Volume 1 - Januari/Februari 2015
Hal. 3 : Pengukuhan
Hal. 4 : Rekomendasi
Hal. 6 : Kolom
REKOMENDASI DARI YANG AHLI
REKOMENDASI
MASA
MEMPERKUAT
KETAHANAN ENERGI NASIONAL
DEPAN
ENERGI
Hal. 8 : Event (DEDEN
SAVE INDONESIA
SUPRIYATMAN)
PENGURUS BARU IATMI DIKUKUHKAN
Foto bersama pengurus IATMI periode 2014 - 2016.
P
engurus baru Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) periode 2014 - 2016 terbentuk dan dikukuhkan awal Februari lalu. Acara tersebut diselenggarakan bersamaan dengan Acara Sinergi Energi Nasional yang diisi dengan “Presentasi Rekomendasi IATMI dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Energi Nasional“ di Hotel Le Meridien, Jakarta. Dalam kesempatan itu ketua umum terpilih Alfi Rusin memperkenalkan susunan pengurus baru. Didampingi sekretaris jendral Yudhi Herlambang yang sama-sama terpilih dalam Kongres IATMI bulan Desember lalu, ia menyampaikan sambutan serta overview Program Kerja IATMI 20142016.
Masukan Hadir dalam acara itu antara lain oleh Prof. I Gde Wiratmadja yang mewakil Menteri ESDM, anggota Komisi VIII DPR-RI Satya Wira Yudha, para anggota Dewan Penasehat IATMI, anggota serta anggota muda IATMI. Dalam kepengurusan kali ini, ketua umum didampingi oleh wakil ketua Rini Soegiyono serta bendahara Kartina Haswanto. Pengurus inti terdiri dari Ketua Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi Gunawan Nurcahyo, Ketua Pengembangan Profesi & Teknologi Wahju Wibowo, Ketua Hubungan Kerjasama & Pelaksanaan Kegiatan Hendrazid, Ketua Membership Benefit & Services Raam Krisna, serta Ketua
Regulasi & Kebijakan Budi E. Dhaniswara. Selain itu kepengurusan juga dilengkapi dengan Dewan Pakar yang diketuai oleh Benny Lubiantara serta Ketua Umum Koperasi IATMI Abdul Manan. Setiap departemen tersebut membawahkan beberapa departemen sebagai ujung tombak kegiatan organisasi wadah ahli teknik perminyakan ini (Lihat “Susunan Pengurus….”, di halaman 2). Secara keseluruhan kepengurusan periode ini didukung oleh lebih 100 orang anggota. Selain memperkenalkan sebagai anggota pengurus, Ketua Umum Alfi Rusin juga menjelaskan secara singkat program utama Pengurus Pusat IATMI yaitu; 1. Meningkatkan kompetensi profesional Bersambung ke halaman 2 ...
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
| 1
... sambungan dari halaman 1
SUSUNAN PENGURUS IATMI PUSAT 2014-2016
Prof. I Gde Wiratmadja.
perminyakan dalam membangun national capability building; 2. Bersinergi dalam mewujudkan ketahanan energi; 3. Ikut mengkampanyekan peran profesional migas dalam pemberantasan korupsi. Sementara itu, Menteri ESDM dalam sambutannya yang disampaikan oleh Plt. Dirjen Migas Prof. I Gde Wiratmadja menyambut baik tawaran sinergi. Menteri berharap IATMI bisa membantu pemerintah. Menurut dia kini kita menghadapi tantangan luar biasa. “Karena itu ahli-ahli perminyakan harus turun gunung…”, kata dia. Plt. Dirjen Migas ini juga menguraikan bahwa Pemerintah mulai mengeksplorasi wilayah Timur, “Kami perlukan masukan dari IATMI karena ketahanan di Timur sangat rentan”. Diungkapkannya juga bahwa ada program pengembangan masa depan ESDM. Ia juga mengharapkan IATMI berbuat, yang diistilahkannya dengan lighting the fire. Lebih spesifik, ia mengharapkan segera terjalin kerjasama antara universitas dengan diklat migas di Cepu. Acara hari itu dipuncaki dengan presentasi Rekomendasi IATMI untuk Industri Hulu Migas dalam rangka memperkuat ketahanan energi nasional. Secara detil Budi Tyas Utomo, anggota Bidang Regulasi dan Kebijakan menguraikan masukan IATMI yang telah disampaikan kepada pemerintah cq. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.***
2 |
buletinIATMI
Bagan Organisasi.
Program utama Pengurus Pusat IATMI: 1. Meningkatkan kompetensi profesional perminyakan dalam membangun national capability building; 2. Bersinergi dalam mewujudkan ketahanan energi; 3. Ikut mengkampanyekan peran profesional migas dalam pemberantasan korupsi.
Volume 1 - Januari/Februari 2015
REKOMENDASI DARI YANG AHLI
B
aru resmi berjalan sebulan, Pengurus Pusat IATMI telah melakukan gebrakan dengan menyampaikan Rekomendasi IATMI untuk Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Energi Nasional. Dalam pengantarnya, Ketua Umum Alfi Rusin mengatakan bahwa ini dalam rangka menindaklanjuti agenda tata kelola industri minyak dan gas bumi nasional yang sedang dan akan disusun oleh Pemerintah. “IATMI menganggap perlu menyampaikan pandangan dan rekomendasi terhadap tata kelola industri minyak dan gas bumi nasional”, kata Ketua Umum itu. Dengan tembusan kepada Ketua Komisi VII DPR-RI dan Kepala SKK Migas, rekomendasi terbagi dalam tujuh poin yaitu: 1. Sinergi antara pemangku kepentingan di sektor hulu minyak dan gas bumi; 2. Tata kelola minyak dann gas bumi yang efisien
Prof. I Gde Wiratmadja berbicara di depan forum IATMI.
dan transparan; 3. Model kontrak yang menguntungkan negara dan menarik bagi investor; 4. Peningkatan pemahaman Cost Recovery; 5. Pergeseran paradigma dari Fiscal Revenue menjadi Multiplier Effects;
6. Strategi Pemerintah dalam pengelolaan Wilayah Kerja yang akan berakhir; 7. Pemberdayaan kapasitas sumber daya manusia nasional di industri hulu minyak dan gas bumi (lihat halaman 4-5).***
ANTISIPASI BERAKHIRNYA KONTRAK KERJA MIGAS memberikan prioritas atas penguasaan wilayah kerja migas sebagai upaya serius Pemerintah untuk membangun ketahanan energi dan jaminan atas suplai energi, disamping memperkuat keuangan Negara.
