.
Pembayaran Tabungan
Rp..............................
.
………………………
Rp..............................
Jumlah Pengeluaran
............................... Saldo sampai .................
96
Rp.
(c = a-
...............................
b)
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
..................20.. Mengetahui, Ketua
Bendahara
(.................................)
(.................................)
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
97
6.
Penguatan Kapasitas Anggota dan kelembagaan KSM
Dalam tahapan ini kegiatan penguatan kapasitas baik bagi anggota KSM maupun untuk penguatan kelembagaan KSM yang berkelanjutan dapat dilakukan melalui : 1.
Pendampingan oleh fasilitator maupun para Relawan Pendamping dalam pertemuan kelompok rutin minggu dengan memberikan materi sesuai dengan kurikulum pendampingan kelompok
2.
Pelatihan proses pemberdayaan kelompok untuk siap masuk dalam Pasar antara lain meliputi:
Pelatihan Pengembangan Usaha (Business Plan) Kewirausahaan
Pelatihan Pengembangan ketrampilan
Pelatihan Penguatan Kelembagaan KSM yang berkelanjutan
Pelatihan membangun kemitraan untuk akses terhadap lembaga keuangan formal/Bank maupun lembaga terkait lainnya dalam rangka akses pasar produk yang diunggulkan dan peluang lapangan kerja
Pelatihan–pelatihan
lainnya
yang
mendukung
pengembangan
usaha
maupun
ketrampilan sebagai pekerja 7.
Pengendalian Dan Pengelolaan pada Kegiatan Pilot Pendampingan KSM
1.1. Pengendalian Pengendalian kegiatan Pilot pada dasarnya sama dengan pengendalian pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan pada umumnya yang meliputi kegiatan pemantauan (monitoring) , evaluasi kegiatan menyeluruh dan pelaporan. Untuk kegiatan pilot, pengendalian mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini:
98
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Tabel 1 Kegiatan Pengendalian Pilot
No 1.
Kegiatan
Pelaku
Pencatatan dan
Utama : Sekretaris
pengumpulan berkas
BKM/LKM, UP-UP dan
(dokumen) hasil kegiatan
anggota BKM/LKM. Pendamping : Faskel, Aparat
Hasil Daftar Hadir. Notulensi, Berita Acara.
Kel./Desa, Relawan Pendamping 2.
Pengumpulan data tentang
Utama : Faskel, Korkot
hasil kegiatan.
Data terkumpul dalam suatu sistem informasi manajemen (MIS), website
3.
Pengolahan data tentang
Utama : KMP
hasil kegiatan.
Informasi tentang :
status waktu implementasi kegiatan
4.
Analisa Data dari seluruh
Capaian kinerja (KPI)
Utama : KMP, OSP Provinsi
- Analisis data
Utama : OSP Evaluasi
- Analisis dampak
status progres dan capaian kinerja 5.
Analisa dampak pelaksanaaan program
7.1.1
Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
1. Pengertian Disamping pengendalian sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka dilakukan pula monitoring dan evaluasi (monev) secara partisipatif, yakni monev yang dilakukan dari-olehuntuk masyarakat
2. Tujuan Monev partisipatif bertujuan untuk :
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
99
a. meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan monev sehingga memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap program. b. mengetahui perkembangan kelompok, c.
mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul
d. menyusun rencana tindak lanjut untuk perbaikan kelompok
3. Metode Monev Partisipatif pada Pilot dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
4. Pelaku a.
Pelaksana Monev Partisipatif adalah KSM yang difasilitasi oleh Relawan Pendamping (RPK).
b. Hasil monev tersebut diverifikasi serta direkap oleh fasilitator.
5. Waktu Monev Partisipatif dilakukan sebulan sekali pada pertemuan rutin KSM.
6. Alat Alat-alat monitoring partisipatif diantaranya adalah sebagai berikut : a.
Pembukuan KSM
b.
Notulen pertemuan KSM
c.
KPK (Kartu Perkembangan Kelompok) seperti pada Lampiran 2
d.
