Volume 6 - November/Desember 2015
Hal. 4 : Salis S. Aprilian
Hal. 5 : Bambang W.
Hal. 6 : Benny Lubiantara
Hal. 8 : Training IATMI
BERTAHAN DI SAAT KRISIS
PROSPEK SHALE GAS INDONESIA
MEMPREDIKSI HARGA MINYAK
IATMI SELENGGARAKAN HYDRAULIC FRACTURING COURSE
Segenap Pengurus dan Sekretariat IATMI Pusat Mengucapkan
SELAMAT TAHUN BARU 2016 Semoga tahun baru membawa semangat baru bagi kita untuk terus berkarya di bidang masing-masing.
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
| 1
KALEIDOSKOP
IndoDrilling
Diskusi Publik Alumni TM ITB
Pengukuhan Pengurus IATMI 2014-2016
IATMI Peduli Banjir
Inspiring Talk
Training Pressure Transient Analysis (Well Testing)
Sertifikasi SPE-IATMI
2 |
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
P IATMI 2015
IATMI Annual Golf Tournament 2015 Business Forum APOGCE
Buka Puasa bersama IATMI & Santunan Anak Yatim Piatu
Dukungan IATMI kepada Mahasiswa Universitas Indonesia
Forum Group Discussion
Gerakan Sosial IATMI Bantu Korban Asap - Sumatera & Kalimantan
Workshop POD
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
| 3
BERTAHAN DI SAAT KRISIS Oleh : Salis S. Aprilian Ketua Umum IATMI 2010 - 2012
M
asa sulit sedang melanda sektor minyak dan gas bumi. Harga minyak yang terjerembab jatuh hingga tinggal setengahnya di tahun 2015 dibanding dengan harga tahun sebelumnya telah memporakporandakan rantai bisnis minyak dan gas bumi dunia. Di Indonesia, jatuhnya harga minyak disusul dengan rontoknya nilai rupiah terhadap dollar Amerika menambah beban yang semakin berat, baik bagi kalangan industri maupun Pemerintah. Beberapa pengamat memerkirakan kondisi seperti ini akan terus berlanjut hingga dua tahun kedepan. Bahkan data yang dilansir Golden Sach meramalkan harga minyak bisa anjlok ke level US$ 20 per barel di akhir 2016 (Bloomerg, 7 Sept 2015). Pelemahan harga minyak ini dipicu oleh tren kenaikan produksi minyak dari negara-negara OPEC pada semester I tahun ini, khususnya dari Arab Saudi, Iran dan Irak. Perang harga juga terus berlanjut ketika proyek-proyek pengembangan shale gas dan shale oil di Amerika Serikat sedang memanen hasil. Arab Saudi sudah menyatakan perang harga minyak ini karena tidak menginginkan fenomena booming shale gas maupun shale oil terjadi di belahan bumi lain, seperti di Tiongkok, Australia, dan India. Dengan dipertahankannya harga minyak yang rendah diharapkan perusahaan-perusahaan yang mengembangkan unconventional oil and gas akan gulung tikar karena ongkos produksi mereka rata-rata di atas 45 US$/barrel. Para pengusaha shale gas dan shale oil di Amerika Serikat, menginginkan produknya dapat dijual cepat untuk mengembalikan investasi yang besar dan massive yang sudah mereka gelontorkan pada fase eksplorasi dan pengembangan lapangan. Teknologi perekahan hidrolik (hydraulic fracturing) yang diperlukan untuk mengekstrak minyak dan gas dari batuan serpih itu berbiaya mahal. Pada kondisi seperti ini, hal yang menjadi perhatian perusahaan dimanapun adalah bagaimana bertahan agar tetap hidup dengan aliran dana (cash flow) yang masih terjaga, tidak rugi dan semakin rugi. Perusahaan dengan sebagian pendanaannya yang diperoleh dari pasar modal dapat tiba-tiba bangkrut seiring dengan runtuhnya nilai saham perusahaan. Padahal sekarang jarang ada sebuah perusahaan yang tumbuh dengan seratus persen bermodal sendiri. Situasi yang kurang menguntungkan seperti ini juga telah menghantam perusahaan migas multi-national yang tergolong memiliki modal besar. Iklan yang bertubi-tubi di
4 |
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
media cetak maupun televisi tidak serta merta mendongkrak kehawatiran publik atas kondisi keuangannya yang semakin kritis. Maka, perusahaan dengan dukungan finasial dan teknologi yang lebih kuat akan mengincar aset-aset yang dimiliki perusahaan yang lemah, lalu mengambil ancangancang untuk mengakuisisinya. Merger dan/atau Akuisisi adalah aksi korporasi yang biasa dilakukan perusahaan besar agar tetap bertahan di saat krisis. Dulu, di saat krisis ekonomi 1998 beberapa bank BUMN di Indonesia bergabung menjadi Bank Mandiri. Langkahlangkah yang dilakukan tentunya mirip dengan apa yang dilakukan pada saat Exxon mengakuisisi Mobil Oil, dan tahun 2015 ini kabarnya ExxonMobil juga secara korporasi sudah mengakuisisi Chevron. Merger yang dilakukan perusahaan jasa pendukung industri migas hulu juga sudah terjadi lebih dulu, yakni antara Schlumberger dan Cameron serta Baker Hughes dan Halliburton. Merger atau akuisisi tidak hanya berdasarkan valuasi keekonomian semata, tapi dapat juga atas perimbangan faktor teknikal, komersial, dan tidak jarang karena faktor politikal. Kita akan melihat siapa yang akan mampu bertahan di tengah gelombang resesi ekonomi dan energi yang menurut diskusi para ahli SPE (Society of Petroleum Engineers) di pertemuan tahunannya di Houston -- SPE ATCE 2015), akan berlangsung hingga tahun 2020 ini. Selain merger sebagai salah satu upaya menggalang kekuatan financial dan organizational, maka selanjutnya langkah-langkah inovasi dan pengembangan teknologi baru akan menjadikan perusahaan lebih unggul dan kompetitif. Rekayasa keuangan untuk mendukung langkah cost-effectiveness diperlukan agar pendapatan yang menurun masih dapat menciptakan keuntungan meski dalam skala kecil. Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kerap sebagai jalan pintas dalam mengurangi biaya produksi sebisa mungkin dilakukan secara transparan dan hati-hati agar tidak menimbulkan permasalahan sosial dan berdampak hukum. Tahun 2015 benar-benar merupakan tahun keprihatinan bagi kegiatan hulu migas. Semoga tahun 2016 dan seterusnya akan lebih baik, bukan hanya karena kondisi harga minyak yang akan membaik, namun karena kita sudah lebih siap dengan berbagai inovasi teknologi dan rekayasa keuangan yang akan tetap men-generate keuntungan di tengah revenue yang turun, karena banyaknya langkah cost-effectiveness yang kita lakukan. Semoga!.***
PROSPEK SHALE GAS INDONESIA Oleh : Bambang Widarsono Anggota IATMI #00957
D