google.com
S
elain menyampaikan rekomendasi dalam memperkuat ketahanan energi nasional, Pengurus Pusat IATMI juga menyampaikan usulan lain kepada Pemerintah. Usul tersebut terkait rancangan peraturan Menteri ESDM tentang “Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi yang kontrak kerjanya akan berakhir”. Menindaklanjuti
rencana
Pemerintah
untuk melakukan tindakan pengaturan melalui bentuk Peraturan Menteri ESDM terhadap topik di atas, IATMI memberi usulan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai dasar yaitu referensi hukum, azas manfaat dan penguasaan wilayah yang secara garis besar adalah: 1. M e m b a n g u n / m e m b e r d a y a k a n perusahaan milik Negara untuk menjadi kuat dengan cara
2. Menargetkan sampai dengan setidaktidaknya 55% - 60% penguasaan wilayah kerja migas oleh Perusahaan Milik Negara, dan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang setidaknya Perusahaan Milik Negara telah menguasai minimal 40% WK di Indonesia. 3. Dalam pelaksanaannya Perusahaan Milik Negara dapat melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaan asing maupun perusahaan swasta nasional. “Kami menganggap perlu menyampaikan usulan ini”, tulis Ketua Umum IATMI Alfi Rusin dalam surat pengantar kepada Menteri ESDM.***
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
| 3
REKOMENDASI MEMPERKUAT K
R
ekomendasi IATMI untuk Industri Migas dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Energi Nasional:
Rekomendasi 3 – Model Kontrak yang Menguntungkan Negara sekaligus Cukup Menarik Bagi Investor
Rekomendasi 1 – Sinergi Antara Pemangku Kepentingan di Sektor Hulu Migas
Pilihan model pengaturan pengelolaan migas dengan investor dapat dilakukan dengan mekanisme: konsesi/lisensi, PSC dan Service contract. Apapun pilihannya yang terpenting adalah bahwa model tersebut harus mencapai keseimbangan antara mengoptimalkan manfaat bagi Pemerintah dan membuat ketentuan dan persyaratan (terms & conditions) yang tetap menarik bagi investor. Di mancanegara, salah satu kriteria penting dalam pemilihan model tersebut adalah prospek geologi (geological prospect) yang mencerminkan potensi terjadinya suatu penemuan migas. Semakin besar potensi semakin menarik bagi investor dan sebaliknya. Negara dengan cadangan terbukti (proven reserves) besar, cenderung menutup akses bagi investor (Misal: Arab Saudi dan Kuwait), seandainya
Pada saat ini, konsumsi minyak mentah nasional jauh melebihi kemampuan produksi. Kesenjangan konsumsi dan produksi ini di prediksi akan semakin besar. Fakta ini menunjukkan bahwa industri migas Indonesia berada dalam fasa krisis, kesamaan pemahaman mengenai hal ini seyogyanya menjadi dasar semua kebijakan. Kendala dan keluhan yang dihadapi dalam upaya menaikkan produksi minyak, antara lain: rumitnya perizinan, lambatnya proses pengadaan, hambatan di daerah operasi, akuisisi lahan, tumpang tindih aturan Pusat dan Daerah, rezim fiskal, perpajakan dan kriminalisasi kebijakan. Akar dari permasalahan tersebut sebenarnya hanya satu: para pemangku kepentingan tidak merasa bahwa negara diambang krisis energi. Industri migas dan energi di negeri ini dalam keadaan darurat. Pendekatan business as usual tidak akan berjalan. Kebijakan dan implementasi di lapangan harus berjalan dengan semangat yang sama, yaitu: bagaimana bersinergi menyelamatkan bangsa ini dari krisis energi. IATMI berpandangan bawa para pemangku kepentingan mutlak harus bersinergi untuk kepentingan produksi migas nasional, diantaranya: Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Kehutanan, Badan Pertanahan Nasional, Kepolisian RI, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan lain-lain. Rekomendasi 2 – Tata Kelola Migas yang Efisien dan Transparan Pengelolaan migas diharapkan lebih efisien dan transparan. Pada saat ini, kecenderungan tata kelola migas global adalah dengan melakukan pemisahan tiga peran: Peran sebagai pembuat kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, peran sebagai regulasi/supervisi yang diwakili oleh Badan Khusus yang independen dan peran bisnis yang diwakili oleh Perusahaan minyak milik Negara (National Oil Company/NOC). Tujuan utama pemisahan peran tersebut adalah dalam rangka memperoleh tata kelola migas yang fokus dan transparan. Studi dari Thurber (2011) menunjukkan bahwa pemilihan tata kelola antara memisahkan atau tidak memisahkan peran regulasi dan peran bisnis, tidak secara langsung terkait dengan kinerja produksi dan cadangan migas suatu negara. Namun, tata kelola migas yang efisien dan transparan menentukan kelancaran proses eksplorasi dan produksi migas. Di mancanegara, negara-negara menggunakan bentuk dan pengelolaan migas yang berbedabeda dengan maksud dan tujuan masing-masing.IATMI berharap agar Pemerintah bersama-sama dengan DPR dapat segera menentukan dan menetapkan model tata kelola migas yang sesuai dengan kondisi serta prioritas pengembangan sektor migas di Indonesia.