Dan lain-lain
7.1.2. Indikator Kinerja Tabel 2. Indikator Kinerja Pilot Pendampingan KSM
NO
1
100
TUJUAN / SASARAN
Masyarakat tahu, mengerti
ALAT BUKTI/ INDIKATOR KINERJA
2014
PERHITUNGAN
SUMBER INFORMASI
1. % warga miskin (PS-2) hadir dalam
≥ 40 %
Jumlah warga miskin hadir /
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
•
Daftar hadir
NO
TUJUAN / SASARAN
ALAT BUKTI/ INDIKATOR KINERJA
2014
PERHITUNGAN
SUMBER INFORMASI
dan memahami
pertemuan-
total waga yang
pertemuan
tujuan, sasaran
pertemuan dalam
hadir
dan manfaat
rangka
Laporan
kegiatan
sosialisasi/pengen
Korkot/
Pendampingan
alan pelaksanaan
OSP
KSM
Pengmbangan
Monev dan
•
KSM 2. % warga dalam pertemuan
Jumlah warga
dalam rangka
perempuan
sosialisasi
Daftar
•
perempuan hadir
≥ 30 %
pelaksanaan
hadir / total
hadir pertemuan Monev dan
•
Laporan
waga yang hadir
Korkot/
Pengembangan
OSP
KSM Jumlah
1. % KSM terbentuk memiliki aturan
≥ 80%
dasar kelompok
dokumen aturan dasar / jumlah KSM terbentuk
Dokumen
•
atauran •
Monev
•
Kartu
Jumlah anggota Terbangunya 2
KSM menabung
2. % anggota KSM
KSM yang
menabung secara
menjalankan
rutin setiap minggu
≥ 70%
rutin setiap minggu / jumlah total anggota
aturan dasar
tabungan Monev
•
KSM
kelompok
Jumlah
3. % Kelompok
pembukuan
melakukan pembukuan dengan baik, tertib dan lengkap
≥ 80%
•
Dokumen
kelompok yang
pembuku
baik, tertib dan
an
lengkap /
•
Monev
jumlah
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
101
NO
TUJUAN / SASARAN
ALAT BUKTI/ INDIKATOR KINERJA
2014
PERHITUNGAN
SUMBER INFORMASI
kelompok (KSM)
4. % Kelompok
Jumlah
secara rutin melaksanakan pertemuan
pertemuan rutin ≥ 80 %
anggota / 4 ( dihitung setiap
anggota setiap
• Daftar hadir • Monev
bulan = 4 mgg)
minggu
Angsuran yang diterima /
1. % tingkat Meningkatnya anggota
3
pengembalian
≥ 90 %
pinjaman kelompok
jumlah angsuran yang
kelompok
seharusnya
dalam
diterima
mengakses
Jumlah anggota
pinjaman dan
yang memiliki
anggota
surat
kelompok yang
2. Anggota kelompok
keterangan atau
memiliki
memiliki
ketrampilan
ketrampilan untuk
dan siap
siap masuk ke
Jumlah anggota
masuk ke
dunia kerja
yang telah
dunia kerja
sertifikat ≥ 75 %
ketrampilam /
mengikuti latihan ketrampilan
102
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
• Pembukuan kelompok • Monev
• Dokumen surat keterangan atau sertifikat ketrampilan yang sah dan berlaku • Monev
7.2.
Manajemen Program
Struktur organisasi untuk pelaksanaanPilotmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan struktur organisasi PNPM Mandiri Perkotaan secara keseluruhan. Penambahan personil yang dibutuhkan bagi pelaksanaan Pilot akan dijalankan 2 model, yaitu dengan penambahan fasilitator dan tanpa penambahan fasilitator. Beberapa personil tambahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan Pilot ini adalah tambahan fasilitator di 2 kelurahan/desa sasaran lokasi pilot pendampingan KSM yang bergabung dengan Tim Fasilitator yang telah ada. Pengendalian kegiatan Pilot dilakukan secara hierarkis mulai tingkat fasilitator hingga KMP.
Substansi pengendalian kegiatan pilot
diletakkan pada Fasilitator Ekonomi dan Fasilitator Sosial.
Di tingkat regional dan nasional
pengendalian dilakukan pula pada garis kendali-koordinasi konsultan yang berkaitan dengan ekonomi dan sosial. Sedangkan uraian tugas dari unsur-unsur yang terlibat adalah sebagai berikut : 1. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
Melaksanakan siklus kegiatan Pilot
Melakukan sosialisasi program
Memfasilitasi kegiatan pelatihan Relawan Pendamping, KSM, UPS, UPK,
Memonitoring perkembangan kegiatan Pilot
Menyetujui hasil verifikasi calon anggota kelompok yang dilakukan oleh UPS.