i tengah menurunnya produksi minyak nasional dan semakin meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang menguras devisa negara untuk impor minyak mentah, telah timbul kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pemakaian bahan bakar gas (BBG) secara nasional substitusi penggunaan BBM. Hal ini sejalan dengan dimilikinya cadangan gas nasional yang cukup besar yaitu 98 TSCF (1 Januari 2014) dan terus berkembang. Hal ini ditambah dengan adanya potensi akumulasi gas non-konvesional – gas metana batubara (GMB) dan gas serpih (shale gas) – yang diperkirakan cukup besar secara nasional. Wacana mengenai pengembangan gas non-konvensional di Indonesia tidaklah akan lepas dari kisah sukses yang dialami Amerika Serikat (AS) dan Kanada dalam mengembangkan dan memproduksikan GMB dan gas serpih. Kontribusi produksi gas non-konvensional Amerika Serikat pada dewasa ini berkisar pada angka 3% untuk GMB dan 38% untuk gas serpih, dan diperkirakan akan berkembang khusus untuk gas serpih menjadi 53% dengan jumlah absolut produksi per tahun yang memang melonjak dengan cukup berarti (sumber: Energy International Agency). Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, apakah kisah sukses tersebut dapat terjadi di indonesia? Untuk menilai laik tidaknya sebuah potensi akumulasi gas serpih, telah dikenal luas beberapa kriteria yang mencakup beberapa parameter penting antara lain tingkat maturitas serpih, kandungan karbon organik (total organic carbon, TOC), tipe kerogen, kegetasan atau brittleness, kedalaman, gradien tekanan, gradien temperatur, porositas, dan ketebalan formasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kriteria-kriteria tersebut memang diperlukan untuk menilai suatu sweet spot gas serpih yang layak untuk dikembangkan, dan pada dasarnya secara kuantitas didasarkan pada kondisi yang berlaku di AS, baik secara teknis, kegeologian, maupun secara keekonomian. Hal ini tidak luput membuat berbagai pihak menjadi skeptis dengan potensi gas serpih yang dimikiki Indonesia, karena adanya perbedaan secara kegeologian dan teknis, serta juga hal lain seperti kesiapan infrastruktur. Perbedaan seperti umur formasi serpih Indonesia yang umumnya relatif muda dan tipe kerogen mayoritas yang berbeda dengan yang ada di AS adalah contoh dari perbedaan yang mendasari skeptisisme tersebut. Beberapa studi dan evaluasi yang pernah dilakukan memperkirakan bahwa Indonesia paling sedikit memiliki 30 play gas serpih terutama di cekungan-cekungan sedimen Tersier yang sangat produktif di bagian barat Indonesia. Penelitian yang dilakukan LEMIGAS baru-baru ini di cekungancekungan Sumatera Utara dan Sumatera Selatan menunjukkan prospek yang baik dengan perkiraan kandungan sumber daya gas yang cukup besar. Studi di cekungan Sumatera Utara dilakukan dengan menggunakan data survey geofisika bawah permukaan dan data sumuran. Studi yang mengintegrasikan data geokimia
perconto inti batuan, data seismik, dan pemodelan litologi 3D menunjukkan adanya beberapa sweet spot pada formasi-formasi Bampo, Belumai, dan Baong. Sweet spot utama berada di Formasi Bampo oleh beberapa indikator, antara lain tingkat kematangan yang tinggi, brittleness index (BI) yang cukup hingga baik 0,3 – 0,7, meskipun TOC tidak begitu tinggi (< 1%). Untuk Formasiformasi Belumai dan Baong juga ditandai dengan adanya sweet spots yang memiliki tingkat kematangan yang lebih rendah tetapi memiliki BI serupa dan TOC yang cukup baik (0,7% - 1,8%). Estimasi sumberdaya gas pada sweet spots yang didefinisikan dalam studi menghasilkan akumulasi sekitar 3,8 milyar setara barel minyak (barrel of oil equivalent, BOE). Studi serupa di cekungan kaya Sumatera Selatan menunjukkan formasi-formasi Talangakar dan Lemat/Lahat dengan tipe kerogen II/III, dan ditandai dengan beberapa indikator antara lain TOC masing-masing 0,5% – 30% dan 0,4% – 1,5%, kematangan 0,5% 1,25% (untuk tipe kerogen II/III di Indonesia, Ro > 0,8% sudah bisa dianggap gas), dan BI cukup hingga sedang/baik 0,3 – 0,6. Dari beberapa sweet spots yang dapat didefinisikan maka diperoleh estimasi akumulasi gas serpih sekitar 2,6 milyar BOE. Angkaangka sumberdaya di atas adalah secara umum spekulatif sifatnya karena sebagian besar berdasarkan data tidak langsung. Perlu juga diingat bahwa angka-angka tersebut juga hanya mewakili daerah yang distudi pada kedua cekungan tersebut. Akuisisi data yang lebih baik tentu akan menghasilkan perkiraan yang lebih baik baik secara kuantitas maupun tingkat representasi per cekungan. Secara potensial, dapat diperkirakan dengan jelas bahwa potensi suberdaya gas serpih Indonesia adalah besar. Satu hal terutama yang harus dilakukan untuk memobilisasi potensi tersebut adalah keseriusan Pemerintah dan industri dalam mengembangkannya. Gas serpih sudah diproduksikan di AS sejak 1940an dengan menggunakan peledak di dasar sumur, kemudian diteruskan dengan peretakan hidrolik pertama pada pertengahan 1960an, dan pertengahan 1990an ditandai dengan pengeboran sumursumur horizontal awal untuk produksi gas serpih dengan lebih efisien. Selama sejarah pengembangan gas serpih tersebut, andil pemerintah AS dalam mendorong dan membiayai penelitian terkait sangat besar sehingga sampai dihasilkanlah kriteriakriteria untuk pengembangan gas serpih yang kita kenal sekarang. Jika pemerintah Indonesia secara intensif melakukan hal yang serupa, tidak tertutup kemungkinan akan dihasilkan kriteria-kriteria serupa tetapi sesuai dengan segala kondisi yang ada di Indonesia. Bersama dengan keseriusan dalam mengatasi kendala-kendala yang antara lain adalah perlunya penemuan metode-metode teknis yang cocok, sistem kontrak pengusahaan yang sesuai, pengembangan infrastruktur fisik dan non-fisik, dan permasalahan perizinan serta tumpang tindih lahan, maka potensi gas serpih Indonesia akan dapat dikembangkan.***
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
| 5
MEMPREDIKSI HARGA MINYAK Oleh : Benny Lubiantara Dewan Pakar IATMI
S
ebagai catatan akhir tahun sehubungan dengan begitu gonjangganjingnya harga minyak dan begitu banyaknya prediksi harga minyak ke depan, tulisan ini hanya mencoba memberikan perspektif bagi awam supaya tidak bingung mengamati begitu banyak berita tentang harga minyak yang terkadang simpang siur di berbagai media sosial.