4 |
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
pun akses tersebut dibuka, model yang ditawarkan kepada investor adalah model service contract (Misal: Iran dan Irak), atau model lain dengan kewajiban partisipasi mayoritas oleh NOC dalam bentuk kemitraan (misal: Venezuela, Libya). Negara Negara maju (AS dan Negara negara Eropa) menggunakan model konses/lisensi dimana mereka membuka peluang/akses yang luas bagi investor untuk berpartisipasi, di negara tersebut tidak ada NOC yang 100% milik negara. Sedangkan di negara berkembang dengan cadangan relatif rendah, cenderung menggunakan mekanisme PSC untuk menarik investor, dimana pemerintah masih dapat berperan mengawal agar dapat terlibat dan memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan eksplorasi dan produksi migas tersebut. IATMI mendorong agar Pemerintah memilih model yang sesuai dengan tingkat resiko.Secara umum, model service contract digunakan untuk proyek migas dengan resiko rendah, model PSC untuk resiko sedang dan model konsesi untuk resiko tinggi (yang secara ekonomis sifatnya marjinal).Bagi investor yang terpenting adalah fiscal terms & conditions dari model yang ditawarkan tersebut. Penentuan model, serta persyaratan & dan ketentuan yang berlaku harus disesuaikan dengan resiko dan kondisi Wilayah Kerja yang memang berbeda-beda. Rekomendasi 4 – Peningkatan Pemahaman tentang Cost Recovery IATMI melihat telah terjadi kerancuan dan kesalahpahaman tentang cost recovery di banyak pemangku kepentingan. Cost recovery pada dasarnya adalah investasi yang harus dikeluarkan agar migas dapat diproduksikan, mirip dengan kegiatan investasi untuk pembuatan suatu produk. Biaya sektor hulu migas akan tergantung oleh banyak faktor, seperti lokasi (onshore/offshore), ketersediaan infrastrukstur, tahap produksi/maturitas lapangan, kompleksitas reservoar, harga komoditas (minyak atau gas) serta situasi permintaan dan penawaran barang dan jasa migas pada saat dibutuhkan. Apapun model kontrak yang digunakan (konsesi/lisensi, PSC
ETAHANAN ENERGI NASIONAL dan Service contract), mekanisme pembebanan/pemulihan biaya dari suatu kegiatan investasi akan selalu terjadi. Semua pilihan model akan selalu ada mekanisme pembebanan/ pemulihan biaya tersebut, pada sistem konsesi/lisensi, mekanisme tersebut dikenal dengan istilah cost deduction. Pada model PSC dan service contract, dikenal dengan istilah cost recovery karena kontraktor tidak dapat langsung membebankan biayanya, harus di verifikasi dan disetujui terlebih dahulu oleh pihak pemerintah yang berwenang. Melalui mekanisme cost recovery, justru peran pengawasan dan pengendalian pemerintah akan lebih optimal karena dapat menjamin bahwa semua usulan kegiatan investasi kontraktor dilakukan untuk kegiatan kegiatan yang mempunyai nilai tambah (value added), khususnya bagi Pemerintah. IATMI berharap agar semua pemangku kepentingan memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai cost recovery,
Rekomendasi 6 – Kejelasan Strategi Pemerintah dalam Pengelolaan Wilayah Kerja yang Berakhir
sehingga tidak malah menimbulkan perdebatan yang kontraproduktif.
bertindak sebagai Operator tetap Maersk Oil dan Total E&P. Perlu dipahami bahwa banyak kesepakatan yang bersifat rahasia yang bisa saja tidak terungkap di media. Misalnya ada kesepakatan lain berupa komitmen dari IOC untuk mengkompensasi perpanjangan tersebut dengan memberikan sebagian PI mereka kepada NOC di Blok yang dimiliki oleh perusahaan tersebut di negara lain. Jadi hal ini semacam asset swap, dimana IOC memperoleh perpanjangan dengan PI misalnya 40%, sementara sebagai kompensasinya, NOC akan memperoleh PI sebesar X% (yang disesuaikan dengan nilai aset dan faktor lainnya) dari IOC tersebut yang berlokasi di negara lain. Kesepakatan seperti ini cukup menarik karena NOC juga perlu memperoleh akses blok di negara lain yang umumnya dikuasai oleh IOC besar. Terkait dengan hal tersebut, IATMI memandang diperlukannya kejelasan strategi pemerintah dalam memutuskan pengelolaan WK yang berakhir. Adanya kejelasan tujuan dan prioritas Pemerintah dalam hal pengelolaan lanjut WK yang akan berakhir dapat meminimalkan pengaruhnya terhadap penurunan produksi serta kepastian adanya investasi lanjut dari WK tersebut.
Rekomendasi 5 – Pergeseran Paradigma dari Fiscal Revenue menjadi Multiplier Effects Paradigma pengelolaan migas nasional harus disesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Indonesia mengalami periode produksi puncak sekitar 1.7 juta bph pada pertengahan tahun 70-an dan awal tahun 90-an. Pada saat itu posisi Indonesia masih sebagai negara net-eksportir yang signifikan karena konsumsi minyak domestik yang masih rendah. Saat ini dengan posisi Indonesia sebagai negara net-importir dimana tingkat kesenjangan antara konsumsi dan produksi semakin besar, maka Pemerintah perlu melakukan pergeseran paradigma, dari “memaksimalkan fiscal revenue” pada era sebelumnya menjadi “memaksimalkan multiplier effects”. Data pengembangan lapangan minyak lima tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar lapangan minyak yang dikembangkan, cadangannya sangat kecil (<10 juta barel, bandingkan dengan pengembangan lapangan Banyu Urip dimana cadangan yang dapat diproduksikan mencapai 450 juta barel). Apabila Pemerintah hanya fokus ke fiscal revenue maka dengan semakin kecilnya lapangan minyak tersebut, semakin kecil pula kecenderungan penerimaan Pemerintah dari bagi hasil migas tersebut. Pada kondisi seperti ini, pemerintah dapat mengoptimalkan multiplier effects dari kegiatan pengembangan lapangan migas baru, yang akan menjadi mesin penggerak ekonomi baik di pusat maupun di daerah. Prinsip mengoptimalkan multiplier effects ini telah dilakukan oleh negara maju, hal itulah yang menyebabkan industri migas disana berkembang, begitu pula dengan industri pendukung yang berlokasi di sekitar wilayah operasi produksi migas. IATMI mendorong Pemerintah agar kedepan lebih melihat pengaruh yang besar dari multiplier effects pengembangan lapangan migas, tidak hanya fokus pada aspek fiscal revenue.
