Volume 2 - Maret/April 2012
KEEMPAT KALINYA, IATMI SELENGGARAKAN KONFERENSI INDOCBM
P
ada pertengahan April ini, IATMI Pusat kembali menyelenggarakan sebuah kegiatan besar, Konferensi Internasional IndoCBM 2012. Ini merupakan kegiatan serupa yang keempat kalinya bagi IATMI sejak pada 2006 menyelenggarakan konferensi mengenai coal bed methane atau gas metana batu bara untuk pertama kali. Gebrakan itu didasari pemikiran bahwa pemerintah berupaya mencari sumber daya alternatif dan meningkatkannya kebutuhan gas di Indonesia dan wilayah sekitar dalam dekade terakhir. Kali ini tema yang dipilih adalah “Indonesia’s Energy: Key to Sustainable Growth”. Menurut Ketua OC IndoCBM 2012 Bambang Ismanto tema itu sejalan dengan pemikiran bahwa untuk memenuhi kebutuhan energi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, diperlukan energi yang besar dan berkesinambungan. “Dengan potensi resource yang besar diharapkan CBM akan menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan”, kata Bambang Ismanto pula.
INDOCBM DARI WAKTU KE WAKTU
T
ahun 2006, IATMI melakukan gebrakan ketika menyelenggarakan IndoCBM yang pertama. Ketika itu, di Indonesia belum banyak yang menyadari potensi sumber daya energi ini. Prakarsa IATMI itu dianggap membukakan mata kalangan migas Indonesia terhadap sumber daya energi yang sebenarnya sudah lama dikenal dunia.
Konferensi kali ini juga akan diikuti oleh banyak peserta. ”Saya berharap partisipasi yang besar dari seluruh stakeholder CBM di Indonesia dan internasional”, kata Bambang Ismanto. “Melalui business forum, keynotes, diskusi panel dan diskusi teknis kita harapkan tindak lanjut yang terus mendorong pengembangan CBM di Indonesia”. Rencananya acara di Jakarta Convention Centre ini akan dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono. Selain itu akan hadir sebagai pembicara kunci Menteri ESDM, Menteri Kehutanan dan Menteri Lingkungan Hidup. Acara Business Forum akan dipandu oleh Kepala BPMIGAS R. Priyono dan Dirjen Migas Evita Legowo. Selain itu akan ada juga pembicara internasional yang akan berbagi pengalaman CBM di mancanegara. Kabar gembira juga diperoleh dari Panitia awal April ini mengenai banyaknya peserta pameran. “Kita harapkan kegiatan ini akan menjadikan business forum dan IndoCBM sebagai salah satu momentum untuk terus memajukan CBM di Indonesia”, kata Ketua OC yang juga adalah VP Vico Indonesia.***
Ketika itu konferensi bertema “A Future Alternative Energy for the Region”, yang lebih bersifat memperkenalkan CBM sebagai sumber energi alternatif, membahas tiga aspek paling mendasar yaitu aspek teknis, peraturan dan perundangan serta commerciality atau potensi ekonomi. Konferensi selama dua hari kala itu menyimpulkan adanya tiga kendala: belum adanya peraturan, infrastruktur dan kepercayaan. Ketika itu makin jelas bahwa CBM masuk dalam kategori migas dan kegiatannya dikelola oleh BPMIGAS sementara pengembangannya dilaksanakan oleh perusahaan di bawah kontrak bagi hasil. Konferensi berikutnya berlangsung di tahun 2008 dengan pilihan tema “Embarking Indonesia’s CBM Opportunities and Development: Leveraging Best World Practices & Experiences”. Kegiatan yang merupakan tahap lanjutan itu mempertemukan para pelaku CBM internasional yang berpengalaman untuk berbagi ilmu dan pengalaman guna mengembangkan potensi CBM Indonesia dan menyadari tantangan-tantangan yang ada. Tahun 2010 berlangsung IndoCBM berikutnya dengan tema : “Indonesia’s CBM Development: Time to Deliver”. Konferensi diarahkan kepada implementasi dari regulasi dan kebijakan serta guideline dalam pengembangan upstream dan downstream CBM di Indonesia. Pada saat itu Indonesia telah memasuki era baru dengan kesiapan para operator untuk memproduksi CBM.***
buleƟnIATMI
Volume 2 - Maret/April 2012
| 1
Wawancara dengan dua pemain lama, Vico dan Ephindo
“KAMI TETAP OPTIMIS...” Bambang Ismanto
Wahyudin Y. Ardiwinata
S
ejak pemerintah menunjuk Lemigas untuk mengembangkan pilot project CBM di Sumatera Selatan pada 2003, menyusul berbagai studi yang telah dilakukan sebelumnya oleh Caltex (kini Chevron), Pertamina dan Advance Resource International (ARI), CBM semakin menjadi perhatian dan tumpuan harapan adanya energi alternatif. Para peminat pun bermunculan. Di antara “para pemain awal” itu tercatat Vico Indonesia dan PT
Energi Pasir Hitam Indonesia (Ephindo). Kini, satu dekade telah berlalu. Dalam kesempatan terpisah, Buletin IATMI mewawancarai Bambang Ismanto (BI), Vice President Resource Management Vico Indonesia dan Wahyudin Yudiana Ardiwinata (WYA), Chairman Ephindo, untuk berbagi pengalaman.
Setelah pemerintah mengangkat CBM sebagai alternatif energi baru,
and demand serta regulasi pemerintah.
dan IATMI pada 2006 menyelenggarakan IndoCBM dengan tema “A future alternative energy for the region”, bagaimana sebenarnya perkembangan
Apa yang membuat investor tetap tertarik, padahal diketahui investasi
industri (bisnis) CBM sekarang ini?
dalam CBM sangat besar.