Memprediksi harga minyak, sungguh pekerjaan sulit, dan kadang sering membuat malu. Prof James Hamilton, profesor ekonomi dari Universitas California, yang sangat produktif menulis tentang harga minyak di berbagai jurnal kelas dunia menulis dalam IAEE Energy Forum, Q4 2014 berjudul: The Changing Face of Crude Oil Markets. Menarik kesimpulan Prof Hamilton, sebagai berikut: “my conclusion is that (the oil price) hundred dollars is here to stay”. Pada saat beliau menulis di Jurnal ini, harga masih di kisaran 100 $/bbl, kita tahu harga terus turun 4 bulan kemudian bahkan mencapai 40-an $/bbl. Prof. Hamilton menurut saya tidak perlu berkecil hati, para investment banker pun lebih sering meleset ketika memprediksi harga minyak, bahkan dalam jangka sangat pendek sekalipun (per kuartal) dan mereka tidak pernah kapok. The Wall Street Journal (WSJ) mengumpulkan prediksi satu kuartal ke depan dari para investment banker kelas dunia ini, mereka adalah: Standard Chartered, ING bank, Commerzbank, Deutsche Bank, UBS, Barclays, Societe Generale, Bank of America, Merrill Lynch, Morgan Stanley. Pada Q2 2015, mereka diminta menebak harga minyak di Q3 2015, pada saat itu di Q2 trend harga minyak recover dari 40 ke sekitar 60 $/bbl. Berapa di Q3, 2015?, range prediksi antara 50 – 75 $/bbl. Kita tahu di Q3 harga minyak terjun ke level 40 kembali dan tidak berhasil mencapai 50 $/bbl, singkatnya: semua prediksi salah.
OPEC memperkirakan harga minyak ke depan naik 5$/bbl, tahun depan (2016) diasumsikan 60 $/bbl, di 2020 mencapai 80 $/bbl, OPEC pada dasarnya tidak menggunakan kata prediksi, lebih senang menyebut angkaangka tersebut adalah asumsi yang mereka buat dalam publikasi world oil outlook yang baru dikeluarkan minggu lalu (23 Desember 2015). IMF membuat berita (yang banyak di posting di media sosial) bahwa harga minyak bisa drop sampai 5 – 15 $/bbl, dengan adanya tambahan produksi Iran karena dicabutnya sangsi embargo terhadap minyak Iran di negara AS dan Eropa. Terhadap hal semacam ini, harus dibedakan antara pernyataan: “harga minyak pada tahun 2016 dapat turun sampai menyentuh x $/bbl” dengan pernyataan: “harga minyak rata rata sepanjang tahun akan berada pada kisaran y $/bbl”, kedua pernyataan tersebut meskipun kesannya bertolak belakang, dapat menjadi sama-sama benar. Harga minyak setiap hari berubah, bisa saja jatuh sangat rendah (di bawah 30 $/bbl), pertanyaannya: berapa lama?. Selalu menarik untuk mengetes berapa floorprice, ketika harga minyak terjun bebas pertengahan 2014 sampai awal 2015, semua analis sibuk berkomentar dan menebak berapa floor-price, hampir semua memprediksi floor-price tidak akan menyentuh 40 $/bbl, benar harga minyak sedikit mengalami recovery, tetapi kemudian kembali turun dan menyentuh floor-price di bawah 40 $/bbl, sehingga tebakan selanjutnya memang, apakah floor-price 30 $/bbl akan tembus?, atau lebih ekstrim seperti 5 $/bbl sebagaimana disebut IMF?. Note: IMF sebenarnya tidak bilang harga minyak akan 5 - 15$/bbl tahun depan, tapi akan turun 5 - 15 $/bbl di 2016 (dibanding 2015), tapi media sosial di tanah air kadung menterjemahkan menjadi 5 - 15 $/bbl.
Ketika harga minyak cenderung naik, secara psikologis, para penebak harga minyak cenderung menebak ke angka yang lebih tinggi, tidak heran ketika pertengahan tahun 2008 ketika harga minyak mencapai 140 $/bbl, banyak forecasters yang terpancing untuk memasang angka 200 $/bbl bahkan lebih ekstrim 400 $/bbl, kita tahu itu tidak terjadi. Situasi yang sama, ketika harga minyak terjun bebas, secara psikologis, analis akan memasang tebakan harga ke bawah (floor-price).