Dalam 10 (sepuluh) tahun ke depan, terdapat 34 Wilayah Kerja Migas yang akan berakhir kontraknya. Ke-34 WK tersebut merupakan tulang punggung produksi nasional dimana sekitar 72% produksi nasional saat ini merupakan produksi dari ke-34 WK tersebut. Pada dasarnya, pengakhiran kontrak terhadap perusahaan migas di suatu negara merupakan sesuatu yang lazim. Di beberapa negara terkadang kontrak diperpanjang namun skema pada saat perpanjangan dapat berubah cukup drastis. Di Qatar, Maersk Oil dan Total E&P diperpanjang kontraknya awal 2014 selama 25 tahun kedepan (Maersk Oil di Blok Al-Shaheen dan Total di Blok Al Khalij). Hanya skema Participating Interest (PI) berubah, dimana 60% untuk NOC (Qatar Petroleum) dan 40% untuk perusahaan migas dalam hal ini Maersk oil dan Total. Sedangkan yang akan
Rekomendasi 7 – Pemberdayaan Kapasitas Sumber Daya Manusia Nasional di Sektor Hulu Migas Sebagai organisasi profesi dengan bidang keahlian Teknik Perminyakan dimana para anggotanya telah terbukti berkiprah baik di Industri migas nasional maupun internasional. IATMI berharap agar industri migas nasional dapat lebih memaksimalkan peran para profesional migas di tanah air, baik yang berkiprah pada perusahaan migas, perusahaan pendukung sektor migas maupun sebagai konsultan migas. Pada saat ini kontribusi sebagai konsultan migas masih relatif minim, IATMI berharap kedepan akan lebih banyak profesional, baik yang masih aktif maupun yang purnakarya untuk berkontribusi sebagai konsultan migas nasional, memanfaatkan pengalaman nyata yang telah diperoleh selama ini. Dalam konteks ini peran dan perkembangan industri konsultan migas di Amerika Serikat (AS) dapat dijadikan model untuk mendorong maraknya profesi konsultan migas bidang teknik perminyakan di tanah air.***
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
| 5
MASA DEPAN ENERGI Deden Supriyatman Anggota Dewan Pakar IATMI #02118
T
ak dapat dipungkiri bahwa energi sangat fundamental bagi peradaban dan tidaklah berlebihan bila dikatakan energi merupakan penopang kehidupan manusia. Energi sangat terkait dengan bagaimana cara kita bekerja, cara kita bepergian, dan cara kita berkomunikasi. Tanpa energi, hhhmmm… lampu mati. Tanpa energi, hidup kita hampir tak bisa dikenali. Dua pertanyaan dasar selalu menantang kita: “Apa yang bisa dikontribusikan oleh perusahaan migas (baca: perusahaan energi) untuk masa depan?” dan “Bagaimana kita membangun masa depan energi yang berkelanjutan?” Salah satu faktor pembentuk masa depan adalah permintaan energi global yang meningkat - dan akan terus meningkat (ref.: Badan Energi Internasional, IEA percaya bahwa permintaan energi sekitar dua kali lipat pada tahun 2050). Atau menurut laporan BP, konsumsi energi primer di Asia Pasifik diprediksi akan meningkat 63,4 persen menjadi 7.8 miliar setara ton minyak di tahun 2030. Bayangkan populasi dunia diperkirakan tumbuh dari sekitar 7 miliar saat ini menjadi 9 miliar pada petengahan abad ke-21. Semakin banyak pulalah kebutuhan kita akan listrik, TV, kulkas, dan kesempatan untuk melakukan perjalanan. Ini terutama terjadi di negara-negara berkembang. IEA juga menyatakan pengeluaran tahunan rata-rata lebih dari $ 2 triliun antara sekarang dan tahun 2035 untuk investasi dalam eksplorasi, produksi, transportasi dan penyulingan minyak dan gas; pembangkit listrik; dan efisiensi energi. Itu berarti investasi tersebut kira-kira 3 kali anggaran militer tahunan Amerika Serikat atau 120 kali anggaran tahunan NASA setiap tahun selama 20 tahun ke depan. Memenuhi permintaan energi merupakan tantangan besar. Namun juga pada saat yang sama diperlukan usaha untuk mengatasi ancaman nyata terkait perubahan iklim dengan membatasi pemanasan global sampai dua derajat Celcius. Meningkatnya permintaan untuk energi dan kekhawatiran atas perubahan iklim, jelas dua hal yang sangat berpengaruh dalam pengembangan sistem energi kita Penemuan baru minyak dan gas dari batuan serpih (shale gas) memiliki implikasi penting sekarang ini, tidak hanya untuk Amerika Utara, tetapi untuk sistem energi secara keseluruhan. Pembukaan sumber daya baru di tempat-tempat seperti Amerika Latin dan Arktika akan mempengaruhi di mana dan bagaimana energi diperdagangkan dan diangkut selama beberapa dekade yang akan datang.
6 |
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
Geopolitik juga akan bermain sebagai bagian penting seperti biasa, dengan potensi untuk mempengaruhi pasokan. Kita juga akan melihat pengaruh teknologi baru pada cara kita mengakses dan menghasilkan energi. Efisiensi produksi minyak dan gas harus terus ditingkatkan. Selanjutnya energi baru dan terbarukan seperti angin, matahari, hidrogen dan bio-energi harus pula terus ditingkatkan apalagi ke depan diperkirakan akan lebih hemat biaya untuk memproduksinya. Kita tidak dapat begitu saja mengharapkan bahwa pemerintah mampu mengelola pergeseran ke sistem energi yang berkelanjutan. Tugas penting ini membutuhkan sinergi lintas sektoral antara academia, bisnis dan pemerintah atau government (ABG – lihat artikel penulis beberapa waktu lalu di Buletin IATMI ini) plus pelibatan masyarakat sipil. Telah lama kita menyadari bahwa gas alam merupakan bahan bakar serbaguna, berlimpah dan bersih-pembakaran sehingga target emisi berkurang. Menurut Environment Protection Agency (EPA) angka pergeseran parsial dari batubara ke gas alam di AS antara 2005 dan 2012 membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 15 persen. Perlu juga dilanjut-kembangkan pekerjaan perintis (pilot) terkait proyek-proyek Carbon Capture Sequestration (CCS) disamping melanjutkan pengembangan energi baru dan terbarukan yang lebih bersih dan memiliki peran besar dalam sistem energi masa depan. Kasus Indonesia Walaupun konsumsi energi primer Indonesia meningkat lebih dari 50 persen sejak tahun 2000 produksi minyak turun dari puncak produksi 1,6 juta barel per hari menjadi hanya 820.000-an barel per hari (bahkan “proven oil reserve” kita turun lebih dari 1,9 miliar barel sejak 1992) tapi menurut Karen Agustiawan (mantan Dirut Pertamina) ada beberapa usaha yang dapat membantu mengamankan masa depan energi Indonesia yaitu mengurangi ketergantungan pada minyak, menciptakan bauran energi yang terdiversifikasi melalui energi terbarukan, pengurangan beban subsidi bahan bakar. Indonesia tetap tergantung pada minyak untuk menjalankan roda kegiatan bangsa (mencakupi kira-kira 30 persen dari total konsumsi energi primer). Ketergantungan ini diperburuk dengan kemampuan penyulingan yang rendah dan menurunnya produksi minyak bumi yang membuat Indonesia