BI: Indonesia memiliki sumber daya (resources) yang sangat besar yaitu
BI: CBM memang memerlukan investasi yang besar namun diharapkan
sebesar 453 TCF. Namun untuk menjadikan sumber daya ini menjadi
akan menghasilkan gas yang
cadangan (reserves) dan akhirnya produksi diperlukan kerja keras dan
dewatering selesai. Produksi per sumur CBM relatif kecil dibanding gas
kerjasama semua pihak terkait. Perkembangan sekarang cukup bagus
konvensional, sehingga dalam saat pengembangan
dengan adanya lebih dari 40 KKKS dan sebagian dari mereka telah aktif
sumur yang banyak dan biaya yang besar.
dalam eksplorasi, appraisal dan dewatering program. Saya berharap dengan perkembangan ini pengembangan CBM di Indonesia makin pesat untuk mendukung ketahanan energi nasional. WYA: Perkembangan industri (bisnis) CBM di Indonesia sekarang ini cukup menggembirakan dilihat dari segi banyaknya kontrak baru yang
bertahan lama terutama setelah proses diperlukan jumlah
“...Issue lain yang sangat penting adalah tentang perizinan, baik di pusat maupun di daerah,...”
ditandatangani. Sayangnya dari sekian banyak CBM PSC, tidak banyak yang telah melakukan pengeboran sehingga target pemerintah untuk
Ephindo sebagai salah satu pemain sejak awal tentu bisa bercerita banyak.
mendapatkan listrik hasil konversi gas CBM sebelum akhir 2011 tidak
Pada tahun 2008 kepada Buletin IATMI, Anda pernah mengatakan, “biar
tercapai.
lambat tetapi tetap optimis”. Apakah kini masih begitu? Apa pengalaman Ephindo?
Betulkah CBM ini bisa dikatakan sebagai energi alternatif yang murah? Apakah tingginya harga minyak ikut mempengaruhi minat investor pada
WYA: Ephindo tertarik untuk bergerak di bisnis CBM karena melihat
CBM?
potensi cadangan CBM di Indonesia yang sangat besar berdasarkan studi yang pernah dilakukan. Sementara itu, kebutuhan energi, termasuk gas
BI: Bisnis CBM merupakan bisnis yang padat modal terutama dikarenakan
di Indonesia dirasakan makin meningkat. Kami tetap optimis bahwa
adanya produksi air di awal dan diperlukan pengangkatan buatan
bisnis CBM di Indonesia akan sangat menguntungkan apabila kita dapat
(artificial lift) serta pemrosesan air terproduksi. Disamping itu ada kendala
menekan biaya eksplorasi dan eksploitasi disertai percepatan dalam
pembebasan lahan dan persiapan lokasi sumur. Hal ini yang membuat
persetujuan serta pengadaan barang dan jasa disamping adanya regulasi
diperlukannya usaha terus menerus untuk menurunkan biaya dan dengan
yang menunjang. Memang Ephindo mendapat pengalaman yang cukup
dukungan pemerintah sehingga CBM menjadi lebih kompetitif. Dengan
menantang mengingat bisnis CBM adalah bisnis baru di Indonesia.
permintaan energi yang tinggi dan harga minyak yang naik tentunya
Minimnya regulasi yang berkaitan dengan bisnis CBM di awalnya
minat terhadap CBM juga akan meningkat.
menyebabkan perjalanan kita dalam pengembangan bisnis CBM tidak bisa secepat yang kami harapkan. Proses penyelesaian diversifikasi pinjam-
WYA: Murah atau mahal itu relatif. Memang biaya pengeboran satu sumur
pakai di Kehutanan saja memerlukan waktu hampir satu tahun. Syukur
CBM secara umum dapat dikatakan lebih kecil dibandingkan dengan
Alhamdulillah berkat kejasama dan dukungan dari Ditjen Migas, BPMIGAS
pengeboran satu sumur konvensional. Mungkin lebih tepat dikatakan
serta pihak-pihak terkait lainnya kita dapat mengatasi semua tantangan
bahwa risiko di bisnis CBM lebih kecil daripada risiko di bisnis migas
dengan hasil yang baik.
konvensional. Apalagi jika dibandingkan dengan sumur konvensional di laut dalam. Tingginya harga minyak tentunya sangat mendorong investor
Dalam berbagai pembahasan tentang CBM yang lebih mengemuka
untuk meningkatkan investasi di bidang energi secara keseluruhan,
tampaknya hal-hal non-teknis. Apakah peraturan yang diharapkan oleh
termasuk CBM. Namun minat investor di bidang CBM terutama dipengaruhi
“para pemain CBM” sudah keluar dan sesuai harapan mereka?
oleh harga gas yang tentunya lebih ditentukan oleh hukum pasar, supply
2 |
buleƟnIATMI
Volume 2 - Maret/April 2012
BI: Peraturan yang ada sudah memungkinkan untuk pemain CBM beroperasi
pemilik Vico. BP (dulu sebagai Amoco) merupakan perusahaan pertama
namun dalam konferensi dan business forum nanti diharapkan akan
yang mengembangkan CBM di San Juan di Amerika Serikat pada tahun
dilakukan pembicaraan lebih lanjut antar intansi Pemerintah yang terkait
1970an. Dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan pemilk Vico
dan stakeholders lainnya untuk menyelesaikan beberapa hambatan dalam
berhasil melakukan program eksplorasi dan appraisal yang agresif hingga
pengembangan CBM misalnya tumpah tindih lahan dengan kehutanan,
sekarang. Hingga sekarang Vico sudah melakukan coring di 17 sumur,
perkebunan, pembebasan lahan, masalah lingkungan dan sebagainya.