6 |
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
Fiscal breakeven price, breakeven price, shut in price
Ada beberapa istilah yang perlu dipahami ketika kita bicara harga minyak, pertama yang disebut Fiscal Break-even Price, atau disingkat FBP yaitu berapa besar harga minyak yang menghasilkan keseimbangan dalam anggaran dan pendapatan belanja negara. Hal ini penting karena FBP negara produsen khususnya OPEC bervariasi, ada negara yang memerlukan FBP sangat besar seperti: Iran dan Venezuela (di atas 100 $/bbl), ada juga negara OPEC yang tidak perlu FBP yang besar seperti: Qatar dan Kuwait (sekitar 50 $/bbl). Negara-negara dengan FBP tinggi cenderung lebih menyukai harga minyak yang tinggi. Sementara negara anggota OPEC dari Timur Tengah cenderung lebih konservatif dalam urusan harga minyak, hal ini didukung oleh FBP mereka yang relatif rendah. Kesenjangan FBP ini akan mempengaruhi suasana konferensi OPEC. Dalam konteks pengaruh harga minyak terhadap pasokan minyak global, istilah yang lebih pas dan lebih sering untuk digunakan adalah breakeven price (BEP) dan shut in price (SIP). BEP adalah minimum harga minyak yang diperlukan oleh investor ketika memutuskan untuk menambah kapasitas atau untuk mengembangkan lapangan baru, jadi kata kuncinya di sini adalah INVESTASI BARU. Pada awalnya BEP shale-oil di Amerika Serikat (US) berkisar antara 60 - 80 $/ bbl, tetapi belakangan estimasi angka tersebut menjadi terlalu besar, karena ketika harga minyak turun, biaya barang dan jasa sektor migas juga turun, konsekuensinya BEP akan turun. Pada saat ini BEP shale-oil bervariasi dan diperkirakan berada di kisaran 30 – 70 $/bbl tergantung lokasi dan karakteristik sub-surface nya. Ketika harga minyak turun di bawah BEP, apakah produksi/pasokan shale-oil akan turun?, dalam jangka menengah (di atas satu tahun) jawabnya ya, dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun), jawabnya tidak/belum akan turun. Ketika sumur minyak sudah produksi, maka parameter yang relevan bukan lagi BEP, tetapi shut-in price (SIP), yaitu harga minyak dimana operator/perusahaan minyak sudah tidak dapat menutup biaya variable-nya sehingga memilih untuk menutup sumur minyak tersebut. Besarnya SIP untuk shale-oil berada di bawah 40 $/ bbl. Hal yang lebih menambah komplikasi adalah bahwa shale-oil berbeda dengan minyak konvensional, respon produksi terhadap perubahan harga, khususnya kenaikan harga minyak relatif lebih cepat dibanding minyak konvensional.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak
Seperti halnya komoditas lainnya, paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi harganya, yaitu: pasokan (supply), permintaan (demand), pasar (market) dan persediaan (inventory). Pasokan akan dipengaruhi oleh harga minyak, produksi OPEC dan non OPEC, geopolitik, biaya kegiatan hulu, teknologi dan lain lain. Permintaan (demand) utamanya akan dipengaruhi oleh harga minyak, pertumbuhan ekonomi, transportasi, cuaca, efisiensi, energi alternatif, subsidi dan lain lain. Pasar dalam hal ini adalah pasar minyak yang sesungguhnya (physical market) maupun pasar finansial (paper market). Physical market bisa dalam bentuk barter, spot dan kontrak dengan harga yang telah ditetapkan untuk penyerahan kemudian (forward) serta term contract (kontrak berjangka) yang merupakan mekanisme transaksi perdagangan yang paling banyak digunakan, mencapai 90% - 95% dari perdagangan minyak global. Sedangkan Paper market, terkait dengan penggunaaan komoditas minyak sebagai instrumen derivatif di pasar finansial. Pada awal tahun 1990-an, kegiatan di pasar minyak derivatif lebih banyak didorong untuk keperluan aktivitas lindung nilai (hedging) oleh institusi yang terlibat langsung dengan perdagangan minyak. Dengan semakin banyaknya jenis produk di pasar keuangan ini, ditambah prospek untuk memperoleh imbal-hasil yang lebih besar, maka terjadi peningkatan transaksi “minyak kertas” ini, bahkan muncul pula investor yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan aktivitas yang berhubungan
dengan minyak maupun hedging. Pada dasarnya yang dimaksud spekulan adalah kelompok investor yang tidak ada hubungannya dengan transaksi minyak yang sesungguhnya, seperti: yayasan pensiun, yayasan atau perusahaan lain yang mengelola dana (endowment funds) dan lain lain. Transaksi oleh mereka ini dicatat sebagai transaksi non-komersial oleh CFTC (commodity futures trading commission). Transaksi non-commercial ini dijadikan pendekatan untuk melihat aktivitas spekulan. Analis berusaha mencari hubungan antara aktivitas spekulan dengan kecenderungan harga minyak.
Minyak telah menjadi aset finansial yang menarik bagi pelaku pasar finansial. Dengan demikian, perilaku harga minyak tidak hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran secara fisik saja. Apa yang terjadi di sektor keuangan, seperti perubahan suku bunga oleh Federal Reserve, perubahan nilai tukar dan lain-lain, juga akan berpengaruh terhadap harga minyak. Faktor keempat yang mempengaruhi harga minyak adalah persediaan (inventory). Negara-negara maju yang bergabung dalam IEA dalam rangka mengantisipasi terputusnya pasokan minyak, mewajibkan anggotanya untuk menumpuk persediaan minyak. Masing-masing anggota diwajibkan menyimpan persediaan minyak dan produk turunannya, seperti bensin dan diesel setara dengan volume yang diperlukan minimal 90 hari dari netimpor minyak. Dengan terjadinya pasokan minyak berlebih belakangan ini, level persediaan yang ada di masing-masing negara anggota IEA sudah jauh di atas persyaratan minimum 90 hari tersebut. Besar kecilnya level persediaan ini akan memberi sinyal pada pasar yang akan berdampak pada harga minyak.
