Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 – 5 Desember 2009
Makalah Profesional IATMI 09 - 054 PORTOFOLIO TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN INTELLIGENT OIL FIELD Oleh Prasetyo Agung S PERTAMINA EP R. Handri Utama PERTAMINA EP
Abstrak Dalam makalah ini dijelaskan suatu kerangka kerja pengelolaan IT untuk mendukung pengelolaan lapangan migas dari tahap eksplorasi hingga produksi. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini peran IT dalam mendukung kegiatan operasi migas masih belum optimal, walau secara fakta peran dari produk IT sudah ada. Untuk meng-align antara business strategic perusahaan dengan IT dalam menciptakan competitive advantage dan pencapaian strategic goal dibutuhkan suatu portofolio pengelolaan IT yang memiliki orientasi dengan bisnis proses utama. Dengan framework tersebut, pengelolaan IT secara integrated untuk menuju otomasisasi proses produksi di lapangan migas , yang diistilahkan dengan Intelligent Field , Smart Field, EField ataupun Digital Oilfield, dapat terencana dan terukur dari sudut investasi dan manfaatnya. Sehingga pengelolaan data sebagai salah satu poin dari kemandirian nasional dalam bidang energi dapat diwujudkan.
I. Pendahuluan Tidak bisa dipungkiri bahwa pekembangan peradaban manusia dididahului dengan perubahan alat produksi & teknologi. Perubahan tersebut akan membentuk budaya dan pola-pola ekonomi baru. Pada waktu sebelum berkembangnya internet dan selular, tak ada yang
IATMI 09-054
menyangka bahwa penemuan teknologi tersebut dapat merubah Gaya hidup dan pola kerja. Pada saat ini, teknologi tersebut telah membuat hidup menjadi lebih mudah. Begitupula sebuah organisasi profit, dimana perusahaan terus menggali sumber-sumber kekayaannya dengan terus mengembangkan skala ekonominya. Proses menuju itu selalu melibatkan keterpaduan antara manusia, proses dan teknologi. Perubahan yang tidak melibatkan ketiga fokus tersebut niscaya hanya sekedar cita-cita yang berkembang menjadi khayalan. Dari berbagai macam bidang usaha, bisnis E&P adalah bisnis yang memiliki tingkat resiko dan biaya yang tinggi. Begitu tingginya biaya yang dikeluarkan, menjadi wajar bila aset oleh sebuah perusahaan E&P selalu diusahakan untuk selalu dicatat, dikelola dan dipelihara dengan baik. Aset penting tersebut adalah Cadangan minyak di bawah tanah, sumur-sumur minyak dan Fasilitas produksi produksi atas tanah yang berada di lapangan itu sendiri, dimana sumber finansial perusahaan berasal. Di Indonesia, era kemandirian energi minyak di tahun 1970-an telah berakhir dengan keluarnya Indonesia dari OPEC pada tahun 2008. Dengan begitu Indonesia telah menyatakan diri sebagai net importer crude oil dari luar negeri. Memang keterlenaan karena harga minyak yang tinggi melupakan perusahaan untuk memelihara aset eksisting, selain dari semakin sulitnya mendapatkan temuan temuan eksplorasi.
1
Dibutuhkan suatu terobosan-terobosan baru dengan melibatkan SDM, proses dan teknologi untuk menjaga aset-aset yang eksisting agar tetap terkelola dengan baik dan benar. Utamanya adalah penggunaan teknologi informasi yang telah teruji dan mudah untuk dikelola agar dapat menjadi tools of change atas pengelolaan aset-aset di lapangan migas.