menjadi net importir minyak. Karen menyinggung titik kekhawatiran utama dan kontributor utama bagi ketidakpastian jaringan minyak global diantaranya guncangan geopolitik di Timur-Tengah. Pergolakanpergolakan dramatis di Timur-Tengah merupakan peristiwa yang mempengaruhi harga minyak yang berimbas secara masif pada masa depan energi serta kesejahteraan perekonomian Indonesia. Apalagi menurut laporan World Energy Outlook 2012 oleh International Energy Agency, Asia diprediksi akan menyerap 90 persen ekspor minyak Timur Tengah di masa mendatang. Bersyukur, Indonesia berada di posisi yang lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dalam menekan ketergantungan pada minyak, karena Indonesia mempunyai sumber daya energi alternatif. Salah satunya gas alam, yang sangat membantu dalam situasi sulit seperti saat ini. Menurut SKK Migas, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia memproduksi sekitar 9 miliar kaki kubik gas alam per hari, atau 1,5 juta barel setara minyak, yaitu dua-pertiga lebih banyak daripada produksi minyak. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan memperkirakan Indonesia mempunyai sumber daya gas sebesar 335 triliun kaki kubik, setara dengan 59,6 miliar barel minyak. Tertarik dengan salahsatu rekomendasi IATMI yang baru-baru ini disampaikan ke Kementerian ESDM yaitu “Pemberdayaan Kapasitas SDM Nasional di Sektor Hulu Migas”. Untuk mencapai potensi maksimum, Indonesia bisa belajar dari ahli-ahli asing dan kerjasama dengan pihak asing yang dapat membantu meningkatkan infrastruktur dan pengetahuan energi. Melalui kerjasama dengan pihak asing memungkinkan Indonesia mengadopsi praktek terbaik manajemen dan teknologi dunia, yang pada gilirannya akan memotong kurva belajar secara signifikan. Contohnya, Pertamina telah memimpin sebuah konsorsium termasuk ExxonMobil dan Total sejak 2010 untuk mengamankan pasar gas dari lapangan Natuna Timur. Disini pulalah konsep “triple helix” (academic, business, government) terutama pemerintah sangat diharapkan peran aktifnya. Selanjutnya mengeksplorasi gas-gas nonkonvensional bisa menjadi pilihan untuk menggantikan minyak. Dan Gas Metana Batubara (CBM) merupakan salah satunya. Sekitar 71 persen dari konsumsi energi primer di Indonesia tidak lain adalah hidrokarbon. Kecenderungan penggunaan hidrokarbon seperti minyak, gas dan batubara diprediksi akan tetap mendominasi energi konsumsi kita di masa depan. Harus disadari bahwa sumber-sumber daya ini bisa segera habis. Seperti disinggung di atas, intensitas karbon seperti ini
tidak hanya akan menyebabkan risiko yang serupa dengan ketergantungan pada minyak, namun juga kekhawatiran akan polusi berlebihan dan pemanasan global (emisi gas rumah kaca). Sepantasnya blia kita terus menerus mencari terobosan untuk mendiversifikasikan bauran energi dan mengurangi konsumsi hidrokarbon. Pemerintah Indonesia mengakui bahwa cepat atau lambat harus meninggalkan minyak mentah sebagai sumber listrik utama. Potensi panas bumi Indonesia diperkirakan dapat menghasilkan listrik sebesar 29.000 megawat jika dieksploitasi dengan sepenuhnya. Saat ini kita hanya menggunakannya 1.200 megawat listrik saja. Lagi-lagi dukungan pemerintah sangat ditunggu. Sumber-sumber
energi
baru
terbarukan
lainnya
layak
dipertimbangkan pula. Misalnya biofuel. Kita memiliki cadangan biomassa yang besar dari industri pertanian, termasuk gula, karet dan minyak sawit. Sumber daya lainnya yang berpotensi untuk berkembang adalah bioethanol. Perkembangan bahan bakar ini telah menjadi bagian dari rencana Indonesia untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara. Bercermin pada Brazil, mereka sangat berhasil mengembangkan bioethanol. Pemerintah Brazil mulai berinvestasi besar-besaran untuk produksi ethanol sejak krisis minyak di tahun 1973. Keberhasilannya membuat bioethanol mampu berperan dalam membebaskan negara itu dari ketidakpastian pasar minyak. Sumber-sumber energi baru dan terbarukan lainnya di Indonesia seperti mikrohidro dan tenaga laut, angin laut dan tenaga surya dapat kita kembangkan pula. Catatan Akhir Dunia sedang mengalami dua tantangan utama yaitu kebutuhan mendesak untuk memenuhi meningkatnya permintaan energi global. Dan kebutuhan mendesak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kebutuhan-kebutuhan itu akan sangat sulit untuk memuaskan pada saat yang sama. Sinergi (kolaborasi lintas sektoral) antara pemangku kepentingan di sektor hulu Migas (seperti bunyi salah satu rekomendasi IATMI) harus semakin diperkuat, demikian juga Tata kelola Migas yang efisien dan transparan. Teridentifikasi ada tiga area perubahan utama yang diperkirakan bermanfaat bagi masa depan energi Indonesia yaitu Mengurangi ketergantungan pada minyak dengan mengembangkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional; Diversifikasi bauran energi dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan; Pengurangan beban subsidi minyak dan mengalokasi danadana tersebut ke area-area yang lebih penting.
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
| 7
SAVE INDONESIA
P
mendorong pemberantasan secara nyata.
berada. Selamat juga kita ucapkan kepada Pengurus IATMI Pusat yang mulai menjalankan kegiatan sesuai amanat yang dititipkan oleh Kongres Nasional IATMI Desember 2014 lalu. Amanah itu tidak disia-siakan, begitu terbentuk kepengurusan baru di bawah komando Alfi Rusin langsung menggebrak dengan rekomendasi kepada Pemerintah. Dapat dibaca di halaman 4-5, ini merupakan ungkapan tanggungjawab para ahli teknik perminyakan terhadap beberapa hal yang dihadapi Pemerintah. Kita berikan salut atas kerja keras rekan-rekan yang merumuskan rekomendasi tersebut.