Pendekatan Fundamental
Mekanisme yang umum digunakan untuk memprediksi harga minyak secara tidak langsung (indirectly) adalah melalui pendekatan fundamental, memperkirakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak global. Pendekatan ini pada dasarnya hanya memberikan perkiraan kondisi pasokan dan permintaan yang selanjutnya akan memberikan sinyal positif maupun negatif terhadap pergerakan harga minyak. Ketika keseimbangan menunjukkan indikasi kelebihan pasokan, maka kelebihan tersebut akan ditampung sebagai persediaan (inventory), situasi ini akan menekan harga minyak kebawah. Seandainya terjadi hal yang sebaliknya, pasar kekurangan pasokan (kelebihan permintaan), maka level persediaan akan menurun karena digunakan untuk menutupi kekurangan pasokan, situasi ini memberikan sinyal bahwa pasar ketat, yang akan mendorong harga naik. Seberapa besar kenaikannya/penurunannya? Ini pertanyaan sulit karena estimasi keseimbangan pasokan vs permintaan dari beberapa organisasi dan konsultan kondang pun besarnya bervariasi terkadang beda tipis, tidak jarang pula beda ekstrim. Parameter yang mempengaruhi estimasi keseimbangan pasokan vs permintaan antara lain permintaan minyak global (world oil demand) dalam besaran absolut, pertumbuhan permintaan minyak global (demand growth). Sementara dari sisi pasokan, ada beberapa faktor, yaitu: pasokan dari negera Non-OPEC, OPEC Natural Gas Liquid/NGL dan non konvensional serta call-on OPEC. NGL pada dasarnya adalah komponen hidrokarbon yang terlarut baik dari sumur minyak (associated gas) maupun sumur gas (non-associated gas) yang ikut terproduksi di fasilitas produksi di permukaan. NGL terdiri dari propana, buthana dan iso-buthana, pentane dan kondensat. Call-on OPEC adalah berapa seyogyanya OPEC harus berproduksi untuk membuat tercapainya keseimbangan pasokan dan permintaan, jadi dalam hal ini OPEC dianggap berperan sebagai swing producer. Besarnya Call-on OPEC diperkirakan melalui formula berikut: Call-on OPEC = World Oil Demand – OPEC NGL & Non Conventional – NonOPEC Supply
Pada tahun 2016, estimasi global oil demand growth dari hampir semua organisasi seperti OPEC, IEA dan EIA serta konsultan, seperti: IHS, Wood McKenzie dan Argus mengalami kenaikan, besaran estimasi masing masing berbeda, rata rata sekitar 1.32 juta barel per hari (bph). Dari sisi pasokan minyak dari negara Non-OPEC, semua organisasi dan konsultan tersebut sepakat bahwa Non OPEC supply growth pada tahun 2016 negatif, meskipun
besaran estimasinya berbeda beda. Artinya produksi/pasokan minyak dari Negara Non OPEC akan menurun di tahun 2016 rata rata minus (-) 0.33 juta bph. Bandingkan dengan tahun 2015, dimana rata rata pertumbuhan pasokan dari Negara Non OPEC positif sebesar 1.41 juta bph. Besaran callon OPEC berbeda beda, OPEC meng-estimasi untuk tahun 2016, sebesar 30.84 juta bph, EIA sekitar 30.69 juta bph dan IEA sebesar 31.22 juta bph. Artinya apabila OPEC berproduksi di bawah angka tersebut, maka akan menurunkan level persediaan global (permintaan > pasokan) yang diharapkan mendorong kenaikan harga minyak. Sebaliknya kalau OPEC berproduksi di atas angka tersebut, maka akan terjadi peningkatkan level persediaan global yang cenderung menekan harga minyak. Sebagai catatan, rata-rata produksi OPEC di Q3 2015, sebesar 31.5 juta bph. Apakah OPEC akan menurunkan produksi atau malah menambah produksi?, khususnya dari Iran sehubungan dengan dicabutnya sangsi ekonomi, isu ini salah satu yang akan menjadi kunci keseimbangan pasokan dan permintaan minyak global di tahun 2016. Ini tentunya baru dari sisi pasokan, belum lagi kita bicara ketidakpastian dari aspek permintaan (demand).
Kenapa kali ini lebih pesimis?
Harga minyak gonjang-ganjing ini bukanlah hal baru, yang menjadi pertanyaan adalah: kenapa kali ini ulasan harga minyak cenderung pesimis terkait berapa lama era harga minyak rendah ini akan berlangsung?. Trigger utama turunnya harga minyak pada dasarnya ada dua, yaitu: kelebihan pasokan atau sebaliknya menurunnya permintaan. Ketika terjadi krisis keuangan Asia tahun 1997-an, harga minyak turun, tahun 2001 harga turun karena melemahnya pertumbuhan ekonomi, tahun 2008 harga juga turun tajam akibat krisis finansial global. Dari tiga kejadian tersebut, harga minyak turun dan mengalami recovery dalam waktu singkat. Sebaliknya ketika harga minyak turun drastis di pertengahan tahun 1980an, yang disebabkan oleh kelebihan pasokan minyak global karena adanya pendatang/produsen minyak baru seperti: Inggris, AS di Teluk Meksiko, Rusia, Meksiko dan Kanada, dunia kelebihan pasokan dan harga minyak rendah berlangsung lumayan lama. Jadi intinya, pengalaman historis menunjukkan bahwa harga minyak yang turun akibat kondisi ekonomi yang mengakibatkan menurunnya permintaan, maka turunnya harga minyak tersebut akan berlangsung relatif singkat, sebaliknya ketika isunya kelebihan pasokan, maka akan berlangsung lebih lama. Situasi sekarang mirip dengan pertengahan tahun 1980-an dimana munculnya produsen baru (shale-oil) dan pada saat yang sama, OPEC dalam hal ini Arab Saudi, memilih tidak menurunkan produksi karena khawatir kehilangan market share-nya.
Harga minyak rendah menguntungkan Negara net-importir?