II. IT dan Bisnis Seberapa besar penggunaan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan terhadap bisnis E&P? . Pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan utama saat memulai menerapkan teknologi untuk terlibat kedalam bisnis. Setiap perusahaan memiliki karakter yang berbeda dengan perusahaan sejenis. Keunikan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu dimulai saat business strategic perusahaan dirumuskan. Keunikan itu yang menjadi competetive value bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam persaingan usaha. Pada tahun 2003, sebuah artikel berjudul ”IT Doesn’t Matter” terbit di Harvard Business Review (HBR). Didalamnya penulis, Nicholass Carr, mendebat peranan IT didalam bisnis. Ide awal yang dimunculkan adalah bahwa, IT tidak unik, IT hanya berkisar infrastruktur dan tidak melekat kepada bisnis dan internet berakselerasi dengan tingkat perdagangan dari aplikasi IT terbaru. Premis terebut menyimpulkan : • • •
•
Minimalisasi pengeluaran di IT Kontrol investasi IT untuk menghasilkan efesiensi biaya. Mengadopsi teknologi baru daripada memulai, dengan membiarkan perusahaan lain untuk mengambil resiko & biaya dari percobaan teknologi baru. Konsentrasi dalam mengelola resiko daripada mencari peluang melalui IT.
Dibanding perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan , industri manufaktur dan jasa, bisnis migas merupakan bisnis yang selalu menerapkan teknologi baru tapi kurang memanfaatkan IT kedalam pengelolaan aset lapangannya, walau memiliki infrasruktur yang lengkap. IT bagi beberapa perusahaan E&P menjadi sekedar layanan, bukan ditujukan sebagai enabler atau mitra dari tujuan bisnis yang ingin dicapai. Kecenderungan untuk mengikuti tren teknologi yang ada
IATMI 09-054
mendorong ide awal ketiga dari Nicholass Carr menjadi benar adanya. Sebagai salah satu agenda untuk mencapai keunggulan operasi (operation excellent) , pengelolaan aset merupakan satu poin yang tidak bisa dihilangkan. Keunggulan operasi bagi industri migas tanah air, untuk mencapai kemandirian energi adalah syarat yang tidak bisa dinegosiasikan bila ingin terus eksis didunia perminyakan. Kemampuan untuk mengelola aset yang ada, pada lapangan migas, salah satunya adalah dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan yang ada . Serta terus melakukan inovasi untuk meng-efektifkan pengelolaannya. Adapun kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan migas antara lain : • •
Komunikasi data,audio dan visual. Data riwayat Geologi dan sumur untuk analisa dan perbandingan. • Mekanisme distribusi minyak dari sumur hingga stasiun pengumpul. • Mekanisme perhitungan watercut dan water injection bagi sumur eksisting. • Identifikasi dan mekanisme recovery power plant. • Efesiensi dan akurasi work process • Mekanisme pengawasan dan pemeliharaan aset fisik • Pelaporan dalam bentuk files office ataupun manual. • HSE compliance Dibutuhkan sebuah strategi dari IT untuk dapat align dengan tujuan bisnis. Mekanisme untuk mendayagunakan sumber daya IT serta mengelolanya sesuai dengan standar-standar tata kelola IT yang ada sekarang, seperti COBIT, ITIL, ITSM dan lain sebagainya. Serta memberikan ruang kepada IT audit yang lengkap untuk melakukan evaluasi terhadap aset, fungi dan proses yang ada di IT. Alignment IT dengan tujuan bisnis E&P bisa dimulai dengan mengelola aset-aset yang dilapangan. Identifikasi kebutuhan yang diperlukan di lapangan migas antara lain: • Integrasi data • Communication • Instumentasi peralatan produksi • Otomasi • Apllication
III. IT dan Intelligent Oilfield
2
Intelligent oilfield atau dengan sebutan lainnya seperti digital oilfield, e-field ,smart field dan lainnya merupakan konsep pengelolaan lapangan migas melalui penerapan teknologi. Definisi konsep ini adalah ”Optimalisasi pengelolaan lapangan migas dengan inovasi dan teknologi yang terintegrasi untuk menghubungkan manusia dan data dalam pengambilan keputusan”. Konsep tersebut dimulai pada tahun 90-an dengan beberapa perusahaan migas terkemuka telah memulai dan mengambil keuntungannya, seperti Petrobas, Statoil, Aramco, Shell dan BP. Konsep ini tidak hanya hanya mengenai teknologi hardware, software dan network saja melainkan secara prinsip adalah meningkatkan kompetensi SDM untuk perubahan bisnis. Perubahan atau transformasi menjadi keharusan bagi setiap perusahaan untuk selalu beradaptasi dengan perkembangan model ekonomi sekarang. Untuk mendapatkan permodelan intelligent oilfield yang sesuai dengan kondisi lapangan migas di Indoensia perlu dilakukan investasi dan kerja keras. Dibutuhkan perencanaan untuk membangun framework agar biaya investasi yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan. Ada tiga kategori pertimbangan nilai IT (ValIT) untuk menciptakan pilihan bagi kasus bisnisnya, yaitu : •
•
•
Investasi terhadap teknologi yang re-usable, Value enabling infrastructure; berbiaya murah, meningkatkan efesiensi aset dan menciptakan pilihan strategis untuk pertumbuhan di masa mendatang. Investasi kepada value creating application, mendrive pertumbuhan keuntungan dengan cost reduction, dengan terlebih penting mampu mengenerasi keuntungan tersebut. Investasi kepada value sustaining application and infrastructure, dengan menghasilkan hal yang berbeda/unik untuk mengambil keuntungan proprietary.