Peserta unjuk rasa di Bundaran HI.
bisa menegakkan hukum dan memerangi korupsi”.
korupsi
Pada Minggu pagi yang terik itu mereka berkumpul dengan misi “menguatkan KPK dan mendorong Pemerintah untuk berani segera menetapkan Kapolri yang
Selamat berjumpa kembali rekanrekan warga IATMI di mana pun
rihatin terhadap kemelut yang berkepanjangan antara dua lembaga, Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa orang anggota IATMI tampak ikut dalam acara “Save KPK”, Minggu akhir Februari lalu. Kegiatan ini bermula dari inisiatif beberapa alumnus lintas perguruan tinggi yang diprakarsai oleh UI untuk berkontribusi demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Melalui pesan di media sosial, Ketua Umum IATMI Alfi Rusin, mengunggah ajakan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, bertepatan dengan kegiatan mingguan, car free day untuk
Dari Redaksi
“Semua harus bersinergi mencegah korupsi sambil mengusung spanduk dan poster. “Save KPK. Save Polri. Save Kejaksaan. Save INDONESIA” tulis Budi Tyas dalam media sosial New IATMI.***
BAGAIMANA MEMBANGUN JEJARING
Training & Workshop •
Wireline Logging Tool Applications and Well Log Interpretations (23 - 26 Maret 2015) H Clarity, Cihampelas, Bandung
•
Service Leadership and Service Excellence (23 - 25 Maret 2015) H Clarity, Cihampelas, Bandung
•
POD - WP&B - AFE (23 - 25 Maret 2015) H Clarity, Cihampelas, Bandung
•
Rigs and Drilling Operation (31 Maret - 2 April 2015) Hotel Ibis Trans Studio, Bandung
•
Powerful Delegation and Effective Execution (31 Maret - 2 April 2015) Hotel Ibis Trans Studio, Bandung
•
Subsurface and Drilling Operation for Non Drilling Engineering (31 Maret - 2 April 2015) Hotel Eastparc, Yogyakarta
•
Sertifikasi SPE - IATMI (6 - 10 April 2015) Aston Tropicana Hotel, Cihampelas. Bandung
Redaksi Penasehat :
Alfi Rusin
Penanggung Jawab :
Yudhi Herlambang
Wakil Penanggung Jawab :
Raam Krisna
Redaktur Pelaksana :
Renville Almatsier
P
engurus IATMI menyelenggarakan acara Inspiring Talk, Februari lalu. Menyasar para young professionals, acara yang diselenggarakan secara rutin itu kali ini memilih topik “How to Build
Di Gedung Ratu Prabu II, Jakarta Selatan itu, Joang berbicara berbagi pengalaman membangun jejaring dalam lingkungan industri migas. Seperti dalam kegiatan apa saja, terlebih lagi dalam kegiatan
Networking and Relationship in Oil and Gas Industry?” Tampil siang itu Joang Laksanto, VP Development & Relations ConocoPhillips Indonesia yang juga adalah mantan anggota Pengurus IATMI Pusat pada beberapa periode.
industri, peranan komunikasi dan relasi dengan berbagai stakeholders, khususnya pemerintah sangat mendukung kelancaran kegiatan operasi. Acara kemudian diisi tanya-jawab, kuis, door prize dan ditutup dengan makan siang bersama.***
8 |
buletinIATMI
Volume 1 - Januari/Februari 2015
Layout & Foto :
Alief Syahru Abdul Manan Alamat Redaksi :
Patra Office Tower, 1st Floor, Suite 1-C Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 Telp/Fax :
021-5203057 / 021-52901225 Email :
[email protected] Website :
www.iatmi.or.id Facebook :
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
REDAKSI Kepala Redaksi: Yolla Miranda Kontributor: Yollla Miranda (YMR) Febriyan Firdaus (FFI) Muhammad Jodi (MJP) Dewi Mindasari (DMI) Oni Bagus (OBL) Deni Setiawan (DSE) Agatha Lumina (ALU) Ajeng (AJE)
(SM-UI) (SM-UPN) (SM-UNSRI) (SM-UNDIP) (SM-ITSB) (SM-ITB) (SM-Trisakti) (SM-UP45)
IATMI SM UNIVERSITAS INDONESIA
Persiapan Benchmarking: UI Garage Sale Tahun 2015 berganti dengan wajah baru IATMI SM UI. Selain ketua IATMI yang beralih dari Ichwan Sangiaji (Ketua IATMI SMUI 2014) ke Tiara Yuniawati sebagai Ketua IATMI 2015, seluruh jajaran kepengurusan pun berganti, ada yang naik jabatan dari manager departemen ke ketua divisi, ada pula yang dahulu menjadi staf kini menjabat menjadi ketua divisi. Seluruh kepengurusan ini tersusun setelah Tiara resmi terpilih menjadi Ketua IATMI SMUI 2015 pada bulan Desember silam. Tiara yang pada saat itu merupakan satu-satunya calon perempuan berhasil memperoleh suara tertinggi setelah menyaingi 2 calon lainnya, yaitu Achmad Fauzi, dan Farandy Haris yang sekarang menjabat sebgai Ketua Divisi Kurikulum. Salah satu program kerja yang diusung di awal kepengurusan 2015 ini adalah Benchmarking ke Yogyakarta. Kota ini dipilih karena sebelumnya IATMI SMUI sudah pernah mengunjungi ITSB, Trisakti, dan ITB yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari UI. Namun kali Yogyakarta menjadi pilihan karena UI dapat sekaligus mengunjungi dua SM, yaitu UPN dan UP45. Dalam benchmarking yang akan dilaksanakan pada 12-15 Februari 2015 ini rencananya ITSB dan Trisakti akan ikut terlibat, sehingga akan ada 4 SM yang bertemu dalam benchmarking. Tujuan kunjungan ini sebenarnya selain bersilaturahmi juga ingin mengetahui lebih lanjut strategi pelaksanaan program kerja yang telah dilakukan SM lain sebagai bahan pembelajaran IATMI SMUI ke depannya. Dalam rangka mempersiapkan benchmarking, terutama masalah anggaran, dimulai dari bulan Januari, IATMI SMUI aktif menggalang dana usaha berupa Garage Sale yang biasa dilakukan di dekat Stasiun Tebet. Berbagai macam pakaian bekas yang dihimpun dari para pengurus dijajakan dalam lapak seukuran 1 x 2 meter. Garage Sale ini dilakukan setiap hari Minggu di saat Car Free Day. Seluruh penghasilan dari penjualan ini disimpan untuk modal benchmarking di bulan Februari mendatang. (YMR)