yang memberikan data kandungan gas dan saturasi dengan hasil sesuai harapan. Vico sudah mempunyai 8 sumur dan 5 diantaranya sedang
WYA: Kami sangat gembira bahwa pemerintah, khususnya Ditjen Migas,
dewatering dan sudah memproduksikan gas. Program kerja tahun ini
sangat terbuka dan aktif mengikut-sertakan stakeholders dalam proses
akan meneruskan program appraisal yang agresif dan memproduksikan
pembuatan peraturan tentang CBM. Tentunya selalu ada ruang untuk
banyak sumur dengan harapan terus menambah produksi gas dari CBM.
perbaikan lebih lanjut, terutama setelah melalui tahap implementasi. Kami berharap agar keterbukaan yang telah ditunjukkan selama ini dapat
WYA: Selama beroperasi kami menggunakan kcl water base mud untuk
dipertahankan.
vertical exploration well dan belum memerlukan air drilling karena belum melakukan pengeboran horizontal yang mungkin saja akan diperlukan di
Sebagai pemain sejak awal, bagaimana Ephindo melihat banyaknya
kemudian hari. ECBM recovery belum diterapkan di Indonesia karena kita
minat pemain baru, apalagi dengan adanya 7 kontrak CBM baru di akhir
masih berada pada tahap awal. Mungkin teknologi ini akan diperlukan di
2011?
dunia CBM Indonesia beberapa tahun mendatang pada tahap yang sudah lebih lanjut.
WYA: Besarnya minat untuk mendapatkan lahan untuk bisnis CBM tentunya bagus-bagus saja selama kontrak PSC tersebut benar-benar dimaksudkan untuk dikembangkan dan bukan hanya sekedar untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Pemenuhan komitmen pada tiga tahun pertama akan menjadi ukuran yang dapat dipakai untuk identifikasi “real player”. Para “pemain baru” tentu ini belum punya pengalaman. Bagaimana dengan Ephindo, apa komentar Anda tentang kerjasama atau urusan dengan pemerintah (di Pusat dan daerah). Apa kritik Anda, kalau ada? WYA: Memang ahli-ahli di bidang CBM masih langka dan ini bisa menjadi hambatan. Syukur Alhamdulillah bahwa Ephindo mempunyai beberapa
“...Minimnya regulasi yang berkaitan dengan bisnis CBM di awalnya menyebabkan perjalanan kita dalam pengembangan bisnis CBM tidak bisa secepat yang kami
ahli yang berpengalaman, geologist maupun engineers. Kerja-sama
harapkan...”
dengan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, memang merupakan suatu hal yang penting. Tentunya hal ini berlaku untuk bisnis apapun, hanya saja khusus untuk bisnis CBM hal ini dirasakan lebih penting lagi
Apalagi yang bisa diceritakan atau ingin disampaikan, silahkan
mengingat bisnis CBM adalah hal yang baru di Indonesia.
dibeberkan di sini.
Apakah tema konferensi yang dipilih “Indonesia’s Energy CBM: Key
WYA: Karena operasi CBM merupakan hal yang sangat baru di
to sustainable growth”, sudah cocok buat Anda dan juga kebanyakan
Indonesia dengan peralatan penunjang yang sangat terbatas maka
pemain-pemain baru dalam industri CBM itu?
kami menghimbau agar proyek CBM mendapatkan fleksibilitas di dalam melakukan pengadaan peralatan yang diperlukan. Hal ini akan membantu
WYA: Barangkali akan lebih tepat apabila dibelakang kalimat tersebut
perusahaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sejauh biaya yang
ditambahkan tanda tanya (“?”) mengingat kontribusi CBM terhadap
akan dikeluarkan masih wajar (market).
pemenuhan energi nasional masih harus dibuktikan. Mungkin tema yang lebih spesifik dan relevan dengan keadaan sekarang adalah: “Indonesia’s
Mengingat keperluan di CBM PSC berbeda dengan di conventional O&G
Energy CBM: Time to deliver”, mengingat sudah banyak kontrak KKKS
sementara jumlah PSC CBM sudah hampir mencapai 50, industri CBM
yang diberikan (awarded), tapi belum banyak yang melakukan kegiatan
menghimbau agar di BPMIGAS dibentuk departemen khusus untuk
fisik di lapangan.
menangani semua keperluan CBM.
Bagaimana perkembangan dari segi teknologi ? Apakah Anda punya
Issue lain yang sangat penting adalah tentang perizinan, baik di pusat
pengalaman dengan air drilling, fracturing atau well completion? Apakah
maupun di daerah, termasuk masalah yang berkaitan dengan land
sudah menerapkan ECBM recovery? Kalau ada pengalaman dalam soal
access terutama apabila kegiatan telah mencapai tahap pengembangan
teknis, mohon bisa berbagi.
mengingat jumlah sumur yang dibor akan sangat banyak sekali. Demikian juga dengan masalah pembuangan air yang terproduksi, baik dalam tahap
BI: Vico menanda tangani KKKS CBM dengan BPMIGAS di akhir 2009 dan
dewatering maupun dalam tahap produksi. Perusahaan CBM tentunya
langsung memulai program appraisal.