Negara-negara OPEC sangat menderita dengan anjlognya harga minyak global, khususnya Negara-negara seperti Venezuela, Nigeria, Aljazair, Ekuador, Libya. Negara OPEC dari Timur Tengah juga mengalami defisit anggaran dengan rendahnya harga minyak saat ini, bedanya mereka lebih bisa bertahan karena tabungannya (cadangan devisa) relatif besar. Secara umum, harga minyak pengaruhnya buruk bagi negara net-eksportir minyak, sebaliknya harga minyak rendah, baik bagi negara net-importir minyak, termasuk Indonesia. Namun kesimpulan seperti ini HARUS DISIKAPI DENGAN HATI HATI, dalam jangka pendek bisa saja harga minyak rendah baik bagi negara net-importir, namun dalam jangka panjang, hal ini bisa menjadi bahaya yang mengancam. Harga minyak yang rendah, dari sisi pasokan akan membuat kegiatan eksplorasi dan produksi menurun, akibatnya produksi nasional cenderung akan menurun dan tambahan cadangan minyak juga tidak ada. Pada saat yang sama, harga minyak rendah, akan mendorong konsumsi yang yang boros sehingga permintaan akan terus meningkat, dalam jangka panjang, kesenjangan (gap) antara pasokan/produksi dengan permintaan/konsumsi akan semakin melebar. Ketika harga minyak nantinya meningkat, katahanan energi nasional menjadi sangat rentan. Mari kita berpikir jangka panjang, bagaimana agar investor tetap antusias melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi, pada saat yang sama mengurangi kosumsi minyak yang boros dan tidak efisien. Selamat Tahun Baru 2016, Jakarta, 31 Desember 2015.***
buletinIATMI
Volume 6 - November/Desember 2015
| 7
Dari Redaksi IATMI SELENGGARAKAN HYDRAULIC FRACTURING COURSE
Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2015. Buat “orang minyak” tahun ini disebut suram. Harga minyak masih terpuruk. Bahkan prediksi IMF untuk tahun mendatang menyebut harga akan drop sampai antara US$5-15. Sementara menurut laporan tahunan SKK Migas, produksi nasional berada di bawah target APBN. Apapun yang akan terjadi, marilah kita sambut tahun baru 2016 dengan penuh harapan.
X
xxx
Selamat Tahun Baru 2016. Redaksi
Training & Workshop
Foto bersama Hydraulic Fracturing Course
• HYDRAULIC FRACTURE TREATMENT DESIGN & EVALUATION (2 - 5 Februari 2016) Batam • ASPEK POD & ASPEK SUBSURFACE (BATCH 4) (2 - 5 Februari 2016) Batam • RESERVOIR MANAGEMENT (29 - 31 Maret 2016) • GEOSTEERING APPLICATION IN PETROLEUM INDUSTRY (28 Maret - 2 April 2016) • SPE - IATMI PETROLEUM ENGINEERING CERTIFICATION (4 - 9 April 2016)
Redaksi
K
egiatan pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan IATMI bagai tak ada habisnya. Bulan November lalu wadah profesional ahli perminyakan ini menyelenggarakan “Hydraulic Fracture Treatment Design & Evaluation”. Bertindak sebagai instruktur Areiyando Makmun dari Schlumberger. Program yang berlangsung pada tanggal 23 - 27 November 2015 itu dibuka dan ditutup oleh Bendahara IATMI Pusat Kartina Haswanto mengambil tempat di Savero Golden Flower, Bogor di ikuti peserta dari SKK Migas, PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ, Pertamina EP Asset 1 dan Premier Oil. Pelatihan selama
8 |
buletinIATMI
seminggu penuh itu padat dengan pembahasan segala aspek dari fracturing. Di awali pada hari pertama dengan topik Introduction to Fracturing, Candidates Selection, Proppant, Fracturing Fluid. Hari-hari berkutnya peserta mendalami Fracturing Design, Fracturing Operation; Demo Frac Fluid, Fracturing Evaluation, Production Analysis; Frac Modelling, DataFRAC analysis, Main Frac Analysis dan ditutup dengan diskusi tentang Day 5 : Service Quality and Un-Conventional.
Penasehat :
Alfi Rusin
Penanggung Jawab :
Yudhi Herlambang
Wakil Penanggung Jawab :
Raam Krisna
Redaktur Pelaksana :
Renville Almatsier Layout & Foto :
Alief Syahru Abdul Manan Alamat Redaksi :
Patra Office Tower, 1st Floor, Suite 1-C Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950 Telp/Fax :
021-5203057 / 021-52901225 Email :
Selain materi teori yang disampaikan, juga diperkenalkan alat-alat yang berkaitan dengan materi training tersebut oleh Rizka Hazmela dari Schlumberger.***
Volume 6 - November/Desember 2015
[email protected] Website :
www.iatmi.or.id Facebook :
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
REDAKSI Kepala Redaksi: Yolla Miranda Kontributor: Mega Puspitasari (MPS) Febriyan Firdaus (FFI) Dian Kurnia R (DKR) Robby KW (RKW)
(SM-UI) (SM-UPN) (SM-ITSB) (SM-PAP)
IATMI SM INSTITUT TEKNOLOGI SAINS BANDUNG
SETAHUN MELANGKAH BERSAMA DENGAN “AKTIF BERKUALITAS” Dalam waktu kepengurusan 2014/2015, kami IATMI SM-ITSB yang memiliki tagline “Aktif Berkualitas” telah melaksanakan beberapa kegiatan untuk mengembangkan organisasi ini. Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan pada peningkatan ilmu pengetahuan anggota dan juga pengabdian masyarakat. Tapi sebelumnya mari kita bahas siapa saja yang telah menjalankan organisasi IATMI SM-ITSB ini.