Kondisi lapangan migas di Indonesia yang dikategorikan sebagai brown field, merupakan masalah umum yang dihadapi oleh operator migas tanah air. Permasalahan yang timbul di PT. PERTAMINA EP, sebagai pemegang wilayah kontrak kerja yang paling luas, bisa dijadikan gambaran mengenai problematika yang selalu diimiliki oleh operator migas tanah air. Melalui metode analisa SWOT, Salis S Aprilian, Kun Kurnely dan Putu Suarsana, merangkum analisanya sebagai berikut : 1. Strenght
IATMI 09-054
Aset (cadangan, area operasi, fasilitas produksi dan infrastruktur) - Memiliki engineer yangmemiliki kompetensi tinggi. - Onshore fields - Mayoritas masih primary recovery. - Masih ada upside potentials yang belum dieksplore (deep zones, shallow prospect, adjacent area) 2. Opportunity - Pembaharuan/revitalisasi - Pengembangan lapangan gas - Meningkatkan manajemen data - Mengaplikasikan metode sekunder atau tertier recovery (EOR) - Eksplorasi upside potentials - Menciptakan proyek-proyek perbaikan. 3. Weakness - Mayoritas lapangan sudah mature/brown fields - Fasilitas, alat dan infrastruktur yang sudah tua (jalan, flowlines, stasiun pengumpul, tangki timbun, bagunan, software/hardware) - Kurangnya manajemen data (kualitas maupun kuantitas) - Rasio jumlah engineer dengan jumlah lapangan yang tidak sesuai. 4. Threats - Investasi - Isu-isu lingkungan - Kebijakan dan aturan pemerintah (PKPD, otonomi daerah) -
Berdasarkan analisa tersebut diperlukan metode pendekatan yang ideal untuk memetakannya dalam aset dan investasi IT. Metode portofolio mcFArlan merupakan metode yang spesifik berorientasi kepada aset dan investasi. Metode tersebut terdiri dari : • • • •
Strategic : terdiri jenis investasi dan aset IT yang ditujukan ke strategi bisnis kedepan Factory : aset dan investasi yang kritikal bagi operasional bisnis saat ini. Turnaround : aset dan invetasi yang pada suatu saat menjadi poin yang kritikal bagi tujuan bisnis. Support : aset dan investasi yang bernilai tapi bukan kunci untuk mencapai tujuan bisnis.
Dengan menggunakan metode mcFarlan, agility terhadap penyesuaian investasi yang selalu ada di bisnis migas dapat terakomodasi dibanding bila menggunakan Balance Score Chart.