Daerah KKKS CBM Vico sama
harus melakukan water treatment lebih dulu apabila air yang akan
dengan daerah KKKS minyak dan gas bumi. Vico beruntung karena
dibuang belum memenuhi persyaratan. Hal ini perlu mendapat perhatian
mendapatkan akses pengalaman CBM dari BP,
yang serius dari pemerintah serta pihak-pihak terkait.***
salah satu perusahaan
buleƟnIATMI
Volume 2 - Maret/April 2012
| 3
KETUA UMUM IATMI KUNJUNGI IATMI MIDDLE EAST
K
etua Umum IATMI Salis S. Aprilian pada tanggal 5-8 Maret 2012 berkesempatan berdialog dengan anggota IATMI dan para profesional migas Indonesia di Abu Dhabi dan Doha (Qatar). Dalam perjalanan ini Ketua Umum IATMI yang juga Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) didampingi Tenny Wibowo, Direktur Usaha Internasional PHE, yang juga adalah anggota Pengurus Pusat IATMI di Pengembangan Profesional. Kunjungan Ketua Umum IATMI ke dua tempat di Timur Tengah ini merupakan rangkaian program kunjungan ke seluruh sekretariat IATMI yang sekarang ini berjumlah delapan sekretariat di dalam negeri (Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Sumbagut, Sumbagsel, Riau, Balikpapan) dan empat sekretariat di luar negeri (Malaysia, Brunei, Timur Tengah, dan Houston). Seperti kunjungan sebelumnya, Salis memanfaatkan waktu di sela-sela tugas kantornya yang padat.
lebih 50 orang termasuk Staf Senior KBRI Doha. Doha belum mempunyai Chapter IATMI namun kegairahan dan antusias para profesional migas asal Indonesia terhadap informasi bisnis migas di tanah air sangat terasa. Mereka berencana membentuk Sekretariat IATMI Chapter Doha dengan langsung menyusun Tim Formatur yang diketuai Jati Wangsa Zen dan Mohammad Napoleon. Dalam rangkaian kunjungan ini, Salis mempresentasikan visi, misi dan tata nilai IATMI, serta program-program IATMI selama kepemimpinannya (2010-2012). Ia mengharapkan masukan-masukan berupa saran, ide, gagasan ataupun kritik terhadap IATMI dan kebijakan pengelolaan migas di Indonesia pada umumnya dari para anggota IATMI maupun masyarakat migas Indonesia lainnya. Masukan ini akan diteruskan IATMI Pusat kepada stakeholders dalam bentuk tulisan, Focus Group Discussion (FGD), Diskusi Panel,
O
rganisasi IATMI berjalan baik berkat kerjasama semua pihak. Pengurus Pusat tidak mungkin menangani kegiatan
tanpa dukungan dari jajaran komisariat yang tersebar di berbagai daerah dan mancanegara. Selama tahun 2011 denyut kegiatan terasa Penyerahan apresiasi dari IATMI Pusat.
Di Abuadanya Dhabi, Saliskegiatan bertemu dengan dengan berbagai di komisariat-
Ketua IATMI komisariat itu. Chapter Abu Dhabi, Achmad Rusmatoro, yang bekerja di Abu Dhabi
Salis S. Aprilian berfoto bersama IATMI chapter Abu Dhabi.
National Oil Komisariat Company Kualalumpur (ADNOC). Sekitar Kualalumpur. adalah 50 orang anggota dan masyarakat komisariat pertama IATMI yang dikunjungi Ketua profesional Indonesia di Abu Dhabi Umum IATMImigas Pusat. Awal Februari 2011
hadir pada acara malam hari Ketua yang penuh berlangsung silaturahmi antara Umum keakraban bertempat di Kedutaan Besar RI baru Salis Aprilian dengan Komisariat IATMI di Abu Dhabi. Hadir juga staf senior KBRI KL. dan keluarga Indonesia di Abu Dhabi.
Riau. Komisariat di provinsi minyak Riau bulan
Di Doha (Qatar), Salis juga bertemu Maret menyelenggarakan pemilihan pengurus dengan para profesional dan masyarakat yang dilakukan secara online. Terpilih sebagai migasAris Indonesia. Tempatnya juga di ketua Samadya, ahli teknik perminyakan Kedutaan RI di Doha, dan dihadiri yang bekerjaBesar di Chevron.
KBRI Qatar di Doha.
4 |
buleƟnIATMI
Volume 2 - Maret/April 2012
Pidato Salis S. Aprilian di IATMI chapter Abu Dhabi.
Luncheon Talk, dan lain-lain. Salis juga mengharapkan Sekretariat IATMI yang tersebar di dalam dan luar negeri tetap menjaga profesionalisme dan kekompakan para anggotanya dalam turut serta memajukan industri migas tanah air dalam kerangka besar mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi IndONEsia. ***
DINAMIKA HARGA MINYAK (Bagian V - Selesai) Oleh : Benny Lubiantara Karyawan BPMIGAS yang ditempatkan sebagai Petroleum Fiscal Policy Analyst, di sekretariat OPEC, Viena Kaitan antara pasar instrumen finansial dan harga minyak9 Box 2: Harga minyak mentah Indonesia
Pada awal tahun 1990-an, kegiatan di pasar derivatif minyak10 lebih
Perhitungan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/
institusi yang terlibat langsung dengan perdagangan minyak. Dengan
ICP) mengikuti formula tertentu yang merupakan harga rata rata
semakin banyaknya jenis produk di paper market ini, ditambah prospek
tertimbang dari sumber sumber yang kompeten dalam pencatatan
untuk memperoleh return yang lebih besar, maka terjadi peningkatan
transaksi minyak internasional, yaitu: Platts, RIM dan APPI. Platts
transaksi “minyak kertas” ini, bahkan muncul pula investor yang
adalah penyedia jasa informasi energi terbesar di dunia, jasa informasi
sebenarnya tidak ada hubungan dengan aktivitas yang berhubungan
tidak terbatas pada minyak, namun juga gas alam, kelistrikan,
dengan minyak maupun hedging. Pada dasarnya yang dimaksud spekulan
petrokimia, batubara dan tenaga nuklir. RIM Intelligence, adalah
adalah kelompok investor yang tidak ada hubungannya dengan transaksi
badan independen yang berpusat di Tokyo dan Singapore, mereka
minyak yang sesungguhnya,
menyediakan data harga minyak untuk pasar Asia Pasific dan Timur
perusahaan lain yang mengelola dana (endowment funds) dan lain lain.