Pada periode awal, IATMI SM-ITSB diketuai oleh Aghitias Salam dan Asta Kinan Prayoga sebagai wakil. Departemen yang ada dalam kepengurusan ini adalah Departemen Infokom, Hubungan Luar, Keorganisasian, Komersial, Keprofesian dan Kesekretariatan. Beberapa kegiatan yang terlaksana yaitu ; Guest Lecture II dengan tema “Kesiapan Mahasiswa untuk Bekerja di Industri Migas.” Lalu OPREC Staff IATMI SM-ITSB dilaksanakan tanggal 9 Maret 2015 untuk menjaring anggota baru. Selanjutnya Guest Lecture III "Reservoir Management" dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2015. Kami juga menjalankan kegiatan NUSA (Dana Usaha IATMI) pada tanggal 14 - 29 Maret 2015. Guest Lecture berikutnya dilaksanakan tanggal 12 Mei 2015. Sebagai kegiatan hiburan yang edukatif, pada tanggal 14 Mei 2015 kami mengunjungi acara Kick Andy. Acara selanjutnya kami bekerja sama dengan HMTM ITSB mengadakan pengabdian masyarakat di SDN 2 Pasiranji tanggal 23-24 Mei 2015. Untuk meningkatkan kemampuan anggota, pada tanggal 26 Mei kami melaksanakan kegiatan smart competition (I3SC). Kegiatan kami di akhir kepengurusan yaitu field trip ke PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang dilanjutkan dengan gathering IATMI SM ITSB di Darajat Pass Garut pada tanggal 12 oktober 2015. Setelah itu, kami melaksanakan Pemira IATMI 2015/2016 pada tanggal 14 oktober 2015. (DKR)
BARRELS EDISI NOVEMBER - DESEMBER 2015
IATMI SM POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
KEGIATAN IATMI SM PAP SELAMA 1 TAHUN KEPENGURUSAN Dengan terbentuknya pengurusan IATMI SM POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG tahun 2015 -2016 sangat berperan sebagai media pengembangan kreatifitas, berfikir, aktif, sportif dan sosial bagi mahasiswa mahasiswi di POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG. Adapun kegiatan yang telah terlaksanakan selama satu tahun yaitu sebagai berikut: 1. Serah Terima Jabatan (SERTIJAB) merupakan kegiatan yang dilakukan pada tanggal 22 januari 2015 yang bertujuan untuk celeberation dari terpilihnya leader baru IATMI SM PAP 2. IATMI Competition yang bertujuan untuk memeriahkan bulan suci ramadhan dengan hal-hal positif yaitu suatu perlombaan yang diadakan di lingkungan masyarakat sekitar. 3. IATMI Goes To School merupakan kegiatan yang dilakukan pada tanggal 8 April 2015 sebagai ajang berbagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang MIGAS kepada siswa/i di SMP dan SMA guna membantu mempersiapkan engineer – engineer muda sedini mungkin.
Salah satu kegiatan nya adalah social event bernama "a day with petrova". Kegiatan Ini di peruntukkan bagi siswa khususnya kelas 2 Dan 3. Acara Ini di bagi 2 kegiatan yang pertama adalah presentasi mengenai mulainya kelangkaan fossil fuels Dan solusi energi terbarukan nya. Presentasi Ini di selenggarakan di sekolah yang mengikuti acara ini. Untuk acara kedua kami yaitu lomba untuk membuat prototype salah satu energi terbarukan yang akan di presentasi kan di depan juri. 4. Learning by 3Alumni yang pada tanggal 27 Untuk acara Ini di selenggarakan di kampus teknik ui. 1 kelompok terdiri dari orang Dan tiap dilaksanakan sekolah boleh mengirimkan Februari blueprints 2015 untuk menjalin hubungan lebih dari 1 kelompok. Pertama-tama tiap kelompok harus mengirimkan miniatur mereka ke Untuksilaturahmi sosialisasi kedengan sekolah di laksanakan bulan agustus Dan untuk lombanya di laksanakan tanggaltelah 18 September 2015. alumni yang lulus serta menjadi sesi berbagi ilmu dan
pengalaman. 5. Guest Lecture berupa kegiatan yang membahas materi migas tetapi secara umum mengikutsertakan seluruh Mahasiswa AKAMIGAS PALEMBANG dan perwakilan dari Universitas lainnya serta SMA DI kota Palembang 6. League of Petroleum Engineering Students “LOPES” Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 14 oktober 2015 yang merupakan ajang perlombaan bagi seluruh anggota IATMI berserta seluruh mahasiswa PAP. Dimana terdapat 7 perlombaan diantaranya Smart Competition, Desain Rig, Battle of Explorer, Poster competition, Photograft Competition, Number 1, & POD Competition.
Short Course yaitu suatu kegiatan pelatihan singkat mengenai Software perminyakan seperti Petrel, IP, dan PIPSIM. Dimana software-software tersebut pastinya sangat berguna pada saat di lapang dan tentunya kita sebagai mahasiswa sangatlah penting untuk mempelajari hal tersebut guna menjadi bekal untuk menatap masa depan yang sukses khususnya di bidang perminyakan. Dan pada acara ini IATMI SM PAP memiliki kesempatan untuk mendapatkan langsung materi tersebut dari praktisi PT. PERTAMINA EP. 8. IATMI FUN DAY merupakan suatu kegiatan rutin yang diadakan tiap bulannya yaitu acara kumpul bersama kepengurusan IATMI SM PAP yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara sesama anggota. Kegiatan yang dilakukan beranekaragam seperti senam bersama, bersepeda, jogging, fun game dan berbagai kegiatan lainnya. 9. Open Recrument merupakan kegiatan tahun pergantian kepengurusan guna mendapatkan penerus-penurus muda yang akan terus memajukan IATMI SM PAP dimana pada kegiatan ini terbagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pertama adalah tes tertulis dan debat dan dilanjutkan dengan sesi 2 yaitu tes wawancara dan yang telah tersaring dari tes tersebut ialah orang-orang terpilih yang akan terus memajukan IATMI SM PAP. (RKW) 7.