2. Fasilitator Pendamping Kelompok
Mendukung BKM/LKM dalam proses sosialisasi program ke seluruh rumah tangga sasaran
Mendukung UPS dalam melaksanakan rekrutmen Relawan Pendamping Kelompok
Verifikasi rumah tangga miskin dengan basis data PS2
Mengawal BLM tahap pertama
Bekerjasama dalam tim fasilitator untuk memfasilitasi kegiatan PILOT
ditingkat
kelurahan 3. Relawan Pendamping (RP) Relawan Pendamping (RP) adalah individu masyarakat sebagai pelopor-pelopor pengerak dari masyaraka. RP mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. Program ini membuka kesempatan seluas mungkin bagi warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli, memiliki komitmen dan minat untuk membantu masyarakat dalam pendampingan kelompok masyarakat.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
103
RP sebaiknya berdomisili sedekat mungkin dengan kelompok dampingannya. Diharapkan RP lebih banyak yang terjaring sehingga dapat ikut serta menyebarkan informasi mengenai program dan berpartisipasi aktif memperkuat pelaksanaan progam, diantaranya :
Melakukan pendampingan kelompok secara rutin
Membuat rencana kerja Pendampingan kelompok
Melakukan seluruh rangkaian siklus PILOT
Memfasilitasi penguatan kapasitas kelompok
Melakukan pemantauan perkembangan kelompok secara rutin
Memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan layanan UPK
4. Unit Pengelola Sosial (UPS)
Memfasilitasi pembuatan rencana kerja RP
Melakukan seluruh rangkaian siklus Pilot
Melakukan rekrutment Relawan Pendamping
Memfasilitasi penguatan kapasitas RP dan kelompok
Melakukan pemantauan perkembangan kelompok secara rutin
Memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan layanan UPK
Memfasilitasi RP melakukan pendampingan kelompok secara rutin
5. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Menetapkan nama identitas kelompok serta membentuk struktur kepengurusan kelompok
Melaksanakan kegiatan KSMsesuai lima aturan dasar kelompok
Mengikuti pelatihan penguatan kapasitas anggota (pelatihan manajemen organisasi dan keuangan kelompok serta pelatihan ketrampilan sesuai kebutuhan)
Mengusulkan dana blm sosial ke BKM
Mengelola dana blm sosial untuk kepentingan anggota kelompok dan sesuai kesepakatan kelompok
104
Melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana pinjaman anggota
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
INSTRUMEN UJI PETIK KEGIATAN SOSIAL 1.
Uji Petik untuk Kegiatan Pilot - Menggunakan Format KPK KPK (Kartu Perkembangan Kelompok) a.
Bulan
:
b.
Nama Kelompok
:
c.
Kelurahan/Kecamatan
:
d.
Kabupaten/Kota
:
No 1
Indikator
Nilai
Pertemuan rutin kelompok
Parameter Min 75% pertemuan rutin
Sumber data Daftar Hadir
kelompok terlaksana 2
Tingkat kehadiran dalam
Min 75 % anggota
pertemuan
kelompok hadir dalam
Daftar Hadir
pertemuan 3 4
Agenda pertemuan
Min 75% agenda
Catatan pertemuan
terpenuhi
pertemuan terpenuhi
anggota
Tabungan rutin kelompok
Min 75 % anggota
Buku Tab Klp
melakukan tabungan rutin 5
Aturan kelompok ada dan
Min 75% pertemuan
dokumen aturan
tertulis
kelompok membacakan
kelompok
aturan kelompok 6 7
Pengembalian pinjaman
Min 90% Tingkat
Buku angsuran
kelompok
pengembalian
kelompok
Pencatatan keuangan benar
100% pencatatan
buku kas, buku
dilakukan sesuai aturan
tabungan, buku angsuran
8
Rekening kelompok aman
100% rekening kelompok
Buku tabungan kelompok
9
Mempunyai kegiatan dengan
Min 1 kali pertemuan
pihak luar 10
Buku agenda pertemuan
Membahas perkara kritis
Min 75% pertemuan
Catatan pertemuan
yang dihadapi anggota
pembahasan perkaran
anggota
kelompok
kritis dicatatkan
TOTAL NILAI
Catatan: Skor 1 bila indicator terpenuhi. Jika tidak atau belum, skor 0.