banyak didorong untuk keperluan aktivitas lindung nilai (hedging) oleh
9
yayasan atau
Tengah. Sedangkan APPI (Asian Petroleum Price Index) merupakan
Transaksi oleh mereka ini dicatat sebagai transaksi non-commercial oleh
indek harga yang didasarkan pada sistem (panel pricing), dimana
CFTC (commodity futures trading commission). Transaksi non-commercial
penentuan harga minyak dilakukan oleh partisipan pelaku industri
ini dijadikan pendekatan untuk melihat aktivitas spekulan. Analis berusaha
(seperti: pedagang minyak /trader, kilang dan perusahaan minyak).
mencari hubungan antara aktivitas spekulan dengan kecenderungan
APPI dikeluarkan oleh SeaPac Services di Hongkong. APPI dianggap
harga minyak. Selama periode tahun 2003 sampai pertengahan 2008,
sebagai mekanisme penentuan harga yang standar untuk wilayah
harga minyak terus meningkat, mulai dari 33 $ per barel (Januari 2003)
Asia Timur. Formula harga minyak ICP terus mengalami perubahan,
menjadi $147 per barel (pertengahan 2008), sebelum harga jatuh level $
sebelumnya formula ICP adalah:
40 $ per barel pada bulan Desember. Pada periode yang sama, aktivitas
ICP = 40% Platts + 40% RIM + 20% APPI
transaksi instrumen finansial yang memperdagangkan derivatif minyak
Sejak Oktober 2006, Indonesia mengubah bobot perhitungan ICP,
(futures, forward, option) meningkat secara dramatis. Opini mengenai
dimana persentase APPI berkurang, formula menjadi:
kemungkinan pengaruh dari spekulan di pasar finansial terhadap harga
ICP = 47.5% Platts + 47.5% RIM + 5% APPI
minyak kemudian muncul, walaupun harus diakui bahwa meningkatnya
Sejak pertengahan 2007, APPI dikeluarkan dari formula, sehingga ICP
aktivitas ini ada nilai positifnya juga, berupa peningkatan likuiditas pasar
menjadi 50:50 untuk Platts dan RIM.
minyak. Saling tuding antara pihak pendukung bahwa spekulan di pasar
Pertanyaannya: kenapa APPI akhirnya dikeluarkan dari formula?.
finansial yang mendorong harga minyak dengan pihak yang menganggap
Salah satu alasan mengapa APPI tidak dipergunakan lagi adalah
bahwa sama sekali tidak ada peran spekulan, terus berlangsung bahkan
karena sering rendahnya harga minyak hasil penilaian APPI tersebut.
hingga saat ini, baik di ranah akademisi maupun praktisi. Akhir Desember
Kelemahan sistem panel APPI terletak pada masalah transparansi dan
2006, penulis menghadiri workshop dua hari di Wina, yang berjudul: The
kemungkinan adanya kecenderungan untuk terjadi manipulasi. APPI
Impact of Financial Markets on the Price of Oil. Workshop ini penting
menggunakan sekitar 70 panelis dari perusahaan kilang (refiners)
karena saat itu isu mengenai peran spekulan yang “menggoreng” harga
di Asia Pasifik, produsen minyak mentah (producers) dan pedagang
minyak sedang hangat hangatnya. Sekretariat OPEC sebagai tuan rumah
(traders). Effisiensi dari sistem panel mengandalkan pada variasi
mengundang pembicara dari semua pihak pihak berkepentingan mulai
perwakilan partisipan dalam pasar minyak mentah tersebut, apabila
dari: perusahaan minyak, investment banks, perusahaan bursa saham,
tidak seimbang, bisa menimbulkan distorsi. Sebagai contoh: Perusahan
regulator, institusi riset, institusi pemerintah, dan yayasan dana pensiun.
minyak internasional (IOC), mereka bisa mewakili ketiganya, yaitu:
Tidaklah mengherankan kalau kemudian banyak pendapat yang simpang
sebagai produsen, sebagai trader dan juga sebagai refiner, hal seperti
siur. Pada akhirnya, hal yang paling sulit itu adalah membuktikan apakah
ini bisa membuat distorsi harga yang cenderung akan membela
spekulasi itu mempengaruhi kenaikan harga minyak?, Dr. Samiei dari
kepentingan partisipan tertentu. Hasil penilaian yang menghasilkan
IMF tegas dalam presentasi studinya menyatakan bahwa spekulasi tidak
harga minyak “rendah” tidak disukai pemerintah, tetapi cenderung
secara sistematik mempengaruhi harga minyak. Pada saat yang sama,
lebih disukai oleh IOC. Mengapa? Pertama sebagai produsen, apabila
Dr. Naini yang juga konsultan OPEC, menyatakan bahwa ada korelasi
mereka menggunakan model kontrak PSC di negara produsen, dengan
antara kenaikan harga minyak dengan aktivitas spekulan khususnya
harga minyak yang relatif lebih rendah, maka IOC tersebut dapat
apabila menggunakan data tiga tahun terakhir (2004-2006). Diantara
mengklaim volume minyak mentah lebih banyak dari mekanisme cost
dua pendapat yang bertolak belakang, tentu ada hal hal yang disepakati,
recovery (IOC bisa memperoleh bagian lifting lebih besar dengan
diantaranya: semua sepakat bahwa pasar finansial memicu volatilitas
harga minyak lebih rendah). Kedua sebagai pemilik kilang, tentu
harga, struktur pasar finansial membuat terjadinya mekanisme penemuan
mereka lebih suka memperoleh harga minyak mentah dengan harga
harga (price discovery) dan transparansi harga. Intinya adalah bahwa
yang lebih “rendah”.