BARRELS EDISI NOVEMBER - DESEMBER 2015
. IATMI SM UNIVERSITAS INDONESIA
ACTION IATMI SMUI DI TAHUN 2015 Tak terasa setahun telah dilalui kepengurusan IATMI SMUI di bawah kepemimpinan Tiara Yuniawati selaku ketua umum IATMI SMUI tahun 2014/2015. Banyak program yang telah dijalankan bersama dengan bantuan dan dukungan penuh seluruh BPH IATMI SMUI 2015 untuk senantiasi memajukan dan mengembangkan IATMI SMUI ke arah yang lebih baik. IATMI SMUI 2015 terdiri dari 5 divisi meliputi divisi penelitian dan pengembangan (litbang), divisi keanggotaan, divisi keilmuan dimana di dalamnya terdiri dari departemen kurikulum, departemen GL & WL, dan departemen training & competition, divisi media komunikasi yang terdiri dari departemen desain & publikasi, departemen eksternal, dan departemen web & jurnalistik, kemudian terakhir divisi event. Di IATMI SMUI 2015 terdapat beberapa terobosan baru yang tentunya sangat menarik antara lain: hubungan dengan alumni IATMI SMUI yang lebih dikuatkan lagi melalui program kerja Keep Alumni in Touch (KAIT), hubungan antara BPH IATMI SMUI 2015 dengan member yang lebih diintimkan melalui program mentoring yang tentunya bermanfaat bagi member, hubungan dengan IATMI SM lain yang lebih dipererat melalui kegiatankegiatan kolaborasi, kebermanfaatan IATMI SMUI untuk member-membernya yang lebih ditingkatkan lagi melalui berbagai program kerjanya. Salah satu program kerja yang diusung di awal kepengurusan 2015 adalah Benchmarking ke Yogyakarta. Benchmarking ini dilaksanakan pada 12-15 Februari 2015 yang bertujuan tidak hanya sekedar bersilaturahmi tetapi juga ingin mengetahui lebih lanjut strategi pelaksanaan program kerja yang telah dilakukan IATMI SM lain sebagai bahan pembelajaran IATMI SMUI ke depannya. IATMI SMUI juga aktif mengadakan program kerja guest lecture (GL) diantaranya GL yang mengusung tema One Step Closer to Oil and Gas Industry : Overview of Upstream Operation sebagai kolaborasi atraktif antara SPE UISC (Society of Pertroleum Engineers Universitas Indonesia Student Chapter) dengan IATMI SMUI, Seminar dan Workshop yang mengangkat tema “Overview Well Completion” pada bulan Mei, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat Petrova (Petroleum Festival) yang merupakan proker unggulan dari Divisi Event IATMI SMUI. Rangkaian acara Petrova antara lain adalah seminar nasional, charity, internal league hingga member dan alumni gathering. Tahun lalu Petrova telah berhasil mengadakan 1 kompetisi yakni Liga IATMI yang berbentuk seperti smart competition. Tahun ini melalui Petrova, IATMI SMUI menambahkan jenis perlombaan yang dilombakan, seperti oil rig design competition dan paper. Kegiatan Petrova ini menutup proker besar IATMI SMUI di tahun 2015. (MPS)
BARRELS EDISI NOVEMBER - DESEMBER 2015
IATMI SM UPN VETERAN YOGYAKARTA
BANGGA MENJADI BAGIAN IATMI SM UPN Setelah hampir setahun menjalankan proker IATMI, tibalah saatnya regenerasi board untuk kepengurusan sebelumnya. Sebelumnya, kami akan menjelaskan kepengurusan IATMI SM UPN beserta program kerja yang telah dilaksanakan selama setahun ke belakang. Selama periode 15/16, IATMI SM UPN diketuai oleh Chairman Indra Adwitiya Lugina dan Vice Chairman Imam Muhsin memiliki visi terwujudnya kepengurusan IATMI SM UPN yang profesional, berintegritas, cerdas, dan kreatif. Demi mewujudkan visi tersebut, dibentuklah lima divisi dan berbagai program kerja yang dilaksanakan selama periode kepengurusan. IATMI SM UPN memiliki 43 orang board dengan 5 divisi yaitu Human Resources and Development dengan koordinatornya Dicky Dingkaputra, Research and Development dengan kooordinatornya Rizal Bima Saputra, Rd. Bagus Muhammad sebagai koordinator Seminary, Project and Event Department dengan koornya Wirasakti Wicaksono, dan Public Relation dengan koornya Muhammad Febriyan Firdaus. Dengan sekitar 26 program kerja dan rangkaian acara terbesar IATMI SM UPN yaitu RAISE 2015, semuanya berjalan dengan sangat baik.
Pada awal kepengurusan di bulan Februari, diawali dengan benchmarking dari UI dan ITSB yang mempererat kekeluargaan di dalam IATMI. Pada bulan Maret hingga Mei acara lebih banyak acara internal, hal ini bertujuan untuk mempererat kekeluargaan sesama board IATMI SM UPN dan juga untuk meningkatkan kemampuan para board seperti leadership training, CorelDRAW training, gathering IATMI di Pantai Baron, competition training, dan public speaking. Sebelumnya juga pada bulan Maret diadakan guest lecture bertema Analisa Petrophysics Formasi Batuan untuk Perencanaan Sumur-Sumur Eksplorasi dan Pengembangan. Di tahun ini, acara tahunan terbesar dari IATMI SM UPN, yaitu RAISE 2015 “Raising the Youth’s Capabilities for Energy Reliability” dibuka pada tanggal 19 September 2015 hingga tanggal 10 Oktober 2015. Rangkaian acaranya adalah inspiring talk, intellectual competition, yaitu smart competition, geothermal rig design competition, dan debate competition, IATMI Open Series, IATMI Social and Green Environmental Movement, dan plenary discussion. Sebagai refreshing kami mengadakan IATMI fun yaitu rafting di Sungai Elo.
Pada bulan November, IATMI mengadakan open recruitment yang dilaksanakan dua tahap dan terpilih 21 orang board baru. Dan di bulan Desember terdapat dua acara yang tak kalah menarik yakni Seminar Nasional IATMI tanggal 5 Desember dan company visit to Halliburton di Surabaya pada tanggal 9-11 Desember 2015. Seminar Nasional ini merupakan acara perpisahan bagi board yang akan lengser dan digantikan oleh board baru. Tersisa dua proker lagi yakni pemilu untuk pemilihan chairman dan vice chairman baru dan sertijab. Program kerja selama setahun ini tidak akan berjalan dengan sangat baik dan sangat sukses jika bukan karena semangat, kerja keras, dan kerja sama yang solid antar board IATMI SM UPN. Dengan kekeluargaan semua acara dapat berjalan dengan sangat baik. Terima kasih IATMI! #banggamenjadiIATMI. (FFI)
BARRELS EDISI NOVEMBER - DESEMBER 2015