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
105
Fasilitator
Relawan Pendamping
Ketua KSM
Dari skor yang diperoleh dari KPK, maka KSM dapat diklasifikasikan pada 3 kriteria sebagai : Tahap perkembangan Kelompok
106
Skor KPK
Tunas
0–4
Tumbuh
5–8
Kembang
9 - 10
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
107
108
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
UJI PETIK UNTUK KEGIATAN SOSIAL LAINNYA Responden Tiap Kelurahan : 1. 2. 3. 4. 5.
BKM UPS KSM Sosial Aparat Desa SKPD
No Pertanyaan A. Pengelola, Swadaya dan Modal Sosial 1 Apakah KSM Sosial dibentuk dari kelompok yang sudah ada? Sebelumnya kelompok apa? 2 Apakah Mayoritas Kegiatan yang dilaksanakan KSM Sosial bermanfaat tidak langsung bagi KK miskin? 3 Apakah Mayoritas Kegiatan berhasil menggalang swadaya? 4 Apakah Mayoritas Kegiatan yang dilaksanakan KSM Sosial bermanfaat langsung bagi KK miskin? 5 Apakah mayoritas kegiatan sosial terkait dengan pembangunan prasarana? 6 Apakah dalam KSM Sosial terlibat: a. kader BKKBN b. kader posyandu c. kader PKK d. guru bantu PAUD, relawan pendidikan lainnya e. kelompok tani f. kelompok nelayan g. RT/RW h. lainnya..... 7 Apakah setelah dilaksanakan kegiatan sosial, interaksi masyarakat makin erat B. Jenis Kegiatan, IPM MDGs dan BLM (kombinasi dengan data SIM) 8 Apakah Semua kegiatan KSM Sosial terkait IPM-MDGs? 9 Apakah Kegiatan KSM Sosial terkait dengan: a. pendidikan b. kesehatan c. kebersihan/lingkungan d. pertanian e. peternakan f. kelautan g. pelatihan ketrampilan/ kewirausahaan/untuk ekonomi produktif h. prasarana (infrastruktur), alat produksi (traktor, mesin jahit, dst) i. perlengkapan pertemuan, sound system, tenda resepsi, meja kursi, j. santunan usia tidak produktif k. lainnya..... C. Pengelolaan, Sasaran dan Keberlanjutan 10 Apakah kegiatan pelatihan ditindaklanjuti dengan pembentukan KSM? 11 Apakah alumni pelatihan dikirim ke sejumlah lembaga? 12 Apakah kegiatan penyediaan prasarana diikuti dengan kejelasan pengelolaannya? 13 apakah hasil penyewaan perlengkapan pertemuan diperuntukkan bagi KK miskin? 14 apakah hasil penyewaan perlengkapan pertemuan diperuntukkan bagi pendidikan dan kesehatan 15 Apakah pemberian santunan berkelanjutan? D. Kemitraan 16 Apakah Kegiatan Sosial telah berhasil menggalang kemitraan dengan SKPD? 17 Apakah Kegiatan Sosial telah menjadi bagian dari Program SKPD? 18 Apakah SKPD berkontribusi dalam pendanaan? 19 Apakah SKPD berkontribusi dalam penyediaan SDM, alat, prasarana, sumberdaya lain? E. Pengendalian 20 Apakah UPS mengendalikan proses dan output kegiatan sosial
Jawaban Ya
Tidak
Keterangan
Ya 5 1 5 5 1
Bobot Tidak 0 0 0 0 0
1 2 1 2 1 1 1 1 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 2 2 2 1 1 1 2 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 5 5 5 5 5
0 0 0 0 0 0
5 5 5 5
0 0 0 0
3
0
Pedoman Operasional Baku Kegiatan Sosial – PNPM Mandiri Perkotaan
Score
109
KANTOR PUSAT JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR PROYEK Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan Jakarta Pusat Indonesia - 10210
SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI www.pnpm-mandiri.org PENGADUAN P.O. BOX 2222 JKPMT SMS 0817 148048 e-mail :
[email protected]
www.pnpm-perkotaan.org