spekulan memang tidak menentukan tinggi rendahnya harga minyak,
Workshop OPEC: The Impact of Financial Markets on the Price of Oil, Desember 2006
10
seperti yayasan pensiun,
Biasanya disebut paper market, untuk membedakan dengan transaksi perdagangan minyak yang sesungguhnya (physical market)
tetapi tindakan bersama spekulan mempunyai kemampuan untuk “meningkatkan” terjadinya kecenderungan harga.***
buleƟnIATMI
Volume 2 - Maret/April 2012
| 5
Oleh-oleh dari Bangkok
WISATA DAN KONFERENSI IPTC 2011 Oleh: Chairul Dani
I
nternational Petroleum Technology Conference (IPTC) 2011 – Bangkok, seyogyanya diadakan pada bulan November 2011. Karena banjir di Bangkok semakin parah, acara IPTC 2011 diundur menjadi bulan Februari 2012. Namun demikian, IPTC ini tetap bernama IPTC 2011. Alhamdulillah, saya berkesempatan kembali dikirim perusahaan menghadirinya. Ini merupakan event internasional ke-3 yang saya hadiri setelah kurang lebih lima tahun bekerja di Kuwait Oil Company. Saya pilih IPTC Bangkok, karena memang IPTC terkenal sukses menghadirkan tulisan-tulisan teknis yang bagus, selain karena memang saya dan keluarga belum pernah ke Thailand. Menjadi kebiasaan baru buat saya, kalau dapat tugas/ kursus di luar Kuwait, membawa serta seluruh keluarga. Berikut saya berbagi cerita tentang perjalanan ke Thailand dan tentang konferensi IPTC 2011 itu.
dan pemandu wisata berbahasa Inggris. Tanpa terasa waktu sudah pukul 11.30, kami pun segera melihat-lihat tempat makanan, khususnya yang menyediakan Halal-Food…! Dan seperti info yang kami peroleh sebelumnya, memang sulit mencari halal-food di Thailand, khususnya di airport ini. Namun, dengan semangat tidak mudah menyerah, akhirnya kami temukan dua tempat
Bandara yang cukup besar, bersih, dingin dan teratur itu cukup ramai dan hangat menerima pengunjung dari luar negeri. Awareness tentang pariwisata terasa kental sejak kami pertama menginjakkan kaki di airport ini. Kios-kios yang menawarkan discount paket-paket wisata, cendera mata, bahkan kios departemen pariwisata pun buka di situ. Kami mampir dan tergiur dengan tawaran city tour kota Bangkok. Harganya murah, sekitar 600 TBH untuk enam orang dengan paket keliling kota naik mini van termasuk supir
6 |
buleƟnIATMI
Hari pertama, kami mengambil paket city tour. Lagi-lagi dengan biaya yang cukup terjangkau, kami mendapatkan fasilitas satu van coaster dan supir merangkap guide berbahasa Inggris untuk 6-8 jam dan ternyata Muslim sehingga tahu betul dimana saja ada halal-food. Kami berkeliling kota Phuket, mulai dengan menghampiri pantai-pantai terkenalnya, Pathong, Koran dan Kata. Jarak antara pantai-pantai tersebut hanya 5-10 menit dengan mobil. Pantai-pantainya bersih, berpasir putih halus, lengkap dengan tenda-tenda payung yang siap disewakan. Lautnya yang berwarna biru toska benar-benar menawan hati. Kemudian kami dibawa ke View Point atau bukit yang agak tinggi, dan bisa melihat ketiga pantai tersebut dari atas. Tur berlanjut ke Elephant Trecking, berkeliling hutan naik gajah selama kurang lebih 20 menit, melihat kuil budha dan Phuket Aquarium, yang ternyata tidak terlalu besar namun cukup menghibur buat anak-anak. Setelah itu kami mengunjungi Big Budha, patung yang terbuat dari marmer putih di puncak bukit, sehingga bisa terlihat dari kejauhan.
Perjalanan ke Phuket dan Bangkok Penerbangan memakan waktu sekitar enam jam dari Kuwait ke Bangkok. Kami tiba di Bandara Internasional Suwarnabhumi, Bangkok, sekitar pukul 10 pagi. Rencananya kami akan langsung melanjutkan penerbangan ke Phuket dengan penerbangan pukul 3 sore. Kami akan menghabiskan sekitar enam hari di Phuket dan kembali ke Bangkok untuk menghadiri konferensi selama empat hari.
segera menuju hotel di daerah Pathong yang terkenal itu.
Bersama keluarga berpose dengan Golden Budha.
makan halal. Kami menuju ke basement pertama. Dari sekitar 30 kios, hanya dua yang menyediakan makanan halal tapi sangat mudah dibedakan karena kioskios ini menempelkan besar-besar sticker halal dalam huruf latin maupun arab. Selamatlah kami untuk hari ini… Kami pun melanjutkan penerbangan ke Phuket, sekitar lebih satu jam. Bandara Internasional Phuket yang berukuran sedang, secara sepintas cukup bersih, luas dan teratur. Kebanyakan yang mendarat adalah turis-turis mancanegara. Kami pun
Volume 2 - Maret/April 2012
Hari-hari berikutnya kami habiskan dengan mengikuti tur ke pulau-pulau eksotik terdekat. Ada beberapa pilihan, namun kami pilih tur ke Pulau PhiPhi. Pulau ini pernah dipakai untuk pembuatan film Holywood yang berjudul “The Beach” yang dibintangi oleh Leonardo De Caprio. Setelah mampir ke beberapa pulau, kami pun bersantai terakhir di salah satu pulau terindah, ber-snorkling dan berenang.Anak-anak sangat menikmati memberi makan roti ke ikan-ikan kecil yang datang ke tepi pantai. Bangkok dan Konferensi IPTC Hari pertama di Bangkok, kami menjalani city tour yang telah kami pesan lebih dulu, mulai dengan mengunjungi Golden
Budha, yaitu patung Budha besar yang terbuat dari emas seberat kurang lebih 5 ton dan juga Reclining Budha, patung Budha besar yang panjangnya sekitar 40 meter dengan tinggi 15-20 meter. Keesokan harinya adalah hari pembukaan konferensi IPTC. Saya buatkan agenda bagi keluarga untuk mengunjungi tempat-tempat rekreasi dan pariwisata di sekitar Central World-Bangkok. Ada Siam Sea World, Madame Taussaud dan pusat-pusat perbelanjaan yang terkenal seperti MBK dan Platinum Mall. Cukup lah membuat seluruh keluarga sibuk selama saya menghadiri konferensi selama tiga hari tersebut. Kami tinggal di Hotel Novotel Platinum yang berjarak hanya sekitar 5-10 menit berjalan kaki ke Bangkok Convention Center, tempat IPTC 2011 diadakan.