IATMI SM UPN VETERAN YOGYAKARTA
Pemilu Chairman & Vice Chairman Pada tanggal 10 Januari 2015 lalu, IATMI SM UPN Veteran Yogyakarta mengadakan Pemilihan Umum Chairman dan Vice Chairman untuk periode 2015/2016 yang diikuti oleh 3 calon pasangan antara lain pasangan nomor urut satu Dicky Dingkaputra dan Muhammad Febriyan Firdaus, lalu pasangan nomor urut dua Indra Adwitiya Lugina dan Imam Muhsin, serta nomor urut tiga Rd. Bagus Muhammad dan Dio Putra W.J. Acara ini diselenggarakan di ruang AL.A.D-1 Gedung Teknik Perminyakan UPN. Selain board IATMI dan IKAMI, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari organisasi-organisasi yang ada di program studi teknik perminyaka, serta perwakilan angkatan yang masih aktif belajar di program studi teknik perminyakan. Pasangan yang terpilih pada pemilu kali ini adalah pasangan Indra Adwitiya Lugina & Imam Muhsin, sebagai Chairman dan Vice Chairman IATMI SM UPN Veteran Yogyakarta periode 2015/2016. Motto dari pasangan yang terpilih adalah profesional, berintegritas, cerdas, dan kreatif. (FFI)
BARRELS EDISI JANUARI – FEBRUARI 2015
IATMI SM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Regenerasi Kepengurusan Sejak tahun 2011 terbentuk, IATMI SM Unsri (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Seksi Mahasiswa Universitas Sriwijaya) Terus berkembang ke arah yang lebih baik lagi yang salah satunya terwujud dalam kegiatan regenerasi kepengurusan yang diadakan setiap periode. Tepat pada tanggal 10 November 2014 pada pukul sepuluh malam di gedung pengajaran fakultas teknik kampus Indralaya, akhirnya dilantik ketua umum IATMI SM Unsri yang baru untuk perioda kepengurusan 2014 – 2015. Sebelumnya, pemilihan ketua umum IATMI SM Unsri periode 2014 – 2015 telah ditentukan berdasarkan musyawarah internal. Ketua umum IATMI SM Unsri yang baru, saudara Muhammad Jodi Pratama adalah mahasiswa Unsri jurusan teknik petambangan (opsi migas) angkatan 2012 dilantik secara langsung oleh ketua umum Permata FT Unsri (Persatuan Mahasiswa Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya). Setelah demisionernya pengurus IATMI SM Unsri angkatan 2011, praktis pengusur yang aktif tersisa 8 orang saja. Sebagai salah satu rangkaian dari regenerasi kepengurusan, maka pada tanggal 21 – 23 November 2014 melalui Permata FT Unsri dibukalah Open Recruitment Kepenegurusan periode 2014 – 2015. Kegiatan yang diawali dengan tahap wawancara ini berlaku untuk seluruh mahasiswa jurusan teknik pertambangan Unsri angkatan 2013 Kampus Palembang maupun Kampus Indralaya. Setelah melalui tahap seleksi yang cukup memakan waktu, akhirnya pada tanggal 20 Januari 2015 kemarin diumumkanlah nama-nama yang lolos seleksi tahap I, yang kemudian para peserta Open Recruitmen ini diwajibkan untuk mengikuti seleksi tahap II berupa LDO (Latihan Dasar Organisasi) pada tanggal 1 Februari 2015. Gimana keseruan LDO Open Recruitment kepengurusan yang baru? Terus Apa aja nih program kerja dari IATMI SM Unsri periode 2014 – 2015? Nantikan laporannya pada edisi barrel berikutnya! (MJP)
IATMI SM UNIVERSITAS DIPONEGORO
Peralihan Tongkat Estafet Kepengurusan IATMI SM-UNDIP Suatu masa kepemimpinan adalah masa yang memiliki visi dan misi dalam mengayomi dan membimbing anggotanya, baik dalam kegiatan internal maupun eksternal. Desember tahun 2014 kemarin, tidak terasa satu tahun kepengurusan IATMI SM-UNDIP periode 2014/2015 telah berakhir dengan adanya pergantian kepengurusan. Tentunya melewati beberapa proses melakukan peralihan tersebut. Diawali dengan adanya pencalonan ketua yang ditunjuk oleh anggota maupun anggota muda beserta dengan alasannya. Setelah melewati proses tersebut,maka muncullah tiga nama calon ketua dengan jumlah suara yang tidak jauh berbeda yaitu Enrico Putra Nurdin, Lintong Mandala Putra Siregar, dan Dewi Mindasari. Tepatnya tanggal 21 Desember 2014, bertempat di ruang Flash Lounge Kantor Dekanat Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang dipandu oleh I Gusti Agung Aditya Surya Wibawa, ketiga calon ketua diberi kesempatan untuk memaparkan visi dan misi mereka.Kemudian, diikuti juga dengan berlangsungnya sesi tanya jawab antar anggota dengan ketiga calon tersebut. Setelah kedua sesi telah selesai dilaksanakan, maka sesi terakhir yang di tunggu-tunggu adalah sesi musyawarah untuk memutuskan siapa dari ketiga calon tersebut yang akan meneruskan tongkat estafet tersebut. Berdasarkan hasil musyawarah, maka saudara Dewi Mindasari terpilih sebagai ketua IATMI SM-UNDIP periode 2015/2016 dan akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan, serta di ikuti dengan perubahan jargon yang sebelumnya “Sinergis, Inovatif, dan Profesional” menjadi “Profesional, Totalitas, Bersinergi”. Dengan terpilihnya ketua yang baru,semoga dengan visi dan misinya dapat membawa IATMI SM-UNDIP menjadi organisasi yang professional yaitu siap menghadapi tantangan pekerjaan. Totalitas yaitu mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan baik dan maksimal, dan bersinergi yaitu dapat membangun hubungan yang baik dengan masyarakat. (DMI)
BARRELS EDISI JANUARI – FEBRUARI 2015
IATMI SM INSTITUT TEKNOLOGI SAINS BANDUNG