3
Kebutuhan untuk mengelola lapangan migas secara digital, dibutuhkan pemetaan berdasarkan metode tersebut. Resiko pembiayaan dengan pilihan jenis-jenis investasi dan aset dapat direduksi. Serta memberikan waktu kepada manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap proyek tersebut. Perlakuan terhadap aplikasi-aplikasi migas juga dipetakan untuk menciptakan jenis portofolio aplikasi yang agile. Untuk menciptakan enterprise system yang akan menjadi backbone, bisa dimulai secara bottom-up. Pilihan untuk mencari backbone aplikasi yang ideal diharapkan tidak memiliki pilihan ragam serta tidak mudah untuk dimodifikasi walau menggunakan teknologi yang up-to-date (low requirement but high technology). Tindak lanjut untuk pengelolaan lapangan migas menuju intelligent oilfield secara umum bisa diidentifikasikan sebagai berikut : • • • • •
Peningkatan infrastruktur komunikasi audio, video dan data untuk menghubungkan seluruh lapangan migas dengan kantor pusat (Strategic). Perbaikan pengelolaan data (Strategic) Pemilihan aktifitas dari fungsi-fungsi di lapangan yang bisa diotomasikan (Factory) Perbaikan dan peningkatan instrumen-instrumen (Factory) Aplikasi-aplikasi komputer yang berbasis kepada data dari lapangan serta dashboard bagi workstation di kantor pusat (Turn around)
Secara rinci pelaksanaan tersebut meliputi dari ruang lingkup umum sebelumnya adalah sebagai berikut : • • • • • •
•
Pembangunan infrastruktur jaringan yang terintegrasi di lapangan (Strategic) Mekanisme Pengawasan dan kontrol terhadap well-head sumur produksi yang eksisting (Factory) Mekanisme Pengawasan terhadap distribusi kelistrikan melalui instrumentasi dan otomasi (Factory). Mekanisme pengawasan terhadap losses dari transportasi melalui flowlines ataupun trucking (Factory) Mekanisme pengawasan dan pencatatan terhadap aset fisik di lapangan (Strategic) Integrasi dan pengelolaan data di kantor pusat melalui infrastruktur jaringan yang telah dibangun secara real time dan online. (Strategic) Pembangunan aplikasi berbasis web dan desktop sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan (Turn around).
IATMI 09-054
V. Kesimpulan Untuk menuju kemandirian energi nasional ditanamkan nilai unggul dalam setiap bisnis proses yang ada di perusahaan. Salah satu indikator keunggulan operasi adalah pengelolaan aset yang ada di lapangan migas. Dengan dukungan teknologi saat ini, pengelolaan lapangan migas dapat dikelola secara digital dan terpadu. Peranan IT di industri migas adalah menjadi enabler atau mitra bagi bisnis utama. Sehingga, alignment antara tujuan bisnis dengan IT terelaborasi dengan baik, dimana IT strategic plan di-drive oleh bisnis utama. Intelligent Oilfield merupakan konsep pengelolaan yang ideal untuk mengoptimalkan peran IT di bisnis E&P. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk menerapkan konsep pengelolaan IT di bisnis E&P untuk menciptakan competitive advantage bagi perusahaan migas tanah air.
Terima Kasih Kami mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT. PERTAMINA EP, manajemen UBEP LIRIK, MDGTI dan para kolega yang telah memberikan kesempatan serta memberikan ide, saran serta kritik yang sangat berharga.
Referensi 1. Applegate, M.Lynda, Austin, R.D., McFarlan, W.F., “Corporate Information Strategy and ManagementSeventh Edition”. McGraw-Hill International Edition, 2006. 2. Carr, Nicholas G., “IT Doesn’t Matter”, Harvard Business Review, 2003. 3. Kurnely, K., Aprilian, S., Suarsana, P., “A New Strategy of Brownfield Development in New PT. PERTAMINA EP Indonesian”, paper SPE 101242 presented at the SPE Asia Pacific Oil Gas Conference,Adelaide,Austalia,11-13 September 2006. 4. Hunter, L.R., “Planning for Information Technology in Exploration and”, paper SPE 28228 presented at SPE Petroleum Computer Conference,Dallas,Texas, 31 July-3 August,1994. 5. Shemwell,M.Scott,Carr, “Empowering The Digital Oilfield:Capitalizing on Real-Time Data and
4
Information”, Presetation Slide,Strategic Decision Sciences,2005.
Gambar 1 Grafik perkembangan teknologi Gambar 4 IT Alingment dengan strategi bisnis
Gambar 2 Level kemitraan IT dan bisnis
Gambar 5 Kemandirian energi dengan pencapaian teknologi IT Gambar 3 Relasi bisnis dan IT
IATMI 09-054
5
Gambar 8 Integrated Operation Framework
Gambar 6 Framework IT value
Gambar 7 Matrix IT Portfolio McFarlan
IATMI 09-054
6