diskusi yang diminati. Ada ratusan topik diskusi yang disuguhkan, mulai dari eksplorasi hingga produksi. Bahkan sesi yang menarik buat saya, yaitu reservoar dan produksi, pun tidak kalah beragamnya. Sulit memilih, mana yang paling menarik untuk diikuti. Ini pentingnya membaca agenda acara jauh-jauh hari, sehingga bisa maksimal memilih pada saatnya tiba. Selain sesi-sesi diskusi yang menarik, juga ada satu hall yang diisi dengan pameran. Seperti layaknya konferensikonferensi di Indonesia, berbagai perusahaan minyak dan perusahaan jasa membuka stand-stand menarik. Sungguh suatu kesempatan untuk melihat dan belajar tentang kemajuan teknologi atau
Pembukaan konferensi berjalan lancar dan meriah. Berbagai perusahaan minyak multinasional, melalui keynote speaker, berbagi pengalaman tentang tantangantantangan di dunia peminyakan dan energi pada umumnya. Besarnya keseriusan mereka menyediakan energi yang berkesinambungan buat dunia ini terlihat dari pengeluaran untuk research dan development yang setiap tahun kian meningkat. Kebanyakan pengeluaran R & D difokuskan untuk penerapan teknologi tepat-guna sesuai kondisi saat ini supaya bisa lebih efisien dan meningkatkan recovery factor dari suatu lapangan. Dan pula untuk menjawab tantangan “un-conventional Saya dan Mas Salis. oil and gas” yang diprediksikan booming di masa mendatang, seperti: heavy oil, produksi dari masing-masing perusahaan, CBM, shale gas, deep sea exploration dan baik perusahaan minyak maupun service lain sebagainya. Selain itu ada pula yang company. Daya tarik lain, adalah gift-gift mencoba untuk mengembangkan energi menarik dari stand-stand itu. alternatif selain fossil fuel, seperti solar, wind, bio diesel, dan lain sebagainya. Selesai makan siang, saya sempat Saya pribadi benar-benar tergugah dan berjumpa dengan Mas Salis, Ketua IATMI termotivasi dengan presentasi-presentasi Pusat. Alhamdulillah beliau masih ingat yang sarat dan penuh informasi terkini pada saya. Kami pernah berjumpa di acara berikut tantangannya. Presentasi demi buka puasa IATMI tahun lalu. presentasi mengalir diselingi dengan tarian-tarian khas Thailand yang tidak Selesai hari pertama, sore hari semua kalah memukau. Ini membuat suasana peserta digiring panitia dengan lebih hidup dan tidak membosankan walau menggunakan bis menuju Siam Niramits, berjam-jam berada di acara pembukaan tempat pertunjukan tari yang cukup tersebut. terkenal di Thailand. Di tempat itu kita disambut oleh seekor gajah yang pandai Selesai pembukaan, seluruh peserta mulai memberikan kalung bunga kepada hilir mudik mencari sesi-sesi presentasi para peserta. Juga disediakan “tuk-
tuk”, kendaraan khas Thailand yang mirip bajaj di Jakarta, untuk peserta yang ingin berkeliling sekitar tempat parkir. Ada pula berbagai permainan, makan kecil, melukis sketsa muka, photo session dan lain sebagainya hingga saatnya tiba menyaksikan pertunjukan dan tari Siam Niramits. Saat memasuki teater pertunjukan, semua alat fotografi dan video harus dititipkan. Ternyata pertunjukannya sangat menarik, yaitu perpaduan antara tarian, opera dengan tata panggung dan suara yang canggih. Dukungan permainan lampu dan laser membuat pertunjukan makin memukau. Secara keseluruhan, pertunjukan menggambarkan perkembangan negeri Siam dari jaman Raja pertama hingga kini. Selesai pertunjukan, kepada kita disuguhkan makan malam ala Thailand sebelum akhirnya dikembalikan ke hotel masing-masing. Konferensi hari kedua dan ketiga pun berlalu dengan baik. Mayoritas peserta masih bersemangat menghadiri sesi diskusi yang menarik. Saya mendapat lima rekan baru dari berbagai negara di luar yang dari Indonesia. Bagi saya, ini merupakan hasil networking yang baik dalam memperluas pergaulan dan wawasan. Selain itu, saya juga mendapat ilmu-ilmu terbaru dalam lingkup petroleum/production engineering. Di antaranya adalah real time operation dari Shell, aplikasi swell packer dan ICD untuk sumur-sumur vertical open hole dari Petronas, HPHT well intervention dan lain sebagainya. Juga satu topik yang saya pikir paling menakjubkan adalah: Subsea integrated operation dimana semua fasilitas produksi (separator, compressor, injector, pompa, dan lain-lain) berada di bawah permukaan laut. Semua kontrol (electrical dan hydraulic) terhubung dengan umbilical ke satu FPSO yang merupakan stasiun pengumpul minyaknya. Luar biasa… Demikian sedikit oleh-oleh dari Negeri Gajah Putih. Mudah-mudahan bisa bermanfaat buat kita semua.***