Kuliah Tamu: Ganesha Rinku Darmawan Tanggal 28 Januari 2015, IATMI SM ITSB mengadakan acara kuliah tamu tentang “Kesiapan Mahasiswa Memasuki Industri Migas” yang di isi oleh pak Ganesha Rinku Darmawan. Beliau memberikan banyak sudut pandang mengenai apa yang akan di hadapi oleh mahasiswa selepas lulus dari universitas, juga apa yang harus di siapkan sebelum dan sesudah lulus. Tentunya yang harus di persiapkan terlebih dahulu adalah sikap kita, yang berpengaruh langsung terhadap penilaian orang di sekitar kita, baik buruknya kita di mata seseorang. Kuliah dengan jujur untuk mendapatkan nilai yang baik, aktif mengikuti kegiatan positif di kampus dan pengembangan rohani. Beliau juga memberikan tips menulis resume curriculum vitae, tahapan tes masuk ke industry migas, tes IQ dan interview. Semuanya menentukan, jadi persiapkan dirimu dengan baik. (OBL)
IATMI SM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Student Gathering Symposium Pada tanggal 2 hingga 3 Desember 2014 dilaksanakan student gathering simposium. Simposium itu merupakan acara yang dirancang agar mahasiswa antar-IATMI SM se-Indonesia saling berinteraksi, mengenal, berbagi pikiran dan pengalaman ; dihadiri oleh IATMI SM ITB, UI, ITSB, UNDIP, UNSRI, STT MIGAS BALIKPAPAN, AKA MIGAS BALONGAN, AKA MIGAS PALEMBANG, UIR, UNPROK 45, dan UPN. Hari pertama diadakan di tugu Monumen Nasional. Di sana diadakan games, mengobrol bersama, dan foto bersama. Hari kedua diadakan di kampus UI. Di sana diadakan pelatihan team building oleh Kapten Sar. Selain belajar mengenai bagaimana team building yang baik, diajarkan juga bagaimana memaksimalkan kinerja otak kanan. Acara student gathering ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan masukan untuk masing-masing SM. (DSE)
IATMI SM POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
Oprec IATMI SM-PAP 2015/2016 Pada bulan Desember 2014 IATMI SM PAP mengadakan serangkaian kegiatan akhir kepengurusan untuk periode 2014/2015. Salah satunya yaitu kegiatan Open Recruitment yang diadakan setiapa akhir kepengurusan. Open recruitment IATMI SM PAP untuk periode 2015/2016 dilakukan dalam 2 tahap yaitu test tertulis pada tanggal 15 Desember 2014 dan interview pada tanggal 26 Desember 2014. Jumlah peserta yang mendaftar Open Recruitment ini sendiri yaitu 91 Mahasiwa/i yang diikuti program studi teknik eksplorasi produksi migas dan teknik analisis laboratorium migas. Untuk peserta beruntung yang lulus test tertulis yaitu sebanyak 50 Orang. Sedangkan tahap interview, peserta yang berhasil lulus yaitu sebanyak 25 Orang. Dan mereka inilah yang akan menjadi generasi penerus IATMI SM PAP yang akan melambungkan nama IATMI SM PAP di mata dunia perminyakan Indonesia. (NPS)
BARRELS EDISI JANUARI – FEBRUARI 2015
IATMI SM UNIVERSITAS TRISAKTI
Forum Diskusi IATMI SM-Trisakti Forum Diskusi yang di selenggarakan pada 29 Januari 2015 di Bimasena Lobby Lounge, The Dharmawangsa Hotel adalah acara perdana IATMI SM Trisakti periode 2014-2015. Acara ini diprakasai oleh Rosa Richir yang juga menjabat sebagai CEO PT.Petrosa Global Energy dan diketuai langsung oleh ketua IATMI SM Trisakti periode 2014-2015 M. SatyaPawitra. Acara ini juga di dukung penuh oleh PT. Novomet Artificial Lift Indonesia dan dibantu oleh Himpunan Mahasiswa Magister PerminyakanTrisakti. Forum Diskusi yang mengangkat tema “Membangun Kemandirian Migas Nasional Dalam Perubahan Undang-Undang Migas Mendatang” diselenggarakan dengan tujuan sebagai salah satu media sumbang saran penyamaan visi dan persepsi dalam mewujudkan kemandirian energy nasional. Forum Diskusi menghadirkan banyak pembicara dari para petinggi migas nasional seperti Bapak Dr. Ir. Pri Agung Rakhmanto yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (Refor Miner Institute), Ir. Zanial Achmad selaku praktisi Migas (PEI), Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas Bapak Baris Sitorus dan Dr. Ir. Rachmat Sudibjo yang menjabat sebagai Ketua Studi Magister Teknik Perminyakan Universitas Trisakti. Kesimpulan dari diskusi ini ialah pemerintah harus segera merevsi ulang undangundanng migas yang ada sekarang ini karena dinilai kurang cocok dengan keadaan saat ini. (ALU)
IATMI SM UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
Sertijab Kepengurusan 2015/2016 Tanggal 23 Januari 2015 di gedung A.301 dilakukan serah terima jabatan dari kepengurusan 2013/2014 kepada kepengurusan baru periode 2015/2016. Dalam acara ini dihadiri oleh pembina SM-IATMI UP45 yaitu Bapak Wirawan W. Mandala, MT, Ketua Bem, Koordinator Kemahasiswaan, Ketua HMTP dan para pengurus IATMI. Acara ini dikemas dengan pemotongan tumpeng sebagai simbolis mulainya kepengurusan baru. Pak Mandala menyampaikan harapannya yang sangat besar agar SM-IATMI UP45 meningkatkan kreativitas maupun kinerja para pengurus dari setiap event yang diadakan maupun yang diikuti. Dicky P sebagai Perwakilan Ari Prasetyo Ketua SM-IATMI 2013/2014 menyampaikan “Selamat” kepada Rizky B. Hauteas yang terpilih menjadi Ketua SM-IATMI UP45. Rizky menyampaikan bahwa pengurus akan berusaha untuk memajukan SM-IATMI UP45, memenuhi tanggung jawab yang diberikan dan meningkatkan solidaritas antar pengurus IATMI. Pemotongan tumpeng dilaksanakan di akhir acara yang dilakukan oleh Ibu Sari Wulandari, M.Sc yang diberikan kepada Rizky B. Hauteas. (AJE)
BARRELS EDISI JANUARI – FEBRUARI 2015