---------------------------------------------Ir. Chairul Dani, MM
adalah Ketua IATMI Country
Chapter Kuwait 2001-2011 dan saat ini bekerja sebagai Sr.Petroleum Engineer pada Kuwait Oil Company, Kuwait. E-mail:
[email protected]
buleƟnIATMI
Volume 2 - Maret/April 2012
| 7
FUN DAY DAN PERGANTIAN IATMI KUWAIT
P
engurus dan anggota IATMI Kuwait bulan Maret 2012 lalu, berpartisipasi dalam kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia (FKMI) di Kuwait, disponsori oleh Mesjid Kabir-Kuwait dan didukung oleh KBRI Kuwait. Event tersebut merupakan acara fun day yang diisi dengan perlombaan anak-anak, bazar, kesenian budaya Indonesia berupa tarian, nasyid Pelantikan Pengurus Kuwait. mahasiswa Indonesia dari Universitas Al-Azhar-Cairo, dan lain-lain. Sebelumnya pada bulan Januari, melalui pemilihan secara on-line telah terpilih Acara yang dibuka oleh pejabat Edi Asmal Rahmat sebagai Ketua IATMI Kementerian Awqaf & Islamic Affairs Kuwait untuk periode 2011-2013. Edi (Wakil Menteri Agama) itu dihadiri oleh yang berkarya di Kuwait Oil Company itu segenap warga masyarakat Indonesia menggantikan ketua lama Chairul Dani di Kuwait dan berlangsung sangat yang menjabat selama periode 2009meriah. Untuk mensosialisasikan IATMI 2011. Kuwait yang baru terbentuk, maka IATMI Kuwait berpartisipasi dalam salah satu Acara pengukuhan pengurus berlangsung booth dengan menampilkan tiga buah dalam Bi-Monthly Meeting yang dihadiri poster dan video tentang perminyakan oleh Duta besar RI Ferry Adamhar, staf serta membagikan suvenir kepada para KBRI Kuwait serta keluarga IATMI Kuwait pengunjung. beserta isteri. Selain bersilaturahmi dalam acara itu tampil rekan Ary Fadjarijanto dari Halliburton yang menyampaikan presentasi non-teknikal. Pada acara itu disampaikan penghargaan kepada Chairul Dani atas kerja kerasnya membangun IATMI yang profesional dan bermartabat.*** (Laporan Edi Rahmat dan Chairul Dani)
Para tamu pada Fun Day di Kuwait.
Dari Redaksi Selamat berjumpa rekan IATMI,
Untuk
keempat
kalinya
bulan April tahun ini, IATMI menyelenggarakan
Konferensi
IndoCBM
bertaraf
internasional. Kita masih ingat pada 2006 ketika gas metana batu bara itu belum banyak dilirik orang, IATMI tampil memprakarsai pertemuan pertama. Sejak itu, gaung CBM pun mulai terasa dan minat untuk mengolahnya terus bermunculan.
Berulangnya kegiatan penting yang terkait dengan pengembangan
energi
alternatif
menunjukkan
kegigihan organisasi ini mendukung upaya tak henti pemerintah untuk mencari solusi dengan menurunnya produksi minyak. Kita percaya inisiatif serupa ini akan terus dilakukan IATMI untuk mengukuhkan jati dirinya sebagai sebuah organisasi professional sekaligus mitra pemerintah. Semoga di masa datang makin banyak sumbangan IATMI kepada bangsa dan negara ini.
Salam,
Redaksi
Jadwal Pelatihan Kopum IATMI Drilling Planing & Problem Solving 30 April – 04 Mei 2012, Venue : Bandung Under Balance Drilling & Other Drilling Methods 08 – 11 Mei 2012, Venue : Bandung Surface Production System & Facilities 08 – 11 Mei 2012, Venue : Yogyakarta Workover Under Pressure & Coil Tubing 22 – 25 Mei 2012, Venue : Surabaya
Contact Person : Syamsul Irham (08129944794) Herry Hermawan (081578726088)
Redaksi Penasehat :
Salis S. Aprilian Koordinator :
* Kepala BPMIGAS R. Priyono dalam rapat dengar pendapat di DPR menyatakan bahwa per tanggal 31 Januari 2012 realisasi produksi minyak dari 36 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tercatat sebesar 739.491 barrel per hari. Target APBN 2012 adalah 817.423 barrel per hari.*** (Sumber: Kompas).
8 |
buleƟnIATMI
* Selama tahun 2011 BPMIGAS m e n c a t a t penerimaan negara sebesar 34,4 miliar dollar AS ke dalam kas Negara. Angka itu lebih tinggi 29,8 persen dari angka 26,5 miliar di tahun sebelumnya. Produksi migas tahun 2011 tercatat 2,4 juta barrel setara minyak setiap hari terdiri dari produksi minyak 903.441 barrel minyak dan produksi gas 1,5 juta setara minyak setiap hari.*** (Sumber: Kompas).
Volume 2 - Maret/April 2012
Tri Atmaja Sugeng Riyadi Tim Redaksi :
Renville Almatsier Elly M. Jusuf Ana Masbukhin Redaktur Pelaksana :
Renville Almatsier Layout & Foto :
Alief Syahru Abdul Manan Endy Hadianto Alamat Redaksi :
Patra Office Tower, 1st Floor, Suite 1-C Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 Telp/Fax :
021-5203057 Email :
[email protected] www.iatmi.or.id